Distribusi Responden Bukan Penderita Penyakit Diabetes Mellitus
jb.pdf
-
Upload
inorandylakaal -
Category
Documents
-
view
221 -
download
0
Transcript of jb.pdf
-
7/26/2019 jb.pdf
1/12
1
HASIL PENILAIANECO-DEGREE
(Studi Kasus:Banten Waterfront City)
A. PEMILIHAN LOKASI
Lokasi terpilih untuk penilaian eco-degreeyaitu Kecamatan Kasemen, Kota Serang, Provinsi
Banten. Pemilihan lokasi penilaian didasarkan pada hasil survey yang telah dilakukan pada
tanggal 27 31 Maret 2012, bahwa lokasi yang tersebut telah memenuhi beberapa parameter
penilaian awal sebagai berikut (modifikasi dari Pusat Penelitian dan Pengembangan
Permukiman, 2008):
-
Kawasan permukiman berada di kawasan perkotaan;
-
Merupakan wilayah permukiman yang berada di tepi air (sungai, waduk, laut, dan
sebagainya);
-
Aktivitas penduduk menimbulkan pencemaran ke badan air;
-
Fungsi kawasan dominan sebagai wilayah permukiman;
-
Masyarakat memanfaatkan sungai untuk keperluan domestik;
-
Kondisi masyarakat yang kondusif (bukan daerah konflik) dan merupakan masyarakat
golongan menengah kebawah;
Selain itu, terdapat calon mitra kerjasama yaitu Pemerintah Provinsi Banten, Ditjen Cipta
Karya, dan Banten Creative Community yang telah dan sedang merencanakan Banten
Waterfront City pada lokasi yang sama. Oleh karena itu, lokasi perencanaan awal Banten
Waterfront Citydijadikan sebagai studi kasus dalam penerapan model permukiman berbasis
eco-settlementsmelalui penilaian eco-degree.
B. LINGKUP LOKASI PENILAIAN
Wilayah studi untuk penerapan konsep Banten Waterfront City terletak di Kota Serang
khususnya Kecamatan Kasemen mulai dari jalan Toll Jakarta Merak di sebelah Selatan sampai
dengan pesisir pantai di sebelah Utara. Akan tetapi untuk pelaksanaan penilaian eco-degree
dilakukan pada wilayah perencanaan pada Studi Awal Rencana Pembangunan Waterfront
City Provinsi Banten yaitu Kecamatan Kasemen dengan fokus pada kawasan sekitar Banten
Lama dengan luas kawasan 49 km2 dan berfungsi perkotaan. Untuk lebih jelas mengenai
lingkup kawasan dapat dilihat pada Gambar 1.
-
7/26/2019 jb.pdf
2/12
2
Gambar 1. Lingkup Lokasi Penilaian(Sumber: Pemprov Banten, 2008)
C.
TATA CARA PENILAIANECO-DEGREE(E)
Tata cara penilaian didasarkan pada hasil penelitian Pusat Penelitian dan Pengembangan
Permukiman tahun 2011 yaitu kerangka penilaian eco-degreepermukiman perdesaan di hulu
DAS. Digunakan instrumen tersebut bertujuan untuk mengetahui apakah instrumen yang telah
dihasilkan dapat digunakan untuk permukiman dengan karakteristik kota dan tidak berada di
hulu DAS. Walaupun lokasi penilaian berada berdekatan dengan sumber air/tepi air, tapi
memiliki karakteristik yang berbeda dengan permukiman perdesaan di hulu DAS.
