Jam Vol 24 No 1 April 2013

66

Click here to load reader

Transcript of Jam Vol 24 No 1 April 2013

Page 1: Jam Vol 24 No 1 April 2013

VOL. 24, NO. 1, APRIL 2013

VO

L. 2

4, N

O. 1

, AP

RIL

20

13

: 1-6

1

JAM VOL. 24 NO. 1 Hal 1-61 APRIL 2013

PENGARUH UTANG LUAR NEGERI DAN EKSPORTERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA PERIODE 2000.1 – 2008.4

Y. Sri SusiloRini Setyastuti

PENGARUH KECERDASAN KINERJA, EMOSIONAL, DAN SPIRITUAL TERHADAP KINERJA GURU SMP NEGERI DI SURABAYA

Mahmudah Eny Widyaningrum

PENGARUH SIKAP DAN NORMA SUBYEKTIF PADA PENGUNGKAPANTANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN

Nurofik

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYERAPAN BELANJADANA ALOKASI KHUSUS BIDANG PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBAWA

TAHUN ANGGARAN 2010 Kaharuddin

Abdul Halim

DAMPAK ASEAN – CHINA FREE TRADE AREA TERHADAP PENURUNAN KELANGSUNGAN USAHA MIKRO DAN KECIL

Rokhedi Priyo SantosoMuhamad Ady Fahruriza

PENGARUH PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI, PENGALAMAN,GENDER, DAN RELIGIOSITAS TERHADAP KUALITAS AUDIT

Rusmawan W. Anggoro

JAMJAMTERAKREDITASI SK. Nomor: 64a/DIKTI/Kep/2010

ISSN: 0853-1259

Page 2: Jam Vol 24 No 1 April 2013

Vol. 24, No. 1, April 2013

JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM)

TERAKREDITASISK. Nomor: 64a/DIKTI/Kep/2010

EDITOR IN CHIEFDjoko Susanto

STIE YKPN Yogyakarta

EDITORIAL BOARD MEMBERS

Dody Hapsoro I Putu Sugiartha SanjayaSTIE YKPN Yogyakarta Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Dorothea Wahyu Ariani Jaka SriyanaUniversitas Atma Jaya Yogyakarta Universitas Islam Indonesia

MANAGING EDITORSBaldric Siregar

STIE YKPN Yogyakarta

EDITORIAL SECRETARYRudy Badrudin

STIE YKPN Yogyakarta

PUBLISHERPusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat STIE YKPN Yogyakarta

Jalan Seturan Yogyakarta 55281Telpon (0274) 486160, 486321 ext. 1100 Fax. (0274) 486155

EDITORIAL ADDRESSJalan Seturan Yogyakarta 55281

Telpon (0274) 486160, 486321 ext. 1332 Fax. (0274) 486155http://www.stieykpn.ac.id e-mail: [email protected]

Bank Mandiri atas nama STIE YKPN Yogyakarta No. Rekening 137 – 0095042814

Jurnal Akuntansi & Manajemen (JAM) terbit sejak tahun 1990. JAM merupakan jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh PusatPenelitian dan Pengabdian Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yayasan Keluarga Pahlawan Negara (STIE YKPN) Yogyakarta.Penerbitan JAM dimaksudkan sebagai media penuangan karya ilmiah baik berupa kajian ilmiah maupun hasil penelitian di bidangakuntansi dan manajemen. Setiap naskah yang dikirimkan ke JAM akan ditelaah oleh MITRA BESTARI yang bidangnya sesuai.Daftar nama MITRA BESTARI akan dicantumkan pada nomor paling akhir dari setiap volume. Penulis akan menerima limaeksemplar cetak lepas (off print) setelah terbit.JAM diterbitkan setahun tiga kali, yaitu pada bulan April, Agustus, dan Desember. Harga langganan JAM Rp7.500,- ditambahbiaya kirim Rp17.500,- per eksemplar. Berlangganan minimal 1 tahun (volume) atau untuk 3 kali terbitan. Kami memberikankemudahan bagi para pembaca dalam mengarsip karya ilmiah dalam bentuk electronic file artikel-artikel yang dimuat pada JAMdengan cara mengakses artikel-artikel tersebut di website STIE YKPN Yogyakarta (http://www.stieykpn.ac.id).

Tahun 1990

ISSN: 0853-1259

J U R N A LAKUNTANSI & MANAJEMEN

Page 3: Jam Vol 24 No 1 April 2013

Vol. 24, No. 1, April 2013

DAFTAR ISI

PENGARUH UTANG LUAR NEGERI DAN EKSPOR TERHADAPPERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA PERIODE 2000.1 – 2008.4

Y. Sri SusiloRini Setyastuti

1-11

PENGARUH KECERDASAN KINERJA, EMOSIONAL,DAN SPIRITUAL TERHADAP KINERJA GURU SMP NEGERI DI SURABAYA

Mahmudah Eny Widyaningrum13-22

Pengaruh SIKAP DAN NORMA SUBYEKTIF pada PengungkapanTanggung jawab Sosial Perusahaan

Nurofik23-33

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYERAPAN BELANJADANA ALOKASI KHUSUS BIDANG PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBAWA

TAHUN ANGGARAN 2010KaharuddinAbdul Halim

35-44

Dampak ASEAN – China Free Trade Area Terhadap PenurunanKelangsungan Usaha Mikro dan Kecil

Rokhedi Priyo SantosoMuhamad Ady Fahruriza

45-51

PENGARUH PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI, PENGALAMAN,GENDER, DAN RELIGIOSITAS TERHADAP KUALITAS AUDIT

Rusmawan W. Anggoro53-61

Tahun 1990

ISSN: 0853-1259

J U R N A LAKUNTANSI & MANAJEMEN

Page 4: Jam Vol 24 No 1 April 2013

1

PENGARUH UTANG LUAR NEGERI DAN EKSPOR.................................................................... (Y. Sri Susilo dan Rini Setyastuti)

Vol. 24, No. 1, April 2013Hal. 1-11

ABSTRACT

This article aims to identify and analyze the effect offoreign debts and exports to economic growth in Indo-nesia. Secondary data used is quarterly data of period2000.1 – 2008.4. Sources of data are from Bank Indone-sia and IMF. This article is based on debt led growthand export led growth hypothesis. Econometric modelused is Vector Error Correction Model (VECM). Theresults of this research are as follows: First, export vari-able lag 3 that is D{LX(-3)}has negative and signifi-cant effect to the economic growth in Indonesia periode2000.1 – 2008.4. Second, economic growth variable lag1 that is D{LG(-1)} has positive and significat effect tothe economic growth in Indonesia periode 2000.1 –2008.4. Third, foreign debts and exports proved has nopositive and signifanct effect to the economic growthin Indonesia periode 2000.1 – 2008.4.

Keywords: economic growth, foreign debts, export,VECM

JEL classification: O47, H63

PENGARUH UTANG LUAR NEGERI DAN EKSPOR TERHADAPPERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA

PERIODE 2000.1 – 2008.4

Y. Sri SusiloFakultas Ekonomi Universitas Atma Jaya Yogyakarta

E-mail: [email protected] Setyastuti

E-mail: [email protected] Ekonomi Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Kampus III Gedung BonaventuraTelepon +62 274 -487711, Fax. +62 274 485227Jalan Babarsari Nomor 43, Yogyakarta 55281

Tahun 1990

ISSN: 0853-1259

J U R N A LAKUNTANSI & MANAJEMEN

PENDAHULUAN

Banyak studi mengenai manfaat atau efektivitas utangluar negeri bagi negara-negara penerima, khususnyadi negara sedang berkembang. Studi atau kajiantersebut dianalisis dengan pendekatan kuantitatifmaupun kualitatif. Secara ekonomi makro, pengaruhutang luar negeri terhadap pertumbuhan ekonomi dapatdijelaskan sebagai berikut (Tambunan, 2008), 1) utangluar negeri diwujudkan dalam bentuk proyek atau pro-gram yang akan menciptakan kesempatan kerja,kemudian berdampak pada meningkatnya pendapatandan pengurangan kemiskinan. Pada gilirannyapendapatan pajak meningkat dan kemudianmenyebabkan surplus keuangan pemerintah.Selanjutnya, hal tersebut akan mendorongmeningkatnya investasi yang dilakukan olehpemerintah, peningkatan investasi tersebut akanmendorong produksi domestik yang berartimeningkatnya pertumbuhan ekonomi; 2) berdasarproyek dan program yang berasal dari utang luar negeriakan mencipatakan lapangan kerja, kemudian akanmeningkatkan pendapatan, menurunkan kemiskinan,

Page 5: Jam Vol 24 No 1 April 2013

2

JAM, Vol. 24, No. 1, April 2013: 1-11

meningkatkan tabungan, dan mendorong terjadinyainvestasi. Peningkatan investasi akan mendorongpeningkatan produksi domestik dan pada gilirannyamendorong pertumbuhan ekonomi.

Emery (1967) dalam Basri dan Munandar (2010)memelopori studi ekonometrika untuk mengestimasihubungan antara kinerja ekspor dan pertumbuhanekonomi. Hasil studi Emery (1967) menggunakanmetode ordinary least square (OLS), menyimpulkanbahwa ekspor merupakan faktor kunci dalammeningkatkan pertumbuhan ekonomi. Simpulan studitersebut mendukung hipotesis export-led growth(ELG). Harus diakui bahwa ada keraguan terhadaphipotesis tersebut. Berdasar berbagai studi yangpernah dilakukan (Basri dan Munandar, 2010) adasimpulan bahwa 1) tidak ada hubungan yang signifikanantara ekspor dan pertumbuhan ekonomi; 2) eksporberpengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi;dan 3) ada hubungan kausalitas antara ekspor denganpertumbuhan ekonomi. Dalam hal ini ekspor dapatmendorong pertumbuhan ekonomi, dan sebaliknyapertumbuhan ekonomi juga dapat mendorong ekspor.Permasalahan yang akan dibahas dalam riset ini adalahbagaimanakah pengaruh utang dan ekspor terhadappertumbuhan ekonomi di Indonesia selama periodetahun 2000.1 – 2008.4.

