JAR,Volume 2 Nomor 2 Agustus 2019 IDENTIFIKASI PERUBAHAN ...

12
52 JAR,Volume 2 Nomor 2 Agustus 2019 p ISSN 2615-417X Jurnal Agroristek | http://journal.unigha.ac.id/index.php/JAR 52 IDENTIFIKASI PERUBAHAN UNSUR-UNSUR IKLIM TERHADAP PRODUKTIFITAS PADI SAWAH DI KABUPATEN PIDIE JAYA Junaidi (1) , Hairul Basri (2) dan Sugianto (3) 1) Magister Pertanian, Konservasi Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala Jl. Tgk. Syeh Abdul Rauf No. 7, Darussalam Banda Aceh 23111, E-mail: [email protected] 2,3) Staf Pengajar Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala, Darussalam, Banda Aceh ABSTRAK Penelitian bertujuan untuk menganalisis perubahan unsur-unsur iklim dan pergeseran musim tanam serta hubungannya terhadap produktifitas hasil tanaman padi secara spasial dalam kurun waktu 10 tahun di Kecamatan Bandar Baru, Bandar Dua dan Meureudu. Penelitian ini bersifat diskriptif yang dititik beratkan pada pengetahuan petani mengenai penerapan musim tanam dan adaptasi petani terhadap perubahan unsur-unsur iklim seperti curah hujan, kelembaban dan suhu wilayah yang dikaji adalah berdasarkan pengalaman petani terhadap permasalahan iklim yang dihadapi saat ini. Jenis data yang diambil adalah data sekunder dari BPP di Kecamatan Bandar Baru, Bandar Dua dan Meureudu dan dari Dinas Pertanian Kabupaten Pidie Jaya. Selanjutnya analisis data menggunakan regresi linier berganda, Y sebagai variabel terikat yaitu produksifitas padi (ton/ha) dan X sebagai variabel bebas yaitu unsur iklim yang berupa curah hujan (X 1 ), kelembaban (X 2 ), suhu (X 3 ) dan musim tanam (X 4 ). Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata- rata perubahan iklim di Kecamatan Bandar Baru, Bandar Dua dan Meureudu dalam kurun waktu 10 tahun dapat mempengaruhi hasil rata-rata produktifitas padi sebesar 6,55 ton/tahun dengan total rata-rata curah hujan adalah 1.942,30 mm/tahun, suhu sebesar 27,55 o C dengan penggolongan panas dan kelembaban sebesar 78,23% dengan indek kelembaban basah berdasarkan klasifikasi Douglas H.K. Lee. Rata-rata pergeseran musim tanam gaduh di Kecamatan Bandar Baru selama 22 hari, Bandar Dua selama 20 hari dan meureudu selama 19 hari, akan tetapi terjadi pergeseran rata-rata musim tanam rendengan di Kecamatan Bandar Baru selama 19 hari, Bandar Dua selama 17 hari dan Meureudu selama 18 hari dan berhubungan negatif yang nyata antara pergeseran musim tanam dan perubahan iklim, sehingga tingkat produktifitas padi terjadi penurunan di Kecamatan di Bandar Baru, Bandar Dua dan meureudu dengan nilai koefisien determinasi masing-masing sebesar 46,82 persen, 54,47 persen dan 21,83 persen Kata kunci : unsur-unsur iklim, musim tanam, produktifitas padi. ABSTRACT Research aims to analyze the changes elements climate and so shift of the growing season and relation to productivity from the sale of rice in spatial in the decade of doing in Bandar Baru, Bandar dua dan Meureudu Sub-district. This research is diskriptif in focus on on knowledge farmers regarding the application of of the growing season and adaptation farmers on changes in climate elements of rainfall, the humidity and temperature of areas of the study is based on the experience farmers climate of the problems faced by now. The kind of data that taken is secondary data from BPP in Bandar Baru, Bandar dua dan Meureudu Sub-district and from Department of Agriculture Pidie Jaya District. Next analysis data using linear regression multiple, Y as variable bound namely rice productivity (ton/ha) and X as a variable free the climate element of rainfall (X 1 ), moisture (X 2 ), temperature (X 3 ) and the growing season (X 4 ).

Transcript of JAR,Volume 2 Nomor 2 Agustus 2019 IDENTIFIKASI PERUBAHAN ...

Page 1: JAR,Volume 2 Nomor 2 Agustus 2019 IDENTIFIKASI PERUBAHAN ...

52

JAR,Volume 2 Nomor 2 Agustus 2019p ISSN 2615-417X

Jurnal Agroristek | http://journal.unigha.ac.id/index.php/JAR 52

IDENTIFIKASI PERUBAHAN UNSUR-UNSUR IKLIM TERHADAPPRODUKTIFITAS PADI SAWAH DI KABUPATEN PIDIE JAYA

Junaidi (1), Hairul Basri (2) dan Sugianto (3)

1) Magister Pertanian, Konservasi Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah KualaJl. Tgk. Syeh Abdul Rauf No. 7, Darussalam Banda Aceh 23111, E-mail: [email protected]

2,3) Staf Pengajar Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala, Darussalam, Banda Aceh

ABSTRAK

Penelitian bertujuan untuk menganalisis perubahan unsur-unsur iklim dan pergeseran musimtanam serta hubungannya terhadap produktifitas hasil tanaman padi secara spasial dalam kurunwaktu 10 tahun di Kecamatan Bandar Baru, Bandar Dua dan Meureudu. Penelitian ini bersifatdiskriptif yang dititik beratkan pada pengetahuan petani mengenai penerapan musim tanam danadaptasi petani terhadap perubahan unsur-unsur iklim seperti curah hujan, kelembaban dan suhuwilayah yang dikaji adalah berdasarkan pengalaman petani terhadap permasalahan iklim yangdihadapi saat ini. Jenis data yang diambil adalah data sekunder dari BPP di Kecamatan BandarBaru, Bandar Dua dan Meureudu dan dari Dinas Pertanian Kabupaten Pidie Jaya. Selanjutnyaanalisis data menggunakan regresi linier berganda, Y sebagai variabel terikat yaitu produksifitaspadi (ton/ha) dan X sebagai variabel bebas yaitu unsur iklim yang berupa curah hujan (X1),kelembaban (X2), suhu (X3) dan musim tanam (X4). Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata perubahan iklim di Kecamatan Bandar Baru, Bandar Dua dan Meureudu dalam kurun waktu10 tahun dapat mempengaruhi hasil rata-rata produktifitas padi sebesar 6,55 ton/tahun dengantotal rata-rata curah hujan adalah 1.942,30 mm/tahun, suhu sebesar 27,55 oC denganpenggolongan panas dan kelembaban sebesar 78,23% dengan indek kelembaban basahberdasarkan klasifikasi Douglas H.K. Lee. Rata-rata pergeseran musim tanam gaduh diKecamatan Bandar Baru selama 22 hari, Bandar Dua selama 20 hari dan meureudu selama 19hari, akan tetapi terjadi pergeseran rata-rata musim tanam rendengan di Kecamatan Bandar Baruselama 19 hari, Bandar Dua selama 17 hari dan Meureudu selama 18 hari dan berhubungannegatif yang nyata antara pergeseran musim tanam dan perubahan iklim, sehingga tingkatproduktifitas padi terjadi penurunan di Kecamatan di Bandar Baru, Bandar Dua dan meureududengan nilai koefisien determinasi masing-masing sebesar 46,82 persen, 54,47 persen dan 21,83persenKata kunci: unsur-unsur iklim, musim tanam, produktifitas padi.

