Journal rcm

12
Penerapan RCM Pada Distribusi Air di PDAM 1,2. Program Studi Teknik Mesin Universitas Pasir Pengaraian Page 129 PENERAPAN RCM PADA SISTEM DISTRIBUSI AIR DI PDAM PASIR PUTIH PEMATANGAN BARANGAN KABUPATEN ROKAN HULU Legisnal Hakim 1 , Fahrizal 2 ABSTRAK Pemerintah daerah kabupaten Rokan Hulu sangat peduli dengan kebutuhan masyarakat akan air bersih untuk itu sebahagian APBD Pemerintahan kabupaten Rokan Hulu melalui BUMD membangun infrastruktur unit distribusi air bersih yang disebut Badan Pengelolaan Air Bersih (BPAB), salah satu unit distribusi air bersihnya adalah BPAB Pematang Barangan-Pasir Putih. Sebuah unit distribusi air bersih merupakan suatu group fungsi, system, sub system, dan item komponen yang komplet dan saling mendukung untuk kelancaran operasional dan distribusi air. Di unit distribusi air BPAB Pematang Barangan untuk pendistribusian air menggunakan system pompa sentrifugal, dengan sub system pompa volut isapan tunggal dengan merk EBARA PUMP. Untuk mengurangi downtime yang lama maka perlu dilakukan perawatan untuk meningkatkan ketersediaan/daya guna (availability) pada fungsi system. Agar fungsi system dapat berfungsi maka penggunaan metode Reliability Centered Maitenance (RCM) perlu diterapkan dengan cara analisa kualitatif pada item komponen agar dapat dianalisa secara detail yaitu menggunakan Failure Mode Effect Analisys (FMEA), Logic Tree Analisys, dan Maintenance Task. Kata Kunci : RCM, Pompa Sentrifugal ABSTRACT Rokan Hulu regency government is very concerned with people's needs for clean water for the most budget Rokan Hulu regency government owned companies to build infrastructure through water distribution unit called the Badan Pengelolaan Air Bersih (BPAB), one unit of water distribution net is BPAB Pematang Barangan-Pasir Putih. A water distribution unit is a group function, system, sub system, and item components are complete and mutual support for the smooth operation and water distribution. In water distribution unit BPAB Pematang Barangan for water distribution system using a centrifugal pump, with sub pump system with a single puff volut brands Ebara PUMP. To reduce the downtime of time it needs to be done to improve the availability of treatment / usability (availability) in the system function. In order to serve the function of the system can then use Reliability Centered Maitenance(RCM) method to be implemented by means of qualitative analysis on the component item that can be analyzed in detail the use of Failure Mode Effect Analisys (FMEA), Logic Tree ANALISYS, and Maintenance Task. Key Words: RCM, centrifugal pump 1. PENDAHULUAN Saat ini air menjadi kebutuhan vital untuk kebutuhan rumah tangga, industri proses, jasa, juga instansi pemerintahan. Untuk itu perlu kebijakan pemerintah untuk menyediakan air yang layak untuk didistribusikan ke masyarakat, pemerintah daerah perlu melaksanakan pembangunan infrastruktur melalui Badan Usaha Milik Daerah ( BUMD ) dengan mendirikan unit usaha yang dikelola oleh perusahaan sebagai perpanjang tangan dari pemerintah untuk melayani masyarakat. Untuk memenuhi kebutuhan air tersebut perlu manusia, material, modal, metoda, mesin, dan lingkungan ( 5M + E ). Untuk itu diperlukan dilakukan perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi terhadap sistem perawatan handal untuk mengurangi downtime pada mesin/peralatan. Sehingga downtime mesin menjadi hal yang sangat perlu di perhatikan secara lebih bijak. Sebelum mesin mengalami breakdown, pihak industri biasanya

Transcript of Journal rcm

Penerapan RCM Pada Distribusi Air di PDAM

1,2. Program Studi Teknik Mesin Universitas Pasir Pengaraian Page 129

PENERAPAN RCM PADA SISTEM DISTRIBUSI AIR DI PDAM PASIR PUTIH

PEMATANGAN BARANGAN KABUPATEN ROKAN HULU

Legisnal Hakim1, Fahrizal

2

ABSTRAK Pemerintah daerah kabupaten Rokan Hulu sangat peduli dengan kebutuhan masyarakat akan air

bersih untuk itu sebahagian APBD Pemerintahan kabupaten Rokan Hulu melalui BUMD membangun

infrastruktur unit distribusi air bersih yang disebut Badan Pengelolaan Air Bersih (BPAB), salah satu unit

distribusi air bersihnya adalah BPAB Pematang Barangan-Pasir Putih. Sebuah unit distribusi air bersih merupakan suatu group fungsi, system, sub system, dan item komponen yang komplet dan saling mendukung

untuk kelancaran operasional dan distribusi air.

Di unit distribusi air BPAB Pematang Barangan untuk pendistribusian air menggunakan system pompa sentrifugal, dengan sub system pompa volut isapan tunggal dengan merk EBARA PUMP. Untuk

mengurangi downtime yang lama maka perlu dilakukan perawatan untuk meningkatkan ketersediaan/daya

guna (availability) pada fungsi system. Agar fungsi system dapat berfungsi maka penggunaan metode Reliability Centered Maitenance (RCM) perlu diterapkan dengan cara analisa kualitatif pada item komponen

agar dapat dianalisa secara detail yaitu menggunakan Failure Mode Effect Analisys (FMEA), Logic Tree

Analisys, dan Maintenance Task.

