Jepang adalah sebuah
-
Upload
aminullah-aziz -
Category
Documents
-
view
107 -
download
1
Transcript of Jepang adalah sebuah
TUGAS SENI BUDAYASENI KRIYA MANCANEGARA
NAMA : INTAN NUR FAUZIAHKELAS : XII IPS 1TAHUN PEMBELAJARAN 2012-2013
SMA NEGERI 19 JAKARTAJALAN PERNIAGAAN NO. 31 TAMBORA
JAKARTA BARAT
SENI KRIYA JEPANG
Jepang adalah sebuah negara kepulauan di Asia Timur. Letaknya di ujung
barat Samudra Pasifik, di sebelah timur Laut Jepang, dan bertetangga
dengan Republik Rakyat Cina,Korea, dan Rusia. Pulau-pulau paling utara berada
di Laut Okhotsk, dan wilayah paling selatan berupa kelompok pulau-pulau kecil
di Laut Cina Timur, tepatnya di sebelah selatan Okinawa yang bertetangga
dengan Taiwan.
Jepang terdiri dari 6.852 pulau yang membuatnya merupakan suatu kepulauan.
Pulau-pulau utama dari utara ke selatan adalah Hokkaido, Honshu(pulau
terbesar), Shikoku, dan Kyushu. Sekitar 97% wilayah daratan Jepang berada di
keempat pulau terbesarnya. Sebagian besar pulau di Jepang bergunung-gunung,
dan sebagian di antaranya merupakan gunung berapi. Gunung tertinggi di Jepang
adalah Gunung Fuji yang merupakan sebuah gunung berapi. Penduduk Jepang
berjumlah 128 juta orang, dan berada di peringkat ke-10 negara berpenduduk
terbanyak di dunia. Tokyo secara de facto adalah ibu kota Jepang, dan
berkedudukan sebagai sebuah prefektur. Tokyo Raya adalah sebutan untuk Tokyo
dan beberapa kota yang berada di prefektur sekelilingnya. Sebagai daerah
metropolitan terluas di dunia, Tokyo Raya berpenduduk lebih dari 30 juta orang.
Menurut mitologi tradisional, Jepang didirikan oleh Kaisar Jimmu pada abad ke-7
SM. Kaisar Jimmu memulai mata rantai monarki Jepang yang tidak terputus hingga
kini. Meskipun begitu, sepanjang sejarahnya, untuk kebanyakan masa kekuatan
sebenarnya berada di tangan anggota-anggota istana, shogun, pihak militer, dan
memasuki zaman modern, di tangan perdana menteri. Menurut Konstitusi
Jepang tahun 1947, Jepang adalahnegara monarki konstitusional di bawah
pimpinan Kaisar Jepang dan Parlemen Jepang.
Sebagai negara maju di bidang ekonomi, Jepang memiliki produk domestik
bruto terbesar nomor dua setelah Amerika Serikat, dan masuk dalamurutan tiga
besar dalam keseimbangan kemampuan berbelanja. Jepang adalah
anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa, G8, OECD, dan APEC. Jepang memiliki
kekuatan militer yang memadai lengkap dengan sistem pertahanan moderen seperti
AEGIS serta suat armada besar kapal perusak. Dalam perdagangan luar negeri,
Jepang berada di peringkat ke-4 negara pengekspor terbesar dan peringkat ke-
6 negara pengimpor terbesar di dunia. Sebagai negara maju, penduduk Jepang
memiliki standar hidup yang tinggi (peringkat ke-8 dalam Indeks Pembangunan
Manusia) dan angka harapan hidup tertinggi di dunia menurut perkiraan PBB.[11] Dalam bidang teknologi, Jepang adalah negara maju di bidang telekomunikasi,
permesinan, dan robotika.
PRASEJARAH
Penelitian arkeologi menunjukkan bahwa Jepang telah dihuni manusia
purba setidaknya 600.000 tahun yang lalu, pada masa Paleolitik Bawah. Setelah
beberapa zaman es yang terjadi pada masa jutaan tahun yang lalu, Jepang
beberapa kali terhubung dengan daratan Asia melalui jembatan darat
(dengan Sakhalin di utara, dan kemungkinanKyushu di selatan), sehingga
memungkinkan perpindahan manusia, hewan, dan tanaman ke kepulauan Jepang
dari wilayah yang kini merupakan Republik Rakyat Cina dan Korea. Zaman Paleolitik
Jepang menghasilkan peralatan bebatuan yang telah dipoles yang pertama di dunia,
sekitar tahun 30.000 SM.
