Jawaban No 1 Dan 2 Skenario 1 - Ayu w
-
Upload
ayuwulandaritan -
Category
Documents
-
view
216 -
download
0
description
Transcript of Jawaban No 1 Dan 2 Skenario 1 - Ayu w
1. Apakah kelainan pada pasien di atas ? Abrasi gigi
Definisi
Abrasi gigi adalah suatu keadaan dimana lapisan terluar yakni email gigi terkikis secara mekanis,
yang terjadi karena sebab-sebab tertentu dan terjadinya pada leher gigi. Bagian leher gigi merupakan
bagian yang dekat dengan gusi. Apabila struktur email gigi telah rusak dan kerusakannya telah
mencapai bagian dentin (tulang gigi) maka menyebabkan gigi menjadi sensitif.
Karena dentin rusak mengakibatkan saluran-saluran kecil pada dentin yang disebut tubuli dentinalis
terbuka. Tubuli dentinalis terhubung dengan saraf dan pembuluh darah di dalam gigi. Inilah yang
menjadikan gigi menjadi sensitif oleh rangsang dingin dan panas dari makanan. Dari sini bisa berawal
terjadinya penyebab abrasi gigi.
Gejala Mengalami Abrasi Gigi
Abrasi gigi umumnya dialami oleh usia dewasa, namun tidak menutup kemungkinan usia lebih muda
bisa mengalaminya. Agar masalah gigi dapat dikenali lebih awal. Ada baiknya kita mengenali gejala-
gejala akibat abrasi gigi, antara lain:
Gejala fisik gigi
Secara kasat mata terlihat adanya cekungan tajam berbentuk v kecil pada leher gigi dekat gusi.
Hipersensitif pada gigi
Rasa nyeri dan ngilu pada mulut yang dirasakan sangat mengganggu. Rasa nyeri bisa disebabkan
oleh makanan atau minuman yang terlalu panas ataupun terlalu dingin. Bahkan hembusan angin
pada gigi juga dapat menimbulkan rasa ngilu dan nyeri.
Penyebab Timbulnya Abrasi Gigi
Lalu apa yang menyebabkan lapisan gigi terkikis? Meskipun email merupakan bagian terkeras dari
gigi, lama kelamaan bisa terkikis secara mekanis. Beberapa tindakan kita, tanpa disadari bisa
menjadi salah satu penyebab timbulnya abrasi gigi. Kita perlu tahu tindakan yang justru malah
membuat kerusakan pada gigi.
Bahkan rajin sikat gigi sekalipun tidak serta merta menjauhkan kita dari kerusakan gigi. Walaupun kita
rajin sikat gigi, namun kita tidak melakukannya dengan benar. Terdapat penyebab abrasi gigi tanpa
kita sadari akan menggrogoti gigi jika tidak dikenali sejak awal.
Tindakan-tindakan yang menyebabkan lapisan gigi kita terkikis adalah:
1. Cara Menyikat Gigi yang Salah
Rajin sikat gigi saja tidak cukup. Harus diperhatikan juga cara kita melakukannya dengan benar.
Menggosok gigi dengan tekanan keras dan gerakan horizontal (arah kiri-kanan) dengan
menggunakan sikat gigi berbulu kasar dapat menyebabkan jaringan gigi rusak dan mengikis lapisan
email gigi.
2. Menggunakan Pasta Gigi yang Salah
Penggunaan pasta gigi yang salah juga akan menyebabkan lapisan gigi kita mengalami kerusakan.
Jika sudah sangat sering merasakan rasa nyeri gigi maka pilihlah pasta gigi yang
mengandung potassium sitrat untuk mengurangi gigi yang sensitif karena abrasi. Kini sudah sangat
banyak merk pasta gigi yang menawarkan produk pasta gigi untuk penderita gigi sensistif.
3. Kebiasaan Menggigit Benda Keras
Apakah Anda sering melakukannya? kebiasaan menggigit kuku, pulpen dan kebiasaan iseng
membuka botol minuman dengan gigi ternyata menyebabkan kerusakan email gigi. Gesekan yang
dialami gigi akan membuat lapisan gigi mudah terkikis. Hilangkan kebiasaan menggigit benda keras
agar gigi tidak mudah terkikis.
