jiwa1

102
Pada suatu malam musim hujan, di daerah Puncak seorang polisi menghentikan sebuah mobil tanpa satu lampu belakang. Di dalam mobil tersebut ada seorang mahasiswi berusia 20 tahun bernama Jazzie, dan pacarnya Frans. Polisi itu bertanya kepada mereka : “Kalian berhenti tanpa lampu send dan lampu belakang mobilnya tinggal satu, kalian harus memperbaikinya. Tunjukkan SIM, STNK atau kartu Asuransi!”. Polisi memperingatkan mereka untuk membenarkan lampu belakang. Namun, mereka berdua tampak bingung, linglung dan berdiam diri saja. Lalu mereka bertanya kepada polisi itu tentang arah dan jalan, dan polisi mengatakan bahwa jalan yang akan mereka tuju jaraknya 161 km dari tempat tersebut, mereka tersesat. Saat itu sedang hujan deras disertai angin yang sangat kencang, dan polisi tersebut menyuruh mereka memperbaiki mobilnya karena dapat membahayakan orang lain. Polisi itupun mengantar mereka hanya samapai jalan raya, lalu meninggalkan mereka dan polisi tersebut tak tahu bahwa mereka sedang mabuk berat. Mereka berdua mabuk obat yang mulai digemari kaum dewasa muda, namanya Methamphetamine. Sebenarnya obat itu tidak populer di Indonesia, mereka mendapatkan obat itu dari teman mereka, Janette seorang warga Negara asing yang satu kampus dengan mereka.

description

belajar

Transcript of jiwa1

Page 1: jiwa1

Pada suatu malam musim hujan, di daerah Puncak seorang polisi menghentikan sebuah

mobil tanpa satu lampu belakang. Di dalam mobil tersebut ada seorang mahasiswi berusia 20

tahun bernama Jazzie, dan pacarnya Frans. Polisi itu bertanya kepada mereka :

“Kalian berhenti tanpa lampu send dan lampu belakang mobilnya tinggal satu, kalian harus

memperbaikinya. Tunjukkan SIM, STNK atau kartu Asuransi!”.

Polisi memperingatkan mereka untuk membenarkan lampu belakang. Namun, mereka

berdua tampak bingung, linglung dan berdiam diri saja. Lalu mereka bertanya kepada polisi itu

tentang arah dan jalan,  dan polisi mengatakan bahwa jalan yang akan mereka tuju jaraknya 161

km dari tempat tersebut, mereka tersesat.

Saat itu sedang hujan deras disertai angin yang sangat kencang, dan polisi tersebut

menyuruh mereka memperbaiki mobilnya karena dapat membahayakan orang lain. Polisi itupun

mengantar mereka hanya samapai jalan raya, lalu meninggalkan mereka dan polisi tersebut tak

tahu bahwa mereka sedang mabuk berat.

Mereka berdua mabuk obat yang mulai digemari kaum dewasa muda, namanya

Methamphetamine. Sebenarnya obat itu tidak populer di Indonesia, mereka mendapatkan obat

itu dari teman mereka, Janette seorang warga Negara asing yang satu kampus dengan mereka.

Awalnya Jazzie dan Frans bukanlah pecandu atau peminum, tapi karena Janette

mengiming-imingi mereka dengan suatu obat yang dapat meningkatkan stamina, menghilangkan

stress dan membuat happy, akhirnya mereka berdua tergoda juga untuk coba-coba.

Malam itu pertama kalinya Frans dan Jazzie mencoba memakai methamphetamine. Dan

untuk pertama kalinya juga mereka menghadapi masalah yang sangat serius, yaitu timbulnya

suatu khayalan bahwa mereka terkurung dalam hutan belantara, dan mereka tidak bisa keluar

dari hayalan mereka. Frans dan Jazzie keluar dari mobil mereka, dan di tengah hujan yang lebat

mereka berteriak minta tolong. Mereka terus berjalan dan berusaha keluar dari hutan yang

merupakan khayalan itu. Mereka tidak sadar bahwa di samping kanan-kiri mereka adalah jurang

yang dalam, sehingga karena jalan yang licin mereka pun terpeleset dan jatuh ke dalam jurang.

Sungguh malang dan tragis nasib kedua anak muda itu, keesokan harinya mereka ditemukan dan

sudah meninggal………

Page 2: jiwa1

Hanya karena coba-coba memakai methamphetamine untuk bersenang-senang, mereka

malah kehilangan masa muda mereka………

 

Sebenarnya…. Apa sih methamphetamine itu????

Methamphetamine bahasa gaulnya bagi mereka yang memakai adalah meth. Meth termasuk obat

stimulant, tergolong dalam jenis obat keras dan lebih keras 3,5 kali dari kokain. Obat ini murah,

sekali pemakaian methamphethamine sekitar 0,25 gr bisa diperoleh seharga 25 dolar atau ± Rp.

275.000;. Para pemakai menyedot lewat hidung, menelan, menghisapnya dengan rokok, dan

menyuntikkannya langsung dalam pembuluh darah mereka. Satu kali pemakaian bisa membuat

orang mabuk sampai 12 jam. Tak mengherankan selama 10 tahun terakhir, methamphetamine

sangat digemari. Di AS, pemakaian methamphetamine merebak terutama di kalangan anak

muda………..

          Para pemakai methamphetamine, merupakan pelaku kejahatan nomor satu. Hidup mereka

dipengaruhi methamphetamine yang terekspresi pada tingkah laku mereka, di antaranya pikiran

kacau, berbicara yang sama sekali tidak nyata               ( khayalan ), mulai melihat hal-hal dan

mendengarkan suara-suara yang aneh. Semakin banyak memakai methamphetamine, maka

menyebabkan pemakai semakin parah dan hilang kendali.

          Methamphetamine merupakan salah satu obat keras yang tidak dapat dikendalikan. Jadi

methamphetamine merupakan obat yang sangat merusak sang pemakai baik dari segi fisik,

mental maupun biologis. Bagai seperti mayat hidup bila memakainya. Yang semula tampak sehat

dan kuat, namun setelah menjadi pemakai atau pecandu methamphetamine menjadi tampak tak

berdaya. Sungguh teramat menyedihkan apa yang telah dibuat oleh methemphetamine terhadap

tubuh sang pemakai. Yang juga dapat membuat pemakai hiper, paranoid, pemarah dan

berkhayal.

 

Mekanisme kerja dari methamphetamin :

Page 3: jiwa1

Meth masuk melalui aliran darah menuju nukleus accumbens, yang merupakan pusat kesenangan

untuk otak. Proses tersebut, merupakan penghantar pelepasan dopamine, kunci kimia untuk

kesenangan manusia. Dopamine adalah bahan kimia alami yang membuat kita merasa senang.

Makin banyak dopamine yang keluar, maka kita akan merasa semakin senang. Ini salah satu cara

otak untuk membantu kita bertahan. Meth menyelinap ke dalam sel saraf dan memicu dopamine

lebih banyak keluar. Sekali pemakaian meth bisa memicu lebih dari 1200 unit dopamine.

Kekuatan meth 3,5 kali lebih intens dibandingkan kokain. Dan sekitar 6 kali lipat yang

normalnya bisa dilakukan tubuh. Mabuk meth berlangsung lebih lama dibandingkan obat lain,

hingga 12 jam. Tapi semakin tinggi dosis yang dikonsumsi, maka efek negatif yang terjadi dalam

tubuh semakin besar pula.

May 24, 2010

1. Sejarah Amphetamine

Amphetamine pertama kali disintesiskan di Jerman pada tahun 1887, tetapi kemungkinan kandungan nilai pengobatannya tidak diselidiki sampai tahun 1972. Produk obat/medis pertama yang mengandung amphetamine, Benzedrine inhaler/obat hirup, dipasarkan tahun 1932 untuk memperlebar jalan tenggorokan dan membantu penderita asma bernapas. Tidak lama setelah produk ini diperkenalkan, pemakai menemukan bahwa bukan saja melebarkan jalan tenggorokan; produk ini juga menghilangkan keletihan, meningkatkan mutu energi, mengurangi perlunya tidur, dan menekan nafsu makan. Di Amerika Serikat, penyalahgunaan inhaler/obat hirup mengandung amphetamine hampir secara serentak dimulai dan terus dilakukan sampai saat penjualan lepas dilarang pada tahun 1959.

Tahun 1937, amphetamine juga tersedia dalam bentuk tablet dan digunakan secara luas selama Perang Dunia II oleh Jepang, Amerika Serikat, Inggris, dan Jerman. Karena meningkatnya penyalahgunaan obat ini, Amerika Serikat mengatur amphetamine sebagai obat dengan resep pada tahun 1951. Akan tetapi, penggunaan medis amphetamine terus meningkat selama tahun 1950-an, karena obat ini secara rutin ditentukan sebagai anti-depresi dan penolong diet. Meskipun penyalahgunaan amphetamine menurun ditahun 1970-an dan 1980-an, penyalahgunaan amphetamine yang diproduksi secara gelap secara dramatis meningkat ditahun 1990-an hingga saat ini.

2. Definisi Amphetamine

Amphetamine adalah sejenis obat-obatan yang biasanya berbentuk pil, kapsul dan serbuk yang dapat memberikan rangsangan bagi perasaaan manusia. Salah satu jenis amphetamine, yakni methamphetamine, sering menjadi terikat secara mental kepada obat-obatan ini. Tingkah laku yang kasar dan tak terduga, merupakan hal biasa bagi pemakai kronis. Jika kamu menggunakan amphetamine, maka amphetamine ini akan merangsang tubuhmu melampaui batas maksimum dari kekuatan fisikmu. Dan kamu akan tetap merasa sangat aktif walaupun sebenarnya tubuhmu

Page 4: jiwa1

sudah sangat lelah. Apabila tubuhmu tidak dapat lagi menanggung beban ini, maka kamu dapat jatuh pingsan dan dapat mati karena kelelahan. Jika kamu menggunakan amphetamine ini, maka hidupmu akan berakhir dalam suatu dunia yang sepi, terpisah dari orang lain, sering melihat dan melihat hal yang aneh-aneh, dan hubunganmu dengan keluarga dan teman-teman akan menjadi rusak. Akibat-akibat lainnya jika kamu menggunakan obat-obatan ini adalah : penurunan berat badan, ketakutan, kelihatan seperti kurang tidur, tekanan darah tinggi, denyut nadi yang tidak beraturan, paranoia yang mendalam, pingsan karena kelelahan yang amat sangat. Amphetamine dikenal juga dengan sebutan metaphetamine. Jenis-jenisnya adalah ekstasi, speed, whiz, dll. Jenis-jenis metamphetamine adalah : ice, shabu-shabu, dll.

3. Pendapat Para Ahli

Menurut Prof Philips Alston, ahli dari New York University School of Law yang diajukan pemohon, menyatakan hukuman mati telah ditolak Dewan HAM PBB. Namun, Dewan HAM PBB menyatakan harus ada perlindungan bagi mereka yang menjalani hukuman mati. Perlindungan itu harus memuat ketentuan di mana tidak ada perbuatan pidana yang menyebabkan kematian atau perbuatan kasar lainnya.

Sementara menurut Prof JE Sahetapy, ahli dari pemohon, hukuman mati sangat bertentangan dengan Pancasila. “Saya tetap berkeyakinan hukuman mati tidak  memberantas peredaran narkotika.” Sahetapy mengingatkan bahwa konstitusi di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari kultur Indonesia. Karena itu hukuman seumur hidup tanpa remisi jauh lebih baik daripada hukuman mati.

Sedangkan Henry Yosodiningrat, ahli dari pemerintah, menyatakan kejahatan narkotika termasuk dalam katagori serious crime. Hak untuk hidup tidak bersifat mutlak karena ada pengecualian bagi serious crime. Yang dimaksud serious crime itu, kata Henry , tergantung kebutuhan dan interpetasi tiap-tiap negara. “Jika 40 orang meninggal setiap hari dan negara dirugikan Rp 262 triliun per tahun karena narkoba, apa itu tidak serius?” kata Henry. Menurut Henry, ancaman hukuman mati hanya berlaku bagi orang-orang yang terlibat kejahatan narkotika secara terorganisasi. Pemakai narkoba tidak diancam hukuman mati karena hanya korban dari sindikat narkotika internasional. “Yang berhak mendapatkan adalah pengedar, bukan pengguna.”

Sedangkan Brigjen Pol (Purn) Jane Mandagi, ahli dari Badan Narkotika Nasional, menyatakan hukuman mati diberlakukan untuk memberikan efek jera kepada sindikat narkotika dan untuk memutus indikasi pembalasan atau rasa tidak terima dari korban sindikat internasional.

4. Mekanisme Kerja Amphetamine

Kerja suatu obat merupakan hasil dari banyak sekali proses yang umumnya didasari suatu rangkaian reaksi yang dibagi dalam tiga fase yaitu :

1. fase farmaseutik,2. fase farmakokinetika dan3. fase farmakodinamika.

Page 5: jiwa1

Mekanisme kerja amphetamine dalam tubuh sebagai berikut :

1)      Menyebabkan pelepasan norepinefrin, dopamine dan serotonin dari neuron pra sinaps.

2)      Menghambat re-uptake norepinefrin dan dopamin.

3)      Menghambat sistem MAO pada neuron prasinaps.

Mekanisme kerja amphetamine berdasarkan dosis yang dikonsumsi :

1)      Dosis kecil

a)      Semua jenis amfetamin akan menaikkan tekanan darah, mempercepat denyut jantung, melebarkan bronkus, meningkatkan kewaspadaan, menimbulkan euphoria, menghilangkan kantuk, mudah terpacu, menghilangkan rasa lelah dan rasa lapar, meningkatkan aktivitas motorik, banyak bicara dan merasa kuat. Prestasi fisik misalnya pada atlet meningkat.

b)      Efek ini sangat bervariasi dan dapat terjadi hal-hal yang sebaliknya pada dosis berlebihan atau penggunaan berulang-ulang.

c)      Penggunaan lama Penggunaan lama atau dosis besar hamper selalu diikuti oleh depresi mental dan kelelahan fisik. Banyak orang yang pada pemberian amfetamin mengalami sakit kepala, palpitasi, rasa pusing, gangguan vasomotor, rasa khawatir, kacau piker, disforia, delirium atau rasa lelah.

2)      Dosis sedang amfetamin (20-50mg)

Menstimulasi pernapasan,menimbulkan tremor ringan, gelisah, meningkatkan aktivitas motorik, insomia, agitasi, mencegah lelah, menekan  nafsu makan, menghilangkan kantuk dan mengurangi tidur.

3)      Dosis amphetamine >50mg

Amphetamine yang masuk secara berlebih dapat langsung mengakibatkan kematian, gejala yanng ditimbulkan sebelum kematian adalah mengalami tremor berat, meningkatnya aktivitas motorik yang berlebih dan gangguan pernafasan yang hebat hingga nafas berhenti.

A. Farmaseutik

Fase farmaseutik meliputi hancurnya bentuk sediaan obat dan melarutnya bahan obat.

Fase farmakokinetik termasuk proses invasi dan proses eliminasi. Yang dimaksud invasi adalah proses-proses yangberlangsung pada pengambilan suatu bahan obat ke dalam tubuh (absorbsi dan distribusi) sednagkan eliminasi merupakan proses-proses yang menyebabkan penurunan konsentrasi obat dalam tubuh (biotransformasi dan ekskresi).

Page 6: jiwa1

Fase farmaseutik :

Formulasi obat agar dapat memperoleh respon biologik yang optimum

Faktor-faktor formulasi yang dapat mempengaruhi efek obat dalam tubuh :

1. derajat kehalusan serbuk zat aktif2. bentuk kristal zat aktif3. keadaan kimia obat (ester, garam, kompleks)4. zat tambahan yang digunakan5. alat dan keadaan fisik yang digunakan dalam membuat sediaan

Kerja obat tidak hanya tergantung pada sifat farmakodinamika bahan obat tetapi juga bergantung pada :

1. bentuk sediaan dan bahan pembantu yang digunakan2. jenis dan tempat pemberian3. kecepatan absorbsi4. distribusi dalam tubuh5. ikatan dalam jaringan6. biotransformasi (metabolisme obat)7. kecepatan ekskresi

Pemilihan tempat pemberian, cara pemberian dan bentuk sediaan didasarkan pada :

1. sifat fisika dan kimia bahan obat2. munculnya kerja dan lamanya kerja yang diinginkan3. tempat kerja obat yang seharusnya

B. Farmakokinetik

Pada fase farmakokinetika, obat mengalami proses ADME yaitu absorbsi, distribusi, biotrasformasi (metabolisme), dan ekskresi yang berjalan secara simultan langsung atau tak langsung meliputi perjalanan suatu obat melistasi sel membran.

Dalam diagram terlihat bahwa obat harus mengadakan penetrasi beberapa sawar sebelum tercapai konsentrasi pada letak kaki.

1) Absorbsi

Merupakan transfer  obat melintasi membran, ada tiga tipe membran badan yaitu :

1. Membran kulit2. Membran epitel usus3. Membran sel tunggal

Page 7: jiwa1

Dalam melintasi sel membran obat melakukan dengan dua cara, yaitu transfer pasif dan tranfer aktif khusus.

Pada transfer pasif membran tidak berperan aktif dalam obat melalui membran tersebut. Dan transfer pasif dibedakan :

1. Filtrasi yaitu zat melaui pori – pori kecil dari membran, misalnya dinding kapiler.2. Difusi yaitu zat melarut dalam lapisan lemak dari membran sel.

Pada transfer aktif memerlukan energi. Pengangkutan dilakukan dengan mengikat obat zat hidofil (makro molekul atau ion) pada enzim spesifik (alat pengangkut, misalnya ATP). Setelah melintasi membran obat dilepas lagi. Zat yang diresorpsi dengan proses aktif ialah : glokusa, asam amino, asam lemak, Vit. A, B1, B2, B12, garam empedu, garam besi dan lain – lain.

Absorbsi dipengaruhi oleh faktor – faktor seperti :

1. Kelarutan obat2. Kemampuan difusi melintasi sel membran,3. Konsentrasi obat,4. Sirkulasi pada letak absorbsi,5. Luar permukaann kontak obat,6. Bentuk obat,7. Rute pemakaian obat.

Kecepatan absorbsi tergantung pada :

1)      kecepatan pelepasan obat,

2)      bentuk sediaan obat,

3)      kelarutan obat dalam cairan badan

Kecepatan melarut dari berbagai bentuk sediaanmenurun dengan urutan berikut :

Larutan – suspensi – serbuk – kapsul – tablet – tablet salut selaput – tablet salut gula – tablet kerja panjang (sustained release).

2) Distribusi

Setelah obat diabsorbsi kedalam aliran darah untuk emcapai tepat pada letak dari aksi harus melalui membran sel. Distribusi obat dilakukan didalam susunan syaraf pusat dan melalui sawar darah – otak. Distribusi obat kedalam susunan syaraf pusaat mengikuti prinsip – prinsip sama seperti perjalanan obat melintasi sel membran lainnya. Sawar darah – otak merupakan istilah untuk menggambarkan secara kuantitatif perbedaan dalam permeabilitas pembuluh kapiler diotak dengan pembuluh darah lain dari badan. Letak sawar darah – otak adalah antara plasma dengan ruangan ekstra seluler dari otak.

Page 8: jiwa1

Akumulasi obat dapat terjadi pada tempat penyimpanan tertentu yaitu :

1. Ikatan pada protein plasma bersifat reversisbel di dalam darah dan jaringan lainnya.2. Penyimpanan dalam lemak merupakan penyimpanan kedua bagi obat.

Berdasarkan fungsinya, organisme (tubuh) di bagi dalam ruang distribusi yang berbeda yaitu :

1. ruang intrasel2. ruang ekstrasel, meliputi : air plasma, ruang usus dan cairan transsel

Bergantung pada sifat fisiko-kimianya, berdasarkan distribusi ke dalam berbagai ruang distribusi, dibedakan 3 jenis obat :

1. Obat yang hanya terdiatribusi dalam plasma2. Obat yang terdistribusi dalam plasma dan ruang ekstrasel3. Obat yang terdistribusi dalam ruang ekstrasel dan juga dalam ruang inrasel

Setelah diabsorbsi, obat akan didistribusikan ke seluruh tubuh melalui sirkulasi darah. Distribusi obat dibedakan atas 2 fase.

1. Fase distribusi I : terjadi setelah diabsorbsi yaitu ke organ-organ yang perfusinya baik : jantung, hati, ginjal, otak

2. Fase distribusi II : ke otot, kulit, jaringan lemak

3. Biotransformasi

Biotransformasi yaitu istilah yang sering digunakan untuk menggambarkan metabolisme obat dibadan.

Setiap obat adalah merupakan zat asing bagi badan dan tidak diinginkan, oleh karena itu bbadan berusaha merombak zat tadi menjadi metabolit sekaligus bersifat hidrofil agar lebih lancar diekskresi melalui ginjal. Jadi reksi biotransformasi adalah merupakan peristiwa detoksikasi. Biotransformasi berlangsung terutama di hati, tetapi ada beberapa obat mengalami biotransformasi di dalam ginjal, plasma, dan selaput lendir di usus. Reaksi biotransformasi biasanya oksidasi, hidrolisa, dan konjugasi.