Dengan berakhirnya zaman es terakhir dan datangnya periode yang lebih hangat,
kebudayaan Jomon muncul pada sekitar 11.000 SM, yang bercirikan gaya
hidup pemburu-pengumpul semi-sedenter Mesolitik hingga Neolitik dan
pembuatan kerajinan tembikar terawal di dunia. Diperkirakan bahwa penduduk
Jomon merupakan nenek moyang suku Proto-Jepang dan suku Ainu masa kini.
Dimulainya periode Yayoi pada sekitar 300 SM menandai kehadiran teknologi-
teknologi baru seperti bercocok tanam padi di sawah yang berpengairan dan teknik
pembuatan perkakas dari besi dan perunggu yang dibawa serta migran-migran dari
Cina atau Korea.
Dalam sejarah Cina, orang Jepang pertama kali disebut dalam naskah sejarah
klasik, Buku Han yang ditulis tahun 111. Setelah periode Yayoi disebut
periodeKofun pada sekitar tahun 250, yang bercirikan didirikannya negeri-negeri
militer yang kuat. Menurut Catatan Sejarah Tiga Negara, negara paling berjaya di
kepulauan Jepang waktu itu adalahYamataikoku.
SENI KRIYA
Ikebana
Ikebana (生花 ) adalah seni merangkai bunga yang memanfaatkan berbagai jenis bunga,
rumput-rumputan dan tanaman dengan tujuan untuk dinikmati keindahannya. Ikebana berasal
dari Jepang tapi telah meluas ke seluruh dunia. Dalam bahasa Jepang, Ikebana juga dikenal
dengan istilah kadō (華道 ,’ka’ bunga; ‘do’ jalan kehidupan) yang lebih menekankan
pada aspek seni untuk mencapai kesempurnaan dalam merangkai bunga.
Di dalam Ikebana terdapat berbagai macam aliran yang masing-masing
mempunyai cara tersendiri dalam merangkai berbagai jenis bunga. Aliran
tertentu mengharuskan orang melihat rangkaian bunga tepat dari bagian
depan, sedangkan aliran lain mengharuskan orang melihat rangkaian
bunga yang berbentuk tiga dimensi sebagai benda dua dimensi saja.
Pada umumnya, bunga yang drangkai dengan teknik merangkai dari Barat
(flower arrangement) terlihat sama indahnya dari berbagai sudut pandang
secara tiga dimensi dan tidak perlu harus dilihat dari bagian depan.
Berbeda dengan seni merangkai bunga dari Barat yang bersifat dekoratif,
Ikebana berusaha menciptakan harmoni dalam bentuk linier, ritme dan
warna. Ikebana tidak mementingkan keindahan bunga, tapi pada aspek
pengaturannya menurut garis linier. Bentuk-bentuk dalam Ikebana
didasarkan tiga titik yang mewakili langit, bumi, dan manusia.
Merangkai bunga Ikebana tidak hanya sekedar dan semudah
menempatkan bunga-bunga ke dalam vas (container) akan tetapi
merupakan bentuk displin seni dimana merupakan rangkaian yang hidup
dan menyatu antara kejiwaan manusia dengan alam sekitarnya, dengan
kata lain, Ikebana adalah sebuah filosofi unuk lebih mendekatkan dengan
alam.
Ikebana juga adalah sebuah ekspresi yang kreatif dalam bingkai aturan
untuk membuat rangkaiannya. Materi yang digunakan antara lain ;
ranting-ranting, daun-daun, bermacam-macam bunga dan rerumputan
yang dirangkai sedemikian rupa sehingga menjadi sebuah kombinasi
warna bentuk alamiah dan lain-lain.
ASAL USUL
Asal usul Ikebana (生花) adalah dari tradisi mempersembahkan bunga di kuil Buddha di
Jepang. Ikebana berkembang bersamaan dengan perkembangan agama
Buddha di Jepang di abad ke-6.