MATERI DAN METODE PENELITIAN

Bhattarai (2009) melakukan riset yang bertujuan untukmengetahui pengaruh bantuan utang luar negeriterhadap pertumbuhan ekonomi, dalam hal ini PDB riilper kapita, di negara Nepal dalam jangka panjang.Periode riset dilakukan pada tahun 1983 – 2002. Alatanalisis digunakan ekonometrika, khususnya ujikointegrasi dan mekanisme koreksi kesalahan. Dalamriset ini dimasukkan variabel stabilitas ekonomi makro,pengembangan sektor keuangan, dan keterbukaan kedalam model. Hasil riset menunjukan bahwa bantuanasing mempunyai pengaruh positif dan signifikanterhadap pertumbuhaan PDB riil per kapita dalam jangkapanjang. Efektivitas bantuan asing sangat bergantungdari kebijakan dan pengeloaan dari bantuan tersebut.Selanjutnya Ali and Issei (2005) juga melakukan risetpengaruh utang luar negeri terhadap pertumbuhanekonomi. Data yang digunakan merupakan datasekunder dan mencakup periode pengamatan dari

tahun 1975–2000. Pengamatan dilakukan terhadapnegara-negara di seluruh dunia. Model yang digunakanadalah model ekonometri. Ada tiga hal penting dari risetini, yaitu 1) pengaruh bantuan asing terhadappertumbuhan ekonomi adalah tidak linier; 2) lingkungankebijakan yang baik adalah penting bagi bantuan asingagar dapat berjalan; 3) terbukti bahwa bantuan asingdapat mendorong pertumbuhan ekonomi.

Lin and Sosin (2004) melakukan kajian pengaruhutang luar negeri terhadap pertumbuhan ekonomi.Pengamatan dilakukan terhadap 77 negara dalamperiode tahun 1970–1996. Dengan demikian, studi inimenggunakan data panel yang bersumber dari Inter-national Financial Statistic. Berdasar modelekonometri, variabel dependen adalah PDB riilsedangkan variabel independennya adalah utang luarnegeri. Hasil estimasi untuk seluruh sampel atau totaldata menunjukkan utang luar negeri berpengaruhnegatif dan tidak signifikan. Selanjutnya, kelompoknegara-negara Afrika utang luar negeri berpengaruhnegatif dengan tingkat signifikansi yang tinggi. Untuknegara-negara industri dan Amerika Latin berpengaruhnegatif dan signifikan. Kemudian untuk negara-negaraAsia dan negara-negara sedang berkembang lainnyaberpengaruh positif dan tidak signifikan.

Abual-Foul (2004) melakukan pengujian export-led growth hypothesis (ELGH) dengan kasus negaraJordania. Pengamatan dilakukan antara tahun 1976–1997. Pertumbuhan ekonomi didefinisikan sdenganpertumbuhan PDB riil, sedangkan utang merupakanutang luar negeri yang dilakukan pemerintah. Modelekonometri yang digunakan diestimasi dengan metodevector autoregressive (VAR) baik VAR in Level (VAR-L) maupun VAR in Difference (VAR-D) serta metodeerror correction model (ECM). Hasil estimasimendukung ELGH. Dengan demikian, eksporberpengaruh positif dan signifikan terhadappertumbuhan ekonomi di Jordania. Hal ini dikarenakanadanya dukungan dari berbagai pihak, pemerintah, danswasta untuk mendorong kegiatan ekspor. Dalam studijuga dilakukan pengujian kausalitas antara ekspor danpertumbuhan ekonomi. Hasil pengujian menunjukkanhanya ada hubungan satu arah yaitu eksporberpengaruh terhadap pertumbuhan dan tidak untuksebaliknya.

Balaguer and Cantavella-Jorda (2004) melakukanstudi pengaruh ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi

Page 6: Jam Vol 24 No 1 April 2013

3

PENGARUH UTANG LUAR NEGERI DAN EKSPOR.................................................................... (Y. Sri Susilo dan Rini Setyastuti)

di Spanyol. Periode riset antara tahun 1961–2000. Modelekonometri yang digunakan diestimasi dengan metodekointegrasi Johansen (1988). Juga dilakukan ujikaisalitas dengan Granger (1988). Sebelum dilakukanestimasi data maka dilakukan uji stasioberitas datadengan metode Augmented Dickey-Fuller (ADF) danPhillip-Perron (1988). Hasil estimasi mendukung export-led growth hypothesis (ELGH). Dengan demikian,ekspor berpengaruh positif dan signifikan terhadappertumbuhan ekonomi di Spanyol. Uji kausalitasmenunjukkan bahwa hanya hubungan satu arah yaituekspor mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, dansebaliknya.

Selanjutnya Awokuse (2003) melakukanpengujian export-led growth hypothesis (ELGH) untukkasus negara Canada. Periode pengamatan dalam risettersebut antara tahun 1961.1–2000.4. Data yangdigunakan merupakan data kuartalan atau triwulan.Metode ekonometri yang disusun diestimasi denganpendekatan vector error correction model (VECM) danvector autorgressive (VAR). Juga dilakukan ujikausalitas Granger (1988) dengan pengembangan yangdilakukan oleh Toda and Yamamoto (1995). Hasilestimasi mendukung ELGH dan uji kausalitas terbuktihanya satu arah. Dengan demikian, untuk kasusKanada terbukti bahwa ekspor berpengaruh positif dansignifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dan tidaksebaliknya.

Penelitian ini menggunakan data sekunderruntut waktu (time series) dalam bentuk data kuartalandengan periode pengamatan dari tahun 2001.1 – 2008.4,adapun data yang digunakan dalam penelitian iniadalah 1) pertumbuhan ekonomi (G) diperoleh dari nilaipertumbuhan riil Produk Domestik Bruto (PDB) yangdinyatakan dalam satuan persen; 2) Utang luar negeri(FA) diperoleh dari stok bantuan asing/utang luar negeripemerintah riil yang dinyatakan dalam satuan miliarrupiah; dan 3) Nilai ekspor (X) diperoleh dari nilai ekpormigas-non migas riil dikalikan harga ekpor yangdinyatakan dalam satuan miliar rupiah. Data yangdigunakan tersebut merupakan data sekunder yangdiperoleh dari berbagai sumber, antara lain IndikatorEkonomi yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik,Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia yangditerbitkan oleh Bank Indonesia, dan InternationalFinancial Statistics yang diterbitkan oleh Interna-tional Monetary Fund (IMF).

Berdasarkan studi terkait atau riset sebelumnyakemudian disusun model dasar sebagai berikut(Bhattarai, 2009; Ali and Issei, 2005; Abual-Foul, 2004;Balaguer and Cantavella-Jorda, 2004; dan Awokuse,2003):

G = f (FA)dimana:G = Pertumbuhan ekonomi (%)FA = Utang luar negeri yang diterima oleh

pemerintah (Rp milyar)X = Nilai ekspor migas dan non-migas

(Rp milyar)

Penelitian ini menggunakan pendekatan VectorAutoregression (VAR) yang merupakan data runtutwaktu, yang mana setiap variabel endogen dijelaskannilai lag nya dan lag variabel endogen lainnya. Sims,1980 dalam Gujarati and Porter (2009) memperkenalkanunrestricted VAR untuk makro-ekonometrik. Berbedadengan persamaan simultan, model VAR merupakanmodel yang a-teori, karena menggunakan informasiyang lebih sedikit. Dalam hal ini Sims menyatakan bahwajika terdapat simultanitas yang benar antar satu setvariabel, maka harus diperlakukan secara sama. Dengandemikian, dalam model VAR tidak dilakukan pembedaanantara variabel endogen dan eksogen. Tujuan VARuntuk menginvestigasi respon dinamik dari suatusistem terhadap adanya goncangan tanpa tergantungpada restriksi identifikasi yang melekat dalam modelstruktural atau restriksi kontroversial dari teori ekonomi.Estimasi model VAR mengharuskan data series harusstasioner. Apabila data series tersebut non-stasionermaka model Vector Error Correction Model (VECM)dapat digunakan dengan syarat data tersebutterkointegrasi (mempunyai hubungan jangka panjangatau terjadi ekuilibrium). Proses pembentukan modelVAR dan VECM disajikan pada Gambar 1 berikut:

Koefisien individual yang diestimasi dalammodel VAR sering sulit untuk diinterpretasikan,sehingga digunakan Impuls Respon Function (IRF).IRF menunjukkan respon dari variabel independendalam sistem VAR terhadap goncangan dalam bentukerror term untuk beberapa periode ke depan. IRFdigunakan untuk melihat respon seluruh variabelterhadap goncangan satu variabel atau sebaliknyamelihaat respon satu variabel terhadap goncangan

Page 7: Jam Vol 24 No 1 April 2013

4

JAM, Vol. 24, No. 1, April 2013: 1-11

seluruh variabel. IRF merupakan pusat analisis dari VAR.Analisis selanjutnya didasarkan pada Variance Decom-position (VD) yang menunjukkan proporsi pergerakandalam suatu rangkaian own shocks dibandingkandengan goncangan variabel lain. Apabilaantargoncangan tidak berkorelasi, maka IRF dapatdiinterpretasikan secara langsung, sebagai shock padamasing-masing dependennya. Pada umumnyaantargoncangan terjadi korelasi sehingga tidak dapatdihubungkan dengan variabel yang spesifik. VDberguna untuk meramalkan kemungkinan yang akandatang. Semakin panjang rentang waktu maka VD akanmenjadi konvergen.