Reaksi biokimia yang terjadi pada metabolisme obat dibedakan menjadi 2 fase :

1. Fase I, yang termasuk reaksi fase ini adalah oksidasi, reduksi dan hidrolisis. Reaksi fase I ini mengubah obat menjadi metabolit yang lebih polar, yang dapat bersifat inaktif, kurang aktif atau lebih aktif daripada bentuk aslinya.

2. Reaksi fase II disebut juga reaksi sintetik, merupakan konyugasi obat atau metabolit hasil reaksi fase I dengan senyawa endogen misalnya asam glukoronat, sulfat, asetat atau asam amino. Hasil konjugasi ini bersifat lebih polar dan mudah terionisasi sehingga lebih mudah diekskresi. Metabolit hasil konjugasi biasanya tidak aktif.

Page 9: jiwa1

Sebagian besar metabolisme obat terjadi di hati, dikatalisis oleh enzim mikrosom. Sistem enzim mikrosom untuk reaksi oksidasi disebut oksidase fungsi campur (mixed function oxidase) atau monooksigenase, sitokrom P-450.

Aktivitas enzim yang memetabolisir obat dalam mikrosom hati, struktur dan jumlah retikulum endoplasmik dan bahkan ukuran hati, kesemuanya dipengaruhi oleh penggunaan obat dan hormon, umur, jenis kelamin, status nutrisi, kondisi psikologis serta patologik pasien.

Disamping hati sebagai organ biotransformasi utama, obat dapat diubah pula di beberapa organ lain, misalnya paru-paru, ginjal, dinding usus, darah dan jaringan.

Contoh Obat yang Dimetabolisir Menjadi Metabolit yang In Aktif

Obat Metabolitp-aminobenzoat

Sulfadiaszin

Aminopirin

p-amino hipurat

N-4- asetil sulfadiazin

4-aminoantipirin

Obat yang Dimetabolisir Menjadi Metabolit yang Lebih Aktif

Obat MetabolitKortison

Prednison

Fenasetin

Kloralhidrat

Primidon

Levodopa

Codein

Aspirin

Protonsil rubrum

Imipramin

Amphetamine

Kortisol

Prednisolon

Parasetamol

Trikloretanol

Fenobarbital

Dopamin

Morfin

Salisilat

Sulfanilamid

Desmetil imipramin

Methapetamine

Faktor – faktor yang mempengaruhi kecepatan metabolisme obat :

Page 10: jiwa1

a. Konsentrasi Obat

Umumnya kecepatan biotransformasi obat bertambah bila konsentrasi obat meninggi. Hal ini berlaku sampai titik dimana konsentrasi menjadi sedemikian tinggi sehingga seluruh molekul enzim yang melakukan metabolisme berikatan terus menerus dengan obat dan tercapai kecepatan biotransformasi yang konstan.

b. Fungsi Hati

Pada gangguan fungsi hati, metabolsime dapat berlangsung lebih cepat atau lebih lambat, sehingga efek obat menjadi lebih lemah atau lebih kuat dari yang diharapkan

c. Usia

Pada bayi baru lahir (neonatus) belum semua enzim hati terbentuk, maka reaksi metabolisme obat lebih lambat (terutama pembentukan glukoronida antara lain untuk reaksi konjugasi dengan kloramfenikol, sulfonamida, diazepam, barbital, asetosal, petidin). Untuk menghindari keracunan maka pemakaian obat-obat ini untuk bayi sebaiknya dihindari, atau dikurangi dosisnya.

Pada orang usia lanjut banyak proses fisiologis telah mengalami kemunduran antara lain fungsi ginjal, enzim-enzim hati, jumlah albumin serum berkurang. Hal ini menyebabkan terhambatnya biotrnasformasi obat yang seringkali berakibat akumulasi atau keracunan.

d. Genetik

Ada orang orang yang tidak memiliki faktor genetika tertentu misalnya enzim untuk asetilasi sulfonamida atau INH, akibatnya metabolisme obat-obat ini lambat sekali.

e. Pemakaian Obat lain.

Banyak obat, terutama yang bersifat lipofil (larut lemak) dapat menstimulir pembentukan dan aktivitas enzim-enzim hati. Hal ini disebut induksi enzim. Sebaliknya dikenal pula obat yang menghambat atau menginaktifkan enzim hati disebut inhibisi enzim.

Obat-obat yang menginduksi enzim a.l : barbital, fenitoin, karbamazepin, fenilbutazon.

Disamping itu enzim juga dapat diinduksi oleh faktor lain seperti bahan-bahan penyegar dan makanan misalnya kofein dalam kopi, merokok atau makan sate yang dibakar di atas arang. Asap rokok dan arang mengandung benzo(a)piren, suatu zat karsinogenik dengan sifat menginduksi enzim.

f. Makanan

1. Protein

Page 11: jiwa1

Protein dibutuhkan untuk sintesis enzim yang memetabolisisr obat, kekurangan protein dapat berakibat penurunan metabolisme obat sehingga obat lebih lama tinggal di dalam tubuh ( ekskresi lambat )

2. Lemak

Lemak dibutuhkan oleh enzim pemetabolisme obat sebagai komponen membran dan interaksi spesifik. Fosfatidilkolin diperlukan untuk metabolisme etilmorfin dan heksobarbital. Asam linoleat dan asam arakhidonat penting untuk mengendalikan metabolisme obat.

3. Karbohidrat

Efek karbohidrat terhadap metabolisme obat sedikit. Tetapi karbohidrat dapat menghambat metabolisme barbiturat sehingga waktu tidur lebih panjang. Kadar glukosa yang tinggi mengakibatkan kandungan sitokrom pemetabolisme obat turun.

4. Vitamin dan mineral.

Vitamin A dan vitamin C, Ca, Mg, meningkatkan metabolisme obat, sedangkan Fe, Iodium dapat menurunkan metabolisme obat.

1) Ekskresi

Ginjal merupakan organ yang penting untuk ekskresi obat. Obat diekskresikan dalam struktur tidak berubah atau sebbagai metabolit melalui ginjal dala urine. Obat yang diekskresikan bersama feses berasal dari :

1. Obat yang tidak diabsorbsi dari penggunaan obat melalui oral.2. Obat yang diekskresikan melalui empedu dan tidak direabsorbsi dari usus.

Obat dapat diekskresikan melalui paru – paru, air ludah, keringat atattu dalam air susu. Obat dalam badan akan mengalami metabolisme dan ekskresi. Maka dalam penggunaan obat pada pasien perlu diperhatikan keadaan pasien yang fungsi hati atau ginjalnya tidak normal. Perlu diketahui apakah obat yang diberikan dapat dimetabolismekan atau tidak, rute ekskresinya dan sebagainya.

Pengeluaran obat dari tubuh melalui organ ekskresi dalam bentuk metabolit hasil biotransformasi atau dalam bentuk asalnya. Ekskresi suatu obat dan atau metabolitnya menyebabkan penurunan konsentrasi zat berkhasiat dalam tubuh. Ekskresi dapat terjadi bergantung pada sifat fisikokimia (bobot molekul, harga pKa, kelarutan, tekanan gas) senyawa yang diekskresi, melalui

1. ginjal (dengan urin)2. empedu dan usus (dengan feses) atau3. paru-paru (dengan udara ekspirasi)

Page 12: jiwa1

Ekskresi melalui kulit dan turunannya tidak begitu penting. Sebaliknya pada ibu yang menyusui, eliminasi obat dan metabolitnya dalam ASI dapat menyebabkan intoksikasi yang membahayakan bayi.

Obat-obat yang Mempengaruhi Warna Faeces dan Urin

Warna faeces hitam/kehitaman

- Acetazolamida

- Alluminium hidroksida

- Aminophyllin

- Amphetamine

- Corticosteroid

- Ferro sulfat

- Garam bismut

- Garam besi

- Tetracyklin

- Theophyllin

Warna faeces biru/ kebiruan

- Chloramphenicol

- Methylen blue

Warna faecer hijau/ kehijauan

- Indometacin

- Medroksiprogesteron

Warna faeces kuning/ kuning-hijau

- Senna

Warna faeces orange – merah

- Phenazopiridin

- Rifampin

Warna faeces pink-merah

- Antikoagulan

- Aspirin

- Barium

- Heparin

- Oksiphenbutazon

- Phenylbutazon

- Tetrasiklin syrupWarna urin hitam/coklat/gelap

- Cascara

- Chloroquine

- Garam besi

- Metronidazole

- Nitrofurantoin

- Quinine

- Senna

Warna urin biru

- Triamterene

Warna biru-hijau

- Amitriptyline

- Methylene blue

Warna urin orange/kuning

- Heparin

- Rifampin

- Phenazopyridine

Warna urin merah/pink

- Ibuprofen

- Phenytoin

- Phenylbutazone

1. A. Farmakodinamik

Page 13: jiwa1

Mempelajari hasil interaksi obat dengan tempat aksinya dalam sistem biologis dengan reseptornya.

Fase farmakodinamik merupakan interaksi obat dengan reseptor sehingga terjadi efek pengobatan dan juga proses-proses yang terlibat dimana akhir dari efek farmakologi terjadi.

Efek terapi

1. Meniadakan penyebab penyakit2. Meniadakan gejala penyakit3. Menambah, mengganti zat yang lazim dibuat organ.

4. PENDAHULUAN5. Psikotropika adalah zat-zat dalam berbagai bentuk pil dan obat yang mempengaruhi

kesadaran karena sasaran obat tersebut adalah pusat-pusat tertentu di sistem syaraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang). Menurut UU no.5/1997 psikotropik meliputi : Ecstacy, shabu-shabu, LSD, obat penenang/tidur, obat anti depresi dan anti psikosis. Sementara PSIKOAKTIVA adalah istilah yang secara umum digunakan untuk menyebut semua zat yang mempunyai komposisi kimiawi berpengaruh pada otak sehingga menimbulkan perubahan perilaku, perasaan, pikiran, persepsi, kesadaran.

6. Menurut Undang-undang RI No. 5/1997 tentang psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. Psikotropika dibedakan dalam 4 golongan sebagai berikut :• Psikotropika golongan I : Psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi amat kuat mengakibatkan sindrom ketergantungan Contoh : MDMA, ecstasy, LSD, ST• Psikotropika golongan II : Psikotropika yang berkhasiat untuk pengobatan dan dapat digunakan dalam terapi dan atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindrom ketergantungan. Contoh : amfetamin, fensiklidin, sekobarbital, metakualon, metilfenidat (ritalin).• Psikotropika golongan III : Psikotropika yang berkhasiat untuk pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi sedang mengakibatkan sindrom ketergantungan. Contoh : fenobarbital, flunitrazepam.• Psikotropika golongan IV : Psikotropika yang berkhasiat untuk pengobatan dan sangat luas digunakan dalam terapi dan atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan sindrom ketergantungan. Contoh: diazepam, klobazam, bromazepam, klonazepam, khlordiazepoxide, nitrazepam (BK,DUM,MG) (1)

7. Amphetamine merupakan salah satu obat dari golongan psikotropika golongan II. Istilah amphetamine digunakan untuk sekelompok obat yang secara struktural mempunyai keterbatasan dalam penggunaan klinis tetapi sangat potensial untuk menjadi toksik adiksi dan disalah gunakan. Golongan betafenilisopropilamin adalah bentuk dasar dari golongan amfetamin dan pertama kali disintesa pada tahun 1887. (2)

8. Ectasy adalah nama yang populer digunakan untuk Methylenedioxy methamphetamine (MDMA) sedangkan shabu-shabu adalah nama populer yang digunakan untuk methamphetamine. Maka kedua jenis zat tersebut merupakan derivat yang sama yaitu

Page 14: jiwa1

golongan Amfetamine. Di negara Barat terutama di Hawaii dan Amerika methamphetamine dikenal dengan nama ice, di Korea dan Filipina glass, sedangkan di Jepang dikenal dengan nama Shabu.(2)

9. Methamphetamine, adalah stimulan yang sangat kuat mempengaruhi sistem syaraf pusat. Obat ini dikelompokkan sebagai psycho-stimulan seperti amphetamin dan kokain yang sering disalahgunakan. Obat ini dibuat dari berbagai zat sintetis dalam bentuk serbuk putih, bening dan tak berbau yang dihirup dan disuntikan. Karena bentuknya yang bening maka ia disebut Ice atau kristal. Methamphetamin merupakan turunan amphetamin dan karenanya dalam hal kandungan zat dan efek terhadap pengguna hampir sama yaitu menyebabkan aktivitas tinggi dan mengurangi nafsu makan. Penyalahgunaannya dilakukan karena obat ini merangsang kegairahan dan kegembiraan (euphoria). Penyalahgunaan methamphetamin dapat mengakibatkan ketergantungan yang selanjutnya menyebabkan berbagai gangguan pada jantung, stroke, tingginya suhu badan, dan juga kematian pada kasus over-dosis. (4)

10. MDMA (Methylene Dioxy Meth Amphetamine) yang terkenal dengan sebutan Ecstasy sangat popular di kalangan anak muda. Sayangnya, mitos sudah berkembang bahwa obat ini aman, padahal tidaklah demikian kenyataannya. Penelitian di Amerika menemukan bahwa obat ini sangat berbahaya karena merusak sistem kerja otak dan jantung. MDMA, adalah zat turunan amphetamine yang memiliki sifat merangsang SSP (stimulant) maupun mengupah persepsi (hallucinogen). Obat ini berbentuk tablet dan digunakan melalui cara ditelan. Berbagai tablet yang disebut Ecstasy seringkali tidak hanya mengandung zat MDMA, tetapi campuran dari berbagai zat lain seperti methamphetamine, caffeine, dextromethorphan, ephedrine, dan cocaine. (4)

11. Kasus penyalahgunaan narkotika dan zat aditif lainnya pada tahun terakhir semakin meningkat tajam. Sepintas, pemakaian narkotika dan penyalahgunaan obat obatan terjadi secara merata disemua kalangan masyarakat. Dari kalangan atas hingga anak jalanan, terutama dikalangan remaja, pelajar dan mahasiswa.(2)

12. Data statistik yang pasti mengenai hal ini belum ada. Data dari Rumah Sakit Ketergantungan Obat (RSKO) Jakarta tahun 1996 sampai tahun 1998 kasus penyalahgunaan amfetamine adalah 46 penderita (1996), 133 penderita (1997) dan 180 penderita (1998). Secara klinis amfetamine banyak digunakan untuk pengobatan narkolepsi, Attention Deficit Hyperactive Disorder (ADHD), maupun obesitas. Tetapi khasiat dan keamanannya masih kontroversial di beberapa negara dan penggunaannya dilarang.(1,2)

13. FARMAKOLOGI14. 1. Struktur kimia dan farmakokinetik (2)

Amfetamine merupakan suatu senyawa sintetik analog dengan epinefrin dan merupakan suatu agonis ketekolamin tak langsung. Struktur kimia penting yang berkaitan dengan efek farmakologis biokimia amphetamine yaitu tidak digantinya cincin fenil kelompok alfa metil, dua rantai karbon diantara cincin fenil dan nitrogen serta kelompok amino utama. Manipulasi dari struktur dasar molekul amfetamine bertujuan untuk menurunkan efek yang tidak diinginkan dan menonjolkan efek yang diinginkan. Perbaikan atau modifikasi struktur kimia akan menonjolkan atau melemahkan variasi aksidari amfetamine dan komponen sejenisnya.

15. Subsitusi gugus methil pada ion hidrogen dalam gugus amino menghasilkan metamfetamin yang mempunyai efek stimulasi sentral terhadap susunan saraf pusat dan

Page 15: jiwa1

sangat potensial untuk disalahgunakan. Analog amfetamine dihasilkan dengan merubah cincin fenil atau etilamin pada rantai lain. Penambahan gugus metil terhadap rantai alfa karbonik menghasilkan fenteramin yang mempunyai aktivitas anoreksi. Penggantian rantai lain pada gugus siklik seperti metilfenidat menimbulkan efek stimulasi susunan saraf pusat dan menurunkan efek kardiovaskuler. Menempatkan satu atau lebih gugus metoksi pada cincin fenil menghasilkan obat dengan efek halusinogen misalnya meskalin.

16. Serbuk metamfetamin dapat digunakan secara suntikan, inhalasi, dihisap atau dihirup. Sedangkan MDMA biasanya dikonsumsi secara oral dalam bentuk tablet atau kapsul.

17. Amfetamine sangat baik diabsorbsi melalui permukaan mukosa dari saluran cerna, nasofaring, cabang trakheobronkhus dan vagina. Penggunaan intravena akan langsung mencapai otak dalam beberapa detik,pada penggunaan yang dihirup pertama kali dikondensasi di paru-paru dan secara cepat diabsorbsi kedalam pembuluh darah. Kadar plasma puncak setelah penggunaan oral terjadi 1-3 jam, hal ini bervariasi tergantung pada aktivitas fisik dan jumlah makanan dalam lambung. Amfetamine mengalami degradasi luas dalam hati dengan menghasilkan sejumlah metabolit, beberapa diantaranya masih mempunyai aktifitas farmakologi. Bentuk yang tidak dirubah dan metabolitnya akan diekskresi melalui urine.

18. Metabolisme amfetamine hati terjadi melalui beberapa cara, antara lain: (2)? Aromatik hidroksilasiPada proses ini akan dihasilkan fenolik amin yang kemudian akan diekskresi melalui urine atau berkonjugasi dulu dengan sulfat sebelum diekskresi. Para hidroksi amfetamine yang merupakan metabolit inti dari proses ini secara biologi mempunyai efek tiga kali lebih kuat dalam menginhibisi uptake noradrenalin dibandingkan dengan amphetamine.

19. ? Beta hidroksilasiProses ini dilakukan oleh enzim dopamin beta hidroksilase yang merubah dopamin menjadi norepinefrin dan hal ini rupanya terbatas untuk senyawa amine utama. Bila cincin metabolit hidroksilasi (misalnya p-hidroksilasi amfetamine) mengalami beta hidroksilasi akan dihasilkan p-hidroksilasi norefedrin dan dapat diserap ke dalam ujung-ujung saraf norepinefrin dan kemungkinan dapat bereaksi sebagai neurotransmiter palsu dengan demikian akan meningkatkan efek amfetamine.Amfetamine diekresi melalui urine. Ekskresi melalui ginjal secara kuat ditentukan oleh pH urine, dalam urine dengan pH asam (misalnya pH5) kurang lebih 99% dari dosis amfetamine diionisasi oleh filtrasi glomerulus dan sisanya diabsorpsi ke dalam sistem sirkulasi. Dengan demikian pengobatan dari overdosis adalah dengan pengasaman urine.

20. 2. Mekanisme kerja dan neurokimiawi (2)Amfetamine adalah senyawa yang mempunyai efek simpatomimetik tak langsung dengan aktivitas sentral maupun perifer. Strukturnya sangat mirip dengan katekolamin endogen seperti epinefrin, norepinefrin dan dopamin. Efek alfa dan beta adrenergik disebabkan oleh keluarnya neurotransmiter dari daerah presinap. Amfetamine juga mempunyai efek menghalangi re-uptake dari katekolamin oleh neuron presinap dan menginhibisi aktivitas monoamine oksidase, sehingga konsentrasi dari neurotransmitter cenderung meningkat dalam sinaps.Mekanisme kerja amfetamin pada susunan saraf pusat dipengaruhi oleh pelepasan biogenik amine yaitu dopamin, norepinefrin dan serotonis atau ketiganya dari tempat penyimpanan pada presinap yang terletak pada akhiran saraf. Efek yang dihasilkan dapat

Page 16: jiwa1

melibatkan neurotransmitter atau sistim monoamine oxidase (MAO) pada ujung presinaps saraf.

21. Dari beberapa penelitian pada binatang diketahui pengaruh amfetamine terhadap ketiga biogenik amin tersebut yaitu: (2)

22. DopaminAmfetamine menghambat re uptake dan secara langsung melepaskan dopamin yang baru disintesa. Pada penelitian didapatkan bahwa isomer dekstro dan levo amfetamine mempunyai potensi yang sama dalam menghambat up take dopaminergik dari sinaptosom di hipothalamus dan korpus striatum tikus.

23. NorepinefrinAmfetamine memblok re uptake norepinefrin dan juga menyebabkan pelepasan morepinefrin baru, penambahan atau pengurangan karbon diantara cincin fenil dan nitrogen melemahkan efek amfetamine pada pelepasan re uptake norepinefrin.

