JESUS CHRIST, DISCIPLEMAKER (Yesus Kristus, Sang Pembuat Murid)

41

description

Ketika Yesus memanggil murid-murid-Nya, dia merangkul para nelayan dan pemungut cukai, lalu mengubah mereka menjadi orang-orang paling berpengaruh di dunia ini yang pernah ada sepanjang masa. Dapatkah pemimpin gereja zaman sekarang memberdayakan orang-orang awam untuk memenuhi potensi mereka sebagai hamba Allah yang sangat efektif bagi Kerajaan-Nya?

Transcript of JESUS CHRIST, DISCIPLEMAKER (Yesus Kristus, Sang Pembuat Murid)

Page 1: JESUS CHRIST, DISCIPLEMAKER (Yesus Kristus, Sang Pembuat Murid)
Page 2: JESUS CHRIST, DISCIPLEMAKER (Yesus Kristus, Sang Pembuat Murid)

Literatur Perkantas Jawa timur

Page 3: JESUS CHRIST, DISCIPLEMAKER (Yesus Kristus, Sang Pembuat Murid)

Jesus Christ, Disciplemaker(Yesus Kr istus, Sang Pembuat Mur id)

Prinsip-Prinsip Kunci Pemuridan Yesus

oleh Bill Hull

Copyright © 1984, 2004 by Bill HullOriginally published in English under the title:

Jesus Christ, DisciplemakerPublished by Baker Books, A division of Baker Publishing Group

P.O. Box 6287, Grand Rapids, MI 49516-6287www.bakerbooks.com

Alih Bahasa: Paksi Ekanto PutroEditor: Milhan K. Santoso

Penata Letak: Milhan K. SantosoDesain Sampul: Vici Arif Wicaksono

Hak cipta terjemahan Indonesia:Literatur Perkantas Jawa Timur

Tenggilis Mejoyo KA-10, Surabaya 60292Telp. (031) 8413047, 8435582; Faks. (031) 8418639

E-mail: [email protected]

Literatur Perkantas Jatim adalah sebuah divisi pelayanan literatur di bawah naungan Persekutuan Kris-

ten Antar Universitas (Perkantas) Jawa Timur. Perkantas Jawa Timur adalah sebuah kegerakan yang

melayani siswa, mahasiswa, dan alumni di sekolah dan universitas di Jawa Timur.

Perkantas Jatim adalah bagian dari Perkantas Indonesia. Perkantas sendiri adalah anggota dari pergerakan

International Fellowship of Evangelical Students (IFES). Untuk informasi lebih lanjut mengenai kegiatan

yang ada secara lokal maupun regional di Jawa Timur dapat menghubungi melalui

e-mail: [email protected], atau mengunjungi Website Perkantas Jatim di www.perkantasjatim.org

ISBN: 978-602-1302-16-3

Cetakan Pertama: Agustus 2015

Hak cipta di tangan penerbit. Seluruh atau sebagian dari isi buku ini tidak boleh diperbanyak, disimpan dalam bentuk yang dapat dikutip, atau ditransmisi dalam bentuk apa pun seperti elektronik, mekanik, fotokopi, rekaman, dlsb. tanpa izin dari penerbit.

Page 4: JESUS CHRIST, DISCIPLEMAKER (Yesus Kristus, Sang Pembuat Murid)

Sumber-sumber yang dapat menolong Anda untuk menanamkan filosofi pemuridan

dan menolong mentrasformasi gereja menjadi gereja yang membuat murid

Info lengkapnya kunjungi: www.literaturperkantas.com

S E R I B I L L H U L L

Choose The Life (Memilih Hidup Serupa Yesus)

Mengalami Transformasi Iman Melalui Pemuridan

Jesus Christ, Disciplemaker(Yesus Kristus, Sang Pembuat Murid)

Prinsip-Prinsip Kunci Pemuridan Yesus

Bill Hull memiliki misi untuk memanggil gereja agar kembali pada akar pemuridannya. Ia adalah seorang penulis dan pakar pemuridan yang mem-fokuskan hidupnya memanggil gereja untuk memilih hidup serupa Yesus, yang menjadi panggilan utama Yesus bagi semua murid-Nya melalui jalan pem-uridan menuju transformasi dan pelayanan rohani.

Page 5: JESUS CHRIST, DISCIPLEMAKER (Yesus Kristus, Sang Pembuat Murid)

UCAPAN TERIMA KASIH

Saya sangat berterima kasih pada sederetan paduan suara megah dari

para penulis tentang pemuridan yang telah mendahului saya, khusus-

nya Robert Coleman dan Elton Trueblood.

Terima kasih, Jane,untuk dua puluh tahun lebih yang luar biasa

Page 6: JESUS CHRIST, DISCIPLEMAKER (Yesus Kristus, Sang Pembuat Murid)

Ucapan Terima Kasih ............................................................ 4

Pendahuluan untuk Edisi Baru .............................................. 7

Pendahuluan untuk Edisi 1984 .............................................. 23

Bagian SaTu: MaRilah dan lihaTlah

1. dahaga hati ............................................................... 29

2. Mata yang Mulai Melihat ............................................ 39

3. Persuasi Kreatif ........................................................... 55

Prinsip dan Saran ....................................................... 75

Bagian dua: MaRilah dan iKuTlah aKu

4. Mengecap Rasa anggur yang Baru .............................. 81

5. Konfirmasi Panggilan .................................................. 101

6. Kedua Kaki Berjejak di dunia nyata ........................... 113

7. Kuasa dalam ikatan Rohani Kita .................................. 133

Prinsip dan Saran ........................................................ 145

Bagian Tiga: MaRilah dan BESERTalah dEngan-Ku

8. ini Berlangsung Seumur hidup .................................. 151

9. Pekerja Kasih .............................................................. 161

10. Menjadi Semakin Serupa dengan Sang Tuan ............... 173

Prinsip dan Saran ....................................................... 197

DAFTAR ISI

Page 7: JESUS CHRIST, DISCIPLEMAKER (Yesus Kristus, Sang Pembuat Murid)

Bagian EMPaT: TETaPlah Tinggal di dalaM-Ku

11. Karakter Pemimpin ................................................... 203

12. dipersatukan dengan allah ....................................... 221

Prinsip dan Saran ..................................................... 237

Panduan PEMBElaJaRan Bagi PEMiMPin

Pengantar ......................................................................... 239

Pendahuluan: Perbedaan antara Filosofi dengan Strategi .... 240

Bagian Satu: Menumbuhkan Wawasan Struktural .............. 241

Bagian dua: Membangun Fondasi Alkitabiah .................... 247

Bagian Tiga: Mengembangkan Rencana Anda Sendiri ....... 253

Catatan-Catatan ....................................................................... 257

Page 8: JESUS CHRIST, DISCIPLEMAKER (Yesus Kristus, Sang Pembuat Murid)

PENDAHUlUAN UNTUK EDISI BARU

Kita telah tenggelam sampai pada kedalaman di mana uraian baru ten-tang hal yang sudah jelas adalah kewajiban utama bagi kaum intelektual.

george Orwell

Saya menguasai hal yang sudah jelas, jadi saya akan mengatakannya lagi setelah dua puluh tahun. Yesus belum berubah pikiran dan demikian pula saya; ia memerintahkan kita untuk membuat murid dan ia tetap panutan terbaik bagi kita.

Mengapa pemuridan kita hanya berkutat di dalam gereja dan ti-dak reproduktif? ini adalah pertanyaan yang merisaukan saya setelah penerbitan pertama buku Jesus Christ, Disciplemaker. Pada tahun 1984, tahun di mana Orwell berkata bahwa “Big Brother” akan mengambil alih hidup kita, persembahan pertama saya bagi pekerjaan utama ge-reja diterbitkan sebagai bacaan publik. Sejak saat itu, hampir 100.000 orang sudah membacanya. Saya pun bersyukur buku itu masih dice-tak dan mengubahkan hidup banyak orang. Saya katakan “ini adalah pekerjaan utama gereja,” karena saya tidak lunak dalam keyakinan saya bahwa membuat murid memang pekerjaan utama dan eksklusif bagi gereja. Fakta bahwa gereja semakin lemah dan menyusut dari-pada sebelumnya adalah bukti bahwa kita masih tidak memahami hal ini. Jalan pintas dan perbaikan instan masih menguras sebagian besar energi serta anggaran pembangunan gereja.

Kita punya kekuatan besar, kita punya begitu banyak kebaikan un-tuk dirayakan, dan saya memperoleh banyak manfaat dari semua itu. Tetap saja, kita lemah dalam melakukan penetrasi pada budaya. Bah-kan, banyak gereja besar tidak melakukan pemuridan dengan baik. george Barna menulis, “hampir 60 persen orang dewasa yang lahir

Page 9: JESUS CHRIST, DISCIPLEMAKER (Yesus Kristus, Sang Pembuat Murid)

8 Jesus Christ, DisCiple maker

baru tidak menetapkan tujuan bagi pertumbuhan rohaninya, gagal mencapai standar ukuran pertumbuhan rohani, atau gagal mencip-takan prosedur yang dapat dipercaya bagi dirinya sendiri.”1 Visi, tu-juan, rencana, dan sebuah hubungan untuk akuntabilitas, semua le-nyap. Padahal ini adalah jantung terdalam dari pemuridan.

Saya pikir akar masalahnya adalah kita telah menerima bentuk kekristenan tanpa pemuridan. Kekristenan semacam ini menghasilkan banyak gerakan, aktivitas, dan konferensi, tetapi tanpa transformasi kekal. Yang saya maksud dengan transformasi adalah perubahan kon-sisten berjangka panjang menuju keserupaan dengan Yesus, sehingga kita dapat mengambil posisi untuk merobohkan kubu dan kebiasaan yang menghambat pertumbuhan kita. dalam kurun waktu dua puluh tahun terakhir, saya telah menulis sembilan buku lain, menggemba-lakan dua gereja, dan membangun sebuah jaringan pelatihan inter-nasional. dengan yakin saya dapat berkata kepada anda bahwa ada pencarian hebat di antara para pemimpin gereja untuk menemukan sesuatu yang lebih bermakna daripada yang saat ini ditawarkan. Kita dapati bahwa pertumbuhan gereja tidak mampu memuaskan jiwa; ti-dak pula pujian pada khotbah atau proyek yang berhasil diselesaikan dapat memuaskannya. ada sebuah pergerakan di dunia kita yang di-dorong oleh rasa lapar akan keintiman dengan allah. ada konsensus yang semakin bertumbuh bahwa amanat agung lebih terkait dengan kedalaman sebagai strateginya.

