Jaringan Periodontal

download Jaringan Periodontal

of 48

description

jj

Transcript of Jaringan Periodontal

JARINGAN PERIODONTAL

JaringanperiodontalJaringanperiodontaldisebutjuga jaringan pendukung gigi.Periodonsium mempunyaiempat komponen yaitu gingiva,tulang alveolar, ligamen periodontal dan sementum (Manson, 1993).

Definisi dan fungsi ligamen periodontal.Ligamen adalah suatu ikatan, biasanya menghubungkan dua buah tulang. Akar gigi berhubungan dengan soketnya pada tulang alveolar melalui struktur jaringan ikat yang dianggap sebagai ligamen.Fungsinya : untuk menopang gigi pada soketnya dan menyerap beban yang mengenai gigi.

Struktur ligamen periodontal

Ketebalan ligamen bervariasi dari 0,3-0,1 mm. Ligamen periodontal yang terlebar pada mulut soket dan pada apeks gigi dan yang tersempit adalah pada aksis rotasi gigi yang terletak sedikit apikal dari pertengahan akar. bila stres fungsional besar, ligamen biasanya juga lebih tebal dan bila gigi tidak berfungsi ligamen akan menjadi tipis setipis 0,06 mm. Dengan terjadinya proses penuaan, ligamen akan menjadi lebih tipis (Manson, 1993).

Enam grup dari prinsipal fibers jaringan periodental yaitu:

Alveolar crest.Horizontal.Oblique.Apikal.Interradicular.InterradicularKomponen ligamen periodontal

Sel.Matriks ekstraseluler.Suplai pembuluh darah dan saraf.

Fungsi ligamen periodontal

Fungsi suportive.Fungsi formativeFungsi resorptiveFungsi sensory.Fungsi nutritive

Willmann (2007)

Tulang alveolarProsesus alveolaris adalah bagian dari tulang rahang yang menopang gigi-geligi. Prosesus alveolaris tidak terlihat pada keadaan anodonsia. Tulang dari prosesus alveolaris tidak berbeda dengan tulang pada bagian tubuh lainnya (Manson, 1993).

Stuktur tulang alveolar

Tulang alveolar tersusun atas alveolar bone proper dan supporting bone. Alveolar bone proper adalah tulang yang melapisi soket. Dalam istilah radiologi disebut lamina dura. Supporting bone meliputi compact cortical plates dan spongy bone (Avery et all, 2002).

Gambar 4. Tulang Alveolar (Avery et all, 2002).

Komposisi Tulang AlveolarInorganik: 67% hydroxyapatiteOrganik: 33% Kolagen 28% tipe I terutama, tipe III, V, XII dan XIV. Protein non-kolagen 5% yaitu berupa osteonectin, oateopontin, bone sialoprotein, osteocalcin, boneproteoglycan, biglycan, bone proteoglycan II decorin, thrombospodin dan bone morphogenetic proteins (BMPs) (Bathla, 2012).

Komponen seluler tulang alveolar

Osteoblas.Osteosit.Osteoklas.Osteoprogenitor cellsBone lining cells.Periosteum.Endosteum.

Definisi GingivaGingiva adalah bagian mukosa mulut yang tersusun dari jaringan ikat fibrosa, yang ditutupi epitel dan menutupi processus alveolar rahang dan mengelilingi leher gigi. Gingiva adalah bahasa yang digunakan secara umum dalam bidang kedokteran gigi. Sedangkan gusi adalah bahasa yang digunakan masyarakat secara luas (Newman, 2002).

Gingiva secara anatomis Free gingiva Attached gingiva Interdental gingiva

Gambar 6. Gingiva secara anatomisGambaran mikroskopik gingivaGingiva terdiri atas lapisan epitel berupa epitel skuama berlapis dan jaringan ikat yang disebut lamina propria.Epitel gingiva Fungsi epitel gingiva untuk melindungi struktur yang berada dibawahnya, serta memungkinkan terjadinya perubahan selektif dengan lingkungan oral. Perubahan tersebut dimungkinkan oleh adanya proses proliferasi dan diferensiasiJaringan ikat gingiva terdiri dari dua lapisan yaitu Lapisan papilari (papillary layer), Lapisan retikular (reticular layer).

SementumSementum merupakan struktur terkalsifikasi (avaskuler mesenchymal) yang menutupi permukaan luar anatomis akar, yang terdiri atas matriks terkalsifikasi yang mengandung serabut kolagen. Sementum menutupi dentin akar gigi mulai dari bagian korona akar sampai ujung bawahnya. Komposisi sementum terdiri atas: komponen organic 50-55 %, komponen anorganik 45-50 %, dan air 1%.