HASIL PENELITIAN

Sebelum melakukan pengujian dengan model VAR atauVECM, terlebih dahulu perlu dilakukan uji stasioneritasdata, yang meliputi uji akar-akar unit (Unit Roots Test)dan uji Derajat Integrasi (Gujarati and Porter, 2009;

Stock and Watson, 2007). Pengujian ini dilakukan untukmengetahui apakah variabel yang digunakan stasioner.Pengujian dilakukan dengan metode AugmentedDickey-Fuller (ADF), yaitu dengan melihat nilai aug-mented Dickey-Fuller (ADF) hitung, kemudianmembandingkannya dengan nilai ADF tabel padatingkat kepercayaan tertentu (Enders, 2004). Dalam pro-gram Eviews 4.1 nilai ADF dilihat dari t hitung (yangdianggap sebagai ADF hitung) dari koefisien lagvariabel yang diuji pada persamaan autoregresivenya{mengandung AR(1)}, kemudian dibandingkan dengannilai kritis yang diberikan oleh Dickey dan Fuller. Nilaikritis dari Dickey dan Fuller digunakan untuk beberapasampel dan beberapa variabel. Dalam program Eviews4.1 nilai t hitung mencerminkan nilai ADF hitung. Nilaikritis ADF dari tabel Critical Dickey-Fuller t constantand trend pada α = 5% sebesar -3,62.

Dalam hal ini, hipotesis nol menyatakan bahwadata tidak stasioner. Jika nilai ADF hitung < ADF tabel,maka H

0 tidak ditolak dan begitu pula sebaliknya. Hasil

Data Time Series

Uji Stasionaritas Data

Tidak Stasionaritas

Stasionaritas di Diferensi Data

Terjadi Kointegrasi

VECM

Stasionaritas

VAR Bentuk Level

VAR Bentuk Diferensi

Gambar 1Proses Pembentukan Model VAR dan VECM

Sumber: Widarjono (2007).

Page 8: Jam Vol 24 No 1 April 2013

5

PENGARUH UTANG LUAR NEGERI DAN EKSPOR.................................................................... (Y. Sri Susilo dan Rini Setyastuti)

olahan uji akar-akar unit setiap variabel adalah sebagaiberikut.

Tabel 1Uji Akar-akar Unit Level

Variabel ADFLG (Growth) -2,50479LFA (Foreign Aid) -3,07654LX (Ekspor) -2,07879Nilai Kritis ααααα 5% -3.5629

Sumber: Data sekunder, diolah.

Tabel 1 menunjukkan bahwa semua variabel tidakstasioner pada derajat nol karena nilai ADF hitung lebihkecil daripada nilai kritisnya. Selanjutnya perludilakukan uji derajat integrasi untuk mengetahui padaderajat keberapa semua variabel akan stasioner, yaitudengan uji derajat integrasi satu.

Uji derajat integrasi hampir sama dengan uji akar-akar unit sehingga uji ini dapat dikatakan kelanjutandari uji akar-akar unit. Uji ini dilakukan jika suatu variabeltidak stasioner pada derajat nol. Hasil uji derajatintegrasi disajikan pada Tabel 2. Hasil pengujianmenunjukkan bahwa LG, LFA, dan LX stasioner padaderajat satu karena nilai ADF hitung lebih besardaripada nilai kritisnya1.

Tabel 2Uji Derajat Integrasi 1

Variabel ADFLG (Growth) -3,98223LFA (Foreign Aid) -5,97724LX (Ekspor) -6,01789Nilai Kritis ααααα 5% -3.6330

Sumber: Data sekunder, diolah.

Dikarenakan variabel LG, LFA, dan LX adalah stasionerpada derajat integrasi yang sama maka dapat dilakukanuji kointegrasi. Uji kointegrasi dilakukan denganmetode Johansen (Enders, 2004). Hasil pengujiandisajikan pada Tabel 3 berikut:

Berdasarkan hasil pengujian pada Tabel 3, nilaitrace statistic (0, 1, dan 2) > critical value at 5 %.Dengan demikian, dapat disimpulkan hasil pengujiansignifikan dan berkointegrasi. Variabel–variabel yangdigunakan dalam model ini terkointegrasi, dimanaterdapat hubungan dalam jangka panjang dan jangkapendek dan semua variabel dalam persamaan tersebutadalah variabel endogen.

Berdasarkan tahapan uji stasionaritas dan ujikointegrasi maka model yang tepat berdasarkan datayang digunakan adalah model VEC (VECM). Dua pusatpembahasan berupa Impuls Reaction Function (IRF)

Tabel 3Uji Kointegrasi (Metode Johansen)

Hypothesized Trace 5 Percent 1 PercentNo. of CE(s) Eigenvalue Statistic Critical Value Critical ValueNone * 0.396333 30.39705 29.68 35.65At most 1 * 0.274646 16.26453 15.41 20.04At most 2 ** 0.228780 7.273871 3.76 6.65*(**) denotes rejection of the hypothesis at the 5%(1%) levelTrace test indicates 3 cointegrating equation(s) at the 5% levelTrace test indicates no cointegration at the 1% level

1 Formula yang digunakan dalam menentukan jumlah lag yang optimal didapatkan dari rumus sebagai berikut: K = n1/3

dimana: K = jumlah lag optimum n = jumlah observasidengan demikian dapat dihitung K = 32 1/3 » 3

Page 9: Jam Vol 24 No 1 April 2013

6

JAM, Vol. 24, No. 1, April 2013: 1-11

dan Variance Decomposition (VD) sangat sensitifterhadap pengurutan variabel. Pengurutan variabeldilakukan dengan melihat struktur matriks kovarian re-sidual dan menghasilkan urutan sebagai berikut: LG,LFA, dan LX.

Impuls Reaction Function (IRF) menunjukkanseberapa besar pengaruh yang terjadi pada variabel-variabel endogen bila ada goncangan (shocks) sebesarsatu standar deviasi pada satu periode waktu. Barisdalam Gambar 2 menunjukkan reaksi masing-masingvariabel endogen terhadap goncangan struktural yangterjadi dalam kolom. Kolom pertama dalam Gambar 2menunjukkan bahwa goncangan LG sebesar 1 standardeviasi akan mengakibatkan perubahan utang luarnegeri mengalami kenaikan pada saatu periode kedepan, dan mengalami penurunan mulai periode ke-3sampai dengan ke-5, kemudian mengalami peningkatan

kembali. Goncangan LG memberikan respon positif LXsampai dengan periode ke-3, dan setelah mengalamipenurunan satu periode, respon akan kembali positifsampai dengan periode ke-9.

Reaksi dari goncangan hutang luar negeri (LFA)tercermin dari penurunan LG sampai dengan periodeke-3 dan terjadi kenaikan sampai dengan periode ke-8.Respon besarnya perubahan ekspor akibat goncanganutang luar negeri dalam tiga periode ke depan tidaklahsignifikan. Setelah mengalami kenaikan dalam satuperiode, respon LX ini akan menurun sampai denganperiode ke-9. Dengan demikian, utang luar negeri akancenderung mendorong pertumbuhan ekonomi tetapisetelah periode ke-3.

Kolom 3 Gambar 2 menunjukkan adanyagoncangan perubahan ekspor sebesar 1 standardeviasi. Goncangan perubahan ekspor ini memberikan

Gambar 2Impuls Reaction Function

Page 10: Jam Vol 24 No 1 April 2013

7

PENGARUH UTANG LUAR NEGERI DAN EKSPOR.................................................................... (Y. Sri Susilo dan Rini Setyastuti)

pengaruh yang relatif kecil bagi pertumbuhan ekonomisampai dengan periode ke-5 dan akan memberipengaruh yang positif mulai dari periode ke-6 sampaidengan periode ke-9. Reaksi utang luar negeri terhadapgoncangan ekspor bsru akan terjadi setelah periodeke-3. Reaksi atas goncangan ekspor akan mengecilsetelah periode ke-4.

Variance Decomposition (VD) memberikaninformasi mengenai kepentingan relatif atau besarnyaproporsi inovasi setiap variabel terhadap variabelendogen dalam sistem VAR. Dalam penelitian inidigunakan rentang waktu selama 10 periode.

Tabel 4Variance Decomposition

Keterangan InovasiLG LFA LX Total

LG 56,659 31,749 11,591 100LFA 8,660 89,839 1,5011 100LX 48,589 17,851 33,559 100

Sumber: Data sekunder, diolah.

Berdasarkan estimasi VD dalam Tabel 4, secaraumum dapat terlihat bahwa proporsi terbesar yangmempengaruhi masing-masing variabel adalah inovasi

variabel itu sendiri. 56,659% peramalan perubahanvarians error pada LG disebabkan oleh inovasi LG itusendiri, sedang sisanya ditentukan oleh variasi utangluar negeri (31,749%) dan ekspor (11,591%). Sebanyak89,839% peramalan perubahan varians error pada utangluar negeri disebabkan oleh inovasi utang luar negeriitu sendiri. Variabel lainnya memberi proporsi variasirelatif kecil. Proporsi variasi inovasi dalam variabelekspor relatif merata, meskipun yang paling dominanadalah variabel LG (48,589%) dan bukan inovasi ekspor(33,559%), sedangkan variabel utang luar negerimemberikan pengaruh sebesar 17,851%.Seperti yang dikemukakan sebelumnya bahwa makamodel persamaan yang paling baik adalah model VEC(VECM). Berikut ini ditunjukkan hasil estimasi denganmodel VECM .