Menurut penelitian, Ikebana berasal dari tradisi animisme orang zaman
kuno yang menyusun kembali tanaman yang sudah dipetik dari alam
sesuai dengan keinginannya. Di zaman kuno, manusia merasakan
keanehan yang tedapat pada tanaman dan menganggapnya sebagai
suatu misteri. Berbeda dengan binatang yang langsung mati setelah
diburu, bunga atau bagian tanaman yang sudah sipetik dari alam, bila
diperlakukan dengan benar, tetap mempertahankan kesegaran sama
seperti sewaktu masih berada di alam.
Manusia yang senang melihat “keanehan” yang terjadi kemudian
memasukkan bunga atau bagian tanaman yang sudah dipotong ke dalam
vas bunga. Manusia zaman kuno lalu merasa puas karena menganggap
dirinya sudah berhasil mengendalikan peristiwa alam yang sebelumnya
tidak bias dikendalikan oleh manusia. Ketakjuban manusia terhadap
tumbuhan yang dianggap mempunyai kekuatan aneh juga berkaitan
dengan pemujaan tanaman yang selalu berdaun hijau sepanjang tahun
(evergreen).
Manusia zaman dulu yang tinggal di negeri empat musim percaya bahwa
kekuatan misterius para dewa menyebabkan tanaman selalu berdaun
hijau dan tidak merontokkan daunya dimusim dingin.
SEJARAH SENI MERANGKAI BUNGA
Menurut literature klasik seperti Makura no soshi yang bercerita tentang
adat istiadat Jepang, tradisi mengagumi bunga dengan cara memotong
tangkai dari sekuntum bunga sudah dimulai sejak zaman Heian. Pada
mulanya, bunga diletakkan didalam wadah yang sudah ada sebelumnya
dan kemudian baru dibuatkan wadah khusus untuk vas bunga. Ikebana
dalam bentuk sperti sekarang ini baru dimulai para biksu di kuil Chōhōji
Kyoto pada petengahan zaman Muromachi. Para biksu kuil Chōhōji Kyoto
secara turun temurun tinggal di kamar di pinggiran kolam (ike ), sehingga
aliran baru ikebana yang dimulainya disbut aliran ikenobo.
Di pertengahan zaman Edo, berbagai kepala aliran (Iemoto) dan guru
besar kepala (Sōke) menciptakan seni merangkai bunga gaya Tachibana
atau Rikka yang menjadi mapan pada masa itu. Di pertengahan zaman
Edo hingga akhir zaman Edo, Ikebana yang dulunya hanya bisa dinikmati
kalangan bangsawan atau kaum samurai secara berangsur-angsur mulai
disenangi rakyat kecil. Pada zaman itu, Ikebana gaya Shōka (seika)
menjadi populer di kalangan rakyat.
Aliran Mishōryū, aliran Koryū, aliran Enshūryū, dan aliran Senkeiryū
meahirkan banyak guru besar dan ahli ikebana yang memiliki tekhnik
tingkat tinggi yang kemudian memisahkan diri membentuk banyak aliran
yang lain.
Ikebana mulai diperkenalkan ke Eropa pada akhir zaman Edo hingga masa
awal era Meiji ketika minat orang Eropa terhadap kebudayaan Jepang
sedang mencapai puncaknya. Ikebana dianggap mempengaruhi seni
merangkai bunga Eropa yang mencontoh Ikebana dalam line
arrangement.
Sejak zaman Edo lahir banyak sekali aliran yang merupakan pecahan dari
aliran Ikenobō. Pada bulan Maret 2005 tercatat 392 aliran Ikebana yang
masuk ke dalam daftar Asosiasi Seni Ikebana Jepang.
Gaya Rangkaian dalam Ikebana
Ada tiga gaya dalam Ikebana yaitu : rikka, shoka, jiyuka.