Gambar sementum Sementum berasal dari sel mesenkimal folikel gigi yang berkembang menjadi sementoblas. Sementoblas menimbun suatu matriks, disebut sementoid yang mengalami pertambahan pengapuran dan menghasilkan dua jenis sementum aseluler dan seluler (Grossman, 1995).

Tipe SementumSementum AselulerSecara kronologis sementum aseluler pertama-tama ditimbun pada dentin membentuk pertemuan sementum-dentin, dan biasanya menutupi sepertiga servikal dan sepertiga tengah akar. Sementum aseluler tidak mengandung sel, terbentuk sebelum gigi mencapai oclusal plane (erupsi), ketebalannya sekitar 30-230 m.

Gambar sementum Aseluler tampak radiologi.Sementum SelulerSementum seluler biasanya ditumpuk pada sementum aseluler pada sepertiga apikal akar dan bergantian dengan lapisan sementum aseluler. Sementum seluler ditumpuk pada kecepatan yang lebih besar daripada sementum aeluler dan dengan demikian menjebak sementoblas di dalam matriks. Sel-sel yang terjebak ini disebut sementosit.

Gamabr sementum seluler tampak radiologiKlasifikasi Sementum

AAC (Acelular Afibriliar Cementum)Sumbernya dari sementoblas, letaknya pada daerah koronal sementum, ketebalannya sekitar 1-15 m.AEFC (Acelular Extrinsic Fiber Cementum)Sumbernya dari fibroblast dan sementoblas, letaknya pada daerah servikal akar. ketebalannya sekitar 30-230 m.

CMSC (Cellular Mixed Stratified Cementum) Sumbernya dari fibroblast dan sementoblas, letaknya pada bagian apikal akar dan daerah furkasi, ketebalannya 100-1000 m.CIFC (Celular Intrinsik Fiber Cementum) Sumbernya dari sementoblas sebagai pengisi kekosongan akibat resorbsi.Intermediate Cementum Letaknya dekat persimpangan (furkasi) gigi permanen.

Cementoenamel Junction (CEJ)Terdapat tiga tipe, antara lain:

60 % - 65 % kasus sementum tumpang tindih dengan email. 30 % - edge to edge. 5 % 10 % sementum dan enamel tidak bertemu.

Gambar 13. Cementoenamel Junction (CEJ)Inervasi

Saraf alveolar yang dimulai pada saraf trigeminal, menginervasi ligamen periodontal dan dibagi dalam saraf periodontal mendaki (ascending) atau saraf gigi, saraf interalveola dan saraf intraradikular. Saraf ligamen periodontal, seperti pada jaringan konektif lainnya, mengikuti distribusi arteri. Cabang-cabang alveolar menginervasi daerah apikal, cabang interalveolar menginervasi ligamen periodontal lateral, dan cabang-cabang saraf interadikular menginervasi ligamen periodontal furkasi gigi posterior (Grossman, 1995).Saraf simpapetik mengikuti pembuluh darah arterial dalam ligamen periodontal. Saraf-saraf itu berhubungan dengan kontrol vasomotor aliran darah di dalam arteri dan kapiler (Grossman, 1995).

Sulcus gingivaSulkus gingiva merupakan suatu celah dangkal disekeliling gigi dengan dinding sebelah dalam adalah permukaan gigi dan dinding sebelah luar adalah epitel sebelah dalam dari gingiva bebas. Epitel perlekatan yang terletak pada sulcus gingiva berguna untuk memahami hubungan biologik antara komponen vaskular dan struktur periodontal. Epitel ini membentuk perlekatan organik pada gigi dan berdampingan dengan epitel sulcus yang berlanjut ke tepi gingiva. (Newman dan Michael, 2012).

Cairan sulcus gingiva

Cairan sulcus gingiva (CSG) berasal dari serum darah yang terdapat dalam sulkus gingiva, baik gingiva dalam keadaan sehat mapun meradang. Pada CGS dari gingiva yang meradang jumlah polimorfonuklear leukosit, makrofag, limfosit, monosit, ion elektrolit, protein plasma dan endotoksin bakteri bertambah banyak, sedagkan jumlah urea menurun (Newman dan Michael,2012).