Kata Kunci : RCM, Pompa Sentrifugal

ABSTRACT

Rokan Hulu regency government is very concerned with people's needs for clean water for the most

budget Rokan Hulu regency government owned companies to build infrastructure through water distribution

unit called the Badan Pengelolaan Air Bersih (BPAB), one unit of water distribution net is BPAB Pematang

Barangan-Pasir Putih. A water distribution unit is a group function, system, sub system, and item

components are complete and mutual support for the smooth operation and water distribution.

In water distribution unit BPAB Pematang Barangan for water distribution system using a centrifugal

pump, with sub pump system with a single puff volut brands Ebara PUMP. To reduce the downtime of time it

needs to be done to improve the availability of treatment / usability (availability) in the system function. In

order to serve the function of the system can then use Reliability Centered Maitenance(RCM) method to be

implemented by means of qualitative analysis on the component item that can be analyzed in detail the use of

Failure Mode Effect Analisys (FMEA), Logic Tree ANALISYS, and Maintenance Task.

Key Words: RCM, centrifugal pump

1. PENDAHULUAN

Saat ini air menjadi kebutuhan vital untuk

kebutuhan rumah tangga, industri proses, jasa,

juga instansi pemerintahan. Untuk itu perlu

kebijakan pemerintah untuk menyediakan air

yang layak untuk didistribusikan ke masyarakat,

pemerintah daerah perlu melaksanakan

pembangunan infrastruktur melalui Badan Usaha

Milik Daerah ( BUMD ) dengan mendirikan unit

usaha yang dikelola oleh perusahaan sebagai

perpanjang tangan dari pemerintah untuk

melayani masyarakat. Untuk memenuhi

kebutuhan air tersebut perlu manusia, material,

modal, metoda, mesin, dan lingkungan ( 5M + E

). Untuk itu diperlukan dilakukan perencanaan,

pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi terhadap

sistem perawatan handal untuk mengurangi

downtime pada mesin/peralatan. Sehingga

downtime mesin menjadi hal yang sangat perlu di

perhatikan secara lebih bijak. Sebelum mesin

mengalami breakdown, pihak industri biasanya

Page 130 JURNAL APTEK Vol. 4 No.2 Juli 2012

akan melakukan kegiatan maintenance berupa

unplanned corective maintenance yang bertujuan

untuk melakukan perbaikan ketika terjadi

kerusakan ataupun overhaul. Setiap industri

dalam menjalankan aktivitas, dapat dipastikan

memerlukan ( 5M + E ). Untuk keperluan itu

diperlukan investasi agar bisa mendatangkan

mesin/peralatan yang tidak sedikit. Selain itu, bila

mesin/peralatan sudah ada, diperlukan sumber

daya manussia yang kompeten dan mampu

menjalankan mesin; sistem produksi; metoda

manufaktur yang terstandarisasi; serta tuntunan

terhadap lingkungan yang asri dan menyehatkan

bagi orang yang bekerja dan tinggal disekitar

perusahaan.

Hal yang diuraikan diatas merupakan

salah satu dari sekian banyak kriteria yang

diperlukan perusahaan untuk dapat memenuhi

target, sehingga kinerja perusahaan bisa

dipelihara, dikembangkan/ditingkatkan sesuai

dengan tuntutan pelanggan baik tuntutan yang

tersirat ataupun tidak. Bila tuntutan pelanggan

dapat terpenuhi sebahagian besar atau

keseluruhannya itu akan berdampak pada

perusahaan yang akan mendatangkan keuntungan

berupa profit maupun benefit dan akan

meningkatkan image perusahaan secara langsung

maupun tidak langsung. Untuk mencapai itu

mesin/peralatan produksi dan perlengkapan

lainnya harus selalu siap pakai, sehingga dapat

digunakan setiap saat untuk mendistribusi air

sesuai dengan yang direncanakan dan hasilnya

bisa dievaluasi serta kembangkan. Agar peralatan

selalu siap pakai, perlu dirawat dan apabila rusak

harus diperbaiki ( maintenance & repaired ).

Untuk tempat penelitian yang berkaitan

dengan tema penelitian penulis mengambil tempat

di PDAM atau BPAB Pasir Putih Pematang

Barangan Rokan Hulu.Untuk menjaga agar proses

pengolahan air tetap berjalan dengan lancar dan

baik, pihak perusahaan daerah melakukan

kegiatan perawatan terhadap mesin-mesin dan

peralatan. Hal ini penting karena kerusakan satu

mesin dapat menyebabkan terhentinya kegiatan

pengolahan yang menimbulkan kerugian terhadap

perusahaan dan pelayanan.

Agar proses produksi/pengolahan air

berjalan lancar maka mesin dan peralatan harus

memiliki Availability yang tinggi. Sedangkan nilai

availability dari standar perusahaan kelas dunia

adalah 90% atau lebih [Suhendra: 2005], Perlunya

sebuah kebijakan perawatan dan persediaan part

mesin kritis agar kegiatan perawatan menjadi

lancar. Ketersediaan ( availability ) merupakan

perbandingan waktu ketersediaan alat dapat

digunakan sesuai dengan fungsinya terhadap total

waktu yang tersedia untuk beroperasi ( Dunn,

1997 ). Ketidaktersediaan alat dapat disebabkan

oleh :

(1) Dilakukan kegiatan perbaikan ( overhaul ),

(2) Adanya kegiatan perawatan pencegahan (

preventive maintenance )

(3) Adanya perawatan corrective.

