Jaringan CATV

30
Pengertian Dasar Jaringan CATV CATV atau Communal Antenna Television adalah sebuah system jaringan TV yang pertama kali diaplikasikan di Amerika Serikat pada tahun 1948. Merupakan salah satu metode atau system yang umum digunakan dalam dunia Jaringan TV, Saat ini ada beberapa metode atau system yang dikenal antara lain : 1. SMATV (Satellite Master Antenna Television) 2. CATV (Cable Antenna Television) 3. MATV (Master Antenna Television) 4. SMATV – IRS (Satellite Master Antenna Television – Integrated Reseption System) Perkembangan Jaringan TV saat ini didasarkan pada kesulitan dalam menangkap siaran TV dengan menggunakan Antenna UHF. Seperti kita ketahui bahwa perkembangan awal pada tahun 1948 di Amerika Serikat, jaringan CATV atau TV Kabel pertama kali di aplikasikan disebuah daerah pegunungan, dimana pusat Jaringan ada di puncak pegunungan dan jaringan distribusinya mendistribusikan ke beberapa daerah lembah yang ada dibawahnya dan pada saat itu hanya menggunakan Antenna UHF sebagai Antenna Sumber. Demikian pula perkembangan jaringan CATV yang ada didaerah – daerah muncul sebagai akibat dari tidak hadirnya sejumlah kanal siaran yang bisa ditangkap oleh sebuah Antenna UHF Biasa. Perkembangan akan headend system sebuah CATV juga mengalami perkembangan yang cukup signifikan dan tentunya hasil dari output otomatis akan banyak mengalami perubahan juga.

Transcript of Jaringan CATV

Page 1: Jaringan CATV

Pengertian Dasar Jaringan CATV

CATV atau Communal Antenna Television adalah sebuah system jaringan TV yang pertama kali diaplikasikan di Amerika Serikat pada tahun 1948. Merupakan salah satu metode atau system yang umum digunakan dalam dunia Jaringan TV, Saat ini ada beberapa metode atau system yang dikenal antara lain :

1. SMATV (Satellite Master Antenna Television)2. CATV (Cable Antenna Television)3. MATV (Master Antenna Television)4. SMATV – IRS (Satellite Master Antenna Television – Integrated

Reseption System)

Perkembangan Jaringan TV saat ini didasarkan pada kesulitan dalam menangkap siaran TV dengan menggunakan Antenna UHF. Seperti kita ketahui bahwa perkembangan awal pada tahun 1948 di Amerika Serikat, jaringan CATV atau TV Kabel pertama kali di aplikasikan disebuah daerah pegunungan, dimana pusat Jaringan ada di puncak pegunungan dan jaringan distribusinya mendistribusikan ke beberapa daerah lembah yang ada dibawahnya dan pada saat itu hanya menggunakan Antenna UHF sebagai Antenna Sumber.

Demikian pula perkembangan jaringan CATV yang ada didaerah – daerah muncul sebagai akibat dari tidak hadirnya sejumlah kanal siaran yang bisa ditangkap oleh sebuah Antenna UHF Biasa.Perkembangan akan headend system sebuah CATV juga mengalami perkembangan yang cukup signifikan dan tentunya hasil dari output otomatis akan banyak mengalami perubahan juga.

Seperti yang telah disebutkan diatas, sebuah CATV atau Communal Antenna Television atau TV Kabel bukanlah sebuah system yang berdiri sendiri, namun adalah sebuah system yang kompleks antara satu sama lainnya, dengan kata lain dalam sebuah CATV ada 2 komponen utama yang saling menunjang, kedua komponen tersebut adalah:

HEADEND CATV JARINGAN CATV

Headend adalah sebuah central atau bisa juga dikatakan sebagai server, dimana dalam sebuah headend biasanya adalah susunan beberapa komponen receiver digital satelit yang disusun sedemikian rupa sehingga menghasilkan sebuah sinyal RF. Sedangkan jaringan adalah lintasan kabel dan amplifier yang terhubung sedemikian rupa sehingga sinyal RF dapat didistribusikan secara merata. Kedua komponen diatas ini

Page 2: Jaringan CATV

saling terkait satu sama lainnya, artinya jika kita merubah headend maka otomatis akan terjadi perubahan juga di jaringan CATV.

Untuk gambaran sebuah headend adalah sebagai berikut :

Pada gambar diatas telihat sebuah headend jaringan CATV dengan jumlah kanal yaitu sebanyak 12 kanal, menggunakan 3 parabola dari 3 satelit yaitu Palapa V, Palapa H, dan Telkom. Kedua belas receiver adalah komponen utama penerima sinyal satelit yang nantinya menghasilkan kanal siaran TV, sehingga dapat dikatakan satu receiver menghasilkan satu kanal siaran. Semakin banyak kanal siaran maka semakin banyak receiver yang dibutuhkan.

Sedangkan gambaran sebuah Jaringan CATV adalah sebagai berikut :

Gambaran diatas adalah sebuah jaringan CATV atau TV kabel yang terhubungkan dari sebuah headend CATV dengan rumah – rumah pelanggan. Dalam gambar terlihat

Page 3: Jaringan CATV

bahwa untuk sampai ke rumah – rumah pelanggan dibutuhkan amplifier – amplifier yang saling terhubung sedemikian rupa, tentunya dengan ukuran yang sudah diatur. Untuk lebih jelasnya ada pada buku panduan kami yang berjudul "Perencanaan Sebuah Jaringan CATV atau TV Kabel".

Faktor - Faktor Utama Perencanaan Jaringan CATV.

Apakah anda tertarik dalam membuka sebuah jaringan CATV atau TV Kabel, Alangkah baiknya anda membaca tulisan kami ini sebelum anda berniat untuk membuka usaha ini.

Yang perlu diperhatikan disini adalah, sebuah Jaringan CATV atau TV Kabel bukanlah sebuah investasi yang bersifat jangka pendek, tapi sebuah investasi yang bersifat jangka panjang, karena banyak diluaran sana yang bilang jika mendirikan sebuah jaringan CATV adalah investasi yang bersifat jangka pendek. artinya disini jika anda punya modal dan anda harapkan pada sekian bulan, investasi anda akan balik modal, maka kami harapkan anda jangan terjun bidang ini.

