Jtptunimus Gdl Novianakar 5127 3 Bab3

download Jtptunimus Gdl Novianakar 5127 3 Bab3

of 44

description

agustus

Transcript of Jtptunimus Gdl Novianakar 5127 3 Bab3

  • 33

    BAB III

    TINJAUAN KASUS

    ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. S DENGAN

    TB PARU DI C3 L1 RSUP Dr. KARIADI SEMARANG

    Pada dasarnya penulis akan membicarakan tentang pelaksanaan asuhan

    keperawatan pada klien Ny.S dengan tuberculosis paru di ruang C3L1 RSUP Dr.

    Kariadi Semarang yang dilaksanakan pada tanggal 14 April sampai dengan 16

    April 2009.

    Deskripsi ini menggambarkan tentang pelaksanaan asuhan keperawatan

    yang menggunakan proses pendekatan keperawatan mulai tahap pengkajian,

    diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi dan evaluasi

    keperawatan. Adapun proses keperawatan yang dimaksud adalah :

    A. Pengkajian

    Pada tahap pengkajian penulis berusaha mengumpulkan data sebanyak

    mungkin dari berbagai sumber yang ada, kemudian dianalisa guna

    mendukung terciptanya asuhan keperawatan yang komprehensip dalam

    merawat klien. Adapun langkah yang ditempuh oleh penulis pada tahap ini

    adalah sebagai berikut:

    B. Pengumpulan data dan pengorganisasi data

    Pada tahap pengumpulan data, dilakukan mulai dari tanggal 14 April sampai

    dengan 16 April 2009 teknik yang penulis gunakan dalam pengkajian adalah

    teknik observasi partisipatif Ny.S selama perawatan, teknik wawancara

    langsung dengan keluarga Ny.S maupun dengan Ny.S sendiri, dokter, perawat

  • 34

    serta tim kesehatanlainnya yang mengenai Ny.S dan studi documenter melalui

    catatan medik, catatan keperawatan, hasil pemeriksaan laboratorium dan

    pemeriksaan diagnostic lainnya yang terkait dengan Ny.S data yang penulis

    kumpulkan kemudian diorganisir sebagai berikut:

    1. Biodata

    a. Identitas klien

    Nama : Ny.S

    Umur : 48 tahun

    Jenis kelamin : Perempuan

    Suku bangsa : Jawa-Indonesia

    Agama : Islam

    Pendidikan : SMA

    Pekerjaan : Karyawan Pabrik

    Alamat : Tegalsari Semarang

    Tgl masuk : 8 April 2009

    No Register : 599 8918

    Dx medis : TB Paru

    b. Identitas Penanggung Jawab

    Nama : Tn.B

    Jenis kelamin : Laki-laki

    Pendidikan : SMA

    Pekerjaan : Wiraswasta

    Hubungan dengan klien : Suami klien

  • 35

    2. Riwayat Kesehatan

    a. Keluhan utama

    Klien mengeluh sesak nafas untuk tidur maupun melakukan aktivitas

    dan batuk terus menerus

    b. Riwayat penyakit sekarang

    Klien sudah 1 (satu) tahun yang lalu mengeluh sesak nafas, nyeri

    dada, dan batuk terus menerus, memiliki riwayat TB Paru lama.

    Akhirnya pasien dibawa oleh keluarga ke RSDK Semarang untuk

    dilakukan perawatan, tanggal 8 april 2009 di ruang C3L1, mendapat

    therapy infus RL 20 tetes/menit,O2 3 liter/menit dengan kanul dan

    keluhan sesak nafas dan batuk terus menerus.

    c. Riwayat penyakit dahulu

    Klien mempunyai riwayat TB paru lama.

    d. Riwayat penyakit keluarga

    Anggota keluarga tidak ada yang menderita penyakit menular dan

    keturunan seperti TBC, DM, hipertensi dan lain-lain.

    3. Pengkajian pola fungsional

    Pengkajian pola fungsional menurut Gordon yang telah disesuaikan

    dengan fokus pengkajian pada klien penyakit tuberkulosis paru.

    a. Pola persepsi dan manajemen kesehatan

    Klien mengatakan bahwa kesehatan itu penting hal itu terbukti

    apabila sakit klien langsung memeriksakan diri ke puskesmas /

    pelayanan kesehatan terdekat.

  • 36

    b. Pola nutrisi

    Klien mengatakan sebelum dirawat di rumah sakit, klien makan 3 kali

    sehari berupa nasi, sayur, lauk, kadang buah. Minum rata-rata 7-8

    gelas air putih per hari. Namun selama sakit dan saat dikaji klien

    menyatakan bahwa nafsu makan menurun, terkadang mual dan

    muntah, dari hasil pengamatan selama pengkajian, klien hanya

    menghabiskan porsi dari tiap makanan yang diberikan. Sebelum

    sakit berat badan 46kg dan saat pengkajian 43 kg dengan tinggi badan

    156 cm. Penampilan fisik lemas, saat ini diet yang diberikan berupa

    1900 kalori dan 80 gr protein saat dikaji klien mengatakan minumnya

    kira-kira 3-4 gelas sehari kalau sedang merasa haus.

    c. Pola eliminasi

    Klien mengatakan sebelum sakit rata rata BAB dilakukan 1-2 kali

    sehari sesuai dengan kebutuhan. Saat dikaji klien mengatakan BAB

    seperti biasa hanya volumenya lebih sedikit. BAK sebelum sakit 3-4

    kali sehari dan saat dikaji mengatakan BAK 2-3 kali sehari.

    d. Pola aktivitas dan latihan

    Klien mengatakan sebelum sakit klien dapat beraktivitas dengan baik

    tanpa bantuan orang lain. Saat di rumah sakit klien hanya tiduran saja

    di tempat tidur. Aktivitas dan lain-lain menunjukan ketergantungan

    sedang (perlu bantuan dalam mobilitas jalan).

  • 37

    e. Pola istirahat tidur

    Klien mengatakan bahwa sebelum sakit klien terbiasa tidur 7-8 jam

    per hari dari jam 21.00 dan bangun jam 05.00 pagi. Klien tidak

    terbiasa tidur siang, saat pengkajian klien mengatakan bahwa

    kebutuhan tidurnya terganggu, klien sering terbangun saat tidur karena

    sesak nafas dan batuk, klien tidur 5-6 jam. Wajah klien kusut karena

    kurang tidur.

    f. Pola persepsi kognitif

    Klien tidak menggunakan alat bantu penglihatan dan pendengaran,

    klien mengetahui dan menyadari bahwa dirinya sakit.

    g. Pola persepsi- konsep diri

    Klien merasa bahwa hidupnya sangat berarti, karena itu ia sangat

    mensyukuri rahmat yang diberikan Tuhan padanya dan klien selalu

    mencoba untuk tegar dalam menghadapi cobaan. Klien tidak puas atau

    minder dengan sakit yang dialaminya.

    h. Pola hubungan peran

    Klien mengatakan sering berinteraksi dengan keluarga dan masyarakat

    sekitarnya, misalnya ikut dalam pengajian di masjid.Dari hasil

    pengamatan, klien tidak mengalami hambatan dalam berhubungan

    dengan lingkungan rumah sakit, hal ini dibuktikan klien sering

    tersenyum dan sesekali ngobrol dengan teman sekamar dan petugas

    kesehatan di ruangan.

  • 38

    i. Pola reproduksi seksualitas

    Klien adalah seorang istri dan mempunyai tiga orang anak,

    sebelumnya klien tidak ada gangguan dalam berhubungan seksual.

    j. Pola koping toleransi stress

    Klien sudah berusaha tegar, tapi jika sesaknya sedang berat,raut muka

    klien tampak cemas dan klien selalu memanggil suaminya untuk

    menunggu di sampingnya.

    k. Pola nilai dan kepercayaan

    Klien adalah seoramg yang beragama islam dan rajin beribadah. Baik

    sebelum dan selama sakit, klien selalu berdoa agar diberi kesehatan.