ABSTRACT

Research aims to analyze the changes elements climate and so shift of the growing season andrelation to productivity from the sale of rice in spatial in the decade of doing in Bandar Baru,Bandar dua dan Meureudu Sub-district. This research is diskriptif in focus on on knowledgefarmers regarding the application of of the growing season and adaptation farmers on changes inclimate elements of rainfall, the humidity and temperature of areas of the study is based on theexperience farmers climate of the problems faced by now. The kind of data that taken issecondary data from BPP in Bandar Baru, Bandar dua dan Meureudu Sub-district and fromDepartment of Agriculture Pidie Jaya District. Next analysis data using linear regressionmultiple, Y as variable bound namely rice productivity (ton/ha) and X as a variable free theclimate element of rainfall (X1), moisture (X2), temperature (X3) and the growing season (X4).

Page 2: JAR,Volume 2 Nomor 2 Agustus 2019 IDENTIFIKASI PERUBAHAN ...

53

JAR,Volume 2 Nomor 2 Agustus 2019p ISSN 2615-417X

Jurnal Agroristek | http://journal.unigha.ac.id/index.php/JAR 53

The research results show that average climate change in Bandar Baru, Bandar dua danMeureudu Sub-district in the decade of doing can affect the average yield rice productivity of6,55 tons/year with the total average rainfall is 1.942,30 mm/year, temperature of 27,55 0Cnetwork with of the heat and moisture of 78,23 % with index moisture wet based onclassifications Douglas H.K. Lee. Average shift of the growing season rowdy in Bandar BaruSub-district for 22 days, Bandar Dua for 20 days and Meureudu for 19 days, will but occurs shiftthe average of the growing season in Bandar Baru Sub-district for 19 days, Bandar Dua for 17days and Meureudu for 18 days and have negative real between shift of the growing season andclimate change, so that the rate productivity rice a decline in Bandar Baru, Bandar Dua andMeureudu Sub-district, with the determination of the coefficients each 46,82 percent, 54,47percent and 21,83 percentKeywords: climate elements, the growing season, rice productivity

PENDAHULUANPerubahan unsur iklim adalah

penyebab utama kekeringan diseluruh dunia.Penelitian meteorologi melalui informasisatelit dan riwayat iklim dapat mengurangidampak kekeringan. Dengan kesadaran yangtepat, korban kekeringan dapat berlatihterhadap berbagai penyesuaian untukmengatasi kekeringan (Miyan, 2014 dalamBasri et al. 2015). Kekeringan berhubungandengan ketersediaan air di alam terhadapkebutuhan hidup manusia dan lingkungan.Kekeringan di beberapa wilayah Indonesiakini menjadi permasalahan yang cukupmengkhawatirkan. Hampir rata-rata setiaptahunnya sebagian wilayah indonesiamengalami bencana tersebut (Surtarja,2013) Fenomena perubahan iklim diKabupaten Pidie Jaya, Propinsi Acehmenjadi salah satu wilayah yangmemerlukan penangganan. Fakta yang kitajumpai adalah ratusan hektar sawahKecamatan Bandar Baru, Bandar Dua danMeureudu Kabupaten Pidie Jaya mengalamikekeringan akibat aliran sungai terbatas.

Pemantauan dan prediksi kekeringantelah dilakukan dengan berbagai metode.Secara meteorologis, kekeringan dapatdiprediksi dan dipantau berdasarkan datacuaca dari stasiun meteorologi. Selain itu,perkembangan teknologi satelitmemungkinkan fenomena cuaca dan iklimdapat dipelajari dan dideteksi secarakomprehensif untuk wilayah yang luas.Pemanfaatan data penginderaan jauh satelit

untuk mendeteksi dan memetakankekeringan telah dilakukan sejak tahun1980-an. Data satelit lingkungan dan cuacayang tersedia pada saat itu, memungkinkanuntuk mendeteksi gejala-gejala alam yangberkaitan dengan kekeringan. Diawalidengan analisis awan dari citra satelit untukmempelajari fenomena cuaca, kemudiandikembangkan analisis suhu permukaan lautglobal untuk mengetahui anomali iklim(Adiningsih, 2014).

Kajian pergeseran tanam ini secaramorfologi tanaman dapat diketahui denganmelakukan monitoring secara rutin setiaptahun. Kegiatan ini sangat menyita waktudan jika waktunya sudah berlalu akan sulituntuk menentukannya. Salah satu cara untukmemonitor perubahan ini meskipunwaktunya sudah berlalu adalah denganpemanfaatan citra satelit. Penggunaan citrasatelit untuk memonitor perubahan tutupanlahan oleh beberapa peneliti antara lainAmarsaikhan et al, (2009), Brooker et al.,(2013), untuk stress tanaman (Ren et. al,2003) dan spesies tanaman (Prospere, et al,2014, Liu et al. 2009). Khusus untuktanaman padi, Mostafa, et al. (2014)memanfaatkan citra satelit untuk memonitorproduktifitas padi.

Berdasarkan data yang diperoleh dariBadan Pusat Statistik (BPS), prioritas utamamasyarakat tani di Kecamatan Bandar baru,Bandar dua dan Meureudu adalah padasubsektor tanaman pangan yaitu padi sawah.Hal ini disebabkan karena kondisi lahanyang sangat mendukung untuk komoditi

Page 3: JAR,Volume 2 Nomor 2 Agustus 2019 IDENTIFIKASI PERUBAHAN ...