Tata cara penilaian eco-degreemelalui beberapa tahapan sebagai berikut:
a. Pelaksanaan survei primer dan sekunder berdasarkan kebutuhan data untuk setiap parameter
penilaian;
b. Pembobotan nilai dengan berdasarkan pada skala Likertuntuk setiap parameter (lihat Tabel
1 sampai dengan Tabel 4);
Lingkup Banten
Waterfront City
Lingkup Lokasi Penilaian
-
7/26/2019 jb.pdf
3/12
3
Tabel 1. Parameter Penilaian Aspek BiofisikSubkriteria Atribut Parameter Standar dan Rating Acuan Standar
Tata Guna Lahan Tutupan vegetasi IPL: Indeks Penutupanlahan
5 =IPL 75% baik
3= 30IPL
-
7/26/2019 jb.pdf
4/12
4
Subkriteria Atribut Parameter Standar dan Rating Acuan StandarTanah Tingkat erodibilitas IE: Indeks Erosi
berdasarkan kelas erosi
USDA-Soil Conservation
Service
5=0K
-
7/26/2019 jb.pdf
5/12
5
Tabel 2. Parameter Penilaian Aspek Sosial
Subkriteria Atribut Parameter Standar dan Rating Acuan standar
Perilaku masyarakat Partisipasi masyarakat % kehadiran dalam kegiatan
bersama terkait dengan
kelestarian lingkungan hulu
DAS (P)
5=P> 70%
3=40% P75%)
5=lulus D1 atau lebih t inggi
4=lulus SMA atau sederajat
3=lulus SMP atau sederajat
2=lulus SD atau sederajat
1=tidak lulus SD
Tarigan, 2006
Edukasi Jumlah program pelatihan
(informal) bagi masyarakat
terkait pemeliharaan
kelestarian hulu DAS
5=ada
1=tidak ada
Pedoman Penyelenggaraan
Pengelolaan Daerah Aliran
Sungai, 2000
Mata pencaharian Jumlah mata pencaharian
petani dan perkebunan (M)
5=M< 50%
3=50M
-
7/26/2019 jb.pdf
6/12
6
Tabel 3. Parameter Penilaian Aspek EkonomiSubkriteria Atribut Parameter Standar dan Rating Acuan Standar
Kondisi ekonomimasyarakat
Tingkat pendapatanmasyarakat
Pendapatan per kapita/tahun(R)
5=R>UMK3=R=UMK
1=R< UMK
Peraturan Dirjen RehabilitasiLahan dan Perhutanan Sosial
tentang Pedoman Monitoringdan Evaluasi Daerah Aliran
Sungai No. P.04/V-SET/2009
Potensi lokal yang
mendukung kelestarian
lingkungan
Hasil
kehutanan/pertanian/perkebu
nan
5=Ya
1=Tidak
Jastifikasi tim
Tabel 4. Parameter Penilaian Aspek InstitusiSubkriteria Atribut Parameter Standar dan Rating Acuan standar
Sistem kelembagaan Kelembagaan formal Program terpadu dalam
upaya pelestarian hulu DAS
5=ada
1=tidak ada
Paimin, et al., 2006
Jumlah program terealisasi
terkait dengan upaya
pelestarian hulu DAS (F)
5=90% < F100%
3=70%< F90%
1=F70%
Jastifikasi tim
Kelembagaan informal Program dari masyarakat
dalam upaya pelestarian
hulu DAS
5=ada
1=tidak ada
Jastifikasi tim
Jumlah program terealisasiterkait dengan upaya
pelestarian hulu DAS (I)
5=90%
-
7/26/2019 jb.pdf
7/12
7
c. Perhitungan nilaiE
Untuk menghitung nilaiEsuatu kawasan yang dievaluasi digunakan Persamaan 1.
[ ]max1
1,55=
=
N
i
i i
i
RE S R (1)
denganE= tingkat ke-eko-an,R i=ratinguntuk atribut ke-iyang dinyatakan dalam SkalaLikert
1-5, Simax
=skor maksimum yang mungkin dicapai untuk atribut i (Tabel 5).
Tabel 5. Ketentuan PenilaianESubkriteria Bobot Maksimum Atribut Bobot Maksimum
Tata guna lahan 16,00 Tutupan vegetasi 8,00
Kesesuaian lahan 8,00Air 13,00 Kualitas Air Minum 5,00
Kualitas Air Limbah 2,00Kuantitas Air Baku 3,50
Surface Run off 2,50Tanah 10,00 Erodibilitas 7,50
Jenis Tanah 2,50Udara 6,50 Kualitas udara 6,50
Perumahan 6,50 Sarana prasarana 3,25Kepadatan bangunan 3,25
Perilaku masyarakat 16,00 Partisipasi masyarakat 16,00Kapasitas masyarakat 10,00 Tingkat pendidikan 3,33
Edukasi 3,33Mata pencaharian 3,33
Kondisi ekonomi masyarakat 14,00 Tingkat pendapatan 7,00
Potensi lokal 7,00Sistem kelembagaan 8,00 Kelembagaan formal 3,00
Kelembagaan informal 5,00
Total 100 100Sumber: Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman, 2011
Kategorisasi kawasan permukiman berdasarkan nilaiEdapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Kategorisasi Ke-eko-an WilayahKategori Eco Degree(E)
Eco-settlements 75
-
7/26/2019 jb.pdf
8/12
8
D.
