JEMBATAN MENUJU KESEJAHTERAAN...

60
1 www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 03 By FIGUR JURUS LINO BENAHI SOFTWARE PELABUHAN BPJS ANDA KANTOR CABANG SALEMBA TERUS TINGKATKAN LAYANAN PRIMA WISDOM BUDAYA ORGANISASI UNGGUL FIGUR JURUS LINO BENAHI SOFTWARE PELABUHAN BPJS ANDA KANTOR CABANG SALEMBA TERUS TINGKATKAN LAYANAN PRIMA WISDOM BUDAYA ORGANISASI UNGGUL STRATEGI MEMBURU SEJUTA KEPESERTAAN STRATEGI MEMBURU SEJUTA KEPESERTAAN JEMBATAN MENUJU KESEJAHTERAAN PEKERJA VOLUME 03 l TAHUN 2014 @BPJSTKinfo BPJS Ketenagakerjaan Call Center: 500910 a www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE 03-OKE-koreksi.indd 1 04/09/2014 1:42:38

Transcript of JEMBATAN MENUJU KESEJAHTERAAN...

Page 1: JEMBATAN MENUJU KESEJAHTERAAN PEKERJAbpjsketenagakerjaan.go.id/assets/uploads/tiny_mce/BRIDGE/03022016... · Na mun demikian, jumlah yang saat ini ter ... DI SEKTOR INFORMAL Sebuah

1BRIDGE VOLUME 03 www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 03www.bpjsketenagakerjaan.go.idPB

By

FIGURJURUS LINO BENAHI SOFTWARE PELABUHAN

BPJS ANDAKANTOR CABANG SALEMBATERUS TINGKATKANLAYANAN PRIMA

WISDOMBUDAYA ORGANISASIUNGGUL

FIGURJURUS LINO BENAHI SOFTWARE PELABUHAN

BPJS ANDAKANTOR CABANG SALEMBATERUS TINGKATKANLAYANAN PRIMA

WISDOMBUDAYA ORGANISASIUNGGUL

STRATEGI MEMBURU SEJUTA KEPESERTAAN

STRATEGI MEMBURU SEJUTA KEPESERTAAN

JEMBATAN MENUJU KESEJAHTERAAN PEKERJA

VO

LU

ME

03 l

TA

HU

N 2

014

@BPJSTKinfo

BPJS Ketenagakerjaan

Call Center: 500910

awww.bpjsketenagakerjaan.go.id

BRIDGE 03-OKE-koreksi.indd 1 04/09/2014 1:42:38

Page 2: JEMBATAN MENUJU KESEJAHTERAAN PEKERJAbpjsketenagakerjaan.go.id/assets/uploads/tiny_mce/BRIDGE/03022016... · Na mun demikian, jumlah yang saat ini ter ... DI SEKTOR INFORMAL Sebuah

3BRIDGE VOLUME 03 www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 03www.bpjsketenagakerjaan.go.id22 BRIDGE VOLUME 03 www.bpjsketenagakerjaan.go.idJembatan Menuju

Kesejahteraan Pekerja

BRIDGE 03-OKE-koreksi.indd 2 04/09/2014 1:42:39

Page 3: JEMBATAN MENUJU KESEJAHTERAAN PEKERJAbpjsketenagakerjaan.go.id/assets/uploads/tiny_mce/BRIDGE/03022016... · Na mun demikian, jumlah yang saat ini ter ... DI SEKTOR INFORMAL Sebuah

3BRIDGE VOLUME 03 www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 03www.bpjsketenagakerjaan.go.id2 3

Halo

www.bpjsketenagakerjaan.go.id

SAHABAT BPJS KETENAGAKERJAAN

[ [email protected] ]

Elvyn G Masassya

Direktur Utama

Ramadhan baru saja ki ta

lewati dan masih da lam

keceriaan dan kebaha gia­

an Idul Fitri, kami meng­

haturkan “Sela mat Idul Fitri

Idul Fitri 1435 H. Mohon Maaf Lahir dan

Bathin”. Ucapan tersebut hadir dengan

ke ikhlasan hati. Yaitu Berani menutup

mata terhadap masa lalu, berani menu tup

dengki pada masa kini dan berani mem­

buka hati untuk masa depan. Keti ganya,

kami yakini sebagai suatu esensi untuk

dapat saling memaafkan dalam rang ka

menjaga silaturahmi kepada sesama.

Semua makhluk di dunia men dam­

bakan kesejahteraan. Kesejahteraan

da lam arti yang paling sederhana ada­

lah terpenuhinya kebutuhan dasar: san­

dang, pangan dan papan, ketika sa­

kit bisa berobat, dan saat tua tidak

terlunta­lunta. Pemenuhan kebutuhan

tersebut oleh sebagian masyarakat kita,

masih merupakan hal yang sulit untuk

diwujudkan. Kebutuhan dasar mungkin

dapat dipenuhi, tetapi ketika sakit dan

menjalani kehidupan di usia tua, tidak

jarang tidak diperoleh solusinya.

Kesadaran masyarakat akan ada­

nya perlindungan jaminan sosial seba gai

solusi atas risiko­risiko sosial ekonomi

ketika sakit, mengalami kecelakaan kerja,

menjalani hari tua dan meninggalkan

keluarga karena meninggal dunia,

masih kurang. Ku rangnya kesadaran itu,

terutama berada pada masyarakat yang

ber gerak di sektor informal. Padahal

sudah ada perlindungan jaminan sosial

yang disiapkan Pemerintah, yang pelak­

sanaannya dilakukan melalui BPJS

Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan.

Sosialisasi atas jaminan sosial ter se­

but menjadi tanggung jawab Pemerintah

dan Badan Penyelenggara. Oleh karena

itu, dalam edisi kali ini akan disajikan

Program Jaminan Sosial bagi Pekerja

Bukan Penerima Upah atau yang dikenal

dengan Pekerja Informal.

Jumlah pekerja informal saat ini,

lebih besar dua kali lipat dibandingkan

pekerja formal (penerima upah). Na­

mun demikian, jumlah yang saat ini ter­

daftar masih relatif kecil. Hal itu men jadi

tantangan tersendiri bagi BPJS Ke te­

nagakerjaan untuk me ningkatkan jumlah

kepesertaan pe kerja informal. Ra sa­

nya bukanlah suatu kemustahilan untuk

memperluas jumlah kepesertaan dan

memberikan perlindungan jaminan sosial

kepada kelompok pekerja informal ini.

Pada saat ini BPJS Ketenagakerjaan

berada dalam proses untuk beroperasi

penuh (full operations) pada tahun

2015. Pada saat itu, Pemerintah me ng­

a manahkan kepada kami untuk mem­

berikan pelayanan secara penuh kepada

peserta. Selain itu juga di amanahkan

untuk memberikan per lin dungan lebih

luas lagi kepada para pekerja. Jika pada

tahun­tahun sebelumnya fokus pada

Pekerja formal lebih besar, pada tahun

ini dan masa yang akan datang pekerja

informal akan mendapatkan perhatian

yang berimbang.

Selamat membaca l

BRIDGE VOLUME 03

BRIDGE 03-OKE-koreksi.indd 3 04/09/2014 1:42:40

Page 4: JEMBATAN MENUJU KESEJAHTERAAN PEKERJAbpjsketenagakerjaan.go.id/assets/uploads/tiny_mce/BRIDGE/03022016... · Na mun demikian, jumlah yang saat ini ter ... DI SEKTOR INFORMAL Sebuah

5BRIDGE VOLUME 03 www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 03www.bpjsketenagakerjaan.go.id4

DAFTAR ISI BRIDGE

HALO“Bukanlah suatu kemustahilan untuk mem-perluas jumlah kepesertaan dan memberikan perlindungan jaminan sosial kepada kelompok pekerja informal ini.”

SeberangSistem Jaminan Sosial China

InvestmentKesejahteraan Dasar

PelangiFERRY SALIMTidak Cukup Personal Branding

RINA GUNAWANKepuasan Klien Segalanya

ManfaatSosial Media BPJS Ketenagakerjaan

@BPJSTKInfo

SurveyBrand Equity PT Jamsostek Pra Transformasi Menjadi BJS Ketenagakerjaan

Strategi Memburu Sejuta Kepesertaan di Sektor Informal

Main Report

PP No. 86 Tahun 2013Sanksi Tidak Mendaftar Program Jaminan Sosial

1939

3

23

28

8

6

PT JAMSOSTEK

BPJS Ketenagakerjaan

21

Publisher: Direksi BPJS Ketenagakerjaan Editor in Chief: Kuswahyudi l Managing Editor: Isnaldi Muhd, Dini l Editor: Harri Kuswanda, Suwilwan Rahmat, Maria Emmy Maharjati, Aryanto, Brian Radiastra, M. Kurniawan, Adyan Suseno, Ahmad Jauhari l Reporters: Sensagita Trisna Putri l Designer: Ian Hartato l Photographer: Afrianto

Alamat Redaksi: Jl. Jenderal Gatot Subroto No. 79 Jakarta Selatan Indonesia 12930, website: www.bpjsketenagakerjaan.go.id

Redaksi menerima sumbangan tulisan maupun foto kegiatan di unit­unit kerja untuk dimuat di rubrik­rubrik MAJALAH BRIDGE. Semua naskah rubrik­rubrik di atas maksimal 5000 karakter dan dilampiri foto diri penulis. Naskah yang dimuat akan diberikan imbalan yang pantas.

Cover : Pekerja InformalIlustrasi : Pedagang KelilingSumber : Wordpress.com

JEMBATAN MENUJU KESEJAHTERAAN PEKERJA

VO

LU

ME

03 l

TA

HU

N 2

014

BRIDGE 03-OKE-koreksi.indd 4 04/09/2014 1:42:44

Page 5: JEMBATAN MENUJU KESEJAHTERAAN PEKERJAbpjsketenagakerjaan.go.id/assets/uploads/tiny_mce/BRIDGE/03022016... · Na mun demikian, jumlah yang saat ini ter ... DI SEKTOR INFORMAL Sebuah

5BRIDGE VOLUME 03 www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 03www.bpjsketenagakerjaan.go.id4

HAL ini dikemukakan Plt

Gubernur Banten Rano

Karno dihadapan para pe­

kerja informal, disaksikan

Direk tur Pelayanan dan Pe ngaduan

BPJS Ke te na gakerjaan Ah mad Riadi,

da lam acara pelun curan Asuransi

Ke sejahteraan So sial (AKS) Daerah

Propinsi Banten, akhir Juli lalu

(27/7).

Janji si Dul panggilan akrab

Plt Gubernur Ra no di torehkan da­

lam ben tuk penan da ta nganan no ta

ke se pakatan bersama an ta ra Pe­

merintah Provinsi Ban ten Dengan

BPJS Kete nagakerjaan Kanwil Ban­

ten Tentang Pelaksanaan Prog ram

Jaminan Sosial Ke tenagakerjaan di

Cilegon Banten.

Menurut Rano dalam sambutan­

nya, secara umum bantuan ini se ba gai

upaya meningkatkan kese jahteraan

sosial bagi warga kurang mampu,

memperbaiki kualitas sum berdaya

manusia serta mengubah perilaku

hidup warga kurang mampu di Banten.

Tahun ini Banten memberikan

ban tuan 30 ribu kepada Kelompok

Pe nyandang Masalah Kesejahteraan

So sial (PMKS) pekerja Informal un­

tuk ikut kedalam program BPJS Ke­

te nagakerjaan. “Secara bertahap dan

berkelanjutan program ini akan di­

berikan sesuai dengan kemampuan

APBD. Tahun depan akan diberikan

kepada 49 ribu pekerja Informal,” ucap

Rano kepada media.

Pemerintah provinsi Banten me­

nya takan komitmen dan terus fokus

da lam mewujudkan kesejahteraan

ma syarakat. Bantuan Program BPJS

Kete nagakerjaan yang diikutkan ada­

lah program Jaminan Kecelakaan

Ker ja dan Jaminan Kematian, kedua

program tersebut diharapkan mam ­

pu meningkatkan taraf hidup kese­

jah teraan sosial, agar mereka dapat

hidup layak dan mampu berfungsi

secara sosial.

Program Asuransi Kesejahteraan

Sosial diberikan kepada pekerja infor­

mal khususnya para pencari nafkah

utama dari keluarga miskin – yang

dikategorikan Rumah Tangga Sangat

Miskin (RTSM) yang tersebar di enam

kabupaten / kota, yakni Pandeglang,

Lebak, Serang, Kota Serang, Cilegon

dan Tangerang Selatan. n

Pamong Di Banten Peduli Terhadap Pekerja Informal

@BPJSTKinfo

TIDAK pernah terlintas di benak pekerja kecil hi dupnya bakal dilindungi oleh asuransi. Para pekerja informal di wilayah Propinsi Banten bakal menerima bantuan program jaminan sosial ketenagakerjaan dari Pemda dengan mengalokasikan Rp 4.9 miliar, untuk 30 ribu para pencari nafkah utama dari keluarga sangat miskin. Mereka diikursertakan sebagai peserta tiga program jaminan sosial tenaga kerja.

Rano Karno, Plt Gubernur Banten

BRIDGE 03-OKE-koreksi.indd 5 04/09/2014 1:42:44

Page 6: JEMBATAN MENUJU KESEJAHTERAAN PEKERJAbpjsketenagakerjaan.go.id/assets/uploads/tiny_mce/BRIDGE/03022016... · Na mun demikian, jumlah yang saat ini ter ... DI SEKTOR INFORMAL Sebuah

7BRIDGE VOLUME 03 www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 03www.bpjsketenagakerjaan.go.id6

SUDAH berulangkali pe me­

rintah mensosialisasikan

kebijakan ini kepada ma ­

sya rakat luas. Jika ti ­

dak dipatuhi, peme rin ­

tah menyiapkan sanksi bagi pem beri

kerja selain penyelenggara ne ga ra, dan

perseorangan yang tidak mendaftarkan

pekerja dan keluar ganya pada program

ini.

Ancaman pemberian sanksi itu

tertuang pada Peraturan Peme­

rintah Nomor 86 Tahun 2013 yang

ditandatangani oleh Presiden Susilo

Bambang Yudhoyono pada 24 De­

sember 2013.

Kebijakan Presiden tersebut di tin­

daklanjuti oleh Kemen teri an Tenaga

Kerja, dengan mener bit kan surat

edaran No: SE1/III/Men/2014 mengenai

pengawasan penyelenggaraan prog­

ram jaminan sosial pada Badan Penye­

lenggara Jaminan Sosial (BPJS).

Surat Edaran ini dimaksudkan un­

tuk mem beri petunjuk kepada ins tansi

yang bertanggung jawab di bidang

kete nagakerjaan di tingkat provinsi

dan kabupaten/kota, mengenai pe­

nga wasan penyelenggaraan BPJS,

me liputi tujuh (7) langkah yang harus

dilakukan. Khusus poin ke enam,

mengenai pelaksanaan pengawasan

ketenagakerjaan, yang terkait PP No

86 Tahun 2013.

Adapun pengawasan yang di­

mak sud terhadap pengoperasian/

pe lak sanaan BPJS Ketenagakerjaan

dan BPJS Kesehatan. Pengawas ke te­

nagakerjaan di tingkat propinsi mau­

pun kabupaten/kota, dapat me la ­

kukan pemeriksaan terhadap pemberi

kerja selain Penyelenggara Negara,

yang pelaksanaannya di la ku kan sesuai

peraturan dan perun dangan.

Diberlakukannya sanksi itu agar

program SJSN  bisa terlaksana de ngan

baik, menjangkau kepesertaan se cara

luas dan berkesinambungan sehingga

seluruh penduduk dapat terpenuhi

kebutuhan dasar hidupnya yang layak

sebagaimana amanat Un dang­Undang

Nomor 24 Tahun 2011 tentang BPJS.

PP ini secara tegas mewajibkan

pemberi kerja selain Penyelenggara

Negara untuk mendaftarkan dirinya

dan pekerjanya sebagai peserta kepa­

da BPJS secara bertahap sesuai de­

ngan program jaminan sosial yang

diikutinya, dan memberikan da ta

diri nya dan pekerjanya berikut ang­

gota keluarganya kepada BPJS secara

lengkap dan benar.

Selain itu, juga setiap orang se­

lain pemberi kerja, pekerja, dan

pe ne ri ma bantuan iuran yang

me me nu hi ke tentuan peraturan per­

un dang­undangan wajib men daf tar ­

kan diri nya dan anggota ke luar ga nya

sebagai peserta kepada BPJS, dan

memberikan data dirinya dan anggota

keluiarganya secara lengkap dan benar

kepada BPJS.

Pemberi kerja selain penyeleng­

gara negara dan setiap orang, selain

pemberi kerja, pekerja, dan penerima

bantuan, yang tidak mendaftarkan

dirinya, pekerjanya dan keluarganya

kepada BPJS, atau tidak memberikan

Satu triwulan lagi, tepatnya 1 Januari 2015, batas waktu perusahaan Nasional (PMDN), penanam modal asing (PMA), maupun pekerja informal untuk ikut serta dalam program Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) pada Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan.

@BPJSTKinfo

Sanksi Tidak Mendaftar Program Jaminan Sosial

PP No. 86 Tahun 2013

BRIDGE 03-OKE-koreksi.indd 6 04/09/2014 1:42:45

Page 7: JEMBATAN MENUJU KESEJAHTERAAN PEKERJAbpjsketenagakerjaan.go.id/assets/uploads/tiny_mce/BRIDGE/03022016... · Na mun demikian, jumlah yang saat ini ter ... DI SEKTOR INFORMAL Sebuah

7BRIDGE VOLUME 03 www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 03www.bpjsketenagakerjaan.go.id6

data secara lengkap dan benar akan

dikenai sanksi administratif.

“Sanksi administratif dapat beru­

pa: a. Teguran tertulis; b. Den da; dan/

atau c. Tidak mendapat pelayanan

publik tertentu,” bunyi Pasal 5 Ayat (2)

PP tersebut.

Pengenaan sanksi teguran ter tulis

yang dikenakan BPJS seba gaimana

dimaksud diberikan paling banyak

1 kali masing­masing untuk jangka

waktu paling lama 10 hari kerja.

Adapun sanksi denda diberikan

untuk jangka waktu paling lama 30

hari sejak berakhirnya sanksi teguran

tertulis kedua berakhir. Besarnya

denda sebesar 0,1% setiap bulan dari

iuran yang seharusnya dibayar yang

dihitung sejak teguran tertulis kedua

berakhir.

Sanksi tidak mendapatkan pe la­

yanan publik dilakukan oleh pe me­

rintah, pemerintah daerah pro vinsi,

atau pemerintah daerah ka bupaten/

kota atas permintaan BPJS.

Sanksi tidak menda pat kan pela­

yanan publik kepada pemberi kerja

selain penyelenggara negara me li ­

puti: a. Perizinan ter kait usaha; b. Izin

yang diperlukan dalam mengikuti

tender proyek; c. Izin mempekerjakan

tenaga kerja asing; d. Izin perusahaan

penyedia jasa pekerja/buruh; atau e.

Izin Mendirikan Bangunan (IMB).

Adapun sanksi tidak menda pat­

kan pelayanan publik kepada setiap

orang, selain pemberi kerja, pekerja,

dan penerima bantuan iuran meliputi:

a. Izin Mendirikan Bangunan (IMB); b.

Surat Izin Mengemudi (IMB); c. Ser­

tifikat Tanah; d. Paspor; dan e. Surat

Tanda Nomor Kendaraan (STNK).

“Pengenaan sanksi kepada pem­

beri kerja selain penyelenggara ne ­

ga ra, pekerja dan penerima ban­

tuan iuran dilakukan berdasarkan

penga wasan dan pemeriksaan atas

kepatuhan dalam penyelenggaraan

jaminan sosial,” bunyi Pasal 12 Ayat

(1) Peraturan Pemerintah Nomor 86

Tahun 2013 itu.

Pengawasan dan pemeriksaan

sebagaimana dimaksud dilakukan

oleh BPJS terhadap:

a. Kepatuhan pemberi kerja selain

pe nyelenggara negara untuk

men daftarkan dirinya dan peker­

janya sebagai peserta BPJS, dan

memberikan data dirinya dan

pekerjanya berikut anggota keluar­

ganya secara lengkap dan benar;

b. Kepatuhan setiap orang, selain

pemberi kerja, pekerja, dan pe­

nerima bantuan iuran untuk men­

daftarkan dirinya dan anggota

keluarganya sebagai peserta ke­

pada BPJS, dan memberikan data

dirinya dan anggota keluar ga nya

secara lengkap dan benar kepada

BPJS.

“Pengawasan dan pemeriksaan

sebagaimana dimaksud dapat di la­

kukan oleh BPJS berdasarkan penga­

duan dari masyarakat dan pekerja,”

bunyi Pasal 13 Ayat (4) PP No. 86/2013

ini.

Jadi, segeralah mendaftarkann

diri anda dan usaha anda ke BPJS. n

BRIDGE 03-OKE-koreksi.indd 7 04/09/2014 1:42:45

Page 8: JEMBATAN MENUJU KESEJAHTERAAN PEKERJAbpjsketenagakerjaan.go.id/assets/uploads/tiny_mce/BRIDGE/03022016... · Na mun demikian, jumlah yang saat ini ter ... DI SEKTOR INFORMAL Sebuah

9BRIDGE VOLUME 03 www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 03www.bpjsketenagakerjaan.go.id8

STRATEGI MEMBURU SEJUTA KEPESERTAAN DI SEKTOR INFORMALSebuah target program jaminan sosial BPJS Ketenagakerjaan sebanyak sejuta peserta pekerja informal, untuk tahun 2014, tidak terlalu besar bila dibandingkan dengan jumlah pekerja informal di Indonesia, tetapi bila dilihat capaiannya tahun lalu, sepertinya menetapkan target setinggi bintang di langit. Target tersebut optimis dapat terpenuhi, apa alasannya?

Main Report

BRIDGE 03-OKE-koreksi.indd 8 04/09/2014 1:42:48

Page 9: JEMBATAN MENUJU KESEJAHTERAAN PEKERJAbpjsketenagakerjaan.go.id/assets/uploads/tiny_mce/BRIDGE/03022016... · Na mun demikian, jumlah yang saat ini ter ... DI SEKTOR INFORMAL Sebuah

9BRIDGE VOLUME 03 www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 03www.bpjsketenagakerjaan.go.id8

SEBUAH kampanye budaya

gotong royong Indonesia

digelar Direksi BPJS Kete­

na gakerjaan. Lima Di ­

rek tur ha dir di tengah ribuan para

pedagang textile dan garment dalam

acara pembukaan channel alternatif

Payment Point Online Bank (PPOB)

yang ber lang sung di Blok B, Pasar

Tanah Abang, Jakarta Pusat.

“Outlet ini merupakan cara prak­

tis menjaring para tenaga kerja

informal ikut serta menjadi peserta

BPJS Ketenagakerjaan. Sehingga me­

reka akan terlindungi dari terjadinya

risiko­risiko sosial yang menimpa

mereka,” kata Direktur Kepesertaan

Junaedi usai simulasi pendaftaran dan

pembayaran iuran jaminan sosial BPJS

Ketenagakerjaan secara online, pada

21 Agustus 2014 lalu.

Pembukaan gerai langsung di

Pasar Grosir Textile dan Garment ter ­

besar di Asia Tenggara itu, di mak­

sudkan sebagai salah satu stra regi

pemasaran ’jemput bola’ dari BPJS

Ketenagakerjaan di dalam upa ya

mengejar target kepesertaan Program

Jaminan Sosial bagi Pekerja Bukan

Penerima Upah (PBPU) atau pekerja

informal sebanyak 1000.000 peserta

baru, untuk tahun 2014.

Target yang kecil, bila diban ding­

kan dengan jumlah pekerja informal

atau tenaga kerja bukan penerima

upah yang ada di Negeri ini, yang

jumlahnya mencapai 74 juta orang –

jauh melebihi jumlah pekerja formal

yang ada sekitar 43 juta orang.

Namun, bila dilihat dari kemampuan

BPJS Ketenagakerjaan menggaet

para pekerja informal sampai akhir

semester pertama tahun 2014, yang

mencapai sekitar 180 ribu orang,

tentunya target yang ditetapkan –

seperti setinggi bintang di langit.

Masalahnya, apa mungkin tar get

bisa terpenuhi? Kepala Divisi Perluasan

Kepesertaan E. Ilyas Lubis menyatakan

optimis, karena penambahan peserta

Program Jaminan Sosial bagi PBPU

terus me ning kat pesat. Triwulan

terakhir ra ta­rata perbulan jumlah

peserta baru meningkat mencapai

30­35 persen. Dan, sisanya triwulan

ke de pan, prediksi Ilyas Lubis, akan

ter jadi percepatan penambahan ke­

pesertaan Jaminnan Sosial Pe kerja

Bukan Penerima Upah.

Pasalnya, jelasnya lagi, ada ber­

bagai strategi yang dilakukan untuk

menggaet tenaga kerja informal,

antara lain, gencarnya so sialisasi

Jaminan Sosial bagi pekerja man diri –

bukan penerima upah, terus menjalin

kerjasama dengan institusi pemeritah

dan pihak swasta yang saling

menguntungkan. Mulai dari tingkat

Kementerian – dengan Ke men kokesra,

Kemnakertrans, Kem sos, Kemkop

& UKM, Kementerian Hukum dan

HAM, Kemkeu, dan sejumlah institui

pemerintah lainnya. Juga upaya men­

jalin kerjasama dengan Pemerintah

Daerah Tingkat I dan II – Kab/Kota,

dan sejumlah BUMN Perbankan.

”Bisa dalam bentuk bantuan

alokasi dana langsung bagi pekerja

informal, bisa juga dalam bentuk law

enforcement,” jelas Ilyas Lubis lagi

Sinergi Berbuah ManisSinergi itu kini mulai berbuah

manis, ungkap Ilyas Lubis, seper ti

Pemda Purwakarta telah mengalo­

kasikan dana bantuan dari APBD

untuk pekerja informal, setidaknya

sudah ada 80.000 pekerja informal di

sana yang terdaftar sebagai peserta

Jaminan Sosial. Diikuti oleh Pemprov

Banten, juga mengalokasikan dana

kepesertaan Jaminan Sosial dari

APBD untuk 30.000 pekerja informal

–khusus pekerja utama dari keluarga

miskin. Dan Plt Gubernur Banten

Rano Karno berjanji akan menambah

jumlah alokasi dana APBD untuk

kepesertaan Jaminan Sosial bagi

49.000 pekerja informal.

Di luar Jawa, Misalnya, Pemprov

Medan juga memliki rencana me nga­

lokasikan sebagian dana ban tuan sosial

untuk kepesertaan Ja minan Sosial bagi

10.000 pekerja informal, pada tahun

2015. Tentunya kepedulian terhadap

pekerja informal oleh Pemerintah

Propinsi dan Pemerintah Kota/

Kabupaten itu, bisa menjadi inspirasi

dan memotivasi Pemprov maupun

Pemkab lainnya di seluruh Indonesia.

Jika ini terjadi tentunya target sejuta

peserta Prog ram Jamsos PBPU baru,

pada tahun 2014, akan tercapai.

Selain bermitra dengan pemda,

BPJS Ketenagakerjaan menjalin ker­

ja sama dengan perusahaan ne gara,

salah satunya, dengan PT Rajawali

Nusantara Indonesia (RNI), untuk

menggaet para tenaga kerja dengan

mengupayakan berbagai cara un tuk

meningkatkan kesejahteraan pe serta

salah satunya food benefit. Dengan

membangun minimarket dengan

nama Gerai BPJS TK. Gerai BPJS TK

ini merupakan proyek percontohan

pertama dan bertempat di Menara

Jamsostek dengan beberapa pertim­

bangan.

“Saat ini di Menara Jamsostek

telah memiliki lebih 100 tenant dengan

jumlah pekerja sekitar tujuh ribu, gerai

serupa akan berkembang ke berbagai

tempat lainnya,” ujar Direktur Investasi

BPJS Ketenagakerjaan Jeffry Har yadi

BRIDGE 03-OKE-koreksi.indd 9 04/09/2014 1:42:48

Page 10: JEMBATAN MENUJU KESEJAHTERAAN PEKERJAbpjsketenagakerjaan.go.id/assets/uploads/tiny_mce/BRIDGE/03022016... · Na mun demikian, jumlah yang saat ini ter ... DI SEKTOR INFORMAL Sebuah

11BRIDGE VOLUME 03 www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 03www.bpjsketenagakerjaan.go.id10

dalam peluncuran Gerai BPJS TK

di Gedung Menara Jamsostek,

Jakarta, medio Agustus lalu.

