jsma.stan-im.ac.idjsma.stan-im.ac.id/pdf/vol6/2/Artikel 6 (Sukarti).doc · Web viewPenetapan...

23
Jurnal Sains Manajemen & Akuntansi Volume VI No. 2/November/2014 PENGARUH KEBIJAKAN PENJUALAN KREDIT TERHADAP PERPUTARAN PIUTANG DI UNIT TOKO PRIMKOPPOL RESTABES BANDUNG Christina Apriliyani Sukarti ABSTRAK Sebagai bagian dari perekonomian Indonesia maka koperasi mempunyai peran penting dalam menumbuhkan dan mengembangkan potensi ekonomi rakyat. Sejalan dengan usahanya untuk mengembangkan potensi ekonomi rakyat, maka koperasi berupaya semaksimal mungkin untuk memenuhi semua kebutuhan anggotanya dan memberikan kemudahan dalam hal pemenuhan kebutuhan. Kemudahan yang diberikan oleh koperasi yaitu penjualan secara kredit kepada anggotanya. Dengan adanya penjualan kredit maka harus ditetapkan kebijakan kredit yang baik agar pengelolaan piutang dapat dikelola dengan seefisien mungkin. Penelitian ini dilakukan pada Unit Toko Primkoppol Restabes Bandung yang mempunyai kegiatan penjualan secara kredit. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui kondisi kebijakan penjualan kedit, tingkat perputaran piutang, dan pengaruh Kebijakan Penjualan Kredit terhadap Perputaran Piutang di Unit Toko Primkoppol Restabes Bandung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif verifikatif dengan pendekatan kuantitatif. Sedangkan, untuk mengetahui kuat atau lemahnya pengaruh kebijakan penjualan kredit (variabel X) terhadap perputaran piutang (variabel Y) digunakan Analisis Koefisien Korelasi. Hubungan besarnya pengaruh variabel X dan Y ditunjukkan melalui analisis Regresi Sederhana, dan untuk mengetahui seberapa besar konstribusi variabel digunakan rumus Koefisien Determinasi. Perolehan hasil analisa tersebut diolah dengan menggunakan program SPSS versi 16 for windows. Berdasarkan analisis statistik, pengolahan data dengan menggunakan program SPSS versi 16 for windows menunjukkan adanya hubungan yang kuat dan positif antara variabel independen dan variabel dependen yaitu dengan nilai korelasi sebesar (0,681) selain itu besarnya pengaruh variabel X dan Y yaitu dimana setiap kenaikan satu kali dari (variabel X) maka akan diikuti kenaikan (variabel Y) sebesar (0,274) dan terdapat pengaruh yang signifikan atas Kebijakan Penjualan Kredit Terhadap Perputaran 72

Transcript of jsma.stan-im.ac.idjsma.stan-im.ac.id/pdf/vol6/2/Artikel 6 (Sukarti).doc · Web viewPenetapan...

Page 1: jsma.stan-im.ac.idjsma.stan-im.ac.id/pdf/vol6/2/Artikel 6 (Sukarti).doc · Web viewPenetapan Tingkat Signifikansi dan Uji Hipotesis Penetapan Tingkat Signifikansi Tingkat signifikansi

Jurnal Sains Manajemen & AkuntansiVolume VI No. 2/November/2014

PENGARUH KEBIJAKAN PENJUALAN KREDIT TERHADAP PERPUTARAN PIUTANG DI UNIT TOKO PRIMKOPPOL RESTABES BANDUNG

Christina Apriliyani Sukarti

ABSTRAK

Sebagai bagian dari perekonomian Indonesia maka koperasi mempunyai peran penting dalam menumbuhkan dan mengembangkan potensi ekonomi rakyat. Sejalan dengan usahanya untuk mengembangkan potensi ekonomi rakyat, maka koperasi berupaya semaksimal mungkin untuk memenuhi semua kebutuhan anggotanya dan memberikan kemudahan dalam hal pemenuhan kebutuhan. Kemudahan yang diberikan oleh koperasi yaitu penjualan secara kredit kepada anggotanya. Dengan adanya penjualan kredit maka harus ditetapkan kebijakan kredit yang baik agar pengelolaan piutang dapat dikelola dengan seefisien mungkin. Penelitian ini dilakukan pada Unit Toko Primkoppol Restabes Bandung yang mempunyai kegiatan penjualan secara kredit. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui kondisi kebijakan penjualan kedit, tingkat perputaran piutang, dan pengaruh Kebijakan Penjualan Kredit terhadap Perputaran Piutang di Unit Toko Primkoppol Restabes Bandung.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif verifikatif dengan pendekatan kuantitatif. Sedangkan, untuk mengetahui kuat atau lemahnya pengaruh kebijakan penjualan kredit (variabel X) terhadap perputaran piutang (variabel Y) digunakan Analisis Koefisien Korelasi. Hubungan besarnya pengaruh variabel X dan Y ditunjukkan melalui analisis Regresi Sederhana, dan untuk mengetahui seberapa besar konstribusi variabel digunakan rumus Koefisien Determinasi. Perolehan hasil analisa tersebut diolah dengan menggunakan program SPSS versi 16 for windows.

