JNSTRUKSI MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK...

5
MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA JNSTRUKSI MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR IM 6 TAHUN 2018 TENTANG HASIL PEMERIKSAAN KINERJA ATAS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN KONSESI PELABUHAN PADA DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT KEMENTERIAN PERHUBUNGAN, BADAN USAHA PELABUHAN, DAN INSTANSI TERKAIT LAINNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa BPK RI telah melaksanakan pemeriksaan Kinerja atas . Efpktivita? -Pengelolaan Konsesi Pelabuhan pada Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan, Badan Usaha Pelabuhan dan Instansi terkait lainnya; b. bahwa hasil pemeriksaan tersebut harus ditindaklanjuti dan segera diselesaikan agar tidak menjadi temuan berulang berdasarkan rekomendasi BPK RI; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu dikeluarkan Instruksi Menteri Perhubungan tentang Hasil Pemeriksaan Kinerja atas Efektivitas Pengelolaan Konsesi Pelabuhan pada Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan, Badan Usaha Pelabuhan, dan Instansi terkait lainnya;

Transcript of JNSTRUKSI MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK...

MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

JNSTRUKSI MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR IM 6 TAHUN 2018

TENTANG

HASIL PEMERIKSAAN KINERJA ATAS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN KONSESI

PELABUHAN PADA DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN, BADAN USAHA PELABUHAN,

DAN INSTANSI TERKAIT LAINNYA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa BPK RI telah melaksanakan pemeriksaan

Kinerja atas . Efpktivita? -Pengelolaan Konsesi

Pelabuhan pada Direktorat Jenderal Perhubungan

Laut Kementerian Perhubungan, Badan Usaha

Pelabuhan dan Instansi terkait lainnya;

b. bahwa hasil pemeriksaan tersebut harus

ditindaklanjuti dan segera diselesaikan agar tidak

menjadi temuan berulang berdasarkan rekomendasi

BPK RI;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu dikeluarkan

Instruksi Menteri Perhubungan tentang Hasil

Pemeriksaan Kinerja atas Efektivitas Pengelolaan

Konsesi Pelabuhan pada Direktorat Jenderal

Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan, Badan

Usaha Pelabuhan, dan Instansi terkait lainnya;

- 2 -

Mengingat

Memperhatikan :

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang

Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang

Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang

Pemeriksanaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab

Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4400);

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang

Pelayaran (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2008 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4849);

Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang

Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 127,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4890);

Pokok-pokok hasil pemeriksaan kinerja atas

efektivitas pengelolaan konsesi pelabuhan di

Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian

Perhubungan, Badan Usaha Pelabuhan, dan

instansi terkait lainnya antara lain:

a. Penentuan besaran Tarif konsesi (concession

fee) dan jangka waktu konsesi pelabuhan, baik

pada Peraturan Menteri Perhubungan Nomor

PM 15 Tahun 2015 sebesar 2,5% maupun pada

perjanjian konsesi pelabuhan existing tidak

melalui kajian dan/atau dasar pertimbangan

lain, dan pada perjanjian konsesi

pelabuhan/terminal non eksisting belum

- 3 -

sepenuhnya didukung dengan studi kelayakan

yang memadai;

b. Penyelenggara Pelabuhan belum melaksanakan

tanggung jawab sesuai peraturan perundang-

undangan dan perjanjian konsesi diantaranya

melakukan pengerukan alur pelayaran dan

pengurusan Hak Pengelolaan Lahan (HPL)

diarea konsesi. Pelaksanaan pekerjaan ini

dilaksanakan oleh BUP namun tidak

diperhitungkan kompensasinya dalam

perjanjian konsesi.

c. Penatausahaan Penerimaan Negara Bukan

Pajak (PNBP) Konsesi:

1) mekanisme mengawasan ketepatan

perhitungan dan penerimaan PNBP

konsesi belum diatur melalui prosedur

yang memadai, antara lain tidak melalui

verifikasi dan validasi hingga data sumber;

2) data dukung dipersyaratkan dalam

regulasi tidak digunakan dalam

rekonsiliasi pendapatan konsesi karena

data tersebut tidak valid;

3) tidak dilakukan rekonsiliasi tahunan

menggunakan hasil audit dari Kantor

Audit Publik Independen dan terdapat

selisih nilai pendapatan yang dilaporkan

dalam rekonsiliasi pendapatan untuk

perhitungan konsesi dengan pendapatan

pada laporan keuangan audited BUP

sehingga terjadi kekurangan atas

perhitungan PNBP konsesi yang disetorkan

ke kas negara.