Periode waktu dimana alat/fasilitas dalam

keadaan tidak dapat dipakai/dioperasikan disebut

downtime.Semakin tinggi availabilitas berarti

semakin kecil downtime peralatan.

Availabilitas peralatan yang tinggi tergantung

pada faktor kehandalan peralatan, cara

penggunaannya dan perawatannya. Perawatan

didefinisikan sebagai suatu kegiatan yang

dilakukan untuk menjamin bahwa sebuah aset

dapat melakukan fungsinya pada standar yang

diinginkan.Perawatan aset yang baik harus

berpegang pada konsolidasi, simplikasi,

produktivitas yang tinggi, serta biaya perawatan

serendah-rendahnya.Berdasarkan pengertian

diatas, prinsip kegiatan perawatan adalah

menghindari breakdown tidak terencana dan

menekan downtime.Untuk pihak perusahaan

bagian departement manajemen operasional dan

perawatan membuat kebijakan perawatan yang

mencakup perencanaan, organisasi, aksi dan

kontrol.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian yang penulis

lakukan adalah

a Dengan penerapan RCM akan dapat

meningkatkan keandalan mesin/ peralatan

pada system distribusi air bersih.

b Menerapkan RCM pada mesin/peralatan

system distribusi air bersih dengan maksud

agar umur operasi bisa ditingkatkan.

c Dengan aplikasi RCM diharapkan dapat

mengurangi dan menghindari kecelakaan

kerja ( zerro accident ) sehingga terwujudnya

perusahaan yang memiliki tingkat

keselamatan kerja terbaik.

Penerapan RCM Pada Distribusi Air di PDAM

1,2. Program Studi Teknik Mesin Universitas Pasir Pengaraian Page 131

d Dengan aplikasi RCM akan terwujudnya

perusahaan yang peduli lingkungan,

keselamatan, dan kesehatan kerja, sehingga

perusahaan mendapatkan penghargaan

sebagai perusahaan yang ramah lingkungan.

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini

adalah mengharapkan aplikasi RCM dapat

diterapkan pada perusahaan sebagai bentuk

pendekatan alternative dalam sistem perawatan

dan penaksiran ongkos perawatan serta

menjadikannya sebagai bahan evaluasi kebijakan

perawatan. Dan juga dengan metode RCM

bermanfaat untuk membantu kelancaran produksi

pada suatu perusahaan serta meminimalisasi

downtime mesin/peralatan.

Lingkup Permasalahan

Lingkup permasalahan dalam penelitian ini

adalah:

1. Penelitian dibatasi hanya pada pompa

sentrifugal bagian dari sistem distribusi air.

2. Analisa keandalan dan ketersediaan

komponen berdasarkan analisa kualitatif

yaitu (FMEA, Tree logic analisis dan

maintenance task)

Metode Perawatan Berbasis Keandalan (RCM)

Metode Reliability Centered Maintenance

(RCM) adalah metode pemeliharaan yang

menentukan langkah-langkah yang harus diambil

untuk menjamin peralatan bekerja sesuai dengan

fungsinya. Metode RCM meliputi pembuatan

kegagalan fungsi yang kemudian akan dicari

mode kerusakannya. Dengan adanya Mode

kerusakan, penyebab kerusakan akan ditentukan

sehingga dapat didapat dianalisa pengaruh

kerusakan terhadap unjuk kerja peralatan.

Tujuh pertanyaan mendasar pada RCM yaitu :

1) Apakah fungsi dan standar kinerja asset

dalam konteks operasi yang diinginkan ?

2) Apa yang menyebabkan setiap kegagalan?

(Mode kegagalan)

3) Apa yang terjadi setiap terjadi

kegagalan/efek dari kegagalan?

4) Apakah konsekuensi dari kegagalan tersebut?

5) Apa yang harus dilakukan untuk

memprediksi atau mencegah terjadi

kegagalan? (proaktif task)

6) Bagaimana jika tindakan proaktif tidak dapat

ditemukan? (Default Action)

7) Apa yang harus dilakukan bila tindakan

proaktif tidak dapat ditemukan (Default

Action)?

Karakteristik Reliability Centered Maintenance

Karakteristik RCM yaitu :

1. Tujuan utama dari metode RCM adalah untuk

menjaga fungsi sistem peralatan, dan juga

menjaga peralatan agar tetap bekerja.

Mengetahui fungsi sistem berarti mengetahui

keluaran yang menjadi tujuan sistem dan

dengan demikian dapat direncanakan tindakan

perawatan untuk menjaga keluaran sistem

sesuai dengan performance yang dimiliki

perawatan.

2. Mengidentifikasi mode kerusakan spesifik

dalam bagian-bagian peralatan yang potensial

menghasilkan kerusakan fungsi sistem.

3. Membuat prioritas perawatan dari mode

kerusakan yang terjadi. Prioritas ini

berdasarkan mode kerusakan yang

memberikan kontribusi terbesar dalam sistem

akan mendapat prioritas tertinggi. Sistematika

prioritas berdasarkan Logic Tree Analysis.

4. Tindakan yang telah diberi prioritas diberi

tindakan pencegahan yang dapat diterapkan.

Proses Penyusunan Reliability Centered

Maintenance.

