Jaringan Akses Fiber

37
Jaringan Akses Fiber Jaringan akses fiber atau Optical Access Network atau yang lebih sering disebut dengan JARLOKAF (Jaringan Lokal Akses Fiber), merupakan suatu solusi strategis bagi jaringan pelanggan namun sangat sensitif terhadap jenis teknologi. Penggelaran suatu teknologi JARLOKAF tidak optimum bila diterapkan secara kasus per kasus, baik dari sisi perencanaan maupun pengoperasian. Keberadaan panduan dan ketepatan pemilihan teknologi sangat mempengaruhi kesuksesan kegiatan operasi dan perawatan, efektifitas investasi serta kemudahan menyediakan jasa-jasa baru. Teknologi Teknologi JARLOKAF adalah teknologi yang sedang berkembang sehingga berbagai metoda transmisi dimungkinkan untuk diterapkan dan relatif masih terbatas jumlah implementasinya dilapangan. Teknologi Jarlokaf yang saat ini sudah berkembang dangan baik antara lain: DLC (Digital Loop Carrier), PON (Passive Optical Network), dan AON (Active Optical Network) dan HFC (Hybrid Fiber Coax). DLC, PON dan AON, merupakan teknlogi jarlokaf dan dapat terintegrasi dengan copper pair, sedangkan HFC merupakan teknologi jarlokaf yang terintegrasi dengan coaxial. Pemilihan teknologi JARLOKAF harus memperhatikan beberapa kriteria antara lain : Jenis jasa dan kapasitas. Kemudahan O&M. Konfigurasi dan kehandalan sistem (reliability). Kompatibilitas antarmuka dan sesuai standard (compatibility). Tidak mudah usang dan dijamin produksinya. Biaya efektif. Tahapan pembangunan dan pengembangan dari teknologi JARLOKAF Fiber-Copper

Transcript of Jaringan Akses Fiber

Jaringan Akses FiberJaringan akses fiber atau Optical Access Network atau yang lebih sering disebut dengan JARLOKAF (Jaringan Lokal Akses Fiber), merupakan suatu solusi strategis bagi jaringan pelanggan namun sangat sensitif terhadap jenis teknologi. Penggelaran suatu teknologi JARLOKAF tidak optimum bila diterapkan secara kasus per kasus, baik dari sisi perencanaan maupun pengoperasian. Keberadaan panduan dan ketepatan pemilihan teknologi sangat mempengaruhi kesuksesan kegiatan operasi dan perawatan, efektifitas investasi serta kemudahan menyediakan jasa-jasa baru. Teknologi Teknologi JARLOKAF adalah teknologi yang sedang berkembang sehingga berbagai metoda transmisi dimungkinkan untuk diterapkan dan relatif masih terbatas jumlah implementasinya dilapangan. Teknologi Jarlokaf yang saat ini sudah berkembang dangan baik antara lain: DLC (Digital Loop Carrier), PON (Passive Optical Network), dan AON (Active Optical Network) dan HFC (Hybrid Fiber Coax). DLC, PON dan AON, merupakan teknlogi jarlokaf dan dapat terintegrasi dengan copper pair, sedangkan HFC merupakan teknologi jarlokaf yang terintegrasi dengan coaxial. Pemilihan teknologi JARLOKAF harus memperhatikan beberapa kriteria antara lain :y y y y y y y

Jenis jasa dan kapasitas. Kemudahan O&M. Konfigurasi dan kehandalan sistem (reliability). Kompatibilitas antarmuka dan sesuai standard (compatibility). Tidak mudah usang dan dijamin produksinya. Biaya efektif. Tahapan pembangunan dan pengembangan dari teknologi JARLOKAF

Fiber-Copper Teknologi fiber-copper ini sangat banyak digunakan oleh operator telekomunikasi. Sedangkan teknologi fiber-coax banyak digunakan oleh operator cable TV di dunia. Beberapa teknologi JARLOKAF (fiber-copper) yang sedang berkembang dan diurut berdasarkan jumlah implementasi terbanyak ditunjukkan pada tabel 1. No Teknologi Konfigurasi Dasar Tipe Jenis Keterangan Jasa 1. DLC Konevensional DLC generasi baru (NG DLC) atau Flexible Multipexer 2. PONy y