54

JAR,Volume 2 Nomor 2 Agustus 2019p ISSN 2615-417X

Jurnal Agroristek | http://journal.unigha.ac.id/index.php/JAR 54

tersebut. Data terakhir pada Dinas Pertaniandan Pangan (Distanpang) Pidie Jaya (2017),menunjukkan bahwa produksi padi dikabupaten ini dari tahun ke tahun terusmeningkat. Tahun 2014 dari produksi padipetani sekitar 64.912 ton, tahun 2015meningkat menjadi 94.651 ton dan padatahun 2017, produksinya mencapai 100.319ton. Tahun 2016 memang ada penurunansedikit, akibat kondisi alam (cuaca) yangkurang mendukung, termasuk terjadinyabencana alam gempa di akhir tahun,sehingga produksinya 93.147 ton. Tapitahun 2017, produksi padi petani bisaditingkatkan kembali.

BAHAN DAN METODE PENELITIANPenelitian ini dilaksanakan pada bulan

Maret sampai bulan Juli 2018 di Tiga (3)Kecamatan Kabupaten Pidie Jaya yangdapat diakses data spasial, yaitu KecamatanBandar Baru, Bandar Dua dan Meureudu.

Penelitian ini bersifat diskriptif yangdititik beratkan pada pengetahuan petanimengenai penerapan musim tanam danadaptasi petani terhadap perubahan unsur-unsur iklim seperti curah hujan, kelembabandan suhu wilayah yang dikaji adalahberdasarkan pengalaman petani terhadappermasalahan iklim yang dihadapi saat ini.Jenis data yang diambil adalah datasekunder dari BPP di Kecamatan BandarBaru, Bandar Dua dan Meureudu dan dariDinas Pertanian Kabupaten Pidie Jaya.Selanjutnya analisis data menggunakanregresi linier berganda, Y sebagai variabelterikat yaitu produksifitas padi (ton/ha) danX sebagai variabel bebas yaitu unsur iklimyang berupa curah hujan (X1), kelembaban(X2), suhu (X3) dan musim tanam (X4).

Tahap awal pada penelitian ini adalahmelakukan pengumpulan data yangmempengaruhi produktifitas padi sawah diKabupaten Pidie Jaya seperti data iklim dandata produktifitas padi sawah serta tahapanpelaksanaan dalam penelitian adalah tahappersiapan meliputi studi kepustakaan, yaitupengumpulan informasi awal yang berkaitandengan studi, pembuatan proposal yangberisi arahan kegiatan yang dilakukan,

pembuatan daftar data dan instansi sehinggamemudahkan pengumpulan data dilapangan. Pengumpulan data adalah untukmengumpulkan data sekunder, seperti dataiklim, suhu udara, kelembaban udara, hasilproduktifitas padi, luas lahan tanam dan luaslahan panen di Kabupaten Pidie Jaya.

Evaluasi dan penyempurnaan dataterdiri dari pengecekkan dan evaluasi datayang telah dikumpulkan, sertapenyempurnaan kelengkapan data. Analisisdata dilakukan baik secara manual maupunbantuan komputer yang meliputipengelompokkan data, analisis karakteristikiklim, perubahan unsur iklim wilayah dananalisis dampak dari perubahan iklimterhadap produktifitas dan luas lahan panenpada musim tanam padi sawah di KabupatenPidie Jaya, kemudian menghitung datacurah hujan yang didapatkan dari BMKGdari tahun 2008 sampai tahun 2017. Analisabuffer digunakan untuk mengidentifikasiarea sekitar fitur-fitur geografi. Prosesmengenerate sekitar lingkaran buffer yangada fitur-fitur geografi dan kemudianmengidentifikasi atau memilih fitur-fiturberdasarkan pada apakah mereka berada diluar atau didalam batas buffer. Denganmembuat buffer, maka akan terbentuk suatuarea, polygon, atau zone baru yangmenutupi (atau melingkupi) objek spasial(buffered object) yang berupa objek-objektitik, garis atau area (polygon tertentu)dengan jarak batas penelitian.

HASIL DAN PEMBAHASANPerubahan Unsur Iklim di KabupatenPidie Jaya

Perubahan unsur iklim terjadidisebabkan oleh rotasi dan revolusi bumiserta adanya perbedaan garis lintangberdasarkan intensitas curah hujan denganmembandingkan antara bulan basah (< 60mm) dengan bulan kering (> 60 mm).Adapun indikasi yang terjadi dalamperubahan unsur iklim di Kecamatan BandarBaru, Bandar Dua dan Meureudu dapatdilihat pada rata-rata intensitas curah hujan,suhu dan kelembaban udara.

Page 4: JAR,Volume 2 Nomor 2 Agustus 2019 IDENTIFIKASI PERUBAHAN ...

55

JAR,Volume 2 Nomor 2 Agustus 2019p ISSN 2615-417X

Jurnal Agroristek | http://journal.unigha.ac.id/index.php/JAR 55

Periode Tahun Rata-rata cura(mm/tahu

2008 2.3532009 2.1672010 2.5392011 1.5062012 1.7152013 1.7412014 1.4122015 1.6332016 2.0592017 2.298

Rata-rata Curah Hujan WilayahBerdasarkan hasil analisis rata-rata

curah hujan di Kecamatan Bandar Baru,Bandar Dua dan Meureudu dengan totalrata-rata curah hujan dalam kurun waktu 10tahun adalah 1.942,30 mm/tahun dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Total rata-rata curah hujan dalamkurun waktu 10 tahun di Kecamatan BandarBaru, Bandar Dua dan Meureudu

h hujann)

pertanaman berpengaruh pada prosespembukaan stomata dan laju fotosintesis.Salah satu indikator dari proses ini adalahlaju transpirasi tanaman, sehingga jika airtersedia cukup untuk proses transpirasimaka laju fotosintesis akan berlangsungdengan optimal dan sebaliknya, jika airtidak tersedia terus menerus maka tanamanakan mengalami cekaman (stress) airsehingga menjadi kering dan akhirnya mati,sehingga akan mengurangi luas panen suatupertanaman padi.

Suhu UdaraHasil analisis suhu udara dengan

menggunakan Klasifikasi Douglas H.K.Lee. Berdasarkan hasil analisis bahwa suhurata-rata pada kurun waktu 10 Tahun(Tahun 2008 s/d Tahun 2017) adalah

0sebesar 27,55 C/tahun yang digolongkan

Rata-rata total 1.942,30

Sumber data : BPP Kecamatan BandarBaru, Bandar Dua dan Meureudu

Tabel 1. dapat dijelaskan bahwa rata-rata curah hujan tertinggi adalah pada Tahun2010 sebesar 2.539 mm/tahun dan terendahpada Tahun 2014 adalah sebesar 1.412mm/tahun dan terjadi peningkatan curahhujan pada Tahun 2017 sebesar 2.298mm/tahun. Hal ini diduga disebabkan olehketidakteraturan musim pada saat inimerupakan imbas dari penyebab perubahaniklim. Pada musim penghujan, sawah tadahhujan mendapat dampak positif saatpengairan, akan tetapi hama penyakit padasaat penghujan meningkat. Kemudian untukmusim kemarau, petani sawah tadah hujanharus menggunakan adaptasi denganmenggunakan teknologi yaitu berupa pompaair bawah tanah agar pengairan berjalandengan optimal. Akan tetapi penggunaanteknologi tersebut hanya dapat dinikmatioleh petani kelas atas karena biayapenyewaan atau pembelian alat tersebutrelatif mahal.

