Jawaban Pr Pajak Aulya Agustin Dwi Andhini 1306498241

6
1 PERPAJAKAN KASUS PERPAJAKAN INTERNASIONAL NAME : AULYA AGUSTIN DWI ANDHINI (1306498241) CLASS : F13/2S MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS ILMU AKUNTASI

description

PAJAK

Transcript of Jawaban Pr Pajak Aulya Agustin Dwi Andhini 1306498241

Page 1: Jawaban Pr Pajak Aulya Agustin Dwi Andhini 1306498241

1

PERPAJAKAN

KASUS PERPAJAKAN INTERNASIONAL

NAME :

AULYA AGUSTIN DWI ANDHINI (1306498241)

CLASS : F13/2S

MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS ILMU AKUNTASI

Page 2: Jawaban Pr Pajak Aulya Agustin Dwi Andhini 1306498241

2

STATEMENT OF AUTHORSHIP

Saya/kami yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa makalah/tugas terlampir

adalah murni hasil pekerjaan saya/kami sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang

saya/kami gunakan tanpa menyebutkan sumbernya.

Materi ini tidak/belum pernah disajikan/digunakan sebagai bahan untuk makalah/tugas pada

mata ajaran lain, kecuali saya/kami menyatakan dengan jelas bahwa saya/kami

menggunakannya.

Saya/kami memahami bahwa tugas yang saya/kami kumpulkan ini dapat diperbanyak dan

atau dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.

Nama Mahasiswa : AULYA AGUSTIN DWI ANDHINI (1306498241)

Kelas : F13- 2S

Mata Ajar : PERPAJAKAN

Judul Makalah/Tugas : TUGAS PAJAK INDIVIDU

Hari, Tanggal : Rabu, 30 Juli 2014

Nama Pengajar : Indrayagus Slamet

Universitas Indonesia

Fakultas Ekonomi

Program Studi Magister Akuntansi – Pendidikan Profesi Akuntansi

Page 3: Jawaban Pr Pajak Aulya Agustin Dwi Andhini 1306498241

3

HOME WORK – PERPAJAKAN FOR MAKSI & PPAK UI

Kasus 1

BUT Sun Sing Sue merupakan Bentuk Usaha Tetap dari Sun Sing Sue, Ltd. (China) yang

beroperasi di Indonesia sejak 7 Juli 2010. Produknya bernama X Sun. Perusahaan beroperasi

dalam bidang perdagangan. Selama tahun pajak 2013 mengeluarkan uang kepada kantor

pusat berupa :

Aliran uang keluar karena penggunaan nama perusahaan kantor pusat di Indonesia

sebesar Rp 100.000.000

Aliran uang keluar karena penggunaan aktiva kantor pusat yang ada di Indonesia

sebesar Rp 300.000.000

Aliran uang keluar untuk pembayaran bunga pinjaman sebesar Rp 150.000.000.

Pinjaman sebesar Rp 5 miliar berasal dari kantor pusat

Aliran uang keluar untuk pembayaran bunga pinjaman sebesar Rp 350.000.000

kepada Bank Of China yang tidak mempunyai cabang di Indonesia

Ternyata SSS. Ltd menjual produk yang sama sejumlah Rp 5 milliar kepada PT ABC di

Medan berikut jasa perakitannya sejumlah Rp 500 juta. PT ABC telah memotong pasal 26

atas fee jasa tersebut. Perihal penjualan ini diketahui dari data PIB dari DJBC. Jelaskan:

1. Berapakah Biaya yang tidak dapat dikurangkan dari penghasilan bruto?

2. Perlakuan pasal 26 yang sudah dipotong oleh PT ABC

3. Konsep dasar perhitungan Brach Profit Tax

4. Jika BUT Sun Sing Sue diatas adalah hanya kantor perwakilan/cabang di Indonesia

dan tidak menjual produk X Sun di Indonesia. Dia hanya melakukan kegiatan

promosi, pencarian data, pemasaran, dan display. Jelaskan aspek pajaknya.

JAWABAN:

1. Menurut pasal 5(3) UU PPh No 36 tahun 2008, pada dasarnya bentuk usaha tetap

merupakan satu kesatuan dengan kantor pusatnya, sehingga pembayaran dari kantor

cabang kepada kantor pusatnya merupakan perputaran dalam satu perusahaan

sehingga biaya yang tidak dapat dikurangkan dari penghasilan bruto adalah

a. Pembayaran biaya royalti (penggunaan nama perusahaan kantor pusat) = Rp

100.000.000

b. Penggunaan aktiva kantor pusat yang ada di Indonesia = Rp 300.000.000

c. Pembayaran bunga pinjaman dari kantor pusat = Rp 150.000.000

Sedangkan pembayaran bunga pinjaman kepada Bank of China yang tidak

mempunyai cabang di Indonesia perlakuannya mengikuti P3B Indonesia- China

dimana Bank of China memotong pajak menurut perlakuan pajak di China.