Point to point Point to point

y IS-A y IS-A y IS-B y IS-A y IS-B y DS

Telah banyak digunakan di dunia. Relatif baru dan belum banyak digunakan. Mulai dioperasikan secara komersial pada tahun 1994.

y y

Point to multipoint Percabangan sinyal optik pasif

3. AON

Point to multipoint melalui perangkat percabangan sinyal optik aktif

y y

IS-A IS-B

Dalam tahap pengembangan dan belum banyak digunakan.

Tabel 1. Teknologi sistem JARLOKAF Ada pun PON dan DLC tersebut sudah banyak diimplementasikan. Dari kapasitasnya, PON mau pun DLC mempunyai perbedaan seperti pada tabel 2. JARLOKAF Type Kapasitas Perangkat Di lokasi sentral PON I II III IV V DLC I II III IV 800 800 800 800 800 120 240 480 1920 Di lokasi pelanggan 4 16 30 60 120 120 240 480 8 Mbps 34 Mbps 34 Mbps Berbeda Setiap Pabrikan Bit rate

1920 140 Mbps Tabel 2. Kapasitas sistem JARLOKAF

Fiber-Coax Teknologi HFC merupakan suatu langkah teknologi yang unik, yang menggabungkan dua teknologi jaringan yang saling bertolak belakang. Pada satu sisi jaringan kabel tembaga termasuk jaringan kabel koaksial dituntut untuk dapat mengikuti perkembangan layanan menuju layanan pita lebar (broadband services). Pada sisi yang lain digunakan jaringan kabel serat optik dengan kemampuan sangat tinggi yang saat ini sudah mencapai 10 Gbps. Penggabungan teknologi ini diharapkan menghasilkan performansi layanan yang baik, dapat mengimbangi teknologi lain yang berkembang seperti FITL (Fibber in the Loop) atau teknologi xDSL seperti ADSL (Asymetric-data Digital Subscriber Line) dan VDSL (Very high-data Digital Subscriber Line). Konfigurasi jaringan dari headend sampai dengan BONU (Broadband ONU) menggunakan jaringan serat optik. Perangkat headend berfungsi sebagai integrasi fungsi modulatordemodulator dan sebagai antar muka. Fungsi modulator-demodulator digunakan untuk layanan broadcast dan off air TV, sementara fungsi antar muka digunakan dengan PSTN (Public Switched Telephone Network), dan komunikasi data. Pada beberapa referensi terdapat pemakaian istilah yang berbeda, namun mempunyai maksud yang sama. Seperti penggunaan istilah HIU (Headend Interface Unit), CIU dengan CTU (Coaxial Terminal Unit), MDU dengan istilah CNU (Coaxial Network Unit). Penamaan istilah ini tergantung dari produk masing-masing vendor. Namun pada suatu saat nanti perlu adanya standarisasi dalam penamaannya.

Media yang digunakan dari headend sampai dengan fiber node adalah kabel serat optik, sebagai jaringan backbone. Sementara jaringan kabel koaksial dimulai dari titik fiber node sampai dengan terminal CUI, BIU atau MDU. Termasuk didalamnya sistem pencatuan perangkat, tapper dan amplifier. Perangkat CIU (Customer Unit Interface) digunakan untuk daerah residensial/perumahan, BIU (Business Interface Unit) untuk gedung perkantoran dan MDU (Multiple Dwelling Unit) pada apartemen/flat. Layanan Sistem DLC banyak digunakan bagi pelanggan yang terkumpul di gedung tinggi. Pemilihan sistem DLC basic atau primary disesuaikan dengan perkiraan pertumbuhan kebutuhan pelanggan dan pertimbangan investasi. Sistem PON dapat digunakan bagi pelanggan terkumpul digedung tinggi maupun pelanggan tersebar di rumah-rumah tunggal dan akan semakin ekonomis bila digunakan juga untuk menyalurkan jasa TV kabel (CATV) dan jasa pita lebar lainnya. Hal ini ditempuh dengan cara instalasi co-located yaitu menggunakan kabel serat optik dan perangkat catu daya yang sama. Layanan POTS Payphone Saluran sewa analog ISDN BRA ISDN PRA Saluran sewa