Koefisien determinasi (R2) digunakan untukmelihat seberapa besar variasi perubahan variabeldependen yang dapat dijelaskan oleh variabelindependen serta dapat digunakan untuk menunjukkanseberapa tepat garis regresi yang kita peroleh. Untukvariabel dependen D(LG) besarnya R2 = 0,633634.Dengan demikian, variasi perubahan variabel D(LG)yang dapat dijelaskan oleh variabel independen didalam model adalah sebesar 63,36% dan sisanyadijelaskan oleh variabel lain di luar model. Untuk model

Tabel 5Hasil Estimasi Model VECM

Vector Error Correction Estimates Date: 10/22/09 Time: 10:52 Sample(adjusted): 2002:1 2008:4Included observations: 28 after adjusting endpointsStandard errors in ( ) & t-statistics in [ ]

Cointegrating Eq: CointEq1LG(-1) 1.000000

LFA(-1) -0.047740 (0.02521)[-1.89375]

LX(-1) -0.034645 (0.01627)[-2.12884]

C -1.043412Error Correction: D(LG) D(LFA) D(LX)

CointEq1 -0.443175 -0.434231 3.617673 (0.15855) (3.11318) (2.22849)

Page 11: Jam Vol 24 No 1 April 2013

8

JAM, Vol. 24, No. 1, April 2013: 1-11

[-2.79516] [-0.13948] [ 1.62337]

D(LG(-1)) 0.850728 1.510042 -1.935585 (0.21373) (4.19658) (3.00402)[ 3.98043] [ 0.35983] [-0.64433]

D(LG(-2)) 0.365716 -1.133035 -3.913874 (0.28825) (5.65975) (4.05139)[ 1.26877] [-0.20019] [-0.96606]

D(LG(-3)) -0.442051 -2.049936 -8.027075 (0.24333) (4.77790) (3.42014)[-1.81665] [-0.42905] [-2.34700]

D(LFA(-1)) -0.030967 -0.374624 0.198671 (0.01751) (0.34385) (0.24614)[-1.76830] [-1.08949] [ 0.80715]

D(LFA(-2)) -0.026602 -0.325750 0.201351 (0.01609) (0.31590) (0.22613)[-1.65345] [-1.03117] [ 0.89041]

D(LFA(-3)) -0.000949 0.065698 0.445900 (0.01506) (0.29574) (0.21170)[-0.06299] [ 0.22215] [ 2.10631]

D(LX(-1)) -0.002770 0.034593 -0.012800 (0.01511) (0.29669) (0.21238)[-0.18330] [ 0.11660] [-0.06027]

D(LX(-2)) -0.018958 0.025540 0.180817 (0.01502) (0.29490) (0.21109)[-1.26232] [ 0.08661] [ 0.85657]

D(LX(-3)) -0.033499 0.215834 -0.229399 (0.01494) (0.29339) (0.21002)

[-2.24193] [ 0.73565] [-1.09229]

C 0.004394 0.035755 0.064405 (0.00159) (0.03116) (0.02231)[ 2.76865] [ 1.14732] [ 2.88706]

R-squared 0.633634 0.251648 0.399893 Adj. R-squared 0.418125 -0.188560 0.046888Sum sq. resids 0.000226 0.087045 0.044602S.E. equation 0.003644 0.071556 0.051222F-statistic 2.940170 0.571657 1.132827Log likelihood 124.4642 41.09919 50.46015Akaike AIC -8.104588 -2.149942 -2.818582Schwarz SC -7.581222 -1.626576 -2.295216Mean dependent 0.003860 0.025257 0.038104S.D. dependent 0.004777 0.065635 0.052467Determinant Residual Covariance 1.36E-10Log Likelihood 219.8533Log Likelihood (d.f. adjusted) 198.8957Akaike Information Criteria -11.63541Schwarz Criteria -9.922574

Sumber: Data sekunder, diolah.

Page 12: Jam Vol 24 No 1 April 2013

9

PENGARUH UTANG LUAR NEGERI DAN EKSPOR.................................................................... (Y. Sri Susilo dan Rini Setyastuti)

dengan variabel dependen D(LFA) nilai R2 sebesar0.251648. Dengan demikian, variasi perubahan variabelDLFA yang dapat dijelaskan oleh variabel independendi dalam model adalah sebesar 25,16% dan sisanyadijelaskan oleh variabel lain di luar model. Selanjutnya,untuk model dengan variabel dependen D(LX) nilai R2

sebesar 0,399893. Dengan demikian, variasi perubahanvariabel D(LX) yang dapat dijelaskan oleh variabelindependen di dalam model adalah sebesar 39,98% dansisanya dijelaskan oleh variabel lain di luar model.

Uji F digunakan untuk melihat secarakeseluruhan apakah seluruh variabel independenberpengaruh terhadap variabel dependen. Pengujianini dilakukan dengan membandingkan nilai F hitungdengan F tabel pada tingkat kepercayaan yangdigunakan sebesar 1%, 5 %, dan 10%. Untuk modeldengan variabel dependen D(LG), besarnya F-statistik(2.940170) > F –tabel sebesar 2,51 (α = 5%). Hal iniberarti seluruh variabel independen berpengaruh secaraserentak terhadap variabel independen [D(LG)] padataraf kepercayaan 95%. Selanjutnya untuk modeldengan variabel dependen D(LFA) besarnya F-statistik(0.571657) < F – tabel sebesar 2,51 (α = 5%). Dengandemikian, seluruh variabel independen tidakberpengaruh secara serentak terhadap variabelindependen [D(LFA)]. Untuk variabel dependen D(LX),besarnya F-statistik (1,132827) < F – tabel 2,51 (á =5%). Hal ini berarti seluruh variabel independen tidakberpengaruh secara serentak terhadap variabelindependen [D(LX) ] baik nilai kritis 10%, 5%, dan 1%.

Uji ini digunakan untuk melihat apakah secaraindividu variabel independen berpengaruh terhadapvariabel dependen. Pengujian ini diawali denganhipotesis nol (H

0) yang menyatakan bahwa secara

individu variabel independen tidak berpengaruhterhadap variabel dependen pada tingkat kepercayaantertentu. Uji ini dilakukan dengan membandingkan nilait hitung dengan nilai t tabel pada tingkat kepercayaanyang digunakan sebesar 1%, 5 %, dan 10%.

Nilai t – tabel (alpha = 0.05, n – k ), dimana[n=jumlah observasi (28); k=jumlah parameter tanpakonstanta (10)]. Dengan demikian, besarnya tabel : 0.05,18 = 2.101. Untuk variabel independen D(LG(-1)) dengant – statistik (3.98043) > t – tabel (2.101). Dengandemikian, berarti signifikan di mana secara individuvariabel D(LG(-1)) berpengaruh terhadap variabelD(LG). Selanjutnya variabel independen D (LX(-3))

dengan t – statistik (-2.24193) > t – tabel (2.101). Hal iniberarti signifikan, di mana secara individu variabelD(LX(-3)) berpengaruh terhadap variabel D(LG). Untukvariabel independen CointEq1 (ECT) dengan t –statistik (-2.79516) > t – tabel (2.101), ini berartisignifikan, di mana variabel – variabel yang digunakandalam model ini terkointegrasi, serta memiliki hubungandalam jangka panjang dan jangka pendek .Modeldengan variabel dependen LFA dan LX terbukti tidaklolos dalam pengujian Goodness of Fit dalam uji Fsehingga tidak dianalisis lebih lanjut.

PEMBAHASAN

Berdasarkan seluruh variabel independen atau penjelasyang ada dalam model jelas bahwa variabel penjelasyang signifikan adalah variabel error correction term(CointEq1), variabel D{LG(-1)} sebagai variabel lag 1dari pertumbuhan ekonomi, dan variabel D{LX(-3)}sebagai variabel lag 3 dari ekspor (Tabel 5). VariabelECT (CointEq1) yang menyatakan bahwa variabel–variabel yang digunakan dalam model ini terkointegrasi,memiliki hubungan dalam jangka panjang dan jangkapendek di mana dalam persamaan VECM semua variabeladalah variabel endogenous.

Dapat dinyatakan bahwa pertumbuhan ekonomidi Indonesia pada periode tahun 2001.1 sampai 2008.4dipengaruhi secara positif dan signifikan olehpertumbuhan ekonomi tahun sebelumnya. Kemudianvariabel ekspor tiga tahun sebelumnya (lag 3)mempengaruhi secara negatif dan signifikanpertumbuhan ekonomi. Pengaruh negatif eksportersebut perlu ditelusuri lebih jauh. Hasil temuan initidak sejalan dengan studi yang dilakukan oleh Abual-Foul (2004), Balaguer and Cantavella-Jorda (2004), danAwokuse (2003) yang menyatakan bahwa eksporberpengaruh positif dan signifikan terhadappertumbuhan ekonomi. Untuk variabel utang luar negeriternyata tidak berpengaruh terhadap pertumbuhanekonomi baik pada lag 1. 2, dan 3. Hasil studi ini tidaksejalan dengan hasil riset yang dilakukan oleh Bhattarai(2009) serta kajian yang dilakukan oleh Ali and Issei(2005).Temuan ini perlu ditindaklanjuti dengan kajianyang lebih mendalam.

Jika kembali melihat hasil estimasi yang disajikanpada Tabel 5 maka dapat dilihat bahwa meskipunvariabel dependen D (LX) dipengaruhi oleh variabel

Page 13: Jam Vol 24 No 1 April 2013

10

JAM, Vol. 24, No. 1, April 2013: 1-11

penjelas D{LG(-3)} dan variabel penjelas D{LFA(-3)},tetapi karena dalam pengujian Goodness of Fit tidakdapat dibuktikan maka hal ini tidak dapat dianalisis lebihlanjut. Kemungkinan yang terjadi adalah variabelindependen tersebut mempunyai pengaruh yang tidaklangsung terhadap besarnya variabel dependen.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Simpulan riset ini sebagai berikut 1) variabel ekspor lag3 yaitu D{LX(-3)} berpengaruh negatif dan signifikanterhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia periodetahun 2001.1 sampai 2008.4; 2) variabel pertumbuhanekonomi lag 1 yaitu D{LG(-1)} berpengaruh positifdan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di In-donesia periode tahun 2001.1 sampai 2008.4; dan 3)utang luar negeri dan eskpor terbukti tidakmempengaruhi secara positif dan signifikan terhadappertumbuhan ekonomi di Indonesia periode tahun2001.1 sampai 2008.4.

