Jepang Uji Coba Bahan Bakar Masa Depan

9
Jepang uji coba bahan bakar masa depan Oleh energiportal Selasa, Juni 10, 2008 08:07:54 Pada tahun 2005, Perdana Menteri Jepang saat itu melengkapi rumahnya dengan fuel cell domestik. Rumah satu-satunya di dunia yang dilengkapi fuel cell tersebut, mendorong 3.000 rumah lainnya meminta untuk dipasangi kotak berwarna abu-abu yang diletakkan di luar rumah. Proyek yang didukung oleh perusahaan-perusahaan besar seperti Nippon Oil, Tokyo Gas, Sanyo Electric, Toshiba, Matsu%@!#$&a Electric Industrial, Mitsubishi Heavy Industries dan Toyota Motor, merupakan program pemerintah untuk mendorong Jepang menjadi negara maju dengan masyarakat hidrogennya. Tujuan utamanya adalah melepaskan diri dari ketergantungan terhadap minyak bumi serta mengurangi emisi gas penyebab pemanasan global. Selain menghasilkan listrik, fuel cell yang akan dipasang bisa digunakan untuk menghasilkan air panas bagi rumah-rumah tinggal. Menurut perkiraan pemerintah Jepang, dalam beberapa tahun mendatang akan terdapat 500.000 permintaan fuel cell. Hanya

description

bahan bakar masa depan

Transcript of Jepang Uji Coba Bahan Bakar Masa Depan

Page 1: Jepang Uji Coba Bahan Bakar Masa Depan

Jepang uji coba bahan bakar masa depan

Oleh energiportal

Selasa, Juni 10, 2008 08:07:54

Pada tahun 2005, Perdana Menteri Jepang saat itu melengkapi rumahnya dengan fuel cell domestik. Rumah satu-satunya di dunia yang dilengkapi fuel cell tersebut, mendorong 3.000 rumah lainnya meminta untuk dipasangi kotak berwarna abu-abu yang diletakkan di luar rumah.

Proyek yang didukung oleh perusahaan-perusahaan besar seperti Nippon Oil, Tokyo Gas, Sanyo Electric, Toshiba, Matsu%@!#$&a Electric Industrial, Mitsubishi Heavy Industries dan Toyota Motor, merupakan program pemerintah untuk mendorong Jepang menjadi negara maju dengan masyarakat hidrogennya. Tujuan utamanya adalah melepaskan diri dari ketergantungan terhadap minyak bumi serta mengurangi emisi gas penyebab pemanasan global.

Selain menghasilkan listrik, fuel cell yang akan dipasang bisa digunakan untuk menghasilkan air panas bagi rumah-rumah tinggal.

Menurut perkiraan pemerintah Jepang, dalam beberapa tahun mendatang akan terdapat 500.000 permintaan fuel cell. Hanya saja harga yang harus dipenuhi oleh konsumen masih terlalu mahal. Untuk membangun satu sistem tersebut diperlukan US$ 19.000, belum termasuk biaya pemasangan.

Sama halnya dengan sel surya, semakin canggih dan efisien teknologi produksinya serta semakin meningkatnya permintaan pasar, harganya juga cenderung semakin turun. Begitu juga dengan fuel cell, kecenderungan itu tentunya tidak berbeda jauh dengan apa yang dialami oleh sel surya.

Tapi setidaknya, Jepang sudah memikirkan salah satu alternatif untuk lepas dari ketergantungan terhadap minyak.

Page 2: Jepang Uji Coba Bahan Bakar Masa Depan

(review : 1292)

Enzim dan karbon, katalis biohibrid pengganti platina

Oleh energiportal

Selasa, November 27, 2007 08:14:51

Para peneliti di Colorado melaporkan hasil penelitiannya tentang sirkuit listrik yang dibentuk dengan menghubungkan enzim hidrogenase dengan karbon berbentuk tabung berukuran nano. Menurut mereka enzim tersebut akan menjadi katalis yang terbaik untuk memproduksi hidrogen dan oksidasi di dalam fuel cell.

Dalam studi terbarunya, Michael J. Heben, Paul W. King dan beberapa rekan kerjanya menjelaskan bahwa enzim bakteri yang disebut hidrogenase menunjukkan kemampuan yang luar biasa sebagai katalis. Tetapi dalam laporannya, para ilmuwan tersebut juga mengatakan bahwa mereka juga mengalami kesulitan mengaplikasikan enzim tersebut di dalam peralatan-peralatan listrik. Menurut mereka, kesulitan tersebut disebabkan karena enzim hidrogenase tidak bisa membentuk hubungan kelistrikan yang baik dengan komponen-komponen fuel cell. Saat ini, logam mulia, seperti platina masih dipergunakan sebagai katalis karena hubungan kelistrikan yang dibentuknya lebih baik.

Keberhasilan para peneliti tersebut adalah membentuk hubungan kelistrikan antara enzim dengan karbon murni berukuran nano yang bersifat menghantarkan listrik. Dalam percobaan di laboratorium, hubungan kelistrikan tersebut diukur dengan menggunakan spektroskopi fotoluminasi.

