JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

406
SALINAN PRES IDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2O2I TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 28 TAHUN 2OO2 TENTANG BANGUNAN GEDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 24 dan Pasal 185 huruf b Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2O2O tentang Cipta Kerja, perlu menetapkan Peraturan Pemerintah tentang Peraturan Pelaksana.an Undang- Undang Nomor 28 Tahun 2OO2 tentang Bangunan Gedung; Mengingat Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2OO2 tentang Bangunan Gedung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4247). sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2O2O tentang Cipta Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2O2O Nomor 245, Tarnbahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6573); Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2O2O tentang Cipta Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2O2O Nomor 245, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6573),; 1 2 3 SK No 087169 A MEMUTUSKAN

Transcript of JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

Page 1: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

SALINAN

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 16 TAHUN 2O2I

TENTANG

PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 28 TAHUN 2OO2

TENTANG BANGUNAN GEDUNG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 24 danPasal 185 huruf b Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2O2O

tentang Cipta Kerja, perlu menetapkan PeraturanPemerintah tentang Peraturan Pelaksana.an Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2OO2 tentang Bangunan Gedung;

Mengingat Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar NegaraRepublik Indonesia Tahun 1945;

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2OO2 tentangBangunan Gedung (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2002 Nomor 134, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4247).sebagaimana telah diubah dengan Undang-UndangNomor 11 Tahun 2O2O tentang Cipta Kerja (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2O2O Nomor 245,Tarnbahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 6573);

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2O2O tentang CiptaKerja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun2O2O Nomor 245, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 6573),;

1

2

3

SK No 087169 A

MEMUTUSKAN

Page 2: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

Menetapkan

1

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-2-

MEMUTUSKAN

PERATI.JRAN PEMERINTAH TENTANG PERATURANPELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 28 TAHUN2OO2 TENTANG BANGUNAN GEDUNG.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan:

Bangunan Gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaankonstruksi yang menyatu dengan tempatkedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada diatas dan latau di dalam tanah dan/atau air, yangberrungsi sebagai tempat manusia melakukankegiatannya, baik untuk hunian atau tempat tinggal,kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan sosial,budaya, maupun kegiatan khusus.Bangunan Gedung Cagar Budaya yang selanjutnyadisingkat BGCB adalah Bangunan Gedung yang sudahditetapkan statusnya sebagai bangunan cagar budayasesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan tentang cagar budaya.

Bar-lgunan Gedung Fungsi Khusus yang selanjutnyadisingkat BGFK adalah Bangunan Gedung yangkarena fungsinya mempunyai tingkat kerahasiaan dankeamanan tinggi untuk kepentingan nasional atauyang karena penyelenggaraannya dapatmembahayakan masyarakat di sekitarnya dan/ataumempunyai risiko bahaya tinggi.

Bangunan Gedurrg Hijau yang selanjutnya disingkat-BGH adalah Bangunan Gedung yang memenuhiStandar Teknis bangunan Gedung dan memilikikinerja terukur secara signifikan dalam penghematanenergi, air, dan sumber da1'a lainnya melaluipenerapan prinsip BGH sesuai dengan fungsi danklasifikasi dalam seti ap tahapan pe rryelen ggaraannya.

2

3

4

SK No 089528 A

5. Bangunan

Page 3: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK ]NDONESIA

-3-

5. Bangunan Gedung Hunian Hijau Masyarakat yangselanjutnya disebut H2M adalah kelompok BangunanGedung dengan klasihkasi sederhana berupa rumahtinggal tunggal dalam satu kesatuan lingkunganadministratif atau tematik yang memenuhi ketentuanrencana kerja bangunan H2M.

6. Bangunan Gedung Negara yang selanjutnya disingkatBGN adalah Bangunan Gedung untuk keperluan dinasyang menjadi barang milik negara atau daerah dandiadakan dengan sumber pendanaan yang berasal daridana anggaran pendapatan dan belanja negara,anggaran pendapatan dan belanja daerah, dan/atauperolehan lainnya yang sah.

7 - Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu SatuPintu yang selanjutnya disingkat DPMPTSP adalahperangkat daerah yang menyelenggarakan urusanpemerintahan di bidang penanaman modal danpelayanan terpadu satu pintu daerah.

8. Dinas Teknis adalah perangkat daerah yangmenyelenggarakan urusan pemerintahan di bidangBangunan Gedung.

9. Garis Sempadan Bangunan yang selanjutnyaclisingkat GSB adalah garis yang mengatur batasanlahan yang tidak boleh dilewati dengan bangunan yangmembatasi fisik bangunan ke arah depan, belakang,maupun samping.

10. Keterangan Rencana Kota yang selanjutnya disingkatKRK adalah informasi tentang ketentuan tatabangunan dan lingkungan yang diberlakukan olehpemerintah daerah kabupaten/kota pada lokasitertentu.

11. Ketinggian Bangunan Gedung yang selanjutnyadisingkat KBG adalah angka maksimal jumlah lantaiBangunan Gedung yang diperkenankan.

12.Koefisien...

SK No 089529 A

Page 4: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES lDENREPUBLIK INDONESIA

-4-

12. Koefisien Dasar Bangunan yang selanjutnya disingkatKDB adalah angka persentase berdasarkanperbandingan antara luas seluruh lantai dasarBangunan Gedung terhadap luas lahan perpetakanatau daerah perencanaan sesuai KRK.

13. Koefisien Daerah Hijau yang selanjutnya disingkatKDH adalah angka persentase perbandingan antaraluas seluruh ruang terbuka di luar Bangunan Gedungyang diperuntukkan bagi pertamanan/penghijauanterhadap luas lahan perpetakan atau daerahperencanaan sesuai KRK.

14. Koefisien Lantai Bangunan yang selanjutnya disingkatKLB adalah angka persentase perbandingan antaraluas seluruh lantai Bangunan Gedung terhadap luaslahan perpetakan atau daerah perencanaan sesuaiKRK.

15. Koefisien Tapak Basemen yang selanjutnya disingkatKTB adalah angka persentase berdasarkanperbandingan antara luas tapak basemen terhadapluas lahan perpetakan atau daerah perencanaansesuai KRK.

16. Masyarakat adalah perseorangan, kelompok, badanhukum atau usaha, dan lembaga atau organisasi yangkegiatannya di bidang Bangunan Gedung, sertamasyarakat hukum adat dan masyarakat ahli, yangberkepentingan dengan Penyelenggaraan BangunanGedung.

17. Persetujuan Bangunan Gedung yang selanjutnyadisingkat PBG adalahperizinan yang diberikan kepadapemilik Bangunan Gedung untuk membangun baru,mengubah, memperluas, mengurangi, dan/ataumerawat Bangunan Gedung sesuai dengan standarteknis Bangunan Gedung.

SK No 089530 A

18. Sertifikat

Page 5: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-5-

18. Sertifikat Laik Fungsi Bangunan Gedung yangselanjutnya disingkat SLF adalah sertifikat yangdiberikan oleh Pemerintah Daerah untuk menyatakankelaikan fungsi Bangunan Gedung sebelum dapatdimanfaatkan.

19. Surat Bukti Kepemilikan Bangunan Gedung yangselanjutnya disingkat SBKBG adalah surat tandabukti hak atas status kepemilikan Bangunan Gedung.

20. Rencana Teknis Pembongkaran Bangunan Gedungyang selanjutnya disingkat RTB adalah dokumen yangberisi hasil identilikasi kondisi terbangun BangunanGedung dan lingkungannya, metodologipembongkaran, mitigasi risiko pembongkaran, gambarrencana teknis Pembongkaran, dan jadwalpelaksanaan pembongkaran.

21. Pelaksana SBKBG adalah unit organisasi yangmelaksanakan penerbitan dan pembaruan SBKBG ditingkat pusat, provinsi, atau kabupaten/kota.

22. Pelestarian adalah kegiatan perawatan, pemugaran,serta Pemeliharaan Bangunan Gedung danlingkungannya untuk mengembalikan keandalanbangunan tersebut sesuai dengan aslinya atau sesuaidengan keadaan menurut periode yang dikehendaki.

SK No 087338 A

23. Pemanfaatan. . .

Page 6: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

23

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-6-

Pemanfaatan Bangunan Gedung adalah kegiatanmemanfaatkan Bangunan Gedung sesuai denganfungsi yang telah ditetapkan, termasuk kegiaianpemeliharaan, perawatan, dan pemeriksaan secaraberkala.

24. Pembongkaran adalah kegiatan membongkar ataumerobohkan seluruh atau sebagian BangunanGedung, komponen, bahan bangunan, dan/atauprasarana dan sarananya.

25. Pemeliharaan adalah kegiatan menjaga keandalanBangunan Gedung beserta prasarana dan sarananyaagar selalu laik fungsi.

26- Pemeriksaan Berkala adalah kegiatan pemeriksaankeandalan seluruh atau sebagian Bangunan Gedung,komponen, bahan bangunan, danf atau prasarana dansarananya dalam tenggang waktu tertentu gunamenyatakan kelaikan fungsi Bangunan Gedung.

27. Pemilik Bangunan Gedung yang selanjutnya disebutPemilik adalah orang, badan hukum, kelompok orang,atau perkumpulan, yang menurut hukum sah sebagaiPemilik Bangunan Gedung.

28. Pemohon adalah Pemilik Bangunan Gedung atau yangdiberi kuasa untuk mengajukan permohonanpenerbitan PBG, SLF, RTB , danf atau SBKBG.

29. Pendataan adalah kegiatan pengumpulan data suatuBangunan Gedung oleh Pemerintah pusat atauPemerintah Daerah yang dilakukan secara bersamadengan proses PBG, proses SLF, dan pembongkaranBangunan Gedung, serta mendata dan mendaftarkanBangunan Gedung yang telah ada.

30. Pengelola adalah unit organisasi, atau badan usahayang bertanggung jawab atas kegiatan operasionalBangunan Gedung, pelaksanaan pengoperasian danperawatan sesuai dengan prosedur yang sudahditetapkan secara efisien dan efektif.

31. Pengelola. . .

Si( No 0873-2,9 A

Page 7: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-7 -

31. Pengelola Teknis adalah tenaga teknis kementeriandan/atau organisasi perangkat daerah yangbertanggung jawab dalam pembinaan BGN, Vu"Editugaskan untuk membantu kementerian/lemtagadan/atau organisasi perangkat daerah dalampembangunan BGN.

32. Pengguna Bangunan Gedung yang selanjutnya disebutPengguna adalah pemilik dan/atau bukan pemilikberdasarkan kesepakatan dengan pemilik, yangmenggunakan dan/atau mengelola Bangunan Gedungatau bagian Bangunan Gedung sesuai dengan fungsiyang ditetapkan.

33. Pengunjung adalah semua orang selain penggunayangberaktivitas pada Bangunan Gedung

34. Penilik Bangunan Gedung yang selanjutnya disebutPenilik adalah orang perseorangan yang memilikikompetensi dan diberi tugas oleh pemerintah pusatatau Pemerintah Daerah sesuai dengankewenangannya untuk melakukan inspeksi terhaJapPenyelenggaraan Bangunan Gedung.

35. Penyedia Jasa Konstruksi adalah pemberi layanan jasakonstruksi.

36. Pengkaji Teknis adalah orang perseorangan ataubadan usaha, baik yang berbadan hukum maupuntidak berbadan hukum, yang mempunyai sertifikatkompetensi kerja kualifikasi ahli atau sertifikat badanusaha untuk melaksanakan pengkajian teknis ataskelaikan fungsi Bangunan Gedung.

37 - Penyelenggaraan Bangunan Gedung adalah kegiatanpembangunan yang meliputi perencanaan teknis danpelaksanaan konstruksi, serta kegiatan pemanfaatan,Pelestarian, dan Pembongkaran.

38. Penyelenggaraan .

Si( tio 087342 A

Page 8: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-8-

38

39

40

4T

42.

43

Penyelenggaraan Bangunan Gedung Negara yangselanjutnya disebut Penyelenggaraan BGN adalahkegiatan yang meliputi proses perencanaan teknis danpelaksanaan konstruksi, serta kegiatan pemanfaatan,Pelestarian, dan Pembongkaran pada BGN.

Perawatan adalah kegiatan memperbaiki dan/ataumengganti bagian Bangunan Gedung, komponen,bahan bangunan, dan/atau prasarana dan saranaagar Bangunan Gedung tetap laik fungsi.

Persetujuan Pembongkaran Bangunan Gedung yangselanjutnya disebut Persetujuan pembongkaranadalah persetujuan yang diberikan oleh pemerintahDaerah kabupaten/kota kepada pemilik untukmembongkar Bangunan Gedung sesuai denganStandar Teknis.

Prasarana dan Sarana Bangunan Gedung adalahfasilitas kelengkapan di dalam dan di 1uar BangunanGedung yang mendukung pemenuhanterselenggaranya fungsi Bangunan Gedung.

Profesi Ahli adalah seseorang yang telah memenuhistandar kompetensi dan ditetapkan oleh lembaga yangdiakreditasi oleh pemerintah pusat.

Rencana Detail Tata Ruang yang selanjutnya disingkatRDTR adalah rencana secara terperinci tentang tataruang wilayah kabupatenlkota yang dilengkapidengan peraturan zonasi kabupaten/kota.

44. Rencana

SK l'Jo 087340 A

Page 9: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-9 -

44. Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan yangselanjutnya disingkat RTBL adalah panduan rancangbangun suatu kawasan untuk mengendalikanpemanfaatan rLlang yang memuat materi pokokketentuan program bangunan dan lingkungan,rencana umum dan panduan rancangan, rencanainvestasi, ketentuan pengendalian rencana, danpedoman pengendalian pelaksanaan.

45. Rencana Tata Ruang Laut yang selanjutnya disingkatRTRL adalah hasil dari proses perencanaan tata ruanglaut.

46. Sekretariat TPA, TPT, dan Penilik yang selanjutnyadisebut Sekretariat adalah tim atau perseorangan yangditetapkan oleh kepala dinas teknis untuk mengelolapelaksanaan tugas TPA, TPT, dan Penilik.

47. Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi yangselanjutnya disingkat SMKK adalah bagian dari sistemmanajemen pelaksanaan pekerjaan konstruksi dalamrangka menjamin terwujudnya keselamatankonstruksi.

48. Sistem Informasi Manajemen Bangunan Gedung yangselanjutnya disingkat SIMBG adalah sistem elektronikberbasis web yang digunakan untuk melaksanakanproses penyelenggaraan PBG, SLF, SBKBG, RTB, danPendataan Bangunan Gedung disertai denganinformasi terkait Penyelenggaraan Bangunan Gedung.

49. Standar . .

SK No 089535 A

Page 10: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

- 10-

49. Standar Operasional Prosedur yang selanjutnyadisingkat SOP adalah serangkaian instruksi tertulisyang dibakukan mengenai berbagai prosespenyelenggaraan aktivitas organisasi, bagaimana dankapan harus dilakukan, di mana dan oleh siapadilakukan.

50. Standar Teknis Bangunan Gedung yang selanjutnyadisebut Standar Teknis adalah acuan yang memuatketentuan, kriteria, mutu, metode, dan/atau tata carayang harus dipenuhi dalam proses penyelenggaraanBangunan Gedung yang sesuai dengan fungsi danklasifikasi Bangunan Gedung.

51. Tenaga Ahli Fungsi Khusus adalah orangperseorangan yang memiliki keahlian spesifik dibidang nuklir, persenjataan, keamanan nasional,forensik, atau intelijen.

52- Tim Profesi Ahli yang selanjutnya disingkat TpA adarahtim yang terdiri atas profesi ahli yang ditunjuk olehPemerintah Daerah kabupaten/kota untukmemberikan pertimbangan teknis dalamPenyelenggaraan Bangunan Gedung.

53. Tim Penilai Teknis yang selanjutnya disingkat TpTadalah tim yang dibentuk oleh pemerintah Daerahkabupaten/kota yang terdiri atas instansi terkaitpenyelenggara Bangunan Gedung untuk memberikanpertimbangan teknis dalam proses penilaian dokumenrencana teknis Bangunan Gedung dan RTB beruparumah tinggal tunggal 1 (satu) lantai dengan luaspaling banyak 72 rn2 (tujuh puluh dua meter persegi)dan rumah tinggal tunggal 2 (dua) lantai dengan luaslantai paling banyak 90 m2 (sembilan puluh meterpersegi) serta pemeriksaan dokumen permohonan SLFperpanjangan.

54.Pemerintah...

SK No 089536 A

Page 11: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 11-

54

55

56

57.

58.

Pemerintah Pusat adalah presiden Repubrik Indonesiayang memegang kekuasaan pemerintahan negaraRepublik Indonesia yang dibantu oleh wakil presidendan menteri sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun1945.

Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagaiunsur penyelenggara pemerintahan daerah yangmemimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yangmenjadi kewenangan daerah otonom.

Pernyataan Pemenuhan Standar Teknis adalahstandar yang harus dipenuhi untuk memperoleh pBG.

Kementerian adalah kementerian yangmenyelenggarakan urusan pemerintahan di bidangpekerjaan umum dan perumahan ralryat.

Menteri adalah menteri yang menyelenggarakanurusan pemerintahan di bidang pekerjaan umum danperumahan rakyat.

Pasal 2

Peraturan Pemerintah ini mengatur mengenai:

a. fungsi dan klasihkasi Bangunan Gedung;

b. Standar Teknis;

c. proses Penyelenggaraan Bangunan Gedung;

d. sanksi administratif;

e. peran Masyarakat; dan

f. pembinaan.

BABII ...

SK No 087016 A

Page 12: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-72-

BAB II

FUNGSI DAN KLASIFIKASI BANGUNAN GEDUNG

Bagian Kesatu

Umum

Pasal 3

Bangunan Gedung ditetapkan berdasarkana. fungsi Bangunan Gedung; danb. klasifikasi Bangunan Gedung.

Bagian Kedua

Fungsi Bangunan Gedung

Paragraf 1

Umum

Pasal 4

(1) Fungsi Bangunan Gedung sebagaimana dimaksuddalam Pasal 3 huruf a merupakan ketetapanpemenuhan Standar Teknis, yang ditinjau dari segitata bangunan dan lingkungannya maupun keandalanBangunan Gedung.

(2) Fungsi Bangunan Gedung sebagaimana dimaksudpada ayat (1) meliputi:a. fungsi hunian;b. fungsi keagamaan;

c. fungsi usaha;

d. fungsi sosial dan budaya; dane. fungsi khusus.

(3) Selain fungsi Bangunan Gedung sebagaimanadimaksud pada ayat (2]t, fungsi Bangunan Gedungdapat berupa fungsi campuran.

(4) Fungsi. . .

SK No 089538 A

Page 13: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLTK INDONESIA

-13-

(4) Fungsi Bangunan Gedung sebagaimana dimaksudpada ayat (2) ditetapkan berdasarkan fungsi utama.

(5) Penetapan fungsi utama sebagaimana dimaksud padaayat (41 ditentukan berdasarkan aktivitas yangdiprioritaskan pada Bangunan Gedung.

(6) Fungsi campuran sebagaimana dimaksud pada ayat(3) terdiri lebih dari 1 (satu) fungsi sebagaimanadimaksud pada ayat (2) yang dimiliki BangunanGedung.

Paragraf 2

Penetapan Fungsi Bangunan Gedung

Pasal 5

(1) Fungsi hunian sebagaimana dimaksud dalam pasal 4ayat (2) huruf a mempunyai fungsi utama sebagaitempat tinggal manusia.

(2) Fungsi keagamaan sebagaimana dimaksud dalamPasal 4 ayat (2) huruf b mempunyai fungsi utamasebagai tempat melakukan ibadah.

(3) Fungsi usaha sebagaimana dimaksud dalam pasal 4ayat (21 huruf c mempunyai fungsi utama sebagaitempat melakukan kegiatan usaha.

(4) Fungsi sosial dan budaya sebagaimana dimaksuddalam Pasal 4 ayat (21 huruf d mempunyai fungsiutama sebagai tempat melakukan kegiatan sosial danbudaya.

(5) Fungsi khusus sebagaimana dimaksud pasal 4 ayat (2)huruf e mempunyai fungsi dan kriteria khusus yangditetapkan oleh Menteri.

SK No 089539 A

Pasal 6

Page 14: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-t4-

Pasal 6

Bangunan Gedung dengan fungsi utama sebagai tempatmelakukan kegiatan usaha sebagaimana dimaksud dalamPasal 5 ayat (3) merupakan Bangunan Gedung yangdibangun dengan tujuan untuk menjalankan kegiatanberusaha.

Pasal 7

(1) Bangunan Gedung dengan fungsi campuransebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3)didirikan tanpa menyebabkan dampak negatifterhadap Pengguna dan lingkungan di sekitarnya.

(21 Bangunan Gedung dengan fungsi campuransebagaimana dimaksud pada ayat (l) mengikutiseluruh Standar Teknis dari masing-masing fungsiyang digabung.

Pasal 8

(1) Bangunan Gedung dengan fungsi sebagaimanadimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) dan ayat (3) harusdidirikan pada lokasi yang sesuai dengan ketentuanRDTR.

(2) Dalam hal RDTR sebagaimana dimaksud pada ayat (1)belum disusun dan/atau belum tersedia maka fungsiBangunan Gedung digunakan sesuai denganperuntukan lokasi yang diatur dalam rencana tataruang.

Bagian Ketiga

Penetapan Klasifikasi Bangunan Gedung

Pasal 9

( 1) Bangunan Gedung sebagaimana dimaksud dalamPasal 3 diklasifikasikan berdasarkan:

a. tingkat kompleksitas;

b. tingkat permanensi;

c.tingkat...

SK No 089540 A

Page 15: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-15-

c. tingkat risiko bahaya kebakaran;

d. lokasi;

e. ketinggian Bangunan Gedung;

f. kepemilikan Bangunan Gedung; dan

g. klas bangunan.

(2) Klasifikasi berdasarkan tingkat kompleksitassebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputiBangunan Gedung sederhana, Bangunan Gedungtidak sederhana, dan Bangunan Gedung khusus.

(3) Klasifikasi berdasarkan tingkat permanensisebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi:

a. Bangunan Gedung permanen; dan

b. Bangunan Gedung nonpermanen.

(4) Klasilikasi berdasarkan tingkat risiko bahayakebakaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

huruf c meliputi Bangunan Gedung tingkat risikokebakaran tinggi, tingkat risiko kebakaran sedang, dantingkat risiko kebakaran rendah.

(5) Klasifikasi berdasarkan lokasi sebagaimana dimaksudpada ayat (1) huruf d meliputi Bangunan Gedung dilokasi padat, Bangunan Gedung di lokasi sedang, danBangunan Gedung di lokasi renggang.

(6) Klasihkasi berdasarkan ketinggian Bangunan Gedungsebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e meliputiBangunan Gedung super tinggi, Bangunan Gedungpencakar langit, Bangunan Gedung bertingkat tinggi,Bangunan Gedung bertingkat sedang, dan BangunanGedung bertingkat rendah.

(71 Klasifikasi berdasarkan kepemilikan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf f meliputi BGN danBangunan Gedung selain milik negara.

SK No 089541 A

Pasal 10

Page 16: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRESIDENREPUBLIK lNDONESIA

- 16-

Pasal 10

(1) Penentuan klasifikasi berdasarkan ketentuan klasbangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9ayat (1) huruf g dibagi menjadi:

a. klas 1;

b. klas 2;

c. klas 3;

d. klas 4;

e. klas 5;

f. klas 6;

g. klas 7;

h. klas 8;

i. klas 9; dan

j. klas 10.

(21 Bagian Bangunan Gedung yang penggunaannyainsidental dan sepanjang tidak mengakibatkangangguan pada bagian Bangunan Gedung lainnya,dianggap memiliki klasifikasi yang sama denganbangunan utamanya.

(3) Bangunan Gedung dapat memiliki klasifikasi jamak,dalam hal terdapat beberapa bagian dari BangunanGedung yang harus diklasifikasikan secara terpisah.

Pasal 1 1

(1) Fungsi Bangunan Gedung sebagaimana dimaksuddalam Pasal 4 ayat (2) dan ayat (3) serta klasifikasiBangunan Gedung sebagaimana dimaksud dalamPasal 9 ayat (1) dicantumkan dalam PBG, SLF, danSBKBG.

(21 Dalam hal terdapat perubahan fungsi dan/atauklasifikasi Bangunan Gedung, Pemilik wajibmengajukan PBG perubahan.

SK No 089542 A

Bagian

Page 17: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-L7-

Bagian Keempat

Sanksi Administratif

Pasal 12

(1) Pemilik yang tidak memenuhi kesesuaian penetapanfungsi dalam PBG sebagaimana dimaksud dalamPasal 4 ayat (2) dikenai sanksi administratif.

(2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud padaayat (1) dapat berupa:

a. peringatan tertulis;

b. pembatasankegiatanpembangunan;

c. penghentian sementara atau tetap pada pekerjaanpelaksanaan pembangunan ;

d. penghentian sementara atau tetap padaPemanfaatan Bangunan Gedung;

e. pembekuan PBG;

f. pencabutan PBG;

g. pembekuan SLF Bangunan Gedung;

h. pencabutan SLF Bangunan Gedung; dan/atau

i. perintah Pembongkaran Bangunan Gedung.

BAB III

STANDAR TEKNIS BANGUNAN GEDUNG

Bagian Kesatu

Umum

Pasal 13

Standar Teknis meliputi

SK No 089543 A

a. standar

Page 18: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-18-

a. standar perencanaan dan perancangan BangunanGedung;

b. standar pelaksanaan dan pengawasan konstruksiBangunan Gedung;

c. standar Pemanfaatan Bangunan Gedung;

d. standar Pembongkaran Bangunan Gedung;

e. ketentuan Penyelenggaraan BGCB yang dilestarikan;f. ketentuan Penyelenggaraan BGFK;

g. ketentuan Penyelenggaraan BGH;

h. ketentuan Penyelenggaraan BGN;

i. ketentuan dokumen; danj. ketentuan pelaku Penyelenggaraan Bangunan

Gedung.

Bagian Kedua

Standar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Gedung

Paragraf 1

Umum

Pasal 14

Standar perencanaan dan perancangan Bangunan Gedungsebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 huruf a meliputi:a. ketentuan tata bangunan;

b. ketentuan keandalan Bangunan Gedung;

c. ketentuan Bangunan Gedung di atas dan/atau didalam tanah, dan/atau air; dan

d. ketentuan desain prototipe/purwarupa.

SK No 087017 A

Paragraf

Page 19: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-19-

Paragraf 2

Ketentuan Tata Bangunan

Pasal 15

(1) Ketentuan tata bangunan sebagaimana dimaksuddalam Pasal 14 huruf a meliputi:

a. ketentuan arsitektur Bangunan Gedung; dan

b. ketentuan peruntukan dan intensitas BangunanGedung.

(21 Pemenuhan terhadap ketentuan tata bangunansebagaimana dimaksud pada ayat (1) dimaksudkanuntuk mewujudkan Bangunan Gedung yangfungsional, seimbang, serasi, dan selaras denganlingkungannya.

Pasal 16

(1) Ketentuan arsitektur Bangunan Gedung sebagaimanadimaksud dalam Pasal 15 ayat (1) huruf a meliputi:

a. penampilan Bangunan Gedung;

b. tata ruang dalam;

c. keseimbangan, keserasian, dan keselarasanBangunan Gedung dengan lingkungannya; dan

d. pertimbangan adanya keseimbangan antara nilaisosial budaya setempat terhadap penerapanberbagai perkembangan arsitektur dan rekayasa.

(21 Penampilan Bangunan Gedung sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf a harus dirancangdengan mempertimbangkan kaidah estetika bentuk,karakteristik arsitektur, dan lingkungan yang ada disekitarnya.

(3) Penampilan...

SK No 089545 A

Page 20: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES lDENREPUBLIK INDONESIA

-20-

(3) Penampilan Bangunan Gedung di kawasan cagarbudaya harus dirancang dengan mempertimbangkanketentuan tata bangunan terutama persyaratanarsitektur pada kawasan BGCB.

(4) Pemerintah Daerah dapat menetapkan kaidaharsitektur tertentu pada Bangunan Gedung untuksuatu kawasan setelah mempertimbangkan pendapatpublik.

Pasal 17

(1) Tata ruang dalam sebagaimana dimaksud dalamPasal 16 ayat (1) huruf b harus mempertimbangkanfungsi ruang, arsitektur Bangunan Gedung, dankeandalan Bangunan Gedung.

(21 Pertimbangan fungsi ruang diwujudkan dalam efisiensidan efektivitas tata ruang dalam.

(3) Pertimbangan arsitektur Bangunan Gedungdiwujudkan dalam pemenuhan tata ruang dalamterhadap kaidah arsitektur Bangunan Gedung secarakeseluruhan.

Pasal 18

(1) Keseimbangan, keserasian, dan keselarasanBangunan Gedung dengan lingkungannyasebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1)huruf c harus mempertimbangkan terciptanya ruangluar Bangunan Gedung dan ruang terbuka hijau yangseimbang, serasi, dan selaras dengan lingkungannya.

(21 Pertimbangan terhadap terciptanya ruang luarBangunan Gedung dan ruang terbuka hijausebagaimana dimaksud pada ayat (1) diwujudkandalam pemenuhan ketentuan daerah resapan, aksespenyelamatan, sirkulasi kendaraan dan manusia,serta terpenuhinya kebutuhan prasarana dan saranadi luar Bangunan Gedung.

SK No 089546 A

Pasal19...

Page 21: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-2r-

Pasal 19

(1) Setiap Bangunan Gedung sesuai fungsi danklasifikasinya, waj ib memenuhi ketentuan peruntukandan intensitas Bangunan Gedung sebagaimanadimaksud dalam Pasal 15 ayat (1) huruf b.

(2) Ketentuan peruntukan dan intensitas BangunanGedung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:

a. ketentuan peruntukan Bangunan Gedung; dan

b. ketentuan intensitas Bangunan Gedung.

(3) Ketentuan peruntukan dan intensitas BangunanGedung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dimuatdalam KRK.

(4) KRK sebagaimana dimaksud pada ayat (3) didasarkanpada RDTR dan/atau RTBL.

(5) Pemerintah Daerah kabupaten/kota harusmenyediakan KRK sebagaimana dimaksud pada ayat(3) kepada Masyarakat secara elektronik.

Pasal 20

(1) Ketentuan peruntukan Bangunan Gedungsebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (2)huruf a merupakan kesesuaian fungsi BangunanGedung dengan peruntukan pada lokasinyaberdasarkan RDTR dan/atau RTBL.

(2) Setiap Bangunan Gedung yang didirikan harusmengikuti ketentuan peruntukan yang ditetapkandalam RDTR dan/atau RTBL.

Pasal 21

(1) Ketentuan intensitas Bangunan Gedung sebagaimanadimaksud dalam Pasal 19 ayat (2) huruf b merupakanpemenuhan terhadap:

a. kepadatan. . .

SK No 089547 A

Page 22: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-22-

a. kepadatan dan ketinggian Bangunan Gedung; dan

b. jarak bebas Bangunan Gedung.

(2) Setiap Bangunan Gedung yang didirikan harusmengikuti ketentuan intensitas Bangunan Gedungyang ditetapkan dalam RDTR dan/atau RTBL.

Pasal 22

(1) Ketentuan kepadatan dan ketinggian BangunanGedung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2layat (1) huruf a meliputi:

a. KDB;

b. KLB;

c. KBG;

d. KDH; dan

e. KTB.

(21 Penentuan besaran kepadatan dan ketinggianBangunan Gedung sebagaimana dimaksud padaayat (1) mempertimbangkan:

a. aspek daya dukung lingkungan;b. aspek keseimbangan lingkungan;

c. aspek keselamatan lingkungan;

d. aspek keserasian lingkungan; dan

e. aspek perkembangan kawasan.

(3) Penentuan besaran kepadatan dan ketinggianBangunan Gedung sebagaimana dimaksud padaayat (21 mengikuti ketentuan penetapan dalam RDTRdan/atau RTBL.

Pasal 23

(1) Ketentuan jarak bebas Bangunansebagaimana dimaksud dalam Pasal 2lhuruf b meliputi:

a. GSB;

Gedungayat (1)

SK No 089548 A

b.jarak...

Page 23: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESTA

-23-

b. jarak Bangunan Gedung dengan batas persil; dan

c. jarak antar-Bangunan Gedung.

(2) Penentuan besaran jarak bebas Bangunan Gedungsebagaimana dimaksud pada ayat (1)mempertimbangkan:

a. aspek keselamatan terkait proteksi kebakaran;b. aspek kesehatan terkait sirkulasi udara,

pencahayaan, dan sanitasi;

c. aspek kenyamanan terkait pandangan,kebisingan, dan getaran;

d. aspek kemudahan terkait aksesibilitas dan aksesevakuasi;

e. aspek keserasian lingkungan terkait perwujudanwajah kota; dan

f. aspek ketinggian Bangunan Gedung yangditetapkan dalam ketentuan intensitas BangunanGedung.

Pasal 24

(1) RTBL merupakan pengaturan ketentuan tatabangunan sebagai tindak lanjut rencana tata ruangwilayah kabupaten/kota dan/atau RDTL wilayahperkotaan, digunakan dalam pengendalianpemanfaatan rLlang suatu kawasan dan panduanrancangan kawasan atau kota untuk mewujudkankesatuan karakter serta kualitas Bangunan Gedungdan lingkungan yang berkelanjutan.

(21 RTBL sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuatmateri pokok ketentuan program bangunan danlingkungan, rencana umum dan panduan rancangan,rencana investasi, ketentuan pengendalian rencana,dan pedoman pengendalian pelaksanaan.

SK No 089549 A

Pasal 25 .

Page 24: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-24-

Pasal 25

(1) RTBL disusun oleh Pemerintah Daerahkabupaten/kota atau berdasarkan kemitraanPemerintah Daerah kabupatenf kota, swasta,dan/atau Masyarakat sesuai dengan tingkatpermasalahan pada kawasan yang bersangkutan.

(2) Pen5rusunan RTBL sebagaimana dimaksud padaayat (1) didasarkan pada pola penataan bangunan danlingkungan yang meliputi perbaikan, pengembangankembali, pembangunan baru, dan/atau Pelestarianuntuk:a. kawasan terbangun;

b. kawasan yang dilindungi dan dilestarikan;c. kawasan baru yang potensial berkembang;

dan/ataud. kawasan yang bersifat campuran.

(3) Dalam hal kawasan yang dilindungi dan dilestarikansebagaimana dimaksud pada ayat (21 huruf b, RTBLdapat disusun dengan pendekatan revitalisasikawasan.

(4) Pen5rusunan RTBL sebagaimana dimaksud padaayat (1) dilakukan dengan mendapat pertimbanganteknis dan mempertimbangkan pendapat publik.

(5) RTBL sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkandengan peraturan bupati/wali kota, dan untuk DaerahKhusus Ibukota Jakarta dengan peraturan gubernur.

(6) Dalam hal RTBL pada kawasan strategis nasional,RTBL ditetapkan dengan Peraturan presiden.

Pasal 26

(1) Dalam hal terjadi perubahan RDTR dan/atau RTBLyang mengakibatkan perubahan peruntukan lokasidan intensitas Bangunan Gedung, fungsi BangunanGedung yang tidak sesuai dengan peruntukan yangbaru, harus disesuaikan.

(2) Dalam...

SK No 089550A

Page 25: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-25-

(2) Dalam melakukan perubahan RDTR dan/atau RTBL,Pemerintah Daerah kabupaten/kota harusmempertimbangkan kondisi peruntukan danintensitas Bangunan Gedung yang sudah ada.

Paragraf 3

Ketentuan Keandalan Bangunan Gedung

Pasal 27

Ketentuan keandalan Bangunan Gedung sebagaimanadimaksud dalam Pasal 14 huruf b meliputi ketentuan aspekkeselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan kemudahanBangunan Gedung.

Pasal 28

(1) Setiap Bangunan Gedung sesuai fungsi danklasifikasinya, harus memenuhi ketentuan aspekkeselamatan Bangunan Gedung sebagaimanadimaksud dalam Pasal27 .

(2) Ketentuan aspek keselamatan Bangunan Gedungsebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:a. ketentuan kemampuan Bangunan Gedung

terhadap beban muatan;

b. ketentuan kemampuan Bangunan Gedungterhadap bahaya kebakaran; dan

c. ketentuan kemampuan Bangunan Gedungterhadap bahaya petir dan bahaya kelistrikan.

Pasal 29

(1) Ketentuan kemampuan Bangunan Gedung terhadapbeban muatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28ayat (21huruf a meliputi ketentuan teknis mengenai:

a. ketentuan sistem struktur Bangunan Gedung;

b. ketentuan .

SK No 089551 A

Page 26: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK lNDOl.lESlA

-26-

b. ketentuan pembebanan pada struktur BangunanGedung;

c. ketentuan material struktur dan konstruksi; dan

d. ketentuan kelaikan fungsi struktur BangunanGedung.

(21 Struktur Bangunan Gedung harus direncanakan kuat,stabil, dan memenuhi ketentuan pelayanan(seruiceabilitg) dalam memikul beban selama umurlayanan yang direncanakan denganmempertimbangkan fungsi Bangunan Gedung, lokasi,keawetan, dan kemudahan pelaksanaan konstruksi.

(3) Ketentuan teknis mengenai standar sistem strukturBangunan Gedung sebagaimana dimaksud padaayat (1) huruf a meliputi:

a. struktur atas Bangunan Gedung; dan

b. struktur bawah Bangunan Gedung.

(4) Ketentuan pembebanan pada struktur BangunanGedung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf bmemperhitungkan kemampuan struktur dalammemikul beban yang mungkin bekerja selama umurlayanan struktur.

(5) Selain pengaruh beban sebagaimana dimaksud padaayat (4)., perencanaan struktur harusmemperhitungkan pengaruh korosi, jamur, danserangga perusak agar struktur dapat mencapai umurlayanannya.

(6) Dalam perencanaan struktur Bangunan Gedungterhadap pengaruh gempa, struktur BangunanGedung harus diperhitungkan pengaruh gemparencana sesuai dengan tingkat risiko gempa dantingkat kinerja struktur.

(71 Ketentuan teknis mengenai rrraterialkonstruksi sebagaimana dimaksudhuruf c meliputi:

a. konstruksi beton;

struktur danpada ayat (1)

SK No 089552 A

b. konstruksi . .

Page 27: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-27 -

b. konstruksi baja;

c. konstruksi kayu;

d. konstruksi bambu; dan

e. konstruksi dengan bahan dan teknologi khusus.(8) Untuk memenuhi ketentuan kelaikan fungsi struktur

Bangunan Gedung sebagaimana dimaksud padaayat (1) huruf d, perencanaan struktur harusdilakukan dengan perhitungan mekanika teknik.

Pasal 30

(1) Setiap Bangunan Gedung harus dilindungi dengansistem proteksi bahaya kebakaran.

(21 Sistem proteksi bahaya kebakaran sebagaimanadimaksud pada ayat (1) bertujuan untuk melindungiPengguna dan harta benda dari bahaya sertakerusakan fisik pada saat terjadi kebakaran.

(3) Sistem proteksi bahaya kebakaran sebagaimanadimaksud pada ayat (1) harus dapat memberikanwaktu kepada Pengguna dan/atau Pengunjung untukmenyelamatkan diri pada saat terjadi kebakaran.

(41 Sistem proteksi bahaya kebakaran sebagaimanadimaksud pada ayat (1) pada Bangunan Gedung harusmempertimbangkan efisiensi waktu, mutu, dan biayapada tahap Perawatan dan pemulihan setelah terjadikebakaran.

Pasal 31

(1) Ketentuan kemampuan Bangunan Gedung terhadapbahaya kebakaran sebagaimana dimaksud dalamPasal 28 ayat (2) huruf b meliputi ketentuan teknismengenai:

a. sistem proteksi pasif;

b. sistem proteksi aktif; dan

c. manajemen .

SK No 089553 A

Page 28: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRE S IDENREPUBLIK INDONESIA

-28-

c. manajemen kebakaran.

(2) Ketentuan teknis mengenai sistem proteksi pasifsebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi:

a. pengaturan komponen arsitektur dan struktur;b. akses dan pasokan air untuk pemadam

kebakaran; dan

c. sarana penyelamatan.

(3) Sistem proteksi pasif sebagaimana dimaksud padaayat (21 mempertimbangkan fungsi, klasifikasi, risikokebakaran, geometri ruang, bahan bangunanterpasang, dan/atau jumlah dan kondisi Penggunadan/atau Pengunjung dalam Bangunan Gedung.

(41 Ketentuan teknis mengenai sistem proteksi aktifsebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi:a. sistem pemadam kebakaran;

b. sistem deteksi, alarm kebakaran, dan sistemkomunikasi;

c. sistem pengendalian asap kebakaran; dan

d. pusat pengendali kebakaran.

(5) Sistem proteksi aktif sebagaimana dimaksud pada ayat(41 mempertimbangkan fungsi, klasifikasi, luas,ketinggian, volume bangunan, danfatau jumlah dankondisi Pengguna dan/atau Pengunjung dalamBangunan Gedung.

(6) Ketentuan teknis mengenai manajemen kebakaransebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf cmempertimbangkan fungsi, klasifikasi, luas, jumlahlantai, dan/atau dengan jumlah Pengguna dan/atauPengunjung tertentu.

(71 Penggunaan peralatan Bangunan Gedung harusmemperhatikan risiko terhadap kebakaran.

S1( No 089554 A

(8) Dalam

Page 29: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES lDENREPUBLIK INDONESIA

-29-

(8) Dalam hal diperlukan penentuan sifat bahanBangunan Gedung dan tingkat ketahanan apikomponen struktur Bangunan Gedung, dilakukanpengujian api.

(9) Pengujian api sebagaimana dimaksud pada ayat (g)dilakukan sesuai standar metode uji oleh lembaga ujiyang terakreditasi.

(10) Untuk mendukung kemampuan Bangunan Gedungterhadap bahaya kebakaran sebagaimana dimaksudpada ayat (1), Pemerintah Daerah kabupatenlkotamen5rusun dan menerapkan rencana manajemenkebakaran skala perkotaan dan rencana induk sistemproteksi kebakaran kota.

Pasal 32

(1) Ketentuan sistem proteksi petir pada BangunanGedung digunakan untuk perancangan, instalasi, danPemeliharaan sistem proteksi petir pada BangunanGedung.

(2) Sistem proteksi petir sebagaimana dimaksud pada ayat(1) bertujuan untuk mengurangi risiko kerusakanBangunan Gedung dan peralatan yang ada didalamnya, serta melindungi keselamatan manusiayang berada di dalam dan/atau sekitar BangunanGedung dari sambaran petir.

(3) Sistem proteksi petir sebagaimana dimaksud pada ayat(1) harus mempertimbangkan:

a. kemampuan perlindungan secara teknis;

b. ketahanan mekanis; dan

c. ketahanan terhadap korosi.

Pasal 33

(1) Ketentuan kemampuan Bangunan Gedung terhadapbahaya petir sebagaimana dimaksud dalam pasal 2gayat (21huruf c meliputi ketentuan teknis mengenai:

a. sistem proteksi petir eksternal; dan

b.sistem...

SK No 089555 A

Page 30: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESlA

-30-

b. sistem proteksi petir internal.(21 Ketentuan teknis mengenai sistem proteksi petir

eksternal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hurufa meliputi:

a. terminal udara;

b. konduktor turun;c. pembumian; dan

d. sistem pengawasan.

(3) Ketentuan teknis mengenai sistem proteksi petirinternal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf bmerupakan proteksi peralatan elektronik terhadap efekdari arus petir.

Pasal 34

(1) Ketentuan kemampuan Bangunan Gedung terhadapbahaya kelistrikan sebagaimana dimaksud dalamPasal 28 ayat (21 huruf c digunakan untukperencanaan, pemasangan, pemeriksaan, danPemeliharaan instalasi listrik.

(2) Setiap Bangunan Gedung yang ditengkapi denganinstalasi listrik dan sumber daya listriknya, harusdijamin aman dan andal.

(3) Ketentuan kemampuan Bangunan Gedung terhadapbahaya kelistrikan sebagaimana dimaksud pada ayat(1) meliputi ketentuan teknis mengenai:

a. sumber listrik;b. instalasi listrik;c. panel listrik; dan

d. sistem pembumian.

SK No 089556 A

Pasal 35

Page 31: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-31 -

Pasal 35

(1) Setiap Bangunan Gedung sesuai fungsi dan klasifikasiharus memenuhi ketentuan aspek kesehatanBangunan Gedung sebagaimana dimaksud dalamPasal 27.

(2) Ketentuan aspek kesehatansebagaimana dimaksud padaketentuan:

Bangunanayat (1)

Gedungmeliputi

a. sistem penghawaan Bangunan Gedung;

b. sistem pencahayaan Bangunan Gedung;

c. sistem pengelolaan air pada Bangunan Gedung;

d. sistem pengelolaan sampah pada BangunanGedung; dan

e. penggunaan bahan Bangunan Gedung.

Pasal 36

(1) Setiap Bangunan Gedung sesuai dengan fungsi danklasifikasi harus dilengkapi dengan sistempenghawaan.

(2) Sistem penghawaan sebagaimana dimaksud pada ayat(1) bertujuan untuk menjamin terjadinya pergantianudara segar, menjaga kualitas udara sehat dalamruangan dan dalam bangunan, serta menghilangkankelembaban, bau, asap, panas, bakteri, partikel debu,dan polutan di udara sesuai kebutuhan.

(3) Ketentuan sistem penghawaan Bangunan Gedungsebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat (21

huruf a meliputi ketentuan teknis mengenai:

a. ventilasi alami; dan

b. ventilasi mekanis.

(41 Dalam hal ketentuan ventilasi alami sebagaimanadimaksud pada ayat (3) tidak dapat dipenuhi, harusdisediakan ventilasi mekanis.

(5) Penerapan. . .

SK No 089557 A

Page 32: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-32-

(5) Penerapan sistem ventilasi harus dilakukan denganmempertimbangkan prinsip penghematan energidalam Bangunan Gedung.

Pasal 37

(1) Setiap Bangunan Gedung sesuai dengan fungsi danklasifikasinya, harus dilengkapi dengan sistempencahayaan.

(21 Sistem pencahayaan sebagaimana dimaksud padaayat (1) bertujuan agar kegiatan pada BangunanGedung dapat dilaksanakan secara efektif, nyaman,dan hemat energi.

(3) Ketentuan sistem pencahayaan Bangunan Gedungsebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat (21

huruf b meliputi ketentuan teknis mengenai:

a. sistem pencahayaan alami; dan

b. sistem pencahayaan buatan.

(41 Ketentuan sistem pencahayaan sebagaimanadimaksud pada ayat (3) digunakan untukperencanaan, pemasangan, dan Pemeliharaan sistempencahayaan pada Bangunan Gedung.

(5) Sistem pencahayaan buatan sebagaimana dimaksudpada ayat (3) huruf b termasuk pencahayaan darurat.

(6) Pencahayaan darurat sebagaimana dimaksud padaayat (5) harus dipasang pada Bangunan Gedungdengan fungsi tertentu, dapat bekerja secara otomatis,dan mempunyai tingkat pencahayaan yang cukupuntuk evakuasi yang aman.

Pasal 38

(1) Setiap Bangunan Gedung sesuai dengan fungsi danklasifikasinya, harus dilengkapi dengan sistempengelolaan air.

(21 Sistem pengelolaan air sebagaimana dimaksud padaayat (1) bertujuan untuk:

a.mencukupi...

SK No 089558 A

Page 33: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-33-

a. mencukupi kebutuhan dasar Pengguna agarmendapatkan kehidupan yang sehat, bersih, danproduktif;

b. menjamin terselenggaranya pengelolaan airlimbah pada Bangunan Gedung sesuai standarkesehatan berdasarkan ketentuan peraturanperundang-undangan; dan

c. mempertahankan kondisi hidrologi alami, dengancara memaksimalkan pemanfaatan air hujan,infiltrasi air hujan, dan menyimpan sementara airhujan untuk menurunkan debit banjir melaluioptimasi pemanfaatan elemen alam danpemanfaatan elemen buatan.

(3) Ketentuan sistem pengelolaan air pada BangunanGedung sebagaimana dimaksud dalam pasal 35 ayat(2) huruf c meliputi ketentuan teknis mengenai:

a. sistem penyediaan air minum;b. sistem pengelolaan air limbah; danc. sistem pengelolaan air hujan pada Bangunan

Gedung dan persilnya.

(4) Ketentuan sistem pengelolaan air sebagaimanadimaksud pada ayat (3) digunakan untukperencanaan, pemasangan, dan Pemeliharaan sistempengelolaan air pada Bangunan Gedung.

Pasal 39

(1) Setiap Bangunan Gedung sesuai dengan fungsi danklasifikasinya, harus dilengkapi dengan sistempengelolaan sampah.

(21 Sistem pengelolaan sampah sebagaimana dimaksudpada ayat (1) bertujuan agar penanganan sampahtidak mengganggu kesehatan penghuni, Masyarakat,dan lingkungannya.

(3) Sistem...

SK No 089559 A

Page 34: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-34-

(3) Sistem pengelolaan sampah sebagaimana dimaksudpada ayat (1) digunakan untuk perencanaan,pembangunan, pengoperasian dan Pemeliharaan, sertapemantauan dan evaluasi penanganan sampah.

(4) Ketentuan sistem pengelolaan sampah pada BangunanGedung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35ayat (2) huruf d meliputi:

a. sampah rumah tangga;

b. sampah sejenis rumah tangga; dan

c. sampah spesifik.

Pasal 40

(1) Setiap Bangunan Gedung harus menggunakan bahanbangunan yang aman bagi kesehatan Pengguna dantidak menimbulkan dampak negatif terhadaplingkungan.

(2) Penggunaan bahan bangunan yang aman bagikesehatan Pengguna sebagaimana dimaksud padaayat (1) harus tidak mengandung bahan berbahayaatau beracun bagi kesehatan, dan aman bagiPengguna.

(3) Penggunaan bahan bangunan yang tidak berdampaknegatif terhadap lingkungan sebagaimana dimaksudpada ayat (1) harus:

a. menghindari timbulnya efek silau dan pantulanbagi Pengguna lain, Masyarakat, dan lingkungansekitarnya;

b menghindari timbulnya efek peningkatan suhulingkungan di sekitarnya;

c. mempertimbangkan prinsip konservasi energi;dan

d. mewujudkan Bangunan Gedung yang serasi danselaras dengan lingkungannya.

(4) Bangunan . .

SK No 089560 A

Page 35: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-35-

(4) Bangunan Gedung harus mempertimbangkanpenggunaan bahan bangunan lokal yangmemperhatikan Pelestarian lingkungan.

Pasal 41

(1) Setiap Bangunan Gedung sesuai fungsi danklasifikasinya, harus memenuhi ketentuan aspekkenyamanan Bangunan Gedung sebagaimanadimaksud dalam Pasal 27.

lr2) Ketentuan kenyamanan Bangunan Gedungsebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputiketentuan:

a. kenyamanan ruang gerak dalam BangunanGedung;

b. kenyamanan kondisi udara dalam ruang;

c. kenyamanan pandangan dari dan ke dalamBangunan Gedung; dan

d. kenyamanan terhadap tingkat getaran dankebisingan dalam Bangunan Gedung.

Pasal42

(1) Ketentuan kenyamanan ruang gerak dalam BangunanGedung bertujuan untuk mendukung pelaksanaankegiatan di dalam Bangunan Gedung secara nyamansesuai fungsi Bangunan Gedung.

(21 Ketentuan kenyamanan ruang gerak sebagaimanadimaksud pada ayat (1) digunakan untuk perencanaanruang di dalam Bangunan Gedung.

(3) Ketentuan kenyamanan ruang gerak dalam BangunanGedung sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1) meliputiketentuan teknis mengenai:

a. penentuan kebutuhan luasan rLrang gerak dalamBangunan Gedung; dan

b. hubungan antarruang dalam Bangunan Gedung.

(4) Kenyamanan...

SK No 089561 A

Page 36: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-36-

(4) Kenyamanan ruang gerak dalam Bangunan Gedungsebagaimana dimaksud pada ayat (1) harusmempertimbangkan:

a. fungsi ruang, jumlah Pengguna, perabot atauperalatan, dan aksesibilitas rlrang di dalamBangunan Gedung; dan

b. ketentuan keselamatan dan kesehatan.

Pasal 43

(1) Ketentuan kenyamanan kondisi udara dalam rLlangbertujuan untuk mendukung kegiatan di dalamBangunan Gedung yang nyaman secara termal danhemat energi.

(2) Ketentuan kenyamanan kondisi udara dalam ruangsebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan untukperencanaan, pemasangan, dan Pemeliharaan sistempengkondisian udara dalam ruang.

(3) Kenyamanan kondisi udara dalam ruang BangunanGedung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harusmempertimbangkan:

a. temperatur;

b. kelembaban relatif dalam ruang;

c. kecepatan laju udara atau kecepatan aliranudara; dan

d. pertukaran udara segar atau pertukaran udaraalami dalam ruangan.

(4) Ketentuan kenyamanan kondisi udara dalam rLlangsebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputiketentuan teknis mengenai:

a. kenyamanan termal secara alami berupatemperatur dan kelembaban udara; dan

b. penggunaan pengkondisian udara secara buatan.

(5) Dalam...

SK No 089562 A

Page 37: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IOENREPUBLIK INDONESIA

-37-

(5) Dalam hal kenyamanan termal dalam ruang tidakdapat dicapai dalam kondisi alami, dapat digunakanpengkondisian udara buatan untuk membantupencapaian kenyamanan termal.

(6) Perencanaan sistem pengkondisian udarasebagaimana dimaksud pada ayat (5)mempertimbangkan:

a. fungsi Bangunan Gedung atau ruang, jumlahPengguna dan/atau Pengunjung, letak, volumeruang, jenis peralatan, dan penggunaan bahanbangunan;

b. kesehatan penghuni atau Pengguna;

c. kemudahan Pemeliharaan dan perawatan; dand. prinsip penghematan energi dan kelestarian

lingkungan.

Pasal 44

(1) Ketentuan kenyamanan pandangan pada BangunanGedung bertujuan untuk mendukung kegiatan padaBangunan Gedung yang nyaman secara privasisehingga tidak saling mengganggu satu sama lain.

(2) Ketentuan kenyamanan pandangan pada BangunanGedung sebagaimana dimaksud pada ayat (1)digunakan untuk perencanaan ruang di dalamBangunan Gedung.

(3) Ketentuan kenyamanan pandangan pada BangunanGedung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:a. kenyamanan pandangan dari dalam rutang ke luar

Bangunan Gedung; dan

b. kenyamanan pandangan dari luar ke dalamBangunan Gedung.

(4) Ketentuan kenyamanan pandangan dari dalam rllangke luar Bangunan Gedung sebagaimana dimaksudpada ayat (3) huruf a mempertimbangkan:

a. gubahan .

SK No 089563 A

Page 38: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENFIEPUBLIK INDONESIA

-38-

a. gubahan massa bangunan, rancangan bukaan,tata ruang dalam dan luar bangunan, danrancangan bentuk luar bangunan;

b. pemanfaatan potensi ruang luar BangunanGedung dan penyediaan ruang terbuka hijau; dan

c. pencegahan terhadap gangguan silau danpantulan sinar.

(5) Ketentuan kenyamanan pandangan dari luar ke dalamBangunan Gedung sebagaimana dimaksud pada ayat(3) huruf b mempertimbangkan:

a. rancangan bukaan, tata rLlang dalam dan luarbangunan, dan rancangan bentuk luar BangunanGedung; dan

b. keberadaan Bangunan Gedung yang adadan/atau yang akan ada di sekitarnya.

Pasal 45

(1) Ketentuan kenyamanan terhadap tingkat getaran dankebisingan dalam Bangunan Gedung bertujuan untukmendukung kegiatan di dalam Bangunan Gedungdengan nyaman tanpa gangguan getaran dankebisingan.

(21 Ketentuan kenyamanan terhadap tingkat getaran dankebisingan dalam Bangunan Gedung sebagaimanadimaksud pada ayat (1) digunakan untuk perencanaanruang di dalam Bangunan Gedung.

(3) Ketentuan kenyamanan terhadap tingkat getaran dankebisingan dalam Bangunan Gedung sebagaimanadimaksud pada ayat (1) meliputi:

a. kenyamanan terhadap tingkat getaran dalamBangunan Gedung; dan

b. kenyamanan terhadap tingkat kebisingan dalamBangunan Gedung.

(4) Bangunan .

SK No 089564 A

Page 39: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

(4)

(s)

(6)

PRE S IDENREPUBLIK ]NDONESIA

-39-

Bangunan Gedung yang karena fungsi danaktivitasnya mengakibatkan terjadi getaran, harusmemperhatikan waktu paparan getaran terhadapPengguna tidak melebihi batas yang diperkenankansesuai standar dan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Bangunan Gedung yang karena fungsi danaktivitasnya mengakibatkan terjadinya kebisingan,harus menjaga agar tingkat kebisingan yangdihasilkan tidak menimbulkan gangguanpendengaran, kesehatan, dan kenyamanan bagiPengguna dan/atau Pengunjung dalam melakukankegiatan.

Ketentuan kenyamanan terhadap tingkat getaran dankebisingan dalam Bangunan Gedung sebagaimanadimaksud pada ayat (3) mempertimbangkan jeniskegiatan, penggunaan peralatan, dan/atau sumbergetar dan kebisingan lainnya baik yang berada padaBangunan Gedung maupun di luar Bangunan Gedung.

Pasal 46

Setiap Bangunan Gedung sesuai fungsi danklasifikasinya, harus memenuhi ketentuan aspekkemudahan Bangunan Gedung sebagaimanadimaksud dalam Pasal 27.

(1)

(2\ Ketentuansebagaimanaketentuan:

kemudahan Bangunan Gedungdimaksud pada ayat (1) meliputi

a. kemudahan hubungan ke, dari, dan di dalamBangunan Gedung; dan

b. kelengkapan prasarana dan sarana pemanfaatanBangunan Gedung.

SK No 089565 A

Pasal 47

Page 40: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-40-

Pasal4T

(1) Ketentuan kemudahan hubungan ke, dari, dan didalam Bangunan Gedung bertujuan menyediakanfasilitas dan aksesibilitas yang mudah, aman, dannyaman bagi setiap Pengguna dan PengunjungBangunan Gedung.

(2) Penyediaan fasilitas dan aksesibilitas hubungan ke,dari, dan di dalam Bangunan Gedung harusmempertimbangkan tersedianya:

a. hubungan horizontal antarruang atau antarbangunan; dan

b. hubungan vertikal antar lantai dalam BangunanGedung.

Pasal 48

(1) Hubungan horizontal antarruang atau antar bangunansebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 ayat (21

huruf a berupa tersedianya sarana yang memadaiuntuk memudahkan hubungan horizontal antarrLlangatau antar bangunan pada Bangunan Gedung.

(21 Sarana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:a. pintu;

b. selasar;

c. koridor;

d. jalur pedestrian;

e. jalur pemandu; dan/atauf. jembatan penghubung antarruang atau antar

bangunan.

(3) Pemenuhan ketentuan kemudahan hubunganhorizontal antarruang atau antar bangunansebagaimana dimaksud pada ayat (1) harusmemperhatikan:

a. jumlah...

SK No 089566 A

Page 41: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES lDENREPUBLIK INDONESIA

-4r-

a. jumlah sarana;

b. ukuran sarana;

c. konstruksi sarana;

d. jarak antarruang atau antar bangunan;e. fungsi Bangunan Gedung;

f. luas Bangunan Gedung; dang. jumlah Pengguna dan Pengunjung.

Pasal 49

(1) Setiap Bangunan Gedung bertingkat harus memenuhiketentuan kemudahan hubungan vertikal antar lantaisebagaimana dimaksud dalam Pasal 4T ayat (2)huruf b berupa tersedianya sarana yang memadaiuntuk memudahkan hubungan vertikal antar lantaipada Bangunan Gedung.

(21 Sarana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:a. tangga;

b. ram;

c. lift;d. lift tangga;

e. tangga berjalan atau eskalator; dan/atauf. lantai bedalan (mouing tualk).

(3) Pemenuhan ketentuan kemudahan hubungan vertikalantar lantai harus memperhatikan:

a. jenis, jumlah, ukuran, dan konstruksi saranahubungan vertikal;

b. fungsi dan luas Bangunan Gedung;

c. jumlah Pengguna dan Pengunjung; dan

d. keselamatan Pengguna dan Pengunjung.

SK No 089567 A

Pasal 50

Page 42: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRE S I DENREPUBLIK INDONESIA

-42-

Pasal 50

(1) Setiap Bangunan Gedung harus memenuhi ketentuankelengkapan prasarana dan sarana pemanfaatanBangunan Gedung sebagaimana dimaksud dalamPasal 46 ayat (2) huruf b berupa tersedianya prasaranadan sarana Pemanfaatan Bangunan Gedung yangmemadai.

(2) Kelengkapan prasarana dan sarana pemanfaatanBangunan Gedung sebagaimana dimaksud padaayat (1) meliputi:

a. rLlang ibadah;

b. ruang ganti;

c. ruang laktasi;

d. taman penitipan anak;

e. toilet;

f. bak cuci tangan;

g. pancuran;

h. urinoar;

i. tempat sampah;

j. fasilitas komunikasi dan informasi;

k. ruang tunggu;

l. perlengkapan dan peralatan kontrol;

m. rambu dan marka;

n. titik pertemuan;

o. tempat parkir;

p. sistem parkir otomatis; dan/atau

q. sistem kamera pengawas.

(3) Perancangan dan penyediaan prasarana dan saranaPemanfaatan Bangunan Gedung umum harusmemperhatikan:

a.fungsi...

SK No 089568 A

Page 43: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONES]A

-43-

a. fungsi Bangunan Gedung;

b. luas Bangunan Gedung; dan

c. jumlah Pengguna dan Pengunjung

Paragraf 4

Ketentuan Bangunan Gedung di Atas dan/atau di Dalam Tanah dan/atau Airdan/atau Prasarana atau Sarana Umum

Pasal 51

(1) Ketentuan Bangunan Gedung di atas dan/atau didalam tanah dan/atau air danf atau prasarana atausarana umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14huruf c dilaksanakan sesuai standar perencanaan danperancangan Bangunan Gedung.

(21 Selain mengikuti standar perencanaan danperancangan Bangunan Gedung sebagaimanadimaksud pada ayat (1), perencanaan danperancangan harus mempertimbangkan :

a. lokasi penempatan Bangunan Gedung;

b. arsitektur Bangunan Gedung;

c. sarana keselamatan;

d. struktur Bangunan Gedung; dan

e. sanitasi dalam Bangunan Gedung.

(3) Bangunan Gedung di dalam tanah harus memenuhiketentuan:

a. RDTR dan/atau RTBL;

b. bukan untuk fungsi hunian;

c. tidak mengganggu fungsi sarana dan prasaranaumum yang berada di dalam tanah; dan

d. keandalan Bangunan Gedung sesuai fungsi danklasifikasi Bangunan Gedung.

(4) Dalam...

SK No 089569 A

Page 44: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-44-

(41 Dalam hal Bangunan Gedung atau bagian BangunanGedung dibangun di luar tapak di dalam tanah selainmengikuti ketentuan sebagaimana dimaksud padaayat (1) dibutuhkan persetujuan dari pihak terkait.

(5) Bangunan Gedung di dalam dan/atau di ataspermukaan air harus memenuhi ketentuan:

a. RTRL, rencana tata ruang wilayah, RDTRdan/atau RTBL;

b. tidak mengganggu keseimbangan lingkungan,dan fungsi lindung kawasan;

c. tidak menimbulkan perubahan arus air yangdapat merusak lingkungan;

d. tidak menimbulkan pencemaran;

e. telah mempertimbangkan keandalan BangunanGedung sesuai fungsi dan klasifikasi BangunanGedung; dan

f. mendapatkan persetujuan dari pihak terkait.

(6) Bangunan Gedung di atas dan/atau di dalamprasarana dan/atau sarana umum harus memenuhiketentuan:

a. rencana tata ruang wilayah, RDTR dan/atauRTBL;

b. tidak mengganggu fungsi prasarana dan saranaumum yang berada di atas, di bawahnya,dan/atau di sekitarnya;

c. tetap memperhatikan keserasian BangunanGedung terhadap lingkungannya; dan

d. telah mempertimbangkan keandalan BangunanGedung sesuai fungsi dan klasifikasi BangunanGedung.

(7) Dalam hal Bangunan Gedung berada di dalam tanahyang melintasi atau dilintasi prasarana dan/atausarana umum, harus memenuhi ketentuan:

a. rencana tata ruang wilayah, RDTR, dan/atauRTBL;

b.tidak...

SK No 089570 A

Page 45: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-45-

b. tidak diperuntukkan sebagai fungsi hunian atautempat tinggal;

c. tidak mengganggu fungsi prasarana dan sarana didalam tanah;

d. telah mempertimbangkan keandalan BangunanGedung sesuai fungsi dan klasifikasi BangunanGedung; dan

e. mempertimbangkan daya dukung lingkungan.(8) PBG untuk Bangunan Gedung sebagaimana dimaksud

pada ayat (3), ayat (4), ayat (5), ayat (6), dan ayat (Tlharus mendapat pertimbangan teknis TPA.

(9) Dalam hal belum terdapat RTRL, rencana tata ruangwilayah, RDTR, dan/atau RTBL sebagaimanadimaksud pada ayat (3) huruf a, ayat (5) huruf a, ayat(6) huruf a, dan ayat (7) huruf a, penetapanperuntukan lokasi harus memperoleh persetujuankepala daerah atas pertimbangan TPA.

Pasal 52

(1) Ketentuan lokasi penempatan Bangunan Gedungsebagaimana dimaksud dalam Pasal 51 ayat (21

huruf a ditetapkan bagi:

a. Bangunan Gedung yang dibangun di dalamtanah;

b. Bangunan Gedung yang dibangun di atasdan/atau di bawah prasarana danlatau saranaumum; dan

c. Bangunan Gedung yang dibangun di bawahdan/atau di atas permukaan air.

(21 Ketentuan lokasi penempatan Bangunan Gedungsebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi:

a. lokasi...

SK No 089571 A

Page 46: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-46-

a. lokasi peletakan Bangunan Gedung harusmempertimbangkan kondisi geologis dantopografis yang aman bagi Bangunan Gedung didalam tanah berdasarkan studi kelayakan;

b. berada pada daerah yang memiliki kondisistruktur lapisan dan sifat deformasi tanah relatifstabil untuk menahan beban dan penurunantanah akibat penggalian atau beban BangunanGedung; dan

c. berada pada daerah yang memiliki kondisipermukaan air tanah, tekanan rembesan air, danpotensi banjir yang relatif rendah.

(3) Dalam hal kondisi permukaan air tanah, tekananrembesan air, dan potensi banjir sebagaimanadimaksud pada ayat (2) huruf c relatif tinggi, perludilakukan upaya antisipasi terhadap risiko kebocoranatau rembesan air ke dalam Bangunan Gedung.

(4) Penempatan Bangunan Gedung di dalam tanah harussesuai ketentuan jenis fasilitas prasarana umumterpadu di bawah tanah yang harus diperhatikandan/atau diintegrasikan saat membangun BangunanGedung di bawah tanah.

(5) Penempatan Bangunan Gedung di dalam tanah yangdirekomendasikan layak dan aman sebagai tempatmanusia melakukan kegiatan, berada pada kedalamanantara 0 m (nol meter) sampai dengan -30 m (minustiga puluh meter) di bawah permukaan tanah.

(6) Dalam hal Bangunan Gedung yang dibangun di dalamtanah digunakan untuk menyimpan ata.umemproduksi bahan radioaktif, racun, bahan mudahterbakar, bahan peledak, dan bahan lain yang sifatnyamudah meledak, maka harus memenuhi ketentuan:

a. lokasi...

SK No 089572 A

Page 47: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-47 -

a. lokasi Bangunan Gedung terletak di luarlingkungan perumahan atau berjarak tertentudari jalan umum, jalan kereta api, dan BangunanGedung lain di sekitarnya sesuai persetujuanPemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah;

b. Bangunan Gedung yang didirikan harus terletakpada jarak tertentu dari batas persil atauBangunan Gedung lainnya dalam persil sesuaipersetujuan Pemerintah Pusat atau PemerintahDaerah; dan

c. harus dapat menjamin keamanan keselamatanserta kesehatan Pengguna dan lingkungannya.

(71 Ketentuan lokasi penempatan Bangunan Gedungsebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi:

a. penempatan Bangunan Gedung dan/atau bagianBangunan Gedung tidak mengganggu fungsi dankinerja prasarana dan sarana umum yang beradadi atas dan/atau di bawahnya;

b. penempatan Bangunan Gedung dan/atau bagianBangunan Gedung tetap memperhatikankeserasian Bangunan Gedung terhadaplingkungannya; dan/ atau

c. lokasi penempatan Bangunan Gedung tidakmengganggu kelancaran arus lalu lintaskendaraan, orang, maupun barang.

(8) Ketentuan lokasi penempatan Bangunan Gedungsebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c meliputi:

a. lokasi peletakan Bangunan Gedung yang dekatdengan mata air harus melindungi keberadaanmata air tersebut, titik lokasinya, kapasitaspasokan air dan kontinuitas pasokannya, kualitasatau baku mutu airnya, maupun biota yang hidupdi dalamnya;

b.posisi...

SK No 089573 A

Page 48: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENFIEPUBLIK INDONESIA

-48-

b. posisi dan/atau jarak penempatan BangunanGedung dan/atau bagian bangunan yangberhubungan langsung dengan air, harusmenjamin tidak mengganggu keseimbanganlingkungan dan fungsi lindung kawasan dan/ataumenimbulkan perubahan atau arus air yangdapat merusak lingkungan; dan/atau

c. Bangunan Gedung tidak boleh mengganggukegiatan transportasi air.

(9) Ketentuan lokasi Penempatan Bangunan Gedungsebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, huruf b,dan huruf c meliputi:

a. Bangunan Gedung bukan digunakan untukmenyimpan atau memproduksi bahan peledakdan bahan lain yang sifatnya mudah meledak;dan

b. Bangunan Gedung bukan digunakan untukmenyimpan atau memproduksi bahan radioaktif,racun, bahan mudah terbakar atau bahan lainyang berbahaya.

Pasal 53

(1) Ketentuan arsitektur Bangunan Gedung di atasdan/atau dalam tanah dan/atau air dan/atauprasarana atau sarana umum sebagaimana dimaksuddalam Pasal 51 ayat (2) huruf b meliputi ketentuan:

a. penampilan Bangunan Gedung;

b. tata ruang dalam; dan

c. keseimbangan, keserasian, serta keselarasanBangunan Gedung dan lingkungan.

(21 Perancangan penampilan Bangunan Gedungsebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf amempertimbangkan kaidah estetika BangunanGedung, bentuk, karakteristik arsitektur BangunanGedung, dan lingkungan prasarana atau saranaumum yang berada di sekitarnya serta tidakmembahayakan Masyarakat sekitarnya.

(3) Perancangan...

