Jenis Bank
-
Upload
muhammad-fazeriansyah -
Category
Documents
-
view
48 -
download
0
description
Transcript of Jenis Bank
KEUNGGULAN
Jaringan Luas Bank BRI memiliki jaringan yang luas sehingga memberikan kemudahan
bagi Anda untuk bertransaksi. Bank BRI memiliki lebih dari 6.800 unit kerja dan sudah menjadi bank devisa sejak tahun 1962.
Tenaga Kerja Profesional Treasury Bank BRI didukung oleh tenaga kerja profesional yang siap memberikan pengarahan terkait dengan bisnis Anda dan produk-produk
yang kami miliki. Tujuan kami murni untuk memberikan pelayanan terbaik
bagi anda.
Layanan produk Sesuai Kebutuhan Anda Produk yang kami miliki dapat disesuaikan dengan kebutuhan anda, antara
lain:
o Produk Foreign Exchange
o Produk Money Market
o Produk Fixed Income
o Produk Derivatif
PROSEDUR
Transaksi dapat dilaksanakan dengan mudah. Anda hanya cukup datang ke
unit kerja BRI terdekat atau menghubungi Dealing Room Treasury dan kami siap memberikan pelayanan terbaik untuk anda.
a. Jenis Bank Berdasarkan Fungsinya
1 ) Bank Sentral
Menurut UU No.3 Tahun 2004, Bank Sentral adalah lembaga negara yang mempunyai
wewenang untuk mengeluarkan alat pembayaran yang sah dari suatu negara, merumuskan dan
melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran,
mengatur dan mengawasi perbankan serta menjalan fungsi sebagai lender of the last resort.
Bank sentral yang dimaksud adalah Bank Indonesia.
Peluang Usaha – Reseller Mode OkRek Iklan Peluang menjadi RESELLER untuk produk yang banyak dicari. Mudah dan gratis.
Adsense Indonesia Menampilkan iklan lokal di blog dan dibayar. Untuk Anda yang ingin memulai bisnis internet
dengan blog Anda.
Bank Indonesia adalah lembaga negara yang independen dalam melaksanakan tugas dan
wewenangnya, bebas dari campur tangan pemerintah dan atau pihak lain, kecuali untuk hal-hal
yang secara tegas diatur dalam undang-undang ini.
a) Tujuan Bank Indonesia
Menurut UU RI No. 3 Tahun 2004 Pasal 7, dijelaskan tujuan Bank Indonesia adalah mencapai
dan memelihara kestabilan nilai rupiah.
Untuk mencapai tujuan yang dimaksud Bank Indonesia melaksanakan kebijakan moneter secara
berkelanjutan, konsisten, transparan, dan harus mempertimbangkan kebijakan umum pemerintah
di bidang perekonomian.
b ) Tugas Bank Indonesia
Berdasarkan UU No. 3 Tahun 2004, Bank Indonesia mempunyai tugas sebagai berikut:
(1) menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter
Dalam rangka menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, Bank Indonesia berwenang:
(a) menetapkan sasaran moneter dengan memerhatikan sasaran laju inflasi;
(b) melakukan pengendalian moneter dengan menggunakan cara-cara yang termasuk tetapi tidak
terbatas pada:
- operasi pasar terbuka di pasar uang baik rupiah maupun valuta asing
- penetapan tingkat diskonto
- penetapan cadangan wajib minimun
- pengaturan kredit atau pembiayaan
Cara-cara pengendalian moneter dapat dilaksana-kan juga berdasarkan prinsip syariah.
Pelaksanaan ketentuan tersebut ditetapkan Peraturan Bank Indonesia.
(2) mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran
Dalam rangka mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, bank Indonesia
berwenang:
(a) melaksanakan dan memberikan persetujuan dan izin atas penyelenggaraan jasa sistem
pembayaran,
(b) mewajibkan penyelenggara jasa sistem pembayaran untuk menyampaikan laporan tentang
kegiatannya.
Pelaksanaan kewenangan di atas ditetapkan dengan Peraturan Bank Indonesia.
(3) mengatur dan mengawasi bank
Dalam rangka melaksanakan tugas mengatur dan mengawasi bank, Bank Indonesia menetapkan
peraturan, memberikan dan mencabut izin atas kelembagaan dan kegiatan usaha tertentu dari
bank, melaksanakan pengawasan bank dan mengenakan sanksi terhadap bank sesuai dengan
peraturan Bank Indonesia.