24. SerotoninSecara umum, amfetamine tidak mempunyai efek yang kuat pada sistem serotoninergik. Menurut Fletscher p-chloro-N-metilamfetamin mengosongkan kadar 5 hidroksi triptopfan (5-HT) dan 4 hidroksiindolasetik acid (5-HIAA), sementara kadar norepinefrin dan dopamine tidak berubah. Hasil yang sama dilaporkan juga oleh Fuller dan Molloy, Moller Nielsen dan Dubnick bahwa devirat amfetamine dengan electron kuat yang menarik penggantian pada cincin fenil akan mempengaruhi sistim serotoninergik.Aktivitas susunan saraf pusat terjadi melalui kedua jaras adrenergic dan dopaminergik dalam otak dan masing-masing menimbulkan aktivitas lokomortor serta kepribadian stereotopik. Stimulasi pada pusat motorik di daerah media otak depan (medial forebrain) menyebabkan peningkatan dari kadar norepinefrin dalam sinaps dan menimbulkan euforia serta meningkatkan libido. Stimulasi pada ascending reticular activating system (ARAS) menimbulkan peningkatan aktivitas motorik dan menurunkan rasa lelah. Stimulasi pada sistim dopaminergik pada otak menimbulkan gejala yang mirip dengan skizifrenia dari psikosa amphetamine.

25. PATOFISIOLOGI (2,5)26. Penggunaan amfetamine kronis dan dosis tinggi menimbulkan perubahan toksik secara

patofisiologi. Efek toksik penggunaan amfetamine kronis dengan dosis tinggi terhadap:27. a. Otak

Penggunaan amfetamine secara kronis dengan dosis tinggi akan menginduksi perubahan toksik pada sistim monoaminergik pusat. Seiden dan kawan-kawan melakukan penelitian pada kera dengan menyuntikkan sebanyak 8 kali/hari (dosis 3-6,5 mg/kg) selama 3-6 bulan. Setelah 24 jam pemberian dosis terakhir memperlihatkan kekosongan norepinefrin pada semua bagian otak (pons, medula, otak tengah, hipothalamus dan korteks frontal). Setelah 3-6 bulan suntikan terakhir, norepinefrin masih tetap rendah di otak tengah dan korteks frontal. Sedangkan pada hipothalamus dan pons kadar norepinefrin sudah meningkat.Kadar dopamin terdepresi hanya pada darah, bagian otak lain tidak terpengaruh. Kondisi toksik amfetamine ini juga mempengaruhi sistim serotoninergik, hal ini diperlihatkan dengan perubahan aktivitas triptophan hidroksilase terutama pada penggunaan fenfluramin. Rumbaugh melaporkan pada pemakaian amfetamine kronis dengan dosis tinggi mempengaruhi vaskularisasi otak. Penelitian pada kera yang diberiinjeksi metamfetamin selama 1 tahun menunjukkan perubahan yang luas dari arteriola

Page 17: jiwa1

kecil dan pembuluh kapiler. Selanjutnya dapat terjadi hilangnya sel neuron dan berkembangnya sel-sel glia, satelit dan nekrohemorrhage pada serebelum dan hypothalamus.

28. b. PeriferEfek yang menonjol adalah terhadap kerja jantung. Katekolamin mempengaruhi sensitivitas miokardium pada stimulus ektopik, karena itu akan menambah resiko dari aritmia jantung yang fatal. Efek perifer yang lain adalah terhadap pengaruh suhu (thermo-regulation). Amfetamine mempengaruhi pengaturan suhu secara sentral di otak oleh peningkatan aktivitas hipothalamus anterior. Penyebab kematian yang besar pada toksisitas amfetamine disebabkan oleh hiperpireksia.Mekanisme toksisitas dari amfetamine terutama melalui aktivitas sistim saraf simpatis melalui situmulasi susunan saraf pusat, pengeluaran ketekholamin perifer, inhibisi re uptake katekholamine atau inhibisi dari monoamine oksidase. Dosis toksik biasanya hanya sedikit diatas dosis biasa. Amfetamine juga merupakan obat/zat yang sering disalahgunakan.

29. Efek amfetamine yang berhubungan dengan penyalahgunaan dapat dibedakan dalam 2 fase: (2)

30. - Fase awalSelama fase ini efek akut dari amfetamine ditentukan oleh efek farmakologinya (pelepasan dopamin) dan akan menimbulkan:o Euforiao Energi yang meningkato Menambah kemampuan bekerja dan interaksi sosialEfek ini timbul sesaat setelah mengkonsumsi

31. - Fase konsilidasiKonsumsi yang lama dan intermiten, membuat individu akan meningkatkan dosis untuk mendapatkan efek yang lebih besar. Pada pemakaian yang terus-menerus individu akan meningkatkan frekuensi dan dosis zat untuk merasakan flash atau rush dari penggunaan amfetamine.Selama masa transisi penggunaan dosis tinggi, individu menggunakan amfetamine yang bereaksi cepat, yaitu secara intravena atau dihisap. Pada fase ini individu mulai binge, yaitu pemakaian zat secara berulangulang sesuai frekuensi perubahan mood. Binge ini dapat berlangsung dalam 12-18 jam tetapi dapat lebih panjang lagi mencapai 2 sampai 3 atau bahkan 7 hari.

32. IV. EFEK KLINIS (2,4,5)33. Saat ini penggunaan amfetamine hanya mempunyai 3 indikasi secara medis yaitu

narkolepsi, ADHS pada anak-anak dan obesitas. Untuk narkolepsi dosis yang dianjurkan adalah antara 20-60 mg/hari. Pada ADHD dosis berkisar antara 2,5 – 40 mg/hari. Sedangkan pada obesitas amfetamine sering menyebabkan adiksi dan penyalahgunaan. Dalam waktu singkat jelas menekan nafsu makan, tetapi bila jangka lama akan timbul toleransi terhadap efek anoreksia.Amfetamine merupakan stimulan kuat terhadap susunan saraf pusat dengan aksi alfa dan beta adrenergik di perifer yang meyerupai obat-obat simpatomimetik tak langsung. Pada susunan saraf pusat amphetamine menstimulasi korteks serebri, striatum, sistim limbik dan batang otak.Pada manusia dengan dosis kecil atau sedang (5-15mg) akan mempengaruhi susunan

Page 18: jiwa1

saraf pusat dengan gejala:- Meningkatkan kewaspadaan- Meningkatkan aktivitas lokomotor- Meningkatkan mood- Menurunkan nafsu makan- Euforia- HiperthermiKadar plasma yang dicapai pada dosis tersebut adalah 5-10?g/100 ml. Pada penggunaan dosis tinggi secara tunggal (? 20-30 mg) atau pemakaian yang terus menerus dengan dosis kecil selama beberapa hari amfetamine dapat menginduksi keadaan psikosa toksik yang ditandai oleh:- Pemikiran delusional- Halusinasi dengar

34. Gejala-gejala tersebut sangat erat berhubungan dengan suatu Skizofrenia paranoidakut. Dikatakan pula bahwa pada pemakaian dengan dosis 10-30 mg dekstro amfetamine menimbulkan gejala:- Mengurangi rasa lelah- Meningkatkan inisiatif- Menigkatkan daya konsentrasi- InsomniaPada penggunaan dengan dosis tinggi akan menimbulkan:- Kejang-kejang- Gerakan stereotipik- PsikosisPada percobaan binatang dikatakan pemberian amfetamine dengan dosis 1,0-2,5 mg/kg menghasilkan peningkatan aktivitas lokomotor, tetapi dosis ? 2,5 mg/kg menimbulkan pola prilaku stereotipik. Efek perifer amfetamine ditimbulkan oleh karena pelepasan norepinefrin, efek tersebut yaitu:- Meningkatnya sistolik dan diastolik- Meningkatnya denyut jantung- Aritmia jantungDosis toksik dari amfetamine sangat bervariasi. Kadang-kadang manifestasi toksik dapat terjadi sebagai idiosinkrasi setelah dosis sedikitnya 2 mg. Tetapi sangat jarang terjadi dengan dosis dibawah 15 mg. Reaksi yang berat dapat terjadi pada penggunaan yang kronis. Beberapa peneliti telah membagi gambaran klinik dari toksisitas sublethal dalam beberapa kategori berdasarkan pada beratnya gejala.

35. ? Efek Sistemik• Sistem kardiovaskulerTerhadap jantung amfetamine menimbulkan sinus takhikardi. Selain itu jugadapat menyebabkan:- hipertensi- sinus takikardia- iskemi miokard• RhabdomiolisisKoppel membedakan rhabdomiolisis primer akibat toksin dan sekunder akibat iskemia

Page 19: jiwa1

atau hipokalemi. Pada gangguan amfetamine rhabdomiolisis disebabkan sekunder akibat iskemia otot pada overdosis dari obat. Hal ini dapat merupakan akibat dari kompresi otot lokal saat koma, kejang yang terjadi terus menerus dan mioklonos, pemakaian kronis dari amfetamine yang menyebabkan hipokalemi.• Kerusakan ginjalAmfetamine mengakibatkan myoglobinuric tubular necrosis, sedangkan metamfetamine dapat menyebabkan Proliferatif Glomerulonephritis akibat dari suatu systemic necrotizing vasculitis. Biasanya terjadi bila amfetamine digunakan secara intravena, Merupakan keadaan yang jarang terjadi, dan timbul bila terjadi overdosis. Yang paling sering adalah derivat metamfetamin.• Gangguan GITAmfetamine dapat menyebabkan toksisitas pada kolonm akibat iskemi• Fungsi seksualAmfetamine menyebabkan ejakulasi spontan• Sistem endokrinFenfluramin menyebabkan hiperprolaktiemia• HiperthermiaMekanisme hiperthemia akibat amfetamine biasanya akibat gangguan thermoregulasi. Selain itu sind hiperthermi sentral dapat diakibatkan oleh drug induce amfetamine yang menimbulkan hiperrefleksi otonom (meningkatkan produksi panas). Peningkatan suhu khas berkisar 39o – 40 o. Biasanya suhu kembali normal dalam 48-72 jam bila obat dihentikan, tetapi dapat menetap beberapa hari sampai minggu bila disertai rash makulopapulaer akibat reaksi obat. Hiperthermi biasanya berhubungan dengan intoksikasi. Merupakan gejala yang paling sering ditemukan dan keadaan ini dapat reversible

36. ? Efek Psikiatris• PsikosaPsikosa akibat amfetamine sebagian besar berupa skizofrenia paranoid• DepresiDerivat amfetamine yang dapat menimbulkan depresi terutama adalahenfluramin• AgresifViolence adalah tingkah laku khas ditandai dengan menyerang secara agresifatau membunuh. Hal ini dapat dipresipilasi oleh gangguan mental, situasi frustasi atau penyakit organik.

37. ? Efek Neurologis• Gangguan kesadaranGangguan kesadaran dapat terjadi pada penggunaan amfetamine. Koma padaamfetamine biasanya terjadi setelah kejang, tetapi pada pengguna narkotika koma dapat terjadi berhubungan dengan:- overdosis, murni (jarang), campuran dengan sedatif- hipoksia, edema paru, aspirasi pneuminitis,pneumoni- hipoglikemia- postanoksik ensefalopati- trauma- kejang

Page 20: jiwa1

- sepsis- hepatik ensefalopatiGambaran klinis dibagi menjadi beberapa stadium:- agitasi- agresif- paranoid- halusinasiGejala fisik:- pireksia- hipertensi- takikardi- aritmia- dilatasi pupil- tremor- kejang• Movement disordersChorea merupakan gangguan yang sering ditemukan. Hal ini ditemukan sebagai reaksi toksik setelah pemakaian kronis. Pada dosis kecil kadang-kadang menimbulkan chorea pada tungkai dan orofasial yang reversibel. Pada penggunaan kronis dapat timbul chorea generalisata• Efek pertumbuhanPada anak-anak amfetamine dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan. Hal initerjadi pada pemakaian kronis. Anak-anak hanya dapat tumbuh sampai 60-75% dari normal, tetapi bila obat dihentikan maka tampak pertumbuhan anak akan kembali berlangsung bahkan sangat cepat.• StrokeVaskulitis sistemik ditemukan setelah pemakaian kronis intravena dan oral dariamfetamine. Pada usia muda proses vaskulitis terbatas pada sirkulasi serebri sehingga dapat menimbulkan sindroma stroke akut. Mekanisme terjadinya vaskulitis ini tidak jelas.• Stroke perdarahanAmfetamine dapat menyebabkan perdarahan intraserebral melalui mekanisme vaskulopati ataupun hipertensi akut. Perdarahan otak dapat terjadi setelah pemakaian amfetamine biasanya secara injeksi. Perdarahan intraserebral ataupun subarakhnoid dapat terjadi pada pengguna amfetamine• KejangPada pengguna amfetamine kejang dapat timbul baik pada pemakaian pertamakali ataupun pada pemakaian kronis, biasanya akibat intoksikasi akut. Kejang dapat berupa kejang fokal, umum, tonik klonik ataupun status epilepsi. Seluruh kasus kejang pada pemakai amfetamine terjadi pada pemakai secara intravena.

38. Sindroma toksik dari amfetamine:Memberikan gambaran sindroma simpatomimetik. Gejala yang sering ditemukan:- defusi- paranoid- takikardi (atau bradikardi bila obat murni alfa adrenergik agonis)- hipertensi- diaphoresis

Page 21: jiwa1

- piloereksi- midriasis- hiperrefleksi- kejang, hipotensi dandisritmia dapat terjadi pada kasus yang berat

39. PENEMUAN PADA AUTOPSIJika obat dihirup, dapat ditemukan sejumlah kecil bubuk pada saat hidung dibuka atau melalui swab methanol pada septum hidung.Pada injeksi biasanya digunakan jarum insulin, dan bekas suntikan biasanya agak sulit dilihat. Kaca pembesar dapat digunakan untuk melihat bekas suntikan tersebut, bekas suntikan tersebut kemungkinan tidak terdapat perdarahan. Ketika pengguna cenderung untuk menggunakan berulang kali untuk meningkatkan efek, bekas tusukan cenderung banyak dan berkumpul disekitar vena yang sering digunakan. Terkadang bekas tato di atas vena menyembunyikan bekas tusukan. (6)

40. Jika obat dihisap atau dikonsumsi secara oral, mungkin tidak ada manifestasi eksternal yang ditemukan. Disamping informasi lain, terdapat tanda terbakar pada jari telunjuk bagian palmar yang digunakan untuk memegang pipa panas pada penggunaan oral. (6)Sampel autopsi harus menyertakan darah perifer, urin, jaringan hepar, empedu, isi lambung dan rambut. Urin, cairan spinal dan jaringan dapat positif untuk beberapa hari setelah penggunaan pertama, dan positif untuk waktu yang lebih lama pada penggunaan kronis. Rambut juga dapat dianalisis untuk melihat positif tidaknya penggunaan MDMA. Beberapa pemeriksaan juga menyertakan paru – paru dan otak sebagai sampel tambahan.(6)

41. Penemuan pada otakStudi post mortem memperlihatkan perubahan level serotonin dan metabolit utamanya pada otak pada pengguna jangka panjang amfetamine. Level serotonin berkurang 50%–80% pada regio yang berbeda pada otak, pada perbandingan dengan yang tidak menggunakan amfetamine. Dapat memperlihatkan gambaran disseminated intravaskular coagulation (DIC), edema dan degenerasi neuron nampak pada lokus ceruleus. Sebuah studi postmortem terhadap 6 orang pengguna amfetamine, 2 orang memperlihatkan fokal hemoragi pada otak. Pada salah satu kasus terdapat nekrosis glandula hipofisis, hal ini kemungkinan karena kurangnya suplai darah.(8,9)Penemuan pada paru – paruPada pemeriksaan internal, paru – paru berat, biasanya berat masing – masing 400 hingga 500 gram, tapi berat paru – paru yang sampai 1000 gram atau lebih juga terkadang ditemukan. Jika digunakan secara intravena, dapat ditemukan benda asing pada paru. Sebuah studi postmortem terhadap 6 orang pengguna amfetamine, ditemukan infark pulmonar pada salah seorang pengguna. Pada dua orang lainnya ditemukan hemoragi intra alveolar. Pada salah satu kasus terdapat inhalasi isi gaster. (6)

42. Penemuan pada jantungJantung adalah target organ, terkadang terjadi penambahan berat, terutama pada hipertrofi ventrikel kiri dan pembesaran jantung bagian kanan. Pada pemeriksaan mikroskopik ditemukan kongesti dari organ dengan edema. Juga dapat ditemukan peningkatan sejumlah partikel karbon. Bisa juga terlihat nekrosis myofibril. Sejak diketahui bahwa obat ini merupakan stimulator katekolamin, dan menyebabkan terjadinya peningkatan

Page 22: jiwa1

katekol dalam darah, jantung sering terdapat area iskemi dan mionekrosis yang dikelilingi oleh neutrofil dan makrofag. (6,9)

43. Penemuan pada heparDapat terdapat pembesaran hepatosit dan pada sitoplasma bisa mengandung banyak vakuola. Kasus intoksikasi yang menyebabkan hipertermia dengan kegagalan fungsi hati sering terdapat nekrosis hepatis massif., Perlemakan, dilatasi sinusoidal dan inflamasi juga ditemukan. (6,9)

44. Pemeriksaan darahWaktu paruh yang cukup lama menyebabkan obat dapat dideteksi pada darah dalam waktu beberapa jam, bergantung dari dosisnya. Metabolisme menghasilkan amfetamin sebagai metabolit pertama dari metamfetamin, dan rasio pada darah dan urin dapat membantu menentukan penggunaan akut atau kronis. (6)Kebanyakan tes skrining darah untuk amfetamin adalah menggunakan teknik imunoassay. Dapat juga dengan menggunakan gas kromatografi dan analisis spektroskopi. Identifikasi amfetamine dengan menggunakan saliva telah ada dan dapat digunakan untuk tes simpel yang non-invasif. (10)Obat – obat dan bahan kimia yang lain dapat saja mengganggu dengan identifikasi amfetamin. Buflomedil adalah vasodilator untuk penyakit cerebrovaskular dan arteri perifer yang bercampur dengan enzim multiplied immunoassay (EMIT) untuk amfetamin. Trazodon telah dilaporkan menyebabkan hasil false positif. Bloker Histamin (H2) seperti ranitidin adalah penyebab utama dari hasil false positif. Ritodrine, sebuah beta simpatomimetik yang digunakan dalam manajemen persalinan preterm, dan derivat fenotiazin seperti klorpromazin dan prometazin juga diketahui mengganggu identifikasi. Selegilin dimetabolisasi menjadi L-amfetamin dan L-metamfetamin dan menyebabkan hasil positif. Analisis isomer kuantitatif dapat menyelesaikan masalah ini. Klobenzorex, sebuah obat anorektik yang diresepkan di Meksiko, dimetabolisasi menjadi amfetamin, memberikan hasil positif pada tes dengan gas kromatografi dan analisis spektroskopi. Pencapaian terbaru dalam mendeteksi amfetamin adalah menggunakan spektroskopi dengan transmisi inframerah.. Spektroskopi non akueous elektroforesis-fluoresens kapiler telah dievaluasi dan digunakan sebagai metode deteksi cepat untuk amfetamine. Ketika mengambil spesimen darah pada orang yang sudah meninggal, lebih direkomendasikan untuk mengambil darah pada bagian perifer daripada darah di dekat jantung, hal ini karena redistribusi amfetamin ke jantung mengakibatkan kadar amfetamin yang lebih tinggi. (10)

45. Penemuan pada ginjalPada ginjal Amfetamine mengakibatkan myoglobinuric tubular necrosis, sedangkan metamfetamine dapat menyebabkan Proliferatif Glomerulonephritis akibat dari suatu systemic necrotizing vasculitis. Biasanya terjadi bila amfetamine digunakan secara intravena, Merupakan keadaan yang jarang terjadi, dan timbul bila terjadi overdosis. Yang paling sering adalah derivat metamfetamin. (2)

46. Tes UrinPengguna MDMA akan memperlihatkan hasil positif pada amfetamin (metode umum) dan metamfetamin (metode tes yang baru dan lebih jarang digunakan). Periode deteksi amfetamin pada urin adalah 24-96 jam setelah penggunaan (rata – rata 72 jam). Periode deteksi amfetamin dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti pH dan status hidrasi.(10,11)Tes Rambut

Page 23: jiwa1

Analisis rambut juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi amfetamin dan derivatnya, namun penggunaannya tidak direkomendasikan Tes rambut secara umum memerlukan sekitar 1.5 inci dari rambut. Ini menyediakan periode dekteksi sekitar 90 hari. Jika rambut seseorang kurang dari 1,5 inci, periode deteksinya akan lebih pendek.(11)

47. VI. ASPEK MEDIKOLEGAL (5)Pasal yang menerangkan tentang intoksikasi ( keracunan ) MDMA adalah pasal 133 (1) KUHP, yang berbunyi : Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan menangani seorang korban baik luka, keracunan ataupun mati yang diduga karena peristiwa yang merupakan tindak pidana, ia berwenang mengajukan permintaan keterangan ahli kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter dan atau ahli lainnya; pengertian atau batasan dari racun itu sendiri tidak dijelaskan, dengan demikian dipakai pengertian racun yang telah disepakati oleh para ahli. Pengertian yang paling banyak dianut adalah “ racun ialah suatu zat yang bekerja pada tubuh secara kimiawi dan secara faali, yang dalam dosis toksik, selalu menyebabkan gangguan fungsi tubuh, hal mana dapat berakhir dengan penyakit atau kematian”.