SK No 089574A

Page 49: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-49-

(3) Perancangan tata ruang dalam sebagaimana dimaksudpada ayat (1) huruf b mempertimbangkan prinsipumum rancangan tata ruang dalam untuk BangunanGedung di atas dan/atau di dalam tanah dan/atau airdan/atau prasarana atau sarana umum.

(4) Prinsip umum rancangan tata ruang dalamsebagaimana dimaksud pada ayat (3) meliputi:a. kejelasan, kemudahan aksesibilitas dan orientasi,

penciptaan hubungan visual antarruang, danpenciptaan suasana di dalam Bangunan Gedungyang dapat memberikan kesan yang nyaman,terbuka atau lapang, atau luas dan aman;

b. penerapan pola tata ruang dalam yangmenggunakan prinsip sistem jalur, aktivitas disimpul, dan tetenger;

c. penerapan pola rancangan yang memperhatikanpenggunaan warna, pola garis dan tekstur; dan

d. penyediaan ruang atau akses khusus yangmenghubungkan dengan ruang luar atau terbukasecara langsung dengan permukaan tanah.

(5) Ketentuan keseimbangan, keserasian, sertakeselarasan Bangunan Gedung dan lingkungansebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c meliputi:a. perencanaan bentuk, penampilan, material

maupun warna harus dirancang memenuhikaidah keindahan dan keserasian lingkunganyang telah ada dan/atau yang direncanakansesuai dengan fungsinya; dan

b. perencanaan Bangunan Gedung harusmempertahankan potensi unsur alami yang adadalam tapak secara optimal danmempertimbangkan keserasian BangunanGedung dengan potensi arsitektural lanskap yangada.

SK No 089575 A

Pasal 54

Page 50: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES lDENREPUBLIK lNDONESIA

-50-

Pasal 54

(1) Setiap Bangunan Gedung di atas dan/atau di dalamtanah dan/atau air danlatau prasarana atau saranaumum harus dilengkapi dengan fasilitas dan peralatanyang digunakan sebagai sarana keselamatansebagaimana dimaksud dalam Pasal 51 ayat (21

huruf c dalam kondisi darurat seperti kebakaran,gempa, dan banjir.

(21 Fasilitas dan peralatan sebagaimana dimaksud padaayat (1) meliputi:

a. jalur penyelamatan dan pintu darurat;

b. tangga darurat dan/atau elevator darurat;

c. ruang kompartemen;

d. lampu dan tanda darurat;

e. sistem deteksi, alarm, dan komunikasi darurat;

f. sumber listrik darurat;g. ruang pusat pengendali keadaan darurat;

h. sistem pengendalian asap;

i. perlengkapan alat pemadam api; danj. penggunaan konstruksi bangunan yang tahan

api, tahan gempa, dan/atau kedap air.

Pasal 55

(1) Struktur Bangunan Gedung sebagaimana dimaksuddalam Pasal 51 ayat (21 huruf d di atas danlataudi dalam tanah danlair dan/atau prasarana atausarana umum, harus direncanakan mampu memikulsemua jenis beban dan/atau pengaruh luar yangmungkin bekerja selama kurun waktu umur layanstruktur.

(21 Struktur Bangunan Gedung di atas dan/atau di dalamtanah dan/atau air danlatau prasarana atau saranaumum paling sedikit harus direncanakan:

a. mampu menahan beban statis;

b. mampu .

SK No 089576 A

Page 51: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES lDENREPUBLIK lNDONESIA

-51 -

b. mampu menahan beban dinamik; dan

c. mampu menahan tekanan air tanah dan dayarembesan air tanah.

(3) Perencanaan struktur Bangunan Gedung di atasdan/atau di dalam tanah dan/atau air dan/atauprasarana atau sarana umum dilaksanakan sesuaiketentuan keandalan Bangunan Gedung.

Pasal 56

(1) Setiap Bangunan Gedung di atas dan/atau di dalamtanah dan/atau air danlatau prasarana atau saranaumum yang memiliki bagian bangunan yang beradaatau muncul di atas permukaan tanah harusdilengkapi dengan sanitasi dalam Bangunan Gedungsebagaimana dimaksud dalam Pasal 51 ayat (2)huruf e berupa saluran drainase muka tanah (surfacedrainage)dan/atau saluran drainase bawah tanah /subsurface drainage).

(2) Perencanaan sanitasi dalam Bangunan Gedung di atasdan/atau di dalam tanah dan/atau air dan/atauprasarana atau sarana umum dilaksanakan sesuaiketentuan keandalan Bangunan Gedung.

Paragraf 5

Ketentuan Desain Prototipe/ Purwarupa

Pasal 57

(1) Desain prototipe/purwarupa dapat digunakan dalamperencanaan teknis untuk Bangunan Gedung.

(2) Kementerian/lembaga, Pemerintah Daerah, atauMasyarakat dapat menJrusun desainprototipe/purwarupa.

(3) Dalam menJrusun desain prototipe/purwarupasebagaimana dimaksud ayat (2),Kementerian/lembaga, Pemerintah Daerah, atauMasyarakat harus berdasarkan pada:

a. pemenuhan Standar Teknis;

b.pemenuhan...

SK No 087018 A

Page 52: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRE S IDENREPUBLIK INDONESIA

-52-

b. pemenuhan ketentuan pokok tahan gempa;

c. pertimbangan kondisi geologis dan geografis;

d. pertimbangan ketersediaan bahan bangunan;

e. pemenuhan kriteria desain sesuai dengankebutuhan pembangunan; dan

f. pertimbangan kemudahan pelaksanaankonstruksi.

(4) Desain prototipe/purwarupa yang disusunsebagaimana dimaksud pada ayat (2) diusulkankepada Menteri untuk ditetapkan.

(5) Desain prototipe/purwarupa yang telah ditetapkanoleh Menteri sebagaimana dimaksud pada ayat (41

dicantumkan di dalam SIMBG.

(6) Dalam penggunaan desain prototipe/purwarupasebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pemilik dapatmelakukan penyesuaian, sepanjang tetapmemperhatikan ketentuan persyaratan pokok tahangempa.

(71 Penyesuaian sebagaimana dimaksud pada ayat (6)harus dilakukan oleh arsitek atau TPT.

Bagian Ketiga

Standar Pelaksanaan dan Pengawasan Konstruksi Bangunan Gedung

Paragraf 1

Umum

Pasal 58

Standar pelaksanaan dan pengawasan konstruksiBangunan Gedung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13huruf b meliputi:

a. pelaksanaan konstruksi Bangunan Gedung;

b. kegiatan pengawasan konstruksi; dan

c.SMKK...

SK No 089578 A

Page 53: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-53-

C. SMKK

Paragraf 2

Pelaksanaan Konstruksi Bangunan Gedung

Pasal 59

(1) Pelaksanaan konstruksi sebagaimana dimaksuddalam Pasal 58 huruf a dilakukan oleh penyedia jasapelaksanaan konstruksi.

(2) Pelaksanaan konstruksi sebagaimana dimaksud padaayat (1) merupakan tahap perwujudan dokumenperencanaan menjadi Bangunan Gedung yang siapdimanfaatkan.

(3) Pelaksanaan konstruksi sebagaimana dimaksud padaayat (1) terdiri atas tahap:

a. persiapan pekerjaan;

b. pelaksanaan pekerjaan;

c. pengujian; dan

d. penyerahan.

(41 Pelaksanaan konstruksi sebagaimana dimaksud padaayat (3) dilakukan oleh penyedia jasa pelaksanaankonstruksi berdasarkan kontrak kerja konstruksi.

(5) Penyedia jasa pelaksanaan konstruksi menyusundokumen pelaksanaan konstruksi sebagaidokumentasi seluruh tahapan pelaksanaan konstruksisebagaimana dimaksud pada ayat (3).

(6) Tahap pelaksanaan pekerjaan sebagaimana dimaksudpada ayat (3) huruf b dilakukan setelah seluruhdokumen dalam tahap persiapan pekerjaan disetujuioleh penyedia jasa pengawasan konstruksi ataumanajemen konstruksi.

(7) Tahap...

SK No 089579 A

Page 54: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

(7)

(8)

(e)

(10)

(11)

(r2)

(13)

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-54-

Tahap pelaksanaan pekerjaan sebagaimana dimaksudpada ayat (3) huruf b terdiri atas:

a. pekerjaan struktur bawah;

b. pekerjaan basemen;

c. pekerjaan struktur atas;

d. pekerjaan arsitektur; dan

e. pekerjaan mekanikal, elektrikal, dan perpipaan(plumbing).

Penyedia jasa pengawasan konstruksi ataumanajemen konstruksi melakukan pengawasan padasetiap tahap pelaksanaan konstruksi sebagaimanadimaksud pada ayat (3).

Penyedia jasa pengawasan konstruksi ataumanajemen konstruksi harus melakukanpemberitahuan pelaksanaan setiap tahapan pekerjaankepada Pemerintah Daerah melalui SIMBG.

Pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (9)

dilakukan di awal dan di akhir pelaksanaan setiaptahapan pekerjaan.

Penyedia jasa pelaksanaan konstruksi tidak dapatmelanjutkan pekerjaan pada tahap selanjutnyasebelum Pemerintah Daerah kabupaten/kotamelakukan inspeksi dan menyatakan dapatdilanjutkan.

Tahap pengujian sebagaimana dimaksud pada ayat (3)

huruf c dilakukan setelah pekerjaan mekanikal,elektrikal, dan perpipaa n (plumbing ) diny atakan selesaidikerjakan.

Pernyataan selesai dikerjakan sebagaimana dimaksudpada ayat (l2l diberikan oleh penyedia jasapengawasan konstruksi atau manajemen konstruksi.

(14) Dalam .

SK No 089580 A

Page 55: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-55-

(14) Dalam hal ditemukan ketidaksesuaian pada tahappengujian, penyedia jasa pelaksanaan konstruksibertanggung jawab melakukan penyesuaian hinggadinyatakan sesuai oleh Pemerintah Daerahkabupaten/kota.

(15) Tahap penyerahan sebagaimana dimaksud pada ayat(3) huruf d dilakukan setelah penyedia jasapengawasan konstruksi atau manajemen konstruksimengeluarkan surat pernyataan kelaikan fungsiBangunan Gedung.

Paragraf 3

Kegiatan Pengawasan Konstruksi

Pasal 60

(1) Kegiatan pengawasan konstruksi sebagaimanadimaksud dalam Pasal 58 huruf b dilakukan oleh:

a. penyedia jasa pengawasan konstruksi ataumanajemen konstruksi untuk pengawasankonstruksi; dan

b. penyedia jasa perencanaan konstruksi untukpengawasan berkala.

(2) Kegiatan pengawasan konstruksi sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi:

a. pengendalian waktu;

b. pengendalian biaya;

c. pengendalian pencapaian sasaran fisik; dan

d. tertib administrasi Bangunan Gedung.

(3) Pengawasan konstruksi yang dilakukan oleh penyediajasa pengawasan konstruksi sebagaimana dimaksudpada ayat (1) huruf a meliputi:

a. pengawasanpersiapankonstruksi;

b. pengawasan .

SK No 089581 A

Page 56: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRESIDENREPUBLIK ]NDONESIA

-56-

b. pengawasan tahap pelaksanaan konstruksisampai dengan serah terima pertama Qtrouisionalhand ouer) pekerjaan konstruksi; dan

c. pengawasan tahap Pemeliharaan pekerjaankonstruksi sampai dengan serah terima akhir(final hand ouer) pekerjaan konstruksi.

(4) Pengawasan konstruksi yang dilakukan oleh penyediajasa pengawasan konstruksi atau manajemenkonstruksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf

a meliputi:

a. pengawasan pada tahap perencanaan;

b. pengawasanpersiapankonstruksi;

c. pengawasan tahap pelaksanaan konstruksisampai dengan serah terima pertama Qtrouisionalhand ouer) pekerjaan konstruksi; dan

d. pengawasan tahap Pemeliharaan pekerjaankonstruksi sampai dengan serah terima akhirlfinal hand ouefi pekerjaan konstruksi.

(5) Penyedia jasa pengawasan konstruksi ataumanajemen konstruksi membuat laporan pengawasankonstruksi pada setiap tahapan pelaksanaankonstruksi.

(6) Penyedia jasa pengawasan konstruksi ataumanajemen konstruksi memiliki tanggung jawabmengeluarkan surat pernyataan kelaikan fungsiBangunan Gedung yang diawasi sesuai dengandokumen PBG.

(7) Dalam hal Bangunan Gedung terbangun ataupelaksanaannya menggunakan lebih dari 1 (satu)penyedia jasa pengawasan konstruksi, maka suratpernyataan kelaikan fungsi Bangunan Gedungsebagaimana dimaksud pada ayat (6) dikeluarkan olehPengkaji Teknis berdasarkan hasil pernyataankelaikan fungsi Bangunan Gedung dari setiap penyediajasa pengawasan konstruksi sesuai dengan lingkuppekerjaannya.

SK No 089582 A

Paragraf

Page 57: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES lDENREPUBLIK INDONESIA

-57 -

Paragraf 4

Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi

(1)

(2)

(3)

(41

(s)

Pasal 61

Setiap pengguna jasa dan penyedia jasa dalampenyelenggaraan jasa konstruksi harus menerapkanSMKK.

Penyedia jasa yang harus menerapkan SMKKsebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakanpenyedia jasa yang memberikan layanan:

a. konsultansi manajemen penyelenggaraankonstruksi;

b. konsultansi konstruksi pengawasan; dan

c. pekerjaan konstruksi.

SMKK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harusmemenuhi standar keamanan, keselamatan,kesehatan, dan keberlanjutan.

Standar keamanan, keselamatan, kesehatan, dankeberlanjutan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)

harus memperhatikan:

a. keselamatanketeknikankonstruksi;

b. keselamatan dan kesehatan kerja;

c. keselamatan publik; dan

d. keselamatan lingkungan.

Penyedia jasa sebagaimana dimaksud pada ayat (21

harus melakukan:

a. identifikasi bahaya;

b. penilaian risiko dan pengendalian risiko ataupeluang (haz,ard identification nisk assessmenfopportunify) pekerj aan konstruksi; dan

c. sasaran .

SK No 089583 A

Page 58: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-58-

c. sasaran dan program keselamatan konstruksi,yang dibuat berdasarkan tahapan pekerjaan(w ork bre akdown stntcture) .

(6) Ketentuan mengenai SMKK dilaksanakan sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Bagian Keempat

Standar Pemanfaatan Bangunan Gedung

Paragraf 1

Umum

Pasal 62

(1) Pemanfaatan Bangunan Gedung dilakukan olehPemilik atau Pengelola Bangunan Gedung melaluidivisi yang bertanggung jawab atas Pemeliharaan danPerawatan Bangunan Gedung, serta pemeriksaanberkala, atau penyedia jasa yang kompeten dibidangnya.

(2) Pemanfaatan Bangunan Gedung dilakukan melaluikegiatan Pemeliharaan dan Perawatan BangunanGedung, serta pemeriksaan berkala bangunan agarBangunan Gedung tetap laik fungsi sebagai BangunanGedung, melalui kegiatan yang meliputi:

a. penJrusunan rencana Pemeliharaan danPerawatan Bangunan Gedung, serta pemeriksaanberkala;

b. pelaksanaan sosialisasi, promosi, dan edukasikepada Pengguna dan/atau PengunjungBangunan Gedung;

c. pelaksanaan kegiatan Pemeliharaan danPerawatan Bangunan Gedung, serta pemeriksaanberkala;

d. pengelolaan rangkaian kegiatan Pemanfaatan,termasuk pengawasan dan evaluasi; dan

e. penyusunan .

SK No 089584 A

Page 59: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-59-

e. pen5rusunan laporan kegiatan Pemeliharaan danPerawatan Bangunan Gedung serta pemeriksaanberkala.

(3) Keluaran pada tahap Pemanfaatan Bangunan Gedungterdiri atas:

a. dokumen rencana Pemeliharaan dan PerawatanBangunan Gedung serta pemeriksaan berkalabeserta laporannya secara periodik;

b. panduan praktis Penggunaan bagi Pemilik danPengguna; dan

c. dokumentasi seluruh tahap pemanfaatan.

Pasal 63

(1) Pemanfaatan Bangunan Gedung sebagaimanadimaksud dalam Pasal 13 huruf c harus memenuhistandar Bangunan Gedung.

(2) Standar Bangunan Gedung sebagaimana dimaksudpada ayat (1) meliputi:

a. Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan Gedung;dan

b. pemeriksaan berkala.

Paragraf 2

Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan Gedung

Pasal 64

(1) Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan Gedungbertujuan agar Bangunan Gedung beserta prasaranadan sarananya tetap laik fungsi.

(2) Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan Gedungsebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan olehPemilik atau Pengelola Bangunan Gedung.

(3) Pemilik...

SK No 087019 A

Page 60: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-60-

(3) Pemilik atau Pengelola Bangunan Gedungsebagaimana dimaksud pada ayat (21dapat menunjukPenyedia Jasa Konstruksi untuk melaksanakanPemeliharaan dan Perawatan Bangunan Gedung.

(41 Tata cara dan metode Pemeliharaan dan PerawatanBangunan Gedung meliputi:

a. prosedur dan metode Pemeliharaan danPerawatan Bangunan Gedung;

b. program kerja Pemeliharaan dan PerawatanBangunan Gedung;

c. perlengkapan dan peralatan untuk pekerjaanPemeliharaan dan Perawatan Bangunan Gedung;dan

d. standar dan kinerja Pemeliharaan dan PerawatanBangunan Gedung.

(5) Lingkup Pemeliharaan dan Perawatan meliputikomponen:

a. arsitektural;

b. struktural;c. mekanikal;

d. elektrikal;

e. tata ruang luar; dan

f. tata gerha.

(6) Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan Gedungsebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)dilaksanakan dengan mempertimbangkan:

a. umur bangunan;

b. penyusutan;

c. kerusakan bangunan; dan/ataud. peningkatan komponen bangunan.

SK No 087020 A

Pasal 65

Page 61: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-61 -

Pasal 65

Pekerjaan Pemeliharaarr meliputi jenis pembersihan,perapihan, pemeriksaan, pengujian, perbaikan dan/ataupenggantian bahan atau perlengkapan Bangunan Gedung,dan kegiatan sejenis lainnya berdasarkan pedomanpengoperasian dan Pemeliharaan Bangunan Gedung.

Pasal 66

(1) Pekerjaan Perawatan meliputi perbaikan dan/ataupenggantian bagian bangunan, komponen, bahanbangunan, dan/atau prasarana dan saranaberdasarkan dokumen rencana teknis perawatanBangunan Gedung, dengan mempertimbangkandokumen pelaksanaan konstruksi.

(2) Pekerjaan Perawatan dilakukan denganmempertimbangkan tingkat kerusakan BangunanGedung dan bagian yang akan diubah atau diperbaiki.

(3) Kerusakan Bangunan Gedung sebagaimana dimaksudpada ayat (2) merupakan kondisi tidak berfungsinyabangunan atau komponen bangunan yang disebabkanoleh:

a. penyusutan atau berakhirnya umur bangunan;

b. kelalaian manusia; atau

c. bencana alam.

(4) Tingkat kerusakan Bangunan Gedung sebagaimanadimaksud pada ayat (21meliputi kerusakan:

a. ringan;

b. sedang; dan

c. berat.

(5) Pekerjaan Perawatan sebagaimana dimaksud padaayat (21meliputi:

a. rehabilitasi;

b. renovasi; dan

c. restorasi. . .

SK No 087021 A

Page 62: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-62-

c. restorasi.

(6) Pekerjaan Perawatan pada Bangunan Gedungbersejarah atau BGCB harus dikonsultasikan denganPemerintah Daerah kabupaten/kota.

Pasal 67

(1) Rehabilitasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 66ayat (5) huruf a dilakukan dalam rangka memperbaikiBangunan Gedung yang telah rusak sebagian tanpamengubah fungsi Bangunan Gedung.

(21 Dalam kegiatan rehabilitasi sebagaimana dimaksudpada ayat (1), komponen arsitektur maupun strukturBangunan Gedung tetap dipertahankan sepertisemula, sedangkan komponen utilitas dapat berubah.

Pasal 68

(1) Renovasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 66 ayat(5) huruf b dilakukan dalam rangka memperbaikibangunan yang telah rusak berat dengan mengubahatau tanpa mengubah fungsi Bangunan Gedung, baikarsitektur, struktur, rnaupun utilitas bangunannya.

(2\ Dalam kegiatan renovasi sebagaimana dimaksud padaayat (1), komponen arsitektur, komponen struktur,komponen mekanikal, komponen elektrikal, dankomponen pemipaan Bangunan Gedung tetapdipertahankan seperti semula.

Pasal 69

Restorasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 66 ayat (5)huruf c dalam rangka memperbaiki bangunan yang telahrusak berat sebagian dengan maksud menggunakan untukfungsi tertentu yang dapat tetap atau berubah dengan tetapmempertahankan arsitektur bangunannya sedangkanstruktur dan utilitas bangunannya dapat berubah.

SK No 089588 A

Paragraf

Page 63: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-63-

Paragraf 3

Pemeriksaan Berkala

Pasal 70

(1) Pemeriksaan berkala dilaksanakan secara teratur danberkesinambungan dengan rentang waktu tertentu,untuk menjamin semua komponen Bangunan Gedungdalam kondisi laik fungsi.

(21 Pemeriksaan berkala sebagaimana dimaksud padaayat (1) dilakukan pada tahap Pemanfaatan BangunanGedung untuk proses perpanjangan SLF.

(3) Pemeriksaan berkala sebagaimana dimaksud padaayat (1) dilakukan secara rinci dan sistematik padaseluruh komponen Bangunan Gedung.

(4) Lingkup pemeriksaan berkala sebagaimana dimaksudpada ayat (1) meliputi:

a. tata cara pemeriksaan berkala BangunanGedung;

b. daftar simak dan evaluasi hasil pemeriksaanberkala; dan

c. jenis kerusakan komponen Bangunan Gedung.(5) Komponen sebagaimana dimaksud pada ayat (3)

meliputi:

a. arsitektural Bangunan Gedung;

b. struktural Bangunan Gedung;

c. mekanikal Bangunan Gedung;

d. elektrikal Bangunan Gedung; dane. tata ruang luar Bangunan Gedung.

(6) Pemeriksaan berkala sebagaimana dimaksud padaayat (1) dilakukan oleh Pemilik atau pengelolaBangunan Gedung.

(7) Pemilik...

SK No 087022 A

Page 64: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IOENREPUBLIK INDONESIA

-64-

(71 Pemilik atau Pengelola Bangunan Gedung dapatmenunjuk penyedia jasa untuk melaksanakanpemeriksaan berkala Bangunan Gedung.

Bagian Kelima

Standar Pembongkaran Bangunan Gedung

Paragraf 1

Umum

Pasal 71

(1) ndar Pembongkaran Bangunan Gedungsebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 huruf d terdiriatas:

a. penetapan Pembongkaran Bangunan Gedung;

b. peninjauan Pembongkaran Bangunan Gedung;

c. pelaksanaan Pembongkaran Bangunan Gedung;

d. pengawasan Pembongkaran Bangunan Gedung;dan

e. pasca Pembongkaran Bangunan Gedung.(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai standar

Pembongkaran Bangunan Gedung sebagaimanadimaksud pada ayat (1) diatur dalam peraturanMenteri.

Paragraf 2

Peninj auan Pembongkaran

Pasal 72

(1) Ketentuan peninjauan PembongkaranGedung sebagaimana dimaksud dalamhuruf b meliputi:

BangunanPasal 7l

a. peninjauan Bangunan Gedung;

b. peninjauan struktur Bangunan Gedung; dan

c. peninjauan

SK No 087023 A

Page 65: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

c.

-65-

peninjauan nonstruktur Bangunan Gedung

(21 Pemenuhan terhadap ketentuan peninjauanPembongkaran Bangunan Gedung sebagaimanadimaksud pada ayat (1) untuk mewujudkanpelaksanaan Pembongkaran yang mempertimbangkankeamanan, keselamatan Masyarakat, danlingkungannya.

(3) Peninjauan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilakukan oleh penyedia jasa perencanaanPembongkaran dalam rangka penyusunan RTB.

Pasal 73

(1) Peninjauan Bangunan Gedung sebagaimana dimaksuddalam Pasal 72 ayat (1) huruf a dilakukan terhadap:

a. fungsi dan klasilikasi Bangunan Gedung;

b. material konstruksi;

c. limbah Pemanfaatan Bangunan Gedung;

d. area berbahaya;

e. bagian yang beririsan dengan lingkunganbangunan;

f. kondisi lingkungan;

g. kondisi prasarana atau sarana bangunan;

h. keamanan; dan

i. rencana area penimbunan limbah sementara.

(21 Peninjauan Bangunan Gedung terhadap limbahPemanfaatan bangunan sebagaimana dimaksud padaayat (1) huruf c dilakukan untuk menentukan jenisIimbah yang ada di Bangunan Gedung dan di sekitarbangunan beserta lokasinya.

(3) Peninjauan .

SK No 089591 A

Page 66: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESTA

-66-

(3) Peninjauan Bangunan Gedung terhadap areaberbahaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf d dilakukan untuk menentukan tapak tidakaman atau lubang yang tertutup sehinggamempengaruhi rencana Pembongkaran.

(4) Peninjauan Bangunan Gedung terhadap bagian yangberirisan dengan lingkungan bangunan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf e dilakukan untukmenentukan letak komponen atau elemen yangberirisan dengan bangunan lain atau prasarana atausarana termasuk utilitas bangunan yang terhubungdengan jaringan publik.

(5) Peninjauan Bangunan Gedung terhadap kondisilingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf f dilakukan untuk identifikasi lingkungansekitar Bangunan Gedung terhadap potensi polusi air,suara atau kebisingan, udara atau debu, pandangan,dan gangguan aktivitas.

(6) Peninjauan Bangunan Gedung terhadap kondisikeamanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf h dilakukan untuk menentukan rekayasa lalulintas, ketertiban lingkungan, dan Masyarakat sekitardalam penetapan waktu pelaksanaan Pembongkaran.

(71 Peninjauan Bangunan Gedung terhadap rencana areapenimbunan limbah sementara sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf i melihat potensi lokasidalam hal terdapat limbah yang perlu diamankan padasaat Pembongkaran.

Pasal 74

(1) Peninjauan struktur Bangunan Gedung sebagaimanadimaksud dalam Pasal 72 ayat (1) huruf b dilakukanterhadap:

a. material struktur bangunan;

b. sistem struktur bangunan;

c. tingkat kerusakan elemen struktur atas;

d. tingkat kerusakan elemen struktur bawah; dan

e.elemen...

SK No 089592 A

Page 67: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES lDENREPUBLIK INDONESIA

-67 -

e. elemen pengaku dan/atau pengikat padaBangunan Gedung.

(2) Dalam hal Bangunan Gedung terdapat elemenstruktur khusus, peninjauan struktur BangunanGedung harus memperhatikan kebenaran informasielemen tersebut sehingga pen)rusunan RTB dapatmemperhatikan efektivitas Pembongkarannya.

(3) Dalam hal tidak ada detail struktur, digunakangambar struktur terbangun (as built drawing)dan/atau rencana analisis struktur dapat digunakandalam pengkajian teknis struktur Bangunan Gedung.

(4) Peninjauan nonstruktur Bangunan Gedungsebagaimana dimaksud dalam Pasal 72 ayat (1)huruf c dilakukan terhadap:

a. komponen arsitektur Bangunan Gedung;

b. komponen mekanikal Bangunan Gedung; dan

c. komponen elektrikal Bangunan Gedung.

(5) Komponen arsitektur Bangunan Gedung sebagaimanadimaksud pada ayat (4) huruf a meliputi:

a. kulit bangunan;

b. penutup atap;

c. rangka dan penutup plafon

d. dinding partisi;

e. penutup lantai;

f. perabot yang menyatu dengan bangunan (built inl1,

dan

g. unsur dekoratif.

(6) Komponen mekanikal Bangunan Gedung sebagaimanadimaksud pada ayat (4) hurr. f b meliputi:

a. peralatan sanitasi, drainase, perpipaan(plumbing| proteksi kebakaran, dan pompamekanik;

b. peralatan gas pembakaran dan/atau gas medik;

c. peralatan .

SK No 089593 A

Page 68: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-68-

c. peralatan transportasi dalam gedung;

d. peralatan proteksi kebakaran;

e. peralatan tata udara dan ventilasi; danf. peralatan sanitasi.

(7) Komponen elektrikal Bangunan Gedung sebagaimanadimaksud pada ayat (4) huruf c meliputi:a. peralatan catu daya;

b. peralatan proteksi petir;

c. peralatan tata cahaya;

d. peralatan tata suara;

e. peralatan informasi dan telekomunikasi;f. peralatan keamanan dan penginderaan dini; dang. peralatan sistem daya tersimpan (unintemtpted.

pouer supplgl.

Pasal 75

(1) Hasil peninjauan Pembongkaran Bangunan Gedungsebagaimana dimaksud dalam Pasal T2 ayat (1)merupakan dasar pen5rusunan dokumen RTB.

(2) RTB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harusmemastikan jaringan dan fasilitas publik tergangguoleh pekerjaan Pembongkaran.

Paragraf 3

Pelaksanaan Pembongkaran

Pasal 76

(1) Sebelum memulai pelaksanaan pembongkaransebagaimana dimaksud dalam Pasal Tt ayat (1)huruf c, Pemilik harus berkoordinasi dengan instansiterkait untuk menjaga atau menghentikan jaringanpublik yang terhubung dengan Bangunan Gedung.

(2) Selama...

SK No 087024 A

Page 69: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-69-

(2) Selama pelaksanaan Pembongkaran, jaringan publikdapat tetap terhubung agar menjaga keberlanjutanpelayanan publik dengan tetap memperhatikankeselamatan dan kesehatan meliputi:a. jaringan air bersih sementara;

b. jaringan telekomunikasi;

c. jaringan listrik sementara; dan

d. jaringan pipa gas.

(3) Selama pelaksanaan Pembongkaran, fasilitas publikdapat tetap beroperasi untuk keberlanjutan pelayananpublik dengan tetap memperhatikan keselamatan dankesehatan.

(4) Dalam pelaksanaan Pembongkaran, penyedia jasapelaksanaan Pembongkaran dan/atau profesi AhliPembongkaran harus menyiapkan metodepelaksanaan Pembongkaran yang terdiri atas:

a. tata cara atau prosedur;

b. peralatan Pembongkaran;

c. peralatan pengamanan selama prosesPembongkaran;

d. Profesi Ahli yang kompeten; dan

e rambu penunjuk arah, larangan, dan peringatandengan mengutamakan perlindunganMasyarakat, khususnya pejalan kaki, kendaraan,dan prasarana atau sarana umum di sekitarnya.

(5) Metode pelaksanaan Pembongkaran sebagaimanadimaksud pada ayat (4) dipitih berdasarkan kondisilapangan, klasilikasi Bangunan Gedung, sistemstruktur Bangunan Gedung, serta ketersediaanperalatan Pembongkaran dan Profesi Ahli yangkompeten.

(6) Peralatan...

SK No 08959-5 A

Page 70: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-70-

(6) Peralatan Pembongkaran sebagairnana dimaksud padaayat (41 huruf b, dan hurr.rf c harus direncanakan olehpenyedia jasa perencanaan Pembongkaran dan/atauProfesi Ahli Pembongkaran sesuai dengan keterrtuanperaturan perundang-undangan.

(7) Dalam pelaksanaan Pembongkaran Bangunan Gedungharus mengikuti RTB dengan mempertimbangkankeamanan keselamatan, kesehatan, dankeberlanjutan.

(8) Pelaksanaan Pembongkaran dilakukan oleh penyediajasa pelaksanaan Pembongkaran yang rnemilikikemampuan sesuai dengan kualifikasinyaberdasarkan kontrak pelaksanaan Pembongkaran.

(9) Dalam hal terjadi kondisi yang dapat membahayakanpekerja, seluruh aktivitas harus dihentikan hinggaseluruh kondisi tersebut diperbaiki.

Paragraf 4

Pengawasan Pembongkaran

Pasal 77

(1) Pelaksanaan Pembongkaran harus dilakukanpengawasan untuk menjamin tercapainya pekerjaanPembongkaran dan memastikan pekedaanPembongkaran dilaksanakan dengan mengikutipersyaratan keamanan, keselamatan, kesehatan, dankeberlanjutan.

(2) Kegiatan pengawasan Pembongkaran dilakukanmengikuti RTB yang ditetapkan oleh penyedia jasaperencan aan Pembongkaran.

(3) Kegiatan pengawasan Pembongkaran sebagaimanadimaksud pada ayat (2) meliputi:a. pengendalian waktu;

b. pengendalian biaya;

c.pengendalian...

SK No 089596 A

Page 71: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRESIDENREPUBLIK INDONESlA

-7t-

c. pengendalian pencapaian sasaranPembongkaran; dan

d. tertib administrasi Bangunan Gedung.

(4) Pengawasan Pembongkaran dilakukan oleh penyediajasa pengawasan Pembongkaran dan/atau Profesi AhliPembongkaran yang kompeten atau aparat PemerintahDaerah.

(5) Penyedia jasa pengawasan Pembongkaran dapatberupa penyedia jasa manajemen konstruksi, ataupenyedia jasa pengawasan konstruksi yang memilikikemampuan dalam bidang Pembongkaran BangunanGedung sesuai dengan kualifikasinya.

(6) Penyedia jasa manajemen konstruksi sebagaimanadimaksud pada ayat (5) bertugas:

a. pengendalian pada tahap perencanaanPembongkaran;

b. pengawasan persiapan Pembongkaran; dan

c. pengawasan tahap pelaksanaan Pembongkaransampai dengan serah terima pekerjaanPembongkaran.

(71 Penyedia jasa pengawasan konstruksi sebagaimanadimaksud pada ayat (5) bertugas:

a. pengawasan persiapan Pembongkaran; dan

b. pengawasan tahap pelaksanaan Pembongkaransampai dengan serah terima pekerjaanPembongkaran.

(8) Penyedia jasa pengawasan konstruksi sebagaimanadimaksud pada ayat (5) harus memiliki:

a. Tenaga ahli yang kompeten dalam pengawasanPembongkaran;

b. memiliki metode pengawasan PembongkaranBangunan Gedung; dan

c.memiliki...

SK No 087211 A

Page 72: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONES]A

-72-

c. memiliki peralatan yang diperlukan untukmelakukan pengawasan Pembongkaran.

(9) Pengawasan Pembongkaran oleh aparat pemerintahDaerah sebagaimana dimaksud pada ayat (41dilakukan dalam rangka pemenuhan persyaratansesuai ketentuan yang diatur dalam peraturan daerahtentang Pembongkaran Bangunan Gedung danpenetapan atau persetujuan pemerintah daerah.

(10) Pengawasan Pembongkaran oleh aparat pemerintahDaerah sebagaimana dimaksud pada ayat (41dilakukan oleh Penilik.

Paragraf 5

Pasca Pembongkaran

Pasal 78

(1) Pasca Pembongkaran sebagaimana dimaksud dalamPasal 71 huruf e meliputi:a. pengelolaan limbah material;b. pengelolaan limbah Bangunan Gedung sesuai

dengan kekhususannya; danc. upaya peningkatan kualitas tapak pasca

Pembongkaran (broun fielQ.(2) Pengelolaan limbah material sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) huruf a meliputi:a. material yang dapat digunakan kembali (reuse);

b. material yang dapat didaur ulang (recgclel;dan/atau

c. material yang dapat dibuang.(3) Pengelolaan limbah Bangunan Gedung sesuai dengan

kekhrrsusannya sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf b dilakukan:

a.pemilahan...

SK No 089598 A

Page 73: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES lDENREPUBLIK INDONES]A

-73-

a. pemilahan dan pemisahan limbah pada lahanPembongkaran sebelum dibuang ke tempatpembuangan akhir; dan

b. Pemilahan, pemisahan, pembuangan, danpengendalian limbah harus direncanakan dandituangkan dalam RTB.

(41 Penampungan limbah tidak dapat dilakukan dalamBangunan Gedung dan harus disediakan tempat didalam persil Bangunan Gedung.

(5) Sistem pembuangan dan pengendalian limbahsebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b terdiriatas:

a. metode penanganan limbah;b. rute pergerakan lirnbah pada setiap lantai hingga

menin ggalkan lapangan ;

c. transportasi pembuangan; dan

d. waktu dan frekuensi pembuangan.

(6) Pembuangan dan pengendalian limbah sebagaimanadimaksud pada ayat (5) dilakukan sesuai ketentuanperaturan perundang-undangan.

(71 Upaya peningkatan kualitas tapak pascaPembongkaran (broun field) sebagaimana dimaksudpada ayat (l) huruf c dilakukan denganmempertimbangkan:

a. tapak lapangan yang rata dan tidak ada limbah didalamnya serta drainase yang memadai;

b. akses Masyarakat umum ke dalam tapak harusditutup bila tapak tidak segera dibangun;

c. bagian tapak yang memiliki perbedaan elevasi danmenyebabkan potensi longsor, harus diberibangunan pengaman; dan

d. permukaan tapak harus diberi penutup dalam haltapak berada di daerah lereng atau memilikikemiringan tinggi.

SK No 089599 A

Pasal 79 .

Page 74: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-74-

Pasal 79

Pekerjaan Pembongkaran dinyatakan selesaipenyedia jasa pelaksanaan Pembongkaran:

a. menyelesaikan pekerjaan pembongkaran;

b. mengelola limbah pasca Pembongkaran;

c. menyelesaikan upaya peningkatan kualitaspasca Pembongkaran (broun fi"eldl.

setelah

tapak

Bagian Keenam

Ketentuan Penyelenggaraan Bangunan Gedung cagar Budaya yangDilestarikan

Paragraf 1

Umum

Pasal 80

Standar BGCB sebagaimana dimaksud dalam pasal 13huruf e terdiri atas:

a. penyelenggaraan BGCB yang dilestarikan;

b. pemberian kompensasi; dan

c. insentif dan disinsentif BGCB yang dilestarikan.

Paragraf 2

Penyelenggaraan Bangunan Gedung cagar Budaya yang Dilestarikan

Pasal 81

Standar teknis BGCB yang dilestarikan meliputi:

a. ketentuan tata bangunan;

b. ketentuan Pelestarian; dan

c. ketentuan keandalan BGCB.

SK No 087025 A

Pasal 82

Page 75: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES lDENREPUBLIK INDONESIA

-75-

Pasal 82

(1) Ketentuan tata bangunan sebagaimana dimaksuddalam Pasal 81 huruf a terdiri atas:

a. peruntukan dan intensitas Bangunan Gedung;

b. arsitektur Bangunan Gedung; dan

c. pengendalian dampak lingkungan.

(21 Ketentuan tata bangunan sebagaimana dimaksudpada ayat (1) hanya diberlakukan dalam hal BGCByang dilestarikan mengalami penambahan BangunanGedung baru.

(3) Ketentuan tata bangunan sebagaimana dimaksudpada ayat (1) huruf a dan b yang ditetapkan setelahadanya BGCB yang dilestarikan, harusmempertimbangkan BGCB yang sudah ada (errsting).

Pasal 83

(1) Ketentuan Pelestarian sebagaimana dimaksud daramPasal 81 huruf b meliputi:

a. keberadaan BGCB; dan

b. nilai penting BGCB.

(2) Ketentuan keberadaan BGCB sebagaimana dimaksudpada ayat (1) huruf a harus dapat menjaminkeberadaan BGCB sebagai sumber daya budaya yangbersifat unik, langka, terbatas, dan tidak membaru.

(3) Ketentuan nilai penting BGCB sebagaimana dimaksudpada ayat (1) huruf b harus dapat menjaminterwujudnya makna dan nilai penting yang meliputilanggam arsitektur, teknik membangun, sejarah, ilmupengetahuan, pendidikan, agama, dan/ataukebudayaan, serta memiliki nilai budaya bagipenguatan kepribadian bangsa.

(4) Ketentuan...

SK No 087026 A

Page 76: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-76-

(4) Ketentuan pelestarian sebagaimana dimaksud padaayat (1) dituangkan dalam ketentuan yang meliputiaspek:

a. arsitektur;

b. struktur;

c. utilitas;

d. aksesibilitas; dan

e. keberadaan dan nilai penting cagar budaya.

(5) Ketentuan pelestarian sebagaimana dimaksucl padaayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan tentang cagarbudaya.

Pasal 84

(1) Standar teknis keandalan BGCB sebagaimanadimaksud dalam Pasal 81 huruf c terdiri atas:

a. keselamatan;

b. kesehatan;

c. kenyamanan; dan

d. kemudahan.

(2) standar teknis keselamatan sebagaimana dimaksudpada ayat (1) huruf a terdiri atas:

a. komponen struktur harus dapat menjaminpemenuhan kemampuan Bangunan Gedunguntuk mendukung beban muatan, mencegah danmenanggulangi bahaya kebakaran, bahaya petir,dan bencana alam;

b. penggunaan material asli yang mudah terbakarharus mendapat perlakuan terten tu (fire -retard.anttreatment); dan

c. penggunaan material baru harus tidak mudahterbakar (non-combustible material).

(3) Standar .

SK No 089602 A

Page 77: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK ]NDONESIA

-77 -

(3) Standar teknis kesehatan sebagaimana dimaksudpada ayat (1) huruf b terdiri atas:

a. sistem penghawaan, pencahayaan, dan sanitasiharus dapat menjamin pemenuhan terhadappersyaralan kesehatan; dan

b. penggunaan material harus dapat menjaminpemenuhan terhadap persyaratan kesehatan.

(4) Standar teknis kenyamanan sebagaimana dimaksudpada ayat (1) huruf c terdiri atas:

a. pemenuhan persyaratan ruang gerak danhubungan antarruang;

b. kondisi udara dalam ruang;

c. pandangan;

d. tingkat getaran; dan

e. tingkat kebisingan.

(5) Standar teknis kemudahan sebagaimana dimaksudpada ayat (1) huruf d meliputi pemenuhan persyaratanhubungan ke, dari, dan di dalam Bangunan Gedungserta kelengkapan prasarana dan sarana.

(6) Standar teknis keandalan BGCB sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dituangkan dalam ketentuanyang meliputi aspek:

a. arsitektur;

b. struktur;c. utilitas; dan

d. aksesibilitas.

(71 Dalam hal BGCB yang dilestarikan tidak dapatmemenuhi ketentuan persyaratan keandalanbangunan sebagairnana dimaksud pada ayat (1)sampai dengan ayat (5), Pemanfaatan BGCB masihtetap dapat dilanjutkan dengan mempertimbangkan:

a.pembatasan...

SK No 089603 A

Page 78: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-78-

a. pembatasan pembebanan;

b. pembatasan pemanfaatan;

c. pemberian penanda (signagel;

d. Pemanfaatan yang sudah ada (errstingl;

e. monitoring dan evaluasi secara berkala;

f. telah diupayakan semaksimal mungkin untukmengikuti Standar Teknis;

g. telah dilakukan pengkajian teknis terhadapBangunan Gedung yang diusulkan; dan

h. telah memperoleh rekomendasi TPA.

Pasal 85

(1) Penyelenggaraan BGCB yang dilestarikansebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 80 huruf ameliputi kegiatan:

a. persiapan;

b. perencanaan teknis;

c. pelaksanaan;

d. pemanfaatan; dan

e. Pembongkaran.

(2) Ketentuan penyelenggaraan BGCB yang dilestarikanmengikuti ketentuan proses PenyelenggaraanBangunan Gedung.

(3) Selain ketentuan proses Penyelenggaraan BangunanGedung sebagaimana dimaksud pada ayat (21, setiaptahap penyelenggaraan BGCB yang dilestarikansebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus mengikutikaidah:

a. sedikit mungkin melakukan perubahan;

b. sebanyak mungkin mempertahankan keaslian;dan

c. tindakan pelestarian dilakukan dengan penutrkehati-hatian dan bertanggung jawab.

(4) Penyelenggaraan.

SK No 089604 A

Page 79: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES lDENREPUBLIK INDONESIA

-79 -

(4) Penyelenggaraan BGCB yang dilestarikandilaksanakan oleh penyedia jasa sebagaimanadimaksud pada ayat (1) serta melibatkan Tenaga Ahlipelestarian di bidang BGCB yaitu:

a. arsitek pelestarian;

b. arkeolog;

c. Tenaga Ahli konservasi bahan bangunan;dan/atau

d. perancang tata ruang dalam atau interiorpelestarian.

(5) Selain diiaksanakan oleh Tenaga Ahli pelestariansebagaimana dimaksud pada ayat (4), penyelenggaraBGCB dapat dilaksanakan oleh Tenaga Ahli pelestariansesuai kebutuhan.

(6) Penyelenggaraan BGCB yang dilestarikansebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakanpada Bangunan Gedung yang telah ditetapkanfungsinya sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 86

(1) Kegiatan persiapan sebagaimana dimaksud dalamPasal 85 ayat (1) huruf a dilakukan melalui tahapan:a. kajian identifikasi;

b. dokumentasi; dan

c. usulan penanganan pelestarian.

(21 Kajian identifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat(1) huruf a merlrpakan penelitian awal kondisi fisikdari segi arsitektur, struktur, dan utilitas, serta nilaikesejarahan dan arkeologi BGCB.

(3) Hasil kajian identifikasi sebagaimana dimaksud padaayat (1) huruf a berisi:

a. keputusan kelayakan penanganan fisik BGCByang dilestarikan secara keseluruhan atausebagian; dan

b. batasan .

SK No 089605 A

Page 80: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-80-

b. batasan penanganan fisik kegiatan teknispelestarian.

(4) Hasil kajian identifikasi sebagaimana dimaksud padaayat (1) huruf a harus dilengkapi dengan gambar danfoto Bangunan Gedung terbaru.

(5) Dokumentasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf b berisi:

a. gambar terukur;b. foto dan/atau sketsa bangunan; dan

c. narasi sejarah bangunan;

(6) Usulan penanganan pelestarian sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf c berupa rekomendasitindakan Pelestarian yang disusun berdasarkan hasilkajian identifikasi BGCB.

Pasal 87

Persiapan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 85 ayat (1)huruf a dilakukan oleh Pemilik, Pengguna, dan/atauPengelola BGCB yang dilestarikan dengan menggunakanpenyedia jasa bidang arsitektur yang kompeten dalampelestarian.

Pasal 88

(1) Rekomendasi tindakan Pelestarian BGCB sebagaimanadimaksud dalam Pasal 86 ayat (6) berupa:

a. pelindungan;

b. pengembangan;dan/atau

c. pemanfaatan.

(2) Pelindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf a terdiri atas:

a. Pemeliharaan; dan

b. pemugaran.

(3) Pengembangan...

SK No 087027 A

Page 81: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-81 -

(3) Pengembangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf b terdiri atas:

a. revitalisasi; dan

b. adaptasi.

Pasal 89

(1) Pemeliharaan sebagaimana dimaksud dalam pasal ggayat (2) huruf a dilakukan melalui upayamempertahankan dan menjaga serta merawat agarkondisi BGCB tetap lestari.

(2) Pemugaran sebagaimana dimaksud dalam pasal ggayat (21huruf b dilakukan melalui kegiatan:

a. rekonstruksi;

b. konsolidasi;

c. rehabilitasi; dan

d. restorasi.

(3) Pelaksanaan pemugaran harus memperhatikanprinsip keselamatan dan kesehatan kerja,perlindungan dan Pelestarian yang mencakup keaslianbentuk, tata letak dan metode pelaksanaan, sistemstruktur, penggunaan bahan bangunan, nilai sejarah,ilmu pengetahuan, dan kebudayaan, termasuk nilaiarsitektur, dan teknologi.

(41 Rekonstruksi sebagaimana dimaksud pada ayat (21

huruf a dilakukan melalui upaya untuk membangunkembali keseluruhan atau sebagian BGCB yang hilangdengan menggunakan konstruksi baru agar menjadiseperti wujud sebelumnya pada suatu periode tertentu.

(5) Konsolidasi sebagaimana dimaksud pada ayat (21

huruf b dilakukan melalui rrpaya penguatan bagianBGCB yang rusak tanpa membongkar seluruhbangunan untuk mencegah kerusakan tebih larrjut.

(6) Rehabilitasi...

SK No 089607 A

Page 82: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES !DENREPLIBLIK INDONESIA

-82-

(6)

(7)

Rehabilitasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)huruf c dilakukan melalui upaya pemulihan icondisisuatu BGCB agar dapat dimanfaatkan secara ehsienuntuk fungsi kekinian dengan cara perbaikan atauperubahan tertentu dengan tetap menjaga nilaikesejarahan, arsitektur, dan budaya.

Restorasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) hurufd dilakukan melalui upaya untuk mengembalikankondisi BGCB secara akurat sesuai keasliannyadengan cara menghilangkan elemen atau komponendan material tambahan, dan/atau mengganti eiemenatau komponen yang hilang agar meniadi sepertiwujud sebelumnya pada suatu periode ter[entu.

Pasal 9O

(1) Revitalisasi sebagaimana dimaksud dalam pasal ggayat (3) huruf a dilakukan untuk menumbuhkankembali nilai-nilai penting BGCB dengan penyesuaianfungsi ruang baru yang tidak bertentangan denganprinsip pelestarian dan nilai budaya Masyarakat.

(21 Adaptasi sebagaimana dimaksud dalam pasal gg ayat(3) huruf b dilakukan melalui upaya pengemb^r,g..,BGCB untuk kegiatan yang lebih sesuai den[ankebutuhan masa kini dengan cara melakukanperubahan terbatas yang tidak mengakibatkanpenurunan nilai penting atau kerusakan pada bagianyang mempunyai nilai penting.

Pasal 91

(1) Perencanaan teknis BGCB yang dilestarikansebagaimana dimaksud dalam pasal g5 ayat (1) hurufb dilakukan dengan mengacu Standar Teknisperencanaan dan perancangan Bangunan Gedungsebagaimana dimaksud dalam pasal 14 huruf a.

(2) Perencanaan teknis BGCB yang dilestarikan dilakukanmeialui tahapan:

a. penyiapan dokumen rencana teknis pelindunganBGCB; dan

b. penyiapan. . .

.SK No 089608 A

Page 83: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

(3)

(41

PRESIDENREPUBLIK TNDONESIA

-83-

b. penyiapan dokumen rencana teknispengembangan dan pemanfaatan BGCB sesuaidengan fungsi yang ditetaPkan.

Dokumen rencana teknis pelindungan BGCBsebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a dapatberisi:

a. penelitian sejarah;

b. foto, gambar hasil pengukuran, catatan, danvideo;

c. uraian dan analisis atas kondisi yang sudah ada(existing) dan inventarisasi kerusakan BangunanGedung dan lingkungannya;

d. usulan penanganan Pelestarian;e. rencana Pemeliharaan, Perawatan, pemeriksaan

berkala;

f. gambar rencana teknis pemugaran;

g. rencana anggaran biaYa; dan

h. rencana kerja dan syarat-syarat.

Dokumen rencana teknis pengembangan danpemanfaatan BGCB sebagaimana dimaksud pada ayat(2) huruf b berupa usulan tindakan pelestarian sesuaidengan fungsi yang akan diterapkan dan berisi:

a. analisis potensi nilai;

b. rencana pemanfaatan;

c. rencana teknis tindakan revitalisasi dan adaptasr;

d. rencana Pemeliharaan, Perawatan, pemeriksaanberkala;

e. rencana struktur, mekanikal, elektrikal,perpipaan (plumbing);

f. rencana anggaran biaYa; dan

g. rencana. . .

SK No 087165 A

Page 84: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-84-

g. rencana kerja dan syarat-syarat.

(5) Dalam hal pengembangan dan pemanfaatan BGCBtelah ditetapkan fungsinya sejak awal, penJrusunankedua dokumen rencana teknis sebagaimanadimaksud pada ayat (2) dapat dilakukan secarabersamaan.

(6) Dalam hal BGCB yang dilestarikan dimiliki olehMasyarakat hukum adat, perencanaan teknis BGCByang dilestarikan dikonsultasikan kepada TPA cagarbudaya dan Masyarakat hukum adat untukmendapatkan pertimbangan.

Pasal 92

(1) Pelaksanaan BGCB yang dilestarikan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 85 ayat (1) huruf c meliputipekerjaan:

a. arsitektur;

b. struktur;c. utilitas;d. lanskap;

e. tata ruang dalam atau interior; dan/atauf. pekerjaan khusus lainnya.

(21 Pelaksanaan BGCB yang dilestarikan dilakukan sesuaidengan dokumen rencana teknis pelindungandan/atau rencana teknis pengembangan danpemanfaatan yang telah disahkan oleh PemerintahDaerah kabupaten/kota, Pemerintah Daerah provinsiuntuk Daerah Khusus Ibukota Jakarta, atau Menteriuntuk BGCB dengan fungsi khusus, berdasarkanpertimbangan TPA cagar budaya.

(3) Pelaksanaan .

SK No 089610 A

Page 85: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES!DENREPUBLIK INDONESIA

-85-

(3)

(4)

(s)

(6)

(8)

(e)

(71

Pelaksanaan BGCB yang dilestarikan yang akanmengubah bentuk dan karakter fisik Ba-ngunanGedung harus dilakukan setelah mendapat pBG

khusus cagar budaya atau perubahan pBd khususcagar budaya yang dikeluarkan oleh pemerintahDaerah kabupatenf kota, pemerintah Daerah provinsiuntuk Daerah Khusus Ibukota Jakarta, atau

-Menteri

untuk BGCB dengan fungsi khusus.

Pelaksanaan BGCB yang dilestarikan yang bersifatPemeliharaan dan tidak mengubah fungsf bentuk,material, konstruksi karakter fisik, atau-melakukanpenambahan BGCB harus mendapatkanpertimbangan TPA cagar budaya tanpa memerlukanPBG.

Pelaksanaan BGCB yang dilestarikan sebagaimanadimaksud pada ayat (4) harus dilaporkan kepadaPemerintah Daerah kabupatenfkot'a, pemerintahDaerah provinsi untuk Daerah Khusus IbukotaJakarta, atau Menteri untuk bangunan cagar budayadengan fungsi khusus.

Pemilik, Pengguna, dan/atau pengelola wajibmemasang tanda tertentu yang resmi dalam .rrgk"pelaksanaan BGCB yang dilestarikan yang tidak harusdilengkapi PBG.

Pelaksanaan BGCB yang dilestarikan harus dilakukandengan tidak mengganggu Bangunan Gedung danlingkungan sekitar.

Pelaksanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilakukan oleh - penyedia jasa pelaksana- yangkompeten dan ahli di bidang Bangunin Gedung.

Penyedia jasa pelaksana sebagaimana dimaksud padaayat (8) harus menyediakan Tenaga Ahli pelestarianBGCB.

SK No 087343 A

Pasal 93. . .

Page 86: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-86-

Pasal 93

(1) Pengawasan terhadap pelaksanaan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 85 ayat (1) huruf c dilakukanoleh penyedia jasa pengawasan yang kompeten danahli di bidang Bangunan Gedung.

(2) Penyedia jasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)melaporkan hasil pengawasan kepada Pemilik,Pengguna, dan/atau Pengelola bangunan sebagaibagian kelengkapan pengajuan SLF.

(3) Penyedia jasa pengawasan sebagaimana dimaksudpada ayat (1) harus menyediakan Tenaga Ahlipelestarian BGCB.

Pasal 94

(1) Pengendalian pelaksanaan pelestarian BGCBdilaksanakan oleh Pemerintah Daerahkabupaten/kota, Pemerintah Daerah provinsr untukDaerah Khusus Ibukota Jakarta, atau Menteri untukBGCB dengan fungsi khusus melalui PBG.

(2) PBG sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterbitkanoleh Pemerintah Daerah kabupatenf kota, PemerintahDaerah provinsi untuk Daerah Khusus IbukotaJakarta, atau Menteri untuk BGCB fungsi khusussetelah mendapat pertimbangan TPA.

(3) Pengendalian juga dilakukan oleh pemerintah Daerahkabupaten/kota, Pemerintah Daerah provinsi untukDaerah Khusus Ibukota Jakarta, atau Menteri untukBGCB dengan fungsi khusus terhadap BGCB yangtindakan pelestariannya tanpa memerlukan pBGsebagaimana dimaksud dalam Pasal 92 ayat (41.

Pasal 95

SK No 089612 A

Page 87: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

(1)

(2)

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-87 -

Pasal 95

Pemanfaatan Bangunan Gedung yang dilindungi dandilestarikan sebagaimana dimaksud dalam pasal g5ayat (1) huruf d ditakukan oleh pemilik dan/atauPengguna sesuai dengan kaidah pelestarian danklasifikasi Bangunan Gedung yang dilindungi dandilestarikan serta sesuai ketentuan p.otrr.".,perundang-undangan.

Dalam hal Bangunan Gedung dan/ ataulingkungannya yang telah ditetapkan menjadi cagarbudaya akan dialihkan haknya kepada plfr"t lain,pengalihan haknya harus dilaksanakan sesuaiketentuan peraturan perundang-undangan.

dalamharus

dan

Pasal 96

(1) BGCB yang dilestarikan dapat dimanfaatkan olehPemilik, Pengguna, dan/atau pengelola setelahbangunan dinyatakan laik fungsi.

(2) BGCB yang dilestarikan harus dimanfaatkan dandikelola dengan tetap memperhatikan Standar TeknisBangunan Gedung dan persyaratan pelestarian.

(3) Pemilik, Pengguna, dan/atau pengelolamemanfaatkan BGCB yang dilestarikanmelakukan Pemeliharaan, perawatan,pemeriksaan berkala.

(4) Khusus untuk pelaksanaan perawatan sebagaimanadimaksud pada ayat (3) harus dibuat rencana teknispelestarian Bangunan Gedung yang disusun denganmempertimbangkan prinsip perlindungan danPelestarian yang mencakup keaslian bentuk, tataletak, sistem struktur, penggunaan bahan bangunan,dan nilai-nilai yang dikandungnya sesuai d.rg.,tingkat kerusakan Bangunan Gedung dan ketentuanklasifikasinya.

SK No 089613 A

Pasal97...

Page 88: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-88-

Pasal 97

(1) Pembongkaran BGCB sebagaimana dimaksud dalamPasal 85 ayat (1) huruf e dapat dilakukan apabilaterdapat kerusakan struktur bangunan yang tidakdapat diperbaiki lagi serta membahayakan Pengguna,Masyarakat, dan lingkungan.

(21 Pembongkaran BGCB sebagaimana dimaksud padaayat (1) dilakukan pada BGCB yang telah dihapuspenetapan statusnya sebagai BGCB.

(3) Penghapusan status sebagai BGCB dilakukan sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangandi bidang cagar budaya.

(41 Pembongkaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1)harus mendapatkan persetujuan Pemerintah Daerahkabupatenfkota, Pemerintah Daerah provinsi untukDaerah Khusus Ibukota Jakarta, atau Menteri untukBGCB dengan fungsi khusus sesuai rencana teknisPembongkaran yang telah mendapat pertimbangandari TPA.

(5) Pembongkaran BGCB harus dilaksanakan olehpenyedia jasa pelaksana yang kompeten di bidangBangunan Gedung sesuai dengan rencana teknisPembongkaran BGCB.

Paragraf 3

Kompensasi, Insentif, dan Disinsentif

Pasal 98

(1) Pemberian kompensasi, insentif, dan disinsentif BGCByang dilestarikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal80 huruf b dan c diselenggarakan untuk tujuanmendorong upaya pelestarian oleh Pemilik, Pengguna,dan Pengelola BGCB yang dilestarikan.

(21 Kompensasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)diberikan bagi Pemilik, Pengguna, dan atau pengelolaBGCB yang melaksanakan pelindungan dan/ataupengembangan BGCB yang dilestarikan.

(3) Insentif ...

SK No 087167 A

Page 89: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

(3)

(4)

-89-

Insentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

diberikan bagi Pemilik, Pengguna' dan atau. pengelolaBGCB yang melaksanakan pelindrrngan'pengembangan, dan/atau pemanfaatan BGCB yangdilestarikan.Disinsentif sebagaimana dimaksud pada lYat (1)diberikan r."p"f," Pemilik' Pengguna' - 9"nlatauPengelola eCCe yang- tidak melaksanakanp"iiiar"gan BGCB yang dilestarikan'

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

Pasa1 100

Insentif sebagaimana dimaksud dalamayat (3) daPat beruPa:

a. advokasi;b. perbantuan; dan

c. bantuan lain bersifat nondana'

Pasal 99

(1) Kompensasi sebagaimana.dimaksud dalam Pasal 98ayat (21 *;;;fi; imbalan berupa uang danlataubukan r"n[ JII pt*erintah Daerah kabupaten/kota'Pemerintah Daerah provinsi untuk Daerah KhususIbukota .la}<arta, atal Menteri untuk BGCB denganfungsi khusus'

(21 Kompensasi bukan uallg sebagaimana dimaksud padaayat (1) j.af,; ;t"04 baniuan tenaga dan/ataubantuan bahan sebagai penggantian sebagian biayapelestaria" ;;;;;a "pemitik'- Pengguna' dan/atau'Pengelola BGCB yang dilestarikan'

(3) Pelaksanaan kompensas-i yang - bersumber dariPemerintah Daerah kabupate;/k9!."' PemerintahDaerah provinsi untuk Daerah Khusus IbukotaJakarta, .t"' Menteri untuk BGCB dengan fungsikhusus sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan'

Pasal 98(1)

(2\ Advokasi sebagaimana dimaksud pad'a ayat (1) huruf a

SK No 089713 A

dapat beruPa

a.pemberian...

Page 90: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-90-

a. pemberian penghargaan berbentuk sertifikat,plakat, tanda penghargaan;

b. promosi; dan/atauc. publikasi.

(3) Perbantuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf b, dapat berupa:

a. dukungan penyediaan sarana dan prasaranatermasuk peningkatan kualitas fisik lingkungan;dan/atau

b. dukungan teknis dan/atau kepakaran terdiriatas:

1. bantuan advis teknis;2. bantuan Tenaga Ahli; dan3. bantuan penyedia jasa yang kompeten

di bidang BGCB.

(4) Bantuan lain bersifat nondana sebagaimana dimaksudpada ayat (1) hurufc, dapat berupa:

a. keringanan pajak bumi dan bangunan yang dapatdiberikan kepada Pemilik dan/atau pengelolaBGCB, setelah dilakukan tindakan pelestarian,sesuai dengan ketentuan peraturan perLtndang-undangan.

b. keringanan retribusi PBG;

c. tambahan KLB; dan/ataud. tambahan KDB.

Pasal 101

Disinsentif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 98 ayat (4)pada BGCB yang dilestarikan dapat berupa pembatasankegiatan pemanfaatan BGCB.

Pasal 102

Ketentuan lebih lanjut mengenai BGCB diatur dalamPeraturan Menteri.

SK No 087168 A

Bagian

Page 91: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-91 -

Bagian Ketujuh

Ketentuan Penyelenggaraan Bangunan Gedung Fungsi Khusus

Paragraf 1

Umum

(1)

(2)

(3)

Pasal 103

Selain harus memenuhi ketentuan standarperencanaan dan perancangan Bangunan Gedungsebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 huruf a, BGFKjuga harus memenuhi standar perencanaan danp.ia.r.a.rgan teknis khusus serta standar keamanan'(securitg)

fungsi khusus terkait Bangunan Gedungyang diietapkan oleh instansi atau lembaga terkait'

Standar perencanaan dan perancangan teknis khususyang ditetapkan oleh instansi atau lembaga terkaitsebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:

a. ketentuan pemilihan lokasi yallgmempertimbangkan potensi rawan bencana alam

"."u"i dengan rencana tata ruang wilayah, RDTR,

atau RTBL;

b. ketentuan lokasi dengan mempertimbangkanradius batas keselamatan hunian Masyarakat,Pemeliharaan kelestarian lingkungan, danpenetapan radius batas pengamanan;

c. ketentuan penyelenggaraan BGFK; dan

d. spesihkasi teknis BGFK yang ditetapkan olehintansi atau lembaga terkait yang berwenang'

Standar keamanan (searity) fungsi khusus terkaitBangunan Gedung yang ditetapkan oleh instansi ataulembaga terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1)meliputi standar keamanan pada setiap tahappenyelenggaraan BGFK.

(4) Standar .

SK No 089715 A

Page 92: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

Paragraf 2

Kriteria, Jenis, dan Penetapan Bangunan Gedung Fungsi Khusus

PRESIDENREPLIBLIK INDONESIA

-92-

(41 Standar keamanan (seanify) sebagaimana dimaksudpada ayat (3) paling sedikit memuat:

a. penyediaan sistem pendeteksian dan pemantauan(detection system);

' b. pembentukan tim pengamanan dalam BangunanGedung; dan

c. penetapan prosedur operasional standarpengamanan BGFK sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan tentangpengamanan.

Pasal 104

(1) Kriteria BGFK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5ayat (5) harus memenuhi:

a. fungsinya khusus dan/atau mempunyaikerahasiaan tinggi untuk kepentingan nasional;

b. Penyelenggaraan Bangunan Gedung yang dapatmembahayakan Masyarakat di sekitarnya;

c. memiliki persyaratan khusus yang dalamperencanaan dan/atau pelaksanaannyamembutuhkan teknologi tinggi; dan/atau

d. memiliki risiko bahaya tinggi.

(21 Bangunan sejenis yang mempunyai fungsi khususdan/atau kerahasiaan tinggi untuk kepentingannasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf aharus memenuhi kriteria:

a. Bangunan Gedung yang mempunyai fungsistrategis dalam penetapan kebijakan negarameliputi kebijakan politik, ekonomi, sosial,budaya, dan pertahanan serta keamanan; atau

b. Bangunan .

SK No 087212 A

Page 93: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES!DENREPUBLIK INDONESIA

-93-

b. Bangunan Gedung untuk perwakilan NegaraRepublik Indonesia di negara lain dalammelaksanakan misi negara meliputi kebijakanpolitik, ekonomi, sosial, budaya, dan pertahananserta keamanan.

(3) Bangunan sejenis yang penyelenggaraannya dapatmembahayakan Masyarakat di sekitarnyasebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b harusmemenuhi kriteria berpengaruh terhadap ketahanannasional akibat kegiatan di dalamnya berpotensimenjadi ancaman kontaminasi virus atau mikrobamematikan yang dapat menular secara massal kesekitarnya dan menjadi masalah nasional dalamprogram:

a. peningkatan kesehatan Masyarakat; dan

b. demografi atau kependudukan khususnyaangkatan kerja.

(4) Bangunan sejenis yang memiliki persyaratan khususdalam perencanaan dan/atau pelaksanaannyamembutuhkan teknologi tinggi sebagaimana dimaksudpa.da ayat (1) huruf c merupakan ban6;r_rnan yangmembutuhkan:

a. Tenaga Ahli Fungsi Khusus;

b. material khusus;

c. penggunaan peralatan khusus; dan

d. metode pelaksanaan konstmksi khusus.(5) Bangunan sejenis yang memiliki risiko bahaya tinggi

sebagaimana dimaksud pada ayat (l) huruf d harusmemenuhi kriteria berpengaruh terhadap keamanannasional dan mempunyai risiko bahaya tinggi sebagaiBangunan Gedung dan/atau instalasi yangmempunyai risiko bahaya tinggi terhadap ledakan dankebakaran serta rnenjadi masalah nasional dalampenanggulangan:

a. kerusakan fisik Bangunan Gedung, prasaranaumum, lingkungan, dan jiwa; dan

b. kerugian .

SK No 087170 A

Page 94: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-94-

kerugian harta benda, flora, dan fauna

(6) Kementerian atau lembaga dan/atau Pemiliknonkementerian atau nonlembaga yang berbadanhukum dapat mengusulkan penetapan BGFK kepadaMenteri.

Pasal 105

Ketentuan lebih lanjut mcngenai BGFK diatur dalamPeraturan Menteri.

Pasal 1O5

(1) Jenis BGFK dikelompokkan berdasarkan pada kriteriasebagaimana dimaksud dalam Pasal 104 ayat (1).

(21 Tahapan penetapan BGFK meliputi:

a. identifikasi;

b. pengusulan; dan

c. penetapan oleh Menteri.

(3) Identifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (21

huruf a dapat dilakukan oleh Menteri dan/ataukementerian/lembaga dan instansi terkait.

(41 Identifikasi diselenggarakan denganmempert.imbangkan kriteria sebagaimana dimaksuddalam Pasal 104.

(5) Pengusulan sebagaimana dimaksud pada ayat (21

huruf b dapat dilakukan oleh instansi atau lembagadan/atau Pemilik noninstansi atau lembaga yangberbadan hukum kepada Menteri.

(6) Penetapan oleh Menteri sebagaimana dimaksud padaayat (21huruf c meliputi penetapan Bangunan Gedungberdasarkan jenis dan kedudukannya.

(7) Berdasarkan .

b

SK No 089718 A

Page 95: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-95-

(7) Berdasarkan penetapan sebagaimana dimaksud padaayat (6), penyelenggaraan BGFK meliputi penerbitanPBG, inspeksi masa konstruksi, penerbitan SLF,penerbitan SBKBG, dan penerbitan RTB menjadikewenangan dan tugas Menteri.

(8) Berdasarkan penetapan sebagaimana dimaksud padaayat (6), Menteri dapat mendelegasikan kewenangansebagian penyelenggaraan BGFK kepada gubernur.

(9) Pendelegasian kewenangan kepadasebagaimana dimaksud pada ayat (8)

Bagian Kedelapan

Ketentuan Penyelenggaraan Bangunhn Gedung Hijau

ur

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Paragraf 1

Umum

Pasal 107

(1) Standar Teknis penyelenggaraan BGH dikenakan padaBangunan Gedung baru dan Bangunan Gedung yangsudah ada.

(21 Pengenaan Standar Teknis BGH sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dibagi berdasarkan kategori:

a. wajib (mandatoryl; atau

b. disarankan (recommendedl.

(3) Bangunan Gedung dengan kategori wajib (mandatorylsebagaimana dimaksud pada ayat (21huruf a meliputi:

a. Bangunan Gedung klas 4 (empat) dan 5 (lima; diatas 4 (empat) lantai dengan luas paling sedikit50.000 m2 (iima puluh ribu meter persegi);

b. Bangunan .

SK No 089719 A

Page 96: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-96-

b. Bangunan Gedung klas 6 (enam), 7 (tujuh), dan 8(delapan) di atas 4 (empat) lantai dengan luaslantai paling sedikit 5.000 m2 (lima ribu meterpersegi);

c. Bangunan Gedung klas 9a dengan luas di atas20.000 m2 (dua puluh ribu meter persegi); dan

d. Bangunan Gedung klas 9b dengan luas di atas10.000 m2 (sepuluh ribu meter persegi),

(4) Bangunan Gedung dengan kategori disarankan(recommendedl sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

huruf b meliputi Bangunan Gedung selain BangunanGedung sebagaimana dimaksud pada ayat (3).