Cara mengumpulkan cairan sulcus gingiva dengan menggunakan periotron profesional

Dianjurkan meletakkan paper strips tetap berada pada sulcus selama 30 detik, dengan cara ini cairan yang mengalir keluar dari sulkus dapat dikumpulkan, meskipun epitel sulkus tidak berkontak dengan paper stipsCairan sulcus gingiva yang dikumpulkan dapat diukur dengan menggunakan periotron, alat elektronik yang dapat mengukur perubahan pada paper strips yang lembab dan merubahnya menjadi angka angka digital.Komposisi Cairan Sulcus GingivaMateri darah Materi darah ada pada cairan sulcus gingiva adalah polimofunuklear leukosit, neutrofil, monosit, makrofag dan limfosit.ElektolitKonsentrasi elektrolit yang telah diukur pada cairan sulcus gingiva lebih banyak dibanding konsentrasi elektrolit pada plasma. Ini mencakup sodium, potasium, kalsium, dan magnesium.Protein Konsentrasi total protein digunakan sebagai alat untuk mengevaluasi inflamasi gingiva dan aktivitas penyakit periodontal. Penelitian melaporkan aktivitas kolagenase pada CSG atau jaringan gingiva dari pasien dengan periodontitis lebih tinggi daripada mereka yang sehat. Sistem fibrinolisis. Sistem fibrinolisis merupakan suatu sistem penghancuran fibrin yang merupakan salah satu faktor perekat epitel ke jaringan gigi. Pendarahan gingiva merupakan tanda khas dari inflamasi pada periodontitis, memberi kesan penyakit dari sistem pembekuan darah pada lesi-lesi seperti itu. Mikroorganisme oral (Porphyromonas gingivalis) mempunyai aktivitas fibrinogenolitik dan fibrinolitik. Endotoksin bakteri. Kehadiran endotoksin bakteri mempnyai korelasi positif dengan inflamasi gingiva. Dinding sel bakteri gram jenis tertentu mempunyai enzim cysteine desulfhydrase yang membentuk H2S dalam cairan sulcus gingiva. H2S merupakan suatu metabolik toksik dan suatu substansi yang dapat menimbulkan bau mulut (halitosis) yang tidak menyenangkan. (Newman, 2012).

Sel epitel deskuamasi. Sel epitel deskuamasi merupakan sel sel epitel perlekatan terluar yang terletak dekat dengan sulcus gingiva dan menyusun pertahanan setempat (host). Sel sel ini secara terus menerus terlepas kedalam sulcus gingiva dan diganti dengan sel yang bergerak ke koronal dari area dasar epitel. Sel-sel ini berisi lisosom primer dan sekunder.Urea. Peneliti menemukan urea didalam CSG. Tidak seorangpun menyebutkan fungsi urea dalam CSG tetapi jumlah urea dalam CSG akan menurun bila terjadi peradangan setempat. Urea mungkin sumber nitrogen yang paling berlebihan pada rongga mulut. . (Newman dan Michael,2012).

Mekanisme pembentukan cairan sulkus gingivaKomponen seluler dan humoral dari darah dapat melewati epitel perlekatan yang terletak pada celah gusi dalam bentuk GSC. Cairan sulcus gingiva mengalir secara terus-menerus melalui epitel perlekatan yang terletak pada celah gusi dalam bentuk CSG. Cairan sulcus gingiva mengalir secara terus menerus melalui epitel dan masuk ke sulkus gingiva dengan aliran yang sangat lambat,0,24-1,56 I/menit pada daerah yang tidak mengalami inflamasi. Aliran cairan ini akan meningkat bila terjadi gingivitis dan periodontitis (Dewi,2007).

Fungsi cairan gingiva.Mencuci daerah leher gingiva, mengeluarkan sel-sel epitel yang terlepas, leukosit, bakteri maupun kotoran lainnya.Protein plasma dapat mempengaruhi perlekatan ke gigi.Mengandung agen antimikrobial, misalnya lisosim.Membuat leukosit polimorfonuklear dan makrofag yang dapat membunuh bakteri (juga menghantarkan imunoglobulin IgG, IgA, IgM dan faktor lain dari sistem imun).(Madson dan Elley.1993).

