Janda

41
Janda Dalam Perspektif Syari’ah Disampaikan Dalam Kajian Majelis Taklim “Al Muhajirin” Taman Pagelaran - Padasuka - Ciomas Rabu, 13 Desember 2017 H. Abdul Aziz Siswanto, S.Th.I- Penyuluh Agama Islam, Kementerian Agama Kabupaten Bogor-08111177423

Transcript of Janda

Page 1: Janda

JandaDalam Perspektif Syari’ah

Disampaikan Dalam Kajian

Majelis Taklim “Al Muhajirin”

Taman Pagelaran-Padasuka-Ciomas

Rabu, 13 Desember 2017

H. Abdul Aziz Siswanto, S.Th.I- Penyuluh Agama Islam, Kementerian Agama Kabupaten Bogor-08111177423

Page 2: Janda

Pembahasan

1. Terminologi

2. Macam-macam janda

a) Ditinjau sebabnya

i. Janda Cerai Hidup (JCH)

ii. Janda Cerai Mati (JCM)

b) Ditinjau kondisinya

3. Masa ‘iddah

a) JCH

b) JCM

4. Hak janda cerai hidup

a) Living cost janda

b) Living cost anak mantan suami yang ikut

ibunya

5. Adab janda

6. Diantara 2 pilihan

a) Setia menjanda

b) Menikah lagi

H. Abdul Aziz Siswanto, S.Th.I- Penyuluh Agama Islam, Kementerian Agama Kabupaten Bogor-08111177423

Page 3: Janda

Terminologi

• janda/jan·da/ n wanita yang tidak

bersuami lagi karena bercerai ataupun

karena ditinggal mati suaminya

• https://kbbi.web.id/janda

• randa, widow; divorcee

H. Abdul Aziz Siswanto, S.Th.I- Penyuluh Agama Islam, Kementerian Agama Kabupaten Bogor-08111177423

Page 4: Janda

Macam-macam Janda

1. Ditinjau dari penyebabnya:

a) Janda cerai hidup (JCH)

b) Janda cerai mati (JCM)

2. Ditinjau dari kondisinya:

a) Janda berhias, janda yg belum beranak,

apabila kawin lagi boleh memakai pakaian

pengantin

b) Janda kembang, janda muda yang cantik

dan belum beranak

c) Janda muda, janda yang muda usia

d) Janda tebal, kaya

H. Abdul Aziz Siswanto, S.Th.I- Penyuluh Agama Islam, Kementerian Agama Kabupaten Bogor-08111177423

Page 5: Janda

Masa ‘Iddah

• Zakariya Al-Anshary mendefinisikan

bahwa:

• “ ‘iddah adalah masa menunggu bagi

seorang perempuan untuk mengetahui

kekosongan rahimnya atau karena

menjalankan perintah Allah atau

karena sedih / berkabung atas

meninggalnya suaminya”.

H. Abdul Aziz Siswanto, S.Th.I- Penyuluh Agama Islam, Kementerian Agama Kabupaten Bogor-08111177423

Page 6: Janda

Macam-macam ‘Iddah

Iddah Janda Cerai Mati • Masa iddah karena ditinggal mati

suami terbagi menjadi 2 keadaan :

1. Jika perempuan tersebut hamil,

maka batas masa iddahnya adalah

ketika ia melahirkan, berdasarkan :

ن حم • ال أجلهن أنم يضعم (٤.. )لهن وأوالت األحم• Artinya : dan perempuan-perempuan

yang hamil, waktu iddah mereka itu

ialah sampai mereka melahirkan

kandungannya. (QS At-Thalaq 4).

H. Abdul Aziz Siswanto, S.Th.I- Penyuluh Agama Islam, Kementerian Agama Kabupaten Bogor-08111177423

Page 7: Janda

Iddah Janda Cerai Mati

2. Jika wanita tersebut tidak hamil,

maka masa iddahnya adalah selama

empat bulan sepuluh hari,

sebagaimana penjelasan dalam

surah Al-Baqarah ayat 234 :

ن منمكمم • ن ويذرون أزمواجا ي ت والذين ي ت وف وم ربصمه را بن مفسهن أرمب عة أشم (٢٣٤)…ر وعشم

• Artinya : orang-orang yang meninggal

dunia di antaramu dengan

meninggalkan isteri-isteri (hendaklah

para isteri itu) menangguhkan dirinya

(ber’iddah) empat bulan sepuluh hari.

