JEJAK PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

5
JEJAK PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan atau sering lebih dikenal dengan PPKn atau Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) tentunya sudah tidak asing lagi di telinga kita. Dari SD, SMP, SMA, hingga Perguruan Tinggi, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan masih tetap ada. Hal ini dimaksudkan, agar para kader penerus bangsa dapat menjalankan tugas yang seharusnya dijalankan dengan semestinya. Namun, hal itu belum sepenuhnya terwujud. PKn adalah program pendidikan yang digunakan untuk memberikan bekal kepada peserta didik tentang hubungan negara dengan warganegara serta pengetahuan bela negara. Pengetahuan tentang Bela Negara diajarkan melalui Pendidikan Pendahuluan Bela Negara (PPBN). Pembelajaran ini diberikan dengan tujuan agar peserta didik memiliki motivasi. Bahwa, Pendidikan Kewarganengaraan berkaitan erat dengan peran dan kedudukan serta kepentingan mereka sebagai individu, anggota keluarga, anggota masyarakat dan sebagai warga negara Indonesia yang terdidik. Namun pada kenyataannya, tujuan tersebut masih jauh dari yang diinginkan. Hal ini terlihat di jenjang perguruan tinggi yaitu pada saat mahasiswa melakukan aksi demonstrasi. Tata cara yang telah diajarkan dalam PKn seringkali terlupakan bahkan hampir tidak pernah memenuhi pembelajaran PKn. PKn seringkali efektif hanya pada saat diajarkan di kelas, terlepas dari itu PKn seperti angin yang berlalu. Apakah seperti ini, hubungan PKn dan para peserta didiknya?. Ditambah

description

ppkn

Transcript of JEJAK PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Page 1: JEJAK PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

JEJAK PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan atau sering lebih dikenal dengan PPKn

atau Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) tentunya sudah tidak asing lagi di telinga kita. Dari

SD, SMP, SMA, hingga Perguruan Tinggi, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

masih tetap ada. Hal ini dimaksudkan, agar para kader penerus bangsa dapat menjalankan

tugas yang seharusnya dijalankan dengan semestinya. Namun, hal itu belum sepenuhnya

terwujud.

PKn adalah program pendidikan yang digunakan untuk memberikan bekal kepada

peserta didik tentang hubungan negara dengan warganegara serta pengetahuan bela negara.

Pengetahuan tentang Bela Negara diajarkan melalui Pendidikan Pendahuluan Bela

Negara (PPBN). Pembelajaran ini diberikan dengan tujuan agar peserta didik memiliki

motivasi. Bahwa, Pendidikan Kewarganengaraan berkaitan erat dengan peran dan kedudukan

serta kepentingan mereka sebagai individu, anggota keluarga, anggota masyarakat dan

sebagai warga negara Indonesia yang terdidik.

Namun pada kenyataannya, tujuan tersebut masih jauh dari yang diinginkan. Hal ini

terlihat di jenjang perguruan tinggi yaitu pada saat mahasiswa melakukan aksi demonstrasi.

Tata cara yang telah diajarkan dalam PKn seringkali terlupakan bahkan hampir tidak pernah

memenuhi pembelajaran PKn. PKn seringkali efektif hanya pada saat diajarkan di kelas,

terlepas dari itu PKn seperti angin yang berlalu. Apakah seperti ini, hubungan PKn dan para

peserta didiknya?. Ditambah lagi, PKn adalah salah satu pedoman sikap dan etika kita dalam

berwarganegara. Mungkinkah kesalahan ini berasal dari pengajar ? atau memang peserta

didik yang kurang serius dalam mempelajari PKn ?

Perjalanan PKn dari dulu sampai sekarang, lambat laun semakin hilang. Ditambah

lagi dengan adanya globalisasi. Globalisasi sepertinya membutakan para penerus bangsa akan

budaya bangsanya. Mungkin inilah yang menjadi salah satu faktor kenapa PKn tetap

diberikan walaupun di Perguruan tinggi sekalipun. Seandainya para peserta didik yang telah

menerima pembelajaran PKn mampu menjalankan dan melaksanakan segala sesuatunya

sesuai dengan semestinya, maka tidak mustahil masyarakat madani (tujuan utama dari PKn)

akan terwujud.

Dari masa ke masa generasi penerus bangsa mulai meremehkan adanya PKn,

seringkali terlontar “hari gini masih ada PKn? Apa hubungannya sama jurusanku?”

setidaknya hal itulah yang sering terlontar di kalangan mahasiswa yang jurusannya diluar

jurusan hukum. Mungkin mereka tidak menyadari atau bahkan memang sengaja acuh dengan

Page 2: JEJAK PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

pembelajaran ini. Padahal pembelajaran ini merupakan tonggak kedua setelah Pendidikan

Agama yang menentukan sikap dan akhlak kita. Memang, kita tidak bisa secara langsung

melihat manfaatnya. Namun, jurusan apapun yang namanya PKn sangat berpengaruh

terhadap karaktek peserta didik yang akan dicetak. Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN)

terjadi bukan karena disengaja namun karena ada peluang dan lemahnya pengertian si pelaku

terhadap hak dan kewajibannya sendiri. Anarkisme pemuda, korupsi yang merajarela,

pincangnya sistem pemerintahan tidak lain disebabkan karena lemahnya kesadaran akan

kewarganegaraan.

Sampai disinikah kewarganegaraan ini akan terhapus? Sedangkan hal itu sudah ada

sejak dulu. Hal tersebut kita kembalikan lagi kepada bangsa, para generasi penerus dan para

petua yang akan mengayomi generasi berikutnya. Mahasiswa yang memiliki trilogi

perguruan tinggi seharusnya mampu memikul beban ini serta menerapkannya dalam tatanan

kehidupan selanjutnya. Sekali lagi, PKn sangat perlu untuk diberikan kepada peserta didik

agar tujuan Negara menjadi masyarakat madani tercapai serta perbaikan ahklak dan sikap

generasi penerus bisa lebih baik.

Page 3: JEJAK PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

ARTIKEL TENTANG PKn

“ JEJAK PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN ”

Oleh :

1. Syamsul Arifin 100411100048

2. Hariyanto 100411100049

3. Sudiyanto 100411100075

4. Aditya Wahyu P. 100411100076

5. M. Taufiq Iqbal 100411100078

Kelas C

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA

2010 - 2011