Saran

Saran yang dapat direkomendasikan dari riset ini adalah1) dalam mencari utang luar negeri, pemerintahsebaiknya tetap memanfaatkan utang yang bersifatlunak (soft loan) dalam arti tingkat suku bunga rendahdan memiliki jangka waktu/grace period yang panjang.Pemerintah juga secara aktif harus mencari utang berupahibah dari berbagai negara dengan pertimbanganekonomi yang matang. Selanjutnya manajemen bantuanasing harus dilakukan dengan efektif dan efisien,disertai dengan tingkat transparansi dan akuntabilitasyang memadai; 2) pemerintah harus mendorong danmemberikan kesempatan melakukan kemudahan dalammelaksanakan ekspor bagi pelaku-pelaku ekonomi.Infrastruktur ekspor yang harus ditingkatkan baiksecara kuantitatif dan kualitatif. (3) riset ini sebaiknyaditindak lanjuti dengan melakukan pengujiankausalitas Granger (1988) serta kausalitas Toda danYamamoto (1995) untuk mengetahui apakah adahubungan kausalitas antara ekspor denganpertumbuhan ekonomi serta utang luar negeri denganpertumbuhan ekonomi. Di samping itu, jugadipertimbangkan untuk menambah besar sampel

dengan menambah periode pengamatan data.

DAFTAR PUSTAKA

Abual-Foul. B.,2004. “Testing the export-led growthhypothesis: evidence from Jordan”, AppliedEconomics Letters. 11:393-396

Ali, A.M., and Issei, H.S. 2005. “An Empirical Analysisof the Effect of Aid on Growth”. InternationalAdvance in Economic Research. 11 (1):1 – 11

Awokuse, T.O. 2003. “Is the export-led growth hypoth-esis valid for Canada?”, Canadian Journal ofEconomics. 36 (1):126-136

Balaguer, J., and Cantavella-Jorda, M. 2004.”Structuralchange in export and economic growth:cointegration and causality analysis for Spain(1961-2000)”. Applied Economics, 36:473-477

Basri, F., dan Munandar, H. 2010. Dasar-dasar EkonomiInternasional: Pengenalan dan AplikasiMetode Kuantitatif. Catakan I, PenerbitKencana, Jakarta.

Bhattarai, B.P. 2009. “Foreign Aid dan Growth in Nepal:An Empirical Analysis”. Journal of Develop-ing Areas, 42 (2):283 – 302

Enders, W. 2004. Applied Econometric Time Series. 2nd

Edition, John Wiley & Sons, Inc, New York.

Gujarati, D.N., and Porter, D.C. 2009, Basic Economet-rics. 5th Edition, McGraw-Hill International Edi-tion, Singapore.

Lin, S., and Sosin, K. 2004. “Foreign debt and eco-nomic growth”. Economics of Transition, 9(3):635-655.

Stock, J.H., and Watson, M.W. 2007. Introduction toEconometrics, 2nd Edition, Person AddisonWesley, Pearson International Edition,Singapore.

Page 14: Jam Vol 24 No 1 April 2013

11

PENGARUH UTANG LUAR NEGERI DAN EKSPOR.................................................................... (Y. Sri Susilo dan Rini Setyastuti)

Tambunan, T.T.H. 2008. Pembangunan Ekonomi &Utang Luar Negeri.Rajawali Pers, Jakarta.

Widarjono, A. 2007. Ekonometrika Teori dan AplikasiUntuk Ekonomi dan Bisnis, Edisi II, Cetakan I,Penerbit Ekonosia, Yogyakarta.

Page 15: Jam Vol 24 No 1 April 2013

13

PENGARUH KECERDASAN KINERJA, EMOSIONAL,........................................ (Mahmudah Eny Widyaningrum)

Vol. 24, No. 1, April 2013Hal. 13-22

ABSTRACT

This research analyzed effect of performance intelli-gence, emotional, and spiritual simultaneously andpartially on the performance of junior high schoolteacher in Surabaya. This study uses a quantitativeapproach to data expressed in numbers and analyzedwith statistical techniques. This research is an explana-tory research, which aims to explain the position of thestudied variables and explain causal relationships be-tween independent variable and dependent variablethrough linear regression analysis, as well as researchaimed at descriptive trying to describe and interpretthe characteristics of the object of study in accordancewith the analysis of categorical frequencies. Perfor-mance intelligence, emotional intelligence and spiritualintelligence simultaneously and significantly affect theperformance of junior high school teacher in Surabaya.Performance intelligence, emotional intelligence andspiritual intelligence is partial and significant effect onthe performance of junior high school teacher inSurabaya. Emotional intelligence has a dominant influ-ence on the performance of junior high school teacherin Surabaya. Spiritual intelligence weakest effect onteacher performance SMP Negeri Surabaya.

PENGARUH KECERDASAN KINERJA, EMOSIONAL, DANSPIRITUAL TERHADAP KINERJA GURU SMP NEGERI DI

SURABAYA

Mahmudah Eny WidyaningrumFakultas Ekonomi Universitas Bhayangkara Surabaya

Jalan Palem Timur MD-112 61256Telepon +62 31 8663588, +62 81 1335489, Fax. +62 8285601

E-mail: [email protected]

Tahun 1990

ISSN: 0853-1259

J U R N A LAKUNTANSI & MANAJEMEN

Keywords: performance intelligence, emotional intelli-gence, spiritual intelligence, performance

JEL classification: M12

PENDAHULUAN

Salah satu komponen supra sistem pembangunan yangdapat menghasilkan sumber daya manusia yangberkualitas adalah pendidikan. Pendidikan difasilitasidengan berbagai sarana dan prasana penunjang yangmengoperasionalkan kegiatan proses belajar mengajarsecara berkesinambungan, dimana salah satu komponenpenunjang tersebut adalah sekolah dan guru. Guruadalah pendidik profesional yang tugas utamanyamendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik padapendidikan anak usia dini melalui jalur pendidikan for-mal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Gurumerupakan unsur esensial lain yang membentukinstitusi pendidikan.Tanggungjawab guru yang begitu besar dalammendidik dan membentuk sumber daya manusia inilah

Page 16: Jam Vol 24 No 1 April 2013

14

JAM, Vol. 24, No. 1, April 2013: 13-22

yang menjadikan beban moril tersendiri bagi kemuliaantugas profesi keguruan. Guru selayaknya tidak hanyadituntut untuk mampu mendidik dan membentuk moralgenerasi penerus bangsa karena pada sisi lain, guruharus berjuang untuk terus mempersiapkan diri danberbenah agar mampu menghadapi tuntutan jaman.Terlebih semakin berkembangnya akal manusiasehingga dalam kesehariannya kinerja guru selaludihadapkan pada tipikal kepribadian sumber dayamanusia yang berbeda-beda.

Disini lah peran guru benar-benar diharuskanuntuk siap secara mental maupun moril dalammemberdayakan seluruh akal dan tenaganya untukterus-menerus berbenah dan mempersiapkan dirisehingga guru benar-benar layak untuk menjadi teladanserta tetap mampu menunjukkan eksistensinya baiksebagai tenaga profesional maupun sebagai individuyang cerdas. Cerdas dalam hal ini bukan hanya terkaitakan kecerdasan akal dan intelektual, tetapi juga meliputiberbagai dimensi kecerdasan lainnya sepertikecerdasan kinerja atau yang lebih dikenal dengankecerdasan menghadapi masalah, kecerdasanemosional, hingga kecerdasan spiritual, yang padaakhirnya diharapkan mampu berkontribusi padakeoptimalan kinerja guru (Yadav, 2011).

Bagi para guru di salah satu SMP Negeri diSurabaya, kinerja guru bukan hanya sekedar melakukanproses belajar mengajar, tetapi dituntut untuk selalusiap menghadapi setiap perubahan dan inovasi yangterjadi pada keseluruhan organisasi sekolah. Namun,faktanya kecerdasan kinerja yang dimiliki para gurumasih sangat minim akan pengetahuan danketerampilan di tengah keterbatasan sarana danprasarana serta tuntutan lingkungan peserta didik yangsemakin inovatif dan kreatif. Oleh karena itu, belumkeseluruhan guru mampu mendayagunakan kecerdasankinerjanya untuk turut berperan serta aktif padaterwujudnya program kinerja yang mendukungkreatifitas peserta didiknya serta program kinerjasekolahnya secara utuh.

Para guru di salah satu SMP Negeri di Surabayasangat memerlukan adanya kecerdasan emosionalterlebih para peserta didiknya merupakan para remajadengan perkembangan konsep diri yang begitukompleks dan sedang memasuki masa di mana memilikirasa keingintahuan yang begitu besar terhadap hal-halbaru di berbagai bidang. Namun, faktanya kecerdasan

emosional para guru masih relatif kurang stabil akibatkenakalan yang ditimbulkan oleh para peserta didikyang begitu menguji emosional para guru sehinggatidak jarang seorang guru sampai harus kehilanganfungsi kontrol diri sebagai tenaga pengajar danpendidik yang seharusnya mampu bersentuhanlangsung secara santun dengan para remaja tersebut.Ketika saran dan nasehat para guru tidak lagi didengar,maka tidak jarang hukuman yang bersifat keraslah yangharus diberikan kepada para peserta didiknya sehinggamemunculkan sikap emosional yang terkadang tanpasengaja justru berdampak buruk pada fisik maupunperkembangan psikis para peserta didiknya, yang padaakhirnya dapat mengganggu proses kinerja belajarmengajar di kelas.