Pasal 108

Prinsip BGH meliputi:

a. perumusan kesamaan tujuan, pemahaman, sertarencana tindak;

b. pengurangan (reduce) penggunaan sumber daya, baikberupa lahan, material, air, sumber daya alam,maupun sumber daya manusia;

c. pengurangan timbulan limbah, baik fisik maupunnonfisik;

d. penggunaan kembali (reusel sumber daya yang telahdigunakan sebelumnya;

e. penggunaan sumber daya hasil siklus ulang (recgclel;

f. perlindungan dan pengelolaan terhadap lingkunganhidup melalui upaya Pelestarian;

g. mitigasi risiko keselamatan, kesehatan, perubahaniklim, dan bencana;

h. orientasi pada siklus hidup;

i. orientasi pada pencapaian mutu yang diinginkan;

j. inovasi teknologi untuk perbaikan yang berkelanjutan;dan

k.peningkatan...

SK No 089720 A

Page 97: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

k.

(1)

(21

(3)

(41

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-97 -

peningkatan dukungan kelembagaan, kepemimpinan,dan manajemen dalam implementasi.

Pasal 109

BGH harus memenuhi Standar Teknis sebagaimanadimaksud dalam Pasal 13 huruf a, huruf b, huruf c,dan huruf d, serta Standar Teknis BGH sesuai dengantahap penyelenggaraannya.

Tahap penyelenggaraan sebagaimana dimaksud padaayat (1) meliputi tahap:

a. pemrograman;

b. perencanaan teknis;

c. pelaksanaan konstruksi;

d. pemanfaatan; dan

e. Pembongkaran.

BGH diselerrggarakan oleh:

a. Pemerintah Pusat untuk BGH milik negara atauPemerintah Daerah untuk BGH milik daerah;

b. Pemilik BGH yang berbadan hukum atauperseorangan;

c. Pengguna dan/atau pengelola BGH yangberbadan hukum atau perseorangan; dan

d. penyedia jasa yang kompeten di bidang BangunanGedung.

Dalam penyelenggaraan BGH, penyedia jasasebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf dmelibatkan Tenaga Ahli BGH.

Paragraf

SK No 089721 A

Page 98: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-98-

Paragraf 2

Tahap Pemrograman

Pasal 1 10

(1) Pemrograman BGH sebagaimana dimaksud dalamPasal 1O9 ayat (2) huruf a harus dilakukan sejak awaldengan mempertimbangkan ketersediaan dankeberlanjutan pemenuhan sumber daya.

(21 Ketentuan pada tahap pemrograman BGHsebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:

a. kesesuaian tapak;

b. penentuan objek Bangunan Gedung yang akanditetapkan sebagai BGH;

c. kinerja BGH sesuai dengan tingkat kebutuhan;

d. metode penyelenggaraan BGH; dan

e. kelayakan BGH.

(3) Pelaksanaan tahap pemrograman BGH sebagaimanadimaksud pada ayat (1) meliputi:

a. identifikasi pemangku kepentrngan yang terlibatdalam penyelenggaraan BGH;

b. penetapan konsepsi awal dan metodologipenyelenggaraan BGH;

c. penJrusunan kajian kelayakan penyelenggaraanBGH dari segi teknis, ekonomi, sosial, danlingkungan;

d. penetapan kriteria penyedia jasa yang kompeten;

e. penyusunan dokumen BGH;

f. pelaksanaan pemrograman pada seluruhtahapan;

g.pengelolaan...

SK No 089722A

Page 99: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IOENREPUBLTK INDONESIA

-99-

g. pengelolaan risiko; dan

h. pen)rusunan laporan akhir tahap pemrogramanBGH.

Pasal 1 1 1

(1) Kesesuaian tapak sebagaimana dimaksud dalamPasal 110 ayat (2) huruf a dimaksudkan untukmenghindari pembangunan BGH pada tapak yangtidak semestinya dan mengurangi dampak lingkungansesuai dengan ketentuan rencana tata ruang wilayahkabupaten/kota dan ketentuan tata bangunan.

(21 Penentuan objek Bangunan Gedung yang akanditetapkan sebagai BGH sebagaimana dimaksud dalamPasal 110 ayat (2) huruf b harus sudah ditetapkandalam rencarra umum atau masterplan pembangunanBangunan Gedung yang ditetapkan oleh Pemilik.

(3) Penetapan tingkat pencapaian kinerja BGH sesuaidengan kebutuhan sebagaimana dimaksud dalamPasal 110 ayat (21 huruf c dimaksudkan untukmenetapkan target pencapaian kinerja yang terukurdan realistis atau wajar sebagai BGH.

(4) Penetapan metode penyelenggaraan BGH sebagaimanadimaksud dalam Pasal 11O ayat (2) huruf d harusdisesuaikan dengan target pencapaian kinerja BGHdan kemampuan sumber daya yang tersedia.

(5) Pengkajian kelayakan BGII sebagaimana dimaksuddalam Pasal 110 ayat (2) huruf e dimaksudkan untukmemastikan kembali terpenuhinya kesesuaianketentuan pemrograman terhadap rencanapembairgunan BGH.

Paragraf

SK No 089723 A

Page 100: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK ]NDONESIA

-100-

Paragraf 3

Tahap Perencanaan Teknis

Pasal 1 12

(1) Ketentuan tahap perencanaan teknis BGHsebagaimana dimaksud dalam Pasal 109 ayat (2\huruf b terdiri atas:

a. pengelolaan tapak;

b. efisiensi penggunaan energi;

c. efisiensi penggunaan air;

d. kualitas udara dalam rllang;

e. penggunaan material ramah lingkungan;

f. pengelolaan sampah; dan

g. pengelolaan air limbah.

(21 Pengelolaan tapak sebagaimana dimaksud padaayat (1) huruf a terdiri atas ketentuan:

a. orientasi Bangunan Gedung;

b. pengolahan tapak termasuk aksesibilitas atausirkulasi;

c. pengelolaan lahan terkontaminasi limbah bahanberbahaya dan beracun;

d. ruang terbuka hijau privat;

e. penyediaan jalur pedestrian;

f. pengelolaan tapak basemen;

g. penyediaan lahan parkir;

h. sistem pencahayaan ruang luar; dan

i. pembangunan Bangunan Gedung di atasdan/atau cli dalam tanah dan/atau air dan/atauprasarana atau sarana umum.

(3) Efisiensi...

SK No 089724 A

Page 101: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-101 -

(3) Efisiensi penggunaan energi sebagaimana dimaksudpada ayat (1) huruf b terdiri atas ketentuan:

a. selubung bangunan;

b. sistem ventilasi;

c. sistem pengondisian udara;

d. sistem pencahayaan;

e. sistem transportasi dalam gedung; dan

f. sistem kelistrikan.(4) Efisiensi penggunaan air sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) huruf c terdiri atas ketentuan:

a. sumber air;

b. pemakaian air; dan

c. penggunaan peralatan saniter hemat air (waterfixturesl.

(5) Kualitas udara dalam ruang sebagaimana dimaksudpada ayat (1) huruf d terdiri atas ketentuan:

a. pelarangan merokok;

b. pengendalian karbon dioksida (CO2) dan karbonmonoksida (CO); dan

c. pengendalian penggunaan bahan pembeku(refrigerant).

(6) Penggunaan material ramah lingkungan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf e terdiri atas ketentuan:

a. pengendalian penggunaan material berbahaya;dan

b. penggunaan material bersertifikat ramahlin gkun g an (e co -lab elling) .

(7) Pengelolaan sampah sebagaimana dimaksud pada ayat(1) huruf f terdiri atas ketentuan:

a. penerapan prinsip 3R (reduce, rellse, recgcle);

b. penerapan sistem penanganan sampah; dan

c. penerapan. . .

SK No 087171 A

Page 102: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES lDENREPUBLIK INDONESIA

-to2-

c. penerapan sistem pencatatan timbulan sampah.

(8) Pengelolaan air limbah sebagaimana dimaksud padaayat (1) huruf g terdiri atas ketentuan:

a. penyediaan fasilitas pengelolaan air limbahsebelum dibuang ke saluran pembuangan kota;dan

b. daur ulang air yang berasal dari air limbahdomestik.

Paragraf 4

Tahap Pelaksanaan Konstruksi

Pasal 113

Ketentuan tahap pelaksanaan konstruksi BGHsebagaimana dimaksud dalam Pasal 1O9 ayat (2) huruf cmerupakan konlirmasi pemenuhan ketentuan pada tahapperencanaan teknis sebagaimana dimaksud dalam Pasal109 ayat (2) huruf b pada Bangunan Gedung yang telahdibangun.

Pasal 1 14

(1) Pelaksanaan konstruksi BGH sebagaimana dimaksuddalam Pasal 113 dapat dilakukan dengan mengikutiprinsip pelaksanaan konstruksi hijau.

(21 Prinsip pelaksanaan konstruksi hijau sebagaimanadimaksud pada ayat (1) meliputi:

a. proses konstruksi hijau;

b. praktik perilaku hijau; dan

c. rantai pasok hijau.

(3) Proses konstruksi hijau sebagaimana dimaksud padaayat (2) huruf a dilakukan melalui:

a. penerapan metode pelaksanaan konstruksi hijau;

b. optimasi penggunaan peralatan;

c. penerapan. . .

SK No 089726 A

Page 103: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-103-

c. penerapan manajemen pengelolaan limbahkonstruksi;

d. penerapan konservasi air pada pelaksanaankonstruksi; dan

e. penerapan konservasi energi pada pelaksanaankonstruksi.

(4) Praktik perilaku hijau sebagaimana dimaksud padaayat (21huruf b dilakukan melalui:

a. penerapan SMKK; dan

b. penerapan perilaku ramah lingkungan.

(5) Rantai pasok hijau sebagaimana dimaksud pada ayat(2) huruf c yang meliputi:

a. penggunaanmaterialkonstruksi;

b. pemilihan pemasok dan/atau subkontraktor; dan

c. konservasi energi.

Paragraf 5

Tahap Pemanfaatan

Pasal 1 15

(1) Ketentuan tahap pemanfaatan BGH sebagaimanadirnaksud dalam Pasal 109 aryat (2) huruf d berupapenerapan manajemen pemanfaatan meliputi:

a. pen5rusunan SOP pemanfaatan BGH;

b. pelaksanaan SOP pemanfaatan BGH; dan

c. Pemeliharaan kinerja BGH pada masapemanfaatan.

(2) Dalam...

SK No 089727 A

Page 104: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-to4-

(2) Dalam hal Bangunan Gedung yang sudah ada danbelum pernah memiliki sertifikat BGH pada tahapperencanaan teknis serta pelaksanaan konstruksiBGH, ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf b tidak diberlakukan.

(3) Dalam hal Bangunan Gedung yang sudah ada danbelum pernah memiliki sertifikat BGH pada tahapperencanaan teknis serta pelaksanaan konstruksiBGH, ketentuan tahap pemanfaatan BGHsebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditambahkanketentuan kinerja BGH yang sudah ada pada masapemanfaatan.

Paragraf 6

Tahap Pembongkaran

Pasal 1 16

Ketentuan tahap Pembongkaran BGH sebagaimanaPasal 109 ayat (2) huruf e meliputi:

a. metode Pembongkaran dilakukan dengan tidakmenimbulkan kerusakan untuk material yang bisadigunakan kembali; dan

b. upaya peningkatan kualitas tapak pascaPembongkaran.

Paragraf 7

Standar Bangunan Gedung Hijau untuk Bangunan Gedung yang Sudah Ada

Pasal 1 17

(1) Penyelenggaraan BGH pada Bangunan Gedung yangsudah ada dan belum pernah memiliki sertifikat BGHpada tahap perencanaan teknis serta pelaksanaankonstruksi BGH dilakukan dengan mengikuti:

a. prinsip adaptasi; dan

b. penerapan adaptasi.

(2) Prinsip...

SK No 089728 A

Page 105: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES lDENREPUBLIK INDONESIA

-105-

(2) Prinsip adaptasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf a pada Bangunan Gedung yang sudah adameliputi:

a. pemenuhan kelaikan fungsi dan ketentuanBangunan Gedung;

b. pertimbangan biaya operasional pemanfaatan danperhitungan tingkat pengembalian biaya yangditerima atas penghematan; dan

c. pencapaian target kinerja yang terukur secarasignifikan sebagai BGH.

(3) Penerapan adaptasi sebagaimana dimaksud padaayat (1) huruf b merupakan metode yang efektifdigunakan untuk menerapkan prinsip adaptasi padaBangunan Gedung yang sudah ada.

(4) Penerapan adaptasi sebagaimana dimaksud padaayat (1) huruf b dilakukan pada:

a. Bangunan Gedung yang sudah ada, tetapi tidakmengalami perubahan atau penambahan fungsidan tanpa penambahan bagian baru;

b. Bangunan Gedung yang sudah ada denganperubahan atau penambahan fungsi yang dapatmengakibatkan penambahan bagian baru; dan

c. BGCB yang dilestarikan.(5) Penerapan adaptasi BGH pada Bangunan Gedung

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf bdilakukan secara bertahap dan/atau parsial sesuaidengan Standar Teknis BGH melalui pengubahsuaian(retrofittingl.

(6) Penerapan adaptasi BGH pada Bangunan Gedungsebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf bditujukan pada:

a. Bangunan Gedung yang sudah ada dilakukansecara bertahap dan/atau parsial sesuai denganketentuan Standar Teknis BGH melaluipengubahsuaian (retrofittingl ; dan

b.Bangunan...

SK No 089729 A

Page 106: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-106-

b. Bangunan Gedung tambahan mengikutiketentuan Standar Teknis BGH.

(7) Penerapan adaptasi BGH pada Bangunan Gedungsebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf bdilakukan secara bertahap dan/atau parsial sesuaidengan ketentuan Standar Teknis BGH melaluipengubahsuaian (retrofittingl dan ketentuanPelestarian.

Paragraf 8

Hunian Hijau Masyarakat

Pasal 1 18

(1) Kumpulan rumah tinggal dapat menyelenggarakanBGH melalui mekanisme H2M.

(2) H2M sebagaimana dimaksud pada ayat (1)diselenggarakan secara kolektif atas inisiatifMasyarakat.

Pasal 1 19

(1) Penyelenggaraan H2M sebagaimana dimaksud dalamPasal 118 ayat (2) dilakukan oleh Masyarakat denganbantuan pendampingan dari Pemerintah Daerahkabupaten/kota dengan memenuhi indikator kinerja.

(21 Penyelenggaraan H2M sebagaimana dimaksud padaayat (1) meliputi:

a. penyusunan dokumen rencana kerja H2M;

b. pelaksanaan konstruksi;

c. pemanfaatan; dan

d. Pembongkaran.

(3) Penyelenggaraan H2M dituangkan dalam dokumenpenyusunan dokumen rencana kerja H2M pada awalkegiatan sebagai bagian dari rencana aksiimplementasi BGH di kabupaten/ kota.

(a) Indikator...

SK No 089730 A

Page 107: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-ro7-

(41 Indikator kinerja H2M sebagaimana dimaksud padaayat (1) berupa:

a. pengurangan konsumsi energi rata-rata 25o/o (duapuluh lima persen);

b. pengurangan konsumsi air rata-rata lO%(sepuluh persen);

c. pengelolaan sampah secara mandiri;

d. penggunaan material bangunan lokal dan ramahlingkungan; dan

e. optimasi fungsi ruang terbuka hijau pekarangan.

(5) Indikator kinerja H2M sebagaimana dimaksud padaayat (1) dilaksanakan dengan metode dan teknologiyang mengutamakan kelaikan fungsi, keterjangkauan,dan kinerja terukur.

Paragraf 9

Sertifikasi Bangunan Gedung Hijau

Pasal 120

(1) Sertifikasi BGH diberikan untuk tertib pembangunandan mendorong Penyelenggaraan Bangunan Gedungyang memiliki kinerja terukur secara signifikan,efisien, aman, sehat, mudah, nyaman, ramahlingkungan, hemat energi dan air, dan sumber dayalainnya.

(21 Sertifikat BGH diberikan berdasarkan kinerja BGHsesuai dengan peringkat:

a. BGH pratama;

b. BGH madya; dan

c. BGH utama.

(3) Pemilik...

SK No 089731 A

Page 108: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK lNDONESIA

-108-

(3) Pemilik atau Pengelola menyerahkan dokumenkeluaran pada setiap tahap penyelenggaraan BGHkepada Pemerintah Daerah kabupaten/kota untukmendapatkan sertifikat BGH sebagaimana dimaksudpada ayat (1) sesuai dengan kriteria peringkat BGH.

(41 Sertifikat BGH sebagaimana dimaksud pada ayat (2)dapat berupa sertifikat perencanaan teknis,pelaksanaan konstruksi, atau pemanfaatan.

(5) Proses verifikasi daftar simak penilaian kinerja BGHbeserta dokumen pembuktiannya dilakukan oleh TPA.

(6) TPA menetapkan peringkat BGH berdasarkan hasilverifikasi penilaian kinerja.

(71 Pemerintah Daerah kabupaten/kota menerbitkanrekomendasi berdasarkan peringkat BGH yang sudahditetapkan sebagaimana dimaksud pada ayat (6).

(8) Pemerintah Daerah kabupaten/kota menerbitkansertifikat dan plakat BGH berdasarkan rekomendasisebagaimana dimaksud pada ayat (7).

(9) Sertifikat dan plakat BGt{ tahap perencanaan teknisdiberikan kepada Pemilik atau Pengelola BangunanGedung yang telah memiliki PBG dan memenuhiketentuan Standar Teknis BGH sesuai dengan kriteriaperingkat yang ditetapkan.

(10) Sertifikat dan plakat BGH tahap pelaksanaankonstruksi diberikan kepada Pemilik atau PengelolaBangunan Gedung yang telah memiliki SLF danmemenuhi ketentuan Standar Teknis BGH sesuaidengan kriteria peringkat yang ditetapkan.

(11) Sertifikat dan plakat BGH tahap pemanfaatandiberikan kepada Pemilik atau Pengelola BangunanGedung yang telah memiliki SLF perpanjangan danmemenuhi ketentuan Standar Teknis BGH sesuaidengan kriteria peringkat yang ditetapkan.

(12) Dalam . .

SK No 089732 A

Page 109: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-109-

(12) Dalam hal Bangunan Gedung yang sudah ada yangbelum pernah memiliki sertifikat BGH pada tahapperencanaan teknis dan pelaksanaan konstruksi BGH,sertifikat dan plakat BGH tahap pemanfaatandiberikan kepada Pemilik atau Pengelola BangunanGedung yang telah memiliki SLF dan memenuhiketentuan Standar Teknis BGH sesuai dengan kriteriaperingkat yang ditetapkan.

(13) Plakat sebagaimana dimaksud pada ayat (8)ditempelkan di dinding arau tempat umum pada BGH.

(14) Masa berlaku sertifikat BGH untuk 5 (lima) tahun.

Paragraf 10

Penilaian Kinerja dan Insentif Bangunan Gedung Hijau

Pasal 121

(1) Penilaian kinerja BGH pada tahap perencanaan teknissebagaimana dimaksud dalam Pasal 1O9 ayat (21

huruf b meliputi kesesuaian pengelolaan tapak,ehsiensi penggunaan energi, efisiensi penggunaan air,kualitas udara dalam ruang, penggunaan materialramah lingkungan, pengelolaan limbah, danpengelolaan sampah.

(21 Penilaian kinerja BGH pada tahap pelaksanaankonstruksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1O9ayat (2) huruf c meliputi ketentuan pada tahapperencanaan teknis terhadap Bangunan Gedung yangtelah dibangun.

(3) Penilaian kinerja BGH pada tahap pemanfaatansebagaimana dimaksud dalam Pasal 109 ayat (21

huruf d meliputi penyusunan SOP pemanfaatan BGH,pelaksanaan SOP pemanfaatan BGH, danPemeliharaan kinerja BGH pada masa pemanfaatan.

(41 Pemeliharaan kinerja BGH sebagaimana dimaksudpada ayat (3) pada masa pemanfaatan dilakukandengan membandingkan kinerja BGH pada tahappemanfaatan dengan penetapan kinerja pelaksanaa.nkonstruksi.

(5) Dalam . . .

SK No 089733 A

Page 110: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

- 110 -

(5) Dalam hal Bangunan Gedung yang sudah ada(extsting) yang belum pernah memiliki sertifikat BGHpada tahap perencanaan teknis dan pelaksanaankonstruksi BGH, penilaian kinerja BGH pada tahappemanfaatan sebagaimana dimaksud ayat (4) meliputipenyusunan SOP pemanfaatan BGH, pelaksanaan SOppemanfaatan BGH, dan kinerja BGH yang sudah adapada masa pemanfaatan.

(6) Penilaian kinerja ditetapkan berdasarkan ketentuantentang pemenuhan Standar Teknis BGH.

Pasal 122

(1) Pemilik dan/atau Pengelola BGH dapat memperolehinsentif dari Pemerintah Daerah kabupaten/kota.

(2) Pemberian insentif dilakukan untuk mendorongpenyelenggaraan BGH oleh Pemilik dan/atau pengelolaBangunan Gedung.

(3) Pemberian insentif dapat diberikan kepada pemilikdan/atau Pengelola BGH sebagaimana dimaksud padaayat (1) berupa:

a. keringanan retribusi PBG dan keringanan jasapelayanan;

b. kompensasi berupa tambahan koefisien larrtaibangunan;

c. dukungan teknis dan/atau kepakaran antara lainberupa advis teknis dan/atau bantuan jasaTenaga Ahli BGH yang bersifat percontohan;

d. penghargaan dapat berupa sertifikat, plakat,dan/atau tanda penghargaan; dan latau

e. insentif lain berupa publikasi dan/atau promosi.(4) Pemberian insentif dapat diberikan kepada Masyarakat

atau komunitas yang memiliki komitmen dalampelaksanaan I{2M berupa:

a. keringanan retribusi PBG;

b.dukungan...

SK No 089734 A

Page 111: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES lDENREPUBLIK ]NDONESIA

- 111-

b. dukungan sarana, prasarana, dan peningkatankualitas lingkungan;

c. dukungan teknis dan/atau kepakaran antara lainberupa advis teknis dan/atau pendampinganyang dilakukan oleh pemerintah Daerahkabupatenlkota;

d. penghargaan dapat berupa sertifikat, plakat,dan/atau tanda penghargaan; dan latau

e. insentif lain berupa publikasi dan/atau promosidalam rangka memperkenalkan praktik terbaik(best practices) penyelenggaraan BGH keMasyarakat luas, laman internet, dan forumterkait dengan penyelenggaraan BGH.

(5) Pemberian insentif BGH dilakukan sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 123

Ketentuan lebih lanjut mengenai penilaian kinerja BGHdratur dalam Peraturan Menteri.

Bagian Kesembilan

Ketentuan Penyelenggaraan Bangunan Gedung Negara

Paragraf 1

Umum

Pasal L24

Menteri bertanggung jawab atas pelaksanaanPenyelenggaraan BGN yang dilakukan olehkementerian/lembaga dan organisasi perangkatdaerah.

(2) Penyelenggaraan BGN meliputi tahapa. pembangunan;

b. pemanfaatan;

SK No 089735 A

c. Pelestarian

Page 112: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLTK INDONESIA

-rt2-c. Pelestarian; dan

d. Pembongkaran.

(3) Pembangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)huruf a meliputi:

a. perencanaan teknis;

b. pelaksanaan konstruksi fisik; danc. pengawasan teknis.

(4) Pembangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)huruf a diawali dengan kegiatan persiapan dan diakhiridengan kegiatan pascakonstruksi.

(5) Dalam Pembangunan sebagaimana dimaksud padaayat (4), pengguna anggaran membentuk organisasidan tata laksana pengelola kegiatan.

(6) Pengelola kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat(5) berkewajiban mengikuti ketentuan organisasi dantata laksana pembangunan BGN sebagaimana diaturdalam Peraturan Pemerintah ini.

(71 Setiap pembangunan BGN yang dilaksanakan olehkementerian/lembaga atau organisasi perangkatdaerah harus mendapat bantuan teknis dari Menteridalam bentuk pengelolaan teknis.

(8) Pengelolaan kegiatan sebagaimana dimaksud padaayat (5) dilakukan oleh tenaga pengelola teknis yangbersertifikat.

(9) Tenaga pengelola teknis bertugas membantu dalampengelolaan kegiatan pembangunan BGN di bidangteknis administratif.

(10) Ketentuan proses Penyelenggaraan BGN mengikutiketentuan proses Penyelenggaraan Bangunan Gedung.

(11) BGN dengan luas di atas 5.0OO m2 (lima ribu meterpersegi) wajib menerapkan prinsip-prinsip BGH.

(12) Selain .

SK No 089736 A

Page 113: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

- 113 -

(I2) Selain ketentuan proses Penyelenggaraan BangunanGedung sebagaimana dimaksud pada ayat (10), setiaptahap Penyelenggaraan BGN sebagaimana dimaksudpada ayat (1) harus mengikuti Standar Teknis BGNserta ketentuan klasifikasi, standar luas, dan standarjumlah lantai BGN.

Pasal 125

(1) Standar Teknis BGN sebagaimana dimaksud dalamPasal I24 ayat (12) pada kegiatan persiapan terdiri ataspen]rusunan:

a. rencana kebutuhan;b. rencana pendanaan; dan

c. rencana penyediaan dana.(2) Standar Teknis BGN pada tahap perencanaan teknis

terdiri atas:

a. perencanaan teknis baru;b. perencanaan teknis dengan desain berulang;c. perencanaan teknis dengan desain

prototipe/ purwarupa; ataud. perencanaan teknis dengan sayembara.

(3) Standar teknis BGN pada tahap pelaksanaankonstruksi berupa kegiatan:

a. pembangunan baru;

b. perluasan;

c. lanjutan pembangunan Bangunan Gedung yangbelum selesai;

d. pembangunan dalam rangka perawatan termasukperbaikan sebagian atau seluruh BangunanGedung; dan/atau

e. pembangunan BGN terintegrasi.(41 Standar Teknis BGN pada tahap pengawasan

konstruksi meliputi kegiatan:

a. manajemen .

SK No 089737 A

Page 114: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-tt4-a. manajemen konstruksi; atau

b. pengawasan konstruksi.(5) Standar Teknis BGN pada tahap pascakonstruksi

meliputi:

a. penetapan status BGN sebagai barang miliknegara;

b. pendaftaran BGN; dan

c. penyiapan dokumen SLF.

(6) Standar Teknis BGN pada tahap Pemanfaatanmeliputi:

a. pengelolaan BGN;

b. Pemeliharaan dan Perawatan BGN; dan

c. pemeriksaan berkala BGN.

(7) Standar Teknis BGN pada tahap pelestarian mengikutiketentuan penyelenggaraan BGCB yang dilestarikan.

(8) Standar Teknis BGN pada tahap Pembongkaranmeliputi:

a. peninjauan Pembongkaran;

b. pelaksanaanPembongkaran;

c. pengawasan Pembongkaran;

d. pasca Pembongkaran; dan

e. penghapusan aset barang milik negara.

Pasal 126

(1) Penyelenggara Pembangunan BGN terdiri atas:

a. pengguna anggaran; dan

b. Penyedia Jasa Konstruksi.(2) ketentuan Penyedia Jasa Konstruksi pada

pembangunan BGN berlaku mutatis mutandis denganketentuan penyedia jasa untuk Bangunan Gedung.

SK No 089738 A

Pasal 127 . ..

Page 115: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 115 -

Pasal 127

(1) Pendanaan Penyelenggaraan BGN harus dituangkandalam daftar isian pelaksanaan anggaran ataudokumen pelaksanaan anggaran.

(2) Pendanaan Penyelenggaraan BGN sebagaimanadimaksud pada ayat (1) meliputi:

a. komponen biaya pembangunan BGN;

b. biaya standar dan biaya nonstandar;

c. standar harga satuan tertinggi;

d. biaya pekerjaan lain yang menyertai ataumelengkapi pembangunan; dan

e. biaya pembangunan dalam rangka Perawatan.

(3) Daftar isian pelaksanaan anggaran atau dokumenpelaksanaan anggaran sebagaimana dimaksud padaayat (1) meliputi:

a. perencanaan teknis;

b. pelaksanaan konstruksi fisik;

c. manajemen konstruksi atau pengawasankonstruksi; dan

d. pengelolaan kegiatan.

Paragraf 2

Ketentuan Klasifikasi, Standar Luas, dan Standar Jumlah Lantai BangunanGedung Negara

Pasal 128

(1) Dalam pembangunan BGN harus memenuhiklasifikasi, standar luas, dan standar jumlah lantai.

(2) BGN sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dikelompokkan menj adi :

a. Bangunan Gedung kantor;b. rumah negara; dan

c.BGN...

SK No 087172 A

Page 116: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

- 116 -

c. BGN lainnya.

(3) PGN lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (21

huruf c terdiri atas:

a. Bangunan Gedung pendidikan;

b. Bangunan Gedung pendidikan dan pelatihan;

c. Bangunan Gedung pelayanan kesehatan;

d. Bangunan Gedung parkir;

e. Bangunan Gedung perdagangan; dan

f. Bangunan Gedung peribadatan.

Pasal 129

(1) Klasifikasi sebagaimana dimaksud dalam pasal l2gayat (1) meliputi:

a. sederhana;

b. tidak sederhana; dan

c. khusus.

(2) BGN dengan klasifikasi sederhana sebagaimanadimaksud pada ayat (l) hurrrf a merupakan BangunanGedung dengan teknologi dan spesifikasi sedeihanameliputi:

a. Bangunan Gedung kantor dan BGN lainnyadengan jumlah lantai sampai dengan 2 (dua)lantai;

b. Bangunan Gedung kantor dan BGN lainnyadengan luas sampai dengan 500 m2 (lima ratusmeter persegi); dan

c. rumah negara meliputi rumah negara tipe c, tiped, dan tipe e.

(3) BGN dengan klasifikasi tidak sederhana sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf b merupakan BangunanGedung dengan teknologi dan spesifikasi tidaksederhana meliputi:

a. Bangunan .

SK No 089740 A

Page 117: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-tt7-

a. Bangunan Gedung kantor dan BGN lainnyadengan jumlah lantai lebih dari 2 (dua) lantai;

b. Bangunan Gedung kantor dan BGN lainnyadengan luas lebih dari 5OO m2 (lima ratus meterpersegi); dan

c. rumah negara meliputi rumah negara tipe a dantipe b.

(41 BGN dengan klasifikasi khusus sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf c merupakan:

a. BGN yang memiliki standar khusus, serta dalamperencanaan dan pelaksanaannya memerlukanpenyelesaian atau teknologi khusus;

b. BGN yang mempunyai tingkat kerahasiaan tinggiuntuk kepentingan nasional;

c. BGN yang penyelenggaraannya dapatmembahayakan Masyarakat di sekitarnya; dan

d. BGN yang mempunyai risiko bahaya tinggi.

(5) BGN dengan klasilikasi khusus sebagaimanadimaksud pada ayat (4) meliputi:

a. istana negara;

b. rumah jabatan mantan presiden dan/ataumantan Wakil Presiden;

c. rumah jabatan menteri;

d. wisma negara;

e. gedung instalasi nuklir;

f. gedung yang menggunakan radio aktif;

g. gedung instalasi pertahanan;

h. bangunan Kepolisian Negara Republik Indonesiadengan penggunaan dan standar khusus;

i. gedung terminal udara, laut, dan darat;

j. stasiun kereta api;

k.stadion...

SK No 089741 A

Page 118: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

- 118 -

k. stadion atau gedung olah raga;

L rumah tahanan dengan tingkat keamanan tinggi(maximum seanritg);

m. pusat data;

n. gudang benda berbahaya;

o. gedung bersifat monumental;

p. gedung cagar budaya; dan

q. gedung perwakilan negara Republik Indonesia.

(6) BGN klasifikasi khusus selain sebagaimana dimaksudpada ayat (5) ditetapkan oleh Menteri.

Pasal 130

(1) standar luas Bangunan Gedung kantor sebagaimanadimaksud dalam pasal r28 ayat (2) huruf a sebesarrata-rata 10 m2 (sepuluh meter persegi) per personel.

(2) Jumlah personel sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dihitung berdasarkan struktur organisasi yang telahmendapat persetujuan menteri yangmenyelenggarakan urusan pemerintahan di bidangpendayagunaan aparatur negara dan reformasibirokrasi.

(3) Standar luas rLlang Bangunan Gedung kantorsebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:

a. ruang utama terdiri atas:

1. ruang Menteri atau pimpinan lembaga ataugubernur atau yang setingkat, seluas 247 mz(dua ratus empat puluh tujuh meter persegi)terdiri atas ruang kerja, ruang tamu, ruangrapat, ruang tunggu, ruang istirahat, ruangsekretaris, ruang staf untuk g (delapanJorang, rulang simpan, dan ruang toilet;

2. ruang. . .

SK No 089742 A

Page 119: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRESIDENREPUBLIK INDONESlA

- 119 -

2 ruang wakil menteri atau wakil pimpinanlembaga atau yang setingkat, seluas ll7 m2(seratus tujuh belas meter persegi) terdiriatas ruang kerja, rllang tamu, ruang rapat,ruang tunggu, ruang istirahat, ruangsekretaris, ruang staf untuk 5 (lima) orang,ruang simpan, dan ruang toilet;

ruang pimpinan tinggi utama atau pimpinantinggi madya setara eselon Ia atau walikotaatau bupati atau yang setingkat, seluasIl7 m2 (seratus tujuh belas meter persegi)terdiri atas ruang kerja, ruang tamu, ruangrapat, rLrang tunggu, ruang istirahat, ruangsekretaris, ruang staf untuk 5 (lima) orang,ruang simpan, dan ruang toilet;

ruang anggota Dewan Perwakilan RalryatRepublik Indonesia atau Dewan perwakilanDaerah Republik Indonesia seluas ll7 m2(seratus tujuh belas meter persegi) terdiriatas ruang kerja, ruang tamu, ruang rapat,ruang tunggu, rLlang istirahat, rLlangsekretaris, ruang staf untuk 5 (lima) orang,rLlang simpan, dan ruang toilet;

ruang pimpinan tinggi madya setara eselon Ibatau yang setingkat, seluas 83,4 mz (delapanpuluh tiga koma empat meter persegi) terdiriatas ruang kerja, rulang tamu, rllang rapat,ruang tunggu, rLrang istirahat, ruangsekretaris, ruang staf untuk 2 (dua) orang,ruang simpan, dan ruang toilet;

ruang pimpinan tinggi pratama setara eselonIIa atau anggota Dewan Perwakilan RakyatDaerah provinsi atau kabupaten/kota atauyang setingkat, seluas 74,4 m2 (tujuh puluhempat koma empat meter persegi) terdiri atasruang kerja, rLlang tamu, rLlang rapat, ruangtunggu, rLlang istirahat, rllang sekretaris,ruang staf untuk 2 (dua) orang, ruangsimpan, dan ruang toilet;

7. ruang. . .

3

4

5

6

SK No 087344 A

Page 120: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

b

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-120-

7. ruang pimpinan tinggi pratama setara eselonIIb atau yang setingkat, seluas 62,4 sp (enampuluh dua koma empat meter persegi) terdiriatas ruang kerja, rllang tamu, ruang rapat,ruang tunggu, rLlang istirahat, rLlangsekretaris, ruang staf untuk 2 (dua) orang,ruang simpan, dan ruang toilet;

8. ruang administrator setara eselon IIIa atauyang setingkat, seluas 24 sp (dua puluhempat meter persegi) terdiri atas ruang kerja,rulang tamu, rLtang sekretaris, dan rllangsimpan;

9. ruang administrator setara eselon IIIb atauyang setingkat, seluas 2l m2 (dua puluh satumeter persegi) terdiri atas ruang kerja, ruangtamu, dan ruang simpan; dan

10. ruang pengawas setara eselon IV atau yangsetingkat, seluas 18,8 m2 (delapan belaskoma delapan meter persegi) terdiri atasruang kerja, rllang staf untuk 4 (empat)orang, dan ruang simpan.

Ruang penunjang terdiri atas:

1. ruang rapat utama kementerian dengan luas74O mz (seratus empat puluh meter persegi)untuk kapasitas 100 (seratus) orang;

2. ruang rapat utama pimpinan tinggi utamaatau pimpinan tinggi madya setara eselon Iatau yang setingkat dengan luas 90 m2(sembilan puluh meter persegi) untukkapasitas 75 (tujuh puluh lima) orang;

3. rLlang rapat utama pimpinan tinggi pratamasetara eselon II atau yang setingkat denganluas 40 rr12 (empat puluh meter persegi)untuk kapasitas 30 (tiga puluh) orang;

4. ruang studio dengan luas 4 m2 (empat meterpersegi) per orang untuk pemakai lOo/o

(sepuluh persen) dari staf;

5.ruang...

SK No 089744 A

Page 121: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-t2r-5. ruang arsip dengan luas 0,4 m2 (nol koma

empat meter persegi) per orang untukpemakai seluruh staf;

6. Toilet (Water Closetl dengan luas 2 m2 (duameter persegi) per 25 (dua puluh lima) oranguntuk pemakai pejabat administrator,pengawas dan seluruh staf; dan

7. musala dengan luas 0,9 sp (nol komadelapan meter persegi) per orang untukpemakai 2Oo/o (dua puluh persen) dari jumlahpersonel.

(4) Untuk pejabat pengawas yang memiliki staf tebih dariketentuan pada ayat (3) huruf a angka 10,penambahan luas rLlang staf diperhitungkan sebesar2,2 m2 (dua koma dua meter persegi) sampai dengan 3m2 (tiga meter persegi) per personel.

(5) Dalam hal kebutuhan standar luas ruang BangunanGedung kantor sebagaimana dimaksud pada ayat (1)melebihi rata-rata 10 m2 (sepuluh meter persegi) perpersonel, harus mendapat persetujuan dari Menteri.

(1)

Pasal 131

Standar luas rumah negara sebagaimana dimaksuddalam Pasal 128 ayat (2) huruf b ditetapkan sesuaidengan tipe rumah negara yang didasarkan padatingkat jabatan dan golongan atau pangkat penghuni.

(2) standar tipe dan luas rumah negara bagi pejabat danpegawai negeri ditetapkan sebagai berikut:

a. tipe khusus diperuntukkan bagi menteri,pimpinan lembaga tinggi negara, atau pejabatyang setingkat dengan menteri, dengan luasbangunan 400 m2 (empat ratus meter persegi) danluas tanah 1000 m2 (seribu meter persegi); -

b.tipe...

SK No 089745 A

Page 122: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-t22-

b. tipe a diperuntukkan bagi sekretaris jenderal,direktur jenderal, inspektur jenderal, pejabat yangsetingkat, atau anggota lembaga tinggi negaraatau anggota dewan dengan luas bangunan 250m2 (dua ratus lima puluh meter persegi) dan luastanah 600 m2 (enam ratus meter persegi);

c. tipe b diperuntukkan bagi direktur, kepala biro,kepala pusat, pejabat yang setingkat atau pegawainegeri sipil golongan IV/d dan IV/e, dengan luasbangunan l2O m2 (seratus dua puluh meterpersegi) dan luas tanah 350 m2 (tiga ratus limapuluh meter persegi);

d. tipe c diperuntukkan bagi kepala sub direktorat,kepala bagian, kepala bidang, pejabat yangsetingkat, atau pegawai negeri sipil golongan Iy ladan IV/c, dengan luas bangunan TO mz (tujuhpuluh meter persegi) dan luas tanah 200 m2 (duaratus meter persegi;

e. tipe d diperuntukkan bagi kepala seksi, kepalasub bagian, kepala sub bidang, pejabat yangsetingkat, atau pegawai negeri sipil golongan III,dengan luas bangunan 50 m2 (lima puluh meterpersegi) dan luas tanah 12O rn2 (seratus duapuluh meter persegi); dan

f. tipe e diperuntukkan bagi pegawai negeri sipilgolongan I dan golongan II, dengan luas bangunan36 m2 (tiga puluh enam meter persegi) dan luastanah 100 m2 (seratus meter persegi).

(3) Standar kebutuhan atau jenis ruang rumah negarauntuk standar tipe dan luas rumah negara bagi pejabatdan pegawai negeri sebagaimana dimaksud parla ayat(2) meliputi:

a. tipe khusus terdiri atas ruang tamu, ru6.rrg kerja,ruang duduk, ruang makan, 4 (empat) ruangtidur, 2 (dua) kamar rnandi, dapur, gudang, 2(dua) garasi, 2 (dua) ruang tidur pembantu, ruangcuci, dan kamar mandi pembantu;

b.tipe...

SK No 089746 A

Page 123: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES lDENREPUBLIK INDONESIA

-t23-

b. tipe a terdiri atas ruang tamu, rLlang kerja, ruangduduk, rllang makan, 4 (empat) ruang tidur, 2(dua) kamar mandi, dapur, gudang, garasi, 2 (dua)ruang tidur pembantu, ruang cuci, dan kamarmandi pembantu;

c. tipe b terdiri atas ruang tamu, ruang kerja, ruangduduk, ruang makan, 3 (tiga) ruang tidur, 2 (dua)kamar mandi, dapur, gudang, garasi, rLlang tidurpembantu, ruang cuci, dan kamar mandipembantu;

d. tipe c terdiri atas ruang tamu, rLtang makan, 3(tiga) ruang tidur, kamar mandi, dapur, gudang,dan ruang cuci;

e. tipe d yang terdiri atas ruang tamu, ruang makan,2 (dua) ruang tidur, kamar mandi, dapur, danruang cuci; dan

f. tipe e yang terdiri atas ruang tamu, ruang makan,2 (dua) ruang tidur, kamar mandi, dapur, danruang cuci.

(4) Ruang cuci dan kamar mandi pembantu sebagaimanadimaksud pada ayat (3) huruf a, sampai dengan huruff tidak dihitung dalam standar luas rumah negara.

Pasal 132

(1) Standar luas BGN lainnya untuk Bangunan Gedungpendidikan, Bangunan Gedung pendidikan danpelatihan, Bangunan Gedung pelayanan kesehatan,Bangunan Gedung parkir, Bangunan Gedungperdagangan, dan Bangunan Gedung peribadatansebagaimana dimaksud dalam Pasal 128 ayat (3)ditetapkan oleh menteri sesuai urusan pemerintahan.

(2) Standar luas BGN lainnya selain sebagaimanadimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh penggunaanggaran.

(3) Penetapan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) danayat (21 setelah berkoordinasi dengan Menteri.

SK No 089747 A

Pasal 133

Page 124: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

Paragraf 3

Standar Teknis Bangunan Gedung Negara pada Kegiatan persiapan

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-t24-

Pasal 133

(1) Standar jumlah lantai BGN ditetapkan paling banyak8 (delapan) lantai.

(2) Jumlah lantai BGN sebagaimana dimaksud ayat (1)dihitung dari ruang yang dibangun di atas permukaantanah terendah.

(3) Dalam hal BGN yang dibangun lebih dari 8 (delapan)lantai, harus mendapat persetujuan terlebih dahuludari Menteri.

(4) Persetujuan sebagaimana dimaksuddiberikan dengan mempertimbangkan

a. kebutuhan;

pada ayat (3)

b. peraturan daerah setempat terkait ketinggianbangunan atau jumlah lantai; dan

c. koefisien perbandingan antara nilai harga tanahdengan nilai harga Bangunan Gedung.

(5) Dalam hal BGN dibangun dengan basemen, jumlahlapis paling banyak 3 (tiga).

Pasal 134

Rencana kebutuhan pembangunan sebagaimana dimaksuddalam Pasal 125 ayat (1) huruf a harus mendapatkanpersetujuan dari:

a. Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahandi bidang keuangan untuk pembangunan BGN yangpendanaannya bersumber dari anggaran pendapatandan belanja negara danlatan perolehan lainnya yangsah yang akan menjadi barang milik negara;

b.menteri...

SK No 089748 A

Page 125: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

b

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-t25-

c

menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahandi bidang dalam negeri untuk pembangunan BGN yangpendanaannya bersumber dari anggaran pendapatandan belanja daerah provinsi dan/atau perolehanlainnya yang sah yang akan menjadi barang milikdaerah; atau

gubernur untuk pembangunan BGN yangpendanaannya bersumber dari anggaran pendapatandan belanja daerah kabupaten atau kota dan-lataupe.rolehan lainnya yang sah yang akan menjadi barangmilik daerah.

Pasal 135

(1) Rencana pendanaan sebagaimana dimaksud dalamPasal 125 ayat (1) huruf b harus mendapatkanrekomendasi oleh:

a. Menteri untuk pembangunan BGN yangpendanaannya bersumber dari anggaranpendapatan dan belanja negara dan/atauperolehan lainnya yang sah yang akan menjadibarang milik negara;

b. menteri yang menyelenggarakan urusanpemerintahan di bidang dalam negeri untukpembangunan BGN yang pendanaannyabersumber dari anggaran pendapatan dan belanjadaerah provinsi dan/atau perolehan lainnya yangsah yang akan menjadi barang milik daerah; atau

c. gubernur untuk pembangunan BGN yangpendanaannya bersumber dari anggaranpendapatan dan belanja daerah kabupaten/kotadan/atau perolehan la-innya yang sah yang akanmenjadi barang milik daerah.

(21 Rencana pendanaan sebagaimana dimaksud pada ayat(1) terlebih dahulu harus diprogramkan danditetapkan dalam rencana pembangunan jangkamenengah kementerian/lembaga atau rencanapembangunan jangka menengah daerah.

(3) Rekomendasi...

SK No 087345 A

Page 126: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRESIDENREPUBLIK INDONES!A

-t26-

(3) Rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)berupa kebutuhan biaya pembangunan yang memuat:

a. klasifikasi Bangunan Gedung;

b. luas bangunan;

c. jumlah lantai;

d. rincian komponen biaya pembangunan; dan/atau

e. tahapan pelaksanaan pembangunan meliputi:

1. waktu pembangunan;

2. penahapan biaya; dan

3. penahapanpembangunan.

(4) Rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3)digunakan sebagai acuan tertinggi dalam penJrusunananggaran kegiatan dan pelaksanaan pembangunanBGN yang dituangkan dalam daftar isian pelaksanaanggaran atau dokumen pelaksanaan anggaran.

(5) Pemberian rekomendasi sebagaimana dimaksud padaayat (1) huruf a dilimpahkan wewenangnya kepada:

a. Menteri untuk pembangunan BGN yangdilakukan oleh kementerian/lembaga untuk BGNyang berada di wilayah provinsi Daerah KhususIbukota Jakarta dan gedung perwakilan RepublikIndonesia di luar negeri; dan

b. Pemerintah Daerah provinsi yang bertanggungjawab atas pembinaan pembangunan BGN untutpembangunan BGN yang dilakukan olehkementerian/lembaga untuk BGN yang berada diluar wilayah provinsi Daerah Khusus IbukotaJakarta.

Pasal 136

(1) Rencana penyediaan dana sebagaimana dimaksuddalam Pasal l2s ayat (1) huruf c dilakukan olehkementerian/lembaga atau perangkat daerahpengguna anggaran.

(2) Rencana .

SK No 087173 A

Page 127: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRESIOENREPUBLIK INDONESIA

-t27-

(2) Rencana penyediaan dana sebagaimana dimaksudpada ayat (1) berupa:

a. rencana kerja dan anggarankementerian/lembaga untuk Pembangunan BGNyang pendanaannya bersumber dari anggaranpendapatan dan belanja negara; atau

b. rencana kerja dan anggaran organisasi perangkatdaerah untuk Pembangunan BGN yangpendanaannya bersumber dari anggaranpendapatan dan belanja daerah.

Pasal 137

(1) Pembangunan BGN yang penyelesaiannyamemerlukan waktu lebih dari 1 (satu) tahun anggarandilakukan dengan perencanaan proyek tahun jamak.

(2) Perencanaan proyek tahun jamak sebagaimanadimaksud pada ayat (1) harus memenuhi kriteria:

a. kompleksitas atau spesifikasi;

b. besaran kegiatan; dan/atauc. ketersediaan anggaran.

(3) Rencana penyediaan dana untuk proyek tahun jamaksebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun setiaptahun sesuai dengan lingkup pekerjaan yang dapatdiselesaikan pada tahun yang bersangkutan.

(41 Rencana penyediaan dana sebagaimana dimaksudpada ayat (3) dilakukan melalui penahapanpembangunan BGN dengan berpedoman padaketentuan sebagai berikut:

a. pen5rusunan seluruh dokumen perencanaanteknis selesai di tahun pertama;

b. pelaksanaan .

SK No 087174 A

Page 128: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-t28-

b. pelaksanaan fondasi dan struktur bangunankeseluruhan diselesaikan pada tahun anggaranyang sama; dan/atau

c. pelaksanaan sisa pekerjaan diselesaikan padatahun anggaran berikutnya.

(5) Rencana penyediaan dana sebagaimana dimaksudpada ayat (3) harus dikonsultasikan dengan instansiteknis.

(6) Dalam hal pelaksanaan proyek tahun jamak tidakdapat dilakukan dengan penahapan sebagaimanadimaksud pada ayat (4), untuk efektivitas dan efisiensiharus dilaksanakan dengan kontrak tahun jamak.

(7) Pembangunan BGN yang akan dilaksanakan dengankontrak tahun jamak sebagaimana dimaksud p"a.ayat (6) harus mendapat persetujuan sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan terkaitdengan kontrak tahun jamak.

(8) Sebelum mendapat persetujuan sebagaimanadimaksud pada ayat (T), pembangunan BGN dengankontrak tahun jamak harus memperoleh pendapatteknis proyek tahun jamak dari:

a. Menteri untuk Bangunan Gedung dengan sumberpendanaan yang berasal dari dana anggaranpendapatan dan belanja negara dan/atauperolehan lainnya yang sah yang akan menjadibarang milik negara; atau

b. kepala Dinas Teknis untuk Bangunan Gedungdengan sumber pendanaan yang berasal daridana anggaran pendapatan dan belanja daerahdan/atau perolehan lainnya yang sah yang akanmenjadi barang milik daerah.

Pasal 138

(1) Kegiatan persiapan sebagaimana dimaksud dalamPasal 125 ayat (1) menghasilkan dokumen pendanaan.

(2) Setelah...

SK No 087175 A

Page 129: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-129-

(2) Setelah dokumen pendanaan sebagaimana dimaksudpada ayat (1) diterbitkan, pengguna anggaran melaluikepala satuan kerja melakukan:

a. pembentukan organisasi pengelola kegiatan;

b. koordinasi dengan unit layanan pengadaanbarang dan jasa, atau kelompok kerja unitlayanan pengadaan barang dan jasa, atau pejabatpengadaan;

c. pengadaan penyedia jasa manajemen konstruksiuntuk kegiatan yang memerlukan kegiatanmanajemen konstruksi;

d. menyusun program pelaksanaan pembangunansecara menyeluruh; dan

e. melakukan persiapan pengadaan penyedia jasaperencanaan konstruksi.

(3) Dalam hal pembangunan BGN menggunakan penyediajasa manajemen konstruksi, kegiatan pen5rusunanprogram pelaksanaan pembangunan secaramenyeluruh dan persiapan pengadaan penyedia jasaperencanaan konstruksi sebagaimana dimaksud padaayat (2) huruf d dan huruf e dibantu oleh manajemenkonstruksi.

Pasal 139

Pen5rusunan rencana kebutuhan, rencana pendanaan, danrencana penyediaan dana pembangunan BGN yangpendanaannya bersumber dari anggaran pendapatan danbelanja daerah dilaksanakan sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

Paragraf 4

Standar Teknis Bangunan Gedung Negara pada Tahap Perencanaan Teknis

Pasal 140

(1) Perencanaan teknis sebagaimana dimaksud dalamPasal 124 ayat (3) huruf a meliputi:

a. perencanaan. . .

SK No 087176 A

Page 130: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

(21

(3)

(4)

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-130-

a. perencanaan baru;

b. perencanaan dengan desain berulang;

c. perencanaan dengan desainprototipe/ purwarupa; atau

d. perencanaan dengan desain sayembara.

Perencanaan teknis sebagaimana dimaksud pada ayat(1) dilakukan dengan penyusunan rencana teknis yangmeliputi:

a. konsepsi perancangan;

b. pra rancangan;

c. pengembangan rancangan; dan

d. rancangan detail.

Penlrusunan rencana teknis sebagaimana dimaksudpada ayat (21 dilakukan oleh penyedia jasaperencanaan konstruksi berdasarkan :

a. kerangka acuan kerja pekerjaan perencanaanteknis;

b. kontrak pekerjaan perencanaan teknis danlampiran beserta perubahannya;

c. sistem manajemen mutu; dan

d. SMKK.

Pembangunan BGN untuk bangunan bertingkat diatas 4 (empat) lantai, bangunan dengan luas total diatas 5000 m2 (lima ribu meter persegi), klasifikasibangunan khusus, bangunan yang melibatkan lebihdari satu penyedia jasa perencanaan maupunpelaksana konstruksi, dan/atau yang dilaksanakanlebih dari satu tahun anggaran (multiyears project)harus dilakukan pengawasan pada perencanaanteknis oleh manajemen konstruksi.

Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (4\menghasilkan laporan reviu desain.

(6) Dalam...

SK No 089754 A

(s)

Page 131: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-131 -

(6) Dalam hal keadaan darurat bencana, penJrusunanrencana teknis untuk Bangunan Gedung denganklasifikasi sederhana dapat dilakukan olehkementerian/lembaga atau Dinas Teknis.

Pasal 141

(1) Konsepsi perancangan sebagaimana dimaksud dalamPasal 140 ayat (2) huruf a digunakan untuk:a. membantu pengguna jasa dalam memperoleh

gambaran atas konsepsi rancangan; dan

b. mendapatkan gambaran pertimbangan bagipenyedia jasa dalam melakukan perancangan.

(2) Konsepsi perancangan sebagaimana dimaksud padaayat (1) paling sedikit meliputi:

a. data dan informasi;

b. analisis;

c. dasar pemikiran dan pertimbangan perancangan;

d. program rLlang;

e. organisasi hubungan ruang;

f. skematik rencana teknis; dang. sketsa gagasan.

(1) Prat40a.

b.

Pasal 142

rancangan sebagaimana dimaksud dalam Pasalayat (2) huruf b digunakan untuk:mendapatkan pola dan gubahan bentukrancangan yang tepat, waktu pembangunan yangpaling singkat, serta biaya yang paling ekonomis;

memperoleh kesesuaian pengertian yang lebihtepat atas konsepsi perancangan sertapengaruhnya terhadap kelayakan lingkungan;dan

c.menunjukkan...

SK No 089755 A

Page 132: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-r32-

c. menunjukkan keselarasan dan keterpaduankonsepsi perancangan terhadap ketentuan RDTRatau RTBL untuk PBG.

(2) Pra rancangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)disusun berdasarkan konsepsi perancangan yangtelah disetujui dan/atau berdasarkan hasil lokakaryarekayasa nilai (ualue engineeing), paling sedikitmeliputi:

a. pola, gubahan, dan bentuk arsitektur yangdiwujudkan dalam gambar pra rancangan yaitu:1. rencana massa Bangunan Gedung;

2. rencana tapak;

3. denah;

4. tampak Bangunan Gedung;

5. potongan Bangunan Gedung; dan

6. visualisasi desain tiga dimensi.

b. nilai fungsional dalam bentuk diagram; dan

c. aspek kualitatif serta aspek kuantitatif, dalambentuk laporan tertulis dan gambar seperti:

1. perkiraan luas lantai;2. informasi penggunaan bahan;

3. sistem konstruksi;

4. biaya dan waktu pelaksanaanpembangunan; dan

5. penerapan prinsip BGH.

(3) Lokakarya rekayasa nilai (ualue engineeringlsebagaimana dimaksud pada ayat (21 diwajibkanuntuk kegiatan pembangunan dengan luas bangunandi atas 12.000 m2 (dua belas ribu meter persegi) ataudi atas 8 (delapan) lantai.

(4) Lokakarya...

SK No 089756 A

Page 133: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-133-

(4) Lokakarya rekayasa nilai (ualue engineeringlsebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilaksanakanselama 40 (empat puluh)ja.rr.

Pasal 143

(1) Pengembangan rancangan sebagaimana dimaksuddalam Pasal 140 ayat (2) huruf c digunakan untuk:

a. kepastian dan kejelasan ukuran serta wujudkarakter bangunan secara menyeluruh, pasti, danterpadu;

b. mematangkan konsepsi rancangan secarakeseluruhan, terutama ditinjau dari keselarasansistem yang terkandung di dalamnya, baik darisegi kelayakan dan fungsi, estetika, waktu danekonomi bangunan serta BGH; dan

c. pen5rusunan rancangan detail.

(21 Pengembangan rancangan sebagaimana dimaksudpada ayat (1) disusun berdasarkan pra rancangan yangtelah disetujui, paling sedikit meliputi:

a. pengembangan arsitektur Bangunan Gedungberupa gambar rencana arsitektur, beserta uraiankonsep dan visualisasi desain dua dimensi dandesain tiga dimensi;

b. sistem struktur, beserta uraian konsep danperhitungannya;

c. sistem mekanikal, elektrikal termasuk informasidan teknologi, tata lingkungan, beserta uraiankonsep dan perhitungannya;

d. penggunaan bahan bangunan secara garis besardengan mempertimbangkan nilai manfaat,ketersediaan bahan, konstruksi, nilai ekonomi,dan rantai pasok; dan

e. perkiraan biaya konstruksi berdasarkan sistembangunan yang disajikan dalam bentuk gambar,diagram sistem, dan laporan tertulis.

SK No 089757 A

Pasal 144 . ..

Page 134: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-t34-

Pasal 144

(1) Rancangan detail sebagaimana dimaksud dalam pasall4O ayat (2) huruf d digunakan untuk penyusunandokumen teknis pada dokumen tender pekerjaankonstruksi.

(21 Rancangan detail sebagaimana dimaksud pada ayat (1)disusun berdasarkan pengembangan rancangan yangtelah disetujui paling sedikit meliputi:a. gambar detail arsitektur, detail struktur, detail

utilitas, dan lanskap;

b. rencana kerja dan syarat yang meliputi:1. syarat umum;

2. syarat administratif; dan

3. termasuk spesifikasi teknis.

c. rincian volume pelaksanaan pekerjaan, rencanaanggaran biaya pekerjaan konstruk si (engineeingestimate); dan

d. laporan perencanaan yang meliputi:1. laporan arsitektur;

2. Iaporan perhitungan struktur termasuklaporan penyelidikan tanah (soil test);

3. laporan perhitungan mekanikal, elektrikal,dan perpipaan (plumbing) ;

4. laporan perhitungan informasi dan teknologi;5. laporan tata lingkungan; dan

6. laporan perhitungan BGH.

(3) Dokumen teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1)meliputi gambar detail, rencana kerja dan syarat, danrincian volume pelaksanaan pekerjaan.

SK No 087177 A

Pasal 145

Page 135: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-135-

Pasal 145

Tahap perencanaan teknis sebagaimana dimaksud dalamPasal 140 ayat (1) menghasilkan dokumen perencanaanteknis yang meliputi:

a. laporan konsepsi perancangan;

b. dokumen pra rancangan;

c. dokumenpengembanganrancangan;

d. dokumen rancangan detail;

e. laporan kegiatan lokakarya rekayasa nilai (ualueengineeringi untuk kegiatan yang diwajibkan;

f. reviu desain untuk kegiatan yang memerlukanpenyedia jasa manajemen konstruksi;

g. kontrak kerja perencana konstruksi; dan

h. kontrak kerja manajemen konstruksi untuk kegiatanyang memerlukan penyedia jasa manajemenkonstruksi.

Pasal 146

(1) Pelaksanaan teknis dengan desain berulangsebagaimana dimaksud dalam Pasal 140 ayat (1) hurufb merupakan penggunaan secara berulang terhadapproduk desain yang sudah ada yang dibuat olehpenyedia jasa perencanaan yang sama dan telahditetapkan sebelumnya dalam kerangka acuan kerja.

(21 Pelaksanaan teknis dengan desain berulangsebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:

a. desain berulang total; dan

b. desain berulang parsial.

(3) Desain...

SK No 089759 A

Page 136: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-136-

(3) Desain berulang total sebagaimana dimaksud padaayat (21 huruf a merupakan penggunaan secaraberulang terhadap seluruh produk desain yang sudahada yang dibuat oleh penyedia jasa perencanaan yangsama untuk pekerjaan lain pada tapak yang sama ataupada lokasi lain.

(41 Desain berulang parsial sebagaimana dimaksud padaayat (2) huruf b merupakan penggunaan secaraberulang terhadap sebagian produk desain yang sudahada yang dibuat oleh penyedia jasa perencanaan yangsama untuk pekerjaan lain pada tapak yang sama ataupada lokasi lain.

(5) Biaya perencanaan untuk desain bangunan yangberulang diperhitungkan terhadap komponen biayaperencanaan sebagai berikut:

a. pengulangan pertama sebesar TSoh (tujuh puluhlima persen);

b. pengulangan kedua sebesar 65%o (enam puluhlima persen); dan

c. pengulangan ketiga dan pengulangan seterusnyamasing-masing sebesar 50% (lima puluh persen).

(6) Untuk pekerjaan desain berulang, penyedia jasaperencanaan konstruksi dapat ditunjuk langsungsesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 147

(1) Perencanaan teknis dengan desainprototipe/purwarupa pada pelaksanaanPembangunan BGN sebagaimana dimaksud dalamPasal 140 ayat (1) huruf c ditetapkan oleh:

a. Menteri untuk Bangunan Gedung dengan sumberpendanaan yang berasal dari anggaranpendapatan dan belanja negara dan/atauperolehan lainnya yang sah yang akan menjadibarang milik negara;

b. gubernur,

SK No 089760 A

Page 137: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-t37-

b. gubernur, untuk Bangunan Gedung dengansumber pendanaan yang berasal dari anggaranpendapatan dan belanja daerah provinsidan/atau perolehan lainnya yang sah yang akanmenjadi barang milik daerah; atau

c. bupati atau wali kota, untuk Bangunan Gedungdengan sumber pendanaan yang berasal darianggaran pendapatan dan belanja daerahkabupaten atau kota dan latau perolehan lainnyayang sah yang akan menjadi barang milik daerah.

(21 BGN dengan desain prototipe/purwarupasebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:

a. rumah negara yang berbentuk rumah tinggaltunggal atau rumah susun;

b. gedung kantor sederhana dan tidak sederhana;dan

c. gedung sekolah dasar, sekolah menengahpertama, sekolah menengah atas, atau sekolahmenengah kejuruan atau yang sederajat; dan

d. gedung fasilitas kesehatan.

(3) Perencanaan teknis desain prototipe/purwarupasebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat dilakukanpenyesuaian apabila tidak sesuai dengan:

a. keadaan lokasi;

b. bahan bangunan; dan

c. pelaksanaan di lapangan.

(41 Penyesuaian perencanaan teknis desainprototipe/purwarupa sebagaimana dimaksud padaayat (3) dapat dilakukan oleh:

a. penyedia jasa perencanaan konstruksi;

b. Kementerian; atau

c. Pemerintah Daerah.

(5) Penyedia...

SK No 089761 A

Page 138: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-138-

(5) Penyedia jasa perencanaan konstruksi sebagaimanadimaksud pada ayat (4) huruf a diberikan biayapenyesuaian perencanaan teknis desainprototipe/purwarupa paling banyak 50% (lima puluhpersen) dari biaya perencanaan.

(6) Kementerian sebagaimana dimaksud pada ayat (4)huruf b dan Pemerintah Daerah sebagaimanadimaksud pada ayat (41 huruf c diberikan biayapenyesuaian perencanaan teknis desainprototipe/purwarupa paling banyak 600/o (enam puluhpersen) dari biaya perencanaan penyesuaian desainprototipe/purwarupa oleh penyedia jasa perencanaankonstruksi.

(7) Perencanaan teknis desain prototipe/purwarupa ataupenyesuaiannya ditetapkan sebagai dokumen tenderdesain prototipe/purwarupa oleh Kementerian atauPemerintah Daerah.

(8) Dokumen tender desain prototipe/purwarupasebagaimana dimaksud pada ayat (Tl digunakinsebagai dasar pelaksanaan pembangunan dengandesain prototipe/ purwarupa.

(9) Dalam hal Pembangunan BGN menggunakan desainprototipe/purwarupa secara berulang tanpapenyesuaian, tidak diberikan tambahan biayaperencanaan.

(1)

Pasal 148

Perencanaan teknis dengan desain sayembara padapelaksanaan Pembangunan BGN sebagaimanadimaksud dalam Pasal t4O ayat (1) huruf d ditetapkanoleh:

a. Menteri untuk Bangunan Gedung dengan sumberpendanaan yang berasal dari anggaranpendapatan dan belanja negara dan/atauperolehan lainnya yang sah yang akan menjadibarang milik negara;

b. gubernur,

SK No 089762 A

Page 139: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRE S IDENREPUBLIK lNDONESIA

-139-

b. gubernur, untuk Bangunan Gedung dengansumber pendanaan yang berasal dari anggaranpendapatan dan belanja daerah provinsidan/atau perolehan lainnya yang sah yang akanmenjadi barang milik daerah; atau

c. bupati atau wali kota, untuk Bangunan Gedungdengan sumber pendanaan yang berasal darianggaran pendapatan dan belanja daerahkabupaten atau kota dan latau perolehan lainnyayang sah yang akan menjadi barang mitik daerah.

(21 BGN sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:

a. Bangunan Gedung kantor dan BGN lainnyadengan klasifikasi tidak sederhana; atau

b. BGN klasifikasi khusus.

(3) Pelaksanaan sayembara dapat dilakukan denganbekerja sama dengan organisasi profesi.

(4) Perencanaan teknis dengan desain sayembarasebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:

a. konsepsi perancangan; dan

b. pra rancangan.

(5) Penyedia jasa perencanaan teknis sebagai pemenangsayembara sebagaimana dimaksud pada ayat (3)diberikan biaya imbalan jasa paling banyak 35% (tigapuluh lima persen) dari biaya keseluruhanperencanaan teknis.

(6) Perencanaan teknis dengan desain sayembarasebagaimana dimaksud pada ayat (1), penyelesaiankeseluruhan pekerjaan perencanaan teknisnya dapatdilakukan oleh pemenang sayembara atau olehpenyedia jasa perencanaan lainnya hasil seleksidengan tetap bekerja sama dengan pemenangsayembara.

SK No 089763 A

Paragraf

Page 140: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESTA

- 140-

Paragraf 5

Standar Teknis Bangunan Gedung Negara pada Tahap Pelaksanaan Konstruksi

Pasal 149

(1) Pelaksanaan konstruksi lisik sebagaimana dimaksuddalam Pasal 124 ayat (3) huruf b merupakan tahapperwujudan dokumen perencanaan menjadiBangunan Gedung yang siap dimanfaatkan.

(21 Pelaksanaan konstruksi sebagaimana dimaksud padaayat (1) berupa kegiatan:

a. pembangunan baru;

b. perluasan;

c. lanjutan pembangunan Bangunan Gedung yangbelum selesai;

d. pembangunan dalam rangka Perawatan termasukperbaikan sebagian atau seluruh BangunanGedung; dan/atau

e. pembangunan BGN terintegrasi.(3) Pelaksanaan konstruksi sebagaimana dimaksud pada

ayat (2) meliputi:

a. pelaksanaan konstruksi sampai dengan serahterima pertama Qtrouisional hand ouer) pekedaan;dan

b. pelaksanaan Pemeliharaan pekerjaan konstruksisampai dengan serah terima akhir (ftnal handouer) pekerjaan,

(41 Pelaksanaan konstruksi sebagaimana dimaksud padaayat (1) dilakukan oleh penyedia jasa pelaksanaankonstruksi.

SK No 089764 A

Pasal 150

Page 141: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-t4r-Pasal 150

(1) Penyedia jasa perencanaan konstruksi dan penyediajasa manajemen konstruksi untuk kegiatan yangmemerlukan manajemen konstruksi dapat membantuunit layanan pengadaan barang dan jasa, kelompokkerja unit layanan pengadaan barang dan jasa, ataupejabat pengadaan dalam proses pengadaan penyediajasa pelaksanaan konstruksi fisik.

(2) Kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)menghasilkan laporan pengadaan penyedia jasapelaksanaan konstruksi fisik.

Pasal 151

(1) Pelaksanaan konstruksi fisik sebagaimana dimaksuddalam Pasal 149 harus mendapatkan pengawasanteknis oleh penyedia jasa pengawasan konstruksi ataumanajemen konstruksi, dan pengawasan berkala olehpenyedia jasa perencanaan konstruksi.

(21 Penyedia jasa pengawasan konstruksi ataumanajemen konstruksi sebagaimana dimaksud padaayat (1) membuat laporan harian, laporan mingguan,laporan bulanan, dan laporan akhir pengawasanteknis.

(3) Penyedia jasa perencanaan konstruksi sebagaimanadimaksud pada ayat (1) membuat laporan akhirpekerjaan perencanaan teknis.

(4) Laporan akhir pekerjaan perencanaan teknissebagaimana dimaksud pada ayat (3) terdiri atas:

a. dokumen perencanaan teknis;

b. laporan pengadaan penyedia jasa pelaksanaankonstruksi;

c. laporan penyelenggaraan paket lokakaryarekayasa nilai (ualue engineering), dalam halterdapat kegiatan rekayasa nilai (ualueengineeing);

d.surat...

SK No 089765 A

Page 142: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-142-

d. surat penjaminan atas kegagalan bangunan daripenyedia jasa perencanaan konstruksi; dan

e. laporan akhir pengawasan berkala termasukperubahan perancangan.

(5) Pelaksanaan konstruksi fisik sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dilakukan oleh penyedia jasapelaksanaan konstruksi berdasarkan:

a. kontrak pekedaan konstruksi atau pemborongdan lampiran beserta perubahannya; dan

b. SMKK.

(6) Pelaksanaan Pemeliharaan pekerjaan konstruksisebagaimana dimaksud dalam Pasal I49 ayat (3) hurufb merupakan kegiatan menjaga keandalan konstruksiBangunan Gedung melalui pemeriksaan hasilpelaksanaan konstruksi fisik setelah serah terimapertama Qtrouisional hand ouer).

(7) Dalam Pemeliharaan pekerjaan konstruksisebagaimana dimaksud pada ayat (6), penyedia jasapelaksanaan konstruksi berkewajiban memperbaikisegala cacat atau kerusakan yang terjadi selama masakonstruksi.

(8) Apabila tidak ditentukan lain dalam kontrak kerjapelaksanaan konstruksi BGN, masa pemeliharaanpekerjaan konstruksi paling sedikit 6 (enam) bulanterhitung sejak serah terima pertama Qtrouisional hand.ouer) pekerj aan konstruksi.

(9) Masa Pemeliharaan pekerjaan konstruksisebagaimana dimaksud pada ayat (8) diakhiri denganserah terima akhir (final hand ouefi pekerjaankonstruksi yang dilampiri dengan berita acarapelaksanaan Pemeliharaan pekerjaan konstruksi.

