JANGKA SORONG Metrologi Industri (1)

24
ALAT UKUR LINIER LANGSUNG JANGKA SORONG (MISTAR INGSUT) 1. Pengertian Jangka sorong adalah alat ukur yang banyak digunakan dalam berbagai industri baik industri kecil ataupun industri besar. Dengan menggunakan jangka sorong / caliper kita mendapatkan kontrol ukuran dan dimensi yang presisi dan akurat karena alat ukur yang ketelitiannya dapat mencapai seperseratus milimeter. jangka sorong terdiri dari dua bagian, bagian diam dan bagian bergerak. Jangka sorong merupakan alat ukur linier serupa dengan mistar ukur. Alat ukur ini memiliki dua sensor yaitu sensor gerak dan sensor tetap dan juga memiliki dua skala yaitu skala nonius dan skala utama. Skala utama terdapat pada batang jangka, sedangkan nonius adalah skala yang mengapit batang dari jangka sorong tersebut. Karena pemakaiannya, permukaan batang ukur harus relatif keras dan tahan aus dan dirancang dengan ketelitian geometrik yang tinggi. Kerataan masing-masing bidang pembimbing dan kesejajarannya dirancang dengan toleransi bentuk yang tinggi, supaya permukaan kedua sensor akan tetap sejajar. 2. Bagian – Bagian Utama Jangka Sorong

description

aaaaaaaaaaaaaaaa aaaaaaaaaaaaaaaaaa aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa aaaaaaaaaaaaaaaaaaa aaaaaaaaaaaaaaaaaa aaaaaaaaaaaaaa aaaaaaaaaaaaaaaaaa aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa aaaaaaaaaaaaaaaaaaa aaaaaaaaaaaaaaaaaa aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa

Transcript of JANGKA SORONG Metrologi Industri (1)

Page 1: JANGKA SORONG Metrologi Industri (1)

ALAT UKUR LINIER LANGSUNG

JANGKA SORONG (MISTAR INGSUT)

1. Pengertian

 Jangka sorong adalah alat ukur  yang banyak digunakan dalam berbagai

industri baik industri kecil ataupun industri besar. Dengan menggunakan jangka

sorong / caliper kita mendapatkan kontrol ukuran dan dimensi yang presisi dan akurat

karena alat ukur yang ketelitiannya dapat mencapai seperseratus milimeter.  jangka

sorong terdiri dari dua bagian, bagian diam dan bagian bergerak.  Jangka sorong

merupakan alat ukur linier serupa dengan mistar ukur. Alat ukur ini memiliki dua

sensor yaitu sensor gerak dan sensor tetap dan juga memiliki dua skala yaitu skala

nonius dan skala utama. Skala utama terdapat pada batang jangka, sedangkan nonius

adalah skala yang mengapit batang dari jangka sorong tersebut. Karena

pemakaiannya, permukaan batang ukur harus relatif keras dan tahan aus dan

dirancang dengan ketelitian geometrik yang tinggi. Kerataan masing-masing bidang

pembimbing dan kesejajarannya dirancang dengan toleransi bentuk yang tinggi,

supaya permukaan kedua sensor akan tetap sejajar.

2. Bagian – Bagian Utama Jangka Sorong

Gambar 1.1 bagian-bagian jangka sorong (www.google.com)

Page 2: JANGKA SORONG Metrologi Industri (1)

2.1 Rahang Luar

Bagian dari jangka sorong untuk mengukur sisi bagian luar diameter atau panjang

benda dengan cara diapit. Pada rahang luar terdapat dua bagian yaitu rahang geser yang

merupakan sensor geser dan rahang tetap yang merupakan

sensor tetap.

Gambar 2.1 Rahang Luar (http://prmpramono.wordpress.com)

2.2 Rahang Dalam

Bagian dari jangka sorong untuk mengukur sisi bagian dalam diameter atau panjang

benda dengan cara diulur. Bagian-bagian pada rahang dalam sama seperti rahang luar yaitu

terdapat sensor geser dan sensor tetap. Rahang dalam biasanya digunakan untuk mengukur

lubang pipa dan lain-lain.

Page 3: JANGKA SORONG Metrologi Industri (1)

Gambar 2.2 Rahang Dalam ((http://prmpramono.wordpress.com)

2.3 Depth Probe (pengukur kedalaman)

Depth probe adalah bagian dari jangka sorong yang berfungsi untuk mengukur

kedalaman suatu benda.