Sebuah Jaringan CATV atau TV Kabel adalah sebuah usaha yang berkesinambungan dan saling terkait, artinya jika anda sudah terjun kedalam usaha ini maka anda harus siap untuk menjalankannya karena akan banyak menyita perhatian dan waktu anda. dan biasanya akan selalu terjadi gangguan baik dalam jaringan TV Kabel maupun gangguan yang lainnya.

Dalam hal perencanaan sebuah Jaringan CATV atau TV Kabel, yang perlu anda perhatikan adalah :

1. LOKASI

Lokasi kami tempatkan pada prioritas pertama, karena jika anda salah dalam menentukkan lokasi otomatis akan berakibat pada perkembangan usaha anda. Alangkah sebaiknya jika lokasi yang anda pilih itu belum ada jaringan CATVnya dan mempunyai potensi market yang bagus, dalam hal ini contohnya adalah komplek perumahan. Komplek perumahan adalah sebuah market potensial, karena secara operasional biaya yang dikeluarkan akan lebih sedikit. Tingkat kerusakan atau gangguan yang terjadi lebih ringan, berdasarkan pengalaman dari kami. Lokasi juga berperan dalam menentukkan dimana harusnya ditempatkan central TV Kabel anda.

2. CAKUPAN AREA

Disini berkaitan dengan gambaran akan jaringan CATV anda. kalau anda memulai

Page 4: Jaringan CATV

sebuah usaha usahakan jangan menjangkau area yang luas dulu, guna menghemat biaya yang dikeluarkan untuk membuat sebuah jaringan, cukup disini anda tahu bahwa usaha anda mempunyai area dari A sampai D. Jika potensinya bagus, barulah anda membuat jaringan baru. Semakin besar cakupan area yang anda rencanakan maka semakin besar pula biaya yang keluar.

3. POTENSI PASAR

Potensi pasar disini salah satu faktor utama perkembangan usaha yang akan anda bangun, biasanya untuk mengetahui potensi pasar pada area tersebut, perlu adanya pamflet atau brosur yang harus anda sebar pada area tersebut, yang perlu juga anda perhitungkan adalah apakah di area tersebut sudah berdiri usaha yang sama seperti yang hendak anda dirikan, jika ada maka potensi pasar anda otomatis akan kecil, semakin besar potensi pasar pada area anda, maka perkembangan usaha anda akan berkembang luas. Perumahan padat penduduk adalah potensi pasar yang baik.

4. KARATERISTIK AREA

Faktor - faktor karateristik disini adalah seperti, Kondisi penduduk, tingkat hunian, dan kondisi area dimana anda berada. Kondisi penduduk disini seperti, bagaimana karakter calon pelanggan anda?, Apa latar belakang pendidikan dari calon pelanggan anda? karena banyak kasus di lapangan berhadapan dengan seorang pelanggan kita harus memposisikan diri. Karakter dari pelanggan anda juga merupakan faktor utama, karena setiap pelanggan pasti mempunyai karakter yang berbeda - beda. Tingkat hunian disini kita perlu mengetahui berapa % penduduk usia muda dan berapa % penduduk usia tua, hal ini berkaitan dengan tayangan acara dari usaha yang akan anda jalankan. Sedangkan kondisi area hal ini berkaitan dengan penempatan jaringan dan penempatan boster pada area anda.

5. MODAL

Modal disini harus anda bedakan Modal Tetap dan Modal Berjalan, Modal Tetap adalah modal untuk mendirikan headend / central CATV atau TV Kabel, sedangkan modal berjalan adalah modal untuk mendirikan jaringan anda. Berdasarkan pengalaman kami, Untuk modal tetap sebenarnya adalah modal pendirian usaha TV Kabel itu sendiri. Sedangkan Modal berjalan didapatkan dari Biaya Pasang Kabel ke Pelanggan nah ini berdasarkan pengalaman kami, akan selalu berjalan untuk operasional sebuah TV Kabel. Modal ini tidak dapat kembali, sedangkan Modal Tetap akan kembali sendirinya dengan Iuran yang masuk dari pelanggan.

Peranan CATV sbg Media Partner Free TV Content Provider

Page 5: Jaringan CATV

Seperti kita ketahui bahwa jaringan CATV adalah sebuah jaringan media yang memamfaatkan fasilitas content TV provider dari media Televisi yang ada. Baik dari Free Satelite maupun dari TV Berbayar. Mengapa harus ada Jaringan CATV..? Apakah dari pemamfaatan tersebut akan memberikan dampak negatif atau positip.? nah sobat, sekarang coba sobat pikir deh.. Penyedia Layanan Free Content Provider. Seperti kita ketahui Layanan Free TV Content Provider yang saat ini kita kenal adalah SCTV, RCTI, METRO, TRANS TV, TRANS 7, INDOSIAR, TPI, TV ONE dan lain - lain.

Bagaimana kalau kita meninjau kasus tersebut diatas dari sudut pandang Nilai Ekonomisnya. Kalau sobat boleh ngasih pendapat, apa kira - kira pendapat dari sobat..?

LAYANAN FREE TV CONTENT PROVIDER :Seperti kita ketahui, Bagaimana metode penyiaran dari sebuah penyedia layanan FREE TV bisa menggunakan media satelit dan media Stasiun Relay, Bagi pengguna Parabola tentunya bisa langsung menikmati tayangan TV tersebut dengan mengarahkan Antenna Parabolanya ke Satelit dimana Kanal TV tersebut ditayangkan, sedangkan jika menggunakan media Stasiun Relay tentunya untuk bisa menikmati tayangan haruslah dengan menggunakan media Antenna UHF. Bagi kota besar dan kota sedang tentunya sudah ada Stasiun Relay dari FREE TV sehingga setiap orang bisa menikmati tayangan dari TV tersebut. Sedangkan bagi daerah - daerah yang sulit menangkat Siaran TV karena terdapat pada AREA BLANK SPOT atau area dimana memang tidak ada Stasiun Relaynya, tentunya masyarakat disana sulit untuk mendapatkan kanal siaran dari stasiun TV tersebut, yang otomatis akan sangat berpengaruh dalam tujuan penyampaian informasi yang merata.