Menurut mereka, ''biohibrid'' baru ini akan menekan harga fuel cell dengan mengurangi penggunaan platina dan komponen logam lainnya yang membutuhkan biaya dalam pemakaiannya di dalam fuel cell.

Page 3: Jepang Uji Coba Bahan Bakar Masa Depan

(review : 1203)

Kategori BiokimiaBiomesin untuk Hasilkan Hidrogen

Oleh Zeily NurachmanDosen biokimia, Kimia ITBSumber : Kompas, 15 Maret 2003

Kendaraan masa depan yang ramah lingkungan, menggunakan hidrogen sebagai sumber energinya. Meski hidrogen adalah sumber energi primitif yang menggerakkan alam semesta -dari Matahari sampai mikroorganisme-manusia baru bisa memanfaatkannya sebagai sumber energi setelah teknologinya berkembang pesat sekarang. Gas ini juga digunakan sebagai reduktor dalam industri kimia. Hidrogen adalah pusat bentuk kehidupan yang dekat dengan kondisi lingkungan anaerob (tanpa udara), seperti di dalam sedimen danau, di sisi celah hidrotermal laut dalam, dan bahkan di dalam usus manusia. Kandungan hidrogen dalam pernapasan berupa bau pada manusia dan berbagai binatang misalnya, merupakan indikasi gangguan usus.

Berbagai jenis mikroba anaerob pemakan hidrogen memperoleh energi melalui elektron-elektron hidrogen. Tergantung dari kondisi lingkungan, elektron-elektron tersebut dipakai untuk mereduksi. Misalnya, mereduksi karbondioksida menjadi metan (pada mikroba metanogen) atau asetat (asetogen); ion sulfat menjadi sulfida (mikroba Sulfolobus); ion ferri menjadi ion ferro (dalam sitokrom); ion nitrat menjadi ion nitrit atau nitrogen (bakteri denitrifikasi); nitrogen menjadi ammonia (bakteri pemfiksasi nitrogen); dan karbondioksida menjadi molekul pembangun sel seperti glukosa (dalam fotosintesis). Semua energi ini berasal dari reaksi hidrogen dengan oksigen dan menghasilkan air sebagai produk reaksi.

Generator hidrogen

Untuk menghasilkan hidrogen diperlukan generator yang mampu mereduksi proton-proton. Majalah ilmiah Science edisi 4 Desember 1998 melaporkan generator hidrogen organik yang disebut biomesin pembuat hidrogen. Biomesin ini tak lain adalah enzim hidrogenase yang diisolasi dari bakteri anaerob Clostridium pasteurianum (lihat Gambar).

Hidrogenase adalah molekul protein yang berbentuk mirip jamur dengan bobot 60 kDa. Di dalam pusat aktif enzim ini terdapat klaster-klaster besi- sulfur (Fe-S) yang berfungsi sebagai penjalin proton-proton menjadi hidrogen.

Ada lima jenis klaster Fe-S dalam hidrogenase, yaitu satu klaster. Klaster yang terakhir (klaster H) bertindak sebagai pengantar elektron di dalam protein dan antarprotein.

Cara kerja produksi hidrogen dimulai dari oksidasi gula yang menjadi makanan C pasteurianum menjadi piruvat. Lalu, elektron-elektron hasil oksidasi gula ini secara berantai diterima hidrogenase melalui molekul perantara ferredoksin (Fd). Di dalam pusat aktif hidrogenase, elektron- elektron ini tidak dalam keadaan bebas ,tetapi mereka

Page 4: Jepang Uji Coba Bahan Bakar Masa Depan

terangkut antara klaster-klaster logam. Hal yang yang sama juga berlaku untuk proton.

Struktur hidrogenase mengungkapkan jalur potensial yang melibatkan residu-residu polar untuk pengikat dan mentranspor hidrogen. Dari bentuk terhidrasi dalam pelarut air, proton-proton secara perlahan memasuki klaster H dan bertemu dengan elektron-elektron yang telah menanti untuk membentuk hidrogen.

Struktur klaster H memegang peranan penting dalam pembentukan hidrogen.Strukturnya adalah kompleks organologam yang didasarkan atas molekul menjadi gas hidrogen.

Studi kinetik hidrogenase menunjukkan bahwa enzim ini mampu menghasilkan sejuta hidrogen per detik per sisi klaster pada suhu 30 ー C. Hasil ini sangat menakjubkan, karena untuk merealisasikan impian hidrogen sebagai bahan bakar menjadi lebih dekat. Mekanisme sintesis hidrogen alami ini dapat ditiru dan dieksploitasi pada sistem kimia untuk menyediakan sumber energi yang bisa diperbarui.

Dulu, orang naik gerobak dengan bantuan tenaga sapi atau kuda sebagai alat transportasi. Mungkin kelak, orang naik mobil dengan menggunakan jasa bakteri penghasil hidrogen sebagai penggeraknya.