(10) Penyedia jasa pelaksanaan konstruksi sebagaimanadimaksud pada ayat (S) membuat dokumenpelaksanaan konstruksi meliputi:

SK No 089766 A

a. semua

Page 143: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-743-

a. semua berkas perizinan yang diperoleh pada saatpelaksanaan konstruksi lisik, termasuk pBG;

b. gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan(as-built drawings);

c. kontrak kerja pelaksanaan konstruksi fisik,pekerjaan pengawasan konstruksi, ataumanajemen konstruksi beserta segala perubahanatau addendumnya;

d. laporan pelaksanaan konstruksi hsik yang terdiriatas laporan harian, laporan mingguan, laporanbulanan, laporan akhir pengawasan teknistermasuk laporan uji mutu, dan laporan akhirpekerjaan perencanaan teknis sebagaimanadimaksud pada ayat (4);

e. berita acara pelaksanaan konstruksi yang terdiriatas perubahan pekerjaan, pekerjaan tambahatau kurang, serah terima pertama Qtrouisionalhand ouef, dan serah terima akhir (finat hand.ouefi dilampiri dengan berita acara pelaksanaanPemeliharaan pekerjaan konstruksi fisik,pemeriksaan pekerjaan, dan berita acara lainyang berkaitan dengan pelaksanaan konstruksifisik;

f. kontrak kerja perencanaan teknis;

g. pengetesan dan pengujian (testing andcommissioningl;

h. foto dokumentasi yang diambil pada setiaptahapan kemajuan pelaksanaan konstruksi fisik;

i. dokumen SMKK;

j. manual operasi dan pemeliharaan BangunanGedung, termasuk pengoperasian danPemeliharaan peralatan dan perlengkapanmekanikal, elektrikal, dan perpipaan Qttumbing);

k.garansi...

SK No 089767 A

Page 144: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUELIK INDONESIA

-r44-

garansi atau surat jaminan peralatan danperlengkapan mekanikal, elektrikal, danperpipaan Qtlumbing);

sertifikat BGH, dalam hal ditetapkan sebagaiBGH;

surat penjaminan atas kegagalan bangunan daripenyedia jasa pelaksanaan konstruksi danpenyedia jasa pengawasan konstruksi teknis; dan

hasil pemeriksaan kelaikan fungsi BangunanGedung.

Pasal 152

(1) Pembangunan BGN terintegrasi sebagaimanadimaksud dalam Pasal I49 ayat (2) huruf e merupakangabungan pekedaan konstruksi dan jasa konsultansikonstruksi.

(2) Pembangunan BGN terintegrasi sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan.

Paragraf 6

Standar Teknis Bangunan Gedung Negara pada Tahap Pengawasan Konstruksi

Pasal 153

(1) Pengawasan teknis sebagaimana dimaksud dalamPasal 124 ayat (3) huruf c dilakukan oleh:

a. penyedia jasa manajemen konstruksi; atau

b. penyediajasapengawasankonstruksi.

(2) Pengawasan konstruksi yang dilakukan oleh penyediajasa manajemen konstruksi sebagaimana dimaksudpada ayat (1) huruf a dilakukan pada pembangunanBGN dengan kriteria:

a.klasifikasi...

k

m

n

SK No 089768 A

1.

Page 145: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRESIDENREPUqLTK INDONESIA

- 145-

a. klasifikasi tidak sederhana dengan ketentuanjumlah lantai di atas 4 (empat) lantai dan denganluas bangunan minimal 5000 m2 (lima ribu meterpersegi) untuk pembangunan baru, perluasan,dan/atau lanjutan pembangunan BangunanGedung;

b. BGN klasifikasi bangunan khusus;c. melibatkan lebih dari satu penyedia jasa, baik

perencanaan maupun pelaksana konstruksi;dan/atau

d. pelaksanaannya lebih dari satu tahun anggarandengan menggunakan kontrak tahun jamak.

(3) Pembangunan BGN dengan kriteria selainsebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditakukan olehpenyedia jasa pengawasan konstruksi atau dapatdilakukan oleh penyedia jasa manajemen konstruksidengan rekomendasi dari instansi teknis.

(4) Kegiatan pengawasan teknis sebagaimana dimaksudpada ayat (1) meliputi:

a. pengendalian waktu;

b. pengendalian biaya;

c. pengendalian pencapaian sasaran; dan

d. tertib administrasi pembangunan BGN.

(5) Pengawasan konstruksi yang dilakukan oleh penyediajasa manajemen konstruksi sebagaimana dimaksudpada ayat (21meliputi:

a. pengawasan pada tahap perencanaan teknis;

b. pengawasanpersiapankonstruksi;

c. pengawasan tahap pelaksanaan konstruksisampai dengan serah terima pertama Qtrouisionalhand ouer) pekerjaan konstruksi; dan

d. pengawasan tahap Pemeliharaan pekerjaankonstruksi sampai dengan serah terima akhir(final hand ouer) pekedaan konstruksi.

(6) Pengawasan .

SK No 087178 A

Page 146: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-L46-

(6) Pengawasan konstruksi yang dilakukan oleh penyediajasa pengawasan konstruksi sebagaimana dimaksudpada ayat (1) huruf b meliputi:

a. pengawasanpersiapankonstruksi;

b. pengawasan tahap pelaksanaan konstruksisampai dengan serah terima pertama Qtrouisionalhand ouer) pekerjaan konstruksi; dan

c. pengawasan tahap Pemeliharaan pekerjaankonstruksi sampai dengan serah terima akhir(final hand ouer) pekerjaan konstruksi.

(7) Penyedia jasa pengawasan konstruksi ataumanajemen konstruksi memiliki tanggung jawabmemberikan rekomendasi kelaikan fungsi BangunanGedung yang diawasi sesuai dengan dokumen PBGkepada pengguna anggaran.

Paragraf. T

Standar Teknis Bangunan Gedung Negara pada Tahap Pascakonstruksi

Pasal 154

(1) Pembangunan diikuti dengan kegiatan pascakonstruksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 124ayat (4).

(21 Kegiatan pasca konstruksi sebagaimana dimaksudpada ayat (1) meliputi:

a. persiapan untuk mendapatkan status barangmilik negara dari pengelola barang;

b. mendapatkan SLF; dan

c. pendaftaran sebagai BGN.

(3) Barang milik negara sebagaimana dimaksud pada ayat(2) huruf a merupakan semua barang yang dibeli ataudiperoleh atas beban anggaran pendapatan danbelanja negara atau berasal dari perolehan lainnyayang sah.

(4) Penetapan...

SK No 089770 A

Page 147: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-t47-

(4) Penetapan status BGN sebagai barang milik negaradilakukan sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan di bidang pengelolaan barangmilik negara/daerah.

Pasal 155

(1) Pendaftaran sebagai BGN sebagaimana dimaksuddalam Pasal 154 ayat (2) huruf c termasuk rumahnegara bertujuan:

a. terwujudnya tertib pengelolaan BGN;

b. mengetahui status kepemilikan dan penggunaanBGN;

c. mengetahui secara tepat dan rinci jumlah asetnegara yang berupa BGN;

d. men1rusun program kebutuhan pembangunan,Pemeliharaan, dan Perawatan BGN;

e. menyusun perhitungan kebutuhan biayaPemeliharaan dan Perawatan BGN; dan

f. mengetahui besarnya pemasukan keuangankepada negara dari hasil sewa, penjualan, danpenghapusan BGN khususnya rumah negara.

(21 Pendaftaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilakukan oleh kementerian/lembaga atau organisasiperangkat daerah pengguna anggaran denganmelaporkan BGN yang telah selesai dibangun kepada:

a. Menteri untuk BGN dengan sumber pendanaanyang berasal dari anggaran pendapatan danbelanja negara dan/atau perolehan lainnya yangsah yang akan menjadi barang milik negara, yangdilaksanakan di tingkat pusat, termasukperwakilan Republik Indonesia di luar negeri; atau

b. gubernur .

SK No 087213 A

Page 148: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-148-

b. gubernur, bupati atau walikota melalui DinasTeknis, untuk BGN dengan sumber pendanaanyang berasal dari anggaran pendapatan danbelanja daerah dan/atau perolehan lainnya yangsah yang akan menjadi barang milik daerah.

(3) Pendaftaran sebagai BGN sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dan ayat (2) menghasilkan dokumenpendaftaran berupa surat keterangan buktipendaftaran BGN dengan diberikan huruf daftar nomor(HDNo).

(4) Huruf daftar nomor (HDNo) BGN diterbitkan olehMenteri.

(5) Huruf daftar nomor (HDNo) terdiri atas huruf daftarnomor BGN dan huruf daftar nomor rumah negara.

(6) Gubernur atau bupati/walikota melaporkan BGN yangada di wilayahnya kepada Menteri.

Paragraf 8

standar Teknis Bangunan Gedung Negara pada Tahap pemanfaatan

(1)

(2)

(3)

(4)

(s)

Pasal 156

BGN dapat dimanfaatkan setelah mendapatkan SLF.

BGN harus dikelola oleh Pengelola BGN.

Pengelola BGN sebagaimana dimaksud pada ayat (2)merupakan pengguna barang.

Pengelola BGN sebagaimana dimaksud pada ayat (2)dapat dibantu oleh Pengelola Bangunan Gedung sesuaidengan ketentuan peraturan perllndang-undangan.

Pengelola BGN sebagaimana dimaksud pada ayat (41

memiliki tugas:

a. men3rusun dan melaksanakan rencanaPemeliharaan dan Perawatan Bangunan Gedungserta pemeriksaan berkala;

b.melaksanakan...

SK No 087179 A

Page 149: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-149-

b. melaksanakan sosialisasi, promosi, dan edukasikepada Pengguna dan/atau PengunjungBangunan Gedung;

c. mengelola rangkaian kegiatan pemanfaatan,termasuk pemantauan dan evaluasi;

d. men5rusun laporan kegiatan Pemeliharaan danPerawatan Bangunan Gedung serta pemeriksaanberkala; dan

e. men5rusun, melengkapi, dan melaksanakanmanual SOP pelaksanaan Pemanfaatan.

Pasal 157

(1) Pemeliharaan BGN sebagaimana dimaksud dalamPasal 156 ayat (5) huruf a merupakan usahamempertahankan kondisi bangunan dan upaya untukmenghindari kerusakan komponen atau elemenbangunan agar tetap laik fungsi.

(2) Perawatan BGN sebagaimana dimaksud dalam Pasal156 ayat (5) huruf a merupakan usaha memperbaikikerusakan dan/atau mengganti bagian BangunanGedung, komponen, bahan bangunan, dan/atauprasarana dan sarana agar BGN tetap laik fungsi.

(3) Pemeliharaan dan/atau Perawatan BGN sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilaksanakandengan mempertimbangkan :

a. umur bangunan;

b. pen5rusutan;

c. kerusakan bangunan; dan lataud. peningkatan komponen bangunan.

Pasal 158

SK No 089773 A

Page 150: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-150-

Pasal 158

(1) Umur bangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal157 ayat (3) huruf a merupakan jangka waktuBangunan Gedung masih tetap memenuhi fungsi dankeandalan bangunan sesuai dengan standar yang telahditetapkan.

(2) Umur BGN sebagaimana dimaksud pada ayat (1)selama 50 (lima puluh) tahun.

(3) Penyusutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 157ayat (3) huruf b merupakan nilai penurLlnan ataudepresiasi Bangunan Gedung yang dihitung secarasama besar setiap tahunnya selama jangka waktuumur bangunan.

(4) Pen5rusutan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)ditetapkan sebesar:

a. 2o/o (dua persen) per tahun untuk bangunanpermanen;

b. 4oh (empat persen) per tahun untuk bangunansemi permanen; atau

c. 10% (sepuluh persen) per tahun untuk BangunanGedung darurat,

dengan nilai sisa (saluage ualuel paling sedikit sebesar2Oo/o (dua puluh persen).

Pasal 159

(1) Kerusakan bangunan sebagaimana dimaksud dalamPasal 157 ayat (3) huruf c merupakan kondisi tidakberfungsinya bangunan atau komponen bangunanyang disebabkan oleh:

a. penyusutan atau berakhirnya umur bangunan;

b. kelalaian manusia; atau

c. bencana alam.

(2) Kerusakan...

SK No 089774 A

Page 151: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-151 -

(21 Kerusakan bangunan sebagaimana dimaksud padaayat (1) digolongkan atas tiga tingkat kerusakan, yaitu:

a. kerusakan ringan;

b. kerusakan sedang; dan

c. kerusakan berat.

(3) Penentuan tingkat kerusakan sebagaimana dimaksudpada ayat (21 ditetapkan oleh Menteri untuk tingkatnasional atau kepala daerah setempat yangbertanggung jawab terhadap pembinaan BangunanGedung untuk tingkat daerah provinsi dan kabupatenatau kota.

Pasal 160

(1) Besarnya biaya Pemeliharaan sebagaimana dimaksuddalam Pasal 157 ayat (1) tergantung pada fungsi danklasifikasi Bangunan Gedung dan dihitungberdasarkan per m2 (meter persegi) Bangunan Gedung.

(21 Biaya Pemeliharaan sebagaimana dimaksud pada ayat(1) ditetapkan paling banyak 2oh (dua persen) dariharga standar per m2 (meter persegi) tertinggi tahunberjalan.

Pasal 161

(1) Perawatan BGN sebagaimana dimaksud dalam Pasal157 ayat (21 digolongkan sesuai dengan tingkatkerusakan pada bangunan yaitu:

a. Perawatan untuk tingkat kerusakan ringan;

b. Perawatan untuk tingkat kerusakan sedang; dan

c. Perawatan untuk tingkat kerusakan berat.

(2) Untuk...

SK No 089775 A

Page 152: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-152-

(2) Untuk Perawatan yang memerlukan penanganankhusus atau dalam usaha meningkatkan wujudbangunan dan pemugaran Bangunan Gedungbersejarah, besarnya biaya Perawatan dihitung sesuaidengan kebutuhan nyata.

(3) Biaya Perawatan sebagaimana dimaksud pada ayat (21

dikonsultasikan terlebih dahulu kepada Menteri untuktingkat nasional atau kepala daerah setempat yangbertanggung jawab terhadap pembinaan BangunanGedung untuk tingkat daerah provinsi atau daerahkabupaten/kota.

Paragraf 9

Standar Teknis Bangunan Gedung Negara pada Tahap Pembongkaran

Pasal 162

(1) BGN dapat dibongkar jika:

a. tidak laik fungsi dan tidak dapat diperbaiki;

b. membahayakan lingkungan di sekitarnya;

c. tidak dapat dimanfaatkan dan/ataudipindahtangankan;

d. biaya yang dibutuhkan untuk perbaikan lebihbesar daripada biaya Pembongkaran danpembangunan baru;

e. adanya kebutuhan Pengguna dan/atau penggunabarang; dan/atau

f. adanya kebijakan pemerintah yang menyebabkanperubahan rencana tata ruang.

(2) Pembongkaran BGN sebagaimana dimaksud pada ayat(1) merupakan tindakan pemusnahan fisik BGNdengan cara dirobohkan.

(3) Dalam hal BGN merupakan BGCB, makaPembongkaran BGN harus mengikuti ketentuanpenyelenggaraan BGCB yang dilestarikan.

(4) Tahap...

SK No 089776 A

Page 153: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDFNREPUBLIK INDONESIA

-153-

(4) Tahap Pembongkaran BGN meliputi:a. persiapan Pembongkaran;

b. pelaksanaan Pembongkaran; danc. penghapusan aset barang milik negara.

Pasal 163

(1) Tahap persiapan Pembongkaran sebagaimanadimaksud dalam Pasal 162 ayat (a) huruf a meliputi:a. permohonan dan persetujuan pemusnahan

barang milik negara berupa BGN;

b. penyusunan rencana pendanaan;

c. pen5rusunan RTB; dan

d. pengadaan penyedia jasa pekerjaan konstruksiPembongkaran Bangunan Gedung.

(2) Pengguna BGN mengajukan permohonan danpersetujuan pemusnahan barang milik negara berupaBGN dalam bentuk Pembongkaran sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf a kepada menteri yangmenyelenggarakan urusan pemerintahan di bidangkeuangan selaku pengelola barang milik negara.

(3) Pengajuan permohonan dan persetujuan pemusnahanbarang milik negara berupa BGN dalam bentukPembongkaran sebagaimana dimaksud pada ayat (2)dilakukan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pengelolaan barang miliknegara/daerah.

(4) Nilai sisa BGN yang dimusnahkan dalam bentukPembongkaran sebagaimana dimaksud pada ayat (3)harus dimintakan kepada Menteri dalam bentukanalisis pendanaan Pembongkaran BGN.

(5) Analisis pendanaan Pembongkaran BGN sebagaimanadimaksud pada ayat (4) memuat paling sedikit:a. perhitungan nilai saat ini Qtresent ualuel

Bangunan Gedung;

b.perhitungan...

SK No 089771 A

Page 154: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

b

c

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-154-

perhitungan nilai sisa bongkaranGedung; dan

rencana pendanaan Pembongkaran.

Bangunan

Pasal 164

(1) Pengguna BGN menyusun rencana pendanaanPembongkaran BGN sebagaimana dimaksud dalamPasal 163 ayat (1) huruf b dalam bentuk dokumenpendanaan Pembongkaran BGN berupa daftar isianpelaksanaan anggaran atau dokumen pelaksanaananggaran.

(2) Dokumen pendanaan pembongkaran BGNsebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dilengkapidengan:

a. rencana kebutuhan;

b. rencana pendanaan; dan

c. rencana penyediaan dana.

(3) Dokumen pendanaan sebagaimana dimaksud padaayat (1) disahkan oleh pejabat yang berwenang sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-und".rgr.r.

(41 Pen5rusunan dokumen pendanaan pembongkaran BGNsebagaimana dimaksud pada ayat (3) berlaku mutatismutandis terhadap pen5rusunan pendanaanpembangunan BGN sebagaimana diatur dalamPeraturan Pemerintah ini.

Pasal 165

(1) Pengguna BGN dapat menunjuk penyedia jasa untukmenyusun RTB BGN sebagaimana dimaksud dalamPasal 163 ayat (1) hurufc.

(2) Proses pen]rusunan RTB BGN sebagaimana dimaksudpada ayat (1) diawali dengan kegiatan peninjauanPembongkaran.

SK No 089778 A

Pasal 166

Page 155: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK ]NDONESIA

-155-

Pasal 166

(1) Pekerjaan Pembongkaran BGN terdiri atas:

a. penyusunan RTB; dan

b. pelaksanaanPembongkaran.

(21 Pen5rusunan RTB sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf a dilakukan oleh penyedia jasa perencanaankonstruksi.

(3) Pelaksanaan Pembongkaran sebagaimana dimaksudpada ayat (1) huruf b dilakukan oleh penyediapekerjaan konstruksi Pembongkaran.

(41 Pekerjaan Pembongkaran BGN sebagaimanadimaksudkan pada ayat (1) dapat dilakukan secaraterintegrasi.

(5) Kuasa pengguna anggaran menetapkan pekerjaanPembongkaran BGN terintegrasi sebagaimanadimaksud pada ayat (41 sesuai dengankewenangannya.

(6) Pekerjaan Pembongkaran BGN sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dilakukan oleh Pengguna BGN melaluikegiatan seleksi atau tender sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

Pasal 167

(1) Pelaksanaan Pembongkaran BGN sebagaimanadimaksud dalam Pasal 162 ayat (41 huruf bdilaksanakan oleh penyedia pekerjaan konstruksiPembongkaran sesuai kontrak kerja dengan PenggunaBGN.

(21 Pelaksanaan Pembongkaran BGN mengikuti standarPembongkaran Bangunan Gedung sebagaimana diaturdalam Peraturan Pemerintah ini.

(3) penyedia...

SK No 089779 A

Page 156: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-156-

(3) Penyedia pekerjaan konstruksi Pembongkaran wajibmengembalikan nilai sisa BGN yang telah disetujuipada tahap tender kepada menteri yangmenyelenggarakan urusan pemerintahan di bidangkeuangan.

(4) Pengembalian nilai sisa BGN sebagaimana dimaksudpada ayat (3) dilakukan oleh penyedia pekerjaankonstruksi Pembongkaran paling lambat 1 (satu) bulansetelah berita acara serah terima akhir {final hand ouer)ditandatangani.

(5) Pelaksanaan Pembongkaran BGN dituangkan dalamberita acara pemusnahan barang milik negara berupaBGN yang ditandatangani oleh Pengguna BGN.

Pasal 168

(1) Dalam hal Pembongkaran BGN yang diikuti denganpembangunan baru, pelaksanaan Pembongkaran danpembangunan baru dapat dilakukan oleh 1 (satu)pelaksana konstruksi.

(2) Pelaksana konstruksi sebagaimana dimaksud padaayat (1) memiliki keahlian Pembongkaran BangunanGedung dan pembangunan Bangunan Gedung.

(3) Penilaian dalam pengadaan pelaksana konstruksisebagaimana dimaksud pada ayat (21 berdasarkanpenawaran terendah dari harga perkiraan sendiripembangunan dan penawaran tertinggi nilai sisa BGN.

(4) Pelaksana konstruksi sebagaimana pada ayat (2) wajibmengembalikan nilai sisa BGN yang telah disetujuipada tahap tender kepada menteri yangmenyelenggarakan urLlsan pemerintahan di bidangkeuangan negara.

Pasal169...

SK No 089780 A

Page 157: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-r57-

Pasal 169

Penghapusan aset barang milik negara sebagaimanadimaksud dalam Pasal 162 ayat (4) huruf c dilaksanakansesuai ketentuan peraturan perundang-undangan dibidang pengelolaan barang milik negara/daerah.

Paragraf 10

Penyelenggara Bangunan Gedung Negara

Pasal 170

(1) Pengguna anggaran sebagaimana dimaksud dalamPasal 126 ayat (1) huruf a meliputi:a. kementerian/lembaga;dan

b. organisasi perangkat daerah.

(21 Pengguna anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat(1) bertanggung jawab untuk:a. men5rusun dokumen pendanaan pembangunan

BGN; dan

b. melaksanakan pembangunan, danmengendalikan pembangunan.

(3) Pengguna anggaran dapat melimpahkan pelaksanaanpenyelenggaraan pembangunannya kepadakementerian/lembaga atau Dinas Teknis sesuaiketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 171

(1) Organisasi dan tata laksana pengelola kegiatansebagaimana dimaksud dalam Pasal 124 ayat (6) terdiriatas:

a. kuasa pengguna anggaran, kepala satuan kedaatau pejabat pembuat komitmen yaitu pejabatyang ditetapkan oleh pengguna anggaran;

b.pengelola...

SK No 089781 A

Page 158: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRESTDENREPUBLIK INDONESIA

-158-

b. pengelola keuangan yaitu bendahara yangditetapkan oleh pengguna anggaran;

c. pejabat verifikasi yang ditetapkan oleh penggunaanggaran;

d. pengelola administrasi yaitu staf yang ditetapkanoleh kuasa pengguna anggaran atau kepalasatuan kerja; dan

e. pengelola teknis yang ditetapkan oleh kuasapengguna anggaran atau kepala satuan kerja.

(2) Pengelola kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat(1) huruf a sampai dengan huruf d melaksanakantugas dan fungsinya sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

(3) Pengelola teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf e berfungsi membantu kuasa penggunaanggaran, kepala satuan kerja atau pejabat pembuatkomitmen di bidang teknis administratif pada setiaptahap pembangunan BGN.

(4) Pengelola kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat(2) bertugas pada:

a. kegiatan persiapan dan tahap perencanaanteknis;

b. tahap pelaksanaan konstruksi; dan

c. kegiatan pasca konstruksi.

(5) Tugas pengelola kegiatan pada kegiatan persiapan dantahap perencanaan teknis sebagaimana dimaksud ayat(4) huruf a terdiri atas:

a. menyiapkan dan menetapkan organisasi kegiatan;

b. menyiapkan bahan, menetapkan waktu, danmenetapkan strategi penyelesaian kegiatan;

c.melakukan...

SK No 087180 A

Page 159: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-159-

c. melakukan penyiapan pengadaan penyedia jasamanajemen konstruksi termasuk menyusunkerangka acuan kerja;

d. melakukan penyiapan pengadaan penyedia jasaperencanaan termasuk men5rusun kerangkaacuan kerja;

e. men5rusun surat penetapan penyedia barang danjasa, dokumen kontrak kerja konstruksi, dansurat perintah mulai kerja;

f. mengendalikan kegiatan manajemen konstruksidan kegiatan perencanaan; dan/atau

g. men)rusun berita acara persetujuan kemajuanpekerjaan untuk pembayaran angsuran danberita acara lainnya yang berkaitan dengankegiatan manajemen konstruksi dan kegiatanperencanaan.

(6) Tugas pengelola kegiatan pada tahap pelaksanaankonstruksi sebagaimana dimaksud pada ayat (4) hurufb terdiri atas:

a. melakukan penyiapan pengadaan penyedia jasapengawasan konstruksi termasuk menyusunkerangka acuan kerja;

b. melakukan penyiapan pengadaan penyedia jasapelaksanaan konstruksi ;

c. men)rusun surat penetapan penyedia barang danjasa, surat perjanjian kerja, dan surat perintahmulai kerja;

d. mengendalikan kegiatan pengawasanpelaksanaan konstruksi;

e. mengendalikan kegiatan pelaksanaan konstruksidan penilaian atas kemajuan tahap pelaksanaankonstruksi;

f. menyusun .

SK No 089783 A

Page 160: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-160-

f. men5rusun berita acara persetujuan kemajuanpekerjaan untuk pembayaran angsuran danberita acara lainnya yang berkaitan denganpelaksanaan konstruksi; dan

g. menJrusun berita acara serah terima danmenerima Bangunan Gedung yang telah selesaidari penyedia jasa pelaksanaan konstruksi.

(7) Tugas pengelola kegiatan pada kegiatan pascakonstruksi sebagaimana dimaksud ayat (4) huruf cterdiri atas:

a. menyiapkandokumenpembangunan;

b. menyiapkan dokumen untuk penetapan status;

c. menyiapkan dokumen untuk SLF;

d. menyiapkan dokumen pendaftaran BGN; dan

e. menyerahkan BGN yang telah selesai daripengelola kegiatan kepada pengguna barangmelalui kuasa pengguna barang.

Paragraf 1 1

Pendanaan Penyelenggaraan Bangunan Gedung Negara

Pasal 172

(1) Pendanaan Penyelenggaraan BGN terdiri atas

a. pendanaan pembangunan BGN;

b. pendanaan pemanfaatan BGN; dan

c. pendanaan pembongkaran BGN.

(2) Pendanaan pembangunan BGNdimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi

a. komponen biaya pembangunan BGN;

b. biaya standar dan biaya nonstandar;

c. standar harga satuan tertinggi;

sebagaimana

SK No 087181 A

d. biaya.

Page 161: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-161 -

biaya pekedaan lain yang menyertaimelengkapi pembangunan; dan

biaya pembangunan untuk Perawatan.

atau

Pasal 173

(1) Biaya pekerjaan lain yang menyertai atau melengkapipembangunan sebagaimana dimaksud dalam pasalI72 ayat (2) huruf d merupakan biaya pekerjaan yangterkait tetapi terpisah dengan pembangunan BGN,untuk memenuhi ketentuan peraturan perundang_undangan.

(2) Biaya pekerjaan lain yang menyertai atau melengkapipembangunan dihitung berdasarkan kebutuhan nyatadan harga pasar yang wajar.

(3) Biaya pengelolaan kegiatan, perencanaan, danpengawasan untuk perjalanan dinas ke wilayah ataulokasi kegiatan yang sukar dijangkau oleh saranatransportasi (remote area), meliputi biaya harian, biayatransportasi, dan akomodasi kegiatan:

a. survei lokasi;

b. penjelasan pekerjaan (aanwijzingl;

c. pengawasan berkala;

d. opname lapangan;

e. koordinasi; dan

f. pemantauan dan evaluasi.

(4) Pen5rusunan kebutuhan biaya pengelolaan kegiatan,perencanaan, dan pengawasan sebagaimanadimaksud pada ayat (3) dapat berkonsultasi dengankementerian/lembagu

"iuu Dinas Teknis.

(5) Biaya pengelolaan kegiatan, perencanaan, danpengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)diajukan sebagai biaya pekerjaan rain yang menyertaiatau melengkapi pembangunan BGN namun menjadibagian dari mata anggaran biaya pembangunan BGN.

(6) Biaya...

d

e

SK No 089785 A

Page 162: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES lDENREPUBLIK ]NDONESIA

-t62-

(6) Biaya pembangunan untuk perawatan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 172 ayat (2) tnrruf e dihitungberdasarkan tingkat kerusakan Bangunan Gedung.

(7) Tingkat kerusakan pada Bangunan Gedungsebagaimana dimaksud pada ayat (6) ditetapkan palingbanyak:

a. 30% (tiga puluh persen) untuk kerusakan ringan;

b. 45oh (empat puluh lima persen) untuk kerusakansedang; dan

c. 650/o (enam puluh lima persen) untuk kerusakanberat.

(8) Tingkat kerusakan sebagaimana dimaksud pada ayat(7) dikonsultasikan terlebih dahulu kepadaKementerian atau Dinas Teknis.

(9) Biaya pembangunan untuk perawatan sebagaimanadimaksud pada ayat (6) yang termasuk kategoribangunan cagar budaya, besarnya biaya perawatandihitung sesuai dengan kebutuhan nyata.

(10) Pendanaan pemanfaatan sebagaimana dimaksuddalam Pasal 172 ayat (1) huruf b meliputi:

a. biaya Pemeliharaan BGN;

b. biaya Perawatan BGN;

c. biaya Pemeriksaan Berkala;

(1 1) Pendanaan Pembongkaran sebagaimana dimaksuddalam Pasal 172 ayat (1) huruf c meliputi:

a. biaya pen5rusunan RTB BGN; dan

b. biaya pelaksanaan pembongkaran.

(l2l Biaya Pemeliharaan sebagaimana dimaksud pada ayat(1O) huruf a ditetapkan setiap tahun sesuai fungsi danklasilikasi Bangunan Gedung yang besarnya dihitungper m2 (meter persegi) Bangunan Gedung maksimal2%o(dua persen) dari harga per m2 (meter persegi)pembangunan Bangunan Gedung.

(13) Pendanaan.

SK No 089786 A

Page 163: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-163-

(13) Pendanaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 172ayat (1) harus dituangkan dalam daftar isianpelaksanaan anggaran atau dokumen pelaksanaananggaran.

(14) Daftar isian pelaksanaan anggaran atau dokumenpelaksanaan anggaran sebagaimana dimaksud padaayat (13) memuat pendanaan untuk:a. perencanaan teknis;

b. pelaksanaan konstruksi fisik;

c. manajemen konstruksi atau pengawasankonstruksi; dan

d. pengelolaan kegiatan.

(15) Pendanaan pembinaan Penyelenggaraan BGN untukBGN dengan sumber pendanaan yang berasal darianggaran pendapatan dan belanja negara dan/atauperolehan lainnya yang sah yang akan menjadi barangmilik negara dibebankan pada daftar isianpelaksanaan anggaran Kementerian.

(16) Pendanaan pembinaan Penyelenggaraan BGN untukBGN dengan sumber pendanaan yang berasal darianggaran pendapatan dan belanja daerah dan/atauperolehan lainnya yang sah yang akan menjadi barangmilik daerah dibebankan pada Pemerintah Daerahmelalui Dinas Teknis.

Pasal 174

(1) Komponen biaya pembangunan BGN sebagaimanadimaksud dalam Pasal 172 ayat (2) huruf a meliputi:a. biaya perencanaan teknis;

b. biaya pelaksanaan konstruksi fisik;c. biaya pengawasan teknis; dan

d. biaya pengelolaan kegiatan.

(2lBiaya. . .

SK No 087182A

Page 164: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-164-

(21 Biaya perencanaan teknis sebagaimana dimaksudpada ayat (1) huruf a, biaya pengawasan teknissebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, danbiaya pengelolaan kegiatan sebagaimana dimaksudpada ayat (1) huruf d dihitung berdasarkan persentaseterhadap biaya pelaksanaan konstruksi fisik sesuaidengan klasifikasi BGN.

Pasal 175

(1) Biaya perencanaan teknis sebagaimana dimaksuddalam Pasal 174 ayat (1) huruf a merulpakan biayapaling banyak yang digunakan untuk membiayaiperencanaan BGN.

(21 Biaya perencanaan teknis dihitung secara orang perbulan dan biaya langsung yang dapat diganti, sesuaidengan ketentuan biaya langsung personel (billingrate).

(3) Biaya perencanaan teknis ditetapkan dari hasil seleksiatau penunjukan langsung pekerjaan yangbersangkutan yang meliputi:

a. honorarium Tenaga Ahli dan tenaga penunjang;

b. materi dan penggandaan laporan;

c. pembelian dan sewa peralatan;

d. sewa kendaraan;

e. biaya rapat;

f. perjalanan lokal, luar kota, danf atau luar negeri;

g. biaya komunikasi;

h. asuransi atau pertanggungan Qtrofessionalindemnitg insurancel ; dan

i. pajak dan iuran daerah lainnya.

(41 Pembayaran biaya perencanaan teknis didasarkanpada pencapaian prestasi atau kemajuan perencanaansetlap tahapan yang meliputi:

a.tahap...

SK No 089788 A

Page 165: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

- 165-

a. tahap konsepsi perancangan sebesar 15% (limabelas persen);

b. tahap pra rancangan sebesar 2070 (dua puluhpersen);

c. tahap pengembangan rancangan sebesar 25%(dua puluh lima persen);

d. tahap rancangan detail meliputi pen)rusunanrancangan gambar detail dan pen5rusunanrencana kerja dan syarat, serta rencana anggaranbiaya sebesar 2Oo/o (dua puluh persen);

e. tahap tender penyedia jasa pelaksanaankonstruksi sebesar 5o/o (lima persen); dan

f. tahap pengawasan berkala sebesar l1yo (limabelas persen).

(5) Tata cara pembayaran biaya perencanaan teknissebagaimana dimaksud pada ayat (41 sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 176

(1) Biaya pelaksanaan konstruksi fisik sebagaimanadimaksud dalam Pasal 174 ayat (1) huruf b merupakanbiaya paling banyak yang digunakan untuk membiayaipelaksanaan konstruksi fisik BGN.

(2) Biaya pelaksanaan konstruksi fisik dibebankan padabiaya untuk komponen konstruksi fisik kegiatan yangbersangkutan.

(3) Biaya pelaksanaan konstruksi lisik terdiri atas:

a. biaya standar; dan

b. biaya nonstandar.

(4) Biaya standar sebagaimana dimaksud pada ayat (3)termasuk biaya umum (ouerheadl penyedia jasapelaksanaan konstruksi, asuransi, keselamatan kerja,inflasi, dan pajak sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

(5) Biaya...

SK No 087183 A

Page 166: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-166-

(5) Biaya nonstandar sebagaimana dimaksud pada ayat(3) huruf b dihitung berdasarkan jenis pckerjaan,kebutuhan nyata, dan harga pasar yang wajar.

(6) Keseluruhan biaya nonstandar sebagairnanadimaksud pada ayat (5) ditetapkan paling banyak150% (seratus lima puluh persen) dari keseluruhanbiaya standar.

(7) Biaya standar sebagaimana dimaksud pada ayat (3)

huruf a digunakan untuk pelaksanaan konstruksi fisikstandar pekerjaan meliputi:

a. arsitektur;

b. struktur;

c. utilitas; dan

d. perampungan.

(8) Utilitas sebagaimana dimaksud pada ayat (71huruf cmeliputi pekerjaan perpipaan (plumbing) danjaringaninstalasi penerangan.

Pasal 177

(1) Biaya standar sebagaimana dimaksud dalam pasal 176ayat (3) huruf a dihitung berdasarkan perkalian dari:

a. standar harga satuan tertinggi per m2 (meterpersegi) sesuai klasifikasi BGN;

b. koefisieu atau faktor pengali jumlah lanteribangunan;

c. luas bangunan; dan

d. koefisien atau faktor pengali fungsi bangunanatau ruang.

(2) Standar harga satuan tertinggi per m2 (meter persegi)sesuai klasifikasi BGN sebagaimana dimaksud p.J.ayat (1) huruf a meliputi:

a. harga satuan tertinggi pembangunan BangunanGedung kantor- dan gedung negara lainnya;

b.harga...

SK No 089790 A

Page 167: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-t67-

b. harga satuan tertinggi pembangunan rumahnegara; dan

c. harga satuan tertinggi pembangunan pagarBangunan Gedung kantor, pagar BGN lainnya,dan pagar rumah negara.

(3) Standar harga satuan tertinggi pembangunanBangunan Gedung kantor dan BGN lainnyasebagaimana dimaksud pada ayat (21 huruf a terdiriatas klasifikasi sederhana dan tidak sederhana.

(4) Standar harga satuan tertinggi pembangunan rumahnegara sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf bterdiri atas:

a. standar harga satuan tertinggi pembangunanbangunan rumah negara dengan klasifikasisederhana terdiri atas tipe c, tipe d, dan tipe e;

b. standar harga satuan tertinggi pembangunanbangunan rumah negara dengan klasifikasi tidaksederhana per m2 (meter persegi) terdiri atas:

1. tipe a dan tipe b;

2. tipe c, tipe d, dan tipe e dengan jumlah lantailebih dari 2 (dua); dan

3. rrrmah negara yang berupa rumah susun.

(5) Rumah negara yang berupa rumah susunsebagaimana dimaksud dalam ayat (4) huruf b angka3 menggunakan standar harga satuan tertinggipembangunan Bangunan Gedung kantor dan BGNlainnya dengan klasifikasi tidak sederhana.

(6) Standar harga satuan tertinggi pembangunan pagarBangunan Gedung kantor, pagar gedung negaralainnya, dan pagar rumah negara sebagaimanadimaksud pada ayat (2) huruf c terdiri atas:

a. standar harga satuan tertinggi pembangunanpagar depan, pagar samping, atau pagar belakangBangunan Gedung kantor dan BGN lainnya permeter; dan

b. standar .

SK No 089791 A

Page 168: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-168-

standar harga satuan tertinggi pembangunanpagar depan, pagar samping, atau pagar belakangrumah negara per meter.

Pasal 178

(1) Standar harga satuan tertinggi sebagaimana dimaksuddalam Pasal L77 ayat (2) ditetapkan secara berkalasetiap tahun oleh bupati/walikota untuk provinsiDaerah Khusus Ibukota Jakarta ditetapkan olehgubernur.

(21 Standar harga satuan tertinggi sebagaimana dimaksuddalam Pasal 177 ayat (2) dihitung berdasarkanpedoman perhitungan standar harga satuan tertinggiyang ditetapkan oleh Menteri secara berkala.

(3) Standar harga satuan tertinggi untuk BGN denganklasifikasi khusus sebagaimana dimaksud dalam pasal129 ayat (a) ditetapkan berdasarkan rincian anggaranbiaya yang dihitung sesuai dengan tingkatkekhususan, spesifikasi teknis, kebutuhan nyata, dankewajaran harga yang berlaku.

Pasal 179

(1) Pelaksanaan konstruksi fisik pekerjaan standar BGNdibagi dalam komponen pekerjaan standar yangmerupakan persentase dari biaya standar.

(2) Pembayaran biaya pelaksanaan konstruksi fisikdilakukan secara bulanan atau tahapan tertentu yangdidasarkan pada prestasi atau kemajuan pekerjaanfisik di lapangan.

(3) Pembayaran sebagaimana dimaksud pada ayat (3)dilakukan sebagai berikut:a. pelaksanaan konstruksi sampai dengan serah

terima pertama (prouisional hand ouer) pekerjaankonstruksi dibayarkan paling banyak 95o/o(sembilan puluh lima persen) dari nilai kontrak;dan

b

SK No 089792A

b. masa

Page 169: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-t69-

b. masa Pemeliharaan konstruksi sampai denganserah terima akhir (final hand ouer) pekerjaankonstruksi dibayarkan 5% (lima persen) dari nilaikontrak.

(4) Tata cara pembayaran biaya pelaksanaan konstruksisebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilaksanakansesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 180

Ketentuan tentang pedoman perhitungan standar hargasatuan tertinggi dan tabel daftar komponen biayapembangunan BGN ditetapkan oleh Menteri.

Pasal 181

Biaya pengawasan teknis sebagaimana dimaksud dalamPasal I74 ayat (1) huruf c berupa:

a. biaya pengawasan konstruksi; atau

b. biaya manajemen konstruksi.

Pasal 182

(1) Biaya pengawasan konstruksi sebagaimana dimaksuddalam Pasal 181 huruf a merupakan biaya palingbanyak yang digunakan untuk membiayai kegiatanpengawasan konstruksi pembangunan BGN.

(21 Biaya pengawasan konstruksi dihitung secara orangper bulan dan biaya langsung yang bisa diganti, sesuaidengan ketentuan biaya langsung personel (billingrate).

(3) Biaya pengawasan konstruksi ditetapkan dari hasilseleksi atau penunjukan langsung pekedaan yangbersangkutan yang meliputi:

a. honorarium Tenaga Ahli dan tenaga penunjang;

b. materi dan penggandaan laporan;

c. pembelian dan/atau sewa peralatan;

d. sewa kendaraan;

e.biaya...

SK No 087184 A

Page 170: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-t70-

e. biaya rapat;

f. perjalanan lokal, luar kota dan/atau luar negeri;

g. biaya komunikasi;

h. penyiapan dokumen SLF;

i. penyiapan dokumen pendaftaran;j. asuransi atau pertanggungan (indemnitg

insurance);

k. pajak; dan/ataul. biaya tidak langsung lainnya sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan.

(41 Pembayaran biaya pengawasan konstruksi dilakukansecara bulanan atau tahapan tertentu yang didasarkanpada prestasi atau kemajuan pekerjaan pelaksanaankonstruksi fisik di lapangan.

(5) Pembayaran biaya pengawasan konstruksisebagaimana dimaksud pada ayat (4) dilakukansebagai berikut:

a. pengawasan konstruksi tahap pelaksanaankonstruksi fisik sampai dengan serah terimapertama Qtrouisional hand ouer) pekerjaankonstruksi paling banyak sebesar 90% (sembilanpuluh persen); dan

b. pengawasan konstruksi tahap Pemeliharaansampai dengan serah terima akhir (final handouefi pekerjaan konstruksi sebesar lOo/o (sepuluhpersen).

(6) Tata cara pembayaran angsuran pekerjaanpengawasan konstruksi sebagaimana dimaksud padaayat (5) sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

Pasal 183

(1) Biaya manajemen konstruksi sebagaimana dimaksuddalam Pasal 181 huruf b merupakan biaya palingbanyak yang digunakan untuk membiayai kegiatanmanajemen konstruksi pembangunan BGN.

(2) Besarnya...

SK No 087185 A

Page 171: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

- t7r -

(2) Besarnya biaya manajemen konstruksi dihitung secaraorang per bulan dan biaya langsung yang bisa diganti,sesuai dengan ketentuan biaya langsung personel(billing ratel.

(3) Biaya manajemen konstruksi ditetapkan dari hasilseleksi atau penunjukan langsung pekerjaan yangbersangkutan yang meliputi:a. honorarium Tenaga Ahli dan tenaga penunjang;b. materi dan penggandaan laporan;c. pembelian dan/atau sewa peralatan;

d. sewa kendaraan;

e. biaya rapat;

f. perjalanan lokal dan luar kota;g. biaya komunikasi;

h. penyiapan dokumen SLF;

i. penyiapan dokumen pendaftaran;j. asuransi atau pertanggungan (ind.emnitg

insurance);

k. pajak; dan/atau1. biaya tidak langsung lainnya sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan.

(41 Pembayaran biaya manajemen konstruksi dilakukansecara bulanan atau tahapan tertentu yang didasarkanpada prestasi atau kemajuan pekerjaan perencanaanteknis dan pelaksanaan konstruksi di lapangan.

(5) Pembayaran sebagaimana dimaksud pada ayat (4)dilakukan sebagai berikut:a. tahap persiapan pengadaan penyedia jasa

perencana dibayarkan sebesar 5%o (lima persen);

b. tahap reviu rencana teknis sampai dengan serahterima dokumen perencanaan dibayarkan sebesar10% (sepuluh persen);

c. tahap tender penyedia jasa pelaksanaankonstruksi fisik dibayarkan sebesar So/o (limapersen);

d. tahap. . .

SK No 0E9795 A

Page 172: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-t72-

tahap pelaksanaan konstruksi fisik;e. pelaksanaan konstruksi sampai dengan serah

terima pertama Qtrouisional hand ouer) pekerjaankonstruksi dibayarkan paling banyak 70% (tujuhpuluh pesen) dari nilai kontrak; dan

f. masa Pemeliharaan konstruksi sampai denganserah terima akhir (final hand ouer) pekerjaankonstruksi dibayarkan sebesar looh (sepuluhpersen).

(6) Tata cara pembayaran sebagaimana dimaksud padaayat (5) dilaksanakan sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

Pasal 184

(1) Biaya pengelolaan kegiatan sebagaimana dimaksuddalam Pasal 174 ayat (1) huruf d merupakan biayapaling banyak yang digunakan untuk membiayaikegiatan pengelolaan kegiatan pembangunan BGN.

(21 Biaya pengelolaan kegiatan sebagaimana dimaksudpada ayat (1) digunakan untuk biaya operasionalunsur kementerian/lembaga atau organisasiperangkat daerah.

(3) Biaya operasional sebagaimana dimaksud pada ayat(2) diatur sebagai berikut:a. biaya pengelolaan kegiatan dibebankan pada

biaya untuk komponen pengelolaan kegiatan yangbersangkutan;

b. besarnya nilai biaya pengelolaan kegiatan palingbanyak dihitung berdasarkan persentase biayakonstruksi fisik Bangunan Gedung;

c. perincian penggunaan biaya pengelolaankegiatan, sebagai berikut:l. biaya operasional unsur pengguna anggaran

sebesar 65oh (enam puluh lima persen) daribiaya pengelolaan kegiatan yangbersangkutan yang digunakan untukkeperluan:

a) honorarium...

d

SK No 087214 A

Page 173: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

2

-t7s-

a) honorarium staf dan kelompok kerjapengadaan;

b) perjalanan dinas;

c) rapat;

d) proses pemilihan;

e) bahan dan alat yang berkaitan denganpengelolaan kegiatan sesuai denganpenahapannya;

0 penJrusunan laporan;

g) dokumentasi; dan

h) persiapan dan pengiriman kelengkapanadministrasi atau dokumenpendaftaran BGN.

Biaya operasional unsur pengelola teknis,sebesar 35% (tiga puluh lima persen) daribiaya pengelolaan kegiatan yang digunakanuntuk keperluan:

a) honorarium pengelola teknis;

b) honorarium tim teknis ataunarasumber;

c) perjalanan dinas;

d) rapat;

e) proses pemilihan;

0 bahan dan alat yang berkaitan denganpengelolaan kegiatan sesuai denganpenahapannya;

g) pen5rusunan laporan; dan

h) dokumentasi.

Paragraf 12

Pengelolaan Teknis Bangunan Gedung Negara

SK No 089797 A

Pasal 185. .

Page 174: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-174-

Pasal 185

(1) Pengelolaan teknis sebagaimana dimaksud dalamPasal 124 ayat (7) dan ayat (8) dilaksanakan dalam hal:a. pembangunan BGN yang dibiayai anggaran

pendapatan dan belanja negara dan/atauperolehan lainnya yang sah yang akan menjadibarang milik negara dilaksanakan pimpinaninstansi atau kepala satuan kerjakementerian/lembaga di tingkat pusat denganlokasi pembangunan di wilayah Daerah KhususIbukota Jakarta, dan perwakilan RepublikIndonesia di luar negeri;

b. pembangunan BGN yang dibiayai anggaranpendapatan dan belanja negara dan/atauperolehan lainnya yang sah yang akan menjadibarang milik negara dilaksanakan pimpinaninstansi atau kepala satuan kerjakementerian/lembaga di tingkat pusat denganlokasi pembangunan di luar wilayah DaerahKhusus Ibukota Jakarta;

c. pembangunan BGN yang dibiayai anggaranpendapatan dan belanja negara danf atauperolehan lainnya yang sah yang akan menjadibarang milik negara dilaksanakan kuasapengguna anggaran kementerian/lembaga didaerah dengan lokasi pembangunan di luarwilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta; atau

d. pembangunan BGN yang dibiayai anggaranpendapatan dan belanja daerah dan/atauperolehan lainnya yang sah yang akan menjadibarang milik daerah.

(2) Prosedur pengelolaan teknis sebagaimana dimaksudpada ayat (1) huruf a dilakukan dengan cara:

a. pimpinan instansi atau kepala satuan kerjakementerian/lembaga mengajukan permintaanbantuan tenaga pengelola teknis secara tertuliskepada Menteri; dan

b. Menteri menugaskan Pengelola Teknis dalamkewenangannya sesuai dengan klasifikasi dankualifikasinya.

(3) Prosedur .

SK No 089798 A

Page 175: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-I75-

(3) Prosedur pengelolaan teknis sebagaimana dimaksudpada ayat (1) huruf b dilakukan dengan cara:

a. pimpinan instansi atau kepala satuan kerjakementerian/lembaga mengajukan permintaanbantuan tenaga Pengelola Teknis secara tertuliskepada Menteri dan kepala organisasi perangkatdaerah pelaksana tugas dekonsentrasiKementerian kepada Pemerintah Daerah provinsi;dan

b. Menteri dan kepala organisasi perangkat daerahpelaksana tugas dekonsentrasi Kementeriankepada Pemerintah Daerah provinsi menugaskanPengelola Teknis dalam kewenangannya sesuaidengan klasifikasi dan kualifikasinya.

(41 Prosedur pengelolaan teknis sebagaimana dimaksudpada ayat (1) huruf c dilakukan dengan cara:

a. kuasa pengguna anggaran kementerian/lembagamengajukan permintaan bantuan tenagapengelola teknis secara tertulis kepada kepalaorganisasi perangkat daerah pelaksana tugasdekonsentrasi Kementerian kepada PemerintahDaerah provinsi; dan

b. kepala organisasi perangkat daerah pelaksanatugas dekonsentrasi Kementerian kepadaPemerintah Daerah provinsi menugaskanPengelola Teknis dalam kewenangannya sesuaidengan klasifikasi dan kualifikasi.

(5) Prosedur pengelolaan teknis sebagaimana dimaksudpada ayat (1) huruf d dilakukan dengan cara:

a. kepala organisasi perangkat daerah yangmelaksanakan pembangunan BGN mengajukanpermintaan bantuan tenaga Pengelola Teknissecara tertulis kepada kepala Dinas Teknis; dan

b. kepala Dinas Teknis menugaskan PengelolaTeknis dalam kewenangannya sesuai denganklasifikasi dan kualifikasi.

SK No 089799 A

Bagian

Page 176: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES tDENREPUBLIK INDONESIA

-t76-

Bagian Kesepuluh

Ketentuan Dokumen

Paragraf 1

Umum

Pasal 186

(1) Setiap tahap Penyelenggaraan Bangunan Gedungmenghasilkan dokumen yang merupakan hasilpekerjaan penyedia jasa, meliputi:a. dokumen tahap perencanaan teknis;

b. dokumen tahap pelaksanaan konstruksi;c. dokumen tahap pemanfaatan; dan

d. dokumen tahap Pembongkaran.

(21 Dalam hal BGCB dan BGFK, selain dokumensebagaimana yang dimaksud pada ayat (1), jugadilengkapi dengan dokumen sesuai dengan ketentuanpenyelenggaraan BGCB atau BGFK.

Paragraf 2

Dokumen Tahap Perencanaan Teknis Bangunan Gedung

Pasal 187

(1) Penyedia jasa perencanaan harus membuat dokumen:

a. rencana teknis; dan

b. perkiraan biaya pelaksanaan konstruksi.(21 Dokumen rencana teknis sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) huruf a meliputi:

a. dokumen rencana arsitektur;b. dokumen rencana struktur;c. dokumen rencana utilitas; dan

d. spesifikasi teknis Bangunan Gedung.

(3) Dokumen .

SK No 089800 A

Page 177: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES lDENREPUBLIK INDONESIA

-177-

(3) Dokumen rencana arsitektur sebagaimana dimaksudpada ayat (21huruf a berisi:

a. data penyedia jasa perencana arsitektur;

b. konsep rancangan;

c. gambar rancangan tapak;

d. gambar denah;

e. gambar tampak Bangunan Gedung;

f. gambar potongan Bangunan Gedung;

g. gambar rencana tata ruang dalam;

h. gambar rencana tata ruang luar; dan

i. detail utama dan/atau tipikal.(41 Dokumen rencana struktur sebagaimana dimaksud

pada ayat (2) huruf b berisi:

a. gambar rencana struktur bawah termasukdetailnya;

b. gambar rencana struktur atas dan detailnya;

c. gambar rencana basemen dan detailnya; dan

d. perhitungan rencana struktur dilengkapi dengandata penyelidikan tanah untuk Bangunan Gedunglebih dari 2 (dua) lantai.

(5) Dokumen rencana utilitas sebagaimana dimaksudpada ayat (2) huruf c berisi:

a. perhitungan kebutuhan air bersih, listrik,penampungan dan pengolahan air limbah,pengelolaan sampah, beban kelola air hujan, sertakelengkapan prasarana dan sarana padaBangunan Gedung;

b. perhitungan tingkat kebisingan dan getaran;

c. gambar sistem proteksi kebakaran sesuai dengantingkat risiko kebakaran;

d. gambar .

SK No 089801 A

Page 178: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK ]NDONESIA

-t78-

d. gambar sistem penghawaan atau ventilasi alamidan/atau buatan;

e. gambar sistem transportasi vertikal;

f. gambar sistem transportasi horizontal;

g. gambar sistem informasi dan komunikasi internaldan eksternal;

h. gambar sistem proteksi petir;

i. gambar jaringan listrik yang terdiri dari gambarsumber, jaringan, dan pencahayaan; dan

j. gambar sistem sanitasi yang terdiri dari sistem airbersih, air limbah, dan air hujan.

(6) Dokumen spesifikasi teknis Bangunan Gedungsebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf d berisijenis, tipe, dan karakteristik material atau bahan yangdigunakan secara lebih detail dan menyeluruh untukkomponen arsitektural, struktural, mekanikal,elektrikal, dan perpipaan (plumbing).

(71 Dokumen perkiraan biaya pelaksanaan konstruksisebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf bmencakup laporan uraian perhitungan biayaberdasarkan perhitungan volume masing-masingelemen arsitektur, struktur, mekanikal, elektrikal, danperpipaan (plumbing) dengan mempertimbangkanharga satuan Bangunan Gedung.

Pasal 188

Dalam proses penerbitan PBG, dokumen yang harusdisampaikan merupakan dokumen tahap rencana teknissebagaimana dimaksud dalam Pasal 186 ayat (1) huruf a.

Pasal 189

(1) Dalam hal perencanaan BGH, penyedia jasa selainmembuat dokumen sebagaimana dimaksud dalamPasal 186 harus membuat dokumen:

a. tahap pemrograman BGH;

b.tahap...

SK No 089802 A

Page 179: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-t79-

b. tahap perencanaan teknis BGH; dan

c. usulan penilaian kinerja BGH tahap perencanaan.

(2) Dokumen tahap pemrograman sebagaimana dimaksudpada ayat (1) huruf a merupakan laporan yangmemuat:

a. dokumentasi tahap pemrograman; dan

b. rekomendasi dan kriteria teknis.

(3) Dokumen tahap perencanaan teknis BGHsebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b memuatdokumen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 186 dandilengkapi dengan:

a. perhitungan dan rencana pengelolaan tapak;

b. perhitungan dan rencana teknis pencapaianefisiensi energi;

c. perhitungan dan rencana teknis pencapaianefisiensi air;

d. perhitungan dan rencana teknis pengelolaansampah;

e. perhitungan dan rencana teknis pengelolaan airlimbah;

f. perhitungan dan rencana reduksi emisi karbon;dan

g. perhitungan teknis sumber daya lainnya danperkiraan siklus hidup BGH.

(4) Dokumen usulan penilaian kinerja BGH tahapperencanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf c berisi penentuan target kinerja berdasarkanborang penilaian kinerja BGH serta dokumenpembuktiannya.

Pasal 190

SK No 089803 A

Page 180: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

- 180-

Pasal 190

(1) Dalam hal perencanaan BGCB, sebelum melakukanperencanaan teknis, penyedia jasa melakukankegiatan persiapan yang menghasilkan dokumen:

a. kajian identifikasi; dan

b. usulan penanganan pelestarian.

(21 Kajian identifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat(1) huruf a merupakan penelitian awal kondisi fisikdari segi arsitektur, struktur, dan utilitas, serta nilaikesejarahan dan arkeologi BGCB.

(3) Hasil kajian identifikasi sebagaimana dimaksud padaayat (1) huruf a berisi:

a. keputusan kelayakan penanganan fisik BGCByang dilestarikan, secara keseluruhan atausebagian; dan

b. batasan penanganan fisik kegiatan teknisPelestarian.

(41 Hasil kajian identifikasi sebagaimana dimaksud padaayat (1) huruf a harus dilengkapi dengan gambar danfoto Bangunan Gedung terbaru.

(5) Usulan penanganan pelestarian sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf b berupa rekomendasitindakan Pelestarian, yang disusun berdasarkan hasilkajian identifikasi BGCB.

Pasal 191

(1) Dalam perencanaan teknis BGCB, penyedia jasa selainmembuat dokumen sebagaimana dimaksud dalamPasal 186 harus membuat:

a. dokumen rencana teknis perlindungan BGCB;dan

b. dokumen rencana teknis pengembangan danpemanfaatan BGCB.

(2) Dokumen .

SK No 089804 A

Page 181: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-181 -

(2) Dokumen rencana teknis perlindungan BGCBsebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a memuatketentuan dokumen sebagaimana dimaksud dalamPasal 186 serta dilengkapi dengan:

a. catatan sejarah;

b. foto, gambar, hasil pengukuran, catatan,dan/atau video;

c. uraian dan analisis kondisi yang sudah ada(existing) dan inventarisasi kerusakan BangunanGedung dan lingkungannya; dan/atau

d. usulan penanganan Pelestarian.

(3) Dokumen rencana teknis pengembangan danpemanfaatan BGCB sebagaimana dimaksud pada ayat(1) huruf b berupa usulan tindakan pelestarian sesuaidengan fungsi yang akan diterapkan dan berisi:

a. potensi nilai;

b. informasi dan promosi;

c. rencana pemanfaatan;

d. rencana teknis tindakan pelestarian; dan

e. rencana Pemeliharaan, perawatan, danpemeriksaan berkala.

(41 Dalam hal pengembangan dan pemanfaatan BGCBtelah ditetapkan fungsinya sejak awal, pen1rusunankedua dokumen rencana teknis sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf a dan huruf b dapatdilakukan secara bersamaan.

Pasal i92Dalam hal perencanaan teknis BGFK, penyedia jasa selainmembuat dokumen sebagaimana dimaksud dalam pasal186 harus melengkapi dengan dokumen:

a. rencana instalasi fungsi khusus;

b. rencana sistem dan instalasi pengamanan (seanitylBGFK; dan

c. pedoman .

SK No 089805 A

Page 182: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

c

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-r82-

pedoman atau manual tata cara pengoperasian danPemeliharaan BGFK.

Pasal 193

(1) Dokumen pelaksanaan konstruksi merupakan seluruhdokumen yang disusun pada setiap tahap pelaksanaankonstruksi.

(21 Dalam tahap persiapan pekerjaan sebagaimanadimaksud dalam pasal 59 ayat (3) huruf a dilakukanoleh penyedia jasa pelaksanaan konstruksi untukmenJrusun:

a. laporan peninjauan kondisi lapangan;

b. rencanapelaksanaankonstruksi;

c. standar manajemen mutu; dan

d. pedoman SMKK.

(3) Penlrusunan laporan peninjauan kondisi lapangansebagaimana dimaksud pada ayat (2) hurul adilakukan untuk -.-..ik". kLsesuaian antarakondisi lapangan dengan rencana teknis yang telahdisetujui.

(4) Dalam hal laporan peninjauan kondisi lapanganmenyatakan rencana teknis tidak dapat dilakukan,penyedia jasa pelaksanaan konstruksi harusmelaporkan kepada penyedia jasa perencanaan untukmendapatkan penyesuaian dengan kondisi lapangan.

(5) Pen5rusunan rencana pelaksanaan konstruksisebagaimana dimaksud pada ayat (21 huruf bdilakukan oleh penyedia jasa pelaksanaan konstruksidan dapat melibatkan pemangku kepentinganpelaksanaan konstruksi.

(6) Rencana .

Paragraf 3

Dokumen Tahap Pelaksanaan Konstruksi Bangunan Gedung

SK No 089806 A

Page 183: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES!DENREPUBLIK INDONESIA

-183-

(6) Rencana pelaksanaan konstruksi sebagaimanadimaksud pada ayat (5) harus disampaikan olehPemilik, penyedia jasa pengawasan konstruksi, ataumanajemen konstruksi kepada Pemerintah Daerahkabupaten/kota sebagai penyampaian informasijadwal dan tanggal mulai pelaksanaan konstruksi.

(71 Dalam hal rencana pelaksanaan konstruksi mengalamiperubahan, Pemilik, penyedia jasa pengawasankonstruksi, atau manajemen konstruksi harusmenyampaikan kembali rencana pelaksanaankonstruksi yang telah diubah kepada PemerintahDaerah kabupaten/ kota melalui SIMBG.

(8) Pen5rusunan pedoman SMKK sebagaimana dimaksudpada ayat (21 huruf d dilakukan oleh penyedia jasapelaksanaan konstruksi sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

(9) Selain dokumen yang disusun pada tahap persiapan,penyedia jasa pelaksanaan konstruksi harus membuatdokumen pelaksanaan konstruksi pada tahappelaksanaan pekerjaan, tahap pengujian, dan tahappenyerahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59ayat (3) huruf b, huruf c, dan huruf d yang meliputi:

a. gambar teknis lapangan yang digunakan sebagaiacuan pelaksanaan konstruksi (shop drawing s) ;

b. gambar yang sesuai dengan pelaksanaan (as-builtdrawings);

c. laporan pelaksanaan konstruksi yang terdiri ataslaporan harian, laporan mingguan, laporanbulanan, laporan akhir pengawasan teknistermasuk laporan uji mutu, dan laporan akhirpekerjaan perencanaan;

d.berita...

SK No 087186 A

Page 184: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-r84-

berita acara pelaksanaan konstruksi yang terdiriatas perubahan pekerjaan, pekerjaan tambahatau kurang, serah terima pertama Qtrouisionalhand ouer), dan serah terima akhir (final handouer) dilampiri dengan berita acara pelaksanaanPemeliharaan pekerjaan konstruksi, pemeriksaanpekerjaan, dan berita acara lain yang berkaitandengan pelaksanaan konstruksi fisik;

hasil pemeriksaan kelaikan fung si (commissioningtest/ disusun bersama penyedia jasa pengawasankonstruksi atau manajemen konstruksi;

manual operasi dan Pemeliharaan BangunanGedung, termasuk pengoperasian danPemeliharaan peralatan dan perlengkapanmekanikal, elektrikal, dan sistem perpipaan(plumbing);

garansi atau surat jaminan peralatan danperlengkapan mekanikal, elektrikal, dan sistemperpipaan (plumbing);

sertifikat BGH pada tahap pelaksanaankonstruksi, dalam hal ditetapkan sebagai BGH;dan

surat penjaminan atas kegagalan BangunanGedung disusun bersama penyedia jasapengawasan konstruksi atau manajemenkonstruksi.

Pasal 194

Penyedia jasa pengawasan konstruksi atau manajemenkonstruksi harus membuat dokumen pengawasankonstruksi yang meliputi:

a. laporan pengawasan konstruksi yang terdiri ataslaporan harian, laporan mingguan, laporan bulanan,laporan akhir pengawasan teknis termasuk laporan ujimutu, dan laporan akhir pekerjaan perencanaan;

b.berita...

d

e

f.

ob'

h.

SK No 089808 A

Page 185: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

b

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-185-

berita acara pengawasan yang terdiri atas perubahanpekerjaan, pekerjaan tambah atau kurang, serahterima pertama (prouisional hand ouer) dan serahterima akhir ffinal hand ouer)dilampiri dengan beritaacara pelaksanaan Pemeliharaan pekerjaankonstruksi, pemeriksaan pekedaan, dan berita acaralain yang berkaitan dengan pelaksanaan konstruksifisik;

hasil pemeriksaan kelaikan fungsi (commissioning test)disusun bersama penyedia jasa pengawasankonstruksi atau manajemen konstruksi;garansi atau surat jaminan peralatan danperlengkapan mekanikal, elektrikal, dan sistemperpipaan (plumbing);

surat penjaminan atas kegagalan Bangunan Gedungdisusun bersama penyedia jasa pengawasankonstruksi atau manajemen konstruksi; dan

surat pernyataan kelaikan fungsi.

Pasal 195

Dalam hal pelaksanaan konstruksi BGH, penyedia jasapengawasan konstruksi atau manajemen konstruksi selainmembuat dokumen sebagaimana dimaksud dalam Pasal193 dan Pasal 194 melengkapi usulan penilaian kinerjaBGH pada tahap pelaksanaan konstruksi beserta dokumenpembuktiannya.

c

d

e

f.

Paragraf 4

Dokumen Tahap Pemanfaatan Bangunan Gedung

Pasal 196

(1) Dokumen Pemanfaatan sebagaimana dimaksud dalamPasal 186 ayat (1) huruf c terdiri atas:

a. SOP pemanfaatan Bangunan Gedung; dan

b. dokumen pemeriksaan berkala.

(2) soP...

SK No 089809 A

Page 186: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRE S IDENREPUBLIK INDONESIA

-186-

(2) SOP Pemanfaatan Bangunan Gedung sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf a paling sedikit memuat:

a. manajemen Pemeliharaan dan perawatanBangunan Gedung;

b. tata cara dan metode pemeliharaan danPerawatan Bangunan Gedung; dan

c. tata cara dan metode pemeriksaan berkalaBangunan Gedung.

(3) Manajemen Pemeliharaan dan perawatan BangunanGedung sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf apaling sedikit memuat:

a. organisasi dan tata kelola kegiatan pemeliharaandan Perawatan Bangunan Gedung;

b. program pembekalan, pelatihan, dan/ataupemagangan; dan

c. kebutuhan penyedia jasa dan Tenaga Ahli atauterampil Pemeliharaan dan perawatan BangunanGedung j ika diperlukan.

(4) Tata cara dan metode Pemeliharaan dan perawatanBangunan Gedung sebagaimana dimaksud pada ayat(2) huruf b paling sedikit memuat:

a. prosedur dan metode pemeliharaan danPerawatan Bangunan Gedung;

b. program kerja Pemeliharaan dan perawatanBangunan Gedung;

c. perlengkapan dan peralatan untuk pekerjaanPemeliharaan dan Perawatan Bangunan Gedung;dan

d. standar dan kinerja Pemeliharaan dan perawatanBangunan Gedung.

(5) Tata...

SK No 089810 A

Page 187: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-187-

(5) Tata cara dan metode pemeriksaan berkala BangunanGedung sebagaimana dimaksud pada ayat (21 huruf cpaling sedikit memuat prosedur dan metodepemeriksaan berkala.

(6) Dokumen pemeriksaan berkala sebagaimanatercantum pada huruf b merupakan laporan evaluasihasil pemeriksaan berkala berdasarkan daftar simakatau format baku pemeriksaan.

(71 Dokumen pemeriksaan berkala sebagaimanatercantum pada ayat (6) digunakan sebagaikelengkapan dokumen SLF perpanjangan.

Pasal 197

(1) Dalam hal pemanfaatan BGH, pengelola BGH harusmenghasilkan SOP pemanfaatan BGH yangmerupakan SOP pemanfaatan Bangunan Gedungsebagaimana dimaksud dalam Pasal 196 ayat (1)huruf a dan dilengkapi dengan metode evaluasikesesuaian target kinerja BGH.

(2) Selain SOP pemanfaatan BGH sebagaimana dimaksudpada ayat (1), Pengelola BGH harus menghasilkanlaporan tahap pemanfaatan meliputi:

a. dokumentasi pelaksanaan SOP pemanfaatanBGH; dan

b. daftar simak penilaian kinerja BGH tahappemanfaatan beserta dokumen pembuktiannya.

Paragraf 5

Dokumen Tahap Pembongkaran Bangunan Gedung

(1) Penyediadokumen

Pasal 198

jasa Pembongkaran harus membuat

SK No 08981 1 A

a. laporan...

Page 188: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK ]NDONESIA

-188-

a. laporan peninjauan Pembongkaran BangunanGedung;

b. RTB; dan

c. gambar Bangunan Gedung terbangun (as-builtdrautings) dalam hal tidak disediakan olehPemilik.

(21 Dokumen laporan peninjauan sebagaimana dimaksudpada ayat (1) huruf a meliputi:

a. laporan peninjauan Bangunan Gedung; dan

b. laporan peninjauan struktur Bangunan Gedung.

(3) Dokumen RTB sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf b meliputi:

a. konsep dan gambar rencana Pembongkaran;

b. gambar detail pelaksanaan Pembongkaran;

c. rencana kerja dan syarat Pembongkaran;

d. metode Pembongkaran Bangunan Gedung yangmemenuhi prinsip keselamatan dan kesehatankerja;

e. jadwal dan tahapan pelaksanaan PembongkaranBangunan Gedung;

f. rencana pengamanan lingkungan; dan

g. pengelolaan limbah hasil PembongkaranBangunan Gedung.

Paragraf 6

Dokumen Bangunan Gedung Negara

Pasal 199

Selain ketentuan dokumen sebagaimana dimaksud dalamPasal 186 ayat (1) huruf a dan huruf b, pembangunan BGNharus dilengkapi dengan:

a. dokumen pendanaan; dan

b. dokumen .

SK No 089812 A

Page 189: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-189-

b. dokumen pendaftaran.

Pasal 200

(1) Dokumen pendanaan sebagaimana dimaksud dalamPasal 199 huruf a disusun pada tahap persiapanpembangunan BGN.

(2) Dokumen pendanaan sebagaimana dimaksud padaayat (1) merupakan daftar isian pelaksanaan anggaranatau dokumen pelaksanaan anggaran.

(3) Dokumen pendanaan sebagaimana dimaksud padaayat (1) pembangunan BGN harus dilengkapi dengan:

a. rencana kebutuhan;

b. rencana pendanaan; dan

c. rencana penyediaan dana.

(4) Dokumen pendanaan sebagaimana dimaksud padaayat (1) disahkan oleh pejabat yang berwenang sesuaidengan ketentuan peraturan penrndang-und^.,g..r.

Pasal 201

(1) Dokumen pendaftaran sebagaimana dimaksud dalamPasal 199 huruf b disusun dalam tahap pengawasankonstruksi.

(2) Dokumen pendaftaran sebagaimana dimaksud padaayat (1) berupa surat keterangan bukti pendaftaranBGN.

(3) Dokumen pendaftaran sebagaimana dimaksud padaayat (1) dilengkapi dengan:

a. surat permohonan pendaftaran BGN;

b. daftar inventaris BGN;

c. kartu leger BGN;

d. gambar leger dan situasi;

e. foto bangunan; dan

f. lampiran berupa dokumen pembangunan.

SK No 089813 A

Bagian . . .

Page 190: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-190-

Bagian Kesebelas

Ketentuan Pelaku Penyelenggaraan Bangunan Gedung

Paragraf IUmum

Pasal 2O2

Pelaku Penyelenggaraan Bangunan Gedung meliputi:a. Pemilik;

b. Penyedia Jasa Konstruksi;c. TPA;

d. TPT;

e. Penilik;

f. Sekretariat;

g. pengelola Bangunan Gedung; dan

h. Pengelola Teknis BGN.