Tidak bisa dipungkiri saat ini bagi daerah - daerah pada area blank spot atau area yang tidak ada stasiun relaynya akan tidak bisa mengetahui informasi yang disampaikan oleh stasiun TV tersebut. Bagi yang mempunyai modal lebih, mungkin dengan membeli Antenna Parabola, masalah teratasi. otomatis informasi yang sampai hanya pada kalangan tertentu saja.

Kalau kita pikir mungkin dengan mendirikan stasiun relay di daerah tersebut, masalah ini akan terselesaikan, apakah hal ini akan menjadikan solusi terbaik, hal itu mungkin akan menjadi point utama dalam pemecahan masalah untuk mencari solusi.

Sebenarnya ada sebuah solusi yang sangat sederhana dan mudah dalam mengatasi

Page 6: Jaringan CATV

masalah yaitu dengan mendirikan sebuah jaringan CATV atau dikenal dengan jaringan TV Kabel. disamping memperdayakan peranan masyarakat dalam membuka peluang usaha baru juga untuk mengurangi pengganguran yang terdapat pada daerah tersebut. Bagi Layanan Free TV Content Provider tentunya akan membawa keuntungan sendiri, kenapa disamping tidak mengeluarkan biaya untuk mendirikan stasiun relay baru, tentunya sesuatu yang mungkin adalah akan naiknya jumlah user yang bisa melihat tayangan TV tersebut. Otomatis akan menjadi nilai jual bagi layanan TV tersebut untuk mendatangkan iklan yang akan ditayangkan oleh Free TV tersebut.

Nah disinilah peranan Jaringan CATV atau Jaringan TV Kabel menjadi media partner bagi layanan Free TV Content Provider yang ada. Itu menurut pendapat kami, bagaimana kalau menurut pendapat sobat - sobat, atau sobat - sobat bisa memberikan sedikit saran untuk kasus ini..

Catu Daya untuk Sebuah Jaringan CATV

Sebuah Jaringan CATV, adalah Jaringan Kabel yang biasanya terdiri dari beberapa Trunck Amplifier yang tersusun secara seri dan beberapa Line Amplifier yang membagi kekuatan sinyal yang sama kepada semua pelanggan. Dalam hal ini tentunya harus diperlukan catu daya untuk menghidupkan Amplifier tersebut.

Kebanyakan di Jember, menggunakan sistem pasiv atau dapat dikatakan menggunakan sistem tembus untuk istilah para teknisi TV Kabel di Jember yang mana konsumsi power dialirkan bersama - sama dengan sinyal TV Kabelnya melalui Kabel RG, Dan lagi power yang digunakan adalah power DC, beragam jenis power DC yang saat ini digunakan mulai dari yang menggunakan trafo 1A, 2A dan ada juga yang menggunakan 5A.

Berikut adalah gambaran dari Tegangan yang mengalir pada kabel jaringan TV Kabel yang menggunakan konsumsi power dengan trafo 2A seperti yang kami lakukan.

Seperti yang kami gambarkan diatas, kami memberikan konsumsi tegangan pada

Page 7: Jaringan CATV

Jaringan kabel kami dengan menggunakan catu daya 2A, dengan sistem tembus, berdasarkan apa yang kami lakukan dan kami aplikasikan pada jaringan CATV kami, untuk catu daya 2A itu bisa menghidupkan 1 trunc Amplifier dan 3 Line Amplifier, yang biasanya dalam hal Trunck Amplifier kami menggunakan jenis Sibea 3678 MA dan untuk Line Amplifier kami menggunakan Sibea 30 dB.

Power pada kebayakan Jaringan CATV yang ada di Jember seperti kami, seringkali menjadi kendala yang pasti terjadi pada sebuah operasional Jaringan, Sistem penempatan power itu sendiri dan kebanyakan di Jember adalah dititipkan pada pelanggan, sehingga sering kali jika pelanggan itu mematikan powernya maka otomatis Jaringan CATV ikut mati.

Hal ini bukan berarti kendala yang susah ditemukan solusinya, hampir tiap sesion pertemuan antar pengelolah, kami berusaha memecahkan masalah ini dan sering kami terapkan juga di Jaringan.

Proses penempatan yang seperti gambar diatas, juga seringkali menghambat kinerja jaringan itu sendiri, artinya jika suatu daerah dimana power itu kami titipkan mengalami pemadaman listrik lokal maka otomatis akan menjadikan pemadaman pada jaringan CATV.

Sehingga jangan heran jika anda sedang menikmati tayangan TV pada sebuah Jaringan CATV seperti Jaringan CATV kami, tiba - tiba mengalami pemadaman siaran.

Komponen CATV

Receiver Satellite Digital

Receiver merupakan komponen utama dalam kita bisa menikmati kanal - kanal yang dipancarkan oleh sebuah satelit, disamping kita memerlukan sebuah alat penerima yaitu sebuah antenna parabola.

Receiver seperti dari artinya adalah sebuah penerima, sebuah receiver bisa menerima sinyal radio atau TV dari transmisi yang dipancarkan sebuah satelit, pertama kali receiver masih menggunakan system analog saat ini semua receiver digital menggunakan teknologi DVB, hampir dikatakan sistem analog tidak digunakan lagi.

Page 8: Jaringan CATV

sebuah receiver yang ada pada saat ini mempunyai beberapa keunggulan antara lain, adanya fasilitas multi picture yang memungkinkan kita bisa menikmati siaran dengan resolusi video (X4, X9, X16 picture), dan Zoom in dimana kita bisa melakukan zooming suatu kanal serta fasilitas PIP (Picture in Picture) dimana kita bisa menikmati sejumlah siaran secara bersamaan dengan thumbnail jendela yang disediakan.

