Jatuh Pada Manula

16
Jatuh pada manula Roboh atau tiba-tiba jatuh merupakan penyakit yang sering terjadi dan dikeluhkan oleh para orang tua lanjut usia. Mereka tidak sadar bahwa hal itu tiba-tiba saja datang tanpa merasakan gejala sebelumnya. Biasanya lansia yang roboh itu terjerembab (tergeletak di tanah atau pada tingkat yang lebih rendah) secara tidak disengaja. Survei komunitas melaporkan, sekitar 30 persen lansia di atas 65 tahun pernah mengalami roboh setiap tahunnya dan separuhnya pernah roboh lebih dari sekali. Bahkan pada lanjut usia di atas 80 tahun, sekitar 50 persen pernah mengalami roboh. Pada lansia yang roboh, sekitar lima persennya mengalami patah tulang, sekitar satu persen patah tulang paha, dan 5-11 persen mengalami luka berat. Luka merupakan penyebab kematian nomor lima pada lansia dan sebagian besar luka akibat roboh. Di Amerika Serikat roboh merupakan penyebab kematian lansia kedua di tahun 1994. Kematian akibat roboh pada populasi lansia sekitar 75 persen, sedangkan pada populasi umum sebesar 12 persen. 1. Faktor penyebab Gangguan keseimbangan

description

zzzzzz

Transcript of Jatuh Pada Manula

Page 1: Jatuh Pada Manula

Jatuh pada manula

Roboh atau tiba-tiba jatuh merupakan penyakit yang sering terjadi dan dikeluhkan

oleh para orang tua lanjut usia. Mereka tidak sadar bahwa hal itu tiba-tiba saja datang

tanpa merasakan gejala sebelumnya. Biasanya lansia yang roboh itu terjerembab

(tergeletak di tanah atau pada tingkat yang lebih rendah) secara tidak disengaja.

Survei komunitas melaporkan, sekitar 30 persen lansia di atas 65 tahun pernah

mengalami roboh setiap tahunnya dan separuhnya pernah roboh lebih dari sekali. Bahkan

pada lanjut usia di atas 80 tahun, sekitar 50 persen pernah mengalami roboh. Pada lansia

yang roboh, sekitar lima persennya mengalami patah tulang, sekitar satu persen patah

tulang paha, dan 5-11 persen mengalami luka berat. Luka merupakan penyebab kematian

nomor lima pada lansia dan sebagian besar luka akibat roboh. Di Amerika Serikat roboh

merupakan penyebab kematian lansia kedua di tahun 1994. Kematian akibat roboh pada

populasi lansia sekitar 75 persen, sedangkan pada populasi umum sebesar 12 persen.

1. Faktor penyebab

Gangguan keseimbangan

Penurunan sistem musculoskeletal pada manula mempunyai peran yang sangat besar

terhadap terjadinya jatuh pada manula atau dapat dikatakan bahwa penurunan factor

sistem muskuloskeletal ini murni milik manula yang mempunyai pengaruh terhadap

keseimbangan postural. Atrofi otot yang terjadi pada manula menyebabkan penurunan

kekuatan otot, terutama otot-otot ekstrimitas bawah. Kelemahan otot ekstrimitas bawah

ini dapat menyebabkan gangguan keseimbangan postural. Hal ini dapat mengakibatkan

kelambanan bergerak, langkah pendek-pendek, penurunan irama, kaki tidak dapat

menapak dengan kuat dan cenderung tampak goyah, susah atau terlambat mengantisipasi

bila terjadi gangguan seperti terpeleset dan tersandung. Beberapa indikator ini dapat

meningkatkan resiko jatuh pada manula.

Jatuh merupakan salah satu masalah utama manula, yang disebabkan faktor intrinsik:

gangguan gaya berjalan, kelemahan otot-otot kaki, kekakuan sendi, sinkop / hilang

Page 2: Jatuh Pada Manula

kesadaran sejenak dan dizziness atau goyang, atau faktor ekstrinsik yang menjadi

penyebabnya misalnya lantai yang licin dan tidak rata, tersandung benda-benda, cahaya

kurang terang sehingga terganggu penglihatannya, dan sebagainya.

