Jelajah Tempat Berkarakter bagi Model Revitalisasi Pasar ... · Jelajah Tempat Berkarakter bagi...

6
TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016 | B 021 Jelajah Tempat Berkarakter bagi Model Revitalisasi Pasar Petisah Medan Dwi Lindarto H., Firman Eddy Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara. Abstrak Perkembangan pembangunan kawasan niaga di pusat kota selayaknya menampilkan tatanan yang mendukung urban economics. Dalam kenyataannya Pasar Petisah Medan mengindikasikan penu- runan vitalitas kawasan berupa kekacauan pemanfaatan ruang dan kehampaan aktifitas (activity flight) di malam hari yang memerlukan revitalisasi. Jelajah ini bertujuan sebagai upaya revitalisasi degradasi wilayah urban dengan mengungkap potensi tempat berkarakter sesuai ciri sense of place (Lynch, 1981) dengan batasan lokasi square and street (Krier,1975) serta kemungkinan potensi linkage visual (Zahnd, 1999). Dengan pendekatan metode kualitatif dilakukan observasi, interview dan analisis skoring likert terhadap tempat berkarakter serta kemungkinan linkage kawasan. Hasil analisis menunjukkan pathway (street market jalan Nibung Baru), nodes (simpang Gatot Subroto), district (area parkir jalan Nibung Baru) dan landmark (Pasar Petisah) sebagai square berpotensi dipadukan dengan kegiatan street sebagai suatu linkage visual. Hasil kajian ini bermanfaat sebagai data awal bagi penyusunan konsep revitalisasi guna meningkatkan urban economics Pasar Petisah Medan. Kata-kunci : genius loci, pasar petisah medan, revitalisasi Pengantar Salah satu tolok ukur hasil pembangunan kota adalah perkembangan kawasan niaga dalam kecenderungan aglomerasi niaga. Dalam kenya- taannya tidak semua kawasan niaga perkotaan ini mampu menampilkan perwajahan urban economics yang menarik bahkan mengindika- sikan penurunan vitalitas kawasan yang ditandai dengan kekacauan penggunaan ruang luar untuk kegiatan perdagangan. Vitalitas menunjuk kepada kondisi keefektifan suatu tempat dalam fungsinya sebagai utilitas pendukung kegiatan masyarakat kota (Lynch, 1981). Kondisi deg- radasi vitalitas dan ketidak efektifan kawasan niaga terjadi juga di Pasar Petisah Medan yang menunjukkan suasana sprawl pemanfaatan ru- ang luar kawasan. Di malam hari Pasar Petisah menjadi kawasan kota mati yang ditinggalkan oleh penghuni (residential flight) dan keham- paan aktifitas (activity flight). Kawasan ini ter- kesan teralienasi padahal kawasan ini berada pada posisi strategis di tengah kota dan diling- kupi oleh pusat kegiatan niaga lainnya yang cukup ramai. Dewasa ini salah satu inovasi model pening- katan vitalitas kawasan dalam tindak revitalisasi adalah retrofitting suburban (Dunham, 2009). Retrofitting adalah pendekatan revitalisasi yang berbasis sustainable development. Model ini me- manfaatkan potensi lingkungan (sejarah, makna, keunikan lokasi dan citra tempat) dengan pene- kanan terhadap penggalian potensi kearifan lokal yang oleh Norberg-Schulz (1991) disebut sebagai genius loci atau esensi/jiwa tempat untuk nantinya diangkat sebagai urban catalyst daya tarik kawasan. Mencermati permasalahan degradasi vitalitas pemanfaatan ruang kota di pasar Petisah maka diperlukan suatu peren- canaan pembangunan strategis yang jika di- sandarkan pada model revitalisasi retrofitting sub-urban tersebut diperlukan adanya kajian de- ngan tujuan bagaimana mengungkap potensi

Transcript of Jelajah Tempat Berkarakter bagi Model Revitalisasi Pasar ... · Jelajah Tempat Berkarakter bagi...