Kecerdasan emosional, apabila diterapkan padatempat kerja, melibatkan kemampuan untuk secaraefektif memahami, mengungkapkan, memahami, danmengelola emosi secara profesional dan efektif ditempat kerja (Palmer dan Stough, 2001 dalam Chin,2011). Dikatakan juga oleh Chin (2011:1) kecerdasanemosional dan kecerdasan spiritual berpengaruhterhadap lingkungan kerja. Lingkungan kerja yang lebihbaik akan berdampak dengan tingkat produktivitasyang lebih tinggi. Oleh karena itu, kecerdasan emosionalbegitu penting dalam proses berlangsungnyapelaksanaan kinerja guru.

Menurut Yan-Hong (2009), kecerdasanemosional memiliki korelasi positif signifikan dengankinerja kerja, kinerja tugas, dan kinerja kontekstual,dimana kecerdasan emosional memiliki efek lebih kuatterhadap kinerja kontekstual dibandingkan kinerjatugas. Selain itu, kecerdasan emosional dapatmempengaruhi pencapaian nilai tugas dalam tekanandan kinerja tugas berikutnya (Lyons, 2005:700).Kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, dankecerdasan spiritual berpengaruh secara signifikan, baiksecara simultan maupun parsial, terhadap kinerjakaryawan dimana kecerdasan emosional memilikipengaruh kuat pada peningkatan kinerja (Marya, 2012).

Hasil studi tersebut berlawanan dengan hasilstudi Ayranci (2011) yang meneliti hubungan antarakecerdasan spiritual dan emosional para manajerperusahaan industri di Istanbul terhadap kinerjafinansial organisasi. Hasil penelitian menjelaskanbahwa faktor-faktor kecerdasan spiritual berpengaruhsecara lemah terhadap kinerja finansial, sedangkan

Page 17: Jam Vol 24 No 1 April 2013

15

PENGARUH KECERDASAN KINERJA, EMOSIONAL,........................................ (Mahmudah Eny Widyaningrum)

sebagian besar faktor kecerdasan emosional secarastatistik berpengaruh tidak signifikan terhadap kinerja.Muttaqiyatun (2010) menyebutkan bahwa komponen-komponen pada kecerdasan emosional berhubungandengan kecerdasan spiritual, sehingga kedua jeniskecerdasan ini menjadi komponen yang tak terpisahkandalam rangka peningkatan kinerja karyawan. Meta-analisis yang dilakukan O’boyle Jr, et al. (2010),mengenai hubungan antara kecerdasan emosional dankinerja, dimana dari ketiga model yang termasuk dalammetaanalisis tersebut yaitu 1)model berbasiskemampuan yang menggunakan item-item tes obyektif,2) laporan mandiri, dan 3) model mixed kompetensiemosional, menunjukkan hasil dimana ketiganyamemiliki hubungan dengan kinerja antar range 0.24sampai 0.30.

Sebagai sosok profesional, guru tidak hanyamengemban tugas sebagai tenaga pengajar danpendidik tetapi juga dituntut untuk mampu membentuksumber daya manusia yang bermoral tinggi. Kecerdasanspiritual diperlukan sebagai kekuatan untuk mengatasiefek sistem kapitalisme pada pemikiran bisnis danmanajemen yang merusak lingkungan dan kehidupanmanusia. Kecerdasan spiritual membuat seseorangmampu hidup dengan tujuan yang besar, lebih daripadapemenuhan kebutuhan fisik dan taraf hidup dalamaktivitas kerjanya. Penelitian terhadap 45 karyawanpada pusat konseling di Teheran Iran menunjukkanbahwa kecerdasan spiritual memiliki pengaruh positifterhadap kualitas layanan pada pusat konselingtersebut (Javaheri et al., 2013). Hal ini sejalan denganaktivitas guru yang bergerak di bidang jasa. Namun,faktanya kecerdasan spiritual para guru masih belumterbentuk secara maksimal karena dalam prosespelaksanaannya masih ditemui guru yang bekerjadengan mengedepankan aspek perasaan dankekuasaan diri sebagai tenaga pengajar yang harusdipatuhi oleh peserta didik hingga terkadangmengabaikan aspek moral yang sesungguhnya sangatdibutuhkan untuk menjadi contoh teladan bagi parapeserta didiknya.

Sering kali ditemui adanya guru yang hanyamelakukan proses belajar mengajar tanpa mampuberkomunikasi dua arah secara aktif, sehingga para gurusering kehilangan kontrol dalam memahami sikap parapeserta didik yang terkadang tidak mampu menguasaimateri pembelajaran. Bahkan guru justru hanya

berfokus pada pencapaian materi pembelajaran danmembuat materi yang memudahkan para pesertadidiknya dengan maksud agar peserta didiknya dapatlulus dengan baik, sehingga kinerja guru yangseharusnya mampu mengemban tanggungjawabdengan kecerdasan spiritual yang baik secara moralpunmenjadi terabaikan. Padahal dalam penelitian dijelaskanbahwa kecerdasan spiritual yang baik nantinya akanberpengaruh terhadap kinerja dan kecerdasanemosional (Cipta, 2009). Menurut Attri (2012),kecerdasan spiritual merupakan komponen terpentingdalam sebuah organisasi. Manajemen kecerdasan spiri-tual yang baik tanpa memisahkan dari elemen lainmerupakan ilmu yang harus dimiliki oleh pelakuorganisasi maupun karyawan demi pengembangan in-dividual maupun organisasinya (Tischler, 2002).

Penelitian lain menunjukkan hubunganantarvariabel kecerdasan spiritual, kecerdasanemosional, dan kinerja, dimana kecerdasan spiritualberpengaruh tidak langsung terhadap kinerja dengankecerdasan emosional sebagai variabel mediator(Hanafi, 2010). Muttaqiyatun (2010) melakukan analisisregresi multiple pada kecerdasan inttelektual, spiritual,dan emosional. Hasilnya adalah ketiganya berpengaruhsecara signifikan, baik secara simultan maupun parsialterhadap kinerja. Hasil yang sama juga didapatkan olehNotoprasetiyo (2012) yang meneliti hubungankecerdasan emosional dan spiritual pada auditor kantorakuntan publik dengan menggunakan regresi linierberganda. Hasilnya adalah kecerdasan emosional danspiritual auditor berpengaruh terhadap kinerja, baiksecara simultan maupun parsial. Berdasarkanpenjelasan tersebut, maka tujuan penelitian ini adalahuntuk mengetahui dan menguji pengaruh kecerdasankinerja, emosional, dan spiritual terhadap kinerja gurudi salah satu SMP Negeri di Surabaya.

MATERI DAN METODE PENELITIAN

Penelitian ini diadakan di salah satu instansi pendidikankota Surabaya. Jumlah siswa sekolah ini mencapai 969orang. Jumlah karyawan mencapai 83 orang yangmeliputi 1 kepala sekolah, 67 tenaga pengajar, 8karyawan bagian tata usaha, 4 karyawan bagiankebersihan, 2 satpam yang masing-masing terbagidalam shift pagi dan siang, dan 1 penjaga malam.Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Page 18: Jam Vol 24 No 1 April 2013

16

JAM, Vol. 24, No. 1, April 2013: 13-22

seluruh guru yang mengajar di salah satu SMP Negeridi Surabaya sebesar 67 orang. Penelitian inimenggunakan metode sensus dimana jumlah sampelsama dengan jumlah populasinya sehingga tidak melaluikaidah teknik sampling. Berdasarkan sebaran kuisionerdengan sampel 67 responden yaitu seluruh guru disalah satu SMP Negeri di Surabaya, hasil distribusikuisioner yang kembali terkumpul dan layak ditelitiadalah 60 kuisioner.

Kecerdasan kinerja sebagai improvisasi dalammengembangkan kreativitas kemampuan mengajar bagiguru di salah satu SMP Negeri di Surabaya berpengaruhpada kinerjanya. Hal ini seperti yang dikemukakanWibowo (2012:494), bahwa kecerdasan kinerja adalahkemampuan untuk menampilkan yang terbaik ketikamenghadapi banyak masalah. Penyampaian teorikecerdasan emosional yang berpengaruh terhadapkinerja guru di salah satu SMP Negeri di Surabaya,karena dengan kecerdasan emosional yang baik akanmampu melaksanakan kinerja dengan baik pula.Kecerdasan emosional terkait dengan kemampuanuntuk mengelola perasaan terhadap diri sendiri danterhadap orang lain.

Penyampaian teori kecerdasan spiritual pentingbagi dedikasi kinerja guru di salah satu SMP Negeri diSurabaya dalam melaksanakan tugas profesionalnya.Kecerdasan spiritual diciptakan oleh kesadaranindividu berkaitan dengan dirinya sendiri danditingkatkan oleh perhatiannya terhadap duniasekitarnya dan penciptanya Kecerdasan spiritualindividu menempatkan uni-dimensi kehidupan mate-rial yang sama dan mengambil tindakan untukmenciptakan sebuah dunia untuk semua melaluipengakuan yang benar dari sifat fisik dan rohaninya(Javadi, 2012:379).

Penyampaian teori kinerja yang merangkumberbagai hubungan sebab-akibat dari adanyakecerdasan kinerja, kecerdasan emosional, dankecerdasan spiritual sebagai hasil pelaksanaan kinerjaguru di salah satu SMP Negeri di Surabaya. Kinerjaguru adalah kemampuan yang ditunjukkan oleh gurudalam melaksanakan tugas atau pekerjaannya. Limamodel hubungan antara kecerdasan emosional,kecerdasan spiritual, dan kinerja yang banyakdigunakan untuk penelitian-penelitian selanjutnya,yaitu 1) model sebab-akibat yang benar2 terpisah, 2)model sebab-akibat yang berhubungan, 3)model sebab-

akibat yang berhubungan dengan komponen yangsama pada masing-masing kecerdasan, 4) model sebab-akibat dengan salah satunya sebagai variable antara,dan 5) hanya elemen yang sama antara kecerdasanemosional dan spiritual yang berhubungan dengankinerja.