Saya merenung, berdoa, dan berbicara dengan banyak pemimpin tentang bagaimana memperbaiki situasi ini. dengan kesepakatan luas bahwa sesuatu harus dilakukan, ribuan organisasi dan konsultan gere-ja berkomitmen untuk memperbarui 350.000 gereja di amerika. ada beraneka ragam opini tentangnya. Beberapa pihak bersikeras bahwa segala sesuatu akan lenyap tanpa gerakan kebangunan; gereja seha-rusnya berdoa saja. Saya pikir kata saja tidak boleh muncul mengikuti kata berdoa. Saya juga percaya bahwa hanya berdoa adalah sebuah dosa, sama halnya dengan hanya bekerja tanpa berdoa. ada kelompok yang memilih sepakat untuk “berdoa dan menunggu.” ada kelom-pok yang lebih memilih untuk “berdoa dan menunggu” tetapi ada juga yang memilih untuk “membuat rencana dan kerjakan.” Tetapi, keseimbangan yang kita perlukan dapat ditemukan dalam “berdoa,

Page 10: JESUS CHRIST, DISCIPLEMAKER (Yesus Kristus, Sang Pembuat Murid)

9Pendahuluan untuk edisi BaRu

membuat rencana, lalu kerjakan,” yaitu membuat murid. Pihak lain memproklamirkan supaya kita meninggalkan saja tangan masa lalu yang mati dan memulai gereja baru. Biarlah semua gereja yang buruk musnah seperti burung dodo. diperkirakan ada lima puluh ribu ge-reja yang akan tutup sebelum dekade ini berakhir. Bravo! Tandai saja bentang budaya kita dengan ribuan gereja baru yang memilih untuk hidup dalam nilai-nilai kerajaan allah. namun dalam satu dekade tan-pa komitmen utama terhadap transformasi pribadi, mereka pun akan mengapur sama seperti para pendahulunya.

Sejak tahun 1994, persentase kaum injili terhadap populasi amerika Serikat menurun dari 17 persen menjadi 12 persen. dulu, diperki-rakan sejumlah 80 persen, bahkan lebih, jemaat di gereja lokal meng-alami penurunan; fakta itu belum berubah. alasannya adalah karena kita memaksakan diri melaju terlalu cepat dan terlalu terprogram. Kebutuhan kita akan kesuksesan demikian kuatnya, hingga kita telah mengambil jalan pintas. Semua ini memberi kita pertumbuhan nu-merik berjangka pendek bukannya kaum percaya yang dewasa. Kita mengalami pertambahan bukannya pelipatgandaan. Kita bergelora maju ke depan, lalu segera surut ke belakang; ini bagaikan menggali pasir di tepi pantai melawan hempasan gelombang.

Saya membangun karir dengan menguasai hal yang sudah jelas, jadi izinkan saya mengatakannya sekali lagi. Mengikut Yesus berarti menjadi seorang pembuat murid. Melakukan apa yang telah Yesus lakukan adalah jawaban bagi pertanyaan kita dan solusi bagi masalah kita. Saya harus mengulang apa yang pernah saya katakan pada tahun 1984: Mengikuti dan mendengarkan Yesus adalah elemen penting bagi pelayanan yang efektif.

Melakukan apa yang Telah yesus lakukanada tiga dimensi dalam melakukan apa yang telah Yesus lakukan. Saya paparkan ketiganya di sini, bukan karena nilai pentingnya, melainkan demi tujuan bagi diskusi kita. hal pertama adalah melakukan apa yang telah Yesus lakukan dalam pelayanan-nya yang penuh kuasa. di se-buah ruangan atas, Yesus berjanji kepada para murid bahwa mereka akan melakukan segala pekerjaan yang telah ia lakukan dan bahkan segala pekerjaan yang lebih besar daripada itu (Yoh. 14:12-14).2 di-

Page 11: JESUS CHRIST, DISCIPLEMAKER (Yesus Kristus, Sang Pembuat Murid)

10 Jesus Christ, DisCiple maker

mensi kedua adalah melakukan apa yang telah Yesus lakukan dalam praktik transformasi pribadi, praktik doa-nya, praktik memasuki soli-tude dan berdiam diri, puasa, kesederhanaan, kemurnian, pelayanan, serta menghambakan diri. dimensi ketiga adalah melakukan apa yang telah Yesus lakukan ketika bekerja dengan mereka yang mengikuti-nya.

dua puluh tahun yang lalu dalam buku ini, saya memperkenal-kan empat fase dengan mana Yesus memimpin para pengikut-nya: Marilah dan lihatlah; Mari, ikutlah aku; Mari, Besertalah dengan-Ku; dan, Tetaplah Tinggal di dalam-Ku. Pelajaran kepemimpinan yang saya ambil dari setiap fase ini terkait dengan teknik dan waktu yang dibutuhkan untuk mengajar orang lain. Fase ini memberi kita proses yang terpisah dan berurutan. Fase ini terpisah karena masing-masing fase memiliki ciri khas; fase ini berurutan dalam arti seseorang dapat bergerak melalui fase ini, bermula dari menjadi seseorang yang baru percaya, dan kemudian menjadi seorang pemimpin.

Mengabaikan Yesus di fase mana pun dari keempat fase ini akan membawa bencana. Melewatkan pelajaran yang dijelaskan dalam pela-tihan setiap fase akan menjelaskan alasan mengapa kita tidak memiliki apa yang dituntut oleh amanat agung. Masih dibutuhkan seratus jemaat gereja, seorang pendeta, dan Rp. 1000.000.000 setiap tahun untuk memenangkan satu jiwa. di antara kaum injili masih sedikit lebih baik, dengan 1,7 petobat baru per tahun per 100 jemaat dalam ibadah. ini adalah fakta sangat buruk yang harus membuat kita semua bersedih.3 Bisnis mana pun yang seperti ini pasti sudah bangkrut sejak lama. Bisnis ini tetap bertahan hanya karena komitmen Yesus untuk menopang gereja-nya.

dengan meninjau ulang setiap prinsip dalam buku ini, anda akan mengerti bagaimana memperlakukan setiap orang yang bekerja ber-sama anda dalam tiap tingkat pertumbuhan iman. Sebelumnya, saya membuat penegasan bahwa dalam kurun dua puluh tahun injili ter-akhir, pemuridan bergerak terlalu cepat dan terlalu terprogram. ini mengakibatkan pemuridan yang tetap berkutat di dalam gereja dan ti-dak reproduktif. inilah alasan mengapa secara internal kita kehilangan dasar pada amanat agung. gereja terus berkutat pada masalah remeh temeh, sambil berupaya mencari sebuah formula. Saya sarankan supa-ya kita kembali pada kemurnian asali untuk memperoleh jawabannya.

Page 12: JESUS CHRIST, DISCIPLEMAKER (Yesus Kristus, Sang Pembuat Murid)

11Pendahuluan untuk edisi BaRu

Berjalan keMBali ke Masa Depanapa yang didengar oleh Petrus, Yakobus, Yohanes, dan Filipus, ketika Yesus berkata, “Jadikanlah semua bangsa murid-Ku”? Saya yakin mere-ka tidak mendengar Yesus berkata, “Tempuhlah studi alkitab selama enam belas minggu dan isilah semua pertanyaan di dalamnya.” untuk memahami seperti apa pemuridan di abad pertama, kita harus kem-bali cukup jauh demi merestorasi konteks masa itu. Yohanes Pembap-tis memiliki murid-murid, demikian juga kaum Farisi. Suatu hal lazim bagi para pemuda untuk berorientasi pada tujuan dan mengikuti siapa pun yang mengilhami mereka. Setiap bocah Yahudi yang berusia tiga belas tahun telah mempelajari dan menghafalkan sebagian besar kitab Taurat, beserta segala kitab nabi di dalamnya. Jika anak itu menjadi murid terbaik dan paling pintar, maka ia akan diterima untuk belajar di sekolah kerabian. di sekolah itu, ia akan berada di bawah otori-tas gurunya. Jika ia tidak menjadi golongan yang teratas di kelasnya, maka ia akan kembali dan bekerja sebagai seorang gembala, nelayan, tukang kayu, atau petani.

ada lima ciri khas dari sekolah kerabian.

1. Murid memilih untuk menaklukkan diri pada gurunya.2. Murid akan mengingat semua perkataan gurunya.3. Murid akan mempelajari bagaimana gurunya melayani.4. Murid akan mencontoh hidup gurunya.5. Murid akan dituntut untuk mencari murid-muridnya sendiri.

Tradisi kerabian sangat ketat. Para murid memiliki sedikit saja ke-bebasan dan ketika mereka lulus, mereka melanjutkan karir sebagai seorang guru. Banyak murid yang memulai sendiri akademi atau ke-lompok pengikutnya. Para pengikut terikat pada penafsiran sang guru terhadap Kitab Suci seumur hidupnya dan diminta untuk melipatgan-dakan penyebaran tradisi itu.

Yesus bukan produk dari sistem semacam ini dan ia memilih para pengikut-nya dari luar sistem. Para murid Yesus sadar bahwa Yesus berbeda ketika mereka berada di dekat-nya dan mendengarkan-nya mengajar mereka. Pada suatu kesempatan, Yesus benar-benar meng-ajar mereka tentang alasan mengapa dan bagaimana mereka harus

Page 13: JESUS CHRIST, DISCIPLEMAKER (Yesus Kristus, Sang Pembuat Murid)

12 Jesus Christ, DisCiple maker

menjadi jenis murid yang berbeda.

seBuah jeMBaTan Dari aBaD perTaMa ke aBaD Dua puluh saTuYesus menggunakan kaum Farisi sebagai contoh supaya tidak meng-ajar orang lain dengan cara mereka. ia menjelaskan mengapa penga-jaran mereka bersifat keji, mementingkan diri sendiri, dan munafik (Mat. 23:1-7). Kaum Farisi mewakili cara tradisional untuk meme-ngaruhi orang lain. Tetapi Yesus memberikan sebuah pilihan baru. dengan demikian, ia pun membangun jembatan bagi kita.