PON DLC

Saluran sewa digital 64 kbit/s

-

N x 64 kbit/s Saluran sewa 2 Mbit/s CATV

Tabel 3. Perbandingan layanan DLC dan PON

Transmisi Baik PON, DLC, maupun teknologi jarlokaf lainnya menggunakan suatu teknik transmisi. Teknologi transmisi jasa interaktif pita sempit pada JARLOKAF ditunjukkan pada tabel 4. Skema Transmisi Space Division Multiplexing (SDM) Wave Division Skema Transmisi Dua Arah Simpleks Jumlah Serat Optik Panjang Gelombang Keterangan

2 (dua) 1310 nm sinyal kirim dan sinyal terima 1 (satu)y

Sinyal kirim dan sinyal terima dikirim melalui serat optik yang berbeda. Sinyal kirim dan sinyal

Dipleks

1550 nm sinyal

Multiplexing (WDM)y

kirim 1310 nm sinyal terima 1310/1550 + x nm sinyal kirim 1310/ 1550 - x nm sinyal terima

terima dikirim pada waktu yang bersamaan tetapi menggunakan panjang gelombang yang berbeda

y

y

Time Compression Multiplexing (TCM)

Sinyal kirim dan sinyal terima di-kirm pada waktu yang berbeda dan bergantian Tabel 4. Teknologi transmisi jasa interaktif pita sempit

Dupleks

1 (satu) 1310 nm sinyal kirim dan sinyal terima

Antarmuka Teknologi antarmuka perangkat JARLOKAF dengan sentral lokal (STO) yang digunakan adalah :y y y

Antarmuka Z (analog 2 kawat) Antarmuka digital 2 Mbps V5.1 Antarmuka digital 2 Mbps V5.2.

Konfigurasi antarmuka V5.x ditunjukkan pada gambar 1. Gambar 1. Konfigurasi antarmuka V5.2 Keterangan:y y y y

Ia = Titik referensi disisi LE Ib = titik referensi disisi AN QLE = Titik referensi TMN disisi LE QAN = Titik referensi TMN disisi AN

Modus Aplikasi Sistem JARLOKAF paling sedikit memiliki 2 (dua) buah perangkat opto-elektronik yaitu 1 (satu) perangkat opto-elektronik di sisi sentral dan 1 (satu) perangkat di sisi pelanggan selanjutnya disebut Titik Konversi Optik (TKO). Perbedaan letak TKO menimbulkan modus aplikasi atau arsitektur JARLOKAF berbeda pula yaitu:

Fiber To The Zone (FTTZ)TKO terletak di suatu tempat diluar bangunan, baik didalam kabinet dengan kapasitas besar. Terminal pelanggan dihubungkan dengan TKO melalui kabel tembaga hingga beberapa

kilometer. FTTZ umumnya diterapkan pada daerah perumahan yang letaknya jauh dari sentral atau bila infrastruktur duct pada arah yang bersangkutan, sudah tidak memenuhi lagi untuk ditambahkan dengan kabel tembaga. Arsitektur FTTZ dapat dilihat pada gambar 2. Gambar 2. Arsitektur FTTZ

Fiber To The Curb (FTTC)TKO terletak di suatu tempat diluar bangunan, didalam kabinet dan diatas tiang dengan kapasitas lebih kecil (e 120 SST). Terminal pelanggan dihubungkan dengan TKO melalui kabel tembaga hingga beberapa ratus meter. FTTC dapat diterapkan bagi pelanggan bisnis yang letaknya terkumpul di suatu area terbatas namun tidak berbentuk gedung-gedung bertingkat atau bagi pelanggan perumahan yang pada waktu dekat akan menjadi pelanggan jasa hiburan. Arsitektur FTTC dapat dilihat pada gambar 3. Gambar 2.3 Arsitektur FTTC