4. Menggunakan Tusuk Gigi Setelah Makan
Kebanyakan orang memiliki kebiasaan selalu menggunakan tusuk gigi setelah makan. Kebiasaan
tersebut justru akan membuat gigi Anda mudah rusak. tusuk gigi yang berujung runcing dapat
melukai gusi. Apalagi jika tusuk gigi yang digunakan tidak steril yang mengandung bakteri jahat yang
dapat menimbulkan infeksi pada mulut. Gantilah tusuk gigi dengan benang gigi. Benang gigi kini
menjadi terobosan terbaru untuk membersihkan sela gigi setelah makan menjadi lebih sehat.
5. Penggunaan Kawat Gigi
Kawat gigi cukup berpengaruh terhadap potensi abrasi gigi. Cengkeraman kawat yang terlalu kuat
pada gigi tiruan dapat menimbulkan kerusakan pada struktur gigi.
Penyebab
Abrasi gigi disebabkan oleh gaya friksi (gesekan) langsung antara gigi dan objek
eksternal, atau karena gaya friksi antara bagian gigi yang berkontak dengan benda
abrasif. Abrasi dapat terjadi dari :
1. Cara atau teknik menyikat gigi yang tidak tepat,2. Kebiasan buruk seperti menggigit pensil,3. Mengunyah tembakau,4. Kebiasaan menggunakan tusuk gigi yang berlebihan diantara gigi,5. Penggunaan gigi tiruan lepasan yang menggunakan cengkeram.
Banyak faktor mekanik yang dapat menyebabkan hilangnya struktur gigi
secara abnormal, antara lain:
Menyikat gigi terlalu keras dan dengan cara yang salah – Menyikat gigi terlalu keras dengan arah horisontal (kedepan dan kebelakang) secara terus menerus dapat menyebabkan abrasi gigi. Menyikat gigi yang paling baik adalah dengan arah vertikal (keatas dan kebawah).
Cengkeram (kawat) pada gigi tiruan yang terlalu menekan gigi – Cengkeram (kawat) pada gigi tiruan yang terlalu menekan gigi akan menimbulkan gesekan secara terus menerus pada saat menguyah makanan, sehingga dapat menimbulkan abrasi gigi.
Bruxism (teeth grinding) – Bruxism (teeth grinding) merupakan kebiasaan mengasah gigi atas dengan gigi bawah, yang biasa disebut dengan “kerot”. Biasanya bruxism dilakukan secara tidak sadar saat tidur. Penyebab bruxism belum diketahui secara pasti, namun beberapa penelitian menyebutkan bahwa stres salah satu penyebabnya. Bruxism merupakan kebiasaan, sehingga juga dapat menyebabkan abrasi gigi.
Kebiasaan menggigit pipa rokok diantara gigi depan atas dan bawah Mahkota jaket gigi dengan bahan porselen yang terlalu tinggi dapat
menyebabkan gigi lawannya terabrasi pada permukaan insisal atau oklusal (permukaan kunyah)
Abrasi yang disebabkan oleh penyikatan gigi dengan arah horizontal dan dengan
penekanan berlebihan adalah bentuk yang paling sering ditemukan.
Gambaran klinis
Gbr. Gigi bawah yang abrasi, perhatikan daerah 1/3 bawah mahkota gigi yang terkikis. Gambaran seperti ini khas
pada orang yang menyikat gigi dengan penekanan berlebihan dengan arah horizontal (dari kiri ke kanan).
Biasanya terlihat sebagai cekungan tajam di daerah sepertiga bawah mahkota gigi, di dekat gusi, dengan takikan berbentuk V pada bagian gingiva (gusi) dari aspek fasial gigi. Bila abrasi terjadi akibat penggunaan tusuk gigi, celah atau takikan ini dapat terjadi di celah gigi. Gigi yang paling sering terkena adalah gigi premolar dan kaninus (taring).
Selain mengganggu penampilan, abrasi gigi dapat menyebabkan gigi menjadi hipersensitif. Pada sebagian orang, di daerah tersebut akan terasa ngilu bila terkena minuman dingin atau bila ada hembusan angin.