Tetapi kamu, janganlah kamu disebut Rabi; karena hanya satu Rabimu dan kamu semua adalah saudara. dan janganlah kamu menyebut siapa-pun bapa di bumi ini, karena hanya satu Bapamu, yaitu dia yang di sorga. Janganlah pula kamu disebut pemimpin, karena hanya satu Pemimpinmu, yaitu Mesias. Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan (Mat. 23:8-12)

Mereka semua adalah saudara. Mereka harus saling melayani satu sama lain dan tidak meninggikan diri terhadap satu sama lain. Mereka hanya memiliki satu guru dan itu adalah Kristus. Mereka tidak boleh membuka Sekolah Kerabian Yohanes atau aliran Petrus atau Mazhab Yakobus. Tujuan bagi pengajaran mereka adalah untuk menghasilkan lebih banyak pengikut bagi Yesus. Yesus mengajarkan kuasa kerendah-an hati dalam roh dan penundukan diri dalam komunitas. ini adalah cara untuk memiliki daya tarik transformasional, mempraktikkan iman yang mengubahkan. Mengadopsi lima karakteristik pemuridan pada abad pertama, sebagaimana dimodifikasi oleh Yesus, adalah rahasia bagi transformasi pribadi yang akan mengarah pada transformasi ge-reja yang akan menghasilkan transformasi budaya.

1. seorang murid menundukkan diri pada seorang pemimpin yang mengajarkannya bagaimana mengikut yesus. inilah hal yang menyelamatkan pemuridan dari sekadar menjadi sebuah proses tanpa hasil. Saya sudah mengatakan hal ini berulang kali, anda tidak dapat membuat murid tanpa akuntabilitas dan anda tidak dapat memiliki akuntabilitas tanpa struktur. Perintah Yesus adalah untuk mengajar

Page 14: JESUS CHRIST, DISCIPLEMAKER (Yesus Kristus, Sang Pembuat Murid)

13Pendahuluan untuk edisi BaRu

“mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepada-mu” (Mat. 28:20).

Salah satu temuan george Barna adalah mayoritas orang dalam kelompok kecil merasa puas dengan proses, tetapi tidak peduli pada kemajuannya.4 Ketika saya berkata bahwa pemuridan kita berlang-sung terlalu cepat dan terprogram, saya berbicara tentang kurangnya penundukan diri dalam kelompok, baik besar maupun kecil. Tanpa kerendahan hati, tidak ada penundukan diri; tanpa penundukan diri, saya seperti menutup kesempatan bagi orang lain untuk berbicara demi kebaikan hidup saya.

Jadi seseorang dapat menempuh berbagai program dan pemahaman alkitab, tetapi tetap menutup akuntabilitas atas transformasi pribadi dalam genggaman tangannya. Banyak orang, bahkan banyak pendeta, telah mengarungi segala pelatihan terbaik yang dapat dibeli oleh uang tetapi tetap tak tersentuh di kedalaman batinnya. atau setidak-tidaknya tetap tak tersentuh hambatan rahasia yang tersembunyi di dalam hati-nya. Saya berada dalam sebuah komunitas di mana saya dapat berba-gi apa pun. Saya tahu bahwa saya dikasihi serta diterima, dan bahwa semua pengakuan saya akan tetap dijaga kerahasiaannya. di dalam lingkaran kecil hubungan paling mendalam itu, saya dapat sepenuhnya berjalan dalam terang, dan lingkaran itu adalah tempat paling aman bagi seseorang. Tidak ada omong kosong. hanya pembicaraan yang terbuka dan jujur. Kaum Quaker memiliki apa yang mereka sebut seba-gai komite kejelasan. Komite ini terdiri dari sekumpulan orang yang dapat membantu kita menemukan kejelasan dalam pimpinan allah. lingkaran dalam saya terdiri dari sekumpulan orang percaya yang se-perti itu.

hanya ketika saya menyampaikan tentang rintangan penghambat ketaatan saya, yaitu segala dosa yang terus mengalahkan saya, barulah saya dapat menyingkirkan rintangan atas transformasi pribadi saya.

2. seorang murid mempelajari firman yesus. Kita sangat baik dalam melakukan hal ini. Tersedia metode pengajaran alkitab yang ber-limpah bagi semua orang yang berminat. Rata-rata, setiap rumah warga orang Kristen memiliki empat alkitab; rumah kaum injili memiliki lebih banyak lagi, ditambah dengan siaran radio, televisi, dan video Kristen, beserta kurikulum yang berhubungan dengan kekristenan. Pengeta-

Page 15: JESUS CHRIST, DISCIPLEMAKER (Yesus Kristus, Sang Pembuat Murid)

14 Jesus Christ, DisCiple maker

huan kita bertumbuh, tetapi maknanya semakin berkurang. Penelitian tentang perilaku umat Kristen menunjukkan perbedaan kecil saja antara perilaku orang Kristen dengan perilaku populasi pada umumnya.5 Saya pikir kita dapat melacak balik hal ini pada pemahaman kita yang tidak sempurna mengenai apa yang dilakukan oleh seorang guru dan apa yang dipelajari oleh seorang murid.

Sejak awal, para pengajar rohani dididik untuk mengajukan per-tanyaan yang keliru: “apakah kau menyukai pengajaranku?” dengan kriteria dan ego yang rapuh semacam ini, para pengajar serta pembi-cara Kristen memasuki dunia rohani. Pendengar bergantung pada se-tiap kata yang diucapkan oleh si pengajar dan si pengajar bergantung pada setiap kata pujian yang dilontarkan oleh pendengarnya. Bagi seorang pendengar, kesuksesan diukur dari sejauh mana ia terstimu-lasi atau sebesar apa kesenangan yang ia alami ketika tergerak secara emosional. Sedangkan, bagi sang pengajar, ia merasa sukses ketika diguyuri oleh beragam pujian yang memberi makan dahaganya akan pengakuan. ini adalah sesuatu yang manis yang kemudian berubah menjadi masam.

Siapa pun yang terhubung dengan kenyataan akan lebih memilih untuk mendengar pesan yang menstimulasi dan menggerakkan dari-pada apa pun yang lain. adalah sesuatu yang mengagumkan bagi seorang pendengar yang diberkati untuk mengakui karya dari seorang pengajar yang bekerja keras menghasilkannya. Tetapi, semua ini mem-buat kita kehilangan inti dari apa artinya mempelajari perkataan Yesus. Pertanyaan yang tepat untuk diajukan oleh seorang pengajar dan juga seorang pendengar adalah, “apakah saya belajar sesuatu?” dan belajar berarti menerapkan; belajar berarti transformasi; belajar adalah mencip-takan pola sikap dan perilaku yang baru dalam batin seseorang. Yesus mendefinisikan belajar sebagai berikut: “ajaran-Ku tidak berasal dari diri-Ku sendiri, tetapi dari dia yang telah mengutus aku. Barangsiapa mau melakukan kehendak-nya, ia akan tahu entah ajaran-Ku ini berasal dari allah, entah aku berkata-kata dari diri-Ku sendiri” (Yoh. 7:16-17). Mempelajari perkataan Yesus berarti mewujudkan perkataan itu. ambil contoh tentang bagaimana Yesus mendefinisikan iman. “Setiap orang yang mau mengikut aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salib-nya setiap hari dan mengikut aku” (luk. 9:23).

Page 16: JESUS CHRIST, DISCIPLEMAKER (Yesus Kristus, Sang Pembuat Murid)

15Pendahuluan untuk edisi BaRu

iman didefinisikan oleh tindakan; iman direfleksikan dalam tingkah laku. iman adalah tindakan yang ditopang oleh keyakinan. Kita harus menyingkirkan selubung dari sistem teologi kita dan membiarkan Yesus mengajar kita. Kita telah menjadikan keselamatan sebagai sebuah ujian doktrinal, sebagai sekadar kesepakatan intelektual terhadap serang-kaian pengajaran tertentu. Ketika Yesus berkata, “Sangkallah dirimu sendiri dan ikutlah aku,” ia menggoncangkan sistem teologi kita. Ya, saya percaya bahwa keselamatan adalah oleh iman dan buah dari kasih karunia allah, tetapi bukti bahwa keselamatan itu nyata terletak dalam tingkah laku. Ketika Yesus berbicara pada orang banyak, ia menjelas-kan maknanya kemudian kepada para pengikut-nya. lalu ia menolong mereka untuk menghidupinya dan menciptakan pengalaman sehingga mereka dapat mengujinya sendiri. Belajar tentang kuasa dan kebenaran dari pengajaran Yesus adalah inti dari buku Jesus Christ, Disciplemaker.

3. seorang murid mempelajari bagaimana yesus melayani. Se-belumnya, saya menyatakan tiga dimensi dalam melakukan apa yang telah Yesus lakukan, yaitu melakukan pekerjaan kuasa, mengejar ke-biasaan hidup-nya demi transformasi pribadi, dan mengajar orang lain untuk menjadi murid Yesus. Pemuridan pada abad ke-21 ber-landaskan pada prinsip yang sama. Peradaban telah membuat kema-juan luar biasa dalam bidang komunikasi dan ilmu. Tetapi dasar moral dengan mana setiap manusia bergerak tetap sama dengan dasar moral yang ditegakkan di sebelah timur taman Eden pada masa adam dan hawa. Yesus menjalani kehidupan di depan para pengikut-nya dan mereka menangkap kehidupan itu. Yesus benar-benar berpengaruh.

Orang-orang yang sependapat secara teologis dengan saya, yaitu kaum injili moderat, telah melakukan pekerjaan hebat dalam mema-hami teknik pelatihan Yesus. lalu ada segmen lain, sebut saja mereka kelompok karismatik, yang telah menangkap dimensi kuasa. Kemu-dian, banyak gereja arus utama, termasuk Katolik, yang menjadi pelo-por dalam mengembangkan disiplin rohani.

ada pergerakan yang sangat menggairahkan yang sedang bertum-buh dan pergerakan ini memberi saya harapan besar. Beberapa pihak menyebutnya sebagai formasi spiritualitas. Pihak lain menyebutnya aliran atau ordo Metodisme baru; saya menyebutnya pemuridan yang mengorbit sepenuhnya. ini adalah pergerakan yang menggabungkan

Page 17: JESUS CHRIST, DISCIPLEMAKER (Yesus Kristus, Sang Pembuat Murid)

16 Jesus Christ, DisCiple maker

ketiga dimensi dari apa yang telah Yesus lakukan. Pergerakan ini mem-praktikkan kuasa-nya, mengembangkan karakter-nya, dan meng-gunakan teknik pemuridan-nya. Saya percaya bahwa pergerakan ini adalah sebuah tour de force yang pasti membuat iblis gelisah. Penyakit kekristenan di Barat adalah kebutuhan patologis untuk memimpin dan mengendalikan lingkungan. Tetapi, semakin dan semakin banyak orang mulai melepaskan kendali itu dan mengikut Yesus serta segala metode-nya. di seluruh dunia, lelaki dan perempuan mulai mengi-kut Kristus untuk pertama kalinya.