Astuti (2009) melakukan penelitian dengan judultentang Pengaruh Kecerdasan Emosional TerhadapKinerja Perawat Rumah Sakit Adi Husada UndaanWetan Surabaya. Penelitian ini menggunakan teknikanalisis statistik regresi linier berganda, denganmenjadikan 45 orang perawat sebagai sampelnya.Penelitian ini menggunakan variabel kinerja (Y) danfaktor-faktor kecerdasan emosional yang terdiri ataskesadaran diri (X

1), pengaturan diri (X

2), motivasi diri

(X3), kesadaran sosial (X

4), dan keterampilan sosial (X

5).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelima faktorkecerdasan emosional tersebut memiliki pengaruhsignifikan dengan hasil F

hitung sebesar 51,175 dan

variabel kesadaran diri (X1) mempunyai pengaruh

secara parsial terhadap kinerja perawat dengan nilaibeta sebesar 0,364.

Cipta (2009) melakukan penelitian dengan judulPengaruh Kecerdasan Spiritual Terhadap KinerjaKaryawan Melalui Kecerdasan Emosional SebagaiVariabel Intervening Pada Karyawan PT. AsuransiTakaful Keluarga Kantor Pemasaran Surabaya.Penelitian ini menggunakan teknik analisis jalur yangmenghasilkan simpulan bahwa kecerdasan spiritualmempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerjakaryawan dan kecerdasan spiritual mempunyaipengaruh tidak langsung terhadap kinerja karyawanmelalui kecerdasan emosional. Berdasarkan uraianpenelitian terdahulu, maka disusun hipotesis penelitiansebagai berikut:H1: Kecerdasan kinerja, kecerdasan emosional, dan

kecerdasan spiritual berpengaruh secara simultandan signifikan terhadap kinerja guru di salah satuSMP Negeri di Surabaya.

H2: Kecerdasan kinerja, kecerdasan emosional, dankecerdasan spiritual berpengaruh secara parsialdan signifikan terhadap kinerja guru di salah satuSMP Negeri di Surabaya.

H3: Kecerdasan emosional mempunyai pengaruhdominan terhadap kinerja guru di salah satu SMPNegeri di Surabaya SMP Negeri 28 Surabaya.

Penelitian ini menggunakan metode pendekatan

Page 19: Jam Vol 24 No 1 April 2013

17

PENGARUH KECERDASAN KINERJA, EMOSIONAL,........................................ (Mahmudah Eny Widyaningrum)

kuantitatif yang datanya dinyatakan dalam angka dandianalisis dengan teknik statistik. Selain itu, penelitianini juga merupakan penelitian eksplanasi. Dengandemikian, penelitian ini akan menghasilkan tanggapanresponden dan penjelasan kausal variabel-variabelnyatentang pengaruh kecerdasan kinerja, kecerdasanemosional, dan kecerdasan spiritual, terhadap kinerjaguru di salah satu SMP Negeri di Surabaya.

Menurut Wibowo (2012:494), kecerdasan kinerjaadalah kemampuan untuk menampilkan yang terbaikketika menghadapi banyak masalah. Indikator variabelkecerdasan kinerja adalah 1) focus, 2) confidence, 3)Winning Game Plan, 4) Self-Dicipline, dan 5) Com-petitiveness. Indikator variabel kecerdasan emosionaladalah 1) kesadaran atas diri sendiri, 2) manajemenpengelolaan diri, 3) kesadaran social, dan 4) manajemenhubungan antar pribadi. Indikator variabel kecerdasanspiritual adalah 1) memiliki prinsip dan visi yang kuat,2) mampu melihat kesatuan dalam keanekaragaman, 3)mampu memaknai setiap sisi kehidupan, (4) mampumengelola dan bertahan dalam kesulitan danpenderitaan. Indikator variabel kinerja adalah 1)karakteristik individu, 2) proses, 3) hasil, dan 4)kombinasi antara karakteristik individu, proses, danhasil.

Setelah data kuesioner dikumpulkan, maka akandiolah dengan menggunakan bantuan program aplikasiSPSS for windows version 18.0 untuk menganalisa hasildata deskriptif dan hasil data regresi linier berganda.Pada analisis regresi linier berganda terdapat beberapasyarat uji yang harus dipenuhi antara lain yaitu uji F,uji t, uji R2, dan uji asumsi klasik. Uji validitasmenggunakan teknik pearson product moment, dimanaapabila tingkat signifikansi < 0.05 atau nilai r

hitung > r

tabel

(0.254) pada n=60 (Wibowo, A E, 2012:171), makapernyataan dalam kuisioner adalah valid.

HASIL PENELITIAN

Analisis deskripsi variabel penelitian ini menggunakanskala diferensial semantik berjenis skala linier numerikyang dapat digunakan untuk mengukur sikap danpersepsi. Variabel kecerdasan kinerja pada penelitianini terdiri atas 5 indikator yang meliputi fokus padatujuan masa depan, percaya diri dalam menyelesaikanmasalah, keinginan untuk berhasil, melakukanperubahan/perbaikan diri, dan memiliki daya saing.

Berdasarkan hasil tabulasi data, diperoleh distribusifrekuensi rata-rata penilaian responden terhadapvariabel kecerdasan kinerja seperti ditunjukkan padaTabel 1:

Tabel 1Mean Variabel Kecerdasan Kinerja

Indikator Item Mean Item MeanTotal

Kecerdasan Kinerja 1 4.48 4.4133(X1) 2 4.38

3 4.65 4 4.55 5 4.00Sumber: Data primer, diolah.

Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat rata-ratapenilaian responden terhadap variabel kecerdasankinerja, yaitu sebesar 4.4133. Hal ini menunjukkan bahwakecerdasan kinerja yang dimiliki oleh sebagian besarresponden yaitu guru di salah satu SMP Negeri diSurabaya berada pada rentang skala yang sangat baik.Variabel kecerdasan emosional pada penelitian ini terdiriatas 4 indikator yang meliputi kesadaran atas diri sendiri,manajemen mengelola diri, kesadaran sosial, danmanajemen hubungan antar pribadi. Berdasarkan hasiltabulasi data, diperoleh distribusi frekuensi rata-ratapenilaian responden terhadap variabel kecerdasanemosional seperti ditunjukkan pada Tabel 2:

Tabel 2Mean Variabel Kecerdasan Emosional

Indikator Item Mean Item MeanTotal

Kecerdasan Emosional 1 4.22 4.2750(X2) 2 4.15

3 4.40 4 4.33

Sumber: Data primer, diolah.

Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat rata-rata penilaianresponden terhadap variabel kecerdasan emosional,yaitu sebesar 4.2750. Hal ini menunjukkan bahwakecerdasan emosional yang dimiliki oleh sebagian besar

Page 20: Jam Vol 24 No 1 April 2013

18

JAM, Vol. 24, No. 1, April 2013: 13-22

responden yaitu guru di salah satu SMP Negeri diSurabaya berada pada rentang skala yang sangat baik.Variabel kecerdasan spiritual pada penelitian ini terdiriatas 4 indikator yang meliputi prinsip dan visi yangkuat, menghargai perbedaan, kemampuan memaknaisetiap sisi kehidupan, dan kemampuan bertahanmenghadapi kesulitan dan penderitaan. Berdasarkanhasil tabulasi data, diperoleh distribusi frekuensi rata-rata penilaian responden terhadap variabel kecerdasanspiritual seperti ditunjukkan pada Tabel 3:

Tabel 3Mean Variabel Kecerdasan Spiritual

Indikator Item Mean Item MeanTotal

Kecerdasan Spiritual 1 4.57 4.4542(X3) 2 4.65

3 4.37 4 4.23

Sumber: Data primer, diolah.

Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat rata-ratapenilaian responden terhadap variabel kecerdasan spiri-tual yang sebesar 4.4542. Hal ini menunjukkan bahwakecerdasan spiritual yang dimiliki oleh sebagian besarresponden yaitu guru SMP Negeri di salah satu SMPNegeri di Surabaya berada pada rentang skala yangsangat baik.

Variabel kinerja pada penelitian ini terdiri atas 4indikator yang meliputi karakteristik individu, proses,hasil, dan kepuasaan atas hasil evaluasi kerja yangdidapat. Berdasarkan hasil tabulasi data, diperoleh dis-tribusi frekuensi rata-rata penilaian responden terhadapvariabel kinerja seperti ditunjukkan pada Tabel 4:

Tabel 4Mean Variabel Kinerja

Indikator Item Mean Item MeanTotal

Kinerja 1 4.50 4.3000(Y) 2 4.35 3 4.22 4 4.13

Sumber: Data primer, diolah.

Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihat rata-ratapenilaian responden terhadap variabel kecerdasanemosional memiliki yang sebesar 4.3000. Hal inimenunjukkan bahwa kinerja yang dimiliki oleh sebagianbesar responden yaitu guru di salah satu SMP Negeridi Surabaya berada pada rentang skala yang sangatbaik.

Analisis regresi linier berganda ini diuji denganmenggunakan bantuan program aplikasi SPSS for win-dows version 18.0 yang menguji pengaruh kecerdasankinerja (X

1), kecerdasan emosional (X

2), dan kecerdasan

spiritual (X3) terhadap kinerja guru (Y). Hasil pengujian

menunjukkan model persamaan regresi, yaitu: Y = 0.334X

1 + 0.466 X

2 + 0.174 X

3

Uji model regresi pada penelitian ini merupakansyarat best liner unbiased estimator (BLUE) yang harusdipenuhi pada analisis regresi yang salah satunyaadalah memenuhi syarat uji asumsi klasik regresi. Ujimultikolinearitas bertujuan untuk mengetahui apakahpada model regresi ditemukan korelasi antarvariabelbebasnya. Jika nilai VIF < 10 atau nilai tolerancemendekati angka 1, maka dinyatakan bahwa pada modelregresi tidak terjadi multikolinearitas. Hasil ujimultikolinearitas ditunjukkan pada Tabel 5:

Tabel 5Hasil Uji Multikolinearitas

Variabel Tolerance Varianve InflationFactor

(T) (VIF)X1 0.530 1.886X2 0.508 1.967X3 0.812 1.232

Sumber: Data primer, diolah.