Receiver satellite digital juga dilengkapi dengan Fully Compliant with DVB-S and MPEG-2, Plug and Play Installing Programming by Automatic Scan, High Sensitivity, Low Eb / No Tuner, QPSK Demodulation, Symbol Rate: 2~45MS/S, Software Update via RS-232 Serial Port, SCPC/MCPC, C/Ku Band Compliant, Automatic Detction of Forward Error Correction, PAL/ NTSC convertable,DiSeqC 1.0 & 1.2 Switching, LNB Power Short Circuit Protection, Multi-languange OSD dan 13V/18V,22KHz, 0/12 Switching.

Dalam hal pengunaannya yang digunakan dalam sebuah jaringan CATV, sebuah receiver difungsikan untuk hanya menghasilkan sebuah kanal siaran yang mempunyai RF yang termodulasi dengan aturan spatial frekuensi yang sudah ditentukan, otomatis dengan memfungsikan sebuah receiver yang hanya menghasilkan sebuah kanal siaran, maka bila ada lebih dari 10 kanal siaran akan dibutuhkan 10 receiver.

Output yang digunakan dari receiver ini bisa menggunakan RF Modulator bawaan dari receiver tersebut atau menggunakan output Audio - Video. untuk yang cocok dan sesuai yang digunakan dalam sebuah jaringan CATV adalah receiver yang mempunyai kualitas RF outputnya berkisar antara 68 - 70 dB, dibawah atau diatas nilai tersebut biasanya mempengaruhi flattern suatu gambar output.

Gambaran singkat mengenai sebuah rangkaian susunan receiver dalam sebuah jaringan CATV adalah sebagai berikut :

Dalam gambar terlihat bahwa output dari beberapa receiver itu dihubungkan dengan sebuah splitter yang fungsinya bukan membagi keluaran tapi menyatukan semua

Page 9: Jaringan CATV

keluaran menjadi satu paket. dari hasil penggambungan inilah nantinya diketahui seimbang atau tidak output masing - masing receiver tersebut, kalau umpamanya tidak seimbang maka biasanya ditentukkan dengan sistem trial and error.

CATV Modulator

Ada banyak cara untuk menghasilkan keluaran RF dari sebuah Headend TV Kabel, ada yang menggunakan sistem Loop-Trough dengan kata lain menggunakan sistem keluaran RF yang di Loop dari satu receiver ke receiver yang lain, dan ada juga yang menggunakan Video Modulator untuk menghasilkan sinyal RFnya.

Video Modulator adalah sebuah device atau alat yang digunakan untuk pengaturan sinyal gambar dan suara dari suatu keluaran RF, Biasanya hasil RF dari sebuah Video Modulator setaraf dengan keluaran A/V suatu receiver.

Saat ini banyak video modulator yang ada pada pasaran, mulai dari Agile Modulator, FSB Modulator, sampai dengan Video Modulator 4 in 1.

Sebuah Video Modulator memerlukan sinyal input A/V dari sebuah receiver atau device yang lainnya, yang kemudian dari video modulator inilah kita bisa menentukkan posisi frekuensi channel yang harus dikeluarkan, pengaturan ketebalan gambar dan pengaturan suara dalam suatu keluaran RF.

Dari video modulator inilah sinyal RF dihasilkan yang kemudian masuk dalam sebuah combiner yang akhirnya dapat didistribusikan melalui jaringan kabel.

Perbedaan yang tajam dapat dirasakan kalau kita menggunakan video modulator dan tidak menggunakan video modulator, kalau umpamanya menggunakan sistem loop maka keluaran RF dari combiner adalah 60 - 67 dB sedangkan kalau menggunakan video modulator maka keluaran RF dari combiner adalah 72 - 78 dB, juga dalam hal ketajaman gambar, jika tidak menggunakan video gambar yang dihasilkan tidak tajam dan warna tidak tebal, tapi jika menggunakan video modulator maka gambar yang

Page 10: Jaringan CATV

dihasilkan tajam dan warna terlihat tebal.

Banyak hal yang timbul jika menggunakan video modulator dalam melakukan installasi sebuah headend CATV. disamping pengaturan kabel yang lebih tertata, juga sangat efesien dan mudah. umpamanya jika sebuah receiver satelit mengalami error maka bisa langsung kita ganti, bandingkan jika menggunakan sistem loop, jika ada sebuah receiver yang error maka otomatis akan dilakukan installasi keseluruhan.

CATV Amplifier

CATV Amplifier merupakan komponen utama dalam distribusi sebuah jaringan CATV atau TV Kabel, Sebuah amplifier digunakan untuk menguatkan sinyal yang masuk sehingga menghasilkan kualitas sinyal keluaran yang sesuai untuk digunakan dalam distribusi sinyal dalam sebuah sistem distribusi jaringan CATV atau TV Kabel.

Disamping fungsi diatas, sebuah amplifier CATV juga mempunyai sebuah pengaturan untuk menyeimbangkan sinyal kanal atas dengan sinyal kanal bawah, atau biasa disebut dengan TILT pengaturan, dengan adanya pengaturan tilt ini maka keseimbangan sinyal dalam sebuah jaringan CATV dapat diatur.

Penggunaan amplifier dalam sebuah jaringan CATV, biasanya harus memenuhi beberapa kriteria, antara lain adalah :

Jarak masing - masing Amplifier harus terukur dengan tepat. Penentuan ukuran C/N yang harus tepat dan ideal. Konsumsi Power yang dibutuhkan.

Pengukuran Jarak masing - masing amplifier harus terukur tepat, maksudnya disini adalah jarak antar amplifier satu dengan amplifier yang lainnya harus memenuhi ukuran dB yang ideal. kalau umpamanya jaraknya terlalu dekat antar masing - masing amplifier maka biasanya timbul noise yang diakibatkan oleh penguatan masing - masing amplifier, demikian juga bila jarak amplifier terlalu jauh maka juga akan timbul noise yang berpengaruh pada jaringan CATV atau TV Kabel.