48. DAFTAR PUSTAKA49. 1. Sudarso Y. Tentang Napza. Narasi Anjuran Presentasi Fasilitasi untuk Topik Napza

[Online] 2008 [cited 2008 April 23]; Available from: URL:http://webmaster.sman1ciawigebang.com2. Japardi I. Efek Neurologi Dari Ecstasi dan shabu-shabu. Fakultas Kedokteran Bagian Bedah [Online] 2002 [cited 2008 April 23]; Available from: URL:http://www.usu.ac.id3. Anonyma. Jenis Dan Efek Narkoba [Online] 2007 [cited 2008 April 23]; Available from: URL:http://www.anti.or.id4. Anonyma. NAPZA [Online] 2001 [cited 2008 April 24]; Available from: URL:http://www.bkkbn.go.id.5. Idries AM. Keracunan. Dalam: Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik. edisi 1. Jakarta: Binarupa Aksara; 1997. Hal 329 – 46.6. Stephen BG. Investigation of death from drug abuse. In: Spitz WU, Spitz DJ. Spitz and Fisher’s Medicolegal Investigation of Death. 4 th ed. Charles C Thomas Publisher LTD;USA. P7. Dix J. Electrocution, Drugs, and The Environment. In color atlas of forensic pathology. CRC Press. 2000.

www.dokterirga.com

secuil persembahan untuk semesta, setapak langkah menggapai cinta-Mu.

Arsip Tentang Saya Privacy Policy

Intoksikasi Methampetamine

Page 24: jiwa1

{0 Comments}

Posted by admin on September 28, 2011

 in Kesehatan

PENDAHULUAN

Psikotropika adalah zat-zat dalam berbagai bentuk pil dan obat yang mempengaruhi kesadaran karena sasaran obat tersebut adalah pusat-pusat tertentu di sistem syaraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang). Menurut UU no.5/1997 psikotropik meliputi : Ecstacy, shabu-shabu, LSD, obat penenang/tidur, obat anti depresi dan anti psikosis. Sementara PSIKOAKTIVA adalah istilah yang secara umum digunakan untuk menyebut semua zat yang mempunyai komposisi kimiawi berpengaruh pada otak sehingga menimbulkan perubahan perilaku, perasaan, pikiran, persepsi, kesadaran.

Menurut Undang-undang RI No. 5/1997 tentang psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. Psikotropika dibedakan dalam 4 golongan sebagai berikut :• Psikotropika golongan I : Psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi amat kuat mengakibatkan sindrom ketergantungan Contoh : MDMA, ecstasy, LSD, ST• Psikotropika golongan II : Psikotropika yang berkhasiat untuk pengobatan dan dapat digunakan dalam terapi dan atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindrom ketergantungan. Contoh : amfetamin, fensiklidin, sekobarbital, metakualon, metilfenidat (ritalin).• Psikotropika golongan III : Psikotropika yang berkhasiat untuk pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi sedang mengakibatkan sindrom ketergantungan. Contoh : fenobarbital, flunitrazepam.• Psikotropika golongan IV : Psikotropika yang berkhasiat untuk pengobatan dan sangat luas digunakan dalam terapi dan atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan sindrom ketergantungan. Contoh: diazepam, klobazam, bromazepam, klonazepam, khlordiazepoxide, nitrazepam (BK,DUM,MG) (1)

Amphetamine merupakan salah satu obat dari golongan psikotropika golongan II. Istilah amphetamine digunakan untuk sekelompok obat yang secara struktural mempunyai keterbatasan dalam penggunaan klinis tetapi sangat potensial untuk menjadi toksik adiksi dan disalah gunakan. Golongan betafenilisopropilamin adalah bentuk dasar dari golongan amfetamin dan pertama kali disintesa pada tahun 1887. (2)

Ectasy adalah nama yang populer digunakan untuk Methylenedioxy methamphetamine (MDMA) sedangkan shabu-shabu adalah nama populer yang digunakan untuk methamphetamine. Maka kedua jenis zat tersebut merupakan derivat yang sama yaitu golongan Amfetamine. Di negara Barat terutama di Hawaii dan Amerika methamphetamine dikenal dengan nama ice, di Korea dan Filipina glass, sedangkan di Jepang dikenal dengan nama Shabu.(2)

Page 25: jiwa1

Methamphetamine, adalah stimulan yang sangat kuat mempengaruhi sistem syaraf pusat. Obat ini dikelompokkan sebagai psycho-stimulan seperti amphetamin dan kokain yang sering disalahgunakan. Obat ini dibuat dari berbagai zat sintetis dalam bentuk serbuk putih, bening dan tak berbau yang dihirup dan disuntikan. Karena bentuknya yang bening maka ia disebut Ice atau kristal. Methamphetamin merupakan turunan amphetamin dan karenanya dalam hal kandungan zat dan efek terhadap pengguna hampir sama yaitu menyebabkan aktivitas tinggi dan mengurangi nafsu makan. Penyalahgunaannya dilakukan karena obat ini merangsang kegairahan dan kegembiraan (euphoria). Penyalahgunaan methamphetamin dapat mengakibatkan ketergantungan yang selanjutnya menyebabkan berbagai gangguan pada jantung, stroke, tingginya suhu badan, dan juga kematian pada kasus over-dosis. (4)

MDMA (Methylene Dioxy Meth Amphetamine) yang terkenal dengan sebutan Ecstasy sangat popular di kalangan anak muda. Sayangnya, mitos sudah berkembang bahwa obat ini aman, padahal tidaklah demikian kenyataannya. Penelitian di Amerika menemukan bahwa obat ini sangat berbahaya karena merusak sistem kerja otak dan jantung. MDMA, adalah zat turunan amphetamine yang memiliki sifat merangsang SSP (stimulant) maupun mengupah persepsi (hallucinogen). Obat ini berbentuk tablet dan digunakan melalui cara ditelan. Berbagai tablet yang disebut Ecstasy seringkali tidak hanya mengandung zat MDMA, tetapi campuran dari berbagai zat lain seperti methamphetamine, caffeine, dextromethorphan, ephedrine, dan cocaine. (4)

Kasus penyalahgunaan narkotika dan zat aditif lainnya pada tahun terakhir semakin meningkat tajam. Sepintas, pemakaian narkotika dan penyalahgunaan obat obatan terjadi secara merata disemua kalangan masyarakat. Dari kalangan atas hingga anak jalanan, terutama dikalangan remaja, pelajar dan mahasiswa.(2)

Data statistik yang pasti mengenai hal ini belum ada. Data dari Rumah Sakit Ketergantungan Obat (RSKO) Jakarta tahun 1996 sampai tahun 1998 kasus penyalahgunaan amfetamine adalah 46 penderita (1996), 133 penderita (1997) dan 180 penderita (1998). Secara klinis amfetamine banyak digunakan untuk pengobatan narkolepsi, Attention Deficit Hyperactive Disorder (ADHD), maupun obesitas. Tetapi khasiat dan keamanannya masih kontroversial di beberapa negara dan penggunaannya dilarang.(1,2)

FARMAKOLOGI

1. Struktur kimia dan farmakokinetik (2)Amfetamine merupakan suatu senyawa sintetik analog dengan epinefrin dan merupakan suatu agonis ketekolamin tak langsung. Struktur kimia penting yang berkaitan dengan efek farmakologis biokimia amphetamine yaitu tidak digantinya cincin fenil kelompok alfa metil, dua rantai karbon diantara cincin fenil dan nitrogen serta kelompok amino utama. Manipulasi dari struktur dasar molekul amfetamine bertujuan untuk menurunkan efek yang tidak diinginkan dan menonjolkan efek yang diinginkan. Perbaikan atau modifikasi struktur kimia akan menonjolkan atau melemahkan variasi aksidari amfetamine dan komponen sejenisnya.

Subsitusi gugus methil pada ion hidrogen dalam gugus amino menghasilkan metamfetamin yang mempunyai efek stimulasi sentral terhadap susunan saraf pusat dan sangat potensial untuk

Page 26: jiwa1

disalahgunakan. Analog amfetamine dihasilkan dengan merubah cincin fenil atau etilamin pada rantai lain. Penambahan gugus metil terhadap rantai alfa karbonik menghasilkan fenteramin yang mempunyai aktivitas anoreksi. Penggantian rantai lain pada gugus siklik seperti metilfenidat menimbulkan efek stimulasi susunan saraf pusat dan menurunkan efek kardiovaskuler. Menempatkan satu atau lebih gugus metoksi pada cincin fenil menghasilkan obat dengan efek halusinogen misalnya meskalin.

Serbuk metamfetamin dapat digunakan secara suntikan, inhalasi, dihisap atau dihirup. Sedangkan MDMA biasanya dikonsumsi secara oral dalam bentuk tablet atau kapsul.

Amfetamine sangat baik diabsorbsi melalui permukaan mukosa dari saluran cerna, nasofaring, cabang trakheobronkhus dan vagina. Penggunaan intravena akan langsung mencapai otak dalam beberapa detik,pada penggunaan yang dihirup pertama kali dikondensasi di paru-paru dan secara cepat diabsorbsi kedalam pembuluh darah. Kadar plasma puncak setelah penggunaan oral terjadi 1-3 jam, hal ini bervariasi tergantung pada aktivitas fisik dan jumlah makanan dalam lambung. Amfetamine mengalami degradasi luas dalam hati dengan menghasilkan sejumlah metabolit, beberapa diantaranya masih mempunyai aktifitas farmakologi. Bentuk yang tidak dirubah dan metabolitnya akan diekskresi melalui urine.

Metabolisme amfetamine hati terjadi melalui beberapa cara, antara lain: (2)? Aromatik hidroksilasiPada proses ini akan dihasilkan fenolik amin yang kemudian akan diekskresi melalui urine atau berkonjugasi dulu dengan sulfat sebelum diekskresi. Para hidroksi amfetamine yang merupakan metabolit inti dari proses ini secara biologi mempunyai efek tiga kali lebih kuat dalam menginhibisi uptake noradrenalin dibandingkan dengan amphetamine.

? Beta hidroksilasiProses ini dilakukan oleh enzim dopamin beta hidroksilase yang merubah dopamin menjadi norepinefrin dan hal ini rupanya terbatas untuk senyawa amine utama. Bila cincin metabolit hidroksilasi (misalnya p-hidroksilasi amfetamine) mengalami beta hidroksilasi akan dihasilkan p-hidroksilasi norefedrin dan dapat diserap ke dalam ujung-ujung saraf norepinefrin dan kemungkinan dapat bereaksi sebagai neurotransmiter palsu dengan demikian akan meningkatkan efek amfetamine.Amfetamine diekresi melalui urine. Ekskresi melalui ginjal secara kuat ditentukan oleh pH urine, dalam urine dengan pH asam (misalnya pH5) kurang lebih 99% dari dosis amfetamine diionisasi oleh filtrasi glomerulus dan sisanya diabsorpsi ke dalam sistem sirkulasi. Dengan demikian pengobatan dari overdosis adalah dengan pengasaman urine.

2. Mekanisme kerja dan neurokimiawi (2)Amfetamine adalah senyawa yang mempunyai efek simpatomimetik tak langsung dengan aktivitas sentral maupun perifer. Strukturnya sangat mirip dengan katekolamin endogen seperti epinefrin, norepinefrin dan dopamin. Efek alfa dan beta adrenergik disebabkan oleh keluarnya neurotransmiter dari daerah presinap. Amfetamine juga mempunyai efek menghalangi re-uptake dari katekolamin oleh neuron presinap dan menginhibisi aktivitas monoamine oksidase, sehingga konsentrasi dari neurotransmitter cenderung meningkat dalam sinaps.Mekanisme kerja amfetamin pada susunan saraf pusat dipengaruhi oleh pelepasan biogenik

Page 27: jiwa1

amine yaitu dopamin, norepinefrin dan serotonis atau ketiganya dari tempat penyimpanan pada presinap yang terletak pada akhiran saraf. Efek yang dihasilkan dapat melibatkan neurotransmitter atau sistim monoamine oxidase (MAO) pada ujung presinaps saraf.

Dari beberapa penelitian pada binatang diketahui pengaruh amfetamine terhadap ketiga biogenik amin tersebut yaitu: (2)

DopaminAmfetamine menghambat re uptake dan secara langsung melepaskan dopamin yang baru disintesa. Pada penelitian didapatkan bahwa isomer dekstro dan levo amfetamine mempunyai potensi yang sama dalam menghambat up take dopaminergik dari sinaptosom di hipothalamus dan korpus striatum tikus.

NorepinefrinAmfetamine memblok re uptake norepinefrin dan juga menyebabkan pelepasan morepinefrin baru, penambahan atau pengurangan karbon diantara cincin fenil dan nitrogen melemahkan efek amfetamine pada pelepasan re uptake norepinefrin.

SerotoninSecara umum, amfetamine tidak mempunyai efek yang kuat pada sistem serotoninergik. Menurut Fletscher p-chloro-N-metilamfetamin mengosongkan kadar 5 hidroksi triptopfan (5-HT) dan 4 hidroksiindolasetik acid (5-HIAA), sementara kadar norepinefrin dan dopamine tidak berubah. Hasil yang sama dilaporkan juga oleh Fuller dan Molloy, Moller Nielsen dan Dubnick bahwa devirat amfetamine dengan electron kuat yang menarik penggantian pada cincin fenil akan mempengaruhi sistim serotoninergik.Aktivitas susunan saraf pusat terjadi melalui kedua jaras adrenergic dan dopaminergik dalam otak dan masing-masing menimbulkan aktivitas lokomortor serta kepribadian stereotopik. Stimulasi pada pusat motorik di daerah media otak depan (medial forebrain) menyebabkan peningkatan dari kadar norepinefrin dalam sinaps dan menimbulkan euforia serta meningkatkan libido. Stimulasi pada ascending reticular activating system (ARAS) menimbulkan peningkatan aktivitas motorik dan menurunkan rasa lelah. Stimulasi pada sistim dopaminergik pada otak menimbulkan gejala yang mirip dengan skizifrenia dari psikosa amphetamine.

PATOFISIOLOGI (2,5)

Penggunaan amfetamine kronis dan dosis tinggi menimbulkan perubahan toksik secara patofisiologi. Efek toksik penggunaan amfetamine kronis dengan dosis tinggi terhadap:

a. OtakPenggunaan amfetamine secara kronis dengan dosis tinggi akan menginduksi perubahan toksik pada sistim monoaminergik pusat. Seiden dan kawan-kawan melakukan penelitian pada kera dengan menyuntikkan sebanyak 8 kali/hari (dosis 3-6,5 mg/kg) selama 3-6 bulan. Setelah 24 jam pemberian dosis terakhir memperlihatkan kekosongan norepinefrin pada semua bagian otak (pons, medula, otak tengah, hipothalamus dan korteks frontal). Setelah 3-6 bulan suntikan terakhir, norepinefrin masih tetap rendah di otak tengah dan korteks frontal. Sedangkan pada hipothalamus dan pons kadar norepinefrin sudah meningkat.

Page 28: jiwa1

Kadar dopamin terdepresi hanya pada darah, bagian otak lain tidak terpengaruh. Kondisi toksik amfetamine ini juga mempengaruhi sistim serotoninergik, hal ini diperlihatkan dengan perubahan aktivitas triptophan hidroksilase terutama pada penggunaan fenfluramin. Rumbaugh melaporkan pada pemakaian amfetamine kronis dengan dosis tinggi mempengaruhi vaskularisasi otak. Penelitian pada kera yang diberiinjeksi metamfetamin selama 1 tahun menunjukkan perubahan yang luas dari arteriola kecil dan pembuluh kapiler. Selanjutnya dapat terjadi hilangnya sel neuron dan berkembangnya sel-sel glia, satelit dan nekrohemorrhage pada serebelum dan hypothalamus.

b. PeriferEfek yang menonjol adalah terhadap kerja jantung. Katekolamin mempengaruhi sensitivitas miokardium pada stimulus ektopik, karena itu akan menambah resiko dari aritmia jantung yang fatal. Efek perifer yang lain adalah terhadap pengaruh suhu (thermo-regulation). Amfetamine mempengaruhi pengaturan suhu secara sentral di otak oleh peningkatan aktivitas hipothalamus anterior. Penyebab kematian yang besar pada toksisitas amfetamine disebabkan oleh hiperpireksia.Mekanisme toksisitas dari amfetamine terutama melalui aktivitas sistim saraf simpatis melalui situmulasi susunan saraf pusat, pengeluaran ketekholamin perifer, inhibisi re uptake katekholamine atau inhibisi dari monoamine oksidase. Dosis toksik biasanya hanya sedikit diatas dosis biasa. Amfetamine juga merupakan obat/zat yang sering disalahgunakan.

Efek amfetamine yang berhubungan dengan penyalahgunaan dapat dibedakan dalam 2 fase: (2)

- Fase awalSelama fase ini efek akut dari amfetamine ditentukan oleh efek farmakologinya (pelepasan dopamin) dan akan menimbulkan:o Euforiao Energi yang meningkato Menambah kemampuan bekerja dan interaksi sosialEfek ini timbul sesaat setelah mengkonsumsi

- Fase konsilidasiKonsumsi yang lama dan intermiten, membuat individu akan meningkatkan dosis untuk mendapatkan efek yang lebih besar. Pada pemakaian yang terus-menerus individu akan meningkatkan frekuensi dan dosis zat untuk merasakan flash atau rush dari penggunaan amfetamine.Selama masa transisi penggunaan dosis tinggi, individu menggunakan amfetamine yang bereaksi cepat, yaitu secara intravena atau dihisap. Pada fase ini individu mulai binge, yaitu pemakaian zat secara berulangulang sesuai frekuensi perubahan mood. Binge ini dapat berlangsung dalam 12-18 jam tetapi dapat lebih panjang lagi mencapai 2 sampai 3 atau bahkan 7 hari.

IV. EFEK KLINIS (2,4,5)

Saat ini penggunaan amfetamine hanya mempunyai 3 indikasi secara medis yaitu narkolepsi, ADHS pada anak-anak dan obesitas. Untuk narkolepsi dosis yang dianjurkan adalah antara 20-60 mg/hari. Pada ADHD dosis berkisar antara 2,5 – 40 mg/hari. Sedangkan pada obesitas

Page 29: jiwa1

amfetamine sering menyebabkan adiksi dan penyalahgunaan. Dalam waktu singkat jelas menekan nafsu makan, tetapi bila jangka lama akan timbul toleransi terhadap efek anoreksia.Amfetamine merupakan stimulan kuat terhadap susunan saraf pusat dengan aksi alfa dan beta adrenergik di perifer yang meyerupai obat-obat simpatomimetik tak langsung. Pada susunan saraf pusat amphetamine menstimulasi korteks serebri, striatum, sistim limbik dan batang otak.Pada manusia dengan dosis kecil atau sedang (5-15mg) akan mempengaruhi susunan saraf pusat dengan gejala:- Meningkatkan kewaspadaan- Meningkatkan aktivitas lokomotor- Meningkatkan mood- Menurunkan nafsu makan- Euforia- HiperthermiKadar plasma yang dicapai pada dosis tersebut adalah 5-10?g/100 ml. Pada penggunaan dosis tinggi secara tunggal (? 20-30 mg) atau pemakaian yang terus menerus dengan dosis kecil selama beberapa hari amfetamine dapat menginduksi keadaan psikosa toksik yang ditandai oleh:- Pemikiran delusional- Halusinasi dengar

Gejala-gejala tersebut sangat erat berhubungan dengan suatu Skizofrenia paranoidakut. Dikatakan pula bahwa pada pemakaian dengan dosis 10-30 mg dekstro amfetamine menimbulkan gejala:- Mengurangi rasa lelah- Meningkatkan inisiatif- Menigkatkan daya konsentrasi- InsomniaPada penggunaan dengan dosis tinggi akan menimbulkan:- Kejang-kejang- Gerakan stereotipik- PsikosisPada percobaan binatang dikatakan pemberian amfetamine dengan dosis 1,0-2,5 mg/kg menghasilkan peningkatan aktivitas lokomotor, tetapi dosis ? 2,5 mg/kg menimbulkan pola prilaku stereotipik. Efek perifer amfetamine ditimbulkan oleh karena pelepasan norepinefrin, efek tersebut yaitu:- Meningkatnya sistolik dan diastolik- Meningkatnya denyut jantung- Aritmia jantungDosis toksik dari amfetamine sangat bervariasi. Kadang-kadang manifestasi toksik dapat terjadi sebagai idiosinkrasi setelah dosis sedikitnya 2 mg. Tetapi sangat jarang terjadi dengan dosis dibawah 15 mg. Reaksi yang berat dapat terjadi pada penggunaan yang kronis. Beberapa peneliti telah membagi gambaran klinik dari toksisitas sublethal dalam beberapa kategori berdasarkan pada beratnya gejala.