Di metode RCM yang paling penting adalah

mengumpulkan informasi dan data untuk

mengetahui dengan baik sistem yang akan

dianalisa. Kegiatandilakukan untuk

mempermudah proses analisa sistem. Penerapan

tahap-tahap metode RCM terdiri dari tujuh tahap

yang sistematis yaitu :

1. Pemilihan sistem dan pengumpulan

informasi.

2. Pendefinisian batas sistem.

3. Deskripsi sistem dan blok diagram fungsi.

4. Pendeskripsian fungsi sistem dan kegagalan

fungsi.

5. Penyususnan Failure Mode Dan Effect

Analysis (FMEA).

6. Penyusunan Logic Tree Analysis (LTA).

7. Pemilihan Tindakan/Maintenance Task

Page 132 JURNAL APTEK Vol. 4 No.2 Juli 2012

Penyusunan Failure Mode and Effect Analysis

(FMEA)

Tahap ini adalah tahap analisa penyebab

terjadinya kegagalan fungsi pada bagian mesin

yang diteliti. Kegagalan fungsi pada bagian mesin

yang diteliti akan ditampilkan dalam bentuk

matriks. Pembuatan matriks ini menggambarkan

hubungan antara kegagalan fungsi (baris) dengan

bagian – bagian mesin yang diteliti (kolom) yang

menjadi dasar pembuatan tabel FMEA. Melalui

pembuatan tabel dapat diketahui mode kerusakan

dan penyebab kerusakan bagian – bagian mesin

yang teliti.

Dalam proses analisa FMEA sumber informasi

yang dapat digunakan adalah antara lain :

1. Data historis peralatan, yang sebelumnya

sudah didokumentasikan dalam 3 tahap RCM.

Melalui data historis dapat memberikan

informasi mode kerusakan yang sebenarnya

yang terjadi pada komponen. Namun analisis

mode kerusakan tidak terbatas hanya mode

kerusakan yang pernah terjadi, namun

kemungkinan semua mode kerusakan yang

terjadi.

2. Pengalaman teknisi, engginer, dan ahli

perawatan yang menangani mesin-mesin yang

diteliti.

3. Original Equipment Manufacture (OEM)

yang merupakan dokumen mengenai

perancangan, operasi, dan perawatan peralatan

yang bersangkutan.

Penyusunan Logic Tree Analysis (LTA)

Penyusunan LTA merupakan proses

kualitatif, tujuan tahap ini adalah memberikan

prioritas pada tiap mode kerusakan dan

melakukan tinjauan dari fungsi, sehingga ststus

mode kerusakan pada kegagalan fungsi tidak

sama. Proses RCM menggunakan tiga pertanyaan

logika yang sederhana atau struktur keputusan

untuk mempermudahkan analis secara akurat

menempatkan setiap mode kerusakan kedalam

satu dari empat kategori setiap pertanyaan akan

dijawab “Ya” atau “Tidak”. Tiga pertanyaan

tersebut adalah :

1. Apakah operator mengetahui dalam kondisi

normal telah terjadi gangguan dalam sistem ?

2. Apakah mode kerusakan ini menyebabkan

masalah keselamatan?

3. Apakah mode kerusakan ini menyebabkan

seluruh atau sebagian mesin berhenti

(outage)?

Pada bagian stuktur LTA, prioritas yang

dihasilkan dikelompokan menjadi empat kategori

yaitu :

a Kategori A (masalah keselamatan)

merupakan prioritas tertinggi.

b Kategori B (masalah mesin berhenti) yang

merupakan prioritas kedua.

c Kategori C (masalah minor) yang

diklasifikasikan menjadi RTF.

d Kategori D (masalah kerusakan tersembunyi)

akan ditinjau kembalidan kemudian

digolongkan dalam D/A, Atau D/B, Atau

D/C

Pemilihan Tindakan/Maintenance Task

Pemilihan tindakan merupakan tahap

terakhir dari proses analisa RCM. Dari tiap mode

kerusakan dibuat daftar tindakan yang mungkin

untuk dilakukan dan selanjutnya memilih

tindakan yang efektif. Proses analisa ini akan

menentukan tindakan PM yang tepat untuk mode

kerusakan tertentu. Jika tidak ada tindakan yang

bisa dilakukan, maka hanya bisa dimasukan

kedalam RTF, selain itu bila biaya untuk

melakukan tindakan melebihi biaya yang

diakibatkan mode kerusakan, maka mode

kerusakan ini masuk dalam RTF.Tahap akhir dari

proses maintenance task adalah menentukan

akibat dari mode kerusakan terhadap tiga

tingkatan yaitu akibat kerusakan lokal, akibat

kerusakan sistem, dan akibat kerusakan fasilitas,

kerusakan tersebut akan dibuat pada work sheet

untuk di analisis dan dicatat pada daftar run to

failure (RTF).

2. METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi merupakan tahapan-tahapan

didalam melakukan penelitian yang bertujuan

untuk menghindari terjadinya kesalahan-

kesalahan. Tahapan-tahapan ini merupakan

rangkaian proses penelitian yang saling berkaitan

secara sistematis. Tahapan-tahapan tersebut

adalah :

Penerapan RCM Pada Distribusi Air di PDAM

1,2. Program Studi Teknik Mesin Universitas Pasir Pengaraian Page 133

Survei Pendahuluan

Langkah awal yang dilakukan dalam

penelitian ini adalah survei pendahuluan yang

bertujuan untuk mengetahui kondisi

PDAM/BPAB Pasir Putih Pematang Barangan

secara umum, sehingga dapat dilakukan

pengidentifikasian permasalahan yang terjadi

berkaitan dengan hal maintenance (perawatan

mesin). Pengumpulan informasi dilakukan untuk

mengetahui keadaan dan kondisi peralatan di

PDAM/BPAB melalui pengamatan langsung,

wawancara, serta diskusi dengan pihak-pihak

terkait yang mengetahui kondisi perusahaan.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Objek Penelitian (Mesin Pompa Sentrifugal )

Tabel 1 Spesifikasi Mesin Pompa Sentrifugal PDAM Pematangan Barangan

No Parameter Satuan Nomor Pompa

1 2

1 Dibuat Oleh EBARA EBARA

2 Jenis ( Reciprocating/Sentrifugal ) Sentrifugal Sentrifugal

3 Kapasitas Pembuangan M3/Jam 3,6 3,6

4 Head yang terbentuk m 70 70

5 Fluida yang ditangani Air Air

6 Massa jenis fluida Kg/m3 1000 1000

7 Suhu Fluida 0C 30 30

8 Input daya Pompa kW 18,5 18,5

9 Kecepatan Pompa RPM 3000 3000

10 Efisiensi Pompa %

11 Pemakaian daya spesifik kW/( m3/jam )

12 Motor Pompa TECO TECO

Daya kW 18,5 18,5

Arus beban penuh Amp 33,7Δ/19,4Ү 33,7Δ/19,4Ү

Kecepatan RPM 2925 2925

Tegangan yang dipasok Volts 380Δ/

660Ү

380Δ/

660Ү

Efisiensi %

Factor Daya 0.8 0.8

Frekuensi yang dipatok Hz 50 50

13 Jenis Bantalan Ball Bearing Ball Bearing

Pompa (ujung dengan penggerakan ) 6307 ZZ 6307 ZZ

Pompa ( ujung tanpa penggerakan ) 6307 ZZ 6307 ZZ

Gambar 1. Pompa Sentrifugal

Page 134 JURNAL APTEK Vol. 4 No.2 Juli 2012

Analisa Kualitatif : table 2 Failure mode effect analysis

Item Fungsi dari Item Kegagalan yang mungkin akan terjadi ( Mode

Kegagalan)

Dampak dari kegagalan yang mungkin terjadi

Tindakan pencegahan agar Kegagalan tidak

terjadi Stufing Box mencegah kebocoran pada daerah dimana poros pompa menembus casing Retak, korosi dan pecah Pompa tidak berfungsi, downtime Pengelasan,

painting/pengecatan atau

ganti

Packing mencegah dan mengurangi bocoran cairan dari casing pompa melalui poros. Biasanya terbuat

dari asbes atau teflon

Bocor Pompa bekerja tidak maksimal, lingkungan

basah, dapat menimbulkan korosi

Penggantian packing dan

diberi zat perekat.

Shaft meneruskan momen puntir dari penggerak selama beroperasi dan tempat kedudukan impeller

dan bagian-bagian berputar lainnya.

Patah, retak Pompa tidak berfungsi, bisa mengakibatkan

kegagalan pada komponen yang lain,

downtime pada pompa

Poros diganti

Shaft Sleeve melindungi poros dari erosi, korosi dan keausan pada stuffing box. Pada pompa multi stage dapat

sebagai leakage joint, internal bearing dan interstage atau distance sleever

Aus, korosi, erosi. Bisa mengakibatkan main shaft pompa cepat

korosi atau erosi

Shaft sleeve diganti

Vane Sudu dari impeller sebagai tempat berlalunya cairan pada impeller. Korosi, erosi atau aus, atau

pecah akibat benturan dengan

benda asing

Pompa tidak berfungsi air tdak dapat di

distribusikan, pompa downtime

Impeller diganti

Casing sebagai pelindung elemen yang berputar, tempat kedudukan diffusor (guide vane), inlet dan

outlet nozzel serta tempat memberikan arah aliran dari impeller dan mengkonversikan energi

kecepatan cairan menjadi energi dinamis (single stage).

Erosi, retak atau pecah Tekanan pompa berkurang, kapasitas pompa

menurun

Casing diganti

Eye of Impeller Bagian sisi masuk pada arah isap impeller Sompel atau pecah Penurunan aliran, suara geseran Di ganti

Impeller untuk mengubah energi mekanis dari pompa menjadi energi kecepatan pada cairan yang

dipompakan secara kontinyu, sehingga cairan pada sisi isap secara terus menerus akan masuk

mengisi kekosongan akibat perpindahan dari cairan yang masuk sebelumnya.

Aus, pecah, sompel Vibrasi, bunyi geseran, tekanan , kapasitas

aliran menurun

Impeller diganti

Casing Wear Ring untuk memperkecil kebocoran cairan yang melewati bagian depan impeller maupun bagian

belakang impeller, dengan cara memperkecil celah antara casing dengan impeller.

Aus Poros cepat mengalami korosi, erosi dan

impeller tidak cepat aus

Wear ring diganti

Discharge Nozzle Sebagai saluran keluar air dalam pompa Retak, erosi, pecah Bocor /losses pada aliran Di service, diperbaiki atau

pekerjaan pengelasan.

