Jembatan penyeberangan orang

9
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perhubungan merupakan masalah yang sangat penting untuk diprioritaskan, karena tanpa adanya sarana perhubungan maka pembangunan akan berjalan lambat, misalnya dengan meningkatkan sarana perhubungan darat. Perhubungan darat dapat juga dikatakan menunjang aktivitas ekonomi, sosial maupun budaya. Salah satu sarana perhungan darat adalah jalan, tetapi pada saat ini kondisi jalan semakin padat diakibatkan karena pertambahan volume kendaraan yang semakin bertambah pesat. Karena padatnya kendaraan mereka yang menjadi pejalan kaki semakin kesulitan untuk menyebrang. Rasa tidak aman dan takut untuk menyeberang sering membuat para pejalan kaki resah berada di jalan yang padat akan kendaraan. Para pejalan kaki sering merasa terhambat dalam melakukan aktivitasnya.

description

semangat

Transcript of Jembatan penyeberangan orang

Page 1: Jembatan penyeberangan orang

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perhubungan merupakan masalah yang sangat penting untuk

diprioritaskan, karena tanpa adanya sarana perhubungan maka pembangunan akan

berjalan lambat, misalnya dengan meningkatkan sarana perhubungan darat.

Perhubungan darat dapat juga dikatakan menunjang aktivitas ekonomi, sosial

maupun budaya. Salah satu sarana perhungan darat adalah jalan, tetapi pada saat

ini kondisi jalan semakin padat diakibatkan karena pertambahan volume

kendaraan yang semakin bertambah pesat. Karena padatnya kendaraan

mereka yang menjadi pejalan kaki semakin kesulitan untuk menyebrang. Rasa

tidak aman dan takut untuk menyeberang sering membuat para pejalan kaki

resah berada di jalan yang padat akan kendaraan. Para pejalan kaki sering

merasa terhambat dalam melakukan aktivitasnya.

Keberadaan pejalan kaki ini biasanya terkonsentrasi pada fasilitas umum

seperti terminal, pusat pertokoan, pusat pendidikan serta tempat-tempat fasilitas

umum lainnya. Keberadaan pejalan kaki tersebut memerlukan fasilitas bagi

pejalan kaki, termasuk fasilitas penyeberangan jalan seperti Jembatan

Penyeberangan Orang (JPO), dimana JPO tersebut dipasang apabila diharuskan

tidak ada pertemuan sebidang antara arus pejalan kaki dengan arus lalu lintas.

Agar pejalan kaki mau untuk menggunakan JPO harus dijamin keamanan dan

jarak berjalan tidak terlalu bertambah jauh (Malkamah, 1995: 58)

Page 2: Jembatan penyeberangan orang

Sebagaimana yang lazim terjadi di berbagai kota besar, karena tuntutan

perkembangan ekonomi, perdagangan dan kemudahan jangkauan pelayanan bagi

masyarakat, maka fasilitas-fasilitas umum seperti hotel, pertokoan dan lain

sebagainya biasanya mengelompok pada suatu daerah tertentu, karena letak

gedung satu dengan gedung yang lain menyebar ke seluruh kawasan, maka suatu

ketika pajalan kaki harus menyeberangi lalu lintas kendaraan untuk sampai ke

tempat tujuan. Namun sering kali keberadaan penyeberang jalan tersebut pada

tingkat tertentu akan mengakibatkan konflik yang tajam dengan arus kendaraan

yang berakibat pada tundaan lalu lintas dan tingginya tingkat kecelakaan.

Kurangnya fasilitas pejalan kaki yang memadai terutama Jembatan

Penyeberangan Orang, sangat berdampak pada keselamatan jiwa pejalan kaki.

Terbukti bahwa 65% kecelakaan di jalan raya melibatkan kematian pejalan kaki,

dimana 35% nya adalah anak-anak. Penyediaan Jembatan Penyeberangan Orang

(JPO) dimaksudkan untuk mempermudah pejalan kaki untuk menyeberang jalan

dengan aman. Namun kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa penggunaan

JPO tersebut dirasakan kurang efektif dalam memecahkan permasalahan sirkulasi

antara pejalan kaki dalam menyeberang jalan dengan kendaraan bermotor.

Hal ini bisa dilihat pada kenyataannya bahwa jembatan penyeberangan

sebagai salah satu fasilitas penyeberangan jarang dipakai dan terkadang sering

disalah fungsikan untuk duduk-duduk, tempat mangkal gelandangan serta rawan

kejahatan. Banyak bagian konstruksi yang berkarat karena tidak dilindungi

dengan baik serta keadaan jembatan penyeberangan yang kurang terang dan tidak

dilengkapi dengan kanopi. Selain itu jalan naik JPO tersebut sangat curam

sehingga pejalan kaki enggan untuk menggunakannya.