    4. Pemeriksaan fisik

    Pemeriksaan fisik yang penulis lakukan dengan cara inspeksi, palpasi,

    auskultasi, dan perkusi. Adapun hasil pemeriksaan fisik yang berhasil

    penulis peroleh adalah sebagai berikut ;

    1). Keadaan umum : baik

    2). Tingkat kesadaran : compos mentis

    3). TTV :

    - TD : 110 / 80 mmHg

    - N : 104 x/menit

    - S : 36,7 0 C

    - RR : 32x/menit

  • 39

    4). Pemeriksaan Head to toe :

    a. Kepala : dari hasil inspeksi secara umum, dipeoleh bentuk

    kepala mesochepal, wajah terlihat pucat, kulit

    kepala cukup bersih.

    b. Rambut : cukup bersih.

    c. Telinga : diperoleh bentuk simetris, keadaan bersih, tidak

    ada sekret yang keluar dari lubang telinga.

    d. Mata : diperoleh bentuk simetris, konjungtiva anemis,

    sklera tidak ikterik.

    e. Hidung : diperoleh bentuk simetris, ada cuping

    Hidung dalam bernafas tidak ada sekret yang

    keluar dari hidung.

    f. Mulut : bibir terlihat kering, mukosa mulut lembab,

    kebersihan kurang

    g. Leher : dari hasil palpasi tidak ada pembesaran kelenjar

    tiroid, integritas kulit baik.

    h. Dada

    - Paru-paru :

    I : dari hasil inspeksi secara umum bentuk simetris,

    timbul frekuensi 20 x/menit, ekspirasi memanjang.

    Per : Suara paru sonor

    Pal : ada peregangan interiostas saat inspirasi

  • 40

    Aus : dari hasil auskultasi ada bunyi nafas tambahan

    wheezing.

    - Jantung :

    I : simetris, tidak tampak ictus kordis

    Pal : Ictus kordis teraba di IC VI linea mid clavicula

    Aus :Terdengar BJ 1 dan BJ 2 tidak terdapat bunyi

    tambahan

    Per : redup

    i. Abdomen :

    I : untuk permukaan perut besar, integritas kulit baik

    Aus : Bising usus (+), frekuensi 4x/menit

    Per : timpani

    Pal : tidak ada masa nyeri tekan.

    j. Extremitas : pada pemeriksaan ekstremitas bagian atas tidak

    ditemukan kelainan bentuk. Tangan kanan vena

    terpasang infus RL 32 tetes/menit, keadaan luka baik

    dan tertutup plester, tidak ada tanda- tanda

    peradangan atau kemerahan. Kedua tangan dapat

    digerakan. Pada pemeriksaan ekstremitas bawah

    tidak ditemukan adanya kelainan bentuk. Integritas

    kulit baik dan tidak ada luka, warna kulit sawo

    matang

  • 41

    5. Pemeriksaan penunjang

    a. Dari hasil pemeriksaan laboratorium diperoleh data sebagai berikut :

    Pemeriksaan Hasil Normal Satuan Keterangan Hemoglobin Leukosit Trombosit Hematokrit Eritrosit MCH MCV MCHC

    Kimia klinik Glukosa sewaktu Ureum Creatinin Elektrolit Natrium Kalium Chlorida

    13,2 20.20 346.0 35.1 3.92

    29.70 89.60 33.20

    99 26

    0,90

    130 3,8 107

    13.00-16.00 4.00-11.00

    150.0-400.0 35.0-47.0 3.90-5.60

    27.00-32.00 76.00-96.00 29.00-36.00

    80-110 15-39

    0.60-1.30

    136-145 3.5-5.1 98-107

    gr % ribu/mmK ribu/mmK

    % Juta/mmK

    Pg Fl

    g/dl

    mg/dl mg/dl mg/dl

    mmol/L mmol/L mmol/L

    L H

    L

    Hasil pemeriksaan kardiologi tanggal 14 April 2009

    Foto thorax : TB paru

    b. Hasil pemeriksaan EKG tanggal 15 April 2009

    Dalam batas normal tidak ada kelainan

    c. Diit yang diperoleh

    Tinggi kalori tinggi protein (1900 kl)

    d. Therapy tanggal 14 April 2009

    1) Infus program : RL 32 tetes/menit

    2) Obat-onatan :

    Injeksi : cefotaxim 3x1 mg

    Bisolvon 3x1 amp (IV)

    Oral : OBH sirup 3x1cth

  • 42

    Glyseryl gualicolate 3x1 tab

    Nebuliser extra Bisolvon: NaCL 0,9%

    3) Oksigenasi : tanggal 14 April 2009

    O2 : 3 liter/ menit

    a. Pengelompokan Data

    Data fokus

    1. Data Subyektif

    a. Klien mengatakan sesak nafas dan batuk mengeluarkan dahak

    b. Klien mengatakan nafsu makan menurun, makan tidak habis, sering

    mual dan kadang muntah

    c. Klien mengatakan tubuhnya lemas

    d. Klien mengatakan untuk aktivitas berat kadang sesak nafas

    e. Klien mengatakan tidak bisa tidur karena suasana ruangan ramai

    2. Data Obyektif

    a. Klien sesak nafas

    b. Terpasang oksigen 3 liter/ menit

    c. Menggunakan tarikan otot bantu pernafasan

    d. Klien batuk dan mengeluarkan sputum kental berwarna putih

    e. Nadi 12x/menit,RR 32x/menit

    f. Ekspirasi memanjang, suara nafas tambahan wheezing

    g. Klien hanya habis porsi dari tiap makanan yang diberikan

    h. Bibir kering, klien tampak lemas

  • 43

    i. Berat badan ideal 46kg, berat badan saat pengkajian 43 kg.

    j. Terpasang infus RL 32 tetes/menit di tangan kanan

    k. Konjungtiva anemis

    l. Wajah tampak kusut

    m. Klien tidak bisa istirahat

    b. Analisa Data

    No Data (DS dan DO ) Masalah Etiologi

    1. DS : Klien mengatakan sesak nafas dan batuk mengelurkan dahak

    DO : a. RR 32x/menit b. Batuk produktif c. Sputum warna putih kental d. Ekspirasi memanjang suara nafas

    tambahan wheezing e. Menggunakan tarikan otot bantu

    pernafasan f. Terpasang oksigen 3 liter/menit

    Bersihan jalan nafas tidak efektif

    Penumpukan sekret pada jalan nafas

    2. DS : Klien mengatakan sesak nafas DO :

    a. RR : 32x/menit b. Ada retraksi dinding c. Suara nafas tambahan wheezing

    Pola nafas tidak efektif

    Ketidakadekuatan ventilasi (pertukaran O2 dan CO2)

    3. DS : klien mengatakan nafsu makan menurun, sering mual dan kadang muntah

    DO : a. BB 46 kg, BB saat pengkajian 43

    kg TB 153 cm

    b. HB 13,2 gr % c. Konjungtiva anenis dan mukosa

    bibir kering d. Diit TKTP (1900 kl)

    Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

    Intake nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh karena anoreksia

    4. DS : Klien mengatakan sering terbangun karena batuk dan sesak nafas dan klien mengatakan tidak bisa tidur

    DO : Klien tidak bisa tidur, wajah kusut, tidur 5 jam / hari

    Gangguan istirahat tidur

    Sesak nafas dan batuk

  • 44

    c. Diagnosa Keperawatan

    Hasil analisa yang dilakukan dapat penulis simpulkan bahwa diagnosa

    keperawatan yang muncul pada Ny.S adalah sebagai berikut:

    1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan

    sekret pada jalan nafas ditandai dengan klien sesak nafas, batuk

    mengeluarkan sputum warna putih kental, ekspirasi memanjang, suara

    nafas tambahan wheezing, menggunakan tarikan otot bantu

    pernafasan, RR 32x/menit.