Contoh lain yaitu gangguan visual yang dapat meningkatkan resiko jatuh misalnya

atropi yang kemudian dapat menurunkan visual manula, yang pada akhirnya akan

mempengaruhi keseimbangan postural mereka. Selain itu juga terjadi perubahan lapang

pandang, penurunan tajam penglihatan, sensitivitas penglihatan kontras akibat

berkurangnya persepsi kontur dan jarak. Penurunan tajam penglihatan terjadi akibat

katarak, degenerasi makuler, dan penglihatan perifer menghilang.

Perilaku : emosional

Status emosi yang ekstrim dapat mengganggu kemampuan klien menerima bahaya

lingkungan. Contohnya situasi penuh stres dapat menurunkan konsentrasi dan

menurunkan kepekaan pada simulus eksternal. Klien dengan depresi cenderung lambat

berfikir dan bereaksi terhadap stimulus lingkungan.

Makanan

Jumlah kalori yang dikonsumsi berlebihan, maka sebagian energi akan disimpan

berupa lemak, sehingga akan timbul kegemukan (obesitas). Atau malah sebaliknya

mengkonsumsi terlalu sedikit, maka cadangan energi tubuh akan digunakan, sehingga

tubuh akan menjadi kurus.

Masalah defisiensi mineral kalsium yang dapat mengakibatkan kerapuhan tulang,

serta defisiensi zat besi yang dapat mengakibatkan anemia.

Ketergantungan pada minuman beralkohol di kalangan usia lanjut yang dapat

menyebabkan malnutrisi, sirosis hati, kardiomiopati, gastritis atrofikatrikan dan dana

untuk yang berat dapat menurunkan kemampuan kognitif.

Page 3: Jatuh Pada Manula

Gaya hidup

Faktor gaya hidup yang menempatkan klien dalam resiko bahaya diantaranya

lingkungan kerja yang tidak aman, tinggal didaerah dengan tingkat kejahatan tinggi,

ketidakcukupan dana untuk membeli perlengkapan keamanan, adanya akses dengan obat-

obatan atau zat aditif berbahaya.

LingkunganFaktor lingkungan, terutama yang belum dikenal mempunyai risiko terhadap roboh

22 persen. Roboh pada lingkungan yang sudah dikenal, (misalnya di rumah), lebih

banyak disebabkan oleh faktor host (dirinya). Faktor lingkungan terdiri dari penerangan

yang kurang, benda-benda di lantai (seperti tersandung karpet), peralatan rumah yang

tidak stabil, tangga tanpa pagar, tempat tidur atau toilet yang terlalu rendah.

Obat-obatanJumlah obat yang diminum merupakan faktor yang bermakna terhadap penderita.

Empat obat atau lebih meningkatkan risiko jatuh. Roboh akibat terapi obat dinamakan

roboh iatrogenik. Obat-obatan yang meningkatkan risiko jatuh, di antaranya obat

golongan sedatif dan hip notik yang dapat mengganggu stabilitas postur tubuh, yang

mengakibatkan efek samping menyerupai sindroma parkinson.

Obat-obatan lain yang menyebabkan hipotensi, hipoglikemi, mengganggu vestibular,

menyebabkan neuropati hipotermi dan menyebabkan kebingungan. Transquilizer mayor

(misalnya phenothiazine), antidepresan trisiklik, barbiturat, dan benzodiazepin kerja

panjang juga meningkatkan risiko roboh.

2. Pemeriksaan

Page 4: Jatuh Pada Manula

Anamnesis

Anamnesis adalah wawancara antara dokter dengan pasien dan atau keluarganya guna

memperoleh data – data pasien yang diperlukan untuk proses pengobatannya. Salah satu

masalah yagn dialami oleh para dokter adalah sulitnya memperoleh riwayat penyakit

dengan baik. Hal ini disebabkan karena pasien seringkali sudah beradaptasi dengan

masalah atau penyakit yang dialami. Pada kondisi tersebut pada umumnya pasien

beradaptasi dengan penyakitnya malalui mekanisme penyangkalan, pengabaian, atau

adaptif.

a. Identitas. Data identitas sangat penting untuk membantu dokter dalam

memberikan penanganan kepada pasien. Ada beberapa penyakit yang berhubungan

dengan usia, pekerjaan, keturunan, lingkungan tempat tinggal dan lain – lain.

b. Sumber data. Dapat didapatkan dari pasien sendiri ( auto anamnese)

maupun dari keluarga / orang yagn mengantar pasien ( allo anamnese ). Data dari

pasien sendiri dapat menyangkut keluhan – keluhan yang dialaminya, seperti keluhan

lemah, mudah lupa, cepat lelah, berkurangnya kemampuan menahan miksi,

penglihatan kurang tajam dan lain sebagainya.

