Journal Vinyl House WEb
Transcript of Journal Vinyl House WEb
1
APLIKASI EVAPORATOR DAN VINYL HOUSE SEBAGAI KONDENSOR UNTUK KENDALI SUHU DAN KELEMBABAN PADA
PEMBUATAN TAOGE Oleh
Yudi Astoni, S.TP, M.Sc *)
Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan teknis dari
evaporator dan vinyl house sebagai kondensor untuk kendali suhu dan
kelembaban relatif dalam pembuatan taoge. Penelitian ini dilakukan dari bulan
Oktober 2011 sampai Desember 2011 di bengkel latih SMK-SPP Sembawa
Palembang, Provinsi Sumatera Selatan. Penelitian ini menggunakan metode
analisis teknis yang terkait dengan rancangan struktural dan rancangan fungsional.
Analisis data berkala digunakan dalam analisis pertumbuhan kecambah. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa penerapan evaporator di vinyl house mampu untuk
mengontrol suhu dan kelembaban relatif pada 30 °C dengan RH 86%, 35 °C
dengan RH 89% dan 40 °C dengan RH 93%.
Kata Kunci: Evaporator, vinyl house, Suhu, Kelembaban Relatif ,Kacang Hijau.
Abstract The objective of this research is to know the technical application of
evaporator and vinyl house as condenser for temperature control and relative
humidity in green bean sprout production. This research was carried out from
October 2011 until December 2011 in workshop at SMK-SPP Sembawa
Palembang, South Sumatra Province. This research used technical analysis
method which related to the structural scheme and the functional scheme.
Periodical data analysis was used in sprout growth analysis. The result showed
that the application of evaporator in vinyl house was capable to control the
temperature and relative humidity at 30 °C with RH 86 %, 35 °C with RH 89 % and
40 °C with RH 93 %.
Keywords: Evaporator, Vinyl House, Temperature, Relative Humidity,Green Bean.
*) Staf Pengajar SMK – SPP Negeri Sembawa Palembang
2
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Kacang hijau merupakan sumber makanan yang cukup baik bagi manusia.
Penggunaan kacang hijau sangat beragam, dari olahan sederhana hingga produk
olahan teknologi industri, produk terbesar hasil olahan di pasar berupa taoge.
Taoge mempunyai kandungan gizi yang cukup baik karena mengandung vitamin
B1, protein, lemak dan karbohidrat.
Pembuatan taoge pada umumnya masih dilakukan secara tradisional,
biasanya taoge dibuat dengan cara perendaman biji kacang hijau selama satu
malam, kemudian dihamparkan diatas kain atau karung basah, lalu ditutup karung
basah lagi dan dibiarkan selama 3 hari. Waktu yang dibutuhkan lamanya 3 hari
dan pengendalian suhu maupun kelembaban sulit dilakukan, mereka menambah
air hanya berdasarkan kira-kira.
Penelitian ini mencoba merancang alat untuk pembuatan taoge yang bisa
dikendalikan baik suhu maupun kelembabannya, sehingga diperoleh taoge yang
mutunya baik dan waktu perkecambahan lebih singkat.
Kondisi lingkungan mempunyai peranan penting dalam proses
perkecambahan, faktor lingkungan yang mempengaruhi perkecambahan, antara
lain adalah media tumbuh, kelembaban dan suhu udara (Tohari,1996).
Suhu udara dan kelembaban udara sangat menentukan pertumbuhan biji,
kelembaban udara yang rendah dapat mengakibatkan biji akan mati kekeringan,
selain itu pertumbuhan biji memerlukan cahaya matahari secara tidak langsung
untuk menjaga suhu udara dan kelembaban udara (Koesriningroem dan Setyati,
1973).
Untuk mempercepat proses perkecambahan dapat dilakukan pengendalian
lingkungan secara buatan dengan menggunakan vinyl house sebagai kondensor
dan evaporator sebagai pengendali suhu dan kelembaban udara.
3
B. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk membuat alat pembuat taoge yang bisa
dikendalikan suhu dan kelembabannya dengan menggunakan vinyl house sebagai
kondensor dan evaporator untuk pengendalian suhu dan kelembaban udara.
II. PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Bengkel Latih SMK- SPP Negeri Sembawa
Palembang dari bulan Oktober 2011 sampai Desember 2011
B. Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1) palu, 2) gergaji, 3)
pisau, 4) pahat, 5) termometer bola basah dan termometer bola kering, 6) diagram
psikometrik, 7) gunting, 8) timbangan(digital balance), 9) meteran, 10) termometer.