2. Rencana perawatan utk pasien di atas?Sumber 1:Perawatan
Perawatan untuk gigi abrasi tergantung pada keparahannya. Tidak
semua keadaan abrasi membutuhkan perawatan. Bila jaringan gigi yang
hilang masih sangat sedikit namun terasa keluhan seperti ngilu atau
sensitif, dokter gigi akan memberikan perawatan fluor yang dapat
digunakan sendiri oleh pasien di rumah, bisa dalam bentuk gel atau obat
kumur. Atau bisa berupa fluor yang dioleskan langsung pada gigi oleh
dokter gigi.
Bila jaringan keras gigi sudah banyak yang hilang seperti gambar di
atas, dapat dilakukan penambalan dengan bahan tambal sewarna gigi
seperti resin komposit. Dokter gigi juga memberikan semacam pernis yang
mengandung fluor untuk menutupi bagian tersebut, sehingga rasa ngilu
akan berkurang dan hilang.
Pemilihan pasta gigi yang tepat juga dapat memberi dampak yang
signifikan terhadap berkurangnya rasa ngilu. Dari penelitian diketahui
bahwa pasta gigi yang mengandung potassium sulfat dapat menutup
tubuli dentin sehingga rangsang dari luar dapat dihambat
Sumber 2:
Cara Mengatasi Abrasi Gigi
Terkikisnya email pada leher gigi menyebabkan terjadi abrasi gigi. Abrasi gigi
yang parah akan menimbulkan kerusakan lebih lanjut yakni terjadinya penurunan
gusi. Penanganan abrasi gigi tergantung dari penyebab yang dialami.
1. Jika kerusakan struktur gigi tidak parah maka penanganannya dengan pengolesan fluor pada gigi
yang mengalami abrasi. Pemberian fluor dapat mencegah pembentukan karies gigi dan
menghentikan proses terjadinya gigi berlubang.
2. Jika kerusakan struktur gigi telah mencapai dentin (tulang gigi) maka penanganannya dengan
melakukan penambalan gigi dengan bahan resin komposit yang sesuai warna gigi asli yang berfungsi
menggantikan email gigi yang rusak.
3. Penanganan sederhana untuk jangka panjang, yakni:o Menyikat gigi dengan benar menggunakan sikat gigi berbulu halus.
o Menghilangkan kebiasaan menggigit benda keras.
o Menggunakan pasta gigi yang mengandung sitrat.
o Menggunakan benang gigi alih-alih tusuk gigi.
o Menggosok gigi dengan tekanan yang lembut.
4. Bagi pengguna gigi tiruan, apabila cengkeraman kawat gigi dirasakan terlalu mencengkeram, ada
baiknya dibawa ke dokter gigi agar memperoleh penanganan lebih lanjut.
Cara Menyikat Gigi yang Benar
Hal sederhana seperti menyikat gigi ternyata mempunyai dampak besar jika salah melakukannya.
Cara sikat gigi yang benar dan dianjurkan adalah:
Melakukan gerakan vertikal (naik-turun) mengikuti arah tumbuh gigi.
Gerakan vertikal diikuti dengan melakukan gerakan memutar secara halus, gunanya untuk
mengeluarkan sisa makanan yang terselip dan melakukan pemijatan ringan untuk gusi.
Lakukan dengan lembut yang penting permukaan gigi menjadi bersih.
Jangan sekali-kali menekan dengan keras.
Apabila ada kotoran yang susah dikeluarkan, gunakan benang gigi. Dilarang menggunakan tusuk
gigi.
Hal lain yang tidak kalah penting adalah sikat gigi yang digunakan. Pilihlah sikat gigi yang mempunyai
bentuk kepala kecil yang berbulu halus sampai sedang. Kepala sikat yang kecil memudahkan sikat
gigi mencapai daerah ujung mulut yang sulit dijangkau.
Selain cara menyikat gigi yang benar dan jenis sikat gigi, satu lagi yang perlu diperhatikan, yakni
pemilihan pasta gigi. Pasta gigi yang mengandung fluoride dan potassium sitrat lebih baik daripada
yang mengandung pemutih karena mengandung bahan abrasif (menghaluskan, mengilapkan) yang
dapat merusak gigi.
3. Bahan restorasi yang paling tepat untuk pasien di atas?