c. Keluhan utama. Merupakan keluhan yagn dirasakan pasien yagn menjadi

alasan ia datang ke dokter. Penting sekali bagi dokter untuk mendengarkan secara

aktif apa yang diungkapkan pasien, menelusurinya sehingga didapatkan data yang

akurat mengenai masalah utama pasien. Data hendaknya dirangkum secara jelas

menyangkut kronologis yagn mencakup awitan masalah, keadaan di mana hal

tersebut terjadi, manifestasinya, serta semua pengobatannya. Gejala – gejala penting

harus digambarkan dengan jelas letak, kualitas, kuantitas atau keparahan, factor –

factor yang memperberat atau mengurangi.

d. Keluhan tambahan. Keluhan yang menyertai keluhan utama. Setiap

perubahan dan masalah / gangguan kesehatan yagn dialami oleh usia lanjut akan

disertai gejala – gejala yagn khas.

e. Riwayat keluarga, psikososial, orang – orang terdekat.

f. Status kesehatan terakhir, penggunaan obat - obatan

tradisional, obat – obat tanpa resep, suplemen / vitamin.

Page 5: Jatuh Pada Manula

g. Ada atau tidak alergi, baik terhadap makanan maupun obat – obat

tertentu

h. Riwayat merokok, alcohol dan sejenisnya, jenis, jumlah.

i. Riwayat penggunaan / pemasangan alat IUD

j. Pola tidur, penggunaan waktu senggang, olah raga

Fisik

Penting sekali memeriksa fisik pasien usia lanjut secara teliti dan tepat. Pemeriksan

dapat dilakukan secara sistematik. Data pemeriksaan fisik adalah data obyektif yagn

dapat digunakan untuk membantu dokter dalam menegakkan diagnosa dan selanjutnya.

Dilakukan pemeriksaan yang meliputi:

Pemeriksaan tanda – tanda vital : ada atau tidak demam, hipotermi, frekuensi

pernafasan, nadi, tekanan darah saat berbaring, duduk dan berdiri,

Keadaan kulit ( turgor, trauma, kepucatan ),

Mata,

Kardiovaskuler ( aritmia, bruit karotis, tanda stenosis aorta ),

Ekstrimitas ( penyakit sendi degeneratif, lingkup gerak sendi, deformitas),

Ada tidaknya fraktur dan neurologis ( status mental, tanda fokal, otot, syaraf

perifergejala ekstrapiramidal, tremor saat istirahat, gerakan involunter lain ),

Keseimbangan dan cara berjalan dengan mengobservasi cara pasien berdiri dan

berjalan secara sistematis.

Lab

Pemeriksaan lab tidak selalu diperlukan, tergantung data yang diperoleh dari riwayat

penyakit dan pemeriksaan fisik. Jika diduga terdapat penyakit akut yang mendasari

terjadinya jatuh, perlu dilakukan pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan darah

perifer lengkap, elektrolit, urine, feses, rutin gula darah, lipid, fungsi hati, fungsi ginjal

dan fungsi thyroid.

Page 6: Jatuh Pada Manula

Radiology

Pemeriksaan dapat dilakukan dengan foto toraks atau elektrokardiogram. Jika

dicurigai adanya aritmia sesaat atau blok jantung, elektrokardiogram perlu dikerjakan.

Ekokardiografi perlu dilakukan bila dicurigai terdapat murmur jantung. Pencitraan

dengan CT-scan dan elektroensefalogram perlu dikerjakan bila dicurigai kuat terdapat

lesi intrakranial atau kejang. Atau dengan pemeriksaan lain yaitu rontgen, MRI, USG

dan pemeriksaan radiology lain diperlukan masing – masing sesuai indikasi tertentu.

3. Akibat

Jatuh pada lansia dapat mengakibatkan rasa sakit, patah tulang, cedera pada kepala,

luka bakar karena air panas akibat terjatuh ke dalam tempat mandi. Selain daripada itu,

terjatuh menyebabkan lansia tersebut sangat membatasi pergerakannya.

Walaupun sebagian lansia yang terjatuh tidak sampai menyebabkan kematian atau

gangguan fisik yang berat, tetapi kejadian ini haruslah dianggap bukan merupakan

peristiwa yang ringan. Terjatuh pada lansia dapat menyebabkan gangguan psikologik

berupa hilangnya harga diri dan perasaan takut akan terjatuh lagi, sehingga untuk

selanjutnya lansia tersebut menjadi takut berjalan untuk melindungi dirinya dari bahaya

terjatuh.

