jtptunimus-gdl-hadainarah-7508-1-babi.pdf

6
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan kesepakatan global (Millenium Development Goals/MDGs, 2000) pada Tahun 2015 diharapkan angka kematian ibu menurun sebesar tiga seperempatnya dalam kurun waktu 1990-2015. Berdasarkan hal itu Indonesia mempunyai komitmen untuk menurunkan angka kematian ibu menjadi 102/100.000 kelahiran hidup, angka kematian bayi dari 68 menjadi 23/1.000 kelahiran hidup, dan angka kematian balita 97 menjadi 32/1.000 kelahiran hidup pada Tahun 2015 (Depkes RI, 2009). Berdasarkan hasil SDKI Tahun 2007 tercatat bahwa angka ibu melahirkan sebesar 228 per 100 ribu kelahiran dan angka SDKI 2012 tercatat sudah mulai turun perlahan bahwa angka kematian ibu melahirkan tercatat sebesar 102 per seratus ribu kelahiran hidup dan angka kematian bayi sebesar 23 per seribu kelahiran hidup (Republika, 2013). AKI di provinsi Jawa Tengah Tahun 2011 berdasarkan laporan dari kabupaten/kota sebesar 116/100.000 kelahiran hidup, mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan AKI pada tahun 2010 sebesar 104 /100.000 kelahiran hidup (Profil Kesehatan Prov. Jateng, 2011), Sedangkan AKB di provinsi Jawa Tengah Tahun 2009 sebesar 10/1.000 kelahiran hidup dan juga melampui target MDGs/Millenium Development Goals ke-4 Tahun 2015 yaitu 17/1.000 kelahiran hidup (Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2009). 1

Transcript of jtptunimus-gdl-hadainarah-7508-1-babi.pdf

Page 1: jtptunimus-gdl-hadainarah-7508-1-babi.pdf

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan kesepakatan global (Millenium Development

Goals/MDGs, 2000) pada Tahun 2015 diharapkan angka kematian ibu

menurun sebesar tiga seperempatnya dalam kurun waktu 1990-2015.

Berdasarkan hal itu Indonesia mempunyai komitmen untuk menurunkan

angka kematian ibu menjadi 102/100.000 kelahiran hidup, angka kematian

bayi dari 68 menjadi 23/1.000 kelahiran hidup, dan angka kematian balita 97

menjadi 32/1.000 kelahiran hidup pada Tahun 2015 (Depkes RI, 2009).

Berdasarkan hasil SDKI Tahun 2007 tercatat bahwa angka ibu

melahirkan sebesar 228 per 100 ribu kelahiran dan angka SDKI 2012 tercatat

sudah mulai turun perlahan bahwa angka kematian ibu melahirkan tercatat

sebesar 102 per seratus ribu kelahiran hidup dan angka kematian bayi sebesar

23 per seribu kelahiran hidup (Republika, 2013).

AKI di provinsi Jawa Tengah Tahun 2011 berdasarkan laporan dari

kabupaten/kota sebesar 116/100.000 kelahiran hidup, mengalami peningkatan

bila dibandingkan dengan AKI pada tahun 2010 sebesar 104 /100.000

kelahiran hidup (Profil Kesehatan Prov. Jateng, 2011), Sedangkan AKB di

provinsi Jawa Tengah Tahun 2009 sebesar 10/1.000 kelahiran hidup dan juga

melampui target MDGs/Millenium Development Goals ke-4 Tahun 2015 yaitu

17/1.000 kelahiran hidup (Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2009).

1

Page 2: jtptunimus-gdl-hadainarah-7508-1-babi.pdf

2

Angka kejadian Persalinan dengan kelainan letak yaitu letak

sungsang di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang pada Tahun 2012

dari bulan Januari smpai Desember persalinan sungsang secara Sectio

Caesaria ada 43 jiwa, persalinan sungsang secara pervaginam ada 74 jiwa dan

persalinan sungsang pervaginam (IUFD) ada 3 jiwa. Tahun 2013 dari bulan

Januari sampai bulan Mei persalinan sungsang secara Sectio Caesaria ada 46

jiwa, dan persalinan sungsang secara pervaginam ada 23 jiwa (Data RSUD

Kota Semarang, 2012).

Letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak

memanjang dengan kepala berada di fundus uteri dan bokong berada di bagian

bawah kavum uteri. Biasanya kejadian letak sungsang berkisar antara 2%

sampai 3% bervariasi di berbagai tempat. Sekalipun kejadiannya kecil tetapi

mempunyai penyulit yang besar dengan angka kematian sekitar 20% sampai

30% (Wiknjosastro, 2005).

Dengan insidensi 3-4% dari keseluruhan kehamilan tunggal pada

umur kehamilan cukup bulan ( 37 minggu), presentasi bokong merupakan

malpresentasi yang paling sering dijumpai. Sebelum umur kehamilan 28

minggu, kejadian presentasi bokong berkisar 25-30%, dan sebagian besar akan

berubah menjadi presentasi kepala setelah umur kehamilan 34 minggu.