HASIL PENILAIANEbaseline (Eb)
Berdasarkan hasil pengumpulan data dan informasi terkait kondisi eksisting lokasi penilaian,
maka dapat diperoleh data dasar lokasi lokasi studi yang terdapat pada Tabel 7. Data dasar
tersebut digunakan sebagai dasar untuk menghitung nilaiE. Berdasarkan Persamaan (1) dapat
diperoleh nilaiEbseperti yang terlihat pada Tabel 8.
Tabel 7. Data Dasar Kondisi Lokasi StudiAtribut Parameter Kondisi Eksisting Rating
Tutupan vegetasi Indeks Penutupan Lahan(modifikasi dengan luas kawasan hijau)
50% 3
Kesesuaian lahan Indeks Kesesuaian Lahan 7 3
Kualitas Air Minum Warna, kekeruhan, TDS, pH, sulfat, Nitrat
sebagai N. E-coli, total bakteri coliform
>baku mutu
(untuk nitrat dan e-coli)
1
Kualitas Air Limbah pH, TSS, BOD, minyak, dan lemak >baku mutu
(TSS)
1
Kuantitas Air Baku Indeks Penggunaan Air (IPA) Sulit air tetapi adaPDAM
2
Surface Run off Koefisien run off (Dilihat dari kepadatan
bangunan)
40% 2
Erodibilitas IE: Indeks Erosi berdasarkan kelas erosiUSDA-Soil Conservation Service
Tidak ada data(bukan daerah
rawan longsorkarena relatif datar)
4
Jenis Tanah Regosol dan
Alluvial
3
Kualitas udara TSP debu, PM10, SO2,NO2, HidrokarbonHC
Tidak ada data(tidak ada sumber
pencemar berat)
5
Sarana prasarana Kualitas dan kuantitas(air minum dan sanitasi)
Tidak ada 1
Kepadatan bangunan Koefisien Dasar Bangunan 55% 2
Pola Permukiman Mengelompok 1
Partisipasi masyarakat % Kehadiran dlm kegiatan bersama Belum ada
partisipasi
1
Kegiatan bersama terkait kelestariansungai
Tidak 1
Tingkat pendidikan Tingkat pendidikan formal (mayoritas) SD dan SMP 2,5
Edukasi Pelaksanaan pelatihan (informal) Tidak 1
Mata pencaharian Mayoritas petani/berkebun >75% (petani lahan
basah dan nelayan)
1
Potensi lokal yangmendukung kelestarian
hulu DAS
Ada (perikanan) 5
Kelembagaan formal Jumlah program Ada 5
Realisasi program Tidak 1
Kelembagaan informal Jumlah lembaga kemasyarakatan Tidak 1
Program mandiri masyarakat Tidak 1
Realisasi program Tidak 1
-
7/26/2019 jb.pdf
9/12
9
Tabel 8. Hasil Perhitungan NilaiEbAtribut Rating Skor Skor
Maksimum
Tutupan vegetasi 3 4,80 8,00Kesesuaian lahan 3 4,80 8,00
Kualitas Air Minum 1 1,00 5,00
Kualitas Air Limbah 1 0,40 2,00Kuantitas Air Baku 2 1,40 3,50Surface Run off 2 1,00 2,50
Erodibilitas 4 6,00 7,50Jenis Tanah 3 1,50 2,50
Kualitas udara 5 6,50 6,50Sarana prasarana 1 0,65 3,25
Kepadatan bangunan 1,5 1,00 3,25Partisipasi masyarakat 1 3,20 16,00
Tingkat pendidikan 2,5 1,67 3,33Edukasi 1 0,67 3,33
Mata pencaharian 1 0,67 3,33Tingkat pendapatan 1 1,40 7,00
Potensi lokal 5 7,00 7,00
Kelembagaan formal 3 1,80 3,00Kelembagaan informal 1 1,00 5,00
Nilai E total 46,46 100,00
Sebagaimana tersaji, nilaiE baseline(Eb) adalah 46,46 dari skor maksimum 100. Berdasarkan
kategorisasi ke-eko-an wilayah (Tabel 6) dapat disimpulkan lokasi studi termasuk kawasan
yang tidak eco-settlements. Oleh karena itu, perlu dilakukan penanganan. Program pemerintah
yang terkait dengan penataan di lokasi studi yaituBanten Waterfront City.