Paragraf 2

Penyedia Jasa Konstruksi

Pasal 203

(1) Penyedia Jasa Konstruksi sebagaimana dimaksuddalam Pasal 202 huruf b meliputi:a. penyedia jasa perencanaan;

b. manajemen konstruksi;

c. penyedia jasa pengawasan konstruksi;d. penyedia jasa pelaksanaan;

e. penyedia jasa Pemeliharaan dan Perawatan;

f. penyedia jasa pengkajian teknis; dang. penyedia jasa Pembongkaran Bangunan Gedung.

(2) Penyedia...

SK No 089814 A

Page 191: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONES]A

-191 -

(21 Penyedia jasa perencanaan sebagaimana dimaksudpada ayat (1) huruf a memberikan layanan jasaperencanaan dalam pekerjaan konstruksi yangmeliputi rangkaian kegiatan atau bagian dari kegiatanmulai dari studi pengembangan sampai denganpen5rusunan dokumen kontrak kerja konstruksi.

(3) Manajemen konstruksi sebagaimana dimaksud padaayat (1) huruf b memberikan layanan untukmengimplementasikan metode manajemen proyeksecara khusus untuk mengelola desain, konstruksi,dan perencanaan proyek, mencakup koordinasi,administrasi, pengendalian biaya, mutu, dan waktupembangunan Bangunan Gedung, dan pengelolaansumber daya dari awal hingga akhir.

(4) Penyedia jasa pengawasan konstruksi sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf c memberikan layananjasa pengawasan baik keseluruhan maupun sebagianpekerjaan pelaksanaan konstruksi mulai daripenyiapan lapangan sampai dengan penyerahan akhirhasil konstruksi meliputi pengawasan biaya, mutu,dan waktu pembangunan Bangunan Gedung sertapemeriksaan kelaikan fungsi Bangunan Gedung.

(5) Penyedia jasa pelaksanaan sebagaimana dimaksudpada ayat (1) huruf d memberikan layanan jasapelaksanaan dalam pekedaan konstruksi yangmeliputi rangkaian kegiatan mulai dari penyiapanlapangan sampai dengan penyerahan akhir hasilpekerjaan konstruksi.

(6) Penyedia jasa Pemeliharaan dan Perawatansebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf ememberikan layanan jasa dalam rangka menjagaBangunan Gedung agar selalu laik fungsi.

l7l Penyedia jasa pengkajian teknis sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf f memberikan layananpemeriksaan kelaikan fungsi Bangunan Gedungdan/atau melakukan pemeriksaan berkala BangunanGedung yang dituangkan dalam surat pernyataankelaikan fungsi atau laporan pemeriksaan berkala.

(8) Penyedia...

SK No 089815 A

Page 192: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRESIDENREPIJBLIK INDONESIA

-r92-

(8) Penyedia jasa Pembongkaran Bangunan Gedungsebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf gmemberikan layanan jasa pembongkaran yangmeliputi rangkaian kegiatan mulai dari perencanaanhingga pelaksanaan pekerjaan pembongkaranBangunan Gedung.

(9) Penyelenggaraan Penyediadilaksanakan sesuai denganperundang-undangan.

Jasa Konstruksiketentuan peraturan

Pasal 204

(1) Penyedia jasa pengkajian teknis sebagaimanadimaksud dalam pasal 2O3 ayat (7) berbentuk:

a. penyedia jasa orang perseorangan; atau

b. penyedia jasa badan usaha, baik yang berbadanhukum, maupun yang tidak berbadan hukum.

(2) Penyedia jasa orang perseorangan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf a hanyi dapatmenyelenggarakan jasa pengkajian teknis padaBangunan Gedung:

a. berisiko kecil;

b. berteknologi sederhana; dan

c. berbiaya kecil.

(3) Penyedia jasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)harus memiliki hubungan kerja dengan pemilik atauPengguna berdasarkan kontrak kerja konstruksi.

(4) Dalam hal pengkajian teknis menggunakan tenagapenyedia jasa pengkajian teknis Bangunan Gedungsebagaimana dimaksud pada ayat (2), pengadaan jasapengkajian teknis Bangunan Gedung dilakukanmelalui e-purchasing, pengadaan langsung,penunjukan langsung, atau seleksi.

(5) Dalam...

SK No 087187 A

Page 193: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-193-

(5) Dalam menjalankan penyelenggaraan bangunan,Pengkaji Teknis Bangunan Gedung mempunyaitanggung jawab atas hasil pengkajian teknis dalamsuatu dokumen rekomendasi pengkajian teknisbangunan sesuai dengan kontrak kerja.

Pasal 205

(1) Pengkaji Teknis mempunyai tugas:

a. melakukan pemeriksaan kelaikan fungsiBangunan Gedung; dan/atau

b. melakukan pemeriksaan berkala BangunanGedung.

(2) Pemeriksaan berkala Bangunan Gedung yangdilakukan oleh Pengkaji Teknis sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf b dilakukan untuk:a. memastikan keandalan seluruh atau sebagian

Bangunan Gedung, komponen, bahan bangunan,dan/atau prasarana dan sarana; dan/atau

b. memverifikasi catatan riwayat kegiatan operasi,Pemeliharaan, dan Perawatan Bangunan Gedung.

(3) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksudpada ayat (1), Pengkaji Teknis menyelenggarakanfungsi:

a. pemeriksaan pemenuhan Standar Teknis untukpenerbitan SLF Bangunan Gedung yang sudahada (existing);

b. pemeriksaan pemenuhan Standar Teknis untukperpanjangan SLF;

c. pemeriksaan pemenuhan Standar Tekniskeandalan Bangunan Gedung pascabencana;dan/atau

d. pemeriksaan berkala Bangunan Gedung.

(41 Pemeriksaan pemenuhan Standar Teknis sebagaimanadimaksud pada ayat (3) huruf a, meliputi:

a.pemeriksaan...

SK No 089817 A

Page 194: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-t94-

a. pemeriksaan f,rsik Bangunan Gedung terhadapkesesuaiannya dengan Standar Teknis; dan

b. pelaksanaan verifikasi dokumen riwayatoperasional, Pemeliharaan, dan PerawatanBangunan Gedung.

(5) Pemeriksaan fisik Bangunan Gedung sebagaimanadimaksud pada ayat (4) huruf a meliputi:

a. pemeriksaan visual;

b. pengujiannondestruktif; dan/atatrc. pengujian destruktif.

(6) Pemeriksaan fisik Bangunan Gedung sebagaimanadimaksud pada ayat (5) dilaksanakan denganmenggunakan alat bantu yang meliputi:

a. dokumen gambar Bangunan Gedung terbangun(as-built drawing s) yang disediakan oleh Pemilik;

b. peralatan uji nondestruktif; dan

c. peralatan uji destruktif.

(7) Peralatan uji nondestruktif dan peralatan uji destruktifsebagaimana dimaksud pada ayat (6) huruf b danhuruf c disediakan oleh Pengkaji Teknis.

(8) Pemeriksaan pemenuhan Standar Teknis sebagaimanadimaksud pada ayat (4) untuk Bangunan Gedungkepentingan umum jika diperlukan dilengkapi denganrekomendasi dari instansi terkait sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 206

(1) Pengkaji Teknis yang berbentuk penyedia jasa orangperseorangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 204ayat (1) huruf a harus memenuhi:

a. persyaratan administratif; dan

b. Standar Teknis.

(2) Persyaratan . .

SK No 089818 A

Page 195: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-195-

(2) Persyaratan administratif sebagaimana dimaksudpada ayat (1) huruf a sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

(3) Standar Teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf b meliputi:

a. memiliki pendidikan paling rendah sarjana dalambidang teknik arsitektur dan/atau teknik sipil;

b. memiliki pengalaman kerja paling sedikit 3 (tiga)tahun dalam melakukan pengkajian teknis,Pemeliharaan, Perawatan, pengoperasian,dan/atau pengawasan konstruksi BangunanGedung; dan

c. memiliki keahlian pengkajian teknis dalam bidangarsitektur, struktur, dan/atau utilitas yangdibuktikan dengan sertifikat kompetensi kerjakualifikasi ahli.

Pasal 2O7

(1) Pengkaji Teknis yang berbentuk penyedia jasa badanusaha, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2O4 ayat(1) huruf b harus memenuhi:

a. persyaratan administratif; dan

b. Standar Teknis.

(2) Persyaratan administratif untuk badan usahasebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(3) Standar Teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf b meliputi:

a. memiliki pengalaman perusahaan paling sedikit 2(dua) tahun dalam melakukan pengkajian teknisdan/atau pengawasan konstruksi BangunanGedung; dan

b.memiliki...

SK No 087188 A

Page 196: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-t96-

memiliki tenaga ahli Pengkaji Teknis di bidangarsitektur, struktur, mekanikal, elektrikal, dantata ruang luar yang masing-masing paling sedikit1 (satu) orang.

Pasal 208

(1) Pengkaji Teknis orang perseorangan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 2O4 ayat (ll huruf a harusmemiliki:

a. kemampuan dasar; dan

b. pengetahuan dasar.

(21 Kemampuan dasar sebagaimana dimaksud pada ayat(1) huruf a meliputi kemampuan untuk:a. melakukan pengecekan kesesuaian gambar

Bangunan Gedung terbangun (as-built drauings)terhadap dokumen PBG;

b. melakukan pengecekan kesesuaian fisikBangunan Gedung terhadap gambar BangunanGedung terbangu n (as-built drawings);

c. melakukan pemeriksaan komponen terbangunarsitektural Bangunan Gedung;

d. melakukan pemeriksaan komponen terbangunstruktural Bangunan Gedung;

e. melakukan pemeriksaan komponen terpasangutilitas Bangunan Gedung; dan

f. melakukan pemeriksaan komponen terbanguntata ruang luar Bangunan Gedung.

(3) Pemeriksaan komponen terbangun arsitekturalBangunan Gedung sebagaimana dimaksud pada ayat(2) huruf c meliputi:

a. dinding dalam;

b. langit-langit;

c. lantai;

d. penutup. . .

b

SK No 087195 A

Page 197: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRE S IDENREPUBLIK INDONESIA

-t97-

d. penutup atap;

e. dinding luar;

f. pintu dan jendela;

g. lisplang; dan

h. talang.

(4) Pemeriksaan komponen terbangun strukturalBangunan Gedung sebagaimana dimaksud pada ayat(2) huruf d meliputi:

a. fondasi;

b. dinding geser;

c. kolom dan balok;

d. plat lantai; dan

e. atap.

(5) Pemeriksaan komponen terpasang utilitas BangunanGedung sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf emeliputi:

a. sistem mekanikal;

b. sistem atau jaringan elektrikal; danc. sistem atau jaringan perpipaan (plumbing).

(6) Pemeriksaan komponen terbangun tata ruang luarBangunan Gedung sebagaimana dimaksud pada ayat(2) huruf f meliputi:

a. jalan setapak;

b. jalan lingkungan;

c. tangga luar;

d. gili-gili;

e. parkir;

f. dinding penahan tanah;

g. pagar;

h. penerangan luar;i. pertamanan; dan

j.saluran...

SK No 089821 A

Page 198: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-198-

j. saluran.

(7) Pengetahuan dasar sebagaimana dimaksud padaayat (1) huruf b, paling sedikit meliputi pengetahuanmengenai:

a. desain prototipe/purwarupa Bangunan Gedungsederhana 1 (satu) lantai;

b. persyaratan pokok tahan gempa BangunanGedung sederhana I (satu) lantai;

c. inspeksi sederhana saat pelaksanaan konstruksiBangunan Gedung;

d. pengisian daftar simak pemeriksaan kelaikanfungsi;

e. pemeriksaan kelaikan fungsi Bangunan Gedungsecara visual; dan

f. pemeriksaan kelaikan fungsi Bangunan Gedungmenggunakan peralatan nondestruktif.

Pasal 209

(1) Penugasan Pengkaji Teknis dilakukan oleh pemilikatau Pengguna.

(2) Penugasan Pengkaji Teknis sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dilakukan dengan kontrak kerja.

Pasal 210

Tata cara pelaksanaan tugas Pengkaji Teknis untukpemeriksaan kelaikan fungsi bangunan meliputi:a. pemeriksaan kelaikan fungsi Bangunan Gedung yang

sudah ada (existing) dan telah memitiki pBG untukpenerbitan SLF pertama;

b. pemeriksaan kelaikan fungsi Bangunan Gedung yangsudah ada (existing) yang belum memiliki PBG untukpenerbitan SLF pertama;

c.pemeriksaan...

SK No 089822 A

Page 199: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IOENREPUBLIK INDONESIA

-t99-

c. pemeriksaan kelaikanperpanjangan SLF; dan

d. pemeriksaan kelaikanpascabencana.

Gedung

Gedung

Pasal 21 I(1) Tata cara pelaksanaan tugas Pengkaji Teknis untuk

pemeriksaan kelaikan fungsi Bangunan Gedung yangsudah ada (existing) dan telah memiliki PBG untukpenerbitan SLF pertama sebagaimana dimaksud dalamPasal 210 huruf a meliputi tahapan:

a. melakukanpemeriksaankelengkapandokumen;

b. melakukan pemeriksaan kesesuaian antaragambar Bangunan Gedung terbangun (as-builtdrawings), PBG, dan kondisi Bangunan Gedungdengan Standar Teknis;

c. melakukan analisis dan evaluasi hasilpemeriksaan kesesuaian antar gambar BangunanGedung terbangun (as-built drawings/, PBG, dankondisi Bangunan Gedung dengan StandarTeknis Bangunan Gedung; dan

d. menJrusun laporan hasil pemeriksaan danrekomendasi kelaikan fungsi Bangunan Gedung.

(21 Dalam hal hasil analisis dan evaluasi sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf c menyatakan bahwagambar terbangun (as-built drawings) tidak sesuaidengan PBG tetapi kondisi Bangunan Gedungdinyatakan telah memenuhi Standar Teknis, PengkajiTeknis men5rusun laporan hasil pemeriksaan danrekomendasi pengajuan permohonan perubahan PBG.

(3) Dalam...

fungsi

fungsi

Bangunan

Bangunan

SK No 089823 A

Page 200: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

(3)

(4)

(s)

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-200-

Dalam hal hasil analisis dan evaluasi sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf c menyatakan bahwagambar terbangun (as-built drawings) sudah sesuaidengan PBG tetapi kondisi Bangunan Gedungmemerlukan Pemeliharaan dan perawatan terhadapkerusakan ringan, Pengkaji Teknis men5rusun laporanhasil pemeriksaan dan rekomendasi pemeliharaan danPerawatan Bangunan Gedung sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan terkaitPemeliharaan dan Perawatan Bangunan Gedung.

Dalam hal hasil analisis dan evaluasi sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf c menyatakan bahwagambar Bangunan Gedung terbangun (as-builtdrawings) tidak sesuai dengan pBG dan kondisiBangunan Gedung dinyatakan tidak memenuhiStandar Teknis, Pengkaji Teknis menJrusun laporanhasil pemeriksaan dan rekomendasi penyesuaianBangunan Gedung dan pengajuan permohonanperubahan PBG.

Pengkaji Teknis melakukan verifikasi terhadapPemeliharaan dan Perawatan sebagaimana dimaksudpada ayat (3) atau penyesuaian Bangunan Gedungsebagaimana dimaksud pada ayat (4) yangdilaksanakan oleh Pemilik atau pengguna

Pasal2l2(1) Tata cara pelaksanaan tugas pengkaji Teknis untuk

pemeriksaan kelaikan fungsi Bangunan Gedung yangsudah ada (existing) dan belum memiliki pBG untukpenerbitan SLF pertama sebagaimana dimaksud dalamPasal 2lo huruf b meliputi pemeriksaan kondisiBangunan Gedung melalui tahapan:

a. pemeriksaankelengkapandokumen;

b. pemeriksaan kondisi Bangunan Gedung terhadappemenuhan Standar Teknis;

c. analisis dan evaluasi pemeriksaan kondisiBangunan Gedung terhadap pemenuhan StandarTeknis; dan

d. menyusun .

SK No 087189 A

Page 201: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IOENREPUBLIK lNDONESIA

-20t-

d. men5rusun laporan hasil pemeriksaan danpemberian rekomendasi kelaikan fungsiBangunan Gedung.

(21 Dalam hal hasil analisis dan evaluasi sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf c menyatakan bahwakondisi Bangunan Gedung tidak memenuhi StandarTeknis, Pengkaji Teknis men5rusun laporan hasilpemeriksaan dan rekomendasi penyesuaian BangunanGedung.

(3) Pengkaji Teknis melakukan verifikasi terhadappenyesuaian Bangunan Gedung sebagaimanadimaksud pada ayat (2) yang dilaksanakan olehPemilik atau Pengguna.

Pasal 2 13

(1) Tata cara pelaksanaan tugas Pengkaji Teknis dalamrangka pemeriksaan kelaikan fungsi untukperpanjangan SLF sebagaimana dimaksud dalam Pasal210 huruf c meliputi tahapan:

a. melakukanpemeriksaankelengkapandokumen;

b. melakukan pemeriksaan kesesuaian antaragambar Bangunan Gedung terbangun (as-builtdrawings), SLF terdahulu, dan kondisi BangunanGedung dengan Standar Teknis;

c. melakukan analisis dan evaluasi hasilpemeriksaan kesesuaian antara gambarBangunan Gedung terbangu n (as-built drawing s),SLF terdahulu, dan kondisi Bangunan Gedungdengan Standar Teknis; dan

d. menyusun laporan hasil pemeriksaan danpemberian rekomendasi kelaikan fungsiBangunan Gedung.

(2) Dalam...

SK No 089825 A

Page 202: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-202-

(2) Dalam hal hasil analisis dan evaluasi sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf c menyatakan bahwagambar Bangunan Gedung terbangun (as-builtdrawings) tidak sesuai dengan SLF terdahulu tetapikondisi Bangunan Gedung dinyatakan telahmemenuhi Standar Teknis, Pengkaji Teknis men)rusunlaporan hasil pemeriksaan dan rekomendasipengajuan permohonan perubahan PBG.

(3) Dalam hal hasil analisis dan evaluasi sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf c menyatakan bahwagambar Bangunan Gedung terbangun (as-builtdrauings) sudah sesuai dengan SLF terdahulu tetapikondisi Bangunan Gedung memerlukan Pemeliharaandan Perawatan terhadap kerusakan ringan, PengkajiTeknis men5rusun laporan hasil pemeriksaan danrekomendasi Pemeliharaan dan Perawatan BangunanGedung sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan terkait Pemeliharaan danPerawatan Bangunan Gedung.

(41 Dalam hal hasil analisis dan evaluasi sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf c menyatakan bahwagambar Bangunan Gedung terbangun (as-builtdrauings)atau gambar terbangun tidak sesuai denganSLF terdahulu dan kondisi Bangunan Gedungdinyatakan tidak memenuhi Standar Teknis, PengkajiTeknis men5rusun laporan hasil pemeriksaan danrekomendasi penyesuaian Bangunan Gedung danpengajuan permohonan perubahan PBG.

(5) Pengkaji Teknis melakukan verifikasi terhadapPemeliharaan dan Perawatan sebagaimana dimaksudpada ayat (3) atau penyesuaian Bangunan Gedungsebagaimana dimaksud pada ayat (4) yangdilaksanakan oleh Pemilik atau Pengguna.

Pasal 2 14

SK No 087190 A

Page 203: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK ]NDONESIA

-203-

Pasal 214

(1) Tata cara pelaksanaan tugas Pengkaji Teknis untukpemeriksaan kelaikan fungsi Bangunan Gedungpascabencana sebagaimana dimaksud dalam Pasal210 huruf d meliputi pemeriksaan kondisi BangunanGedung melalui tahapan:

a. pemeriksaan awal kondisi Bangunan Gedungterhadap aspek keselamatan;

b. laporan pemeriksaan awal dan rekomendasipemanfaatan sementara Bangunan Gedung;

c. pemeriksaan kondisi Bangunan Gedung terhadappemenuhan Standar Teknis dan administratif;

d. analisis dan evaluasi hasil pemeriksaan lanjutan;dan

e. men)rusun laporan pemeriksaan kelaikan fungsiBangunan Gedung.

(2) Dalam hal hasil pemeriksaan awal sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf a Bangunan Gedungdinyatakan mengalami kerusakan sedang ataukerusakan berat sehingga tidak dapat dimanfaatkansementara, Pengkaji Teknis menyusun laporanpemeriksaan awal dan rekomendasi pemanfaatansementara Bangunan Gedung yang menyatakanbahwa Bangunan Gedung tidak dapat dimanfaatkansementara.

(3) Dalam hal hasil analisis dan evaluasi sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf d menyatakan bahwagambar Bangunan Gedung terbangun (as-builtdrawings)atau gambar terbangun tidak sesuai denganPBG tetapi kondisi Bangunan Gedung dinyatakantelah memenuhi Standar Teknis, Pengkaji Teknismen1rusun laporan hasil pemeriksaan danrekomendasi pengajuan permohonan perubahan PBG.

(4) Dalam...

SK No 089827 A

Page 204: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-204-

(4) Dalam hal hasil analisis dan evaluasi sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf d menyatakan bahwagambar Bangunan Gedung terbangun (as-builtdrauings) atau gambar terbangun sudah sesuaidengan PBG tetapi kondisi Bangunan Gedungmemerlukan Pemeliharaan dan Perawatan terhadapkerusakan ringan, Pengkaji Teknis men5rusun laporanhasil pemeriksaan dan rekomendasi Pemeliharaan danPerawatan Bangunan Gedung sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan terkaitPemeliharaan dan Perawatan Bangunan Gedung.

(5) Dalam hal hasil analisis dan evaluasi sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf d menyatakan bahwagambar Bangunan Gedung terbangun (as-builtdrawings)atau gambar terbangun tidak sesuai denganPBG dan kondisi Bangunan Gedung dinyatakan tidakmemenuhi Standar Teknis, Pengkaji Teknis men5rusunlaporan hasil pemeriksaan dan rekomendasipenyesuaian Bangunan Gedung dan pengajuanpermohonan perubahan PBG.

(6) Pengkaji Teknis melakukan verifikasi terhadapPemeliharaan dan Perawatan sebagaimana dimaksudpada ayat (4) atau penyesuaian Bangunan Gedungsebagaimana dimaksud pada ayat (5) yangdilaksanakan oleh Pemilik atau Pengguna.

(7) Pemeriksaan awal kondisi Bangunan Gedungsebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf adilakukan dengan pengisian daftar simak pemeriksaankondisi Bangunan Gedung terhadap aspekkeselamatan.

Pasal 2 15

(1) Pemeriksaan kondisi Bangunan Gedung sebagaimanadimaksud dalam Pasal 212 dan Pasal 214 meliputi:a. pengisian daftar simak pemeriksaan kondisi

Bangunan Gedung; dan

b. pemeriksaan pemenuhan Standar Teknis.

(2) Pengisian...

SK No 087191A

Page 205: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IOENREPUBLIK INDONESIA

-205-

(21 Pengisian daftar simak pemeriksaan kondisi BangunanGedung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf adilakukan oleh Pengkaji Teknis sesuai dengan kondisinyata di lapangan.

(3) Pemeriksaan pemenuhan Standar Teknis sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi:

a. pemeriksaan ketentuan tata bangunan; dan

b. pemeriksaan ketentuan keandalan BangunanGedung.

(41 Pemeriksaan ketentuan tata bangunan sebagaimanadimaksud pada ayat (3) huruf a meliputi:

a. kesesuaian Pemanfaatan Bangunan Gedungterhadap fungsi Bangunan Gedung;

b. kesesuaian intensitas Bangunan Gedung;

c. pemenuhan persyaratan arsitektur BangunanGedung; dan

d. pemenuhan persyaratan pengendalian dampaklingkungan.

(5) Pemeriksaan ketentuan keandalan Bangunan Gedungsebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b meliputipemenuhan persyaratan :

a. keselamatan Bangunan Gedung;

b. kesehatan Bangunan Gedung;

c. kenyamanan Bangunan Gedung; dan

d. kemudahan Bangunan Gedung.

Pasal 2 16

(1) Kesesuaian Pemanfaatan Bangunan Gedung terhadapfungsi Bangunan Gedung sebagaimana dimaksuddalam Pasal 215 ayat (4) huruf a dilakukan untukmengetahui kondisi nyata tentang:

a. fungsi Bangunan Gedung;

b. pemanfaatan. . .

SK No 089829 A

Page 206: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-206-

b. pemanfaatan setiap ruang dalam BangunanGedung; dan

c. pemanfaatan ruang luar pada persil BangunanGedung.

(21 Kesesuaian Pemanfaatan Bangunan Gedung terhadapfungsi Bangunan Gedung sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dilakukan dengan metode:

a. pengamatan visual;

b. pemeriksaan kesesuaian kondisi faktual denganrencana teknis dan gambar sesuai denganterbangun; dan

c. pendokumentasian.

Pasal2lT(1) Kesesuaian intensitas Bangunan Gedung sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 215 ayat (4) huruf b dilakukanuntuk mengetahui kondisi nyata mengenai:

a. luas lantai dasar Bangunan Gedung;

b. luas dasar basemen;

c. luas total lantai Bangunan Gedung;

d. jumlah lantai Bangunan Gedung;

e. jumlah lantai basemen;

f. ketinggian Bangunan Gedung;

g. luas daerah hijau dalam persil;

h. jarak sempadan Bangunan Gedung terhadapjalan, sungai, pantai, danau, rel kereta api,dan/atau jalur tegangan tinggi;

i. jarak Bangunan Gedung dengan batas persil; dan

j. jarak antar bangunan gedung.

(2) Kesesuaian...

SK No 089830 A

Page 207: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES lDENREPUBLIK INDONESIA

-207 -

(21 Kesesuaian intensitas Bangunan Gedung sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan metode:

a. pengukuranmenggunakanperalatan;

b. pemeriksaan kesesuaian kondisi nyata denganrencana teknis dan gambar sesuai denganterbangun; dan

c. pendokumentasian.

Pasal 218

(1) Pemenuhan persyaratan arsitektur Bangunan Gedungsebagaimana dimaksud dalam Pasal 215 ayat (4) hurufc untuk mengetahui kondisi nyata mengenai:

a. penampilan Bangunan Gedung;

b. tata ruang dalam Bangunan Gedung; dan

c. keseimbangan, keserasian, dan keselarasandengan lingkungan Bangunan Gedung.

(21 Pemeriksaan penampilan Bangunan Gedungsebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi:

a. bentuk Bangunan Gedung;

b. bentuk denah Bangunan Gedung;

c. tampak bangunan;

d. bentuk dan penutup atap Bangunan Gedung;

e. profil, detail, material, dan warna bangunan;

f. batas fisik atau pagar pekarangan; dan

g. kulit atau selubung bangunan.

(3) Pemeriksaan penampilan Bangunan Gedungsebagaimana dimaksud pada ayat (21 dilakukandengan metode:

a. pengamatan visual terhadap kondisi dankerusakan;

b.pemeriksaan...

SK No 089831 A

Page 208: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

(41

(s)

(6)

PRES IDENREPUBLIK ]NDONESIA

-208-

b. pemeriksaan kesesuaian kondisi nyata denganrencana teknis dan gambar sesuai denganterbangun; dan

c. pendokumentasian.

Pemeriksaan tata rLlang dalam Bangunan Gedungsebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi:

a. kebutuhan rllang utama;

b. bidang-bidang dinding;

c. dinding-dinding PenYekat;d. pintu atau jendela;

e. tinggi ruang;

f. tinggi lantai dasar;

g. ruang rongga ataP;

h. penutup lantai; dan

i. penutup langit-langit.Pemeriksaan tata ruang dalam Bangunan Gedungsebagaimana dimaksud pada ayat (41 dilakukandengan metode:

a. pengukuranmenggunakanperalatan;b. pengamatan visual terhadap kondisi dan

kerusakan;

c. pemeriksaan kesesuaian kondisi nyata denganrencana teknis dan gambar sesuai denganterbangun; dan

d. pendokumentasian.

Pemeriksaan keseimbangan, keserasian, dankeselarasan dengan lingkungan Bangunan Gedungsebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c meliputi:

a. tinggi (peil)pekarangan;

b. ruang terbuka hijau Pekarangan;c. pemanfaatan. . .

SK No 089832 A

Page 209: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES lDENREPUBLIK INDONESIA

-209-

c. pemanfaatan ruang sempadan bangunan;

d. daerah hijau bangunan;

e. tata tanaman;

f. tata perkerasan pekarangan;

g. sirkulasi manusia dan kendaraan;

h. jalur utama pedestrian;

i. perabot lanskap (landscape furnihrel;j. pertandaan (signage); dan

k. pencahayaan ruang luar Bangunan Gedung.

(71 Pemeriksaan keseimbangan, keserasian, dankeselarasan dengan lingkungan Bangunan Gedungsebagaimana dimaksud pada ayat (6) dilakukandengan metode:

a. pengukuran menggunakan peralatan;

b. pengamatan visual terhadap kondisi dankerusakan;

c. pemeriksaan kesesuaian kondisi nyata denganrencana teknis dan gambar sesuai denganterbangun; dan

d. pendokumentasian.

Pasal 219

(1) Pemenuhan persyaratan pengendalian dampaklingkungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 15ayat (4) huruf d untuk mengetahui kondisi nyatapenerapan pengendalian dampak penting BangunanGedung terhadap lingkungan.

(21 Pemenuhan persyaratan pengendalian dampaklingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1)

dilakukan dengan metode:

a. pengamatan visual terhadap dampak lingkunganBangunan Gedung;

b. pemeriksaan. . .

SK No 089833 A

Page 210: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES lDENREPUBLIK ]NDONESIA

-2to-

pemeriksaan kesesuaian kondisi nyata denganrencana teknis dan gambar sesuai denganterbangun; dan

pendokumentasian.

Pasal 22O

(1) Pemeriksaan pemenuhan persyaratan keselamatanBangunan Gedung sebagaimana dimaksud dalamPasal 215 ayat (5) huruf a dilaksanakan untukmengetahui kondisi nyata mengenai:

a. sistem struktur Bangunan Gedung;

b. sistem proteksi kebakaran;

c. sistem proteksi petir;

d. sistem instalasi listrik; dan

e. jalur evakuasi (mean of egress).

(2) Pemeriksaan sistem struktur Bangunan Gedungsebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi:

a. komponen struktur utama, yaitu fondasi, kolom,balok, pelat lantai, rangka atap, dinding rntt (coreuall), dan basemen; dan

b. komponen struktur lainnya, paling sedikitmeliputi dinding pemikul dan penahan geser(bearing and shear uall), pengaku (bracing),dan/atau peredam getaran (damper).

(3) Pemeriksaan sistem struktur Bangunan Gedungsebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukandengan metode:

a. pengamatan visual terhadap kondisi strukturterbangun dan kerusakan;

b. pengukura imensi menggunakan peralatan;

c. pemeriksaan kesesuaian kondisi faktual denganrencana teknis dan gambar sesuai denganterbangun;

d. indikasi. . .

b

c

SK No 089834 A

Page 211: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-2tt-

d. indikasi mutu beton dengan menggunakanmetode uji nondestruktif; dan

e. pendokumentasian.

(4) Selain metode sebagaimana dimaksud pada ayat (3),Pengkaji Teknis dapat menambahkan metode:

a. penggunaanperalatandestruktif;

b. pengujian kekuatan material, kemampuanstruktur mendukung beban, dan/atau dayadukung tanah; dan/atau

c. analisis pemodelan struktur Bangunan Gedung.

(5) Pemeriksaan sistem proteksi kebakaran sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi:

a. akses dan pasokan air untuk pemadamankebakaran yang merupakan akses mobilpemadam kebakaran pada lingkungan BangunanGedung, akses petugas pemadam kebakaran kelingkungan, akses petugas pemadam kebakaranke Bangunan Geduhg, dan pasokan air untukpemadam kebakaran;

b. sarana penyelamatan yang merupakan akseseksit, eksit, keandalan sarana jalan keluar, pintu,ruang terlindung dan proteksi tangga, jalurterusan eksit, kapasitas sarana jalan keluar, jaraktempuh eksit, jumlah sarana jalan keluar,susunan sarana jalan keluar, eksit pelepasan,iluminasi sarana jalan keluar, pencahayaandarurat, penandaan sarana jalan keluar, saranapenyelamatan sekunder, rencana evakuasi,sistem peringatan bahaya bagi Pengguna, areatempat berlindung (refuge area), titik berkumpul,dan lift kebakaran;

c. sistem proteksi pasif yang merupakan pintu danjendela tahan api, penghalang api, partisipenghalang asap, penghalang asap, dan atrium;

d.sistem...

SK No 089835 A

Page 212: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-212-

d. sistem proteksi aktif yang merupakan sistem pipategak, sistem pemercik putar (sprinkler) otomatis,pompa pemadam kebakaran, penyediaan air, alatpemadam api ringan, sistem deteksi kebakaran,sistem alarm kebakaran, sistem komunikasidarurat, serta ventilasi mekanis dan sistempengendali asap; dan

e. manajemen proteksi kebakaran yang merupakanunit manajemen kebakaran, organisasi proteksikebakaran, tata laksana operasional, dan sumberdaya manusia.

(6) Pemeriksaan sistem proteksi kebakaran sebagaimanadimaksud pada ayat (5) dilakukan dengan metode:

a. pengukuran menggunakan peralatan;

b. pengamatan visual terhadap kondisi dankerusakan;

c. pemeriksaan kesesuaian kondisi faktual denganrencana teknis dan gambar sesuai denganterbangun; dan

d. pendokumentasian.

(71 Selain metode sebagaimana dimaksud pada ayat (6),Pengkaji Teknis dapat menambahkan metode:

a. pengetesan dan pengujian (testing andcommis sioning ); dan / atau

b. simulasi evakuasi darurat secara langsung ataumenggunakan perangkat lunak (sofiuare).

(8) Pemeriksaan sistem proteksi petir sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf c meliputi:a. sistem kepala penangkal petir atau terminasi

udara;

b. sistem hantaran penangkal petir atau konduktorpenyalur; dan

c. sistem pembumian atau terminasi bumi.

(9) Pemeriksaan...

SK No 089836 A

Page 213: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

(e)

(10)

(11)

(t2)

(13)

PRES lDENREPUBLIK INDONESIA

-2t3-

Pemeriksaan sistem proteksi petir sebagaimanadimaksud pada ayat (8) dilakukan dengan metode:

a. pengamatan visual terhadap kondisi dankerusakan;

b. pemeriksaan kesesuaian kondisi faktual denganrencana teknis dan gambar sesuai denganterbangun; dan

c. pendokumentasian.

Selain metode sebagaimana dimaksud pada ayat (9),Pengkaji Teknis dapat menambahkan metodepengetesan dan pengujian (testing and commissioning).

Pemeriksaan sistem instalasi listrik sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf d meliputi:

a. sumber listrik;

b. panel listrik;

c. instalasi listrik; dan

d. sistem pembumian.

Pemeriksaan sistem instalasi listrik sebagaimanadimaksud pada ayat (11) dilakukan dengan metode:

a. pengamatan visual terhadap kondisi dankerusakan;

b. pemeriksaandengan menggunakan penginderaanpanas (thermal image) dan peralatan pengukuranlistrik;

c. pemeriksaan kesesuaian kondisi faktual denganrencana teknis dan gambar sesuai denganterbangun; dan

d. pendokumentasian.

Selain metode sebagaimana dimaksud pada ayat (12),Pengkaji Teknis dapat menambahkan metodepengetesan dan pengujian (testing and commissioning).

SK No 089837 A

Pasal 22I

Page 214: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-214-

Pasal22IPemeriksaan pemenuhan persyaratan kesehatan BangunanGedung sebagaimana dimaksud dalam pasal 215 ayat (5)huruf b dilaksanakan untuk mengetahui kondisi nyatamengenai:

a. sistem penghawaan;

b. sistem pencahayaan;

c. sistem utilitas; dan

d. penggunaan bahan Bangunan Gedung.

Pasal 222

(1) Pemeriksaan sistem penghawaan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 221 huruf a meliputi:a. ventilasi alami dan/atau mekanis;b. sistem pengkondisian udara; danc" kadar polutan udara dalam ruangan.

(2) Pemeriksaan sistem penghawaan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan metode:

a. pengukuran menggunakan peralatan;

b. pengamatan visual terhadap kondisi dankerusakan;

c. pemeriksaan kesesuaian kondisi nyata denganrencana teknis dan gambar sesuai denganterbangun;

d. pengukuran kualitas mutu udara dalam ruangan;dan

pendokumentasian.

(3) Selain metode sebagaimana dimaksud pada ayat (21,Pengkaji Teknis dapat menambahkan metodepengetesan dan pengujian (testing and commissioning).

Pasal223...

e

SK No 089838 A

Page 215: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-2t5-

Pasal 223

(1) Pemeriksaan sistem pencahayaan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 221 huruf b meliputi:a. pencahayaan alami;

b. pencahayaan buatan atau artifisial; danc. tingkat luminansi.

(21 Pemeriksaan sistem pencahayaan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan metode:

a. pengukuran menggunakanperalatan;

b. pengamatan visual terhadap kondisi dankerusakan;

c. pemeriksaan kesesuaian kondisi nyata denganrencana teknis dan gambar sesuai denganterbangun; dan

d. pendokumentasian.

(3) Selain metode sebagaimana dimaksud pada ayat (2),Pengkaji Teknis dapat menambahkan metodepengetesan dan pengujian (testing and commissioning).

Pasal 224

(1) Pemeriksaan sistem utilitas sebagaimana dimaksuddalam Pasal 221 h:uruf c meliputi sistem:

a. air bersih;

b. pembuangan air kotor dan/atau air limbah;c. pembuangan kotoran dan sampah; dan

d. pengelolaan air hujan.(2) Pemeriksaan sistem air bersih sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) huruf a meliputi:a. sumber air bersih;

b. sistem distribusi air bersih;

c. kualitas .

SK No 089839 A

Page 216: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-216-

c. kualitas air bersih; dan

d. debit air bersih.

(3) Pemeriksaan sistem air bersih sebagaimana dimaksudpada ayat (21dilakukan dengan metode:

a. pengukuranmenggunakanperalatan;

b. pengamatan visual terhadap kondisi dankerusakan;

c. pemeriksaan kesesuaian kondisi nyata denganrencana teknis dan gambar terbangun (as-builtdrawings);

d. uji kualitas air bersih; dan

e. pendokumentasian.

(4) Selain metode sebagaimana dimaksud pada ayat (3),Pengkaji Teknis dapat menambahkan metodepengetesan dan pengujian (testing and commissioning).

(5) Pemeriksaan sistem pembuangan air kotor dan/atauair limbah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hurufb meliputi:

a. peralatan saniter dan instalasi saluran masuk(inletl atau saluran keluar (outlet);

b. sistem jaringan pembuangan air kotor dan/atauair limbah; dan

c. sistem penampungan dan pengolahan air kotordan/atau air limbah.

(6) Pemeriksaan sistem pembuangan air kotor dan/atauair limbah sebagaimana dimaksud pada ayat (5)

dilakukan dengan metode:

a. pengamatan visual terhadap kondisi dankerusakan;

b. pemeriksaan kesesuaian kondisi nyata denganrencana teknis dan gambar sesuai denganterbangun; dan

c. uji . . .

SK No 089840 A

Page 217: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

(71

(8)

(e)

(10)

(1 1)

PRE S IDENREPUBLIK INDONESIA

-217 -

c. uji kualitas air limbah; dan

d. pendokumentasian.

Selain metode sebagaimana dimaksud pada ayat (6),Pengkaji Teknis dapat menambahkan metodepengetesan dan pengujian (testing and commissioning).

Pemeriksaan sistem pembuangan kotoran dan sampahsebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c meliputi:

a. saluran masuk (inlet) pembuangan kotoran dansampah;

b. penampungan sementara kotoran dan sampahdalam persil; dan

c. pengolahan kotoran dan sampah dalam persil.

Pemeriksaan sistem pembuangan kotoran dan sampahsebagaimana dimaksud pada ayat (8) dilakukandengan metode:

a. pengamatan visual terhadap kondisi dankerusakan;

b. pemeriksaan kesesuaian kondisi nyata denganrencana teknis dan gambar sesuai denganterbangun; dan

c. pendokumentasian.

Selain metode sebagaimana dimaksud pada ayat (9),Pengkaji Teknis dapat menambahkan metodepengetesan dan pengujian (testing and commissioning).

Pemeriksaan sistem pengelolaan air hujansebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d meliputi:

a. sistem tangkapan air hujan;

b. sistem penyaluran air hujan, termasuk pipa tegakdan drainase dalam persil;

c.sistem...

SK No 089841 A

Page 218: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-2r8-

c. sistem penampungan, pengolahan, peresapan,dan pembuangan air hujan; dan/atau

d. sistem pemanfaatan air hujan.

(12) Pemeriksaan sistem pengelolaan air hujansebagaimana dimaksud pada ayat (11) dilakukandengan metode:

a. pengamatan visual terhadap kondisi dankerusakan;

b. pemeriksaan kesesuaian kondisi nyata denganrencana teknis dan gambar terbangun (as-buittdranuings); dan

c. pendokumentasian.

(13) Selain metode sebagaimana dimaksud pada ayat (I21,Pengkaji Teknis dapat menambahkan metodepengetesan dan pengujian (testing and commissioning).

Pasal 225

(1) Pemeriksaan penggunaan bahan Bangunan Gedungsebagaimana dimaksud dalam Pasal 221 huruf dmeliputi:

a. kandungan bahan berbahaya atau beracun;

b. efek silau dan pantulan; dan

c. efek peningkatan suhu.

(2) Pemeriksaan penggunaan bahan Bangunan Gedungsebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukandengan metode:

a. pengamatan visual; dan

b. pendokumentasian.

Pasal 226

SK No 089842 A

Page 219: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-219-

Pasal 226

(1) Pemeriksaan pemenuhan persyaratan kenyamananBangunan Gedung sebagaimana dimaksud dalamPasal 215 ayat (5) huruf c dilaksanakan untukmengetahui kondisi nyata mengenai:

a. ruang gerak dalam Bangunan Gedung;

b. kondisi udara dalam ruang;

c. pandangan dari dan ke dalam Bangunan Gedung;dan

d. kondisi getaran dan kebisingan dalam BangunanGedung.

(21 Pemeriksaan ruang gerak dalam Bangunan Gedungsebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi:a. jumlah Pengguna dan batas penghunian

(ocanpancg ) Bangunan Gedung; danb. kapasitas dan tata letak perabot.

(3) Pemeriksaan ruang gerak dalam Bangunan Gedungsebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukandengan metode:

a. pengamatan visual;

b. pemeriksaan kesesuaian kondisi nyata denganrencana teknis dan gambar sesuai denganterbangun; dan

c. pendokumentasian.

(4) Pemeriksaan kondisi udara dalam ruang sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi:a. temperatur dalam ruangb. kelembapan dalam ruang; dan

c. laju aliran udara.(5) Pemeriksaan kondisi udara dalam ruang sebagaimana

dimaksud pada ayat (4) dilakukan dengan metode:

a. pengukuran .

SK No 089843 A

Page 220: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-220-

a. pengukuran menggunakan peralatan; dan

b. pendokumentasian.

(6) Pemeriksaan pandangan dari dan ke dalam BangunanGedung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf cmeliputi:

a. pandangan dari dalam setiap rLrang ke luarbangunan; dan

b. pandangan dari luar bangunan ke dalam setiapruang.

(7) Pemeriksaan pandangan dari dan ke dalam BangunanGedung sebagaimana dimaksud pada ayat (6)dilakukan dengan metode:

a. pengamatan visual; dan

b. pendokumentasian.

(8) Pemeriksaan kondisi getaran dan kebisingan dalamBangunan Gedung sebagaimana dimaksud pada ayat(1) huruf d meliputi:

a. tingkat getaran dalam Bangunan Gedung; dan

b. tingkat kebisingan dalam Bangunan Gedung.

(9) Pemeriksaan kondisi getaran dan kebisingan dalamBangunan Gedung sebagaimana dimaksud pada ayat(8) dilakukan dengan metode:

a. pengukuran menggunakan peralatan; dan

b. pendokumentasian.

Pasal 227

(1) Pemeriksaan pemenuhan persyaratan kemudahanBangunan Gedung sebagaimana dimaksud dalamPasal 215 ayat (5) huruf d dilaksanakan untukmengetahui kondisi nyata mengenai:

a. fasilitas dan aksesibilitas hubungan ke, dari, dandi dalam Bangunan Gedung; dan

b.kelengkapan...

SK No 089844 A

Page 221: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-22t-

b. kelengkapan prasarana dan sarana dalamPemanfaatan Bangunan Gedung.

(2) Penyediaan fasilitas dan aksesibilitas hubungan ke,dari, dan di dalam Bangunan Gedung sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi:

a. hubungan horizontal antarruang atau antarbangunan; dan

b. hubungan vertikal antar lantai dalam BangunanGedung.

(3) Pemeriksaan hubungan horizontal antarruang atauantar bangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)huruf a dilakukan dengan metode:

a. pengukuranmenggunakanperalatan;

b. pengamatan visual terhadap kondisi dankerusakan;

c. pemeriksaan kesesuaian kondisi nyata denganrencana teknis dan gambar sesuai denganterbangun; dan

d. pendokumentasian.

(4) Selain metode sebagaimana dimaksud pada ayat (3),Pengkaji Teknis dapat menambahkan metodepengetesan dan pengujian (testing and commissioning).

(5) Pemeriksaan hubungan vertikal antar lantaisebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf bdilakukan dengan metode:

a. pengukuranmenggunakanperalatan;

b. pengamatan visual terhadap kondisi dankerusakan;

c. pemeriksaan kesesuaian kondisi nyata denganrencana teknis dan gambar sesuai denganterbangun; dan

d. pendokumentasian.

(6) Selain...

SK No 089845 A

Page 222: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IOENREPUBLIK INDONESIA

-222-

(6) Selain metode sebagaimana dimaksud pada ayat (5),Pengkaji Teknis dapat menambahkan metodepengetesan dan pengujian (testing and commissioning).

(71 Pemeriksaan kelengkapan prasarana dan saranadalam Pemanfaatan Bangunan Gedung sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf b dilakukan denganmetode:

a. pengukuranmenggunakanperalatan;

b. pengamatan visual terhadap kondisi dankerusakan;

c. pemeriksaan kesesuaian kondisi nyata denganrencana teknis dan gambar sesuai denganterbangun; dan

d. pendokumentasian.

(8) Selain metode sebagaimana dimaksud pada ayat (7),Pengkaji Teknis dapat menambahkan metodepengetesan dan pengujian (testing and commissioning).

Pasal 228

(1) Pemeriksaan sistem proteksi kebakaran, keselamatandan kesehatan kerja, instalasi listrik, danpengendalian dampak lingkungan dilakukan denganmelibatkan instansi terkait.

(21 Pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilakukan melalui permohonan oleh pemilik kepadainstansi berwenang terkait.

(3) Dalam hal instansi berwenang terkait tidak meresponpermohonan dalam waktu 14 (empat belas) hari kerjaatau tidak melaksanakan pemeriksaan dalam waktu 3(tiga) bulan sejak diterimanya surat permohonan,pemeriksaan yang dilakukan oleh pelaksanapemeriksaan kelaikan fungsi Bangunan Gedungdianggap disetujui.

(4) Dalam...

SK No 089846 A

Page 223: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-223-

(41 Dalam hal terjadi perbedaan antara hasil pemeriksaanyang dilakukan oleh instansi berwenang terkaitdengan hasil pemeriksaan yang dilakukan olehpelaksana pemeriksaan kelaikan fungsi BangunanGedung, yang digunakan yaitu hasil pemeriksaan yangdilakukan oleh instansi berwenang terkait.

Pasal 229

(1) Proses pen5rusunan laporan hasil pemeriksaandilakukan untuk mendokumentasikan keseluruhanproses pemeriksaan kelaikan fungsi BangunanGedung yang telah dilakukan.

(2) Laporan hasil pemeriksaan Bangunan Gedungsebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikitmemuat:

a. metodologi pemeriksaan;

b. data pelaksana pemeriksaan kelaikan fungsiBangunan Gedung;

c. hasil pemeriksaan dokumen;

d. hasil pemeriksaan dan pengujian kondisiBangunan Gedung;

e. hasil analisis dan evaluasi;

f. kesimpulan kelaikan fungsi Bangunan Gedung;dan

g. rekomendasi.

(3) Dalam hal kesimpulan kelaikan fungsi BangunanGedung sebagaimana dimaksud pada ayat (21 huruf fmenyatakan bahwa Bangunan Gedung laik fungsi,diberikan surat pernyataan kelaikan fungsi BangunanGedung kepada Pemilik atau Pengguna.

(41 Rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (21

huruf g dapat berupa:

a. rekomendasi kelaikan fungsi Bangunan Gedung;

b. rekomendasi pengajuan permohonan baru atauperubahan PBG;

c. rekomendasi. . .

SK No 089847 A

Page 224: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-224-

c. rekomendasi Pemeliharaan dan Perawatanringan; atau

d. rekomendasi penyesuaian Bangunan Gedung danpengajuan permohonan baru atau perubahanPBG.

(5) Dalam hal pemeriksaan kelaikan fungsi BangunanGedung pascabencana, laporan hasil pemeriksaanawal pemanfaatan sementara Bangunan Gedungpaling sedikit memuat:

a. data pelaksana pemeriksaan kelaikan fungsiBangunan Gedung;

b. hasil pemeriksaan kondisi nyata BangunanGedung terhadap aspek keselamatan;

c. hasil analisis dan evaluasi;

d. kesimpulan hasil pemeriksaan awal; dan

e. rekomendasi.

Pasal 230

(1) Tata cara pelaksanaan tugas Pengkaji Teknis untukpemeriksaan berkala Bangunan Gedung meliputitahapan:

a. melakukanpemeriksaankelengkapandokumen;

b. melakukan pemeriksaan kondisi komponen,subkomponen, perlengkapan, dan I atau peralatanBangunan Gedung; dan

c. men5rusun laporan pemeriksaan berkalaBangunan Gedung.

(2) Kelengkapan dokumen sebagaimana dimaksud padaayat (1) huruf a meliputi dokumen:

a. operasi; dan

b. Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan Gedung.

(3) Pemeriksaan. . .

SK No 089848 A

Page 225: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES lDENREPUBLIK INDONESIA

-225-

(3) Pemeriksaan kondisi komponen, subkomponen,perlengkapan, dan latau peralatan Bangunan Gedungsebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi:a. pengisian daftar simak pemeriksaan kondisi

komponen, subkomponen, perlengkapan,dan/atau peralatan Bangunan Gedung; dan

b. pengisian komentar terhadap hasil pemeriksaankondisi komponen, subkomponen, perlengkapan,dan/atau peralatan Bangunan Gedung.

(4) Pengisian daftar simak pemeriksaan kondisikomponen, subkomponen, perlengkapan, dan/atauperalatan Bangunan Gedung sebagaimana dimaksudpada ayat (3) huruf a dilakukan oleh Pengkaji Teknissesuai dengan kondisi nyata di lapangan.

(5) Format daftar simak sebagaimana dimaksud pada ayat(4) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 231

Pen5rusunan laporan pemeriksaan berkala BangunanGedung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 230 ayat (1)huruf c merLlpakan kumpulan dari seluruh daftar simakpemeriksaan kondisi komponen, subkomponen,perlengkapan, dan latau peralatan Bangunan Gedung.

Paragraf 3

Tim Profesi Ahli

Pasal 232

(1) TPA sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2O2 huruf cdisusun dalam basis data yang disediakan olehPemerintah Pusat.

(2) Pemerintah Daerah kabupaten/kota memilih anggotaTPA untuk bekerja di wilayah administratifnya daribasis data yang disusun oleh Pemerintah Pusat.

(3) rPA...

SK No 089849 A

Page 226: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-226-

(3) TPA sebagaimana dimaksud pada ayat (21 terdiri atasProfesi Ahli dari unsur:

a. perguruan tinggi atau pakar; dan

b. Profesi Ahli.

(41 Anggota TPA sebagaimana dimaksud pada ayat (2)memiliki kompetensi yang meliputi bidang:

a. arsitektur Bangunan Gedung dan perkotaan;

b. struktur Bangunan Gedung;

c. mekanikal Bangunan Gedung;

d. elektrikal Bangunan Gedung;

e. sanitasi, drainase, perpipaan (plumbing),pemadam kebakaran Bangunan Gedung;

f. BGCB;

g. BGH;

h. pertamanan atau lanskap;

i. tata ruang dalam Bangunan Gedung;j. keselamatan dan kesehatan kerja;

k. pelaksanaan Pembongkaran; dan/ataul. keahlian lainnya yang dibutuhkan.

(5) TPA mempunyai tugas:

a. memeriksa dokumen rencana teknis BangunanGedung terhadap pemenuhan Standar Teknis danmemberikan pertimbangan teknis kepadaPemohon dalam proses konsultasi perencanaanBangunan Gedung; dan

b. memeriksa dokumen RTB terhadap pemenuhanStandar Teknis Pembongkaran Bangunan Gedungdan memberikan pertimbangan teknis kepadaPemohon dalam proses konsultasiPembongkaran.

(6) Dalam hal proses konsultasi Bangunan Gedung adat,TPA dapat melibatkan Masyarakat adat.

(7) Dalam...

SK No 089850 A

Page 227: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-227 -

(7) Dalam hal Pemerintah Daerah kabupaten/kota belummemiliki RDTR dan/ atau RTBL, TpA dapatmemberikan pertimbangan teknis kepada pemerintahDaerah kabupaten/kota terkait informasi KRK.

(8) Dalam hal Pemerintah Daerah kabupaten/kotamembutuhkan penyelesaian masalah dalamPenyelenggaraan Bangunan Gedung, TpA dapatmemberikan masukan.

(9) Dalam hal sertifikasi BGH, TpA melakukan prosesverifikasi daftar simak penilaian kinerja BGH besertadokumen pembuktiannya dan menetapkan peringkatBGH berdasarkan hasil verifikasi penilaian kinerja.

(10) Hasil keda TPA dituangkan secara tertulis dan dapatdipertanggungj awabkan.

Pasal 233

(1) TPA menjalankan tugas sebagaimana dimaksud dalamPasal 232 ayat (5) secara profesional, objektif, tidakmenghambat proses konsultasi pBG dan RTB, dantidak mempunyai konflik kepentingan.

(21 Penyampaian pertimbangan teknis dan/atau masukandalam pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalamPasal 232 ayat (7) dan ayat (8) dilakukan denganketentuan:

a. pertimbangan teknis dan/atau masukan anggotaTPA sesuai dengan bidang keahliannya; dan

b. pertanggungjawaban TpA sebatas padapertimbangan teknis dan/atau masukan yangdisampaikan.

(3) TPA bertanggung jawab terbatas pada substansi daripertimbangan teknis sebagaimana dimaksud dalamPasal 232 ayat (7), sedangkan tanggung jawab daridokumen rencana teknis atau RTB tetap melekat padapenyedia jasa.

(4) Dalam...

SK No 089851 A

Page 228: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES lDENREPUBLIK INDONESIA

-228-

(41 Dalam hal anggota TPA mempunyai konflikkepentingan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),anggota yang bersangkutan harus mengundurkan diridari penugasan tersebut.

(5) Dalam hal anggota TPA menemukan adanya konflikkepentingan terkait dengan penugasan anggotalainnya, anggota tersebut dapat melaporkan kepadaSekretariat dengan disertai barang bukti.

Pasal 234

(1) Dalam hal BGFK, TPA sebagaimana dimaksud pasal202 huruf c ditetapkan oleh Menteri dan disebut TpAPusat.

(21 TPA Pusat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiridari unsur:

a. pergurLlantinggi/pakar;

b. Profesi Ahli; dan

c. Tenaga Ahli Fungsi Khusus.(3) Anggota TPA Pusat sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) memiliki kompetensi yang meliputi bidang:

a. keahlian khusus terkait jenis BGFK;

b. arsitektur Bangunan Gedung dan perkotaan;

c. struktur Bangunan Gedung;

d. mekanikal Bangunan Gedung;

e. elektrikal Bangunan Gedung;

f. sanitasi, drainase, perpipaan (plumbing),pemadam kebakaran Bangunan Gedung;

g. pertamanan atau lanskap;

h. tata ruang dalam Bangunan Gedung;

i. keselamatan dan kesehatan kerja;j. pelaksanaan Pembongkaran; dan/atauk. keahlian lainnya yang dibutuhkan.

(4) rPA...

SK No 089852A

Page 229: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK ]NDONESIA

-229-

(4) TPA Pusat mempunyai tugas

a. memeriksa dokumen rencana teknis BGFKterhadap pemenuhan Standar Teknis danmemberikan pertimbangan teknis kepadaPemohon dalam proses konsultasi perencanaanBGFK; dan

b. memeriksa dokumen RTB terhadap pemenuhanStandar Teknis Pembongkaran BGFK danmemberikan pertimbangan teknis kepadaPemohon dalam proses konsultasiPembongkaran.

(5) TPA Pusat menjalankan tugas sebagaimana dimaksudpada ayat (41 secara profesional, objektif, tidakmenghambat proses konsultasi PBG dan RTB, dantidak mempunyai konflik kepentingan.

(6) Dalam hal anggota TPA Pusat mempunyai konflikkepentingan sebagaimana dimaksud pada ayat (5),anggota yang bersangkutan harus mengundurkan diridari penugasan tersebut.

(7) Dalam hal anggota TPA Pusat menemukan adanyakonflik kepentingan terkait dengan penugasan anggotalainnya, anggota tersebut dapat melaporkan kepadaSekretariat pusat dengan disertai barang bukti.

(8) Hasil kerja TPA Pusat dituangkan secara tertulis dandapat dipertanggungj awabkan.

Paragraf 4

Tim Penilai Teknis

Pasal 235

(1) Anggota TPT sebagaimana dimaksud dalam Pasal2O2huruf d meliputi:

a.pejabat...

SK No 089853 A

Page 230: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-230-

a. pejabat struktural pada organisasi perangkatdaerah yang membidangi urusan BangunanGedung;

b. pejabat fungsional teknik tata bangunan danperumahan;

c. pejabat struktural dari perangkat daerah lainterkait Bangunan Gedung; dan/atau

d. pejabat fungsional dari organisasi perangkatdaerah lain terkait Bangunan Gedung.

(2) Pejabat struktural dan fungsional sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf b dan huruf c dapatberasal dari organisasi perangkat daerah yangmembidangi:

a. keselamatan dan kesehatan kerja;

b. penataan ruang dan lingkungan;

c. kebakaran; danlataud. ketenteraman dan ketertiban umum serta

pelindun gan M asyarakat.

(3) TPT mempunyai tugas:

a. memeriksa dokumen rencana teknis BangunanGedung berupa rumah tinggal terhadappemenuhan Standar Teknis dan memberikanpertimbangan teknis kepada Pemohon dalamproses konsultasi perencanaan BangunanGedung;

b. memeriksa dokumen permohonan SLFperpanjangan;

c. memeriksa dokumen RTB Bangunan Gedungberupa rumah tinggal terhadap pemenuhanStandar Teknis Pembongkaran Bangunan Gedungdan memberikan pertimbangan teknis kepadaPemohon dalam proses konsultasiPembongkaran; dan

d.dalam...

SK No 089854 A

Page 231: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES lDENREPUBLIK INDONESIA

-231-

d. dalam hal rumah tinggal termasuk dalamklasifikasi kompleksitas tidak sederhana, tugasTPT dalam memeriksa dokumen rencana teknisdan dokumen RTB dapat dibantu oleh TpA.

(4) Dalam hal proses konsultasi Bangunan Gedung adat,TPT dapat melibatkan Masyarakat adat.

(5) TPT menjalankan tugas sebagaimana dimaksud padaayat (3) secara profesional, objektif, tidak menghambatproses konsultasi PBG dan RTB, dan tidak mempunyaikonflik kepentingan.

(6) Penyampaian pertimbangan teknis dan/atau masukandalam pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat(3) dilakukan dengan ketentuan:

a. pertimbangan teknis dan/atau masukan anggotaTPT sesuai dengan bidang keahliannya; dan

b. pertanggungjawaban TpT sebatas padapertimbangan teknis dan/atau masukan yangdisampaikan.

Paragraf 5

Penilik

Pasal 236

(1) Penilik sebagaimana dimaksud pasal 2O2 huruf editetapkan oleh Pemerintah Daerah kabupaten/kota.

(21 Penilik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memilikistatus kepegawaian sebagai pegawai aparatur sipilnegara.

(3) Dalam hal jumtah pegawai aparatur sipil negarasebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidakmencukupi, Penilik dapat berasal dari pegawai honoreryang diangkat oleh pemerintah Daerahkabupaten/kota.

(4) Penilik...

SK No 089855 A

Page 232: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES lDENREPUBLIK INDONESIA

-232-

(4) Penilik memiliki tugas untuk melakukan pemeriksaanBangunan Gedung secara administratif agarPenyelenggaraan Bangunan Gedung yangdilaksanakan oleh penyerenggara Bangunan ceaun[sesuai dengan ketentuan peraturan perundanglundangan.

(5) Penilik menjalankan tugas sebagaimana dimaksudpada ayat (4) secara profesional, objektif, dan tidakmempunyai konflik kepentingan.

(6) Tugas Penilik sebagaimana dimaksud pada ayat (3)dilaksanakan pada masa:

a. konstruksi;

b. Pemanfaatan Bangunan Gedung; dan

c. Pembongkaran.

(71 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksudpada ayat (6) huruf a, penilik r.relakukan inspeksiuntuk mengawasi pelaksanaan pBG yang diterbitkan.

(8) Tata cara pelaksanaan inspeksi sebagaimanadimaksud pada ayat (T) meliputi:

a. Penilik menerima surat penugasan dariPemerintah Daerah kabupaten/ kota;

b. melakukanpemeriksaankesesuaianperaksanaankonstruksi Bangunan Gedung terhad-ap pBG danketentuan SMKK pada tahap pekerjaan strukturbawah, pekerjaan basemen, pekerjaan strukturatas, dan pekerjaan mekanikal elektrikal;

c. membuat laporan hasil inspeksi danmengunggahnya ke dalam SIMBG pada setiaptahapan pekerjaan pelaksanaan konslruksi;

d.meminta...

SK No 089856 A

Page 233: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

d

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-233-

meminta justifikasi teknis kepada Pemilik dalamhal ditemukan ketidaksesuaian antara gambarrencana teknis (detail engineering design) dengangambar rencana kerja (shop drawing) yangdisebabkan oleh kondisi lapangan;

memberikan peringatan kepada penyelenggaraBangunan Gedung dalam hal ditemukanketidaksesuaian dengan dokumen PBG danketentuan manajemen keselamatan konstruksi;

melaporkan hasil inspeksi kepada PemerintahDaerah kabupaten/kota dan mengunggahnyakedalam SIMBG'

hasildan

e

f

g. menyaksikan(commissioning test);

h. membuat laporan

pelaksanaan pengujian

(commissioning test)dalam SIMBG; dan

kesaksian pengujianmengunggahnya ke

i. mengeluarkan surat pernyataan kelaikan fungsidalam hal Bangunan Gedung berupa rumahtinggal.

(9) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksudpada ayat (6) huruf b, Penilik melakukan inspeksidalam rangka pengawasan terhadap PemanfaatanBangunan Gedung.

(10) Tata cara pelaksanaan inspeksi sebagaimanadimaksud pada ayat (9) meliputi:

a. Penilik menerima surat penugasan dariPemerintah Daerah kabupaten/ kota;

b. melakukan pemeriksaan secara visual kesesuaianPemanfaatan Bangunan Gedung;

c. melakukan identifikasi Bangunan Gedung yangmembahayakan pengguna dan lingkungan;

d. membuat laporan hasil inspeksi danmengunggahnya kedalam SIMBG; dan

e. melaporkan. . .

SK No 089857 A

Page 234: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-234-

e. melaporkan kepada pemerintah Daerahkabupaten/kota dalam hal ditemukanketidaksesuaian Bangunan Gedung yangmembahayakan pengguna dan lingkungan.

(11) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksudpada ayat (6) huruf c, Penilik melakukan inspeksiuntuk Pembongkaran Bangunan Gedung.

(I2l Tata cara pelaksanaan inspeksi sebagaimanadimaksud pada ayat (11) meliputi:

a. Penilik menerima surat penugasan dariPemerintah Daerah kabupaten/kota;

b. memeriksa kesesuaian antara pelaksanaanPembongkaran dengan RTB;

c. membuat laporan hasil inspeksi danmengunggahnya ke dalam SIMBG; dan

d. melaporkan kepada pemerintah Daerahkabupaten/kota dalam hal ditemukanketidaksesuaian antara pelaksanaanPembongkaran dengan RTB.

Paragraf 6

Sekretariat

Pasal 237

(1) Sekretariat merupakan tim yang ditugaskan olehPemerintah Daerah kabupaten/kota.

(2) Sekretariat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)bertindak sebagai penanggung jawab pelaksanaantugas TPA, TPT, dan Penilik.

(3) Sekretariat sebagaimana dimaksud pada ayat (21

memiliki tugas dalam:

a. penerimaan dan pemeriksaan kelengkapandokumen permohonan pBG, SLF perpanjangan,dan RTB;

b. pembentukan. . .

SK No 089858 A

Page 235: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-23s-

b. pembentukan dan penugasan TPA;

c. pembentukan dan penugasan TPT;

d. administrasi pelaksanaan tugas TPA, TPT, danPenilik; dan

e. pengawasan kinerja pelaksanaan tugas TPA, TPT,dan Penilik.

Pasal 238

(1) Dalam hal BGFK, Sekretariat sebagaimana dimaksuddalam Pasal 237 ayat (1) dibentuk oleh Menteri sebagaiSekretariat pusat.

(21 Sekretariat pusat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)bertindak sebagai penanggung jawab pelaksanaantugas TPA Pusat.

(3) Sekretariat pusat sebagaimana dimaksud pada ayat (21

memiliki tugas dalam:

a. penerimaan dan pemeriksaan kelengkapandokumen permohonan PBG, SLF perpanjangan,dan RTB BGFK;

b. pembentukan dan penugasan TPA Pusat;

c. administrasi pelaksanaan tugas TPA pusat; dand. pengawasan kinerja pelaksanaan tugas TpA

Pusat.

Pasal 239

(1) Pembentukan TPA sebagaimana dimaksud dalamPasal 237 ayat (3) huruf b meliputi:a. penetapan perkiraan kebutuhan termasuk

kriteria dan jumlah anggota TPA;

pemilihan anggota TPA dari basisdisusun Pemerintah Pusat;

data yangb

SK No 089859 A

c. pengusulan. . .

Page 236: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-236-

pengusulan calonSekretariat; dan

anggota TPA kepada

d. penetapan anggota TpA oleh pemerintah Daerahkabupaten/kota.

(21 Penetapan perkiraan kebutuhan termasuk kriteria danjumlah anggota TpA sebagaimana dimaksud pada ayat(1) huruf a dilakukan berdasarkan pertimbarg"r,terhadap perkiraan beban tugas TpA untuk efektivitasserta efisiensi pelaksanaan tugas TpA.

(3) Pemilihan calon anggota TpA dari basis data yangdisusun Pemerintah pusat sebagaimana dimaksuJpada ayat (1) huruf b dilakukan denganmempertimbangkan keahlian, domisili, d"r,ketersediaan waktu dari setiap personil TpA.

(41 Penetapan anggota TpA sebagaimana dimaksud padaayat (1) huruf d ditetapkan melalui keputusanbupati/walikota berdasarkan usulan Sekretariat.

(5) Penugasan TPA mengacu pada tugas TpA sebagaimanadimaksud dalam pasal 232 ayat (5) dilaksanalan olehorganisasi perangkat daerah kabupatenlkota yangmenyelenggarakan urusan Bangunan Gedung.

(6) Tata cara penugasan dilakukan dalam rangka:

a. pemeriksaan dokumen rencana teknis BangunanGedung terhadap pemenuhan Standar Teknis danpemberian pertimbangan teknis sertarekomendasi dalam proses konsultasiperencanaan Bangunan Gedung; dan

b. pemeriksaan dokumen RTB terhadap pemenuhanStandar Teknis pembongkaran Bangunan Gedungdan memberikan pertimbangan teknis dalamproses konsultasi pembongkaran.

(71 Ta$ cara penugasan TpA sebagaimana yang dimaksudpada ayat (6) meliputi:

a.Sekretariat...

C

SK No 089860 A

Page 237: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES lDENREPUBLIK INDONESIA

-237 -

a. Sekretariat mengidentifikasi fungsi dan klasifikasiBangunan Gedung yang dimohonkan;

b. Sekretariat menugaskan anggota TPA denganmempertimbangkan kesesuaian antarakompetensi setiap anggota TPA dengan fungsi danklasifikasi Bangunan Gedung yang dimohonkan;

c. dalam hal proses penerbitan PBG untuk BGCB,penugasan TPA melibatkan Tenaga Ahli BGCB;

d. dalam hal proses penerbitan PBG untuk BGH,penugasan TPA melibatkan Tenaga Ahli BGH; dan

e. Sekretariat memfasilitasi penyelenggaraan prosespemeriksaan pemenuhan Standar Teknis olehTPA.

(8) Kegiatan fasilitasi penyelenggaraan prosespemeriksaan pemenuhan Standar Teknis oleh TPAsebagaimana dimaksud pada ayat (7) huruf e meliputi:a. penetapan jadwal melalui SIMBG; dan

b. penyampaian daftar undangan melalui SIMBG.

(9) Sekretariat menetapkan jadwal sebagaimanadimaksud pada ayat (8) huruf a disertai denganpenyampaian dokumen rencana teknis atau RTBkepada Pengkaji Teknis melalui SIMBG.

Pasal 240

(1) Pembentukan TPT sebagaimana dimaksud dalamPasal 237 ayat (3) huruf c meliputi:

a. penetapan perkiraan kebutuhan jumlah anggotaTPT; dan

b. penetapan anggota TPT oleh Pemerintah Daerahkabupaten/kota.

(2) Penetapan...

SK No 089861 A

Page 238: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES lDENREPUBLIK INDONESIA

-238-

(2) Penetapan perkiraan kebutuhan jumlah anggota TPTsebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf adilakukan berdasarkan pertimbangan terhadapperkiraan beban tugas TPT untuk efektivitas sertaefisiensi pelaksanaan tugas TPT.

(3) Penetapan anggota TPT sebagaimana dimaksud padaayat (1) huruf b ditetapkan berdasarkan usulanSekretariat.

(4) Penugasan TPT mengacu pada tugas TPT sebagaimanadimaksud dalam Pasal 235 ayat (3) melalui suratpenugasan dari Sekretariat.

(5) Penugasan TPT dilakukan untuk:

a. memeriksa dokumen rencana teknis BangunanGedung berupa rumah tinggal terhadappemenuhan Standar Teknis dan memberikanpertimbangan teknis kepada Pemohon dalamproses konsultasi perencanaan BangunanGedung;

b. memeriksa dokumen permohonan SLFperpanjangan; dan

c. memeriksa dokumen RTB Bangunan Gedungberupa rumah tinggal terhadap pemenuhanStandar Teknis Pembongkaran Bangunan Gedungdan memberikan pertimbangan teknis kepadaPemohon dalam proses konsultasiPembongkaran.