Sedangkan bahan yang digunakan adalah : 1) plastic PVC, 2) kayu, 3)
isolasi, 4) seng alumunium, 5) paku, 6) pipa PVC, 7) besi behel, 8) lampu pijar, 9)
kabel, 10) busa, 11) benih kacang hijau, 12) triplek, 13) air aquadest, 14) kertas
merang.
C. Cara Kerja Urutan kerja dalam penelitian ini ada 2 tahapan :
1. Pembuatan alat :
a. Pembuatan meja inkubator dengan ukuran 210 cm x 90 cm x 50 cm, yang
terbuat dari kayu.
b. Pembuatan panci evaporator dengan ukuran 115 cm x 14 cm x 3 cm yang
terbuat dari alumunium dan meletakkannya di meja inkubator.
c. Pembuatan plastic tunnel yang berukuran 210 cm x 90 cm x 45 cm.
4
2. Pelaksanaan Penelitian Perkecambahan
a. Pengadaan media tumbuh yang menggunakan kertas merang.
b. Pencucian benih kacang hijaju dan melakukan sortasi.
c. Penempatan benih kacang hijau yang siap untuk dikecambahkan menjadi
taoge di meja inkubator.
d. Pemberian air ke dalam panci evaporator
e. Penyambungan arus listrik ke lampu pijar pada panci evaporator
f. Pengambilan data, data diambil setiap 12 jam sekali sampai benih kacang
hijau menjadi taoge.
D. Metode Penelitian Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah analisis teknis yang
berkaitan dengan rancangan struktural dan rancangan fungsional, analisis sistem
vinyl house dan analisis pertumbuhan biji dengan menggunakan analisis data
berkala.
E. Parameter Parameter yang diamati antara lain :
1. Suhu didalam vinyl house
Pengukuran suhu dilakukan didalam ruangan vinyl house dengan
menggunakan termometer yang diletakkan didalam ruangan vinyl house.
2. Suhu di luar vinyl house (lingkungan)
Pengukuran suhu dilakukan di luar sekitar vinyl house dengan menggunakan
termometer.
3. Kelembaban udara didalam vinyl house
Pengukuran kelembaban udara dilakukan di ruangan vinyl house dengan
menggunakan termometer bola basah dan termometer bola kering yang
diletakkan didalam ruangan vinyl house, data kedua suhu dicocokkan dengan
diagram psikometri untuk mendapatkan data kelembaban udara relatif.
5
4. Kelembaban udara di luar vinyl house (lingkungan)
Pengukuran kelembaban udara dilakukan di luar vinyl house dengan
menggunakan termometer bola basah dan termometer bola kering, data kedua
suhu dicocokkan dengan diagram psikometri untuk mendapatkan data
kelembaban udara.
5. Kapasitas Perkecambahan
a. Daya tumbuh (%)
Pengamatan terhadap daya tumbuh benih kacang hijau yang diamati adalah
jumlah persentase benih kacang hijau yang hidup dan mampu bertahan.
b. Berat kecambah (g)
Pengukuran berat kecambah dilakukan setiap 12 jam sekali, dengan cara
menggunakan timbangan digital, benih kacang hijau diambil dari meja
incubator kemudian ditimbang dan dikembalikan lagi ke meja inkubator.
c. Panjang Kecambah (cm)
Pengukuran panjang kecambah dilakukan dengan menggunakan mistar
ukur, kecambah diambil dari mrja incubator kemudian diukur oanjangnya
dan setelah selesai kecambah dikembalikan ke meja inkubator.
6. Kapasitas Evaporasi (mm/hari)
Pengukuran besarnya evaporasi dilakukan dengan cara meletakkan mistar
ukur ke dalam panci evaporator, diukur kehilangan air pada panci evaporator
setiap 12 jam sekali.
7. Intensitas Cahaya
Pengukuran dilakukan dengan cara mengukur cahaya matahari yang datang
pada bagian luar vinyl house dengan jarak ±20 cm dari dinding bagian luar,
sedangkan untuk cahaya yang diteruskan, diukur pada bagian dalam dinding
vinyl house dengan jarak ± 20 cm. Pengukuran ini dilakukan dengan
menggunakan alat Lux Meter pada saat matahari dalam keadaan kondisi
panas terik (siang hari) pada saat cuaca cerah.