Fiber To The Building (FTTB) TKO terletak di dalam gedung dan biasanya terletak pada ruang telekomunikasi di basement namun juga dimungkinkan diletakkan pada beberapa lantai di gedung tersebut. Terminal pelanggan dihubungkan dengan TKO melalui kabel tembaga indoor atau IKR. FTTB dapat diterapkan bagi pelanggan bisnis di gedung-gedung bertingkat atau bagi pelanggan perumahan di apartemen. Arsitektur FTTB dapat dilihat pada gambar 4. Gambar 4 Arsitektur FTTB Fiber To The Home (FTTH) TKO terletak di dalam rumah pelanggan. Terminal pelanggan dihubungkan dengan TKO melalui kabel tembaga indor atau IKR hingga beberapa puluh meter. Arsitektur FTTH dapat dilihat pada gambar 5. Gambar 5 Arsitektur FTTH

Penerapan ERP pada Layanan Jaringan Akses Pelanggan di Kantor Telkom (Soal 1)Dalam rencana transformasi organisasi Telkom dimasa yang akan datang, Telkom bertekad untuk dapat menjadi customer centric organization, dimana fokus utamanya adalah memberikan layanan terbaik dan customized kepada para pelanggannya. Dalam menentukan strategi aplikasi Telkom, maka diperlukan sudut pandang baru yaitu merencanakan strategi untuk memposisikan pelanggan pada tempat yang utama. Dalam pandangan customer centric, sistem aplikasi bukanlah sekedar perangkat lunak yang digunakan untuk mengotomasikan serangkaian proses bisnis, akan tetapi aplikasi-aplikasi tersebut merupakan sarana untuk menjembatani Telkom dan pelanggan untuk berinteraksi. Sehubungan dengan hal tersebut, pengembangan aplikasi customer centric didasarkan pada Enhanced Telecommunications Operation Map (eTOM) Business Process Framework.

Telkom mempunyai banyak sekali aplikasi yang digunakan yang mayoritas adalah software yang dikembangkan oleh internal Telkom. Software ini dikembangkan oleh masing-masing fungsi dan unit secara terpisah. Tantangan implementasi sistem yang berasal dari sistem yang berbeda-beda tersebut biasanya terletak pada (OLS 2002) : 1. 2. 3. 4. 5. Integrasi dan kompabilitas data Menjaga kemulusan workflow antar sistem Kesulitan dalam ekstraksi dan pengumpulan data untuk keperluan data warehouse Kesulitan ekstraksi data untuk keperluan laporan Sulit menilai efektivitas dan kinerja sistem-sistem tersebut

ERP adalah solusi untuk mengatasi tantangan integrasi tersebut. ERP menyediakan kerangka kerja untuk integrasi sistem melalui kontrol integrasi dan kompabilitas data serta kebutuhan penelusuran dari hulu ke hilir.

Secara umum proses Layanan Jaringan Akses Pelanggan di kantor Telkom dapat digambarkan dalam model value chain seperti pada gambar diatas. aktivitas pada value chain didasari oleh filosofi bahwa keuntungan (profit) yang didapat sangat ditentukan oleh sejauh mana perusahaan dapat melakukan penghematan dan meningkatkan nilai produk pada semua rantai proses bisnis yang terjadi. Dari analisa value chain ini maka akan muncul kebutuhan aplikasi yang akan diintegrasikan dalam sistem ERP. Permasalahan mengintegrasikan sebuah sistem tidak hanya terletak pada masalah teknis seprti struktur database, konversi data maupun interaksi antar program, tetapi juga permasalahan non teknis seperti perbedaan bisnis proses, penetapan standar hingga perbedaan persepsi. Aplikasi yang berupa modul-modul ERP yang akan dibuat, adalah : Inbound Logistic : 1) Aplikasi Manajemen stock material pelanggan 2) Aplikasi Pengelolaan demand calon pelanggan