Penyebab terjadinya presentasi bokong tidak diketahui, tetapi terdapat

beberapa faktor risiko selain prematuritas, yaitu abnormalitas struktual uterus,

polihidramnion, plasenta previa, multiparitas, mioma uteri, kehamilan

Page 3: jtptunimus-gdl-hadainarah-7508-1-babi.pdf

3

multipel, anomali janin (anensefali dan hidrosefalus), dan riwayat presentasi

bokong sebelumnya (Wiknjosastro, 2009, p.588).

Dalam mencermati masalah-masalah yang ditimbulkan pada klien

dan banyaknya komplikasi yang terjadi, hal tersebut yang melatar belakangi

penulis mengambil Karya Tulis Ilmiah dengan judul Asuhan Kebidanan pada

Ibu Bersalin Patologi dengan Letak Sungsang di RSUD Kota Semarang.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat di rumuskan rumusan masalah

yaitu : “Bagaimanakah Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin Patologi dengan

Letak Sungsang di RSUD Kota Semarang ?”.

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Untuk mampu memberikan Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin Patologi

dengan Letak Sungsang.

2. Tujuan Khusus

a. Melakukan pengkajian data subjektif dan objektif pada Ibu Bersalin

Patologi dengan Letak Sungsang.

b. Menentukan interpretasi data pada Ibu Bersalin Patologi dengan Letak

Sungsang.

c. Menentukan diagnosa potensial pada Ibu Bersalin Patologi dengan

Letak Sungsang.

Page 4: jtptunimus-gdl-hadainarah-7508-1-babi.pdf

4

d. Menentukan kebutuhan dan penanganan segera pada Ibu Bersalin

Patologi dengan Letak Sungsang.

e. Menentukan rencana asuhan pada Ibu Bersalin Patologi dengan Letak

Sungsang.

f. Melaksanakan atau mengimplementasikan rencana asuhan Ibu Bersalin

Patologi dengan Letak Sungsang.

g. Melakukan evaluasi terhadap asuhan yang diberikan Ibu Bersalin

Patologi dengan Letak Sungsang.

D. Ruang Lingkup

1. Sasaran

Ibu bersalin dengan Letak Sungsang.

2. Tempat

Ruang Srikandi dan Ruang Dewi Kunti di Rumah Sakit Umum Daerah

Kota Semarang.

3. Waktu

Tanggal 20 Maret 2013 – 23 Agustus 2013.

E. Manfaat

1. Bagi Mahasiswa

Dapat sebagai pengalaman dan pembelajaran dalam menangani kasus Ibu

Bersalin Patologi dengan Letak Sungsang.

Page 5: jtptunimus-gdl-hadainarah-7508-1-babi.pdf

5

3. Bagi Institusi Pendidikan

Dapat memberikan pengetahuan tentang letak sungsang pada pembelajaran

selanjutnya.

2. Bagi Tenaga Kesehatan

Dapat meningkatkan pelayanan kebidanan khususnya kasus bersalin

Patologi dengan Letak Sungsang

4. Bagi Pasien

Dapat menambah pengetahuan melalui informasi tentang penanganan Ibu

Bersalin Patologi dengan Letak Sungsang.

F. Metode Memperoleh Data

1. Anamnesa

Anamnesa dalah pengumpulan data dengan cara tanya jawab dimana

penulis mendapatkan keterangan langsung dari pasien maupun keluarga.

Anamnesa meliputi : identitas pasien, identitas penanggung jawab,

keluhan utama, riwayat kesehatan, riwayat perkawinan, riwayat obstetri,

riwayat (kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu), riwayat kehamilan

sekarang, pola kebutuhan sehari-hari, dan psikososial spiritual.

2. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Fisik adalah pemeriksaan yang dilakukan mulai dari kepala

sampai ujung kaki secara menyuluruh (head to toe).

Pemeriksaan Fisik secara menyeluruh antara lain :

a. Inspeksi yaitu pemeriksaan observasi menggunakan penglihatan.

Page 6: jtptunimus-gdl-hadainarah-7508-1-babi.pdf

6

b. Palpasi yaitu menyentuh atau menekan bagian tubuh pasien secara

langsung dengan jari tangan.

c. Perkusi yaitu melakukan ketukan langsung atau tidak langsung pada

permukaan tubuh tertentu untuk memastikan informasi tentang organ

atau jaringan yang ada di bawahnya.

d. Auskultasi yaitu mendengarkan bunyi dari tubuh dengan bantuan

stetoskop dan menginterpretasikan bunyi yang di dengarkan.

3. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Penunjang adalah pemeriksaan tambahan yang dilakukan

untuk memperkuat penegakan diagnosa yaitu dengan pemeriksaan

laboratorium, foto rontgen dan ultrasonografi (USG). Apabila persalinan

direncanakan dengan sectio caesaria, pemeriksaan sinar x tidak

diindikasikan. Namun pertimbangan untuk melahirkan pervaginam, tipe

presentasi bokong dilakukan pemeriksaan pelvimetri CT Scan digunakan

untuk memberikan informasi tentang tipe presentasi bokong, ada tidaknya

fleksi kepala bayi, pengukuran panggul secara akurat. Pelvimetri dengan

MRI dianggap lebih akurat dibanding metode lain (Cunningham, 2005).

4. Studi Dokumentasi

Studi Dokumentasi adalah kelengkapan data untuk mendukung diagnosa

berupa rekam medis dan gambar-gambar yang dibutuhkan.