Secara pribadi, saya telah melepaskan kendali atas hidup saya sen-diri. ini adalah bentuk terbesar dari penyangkalan diri. Kini, saya berkomitmen untuk mengikut Yesus dan meminta-nya menciptakan pelayanan di depan saya. Pelayanan di mana saya dapat masuk ke dalamnya. Belajar segala jalan-nya sebagai seorang pengikut adalah sesuatu yang baru bagi saya, tetapi ini sungguh memberi hidup. ini adalah hidup yang harus dipilih dan hidup semacam ini penuh dengan frustrasi, karena saya terus saja mengambil kembali kendali itu.

4. seorang murid mencontoh hidup dan karakter yesus. Para murid memiliki keinginan untuk menghidupi kehidupan yang Yesus perlihatkan kepada mereka. Saya sudah menyebutkan bahwa para mu-rid melekat pada kehidupan doa dan kuasa Yesus. Tetapi banyak murid tentu tidak tertarik dengan penderitaan-nya, periode panjang kesepi-an-nya, dan konfrontasi-nya dengan pihak penguasa. Proses misterius yang berlangsung atas mereka dan kini sedang berlangsung di dalam kita, yang disebut sebagai formasi spiritualitas, terlihat dalam pernyata-an Paulus: “hai anak-anakku, karena kamu aku menderita sakit bersalin lagi, sampai rupa Kristus menjadi nyata di dalam kamu” (gal. 4:19).

Ketika kita dengan sadar menerapkan disiplin yang sama seperti yang Kristus praktikkan sementara hidup di dunia, maka karakter Kristus yang dikenal sebagai buah-buah roh, secara bertahap akan bertumbuh di dalam kita. lima belas, bahkan dua puluh, kebiasaan ini membuka jalan untuk mentransformasi manusia batiniah kita. Sangatlah mungkin bagi kita untuk mengenakan pikiran, gambaran mental, dan perasaan yang ada pada Yesus. Meskipun kita selalu bergumul dengan daging, namun allah dapat mengubah keinginan kita, dan kehidupan-nya di dalam kita sanggup mendesak keluar setiap dorongan dari dunia gelap.

Page 18: JESUS CHRIST, DISCIPLEMAKER (Yesus Kristus, Sang Pembuat Murid)

17Pendahuluan untuk edisi BaRu

Bayangkan saja demikian: Pada suatu hari Minggu di laga Super Bowl, satu jam sebelum pertandingan dimulai, para pemain akan ma-suk ke lapangan. Mereka akan melakukan pemanasan, meregangkan otot, dan melakukan senam. Tetapi jutaan penonton tidak mema-sang mata untuk menyaksikan mereka melakukan push-up, melemas-kan otot kaki, atau melompat-lompat demi memperkuat otot paha. Beberapa orang mungkin memiliki minat pada apa yang dilakukan oleh para atlet hebat untuk mempersiapkan diri menjelang kompetisi. Tetapi sebagian besar orang hanya ingin menonton pertandingannya.

Beragam disiplin rohani terhadap proses transformasi adalah se-perti senam pemanasan terhadap olahraga. Tujuan dari pertandingan sepakbola bukanlah melakukan pemanasan. Tetapi latihan tertentu dilakukan demi mempersiapkan para pemain untuk menampilkan per-mainan terbaiknya. hal yang sama berlaku bagi kita yang adalah para murid Kristus. ini disebut hukum kesiapan tak langsung. ini bukan sesuatu yang bersifat pilihan, jika kita berencana untuk bertumbuh menjadi semakin serupa dengan Tuhan kita. Para pemain memper-siapkan diri supaya mereka dapat melakukan apa yang perlu dilaku-kan, pada waktu hal itu perlu dilakukan, dan dengan cara bagaimana hal itu perlu dilakukan. Pertandingan sudah memasuki babak keem-pat, permainan berlangsung ketat, dan para pemain mulai kehabisan tenaga. Tetapi beberapa pemain bersinar cemerlang dan menciptakan permainan hebat, karena mereka memiliki keterampilan, stamina, ser-ta disiplin mental untuk mengambil keputusan permainan jauh lebih baik daripada pihak lawan.

Kondisi gereja hari-hari ini, kita dapat melihat bahwa banyak orang yang tidak dapat melakukan apa yang perlu dilakukan (melayani di ladang amanat agung), pada waktu hal itu perlu dilakukan (yaitu sekarang), dan dengan cara bagaimana hal itu perlu dilakukan (dengan penuh ka-sih, yaitu menyentuh hidup setiap orang yang ada di sekeliling orang percaya). Kita memiliki terlalu banyak cara untuk menjadi orang Kristen tanpa harus menjadi serupa dengan Kristus. Perubahan harus bermula dari para pemimpin gereja yang bersedia mengambil risiko untuk me-langkah lebih dalam daripada sekadar mencoba sebuah program baru. ingatlah, ketika tiba saatnya untuk memuridkan, selama ini kita sudah bergerak terlalu cepat dan terlalu terprogram.

Page 19: JESUS CHRIST, DISCIPLEMAKER (Yesus Kristus, Sang Pembuat Murid)

18 Jesus Christ, DisCiple maker

doa bukanlah tujuan kehidupan Kristen. doa pun bukan disiplin vital yang Yesus teladankan kepada kita. namun disiplin doa mengge-rakkan transformasi misterius seiring kita semakin memperdalam kein-timan dengan allah. dengan demikian, transformasi digerakkan oleh hasrat hati kita untuk mengikut Yesus dan oleh kerendahan hati dalam menundukkan diri pada praktik menerapkan disiplin dalam komunitas. Kita mengizinkan orang lain untuk membantu menjaga komitmen kita kepada allah. Seorang murid akan bergabung dengan ordo baru ke-hidupan, menjalani hidup yang penuh dengan disiplin dan dapat diper-caya, kemudian ditransformasi semakin serupa dengan gambar Kristus.

ada satu cara baru untuk mengatakan hal ini. Saya mendapatinya sangat membantu. Kita seharusnya berlatih untuk hidup saleh, bukan berusaha untuk hidup saleh. injil menentang keyakinan bahwa kita dapat memperoleh perkenanan allah apa pun melalui usaha manusia. Tetapi injil mendesak kita untuk melakukan segala sesuatu demi me-layani Kristus (lihat 1 Kor. 9:24-27; Kol. 1:28-29). Berlatih dengan menerapkan disiplin rohani akan mentransformasi kita seiring waktu. Pikirkan saja praktik ini sebagai sebuah program pengkondisian jang-ka panjang. Sabarlah dan tekunlah, maka hasilnya akan luar biasa.

5. seorang murid mencari dan mengajar murid-murid lain un-tuk mengikut yesus. alasan mengapa pemuridan masa kini tidak mere-produksi apa pun karena kita telah kehilangan prinsip kelima. Saya memulai bab ini dengan mengajukan pertanyaan, “Mengapa pemuridan kita hanya berkutat di dalam dan tidak reproduktif?” Jawabannya adalah karena kita tidak mengajarkan atau mengharapkan orang yang kita latih untuk mereproduksi apa pun. Kita telah memangkas kedua ujung pro-ses pemuridan, sehingga kita sendiri memastikan bahwa pemuridan ini tidak akan menghasilkan apa pun. Kita telah memotong kerendahan ha-ti, penundukan diri, dan akuntabilitas dari prinsip 1 serta jangkauan dan aspek reproduksi dari prinsip 5. Tanpa prinsip 1, kita tidak memiliki kua-sa transformasional. dan tanpa prinsip 5, kita hanya akan melatih orang lain untuk melatih orang lain untuk melatih orang lain lagi. Perkawinan tertutup tidak pernah menghasilkan sesuatu yang baik.

Saya tidak bermaksud supaya kita tidak usah lagi melatih orang yang sudah percaya. Melatih orang yang setia adalah ajaran dasar dari pemuridan dan kita memang harus memulainya dari dalam gereja (2

Page 20: JESUS CHRIST, DISCIPLEMAKER (Yesus Kristus, Sang Pembuat Murid)

19Pendahuluan untuk edisi BaRu

Tim. 2:2). Masalahnya adalah, setelah kita selesai memuridkan orang yang bersedia dimuridkan, kita kehabisan orang untuk dimuridkan. ini terjadi karena jumlah kita tidak bertambah. Salah satu kebenaran yang kokoh dari Evangelism Explosion adalah jika anda tidak memiliki jaringan orang-orang kontak yang bagus, pada akhirnya akan ada ba-tas bagi kekuatan jangkauan anda. lalu anda berujung dengan me-miliki empat puluh pelatih, tanpa seorang pun untuk dilatih, dan tak seorang pun yang datang berkunjung. Biasanya, ini memiliki satu ar-ti, yaitu kesudahan dari program pemuridan. Ketika fokusnya adalah mengunjungi orang-orang yang mengunjungi gereja, maka dengan segera anda akan kehabisan orang untuk dikunjungi. hal ini me-mang bisa berhasil jika anda memiliki seorang pemimpin yang sangat dinamis atau sebuah rencana pemasaran yang hebat dalam membawa banyak orang baru masuk ke dalam gereja. Tetapi kebanyakan gereja tidak memiliki keduanya.

Saya sangat percaya bahwa rencana allah bagi gereja pastilah tetap dalam batas kesanggupan setiap gereja, mengesampingkan betapa pun lemahnya kemampuan para pemimpinnya. inilah alasan meng-apa kita harus peduli pada bagaimana pemuridan bekerja, karena ini adalah cara di mana kita dapat menjangkau dunia. ada filosofi dan pendekatan lain yang mampu membawa sekelompok besar pengun-jung melalui beragam acara atraktif. ini tidak sepenuhnya buruk. Tetapi pada akhirnya orang memang tidak akan bertahan, karena mereka tidak pernah terhubung secara relasional. Banyak gereja sa-ngat bagus dalam membawa banyak orang masuk ke dalam gerejanya. Tetapi gereja-gereja itu tidak memiliki komitmen untuk memuridkan orang yang memuridkan orang lain. Pertambahan rohani memang lebih baik daripada tidak ada pertambahan sama sekali. Tetapi tetap saja ini inferior dibandingkan dengan rencana Kristus untuk mere-produksi lewat memuridkan orang supaya menaati segala sesuatu yang telah ia perintahkan.