3) Aplikasi Pengelolaan terminal pelanggan 4) Aplikasi Pengelolaan kartu perdana flexi Operation : 1) Aplikasi Material and Capacity Planning 2) Aplikasi Cost Management 3) Aplikasi NMS (network management systems) 4) Aplikasi Pengelolaan interkoneksi jaringan 5) Aplikasi Testing and Measuring Network 6) Aplikasi Quality Management Outbound Logistic : 1) Aplikasi distribusi kartu perdana sesuai wilayah 2) Aplikasi distribusi pesawat flexi home 3) Aplikasi distribusi antena WLL sesuai BTS 4) Aplikasi distribusi modem pelanggan siap pasang Sistem Penjualan dan Marketing : 1) Aplikasi Master data management 2) Aplikasi Order management 3) Aplikasi Warehouse management 4) Aplikasi Shipping 5) Aplikasi Billing 6) Aplikasi Pricing (diskon) 7) Aplkasi Sales support 8) Aplikasi Pengelolaan advertising & promosi Service 1) Aplikasi pengelolaan komunitas 2) Aplikasi Service Level Guarantee 3) Aplikasi pengelolaan informasi layanan 4) Aplikasi Pengelolaan Instalasi Jaringan pelanggan 5) Aplikasi Pengelolaan Repair 6) Aplikasi Pengelolaan upgrade jaringan dan perangkat Dari analisa yang dilakukan maka terdapat 28 aplikasi dimana ada 4 aplikasi untuk proses inbound logistic, 6 aplikasi operasi, 4 aplikasi untuk outbound logistic, 8 aplikasi untuk sales & marketing, dan 6 aplikasi untuk service. Aplikasi ini harus bisa mengintegrasikan seluruh fungsi, seluruh area dalam organisasi dan seluruh platform kedalam sebuah sistem ERP. Analisa value chain diperlukan untuk mengefektifkan proses bisnis dan mengefisienkan biaya. Disetiap titik value chain kita akan meneukan peluang bisnis yang bisa kita kembangkan untuk masa depan.

Jaringan Lokal Akses Fiber OptikSelama ini fiber hanya dipakai untuk transmisi antar sentral, sebagai jaringan backbone, dan digunakan untuk komunikasi jarak jauh. Lalu mulai dikembangkanlah suatu jaringan local bahkan sampai ke terminal pelanggan dengan media fiber. Sistem transmisi fiber optik yang digunakan pada jaringan local tersebut dinamakan Jaringan Lokal Akses Fiber (Jarlokaf).

Jarlokaf merupakan sebuah solusi strategis bagi jaringan akses pelanggan. Namun, ketepatan dalam segi perencanaan dan operasional, serta pemilihan arsitektur dan teknologi jaringan yang digunakan akan sangat mempengaruhi kesuksesan kegiatan operasi, perawatan, efektivitas investasi, serta kemudahan pengembangan jaringan dan layanan jasa. Ruang lingkup Jarlokaf berdasarkan lebar pita, dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu narrowband dan broadband. Narrowband, dengan transmisi kurang dari 2 Mbps, mampu memberikan layanan voice (telepon). Broadband, dengan transmisi diatas 2 Mbps, dapat memberikan layanan yang lebih beragam seperti voice, data, dan citra, baik diam maupun bergerak. Arsitektur Jaringan Fiber Optik Secara Umum Sistem JARLOKAF setidaknya memiliki 2 buah perangkat opto elektronik, yaitu satu perangkat opto elektronik di sisi sentral dan satu perangkat opto elektronik di sisi pelanggan. Lokasi perangkat opto elektronik di sisi pelanggan selanjutnya disebut Titik Konversi Optik (TKO). Secara praktis TKO berarti batas terakhir kabel optik ke arah pelanggan yang berfungsi sebagai lokasi konversi sinyal optik ke sinyal elektronik.