Page 1: Jelajah Tempat Berkarakter bagi Model Revitalisasi Pasar ... · Jelajah Tempat Berkarakter bagi Model Revitalisasi Pasar Petisah Medan Dwi Lindarto H., Firman Eddy Departemen Arsitektur,

TEMU ILMIAH IPLBI 2016

Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016 | B 021

Jelajah Tempat Berkarakter bagi Model Revitalisasi Pasar Petisah Medan Dwi Lindarto H., Firman Eddy

Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

Abstrak

Perkembangan pembangunan kawasan niaga di pusat kota selayaknya menampilkan tatanan yang

mendukung urban economics. Dalam kenyataannya Pasar Petisah Medan mengindikasikan penu-

runan vitalitas kawasan berupa kekacauan pemanfaatan ruang dan kehampaan aktifitas (activity

flight) di malam hari yang memerlukan revitalisasi. Jelajah ini bertujuan sebagai upaya revitalisasi

degradasi wilayah urban dengan mengungkap potensi tempat berkarakter sesuai ciri sense of place

(Lynch, 1981) dengan batasan lokasi square and street (Krier,1975) serta kemungkinan potensi

linkage visual (Zahnd, 1999). Dengan pendekatan metode kualitatif dilakukan observasi, interview

dan analisis skoring likert terhadap tempat berkarakter serta kemungkinan linkage kawasan. Hasil

analisis menunjukkan pathway (street market jalan Nibung Baru), nodes (simpang Gatot Subroto),

district (area parkir jalan Nibung Baru) dan landmark (Pasar Petisah) sebagai square berpotensi

dipadukan dengan kegiatan street sebagai suatu linkage visual. Hasil kajian ini bermanfaat sebagai

data awal bagi penyusunan konsep revitalisasi guna meningkatkan urban economics Pasar Petisah

Medan.

Kata-kunci : genius loci, pasar petisah medan, revitalisasi

Pengantar

Salah satu tolok ukur hasil pembangunan kota

adalah perkembangan kawasan niaga dalam

kecenderungan aglomerasi niaga. Dalam kenya-

taannya tidak semua kawasan niaga perkotaan

ini mampu menampilkan perwajahan urban

economics yang menarik bahkan mengindika-

sikan penurunan vitalitas kawasan yang ditandai

dengan kekacauan penggunaan ruang luar

untuk kegiatan perdagangan. Vitalitas menunjuk

kepada kondisi keefektifan suatu tempat dalam

fungsinya sebagai utilitas pendukung kegiatan

masyarakat kota (Lynch, 1981). Kondisi deg-

radasi vitalitas dan ketidak efektifan kawasan

niaga terjadi juga di Pasar Petisah Medan yang

menunjukkan suasana sprawl pemanfaatan ru-

ang luar kawasan. Di malam hari Pasar Petisah

menjadi kawasan kota mati yang ditinggalkan

oleh penghuni (residential flight) dan keham-

paan aktifitas (activity flight). Kawasan ini ter-

kesan teralienasi padahal kawasan ini berada

pada posisi strategis di tengah kota dan diling-

kupi oleh pusat kegiatan niaga lainnya yang

cukup ramai.

Dewasa ini salah satu inovasi model pening-

katan vitalitas kawasan dalam tindak revitalisasi

adalah retrofitting suburban (Dunham, 2009).

Retrofitting adalah pendekatan revitalisasi yang

berbasis sustainable development. Model ini me-

manfaatkan potensi lingkungan (sejarah, makna,

keunikan lokasi dan citra tempat) dengan pene-

kanan terhadap penggalian potensi kearifan

lokal yang oleh Norberg-Schulz (1991) disebut

sebagai genius loci atau esensi/jiwa tempat

untuk nantinya diangkat sebagai urban catalyst

daya tarik kawasan. Mencermati permasalahan

degradasi vitalitas pemanfaatan ruang kota di

pasar Petisah maka diperlukan suatu peren-

canaan pembangunan strategis yang jika di-

sandarkan pada model revitalisasi retrofitting

sub-urban tersebut diperlukan adanya kajian de-

ngan tujuan bagaimana mengungkap potensi

Page 2: Jelajah Tempat Berkarakter bagi Model Revitalisasi Pasar ... · Jelajah Tempat Berkarakter bagi Model Revitalisasi Pasar Petisah Medan Dwi Lindarto H., Firman Eddy Departemen Arsitektur,

Jelajah Tempat Berkerakter Bagi Model Revitalisasi Pasar Petisah Medan

B 022 | Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016

kearifan tempat di Pasar Petisah. Hasil kajian ini

berguna sebagai suatu data awal pendukung

konsep perancangan desain revitalisasi Pasar

Petisah Medan.