? Efek Sistemik• Sistem kardiovaskuler

Page 30: jiwa1

Terhadap jantung amfetamine menimbulkan sinus takhikardi. Selain itu jugadapat menyebabkan:- hipertensi- sinus takikardia- iskemi miokard• RhabdomiolisisKoppel membedakan rhabdomiolisis primer akibat toksin dan sekunder akibat iskemia atau hipokalemi. Pada gangguan amfetamine rhabdomiolisis disebabkan sekunder akibat iskemia otot pada overdosis dari obat. Hal ini dapat merupakan akibat dari kompresi otot lokal saat koma, kejang yang terjadi terus menerus dan mioklonos, pemakaian kronis dari amfetamine yang menyebabkan hipokalemi.• Kerusakan ginjalAmfetamine mengakibatkan myoglobinuric tubular necrosis, sedangkan metamfetamine dapat menyebabkan Proliferatif Glomerulonephritis akibat dari suatu systemic necrotizing vasculitis. Biasanya terjadi bila amfetamine digunakan secara intravena, Merupakan keadaan yang jarang terjadi, dan timbul bila terjadi overdosis. Yang paling sering adalah derivat metamfetamin.• Gangguan GITAmfetamine dapat menyebabkan toksisitas pada kolonm akibat iskemi• Fungsi seksualAmfetamine menyebabkan ejakulasi spontan• Sistem endokrinFenfluramin menyebabkan hiperprolaktiemia• HiperthermiaMekanisme hiperthemia akibat amfetamine biasanya akibat gangguan thermoregulasi. Selain itu sind hiperthermi sentral dapat diakibatkan oleh drug induce amfetamine yang menimbulkan hiperrefleksi otonom (meningkatkan produksi panas). Peningkatan suhu khas berkisar 39o – 40 o. Biasanya suhu kembali normal dalam 48-72 jam bila obat dihentikan, tetapi dapat menetap beberapa hari sampai minggu bila disertai rash makulopapulaer akibat reaksi obat. Hiperthermi biasanya berhubungan dengan intoksikasi. Merupakan gejala yang paling sering ditemukan dan keadaan ini dapat reversible

? Efek Psikiatris• PsikosaPsikosa akibat amfetamine sebagian besar berupa skizofrenia paranoid• DepresiDerivat amfetamine yang dapat menimbulkan depresi terutama adalahenfluramin• AgresifViolence adalah tingkah laku khas ditandai dengan menyerang secara agresifatau membunuh. Hal ini dapat dipresipilasi oleh gangguan mental, situasi frustasi atau penyakit organik.

? Efek Neurologis• Gangguan kesadaranGangguan kesadaran dapat terjadi pada penggunaan amfetamine. Koma padaamfetamine biasanya terjadi setelah kejang, tetapi pada pengguna narkotika koma dapat terjadi

Page 31: jiwa1

berhubungan dengan:- overdosis, murni (jarang), campuran dengan sedatif- hipoksia, edema paru, aspirasi pneuminitis,pneumoni- hipoglikemia- postanoksik ensefalopati- trauma- kejang- sepsis- hepatik ensefalopatiGambaran klinis dibagi menjadi beberapa stadium:- agitasi- agresif- paranoid- halusinasiGejala fisik:- pireksia- hipertensi- takikardi- aritmia- dilatasi pupil- tremor- kejang• Movement disordersChorea merupakan gangguan yang sering ditemukan. Hal ini ditemukan sebagai reaksi toksik setelah pemakaian kronis. Pada dosis kecil kadang-kadang menimbulkan chorea pada tungkai dan orofasial yang reversibel. Pada penggunaan kronis dapat timbul chorea generalisata• Efek pertumbuhanPada anak-anak amfetamine dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan. Hal initerjadi pada pemakaian kronis. Anak-anak hanya dapat tumbuh sampai 60-75% dari normal, tetapi bila obat dihentikan maka tampak pertumbuhan anak akan kembali berlangsung bahkan sangat cepat.• StrokeVaskulitis sistemik ditemukan setelah pemakaian kronis intravena dan oral dariamfetamine. Pada usia muda proses vaskulitis terbatas pada sirkulasi serebri sehingga dapat menimbulkan sindroma stroke akut. Mekanisme terjadinya vaskulitis ini tidak jelas.• Stroke perdarahanAmfetamine dapat menyebabkan perdarahan intraserebral melalui mekanisme vaskulopati ataupun hipertensi akut. Perdarahan otak dapat terjadi setelah pemakaian amfetamine biasanya secara injeksi. Perdarahan intraserebral ataupun subarakhnoid dapat terjadi pada pengguna amfetamine• KejangPada pengguna amfetamine kejang dapat timbul baik pada pemakaian pertamakali ataupun pada pemakaian kronis, biasanya akibat intoksikasi akut. Kejang dapat berupa kejang fokal, umum, tonik klonik ataupun status epilepsi. Seluruh kasus kejang pada pemakai amfetamine terjadi pada pemakai secara intravena.

Page 32: jiwa1

Sindroma toksik dari amfetamine:Memberikan gambaran sindroma simpatomimetik. Gejala yang sering ditemukan:- defusi- paranoid- takikardi (atau bradikardi bila obat murni alfa adrenergik agonis)- hipertensi- diaphoresis- piloereksi- midriasis- hiperrefleksi- kejang, hipotensi dandisritmia dapat terjadi pada kasus yang berat

PENEMUAN PADA AUTOPSIJika obat dihirup, dapat ditemukan sejumlah kecil bubuk pada saat hidung dibuka atau melalui swab methanol pada septum hidung.Pada injeksi biasanya digunakan jarum insulin, dan bekas suntikan biasanya agak sulit dilihat. Kaca pembesar dapat digunakan untuk melihat bekas suntikan tersebut, bekas suntikan tersebut kemungkinan tidak terdapat perdarahan. Ketika pengguna cenderung untuk menggunakan berulang kali untuk meningkatkan efek, bekas tusukan cenderung banyak dan berkumpul disekitar vena yang sering digunakan. Terkadang bekas tato di atas vena menyembunyikan bekas tusukan. (6)

Jika obat dihisap atau dikonsumsi secara oral, mungkin tidak ada manifestasi eksternal yang ditemukan. Disamping informasi lain, terdapat tanda terbakar pada jari telunjuk bagian palmar yang digunakan untuk memegang pipa panas pada penggunaan oral. (6)Sampel autopsi harus menyertakan darah perifer, urin, jaringan hepar, empedu, isi lambung dan rambut. Urin, cairan spinal dan jaringan dapat positif untuk beberapa hari setelah penggunaan pertama, dan positif untuk waktu yang lebih lama pada penggunaan kronis. Rambut juga dapat dianalisis untuk melihat positif tidaknya penggunaan MDMA. Beberapa pemeriksaan juga menyertakan paru – paru dan otak sebagai sampel tambahan.(6)

Penemuan pada otakStudi post mortem memperlihatkan perubahan level serotonin dan metabolit utamanya pada otak pada pengguna jangka panjang amfetamine. Level serotonin berkurang 50%–80% pada regio yang berbeda pada otak, pada perbandingan dengan yang tidak menggunakan amfetamine. Dapat memperlihatkan gambaran disseminated intravaskular coagulation (DIC), edema dan degenerasi neuron nampak pada lokus ceruleus. Sebuah studi postmortem terhadap 6 orang pengguna amfetamine, 2 orang memperlihatkan fokal hemoragi pada otak. Pada salah satu kasus terdapat nekrosis glandula hipofisis, hal ini kemungkinan karena kurangnya suplai darah.(8,9)Penemuan pada paru – paruPada pemeriksaan internal, paru – paru berat, biasanya berat masing – masing 400 hingga 500 gram, tapi berat paru – paru yang sampai 1000 gram atau lebih juga terkadang ditemukan. Jika digunakan secara intravena, dapat ditemukan benda asing pada paru. Sebuah studi postmortem terhadap 6 orang pengguna amfetamine, ditemukan infark pulmonar pada salah seorang

Page 33: jiwa1

pengguna. Pada dua orang lainnya ditemukan hemoragi intra alveolar. Pada salah satu kasus terdapat inhalasi isi gaster. (6)

Penemuan pada jantungJantung adalah target organ, terkadang terjadi penambahan berat, terutama pada hipertrofi ventrikel kiri dan pembesaran jantung bagian kanan. Pada pemeriksaan mikroskopik ditemukan kongesti dari organ dengan edema. Juga dapat ditemukan peningkatan sejumlah partikel karbon. Bisa juga terlihat nekrosis myofibril. Sejak diketahui bahwa obat ini merupakan stimulator katekolamin, dan menyebabkan terjadinya peningkatan katekol dalam darah, jantung sering terdapat area iskemi dan mionekrosis yang dikelilingi oleh neutrofil dan makrofag. (6,9)

Penemuan pada heparDapat terdapat pembesaran hepatosit dan pada sitoplasma bisa mengandung banyak vakuola. Kasus intoksikasi yang menyebabkan hipertermia dengan kegagalan fungsi hati sering terdapat nekrosis hepatis massif., Perlemakan, dilatasi sinusoidal dan inflamasi juga ditemukan. (6,9)

Pemeriksaan darahWaktu paruh yang cukup lama menyebabkan obat dapat dideteksi pada darah dalam waktu beberapa jam, bergantung dari dosisnya. Metabolisme menghasilkan amfetamin sebagai metabolit pertama dari metamfetamin, dan rasio pada darah dan urin dapat membantu menentukan penggunaan akut atau kronis. (6)Kebanyakan tes skrining darah untuk amfetamin adalah menggunakan teknik imunoassay. Dapat juga dengan menggunakan gas kromatografi dan analisis spektroskopi. Identifikasi amfetamine dengan menggunakan saliva telah ada dan dapat digunakan untuk tes simpel yang non-invasif. (10)Obat – obat dan bahan kimia yang lain dapat saja mengganggu dengan identifikasi amfetamin. Buflomedil adalah vasodilator untuk penyakit cerebrovaskular dan arteri perifer yang bercampur dengan enzim multiplied immunoassay (EMIT) untuk amfetamin. Trazodon telah dilaporkan menyebabkan hasil false positif. Bloker Histamin (H2) seperti ranitidin adalah penyebab utama dari hasil false positif. Ritodrine, sebuah beta simpatomimetik yang digunakan dalam manajemen persalinan preterm, dan derivat fenotiazin seperti klorpromazin dan prometazin juga diketahui mengganggu identifikasi. Selegilin dimetabolisasi menjadi L-amfetamin dan L-metamfetamin dan menyebabkan hasil positif. Analisis isomer kuantitatif dapat menyelesaikan masalah ini. Klobenzorex, sebuah obat anorektik yang diresepkan di Meksiko, dimetabolisasi menjadi amfetamin, memberikan hasil positif pada tes dengan gas kromatografi dan analisis spektroskopi. Pencapaian terbaru dalam mendeteksi amfetamin adalah menggunakan spektroskopi dengan transmisi inframerah.. Spektroskopi non akueous elektroforesis-fluoresens kapiler telah dievaluasi dan digunakan sebagai metode deteksi cepat untuk amfetamine. Ketika mengambil spesimen darah pada orang yang sudah meninggal, lebih direkomendasikan untuk mengambil darah pada bagian perifer daripada darah di dekat jantung, hal ini karena redistribusi amfetamin ke jantung mengakibatkan kadar amfetamin yang lebih tinggi. (10)

Penemuan pada ginjalPada ginjal Amfetamine mengakibatkan myoglobinuric tubular necrosis, sedangkan metamfetamine dapat menyebabkan Proliferatif Glomerulonephritis akibat dari suatu systemic necrotizing vasculitis. Biasanya terjadi bila amfetamine digunakan secara intravena, Merupakan

Page 34: jiwa1

keadaan yang jarang terjadi, dan timbul bila terjadi overdosis. Yang paling sering adalah derivat metamfetamin. (2)

Tes UrinPengguna MDMA akan memperlihatkan hasil positif pada amfetamin (metode umum) dan metamfetamin (metode tes yang baru dan lebih jarang digunakan). Periode deteksi amfetamin pada urin adalah 24-96 jam setelah penggunaan (rata – rata 72 jam). Periode deteksi amfetamin dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti pH dan status hidrasi.(10,11)Tes RambutAnalisis rambut juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi amfetamin dan derivatnya, namun penggunaannya tidak direkomendasikan Tes rambut secara umum memerlukan sekitar 1.5 inci dari rambut. Ini menyediakan periode dekteksi sekitar 90 hari. Jika rambut seseorang kurang dari 1,5 inci, periode deteksinya akan lebih pendek.(11)

VI. ASPEK MEDIKOLEGAL (5)Pasal yang menerangkan tentang intoksikasi ( keracunan ) MDMA adalah pasal 133 (1) KUHP, yang berbunyi : Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan menangani seorang korban baik luka, keracunan ataupun mati yang diduga karena peristiwa yang merupakan tindak pidana, ia berwenang mengajukan permintaan keterangan ahli kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter dan atau ahli lainnya; pengertian atau batasan dari racun itu sendiri tidak dijelaskan, dengan demikian dipakai pengertian racun yang telah disepakati oleh para ahli. Pengertian yang paling banyak dianut adalah “ racun ialah suatu zat yang bekerja pada tubuh secara kimiawi dan secara faali, yang dalam dosis toksik, selalu menyebabkan gangguan fungsi tubuh, hal mana dapat berakhir dengan penyakit atau kematian”.

DAFTAR PUSTAKA

1. Sudarso Y. Tentang Napza. Narasi Anjuran Presentasi Fasilitasi untuk Topik Napza [Online] 2008 [cited 2008 April 23]; Available from: URL:http://webmaster.sman1ciawigebang.com2. Japardi I. Efek Neurologi Dari Ecstasi dan shabu-shabu. Fakultas Kedokteran Bagian Bedah [Online] 2002 [cited 2008 April 23]; Available from: URL:http://www.usu.ac.id3. Anonyma. Jenis Dan Efek Narkoba [Online] 2007 [cited 2008 April 23]; Available from: URL:http://www.anti.or.id4. Anonyma. NAPZA [Online] 2001 [cited 2008 April 24]; Available from: URL:http://www.bkkbn.go.id.5. Idries AM. Keracunan. Dalam: Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik. edisi 1. Jakarta: Binarupa Aksara; 1997. Hal 329 – 46.6. Stephen BG. Investigation of death from drug abuse. In: Spitz WU, Spitz DJ. Spitz and Fisher’s Medicolegal Investigation of Death. 4 th ed. Charles C Thomas Publisher LTD;USA. P7. Dix J. Electrocution, Drugs, and The Environment. In color atlas of forensic pathology. CRC Press. 2000.8. Kalant H. The Pharmacology and Toxicology of ”ecstasy” (MDMA) and Related Drug. CMAJ[serial online] Oct 2, 2001 [cited March 6, 2008]; 165(7):917-28. Available from : URL :http://www.cmaj.ca9. Forrest AR, Clark JC, Milroy CM, Pathology of Death Associated With “Ecstasy” and “Eve” Misuse. [serial online] 1996 [cited March 6, 2008]; 49:149-153. Available from : URL

Page 35: jiwa1

:http://jcp.bmj.com.10. Leikin JB, Watson WA. Interpretationn of Analytical Result in Forensic Toxycology. In: Dart RC (editor). Medical Toxicology. 3th edition. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2004.11. Erowid. MDMA (Ecstasy) and Drug Tests. Available at:http://www.erowid.org/chemicals/mdma.html

Page 36: jiwa1

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Narkoba (singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Bahan Adiktif berbahaya lainnya) adalah

bahan/zat yang jika dimasukan dalam tubuh manusia, baik secara oral/diminum, dihirup, maupun

disuntikan, dapat mengubah pikiran, suasana hati atau perasaan, dan perilaku seseorang. Narkoba dapat

menimbulkan ketergantungan (adiksi) fisik dan psikologis. Narkotika adalah zat atau obat yang berasal

dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan

penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan

(Undang-Undang No. 22 tahun 1997).

Didunia kedokteran dikenal adanya obat-obat tertentu yang dapat menghilangkan penyakit atau

rasa sakit ditubuh, ada pula obat tertentu yang dapat mempengaruhi sistem saraf yang seringkali

menimbulkan perasaan yang menyenangkan seperti perasaan nikmat yang disebut dengan melayang,

aktivitas luar biasa, rasa mengatuk yang berat sehingga ingin tidur saja, atau bayangan yang memberi

rasa nikmat (Halusinasi). Obat-obat semacam itu disebut dengan Zat-Zat Psikoaktif yang bermanfaat

bagi ilmu kedokteran jiwa untuk mengobati penyakit mental dan saraf. Akan tetapi bila disalahgunakan

dapat menyebabkan terjadinya masalah serius karena mempengaruhi otak atau pikiran serta tingkah

laku pemakainya, dan biasanya mempengaruhi bagian tubuh yang lain. Selain itu, penyalahgunaan Zat-

Zat Psikoaktif juga menyebabkan ketergantungan fisik yang lazim disebut dengan ketagihan ( Adiksi).

Seringkali Zat-Zat Psikoaktif tersebut juga menimbulkan kebiasaan psikologis, yaitu orang akan

mengalami kesukaran tanpa Zat-Zat Psikoaktif tersebut dan jika dia mengkonsumsi Zat-Zat Psikoaktif

biasanya dosis yang diperlukan semakin lama semakin besar. Hal ini disebabkan karena tubuh seseorang

telah menjadi kebal terhadap Zat-Zat Psikoaktif tersebut.

Penggunaan Zat-Zat Psikoaktif dalam dosis yang tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada otak

dan tubuh serta dapat menimbulkan kematian. Zat-Zat Psikoaktif Masuk kedalam tubuh melalui :

a. Mulut (merokok dengan pipa atau sigaret)

Page 37: jiwa1

b. Hidung (menghisap zat dalam bentuk uap atau bubuk, misal : kokain)

c. Kulit (menyuntiknya kedalam otot ataupun pembuluh darah)

Cara yang paling langsung dan keras adalah dengan menyuntikkan kedalam vena karena hasil yang

didapatkan cepat dan dramatis. Zat-Zat Psikoaktif diklasifikasikan menurut cara obat itu mempengaruhi

pemakainya, yaitu :

1. Stimulan (menstimulasi kegiatan sistem saraf)

2. Depresan (mengurangi kegiatan sistem saraf)

3. Halusinogen (memberikan efek halusinasi)

4. Euforia (memberikan rasa gembira dan bergairah)

Salah satu contoh dari Zat-Zat Psikoaktif yang menyebabkan ketagihan misalnya adalah Amfetamin

atau lebih dikenal dengan sebutan Shabu-Shabu. Amfetamin merupakan satu jenis narkoba yang dibuat

secara sintetis dan kini terkenal di wilayah Asia Tenggara. Amfetamin dapat berupa bubuk putih, kuning,

maupun coklat, atau bubuk putih kristal kecil. Dengan amfetamin, para atlet olahraga dapat

meningkatkan penampilannya, misalnya berlari dengan kecepatan yang luar biasa. Amfetamin juga

mempengaruhi organ-organ tubuh lain yang berhubungan dengan hipotalamus, seperti peningkatan

rasa haus, ngantuk ataupun lapar.

Oleh karena hal tersebut, penulis tertarik untuk membuat suatu tulisan yang berhubungan dengan salah

satu contoh dari Zat-Zat Psikoaktif yang menyebabkan ketagihan yaitu Amfetamin atau lebih dikenal

dengan sebutan Shabu-Shabu. Pada kali ini, judul yang diangkat adalah ” Narkoba : Amfetamin ( Shabu

– Shabu )”

1.2 Tujuan

Adapun beberapa tujuan yang akan dibahas dalam materi ini adalah :

1. Memahami apa yang dimaksud dengan amfetamin

2. Mengetahui sejarah penemuan amphetamine

3. Menjelaskan mekanisme kerja amphetamine

4. Menyebutkan pengaruh amfetamin

5. Mengetahui bagaimana efek dari mengkonsumsi amfetamin

6. Menjelaskan bagaimana bisa terjadi penyalahgunaan amfetamin

7. Menyebutkan status hukum amfetamin dibeberapa negara

8. Mengetahui cara penanganan dalam penyalahgunaan narkoba

1.3 Rumusan Masalah

Page 38: jiwa1

Berdasarkan tujuan tersebut, rumusan masalah yang dapat dibuat adalah sebagai berikut :

1. Apakah yang dimaksud dengan amfetamin ?

2. Bagaimana sejarah penemuan amphetamine

3. Bagaimanakah mekanisme kerja amphetamine ?

4. Bagaimana pengaruh amfetamin terhadap otak ?

5. Bagaimana efek dari mengkonsumsi amfetamin ?

6. Bagaimana bisa terjadi penyalahgunaan amfetamin dalam kehidupan bermasyarakat ?

7. Bagaimana status hukum amfetamin dibeberapa negara ?

8. Mengetahui cara penanganan dalam penyalahgunaan narkoba ?

BAB II

ISI DAN PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Amfetamin

Amfetamin adalah kelompok obat psikoaktif sintetis yang disebut sistem saraf pusat (SSP)

stimulants.stimulan. Amfetamin merupakan satu jenis narkoba yang dibuat secara sintetis dan kini

terkenal di wilayah Asia Tenggara. Amfetamin dapat berupa bubuk putih, kuning, maupun coklat, atau

bubuk putih kristal kecil.