Untuk mengetahui efektifitas dari penerapan program tersebut, maka diperlukan skenario
peningkatan nilai E yaitu melalui perhitungan nilai Eprediksi (Ep) dan nilai Ereal (Er). Program
Banten Waterfront City akan dilaksanakan sampai dengan tahun 2025. Oleh karena itu,
penentuan nilai Er tidak dapat dilakukan. Sebelum dilakukan penilaian Ep, diperlukan
penjelasan terlebih dahulu mengenai programBanten Waterfront City.
E.
PROGRAMBANTEN WATERFRONT CITY
Program Banten Waterfront City akan dipaparkan berdasarkan kriteria yang terdapat dalam
penilaian eco-degree. Hal tersebut diperlukan untuk memudahkan dalam penilaianEp.
1.
Program terkait kriteria biofisik
Tata Ruang / Konsepsi Banten Waterfront City merupakan sarana perbaikan
lingkungan/ekosistem perairan pesisir yang ada dengan penanaman kembali pohon bakau di
pesisir pantai, serta penghijauan lainnya di wilayah darat. Konservasi lingkungan pantai
-
7/26/2019 jb.pdf
10/12
10
dan penghijauan lingkungan berupa hutan bakau atau tanaman lainnya merupakan salah
satu fungsi yang direncanakan dalam masterplan Banten Waterfront City agar tejadi
keseimbangan antara manusia dan alam.
Selain itu, berdasarkan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) Kota Serang
tahun 2011 khususnya pada koridor yang sama dengan lokasi Banten Waterfront City
direncanakan penataan ruang terbuka hijau, yang terbagi atas RTH pasif dan RTH aktif
(Gambar 2). Berdasarkan hal tersebut, maka dapat diketahui bahwa komposisi ruang
terbuka hijau dalam hal ini diartikan sebagai tutupan vegetasi akan bertambah dibandingkan
dengan kondisi eksisting.
Gambar 2. Rencana Penataan RTH di Koridor Karangantu
(Sumber: RTBL Kota Serang, 2011)
Terkait dengan pengembangan permukiman, terdapat beberapa arahan pengembangan
sebagai berikut:
Permukiman yang sudah mantap/stabil, dilakukan pemeliharaan terhadap perumahan
dan sarana penunjangnya. Sedangkan pada beberapa lokasi yang belum tersedia sarana
penunjang yang layak akan dilakukan perbaikan dan penyediaan sarana penunjang.
KDB di lokasi permukiman maksimum 50%
-
7/26/2019 jb.pdf
11/12
11
Permukiman yang berada di sempadan rel kereta api/sempadan sungai dibatasi oleh
greenbelt/RTH.
Penataan Banten waterfront City harus mampu menjaga baku mutu kualitas serta
kebersihan air sungai agar konsepsi Waterfront Citydapat mengakomodir unsur estetika,
kesehatan lingkungan dan kenyamanan.
2.
Program terkait kriteria sosial
Program yang terkait dengan kriteria sosial yaitu peningkatan kapasitas masyarakat ditinjau
dari tingkat pendidikan. Hal ini didasarkan pada tingkat pendidikan masyarakat setempat
yang masih rendah (dominan SD SLTP).
3.
