JENIS TUMBUHAN PAKU DI KAWASAN RAWA …penelitian dan mengambil spesies tumbuhan paku yang ditemukan...

23
Prosiding Seminar Nasional Lahan Basah Tahun 2016 Jilid 1: 141-145 ISBN: 978-602-6483-33-1 © 2017. Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Lambung Mangkurat 141 JENIS TUMBUHAN PAKU DI KAWASAN RAWA SUNGAI LUMBAH, KABUPATEN BARITO KUALA Ferns in the Swamp Area of Sungai Lumbah, Barito Kuala Regency Mukti Hastuti Nurinayah 1 *, Mochamad Arief Soendjoto 2 , Dharmono 1 1 Program Studi Magister Pendidikan Biologi, Program Pascasarjana FKIP Universitas Lambung Mangkurat, Jalan H. Hasan Basry Banjarmasin, Kalimantan Selatan 70123, Indonesia 2 Fakultas Kehutanan, Universitas Lambung Mangkurat, Jalan A. Yani Km.36 Banjarbaru, Kalimantan Selatan 70714, Indonesia *Surel korespondensi: [email protected] Abstract. Ferns (Pteridophyta) is pioneer plants who were able to survive on various environmental conditions, one of which is the peat swamp area in South of Kalimantan. They play on an important role in ecosystem. This research was conducted in the Sungai Lumbah swamp area where galam tree dominantly grow and rice field are developed. The purpose of the research was to determine ferns (Pteridophyta) in the swamp area. Data was collected through survey method. Ferns collected were growing along the road. Ferns were identified and described in accordance with their morphology. There were galam trees dan rice field in the swamp area of Sungai Lumbah. Seven species growing in the area were Stenochlaena palustris, Acrostichum sp., Blechnum sp., Nephrolepis hirsutula, Cyclosorus interruptus, Lygodium scandens, and Lygodium fexsuosum. Keywords: character, fern, survey, swamp 1. PENDAHULUAN Indonesia merupakan salah satu Negara yang memiliki keanekaragaman hayati tumbuhan tertinggi di dunia. Salah satu jenis tumbuhan yang banyak hidup di hutan Indonesia adalah tumbuhan paku. Tumbuhan paku merupakan tumbuhan yang mampu hidup dberbagai habitat baik epifit, terrestrial, maupun akuatik. Tumbuhan paku merupakan tumbuhan perintis yang mampu bertahan pada berbagai kondisi lingkungan, salah satunya adalah kawasan rawa di Kalimantan Selatan. Tumbuhan paku adalah bagian dari keanekaragaman hayati yang memiliki peran penting di dalam ekosistem. Tumbuhan paku memiliki keanekaragaman jenis yang tinggi dan mampu hidup dalam kondisi lingkungan yang bervariasi. Keberadaan paku- pakuan ini masih kurang mendapat perhatian dibanding kelompok tumbuhan lainnya dan sering kali terabaikan. Tumbuhan paku berperan penting dalam lingkungan. Tumbuhan ini menbentuk humus, melindungi tanah dari erosi, menjaga kelembaban tanah, dan menjadi salah satu tumbuhan poinir pada tahap awal suksesi ekosistem hutan. Selain itu, tumbuhan paku juga memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi terutama pada keindahannya sebagai tanaman hias (Rismunandar dan Ekowati, 1991). Tumbuhan paku sebagai bagian dari keanekaragaman hayati merupakan tumbuhan yang memiliki fungsi ekologis cukup penting di dalam ekosistem dan berperan sebagai sumber plasma nutfah, serta sebagai sumber pangan dan obat- obatan (Suraida, 2013). Oleh sebab itu, tumbuhan ini perlu mendapat perhatian cukup besar di dalam pengelolaannya, agar dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat. Kawasan rawa Sungai Lumbah terletak di Desa Sungai Lumbah, Kecamatan Alalak, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan, tepatnya di Jalan Trans Kalimantan. Kawasan ini merupakan salah satu contoh kawasan rawa yang menarik untuk diteliti, karena belum tereksplorasi dan belum mengalami alih fungsi lahan. Oleh karena itu, kawasan rawa Sungai Lumbah belum mengalami kerusakan sehingga masih banyak tumbuhan yang ada di kawasan ini, salah satunya adalah tumbuhan paku. Kondisi kawasan rawa Sungai Lumbah yaitu rawa hutan dengan pohon galam dan persawahan. Kawasan rawa Sungai Lumbah berada di dataran rendah, sehingga selalu terendam air. Kawasan rawa Sungai Lumbah merupakan perairan rawa. Kondisi kawasan terdiri atas beberapa ekosistem, yaitu sungai, persawahan, rawa hutan galam, dan rawa semak. Kondisinya masih alami dan dengan kondisi ekosistem yang masih baik. Fungsi kawasan rawa Sungai Lumbah

Transcript of JENIS TUMBUHAN PAKU DI KAWASAN RAWA …penelitian dan mengambil spesies tumbuhan paku yang ditemukan...

Page 1: JENIS TUMBUHAN PAKU DI KAWASAN RAWA …penelitian dan mengambil spesies tumbuhan paku yang ditemukan di sepanjang jalur yang dilewati. ... spora terletak di bagian ujung tangkai atau

Prosiding Seminar Nasional Lahan Basah Tahun 2016 Jilid 1: 141-145 ISBN: 978-602-6483-33-1

© 2017. Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Lambung Mangkurat 141

JENIS TUMBUHAN PAKU DI KAWASAN RAWA SUNGAI LUMBAH, KABUPATEN BARITO KUALA

Ferns in the Swamp Area of Sungai Lumbah, Barito Kuala Regency

Mukti Hastuti Nurinayah 1*, Mochamad Arief Soendjoto 2, Dharmono 1

1 Program Studi Magister Pendidikan Biologi, Program Pascasarjana FKIP Universitas Lambung Mangkurat, Jalan H. Hasan Basry Banjarmasin, Kalimantan Selatan 70123, Indonesia

2 Fakultas Kehutanan, Universitas Lambung Mangkurat, Jalan A. Yani Km.36 Banjarbaru, Kalimantan Selatan 70714, Indonesia

*Surel korespondensi: [email protected]

Abstract. Ferns (Pteridophyta) is pioneer plants who were able to survive on various environmental conditions, one of which is the peat swamp area in South of Kalimantan. They play on an important role in ecosystem. This research was conducted in the Sungai Lumbah swamp area where galam tree dominantly grow and rice field are developed. The purpose of the research was to determine ferns (Pteridophyta) in the swamp area. Data was collected through survey method. Ferns collected were growing along the road. Ferns were identified and described in accordance with their morphology. There were galam trees dan rice field in the swamp area of Sungai Lumbah. Seven species growing in the area were Stenochlaena palustris, Acrostichum sp., Blechnum sp., Nephrolepis hirsutula, Cyclosorus interruptus, Lygodium scandens, and Lygodium fexsuosum. Keywords: character, fern, survey, swamp

1. PENDAHULUAN Indonesia merupakan salah satu Negara yang

memiliki keanekaragaman hayati tumbuhan tertinggi di dunia. Salah satu jenis tumbuhan yang banyak hidup di hutan Indonesia adalah tumbuhan paku. Tumbuhan paku merupakan tumbuhan yang mampu hidup dberbagai habitat baik epifit, terrestrial, maupun akuatik.

Tumbuhan paku merupakan tumbuhan perintis yang mampu bertahan pada berbagai kondisi lingkungan, salah satunya adalah kawasan rawa di Kalimantan Selatan. Tumbuhan paku adalah bagian dari keanekaragaman hayati yang memiliki peran penting di dalam ekosistem. Tumbuhan paku memiliki keanekaragaman jenis yang tinggi dan mampu hidup dalam kondisi lingkungan yang bervariasi. Keberadaan paku-pakuan ini masih kurang mendapat perhatian dibanding kelompok tumbuhan lainnya dan sering kali terabaikan.

Tumbuhan paku berperan penting dalam lingkungan. Tumbuhan ini menbentuk humus, melindungi tanah dari erosi, menjaga kelembaban tanah, dan menjadi salah satu tumbuhan poinir pada tahap awal suksesi ekosistem hutan. Selain itu, tumbuhan paku juga memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi terutama pada keindahannya sebagai tanaman hias (Rismunandar dan Ekowati, 1991). Tumbuhan paku sebagai bagian dari

keanekaragaman hayati merupakan tumbuhan yang memiliki fungsi ekologis cukup penting di dalam ekosistem dan berperan sebagai sumber plasma nutfah, serta sebagai sumber pangan dan obat-obatan (Suraida, 2013). Oleh sebab itu, tumbuhan ini perlu mendapat perhatian cukup besar di dalam pengelolaannya, agar dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat.