Berdasarkan analisis statistik, pengolahan data dengan menggunakan program SPSS versi 16 for windows menunjukkan adanya hubungan yang kuat dan positif antara variabel independen dan variabel dependen yaitu dengan nilai korelasi sebesar (0,681) selain itu besarnya pengaruh variabel X dan Y yaitu dimana setiap kenaikan satu kali dari (variabel X) maka akan diikuti kenaikan (variabel Y) sebesar (0,274) dan terdapat pengaruh yang signifikan atas Kebijakan Penjualan Kredit Terhadap Perputaran Piutang yaitu sebesar 46,37%. Pada uji

hipotesis diperoleh dan ( > )

dimana Ho ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat pengaruh antara kebijakan penjualan kredit terhadap perputaran piutang, maka hipotesis yang diajukan penulis yaitu ”Kebijakan Penjualan Kredit berpengaruh terhadap Perputaran Piutang Di Unit Toko Primkoppol Restabes Bandung” dapat diterima.

Keyword : Kebijakan Penjualan Kredit, Perputaran Piutang

I. PENDAHULUAN

Koperasi adalah badan hukum yang melandasi kegiatannya berdasarkan prinsip

kerjasama sekaligus sebagai bentuk gerakan ekonomi yang berdasarkan atas asas kekeluargaan.

Gerakan ekonomi koperasi sesuai dengan amanat pasal 33 UUD 1945 ayat 1 yang berbunyi

bahwa perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan.

Dalam konteks koperasi Bung Hatta mengungkapkan (dalam Bernhard Limbong 2010 : 65)

72

Page 2: jsma.stan-im.ac.idjsma.stan-im.ac.id/pdf/vol6/2/Artikel 6 (Sukarti).doc · Web viewPenetapan Tingkat Signifikansi dan Uji Hipotesis Penetapan Tingkat Signifikansi Tingkat signifikansi

Jurnal Sains Manajemen & AkuntansiVolume VI No. 2/November/2014

bahwa koperasi adalah usaha bersama untuk memperbaiki nasib penghidupan ekonomi

berdasarkan tolong-menolong yang didorong oleh keinginan memberi jasa kepada kawan dalam

semangat “seorang buat semua dan semua buat seorang”.

Primkoppol Restabes Bandung yang terletak di Jl. Merdeka No. 18-20 Bandung

mempunyai 3 unit usaha yaitu : toko, simpan pinjam dan jasa. Unit usaha simpan pinjam pada

Primkoppol memudahkan para anggota untuk memenuhi kebutuhan dana dengan persyaratan

yang cukup mudah hanya dengan mengisi angket / formulir dari Primkoppol. Primkoppol

menggunakan sistem pembayarannya pemotongan gaji langsung. Pemotongan gaji tersebut

dilakukan untuk memperkecil resiko terlambatnya pembayaran.

Pada unit usaha jasa yaitu kantin Polrestabes Bandung, menyediakan berbagai macam

makanan dengan harga terjangkau dan tempat yang nyaman sehingga para anggota Polrestabes

Bandung nyaman ketika mengunjungi kantin. Disamping unit jasa terdapat juga unit usaha

dagang yaitu unit toko Primkoppol yang terletak di lingkungan Polrestabes memiliki letak yang

strategis sehingga memudahkan para anggota untuk mengunjunginya. Unit toko ini

menyediakan kebutuhan anggota seperti sembako, atribut kepangkatan dan barang elektronik.

Koperasi memberikan kemudahan pada anggota untuk dapat memenuhi kebutuhannya.

Kemudahan yang diberikan oleh koperasi yaitu penjualan secara kredit kepada

anggotanya. Dengan adanya penjualan kredit maka koperasi menetapkan kebijakan penjualan

kredit. Kebijakan penjualan kredit di Primkopol Restabes yaitu dalam pembayaran piutang.

Besarnya pemotongan gaji hanya setengah dari seluruh hutang para anggota setiap bulannya,

sedangkan kredit yang dilakukan anggota rutin setiap bulan dan hal tersebut mengakibatkan

menumpuknya hutang anggota.

Bisa dilihat pada tabel 1 data sisa piutang dan total piutang maka akan diperoleh nilai

piutang bermasalah pada tahun 2006-2010 sebagai berikut :

Tabel 1NPL Toko ( Piutang Bermasalah terhadap Total Piutang)

Tahun 2006 – 2010Tahun Total Piutang Sisa Piutang NPL2006 211,588,532.00 178,184,700.00 0.842007 213,215,520.00 206,499,300.00 0.972008 306,136,700.00 275,815,650.00 0.902009 470,599,252.00 430,072,950.00 0.912010 608,776,961.00 535,390,750.00 0.88

Sumber : Data Primer

Berdasarkan data tabel diatas nilai NPL tertinggi terjadi pada tahun 2007 yaitu sebesar

0,97 sedangkan NPL terendah terjadi pada tahun 2006. Tabel di atas menunjukkan kebijakan

73

Page 3: jsma.stan-im.ac.idjsma.stan-im.ac.id/pdf/vol6/2/Artikel 6 (Sukarti).doc · Web viewPenetapan Tingkat Signifikansi dan Uji Hipotesis Penetapan Tingkat Signifikansi Tingkat signifikansi

Jurnal Sains Manajemen & AkuntansiVolume VI No. 2/November/2014

yang ditetapkan oleh koperasi kemungkinan kurang berjalan secara efisien dan kemugkinan

besar berpengaruh pada perputaran piutang.