    2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan ketidakadekuatan

    ventilasi (pertukaran O2 dan CO2) ditandai dengan RR 32x/menit,

    menggunakan tarikan otot bantu pernafasan, Ada retraksi dinding

    dada suara tambahan wheezing

    3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

    intake makan menurun, sering mual dan kadang muntah, klien habis

    porsi setiap kali makan yang diberikan, mukosa bibir kering,

    konjungtiva anemis, berat badan 46 kg, berat badan saat pengkajian

    43 kg, tinggi badan 153 cm.

    4. Gangguan pola istirahat dan tidur berhubungan dengan sesak nafas

    dan batuk ditandai dengan klien mengatakan sering terbangun karena

    batuk dan sesak nafas, klien mengatakan tidak bisa tidur karena

    suasana ruangan ramai.

  • 45

    d. Rencana Keperawatan

    No Diagnosa Keperawatan Tujuan Kreteria

    Hasil Intervensi Rasional

    1 Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan sekret pada jalan nafas

    Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan bersihan jalan nafas efektif

    pasien dapat mempertahankan jalan nafas dan mengeluarkan sekret tanpa bantuan

    a. Kaji fungsi pernafasan contoh bunyi nafas, kecepatan, irama, dan kelemahan dan penggunaan otot bantu

    b. Catat kemampuan untuk mengeluarkan mukosa batuk efektif, catat karakter, jumlah sputum, adanya hemoptisis

    c. Berikan klien posisi semi atau fowler tinggi

    d. Bersihkan sekret dari mulut dan trakea, penghisapan sesuai keperluan

    e. Pertahankan masukan cairan sedikitnya 2500 m / hari kecuali kontra indikasi

    a. Peningkatan bunyi nafas dapat menunjukkan atelektasis, ronchi, mengi menunjukkan akumulasi sekret / ketidakmampuan untuk membersihkan jalan nafas yang dapat menimbulkan penggunaan otot akseseri pernafasan dan peningkatan kerja pernafasan.

    b. Pengeluaran sulit bila sekret sangat tebal sputum berdarah kental / darah cerah (misal efek infeksi, atau tidak kuatnya hidrasi).

    c. Posisi membantu memaksimalkan ekspansi paru dan menurunkan upaya pernafasan

    d. Mencegah obstruksi respirasi, penghisapan dapat diperlukan bila pasien tidak mampu mengeluarkan sekret

    e. Pemasukan tinggi cairan membantu untuk mengencerkan sekret, membantu untuk mudah dikeluarkan

    2 Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan ketidak adekuatan ventilasi (pertukaran O2 dan CO2

    Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkanpola nafas kembali aktif

    Pertukaran O2 dan CO2 baik, tidak sesak nafas, tidak menggunakan otot bantu pernafasan

    a. Kaji kualitas dan kedalaman pernafasan penggunaan otot aksesoris, catat setiap perubahan

    b. Kaji kualitas sputum, warna, bau dan konsistensi

    a. Kecepatan biasanya meningkat, dispnea terjadi peningkatan kerja nafas, kedalaman pernafasan dan bervariasi tergantung derajat gagal nafas.

    b. Adanya sputum yang tebal, kental, berdarah dan purulen diduga terjadi sebagai masalah sekunder

  • 46

    c. Baringkan klien untuk mengoptimalkan pernafasan (semi fowler)

    d. Ajarkan menahan dada dengan bantal selama nafas dalam atau batuk

    e. Kolaborasi pemberian obat analgesik sebelum pengobatan pernafasan

    c. Posisi duduk memungkinkan ekspansi paru maksimal upaya batuk untuk memobilisasi dan membuang sekret

    d. Meningkatkan ekspansi paru maksimal dan meningkat upaya batuk efektif

    e. Memudahkan gerakkan dada

    3 Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intek nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh karena anoreksinya

    Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkankebutuhan nutrisi terpenuhi

    Klien menunjukan peningkakatan berat badan dan melakukan perilaku/ perubahan pola hidup

    a. Catat status nutrisi pasien dari penerimaan, catat turgor kulit, berat badan dan derajat kekurangannya berat badan, riwayat mual atau muntah, diare

    b. Pastikan pada diet biasa pasien yang disukai atau tidak disukai.

    c. Selidiki anoreksia, mual dan muntah dan catat kemungkinan hubungan dengan obat, awasi frekuensi, volume konsistensi feces.

    d. Dorong dan berikan periode istirahat sering

    e. Berikan perawatan mulut sebelum dan sesudah tindakan

    a. TB paru menyebabkan efek luas pada paru dari bagian kecil bronkopneumonia sampai inflamasi difus luas nekrosis effure pleural untuk fibrosis luas.

    b. Akumulasi sekret/pengaruh jalan nafas dapat mengganggu O2 organ vital dan jaringan.

    c. Membuat tahanan melawan udara luar untuk mencegah kolaps atau penyempitan jalan nafas, sehingga membantu menyebarkan udara melalui paru dan menghilangkan atau menurunkan nafas pendek.

    d. Menurunkan konsumsi oksigen/kebutuhan selama periode penurunan pernafasan dapat menurunkan beratnya gejala

    e. Mencegah pengeringan membran mukosa, membantu

  • 47

    pernafasan f. Dorong makan

    sedikit dan sering dengan makanan tinggi protein

    g. Kolaborasi, rujuk ke ahli diet untuk menentukan komposisi diet.

    pengenceran sekret f. Masukan nutrisi

    tanpa kelemahan yang tidak perlu/kebutuhan energi dari makan-makanan banyak dari menurunkan iritasi gaster

    g. Bantuan dalam perencanaan diet dengan nutrisi adekuat untuk kebutuhan metabolik dan diet

    4 Gangguan pola istirahat tidur berhubungan sesak nafas dan batuk

    Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan agar pola tidur terpenuhi

    Pasien dapat istirahat tidur tanpa terbangun

    a. Diskusikan perbedaan individual dalam kebutuhan tidur berdasarkan hal usia, tingkat aktivitas, gaya hidup tingkat stress

    b. Jelaskan aktivitas dan faktor yang meningkatkan kebutuhan oksigen seperti merokok. suhu sangat ekstrim.

    a. Rekomendasi yang umum untuk tidur 8 jam tiap malam nyatanya tidak mempunyai fungsi dasar ilmiah individu yang dapat rileks dan istirahat dengan mudah memerlukan sedikit tidur untuk merasa segar kembali dengan bertambahnya usia, waktu tidur. Total secara umum menurun, khususnya tidur tahap IV dan waktu tahap meningkat

    b. Tidur akan sulit dicapai sampai tercapai relaksasi, lingkungan rumah sakit dapat mengganggu relaksasi