Kawasan rawa Sungai Lumbah terletak di Desa Sungai Lumbah, Kecamatan Alalak, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan, tepatnya di Jalan Trans Kalimantan. Kawasan ini merupakan salah satu contoh kawasan rawa yang menarik untuk diteliti, karena belum tereksplorasi dan belum mengalami alih fungsi lahan. Oleh karena itu, kawasan rawa Sungai Lumbah belum mengalami kerusakan sehingga masih banyak tumbuhan yang ada di kawasan ini, salah satunya adalah tumbuhan paku. Kondisi kawasan rawa Sungai Lumbah yaitu rawa hutan dengan pohon galam dan persawahan. Kawasan rawa Sungai Lumbah berada di dataran rendah, sehingga selalu terendam air.

Kawasan rawa Sungai Lumbah merupakan perairan rawa. Kondisi kawasan terdiri atas beberapa ekosistem, yaitu sungai, persawahan, rawa hutan galam, dan rawa semak. Kondisinya masih alami dan dengan kondisi ekosistem yang masih baik. Fungsi kawasan rawa Sungai Lumbah

Page 2: JENIS TUMBUHAN PAKU DI KAWASAN RAWA …penelitian dan mengambil spesies tumbuhan paku yang ditemukan di sepanjang jalur yang dilewati. ... spora terletak di bagian ujung tangkai atau

Prosiding Seminar Nasional Lahan Basah Tahun 2016 Jilid 1: 141-145 ISBN: 978-602-6483-33-1

© 2017. Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Lambung Mangkurat 142

tersebut adalah untuk sumber air, usaha pertanian dan sebagai sarana transportasi warga antar desa.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman jenis tumbuhan paku yang ada di kawasan rawa Sungai Lumbah. Diharapkan dengan adanya penelitian ini, dapat bermanfaat untuk memperkaya informasi mengenai jenis tumbuhan paku (Pteridophyta) yang mampu hidup di kawasan rawa yang sebagian besar wilayahnya masih tergenang air, dengan kondisi air cenderung asam.

2. METODE

Penelitian deskriptif ini berdasarkan pada observasi atau pengamatan langsung di lapangan untuk. Untuk observasi digunakan metode jelajah, yaitu dengan menjelajahi setiap sudut kawasan penelitian dan mengambil spesies tumbuhan paku yang ditemukan di sepanjang jalur yang dilewati.

Pengumpulan data dilakukan antara bulan Juli hingga Oktober 2016 di kawasan rawa Sungai Lumbah, Jalan Trans Kalimantan Kecamatan Alalak Kabupaten Barito Kuala. Paku diidentifikasi di Program Studi Magister Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin. Populasi dalam penelitian ini adalah semua spesies tumbuhan paku yang terdapat di kawasan rawa Sungai Lumbah. Sampel pada penelitian ini adalah semua jenis tumbuhan paku yang ditemukan pada area jelajah.

Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu alat tulis, kamera, plastik, dan gunting. Pengukuran parameter juga dilakukan yaitu pengukuran dengan alat soiltester, pH meter, dan salinometer.

Survei awal dilakukan untuk mengetahui kondisi kawasan yang akan diteliti serta jalur yang bisa dilewati, sehingga metode pengambilan sampel dapat ditentukan dan dilakukan dengan mudah. Sampel diambil secara lengkap yang meliputi akar, batang, daun untuk selanjutya diidentifikasi menurut karakter morfologi vegetatif (akar, batang, dan daun) dan generatif (spora). Apabila pada suatu jenis tumbuhan paku tidak ditemukan spora, maka identifikasi hanya dilakukan pada karakter morfologi vegetatifnya saja. Identifikasi sampai pada tingkat spesies jenis tumbuhan paku. Rujukannya adalah buku acuan Jenis Paku Indonesia. Paku yang telah selesai diidentifikasi dideskripsikan. Pendeskripsian dilakukan menggunakan tambahan informasi dari berbagai artikel, jurnal, dan buku yang relevan.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN Di kawasan rawa Sungai Lumbah Barito Kuala

ditemukan 7 spesies tumbuhan paku yang tergolong

ke dalam 6 genus dan 5 famili (Tabel 1). Jenis-jenis itu adalah kelakai (Stenochlaena palustris), Blechnum sp., Nephrolepis hirsutula, Cyclosorus interruptus, Lygodium scandens, Acrostichum sp., dan Lygodium fexsuosum. Kondisi lingkungan area tumbuhnya disajikan pada Tabel 2. Tabel 1. Spesies tumbuhan paku di kawasan rawa

Sungai Lumbah

Tabel 2. Parameter lingkungan kawasan rawa Sungai

Lumbah

No. Parameter Lingkungan

Hasil

1. Kadar garam (salinitas) 1,000 ppm 2. Keasaman air 2,8-2,9 3. Kelembaban tanah 100% 4. Keasaman tanah 4,3

Stenoclaena palustris. Paku yang dikenal dengan nama lokal kelakai ini berakar serabut coklat yang terdapat pada rimpang (rizoma). Rimpangnya berbentuk silinder dengan arah tumbuh menjalar. Rimpang berwarna coklat dengan permukaan yang bersisik. S. palustris memiliki batang berwarna hijau, berbentuk bulat dengan arah tumbuh tegak dan menjalar, bahkan menempel pada pohon yang ada di sekitarnya. Susunan daunnya menyirip dengan sifat fertile dan steril. Helaian daun berbentuk lonjong (bulat memanjang) dengan duduk daun berseling antara daun yang satu dengan daun yang lain. Helaian daun memiliki pangkal daun tumpul, ujung daun runcing, tepi daun bergeri, dan memiliki tekstur daun yang kaku. Daun mudanya berwarna merah yang kemudian berubah hijau bila telah tua. Permukaan daun mengkilap. Sorus terletak di bagian tepi daun fertil dengan bentuk bulat. Sorus berwarna coklat dengan jumlah yang banyak. Suhartono (2008) menjelaskan bahwa Stenochlena palustris mampu berperan sebagai antinyeri maupun antiradang, yang mekanisme pembentukkannya melibatkan reaksi oksidatif oleh molekul peroksida.

No. Family Nama ilmiah Nama

lokal*/Indonesia

1. Polypodaceae Stecnochlena palustris Kelakai* 2. Acrostichum sp. Paku laut 3. Schizaeceae Lygodium scandens Paku tali 4. Lygodium flexuosum Paku hata

kembang 5. Blechnaceae Blechnum sp. - 6. Davalliaceae Nephrolepis hirrsutula Paku kinca 7. Thelypteridaceae Cyclosorus interruptus -

Page 3: JENIS TUMBUHAN PAKU DI KAWASAN RAWA …penelitian dan mengambil spesies tumbuhan paku yang ditemukan di sepanjang jalur yang dilewati. ... spora terletak di bagian ujung tangkai atau

Prosiding Seminar Nasional Lahan Basah Tahun 2016 Jilid 1: 141-145 ISBN: 978-602-6483-33-1

© 2017. Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Lambung Mangkurat 143

Gambar 1. Stenochlaena palustris

Gambar 3 Lygodium scandens

Gambar 2 Acroatichum sp.

Acrostichum sp. Paku yang dikenal dengan

nama paku laut atau piai ini berakar serabut coklat yang terdapat pada rimpang (rizoma). Rimpangnya berbentuk silinder dengan arah tumbuh tegak. Rimpang berwarna coklat dengan permukaan yang bersisik. Batangnya berwarna hijau, berbentuk bulat sedikit pipih dengan arah tumbuh tegak agak menjalar, bewarna hijau dan tidak melakukan percabangan. Susunan daun menyirip dengan sifat fertil. Helaian daun berbentuk lonjong dengan duduk daun berseling antara daun yang satu dengan daun yang lain. Helaian daun memiliki pangkal daun memundar, ujung daun tumpul, tepi daun rata, dan memiliki tekstur daun yang kaku seperti kulit. Daun berwarna hijau dengan permukaan daun yang gundul. Sorusnya terletak di bagian permukaan bawah daun. Daun yang menghasilkan sorus atau spora terletak di bagian ujung tangkai atau pucuk. Sorus berwarna merah bata dengan jumlah banyak.