Peserta aktif dapat membeli

kebutuhan bahan pokok makanan

dengan harga khusus di gerai

ini. Cukup menunjukkan Kartu

Peserta BPJS Ketenagakerjaan

dan e­KTP, mereka dapat berbe­

lanja di gerai ini dengan diskon

khusus sampai 20 persen untuk

Gula, Beras, Minyak Goreng serta

Daging Sapi. Di Gerai ini tersedia

fasilitas Anjungan Tunai Mandiri

(ATM) 24 jam, makan di tempat,

pojok pameran, jaringan internet

(free WIFI), pembelian pulsa

telepon dan listrik.

Gerai ini, jelas Jeffry lagi, akan

dibangun di daerah yang ti dak

jauh dari tempat tinggal pekerja

sehingga memberikan rasa

nyaman dan ketenangan da lam

bekerja. “Tahun ini kami beren­

cana membuat empat sampai

lima gerai.

Support dari Stake HolderDemikian pula, support dari

Kementerian untuk tenaga kerja

informal. Salah satunya dari Ke­

menterian Tenaga Kerja dan Trans­

migrasi (Kemenakertrans), telah

menyalurkan dana subsidi sebesar

4,8 miliar untuk menyertakan

10.000 pekerja informal, sebagai

peserta jaminan sosial BPJS Ke­

te nagakerjaan, untuk tahun

2014. Subsidi tersebut, untuk

tiga program, meliputi Jaminan

Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan

Kematian (JKM), dan Jaminan Ke­

sehatan (JK).

”Pemerintah akan membayar

subsidi iuran itu sebesar Rp

60.000/orang selama delapan

bulan,” jelas Sekretaris Ditjen PHI

dan Jamsos Kemnakertrans Iskan­

dar Maula kepada pers, beberapa

waktu lalu.

Pemberian subsidi itu, menu­

rut Iskandar Maula, dimaksudkan

agar pekerja informal juga bisa

menjadi peserta BPJS Ketena­

gakerjaan, sehingga tercakup

da lam perlindungan jaminan so­

sial. Pemerintah berharap para

peserta yang menerima bantuan

iuran tersebut tetap meneruskan

kepesertaannya di program BPJS

Ketenagakerjaan.

Dari catatan Kemenakertrans

saat ini ada sekitar 1,2 juta tenaga

pekerja informal yang menjadi

peserta jaminan sosial BPJS

Ke te nagakerjaan. Keanggotaan

itu dimulai sejak Program Jam­

sos tek digulirkan pada tahun

2006. Hanya saja, setelah jam­

sostek berubah menjadi BPJS

Ke tenagakerjaan, para pekerja

in formal yang masih aktif hanya

tinggal 500 ribu orang. Selebihnya

mengundurkan diri karena tidak

mampu membayar iuran.

Karena itu, lewat program ini,

pemerintah berupaya agar para

pekerja yang mengundurkan diri

itu bisa menjadi anggota kembali.

Untuk saat ini pemerintah baru

mem berikan bantuan kepada

pekerja informal di enam provinsi

yaitu Sumatera Utara, Jateng, Ja­

tim, Gorontalo, NTT dan Sulteng.

Sedangkan Kementerian

lain seperti Kementerian Sosial

dan juga Kementerian Koperasi

dan UKM, juga secara periodik

menyalurkan bantuan iuran ke­

pesertaan jaminan sosial BPJS

Ketenagakerjaan untuk pekerja

in formal. Sebagaimana diakui

Ilyas Lubis jumlahnya relatif ti­

dak besar, tetapi supportnya

sangat membantu kinerja BPJS

Ketenagakerjaan untuk bisa

meng gaet sebanyak­banyaknya

tenaga kerja bukan penerima

upah sebagai peserta Jaminan

Sosial.

Demikian halnya perhatian

dan dukungan dari Kementerian

Ko or dinator Kesejahteraan

Rak yat (Kem enkokesra), de­

ngan memberikan saran­sa­

ran serta masukan untuk mem­

perkuat kelembagaan BPJS

Main Report

BRIDGE 03-OKE-koreksi.indd 10 04/09/2014 1:42:49

Page 11: JEMBATAN MENUJU KESEJAHTERAAN PEKERJAbpjsketenagakerjaan.go.id/assets/uploads/tiny_mce/BRIDGE/03022016... · Na mun demikian, jumlah yang saat ini ter ... DI SEKTOR INFORMAL Sebuah

11BRIDGE VOLUME 03 www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 03www.bpjsketenagakerjaan.go.id10

Ketenagakerjaan. Agar pada batas

waktu pelaksanaan selu ruh program

jaminan sosial ketenagakerjaan, pada

tanggal 1 Juli 2015, semua lini sudah

siap.

Untuk memperkuat lembaga,

saran Menko Kesra Agung Laksono,

perlu melakukan penguatan dari sisi

kepesertaan, pelayanan, penguatan

database dan teknologi informasi,

investasi, keuangan, SDM, dan Good

Governance yang dilengkap dengan

peraturan teknis dan sosialisasi yang

menyeluruh.

Saat ini, pasar kerja Indonesia

terdiri atas 35% pekerja formal dan

65% pekerja informal. Dari data Badan

Pusat Statistik (BPS), tahun 2013,

diprediksi pada tahun 2014 akan

terdapat market sektor formal dan

informal sebanyak 118,4 juta tenaga

kerja. Pada tahun 2018 diprediksi

akan mencapai jumlah tenaga kerja

sebanyak 124,4 juta tenaga kerja.

“Karenanya, diperlukan peker ja an

yang baik, lapangan ker ja produktif,

hak­hak pekerja terlin dungi, dan

perlindungan sosial yang memadai,”

jelas Agung Laksono

Sementara UMP di Indonesia

mengalami peningkatan rata­ra­

ta tahunan sebesar 15,64%. Ke

d epan pertumbuhan rata­rata

upah diperkirakan di atas nilai 10%

sehingga dapat meningkatkan jumlah

kepesertaan dan mencapai market

share dengan 80% pada 2018. Sesuai

dengan target kepesertaan jaminan

sosial BPJS Ketenagakerjaan bagi

pekerja for mal sebanyak 35 juta

pekerja, pada tahun 2018. Tidak

demikian halnya, dengan pekerja

informal – pekerja bukan penerima

upah, pada tahun 2018, target

kepesertaan jaminan sosial, sekitar 5

juta pekerja, sekitar 7% dari perkiraan

jumlah pekerja informal.

Menko Kesra Agung Laksono,

optimis target itu bakal terpenuhi

dan bukan hal yang mustahil di masa

mendatang seluruh tenaga kerja

mendapat perlindungan jaminan sosial

yang memadai – himgga tercapainya

suatu perlindungan uni versal bagi

para pekerja.

Setengah Hati Menggaet Pekerja Informal

Sudah seharusnya pemerintah

memberikan perlindungan sosial

bagi para pekerja, baik para pekerja

formal maupun informal. Adanya

ketimpangan jumlah pekerja for­

mal (35%) dibandingkan pekerja

informal (65%) dari total julah pekerja

– berdasarkan data BPS, penilaian

Koordinator advokasi BPJS Watch,

Timboel Siregar, sebagai salah satu

bentuk kegagalan pe me rintah dalam

membangun lapa ngan kerja nasional,

sehingga terja di peningkatan jumlah

pekerja informal.

“Para pekerja informal termasuk

pemangku kepentingan dalam pem­

bangunan perekonomian Nasional.

Karena itu pemerintah perlu mem­

perhatikan keberadaan pekerja in­

formal melalui perlindungan jaminan

sosial,” kata Timboel.

Selama ini pekerja informal, pe ­

nilaian Koordinator LSM Kete na ­

gakerjaan itu, belum banyak tersentuh

jaminan sosial. Peraturan perundang­

undangan lama yang berkaitan

dengan jaminan sosial, seperti UU

No. 3 Tahun 1992 tentang Jaminan

Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek)

ungkapnya lagi belum mengakomodir

kepesertaan pekerja informal. Padahal,

jaminan sosial bagi pekerja informal

dan keluarganya sangat penting

karena mampu memberi rasa aman

dan tenang dalam bekerja.

Dengan adanya perundang­un­

dangan baru UU SJSN dan BPJS

serta Peraturan Men teri Tenaga Ker­

ja dan Transmigrasi No 24 Tahun

Agung Laksono (kiri), Menko Kesra

Pada tahun 2018 diprediksi akan mencapai jumlah tenaga

kerja sebanyak 124,4 juta tenaga kerja. “Karenanya, diperlukan

pekerjaan yang baik, lapangan kerja produktif, hak-hak pekerja

terlindungi, dan perlindungan sosial yang memadai.”

BRIDGE 03-OKE-koreksi.indd 11 04/09/2014 1:42:50

Page 12: JEMBATAN MENUJU KESEJAHTERAAN PEKERJAbpjsketenagakerjaan.go.id/assets/uploads/tiny_mce/BRIDGE/03022016... · Na mun demikian, jumlah yang saat ini ter ... DI SEKTOR INFORMAL Sebuah

13BRIDGE VOLUME 03 www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 03www.bpjsketenagakerjaan.go.id12

2005 tentang Pedoman Penye­

lenggaraan Program Jaminan So­

sial Tenaga Kerja bagi tenaga kerja

yang melakukan pekerjaan di luar

hubungan kerja seperti, Timboel

berharap, kepedulian pemerintah

terhadap para pekerja sektor in­

formal akan lebih baik dengan

memberikan perlindungan sosial

kepada me reka

“Tapi sayang, pemerintah

be lum fokus melibatkan pekerja

in formal menjadi peserta BPJS

Ketenagakerjaan,” tegas Koor­

dinator BPJS Watch itu.

Timboel paham mengapa

BPJS Ketenagakerjaan setengah

hati mengajak para pekerja

informal sebagai peserta jaminan

sosial. Salah satu penyebab

yaitu terkait keterbatasan dan

ketidakpastian pendapatan pe ker­

ja informal. Sehingga kerap putus

di tengah jalan – tidak melanjutkan

kepesertaan. Tapi bagi Timboel hal

itu mestinya tidak menghambat

kepesertaan pekerja informal da­

lam BPJS, bahkan pemerintah

mestinya mengulurkan bantuan.

Salah satu caranya yaitu men­

subsidi iuran jaminan sosial untuk

pekerja informal.

Mengadopsi Praktik Peduli Pekerja Informal

Pentolan LSM Jaminan So­

sial Ketenagakerjaan itu sangat

apreciate terhadap subsidi iuran

bagi pekerja informal itu te lah

dipraktekkan oleh peme rin tah

daerah Purwakarta. Yaitu me­

ngi kut sertakan pekerja informal

sebagai peserta Jaminan Pemeli­

haraan Ke sehatan (JPK), Jaminan

Ke matian (JKM) dan Jaminan Ke­

celakaan Kerja (JKK). Demikian

pula Pemprov Banten, yang

mem biayai kepesertaan 30 ribu

pekerja informal.

”Praktik itu seharusnya da­

pat diadopsi pemerintah pusat

dengan cara menerbitkan regu­

lasi. Sehingga seluruh Pemda

didorong untuk membiayai bebe­

rapa program Jamsos untuk pe ­

kerja informal,” ungkapnya k e­

pada media.

Sedangkan dalam regulasi

prog ram Jaminan Kecelakaan

Kerja (JKK), Jaminan Hari Tua

(JHT) dan Jaminan Kematian

(JK) BPJS Ketenagakerjaan, su­

dah seharusnya pemerintah me­

masukan ketentuan terkait kepe­

sertaan bagi pekerja informal.

Selain itu, Timboel juga

ber ha rap pemerintah mema­

su k kan klausul penerapan So­

cial Protrection Floor (SPF)

yang diterbitkan ILO. Klausul itu

merupakan salah satu syarat se ­

belum Masyarakat Ekonomi

ASEAN pada 2015 diberlakukan.

Penerapan klausul itu penilaiannya

sangat penting dalam rangka

melindungi pekerja migran

Indonesia yang bekerja di negara

ASEAN. Baik mereka yang bekerja

di sektor formal atau informal.

“Banyak pekerja migran

kita yang berstatus pekerja

formal maupun pekerja informal

di Malaysia, Hongkong dan

Singapura. Hal ini untuk menutupi

kelemahan SJSN dan BPJS

yang tidak meng­cover pekerja

migran Indonesia di luar negeri,

sementara pekerja asing yang

minimal bekerja 6 bulan di Indo­

nesia berhak atas jaminan sosial

di Indonesia.

Dari pantauannya, Timboel

me nilai selama ini pemerintah ku­

rang memperhatikan pentingnya

jaminan sosial bagi pekerja mi­

gran Indonesia. Oleh karenanya

penerapan Masyarakat Ekonomi

ASEAN 2015 dapat dijadikan mo­

mentum pemerintah untuk se rius

melindungi pekerja migran In­

donesia lewat jaminan sosial.

Langkah Awal Menggapai Universal Coverage

Tentunya, untuk bisa meme­

nuhi target kepesertaan jaminan

so sial yang terus meningkat – s e­

tiap kurun waktu tertentu hing ga

mencapai suatu kondisi per lin­

dungan universal untuk se luruh

tenaga kerja Nasional, bukan

pekerjaan yang mudah dan instan,

sebagaimana mudahnya penilaian

Koordinator BPJS Watch, karena

memenuhi universal cove rage

akan memakan waktu dan disertai

kerja keras beberapa de kade ke

depan.

Sebagaimana disampaikan

Di rek tur Utama BPJS Ketenaga­

kerjaan Elvyn G Masassya da­

lam sambutannya, saat upa ca ra

peringatan HUT RI 17 Agus tus

2014 lalu, bahwa BPJS Kete na­

gakerjaan sekarang sedang ber­

usaha keras bertransformasi

dan mempersiapkan diri untuk

beroperasi penuh agar dapat

melayani seca ra penuh kepada

pesertanya se ba gaimana yang

diamanahkan pemerintah.

“Agar semangat kepahla wan­

an diimplementasikan di lem baga

ini dengan cara menjalani tugas

dan tanggung jawab dengan in­

tegritas, profesionalisme, etika,

totalitas, sepenuh hati, melayani,

menjaga rahasia lembaga dan

menjalankan semuanya dengan

ikhlas, tanpa pamrih,” himbau

Elvyn G Masassya dalam sambut­

annya.

Main Report

BRIDGE 03-OKE-koreksi.indd 12 04/09/2014 1:42:51

Page 13: JEMBATAN MENUJU KESEJAHTERAAN PEKERJAbpjsketenagakerjaan.go.id/assets/uploads/tiny_mce/BRIDGE/03022016... · Na mun demikian, jumlah yang saat ini ter ... DI SEKTOR INFORMAL Sebuah

13BRIDGE VOLUME 03 www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 03www.bpjsketenagakerjaan.go.id12

Selain etos kerja yang baik dan kerja

keras, untuk bisa memenuhi terget ke­

pe sertaan jaminan sosial BPJS Kete­

nagakerjaan bagi para pekerja – baik

formal maupun informal, yang telah

ditetapkan, seluruh kar yawan BPJS

Ketenagakerjaan harus mematuhi arahan

dari manajemen sesuai grand strategy

yang telah disusun.

Selain pekerjaan yang bersifat

rutin, ada 13 grand directions, yang

harus dicapai dalam rangka persiapan

full operations, meliputi: Integrated

program and Basic walfare, Total

Benefit Through BPJS Incorporated,

New Service Culture berbasis Prima,

Human Ca pital berbasis Performance,

Suistainable Culture Change, Smart

Financial Management, Risk Based

Audit dan Self System Control,

Comprehensive Risk Management

System, New Business Prosess,

New Platform IT, Easyness Ac cess,

pertumbuhan kepesertaan Agresif, dan

New Branding BPJS Ketenagakerjaan.

“Saya meyakini bahwa ke 13 grand

directions tersebut dapat diselesaikan

dengan baik dan akan menjadi landasan

yang kokoh ketika BPJS Ketenagakerjaan

ber operasional penuh,” ujar Elvyn.

Semua bisa dipenuhi dengan upaya

pencapaian yang benar dan optimal,

asalkan dilandasi semangat bekerja

sebagai team work, open mind dalam

menghadapi gagasan baru, memiliki

passion dalam mengerjakan pekerjaan,

action atau bertindak cepat, dan memiliki

rasa memiliki.

Langkah awal, yang dilakukan

Elvyn G Masassya disambut positif

oleh Anggota DPR Komisi IX Rie­

ke Diah Pitaloka – yang mem bi da ngi

Ketenagakerjaan. Ha nya saja, menurut

Rieke, BPJS Ke te na gakerjaan yang

dipercaya seba gai penyelenggara

jaminan sosial bagi pekerja nasional, ha­

rus fokus di dalam transformasi dari PT

Jamsostek ke BPJS Ke tenagakerjaan

yang harus siap operasional melayani

kepesertaan para pekerja formal

maupun in formal, pada Juli 2015.

Dengan melepas bisnis lainnya – yang

tidak terkait dengan pelayanan jaminan

sosial nasional.

Rieke juga menyayangkan wak ­

tu jatuh tempo diterbitkannya

peraturan pelaksana BPJS Kete na­

gakerjaan, sudah terlampaui, te­

tapi sampai sekarang pemerintah

masih terus berdalih aturan turunan

tersebut masih diproses dalam

tahap sinkronisasi dan harmonisasi.

Untuk peraturan pelaksana BPJS

Ketenagakerjaan, antara lain: RPP

Penyelenggaraan Program Jaminan

Kecelakaan Kerja, Jaminan Hari Tua,

Jaminan Kematian, Jaminan Pensiun

dan RPP Pengelolaan Aset BPJS.

Ada satu event penting, yang

bisa men jadi momentum pe me rin­

tah un tuk serius melindungi para

pe kerja Indonesia lewat jaminan so­

sial, imbuhnya, yaitu pemberlakuan

penetapan Komunitas ASEAN 2015.

Akan ada liberalisasi tenaga kerja.

Pekerja dan buruh di Indonesia harus

mendapat perlindungan yang cukup

sebelum memasuki era Komunitas

ASEAN pada 2015, karena pekerja

asing akan ikut bersaing di dalam

negeri. n

Rieke Diah Pitaloka, anggota Komisi X

BPJS Ketenagakerjaan yang dipercaya sebagai penyelenggara

jaminan sosial bagi pekerja nasional, ha rus fokus di dalam

transformasi dari PT Jamsostek ke BPJS Ke tenagakerjaan yang

harus siap operasional pada Juli 2015.

BRIDGE 03-OKE-koreksi.indd 13 04/09/2014 1:42:52

Page 14: JEMBATAN MENUJU KESEJAHTERAAN PEKERJAbpjsketenagakerjaan.go.id/assets/uploads/tiny_mce/BRIDGE/03022016... · Na mun demikian, jumlah yang saat ini ter ... DI SEKTOR INFORMAL Sebuah

15BRIDGE VOLUME 03 www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 03www.bpjsketenagakerjaan.go.id14

NAMUN, kemajuan kita

dalam perlindungan

sosial belum berhasil

mengimbangi kema­

juan dalam penciptaan lapangan

kerja. Lebih dari setengah jumlah

pekerja di berbagai negara be­

kerja dalam sektor informal,

tan pa ditunjang oleh peraturan

ketenagakerjaan maupun kebi­

jakan perlindungan sosial. Hal ini

berarti manfaat­manfaat men­

dasar, seperti fasilitas kesehatan

dan sejumlah jaminan bagi pe ker­

ja dan mereka yang tidak bekerja,

praktis tidak terjangkau oleh

demikian banyak penduduk yang

sebenarnya telah bekerja keras.

Perlidungan Sosial Bagi Pekerja Asia PasifikTiga dekade terakhir merupakan cermin keberhasilan para pekerja di

Asia Timur­Pasifik. Jutaan penduduk telah terangkat dari kemiskinan dan

negara­negara yang satu generasi sebelumnya tergolong miskin kini telah

mengintegrasikan dirinya ke dalam rantai nilai global – suatu prestasi

yang melebihi kawasan lain mana pun di dunia.

Main Report

BRIDGE 03-OKE-koreksi.indd 14 04/09/2014 1:42:55

Page 15: JEMBATAN MENUJU KESEJAHTERAAN PEKERJAbpjsketenagakerjaan.go.id/assets/uploads/tiny_mce/BRIDGE/03022016... · Na mun demikian, jumlah yang saat ini ter ... DI SEKTOR INFORMAL Sebuah

15BRIDGE VOLUME 03 www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 03www.bpjsketenagakerjaan.go.id14

Agar kawasan Asia Timur­Pasifik

dapat mempertahankan tingkat

pertumbuhan yang tinggi dan

kesejahteraan bersamanya, sudah

seharusnya para penentu kebijakan

di kawasan ini memper timbangkan

penerapan kebijakan sosial agar

manfaatnya dapat di nikmati oleh

seluruh tenaga kerja, apapun bentuk

pekerjaan yang me reka miliki dan di

manapun me reka bekerja.

Paket­paket sederhana yang

didanai secara nasional dan di tu­

jukan bagi penduduk tidak be kerja,

seperti yang diterapkan di Thailand,

Vietnam, China, dan In donesia akan

dapat dinikmati oleh para pekerja

informal juga. Model jaminan sosial

baru tersebut sedikit banyak akan

membantu menutup kesenjangan

kebijakan yang ada, yang kini masih

mengesampingkan para pekerja

informal. Mereka ter paksa mengambil

pekerjaan yang tidak memiliki

perlindungan, tidak tercakup dalam

peraturan, dan tidak terkena pajak

Selain itu, dari data ILO me­

nunjukkan bahwa lebih dari 30 persen

penduduk berusia 15­24 tahun di Asia

Timur­Pasifik tidak memiliki pekerjaan

tetap maupun tidak mengenyam

pendidikan atau pelatihan. Pengabaian

mere ka tentunya akan dapat me­

nyulut kebencian, dan kekerasan.

Bila di kombinasikan dengan pening­

katan kesenjangan pendapatan an­

tara mereka yang memiliki kon trak

kerja resmi dan mereka yang tidak –

maka negara­negara ini mungkin akan

dihadapkan pada potensi gejolak

sosial.

Mengapa kelompok­kelompok

yang rentan dalam masyarakat In­

donesia tidak tersertakan dalam

jaminan sosial? Akar masalahnya ada­

lah kombinasi dari dua hal: kebijakan

yang relatif ketat di atas kertas dan

tidak adanya penegakan hukum

secara tegas, yang mendorong

semakin banyak tenaga kerja ke sektor

informal.

Sebagai contoh, beberapa ke ­

bijakan, seperti sistem pemba­

yaran pesangon yang tinggi,

tun tutan kenaikan upah secara pe­

riodik, ekonomi biaya tinggi, akan

menghambat penciptaan la pangan

kerja.  Para pemilik mo dal cenderung

tidak tertarik mem buka usaha baru bila

menge ta hui sejumlah kewajiban yang

kiranya sangat membebani perusa ha­

an untuk bisa tumbuh dan berkem­

bang.

Beragam tantangan ini dapat

menjadi peluang. Kawasan Asia Timur

dan Pasifik memiliki sejarah peraturan

ketenagakerjaan dan kebijakan

perlindungan sosial yang relatif

singkat, sehingga da pat menerapkan

suatu model baru dengan biaya yang

relatif ren dah. Sekarang lah waktu

yang tepat. Seiring melambatnya

pertumbuhan di Asia Timur­Pasifik,

banyak negara kini merencanakan

reformasi struktural untuk mem­

formalkan ekonomi mereka.

Penentu kebijakan juga ti dak

boleh melupakan para konsti tuen

utama: pemilik usaha dan pe nanam

modal. Seharusnya peme rintah

membantu sektor swasta untuk terus

berinvestasi dan ber inovasi, terutama

badan usaha ber skala kecil dan

menengah yang membentuk sebagian

besar lapangan kerja di kawasan ini. 

Seringkali badan­badan usaha ini

terbentur berbagai halangan dalam

mengembangkan usaha mereka.

Peraturan yang digulirkan sebaiknya

mempermudah perluas an usaha,

bukan membatasinya.

Keragaman ekonomi di kawas­

an ini, tentunya, menyebab kan

prioritas kebijakan yang ber beda

pula di masing­masing ne gara. Untuk

kebanyakan negara yang masih

bersifat agraris se perti Indonesia akan

terbantu de ngan kebijakan­kebijakan

yang men dorong peningkatan pro­

duk tivitas di bidang pertanian.

Ekonomi de ngan kawasan perkotaan

yang berkembang – China, Indonesia,

Filipina, dan Vietnam –  akan ter bantu

dengan adanya kawasan perkotaan

yang berfungsi le bih baik, dilengkapi

dengan infra struk tur dan sektor jasa

yang lebih baik.

Tentunya, seiring dengan pe­

ningkatan urbanisasi di Asia Ti­

mur­Pasifik, kebijakan tentang ke­

te nagakerjaan maupun jaminan

sosial perlu disesuaikan dengan

berbagai tantangan serta peluang

yang dihadapi oleh warga kota

dan daerah sekitarnya. Bank Dunia

berkomitmen siap menjalin kerjasama

dengan negara­negara Asia Timur­

Pasifik dalam upaya perancangan

dan penerapan ke bijakan­kebijakan

perlindungan so sial yang manfaatnya

dapat dirasakan oleh semua warga,

dan tidak hanya para pekerja yang

menerima upah.

Model baru tersebut dapat

mendorong peningkatan permin­

taan domestik dan memungkinkan

terciptanya gelombang baru per­

tumbuhan ekonomi yang tinggi

di kawasan Asia Timur­Pasifik, se­

kaligus memastikan pemerataan

manfaat pembangunan hingga dapat

dinikmati oleh kaum ma syarakat yang

paling mem bu tuhkan perlindungan

sekalipun. n

Laporan, East Asia Pacific at Work:

Employment, Enterprise and Well­Being

BRIDGE 03-OKE-koreksi.indd 15 04/09/2014 1:42:56

Page 16: JEMBATAN MENUJU KESEJAHTERAAN PEKERJAbpjsketenagakerjaan.go.id/assets/uploads/tiny_mce/BRIDGE/03022016... · Na mun demikian, jumlah yang saat ini ter ... DI SEKTOR INFORMAL Sebuah

17BRIDGE VOLUME 03 www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 03www.bpjsketenagakerjaan.go.id16

PASAR kerja Indonesia

terdiri atas 30% pe­

kerja formal dan

70% pekerja informal

sehingga di perlukan

pekerjaan yang baik, lapangan kerja

produktif, hak pe kerja terlidungi,

serta perlindungan so sial yang

memadai. Laporan tahunan PT

Jamsostek (Per sero) 2013 mem­

per kirakan pada tahun 2014 akan

terdapat market untuk sektor for­

mal dan informal sebanyak 118,4

juta tenaga kerja. Sedangkan pada

tahun 2018 diperkirakan akan men­

capai jumlah 124,4 juta tenaga

kerja.

Sementara itu, UMP di Indo­

ne sia menga lami peningkatan ra­

ta­rata tahunan sebesar 15,64%.

Mengacu kepada angka tersebut,

ma ka ke depan pertumbuhan rata­

rata upah diperkirakan akan di atas

nilai 10% sehingga hal ini dapat

meningkatkan jumlah kepesertaan

mencapai market share sampai

dengan 80% pada tahun 2018.

Berkaitan dengan hal terse­

but, BPJS Kete nagakerjaan ber te­

kad mampu mem berikan kuali tas

pelayanan sesuai standar in ter­

nasional sehingga dapat bersaing

dengan penyedia jaminan sosial

di negara lain. Menurut E. Ilyas

Lubis, Kepala Divisi Perluasan

Kepesertaan BPJS Ketena gaker­

jaan, dukungan proses bisnis

yang efisien, data akurat, serta

di tunjang oleh teknologi dan sis­

tem informasi yang handal akan

mewujudkan pelayanan yang lebih

komprehensif dalam menjawab

kebutuhan dan keinginan peserta.

Sesuai UU No. 40/2004 ten­

tang Sistem Jaminan Sosial Na­

sional (SJSN) dan UU N0. 24/2011

tentang BPJS, diselenggarakan

empat program jaminan sosial

yaitu program Jaminan Kecelakaan

Kerja (JKK), Jaminan Hari Tua

(JHT), Jaminan Pensiun (JP) dan

Jaminan Kematian (JK). Menurut

E. Ilyas Lubis, pada saat ini BPJS

Ketenagakerjaan hanya me nye­

leng garakan tiga program jaminan

sosial ketenagakerjaan (JKK, JHT

dan JK) dan akan diselenggarakan

secara penuh untuk empat prog­

ram pada 1 Juli 2015.

Penyelenggaraan jaminan so­

sial tersebut untuk memberikan

perlindungan kepada para pekerja.

Selama ini sasaran pemberian

perlindungan pekerja lebih banyak

diberikan kapada pekerja atau

tenaga kerja formal. “Namun, kini

“MUDAH,

PEKERJA INFORMAL IKUT BPJS KETENAGAKERJAAN”

Jumlah pekerja informal di Indonesia jauh

lebih banyak dibandingkan pekerja formal.