4. Pengobatan

Medical mentosa

Pemberian obat pada lansia harus dilakukan secara hati-hati. Sebab, seiring

bertambahnya usia, lansia mengalami penurunan kapasitas fungsional berbagai organ,

misalnya kemampuan penyerapan (absorpsi) obat, pendistribusian obat, maupun

Page 7: Jatuh Pada Manula

pembuangan limbah obat. Ada obat yang berkurang penyerapannya, sehingga waktu yang

dibutuhkan agar obat menampakkan hasilnya juga lebih lama.

Terkait dengan penurunan fungsi organ, sesudah berusia 30 tahun akan terjadi

penurunan kapasitas fungsional organ sebesar satu persen per tahun. Artinya, lansia yang

berusia 80 tahun, kapasitas organ tubuhnya tinggal 50 persen. Fungsi hati (lever) juga

menurun seiring menigkatnya usia sehingga memengaruhi metabolisme obat-obatan

seperti warfarin, fenitoin, diazepam, juga rokok, alkohol dan kafein.

Lansia juga mengalami perubahan komposisi tubuh. Berat badan cenderung

berkurang, namun lemak tubuh meningkat. Kondisi ini akan memengaruhi penyebaran

obat, khususnya obat yang larut dalam lemak semisal obat penenang. Ginjal juga sangat

mungkin mengalami penurunan fungsi. Jika kecepatan penyaringan dan aliran darah pada

ginjal menurun, maka ada beberapa jenis obat yang dosisnya harus dimodifikasi.

Contoh pemberian jenis obat pada manula :

Obat penghilang (pereda nyeri).

Parasetamol termasuk dalam kategori obat ini. Bisa dikatakan, obat ini cukup

serbaguna karena dapat mengatasi keadaan awal jika nyeri kepala, juga dapat

meredakan demam. Dosisnya 10 mg dikalikan berat badannya, dalam sehari bisa

minum 3-4 kali. Secara umum, obat ini cukup aman. Hanya saja, jika dosisnya terlalu

tinggi, bisa berakibat buruk bagi hati (lever). Karena itu, jika seseorang sedang

menderita sakit lever (hepatitis atau sirosis hati) tidak disarankan untuk minum obat

ini.

Mineral.

Kalsium (Ca), seng (Zn), fosfor (P), magnesium (Mg), mangaan (Mg), tembaga (Cu),

zat besi (Fe), fluor, iodium, dan asam glutamik adalah mineral-mineral yang sangat

dibutuhkan tubuh. Bahan ini perlu untuk mengurangi risiko osteoporosis, membantu

kontraksi otot dan denyut jantung, mengurangi kemungkinan anemia dan diabetes,

meningkatkan kekebalan tubuh, menurunkan risiko terkena infeksi, dan lain-lain.

Vitamin lain seperti vitamin A, D, E, dan K.

Page 8: Jatuh Pada Manula

Walau tidak dalam jumlah besar, vitamin-vitamin ini sangat dibutuhkan dalam

banyak hal, semisal untuk meningkatkan imunitas (terutama di saluran pernapasan,

kulit), membantu mengatasi radikal bebas dan regenerasi kulit, menurunkan risiko

terkena infeksi, memulihkan kondisi sehabis sakit, mencegah keropos tulang, dan

lain-lain.

Amoksisilin tablet.

Ini adalah antibiotik berefek luas untuk antiinfeksi di banyak bagian tubuh. Efek

sampingnya cukup beragam, antara lain: diare, mulas, atau alergi (berupa gatal, atau

bentol-bentol di kulit). Antibiotik lain semacam tetrasiklin dan sulfa juga harus hati-

hati.

Bahan nonobat tetapi mendukung semisal perban, plester, alkohol 70

persen.

Untuk pengadaan obat-obat lain yang tak disebutkan di atas, sebaiknya konsultasi

ke dokter terlebih dahulu karena harus tepat jenis dan dosisnya. Jika pasien lansia

tidak malu ketahuan penyakitnya oleh orang lain, tak ada salahnya selipkan kertas di

dalam dompet pasien yang bertuliskan nama penyakit serta obat yang biasa diminum

untuk mengatasinya. Dengan begitu, jika ada hal-hal buruk dan tak terduga terjadi

pada dia, penolong bisa bertindak cepat sehingga lansia tersebut dapat terselaamtkan.

