Journal Vinyl House WEb

20
1 APLIKASI EVAPORATOR DAN VINYL HOUSE SEBAGAI KONDENSOR UNTUK KENDALI SUHU DAN KELEMBABAN PADA PEMBUATAN TAOGE Oleh Yudi Astoni, S.TP, M.Sc *) Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan teknis dari evaporator dan vinyl house sebagai kondensor untuk kendali suhu dan kelembaban relatif dalam pembuatan taoge. Penelitian ini dilakukan dari bulan Oktober 2011 sampai Desember 2011 di bengkel latih SMK-SPP Sembawa Palembang, Provinsi Sumatera Selatan. Penelitian ini menggunakan metode analisis teknis yang terkait dengan rancangan struktural dan rancangan fungsional. Analisis data berkala digunakan dalam analisis pertumbuhan kecambah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan evaporator di vinyl house mampu untuk mengontrol suhu dan kelembaban relatif pada 30 °C dengan RH 86%, 35 °C dengan RH 89% dan 40 °C dengan RH 93%. Kata Kunci: Evaporator, vinyl house, Suhu, Kelembaban Relatif ,Kacang Hijau. Abstract The objective of this research is to know the technical application of evaporator and vinyl house as condenser for temperature control and relative humidity in green bean sprout production. This research was carried out from October 2011 until December 2011 in workshop at SMK-SPP Sembawa Palembang, South Sumatra Province. This research used technical analysis method which related to the structural scheme and the functional scheme. Periodical data analysis was used in sprout growth analysis. The result showed that the application of evaporator in vinyl house was capable to control the temperature and relative humidity at 30 °C with RH 86 %, 35 °C with RH 89 % and 40 °C with RH 93 %. Keywords: Evaporator, Vinyl House, Temperature, Relative Humidity,Green Bean. *) Staf Pengajar SMK – SPP Negeri Sembawa Palembang

Transcript of Journal Vinyl House WEb

Page 1: Journal Vinyl House WEb

1

APLIKASI EVAPORATOR DAN VINYL HOUSE SEBAGAI KONDENSOR UNTUK KENDALI SUHU DAN KELEMBABAN PADA

PEMBUATAN TAOGE Oleh

Yudi Astoni, S.TP, M.Sc *)

Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan teknis dari

evaporator dan vinyl house sebagai kondensor untuk kendali suhu dan

kelembaban relatif dalam pembuatan taoge. Penelitian ini dilakukan dari bulan

Oktober 2011 sampai Desember 2011 di bengkel latih SMK-SPP Sembawa

Palembang, Provinsi Sumatera Selatan. Penelitian ini menggunakan metode

analisis teknis yang terkait dengan rancangan struktural dan rancangan fungsional.

Analisis data berkala digunakan dalam analisis pertumbuhan kecambah. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa penerapan evaporator di vinyl house mampu untuk

mengontrol suhu dan kelembaban relatif pada 30 °C dengan RH 86%, 35 °C

dengan RH 89% dan 40 °C dengan RH 93%.

Kata Kunci: Evaporator, vinyl house, Suhu, Kelembaban Relatif ,Kacang Hijau.

Abstract The objective of this research is to know the technical application of

evaporator and vinyl house as condenser for temperature control and relative

humidity in green bean sprout production. This research was carried out from

October 2011 until December 2011 in workshop at SMK-SPP Sembawa

Palembang, South Sumatra Province. This research used technical analysis

method which related to the structural scheme and the functional scheme.

Periodical data analysis was used in sprout growth analysis. The result showed

that the application of evaporator in vinyl house was capable to control the

temperature and relative humidity at 30 °C with RH 86 %, 35 °C with RH 89 % and

40 °C with RH 93 %.

Keywords: Evaporator, Vinyl House, Temperature, Relative Humidity,Green Bean.

*) Staf Pengajar SMK – SPP Negeri Sembawa Palembang

Page 2: Journal Vinyl House WEb

2

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Kacang hijau merupakan sumber makanan yang cukup baik bagi manusia.

Penggunaan kacang hijau sangat beragam, dari olahan sederhana hingga produk

olahan teknologi industri, produk terbesar hasil olahan di pasar berupa taoge.

Taoge mempunyai kandungan gizi yang cukup baik karena mengandung vitamin

B1, protein, lemak dan karbohidrat.