Fiber To The Building (FTTB) TKO terletak di dalam gedung dan biasanya terletak pada ruang telekomunikasi basement. Terminal pelanggan dihubungkan dengan TKO melalui kabel tembaga indoor. FTTB dapat dianalogikan dengan Daerah Catu Langsung (DCL) pada jaringan akses tembaga.

Fiber To The Zone (FTTZ) TKO terletak di suatu tempat di luar bangunan, baik di dalam kabinet maupun manhole. Terminal pelanggan dihubungkan dengan TKO melalui kabel tembaga hingga beberapa kilometer. FTTZ dapat dianalogikan sebagai pengganti RK

Fiber To The Curb (FTTC) TKO terletak di suatu tempat di luar bangunan, baik di dalam kabinet, di atas tiang maupun manhole. Terminal pelanggan dihubungkan dengan TKO melalui kabel tembaga hingga beberapa ratus meter. FTTC dapat dianalogikan sebagai pengganti KP.

Fiber To The Home (FTTH) TKO terletak di rumah pelanggan. Dari gambar dibawah ini keberadaan kabel tembaga dapat dihilangkan sama sekali, sehingga keterbatasan kemampuan dalam menyediakan bandwidth yang lebar dan interferensi tidak akan terjadi. Teknologi Jaringan Fiber Optik Teknologi JARLOKAF adalah teknologi yang sedang berkembang sehingga berbagai metoda transmisi dimungkinkan untuk diterapkan dan relatif masih terbatas jumlah implementasinya dilapangan. Teknologi Jarlokaf yang saat ini sudah berkembang dangan baik antara lain:

DLC (Digital Loop Carrier), PON (Passive Optical Network), dan AON (Active Optical Network) dan HFC (Hybrid Fiber Coax). DLC, PON dan AON, merupakan teknologi jarlokaf dan dapat terintegrasi dengan copper pair, sedangkan HFC merupakan teknologi jarlokaf yang terintegrasi dengan coaxial.

Jenis konfigurasi dasar yang dimiliki antara DLC dan PON/AON mempunyai perbedaan dimana pada DLC konfigurasi dasarnya point to point, berbeda dengan PON/AON yang berkonfigurasi point to multipoint yaitu hubungan dari titik ke banyak titik. Untuk layanan DLC sendiri masih terbatas dan belum mampu mensupport transmisi data dengan high bit rate. Teknologi AON menggunakan spliter aktif yaitu Active Splitting Equipment (ASE) atau biasa disebut active splitter (AS). ASE pada AON berfungsi untuk mendistribusikan informasi dari dan ke OLT, dari satu atau lebih ONU, dengan kapasitas sebagai multiplexer/demultiplexer serta sebagai intermediate regenerator (penguat), sehingga spliter pada AON bersifat aktif. Adapun perbedaan lainnya adalah pada tipe jenis jasa yang diberikan oleh masing-masing teknologi

Pemilihan teknologi JARLOKAF harus memperhatikan beberapa kriteria antara lain : 1. Jenis jasa dan kapasitas. 2. Kemudahan O&M. 3. Konfigurasi dan kehandalan sistem (reliability). 4. Kompatibilitas antarmuka dan sesuai standard (compatibility). 5. Tidak mudah usang dan dijamin produksinya. 6. Biaya efektif. 7. Tahapan pembangunan dan pengembangan dari teknologi JARLOKAF. Terdapat teknologi yang digunakan untuk mentransmisikan jasa interaktif yang merupakan layanan telekomunikasi dua arah. Pada Space Division Multiplexing (SDM) skema transmisinya disebut Simplex, yaitu sinyal kirim dan sinyal terima dikirim melalui serat optik yang berbeda sehingga dibutuhkan dua buah serat optik, tetapi panjang gelombang yang digunakan cukup satu. Kemudian pada Wavelength Division Multiplexing (WDM) skema transmisinya disebut Full-Duplex, yaitu digunakannya panjang gelombang yang berbeda untuk sinyal kirim dan sinyal terima, sehingga proses sinyal dapat dilakukan secara bersamaan dalam satu serat optik. Teknologi multiplex yang lainnya adalah Time Division Multiplexing (TDM). Skema transmisi dari TDM disebut Half-Duplex, yaitu sinyal kirim dan sinyal terima dikirim pada waktu yang berbeda secara bergantian, sehingga dapat menggunakan panjang gelombang yang sama dan hanya membutuhkan satu serat optik.