Suction

Flange/Nozzle

Sebagai saluran hisap air agar masuk kedalam pompa Retak, erosi, atau pecah Daya hisap berkurang, kavitasi sda

Pump Feet ( Support ) Sebagai kedudukan pompa Retak, dan patah Pompa misalignment, vibrasi dll Ganti atau dilas

Bearing Bracket untuk menumpu dan menahan beban bearing agar poros dapat berputar, baik berupa beban radial

maupun beban axial..

Retak, aus,dan pecah Vibrasi, noice, panas, dan aus dll Ganti

Vent Plug Untuk lubang pemasukan pelumas dan lubang keluar uap panas pada pelumas Patah Oli keluar dari tempatnya Ganti

Bearing Cover Sebagai rumah dan penutup bearing Retak Aus pada bearing dan poros akibat debu

yang lengket pada bearing

Bearing Bracket

support

Untuk mendukung bearing cover dan bearing bracket Retak, pecah Vibrasi, misaligement, panas, berhenti

beroperasi.

Ganti

Mechanical

Seal/Gland Packing

Untuk memproteksi air jangan sampai keluar/bocor dari volut sehingga menurunkan daya hisap

pada pompa.

kebocoran Tekanan air keluar menurun dan kapasitas

aliran menurun

Ganti, improvement,

modifikasi

Bearing untuk menumpu dan menahan beban dari poros agar dapat berputar, baik berupa beban radial

maupun beban axial. Bearing juga memungkinkan poros untuk dapat berputar dengan lancar dan

tetap pada tempatnya, sehingga kerugian gesek menjadi kecil

Aus, oplak, ball bearing lepas

dari pengikatnya, pengikisan

dan geseran

Vibrasi, panas, putaran dan daya pompa

menurun, noice

Ganti

Penerapan RCM Pada Distribusi Air di PDAM

1,2. Program Studi Teknik Mesin Universitas Pasir Pengaraian Page 135

Table 3 Tindakan Perawatan berdasarkan Diagram Alir Logika RCM

No

Item yang dipelihara

Apakah

model

kegagalan

dapat

dideteksi

oleh

pengawasan

?

Apakah secara

normal cukup

waktu untuk

memperingatk

an agar dapat

melakukan

tindakan yang

telah

direncanakan?

Apakah

terdapat

teknik

pengaw

asan

lain

yang

tersedia

?

Apakah

kegagalan

dapat

diprediksi

dengan

kepercayaan

?

Apakah

tindakan

perbaikan atau

perbaruan

dapat

memperbaiki

kinerja seperti

saat baru?

Apakah

penggantian

item dapat

memperbaiki

fungsi sama

seperti baru?

Apakah

model

kegagalan

tersembunyi

?

Apakah terdapat

pekerjaan yang

menemukan

kegagalan atau

pengujian

kinerja yang

dapat

mengungkapkan

masalah?

Apakah

kegagalan

menyebabkan

keselamatan

atau resiko

lingkungan,

Pelanggaran

atau

kecelakaan?

Apakah desain

ulang

menghasilkan

uang kembali?

1 Stufing Box Ya Ya Ya Tidak Ya Ya Ya Ya Tidak Ya

2 Packing Ya Ya Tidak Tidak Ya Ya Tidak Tidak Tidak Tidak

3 Shaft Tidak Ya Ya Tidak Ya Ya Ya Ya Tidak Ya

4 Shaft Sleeve Tidak Ya Tidak Tidak Ya Ya Ya Ya Tidak Ya

5 Vane Tidak Ya ya Tidak Ya Ya Tidak Ya Tidak Ya

6 Casing Ya Ya Tidak Tidak Ya Ya Ya Ya Tidak Ya

7 Eye of Impeller Tidak Ya Tidak Tidak Ya Ya Ya Ya Tidak Ya

8 Impeller Ya Ya Tidak Tidak Ya Ya Ya Ya Tidak Ya

9 Casing Wear Ring Tidak Ya Tidak Tidak Ya Ya Ya Ya Tidak Ya

10 Discharge Nozzle Tidak Ya Tidak Tidak Ya Ya Ya Ya Tidak Ya

11 Suction

Flange/Nozzle

Tidak Ya Tidak Tidak Ya Ya Ya Ya Tidak Ya

12 Pump Feet ( Support ) Tidak Ya Tidak Tidak Ya Ya Ya Ya Tidak Ya

13 Bearing Bracket Tidak Ya Tidak Tidak Ya Ya Ya Ya Tidak Ya

14 Vent Plug Tidak Ya Tidak Tidak Ya Ya Ya Ya Tidak Ya

15 Bearing Cover Tidak Ya Tidak Tidak Ya Ya Ya Ya Tidak Ya

16 Bearing Bracket

support

Tidak Ya Tidak Tidak Ya Ya Ya Ya Tidak Ya

17 Mechanical

Seal/Gland Packing

Tidak Ya Tidak Tidak Ya Ya Ya Ya Tidak Ya

18 Bearing Ya Ya Tidak Tidak Ya Ya Ya Ya Tidak Ya

Page 136 JURNAL APTEK Vol. 4 No.2 Juli 2012

Tabel 4 Penyeleksian Maintenance Task

No : Description : Motor Listrik

Item Mode

kegagalan

Karakteristik

kegagalan

H/E(1

)

Terse

mbu

nyi/J

elas

Pengaruh Karakteristik Resiko(2)

Tugas Pilihan(3)

lokal Kegagalan

Fungsiona

l (4)

Akhir ( S )

Kerum

itan

CL

Kemung

kinan

yang

terjadi

CR

Resiko

yang

terjadi

Proposed Action(s)

Tindakan yg diusulkan

PL

Kemungkin

an yg

diperkiraka

n

PR

Resiko

yg

diperkir

akan

Dispositi

on

Penemp

atan

1 Rusak ,aus

Bau Hangus. Putaran motor berat. Bunyi geser.Bergetar extrim.Random

H dan E

Motor tdk berfungsi

Terbakar Kadang-kadang

Tinggi Penggantian komponen yg rusak.