H. Abdul Aziz Siswanto, S.Th.I- Penyuluh Agama Islam, Kementerian Agama Kabupaten Bogor-08111177423

Page 8: Janda

‘Iddah Janda Cerai Hidup

• Masa iddah bagi wanita yang bercerai

dengan suaminya dapat dibedakan

dalam tiga keadaan :

1. Jika perempuan tersebut hamil maka

masa iddahnya hingga melahirkan

2. Jika perempuan tersebut sudah dewasa,

maka masa iddahnya adalah tiga kali suci

dari haidh.

3. Jika perempuan tersebut belum dewasa

(belum menstruasi) atau sudah henti

menstruasi (menopause) maka masa

iddahnya selama tiga bulan.

H. Abdul Aziz Siswanto, S.Th.I- Penyuluh Agama Islam, Kementerian Agama Kabupaten Bogor-08111177423

Page 9: Janda

Apa Bedanya?

• Quru’ >< bulan?

• Quru= suci/haidh, belum tentu sebulan, bisa

jadi kurang atau bahkan lebih dari sebulan

sesuai masa siklus haid dan suci seseorang.

• Bulan= hitungan sebulan penuh

H. Abdul Aziz Siswanto, S.Th.I- Penyuluh Agama Islam, Kementerian Agama Kabupaten Bogor-08111177423

Page 10: Janda

‘Iddah Janda “Perawan”

• Wanita yang dicerai sebelum

disetubuhi, maka ia tidak memiliki

masa ‘iddah. Dalilnya adalah firman

Allah Ta’ala,

تم الم • تمو ي أي ها الذين آمنوا إذا نكحم منات ث طلقم هن منم ق بمل أنم مؤموهن فما لكمم عليمهن منم ع ون ها فمتع تس تد ة ت عم وهن وسرحوهن د

يل سراحا ج• “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu menikahi

perempuan- perempuan yang beriman, kemudian kamu

ceraikan mereka sebelum kamu mencampurinya maka

sekali-sekali tidak wajib atas mereka ‘iddah bagimu yang

kamu minta menyempurnakannya. Maka berilah mereka

mut’ah (hadiah untuk membuat mereka senang) dan

lepaskanlah mereka itu dengan cara yang sebaik-

baiknya” (QS. Al Ahzab: 49).

H. Abdul Aziz Siswanto, S.Th.I- Penyuluh Agama Islam, Kementerian Agama Kabupaten Bogor-08111177423

Page 11: Janda

Hak Janda

• JCMhak waris (An Nisa: 12)

ا تركتم إ • بع مم إن كان لكم ن لم يكن لكم ولد ف ولهن ٱلر

ا ترك ن بعد وصية ولد فلهن ٱلثمن مم توصون بها تم م

أو دين • Para isteri memperoleh seperempat harta yang

kamu tinggalkan jika kamu tidak mempunyai anak.

Jika kamu mempunyai anak, maka para isteri

memperoleh seperdelapan dari harta yang kamu

tinggalkan sesudah dipenuhi wasiat yang kamu

buat atau (dan) sesudah dibayar hutang-hutangmu.

• JCHnafkah masa ‘iddah, rada’ah,

hadhanah

H. Abdul Aziz Siswanto, S.Th.I- Penyuluh Agama Islam, Kementerian Agama Kabupaten Bogor-08111177423

Page 12: Janda

Hak Janda

• Pertama: Bila seorang suami mentalak

istrinya, maka hukum pemberian nafkah

padanya diklasifikasi sbb:

• 1. Bila ketika ditalak, sang istri itu hamil, maka

wajib bagi suami untuk terus memberinya

nafkah (biaya kehidupan sehari-hari) hingga

istrinya melahirkan. Bila istrinya telah

melahirkan maka tidak wajib baginya

memberinya nafkah lagi, karena masa

‘iddahnya selesai dan bukan lagi berpredikat

sebagai istrinya. Sesuai ayat: “ Dan jika

mereka (istri-istri yang sudah ditalak) itu

sedang hamil, maka berikanlah kepada

mereka nafkahnya hingga mereka bersalin”.