JARINGAN LOKAL AKSES FIBER OPTIK

JARINGAN LOKAL AKSES FIBER OPTIK (JARLOKAF) 3.1.Pengertian Jarlokaf Teknologi Jaringan Lokal Akses Fiber (JARLOKAF) merupakan suatu teknologi penggunaan kabel serat optik sebagai media transmisi dalam sistem telekomunikasi. Salah satu jenisnya adalah jaringan Digital Loop Carrier (DLC), yaitu suatu sistem JARLOKAF dengan hubungan point to point tanpa melewati percabangan, hanya menggunakan komponen sambungan (splice) dan konektor. Teknologi ini memberikan keuntungan berupa peningkatan kemampuan banyak-nya/kapasitas satuan sambungan layanan. Casa Grande Estate sebagai salah satu barometer perumahan hunian modern di Yogyakarta dituntut untuk menyediakan layanan yang maju, cepat, mudah, dan unggul dalam segala bidang, yang salah satunya adalah adanya layanan telekomunikasi yang bekualitas tinggi. Teknologi yang umum digunakan adalah dengan menggunakan materi tembaga (cooper) yang dapat mengantarkan tranmisi sinyal berupa pulsa elektronik. Namun ini sangat terbatas dalam jumlah , kualitas serta jarak tempuhnya. Dengan demikian, jika dibandingkan dengan kabel coaxial maupun kabel tembaga , fiberoptik lebih banyak digunakan dalam saluran backbone. Sistem yang digunakan dalam fiberoptik hamper sama dengan yang digunakan dalam system tembaga . perbedaannya adalah dalam penggunaan pulsa cahaya untuk menghantarkan informasi data (teknologi tembaga menggunakan pulsa elektronik). Dalam system fiber optic , dikenal istilah transmitter , yaitu perangkat yang menjadi tampat awal penerimaan informasi data yang dikirimkan ke fiber optic. Informasi data berupa pulsa elektronik yang telah diterima oleh transmitter ini, kemudian diproses dan diterjemahkan menjadi informasi yang sama , tapi dalam bentuk pulsa cahaya. Transmitter biasanya menggunakan Light Emitting Diode (LED) atau Injection Laser Diode ( ILD ) dalam proses penerjemahan ini . Ada 3 jenis kabel fiber optik yang biasa digunakan yaitu : Single Mode ,Multimode dan Plastic Optical Fiber , yang berfungsi sebagai penunjuk cahaya dari ujung kabel ke ujung kabel lainnya . kemudian , dari transmitter berlanjut ke receiner , yang berfungsi untuk mengubah pelsa elektronik ke cahaya dan senaliknya , dalam bentuk Light Emiting Diode ataupun laser . Kabel Fiber Optik Single Mode merupakan fiber glass tunggal yang dapat mengantarkan data sampia 10 mikrometer , memiliki satu jenis transmisi yang dapat mengantarkan data berkapasitas besar dengan kecepatan tinggi untuk jarak jauh , dan membutuhkan sumber cahaya dengan lebar spectrum yang lebih kecil . Kemampuan kabel jenis single mode dalam mengantarkan transmisi adalah 50 kali lebih cepat dari kabel jenis multimode , karena memeiliki core yang lebih kecil sehingga dapat menghilangkan setiap distorsi dan pulsa cahaya yang tumpah tindih . Kabel Fiber Optik Multimode terbuat dari fiber glass dengan diameter lebih besar, yaitu 50 100 mikrometer yang dapat mengantarkan data berkapasitas besar dengan kecepatan tinggi untuk jarak menengah . Apabila jarak yang ditempuh lebih dari 300 kaki,akan terjadi distorsi sinyal pada sisi penerima yang mengakibatkan transmisi data menjadi tidak akurat . Sedangkan Plastic Optical Fiber adalah kabel berbasis plastic terbaru yang menjamin tingkat performa yang sama dengan fiber glass dalam jarak pendek dengan biaya yang jauh lebih murah .Pemilihan teknologi JARLOKAF harus memperhatikan beberapa kriteria antara lain: 1. Jenis jasa dan kapasitas. 2. Kemudahan O&M. 3. Konfigurasi dan kehandalan sistem (reliability). 4. Kompatibilitas antarmuka dan sesuai standard (compatibility). 5. Tidak mudah usang dan dijamin produksinya.