Thermography

Vibration meter

Jauh dari yang rencanakan

Sedang Dibutuhkan untuk semua pesanan komponen.

Description : Stufing Box

2 Retak, korosi dan pecah

Panas, Putaran motor berat. Bunyi geser.

Bergetar extrim.

H dan E

Pompa tdk berfungsi

Pecah Kadang-kadang

Tinggi Penggantian stufing box

Penggantian Bearing & pengelasan.

Vibration meter

Jauh dari yang di rencanakan

Sedang sda

Description : Packing

3 Bocor H dan E

Pompa tdk efisien

Daya hisap turun

Kadang-kadang

Tinggi Penggantian packing

Pemberian lem pada permukaan bocor

Sedang sda

Description : Shaft

4 - Mengalami keausan

- Bengkok - Patah

Putaran pompa berat. Bunyi geser.

Bergetar extrim.

H dan E

Performance pompa turun

Pompa berhenti bekerja

Kadang-kadang

Tinggi Penggantian/perbaikan shaft, housing

Penggantian Bearing , impeler

Penggantian seal

Vibration meter

Jauh dari yang rencanakan

Sedang sda

Description : Shaft Sleeve

5 Retak Korosi, Erosi, Aus H dan E

keropos Kadang-kadang

Breakdown/perawatan korektiv :

Jauh dari yang rencanakan

Rendah sda

Description : Vane

Penerapan RCM Pada Distribusi Air di PDAM

1,2. Program Studi Teknik Mesin Universitas Pasir Pengaraian Page 137

6 Aus. Pecah. Retak

Bergetar. Bunyi geseran. penurunan tekanan

H dan E

Pompa tidak berfungsi

Pompa berhenti bekerja

Kadang-kadang

Tinggi Ganti impeler

Vibration meter

Perlu di rencanakan

Komponen tidak tersedia

sda

Description : Casing

7 Pecah.Retak. Gores akibat gesekan.

Tekanan menurun. Bocor. Dan lain-lain.

H dan E

Lingkungan basah.

Performance pompa menurun.

Pompa berhenti bekerja

Kadang-kadang

Tinggi Perbaikan /pengelasan

penggantian

Jauh dari yang rencanakan

Sedang sda

Description : Eye of Impeller

8 Sompel /patah

Suara geseran/akibat gesekan dengan benda asing

H dan E

Performance pompa tergaggu

Berhenti bekerja

Kadang-kadang

Tinggi Perbaikan dan penggantian

Vibration meter

Jauh dari yang rencanakan

Sedang

Description : Impeller

9 Pecah, Sompel, Retak, Aus

Bergetar, Suara geseran, Panas pada volut

H dan E

Suara yang berisik

Performance pompa menurun secara drastis

Pompa berhenti bekerja

Kadang-kadang

Tinggi Penggantian

Thermography

Vibration meter

Jauh dari yang rencanakan

Sedang

Description : Casing Wear Ring

10 Retak , Aus Poros patah, korosi. H dan E

- - - Kadang-kadang

- Jauh dari yang rencanakan

Description : Discharge Nozzle

11 Retak Bocor H dan E

Lingkungan basah

Kadang-kadang

perbaikan Jauh dari yang rencanakan

rendah

Description : Suction Flange/Nozzle

12 Retak, Bocor Pompa tidak mau menghisap

H dan E

Air tidak keluar

Motor listrik panas

Kadang-kadang

sedang Perbaikan Jauh dari yang rencanakan

Sedang

Description : Pump Feet ( Support )

13 Patah Bergetar H dan E

Suara berisik

Poros pompa dan seal rusak

Kadang-kadang

Tinggi Penggantian /pengelasan Jauh dari yang rencanakan

Sedang

Description : Bearing Bracket

14 Retak Bergetar H dan E

Seal bocor Pelumas bocor

Kadang-kadang

Tinggi Perbaikan Jauh dari yang rencanakan

Sedang

Description : Vent Plug

Page 138 JURNAL APTEK Vol. 4 No.2 Juli 2012

15 Tersumbat /bocor

Pelumas merembes H dan E

Pompa kotor

- - - Kadang-kadang

- - Jauh dari yang rencanakan

Sedang

Description : Bearing Cover

16 Retak Bergetar

H dan E

Bocor Bearing longgar

Pompa berhenti beroerasi

Kadang-kadang

Tinggi Perbaiakan /penggantian

Thermography

Vibration meter

Jauh dari yang rencanakan

Sedang

Description : Bearing Bracket support

17 Patah Begetar H dan E

Suara berisik

Poros pompa, sea l bocor.