Senyawa ini memiliki nama kimia α–methylphenethylamine merupakan suatu senyawa yang

telah digunakan secara terapetik untuk mengatasi obesitas, attention-deficit hyperactivity disorder

(ADHD), dan narkolepsi. Amfetamin meningkatkan pelepasan katekolamin yang mengakibatkan jumlah

neurotransmiter golongan monoamine (dopamin, norepinefrin, dan serotonin) dari saraf pra-sinapsis

meningkat. Amfetamin memiliki banyak efek stimulan diantaranya meningkatkan aktivitas dan gairah

hidup, menurunkan rasa lelah, meningkatkan mood, meningkatkan konsentrasi, menekan nafsu makan,

dan menurunkan keinginan untuk tidur. Akan tetapi, dalam keadaan overdosis, efek-efek tersebut

menjadi berlebihan.

Page 39: jiwa1

Secara klinis, efek amfetamin sangat mirip dengan kokain, tetapi amfetamin memiliki waktu

paruh lebih panjang dibandingkan dengan kokain (waktu paruh amfetamin 10 – 15 jam) dan durasi yang

memberikan efek euforianya 4 – 8 kali lebih lama dibandingkan kokain. Hal ini disebabkan oleh

stimulator-stimulator tersebut mengaktivasi “reserve powers” yang ada di dalam tubuh manusia dan

ketika efek yang ditimbulkan oleh amfetamin melemah, tubuh memberikan “signal” bahwa tubuh

membutuhkan senyawa-senyawa itu lagi. Berdasarkan ICD-10 (The International Statistical Classification

of Diseases and Related Health Problems), kelainan mental dan tingkah laku yang disebabkan oleh

amfetamin diklasifikasikan ke dalam golongan F15 (Amfetamin yang menyebabkan ketergantungan

psikologis).

Cara yang paling umum dalam menggunakan amfetamin adalah dihirup melalui tabung. Zat

tersebut mempunyai mempunyai beberapa nama lain: ATS, SS, ubas, ice, Shabu, Speed, Glass, Quartz,

Hirropon dan lain sebagainya. Amfetamin terdiri dari dua senyawa yang berbeda: dextroamphetamine

murni and pure levoamphetamine.dan levoamphetamine murni. Since dextroamphetamine is more

potent than levoamphetamine, pure Karena dextroamphetamine lebih kuat daripada levoamphetamine,

dextroamphetamine juga lebih kuat daripada campuran amfetamin.

Amfetamin dapat membuat seseorang merasa energik. Efek amfetamin termasuk rasa

kesejahteraan, dan membuat seseorang merasa lebih percaya diri. Perasaan ini bisa bertahan sampai 12

jam, dan beberapa orang terus menggunakan untuk menghindari turun dari obat

Obat-obat yang termasuk ke dalam golongan amfetamin adalah:

1. Amfetamin

2. MetamfetamiN

3. Metilendioksimetamfetamin (MDMA, ecstasy atau Adam)

2.2 Sejarah Amphetamine

Amphetamine pertama kali disintesis pada tahun 1887 oleh Lazar Edeleanu di Berlin, Jerman .

Amphetamine ini awalnya disebut dengan phenylisopropylamine majemuk. Amphetamine adalah salah

satu dari serangkaian senyawa yang merupakan turunan dari efedrin , dan telah diisolasi dari Ma-Huang

pada tahun yang sama oleh Nagayoshi Nagai . Amfetamin ditemukan tanpa menggunakan kajian

Page 40: jiwa1

farmakologis pada tahun 1927, oleh pelopor psychopharmacologist Gordon Alles resynthesized dan

ketika diuji pada dirinya sendiri, saat mencari pengganti buatan untuk efedrin. Dari 1933 atau 1934

Smith, Kline dan Perancis mulai menjual bentuk dasar obat volatile sebagai obat semprot di bawah nama

dagang Benzedrine berguna sebagai dekongestan dan juga dapat digunakan untuk tujuan lain.

Salah satu upaya pertama, amfetamin digunakan dalam sebuah studi ilmiah yang dilakukan oleh

MH Nathanson, Dokter di Los Angeles , pada tahun 1935. Dia mempelajari efek subjektif amfetamin

pada 55 pekerja rumah sakit yang masing-masing diberi 20 mg Benzedrine. Dua efek obat yang paling

sering dilaporkan adalah "rasa kenyamanan dan perasaan kegembiraan" dan "kelelahan berkurang".

Selama Perang Dunia II, amfetamin secara ekstensif digunakan untuk memerangi kelelahan dan

meningkatkan kewaspadaan pada tentara. Setelah beberapa dekade pada tahun 1965, FDA melarang

penggunaan Inhaler Benzedrine dan amfetamin secara bebas, penggunaannya terbatas dan harus

menggunakan resep, tetapi dalam kegiatan non-medis tetap umum digunakan.

.Senyawa terkait metamfetamin pertama kali disintesis dari efedrin di Jepang pada tahun 1920

oleh kimiawan Akira Ogata , melalui pengurangan efedrin menggunakan fosfor merah dan yodium .

Farmasi Pervitin adalah tablet 3 mg metamfetamin yang tersedia di Jerman dari tahun 1938 dan secara

luas digunakan dalam Wehrmacht , namun pada pertengahan tahun 1941, metamfetamin menjadi zat

yang terbatas penyebarannya, hal tersebut karena prajurit yang mengkonsumsinya memiliki waktu

istirahat yang sangat sedikit dan tak punya banyak waktu untuk memulihkan tenaganya serta adanya

penyalahgunaan. Selama sisa perang, dokter militer terus mengeluarkan obat tersebut, tetapi dibatasi

dan dengan adanya diskriminasi.

Pada tahun 1997 dan 1998, para peneliti di Texas A & M University mengklaim telah

menemukan amphetamine dan methamphetamine di dua dedaunan Acacia spesies asli Texas , A.

berlandieri and A. berlandieri dan A. rigidula . rigidula . Sebelumnya, kedua senyawa ini telah dianggap

sebagai penemuan manusia. Temuan ini tidak pernah diduplikasi, dan analisis yang diyakini oleh banyak

ahli kimia sebagai hasil dari kesalahan eksperimental, dan dengan demikian validitas laporan telah

datang ke pertanyaan. Alexander Shulgin , salah satu peneliti biokimia yang paling berpengalaman dan

penemu banyak zat psikotropika yang baru, telah mencoba untuk menghubungi peneliti Texas A & M

dan memverifikasi temuan mereka.

2.3 Mekanisme kerja Amphetamine

Page 41: jiwa1

Namun, aktivitas amfetamin di seluruh otak tampaknya lebih spesifik; reseptor tertentu yang

merespon amfetamin di tetapi beberapa daerah otak cenderung tidak melakukannya di wilayah lain.

Sebagai contoh, dopamin D2 reseptor di hippocampus , suatu daerah otak yang terkait dengan

membentuk ingatan baru, tampaknya tidak terpengaruh oleh kehadiran amfetamin.

.Sistem saraf utama yang dipengaruhi oleh amfetamin sebagian besar terlibat dalam sirkuit otak.

Selain itu, neurotransmiter yang terlibat dalam jalur berbagai hal penting di otak tampaknya menjadi

target utama dari amfetamin. Salah satu neurotransmiter tersebut adalah dopamin , sebuah pembawa

pesan kimia sangat aktif dalam mesolimbic dan mesocortical jalur imbalan. Tidak mengherankan,

anatomi komponen jalur tersebut-termasuk striatum , yang nucleus accumbens , dan ventral striatum -

telah ditemukan untuk menjadi situs utama dari tindakan amfetamin. Fakta bahwa amfetamin

mempengaruhi aktivitas neurotransmitter khusus di daerah terlibat dalam memberikan wawasan

tentang konsekuensi perilaku obat, seperti timbulnya stereotip euforia .

Amphetamine telah ditemukan memiliki beberapa analog endogen, yaitu molekul struktur serupa yang

ditemukan secara alami di otak. l- Fenilalanin dan β- phenethylamine adalah dua contoh, yang terbentuk

dalam sistem saraf perifer serta dalam otak itu sendiri. Molekul-molekul ini berpikir untuk memodulasi

tingkat kegembiraan dan kewaspadaan, antara lain negara afektif terkait.

2.3.1 [ edit ] DopamineDopamin

Neurotransmitter yang paling banyak dipelajari berkaitan dengan tindakan amfetamin dalam

sistem saraf pusat adalah dopamin . Semua obat adiktif muncul untuk meningkatkan neurotransmisi

dopamin, termasuk amphetamine dan methamphetamine. Penelitian telah menunjukkan bahwa

amfetamin meningkatkan konsentrasi dopamin di celah sinaptik , sehingga mempertinggi respon neuron

pasca-sinaptik. Ini merupakan petunjuk khusus pada respon terhadap obat hedonis serta kualitas adiktif

obat. Mekanisme tertentu pada amfetamin yang mempengaruhi konsentrasi dopamin telah dipelajari

secara ekstensif. Saat ini, dua hipotesis utama telah diusulkan, yang tidak saling eksklusif. Satu teori

menekankan tindakan amfetamin yang di tingkat vesikuler, meningkatkan konsentrasi dopamin dalam

sitosol dari neuron pra-sinapsis. Yang lainnya berfokus pada peran transporter dopamin DAT , dan

mengusulkan amfetamin yang dapat berinteraksi dengan DAT untuk menginduksi kebalikan transportasi

dopamin dari neuron presinaptik ke dalam celah sinaptik .

Page 42: jiwa1

Hipotesis pertama didukung oleh penelitian dari David Sulzer lab di Columbia University yang

menunjukkan bahwa suntikan hasil amfetamin dalam meningkatkan konsentrasi dopamin lebih cepat

dari sitosol, sedangkan obat mengurangi jumlah molekul dopamin di dalam vesikel sinaptik.

Amphetamine adalah substrat untuk suatu pengambilan transporter vesikel sinaptik saraf tertentu yang

disebut VMAT2 . Ketika amfetamin diambil oleh VMAT2 , vesikel melepaskan molekul dopamin ke dalam

sitosol dalam pertukaran. Meredistribusi dopamin kemudian diyakini berinteraksi dengan DAT untuk

mempromosikan transportasi sebaliknya. Turunan amfetamin dan amfetamin basa lemah juga yang

menerima proton, dan bisa menurunkan gradien pH asam dalam vesikel yang lain dan memberikan

energi bebas untuk akumulasi neurotransmitter: dengan "dasar hipotesis lemah" tindakan amfetamin

menunjukkan bahwa penurunan energi bebas memberikan kontribusi terhadap redistribusi dopamin

dari konsentrasi sangat tinggi (molar)dalam vesikel ke sitosol. Kalsium mungkin sebuah molekul utama

yang terlibat dalam interaksi antara amfetamin dan VMATs.

Peningkatan dopamin sitosolik muncul untuk memicu neurotoksisitas, seperti dopamin auto-

mengoksidasi, sehingga meningkatkan amfetamin atau metamfetamin dalam dopamin sitosol dan dapat

menyebabkan stres oksidatif di sitosol yang pada gilirannya menyebabkan autophagy -terkait degradasi

akson dopamin dan dendrit.

Setelah fosforilasi, DAT mengalami perubahan konformasi bahwa hasil dalam transportasi DAT-terikat

dopamin dari ekstraselular ke lingkungan intraselular. Di hadapan amfetamin, bagaimanapun, DAT telah

diamati untuk berfungsi secara terbalik, meludah dopamin keluar dari neuron presinaptik dan masuk ke

celah sinaptik .Dengan demikian, di luar menghambat reuptake dopamin , amfetamin juga merangsang

pelepasan dopamin molekul ke dalam sinaps.

Untuk mendukung hipotesis di atas, telah ditemukan bahwa PKC- β inhibitor menghilangkan efek

amfetamin pada ekstraseluler dopamin di striatum konsentrasi tikus. Data ini menunjukkan bahwa PKC-

β kinase mungkin merupakan titik kunci interaksi antara amfetamin dan DAT transporter.

Tambahan tindakan amfetamin berkontribusi terhadap kemampuannya untuk melepaskan dopamin dari

neuron, termasuk tindakan sebagai inhibitor monoamine oksidase , suatu enzim yang bertanggung

jawab atas kerusakan dopamin di dalam sitosol, sebuah kemampuan untuk meningkatkan sintesis

dopamin tampaknya melalui tindakan pada enzim tirosin hidroksilase , yang mensintesis prekursor

dopamin L-dopa , dan beberapa blokade DAT, tindakan yang saham amfetamin dengan kokain . Karena

Page 43: jiwa1

kombinasi dari tindakan dan panjang paruh, amfetamin dapat melepaskan dopamin jauh lebih daripada

yang dapat kokain atau lainnya obat adiktif.

2.3.2 Serotonin

Amphetamine telah ditemukan untuk mengerahkan efek yang sama pada serotonin seperti pada

dopamin . Seperti DAT , transporter serotonin SERT dapat diinduksi untuk beroperasi secara terbalik

pada stimulasi oleh amfetamin. Mekanisme ini diperkirakan bergantung pada tindakan kalsium ion,

serta pada kedekatan protein transporter tertentu.

Glutamatergic pathways are strongly correlated with increased excitability at the level of the synapse.

Penelitian terbaru tambahan postulat amfetamin yang secara tidak langsung dapat mengubah perilaku

glutamatergic jalur yang membentang dari daerah tegmental ventral ke korteks prefrontal .

Glutamatergic jalur yang sangat berkorelasi dengan rangsangan meningkat pada tingkat sinaps.

Peningkatan konsentrasi ekstraseluler serotonin sehingga dapat memodulasi aktivitas neuron

glutamatergic rangsang.

Kemampuan diusulkan amfetamin untuk meningkatkan rangsangan glutamatergic mungkin jalur penting

ketika mempertimbangkan serotonin-dimediasi kecanduan. Sebuah konsekuensi perilaku tambahan

dapat stimulasi lokomotor stereotip yang terjadi sebagai respon terhadap paparan amfetamin.

2.3.3 Neurotransmitter Lain yang Relevan

Several other neurotransmitters have been linked to amphetamine activity. Beberapa

neurotransmiter lain telah dikaitkan dengan aktivitas amfetamin. Sebagai contoh, tingkat ekstraselular

dari glutamat , neurotransmitter rangsang utama dalam otak, telah terbukti meningkatkan setelah

terpapar amfetamin. Konsisten dengan temuan lain, efek ini ditemukan di area otak yang terlibat dalam

pahala, yaitu, nucleus accumbens , striatum , dan korteks prefrontal . Selain itu, beberapa studi

menunjukkan peningkatan kadar norepinefrin , suatu neurotransmitter yang terkait dengan adrenalin ,

dalam menanggapi amfetamin. Hal ini diyakini terjadi melalui reuptake penyumbatan serta melalui

interaksi dengan pembawa transportasi saraf norepinefrin. jangka panjang efek amfetamin digunakan

pada perkembangan saraf pada anak-anak belum mapan. Berdasarkan studi di tikus, menggunakan

amfetamin selama masa remaja dapat mengganggu dewasa memori kerja

Page 44: jiwa1

2.4 Pengaruh Amfetamin

2.4.1 Amfetamin Mempengaruhi Otak

Ketika seseorang menggunakan “upper”, zat tersebut akan merangsang sistem saraf pusat

penggunanya. Zat bekerja pada sistem neurotransmiter norepinefrin dan dopamin otak. Menggunakan

amfetamin dapat menyebabkan otak untuk menghasilkan tingkat dopamin yang lebih tinggi. Jumlah

dopamin yang berlebih di dalam otak akan menghasilkan perasaan euforia dan kesenangan yang biasa

dikenal sebagai “high.”

Seiring berjalannya waktu, orang yang menggunakan shabu akan mengembangkan toleransi

terhadap zat amfetamin yang terkandung di dalam Shabu. Toleransi artinya seseorang akan

membutuhkan dosis yang lebih tinggi untuk mendapatkan efek yang sama. Jika sejumlah dosis yang

dibutuhkan tidak terpenuhi maka pengguna zat amfetamin akan muncul perasaan craving/withdrawal

atau dikenal dengan perasaan sakaw.

2.4.2 Sensasi yang ditimbulkan oleh amfetamin

Sensasi yang ditimbulkan akan membuat otak lebih jernih dan bisa berpikir lebih fokus. Otak

menjadi lebih bertenaga untuk berpikir berat dan bekerja keras, namun akan muncul kondisi arogan

yang tanpa sengaja muncul akibat penggunaan zat ini. Pupil akan berdilatasi (melebar). Nafsu makan

akan sangat ditekan. Hasrat ingin pipis juga akan ditekan. Tekanan darah bertendensi untuk naik secara

signifikan. Secara mental, pengguna akan mempunyai rasa percaya diri yang berlebih dan merasa lebih

happy. Pengguna akan lebih talkative, banyak ngomong dan meningkatkan pola komunikasi dengan

orang lain. Karena seluruh sistem saraf pusat terstimulasi maka kewaspadaan dan daya tahan tubuh juga

meningkat. Pengguna seringkali berbicara terus dengan cepat dan terus menerus. Amfetamin dosis

rendah akan habis durasinya di dalam tubuh kita antara 3 sampai 8 jam, Setelah itu pengguna akan

merasa kelelahan. Kondisi ini akan membuat dorongan untuk kembali “speed-up” dan kembali

mengkonsumsi satu dosis kecil lagi, begitu seterusnya. Penggunaan bagi social user dimana biasanya

hanya menggunakan amfetamin pada akhir minggu biasanya menjadi tidak bisa mengontrol

penggunaannya dan banyak yang berakhir dengan penggunaan sepanjang minggu penuh, mulai dari

Sabtu ke Jumat, begitu seterusnya.

Page 45: jiwa1

2.5 Efek Mengkonsumsi Amfetamin

Karena efeknya yang menimbulkan kecanduan dengan adanya toleransi dari zat yang

dikonsumsi, maka zat ini juga akan menimbulkan efek secara fisik. Begitu seseorang telah kecanduan

amfetamin, maka orang tersebut harus kembali menggunakan amfetamin untuk mencegah sakaw

(withdrawal). Karena efek yang ditimbulkan amfetamin bisa boosting energi pada penggunanya, maka

efek withdrawal yang paling sering muncul adalah kelelahan. Pengguna zat ini kemungkinan juga akan

membutuhkan waktu tidur yang lebih lama dan sangat sensitif/mudah marah pada saat dibangunkan.

Begitu efek obatnya hilang, pengguna yang tadinya tidak merasa lapar kemudian menjadi sangat lapar.

Pada beberapa kalangan selebriti, penggunaan zat ini sering digunakan sebagai obat untuk menurunkan

nafsu makan. Namun sebenarnya sama saja karena nafsu makan akan kembali meningkat setelah efek

obatnya hilang. Itulah sebabnya banyak selebriti perempuan yang mati-matian menjaga berat badannya

dan akhirnya berakhir pada kecanduan amfetamin.

Depresi juga merupakan efek withdrawal yang paling sering pada pengguna amfetamin. Pada

kasus-kasus yang berat malahan dapat menimbulkan tentamen suicide (hasrat ingin bunuh diri). Karena

efek depresinya ini terkadang pengguna dapat menjadi orang yang berlaku sangat kasar.

8.5.1 Efek Jangka Pendek dari Amfetamin

Berikut ini adalah beberapa efek dari mengkonsumsi Amfetamin, yaitu :

Meningkatkan suhu tubuh

Kerusakan sistem kardiovaskular

Paranoia

Meningkatkan denyut jantung

Meningkatkan tekanan darah

Menjadi hiperaktif

Mengurangi rasa kantuk

Menurunkan nafsu makan

Euforia

Mulut kering

Dilatasi pupil

Mual

Sakit kepala

Perubahan perilaku seksual

Page 46: jiwa1

Tremor

8.5.2 Efek Jangka Panjang dari Amfetamin

Selama jangka panjang, seseorang yang menggunakan amfetamin secara teratur akan

menemukan tanda-tanda efek samping jangka panjang yang biasanya terdiri dari :

Pandangan kabur

Pusing

Peningkatan detak jantung

Sakit kepala

Tekanan darah tinggi

Kurang nafsu makan

Nafas cepat

Gelisah

Pada penggunaan zat terus menerus akhirnya akan menimbulkan gangguan gizi dan gangguan

tidur. Pengguna akan lebih rentan untuk sakit apapun karena kondisi kesehatan yang secara

keseluruhannya buruk.

2.5.2.1 Amfetamin Psikosis

Efek penggunaan jangka panjang bisa menimbulkan kondisi yang disebut dengan amfetamin

psikosis. Gangguan mental ini sangat mirip sekali dengan paranoid schizophrenia. Efek psikosis ini juga

bisa muncul pada penggunaan jangka pendek dengan dosis yang besar. Kondisi psikosis inilah yang tidak

disadari oleh kebanyakan pengguna amfetamin. Karena efeknya baru muncul jangka panjang maka

sering kali efek ini disalah artikan. Pengalaman dari negara-negara lain yang sudah lebih lama muncul

penggunaan amfetamin, telah banyak korban dengan gangguan psikosis atau gangguan kejiwaan yang

parah.