Di Malaya rimpang dan daun sterilnya diambil

kemudian diparut atau dihaluskan dapat dipergunakan sebagai obat tapal kuda atau bisul. Daun yang sudah tua dimanfaatkan untuk pembuatan atap rumah (LIPI, 1980). Menurut Raja (2014), Acrostichum dapat digunakan sebagai obat analgesik, antiinflamasi, antifertility, antioksidant, dan cytoxic activities. Kandungan yang terdapat pada tumbuhan paku ini antara lain alkaloid, saponin, tanin, sterol, triterpinoid, tetrakosan, ponasteron, dan pterosteron.

Lygodium scandens. Paku ini berakar serabut dan berwarna coklat gelap yang terdapat pada rimpang (rizoma). Rimpangnya berukuran kecil dengan arah tumbuh tegak. Rimpang berwarna coklat dengan permukaan yang bersisik. Batangnya berwarna hijau, berbentuk bulat dengan arah tumbuh merambat, bewarna hijau hingga coklat (saat dewasa) dan melakukan percabangan khususnya pada ranting pertama. Tumbuhan paku ini suka dengan sinar matahari sehingga disebut dengan “fern sun”. Paku ini akan merambat ke segala arah hingga merambat pada pohon yang ada di sekitarnya hingga membentuk kanopi sendiri, semakin lama akan membentuk kanopi yang sangat luas. Akibatnya tumbuhan atau pohon akan mati, ketika tidak mendapatkan cahaya matahari. Daun menyirip dengan sifat fertil dan steril. Helaian daun berbentuk segitiga dengan duduk daun berseling antara daun yang satu dengan daun yang lain. Helaiaan daun memiliki pangkal daun rata, ujung daun tumpul, tepi daun fertil bergerigi dan untuk daun steril memiliki tepi yang rata, tekstur daunnya seperti kulit. Daun bewarna hijau dengan permukaan daun yang licin. Sorus berada dalam strobilus yang terletak di tepi daun fertil. Strobilus berbentuk kerucut, saat muda bewarna hijau setelah tua akan menjadi coklat. IUCN (2011), Lygodium scandens dapat digunakan sebagai obat. Habitatnya di tanah (terestrial) atau lahan tidak tergenang. Walaupun demikian, tumbuhan banyak ditemukan di tepian sungai, galengan persawahan, dan tanah terbuka sekitar rawa hutan galam.

Lygodium flexuosum. L. flexsuosum berakar

serabut, berwarna coklat gelap, dan terdapat pada rimpang (rizoma). Rimpangnya kecil, arah tumbuh tegak, dan berwarna coklat dengan permukaan bersisik. Batangnya hijau, berbentuk bulat dengan arah tumbuh merambat, berwarna hijau hingga coklat (saat dewasa) dan bercabang khususnya pada ranting pertama. Daunnya menyirip dengan sifat fertil dan steril. Helaian daun berbentuk lanset dan segitiga dengan duduk daun berseling, serta

Page 4: JENIS TUMBUHAN PAKU DI KAWASAN RAWA …penelitian dan mengambil spesies tumbuhan paku yang ditemukan di sepanjang jalur yang dilewati. ... spora terletak di bagian ujung tangkai atau

Prosiding Seminar Nasional Lahan Basah Tahun 2016 Jilid 1: 141-145 ISBN: 978-602-6483-33-1

© 2017. Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Lambung Mangkurat 144

Gambar 4. Lygodium flexuosum

Gambar 5. Blechnum sp.

memiliki pangkal membundar, ujung meruncing, dan tepi daun fertil bergerigi. Daun steril memiliki tepi rata dan tekstur daunnya seperti kulit. Daun berwarna hijau dengan permukaan licin. Sorus dalam bentuk strobilus yang terletak di tepi daun fertil. Strobilus berbentuk kerucut, saat muda berwarna hijau dan setelah tua menjadi coklat. Walaupun bukan tumbuhan rawa, genus ini mampu tumbuh di sekitar perairan. Menurut Pemberton (2002), Lygodium mampu tumbuh di tanah basah dan bahkan tergenang air. Sporanya memerlukan kondisi lembab untuk berkecambah (Brown, 1984).

Blechnum sp. Blechnum sp. berakar serabut

dan berwarna coklat. Rimpang berukuran kecil dengan arah tumbuh tegak dengan bentuk silinder. Rimpang memiliki sisik bewarna coklat. Batangnya berbentuk bulat atau silinder dengan arah tumbuh tegak. Tumbuhan paku ini tidak memiliki percabangan. Warna batangnya hijau hingga kecoklatan saat tua. Daunnya berselang-seling antara daun satu dengan daun yang lain. Daunnya dua jenis yaitu daun fertil dan steril. Daun memanjang dengan pangkal daun tumpul dan ujung runcing. Helaian daun bertepi rata dengan tekstur kaku, berwarna hijau tua, serta permukaan licin atau gundul. Ciri khas Blechnaceae adalah sorus yang memanjang di sepanjang tepi tulang daun (sisi bawah daun). Warna sorusnya coklat dan spora memanjang berwarna coklat.

Nephrolepis hirsutula. N. hirrsutula memiliki

akar serabut berwarna coklat yang terdapat pada rimpang (rizoma). Rimpang berukuran kecil dengan arah tumbuh tegak. Rimpang berwarna coklat dengan permukaan yang licin. Batangnya berwarna hijau, berbentuk bulat pipih dengan arah tumbuh tegak, bewarna hijau hingga coklat (saat dewasa) dan tidak melakukan percabangan. Terdapat dua jenis daun, yaitu daun fertil dan daun steril. Helaian daun berbentuk memanjang dengan duduk daun berseling antara daun yang satu dengan daun yang lain. Helaian daun memiliki pangkal daun tumpul, ujung daun runcing, tepi daun baik fertile maupun steril yaitu berombak, tekstur daunnya seperti kulit. Daunnya hijau dengan permukaan licin. Sorus bulat dan terletak di permukaan bawah daun. Sorus hijau saat muda dan coklat saat sudah tua.

Cyclosorus interruptus. Tumbuhan paku ini tumbuh di tanah (terrestrial). Akarnya serabut berwarna coklat. Rimpang tumbuhan berbentuk silinder dengan arah tumbuh tegak, dengan permukaannya licin. Batangnya hijau hingga coklat, pipih, dan arah tumbuh tegak. Tidak memiliki percabangan, dan warna batang. Daun dengan susunan berselang-seling antara daun satu dengan daun lainnya. Sifat daun tumbuhan paku ini ada yang fertil dan steril. Helaiannya memanjang dengan pangkal daun tumpul dan ujung daunnya runcing. Daun tumbuhan paku ini berwarna hijau hingga hijau tua, bertekstur keras, tepi daunnya bergelombang, dan permukaannya licin. Sorus tumbuhan paku ini sorus berwarna coklat, terletak di sisi bawah daun, dan tersusun secara zig-zag mengikuti bentuk tepi daunnya. Bentuk sorusnya adalah bulat dan spora yang memanjang. Kelembaban yang tinggi dan beberapa kawasan yang masih tergenang air merupakan habitat yang cocok bagi C. interruptus. Tumbuhan paku ini biasanya terdapat pada daerah dengan kadar air yang banyak (Daryanti, 2009).

Gambar 6. Nephrolepis hirrsutula

Page 5: JENIS TUMBUHAN PAKU DI KAWASAN RAWA …penelitian dan mengambil spesies tumbuhan paku yang ditemukan di sepanjang jalur yang dilewati. ... spora terletak di bagian ujung tangkai atau

Prosiding Seminar Nasional Lahan Basah Tahun 2016 Jilid 1: 141-145 ISBN: 978-602-6483-33-1

© 2017. Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Lambung Mangkurat 145

4. SIMPULAN

Tujuh spesies tumbuhan paku ditemukan tumbuh di kawasan rawa Sungai Lumbah. Tumbuhan itu adalah Stenochlaena palustris, Acrostichum sp., Blechnum sp., Nephrolepis hirsutula, Cyclosorus interruptus, Lygodium scandens, dan L. fexsuosum.

5. UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terima kasih disampaikan kepada Kepala Desa Sungai Lumbah, Kabupaten Barito Kuala yang telah mengizinkan penelitian di kawasan rawa Sungai Lumbah.

6. DAFTAR PUSTAKA Brown, V.N. (1984). A Biosystematic Study of the Fern

Genus Lygodium in Eastern North America. Tesis. Florida: University of Central Florida.

Daryanti. (2009). Keanekaragaman Paku-pakuan Terestrial di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo. Tesis. Medan: Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

IUCN. (2011). Lygodium microphyllum. The IUCN Red List of Threatened Species 2011.