Page 11: Jaringan CATV

Untuk mengetahui kualitas C/N sebuah amplifier bisa diukur dengan menggunakan alat yang disebut dengan dB Meter, C/N adalah sebuah nilai Carrier per Noise, yang artinya noise yang dibawa oleh sebuah sinyal input.

Sebuah Amplifier CATV biasany mempunyai kriteria sebagai berikut :1. Frekuensi Range : 45 - 862 MHZ (VHF - UHF)2. Nominal Gain : 30 - 40 dB3. Flattness in Band : +- 0.75 dB4. Gain Adjustment Range : 0 - 20 dB5. Slope Adjustment Range : 0 - 18 dB6. Return Loss : > 10 dB7. Power Supply : AC 220 V8. Power Consumption : 12 - 20 Watt

Amplifier yang paling sering digunakan dalam sebuah jaringan CATV atau TV Kabel adalah Indoor Amplifier dan Outdoor Amplifier.

Combiner CATV

Combiner adalah komponen terpenting dalam sebuah Server CATV, sebenarnya sebuah kombiner hampir sama dengan sebuah SWITCH HUB pada Local Area Network, dimana fungsinya adalah menampung semua masukan baik dari receiver maupun dari modulator menjadi satu paket keluaran RF yang nantinya akan disebarkan ke jaringan CATV atau TV Kabel.

Combiner mempunyai range sinyal yaitu RF, sehingga bukan sinyal Audio Video yang diolah oleh komponen ini, sebuah modulator atau receiver menghasilkan sinyal kanal RF, dari sinyal kanal RF inilah yang nantinya menjadi masukan bagi combiner.

Gambaran dari sebuah combiner secara sederhana adalah sebagai berikut :

Page 12: Jaringan CATV

Pada gambar diatas terlihat keluaran TV OUT dari RECEIVER 1 masuk kedalam IN 1 Splitter 4 Way, TV OUT dari RECEIVER 2 masuk kedalam IN2, TV OUT dari RECEIVER 3 masuk kedalam IN3 demikian seterusnya, nah, splitter 4 way ini bertindak sebagai combiner secara sederhana hasil keluarannya adalah RF Kompleks. atau kalau digambarkan secara teknis adalah sebagai berikut :

TV OUT 1 : kanal 23 UHF TV OUT 2 : kanal 27 UHF TV OUT 3 : kanal 29 UHF TV OUT 4 : kanal 33 UHF

OUTPUT COMBINER adalah kanal semua RF : 23,27,29,33 UHF

dari gambaran diatas maka combiner adalah mengumpulkan semua sinyal kanal RF menjadi satu paket keluaran RF yang tidak tereduksi satu sama lainnya.

Saat ini ada combiner 16 Port, 24 Port, sehingga tidak lagi memerlukan splitter 4 way komponennya, combiner model ini sudah include dalam satu alat, maksudnya semua sumber sinyal RF tinggal dihubungkan dengan combiner model ini maka akan menghasilkan keluaran RF yang komplek, tanpa susah menyusun spliter 4 way satu demi satu lagi.

Seperti komponen dalam CATV lainnya combiner mempunya dB loss yang berkisar 8 - 12 dB.

Jaringan CATV

Page 13: Jaringan CATV

Sekilas Tentang Jaringan Distribusi CATV

Sebuah jaringan tentunya menggunakan sebuah media baik itu nirkabel atau wireless maupun yang menggunakan kabel, selama ini kita hanya mengenal sebuah jaringan adalah seperti yang dipraktekan dalam dunia komputer, seperti LAN (Local Area Network) dan WAN (Wide Area Network). untuk LAN kita pasti udah mengenal dengan kabel belden, sedangkan untuk WAN pasti kita udah mengenal Wireless Access Point, Antenna Orinoco dll.

Demikian juga dengan sebuah CATV atau Communal Antenna Television, yang dari arti kata - katanya adalah Sebuah Siaran TV yang digunakan untuk orang banyak, dengan apa cara menyebarkan siarannya..? nah disinilah yang akan kita bahas.

Jaringan CATV menggunakan media kabel baik kabel RG maupun kabel fiber optic yang tentunya mempunyai fungsi dan karateristik yang berbeda. Jaringan CATV yang menggunakan kabel RG adalah yang saat ini banyak digunakan untuk jaringan CATV yang ada di kota - kota kecil seperti jember ini, kabel yang digunakan adalah kabel RG 6 maupun RG 11 dengan impedansi ohm yaitu 75 Ohm. untuk yang menggunakan kabel RG kebayakan adalah sistem Single Side Transport Packet yaitu hanya komunikasi satu arah, sedangkan perkembangan saat ini sudah mulai ada yang beralih menggunakan kabel fiber karena untuk melayani komunikasi dua arah, artinya sebuah jaringan CATV yang menggunakan kabel fiber pastinya banyak berhubungan dengan tambahan aplikasi yaitu komunikasi data, baik itu internet maupun game online atau istilahnya yaitu BROADBAND.

Jaringan CATV kebanyakan adalah sebuah jaringan yang memadukan semua system Topologi dari LAN (Local Area Network) yang ada pada jaringan komputer, seperti STAR, BUS, dan TOKEN RING. koq bisa...? Sebuah Jaringan CATV memang sangat kompleks dan penuh perhitungan, kebanyakan, dari sebuah headend CATV jaringan yang keluar adalah menggunakan sistem STAR yang artinya output sebuah

Page 14: Jaringan CATV

headend atau server pasti mempunyai minimal 2 keluaran yaitu kanan dan kiri. sedangkan jaringan distribusinya kebanyakan adalah BUS dan TOKEN RING.

Sebuah jaringan CATV memerlukan apa yang dinamakan dengan Amplifier yang fungsinya adalah menguatkan sinyal keluaran sehingga dapat terdistribusi dengan sempurna. biasanya setiap Amplifier dipasang pada titik - titik dengan ketentuan jarak yang sudah ada, nah barulah sinyal dapat didistribusikan ke rumah - rumah.