Ritchie (1972) menyatakan bahwatingkat ketersediaan air bagi suatu

panas, Menurut klasifikasi KlasifikasiDouglas H.K. Lee suhu rata-rata diKabupaten Pidie Jaya masih tetap beradadiantara 680-860F (200-300C) panas selama10 tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Total rata-rata suhu dalam kurunwaktu 10 tahun di Kecamatan Bandar Baru,Bandar Dua dan Meureudu

Periode Tahun Rata-rata suhu (oC)

2008 27,98

2009 27,50

2010 27,45

2011 27,98

2012 27,35

2013 27,40

2014 27,90

2015 27,00

2016 27,33

2017 27,59

Rata-rata total 27,55

Sumber data: BPP Kecamatan Bandar Baru,Bandar Dua dan Meureudu

Pada Tabel 2 dapat dijelaskan bahwarata-rata suhu tertinggi di jumpai padaTahun 2008 dan Tahun 2011 sebesar 27,980C dan rata-rata suhu terendah dijumpai

Page 5: JAR,Volume 2 Nomor 2 Agustus 2019 IDENTIFIKASI PERUBAHAN ...

56

JAR,Volume 2 Nomor 2 Agustus 2019p ISSN 2615-417X

Jurnal Agroristek | http://journal.unigha.ac.id/index.php/JAR 56

pada Tahun 2015 sebesar 27 0C dan terjadipenurunan suhu pada Tahun 2017 sebesar27,59 0C atau 0,16%. Kabupaten Pidie Jayamengalami kenaikan suhu rata-rata selama 1tahun terakhir sebesar 0,3 0C sampai 0,5 0C.Menurut rusbiantoro (2008) adapun dampakdari kenaikan ini belum berakibat fatalkarena masih dibawah rata-rata. Apabilaperubahan kenaikan ini tidak bisa diatasimaka ancaman kedepan akan semakindirasakan. Peningkatan suhu rata-rata globalsejak pertengahan abad ke-20 menurutIntergovernmental Panel on ClimateChange (IPCC) sebagian besar disebabkanoleh meningkatnya konsentrasi gas-gasrumah kaca akibat aktivitas manusia. Suhupermukaan global akan meningkat 1,1 °Chingga 6,4 °C antara tahun 1990 dan 2010.

Dengan menggunakan model iklim,perbedaan angka perkiraan itu disebabkanoleh penggunaan skenario-skenario berbedamengenai emisi gas-gas rumah kaca di masamendatang, serta model-model sensitivitasiklim yang berbeda. Walaupun sebagianbesar penelitian terfokus pada periodehingga Tahun 2010, pemanasan dankenaikan muka air laut diperkirakan akanterus berlanjut selama lebih dari seributahun walaupun tingkat emisi gas rumahkaca telah stabil. Ini mencerminkanbesarnya kapasitas panas dari lautan.

KelembabanKelembaban diuji dengan

menggunakan klasifikasi KlasifikasiDouglas H.K. Lee, rata-rata kelembabanudara dalam kurun waktu dari Tahun 2008sampai dengan Tahun 2017 sekitar 78.23 %(dengan pengolongan B yaitu basah), Hal inimemberikan informasi bahwa kelembabanudara di Kabupaten Pidie Jaya menurunsekitar 0,38 % dari Tahun 2008 terakhir.Namun untuk penelitian ini belum bisamerubah kelas kelembaban udara karenamasing tergolong basah. Selanjutnyaperubahan kelembaban di KecamatanBandar Baru, Bandar Dua dan Meureududapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Total rata-rata kelembaban dalamkurun waktu 10 tahun di Kecamatan BandarBaru, Bandar Dua dan Meureudu

Periode Tahun Rata-rata kelembaban (%)

2008 79,40

2009 77,00

2010 78,00

2011 78,50

2012 78,40

2013 78,80

2014 76,80

2015 77,90

2016 79,00

2017 78,50

Rata-rata total 78,23

Pada Tabel 3 dapat dijelaskan bahwarata-rata kelembaban tertinggi di jumpaipada Tahun 2008 sebesar 79,4% dankelembaban suhu terendah dijumpai padaTahun 2014 sebesar 76,80%. Menurutmetode Mohr dalam Bayong (2004), bahwaada 3 pembagian derajat kelembaban : (1)jika jumlah curah hujan dalam 1 bulan lebihdari 100 mm maka bulan ini dinamakanbulan basah, jumlah curah hujan melampauijumlah penguapan. (2) jika jumlah curahhujan dalam 1 bulan kurang dari 60 mm,maka bulan ini dinamakan bulan kering,karena penguapannya banyak berasal dariair dalam tanah daripada curah hujan. (3)jika jumlah hujan dalam 1 bulan antara 60 -100 mm maka bulan ini dinamakan bulanlembab, karena curah hujan dan penguapanhampir seimbang. Menurut Mohr kenaikanini tergolong normal dan seimbang, karenajumlah curah hujan yang diperoleh pada tigaKecamatan kisaran antara 60 mm – 100mmsetiap bulannya. Sehingga pada Tahun 2017tersebut tergolong agak lembab karenaterjadinya penurunan jumlah hujan, sertapada 10 Tahun sebelumnya tergolong tidaknormal karena terjadi hujan yang tinggi, halini terlihat pada jumlah hujan bulanan.

Pergeseran Musim TanamBerdasarkan hasil analisis dari rata-

rata pergeseran musim tanam di KecamatanBandar Baru, Bandar Dua dan Meureudu

Page 6: JAR,Volume 2 Nomor 2 Agustus 2019 IDENTIFIKASI PERUBAHAN ...