Program terkait kriteria ekonomi
Konsepsi Banten Waterfront City mengakomodir pengembangan ekonomi lokal nelayan,
dan bertujuan untuk mensejahterakan masyarakat yang sebagian besar merupakan
masyarakat berpenghasilan rendah. Selain pengembangan ekonomi lokal nelayan, juga
dikembangkan sawah teknis yang sudah ada, guna meningkatkan pendapatan masyarakat
serta menjaga keseimbangan ekosistem.
4.
Program terkait kriteria kelembagaan
Dalam penerapan Banten waterfront citydiharapkan dapat membentuk jejaring koordinasi
antar pemangku kepentingan yang terkait, sehingga dalam perencanaan maupun
pelaksanaan serta pengawasan penerapan program dapat direalisasikan dengan baik.
F.
HASIL PENILAIANEprediksi (Ep)
Berdasarkan program yang telah dipaparkan pada bagian sebelumnya, maka dapat diperoleh
perhitungan nilai Ep sebagaimana tersaji pada Tabel 9. Perhitungan tersebut sebagian besar
merupakan jastifikasi dikarenakan dokumen perencanaan tidak mencantumkan secara
mendetail tolak ukur keberhasilan dari penerapan program yang telah disusun. Hal tersebut
merupakan kesulitan dalam melakukan penilaian.
-
7/26/2019 jb.pdf
12/12
12
Tabel 9. Hasil Perhitungan NilaiEPrediksi (Ep)Atribut Rating Skor
Baseline Prediksi Baseline Prediksi Skor
Tutupan vegetasi 3 3 4,80 4,80 0,00Kesesuaian lahan 3 5 4,80 8,00 0,00
Kualitas Air Minum 1 5 1,00 5,00 4,00
Kualitas Air Limbah 1 5 0,40 2,00 1,60Kuantitas Air Baku 2 2 1,40 1,40 0,00Surface Run off 2 2 1,00 1,00 0,00
Erodibilitas 4 4 6,00 6,00 0,00Jenis Tanah 3 3 1,50 1,50 0,00
Kualitas udara 5 5 6,50 6,50 0,00Sarana prasarana 1 5 0,65 3,25 2,60
Kepadatan bangunan 1,5 2 1,00 1,30 0,30Partisipasi masyarakat 1 5 3,20 16,00 12,80
Tingkat pendidikan 2,5 3 1,67 2,00 0,33Edukasi 1 1 0,67 0,67 0,00
Mata pencaharian 1 1 0,67 0,67 0,00Tingkat pendapatan 1 5 1,40 7,00 5,60
Potensi lokal 5 5 7,00 7,00 0,00Kelembagaan formal 3 5 1,80 3,00 1,20
Kelembagaan informal 1 1 1,00 1,00 0,00
Nilai E total 46,46 78,09 31,63
Berdasarkan Tabel 9, diprediksi bahwa dengan adanya Banten Waterfront City, maka nilai
E akan meningkat sebesar 31,63 menjadi 78,09. Nilai tersebut menyatakan bahwa lokasi
penilaian menjadi kawasan eco-settlements. NilaiEp masih memerlukan konfirmasi kepada
pihak pemerintah daerah dikarenakan tolak ukur program yang disusun tidak mendetail
sehingga penentuan prediksi banyak menggunakan asumsi berdasarkan pemaparan program
yang disampaikan secara deskriptif dalam dokumen perencanaan.
G.
KESIMPULAN
Lokasi penilaian yang dipilih merupakan kawasan tidak eco-settlements, dengan adanya
penerapanBanten Waterfront citydiprediksi akan meningkatkan nilaiEkawasan sebesar
31,63 menjadi kawasan eco-settlements;
Dalam melakukan penilaian dengan menggunakan instrumen kerangka penilaian eco-
degree, dialami kesulitan dalam hal memperoleh data terkait masyarakat terutama
partisipasi dan keberadaan kelembagaan informal. Akan tetapi berdasarkan survey
instansional, instrumen tersebut masih memungkinkan untuk digunakan
Dalam dokumen perencanaan belum mencantumkan tolak ukur yang jelas mengenai
tingkat keberhasilan penerapan program, sehingga terjadi kesulitan dalam penentuan
nilaiEprediksi.