Pembuatan taoge pada umumnya masih dilakukan secara tradisional,

biasanya taoge dibuat dengan cara perendaman biji kacang hijau selama satu

malam, kemudian dihamparkan diatas kain atau karung basah, lalu ditutup karung

basah lagi dan dibiarkan selama 3 hari. Waktu yang dibutuhkan lamanya 3 hari

dan pengendalian suhu maupun kelembaban sulit dilakukan, mereka menambah

air hanya berdasarkan kira-kira.

Penelitian ini mencoba merancang alat untuk pembuatan taoge yang bisa

dikendalikan baik suhu maupun kelembabannya, sehingga diperoleh taoge yang

mutunya baik dan waktu perkecambahan lebih singkat.

Kondisi lingkungan mempunyai peranan penting dalam proses

perkecambahan, faktor lingkungan yang mempengaruhi perkecambahan, antara

lain adalah media tumbuh, kelembaban dan suhu udara (Tohari,1996).

Suhu udara dan kelembaban udara sangat menentukan pertumbuhan biji,

kelembaban udara yang rendah dapat mengakibatkan biji akan mati kekeringan,

selain itu pertumbuhan biji memerlukan cahaya matahari secara tidak langsung

untuk menjaga suhu udara dan kelembaban udara (Koesriningroem dan Setyati,

1973).

Untuk mempercepat proses perkecambahan dapat dilakukan pengendalian

lingkungan secara buatan dengan menggunakan vinyl house sebagai kondensor

dan evaporator sebagai pengendali suhu dan kelembaban udara.

Page 3: Journal Vinyl House WEb

3

B. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk membuat alat pembuat taoge yang bisa

dikendalikan suhu dan kelembabannya dengan menggunakan vinyl house sebagai

kondensor dan evaporator untuk pengendalian suhu dan kelembaban udara.

II. PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Bengkel Latih SMK- SPP Negeri Sembawa

Palembang dari bulan Oktober 2011 sampai Desember 2011

B. Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1) palu, 2) gergaji, 3)

pisau, 4) pahat, 5) termometer bola basah dan termometer bola kering, 6) diagram

psikometrik, 7) gunting, 8) timbangan(digital balance), 9) meteran, 10) termometer.

Sedangkan bahan yang digunakan adalah : 1) plastic PVC, 2) kayu, 3)

isolasi, 4) seng alumunium, 5) paku, 6) pipa PVC, 7) besi behel, 8) lampu pijar, 9)

kabel, 10) busa, 11) benih kacang hijau, 12) triplek, 13) air aquadest, 14) kertas

merang.

C. Cara Kerja Urutan kerja dalam penelitian ini ada 2 tahapan :

1. Pembuatan alat :

a. Pembuatan meja inkubator dengan ukuran 210 cm x 90 cm x 50 cm, yang

terbuat dari kayu.

b. Pembuatan panci evaporator dengan ukuran 115 cm x 14 cm x 3 cm yang

terbuat dari alumunium dan meletakkannya di meja inkubator.

c. Pembuatan plastic tunnel yang berukuran 210 cm x 90 cm x 45 cm.

Page 4: Journal Vinyl House WEb

4

2. Pelaksanaan Penelitian Perkecambahan

a. Pengadaan media tumbuh yang menggunakan kertas merang.

b. Pencucian benih kacang hijaju dan melakukan sortasi.

c. Penempatan benih kacang hijau yang siap untuk dikecambahkan menjadi

taoge di meja inkubator.

d. Pemberian air ke dalam panci evaporator

e. Penyambungan arus listrik ke lampu pijar pada panci evaporator

f. Pengambilan data, data diambil setiap 12 jam sekali sampai benih kacang

hijau menjadi taoge.

D. Metode Penelitian Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah analisis teknis yang

berkaitan dengan rancangan struktural dan rancangan fungsional, analisis sistem

vinyl house dan analisis pertumbuhan biji dengan menggunakan analisis data

berkala.

E. Parameter Parameter yang diamati antara lain :

1. Suhu didalam vinyl house

Pengukuran suhu dilakukan didalam ruangan vinyl house dengan

menggunakan termometer yang diletakkan didalam ruangan vinyl house.