  • 48

    e. Implementasi

    No Dx Waktu Tindakan Respon Klien TTD

    1. 14-04-09 jam 10.00

    Jam 10.15

    Jam 10.25

    Jam 10.35

    Jam 11.00

    1. Mengkaji pernafasan, frekuensi, irama, kedalaman, bunyi nafas, alat bantu nafas

    2. Memberi posisi semi fowler

    3. Melatih klien batuk efektif dan nafas dalam

    4. Menganjurkan klien untuk minum air hangat

    5. melaksanakan advis memberi therapi

    S : Klien mengatakan sesak nafas

    O : Pernafasan cepat dangkal,RR 32x/menit terpasang oksigen, terdengar wheezing

    S : Klien mengatakan nyama/ enak

    O : Posisi klien semi fowler

    S : Klien mengatakan bersedia

    O : Klien kesulitan untuk melakukannya

    S : Klien mengatakan akan banyak minum air hangat

    O : klien minum air putih 200cc

    S : Klien mengatakan akan minum obat

    O : Klien dapat minum obat, klien memakai oksigen

    2. 14-05-07 Jam 09.00

    Jam 09.15

    Jam 09.20

    Jam 09.45

    1. Mengkaji frekuensi pernafasan

    2. memberikan posisi semi fowler

    3. Mengajarkan klien untuk latihan nafas dalam

    4. mengajarkan klien untuk menahan dada dengan bantal

    S : klien mengatakan masih sesak nafas

    O : secret dapat keluar

    S : klien mengatakan bersedia

    O : posisi klien semi fowler

    S : klien mengatakan bersedia

    O : Klien tarik nafas dalam

    S : klien mengatakan bersedia

    O : klien menahan dada dengan bantal selama

  • 49

    Jam 10.00

    selama nafas dalam atau batuk

    5. Memberikan terapi O2 2 liter/menit

    nafas dalam atau batuk

    S : O : terpasang O2 2

    liter/menit dengan kanul

    3 Jam 11.00

    Jam 11.10

    Jam 11.15

    Jam 11.20

    1. Mengkaji status nutrisi

    2. Memberi pengertian tentang pentingnya makanan terhadap penyembuhan

    3. Memotivasi klien untuk makan sedikit tapi sering, menyediakan diet TKTP

    4. membantu klien kumur sebelum dan sesudah makan

    S : Klien mengatakan tidak ada nafsu makan, perut mual

    O : Klien memakai oksigen

    S : Klien mengerti O : Klien mengganggu

    S : Klien mengerti O : makan habis

    porsi

    S : Klien mengatakan akan melaksakan

    O : Klien kumur-kumur

    4. Jam 08.30

    Jam 11.30

    Jam 11.40

    1. Mengkaji ulang kebiasaan tidur klien

    2. Kaji ulang kebiasaan tidur klien

    3. Menganjurkan klien untuk istirahat

    S : Klien mengatak sulit tidur 5 jam / hari

    O : batuk dan sesak nafas masih ada, posisi tidur semi fowler

    S : Klien mengatakan sulit tidur

    O : Klien sulit tidur karena sesak nafas dan batuk, tidur 5 jam/ hari

    S : Klien mengatakan sulit tidur

    O : Klien sulit istirahat tidur, suasana ramai

  • 50

    1. 15-04-09 Jam 08.30

    Jam 08.30

    Jam 08.35

    Jam 08.45

    Jam 08.45

    1. Mengkaji pernafasan

    2. memberikan posisi fowler

    3. Menanjurkan klien untuk minum air hangat

    4. melatih klien batuk efektif dan nafas dalam

    5. mengkaji sputum , warna, bau dan darah

    S : Klien mengatakan masih sesak nafas

    O : Sekret dapat keluar, RR 30x/menit, memakai alat bantu nafas terpasang oksigen terdengar wheezing

    S : klien mengatakan bersedia

    O : Posisi klien fowler S : Klien mengatakan

    akan melaksanakan saran perawat

    O : Klien minum air putih 300cc

    S : Klien mengatakan bersedia

    O : Klien dapat batuk efektif dan nafas dalam

    S : Klien mengatakan agak longgar

    O : warna putih kental, tidak bau, darah (-)

    2. Jam 09.00

    Jam 09.15

    Jam 09.20

    Jam 09.45

    Jam 10.00

    1. Mengkaji frekuensi pernafasan

    2. memberikan posisi semi fowler

    3. Mengajarkan klien untuk latihan nafas dalam

    4. mengajarkan klien untuk menahan dada dengan bantal selama nafas dalam atau batuk

    5. Memberikan terapi O2 2

    S : klien mengatakan masih sesak nafas

    O : secret dapat keluar

    S : klien mengatakan bersedia

    O : posisi klien semi fowler

    S : klien mengatakan bersedia

    O : Klien tarik nafas dalam

    S : klien mengatakan bersedia

    O : klien menahan dada dengan bantal selama nafas dalam atau batuk

    S : O : terpasang O2 2

  • 51

    liter/menit liter/menit dengan kanul

    3. Jam 11.00

    Jam 11.00

    1. Mengkaji status nutrisi

    2. Menganjurkan makan sedikit tapi sering, menyediakan diet TKTP

    3. Membantu klien kumur sebelum makan

    S : Klien mengatakan nafsu makan mulai bertambah, perut mual

    O : Konjungtiva anemis, makan habis porsi

    S : Klien mengatakan mengerti

    O : Klien mengangguk mengerti

    S : Klien mengatakan bersedia kumur

    O : Klien sudah kumur

    4. Menganjurkan keluarga untuk memberi motivasi pada Ny. S untuk menghabiskan makanannya.

    S : Klien mengatakan makan 3x sehari

    O : Klien makan habis 1 porsi

    4. Jam 08.30

    Jam 11.30

    Jam 11.40

    1. Mengkaji ulang kebiasaan tidur klien

    2. Kaji ulang kebiasaan tidur klien

    3. Menganjurkan klien untuk istirahat

    S : Klien mengatak sulit tidur 5 jam / hari

    O : batuk dan sesak nafas masih ada, posisi tidur semi fowler

    S : Klien mengatakan sulit tidur

    O : Klien sulit tidur karena sesak nafas dan batuk, tidur 5 jam/ hari

    S : Klien mengatakan sulit tidur

    O : Klien sulit istirahat tidur, suasana ramai

    1. 16-04-09 Jam 08.30

    1. Mengkaji pernafasan

    S : Klien mengatakan sesak nafas berkurang

  • 52

    Jam 08.35

    2. Memberi posisi semi fowler

    3. Menganjurkan klien minum air hangat

    4. Melatih klien batuk dan nafas dalam

    5. Kolaborasi pemberian obat OBH 1 sendok makan, oksigen 2 liter/menit, injeksi bisolvon 1 amp

    O : Sekret dapat keluar, RR 24x/menit, tidak memakai alat bantu nafas, tidak terpasang oksigen, wheezing masih terdengar.

    S : Klien mengatakan bersedia

    O : Posisi klien semi fowler

    S : Klien mengatakan mengerti

    O : Klien minum air putih 300cc

    S : Klien mengatakan akan mencoba

    O : Klien dapat batuk efektif dan nafas dalam sekret dapat keluar

    S : Klien mengatakan bersedia minum obat

    O : Obat dapat masuk

    2. Jam 09.00 1. Mengobservasi keadaan umum klien

    2. Memberikan posisi semi fowler

    3. Memberikan terapi O2 2 liter/ menit

    S : Klien mengatakan sesak nafas berkurang

    O : Sekret dapat keluar, RR 24x/menit

    S : Klien mengatakan bersedia

    O : Posisi klien semi fowler

    S : Klien bersedia O : Klien terpasang kanul O2 2 liter/ menit

    3. 16-08-09 Jam 11.00

    1. Mengkaji status nutrisi

    2. Memotifasi klien untuk

    S : Klien mengatakan nafsu makan mulai bertambah, perut agak mual

  • 53

    Jam 11.20

    Jam 11.30

    makan sedikit tapi sering, menyediakan diet TKTP

    3. Membantu klien kumur sebelum makan

    O : Konjungtiva anemis, makan habis porsi

    S : Klien mengatakan mengerti

    O : Klien makan yang telah disediakan habis porsi

    S : Klien mengatakan akan kumur

    O : Klien kumur sebelum makan

    4. 16-05-07 Jam 08.30

    Jam 12.00

    Jam 13.00

    1. Mengkaji ulang kebiasaan tidur klien

    2. Menganjurkan klien untuk istirahat

    3. Memberi suasana tenang, membatasi pengunjung

    S : Klien mengatakan sesak dan batuk berkurang, dapat tidur

    O : Wajah klien cerah dan tidak lesu

    S : Klien mengatakan akan istirahat

    O : Klien istirahat S : Klien mengatakan

    suasana tenang O : Lingkungan tenang,

    pengunjung dibatasi

  • 54

    f. Evaluasi

    No Dx Waktu Evaluasi Ttd

    1.