QS. Ath Thalaq: 6

H. Abdul Aziz Siswanto, S.Th.I- Penyuluh Agama Islam, Kementerian Agama Kabupaten Bogor-08111177423

Page 13: Janda

Hak Janda

• 2. Bila istri tersebut tidak hamil dan

talaknya adalah talak raj’i (yang masih

bisa rujuk), maka ketika masa

‘iddahnya selesai, sang suami tidak

berkewajiban memberinya nafkah

menurut pendapat yang benar, sesuai

hadis Fathimah binti Qois dari

Rasulullah, beliau bersabda tentang

wanita yang ditalak ba’in;‘’Tidak ada

hak tempat tinggal dan nafkah

baginya.’’ (HR.Muslim 2717)

H. Abdul Aziz Siswanto, S.Th.I- Penyuluh Agama Islam, Kementerian Agama Kabupaten Bogor-08111177423

Page 14: Janda

1. Radha’ah

• Adapun bila istri tersebut masih dalam masa

‘iddah, maka suami tetap wajib memberinya

nafkah, karena saat itu masih dianggap

sebagai istrinya, sampai masa ‘iddahnya

selesai. Atau jika mantan istri tersebut tengah

menyusui anaknya, maka ia harus

memberikan upah/imbalan kepada mantan

istrinya atas jasa menyusui anaknya

berdasarkan kesepakatan yang telah terlebih

dahulu disetujui oleh keduanya,

sebagaimana dalam QS Ath-Thalaq ayat 6:

”kemudian jika mereka menyusukan (anak-

anak)mu untukmu maka berikanlah kepada

mereka upahnya”.

H. Abdul Aziz Siswanto, S.Th.I- Penyuluh Agama Islam, Kementerian Agama Kabupaten Bogor-08111177423

Page 15: Janda

• Sebab itu, apabila istri tersebut masih dalam

masa ‘iddah dan talaknya talak raj’i (yang

masih bisa rujuk), maka suami tersebut tetap

memberinya tunjangan sepuluh persen dari

gaji tersebut, namun bila masa ‘iddahnya

sudah selesai, maka baik perceraian mereka

sudah tercatat resmi atau belum, sang suami

tidak wajib menafkahi istrinya dan tidak boleh

memberikan tunjangan sepuluh persen

tersebut karena ia bukan lagi istrinya, bahkan

istri tersebut harus mengembalikan uang

tunjangan tersebut, dan wajib mengurus surat

resmi perceraiannya agar tidak lagi menerima

tunjangan yang bukan haknya lagi.

H. Abdul Aziz Siswanto, S.Th.I- Penyuluh Agama Islam, Kementerian Agama Kabupaten Bogor-08111177423

Page 16: Janda

2. Hadhanah/Hak pengasuhan anak

• Bila anak-anak tersebut masih kecil, maka hak

pengasuhannya adalah pada sang istri,

selama istri tersebut pantas untuk merawat

mereka dan belum menikah lagi.

Sebagaimana dalam hadis Abdullah bin Amr

radhiyallahu’anhu bahwa seorang wanita

datang mengeluh kepada Nabi ملسو هيلع هللا ىلص setelah

ditalak suaminya, dan suaminya tersebut ingin

mengambil anaknya, maka Nabi bersabda:

“Engkau lebih berhak atas pemelihraannya

selama engkau belum menikah lagi”.

• (HR Abu Daud: 2276).

H. Abdul Aziz Siswanto, S.Th.I- Penyuluh Agama Islam, Kementerian Agama Kabupaten Bogor-08111177423

Page 17: Janda

• Dan bila anak-anak sudah sampai

umur tamyiiz (berakal) sekitar umur

tujuh tahun, maka mereka diberikan

pilihan, mau tinggal bersama ayah

mereka atau bersama ibu mereka.