6
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pertumbuhan biji dipengaruhi beberapa faktor lingkungan, antara lain:
media tumbuh, kelembaban udara, suhu udara. Pada penelitian ini dilakukan
pengendalian lingkungan mikro dengan menggunakan evaporator dan vinyl house
untuk perkecambahan biji kacang hijau. Bangunan yang digunakan adalah vinyl
house yang berbentuk tunnel dengan ukuran 210 cm x 90 cm x 45 cm.
A. Analisis Rancangan Vinyl House 1. Rancangan Struktural Bangunan vinyl house berbentuk tunnel house, dengan tulang kerangka
utama terbuat dari besi dan pipa plastic, dengan ukuran 210 cm x 90 x45 cm. Meja
vinyl house terbuat dari kayu berbentuk persegi empat dengan ukuran 210 cm x 90
cm x 50 cm yang sekeliling meja berbentuk empat persegi panjang tersebut
terdapat pipa PVC setengah lingkaran dalam posisi terbuka, yang dialasi dengan
busa. Panci evaporator yang terletak ditengah meja persegi empat dengan ukuran
115 cm x 14 cm x 3 cm yang terbuat dari bahan alumunium.
Plastik sebagai bahan utama dari vinyl house dalam penelitian ini adalah
plastic PVC (polyvinyl choride),mempunyai ketebalan 0,06 mm, dengan sifat umum
sebagai berikut : penampakannya bervariasi dari transparan, berminyak, sampai
keruh, meleleh pada suhu 120 0C, densitas pada suhu 20 0C sebesar 0,90 g/cm3.
Panci evaporator dengan ukuran 115 cm x 14 cm x 3 cm yang terbuat dari
bahan alumunium mempunyai sistem pemanas lampu pijar yang terletak dibawah
panci evaporator dengan susunan lampu sejajar dengan panci evaporator, yang
dirangkai secara pararel. Pemanasan evaporator untuk suhu 30 0C memerlukan
daya sebesar 45 watt, yaitu sebanyak 9 buah lampu pijar (berdaya 5 watt). Untuk
pemanasan evaporator pada suhu 35 0C memerlukan daya sebesar 60 watt, yaitu
sebanyak 12 lampu pijar. Dan pada pemanasan evaporator pada suhu 40 0C
memerlukan daya sebesar 85 watt, yaitu sebanyak 17 lampu pijar. Volume air
pada panci evaporator sebesar 4830 cm3, dengan luas permukaan panci
evaporator yaitu 1610 cm2.
7
2. Rancangan Fungsional Rancangan fungsional dari vinyl house sebagai kondensor dan evaporator
umtuk kendali suhu dan kelembaban adalah :
1. Vinyl House
a. Bangunan vinyl house berbentuk tunnel dan tertutup, konstruksi ini relative
mampu menahan serangan hama dan melindungi tanaman dari gejala alam
yang dapat merusak tanaman seperti hujan, angin, suhu, kelembaban dan
intensitas cahaya.
b. Vinyl House juga berfungsi sebagai bidang batas (boundary) sistem dalam
vinyl house dengan lingkungan, dan sebagai kondensor.
2. Evaporator
Evaporator berfungsi sebagai pembangkit uap yang bersumber panas dari
lampu pijar, merubah air wujud cair ke gas (uap air).
B. Analisis Sistem Vinyl House 1. Suhu dan Kelembaban Panas yang dihasilkan dari lampu pijar akan memanasi panci evaporator di
dalam vinyl house, panas akan tersimpan oleh air pada panci evaporator, yang
mengakibatkan air menguap sehingga meningkatkan suhu dan kelembaban.
Uap air yang terbentuk didalam vinyl house lebih banyak terkonsentrasi
pada daerah bawah permukaan dinding vinyl house dengan tekanan parsial uap
air yang dihasilkan lebih tinggi dari sekeitarnya. Suhu didalam vinyl house lebih
tinggi daripada suhu lingkungan yang dibatasi oleh dinding vinyl house, perbedaan
suhu tersebut menyebabkan sejumlah uap air yang berada pada kondisi titik jenuh
terkondensasi di bidang batas tersebut. Selama proses kondensasi, uap air
berubah menjadi cair, sehingga terbentuklah kondensat yang mengalir kembali ke
permukaan dinding vinyl house yang berbentuk setengah lingkaran.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu dan kelembaban
sangat mempengaruhi proses perkecambahan. Pada kondisi uap air jenuh, selisih
suhu dalam ruang vinyl house dengan di panci evaporator adalah sebesar 1 0C.