Lembaga Biologi Nasional. (1980). Jenis Paku Indonesia. Bogor: LIPI.

Raja, S. & Ravindranadh, K. (2014). A Complete Profile on Acrostichum Aureum-Traditional Uses, Pharmacological Activities and Phytoconstituents. World Journal of Pharmaceutical Research. 3(10): 624-630.

Rismunandar & Ekowati. (1991). Tanaman Hias Paku-pakuan. Jakarta: Penebar Swadaya.

Suhartono, E. (2008). Potention of Aquaeus Extract Kalakai as Antiinflammation by Oxidative Mechanism. Congress International Korean Medicine, h.22-23. Korea: Sangji University.

Suraida, Susanti, T., & Amriyanto, R. (2013). Keanekaragaman Tumbuhan Paku (Pteridophyta) di Taman Hutan Kenali Jambi. Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung. h. 387-392. Bandar Lampung: FMIPA Universitas Lampung.

-----

Gambar 7. Cyclosorus interruptus

Page 6: JENIS TUMBUHAN PAKU DI KAWASAN RAWA …penelitian dan mengambil spesies tumbuhan paku yang ditemukan di sepanjang jalur yang dilewati. ... spora terletak di bagian ujung tangkai atau
Page 7: JENIS TUMBUHAN PAKU DI KAWASAN RAWA …penelitian dan mengambil spesies tumbuhan paku yang ditemukan di sepanjang jalur yang dilewati. ... spora terletak di bagian ujung tangkai atau
Page 8: JENIS TUMBUHAN PAKU DI KAWASAN RAWA …penelitian dan mengambil spesies tumbuhan paku yang ditemukan di sepanjang jalur yang dilewati. ... spora terletak di bagian ujung tangkai atau

PROSIDING SEMINAR NASIONAL LAHAN BASAH

TAHUN 2016 JILID 1

Penyunting: Mochamad Arief Soendjoto

Dharmono Maulana Khalid Riefani

Lambung Mangkurat University Press

Banjarmasin

Page 9: JENIS TUMBUHAN PAKU DI KAWASAN RAWA …penelitian dan mengambil spesies tumbuhan paku yang ditemukan di sepanjang jalur yang dilewati. ... spora terletak di bagian ujung tangkai atau
Page 10: JENIS TUMBUHAN PAKU DI KAWASAN RAWA …penelitian dan mengambil spesies tumbuhan paku yang ditemukan di sepanjang jalur yang dilewati. ... spora terletak di bagian ujung tangkai atau

PROSIDING SEMINAR NASIONAL LAHAN BASAH TAHUN 2016 JILID 1 Potensi, Peluang, dan Tantangan Pengelolaan Lingkungan Lahan Basah Secara Berkelanjutan Banjarmasin, 05 November 2016

Penyunting/Editor: Mochamad Arief Soendjoto Dharmono Maulana Khalid Riefani Pendesain Sampul: Halimudair Penyelenggara: Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Lambung Mangkurat Jalan Hasan Basri, Kayutangi, Banjarmasin 70123 Mitra Penyelenggara: Himpunan Mahasiswa Pacasarjana Pendidikan Biologi, Universitas Lambung

Mangkurat Diterbitkan oleh: Lambung Mangkurat University Press, 2017 d/a Pusat Pengelolaan Jurnal dan Penerbitan Unlam Jl. H.Hasan Basry, Kayu Tangi, Banjarmasin 70123 Gedung Rektorat Unlam Lt 2 Telp/Faks. 0511-3305195 ——————————————————————————————————————————————— Hak cipta dilindungi oleh Undang-undang Dilarang memperbanyak Buku ini sebagian atau seluruhnya, dalam bentuk dan cara apa pun, baik secara mekanik maupun elektronik, termasuk fotocopi, rekaman dan lain-lain tanpa izin tertulis dari penerbit ——————————————————————————————————————————————— xvi + 436 h 20 x 28 cm Cetakan pertama, April 2017 ISBN: 978-602-6483-33-1

Page 11: JENIS TUMBUHAN PAKU DI KAWASAN RAWA …penelitian dan mengambil spesies tumbuhan paku yang ditemukan di sepanjang jalur yang dilewati. ... spora terletak di bagian ujung tangkai atau

© 2017. Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Lambung Mangkurat iv

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Prosiding Seminar Nasional Lahan Basah Tahun 2016, Universitas Lambung

Mangkurat telah selesai diterbitkan. Prosiding ini bisa jadi ditunggu-tunggu oleh para pemakalah, karena sebagai bukti bahwa para pemakalah ini telah menjalankan tugas menyampaikan, mentransfer, menyebarluaskan, mengomunikasikan, atau berbagi (berandil, sharing) ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (ipteks) yang dikuasainya dengan komunitas pemakalah atau orang lain yang memiliki bidang ilmu sama atau bahkan berbeda sama sekali. Pada sisi lain, prosiding ini menjadi petunjuk bahwa banyak hal terkait dengan lahan basah yang perlu menjadi perhatian semua kalangan, baik di Kalimantan Selatan maupun di luar Kalimantan Selatan. Lahan basah bukan sekedar perairan dan seterusnya seperti yang didefinisikan dalam Konvensi Ramsar. Lahan basah adalah potensi, peluang, dan tantangan untuk kesejahteraan manusia atau lebih daripada itu, lahan basah adalah kehidupan alam.

Prosiding ini memang tidak bisa diterbitkan pada tahun 2016, tahun penyelenggaraan seminar. Seperti diketahui, seminar nasional ini tepatnya diselenggarakan pada tanggal 05 November 2016. Tidak cukup waktu bagi para penyunting atau editor untuk menyelesaikan suntingannya sampai akhir tahun 2016. Selain harus menyelesaikan tugas rutinnya pada akhir tahun, para penyunting harus mengerjakan tugas lain yang tidak kalah pentingnya, yaitu membenahi secara hati-hati banyak hal terkait dengan makalah yang telah disampaikan pada seminar nasional, terutama format makalah atau kebahasaan. Saya pikir hal ini wajar, apabila kemudian prosiding baru bisa diterbitkan pada tahun 2017.

Prosiding ini dibuat dalam format cetakan tiga jilid. Pembagian ini lebih ditekankan pada (1) kepraktisan agar para pembaca tidak mengalami kesulitan ketika membawa prosiding dengan ketebalan seluruhnya sekitar 1.000 halaman dan (2) ketidak-mudahan jilidannya untuk rusak, karena prosiding dibuka-tutup selama pembaca menikmati makalah (artikel prosiding). Prosiding Jilid 1 memuat fokus (1) Konservasi dan Biodiversitas, (2) Pertanian dan Ketahanan Pangan, (3) Bioteknologi, (4) Hukum dan Kebijakan, serta (5) Sosial, Masyarakat, dan Ekonomi; Jilid 2 memuat fokus (6) Seni dan Budaya, (7) Kedokteran, Obat-obatan, dan Kesehatan, (8) Teknik, Industri, dan Pertambangan, (9) Sumber Daya Alam dan Energi Alternatif Terbaharukan, serta (10) Pendidikan dan Pembelajarannya, dan Jilid 3 memuat artikel-artikel fokus 1 hingga fokus 10 yang penyuntingannya tersendat atau lambat.

Selain format cetakan, prosiding juga dibuat dalam format elektronik (pdf). Format ini diunggah dalam laman www.lppm.ulm.ac.id. Dalam format ini, artikel dimunculkan secara tunggal atau terpisah dari artikel lain.

Selaku Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Lambung Mangkurat, saya menyampaikan terima kasih kepada (1) para penyaji yang telah menyajikan artikelnya pada seminar nasional dan atau menyerahkan artikel tersebut untuk disunting dan akhirnya dimuat dalam prosiding, (2) para penyunting yang bekerja keras menyelesaikan prosiding, (3) para mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Pascasarjana Pendidikan Biologi Universitas Lambung Mangkurat yang membantu mensukseskan penyelenggaraan seminar, serta (4) staf LPPM Universitas Lambung Mangkurat yang memfasilitasi urusan administrasi.

Semoga Prosiding Seminar Nasional Lahan Basah Tahun 2016 ini bermanfaat.

Banjarmasin, Maret 2017 Ketua LPPM Universitas Lambung Mangkurat Prof. Dr. M. Arief Soendjoto, M.Sc.