Gambar 2.3 depth probe (((http://prmpramono.wordpress.com)

2.4 Skala Utama

Bagian ini berfungsi untuk membaca hasil pengukuran dalam satuan cm untuk versi

yang analog.  Pada skala utama pada jangka sorong terdapat angka 0 – 17 yang satuannya

adalah centimetet (cm) dan garis –garis pendeknya yang menunjukkan ukuran 1 mm per

garisnya.

2.5 Skala Nonius

Pada skala nonius biasanya tergantung ketelitian atau kecermatan alat tersebut,

biasanya pada jangka sorong memiliki kecermatan pembacaan 0.1, 0.05, dan 0.02.

2.6 Pengunci

Untuk menahan batang ukur agar tidak bergerak pada saat pengukuran.

Page 4: JANGKA SORONG Metrologi Industri (1)

3. Prinsip Kerja

Benda ukur ditahan pada salah satu sisi/permukaannya oleh rahang ukur tetap,

kemudian pelucur digeserkan sehingga rahang ukur gerak menempel pada sisi lainnya.

Pada saat benda ukur dijepit seperti ini pengukur dapat membaca posisi garis indeks pada

skala ukur atau terlebih dahulu mistar ingsut dikeluarkan dari benda ukur dengan hati-hati

tanpa mengubah posisi rahang ukur tetap, dila perlu dikunci, kemudian baru dibaca hasil

pengukurannya. Dibawah ini adalah salah satu contoh pembacaan skala dengan

kecermatan pembacaan 0.05.

pada gambar tersebut diatas, diperoleh hasil pembacaan dari mengukur sebuah objek. adapun

cara pembacaanya adalah sebagai berikut:

1. Jepit benda pada rahang jangka sorong dan pastikan mengunci jepitan (terdapat pada

bagian skala nonius 1/128) agar nilai ukur tetap.

2. Perhatikan dan baca skala (dalam cm) pada batang jangka (skala utama), lihatlah

angka yang dicapai oleh benda ukur yang tentunya dibatasi oleh nilai nol pada skala

nonius.

3. Lihat garis skala pada nonius (nonius x 1/100 cm), cari skala utama dan skala nonius

yang berinpit (0,07 cm)

Page 5: JANGKA SORONG Metrologi Industri (1)

4. Pada gambar, kelihatanya nilai tertera pada skala utama adalah 2,5, bukan 2,4

(benarkah?), perhatikan skala 2,5 tidak tepat berimpit dengan 0 skala nonius oleh

karena itu, hasil bacanya dalah 2,4 cm. jika nilai 2,5 tepat berimpit, maka kita tidak

perlu lagi mencari skala noniusnya melainkan langsung menuliskan hasil

pembacaannya adalah 2,5 cm.

5. Hasil pembacaan adalah (SU + SN) sama dengan 2,4 + 0,07 = 2,47 cm

4. Fungsi

Adapun fungsi dari jangka sorong adalah sebagai berikut :

1. Mengukur ketebalan, jarak luar, dan diameter luar

2. Mengukur kedalaman

3. Mengukur tingkat

4. Mengukur jarak celah atau diameter dalam

5. Kecermatan atau Kepekaan

Kecermatan merupakan satuan terkecil yang bisa dibaca pada alat ukur.

Besar u pada Skala nonius

kecermatan Skala utama Besar n pada

skala nonius

Jumlah bagian Panjang/besar

keseluruhan

0.01 1 mm 0.9 mm 10 9 mm

0.05 1mm

2mm

0.95 mm

1.95 mm

20

20

19 mm

39 mm

0.02 1 mm

1 mm

0.98 mm

0.98 mm

50

25

49 mm

24.5 mm

Page 6: JANGKA SORONG Metrologi Industri (1)

5.1 kepekaan pembacaan 0.05

5.2 kepekaan Pembacaan 0.02

5.3 kepekaan pembacaan 0.01

kepekaan 0.01 merupakan kepekaan alat ukur yang susah untuk dijumpai paa jangka

sorong analog,biasanya kepekaan 0.01 terdapat pada jangka sorong digital.