57

JAR,Volume 2 Nomor 2 Agustus 2019p ISSN 2615-417X

Jurnal Agroristek | http://journal.unigha.ac.id/index.php/JAR 57

pada Tahun 2008 sampai Tahun 2017 dapatdi lihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Pergeseran musim tanammewakili masing-masing KecamatanBandar Baru, Bandar Dua dan Meureudu(Tahun 2008-2017)

Gambar 1 dapat dijelaskan bahwamusim tanam gaduh di Kecamatan BandarBaru pada Tahun 2008 dimulai dari BulanJuli sampai Bulan Agustus (Lampiran 2)dengan lama musim tanam selama 21 hari,namun terjadi pergeseran musim tanamselama 11 hari pada Tahun 2009 denganawal musim tanam dari bulan Juni sampaiBulan Juli sampai Tahun 2012 dengan rata-rata jumlah 17 sampai 28 hari, namun padaTahun 2013, Tahun 2015 dan sampaidengan Tahun 2017 kembali terjadipergeseran musim tanam dalam rentangwaktu selama 28 dan 20 hari berturut-turutdengan jumlah awal musim tanam rata-rata15 sampai 31 hari. Akan tetapi pada musimtanam rendengan dimulai pada BulanDesember Tahun 2008 yaitu selama 26 hari,namun terjadi pergeseran musim tanamselama 9 hari pada Tahun 2009 dengan awalmusim tanam yaitu tetap pada BulanNovember sampai Bulan Desember Tahun2011 dengan jumlah rata-rata 17 sampai 23hari. Tahun 2012 juga terjadi pergeseranmusim tanam selama 13 hari yaitu mulaipada Bulan Oktober Tahun 2015 denganjumlah rata-rata 8 sampai 19 hari dankembali terjadi pergeseran selama 8 haripada Tahun 2016 pada Bulan SeptemberTahun 2017 selama rentang 21 sampai 26hari.

Musim tanam gaduh di KecamatanBandar Dua yaitu pada Bulan Agustus

Tahun 2008 yaitu selama 18 hari dan terjadipergeseran musim tanam selama 12 haripada Tahun 2009 yaitu pada Bulan Julisampai Tahun 2012 dengan jumlah rata-rata17 sampai 23 hari, Tahun 2013 sampaiTahun 2014 tetap pada Bulan Juni denganrata-rata 17 sampai 25 hari serta pada BulanMei Tahun 2015 terjadi pergeseran musimtanam selama 11 hari sampai Tahun 2016,Tahun 2017 kembali terjadi pergeseran 50hari yaitu pada Bulan April dengan jumlahrata-rata selama 12 sampai 25 hari. Akantetapi pada musim tanam rendengan Tahun2008 sampai Tahun 2011 yaitu jumlah rata-rata hari penanaman selama 10 sampai 26hari, namun terjadi pergeseran musim tanamselama 6 hari pada Tahun 2012 awal musimtanam yaitu pada Bulan November sampaiTahun 2014 dengan jumlah rata-rata 8sampai 14 hari dan pada Tahun 2015 jugaterjadi pergeseran musim tanam selama 38hari yaitu pada Bulan Oktober Tahun 2017dengan jumlah rata-rata 22 sampai 28 hari.

Musim tanam gaduh di KecamatanMeureudu pada Tahun 2008 sampai Tahun2009 pada Bulan Juli yaitu selama 19 haridan terjadi pergeseran musim tanam selama40 hari pada Tahun 2010 yaitu pada BulanJuni Tahun 2013 dengan jumlah rata-rata 13sampai 26 hari, namun pada Tahun 2014dan 2016 kembali terjadi pergeseran musimtanam dalam rentang waktu selama 13 dan20 hari sampai dengan Bulan April Tahun2017 berturut-turut dengan jumlah rata-rata10 sampai 26 hari. Akan tetapi pada musimtanam rendengan Tahun 2008 sampai Tahun2010 yaitu rata-rata selama 13 sampai 26hari, namun terjadi pergeseran musim tanamselama 10 hari pada Tahun 2011 denganawal musim tanam yaitu pada BulanNovember Tahun 2013 dengan jumlah rata-rata 17 sampai 19 hari dan pada Tahun 2014juga terjadi pergeseran musim tanam selama5 hari yaitu mulai pada Bulan OktoberTahun 2017 dengan jumlah rata-rata haripenanaman selama 9 sampai 24 hari.

Pergeseran Musim tanam yang terjadididuga disebabkan keragaman pola curahhujan, baik tahunan maupun bulanan antar

Page 7: JAR,Volume 2 Nomor 2 Agustus 2019 IDENTIFIKASI PERUBAHAN ...

58

JAR,Volume 2 Nomor 2 Agustus 2019p ISSN 2615-417X

Jurnal Agroristek | http://journal.unigha.ac.id/index.php/JAR 58

Ton/Ha

2008 6,15 6,39 6,16

2009 6,15 6,39 6,16

2010 6,03 6,27 7,25

2011 7,49 7,38 7,65

2012 7,25 8,10 8,70

2013 8,12 7,98 8,76

2014 5,82 5,82 5,92

2015 6,43 5,46 6,34

2016 5,92 5,76 5,74

Kecamatan Bandar Baru, Bandar Dua danMeureudu terjadi perbedaan curah hujanyang tidak begitu besar. Menurut Hermawan(2010) pada bulan Januari pergerakan semumatahari berada 23,5° di Belahan BumiSelatan (BBS), sehingga bertiup angin dariutara menuju selatan yang lebih dikenaldengan Monsun Barat. Kemudian padabulan Agustus berlaku sebaliknya, terjadipergerakan masa udara dari Selatan menujuUtara yang lebih dikenal dengan MonsunTimur, sedangkan pada bulan-bulan lainnyadiistilahkan dengan musim peralihan

Pengaruh Perubahan Musim Tanamterhadap Produktifitas Padi Sawah danLuas Lahan Panen dalam kurun waktu10 TahunLuas Lahan Panen

Luas lahan panen pada Tahun 2008 diKecamatan Bandar Baru, Bandar Dua danMeureudu berdasarkan hasil data (Pidie Jayadalam Angka) masing-masing hamparandengan luas 1.980 ha, 3.150 ha dan 1.850ha, akan tetapi pada tahun 2017 terjadipertambahan luas lahan panen di KecamatanMeuereudu seluas 2.333 ha, di KecamatanBandar Dua seluas 2.886 ha dan KecamatanBandar Baru seluas 4.569 ha dapat di lihatpada Tabel 4.

Tabel 4. Total rata-rata luas lahan panendalam kurun waktu 10 tahun di KecamatanBandar Baru, Bandar Dua dan Meureudu

Kecamatan

Sumber data : BPP Kecamatan Bandar Baru,Bandar dua dan Meureudu

Berdasarkan hasil analisis pada Tabel4 menunjukkan bahwa luas rata-rata arealahan di Kecamatan Bandar Baru terjadipertambahan luas area pada Tahun 2017dengan luas 2.886 ha dari Tahun 2008 dandi Kecamatan Banda Dua Tahun 2015bertambah 4.914 ha dari 2.707 ha padaTahun 2012 akan tetapi di KecamatanMeureudu pada Tahun 2017 bertambahdengan luas 2.333 ha dari Tahun 2011dengan luas 1.065 ha. Hal ini dapatdisimpulkan bahwa Kabupaten Pidie Jayadiduga terjadi alih fungsi lahan pertanianmenjadi lahan non pertanian sehinggadampak dari perubahan iklim berpengaruhnegatif terhadap produktifitas padi sawah.