Sebagaimana dalam HR Abu Daud

(2244) bahwa Nabi ملسو هيلع هللا ىلص memberikan

pilihan bagi seorang anak untuk

memilih tinggal bersama ayahnya atau

ibunya.

H. Abdul Aziz Siswanto, S.Th.I- Penyuluh Agama Islam, Kementerian Agama Kabupaten Bogor-08111177423

Page 18: Janda

• Namun bila istri tersebut sibuk dengan

pekerjaannya, sehingga pemeliharaan anak-

anaknya tidak berjalan dengan baik, atau

bahkan terbengkalai, maka ayah mereka

harusnya membujuk atau meminta pada

mantan istrinya tersebut untuk mengambil

anak-anaknya agar mendapatkan

pemeliharaan dan perhatian yang lebih baik.

• Bila mantan istrinya tidak mau, sedangkan ia

khawatir anak-anaknya akan tumbuh dalam

kondisi pembinaan yang kurang baik, maka ia

hendaknya menuntut hak pemeliharaannya ke

pengadilan, dengan alasan ibu mereka tidak

lagi pantas memelihara dan membina mereka.

H. Abdul Aziz Siswanto, S.Th.I- Penyuluh Agama Islam, Kementerian Agama Kabupaten Bogor-08111177423

Page 19: Janda

• Bila tidak demikian, maka keduanya (ibu dan

ayah) mereka sama-sama mendapatkan dosa

karena menelantarkan pembinaan anak-

anaknya.

• Namun bila ayah mereka sudah berusaha

semaksimal mungkin, akan tetapi perkaranya

tetap dimenangkan oleh ibu mereka, maka

ayah mereka tidak menanggung dosa apapun

bila anak-anaknya tidak terbina dengan baik,

akan tetapi ia tetap wajib menasehati mantan

istrinya tersebut dan memperhatikan anak-

anaknya dari jauh, walaupun bila sudah

sampai umur tujuh tahun, mereka harus

diberikan pilihan, mau tinggal sama ayah atau

ibu mereka.

H. Abdul Aziz Siswanto, S.Th.I- Penyuluh Agama Islam, Kementerian Agama Kabupaten Bogor-08111177423

Page 20: Janda

• Ketiga: Apakah mantan suami wajib

menafkahi anak-anaknya yang tinggal sama

mantan istrinya?

• Ya, ia tetap wajib menafkahi anak-anaknya

yang tinggal dengan mantan istrinya sampai

anak-anak tersebut mencapai umur dewasa

atau bisa menafkahi diri sendiri, adapun anak

wanita, maka ia tetap wajib menafkahinya

hingga menikah. Adapun besaran nilai nafkah

ini maka berdasarkan hasil kesepakatan yang

dilakukan dihadapan pengadilan.

H. Abdul Aziz Siswanto, S.Th.I- Penyuluh Agama Islam, Kementerian Agama Kabupaten Bogor-08111177423

Page 21: Janda

Adab Janda

1. Bersabar

2. Kuat menjalani masa ‘iddah

3. Menunaikan kewajiban yang

berkaitan dengan harta

H. Abdul Aziz Siswanto, S.Th.I- Penyuluh Agama Islam, Kementerian Agama Kabupaten Bogor-08111177423

Page 22: Janda

Jangan Biarkan Fitnah Melanda

Page 23: Janda

1. Bersabar

• Setelah sekian lama bersama mengayuh biduk

rumah tangga dalam suka dan duka, akhirnya

Allah memisahkan sepasang suami istri lewat

kematian. Sedih tentu akan dirasa. Namun,

hendaknya seorang muslimah bersabar

dengan musibah tersebut.

