Jaringan Wimax
-
Upload
fidela-restantia -
Category
Documents
-
view
398 -
download
0
Transcript of Jaringan Wimax
JARINGAN WIMAX
1. Konfigurasi Jaringan WiMAX
Secara umum konfigurasi WiMAX dibagi menjadi 3 bagian yaitu subscriber station (SS),
base station (BS) dan transport site (bagian backend). SS terletak di lingkungan pelanggan (bisa
fixed atau mobile/portable), sedangkan BS biasanya satu lokasi dengan jaringan operator
(jaringan IP/internet atau jaringan TDM/PSTN). Gambar 1 menunjukkan konfigurasi jaringan
WiMAX.
Gambar 1. Konfigurasi jaringan WiMAX
Sumber: Kwang-Cheng Chen and J. Roberto B. de Marca, 2008 : 259
Dalam gambar 1 ini digambarkan bahwa konfigurasi WiMAX terdiri dari:
Transport site (bagian beckend): bagian ini terdiri dari IP/PSTN. Bagian ini berfungsi untuk
menghubungkan base station dengan internet.
Base station (BS) site: bagian ini terdiri dari base station (BS). Bagian ini berfungsi untuk
menghubungkan subscriber station (SS) site dengan transport site.
Subscriber station (SS) site: bagian ini terdiri dari Customer Premise Equipment (CPE) atau
yang lebih canggih berupa laptop. Bagian ini berfungsi sebagai peralatan yang digunakan
oleh user / pengguna. Dalam sistem IEEE 802.16e terdapat dua tipe user yaitu fixed dan
mobile user.
2. Elemen / Perangkat WiMAX
Elemen atau perangkat WiMAX secara umum terdiri dari Base Station (BS) di sisi transmiter
dan Customer Premises Equipment (CPE) di sisi pelanggan. Namun demikian masih ada perangkat
tambahan seperti antena, kabel dan aksesoris lainnya. Beberapa perangkat yang digunakan dalam
teknologi WiMAX dapat diuraikan sebagai berikut :
Base Station (BS)
Base Station atau BS merupakan perangkat transceiver (transmitter dan receiver) yang
biasanya dipasang satu lokasi dengan jaringan Internet Protocol (IP). Dari BS ini akan
disambungkan ke beberapa Customer Premises Equipment (CPE) dengan media interface
gelombang radio (RF) yang mengikuti standar WiMAX.
Antena
Antena merupakan alat untuk mentransformasikan sinyal radio yang merambat pada sebuah
konduktor menjadi gelombang elektromagnetik di udara. Antena memiliki sifat resonansi
sehingga antena akan beroperasi pada daerah tertentu. Ada beberapa tipe antena yang dapat
mendukung implementasi WiMAX, yaitu:
Antena Omnidirectional
Antena Omnidirectional merupakan jenis antena yang memiliki pola pancaran sinyal
kesegala arah (3600). Gambar 2 menunjukkan jangkauan area antenna omnidirectional.
Antena jenis ini dapat digunakan untuk konfigurasi point to multi point (PtMP) sehingga
dapat melayani jumlah pengguna yang lebih banyak. Namun, kesulitannya adalah pada
terbatasnya jangkaun daya pancar dan pengalokasian frekuensi untuk tiap sel agar tidak
terjadi interferensi.
Gambar 2. Jangkauan area antena omnidirectional (3600 dari base station)
Sumber : http://www.wimax360.com
Antena Sektor
Antena sektor adalah jenis antena yang pola radiasinya kearah atau sector tertentu yaitu 60°,
90°, atau 120° tergantung dari area yang akan dilayani. Gambar 3 menunjukkan jangkauan
area antena sektor 60°.
Gambar 3. Jangkauan area antena sektor (600 dari base station)
Sumber: http://www.wimax360.com
Antena Panel
Antena panel digunakan untuk konfigurasi point to point (PtP) yang digunakan untuk
transmisi data antar base station (BS) WiMAX. Gambar 4 menunjukkan antenna panel.
Gambar 4. Antena panel
Sumber: http://www.wimax360.com
Gambar 5 mengilustrasikan 3 tipe antena yang digunakan pada WiMAX. Dari atas ke bawah
antena omnidirectional, antena sektor dan panel.
Gambar 5. Tipe-tipe antena WiMAX
Sumber: http://www.wimax360.com
Customer Premises Equipment (CPE)
Secara umum Subscriber Station (SS) atau Customer Premises Equipment (CPE) terdiri dari
Outdoor Unit (ODU) dan Indoor Unit (IDU), perangkat radionya ada yang terpisah dan ada
yang terintegrasi dengan antena. Indoor Unit merupakan titik koneksi ke komputer pelanggan
dan berfungsi sebagai power injektor ke Outdoor Unit. Berdasarkan mekanisme aksesnya,
pada sistem WiMAX didefinisikan beberapa pengertian yaitu fixed access, nomadic access,
portability, simple mobility, dan full mobility.