(6) Tata cara penugasan TPT sebagaimana dimaksud padaayat (5) meliputi:

a. Sekretariat menugaskan anggota TPTberdasarkan permohonan konsultasi dalamSIMBG dengan mempertimbangkan beban kerja;dan

b. Sekretariat memfasilitasi penyelenggaraan prosespemeriksaan pemenuhan Standar Teknis olehTPT.

(7) Kegiatan...

SK No 089862 A

Page 239: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-239-

(71 Kegiatan fasilitasi penyelenggaraan prosespemeriksaan pemenuhan Standar Teknis sebagaimanadimaksud pada ayat (6) huruf b paling sedikit meliputi:

a. penetapan jadwal melalui SIMBG; dan

b. penyampaian daftar undangan melalui SIMBG.

(8) Sekretariat menetapkan jadwal sebagaimanadimaksud pada ayat (71 huruf a disertai denganpenyampaian dokumen rencana teknis, dokumen SLFperpanjangan, atau RTB kepada TPT melalui SIMBG.

Pasal 241

Administrasi pelaksanaan tugas TPA, TPT, dan Peniliksebagaimana dimaksud dalam Pasal 237 ayat (3) huruf dmeliputi:

a. penugasan anggota TPA, TPT, dan Penilik;

b. penyiapan tempat dan konsumsi kegiatanpemeriksaan pemenuhan Standar Teknis;

c. penyiapan biaya pelaksanaan tugas TPA, TPT, danPenilik;

d. pendokumentasian pelaksanaan tugas TPA, TPT, danPenilik; dan

e. penyiapan tata surat menyurat dan administrasilainnya.

Pasal242

(1) Biaya pelaksanaan tugas TPA, TPT, dan Peniliksebagaimana dimaksud dalam Pasal 241 huruf cmeliputi:

a. biaya operasional Sekretariat;

b. biaya pelaksanaan konsultasi;

c. honorarium TPA, TPT, dan Penilik; dan

d. biaya perjalanan dinas TPA dan Penilik.

(2) Biaya. . .

SK No 089863 A

Page 240: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES lDENREPUBLIK INDONESIA

-240-

(21 Biaya pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud padaayat (1) bersumber dari anggaran pendapatan danbelanja daerah pada daftar isian pelaksanaananggaran perangkat daerah yang menyelenggarakanurusan Bangunan Gedung pada kabupaten/kota.

(3) Biaya operasional Sekretariat sebagaimana dimaksudpada ayat (1) huruf a meliputi:

a. operasionalSekretariat'

b. honor Sekretariat;

c. pengadaan peralatan; dan

d. pengadaan alat tulis kantor.(41 Biaya pelaksanaan konsultasi sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) huruf b merupakan pendanaanpenyelenggaraan konsultasi meliputi:

a. sewa ruang;

b. penggandaan dokumen; dan/atauc. konsumsi.

(5) Honorarium sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf c terdiri atas:

a. honorarium orang per bulan; dan/ataub. honorarium orang per jam.

(6) Honorarium sebagaimana dimaksud pada ayat (5)diberikan sesuai dengan beban kerja danpendanaannya mengacu pada standar biaya orang perbulan dan/atau orang per jam yang berlaku dikabupaten/kota tempat TPA, TPT, Penilik, danPengkaji Teknis bertugas.

(71 Bentuk dan besaran honorarium TPA, TPT, dan Penilikditetapkan oleh Pemerintah Daerah kabupaten/kota.

SK No 089864 A

Pasal 243

Page 241: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES!DENREPUBLIK INDONESIA

-24t-

Pasal 243

(1) Pengawasan kinerja pelaksanaan tugas TPA, TPT,Penilik, dan Pengkaji Teknis sebagaimana dimaksuddalam Pasal 237 ayat (3) huruf e dilakukan terhadappemenuhan pelaksanaan tugas TPA, TPT, dan Peniliksesuai dengan surat penugasan.

(2) Dalam hal Sekretariat menemukan adanya konflikkepentingan pada anggota TPA, TPT, atau dalammenjalankan tugasnya, Sekretariat dapat mencabutdan menggantikan anggota tersebut dengan anggotalainnya.

Paragraf 7

Pengelola Bangunan Gedung

Pasal 244

(1) Pengelola Bangunan Gedung merupakan organisasiyang bertanggung jawab atas pengelolaan BangunanGedung.

(21 Pengelolaan Bangunan Gedung sebagaimanadimaksud pada ayat (1) meliputi kegiatan:

a. pelaksanaan operasional Bangunan Gedung;

b. Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan Gedung;dan

c. pembaharuan SOP yang telah digunakan.(3) Dalam hal Bangunan Gedung berupa rumah tinggal,

pengelolaan Bangunan Gedung dilakukan olehPemilik.

(4) Pengelola sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapatmenunjuk penyedia jasa atau tenaga ahli atauterampil.

(5) Penyedia jasa sebagaimana dimaksud pada ayat (4)merupakan badan usaha yang melakukan pekerjaandan mempunyai kompetensi bidang pemeliharaan danPerawatan Bangunan Gedung.

(6) Tenaga .

SK No 087196A

Page 242: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-242-

(6) Tenaga ahli atau terampil sebagaimana dimaksud padaayat (4) merupakan orang perorangan yang memilikikompetensi keahlian atau kompetensi keterampilanbidang Pemeliharaan dan Perawatan BangunanGedung.

Paragraf 8

Pengelola Teknis Bangunan Gedung Negara

Pasal 245

(1) Pengelola Teknis merupakan pegawai aparatur sipilnegara di Kementerian atau Dinas Teknis pelaksanatugas dekonsentrasi Kementerian kepada PemerintahDaerah provinsi.

(2) Pengelola Teknis merupakan:

a. pejabat fungsional teknik tata bangunan danperumahan ahli; atau

b. pegawai negeri sipil dengan pangkat paling rendahgolongan III/b di lingkungan Kementerian atauDinas Teknis yang bersertifikat yang ditetapkanoleh Menteri.

(3) Pejabat fungsional teknik tata bangunan danperumahan ahli sebagaimana dimaksud pada ayat (2)huruf a terdiri atas:

a. pegawai negeri sipil; ataub. pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja.

(4) Pegawai negeri sipil sebagaimana dimaksud padaayat (2) huruf b harus mempunyai latar belakangpendidikan:

a. teknik arsitektur;b. teknik sipil Bangunan Gedung;

c. teknik mekanikal atau mesin; ataud. teknik fisika.

(5) Pengelola...

SK No 089866 A

Page 243: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-243-

(5) Pengelola Teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (2)harus mempunyai sertif,rkat Pengelola Teknis.

(6) Sertifikat Pengelola Teknis sebagaimana dimaksudpada ayat (5) diterbitkan oleh badan pengembangansumber daya manusia Kementerian.

Pasal 246

(1) Pengelola Teknis sebagaimana dimaksud dalam pasal245 ayat (1) bertugas memberikan bantuan teknisadministratif dalam pembangunan Bangunan Gedungkepada kementerian/lembaga atau pemerintahDaerah.

(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksudpada ayat (1), Pengelola Teknis dapat didampingi olehtenaga ahli atau narasumber dan tenaga pembantuPengelola Teknis.

(3) Pengelola Teknis melaksanakan tugas sebagaimanadimaksud pada ayat (1) untuk masa waktu 1 (satu)tahun anggaran, dan dapat diminta perpanjanganpenugasan untuk kegiatan pembangunan BGN yangmerupakan kegiatan lanjutan dan/atau kegiatanproyek yang melebihi 1 (satu) tahun anggaran.

(4) Bantuan teknis administratif sebagaimana dimaksudpada ayat (1) pada tahap persiapan berupa pemberianinformasi atau masukan yang meliputi:a. kelengkapan dokumen pendanaan kegiatan;b. jadwal pelaksanaan kegiatan penyelenggaraan

BGN;

c. paket pekerjaan perencanaan teknis, pelaksanaankonstruksi, pengawasan konstruksi ataumanajemen konstruksi berdasarkan dokumendaftar isian pelaksanaan anggaran atau rencanakerja dan anggaran kementerian/lembaga yangditerbitkan; dan/atau

d. kerangka. . .

SK No 087197 A

Page 244: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-244-

d. kerangka acuan kerja, spesifikasi teknis, hargaperkiraan sendiri, syarat khusus kontrak, dansistem pengadaan jasa atas pekerjaanperencanaan teknis, dan pengawasan konstruksiatau manajemen konstruksi untuk diserahkankepada unit layanan pengadaan.

(5) Bantuan teknis administratif sebagaimana dimaksudpada ayat (4) pada tahap perencanaan teknis berupapemberian informasi atau masukan yang meliputi:a. pen1rusunan dokumen perencanaan meliputi

proses, kelengkapan, dan kesesuaian terhadapkerangka acuan kerja dan ketentuan peraturanperundang-undangan;

b. perizinan yang diperlukan kepada penyedia jasaperencanaan konstruksi; dan/ atau

c. sistem pengadaan dan pemilihan penyedia jasapelaksanaan konstruksi.

(6) Bantuan teknis administratif sebagaimana dimaksudpada ayat (41pada tahap pelaksanaan konstruksi danpengawasan teknis berupa pemberian informasi ataumasukan yang meliputi:

a. pen5rusunan dokumen pelaksanaan meliputiproses, kelengkapan, dan kesesuaian terhadapkerangka acuan kerja dan ketentuan peraturanperundang-undangan;

b. perizinan yang diperlukan paling sedikit meliputiPBG dan sistem manajemen keselamatankonstruksi;

c. pekerjaan pengawasan yang dilakukan olehpenyedia jasa pengawasan konstruksi ataumanajemen konstruksi; dan/ atau

d. tindakan turun tangan dalam penyelesaianpermasalahan.

(7) Bantuan .

SK No 089868 A

Page 245: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-245-

(71 Bantuan teknis administratif sebagaimana dimaksudpada ayat (41 pada tahap pascakonstruksi berupapemberian informasi atau masukan yang meliputi:

a. status barang milik negara dari pengelola barang;

b. SLF dari Pemerintah Daerah; dan/atauc. pendaftaran sebagai BGN.

(8) Pengelola Teknis memberikan informasi atau masukanmengenai penyelenggaraan BGN sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan.

(9) Pengelola Teknis dalam melaksanakan tugassebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak mengambilalih tugas dan tanggung jawab profesional penyediajasa.

Pasal 247

(1) Pengelola Teknis bertanggung jawab atas kinerjapelaksanaan tugasnya kepada:

a. Menteri dan/atau gubernur sebagai pelaksanatugas dekonsentrasi untuk BGN dengan sumberpendanaan dari anggaran pendapatan danbelanja negara dan/atau perolehan lainnya yangsah; atau

b. gubernur atau bupati atau walikota untuk BGNdengan sumber pendanaan dari anggaranpendapatan dan belanja daerah dan/atauperolehan lainnya yang sah.

(21 Pengelola Teknis bertanggung jawab secaraoperasional kepada kuasa pengguna anggarankementerian/lembaga atau organisasi perangkatdaerah yang mengajukan permintaan bantuanPengelola Teknis.

SK No 087192 A

Pasal248...

Page 246: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRESIDENREPUELIK INDONESIA

-246-

Pasal 248

(1) Pengelola Teknis dalam melaksanakan tugassebagaimana dimaksud dalam Pasal 246 ayat (1)mendapatkan pembinaan dan pendanaan pengelolaanteknis.

(2) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilakukan melalui kegiatan:

a. peningkatan kapasitas Pengelola Teknispembangunan BGN;

b. peningkatan kapasitas koordinator PengelolaTeknis; dan

c. peningkatan kapasitas kesekretariatankoordinator Pengelola Teknis.

(3) Biaya pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (21

untuk pembangunan BGN dengan sumber pendanaanyang berasal dari anggaran pendapatan dan belanjanegara dan/atau perolehan lainnya yang sah yangakan menjadi barang milik negara dianggarkan olehKementerian.

(4) Biaya pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)untuk pembangunan BGN dengan sumber pendanaanyang berasal dari anggaran pendapatan dan belanjadaerah dan/atau perolehan lainnya yang sah yangakan menjadi barang milik daerah dianggarkan olehPemerintah Daerah melalui Dinas Teknis.

(5) Pendanaan pengelolaan teknis mengikuti ketentuansebagaimana dimaksud dalam Pasal 184 ayat (3) hurufc angka 2.

(6) Biaya pengelolaan teknis sebagai akibat daripelaksanaan tugas dekonsentrasi dianggarkan sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

SK No 087193 A

BAB IV

Page 247: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-247-

BAB IV

PROSES PENYELENGGARAAN BANGUNAN GEDUNG

Bagian Kesatu

Umum

Pasal 250

(1) Proses Penyelenggaraan Bangunan Gedung meliputikegiatan pembangunan, pemanfaatan, Pelestarian,dan Pembongkaran.

(2) Dalam proses Penyelenggaraan Bangunan Gedungsebagaimana dimaksud pada ayat (1) penyelenggaraberkewajiban memenuhi Standar Teknis sebagaimanadimaksud dalam Pasal 13.

(3) Pemilik yang belum dapat memenuhi Standar TeknisBangunan Gedung sebagaimana dimaksud dalamPasal 13, tetap harus memenuhi ketentuan tersebutsecara bertahap.

(4) Pelestarian sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilakukan dengan mengikuti ketentuanpenyelenggaraan BGCB yang dilestarikansebagaimana dimaksud dalam Pasal 80.

Bagian Kedua

Pembangunan

Paragraf IUmum

Pasal 251

(1) Kegiatan pembangunan sebagaimana dimaksud dalamPasal 25O ayat (1) meliputi kegiatan perencanaanteknis, pelaksanaan konstruksi, dan pengawasankonstruksi.

(2) Dalam...

SK No 089871 A

Page 248: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-248-

(2) Dalam kegiatan perencanaan teknis sebagaimanadimaksud pada ayat (1), penyedia jasa perencanaanBangunan Gedung membuat dokumen rencana teknisuntuk memperoleh PBG yang diterbitkan olehPemerintah Daerah kabupaten/ kota.

(3) Dalam kegiatan pelaksanaan konstruksi sebagaimanadimaksud pada ayat (1), penyedia jasa pelaksanaankonstruksi harus melaksanakan konstruksi sesuaidengan PBG yang telah diterbitkan oleh pemerintahDaerah kabupaten/ kota.

Paragraf 2

Perencanaan Teknis

Pasal 252

(1) Perencanaan teknis Bangunan Gedung sebagaimanadimaksud dalam Pasal 251 ayat (1) dilakukan olehpenyedia jasa perencanaan Bangunan Gedung yangmemiliki sertifikat sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

{2) Perencanaan teknis Bangunan Gedung sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dilakukan berdasarkankerangka acuan kerja dan dokumen ikatan kerja.

(3) Perencanaan teknis Bangunan Gedung sebagaimanadimaksud pada ayat (1) harus memenuhi StandarTeknis.

(4) Dalam hal Bangunan Gedung berupa rumah tinggaltunggal 1 (satu) lantai dengan luas lantai palingbanyak 72 m2 (tujuh puluh dua meter persegi) danBangunan Gedung berupa rumah tinggal tunggal 2(dua) lantai dengan luas lantai paling banyak 90 m2(sembilan puluh meter persegi), dokumen rencanateknis dapat disediakan sendiri oleh pemohon denganketentuan sebagai berikut:a. menggunakan ketentuan pokok tahan gempa;

b.menggunakan...

SK No 089872 A

Page 249: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-249-

b. menggunakan desain prototipe/purwarupaBangunan Gedung; atau

c. direncanakan oleh penyedia jasa perencanaan.

(5) Dokumen rencana teknis yang disediakan olehPemohon sebagaimana dimaksud pada ayat (41 dapatdigambar secara sederhana dengan informasi yanglengkap.

(6) Dalam hal BGFK, perencanaan teknis dilakukan olehpenyedia jasa perencanaan BGFK yang memilikikompetensi sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

(71 Dalam hal penyedia jasa perencanaan BGFKsebagaimana dimaksud pada ayat (6) belum tersedia,perencanaan teknis dilaksanakan oleh penyedia jasaperencanaan yang melibatkan Tenaga Ahli FungsiKhusus terkait Bangunan Gedung yang direncanakan.

Paragraf 3

Persetujuan Bangunan Gedung

Pasal 253

(1) Dokumen rencana teknis diajukan kepada pemerintahDaerah kabupaten/kota atau Pemerintah Daerahprovinsi untuk Daerah Khusus Ibukota Jakarta atauPemerintah Pusat untuk memperoleh pBG sebelumpelaksanaan konstruksi.

(2) Dalam hal BGFK, dokumen rencana teknis diajukankepada Menteri.

(3) PBG...

SK No 089873 A

Page 250: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

(3)

(41

(s)

(6)

(7)

(8)

(e)

(10)

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-250-

PBG sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukanuntuk membangun Bangunan Gedung atau prasaranaBangunan Gedung baru, mengubah, memperluas,mengurangi, dan/atau merawat Bangunan Gedungatau prasarana Bangunan Gedung.

PBG sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harusdiajukan Pemilik sebelum pelaksanaan konstruksi.

PBG sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputiproses:

a. konsultasi perencanaan; dan

b. penerbitan.

Dokumen rencana teknis sebagaimana dimaksud padaayat (1) diperiksa dan disetujui dalam proseskonsultasi perencanaan sebagaimana dimaksud padaayat (5) huruf a.

Proses konsultasi perencanaan sebagaimanadimaksud pada ayat (6) meliputi:

a. pendaftaran;

b. pemeriksaan pemenuhan Standar Teknis; dan

c. pernyataan Pemenuhan Standar Teknis.

Konsultasi perencanaan sebagaimana dimaksud padaayat (5) huruf a diselenggarakan tanpa dipungut biaya.

Pendaftaran sebagaimana dimaksud pada ayat (71

huruf a dilakukan oleh Pemohon atau Pemilik melaluiSIMBG.

Pemohon atau Pemilik sebagaimana dimaksud padaayat (9) menyampaikan informasi:

a. data Pemohon atau Pemilik;

b. data Bangunan Gedung; dan

c. dokumen .

SK No 089874 A

Page 251: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-25t-

c. dokumen rencana teknis.

(11) Dalam hal bagian Bangunan Gedung direncanakandapat dialihkan kepada pihak lain, informasisebagaimana dimaksud pada ayat (10) ditambahkandokumen rencana pertelaan.

(12) Kepala Dinas Teknis menugaskan Sekretariat untukmemeriksa kelengkapan informasi sebagaimanadimaksud pada ayat (10).

(13) Dalam hal BGFK, Menteri menugaskan Sekretariatpusat untuk memeriksa kelengkapan informasisebagaimana dimaksud pada ayat (10).

(14) Setelah informasi sebagaimana dimaksud padaayat (10) dinyatakan lengkap, Sekretariat memberikanjadwal konsultasi perencanaan kepada Pemohon atauPemilik melalui SIMBG.

Pasal 254

(1) Konsultasi perencanaan sebagaimana dimaksuddalam Pasal 253 ayat (5) huruf a dilakukan melaluipemeriksaan terhadap dokumen rencana teknis.

(21 Pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilakukan oleh TPA atau TPT.

(3) Pemeriksaan oleh TPT sebagaimana dimaksud padaayat (21dilakukan terhadap Bangunan Gedung beruparumah tinggal tunggal 1 (satu) lantai dengan luaspaling banyak 72 m2 (tujuh puluh dua meter persegi)dan rumah tinggal tunggal 2 (dua) lantai dengan luaslantai paling banyak 90 m2 (sembilan puluh meterpersegi).

(4) Pemeriksaan oleh TPA sebagaimana dimaksud padaayat (21 dilakukan terhadap Bangunan Gedung selainBangunan Gedung sebagaimana dimaksud padaayat (3).

(5) Dalam...

SK No 089875 A

Page 252: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-252-

(5) Dalam hal Bangunan Gedung yang memerlukanpertimbangan aspek adat, pemeriksaan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dapat melibatkan Masyarakatadat.

(6)

(7)

(8)

(e)

Dalam hal BGCB, TPA melibatkan tenaga ahli cagarbudaya.

Dalam hal BGH, TPA melibatkan tenaga ahli BGH.

Pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (41

dilakukan paling banyak 5 (lima) kali daiam kurunwaktu paling lama 28 (dua puluh delapan) hari kerja.

Pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (8)dilakukan pertama kali dalam waktu paling lama 3(tiga) hari kerja sejak pengajuan pendaftaran.

Pasal 255

(1) Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 254ayat (1) dilakukan melalui tahap:

a. pemeriksaan dokumen rencana arsitektur; dan

b. pemeriksaan dokumen rencana struktur,mekanikal, elektrikal, dan perpipaan (plumbing).

(21 Pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf b dilakukan jika pemeriksaan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf a dinyatakan bahwaciokumen rencana arsitektur telah memenuhi StandarTeknis.

(3) Pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf a dapat melibatkan seluruh anggota TPA yangditugaskan untuk dokumen rencana teknis yangbersangkutan.

(4) Hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat(1) yang dilengkapi dengan pertimbangan teknisdituangkan dalarn berita acara.

(5) Pertimbangan. . .

SK No 087194 A

Page 253: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDE NREPUBLIK INDONESIA

-253-

(5) Pertimbangan teknis sebagaimana dimaksud padaayat (4) harus bersifat konkret dan komprehensif sertatidak dapat diubah dan/atau ditambah padapemeriksaan selanjutnya.

(6) Berita acara sebagaimana dimaksud pada ayat (41

diunggah oleh Sekretariat ke dalam SIMBG.

(7) Perbaikan dokumen rencana teknis berdasarkanpertimbangan teknis sebagaimana dimaksud padaayat (41 diunggah oleh Pemohon sebelum jadwalpemeriksaan selanjutnya.

(8) Berita acara pada pemeriksaan terakhir dilengkapidengan kesimpulan dari TPA.

(9) Berita acara pemeriksaan terakhir sebagaimanadimaksud pada ayat (8) diunggah oleh Sekretariat kedalam SIMBG.

(10) Kesimpulan sebagaimana dimaksud pada ayat (8)berisi:

a. rekomendasi penerbitan surat PernyataanPemenuhan Standar Teknis; atau

b. rekomendasi pendaftaran ulang PBG.

(11) Rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (10)huruf a diberikan apabila dokumen rencana teknistelah memenuhi Standar Teknis.

(12) Rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (10)huruf b diberikan apabila dokumen rencana teknistidak memenuhi Standar Teknis.

Pasal 256

(1) Surat Pernyataan Pemenuhan Standar Teknisditerbitkan oleh Dinas Teknis berdasarkanrekomendasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 255ayat (10) huruf a.

(2) Dalam...

SK No 089877 A

Page 254: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-254-

(21 Dalam hal TPA memberikan rekomendasi sebagaimanadimaksud dalam Pasal 255 ayat (10) huruf b makasurat Pernyataan Pemenuhan Standar Teknis tidakdapat diterbitkan dan Pemohon harus mendaftar ulangkembali.

(3) Dalam hal Pemohon harus mendaftar ulang kembalisebagaimana dimaksud pada ayat (2lr, Pemohonmenyampaikan perbaikan dokumen rencana teknisdilengkapi dengan berita acara konsultasi sebelumnya.

(41 Dalam hal Pemohon mendaftar ulang kembalisebagaimana dimaksud pada ayat (2) konsultasidilanjutkan berdasarkan berita acara konsultasisebelumnya.

(5) Surat Pernyataan Pemenuhan Standar Teknissebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan untukmemperoleh PBG dengan dilengkapi perhitunganteknis untuk retribusi.

Pasal 257

(1) Dalam hal Bangunan Gedung berupa rumah tinggaltunggal 1 (satu) lantai dengan luas paling banyak 72m2 (tujuh puluh dua meter persegi) dan 2 (dua) lantaidengan luas paling banyak 90 m2 (sembilan puluhmeter persegi), pemeriksaan sebagaimana dimaksuddalam Pasal 254 ayat (3) dilakukan dalam kurunwaktu paling lama 5 (lima) hari kerja.

(2) Pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilakukan terhadap dokumen rencana teknis.

(3) Pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (21

dapat melibatkan seluruh anggota TPT yangditugaskan untuk dokumen rencana teknis yangbersangkutan.

(4) Hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat(2) yang dilengkapi dengan pertimbangan teknisdituangkan dalam berita acara.

(5) Pertimbangan. . .

SK No 089878 A

Page 255: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES lDENREPUBLIK ]NDONESIA

-255-

(5) Pertimbangan teknis sebagaimana dimaksud padaayat (41harus bersifat konkret dan komprehensif sertatidak dapat diubah dan/atau ditambah padapemeriksaan selanj utnya.

(6) Berita acara sebagaimana dimaksud pada ayat (4)diunggah oleh Sekretariat ke dalam SIMBG.

(7) Perbaikan dokumen rencana teknis berdasarkanpertimbangan teknis sebagaimana dimaksud padaayat (4) diunggah oleh pemohon sebelum jadwalpemeriksaan selanjutnya.

(8) Berita acara pada pemeriksaan terakhir dilengkapidengan kesimpulan dari TpT.

(9) Berita acara pemeriksaan terakhir sebagaimanadimaksud pada ayat (8) diunggah oleh Sekretariat kedalam SIMBG.

(10) Kesimpulan sebagaimana dimaksud pada ayat (g)berisi:

a. rekomendasi penerbitan surat pernyataanPemenuhan Standar Teknis; atau

b. rekomendasi pendaftaran ulang pBG.

(11) Rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (10)huruf a diberikan apabila dokumen rencana teknistelah memenuhi Standar Teknis.

(I2) Rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (10)huruf b diberikan apabila dokumen rencana teknistidak memenuhi Standar Teknis.

Pasal 258

(1) Surat Pernyataan Pemenuhan Standar Teknisditerbitkan oleh Dinas Teknis berdasarkanrekomendasi sebagaimana dimaksud dalam pasal 2STayat (10) huruf a.

(2) Dalam...

SK No 089879 A

Page 256: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-256-

(21 Dalam hal TPT memberikan rekomendasi sebagaimanadimaksud dalam Pasal 257 ayat (10) huruf a makasurat Pernyataan Pemenuhan Standar Teknis tidakdapat diterbitkan dan Pemohon harus mendaftar ulangkembali.

(3) Dalam hal Pemohon harus mendaftar ulang kembalisebagaimana dimaksud pada ayat (2), Pemohonmenyampaikan perbaikan dokumen rencana teknisdilengkapi dengan berita acara konsultasi sebelumnya.

(41 Dalam hal Pemohon mendaftar ulang kembalisebagaimana dimaksud pada ayat (3) konsultasidilanjutkan berdasarkan berita acara konsultasisebelumnya.

(5) Surat pernyataan pemenuhan Standar Teknissebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan untukmemperoleh PBG dengan dilengkapi perhitunganteknis untuk retribusi.

Pasal 259

(1) Dalam hal BGFK, pemeriksaan terhadap dokumenrencana teknis sebagaimana dimaksud dalam Pasal253 ayat (2) dilakukan oleh TPA pusat denganmelibatkan kementerian atau lembaga terkait danPemerintah Daerah kabupaten/kota sebagai lokasipembangunan BGFK.

(21 Pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilakukan paling sedikit pada dokumen rencanaarsitektur, struktur, mekanikal, elektrikal, perpipaan(plumbing), dan komponen khusus dalam BGFK.

(3) Pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (21

dilakukan paling banyak 5 (lima) kali dalam kurunwaktu paling lama 40 (empat puluh) hari kerja.

(41 Pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)dilakukan pertama kali dalam waktu paling lama 3(tiga) hari kerja sejak pengajuan pendaftaran.

(5) Hasil ...

SK No 089880 A

Page 257: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESlA

-257 -

(5) Hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat(4) yang dilengkapi dengan pertimbangan teknisdituangkan dalam berita acara.

(6) Pertimbangan teknis sebagaimana dimaksud padaayat (5) harus bersifat konkret dan komprehensif sertatidak dapat diubah dan/atau ditambah padapemeriksaan selanjutnya.

(71 Berita acara sebagaimana dimaksud pada ayat (S)diunggah oleh Sekretariat pusat ke dalam SIMBG.

(8) Perbaikan dokumen rencana teknis berdasarkanpertimbangan teknis sebagaimana dimaksud padaayat (5) diunggah oleh Pemohon sebelum jadwalpemeriksaan selanjutnya.

(9) Berita acara pada pemeriksaan terakhir ditengkapidengan kesimpulan dari TPA pusat.

(10) Berita acara pemeriksaan terakhir sebagaimanadimaksud pada ayat (9) diunggah oleh Sekretariatpusat ke dalam SIMBG.

(11) Kesimpulan sebagaimana dimaksud pada ayat (9)berisi:

a. rekomendasi penerbitan surat pernyataanPemenuhan Standar Teknis; atau

b. rekomendasi pendaftaran ulang PBG.

(12) Rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (11)huruf a diberikan apabila dokumen rencana teknistelah memenuhi Standar Teknis.

(13) Rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (11)huruf b diberikan apabila dokumen rencana teknistidak memenuhi Standar Teknis.

Pasal260...

SK No 089881 A

Page 258: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-258-

Pasal 260

(1) Surat Pernyataan Pemenuhan Standar Teknisditerbitkan oleh direktur jenderal cipta karyaberdasarkan rekomendasi sebagaimana dimaksuddalam Pasal 259 ayat (11) huruf a.

(21 Dalam hal TPA pusat memberikan rekomendasisebagaimana dimaksud dalam Pasal 259 ayat (11)huruf b maka surat Pernyataan Pemenuhan StandarTeknis tidak dapat diterbitkan dan Pemohon harusmendaftar ulang kembali.

(3) Dalam hal Pemohon harus mendaftar ulang kembalisebagaimana dimaksud pada ayat (2l', Pemohonmenyampaikan perbaikan dokumen rencana teknisdilengkapi dengan berita acara konsultasi sebelumnya.

(41 Dalam hal Pemohon mendaftar ulang kembalisebagaimana dimaksud pada ayat (21 konsultasidilanjutkan berdasarkan berita acara konsultasisebelumnya.

(5) Surat Pernyataan Pemenuhan Standar Teknissebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan untukmemperoleh PBG.

Pasal 261

(1) Penerbitan PBG sebagaimana dimaksud dalam Pasal253 ayat (5) huruf b meliputi:

a. penetapan nilai retribusi daerah;

b. pembayaran retribusi daerah; dan

c. penerbitan PBG.

(2) Penetapan nilai retribusi daerah sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf a dilakukan oleh DinasTeknis berdasarkan perhitungan teknis untukretribusi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 256ayat (5) dan Pasal 258 ayat (5).

(3) Nilai...

SK No 089882 A

Page 259: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-259-

(3) Nilai retribusi daerah sebagaimana dimaksud padaayat (21 ditetapkan berdasarkan indeks terintegrasidan harga satuan retribusi.

(41 Indeks terintegrasi sebagaimana dimaksud pada ayat(3) ditentukan berdasarkan fungsi dan klasifikasiBangunan Gedung.

(5) Harga satuan retribusi sebagaimana dimaksud padaayat (3) ditetapkan oleh Pemerintah Daerahkabupaten/kota.

(6) Pembayaran retribusi sebagaimana dimaksud padaayat (1) huruf b dilakukan oleh Pemohon setelahditetapkan nilai retribusi daerah sebagaimanadimaksud pada ayat (3).

(71 Penerbitan PBG sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf c dilakukan setelah DPMPTSP mendapatkanbukti pembayaran retribusi sebagaimana dimaksudpada ayat (6).

(8) Penerbitan PBG sebagaimana dimaksud pada ayat (71

dilakukan oleh DPMPTSP.

(9) PBG sebagaimana dimaksud pada ayat (8) meliputi:

a. dokumen PBG; dan

b. lampiran dokumen PBG.

Pasal 262

(1) Pelayanan penatausahaan PBG meliputi:

a. pembuatan duplikat dokumen PBG yangdilegalisasi sebagai pengganti dokumen PBG yanghilang atau rusak, dengan melampirkan fotokopiPBG dan surat keterangan hilang dari instansiyang berwenang untuk dilakukan pengecekanarsip PBG; dan

b. permohonan PBG untuk Bangunan Gedung yangsudah terbangun dan belum memiliki PBG.

(2) Lingkup PBG perubahan dilakukan dalam halterdapat:

a. perubahan. . .

SK No 089883 A

Page 260: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

Paragraf 4

Pelaksanaan dan Pengawasan Konstruksi Bangunan Gedung

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-260-

a. perubahan fungsi bangunan;

b. perubahan lapis bangunan;

c. perubahan luas bangunan;

d. perubahan tampak bangunan;

e. perubahan spesifikasi dan dimensi komponenpada Bangunan Gedung yang mempengaruhiaspek keselamatan dan/atau kesehatan;

f. perkuatan Bangunan Gedung terhadap tingkatkerusakan sedang atau berat;

g. perlindungan dan/atau pengembangan BGCB;atau

h. perbaikan Bangunan Gedung yang terletak dikawasan cagar budaya dengan tingkat kerusakanringan, sedang, atau berat.

(3) PBG perubahan tidak diperlukan untuk:

a. pekerjaan Pemeliharaan; dan

b. pekerjaan Perawatan.

(41 Dalam hal permohonan PBG sebagaimana dimaksudpada ayat (1) huruf b, proses penerbitannyabersamaan dengan penerbitan SLF untuk BangunanGedung yang sudah ada (existing).

Pasal 263

(1) Pelaksanaan konstruksi dimulai setelah pemohon

memperoleh PBG.

(21 Dalam hal BGFK, pelaksanaan konstruksi dilakukanoleh penyedia jasa pelaksana konstruksi bidangBangunan Gedung yang memiliki kompetensi khusussesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(3) Pemohon .

SK No 087198 A

Page 261: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES!DENREPUBLIK INDONESIA

-26r-

(3) Pemohon harus menyampaikan informasi jadwal dantanggal mulai pelaksanaan konstruksi kepada DinasTeknis melalui SIMBG.

(41 Informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) harusdisampaikan sebelum pelaksanaan konstruksidimulai.

(5) Dalam hal Pemohon tidak menyampaikan informasisebagaimana dimaksud pada ayat (3), Dinas Teknismeminta klarifikasi kepada Pemohon melalui SIMBG.

(6) Klarifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dapatdilakukan paling banyak 2 (dua) kali dalam kurunwaktu paling lama 6 (enam) bulan sejak diterbitkanPBG.

(7) Dalam hal Pemohon tidak menyampaikan informasisebagaimana dimaksud pada ayat (g) setelahklarifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (6)dilakukan, PBG dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

(8) Dalam hal PBG dicabut dan dinyatakan tidak berlakusebagaimana dimaksud pada ayat (7) Pemohon harusmengulangi pendaftaran.

(9) Pendaftaran sebagaimana dimaksud pada ayat (8)mengikuti ketentuan sebagaimana dimaksud dalamPasal 253 ayat (7) huruf a.

Pasal 264

(1) Pengawasan konstruksi Bangunan Gedung berupakegiatan pengawasan pelaksanaan konstruksi ataukegiatan manajemen konstruksi pembangunanBangunan Gedung.

(21 Pengawasan konstruksi sebagaimana dimaksud padaayat (1) bertujuan untuk memastikan kesesuaianantara pelaksanaan konstruksi dengan PBG.

(3) Pengawasan.

SK l{o 087199 A

Page 262: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-262-

(3) Pengawasan konstruksi sebagaimana dimaksud padaayat (1) dilakukan oleh penyedia jasa pengawasankonstruksi atau manajemen konstruksi.

(41 Dalam hal BGFK, pengawasan konstruksi melibatkantim kementerian/lembaga yang memiliki kompetensi dibidang pengawasan pembangunan instalasi fungsikhusus.

Pasal 265

(1) Dinas Teknis melakukan inspeksi terhadappelaksanaan konstruksi Bangunan Gedung setelahmendapatkan informasi sebagaimana dimaksud dalamPasal 263 ayat (3).

(21 Inspeksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilakukan sebagai bentuk pengawasan dariPemerintah Daerah kabupaten/kota yang dapatmenyatakan lanjut atau tidaknya pekerjaankonstruksi ke tahap berikutnya.

(3) Inspeksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilakukan pada tahap:

a. pekerjaan struktur bawah;

b. pekerjaan basemen;

c. pekerjaan struktur atas, arsitektur, mekanikal,elektrikal, dan perpipaan (plumbing); dan

d. pengetesan dan pengujian (testing andcommisioning).

(41 Pelaksanaan inspeksi sebagaimana dimaksud padaayat (1) harus dilakukan paling lama 3 (tiga) hari kerjasetelah Dinas Teknis mendapatkan informasi dariPemohon.

(5) Dalam hal inspeksi tidak dilakukan dalam jangkawaktu 3 (tiga) hari kerja sebagaimana dimaksud padaayat (4), Pemohon dapat melanjutkan pelaksanaankonstruksi ke tahap berikutnya sebagaimanadimaksud pada ayat (3).

(6) Dalam...

SK No 089886 A

Page 263: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRESlDENREPUBLIK INDONESIA

-263-

(6) Dalam hal BGFK, kementerian/lembaga terkaitmelakukan inspeksi terhadap pelaksanaan konstruksiBGFK setelah mendapatkan informasi sebagaimanadimaksud dalam Pasal 263 ayat (3).

(71 Dalam hal pekerjaan rehabilitasi, renovasi, danrestorasi, inspeksi sebagaimana dimaksud pada ayat(1) dilakukan pada tahap sesuai pekerjaan yangdilaksanakan.

(8) Inspeksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapatdilakukan lebih dari 1 (satu) kali sesuai kebutuhanpada setiap tahap sebagaimana dimaksud pada ayat(3).

(9) Dinas Teknis juga dapat melakukan inspeksi terhadappelaksanaan konstruksi Bangunan Gedung setelahmemperoleh informasi dari pengaduan Masyarakatatau laporan dari kecamatan, desa atau kelurahan,rukun tetangga dan/atau rukun warga.

Pasal 266

(1) Dinas Teknis menyampaikan informasi kepadaPemohon terkait jadwal inspeksi pada setiap tahapsebagaimana dimaksud dalam Pasal 265 ayat (3)melalui SIMBG.

(21 Dalam melaksanakan inspeksi sebagaimana dimaksudpada ayat (1) Dinas Teknis menugaskan Penilik.

(3) Pada saat inspeksi sebagaimana dimaksud pada ayat(1) penyedia jasa pengawasan konstruksi ataumanajemen konstruksi harus menyampaikan laporanpengawasan konstruksi kepada Penilik.

(4) Hasil inspeksi sebagaimana dimaksud pada ayat (3)didasarkan pada hasil pengamatan kondisi lapangandan laporan pengawasan konstruksi terhadapkesesuaian dengan PBG dan/atau ketentuan SMKK.

(5) Penilik...

SK No 089887 A

Page 264: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-264-

(5) Penilik sebagaimana dimaksud pada ayat (21membuatberita acara sebagai hasil inspeksi setiap tahapsebagaimana dimaksud pada ayat (4).

(6) Berita acara sebagaimana dimaksud pada ayat (5)harus diunggah ke dalam SIMBG oleh Penilik.

Pasal 267

(1) Dalam hal ditemukan ketidaksesuaian antarapelaksanaan konstruksi dengan PBG dan/atauketentuan SMKK, Penilik melaporkan kepada DinasTeknis.

(21 Dalam hal ketidaksesuaian sebagaimana dimaksudpada ayat (1) terkait pemenuhan ketentuan tatabangunan, Pemilik harus melakukan penyesuaiankonstruksi terhadap ketentuan tata bangunan.

(3) Dalam hal Pemilik tidak melakukan penyesuaiankonstruksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2),Pemilik harus mengurus ulang PBG.

(41 Dalam hal penyesuaian konstruksi sebagaimanadimaksud pada ayat (2) atau pengurusan ulang PBGsebagaimana dimaksud pada ayat (3) tidak dilakukanoleh Pemilik, Dinas Teknis dapat menghentikanpelaksanaan konstruksi hingga pengurllsan ulangPBG selesai.

(5) Dalam hal ketidaksesuaian pelaksanaan konstruksidengan ketentuan SMKK sebagaimana dimaksud padaayat (1) tidak ditindaklanjuti oleh Pemilik, Teknis dapatmenghentikan pelaksanaan konstruksi.

Pasal 268

(1) Dalam hal ditemukan ketidaksesuaian sebagaimanadimaksud dalam Pasal 267 ayat (1) terkait pemenuhanketentuan keandalan Bangunan Gedung, Pemilikharus menguruls ulang PBG.

(2) Ketentuan...

SK No 089888 A

Page 265: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-265-

(21 Ketentuan pengurusan ulang PBG sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dikecualikan jikaketidaksesuaian disebabkan kondisi lapangan.

(3) Dalam hal terdapat ketidaksesuaian disebabkan olehkondisi lapangan, Penilik meminta justifikasi tekniskepada Pemilik.

(41 Dalam hal Pemilik tidak menyediakan justifikasi teknissebagaimana dimaksud pada ayat (3) maka PemerintahDaerah kabupaten/kota dapat menghentikanpelaksanaan konstruksi hingga Pemilik memberikanjustifikasi teknis.

(5) Dalam hal penyesuaian sebagaimana dimaksud padaayat (2) sudah dilaksanakan atau justifikasi teknissebagaimana dimaksud pada ayat (3) sudahdisampaikan, Dinas Teknis menyatakan pelaksanaankonstruksi dapat dilanjutkan kembali.

(6) Dalam hal Pemilik tidak menyampaikan justifikasiteknis sebagaimana dimaksud pada ayat (3) palinglama 6 (enam) bulan sejak ditemukan ketidaksesuaiansebagaimana dimaksud pada ayat (3) maka PBGdicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

(7) Dalam hal terjadi perubahan dan/atau penyesuaianpelaksanaan konstruksi terhadap PBG selama prosespelaksanaan konstruksi, harus mendapat persetujuandari penyedia jasa perencanaan teknis.

(1)

Pasal 269

Dalam hal Bangunan Gedung berupa rumah tinggaltunggal sampai dengan 2 (dua) lantai dengan luaslantai paling banyak 90 m2 (sembilan puluh meterpersegi) Pemilik harus menyampaikan dokumentasisetiap tahap pelaksanaan konstruksi BangunanGedung kepada Penilik pada saat inspeksisebagaimana dimaksud dalam Pasal 265 ayat (1).

(2) Hasil ...

SK No 089889 A

Page 266: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

(21

(3)

(4)

(s)

(6)

(71

(8)

(e)

(10)

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-266-

Hasil inspeksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

didasarkan pada hasil pengamatan kondisi lapangandan dokumentasi setiap tahap pelaksanaan konstruksiBangunan Gedung terhadap kesesuaian dengan PBG

dan/ atau ketentuan SMKK.

Dalam hal ditemukan ketidaksesuaian antarapelaksanaan konstruksi dengan PBG dan/atauketentuan SMKK, Penilik melaporkan kepada DinasTeknis.

Dalam hal terdapat ketidaksesuaian berdasarkan hasilinspeksi sebagaimana dimaksud pada ayat (3)

terhadap PBG, Penilik memberikan rekomendasikepada Pemilik.

Rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (41

meliputi:

a. penyesuaian konstruksi Bangunan Gedungterhadap PBG; atau

b. pengurusan ulang PBG.

Rekomendasi penyesuaian konstruksi sebagaimanadimaksud pada ayat (5) huruf a harus ditindaklanjutidalam jangka waktu yang ditentukan oleh Peniliksesuai dengan kompleksitas penyesuaiannya.

Dalam hal Pemilik tidak menindaklanjuti rekomendasisebagaimana dimaksud pada ayat (5), Dinas Teknisdapat menghentikan pelaksanaan konstruksi hinggarekomendasi terpenuhi.

Dalam hal Pemilik telah menindaklanjuti rekomendasisebagaimana dimaksud pada ayat (5), Dinas Teknismenyatakan pelaksanaan konstruksi dapatdilanjutkan kembali.

Penilik membuat berita acara sebagai hasil inspeksisetiap tahap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 265ayat (3).

Berita acara sebagaimana dimaksud pada ayat (9)

harus diunggah ke dalam SIMBG oleh Penilik.

Pasal27O...

SK No 089890 A

Page 267: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-267 -

Pasal 27O

(1) Inspeksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 265 ayat(3) dilanjutkan dengan tahap pengujian (commissioningtest).

(2) Tahap pengujian (commissioning test) sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dilakukan setelah semuainstalasi mekanikal, elektrikal, dan perpipaan(plumbing ) Bangunan Gedung terpasang.

(3) Tahap pengujian (commissioning test) sebagaimanadimaksud pada ayat (1) bertujuan untuk memastikaninstalasi mekanikal, elektrikal, dan perpipaan(plumbing ) Ban gunan Gedung terpasang dan berfun gsiseluruhnya sesuai dengan rencana teknis.

(41 Dalam pelaksanaan pengujian (commissioning test),penyedia jasa pengawasan konstruksi ataumanajemen konstruksi melibatkan institusi dan/atauperangkat daerah yang berwenang.

(5) Hasil pengujian (commissioning testi dituangkan dalambentuk berita acara yang ditandatangani oleh penyediajasa pengawasan konstruksi atau manajemenkonstruksi dan institusi dan/atau perangkat daerahyang berwenang.

(6) Berita acara sebagaimana dimaksud pada ayat (5)harus diunggah dalam SIMBG oleh penyedia jasapengawasan konstruksi atau manajemen konstruksi.

Pasal 27 1

SK No 089891 A

Page 268: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-268-

Pasal271

(1) Dalam hal Bangunan Gedung berupa rumah tinggaltunggal 1 (satu) lantai dengan luas paling banyak 72mz (tujuh puluh dua meter persegi) dan rumah tinggaltunggal 2 (dua) lantai dengan luas lantai paling banyak90 m2 (sembilan puluh meter persegi) yang tidakdibangun dengan menggunakan penyedia jasapengawasan atau manajemen konstruksi, pengujian(commrssioning testl sebagaimana dimaksud dalamPasal 27O ayat (2) dilaksanakan oleh Penilik.

(21 Dalam hal Bangunan Gedung berupa rumah tinggaltunggal 1 (satu) lantai dengan luas paling banyak T2mz (tujuh puluh dua meter persegi) dan rumah tinggaltunggal 2 (dua) lantai dengan luas lantai paling banyak90 m2 (sembilan puluh meter persegi) yang tidakdibangun dengan menggunakan penyedia jasapengawasan atau manajemen konstruksi, hasilpengujian (commissioning test) dituangkan dalambentuk berita acarayang ditandatangani oleh Penilik.

(3) Dalam hal Bangunan Gedung berupa rumah tinggaltunggal 1 (satu) lantai dengan luas paling banyak T2m2 (tujuh puluh dua meter persegi) dan rumah tinggaltunggal 2 (dua) lantai dengan luas lantai paling banyak90 m2 (sembilan puluh meter persegi) yang tidakdibangun dengan menggunakan penyedia jasapengawasan atau manajemen konstruksi, berita acarasebagaimana dimaksud pada ayat (21 harus diunggahke dalam SIMBG oleh Penilik.

Pasal 272

(1) Penyedia jasa pengawasan konstruksi ataumanajemen konstruksi atau Penilik membuat daftarsimak hasil pemeriksaan kelaikan fungsi berdasarkanlaporan pengawasan, hasil inspeksi, dan hasilpenguj ian (commis sioning test).

(21 Daftar simak sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dibuat setelah pelaksanaan konstruksi selesai.

(3) Dalam...

SK No 089892 A

Page 269: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-269-

(3) Dalam hal BGFK, daftar simak sebagaimana dimaksudpada ayat (2) dibuat oleh:

a. penyedia jasa pengawasan konstruksi ataumanajemen konstruksi untuk bagian BGFK yangtidak terdapat batasan kerahasiaan dan/ataubatasan lainnya; dan

b. kementerian/lembaga terkait untuk bagian atauinstalasi yang terdapat batasan kerahasiaandan/ atau batasan lainnya.

(41 Surat pernyataan kelaikan fungsi dikeluarkan olehpenyedia jasa pengawasan konstruksi ataumanajemen konstruksi atau Penilik berdasarkandaftar simak sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

(5) Surat pernyataan kelaikan fungsi dikeluarkan olehPenilik sebagaimana dimaksud pada ayat (41 untukBangunan Gedung berupa rumah tinggal tunggal 1

(satu) lantai dengan luas paling banyak 72 mz (tujuhpuluh dua meter persegi) dan rumah tinggal tunggal 2(dua) lantai dengan luas lantai paling banyak 90 m2(sembilan puluh meter persegi) yang dibangun tanpapenyedia jasa pengawasan konstruksi/manajemenkonstruksi.

(6) Surat pernyataan kelaikan fungsi dikeluarkan olehpenyedia jasa pengawasan konstruksi ataumanajemen konstruksi sebagaimana dimaksud padaayat (4) terhadap Bangunan Gedung selain BangunanGedung sebagaimana dimaksud pada ayat (5).

(71 Surat pernyataan kelaikan fungsi sebagaimanadimaksud pada ayat (6) dikeluarkan sebelum serahterima akhir (final hand ouer).

(8) Surat pernyataan kelaikan fungsi sebagaimanadimaksud pada ayat (5) dikeluarkan berdasarkanlaporan pelaksanaan konstruksi dari Pemilik.

(9) Laporan pelaksanaan konstruksi sebagaimanadimaksud pada ayat (8) meliputi:

a.dokumentasi...

SK No 089893 A

Page 270: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-270-

a. dokumentasi setiap tahap pelaksanaankonstruksi Bangunan Gedung; dan

b. surat pernyataan Pemilik bahwa pelaksanaankonstruksi Bangunan Gedung telah selesaidilakukan sesuai dengan PBG.

(10) Surat pernyataan kelaikan fungsi sebagaimanadimaksud pada ayat (41 dan ayat (S) dikeluarkansebelum Bangunan Gedung dimanfaatkan.

(11) Daftar simak sebagaimana dimaksud pada ayat (1),surat pernyataan kelaikan fungsi sebagaimanadimaksud pada ayat (4) atau ayat (5), dan gambarBangunan Gedung terbangun (as-built drawingsi harusdiunggah dalam SIMBG oleh penyedia jasapengawasan konstruksi atau manajemen konstruksiatau Pemilik.

Pasal 273

(1) Dalam hal kumpulan Bangunan Gedung yangdibangun dalam satu kawasan dan memiliki rencanateknis yang sama, surat pernyataan kelaikan fungsiBangunan Gedung sebagaimana dimaksud dalamPasal 272 ayat (4) dikeluarkan oleh penyedia jasapengawasan konstruksi atau manajemen konstruksi.

(2) Surat pernyataan kelaikan fungsi sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dikeluarkan untuk setiapBangunan Gedung.

Pasal 274

(1) Dinas Teknis menindaklanjuti surat pernyataankelaikan fungsi dengan penerbitan SLF dan suratkepemilikan Bangunan Gedung.

(21 SLF sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harusdiperoleh oleh Pemilik sebelum Bangunan Gedungdapat dimanfaatkan.

(3) SLF sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:

a. dokumen .

SK No 089894 A

Page 271: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-27r-

a. dokumen SLF;

b. lampiran dokumen SLF; dan

c. label SLF.

Pasal 275

(1) Surat kepemilikan Bangunan Gedung sebagaimanadimaksud dalam Pasal 274 ayat (1) meliputi:a. SBKBG;

b. sertifikat kepemilikan Bangunan Gedung satuanrumah susun; atau

c. sertifikat hak milik satuan rumah susun.(2) SBKBG sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a

meliputi:

a. dokumen SBKBG; dan

b. lampiran dokumen SBKBG.

(3) Dokumen SBKBG sebagaimana dimaksud pada ayat(2) huruf a meliputi informasi mengenai:

a. kepemilikan atas Bangunan Gedung atau bagianBangunan Gedung;

b. alamat Bangunan Gedung;

c. status hak atas tanah;

d. nomor PBG; dan

e. nomor SLF atau nomor perpanjangan SLF.

(4) Lampiran dokumen SBKBG sebagaimana dimaksudpada ayat (21huruf b meliputi informasi:

a. surat perjanjian pemanfaatan tanah;

b. akta pemisahan;

c. gambar situasi; dan/ataud. akta fidusia bila dibebani hak.

SK No 089895 A

Pasal 276

Page 272: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESTA

-272-

Pasal 276

(1) Penerbitan SLF sebagaimana dimaksud dalam Pasal274 ayat (1) dan SBKBG sebagaimana dimaksud dalamPasal 275 ayat (1) huruf a dilakukan bersamaanmelalui SIMBG.

(2) Proses penerbitan SLF dan SBKBG sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dilaksanakan paling lama 3(tiga) hari kerja sejak surat pernyataan kelaikan fungsidiunggah melalui SIMBG.

(3) SLF dan SBKBG sebagaimana dimaksud pada ayat (21

diterbitkan tanpa dipungut biaya.

Pasal 277

(1) Dalam hal kumpulan Bangunan Gedung yangdibangun dalam satu kawasan dan memiliki rencanateknis yang sama, SLF sebagaimana dimaksud dalamPasal 274 ayat (1) dan SBKBG sebagaimana dimaksuddalam Pasal 275 ayat (1) huruf a diterbitkan olehPemerintah Daerah kabupatenlkota untuk setiapBangunan Gedung.

(21 Dalam hal Bangunan Gedung menggunakan desainprototipe/purwarupa, proses penerbitan SLFsebagaimana dimaksud dalam Pasal 274 ayat (1) danSBKBG sebagaimana dimaksud dalam Pasal 275 ayat(1) huruf a dilaksanakan paling lama 1 (satu) hari kerjasejak surat pernyataan kelaikan fungsi diunggahmelalui SIMBG.

Pasal 278

(1) Dalam hal bagian Bangunan Gedung direncanakandapat dialihkan kepada pihak lain, SBKBGsebagaimana dimaksud dalam Pasal 275 ayat (1) hurufa dilengkapi dengan akta pemisahan.

(2) Penerbitan...

SK No 089896 A

Page 273: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

(21 Penerbitanpemisahandilakukanditerbitkan

-273-

SBKBG yang dilengkapi dengan aktasebagaimana dimaksud pada ayat (1)setelah SLF dan akta pemisahan

Paragraf 5

Kumpulan Bangunan Gedung yang Dibangun dalam Satu Kawasan

Pasal 279

(1) Penerbitan SBKBG untuk BGN berlaku mutatismutandis mengikuti ketentuan penerbitan SBKBGsebagaimana dimaksud dalam Pasal 276.

(2) SBKBG untuk BGN sebagaimana dimaksud pada ayat(1) tidak dapat dijadikan jaminan utang dengandibebani fidusia.

Pasal 280

Penerbitan sertifikat kepemilikan Bangunan Gedungsatuan rumah susun dan sertifikat hak milik satuan rumahsusun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2TS ayat (llhuruf b dan huruf c dilaksanakan sesuai ketentuanperaturan perundang-undangan.

Pasal 281

(1) Pembangunan kumpulan Bangunan Gedung yangdibangun dalam satu kawasan harus menggunakanpenyedia jasa.

(2) Kumpulan Bangunan Gedung sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dimiliki oleh perorangan atau badanhukum yang sama saat PBG diajukan.

(3) Kumpulan Bangunan Gedung yang dibangun dalamsatu kawasan dan memiliki rencana teknis yang samaditerbitkan PBG kolektif.

(4) Dalam...

SK No 089897 A

Page 274: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-274-

(41 Dalam pendaftaran konsultasi PBG kolektifsebagaimana dimaksud pada ayat (3), dokumenrencana teknis dilengkapi dengan dokumenmasterplan kawasan beserta gambar detailnya.

(5) Dalam proses konsultasi, pemeriksaan dokumenrencana teknis dan dokumen masterplan kawasansebagaimana dimaksud pada ayat (4) dilakukan olehTPA.

(6) Pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (5)dilakukan melalui tahap:

a. pemeriksaan dokumen masterplan kawasan;

b. pemeriksaan dokumen rencana arsitektur; dan

c. pemeriksaan dokumen rencana struktur,mekanikal, elektrikal, dan perpipaan (plumbing).

(7) Pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (6)huruf b dan huruf c dilakukan jika dokumenmasterplan kawasan sebagaimana dimaksud padaayat (6) huruf a disetujui oleh Pemerintah Daerahkabupaten/kota.

(8) Pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (6)dilakukan paling banyak 5 (lima) kali dalam kurunwaktu paling lama 28 (dua puluh delapan) hari kerja.

(9) Dokumen PBG kolektif dilengkapi dengan keteranganlokasi peletakan Bangunan Gedung di dalammasterplan.

Paragraf 6

Sertifikat Laik Fungsi Bangunan Gedung yang Sudah Ada

Pasal 282

(1) Pemerintah Pusat mempercepat proses SLF BangunanGedung yang sudah ada (existing) unLuk pembinaanBangunan Gedung.

(2) Untuk...

SK No 089898 A

Page 275: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-275-

(21 Untuk percepatan proses sertifikasi sebagaimanadimaksud pada ayat (1), Pemerintah Pusat bekerjasama dengan Pemerintah Daerah sesuaikewenangannya dan Masyarakat terkait BangunanGedung melakukan upaya:

a. pendataan Bangunan Gedung yang sudah ada(existing) yang belum memiliki SLF;

b. peningkatan kesadaran Pemilik untuk melakukanproses SLF;

c. pelopori pengurusan penerbitan SLF BangunanGedung yang menjadi tanggung jawabnya;

d. pemberdayaan Masyarakat yang belum mampumemenuhi Standar Teknis perolehan SLF secarabertahap;

e. peningkatan kapasitas atau kemampuanpengkajian teknis pada Bangunan Gedung yangsudah ada;

f. peningkatan kelembagaan penyelenggaraan TPTdalam rangka proses SLF;

g. fasilitasi pengkajian teknis untuk penerbitan SLFBangunan Gedung tertentu sebagai bentukpelayanan kepada publik sesuai kemampuannya;

h. peningkatan koordinasi dalam rangka percepatanpemberian rekomendasi oleh instansi teknisterkait di daerah;

i. peningkatan pelayanan instansi teknis terkaitdalam memberikan rekomendasi yangdibutuhkan untuk penerbitan SLF secara mudahdan tanpa dipungut biaya; dan

j. pelibatan peran Masyarakat dalam memperolehSLF.

(3) Penerbitan SLF untuk Bangunan Gedung yang sudahada (existing) terdiri atas:

a. pemeriksaan. . .

SK No 089899 A

Page 276: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-276-

a. pemeriksaan kelaikan fungsi Bangunan Gedungyang sudah ada (existing);

b. permohonan surat pernyataan pemenuhanStandar Teknis; dan

c. penerbitan SLF dan SBKBG.

(4) Pemeriksaan kelaikan fungsi Bangunan Gedung yangsudah ada (existing)sebagaimana dimaksud pada ayat(3) huruf a dilakukan untuk mengetahui kelaikanfungsi Bangunan Gedung pada masa pemanfaatanyang menjadi tanggung jawab Pemilik.

(5) Pemeriksaan kelaikan fungsi Bangunan Gedung yangsudah ada (existing) sebasaimana dimaksud pada ayat(3) huruf a dilakukan oleh:

a. Pemilik dengan kompleksitas sederhana yangbersertifikat pengkajian teknis;

b. Pemilik dalam hal memiliki unit atau tenagainternal yang bersertifikat pengkajian teknis; atau

c. penyedia jasa Pengkaji Teknis yang bersertifikatpengkajian teknis.

(6) Pemeriksaan kelaikan fungsi Bangunan Gedungsebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat dilakukanoleh TPT dalam hal Bangunan Gedung berupa rumahtinggal.

(71 Pemeriksaan kelaikan fungsi Bangunan Gedung yangsudah ada (ensting) sebagaimana dimaksud pada ayat(3) huruf a dilakukan melalui tahap:

a. proses pemeriksaan kelengkapan dokumen dankondisi Bangunan Gedung;

b. proses analisis, evaluasi, dan rekomendasikelaikan fungsi Bangunan Gedung; dan

c. proses penJrusunan surat pernyataan kelaikanfungsi Bangunan Gedung.

(8) Proses...

SK No 089900A

Page 277: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

(8)

(e)

(10)

(1 1)

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-277 -

Proses pemeriksaan kelengkapan dokumensebagaimana dimaksud pada ayat (7) huruf adilakukan untuk mengetahui:

a. kelengkapan dokumen; dan

b. kesesuaian dokumen dengan Bangunan Gedungterbangun.

Pemeriksaan kelengkapan dokumen sebagaimanadimaksud pada ayat (7) huruf a dilakukan terhadapketersediaan dokumen yang dibutuhkan untukpemeriksaan kelaikan fungsi Bangunan Gedung.

Dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (9)meliputi:

a. dokumen data umum Bangunan Gedung;

b. dokumen PBG dan f atau rencana teknis; dan

c. dokumen pelaksanaan konstruksi BangunanGedung atau gambar terbangun (as-builtdrawing);

Pemeriksaan kesesuaian dokumen dengan BangunanGedung terbangun sebagaimana dimaksud pada ayat(8) huruf b dilakukan terhadap:

a. identitas Pemilik;

b. kondisi Bangunan Gedung;

c. kesesuaian dengan KRK;

d. dokumen PBG atau rencana teknis atau gambarterbangun (as-built drawing) diperiksakesesuaiannya dengan Bangunan Gedungterbangun; dan

e. informasi pelaksanaan Pemeliharaan danPerawatan Bangunan Gedung.

(12) Dalam...

SK No 089901 A

Page 278: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

(t2)

(13)

(14)

(1s)

(16)

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-278-

Dalam hal dokumen PBG tidak ada, dapat digantidengan dokumen rencana teknis atau gambarBangunan Gedung terbangu n (as-built drauing ).Gambar Bangunan Gedung terbangun (as-builtdrauingl sebagaimana dimaksud pada ayat (10) palingsedikit memuat aspek keselamatan yang meliputi:

a. dimensi balok dan kolom Bangunan Gedungbeserta perletakannya;

b. jalur evakuasi (mean of egress);

c. sistem proteksi kebakaran;

d. sistem proteksi petir; dan

e. sistem instalasi listrik.

Proses pemeriksaan kondisi Bangunan Gedungsebagaimana dimaksud pada ayat (71huruf a meliputi:

a. pen5rusunan daftar simak pemeriksaan kondisiBangunan Gedung; dan

b. pemeriksaan kondisi Bangunan Gedung terhadapdaftar simak.

Proses analisis, evaluasi, dan rekomendasi kelaikanfungsi Bangunan Gedung sebagaimana dimaksudpada ayat (7) huruf b dilakukan baik untuk:

a. Bangunan Gedung yang sudah ada (existing) dantelah memiliki PBG untuk penerbitan SLF; atau

b. Bangunan Gedung yang sudah ada (existing) danbelum memiliki PBG untuk penerbitan SLF.

Proses analisis, evaluasi, dan rekomendasi kelaikanfungsi Bangunan Gedung yang sudah ada (existing)untuk penerbitan SLF sebagaimana dimaksud padaayat (7) huruf b meliputi tahapan:

a. melakukan analisis terhadap kondisi BangunanGedung terbangun dengan Standar Teknis padasaat dibangun; atau

b.dalam...

SK No 089902 A

Page 279: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES lDENREPUBLIK INDONESIA

-279-

b. dalam hal Bangunan Gedung terbangun ingindisesuaikan dengan Standar Teknis terbaru, perludilakukan evaluasi; dan

c. men5rusun laporan dan rekomendasi kondisiBangunan Gedung.

(17) Surat pernyataan kelaikan fungsi Bangunan Gedungsebagaimana dimaksud pada ayat (71huruf c memuatketerangan bahwa Bangunan Gedung tersebut laikfungsi yang ditandatangani oleh penanggung jawabpengkajian teknis.

Pasal 283

(1) Dalam hal hasil analisis dan evaluasi sebagaimanadimaksud dalam Pasal 282 ayat (16) huruf a dan hurufb menyatakan bahwa gambar terbangun (as-builtdrautings) tidak sesuai dengan PBG tetapi kondisiBangunan Gedung dinyatakan telah memenuhiStandar Teknis, penyedia jasa pengkajian teknismen5rusun laporan pemeriksaan kelaikan fungsiBangunan Gedung sebagaimana dimaksud dalamPasal 282 ayat (16) huruf c dan memberikan suratpernyataan kelaikan fungsi disertai rekomendasipengajuan perubahan PBG.

(21 Dalam hal hasil analisis dan evaluasi sebagaimanadimaksud dalam Pasal 282 ayat (16) huruf a dan hurufb menyatakan bahwa gambar Bangunan Gedungterbangun (as-built drawings) sudah sesuai denganPBG tetapi kondisi Bangunan Gedung mengalamikerusakan ringan, penyedia jasa pengkajian teknismen5rusun laporan pemeriksaan kelaikan fungsiBangunan Gedung sebagaimana dimaksud padadalam Pasal 282 ayat (16) huruf c dan memberikansurat pernyataan kelaikan fungsi disertai rekomendasiperbaikan Bangunan Gedung.

(3) Dalam...

SK No 089903 A

Page 280: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-280-

(3) Dalam hal hasil analisis dan evaluasi sebagaimanadimaksud dalam Pasal 282 ayat (16) huruf a dan hurufb menyatakan bahwa gambar Bangunan Gedungterbangun (as-built drauings) sudah sesuai denganPBG tetapi kondisi Bangunan Gedung mengalamikerusakan sedang atau berat, penyedia jasapengkajian teknis sebagaimana dimaksud dalam pasal282 ayat (16) huruf c memberikan rekomendasiperbaikan dan/atau pengubahsuaian (retrofitting)Bangunan Gedung.

(4) Dalam hal hasil analisis dan evaluasi sebagaimanadimaksud dalam Pasal 282 ayat (16) ayat huruf a danhuruf b menyatakan bahwa gambar Bangunan Gedungterbangun (as-built drawings) sudah sesuai denganPBG tetapi kondisi Bangunan Gedung mengalamikerusakan sedang atau berat, dan/atau tidakmemenuhi Standar Teknis, penyedia jasa pengkajianteknis sebagaimana dimaksud dalam pasal 282 ayat(16) huruf c memberikan rekomendasi perbaikandan/atau pengubahsuaian (retrofitting) BangunanGedung dan pengajuan permohonan perulbahan pBG.

(5) Dalam hal hasil analisis dan evaluasi sebagaimanadimaksud dalam Pasal 282 ayat (16) huruf a danhuruf b untuk Bangunan Gedung yang belum memilikiPBG, penyediajasa pengkajian teknis selain men5rusunlaporan kelaikan fungsi Bangunan Gedungsebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), ayat (3),dan ayat (4), juga merekomendasikan kepada pemilikuntuk mengurlls PBG sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan ini.

(6) Penyedia jasa pengkajian teknis melakukan verifikasiterhadap perbaikan sebagaimana dimaksud pada ayat(21 atau pengubahsuaian (retrofitting) BangunanGedung sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yangtelah dilaksanakan oleh Pemilik atau Pengguna.

(7) Dalam...

SK No 089904A

Page 281: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-28t-

(7) Dalam hal hasil verifikasi sebagaimana dimaksud padaayat (6) menyatakan perbaikan dan/ataupengubahsuaian (retrofitting) telah dilaksanakansesuai rekomendasi, penyedia jasa pengkajian teknismemberikan surat pernyataan kelaikan fungsiBangunan Gedung kepada Pemilik atau Pengguna.

Pasal 284

Dalam hal pengkajian teknis dilakukan oleh TPT,pelaksanaan pengkajian teknis mutatis mutandis denganPasal 283.

Pasal 285

(1) Proses permohonan surat Pernyataan PemenuhanStandar Teknis untuk Bangunan Gedung yang sudahada lexisting) sebagaimana dimaksud dalam Pasal282ayat (3) huruf b dilakukan melalui pendaftarandokumen permohonan SLF Bangunan Gedung.

(2) Permohonan SLF Bangunan Gedung yang sudah ada(existing) sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilakukan oleh Pemilik kepada Dinas Teknis.

(3) Dalam hal dokumen permohonan SLF dinyatakantidak lengkap, Dinas Teknis memberikan catatankekurangan dokumen kepada Pemilik untukdilengkapi.

(41 Untuk melakukan pemeriksaan kebenaran dokumenpermohonan SLF, Dinas Teknis melakukan verifikasiterhadap:

a. hasil pemeriksaan kesesuaian dokumenpermohonan SLF; dan

b. kondisi lapangan dengan laporan pemeriksaankelaikan fungsi.

(5) Dalam hal hasil verifikasi sebagaimana dimaksud padaayat (41 ditemukan ketidaksesuaian dan/atauketidakbenaran, Dinas Teknis menolak melalui suratpemberitahuan dan menyatakan bahwa prosespermohonan surat Pernyataan Pemenuhan StandarTeknis harus diulang.

SK No 089905 A

Pasal286...

Page 282: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-282-

Pasal 286

(1) Penerbitan SLF dan SBKBG untuk Bangunan Gedungyang sudah ada (existing) sebagaimana dalam Pasal282 ayat (3) huruf c dilakukan setelah suratpernyataan pemenuhan standar dikeluarkan olehDinas Teknis melalui SIMBG setelah hasil pemeriksaankesesuaian atau kebenaran dokumen permohonanSLF, verifikasi lapangan, danf atau hasil konfirmasidinyatakan sudah sesuai dan benar.

(21 Dalam hal permohonan penerbitan SLF untukBangunan Gedung yang sudah ada (existing) danbelum memiliki PBG, proses penerbitan SLF dilakukanbersamaan dengan proses penerbitan PBG sesuaidengan ketentuan SIMBG.

(3) Dalam hal bangunan rumah tinggal belum memilikiSBKBG, Pemilik dapat mengajukan SLF untukmemperoleh SBKBG

(4) Proses penerbitan PBG sebagaimana dimaksud padaayat (2) dilaksanakan mutatis mutandis sesuai denganketentuan penerbitan PBG dalam Pasal 261.

Pasal 287

(1) Penerbitan SLF untuk BGFK yang sudah ada (existing)terdiri atas:

a. pemeriksaan dokumen penetapan BGFK;

b. pemeriksaan kelaikan fungsi BGFK yang sudahada (existing);

c. permohonan surat pernyataan pemenuhanStandar Teknis; dan

d. penerbitan SLF.

(2) Pemeriksaan dokumen penetapan BGFK sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf a dilakukan oleh Menteriuntuk memverilikasi penetapan oleh Menteri.

(3) Dalam...

SK No 089906 A

Page 283: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES lDENREPUBLIK INDONESIA

-283-

(3) Dalam hal hasil pemeriksaan dokumen sebagaimanadimaksud pada ayat (2) tidak memenuhi ketentuanverifikasi maka proses tidak dapat dilanjutkan danPemilik harus melengkapi ketentuan yangdipersyaratkan.

(4) Dalam hal proses tidak dapat dilanjutkan sebagaimanadimaksud pada ayat (3) maka Pemilik harus mengikutiketentuan sebagaimana diatur dalam Pasal 282sampai dengan Pasal 286.