• س وع ونقص من الموال والنف ولنبلونكم بشيء من الخوف والج

ابرين والثمرات وبش ر الص

• “Dan sungguh Kami berikan cobaan kepadami

dengan sedikit ketakutan, kelaparan,

kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan

berikanlah berita gembira kepada orang-orang

yang sabar.”(QS. Al-Baqarah: 155)

H. Abdul Aziz Siswanto, S.Th.I- Penyuluh Agama Islam, Kementerian Agama Kabupaten Bogor-08111177423

Page 24: Janda
Page 25: Janda

• Sesungguhnya kesabaran dalam menghadapi

musibah adalah salah satu bentuk kebaikan

seorang muslim. Rasulullah ملسو هيلع هللا ىلص bersabda (yang

artinya), “Sungguh mengherankan perkara

seorang mukmin itu. Sesungguhnya seluruh

perkaranya adalah baik baginya. Dan hal itu

tidak dimiliki oleh siapapun kecuali oleh orang

mukmin. Jika ia mendapat sesuatu yang

menggembirakan, dia bersyukur maka itu

kebaikan baginya. Jika ia ditimpa keburukan,

dia bersabar maka itu kebaikan baginya.”(HR.

Muslim)

H. Abdul Aziz Siswanto, S.Th.I- Penyuluh Agama Islam, Kementerian Agama Kabupaten Bogor-08111177423

Page 26: Janda

• Hendaknya wanita yang suaminya meninggal

tidak mengumbar kesedihannya dengan

menangis sejadi-jadinya karena hal ini

termasuk bentuk ketidaksabarannya

menghadapi musibah tersebut. Bahkan bisa

jadi hal itu dicatat sebagai dosa baginya dan

siksaan bagi si mayit. Rasulullah ملسو هيلع هللا ىلص bersabda

(yang artinya),

• “Dua perkara yang terdapat pada manusia dan

hal itu merupakan bentuk kekufuran adalah

mencela nasab dan meratapi mayit.”(HR.

Muslim)

H. Abdul Aziz Siswanto, S.Th.I- Penyuluh Agama Islam, Kementerian Agama Kabupaten Bogor-08111177423

Page 27: Janda

• “Wanita yang meratapi mayit (niyahah)

jika tidak bertaubat maka dipakaikan

celana dari timah cair dan baju dari

kudis pada hari kiamat.”(HR. Muslim)

• “Tidak termasuk golongan kami wanita

menampar pipi, merobek-robek

pakaian dan berseru dengan kata-kata

jahiliyah.”(HR. Bukhari dan Muslim)

• “Sesungguhnya mayit akan diadzab di

kuburnya karena ratapan yang

ditujukan baginya.”(HR. Bukhari dan

Muslim)

H. Abdul Aziz Siswanto, S.Th.I- Penyuluh Agama Islam, Kementerian Agama Kabupaten Bogor-08111177423

Page 28: Janda

• Bersedih dan menangis atas kematian seseorang

apalagi dia adalah suaminya, adalah suatu hal yang

manusiawi. Namun, seorang muslimah hendaknya

menahan tangisannya agar tidak terjatuh dalam

dosa niyahah. Rasulullah ملسو هيلع هللا ىلص pun pernah menangis

karena kematian puteranya, Ibrahim dan

sahabatnya, Sa’ad bin ‘Ubadah radhiallahu ‘anhu

sakit keras. Akan tetapi tangisannya tidak dalam

bentuk meratap atau meraung-raung. Rasulullah ملسو هيلع هللا ىلص

bersabda (yang artinya), “Sesungguhnya Allah tidak

akan menyiksa dikarenakan air mata yang menetes

dan kesedihan hati, akan tetapi Dia akan menyiksa

atau merahmati ini,” sambil menunjuk ke arah

lidahnya.(HR. Bukhari dan Muslim)

H. Abdul Aziz Siswanto, S.Th.I- Penyuluh Agama Islam, Kementerian Agama Kabupaten Bogor-08111177423

Page 29: Janda

• Hendaknya seorang wanita yang sedang ditimpa

musibah bersabar dan mengucapkan kalimat istirja’

dan doa. Allah berfirman:

• راجعون الذين إذا أصابتهم مصيبة قالوا إنا لل وإنا إلي

• “(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah,

mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi

raaji’uun”.”(QS. Al-Baqarah: 156)

• Nabi ملسو هيلع هللا ىلص pun mengajarkan doa kepada Ummu

Salamah radhiallahu ‘anha yang ditinggal wafat

suaminya,

• راجعون اللهم أجرن وإنا إلي نهاي في مصيبتي، وأخلف لي خيرا م إنا لل

• “Sesungguhnya kami adalah kepunyaan Allah dan

sesungguhnya kami akan kembali kepada-Nya. Ya

Allah, berilah pahala atas musibah yang menimpaku

dan gantikanlah dengan yang lebih baik.”(HR.