Metode Kajian

Sesuai dengan tujuan kajian untuk dapat meng-

ungkap obyek tempat yang menarik bagi mas-

yarakat untuk berniaga maka digunakan metode

mixed-method dengan strategi eksplanatoris se-

kuensial (Creswell, 2014). Pengumpulan data

awal dilakukan dengan observasi langsung pe-

neliti terhadap variabel tempat yang mencirikan

landmark, edge, nodes, path dan district (Lynch,

1960). Tempat dengan ciri demikian dimaknai

memiliki kekuatan daya tarik (sense of place)

yang kuat.

Tabel 1. Variabel dan indikator obyek observasi

No Variabel Indikator

1 Landmark Bangunan khas, menjulang, artistik, sejarah, focal point,

kedalaman/depth, ketinggian, mencolok, penanda tempat

2 Edge Tepian, pembatas ruang/tempat, batas antara.

3 Path Jalur sirkulasi, kegiatan berarah, apitan bangunan, bangunan

sejajar, bangunan pengarah, lorong

4 District Wilayah, kawasan, lingkup daerah, nama penanda kawasan, sebutan khas wilayah

5 Node Simpul, pertemuan jalur sirkulasi, simpang jalan

6 Event / Celebration

Kegiatan perayaan khas, kegiatan sosial khas

Sumber : Genius Loci, Norberg-Schulz (1991), diolah

Dengan menempatkan peneliti sebagai alat ukur

kajian, dilakukan observasi atas suatu obyek

berkarakter in situ untuk melihat korelasi tingkat

keramaian penggunaan tempat pada tempat

yang dinilai berkarakter. Analisis dilakukan de-

ngan metode skoring skala likert hingga di-

peroleh tingkat daya tarik tempat berkarakter

sesuai dengan keramaian pengguna tempat

tersebut. Secara sekuensial dilakukan validasi

dengan wawancara terstruktur model in depth

interview terhadap sample sejumlah 86 res-

ponden secara purposive sampling atas populasi

148 masyarakat pedagang yang mempunyai la-

pak dagang di tempat tersebut. Kajian ini meru-

pakan pemetaan tempat yang berdaya tarik

sesuai ciri sense of place (Lynch, 1981) dengan

batasan lokasi square and street (Krier,1975)

serta kemungkinan potensi linkage visual

(Zahnd, 1999). Kawasan Pasar Petisah sebagai

obyek kajian merupakan salah satu pusat

kegiatan ekonomi utama di kota Medan. Kawa-

san pasar Petisah terletak di Jalan Kota Baru 3,

Jalan Rotan, dan Jalan Rajak Baru, kawasan ini

dikelilingi oleh bangunan ruko 3 lantai dengan

fungsi sebagai bangunan komersil, tempat

tinggal dan kantor. Kawasan ini sangat strategis

terletak di pusat kota dengan akses jalan dari

berbagai arah.

Gambar 1. Lokasi kajian Pasar Petisah Medan

Gambar 2. Karakter Ruko Pasar Petisah

Pasar Petisah memiliki potensi sebagai identitas

atau ikon kota Medan. Kawasan pasar Petisah

diapit oleh tiga kawasan niaga yaitu: kawasan

pusat niaga/mobil di Jalan Nibung Raya, pusat

jajanan kuliner khas kota Medan di Jalan

Page 3: Jelajah Tempat Berkarakter bagi Model Revitalisasi Pasar ... · Jelajah Tempat Berkarakter bagi Model Revitalisasi Pasar Petisah Medan Dwi Lindarto H., Firman Eddy Departemen Arsitektur,

Dwi Lindarto H.

Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016 | B 023

Mojopahit, dan Plaza Medan Fair di Jalan Gatot

Subroto. Peningkatan jumlah pedagang dari

berbagai daerah kota Medan mengakibatkan

daya tampung Pasar Petisah tidak memadai,

sehingga banyak pedagang yang berjualan di

badan jalan sehingga kawasan tersebut menjadi

kumuh.

