JGE Vol. 5 o. 3 ov 2019 - Unila

14
JGE: Vol. 5 No. 3 Nov. 2019

Transcript of JGE Vol. 5 o. 3 ov 2019 - Unila

Page 1: JGE Vol. 5 o. 3 ov 2019 - Unila

JGE: Vol. 5 No. 3 Nov. 2019

Page 2: JGE Vol. 5 o. 3 ov 2019 - Unila

JGE (Jurnal Geofisika Eksplorasi)Daftar Isi

3..….Desain dan Realisasi Accelerometer Berbasis Arduino Sebagai InstrumenPendeteksi Mikrotremor, A. Amiruddin, Suharno, Karyanto

15…. Analisis Pendugaan Bahaya Kegempaan di Batuan Dasar untuk WilayahLampung Menggunakan Metode PSHA, M.A. Pangaribuan, S. Rasimeng,Karyanto, Rudianto

26…. Kajian Lokasi Potensial Perumahan dan Permukiman di KabupatenPesawaran dengan Sistem Informasi Geografis (SIG), N. Maretta, C. Dewi, F.Murdapa, E. Raharjo

34.… Estimasi Nilai Porositas dan Permeabilitas dengan Pendekatan Digital RockPhysics (DRP) Pada Sampel Batupasir Formasi Ngrayong, Cekungan JawaTimur Bagian Utara, B.E., Nababan, E.V. Zanetta, N. Novia, Handoyo

45…. Estimasi Sebaran Hidrokarbon dengan Menggunakan Indikator P-WaveDifference Dispersion Factor Pada Lapangan Bonaparte, M.P. Erlangga,Handoyo, E. Wijaksono

55…. Identifikasi Bidang Gelincir Pada Daerah Rawan Longsor Desa Srimartani,Yogyakarta, M.F. Zakaria, S.M. Maisarah

Page 3: JGE Vol. 5 o. 3 ov 2019 - Unila

PENANGGUNG JAWABDekan Fakultas Teknik Universitas LampungProf. Drs. Suharno, B.Sc., M.S., M.Sc., Ph.D.

EDITOR KEPALADr. A. Zaenudin, S.Si., M.T.

MANAGING EDITORRahmat Catur Wibowo S.T., M.Eng.

DEWAN EDITORDr. Nandi Haerudin, M.Si. (GEOFISIKA UNILA)Dr. M. Sarkowi, S.Si., M.Si. (GEOFISIKA UNILA)Dr. D. Hendra Amijaya, M.T. (GEOLOGI UGM)Dr. Ferian Anggara, M.T. (GEOLOGI UGM)Dr. Andri Dian Nugraha, M.Si. (GEOFISIKA ITB)Indra Arifianto, S.T., M.T. (KAUST)

EDITOR PELAKSANASandri Erfani, S.Si., M.Si. (GEOFISIKA UNILA)Ida Bagus Suananda Yogi, S.T., M.T. (GEOFISIKA UNILA)Rudy P.Z. Sinambela, S.T., M.T. (GEOFISIKA UNILA)

ALAMAT REDAKSIJurusan Teknik Geofisika, Universitas LampungJl. Sumantri Brojonegoro No.1 Bandar LampungTelp. (0724)704947 Fax. (0721)704947Email: [email protected]://jge.eng.unila.ac.id/index.php/geoph

Jurnal Geofisika Eksplorasi adalah jurnal yang diterbitkan oleh Jurusan Teknik GeofisikaFakultas Teknik Universitas Lampung. Jurnal ini diperuntukkan sebagai sarana untukpublikasi hasil penelitian, artikel review dari peneliti-peneliti di bidang Geofisika secaraluas mulai dari topik-topik teoritik dan fundamental sampai dengan topik-topik terapan diberbagai bidang. Jurnal ini terbit tiga kali dalam setahun (Maret, Juli dan November),Volume pertama terbit pada tahun 2013 dengan nama JGE (Jurnal GeofisikaEksplorasi).