MENGINSTRUKSIKAN

Kepada : Direktur Jenderal Perhubungan Laut

- 4 -

Untuk

PERTAMA 1. Memerintahkan Direktur Kepelabuhanan membuat

petunjuk teknis atau Standard Operating Procedure (SOP)

sebagai panduan dalam melakukan penilaian atas

permohonan konsesi dari BUP serta petunjuk penentuan

jangka waktu dan besaran tarif konsesi dan

memerintahkan BUP terkait melakukan studi kelayakan

sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor

PM 15 Tahun 2015 tentang Konsesi dan Bentuk

Kerjasama Lainnya Antara Pemerintah Dengan Badan

Usaha Pelabuhan di Bidang Kepelabuhanan sebagaimana

telah diubah dengan Peraturan Menteri Perhubungan

Nomor PM 166 Tahun 2015.

2. Menyusun sistem/prosedur pengawasan ketepatan

perhitungan dan penerimaan PNBP terkait konsesi dan

melakukan kajian profesional terkait data dukung yang

efektif dan efisien untuk rekonsiliasi konsesi pelabuhan.

3. Melakukan evaluasi dan modifikasi sistem Inaportnet

antara lain menambahkan fitur untuk memutakhirkan

realisasi bongkar muat dan rekapitulasi LK3.

4. Menginstruksikan Kepala Kantor Otoritas Pelabuhan

Utama Tanjung Perak, Kepala Kantor Otoritas Pelabuhan

Utama Tanjung Priok, dan Kepala KSOP Kelas I Tanjung

Ernas untuk melakukan pencocokan dan penelitian

secara bulanan dan tahunan atas laporan pendapatan

konsesi dari BUP.

KEDUA : Berdasarkan rekomendasi BPK RI terdapat kelemahan-

kelemahan atas efektivitas pengelolaan konsesi pelabuhan di

Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian

Perhubungan, Badan Usaha Pelabuhan, dan instansi terkait

lainnya, agar dilakukan antara lain:

a. meninjau kembali besaran tarif konsesi melalui studi

kelayakan untuk memastikan bahwa tarif konsesi sesuai

dengan prinsip keadilan, menguntungkan semua pihak,

dan mencerminkan persaingan yang sehat;

- 5 -

b. menyusun regulasi yang mengatur perjanjian konsesi

terkait pelimpahan tanggung jawab pelaksanaan

pemeliharaan Infrastruktur dasar dan/atau fasilitas

pelabuhan serta kompensasi yang diberikan kepada PT.

Pelindo II (Persero) atas pelimpahan tanggung jawab

tersebut dan memerintahkan Kepala Kantor Otoritas

Pelabuhan Utama Tanjung Perak memaksimalkan proses

HPL atas lahan yang digunakan oleh PT. Terminal Teluk

Lamong; dan

c. mengajukan penggunaan sebagian dana PNBP kepada

Kementerian Keuangan untuk mendanai kegiatan

Penyelenggara Pelabuhan sesuai ketentuan peraturan

perundang-undangan.

KETIGA : Direktur Jenderal Perhubungan Laut segera melakukan upaya

nyata dan melaporkan kepada Menteri dengan tembusan

Sekretaris Jenderal dan Inspektur Jenderal.

KEEMPAT : Sekretaris Jenderal mengkoordinasikan pelaksanaan Instruksi

Menteri ini.

KELIMA : Instruksi Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 23 Mei 2018

MENTERI PERHUBUNGAN

REPUBLIK INDONESIA

ttd

BUDI KARYA SUMADI

Salinan Keputusan ini disampaikan kepada:

1. Anggota I Badan Pemeriksa Keuangan;

2. Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan;

3. Inspektur Jenderal Kementerian Perhubungan.

Salinan sesuai dengan aslinya

IRO HUKUM,

H„SH.DESS ama Muda (IV/c)

1023 199203 1 003