    2.

    3.

    4.

    14-04-09 Jam 14.00

    14-04-09 Jam 14.00

    14-04-09 Jam 14.00

    14-04-09 Jam 15.00

    S : Klien mengatakan masih sesak nafas O : Klien tampak menggunakan alat bantu

    pernafasan A : Masalah belum teratasi P : Lanjutkan intervensi Kaji bersihan jalan nafas klien

    S : Klien masih mengeluh sesak nafas O : Klien gelisah A : Masalah belum teratasi P : Lanjutkan intervensi Beri posisi yang nyaman Kolaborasi pemberian O2 2 liter/menit

    S : Klien mengatakan malas makan Nafsu makan menurun O : Mukosa bibir kering A : Masalah belum teratasi P : Lanjutkan intervensi Motivasi klien untuk selalu memenuhi

    nutrisi agar tidak terjadi penurunan BB

    S : Klien mengatakan susah tidur karena sering batuk

    O : Mata klien tampak cekung, TD 90/60 mmHg

    A : Masalah belum teratasi P : Lanjutkan intervensi Menganjurkan klien untuk mengoptimalkan istirahat dan tidurnya

    1.

    2.

    15-04-09 Jam 14.00

    15-04-09 Jam 14.00

    S : Klien mengatakan sesak nafas sedikit berkurang

    O : Klien tampak menggunakan alat bantu pernafasan

    A : Masalah teratasi sebagian P : Lanjutkan intervensi Kaji bersihan jalan nafas klien

    S : Klien mengatakan sesak nafas sedikit berkurang

    O : Klien agak tenang A : Masalah teratasi sebagian

  • 55

    3.

    4.

    15-04-09 Jam 14.00

    15-04-09 Jam 15.00

    P : Lanjutkan intervensi Beri posisi yang nyaman

    S : Klien mengatakan nafsu makan ada O : Klien makan habis 1 porsi, mukosa bibir

    lembab A : Masalah teratasi sebagian P : Lanjutkan intervensi Motivasi klien untuk selalu memenuhi

    nutrisi agar tidak terjadi penurunan BB

    S : Klien mengatakan sudah bisa tidur, meskipun terkadang terbangun

    O : TD 110/70 mmHg A : Masalah teratasi sebagian P : Lanjutkan intervensi Menganjurkan klien untuk mengoptimalkan istirahat dan tidurnya

    1.

    2.

    3.

    4.

    16-04-09 Jam 14.00

    16-04-09 Jam 14.00

    16-04-09 Jam 14.00

    16-04-09 Jam 15.00

    S : Klien mengatakan tidak sesak nafas, sputum berkurang, bila batuk dapat keluar

    O : RR 20x/menit, O2 dilepas, tidak pakai alat bantu pernafasan, wheezing hilang

    A : Masalah teratasi sebagian P : Lanjutkan intervensi

    S : Klien mengatakan sesak nafas sedikit berkurang

    O : Klien agak tenang A : Masalah teratasi sebagian P : Lanjutkan intervensi Beri posisi yang nyaman

    S : Klien mengatakan nafsu makan bertambah, mual hilang

    O : Klien makan habis 1 porsi, mukosa bibir lembab, konjungtiva tidak anemis.

    A : Masalah teratasi sebagian P : Pertahankan dan lanjutkan intervensi

    S : Sesak nafas hilang,bisa tidur kurang lebih 8 jam/hari

    O : Klien dapat istirahat tidur dengan tenang walau kadang kadang masih batuk di sela tidurnya

    A : Masalah teratasi P : Pertahankan dan lanjutkan intervensi

  • 56

    BAB IV

    PEMBAHASAN

    Pada bab ini penulis akan menguraikan pelaksanaan asuhan keperawatan

    pada Ny.S dengan TB Paru yang dilakukan pada tanggal 14 April 2009 mulai dari

    pengkajian sampai evaluasi. Dari aspek yang dikaji muncul beberapa masalah

    keperawatan yaitu bersihan jalan nafas tidak efektif, pola nafas tidak efektif,

    nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, gangguan pola istirahat tidur.

    A. Diagnosa keperawatan yang pertama : bersihan jalan nafas tidak efektif

    berhubungan dengan penumpukan sekret pada jalan nafas

    Bersihan jalan nafas tidak efektif adalah suatu keadaan dimana

    seseorang individu mengalami satu ancaman yang nyata atau potensial pada

    status pernafasan sehubungan dengan ketidakmampuan untuk batuk secara

    efektif (Lynda Juall Carpenito,324.1999).

    Bersihan jalan nafas tidak efektif pada Ny.S disebabkan karena

    adanya peningkatan seskresi kelenjar mukosa dan peningkatan produksi

    sputum pada daerah trakeobronkial sehingga menyebabkan akumulasi sputum

    meningkat dan menyebabkan obstruksi pada jalan nafas. Hal tersebut

    didukung adanya tanda-tanda yang muncul pada klien seperti: klien mengeluh

    sesak nafas, batuk dan sputum warna putih kental, ada wheezing, RR

    32x/menit, penggunaan otot bantu pernafasan.

    Pada tahap perencanaannya penulis memprioritaskan diagnosa

    keperawatan pertama karena penulis melihat bahwa akibat dari adanya 3

    reaksi utama dari tuberkulosis paru menyebabkan terjadinya sesak nafas,

  • 57

    disebabkan karena adanya peningkatan sekresi kelenjar mukosa dan

    peningkatan produksi sputum pada daerah trakeobroncial sehingga

    menyebabkan akumulasi sputum meningkat dan apabila tidak segera ditangani

    akan menyebabkan obstruksi pada jalan nafas. Adapun kreteria tujuan penulis

    tetapkan adalah jalan nafas kembali efektif, setelah dilakukan tindakan

    keperawatan selama 2x24 jam untuk pencapaian lebih jelas penulis

    menetapkan beberapa kreteria hasil yang harus dicapai yaitu : pola nafas

    teratur dengan frekwensi 16-20x/menit, suara nafas bersih, ronchi berkurang,

    wheezing hilang, tidak ada retraksi otot-otot dada, batuk hilang, sesak nafas

    hilang, oksigen dilepas. Apabila hal-hal tersebut tercapai menandakan bahwa

    saluran pernafasan baik atas maupun bawah tidak ada kelainan atau bersih,

    tidak ada sumbatan. Untuk mencapai kreteria hasil yang maksimal penulis

    memilih intervensi rencana tindakan antara lain: penurunan bunyi nafas dapat

    menunjukan atelektasi,mengi menunjukan akumulasi sekret atau

    ketidakmampuan untuk membersihkan jalan nafas yang dapat menimbulkan

    penggunaan otot aksesori pernafasan dan peningkatan kerja pernafasan. Posisi

    semi fowler dengan rasionalisasi : posisi membantu memaksimalkan ekspansi

    paru dan menurunkan upaya pernafasan. Ventilasi maksimal membuka area

    atelektasis dan meningkatkan gerakan sekret ke dalam jalan nafas besar untuk

    dikeluarkan. Batuk efektif dengan rasionalisasi : batuk yang terkontrol

    melelahkan dan tidak efektif sehingga menimbulkan peningkatan frustasi

    batuk efektif membantu mengeluarkan sekresi mukus yang sulit dikeluarkan

    yang dapat menyebabkan sumbatan oleh mukus yang berakibat atelektasis.

  • 58

    Minum hangat, dengan rasionalisasi : mengencerkan mukus dan memberi rasa

    nyaman di leher dan dada. Kolaborasi untuk melembabkan udara atau oksigen

    inspirasi dengan rasionalisasi: mencegah pengeringan membran mukosa,

    membantu pengenceran sekret.