Produktifitastifitas Padi Sawah diKecamatan Bandar Baru, Bandar Duadan Meureudu

Rata-rata produktifitas padi sawah darikurun waktu Tahun 2008 sampai Tahun2017 di Kecamatan Bandar Baru, BandarDua dan meureudu masing-masingmencapai 6,52 ton/ha, 6,55 ton/ha dan 6,88ton/ha. Hasil produktifitas di KecamatanBandar Baru, Bandar Dua dan meureududapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Total rata-rata produktifitas dalamkurun waktu 10 tahun di Kecamatan BandarBaru, Bandar Dua dan Meureudu.

Bandar Bandar KecamatanTahun Baru Dua

MeureuduBandar Bandar

…. Ha….

TahunBaru Dua

Meureudu

2008 1.980 3.150 1.850

2009 1.980 3.150 1.850

2010 1.995 3.194 1.980

2011 2.065 2.928 1.065

2012 2.200 2.707 1.970

2013 2.614 3.728 1.656

2014 2.135 2.945 1.089

2015 2.395 4.914 2.265

2016 2.770 4.567 2.302

2017 2.886 4.569 2.333

Page 8: JAR,Volume 2 Nomor 2 Agustus 2019 IDENTIFIKASI PERUBAHAN ...

59

JAR,Volume 2 Nomor 2 Agustus 2019p ISSN 2615-417X

Jurnal Agroristek | http://journal.unigha.ac.id/index.php/JAR 59

2017 5,82 5,94 6,13 Gambar 2. Grafik hubungan hasil analisisRata-rata

total6,52 6,55 6,88

regresi rata-rata produktifitas padi yangmewakili masing-masing Kecamatan

Sumber data : BPP Kecamatan Bandar Baru,Bandar dua dan Meureudu

Berdasarkan hasil analisis Tabel 5menunjukkan bahwa terjadi peningkatanproduktifitas hasil tanaman padi diKecamatan Bandar Baru, Bandar Dua danmeureudu dari Tahun 2011 sampai Tahun2013, namun pada Tahun 2014 sampaiTahun 2017 tingkat hasil produktifitasfitastanaman padi kembali terjadi penurunan.Hal ini diduga disebabkan oleh faktorlingkungan (hama dan penyakit) sertaperubahan iklim dan cuaca juga merupakanfaktor yang sangat penting dalammenentukan tingkat keberhasilanproduktifitas pertanian khususnya tanamanpadi dan kekeringan merupakan masalahutama bertani didaerah tropis termasuk diIndonesia. Daerah tropis seperti Indonesiasecara umum tidak semua unsur iklim dancuaca berpengaruh kuat terhadappetumbuhan dan perkembangan tanaman.

Hubungan Pergeseran Musim Tanamdan Perubahan iklim terhadapProduktifitas Padi

Berdasarkan hasil analisis regresilinier berganda dengan metode analisistoolpak microsoft excell, antara pengaruhpergeseran musim tanam dan perubahaniklim terhadap produktifitas padi diKecamatan Bandar Baru, Bandar Dua danMeureudu diperoleh koefisien-koefisienpersamaan matematis yang membentukmodel seperti ditunjukkan dalam Gambar 2.

Bandar Baru, Bandar Dua dan Meureududalam kurun 10 tahun (2008-2017)..

Model regresi yang dipakai (Gambar2) berdasarkan hasil analisis padaKecamatan Bandar Baru adalah denganmodel y = -38,822 + (-0,001x1) + 0,775x2 +(-0,423x3) + (-0,70x4), Kecamatan BandarDua adalah dengan model y = -50,288 + (-0,002x1) + 1,161x2 + (-0,971x3) + (-0,230x4)dan Kecamatan Meureudu dengan model y= -20,706 + (-0,001x1)+ 0,674x2 + (-0,800x3) + (-0,072x4). Berdasarkan hasi ujianova terjadi pengaruh hubungan negatifyang nyata antara pergeseran musim tanamdan perubahan iklim, sehingga semakincepat terjadi perubahan iklim danpergeseran musim tanam di KecamatanBandar Baru, Bandar dua dan Meureudumasing-masing dengan nilai koefisiendeterminasi (R2) sebesar 46,82 persen, 54,47persen dan 21,83 persen.

Hal ini diduga terjadi oleh pengaruhiklim dan ketersediaan air secara serempakadalah signifikan terhadap produktifitaspadi. Perubahan ketersediaan air akibatpergeseran musim, penurunan intensitashujan serta kenaikan suhu tentunya memilikipengaruh bagi pertanian padi yang dalambudidayanya sangat bergantung padaketersediaan air di Kecamatan Bandar Baru,Bandar dua dan Meureudu. Namunpengaruh yang dirasakan tidak sama antarapadi sawah irigasi dengan padi padi sawahtadah hujan. Sawah tadah hujan memilikitingkat kerentanan yang lebih tinggi akibatperubahan ketersediaan air dibandingkandengan sawah irigasi. Pada sawah tadahhujan, perubahan ketersediaan air menjadihal yang sangat berpengaruh pada pertanianpadi di wilayah ini. Perubahan ketersediaanair yang menunjukkan kecenderunganpenurunan ketersediaan air dikarenakandatangnya musim hujan semakin tidak padawaktunya, serta intensitas hujan yangmenurun pula.

Page 9: JAR,Volume 2 Nomor 2 Agustus 2019 IDENTIFIKASI PERUBAHAN ...

60

JAR,Volume 2 Nomor 2 Agustus 2019p ISSN 2615-417X

Jurnal Agroristek | http://journal.unigha.ac.id/index.php/JAR 60

KESIMPULAN DAN SARANKesimpulan1. Rata-rata perubahan iklim di Kecamatan

Bandar Baru, Bandar Dua dan Meureududapat mempengaruhi hasil produktifitaspadi dengan total rata-rata curah hujandalam kurun waktu 10 tahun adalah1.942,30 mm/tahun, suhu sebesar 27,55oC dengan penggolongan panas dankelembaban sebesar 78,23% dengan indekkelembaban basah berdasarkan klasifikasiDouglas H.K. Lee.