Pasal 288

(1) Pemeriksaan kelaikan fungsi BGFK yang sudah ada(existing)sebagaimana dimaksud dalam Pasal 287 ayat(1) huruf b dilakukan untuk mengetahui kelaikanfungsi BGFK pada masa pemanfaatan yang menjaditanggung jawab Pemilik.

(21 Pemeriksaan kelaikan fungsi BGFK yang sudah ada(existing) sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilakukan oleh:

a. Pemilik dalam hal memiliki unit atau tenagainternal yang bersertifikat pengkajian teknisdengan melibatkan Tenaga Ahli Fungsi Khusus;atau

b. penyedia jasa Pengkaji Teknis yang bersertifikatpengkajian teknis dengan melibatkan Tenaga AhliFungsi Khusus.

(3) Pemeriksaan kelaikan fungsi BGFK yang sudah ada(existing) sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilakukan melalui tahap:

a. proses pemeriksaan kelengkapan dokumen dankondisi Bangunan Gedung;

b. proses analisis, evaluasi, dan rekomendasikelaikan fungsi Bangunan Gedung; dan

c. proses pen)rusunan surat pernyataan kelaikanfungsi Bangunan Gedung.

(4) Proses pemeriksaan kelengkapan dokumensebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf adilakukan untuk mengetahui:

a. kelengkapan. . .

SK No 089907 A

Page 284: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-284-

a. kelengkapan dokumen; dan

b. kesesuaian dokumen dengan Bangunan Gedungterbangun.

(5) Pemeriksaan kelengkapan dokumen sebagaimanadimaksud pada ayat (41 huruf a dilakukan terhadapketersediaan dokumen yang dibutuhkan untukpemeriksaan kelaikan fungsi BGFK.

(6) Dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (S)meliputi:

a. dokumen data umum BGFK;

dokumen PBG dan rencana teknisb

c. dokumen pelaksanaan konstruksi BGFK ataugambar terbangu n (as -built drawingl ;

(71 Pemeriksaan kesesuaian dokumen dengan BGFKterbangun sebagaimana dimaksud pada ayat (41hurufb dilakukan terhadap:

a. identitas Pemilik BGFK;

b. kondisi BGFK;

c. kesesuaian dengan KRK;

d. dokumen PBG atau rencana teknis atau gambarterbangun (as-built drawing) diperiksakesesuaiannya dengan Bangunan Gedungterbangun; dan

e. dokumen Pemeliharaan dan Perawatan BGFKdengan manual pengoperasian, Pemeliharaan danPerawatan Bangunan Gedung.

(8) Dalam hal dokumen PBG tidak ada, dapat digantidengan dokumen rencana teknis atau gambarBangunan Gedung terbangu n (as -built drawing ).

(9) Gambar Bangunan Gedung terbangun (as-builtdrawing) sebagaimana dimaksud pada ayat (8) patingsedikit memuat aspek keselamatan yang meliputi:

a.dimensi...

SK No 089908 A

Page 285: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

a.

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-285-

dimensi balok dan kolombeserta perletakannya;

Bangunan Gedung

b. jalur evakuasi (mean of egress);

c. sistem proteksi kebakaran;

d. sistem proteksi petir;

e. sistem instalasi listrik; dan

f. sistem standar keamanan (seatritg).

(10) Proses pemeriksaan kondisi BGFK sebagaimanadimaksud pada ayat (71huruf b meliputi:

a. pen5rusunan daftar simak pemeriksaan kondisiBGFK; dan

b. pemeriksaan kondisi Bangunan Gedung terhadapdaftar simak.

(11) Proses analisis, evaluasi, dan rekomendasi kelaikanfungsi BGFK sebagaimana dimaksud pada ayat (3)huruf b dilakukan baik untuk:a. BGFK yang sudah ada (existing) dan telah

memiliki PBG untuk penerbitan SLF; atau

b. BGFK yang sudah ada (existing) dan belummemiliki PBG untuk penerbitan SLF.

(I2) Proses analisis, evaluasi, dan rekomendasi kelaikanfungsi BGFK yang sudah ada (existing) untukpenerbitan SLF sebagaimana dimaksud pada ayat (3)huruf b meliputi tahapan:

a. melakukan analisis terhadap kondisi BGFKterbangun dengan Standar Teknis pada saatdibangun; atau

b. dalam hal BGFK terbangun ingin disesuaikandengan Standar Teknis terbaru, perlu dilakukanevaluasi; dan

c. men5rusun laporan dan rekomendasi kondisiBGFK.

(13) Surat...

SK No 087200A

Page 286: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-286-

(13) Surat pernyataan kelaikan fungsi BGFK sebagaimanadimaksud pada ayat (3) huruf c memuat keteranganbahwa Bangunan Gedung tersebut laik fungsi yangditandatangani oleh penanggung jawab pengkajianteknis.

(14) Daftar simak hasil pemeriksaan kelaikan fungsi BGFKsebagaimana dimaksud pada ayat (10) huruf a dibuatoleh:

a. penyedia jasa pengkajian teknis denganmelibatkan Tenaga Ahli Fungsi Khusus untukbagian BGFK yang tidak terdapat batasankerahasiaan dan/atau batasan lainnya; atau

b. kementerian/lembaga terkait untuk bagian atauinstalasi yang terdapat batasan kerahasiaandan/atau batasan lainnya.

Pasal 289

(1) Dalam hal hasil analisis dan evaluasi sebagaimanadimaksud dalam Pasal 288 ayat (12) huruf a dan hurufb menyatakan bahwa gambar terbangun (as-builtdrautings) tidak sesuai dengan PBG tetapi kondisiBGFK dinyatakan telah memenuhi Standar Teknis,penyedia jasa pengkajian teknis men5rusun laporanpemeriksaan kelaikan fungsi Bangunan Gedungsebagaimana dimaksud dalam Pasal 288 ayat (12)huruf c dan memberikan surat pernyataan kelaikanfungsi disertai rekomendasi pengajuan perubahanPBG.

(21 Dalam hal hasil analisis dan evaluasi sebagaimanadimaksud dalam Pasal 288 ayat (12) huruf a dan hurufb menyatakan bahwa gambar BGFK terbangun /as-built drauings) sudah sesuai dengan PBG tetapikondisi BGFK mengalami kerusakan ringan, penyediajasa pengkajian teknis men)rusun laporanpemeriksaan kelaikan fungsi Bangunan Gedungsebagaimana dimaksud pada dalam Pasal 288 ayat(t2lhuruf c dan memberikan surat pernyataan kelaikanfungsi disertai rekomendasi perbaikan BangunanGedung.

(3) Dalam...

SK No 089910 A

Page 287: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK ]NDONESIA

-287 -

(3) Dalam hal hasil analisis dan evaluasi sebagaimanadimaksud dalam Pasal 288 ayat (12) huruf a dan hurufb menyatakan bahwa gambar Bangunan Gedungterbangun (as-built drawings) sudah sesuai denganPBG tetapi kondisi BGFK mengalami kerusakansedang atau berat, penyedia jasa pengkajian teknissebagaimana dimaksud dalam pasal 288 ayat (12)huruf c memberikan rekomendasi perbaikan dan f a,taupen gub ah suaian ( retrofitting ) B angun an Ge dun g.

(4) Dalam hal hasil analisis dan evaluasi sebagaimanadimaksud dalam Pasal 288 ayat (12) huruf a dan hurufb menyatakan bahwa gambar Bangunan Gedungterbangun (as-built drawings) sudah sesuai denganPBG tetapi kondisi Bangunan Gedung mengalamikerusakan sedang atau berat, dan/atau tidakmemenuhi Standar Teknis, penyedia jasa pengkajianteknis sebagaimana dimaksud dalam pasal 288 ayat(12) huruf c memberikan rekomendasi perbaikandan/atau pengubahsuaian (retrofitting) BangunanGedung dan pengajuan permohonan perubahan pBG.

(5) Dalam hal hasil analisis dan evaluasi sebagaimanadimaksud dalam Pasal 288 ayat (12) huruf a dan hurufb untuk BGFK yang belum memiliki pBG, penyediajasa pengkajian teknis selain men5rusun laporankelaikan fungsi BGFK sebagaimana dimaksud padaayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4), jugamerekomendasikan kepada pemilik BGFK untukmengurus PBG sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan ini.

Pasal 290

(1) Penyedia jasa pengkajian teknis, Tenaga Ahli FungsiKhusus, dan kementerian atau lembaga terkaitmelakukan verilikasi terhadap perbaikan sebagaimanadimaksud pada Pasal 289 ayat (21 ataupengubahsuaian (retrofitting) BGFK sebagaimanadimaksud dalam Pasal 289 ayat (3) yang telahdilaksanakan oleh Pemilik atau instansi BGFK.

(2) Dalam...

SK No 089911 A

Page 288: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-288-

(21 Dalam hal hasil verifikasi sebagaimana dimaksud padaayat (1) menyatakan perbaikan dan/ataupengubahsuaian (retrofitting) telah dilaksanakansesuai rekomendasi, penyedia jasa pengkajian teknismemberikan surat pernyataan kelaikan fungsi BGFKkepada Pemilik atau instansi BGFK.

Pasal 29 1

(1) Proses permohonan surat pernyataan pemenuhanStandar Teknis untuk BGFK yang sudah ada (existing)sebagaimana dimaksud dalam pasal 287 ayat (1) hurufc dilakukan melalui pendaftaran dokumenPermohonan SLF BGFK yang sudah ada (existing).

(21 Permohonan SLF BGFK yang sudah ada (existing)sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan olehPemohon atau instansi kepada Menteri.

(3) Dalam hal dokumen permohonan SLF dinyatakantidak lengkap, Menteri memberikan catatankekurangan dokumen kepada pemohon atau instansiuntuk dilengkapi.

(4) Untuk melakukan pemeriksaan kebenaran dokumenpermohonan SLF, Menteri melakukan verifikasiterhadap:

a. hasil pemeriksaan kesesuaian dokumenPermohonan SLF; dan

b. kondisi lapangan dengan laporan pemeriksaankelaikan fungsi.

(5) Dalam hal hasil verifikasi sebagaimana dimaksud padaayat (4) ditemukan ketidaksesuaian dan/atauketidakbenaran, Menteri menolak melalui suratpemberitahuan dan menyatakan bahwa prosespermohonan surat Pernyataan Pemenuhan StandarTeknis harus diulang.

SK No 089912 A

Pasal 292 . .

Page 289: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-289-

Pasal 292

(1) Penerbitan SLF untuk BGFK yang sudah ada (existing)sebagaimana dalam Pasal 287 ayat (1) huruf ddilakukan setelah surat pernyataan pemenuhanStandar Teknis dikeluarkan oleh Menteri melaluiSIMBG sebagaimana dimaksud dalam Pasal 291.

(21 Dalam hal permohonan penerbitan SLF untuk BGFKyang sudah ada (eisting) dan belum memiliki PBG,proses penerbitan SLF dilakukan bersamaan denganproses penerbitan PBG sesuai dengan ketentuanSIMBG.

(3) Proses penerbitan PBG sebagaimana dimaksud padaayat (2) berlaku mutatis mutandis sesuai denganketentuan dalam Pasal 261 .

Bagian Ketiga

Pemanfaatan

Paragraf 1

Umum

Pasal 293

(1) Pemanfaatan Bangunan Gedung merupakan kegiatan

memanfaatkan Bangunan Gedung sesuai denganfungsi dan klasifikasinya yang ditetapkan dalamPBG;

b. Pemeliharaan dan Perawatan; dan

c. pemeriksaan secara berkala.

(2) Pemanfaatan Bangunan Gedung harus dilaksanakanoleh Pemilik atau Pengguna sesuai dengan fungsi danklasifikasinya.

(3) Pemilik atau Pengguna harus melaksanakanPemeliharaan dan Perawatan agar Bangunan Gedungtetap laik fungsi.

(4) Pemilik...

a

SK No 089913 A

Page 290: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-290-

(4) Pemilik atau Pengguna bertanggung jawab terhadapkegagalan Bangunan Gedung yang terjadi akibat:

a. Pemanfaatan yang tidak sesuai dengan fungsi danklasifikasi yang ditetapkan dalam PBG; dan/atau

b. Pemanfaatan yang tidak sesuai dengan manualpengoperasian, Pemeliharaan, dan PerawatanBangunan Gedung.

(5) Pemilik dapat mengikuti program pertanggunganterhadap kemungkinan kegagalan Bangunan Gedungselama Pemanfaatan Bangunan Gedung.

Pasal 294

( 1) Dalam hal bagian Bangunan Gedung dimiliki ataudimanfaatkan oleh lebih dari satu pihak, paraPengguna bagian Bangunan Gedung menunjukPengelola Bangunan Gedung.

(2) Pengelola Bangunan Gedung sebagaimana dimaksudpada ayat (1) memiliki tanggung jawab atasPemeliharaan dan Perawatan Bangunan Gedung sertaperpanjangan SLF.

Paragraf 2

Pemeriksaan Berkala Bangunan Gedung

Pasal 295

(1) Pemeriksaan Berkala Bangunan Gedung dilakukanoleh Pemilik atau Pengguna untuk mengetahuikelaikan fungsi seluruh atau sebagian BangunanGedung.

(2) Pemeriksaan Berkala sebagaimana dimaksud padaayat (1) dapat dilakukan pada komponen, peralatan,dan/atau prasarana dan sarana Bangunan Gedung.

(3) Komponen sebagaimana dimaksud pada ayat (21

meliputi:

a. komponen arsitektural Bangunan Gedung;

b. komponen .

SK No 089914 A

Page 291: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-291 -

b. komponen struktural Bangunan Gedung;

c. komponen mekanikal Bangunan Gedung;

d. komponen elektrikal Bangunan Gedung;

e. komponen perpipaan (plumbing) BangunanGedung; dan

f. komponen tata ruang luar Bangunan Gedung.

(41 Pemilik atau. pengguna dapat menggunakan penyediajasa pengkajian teknis untuk metakut<an pemeriksaanBerkala sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuaidengan peraturan perundang-undangan.

(5) Pemeriksaan Berkala sebagaimana dimaksud padaayat (1) dilakukan sesuai dengan periode y".rgditentukan oleh Standar Teknis untuk setiap je"iIelemen Bangunan Gedung atau paling sedikit setiap 6(enam) bulan sekali.

(6) Pemeriksaan perkala dapat dilakukan dengan metode:

a. pengamatan visual;

b. pemeriksaan mutu bahan;

c. analisa model; dan/atau

d. uji beban.

(7) Hasil Pemeriksaan Berkala dituangkan dalam bentuklaporan.

Paragraf 3

Pemeliharaan dan perawatan Bangunan Gedung

(1)

Pasal 296

Pemeliharaan dan perawatan Bangunan Gedungdilakukan oleh Pemilik atau pengguna agar BangunanGedung tetap laik fungsi.

Pemeliharaan dan perawatan Bangunan Gedungsebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukanpada komponen, peralatan, dan/atau prasarana danSarana Bangunan Gedung.

(3) Komponen .

SK No 089915 A

(2t

Page 292: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-292-

(3) Komponen sebagaimana dimaksud pada ayat (2)meliputi:

a- komponen arsitektural Bangunan Gedung;

b. komponen struktural Bangunan Gedung;

c. komponen mekanikal Bangunan Gedung;

d. komponen elektrikal Bangunan Gedung;

e. komponen perpipaan (plumbing) BangunanGedung;

f. komponen tata gerha Bangunan Gedung; dan

g. komponen rLlang luar Bangunan Gedung.

(41 Pemilik atau Pengguna dapat menggunakan penyediajasa untuk melakukan Pemeliharaan dan PerawatanBangunan Gedung sebagaimana dimaksud pada ayat(1) sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

(5) Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan Gedungsebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan sesuaidengan periode yang ditentukan oleh Standar Teknisuntuk setiap jenis elemen Bangunan Gedung ataupaling sedikit setiap 6 (enam) bulan sekali.

(6) Pekerjaan Pemeliharaan Bangunan Gedungsebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:

a. pembersihan;

b. perapihan;

c. pemeriksaan;

d. pengujian;

e. perbaikan; dan/atauf. penggantian bahan atau perlengkapan Bangunan

Gedung.

(7) Pekerjaan Pemeliharaan sebagaimana dimaksud padaayat (6) dilakukan berdasarkan pedomanpengoperasian dan Pemeliharaan Bangunan Gedung.

(8) Hasil Pemeliharaan dituangkan dalam bentuk laporan.

(9) Pekerjaan .

SK No 089916 A

Page 293: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

(e)

(10)

(1 1)

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-293-

Pekerjaan Perawatan sebagaimana dimaksud padaayat (1) meliputi:

a. rehabilitasi;

b. renovasi; atau

c. restorasi.

Pemilik atau Pengguna harus memperoleh PBGsebelum pekerjaan Perawatan sebagaimana dimaksudpada ayat (9) dapat dimulai.

Perolehan PBG sebagaimana dimaksud pada ayat (10)dilakukan dengan mengikuti ketentuan penerbitanPBG sebagaimana dimaksud dalam Pasal 253 sampaidengan Pasal 262.

Paragraf 4

Perpanjangan Sertifikat Laik Fungsi Bangunan Gedung

Pasal 297

(1) SLF sebagaimana dimaksud dalam Pasal 274 ayat (llharus diperpanjang dalam jangka waktu tertentu.

(2) Jangka waktu tertentu sebagaimana dimaksud padaayat (1) meliputi:

a. 20 (dua puluh) tahun untuk rumah tinggaltunggal dan dere! dan

b. 5 (lima) tahun untuk Bangunan Gedung lainnya.

(3) Perpanjangan SLF sebagaimana dimaksud pada ayat(1) didahului dengan pemeriksaan kelaikan fungsi.

(41 Kelaikan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (3)

mempertimbangkan kesesuaian kondisi lapangan,dan/atau gambar Bangunan Gedung terbangun /as-built drawings) terhadap SLF terakhir serta StandarTeknis.

(5) Dalam...

SK No 089917 A

Page 294: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-294-

(5) Dalam hal gambar Bangunan Gedung terbangun (as-built drauings)tidak sesuai dengan kondisi lapangan,Pemilik atau Pengguna harus melakukan penyesuaianterhadap gambar Bangunan Gedung terbangun (as-built drauings).

(6) Bangunan Gedung dinyatakan laik fungsi jika kondisilapangan dan gambar Bangunan Gedung terbangun(as-built drawing s) se suai dengan SLF terakhir.

(7) Pembiayaan pemeriksaan kelaikan fungsisebagaimana dimaksud pada ayat (3) merupakantanggung jawab Pemilik atau Pengguna.

Pasal 298

(1) Pemeriksaan kelaikan fungsi sebagaimana dimaksuddalam Pasal 297 ayat (3) dilakukan oleh penyedia jasapengkajian teknis.

(21 Dinas Teknis dapat memberikan bantuan teknisberupa pemeriksaan kelaikan fungsi sebagaimanadimaksud dalam Pasal 297 ayat (3) untuk rumahtinggal tunggal dan deret sebagaimana dimaksuddalam Pasal 297 ayat (2) huruf a.

(3) Penyedia jasa pengkajian teknis atau Dinas TeknismenJrusun daftar simak pemeriksaan kelaikan fungsisebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2).

(41 Daftar simak sebagaimana dimaksud pada ayat (3)mempertimbangkan laporan Pemeriksaan Berkalasebagaimana dimaksud dalam Pasal 295 ayat (71 yangdiberikan oleh Pemilik atau Pengguna.

(5) Penyedia jasa pengkajian teknis atau Dinas Teknismengeluarkan hasil pemeriksaan kelaikan fungsiberdasarkan daftar simak sebagaimana dimaksudpada ayat (3).

(6) Hasil pemeriksaan kelaikan fungsi sebagaimanadimaksud pada ayat (5) meliputi:a. surat pernyataan kelaikan fungsi; dan/ataub. rekomendasi.

(7) Surat...

SK No 089918 A

Page 295: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-295-

(71 Surat pernyataan kelaikan fungsi sebagaimanadimaksud pada ayat (6) huruf a dikeluarkan jikaBangunan Gedung dinyatakan laik fungsisebagaimana dimaksud pada ayat (5).

(8) Bantuan teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (21

dikenakan biaya retribusi sesuai ketentuan peraturanperundang-undangan.

Pasal 299

(1) Rekomendasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 298ayat (6) huruf b dikeluarkan dalam hal BangunanGedung dinyatakan belum laik fungsi.

(21 Rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)meliputi:

a. rekomendasi perbaikan tanpa pembaruan PBG;

b. rekomendasi pembaruan PBG tanpa perbaikan;atau

c. rekomendasi pembaruan PBG dengan perbaikan.

(3) Rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (21

huruf a dikeluarkan jika:

a. kondisi lapangan dan gambar Bangunan Gedungterbangun (as-built drauings/ Bangunan Gedungsesuai dengan SLF terakhir; dan

b. perbaikan Bangunan Gedung dengan tingkatkerusakan ringan.

(41 Rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3)dikeluarkan bersamaan dengan surat pernyataankelaikan fungsi.

(5) Rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)huruf b dikeluarkan jika kondisi terkini BangunanGedung dan gambar terbangun (as-built drawings)sesuai dengan Standar Teknrs, namun belum sesuaidengan SLF yang terakhir.

(6) Rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)huruf c dikeluarkan jika:

a. kondisi. . .

SK No 089919 A

Page 296: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-296-

a. kondisi lapangan dan gambar Bangunan Gedungterbangun (as-built drawings/ Bangunan Gedungtidak sesuai dengan Standar Teknis dan tidaksesuai dengan SLF terakhir;

b. perubahan pada Bangunan Gedung yangmempengaruhi aspek keselamatan dan/ataukesehatan; dan/atau

c. perbaikan Bangunan Gedung dengan tingkatkerusakan sedang atau berat.

(7) Rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)huruf c disertai dengan perkiraan jangka waktu yangdibutuhkan untuk memenuhi rekomendasi tersebut

(8) Perkiraan jangka waktu sebagaimana dimaksud padaayat (7)'ditetapkan paling lama 5 (lima) tahun.

Pasal 300

(1) Pemilik atau Pengguna harus menindaklanjutirekomendasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 299ayat (2).

(2) Dalam hal rekomendasi sebagaimana dimaksud dalamPasal 299 ayat (2) huruf a telah ditindaklanjuti denganperbaikan oleh Pemilik atau Pengguna, penyedia jasaPengkaji Teknis atau Dinas Teknis mengeluarkan suratpernyataan kelaikan fungsi.

(3) Dalam hal penyedia jasa Pengkaji Teknis atau DinasTeknis mengeluarkan surat pernyataan kelaikanfungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 298 ayat(61huruf a dan Pasal 299 ayat (a) Pemilik atau Penggunamengajukan perpanjangan SLF kepada PemerintahDaerah kabupaten/ kota.

(4) Dalam hal pengajuan perpanjangan SLF berdasarkanrekomendasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 299ayat (2) huruf c, pembaruan PBG sebagaimanadimaksud dalam Pasal 299 ayat (2) huruf c tidakmelalui proses konsultasi.

(s) sLF...

SK No 089920 A

Page 297: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUELIK INDONESIA

-297 -

(5) SLF sebagaimana dimaksud pada ayat (4) diterbitkanbersamaan dengan PBG baru.

Pasal 301

(1) Dalam hal pengajuan perpanjangan SLF berdasarkanrekomendasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 299ayat (21 huruf c, pembaruan PBG sebagaimanadimaksud dalam Pasal 299 ayat (2) huruf c mengikutiketentuan penerbitan PBG sebagaimana dimaksuddalam Pasal 253 sampai dengan Pasal262.

(2) Dalam hal penyedia jasa Pengkaji Teknis atau DinasTeknis mengeluarkan rekomendasi sebagaimanadimaksud dalam Pasal 299 ayat (2) huruf c, Pemilikatau Pengguna dapat mengajukan surat keteranganpemanfaatan sementara kepada DPMPTSP.

(3) Surat keterangan pemanfaatan sementarasebagaimana dimaksud pada ayat (21 digunakansebagai dasar pemanfaatan sementara BangunanGedung.

(41 Surat keterangan pemanfaatan sementarasebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat diterbitkanoleh Pemerintah Daerah kabupaten/kota berdasarkansurat rekomendasi sebagaimana dimaksud dalamPasal 299 ayat (2) huruf c yang dilengkapi dengan:

a. surat pernyataan kesediaan melakukanperbaikan Bangunan Gedung oleh Pemilik atauPengguna; dan

b. surat pernyataan tanggung jawab risikokegagalan Bangunan Gedung oleh Pemilik atauPengguna.

(5) Surat keterangan pemanfaatan sementarasebagaimana dimaksud pada ayat (2) diterbitkandengan ketentuan:

a. berlaku sementara selama perkiraan waktusebagaimana dimaksud dalam Pasal 299 ayat (81;dan

b.surat...

SK No 089921 A

Page 298: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-298-

b. surat keterangan pemanfaatan sementara tidakdapat diperpanjang.

(6) Surat keterangan pemanfaatan sementarasebagaimana dimaksud pada ayat (21dinyatakan tidakberlaku jika:

a. Pemohon atau Pengguna tidak mulaimenindaklanjuti rekomendasi sebagaimanadimaksud dalam Pasal 299 ayat (2) huruf c dalamjangka waktu paling lama 6 (enam) bulan sejaksurat keterangan pemanfaatan sementaraditerbitkan; atau

b. Pemohon atau Pengguna tidak memenuhirekomendasi dalam jangka waktu ditetapkansebagaimana dimaksud dalam Pasal 299 ayat (71.

Pasal 302

(1) Dalam hal SLF dan surat keterangan pemanfaatansementara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 301sudah tidak berlaku, SBKBG dinyatakan tidak berlakuserta pelayanan utilitas umum kabupatenlkotadicabut hingga Pemilik atau Pengguna memperolehSLF kembali.

(21 Pengajuan perpanjangan SLF sebagaimana dimaksuddalam Pasal 3O0 ayat (4) dan Pasal 301 ayat (1) sertapengajuan surat keterangan pemanfaatan sementarasebagaimana dimaksud dalam Pasal 301 ayat (3)dilakukan oleh Pemilik atau Pengguna melalui SIMBG.

(3) SLF dan surat keterangan pemanfaatan sementarasebagaimana dimaksud pada ayat (2) diterbitkan tanpadipungut biaya.

Paragraf

SK No 087201 A

Page 299: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-299-

Paragraf 5

Penatausahaan Surat Bukti Kepemilikan Bangunan Gedung

Pasal 303

(1) Penatausahaan SBKBG dilaksanakan dalam halsebagian atau seluruh isi SBKBG sudah tidak sesuaidengan keadaan yang ada.

(2) Penatausahaan SBKBG sebagaimana dimaksud padaayat (1) dilakukan apabila terjadi:

a. peralihan hak SBKBG;

b. pembebanan hak SBKBG;

c. penggantian SBKBG;

d. perubahan SBKBG;

e. penghapusan SBKBG; atau

f. perpanjangan SBKBG.

(3) Penatausahaan SBKBG sebagaimana dimaksud padaayat (1) tidak dikenakan biaya.

Pasal 304

(1) Peralihan hak SBKBG sebagaimana dimaksud dalamPasal 303 ayat (2) huruf a dapat dilakukan melalui jualbeli, pewarisan, tender, atau perbuatan pemindahanhak lainnya.

(2) Peralihan kepemilikan Bangunan Gedungsebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan cara jualbeli dilakukan di hadapan pejabat yang berwenangsesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(3) Permohonan peralihan kepemilikan Bangunan Gedungsebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan cara jualbeli paling sedikit harus melampirkan dokumen:

a. akta notaris; dan

b.SBKBG,..

SK No 089923 A

Page 300: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-300-

b. SBKBG.

(4) Peralihan kepemilikan Bangunan Gedungsebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan carapewarisan paling sedikit harus melampirkan dokumen:

a. SBKBG;

b. surat keterangan kematian pewaris;

c. surat wasiat atau surat keterangan waris; dan

d. bukti kewarganegaraan ahli waris.

(5) Peralihan kepemilikan Bangunan Gedungsebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang dilakukanmelalui tender, pendaftaran dilakukan denganmenunjukkan kutipan risalah tender yang dibuat olehpejabat tender dari kelompok kerja pengadaan yangberwenang.

Pasal 3O5

(1) Peralihan hak SBKBG yang dilakukan terhadapBangunan Gedung yang dibangun di atas tanah miliksendiri, pihak yang menerima hak membuat perjanjianpemanfaatan tanah dengan pemilik tanah.

(21 Peralihan hak SBKBG yang dilakukan terhadapBangunan Gedung yang dibangun di atas tanah milikpihak lain, pihak yang mengalihkan hak harusmendapat persetujuan pemilik tanah.

(3) Pihak yang mengalihkan hak sebagaimana dimaksudpada ayat (2) bersama dengan penerima hak dapatmembuat pembaruan perjanjian pemanfaatan tanahdengan pemilik tanah.

(41 Pembaruan perjanjian pemanfaatan tanahsebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditandatanganiantara penerima hak dengan pemilik tanah.

(5) Dalam...

SK No 089924 A

Page 301: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-301-

(5) Dalam hal BGN, peralihan hak SBKBG dilakukansetelah izin penghapusan barang mitik negaraditerbitkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 306

(1) Permohonan perLrbahan SBKBG dalam hal terjadinyaperalihan hak, diajukan oleh pihakyang menerima hakatau pihak lain yang merupakan kuasanya.

(2) Pembaruan data Bangunan Gedung didaftarkanmelalui SIMBG.

(3) Berdasarkan permohonan perubahan hak atasBangunan Gedung sebagaimana dimaksud pada ayat(1) maka Pelaksana SBKBG menerbitkan perubahanSBKBG.

Pasal 307

(1) Pembebanan hak SBKBG sebagaimana dimaksuddalam Pasal 303 ayat (2) huruf b dapat dilakukandengan pemanfaatan SBKBG sebagai jaminan utangdengan dibebani fidusia sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

(2) Pemanfaatan SBKBG sebagai jaminan utang dengandibebani fidusia dikecualikan terhadap BGN.

(3) SBKBG yang dijadikan sebagai jaminan utangsebagaimana dimaksud pada ayat (1) harusdidaftarkan pada kementerian yang menyelenggarakanurusan pemerintahan di bidang hukum.

(4) SBKBG yang didaftarkan sebagaimana dimaksud padaayat (3) dicatatkan dalam lampiran dokumen SBKBGoleh Pelaksana SBKBG melalui SIMBG.

(5) Pencatatan sebagaimana dimaksud pada ayat (41

paling sedikit harus melampirkan dokumen:

a. identitas Pemohon; dan

b.akta...

SK No 089925 A

Page 302: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-302-

b. akta fidusia

Pasal 308

(1) Pemilik yang memanfaatkan SBKBG untuk jaminanutang dilarang mengalihkan kepemilikan BangunanGedungnya kepada pihak lain sesuai denganketentuan peraturan perLlndang-undangan.

(2) Dalam hal Bangunan Gedung dibangun di atas tanahmilik sendiri, Bangunan Gedung dapat dibebankanhak tanggungan bersama dengan tanah.

(3) Bangunan Gedung yang dibebankan hak tanggungansebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak dapatdimanfaatkan sebagai jaminan utang dengan dibebanifidusia.

Pasal 309

(1) Penggantian SBKBG sebagaimana dimaksud dalamPasal 303 ayat (2) huruf c dilakukan karena SBKBGhilang atau rusak sehingga tidak dapat menjadi alatbukti kepemilikan yang sah.

(2) Permohonan penggantian SBKBG dilakukan olehPemilik dengan melampirkan bukti berupa laporankehilangan SBKBG atau kerusakan SBKBG dari pihakyang berwenang.

(3) Permohonan SBKBG pengganti sebagaimanadimaksud pada ayat (2) hanya dapat diajukan otehpihak yang namanya tercantum sebagai pemegang hakatas Bangunan Gedung atau kuasanya.

(4) Berdasarkan permohonan pemegang hak atasBangunan Gedung sebagaimana dimaksud pada ayat(3), Pelaksana SBKBG menerbitkan SBKBG barusebagai penggantian SBKBG yang rusak atau hilang.

Pasal 310...

SK No 089926 A

Page 303: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-303-

Pasal 3 10

(1) Perubahan SBKBG sebagaimana dimaksud dalamPasal 303 ayat (2) huruf d dilakukan apabila terjadiperubahan data bentuk dan/atau fungsi BangunanGedung.

(2) Pemilik mengajukan permohonan perubahan SBKBGsebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepadaPelaksana SBKBG dengan melampirkan buktiperubahan fisik Bangunan Gedung.

(3) Permohonan perubahan SBKBG sebagaimanadimaksud pada ayat (1) hanya dapat diajukan olehPemilik, atau pihak lain yang merupakan kuasanya.

(4) Berdasarkan bukti perubahan fisik maka PelaksanaSBKBG melakukan pembaruan data BangunanGedung yang dicatatkan dalam buku BangunanGedung sebagai dasar penerbitan SBKBG.

(5) Berdasarkan permohonan pemegang hak atasBangunan Gedung sebagaimana dimaksud pada ayat(3), Pelaksana SBKBG menerbitkan perubahan SBKBGberdasarkan pembaruan data dalam buku BangunanGedung.

Pasal 31 1

(1) Penghapusan SBKBG sebagaimana dimaksud dalamPasal 303 ayat (2) huruf e dilakukan karena:

a. tanah dan/atau Bangunan Gedungnya musnah;

b. perjanjian pemanfaatan tanah berakhir dan tidakdilakukan perpanj angan ;

c. SLF dinyatakan tidak berlaku; dan/ataud. pelepasan hak secara sukarela.

(2) Pemilik...

SK No 089921 A

Page 304: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK ]NDONESIA

-304-

(21 Pemilik mengajukan permohonan penghapusanSBKBG sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a,huruf b, huruf c, danf atau huruf d kepada PelaksanaSBKBG dengan melampirkan bukti berupa suratperjanjian pemanfaatan tanah, surat pernyataanpelepasan hak, dan/atau bukti dokumentasi.

(3) Permohonan penghapusan SBKBG sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf a, huruf b, dan huruf dhanya dapat diajukan oleh Pemilik atau pihak lainyang merupakan kuasanya.

(4) Berdasarkan bukti dokumentasi, Pelaksana SBKBGmelakukan pembaruan data Bangunan Gedung yangdicatatkan dalam buku Bangunan Gedung sebagaidasar penerbitan SBKBG.

(5) Berdasarkan permohonan pemegang hak atasBangunan Gedung sebagaimana dimaksud pada ayat(2), Pelaksana SBKBG menerbitkan penghapusanSBKBG berdasarkan pembaruan data.

(6) Dalam hal Bangunan Gedung milik negara,penghapusan SBKBG dilakukan setelah izinpenghapusan barang milik negara diterbitkan sesuaiketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 312

(1) Perpanjangan SBKBG sebagaimana dimaksud dalamPasal 303 ayat (2) huruf f dilakukan dalam hal jangkawaktu perjanjian pemanfaatan tanah yang di atasnyadibangun Bangunan Gedung berakhir.

(2) Perpanjangan SBKBG dilakukan dengan didahuluiperpanjangan perjanjian pemanfaatan tanah.

(3) Perpanjangan perjanjian pemanfaatan tanahsebagaimana dimaksud pada ayat (21 dilakukandengan mempertimbangkan keandalan BangunanGedung.

(4) Keandalan Bangunan Gedung sebagaimana dimaksudpada ayat (3) berdasarkan SLF yang masih berlaku.

SK No 089928 A

Paragraf.

Page 305: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-305-

Paragraf 6

Pengawasan Bangunan Gedung pada Masa pemanfaatan

Pasal 313

(1) Pengawasan terhadap Pemanfaatan Bangunan Gedungdilakukan oleh Pemerintah Daerah kabupaten/kotapada saat:

a. pengajuan perpanjangan SLF;

b. adanya laporan dari Masyarakat; dan

c. adanya indikasi Bangunan Gedung berubahfungsi dan/atau Bangunan Gedungmembahayakan lingkungan.

(2) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilakukan untuk menjaga Bangunan Gedung tetap laikfungsi.

(3) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dapat dilakukan dengan cara:

a. pemantauanPenyelenggaraanBangunanGedungpada masa pemanfaatan melalui SIMBG;

b. menyampaikan pemberitahuan melalui SIMBGkepada Pemilik atau pengguna apabila ditemukanketidaksesuaian Pemanfaatan Bangunan Gedung;

c. melakukan pemeriksaan kondisi lapangan; atau

d. identifikasi Bangunan Gedung berubah fungsidan/atau Bangunan Gedung membahayakanlingkungan.

(41 Dalam hal pemeriksaan kondisi lapangan sebagaimanadimaksud pada ayat (3) huruf c dan identifikasiBangunan Gedung sebagaimana dimaksud pada ayat(3) huruf d, Pemerintah Daerah kabupaten/kotamenugaskan Penilik.

(5) Dalam...

SK No 089929 A

Page 306: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-306-

(5) Dalam hal hasil pengawasan sebagaimana dimaksudpada ayat (3) ditemukan ketidaksesuaian terhadapketentuan peraturan perundang-undangan,Pemerintah Daerah kabupaten/kota dapatmengenakan sanksi administratif sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan.

Bagian Keempat

Pembongkaran Bangunan Gedung

Paragraf 1

Umum

Pasal 314

(1) Pembongkaran Bangunan Gedung harus dilaksanakansecara tertib dan mempertimbangkan keamanan,keselamatan Masyarakat, dan lingkungannya.

(2) Pembongkaran Bangunan Gedung sebagaimanadimaksud pada ayat (1) melalui penetapan perintahPembongkaran atau persetujuan Pembongkaran olehDinas Teknis.

(3) Penetapan Pembongkaran sebagaimana dimaksudpada ayat (21dilakukan apabila:

a. Bangunan Gedung tidak laik fungsi dan tidakdapat diperbaiki lagi;

b. Pemanfaatan Bangunan Gedung menimbulkanbahaya bagi Pengguna, Masyarakat, danlingkungannya; dan/ atau

c. Pemilik tidak menindaklanjuti hasil inspeksidengan melakukan penyesuaian dan/ataumemberikan justifikasi teknis sebagaimanadimaksud dalam Pasal 268 ayat (3) pada masapelaksanaan konstruksi Bangunan Gedung.

(4) Persetujuan .

SK No 089930A

Page 307: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-307-

(4) Persetujuan Pembongkaran sebagaimana dimaksudpada ayat (2) dilakukan apabila pembongkaranmerupakan inisiatif Pemilik.

(5) Pelaksanaan Pembongkaran Bangunan Gedungdilakukan mengikuti standar Pembongkaran.

Paragraf 2

Penetapan Pembongkaran

Pasal 315

(1) Penetapan Pembongkaran sebagaimana dimaksuddalam Pasal 314 ayat (2) dilakukan Dinas Teknismelalui tahap:

a. identifikasi;

b. penyampaian hasil identifikasi;

c. pengkajian teknis;

d. penyampaian hasil pengkajian teknis; dan

e. penerbitan surat penetapan Pembongkaran.

(2) Identifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hurufa dilakukan berdasarkan:

a. hasil pengawasan; dan/atau

b. laporan dari Masyarakat.

(3) Identifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hurufa dilakukan melalui pemeriksaan kondisi lapanganBangunan Gedung yang terindikasi perlu dibongkar.

(41 Pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)dilengkapi dengan justifikasi teknis.

(5) Dinas Teknis menyampaikan hasil identifikasisebagaimana dimaksud pada ayat (3) kepada pemilikdan/atau Pengguna.

SK No 089931 A

Pasal 316.

Page 308: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK TNDONESIA

-308-

Pasal 316

(1) Hasil identifikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal315 ayat (5) ditindaklanjuti oleh Pemilik atau Penggunadengan melakukan pengkajian teknis BangunanGedung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 315 ayat(1) huruf c.

(21 Dalam hal Bangunan Gedung yang akan dibongkarberupa rumah tinggal tunggal 1 (satu) lantai denganluas paling banyak 72 m2 (tujuh puluh dua meterpersegi) dan rumah tinggal tunggal 2 (dua) lantaidengan luas lantai paling banyak 90 m2 (sembilanpuluh meter persegi) yang tidak dibangun denganmenggunakan penyedia jasa pengawasan ataumanajemen konstruksi, pengkajian teknissebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan olehTPT.

(3) Dalam hal Bangunan Gedung yang akan dibongkarselain dimaksud pada ayat (2ll, pengkajian teknissebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan olehpenyedia jasa pengkajian teknis.

(4) Pemilik atau Pengguna harus menindaklanjuti hasilidentihkasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

(5) Hasil pengkajian teknis sebagaimana dimaksud padaayat (l) disampaikan kepada Pemerintah Daerahkabupaten/ kota melalui SIMBG.

Pasal 3 17

(1) Dalam hal hasil pengkajian teknis sebagaimanadimaksud dalam Pasal 316 ayat (5) menyatakan bahwaBangunan Gedung tidak laik fungsi sebagaimanadimaksud dalam Pasal 314 ayat (3) huruf a dan/atauPemanfaatan Bangunan Gedung menimbulkan bahayabagi Pengguna, Masyarakat, dan dampak pentingterhadap lingkungannya sebagaimana dimaksuddalam Pasal 314 ayat (3) huruf b, Dinas Teknismenerbitkan surat penetapan Pembongkaran melaluiSIMBG.

(2) Surat...

SK No 089932 A

Page 309: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-309-

(21 Surat penetapan Pembongkaran sebagaimanadimaksud pada ayat (1) memuat batas waktuPembongkaran, prosedur Pembongkaran, dan sanksiadministratif terhadap setiap pelanggaran.

(3) Dalam hal Pemilik dan/atau Pengguna tidakmelaksanakan Pembongkaran dalam batas waktusebagaimana dimaksud pada ayat (2), Pembongkarandilakukan oleh Pemerintah Daerah kabupaten/kotadan dapat menunjuk penyedia jasa PembongkaranBangunan Gedung atas biaya Pemilik kecuali bagiPemilik rumah tinggal yang tidak mampu, biayaPembongkaran ditanggung oleh Dinas Teknis.

(41 Penyedia jasa Pembongkaran Bangunan Gedungsebagaimana dimaksud pada ayat (3) harus membuatRTB.

(5) Dalam hal pelaksanaan Pembongkaran dilakukan olehPemilik sebagaimana dimaksud pada ayat (3), DinasTeknis melakukan inspeksi pelaksanaanPembongkaran.

(6) Pemilik harus melaksanakan Pembongkaran sesuaibatas waktu dan prosedur yang tercantum dalam suratpenetapan Pembongkaran sebagaimana dimaksudpada ayat (2).

(7) Dalam melaksanakan inspeksi sebagaimana dimaksudpada ayat (5) Pemerintah Daerah kabupaten/kotamenugaskan Penilik.

Paragraf 3

Persetujuan Pembongkaran

Pasal 318

(1) Persetujuan Pembongkaran sebagaimana dimaksuddalam Pasal 3I4 ayat (2) dilakukan Pemerintah Daerahkabupaten/ kota melalui tahap:

a. pengajuanPembongkaran;

b. konsultasi Pembongkaran; dan

c.penerbitan...

SK No 089933 A

Page 310: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IOENREPUBLIK INDONESIA

-310-

penerbitan surat persetujuan Pembongkaran.

(2) Pemilik dapat melakukan pengajuan PembongkaranBangunan Gedung sebagaimana dimaksud pada ayat(1) huruf a melalui SIMBG kepada Dinas Teknis.

(3) Pengajuan Pembongkaran Bangunan Gedungsebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf adilengkapi dengan RTB.

(4) Dalam hal Pemilik bukan sebagai pemilik tanah,pengajuan Pembongkaran sebagaimana dimaksudpada ayat (2), perlu diketahui dan/atau disetujui olehpemilik tanah.

Pasal 319

(1) Dinas Teknis menugaskan Sekretariat untukmenJrusun dan menyampaikan jadwal konsultasiPembongkaran kepada Pemilik melalui SIMBG.

(2) Konsultasi Pembongkaran sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dilakukan oleh TPA atau TPT denganPemilik.

(3) Dalam hal Bangunan Gedung yang akan dibongkarberupa rumah tinggal tunggal 1 (satu) lantai denganluas paling banyak 72 rrt2 (tujuh puluh dua meterpersegi) dan rumah tinggal tunggal 2 (dua) lantaidengan luas lantai paling banyak 90 m2 (sembilanpuluh meter persegi) yang tidak dibangun denganmenggunakan penyedia jasa pengawasan ataumanajemen konstruksi, konsultasi sebagaimanadimaksud pada ayat (2) dilakukan oleh TPT.

(4) Dalam hal Bangunan Gedung yang akan dibongkarselain dimaksud pada ayat (3), konsultasi sebagaimanadimaksud pada ayat (2) dilakukan oleh TPA.

(5) Pemilik sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapatmenugaskan penyedia jasa Pembongkaran.

(6) Konsultasi...

c

SK No 089934 A

Page 311: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

- 311 -

(6) Konsultasi Pembongkaran sebagaimana dimaksudpada ayat (2) dilaksanakan dengan melakukanpemeriksaan terhadap:

a. kesesuaian antara hasil identifikasi kondisiBangunan Gedung terbangun dan lingkungandengan metodologi pembongkaran yangdirencanakan; dan

b. kesesuaian antara RTB dengan Standar TeknisPembongkaran.

(7) Konsultasi Pembongkaran sebagaimana dimaksudpada ayat (6) dilakukan untuk memastikan metodologiPembongkaran tidak menimbulkan bahaya terhadapPengguna dan/atau Masyarakat sekitar, dan dampakpenting terhadap lingkungannya.

Pasal 320

(1) Hasil konsultasi Pembongkaran sebagaimana yangdimaksud dalam Pasal 319 ayat (6) yang dilengkapidengan pertimbangan teknis dituangkan dalam beritaacara.

(21 Berita acara sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1)disampaikan oleh Dinas Teknis kepada pemilik melaluiSIMBG.

(3) Dalam hal berita acara sebagaimana yang dimaksudpada ayat (1) menyatakan metodologi pembongkarantidak menimbulkan bahaya terhadap penggunadan/atau Masyarakat sekitar, dan dampak pentingterhadap lingkungannya, Dinas Teknis menerbitkansurat persetujuan Pembongkaran melalui SIMBG.

(4) Dalam hal berita acara sebagaimana yang dimaksudpada ayat (1) menyatakan bahwa metodologiPembongkaran menimbulkan bahaya terhadapPengguna dan/atau Masyarakat sekitar, dan dampakpenting terhadap lingkungannya, Dinas Teknismemberikan rekomendasi penyesuaian RTB kepadaPemilik yang disampaikan melalui SIMBG.

(5) Pemilik...

SK No 08993-s A

Page 312: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-312-

(5) Pemilik harus memperbaiki RTB sesuai denganrekomendasi penyesuaian RTB sebagaimanadimaksud pada ayat (4).

(6) Perbaikan RTB sebagaimana dimaksud pada ayat (5)disampaikan oleh Pemilik melalui SIMBG untukdikonsultasikan kembali.

(71 Dalam hal hasil konsultasi kembali sebagaimanadimaksud pada ayat (6) telah menyatakan metodologiPembongkaran tidak menimbulkan bahaya terhadapPengguna dan/atau Masyarakat sekitar, dan dampakpenting terhadap lingkungannya, Dinas Teknismenerbitkan surat persetujuan Pembongkaran melaluiSIMBG.

Paragraf 4

Pelaksanaan Pembongkaran

Pasal 321

(1) Pelaksanaan Pembongkaran dimulai setelah Pemilikmemperoleh surat persetujuan sebagaimana dimaksuddalam Pasal 32O ayat (7).

(21 Surat persetujuan sebagaimana dimaksud padaayat (1) harus diajukan Pemilik sebelum PelaksanaanPembongkaran.

(3) Pemilik dan Pemerintah Pusat dan/atau PemerintahDaerah kabupaten/kota melakukan sosialisasi danpemberitahuan tertulis kepada Masyarakat di sekitarBangunan Gedung sebelum pelaksanaanPembongkaran.

(4) Dalam masa pelaksanaan Pembongkaran sebagaimanadimaksud pada ayat (2) Dinas Teknis melaksanakaninspeksi.

(5) Dalam melaksanakan inspeksi sebagaimana dimaksudpada ayat (3) Pemerintah Daerah kabupaten/kotamenugaskan Penilik.

(6) Surat persetujuan Pembongkaran sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dinyatakan tidak berlaku jika:

a.Pemilik...

SK No 089936 A

Page 313: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRESIDENREPUBLIK INDONES!A

-313-

a. Pemilik tidak mulai melaksanakan Pembongkarandalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulansejak surat persetujuan Pembongkaranditerbitkan;

b. Pemilik tidak melaksanakan Pembongkaransesuai dengan RTB yang disetujui; dan/atau

c. Pemilik tidak mengikuti ketentuan prinsipkeselamatan dan kesehatan dalam melaksanakanPembongkaran.

(71 Pembongkaran Bangunan Gedung dapat dilakukanoleh Pemilik dan/atau Pengguna dan dapatmenggunakan penyedia jasa Pembongkaran BangunanGedung yang memiliki sertifikat sesuai ketentuanperaturan perundang-undangan.

(8) Khusus untuk Pembongkaran Bangunan Gedung yangmenggunakan peralatan berat dan/atau bahanpeledak harus dilaksanakan oleh penyedia jasaPembongkaran Bangunan Gedung.

Bagian Kelima

Pendataan Bangunan Gedung

Pasal 322

(1) Proses pendataan Bangunan Gedung dilakukan padatahap:

a. perencanaan teknis, meliputi saat permohonanPBG dan permohonan pembaruan PBG;

b. pelaksanaan konstruksi, yaitu selama prosespelaksanaan konstruksi yang menjadi dasarditerbitkannya SLF dan SBKBG sebelumBangunan Gedung dimanfaatkan;

c. pemanfaatan, yaitu pada saat permohonanperpanjangan SLF, pembaruan SBKBG, atau padaBangunan Gedung terbangun;

d.Pelestarian...

SK No 087202A

Page 314: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRE S lDENREPUBLIK INDONESIA

-314-

Pelestarian, yaitu pada saat Bangunan Gedungdinyatakan sebagai cagar budaya; dan

Pembongkaran Bangunan Gedung.

Pasal 323

(1) Kelengkapan dokumen Bangunan Gedung yang akandidaftarkan oleh Pemilik atau Pengguna meliputi:a. data umum;

b. data teknis Bangunan Gedung; dan

c. data status Bangunan Gedung.

(2\ Data umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf a paling sedikit memuat:

a. nama Bangunan Gedung;

b. alamat lokasi Bangunan Gedung;

c. data kepemilikan;

d. data tanah;

e. fungsi dan/atau klasil-rkasi Bangunan Gedung;

f. jumlah lantai Bangunan Gedung;

g. Iuas lantai dasar Bangunan Gedung;

h. total luas lantai Bangunan Gedung;

i. ketinggian Bangunan Gedung;j. luas basemen;

k. jumlah lantai basemen; dan

1. posisi Bangunan Gedung.

(3) Data teknis Bangunan Gedung sebagaimana dimaksudpada ayat (1) huruf b paling sedikit memuat gambarBangunan Gedung terbangun (as-built drautings).

(4) Data status Bangunan Gedung sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf c paling sedikit memuatdokumen:

d

e

SK No 089938 A

a. PBG

Page 315: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-315-

a. PBG; dan

b. SLF.

(5) Dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (41 dilengkapi dengan data pendukung.

Pasal 324

Setiap Bangunan Gedung yang telah terdata melalui SIMBGmendapatkan nomor induk Bangunan Gedung.

Pasal 325

Ketentuan lebih lanjut mengenai pendataan BangunanGedung diatur dalam Peraturan Menteri.

Bagian Keenam

Sistem Informasi Manajemen Bangunan Gedung

Pasal 326

(1) Proses Penyelenggaraan Bangunan Gedungsebagaimana dimaksud dalam Pasal 25O ayat (1)dilaksanakan pembinaan oleh Pemerintah Pusat danPemerintah Daerah kabupaten/kota melalui SIMBG.

(21 Proses pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat(1) meliputi:

a. konsultasi;

b. penerbitan PBG;

c. pelaksanaan inspeksi;

d. penerbitan SLF;

e. penerbitan SBKBG;

f. persetujuan RTB; dan

g. Pendataan Bangunan Gedung.

(3) SrMBG...

SK No 089939 A

Page 316: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-316-

(3) SIMBG sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuatinformasi tentang proses Penyelenggaraan BangunanGedung.

(4) Pengguna SIMBG sebagaimana dimaksud pada ayat (1)meliputi:

a. Pemerintah Pusat;

b. Pemerintah Daerah provinsi;

c. Pemerintah Daerah kabupaten/kota;d. Pemohon; dan

e. Masyarakat.

(5) SIMBG sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dibangun, dikelola, dan dikembangkan olehPemerintah Pusat.

(6) Pemerintah Pusat sebagaimana dimaksud pada ayat(4) huruf a menggunakan SIMBG untuk:a. menyelenggarakan BGFK; danb. memantau Penyelenggaraan Bangunan Gedung

secara nasional.

(7) Pemerintah Daerah provinsi sebagaimana dimaksudpada ayat (41 huruf b menggunakan SIMBG untukmemantau Penyelenggaraan Bangunan Gedung padatingkat provinsi.

(8) Pemerintah Daerah kabupaten/kota sebagaimanadimaksud pada ayat (4) huruf c harus menggunakandan mengoperasikan SIMBG dalam pelaksanaanproses Penyelenggaraan Bangunan Gedungsebagaimana dimaksud pada ayat (2).

(9) Pemohon sebagaimana dimaksud pada ayat (41 hurufd harus menggunakan SIMBG untuk melakukanproses Penyelenggaraan Bangunan Gedungsebagaimana dimaksud pada ayat (1).

(10) Masyarakat...

SK No 087215 A

Page 317: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-317-

(10) Masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (41

huruf e menggunakan SIMBG untuk mendapatkaninformasi tentang proses Penyelenggaraan BangunanGedung.

Bagian Ketujuh

Sanksi Administratif

Pasal 327

(1) Setiap Pemilik, Pengelola, Pengguna, Penilik, PenyediaJasa Konstruksi, Pengkaji Teknis, Profesi Ahli, TpA,dan/atau TPT yang melanggar ketentuan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 250 ayat (2), Pasal 251 ayat (3),Pasal 253 ayat (4), Pasal 274 ayat (2), Pasal 281 ayat(1), Pasal 293 ayat (2) dan ayat (3), dan/atau Pasat 321ayat (21, dikenai sanksi administratif.

(2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat(1) dapat berupa:

a. peringatan tertulis;b. pembatasan kegiatan:

1. pembangunan;

2. pemanfaatan; dan

3. Pembongkaran;

c. penghentian sementara atau tetap pada kegiatan:

1. tahapan pembangunan;2. pemanfaatan; dan3. Pembongkaran.

d. pembekuan:

1. PBG;

2. SLF; dan

3. persetujuan Pembongkaran;

e. pencabutan:

1. PBG;

2. SLF; dan

3. persetujuanPembongkaran;

f.penghentian...

SK No 089941 A

Page 318: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-318-

f. penghentian pemberian tugas sebagai TPA selama3 (tiga) bulan;

g. dikeluarkan dari basis data TPA;

h. penghentian sementara atau tetap pada pekerjaanpelaksanaan pembangunan ;

i. diusulkan untuk mendapat sanksi dari asosiasiprofesi atau pergurLtan tinggi tempat bernaung;

j. penghentian sementara atau tetap padaPemanfaatan Bangunan Gedung;

k. penghentian pemberian tugas sebagai Penilik;dan/atau

l. penghentian tugas sebagai Penilik.

BAB V

PERAN MASYARAKAT

Bagian Kesatu

Pemantauan dan Penjagaan Ketertiban

Pasal 328

(1) Dalam proses Penyelenggaraan Bangunan Gedung,Masyarakat dapat berperan untuk memantau danmenjaga ketertiban, baik dalam kegiatanpembangunan, pemanfaatan, Pelestarian, maupunkegiatan Pembongkaran Bangunan Gedung.

(2) Pemantauan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilakukan secara objektif, dengan penuh tanggungjawab, dan dengan tidak menimbulkan gangguandan/atau kerugian bagi Pemilik dan/atau Pengguna,Masyarakat, dan lingkungan.

(3) Masyarakat melakukan pemantauan melalui kegiatanpengamatan, penyampaian masukan, usulan, danpengaduan.

(4) Dalam...

SK No 089942A

Page 319: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA,

-319-

(41 Dalam melaksanakan pemantauan sebagaimanadimaksud pada ayat (1), Masyarakat dapatmelakukannya baik secara perorangan, kelompok,organisasi kemasyarakatan, maupun melalui TPA.

(5) Berdasarkan pemantauannya, Masyarakatmelaporkan secara tertulis kepada Pemerintah Pusatdan/atau Pemerintah Daerah kabupatenlkotaterhadap:

a. indikasi Bangunan Gedung yang tidak laik fungsi;dan/atau

b. Bangunan Gedung yang pembangunan,pemanfaatan, Pelestarian, dan/atauPembongkaran dengan potensi menimbulkangangguan dan/atau bahaya bagi Pengguna,Masyarakat, dan lingkungannya.

Pasal 329

(1) Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerahkabupaten/kota harus menindaklanjuti laporanpemantauan Masyarakat sebagaimana dimaksuddalam Pasal 328 ayat (5) dengan melakukan penelitiandan evaluasi, baik secara administratif maupun secarateknis.

(2) Penelitian dan evaluasi sebagaimana dimaksud padaayat (1) dilakukan melalui pemeriksaan lapangan, danmelakukan tindakan sesuai ketentuan peraturanperundang-undangan.

(3) Hasil pemeriksaan lapangan sebagaimana di maksudpada ayat (21disampaikan kepada Masyarakat.

Pasal 330

(1) Masyarakat ikut menjaga ketertiban PenyelenggaraanBangunan Gedung dengan mencegah setiap perbuatandiri sendiri atau kelompok yang dapat mengurangitingkat keandalan Bangunan Gedung dan/ataumengganggu Penyelenggaraan Bangunan Gedung danlingkungan.

(2) Dalam...

SK No 087203 A

Page 320: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES lDENREPUBLIK INDONESIA

-320-

(2) Dalam melaksanakan ketentuan menjaga ketertibanPenyelenggaraan Bangunan Gedung sebagaimanadimaksud pada ayat (1), Masyarakat dapat melaporkansecara lisan dan/atau tertulis kepada instansi yangberwenang atau kepada pihak yang berkepentinganatas perbuatan setiap orang.

Pasal 331

(1) Instansi yang berwenang wajib menindaklanjutilaporan Masyarakat sebagaimana dimaksud dalamPasal 330 ayat (2) dengan melakukan penelitian danevaluasi baik secara administratif maupun secarateknis.

(2) Penelitian dan evaluasi sebagaimana dimaksud padaayat (1) dilakukan pemeriksaan lapangan, danmelakukan tindakan sesuai dengan peraturanperundang-undangan.

(3) Hasil pemeriksaan lapangan sebagaimana di maksudpada ayat (21disampaikan kepada Masyarakat.

Bagian Kedua

Pemberian Masukan terhadap Penyusunan dan/atau PenyempurnaanPeraturan, Pedoman, dan Standar Teknis

Pasal 332

(1) Masyarakat dapat memberikan masukan terhadappenyusunan dan/atau penyempurnaan peraturan,pedoman, dan Standar Teknis di bidang BangunanGedung kepada Pemerintah Pusat dan/atauPemerintah Daerah kabupaten/ kota.

(21 Masukan Masyarakat sebagaimana dimaksud padaayat (1) disampaikan baik secara perorangan,kelompok, organisasi kemasyarakatan, maupunmelalui TPA dengan mengikuti prosedur danberdasarkan pertimbangan nilai-nilai sosial budayasetempat.

(3) Masukan .

SK No 089944 A

Page 321: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-321 -

(3) Masukan Masyarakat sebagaimana dimaksud padaayat (1) menjadi pertimbangan Pemerintah Pusatdan/atau Pemerintah Daerah kabupaten/kota dalampen)rusunan dan/atau penyempurnaan peraturan,pedoman, dan Standar Teknis di bidang BangunanGedung.

Bagian Ketiga

Penyampaian Pendapat dan Pertimbangan

Pasal 333

(1) Masyarakat dapat menyampaikan pendapat danpertimbangan kepada instansi yang berwenangterhadap penJrusunan RTBL, rencana induk sistemproteksi kebakaran kota, rencana teknis BangunanGedung tertentu dan/atau kegiatan penyelenggaraanyang menimbulkan dampak penting terhadaplingkungan agar Masyarakat yang bersangkutan ikutmemiliki dan bertanggung jawab dalam penataanbangunan dan lingkungannya.

(2) Pendapat dan pertimbangan Masyarakat sebagaimanadimaksud pada ayat (1) disampaikan baik secaraperorangan, kelompok, organisasi kemasyarakatan,maupun melalui TPA dengan mengikuti prosedur dandengan mempertimbangkan nilai-nilai sosial budayasetempat.

Pasal 334

(1) Pendapat dan pertimbangan Masyarakat untukrencana teknis Bangunan Gedung tertentu dan/ataukegiatan penyelenggaraan yang menimbulkan dampakpenting terhadap lingkungan, dapat disampaikanmelalui TPA atau dibahas dalam dengar pendapatpublik yang difasilitasi oleh Pemerintah Daerahkabupatenf kota, kecuali untuk BGFK difasilitasi olehPemerintah Pusat melalui koordinasi denganPemerintah Daerah kabupaten/kota.

(2) Hasil ...

SK No 089945 A

Page 322: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-322-

(2) Hasil dengar pendapat publik sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dapat menjadi pertimbangan dalamproses penetapan rencana teknis oleh PemerintahPusat dan/atau Pemerintah Daerah kabupaten/kota.

Bagian Keempat

Pelaksanaan Gugatan Perwakilan

Pasal 335

(1) Masyarakat dapat mengajukan gugatan perwakilan kepengadilan sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

(2) Masyarakat yang dapat mengajukan gugatanperwakilan adalah:

a. perorangan atau kelompok orang yang dirugikan,yang mewakili para pihak yang dirugikan akibatadanya proses Penyelenggaraan BangunanGedung yang mengganggu, merugikan, ataumembahayakan kepentingan umum; atau

b. perorangan atau kelompok orang atau organisasikemasyarakatan yang mewakili para pihak yangdirugikan akibat adanya proses PenyelenggaraanBangunan Gedung yang mengganggu, merulgikan,atau membahayakan kepentingan umum.

BAB VI

SK No 087204 A

Page 323: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRE S IDENREPUBLIK INDONESIA

-323-

BAB VI

PEMBINAAN

Bagian Kesatu

Umum

Pasal 336

(1) Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah sesuaidengan kewenangannya berdasarkan norma, standar,prosedur, dan kriteria yang ditetapkan olehPemerintah Pusat, menyelenggarakan pembinaanBangunan Gedung secara nasional untukmeningkatkan pemenuhan persyaratan danPenyelenggaraan Bangunan Gedung.

(21 Penyelenggaraan pembinaan Bangunan Gedungsebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukanmelalui kegiatan pengaturan, pemberdayaan, danpengawasan agar proses Penyelenggaraan BangunanGedung dapat berlangsung tertib dan tercapaikeandalan Bangunan Gedung yang sesuai denganfungsinya, serta terwujudnya kepastian hukum.

(3) Pembinaan yang dilakukan oleh Pemerintah Pusatsebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditujukankepada Pemerintah Daerah dan PenyelenggaraBangunan Gedung.

(4) Pembinaan yang dilakukan oleh Pemerintah Daerahsebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakanmelalui:

a. Pemerintah Daerah provinsi sebagai wakilPemerintah Pusat dalam bentuk pemberdayaan,pengawasan dan evaluasi proses PenyelenggaraanBangunan Gedung kepada Pemerintah Daerahkabupatenlkota;

b. Pemerintah. . .

SK No 089947 A

Page 324: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-324-

Pemerintah Daerah provinsi kepada PemerintahDaerah kabupaten/kota, Masyarakat danpenyelenggara Bangunan Gedung dalam bentukpengaturan, pemberdayaan dan pengawasanterhadap pemenuhan Standar Teknis dan prosesPenyelenggaraan Bangunan Gedung; dan

Pemerintah Daerah kabupaten/kota kepadaMasyarakat dan penyelenggara BangunanGedung dalam bentuk pengaturan,pemberdayaan dan pengawasan terhadappemenuhan Standar Teknis dan prosesPenyelenggaraan Bangunan Gedung.

Bagian Kedua

Pembinaan oleh Pemerintah Pusat

Pasal 337

(1) Pengaturan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 336ayat (21 dilakukan oleh Pemerintah Pusat denganpenJrusunan dan penyebarluasan norma, standar,prosedur dan kriteria Bangunan Gedung yang bersifatnasional.

(2) PenSrusunan norma, standar, prosedur dan kriteriaBangunan Gedung sebagaimana dimaksud pada ayat(1) dapat dilakukan dengan mempertimbangkanpendapat Pemerintah Daerah dan penyelenggaraBangunan Gedung.

(3) Pemerintah Pusat dapat memberikan bantuan teknisdalam pen5rusunan kebijakan daerah di bidangBangunan Gedung yang dilakukan oleh PemerintahDaerah.

(4) Penyebarluasan norma, standar, prosedur dan kriteriaBangunan Gedung dapat dilimpahkan kepadaPemerintah Daerah.

b

c

SK No 089948 A

Pasal 338

Page 325: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES lDENREPUBLIK lNDONESIA

-325-

Pasal 338

(1) Pemberdayaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal336 ayat (2) dilakukan kepada Pemerintah Daerah danpenyelenggara Bangunan Gedung.

(21 Pemberdayaan kepada aparat Pemerintah Daerah danpenyelenggara Bangunan Gedung berupa:

a. peningkatan kesadaran akan hak, kewajiban danperan dalam proses Penyelenggaraan BangunanGedung melalui sosialisasi, diseminasi,percontohan, dan penegakan hukum termasukpemberian insentif dan disinsentif; dan

b. peningkatan kapasitas aparat Pemerintah Daerahdan penyelenggara Bangunan Gedung melaluisosialisasi, diseminasi, dan pelatihan.

Pasal 339

(1) Pengawasan sebagaimana dimaksud dalam pasal 336ayat (2) dilakukan melalui pemantauan terhadappelaksanaan penerapan peraturan perundang-undangan bidang Bangunan Gedung dan upayapenegakan hukum.

(2) Pemerintah Pusat melakukan pengawasan terhadapPenyelenggaraan Bangunan Gedung di daerah dengancara melakukan evaluasi terhadap substansi teknissesuai dengan peraturan perundang-undangan.

(3) Apabila terdapat permasalahan di dalam penerapanPeraturan Pemerintah ini, Pemerintah Daerah dapatberkonsultasi kepada Menteri.

Bagian

SK No 089949 A

Page 326: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-326-

Bagian Ketiga

Pembinaan oleh Pemerintah Daerah Provinsi

Pasal 340

(1) Pemberdayaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal336 ayat (4) huruf b dilakukan kepada PemerintahDaerah kabupatenlkota di dalam wilayah provinsiberupa:

a. peningkatan kesadaran akan hak, kewajiban, danperan dalam proses Penyelenggaraan BangunanGedung melalui sosialisasi, diseminasi,percontohan, dan penegakan hukum termasukpemberian insentif dan disinsentif;

b. peningkatan kapasitas Pemerintah Daerah danpenyelenggara Bangunan Gedung melaluisosialisasi, diseminasi, dan pelatihan; dan

c. peningkatan kapasitas pelaksanaan tata caraoperasionalisasi norma, standar, prosedur dankriteria di daerah.

(2) Pengawasan sebagaimana dimaksud Pasal 336 avat (4)huruf b dilakukan melalui pemantauan terhadappelaksanaan penerapan peraturan perundang-undangan bidang Bangunan Gedung dan upayapenegakan hukum.

(3) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (21

dilakukan dengan cara mengevaluasi penerapannorma, standar, prosedur dan kriteria BangunanGedung dan proses Penyelenggaraan BangunanGedung di setiap Pemerintah Daerah kabupaten/kota,kecuali Pemerintah Daerah Provinsi untuk wilayahDaerah Khusus Ibukota Jakarta.

SK No 089950 A

Bagian . . .

Page 327: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLTK INDONESIA

-327 -

Bagian Keempat

Pembinaan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota

Pasal 341

Penyebarluasan norma, standar, prosedur, dan kriteriaBangunan Gedung sebagaimana dimaksud dalam Pasal337ayat (4) dapat dilakukan bersama-sama dengan Masyarakatyang terkait dengan Bangunan Gedung.

Pasal 342

(1) Pemberdayaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal336 ayat (4) huruf c dilakukan kepada penyelenggaraBangunan Gedung di wilayahnya.

(21 Pemberdayaan kepada penyelenggara BangunanGedung dapat berupa:

a. penyebarluasan norma, standar, prosedur, dankriteria Bangunan Gedung dapat dilakukanbersama-sama dengan Masyarakat yang terkaitdengan Bangunan Gedung;

b. peningkatan kesadaran akan hak, kewajiban, danperan dalam proses Penyelenggaraan BangunanGedung melalui sosialisasi, diseminasi,percontohan, dan penegakan hukum termasukpemberian insentif dan disinsentif;

c. peningkatan kapasitas aparat Pemerintah Daerahdan penyelen ggara Bangunan Gedung melaluisosialisasi, diseminasi, dan pelatihan; dan

d. penetapan tata cara atau operasionalisasipelaksanaan norma, standar, prosedur, dankriteria di daerah.

SK No 089951 A

Pasa1343...

Page 328: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-328-

Pasal 343

Pemberdayaan terhadap Masyarakat yang belum mampumemenuhi Standar Teknis Bangunan Gedung dilakukanbersama-sama dengan Masyarakat yang terkait denganBangunan Gedung melalui:

a. pendampingan pembangunan Bangunan Gedungsecara bertahap;

b. pemberian bantuan percontohan rumah tinggal yangmemenuhi Standar Teknis; dan/atau

c. bantuan penataan bangunan dan lingkungan yangsehat dan serasi.

Pasal 344

(1) Pemerintah Daerah kabupaten/kota melakukanpengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 336ayat (41 huruf c terhadap pelaksanaan penerapannorma, standar, prosedur, dan kriteriaPenyelenggaraan Bangunan Gedung melaluimekanisme PBG, inspeksi, SLF, SBKBG, dan RTB.

(21 Pemerintah Daerah kabupaten/kota mendayagunakanperan Masyarakat dalam pengawasan pelaksanaanpenerapan norma, standar, prosedur, dan kriteria dibidang Bangunan Gedung.

Pasal 345

Untuk pembinaan Penyelenggaraan Bangunan Gedung,ketentuan lebih rinci mengenai:

a. fungsi dan klasifikasi Bangunan Gedung sebagaimanadimaksud dalam Pasal 3;

b. standar perencanaan dan perancangan BangunanGedung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14;

c. standar pelaksanaan dan pengawasan konstruksiBangunan Gedung sebagaimana dimaksud dalamPasal 58;

d. standar .