    Pada tahap pelaksanaan semua tindakan dapat dilaksanakan secara

    maksimal dengan adanya partisipasi aktif dari pasien dan keluarga, dan tidak

    menemui hambatan apapun.

    Untuk evaluasi akhir secara menyeluruh setelah dua hari

    pelaksanaan intervensi didapatkan respon klien secara: Subyektif : klien

    mengatakan tidak sesak nafas, sputum berkurang bila batuk bisa keluar.

    Obyektif: RR 20x/menit, oksigen dilepas masih menggunakan otot bantu

    pernafasan, wheezing hilang. Analisa: untuk pencapaian tujuan masalah

    teratasi sebagian karena sampai akhir pelaksanaan intervensi masih ada

    beberapa kriteria hasil yang belum tercapai. Tidak ada retraksi interkostal,

    pada evaluasi akir masih menggunakan otot bantu pernafasan. Utuk kreteria

    hasil yang lain sudah tercapai dengan baik.

    B. Diagnosa keperawatan kedua : Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan

    ketidakadekuatan ventilasi (pertukaran O2 dan CO2)

    Pola nafas tidak efektif adalah suatu kondisi dimana individu

    mengalami aktual atau potensial tidak adekuatnya ventilasi berhubungan

    dengan perubahan pola nafas. Karakteristik mayor : perubahan frekuensi

    pernafasan atau pola pernafasan, perubahan nadi (frekuensi, irama, dan

    kualitas). Karakteristik minor : Takipnea, hiperpnea, hiperventilasi, irama

  • 59

    pernafasan tidak teratur dan pernafasan yang berat. (Lynda JualCarpenito,

    1999).

    Pola nafas tidak efektif pada Ny.S disebabkan karena

    ketidakadekuatan ventilasi ( pertukaran O2 dan CO2). Hal tersebut dikung

    adanya tanda-tanda: klien mengeluh sesak nafas, RR 32x/menit, ada ada

    retraksi dinding dada, suara nafas tambahan wheezing.

    Rencana tindakan yang dilakukan untuk diagnosa ini adalah kaji

    kualitas dan kedalaman pernafasan, penggunaan otot bantu, dan catat setiap

    perubahan, baringkan klien untuk mengoptimalkan pernafasan ( semi fowler),

    Ajarkan menahan dada dengan bantal selama nafas dalam atau batuk, dan

    kolaborasi pemberian obat analgesik sebelum pengobatan pernafasan.

    Implementasi yang dilakukan sesuai intervensi yaitu mengkaji

    frekuensi pernafasan, memberikan posisi semi fowler, mengajrkan klien untuk

    latihan nafas dalam, mengajarkan klien untuk menahan dada dengan bantal

    selama nafas dalam atau batuk, dan memberikan terapi O2 2 liter/menit.

    Evaluasi setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam

    diperoleh data, klien masih mengeluh sesak tapi sudah agak berkurang, dari

    data tersebut menunjukan bahwa gangguan pola nafas teratasi sebagian karena

    sesak nafas masih ada.

    C. Diagnosa keperawatan ketiga : Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

    berhubungan dengan intake yang kurang karena anoreksia.

    Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah keadaan individu yang

    mengalami puasa atau yang beresiko mengalami berat badan yang

  • 60

    berhubungan dengan masukan yang tidak adekuat atau metabolisme nutrien

    yang tidak adekuat untuk kebutuhan metabolisme (Lynda JualCarpenito,

    1999).

    Adapun penulis mengambil diagnosa ini pada Ny. A disebabkan

    karena penyebaran bakteri secura limfa hematogen pada paru-paru yang

    mengakibatkan mual, nafsu makan menurun dan kadang muntah. Adapun data

    yang mendukung data di atas adalah: porsi makan habis '/2 porsi. Konjungtiva

    anemis. inukosa mulut kering. berat badan 43 kg. tinggi badan 153 cm. Hb

    13.2 gr %, pasien menyatakan tidak ada nafsu makan. perut mual.

    Pada tahap perencanaan. penulis memprioritaskan diagnosa tersebut

    menjadi diagnosa kedua, karena penulis melihat intake yang kurang dapat

    memperberat atau memperburuk kondisi dan menghambat penyembuhan pada

    Ny. A. karena perubahannya begitu menonjol dan berakibat lanjut ke keadaan

    yang kurang nutrisi. Adapun tujuan yang ingin dicapai penulis adalah

    kebutuhan nutrisi terpenuhi setelah dilakukan tindakan perawatan selama 3 x

    24 jam, dengan kriteria hasil meliputi: nafsu makan nueningkat, diet yang

    disajikan habis. mual hilang. mukosa bibir lembab. konjungtiva tidak anemis

    sebagai standar bahwa nutrisi pada Ny. A terjadi nutrisi kurang dari

    kebutuhan tubuh. intcrvcnsi yang penulis lakukan adalah : kaji status nutrisi.

    Dengan rasionalisasi: berguna dalam mendefmisikan derajat / luasnya

    masalah dan pilihan intervensi yang tepat. Pastikan diet yang biasa pasien

    sukai atau yang tidak disukai dengan rasionalisasi: membantu dalam

    mengidentifikasi kebutuhan individu, dapat memperbaiki masukan diet,

  • 61

    selidiki anoreksia, mual, muntah dengan rasionalisasi: dapat mempengaruhi

    pilihan diet dari pemecahan masalah untuk peningkatan pemasukan nutrisi.

    Perawatan hygiene mulut, dengan rasionalisasi: karena ban mulut yang tidak

    enak menyebabkan rasa mual, rasa pahit, dan anoreksia, sehingga berakibat

    menurunnya nafsu makan. Dorong makan sedikit dan sering dengan

    rasionalisasi memaksimalkan masukan nutrisi tanpa kebutuhan yang tidak

    perlu, menurunkan iritasi gaster, kolaborasi ke ahli gizi dengan rasionalisasi :

    memberi bantuan dalam perencanaan diet dengan nutrisi adekuat untuk

    kebutuhan metabolik dan diet.

    Pada tahap pelaksanaan tindakan keperawatan yang telah dilakukan

    tercapai sebagian dikarenakan untuk pencapaian kriteria hasil : berat badan

    pasien belum ideal, tidak dapat tercapai secara maksimal dikarenakan

    pencapaiannya memerlukan waktu yang lama. Untuk mengatasi hal tersebut

    perawat bekerjasama dengan keluarga dan pasien sendiri, dengan memberi

    motivasi untuk selalu menghabiskan porsi makannya sepeni biasa, kolaborasi

    dengan tim gizi untuk pemberian diet nasi 2.100 kalori TKTP. dan kolaborasi

    dengan pemberian multivitamin.

    Evaluasi setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 hari

    didapatkan respon pasien sebagai berikut : Subyektif : Pasien n ngatakan

    nafsu makan bertambah, mual hilang. Obyektif : Porsi makan habis 1 porsi,

    mukosa bibir lembab, konjungtiva tidak anemis, berat badan 43 kg. Analisa :

    untuk mencapai tujuan masalah belum dapat teratasi seluruhnya, adapun

    kriteria tersebut adalah berat badan pasien belum sesuai dengan tinggi badan

  • 62

    pasien, pada evaluasi akhir menghabiskan 1 porsi yang disediakan, mual

    hilang, berat badan 43 kg belum ada kenaikan berat badan.

    D. Diagnosa masalah keperawatan keempat adalah gangguan pola istirahat tidur

    berhubungan dengan batuk terus menerus

    Gangguan pola istirahat tidur adalah keadaan di mana individu

    mengalami atau beresiko mengalami suatu perubahan dalam kwantitas atau

    kwalitas pola istirahatnya yang menyebabkan rasa tidak nyaman atau

    mengganggu gaya hidup yang diingininya (Lynda Juall Carpenito, 381, 1999).