8
Dari pengamatan suhu dan kelembaban yang sesuai untuk pertumbuhan biji
di dalam vinyl house adalah sekitar 40 0C dengan kelembaban mencapai 93
persen dengan parameter yang diamati panjang kecambah, berat kecambah dan
waktu perkecambahan, serta daya tumbuh biji kacang hijau (persen biji yang
hidup). Pada prinsipnya perbedaan suhu didalam vinyl house dengan di luar vinyll
house dapat dikondisikan untuk mengendalikan kelembaban.
2. Evaporasi Evaporasi adalah proses penguapan air dari wujud cair ke gas (uap air).
Molekul-molekul uap air, baik pada permukaan air atau udara, bergerak dengan
cepat. Evaporasi terjadi bila jumlah molekul yang bergerak ke luar dari permukaan
air bergerak ke udara sebagai uap air lebih besar dibandingkan jumlah yang
memasuki kembali ke permukaan air dari udara yang terkondensasi pada
permukaan air.
Berdasarkan data pada lampiran 1, diketahui bahwa laju evaporasi yang
terjadi di dalam vinyl house sebesar 5,5 mm/hari, pada suhu didalam vinyl house
40 0C dan kelembaban 93 persen. Grafik yang menunjukkan besarnya evaporasi
di dalam vinyl house disajikan dalam gambar 1.
Gambar 1 Grafik Kapasitas Evaporasi
Laju evaporasi sangat tergantung pada laju kondensasi, akan tetapi laju
kondensasi belum diketahui secara terukur. Proses evaporasi akan diperlambat
apabila selisih suhu antara evaporator dengan suhu lingkungan selisih kecil, jika
0
2
4
6
8
10
12 24 36 48 60 72
Jam ke -
Besa
r Eva
pora
si (m
m/h
ari) RH 86%
RH 89%RH 93%
9
selisih suhu nol, maka sudah terjadi keseimbangan suhu, dengan kata lain tidak
terjadi proses pindah panas dan massa.
Berdasarkan gambar 1 diketahui bahwa pada suhu 40 0C laju evaporasi di
dalam vinyl house lebih besar dibandingkan dengan suhu 35 0C dan suhu 30 0C,
hal ini terjadi karena adanya selisih suhu yang jauh berbeda dengan suhu
lingkungan. Suhu lingkungan berfluktuasi pada siang hari, sehingga
mempengaruhi laju evaporasi, hal ini sesuai dengan pendapat Wisnubroto et al.
(1983), bahwa semakin tinggi suhu, maka semakin tinggi penguapan (evaporasi)
yang terjadi, dan menurut Lakitan (1997), bahwa kemampuan udara untuk
menampung uap air akan bertambah dengan meningkatnya suhu.
3. Intensitas Cahaya Dari pengukuran yang dilakukan ternyata intensitas cahaya yang diterima
vinyl house sebesar 79600 candela, namun cahaya yang mampu diteruskan
sebesar 2000 candela, yang berarti cahaya yang mampu diteruskan sebesar 2,51
persen, intensitas cahaya yang masuk ke dalam ruangan vinyl house berpengaruh
terhadap pigmen dari benih yang dikecambahkan, semakin besar intensitas
cahaya yang masuk ke ruangan vinyl house maka benih yang dihasilkan warna
pigmennya akan semakin hijau.
C. Analisis Pertumbuhan biji kacang Hijau dalam Vinyl House 1. Daya Tumbuh Pengamatan terhadap daya tumbuh biji kacang hijau yang diamati adalah
jumlah persentase biji kacang hijau yang hidup dan mampu bertahan. Persentase
daya tumbuh biji kacang hijau pada suhu 40 0C dengan kelembaban udara
sebesar 93 persen selama 3 hari (72 jam) sebesar 99 persen. Pada suhu 35 0C
dengan kelembaban udara sebesar 89 persen daya tumbuh biji kacang hijau
mencapai 95 persen dan untuk suhu 30 0C dengan kelembaban udara 86 persen
daya tumbuh biji kacang hijau sebesar 93 persen.
10
Persentase daya tumbuh biji kacang hijau di dalam vinyl house terdapat
perbedaan, hal ini dikarenakan suhu dan kelembaban udara sangat
mempengaruhi proses perkecambahan yang terjadi di dalam vinyl house.
Kelembaban yang tinggi mempercepat laju imbibisi, sehingga proses
perkecambahan makin cepat pula. Besarnya jumlah biji yang mengalami kematian,
dikarenakan ada biji yang mengalami cacat (rusak) pada kulit ari.