2 ) Bank Umum
Pengertian bank umum menurut Peraturan Bank Indonesia No. 9/7/PBI/2007 adalah bank yang
melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang
dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Jasa yang diberikan oleh
bank umum bersifat umum, artinya dapat memberikan seluruh jasa perbankan yang ada. Bank
umum sering disebut bank komersial (commercial bank).
Bank umum mempunyai banyak kegiatan. Adapun kegiatan-kegiatan bank umum yang utama
antara lain:
a) menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk giro, deposito, sertifikat deposito, dan
tabungan;
b) memberikan kredit;
c) menerbitkan surat pengakuan utang;
d) memindahkan uang, baik untuk kepentingan nasabah maupun untuk kepentingan bank itu
sendiri;
e) menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan perhitungan atau
dengan pihak ketiga;
f) menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga; dan
g) melakukan penempatan dana dari nasabah ke nasabah lainnya dalam bentuk surat berharga
yang tidak tercatat di bursa efek.
3 ) Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
BPR adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan
prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Kegiatan BPR jauh lebih sempit jika dibandingkan dengan kegiatan bank umum.
BPR dalam melakukan kegiatannya tidak sama dengan kegiatan yang dilakukan oleh bank
konvensional (bank umum). Ada kegiatan-kegiatan yang tidak boleh dilakukan oleh BPR, yaitu:
a) menerima simpanan berupa giro,
b) mengikuti kliring,
c) melakukan kegiatan valuta asing,
d) melakukan kegiatan perasuransian.
Adapun bentuk kegiatan yang boleh dilakukan oleh BPR meliputi hal-hal berikut ini.
a) Menghimpun dana dalam bentuk simpanan tabungan dan simpanan deposito.
b) Memberikan pinjaman kepada masyarakat.
c) Menyediakan pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan prinsip syariah.
b . Jenis Bank Berdasarkan Kepemilikannya
Apabila ditinjau dari segi kepemilikannya, jenis bank terdiri atas bank milik pemerintah, bank
milik swasta nasional, dan bank milik swasta asing.
1 ) Bank Milik Pemerintah
Bank pemerintah adalah bank di mana baik akta pendirian maupun modalnya dimiliki oleh
pemerintah, sehingga seluruh keuntungan bank dimiliki oleh pemerintah pula. Contohnya Bank
Rakyat Indonesia (BRI), Bank Mandiri. Selain itu ada juga bank milik pemerintah daerah yang
terdapat di daerah tingkat I dan tingkat II masing-masing provinsi. Contoh Bank DKI, Bank
Jateng, dan sebagainya.
2 ) Bank Milik Swasta Nasional
Bank swasta nasional adalah bank yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh
swasta nasional serta akta pendiriannya pun didirikan oleh swasta, begitu pula pembagian
keuntungannya juga dipertunjukkan untuk swasta pula. Contohnya Bank Muamalat, Bank
Danamon, Bank Central Asia, Bank Lippo, Bank Niaga, dan lain-lain.
3 ) Bank Milik Asing
Bank jenis ini merupakan cabang dari bank yang ada di luar negeri, baik milik swasta asing atau
pemerintah asing. Kepemilikannya dimiliki oleh pihak luar negeri. Contohnya ABN AMRO
bank, City Bank, dan lain-lain.
c . Jenis Bank Berdasarkan Kegiatan Operasionalnya
1 ) Bank Konvensional
Pengertian kata “konvensional” menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia adalah “menurut apa
yang sudah menjadi kebiasaan”. Sementara itu, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
adalah “berdasarkan kesepakatan umum” seperti adat, kebiasaan, kelaziman.
Berdasarkan pengertian itu, bank konvensional adalah bank yang dalam operasionalnya
menerapkan metode bunga, karena metode bunga sudah ada terlebih dahulu, menjadi kebiasaan
dan telah dipakai secara meluas dibandingkan dengan metode bagi hasil.
