Jembatan Khusus Antar Pulau

download Jembatan Khusus Antar Pulau

of 13

description

Jembatan

Transcript of Jembatan Khusus Antar Pulau

  • D E P A R T E M E N P E K E R J A A N U M U M D I R E K T O R A T J E N D E R A L B I N A M A R G A DD II RR EE KK TT OO RR AA TT BB II NN AA TT EE KK NN II KK

    Jl. Pattimura No. 20 Gd. Sapta Taruna Lt. VI Keb-Baru Telp/Fax (021) 7251544 - 7247283 Jkt 12110

    ( 10 )

    PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR PENYELENGGARAAN JEMBATAN KHUSUS

    (Pertimbangan Penghubungan Tetap Jembatan Antar Pulau, Teluk, & Sungai Besar)

    Januari 2009

  • 10. POS: Penyelenggaraan Jembatan Khusus

    10 - 2/13

    PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR PENYELENGGARAAN JEMBATAN KHUSUS

    A. LATAR BELAKANG

    Jembatan adalah suatu konstruksi yang dibangun untuk melewati massa (lalu lintas, air) di

    atas suatu penghalang. Semakin lebar halangan yang harus dilewati, makin besar

    panjang jembatan yang dibutuhkan. Jembatan yang dibangun harus direncanakan untuk

    mampu melewatkan lalu lintas yang dilayaninya dengan aman dan nyaman.

    Jembatan merupakan bagian dari suatu ruas jalan, sehingga keberadaan suatu jembatan

    tidak dapat berdiri sendiri melainkan bagian dari suatu sistem jaringan jalan. Prinsip dasar

    dalam pembangunan jembatan adalah jembatan untuk jalan raya, tetapi bukan jalan

    raya untuk jembatan. Dengan demikian perencanaan jembatan merupakan bagian dari

    perencanaan jaringan jalan.

    Jembatan khusus didefinisikan sebagai suatu jembatan yang memiliki bentang yang

    panjang atau yang memiliki nilai strategi yang tinggi.

    Jembatan khusus merupakan salah satu infrastruktur penting. Pembangunan dari

    jembatan khusus memerlukan biaya yang cukup besar. Demikian juga pengaruh

    keberadaan jembatan akan memberikan dampak yang besar juga. Karena itu proses

    pembangunan suatu jembatan harus dilakukan secara hati-hati mulai dari tahap awal

    sampai jembatan tersebut beroperasi.

    Salah satu tahapan penting dalam proses pembangunan jembatan adalah tahap Studi

    Kelayakan, dimana semua aspek ditinjau untuk memastikan bahwa proses pembangunan

    jembatan dapat dilanjutkan atau tidak serta untuk mengetahui kapan jembatan tersebut

    dibutuhkan.

    Makalah ini akan menyajikan konsep studi kelayakan, tahapan-tahapan dari

    pembangunan Infrastruktur besar, proses pengadaan jembatan khusus di Indonesia serta

    Studi Kelayakan yang dilakukan pada jembatan-jembatan khusus di Indonesia.

    B. KONSEP DASAR STUDI KELAYAKAN

    1. Definisi

    Sesuai dengan istilah yang digunakan, studi kelayakan adalah suatu analisis terhadap

    viability (diteruskan atau tidak) suatu ide. Fokus dari suatu studi kelayakan adalah

    untuk mampu menjawab pertanyaan penting Should we proceed with the

  • 10. POS: Penyelenggaraan Jembatan Khusus

    10 - 3/13

    proposed project idea?, sehingga segala aktivitas dalam studi kelayakan bertujuan

    untuk membantu menjawab pertanyaan tersebut.

    Mengetahui lebih awal bahwa suatu ide tidak bekerja sesuai yang diharapkan akan

    dapat mencegah penggunaan uang, waktu dan sumber daya secara sia-sia.

    2. Feasibility Study Vs Business Plan

    Studi Kelayakan bukanlah suatu business plan, hal ini seringkali disalah artikan.

    Studi Kelayakan memiliki fungsi investigasi, sedangkan business plan memiliki fungsi

    planning/perencanaan yang berisikan langkah-langkah yang diperlukan untuk

    mewujudkan suatu proposal dari suatu ide menjadi kenyataan.