2. Rata-rata pergeseran musim tanam gaduhdi Kecamatan Bandar Baru selama 22hari, Bandar Dua selama 20 hari danmeureudu selama 19 hari, akan tetapiterjadi pergeseran rata-rata musim tanamrendengan di Kecamatan Bandar Baruselama 19 hari, Bandar Dua selama 17hari dan meureudu selama 18 hari

3. Terjadi hubungan negatif yang nyataantara pergeseran musim tanam danperubahan iklim, sehingga tingkatproduktifitas padi terjadi penurunan diKecamatan di Bandar Baru, Bandar Duadan meureudu dengan nilai koefisiendeterminasi (R2) masing-masing sebesar46,82 persen, 54,47 persen dan 21,83persen

SaranDiharapkan kepada pemerintah daerah

Kabupaten Pidie Jaya perlu adanyainformasi tentang perubahan iklim danmusim tanam terhadap hasil produktifitastanaman padi sawah, agar dapatdipublikasikan secara kontinue melaluimedia cetak maupun media elektronikkepada petani..DAFTAR PUSTAKA

Adiningsih 2014. Tinjauan Metode DeteksiParameter Kekeringan BerbasisData Pengindraan Jauh. ProsedingSeminar Nasional PengundraanJauh.

Agus et al. 2002. Informasi Singkat BenihAltingia excelca Noronha.Bandung:

Amarsaikhan, D., Blotevoge, H H.,Ganzorig, M., Moon, H T., 2009.Applications of remote sensing andgeographic information systemsfor urban land-cover changestudies in Mongolia. GeocartoInternational Vol. 24, 257– 271.

Anonim.2009. Teori Dasar Interpretasi CitraSatelit Lansat TM7+ MetodeInterpretasi Visual (DigitazeScreen). (Online), http: //www.oocities.org/ yaslinus /citra.html.Di akses tanggal 28 Maret 2015.

Arafah. 2009. Pedoman Teknis PerbaikanKesuburan Lahan Sawah BerbasisJerami. Jakarta : PT. Gramedia.238 hlm.

Arafah. 2010. Pengelolaan dan PemanfaatanPadi Sawah. Bogor : Bumi Aksara.428 hlm.

Bayong, T.H.K., 2004. Klimatologi,Penerbit ITB, Bandung

BMKG, 2011, Perubahan Iklim danDampaknya di Indonesia.(Internet) (Diakses 12 Maret 2017)

Boer, R and Meinke, H. 2002. Plant Growthand the SOI, in Will It Rain? Theeffect of the Southern Oscillatioonand El Nino in Indonesia.Department of Primary IndustriesQueensland, Brisbane Australia.

Brooker, R.W., Matesanz, S., Valladares, F.,Stefan Klotz, S., 2013. Long-termspatial pattern change in a semi-arid plant community: The role ofclimate and composition. ActaOecologica 45, 8-15

Page 10: JAR,Volume 2 Nomor 2 Agustus 2019 IDENTIFIKASI PERUBAHAN ...

61

JAR,Volume 2 Nomor 2 Agustus 2019p ISSN 2615-417X

Jurnal Agroristek | http://journal.unigha.ac.id/index.php/JAR 61

Coggon, et.al. 1996. Epidemiologi BagiPemula. Penerbit Buku Kedokteran

Dinas Pertanian. 2016. Pidie Jaya DalamAngka. Pidie Jaya

Direktorat Pengelolaan Air. 2009. PedomanUmum Sekolah Lapang Iklim.Direktorat Jenderal PengelolaanLahan dan Air, DepartemenPertanian.http://pla.deptan.go.id/pdf/11_PEDUM_SL_IKLIM.pdf. (Diakses 26Agustus 2013)

Edi. 2013. Penggunaan Sistem InformasiGeografis (SIG) Citra SatelitModis – Terra DalamPerencanaanProduktifitas Padi di ProvinsiSumatra Utara. PerencanaanPembangunan Wilayah danPerdesaan USU. (Online),http://www.academia.Edu /4564445/ PemantauanProduktifitas Padi di SumateraUtara dengan Citra Satelit TerraModis. Di akses tanggal 28 Maret2015.

Erawati, D. 2007, Aplikasi Sistem InformasiGeografis Untuk Pembuatan PetaPariwisata Kabupaten KulonprogoDengan Visual Basic, TugasAkhir, Yogyakarta : FakultasGeografi, Universitas GadjahMada.

Güting, R. H. 1994. An introduction tospatial database systems, TheVLDB Journal—The InternationalJournal on Very Large Data Bases.Springer-Verlag New York, Inc.,3(4), hal. 357– 399.

Hidayat. T. 2011. Analisis PerubahanMusim Dan Penyusunan MusimTaman Tanaman Padi BerdasarkanData Curah Hujan di KabupatenAceh Besar. Jurnal Agrista Vol.15No. 3.Hal.87-93. (Online),www.iiste.org /Journals/ index.Php/ JEES / ... / 17680.di akses padatanggal 27 maret 2015

Indonesia Forest Seed Project.Intergovemmental Panel onClimate Change (IPCC). 2007.Impacts, Adaptation andVulnerability Working Group IIContribution to theIntergovemmental Panel OnClimate Change FourthAssessment Report, WorldMeteorological Organization(WMO) and United NationEnvironmental Programme(UNEP).http://klima.hr/razno/news/IPCCWG2_0407.pdf. Di akses tanggal 10Maret 2018 KarakteristrikWirausaha Sukses. Jakarta:Kencana

Kartasapoetra, A.G., 2006, Klimatologi:Pengaruh Iklim terhadap Tanahdan Tanaman. Jakarta: BumiAksara.

Kementerian Lingkungan Hidup. (2004).Perubahan iklim global. Diaksespada 27 Juli 2014, dari:http:/climatechange.menlh.go.id.

Lakitan, B. 2005. Dasar-Dasar Klimatologi.Cetakan Ke-2. Raja GrafindoPersada. Jakarta

Lembaga Ketahanan Nasional. 2013.Meningkatkan produktifitaspertanian guna mewujudkanKetahanan Pangan dalam rangkaketahanan nasional.(online), JurnalKajian Lemhannaswww.lemhannas.go.id /portal/.../jurnal% 20 edisi %2015_materi % 202.pdf. Diaksestanggal 29 maret 2015.

Leonheart, 2010, Suhu Udara. (Internet) (diakses 12 April 2017).

Lillesand, TM & Kiefer, R.W.1979.Penginderaan Jauh danInterpretasi Citra. Cetakan ke I.Gadjah Mada Press. Yogyakarta.

Lindgren D.T. 1985. Land Use Planning andRemote Sensing, Martinus Nijhoff

Page 11: JAR,Volume 2 Nomor 2 Agustus 2019 IDENTIFIKASI PERUBAHAN ...