Pos piutang dalam neraca merupakan bagian yang cukup besar dari aktiva lancar dan

oleh karenanya perlu mendapat perhatian yang cukup serius agar perkiraan piutang ini dapat

dikelola dengan seefisien mungkin (Lukman 2009 : 255). Adanya piutang maka akan

menimbulkan resiko yang sangat besar, diantaranya adalah piutang tak tertagih (bed debt) atau

keterlambatan pembayaran piutang. Keterlambatan pembayaran piutang dapat dilihat dari

pengukuran efisiensi piutang dengan menghitung perputaran piutang (Sutrisno 2008 : 220).

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul, “

Pengaruh Kebijakan Penjualan Kredit Terhadap Perputaran Piutang Di Unit Toko

Primkoppol Restabes Bandung “.

II. REVIEW LITERATUR

2.1 Kebijaksanaan Piutang

Kebijaksanaan piutang merupakan pedoman yang ditempuh oleh perusahaan dalam

menentukan apakah kepada seorang langganan akan diberikan kredit dan kalau diberikan berapa

banyak atau berapa jumlah kredit yang akan diberikan tersebut (Syamsuddin Lukman 2009 :

256).

Hal yang harus diperhatikan dalam kebijakan piutang adalah perbandingan manfaat

yang diperoleh dengan pengorbanan yang akan ditanggung oleh perusahaan. Sejauh manfaat

yang didapat lebih besar dibanding dengan pengorbanannya, maka kebijaksanaan pemberian

piutang dapat dibenarkan secara finansial (Sutrisno 2007 : 59).

Seringkali dengan kebijaksanaan piutang mengakibatkan adanya sejumlah piutang yang

tidak tetagih (bad debt). Piutang tak tertagih ini diperlakukan sebagai kerugian piutang yang

termasuk sebagi elemen biaya operasi dalam laporan rugi-laba. Sumber-sumber informasi dan

analisa-analisa kredit merupakan suatu hal yang penting bagi keberhasilan manajemen piutang

perusahaan. Penerapan yang tepat dari kebijaksanaan yang tepat ataupun penerapan yang tidak

tepat dari kebijaksanaan yang tidak tepat akan dapat memberikan hasil yang optimal bagi

perusahaan (Syamsudin Lukman 2009 : 256).

2.1.1 Unsur Kebijakan Piutang

Kebijakan kredit menyangkut “trade off” antara laba yang diperoleh dari penjualan

yang menimbulkan piutang disatu pihak, dan biaya yang harus ditanggung karena memiliki

piutang tersebut. Kebijakan kredit terdiri dari 4 unsur menurut Warsini (2003 : 188) yaitu :

1. Jangka waktu kredit, yaitu periode disaat barang diserahkan kepada pembeli sampai dengan

pembeli membayar piutang tersebut.

74

Page 4: jsma.stan-im.ac.idjsma.stan-im.ac.id/pdf/vol6/2/Artikel 6 (Sukarti).doc · Web viewPenetapan Tingkat Signifikansi dan Uji Hipotesis Penetapan Tingkat Signifikansi Tingkat signifikansi

Jurnal Sains Manajemen & AkuntansiVolume VI No. 2/November/2014

2. Standar kredit, yaitu minimum kemampuan keuangan langganan untuk mendapatkan

kredit.

3. Kebijakan pengumpulan piutang.

4. Discount, yaitu pengurangan pembayaran karena pembeli membayar lebih cepat.

2.1.2 Kebijakan Pengumpulan Piutang

Dalam pemberian piutang biasanya jauh lebih mudah dibandingkan penagihannya. Oleh

karena itu, setiap perusahaan harus menerapkan kebijakan dalam pengumpulan piutang.

Kebijakan pengumpulan piutang ada yang bersifat lunak dan ketat.

Menurut Warsini (2003 : 190) mengemukakan bahwa apabila perusahaan menetapkan

kebijakan yang lunak yaitu jangka waktu kredit yang panjang, standar kredit yang rendah,

pengumpulan piutang pasif ataupun discount yang diberikan besar maka tingkat penjualan akan

meningkat tajam sehingga laba juga meningkat, akan tetapi perusahaan menanggung biaya yang

besar peningkatan dana yang tertanam dalam piutang yang berarti menanggung resiko

meningkatnya piutang tak tertagih.

2.2 Keuntungan dan Kerugian yang Ditimbulkan oleh Kebijakan Kredit

Kebijakan kredit menimbulkan keuntungan dan kerugian menurut Harmono (2009 :

214), antara lain :

1. Cadangan kerugian piutang, jumlah piutang yang tak tertagih yang dibebankan pada

penjualan.

2. Biaya pengumpulan piutang, merupakan biaya administrasi untuk melaksanakan operasi

piutang.

3. Potongan tunai, persentase pengurangan penjualan sebagai insentif pembayaran lebih awal.

4. Biaya pendanaan, yaitu biaya kesempatan yang ditimbulkan oleh investasi piutang.

Kredit dapat dijadikan alat penjualan dalam menstimulasi perolehan pendapatan dan

meningkatkan arus kas dalam rangka menutup investasi aktiva tetap. Lebih dari itu, kebijakan

penjualan kredit dapat digunakan untuk mencegah terjadinya erosi segmen pasar. Jika para

pesaing menawarkan kredit dengan termin yang lebih menarik, maka kebijakan kredit tersebut

dapat mengerosi segmen pasar perusahaan pesaingnya.