BPJS Ketenagakerjaan bertekad meningkatkan

perlindungan sosial yang lebih memadai terhadap

pekerja informal.

Main Report

BRIDGE 03-OKE-koreksi.indd 16 04/09/2014 1:42:56

Page 17: JEMBATAN MENUJU KESEJAHTERAAN PEKERJAbpjsketenagakerjaan.go.id/assets/uploads/tiny_mce/BRIDGE/03022016... · Na mun demikian, jumlah yang saat ini ter ... DI SEKTOR INFORMAL Sebuah

17BRIDGE VOLUME 03 www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 03www.bpjsketenagakerjaan.go.id16

sasaran pemberian perlindungan

kepada pekerja informal juga terus

diting katkan,” kata E. Ilyas Lubis,

beberapa waktu lalu di kantornya.

Pekerja informal adalah kelom pok

pekerja bukan penerima upah. Mereka

melakukan pekerjaan di luar hubungan

kerja, yaitu mereka yang berusaha

sendiri. Pada umumnya be kerja pada

usaha ekonomi informal.

Pemberian perlindungan jaminan

so sial bagi pekerja informal bertujuan

untuk me lindungi yang bersangkutan

pada saat ke hilangan sebagian atau

seluruh peng ha silannya sebagai akibat

terjadinya risiko antara lain kecelakaan

kerja, hari tua dan me ninggal dunia.

Peningkatan perlin dungan ter hadap

pekerja informal merupakan upaya

per luasan cakup an kepesertaan

program BPJS Ketenagakerjaan.

Jenis program yang diselenggara­

kan BPJS Ketenagakerjaan serta

manfaatnya sesuai PP No. 14/1993

yaitu meliputi Jaminan Kecelakaan

Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JK)

dan Jaminan Hari Tua (JHT). Manfaat

dari program JKK terdiri dari biaya

pengangkutan tenaga kerja yang

mengalami kecelakaan kerja, bia ya

perawatan medis, biaya rehabilitasi,

penggantian upah Sementara Tidak

Mampu Bekerja (STMB), santunan

cacat tetap seba gian, santunan cacat

total tetap, santunan kematian (sesuai

label), biaya pemakaman, santunan

berkala bagi yang meninggal dunia

dan cacat total tetap.

Selanjutnya, manfaat dari prog­

ram JK terdiri dari biaya pemakaman

dan santunan berkala. Sedangkan,

manfaat dari program JHT terdiri dari

keseluruhan iuran yang telah disetor,

beserta hasil pengembangannya.

Selama ini kepesertaan jaminan

sosial kete nagakerjaan untuk pekerja

informal bersifat sukarela. Namun,

menurut E. Ilyas Lubis, nanti mulai 1

Juli 2015 kepesertaan pekerja in for mal

bersifat wajib. Ketentuan selanjutnya,

pekerja informal yang ikut kepesertaan

jaminan so sial ke tenagakerjaan berusia

mak si mal 55 tahun. Mereka dapat

me ngi kuti program jaminan sosial

ketenagakerjaan secara bertahap de­

ngan memilih program sesuai dengan

ke mampuan dan kebutuhan peserta.

Peserta da pat mendaftar sendiri

langsung ke BPJS Ketenagakerjaan

atau mendaftar melalui wa dah/

kelompok yang telah melakukan Ikat­

an Kerjasama (IKS) dengan BPJS

Kete nagakerjaan.

Besaran iuran pekerja informal

dite tapkan berdasarkan nilai no mi nal

tertentu berdasarkan upah sekurang­

BRIDGE 03-OKE-koreksi.indd 17 04/09/2014 1:42:58

Page 18: JEMBATAN MENUJU KESEJAHTERAAN PEKERJAbpjsketenagakerjaan.go.id/assets/uploads/tiny_mce/BRIDGE/03022016... · Na mun demikian, jumlah yang saat ini ter ... DI SEKTOR INFORMAL Sebuah

19BRIDGE VOLUME 03 www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 03www.bpjsketenagakerjaan.go.id18

kurangnya se tara dengan Upah

Minimum Provinsi/Ka bupaten/

Kota. Besaran iuran untuk JKK

sebesar 1%, JHT mini mal 2% dan

JK se be sar 0,3%.

Berdasarkan ketentuan BPJS

Ketena gakerjaan, cara pem ba­

yaran dapat dila ku kan peserta

setiap bulan atau setiap tiga bulan

dibayar di depan. Dibayarkan

lang sung oleh peserta sendiri

atau melalui Penanggung Jawab

Wadah/Kelom pok se ca ra lunas.

Pembayaran iuran melalui Wadah/

Kelompok diba yarkan pada tang­

gal 10 bulan berjalan disetorkan ke

Wa dah/Kelompok, dan tanggal 13

bulan ber jalan Wadah/Kelompok

setor ke BPJS Kete naga kerjaan.

Ketentuan selanjutnya, pem­

ba yar an iuran secara langsung

oleh peserta baik secara bulanan

maupun secara tiga bulan an dan

disetor paling lambat tanggal 15

bulan berjalan. Dalam hal peserta

me nung gak iuran, masih diberikan

grace periode selama 1 (satu)

bulan untuk men dapatkan hak

jaminan program yang di ikuti.

Peserta yang telah kehilangan

hak jaminan dapat memperoleh

haknya kembali jika peserta

kembali membayar iuran termasuk

satu bulan iuran yang tertunggak

dalam masa grace periode.

Program jaminan sosial kete­

na gaker jaan diperkirakan makin

dimi nati oleh pekerja informal

salah satu diantaranya karena

besaran iurannya tidak terlalu be­

sar dan cukup ter jangkau. Iuran

yang dibayarkan pe kerja informal

setiap bulan hanya setara dengan

harga satu bungkus rokok.

Pekerja informal lebih ba­

nyak ber usaha di bidang perda­

gangan, transportasi, dan kons­

truksi. Peker ja informal antara

lain meliputi pe dagang, buruh

bangunan, sopir, nelayan, tukang

ojek, tukang becak dan lainnya.

Selain itu, ada pula kelompok

pekerja profesional seperti, dokter,

pengacara, arsitek dan lainnya.

Menurut E. Ilyas Lubis, pada

saat ini BPJS Ketenagakerjaan

ber upaya me ning katkan sasaran

perlindungan dan kepe sertaan

pe kerja informal yang memiliki

tempat menetap, se perti para

pedagang di pasar dan para

so pir di terminal. Setelah itu,

nantinya kepesertaan jaminan

sosial ketenagakerjaan akan di­

tingkatkan kepada para nelayan,

petani, dan lain­lain. n

Main Report

BRIDGE 03-OKE-koreksi.indd 18 04/09/2014 1:43:00

Page 19: JEMBATAN MENUJU KESEJAHTERAAN PEKERJAbpjsketenagakerjaan.go.id/assets/uploads/tiny_mce/BRIDGE/03022016... · Na mun demikian, jumlah yang saat ini ter ... DI SEKTOR INFORMAL Sebuah

19BRIDGE VOLUME 03 www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 03www.bpjsketenagakerjaan.go.id18

Sosial Media BPJS Ketenagakerjaan

Sosial Media merupakan sarana

yang efektif dalam pemberian

informasi mengenai BPJS

Ketenagakerjaan. Selain itu,

Sosial Media juga menjadi

wadah sangat penting untuk

mengantisipasi dampak lebih luas

mengenai isu yang berkembang

di masyarakat.

KEMAJUAN teknologi

pa da saat ini sangat

pesat, dibuktikan de ­

ngan semakin banyak­

nya temuan teknologi

canggih yang bermunculan. Salah satu

kecanggihan teknologi dalam bidang

bisnis dan bidang lainnya adalah

Sosial Media. Ada nya Sosial Media

memberikan ke mu dahan kepada para

pebisnis atau usaha bidang lainnya

untuk mem perkenalkan produk atau

jasanya.

Pada era 90­an para pebis nis

merasakan susahnya memperke­

nal kan produk atau jasanya. Mereka

ha rus mengeluarkan dana yang cu­

kup besar untuk memasang iklan di

koran, stasiun TV, radio, atau ada pula

yang menggunakan browser yang

memerlukan biaya cetak tidak sedikit.

Namun berkat kecanggihan teknologi

Sosial Media pada saat ini lebih

memudahkan dalam mem perkenalkan

produk dan jasa dengan biaya relatif

lebih murah.

Teknologi Sosial Media dapat

menjadi wadah atau sebuah situs yang

digunakan orang untuk men ca ri dan

menjalin pertemanan atau relasi bisnis.

Dengan adanya si tus Sosial Media

dapat menjalin per temanan dengan

orang di mana pun berada, bahkan

dengan orang luar negeri sekalipun.

Situs Sosial Media yang paling terkenal

yaitu Facebook, di mana pada saat ini

facebook menempati urutan pertama

situs So sial Media dengan jumlah

peng guna terbanyak dunia.

Tidak ketinggalan BPJS Kete­

na ga kerjaan memanfaatkan ke­

cang gihan teknologi Sosial Me­

Manfaat

BRIDGE 03-OKE-koreksi.indd 19 04/09/2014 1:43:02

Page 20: JEMBATAN MENUJU KESEJAHTERAAN PEKERJAbpjsketenagakerjaan.go.id/assets/uploads/tiny_mce/BRIDGE/03022016... · Na mun demikian, jumlah yang saat ini ter ... DI SEKTOR INFORMAL Sebuah

21BRIDGE VOLUME 03 www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 03www.bpjsketenagakerjaan.go.id20

dia untuk memperkenalkan dan

men sosialisasikan produk dan jasa yang

dihasilkan. Sejak tang gal 12 De sember

2013, BPJS Ketenaga kerjaan mengelola

Sosial Media. Account Facebook

adalah BPJS Ketenagakerjaan (https://

www.face book.com/BPJSTKinfo),

sedangkan account Twit ter adalah

@BPJSTKinfo (https://twitter.com/

BPJSTKinfo. Sementara itu, account

Youtube BPJS Ketenagakerjaan ada lah

BPJS Ketenagakerjaan.

Sejak diluncurkan Sosial Media

BPJS Ketena gakerjaan menunjukkan

kenaikan jumlah followers yang signi­

fikan. Untuk Sosial Media Facebook,

jumlah follower pada 12 Desember

2013 sebanyak 963 likes meningkat

menjadi 42.088 likes pada 5 Agustus

2014, atau meningkat 4.270 persen.

Untuk Twitter pada 12 Desember 2013

sebanyak 3.097 followers meningkat

menjadi 6.848 followers pada 5

Agustus 2014, atau meningkat 121,12

persen. Selanjutnya, jumlah video yang

telah diupload ke Youtube sebanyak

8 video dengan rata­rata tayangan

sebanyak 339 kali.

Berdasarkan data Divisi Komu­

nikasi BPJS Ketenagakerjaan, fans

Facebook lebih banyak aktif pada

pukul 8 malam. Jumlah fans yang

aktif pada pukul 8 malam sebanyak

9.365 fans. Pada jam tersebut produk

informasi BPJS Ketenagakerjaan di­

share agar followers atau fans da pat

membaca informasi tersebut.

Selanjutnya, melihat karakteristik

fans Facebook terdapat hal yang cukup

menarik. Ternyata sebagian besar

fans Facebook BPJS Ketenagakerjaan

adalah wanita dengan usia sekitar 25­

34 tahun. Jumlah fans Facebook BPJS

Ketenagakerjaan sebanyak 61 persen

wanita dan 39 persen pria. Mereka

sebagian besar berdomisili di Jakarta.

Menurut Kepala Divisi Komuni­

kasi BPJS Ketenagakerjaan, Kuswah­

yudi, perkembangan kinerja Face­

book BPJS Ketenagakerjaan cukup

menarik didorong oleh adanya kuis.

Pada bulan Juli 2014 terjadi pening­

Kuswahyudi (berdiri), dalam kegiatan Internal Gathering

Manfaat

katan like, comments dan share

dibanding pada bulan sebelumnya.

Hal ini dikarenakan adanya aktifitas

kuis fanpage facebook BPJS Ketena­

gakerjaan. “Kuis terbukti dapat me­

ning katkan jumlah engagement So sial

Media BPJS Ketenagakerjaan,” ungkap

Kuswahyudi.

Seperti halnya Facebook, per­

kem bangan Twitter BPJS Ketena­

gakerjaan juga menun jukkan pertam­

bahan jumlah followers yang cukup

berarti. Terutama perkembangan pa da

bulan Juli 2014 terdapat per tambahan

sebanyak 309 followers. Se bagian

besar mention yang masuk ke @

BPJSKinfo lebih banyak mengenai

#BPJSKuis THR.

Pada tanggal 1­23 Juli 2014 ter­

dapat 4 #BPJSKuis THR dengan

rincian sebagai berikut: (1) Kuis 1, total

peserta 1.357, (2) Kuis 2, total peserta

502, (3) Kuis 3, total peserta 651, (4)

Kuis 4, total peserta 651.

Tema content Sosial Media

BPJS Kete nagakerjaan pada saat di­

operasikan meliputi Quote, Tips,

Mo ti vation, Greetings dan Product.

Kemudian pada bulan ketiga pe lak­

sanaan Sosial Media BPJS Ketena­

gakerjaan ditampilkan tema yang

makin bervariasi. Variasi tema di bu­

lan ketiga terdiri dari BPJS Ketena­

gakerjaan, Tips Kerja, eSaldo JHT,

Tips Keuangan, Program JKM, Tips

Keselamatan Kerja, Beasiswa, PUMP

dan Program JKK. Selain itu, juga

terdapat tema Self Development,

Tips Kesehatan, Tips Liburan, BPJSTK

Mobile, Tips Keluarga, Tips Pensiun

dan Call Center.

Selanjutnya, variasi tema di bulan

ke tu juh pelaksanaan Sosial Media

BPJS Kete nagakerjaan meliputi

Tips Kerja, TKLHK, JKK, Call Center,

Greeting, Tips Keuangan, JSPO,

Mudik Event, Tips Mudik, BPJSTK

Mobile dan JKM & JHT. Proporsi me­

ngenai BPJS Ke te nagakerjaan se­

ma kin banyak kare na ber tujuan

menciptakan brand awareness BPJS

Ketenagakerjaan.

“Dalam rangka memperingati

HUT Kemerdekaan RI ke­69, kami

me nyelenggarakan Lomba Foto Ke­

merdekaan di Facebook BPJS Kete­

nagakerjaan” ungkap Kuswahyudi

Perkembangan Sosial Media

BPJS Kete nagakerjaan menunjukkan

adanya variasi te ma dalam content.

Menurut Kuswahyudi, So sial Media

merupakan sarana yang efektif dalam

pemberian informasi mengenai

BPJS Ketenagakerjaan. Selain itu,

Sosial Media juga menjadi wadah

sangat penting untuk mengantisipasi

dampak lebih luas mengenai isu yang

berkembang di masyarakat. n

BRIDGE 03-OKE-koreksi.indd 20 04/09/2014 1:43:03

Page 21: JEMBATAN MENUJU KESEJAHTERAAN PEKERJAbpjsketenagakerjaan.go.id/assets/uploads/tiny_mce/BRIDGE/03022016... · Na mun demikian, jumlah yang saat ini ter ... DI SEKTOR INFORMAL Sebuah

21BRIDGE VOLUME 03 www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 03www.bpjsketenagakerjaan.go.id20

SURVEY yang dilakukan oleh

per usahaan survey swasta

MARS, yang dilaksanakan

pada triwulan terakhir 2013,

dilaksanakan secara random sampling

yang melibatkan 5087 sampel /

responden yang mewakili seluruh

wilayah Indonesia. Adapun survey yang

dilaksanakan pada bulan September­

November 2013 rmengenai Brand

Equity dari PT Jamsostek, dimaksudkan

untuk mengetahui seberapa besar

merek produk perusahaan diterima di

masyarakat.

Brand menjadi perwakilan dari

perusahaan, semakin tinggi citra Brand

tersebut bisa diterima dan bermanfaat

bagi konsumen maka memiliki

potensi menaikan penjualan produk

perusahaan. Pengukuran ini sebagai

upaya untuk mengetahui kekuatan

dari Brand sehingga akan semakin

menguatkan posisi Jamsostek dalam

memasarkan pro duknya.

Survei brand equity ini bertujuan

untuk :

1. Mengetahui tingkat brand aware ness,

yang didalamnya ter dapat informasi

tentang ke mungkinan diingat atau

dike nali (depth of awareness) dan

dalam situasi apapun akan teringat

(breadth of awareness)

Brand Equity PT Jamsostek Pra Tranformasi Menjadi BPJS Ketenagakerjaan

PT JAMSOSTEK

KINI

BPJS Ketenagakerjaan

Survey

Sebuah Survey meng ambil topik TOPLINE FINDINGS BRAND EQUITY SURVEY 2013, diselenggarakan dalam mempersiapkan pelaksanaan ke bi jakan transformasi dari PT Jamsostek menjadi BPJS Ketena ga kerjaan, yang mulai berlaku pada 1 Januari 2014. Sehubungan dengan proses transformasi tersebut diper lukan informasi seberapa besar ke dekatan produk Jamsostek di mata masyarakat.

2. Mengetahui tingkat brand asso­

ciation, dilengkapi dengan ting kat

top of mind pada masyarakat di

bidang jaminan sosial

3. Mengetahui tingkat brand per ceive

quality

4. Mengetahui tingkat corporate

brand equity

Dari semua informasi yang ada,

dapat menentukan tingkat brand

equity index dan brand loyalty in­

dex untuk Jamsostek dan produk­

produknya.

Obyek yang di survey meliputi

seperangkat aset (dan liabilitas) yang

terkait dengan suatu merek, nama dan

simbolnya yang mampu menambah

(atau mengurangi) nilai yang diberikan

oleh sebuah produk atau jasa baik

kepada perusahaan maupun kepada

pelanggan

Wilayah survey dibagi menjadi

sebelas (11) kelompok wilayah,

yang tersebar di seluruh Indonesia.

Untuk melakukan survey tersebut

para pelaksana di lapangan meng­

gunakan alat survey berupa ques­

tioner (form/lembaran isian), dan

BRIDGE 03-OKE-koreksi.indd 21 04/09/2014 1:43:03

Page 22: JEMBATAN MENUJU KESEJAHTERAAN PEKERJAbpjsketenagakerjaan.go.id/assets/uploads/tiny_mce/BRIDGE/03022016... · Na mun demikian, jumlah yang saat ini ter ... DI SEKTOR INFORMAL Sebuah

23BRIDGE VOLUME 03 www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 03www.bpjsketenagakerjaan.go.id22

melakukan pengisian secara aktif

– mengkonfirmasi langsung ke res­

ponden, yang meliputi keli ma aspek

brand equity index, anta ra lain: brand

awareness, brand assosiation, brand

loyalty, brand per ceived quality dan

corporate brand equity.

Survey yang dilaksanakan sela ma

tiga bulan, dari hasil analisis lem baran

quetioner mencakup kelima aspek

brand equity index, dapat disimpulkan

sebagai berikut :

Brand AwarenessMasih banyak pekerja informal dan

pemilik/pengurus perusahaan yang

belum menjadi peserta JAM SOSTEK.

(95.4% dari responden pe kerja

informal dan 48.9% dari res ponden

pemilik/pengurus perusa haan)

JAMSOSTEK menjadi asuransi

sosial yang paling banyak diketa­

hui responden, lebih unggul diban­

dingkan ASKES. (72% responden yang

menjadikan JAMSOSTEK se ba gai Top

of Mind dan 15.5% res ponden yang

menjadikan ASKES sebagai Top of

Mind)

JKK, JPK, dan JK/JKM paling

ba nyak diketahui melalui saudara/

keluarga. Sedangkan JHT paling

banyak diketahui dari HRD kantor/

perusahaan. JHT merupakan prog­

ram JAMSOSTEK yang paling ba nyak

diikuti (82.3%).

DPKP(Dana Peningkatan Kese­

jahteraan Peserta) adalah manfaat

JAMSOSTEK yang paling banyak dike­

tahui (21.8% TOM). Logo per usa haan

JAMSOSTEK merupakan logo yang

paling mudah diingat dibandingkan

logo perusahaan AS KES, TASPEN,

dan ASABRI.

Brand Association Image yang paling kuat dari JAM­

SOSTEK adalah Jaminan/asu ransi

kesehatan dan asuransi jaminan hari

tua. Sedangkan image yang paling

kuat dari ASKES adalah Asuransi

Kesehatan dan jaminan/asuransi ke­

sehatan kerja untuk pe gawai negeri.

Orang yang dianggap pa ling co­

cok sebagai pengguna JAM SOSTEK

adalah karyawan (60.3%). Sedangkan

orang yang dianggap paling cocok

sebagai pengguna ASKES adalah

PNS (70.7%).

Brand LoyaltyPeserta JAMSOSTEK tergolong

sebagai customer yang loyal. Da­

pat dikatakan demikian karena, wa­

laupun alasan mayoritas responden

menjadi peserta adalah diwajibkan

kantor, namun jika menjadi peserta

bukanlah suatu kewajiban maka ma­

yoritas responden memilih tetap

akan menjadi peserta JAMSOSTEK.

Mayoritas responden percaya

terhadap berbagai kompetensi JAM ­

SOSTEK dan bersedia mere ko men­

dasikan JAMSOSTEK kepada orang

lain.

Brand Perceived QualityJika dibandingkan antara

JAMSOSTEK dengan ASKES, ma ka

JAMSOSTEK lebih unggul diber bagai

bidang.

Mayoritas peserta JAMSOSTEK

merasa manfaat yang didapat se­

ban ding dengan iuran yang diba­

yarkan (65.4%). Selain itu, mereka

juga merasa kualitas layanan seban­

ding dengan manfaat yang diterima

(75.2%).

Corporate Brand Equity Jika dibandingkan antara JAM­

SOSTEK dengan ASKES dilihat de­

ngan sudut pandang corporate ima­

ge, maka JAMSOSTEK lebih unggul di

semua atribut.

JPK dipersepsikan sebagai

prog ram yang proses klaimnya mu­

dah, cocok untuk kelas bawah, dan

program yang manfaatnya besar.

JKK dipersepsikan sebagai program

yang banyak diminati, dan program

yang proses klaimnya mudah. JHT

dipersepsikan sebagai program yang

terkenal dan program yang mem buat

bangga bila menjadi pe sertanya. JK

dipersepsikan sebagai program yang

cocok untuk semua kelas.

Semua program JAMSOSTEK ter­

sebut dianggap berkualitas dan yang

paling dianggap berkualitas adalah

JHT.

Untuk CSR, JAMSOSTEK diang­

gap lebih memiliki tanggung jawab

sosial ke masyarakat dan lingkungan

dibandingkan dengan ASKES. Ben­

tuk CSR yang paling diharapkan dari

JAMSOSTEK adalah bantuan balai

kesehatan.

Selain kesimpulan dari aspek

brand equity index, survey yang

dilakukan juga mencari tahu/ ma su ­

kan mengenai keinginan, ha rap an,

serta saran/penilaian para res ponden

terhadap perusahaan ke depan,

yang dijelaskan dalam tiga kelompok,

sebagai berikut

:

Needs & WantsBerbicara mengenai kartu pe­

ser ta JAMSOSTEK, mayoritas res­

pon den menginginkan design kar­

tunya seperti kartu ATM begitu juga

fungsi yang diharapkan dari kartu

tersebut adalah fasilitas seperti

kartu ATM, bisa untuk belanja

dan sebagai kar tu diskon. Jika ke­

depannya kartu di per baharui se­

hing ga memiliki fung si tambahan

yaitu untuk tran saksi keuangan

maka mayoritas res ponden akan

me manfaatkannya..

Begitu pula jika kedepannya

JAMSOSTEK memiliki fitur pem be­

rian informasi/penyampaian saran

dan keluhan melalui media sosial

maka hal ini akan disambut positif

karena mayoritas responden tertarik

terhadap hal ini (68.9%)

Sebagian besar responden be­

lum menjadi peserta JAMSOSTEK

dengan alasan tidak tahu prosedur/

cara pendaftarannya dan belum

mendapat fasilitas JAMSOSTEK dari

perusahaan. n

Survey

BRIDGE 03-OKE-koreksi.indd 22 04/09/2014 1:43:03

Page 23: JEMBATAN MENUJU KESEJAHTERAAN PEKERJAbpjsketenagakerjaan.go.id/assets/uploads/tiny_mce/BRIDGE/03022016... · Na mun demikian, jumlah yang saat ini ter ... DI SEKTOR INFORMAL Sebuah

23BRIDGE VOLUME 03 www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 03www.bpjsketenagakerjaan.go.id22

KEBUTUHAN ini menjadi

sangat mendesak da ­

lam waktu dekat ka­

rena China mencoba

menitikberatkan pene­

kanan pada konsumsi domestik

da lam upaya untuk mengurangi

ketergantungan pada pasar ekspor.

Sistem jaminan sosial saat ini di­

nilai tidak efektif, dan secara aktif

menekan pengeluaran rumah tang­

ga. Sehingga diperlukan jaminan so­

sial pemerintah untuk melindungi

masyarakat dari biaya usia tua (dana

pensiun), perawatan medis maupun

pengangguran.

Hanya sebagian kecil keluarga

China yang tergolong mampu,

yang bisa menyisihkan proporsi

yang cukup besar dari pendapatan

mereka di bank tabungan untuk

mengamankan masa depan mereka

dan melindungi keluarga mereka

dari keterpurukan. Namun demikian,

penting untuk diketahui bahwa ba­

nyak keluarga pekerja miskin di China

sudah hampir tak ada tabungan

untuk hari tua karena pendapatan

mereka sangat rendah.

Sejak munculnya reformasi di

Cost Benefits

Sistem Jaminan Sosial ChinaDengan reformasi BUMN, pertumbuhan ekonomi swasta, dan implementasi kebijakan

keluarga berencana yang ketat di China, pilar­pilar lama jaminan kesejahteraan

sosial lama mulai runtuh. Janji pekerjaan seumur hidup diganti dengan kontrak kerja

berbasis kinerja pada BUMN dan swasta, sedangkan kebijakan satu anak sangat

membebani kemampuan anak untuk bisa merawat orang tua mereka di masa depan.

Kebijakan tersebut membawa perubahan sosial yang sangat besar dan mendorong

kebutuhan baru akan sistem jaminan sosial yang luas dan efektif.

Seberang

BRIDGE 03-OKE-koreksi.indd 23 04/09/2014 1:43:03

Page 24: JEMBATAN MENUJU KESEJAHTERAAN PEKERJAbpjsketenagakerjaan.go.id/assets/uploads/tiny_mce/BRIDGE/03022016... · Na mun demikian, jumlah yang saat ini ter ... DI SEKTOR INFORMAL Sebuah

25BRIDGE VOLUME 03 www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 03www.bpjsketenagakerjaan.go.id24

China, ketentuan asuransi sosial te­

lah tersebar di seluruh aturan dan

peraturan yang diterapkan di tingkat

nasional, provinsi, serta tingkat lokal,

termasuk UU Ketenagakerjaan 1995

dan Hukum Buruh Kontrak 2008.

Sedangkan pada tahun 2011, pertama

diberlakukan hukum asuransi sosial

yang komprehensif di China, yang

bertujuan, al :

l Mengontrol langsung atas dana

kontribusi terhadap sistem asu­

ransi sosial;

l Pengetatan administrasi sehingga

perusahaan dipaksa untuk mem­

berikan kon tribusi secara penuh;

dan

l Meningkatkan jaring pengaman

jaminan sosial secara keseluruhan

bagi warga China.

Asuransi Sosial di ChinaPertama. Hukum Asuransi Sosial

dikelola oleh Departemen Sumber

Daya Manusia dan Keamanan Sosial

dan mencakup lima jenis asuransi

sosial, meliputi: pensiun, asu ransi

kesehatan, asuransi kecelakaan yang

berhubungan dengan pekerjaan,

asuransi pe ngangguran, dan asuransi

bersalin.

Dana perumahan, meskipun di­

berikan dengan cara yang sama,

dan dianggap oleh pekerja seba gai

bentuk asuransi sosial, namun tidak

tercakup dalam UU Asuransi Sosial,

dan dikelola bukan oleh Kementerian

Peru mahan dan Pem bangunan Per­

kotaan­Pedesaan.

Kedua. Pekerja dan majikan

mereka di wa jib kan untuk melakukan

pembayaran kepa da suatu sistem

pensiun. Kerangka dasar pem bayaran

di buat berdasarkan Dokumen Dewan

Negara 38, Penguatan Reformasi

Pensiun di Enterprises Ta hun 2005

Kontribusi pekerja berdasarkan

upah masing­masing, untuk pe kerja

sebesar 8 persen, sedangkan kon­

tribusi pengusaha berdasarkan per ­

sentase dari total upah tenaga kerja

mereka, biasanya sekitar 8­12 persen.