Page 3: Jembatan penyeberangan orang

Disisi lain, keberadaan JPO kerap kali dipandang sebelah mata oleh

beberapa pihak, oleh pemerintah kota JPO hanya dipandang sebagai media iklan

yang dapat memberikan aset penerimaan pada Pendapatan Asli Daerah (PAD),

sehingga mengundang pertanyaan apakah pemda berniat membangun papan

reklame ataukah jembatan penyeberangan. Tangga jembatan yang melingkar dan

memiliki lebar tak lebih dari satu meter, sementara seluruh badan jembatan

ditutupi iklan. Hal tersebut salah satu penyebab masyarakat enggan menggunakan

JPO, karena bentuk jembatan tertutup oleh papan reklame sehingga mengundang

kriminalitas seperti penodongan terhadap pengguna (Sutarip,2002).

Ironisnya lagi yang sering menjadi suatu pemandangan umum, dimana

polisi membantu menyeberangkan sekian banyak pelajar dan masyarakat

walaupun didekatnya ada jembatan penyeberangan. Hal ini apakah tanda bahwa

aparat kepolisian juga tidak mensosialisasikan penggunaan jembatan

penyeberangan. Seyogyanya, aparat kepolisian dengan sabar dan konsisten

memaksa masyarakat menyeberang pada tempatnya, kalau perlu dengan hukuman

denda tertentu, yang dilaksanakan secara konsisten, adil, tanpa diskriminasi.

Masih ada variabel-variabel lain yang mempengaruhi penyeberang jalan dalam

menggunakan jembatan penyeberangan, sehingga diperlukan analisis mengenai

variabel-variabel yang mempengaruhi pejalan kaki untuk menggunakan JPO.

Sehingga dengan adanya analisis efektifitas penggunaan JPO dan variabel-

variabel yang mempengaruhi penyeberang jalan dalam menggunakannya,

diharapkan variabel-variabel tersebut dapat dijadikan masukan dalam penyediaan

JPO yang lebih diminati.

Page 4: Jembatan penyeberangan orang

1.2. Identifikasi Masalah

Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) merupakan salah satu prasarana

bagi pejalan kaki yang penyediaannya bertujuan bagi keselamatan pejalan kaki

agar dapat menyeberang jalan dengan aman. Dimana JPO tersebut dipasang

apabila diharuskan tidak ada pertemuan sebidang antara arus pejalan kaki dengan

arus lalu lintas. Agar pejalan kaki mau untuk menggunakan JPO harus dijamin

keamanan dan jarak berjalan tidak terlalu bertambah jauh. Pada kondisi eksisting

yang ada, JPO kurang dipergunakan serta kondisinya yang tidak kondusif, tangga

masuk yang terlalu curam, kondisi jembatan penyeberangan yang sudah tidak

layak digunakan, sehingga masyarakat lebih memilih untuk menyeberang

langsung dan hal ini aka menggangu lalu lintas yag ada dan sangat berbahaya

untuk lalu lintas yang padat. Oleh karena itu perlu adanya suatu kajian tentang

efektifitas jembatan yang ada saat ini agar digunakan lebih baik di kemudian

harinya.

1.3. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas maka timbul

suatu pemikiran untuk melakukan penelitian mengenai konsep jembatan

penyeberangan yang efektif dan efisien. Masalah dalam penelitian ini dirumuskan

sebagai berikut:

1. Apakah yang menjadi penyebab kurangnya minat masyarakat dalam

menggunakan jembatan penyeberangan?

Page 5: Jembatan penyeberangan orang

2. Bagaimana konsep dan model jembatan penyeberangan yang efektif dan

efisien?

3. Apakah ada pengaruh perubahan konsep dan model jembatan penyeberangan

terhadap minat masyarakat?

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

1. Membuat konsep jembatan penyeberangan yang efektif dan efisien

2. Menambah nilai guna dari jembatan penyeberangan orang ( JPO)

1.5. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Sebagai solusi alternatif dalam mengatasi masalah kurangnya minat

masyarakat dalam menggunakan jembatan penyeberangan

2. Memberikan informasi tambahan dalam pembuatan konsep dan model

jembatan penyeberangan yang akan datang.

1.6. Batasan Masalah

Untuk membuat penelitian menjadi lebih spesifik, maka batasan masalah

dalam penelitian ini dibatasi oleh:

1. Konsep dan model jembatan penyebrangan ini digunakan di kota Bandar

Lampung.

2. Jembatan penyeberangan yang menjadi objek penelitian adalah jembatan

penyeberangan di jalan Kartini dan Raden intan.

Page 6: Jembatan penyeberangan orang

STUDI EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI PENGGUNAAN

JEMBATAN PENYEBERANGAN ORANG

( Studi Kasus Kota Bandar Lampung)

oleh:

Danu Wahyudi 1215011022

Lexono Nadeak 1215011058

Susi Suryanta N. 1215011104

JURUSAN TEKNIK SIPILFAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS LAMPUNG2014