jaringan transportasi

17
JARINGAN TRANSPORTASI JALAN REL Angkutan jalan rel merupakan salah satu moda angkutan darat yang cukup efesien, karena kapasitas angkut (per kereta) yang cukup besar dan pergerakannya yang tidak terganggu oleh arus lalu-lintas kendaraan di jalan raya Ada dua tipe dasar angkutan jalan rel, yaitu: Sistem angkutan jalan rel perkotaan dan Sistem angkutan jalan rel antar kota. TIPE PELAYANAN ANGKUTAN JALAN REL Pelayanan angkutan jalan rel ini diberikan kepada angkutan orang dan angkutan barang.

description

bahan kuliah

Transcript of jaringan transportasi

JARINGAN TRANSPORTASI JALAN REL

Angkutan jalan rel merupakan salah satu moda angkutan darat yang cukup efesien, karena kapasitas angkut (per kereta) yang cukup besar dan pergerakannya yang tidak terganggu oleh arus lalu-lintas kendaraan di jalan raya

Ada dua tipe dasar angkutan jalan rel, yaitu:

Sistem angkutan jalan rel perkotaan dan

Sistem angkutan jalan rel antar kota.

TIPE PELAYANAN ANGKUTAN JALAN REL

Pelayanan angkutan jalan rel ini diberikan kepada angkutan orang dan angkutan barang.

Jalan rel ini dapat dibagi menjadi jalan umum dan jalan khusus

Yang dimaksud dengan jalan rel pribadi adalah jalan rel yang digunakan dan dipunyai oleh badan tertentu seperti pabrik gula, pertambangan dan jalan rel ini khusus melayani keperluan angkutan di pabrik gula atau dipertambangan itu sendiri. Sedang jalan rel umum adalah jalan rel yang digunakan kereta untuk umum.

Tipe stasiun kereta

Stasiun kereta secara umum berfungsi untuk memberikan pelayanan dan pertukaran gerbong

Stasiun kereta merupakan tempat bagi penumpang atau barang untuk bertukar kereta atau moda.

JARINGAN JALAN REL

Jaringan jalan rel juga terdiri atas link (ruas) dan node atau simpul

Bila jaringan jalan rel merupakan jaringan rel dalam kota, maka stasiun dilambangkan sebagai node dalam jaringan tersebut sedang ruas melambangkan jaringan jalan relnya

STANDAR JALAN REL

KELAS JALAN REL

Dalam perencanaan jaringan jalan rel, penentuan klasifikasi jalan rel sangat perlu diketahui karena berhubungan juga dengan komponen-komponennya seperti balas, bantalan dan penambat rel serta berhubungan dengan besar beban gandar, kecepatan maksimum dan daya angkut lintas

Kelas I Daya Angkut (ton/tahun) > 20 x 10^6

Kelas II, Daya angkut (ton/tahun)= 10. 10^6 – 20 . 10^6

Kelas III, Daya angkut (ton/tahun)= 5 . 10^6 – 10. 10^6

Kelas IV, Daya angkut (ton/tahun)= 2,5 . 10^6 – 5 . 10^6

Kelas V, Daya angkut (ton/tahun) < 2,5 . 10^6

Ruang Bebas dan Ruang Bangun pada Jalan Rel

Ruang bebas adalah: ruang di atas sepur yang senantiasa harus bebas dari segala rintangan dan benda penghalang

Ruang bebas ini disediakan untuk lalu-lintas rangkaian kereta api/ lokomotif dan gerbong.

Ruang bangun adalah ruang di sisi sepur yang senantiasa harus bebas dari segala bangunan tetap seperti tiang semboyan, tiang listrik dan pagar

Batas ruang bangun diukur dari sumbu sepur pada tinggi 1 meter sampai 3,55 meter

Jarak ruang bangun tersebut ditetapkan sebagai berikut:

Pada lintas bebas:2,35 meter sampai 2,53 meter di kiri-kanan sumbu sepur.

Pada emplasemen :1,95 meter sampai 2,35 meter di kiri-kanan sumbu sepur.