Page 12: JENIS TUMBUHAN PAKU DI KAWASAN RAWA …penelitian dan mengambil spesies tumbuhan paku yang ditemukan di sepanjang jalur yang dilewati. ... spora terletak di bagian ujung tangkai atau

© 2017. Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Lambung Mangkurat v

Page 13: JENIS TUMBUHAN PAKU DI KAWASAN RAWA …penelitian dan mengambil spesies tumbuhan paku yang ditemukan di sepanjang jalur yang dilewati. ... spora terletak di bagian ujung tangkai atau

© 2017. Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Lambung Mangkurat vi

DAFTAR ISI

Laporan Ketua Panitia Seminar Nasional Lahan Basah Tahun 2016 Universitas Lambung Mangkurat ……………………………………………………………………………………………………

ix

Sambutan Rektor Universitas Lambung Mangkurat ……………………………………………………. x

Panitia Seminar Nasional Lahan Basah Tahun 2016 …………………………………………………... xi

Petunjuk Umum Seminar Nasional Lahan Basah Tahun 2016 ………………………………………... xii

JILID 1 (dari 3)

MAKALAH UTAMA ………………………………………………………………………………………… 1

Ekowisata di Lahan Basah ………………………………………………………………………………… Hadi S. Alikodra

2-6

Lahan Basah, Kearifan Lokal dan Teknologi …………………………………………………………… Gusti Muhammad Hatta

7-13

Potensi, Eksploitasi, dan Konservasi Lahan Basah Indonesia Berkelanjutan ……………………… Mohamad Amin

14-22

MAKALAH PANEL ………………………………………………………………………………………… 23

Kemelimpahan Tegakan di Kawasan Bantaran Sungai Barito Desa Simpang Arja, Kecamatan Rantau Badauh, Kabupaten Barito Kuala ………………………………………………………………

Agustina Ambar Pertiwi, Dharmono, Sri Amintarti

24-31

Jarak Jelajah Harian dan Aktivitas Pergerakan Bekantan (Nasalis larvatus Wurmb) di Pulau Bakut, Kabupaten Barito Kuala ……………………………………………………………………………

Amalia Rezeki, Zainudin

32-36

Identifikasi Plankton pada Saluran Pencernaan Teripang Keling (Holothuria atra) di Pantai Bama, Taman Nasional Baluran …………………………………………………………………………………

Darmawan Setia Budi, Muhammad Faizal Ulkhaq, Hapsari Kenconojati, Muhammad Hanif Azhar

37-40

Keanekaragaman Jenis Tumbuhan Mangrove di Kawasan Pesisir Tabulo Selatan, Kabupaten Bualemo, Provinsi Gorontalo ……………………………………………………………………………

Dewi Wahyuni K. Baderan

41-44

Spesies Kelelawar pada Kawasan Lahan Basah di Desa Simpang Arja, Kecamatan Rantau Badauh, Kabupaten Barito Kuala …………………………………………………………………………

Muhammad Rezha Fahlevi, Dharmono, Kaspul

45-53

Upaya Konservasi dan Rehabilitasi Lahan Gambut melalui Pengembangan Industri Perkebunan Sagu …………………………………………………………………………………………………………

Herman

54-61

Keanekaragaman Rotan di Sekitar Air Terjun Rampah Menjangan Loksado Kabupaten Hulu Sungai Selatan ………………………………………………………………………………………………

Hery Fajeriadi, Dharmono, Muchyar

62-65

Keragaman Burung Air di Rawa Aopa, Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai …………………. Indra A. S. L. P. Putri

66-73

Kerapatan dan Pola Disribusi Teratai (Nymphaea Sp.) di Padang Penggembalaan Kerbau Rawa Desa Pandak Daun, Kabupaten Hulu Sungai Selatan ………………………………………………….

Muhammad Arsyad

74-79

Keragaman Jenis Penyusun Tegakan Pada Beberapa Kedalaman Gambut di Kalimantan ……… Muhammad Abdul Qirom , Nurul Silva Lestari

80-85

Page 14: JENIS TUMBUHAN PAKU DI KAWASAN RAWA …penelitian dan mengambil spesies tumbuhan paku yang ditemukan di sepanjang jalur yang dilewati. ... spora terletak di bagian ujung tangkai atau

© 2017. Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Lambung Mangkurat vii

Kerapatan dan Pola Distribusi Kancil (Tragulus Javanicus) di Kawasan Air Terjun Rampah Menjangan, Loksado, Kabupaten Hulu Sungai Selatan ………………………………………………...

Muhammad Erza Yunizarrakha, Kaspul, Mahrudin

86-88

Capung di Kawasan Rawa Desa Sungai Lumbah, Kabupaten Barito Kuala ………………………… Muhammad Lutvi Ansari, Mochamad Arief Soendjoto, Dharmono

89-95

Kerapatan Populasi Bekantan (Nasalis larvatus) di Kawasan Gunung Kentawan, Loksado, Kabupaten Hulu Sungai Selatan …………………………………………………………………………..

Lozmy Abrary, Kaspul, Mahrudin

96-98

Aktivitas Makan dan Jenis Pakan Bekantan (Nasalis larvatus) di Pulau Bakut, Kabupaten Barito Kuala …………………………………………………………………………………………………………

Zainudin, Amalia Rezeki

99-104

Jenis Pisang yang Diperjualbelikan di Pasar Terapung Banjarmasin ………………………………… Ramlah, Vijay Hendrik Dewantara, Maulana Khalid Riefani

105-108

Keanekaragaman Kupu-Kupu di Kawasan Air Terjun Rampah Menjangan, Loksado, Kabupaten

Hulu Sungai Selatan ……………………………………………………………………………………

Pahrian Noor, Dharmono, Muchyar

109-112

Kerapatan Populasi Singapuar (Tarsius bancanus) di Kawasan Air Terjun Rampah Menjangan, Loksado, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Indonesia ...………………………………………………

Irwandi, Kaspul, Mahrudin

113-116

Keragaman Udang di Sungai Desa Pengambau Hulu, Kabupaten Hulu Sungai Tengah ………… Saidatun Ni’mah, Maudatil Ristiyani

117-122

Struktur Populasi Tumbuhan Sagu (Metroxylon sagu) di Kawasan Air Terjun Rampah Menjangan, Loksado, Kabupaten Hulu Sungai Selatan ………………………………………………………………

M. Fitriansyah, Dharmono, Muchyar

123-124

Kontribusi Arthropoda Kanopi dalam Menjaga Stabilitas Ekosistem pada Kebun Berbasis Sengon Laut (Paraserianthes Falcataria L.) dengan Budidaya Porang (Amorphophallus muelleri Blumei) (Schott) di Jember …………………………………………………………………………………………..

Ivone Wulandari Budiharto, Amin Setyo Leksono

125-134

Eksploitasi Reptil di DAS Mahakam Kalimantan Timur ………………………………………………… Teguh Muslim

135-140

Jenis Tumbuhan Paku di Kawasan Rawa Sungai Lumbah, Kabupaten Barito Kuala ……………… Mukti Hastuti Nurinayah, Mochamad Arief Soendjoto, Dharmono

141-145

Odonata di Hutan Kota Tanjung Persada, Tanjung, Provinsi Kalimantan Selatan ………………… Mochamad Arief Soendjoto, Maulana Khalid Riefani, Yudha Pahing Perdana

146-149

Pengendalian Hama Penggerek Buah Kopi (Hypothenemus Hampei Ferr.) pada Tanaman Kopi Arabika (Coffea Arabica L.) di Kebun Rante Karua, Tana Toraja, Sulawesi Selatan ………………

Ade Astri Muliasari, Suwarto, Nurfaaqna Syamsir

150-155

Daya Saing Agribisnis dan Potensi Pengembangan Cabe Hiyung di Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan …………………………………………………………………………………………

Hamdani, Umi Salawati, Rusmin Nuryadin

156-163

Potensi dan Kelayakan Tanaman Sagu untuk Konversi Perkebunan Kelapa Sawit di Lahan Gambut ……………………………………………………………………………………………………..

Herman

164-169

Hama Serangga Utama Padi di Lahan Rawa Pasang Surut …………………………………………... Maulia Aries Susanti, Muhammad Thamrin, Syaiful Asikin

170-179

Daun Kelor Sumber Mineral Seng (Zn) untuk Meningkatkan Libido dan Kualitas Semen Pejantan 180-186

Page 15: JENIS TUMBUHAN PAKU DI KAWASAN RAWA …penelitian dan mengambil spesies tumbuhan paku yang ditemukan di sepanjang jalur yang dilewati. ... spora terletak di bagian ujung tangkai atau

© 2017. Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Lambung Mangkurat viii

Sapi Bali ……………………………………………………………………………………………………… Nursyam Andi Syarifuddin, Abdul Latief Toleng, Djoni Prawira Rahardja, Ismartoyo, Muhammad Yusuf

Keragaan 25 Galur Mutan M7 Varietas Lokal Padi di Lahan Pasang Surut Barito Kuala, Kalimantan Selatan ………………………………………………………………………………………………….