Sistem Distribusi CATV dengan menggunakan Amplifier Sibea xx30 MZ

Sistem distribusi yang terlihat pada gambar diatas adalah menggunakan amplifier Sibea xx30 MZ, disini kabel yang digunakan untuk jalur distribusi utama adalah kabel Matrix Massenger. Penggunaan Sibea xx30 MZ disini karena harganya yang pas dikantong dan mudah didapatkan. Seperti terlihat pada gambar adalah sistem distribusi jaringan yang kami aplikasikan pada jaringan CATV kami yaitu Jawa TV Kabel.

Kalau dibandingkan dengan Televes, Matrix dan Falcom memang ada beberapa kelemahan dari Sibea xx30 MZ. disamping daya dorong sinyal yang dihasilkan, amplifier Sibea xx30 MZ tidak ada Surge Protektornya. sehingga rawan dengan adanya naik turunnya tegangan listrik dari PLN serta rawan terhadap petir, sehingga kalau kena imbas petir maka langsung mati.

Seperti terlihat pada gambar diatas, sinyal yang keluar dari combiner adalah 80 dB,

Page 15: Jaringan CATV

yang kemudian masuk ke Amplifier Sibea xx30 MA sebagai Main Amplifier, sinyal yang dihasilkan adalah 118 - 123 dB dengan pengaturan GAIN adalah 50% dan pengaturan TILT adalah 25%.

Jaringan dipecah menjadi 2 jaringan utama dengan Outdoor Splitter yang kemudian masing - masing jalur jaringan kami menggunakan Amplifier Sibea xx30 MZ. keuntungan dari penggunaan Sibea xx30 MZ adalah dalam hal pengaturan kestabilan RF, sedangkan untuk jalur percabangan digunakan amplifier Sibea 40 dB, yang digunakan untuk menyebar sinyal ke para pelanggan.

Jarak pengaturan masing - masing amplifier adalah antara 190 - 200 meter, dengan kualitas sinyal RF adalah diatas 80 dB. diatas jarak tersebut maka sinyal yang dihasilkan adalah kurang dari 80 dB.

Skema Sistem Distribusi Pelanggan

Pada gambar diatas adalah skema sistem distribusi yang telah kami aplikasikan pada Jaringan CATV di daerah Perumahan Bangka - Jember, dengan membagi jaringan untuk jln. Bangka 3, jln. Bangka 5 dan jln. Bangka 7. Untuk Trunck Amplifier yang kami gunakan adalah Amplifier Sibea xx30 MZ untuk jaringan utama dan Sibea 40 dB untuk jaringan pelanggan.

Penggunaan Amplifier Sibea bila dibandingkan dengan Amplifier produk Falcom atau Amplifier produk Folbemoc memang banyak kelemahannya, terutama pada kestabilan dan keamanan sistem. Kami menggunakan Amplifier Sibea karena mudah didapat dan harga yang masih bisa terjangkau.

Jarak antara amplifier Sibea 40 dB pada jaringan distribusi pelanggan adalah sekitar 80 - 85 meter. Sistem konsumsi power yang kami aplikasikan adalah menggunakan power 2A DC dengan sistem adalah, untuk jln. bangka 3 kami pasang 1 power 2A DC untuk mengkonsumsi 3 amplifier Sibea 40 dB. untuk jln. Bangka 5 kami pasang 1 power 2A DC untuk mengkonsumsi 3 amplifier Sibea 40 dB juga, demikian juga dengan jln. Bangka 7 kami juga menerapkan hal yang sama. Untuk Konsumsi Power 2A DC, tegangan yang dihasilkan adalah 29 Volt DC, dengan konsumsi masing -

Page 16: Jaringan CATV

masing amplifier Sibea 40 dB adalah 9 - 10 Volt DC.

Konsumsi pelanggan masing - masing amplifier Sibea 40 dB adalah antara 5 - 6 pelanggan, dengan menggunakan sistem pemasangan maksimal kabel yang dipasang ke pelanggan adalah 30 meter dari Amplifier Sibea 40 dB. jika lebih dari itu biasanya kami akan memasang tambahan indoor amplifier disisi pelanggan, disini konsumsi kekuatan sinyal masing - masing pelanggan kami atur sebesar 65 - 67 dB masing - masing pelanggan.

Kabel yang kami gunakan adalah kabel matrix RG 6U 75 Ohm. efek pengurangan yang terjadi adalah untuk jarak 80 - 85 meter sebesar 6 - 8 dB. sedangkan bila panjang kabel yang digunakan adalah 90 - 100 meter maka pengurangan yang terjadi adalah sebesar 8 - 10 dB.

Untuk pengaturan masing - masing amplifier yang kami lakukan adalah sebagai berikut :

untuk Jln. Bangka 3. Amplifier 1. Input : 72 dB, Pengaturan Gain : 0%, Output Jaringan Tol : 78

dB, Output Pelanggan : 70 dB, konsumsi power 9 Volt DC Amplifier 2. Input : 72 dB, Pengaturan Gain : 5%, Output Jaringan Tol : 79

dB, Output Pelanggan : 68 dB, Konsumsi power 9 Volt DC. Amplifier 3. Input : 70 dB, Pengaturan Gain : 15%, Output Jaringan Tol : 79

dB, Output Pelanggan : 69 dB, konsumsi power 9 Volt DC.

untuk Jln. Bangka 5. Amplifier 1. Input : 69 dB, Pengaturan Gain : 75%, Output Jaringan Tol : 81

dB, Output Pelanggan : 69 dB, konsumsi power 9 Volt DC Amplifier 2. Input : 75 dB, Pengaturan Gain : 5%, Output Jaringan Tol : 79

dB, Output Pelanggan : 67 dB, Konsumsi power 9 Volt DC. Amplifier 3. Input : 71 dB, Pengaturan Gain : 5%, Output Jaringan Tol : 78

dB, Output Pelanggan : 67 dB, konsumsi power 9 Volt DC.

untuk Jln. Bangka 7. Amplifier 1. Input : 73 dB, Pengaturan Gain : 5%, Output Jaringan Tol : 79

dB, Output Pelanggan : 67 dB, konsumsi power 9 Volt DC Amplifier 2. Input : 69 dB, Pengaturan Gain : 75%, Output Jaringan Tol : 78

dB, Output Pelanggan : 66 dB, Konsumsi power 9 Volt DC. Amplifier 3. Input : 70 dB, Pengaturan Gain : 5%, Output Jaringan Tol : 75

dB, Output Pelanggan : 65 dB, konsumsi power 9 Volt DC.