Page 7: JANGKA SORONG Metrologi Industri (1)

6. Jenis-Jenis Jangka sorong

6.1 Jangka Sorong Analog

6.1.1 Jangka Sorong Jam

Jangka sorong jam memakai jam ukur sebagaiganti skala nonius dalam

menginterpolasikan posisi garis indeks reltif terhadap skala pada batang ukur. Gerakan

translasi peluncur diubah menjadi gerakan putaran jarum penunjuk dengan perantaraan roda

gigi pada poros jam ukur dan batang bergigi yang dilekatkan di sepanjang batang ukur.

6.1.2 Jangka Sorong Ketinggian

Page 8: JANGKA SORONG Metrologi Industri (1)

Suatu jenismistar ingsut yang berfungsi sebagai pengukuran ketinggian disebut jangka

sorong ketinggian atau kaliber tinggi. Alat ukur ini dilengkapi dengan rahang ukur yang

bergerak vertikal pada batang berskala yang tegak lurus dengan landasannya. Permukaan

rahang ukur dibuat sejajar dengan alas, sehingga garis ukur akan tegak lurus dengan

permukaan di atas mana landasan diletakkan. Oleh karena itu, dalam pemakaiannnya jangka

sorong ketinggian ini memerlukan permukaan rata sebagai acuan, yang dlam hal ini bisa

dipenuhi oleh meja rata.

6.1.3 Jangka Sorong Tak Sebidang

6.1.4 Jangka Sorong Jarak Center

Page 9: JANGKA SORONG Metrologi Industri (1)

6.1.5 Jangka Sorong Diameter Alur Dalam

6.1.6 Jangka Sorong Pipa

6.2 Digital

7. Kalibrasi

Page 10: JANGKA SORONG Metrologi Industri (1)

Jangka sorong dikalibrasi dengan cara mendorong rahang geser hingga menyentuh

rahang tetap. Apabila rahang geser berada pada posisi yang tepat di angka nol, yaitu angka

nol pada skala utama dengan angka nol pada skala nonius saling berhimpit pada satu garis

lurus, maka jangka sorong tersebut sudah terkalibrasi dan siap digunakan.

8. Kelebihan dan Kekurangan

Kelebihan :

1. Memliki kecermatan pembacaan yang lumayan bagus umumnya kecermatan

pembacaannya berkisar 0.05-0.01 mm.

2. Dapat mengukur diameter sisi luar dengan cara dijapit

3. Dapat mengukur diameter sisi dalam dengan cara di ulur

4. Dapat mengukur kedalaman

5. Harga murah dan terjangkau

Kekurangan :

1. Tidak bisa mengukur benda yang besar

2. Bisa terjadi pemuaian pada alat

3. Karena sensor berkontak langsung dengan benda kerja memungkinkan terjadinya

goresan atau benturan yang bisa menyebabkan ketidakrataan pada kedua sensor atau

kedua rahang.

9. Perawatan

Faktor terjadinya kerusakan alat adalah ketidakstabilan suhu ruang penyimpanan dan

tempat penyimpanan sehingga memungkinkan jangka sorong untuk memuai atau menyusut,

terbentur dan/atau tergores. Oleh karena itu simpanlah pada suhu kamar dan tempat yang

khusus biasanya terdapat kotak penyimpanan agar tidak terjadi pemuaian dan tergores.

Page 11: JANGKA SORONG Metrologi Industri (1)

ALAT UKUR LINIER TAK LANGSUNG

JAM UKUR (DIAL INDICATOR)

1. Pengertian

Menurut anonimus (2008) dail indikator digunakan untuk mengukur atau memeriksa

kerataan, kesejajaran, kebundaran, kehalusan, kebengkokan, kelurusan dan ketirusan dari

suatu benda kerja. Dail indikator dapat melakukan pengukuran dengan ketelitian hingga

0,0005 mm. Metode dial indikator adalah metode yang paling banyak di lakukan, karena

ketelitian cukup dapat dipertanggung-jawabkan, terutama jika dilakukan dengan professional.

Dan harga alat relativ murah. Jam ukur merupakan alat ukur pembanding yang banyak

digunakan dalam industri pemesinan.