2. Suhu di luar vinyl house (lingkungan)

Pengukuran suhu dilakukan di luar sekitar vinyl house dengan menggunakan

termometer.

3. Kelembaban udara didalam vinyl house

Pengukuran kelembaban udara dilakukan di ruangan vinyl house dengan

menggunakan termometer bola basah dan termometer bola kering yang

diletakkan didalam ruangan vinyl house, data kedua suhu dicocokkan dengan

diagram psikometri untuk mendapatkan data kelembaban udara relatif.

Page 5: Journal Vinyl House WEb

5

4. Kelembaban udara di luar vinyl house (lingkungan)

Pengukuran kelembaban udara dilakukan di luar vinyl house dengan

menggunakan termometer bola basah dan termometer bola kering, data kedua

suhu dicocokkan dengan diagram psikometri untuk mendapatkan data

kelembaban udara.

5. Kapasitas Perkecambahan

a. Daya tumbuh (%)

Pengamatan terhadap daya tumbuh benih kacang hijau yang diamati adalah

jumlah persentase benih kacang hijau yang hidup dan mampu bertahan.

b. Berat kecambah (g)

Pengukuran berat kecambah dilakukan setiap 12 jam sekali, dengan cara

menggunakan timbangan digital, benih kacang hijau diambil dari meja

incubator kemudian ditimbang dan dikembalikan lagi ke meja inkubator.

c. Panjang Kecambah (cm)

Pengukuran panjang kecambah dilakukan dengan menggunakan mistar

ukur, kecambah diambil dari mrja incubator kemudian diukur oanjangnya

dan setelah selesai kecambah dikembalikan ke meja inkubator.

6. Kapasitas Evaporasi (mm/hari)

Pengukuran besarnya evaporasi dilakukan dengan cara meletakkan mistar

ukur ke dalam panci evaporator, diukur kehilangan air pada panci evaporator

setiap 12 jam sekali.

7. Intensitas Cahaya

Pengukuran dilakukan dengan cara mengukur cahaya matahari yang datang

pada bagian luar vinyl house dengan jarak ±20 cm dari dinding bagian luar,

sedangkan untuk cahaya yang diteruskan, diukur pada bagian dalam dinding

vinyl house dengan jarak ± 20 cm. Pengukuran ini dilakukan dengan

menggunakan alat Lux Meter pada saat matahari dalam keadaan kondisi

panas terik (siang hari) pada saat cuaca cerah.

Page 6: Journal Vinyl House WEb

6

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pertumbuhan biji dipengaruhi beberapa faktor lingkungan, antara lain:

media tumbuh, kelembaban udara, suhu udara. Pada penelitian ini dilakukan

pengendalian lingkungan mikro dengan menggunakan evaporator dan vinyl house

untuk perkecambahan biji kacang hijau. Bangunan yang digunakan adalah vinyl

house yang berbentuk tunnel dengan ukuran 210 cm x 90 cm x 45 cm.

A. Analisis Rancangan Vinyl House 1. Rancangan Struktural Bangunan vinyl house berbentuk tunnel house, dengan tulang kerangka

utama terbuat dari besi dan pipa plastic, dengan ukuran 210 cm x 90 x45 cm. Meja

vinyl house terbuat dari kayu berbentuk persegi empat dengan ukuran 210 cm x 90

cm x 50 cm yang sekeliling meja berbentuk empat persegi panjang tersebut

terdapat pipa PVC setengah lingkaran dalam posisi terbuka, yang dialasi dengan

busa. Panci evaporator yang terletak ditengah meja persegi empat dengan ukuran

115 cm x 14 cm x 3 cm yang terbuat dari bahan alumunium.

Plastik sebagai bahan utama dari vinyl house dalam penelitian ini adalah

plastic PVC (polyvinyl choride),mempunyai ketebalan 0,06 mm, dengan sifat umum

sebagai berikut : penampakannya bervariasi dari transparan, berminyak, sampai

keruh, meleleh pada suhu 120 0C, densitas pada suhu 20 0C sebesar 0,90 g/cm3.