    Penulis mengambil diagnosa ini karena penulis melihat bahwa

    gangguan pola istirahat tidur pada Ny. A karena adanya produksi sputum yang

    meningkat merangsang adanya batuk terus menerus. Adapun data yang

    mendukung diagnosa ini adalah ; sering terbangun karena sesak nafas dan

    batuk. Pasien menyatakan sulit tidur, wajah tampak kusut.

    Pada tahap perencanaan diagnosa ini diambil pada urutan ketiga,

    karena sekret keluar pada saat batuk yang menyebabkan rangsangan batuk

    terus menerus sehingga berpengaruh pada rasa nyaman terutama pola istirahat

    tidur. Tujuan yang akan dicapai : pola istirahat tidur terpenuhi setelah

    dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jan-i Kriteria hasil yang akan

    dicapai adalah : batuk hilarig atau berkurang, tidak sesak nafas, pasien dapat

    istirahat tidur tanpa terbangun 8 jam per hari. Kriteria hasil yang penulis

    tetapkan ini mengingat bahwa penyebab utama dari gangguan pola istirahat

    tidur Ny.A adalah batuk dan sesak nafas, sedangkan kriteria lain merupakan

  • 63

    kalau istirahat tidur terpenuhi akan terjadi hal-hal tersebut di atas. Intervensi

    yang penulis lakukan adalah kaji ulang kebiasaan tidur pasien di rumah

    sebagai pedoman intcrvcnsi dan mcngctahui pokok masalah yang

    menyebabkan tak bisa istirahat tidur. Menganjurkan istirahat tidur, beri

    suasana tenang, keluarga berkunjung pada jam kunjung, batasi pengunjung,

    mengatur tindakan perawatan bila pasien tidur, dengan rasionalisasi dari

    semuanya adalah : memberikan kenyamanan dan kesempatan pasien untuk

    istirahat dapat menghemat energi dan simpanan tenaga untuk mendukung

    penyembuhan pasien.

    Pada pelaksanaan tindakan keperawatan yang telah dilakukan tercapai

    sebagian. Hambatan yang dialami tidak begitu berarti, hanya pihak keluarga

    atau teman pasien berkunjung tidak pada jam kunjung sehingga secara

    perencanaan dapat mengganggu istirahat pasien begitu juga keadaan ruangan

    yang ramai pada saat jam besuk. Untuk pemecahan masalah tersebut, perawat

    bekerjasama dengan pihak sekuriti semakin mendisiplinkan waktu kunjung

    sekaligus perawat tetap di samping itu energi juga banyak dipakai untuk

    memenuhl kebutuhan pemafasan. Adapun yang menunjang diagnosa tersebut

    adalah : pasien mengatakan sesak nafas bertambah bila aktifitas, RR 32

    x/menit, nadi, 112 x/menit, pasien dibantu keluarga dan perawat dalam

    pemenuhan kebutuhan sehari-hari.

    Dalam merencanakannya, penulis memprioritaskan menjadi diagnosa

    keempat karena masalah hams segera diatasi mengingat sebab dari

    ketidakmampuan suplai 02 kurang kejaringan akibat dari penyempitan lumen

  • 64

    di trakobronkial akibat pcnumpukan sckret di jalan nafas, sehingga

    penyelesaiannya untuk mengatasi sesak nafas, secara otomatis bila distribusi

    02 paru baik, maka kcscimbangan O2 dan kebutuhan tcratasi. Kritcria tujuan :

    pasien dapat toleran terhadap aktifitas. Setclah dilakukan tindakan

    keperawatan sclama 3 x 24 jam kriteria hasil .yang ingin dicapai adalah pasien

    mampu melakukan kebutuhannya secara mandiri (makan, eliminasi, personal

    hygiene), pasien tidak kelelahan setelah rhelakukan aktifitas. Pencapaian

    kriteria hasil menunjukkan bahwa distribusi O2 bagus kembali normal. Adapun

    intervensi yang penulis lakukan adalah: mengkaji respon pasien terhadap

    aktifitas, dengan rasionalisasi: mengetahui sejauhmana aktifitas yang

    dilakukan, mencatat perubahan tanda-tanda vital selama dan setelah aktifitas,

    dengan rasionalisasi : untuk mengidentifikasi kemajuan atau penyimpangan

    dari adanya sesak nafas. Membantu aktifitas pasien dan mengetahui

    sejauhmana tingkat ketergantungan pasien. Monitor tingkat aktifitas minimal,

    dengan rasionalisasi: untuk mengetahui seberapa besar derajat kekurangan O2 di jaringan sehingga pasien mengalami kelemahan fisik. Melibatkan keluarga,

    dengan rasionalisasi untuk pencapaian memotivasi keluarga atau pengunjung

    lain untuk tetap menjaga ketenangan ruangan.

    Evaluasi setelah tiga hari dilakukan tindakan keperawatan didapat

    respon perkembangan pasien sebagai berikut: Subyek: pasien mengatakan

    tidur cukup, batuk berangsur kurang, sesak nafas hilang, tidur bisa lebih

    tenang. Obyektif : batuk berkurang, pasien tidur 8 jam terkadang bangun

    karena batuk, wajah tampak segar. Analisa : untuk mencapai tujuan, masalah

  • 65

    dapat teratasi seluruhnya, adapun kriteria tersebut adalah : batuk hilang atau

    berkurang, pada evaluasi akhir pasien menyatakan batuk berkurang baik

    frekwensi maupun intensitasnya. Sesak nafas hilang atau berkurang, pada

    evaluasi akhir pasien menyatakan sesak hilang. Pasien dapat istirahat tidur

    tanpa tcrbangun 8 jam per hari, pada evaluasi akhir, pasien dapat tidur dan

    kadang masih batuk di sela tidumya. Pasien tidak terlihat lelah, pada evaluasi

    akhir pasien tampak segar.

  • 66

    BAB V

    PENUTUP

    Bab ini memuat tentang kesimpulan dan saran. di sini penulis akan

    menyimpulkan hal-hal yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya dan

    memberi saran sesuai kemampuan penulis.

    A. Kesimpulan

    Berdasarkan pengalaman hasil pembahasan dan dari tujuan penulis,

    maka penulis dapat membuat kesimpulan sesuai dengan tujuan penulis

    tersebut.

    Permasalahan yang muncul pada Ny. S dengan penyakit tuberkulosis

    paru adalah bersihan jalan nafas tidak efektif, pola nafas tidak efektif, nutrisi

    kurang dari kebutuhan tubuh, gangguan pola istirahat tidur.

    Penyusunan rencana tindakan ditujukan pada tindakan mandiri atau

    kolaborasi untuk mengatasi permasalahan yang terjadi pada Ny. S dengan

    tuberculosis paru antara lain: mempertahankan jalan nafas dengan beri posisi

    yang nyaman (semi fowler), ajarkan batuk efektif.Mempertahankan pola

    nafas dengan memberikan oksigen 2 liter/menit. Meningkatkan status nutrisi

    dengan berikan perawatan oral, berikan porsi makan sedikit tapi sering. Dan

    rencanakan untuk istirahat yang optimal. Mempertahankan pola tidur klien

    dengan anjurkan klien untuk istirahat. ciptakan suasana yang nyaman dan atur

    posisi tidur yang nyaman. Tindakan keperawatan yang penulis laksanakan

    sesuai perencanaan, dan ada yang dimodifikasi antara lain untuk Fisiotherapy

    dada karena unsur ekonomi tidak dapat dilaksanakan, sehingga penulis

  • 67

    menganjurkan untuk minum hangat kurang lebih 3.000 cc dan batuk efektif.

    Dalam mengelola Ny. S penulis bekerjasama dengan klien, keluarga,perawat

    dan tim kesehatan lain.