Analisis dan Interpretasi

Analisis Sense of Place

Sense of place atau citra kota merupakan imaji

menarik yang melekat pada persepsi atau

gambaran mental masyarakat yang ditimbulkan

oleh daya tarik kawasan. Lynch (1981) meng-

ungkapkan terdapat tiga komponen yang mem-

pengaruhi ketertarikan terhadap citra kawasan

yaitu pertama, potensi yang dibacakan (berupa

identitas) artinya orang dapat memahami gam-

baran perkotaan melalui obyek menarik, per-

bedaan antar obyek, hal unik. Kedua, potensi

yang disusun (struktur bangunan kota) artinya

orang dapat mencermati pola melalui hubungan

obyek-obyek, hubungan subyek-obyek, pola

nyata yang terlihat. Ketiga, potensi yang diba-

yangkan (meaning/makna) artinya orang dapat

mengalami ruang perkotaan melalui pengala-

man pada ruang yang bermakna.

Hasil analisis lapangan berdasar karakter sense

of place sebagai berikut :

Gambar 3. Potensi Landmark Kawasan (analisis, 2016)

Landmark atau tetenger di kawasan Petisah

antara lain Pusat Belanja Carefur, Kantor polisi,

ruko kado dan pasar Petisah sebagai bentukan

dan fungsi yang menjadi tujuan masyarakat

berkegiatan di kawasan Pasar Petisah.

Gambar 4. Potensi Path Kawasan (analisis,2016)

Path A adalah jalur jalan Nibung Raya- Jalan

Nibung Baru. Path B adalah jalur jalan Nibung

Baru3 – jalan Gatot Subroto, Path C adalah jalur

sepanjang tepian antara ujung jalan Nibung

Baru 3 dan jalan Gatot Subroto.

Gambar 5. Potensi District Kawasan (analisis,2016)

Page 4: Jelajah Tempat Berkarakter bagi Model Revitalisasi Pasar ... · Jelajah Tempat Berkarakter bagi Model Revitalisasi Pasar Petisah Medan Dwi Lindarto H., Firman Eddy Departemen Arsitektur,

Jelajah Tempat Berkerakter Bagi Model Revitalisasi Pasar Petisah Medan

B 024 | Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016

Potensi daya tarik district kawasan berada pada

kawasan gedung pasar Petisah, kawasan Care-

four, kawasan rukokado, Kawasan Jalan Ni-bung

dan kawasan kantor Pemerintahan.

Sementara edge dalam pengertian ruang perba-

tasan antara kegiatan dalam hal ini berupa tro-

toar atau jalur pemisah antara kendaraan dan

pejalan kaki meliputi hampir seluruh tepian ru-

ang luar kawasan kajian.

Gambar 6. Potensi Node Kawasan (analisis,2016)

Simpul jalan yang disebut sebagai node meru-

pakan simpangan jalan yang menarik bagi mas-

yarakat sebagai tempat penentuan orientasi per-

jalanan seseorang. Simpul dimaksud adalah sim-

pang kantor polisi, simpang parkiran jalan Ni-

bung 3 dan Simpang Gatot Subroto

Gambar 7. Potensi kegiatan berkarakter khas (analisis, 2016)

Terdapat beberapa tempat dengan karakter

kegiatan dagang yang khas misalnya kuliner

khas Medan, India dan fashion kaki lima berada

di tepian jalan Gatot Subroto, Parkiran Jalan

Nibung Baru, Koridor jalan Nibung Baru. Analisis data ketertarikan masyarakat terhadap

obyek yang berdaya tarik dengan cara tabulasi

berskala likert (dengan skala lajuan 1=kurang

menarik, 2=cukup menarik, 3=menarik,

4=sangat menarik) menunjukkan obyek yang

diminati masyarakat adalah sebagai berikut :

landmark

path nodes

district edge

Grafik 1. Analisis daya tarik obyek (analisis, 2016)

Sebaran data menunjukkan bangunan Pasar Pe-

tisah merupakan landmark menonjol (f=40%),

jalan Nibung baru merupakan path yang mena-

rik (f=65%), jalan Nibung baru merupakan node

yang diminati (f=38%), parkiran jalan Nibung

sebagai distrik yang menarik (f=48%), trotoar

jalan Gatot Subroto sebagai tepian/edge yang

paling menarik (f=36). Obyek-obyek ter-sebut

dinilai paling memiliki andil terhadap daya tarik

ruang dagang yang diminati masya-rakat

Analisis Linkage Visual

Salah satu metode perancangan kota adalah

model Linkage visual yang diteorikan oleh Ed-

mund Bacon (1978) yang membahas menge-nai

hubungan suatu tempat dengan tempat lainnya.