Page 47: jiwa1

2.6 Penyalahgunaan Amfetamin

Kebanyakan zat dalam narkoba sebenarnya digunakan untuk pengobatan dan penefitian. Tetapi

karena berbagai alasan, maka narkoba kemudian disalahgunakan. Penggunaan terus menerus dan

berlanjut akan menyebabkan Ketergantungan atau Dependensi, yang bisa juga disebut dengan

Kecanduan. Tingkatan penyalahgunaan biasanya sebagai berikut:

1. Coba-coba

2. Senang-senang

3. Menggunakan pada saat atau keadaan tertentu

4. Penyalahgunaan

5. Ketergantungan

Amfetamin bisa disalahgunakan selama bertahun-tahun atau digunakan sewaktu-waktu. Bisa

terjadi ketergantungan fisik maupun ketergantungan psikis. Dulu ketergantungan terhadap amfetamin

timbul jika obat ini diresepkan untuk menurunkan berat badan, tetapi sekarang penyalahgunaan

amfetamin terjadi karena penyaluran obat yang ilegal.

Banyak wanita yang berlomba-lomba menjadi kurus agar terlihat menarik sehingga mereka

memilih jalan pintas, yaitu dengan menggunakan produk pelangsing. Padahal produk pelangsing

tersebut belum tentu aman. Beberapa produk pelangsing ditemukan mengandung suatu senyawa yang

disebut amfetamin. Amfetamin merupakan senyawa yang cukup banyak ditemukan dalam produk-

produk pelangsing (penurun berat badan) yang mengklaim produk tersebut bebas dari senyawa

berbahaya. Pada mulanya sekitar tahun 1960-an, amfetamin boleh digunakan secara bebas untuk

menurunkan berat badan. Amfetamin menekan nafsu makan, mengontrol berat badan, serta

menstimulasi sistem saraf pusat dan sistem kardiovaskular. Efek-efek tersebut dihasilkan diperantarai

dengan meningkatkan konsentrasi sinapsis dari norepinefrin dan dopamine melalui stimulasi pelepasan

neurotransmitter atau menghambat pengambilannya. Amfetamin merupakan suatu obat yang dapat

mempengaruhi sistem saraf pusat. Oleh karena itu, hal ini berbahaya jika digunakan secara tidak

terkendali oleh praktisi kesehatan (dokter atau apoteker).

Beberapa amfetamin tidak digunakan untuk keperluan medis dan beberapa lainnya dibuat dan

digunakan secara ilegal. Di AS, yang paling banyak disalahgunakan adalah metamfetamin.

Penyalahgunaan MDMA sebelumnya tersebar luas di Eropa, dan sekarang telah mencapai AS. Setelah

Page 48: jiwa1

menelan obat ini, pemakai seringkali pergi ke disko untuk triping. MDMA mempengaruhi penyerapan

ulang serotonin (salah satu penghantar saraf tubuh) di otak dan diduga menjadi racun bagi sistim saraf.

2.7 Cara Penanganan dalam Penyalahgunaan Narkoba

Banyak yang masih bisa dilakukan untuk mencegah remaja menyalahgunakan narkoba dan

membantu remaja yang sudah terjerumus Penyalahgunaan Narkoba. Ada tiga tingkat intervensi, yaitu

1. Primer, sebelum penyalahgunaan terjadi, biasanya dalam bentuk pendidikan, penyebaran informasi

mengenai bahaya narkoba, pendekatan melalui keluarga, dll. Instansi pemerintah, seperti halnya BKKBN,

lebih banyak berperan pada tahap intervensi ini. kegiatan dilakukan seputar pemberian informasi

melalui berbagai bentuk materi KIE yang ditujukan kepada remaja langsung dan keluarga.

2. Sekunder, pada saat penggunaan sudah terjadi dan diperlukan upaya penyembuhan (treatment). Fase

ini meliputi: Fase penerimaan awal (initialintake)antara 1 – 3 hari dengan melakukan pemeriksaan fisik

dan mental, dan Fase detoksifikasi dan terapi komplikasi medik, antara 1 – 3 minggu untuk melakukan

pengurangan ketergantungan bahan-bahan adiktif secara bertahap.

3. Tertier, yaitu upaya untuk merehabilitasi merekayang sudah memakai dan dalam proses penyembuhan.

Tahap ini biasanya terdiri atas Fase stabilisasi, antara 3-12 bulan, untuk mempersiapkan pengguna

kembali ke masyarakat, dan Fase sosialiasi dalam masyarakat, agar mantan penyalahguna narkoba

mampu mengembangkan kehidupan yang bermakna di masyarakat. Tahap ini biasanya berupa kegiatan

konseling, membuat kelompok-kelompok dukungan, mengembangkan kegiatan alternatif, dll.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Amfetamin adalah kelompok obat psikoaktif sintetis yang disebut sistem saraf pusat (SSP)

stimulants.stimulan. Amfetamin merupakan satu jenis narkoba yang dibuat secara sintetis dan kini

Page 49: jiwa1

terkenal di wilayah Asia Tenggara. Amfetamin dapat berupa bubuk putih, kuning, maupun coklat, atau

bubuk putih kristal kecil. Senyawa ini memiliki nama kimia α–methylphenethylamine merupakan suatu

senyawa yang telah digunakan secara terapetik untuk mengatasi obesitas, attention-deficit hyperactivity

disorder (ADHD), dan narkolepsi

Amphetamine pertama kali disintesis pada tahun 1887 oleh Lazar Edeleanu di Berlin, Jerman .

Amphetamine ini awalnya disebut dengan phenylisopropylamine majemuk. Amfetamin ditemukan

tanpa menggunakan kajian farmakologis pada tahun 1927, oleh pelopor psychopharmacologist Gordon

Alles resynthesized dan ketika diuji pada dirinya sendiri, saat mencari pengganti buatan untuk efedrin

Pada tahun 1997 dan 1998, para peneliti di Texas A & M University mengklaim telah menemukan

amphetamine dan methamphetamine di dua dedaunan Acacia spesies asli Texas , A. berlandieri and A.

berlandieri dan A. rigidula . rigidula

Efek Amphetamine exerts its behavioral effects by modulating several key neurotransmitters in

the brain, including dopamine , serotonin , and norepinephrine . Amphetamine pada neurotransmitter di

otak terdiri atas beberapa gejala termasuk dopamin , serotonin , dan norepinefrin. Ketika seseorang

menggunakan “upper”, zat tersebut akan merangsang sistem saraf pusat penggunanya. Zat bekerja

pada sistem neurotransmiter norepinefrin dan dopamin otak. Menggunakan amfetamin dapat

menyebabkan otak untuk menghasilkan tingkat dopamin yang lebih tinggi. Jumlah dopamin yang

berlebih di dalam otak akan menghasilkan perasaan euforia dan kesenangan yang biasa dikenal sebagai

“high.”

Begitu seseorang telah kecanduan amfetamin, maka orang tersebut harus kembali

menggunakan amfetamin untuk mencegah sakaw (withdrawal). Karena efek yang ditimbulkan

amfetamin bisa boosting energi pada penggunanya, maka efek withdrawal yang paling sering muncul

adalah kelelahan.

Penggunaan terus menerus dan berlanjut akan menyebabkan Ketergantungan atau Dependensi,

yang bisa juga disebut dengan Kecanduan. Tingkatan penyalahgunaan biasanya sebagai berikut:

1. Coba-coba

2. Senang-senang

3. Menggunakan pada saat atau keadaan tertentu

4. Penyalahgunaan

Page 50: jiwa1

5. Ketergantungan

Banyak yang masih bisa dilakukan untuk mencegah remaja menyalahgunakan narkoba dan

membantu remaja yang sudah terjerumus Penyalahgunaan Narkoba. Ada tiga tingkat intervensi, yaitu

1. Primer,

2. Tertier

3. Sekunde

Page 51: jiwa1

This was written by a young Indian girl who was in jail for drug charges, and was addicted to Meth. She wrote this while in jail. As you will soon read, she fully grasped the horrors of

the drug, as she tells in this simple, yet profound poem. She was released from jail, but, true to her story, the drug owned her. They found her dead not long after, with the needle

still in her arm..

I AM METH

My name "Is Meth"I destroy homes, I tear families apart, take your children, and that's just the start

I'm more costly than diamonds, more precious than goldThe sorrow I bring is a sight to behold

If you need me, remember I'm easily found,I live all around you - in schools and in town

I live with the rich; I live with the poorI live down the street, and maybe next door

I have many names, but there's one you know best,I am sure you've heard of me, my name is crystal meth.

My power is awesome; try me you'll see,But if you do, you may never break free.Just try me once and I might let you go,But try me twice, and I'll own your soul.

When I possess you, you'll steal and you'll lie,You do what you have to - just to get high.

The crimes you'll commit for my narcotic charmsWill be worth the pleasure you'll feel in your arms.

You'll lie to your mother; you'll steal from your dad,When you see their tears, you should feel sad.

But you'll forget your morals and how you were raised,I'll be your conscience, I'll teach you my ways.

I take kids from parents, and parents from kids,I tum people from God, and separate friends.

I'll take everything from you, your looks and your pride.I'll be with you always - right by your side.

You'll give up everything - your family, your home,Your friends, your money, then you'll be alone.

I'll take and take, till you have nothing more to give......

I'll be your master, you will be my slave,I'll even go with you, when you go to your grave.

Now that you have met me, what will you do?Will you try me or not? It's all up to you.

I can bring you more misery than words can tell,Come take my hand, let me lead you to hell.

Page 52: jiwa1

  Inilah muka pria yang kecanduan shabu-shabu

Amfetamin (a etil lpha-m - ph amina hyl en et), sangat adiktif stimulan sistem saraf pusat yang dapat disuntikkan, mendengus,

merokok, atau tertelan secara lisan. Amfetamin terbatas keperluan medis untuk pengobatan narkolepsi, gangguan perhatian defisit, dan obesitas. Mereka juga digunakan

recreationally dan untuk peningkatan kinerja.Amfetamin sendiri adalah cairan tak berwarna dengan rasa pahit

dan bau samar. Persiapan yang paling banyak digunakan obat adalah Amfetamin sulfat (disintesis dari fenilpropanolamin)

yang dipasarkan dengan nama Benzedrine.Berikut ini adalah semua digambarkan sebagai amfetamin:

    * Laevoamphetamine (Benzedrine)    * Dextroamphetamine (Dexedrine)

    * Metamfetamin (Methedrine)kimia sifat dan tindakan mereka sangat mirip yang bahkan

pengguna berpengalaman mengalami kesulitan membedakan antara berbagai bentuk amfetaminNama Jalan amfetamin

termasuk: 

Page 53: jiwa1

Speed, Meth, Ice, Crystal, Shards, Chalk, Crank, Base, Tweak, Uppers, Black Beauties, Glass, Bikers Coffee, Methlies Quick, Poor Man's Cocaine, Chicken Feed, Shabu, Crystal Meth, Stove Top, Trash, Go-Fast, Yaba, and Yellow BamMethamphetamines

verse Amphetamines

Methamphetamine, lebih kuat dan mudah untuk membuat dari amfetamin, ditemukan di Jepang pada tahun 1919. Bubuk kristal

itu larut dalam air, membuatnya menjadi kandidat yang sempurna untuk injeksi. Hal ini masih legal di Amerika Serikat,

dijual dengan nama dagang Desoxyn.

Page 54: jiwa1

OK sekarang :

   1. Bagaimana amfetamin kerja   2. Sejarah amfetamin

   3. Pengaruh mengambil amfetamin (kecepatan)   4. Kelebihan dosis amfetamin

   5. Mencampur amfetamin dengan obat lain   6. Amfetamin dan kehamilan

   7. Toleransi dan Ketergantungan   8. Penarikan dari amfetamin   9. Amfetamin dan Hukum

  10. Farmakologi & Toksikologi dari Amphetamine 

speed = kecepatan = shabu shabu

kita mulai yang pertama .......................................................................................................

1.Bagaimana amfetamin kerja :

 Amfetamin rilis toko norepinefrin dan dopamin dari ujung saraf dengan mengubah transporter molekul masing-masing ke dalam

Page 55: jiwa1

saluran terbuka. Amfetamin juga rilis toko serotonin dari vesikel sinaptik. Seperti methylphenidate (Ritalin), amfetamin juga mencegah pengangkutan monoamina untuk dopamin dan

norepinefrin dari daur ulang mereka (inhibisi reuptake disebut), yang menyebabkan peningkatan jumlah dopamine dan

norepinephrine di celah-celah sinaptik.Efek ini dikombinasikan dengan cepat meningkatkan

konsentrasi dari neurotransmitter masing-masing di celah sinaptik, yang mempromosikan saraf dalam transmisi impuls

neuron yang memiliki reseptor-reseptor.

.......................................................................................................2 Sejarah amfetamin :

 1887 - Rumania farmakolog Lazar Edeleanu disintesis

amfetamin pertama di Universitas Berlin. Tidak banyak dilakukan dengan obat, dari penemuannya (sintesis) sampai tahun 1920-an, saat itu diteliti sebagai obat atau pengobatan terhadap berbagai penyakit dan penyakit dan diperkenalkan

sebagai Benzedrine.

1893 - Metamfetamin pertama kali disintesis dari efedrin di Jepang oleh kimiawan Nagayoshi Nagai

1919 - metamfetamin mengkristal disintesis oleh Akira Ogata melalui pengurangan efedrin menggunakan fosfor merah dan

yodium.

1927 - amfetamin ditemukan untuk meningkatkan tekanan darah, memperbesar lubang hidung dan bronkial, dan

merangsang sistem saraf pusat. Ini telah diteliti sebagai obat atau

Page 56: jiwa1

pengobatan terhadap berbagai penyakit dan penyakit. Ini penyakit epilepsi, schizophrenia, alkoholisme, kecanduan opiat, migrain, cedera kepala, dan iradiasi termasuk, di antara banyak

lainnya. 

      1929  - Gordon Alles, seorang peneliti sendiri amfetamin dikelola dan menemukan bahwa ketika terhirup atau diambil

secara lisan ia mengurangi kelelahan, kewaspadaan meningkat, dan menyebabkan rasa euforia

1932 - amfetamin dipasarkan sebagai Benzedrine menjadi tersedia dalam inhaler over-the-counter untuk mengobati hidung tersumbat (untuk penderita asma, penderita demam, dan orang-

orang dengan pilek).

1935 - Dokter berhasil digunakan untuk mengobati narkolepsi (kondisi yang ditandai dengan serangan singkat dari tidur

nyenyak yang dapat terjadi kapan saja hari).

1937 - amfetamin ditemukan memiliki dampak positif pada beberapa anak dengan gangguan attention deficit hyperactivity

(ADHD). Orang dengan ADHD mengalami kesulitan berkonsentrasi.

        - Amphetamine tersedia dengan resep dalam bentuk tablet. 

1938 - amfetamin digolongkan sebagai obat resep oleh FDA

1939-45 - Selama Perang Dunia II amfetamin digunakan oleh militer Jerman untuk mengurangi kelelahan. Tentara pada

amfetamin mampu berjalan untuk jarak yang lebih jauh dan mampu berjalan lebih lama, sampai ke titik kelelahan.

Page 57: jiwa1

1940 - pemain sepak bola profesional mulai menggunakan amfetamin

1957 - The American Medical Association mengutuk penggunaan amfetamin untuk peningkatan kinerja

1965 - Semua amfetamin menjadi ilegal di Amerika Serikat kecuali seseorang memiliki resep dokter.

1967 - Hampir 31 juta resep ditulis untuk anorexiants (pil diet)1969 - Lebih dari 13% dari mahasiswa Amerika telah

menggunakan amfetamin setidaknya sekali. Sepanjang tahun 1960-an amfetamin yang banyak tersedia dan digunakan untuk

mengendalikan berat badan.1970 - The Controlled Substances Act sangat membatasi

produksi hukum amfetamin.1971 - Ada 31 persiapan amfetamin yang didistribusikan oleh 15 perusahaan farmasi. Hukum produksi sudah berakhir 12 miliar

pil setahun.        1980 - Semua inhaler amphetamine ampuh hidung diambil

dari pasar ........................................................................................................

3.Pengaruh mengambil amfetamin:

Page 58: jiwa1

  Para amfetamin efek terhadap seseorang tergantung pada:

    * Berapa banyak mereka mengambil    * Tinggi badan mereka dan berat

    * Kesehatan umum mereka    * Suasana hati mereka

    * Pengalaman masa lalu mereka dengan amfetamin    * Apakah mereka mencampur amfetamin dengan obat lain    * Lingkungan mereka berada, apakah mereka sendiri atau

dengan orang lain, di rumah atau di sebuah pesta, dllSebagai stimulan yang kuat, amfetamin, bahkan dalam dosis

kecil, dapat meningkatkan terjaga dan aktivitas fisik dan nafsu makan menurun. Sebuah sensasi, singkat intens, atau terburu-

buru, dilaporkan oleh mereka yang merokok atau menyuntikkan amfetamin saat obat ini awalnya ambil. menelan Oral atau

mendengus menghasilkan tahan lama-tinggi, bukan terburu-buru .. Baik terburu-buru dan yang tinggi diyakini hasil dari

pelepasan tingkat yang sangat tinggi dari dopamin neurotransmitter ke dalam area otak yang mengatur perasaan senang. Efek dari amfetamin dapat berlangsung dari 20 menit

Page 59: jiwa1

sampai 12 jam.Efek fisik

    * Efek fisiologis jangka pendek meliputi nafsu makan berkurang, meningkatkan stamina dan energi fisik,

meningkatkan dorongan seksual / tanggapan, gerakan tubuh disengaja, hiperhidrosis, hiperaktif, jitteriness, mual, gatal, kulit

berjerawat atau berminyak, Takikardia, denyut jantung tidak teratur, hipertensi, dan sakit kepala. Kelelahan sering dapat mengikuti periode dosis tentang efektivitas. Overdosis bisa

diobati dengan klorpromazin. efek shabu amphetamin

efek dapat 

mencakup tremor, gelisah, pola tidur berubah, kecemasan dan peningkatan kecemasan yang sudah ada, kondisi kulit buruk,

hyperreflexia, tachypnea, penyempitan pencernaan, dan sistem kekebalan tubuh melemah. Kelelahan dan depresi dapat mengikuti tahap kegembiraan. Disfungsi ereksi, masalah

jantung, stroke, dan hati, ginjal dan kerusakan paru-paru bisa terjadi akibat penggunaan jangka panjang.

Efek Psikologis

Page 60: jiwa1

    * Efek psikologis jangka pendek dapat termasuk kewaspadaan, euforia, peningkatan konsentrasi, bicara cepat,

meningkatkan keyakinan, peningkatan tanggap sosial, nystagmus (menggoyangkan mata), halusinasi, dan hilangnya

REM tidur malam setelah digunakan.

    * Efek psikologis jangka panjang dapat termasuk insomnia, keadaan mental menyerupai skizofrenia, agresivitas (tidak

terkait dengan skizofrenia), kecanduan atau ketergantungan dengan gejala penarikan yang menyertainya, lekas marah,

kebingungan, dan panik. Kronis dan / atau menggunakan luas terus-menerus dapat menyebabkan psikosis amfetamin, yang

menyebabkan delusi dan paranoia, tapi ini jarang ketika diambil seperti yang ditentukan. Amphetamine-psikologis sangat adiktif,

dan, dengan penggunaan kronis, toleransi berkembang sangat cepat. Penarikan ini, meskipun tidak fisiologis mengancam,

suatu pengalaman yang tidak menyenangkan (termasuk paranoia, depresi, sulit bernapas, dysphoria, fluktuasi lambung dan / atau sakit, dan lethargia). Hal ini biasanya menyebabkan

pengguna kronis dosis amphetamine kembali sering, menjelaskan toleransi dan meningkatkan kemungkinan 

kecanduan.Amfetamin memiliki efek beracun. Pada hewan, dosis tinggi

Page 61: jiwa1

tunggal obat telah terbukti kerusakan terminal saraf di daerah yang mengandung dopamin dari otak. Pelepasan besar dopamine diproduksi oleh amphetamine diperkirakan untuk berkontribusi

efek toksik obat di terminal saraf di otak. dosis tinggi dapat meningkatkan suhu tubuh berbahaya, kadang-kadang

mematikan, tingkat, serta menyebabkan kejang-kejang.Para peneliti telah melaporkan bahwa sebanyak 50 persen dari sel-sel yang memproduksi dopamin di otak bisa rusak setelah

terpapar lama ke tingkat yang relatif rendah metamfetamin. Para peneliti juga telah menemukan bahwa sel-sel saraf yang mengandung serotonin mungkin rusak bahkan lebih luas.