Nah inilah sekelumit gambaran sistem distribusi pelanggan yang telah kami aplikasikan dan berjalan sampai saat ini.

Page 17: Jaringan CATV

Gambaran Perencanaan Headend Sebuah Jaringan CATV

Berikut ini adalah gambaran skema desain sebuah Headend Jaringan CATV dengan menggunakan Video Modulator untuk jumlah kanal siaran 16 kanal.

Disini kami menggunakan 3 parabola sebagai sumber utama sinyal dari satelit yaitu masing satelit Telkom, Satelit Palapa dan Satelit AsiaSat 3 S. dengan masing - masing kanal adalah sebagai berikut : Dari satelit palapa yaitu SCTV, RCTI, METRO, INDOSIAR, GLOBAL, TVRI, TV ONE, ANTV, TPI dari satelit Telkom yaitu TRANS 7, TRANS TV, JTV, dan dari satelit Asiasat3S yaitu FashionTV, TV5.

Kami menggunakan receiver digital Hansen K4, dengan nilai keluaran RF masing2 receiver adalah 67 dB. dan Video Modulator yang kami gunakan adalah Video Modulator Matrix 4 in 1 dengan masing - masing keluaran RF dari Video Modulator adalah 82 dB. Untuk combiner kami menggunakan splitter 6 Way. sehingga terjadi penurunan RF sebesar 70 dB.

untuk memperbesar kekuatan sinyal kami menggunakan Sibea 30 Db sebelum masuk ke Sibea 3780 MZ yang menghasilkan keluaran RF sebesar 102 dB.

Faktor kelemahan dari gambaran diatas adalah, kalau kita memperbesar gain dari Video Modulator maka akan terjadi unbalance pada kanal - kanal yang masuk ke Video Modulator tersebut.

Akhirnya kami menggunakan Gain 0 dB sehingga RF yang dihasilkan masing - masing kanal menjadi balance.

Sekilas Tentang Headend CATV atau TV Kabel

Page 18: Jaringan CATV

Sebuah tayangan TV Kabel yang ada pada layar TV, dimana kita bisa menyaksikan sejumlah siaran TV dan kita bisa memilih siaran yang kita kehendaki. Pada kemudahan kita menikmati sebuah siaran TV Kabel itu sebenarnya merupakan proses yang begitu kompleks dan rumit.

Dalam 1 kabel yang dihubungkan ke TV ada sejumlah siaran dengan aturan frekuensi yang teratur dan tidak saling tumpang tindah dengan frekuensi yang lainnya, padahal dalam 1 kabel. Nah disinilah peran Server atau Headend sebuah CATV atau TV Kabel, di tempat inilah kita bisa mengatur penggunaan frekuensi dalam sebuah jaringan TV Kabel.

Sebuah headend CATV atau TV Kabel adalah sekumpulan Device atau alat yang mengelolah sebuah siaran CATV atau TV Kabel, atau bisa juga serangkaian alat penerima yang dihubungkan menjadi satu untuk menghasilkan 1 output RF. Disini alat penerima adalah Receiver Digital atau Decoder Satelit yang diatur sedemikian rupa. Tergantung berapa channel yang kita inginkan dalam sebuah tayangan TV Kabel, umpamanya ada 16 siaran berarti ada 16 Receiver Digital satelit yang dirangkai sedemikian rupa. artinya 1 channel 1 receiver.

Setiap receiver digital satelit mempunyai frekuensi splatter yang berbeda - beda. nah disinilah dibutuhkan ketelitian dan waktu dalam menentukkan sebuah receiver menempati frekuensi channel berapa. Biasanya untuk mengetahui splatter sebuah receiver bisa kita ketahui dengan menghubungkan dengan sebuah device pengukur, bisa melalui dB Meter, TV atau yang lainnya, hal ini yang bisa kita amati adalah keluaran RF bukan Keluaran AV.

Seperti telah dijelaskan diatas, dari susunan rangkaian receiver digital tersebut selesai barulah outputnya dimasukkan ke sebuah Signal Amplifier sehingga bisa disebar kedalam distribusi jaringan kita.

Nah inilah sekelumit gambaran mengenai headend TV Kabel.

Skema Sistem Headend CATV 12 Kanal Siaran

Page 19: Jaringan CATV

Gambaran diatas adalah sebuah sistem headend CATV dengan kapasitas 12 kanal siaran dengan menggunakan sistem loop-through, atau yang lebih dikenal dengan sistem TV Kabel paket hemat. Skema ini udah jarang digunakan diperkotaan, karena udah banyak yang beralih ke sistem FSB Modulator atau Video Modulator biasa.

Sistem ini masih banyak digunakan didaerah pedesaan, disamping biaya yang dikeluarkan untuk melakukan installasi sistem ini masih tergolong murah. Hanya kendala yang ditimbulkan dengan menggunakan sistem ini adalah ketidakstabilan dari RF yang nantinya akan didistribusikan ke jaringan CATV.

Skema ini pada dasarnya adalah menyusun receiver sebanyak 12 buah yang masing - masing reciever sudah ditentukkan kanal RFnya. Sistem ini kelihatannya agak simple tapi kalau udah melakukan installasi cukup rumit juga, apalagi kalau udah kita gabungkan semua receiver itu menjadi satu untuk menghasilkan sinyal RF yang kompleks.

Pertama -tama yang harus kita lakukan adalah melakukan pengukuran kualitas sinyal dB masing - masing receiver yang akan kita gunakan, biasanya receiver yang mempunyai kualitas bagus adalah yang mempunyai keluaran RF sebesar 65 - 70 dB,

Page 20: Jaringan CATV

hal ini berkaitan untuk mengetahui kualitas C/N yang dihasilkan.