Bank konvensional pada umumnya beroperasi dengan mengeluarkan produk-produk untuk
menyerap dana masyarakat antara lain tabungan, simpanan deposito, simpanan giro;
menyalurkan dana yang telah dihimpun dengan cara mengeluarkan kredit antara lain kredit
investasi, kredit modal kerja, kredit konsumtif, kredit jangka pendek; dan pelayanan jasa
keuangan antara lain kliring, inkaso, kiriman uang, Letter of Credit, dan jasa-jasa lainnya seperti
jual beli surat berharga, bank draft, wali amanat, penjamin emisi, dan perdagangan efek.
Bank konvensional dapat memperoleh dana dari pihak luar, misalnya dari nasabah berupa
rekening giro, deposit on call, sertifikat deposito, dana transfer, saham, dan obligasi. Sumber ini
merupakan pendapatan bank yang paling besar. Pendapatan bank tersebut, kemudian
dialokasikan untuk cadangan primer, cadangan sekunder, penyaluran kredit, dan investasi. Bank
konvensional contohnya bank umum dan BPR. Kedua jenis bank tersebut telah kalian pelajari
pada subbab sebelumnya.
2 ) Bank Syariah
Sekarang ini banyak berkembang bank syariah.
Bank syariah muncul di Indonesia pada awal tahun 1990-an. Pemrakarsa pendirian bank syariah
di Indonesia dilakukan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada tanggal 18 – 20 Agustus 1990.
Bank syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam,
maksudnya adalah bank yang dalam operasinya mengikuti ketentuan-ketentuan syariah Islam,
khususnya yang menyangkut tata cara bermuamalah secara Islam.
Falsafah dasar beroperasinya bank syariah yang menjiwai seluruh hubungan transaksinya adalah
efesiensi, keadilan, dan kebersamaan. Efisiensi mengacu pada prinsip saling membantu secara
sinergis untuk memperoleh keuntungan sebesar mungkin.
Keadilan mengacu pada hubungan yang tidak dicurangi, ikhlas, dengan persetujuan yang matang
atas proporsi masukan dan keluarannya. Kebersamaan mengacu pada prinsip saling menawarkan
bantuan dan nasihat untuk saling meningkatkan produktivitas.
Kegiatan bank syariah dalam hal penentuan harga produknya sangat berbeda dengan bank
konvensional.
Penentuan harga bagi bank syariah didasarkan pada kesepakatan antara bank dengan nasabah
penyimpan dana sesuai dengan jenis simpanan dan jangka waktunya, yang akan menentukan
besar kecilnya porsi bagi hasil yang akan diterima penyimpan. Berikut ini prinsip-prinsip yang
berlaku pada bank syariah.
a) Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah).
b) Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musharakah).
c) Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah).
d) Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan (ijarah).
e) Pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain
(ijarah wa iqtina).
Dalam rangka menjalankan kegiatannya, bank syariah harus berlandaskan pada Alquran dan
hadis. Bank syariah mengharamkan penggunaan harga produknya dengan bunga tertentu. Bagi
bank syariah, bunga bank adalah riba.
Dalam perkembangannya kehadiran bank syariah ternyata tidak hanya dilakukan oleh
masyarakat muslim, akan tetapi juga masyarakat nonmuslim. Saat ini bank syariah sudah
tersebar di berbagai negara-negara muslim dan nonmuslim, baik di Benua Amerika, Australia,
dan Eropa. Bahkan banyak perusahaan dunia yang telah membuka cabang berdasarkan prinsip
syariah. Contoh Bank Syariah di Indonesia yaitu Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah
Mandiri.
Berikut adalah beberapa contoh pertanyaan yang sering ditanyakan dalam wawancara.
a.Siapakah diri Anda? Silakan memperkenalkan diri Anda!
b.Mengapa Anda tertarik bergabung dengan perusahaan ini?
c.Mengapa Anda ingin meninggalkan pekerjaan saat ini?
d.Ceritakan pengalaman Anda di perusahaan / organisasi!
e.Ceritakan kegiatan ekstrakurikuler Anda saat kuliah!
f.Bagaimana cara mengatasi situasi sulit yang pernah Anda hadapi di perusahaan sebelumnya?
g.Apakah kelebihan dan kekurangan Anda?
h.Bila Anda menghadapi masalah dengan bawahan / rekan kerja yang sulit diatur, bagaimana sikap Anda
untuk menghadapinya. ?
i.Apa pendapat Anda bila pekerjaan Anda tangani melampaui berat dan tidak sebanding dengan
penghasilan yang Anda terima?
j.Apa harapan Anda pada lima tahun yang akan datang tentang pekerjaan, jabatan, dan penghasilan?