Kontribusi pekerja dibayar ke

rekening pribadi, pada saat pensiun,

saldo rekening, termasuk bunga,

dibagi menjadi 120 angsuran yang

harus dibayar setiap bulan untuk

pekerja selama sepuluh tahun.

Selain manfaat yang dibayarkan

dari rekening pribadi, pekerja juga

menerima pembayaran pensiun

umum, dibayar sampai mati. Jumlah

pembayaran pensiun umum akan

ditentukan oleh faktor­faktor se perti

jumlah tahun bekerja, upah rata­rata

di wilayah, dan harapan hidup.

Pekerja memenuhi syarat untuk

pensiun, setelah memiliki masa kerja

setidaknya 15 tahun. Mereka yang

gagal menghimpun masa kerja dalam

satu periode – pada satu pekerjaan,

dapat menunda pensiun sampai

mereka telah memberikan kontribusi

selama 15 tahun, membayar premi

yang diperlukan yang tersisa (dalam

keadaan terbatas). Pemerintah men­

transfer pensiun mereka untuk satu

penduduk non­bekerja pedesaan

atau perkotaan, atau menerima ke­

seluruhan masing­masing akun, ter­

masuk bunga, dalam pembayaran

sekaligus.

Berdasarkan peraturan yang ber­

laku pada tahun 1978, usia pensiun

wajib saat ini di China adalah berusia

60­tahun untuk pria dan berusia

50­tahun untuk pekerja perempuan

(PNS perem puan pensiun pada

55­tahun). Adanya protes publik

secara luas, pada tahun 2012, Ke­

menterian Sumber Daya Manusia

dan Keamanan Sosial mengusulkan

menaikkan usia pensiun di beberapa

titik di masa depan, yang dibuat

sesuai peningkatan trend harapan

hidup sesuai demografis.

Selain sistem pensiun bagi PNS

dan pe kerja yang dipekerjakan di

perkotaan, UU Asuransi Sosial juga

menegaskan upaya pe merintah

untuk mengembangkan sistem

pen siun tambahan bagi penduduk

pedesaan dan perkotaan yang tidak

dipekerjakan oleh perusahaan BUMN

maupun swasta (pekerja informal)

dan belum membayar kepada sis­

tem dasar pensiun. Serupa dengan

program pensiun dasar, pekerja

informal tersebut harus membayar

premi ke rekening masing­masing,

yang akan terakumulasi dalam akun

individu, setidaknya untuk kurun

waktu 15 tahun, dan mereka akan

menerima pembayaran pensiun pada

saat pensiun.

Selain menghimpun dana asu­

ransi di reke ning masing­masing,

pembayaran pensiun akan disubsidi

oleh dana pemerintah. Namun de­

mikian, pada 2012, tercatat baru ada

sekitar sepertiga (33 persen) dari

orang tua – usia pensiun di daerah

pedesaan China yang me miliki

pensiun seperti itu, dan pensiun

rata­rata masih hanya 74 yuan per

bulan.

Meskipun UU Asuransi Sosial

menetapkan hukuman dan denda

bagi institusi mauoun individu pem­

bayar premi asuransi yang tidak

mematuhi hukum. Namun demikian,

statistik menunjukkan bahwa salah

satu hambatan terbesar untuk re­

formasi asuransi sosial China terletak

pada pelaksanaan dan kepatuhan. n

China Social Insurance and Housing Fund

Particulars

Company contributions

Individual contributions

12%—22%

8%

5%—12%

0,5%—2%

0,2—2%

0—1%

0,5%—1%

N/A

0,5—2%

N/A

5%—20%

5%—20%

Pension Medical Unemployment Maternity Injury Housing Fund

Seberang

BRIDGE 03-OKE-koreksi.indd 24 04/09/2014 1:43:04

Page 25: JEMBATAN MENUJU KESEJAHTERAAN PEKERJAbpjsketenagakerjaan.go.id/assets/uploads/tiny_mce/BRIDGE/03022016... · Na mun demikian, jumlah yang saat ini ter ... DI SEKTOR INFORMAL Sebuah

25BRIDGE VOLUME 03 www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 03www.bpjsketenagakerjaan.go.id24

SELURUH karyawan di BPJS

Ketenagakerjaan Kantor

Cabang Salem ba memang

telah ber tekad untuk terus

me ning katkan pelayanan

secara pri ma kepada peserta jaminan

so sial ketenagakerjaan dan para ta­

mu yang datang. “Kita terus me­

ningkatkan pelayanan secara prima

kepada peserta jaminan sosial kete­

na gakerjaan. Untuk itu kita ha rus

bekerja secara professional,” kata Mu­

hammad Akip, SE, MSi, Kepala BPJS

Ketenagakerjaan Kantor Cabang Sa­

lemba, beberapa waktu yang lalu.

Sesuai dengan blue print pilot

project yang ditetapkan BPJS Ke te­

nagakerjaan, para karyawan di Kantor

Cabang Sa lemba menerjemahkannya

dengan meningkatkan pelayanan

penuh rasa empati kepada peserta

jamin an sosial ketenagakerjaan. Di ba­

wah kepemimpinan Muhammad Akip,

para pegawai Kantor Ca bang Salemba

menyadari sepenuh nya bah wa core

bisnis BPJS Ketena ga kerjaan adalah

pelayanan.

Kemudahan pelayanan sebenar­

nya sudah dimulai sejak pengiriman

berkas yang cukup dikirim melalui

e­mail. Menurut Muhammad Akip,

seperti mereka mengajukan pinjaman

ke bank, cukup me lalui e­mail. Jika da ta

sudah lengkap, pe serta ting gal datang

untuk meng ambil an trian, kemudian

nanti berkas data dicek oleh karyawan

yang bertugas.

Salah satu bentuk peningkatan

pelayanan yang diberikan Kantor

Ca bang Salemba adalah setiap

orang yang berhubungan dengan

BPJS Ketenagakerjaan tidak perlu

menunggu lama. “Saat ini, Kantor

Cabang Salemba telah menerapkan

pelayanan fast track untuk pemba­

yaran program Jaminan Hari Tua

(JHT). Melalui pola pelayanan seperti

ini, pelayanan klaim dapat diselesaikan

paling lambat 30 menit,” kata Muham­

mad Akip.

Kecepatan pelayanan dimulai

dari pengambilan nomor antrian oleh

peserta sehingga tidak ter ja di rebutan

pelayanan. Sambil me nunggu antrian

para peserta di se diakan tea break

atau coffee break. Hal ini membuat

pelayanan yang diberikan Kantor

Cabang Salemba lebih baik.

Selain itu, Kantor Cabang Sa­

lem ba melakukan semua pelayanan

secara elektronik, seperti registrasi,

mengajukan klaim, dan sebagainya.

Muhammad Akip bertekad, me la lui

pelayanan yang prima ke pa da peserta

jaminan sosial kete nagakerjaan akan

mewujudkan BPJS Ketenagakerjaan

berkelas dunia.

Selain pelayanan prima yang

terus ditingkatkan, hal menarik yang

terjadi di Kantor Cabang Salemba

adalah setiap pagi sebelum memulai

bekerja seluruh karyawan tetap se­

Peserta jaminan sosial

ketenagakerjaan

yang datang ke BPJS

Ketegakerjaan Kantor

Cabang Salemba, Jakarta

Pusat akan merasakan

nuansa keramahtamahan

dari tuan rumah sejak

memasuki pintu pertama.

KANTOR CABANG SALEMBA

Terus Tingkatkan Layanan Prima

BPJS Anda

Ruang pelayanan di kantor cabang Salemba

BRIDGE 03-OKE-koreksi.indd 25 04/09/2014 1:43:05

Page 26: JEMBATAN MENUJU KESEJAHTERAAN PEKERJAbpjsketenagakerjaan.go.id/assets/uploads/tiny_mce/BRIDGE/03022016... · Na mun demikian, jumlah yang saat ini ter ... DI SEKTOR INFORMAL Sebuah

27BRIDGE VOLUME 03 www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 03www.bpjsketenagakerjaan.go.id26

banyak 41 orang dan outsourching

17 orang melakukan doa bersama

di ruang meeting. “Selain bedoa

bersama, mereka juga mendapatkan

arahan penting tentang apa yang akan

mereka kerjakan pada hari itu,” ungkap

Muhammad Akip.

Kantor Cabang Salemba dite­

tap kan oleh Kan tor Pusat BPJS Ke te­

nagakerjaan menjadi proyek per con­

tohan. Bukan saja karena se ja rahnya

Kantor Cabang Salemba merupakan

Kantor Cabang pertama di DKI Jakarta

yang kemudian disusul dibukanya

beberapa Kantor Cabang lainnya,

tetapi tata letak ruang di seluruh sudut

kantor ini telah dilakukan perbaikan

dengan desain sesuai blue print yang

telah ditetapkan.

Kantor Cabang Salemba terma­

suk kategori Klas Utama A, hal ini

antara lain terkait dengan kondisi

kantor, jumlah peserta jaminan sosial

ketenagakerjaan yang ditangani

dan iuran yang dikumpulkan. BPJS

Ketenagakerjaan memiliki 121 Kan tor

Cabang, terdiri dari 10 Kan tor Cabang

Utama A, 20 Kantor Ca bang Utama B,

dan sisanya Kantor Cabang Madya A

dan B, serta Kan tor Cabang Pratama

A dan B. Menurut Muhammad Akip,

jumlah tenaga kerja yang ditangani

Kantor Cabang Salemba se­

banyak 268.500 orang, sedangkan

perusahaannya men capai 4.230 per­

usa haan.

Kartor Ca bang Salemba ter diri

dari dua ba ngunan yang digabung

menjadi satu kesatuan. Ba ngun ­

an depan me rupakan rumah kuno

yang masuk dalam Cagar Budaya

Pem da DKI Jakarta se hingga ben­

tuk dan desain bangunan te tap

dipertahankan seperti semula. Ba­

ngunan di belakang meru pakan ge­

dung empat laintai. Berda sarkan

catatan dokumen yang ada, luas

se luruh bangunan Kan tor Cabang

Salemba mencapai 2.314 m2 yang

berdiri di atas tanah seluas 2.001 m2.

Bangunan depan dan lantai 1

gedung be lakang digunakan untuk

pelayanan pe ser ta jaminan sosial ke­

tenagakerjaan maupun para tamu

yang memiliki urusan lain. Di ruangan

ini di tata sedimikian rupa sehingga

memberikan kenyamanan yang mak ­

si mal kepada pe ser ta jaminan sosial

ketenagakerjaan mau pun tamu

yang datang. Di bangunan depan,

para tamu yang datang dapat me­

ngurus semua hal yang berkaitan

dengan kepesertaan ja min an sosial

ketenagakerjaan. Bah kan, di ruangan

ini terdapat counter Bank Mandiri

untuk memberi ke mu dahan kepada

peserta untuk mem bayar iuran mau­

pun untuk pe ngambilan klaim.

BPJS Anda

Selain itu, juga terdapat infor­

masi elektronik sehingga para tamu

dapat mencari sendiri informasi yang

dibutuhkan. Kemudian disedia kan pula

dua ruangan khusus un tuk peserta

jaminan sosial ke te na gakerjaan yang

mengajukan klaim. Para peserta

jaminan sosial ke tenagakerjaan dan

para tamu sambil menunggu urusannya

hingga selesai disediakan minuman

kopi, teh atau air putih secara gratis.

Bukan itu sa ja, para tamu yang ingin

shalat disediakan musholla dan tempat

wu dlu yang bersih. Sementara itu, bagi

tamu yang ingin membuang air kecil

atau urusan lainnya disediakan sejumlah

toilet yang juga cukup bersih.

Di bagian belakang gedung Kan ­

tor Cabang Salemba terdapat kan tin

untuk keperluan makan dan minum

bagi karyawan, tamu peserta jaminan

sosial ketenagakerjaan mau pun para

karyawan dari kantor lain. “Kantin ini

juga dikunjungi banyak kar yawan dari

luar, karena di sini ber sih dan harganya

terjangkau,” kata Muhammad Akip.

Ditambah lagi area parkir yang luas

dan bersih membuat para tamu yang

datang merasa nyaman berada di

Kantor Cabang Salemba.

Seluruh ruangan yang penting

dipasang kamera CCTV, termasuk di

gerbang masuk dan kantin. Terdapat

sebanyak 16 kamera CCTV yang dihu­

bungkan langsung dengan layar mo­

nitor yang dipasang di ruang ker ja

Kepala Cabang Salemba, Mu hammad

Akip. “Dari tempat duduk ini saya

bisa memonitor seluruh aktivitas yang

terjadi di kantor ini,” kata Muhammad

Akip.

Dengan kondisi dan situasi yang

demikian maka pantas jika Kan­

tor Cabang Salemba dijadikan pi­

lot proyek untuk berbagai prog ram

unggulan BPJS Ketena gakerjaan.

Meski demikian, Muhammad Akip

dan seluruh jajaran karyawan terus

bertekad untuk meningkatkan pela­

yanan kepada siapa pun yang datang

ke Kantor Cabang Salemba. n

BRIDGE 03-OKE-koreksi.indd 26 04/09/2014 1:43:05

Page 27: JEMBATAN MENUJU KESEJAHTERAAN PEKERJAbpjsketenagakerjaan.go.id/assets/uploads/tiny_mce/BRIDGE/03022016... · Na mun demikian, jumlah yang saat ini ter ... DI SEKTOR INFORMAL Sebuah

27BRIDGE VOLUME 03 www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 03www.bpjsketenagakerjaan.go.id26

Agus Sungkowo, Ketua Kelompok Pekerja Informal Bogor

BPJS Ketenagakerjaan Memberi Banyak Manfaat

Kastum, Ketua Mitra Manunggal Depok

Mendirikan Wadah Yang Menguntungkan

KASTUM (45 tahun), pria

kelahiran Kecamatan

Majenang, Kabupaten Cilacap.

Menjadi peserta Jaminan Sosial

Tenaka Kerja, sejak ta hun 2007,

sampai sekarang berl anjut sebagai

peserta BPJS Kete nagakerjaan dan

BPJS Kesehatan.

Pria beranak satu itu, mengaku

tertarik ikut program jaminan so sial

Tenaga Kerja Hubungan Luar Kerja

(TKHLK), karena sebagai pekerja

informal bisa ikut jaminan sosial

tenaga kerja.

Mengetahui banyak manfaat

bila ikut sebagai peserta jaminan

sosial, Kastum pun mengajak teman­

temannya untuk menjadi peserta

jaminan sosial TKHLK. Maka pria

yang pernah menjalani berbagai

profesi mulai dari tukang bakso,

supir, buruh perusahaan garmen,

sampai penjaga keamanan (sekuriti),

mendirikan wadah yang diberi nama

Mitra Manunggal.

Sebagai wadah para pekerja

informal yang ikut sebagai peserta

jaminan sosial bagi pekerja bukan

penerima upah, di wilayah Depok

– Jawa Barat, Jumlah anggota

paguyuban yang di koodinatori oleh

Kastum terus bertambah hingga

mencapai 400 peserta. Mereka

meliputi berbagai profesi, seperti

tukang ojek, pedagang asongan,

warung makan (warteg), pedagang

kelontong, ada juga yang bekerja

sebagi pemulung.

“Setiap bulan saya bisa menyet­

or iuran mencapai 60 juta rupiah,”

ungkapnya mensyukuri, karena

dari jumlah iuran yang disetor,

Kas tum mengaku mendapat fee

rata­rata sekitar Rp 6 juta. “Fee ini

sangat membantu keluarga saya,”

tambahnya.

Bahkan dari uang fee tersebut,

Kastum bisa menye kolahkan anaknya

sampai perguruan tinggi. Dia

menga ku sangat bahagia, karena

para pekerja informal yang tergabung

dalam paguyupan Mitra Manunggal

juga me rasakan sekali manfaat

keikutsertaannya sebagi peserta

Jaminan Sosial.

Ada yang mendapat uang

jaminan kecelakaan ker ja, ada

yang mendapat uang jaminan

kesehatan, ada juga yang

mendapat uang santunan kematian.

Anggota saya yang baru masuk

2 tahun, meninggal di usia 50

tahun, klaim nya di bayar dengan

cepat dan mudah. “Benar­benar

sangat menolong keluarga yang di

tinggalkan,” ujar Kastum lagi. n

AGUS Sungkowo dikenal

sebagai seorang yang

sangat membantu

kepentingan para pekerja informal,

terutama di wilayah Cibinong,

Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Dia

dipercaya menjadi Ketua Kelompok

Pekerja Informal Wilayah Bogor I

dan Bogor II. Di sela kesibukannya

sebagai pengusaha travel haji

dan umroh, dia masih sanggup

mengumpulkan ribuan pekerja

informal di wilayahnya untuk

menjadi peserta jaminan sosial

ketenagakerjaan melalui BPJS

Ketenagakerjaan. Di antara peserta

berusaha dalam pembuatan kerupuk,

sopir, pedagang, tukang ojek dan

lain­lain.

Menurut Agus Sungkowo,

selama ini BPJS Ketenagakerjaan

memberikan manfaat yang sangat

luar biasa. “BPJS Ketenagakerjaan

memiliki kelebihan luar biasa, kalau

kita telat membayar iuran tidak

dikenakan denda. Sementara itu,

cakupan manfaat yang diberikan

cukup banyak, seperi jaminan

kecelakaan kerja, jaminan hari

tua dan jaminan kematian,” kata

Agus Sungkowo. Menurut Agus

Sungkowo, ada peserta yang

belum satu bulan ikut BPJS

Ketenagakerjaan sudah memperoleh

manfaat dari program jaminan

kecelakaan kerja.

Agus Sungkowo mengemu­

kakan, dulu pada saat BPJS

Ketenagakerjaan masih bernama PT

Jamsostek, jumlah peserta jaminan

sosial ketenagakerjaan yang berhasil

dihimpun dalam kelompoknya

mencapai ribuan orang. Namun, kini

beberapa di antara mereka yang

karena situasi dan kondisi memilih

BPJS Kesehatan. “Karena situasi dan

kondisi peserta kami bebaskan untuk

memilih, karena kalau harus ikut

keduanya, BPJS Ketenagakerjaan

dan BPJS Kesehatan iurannya cukup

mahal,” kata Agus Sungkowo.

Agus Sungkowo mengharapkan

BPJS Ketenaga kerjaan akan segera

menyelenggarakan program Ja­

minan Pensiun. “Dengan adanya

program Ja min an Pensiun dipastikan

kepesertaan BPJS Kete na gakerjaan

dari pekerja informal akan makin me­

ningkat,” ungkap Agus Sungkowo.

Pada saat ini, Agus Sungkowo

dapat menyetorkan iuran peserta

kelompoknya hingga mencapai Rp 9

juta per bulan. n

Testimoni

BRIDGE 03-OKE-koreksi.indd 27 04/09/2014 1:43:06

Page 28: JEMBATAN MENUJU KESEJAHTERAAN PEKERJAbpjsketenagakerjaan.go.id/assets/uploads/tiny_mce/BRIDGE/03022016... · Na mun demikian, jumlah yang saat ini ter ... DI SEKTOR INFORMAL Sebuah

29BRIDGE VOLUME 03 www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 03www.bpjsketenagakerjaan.go.id28

Kesejahteraan Dasar OLEH: ELVYN G. MASASSYA

ALKISAH, seorang so­

pir taksi di Kathman­

du, Nepal, yang

peng hasilannya, ji ka

dirupiahkan, se ki ­

tar Rp 1 juta per bulan. Sopir tak si

itu berusia 64 tahun, tetapi pe­

nampakannya seperti 46 tahun. Ia

hidup dengan bahagia. Memiliki

keluarga yang menyayangi. Bertemu

dengan banyak kalangan. Hidupnya

memberi makna bagi banyak orang.

Mengantarkan penumpang dari

satu tempat ke tempat lain, baginya

adalah perbuatan yang bermanfaat.

Ia mencintai dan menguasai pe­

ker jaannya. Dan ia merasa peng­

hasilannya memadai untuk hidup

beserta keluarga.

Kisah itu menunjukkan bahwa

kebahagiaan tidak berbanding

lurus dengan besarnya penghasilan

seseorang, melainkan bagaimana

memaknai kesejahteraan itu

secara relatif dan berkualitas bagi

yang menjalaninya. Dalam dalil

kesejahteraan, orang dianggap tidak

miskin ketika terpenuhinya kebutuhan

dasar, sandang, pangan, papan,

ketika sakit bisa berobat dan hari

tuanya tidak terlunta­lunta. Namun,

ada anggapan bahwa jika ia semakin

kaya, maka ia akan semakin hebat,

berbahagia, dan sejahtera. Padahal,

kebahagiaan atau kesejahteraan

berkualitas adalah perasaan belaka.

Tidak ada dalil yang mengatakan

semakin banyak aset seseorang,

maka ia akan semakin berbahagia.

Namun, juga tidak ada teori

yang membenarkan bahwa kendati

seseorang miskin, juga bisa

berbahagia. Sebab, untuk hidup tetap

dibutuhkan biaya. Jadi, ada batasan

tertentu yang mendasar, yang mesti

dimiliki secara finansial, untuk bisa

masuk pada tahap sejahtera. Paling

tidak, mampu memenuhi kebutuhan

Investment

BRIDGE 03-OKE-koreksi.indd 28 04/09/2014 1:43:06

Page 29: JEMBATAN MENUJU KESEJAHTERAAN PEKERJAbpjsketenagakerjaan.go.id/assets/uploads/tiny_mce/BRIDGE/03022016... · Na mun demikian, jumlah yang saat ini ter ... DI SEKTOR INFORMAL Sebuah

29BRIDGE VOLUME 03 www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 03www.bpjsketenagakerjaan.go.id28

pangan, papan, dan sandang. Jika

sudah terpenuhi, seseorang sudah

tergolong sejahtera. Jadi, tidak heran,

seorang sopir taksi di Kathmandu

yang penghasilannya ”hanya” Rp

1 juta per bulan sudah merasa

sejahtera. Bagaimana dengan Anda?

Asumsikan saat ini, Anda

sudah berada pada tahap mampu

memenuhi kebutuhan dasar. Lantas,

apa yang mesti dilakukan agar tetap

bisa sejahtera.

Dana Darurat Pertama, siapkan dana

darurat. Ini sangat penting agar

seseorang yang sudah masuk pada

tahap kesejahteraan dasar tidak

terjerembab lagi dalam jurang

kemiskinan. Kenapa? Karena dalam

hidup ada peristiwa tertentu

yang tidak bisa diduga yang akan

membutuhkan biaya. Sebut saja

jika terkena sakit, atau ada anggota

keluarga yang mengalami musibah,

atau ada keperluan mendesak. Tentu

tidak mudah mengatasi semua itu jika

tidak memiliki cukup dana simpanan.

Oleh karena itu, berapa pun

penghasilan seseorang, sebaiknya

ada dana yang disisihkan sebagai

dana darurat.

Memang, risiko yang

menimbulkan masalah pendanaan

saat ini sebenarnya tidak perlu lagi

ditanggung sendiri. Sakit, misalnya.

Jika seseorang menjadi peserta

BPJS Kesehatan, ketika sakit, biaya

berobat akan ditanggung oleh

lembaga tersebut. Tentu saja untuk

mendapatkan fasilitas tersebut,

peserta BPJS Kesehatan mesti

membayar iuran tiap bulan. Namun,

secara logika, cara ini lebih baik

ketimbang menanggung sendiri biaya

pengobatan yang sangat mahal.

Selain itu, saat ini juga sudah

ada BPJS Ketenagakerjaan yang

menjalankan tiga program jaminan

sosial, yakni Jaminan Hari Tua (JHT),

Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), dan

Jaminan Kematian.

Konkretnya, peserta BPJS

Ketenagakerjaan mengalami risiko

tidak bekerja lagi, atau memasuki usia

pensiun, maka yang bersangkutan

akan memperoleh sejumlah dana

yang selama ini diiur ke BPJS

Ketenagakerjaan dalam bentuk

Jaminan Hari Tua. Atau ketika

yang bersangkutan mengalami

kecelakaan saat bekerja, maka biaya

pengobatan akan ditanggung BPJS

Ketenagakerjaan. Dan bahkan ketika

maut menjemput, ahli waris yang

bersangkutan akan memperoleh

santunan dari BPJS Ketenagakerjaan.

Simpulannya, dana darurat yang

sebelumnya mesti dipersiapkan untuk

menghadapi segala kemungkinan

risiko dalam hidup sebenarnya bisa

disiasati dengan menjadi peserta

BPJS Kesehatan dan juga BPJS

Ketenagakerjaan. Jika tidak menjadi

peserta, dana darurat yang mesti

disiapkan pasti akan lebih besar lagi.

Kedua, mengelola pengeluaran

dengan cara membayar hanya untuk

yang bermanfaat. Ketika kondisi

keuangan kita masih berada pada

tahap pemenuhan kesejahteraan

dasar, maka pola pengeluaran

menjadi sangat penting. Sedikit

saja keliru dalam mengalokasikan

pengeluaran, bukan tidak mungkin

pendapatan tidak mencukupi untuk

membiayai pengeluaran. Oleh

sebab itu, konsep pengelolaan

biaya berbasis must have mesti

dikedepankan. Bukan konsep nice

to have alias membeli hal­hal yang

jika tidak dibeli, sebenarnya tidak

apa­apa. Contohnya, membeli beras

adalah must have, tapi membeli

pakaian mahal adalah nice to have;

tapi kalau tidak dibeli, toh, tidak

masalah.

Ketiga, jangan berutang kepada

teman/saudara. Aspek ini juga kerap

menimbulkan masalah. Ketika ada

keperluan mendesak, kebutuhan akan

dana sering kali dicarikan solusinya

dengan meminjam kepada teman

dan atau saudara. Apakah ini benar?

Keliru. Sebab, meminjam dari teman

dan saudara akan menimbulkan dua

dampak sekaligus, yakni dampak

keuangan dan psikis.

Bayangkan jika Anda tidak

mampu membayar pinjaman

tersebut? Bukan saja nama baik akan

tercoreng, melainkan juga bukan

tidak mungkin Anda akan kehilangan

teman dan bahkan saudara. Sebab,

masih ada di benak beberapa

kalangan, uang lebih penting

ketimbang teman dan saudara.

Pandangan sesat seperti itu masih

ada di masyarakat kita. Oleh karena

itu, hindari berutang kepada teman

atau saudara.

Ringkasnya, jika saat ini Anda

sudah mampu memenuhi kebutuhan

akan sandang, pangan, dan papan,

sebenarnya itu sudah berkategori

terpenuhinya kesejahteraan dasar.

Apalagi jika Anda bisa menikmati

semua itu, dengan kehidupan

keluarga yang tenteram, pikiran

tenang, maka nilainya jauh lebih

tinggi ketimbang kalangan yang

kaya raya, tetapi hidup dalam

keadaan tidak gembira, tidak

nyaman. Tinggal bagaimana menata

pendapatan dengan pola­pola

mendasar sebagaimana dipaparkan

di atas sehingga tidak terjebak pada

penurunan kesejahteraan. n

Tulisan ini sudah pernah dimuat di Harian

Kompas, Minggu, 10 Agustus 2014

BRIDGE 03-OKE-koreksi.indd 29 04/09/2014 1:43:07

Page 30: JEMBATAN MENUJU KESEJAHTERAAN PEKERJAbpjsketenagakerjaan.go.id/assets/uploads/tiny_mce/BRIDGE/03022016... · Na mun demikian, jumlah yang saat ini ter ... DI SEKTOR INFORMAL Sebuah

31BRIDGE VOLUME 03 www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 03www.bpjsketenagakerjaan.go.id30

Halo Pak Brian,

Saya Ajeng praktisi SDM. Per­

tanyaan saya apakah yang dimaksud

dengan istilah human capital? To long

dijelaskan Pak.

JAWAB

Halo Ajeng, human capital ada­

lah pengeta huan, keahlian, kecer­

dasan emosi, bakat dan kepribadian

untuk mewujudkan kemampuan

meng hasilkan nilai ekonomis. Istilah

capital di gunakan untuk menjelaskan

bagaimana money capital meng ha­

silkan tangible asset (asset ber wujud)

seperti tanah, bangunan, me sin atau

saham, sedangkan human capital

mewujudkan intangible asset (asset

tidak berwujud).

Aset tidak berwujud yang diha­

silkan oleh pemikiran, kecerdasan

dan kreativitas manusia antara lain

budaya perusahaan, teknologi, or­

ga ni sasi, kepemimpinan dan pro­

ses bisnis. Aset tidak berwujud ini

membuat suatu perusahaan da­

pat menghasilkan inovasi, produk

ber kualitas tinggi dan jasa terbaik

sehingga menghasilkan pendapatan

lebih tinggi bagi perusahaan. Se ma kin

ringgi pendapatan maka dam paknya

nilai perusahaan menjadi lebih tinggi.