Panci evaporator dengan ukuran 115 cm x 14 cm x 3 cm yang terbuat dari

bahan alumunium mempunyai sistem pemanas lampu pijar yang terletak dibawah

panci evaporator dengan susunan lampu sejajar dengan panci evaporator, yang

dirangkai secara pararel. Pemanasan evaporator untuk suhu 30 0C memerlukan

daya sebesar 45 watt, yaitu sebanyak 9 buah lampu pijar (berdaya 5 watt). Untuk

pemanasan evaporator pada suhu 35 0C memerlukan daya sebesar 60 watt, yaitu

sebanyak 12 lampu pijar. Dan pada pemanasan evaporator pada suhu 40 0C

memerlukan daya sebesar 85 watt, yaitu sebanyak 17 lampu pijar. Volume air

pada panci evaporator sebesar 4830 cm3, dengan luas permukaan panci

evaporator yaitu 1610 cm2.

Page 7: Journal Vinyl House WEb

7

2. Rancangan Fungsional Rancangan fungsional dari vinyl house sebagai kondensor dan evaporator

umtuk kendali suhu dan kelembaban adalah :

1. Vinyl House

a. Bangunan vinyl house berbentuk tunnel dan tertutup, konstruksi ini relative

mampu menahan serangan hama dan melindungi tanaman dari gejala alam

yang dapat merusak tanaman seperti hujan, angin, suhu, kelembaban dan

intensitas cahaya.

b. Vinyl House juga berfungsi sebagai bidang batas (boundary) sistem dalam

vinyl house dengan lingkungan, dan sebagai kondensor.

2. Evaporator

Evaporator berfungsi sebagai pembangkit uap yang bersumber panas dari

lampu pijar, merubah air wujud cair ke gas (uap air).

B. Analisis Sistem Vinyl House 1. Suhu dan Kelembaban Panas yang dihasilkan dari lampu pijar akan memanasi panci evaporator di

dalam vinyl house, panas akan tersimpan oleh air pada panci evaporator, yang

mengakibatkan air menguap sehingga meningkatkan suhu dan kelembaban.

Uap air yang terbentuk didalam vinyl house lebih banyak terkonsentrasi

pada daerah bawah permukaan dinding vinyl house dengan tekanan parsial uap

air yang dihasilkan lebih tinggi dari sekeitarnya. Suhu didalam vinyl house lebih

tinggi daripada suhu lingkungan yang dibatasi oleh dinding vinyl house, perbedaan

suhu tersebut menyebabkan sejumlah uap air yang berada pada kondisi titik jenuh

terkondensasi di bidang batas tersebut. Selama proses kondensasi, uap air

berubah menjadi cair, sehingga terbentuklah kondensat yang mengalir kembali ke

permukaan dinding vinyl house yang berbentuk setengah lingkaran.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu dan kelembaban

sangat mempengaruhi proses perkecambahan. Pada kondisi uap air jenuh, selisih

suhu dalam ruang vinyl house dengan di panci evaporator adalah sebesar 1 0C.

Page 8: Journal Vinyl House WEb

8

Dari pengamatan suhu dan kelembaban yang sesuai untuk pertumbuhan biji

di dalam vinyl house adalah sekitar 40 0C dengan kelembaban mencapai 93

persen dengan parameter yang diamati panjang kecambah, berat kecambah dan

waktu perkecambahan, serta daya tumbuh biji kacang hijau (persen biji yang

hidup). Pada prinsipnya perbedaan suhu didalam vinyl house dengan di luar vinyll

house dapat dikondisikan untuk mengendalikan kelembaban.

2. Evaporasi Evaporasi adalah proses penguapan air dari wujud cair ke gas (uap air).

Molekul-molekul uap air, baik pada permukaan air atau udara, bergerak dengan

cepat. Evaporasi terjadi bila jumlah molekul yang bergerak ke luar dari permukaan

air bergerak ke udara sebagai uap air lebih besar dibandingkan jumlah yang

memasuki kembali ke permukaan air dari udara yang terkondensasi pada

permukaan air.

Berdasarkan data pada lampiran 1, diketahui bahwa laju evaporasi yang

terjadi di dalam vinyl house sebesar 5,5 mm/hari, pada suhu didalam vinyl house

40 0C dan kelembaban 93 persen. Grafik yang menunjukkan besarnya evaporasi

di dalam vinyl house disajikan dalam gambar 1.