    Sesuai dengan respon perkembangan pada Ny. S dengan penyakit

    tuberculosis paru, penulis menilai masalah keperawatan yang teratasi

    seluruhnya adalah bersihan jalan nafas tidak efektif, gangguan pola istirahat

    tidur dan hal ini didukung oleh respon perkembangan klien di mana respon

    tersebut memenuhi seluruh kriteria hasil, sedangkan masalah yang dapat

    teratasi sebagian adalah perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan, hal ini

    didukung oleh respon perkembangan klien yang mana hanya memenuhi

    sebagian kriteria hasil.

    B. Saran

    1. Bagi perawat

    Perawat yang memberikan asuhan keperawatan pada pasien tuberkulosis

    paru harus memperhatikan terhadap pencegahan infeksi yang bersumber

    dari lingkungan eksternal dengan menjaga kebersihan dan kesehatan. Dari

    lingkungan internal dengan memberikan nutrisi yang adekuat.

    2. Bagi Rumah Sakit

    Rumah sakit sebaiknya menyediakan atau memberikan fasilitas alat-alat

    pelaksanaan tindakan keperawatan. Selain itu juga menyediakan tempat

    untuk berbagai segi kehidupan seperti tempat ibadah agar tercipta suasana

    kekeluargaan di Rumah Sakit, sehingga penderita atau keluarga dapat lebih

    tenang dalam menghadapi penyakit.

  • 68

    3. Bagi Mahasiswa

    Mahasiswa yang sedang praktek, gunakan kesempatan ini baik mungkin

    untuk serius untuk mengetahui sisi baik dan buruk dari segi sosial, segi

    pendidikan keperawatan hingga lebih berpengalaman dalam bidang

    keperawatan.

    4. Bagi keluarga

    Keluarga sebainya memperhatikan bagi anggota keluarganya yang

    mempunyai penyakit Tb paru.Selain itu keluarga agar lebih hati-hati

    terhadap klien yang terkena TBC karena proses penularannya sangat cepat

    dan mudah.

  • 69

    DAFTAR PUSTAKA

    Carpenito, L. J.2000,Diagnosa Keperawatan (Handbook of Nursing Diagnosis).

    Edisi 8., Alih Bahasa Monica Ester, Jakarta : EGC.

    Doengoes, M. E., Moorehouse, M. f and Geisser, A. C,2000 Rencana asuhan

    keperawatan (Nursing care plans guidelines for planning and

    documentating patient care). Edisi 3, Alih Bahasa : I Made Kariasa, Ni

    Made Sumarwati. 2001, Jakarta : EGC.

    Effendy, N.1998, Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Edisi

    2. Jakarta : EGC.

    Friedman, M,1986 Family Nursing: Theory and Assessment . Second Edition.

    Connecticut: Appleton Century Crofts.

    Friedman, M.1998 Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga (Family Nursing:

    Theory and Practice). Edisi 3, Alih Bahasa Deborah R. L, Ina, Asy

    Yoakim. Jakarta : EGC.

    Long, B. C,1996 Perawatan Medical Bedah (Essential of Medical Surgical

    Nursing a Nursing Process Approach). Edisi ke 3. Bandung : Yayasan

    Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Padjajaran.

    Mansjoer, A.,1999, Kapita selekta kedoktera,. Jilid I. Jakarta : Media Aesculapius

    Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

    Noer, S,1996. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I. Edisi Ketiga. Jakarta :

    Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

  • 70

    Price, S & Wilson, L,2004. Pathofisiologi : Konsep Klinis Proses Penyakit

    (Clinical Concept of Disease Processes). Jakarta : Balai Penerbit Buku

    Kedokteran : EGC.

    Stanhope, M,1997, Buku Saku Keperawatan Komunitas dan Kesehatan Rumah :

    Perangkat Pengkajian, Intervensi, dan Penyuluhan. Alih Bahasa G.

    Prasada. Jakarta : EGC.

    Sylvia A.Price dan Lorraine M. Wilson,2004,Patofisiologi Konsep Klinis Proses-

    proses Penyakit,Edisi4,Jakarta:EGC.

    From http://www.infeksi.com/aticles.php#ing=in&pg=57

  • 71

    ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN NY. S DENGAN TUBERKULOSIS PARU

    DI IRNA C3 L1 RSUP DR. KARIADI SEMARANG

    KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

    Dalam Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Keperawatan

    Disusun Oleh : NOVIANA KARTIKA RINI

    GOA.006.053

    PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN

    UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2009

  • 72

    HALAMAN PERSETUJUAN

    Karya Tulis Ilmiah dengan judul Asuhan Keperawatan Klien Ny. S Dengan

    Tuberkulosis Paru Di IRNA C3 L1 RSUP Dr. Kariadi Semarang, telah

    diperiksa, disetujui dan siap dipertahankan di hadapan tim penguji Ujian KTI

    Program Studi DIII Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan

    Universitas Muhammadiyah Semarang.

    Semarang, Juli 2009

    Pembimbing

    Ns. Chanif, S.Kep.

    ii

  • 73

    HALAMAN PENGESAHAN

    Karya Tulis Ilmiah dengan judul Asuhan Keperawatan Klien Tn.M Dengan

    Gagal Ginjal Kronik Di IRNA C3 L1 RSUP Dr. Kariadi Semarang, telah

    diperiksa, disetujui dan siap dipertahankan di hadapan tim penguji Ujian KTI

    Program Studi DIII Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan

    Universitas Muhammadiyah Semarang.

    Semarang, Juli 2009

    Penguji I

    Ns. Sri Widodo, S.Kep.

    Penguji II

    Ns. Chanif, S.Kep.

    iii

  • 74

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan

    rahmat, taufiq dan hidayah-Nya penyusun dapat menyelesaikan penyusunan

    Karya Tulis Ilmiah Program Studi DIII Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan

    dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang.

    Pada kesempatan yang baik ini, perkenankan penulis mengucapkan terima

    kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu terselesainya Karya Tulis

    Ilmiah ini, antara lain :

    1. H. Edy Soesanto, SKp selaku Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan dan

    Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang.

    2. Ns. Heriyanto Adi Nugroho,S.Kp,M.Kep, Sp.Kom, selaku ketua Program

    Studi Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan.

    3. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi DIII Keperawatan Fakultas Ilmu

    Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang.

    Demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis berharap saran dan

    kritik yang konstruktif dari berbagai pihak. Harapan kami semoga bermanfaat

    bagi pembaca pada umumnya.

    Semarang, Juli 2009

    Penulis

    iv

  • 75

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

    HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................ ii

    HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii KATA PENGANTAR ........................................................................................ iv

    DAFTAR ISI .. v BAB I. PENDAHULUAN

    a. Latar Belakang............................................................................. 1

    b. Tujuan Penulisan ......................................................................... 3 c. Metode Penulisan Dan Teknik Pengumpulan Data ..................... 4 d. Sistematika Penulisan .................................................................. 6

    BAB II. KONSEP DASAR a. Pengertian .................................................................................... 7

    b. Anatomi dan Fisiologi ................................................................. 8 c. Etiologi dan Predisposisi ............................................................. 14 d. Patofisiologi ................................................................................. 15 e. Manifestasi Klinik ....................................................................... 16 f. Penatalaksanaan ........................................................................... 18 g. Komplikasi .................................................................................. 21

    h. Pengkajian Fokus......................................................................... 21 i. Pathway Keperawatan ................................................................. 25 j. Diagnosa Keperawatan................................................................ 26 k. Fokus Intervensi dan Rasional..................................................... 27

    BAB III. TINJAUAN KASUS a. Pengkajian ................................................................................... 33 b. Diagnosa Keperawatan................................................................ 44 c. Rencana Keperawatan................................................................. 45 d. Implementasi Keperawatan......................................................... 48 e. Evaluasi Keperawatan................................................................ 53

    v

  • 76

    BAB IV. PEMBAHASAN ................................................................................. 55 BAB V. PENUTUP

    a. Kesimpulan .................................................................................. 66 b. Saran ............................................................................................ 67

    DAFTAR PUSTAKA

    vi