Faktor penyebab penyakit periodontal

Faktor lokal .Plak Bakteri Plak bakteri merupakan suatu massa hasil pertumbuhan mikroba yang melekat erat pada permukaan gigi dan gingiva bila seseorang mengabaikan kebersihan mulut.Kalkulus Kalkulus terdiri dari plak bakteri dan merupakan suatu massa yang mengalami pengapuran, terbentuk pada permukaan gigi secara alamiah. Impaksi makanan Impaksi makanan (tekanan akibat penumpukan sisa makanan) merupakan keadaan awal yang dapat menyebabkan terjadinya penyakit periodontal.Faktor sistemik

Demam yang tinggi Pada anak-anak sering terjadi penyakit periodontal selama menderita demam yang tinggi, (misal disebabkan pilek, batuk yang parah).Defisiensi vitamin Di antara banyak vitamin, vitamin C sangat berpengaruh pada jaringan periodontal, karena fungsinya dalam pembentukan serat jaringan ikat. Drugs atau obat-obatan Obat-obatan dapat menyebabkan hiperplasia, hal ini sering terjadi pada anak-anak penderita epilepsi yang mengkonsumsi obat anti kejang, yaitu phenytoin (dilantin). Pernafasan mulut Kebiasan bernafas melalui mulut merupakan salah satu kebiasaan buruk. Hal ini sering dijumpai secara permanen atau sementara. Sifat fisik makanan Sifat fisik makanan merupakan hal yang penting karena makanan yang bersifat lunak seperti bubur atau campuran semiliquid membutuhkan sedikit pengunyahan, menyebabkan debris lebih mudah melekat disekitar gigi dan bisa berfungsi sebagai sarang bakteri ,Iatrogenik Dentistry Iatrogenik Dentistry merupakan iritasi yang ditimbulkan karena pekerjaan dokter gigi yang tidak hati-hati dan adekuat sewaktu melakukan perawatan pada gigi dan jaringan sekitarnya sehingga mengakibatkan kerusakan pada jaringan sekitar gigi

Riwayat alamiah penyakitDeskripsi tentang perjalanan waktu dan perkembangan penyakit pada individu. Pada keadaan yang sehat gingival biasanya keras, berwarna merah muda, mempunyai tepi setajam pisau, dan tidak berdarah pada saat penyondean. Daerah leher gingival atau sulkus biasanya dangkal dan epithelium jungsional melekat erat pada enamel. Sistem serabut gingival tersusun secara teratur. Beberapa PMN terlihat pada epithelium jungsional ketika PMN ini berjalan melintas dari pembuluh darah gingival dan terus menuju rongga mulut.Gingivitis Gingivitis adalah proses inflamasi dan mempengaruhi jaringan lunak yang mengelilingi gigi tanpa adanya kerusakan tulang (Lamford, 1995).

Macam-Macam GingivitisGingiivitis akibat plak Gingivitis paling sering kronis dan tanpa sakit. Keparahannya dinilai berdasarkan perubahan warna, kontur, konsistensi, dan adanya perdarahan. Gingivitis Hormonal Suatu peradangan hiperplastik terhadap plak mikrobial yang umumnya mengenai wanita selama pubertas, kehamilan, atau menopause.Gingivitis Diabetik Gingivitis pada penderita diabetes karena kontrol dari kadar gula darah dan pemakaian insulin.

Herpetik Gingivostomatitis Akut Suatu infeksi mulut yang disebabkan virus herpes simpleks tipe 1 dan sering terjadi pada anak-anak.Gingivitis Ulseratif Akut yang Nekrosis (ANUG) Tipe gingivitis akut yang berhubungan dengan spesies-spesies bakteri tertentu dan stress. ANUG umumnya terjadi pada usia 15-25 tahun, terutama wajib militer dan HIV.Perikoronitis Peradangan pada jar. Lunak disekeliling gigi yang akan erupsi, paling sering M3 bawah. Perikoronitis terjadi karena kontaminasi bakteri

Periodontitis

Periodontitis adalah penyakit multifaktorial yang menyebabkan infeksi dan peradangan jaringan pendukung gigi, biasanya menyebabkan hilangnya tulang dan ligamen periodontal dan bisanya merupakan penyebab kehilangan gigi pada orang dewasa dan edentulousness.Peradangan pada periodontal memiliki banyak penyebab (misalnya, bakteri, trauma). (Langlais dan Miller, 1998).Macam-Macam PeriodontitisPeriodontitis kronis Periodontitis kronis merupakan suatu diagnosa yang digunakan untuk menyebut bentuk penyakit periodontal destruktif, namun tidak sesuai dengan kriteria periodontitis juvenile generalisata, lokalisata maupun prepubertas. Penyakit ini mirip dengan gingivitis kronis, akan tetapi terjadi kehilangan sebagian tulang dan perlekatan jaringan ikat.Periodontitis Juvenile Lokalisata (LJP)Penderita biasanya berumur 12-26 tahun, tetapi bisa juga terjadi pada umur 10-11 tahun. Perempuan lebih sering diserang daripada laki-laki (3 : 1) Gigi yang pertama dirusak molar satu dan insisivus. Angka karies biasanya rendah. Netrofil memperlihatkan kelainan khemotaksis dan fagositosis.