2. Seharusnya PT ABC tidak memotong PPh 26 karena menurut pasal 5 UU PPh No 36

tahun 2008, penghasilan yang diterima oleh pusat dari WPDN Indonesia yang sejenis

dengan yang dijalankan oleh BUT Indonesia dianggap sebagai objek pajak BUT.

Sehingga, pendapatan tersebut seharusnya ditambahkan ke pendapatan BUT dan

dikenakan branch profit tax.

Page 4: Jawaban Pr Pajak Aulya Agustin Dwi Andhini 1306498241

4

3. Konsep dasar perhitungan branch profit tax adalah pendapatan cabang (tidak termasuk

intercompany transaction)digabungkan dengan :

a. penghasilan kantor pusat dari usaha atau kegiatan, penjualan barang, atau

pemberian jasa di Indonesia yang sejenis dengan yangdijalankan atau yang

dilakukan oleh bentuk usaha tetap di Indonesia;

b. penghasilan sebagaimana tersebut dalamPasal 26 yang diterima atau diperoleh

kantor pusat, sepanjang terdapathubungan efektif antara bentuk usaha tetap

dengan harta atau kegiatan yangmemberikan penghasilan dimaksud.

Dikurangi dengan beban cabang (tidak termasuk intercompany transaction) dan:

a. biaya administrasi kantor pusat yang diperbolehkan untuk dibebankan adalah

biaya yang berkaitan denganusaha atau kegiatan bentuk usaha tetap, yang

besarnya ditetapkan olehDirektur Jenderal Pajak;

b. biaya berkaitan dengan a dan b

Ditambah atau dikurangi koreksi fiskal, sehingga didapatkan penghasilan kena pajak.

Penghasilan kena pajak dikurangi tarif pasal 17 PPh badan didapat pendapatan setelah

pajak. Pendapatan setelah pajak tersebut dikenakan branch profit tax sesuai dengan

P3B. Jika tidak ada P3B, dikenakan pasal 26 tarif 20%.

4. Jika BUT Sun Sing Sue hanya merupakan kantor perwakilan dan tidak menjual

produk, hnaya promosi, pencarian data, pemasaran dan display, maka BUT Sun Sing

Sue dianggap sebagai kantor perwakilan (representative office). Menurut KEP-

667/PJ./2001, pajak atas kantor perwakilan adalah 0,44% dari nilai ekspor bruto dan

bersifat final jika tidak ada P3B. Dalam SE-02, Dirjen pajak juga menegaskan bahwa

bagi Wajib Pajak LN yang berasal dari negara treaty partner Indonesia, maka

besarnya pajak yang terutang disesuaikan dengan tarif Branch Profit Tax sebagaimana

diatur dalam tax treaty. BPT China dalam P3B Indonesia-China adalah 10%. Dalam

hal ini:

PPh terutang = (30% x 1%) = 0,3%

Branch profit tax = (10% x (1-0,3%)) = 0,07%

Sehingga total PPh adalah 0,37%.

Kasus 2

PT XYZ bergerak dalam bidang property dan pada tahun 2013 selain menerima penghasilan

dari penjualan property sebesar Rp 50.000.000.000, juga menerima penghasilan dari jasa

management sebesar Rp 4.000.000.000,-. Pengurangan penghasilan bruto ditahun 2013

sebesar Rp 40.000.000.000,-.

Jelaskan:

1. Mekanisme pembukuan dan perhitungan Penghasilan kena pajak untuk tahun 2013

2. Sebab-sebab terjadinya selisih kurs (secara umum) dan perlakuan selisih kurs atas

kasus property diatas menurut pajak

3. Perlakuan beban natura dan kenikmatan jika ada

Page 5: Jawaban Pr Pajak Aulya Agustin Dwi Andhini 1306498241

5

JAWABAN:

1. Penghasilan dari penjualan property merupakan pajak final (pengalihan atas tanah

dan/atau bangunan = 5%) sedangkan penghasilan dari jasa management bukan merupakan

PPh final melainkan dikenakan PPh pasal 23. Dalam pasal 27 Peraturan Pemerintah

nomor PP-94/2010 dikatakan bahwa Wajib Pajak harus menyelenggarakan pembukuan

secara terpisah apabila memiliki usaha yang penghasilannya dikenai PPh yang bersifat

final dan tidak final. Akibat terdapat dua macam pendapatan, yaitu pendapatan final dan

tidak final maka secara otomatis biaya tersebut harus pula di split antara biaya yang final

dan tidak final. dan apabila biaya bersama tidak dapat dipisahkan, maka pembebanannya

dialokasikan secara proporsional. Sehingga, perhitungan penghasilan kena pajak untuk

perhitungan PPh badan hanya berdasarkan penghasilan dari jasa management sedangkan

PPh badan atas penjualan property nihil.