Salam Mas Brian,

Perkenalkan nama saya Jimmy.

Saya memimpin de partemen HRD

pada suatu peru sa haan swasta. Saya

mendengar banyak perusahaan

besar mengganti nama departemen

SDM­nya dengan nama Departemen

Human Capital. Apa yang harus saya

buat agar departemen HRD kami bisa

sesuai dengan konsep human capital?

JAWAB

Salam kenal Pak Jimmy. Hu­

man capital merupakan modal un­

tuk mewujudkan intangible asset

atau asset tidak berwujud. Ba gai ­

manakah departemen HRD da ­

pat menghasilkan intangible as­

set? Pada hemat saya tidak

cu kup bila HRD hanya membatasi

tang gung jawabnya de ngan fungsi

administratif seperti pembayaran

upah, mengelola data karyawan

dan memberikan sangsi disiplin. De­

partemen HRD bisa mendorong

penciptaan intangible asset dengan

memasok talent berkualitas tinggi,

memberikan pelatihan, merancang

sistem manajemen kinerja, insentif

dan talent management untuk me­

ningkatkan kontribusi karyawan pa da

organisasi.

Selain dari sisi meningkatkan

kom petensi dan kontribusi karyawan

melalui kebijakan manajemen SDM,

HRD perlu berperan sebagai kon sul ­

tan internal organisasi de ngan mem­

bangun kapabilitas or ga ni sasi seperti

menfasilitasi pe ru mus an stra tegi

perusahaan, me ran cang proses bisnis,

struktur or ga nisasi, budaya organisasi,

men dorong etika dan mengelola ri­

siko. Kapabilitas organisasi akan

men ciptakan organisasi yang efektif

da lam mencapai sasaran, visi dan

misinya. Untuk dapat menjalankan

fungsi tersebut, diperlukan personil

departemen HRD yang memiliki kom­

petensi tinggi di bidang ma najemen

SDM dan organisasi.

Salam kenal Pak Brian,

Saya seorang manajer Keuangan

perusahaan swasta dengan jumlah

personil 45 orang. Perusa haan kami

tidak memiliki manajer SDM sehingga

saya merangkap mengelola gaji kar­

yawan. Selama ini penentuan gaji kami

hanya berdasarkan UMR dan negosiasi

gaji. Pertanyaan saya apakah dasar

menentukan gaji karyawan? Mohon

bantuan solusinya Pak.

JAWAB

Salam kenal Pak, untuk ja bat­

an/ posisi karyawan yang tidak

memerlukan persyaratan pen didik­

an dan kompetensi yang tinggi, pa ­

to kannya yaitu paling rendah se suai

upah minimum (UMR/UMK/ sektoral).

Pada posisi yang mem butuhkan

kompetensi yang memadai, dasar dari

menentukan besaran upah adalah

SUMBER Daya Manu­

sia merupakan faktor

yang sangat pen­

ting dalam menentukan ke­

berhasilan sebuah organisasi.

Tapi me ngelola SDM bukan­

lah perkara mudah. Begitu

ba nyak problematika yang

dihadapi organisasi dalam

mengelola SDM.

Redaksi Bridge menerima

cukup banyak pertanyaan

se putar pengelolaan SDM

dari berbagai perusahaan di

Indonesia. Beberapa surat

yang masuk kami pilih untuk

memberikan pencerahan

ba gi Anda tentang perma­

salahan seputar pengeloaan

SDM agar dapat mendukung

tercapainya tujuan organisasi.

HR Clinic

BRIDGE 03-OKE-koreksi.indd 30 04/09/2014 1:43:07

Page 31: JEMBATAN MENUJU KESEJAHTERAAN PEKERJAbpjsketenagakerjaan.go.id/assets/uploads/tiny_mce/BRIDGE/03022016... · Na mun demikian, jumlah yang saat ini ter ... DI SEKTOR INFORMAL Sebuah

31BRIDGE VOLUME 03 www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 03www.bpjsketenagakerjaan.go.id30

Tentang Pengasuh Rubrik:

Brian Aprinto, SPHR adalah penulis buku manajemen SDM terlaris

Buku Pedoman Lengkap Profesional SDM Indonesia dan Buku

Pedoman Lengkap Softskills. Kunci Sukses dalam Karir, Bisnis

dan Kehidupan Pribadi. Brian juga orang Indonesia pertama yang

tersertifikasi Senioir Professional in Human Resource (SPHR) dari

Human Resource Certification Institute (HRCI) di Amerika.

prinsip yang disebut dengan internal

equity dan external equity.

Internal equity adalah kewa jar an/

kesetaraan upah antar ja bat an dalam

perusahaan. Ter kait in ternal equity,

karyawan memper bandingkan upah

yang diterimanya dengan karyawan

lainnya berda sar kan pendidikan,

tanggung ja wab, kompetensi, beban

kerja dan masa kerja. Anda dapat

membuat peringkat jabatan dari upah

teren dah sampai upah tertinggi, mi­

salnya mengelompokkannya pada

grade administrasi, officer, super­

vi sor, manager, senior manager dan

direktur. Setiap grade upah jabatan

ini memiliki target upah minimum,

rata­rata upah dan upah maksimal

grade. Interval upah ini untuk

mengakomodasi masa kerja, keahlian

dan negosiasi upah dengan kandidat

profesional.

Sedangkan eksternal equity yaitu

kewajaran/kesetaraan upah suatu

jabatan pada suatu perusahaan

dibandingkan dengan perusahaan

lainnya. Terkait eksternal equity, kita

perlu memperbandingkan upah dalam

perusahaan dengan upah pasar yang

dapat diperoleh melalui survey upah.

Data survey upah dapat diperoleh dari

majalah­majalah bisnis, membeli hasil

survey konsultan atau melakukannya

sen diri. Bila perusahaan ingin bersaing

memperoleh kandidat karyawan

terbaik, maka upah rata­rata setiap

grade upah (misalnya administrasi,

officer, supervisor dan seterusnya)

perlu disamakan atau lebih besar dari

tingkat upah pasar.

Mas Brian yang baik,

Saya Andri saat ini menduduki

posisi asisten manajer SDM pa da

suatu pabrik di jawa te ngah. Karyawan

kami banyak berpen di dikan rendah

di bawah SMA, namun loyal pada

perusahaan. Saat ini saya sedang

merancang sistem karir, Bi sa kah saya

menerapkan talent ma nagement pada

kondisi seperti peru sa haan kami?

Terima kasih se be lumnya Mas.

JAWAB

Salam kenal Pak Andri. Talent

ma nagement merupakan suatu pen­

dekatan dalam mengelola karya wan

guna memenuhi kebutuhan kom­

petensi karyawan pada berbagai posisi

dalam struktur organisasi pada jangka

panjang. Talent management dapat

diimplementasikan pada berbagai

kondisi. Anda dapat merekrut karya­

wan pada berbagai level jabatan

atau hanya merekrut pada entry

level. Merekrut dari luar pada posisi

manajer atau professional bermanfaat

untuk memperoleh ide­ide baru atau

suatu keahlian yang sulit dipenuhi dari

karyawan.

Apabila jenjang karir tertutup

ha nya diisi dari dalam organisasi,

diperlukan sistem pengembangan

kompetensi dan manajemen ki­

ner ja yang obyektif sebagai dasar

keputusan rotasi, demosi atau promosi.

Secara umum anda akan mendapati

terdapat karyawan me miliki kinerja

dan kompetensi dengan kualitas A

(terbaik), B (bia sa) dan C (rendah).

Demikian juga pada organisai terdapat

ja batan bernilai A (sangat bernilai)

yang berpengaruh penting pada

keberhasilan perusahaan, B (bernilai

biasa) dan C (kurang bernilai). Prinsip

talent management yaitu dengan

menempatkan karyawan A pada

jabatan A, karyawan B pada jabatan B

dan karyawan C diberikan pembinaan

pada jabatan C.

Talent management tidak ter­

batas pada kebijakan karir/rencana

suksesi tapi juga perlu diselaraskan

dengan kebijakan Manajemen SDM

lainnya seperti imbalan/pengupahan

yang memotivasi, perlakuan yang

adil, lingkungan kerja yang kondusif

dan budaya berkinerja tinggi. Dengan

demikian perusahaan memperoleh

talent yang terbaik, bermotivasi,

berkompetensi dan kinerja yang

tinggi. n

BRIDGE 03-OKE-koreksi.indd 31 04/09/2014 1:43:07

Page 32: JEMBATAN MENUJU KESEJAHTERAAN PEKERJAbpjsketenagakerjaan.go.id/assets/uploads/tiny_mce/BRIDGE/03022016... · Na mun demikian, jumlah yang saat ini ter ... DI SEKTOR INFORMAL Sebuah

33BRIDGE VOLUME 03 www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 03www.bpjsketenagakerjaan.go.id32

Figur

Jurus Lino Benahi

SoftWare Pelabuhan

Richard Joost LinoPresiden Direktur PT Pelindo II

BUMN pelabuhan ini

di tuding melakukan

mo no poli layanan jasa

pe labuhan. Buntutnya,

pa ra operator angkut­

an di Pelabuhan Tanjung Priok mela­

kukan aksi mogok operasional. Dan,

sejum lah direksi IPC mengundurkan

diri.

Langkah tersebut, dimaksudkan

Lino semata untuk bisa melayani

customer dengan baik, tidak di ham­

bat oleh birokrasi. Dengan meng­

hilangkan garis birokrasi pemerintah

saja, sehingga anak­anak perusahaan

IPC bisa melayani customer dengan

baik. Kinerja BUMN akan terkait biro­

krasi dan segudang aturan. Anak­

anak perusahaan IPC bisa lebih ce­

pat secara bisnis. “Kita mendorong

mereka menjadi profesional dalam

berbisnis. Para Dirut anak­anak peru­

sahaan IPC diberi gaji di atas Rp

100 juta, mereka harus benar­benar

berinovasi.”

Mitra swasta IPC pun perlu di­

tingkatkan kinerjanya. Secara fair

dari 100 perusahaan diseleksi ke­

mam puan umum dan dari sisi

tek nis nya, tersa ring menjadi 30

perusahaan. Dalam kurun waktu

dua tahun, di la ku kan uji lapangan

terseleksi ting gal 14 perusahaan

terbaik, yang lulus sebagai mitra

IPC dalam mem perbaiki kualitas

pelayanan buat cus tomer. Mereka

yang tidak lolos bisa bergabung –

merger, dengan anak perusahaan

IPC atau mitra swasta lain.

Untuk menjadi mitra Pelindo

II, perusahaan swasta harus keluar

modal dengan investasi membeli alat

bongkar muat seperti crane – se nilai

250 sd 300 miliar rp. Perusahaan

swasta akan mendapat kontrak kerja

selama 15­20 tahun. Da lam pem­

bagian revenue karena der maga itu

aset Pelindo II dan pihak swasta kerja

Sepak terjang Presiden Direktur PT Pelindo II atau Indonesia

Port Corporation (IPC) Richard Joost Lino, setahun

belakangan ini kerap menjadi sorotan media massa. Salah

satu langkahnya yang menimbulkan aksi protes dari

sejumlah asosiasi di pelabuhan, adalah membentuk puluhan

anak perusahaan di bawah bendera IPC.

BRIDGE 03-OKE-koreksi.indd 32 04/09/2014 1:43:08

Page 33: JEMBATAN MENUJU KESEJAHTERAAN PEKERJAbpjsketenagakerjaan.go.id/assets/uploads/tiny_mce/BRIDGE/03022016... · Na mun demikian, jumlah yang saat ini ter ... DI SEKTOR INFORMAL Sebuah

33BRIDGE VOLUME 03 www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 03www.bpjsketenagakerjaan.go.id32

di lahan Pelindo II. Jika produktivitas

mereka tinggi, share revenue Pe lindo

II bisa cuma 30%, tetapi seka rang

lazimnya fifty­fifty. “Jadi pro duktivitas

mereka dipa cu setingi­tinginya dan

seefisien mungkin.”

Dalam lima tahun terakhir, peme­

rintah telah melakukan perubahan

besar berkaitan dengan transportasi

angkutan barang melalui jalur laut,

khususnya pelayaran samudera. Di­

mulai dengan perbaikan dan pem­

bangunan infrastruktur angkutan

laut di Nusantara, antara lain pem­

bangunan pelabuhan besar untuk

menunjang ekspor produk dari ko­

moditi perkebunan nasional ke man­

canegara, yang selama ini ka pal­kapal

besar bongkar muat di pelabuhan

Singapura.

Demikian pula, untuk ekspor

ba rang / komoditas lainnya, peme­

rintah segera mengoperasikan

be be rapa pelabuhan besar yang

saat ini masih dalam tahap pe­

nyelesaian pem bangunannya. Pe ­

la buhan terse but tersebar di se­

luruh wilayah Nu santara – mulai

dari Barat hingga Timur, meliputi:

Medan, Batam, Du mai, Jakarta, Ma­

kassar, dan Sorong.

Upaya pemerintah meningkat kan

kualitas infrastruktur pelabuhan (hard

ware) menurut Lino harus di ba rengi

dengan perbaikan dan peningkatan

kualitas soft ware – kinerja SDM dan

mitra IPC di pelabuhan. Mereka yang

tidak mau ataupun tidak mampu

silahkan bergeser. n

ERA keterbukaan dan

ke cang gihan teknologi

infor masi terbukti menjadi

ak se lerator beragam kegiatan.

Salah satunya menjadi pemicu

cepatnya perubahan terjadi di

dalam dunia perdagangan. Semua

negara kini berlomba­lomba

menjadi kekuatan ekonomi dunia

melalui efektivitas dan efisiensi

perdagangan, yang bertumpu

pada teknologi. Manajemen

jasa kepelabuhanan sebagai

mata rantai logistik pun dituntut

melakukan transformasi menjadi

lebih modern dan efisien.

Demikian pula PT Pelabuhan

Indonesia (Pelindo) II, sebagai

perusahaan penyedia layanan

jasa kepelabuhanan pun perlu

bertransformasi untuk bisa

memenangkan kompetisi ketat di

era globalisasi. Perusahaan harus

terus meningkatkan kualitas, baik

di sisi hardware seperti fasilitas

dan infrastruktur baru, ataupun

software seperti peningkatan

kemampuan operasional para

karyawan.

“Transformasi ini menjadi

bagian dari strategi jangka panjang

perusahaan dalam menghadapi

constant change, melalui constant

improvement dengan milestone

yang jelas dan terarah,” tegas

Presiden Direktur IPC Richard

Joost Lino

Maka customer satisfaction

kini menjadi fokus perusahaan.

Perusahaan akan memberikan

informasi selengkap mungkin,

sebuah layanan yang excellence

agar dapat memenuhi kebutuhan

para pengguna jasa. Indonesian

Port Corporation (IPC) menyakini

bahwa hanya dengan layanan jasa

kepelabuhanan yang baik, maka

kapal­kapal kelas dunia akan mau

bersandar di pelabuhan­pelabuhan

Indonesia. Good Ship, Good Port.

Bad Ship, Bad Port.

Sesuai dengan makna

dari logo baru IPC – yang

menggambarkan perubahan,

optimisme, agility, focus,

confident, fleksibilitas; Pelabuhan

Indonesia semakin siap untuk

berkiprah menarik para operator

kapal kelas dunia melayani

perekonomian yang melesat,

langsung di pelabuhan­pelabuhan

di nusantara sebagai pintu

gerbang negeri ini.

Seperti sebuah siklus, layanan

yang excellence akan semakin

meningkatkan perdagangan,

mendatangkan y yang lebih besar

pada bangsa ini. Dan semakin

banyak perdagangan langsung

terjadi, berarti akan semakin

murah biaya produksi yang

mempengaruhi harga barang,

sehingga lebih kompetitif untuk

bersaing di pasar domestik,

regional, maupun internasional. n

Bertransformasi Siap Hadapi Kompetisi

BRIDGE 03-OKE-koreksi.indd 33 04/09/2014 1:43:08

Page 34: JEMBATAN MENUJU KESEJAHTERAAN PEKERJAbpjsketenagakerjaan.go.id/assets/uploads/tiny_mce/BRIDGE/03022016... · Na mun demikian, jumlah yang saat ini ter ... DI SEKTOR INFORMAL Sebuah

35BRIDGE VOLUME 03 www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 03www.bpjsketenagakerjaan.go.id34

BATIK SOLODari LaweyanBatik Solo memiliki kekhasan motif dan corak, baik dalam proses cap maupun

proses tulisnya. Bahan yang digunakan masih menggunakan bahan lokal,

misalnya bahan untuk pewarnaan batik menggunakan bahan dari Soga Jawa.

Sementara itu, motif batik Solo yang terkenal adalah Sidomukti atau Sidoluruh.

KEBERADAAN batik

Solo tidak terlepas

dari sejarah kerajaan di

kawasan Pulau Jawa

di masa lalu. Pertama

kali batik Solo berkembang di Desa

Laweyan pada masa kerajaan Pajang,

sekitar empat abad yang lalu. Tokoh

yang mempelopori keberadaan batik

saat itu adalah Kiyai Ageng Henis,

putera Ki Ageng Selo yang juga

keturunan Brawijaya V.

Pada saat itu, Desa Laweyan

merupakan pusat perdagangan

ba han baku tenun, yakni kapas

yang berasal dari daerah Juwari,

Pedan, dan Gawok. Selain itu, desa

ini juga memiliki bandar bernama

Kabanaran dan Laweyan yang

ter hubung ke sungai bengawan

Solo. Sehingga distribusi barang

berlangsung melalui bandar ter­

sebut.

Adanya perjanjian Gayanti yang

memecahkan keraton Surakarta

dan keraton Ngayogyakarta me­

nye babkan busana kebesaran Ma­

taram dibawa ke keraton Nga­

yog yakarta. Sehingga keraton

Su ra karta melaului Pakubuwono III

me merintahkan kepada abdi dalem

untuk membuat motif batik Gagrak

Surakarta.

Pemerintahan Pakubuwono III

mempersilahkan masyarakat untuk

membuat corak batik di atas kain.

Namun, ada beberapa motif kain

batik yang tidak boleh digunakan

oleh masyarakat. Motif batik

tersebut antara lain batik Sawat,

batik Parang, batik Cemukiran yang

berujung seperti paruh, burung

padang, bagun tulak, minyak

teleng, berwujud tumpal, dan juga

batik Cemukiran yang berujung

Sisi Lain

BRIDGE 03-OKE-koreksi.indd 34 04/09/2014 1:43:10

Page 35: JEMBATAN MENUJU KESEJAHTERAAN PEKERJAbpjsketenagakerjaan.go.id/assets/uploads/tiny_mce/BRIDGE/03022016... · Na mun demikian, jumlah yang saat ini ter ... DI SEKTOR INFORMAL Sebuah

35BRIDGE VOLUME 03 www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 03www.bpjsketenagakerjaan.go.id34

lung (daun tumbuhan yang menjalar

di tanah).

Motif batik tersebut hanya dapat

dipakai oleh Patih dan para kerabat

keraton. Selain itu, hanya abdi dalem

yang bertugas membuat motif

pakaian untuk para patih dan para

kerabat. Bahan yang digunakan dalam

pembuatan motif batik adalah bahan

lokal seperti Soga Jawa.

Komunitas perajin batik Solo

mulai bermunculan pada era keraton

Surakarta. Komunitas tersebut

antara lain adalah Komunitas Perajin

Batik Keraton, Kusumodiningratan,

Kauman, dan Pasar Kliwon.

Abad ke­20 setelah berkem­

bangnya era industrialisasi, batik

menjadi salah satu identitas per­

eko nomian masyarakat Jawa. Pa­

ra pedagang pada masa itu mulai

bermunculan dan jumlahnya juga

cukup banyak. Kelompok per­

da gangan yang terkenal saat itu

yaitu Sarekat Dagang Islam (SDI).

Kelompok perdagangan di kawasan

Pulau Jawa meliputi jaringan Kudus,

Surabaya, Gresik, Tuban, Cirebon,

Bogor, Batavia, dan Luar Jawa.

Di tahun 70­an, batik Laweyen

Solo banyak dikenal masyarakat.

Sampai saat ini di belakang Masjid

Agung Surakarta berdiri kampung

Batik Laweyan Solo dan Kampung

Batik Kauman. Salah satu pasar

di Surakarta juga menjadi pusat

perdagangan batik Solo, yakni Pasar

Klewer.

Berdasarkan teknik pembuatan­

nya di ke nal beberapa macam ba­

tik, yaitu batik Tulis, batik Cap

dan batik Lukis. Teknik perintang

warna yang digunakan saat proses

pembuatan batik tulis adalah dengan

cara dibubuhkan di atas kain batik,

seperti orang menulis, menggunakan

alat bernama canting. Sedangkan

pembuatan batik Cap menggunakan

alat berbentuk lem pe ngan yang

terbuat dari tembaga dilengkapi

motif tertentu yang di sebut Cap.

Cap berfungsi untuk membubuhkan

malam ke atas kain batik, seperti

prinsip stempel. Sementara itu, teknik

pembuatan batik Lukis dengan cara

melukis langsung di atas kain putih.

Alat dan bahan untuk pembuatan

batik Lukis sama dengan pembuatan

batik pada umumnya, yaitu canting

dan malam.

Berdasarkan sejumlah literatur,

batik Solo memiliki beberapa motif

atau corak, antara lain batik Kraton,

batik Sudagaran, batik Cuwiri, batik

Tambal, batik Sekar Jagat, batik

Kawung, batik Sido Mukti, batik Sido

Luhur, dan batik Sido Asih.

Batik Kraton pada awalnya dibuat

oleh putri keraton maupun pembatik

ahli di dalam lingkungan

keraton. Dulunya motif ini

dilarang untuk dipakai oleh

masyarakat kebanyakan

seperti halnya motif

Parang Rusak, Parang

Barong, Udan Liris

serta beberapa motif

lainnya.

Batik Sudagaran

berasal dari motif larangan dari

keraton yang dibuat motif baru oleh

para seniman yang berasal dari kaum

saudagar agar sesuai dengan selera

mereka. Para seniman juga mengubah

motif larangan sehingga bisa dipakai

oleh masyarakat kebanyakan.

Batik Cuwiri merupakan motif

batik yang memakai pewarna So ga

alam. Pada umumnya mo tif batik ini

ditandai dengan peng gunaan ragam

hias meru dan gur da, sedangkan

arti cuwiri sendiri adalah kecil­

kecil. Sementara itu, batik Tambal

memiliki motif seperti menambal

atau memperbaiki sesua tu yang

rusak. Sedangkan batik Sekar Jagat

memiliki motif yang menggambarkan

keragaman di se lu ruh dunia.

Selanjutnya, batik Kawung me­

mi liki motif berupa bulatan seperti

buah Ka wung, yaitu sejenis kelapa

atau kolang kaling yang disusun rapi

dan geometris. Kemudian batik Sido

Mukti biasanya dipakai dalam upaca

adat perkawinan, pembuatan batik ini

menggunakan Soga alam.

Motif batik Sido Luhur biasa nya

dike nakan oleh pengantin pe rem­

puan di malam pengantin. Se dang kan

motif batik Sido Asih biasanya dipakai

pengantin pe rempuan agar dalam

hidup berumah tangga dipenuhi

dengan kasih sayang.

Batik Solo memiliki sejarah pan j­

ang, mengandung kekayaan budaya,

ser ta memiliki harapan kebaikan bagi

pe makainya. Kini, batik Solo tidak hanya

menjadi identidas bangsa, te tapi telah

menjadi penggerak ke bangkitan eko­

nomi kerakyatan. n

Batik Keraton

Batik Sekar Jagat

Batik Sido Mukti

BRIDGE 03-OKE-koreksi.indd 35 04/09/2014 1:43:10

Page 36: JEMBATAN MENUJU KESEJAHTERAAN PEKERJAbpjsketenagakerjaan.go.id/assets/uploads/tiny_mce/BRIDGE/03022016... · Na mun demikian, jumlah yang saat ini ter ... DI SEKTOR INFORMAL Sebuah

37BRIDGE VOLUME 03 www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 03www.bpjsketenagakerjaan.go.id36

SEJUMLAH literatur

menyebutkan bahwa

GG mencakup

hubungan antara para

pemangku kepentingan

(stakeholder) yang terlibat serta

tujuan pengelolaan kelembagaan.

Pihak utama dalam GG adalah

pemegang saham, manajemen,

dan dewan direksi. Pemangku

kepentingan lainnya termasuk

karyawan, pemasok, pelanggan,

bank dan kreditor lain, regulator,

lingkungan, serta masyarakat luas.

GG merupakan suatu subjek

yang memiliki banyak aspek. Salah

satu aspek penting dalam GG adalah

menyangkut masalah akuntabilitas

dan tanggung jawab mandat,

khususnya implementasi pedoman

dan mekanisme untuk memastikan

perilaku yang baik dan melindungi

kepentingan pemegang saham.

Selain itu, aspek penting

lainnya adalah efisiensi ekonomi

yang menyatakan bahwa sistem

GG harus ditujukan untuk

meningkatkan kinerja kelembagaan

dan mengoptimalisasi hasil

ekonomi dengan penekanan

kuat pada kesejahteraan para

pemegang saham. Ada pula sisi lain

yang merupakan subjek dari GG,

seperti sudut pandang pemangku

kepentingan, yang menuntut

perhatian dan akuntabilitas lebih

terhadap pihak lain selain pemegang

saham, misalnya karyawan atau

lingkungan.

GG yang semula dari GCG (Good

Corporate Governant) merupakan

sebuah konsep yang memiliki

pengertian sangat luas. Menurut

Komite Cadburry (1992), GCG

adalah prinsip yang mengarahkan

dan mengendalikan perusahaan

agar mencapai keseimbangan

antara kekuatan serta kewenangan

perusahaan dalam memberikan

pertanggungjawabannya kepada

para shareholders khususnya, dan

stakeholders pada umumnya. Hal

ini dimaksudkan untuk pengaturan

kewenangan direktur, manajer,

pemegang saham, dan pihak

lain yang berhubungan dengan

perkembangan perusahaan di

lingkungan tertentu.

Kelompok negara maju

(OECD) mendefinisikan GCG

sebagai cara manajemen

perusahaan bertanggung jawab

pada shareholder. Para pengambil

keputusan di perusahaan harus

GOOD GOVERNANCE Tingkatkan Kinerja Kelembagaan

Idea

GG (Good Governance) merupakan tata kelola, rangkaian proses, kebiasaan, kebijakan, aturan yang memengaruhi pengarahan, pengelolaan, serta pengontrolan suatu kelembagaan, institusi, perusahaan.

BRIDGE 03-OKE-koreksi.indd 36 04/09/2014 1:43:11

Page 37: JEMBATAN MENUJU KESEJAHTERAAN PEKERJAbpjsketenagakerjaan.go.id/assets/uploads/tiny_mce/BRIDGE/03022016... · Na mun demikian, jumlah yang saat ini ter ... DI SEKTOR INFORMAL Sebuah

37BRIDGE VOLUME 03 www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 03www.bpjsketenagakerjaan.go.id36

dapat dipertanggungjawabkan,

dan keputusan tersebut mampu

memberikan nilai tambah bagi

shareholders lainnya. Oleh karena

itu, fokus utama terkait dengan

proses pengambilan keputusan

dari perusahaan yang mengandung

nilai transparency, responsibility,

accountability serta fairness.

Menurut ADB (Asian

Development Bank), GCG

mengandung empat nilai utama

yaitu Accountability, Transparency,

Predictability dan Participation.

Sementara itu, menurut Finance

Com mittee on Corporate Gover­

nance Malaysia, GCG merupakan

suatu proses serta struktur yang

digunakan untuk mengarahkan

sekaligus mengelola bisnis dan

urusan perusahaan ke arah

peningkatan pertumbuhan bisnis

dan akuntabilitas perusahaan.

Adapun tujuan akhir adalah

menaikkan nilai saham dalam

jangka panjang tetapi tetap

memperhatikan berbagai

kepentingan para stakeholder

lainnya.

Di Indonesia, GCG kini menjadi

GG diartikan sebagai tata kelola

yang baik. Meskipun hal ini

masih rancu dengan terminologi

manajemen dan masih diperlukan

kajian untuk mencari istilah yang

tepat dalam bahasa Indonesia yang

benar.

Terlepas dari berbagai

pengertian di atas, GG sangat

diperlukan untuk mendorong

terciptanya pasar yang efisien,

transparan dan konsisten dengan

peraturan perundang­undangan.