    Studi Kelayakan mempertimbangkan dan mengkaji beberapa alternatif, yang nantinya

    akan dikaji untuk mendapatkan alternatif terbaik, sedangkan business plan berisi

    hanya satu alternatif.

    Hasil dari studi kelayakan akan menjadi basis bagi business plan yang mulai

    dipersiapkan jika sudah diketahui bahwa suatu alternatif itu layak untuk dilanjutkan.

    Business plan berisikan blueprint dari project implementation.

    3. Kenapa perlu dilakukan Feasibility Study?

    Jika kita mengkaji investasi yang telah berhasil, akan kita temui bahwa rencana

    investasi tidak akan dilakukan tanpa melalui proses penilaian terhadap hal-hal penting

    dan menganalisis kemungkinan keberhasilan dari investasi yang akan dilakukan.

    Karena itu Studi Kelayakan merupakan suatu langkah krisis dan penting dalam suatu

    investasi. Jika dilaksanakan secara tepat akan memberikan investasi terbaik.

    Berikut ini adalah alasan kenapa Studi kelayakan perlu untuk dilaksanakan:

    a. Memunculkan beberapa alternatif sehingga memberikan arah atau fokus

    terhadap rencana investasi

    b. Mengurangi alternatif-alternatif yang ada

    c. Memberikan alasan untuk melanjutkan atau tidak melanjutkan suatu investasi

    d. Meningkatkan kemungkinan untuk sukses atau tercapainya tujuan investasi

    dengan cara mengidentifikasi dan menanggulangi pengaruh pelaksanaan

    sedini mungkin

    e. Menyediakan informasi yang berkualitas bagi pengambil keputusan

    f. Menyediakan bahan untuk menarik minat investor

  • 10. POS: Penyelenggaraan Jembatan Khusus

    10 - 4/13

    Untuk kasus investasi jembatan khusus, studi kelayakan diperlukan karena alasan:

    a. Biaya

    Kegiatan jalan dan jembatan merupakan kegiatan yang memerlukan biaya yang

    sangat besar, sehingga perlu dipastikan bahwa dana yang digunakan akan

    memberikan hasil yang diharapkan.

    b. Prioritas

    Keterbatasan keuangan yang dimiliki baik oleh pemerintah maupun swasta

    menyebabkan pentingnya memberikan skala prioritas untuk setiap penggunaan

    dana pembangunan.

    c. Dampak

    Jalan dan jembatan merupakan infrastruktur publik yang memberikan pengaruh

    yang sangat besar baik yang positif maupun negatif terhadap lingkungan di

    sekitarnya.

    d. Aspek Ekonomis

    Pembangunan jalan dan jembatan tidak terlepas dari aspek ekonomi, apakah

    investasi yang ditanamkan akan mendapatkan pengembalian yang diharapkan.

    4. Lingkup Kegiatan Feasibility Study

    Secara umum suatu studi kelayakan terdiri atas 3 (tiga) komponen utama yaitu

    a. Analisis Kebutuhan

    Hal paling penting yang harus dikaji dalam suatu studi kelayakan adalah ada

    tidaknya potensi kebutuhan akan investasi yang dimaksud. Misalnya untuk

    kasus jembatan besar, perlu diketahui besarnya demand lalu lintas yang akan

    menggunakan jembatan tersebut jika jembatan tersebut dibangun. Jika ternyata

    kebutuhan tersebut tidak mencapai level yang diharapkan, maka rencana

    investasi sebaiknya ditinjau kembali.

    Data-data yang dibutuhkan didapat dengan melakukan survey/pengumpulan

    data sekunder maupun primer serta kajian yang tepat.

    b. Kelayakan Teknis

    Secara teknik perlu dilakukan kajian terhadap lokasi investasi yang tepat serta

    solusi-solusi teknik dalam pelaksanaan tersebut. Untuk kasus jembatan khusus

    perlu dicari lokasi terbaik jembatan, keterkaitan dengan jaringan jalan eksisting,

    tipe struktur yang mungkin digunakan, biaya yang diperlukan, dan kemampuan

    melaksanakan pekerjaan tersebut.