Cara seseorang mengambil 'kecepatan' selama waktu yang lama juga dapat menyebabkan beberapa masalah.amfetamin

mendengus (kecepatan) dapat mengakibatkan:

    * Mimisan    * Sinus masalah

    * Kerusakan pada lapisan hidungPenyuntikan amfetamin (kecepatan) dengan jarum yang

digunakan atau kotor atau peralatan lain membuat anda lebih mungkin untuk mendapatkan:

    * Terinfeksi hepatitis C, hepatitis B dan / atau HIV    * Keracunan darah (septicaemia)    * Kulit abses (luka dengan nanah)

Penyuntikan kecepatan selama waktu yang lama dapat menyebabkan:

    * Pembuluh darah tersumbat (akibat bahan kimia kadang-kadang dicampur dengan 'kecepatan') yang menyebabkan

kerusakan serius pada hati dan jantung

Page 62: jiwa1

    * Pembuluh darah meradang    * Abses

    * Ketergantungan pada obat    * Colapsing dari pembuluh darah yang digunakan

    * Masalah kesehatan lainnya.Kelebihan dosis amfetaminOverdosis kecepatan bisa terjadi pada siapa saja. Bahkan jumlah kecil dapat menyebabkan

overdosis dengan beberapa orang yang memiliki reaksi yang sangat kuat untuk itu.  

....................................................................................................... 4.Ketika seseorang overdosis, dapat menyebabkan:

    * Psikosis amfetamin    * Lebih cepat, denyut jantung tidak teratur atau lemah

    * Serangan jantung    * Pembuluh darah pendarahan di otak

    * Demam sangat tinggi    * Mati (jarang).  

.......................................................................................................5. Mencampur amfetamin dengan obat lain :  

Apa yang harus dilakukan jika seseorang atas dosis?Mencampur amfetamin dengan obat lain Orang yang menggunakan

kecepatan kadang mengambil obat lain pada waktu yang sama untuk mengatasi dampak fisik dari 'kecepatan' pada tubuh,

seperti:

    * Kecil obat penenang    * Alkohol    * Ganja    * Heroin

Page 63: jiwa1

Hal ini dapat membuat Anda bergantung pada beberapa obat sekaligus. Misalnya, 'kecepatan' setiap hari untuk membuat

Anda pergi dan obat penenang minor setiap malam untuk bisa tidur. Jenis ketergantungan dapat mengakibatkan berbagai

masalah fisik dan psikologis yang serius. Mencampur obat yang berbeda juga bisa membuat Anda lebih mungkin untuk

overdosis. Untuk menjaga efek yang diinginkan, pengguna biasa harus mengambil peningkatan dosis.Ketika mereka akhirnya

berhenti mereka akan merasa:

    * Depresi    * Lesu

    * Sangat laparAmfetamin hanya menunda kebutuhan untuk istirahat dan

makanan, mereka tidak menggantikannya. .......................................................................................................

6.Amfetamin dan kehamilan :

Amfetamin dan KehamilanMenggunakan kecepatan ketika Anda hamil dapat:

Page 64: jiwa1

    * Meningkatkan risiko kehilangan bayi sebelum lahir    * Menyebabkan bayi yang akan lahir prematur

    menyebabkan bayi * untuk berat kurang    * Penarikan menyebabkan gejala pada bayi dari penggunaan kecepatan ibu (informasi tidak cukup tersedia pada efek jangka

panjang pada pertumbuhan anak-anak)Banyak wanita yang menggunakan amfetamin menemukan:

    * Bahwa periode mereka menjadi tidak teratur atau bahkan menghentikan

    * Baik kecepatan dan meningkatkan tekanan darah yang pil kontrasepsi dalam jangka panjang dapat mempengaruhi jantung,

pembuluh darah dan hati    * Amfetamin dapat menghambat efek dari pil kontrasepsi

menyebabkan ia bekerja kurang efektif    * Penurunan berat badan kadang-kadang dikaitkan dengan penggunaan amfetamin dapat menyebabkan tutup kontrasepsi

atau diafragma menjadi kurang efektif karena tidak akan cocok juga.

  .......................................................................................................

7.Toleransi dan Ketergantungan dari amphetamine : 

Siapa pun dapat mengembangkan 'toleransi' untuk kecepatan. Toleransi berarti bahwa Anda harus mengambil lebih banyak obat untuk merasakan efek yang sama berpengalaman dengan jumlah yang lebih rendah. 'Ketergantungan' pada kecepatan

berarti bahwa tidak memakan banyak, Anda emosi pikiran dan kegiatan.

Ketergantungan pada kecepatan dapat mengakibatkan berbagai kesehatan, uang, kerja hukum, dan hubungan menggunakan

Page 65: jiwa1

problems.With kronis, toleransi untuk methamphetamine dapat berkembang. Dalam upaya untuk mengintensifkan efek yang

diinginkan, pengguna dapat mengambil dosis tinggi obat, bawa lebih sering, atau mengubah metode mereka asupan obat. Dalam beberapa kasus, pelaku melepaskan makanan dan tidur sambil

memanjakan dalam bentuk binging dikenal sebagai "lari," menyuntikkan sebanyak satu gram obat setiap 2 sampai 3 jam selama beberapa hari sampai pengguna kehabisan obat atau

terlalu berantakan untuk melanjutkan. penyalahgunaan kronis dapat mengakibatkan perilaku psikotik, yang ditandai dengan paranoia intens, halusinasi visual dan auditori, dan keluar-dari mengamuk-kontrol yang dapat digabungkan dengan perilaku

sangat kekerasan.Penarikan dari amfetamin Orang-orang yang tergantung pada kecepatan mungkin merasa sangat sulit untuk

berhenti menggunakan atau memotong karena  ....................................................................................................... 

8.gejala ketagihan Ini dapat termasuk:

    * Ngidam (menginginkan kecepatan yang sangat buruk)    * Perasaan marah atau kecewa

    * Kelelahan    * Kelaparan

    * Lama tidur, terganggu    * Dalam depresi (merasa sangat down atau sedih)

    * Merasa cemas    * Perasaan marah

    * Sedang 'gelisah' atau gelisahMeskipun tidak ada manifestasi fisik dari sindroma penarikan ketika penggunaan metamfetamin dihentikan, ada beberapa gejala yang terjadi ketika seorang pengguna kronis berhenti

mengkonsumsi obat. Ini termasuk depresi, kecemasan,

Page 66: jiwa1

kelelahan, paranoia, agresi, dan keinginan kuat untuk obat. ....................................................................................................... 

9.Amfetamin dan Hukum :

Metamfetamin adalah Jadwal II narkotika di bawah Controlled Substances Act (CSA), Judul II dari Komprehensif Pencegahan

Penyalahgunaan Narkoba dan Undang-undang Pengawasan Tahun 1970. Bahan kimia yang digunakan untuk menghasilkan

metamfetamin juga dikendalikan bawah Komprehensif Metamfetamin Control Act of 1996 (MCA). Undang-undang ini

memperluas kontrol pada bahan kimia yang tercantum digunakan dalam produksi shabu, meningkatkan hukuman untuk

perdagangan dan manufaktur bahan kimia methamphetamine dan terdaftar, dan memperluas kontrol produk yang mengandung bahan kimia sah efedrin, pseudoefedrin dan fenilpropanolamin

(PPA). Ditandatangani pada bulan Oktober 2000, Anak Undang-Undang Kesehatan tahun 2000 meliputi ketentuan-ketentuan yang berhubungan dengan pencegahan methamphetamine,

produksi, penegakan hukum, pengobatan dan penyalahgunaan. Pada bulan Desember 2005, DPR mengesahkan Combat

Methamphetamine Epidemic Act of 2005, langkah pertama dalam memberlakukan ukuran nasional untuk meminta obat-

obatan yang mengandung efedrin, pseudoepedrine, dan fenilpropanolamin untuk disimpan di belakang counter apotek dan dibeli hanya setelah identifikasi dan sign in dari pembeli, serta batas pembelian tidak lebih dari 9 gram per periode 30-hari. Undang-undang juga menambahkan pembatasan lebih

lanjut atas dampak pada bahan kimia prekursor shabu melalui peningkatan akuntabilitas kepada regulator Federal di semua titik distribusi, dan meningkatkan hukuman bagi orang-orang manufaktur meth di daerah di mana anak-anak berada. Pada

Page 67: jiwa1

tanggal 9 Maret 2006, Presiden Bush menandatangani USA PATRIOT Act Perbaikan dan Reauthorization tahun 2005, yang

mencakup ketentuan-ketentuan untuk memperkuat Federal, negara, dan upaya-upaya lokal untuk memerangi penyebaran metamfetamin. Tidak seperti obat-obatan impor seperti heroin atau kokain, metamfetamin mudah untuk memproduksi dalam

negeri. Hal ini disintesis dari bahan kimia prekursor menggunakan metode produksi yang relatif mudah yang

biasanya tersedia di Internet atau dalam publikasi bawah tanah; orang dengan pengalaman kimia sekolah tinggi dapat "masak" metamfetamin. Banyak bahan kimia dasar adalah rumah tangga atau pertanian produk yang tidak layak untuk mengatur. Namun,

unsur-unsur lain (efedrin dan pseudoefedrin produk, dan ammonia anhidrat) telah datang di bawah pengawasan yang

serius, dan Federal dan Negara undang-undang sekarang monitor Dijual mereka dan membatasi ketersediaanAmfetamin

dan mengemudiSpeed bisa membuat Anda merasa lebih percaya diri saat Anda mengemudi. Hal ini dapat membuat Anda

mengambil risiko berbahaya dan mengalami kecelakaan. Ini adalah ilegal untuk mendorong di bawah pengaruh obat-obatan,

termasuk kecepatan. Hukuman termasuk kehilangan lisensi Anda, denda dan / atau penjara. 

....................................................................................................... 10.Farmakologi dan Toksikologi:

dari AmphetamineAmphetamine (beta-phenylisopropylamine) adalah amina

simpatomimetik ampuh struktur sederhana dengan multiplisitas efek biologis yang mencakup hyperthermic, anorectic, jantung dan tindakan stimulan sistem saraf pusat. Sejak tahun 1930-an

sejumlah besar obat telah dikembangkan dari sistematis,

Page 68: jiwa1

modifikasi kimia dari molekul amfetamin dasar untuk menekankan beberapa sifat amfetamin dan untuk

menghilangkan atau mengurangi orang lain. Ini manipulasi kimia telah mengakibatkan sintesis dari berbagai

sympathomimetics bertindak lebih selektif. Molekul diubah termasuk stimulan SSP, psychomimetics kuat (halusinogen), agen anorectic, dan vasokonstriktor bahwa semua memiliki

kerangka beta-phenylisopropylamine dasar. Laporan konsekuensi dari penyalahgunaan dan kecanduan diikuti lebih

erat perkembangan agen ini: manufaktur, distribusi dan penggunaan terus hari ini. Kedua akun produksi yang sah dan

haram untuk tingkat signifikan penggunaan stimulan SSP. stimulan SSP mungkin adalah obat penguat yang paling dikenal

manusia. Untuk alasan ini saja mereka akan bertahan sebagai obat pilihan diantara berbagai kepribadian.

Center New York Hospital-Cornell Medical, Westchester Divisi, White Plains.

Kerusakan otak akibat Meth - ampethamine

Meth-amphetamine, yang di Indonesia disebut shabu-sahu, ice atau speed berdampak merusak otak dalam jangka panjang. Akibatnya fungsi koordinasi dan memory terganggu hebat. Demikian penelitian terbaru para ahli di institut nasional AS untuk kecanduan narkotika-NIDA. Direktur NIDA, Dr.Alan Leshner menyebutkan, penemuan terbaru menunjukan adanya hubungan langsung antara penyalahgunaan meth-amphetamine dengan perubahan perilaku. Narkotika jenis ini bukan hanya ilegal tetapi amat berbahaya. Wajar jika institut nasional AS untuk kecanduan narkotika-NIDA memperingatkan bahaya meth-amphetamine. Sebab kasus penyalahgunaan speed, ice, crystal atau di Indonesia dikenal dengan nama shabu-shabu, terlihat meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Sebuah jajak pendapat di AS yang dilakukan antara bulan Maret sampai April 2000, menunjukan kecenderungan para pemakai speed atau shabu-shabu ini semakin muda usianya. Sekitar 78 persen pecandu shabu-shabu di AS adalah generasi muda berumur di bawah 30 tahun. Yang mengkhawatirkan, pecandu shabu-shabu yang berusia di bawah 18 tahun, jumlahnya mencapai sekitar 25 persen dari keseluruhan populasi pecandu. Tentu saja dikaitkan dengan hasil penelitian terbaru, kecenderungan ini amatlah merisaukan. Sebab kerusakan otak akibat pemakaian meth-amphetamine amat sulit disembuhkan dan bersifat menetap dalam jangka panjang. Meth-amphetamine mempengaruhi produksi unsur dopamin di dalam otak. Seperti diketahui, dopamin adalah senyawa kimia yang berfungsi mengantarkan pesan di dalam otak. Fungsinya berkaitan erat dengan munculnya perasaan bahagia,

Page 69: jiwa1

pengendalian gerak motorik dan gerak otot. Penelitian menggunakan tomografi emisi positron-PET oleh Dr. Nora Volkow dari laboratorium nasional Brookhaven di New York, menunjukan perbedaan besar antara pecandu dan bukan pecandu meth-amphetamine.Volume dopamin pada kawasan otak para pecandu speed atau shabu-shabu, ternyata 24 persen lebih rendah dibanding pada otak bukan pecandu. Dampaknya amat jelas terlihat, dari mundurnya kemampuan memory, kemampuan pengendalian gerak motorik, serta kemampuan berbicara para pecandu. Juga penelitian menggunakan PET menunjukan tingginya metabolisme glukosa di otak pecandu. Hal itu menunjukan, terjadinya peradangan pada bagian otak pecandu meth-amphetamine.

Penyalahgunaan meth-amphetamine di kalangan remaja Indonesia, walaupun tidak diketahu angkanya diduga amat tinggi. Dijual dengan nama shabu-shabu, SS, mecin atau ubas, trend pemakainya mirip dengan di AS, yakni di kalangan remaja di bawah 30 tahun. Seperti juga remaja di AS, remaja Indonesia menggunakan shabu-shabu mula-mula hanya coba-coba atau untuk gagah-gagahan, agar diterima di lingkungan tertentu. Setelah itu mereka tidak bisa lepas lagi dari cengkraman bubuk setan itu. Selain itu ada anggapan, bahwa shabu-shabu tidak berbahaya. Atau bahayanya lebih ringan dibanding putauw yakni bubuk heroin kelas rendah, yang banyak menelan korban mati konyol di Indonesia. Memang pengguna sampah heroin yang dikenal sebagai putauw di Indonesia, akan merasakan kesakitan di seluruh tubuhnya jika terlambat memakai narkotika tsb. Itulah sebabnya di kalangan pecandu heroin atau putauw ada istilah sakit atau sakauw, yaitu rasa sakit akibat ketagihan. Para pengguna narkotika jenis Meth-amphetamine semacam shabu-shabu, memang dilaporkan jarang sakauw ketika tubuhnya memerlukan narkotika tsb. Efek pemakaian narkotika ini, adalah perasaan gembira berlebihan dan seolah tidak pernah kekurangan energi. Meth-amphetamine mempengaruhi langsung sistem saraf pusat, dan pengaruhnya dapat bertahan sampai 24 jam. Setelah pengaruhnya habis, penggunanya bisa tiba-tiba merasa kosong, kehabisan energi dan mengalami depresi berat. Efek eforia dan paranoia yang menyertainya, tidak jarang menyebabkan penggunanya celaka. Banyak yang tidak mampu lagi mengendalikan diri setelah memakai speed, crystal atau shabu-shabu. Pernah dilaporkan seorang pemakai Meth-amphetamine melompat dari kereta api yang sedang melaju cepat, karena tidak bisa lagi membedakan mana kenyataan dan mana fantasi. Selain itu kerusakan otak yang menetap, akibat pemakaian jangka panjang terjadi akibat degenerasi sistem saraf pusat. Akibatnya banyak pecandu yang mengalami penyakit gangguan daya ingat, motorik dan bicara.Kerusakan otak akibat Meth - ampethamine

Meth-amphetamine, yang di Indonesia disebut shabu-sahu, ice atau speed berdampak merusak otak dalam jangka panjang. Akibatnya fungsi koordinasi dan memory terganggu hebat. Demikian penelitian terbaru para ahli di institut nasional AS untuk kecanduan narkotika-NIDA. Direktur NIDA, Dr.Alan Leshner menyebutkan, penemuan terbaru menunjukan adanya hubungan langsung antara penyalahgunaan meth-amphetamine dengan perubahan perilaku. Narkotika jenis ini bukan hanya ilegal tetapi amat berbahaya. Wajar jika institut nasional AS untuk kecanduan narkotika-NIDA memperingatkan bahaya meth-amphetamine. Sebab kasus penyalahgunaan speed, ice, crystal atau di Indonesia dikenal dengan nama shabu-shabu, terlihat meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Sebuah jajak pendapat di AS yang dilakukan antara bulan Maret sampai April 2000, menunjukan kecenderungan para pemakai speed atau shabu-shabu ini semakin muda usianya. Sekitar 78 persen pecandu shabu-shabu di AS adalah generasi muda berumur di bawah 30 tahun. Yang mengkhawatirkan, pecandu shabu-shabu yang berusia di

Page 70: jiwa1

bawah 18 tahun, jumlahnya mencapai sekitar 25 persen dari keseluruhan populasi pecandu. Tentu saja dikaitkan dengan hasil penelitian terbaru, kecenderungan ini amatlah merisaukan. Sebab kerusakan otak akibat pemakaian meth-amphetamine amat sulit disembuhkan dan bersifat menetap dalam jangka panjang. Meth-amphetamine mempengaruhi produksi unsur dopamin di dalam otak. Seperti diketahui, dopamin adalah senyawa kimia yang berfungsi mengantarkan pesan di dalam otak. Fungsinya berkaitan erat dengan munculnya perasaan bahagia, pengendalian gerak motorik dan gerak otot. Penelitian menggunakan tomografi emisi positron-PET oleh Dr. Nora Volkow dari laboratorium nasional Brookhaven di New York, menunjukan perbedaan besar antara pecandu dan bukan pecandu meth-amphetamine.Volume dopamin pada kawasan otak para pecandu speed atau shabu-shabu, ternyata 24 persen lebih rendah dibanding pada otak bukan pecandu. Dampaknya amat jelas terlihat, dari mundurnya kemampuan memory, kemampuan pengendalian gerak motorik, serta kemampuan berbicara para pecandu. Juga penelitian menggunakan PET menunjukan tingginya metabolisme glukosa di otak pecandu. Hal itu menunjukan, terjadinya peradangan pada bagian otak pecandu meth-amphetamine.

Penyalahgunaan meth-amphetamine di kalangan remaja Indonesia, walaupun tidak diketahu angkanya diduga amat tinggi. Dijual dengan nama shabu-shabu, SS, mecin atau ubas, trend pemakainya mirip dengan di AS, yakni di kalangan remaja di bawah 30 tahun. Seperti juga remaja di AS, remaja Indonesia menggunakan shabu-shabu mula-mula hanya coba-coba atau untuk gagah-gagahan, agar diterima di lingkungan tertentu. Setelah itu mereka tidak bisa lepas lagi dari cengkraman bubuk setan itu. Selain itu ada anggapan, bahwa shabu-shabu tidak berbahaya. Atau bahayanya lebih ringan dibanding putauw yakni bubuk heroin kelas rendah, yang banyak menelan korban mati konyol di Indonesia. Memang pengguna sampah heroin yang dikenal sebagai putauw di Indonesia, akan merasakan kesakitan di seluruh tubuhnya jika terlambat memakai narkotika tsb. Itulah sebabnya di kalangan pecandu heroin atau putauw ada istilah sakit atau sakauw, yaitu rasa sakit akibat ketagihan. Para pengguna narkotika jenis Meth-amphetamine semacam shabu-shabu, memang dilaporkan jarang sakauw ketika tubuhnya memerlukan narkotika tsb. Efek pemakaian narkotika ini, adalah perasaan gembira berlebihan dan seolah tidak pernah kekurangan energi. Meth-amphetamine mempengaruhi langsung sistem saraf pusat, dan pengaruhnya dapat bertahan sampai 24 jam. Setelah pengaruhnya habis, penggunanya bisa tiba-tiba merasa kosong, kehabisan energi dan mengalami depresi berat. Efek eforia dan paranoia yang menyertainya, tidak jarang menyebabkan penggunanya celaka. Banyak yang tidak mampu lagi mengendalikan diri setelah memakai speed, crystal atau shabu-shabu. Pernah dilaporkan seorang pemakai Meth-amphetamine melompat dari kereta api yang sedang melaju cepat, karena tidak bisa lagi membedakan mana kenyataan dan mana fantasi. Selain itu kerusakan otak yang menetap, akibat pemakaian jangka panjang terjadi akibat degenerasi sistem saraf pusat. Akibatnya banyak pecandu yang mengalami penyakit gangguan daya ingat, motorik dan bicara.