Muslim)

H. Abdul Aziz Siswanto, S.Th.I- Penyuluh Agama Islam, Kementerian Agama Kabupaten Bogor-08111177423

Page 30: Janda

2. Kuat Menjalani Masa ‘Iddah

Selama masa ‘Iddah-nya ini seorang wanita

hendaknya memperhatikan beberapa hal di

bawah ini:

• Wanita tersebut wajib tinggal di rumah

dimana suaminya meninggal dunia, tidak

berpindah tempat kecuali karena ada

alasan syar’i. Rasulullah ملسو هيلع هللا ىلص bersabda

kepada Furai’ah binti Malik radhiallahu

‘anha (yang artinya), “Tinggallah di

rumahmu hingga masa ‘iddahmu

selesai.”(HR. Tirmidzi, shahih)

H. Abdul Aziz Siswanto, S.Th.I- Penyuluh Agama Islam, Kementerian Agama Kabupaten Bogor-08111177423

Page 31: Janda

• Senantiasa berada di dalam rumah

dan tidak keluar rumah kecuali ada

kebutuhan mendesak.

• Wajib berkabung (ihdad) selama batas

waktu yang telah ditentukan.

Rasulullah ملسو هيلع هللا ىلص bersabda (yang artinya),

“Seorang wanita yang beriman kepada

Allah dan hari akhir tidak boleh

berkabung lebih dari tiga hari kecuali

karena kematian suami yaitu selama

empat bulan sepuluh hari.”(HR.

Muslim)

• Tidak mendapatkan nafkah namun

memiliki hak waris.

H. Abdul Aziz Siswanto, S.Th.I- Penyuluh Agama Islam, Kementerian Agama Kabupaten Bogor-08111177423

Page 32: Janda

• Tidak bercelak, mengenakan perhiasan,

berpakaian yang indah atau wewangian

berdasarkan hadits Ummu ‘Athiyah radhiallahu

‘anha (yang artinya), “Kami dilarang berkabung

atas kematian seseorang lebih dari tiga hari

kecuali karena kematian suaminya yaitu

selama empat bulan sepuluh hari. Dan

hendaknya dia tidak bercelak, memakai

wewangian, dan memakai pakaian yang

dicelup warna kecuali memakai ‘ashb (kain

segiempat panjang dari benang yang dicelup

lalu dipintal dan ditenun).”(Muttafaq ‘alaihi)

• Dan hadits Ummu Salamah radhiallahu ‘anha

secara marfu’, “Seorang wanita yang ditinggal

mati suaminya dilarang memakai pakaian yang

dicelup dengan ‘ushfur (pewarna merah),

pakaian merah, mengenakan perhiasan,

mewarnai kuku, dan celak.” (HR. Bukhari)

H. Abdul Aziz Siswanto, S.Th.I- Penyuluh Agama Islam, Kementerian Agama Kabupaten Bogor-08111177423

Page 33: Janda

3. Menunaikan kewajiban

yang berkaitan dengan harta

Jika suami meninggal dunia maka ada empat hal

yang berkaitan dengan harta yang

ditinggalkannya:

1. Perkara yang paling didahulukan adalah

biaya pengurusan jenazahnya

2. Kemudian hutang yang harus dikeluarkan

dari hartanya

3. Jika suami berwasiat, maka harus

dikeluarkan paling banyak sepertiga dari

hartanya untuk selain ahli waris.

4. Lalu sisanya dibagikan kepada ahli waris.

Dalam hal ini istri, baik itu satu atau lebih,

mendapat seperempat bagian jika suami

tidak memiliki anak atau seperdelapan jika

suami memiliki anak.