sda Kadang-kadang

sedang Perbaikan dan pengelasan/penggantian

Jauh dari yang rencanakan

Sedang

Description : Mechanical Seal/Gland Packing

18 Aus, Kekakuan, Sobek

kebocoran H dan E

Area pompa basah

Penurunan tekanan

sda Kadang-kadang

Tinggi Penggantian atau improvement dan modifikasi

Jauh dari yang rencanakan

Sedang

Description : Bearing

19 Aus, Erosi, rusak

Bergetar, H dan E

Bunyi berisik, geseran

Performance pompa menurun

sda Kadang-kadang

Tinggi penggantian

Thermography

Vibration meter

Jauh dari yang rencanakan

Tinggi

1. E adalah Evient ( Jelas ), H adalah Hidden ( Tersembunyi )

2. Karakteristik Resiko, S = Severity ( kerumitan ), SL = Severity Level ( Tingkat Kerumitan ), CL = Current likelihood ( Kemungkinan terjadi ),

CR = Current Risk ( Resiko terjadi )

3. Penyeleksian Tugas, PL = Projected Likelihood ( Kemungkinan Tugas yang diperkirakan ), PR = Resiko tugas yang diperkirakan

4. Item kegagalan fungsional

1,2: Program Studi Teknik Mesin Universitas Pasir Pengaraian Page 139

4. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Sebelum dilakukan pengoperasian dan

perencanaan pemeliharaan perlu dilakukan

analisa kualitatif dengan Metode RCM pada

setiap system untuk dapat dilakukan prioritas

perawatan pada system yang kritis.

2. Dengan metode RCM maka dapat

memperioritas penyediaan komponen yang

perlu di order/pesan terlebih dahulu, atau

segera untuk dilakukan pengadaan spart part.

3. Perlu biaya besar untuk menerapkan RCM

pada sebuah system karena dibutuhkan

keahlian khusus.

4. Dengan Metode RCM ini akan meningkatkan

ketersediaan alat ( Availibility )

5. Dari Metode RCM pada pompa sentrifugal

dengan Analisa FMEA, LTA, dan

Maintenance Task terdapat beberapa

komponen yang sangat penting untuk

dipertimbangkan sebagai komponen kritis

yaitu Impeler, Bearing, Mechanical seal kit,

shaft, casing pump and bearing.

Saran

1. Perlu dilakukan penataan manajemen

pemeliharaan pada system pengolahan dan

distribusi air di BPAB Rokan Hulu

2. Konsisten untuk melakukan

pencatatan/history card pemeliharaan pada

system pengolahan dan distribusi air di

BPAB Rokan Hulu

3. Melakukan MOU dengan pihak lain untuk

pelatihan pemeliharaan kepada seluruh

operator/karyawan BPAB Rokan Hulu

4. Manajemen BPAB sangat perlu untuk

melakukan Planing, Organisation, Action,

Controlling ( POAC )

5. Bila perlu diserahkan atau bekerja sama

dengan pihak ketiga sebagai konsultan

pemeliharaan.

6. Penelitian ini masih banyak kekurangan jadi

perlu dilakukan penelitian lanjut untuk

mendapatkan hasil yang bisa diaplikasikan

didunia industri.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Kholid Alghofari, Much. Djunaidi,

Amin Fauzan, Des 2006, “ Perencanaan

Pemeliharaan Mesin Ball mill Dengan

Basis RCM (Reliability Centered

Maintenance)”, Jurnal IlmiahTeknik

Industri Vol. 5 No. 2.

Andrew K. S. Jardine, Albert H. C. Tsang,

2006, “ Maintenance, Replacement, And

Reliability Theory And Applications”, CRC

press, Taylor & Francis Group.

A.R. Ismail, R. Ismail, R. Zulkifli, N. K.

Makhtar, B. M. Deros, 2009, “A Study on

Implementation of Preventive Maintenance

Programme at Malaysia Palm Oil Mill “,

European Journal of Scientific

Research.ISSN 1450-216X Vol.29 No.1

Anna Franzén and Sabina Karlsson, 2007, “

Failure Modes and Effects Analysis of

Transformers “, Royal Institute of

Technology, KTH, School of Electrical

Engineering, RCAM. Stockholm, Sweden.

Burhanuddin Mohd. Aboobaider, A. Rahman

Ahmad, M. Ataharul Islam, Anton

SatriaPrabuwono, 2009, “Reliability

Analysis of Repair Time Data Using Semi-

Parametric Measures“, European Journal

of Scientific Research.ISSN 1450-216X

Vol.33 No.4.

Difana Meilani, Insannul Kamil, dan Arie

Satria, Oktober 2008,” Analisis Reliability

Centered Maintenance (RCM) Dan

Reliability Centered Spares (RCS) Pada

UnitRawmillPabrikIndarung IV PT. Semen

Padang”,Jurnal Optmasi Sistem Industri,

Vol 8 No1, Teknik Industri Universitas

Andalas ( UNAND )

Dindin Sulaiman, Eka Otto Fariyanto, 2007,

“ Implementasi TPM di PT DCI Sebagai

Alat Bantu Mempertahankan Mutu Produk

dan Meningkatkan Produktivitas “, Jurnal

Page 140 JURNAL APTEK Vol. 5 No.2 Juli 2012

Pengembangan dan Penerapan Teknologi,

Asosiasi Politeknik Indonesia.

Dwi Priyanta,2000, “ Modul Keandalan dan

Perawatan , konsep dasar, pengkajian

keandalan 1,2,3, Starategi untuk

kebijaksanaan Perawatan “,Institut

Teknologi Sepuluh Nopemeber Surabaya