Pada jembatan:2,15 meter di kiri-kanan sumbu sepur

Gambar Ruang bebas single track lurus Gambar Ruang bebas lurus di tikungan

Penampang Melintang Jalan Rel

Penampang melintang jalan rel adalah potongan pada jalan rel dengan arah tegak lurus sumbu jalan rel, dimana terlihat pembagian dan ukuran-ukuran jalan rel dalam arah melintang

JARINGAN TRANSPORTASI UDARA

• TRANSPORTASI UDARA UMUMNYA DIBAGI DALAM TIGA GOLONGAN:

a. ANGKUTAN UDARA

b. PENERBANGAN UMUM

c. PENERBANGAN MILITER

• PENGGOLONGAN LAIN ADALAH: PENERBANGAN SWASTA, MILITER DAN UMUM

• PENERBANGAN SWASTA DAN UMUM SELAIN PENERBANGAN TERJADWAL OLEH PERUSAHAAN (AIRLINES) JUGA MELIPUTI PENERBANGAN PRIBADI OLEH INDUSTRI SWASTA DAN KOMERSIAL UNTUK PENGIRIMAN BARANG ATAUPUN ALAT-ALAT PRODUKSI

• PENERBANGAN UMUM JUGA TERMASUK PENERBANGAN NON TRANSPORT SEPERTI KEPERLUAN INSPEKSI PERTAMBANGAN, PENELITIAN DAN PEMADAM KEBAKARAN

POLA JARINGAN LALU-LINTAS UDARA

JARINGAN TRANSPORTASI UDARA ADALAH KUMPULAN RUTE-RUTE PENERBANGAN UMUM YANG MERANGKUM BEBERAPA RUTE PELAYANAN PENERBANGAN (BERJADWAL TETAP)

DIKENAL TIGA POLA JARINGAN TRANSPORTASI UDARA:

Pola grid (kisi-kisi), yaitu pola jaringan yang berbentuk seperti sarang laba-laba, yang mana dalam suatu wilayah (zona) terjadi interlink antara pusat

zona dengan subzona, dan antara subzona dengan zona atau subzona lainnya.

Pola Hub and Spoke, yaitu pola jaringan yang berbentuk seperti cakar ayam, yaitu dalam suatu zona terjadi interlink antara pusat zona dengan sub-subzona yang menjadi wilayah pelayanan.

Pola line, yaitu pola jaringan yang terjadi interlink dari suatu pusat ke zona yang lain (subzona) yang relatif menjauhinya.

Pola Hub and Spoke

Pola Grid Pola Line

MEMILIH POLA JARINGAN TRANSPORTASI UDARA, PERLU DIPERTIMBANGKAN TIGA ASPEK:

a. ASPEK GEOGRAFIS WILAYAH YANG DILAYANI

b. ASPEK PEMBANGUNAN NASIONAL DAN DAERAH

c. ASPEK KEADAAN JARINGAN TRANSPORTASI UDARA YANG TELAH ADA SAAT INI

• PADA JARINGAN TRANSPORTASI UDARA, NODE (SIMPUL) BIASA MELAMBANGKAN SUATU KOTA DI MANA BANDAR UDARA

TERSEBUT BERADA

• LINK ATAU RUAS MELAMBANGKAN RUTE-RUTE PENERBANGAN ANTAR KOTA ATAU ANTAR BANDAR UDARA

• JARINGAN LALU-LINTAS UDARA DAPAT BERUPA:

a. JARINGAN LALU-LINTAS DALAM NEGERI MELIPUTI RUTE-RUTE PENERBANGAN DOMESTIK

b. JARINGAN LALU-LINTAS PENERBANGAN INTERNASIONAL MELIPUTI RUTE-RUTE PENERBANGAN ANTAR NEGARA

TIPE BANDAR UDARA

Berdasarkan karakteristik

fisiknya

Berdasarkan pengelolaan dan penggunaannya

Berdasarkan aktivitas rutinnya

Berdasarkan tipe perjalanan yang

dilayani

• SEAPLANE BASES

• STOL PORTS (TAKE OFF/LANDING YANG PENDEK)

• BANDARA KONVENSIONAL

• HELIPORT

• BANDAR UDARA UMUM, DIKELOLA OLEH PEMERINTAH UNTUK PENGGUNAAN SECARA UMUM MAUPUN MILITER

• BANDAR UDARA SWASTA/PRIBADI, DIGUNAKAN UNTUK KEPENTINGAN PRIBADI/PERUSAHAAN SWASTATERTENTU

• MENURUT JENIS PESAWAT TERBANG YANG BEROPERASI (ENPLANEMENTS)

• MENURUT KARAKTERISTIK OPERASINYA (OPERATION)

• BANDAR UDARA INTERNASIONAL

• BANDAR UDARA DOMESTIC

• BANDAR UDARA GABUNGAN (DOMESTIC DAN INTERNASIONAL)

Berdasarkan fasilitas yang tersedia, Bandar udara dapat digolongkan menurut jumlah runway, alat navigasi yang tersedia, kapasitas hangar dan lain

sebagainya.