  • 10. POS: Penyelenggaraan Jembatan Khusus

    10 - 5/13

    c. Kelayakan Finansial

    Berdasarkan estimasi yang dilakukan untuk 2 aspek di atas, analisis kelayakan

    finansial dapat dilakukan. Hal-hal yang perlu diketahui adalah

    Start-Up Costs

    Operating Costs

    Revenue Projections

    Sources of Financing

    Profitability Analysis

    5. Hasil Studi Kelayakan

    Hasil dari suatu studi kelayakan akan berisikan kajian secara mendalam atas berbagai

    alternatif tersebut. Penentuan alternatif terbaik bukan merupakan target suatu studi

    kelayakan, karena yang harus disajikan adalah atas masing-masing alternatif secara

    mendalam. Adalah bukan tugas dari pelaksana studi kelayakan untuk menentukan

    apakah investasi tersebut dihentikan atau diteruskan. Keputusan atas hal ini ada pada

    pemberi pekerjaan.

    C. TAHAPAN PEMBANGUNAN FIXED LINK

    1. Definisi dan Tahapan Pembangunan Fixed Link

    Dalam bidang infrastruktur transportasi darat, Fixed link didefinisikan sebagai

    struktur/bangunan permanen melintas di atas perairan/lautan yang menyediakan jalur

    yang tidak terganggu bagi lalu lintas ataupun kereta api dengan tingkat keamanan,

    efisiensi dan kenyamanan yang baik. Secara umum istilah Fixed Link diasosiasikan

    dengan jalan bebas hambatan atau lintasan kereta api yang cukup panjang. Sebuah

    Fixed Link bisa terdiri dari kombinasi dari beberapa tipe struktur/bangunan seperti

    tunnel, pulau buatan, causeways dan berbagai tipe jembatan.

    Fixed Link adalah suatu pelaksanaan yang melibatkan investasi yang besar dan

    sangat peting bagi lingkungan sekitarnya. Keberadaan Fixed Link akan memberikan

    pengaruh terhadap pengembangan dari potensi yang ada di wilayah yang dilayani.

    Karena itu tahapan-tahapan perencanaan harus dilakukan secara hati-hati dan

    mendalam.

    Secara garis besar tahapan pembangunan suatu fixed link terdiri dari 3 tahap utama

    yaitu

  • 10. POS: Penyelenggaraan Jembatan Khusus

    10 - 6/13

    a. Tahap I: Project Planning

    Tahap perencanaan awal (early planning phase) sangat berpengaruh terhadap

    tugas-tugas tahap perencanaan selanjutnya setelah keputusan tentang fixed link

    tersebut diambil. Pada tahapan ini diharapkan terjadi perdebatan politik tentang

    keputusan untuk merencanakan fixed link. Hal ini bisa berlangsung berpuluh tahun

    bahkan bisa berabad-abad. Pada periode ini aktivitas perencanaan pada tingkatan

    tertentu diperlukan untuk menunjukkan kebutuhan fixed link tersebut dan untuk

    mengetahui pengaruh negatif dan positif dari pembangunannya.

    Hal-hal yang harus diputuskan dalam tahap ini adalah

    Kepemilikan dan Pendanaan.

    Perkiraan Lokasi.

    Umur layan yang diharapkan.

    Kebutuhan Kapasitas Lalu Lintas/Necessary Trafic Capacity.

    Pertimbangan terhadap lalu lintas lain jalur pelayaran kapal dan juga jalur

    penerbangan pesawat.

    Prinsip-prinsip dalam Environmental Evaluation.

    Risk Policy.

    International Convention.

    b. Project Development

    Hal-hal yang dilakukan pada tahap Project Development adalah

    Studi awal adalah

    Mereview semua informasi yang berkaitan dengan keberadaan fixed

    link tersebut

    Menginvestigasi solusi-solusi teknis yang feasible dan layak untuk

    diaplikasikan

    Melakukan estimasi terhadap lalu lintas. Untuk lalu lintas kereta api

    harus ditentukan apakah jalur kereta api akan dibangun 1 atau 2

    lintasan. Hal yang sama untuk lalu lintas jalan raya, apakah akan

    dilewatkan dengan diangkut kereta, atau apakah disediakan lintasan

    untuk lalu lintas kendaraan, serta berapa jalur dan lajur yang

  • 10. POS: Penyelenggaraan Jembatan Khusus

    10 - 7/13

    disediakan. Solusinya biasanya menyangkut aspek teknik, ekonomis,

    sosial dan politik.

    Keputusan dapat diambil nanti pada tahap berikutnya jika data yang

    dimiliki telah lebih lengkap dan memadai.