Page 4: JGE Vol. 5 o. 3 ov 2019 - Unila

Jurnal Geofisika Eksplorasi Vol. 5/No.3 November 2019: 15-25

15

ANALISIS PENDUGAAN BAHAYA KEGEMPAAN DI BATUAN DASARUNTUK WILAYAH LAMPUNG MENGGUNAKAN METODE PSHA

Mhd Azri Pangaribuan1, Syamsurijal Rasimeng2, Karyanto3, Rudianto41,2,3Jurusan Teknik Geofisika, Fakultas Teknik Universitas Lampung

4Stasiun BMKG Kotabumi, Lampung

Corresponding author : [email protected] received : June 11, 2019, revised :30 June, 2019;

Approved: September 17, 2019; available online: November 11, 2019

Abstrak

– Telah dilakukan analisis pendugaan bahaya kegempaan di batuan dasar Provinsi Lampung menggunakan metode PSHA. Penelitian ini dilakukan untuk menentukan besar nilai percepatan tanah maksimum di batuan dasar atau nilai PGA untuk wilayah Provinsi Lampung. Analisis pendugaan bahaya kegempaan ini dilakukan dengan metode probabilistic seismic hazard analysis (PSHA). Dalam proses pengestimasian pengaruh gempabumi, metode PSHA ini pada prinsipnya menggunakan 3 tipe sumber gempabumi yaitu sumber gempabumi background, gempabumi subduksi (subduction) dan gempabumi patahan (fault). Perhitungan estimasi nilai bahaya kegempaan dilakukan dengan menggunakan program PSHA USGS 2007. Sebaran nilai bahaya kegempaan untuk wilayah Provinsi Lampung di batuan dasar dengan periode ulang 500 tahun atau probabilitas sebesar 10% pada kondisi PGA (T = 0) adalah 0,1 gal hingga 1,3 gal dan periode ulang 2500 tahun atau probabilitas sebesar 2% pada kondisi PGA (T = 0) adalah 0,1 gal hingga 1,3 gal.

Abstract - An analysis of seismic hazards has been carried out on the bedrock of Lampung Province using the PSHA method. This research was conducted to determine the maximum value of ground acceleration in bedrock or PGA values for the Lampung Province region. This analysis of seismic hazard estimation is carried out by a probabilistic seismic hazard analysis (PSHA) method. In the process of estimating the influence of earthquakes, the PSHA method principally uses 3 types of earthquake sources, namely the source of background earthquakes, subduction earthquakes (earthquake subduction) and fault earthquakes (fault). The calculation of seismic hazard estimation is carried out by using the 2007 USGS PSHA program. The distribution of seismic hazard values for Lampung Province in bedrock with a 500 year return period or a 10% probability of PGA conditions (T = 0) is 0.1 to 1, 3 gal and 2500 years return period or a probability of 2% in PGA conditions (T = 0) is 0.1 to 1.3 gal.

Keywords: Earthquake, PGA, PSHA, Seismicity

How to cite this article:Pangaribuan, M.A., Rasimeng, S., Karyanto, dan Rudianto, 2019, Analisis Pendugaan Bahaya Kegempaan di

Batuan Dasar untuk Wilayah Lampung Menggunakan Metode PSHA, Jurnal Geofisika Eksplorasi, 5 (3) p.15-25. doi: 10.23960/jge.v5i3.32

1. Pendahuluan

Indonesia berada diantara pertemuantiga lempeng besar dunia yang sangat aktifdiantaranya Lempeng Eurasia, LempengPasifik dan Lempeng Indo-Australia sertasatu Lempeng Mikro yaitu Lempeng MikroFilipina. Oleh sebab itu, wilayah Indonesiasangat rawan terhadap bencana gempa-gempa tektonik. Kepulauan Indonesia

terpecah-pecah menjadi bagian-bagiankecil kerak bumi yang bergerak antara satuterhadap lainnya yang dibatasi olehpatahan-patahan aktif Tekanan yangdiakibatkan dari pergerakan lempeng-lempeng bumi menyebabkan interiorlempeng bumi. Dampak dari kondisigeografis seperti ini menyebabkankepulauan Indonesia menjadi daerahsangat rawan bencana alam khususnya

doi: 10.23960/jge.v

doi.org/10.23960/jge.v5i3.56

Page 5: JGE Vol. 5 o. 3 ov 2019 - Unila

Jurnal Geofisika Eksplorasi Vol. 5/No.3 November 2019: 15-25

16

bencana gempabumi. Usaha yangdilakukan untuk meminimalisasi dampakbencana gempabumi tentunya perludilakukan suatu upaya mitigasi secara dinidan optimal (Bock, dkk., 2003)

Sesuai dengan Peraturan PemerintahRI No. 21 tahun 2008 tentangPenyelenggaraan Penanggu- langanBencana bahwa mitigasi adalahserangkaian upaya untuk mengurangirisiko bencana yang terjadi, baik melaluipembangunan fisik maupun penyadarandan peningkatan kemam-puan menghadapiancaman bencana. Agar usaha ini berhasildengan optimal diperlukan pengetahuanyang sebaik-baiknya tentang potensi dankarakteristik sumber-sumber gempa-bumidi wilayah tersebut.