Gunakan fasilitas pencarian kata dibawah ini untuk mencari kata di chem-is-try .org

Sarana PendidikanSekolah Masih Abaikan UKS

Bandung, Kompas - Unit kesehatan sekolah atau UKS belum mendapat perhatian sehingga perannya terhadap kesehatan lingkungan dan manusia belum tampak. Banyak sekolah belum memiliki ruang UKS dan fasilitas kesehatan yang memadai.

Menurut Wakil Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat Ruchiyat dalam Lokakarya Pengembangan Program UKS, Rabu (29/8) di Bandung, keberadaan UKS diatur dalam surat kesepakatan bersama tahun 2003 antara empat menteri, yaitu Menteri Pendidikan Nasional, Menteri Kesehatan, Menteri Agama, dan Menteri Dalam Negeri.

Berdasarkan standar peraturan menteri tahun 2007, ruang UKS berfungsi sebagai ruang penanganan dini bagi siswa yang mengalami masalah kesehatan di sekolah dan ruang konseling. Luasnya minimal 12 meter persegi, dilengkapi satu set tempat tidur, meja, kursi, lemari, obat-obatan, catatan kesehatan, tandu, selimut, termometer, tensimeter, pengukur tinggi dan berat badan, tong sampah, tempat cuci tangan, serta jam dinding.

"Banyak sekolah tak punya UKS. Kalaupun ada, tempatnya kecil di pojok sekolah," kata Ruchiyat.

Page 5: Jepang Uji Coba Bahan Bakar Masa Depan

Dari 4.000 sekolah setingkat TK baru 58 persen yang memiliki ruang UKS, dan tingkat SD 78 persen. Banyak SMP dan SMA belum punya ruang UKS. Tahun 2007, ditargetkan 75 persen sekolah di Jabar memiliki ruang UKS, tetapi realisasinya baru 67 persen.

Menurut Ruchiyat, tidak tercapainya target disebabkan kurangnya pembina UKS dan minimnya dukungan masyarakat. Untuk itu, Pemerintah Provinsi Jabar mengadakan Lokakarya Program UKS untuk mewujudkan Kabupaten dan Kota UKS 2010. (ynt)

LAYANAN BERITA SMS 9858 TELKOMSEL, XL, INDOSAT, THREE, FLEXI & FREN

Layanan Langganan Berhenti

 berita nasional  reg nas  unreg nas

 berita politik  reg pol  unreg pol

 breaking news 3  reg bn 3  unreg bn 3

 breaking news 5  reg bn 5  unreg bn 5

 breaking news 10  reg bn 10  unreg bn 10

 headline kompas  reg hlkompas  unreg hlkompas

mediobasal hypothalamus (MBH)

Subcellular Distribution of Corticotropin-Releasing Factor in the Medio-Basal Hypothalamus of the RatB. Briaud, A. Enjalbert, C. Mialhe, C. Kordon

Institut de physiologie, Université Louis-Pasteur, Strasbourg, and Unité de neuroendocrinologie de l'Inserm U-159, Paris

Address of Corresponding Author

Neuroendocrinology 1979;28:371-376 (DOI: 10.1159/000122885)

   Key Words

  Journal Home

Journal Content

Guidelines

Editorial Board

Aims and Scope

Subscriptions

Download Citation

Page 6: Jepang Uji Coba Bahan Bakar Masa Depan

Hypothalamus CRF Subcellular distribution

   Abstract

Subcellular fractionation of the mediobasal hypothalamus (MBH) and frontal cerebral cortex was performed by differential and discontinuous sucrose gradient centrifugation. Corticotropin-releasing factor (CRF) activity of the different fractions was evaluated by bioassay. Significant CRF activity was found in acidic extracts of the MBH but not of the cerebral cortex. About 80% of the MBH effect on adrenocorticotropic hormone release was recovered in the crude mitochondrial pellet (P2) which contains synaptosomes. After further fractionation, distribution of CRF activity paralleled that of lactate dehydrogenase activity, a marker of the soluble cytoplasm. It is concluded that most CRF in the MBH is located in nerve endings as already shown for several other neurohormones.

Copyright © 1979 S. Karger AG, Basel

   Author Contacts

B. Briaud, Institut de physiologie, Université Louis-Pasteur, 21, rue René-Descartes, 67000-Strasbourg, (France)

   Article Information

Received: July 3, 1978Accepted after revision: November 11, 1978Published online: March 26, 2008Number of Print Pages : 6

Special Subscription Offer for INF Members!

This journal is part of the first subject package of the Karger

Journal Archive Collection

Information on packages (PDF)Free sample issues

For non-native English speakers and international authors who would like assistance with their writing before submission, we suggest American Journal Experts for their scientific editing service.

 © 2009 S. Karger AG, Basel

Page 7: Jepang Uji Coba Bahan Bakar Masa Depan

membrane-bound hydrogenase