2.3 Faktor yang Mempengaruhi Besarnya Investasi pada Piutang

Piutang merupakan aktiva yang penting dalam perusahaan dan dapat menjadi bagian

yang besar dari likuiditas perusahaan. Besar kecilnya piutang dipengaruhi oleh beberapa faktor.

Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah seperti yang dikemukakan oleh Bambang Riyanto

(2001 : 85-87) sebagai berikut :

1. Volume Penjualan Kredit

75

Page 5: jsma.stan-im.ac.idjsma.stan-im.ac.id/pdf/vol6/2/Artikel 6 (Sukarti).doc · Web viewPenetapan Tingkat Signifikansi dan Uji Hipotesis Penetapan Tingkat Signifikansi Tingkat signifikansi

Jurnal Sains Manajemen & AkuntansiVolume VI No. 2/November/2014

Makin besar proporsi penjualan kredit dari keseluruhan penjualan memperbesar jumlah

investasi dalam piutang. Dengan makin besarnya volume penjualan kredit setiap tahunnya

bahwa perusahaan itu harus menyediakan investasi yang lebih besar lagi dalam piutang.

2. Syarat Pembayaran Penjualan Kredit

Syarat pembayaran penjualan kredit dapat bersifat ketat atau lunak. Apabila perusahaan

menetapkan syarat pembayaran yang ketat berarti bahwa perusahaan lebih mengutamakan

keselamatan kredit daripada pertimbangan profitabilitas. Syarat yang ketat misalnya dalam

bentuk batas waktu pembayaran yang pendek, pembebanan bunga yang berat pada

pembayaran piutang yang terlambat.

3. Ketentuan Tentang Pembatasan Kredit

Dalam penjualan kredit perusahaan dapat menetapkan batas maksimal atau plafond bagi

kredit yang diberikan kepada para langganannya. Makin tinggi plafond yang ditetapkan

bagi masing-masing langganan berarti makin besar pula dana yang diinvestasikan dalam

piutang. Sebaliknya, jika batas maksimal plafond lebih rendah, maka jumlah piutang pun

akan lebih kecil.

4. Kebijaksanaan Dalam Mengumpulkan Piutang

Perusahaan dapat menjalankan kebijaksanaan dalam pengumpulan piutang secara aktif atau

pasif. Perusahaan yang menjalankan kebijaksanaan secara aktif, maka perusahaan harus

mengeluarkan uang yang lebih besar untuk membiayai aktivitas pengumpulan piutang,

tetapi dengan menggunakan cara ini, maka piutang yang ada akan lebih cepat tertagih,

sehingga akan lebih memperkecil jumlah piutang perusahaan. Sebaliknya, jika perusahaan

menggunakan kebijaksanaan secara pasif, maka pengumpulan piutang akan lebih lama,

sehingga jumlah piutang perusahaan akan lebih besar.

5. Kebiasaan Membayar Dari Para Langganan

Kebiasaan para langganan untuk membayar dalam periode cash discount akan

mengakibatkan jumlah piutang lebih kecil, sedangkan langganan membayar periode setelah

cash discount akan mengakibatkan jumlah piutang lebih besar karena jumlah dana yang

tertanam dalam piutang lebih lama untuk menjadi kas.

2.4 Prinsip Pemberian Piutang

Kredit yang diberikan akan memunculkan piutang dagang dan piutang dagang ini tidak

ada jaminan Undang-Undangnya, sehingga apabila terjadi piutang tidak terbayar (macet) maka

sulit diselesaikan di pengadilan. Resiko yang selalu dihadapi oleh perusahaan yang menjual

produknya secara kredit adalah tidak terbayarnya piutang. Oleh karena itu untuk mengantisipasi

sedini mungkin terjadinya resiko kredit, maka sebelum memberikan kredit perlu diadakan

evaluasi terhadap calon-calon pelanggan (Sartono Agus 2008 : 436).

76

Page 6: jsma.stan-im.ac.idjsma.stan-im.ac.id/pdf/vol6/2/Artikel 6 (Sukarti).doc · Web viewPenetapan Tingkat Signifikansi dan Uji Hipotesis Penetapan Tingkat Signifikansi Tingkat signifikansi

Jurnal Sains Manajemen & AkuntansiVolume VI No. 2/November/2014

Harmono (2009 : 211) mengemukakan pertimbangan yang lazim digunakan untuk

mengevaluasi calon pelanggan sering disebut dengan prinsip 5C atau the five C’s principles.

Prinsip-prinsip 5C tersebut adalah :

1. Character, kemampuan untuk membayar kredit.

2. Capacity, kemampuan pelanggan untuk menghasilkan arus kas.

3. Capital, sumber daya yang dimiliki pelanggan.

4. Collateral atau jaminan kredit.

5. Condition of economic atau kondisi bisnis.

2.5 Hubungan Antara Kebijakan Penjualan Kredit Terhadap Perputaran Piutang

Keberhasilan atau kegagalan kebijakan penjualan kredit yang ditetapkan perusahaan

terutama tergantung pada permintaan atas produk yang dijulanya. Semakin tinggi permintaan

atas produk yang ditawarkan, maka semakin menguntungkan penjualan produk yang

bersangkutan. Kebijakan penjualan secara kredit akan meningkatkan penjualan perusahaan,

tetapi juga menimbulkan resiko.