Penerapan GG perlu didukung

oleh tiga pilar yang saling

berhubungan, yaitu negara dan

perangkatnya sebagai regulator,

dunia usaha sebagai pelaku pasar,

dan masyarakat sebagai pengguna

produk dan jasa dunia usaha.

Negara dan perangkatnya harus

menciptakan peraturan perundang­

undangan yang menunjang iklim

usaha yang sehat, efisien dan

transparan, melaksanakan peraturan

perundang­undangan dan

penegakan hukum secara konsisten.

Selanjutnya, dunia usaha sebagai

pelaku pasar dituntut menerapkan

GG sebagai pedoman dasar

pelaksanaan usaha. Sementara

itu, masyarakat sebagai pengguna

produk dan jasa dunia usaha

serta pihak yang terkena dampak

dari keberadaan perusahaan,

menunjukkan kepedulian dan

melakukan kontrol sosial secara

obyektif dan bertanggung jawab.

Tujuan utama dari GG adalah

untuk menciptakan sistem

pengendaliaan dan keseimbangan

guna mencegah penyalahgunaan

dari sumber daya perusahaan

dan tetap mendorong terjadinya

pertumbuhan perusahaan.

Diharapkan implementasi GG dapat

mendorong pihak yang berperan

dalam menjalankan perusahaan

memahami dan menjalankan

fungsi dan peran sesuai wewenang

dan tanggung jawab. Pihak yang

berperan meliputi pemegang

saham, dewan komisaris, komite,

direksi, pimpinan unit dan karyawan.

Sebagai suatu konsep yang

baik, GG perlu diimplementasikan

dalam kelembagaan atau

perusahaan yang ada di Indonesia.

Melalui konsep GG yang

menyangkut struktur perseroan,

yang terdiri dari unsur RUPS,

direksi dan komisaris dapat terjalin

hubungan dan mekanisme kerja,

pembagian tugas, kewenangan dan

tanggung jawab yang harmonis,

baik secara intern maupun ekstern

dengan tujuan meningkatkan

nilai dan kinerja perusahaan demi

kepentingan shareholders dan

stakeholders.

Prinsip GG harus mencerminkan

pada Transparency (Keterbukaan

In formasi), Accountability (Dapat

Dipertanggungjawabkan),

Responsibility

(Pertanggungjawaban) dan

Fairness (Kewajaran). Transparency

merupakan keterbukaan yang

diwajibkan oleh peraturan

perundangan yang berlaku

seperti misalnya mengumumkan

pendirian Perseroan Terbatas

dalam Tambahan Berita Negara

Republik Indonesia atau pun

Surat Kabar. Ada banyak manfaat

yang bisa dipetik dari penerapan

prinsip ini, diantaranya stakeholder

dapat mengetahui risiko yang

mungkin terjadi dalam melakukan

transaksi dengan perusahaan. Jika

prinsip transparansi dilaksanakan

dengan baik dan tepat maka

akan dimungkinkan terhindarnya

benturan kepentingan berbagai

pihak dalam manajemen.

Adanya keterbukaan informasi

dalam bidang finansial terdapat

dua pengendalian yang dilakukan

oleh direksi dan komisaris.

Direksi menjalankan operasional

perusahaan, sedangkan komisaris

melakukan pengawasan terhadap

jalannya perusahaan oleh direksi,

termasuk pengawasan keuangan.

Sehingga sudah sepatutnya

dalam suatu perseroan, Komisaris

Independen mutlak diperlukan.

Pertanggungjawaban

perusahaan merupakan kesesuaian

dan kepatuhan di dalam

pengelolaan perusahaan terhadap

prinsip korporasi yang sehat serta

peraturan perundangan yang

berlaku. Selanjutnya, kewajaran

merupakan perlakuan yang adil

dan setara di dalam memenuhi

hak stakeholder yang timbul

berdasarkan perjanjian serta

peraturan perundangan yang

berlaku.

Kewajaran mencakup adanya

kejelasan hak pemodal, sistem

hukum dan penegakan peraturan

untuk melindungi hak investor

– khususnya pemegang saham

minoritas – dari berbagai bentuk

kecurangan. Kewajaran diharapkan

membuat seluruh aset kelembagaan

dikelola secara baik sehingga

muncul perlindungan kepentingan

pemegang saham secara jujur dan

adil. n

37

BRIDGE 03-OKE-koreksi.indd 37 04/09/2014 1:43:11

Page 38: JEMBATAN MENUJU KESEJAHTERAAN PEKERJAbpjsketenagakerjaan.go.id/assets/uploads/tiny_mce/BRIDGE/03022016... · Na mun demikian, jumlah yang saat ini ter ... DI SEKTOR INFORMAL Sebuah

39BRIDGE VOLUME 03 www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 03www.bpjsketenagakerjaan.go.id38

Tidak Cukup Personal Branding

FERRY Salim, aktor kon ­

dang yang mem bin tangi

Film La yar Lebar Caw

Baw Kan, kini lebih di­

ke nal sebagai pebisnis

kuliner, mengelola sejumlah gerai

Shabu Slim. Jaringan restoran ala

Jepang yang menyajikan makanan

tradi sional khas Negeri Sakura:

shabu­shabu.

Ihwal bisnis kulinernya, Ferry

mengaku terinspirasi saat ia mem­

bawakan program Pesiar Kuliner,

yang ditayangkan di stasiun televisi

swasta Nasional, tahun 2002 silam.

Tetapi, obsesinya membuka restoran

baru terealisasi, ketika aktor yang

juga host kelahiran Palembang

ta hun 1967 itu sudah berhasil

mengumpulkan uang – sebagai

modal, pada tahun 2010.

Gerai Shabu Salim pertama di

launching di Central Park, Jakarta.

Alasan Ferry memilih membuka

restoran shabu­shabu buka res to

fast food lain, sebetulnya se derhana

saja. “Zaman sekarang orang sudah

tidak mau makanan yang berlemak

dan kalori tinggi, mereka ingin

hidup sehat. Dan, saya suka makan,”

ungkapnya.

Bisnis kuliner yang digeluti Ferry

di mulai dari nol. Aktor ber wajah

oriental itu, ikut menyusun konsep

restoran ala Jepang tersebut,

menyusun menu, men cari koki/

juru masak, dan me latih pegawai/

pelayan, uji coba makanan, hingga

mencari per alatan masak dan dapur.

Tak berhenti sampai di situ,

begitu restorannya beroperasi, Ferry

ikut turun tangan langsung melayani

para tamu yang datang. Maklum,

saat itu, resto Shabu Slim tengah

memperkenalkan konsep baru dalam

bersantap, yakni: makan berbatas

waktu maksimal 1,5 jam. Ferry sendiri

yang me nerangkan langsung konsep

itu ke pengunjung. Saking seriusnya,

host yang juga aktor terkemuka itu

rela lengser dari dunia akting yang

membesarkan namanya.

Meski Shabu Slim sudah punya

dua cabang di daerah Kelapa

Ga ding dan Casablanca, Ferry

terus berinovasi. Tak lagi cukup

mengandalkan shabu­shabu dengan

100 jenis isi atau teknologi conveyor

belt alias ban berjalan untuk

mengedarkan makanan, ia juga

menambah variasi menu, seperti

sushi, es krim, dan minuman.

Diakui Ferry, nama kon dang­

nya sebagai selebritis membuat

restorannya lebih mudah dikenal

orang. Tamu yang datang ke

res torannya tidak hanya ingin

menikmati suguhan menu tetapi

juga ingin merasakan kedekatan

dengan artis yang diidolakan.

”Tidak ada salahnya bagi artis yang

berwirausaha. Mereka memiliki

kesempatan, modal, dan personal

branding yang menunjang dalam

berbisnis,” jelasnya.

Tapi, aktor yang juga Duta

Ling kungan itu tak mau semata

bergantung pada faktor itu saja.

“Kalau layanan dan produk jelek,

orang hanya akan datang sekali lalu

tak kembali,” dalihnya, karena dia

tidak mau gagal seperti yang dialami

rekannya – yang juga membuka

gerai restoran Jepang, belum

berumur setahun sudah tutup.

Sukses mengelola dua gerai

resto Shabu Slim, diakui Ferry

berkat jerih payah tim SDM nya.

Jadi keuntungan yang diaraihnya,

sudah seharusnya dinikmati juga

oleh para karyawannya. Bos yang

tidak suka akan tindak kekerasan

itu, sangat perhatian terhadap anak

buahnya – yang mayoritas wanita.

Dia sangat setuju, kalau perusahaan

ikut serta dalam prog ram sistem

jaminan sosial nasional.

Untuk mengem bangkan bisnis

kulinernya, Ferry dan tim resto Shabu

Slim tengah menyiapkan sistem

waralaba bagi restorannya. Dan, akan

memulai usaha kuliner yang baru. n

FERRY SALIM

Pelangi

BRIDGE 03-OKE-koreksi.indd 38 04/09/2014 1:43:12

Page 39: JEMBATAN MENUJU KESEJAHTERAAN PEKERJAbpjsketenagakerjaan.go.id/assets/uploads/tiny_mce/BRIDGE/03022016... · Na mun demikian, jumlah yang saat ini ter ... DI SEKTOR INFORMAL Sebuah

39BRIDGE VOLUME 03 www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 03www.bpjsketenagakerjaan.go.id38

OFFICE:

Jl. H. Syahrin No. 06 Gandaria Utara, Keb.Baru - Jaksel 12140

Phone: 021-29236422, Fax: 021-29236423

Email : [email protected] CP: 087885212016

RINA Gunawan. Mantan artis yang

kini sibuk mengelola bisnis Wedding

Organizer. Istri aktor Teddy Syach ini

sudah sejak tahun 2000 berkecimpung

di berbagai event pernikahan dari

kalangan selebritis dan putra­putri petinggi Negara,

di bawah bendera usaha nya Rina Gunawan Wedding

& Event Organizer.

Ihwal terjun di bisnis WO&EO, bermula dari

seringnya pasangan yang akrab dengan jagad

hiburan itu, mendengar keluhan sesama selebritis

yang kerepotan saat akan melaksanakan resepsi

perni kahan – yang sarat nilai sakral.

Resepsi pernikahan para pesohor yang pernah

ditangani Rina Gunawan WO&EO, antara lain :

Pernikahan Eko Patrio, pernikahan Fery Maryadi,

pernikahan Nico Siahaan, pernikahan Dina Lo ren­

za, pernikahan Monica Oemardi, pernikahan Adinda

Bakrie dan Seng, pernikahan Ussy Sulis tiawaty,

pernikahan Bunga Citra Lestari & Ashraff Sinclair,

pernikahan puteri Bapak Anton Bachrul Alam, serta

lainnya

Selain menangani resepsi pernikahan yang

glamour, Rina yang akrab dipanggil Teteh juga kerap

dipercaya menyelenggarakan jasa hiburan (showbiz

entertainment), kids party, birthday party, dan juga

menangani launching product. “Keberhasilan bisnis

WO&EO itu, kuncinya harus bisa meletakan kepuasan

klien di atas segalanya,” ungkap Rina.

Keberadaan WO dan EO tidak saja hanya

sekedar menjadi pihak ketiga yang akan memberikan

solusi terbaik yang disesuaikan dengan kebutuhan

kedua belah pihak, vendor dan klien. Tapi juga

memperingan beban, menghemat waktu dan

tenaga, bahkan memberikan solusi mengenai vendor

yang paling sesuai dengan kebutuhan dan budget

pemangku hajat.

Siapapun pasti tidak

menginginkan hajatan maupun

event yang digelar berlalu

begitu saja tanpa kesan.

Sebab itu, menjadi

penting memilih expert

(profesional) yang memiliki

kredibilitas, kapabilitas,

kualitas, dan image yang

baik. n

RINA GUNAWAN

Kepuasan Klien Segalanya

Pelangi

BRIDGE 03-OKE-koreksi.indd 39 04/09/2014 1:43:14

Page 40: JEMBATAN MENUJU KESEJAHTERAAN PEKERJAbpjsketenagakerjaan.go.id/assets/uploads/tiny_mce/BRIDGE/03022016... · Na mun demikian, jumlah yang saat ini ter ... DI SEKTOR INFORMAL Sebuah

41BRIDGE VOLUME 03 www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 03www.bpjsketenagakerjaan.go.id40

Asih Eka Putri dan A. A. Oka Mahendra menjelas kan dengan lugas

proses transformasi 4 (empat) badan penyelengara jaminan sosial

yang tengah beroperasi yaitu PT ASKES (Persero), PT. JAM SOSTEK

(Persero), PT. ASABRI (Persero), dan PT. TASPEN (Persero).

Dalam buku ini dikupas materi muatan UU No. 24 Tahun 2011 tentang

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (UU BPJS) dan Penulis meng­

usulkan kisi­kisi muatan 22 peraturan pelak sanaan UU BPJS.

Penulis : Asih Eka Putri &

A. A. Oka Mahendra, S.H

Bahasa : Indonesia

Penerbit : Pustaka Martabat

Edisi : 1 / 2013

Kota Terbit : Jakarta, Indonesia

Jumlah Hal : 288 Halaman

Resensi

Transformasi Setengah Hati EMPAT PERSERO KE BPJS

BRIDGE 03-OKE-koreksi.indd 40 04/09/2014 1:43:16

Page 41: JEMBATAN MENUJU KESEJAHTERAAN PEKERJAbpjsketenagakerjaan.go.id/assets/uploads/tiny_mce/BRIDGE/03022016... · Na mun demikian, jumlah yang saat ini ter ... DI SEKTOR INFORMAL Sebuah

41BRIDGE VOLUME 03 www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 03www.bpjsketenagakerjaan.go.id40

INDONESIA akan menghadapi

dualisme sistem jaminan sosial

seiring berlakunya Badan Pe­

nyelenggara Jaminan Sosial

(BPJS) Kesehatan ataupun

Ba dan Penyelenggara Jaminan So­

sial Ketenagakerjaan (BPJS Kete­

nagakerjaan) di tahun 2014. Sebab, di

samping dua BPJS yang merupakan

badan hukum nirlaba itu, masih ada

PT Taspen dan Asabri yang belum

ditransformasikan, ungkap A. A. Oka

Mahendra, mantan anggota DPR RI

di Jakarta (20/5/2013).

Dalam diskusi buku “Transfor­

masi Setengah Hati Persero” yang

ditulisnya bersama Asih Eka Putri,

Oka menyampaikan, transformasi PT

Askes ke BPJS Kesehatan pun tidak

tegas. Status perundangan yang

me ngatur PT Askes tidak dicabut.

Sementara itu, untuk transformasi

PT Jamsostek, ketegasan terlihat de­

ngan pencabutan Undang­un dang

Nomor 3 Tahun 1992 ten tang Jaminan

Sosial Tenaga Ker ja. “Sementara itu,

untuk Taspen dan Asabri, malah tidak

ada trans formasi,” kata Oka.

Total waktu transformasi ke BPJS,

pada Juli 2015. Seperti halnya yang

yang dilakukan di Turki hanya perlu

waktu enam bulan untuk se buah

transformasi. Asih Eka Putri ber kata,

Undang­undang Nomor 24 Tahun

2011 tentang BPJS, belum operasional

ataupun tidak tegas me ngatur trans­

formasi. Sebab, un dang­undang ter­

se but tidak da pat langsung mem­

bubarkan em pat badan usaha milik

negara (BUMN) seperti Askes, Jam­

sostek, Taspen, dan Asabri. “Undang­

un dang tersebut tidak dapat lang sung

mengoperasikan BPJS, dan me mer­

lukan sejumlah peraturan pelak_sana,”

kata Asih.

Sementara itu, dalam diskusi

yang sama, Anggota Komisi IX

DPR RI dr. Surya Chandra me­

ngatakan: Taspen dan Asabri da­

pat dibubarkan oleh Pemerintah

Indonesia di ta hun 2029. Pem­

bubaran itu bisa de ngan Peraturan

Pemerintah. Saat ini, Taspen dan

Asabri diberi ke sem patan sampai

selambatnya tahun 2029 untuk

peralihan ke BPJS. “Kita percaya

bahwa, siapapun pre sidennya, per­

alihan itu akan dila ku kan di tahun

2029,” ujarnya.

Setelah bertahun­tahun pemba­

hasan Undang­undang BPJS dan

Sis tem Jaminan Sosial Nasional

(SJSN), di dalam diskusi bedah

buku ini penelis meragukan apakah

BPJS jadi berjalan atau tidak. Dan,

ternyata prakiraan mereka meleset,

kebijakan transfomasi BPJS berjalan

sesuai rencana, Presiden SBY men­

ca nangkan tepat pada 1 Januari

2014, kendati pada pelaksanaannya

ada kekurangan / hambatan, seiiring

sejalan terus diperbaiki. n

Keteguhan hati penulis Asih Eka Putri dan A.A Oka Mahendra dalam mema­

parkan keyakinan jaminan sosial agar terwujud dan tercipta dalam ruang sosial,

akan membawa bangsa Indonesia terdepan dalam daya saing dan ketentraman

masyarakat. Harapan kita ke depan, dengan penyelenggaraan sistem jaminan

sosial yang terencana dan baik, kita akan menuju negara kesejahteraan (welfare

state) sebagaimana diamanatkan oleh Undang­Undang Dasar.

Irman Gusman, Ketua DPD RI

Jakarta, Februari 2013¤

Buku ini membatasi diri pada perspektif hukum dan memberikan pemahaman

tentang pasal­pasal yang dalam  dalam UU BPJS.  Berbagai isu hukum

dimunculkan, ini benar­benar menjadi catatan bagi para perumus kebijakan. 

Buku ini telah berhasil memberikan kisi­kisi dalam upaya kita menyelesaikan

proses regulasi lebih lanjut.

Chazali H. Situmorang, Ketua Dewan Jaminan Sosial Nasional

Jakarta, Februari 2013

Mudah – mudahan, dengan terbitnya buku ini,  dapat dianggap sebagai krtitik

yang membangun, sehingga terwujudnya SJSN dapat dipercepat. Hal ini penting 

kalau kita menyadari, bahwa Indonesia sudah sangat tertinggal jauh didalam

mewujudkan    Sistem Jaminan Sosial bagi seluruh warganya.  Hal ini nampak

masih rendahnya kepesertaan program Jaminan Sosial  di Indonesia.

Dr Sulastomo MPH,  Anggota dan Ketua Tim SJSN, 2001 – 2004

Jakarta, Februari 2013

APA KATA MEREKA TENTANG BUKU?

BRIDGE 03-OKE-koreksi.indd 41 04/09/2014 1:43:17

Page 42: JEMBATAN MENUJU KESEJAHTERAAN PEKERJAbpjsketenagakerjaan.go.id/assets/uploads/tiny_mce/BRIDGE/03022016... · Na mun demikian, jumlah yang saat ini ter ... DI SEKTOR INFORMAL Sebuah

43BRIDGE VOLUME 03 www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 03www.bpjsketenagakerjaan.go.id42

PT Perkebunan

Nusantara X, adalah

badan usaha milik

Negara (BUMN)

yang membawahi

sebelas (11) Pabrik Gula. Di bawah

kepemimpinan Ir Subiyono MM,

selaku Direktur Utama BUMN

Perkebunan ini, dalam lima

tahun terakhir mencatat prestasi

sebagai produsen gula terbesar di

Indonesia, yang menguasai pasar

gula Nasional ­ market leader.

Padahal, pada tahun 2010,

mayoritas perusahaan – pabrik gula

di bawah naungan PTPN X kondisi

keuangannya masih merugi. Berkat

kerja keras Subiyono dan jajaran

pimpinan serta karyawan BUMN

plat merah itu, mulai Tahun 2011,

Tahun 2012, sampai 2013 semua

Pabrik Gula yang dikelolanya

sudah bisa meraih laba, yang terus

meningkat secara signifikan.

Pada tahun 2013 lalu, BUMN

gula telah berhasil membukukan

pertumbuhan menggembirakan.

Perolehan pendapatan kotor

meningkat 20 persen menjadi

2,6 triliun, dengan laba bersih,

mencapai 600 miliar. Sedangkan

pada tahun 2012 mencapai 506

miliar, atau meningkat sekitar 140

persen dibanding laba 2011 sebesar

Rp 210,8 miliar. Jika dihitung dalam

lima tahun terakhir sejak 2009,

laba PTPN X melonjak 976 persen.

Pada 2009, laba perseroan tercatat

sebesar Rp 47 miliar.

Dari sisi produksi, tahun

2014 ditargetkan memproduksi

576.000 ton, sedikit meningkat

dibanding tahun 2013 yang mampu

menghasilkan 538.000 ton,

meningkat kurang lebih 7 persen

Di tengah kegalauan para stakeholder pergulaan

Nasional yang tidak mampu merealisasikan kemandirian – swasembada, pada tahun

2014. sekaligus menghadapi era Masyarakat Ekonomi

ASEAN 2015, keberhasilan startegi PT Perkebunan

Nasional X meningkatkan produksi gulanya, dengan

membenahi manajemen on farm dan off farm bisa ditiru

oleh industri gula lain.

Membenahi Manajemen EksternalMenggapai Kemandirian

Sukses

BRIDGE 03-OKE-koreksi.indd 42 04/09/2014 1:43:17

Page 43: JEMBATAN MENUJU KESEJAHTERAAN PEKERJAbpjsketenagakerjaan.go.id/assets/uploads/tiny_mce/BRIDGE/03022016... · Na mun demikian, jumlah yang saat ini ter ... DI SEKTOR INFORMAL Sebuah

43BRIDGE VOLUME 03 www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 03www.bpjsketenagakerjaan.go.id42

dibanding tahun 2012 yang bisa

memproduksi sekitar 485.000 ton.

Dan, bertambah 10 persen dibanding

2011 yang menggiling sebanyak

446.000 ton. Capaian produksi itu

tercatat sebagai yang tertinggi di

antara industri gula nasional lainnya.

Untuk menjadi marketing leader

pergulaan Nasional tidaklah mudah,

karena keberhasilan industri gula

bukanlah kerja intern perusahaan

tetapi kerja tim yang melibatkan

pihak ekstern ­ komunitas peta­

ni tebu. Sebuah pabrik gula se ba­

gaimana diketahui adalah perusahaan

yang padat karya dan padat modal,

untuk bisa berjalan dengan baik

setidaknya melibatkan tenaga kerja,

sebanyak 10­15 ribu orang – meliputi

perkerja off farm (di luar kebun) dan

on farm (di kebun).

Ketua Umum Asosiasi Petani

Tebu Rakyat Indo nesia (PTR RI),

Arum Sabil menyanjung startegi

Subiyono di dalam memenej pekerja

dan kinerja off farm dan on farm.

“Tidak berlebihan bila memang PTPN

X menjadi leader diantara BUMN Gula

khususnya di Jawa Timur. Sebab,

sejak lima tahun yang lalu BUMN Gula

itu memang sudah mempersiapkan

langkah­langkah tersebut,” jelasnya

Arum menjelaskan, perubahan­

perubahan yang dilakukan oleh

PTPN X sangat nyata, tidak hanya

disisi on farm saja. Dimana, PTPN

X terus gencar untuk melakukan

pembenahan dan memenej kebun

dengan penataan varietas untuk

masa tebang awal, tengah hingga

akhir. Tetapi PTPN X juga melakukan

perbaikan di sisi off farm atau pabrik. 

Tak cukup dengan melakukan

sejumlah perubahan di sisi on

farm dan sisi off farm saja, sambung

Arum Sabil, PTPN X juga melakukan

perubahan di sisi sumber daya

manusia (SDM)­nya. Dengan

meningkatkan kemampuan para SDM

di intern perusahaan (pegawai) dan

ekstern perusahaan (petani) untuk

menghadapi tantangan bisnis ke

depan.

“Kami bangga dan sangat

mengapresiasi kemauan dan

komitmen manajemen PTPN X untuk

kemajuan industri gula di dalam

negeri. Dengan kerja keras PTPN X

untuk maju, tentunya hal itu juga akan

membuat kami, para petani semakin

bersemangat untuk menanam dan

menghasilkan tebu yang berkualitas,”

sanjungnya lagi.

Pujian yang dikemukakan

Arum Sabil bukan suatu yang

luar biasa, tapi suatu keharusan

utnuk memajukan pabrik gula –

meningkatkan produksi gulanya,

sampai 576 ribu ton untuk tahun 2014

ini, seudah seharusnya membentuk

tim yang solit yang melibatkan

pekerja internal dan eksternal.

Menurut Subiyono, harus

dibentuk kelompok kerja terdiri dari

kelompok kelancaran pasokan tebu,

manajemen ampas, kualitas gula,

pemeliharaan mesin, pengelolaan

SDM, daerah pengembangan, dan

otomatisasi serta teknologi informasi.

Setiap kelompok, jelasnya lagi,

bertugas memastikan setiap bidang

yang ditanganinya berjalan sesuai

rencana.

”Kelompok kelancaran pasokan

tebu misalnya bertugas memastikan

pasokan tebu lancar dan memenuhi

kualifikasi manis, bersih, dan segar,

termasuk melakukan mekanisasi

budidaya dan tebang, muat, serta

angkut tebu, sehingga lebih efektif

dan efisien,” ujar Subiyono.

Dari data Kementerian

Pertanian, jumlah produksi gula di

dalam negeri, dalam dua dekade

terakhir, rata­rata kenaikan sebesar

1,5% per tahun, tidak sebanding

dengan pertambahan jumlah

kebutuhan gula Nasional. Ada

banyak faktor yang menyebabkan

produksi gula Nasional lambat

berkembang, yang meliputi

produktivitas on farm (di kebun

tebu) dan off farm (di luar kebun: di

pabrik gula) yang masih rendah.

Setelah jurus­jurus tersebut,

selanjutnya Subiyono memainkan

jurus pamungkas, dengan

melakukan deversifikasi usaha ­

pengembangan industri berbasis

tebu yang lebih komprehensif.

Selain pabrik gula (PG) sebagai

corebisnis, juga membangun

industri co­generation (pembangkit

listrik) di salah satu PG Ngadirejo

di Kediri dan mendirikan pabrik

bioethanol di PG Gempolkrep di

Mojokerto. “Industri ini harus sudah

beyond sugar dan benar­benar

menjadi industri berbasis tebu

yang terintegrasi dari hulu ke hilir

­ integrated sugarcane industry,”

jelasnya saat pencanangan tonggak

Golden Era PTPN X, tahun 2013 lalu.

Semua anak perusahaan

yang dimiliki BUMN Perkebunan

itu, dimasudkan Subiyono, harus

profitable – mendatangkan

keuntungan, tidak membebani

tapi justru meningkatkan efisiensi.

Pembangkit Listrik, misalnya,

bisa memenuhi kebutuhan PG.

Rumah Sakit, juga untuk melayani

kesehatan karyawan. Demikian pula

anak perusahaan lainnya, seperti

perkebunan sayur dan tembakau.

Namun demikian, bisnis utama PTPN

X (94 persen) sebagai produsen gula,

tidak boleh terganggu.

Satu lagi jurus yang tidak boleh

diabaikan, adalah mensinergikan

faktor internal dan eksternal – yang

melibatkan masyarakat luas. Menurut

Dirut PTPN X itu, perlu juga dibenahi

relationship antara perusahaan

dengan mitra kerja petani tebu. Hal ini

menjadi sangat penting sehubungan

dengan penyiapan bahan baku.

Jurus­jurus yang dimainkan

Subiyono di bawah bendera PTPN

X untuk memacu dan meningkatkan

produksi gula dengan cara yang

efisien, tentunya bisa ditiru industri

gula lain, baik itu BUMN atau

swasta, khususnya menghadapi era

Masyarakat Ekonomi ASEAN, tahun

2015. Sekaligus, merupakan langkah

strategis untuk memenuhi target

swasembada gula nasional, yang

gagal dipenuhi 2014. n

BRIDGE 03-OKE-koreksi.indd 43 04/09/2014 1:43:18

Page 44: JEMBATAN MENUJU KESEJAHTERAAN PEKERJAbpjsketenagakerjaan.go.id/assets/uploads/tiny_mce/BRIDGE/03022016... · Na mun demikian, jumlah yang saat ini ter ... DI SEKTOR INFORMAL Sebuah

45BRIDGE VOLUME 03 www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 03www.bpjsketenagakerjaan.go.id44

PARA ilmuwan mengung­

kapkan bahwa be kerja

di belakang meja terlalu

lama bisa berdampak

sama dengan merokok.

Seperti dilansir dari The Sun, bebe­

rapa waktu lalu, para peneliti melaku­

kan berbagai studi un tuk mengetahui

penyakit berbahaya yang me ngintai

para pekerja kantor di balik meja kerja.

Para penelitian menemukan ke­

nya taan bahwa para pekerja yang

bekerja selama lebih dari sepuluh

ta hun di depan komputer berisiko

mengalami berbagai penyakit me­

matikan. Bahkan, pekerja tersebut

bisa dua kali lipat lebih berisiko

terkena kanker usus.