Berdasarkan penjelasan tersebut, salahsatu upaya mitigasi yang perlu dilakukanuntuk menanggulangi bencana gempabumiadalah membuat suatu peta sebaran hazardyang mana di dalamnya memuat tentangtata cara perencanaan ketahanan gempasuatu bangunan. Suatu peta sebaran hazardkegempaan yang menggambarkan efekgempabumi pada suatu lokasi sangatmembantu dalam rangka antisipasi danminimalisasi korban jiwa maupun kerugianmateri. Peta sebaran hazard inidikembangkan dengan melakukan analisisprobabilistik seismik hazard yang biasadikenal dengan PSHA (ProbabilisticSeismic Hazard Analysis). Teori analisisprobabilitas total diperkenalkan pertamakali oleh Cornell (1968) yang kemudiandikembangkan oleh McGuire (2004) yangmana dipakai dalam mengembangkanbeberapa peta kegempaan di duniatermasuk Indonesia.

Adapun tujuan penelitian dalamPenelitian kali ini adalah sebagai berikut:a. Melakukan analisis hazard pada

masing-masing tipe sumbergempabumi.

b. Membuat peta sebaran nilai bahayakegempaan pada wilayah Lampungdengan menggunakan seluruh sumbergempabumi untuk probabilitas

terlampaui 10% dan 2% dalam 50 tahunatau periode ulang 500 dan 2500 tahun.

c. Menganalisis peta sebaran hazard untukmengetahui sumber gempa yangmemberikan hazard yang cukupsignifikan (mempunyai kemungkinanpaling dominan).

2. Tinjauan Pustaka

Lampung terletak pada koordinat103.2° - 105.6° BT dan 2.9°-6.4° LS.Provinsi Lampung memiliki 13 Kabupatendan 2 Kota Madya, dengan luas±35.288,35 km2. Batas-batas wilayahProvinsi Lampung meliputi : sebelah utaraberbatasan dengan Provinsi Bengkulu danProvinsi Sumatera Selatan, di sebelahtimur berbatasan dengan Laut Jawa, disebelah selatan berbatasan dengan SelatSunda dan di sebelah barat berbatasandengan Samudera Hindia (Gumuntur,2008).

Geologi Provinsi Lampung secarakeseluruhan berada pada empat lembarpeta geologi skala 1:250.000 yaitu LembarTanjung Karang, Lembar Kota Agung,Lembar Baturaja dan Lembar Menggala.Geologi daerah penelitian bagian baratdibagi menjadi lima satuan, yaitu dataranrendah, perbukitan bergelombang, datarantinggi, daerah pegunungan serta kerucutgunung api. Dataran rendah terletak disekitar Pantai Barat Lampung serta TelukSemangka di sekitar Kota Agung. Secaraumum stratigrafi daerah penelitian dapatdikelompokkan menjadi 3 bagian, yaitu:1. Kelompok Batuan Pra Tersier, meliputi

Kelompok Gunung Kasih, KomplekSulan, Formasi Menanga.

2. Kelompok Batuan Tersier, meliputiFormasi Kantur.

3. Kelompok Batuan Kuarter, meliputiFormasi Lampung, Formasi Kasai,Basal Sukadana, Endapan Gunung- apiMuda serta Aluvial (Mangga, dkk.,1993).

Menurut Sieh dan Natawidjaja (2000),Lampung merupakan salah satu wilayah di

Page 6: JGE Vol. 5 o. 3 ov 2019 - Unila

Jurnal Geofisika Eksplorasi Vol. 5/No.3 November 2019: 15-25

17

Sumatera dengan aktivitas kegempaanyang tinggi, karena disepanjang Laut BaratSumatera terdapat Zona Subduksi antaraLempeng Eurasia dengan Lempeng Indo-Australia. Lempeng Indo- Australiamenunjam kebawah Lempeng Eurasiadengan kecepatan rata-rata 60 mm/tahun.Zona Subduksi Lempeng tersebut yangmenjadi pusat gempabumi tektonik yangterjadi setiap tahunnya. Selain dekatdengan Zona Subduksi, Lampung jugadilewati oleh segmen sesar tektonik aktifyang membentang dari Aceh hingga SelatSunda yang dikenal dengan SesarSumatera. Panjang sesar aktif tersebutsekitar 1.900 km yang terbagi menjadi 19segmen-segmen utama. Segmen Kumering,Segmen Semangko dan Segmen Sundamerupakan 3 segmen yang melewatidaratan Provinsi Lampung. Lampungterpotong oleh patahan-patahan besarsejajar memanjang sumbu Pulau Sumaterayang berarah barat laut – tenggara. Ketigazona gempa ini sangat aktif dan merupakanmanifestasi dari tumbukan LempengSamudera dengan Lempeng Benua (Bock,dkk., 2003).

3. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Seismic Hazard AnalysisAda dua metode yang biasa digunakan

dalam SHA, yaitu: deterministik(Deterministic Seismic Hazard Analysis /DSHA) dan probabilistik (ProbabilisticSeismic Hazard Analysis / PSHA). MetodeDSHA umumnya diaplikasikan untukmengestimasi percepatan gempa untukkonstruksi yang sangat membahaya-kanjika terjadi kerusakan, seperti bangunanPembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN)(Irsyam, dkk., dalam Tim Revisi PetaGempa Indonesia, 2010), bendungan besar,konstruksi yang dekat dengan sesar aktif,dan untuk keperluan emergency response.Kelebihan metode ini adalah mudahdigunakan untuk memprediksi gerakangempa pada skenario terburuk. Sedangkankelemahannya adalah metode ini tidak

mempertimbangkan probabilitas terjadinyagempa dan pengaruh berbagaiketidakpastian yang terkait dalam analisis(Tim Revisi Peta Gempa Indonesia, 2010).

Analisis probabilistik PSHA padaprinsipnya adalah analisis deterministikdengan berbagai macam skenario dandidasarkan tidak hanya pada parametergempa yang meng-hasilkan pergerakantanah terbesar. Perbedaan utama antarapendekatan DSHA dan PSHA adalah padapendekatan probabilistik (PSHA),frekuensi untuk setiap skenario pergerakantanah yang akan terjadi jugadiperhitungkan. Dengan demikian,pendekatan PSHA juga bisa digunakanuntuk memprediksi seberapa besarprobabilitas kondisi terburuk akan terjadidi lokasi studi. Metode ini memungkinkanuntuk memperhitungkan pengaruh faktor-faktor ketidakpastian dalam analisis sepertiukuran, lokasi dan frekuensi kejadiangempa. Metode PSHA memberikankerangka kerja yang terarah sehinggafaktor-faktor ketidak-pastian dapatdiidentifikasi, diperkir-kan, dan kemudiandigabung-kan dengan metode pendekatanyang rasional untuk mendapatkangambaran yang lebih lengkap tentangkejadian gempa (Irsyam, dkk., 2010).

3.2 Metode PSHAMcGuire (2004) menyampaikan

bahwa DSHA dan PSHA akan salingmelengkapi tetapi dengan tetapmemberikan penekanan pada salah satuhasil. Untuk keperluan desain infrastrukturtahan gempa, umumnya digunakan PSHAdengan tingkatan gempa atau probabilitasterlampaui mengikuti SEAOC (1997).Input data yang digunakan dalam PSHAantara lain:a. Sumber gempa yang dapat

mengakibatkan bencana, misalnyasumber gempa dengan jarak 300-500km dari daerah pengamatan.

b. Total aktifitas kegempaan dari setiapsumber gempa.

c. Karakteristik lokal suatu daerah(geological and soil conditions).

Page 7: JGE Vol. 5 o. 3 ov 2019 - Unila

Jurnal Geofisika Eksplorasi Vol. 5/No.3 November 2019: 15-25

18

d. Kondisional probabilitas dari parametergempa.

e. Persamaan model ground motion.Selain input data seperti diatas

diperlukan juga informasi tambahan lainseperti geometri dan jenis sumber gempa.Pada dasarnya perhitungan ProbabilitySeismic Hazard Analysis (PSHA) terdiridari lima tahap.1. Identifikasikan semua sumber gempa

bumi yang kemungkinan menghasilkanpercepatan tanah merusak.

2. Karakterisasi distribusi magnitudogempa bumi (laju dimana gempa-gempadari berbagai magnitudo diduga terjadi).

3. Karakterisasi distribusi jarak sumber kesite yang berkaitan dengan potensigempa.

4. Prediksi distribusi intensitas gerakantanah yang dihasilkan sebagai suatufungsi dari besaran gempa bumi, jarak,dan sebagainya.

5. Gabungkan semua ketidakpastian dalamukuran gempa bumi, lokasi danintensitas gerakan tanah denganmenggunakan perhitungan yang di-kenal sebagai teorema probabilitas total(Irsyam, dkk., 2010)

3.3 Percepatan Tanah MaksimumPercepatan getaran tanah maksimum

atau peak ground acceleration (PGA)adalah nilai terbesar percepatan tanah padasuatu tempat yang diakibatkan oleh getarangempa bumi dalam periode waktu tertentu.Kondisi geologis tanah yang sangatmenentukan besarnya kecilnya nilai PGAadalah tingkat kepadatan tanah di daerahtersebut. Semakin padat tanah maka nilaiPGA di daerah tersebut semakin kecil. Halini sesuai dengan kenyataan di lapanganbahwa bangunan yang dibangun di atasstruktur tanah yang padat pada saat gempabumi di Bengkulu yang terjadi pada tahun2000 (7,3 SR) mengalami kerusakan lebihringan daripada bangunan yang dibangundi atas struktur tanah yang kurang padat(Hadi, dkk., 2012).