Di Indonesia klasifikasi Bandar udara sesuai Keputusan Menteri Perhubungan No. 36 Tahun 1993 didasarkan pada beberapa criteria berikut:

Komponen jasa angkutan udara Komponen pelayanan keselamatan dan keamanan penerbangan. Komponen daya tampung Bandar udara (landasan pacu dan

tempat parkir pesawat). Komponen fasilitas keselamatan penerbangan (fasilitas

elektronika dan listrik yang menunjang operasi fasilitas

keselamatan penerbangan). Komponen status dan fungsi Bandar udara dalam konteks

keterkaitannya dengan lingkungan sekitarnya.

JARINGAN TRANSPORTASI ANGKUTAN LAUT

TRANSPORTASI AIR/LAUT TERMASUK BENTUK TRANSPORTASI YANG TERTUA DI DUNIA, BAIK YANG JALURNYA DI SUNGAI, LAUT MAUPUN DI JALUR BUATAN

REPRESENTASE JARINGAN TRANSPORTASI AIR/LAUT TERDIRI ATAS LINK (RUAS) DAN NODE (SIMPUL)

RUAS MELAMBANGKAN SUATU RUTE/TRAYEK PELAYARAN, NODE MERUPAKAN PELABUHAN DI MANA PELAYARAN DIMULAI DAN KEMANA PELAYARAN AKAN DITUJU ATAU SEBALIKNYA

Kegiatan lalu-lintas angkutan laut nasional, dikenal adanya beberapa unsur pelayaran sebagai suatu subsistem pelayaran, yaitu:

Pelayaran Nusantara

Pelayaran Lokal

Pelayaran Rakyat

Pelayaran Perintis

Pelayaran Khusus

Pelayaran Samudra

KLASIFIKASI PELABUHAN

Klasifikasi Pelabuhan

Menurut Teknis

Klasifikasi Pelabuhan Menurut Fungsi Operasionalnya

Klasifikasi Pelabuhan Menurut Geografisnya

Pelabuhan alam (Natural harbour)

Pelabuhan buatan (Artificial harbour)

Pelabuhan Semi Alam (Seminatural harbour)

• Pelabuhan niaga• Pelabuhan Industri• Pelabuhan Ikan• Pelabuhan Militer• Pelabuhan Parawisata• Pelabuhan Tenker• Pelabuhan Minyak• Pelabuhan Karantina• pelabuhan Ferry• Pelabuhan Berlindung• Pelabuhan Paket/Kiriman

Pelabuhan pantai (Coastal

harbour), Pelabuhan muara

sungai (Estuary harbour),

Pelabuhan sungai/pedalaman

(River harbour), Pelabuhan danau

(Lake harbour/ Lagoon harbour),

Pelabuhan terusan (Canal

harbour), Pelabuhan luar

Klasifikasi Pelabuhan Menurut Pungutan Jasa

Pelabuhan yang diusahakan Pelabuhan yang tidak diusahakan Pelabuhan Otonom Pelabuhan bebas

Klasifikasi Pelabuhan Menurut Hiararchy of Functionally

Gateway ports (Gw) Collectors ports (Cp) ILS (Interisland Liner Service) ports Feeder ports (Fp)

Pelabuhan merupakan simpul (node) sistem perangkutan laut dengan darat. Karena sifatnya sebagai tempat peralihan moda transportasi, maka pelabuhan harus disambung dengan sistem perangkutan darat dan dilengkapi dengan berbagai macam kemudahan, seperti jasa terminal dan jasa kepelabuhanan lainnya

Gw

CpCp

ILSILS ILS ILS

FpFp Fp Fp Fp Fp

Klasifikasi Pelabuhan Berdasarkan Fungsi Hirarkinya