Sejumlah penyakit berhaya dite­

mukan pada para pekerja kantoran

di balik meja kerja, antara lain kan ker

usus, serangan jan tung, darah meng­

gumpal, kegemukan, sakit pung gung

dan pikun. Penyakit tersebut perlu

diwaspadai karena dapat berakibat

fatal jika tidak dicegah dan diatasi.

Bahkan, bila penyakit tersebut tidak

segera diatasi bisa berujung pada

kematian.

Penyakit kanker usus dapat terja­

Hindari Risiko Penyakit

Di Balik Meja KerjaBekerja di balik meja, kerja yang terlihat bersih ternyata tidak selamanya

aman dari risiko gangguan penyakit. Oleh karena itu, para pekerja dituntut

untuk berhati­hati dan waspada bekerja di depan komputer dan di atas

meja yang terlihat aman dan nyaman. Sebab, di tempat tersebut sebenarnya

terdapat risiko munculnya gang guan penyakit yang mematikan.

Tips

BRIDGE 03-OKE-koreksi.indd 44 04/09/2014 1:43:18

Page 45: JEMBATAN MENUJU KESEJAHTERAAN PEKERJAbpjsketenagakerjaan.go.id/assets/uploads/tiny_mce/BRIDGE/03022016... · Na mun demikian, jumlah yang saat ini ter ... DI SEKTOR INFORMAL Sebuah

45BRIDGE VOLUME 03 www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 03www.bpjsketenagakerjaan.go.id44

di pada pekerja kantor yang telah

lama bekerja di balik meja. Bekerja

selama sepuluh tahun meng gunakan

komputer dapat berisiko dua kali lipat

terkena kanker usus. Sebuah studi

yang dilakukan University of Western

Australia menemukan bahwa salah

satu faktor risiko utama terjadinya

penyakit kankes usus adalah

kurangnya bergerak dalam jangka

waktu yang lama.

Dokter Claire Knight dari Cancer

Research UK mengungkapkan, se­

ma kin pekerja aktif bergerak dapat

membantu mengurangi risiko kan­

ker usus. Tips untuk menghindari

penyakit ini dianjurkan kepada para

pekerja kantor untuk tidak terus

duduk di belakang meja sepanjang

hari. Para pekerja kantor dianjurkan

untuk lebih sering berdiri dan

berjalan meninggalkan kursi tempat

duduknya.

Penyakit serangan jantung da­

pat terjadi akibat pekerja kantor

sibuk bekerja dan ber lama­lama di

depan komputer. Pekerja kan tor yang

menghabiskan waktunya selama

berjam­jam di depan komputer dapat

berisiko langsung mengganggu

kesehatan jantung. Ahli jantung dari

University College London percaya,

para pekerja kantor yang bekerja

selama 11 jam sehari berisiko terkena

penyakit jantung sebesar 67 persen.

Oleh karena itu, sesibuk apa­

pun pekerja kantor dianjurkan un tuk

mengambil jeda istirahat me ninggalkan

tempat duduknya. Ba nyak cara dapat

dilakukan untuk mening galkan tempat

duduk, mi salnya pergi mengam bil air

minum, sekadar melongok dari jendela

untuk melihat situasi dan kondisi

lingkungan di luar kantor, dan lain

sebagainya.

Penyakit darah menggumpal (deep

vein thrombosis) dapat berisiko pada

pekerja yang duduk berkepanjangan di

depan meja kom puter. Pekerja kantor

yang duduk ber ke panjangan di depan

meja kom puter lebih mungkin terkena

penyakit penggumpalan darah. Hal ini

juga dikaitkan dengan pening katan

dua kali lipat risiko emboli paru.

Selanjutnya risiko yang dapat

terjadi pada pekerja kantor adalah

kegemukan. Seperti diketahui,

kegemukan dapat menjadi sumber

awal terjadinya berbagai penyakit

yang berbahaya seperti deabetes,

penyakit jantung, kolesterol tinggi

dan lain­lain. Dok tor Genevieve

Healy dari University of Queen sland

mengungkapkan tips yang per­

lu dilakukan pekerja kantor adalah

berdiri se lama satu menit dari tempat

duduk dapat membantu menurunkan

risiko kegemukan.

Sakit punggung juga dapat ter­

jadi pada pekerja kantor yang duduk

terlalu lama di atas kursi kerjanya.

Data dari Bri tish Chiropractic As­

sociation menunjukkan bahwa du­

duk lebih dari sepuluh jam sehari di

depan komputer dan tidak beranjak

sama sekali berisiko me nye bab kan

sakit punggung. Kemudian, ter lalu

lama mem bungkuk di de pan kom­

puter lebih mungkin menyebabkan

ter jadinya nyeri pung gung.

Penyakit pi kun atau de men sia

da pat terjadi pa da pekerja se te ngah

baya yang be kerja ter lalu lama dari

kemampuan fi siknya yang su dah mulai

me nurun. Pekerja se tengah baya yang

bekerja lebih dari 55 jam dalam satu

Minggu me nunjukkan kete rampilan

dan ingatannya lebih lemah diban­

ding kan dengan mereka yang bekerja

kurang dari 41 jam.

Menurut dokter John Challenor,

pe kerja yang meng ha biskan waktu

ter lalu lama untuk melakukan hal yang

sama dapat menyebabkan sa kit otak.

Oleh ka re na itu, untuk meng hindari

agar tidak terkena penyakit pi kun

maka pe kerja harus melakukan ke­

giatan yang le bih ber variasi dan lebih

sering berdiri me ninggalkan tempat

duduknya.

Tips SederhanaTerdapat tips sederhana untuk

mengu rangi semua risiko terjadinya

gangguan kese hatan akibat bekerja

di balik meja. Pekerja kantoran dapat

memulai dengan berlatih untuk du­

duk dengan postur yang baik. Duduk

tegap dengan bahu ditahan dan

pastikan layar monitor sejajar dengan

pandangan mata.

Jika harus melihat ke bawah atau

ke atas maka pekerja perlu untuk

menyesuaikan ting gi layar komputer.

Pekerja juga perlu me mastikan

pergelangan tangan tidak diletakan di

keyboard atau mouse.

Selanjutnya, pekerja kantor perl u

mela ku kan gerakan pere gang an

secara teratur, terutama peregangan

lengan, kaki dan leher. Semua gerakan

tersebut dapat dilakukan sambil

duduk. Selanjutnya, pekerja perlu

me mutar bahu ke belakang dan ke

depan, termasuk menggerakkan leher.

Hal terpenting yang harus dilakukan

pekerja adalah sering berdiri dari kursi

dan berjalan setiap setengah jam.

Jika ada kesempatan istirahat

lebih lama maka pekerja hendaknya

pergi berjalan­jalan secara singkat

di luar ruang kantor. Setiap 30 menit

pekerja perlu mengalihkan fokus

pan dangan dari layar komputer ke

pemandangan di luar jendela. Pe kerja

perlu menggerakkan mata se ca ra

teratur untuk mengurangi risiko iritasi

dan sakit kepala. Gerakan anggota

tubuh dan mata perlu lebih sering

dilakukan untuk menghindari risiko

gangguan kesehatan akibat terlalu

lama duduk di atas kursi kerja.

Pekerja perlu mengambil na­

pas dalam­dalam untuk dapat mem­

bantu dan mengelola tingkat stres

yang tinggi akibat pekerjaan yang

menumpuk. Hal penting lainnya adalah

pekerja kantoran harus banyak minum

air putih. Pekerja yang terpenuhi

asupan cairan dalam tubuhnya

dengan baik akan dapat lebih fokus

dalam bekerja. n

BRIDGE 03-OKE-koreksi.indd 45 04/09/2014 1:43:18

Page 46: JEMBATAN MENUJU KESEJAHTERAAN PEKERJAbpjsketenagakerjaan.go.id/assets/uploads/tiny_mce/BRIDGE/03022016... · Na mun demikian, jumlah yang saat ini ter ... DI SEKTOR INFORMAL Sebuah

47BRIDGE VOLUME 03 www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 03www.bpjsketenagakerjaan.go.id46

Peresmian Program Bazaar Murah BPJS Ketenagakerjaan,

di sebelas Kantor Wilayahnya, BPJS Ketenagakerjaan secara

serentak, dalam upaya memberikan solusi penyedian kebutuhan

pokok menjelang Idul Fitri dengan harga murah, pada 24 Juli

2014. Kegiatan ini masyarakat dapat membeli paket kebutuhan

pokok dengan setengah harga normal atau Rp 50 ribu per paket.

Direktur Utama BPJS

Ketenagakerjaan, Elvyn

G Masassya menerima

ucapan selamat dari

Presiden Susilo Bambang

Yudhoyono saat dianugrahi

Antara News CSR

Award, beberapa waktu

yang lalu (21 Juli 2014).

Penghargaan tersebut

diberikan berdasarkan

penilaian Kantor Berita

Antara atas berbagai

program Corporate Social

Responsibility (CSR) dan

inovasinya.

Jajaran Direksi BPJS Ketenagakerjaan dan

karyawan menyelenggarakan buka puasa

bersama dengan Insan Pers, dengan

thema: “Hikmah Ramadhan Sebagai

Jembatan Meningkatkan Silaturahim dan

Kebersamaan BPJS Ketenagakerjaan

dengan Insan Pers”, dan dibarengi acara

Pemaparan Kinerja BPJS Ketenagakerjaan

Semester I, pada 15 Juli 2014, di Menara

Jamsostek.

Buka Puasa Bersama, jajaran

direksi BPJS bersama dengan para

pensiunan PT Jamsostek (pra BPJS

Ketenagakerjaan), dihadiri para mantan

direksi dan karyawan PT Jamsostek,

pada 17 Juli 2014, di Menara Jamsostek.

Jajaran Direksi BPJS Ketenagakerjaan

mengadakan acara Buka Puasa

Bersama dengan para stakeholder –

pemangku kepentingan dengan BPJS

Ketenagakerjaan, dengan topik bahasan

: “Bersihkan Hati, Pererat Silaturahmi

dan Kebersamaan, untuk Meraih

Kemenangan”, pada 23 Juli 2013, di

Hotel Kartika Candra.

Gallery

BRIDGE 03-OKE-koreksi.indd 46 04/09/2014 1:43:21

Page 47: JEMBATAN MENUJU KESEJAHTERAAN PEKERJAbpjsketenagakerjaan.go.id/assets/uploads/tiny_mce/BRIDGE/03022016... · Na mun demikian, jumlah yang saat ini ter ... DI SEKTOR INFORMAL Sebuah

47BRIDGE VOLUME 03 www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 03www.bpjsketenagakerjaan.go.id46

Acara Halal bi halal, jajaran Direksi BPJS

Ketenagakerjaan bersama Karyawan dan

Stakeholder – para pemangku kepentingan dengan

BPJS Ketenagakerjaan, yang diselenggarakan di

Rafflesia Grand Ballroom, Balai Kartini, pada 6

Agustus 2014.

BPJS Ketenagakerjaan menggelar acara Seminar

dengan mengambil topik: “Management Forum

dan Business Performance Review”, selaku keynote

speaker Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Elvyn

G Masassya, pada 24 Juli 2014, di Jakarta.

Pelepasan pengiriman pertama Takjil Gratis BPJS

Ketenagakerjaan oleh Direktur Utama BPJS

Ketenagakerjaan Elvyn G Masassya, selama sepuluh

hari terakhir Bulan Ramadhan, ke 50 tempat. Di lima

Wilayah DKI Jakarta, setiap titiknya 1000 takjil. Pos­

pos penyedian takjil ditempatkan di berbagai tempat

strategis, di beberapa titik kemacetan Jakarta, di depan

kantor­cabang Cabang BPJS Ketenagakerjaan dan di

sekitar pintu tol.

Direktur Investasi BPJS Ketenagakerjaan Jeffry Haryadi

PM., menyerahkan bantuan pendidikan kepada orang tua

siswa yang berprestasi, pada 16 Juli 2014, di Kantor Pusat

BPJS Ketenagakerjaan.

Marhaban Yaa Ramadhan. Bulan yang Penuh Hik­

mah. Acara penyerahan sembako oleh Direksi BPJS

Ketenagakerjaan kepada para pekerja Cleaning

Service dan Security di bulan Ramadhan, di Au­

ditorium Kantor Pusat BPJS Ketenagakerjaan, pada

15 juli 2014.

Peringatan Nuzulul Qur’an 1435 H dan buka bersama Direksi

BPJS Ketenagakerjaan dengan karyawan. Dengan topik

ceramah: “Jadikan Al Qur’an Sebagai Perisai Keselamatan

Dunia Akhirat”, yang disampaikan oleh Ustadz Syarifuddin

Al – Jabari (Ustadz Pasya), di Masjid Al Maghfirah. Rabu 16

Juli 2014.

BRIDGE 03-OKE-koreksi.indd 47 04/09/2014 1:43:23

Page 48: JEMBATAN MENUJU KESEJAHTERAAN PEKERJAbpjsketenagakerjaan.go.id/assets/uploads/tiny_mce/BRIDGE/03022016... · Na mun demikian, jumlah yang saat ini ter ... DI SEKTOR INFORMAL Sebuah

49BRIDGE VOLUME 03 www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 03www.bpjsketenagakerjaan.go.id48

Puncak Kegiatan Solusi Ramadhan:

Mudik Gratis Bersama BPJS Ketenagakerjaan

BPJS Ketenagakerjaan selama Bulan Ra­

madhan dan menjelang Hari Raya Idul Fitri

1435 H melaksanakan beberapa kegiatan yang

memberikan solusi bagi pekerja dan masyarakat

melalui program Tanggung Jawab Sosial dan

Lingkungan (TJSL). Prog ram TJSL adalah program yang selama

ini dikenal de ngan sebutan Corporate Social Responsibility

(CSR).

Sebagaimana diamanatkan UU No 24 Tahun 2011 BPJS

Ketenagakerjaan yang merupakan transformasi dari PT Jam­

sostek (Persero) telah berganti badan hukum. Sebelumnya

badan hukum publik ini adalah perusahaan perseroan.

Peru bahan ini juga merubah program kepedulian kepada

masyarakat yang semula bernama CSR menjadi TJSL.

Serangkaian kegiatan TJSL selama Ramadhan dan Idul Fitri

1435 H yang dilakukan diharapkan men jadi solusi bagi pekerja

dan masyarakat umum. Sebagai puncak rangkaian kegiatan

Solusi Ramadhan dan Idul Fitri 1435 H pada tanggal 25 Juli

2014, BPJS Ketenagakerjaan menyediakan 100 (seratus) bus

untuk kegiatan Mudik Gratis Berasama BPJS Ketenagakerjaan.

Kegiatan mudik ini ditujukan bagi sekitar 5.500 peserta

Program BPJS Ketenagakerjaan dan keluarganya yang ingin

pulang ke kampung halaman dengan tujuan Jawa Tengah, DI

Yogyakarta dan Jawa Timur melalui Jalur Pantura dan Jalur

Selatan.

Pelaksanaannya di lakukan di 3 (tiga) titik pem be rang­

katan, yaitu Lapangan Tugu Monas (Jakarta), Kantor Walikota

Tangerang dan Lapangan Karang Para witan (Ke rawang).

Pelepasan peserta Mudik Gratis Brsama BPJS Kete­

nagakerjaan dilakukan oleh Direktur Utama BPJS Ke te naga­

kerjaan di Lapangan Parkir Tenggara Tugu Mo nas Jakarta.

Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan me nyatakan bahwa

seluruh kegiatan Ramadhan dan Idul Fitri 1435 H diharapkan

menjadi solusi bagi be bera pa kebutuhan pekerja dan

masyarakat pada saat me laksanakan ibadah puasa Ramadhan

dan berkumpul bersama keluarga di Hari Raya Idul Fitri.

Melalui Program Tanggung Jawab Sosial dan Ling kungan

(TJSL), BPJS Ketenagakerjaan akan terus berino vasi dalam

memberikan solusi­solusi bagi kepentingan dan kebutuhan

pekerja dan masyarakat di Indonesia. n

TJSL

BRIDGE 03-OKE-koreksi.indd 48 04/09/2014 1:43:25

Page 49: JEMBATAN MENUJU KESEJAHTERAAN PEKERJAbpjsketenagakerjaan.go.id/assets/uploads/tiny_mce/BRIDGE/03022016... · Na mun demikian, jumlah yang saat ini ter ... DI SEKTOR INFORMAL Sebuah

49BRIDGE VOLUME 03 www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 03www.bpjsketenagakerjaan.go.id48

Orang Gila ditegur Orang Sumbing OS: “Dasar gila,..... celana difake

tutufin fala, bukan difake

tutufin fantat.

OG: “Lu yang gila,.....

bibir bagus2 pake digunting!!”

Dari Jakarta A : Makasih ya pulpennya. Pasti dari Jakarta, ya? B : Kok kamu tau sih? Aku kan ga kasih tau kamu..... A : Iya... Pantes aja B : Hehehe... Kok tau sih? Bagus ya? A : Bukan, soalnya pulpennya macet.

Dasar Pedagang Maunya Untung

Seorang pemburu yang juga

pedagang pajangan hewan yang

diawetkan, suatu kali mengalami

nasib sial. Saat memburu harimau si

pedagang itu diterkam harimau dan

dibawa binatang buas itu menuju

sarangnya di hutan.

Kebetulan, kejadian ini sempat

terlihat oleh seorang putranya.

Anak sulungnya itu bersama teman­

temannya mengejar sembari membawa

senjata tumbak dan kampak. Ketika

jarak mereka semakin dekat, ada

yang menombak dan anaknya mau

membacokan kampak.

Tetapi si pedagang yang sedang

berada di mulut macan itu, justru

berteriak­teriak kepada anaknya, “Hati­

hati memainkan kapakmu! Lukailah

kakinya, jangan lebih dari itu. Tumbak

di bagian perut jangan di bagian loreng

badannya.”

Si anaknya sempat terperanjat

atas saran ayahnya sembari berteriak,

“Jangan sampai kulitnya rusak berat, kita

akan sulit menjualnya ke pasar!”

Putranya pun bergumam, “Udah mau

mati aza, maunya untung.”

Surat Putri Buat Ayah Kisah ini terjadi di suatu pagi yang cerah. Yaa.. mungkin tidak cerah

untuk seorang ayah yang kebetulan memeriksa kamar putrinya.

Dia mendapati kamar itu sudah rapi, dengan selembar amplop

bertuliskan untuk ayah di atas kasurnya.

Perlahan dia mulai membuka surat itu dan membacanya....

Ayah tercinta. Aku menulis surat ini dengan perasaan sedih dan

sangat menyesal. Saat ayah membaca surat ini, aku telah pergi

meninggalkan rumah.

Aku pergi bersama kekasihku, dia cowok yang baik.

Setelah bertemu dia ayah juga pasti akan setuju meski dengan

tatto2 dan piercing di tubuhnya, juga dengan motor bututnya serta

rambut gondrongnya.

Dia sudah cukup dewasa meskipun belum begitu tua

(aku pikir jaman sekarang 44 tahun tidaklah terlalu tua).

Dia sangat baik terhadapku, lebih lagi dia ayah dari anak di

kandunganku saat ini. Dia memintaku untuk membiarkan anak ini lahir

dan kami berencana akan membesarkannya bersama buah cinta kami.

Kami akan tinggal berpindah­pindah, dia punya bisnis perdagangan

pil ekstasi yang sangat luas, di berbagai tempat hiburan malam. Dia

juga telah meyakinkanku bahwa ganja itu tidak begitu buruk. Kami

akan tinggal bersama sampai maut memisahkan kami. Para ahli

pengobatan pasti akan menemukan obat untuk AIDS jadi kekasihku

bisa segera sembuh. Aku tahu dia juga punya cewek lain tapi aku

percaya dia akan setia padaku dengan cara yang berbeda.

Ayah.. jangan khawatirkan keadaanku. Aku sudah 15 tahun

sekarang, Dan aku sudah bisa menjaga diriku. Salam sayang untuk

kalian semua. Oh iya, berikan bonekaku untuk adik, dia sangat

menginginkannya.

Masih dengan perasaan terguncang dan tangan gemetaran, sang

ayah membaca lembar kedua surat dari putri tercintanya itu. Isi lembar

kedua.....

AYAH… TIDAK ADA SATUPUN DARI YANG AKU TULIS

DIATAS ITU BENAR, AKU HANYA INGIN MENUNJUKAN KE AYAH ADA

RIBUAN HAL YANG LEBIH MENGERIKAN DARIPADA NILAI RAPOTKU

YANG BURUK.

Kalau ayah sudah menandatangani raportku di atas

meja, panggil aku ya, aku tidak kemana­mana, saat ini

aku ada di tetangga sebelah. Putri

Tawa

BRIDGE 03-OKE-koreksi.indd 49 04/09/2014 1:43:26

Page 50: JEMBATAN MENUJU KESEJAHTERAAN PEKERJAbpjsketenagakerjaan.go.id/assets/uploads/tiny_mce/BRIDGE/03022016... · Na mun demikian, jumlah yang saat ini ter ... DI SEKTOR INFORMAL Sebuah

51BRIDGE VOLUME 03 www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 03www.bpjsketenagakerjaan.go.id50

PADA dasarnya manusia

memiliki rasa seni da­

lam lubuk hati yang ter­

dalam. Namun, banyak

di antara mereka yang

rasa seninya tidak terasah dengan

baik dikarenakan kesibukan yang

menyita waktu dan kehidupannya.

Pada gilirannya, kepekaan mereka

terhadap rasa seni menjadi hilang.

Seharusnya kesibukan tidak ha­

rus membuat seseorang kehilang­

an kepekaan terhadap rasa seni.

Kesibukan memang bisa mematikan

rasa, namun di balik kesibukan

masih terbuka kesempatan untuk

mengasah rasa. Bahkan, tidak sedikit

yang mampu menjaga kepekaan

rasa seni meski kesibukannya luar

biasa.

Presiden Susilo Bambang Yu­

dho yono adalah salah satu di antara

yang mampu menjaga kepekaan

rasa seni di sela kesibukannya. Bah­

kan beliau mampu berkarya men­

ciptakan lagu, puisi, buku dan lain­

nya. Pada Jumat malam (8 Agustus

2014), misalnya, Presiden SBY di

Istana Cipanas (Jawa Barat) me­

luncurkan album baru dan buku

kumpulan puisi karyanya.

Pada malam itu, puisi karya Pre­

siden SBY antara lain dibacakan oleh

Taufik Ismail dan Dewi Yull. Acara

pada malam itu diawali de ngan

penampilan penyanyi muda Lala

Karmela menyanyikan lagu “Ma ­

lam Sunyi di Cipaganti”, dilanjutkan

penampilan penyanyi cilik Lana Ni­

tibaskara menyanyikan lagu “Aku

Bangga Jadi Anak Indonesia”.

Penyair Taufik Ismail kemudian

membacakan tiga puisi terbaru kar­

ya SBY. Ketiga puisi tersebut ber­

judul “Taksi Jakarta”, “Jiwa­jiwa yang

Lembut” dan “Reformasi Tidak Mati”.

Setelah Taufik Ismail membacakan

puisi, giliran Harvey Malaiholo dan

Rafika Duri menyanyikan lagu SBY

berjudul “Harmoni yang Indah”.

Setelah itu, penyanyi Ebiet G Ade

MENJAGA KEPEKAAN RASA DI SELA KESIBUKAN

Rasa seni membuat seseorang

memiliki hati yang lembut dan halus

serta peka terhadap berbagai hal yang

terjadi di sekelilingnya. Mereka yang

memiliki jiwa seni akan cepat tanggap

dan memiliki empati untuk segera

memberikan pertolongan kepada

orang lain yang mendapat musibah

atau dalam keadaan kurang beruntung.

Presiden SBY bersama para pejabat Negara menyanyikan lagu “To Love Somebody” di Istana Cipanas

Taste

BRIDGE 03-OKE-koreksi.indd 50 04/09/2014 1:43:26

Page 51: JEMBATAN MENUJU KESEJAHTERAAN PEKERJAbpjsketenagakerjaan.go.id/assets/uploads/tiny_mce/BRIDGE/03022016... · Na mun demikian, jumlah yang saat ini ter ... DI SEKTOR INFORMAL Sebuah

51BRIDGE VOLUME 03 www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 03www.bpjsketenagakerjaan.go.id50

menyanyikan “Mengarungi Ke ber ­

kahan Tuhan”, kemudian Dewi Yull

membacakan puisi berjudul “Kangen”.

Pada malam itu, Presiden

SBY mengajak para seniman dan

budayawan untuk bersama­sama

mem bawakan dua buah lagu. Lagu

pertama berjudul “Rumah Kita” cip­

taan Ian Antono dinyanyikan Ah mad

Albar, dan lagu kedua berjudul “To

Love Somebody” ciptaan Bee Gees.

Menurut Presiden SBY, lagu “Rumah

Kita” liriknya menggugah rasa cinta

terhadap rumah sendiri, betapa pun

sederhananya. Bagi Presiden SBY,

rumah kita juga berarti Indonesia.

Presiden SBY bertekad menjadi

warga bangsa yang baik melalui

seni. Sebelumnya, Presiden SBY

telah mendengarkan semua harapan

dari para seniman dan budayawan

yang hadir untuk menaburkan keda­

maian dan kerukunan melalui karya

seni. “Saya akan menjadi salah satu

bagian bersama teman­teman. Mari

menjadi warga bangsa yang baik,”

ujar Presiden SBY.

Selain Presiden SBY, pejabat

sibuk yang berkarya dan menjaga

kepekaan rasa seni adalah Menteri

BUMN Dahlan Iskan. Di sela kesi­

bukannya sebagai Menteri BUMN,

Dahlan Iskan menyempatkan diri

untuk menyalurkan bakat dalam seni

peran. Beberapa waktu yang lalu,

Dahlan Iskan bermain dalam sinetron

“Emak Ijah Pengen ke Mekkah”.

Sinetron tersebut merupakan sine­

tron kedua setelah sebelumnya Dah­

lan Iskan bermain dalam sinetron

“Tiga Semprul Mencari Surga”.

Bagi Dahlan Iskan, terlibat da­

lam sinetron tidak pernah ada dalam

pikiran sebelumnya. “Saya ditawari,

dan saat saya coba, ter nyata menurut

mereka rating­nya cukup baik. Maka

dari itu, mereka memanggil saya

kembali. Yang jelas, saya menjalani hal

tersebut selama tidak mengganggu

waktu saya,” ujar Dahlan Iskan.

Tidak ada alasan khusus ba gi

Dahlan Iskan pada saat menerima

tawaran untuk ber main dalam

si ne tron. Dah lan Iskan mengaku

me ng am bil peran secara suka­

rela, bukan untuk tu juan ko­

mersial. “Sinetron ini untuk

bulan Ramadhan, mudah­

mudahan ada ber kah dan nilai

ibadahnya,” ujar Dahlan Iskan.

Menjadi bintang ta mu

dalam sinetron religi ber judul

“Tiga Sem prul Me nge jar Surga”,

Dahlan Iskan beradu akting

de ngan komedian Narji, ak­

tor Gading Marten, An dhika

Pratama, serta ak tris Helmalia

Putri dan Eriska Rein. Dalam

sinetron ini Dahlan Iskan ber­

peran sesuai sta tusnya, yak­

ni seorang menteri yang ber­

sahabat dengan siswa­siswi

Ma dra sah Aliyah. Dahlan di ske ­

nariokan mengajari para siswa

ilmu jurnalistik untuk mengisi

majalah dinding se kolah me reka

yang teran cam dibu barkan.

Tak berhenti sebagai

pemain film dan sinetron, Dahlan

Iskan meng gelar pentas ketoprak

yang melibatkan pimpinan BUMN

sebagai pemeran. Pentas ketoprak

yang digelar pada Sabtu (29 Maret

2014) yang lalu di Gedung Kesenian

Ja karta berjudul “Raden Wijaya Wini­

sudha”.

Menurut Humas Kementerian

BUMN, Sandra Firmania, pentas ke­

toprak tersebut digelar dengan tu juan

menjalin silaturahmi dan pe nyegaran

di Kementerian BUMN. Aca ra tersebut

merupakan ha sil ker ja sama Rumah

Budaya Nu san tara Puspo Budoyo

dengan Kementerian BUMN.

Pentas ketoprak tersebut diha diri

oleh sekitar 250 penonton yang terdiri

dari direksi, komisaris utama, dan

pejabat eselon satu dari perusahaan

BUMN. Menurut Sandra Firmania,

karena kapasitas gedung hanya sekitar

250 orang maka un dangan dibatasi

hanya dari 62 BUMN yang diambil dari

berbagai sektor.