H. Abdul Aziz Siswanto, S.Th.I- Penyuluh Agama Islam, Kementerian Agama Kabupaten Bogor-08111177423

Page 34: Janda

Allah berfirman,

كمم ولد فإنم تمم إنم لم يكنم ل ولن الربع ما ت ركم •ت كان لكمم ولد ف لهن ال د ثمن ما ت ركم مم منم ب عميمن وصية توصون با أوم د

• “Para isteri memperoleh seperempat harta

yang kamu tinggalkan jika kamu tidak

mempunyai anak. Jika kamu mempunyai anak,

maka para isteri memperoleh seperdelapan

dari harta yang kamu tinggalkan sesudah

dipenuhi wasiat yang kamu buat atau (dan)

sesudah dibayar hutang-hutangmu.”(QS. An-

Nisa: 12)

H. Abdul Aziz Siswanto, S.Th.I- Penyuluh Agama Islam, Kementerian Agama Kabupaten Bogor-08111177423

Page 35: Janda

H. Abdul Aziz Siswanto, S.Th.I- Penyuluh Agama Islam, Kementerian Agama Kabupaten Bogor-08111177423

Page 36: Janda

Diantara 2 Pilihan

• Setia Menjanda

• Banyak alasan sebagai pertimbangan. Diantaranya:

1. Anak-anak keberatan bila ibu mereka menikah

lagi dengan laki-laki lain menggantikan posisi bapak

mereka.

2. Wanita tersebut lebih memilih fokus mendidik

anak-anaknya yang masil kecil. Karena jika ia

menikah dikhawatirkan anak-anaknya akan

terlantar.

3. Rasa cinta yang sangat kepada suaminya yang

dahulu membuat para janda enggan menikah lagi.

Iapun tidak ridha bila ada laki-laki lain menggantikan

posisi suaminya.

4. Adanya perjanjian antara wanita tersebut dengan

suaminya untuk tidak menikah lagi sepeninggalnya

nanti.

H. Abdul Aziz Siswanto, S.Th.I- Penyuluh Agama Islam, Kementerian Agama Kabupaten Bogor-08111177423

Page 37: Janda

Shahabiyyah Yang Setia Menjanda

1. Ummu Hani binti Abu Thalib,

2. Nailah binti Farafishah, istri Utsman

bin Affan radhiyallahu’anhu

3. Hujaimah Ummu Darda’ Ash Shughra

H. Abdul Aziz Siswanto, S.Th.I- Penyuluh Agama Islam, Kementerian Agama Kabupaten Bogor-08111177423

Page 38: Janda

Jika Menikah Lagi

• Jika usia janda tersebut masih muda

dan syahwatnya masih besar

kemudian takut terjatuh ke dalam fitnah

dan ingin tetap menjaga kesucian

dirinya maka lebih utama baginya

untuk menikah lagi dengan lelaki yang

dapat menjaga kehormatan dan

memenuhi kebutuhan diri dan

anaknya.

• Demikian pula bagi janda yang tidak

mampu merawat dan mendidik

anaknya sendiri, dianjurkan baginya

untuk menikah lagi.

H. Abdul Aziz Siswanto, S.Th.I- Penyuluh Agama Islam, Kementerian Agama Kabupaten Bogor-08111177423

Page 39: Janda

Shahabiyyah Yang Menikah Lagi

• Ummu Salamah

• Asma binti Umais

H. Abdul Aziz Siswanto, S.Th.I- Penyuluh Agama Islam, Kementerian Agama Kabupaten Bogor-08111177423

Page 40: Janda

Menjadi Bidadari Surga

• Rasulullah ملسو هيلع هللا ىلص bersabda,

المرأة آلخر أزواجها•

• “Wanita itu milik suaminya yang

terakhir.”

(HR. Thabrani dan Abu Ya’la)

H. Abdul Aziz Siswanto, S.Th.I- Penyuluh Agama Islam, Kementerian Agama Kabupaten Bogor-08111177423

Page 41: Janda

Terimakasih

H. Abdul Aziz Siswanto, S.Th.I- Penyuluh Agama Islam, Kementerian Agama Kabupaten Bogor-08111177423