2. Bagian-Bagian utama

1. Jarum panjang, Jarum panjang ini akan langsung bergerak apabila bagian bidang sentuh

tertekan oleh benda kerja. Adapun nilai pergerakan dari jarumpanjang tersebut tergantung

dari beberapa nilai dari skala dial gauge tersebut.Misal : dial gauge skala 0,01 mm, apabila

jarum panjang menunjuk angka 10 berarti 0,01 x 10 = 0,1 mm Skala untuk jarum panjang ini

dapat berputar kekiri atau kekanan, yang artinya posisi angka nol tidak selalu berada diatas

tergantung pada posisi mana yang kita kehendaki pada saat proses pengukuran benda kerja.

Page 12: JANGKA SORONG Metrologi Industri (1)

2. Jarum pendek, jarum pendek akan bergerak satu step/ruas, apabila jarum panjang bergerak

dari angka nol sampai dengan angka nol lagi (satu putaran).misal : nilai pergerakan satu ruas

dari jarum pendek adalah 0,01 mm x 100 = 1 mm (apabila nilai skala 0,01 mm). Jadi, jika

jarum pendek berputar sampai satu putaran berarti 1 x 10 = 10 mm

3. Batas toleransi, batas toleransi pada alat ini ada dua dan dapat digeser kekiri dan kekanan

sesuai dengan yang kita kehendaki untuk melihat batas pergerakan jarum panjang kekiri atau

kekanan, pada saat proses pengukuran benda kerja.

4. Bidang sentuh dengan benda kerja, bagian ini akan bergerak naik atau turun apabila

bersentuhan dengan permukaan benda kerja saat benda kerja bergerak terhadap bidang sentuh

tersebut. Bagian ini merupakan sensor pada jam ukur.

3. Prinsip Kerja

Prinsip kerja pada jam ukur adalah secara mekanik, dimana gerakan linier sensor

diubah menjadi gerakan putaran jarum penunjuk pada piringan yang berskala dengan

perantaraan batang bergigi dan susunan roda gigi. Pegas koil berfungsi sebagai penekan

batang bergigi sehingga sensor selalu menekan ke bawah. Pegas spiral berfungsi sebagai

penekan sistem transmisi roda gigi sehingga permukaan roda gigi yang berpasangan selalu

menekan sisi yang sama untuk kedua arah putaran.

4. Fungsi dan Cara Pembacaan

Adapun fungsi dari jam ukur adalah

1. Untuk mengukur kesejajaran

2. Untuk mengukur kerataan

3. Untuk mengukur kebundaran

4. Untuk mengukur kehalusan

5. Untuk mengukur kebengkokan

6. Untuk mengukur kelurusan

Cara pembacaan

Page 13: JANGKA SORONG Metrologi Industri (1)

1. Lihat posisi dari jarum besar, terlihat posisi jarum pada strip ke-enam. Karena harga 1

strip adalah 0,01mm, maka 6 x 0,01 mm adalah 0,06 mm.

2. Lihat posisi jarum kecil, terlihat posisi jarum pada strip ke-tiga lebih sedikit (melebihi

strip). Karena harga 1 strip adalah 1 mm maka 3 x 1mm adalah 3 mm.

3. Jadi hasil pembacaan dari dial gauge tersebut adalah 3 mm + 0,06 mm, yaitu 3,06

mm.

5. kecermatan

Kecermatan pembacaan skala adalah 0.01, 0.005, atau 0.002 mm dengan kapasitas

ukur yang beragam, misalnya 20, 10, 5, 2, atau 1 mm. Untuk kapasitas ukur yag besar

biasanya dilengkapi dengan jam kecil pada pirinan jam yang besar, di mana satu putaran

penuh.

6. Jenis

6.1 Dial Indikator Analog

Page 14: JANGKA SORONG Metrologi Industri (1)

6.2 Dial Indikator Digital

7. Kalibrasi

Cara Mengkalibrasi

1. Letakkan dial indikotor pada tempat yang datar

2. Amatilah pada skala utama dan skala nonius

3. Jika pada skala utama tidak menunjukkan pada angka 0 (nol), maka

putarlah sekrup pengkalibrasi baik searah jarum jam atau sebaliknya,

tergantung dari kebuthan, sampai jarum skala utama menunjukkan

pada angka 0 (nol)

4. Kemudian amatilah pada skala nonius, jika tidak tepat pada angka 0

(nol), maka putarlah ring pada skala nonius hingga jarum pada skala

nonius menunjukkan angka 0 (nol)

8. Keuntungan dan Kerugian

Keuntungan metode Dial:

Metode ini cukup akurat.