Gambar 1 Grafik Kapasitas Evaporasi

Laju evaporasi sangat tergantung pada laju kondensasi, akan tetapi laju

kondensasi belum diketahui secara terukur. Proses evaporasi akan diperlambat

apabila selisih suhu antara evaporator dengan suhu lingkungan selisih kecil, jika

0

2

4

6

8

10

12 24 36 48 60 72

Jam ke -

Besa

r Eva

pora

si (m

m/h

ari) RH 86%

RH 89%RH 93%

Page 9: Journal Vinyl House WEb

9

selisih suhu nol, maka sudah terjadi keseimbangan suhu, dengan kata lain tidak

terjadi proses pindah panas dan massa.

Berdasarkan gambar 1 diketahui bahwa pada suhu 40 0C laju evaporasi di

dalam vinyl house lebih besar dibandingkan dengan suhu 35 0C dan suhu 30 0C,

hal ini terjadi karena adanya selisih suhu yang jauh berbeda dengan suhu

lingkungan. Suhu lingkungan berfluktuasi pada siang hari, sehingga

mempengaruhi laju evaporasi, hal ini sesuai dengan pendapat Wisnubroto et al.

(1983), bahwa semakin tinggi suhu, maka semakin tinggi penguapan (evaporasi)

yang terjadi, dan menurut Lakitan (1997), bahwa kemampuan udara untuk

menampung uap air akan bertambah dengan meningkatnya suhu.

3. Intensitas Cahaya Dari pengukuran yang dilakukan ternyata intensitas cahaya yang diterima

vinyl house sebesar 79600 candela, namun cahaya yang mampu diteruskan

sebesar 2000 candela, yang berarti cahaya yang mampu diteruskan sebesar 2,51

persen, intensitas cahaya yang masuk ke dalam ruangan vinyl house berpengaruh

terhadap pigmen dari benih yang dikecambahkan, semakin besar intensitas

cahaya yang masuk ke ruangan vinyl house maka benih yang dihasilkan warna

pigmennya akan semakin hijau.

C. Analisis Pertumbuhan biji kacang Hijau dalam Vinyl House 1. Daya Tumbuh Pengamatan terhadap daya tumbuh biji kacang hijau yang diamati adalah

jumlah persentase biji kacang hijau yang hidup dan mampu bertahan. Persentase

daya tumbuh biji kacang hijau pada suhu 40 0C dengan kelembaban udara

sebesar 93 persen selama 3 hari (72 jam) sebesar 99 persen. Pada suhu 35 0C

dengan kelembaban udara sebesar 89 persen daya tumbuh biji kacang hijau

mencapai 95 persen dan untuk suhu 30 0C dengan kelembaban udara 86 persen

daya tumbuh biji kacang hijau sebesar 93 persen.

Page 10: Journal Vinyl House WEb

10

Persentase daya tumbuh biji kacang hijau di dalam vinyl house terdapat

perbedaan, hal ini dikarenakan suhu dan kelembaban udara sangat

mempengaruhi proses perkecambahan yang terjadi di dalam vinyl house.

Kelembaban yang tinggi mempercepat laju imbibisi, sehingga proses

perkecambahan makin cepat pula. Besarnya jumlah biji yang mengalami kematian,

dikarenakan ada biji yang mengalami cacat (rusak) pada kulit ari.

2. Panjang Kecambah Pada lampiran 2, diketahui bahwa panjang kecambah sampai hari ke 3 (72

jam) dengan suhu didalam vinyl house sebesar 40 0C dan kelembaban udara

sebesar 93 persen mencapai 6,1 cm. Grafik yang menggambarkan panjang

kecambah pada vinyl house dengan perbedaan suhu disajikan dalam gambar 2.

Gambar 2. Grafik panjang kecambah di dalam vinyl house

Pada gambar 2 terlihat bahwa panjang kecambah untuk suhu 40 0C dengan

kelembahan udara 93 persen selama waktu tiga hari mempunyai panjang

kecambah mencapai 6,1 cm, dibandingkan dengan panjang kecambah pada suhu

35 0C dan 30 0C terlihat perbedaan yang sangat jelas, hal ini disebabkan pada

suhu 40 0C, kelembaban udara yang terjadi didalam vinyl house mencapai 93

persen. Sedangkan untuk suhu 35 0C dan 30 0C kelembahan udara yang terjadi

berkisar antara 86 sampai 89 persen, perbedaan ini dapat kita artikan bahwa suhu

dan kelembaban udara di dalam vinyl house sangat membantu dalam

mempercepat proses perkecambahan.