Raihani Wahdah, Gusti Rusmayadi, Rahmi Zulhidiani

187-194

Pengukuran Keefisienan Teknis Usaha Tani Padi Sawah di Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan ………………………………………………………………………………………………………

Rifiana, Sadik Ikhsan

195-199

Komparatif Pemanfaatan Mekanisasi Pertanian Usahatani Padi di Desa Tabing Rimbah, Kecamatan Mandastana, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan ……………………………

Rosalyne Clara Veronica Panjaitan, Maryani, Husaini

200-204

Waktu Tanam Padi Sawah Rawa Pasang Surut Pulau Kalimantan di Tengah Perubahan Iklim Nur Wakhid, Haris Syahbuddin

205-212

Anatomi Akar dan Sifat Agronomi Empat Kultivar Jagung pada Kondisi Tercekam Genangan …… Sri Endang Agustina Rahayuningsih, Didik Indradewa, Endang Sulistyaningsih, Azwar Maas

213-216

Kematian Mencit Putih Jantan (Mus musculus) yang Diberi Berbagai Jenis Umpan Mengandung Larutan Umbi Gadung (Dioscorea Hispida) di Laboratorium ………………………………………......

Arnisa Irawan, Tuti Heiriyani, Gt. M. Sugian Noor

217-221

Pengaruh Pemberian Natrium Benzoat terhadap Keawetan Gula Palm Cair (Liquid Sugar) ……… Hj. Arfa Agustina Rezekiah, Rosidah R. Radam

222-225

Uji Mutu Fisik Mie dengan Penambahan Serbuk Daun Jinten pada Konsentrasi yang Berbeda … Budi Wibowotomo, Laili Hidayati, Mazarina Devi, Sadha Tri Bakti, Hamid Faishal

226-230

Penggunaan Silase Keong Rawa dalam Ransum yang Disimpan Selama 2, 4, dan 6 Minggu terhadap Keragaan Itik Alabio Fase Layer ………………………………………………………………

Siti Dharmawati, Nordiansyah Firahmi, Neni Widaningsih, Nely Yanur

231-238

Mengurangi Beban Pencemaran Limbah Kolam Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) dengan Mengkonversi Limbah Menjadi Biomas Bloodworm (Larva Chironomidae) ………………………..

Bambang Sulistiyarto, Restu

239-243

Respon Pertumbuhan Mikroalga Indigenous Synechococcus sp. dan Penurunan Konsentrasi Logam Berat Fe pada Media Kultur ……………………………………………………………………….

Gunawan, Totok Wianto

244-249

Penyisihan Logam Berat dan COD dalam Limbah Elektroplating pada Reaktor Evaporasi Tertutup Sistem Batch dengan Menggunakan Kayu Apu (Pistia stratiotes L) ………………………..

Badrus Zaman, Pertiwi Andarani, Maulina Cahyani, Septiani Hapsari

250-254

Pengaruh Pemberian Infusa Buah Rambai (Sonneratia caseolaris) terhadap Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli Secara in Vitro …………………………………………………………………..

Norhaida Lutfiasari, Sri Aminarti, Aulia Ajizah

255-259

Kandungan Gizi Bulu Babi (Diadema setosum) dan Potensi Cangkangnya sebagai Antibakteri Sugeng Hadinoto, Ignacius Dhani Sukaryono, Yessy Siahay

260-265

Daya Hambat Kitosan dari Cangkang Limbah Budidaya Kepiting “Soka” terhadap Empat Isolat Bakteri Pembentuk Histamin pada Ikan Tongkol (Euthynnus affinis) …………………………………

Siti Aisyah, Agustiana, Rabiatul Adawyah, Candra

266-272

Interpretasi Pola Grafik Hubungan Temperatur dan Waktu pada Pirolisis CPO Parit ………………. Abdullah, Badruzsaufari, Ahmad Budi Junaidi, Afdaliyah Hasibuan

273-277

Daya Proteksi Minyak Atsiri Zodia (Euvodia suaveolens) dalam Bentuk Spray terhadap Tempat Hinggap Nyamuk Aedes aegypti L. dan Culex quinquefasciatus ………………………………………

278-282

Page 16: JENIS TUMBUHAN PAKU DI KAWASAN RAWA …penelitian dan mengambil spesies tumbuhan paku yang ditemukan di sepanjang jalur yang dilewati. ... spora terletak di bagian ujung tangkai atau

© 2017. Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Lambung Mangkurat ix

Muhamat , Tri Wahyuni, Rusmiati, Jumar

Pengujian Formula Inokulum Mikroba Pengoksida Pirit pada Tanah Sulfat Masam ………………... Yulia Raihana, Muhammad Saleh

283-286

Tanggung Jawab Pemerintah dalam Menjaga Kualitas Lingkungan di Wilayah Penambangan Intan Tradisional Cempaka …………………………………………………………………………………

Abdul Halim Barkatullah, Ifrani, Dadang Abdullah

287-296

Sengketa Pertanahan Hak Masyarakat Adat dengan Hak Guna Usaha (HGU) Perkebunan Sawit di Kalimantan Selatan …………………………………………………………………………………

Fathul Achmadi Abby, Ifrani

297-305

Eksistensi Hak Ulayat (Bescikkingsrecht) dalam Otonomi Daerah …………………………………… Alinapia

306-314

Kearifan Lokal Masyarakat Desa Cemara Labat dalam Pelestarian Hutan Mangrof ……………….. Muhamad Tito

315-318

Strategi Komunikasi dalam Penguatan Kapasitas Kelembagaan pada Pengelolaan Lahan Gambut Melalui Peningkatan Sumberdaya Manusia di Sektor Pertanian Kalimantan Selatan

Hairi Firmansyah, Mira Yulianti, Muhammad Alif

319-322

Pengembangan Key Indicator Sosial Ekonomi Perikanan Laut Tangkap Berbasis Manajemen Ekosistem di Kabupaten Lamongan ………………………………………………………………………

Achmadi

323-331

Dampak Pola Asuh Permisif terhadap Penyimpangan Perilaku Seksual Remaja di Kecamatan Simpang Empat ……………………………………………………………………………………………...

Miranda Seftiana, Windy Daisy Maulidina

332-337

Pengaruh Interest Rate Risk, Kurs Risk, dan Finansial Risk terhadap Return Saham Perusahaan Farmasi ……………………………………………………………………………………………………….

Ali Sadikin, M. Ziad

338-342

Analisis Kualitas Desain Ruang Publik Kota Tepi Air. Studi Kasus: Siring Tendean Banjarmasin Dila Nadya Andini, Indah Mutia

343-349

Analisis Kinerja Kelompok Tani Nelayan di Pesisir Kota Bontang ……………………………………. Gusti Haqiqiansyah, Dayang Diah Fidhiani, Erwan Sulistianto

350-355

Biaya Reklamasi dan Revegetasi Lahan Bekas Tambang Batubara di Kalimantan Timur ………… Syamsu Eka Rinaldi, Suryanto, Ishak Yassir

356-361

Peran Sungai Pattunuang dalam Pengembangan Ekowisata di Obyek Wisata Alam Pattunuang Assue, Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung …………………………………………………….

Indra A. S. L. P. Putri

362-367

Strategi Pengembangan Agribisnis Komoditi Gula Aren Semut pada Koperasi Usaha Bersama (KUB) Mitra Mandala, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten ...............................................................

Is Eka Herawati

368-374

Studi tentang Motif Perilaku Masyarakat Pinggiran Sungai Martapura dalam Kegiatan MCK (Mandi-Cuci-Kakus) …………………………………………………………………………………………

Sukma Noor Akbar, Jehan Safitri

375-378

Model Inovasi Produk Perbankan Syariah Berbasis Nilai untuk Pengembangan Ekonomi di Lingkungan Lahan Basah ………………………………………………………………………………..

Siti Aliyati Albushairi, Nuril Huda, Ahmad Rifani

379-388

Tataniaga dan Peluang Pengembangan Gemor (Nothaphoebe Coriacea Kosterm.) di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah …………………………………………………………………………..