3.4 Alat dan BahanAlat dan bahan yang digunakan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:1. Laptop acer Aspire E12. Software ZMAP3. Software MATHLAB 20074. Software USGS – PSHA 20075. Software ArcGIS 10.16. Software Microsoft Word dan Microsoft

Excel 2007

3.5 Prosedure PenelitianData gempa yang terkumpul dari

katalog ANSS dan katalog BMKGmempunyai skala magnitudo yangberbeda-beda untuk setiap even gempanya.Oleh karena itu, magnitudo harusdiseragamkan terlebih dahulu sebelumdigunakan dalam analisis. Penyeragamanskala magnitudo gempa ini dilakukandengan cara mengkonversi berbagai skalamagnitudo kedalam skala magnitudomomen (momen magnitude, Mw). Setelahpenyeragaman data gempa, selanjutnyaproses pemisahan antara gempa utama(mainshock) dari gempa-gempa rintisan(foreshock) dan gempa-gempa susulan(aftershock) dengan menggunakan kriteriarentang waktu dan rentang jarak. Prosespemisahan gempa utama dari gempa-gempa rintisan dan susulan inimenggunakan metode kriteria empiris yangdiusulkan oleh Gardner dan Knopoff(1974), yang dalam proses pemisahannyadilakukan dengan bantuan software ZMAP.

Tahap awal dalam analisis hazardgempa sebenarnya adalah identifikasi danpemodelan sumber gempa. Pada langkahini identifi-kasi dan pemodelan terhadapsumber gempa dan mekanismenya meliputilokasi, dimensi, jenis mekanisme sumbergempa dan tingkat aktifitasnya berdasarkandata gempa dari katalog dan penelitiansebelumnya. Selanjutnya menentukan pa-rameter a dan b ditentukan oleh metodeGuttenberg Richter recurrence relationship

Page 8: JGE Vol. 5 o. 3 ov 2019 - Unila

Jurnal Geofisika Eksplorasi Vol. 5/No.3 November 2019: 15-25

19

dengan menggunakan analisis LeastSquare. Nilai a dan b ditentukanberdasarkan data yang dikelompok-kandari beberapa area ke dalam sekelompokdata dengan analisis statistik modelmaximum likeli-hood. Fungsi atenuasimemerlukan data ground motions (peakground acceleration) yang cukup banyaksupaya bisa mendapatkan hasil regresiyang baik. Semua analisis data dilakukandengan bantuan program hasil akhir darianalisis hazard ini adalah meliputi petapercepatan gempa maksimum di batuandasar pada periode T=0 detik atau biasajuga disebut PGA (peak groundacceleration) untuk probabilitas terlampaui10% dan 2% dalam 50 tahun. Resikogempa adalah kemungkinan terlampauinya(probability of exceedance) suatu gempadengan intensitas tertentu selama masabangunan. Analisis bahaya kegempaandilakukan dengan metode PSHA(Probabilistic Seismic Hazard Analysis)yaitu dengan mengguna-kan probabilitastotal sumber gempabumi (background,fault dan subduction) (Harmsen, 2007).

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Gempabumi BackgroundSumber gempabumi background

adalah sumber gempabumi yang belumteridentifikasi dengan baik apakah jenispatahan atau subduksi, namun pada daerahtersebut terdapat event (kejadian)gempabumi. Sumber gempabumibackground ini memiliki data historisgempabumi yang jelas akan tetapi secarageometrik belum dapat dilakukan untukpemodelan sumber gempabuminya.Berdasarkan Gambar 1 dapat dilihatbahwa nilai percepatan tanah maksimum(PGA) di batuan dasar akibat sumbergempabumi background dengan tingkatprobabilitas 10% memiliki nilai antara 0,2gal hingga 1,3 gal. Nilai PGA terbesarterdapat di wilayah Pesisir Barat, LampungBarat, Tanggamus, Pringsewu, Pesawaran,Bandarlampung, Lampung Selatan dan

sebagian Lampung Timur yang berbatasandengan Lampung Selatan. Hasil inimemperlihatkan bahwa pada daerahtersebut terdapat kejadian gempabumidimana sumber gempabumi belum dapatteridentifikasi secara pasti terutama terkaitpemodelan geometri sumbergempabuminya.