Renungkan hal ini. Membuat murid bermula dari penginjilan, membawa orang kepada Kristus. inilah alasan mengapa Yesus berka-ta, “Baptislah mereka.” Bukannya membuat rencana untuk bertemu dengan seorang Kristen, pilihlah seorang non-Kristen dalam jejaring pribadi anda. awali dengan membangun hubungan yang didasarkan

Page 21: JESUS CHRIST, DISCIPLEMAKER (Yesus Kristus, Sang Pembuat Murid)

20 Jesus Christ, DisCiple maker

pada kesamaan minat di antara anda. lalu bertanyalah kepada orang itu tentang apakah ia memiliki keyakinan rohani. lakukan hal ini de-ngan beberapa orang dalam jejaring pribadi anda, sampai anda mene-mukan seseorang yang bersedia bertemu secara teratur dengan anda untuk membicarakan perkara-perkara rohani. allah akan menghargai usaha anda. Orang pun akan belajar menempatkan diri, bukan untuk menjadi milik anda atau komunitas anda, melainkan menjadi mi-lik Kristus dan komunitas yang dibentuk-nya. hal ini terlihat radikal bagi banyak orang. Tetapi inilah sesuatu yang harus kita lakukan dan hal ini akan berhasil. hal ini akan membutuhkan waktu dan ketekun-an. Tetapi hal ini akan membuka pintu pada terjadinya reproduksi dan multiplikasi. Fakta bahwa pada saat ini anda bingung tentang bagaimana praktik ini dapat berhasil dan anda tidak tahu model pen-jangkauan apa pun yang menjadikannya jelas bahwa misi penjang-kauan semacam ini begitu jarang dilakukan oleh gereja hari-hari ini.

dua puluh tahun adalah waktu yang panjang. dalam kurun waktu selama itu, seseorang bisa melihat berbagai program, superstar, dan bermacam-macam formula datang lalu pergi. Para pendeta adalah kelompok yang adiktif; kami mendapati kesuksesan numerik sebagai godaan yang tak tertahankan. anda mungkin pernah mendengar peribahasa umum, “Tak ada yang lebih gagal daripada kesuksesan.” Sejak tahun 1984, peribahasa ini telah menjadi kisah bagi gereja. “Ke-suksesan” kita tidak melayani tujuan untuk mana kesuksesan itu di-maksudkan. Kita pun menjadi sangat puas dengan kesuksesan masa lalu sampai-sampai kita hanya melakukan sedikit saja demi memasti-kan bahwa kesuksesan itu dapat berlanjut di masa depan. Kita mem-butuhkan sebuah rencana untuk menolong semua orang menerobos kuatnya sekat yang mengelilingi budaya keagamaan dan menciptakan kontak dengan mereka yang berada di luar serta membutuhkan ki-ta. Yesus bersabda bahwa orang sakitlah yang membutuhkan tabib, bukan orang yang sehat. Jika kita ingin menjangkau mereka yang berada di sekitar kita, maka kita harus mengikuti teladan ini. Yesus melatih para pemimpin untuk melatih para pemimpin berikutnya. ia juga melatih mereka untuk bekerja, ia menunjukkan kepada me-reka apa yang harus dikerjakan, dan kemudian ia membiarkan me-reka melakukannya. Bagaimana jika kita memindahkan basis operasi

Page 22: JESUS CHRIST, DISCIPLEMAKER (Yesus Kristus, Sang Pembuat Murid)

21Pendahuluan untuk edisi BaRu

dari gereja, lalu mendirikan menara jaga di mana pun kita tinggal, bekerja, dan bermain? Setelah itu, kita dapat mengundang mereka yang ada di sekeliling kita untuk “datang dan melihat; untuk datang dan mengikut dia.” lalu, kita bisa memberi penekanan pada para pemimpin dengan mengundang mereka untuk “datang dan berada bersama-nya.” Kemudian akan datang waktunya di mana kita meng-utus mereka untuk mendirikan menara jaganya sendiri, yaitu untuk “tetap tinggal di dalam dia.”

Jadi begitulah, kebangkitan rohani akan terjadi ketika kita berjalan mundur menuju masa depan dan merestorasi gerakan pemuridan pada karakter abad pertamanya. Kebangkitan rohani akan terjadi ketika kita memindahkan basis operasi mengarah keluar dari gereja, sementara tetap mengikuti teladan Yesus yang dijelaskan dalam buku ini. Ber-tahun-tahun yang lalu, saya membaca sebuah buku berjudul When All Else Fails, Read the Directions (Saat Semua yang Lainnya Gagal, Bacalah Papan Petunjuknya). Waktunya telah tiba.

Page 23: JESUS CHRIST, DISCIPLEMAKER (Yesus Kristus, Sang Pembuat Murid)
Page 24: JESUS CHRIST, DISCIPLEMAKER (Yesus Kristus, Sang Pembuat Murid)

PENDAHUlUAN UNTUK EDISI 1984

Yesus mendekati mereka dan berkata: “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kupe-rintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.”

Matius 28:18-20

Sebelum meninggalkan para murid dalam peristiwa kenaikan ke sor-ga, Yesus memberi mereka beberapa petunjuk praktis bagi gereja. Pe-tunjuk ini dikenal sebagai amanat agung. intinya, Yesus meminta para pengikut-nya untuk menyebarkan berita keselamatan kepada se-luruh dunia. Tetapi inilah yang menarik, bahwa tindakan yang men-jadi pusat dari teks bukanlah mengenai pergi. Seluruh kata kerja, yaitu pergilah, baptislah, dan ajarlah, merupakan kata kerja yang menjadi subordinat dari tindakan kata kerja utama di dalam bacaan ini, yaitu perintah untuk membuat murid atau jadikanlah segala suku bangsa murid-Ku (dalam bahasa Yunani). Rencana utama allah bagi gereja adalah supaya setiap murid Yesus menumbuhkan orang lain menjadi murid-nya!

Bisa jadi tidak ada masalah yang lebih besar dalam kelalaian gereja hari-hari ini daripada kegagalan kita untuk mengikuti perintah Tu-han dalam membuat murid murid. Karena kelalaian yang mencolok ini, banyak orang Kristen menganggap diri sebagai seorang penonton yang harus dihibur, bukannya seorang anggota pasukan perang yang siap maju dalam pertempuran. gereja abad pertama, yang terdiri dari sekelompok kecil orang yang penuh komitmen, berhasil membawa kekaisaran Romawi yang perkasa takluk di hadapannya. namun pada

Page 25: JESUS CHRIST, DISCIPLEMAKER (Yesus Kristus, Sang Pembuat Murid)

24 Jesus Christ, DisCiple maker

abad ke-20, seringkali terlihat bahwa sebagian besar dari kitalah yang justru mengizinkan budaya duniawi untuk memuridkan kita menurut pola pikirnya.

hanya sebagian kecil gereja yang berfokus pada apa yang memang seharusnya dilakukan. hal ini tampak luar biasa, ketika kita melihat dari sudut pandang bahwa strategi ini langsung diperintahkan sendiri oleh Sang Panglima Perang rohani kita. Sebagian besar gereja umum-nya sudah mengabaikan perintah untuk berbaris maju dan siap ber-tempur. ini bukan berarti bahwa umat Kristen secara sengaja meng-hindari rencana allah bagi gereja; hanya saja, kita menempatkan fokus pada sasaran yang salah.

Karena pemuridan adalah daya dorong utama dari amanat yang telah diberikan kepada kita, maka kita harus menghentikan upaya un-tuk meredakan rasa bersalah dengan melampirkannya ke dalam struk-tur organisasi sebagai sebuah program sampingan. Pemuridan harus berfungsi sebagai jantung dari pelayanan gereja. Bahkan, sebagian be-sar program justru harus dievaluasi dalam rangka apakah program itu berkontribusi pada pengembangan pemuridan atau tidak.

Kata disciple berasal dari bahasa Yunani mathetes, yang berarti pembe-lajar, murid, seseorang yang belajar dengan mengikuti. Kata ini mengim-plikasikan adanya proses intelektual yang secara langsung memengaruhi gaya hidup seseorang. istilah ini utamanya digunakan dalam Perjanjian Baru ketika menyatakan perihal Kedua Belas Murid. apa pun arti dari membuat murid, Yesus sendiri telah melakukannya. apa pun arti dari seorang murid, Kedua Belas Murid telah mewujudkannya.

Seorang murid berbeda dengan para penatua, meskipun para pe-natua pun seharusnya adalah seorang murid. Seorang murid juga ber-beda dengan santo atau santa, meski siapa pun yang menjadi murid sejati adalah seorang santo atau santa. Seorang murid bukan sekadar jemaat sebuah gereja, meskipun menjadi jemaat sebuah gereja pen-ting artinya menjadi seorang murid.

istilah murid memiliki rentang kategori yang mengatasi usia, minat, karunia rohani, dan persuasi teologis. Pekerja pabrik, profesor univer-sitas, dan ibu rumah tangga, semuanya dipanggil kepada pemuridan serta membuat murid; ini bukan wilayah eksklusif seorang pendeta. Kristus ingin menggunakan totalitas tubuh-nya dalam proses pemu-

Page 26: JESUS CHRIST, DISCIPLEMAKER (Yesus Kristus, Sang Pembuat Murid)

25Pendahuluan untuk edisi 1984

ridan. Tetapi, apa yang menjadi alasannya? apa saja yang terkandung dalam pemuridan, sehingga hal ini begitu penting bagi kehidupan dan karya gereja?

Jawabannya terletak pada sebuah ilustrasi terkenal yang diberikan oleh Yesus pada malam sebelum penyaliban: “Jikalau kamu tinggal di dalam aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya. dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku” (Yoh. 15:7-8). dalam ayat-ayat ini, kita melihat empat ciri yang menggambarkan seorang mu-rid. Pertama, seorang murid tinggal. Seseorang yang disebut sebagai seorang murid hanya jika ia tinggal di dalam Kristus, yaitu berjalan secara konsisten bersama-nya. Tidak ada satu bagian pun dalam Per-janjian Baru yang mengajarkan tentang kesempurnaan dalam hidup sekarang ini. namun alkitab mengajarkan adanya kemajuan dalam kehidupan Kristen. Kita bertumbuh seiring kita semakin membenam-kan diri di dalam pesan allah bagi kita. hal itu terjadi, karena Kitab Suci adalah detak jantung allah. Kemudian, saat kita mengirimkan pesan kepada-nya melalui doa, proses dialog rohani pun menjadi se-makin utuh.