Cukup efisien untuk poros berdiameter besar maupun kecil

Dengan menggambar atau mudah melihat posisi kedua poros

Dapat dilakukan untuk kedua poros yang dapat diputar ataupun hanya satu

Alat cukup murah dibanding alat lacer atau alat lain,

Page 15: JANGKA SORONG Metrologi Industri (1)

Mudah di gambar, dibuat perhitungan-perhitungan, sehingga pekerjaan dapat

diselesaikan lebih cepat .

Cukup sesuai untuk mesin-mesin besar, putaran tinggi,

Kerugian :

Mengerjakanya harus sangat teliti / hati2, pemasangan dial harus kokoh, sehingga

dapat dihindari salah baca / salah penunjukan.

Toleransi, run-out, sag harus diketahui atau di chek dulu.

Jika permukaan kopling tidak rata atau run-out nya besar, maka penunjukan dial

indicator menjadi tidak sebenarnya, sehingga selanjutnya perhitungan-perhitungan

menjadi salah.

Aksial clearence sangat mempengaruhi kesalahan.

Page 16: JANGKA SORONG Metrologi Industri (1)

ALAT UKUR SUDUT

BUSUR BILAH (BEVEL PROTRACTOR)

1. Pengertian

Busur bilah digunakan untuk pengukuran sudut antara dua permukaan benda ukur

dengan kecermatan lebih kecil daripada satu derajat.

2. BagianBagian Utama

 

Bagian – bagian utama pada busur bilah adalah sebagai beriukut :

Page 17: JANGKA SORONG Metrologi Industri (1)

Badan atau piringan dasar

Berupa lingkarang penuh dengan diameter sekitar 55 mm. Permukaan bawah piringan

dasar ini rata, sehingga busur bilah dapat diletakan pada meja rata dengan baik tak

bergoyang. Pada tepi permukaan atas terdapat skala dengan pembagian dalam derajat dan

diberi nomor dari 00 – 900 – 00 – 900 (skala kiri dan kanan),

Pelat dasar

Menyatu dengan piringan dasar. Panjang, lebar dan tebal pelat dasar sekitar 90 x 15 x 7

mm. Sisi kerja pelat dasar dibuat rata dan lurus, dengan toleransi kerataan 0.01 mm untuk

sepanjang sisi kerja.

Piringan indeks

Mempunyai titik pusat putaran berimpit dengan pusat piringan dasar. Pada piringan ini

tercantum garis indeks dan skala nonius sudut (skala nonius kiri dan kanan), biasanya dengan

kecermatan sampai 5 menit. Kadang dilengkapi dengan pemutar halus atau cermat.

Bilah utama

Dapat diatur kedudukannya dengan kunci yang terletak pada piringan indeks. Panjang,

lebar dan tebal dari bilah utama, sekitar 150/300 x 13 x 2 mm, dan kedua ujungnya dibuat

menyudut masing – masing sebesar 450 dan 600. Kedua tepi dibuat lurus dengan toleransi

kerataan sebesar 0.02 sampai 0.03 mm untuk seluruh panjangnya.

3. Prinsip Kerja

Aturlah kedudukan bilah utama dengan memakai kunci bilah

  Rapatkan atau sejajarkan bidang busur bilah dengan bidang dari sudut yang diukur

Jika keadaan ini tidak terpenuhi, maka kemungkinan harga yang dicapai lebih kecil

Untuk pengukuran benda yang besar, kunci piringan indeks dapat dikendorkan,

geserkan busur bilah menuju permukaan yang menyudut sampai bilah utama berputar

dan berimpit dengan permukaan tersebut

Kunci piringan indeks dan bacalah sudut yang didapat

4. Fungsi dan cara pembacaan

Fungsi utama dari busur bilah adalah mengukur sudut dan memberikan acuan untuk

membuat garis gores.

Page 18: JANGKA SORONG Metrologi Industri (1)

Cara pembacaan :

5. Kecermatan

Kecermatan yang dimiliki busur bilah adalah sampai 2 menit. Pada busur bilah

umunya memiliki kecermatan hanya 5 menit, Pengukur sudut dapat distel pada

sembarangtempat dengan daerah pengukuran dari nol sampai dengan 360°

6. Kalibrasi

Cara mengkalibrasi busur bilah adalah menggunakan blok ukur sudut.

Page 19: JANGKA SORONG Metrologi Industri (1)