Beberapa resiko yang mungkin timbul dengan kebijakan kredit ini adalah periode

pengumpulan piutang yang tidak tepat, piutang yang tidak tertagih atau pembeli tidak

membayar hutangnya pada perusahaan (kredit macet) dan besarnya investasi yang tertanam

pada piutang tidak seimbang dengan manfaat yang diperoleh dari kebijakan kredit tersebut

(Harjito, 2011 : 106).

Ada pula pendapat Bambang Riyanto (2001 : 86) yaitu kebijakan yang ditetapkan oleh

perusahaan bisa secara lunak atau ketat. Perusahaan yang menjalankan kebijakan secara ketat

dimana apabila ada pelanggan yang belum melunasi piutang pada saat jatuh tempo tidak akan

diberi kredit sampai dilunasinya piutang tersebut. Tetapi jika perusahaan menjalankan kebijakan

secara longgar sehingga walaupun belum membayar saat jatuh tempo masih diberi kredit lagi.

Dengan demikian semkain ketat kebijakan yang ditetapkan maka semakin kecil investasi pada

piutang dan apabila longgar jumlah piutangnya pun akan semakin besar.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa apabila jumlah piutang yang semakin besar

berarti semakin lama dana terikat pada piutang, yang kemungkinan besar mengakibatkan

semakin rendah pula tingkat perputaran piutang. Ini menunjukkan bahwa pentingnya penetapan

kebijakan kredit yang tetap oleh perusahaan.

III. METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

Objek penelitian adalah objek yang akan diteliti dan dianalisis. Objek penelitian dalam

penelitian ini yaitu mengenai kebijakan penjualan kredit terhadap perputaran piutang di Unit

Toko Primkoppol Restabes Bandung yang berlokasi di Jalan Merdeka Nomor 18-20 Bandung.

77

Page 7: jsma.stan-im.ac.idjsma.stan-im.ac.id/pdf/vol6/2/Artikel 6 (Sukarti).doc · Web viewPenetapan Tingkat Signifikansi dan Uji Hipotesis Penetapan Tingkat Signifikansi Tingkat signifikansi

Jurnal Sains Manajemen & AkuntansiVolume VI No. 2/November/2014

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode

survey, yaitu penelitian yang dilakukan dengan secara langsung terjun ke lapangan dan

mengadakan kontak dengan responden guna mengumpulkan data yang berkaitan dengan

kebijakan penjualan kredit di Primer Koperasi Kepolisian Resor Kota Besar Bandung,

sedangkan pendekatan penelitiannya menggunakan pendekatan deskritif verifikatif.Yang

menjadi populasi dalam penelitian ini adalah anggota koperasi yang berjumlah 1013

orang sampai dengan Bulan Desember 2011. Sedangkan ukuran sampel dalam

penelitian ini adalah 91 orang.

Secara lengkap jenis dan sumber data primer dan sekunder dalam penelitian ini dapat dilihat dalam tabel dibawah ini :

Tabel 2Jenis dan Sumber Data

Jenis Data Sumber Data

Sejarah Primkoppol Restabes Primkoppol RestabesNeraca Periode Tahun 2001-2010 Laporan RAT Primkoppol RestabesLaporan Rugi Laba Tahun 2001-2010 Laporan RAT Primkoppol RestabesKebijakan Penjualan Kredit Primkoppol Restabes

Anggota Primkoppol Restabes

Harapan anggota terhadap Kebijakan Penjualan Kredit Primkoppol Restabes

Anggota Primkoppol Restabes

Sumber : Laporan RAT

Penetapan Tingkat Signifikansi dan Uji Hipotesis

a. Penetapan Tingkat Signifikansi

Tingkat signifikansi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar 95 % (α = 0,05), karena dinilai cukup ketat untuk mewakili hubungan antara variabel-variabel yang diuji atau menunjukkan hubungan bahwa korelasi antara variabel independen dengan variabel dependen cukup nyata. Sedangkan untuk menguji hipotesis digunakan uji t.

b. Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan oleh penulis akan diuji melalui

hipotesis nol dan hipotesis alternatif. Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui

apakah kebijakan penjualan kredit berpengaruh atau tidak terhadap perputaran

piutang. Adapun hipotesisnya adalah sebagai berikut:

78

Page 8: jsma.stan-im.ac.idjsma.stan-im.ac.id/pdf/vol6/2/Artikel 6 (Sukarti).doc · Web viewPenetapan Tingkat Signifikansi dan Uji Hipotesis Penetapan Tingkat Signifikansi Tingkat signifikansi

Jurnal Sains Manajemen & AkuntansiVolume VI No. 2/November/2014

Kebijakan Penjualan Kredit tidak berpengaruh terhadap

Perputaran Piutang Di Unit Toko Primkoppol Restabes Bandung.

Kebijakan Penjualan Kredit berpengaruh terhadap

Perputaran Piutang Di Unit Toko Primkoppol Restabes Bandung

IV.Temuan-temuan

4.1 Pengujian Validitas dan Reliabilitas

Berikut adalah tabel hasil pengujian validitas dengan menggunakan SPSS 16.00 for

windows .