Teori ini selaras dengan tujuan kajian berkaitan

dengan pembentukan konsep revitalisasi kawa-

0%10%20%30%40%50%60%70%

Analisis daya tarik obyek

Page 5: Jelajah Tempat Berkarakter bagi Model Revitalisasi Pasar ... · Jelajah Tempat Berkarakter bagi Model Revitalisasi Pasar Petisah Medan Dwi Lindarto H., Firman Eddy Departemen Arsitektur,

Dwi Lindarto H.

Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016 | B 025

san Pasar Petisah. Teori ini menegaskan hubu-

ngan dan sirkulasi gerakan dinamis suatu kegi-

atan di perkotaan sebagai suatu urban fabric.

Vitalitas kota dipengaruhi oleh kemunculan pu-

sat kegiatan yang kerap terfragmentasi, kare-

nanya diperlukan suatu arahan penghubung

yang membantu perkembangan suatu wilayah.

Linkage visual berarti peng-hubungan antara

pusat kegiatan (fragment kota) secara visual

terbedakan menjadi linkage yang menghubung-

kan dua daerah secara netral dan linkage yang

menghubungkan dua daerah dengan penguta-

maan pada satu daerah yang potensial. Linkage

visual terciptakan dengan pemanfaatan elemen

visual garis, koridor, sisi, sumbu dan irama rhy-

thm. Kajian ini melihat kemungkinan potensi

penguatan linkage visual antar pusat kegiatan

yang dapat terdeteksi melalui tingkat keramaian

di area tersebut.

Dengan analisis figure/ground diketahui pasar

Petisah memiliki kepadatan relatif tinggi oleh

banyaknya bangunan. Walaupun demikian tata

bangunan yang ada telah membentuk adanya

ruang terbuka sebagaimana gambar berikut :

Gambar 8. Gambaran figure/ground kawasan Petisah

(analisis, 2016)

Dengan memadukan hasil analisis sense of place

dan hasil analisis linkage visual diperoleh gam-

baran ruang yang digemari bagi perdagangan.

Analisis dimaksud adalah sebagai berikut :

Tabel 2. Analisis ruang berkarakter

Sumber: analisis, 2016

Analisis naratif dalam bentuk tabel diatas secara

spatial digambarkan sebagai berikut :

Gambar 9. Potensi Tempat dan Linkage Visual

(analisis, 2016)

Analisis Karakter Fisik Kegiatan

Temuan observasi lapangan menunjukkan feno-

mena karakter kegiatan yang berpotensi sebagai

pembentuk tempat dan terbentuknya linkage

visual antara lain adalah bentuk lapak kegiatan

pedagang kaki lima, jenis jual beli, potensi

bangunan ruko yang ada, sarana pedestrian,

dan infrastruktur kota.

Lokasi Dasar Analisis

Lokasi A Lokasi B Lokasi C Lokasi D

Figure/Ground Ground void Ground void Ground void Ground void

Sense Of place Landmark,Node,Distrik Node, Path Path Node, Path

Place Concept Tempat sangat berkarakter Suasana enclosure suatu street market dan night market

Tempat cukup berkarakter sebagai gerbang kawasan city walk

Tempat cukup berkarakter tempat berdagang street market dan night market

Tempat cukup berkarakter sebagaai gerbang kawasan city walk

Linkage Visual Potensial linkage A-D Potensi linkage A-B Linkage fokus

Potensial linkage B-A Potensi linkage B-C Linkage kaitan

Potensial linkage C-B Potensi linkage C-D Linkage fokus

Potensial linkage D-A Potensi linkage D-C Linkage kaitan

Page 6: Jelajah Tempat Berkarakter bagi Model Revitalisasi Pasar ... · Jelajah Tempat Berkarakter bagi Model Revitalisasi Pasar Petisah Medan Dwi Lindarto H., Firman Eddy Departemen Arsitektur,