3. Topologi Jaringan WiMAX
Topologi jaringan WiMAX ada beberapa macam yaitu: Point to Point (PtP) dan Point to
Multi Point (PtMP) serta dapat dikembangkan menjadi jaringan berbentuk mesh. Pada topologi mesh,
base station (BS) digunakan sebagai interface ke core network, sementara untuk menjangkau
pelanggan yang berada di luar jangkauan suatu base station (BS), terminal pelanggan atau Customer
Premises Equipment (CPE) dapat bertindak sebagai router atau repeater bagi terminal pelanggan
lainnya.
Topologi Point to Point (PtP)
Komunikasi dalam Topologi Point to Point (PtP) dilakukan satu lawan satu, yaitu: base
station (BS) dengan base station (BS), ataupun base station dengan single subscriber station
(SS). Gambar 6 mengilustrasikan Topologi Point to Point (PtP).
Gambar 6. Topologi point to point
Sumber: http://www.sinauonline.50webs.com/GSM.html
Dalam Gambar 6 tersebut dijelaskan bahwa komunikasi dalam topologi point to point (PtP)
dilakukan antara base station (BS) dengan base station (BS), ataupun antara base station
(BS) dengan single subscriber station (SS).
Topologi Point to Multi Point (PtMP)
Topologi Point to Multipoint (PtMP) digunakan untuk melayani akses langsung ke
pelanggan. Dalam topologi ini base station (BS) WiMAX digunakan untuk mengontrol
beberapa subscriber station (SS). Kemampuan dari jumlah subscriber tergantung dari tipe
Quality of Service (QoS) yang ditawarkan oleh operator. Bila tiap subscriber station (SS)
mendapatkan bandwidth yang cukup besar, maka dapat disimpulkan bahwa kapasitas jumlah
user akan berkurang, dan sebaliknya, bila bandwidth yang dialokasikan semakin sedikit,
maka kapasitasnya akan semakin besar. Gambar 7 mengilustrasikan WiMAX yang
diimplementasikan dengan menggunakan topologi PtMP dan pada gambar 7 tersebut base
station (BS) berfungsi sebagai pengontrol beberapa subscriber station (SS).
Gambar 7. Topologi point to multi point
Sumber: http://www.sinauonline.50webs.com/GSM.html
Topologi Pengembangan
Topologi pengembangan merupakan varian dari topologi dasar point to point dan point to
multipoint. Topologi pengembangan ini dibuat dengan cara menggabungkan beberapa
topologi dasar (topologi point to point dan topologi point to multipoint). Dengan
penggabungan beberapa topologi dasar ini, terbentuklah topologi pengembangan, seperti
mesh, maupun gabungan antara point to point dan point to multipoint. Ilustrasi konfigurasi
mesh dapat dilihat pada gambar 8.
Gambar 8. Topologi mesh
Sumber: http://www.sinauonline.50webs.com/GSM.html
Gambar 9 memperlihatkan konfigurasi jaringan yang menggunakan kombinasi antara
topologi PtMP digunakan untuk ke CPE. Sementara topologi PtP digunakan untuk
menghubungkan base station (BS) ke jaringan transport atau backhaul.
Gambar 9. Topologi gabungan PtP dan PtMP
Sumber: http://www.sinauonline.50webs.com/GSM.html
4. Prinsip Kerja WiMAX
Secara umum, WiMAX yang merupakan teknologi broadband wireless memiliki prinsip
kerja sebagai berikut:
Pelanggan mengirimkan data dengan kecepatan 2 – 155 Mbps dari subscribe station (SS) ke
base station (BS) melalui media gelombang radio.
BS akan menerima sinyal dari berbagai pelanggan dan mengirimkan pesan melalui wireless
atau kabel ke switching center melalui protokol IEEE 802.16.
Switching center akan mengirimkan pesan ke internet service provider (ISP) atau public
switched telephone network (PSTN) melalui kabel.
Ketiga proses tersebut di atas dapat dilihat pada Gambar 10. Pada Gambar 10, laptop dan
desktop personal computer (PC) berfungsi sebagai subscriber station (SS), tower antena beserta
perangkatnya sebagai base station (BS) dan swithcing center sebagai pengatur pilihan koneksi ke
internet service provider (ISP).
Gambar 10 Prinsip kerja WiMAX
Sumber: Gunawan,dkk., 2007 : 64