Periodontitis Juvenile Generalisata (GJP)

GJP ini mirip dengan LJP, tetapi GJP terjadi secara menyeluruh pada gigi permanen dan dijumpai penumpukan plak yang banyak serta inflamasi gingiva yang nyata.Melibatkan keempat gigi molar satu dan semua insisivus serta dapat merusak gigi lainnya (C, P, M2). Periodontitis prepubertas ada dua bentuk terlokalisir dan menyeluruh. Bentuk terlokalisir biasanya dijumpai pada usia 4 tahunPasien di bawah umur 12 tahun (4 atau 5 tahun).Perbandingan jenis kelamin hampir sama.Angka karies biasanya rendah.Plak dan kalkulus yang melekat pada gigi biasanya sedikit Kehilangan tulang dan lesi furkasi (furcation involment) terlihat secaraRadiografis. Kerusakan jaringan periodontal lebih cepat pada bentuk generalisata dari pada

Periodontitis PrepubertasPeriodontitis prepubertas ada dua bentuk terlokalisir dan menyeluruh. Bentuk terlokalisir biasanya dijumpai pada usia 4 tahun.Pasien di bawah umur 12 tahun (4 atau 5 tahun). Perbandingan jenis kelamin hampir sama. Angka karies biasanya rendah Plak dan kalkulus yang melekat pada gigi biasanya sedikit Kehilangan tulang dan lesi furkasi (furcation involment) terlihat secaraRadiografis. Kerusakan jaringan periodontal lebih cepat pada bentuk generalisata dari pada bentuk terlokalisir (Langlais dan Miller, 1998).Pencegahan Penyakit Periodontal

Definisi Pencegahan Penyakit Periodontal Pencegahan penyakit periodontal merupakan kerja sama yang dilakukan oleh dokter gigi, pasien dan personal pendukung. Pencegahan dilakukan dengan memelihara gigi-gigi dan mencegah serangan serta kambuhnya penyakit. Pencegahan dimulai pada jaringan periodontal yang sehat yang bertujuan untuk memelihara dan mempertahankan kesehatan jaringan periodontal dengan mempergunakan teknik sederhana dan dapat dipakai di seluruh dunia (B. Saunders, 1990).

Macam-Macam Pencegahan Penyakit Periodontal

Pencegahan penyakit periodontal menurut B. Saunders, 1990 meliputi beberapa prosedur yang saling berhubungan satu sama lain yaitu:1. Kontrol Plak.2. Profilaksis mulut.3. Pencegahan trauma dari oklusi.4. Pencegahan dengan tindakan sistemik.5. Pencegahan dengan prosedur ortodontik.6. Pencegahan dengan pendidikan kesehatan gigi masyarakat.7. Pencegahan kambuhnya penyakit.

Tahap Merawat Penyakit PeriodontalTahap jaringan lunak Pada tahap ini dilakukan tindakan untuk meredakan inflamasi gingiva, menghilangkan saku periodontal dan faktor-faktor penyebabnya. Disamping itu juga untuk mempertahankan kontur gingiva dan hubungan mukosa gingiva yang baik.Tahap fungsional Hubungan oklusal yang optimal adalah hubungan oklusal yang memberikan stimulasi fungsional yang baik untuk memelihara kesehatan jaringan periodontal. Untuk mencapai hubungan oklusal yang optimal,Tahap sistemik Kondisi sistemik memerlukan perhatian khusus pada pelaksanaan perawatan penyakit periodontal, karena kondisi sistemik dapat mempengaruhi respon jaringan terhadap perawatan atau mengganggu pemeliharaan kesehatan jaringan setelah perawatan selesai.Tahap pemeliharaan Prosedur yang diperlukan untuk pemeliharaan kesehatan periodontal yang telah sembuh yaitu dengan memberikan instruksi higine mulut (kontrol plak), kunjungan berkala ke dokter gigi untuk memeriksa tambalan, karies baru atau faktor penyebab penyakit lain