1. Rikka
Rikka (standing flower) adalah ikebana gaya tradisional yang banyak
dipergunakan untuk perayaan keagamaan. Gaya ini menampilkan
keindahan landscape tanaman. Gaya ini berkembang sekitar awal abad
ke-16. Ada tujuh keutamaan dalam rangkaian gaya Rikka, yaitu:
a. Shin
b. Shin-kakushi
c. Soe
d. Soe-uke
e. Mikoshi
f. Nagashi
g. Maeoki
2. Shoka
Shoka adalah rangkaian Ikebana yang tidak terlalu formal tapi masih
tradisional. Gaya ini difokuskan pada bentuk asli tumbuhan. Ada tiga
unsur utama dalam gaya shoka yaitu shin, soe, dan tai. Sesuai dengan
perkembangan zaman, sesudah Restorasi Meiji (1868), gaya ini lebih
berkembang karena adanya pengaruh Eropa Nageire arti bebasnya
“dimasukan” (rangkaian dengan vas tinggi dengan rangkaian hamper
bebas) dan Moribana (rangkaian menggunakan wadah rendah dan mulut
lebar). Lalu pada 1977 lahir gaya baru yaitu Shoka Shimputai, yang lebih
modern terdiri dari dua unsur utama yaitu shu dan yo, dan unsur
pelengkapnya, ashirai.
3. Jiyuka
Jiyuka adalah rangkaian Ikebana bersifat bebas dimana rangkaiannya
berdasarkan kreatifitas serta imajinasi. Gaya ini berkembang setelah
Perang Dunia II. Dalam rangkaian ini kita dapat mempergunakan kawat,
logam dan batu secara menonjol.
Perlengkapan
Hampir sama dengan peralatan merangkai bunga gaya Eropa, dalam
Ikebana kita memerlukan kawat dari berbagai ukuran (ketebalan kawat),
gunting (gunting khusus Ikebana), Floral Tape (warna hijau dan coklat),
selotip, tang bunga (untuk mematahkan), kenzan yaitu alas berduri tajam
tempat mencucukan bunga, juga semacam pipet besar untuk mengambil
air yang lama di vas ketika kita hendak mengganti airnya, batu-batuan
kecil juga bias dipergunakan bila kita mempergunakan vas / wadah /
suiban tinggi.
CONTOH GAMBAR IKEBANA .
Shuji / Shodou (Kaligrafi Jepang)
Shodo dalam bahasa Jepang yang artinya Kaligrafi (the Way of Brush)
adalah salah satu bentuk seni yang telah dipelajari selama lebih dari 3000
tahun yang lalu. Pengetahuan akan seni kaligrafi adalah salah satu
langkah yang penting di dalam memahami budaya Jepang. Kaligrafi bukan
hanya sebuah latihan menulis yang baik, tetapi lebih merupakan awal
mulanya bentuk seni dari oriental. Kaligrafi adalah sebuah kombinasi
antara skill dan imajinasi seseorang yang telah belajar secara intensif
penggunaan kombinasi-kombinasi garis-garis.
Di dunia barat, kaligrafi di maksudkan untuk menekan individu dan untuk
menciptakan gaya yang sama. Kaligrafi Jepang (sho dalam bahasa Jepang)
berupaya untuk membawa suatu kata kedalam kehidupan, dan
memberikannya anugerah dengan bentuk karakter. Gaya kaligrafi Jepang
sangat individualistik, Berbeda dari satu orang ke orang yang lain.
Kaligrafi Jepang menghadirkan suatu masalah bagi orang barat yang
berusaha untuk memahaminya yaitu suatu hasil karya seni kaligrafi bisa
di selesaikan hanya dalam hitungan detik. Oleh karena itu, bagi seseorang
yang tidak memahami kaligrafi Jepang, mereka tidak akan bisa
menghargai seberapa besar tingkat kesulitan yang ada dalam suatu karya
seni kaligrafi.
Yang perlu di ingat bahwa karakter-karakter yang ditulis di sebuah karya
seni kaligrafi hanya boleh di tulis satu kali coretan. Tidak boleh ada
pengulangan, penambahan atau finishing di suatu karya seni kaligrafi.
Sejarah Singkat Shodo
Sejarah kaligrafi Jepang dapat dilihat kembali ke asalnya yaitu
kebudayaan Cina dan penciptaan sistem tulisan Cina itu sendiri kira-kira
sekitar 4.500 tahun yang lalu. Kaligrafi telah dikembangkan dalam waktu
yang sangat lama pada saat dibawa nya ke Jepang yaitu sekitar abad ke 6
bersamaan dengan awal mulanya sistem menulis Cina (kanji) masuk ke
Jepang.