Susy Andriani, Wawan Halwany, Fajar Lestari, Sudin Panjaitan

389-394

Page 17: JENIS TUMBUHAN PAKU DI KAWASAN RAWA …penelitian dan mengambil spesies tumbuhan paku yang ditemukan di sepanjang jalur yang dilewati. ... spora terletak di bagian ujung tangkai atau

© 2017. Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Lambung Mangkurat x

Dinamika Pengetahuan Lokal Petani Banjar dalam Sistem Pertanian Modern di Lahan Rawa Pasang Surut ………………………………………………………………………………………………...

Taufik Hidayat

395-401

IbM pada Kelompok Pedagang Oleh-oleh Khqas Tanah Laut untuk Memperkuat Citra Tanah Laut sebagai Kota Pariwisata di Kalimantan Selatan …………………………………………………………

Nuryati, Nina Hairiyah, Meldayanoor

402-407

Nilai Manfaat Ekonomi dan Pengelolaan Waduk (Studi Kasus Waduk Ir. H. Juanda) ……………… Ahyar Ismail

408-414

Perbedaan Pola Perilaku Higienitas antara Masyarakat di Komplek Perumahan dan Masyarakat di Pinggiran Sungai ………………………………………………………………………………………….

Gregorius Edrik Lawanto

415-419

Respon Penawaran Padi di Kalimantan Selatan ………………………………………………………... Morista Hernawaty P., Abdurrahman, Nuri Dewi Yanti

420-425

Pemanfaatan Potensi Danau Limboto dengan Mengoptimalkan Peran Ibu Rumah Tangga untuk Meningkatkan Kreatifitas Keluarga Sejahtera (KKS) dan Pendapatan Masyarakat di Kecamatan Tilango, Gorontalo …………………………………………………………………………………………..

Muhammad Sayuti, Hasanuddin

436-430

Analisis Rantai Nilai Industri Komoditas Kelapa Sawit di Kalimantan Selatan ………………………. Dahniar, Arief Budiman, Rano Wijaya

431-436

-----

Page 18: JENIS TUMBUHAN PAKU DI KAWASAN RAWA …penelitian dan mengambil spesies tumbuhan paku yang ditemukan di sepanjang jalur yang dilewati. ... spora terletak di bagian ujung tangkai atau

© 2017. Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Lambung Mangkurat xi

LAPORAN KETUA PANITIA SEMINAR NASIONAL LAHAN BASAH TAHUN 2016

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Assalamualaikum wa rahmatullahi wa barakatuh. Salam sejahtera untuk kita semua. Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala berkah, rahmat, dan hidayah-Nya, sehingga pada hari ini kita dapat berkumpul bersama di tempat ini untuk menghadiri atau melaksanakan Seminar Nasional Lahan Basah Tahun 2016.

Seminar Nasional Lahan Basah 2016 ini merupakan wadah temu ilmiah yang diadakan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarat (LPPM) Universitas Lambung Mangkurat, sebagai fórum interaksi, kolaborasi, dan integrasi antara pendidik, peneliti, dan praktisi. Melalui seminar nasional ini kita dapat memberikan kontribusi positif terhadap kemajuan ilmu pengetahuan di Indonesia dan berbagi melalui penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang berbasis pada lahan basah. Seminar yang bertemakan “Potensi, Peluang, dan Tantangan Pengelolaan Lingkungan Lahan Basah Secara berkelanjutan” ini menghadirkan tiga pembicara utama, yaitu 1). Prof. Dr. Ir. Hadi S Alikodra (Guru Besar Ekologi Satwa, Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan IPB); 2). Prof. Dr. Ir. H Gusti Muhammad Hatta, MS (Guru Besar Fakultas Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat), dan 3). Prof. Dr. agr. Mohamad Amin, S.Pd, M.Si (Guru Besar Biologi FMIPA Universitas Negeri Malang).

Alhamdulillah, seminar ini disambut antusias oleh para akademisi dan praktisi dari seluruh Indonesia. Catatan kami menunjukkan bahwa jumlah makalah yang diterima dan akan dipresentasikan sebanyak 273 dengan topik kajian meliputi: 1). Konservasi dan Biodiversitas; 2). Pertanian dan Ketahanan Pangan; 3). Bioteknologi; 4). Hukum, dan Kebijakan; 5). Sosial, Masyarakat, dan Ekonomi; 6). Seni dan Budaya; 7). Kedokteran, obat-obatan dan Kesehatan; 8). Teknik, industri, dan pertambangan; 9). Sumber Daya Alam dan energy Alternatif Terbaharukan; 10). Pendidikan dan Pembelajarannya. Peserta pemakalah berasal dari berbagai perguruan tinggi, lembaga pendidikan, dan instansi di seluruh Indonesia; antara lain Universitas Andalas.Universitas Lancang Kuning (Pekanbaru), Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan, Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat, Universitas Esa Unggul Jakarta, Universitas Terbuka (UPBJJ-UT SERANG), Institut Pertanian Bogor, Universitas Diponegoro, Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Gadjah Mada, Universitas Negeri Malang, Universitas Airlangga PDD (Banyuwangi), Institut Teknik Surabaya, Universitas Mulawarman,Universitas Palangka Raya, IAIN Antasari Banjarmasin,Universitas Islam Kalimantan MAB, Politeknik Negeri Tanah Laut, Universitas Achmad Yani Banjarmasin,zdc STKIP PGRI Banjarmasin, Universitas Kristen Palangka Raya, ATPN Banjarbaru, Universitas Hasanuddin, Universitas Negeri Makassar, Universitas Sam Ratulangi, Politeknik Negeri Manado, Universitas Papua (Manokwari), Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BP2LHK) Makassar, Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Banjarbaru), Universitas Negeri Gorontalo, Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Konservasi Sumber Daya Alam,Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa,PT Riset Perkebunan Nusantara, Balai Litbang P2B2 Tanah Bumbu, Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Konservasi Sumber Daya Alam Samboja,Balai Riset dan Standardisasi Industri Ambon,SMPN 1 Paramasan,MTsN Amuntai Utara,dan SMA Muhammadiyah Kuala Kapuas. Universitas Brawijaya, dan tentu saja Universitas Lambung Mangkurat sebagai tuan rumah.

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada Rektor Universitas Lambung Mangkurat, Ketua dan staf LPPM Universitas Lambung Mangkurat, dosen dan mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat, serta seluruh pengurus Himpunan Mahasiswa Magister Pendidikan Biologi (HIMPABIO) Universitas Lambung Mangkurat yang memberikan dukungan dan kontribusi guna terselenggaranya seminar ini. Kami mohon maaf apabila dalam penyelenggaraan seminar ini masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan. Salam sejahtera, Wassalamu’alaikum Warrahmatullah Wabarakatuh.

Banjarmasin 05 November 2016 Ketua Panitia Seminar Nasional Lahan Basah Tahun 2016 Universitas Lambung mangkurat, Dr. Dharmono, M.Si.

Page 19: JENIS TUMBUHAN PAKU DI KAWASAN RAWA …penelitian dan mengambil spesies tumbuhan paku yang ditemukan di sepanjang jalur yang dilewati. ... spora terletak di bagian ujung tangkai atau

© 2017. Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Lambung Mangkurat xii

Page 20: JENIS TUMBUHAN PAKU DI KAWASAN RAWA …penelitian dan mengambil spesies tumbuhan paku yang ditemukan di sepanjang jalur yang dilewati. ... spora terletak di bagian ujung tangkai atau

© 2017. Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Lambung Mangkurat xiii

SAMBUTAN REKTOR UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Assalamu alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh

Yang saya hormati Prof. Dr. H. Hadi S. Alikodra, M.S. (Fakultas Kehutanan Institut Pertanian

Bogor), Prof. Dr. Muhammad Amin (Pendidikan Biologi FMIPA Universitas Negeri Malang), Prof. Dr. H. Gusti Muhammad Hatta (Fakultas Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat), Ibu/Bapak/Saudara pemakalah dan peserta seminar nasional yang berbahagia/

Pertama, selaku Rektor Universitas Lambung Mangkurat saya mengucapkan Selamat Datang para pemakalah dan peserta Seminar Nasional Lahan Basah ini di Banjarmasin, bumi Lambung Mangkurat. Penghargaan bagi saya bahwa seminar nasional ini dihadiri oleh pemakalah atau peserta dari seluruh Indonesia, seperti yang telah disampaikan oleh Ketua Panitia sekitar 200-an orang hadir.

Ibu/bapak/saudara dari luar Kalimantan Selatan mungkin berpendapat bahwa Banjarmasin sama dengan kota tempat tinggal. Ibu/bapak/saudara menginjak tanah dan dapat berjalan leluasa dari satu tempat ke tempat lain. Perlu diketahui bahwa kondisi ini bukan hal yang sebenarnya. Ibu/bapak/saudara berada di tanah urugan. Banjarmasin adalah ibukota Kalimantan Selatan yang sejatinya berada di bawah permukaan air laut.