Untuk menjawab pertanyaan pertama, perkenalkan nama, umur, tempat tanggal lahir, pendidikan
terakhir, pengalaman kerja / organisasi, informasi tantang keluarga.
Untuk menjawab pertanyaan kedua, pelajari (dengan berbagai cara) tentang latar belakang kegiatan
perusahaan,produk perusahaan, posisi perusahaan dibanding perusahaan lain. Jelaskan di aspek mana
Anda tertarik untuk bergabung dengan perusahaan tersebut!
Gunakan jawaban yang mengesankan keinginan Anda untuk mengembangkan karier. Hindari jawaban
yang mengesankan menjelekan manajemen perusahaan, menghindari konflik, menghindari beban kerja.
Inilah contoh jawaban untuk menjawab pertanyaan ketiga.
Untuk menjawab pertanyaan keempat, tonjolkan tentang lingkup tanggung jawab Anda. Tekankan
prestasi/kinerja yang telah Anda lakukan.
Kemudian, ketika menjawab pertanyaan kelima, jelaskan tentang kuantitas dan kualitas yang Anda
bawahi.
Jawablah pertanyaan keenam dengan menonjolkan kapasitas manajerial dan yang didukung dengan
daya analisis dan tindakan yang sistematis.
Untuk menjawab pertanyaan ketujuh, pahamilah jawaban berikut ini..Insan yang baik adalah yang
mengetahui diri sendiri seutuhnya, baik yang menyangkut potensi dirinya maupun kekurangan. Begitu
pula dengan diri Anda, kenalilah diri Anda, baik kelebihan maupun kekurangan. Jangan segan-segan
menceritakan kelebihan yang Anda miliki. Misal:
a.Saya adalah orang yang tekun.
b.Saya adalah orang yang suka memimpin.
c.Saya umumnya unggul dalam kerja kelompok.
d.Saya orang yang cerdas dan cekatan.
Anda juga menyampaikan kelemahan. Namun, kemukakan hal itu secara taktis sehinggan secara tidak
langsung justru mengesankan kelebihan yang tersembunyi. Contoh:
a.Saya terlalu teliti dalam bekerja sehingga memerlukan waktu yang lebih lama.
b.Saya sering bersikap terlalu hati-hati.
c.Saya terlalu cepat dalam bekerja.
d.Seringkali dalam bekerja saya lupakan waktu.
Selanjutnya,untuk menjawab pertanyaan kedelapan jelaskan cara mengatasi masalah melalui dua
pendekatan,yaitu pendekatan organisasi dan pendekatan informal.
Untuk menjawab pertanyaan kesembilan jelaskan bahwa anda suka bekerja. Kenikmatan bekerja adalah
keberhasilan dalam menyelesaikan tugas,kemampuan,dan mencapai target,akan memberikan kepuasan.
Pertanyaan terakhir,berikan penjelasan yang menggambarkan pencapaian ambisi/cita-cita,peningkatan
jenjang karier yang meningkatkan, dan peningkatan penghasilan yang signifikan.
Bank Rakyat Indonesia (BRI) adalah salah satu bank milik pemerintah yang terbesar di
Indonesia. Pada awalnya Bank Rakyat Indonesia (BRI) didirikan di Purwokerto, Jawa Tengah
oleh Raden Bei Aria Wirjaatmadja dengan nama De Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der
Inlandsche Hoofden atau "Bank Bantuan dan Simpanan Milik Kaum Priyayi Purwokerto", suatu
lembaga keuangan yang melayani orang-orang berkebangsaan Indonesia (pribumi). Lembaga
tersebut berdiri tanggal 16 Desember 1895, yang kemudian dijadikan sebagai hari kelahiran BRI.