6. Biaya efektif. 7. Tahapan pembangunan dan pengembangan dari teknologi JARLOKAF Berdasarkan tempat peralihan sinyal optik (TKO = titik Konversi Optik ) menjadi sinyal elektrik di pelanggan maka dibedakan beberapa arsitektur Jarlokaf. Yaitu: - Fiber to the Zone ( FTTZ). TKO terletak di RK dan dari RK dihubungkan ke pelanggan dengan kawat tembaga melalui DP. Panjang kawat tembaga yang digunakan kepelanggan dalam orde km.

- Fiber to curb ( FTTC ) TKO terletak di DP dan dari DP kepelanggan menggunakan kabel tembaga dalam orde ratusan meter. - Fiber to the Building ( FTTB ) TKO terletak di sebuah bangunan perkantoran yang besar dengan nomor telepon yang banyak dan bertindak sebagai RK. Sistem ini mirip dengan istilah CTL ( catuan langsung ). Dari FTTB ke pelanggan menggunakan kabel tembaga. Dalam konfigurasi ini tidak adalagi DP.

- Fiber to the Home ( FTTH). TKO terletak di rumah rumah pelanggan dan langsung dihubungkan kepesawat pelanggan dengan kabel dalam rumah. Ordenya sampai puluhan meter ( kalau dimensi rumah pelanggan juga puluhan meter )

Jaringan Fiber optik sebagai jaringan lokal, mempunyai konfigurasi yang sama dengan Jarlokat hanya istilahnya berbeda. Sebagai ganti MDP di sentral digunakan perangkat OAN ( optical Access Network ). Sebagai ganti RK digunakan perangkat PON (Passive Optical Network) atau AON ( active Optical Network). Dan terakhir sebagai ganti DP digunakan ONU ( optical Network Unit ). Dari ONU hubungan kepelanggan langsung terjadi dengan menggunakan kabel tembaga (saluran penanggal). Saluran ini dipakai karena jarak yang dekat antara ONU ke pelanggan. 3.2.Alasan penggunaan fiber optik untuk akses jaringan pelanggan adalah: Kebutuhan pelanggan akan pelayanan dengan pita frekwensi yang lebih lebar dari voice Band width (VBW) misalkan : untuk penyaluran video, data kecepatan tinggi dll. Sehingga aplikasinya bukan hanya untuk percakapan telepon, tetapi juga entertainment, multimedia, dlsb. Fiber optik mempunyai kapasitas yang besar dan dapat menggantikan kabel primer dengan sangat berarti. bayangkan diameter kabel primer dengan 1200 pasang kabel untuk 1200 pelanggan rumah ( k. l. 8 cm. ). Bayangkan pula Fiber optik dengan diameter ini dalam mikrometer ( ukuran rambut ) dan dibungkus oleh pelindung hingga sebesar k. l 1 cm. Fiber optik ini dapat membawa sekali gus 40.000 saluran. Dengan diameter yang besar maka satu gulung kabel primer hanya dapat membawa kabel sepanjang ~