4.2 Analisis Gempabumi PatahanDalam analisis model sumber

gempabumi patahan ini dibutuhkan datalokasi dan parameter patahan yangmemberikan efek pada lokasi kejadiangempabumi yang diteliti. Sumbergempabumi patahan yang diperhitungkandalam penelitian ini adalah Sesar Sumaterapada Segmen Musi, Manna, Kumering-North, Kumering-South, Semangko Barat-A, Semangko Barat-B, Semangko Timur-A, Semangko Timur-B, Semangko Grabendan Sunda (Tabel 1). Parameter yangdigunakan dalam penelitian iniberdasarkan pada hasil penelitian-penelitian yang pernah dilakukansebelumnya oleh Sieh dan Natawidjaja(2000). Gambar 2 memperlihatkan denganjelas bahwa nilai PGA akibat sumbergempabumi patahan terjadi pada zonaSesar Sumatra (Sumatran Fault Zone)yaitu sekitar 0,4 gal hingga 1 gal. Untukwilayah Lampung bagian timur memilikinilai PGA relatif lebih rendah dikarenakanposisi yang jauh dari sumber gempabumiSesar Sumatra

4.3. Analisis Gempabumi SubduksiSumber gempabumi subduksi yang

dimaksud dalam analisis ini adalah sumbergempabumi megathrust yaitu sumbergempabumi subduksi pada kedalaman 0-50km (shallow background). Sumbergempabumi subduksi katalog gempabumiyang digunakan adalah katalog gempa-bumi utama yang telah dipisahkan daridata gempabumi background maupunfault. Gambar 3 memperlihatkan bahwasebaran nilai percepatan tanah maksimumdi batuan dasar akibat sumber gempabumi

Page 9: JGE Vol. 5 o. 3 ov 2019 - Unila

Jurnal Geofisika Eksplorasi Vol. 5/No.3 November 2019: 15-25

20

subduksi memiliki nilai antara 0,1 galhingga 0,4 gal. Nilai PGA tertinggi beradapada wilayah Pesisir Barat Lampung. Halini dikarenakan posisi zona subduksi antaraLempeng Indo-Australia dan Eurasiaberada di sebelah Barat Pulau Sumatra.Efek dari sumber gempabumi subduksiterhadap jarak lebih besar jikadibandingkan dengan efek gempa-bumipatahan. Hal ini disebabkan karena nilaislip-rate sumber gempabumi patahan lebihkecil dibandingkan dengan slip-ratesumber gempabumi subduksi.

4.4 Analisis Sumber Gempabumi SecaraKeseluruhan

Masing-masing dari model sumbergempabumi yang kemudiandikombinasikan dan menghasilkan petabahaya kegempaan dari ketiga sumbergempabumi tersebut. Dengan memasukkannilai parameter dari ketiga sumbergempabumi tersebut maka didapatkan nilaisebaran bahaya kegempaan darikeseluruhan sumber gempabumi. Adapunperhitungan bahaya kegempaanprobabilistik ini dilakukan pada duatingkatan bahaya yaitu dengan probabilitas10% terlampaui dan probabilitas 2%terlampaui dalam masa ketahananbangunan 50 tahun atau memilki periodeulang sekitar 500 tahun dan 2.500 tahun.

Hasil akhir dari analisis hazard denganmetode probabilistik ini adalah meliputipeta percepatan gempa maksimum dibatuan dasar pada periode T=0 detik ataubiasa juga disebut PGA (peak groundacceleration) untuk probabilitas terlampaui10% dan probabilitas 2% terlampaui dalam50 tahun. Resiko gempa adalahkemungkinan terlampauinya (probabilityof exceedance) suatu gempabumi denganintensitas tertentu selama masa bangunan.

Berdasarkan analisis bahayakegempaan menggunakan ketiga sumbergempabumi diperoleh hasil distribusi nilaipercepatan tanah maksimum akibatgempabumi. Nilai-nilai tersebut kemudiandiinterpolasi, sehingga menghasilkan petabahaya gempabumi. Perhitungan nilai

bahaya dibagi menjadi dua tingkatan risikoyaitu 10 % probabilitas terlampuai dan 2 %probabilitas terlampaui dalam 50 tahunatau setara dengan periode ulang sekitar500 dan 2.500 tahun. Nilai bahayakegempaan di Provinsi Lampung padabatuan dasar untuk periode ulang 500tahun seperti pyang terlihat pada Gambar4 dan Gambar 5 pada lampiran adalah 0,1gal hingga 1,3 gal dan untuk periode ulang2.500 tahun adalah 0,1 gal hingga 1,3 gal.