Kedua, penetapan Universitas Lambung Mangkurat sebagai universitas dengan unggulannya Lingkungan Lahan Basah tidak dilakukan hanya dalam semalam, seminggu, sebulan, atau bahkan setahun. Banyak hal yang dipertimbangkan oleh dosen-dosen kita, senat, atau pemimpin mulai dari program studi hingga ke tingkat universitas, sehingga akhirnya universitas tertua ini menetapkan lingkungan lahan basah sebagai unggulannya. Ceritanya cukup panjang.

Namun, satu hal yang pasti adalah sebagian besar Kalimantan Selatan berupa lahan basah dan dapat dikatakan, hampir semua penduduknya bergantung pada lahan basah. Tidak ada seorang pun di Kalimantan Selatan tidak mengenal baras gambut, baras unus, atau baras karang dukuh. Tidak juga seorang pun tidak mengenal haruan, papuyu, patin. Berbagai bahan pangan ini adalah hasil dari lahan basah. Satu kelompok adalah hasil budidaya dan kelompok lainnya dipanen dari alam.

Pendek kata, lahan basah dan potensinya sudah menyatu dengan urang Banua, sebutan untuk orang Banjar atau orang yang bermukim di Kalimantan Selatan. Lingkungan lahan basah harus dimanfaatkan secara lestari. Urang Banua telah mengembangkan rumah panggung, rumah tradisional yang konstruksinya mengatasi kondisi lahan basah. Urang Banjar (Haji Idak) juga mengembangkan sistem pertanian khusus dalam kerangka mengatasi lahan yang selalu tergenang air.

Pemanfaatan lahan basah memang tidak boleh sembarangan. Pada satu sisi, kondisi lingkungan lahan basah adalah peluang, tetapi pada sisi lain merupakan tantangan. Dengan kalimat lain, lingkungan lahan basah itu sendiri dan pengelolaannya memiliki resiko. Resiko yang ditimbulkan atau dampak negatif dari pengelolaan lingkungan itu tentu harus diminimalkan. Minimal ini istilah yang bernuansa pembenaran yang menegaskan bahwa pasti ada resiko yang tidak dapat dihindari, ketika kita memanfaatkan lahan basah.

Saya tidak perlu berpanjang-panjang tentang hal ini. Kita akan mendapatkan pengetahuan tentang lahan basah, lingkungan, dan pengelolaannya dalam seminar ini.

Terima kasih dan penghargaan saya sampaikan kepada Panitia Seminar yang dengan luar biasa menyiapkan kegiatan ini. Hanya Allah yang membalas kerja keras Panitia.

Akhir kata, dengan mengucap Bismillahirrahmanirrahim, saya nyatakan Seminar Nasional Lahan Basah 2016 Universitas Lambung Mangkurat dengan tema “Potensi, Peluang, dan Tantangan Pengelolaan Lingkungan Lahan Basah Secara Berkelanjutan” dibuka.

Selamat berseminar, saling bertukar pikiran, berkomunikasi, dan saling berbagi ilmu terutama terkait dengan lahan basah. Banjarmasin, 05 November 2016 Rektor Universitas Lambung Mangkurat Prof. Dr. H. Sutarto Hadi, M.Si, M.Sc.

Page 21: JENIS TUMBUHAN PAKU DI KAWASAN RAWA …penelitian dan mengambil spesies tumbuhan paku yang ditemukan di sepanjang jalur yang dilewati. ... spora terletak di bagian ujung tangkai atau

© 2017. Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Lambung Mangkurat xiv

Page 22: JENIS TUMBUHAN PAKU DI KAWASAN RAWA …penelitian dan mengambil spesies tumbuhan paku yang ditemukan di sepanjang jalur yang dilewati. ... spora terletak di bagian ujung tangkai atau

© 2017. Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Lambung Mangkurat xv

PANITIA SEMINAR NASIONAL LAHAN BASAH TAHUN 2016

(Dicuplik dari SK Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Lambung

Mangkurat Nomor 390c/UN8.2/KP/2016 Tanggal 24 Oktober 2016 tentang Panitia Seminar Nasional Lahan Basah Tahun 2016 Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Lambung

Mangkurat)

Pengarah : Prof. Dr. Sutarto Hadi, M.Si., M.Sc. Penanggungjawab : Prof. Dr. M. Arief Soendjoto, M.Sc. Ketua : Dr. Dharmono, M.Si. Sekretaris : Maulana Khalid Riefani, S.Si., M.Sc. Bendahara : Dra. Sa’adaturrahmi Dra. Hj, Sri Mariani, M.M. Dwi Mulyaningsih, S.Pd. H.M. Irfansyah Kesekretariatan : Rifani, S.A.P. Halimudair, S.Pd. Hery Fajeriadi, S.Pd. Acara : Riza Arisandi, S.Pd. Rezky Ari Setiawan, S.Pd. Noor Syahdi, S.Pd. Wahyudi Aldo Rahadian Wicaksono Makalah dan : Misbah, M.Pd. Persidangan Laila Azkia, S.Sos., M.Si. Asdini Sari, M.Pd. Al Mubarak, M.Pd. Publikasi dan : Rakhman Farisi, S.T. Dokumentasi M. Fuad Sya’ban, M.Pd. M. Wira Yudha, A.Md. Ilhamsyah Darusman Perlengkapan : M. Wahyu Firmansyah, M.A.P. M. Lutvi Ansari, S.Pd. M. Fitriansyah, S.Pd. Mahdiani Konsumsi : Yenny Miratriana Hesty, S.P. Nurul Hidayati Utami, M.Pd. Saiyidah Mahtari, M.Pd. Riya Irianti, M.Pd. Ahmad Yani Ketua LPPM M. Arief Soendjoto

Page 23: JENIS TUMBUHAN PAKU DI KAWASAN RAWA …penelitian dan mengambil spesies tumbuhan paku yang ditemukan di sepanjang jalur yang dilewati. ... spora terletak di bagian ujung tangkai atau

© 2017. Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Lambung Mangkurat xvi

PETUNJUK UMUM SEMINAR NASIONAL LAHAN BASAH TAHUN 2016

Makalah Utama 1. Makalah utama disajikan secara pleno di Ruang SIdang Utama. 2. Pemakalah Utama: Prof. Dr. H. Hadi S. Alikodra, M.S., Prof. Dr. Muhammad Amin, Prof. Dr. H. Gusti

Muhammad Hatta). 3. Moderator: Prof. Dr. Mochamad Arief Soendjoto, M.Sc. 4. Peserta penyajian makalah utama terdiri atas

a. pemakalah panel yang akan menyajikan makalah secara paralel, b. bukan pemakalah yang telah memenuhi atau melengkapi syarat administrasi, c. tamu undangan dari panitia seminar.

5. Alokasi waktu 2 jam: 0,5 jam untuk setiap pemakalah dan 0,5 jam untuk diskusi (tanya jawab).

Makalah Panel

1. Makalah panel terdiri atas 10 fokus dan disajikan secara paralel (terpisah) di ruang-ruang sidang kecil. 2. Setiap ruang sidang panel dilengkapi dengan laptop dan LCD proyektor. 3. Pemakalah panel adalah peserta seminar yang telah mengirim/menyerahkan makalah dan

kelengkapannya serta mendapat undangan resmi sebagai pemakalah panel dari panitia. 4. Penyajian makalah panel dipandu oleh moderator yang ditetapkan oleh panitia. 5. Moderator dibantu oleh seorang notulis dan seorang operator laptop. 6. Pemakalah diminta menyerahkan soft file materi presentasi kepada operator sebelum penyajian dimulai. 7. Alokasi waktu setiap pemakalah untuk menyajikan makalahnya 7 menit (termasuk diskusi). 8. Penyajian makalah dapat dilaksanakan perorangan atau panel per tiga orang (disesuaikan). 9. Pemakalah diwajibkan mengisi lembar tanya jawab yang disediakan panitia, untuk merekap pertanyaan

dan jawaban yang ada selama diskusi. 10. Pemakalah, moderator, notulis, dan operator wajib mengisi dan atau menandatangani daftar hadir

(presensi) yang disediakan di setiap ruang paralel. 11. Setelah selesai sidang, moderator, notulis, dan operator segera mengumpulkan notulen dan berkas lain

terkait dengan penyajian makalah dan menyerahkannya kepada panitia.