Ciri utama kedua dari seorang murid adalah ketaatan. dalam be-berapa kesempatan, saya membaca amanat agung (Mat. 28:18-20) dengan lantang. dengan sengaja, saya menghilangkan satu kata kunci. Biasanya, penghilangan itu tidak diketahui oleh para pendengar. Kata melakukan seringkali dikatakan sebagai bagian yang paling sering dila-laikan (the great omission) dalam amanat agung (the Great Comission). Bagian ini hilang ketika kita tidak sungguh-sungguh membuat murid, karena kita tidak mengajar mereka untuk melakukan segala sesuatu yang Yesus perintahkan. Tidak ada pemuridan tanpa pelatihan dan tidak ada pelatihan tanpa akuntabilitas. Memang, allah menghendaki kasih kita. Tetapi kasih pada makna utamanya adalah sebuah kata kerja, sebuah tindakan yang ditunjukkan melalui ketaatan (Yoh. 14:21).

Ciri dasar ketiga dari seorang murid adalah ia menghasilkan buah roh. Jika seseorang tinggal di dalam Kristus, berakar kokoh dalam Firman allah dan doa, serta hidup dalam ketaatan, maka orang itu tak terhindarkan lagi akan menghasilkan buah, baik dalam tingkah

Page 27: JESUS CHRIST, DISCIPLEMAKER (Yesus Kristus, Sang Pembuat Murid)

26 Jesus Christ, DisCiple maker

laku maupun dalam perbuatan. Sama sekali tak terbayangkan bagi seorang murid untuk tidak menghasilkan buah, sama tak terbayang-kannya seperti sebuah pohon apel yang sehat untuk tidak memberi hasil panen alaminya. anda dapat mengenali seorang murid melalui buah yang ia hasilkan dalam kehidupannya sendiri maupun dalam ke-hidupan orang lain.

Tanda utama keempat dari seorang murid sejati adalah ia memu-liakan allah. Tujuan rohani kita yang paling utama sebagai murid adalah memberi allah kemuliaan yang layak ia terima. Tetapi kita dapat menghormati Tuhan paling baik dengan memerhatikan perintah uta-ma-nya bagi gereja, yaitu membuat murid. Tidak ada tugas atau in-vestasi lain bagi energi kita yang lebih penting daripada bagi tujuan ini.

Tetapi bagaimana cara terbaik untuk membuat murid? aha! inilah inti persoalannya! Sekarang, kita bisa maju bersama-sama untuk men-jawab pertanyaan penting ini. dan cara apa yang paling baik untuk belajar tentang apa arti sesungguhnya menjadi seorang murid selain memerhatikan perintah yang diberikan oleh Sang Pembuat Murid pertama!

Kita akan berjalan mundur dalam waktu. Kita akan berjalan di atas kasut para murid abad pertama. guru Besar kita tidak akan menga-jari tentang program gereja, yang begitu cepat berubah seiring arus waktu. ia pun tidak akan menggelincirkan kita dengan berbagai ar-gumen tentang detail teologis. Sebaliknya, Yesus dari nazaret akan mengajar kita tentang prinsip-prinsip yang melampaui waktu dan bu-daya, prinsip-prinsip pemuridan yang cocok untuk segala latar mau-pun kondisi. Ya, kita semua memang harus dimuridkan. Bukan oleh seseorang yang mungkin sudah melupakan esensi dari prinsip-prinsip vital pemuridan, melainkan oleh Sang guru itu sendiri.

Page 28: JESUS CHRIST, DISCIPLEMAKER (Yesus Kristus, Sang Pembuat Murid)

BAGIAN SATU

S

MARIlAH DAN lIHATlAH

Tetapi Yesus menoleh ke belakang. Ia melihat, bahwa mereka mengikut Dia lalu berkata kepada mereka: “Apakah yang kamu

cari?” Kata mereka kepada-Nya: “Rabi (artinya: Guru), di manakah Engkau tinggal?” Ia berkata kepada mereka:

“Marilah dan kamu akan melihatnya.”

— Yohanes 1:38-39

Page 29: JESUS CHRIST, DISCIPLEMAKER (Yesus Kristus, Sang Pembuat Murid)
Page 30: JESUS CHRIST, DISCIPLEMAKER (Yesus Kristus, Sang Pembuat Murid)

1

DAHAgA HATI

Memulai sesuatu adalah perkara yang sukar. Entah anda memulai se-buah buku, program diet, atau pekerjaan baru, biasanya dibutuhkan tenaga cukup besar untuk mengambil langkah pertama. Ketika Yesus dari nazaret memulai pelayanan-nya di sebuah musim semi di tahun 27 M, ia menghadapi tantangan yang sangat kompleks. di mana dan bagaimana seseorang bisa memulai pekerjaan untuk menyelamatkan dunia dari kehancuran total? untuk menolong seluruh penghuni planet yang sebagian besar bahkan tidak percaya bahwa mereka mem-butuhkan pertolongan?

Sang Mesias membuat langkah pertama-nya di sebuah tempat yang tak lazim, di padang gurun, dan dengan sebuah cara yang tak lazim yaitu dengan menyerahkan diri-nya untuk dibaptis oleh seorang nabi asketis bernama Yohanes. namun keputusan untuk pergi kepada Yohanes di padang gurun ternyata sangat logis dan patut dilakukan, karena Yohanes adalah bentara di padang gurun bagi kedatangan Sang Pembebas, yaitu Kristus.

Tidak salah bahwa Yohanes melayani di padang gurun karena padang gurun secara historis mewakili kondisi tandus dari kehidupan rohani bangsa israel. Bangsa israel tidak mendengar sepatah sabda apa pun dari allah selama empat ratus tahun. dengan demikian, mereka tentu sangat rindu melihat terwujudnya nubuatan mesianik setelah periode hening yang sangat panjang ini.

Jiwa rohani bangsa israel begitu gersang, kerontang, dan hampa, sebagaimana tandusnya padang gurun. Sehingga, ketika orang Yahu-di mendengar ada seorang nabi muda menyerukan rentetan perkataan yang telah dinubuatkan oleh nabi Yesaya, mereka pun berbondong-

Page 31: JESUS CHRIST, DISCIPLEMAKER (Yesus Kristus, Sang Pembuat Murid)

30 Jesus Christ, DisCiple maker

bondong dengan sekuat tenaga untuk keluar dari desanya dan me-nempuh hampir lima puluh kilometer demi mengetahui lebih banyak tentang pesan sang nabi.

Yohanes adalah seorang perintis yang mendahului sang Mesias. ia berseru kepada bangsa israel, “Bertobatlah! Bersiaplah untuk berjumpa dengan allah!” Bahkan, pada waktu Yesus datang kepada Yohanes di padang gurun, ia menunjuk kepada Yesus dan berkata: “lihatlah anak domba allah!” hal ini mengindikasikan dengan jelas bahwa Yesus adalah sang Mesias (Yoh. 1:29, 36). Mendengar per-nyataan ini, dua murid Yohanes segera mengikut Yesus, tanpa banyak berpikir tentang apa atau siapa yang mereka tinggalkan di belakang.

Mengapa kedua orang ini mengikut Yesus? dan mengapa pula Anda memutuskan untuk mengikut Yesus? Karena dahaga. Tentu, ra-sa ingin tahu adalah bagian pencetus motivasi internal, tetapi dahaga hati adalah kekuatan pendesak yang paling besar. Jenis dahaga inilah yang telah menggelora di dalam kedua orang ini melalui pelayanan Yohanes. Yohanes telah menciptakan di dalam diri mereka sebentuk dahaga akan Mesias, tentang siapa diri-nya dan apa yang ia janjikan bagi israel. akibatnya, kedua orang ini tertarik kepada Pribadi Yesus sebagaimana binatang yang kelaparan terpikat pada sumber makanan.

di sepanjang dua milenium terakhir, banyak orang pun telah meng-ambil tindakan yang sama seperti yang dilakukan oleh dua murid Yo-hanes ini. Mereka mengikut Yesus untuk melihat siapa sebenarnya Pribadi ini. Beberapa dari mereka bersedia untuk mengikuti-nya sampai akhir; beberapa yang lain tidak bersedia membayar harganya. apakah harga dari menjadi seorang murid Yesus Kristus? Kita akan mengikuti langkah demi langkah, bersama kedua orang ini dan kese-puluh murid yang lain, untuk mempelajari jawaban dari pertanyaan tersebut. Pokok-pokok fundamental dari pemuridan dapat dipahami paling baik dengan duduk di bawah kaki sang guru sendiri.

seBuah penDahuluan Menuju koMiTMenObsesi besar umat Yahudi adalah untuk mengalami sang Mesias. untuk menyaksikan datangnya kerajaan allah beserta segala upah yang dijan-jikannya. Yohanes Pembaptis berbicara tentang pentingnya memper-siapkan hati seseorang demi menyambut kedatangan sang Pembebas

Page 32: JESUS CHRIST, DISCIPLEMAKER (Yesus Kristus, Sang Pembuat Murid)

31Dahaga hati

yang dijanjikan. Orang-orang dari seluruh penjuru negeri datang ke-padanya untuk dibaptis sebagai tanda dedikasi yang menyatakan bahwa mereka bersedia menantikan sang Raja yang sedang datang. atmosfer penantian akan sang Juruselamat menembusi setiap aspek kehidupan manusia di negeri itu. Karena itu, ketika Yohanes menyatakan bahwa Yesus adalah anak domba allah yang menghapus dosa seluruh dunia, semua murid Yohanes tahu dengan tepat apa yang dimaksudkannya. hati mereka bersih, penuh dengan rasa ingin tahu, dan bertumbuh di dalam Roh allah.

Yohanes bertugas dalam sebuah pelayanan persiapan. ia mempro-vokasi ketertarikan akan Mesias yang sedang datang. Ketika Yesus, sang Mesias sejati, tampil di atas panggung, berarti masa persiapan Yohanes pun selesailah. ia sudah berhasil menata panggung bagi peristiwa besar keselamatan dan waktunya sudah tiba baginya untuk melangkah keluar dari panggung dengan anggun.