    Studi-studi yang dilakukan pada Tahapan ini adalah

    Studi Alternatif Alinyemen

    Akan mereview posisi alinyemen yang mungkin serta menetapkan

    koridor bagi studi selanjutnya. Dalam studi ini juga dipertimbangkan

    koneksi dengan sistim jaringan transportasi yang ada serta potensi

    lokasi konfliknya. Untuk setiap alternatif alinyemen perlu ditentukan

    konfigurasi struktur yang akan digunakan. Setiap alternatif konsep yang

    muncul nantinya akan dikaji secara lebih mendalam pada tahapan

    selanjutnya.

    Enviromental condition study

    Bertujuan untuk mengidentifikasi potensi pengaruh keberadaan struktur

    terhadap lingkungan serta melakukan tinjauan terhadap aturan serta

    standar yang terkait dengan lingkungan yang harus dipenuhi.

    Technical site condition study

    Studi ini difokuskan kepada aspek geologi, pondasi, navigasi, cuaca,

    dan kondisi hidraulik. Dilakukan juga review terhadap topography yang

    ada serta rekomendasi bagi studi tambahan untuk dilaksanakan pada

    tahap selanjutnya.

    Preliminary design basis study

    Pada saat ini akan direview semua persyaratan-persyaratan, peraturan,

    standar. Termasuk didalamnya adalah mengidentifikasikan persyaratan

    yang terkait dengan aspek keselamatan dan keandalan struktur.

    Preliminary costing basis study

    Studi ini bertujuan untuk menentukan metode estimasi biaya serta

    memberikan informasi awal tentang biaya yang diperlukan bagi

    pembangunan kegiatan tersebut.

  • 10. POS: Penyelenggaraan Jembatan Khusus

    10 - 8/13

    Conceptual Study

    Conceptual Study adalah proses yang berulang dimana semua aspek yang

    mungkin yang berpengaruh terhadap keberadaan project harus

    dipertimbangkan, diberi bobot, dan diklarifikasi untuk mencapai solusi yang

    paling mungkin bagi pemenuhan kebutuhan/tujuan bagi lokasi kegiatan.

    Conceptual study terdiri atas

    Penyusunan Project Basis, yang terdiri dari

    Geometric Requirement, Structural Requirement, Environmental

    Requirement, Risk Requirement, Aethestic/Aesthetic?,

    Requirement, Navigation Condition, Wind Condition, Earthquake

    Condition, Costing Basis.

    Penentuan alternatif yang mungkin

    Preliminary Site Investigation

    Pada saat yang bersamaan dilakukan juga preliminary site investigation

    seperti penyelidikan tanah dalam koridor alinyemen, pengumpulan data

    angin, analisis potensi bahaya gempa dan potensi tabrakan kapal.

    Kajian dan Penilaian Alternatif Solusi

    Setiap alternatif solusi akan disajikan dalam bentuk gambar dan uraian

    dan harus sesuai dengan Project Basis dengan mempertimbangkan

    Preliminary Site Investigation, Structural Aspect, Architectural

    Aspect, Environmental Aspect, Mechanical and Electrical Instalation

    and Utilities, Definitions and Constrains for Operation and

    Maintenance, Cost Aspect, Major Construction Stages.

    Adalah tidak mungkin untuk memenuhi semua requirement, tetapi harus

    diupayakan untuk mencapai solusi yang berimbang (BALANCE

    SOLUTION). Karena itu pada tahap Conceptual Study dilakukan

    pembobotan dari setiap parameter untuk masing-masing alternatif solusi.

    Hasil yang didapat adalah rangking teknik saja, sedangkan keputusan atas

    alternatif yang digunakan ditentukan oleh Owner.

    Project Selection

    Untuk Tujuan Penentuan alternatif perlu dilakukan juga studi-studi berikut

    Analisis Dampak Lingkungan dari Kegiatan

    Studi Lalu lintas dan Penentuan Besarnya Tarif

  • 10. POS: Penyelenggaraan Jembatan Khusus

    10 - 9/13

    Lay-Out dan biaya dari jalan akses yang diperlukan untuk

    menghubungkan Fixed Link dengan jaringan yang sudah ada

    Prosedur Pelelangan

    Technical rangking yang diperoleh pada tahap Conceptual Study dan hasil

    studi-studi di atas akan dimasukkan dalam pembentukkan Cost Benefit

    model yang nantinya dijadikan dasar dalam menentukan solusi terpilih

    adalah wewenang Owner. Solusi terpilih tersebut harus memperhitungkan

    juga sudut pandang politik. Public Hearing merupakan salah satu cara

    yang dilakukan untuk mencapai keputusan akhir. Hasilnya adalah The

    solution of Chose SOLUSI YANG DIPILIH.