Jelajah Tempat Berkerakter Bagi Model Revitalisasi Pasar Petisah Medan

B 026 | Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016

Gambar 10. Elemen karakter fisik kegiatan

Jelajah pengungkapan ruang potensial, potensi

linkage dan karakter kegiatan ini merupakan

upaya kajian yang lebih mengarah kepada pe-

ngungkapan wujud fisik tangible kearifan tempat

dibanding genius loci dalam makna ruh tempat

yang intangible (Norberg-Schulz, 1991). Kajian

ini lebih sebagai suatu pengkayaan eksplorasi

genius loci sebagaimana penelitian Ekomadyo

(2012) yang mengelaborasi genius loci pasar

tradisional dengan penekanan perspektif ruang

sosial urban. Maksud kajian ini diharapkan lebih

menghasilkan data operasional untuk arahan

bagi penyusunan konsep perancangan revitalisa-

si fisik Pasar Petisah secara nyata.

Kesimpulan

Dari hasil analisis dan interpretasi diperoleh

kesimpulan bahwa terdapat lima simpul ruang

berkarakter sebagai tempat berdagang yaitu :

parkir jalan Nibung Baru 3, Simpang jalan

Nibung Baru, Simpang Kantor Polisi, Simpang

jalan Nibung dan area PKL Gatot Subroto.

Sedangkan jalur jalan berkarakter adalah jalan

Nibung Baru, jalur parkiran Gatot Subroto, jalan

Nibung, jalan Nibung Baru 3. Variasi kegiatan

berkarakter yang dapat dikembangkan di

kawasan pasar Petisah ini adalah Square Street

market (PKL, Fashion dan Kuliner), City Walk

(PKL, Fashion dan Kuliner) dan Night Market

(Food court, Kuliner).

Pasar Petisah yang selama ini dipandang seba-

gai suatu pusat kegiatan yang solitair berdiri

sendiri maka melalu kajian ini diperoleh pers-

pektif baru kemungkinan penghubungan kegia-

tan pasar Petisah dengan potensi kegiatan niaga

sekitarnya seperti PKL dan Plaza Medan Fair

sehingga mampu memperpanjang lifetime kegi-

atan niaga terfokus pada tempat yang mem-

punyai karakter kuat. Hasil analisis menun-

jukkan pathway (street market jalan Nibung

Baru), nodes (simpang Gatot Subroto), district

(area parkir jalan Nibung Baru) dan landmark

(Pasar Petisah) sebagai square dapat dipadukan

dengan kegiatan street sebagai suatu linkage

visual. Dengan demikian maka hasil kajian ini

dapat dijadikan sebagai data awal prioritas un-

tuk pengembangan model perencanaan revita-

lisasi kawasan Pasar Petisah. Kajian ini akan

lebih bermakna jika dapat dilanjutkan dengan

kajian sosial-ekonomi dan kebijakan publik yang

berguna melengkapi konsep revi-talisasi kawa-

san Pasar Petisah.

Ucapan terima kasih

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Universitas

Sumatera Utara dan Direktorat Jenderal Pendidikan

Tinggi Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan

Tinggi RI atas pendanaan dalam skema Penelitian

Hibah Bersaing 2016.

Daftar Pustaka

Bacon, Edmund N, (1978). Design of Cities. New York:

Penguin books.

Creswell, J.W. (2014). Research Design: Qualitative,

Quantitative, and Mixed Methods Approaches.

California: Sage Publications, Inc.

Dunham-Jones, E., & Williamson, J. (2009).

Retrofitting Suburbia: Urban Design Solutions for

Redesigning Suburbs. Hoboken, NJ: John Wiley &

Sons.

Ekomadyo A.S. (2012). Menelusuri Genius Loci pasar

tradisional sebagai ruang sosial urban di Nusantara.

San 121212, ref No: A.2.5.

Groat, L. & Wang, D. (2002). Architectural Research

Methods. New York: John Wiley & Sons. Inc.

Krier, Rob. (1975). Architectural Composition, versi

Indonesia oleh Ir. Effendi Setiadharma dkk. ,

Jakarta: Erlangga

Lynch, Kevin. (1960). The Image of The city.

Cambridge, Massachusetts: The M.I.T. Press.

Lynch, Kevin. (1981). The Theory of Good City Form.

Cambridge, Massachusetts: The M.I.T. Press.

Moleong, Lexy. (2000). Metodologi Penelitian

Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Norberg-Schultz, Christian. (1991). Genius Loci:

Towards a Phenomenology of Architecture. , New

York: Rizolli International Publications