62

JAR,Volume 2 Nomor 2 Agustus 2019p ISSN 2615-417X

Jurnal Agroristek | http://journal.unigha.ac.id/index.php/JAR 62

Liu,T., D. Mao,S. Zhang, C. Xu, Y. Xing.2009. Fine mapping SPP1, a QTLcontrolling the number of spikeletsper panicle, to a BAC clone in rice(Oryza sativa). Theoretical andApplied Genetics 118 : 1509-1517

Marpaung, S., Satiadi, D.,Adikusumah,N.,Subarna, D., Suaydhi., Visa, J.,dan Kusnandar, D. 2011. Kajiandan Sosialisasi Perubahan Iklimserta Antisipasi Dampaknya.http://www.ebookbrowse.com.[28/11/2011].

Miyan. M.A, 2014. Droughts in Asian lestdeveloped countries: vulnerabilityand sustainability. Jurnal Elsevier& jurnal weater and climateextreme(Online):p.l.http://www.sciendirect.com/science/article/pii/S2212094714000632.diakses tanggal 11Desember 2014

Mostafa K. Mosleh K, M., Hassan, K Q.,2014.Development of a RemoteSensing-Based ―Boro‖ RiceMapping System. Remote Sens 6,1938-1953

Natawidjaja, R.S., Supyandi, D., Tulloh, C.,Tridakusumah, A.C., Calford,E.M., dan Ford, M., 2009. ClimateChange, Food Security and IncomeDistribution: Adaptations of SmallRice Farmers.Crawford School ofEconomics and Government at TheAustralian National University,Canberra.

Prasetyo, Y dan Arif, L.N. 2006. AnalisisTata Guna Lahan Kawasan WadukKedungombo Menggunakan CitraSatelit Lansat Tahun 1998 dan2002.Jurnal Program Studi TeknikGeodesi Universitas Dipenogoro.Jawa Tengah.

Prawirowardoyo, S., 1996, Meteorologi,Bandung: Institut TeknologiBandung.

Prospere, K., McLaren, K., Wilson, B.,2014. Plant Species

Discrimination in a TropicalWetland Using In SituHyperspectral Data. RemoteSensing Vol6 8494-8523 (openaccess)Publishers, Doldrecht.

Rahmi, J. 2009. Hubungan Kerapatan TajukDan Penggunaan LahanBerdasarkan Analisis Citra SatelitDan Sistem Informasi GeografisDi Taman Nasional GunungLeuser (Studi Kasus KawasanHutan Resort Tangkahan, CintaRaja, Sei Lepan dan KawasanEkosistem Leuser (KEL). (Online),http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/7637/09E02718.pdf;jsessionid=09DA29959B192B89D6DBC61841D859B1?sequence=1.Di akses pada tanggal 27 Maret2015

Ratnaningayu. 2009. Bagaimana Petani danNelayan menghadapi DampakPerubahan Iklim. Sarasehan iklim.Nopember 2009. PelangiIndonesia. Jakarta.

Ren. P. Z. and Hsing. T.. 2003. Internet GIS: Distributed GeographicInformation Service for theInternet and Wireless Networks,John Wiley & Sons, Inc, NewJersey,USA.

Ritchie, 1972. Pathogenesis of Virulent. NDin Chickens, Journal of VeterinaryMedical Assosiation. 161: 169-179.

Schmid, F. H dan Ferguson, J. H. A. 1951.Rainfall Types Based On Wet andDry Period Rations for IndonesiaWith Western New Guinea.Jakarta: Kementrian PerhubunganMeteorologi dan Geofisika.

Short, N.M. 1982. The Landsat TutorialWorkbook. NASA. New York.

Sitorus, J., Purwandari., Luwin, E. D., Rina,W., dan Suharno. 2006. KajianModel Deteksi PerubahanPenutupan Lahan MenggunakanData. Inderaja Universitas

Page 12: JAR,Volume 2 Nomor 2 Agustus 2019 IDENTIFIKASI PERUBAHAN ...

JAR,Volume 2 Nomor 2 Agustus 2019p ISSN 2615-417X

Jurnal Agroristek | http://journal.unigha.ac.id/index.php/JAR 63

Sumatera Utara untuk AplikasiPerubahan Lahan Sawah. BidangPengembangan PemanfaatanInderaja Pusbangja Lapan.

Solihin, A., dan Sukartini, N.M. (2013).Respon Petani terhadapperkembangan teknologi danperubahan iklim: Studi kasus diDesa Gadungan, Tabanan, Bali.Jurnal Ekonomi KuantitatifTerapan. Vol. 6, hlm. 128-139.

Subarjo. M. 2001. Buku Ajar Meteorologidan Klimatologi UniversitasLampung Bandar. Lampung

Suberjo, (2009). adaptasi pertanian dalampemanasan global. Dosen FakultasPertanian UGM Yogyakarta danMahasiswa Doktoral TheUniversity of Tokyo. Diakses pada12 Agustus 2014, dari:http://subejo.staff.ugm.ac.id/?p=108.

Sulistyo, Bambang. 2004. PenginderaanJauh Digital.Indonesia. Jakarta.

Surono. 2001. Simposium Free Radical inDiabetes and Their Sulphonylureasdiselenggarakan PERKENI,Jakarta Hotel Hilton 24 Maret2001.http://www.Indomedia.com/intisari/1997/Feb/diabet2.htm. 9November 2015.

Wahyunto. 2007. Peranan Citra SatelitDalam Penentuan Potensi Lahan.http://www.litbang.deptan.go.id/warta-ip/pdf-file/wahyunto-13.html.[6 Maret 2011]

Yasin, I., M. Ma’ shum, Y. Abawi, danL.

Hadiawati. 2002. PenggunaanFlowcast untuk Menentukan AwalMusim Hujan dan MenyusunStrategi Tanam di Lahan SawahTadah Hujan di Pulau Lombok.Pros. Seminar NasionalPeningkatan Pendapatan PetaniMelalui Penerapan TeknologiTepat Guna. BPTP NTB.

Yaslinus, 2009. Penginderaan Jauh.http://www.oocities.org. diunduhpada Selasa, 04 September 2012

Zaibio. 2014. Musim Tanam Tumpang Sari.(Online), https: //zaifbio.wordpress. Com/tag/musim-tanam/. Di aksestanggal 30 maret 2015

Suryana, Yuyus dan Kartib Bayu. 2001.Kewirausahaan Pendekatan

Sutanto. 1986. Pengideraan Jauh Jilid I.Yogyakarta: Gadjah MadaUniversity Press

Sutarja, 2013. Kajian Akademis Master PlanRisiko Bencana Kekeringan.Seminar Nasional. Denpasar :Pusat Studi Bencana, UniversitasUdayana

Tambunan. T.H 2011. Industrialisasi diNegara sedang Berkembang KsusIndonesia. Jakarta. GhaliaIndonesia.