Kaligrafi oleh Kenji Sekiguchi
Di masa Heian, orang Jepang sudah memulai menunjukkan pencapaian
yang cukup luar biasa di dalam bentuk seni yang baru “Three Great
Brushes” (atau sanpitsu) oleh pendeta Buddha, Kuukai (774 - 835), Kaisar
Saga (786 - 842) dan petugas kekaisaran Tachibana no Hayanari (778 -
842) telah mencapai pendewaan gaya kaligrafi yang kemudian menjadi
popular dari master Cina T’an, Yan Zhenqing (709 - 785).
Ada 5 script dasar di dalam kaligrafi Cina: tensho (seal style), reisho
(clerical style), kaisho (block style), gyosho (semi-cursive style), sosho
(cursive stye, atau di sebut “tulisan rumput”). Kelima-limanya ini telah
muncul sebelum akhir abad ke-4. Sebagai tambahan, orang Jepang telah
mengembangkan karakter kana sepanjang abad ke-8, karakter-karakter
yang melambangkan bunyi ini bertolak belakang dengan karakter yang di
pakai sebagai ideographic (kanji). Tiga jenis kana telah di kembangkan
yaitu, manyogana, hiragana dan katakana.
Manyogana adalah karakter Cina tertentu (kanji) yang di gunakan secara
phonetik untuk melambangkan syllable Jepang, dan di beri nama setelah
koleksi poetry Manyoshu di abad ke-8. Di saat koleksi ini di kompilasi,
orang Jepang belum memiliki sistem tulisan mereka sendiri. Sebagian
poem Jepang di tulis dalam karakter-karakter Cina yang di pakai secara
phonetik, dan yang lainnya karakter-karakter Cina terkadang di gunakan
secara phonetik dan secara ideographic. Oleh karena itu, dengan
penggunaan penyederhanaan yang drastis, muncullah hiragana dan
katakana. Dan di tangan para bangsawan Jepang wanita, hiragana di
kembangkan ke dalam script yang indah yang menjadi gaya kaligrafi khas
Jepang.
Kaligrafi oleh Kenji Sekiguchi
Hampir tidak ada contoh seorang pun yang meskipun dia adalah jenius
yang bisa menciptakan karya seni yang luar biasa tanpa latihan dengan
menggunakan referensi ke tradisi zaman dulu. Agar dapat menguasai
aturan-aturan nya, seseorang harus belajar dan menguasai teknik-teknik
dan mengikuti nilai-nilai moral para guru masa lalu.
Peralatan Shodou
1. Kuas
2. Tinta
3. Palet
4. Kertas
Posisi duduk menggambar shuji / shodou yang benar
Posisi kuas harus tegak lurus sama permukaan gambar. Banyaknya mata
kuas yang dibalur tinta harus 3/4 dari panjang mata kuas. Kertas juga
harus ditahan, agar tidak bergeser.
Kesimpulan
Ikebana berasal dari tradisi animisme orang zaman kuno yang menyusun
kembali tanaman yang sudah dipetik dari alam sesuai dengan
keinginannya. Ikebana juga adalah sebuah ekspresi yang kreatif dalam
bingkai aturan untuk membuat rangkaiannya. Materi yang digunakan
antara lain ; ranting-ranting, daun-daun, bermacam-macam bunga dan
rerumputan yang dirangkai sedemikian rupa sehingga menjadi sebuah
kombinasi warna bentuk alamiah dan lain-lain.
Shuji merupakan menulis kaligrafi jepang. Pengetahuan akan seni kaligrafi
adalah salah satu langkah yang penting di dalam memahami budaya
Jepang. Kaligrafi bukan hanya sebuah latihan menulis yang baik, tetapi
lebih merupakan awal mulanya bentuk seni dari oriental. Kaligrafi adalah
sebuah kombinasi antara skill dan imajinasi seseorang yang telah belajar
secara intensif penggunaan kombinasi-kombinasi garis-garis.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
http://rangkaianikebana.blogspot.com/2007/10/sejarah-ikebana.html.
diunduh 13 september 2011 pukul 19.45
http://id.wikipedia.org/wiki/Ikebana diunduh 14 september 2011 20.05
Kenji Sekiguchi’s Japanese Calligraphy
Weblog http://kenjishodokai.com/?page_id=119 diunduh 14 september
2011 pukul 20.45
http://ismailfaruqi.wordpress.com/2007/06/08/shuji-kaligrafi-jepang/ diund
uh 14 september
2011 pukul 22.15