0

1

2

3

4

5

6

7

0 12 24 36 48 60 72

Jam ke-

Panj

ang

Keca

mba

h (c

m)

RH 86 %RH 89 %RH 93 %

Page 11: Journal Vinyl House WEb

11

3. Berat Kecambah

Pada lampiran 3, diketahui bahwa berat kecambah dalam vinyl house pada

suhu 40 0C dengan kelembaban udara sebesar 93 persen selama 3 hari mencapai

0,453 g, sedangkan untuk suhu dalam vinyl house 35 0C dan 30 0C berat

kecambah hanya mencapai 0,224 g sampai 0,212 g. Grafik yang menggambarkan

berat kecambah dalam vinyl house disajikan dalam gambar 3.

Gambar 3. Grafik berat kecambah di dalam vinyl house

Pada gambar 3 dapat dilihat bahwa pada suhu 40 0C dengan kelembaban

udara sebesar 93 persen berat kecambah selama 3 hari mencapai 0,453 gram,

pada grafik terlihat jelas perbedaan berat kecambah, semua ini dikarenakan

adanya kelembaban udara di dalam vinyl house yang sangat tinggi pada suhu 40 0C, yaitu mencapai 93 persen, hampir seluruh ruangan di dalam vinyl house

terdapat kandungan uap air. Berbeda dengan kelembaban udara yang terjadi pada

suhu 35 0C yang hanya mencapai 89 persen dan 86 persen.

0

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0 12 24 36 48 60 72

Jam ke -

Bera

t Kec

amba

h (g

)

RH 86 % RH 89 %RH 93 %

Page 12: Journal Vinyl House WEb

12

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, pengolahan data dan pembahasan yang

dilakukan, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut :

1. Penggunaan evaporator sebagai penghasil uap air dan vinyl house sebagai

kondensor dapat mengendalikan suhu dan kelembaban udara relatif yang baik

untuk perkecambahan, yaitu suhu 40 0C dengan kelembaban udara relatif

mencapai 93 persen dan kapasitas evaporasi rata-rata 5,5 mm/hari.

2. Suhu dan kelembaban udara yang diinginkan alat pembuat taoge yang

menggunakan evaporator dan plastik tunnel bisa diatur dengan mengatur

jumlah lampu pijar.

3. Dengan menggunakan plastic PVC yang mempunyai ketebalan 0,06

menghasilkan intensitas cahaya 2000 candela yang cocok untuk pembuatan

taoge, dengan hasil yang lebih putih, bersih dan lebih berat.

4. Dengan menghidupkan lampu pijar 17 Buah (85 watt) diperoleh suhu 40 0C,

Kelembahan udara 93 %, dengan kondisi tersebut bisa menghasilkan

kecambah panjang 4 cm , berat 0,4 gram dalam waktu 2 hari.

B. Saran

1. Supaya penggunaan alat lebih efisien sebaiknya digunakan rak bertingkat

untuk menghamparkan benih yang akan dikecambahkan.

2. Penggunaan evaporator sebagai penghasil uap air dan vinyl house sebagai

kondensor, selain untuk perkecambahan biji kacang hijau, dapat juga

digunakan untuk perkecambahan benih tanaman yang lain.

Page 13: Journal Vinyl House WEb

13

DAFTAR PUSTAKA

Holman, J.P. 1993. Perpindahan Kalor. Erlangga. Jakarta

Koesriningroem dan Setyati. 1973. Pembiakan Vegetatif. Departemen Agronomi.

Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Lakitan, B. 1997. Dasar - Dasar Klimatologi. Rajawali Pers.Jakarta.

Purnomo, R.H dan Susanto, R.H. 1998. Pengantar Fisika tanah. Mitragama.