2. Panjang Kecambah Pada lampiran 2, diketahui bahwa panjang kecambah sampai hari ke 3 (72
jam) dengan suhu didalam vinyl house sebesar 40 0C dan kelembaban udara
sebesar 93 persen mencapai 6,1 cm. Grafik yang menggambarkan panjang
kecambah pada vinyl house dengan perbedaan suhu disajikan dalam gambar 2.
Gambar 2. Grafik panjang kecambah di dalam vinyl house
Pada gambar 2 terlihat bahwa panjang kecambah untuk suhu 40 0C dengan
kelembahan udara 93 persen selama waktu tiga hari mempunyai panjang
kecambah mencapai 6,1 cm, dibandingkan dengan panjang kecambah pada suhu
35 0C dan 30 0C terlihat perbedaan yang sangat jelas, hal ini disebabkan pada
suhu 40 0C, kelembaban udara yang terjadi didalam vinyl house mencapai 93
persen. Sedangkan untuk suhu 35 0C dan 30 0C kelembahan udara yang terjadi
berkisar antara 86 sampai 89 persen, perbedaan ini dapat kita artikan bahwa suhu
dan kelembaban udara di dalam vinyl house sangat membantu dalam
mempercepat proses perkecambahan.
0
1
2
3
4
5
6
7
0 12 24 36 48 60 72
Jam ke-
Panj
ang
Keca
mba
h (c
m)
RH 86 %RH 89 %RH 93 %
11
3. Berat Kecambah
Pada lampiran 3, diketahui bahwa berat kecambah dalam vinyl house pada
suhu 40 0C dengan kelembaban udara sebesar 93 persen selama 3 hari mencapai
0,453 g, sedangkan untuk suhu dalam vinyl house 35 0C dan 30 0C berat
kecambah hanya mencapai 0,224 g sampai 0,212 g. Grafik yang menggambarkan
berat kecambah dalam vinyl house disajikan dalam gambar 3.
Gambar 3. Grafik berat kecambah di dalam vinyl house
Pada gambar 3 dapat dilihat bahwa pada suhu 40 0C dengan kelembaban
udara sebesar 93 persen berat kecambah selama 3 hari mencapai 0,453 gram,
pada grafik terlihat jelas perbedaan berat kecambah, semua ini dikarenakan
adanya kelembaban udara di dalam vinyl house yang sangat tinggi pada suhu 40 0C, yaitu mencapai 93 persen, hampir seluruh ruangan di dalam vinyl house
terdapat kandungan uap air. Berbeda dengan kelembaban udara yang terjadi pada
suhu 35 0C yang hanya mencapai 89 persen dan 86 persen.
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0 12 24 36 48 60 72
Jam ke -
Bera
t Kec
amba
h (g
)
RH 86 % RH 89 %RH 93 %
12
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, pengolahan data dan pembahasan yang
dilakukan, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut :
1. Penggunaan evaporator sebagai penghasil uap air dan vinyl house sebagai
kondensor dapat mengendalikan suhu dan kelembaban udara relatif yang baik
untuk perkecambahan, yaitu suhu 40 0C dengan kelembaban udara relatif
mencapai 93 persen dan kapasitas evaporasi rata-rata 5,5 mm/hari.
2. Suhu dan kelembaban udara yang diinginkan alat pembuat taoge yang
menggunakan evaporator dan plastik tunnel bisa diatur dengan mengatur
jumlah lampu pijar.
3. Dengan menggunakan plastic PVC yang mempunyai ketebalan 0,06
menghasilkan intensitas cahaya 2000 candela yang cocok untuk pembuatan
taoge, dengan hasil yang lebih putih, bersih dan lebih berat.
4. Dengan menghidupkan lampu pijar 17 Buah (85 watt) diperoleh suhu 40 0C,
Kelembahan udara 93 %, dengan kondisi tersebut bisa menghasilkan
kecambah panjang 4 cm , berat 0,4 gram dalam waktu 2 hari.
B. Saran
1. Supaya penggunaan alat lebih efisien sebaiknya digunakan rak bertingkat
untuk menghamparkan benih yang akan dikecambahkan.
2. Penggunaan evaporator sebagai penghasil uap air dan vinyl house sebagai
kondensor, selain untuk perkecambahan biji kacang hijau, dapat juga
digunakan untuk perkecambahan benih tanaman yang lain.
13
DAFTAR PUSTAKA
Holman, J.P. 1993. Perpindahan Kalor. Erlangga. Jakarta
Koesriningroem dan Setyati. 1973. Pembiakan Vegetatif. Departemen Agronomi.
Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Lakitan, B. 1997. Dasar - Dasar Klimatologi. Rajawali Pers.Jakarta.
Purnomo, R.H dan Susanto, R.H. 1998. Pengantar Fisika tanah. Mitragama.
Widya. Jakarta Rasyid Marzuki dan Soeprapto H.S. 2001. Bertanam Kacang Hijau. Penebar
Swadaya. Jakarta Rukmana. 1996. Kacang Hijau. Kanisius. Jakarta
Sellers, W.D. 1965. Physical Klymatology. Chicago-Illinois: University of Chicago
Press. Tohari. 1996. Fisiologi Tanaman Budidaya Tropik. Fakultas Pertanian Universitas
Gajah Mada. Yogyakarta. Widyastuti. 1994. Mandate Green House bagi Tanaman Hidroponik. Penebar
Swadaya. Jakarta. Wisnubroto, S. Aminah,S & Nitisapto,M. 1983. Asas-Asas Metereologi Pertanian
.Ghalia Indonesia. Jakarta. Yustina, E,W. 1994. Green House Rumah untuk Tanaman. Penebar Swadaya.
Jakarta.
14
Lampiran 1. Evaporasi di dalam vinyl house
Perlakuan
Besar Evaporasi (mm/hari)
Jumlah
Rata-rata Jam ke -
0 12 24 36 48 60 72
Suhu 30 0C 0 4 2 4 3 3 4 20 3,3
Suhu 35 0C 0 6 3 4 5 4 5 27 4,5
Suhu 40 0C 0 8 4 5 6 4 6 33 5,5
Lampiran 2. Panjang Kecambah biji Kacang Hijau
Perlakuan
Panjang Kecambah (cm)
Jam ke -
0 12 24 36 48 60 72
Suhu 30 0C 0 0,3 0,8 1,3 1,8 2,3 2,7
Suhu 35 0C 0 0,3 0,9 1,7 2,3 3,0 3,6
Suhu 40 0C 0 0,4 1,1 2,1 4,6 5,3 6,1
Lampiran 3. Berat Kecambah biji Kacang Hijau
Perlakuan
Berat Kecambah (g)
Jam ke -
0 12 24 36 48 60 72
Suhu 30 0C 0 0,032 0,066 0,097 0,136 0,167 0,212
Suhu 35 0C 0 0,035 0,071 0,105 0,142 0,172 0,224
Suhu 40 0C 0 0,065 0,153 0,214 0,283 0,355 0,453
15
Lampiran 4. Kelembaban udara (RH) vinyl house pada suhu evaporator 300C
Jam ke -
Kelembaban Udara (%)
RH Ruangan RH Lingkungan
0 - 72 86 73
Lampiran 5. Kelembaban udara (RH) vinyl house pada suhu evaporator 350C
Jam ke -
Kelembaban Udara (%)
RH Ruangan RH Lingkungan
0 - 72 89 73
Lampiran 5. Kelembaban udara (RH) vinyl house pada suhu evaporator 350C
Jam ke -
Kelembaban Udara (%)
RH Ruangan RH Lingkungan
0 - 72 93 73
16
Panci evaporator terbuat dari alumunium
Vinyl house berbentuk tunnel Plastik yang digunakan adalah PVC
Meja vinyl house terbuat dari kayu
Gambar : Rancangan Struktural Bangunan Vinyl House
50 Cm
210 Cm
17
Gambar : Rancangan Struktural Meja Vinyl House 90 Cm
210 Cm Panci Evaporator
Lampu Evaporator Pandangan Depan
Pandangan Samping
Pandangan Atas Keterangan : Meja vinyl house terbuat dari kayu
18
210 Cm
90Cm
45Cm
45 45
Pandangan Depan
Pandangan Atas
Pandangan Samping
Keterangan : vinyl house berbentuk tunnel house plastic yang digunakan adalah PVC
Gambar : Rancangan Struktural Vinyl House
19
10Cm
115Cm
3 Cm
Pandangan Depan
Pandangan samping
Pandangan Atas
Gambar : Rancangan Struktural Panci Evaporator
Keterangan : Panci Evaporator terbuat dari alumunium
20
115Cm
10Cm
3 Cm
Gambar : Rancangan Struktural Lampu Pemanas Evaporator
Pandangan Depan
Pandangan Samping
Pandangan Atas
Keterangan : • Lampu pemanas evaporator yang digunakan adalah lampu pijar. • Lampu pemanas yang digunakan berjumlah 17 buah. • 1 buah lampu pemanas evaporator = 5 watt.