    Procurement Strategy

    Setelah solusi terpilih ditetapkan, langkah berikutnya adalah menentukan

    strategi pengadaan konsultan dan kontraktor. Tujuannya adalah untuk

    menjamin bahwa semua pekerjaan dan aktivitas didistribusikan dan

    dilaksanakan oleh pihak yang paling berkualitas pada setiap tahapan

    kegiatan, mencapai standar kualitas yang diinginkan, dan dengan biaya

    keseluruhan yang paling rendah.

    Secara umum ada 3 strategi yang umum digunakan untuk kegiatan Fixed

    Link, yaitu

    Separate Design and Construction (SDC), suatu konsep dimana

    dokumen kontrak disiapkan oleh pengelola kegiatan dengan dibantu

    konsultan, sedangkan pelaksanaan konstruksi oleh kontraktor.

    Design Built (DB), suatu konsep dimana proses desain dan

    konstruksi diserahkan kepada suatu pihak yang umumnya kontraktor.

    Design Built Operate and Transfer (BOT), konsep ini hampir sama

    dengan DB, perbedaannya adalah bahwa semua biaya ditanggung

    oleh pihak yang diberi konsesi, dan pihak tersebut diberikan massa

    konsesi sebelum diserahkan kepada pemerintah.

    Tender Design

    Tender Evaluation

    Detailed Design

    c. Construction

  • 10. POS: Penyelenggaraan Jembatan Khusus

    10 - 10/13

    D. PENGADAAN JEMBATAN KHUSUS DI INDONESIA

    Secara umum pembangunan suatu jembatan dimulai dari tahap Studi Kelayakan

    (Feasibility Study), namun mengingat suatu jembatan itu merupakan bangunan pelengkap

    jalan, maka pendekatan yang dilakukan adalah melakukan studi kelayakan suatu ruas

    jalan dimana jembatan berada. Kemudian apabila dari hasil kajian tersebut ternyata ruas

    jalan tersebut layak untuk direalisasikan, maka dapat dilanjutkan untuk selanjutnya

    dioperasikan serta dipelihara.

    Untuk kegiatan khusus seperti pembangunan jembatan-jembatan strategis atau jembatan-

    jembatan dengan bentang yang panjang dimana diperlukan dana yang cukup besar,

    misalnya Jembatan Teluk Balikpapan, Jembatan Batam Tronton, Jembatan Selat

    Madura dan sebagainya, harus dilakukan studi kelayakan khusus.

    Termasuk didalam skope pekerjaan studi kelayakan tersebut adalah:

    a. Pemilihan Alternatif Rute

    b. Studi Sosial Ekonomi

    c. Studi Dampak Lingkungan

    d. Design Development

    e. Preliminary Design

    f. D.s.b

    Diharapkan dari studi tersebut, dengan memperhatikan pola sistem jaringan jalan dan

    konsep tata ruang, maka khusus untuk pelaksanaan jembatan khusus akan didapatkan :

    a. Kepastian Lokasi

    b. Penentuan Jembatan dan Jumlah jalur

    c. Mode Lalu Lintas yang akan digunakan

    d. Keperluan ruang bebas jembatan untuk jalur navigasi

    e. Prediksi perkembangan lalu lintas

    f. Prediksi frekuensi lalu lintas navigasi termasuk bobotnya

    Rekomendasi dari studi-studi tersebut di atas harus ditunjang dengan legal aspek seperti

    persetujuan dari Departemen Perhubungan dalam hal penentuan Jalur Navigasi serta

    persetujuan Departemen Pekerjaan Umum dalam hal keterkaitan dengan sistem jaringan

    Prasarana dan sebagainya.