Tabel 3Validitas Variabel X (Kebijakan Penjualan Kredit)

Variabel Sub Variabel Item Pertanyaan Keterangan

Kebijakan Penjualan Kredit (X)

Masa Kredit P1 0.408 0.208 ValidP2 0.407 0.208 Valid

Potongan HargaP3 0.250 0.208 ValidP4 0.404 0.208 ValidP5 0.373 0.208 Valid

Standar Kredit P6 0.289 0.208 ValidP7 0.244 0.208 Valid

Prosedur PenagihanP8 0.397 0.208 ValidP9 0.415 0.208 ValidP10 0.349 0.208 Valid

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS Tahun 2012

Hasil di atas menunjukkan bahwa semua pernyataan kuestioner variabel X dinyatakan

valid karena semua hasil dari rhitung lebih besar dari rtabel. Sedangkan hasil pengujian reliabilitas

variabel X dengan menggunakan SPSS 16.00. for windows adalah sebagai berikut:

Tabel 4Reliabilitas Variabel X

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.217 10

79

Page 9: jsma.stan-im.ac.idjsma.stan-im.ac.id/pdf/vol6/2/Artikel 6 (Sukarti).doc · Web viewPenetapan Tingkat Signifikansi dan Uji Hipotesis Penetapan Tingkat Signifikansi Tingkat signifikansi

Jurnal Sains Manajemen & AkuntansiVolume VI No. 2/November/2014

Berdasarkan tabel di atas nilai cronbach’s alpha untuk variabel X adalah sebesar 0.217 yang

berarti nilai cronbach’s alpha lebih besar dari nilai , ini berarti pernyataan

kuestioner variabel X yang diuji terbukti reliabel.

4.2 Analisis Korelasi Product Moment

Untuk memastikan kuat atau lemahnya hubungan antara kebijakan penjualan kredit

dengan perputaran piutang. Nilai r dalam penelitian ini data diolah dengan program SPSS versi

16 for windows adalah sebagai berikut :

Tabel 5Hasil Pengujian Korelasi

CorrelationsKebijakan Piutang

Kebijakan Pearson Correlation 1 .681*

Sig. (2-tailed) .043N 91 9

Piutang Pearson Correlation .681* 1

Sig. (2-tailed) .043N 9 9

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Berdasarkan hasil di atas nilai korelasi antara variabel X (Kebijakan Penjualan Kredit)

dengan variabel Y (Perputaran Piutang) sebesar 0,681 ( r = 0,681). Hasil perhitungan dari

koefisien korelasi adalah 0,681. Adapun hubungan variabel X dengan variabel Y merupakan

hubungan yang bersifat positif, jika koefisien korelasi (r ) positif ( r > 0) hubungan antara

variabel X dan Y adalah searah. Apabila variabel X mengalami kenaikan, maka variabel Y akan

mengalami kebaikan. Jika variabel X mengalami penurunan, maka variabel Y akan mengalami

penurunan. Menurut aturan Sugiono, hubungan ini termasuk kepada hubungan yang kuat.

4.3 Analisis Regresi Linear Sederhana

Untuk mengetahui besarnya pengaruh kebijakan terhadap perputaran piutang harus

dilakukan analisis regresi linear sederhana.

80

Page 10: jsma.stan-im.ac.idjsma.stan-im.ac.id/pdf/vol6/2/Artikel 6 (Sukarti).doc · Web viewPenetapan Tingkat Signifikansi dan Uji Hipotesis Penetapan Tingkat Signifikansi Tingkat signifikansi

Jurnal Sains Manajemen & AkuntansiVolume VI No. 2/November/2014

Perhitungan ini dilakukan dengan menggunakan software SPSS versi 16 for windows

hasilnya disajikan dalam tabel berikut ini :

Tabel 4.3Hasil Pengujian Regresi

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.B Std. Error Beta

1 (Constant) -6.699 3.569 -1.877 .103

Kebijakan .274 .111 .681 2.461 .043

a. Dependent Variable: Piutang

Berdasarkan perhitungan di atas maka dapat diketahui koefisien a dan b sebagai

berikut :

a = -6,699 b = 0,274

Hasil perhitungan di atas pun menggambarkan persamaan regresi sebagai berikut :

Y = a + bX

Y = -6,699 + 0,274 X

Di mana : Y = Perputaran Piutang

X = Kebijakan Penjualan Kredit

-6,699 = Nilai perputaran piutang perusahaan jika tidak ada perubahaan kebijakan

penjualan kredit

0,274 = Jumlah tingkat perputaran piutang untuk setiap satu perubahan kebijakan

penjualan kredit

Setelah diperoleh persamaan regresi, maka dapat diketahui nilai a dan b sebagi berikut:

Nilai a = -6,699

Nilai a sebesar -6,699, nilai ini mengindentifikasikan bahwa adanya pengaruh dari

variabel X (kebijakan penjualan kredit) maka tingkat perputaran piutang adalah -

6,699% (bila X sama dengan nol).

Nilai b = 0,274

81

Page 11: jsma.stan-im.ac.idjsma.stan-im.ac.id/pdf/vol6/2/Artikel 6 (Sukarti).doc · Web viewPenetapan Tingkat Signifikansi dan Uji Hipotesis Penetapan Tingkat Signifikansi Tingkat signifikansi

Jurnal Sains Manajemen & AkuntansiVolume VI No. 2/November/2014

Nilai b positif dan tanda positif menunjukkan bahwa hubungan antara variabel X dan

variabel Y adalah searah. Hal ini berarti bahwa setiap perubahan/kenaikan pada nilai

variabel X akan berbanding terbalik dengan perubahan/kenaikan variabel Y. Lebih

jelas lagi bahwa jika nilai variabel X (Kebijakan Penjualan Kredit) mengalami

kenaikan maka nilai variabel Y (Perputaran Piutang) juga akan mengalami kenaikan.