Berdasarkan dari keseluruhan hasildistribusi nilai bahaya kegempaan darirendah ke tinggi memiliki pola yanghampir sama. Nilai bahaya kegempaanyang tertinggi terdapat pada kawasanLampung bagian barat yang memanjangdari arah barat-laut hingga tenggara yaituberada di wilayah Kabupaten LampungBarat hingga Kabupaten Tanggamus. Halini terjadi dikarenakan pada daerahtersebut merupakan bagian Zona SesarSumatra yaitu pada Segmen Kumeringhingga Segmen Semangko. Gempabumibesar yang pernah terjadi pada SegmenKumering menurut Sieh dan Natawidjaja(2000) adalah gempabumi di Liwa,Lampung Barat pada 24 Juni 1933(Ms=7,5) dan gempabumi di Liwa pada 16Februari 1994 (Mw=6,8).

Adapun pada penelitian ini, validasidari hasil nilai pendugaan bahayakegempaan metode probabilistik (PSHA)dengan melihat perbandingan dari hasilnilai bahaya kegempaan dengan penelitianyang telah dilakukan oleh para ahli yangtergabung dalam Tim Revisi Peta GempaIndonesia 2010. Berdasarkan hasilpenelitian Tim Revisi Gempa Indonesia2010, diperoleh bahwa untuk ProvinsiLampung nilai bahaya kegempaan dibatuan dasar untuk periode ulang 500tahun adalah 0,05 gal hingga 0,60 galsedangkan untuk periode ulang 2.500tahun adalah 0,1 gal hingga 1,0 gal.Perbandingan nilai PGA hasil penelitiandan Tim Revisi Gempa Indonesia dapatdilihat pada Tabel 2 di lampiran.Perbedaan hasil ini, dikarenakan padapenelitian ini menggunakan katalog data

Page 10: JGE Vol. 5 o. 3 ov 2019 - Unila

Jurnal Geofisika Eksplorasi Vol. 5/No.3 November 2019: 15-25

21

gempabumi rentang waktu tahun 1963sampai dengan tahun 2018, sedangkan TimRevisi Gempa Indonesia menggunakandata katalog gempabumi sampai tahun2010.

5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. KesimpulanBerdasarkan hasil analisis bahaya

kegempaan metode probabilistik dihasilkanpeta bahaya kegempaan yang berupa petakontur percepatan tanah maksimum akibatgempabumi. Berikut ini adalah kesimpulanyang dapat diambil dari penelitian ini.1. Dari hasil analisis hazard didapatkan

nilai percepatan gempa di batuan dasarwilayah Lampung pada kondisi peakground acceleration (PGA) untuksumber gempabumi background 0,2 galhingga 1,3 gal, sumber gempabumi fault0,05 gal hingga 1,3 gal dan sumbergempabumi subduction 0,1 gal hingga0,4 gal.

2. Nilai sebaran bahaya kegempaan diProvinsi Lampung pada batuan dasaruntuk periode ulang 500 tahun adalah0,1 gal hingga 1,3 gal dan untuk periodeulang 2.500 tahun adalah 0,1 gal hingga1,3 gal yang tersebar mulai dari wilayahMesuji hingga Pesisir Barat ProvinsiLampung.

3. Dari sebaran nilai-nilai bahayakegempaan yang diperolehmengindikasikan bahwa beberapadaerah di Lampung yang sangat rentanterhadap gempabumi seperti Kab,Tanggamus, Pesisir Barat dan LampungBarat. Maka dalam pembuatan gedungatau sarana infrastruktur lainnya sangatdiharapkan untuk selalu mem-perhitungkan faktor percepatan tanah dibatuan dasar sebagai acuan dakampembangunannya.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasihkepada Stasiun Geofisika BMKGKotabumi yang telah memberiknkesempatan penulis untuk melaksanakandan menyelesaikan peneletian ini sertakepada semua pihak yang terlibat.

DAFTAR PUSTAKA

Bock, Y., Prawirodirdjo L., GenrichJ.F., Stevens C. W., McCaffreyR., Subarya C., Puntodewo S.S.O.dan Calais E., 2003. CrustalMotion in Indonesia from GlobalPositioning System Measurement,Journal of Geophysical Research,Vol.108, No. B8, 2367, 2003, doi:10.1029/2001JB000324.

Cornell, A.C., 1968. Engineeringseismic risk analysis. Bulletin ofthe Seismological Society ofAmerica. October 1968, v. 58, no.5, p. 1583-1606.