SK No 089952 A

Page 329: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-329-

d. standar Pemanfaatan Bangunan Gedung sebagaimanadimaksud dalam Pasal 62;

e. ketentuan penyelenggaraan BGH sebagaimanadimaksud dalam Pasal 107;

f. ketentuan Penyelenggaraan BGN sebagaimanadimaksud dalam Pasal 124;

g. ketentuan pelaku Penyelenggaraan Bangunan Gedungsebagaimana dimaksud dalam Pasal 2O2; dan

h. proses Penyelenggaraan Bangunan Gedung melaluiSIMBG sebagaimana dimaksud dalam Pasal 326 ayat( 1);

tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidakterpisahkan dari Peraturan Pemerintah ini.

BAB VII

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 346

(1) Bangunan Gedung yang telah memperoleh perizinanyang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerahkabupaten/kota sebelum berlakunya PeraturanPemerintah ini izinnya dinyatakan masih tetapberlaku.

(2) Bangunan Gedung yang telah memperoleh izinmendirikan bangunan dari Pemerintah Daerahkabupaten/kota sebelum Peraturan Pemerintah inimulai berlaku, izinnya masih tetap berlaku sampaidengan berakhirny a izin.

(3) Bangunan Gedung yang telah berdiri dan belummemiliki PBG, untuk memperoleh PBG harusmengurus SLF berdasarkan ketentuan PeraturanPemerintah ini.

SK No 089953 A

BABVIII ...

Page 330: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-330-

BAB VIII

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 347

(1) Pemerintah Pusat menyediakan basis datasebagaimana dimaksud dalam Pasal 232 ayat (1),dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan sejakPeraturan Pemerintah ini berlaku.

(2) Pemerintah Daerah kabupaten/kota harusmenyediakan PBG dalam jangka waktu paling lambat6 (enam) bulan sejak Peraturan Pemerintah iniberlaku.

Pasal 348

Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku:

a. Peraturan pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor36 Tahun 2005 tentang Peraturan PelaksanaanUndang-Undang Nomor 28 Tahun 2OO2 tentangBangunan Gedung (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2005 Nomor 83, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4532),tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan ataubelum diganti dengan peraturan yang baruberdasarkan Peraturan Pemerintah ini; dan

b. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentangPeraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28Tahun 2OO2 tentang Bangunan Gedung (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 83,Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 45321, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 349

Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggaldiundangkan.

Agar. . .

SK No 089954 A

Page 331: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 331 -

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkanpengundangan Peraturan Pemerintah ini denganpenempatannya dalam Lembaran Negara RepublikIndonesia.

Ditetapkan di Jakartapada tanggal 2 Februari 2O2L

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

JOKO WIDODO

Diundangkan di Jakartapada tanggal 2 Februari 2O2L

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIAREPUBLIK INDONESIA,

rtd

YASONNA H. LAOLY

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2O21 NOMOR 26

Salinan sesuai dengan aslinya

KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARAREPUBLIK INDONESIA

Perundang-undangan danasi Hukum,

ttd

SK No 087281 A

Djaman

Page 332: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRESIDENREPUBLIK !NDONESIA

PENJELASAN

ATAS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 16 TAHUN 2021

IENTANG

PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 28 TAHUN 2OO2TENTANG BANGUNAN GEDUNG

I. UMUM

Bangunan Gedung sebagai tempat manusia melakukan kegiatannya,mempunyai peranan yang sangat strategis dalam pembentukan watak,perwujudan produktivitas, dan jati diri manusia. Karena itu,Penyelenggaraalt Bangunan Gedung perlu diatur dan dibina demikelangsungan dan peningkatan kehidupan serta penghidupan Masyarakat,sekaligus untuk mewujudkan Bangunan Gedung yang andal, berjati diri,serta seimbang, serasi, dan selaras dengan lingkungannya.

Bangunan Gedung menrpakan salah satu wujud fisik pemanfaatanrLlang. Oleh karena itu. pengaturan Bangunan Gedung tetap mengacu padapengaturan penataan ruang sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

Untuk menjamin kepastian dan ketertiban hukum dalamPenyelenggaraan Bangunan Gedung, setiap Bangunan Gedung harusmemenuhi persyaratan administratif dan persyaratan teknis BangunanGedung.

Peraturan Pemerintah ini dimaksudkan sebagai pengaturan lebih lanjutpelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2OO2 tentang BangunanGedung setragaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahrrn2o2o tentang cipta Kerja, baik dalam pemenuhan persyaratan yangdiperlukan dalam Penyelenggaraan Bangunan Gedung, maupun dalampemenuhan tertib Penyelenggaraan Bangunan Gedung.

Peraturan Pemerintah ini bertujuan untuk mewujudkanPenyelenggaraan Bangunan Gedung yang tertib, baik secara administratifmaupun secara teknis, agar terwujud Bangunan Gedung yang fungsional,andal, yang menjamin kcselamatan, kesehatan, kenyamanan, dankemudahan pengguna, serta serasi dan selaras dengan lingkungannya.

Peraturan Pemerintah ini mengatur ketentuan pelaksanaan tentangfungsi Banqunan Gedung, perslraratan Bangunan Gedung, PenyelenggaraanBangunan Gedung, peran Masyarakat dalam Penyelenggaraan BangunanGedung, dan pembinaan dalam Pcnyelenggaraan Bangunan Gedung.

Pengaturan .

SK No 087205 A

Page 333: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRESIDENREPUBLIK TNDONESIA

-2-

Pengaturan fungsi Bangunan Gedung dalam Peraturan Pemerintah inidimaksudkan agar Bangunan Gedung yang akan didirikan dari awal telahditetapkan fungsinya, sehingga Masyarakat yang akan mendirikanBangunan Gedung dapat memenuhi Standar Teknis Bangunan Gedungnyadengan efektif dan efisien, sehingga apabila bermaksud mengubah fungsiyang ditetapkan harus diikuti dengan perubahan StandarTeknis. Di sampingitu, agar pemenuhan persyaratan teknis setiap fungsi Bangunan Gedunglebih efektif dan efisien, fungsi Bangunan Gedung tersebut diklasifikasikanberdasarkan tingkat kompleksitas, tingkat permanensi, tingkat risiko bahayakebakaran, lokasi, ketinggian, kepemilikan, dan/atau klas bangunan.

Pengaturan persyaratan administratif Bangunan Gedung dalamPeraturan Pemerintah ini dimaksudkan agar Masyarakat mengetahui lebihrinci persyaratan administratif yang diperlukan untuk mendirikan BangunanGedung, baik dari segi kejelasan status tanahnya, kejelasan statuskepemilikan Bangunan Gedungnya, maupun kepastian hukum bahwaBangunan Gedung yang didirikan telah memperoleh persetujuan dariPemerintah Daerah dalam bentuk Bangunan Gedung.

Kejelasan hak atas tanah adalah persyaratan mutlak dalam mendirikanBangunan Gedung, meskipun dalam Peraturan Pemerintah inidimungkinkan adanya Bangunan Gedung yang didirikan di atas tanah milikorang/pihak lain dengan perjanjian. Dengan demikian kepemilikanBangunan Gedung dapat berbeda dengan kepemilikan tanah, sehingga perluadanya pengaturan yang jelas dengan tetap mengacu pada peraturanperundang-undangan tentang kepemilikan tanah.

Bagi Pemerintah Daerah sendiri, dengan diketahuinya persyaratanadministratif Bangunan Gedung oleh Masyarakat luas, khususnya yangakan mendirikan atau memanfaatkan Bangunan Gedung, menjadi suatukemudahan dan sekaligus tantangan dalam penyelenggaraan tatapemerintahan yang baik.

Pelayanan pemrosesan dan pemberian Bangunan Gedung yangtransparan, adil, tertib hukum, partisipatif, tanggap, akuntabel, efisien danefektif, serta profesional, merupakan wujud pelayanan prima yang harusdiberikan oleh Pemerintah Daerah.

Pengaturan . . .

SK No 087206 A

Page 334: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-3-

Pengaturan persyaratan teknis dalam Peraturan Pemerintah inimengatur lebih lanjut persyaratan teknis tata bangunan dan keandalanBangunan Gedung, agar Masyarakat dalam mendirikin Bangunan Gedungmengetahui secara jelas persyaratan-persyaratan teknis yang harusdipenuhi sehingga Bangunan Gedungnya dapat menjamin keselamatanpengguna dan lingkungannya, dapat ditempati secara aman, sehat, nyaman,dan aksesibel, sehingga secara keseluruhan dapat memberikan jaminanterwujudnya Bangunan Gedung yang fungsional, layak huni, berjati diri, d.r,produktif, serta serasi dan selaras dengan lingkungannya.

_ Dengan dip_enuhinya persyaratan teknis Bangunan Gedung sesuaifungsi dan klasifikasinya, maka diharapkan kegagalan konstruksii.ru.rpr.,kegagalan Bangunan Gedung dapat dihindari,

".rri.rgga pengguna bangunan

dapat hidup lebih tenang dan sehat, rohaniah dan jaJmaniah yang akhirnyadapat lebih baik dalam berkeluarga, bekerja, bermasyarakat, d.., b..rr.g"i".

Pengaturan Bangunan Gedung dilandasi oleh asas kemanfaatan,keselamatan, keseimbangan, keserasian Bangunan Gedung, danlingkungannya bagi Masyarakat yang berperikemanusiaan dan berkiadilan.Oleh karena itu, Masyarakat diupayakan untuk terlibat dan berperan aktif,positif, konstruktif, dan bersinergi bukan hanya dalam rangka pembangunandan Pemanfaatan Bangunan Gedung untuk kepentingan mereka sJndiri,tetapi juga dalam meningkatkan pemenuhan persyaratan Bangunan Gedungdan tertib Penyelenggaraan Bangunan Gedung pada .r-r*ry".

Pelaksanaan peran Masyarakat yang diatur dalam peraturanPemerintah ini juga tetap mengacu pada peraturan perundang-undangantentang organisasi kemasyarakatan, sedangka_n pelaksanaan gugatanperwakilan yang merupakan salah satu benturk peran Masyarakat dalamPenyelenggaraan Bangunan Gedung juga mengacu pada peraturanperundang-undangan yang terkait dengan gugatan perwakilan.

Pengaturan peran Masyarakat dimaksudkan untuk mendorongtercapainya tujuan Penyelenggaraan Bangunan Gedung yang tertib,fungsional, andal, dapat menjamin keselamatan, kesehatan-, ka.ry...r".r"rr,kemudahan bagi Pengguna dan Masyarakat di sekitarnya, serta serasi danselaras dengan lingkungannya.

Pengaturan.

SK No 089958 A

Page 335: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-4-

Pengaturan penyelenggaraan pembinaan dimaksudkan sebagaiketentuan dasar pelaksanaan bagi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Oaerahdalam melakukan pembinaan Penyelenggaraan Bangunan Gedung denganberlandaskan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik. pembinaandilakukan untuk Pemilik Bangunan Gedung, penggu.ra-Bangunan Gedung,Penyedia Jasa Konstruksi, maupun Masyarakat yang berkepentingan dengantujuan untuk mewujudkan tertib penyelenggaraan dar, keandalan Barrgrr.,Gedung yang memenuhi persyaratan administratif dan teknis, serta yangdilaksanakan dengan penguatan kapasitas penyelenggara BangunaiGedung.

Penyelenggaraan Bangunan Gedung tidak terlepas dari peran penyediaJasa Konstruksi baik sebagai perencana, pelaksana, pengawas ataumanajemen konstruksi maupun jasa-jasa pengemb"rrg".r.ryr, termasukpenyedia jasa Pengkaji Teknis Bangunan Gedung, dan pelaksanaannya jugaberdasarkan peraturan perundang-undangan di bidang jasa konstruksi.

Penegakan hukum menjadi bagian yang penting dalam upayamelindungi kepentingan semua pihak agar memperoleh keadilan dalam hakdan kewajibannya dalam Penyelenggaraan Bangunan Gedung. penegakandan penerapan sanksi administratif perlu dimasyarakatkan dan diteripkansecara bertahap agar tidak menimbulkan ekses di lapangan, dengan tetapmempertimbangkan keadilan dan ketentuan perundang-undangan lain.

Mengenai sanksi pidana, tata cara pengenaan sanksi pidanasebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 ayat (s) dan pasal 4T ayat (3)U-1dang-undang Nomor 28 Tahun 2oo2 tentang Bangunan Gedungdilaksanakan dengan tetap mengikuti ketentuan Kitab 0ndang-Undan[Hukum Acara Pidana.

Peraturan Pemerintah ini mengatur hal-hal yang bersifat pokok dannormatif mengenai Penyelenggaraan Bangunan Gedung sedangkanketentuan pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan peraturanperundang-undangan lain seperti Peraturan Presiden, Peraturan Menteri,standardisasi nasional, maupun peraturan Daerah dengan tetapmempertimbangkan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan lainyang terkait dengan pelaksanaan Peraturan pemerintah ini.

II. PASAL D I PASAL

Pasal 1

Cukup jelas.

Pasal 2

Cukup jelas.

SK No 089959 A

Pasal 3

Page 336: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-5-

Pasal 3

Cukup jelas.

Pasal 4

Cukup jelas.

Pasal 5

Ayat (1)

Yang dimaksud fungsi hunian meliputi:

a. rumah tinggal tunggal;b. rumah tinggal deret;c. rumah susun.

Ayat (2)

Yang dimaksud fungsi keagamaan meliputi:

a. bangunan masjid termasuk musala;

b. bangunan gereja termasuk kapel;

c. bangunan pura;

d. bangunan vihara;

e. bangunan kelenteng;

f. bangunan peribadatan agamalkepercayaan lainnya yangdiakui oleh negara.

Ayat (3)

Yang dimaksud fungsi usaha meliputi:

a. Bangunan Gedung perkantoran, termasuk kantor yangdisewakan;

b. Bangunan Gedung perdagangan, seperti warung, toko,pasar dan mal;

c. Bangunan Gedung perindustrian, seperti pabrik,laboratorium, dan perbengkelan;

d. untuk Bangunan Gedung laboratorium yang termasukdalam fungsi usaha adalah laboratorium yang bukanmerupakan fasilitas layanan kesehatan dan layananpendidikan;

e. Bangunan Gedung perhotelan, seperti wisma, losmen,hostel, motel, rumah kos, hotel, dan kondotel.

f. bangunan.

SK No 087207 A

Page 337: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-6-

f. bangunan wisata dan rekreasi, seperti gedung pertemuan,olahraga, anjungan, bioskop, dan gedung pertunjukan;

g. Bangunan Gedung terminal, seperti terminal angkutandarat, stasiun kereta api, bandara, dan pelabuhan laut;

h. Bangunan Gedung tempat penyimpanan, seperti gudang,tempat pendinginan, dan gedung parkir.

Ayat (a)

Yang dimaksud fungsi sosial dan budaya meliputi:a. Bangunan Gedung pendidikan, termasuk sekolah dasar,

sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas,perguruan tinggi, dan sekolah terpadu;

b. Bangunan Gedung kebudayaan, termasuk museum,gedung pameran, dan gedung kesenian;

c. Bangunan Gedung kesehatan, termasuk puskesmas, klinikbersalin, tempat praktik dokter bersama, rumah sakit, danlaboratorium; dan

d. Bangunan Gedung pelayanan umum lainnya.

Ayat (5)

Yang dimaksud fungsi khusus meliputi:a. mempunyai tingkat kerahasiaan tinggi untuk kepentingan

nasional atau yang penyelenggaraannya dapatmembahayakan Masyarakat di sekitarnya dan/ataumempunyai risiko bahaya tinggi, dan penetapannyadilakukan oleh Menteri berdasarkan usulan menteri terkaittempat melakukan kegiatan yang mempunyai tingkatkerahasiaan tinggi tingkat nasional;

b. sebagai bangunan instalasi pertahanan misalnya kubu-kubu dan atau pangkalan-pangkalan pertahanan (instalasipeluru kendali), pangkalan laut dan pangkalan udara, sertadepo amunisi;

c. Sebagai bangunan instalasi keamanan misalnyalaboratorium forensik dan depo amunisi.

Pasal 6

Yang dibangun untuk menampung kegiatan dengan tujuanmendapatkan keuntungan.

Pasal7...

SK No 087208 A

Page 338: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-7 -

Pasal 7

Ayat (1)

Ayat (2)

Cukup jelas.

Pasal 8

Cukup jelas.

Pasal 9

Ayat (1)

Ayat (21

Cukup jelas.

Ayat (3)

Yang dimaksud dengan dampak negatif bagi Pengguna danlingkungan antara lain:

a. Bangunan Gedung yang aktivitasnya bisa menyebabkanledakan atau menimbulkan limbah 83 (Bahan Berbahayadan Beracun) tidak boleh digabungkan dengan aktivitashunian;

b. menggabungkan fungsi hunian dengan aktivitas produksiyang dapat mengganggu kesehatan dan keselamatanmanusia.

Klasifikasi Bangunan Gedung merupakan pengklasihkasianlebih lanjut dari fungsi Bangunan Gedung, agar dalampembangunan dan pemanfaatan Bangunan Gedung dapat lebihtajam dalam penetapan persyaratan administratif dan teknisnyayang harus diterapkan.

Dengan ditetapkannya fungsi dan klasifikasi Bangunan Gedungyang akan dibangun, maka pemenuhan persyaratanadministratif dan teknisnya dapat lebih efektif dan efisien.

a. Klasifikasi Bangunan Gedung permanen adalah BangunanGedung yang rencana penggunaannya lebih dari 5 (lima)tahun.

b. Klasifikasi. . .

.Si( No 087336 A

Page 339: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-8-

b. Klasifikasi Bangunan Gedung nonpermanen adalahBangunan Gedung yang rencana penggunaannya sampaidengan 5 (lima) tahun.

Ayat (a)

Cukup jelas.

Ayat (5)

Klasifikasi berdasarkan lokasi meliputi:

a. lokasi padat; lokasi padat pada umumnya lokasi yangterletak di daerah perdagangan/pusat kota dan/ataukawasan dengan KDB lebih dari 600/o (enam puluh persen).

b. lokasi sedang; lokasi sedang pada umumnya terletak didaerah permukiman dan/atau kawasan dengan KDBantara 4ooh (empat puluh persen) hingga 600/o (enam puluhpersen).

c. lokasi renggang; lokasi renggang pada umumnya terletakpada daerah pinggiran lluar kota atau daerah yangberfungsi sebagai resapan dan/atau kawasan dengan KDB4Oo/o (empat puluh persen) atau di bawahnya.

Ayat (6)

Klasifikasi berdasarkan ketinggian meliputi:

a. bangunan super tinggi adalah Bangunan Gedung denganjumlah lantai bangunan di atas 10O (seratus) lantai.

b. bangunan pencakar langit adalah Bangunan Gedungdengan jumlah lantai 40 (empat puluh) - 100 (seratusJlantai.

c. bangunan bertingkat tinggi adalah Bangunan Gedungdengan jumlah lantai bangunan lebih dari g (delapan)lantai;

d. bangunan bertingkat sedang adalah Bangunan Gedungdengan jumlah lantai bangunan 5 (lima) sampai g (delapan)lantai'

e. bangunan .

SK No 087337 A

Page 340: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-9 -

bangunan bertingkat rendah adalah Bangunan Gedungdengan jumlah lantai bangunan sampai dengan 4 (empat)lantai.

Ayat (7)

Cukup jelas.

Pasal 1O

Cukup jelas.

Pasal 1 1

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Yang dimaksud dengan perubahan fungsi termasuk perubahansub fungsi.

e

Pasal

Pasal

Pasal

Pasal

Pasal

Pasal

t2Cukup jelas.

13

Cukup jelas.

L4

Cukup jelas.

15

Cukup jelas.

t6Cukup jelas.

t7Cukup jelas.

Pasal 18

SK No 089964 A

Page 341: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES lDENREPUBLIK ]NDONESIA

- 10-

Pasal 18

Cukup jelas.

Pasal 19

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

KRK merupakan ketentuan yang berlaku untuk lokasi yangbersangkutan dan berisi:

a. fungsi Bangunan Gedung yang dapat dibangun pada lokasibersangkutan;

b. ketinggian maksimum Bangunan Gedung yang diizinkan;

c. jumlah lantai/lapis Bangunan Gedung di bawahpermukaan tanah dan KTB yang diizinkan;

d- garis sempadan dan jarak bebas minimum BangunanGedung yang diizinkan;

e. KDB maksimum yang diizinkan;

f. KLB maksimum yang diizinkan;

g. KDH minimum yang diwajibkan;

h. KTB maksimum yang diizinkan; dan

i. jaringan utilitas kota.

Ayat (a) Cukup jelas.

Ayat (5)

Cukup jelas.

Pasal 20

Cukup jelas.

Pasal 21

Cukup jelas.

Pasal22...

SK No 089965 A

Page 342: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 11-

Pasal 22

Ayat (1)

Cukup jelas.Ayat (2)

a. aspek daya dukung lingkungan yaitu kemampuan lingkunganuntuk menampung kegiatan dan segala akibat/dampak yangditimbulkan, antara lain kemampuan daya resapan air,ketersediaan air bersih, volume persampahan dan limbahyang ditimbulkan, serta beban transportasi;

b. aspek keseimbangan lingkungan yaitu terkait pemenuhanproporsi ruang terbuka terhadap ruang terbangun dalamlingkup kawasan;

c. aspek keselamatan lingkungan yaitu terkait kemudahanakses bagi pemadam kebakaran dan akses terhadap evakuasipada saat terjadi bencana;

d. aspek keserasian lingkungan yaitu terkait perwujudan wajahkota yang diharapkan;

e. aspek perkembangan kawasan yaitu terkait kebijakan padakawasan yang didorong atau dibatasi pengembangannya.

Ayat (3)

Cukup jelas.Pasal 23

Ayat (1)

Huruf aGSB merupakan garis yang membatasi jarak bebasminimum dari bidang terluar suatu massa BangunanGedung terhadap batas as jalan, tepi sungai, tepi danau,tepi pantai, as jalan kereta api, dan/atau as jaringanlistrik tegangan tinggi.

Huruf bYang dimaksud dengan 'Jarak bangunan dengan bataspersil" adalah garis yang membatasi jarak bebas minimumdari bidang terluar suatu massa Bangunan Gedungdengan batas persil.

Huruf c

Yang dimaksud dengan tarak antar-Bangunan Gedungl'adalah garis yang membatasi jarak bebas minimum daribidang terluar suatu massa Bangunan Gedung denganbidang terluar massa Bangunan Gedung lain dalam satupersil.

Ayat. . .

SK No 087216 A

Page 343: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-12-

Ayat (2)

Cukup jelas.

Pasal 24

Cukup jelas.

Pasal 25

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Yang dimaksud dengan "revitalisasi" adalah upaya untukmeningkatkan nilai lahan/kawasan melalui pembangunankembali dalam suatu kawasan yang dapat meningkatkan fungsikawasan sebelumnya.

Ayat (a)

Cukup jelas.

Ayat (5)

Cukup jelas.

Ayat (6)

Cukup jelas.

Pasal 26

Cukup jelas.

Pasal 27

Cukup jelas.

Pasal 28

Cukup jelas.

Pasal 29

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat. . .

SK No 087217 A

Page 344: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-13-

Ayat (2)

Yang dimaksud dengan kuat adalah kondisi struktur BangunanGedung yang kemungkinan terjadinya kegagalan strukturBangunan Gedung sangat kecil, yang kerusakan strukturnyamasih dalam batas-batas persyaratan teknis yang masih dapatditerima selama umur bangunan yang direncanakan.

Yang dimaksud dengan stabil adalah kondisi struktur BangunanGedung yang tidak mudah terguling, miring, atau tergeserselama umur bangunan yang direncanakan.

Yang dimaksud dengan kemampuan pelayanan (seruiceabilityladalah kondisi struktur Bangunan Gedung yang selainmemenuhi persyaratan keselamatan juga memberikan rasaaman, nyaman, dan selamat bagi pengguna.

Yang dimaksud dengan keawetan adarah umur struktur yangpanjang (lifetime) sesuai dengan rencana, tidak mudah rusak,aus, lelah (fatigue)dalam memikul beban.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (a)

Beban meliputi:

a. Beban muatan tetap yaitu beban muatan mati atau beratsendiri Bangunan Gedung dan beban muatan hidup yangtimbul akibat fungsi Bangunan Gedung.

b. Beban muatan sementara yaitu selain gempa dan angin,termasuk beban muatan yang timbul akibat benturan ataudorongan angin, dan lain-lain.

Ayat (5)

Cukup jelas.

Ayat (6)

Cukup jelas.

Ayat. . .

SK No 087218 A

Page 345: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRESIDENREPUBLIK TNDONESIA

-14-

Ayat (7)

Huruf akonstruksi beton terdiri dari konvensional dan pracetak.Pracetak terdiri dari prategang dan bukan prategang.

Huruf bCukup jelas.

Huruf cCukup jelas.

Huruf dCukup jelas.

Huruf e

Cukup jelas.Ayat (8)

Cukup jelas.Pasal 30

Cukup jelas.

Pasal 31

Cukup jelas.

Pasal 32

Cukup jelas.

Pasal 33

Ayat (1)

Huruf aYang dimaksud dengan "sistem proteksi petir eksternal,,adalah sistem proteksi terhadap sambaran langsung.

Huruf bYang dimaksud dengan "sistem proteksi petir internal,,adalah sistem proteksi terhadap sambaran petir secaratidak langsung, misalnya imbas melalui grounding listrik,menyambar jaringan listrik sehingga jaringan listrikbertegangan petir.

Ayat (2)

Cukup jelas.Ayat (3)

Cukup jelas.

SK No 087219 A

Pasal34...

Page 346: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-15-

Pasal 34

Cukup jelas.

Pasal 35

Cukup jelas.

Pasal 36

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Huruf aVentilasi alami merupakan bentuk pertukaran udarasecara alamiah tanpa bantuan alat.

Huruf bVentilasi mekanis merupakan bentuk pertukaran udaradengan bantuan alat.

Ayat (a)

Cukup jelas.

Ayat (5)

Cukup jelas.

Pasal 37

Cukup jelas.

Pasal 38

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (21

Huruf aCukup jelas.

Huruf bAir limbah terdiri atas limbah domestik, limbah industri,dan limbah 83 (Bahan Berbahaya dan Beracun).

Huruf c .

SK No 087220 A

Page 347: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES lDENREPUBLIK INDONESlA

- 16-

Huruf c

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (a)

Cukup jelas.

Pasal 39

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4)

Huruf a

fHuruf b

Sampah rumah tangga berasal dari kegiatan sehari-haridalam rumah tangga, tidak termasuk tinja dan sampahspesifik. Sampah sejenis sampah rumah tangga berasaldari kawasan komersial, kawasan industri, kawasankhusus, fasilitas sosial, fasilitas umum, dan/ataufasilitas lainnya. Sampah spesifik meliputi:

a. sampah yang mengandung bahan berbahaya danberacun;

b. sampah yang mengandung limbah bahan berbahayadan beracun;

sampah yang timbr-rl akibat bencana;

puing bongkaran bangunan;

sampah yang secara teknologi belum dapat diolah;dan/atausampah yang timbul secara tidak periodik.

C

d.

e

SK No 089971 A

Cukup jelas

Huruf c. . .

Page 348: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-17-

Huruf cCukup jelas.

Pasal 40

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (a)

Bahan bangunan lokal yaitu berasal dari lokasi bangunandidirikan dengan mempertimbangkan proses produksi,distribusi, dan pemanfaatan yang tidak merusak ataumengganggu lingkungan hidup.

Pasal 4 1

Cukup jelas.

Pasal 42

Cukup jelas.

Pasal 43

Cukup jelas.

Pasal 44

Cukup jelas.

Pasal 45

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat(3) ...

SK No 089972 A

Page 349: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-18-

Ayat (3)

Huruf aYang dimaksud dengan getaran dapat berupa getarantetap maupun getaran tidak tetap. Getaran tetap berasaldari sumber getar tetap seperti: genset, AHU, mesin lift.Getaran tidak tetap dapat berupa getaran kejut, getaranmekanik atau seismik. Getaran tidak tetap berasal darisumber seperti: kereta api, gempa, pesawat terbang,kegiatan konstruksi.

Huruf bYang dimaksud dengan bising adalah sumber suaramengganggu berupa dengung, gema, ataugaung/pantulan suara yang tidak teratur.

Ayat (a)

Cukup jelas.

Ayat (5)

Cukup jelas.

Ayat (6)

Cukup jelas.

Pasal 46

Cukup jelas.

Pasal 47

Cukup jelas.

Pasal 48

Cukup jelas.

Pasal 49

Cukup jelas.

Pasal 50

Cukup jelas.

Pasal51...

SK No 08733t A

Page 350: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-L9-

Pasal 51

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (a)

Yang dimaksud dengan "pihak terkait" antara lain:

a. Pemilik bangunan terdampak;

b. Pemerintah Pusat;

c. Pemerintah Daerah provinsi; dan/ataud. Pemerintah Daerah kabupaten/kota.

Ayat (5)

Cukup jelas.

Ayat (6)

Cukup jelas.

Ayat (7)

Cukup jelas.

Ayat (8)

Cukup jelas.

Ayat (9)

Cukup jelas.

Pasal 52

Cukup jelas.

Pasal 53

Ayat (1)

Cukup jelas.

SK No 089974 A

Ayat (2)

Page 351: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-20-

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (a)

Huruf a

Cukup jelas.

Huruf bPenerapan pola tata ruang dalam dilaksanakan untukmendukung kejelasan orientasi dalam Bangunan Gedung.

Huruf c

Penerapan pola rancangan dilakukan pada permukaanbidang, material dan elemen alam, dan penempatanperabot.

Huruf d

Cukup jelas.

Ayat (5)

Cukup jelas.

Pasal 54

Cukup jelas.

Pasal 55

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Huruf a

Beban statis berupa:

a. beban akibat berat Bangunan Gedung itu sendiribeserta seluruh isinya.

b. statis dari luar dalam jangka panjang akibattekanan tanah.

Huruf b. . .

SK No 087306 A

Page 352: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

Huruf b

Huruf cCukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Pasal 56

Cukup jelas.

Pasal 57

Cukup jelas.

Pasal 58

Cukup jelas.

Pasal 59

Cukup jelas.

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-2t-

Beban dinamik berupa:

a. beban tekanan dinamik tanah akibat getaran,benturan atau pergerakan dari kendaraan ataukegiatan-kegiatan lainnya dari bangunan prasaranaatau sarana umum yang berada di atas permukaantanah.

b. beban akibat pukulan gelombang pada bagian-bagian Bangunan Gedung, termasuk pengaruhsiraman air terhadap Bangunan Gedung atau bebanbenturan dari kendaraan air yang merapat keBangunan Gedung;

c. beban benturan akibat benturan dari kendaraan,terutama untuk Bangunan Gedung yang berada diatas jalan umum atau jalur kereta api.

Pasal

SK No 089976 A

Page 353: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES lDENREPUBLIK INDONESIA

-22-

Pasal 60

Cukup jelas.

Pasal 61

Cukup jelas.

Pasal 62

Cukup jelas.

Pasal 63

Cukup jelas.

Pasal 64

Ayat (1)

Pemeliharaan Bangunan Gedung adalah kegiatan menjagakeandalan Bangunan Gedung beserta prasarana dan sarananyaagar Bangunan Gedung selalu laik fungsi (preuentiuemaintenance).

Perawatan Bangunan Gedung adalah kegiatan memperbaikidan/atau mengganti bagian Bangunan Gedung, komponen,bahan bangunan, dan/atau prasarana dan sarana agarBangunan Gedung tetap laik fungsi (anratiue maintenance).

Ayat (21

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (a)

Cukup jelas.

Ayat (5)

Cukup jelas.

Ayat (6)

Huruf aCukup jelas.

St( No 089977 A

Huruf b

Page 354: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

REStlE'tlFIffiIIBhtK l$IDtmESm

-23-

Huruf bPenyusutan merupakan nilai penurunan atau depresiasiBangunan Gedung yang dihitung secara sama besarsetiap tahunnya selama jangka waktu umur bangunan.Penyusutan Bangunan Gedung ditetapkan sebesar:a. 2o/o (dua persen) per tahun untuk bangunan

permanen;b. 4o/o (ernpat persen) per tahun untuk bangunan semi

permanen; atauc. 10% (sepuluh persen) per tahun untuk bangunan

konstruksi darurat, dengan nilai sisa (saluage ualue)paling sedikit sebesar 2Oo/o (dua puluh persen).

Huruf c

Cukup jelas.

Huruf d

Yang dimaksud dengan "peningkatan komponenbangunan" antara lain:

a. peningkatan mutu; dan

b. peningkatan kelengkapan dan peralatan;

dalam rangka pemenuhan Standar Teknis.

Cukup jelas.

Pasal 65

Pasal 66

Ayat (1)Cukup jelas.

Ayat (2)Cukup jelas.

Ayat (3)Cukup jelas.

Ayat (a)Huruf a

Yang dimaksud dengan kerusakan ringan adalahkerusakan terutama pada komponen non struktural,seperti penutup atap, langit-langit, penutup 1antai, dandinding pengisi. Perawatan untuk tingkat kerusakanringan, biayanya maksimum adalah sebesar 35%o (tigapuluh lima persen) dari harga satuan tertinggipembangunan Bangunan Gedung baru yang berlaku,untuk tipe/klas dan lokasi yang sama.

Huruf . . .

SK No 087347 A

Page 355: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-24-

Huruf b

Yang dimaksud dengan "kerusakan sedang" adalahkerusakan pada sebagian komponen non-struktural, danatau komponen struktural seperti struktur atap, lantai,dan lain-lain.

Huruf cYang dimaksud dengan "kerusakan berat" adarahkerusakan pad-a sebagian besar komponen bangunan,baik strukturar maupun non-struktuial yang apabilasetelah diperbaiki masih dapat berfungsi'dengan baiksebagaimana mestinya.

Ayat (5)

Huruf aYang dimaksud dengan "rehabilitasi" adalah memperbaikibangunan yang telah rusak sebagian dengan maksudmenggunakan sesuai dengan fungsi tertentu yang tetap,baik arsitektur maupun struktur Br.rgr.r.n ceaung tetapdipertahankan seperti semula, sedang utilitas a"p"tberubah.

Huruf b

Yang dimaksud dengan "renovasi" adalah memperbaikibangunan yang telah rusak berat sebagian denganmaksud menggunakan sesuai fungsi tertenti yang dapattetap atau berubah, baik arsitektur, struktur maupunutilitas bangunannya.

Huruf cMemperbaiki bangunan yang telah rusak berat sebagiandengan maksud menggunakan untuk fungsi tertentu yangdapat tetap atau berubah dengan tetap mempertahankanarsitektur bangunannya sedaigkan siruktui a"., utilitasbangunannya dapat berubah.

Ayat (6)

Cukup jelas.

Pasal 67

Cukup jelas.

Pasal 68

Cukup jelas.

Pasal69...

SK No 087309 A

Page 356: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRESIOENREPUBLIK INDONES]A

-25-

Pasal 69

Cukup jelas.

Pasal 70

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan "rentang waktu tertentu,, adalahdilakukan setiap hari, setiap minggu, setiap bulan, setiap tigabulanan, setiap enam bulanin,

".ti.p tahun, dan dimungkinkanpula diperiksa untuk jadwal waktu yang lebih panjang- sesuaidengan jenis elemennya.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (a)

Cukup jelas.

Ayat (5)

Cukup jelas.

Ayat (6)

Cukup jelas.

Ayat (7)

Cukup jelas.

Pasal 71

Cukup jelas.

Pasal 72

Ayat (1)

Huruf aPeninjauan dilakukan terhadap pemanfaatan bangunantermasuk peninjauan tapak bangunan, bagian -irisan

bangunan dengan bangunan sekitir, jarur pe]alan kaki,dan jalan raya.

Huruf bCukup jelas.

Huruf . . .

SK No 087310 A

Page 357: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

Ayat

Ayat

Pasal 73

Ayat

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-26-

Huruf c

Cukup jelas.

(21

Cukup jelas.

(3)

Cukup jelas.

(1)

Huruf a

Cukup jelas.

Huruf bCukup jelas.

Huruf cJenis limbah yang ada di Bangunan Gedung antara lain:

1. limbah 83 (Bahan Berbahaya dan Beracun);

2. material yang dapat mencemari udara; dan

3. material yang dapat mengcntaminasi tanah.

Huruf dCukup jelas.

Huruf e

Cukup jelas.

Huruf fCukup jelas.

Huruf g

Cukup jelas.

Huruf hCukup jelas.

Huruf iCukup jelas.

Ayat. . .

SK No 089981 A

Page 358: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

Ayat

Ayat

Ayat

Ayat

Ayat

Ayat

Pasal74

Ayat

Ayat

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-27 -

(2)

Cukup jelas.

(3)

Cukup jelas.

(4)

Cukup jelas.

(s)

Cukup jelas.

(6)

Cukup jelas.

(7)

Cukup jelas.

(1)

Cukup jelas.

(2)

Elemen struktur Bangunan Gedung khusus paling sedikitmeliputi:

a. pracetak;

b. prategang;

c. struktur statis tertentu (kantileuer, hinged/ pin jointedtrusses/;

d. struktur komposit dan baja;

e. cladding wall;

f. struktur gantung;

g. fasilitas penampung minyak;

h. struktur pada perairan;

i. struktur pada bawah tanah; danj. struktur pendukung tahan atau pada lembah.

Ayat. . .

SK No 089982 A

Page 359: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-28-

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (a)

Cukup jelas.

Ayat (5)

Cukup jelas.

Ayat (6)

Huruf aCukup jelas.

Huruf bCukup jelas.

Huruf c

Peralatan transportasi dalam gedung meliputi vertikal danhorizontal.

Huruf dPeralatan proteksi kebakaran dapat berupa antara lainspinkler, hidran, dan pompa kebakaran.

Huruf fCukup jelas.

Ayat (7)

Huruf aPeralatan catu daya antara lain trafo, genset.

Huruf bCukup jelas.

Huruf cCukup jelas.

Huruf dCukup jelas.

Huruf e

Cukup jelas.

Huruf . . .

SK No 089983 A

Page 360: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-29-

Huruf fPenginderaan dini seperti alarm.

Huruf g

Cukup jelas.

Pasal 75

Cukup jelas.

Pasal 76

Ayat (1)

Yang dimaksud dengau jaringan publik merupakan pelayanandari kementerian/lembaga atau perusahaan yang paling sedikitmeliputi:

a. listrik;b. air bersih;

c. gas;

d. telekomunikasi:

e ;;;;;". 0"" ol"t"ase kota;

f. jalur transportasi.

Ayat (2)

Huruf a

Jaringan air bersih harus terhubung guna menyirampuing beton agar tidak terjadi polusi udara.

Huruf b

Jaringan telekomunikasi tidak diputus agar menjagakeamanan dan komunikasi antara lokasi Pembongkarandengan lingkungan.

Huruf cCukup jelas.

Huruf dCukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat. . .

SK No 089984 A

Page 361: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-30-

Ayat (a)

Cukup jelas.

Ayat (5)

Cukup jelas.

Ayat (6)

Cukup jelas.

Ayat (7)

Cukup jelas.

Ayat (8)

Cukup jelas.

Ayat (9)

Cukup jelas.

Pasal 77

Cukup jelas.

Pasal 78

Cukup jelas.

Pasal Z9

Cukup jelas.

Pasal 80

Cukup jelas.

Pasal 81

Cukup jelas.

Pasal 82

Cukup jelas.

Pasal83...

SK No 089985 A

Page 362: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-31 -

Pasal 83

Ayat (1)

Huruf a

Cukup jelas.

Huruf bYang dimaksud dengan nilai penting merupakanpersyaratan nilai penting BGCB harus dapat menjaminterwujudnya makna dan nilai penting yang meliputilanggam arsitektur, teknik membanSufl, sejarah, ilmupengetahuan, pendidikan, agama, danf atau kebudayaan,serta memiliki nilai budaya bagi penguatan kepribadianbangsa.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (a)

Huruf a

Cukup jelas.

Huruf b

Cukup jelas.

Huruf c

Utilitas meliputi mekanikal, elektrikal, dan perpipaan(plumbing).

Huruf d

Cukup jelas.

Huruf e

Cukup jelas.

Ayat (5)

Cukup jelas.

Pasal 84

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat. . .

SK No 087311 A

Page 363: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-32-

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (a)

Cukup jelas.

Ayat (5)

Cukup jelas.

Ayat (6)

Huruf aCukup jelas.

Huruf b

Cukup jelas.

Huruf c

Utilitas meliputi mekanikal,(plumbing).

Huruf d

Cukup jelas.

Ayat (7)

Cukup jelas.

Pasal 85

Cukup jelas.

Pasal 86

Cukup jelas.

Pasal 87

Cukup jelas.

Pasal 88

Cukup jelas.

Pasal 89

Cukup jelas.

elektrikal dan perpipaan

SK No 089987 A

Pasal 90. . .

Page 364: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK tNDONESiA

-33-

Pasal 90

Cukup jelas.

Pasal 9 1

Cukup jelas.

Pasal 92

Ayat (1)

Huruf a

Cukup jelas.

Huruf bCukup jelas.

Huruf c

Utilitas meliputi mekanikal, elektrikal dan perpipaan(plumbing).

Huruf d

Cukup jelas.

Huruf e

Cukup jelas.

Huruf fCukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (a)

Cukup jelas.

Ayat (5)

Cukup jelas.

Ayat (6)

Cukup jelas,.

Ayat. . .

SK No 089988 A

Page 365: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

Pasal

Pasal

Pasal

Pasal

Pasal

Pasal

Pasal

Pasal

PasaI

Pasal

Pasal

-34-

Ayat (7)

Cukup jelas.

Ayat (8)

Cukup jelas.

Ayat (9)

Cukup jelas.

93

Cukup jelas.

94

Cukup jelas.

95

Cukup jelas.

96

Cukup jelas.

97

Cukup jelas.

98

Cukup jelas.

99

Cukup jelas.

100

Cukup jelas.

101

Cukup jelas.

r02

Cukup jelas.

103

Ayat (1)

Jenis BGFK antara lain:

SK No 089989 A

a. reaktor

Page 366: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-35-

a. reaktor nuklir;b. instalasi peluru kendali sebagai kubu/pangkalan

pertahanan;

c. pangkalan laut dan udara sebagai instalasi pertahanan;

d. laboratorium forensik; dan/ataue. depo amunisi sebagai instalasi pertahanan atau instalasi

keamanan; Standar keamanan (secuitg) adalahpersyaratan yang diperlukan untuk melindungi kegiatanterhadap kemungkinan gangguan atau ancamankerusuhan dan perusakan dari dalam atau dari luar yangmengganggu berjalannya kegiatan dengan menggunakansistem pendeteksi (detection), penghalang (delag), dantindakan (response) terhadap gangguan sesuai denganstandar yang berlaku.

Pasal

Pasal

Pasal

Pasal

Pasal

Pasal

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Ayat (a)

Cukup jelas

to4Cukup jelas.

105

Cukup jelas.

106

Cukup jelas.

t07Cukup jelas.

108

Cukup jelas.

109

Cukup jelas.

SK No 089990 A

Pasal 110. . .

Page 367: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-36-

Pasal 1 10

Cukup jelas.

Pasal 1 1 1

Cukup jelas.

Pasal 1 12

Cukup jelas.

Pasal 1 13

Cukup jelas.

Pasal 1 14

Cukup jelas.

Pasal 1 15

Cukup jelas.

Pasal 1 16

Cukup jelas.

Pasal 1 17

Cukup jelas.

Pasal 1 18

Cukup jelas.

Pasal 1 19

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (21

Huruf aYang dimaksud dengan "rencana kerja H2M" adalahdokumen rencana pemenuhan peraturan dan StandarTeknis BGH pada H2M.

Huruf bCukup jelas.

Huruf cCukup jelas.

Huruf . . .

SK No 087312 A

Page 368: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-37 -

Pasal

PasaI

Pasal

Pasal

Pasal

Pasal

Huruf dCukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (a)

Cukup jelas.

Ayat (5)

Cukup jelas.

r20Cukup jelas.

t2rCukup jelas.

r22

Cukup jelas.

t23Cukup jelas.

r24

Cukup jelas.

r25Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Huruf aCukup jelas.

Huruf bCukup jelas.

SK No 089992 A

Huruf . . .

Page 369: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

Pasal

Pasal

PasaI

Pasal

Pasal

Pasal

PRESIDENREPUELIK INDONESIA

-38-

Huruf c

Cukup jelas.

Huruf dPerawatan meliputi rehabilitasi, renovasi, dan restorasi.

Huruf e

Cukup jelas.

Ayat (a)

Cukup jelas.

Ayat (5)

Cukup jelas.

Ayat (6)

Cukup jelas.

Ayat (7)

Cukup jelas.

Ayat (8)

Cukup jelas.

t26Cukup jelas.

t27

Cukup jelas.

r28Cukup jelas.

t29Cukup jelas.

130

Cukup jelas.

131

Cukup jelas.

SK No 087335 A

PasalI32...

Page 370: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-39-

Pasal 132

Cukup jelas.

Pasal 133

Cukup jelas.

Pasal 134

Cukup jelas.

Pasal 135

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (a)

Rekomendasi diberikan dengan ketentuan:a. kinerja tinggi, biaya tinggi (high performance high cost);

b. kinerja optimal, biaya optimal (optimum performanceoptimum cost) ; dan/ atau

c. kinerja optimal, biaya rendah (optimum performance, lowcost).

Ayat (5)

Cukup jelas.

Pasal 136

Cukup jelas.

Pasal 137

Cukup jelas.

Pasal 138

Cukup jelas.

Pasal 139

Cukup jelas.

Pasal 140. . .

SK No 037334 A

Page 371: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-40-

Pasal 140

Cukup jelas.

Pasal 141

Cukup jelas.

Pasal 142

Cukup jelas.

Pasal 143

Cukup jelas.

Pasal 144

Cukup jelas.

Pasal 145

Cukup jelas.

Pasal 146

Cukup jelas.

Pasal 147

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (21

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (a)

Huruf aCukup jelas.

Huruf bCukup jelas.

Huruf c

Pemerintah Daerah dapat mendelegasikan kepada DinasTeknis.

Ayat. . .

SK No 089995 A

Page 372: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-4t-

Pasal

Pasal

Pasal

Pasal

Pasal

Pasal

Ayat (5)

Cukup jelas.

Ayat (6)

Cukup jelas.

Ayat (7)

Cukup jelas.

Ayat (8)

Cukup jelas.

Ayat (9)

Cukup jelas.

148

Cukup jelas.

t49Cukup jelas.

150

Cukup jelas.

151

Cukup jelas.

r52Cukup jelas.

153

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (21

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

SK No 089996 A

Ayat

Page 373: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-42-

Ayat (a)

Huruf aCukup jelas.

Huruf b

Cukup jelas.

Huruf c

Sasaran meliputi kuantitas dan kualitas.Huruf d

Cukup jelas.

Ayat (5)

Cukup jelas.

Ayat (6)

Cukup jelas.

Ayat (7)

Cukup jelas.

Pasal 154

Cukup jelas.

Pasal 155

Cukup jelas.

Pasal 156

Cukup jelas.

Pasal 157

Ayat ( 1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Huruf aCukup jelas.

SK No 087314 A

Huruf

Page 374: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-43-

Huruf b

Cukup jelas.

Huruf c

Cukup jelas.

Huruf dYang dimaksud dengan peningkatan komponenbangunan antara lain:

a. Peningkatan mutu; dan

b. Peningkatan kelengkapan dan peralatan;

dalam rangka pemenuhan Standar Teknis.Pasal 158

Cukup jelas.

Pasal 159

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Huruf a

Yang dimaksud dengan kerusakan ringan adalahkerusakan terutama pada komponen nonstruktural,seperti penutup atap, langit-langit, penutup lantai, dandinding pengisi.

Huruf bYang dimaksud dengan kerusakan sedang adalahkerusakan pada sebagian komponen nonstruktural,dan/atau komponen struktural, dengan kondisi:

1. bangunan tersebut tidak boleh miring lebih dari lo/o(satu persen);

2. kerusakan struktural tidak lebih dari 3Oo/o (tigapuluh persen) khususnya pada sambungan balok-kolom;

3. tidak melampaui ambang batas deformasi yangdiijinkan seperti struktur atap dan lantai.

Huruf . . .

SK No 087318 A

Page 375: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

Huruf c

Ayat (3)

Cukup jelas.

Pasal 160

Cukup jelas.

FaSal, 161

Cukup jelas.

Pasal 162

Ayat (1)

Huruf a

Cukup jelas.

Huruf bCukup jelas.

Huruf c

Cukup jelas.

Huruf dCukup jelas.

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-44-

Yang dimaksud dengan kerusakan berat adalahkerusakan pada sebagian besar komponen bangunan,baik nonstruktural maupun struktural dengan kondisi:1. bangunan tersebut tidak boleh miring lebih dari lo/o

(satu persen).

2. kerusakan struktural melebihi 3oo/o (tiga puluhpersen) atau kerusakan pada sambungan kolom-balok;

3. tidak melampaui ambang batas deformasi yangdiijinkan;

4. yang apabila setelah diperbaiki masih dapatberfungsi dengan baik sebagaimana mestinya.

ii;'.. t.lo u8i 3 i9 A

Huruf . . .

Page 376: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

Ayat

Ayat

Ayat

Pasal 163

Ayat

Ayat

Ayat

Ayat

PRES IDENREPUBLIK iNDONESIA

-45-

Huruf e

Termasuk di dalamnya apabila ada keinginan daripengguna barang untuk membongkar bangunan gedungdalam rangka kebutuhan pengguna dan/ataupeningkatan kualitas.

Huruf fYang dimaksud dengan Pemerintah adalah PemerintahPusat dan/atau Pemerintah Daerah.

(2)

Cukup jelas.

(3)

Cukup jelas.

(4)

Cukup jelas.

(1)

Huruf aSesuai ketentuan peraturan perundang-undangan dibidang pengelolaan barang milik negaral daerah.

Huruf bCukup jelas.

Huruf c

Cukup jelas.

Huruf dCukup jelas.

(21

Cukup jelas.

(3)

Cukup jelas.

(4)

Cukup jelas.

Ayat. . .

SK No 090000A

Page 377: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

Pasal

Pasal

Pasal

Pasal

Pasal

Pasal

Pasal

Pasal

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-46-

Ayat (5)

Cukup jelas.

164

Cukup jelas.

165

Cukup jelas.

t66Cukup jelas.

r67

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Pekerjaan Pembongkaran dapat dilakukanpekerjaan Pembongkaran perlu dilakukanPembongkaran guna pembangunan BGNpembangunan fasilitas umum lainnya.

Ayat (a)

Cukup jelas.

Ayat (5)

Cukup jelas.

168

Cukup jelas.

t69Cukup jelas.

170

Cukup jelas.

t77Cukup jelas.

terintegrasi bilasegera di lokasiyang baru atau

SK No 086001 A

Pasal I72

Page 378: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES!DENREPUBLIK INDONESIA

-47-

Pasal 172

Cukup jelas

Pasal 173

Ayat (1)

Biaya pekerjaan lain yangPembangunan meliputi:

a.

b.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (a)

Cukup jelas.

Ayat (5)

Cukup jelas.

Ayat (6)

Cukup jelas.

Ayat (7)

Cukup jelas.

Ayat (8)

Cukup jelas.

Ayat (9)

Cukup jelas.

Ayat (10)

Cukup jelas.

menyertai atau melengkapi

penyiapan lahan dalam kompleks yang meliputipembentukan kualitas permukaan tanah atau lahan seiuaidengan rancangan, pembuatan tanda lahan, pembersihanlahan, dan Pembongkaran;

pematangan lahan dalam kompleks.

SK No 087315 A

Ayat. . .

Page 379: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-48-

Ayat (1 1)

Cukup jelas.

Ayat (t2)Yang dimaksud harga per m2 (meter persegi) adalah harga yangberlaku pada saat ini (biaya standar dan biaya nonstandar).Biaya standar disesuaikan dengan standar harga satuantertinggi tahun berjalan.

Biaya nonstandar dihitung paling banyak lsoo/o (seratus limapuluh persen) dari biaya standar.

Biaya tersebut dihitung oleh kementerian/lembaga atauorganisasi perangkat daerah pada tahap pemrograman.

Ayat (13)

Cukup jelas.

Ayat (1a)

Cukup jelas.

Ayat (15)

Cukup jelas.

Ayat (16)

Cukup jelas.

t74

Cukup jelas.

t75Cukup jelas.

176

Cukup jelas.

t77Cukup jelas.

t78Cukup jelas.

t79Cukup jelas.

Pasal

Pasal

Pasal

Pasal

Pasal

Pasal

i,t.-.1 r'JtrC.\

Pasal 180

Page 380: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

Pasal

Pasal

Pasal

Pasal

Pasal

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-49-

180

Cukup jelas.

181

Cukup jelas.

t82Cukup jelas.

183

Cukup jelas.

184

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Huruf aCukup jelas.

Huruf bCukup jelas.

Huruf c

Angka 1

Cukup jelas.

Angka 2

Huruf a)

Cukup jelas.

Huruf b)

Tim teknis atau narasumber diperlukandalam hat Kernenterian dimintai saranteknis teknologis sesuai kewenanganKementerian selaku lembaga teknis.

Huruf c)

Cukup jelas.

hurufd)...

SK No 086004 A

Page 381: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-50-

Huruf d)

Cukup jelas.

Huruf e)

Cukup jelas.

Huruf f)

Cukup jelas.

Huruf g)

Cukup jelas.

Huruf ?ru* jeras.

Pasal 185

Cukup jelas.

Pasal 186

Cukup jelas.

Pasal 187

Ayat (1)

Huruf a

Cukup jelas.

Huruf bPerkiraan biaya pelaksanaan konstruksi dilengkapidengan spesifikasi teknis.

Ayat (2)

Huruf aCukup jelas.

Hurrrf b

Cukup jelas.

Huruf cDokumen rencana utilitas meliputi mekanikal, elektrikal,dan perpipaan (plumbing).

Huruf dCukup jelas.

Ayat. . .

SK No 086005 A

Page 382: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-51 -

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (a)

Huruf a

Cukup jelas.

Huruf b

Cukup jelas.

Huruf c

Gambar rencana basemen dan detailnya apabiladiperlukan.

Huruf dCukup jelas.

Ayat (5)

Cukup jelas.

Ayat (6)

Cukup jelas.

Ayat (7)

Cukup jelas.

Pasal 188

Cukup jelas.

Pasal 189

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Huruf aCukup jelas.

Huruf bYang dimaksud rekomendasi dan kriteria teknis memuat:

a. pemilihan tapak;

b. pemilihan .

SK No 086006 A

Page 383: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

Pasal

Pasal

Pasal

Pasal

Pasal

Pasal

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-52-

b. pemilihan objek Bangunan Gedung yang akanditetapkan sebagai BGH;

c. penetapan tingkat pencapaian kinerja BGH sesuaidengan kebutuhan;

d. penetapan metode penyelenggaraan proyek BGH;dan

e. pengkajian kelayakan BGH.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (a)

Penentuan target kinerja dilakukan dengan:

a. memperkirakan target kinerja berdasarkan nilai rata-ratakinerja Bangunan Gedung sejenis pada umumnya dikawasan yang direncanakan; dan

b. menentukan asumsi kinerja BGH yang diinginkan sesuaidengan ketentuan yang ditetapkan oleh pemerintah daerahatau dapat ditetapkan minimal 25o/o (dua puluh limapersen) untuk konservasi energi dan 10% (sepuluh persen)untuk konservasi air di atas kinerja Bangunan Gedungsejenis pada umumnya di kawasan yang belum ditentukantarget capaian kinerjanya.

190

Cukup jelas.

191

Cukup jelas.

r92Cukup jelas.

193

Cukup jelas.

t94Cukup jelas.

195

Cukup jelas.

Pasal 196. . .

SK No 086007 A

Page 384: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-53-

Pasal 196

Cukup jelas.

Pasal 197

Ayat ( 1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Huruf aTermasuk dokumentasi pelaksanaan SOP pemanfaatanBGH:

a. kebijakan pelestarian lingkungan;

b. inovasi dalam Pemeliharaan dan perawatan BGH;

c. evaluasi energi, air, pencahayaan, suhu, kualitasudara, keamanan, aksesibilitas, dan kesesuaiandengan fungsi Bangunan Gedung masapemanfaatan BGH;

d. tindak lanjut hasil evaluasi; dan

e. panduan penggunaan BGH untukpengguna/penghuni.

Huruf bCukup jelas.

Pasal 198

Cukup jelas.

Pasal 199

Cukup jelas.

Pasa1 200

Cukup jelas.

Pasal 201

Cukup jelas.

Pasal2O2

Cukup jelas.

Pasal 203

Cukup jelas.

Pasal2O4...

SK No 086008 A

Page 385: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-54-

Pasal 2O4

Cukup jelas.

Pasal 205

Cukup jelas.

Pasal 206

Cukup jelas.

Pasal 2O7

Cukup jelas.

Pasal 208

Cukup jelas.

Pasal 209

Cukup jelas.

Pasal 2 1O

Cukup jelas.

Pasal 21 1

Cukup jelas.

Pasal212

Cukup jelas.

Pasal 213

Cukup jelas.

Pasal 214

Cukup jelas.

Pasal 215

Cukup jelas.

Pasal 2 16

Cukup jelas.

Pasal2ITCukup jelas.

SK No 086009 A

Pasal 218 . .

Page 386: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-55-

Pasal 218

Cukup jelas.

Pasal 219

Cukup jelas.

Pasal 22O

Cukup jelas.

Pasal 221

Cukup jelas.

Pasal 222

Cukup jelas.

Pasal223

Cukup jelas.

Pasal 224

Cukup jelas.

Pasal 225

Cukup jelas.

Pasal 226

Cukup jelas.

Pasal 227

Cukup jelas.

Pasal 228

Cukup jelas.

Pasal 229

Cukup jelas.

Pasal 230

Cukup jelas.

Pasal 231

Cukup jelas.

SK No 086010 A

Pasal 232

Page 387: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-56-

Pasal 232

Cukup jelas.

Pasal 233

Cukup jelas.

Pasal 234

Cukup jelas.

Pasal 235

Cukup jelas.

Pasal 236

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan Pemerintah Daerah kabupaten/kotamerupakan dinas teknis yang membidangi Bangunan Gedung.

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (a)

Cukup jelas.

Ayat(s) ...

SK No 086011 A

Page 388: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-57 -

Pasal

Pasal

Pasal

Ayat (5)

Cukup jelas.

Ayat (6)

Cukup jelas.

Ayat (7)

Cukup jelas.

Ayat (8)

Cukup jelas.

Ayat (9)

Cukup jelas.

Ayat (10)

Cukup jelas.

Ayat (11)

Cukup jelas.

Ayat (12)

Cukup jelas.

237

Cukup jelas.

2s8

Cukup jelas.

239

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Beban tugas TPA diperkirakan berdasarkan perkiraan jumlahpermohonan PBG dan RTB )'ang masuk, kompetensi profesi ahliyang dibutuhkan, ketersediaan profesi ahli di wilayahkabupaten / kota tersebut.

Ayat (3)

Cukup jelas

Ayat (a)

Cukup jelas

Ayat(s) ...

SK No 086012 A

Page 389: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-58-

Ayat (5)

Cukup jelas

Ayat (6)

Cukup jelas

Ayat (7)

Cukup jelas

Ayat (8)

Cukup jelas

Ayat (9)

Cukup jelas

Pasal 240

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (21

Beban tugas TPT diperkirakan berdasarkan perkiraan jumlahpermohonan PBG dan RTB yang masuk, kompetensi proflsi ahliyang dibutuhkan, ketersediaan profesi ahli di wilayahkabupaten / kota tersebut.

SK No 086013 A

Ayat(3) ...

Page 390: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-59-

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (a)

Cukup jelas.

Ayat (5)

Huruf aCukup jelas.

Huruf bCukup jelas.

Huruf c

RTB untuk rumah dituangkan dalam bentuk form yangakan disediakan oleh Pemerintah Daerah.

Ayat (6)

Cukup jelas.

Ayat (7)

Cukup jelas.

Ayat (8)

Cukup jelas.

Pasal 241

Huruf a

Cukup jelas.

Huruf b

Cukup jelas.

Huruf cCukup jelas.

Huruf dDokumentasi dapat berupa berita acara

SK No 086014 A

Huruf

Page 391: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-60-

Huruf e

Tata surat men5rurat dan administrasi lainnya meliputi semuadokumen yang dihasilkan dalam pelaksanaan tugas TpA, Tpr,dan Penilik.

Pasal 242

Cukup jelas.

Pasal 243

Cukup jelas.

Pasal 244

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Huruf aPelaksanaan operasional Bangunan Gedung dengancara:

a. menerapkan sistem pengarsipan yang teratur untukseluruh dokumen, surat-surat, buku-buku manualpengoperasian, Pemeliharaan dan perawatan, sertalaporan-laporan yang ada;

mengevaluasi penggunaan bahan dan energi sertabiaya operasional;

menyusun dan menyajikan laporan operasionalsesuai dengan tata laksana baku (standardoperation procedurel;

menJrusun rencana anggaran kebersihan;

men5rusun rencana kerja dan anggaran operasionaluntuk periode tertentu;meneliti laporan dan usulan yang disampaikan olehpemilik dan/atau pengguna:

merumuskan, mengevaluasi dan memberikanrekomendasi serta mengawasi proses pengadaanbarang dan jasa yang bei'kaitan dengan administrasigedung;

h.Menyusun...

b.

c

d

e,

f

c,b

SK No 086015 A

Page 392: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPLJBLIK INDONESIA

- 61 -

h. men1rusun dan melaporkan penggunaan danaoperasional; dan

i. memeriksa pembelian, pengadaan barangljasa sertapengeluaran anggaran sesuai wewenang yangditetapkan;

Huruf bPemeliharaan dan Perawatan Bangunan Gedung dengancara:

a. memeriksa dan memantau pengoperasian peralatanmekanikal dan elektrikal secara rutin;

b. mengadakan inspeksi langsung secara periodik keseluruh ruangan/bangunan untuk memeriksakondisi mesin, peralatan/perlengkapan bangunandan instalasi serta utilitas bangunan;

c. melaksanakan Pemeliharaan, perawatan, danperbaikan peralatan/perlengkapan gedung,instalasi dan utilitas bangunan;

d. memantau hasil pekerjaan penyedia jasa(kontraktor) mekanikal dan elektrikal secara rutin;

e. memeriksa kebersihan secara rutin;f. mengendalikan penggunaan bahan dan peralatan

pembersih;

g. mengatur dan mengawasi pelaksanaan kebersihan;dan

h. mengatur jadwal keda Pemeliharaan harian,mingguan dan bulanan.

Huruf cCukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (a)

Cukup jelas.

SK No 086016 A

Ayat

Page 393: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

Ayat (5)

Yang dimaksudperorangannya.

Ayat (6)

Cukup jelas.

Pasal 245

Cukup jelas.

Pasal 246

Cukup jelas.

Pasal 247

Cukup jelas.

Pasal 248

Cukup jelas.

Pasal 249

Cukup jelas.

Cukup jelas.

Pasal 250

Cukup jelas.

Pasal 251

Cukup jelas.

Pasal 252

Cukup jelas.

Pasal 253

Cukup jelas.

Pasal 254

Cukup jelas.

Pasal 255

Cukup jelas.

Pasal 256

Cukup jelas.

-62-

"mempunyai kompetensi" adalah

s,.1 Nc,0873i7,\

Pasal 257

Page 394: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

Pasal 257

Cukup jelas.

Pasal 258

Cukup jelas.

Pasal 259

Cukup jelas.

Pasal 260

Cukup jelas.

Pasal 261

Cukup jelas.

Pasal 262

Cukup jelas.

Pasal 263

Cukup jelas.

Pasal 264

Cukup jelas.

Pasal 265

Cukup jelas.

Pasal 266

Cukup jelas.

Pasal 267

Cukup jelas.

Pasal 268

Cukup jelas.

PRES IDENREPUBLIK lNDONESIA

-63-

SK No 087346 A

Pasa1269...

Page 395: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRESIDENFIEPUBLIK INDONESIA

-64-

Pasal 269

Cukup jelas.

Pasal 27O

Cukup jelas.

Pasal 271

Cukup jelas.

Pasal 272

Cukup jelas.

Pasal 273

Cukup jelas.

Pasal 274

Cukup jelas.

Pasal 275

Cukup jelas.

Pasal 276

Cukup jelas.

Pasal 277

Cukup jelas.

Pasal 278

Cukup jelas.

Pasal 279

Cukup jelas.

Si{ No 087321 A

Pasal 280

Page 396: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRESIDENF.EPUBLIK INDONESIA

-65-

Pasal 28O

Cukup jelas.

Pasal 281

Cukup jelas.

Pasal 282

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Huruf a

Cukup jelas.

Huruf b

Cukup jelas.

Huruf c

Cukup jelas.

Huruf d

Yang dimaksud dengan "bertahap" adalahmemprioritaskan bangunan gedung umum untukmemperoleh SLF sebelum bangunan gedung lainnya.

Huruf e

Cukup jelas.

SK No 087328 A

Huruf f

Page 397: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-66-

Huruf fCukup jelas.

Huruf g

Bangunan gedung tertentu dimaksudkan antara lain:

a. bangunan gedung strategis daerah;

b. bangunan gedung sosial budaya/keagamaan;dan/atau

c. bangunan gedung lainnya yang ditetapkanpemerintah daerah.

Huruf h

Cukup jelas.

Huruf i

Cukup jelas.

Huruf jCukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (a)

Cukup jelas.

Ayat (5)

Cukup jelas.

Ayat (6)

Cukup jelas.

Ayat (7)

Cukup jelas.

Ayat (8)

Cukup jelas.

Ayat (9)

Cukup jelas.

Ayat(lo)...

S1'. l.io 487327 .^,

Page 398: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRESIDENREFUBLIK INDONESIA

-67 -

Ayat (10)

Huruf a

Data umum mencakup:

a. identitas pemilik bangunan gedung;

b. kondisi faktual batas dan luas persil, untukpemeriksaan kesesuaian dengan KRK;

c. identitas pemilik dengan dokumen PBG; dan

d. data tahun mulai dibangun gedung, tahun selesaidibangun, dan proses tahapan pembangunannya(bertahap atau sekaligus).

Huruf b

Cukup jelas.

Huruf c

Cukup jelas.

Ayat (11)

Cukup jelas.

Ayat (12)

Cukup jelas.

Ayat (13)

Cukup jelas.

Ayat (1a)

Cukup jelas.

Ayat (15)

Cukup jelas.

Ayat (16)

Cukup jelas.

Ayat (17)

Cukup jelas.

SK l'.to 037329 A

Pasal 283. . .

Page 399: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-68-

Pasal 283

Ayat (1)

Perubahan PBG diajukan dalam hal terdapat:

a. perubahan tampak;

b. perubahan pada intensitas bangunan; dan/atauc. perubahan fungsi rllang.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (a)

Cukup jelas.

Ayat (s)

Cukup jelas.

Ayat (6)

Cukup jelas.

Ayat (7)

Cukup jelas.

Pasal 284

Cukup jelas.

Pasal 285

Cukup jelas.

Pasal 286

Cukup jelas.

Sl( No 087325 A

Pasal287...

Page 400: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-69-

Pasal 287

Cukup jelas.

Pasal 288

Cukup jelas.

Pasal 289

Ayat (1)

Perubahan PBG diajukan dalam hal terdapat:

a. perubahan tampak;

b. perubahan pada intensitas bangunan; dan/atauc. perubahan fungsi rllang.

Ayat (21

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (a)

Cukup jelas.

Ayat (5)

Cukup jelas.

Pasal 290

Cukup jelas.

Pasal 291

Cukup jelas.

Pasal 292

Cukup jelas.

Pasal 293

Cukup jelas.

Pasal 294

Cukup jelas.

SK No 086024A

Pasal 295

Page 401: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-70-

Pasal 295

Cukup jelas.

Pasal 296

Cukup jelas.

Pasal 297

Cukup jelas.

Pasal 298

Cukup jelas.

Pasal 299

Cukup jelas.

Pasal 3O0

Cukup jelas.

Pasal 3O1

Cukup jelas.

Pasal 302

Cukup jelas.

Pasal 303

Cukup jelas.

Pasal 304

Cukup jelas.

Pasal 305

Cukup jelas.

Pasal 306

Cukup jelas.

Pasal 307

Cukup jelas.

Pasal 308

Cukup jelas.

SK No 086025 A

Pasal 3O9

Page 402: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-7t-Pasal 309

Cukup jelas.

Pasal 310

Cukup jelas.

Pasal 31 1

Cukup jelas.

Pasal 312

Cukup jelas.

Pasal 313

Cukup jelas.

Pasal 314

Cukup jelas.

Pasal 315

Cukup jelas.

Pasal 316

Cukup jelas.

Pasal 317

Cukup jelas.

Pasal 318

Cukup jelas.

Pasal 319

Cukup jelas.

Pasal 320

Cukup jelas.

Pasal 321

Cukup jelas.

Pasal 322

Cukup jelas.

SK No 086026 A

Pasal 323 .

Page 403: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-72-

Pasal 323

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Huruf aCukup jelas.

Huruf b

Cukup jelas.

Huruf c

Cukup jelas.

Huruf dCukup jelas.

Huruf e

Cukup jelas.

Huruf fCukup jelas.

Huruf g

Cukup jelas.

Huruf hCukup jelas.

Huruf iCukup jelas.

Huruf jLuas basemen diperlukan apabila Bangunan Gedungtersebut di dalamnya dilengkapi basemen.

Huruf kJumlah lantai basemen diperlukan apabila BangunanGedung tersebut di dalamnya dilengkapi basemen.

Huruf I

Cukup jelas.

Ayat. . .

SK No 086027 A

Page 404: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-73-

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4)

Cukup jelas.

Ayat (5)

Cukup jelas.

Pasal 324

Cukup jelas.

Pasal 325

Cukup jelas.

Pasal 326

Cukup jelas.

Pasal 327

Cukup jelas.

Pasal 328

Cukup jelas.

Pasal 329

Cukup jelas.

Pasal 330

Cukup jelas.

Pasal 331

Cukup jelas.

Pasal 332

Cukup jelas.

Pasal 333

Cukup jelas.

Pasal 334

Cukup jelas.

SK No 086028 A

Pasal 335

Page 405: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-74-

Pasal 335

Cukup jelas.

Pasal 336

Cukup jelas.

Pasal 337

Cukup jelas.

Pasal 338

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Huruf aYang dimaksud dengan percontohan Bangunan Gedungantara lain Bangunan Gedung yang memenuhi StandarTeknis, BGH dan BGCB.

Huruf bCukup jelas.

Pasal

PasaI

Pasal

Pasal

Pasal

Pasal

Pasal

339

Cukup jelas.

340

Cukup jelas.

341

Cukup jelas.

342

Cukup jelas.

343

Cukup jelas.

344

Cukup jelas.

345

Cukup jelas.

SK No 086029 A

Pasal 346

Page 406: JDIH - Sekretariat Kabinet RI · Translate this pageJDIH - Sekretariat Kabinet RI

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-75-

Pasal 346

Cukup jelas.

Pasal 347

Cukup jelas.

Pasal 348

Cukup jelas.

Pasal 349

Cukup jelas.

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6628

Sii No 087330 A.