Nilai b = 0,274 mempunyai arti bahwa setiap perubahan yang terjadi pada nilai

variabel X (Kebijakan Penjualan Kredit) sebesar satu kali akan diikuti kenaikan

variabel Y (Tingkat Profitabilitas) sebesar 0,274.

4.4 Analisis Koefisien Determinasi

Analisis ini digunakan untuk menghitung besarnya pengaruh variabel X (Kebijakan

Penjualan Kredit) terhadap variabel Y (Perputaran Piutang) dalam bentuk persentase, maka

digunakan perhitungan koefisien determinasi dengan rumus di bawah ini:

Berdasarkan hasil penghitungan di atas, maka besarnya pengaruh variabel X (kebijakan

penjualan kredit) terhadap variabel Y (perputaran piutang) adalah sebesar sedangkan

sisanya sebesar dipengaruhi oleh faktor lain (diluar kebijakan penjualan kredit).

4.5 Pengujian Hipotesis

Untuk mengetahui apakah hipotesis diterima atau ditolak, maka dilakukan uji t satu

pihak (one tiled) dengan hipotesis sebagai berikut:

artinya kebijakan penjualan kredit tidak berpengaruh terhadap perputaran piutang di

Unit Toko Primkoppol Restabes Bandung

artinya kebijakan penjualan kredit berpengaruh terhadap perputaran piutang di Unit

Toko Primkoppol Restabes Bandung

Dengan kriteria pengujian hipotesis sebagai berikut:

Jika maka diterima dan ditolak

Jika maka ditolak dan diterima

82

Page 12: jsma.stan-im.ac.idjsma.stan-im.ac.id/pdf/vol6/2/Artikel 6 (Sukarti).doc · Web viewPenetapan Tingkat Signifikansi dan Uji Hipotesis Penetapan Tingkat Signifikansi Tingkat signifikansi

Jurnal Sains Manajemen & AkuntansiVolume VI No. 2/November/2014

Di mana:

Derajat kebebasan atau degree of freedom

Tingkat kekeliruan (

Untuk menghitung uji signifikansi t, maka dipergunakan rumus di bawah ini:

dan

Karena degree of freedom = 89 tidak terdapat pada tabel t, untuk mencarinya digunakan

interpolasi dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Diketahui

maka untuk adalah

83

Page 13: jsma.stan-im.ac.idjsma.stan-im.ac.id/pdf/vol6/2/Artikel 6 (Sukarti).doc · Web viewPenetapan Tingkat Signifikansi dan Uji Hipotesis Penetapan Tingkat Signifikansi Tingkat signifikansi

Jurnal Sains Manajemen & AkuntansiVolume VI No. 2/November/2014

Hasil penghitungan di atas menunjukkan , sehingga hasil tersebut

menunjukkan artinya diterima dan ditolak. Ini berarti

kebijakan penjualan kredit berpengaruh terhadap perputaran piutang di Primer Koperasi

Kepolisian Resor Kota Besar Bandung. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di

bawah ini

Gambar 1Uji Signifikansi Koefisien Korelasi dengan Uji Satu Pihak

0 1,664 8,771

Berdasarkan uji korelasi, koefisien determinasi, dan uji t, maka hipotesis yang diajukan

penulis yaitu “Kebijakan Penjualan Kredit berpengaruh terhadap perputaran piutang di

Primer Koperasi Kepolisian Resor Kota Besar Bandung” dapat diterima.

V.DISKUSI, IMPLIKASI, DAN KETERBATASAN

Kebijaksanan penjualan kredit pada Primkoppol Restabes Bandung kurang berjalan dengan

lancar. Ini karena, Primkoppol memberikan kebijakan yang longgar pada anggotanya. Sehingga

para anggota diberi kebebasan melakukan kredit untuk memenuhi kebutuhannya walaupun sisa

utang anggota masih belum lunas. Dengan kebijakan yang longgar ini maka akan berdampak

negatif bagi koperasi dan perlu segera diperbaharui demi kelangsungan hidup koperasi.

Tingkat perputaran piutang di Primkoppol Restabes Bandung mengalami fluktuatif.

Perputaran yang cenderung lambat ini diakibatkan oleh jumlah rata-rata piutang yang besar dan

peningkatan penjualan kredit. Peningkatan penjualan kredit disebabkan, karena kebijakan yang

ditetapkan begitu longgar. Sedangkan jumlah rata-rata piutang yang besar disebabkan sistem

pembayaran yang tidak konsisten dari para anggota dan kegiatan melakukan kredit secara terus

84

Daerah Penerimaan H0

Page 14: jsma.stan-im.ac.idjsma.stan-im.ac.id/pdf/vol6/2/Artikel 6 (Sukarti).doc · Web viewPenetapan Tingkat Signifikansi dan Uji Hipotesis Penetapan Tingkat Signifikansi Tingkat signifikansi

Jurnal Sains Manajemen & AkuntansiVolume VI No. 2/November/2014

menerus dengan sisa piutang yang masih menumpuk. ini mengakibatkan dana yang tertanam

pada piutang semakin besar dan perputaran pada piutang tidak lancar.