Gardner, J. K. dan Knopoff, L.,1974. Is thesequence of earthquakes in SouthernCalifornia with aftershocks removedpoissonian, Bull. Seism. Soc. Am. 64,1363-1367.

Gumuntur, E. 2008. Peta AdministrasiProvinsi Lampung. Bahan diklatgeografi regional. Lampung.

Hadi, A.I., Farid, M dan Fauzi, Y. 2012.Pemetaan Percepatan GetaranTanah Maksimum dan KerentananSeismik Akibat Gempa Bumiuntuk Mendukung Rencana TataRuang dan Wilayah (RTRW) KotaBengkulu. Jurnal Ilmu FisikaIndonesia 1 (2): 81-86.

Harmsen, S. 2007. USGS Software ForProbabilistic Seismic HazardAnalysis (PSHA), United States ofGeological Surveys (USGS),USA.

Page 11: JGE Vol. 5 o. 3 ov 2019 - Unila

Jurnal Geofisika Eksplorasi Vol. 5/No.3 November 2019: 15-25

22

Irsyam, M., Sengara I.W., Adiamar, F.,Widiyantoro, S., Triyoso, W.,Natawidjaja, D.H., Kertapati, E.,Meilano, I., Suhardjono,Asrurifak, M., dan Ridwan, M.,2010. Ringkasan Hasil Studi TimRevisi Peta Gempa Indonesia.Bandung.

Mangga, S.A., Amirudin, T., Suwarti,S., dan Sidarto. 1993. PetaGeologi Lampung, Sumatera.Pusat Penelitian danPengembangan Geologi. Bandung.

McGuire, R. K. 2004. Seismic Hazard andRisk Analysis. EathquakeEngineering Research InstituteMNO-10.

SEAOC Vision 2000 Committee. 1997.Performance Based SeismicEngineering, Structural EngineersAssociation of California, California.

Sieh, K., dan Natawidjaja, D. 2000.Neotectonics of The SumatranFault, Indonesia. Journal ofGeophysical Research, Vol. 105,No. B12, Pages 28, 295-28,326.

Tim Revisi Peta Gempa Indonesia, 2010.Hasil Studi Tim Revisi Peta GempaIndonesia. Laporan Studi.

Page 12: JGE Vol. 5 o. 3 ov 2019 - Unila

Jurnal Geofisika Eksplorasi Vol. 5/No.3 November 2019: 15-25

23

Tabel 1. Data Parameter Gempabumi Fault Daerah Penelitian

No Segment Type Dip Length(km)

Wide(km)

MmaxPSHA

Slip-rate(mm/yr)

1 Musi SS 90° 70 20 7.1 152 Manna SS 90° 85 20 7.2 153 Kumering-North SS 90° 111 20 7.3 144 Kumering-South SS 90° 60 20 7.3 145 Semangko Barat-A SS 90° 90 20 7.3 86 Semangko Barat-B SS 90° 80 20 7.3 87 Semangko Timur-A SS 90° 12 20 7.3 78 Semango Timur-B SS 90° 35 20 7.3 39 Semangko Graben Normal 60° 60 20 7.3 3

10 Sunda SS 90° 150 20 7.6 5

Tabel 2. Data perbandingan nilai PGA Tim Revisi Gempa dengan hasil penelitianPeriodeUlang

(Tahun)

TingkatRisiko

(%)

Nilai PGA Tim RevisiGempa Indonesia 2010

(gal)

Nilai PGAHasil Penelitian

(gal)500 10 0,05 - 0,60 0,10 - 1,30

2,500 2 0,10 - 1,00 0,10 - 1,30

Gambar 1. Peta Bahaya Gempabumi di Batuan Dasar Akibat Sumber GempabumiBackground

Page 13: JGE Vol. 5 o. 3 ov 2019 - Unila

Jurnal Geofisika Eksplorasi Vol. 5/No.3 November 2019: 15-25

24

Gambar 2. Peta Bahaya Gempabumi di Batuan Dasar Akibat Sumber GempabumiPatahan

Gambar 3. Peta Bahaya Gempabumi di Batuan Dasar Akibat Sumber GempabumiSubduksi

Page 14: JGE Vol. 5 o. 3 ov 2019 - Unila

Jurnal Geofisika Eksplorasi Vol. 5/No.3 November 2019: 15-25

25

Gambar 4. Peta Bahaya Gempabumi di Batuan Dasar dari Keseluruhan SumberGempabumi untuk Probabilitas 2%

Gambar 5. Peta Bahaya Gempabumi di Batuan Dasar dari Keseluruhan SumberGempabumi untuk Probabilitas 10%