Non medical mentosa

Tes untuk keseimbangan static

Tes yang dapat digunakan untuk pengukuran keseimbangan statik antara lain:

Keseimbangan Tinetti (Gallo, 1998).

Pengukuran dilakukan dengan cara pemberian skor karena berhasil melakukan tugas

(ada 7 tugas) yang diajukan. Dimana masing-masing tugas mempunyai tingkatan skor

masing-masing.

Page 9: Jatuh Pada Manula

The stand-on-one-leg test.

Manula dipersilahkan berdiri dengan menggunakan 1 kaki dengan mata tertutup atau

terbuka selama <1 menit. Tangan tidak berpegangan. Jika <10 detik, berarti terjadi

defisit keseimbangan. Jika 10-30 detik harus diperhatikan/diwaspadai. Jika >30 detik

maka dikatakan aman.

The sharpened Romberg.

Manula dipersilahkan untuk melakukan 6 macam tugas, dimana tingkat kesulitannya

semakin meningkat dari tugas 1 ke tugas 6. Pertama, berdiri dengan kedua kaki

dengan mata terbuka selama 10 detik. Kedua, berdiri dengan kedua kaki dengan mata

tertutup selama 10 detik. Ketiga, berdiri dengan posisi kaki semi-tandem dengan mata

terbuka selama 10 detik. Keempat, berdiri dengan posisi kaki semi-tandem dengan

mata tertutup selama 10 detik. Kelima, berdiri dengan posisi kaki full-tandem dengan

mata terbuka selama 10 detik. Keenam, berdiri dengan dengan posisi kaki full-tandem

dengan mata tertutup selama 10 detik.

The postural stress test.

Manula dipersilahkan berdiri, sementara terapis berdiri di belakang manula.

Kemudian terapis mendorong bahu manula dari belakang. Penilaian berdasarkan

seberapa kuat manula dalam mempertahankan posisi.

Reach test

Dalam posisi berdiri manula berusaha menjangkau dengan lengan dan tangan ke arah

depan tapi tanpa disertai langkah kaki. Jarak jangkauan kemudian dicatat. <10 inchi

berarti keseimbangan postural harus diperhatikan.

Tes untuk keseimbangan dynamic.

Page 10: Jatuh Pada Manula

Tes yang dapat digunakan untuk pengukuran keseimbangan dinamik antara lain:

TUGT (Time Up and Go Test).

Tes ini ditentukan oleh waktu yang dibutuhkan untuk berdiri dari kursi, berjalan,

berputar dan kembali pada posisi duduk semula.

Movable Platform.

Berdiri diatas landasan yang bernama “platform”. Bentuknya lingkaran, namun

bagian dalamnya berupa karet yang dibentangkan. Sehingga membutuhkan

keseimbangan untuk berdiri di atasnya.

Walking on imaginary balance beam.

Pada lantai digambar garis lurus. Kemudian manula dipersilahkan berjalan melewati

garis. Kemudian dicatat berapa kali manula berjalan di luar garis.

Completing an obstacle course.

Manula dipersilahkan berjalan melawati/melangkahi kotak (misalnya kotak sepatu)

tanpa goyah/tersandung kotak tersebut.

Upaya pencegahan :

Mencegah roboh pada lansia ada beberapa hal antara lain:

mengindentifikasi faktor risiko, penilaian keseimbangan, gaya berjalan serta

mengatasi faktor lingkungan, diberikan latihan fleksibilitas gerakan, koordinasi

keseimbangan.

Anggota keluarga dianjurkan agar mengunjungi penderita secara rutin, mengamati

kemampuan dan keseimbangan jalan, berjalan bersama, dan membantu stabilitas.

Memperbaiki kondisi lingkungan yang dianggap tidak aman, misalnya pindahkan

benda berbahaya, peralatan rumah dibuat yang aman (stabil, ketinggian

disesuaikan, dibuat pegangan pada meja dan tangga).

Page 11: Jatuh Pada Manula

Menanggapi adanya keluhan pusing, lemas atau penyakit yang baru. Jika keadaan

lemah atau lemas tunda kegiatan jalan sampai kondisi memungkinkan. Pelan-

pelan jika merubah posisi. Jika perlu pakai kaos kaki.