Bagian dari proses pemuridan adalah fase persiapan. Fase ini mem-beri dukungan bagi orang percaya, sementara benih komitmen sedang berkecambah di dalam dirinya. Kita perlu mengakui nilai dari peker-jaan yang dirampungkan oleh seseorang seperti Yohanes Pembaptis. ia adalah seseorang yang bergerak cepat, ia adalah seorang pelari terdepan yang mempersiapkan jalan bagi Tuhan. Pelayanan semacam ini adalah sebuah pendahuluan alami menuju komitmen. di gereja kita hari-hari ini, kita perlu memonitor dan mengasuh orang-orang Kristen yang ma-sih hijau, sebagaimana yang dilakukan dengan baik oleh Yohanes.

Pelayanan persiapan, seperti pelayanan sekolah Minggu, program musik, dan kelompok persekutuan, menyediakan forum di mana seorang pembuat murid dapat mengamati serta menunggu, sampai seseorang menjadi matang dan siap dituai. Berbagai program seperti ini tidak boleh dipangkas dengan alasan bahwa pelayanan ini tidak menghasilkan murid. Sebaliknya, pelayanan semacam ini harus diakui, karena gereja biasanya tidak memberikan pelatihan dalam keterampil-an pelayanan.

Pelayanan ala “tangki penyimpanan” semacam ini bersifat vital bagi keberhasilan pemuridan, karena tanpa pelayanan ini kita tidak memiliki kesempatan besar dalam mengumpulkan orang-orang yang sebelumnya tidak berminat untuk terlibat dalam pelayanan yang lebih

Page 33: JESUS CHRIST, DISCIPLEMAKER (Yesus Kristus, Sang Pembuat Murid)

32 Jesus Christ, DisCiple maker

serius.1 Kita harus bersabar, sambil tetap menanti dan memerhatikan momen yang tepat, di mana Roh allah mempersiapkan hati para mu-rid saat mereka berdiri tegak serta berkata, “ini aku, Tuhan, melapor bahwa aku siap bertugas.” inilah yang terjadi ketika kedua murid itu meninggalkan Yohanes pada momen yang telah ditetapkan untuk mengikuti sang Mesias.

seBuah ajakan unTuk Menyaksikan sang guruYesus menanggapi kedua murid Yohanes secara langsung dan tegas. “Tetapi Yesus menoleh ke belakang. ia melihat, bahwa mereka mengi-kut dia lalu berkata kepada mereka: ‘apakah yang kamu cari?’ Kata mereka kepada-nya: ‘Rabi (artinya: guru), di manakah Engkau ting-gal?’” (Yoh. 1:38).

apakah Yesus sungguh-sungguh ingin tahu tentang apa yang me-reka cari atau apakah ia sudah tahu sebelumnya? Tentu saja, Yesus su-dah mengerti pada apa yang menjadi keinginan dan harapan mereka. Mereka dipenuhi oleh beragam pertanyaan, dan mereka membutuhkan jawaban. Mereka tidak memiliki rencana apa pun; mereka hanya berdiri di hadapan-nya tanpa memiliki apa pun selain pengharapan semata.

Berdiri di sana sambil saling berpandangan, mereka serentak meng-ajukan pertanyaan tanda kebingungan, “di manakah Engkau ting-gal?” dengan cara yang janggal, mereka bertanya kepada-nya apakah mereka dapat tinggal bersama-nya. Yesus menjawab pertanyaan itu dengan sebuah ajakan sederhana: “Marilah dan kamu akan melihat-nya.” Yesus sedang berkata kepada mereka, “Marilah bersama-Ku dan kamu akan melihat bagaimana aku hidup.”

ajakan ini tidak serta merta tampak begitu penting. Tetapi de-ngan perkataan ini, Yesus meluncurkan fase perdana pelayanan-nya. Yohanes 1:39 mengindikasikan bahwa mereka tinggal bersama Ye-sus di sepanjang hari itu. Kita hanya dapat menduga isi perbincangan mereka. Tetapi kita dapat melihat bahwa, sebagaimana dalam banyak peristiwa lain, mereka pulang dengan hati yang berkobar-kobar.

Prinsip vital dari proses pemuridan muncul pada titik ini: Jangan merekrut orang untuk pekerjaan apa pun sebelum terlebih dahulu membiarkan keingintahuan mereka mereda. Yesus tidak takut mem-perlihatkan catatan kecil yang ada dalam perjanjian mereka. dari ba-

Page 34: JESUS CHRIST, DISCIPLEMAKER (Yesus Kristus, Sang Pembuat Murid)

33Dahaga hati

caan ini, kita mendapat kesan tertentu bahwa Yesus ingin membuat-nya terlihat mudah bagi mereka untuk mengatakan tidak pada ajakan-nya. ia tidak menerapkan kebiasaan yang salah dari kekristenan abad ke-21 yang “dengan instan” membuat orang masuk ke dalam komit-men. Ketika metode yang ceroboh semacam ini digunakan, biasanya perekrutan akan meluncur secepat roket, dan kita akan mendapatinya jatuh kembali ke bumi dengan segera bagaikan sebuah batu besar. Setelah proses perekrutan yang kacau seperti ini, pemulihan pun ham-pir mustahil dilakukan. ini adalah pekerjaan yang sangat amburadul. Kita tidak boleh bersikap mengintimidasi ketika mengundang orang lain untuk memandang sejenak kepada sang guru. Justru pada per-mulaan, Yesus sendiri mengawali rencana-nya untuk menyelamatkan planet Bumi dengan ajakan sederhana semata, yaitu supaya mereka datang dan melihatnya.

Ketika orang mulai mendapati bahwa beragam pertanyaannya ter-jawab dan rasa takutnya mereda sampai pada tingkat yang dapat me-reka terima, baru setelah itu mereka siap membuat langkah komitmen yang lebih serius. Murid Yesus yang pemalu dan seringkali disebut se-bagai “saudara Simon Petrus,” yaitu andreas, mengilustrasikan prin-sip ini. andreas begitu kasihan karena selalu berada di balik bayang-bayang sang kakak. Ketika ditanya instrumen musik mana yang paling sulit dimainkan, leonard Bernstein menjawab, “Pengiring bagi pe-main biola utama (the second fiddle).” Posisi kedua memang adalah instrumen yang sulit untuk dimainkan. Tetapi ini adalah musik yang indah bagi telinga allah ketika dimainkan dengan dedikasi dan keren-dahan hati. Karena andreas yakin bahwa Yesus adalah sang Mesias, ia bersedia mengambil risiko untuk mendekati kakaknya yang keras ke-pala dan menceritakan apa yang baru saja didapatinya. Petrus memilih sepakat untuk pergi bersama andreas.

Saat Petrus berdiri di sana, di hadapan Kristus untuk pertama ka-linya, sang guru mendemonstrasikan satu prinsip lagi dalam pemurid-an. ia berkata kepada si nelayan yang tak terdidik, “Engkau Simon, anak Yohanes, engkau akan dinamakan Kefas (artinya: Petrus)” (Yoh. 1:42). Ketika Yesus menatap kedua mata Petrus, ia melihat lebih dari sekadar mata manusia biasa. ia tahu bahwa ini adalah tipe seseorang yang impulsif, pongah, jenis yang gemar memegang kendali, yang

Page 35: JESUS CHRIST, DISCIPLEMAKER (Yesus Kristus, Sang Pembuat Murid)

34 Jesus Christ, DisCiple maker

berjanji akan mengambil bulan, dan tidak akan berhenti berjuang se-belum meraihnya. namun Yesus pun melihat hati yang kokoh dan je-nis keberanian yang langka. Seseorang seperti Petrus, ketika dipenuhi oleh Roh allah, bisa menjadi batu karang yang teguh. Yesus melihat seorang manusia yang akan berdiri dengan kokoh beberapa tahun kemudian pada hari Pentakosta, sambil memberitakan firman Tuhan dengan gagah berani.

Yesus melihat di dalam diri Petrus apa yang ia lihat di dalam diri setiap kita, bahwa tak ada satu pun yang tak dapat disembuhkan oleh mujizat. Yesus melihat para pengikut-nya dalam konteks mereka bisa menjadi pribadi seperti apa, bukan siapa mereka saat ini dalam keadaan “mentah secara rohani.” Setiap orang adalah calon pelaku sesuatu dan tidak ada perkecualian untuk itu. Mengesampingkan apa yang mungkin kita lihat dalam diri seseorang, positif maupun negatif, sesungguhnya ada lebih dari sekadar apa yang di hadapan mata, ini-lah segala sesuatu yang hanya dapat dipahami oleh allah. Berikut ini adalah pelajaran utama bagi mereka yang berencana untuk merekrut dan mengembangkan murid: Jangan mengandalkan kebijaksanaan manusiawi Anda sendiri. Carilah bimbingan dari Roh Kudus demi memperoleh pengertian rohani.

dengan hati yang berkobar-kobar dan kepala yang penuh dengan pesan pendorong motivasi, andreas menemui Petrus, lalu sebuah reaksi berantai pun dimulai. hari berikutnya, Yesus bertemu dengan Filipus dan Filipus kemudian menjumpai natanael. “Filipus bertemu dengan natanael dan berkata kepadanya: ‘Kami telah menemukan dia, yang disebut oleh Musa dalam kitab Taurat dan oleh para nabi, yaitu Yesus, anak Yusuf dari nazaret.’” natanael agak skeptis, namun ia setuju untuk setidak-tidaknya melihat terlebih dahulu. Sungguh menarik bahwa Filipus menggunakan ajakan yang sama yang digu-nakan oleh Yesus sendiri. Filipus berkata kepada natanael, “Mari dan lihatlah!” (Yoh. 1:45-47). dengan cara yang remeh dan kecil, hal ini mengindikasikan pentingnya teladan.

seBuah keranjang, Bukan seBuah jeBakanYesus memiliki kemampuan untuk melihat masuk sampai ke dalam pola kepribadian mendasar seseorang. ia seringkali menggunakan

Page 36: JESUS CHRIST, DISCIPLEMAKER (Yesus Kristus, Sang Pembuat Murid)

35Dahaga hati

kuasa untuk mengamati sampai kedalaman hati ini ketika menjalin hubungan dengan para murid. Bagi Petrus, yang mengenakan tampil-an seseorang yang kuat dan pemaksa (sebagaimana terbukti dalam banyak upaya impulsif demi membuat sang guru terkesan), Yesus memberinya dorongan supaya ia memiliki keyakinan yang kuat.

Bagi natanael yang skeptis, Yesus menunjukkan bukti meyakinkan tentang hakikat adikodrati-nya. Melalui kuasa kemahahadiran-nya, ia memberitahu natanael sesuatu yang hanya Pribadi yang memiliki ka-runia supranatural saja yang dapat melakukannya. Metode-nya begitu efektif sampai-sampai natanael segera yakin pada keilahian Kristus.