Peneliti bermaksud mengajukan saran yang berkaitan dengan penelitian ini, sebagai

berikut :

1. Primkoppol Restabes Bandung hendaknya dapat melakukan evaluasi pada saat RAT dan

menjelaskan pada seluruh anggota koperasi, bahwa kebijakan yang disepakati dan

ditetapkan bersama tidak berjalan dengan lancar diperkuat bukti jumlah perputaran piutang

yang sangat lambat dan pihak pengelola koperasi yang menunjukan keadaan piutang

sebenarnya di koperasi untuk memperoleh solusi dan mengatasi masalah yang ada.

2. Primkoppol Restabes hendaknya mengadakan penetapan kebijakan penjualan kredit baru

seperti :

a. Adanya biaya administrasi dimuka untuk memperkecil resiko terlambatnya

pembayaran piutang.

b. Pembatasan keterlambatan pembayaran kredit tidak lebih dari 2 bulan apabila lebih

dari jangka waktu yang ditetapkan maka akan dikenakan kenaikan bunga.

c. Pemberian kredit hanya diberikan pada anggota yang memiliki jumlah gaji yang layak

dengan catatan anggota sudah tidak mempunyai utang di koperasi.

d. Anggota tidak diperbolehkan melakukan kredit jika sisa utang masih ada, ini untuk

menghindari menumpuknya utang anggota.

3. Para anggota Primkoppol Restabes Bandung dituntut memiliki tingkat kesadaran yang

tinggi dalam hal penetapan bersama kebijakan penjualan kredit. Agar pihak anggota tidak

ada yang merasa dirugikan dengan kebijakan yang akan ditetapkan dan pengelola koperasi

lebih maksimal dalam pengelolaan piutang. Sehingga kegiatan koperasi dapat berjalan

dengan lancar.

REFERENSI

Alexandri Beni. 2009. Manajemen Keuangan Bisnis Teori dan Soal. Bandung :

ALFABETA

Astuti Dewi. 2004. Manajemen Keuangan Perusahaan Cetakan 1. Jakarta : Ghalia

Halim Abdul. 2009. Manajemen Keuangan Bisnis. Jakarta : Ghalia

Harjito Agus. 2011. Manjemen Keuangan Cetakan pertama Edisi ke-2. Yogyakarta : EKONISIA

85

Page 15: jsma.stan-im.ac.idjsma.stan-im.ac.id/pdf/vol6/2/Artikel 6 (Sukarti).doc · Web viewPenetapan Tingkat Signifikansi dan Uji Hipotesis Penetapan Tingkat Signifikansi Tingkat signifikansi

Jurnal Sains Manajemen & AkuntansiVolume VI No. 2/November/2014

Harmono. 2009. Manajemen Keuangan Berbasis Balanced Scorecard Pendekatan Teori, Kasus, dan Riset Bisnis. Jakarta : PT. Bumi Aksara

Hidayat Syarifudin. 2011. Metodologi Penelitian. Bandung : CV. Mandar Maju

Huston. 2006. Dasar-dasar Manajemen Keuangan Edisi ke-10. Jakarta : SALEMBA

Irawati Susan. 2008. Manajemen Keuangan. Bandung : Pustaka

Limbong Benhard. 2010. Pengusaha Koperasi Memperkokoh Fondasi Ekonomi Rakyat. Jakarta : CV. Rafi Maju Mandiri

Moh, Nazir. 2010. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Mulyani Sri. 2009. Ekonomi 1. Jakarta : Pusat Perbukuan

Narbuko Kholid. 2010. Metodologi Penelitian Cetakan ke-11. Jakarta : Bumi Aksara

Purbayu. 2005. Analisis Statistik Dengan Microsoft Excel Dan Spss. Yogyakarta : Andi Offset

Riduwan. 2010. Rumus dan Data dalam Analisis Statistika Cetakan ke-4. Bandung : ALFABETA

Ruslan, Rosady. 2010. Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi. Jakarta : Rajawali Pers.

Sartono Agus. 2008. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi Edisi ke-4. Yogyakarta : BPFE – Yogyakarta

Sudjana. 2005. Metode Statistika, Edisi Revisi, Cetakan Keenam. Bandung: Tarsito

Sunyoto Danang. 2011. Metodologi Penelitian untuk Ekonomi. Yogyakarta : CAPS

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : ALFABETA

Sutrisno. 2008. Manajemen Keuangan Teori, Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta : EKONISIA

Syamsuddin Lukman. 2009. Manajemen Keuangan Perusahaan Konsep Aplikasi dalam : Perencanaan, Pengawasan, dan Pengambilan Keputusan. Jakarta : Rajawali Pers

Umar Husein. 2009. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis Edisi ke-2. Jakarta : Rajawali Pers

Undang-undang ______. Undang Nomor 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian

86

Page 16: jsma.stan-im.ac.idjsma.stan-im.ac.id/pdf/vol6/2/Artikel 6 (Sukarti).doc · Web viewPenetapan Tingkat Signifikansi dan Uji Hipotesis Penetapan Tingkat Signifikansi Tingkat signifikansi

Jurnal Sains Manajemen & AkuntansiVolume VI No. 2/November/2014

87