Widya. Jakarta Rasyid Marzuki dan Soeprapto H.S. 2001. Bertanam Kacang Hijau. Penebar

Swadaya. Jakarta Rukmana. 1996. Kacang Hijau. Kanisius. Jakarta

Sellers, W.D. 1965. Physical Klymatology. Chicago-Illinois: University of Chicago

Press. Tohari. 1996. Fisiologi Tanaman Budidaya Tropik. Fakultas Pertanian Universitas

Gajah Mada. Yogyakarta. Widyastuti. 1994. Mandate Green House bagi Tanaman Hidroponik. Penebar

Swadaya. Jakarta. Wisnubroto, S. Aminah,S & Nitisapto,M. 1983. Asas-Asas Metereologi Pertanian

.Ghalia Indonesia. Jakarta. Yustina, E,W. 1994. Green House Rumah untuk Tanaman. Penebar Swadaya.

Jakarta.

Page 14: Journal Vinyl House WEb

14

Lampiran 1. Evaporasi di dalam vinyl house

Perlakuan

Besar Evaporasi (mm/hari)

Jumlah

Rata-rata Jam ke -

0 12 24 36 48 60 72

Suhu 30 0C 0 4 2 4 3 3 4 20 3,3

Suhu 35 0C 0 6 3 4 5 4 5 27 4,5

Suhu 40 0C 0 8 4 5 6 4 6 33 5,5

Lampiran 2. Panjang Kecambah biji Kacang Hijau

Perlakuan

Panjang Kecambah (cm)

Jam ke -

0 12 24 36 48 60 72

Suhu 30 0C 0 0,3 0,8 1,3 1,8 2,3 2,7

Suhu 35 0C 0 0,3 0,9 1,7 2,3 3,0 3,6

Suhu 40 0C 0 0,4 1,1 2,1 4,6 5,3 6,1

Lampiran 3. Berat Kecambah biji Kacang Hijau

Perlakuan

Berat Kecambah (g)

Jam ke -

0 12 24 36 48 60 72

Suhu 30 0C 0 0,032 0,066 0,097 0,136 0,167 0,212

Suhu 35 0C 0 0,035 0,071 0,105 0,142 0,172 0,224

Suhu 40 0C 0 0,065 0,153 0,214 0,283 0,355 0,453

Page 15: Journal Vinyl House WEb

15

Lampiran 4. Kelembaban udara (RH) vinyl house pada suhu evaporator 300C

Jam ke -

Kelembaban Udara (%)

RH Ruangan RH Lingkungan

0 - 72 86 73

Lampiran 5. Kelembaban udara (RH) vinyl house pada suhu evaporator 350C

Jam ke -

Kelembaban Udara (%)

RH Ruangan RH Lingkungan

0 - 72 89 73

Lampiran 5. Kelembaban udara (RH) vinyl house pada suhu evaporator 350C

Jam ke -

Kelembaban Udara (%)

RH Ruangan RH Lingkungan

0 - 72 93 73

Page 16: Journal Vinyl House WEb

16

Panci evaporator terbuat dari alumunium

Vinyl house berbentuk tunnel Plastik yang digunakan adalah PVC

Meja vinyl house terbuat dari kayu

Gambar : Rancangan Struktural Bangunan Vinyl House

50 Cm

210 Cm

Page 17: Journal Vinyl House WEb

17

Gambar : Rancangan Struktural Meja Vinyl House 90 Cm

210 Cm Panci Evaporator

Lampu Evaporator Pandangan Depan

Pandangan Samping

Pandangan Atas Keterangan : Meja vinyl house terbuat dari kayu

Page 18: Journal Vinyl House WEb

18

210 Cm

90Cm

45Cm

45 45

Pandangan Depan

Pandangan Atas

Pandangan Samping

Keterangan : vinyl house berbentuk tunnel house plastic yang digunakan adalah PVC

Gambar : Rancangan Struktural Vinyl House

Page 19: Journal Vinyl House WEb

19

10Cm

115Cm

3 Cm

Pandangan Depan

Pandangan samping

Pandangan Atas

Gambar : Rancangan Struktural Panci Evaporator

Keterangan : Panci Evaporator terbuat dari alumunium

Page 20: Journal Vinyl House WEb

20

115Cm

10Cm

3 Cm

Gambar : Rancangan Struktural Lampu Pemanas Evaporator

Pandangan Depan

Pandangan Samping

Pandangan Atas

Keterangan : • Lampu pemanas evaporator yang digunakan adalah lampu pijar. • Lampu pemanas yang digunakan berjumlah 17 buah. • 1 buah lampu pemanas evaporator = 5 watt.