  • 10. POS: Penyelenggaraan Jembatan Khusus

    10 - 11/13

    Selanjutnya setelah melalui rangkaian studi di atas, umumnya dilanjutkan dengan tahap

    Engineering (Perencanaan teknis dan Studi-Studi lainnya) dan kajian masalah pendanaan

    (Financial Aspect). Lamanya tahapan-tahapan pengadaan tersebut dalam kondisi normal

    berkisar antara 3 sampai 4 tahun mulai dari Pra Studi Kelayakan sampai Tahap

    Konstruksi, sebagaimana disajikan pada gambar di bawah. Sedangkan untuk Crash

    Program, tahapan-tahapan tersebut dapat diselesaikan antara 1 sampai dengan 2 tahun.

    Gambar 10-1. Tahapan Pengadaan Pelaksanaan Jembatan Khusus

    E. Project : Jembatan Panjang

    Studi Teknik Detailed Engineering Design

    a. Latar Belakang

    Untuk mengetahui secara rinci semua asumsi yang digunakan dalam tahap perencanaan

    serta untuk mendapatkan parameter-parameter penting bagi perencanaan jembatan,

    diperlukan serangkaian technical study. Mengingat bentangan jembatan yang besar dan

    umur rencana jembatan yang khusus, maka kebutuhan data-data perencanaan tersebut

    harus didapat secara akurat.

    Studi Kelayakan

    0,5 - 1,0 tahun 0,5 - 1,0%

    0,5 - 1,0 tahun 0,5 - 1,0%

    0,5 - 1,0 tahun 3,0 - 4,0%

    1 tahun 4,0 6,0 %

    3 tahun

    Operasional & Pemeliharaan

    Studi Sosial Ekonomi & Pra Studi

    Preliminary / Design Development

    Final Engineering

    Konstruksi & Supervisi

  • 10. POS: Penyelenggaraan Jembatan Khusus

    10 - 12/13

    Hasil Studi teknik tersebut akan menjadi dasar bagi perencana jembatan untuk melakukan

    detailed engineering design.

    b. Studi Teknis yang diperlukan

    Adapun Studi Teknis yang diperlukan adalah

    Studi Topografi Bawah Air / Bathimetry

    Untuk mengetahui profil dasar laut di lokasi kegiatan.

    Studi Gelombang, Pasang, arus dan sedimentasi

    o Untuk mengetahui kondisi angin, gelombang, pasang surut dan arus di lokasi

    kegiatan.

    o Untuk mengetahui tingkat sedimentasi di lokasi kegiatan.

    Studi Scouring

    o Untuk mengetahui local scouring di lokasi pilar jembatan akibat dibangunnya

    jembatan.

    Studi Geologi

    o Untuk mengetahui kondisi permukaan khususnya di lokasi jembatan, mulai

    darat, pantai dan laut.

    o Memetakan kondisi geologi, khususnya litologi dan struktur geologi di daerah

    sekitar kegiatan.

    o Memberikan informasi dalam bentuk gambar 3 dimensi tentang kondisi bawah

    permukaan di lokasi kegiatan.

    o Metode yang digunakan adalah Geoelektrik untuk daratan, georadar untuk

    daerah pantai dan sub bottom profiling untuk lautan.

    Soil Investigation

    o Mendapatkan data primer di lokasi pekerjaan yang akan digunakan untuk

    perencanaan.

    o Mengidentifikasikan textur lapisan tanah di lokasi kegiatan berdasarkan hasil

    penyelidikan dan pengukuran langsung di lapangan dan laboratorium.

    o Melakukan analisis dan evaluasi tentang jenis pondasi dan daya dukung.

    o Menyediakan data bagi studi teknis lain seperti Seismic Hazzard dan lain-lain.

  • 10. POS: Penyelenggaraan Jembatan Khusus

    10 - 13/13

    Seismic Hazzard Analysis

    o Mengidentifikasikan fenomena-fenomena geologi yang berpotensi menjadi

    sumber gempa yang ada di sekitar lokasi jembatan.

    o Mendapatkan parameter gempa berupa percepatan tanah dasar dan respon

    spectra di batuan dasar dan di dasar laut.

    Wind Resistant Study/Wind Tunnel Test

    o Mengidentifikasikan fenomena-fenomena akibat angin dinamik pada jembatan.

    o Mendapatkan parameter beban angin.

    Salitasi/salinitas (Keasinan)

    Pergerakan Kapal

    Kecepatan Angin

    Tidal

    Dan lain-lain