Pada periode setelah kemerdekaan RI, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 1 tahun 1946 Pasal
1 disebutkan bahwa BRI adalah sebagai Bank Pemerintah pertama di Republik Indonesia. Dalam
masa perang mempertahankan kemerdekaan pada tahun 1948, kegiatan BRI sempat terhenti
untuk sementara waktu dan baru mulai aktif kembali setelah perjanjian Renville pada tahun 1949
dengan berubah nama menjadi Bank Rakyat Indonesia Serikat. Pada waktu itu melalui PERPU
No. 41 tahun 1960 dibentuklah Bank Koperasi Tani dan Nelayan (BKTN) yang merupakan
peleburan dari BRI, Bank Tani Nelayan dan Nederlandsche Maatschappij (NHM). Kemudian
berdasarkan Penetapan Presiden (Penpres) No. 9 tahun 1965, BKTN diintegrasikan ke dalam
Bank Indonesia dengan nama Bank Indonesia Urusan Koperasi Tani dan Nelayan.
Setelah berjalan selama satu bulan, keluar Penpres No. 17 tahun 1965 tentang pembentukan bank
tunggal dengan nama Bank Negara Indonesia. Dalam ketentuan baru itu, Bank Indonesia Urusan
Koperasi, Tani dan Nelayan (eks BKTN) diintegrasikan dengan nama Bank Negara Indonesia
unit II bidang Rural, sedangkan NHM menjadi Bank Negara Indonesia unit II bidang Ekspor
Impor (Exim).
Berdasarkan Undang-Undang No. 14 tahun 1967 tentang Undang-undang Pokok Perbankan dan
Undang-undang No. 13 tahun 1968 tentang Undang-undang Bank Sentral, yang intinya
mengembalikan fungsi Bank Indonesia sebagai Bank Sentral dan Bank Negara Indonesia Unit II
Bidang Rular dan Ekspor Impor dipisahkan masing-masing menjadi dua Bank yaitu Bank Rakyat
Indonesia dan Bank Ekspor Impor Indonesia. Selanjutnya berdasarkan Undang-undang No. 21
tahun 1968 menetapkan kembali tugas-tugas pokok BRI sebagai bank umum.
Sejak 1 Agustus 1992 berdasarkan Undang-Undang Perbankan No. 7 tahun 1992 dan Peraturan
Pemerintah RI No. 21 tahun 1992 status BRI berubah menjadi perseroan terbatas. Kepemilikan
BRI saat itu masih 100% di tangan Pemerintah Republik Indonesia. Pada tahun 2003,
Pemerintah Indonesia memutuskan untuk menjual 30% saham bank ini, sehingga menjadi
perusahaan publik dengan nama resmi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., yang masih
digunakan sampai dengan saat ini
Sofyan Basir Direktur Utama / President Director
A. Toni Soetirto Direktur / Director
Djarot Kusumayakti Direktur / Director
Sarwono Sudarto Direktur / Director
Sulaiman A. Arianto Direktur / Director
Lenny Sugihat Direktur / Director
Randi Anto Direktur / Director
Achmad Baiquni Direktur / Director
Suprajarto Direktur / Director
Asmawi Syam Direktur / Director
Gatot Mardiwasisto Direktur / Director
Warga Negara Indonesia, 54 tahun. Menjabat sebagai Direktur Utama sejak tanggal 17 Mei 2005
dan terpilih kembali untuk periode jabatan kedua pada tanggal 20 Mei 2010. Sebelum bergabung
dengan BRI, menjabat sebagai Direktur Utama Bank Bukopin. Karir perbankan dimulai pada
tahun 1981 di Bank Duta, pada tahun 1986 bergabung dengan Bank Bukopin dan telah
menduduki beberapa jabatan manajerial di Bank Bukopin termasuk Direktur Komersial, Group
Head Line of Business, dan Pemimpin Cabang di beberapa kota besar Indonesia.
Meraih gelar Diploma dari STAK Trisakti, Jakarta (1980), gelar Sarjana Ekonomi dari STIE
Ganesha, Jakarta (2010), dan gelar Doktor Kehormatan dari Universitas Trisakti, Jakarta (2012).
Telah mengikuti berbagai pendidikan serta pelatihan di bidang perbankan baik di dalam maupun
luar negeri, diantaranya Seminar Risk Management Certification Refreshment Program
(Frankfurt); Eksekutif Manajemen Risiko, ABN Amro (Denpasar); Islamic Finance Forum
(Swiss); Seminar Business Continuity Planning, Ernst & Young; SESPIBANK (Jakarta);
Strategy Development Session, IBM; dan Structuring Loans & Short Term, The Institute
Banking & Finance.