2. Secara umum, penyebab selisih kurs disebabkan oleh fluktuasi nilai tukar. Fluktuasi nilai

tukar tersebut berdampak pada:

a. Transaksi = ekspor-impor = kurs pada tanggal faktur dan tanggal pembayaran

berbeda

b. Translasi = dari mata uang cabang ke induk = kurs pada tanggal faktur dan tanggal

pelaporan berbeda

c. Kegiatan usaha luar negeri lainnya = investasi luar negeri= kurs pada tanggal

pengumuman dividen dan tanggal pembayaran berbeda atau jika dalam bentuk

deposito maka kurs pada tanggal perjanjian dengan tanggal penarikan deposito

berbeda.

Secara khusus atas kasus property di atas menurut PP 94 tahun 2010,

a. Apabila terdapat keuntungan atau kerugian selisih kurs atas penghasilan dari

penjualan property, maka keuntungan atau kerugian tersebut tidak dapat diakui

sebagai beban atau penghasilan.

b. Apabila terdapat keuntungan atau kerugian selisih kurs atas penghasilan dari jasa

management, maka keuntungan atau kerugian tersebut dapat diakui sebagai beban

atau penghasilan.

3. Menurut pasal 4(3) UU PPh, natura dan/atau kenikmatan akan menjadi objek pajak bagi

si penerima apabila diberikan oleh wajib pajak yang dikenakan pajak secara final

sementara itu bagi si pemberi, natura maupun kenikmatan tidak dapat dibiayakan kecuali

yang tertera dalam PMK no 83/PMK.03/2009. Dalam hal penghasilan atas jasa

management, apabila terdapat natura dan/atau kenikmatan, tidak dapat dibiayakan oleh

PT XYZ kecuali yang tertera dalam PMK no 83/PMK.03/2009 dan bagi penerima bukan

merupakan objek pajak.

Page 6: Jawaban Pr Pajak Aulya Agustin Dwi Andhini 1306498241

6

Kasus 3

PT ABG membeli data berupa informasi mengenai nama-nama pelanggan potensial se-asia

pacific dari ABG Ltd (Hongkong) sejumlah Rp 4 milliar. Jelaskan perlakuan akuntansi dan

aspek pajaknya.

JAWABAN:

Aspek akuntansi:

Informasi mengenai nama-nama pelanggan potensial tersebut diakui sebagai aset tidak

berwujud oleh PT ABG dan diamortisasi setiap tahun sesuai umur manfaatnya (PSAK 19).

Menurut PSAK 19 pasal 16, walaupun entitas tidak memiliki hak hukum untuk melindungi

hubungan pelanggan, namun jika ada transaksi pertukaran hubungan pelanggan

nonkontraktual yang sama atau serupa maka hal ini memberikan bukti bahwa entitas mampu

memiliki pengendalian atas manfaat ekonomi masa depan dari hubungan pelanggan tersebut

sehingga dianggap sebagai aset tak berwujud. Namun, karena data tersebut diperoleh dari

pusatnya (dengan asumsi PT ABG adalah cabang ABG Ltd), pendapatan dan beban tersebut

tidak boleh diakui.

Aspek perpajakan:

Berdasarkan aspek perpajakan, pembelian informasi mengenai nama-nama pelanggan

potensial tersebut merupakan pembayaran royalty. Dalam hal ini, PT ABG membayar royalty

kepada ABG Ltd dengan asumsi PT ABG adalah cabang ABG Ltd. Atas dasar tersebut, maka

sesuai dengan pasal 5(3) UU PPh No 36 tahun 2008, pembayaran royalty dan penerimaan

royalty antara cabang dan pusat harus dikoreksi fiskal dalam perhitungan PPh karena pada

dasarnya cabang merupakan satu kesatuan dengan kantor pusatnya. Dilihat dari segi PPN,

pembayaran royalty merupakan impor barang kena pajak tidak berwujud ke dalam daerah

pabean sebesar Rp 400.000.000 (10% x Rp 4.000.000.000) dan pembayaran PPN tersebut

menggunakan SSP.