Usahakan jika ada sebuah receiver menghasilkan keluaran RF yang lebih besar dari 70 dB, ditaruh di akhir susunan kanal RF, seperti gambar diatas, masing - masing receiver yang mau masuk kedalam sebuah combiner mempunyai keluaran yang seimbang yaitu sebesar 68 dB, sehingga keluaran dari combiner 1 akan menghasilkan keluaran sebesar 60 dB, hal ini ditujukan untuk memudahkan kita mengatur gain dari amplifier indoor yang digunakan.

Dengan output dari masing - masing amplifier indoor sebesar 70 dB yang akan menjadi masukan bagi combiner utama. Persoalan yang terjadi adalah apabila sinyal yang dihasilkan lebih dari 70 dB maka biasanya sinyal pada kanal frekuensi atas akan muncul garis - garis tipis.

Penjelasan lebih lanjut akan desain teknis 12 kanal ada pada buku panduan kami yang akan kami terbitkan.

Skema Desain 12 Kanal dengan Video Modulator

gambaran diatas adalah sebuah sistem headend CATV dengan kapasitas 12 kanal siaran dengan menggunakan sistem video modulator, video modulator yang digunakan disini adalah video modulator 4 in 1. dengan 12 kanal siaran maka disini hanya diperlukan 3 video modulator.

Sistem ini lebih efesien dan ringkas bila dibandingkan dengan sistem loop, sistem ini dapat dikatakan juga dengan sistem TV Kabel paket hemat. RF yang dihasilkan dengan menggunakan video modulator ini adalah lebih stabil bila dibandingkan dengan menggunakan sistem loop. Dengan adanya kestabilan RF yang dihasilkan maka untuk pendistribusiannya akan lebih mudah dalam hal pengaturan konsumsi RF masing - masing amplifier.

Seperti penjelasan dalam 12 kanal dengan menggunakan sistem loop, maka dalam sistem ini pada dasarnya sama yaitu menyusun receiver sebanyak 12 buah, hanya

Page 21: Jaringan CATV

penentuan kanal RF yang digunakan bukan diatur lagi dari masing - masing receiver, untuk pengaturan kanal RFnya, semua sudah diarahkan ke Video Modulator. Otomatis hubungan dari receiver ke video modulator tidak menggunakan kabel RG tapi menggunakan kabel Audio Video.

Seperti terlihat pada gambar, ada 3 buah kabel yang terhubung dari receiver ke video modulator, yaitu kabel kuning, merah dan hitam, kabel kuning untuk kabel video, kabel merah untuk audio Left dan kabel hitam untuk audio right, keuntungan dari menggunakan kabel AV adalah kalau ada goyangan tidak mempengaruhi kualitas sinyal RF yang dihasilkan.

Dalam penggunaan Video Modulator, pertama - tama yang harus dilakukan adalah pengaturan gain dari video modulator itu, disini kami biasanya menggunakan gain 0, artinya tidak ada penguatan yang terjadi. Dengan kita mengatur gain 0 maka kita akan mengetahui kekuatan Sinyal RF yang dihasilkan oleh sebuah Video Modulator. biasanya berkisar antara 78 - 82 dB. untuk masing - masing kanal yang disediakan.

Untuk menyusun ke 12 receiver itu menjadi satu rangkaian yang menghasilkan sinyal RF yang kompleks, ada beberapa langkah yang harus disiapkan antara lain :

1. Lakukan Test pada masing - masing receiver dengan menggunakan monitor TV dan dB meter untuk mengetahui kualitas RF masing - masing receiver.

2. Atur RF Modulator dari masing - masing receiver dengan mengubah nilai default dari RF modulator masing - masing receiver, biasanya kami atur dengan mengubah posisi RF Modulator ke frekuensi kanal atas, yaitu 68, 69, 70, dst...

3. Hubungkan satu receiver dulu ke Video Modulator, tentukkan kanal RFnya di Video Modulator dengan mengatur posisi kanal RF di Video Modulator tersebut.

4. Pasang kabel RG dari Video Modulator ke Monitor TV dan dB Meter. liat di monitor TV hasil RF dari Video Modulator apakah timbul propagasi dikanal yang lain, jika terjadi maka posisi kanal RF bisa dilakukan perubahan sampai tidak timbul propagasi dengan kanal yang lain. jika sudah ukur dengan dB meter berapa kualitas sinyal yang dihasilkan kanal tersebut.

5. Hubungkan receiver yang lainnya satu demi satu dengan langkah yang hampir sama dengan langkah diatas.

6. Jika ke 12 receiver sudah terhubung semua dengan Video Modulator, ukur dengan dB meter kualitas RF yang dihasilkan, usahakan sinyal yang keluar adalah membentuk grafik naik keatas pada posisi kanal atas.

Itulah langkah - langkah dalam menyusun 12 receiver kedalam Video Modulator. setelah semua terpasang kedalam Video Modulator, maka dapat langsung dihubungkan dengan combiner, kabel yang digunakan adalah kabel RG. karena sinyal yang dialirkan adalah sinyal RF.

Kualitas sinyal RF kompleks dapat diketahui dari output yang dihasilkan oleh combiner tersebut. dalam hal melakukan monitoring dan pengukuran dB, langkah - langkah yang diambil hampir sama yaitu :

Test semua kanal yang dihasilkan oleh combiner, dengan menggunakan monitor TV, jika ada propagasi sinyal yang terjadi maka aturlah kembali kanal

Page 22: Jaringan CATV

- kanal masing video modulator sampai propagasi sinyal tidak terjadi lagi pada masing - masing kanal RF.

Ukurlah dengan dB meter hasil dari combiner, usahakan keluaran dari combiner membentuk grafik sinyal naik pada kanal atas, untuk pengaturan kualitas sinyal ini dapat diatur dengan pengaturan gain masing - masing Video Modulator.

Untuk kualitas sinyal yang baik biasanya adalah dari 80 sampai 87 dB pada posisi kanal atas. penjelasan yang lebih mendetail ada pada buku panduan kami.