Yesus adalah pribadi yang mudah beradaptasi. ia berbicara kepada siapa pun dan di mana pun orang itu berada, dan ia pun mengerti, lewat sensitivitas serta wawasan ilahi, bagaimana harus berkomunikasi dengannya.2

Yesus menyatakan satu maksud final-nya sebelum berangkat menu-ju Kana. Yesus menyatakan sebuah janji yang mengindikasikan bahwa natanael belum melihat apa-apa! “Yesus menjawab, kata-nya: ‘Kare-na aku berkata kepadamu: aku melihat engkau di bawah pohon ara, maka engkau percaya? Engkau akan melihat hal-hal yang lebih besar dari pada itu.’ lalu kata Yesus kepadanya: ‘aku berkata kepadamu, se-sungguhnya engkau akan melihat langit terbuka dan malaikat-malaikat allah turun naik kepada anak Manusia’” (Yoh. 1:50-51). Yesus benar-benar membuat mereka tercengang dengan pernyataan ini. Tentunya, para murid tidak mampu sepenuhnya memahami fenomena supranatu-ral macam apa yang akan menyusul berikutnya.

Yesus bertekad bahwa strategi yang diperlukan demi menyelamat-kan planet ini dari cengkeraman musuh harus melibatkan manusia. Fakta ini mungkin tampak begitu jelas, sehingga tidaklah perlu untuk menyebutkannya. namun, di bagian akhir dari abad ini, bisa jadi tidak ada kesalahan yang lebih jelas di antara umat Kristen daripada kesalah-an karena lalai pada gagasan sederhana ini. E. M. Bounds menggam-barkan penyakit ini demikian:

Kita secara konstan meregang, jika bukan berada dalam kondisi tegang, untuk memperlengkapi dengan berbagai metode baru, rencana baru, or-ganisasi baru, demi memajukan gereja dan memastikan perluasan serta

Page 37: JESUS CHRIST, DISCIPLEMAKER (Yesus Kristus, Sang Pembuat Murid)

36 Jesus Christ, DisCiple maker

efisiensi berita injil. Kecenderungan masa kini memiliki tendensi yang membuat kita kehilangan pandangan pada manusia atau menenggelam-kan manusia ke dalam rencana atau organisasi. Rencana allah memen-tingkan manusia, jauh lebih penting mementingkan manusia daripada apa pun yang lain. Manusia adalah metode allah. gereja mencari metode yang lebih baik: allah mencari manusia yang lebih baik.3

Sebagian besar umat Kristen percaya bahwa manusia menjadi metode Yesus. Tetapi hanya sedikit pihak yang bersedia menginvestasikan hidupnya dengan menaruh semua telur di satu keranjang itu. Percaya bahwa filosofi yang berorientasi pada manusia memang benar adalah satu hal. Mempraktikkannya adalah persoalan yang sama sekali berbe-da. Masalah besar dalam kekristenan adalah kita tidak ingin mengambil risiko atau menyisihkan waktu untuk berinvestasi ke dalam hidup orang lain, padahal ini adalah bagian fundamental dari pelayanan Yesus. Kita takut bahwa keranjang ini sesungguhnya adalah sebuah jebakan.

Setiap orang Kristen perlu menyisihkan waktu untuk memilih se-dikit orang dan bertekad meluangkan waktu untuk mengajari mereka beberapa perkara mendasar, seperti kajian alkitab, doa, misi penjang-kauan jiwa, serta beragam keterampilan pelayanan lainnya. Tetapi kita harus berhati-hati, supaya tidak sekadar mengajarkan isinya, melain-kan juga menjadi teladan bagi setiap kebenaran itu di dalam hidup ki-ta. dalam penjangkauan jiwa, teladan adalah sangat penting; teladan berperan sebagai katalisator. Masing-masing dari kita harus bersekutu bersama dengan satu, dua, atau tiga orang percaya lain untuk terlibat dalam pertemuan mingguan secara teratur.

Tetapi ketika kita hendak menjangkau orang lain, kita harus ingat bahwa Yesus tidak menggunakan manipulasi atau intimidasi sebagai metode perekrutan. ia mengizinkan Roh allah untuk mempersiap-kan hati. Bahkan, Roh menggunakan pelayanan Yohanes untuk mem-persiapkan orang-orang tertentu bagi kedatangan sang Mesias. Yesus sendiri tidak pernah menggunakan teknik menekan atau mendesak orang. ia benar-benar membuatnya mudah bagi orang untuk berkata tidak pada ajakan-nya.

Masalah utama bagi beberapa pemimpin Kristen hari-hari ini adalah sindrom “Mari kita cambuk mereka gila-gilaan.” Saya menggunakan

Page 38: JESUS CHRIST, DISCIPLEMAKER (Yesus Kristus, Sang Pembuat Murid)

37Dahaga hati

kata sindrom ini secara sengaja, karena ketika gaya motivasi semacam ini diterapkan, gaya ini pasti dipergunakan berulang-ulang. Menggu-nakan pesan motivasional, bersama dengan musik yang efektif, diikuti dengan penampilan emosional demi meraih komitmen total di dalam gereja adalah sesuatu yang menggoda. namun, ketika musik berhenti dan semua lampu kembali menyala, maka dinginnya peluh dalam reali-tas kembali merayapi. Sindrom teatrikal yang tersusun rapi semacam ini menghasilkan keputusan pulasan dan menuntut semakin banyak hen-takan untuk menggetarkan sanubari.

akhir-akhir ini, saya mendengar pernyataan seorang misionaris bahwa semakin dan semakin sulit saja mendorong umat Kristen di belahan bumi Barat untuk menggunakan kekayaan ala Baratnya demi membantu mereka yang membutuhkan di negara dunia Ketiga. Ke-mudian, ia melanjutkan, kecuali presentasi videonya tentang anak-anak yang kelaparan lebih membuat ulu hati nyeri atau lebih mem-buat perut mual daripada video sebelumnya, maka jemaat di gereja tidak akan menanggapi.

Bagian dari masalahnya adalah kita telah merekayasa dan menyentuh orang hanya pada tingkat emosional, dan dengan demikian membatasi komitmen jangka panjang yang dibutuhkan demi mengubah pikiran se-cara efektif. Jika saja kita memetik pelajaran sederhana dari Yesus, yang membuat kita mungkin tidak akan menampilkan statistik mengagum-kan, tetapi dalam jangka panjang kita akan memanen lebih banyak pilih-an solid yang berasal dari setiap orang yang tergerak oleh Roh allah.

Yesus mengawali pelayanan-nya dengan sebuah ajakan sederhana: “Marilah dan lihatlah.” Selama periode empat bulan awal pelayanan-nya, ia membiarkan orang untuk mengamati Siapa diri-nya. ia meng-izinkan mereka belajar tentang apa yang direncanakan-nya. akhirnya, ia menjawab pertanyaan mereka. Tetapi, meskipun ia memang adalah sang Mesias, ia tidak memaksakan diri supaya bangsa israel mengakui-nya.

Page 39: JESUS CHRIST, DISCIPLEMAKER (Yesus Kristus, Sang Pembuat Murid)

The Hole in Our Holiness(Lubang dalam Kekudusan Kita)Mengisi Lubang di Antara Hasrat akan Injil

dan Mengejar Kekudusan

Kevin DeYoung

“APA ARTINYA MENJADI KUDUS?”

“MENGAPA KITA HARUS PEDULI?”

“DAN BAGAIMANA CARA KITA BERUBAH?”

Lubang dalam kekudusan kita adalah se-buah penjelasan mengenai banyaknya umat Kristen yang tidak terlalu peduli tentang kekudusan saat ini. Atau paling tidak, me-reka tidak memahami apa itu kekudusan secara utuh.

Buku ini dihadirkan bagi mereka yang siap untuk mengejar kekudusan secara serius, siap untuk menjadi lebih serupa Yesus, siap untuk hidup dalam terang kasih karunia yang menghasilkan kesalehan. Ini adalah buku tentang kuasa Allah untuk membantu

kita bertumbuh dalam kekudusan pribadi dan menikmati proses transformasi.

“Buku ini adalah karya klasik DeYoung—sangat Alkitabiah.”—JOHN PIPER, pendeta dan pengkhotbah, Bethlehem Baptist Church

Info lengkapnya kunjungi: www.literaturperkantas.com

Literatur Perkantas Jawa TimurJl. Tenggilis Mejoyo KA-10, Surabaya 60292 Tlp. (031) 8435582, 8413047; Faks.(031) 8418639E-mail: [email protected], www.literaturperkantas.com

Page 40: JESUS CHRIST, DISCIPLEMAKER (Yesus Kristus, Sang Pembuat Murid)

Memperkuat Jiwa Kepemimpinan AndaMencari & Menemukan Allah

di Tengah Tantangan Kepemimpinan

Ruth Haley Barton

“Saya terlalu lelah untuk menolong orang lain menikmati Allah”

“Aku hanya ingin menikmati Tuhan un-tuk diriku sendiri.” Dengan pengakuan yang memilukan ini, Ruth Haley Barton mengajak kita untuk secara jujur menga-mati apa yang akan terjadi ketika seorang pemimpin kehilangan jiwanya. Ia meng-gabungkan uraian dan contoh-contoh kepemimpinan masa kini dengan hik-mat dari perjalanan hidup kepemimpin-an Musa, sehingga Memperkuat Jiwa Kepemimpinan Anda mampu memberi-kan panduan bagi kita untuk topik-topik seperti,

• merespons dinamika dari panggilan Allah• menghadapi kesepian dalam kepemimpinan

• memimpin dari keadalam diri Anda yang sejati• menemukan kehendak Tuhan bersama

Setiap bab terdapat praktik rohani untuk memastikan jiwa Anda mendapat-kan nutrisi yang dibutuhkan. Melatih dan merawat vitalitas hubungan yang segar dengan Tuhan adalah pilihan terbaik yang dapat Anda lakukan bagi diri Anda sendiri dan orang-orang yang Anda pimpin.

Info lengkapnya kunjungi: www.literaturperkantas.com

Literatur Perkantas Jawa TimurJl. Tenggilis Mejoyo KA-10, Surabaya 60292 Tlp. (031) 8435582, 8413047; Faks.(031) 8418639E-mail: [email protected], www.perkantasjatim.org

Page 41: JESUS CHRIST, DISCIPLEMAKER (Yesus Kristus, Sang Pembuat Murid)