Selain Dahlan Iskan, sejumlah

pejabat yang ikut bermain dalam

pentas ketoprak tersebut adalah

Bagus Rumbogo (Staf Ahli Kemen­

terian BUMN), Bambang Triwibowo

(Direktur Utama PT PP), Budi Se­

tiyarso (Dirut PT Jasa Raharja), Dayu

Rengganis (Direktur Operasi PT

INTI), Dwi Sucipto (Direktur Utama

PT Semen Indonesia), Felia Salim

(Wakil Direktur Utama PT BNI) dan

Kiswodarmawan (Direktur Utama PT

Adhi Karya).

Selain itu, juga ikut bermain

da lam pentas ketoprak tersebut

yaitu Mulyono (Dirut PT Pelindo

IV), Subiyono (Dirut PTPN X), Riza

Pahlevi Tabrani (Direktur Keuangan

PT PGN), Rini Wulandari (Direktur

Pengembangan Usaha PT Sarinah),

Riswinandi (Wakil Direktur PT Bank

Mandiri), Rita Widayati (Direktur

Ad ministrasi dan Keuangan PT Pin­

dad), Anggiasari (Direktur Ke uangan

PT Dok & Perkapalan Kodja Bahari),

Sahala Lumban Gaol (Staf Ahli Ke­

menterian BUMN), dan Wah yu Hi­

dayat (Deputi Kemen terian BUMN). n

Ketoprak Tokoh BUMN

Aksi Menteri dan Direksi BUMN Bermain Ketoprak

BRIDGE 03-OKE-koreksi.indd 51 04/09/2014 1:43:27

Page 52: JEMBATAN MENUJU KESEJAHTERAAN PEKERJAbpjsketenagakerjaan.go.id/assets/uploads/tiny_mce/BRIDGE/03022016... · Na mun demikian, jumlah yang saat ini ter ... DI SEKTOR INFORMAL Sebuah

53BRIDGE VOLUME 03 www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 03www.bpjsketenagakerjaan.go.id52

Kelok Sembilan sangat terkenal

pesona keindahannya. Ruas jalan

berkelok yang mempesona ini

terletak sekitar 30 km sebelah timur

dari Kota Payakumbuh, Sumatera

Barat menuju Provinsi Riau. Jalan

ini membentang sepanjang 300

meter di Jorong Aie Putiah, Nagari

Sarilamak, Kecamatan Harau,

Kabupaten Lima Puluh Kota,

Sumatera Barat.

KELOK Sembilan merupakan bagian dari ruas

jalan penghubung Lintas Tengah Sumatera dan

Pantai Timur Sumatera. Jalan ini memiliki tikungan

yang tajam dan lebar sekitar 5 meter, berbatasan

dengan jurang, dan diapit oleh dua perbukitan di antara

dua cagar alam, yaitu Cagar Alam Air Putih dan Cagar Alam

Harau.

Di sekitar jalan Kelok Sembilan kini telah dibangun

jembatan layang sepanjang 2,5 km. Jembatan ini

membentang meliuk­liuk menyusuri dua dinding bukit terjal

dengan tinggi tiang beton bervariasi mencapai 58 meter.

Terhitung, jembatan ini enam kali menyeberangi bolak balik

bukit. Jembatan ini diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang

Yudhoyono pada Oktober 2013. Sebelum diresmikan

jembatan ini telah beberapa kali dibuka untuk menunjang

PESONA KEINDAHAN KELOK SEMBILAN

Leasure

BRIDGE 03-OKE-koreksi.indd 52 04/09/2014 1:43:27

Page 53: JEMBATAN MENUJU KESEJAHTERAAN PEKERJAbpjsketenagakerjaan.go.id/assets/uploads/tiny_mce/BRIDGE/03022016... · Na mun demikian, jumlah yang saat ini ter ... DI SEKTOR INFORMAL Sebuah

53BRIDGE VOLUME 03 www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 03www.bpjsketenagakerjaan.go.id52

arus mudik lebaran dan penyelenggaraan “Tour

de Singkarak” dua tahun sebelumnya.

Pada awalnya ruas jalan Kelok Sembilan

dibangun untuk menyiasati beda tinggi yang

mencolok antara jalan bagian bawah dan

bagian atas. Ruas jalan ini dibangun semasa

pemerintahan Hindia­Belanda antara tahun

1908–1914. Jalan ini meliuk melintasi Bukit Barisan

yang memanjang dari utara ke selatan Pulau

Sumatera. Jika direntang lurus panjang Kelok

Sembilan hanya 300 meter dengan lebar 5 meter

dan tinggi sekitar 80 meter.

Ruas jalan ini sangat padat dilalui kendaraan

bermotor. Kementerian PU mencatat, dalam

sehari jalan ini dilalui lebih dari 10 ribu unit

kendaraan dan pada saat libur atau perayaan

hari besar meningkat 2 sampai 3 kali lipat.

Namun, sejak dibangun Kelok Sembilan nyaris

tidak mengalami

pelebaran berarti

karena terkendala

medan.

Seiring

peningkatan volume

kendaraan yang

melintas, kondisi

jalan yang sempit

dan terjal sering

mengakibatkan

kemacetan.

Lebar jalan yang

hanya 5 meter

dan tikungannya

yang tajam kerap

menyulitkan

kendaraan

bermuatan besar

melintas karena

tidak kuat menanjak.

Pada tahun

2000, lalu lintas kendaran antara Sumatera Barat

dan Riau sudah mencapai antara 9.000 sampai

11.000 kendaraan sehari dengan mengangkut

sekitar 15,8 juta orang dan sekitar 28,5 juta ton

barang dalam setahun. Separuh dari barang yang

diangkut adalah hasil pertanian dan peternakan.

Karena penyempitan jalan di Kelok Sembilan,

perjalanan dari Bukittinggi menuju Pekanbaru

yang mestinya dapat ditempuh dalam waktu 4

jam harus memakan hingga 6 jam.

Untuk mengatasi persoalan tersebut,

Kepala Dinas Prasarana Jalan Sumatera Barat

Ir. Hediyanto W. Husaini mengusulkan kepada

pemerintah pusat untuk membangun jembatan

layang. Pembangunan jalan layang Kelok

Sembilan mulai dikerjakan pada November 2003

setelah memperoleh persetujuan pemerintah

pusat melalui Badan Perencanaan Pembangunan

Nasional pada Agustus 2003.

Pembangunan jembatan layang Kelok

Sembilan mulai dilakukan pada 2003.

Pengerjaannya ditangani dalam dua tahapan

pembangunan. Panjang keseluruhan jembatan

dan jalan yang dibangun adalah 2.537 meter,

terdiri dari enam jembatan dengan panjang 959

meter dan jalan penghubung sepanjang 1.537

meter. Jembatan layang Kelok Sembilan terdiri

dari enam jembatan dan memiliki ruas jalan

selebar 13,5 meter. Bentang jembatan pertama

memiliki panjang 20 meter, bentang kedua 230

meter, dan bentang ketiga 65 meter.

Bentang keempat memiliki panjang 462

meter. Bentang jembatan keempat merupakan

jembatan jenis pelengkung beton dengan

pondasi bore pile sedalam 20 meter untuk

menahan berat jembatan dan gaya horizontal

gempa. Bentang jembatan kelima memiliki

panjang 31 meter dan bentang keenam 156 meter.

Pembangunan jembatan layang tidak

menghilangkan pesona keindahan Kelok

Sembilan. Justru kehadiran jalan layang

menambah keindahan Kelok Sembilan semakin

lengkap. Untuk menikmati pesona keindahan

panorama Kelok Sembilan, tempat paling tepat

adalah di ruas jalan paling atas. Di belokan paling

atas ini terdapat bahu jalan yang cukup luas,

sehingga kendaraan bisa parkir dengan aman.

Selain menambah pesona keindahan,

pembangunan jembatan layang Kelok Sembilan

merupakan salah satu mahakarya anak bangsa

yang patut dikagumi. Presiden SBY berharap

jembatan layang Kelok Sembilan membawa

berkah, kemajuan, dan manfaat bagi seluruh

masyarakat Sumatera Barat dan juga masyarakat

Indonesia.

Pesona keindahan Kelok Sembilan tidak

akan pernah terlupakan bagi siapa saja yang

pernah melintasinya. Kelok Sembilan merupakan

jalan penghubung sangat penting mulai dari

Sibolga – Tebing Tinggi – Padang – Bukit Tinggi

hingga Riau, serta Bengkulu menuju Palembang.

Kementerian Pekerjaan Umum (PU) juga telah

melakukan kajian jika Kelok Sembilan menjadi

tujuan wisata. n

BRIDGE 03-OKE-koreksi.indd 53 04/09/2014 1:43:27

Page 54: JEMBATAN MENUJU KESEJAHTERAAN PEKERJAbpjsketenagakerjaan.go.id/assets/uploads/tiny_mce/BRIDGE/03022016... · Na mun demikian, jumlah yang saat ini ter ... DI SEKTOR INFORMAL Sebuah

55BRIDGE VOLUME 03 www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 03www.bpjsketenagakerjaan.go.id54

Timex Women Up Town

Chic T2N682TC, jam

tangan yang didesain

khusus untuk wanita

yang senantiasa ingin

tampil fashionable.

Dengan warna putihnya

yang elegan akan

menambah penampilan

terlihat semakin stylish

ketika jam ini melingkar

di tangan. Jam tangan

Timex Women terbaru ini

dijual dengan harga RP

629.300.

Timex adalah brand

jam terkemuka di dunia.

Berdiri pada tahun 1854

sebagai perusahaan

pembuat jam subsider

dari Waterbury, Timex

kini telah berkembang

sebagai salah satu

perusahaan pembuat

jam terbesar di dunia.

Dengan berbagai variasi

dan model jam, Timex

menyediakan gaya yang

pas untuk semua orang.*

;n

LAPTOP Asus merupakan

produk utama vendor Taiwan

yang se ring diburu konsumen.

Seiring ber jalannya waktu,

permintaan akan perangkat

laptop besutan vendor Taiwan

ini bertambah banyak. Pro duk

terbaru yang ditawarkan adalah

Asus Slimbook X401U­WX108D.

Mengusung prosesor Dual

Core AMD E2­800, memori

RAM DDR3 2GB, pengolahan

grafis (VGA) dari AMD Radeon

Graphics HD 7340, Memori

Hardisk 320GB, tampil dengan

layar ukuran 14″ resolusi WXQA.

Fitur­fitur seperti WiFi, Camera,

DOS. Laptop Asus Slimbook

X401U­WX108D dita war kan

dengan harga Rp. 3.319.800 ;n

All New Jeep Cherokee terbaru yang

dipasarkan di Indonesia menawarkan

kenyamanan dalam berkendara.

Selain itu, mobil ini juga menjanjikan

lebih hemat bahan bakar. All New

Jeep Cherokee telah menjadi yang

terbaik di segmen Premium mid­size

SUV 4x4 dengan kemampuan on­

road yang baik, efisiensi bahan bakar,

namun tetap memiliki kemampuan

off­road khas Jeep yang diminati

oleh penggemarnya di seluruh dunia.

Menurut Muhammad Al Abdullah,

CEO PT Garansindo Inter Global,

All New Jeep Cherokee dilengkapi

dengan berbagai macam fitur

teknologi tercanggih. Mobil Cherokee

terbaru ini ditawarkan dengan harga

Rp 799.000.000 (off­the road). ;n

Etalase

Laptop Asus Terbaru

All New Jeep Cherokee

Timex Women Up Town Chic T2N682TC

BRIDGE 03-OKE-koreksi.indd 54 04/09/2014 1:43:27

Page 55: JEMBATAN MENUJU KESEJAHTERAAN PEKERJAbpjsketenagakerjaan.go.id/assets/uploads/tiny_mce/BRIDGE/03022016... · Na mun demikian, jumlah yang saat ini ter ... DI SEKTOR INFORMAL Sebuah

55BRIDGE VOLUME 03 www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 03www.bpjsketenagakerjaan.go.id54

MENCUCI tangan pakai

sabun kelihatannya

memang sepele dan

bukan pekerjaan

yang berat untuk

dilakukan. Tetapi mencuci tangan

pakai sabun sebenarnya memiliki

manfaat yang luar biasa. Termasuk

terhadap para pekerja, kegiatan

ringan ini dapat meningkatkan

kesehatan pekerja.

Keuntungan yang paling

sederhana dari mencuci tangan

pakai sabun adalah membuat pekerja

terbebas dari kuman. Kebiasaan

sehat ini akan melindungi pekerja

dari kuman penyebab penyakit yang

menempel di tangan.

Para pekerja tidak terhindarkan

setiap hari kontak dengan kuman dan

bakteri. Tangan memang merupakan

media penularan berbagai penyakit

yang disebabkan kuman. Melalui

tangan yang kotor, kuman penyakit

dapat dengan mudah berpindah dari

satu orang ke orang lain.

Manfaat yang paling penting dari

mencuci tangan pakai sabun adalah

mencegah dari terinfeksi sejumlah

penyakit berbahaya. Orang yang

ceroboh dan jarang mencuci tangan

berada pada risiko yang lebih tinggi

terkena penyakit flu. Tidak mencuci

tangan juga dapat menyebabkan

diare. Cara mencuci tangan yang

tidak benar dapat menyebabkan

pneumonia pada orang tua dan

orang yang terdiagnosis dengan

penyakit kronis.

World Health Organization

(WHO) melaporkan, lebih dari 1,5

juta anak di bawah umur 5 tahun

meninggal dunia akibat penyakit

diare setiap tahun. Jadi, tidak dapat

ditawar lagi, cuci tangan secara

benar dengan menggunakan sabun,

sangat besar manfaatnya untuk

menjaga kesehatan.

Karena manfaatnya yang luar

biasa, PBB telah menetapkan

tanggal 15 Oktober menjadi Hari

Mencuci Tangan Dengan Sabun

Sedunia. Ada 20 negara di dunia

yang berpartisipasi aktif dalam hal

ini, salah satunya adalah Indonesia.

Hari Mencuci Tangan Dengan

Sabun Sedunia bertujuan untuk

meningkatkan kesadaran akan

pentingnya kebersihan diri.

Mencuci tangan pakai sabun

perlu dilakukan sesering mungkin,

terutama selama musim flu. Mencuci

tangan dengan benar dilakukan

secara berkala dapat mengurangi

risiko terkena atau menyebarkan flu.

Meski kelihatannya sepele

tetapi ternyata masih banyak yang

mencuci tangan dengan tidak benar.

Mencuci tangan tidak sekadar

membasuh telapak dalam waktu

singkat. Menurut dr Herbowo AF

Soetomenggolo, SpA, dari Rumah

Sakit Ibu dan Anak Hermina

Jatinegara, Jakarta, banyak orang

menganggap tangan hanyalah

telapak. “Padahal, tangan terdiri dari

telapak, punggung, pergelangan,

jari, sela­sela jari dan kuku. Di setiap

bagian tangan itu ada beragam

jenis kuman yang menimbulkan

penyakit tertentu,” ungkap dr

Herbowo Soetomenggolo. Oleh

karena itu, dianjurkan menggosok

tangan terutama kuku, sela jari

dan punggung tangan dengan

menggunakan air mengalir dan

sabun. n

Cuci Tangan Pakai Sabun Tingkatkan Kesehatan Pekerja

Info Sehat

BRIDGE 03-OKE-koreksi.indd 55 04/09/2014 1:43:28

Page 56: JEMBATAN MENUJU KESEJAHTERAAN PEKERJAbpjsketenagakerjaan.go.id/assets/uploads/tiny_mce/BRIDGE/03022016... · Na mun demikian, jumlah yang saat ini ter ... DI SEKTOR INFORMAL Sebuah

57BRIDGE VOLUME 03 www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 03www.bpjsketenagakerjaan.go.id56

BUDAYA ORGANISASI UNGGUL

KEBIASAAN­kebiasaan

unggul yang dimaksud

adalah pola tingkah laku

yang efisien dan efektif

di dalam melakukan

pekerjaan untuk mencapai target

bersama secara tepat waktu dengan

hasil yang memuaskan secara

kuantitas maupun kualitas.

Jika seseorang bekerja

dalam organisasi, maka budaya

kerja individu / SDM akan sangat

tergantung pada sejauh mana budaya

kerja perusahaan mempengaruhi

orang tersebut.

Salah satunya budaya kerja

unggul yang sudah terbukti sebagai

suatu kearifan perusahaan, adalah

5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu,

dan Shitsuke) yang lazim diterapkan

di institusi / perusahaan kelas dunia

seperti TOYOTA, HONDA, HITACHI,

PANASONIC, serta SONY

Hampir semua perusahaan di

Jepang menerapkan 5S. Penerapan

5S­nya bahkan sudah sampai pada

tingkatan yang menyatu dengan

sistem dan teknis kerja seperti

Toyota Production System. Disebut

5S karena setiap elemen budaya

kerja dinamai  dengan kata dalam

bahasa Jepang yang diawali dengan

huruf S dalam huruf latin.

Budaya Pertama: SEIRI (Ringkas /

PEMISAHAN)

Elemen ini mendorong

penyederhanaan dengan cara

memisahkan yang penting dari

yang tidak penting, selanjutnya

menyingkirkan yang tidak penting.

Suatu organisasi atau perusahaan sangat penting untuk melakukan identifikasi atas kebiasaan­kebiasaan yang unggul untuk diserap sebagai budaya perusahaan.

Wisdom

BRIDGE 03-OKE-koreksi.indd 56 04/09/2014 1:43:29

Page 57: JEMBATAN MENUJU KESEJAHTERAAN PEKERJAbpjsketenagakerjaan.go.id/assets/uploads/tiny_mce/BRIDGE/03022016... · Na mun demikian, jumlah yang saat ini ter ... DI SEKTOR INFORMAL Sebuah

57BRIDGE VOLUME 03 www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 03www.bpjsketenagakerjaan.go.id56

Dengan demikian setiap orang dapat

lebih berkonsentrasi mengurus hal

yang penting saja. Bagaimanakah

anda mengatur meja kerja? Apakah

anda memisahkan barang­barang

yang selalu anda gunakan atau

butuhkan dengan barang­barang

yang tidak digunakan? Apakah

spidol / ballpoint yang sudah kosong

masih ada di laci anda? Apakah

file2 yang sudah tidak berguna

masih anda simpan di filing cabinet?

Jika jawabannya ya, maka anda

harus segera memikirkannya dan

mengambil tindakan secepatnya.

Jika tidak, barang­barang yang tidak

berguna tersebut akan menyita waktu

dan akan memperlambat tempo kerja

anda!

Budaya Kedua: SEITON (Rapih /

PENATAAN)

Elemen ini mempertajam

penyederhanaan dan meningkatkan

kecepatan kerja dengan penataan.

Pernahkan anda menyusun buku di

rak?  Apakah anda kelompokkan per

topik? Apakan buku anda beri tanda

atau nomor untuk memudahkan

mengembalikan buku tersebut

kembali ke rak? Jika anda pergi ke

perpustakaan anda akan mengerti

bagaimana buku disusun secara

administrasi dan secara fisik di rak.

Berapa lama anda butuhkan untuk

mencari dokumen atau alat kerja?

Jika anda menghabiskan waktu lebih

dari 1 menit untuk mencari, itu berarti

anda belum melakukan penataan

secara SEITON.

Budaya Ketiga: SEISO (Resik /

PEMBERSIHAN)

Elemen ini memastikan agar

penyederhanaan yang dilakukan

mudah dipelihara dengan cara

selalu menjaga kebersihan. SEISO

bukan sekedar bersih­bersih,

tetapi kebersihan menyeluruh

yang meliputi lingkungan kerja dan

peralatan. Tidak satu debu pun

boleh menempel pada peralatan,

lantai, meja kerja, dan komponen

kerja lainnya. Tempat kerja yang

kotor selain tidak sehat sebenarnya

mengganggu pekerja secara

psikologis sehingga menurunkan

produktivitas dan kepedulian.

Budaya Keempat: SEIKETSU (Rajin /

PEMANTAPAN)

Elemen ini berupa pemantapan

dari tempat kerja yang ringkas, rapih

dan bersih. Tujuannya adalah menjaga

konsistensi dari penerapan tiga

elemen pertama. Sama seperti kalau

kita mempelajari hal yang baru maka

setelah mengetahuinya, maka kita

harus secara konsisten melakukannya.

Ibarat sedang belajar menyetir mobil,

maka setelah mengetahui tekniknya,

maka praktek menyetir mobil sangat

diperlukan untuk memahirkan teknik

menyetir. Semakin sering, semakin

bagus dan semakin mantap. Inilah

yang dimaksud dengan SEIKETSU.

Budaya Kelima: SHITSUKE (Rawat /

PEMBUDAYAAN)

Elemen ini adalah elemen yang

menjadikan 5S sebagai budaya

organisasi. SHITSUKE menekankan

pembiasaan dan promosi 5S dengan

cara mengajarkan 5S kepada rekan

kerja dan melakukan promosi dengan

pamflet, penghargaan kepada

group yang berhasil menerapkan

dan metoda promosi lainnya. Tanpa

elemen kelima ini maka 5S hanya

berupa penataan dan pembersihan

biasa, tetapi dengan SHITSTUKE

maka setiap elemen 5S direkatkan

menjadi satu kesatuan sehingga lama

kelamaan akan menjadi BUDAYA

ORGANISASI UNGGUL (BOU).

Kearifan Menerapkan BOU

Jika 5S sudah diterapkan dengan

benar dan sudah menjadi BOU,

maka perusahaan akan mengalami

kemajuan yang pesat, meliputi :

penghematan biaya, motivasi kerja

dan produktivitas akan mengalami

kemajuan secara nyata dan

signifikan.

Hal ini dapat terjadi karena

dengan BOU berarti penggunaan

sumber daya secara efektif, suasana

kerja yang lebih memotivasi dan

tidak ada waktu, tenaga atau biaya

yang terbuang percuma untuk

mengurusi hal yang tidak penting. n

BRIDGE 03-OKE-koreksi.indd 57 04/09/2014 1:43:30

Page 58: JEMBATAN MENUJU KESEJAHTERAAN PEKERJAbpjsketenagakerjaan.go.id/assets/uploads/tiny_mce/BRIDGE/03022016... · Na mun demikian, jumlah yang saat ini ter ... DI SEKTOR INFORMAL Sebuah

59BRIDGE VOLUME 03 www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 03www.bpjsketenagakerjaan.go.id58

AFRIZAL JAMBER : BPJS Ketenagakerjaan

apa sama aluran nya dgn BPJS Kesehatan?

BPJS Ketenagakerjaan: Sesuai UU No.24

tahun 2011 BPJS terbagi 2 yaitu BPJS

Ketenagakerjaan (dulunya Jamsostek) dan

BPJS Kesehatan (dulunya ASKES).

JPK (Jaminan Pemeliharaan Kesehatan) yang

dulunya ada di Jamsostek, sudah dialihkan ke

BPJS Kesehatan per tanggal 1 Januari 2014.

BPJS Ketenagakerjaan beda kelembagaan

dengan BPJS Kesehatan.

Untuk pertanyaan dan keluhan mengenai

BPJS Kesehatan, bisa disampaikan di sini

http://www.bpjs­kesehatan.go.id/hubungi­

kami1.html

AWA TAKIYA GENJI: diperusahaan saya

tidak diberikan jamsostek dari dulu. Dan

sekarang apakah saya bisa ikut BPJS

KETENAGAKERJAAN walau saya bekerja di

perusahaan kecil?

BPJS Ketenagakerjaan: Anda bisa mengikuti

program infomal dengan menghubungi

BPJS Ketenagakerjaan terdekat info

lengkapnya dapat dilihat di http://www.

bpjsketenagakerjaan.go.id/content/i.

php?mid=3

ADI TIYO ESTY: Bagaimana cara cek saldo

JHT milik saya, karena saya coba daftar di

website BPJS supaya bisa cek saldo ternyata

tidak bisa....mohon bantuan dan informasinya,

terima kasih

BPJS Ketenagakerjaan: Untuk cek saldo JHT

bisa di website BPJS Ketenagakerjaan di

sini http://bit.ly/CekSaldoJHT atau BPJSTK

mobile versi android yang bisa didownload

di sini http://bit.ly/BPJSTKmobileuntuk versi

iOS http://bit.ly/BPJSTKMobileiOS dan versi

Blackberry bisa didownload di sini http://bit.

ly/BPJSTKMobileBB

NURR YADICC: Kalau kredit untuk

pembangunan rumah pribadi bagi karyawan,

ada tidak ya?

BPJS Ketenagakerjaan: Di BPJS

Ketenagakerjaan ada program PUMP yang

merupakan salah satu program dari Dana

Peningkatan Kesejahteraan Peserta (DPKP)

yang memberikan pinjaman sebagian

Uang Muka Perumahan kepada tenaga

kerja peserta BPJS Ketenagakerjaan untuk

pemenuhan kebutuhan perumahan melalui

fasilitas KPR dari perbankan.

Info lengkapnya bisa dicek di sini http://

www.jamsostek.co.id/info/subcontent.

php?id=19&subid=1 

SEDYANINGSIH ANING SEDYANINGSIH:

BPJS Ketenagakerjaan program beasiswa

untuk anak pekerja ada lagi tidak ya sekarang,

karena sangat membantu, terima kasih.

BPJS Ketenagakerjaan: Anda bisa

mengajukan beasiswa melalui HRD

perusahaan Anda. 

Berikut untuk persyaratan pengajuan beasiswa:

­ Telah menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan

minimal 1 (satu) tahun dan masih aktif

­ Upah maksimal 300% dari upah minimal kabupaten

atau upah minimal kota

­ Mendapat nilai diatas 7,00 untuk SD/SMP/SMu dan

IP 2,75 untuk Masiswa.

­ Anak tenaga kerja yang meninggal dunia / cacat

total tetap akibat kecelakaan kerja

­ Anak tenaga kerja tidak sedang menerima bantuan

beasiswa dari insatansi lain

­ Mengisi formulir permohonan bantuan beasiswa

BPJS Ketenagakerjaan

Untuk info lengkapnya bisa dicek di sini http://www.

jamsostek.co.id/info/subcontent.php?id=19...

Terima kasih 

Tanya

Q

Q

A

A

AQ

Q

A

A

Q

KUIS BRIDGEO3

Berapa besarnya jaminan kematian yang diberikan

BPJS Ketenagakerjaan kepada ahli waris?

A. Rp 11.000.000,­ terdiri dari Rp 4.200.000,­ santunan kematian dan Rp 2 juta biaya pemakaman* dan santunan berkala

 B. Rp 21.000.000,­ terdiri dari Rp 14.200.000,­ santunan kematian dan Rp 2 juta biaya pemakaman* dan santunan berkala

Kirim Jawaban anda melalui Twitter dengan format

(Jawaban A/B)#BRIDGE03@BPJSTKinfo. Jawaban

paling lambat kami terima pada 30 September

2014. Pengumuman akan disampaikan melalui

Twitter @BPJSTKinfo.

BRIDGE 03-OKE-koreksi.indd 58 04/09/2014 1:43:30

Page 59: JEMBATAN MENUJU KESEJAHTERAAN PEKERJAbpjsketenagakerjaan.go.id/assets/uploads/tiny_mce/BRIDGE/03022016... · Na mun demikian, jumlah yang saat ini ter ... DI SEKTOR INFORMAL Sebuah

59BRIDGE VOLUME 03 www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 03www.bpjsketenagakerjaan.go.id58 59www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 03

(

500910www.bpjsketenagakerjaan.go.id

BPJS Ketenagakerjaan

BPJS Ketenagakerjaan

BPJSTK Mobile

@BPJSTKinfo

BRIDGE 03-OKE-koreksi.indd 59 04/09/2014 1:43:31

Page 60: JEMBATAN MENUJU KESEJAHTERAAN PEKERJAbpjsketenagakerjaan.go.id/assets/uploads/tiny_mce/BRIDGE/03022016... · Na mun demikian, jumlah yang saat ini ter ... DI SEKTOR INFORMAL Sebuah

PBBRIDGE VOLUME 03 www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 03www.bpjsketenagakerjaan.go.id6060

RUBRIKASI

BRIDGE VOLUME 03 www.bpjsketenagakerjaan.go.id

Perlindungan SempurnaKeluargaDengan Tiga Program Utama, yaitu :

- Jaminan Kecelakaan Kerja - Jaminan Hari Tua- Jaminan Kematian

Disertai dengan program-program tambahan lainnya, para

pekerja dan keluarga akan terlindungi dan memperoleh

kehidupan sejahtera

•Jembatan Menuju Kesejahteraan Pekerja•

www.bpjsketenagakerjaan.go.id

@BPJSTKinfoBPJS Ketenagakerjaan

BPJS Ketenagakerjaan BPJSTK Mobile

BRIDGE 03-OKE-koreksi.indd 60 04/09/2014 1:43:35