Berdasarkan Tabel 5 dapat dilihat nilai koefisien VIFpada semua variabel bebasnya lebih kecil daripada 10dan nilai T lebih besar daripada 0.1, sehingga dapatdinyatakan bahwa model regresi tersebut tidakmengalami gejala multikolinearitas. Uji heterokedasti-sitas bertujuan untuk mengetahui apakah terdapatvarian variabel dalam model regresi, yaitu melalui ujispearman’s rho. Apabila nilai absolute residualnyamenghasilkan nilai sig. > α (0.05) maka model tersebutdinyatakan tidak mengalami gejala heteroskedastisitas.Hasil uji heterokedastisitas ditunjukkan pada Tabel 6:

Page 21: Jam Vol 24 No 1 April 2013

19

PENGARUH KECERDASAN KINERJA, EMOSIONAL,........................................ (Mahmudah Eny Widyaningrum)

Tabel 6Hasil Uji Heterokedastisitas

Variabel UnstandardizedResidual

X1 0.771X2 0.923X3 0.627

Sumber: Data primer, diiolah.

Berdasarkan Tabel 6 dapat dilihat bahwa absoluteresidualnya menghasilkan nilai yang lebih besar darinilai sig. α (0.05) pada semua variabel bebasnya,sehingga dapat dinyatakan bahwa model regresitersebut tidak mengalami gejala heterokedastisitas.

Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahuiapakah terdapat korelasi menurut ruang atau waktu,yaitu dengan menggunakan metode Durbin–Watsonjika berada pada range nilai dU hingga (4-dU), maka

dinyatakan tidak terjadi autokorelasi. Denganmenggunakan bantuan program aplikasi SPSS for win-dows version 18.0, didapat hasil uji autokorelasi Durbin–Watson sebesar 2.087. Nilai tersebut berada pada rangedU hingga (4-dU) sehingga dapat dinyatakan bahwamodel regresi penelitian ini tidak terjadi autokorelasi.Hasil pengolahan uji validitas penelitian ini ditunjukkanpada Tabel 7:

Berdasarkan hasil uji validitas tersebut dapatdinyatakan bahwa seluruh indikator variabel penelitianyang digunakan pada kuisioner adalah valid untukditeliti lebih lanjut. Uji reliabilitas bertujuan untukmengetahui sejauh mana konsistensi kuisioner agardapat digunakan lagi dalam mengukur konstrukvariabelnya. Uji reliabilitas ini menggunakan metodeCronbach’s Alpha, dimana apabila α > 0,6 makapernyataan dalam kuisioner adalah reliabel. Hasilpengolahan uji reliabilitas penelitian ini ditunjukkanpada Tabel 8:

Tabel 7Hasil Uji Validitas

Variabel Indikator Pearson Sig. SimpulanCorrelation (2-Tailed)

Kecerdasan Kinerja X1.1

0.777 0.000 Valid(X1) X

1.20.723 0.000 Valid

X1.3

0.828 0.000 Valid X

1.40.789 0.000 Valid

X1.5

0.713 0.000 ValidKecerdasan Emosional X

2.10.627 0.000 Valid

(X2) X2.2

0.685 0.000 Valid X

2.30.754 0.000 Valid

X2.4

0.781 0.000 ValidKecerdasan Spiritual X

3.10.667 0.000 Valid

(X3) X3.2

0.729 0.000 Valid X

3.30.765 0.000 Valid

X3.4

0.611 0.000 ValidKinerja Y

10.741 0.000 Valid

(Y) Y2

0.645 0.000 Valid Y

30.745 0.000 Valid

Y4

0.713 0.000 Valid

Sumber: Data primer, diolah.

Page 22: Jam Vol 24 No 1 April 2013

20

JAM, Vol. 24, No. 1, April 2013: 13-22

Berdasarkan hasil uji reliabilitas tersebut dapatdinyatakan bahwa butir-butir pernyataan sebagaiindikator pada kuisioner memiliki konstruk yang kuatdan konsisten untuk diteliti lebih lanjut.

PEMBAHASAN

Hipotesis pertama adalah variabel kecerdasan kinerja,kecerdasan emosional, dan kecerdasan spiritualberpengaruh secara simultan dan signifikan terhadapkinerja guru di salah satu SMP Negeri di Surabaya.Hipotesis pertama ini diterima apabila uji F pada modelregresi terbentuk signifikan dengan nilai sig.<α (0.05).Hasil uji analisis regresi pada tabel annovamenunjukkan nilai Psig. sebesar 0.000. Nilai ini lebihkecil dari tingkat nilai α (0.05), sehingga dapatdinyatakan bahwa hipotesis pertama diterima.

Hipotesis kedua adalah variabel kecerdasankinerja, kecerdasan emosional, dan kecerdasan spiri-tual berpengaruh parsial dan signifikan terhadap kinerjaguru di salah satu SMP Negeri di Surabaya. Hipotesiskedua ini diterima apabila uji t pada model regresiterbentuk signifikan dengan nilai sig.<α (0.05). Hasiluji analisis regresi parsial ditunjukkan pada Tabel 9:

Tabel 9Koefisien Regresi Parsial

Variabel Sig,X1 0.002X2 0.000X3 0.043

Sumber: Data primer, diolah

Berdasarkan Tabel 9, uji t untuk variabelkecerdasan kinerja (X1), kecerdasan emosional (X2),dan kecerdasan spiritual (X3) menghasilkan nilai yanglebih kecil dari nilai sig.α (0.05). Dengan demikian, dapatdinyatakan bahwa hipotesis kedua 2 diterima.

Hipotesis ketiga adalah bahwa variabelkecerdasan emosional mempunyai pengaruh dominanterhadap kinerja guru SMP Negeri 28 Surabaya.Hipotesis ketiga ini diterima apabila pada tabel outputCoefficients menunjukkan tingkat signifikansikecerdasan emosional menghasilkan nilai sig.<α (0.05)dan nilai koefisien beta yang terbesar. Kemudian saatdibandingkan kembali, nilai Psig. tersebut merupakanyang terkecil, dan nilai beta tersebut merupakan nilaiyang paling besar di antara keseluruhan variabelindependen lainnya yaitu kecerdasan kinerja dankecerdasan spiritual.

Hasil uji analisis regresi secara dominanditunjukkan pada Tabel 10:

Tabel 10Koefisien Regresi Dominan

Variabel Standardized Coefficients Sig.Beta

X1 0.334 0.002X2 0.466 0.000X3 0.174 0.043

Sumber : Data Diolah

Berdasarkan Tabel 10, tampak variabel yangmemiliki nilai beta terbesar dan nilai Psig. terkecil adalahvariabel kecerdasan emosional (X2), sehingga dapatdinyatakan bahwa hipotesis penelitian 3 diterima dan

Tabel 8Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Indikator Cronbach’s SimpulanAlpha

Kecerdasan Kinerja X1 0.811 ReliabelKecerdasan Emosional X2 0.677 ReliabelKecerdasan Spiritual X3 0.638 ReliabelKinerja Y 0.676 Reliabel

Sumber: Data primer, diolah.

Page 23: Jam Vol 24 No 1 April 2013

21

PENGARUH KECERDASAN KINERJA, EMOSIONAL,........................................ (Mahmudah Eny Widyaningrum)

menunjukkan kebenaran bahwa kecerdasan emosionalmemiliki pengaruh dominan terhadap kinerja guru disalah satu SMP Negeri di Surabaya.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yangdilakukan. Maka pada penelitian ini dapat disimpulansebagai berikut 1) kecerdasan kinerja, kecerdasanemosional, dan kecerdasan spiritual secara simultandan signifikan berpengaruh terhadap kinerja guru disalah satu SMP Negeri di Surabaya. Hal ini dapat dilihatdari hasil uji F yang memiliki nilai Psig. sebesar 0.000,dimana nilai ini lebih kecil dari tingkat nilai α (0.05); 2)kecerdasan kinerja, kecerdasan emosional, dankecerdasan spiritual secara parsial dan signifikanberpengaruh terhadap kinerja guru di salah satu SMPNegeri di Surabaya. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji t,dimana masing-masing variabel memiliki nilai sig. yanglebih kecil dari nilai sig.α (0.05); 3) Kecerdasanemosional mempunyai pengaruh dominan terhadapkinerja guru di salah satu SMP Negeri di Surabaya. Halini dapat dilihat dari kecerdasan emosional yangmemiliki nilai paling besar. Dengan demikian dapatdisimpulkan bahwa hipotesis penelitian ketiga terbukti.

Saran

Berdasarkan hasil seluruh analisis padapenelitian ini, maka dapat disampaikan beberapa saransebagai berikut, yaitu 1) pihak sekolah dapat lebihmemperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhikecerdasan emosional para guru, baik denganmeningkatkan kesadaran diri, hubungan sosial, maupuninteraksi antar pribadi, karena pada penelitian inididapat hasil kecerdasan emosional yang berpengaruhdominan terhadap kinerja guru di salah satu SMPNegeri di Surabaya; 2) pihak sekolah mengadakanberbagai pelatihan lebih dalam bidang kecerdasankinerja, emosional, dan spiritual para guru, sehinggadiharapkan kecerdasan kinerja dan spiritual para gurudapat meningkat sejalan dengan kecerdasanemosionalnya, terlebih dalam penelitian ini hasilnyamejelaskan bahwa kecerdasan spiritual para gurumemiliki pengaruh yang lemah terhadap kinerja guru

SMP Negeri 28 Surabaya; dan 3) bagi pengembanganpenelitian selanjutnya dapat memperhatikan faktor-faktor variabel lain diluar variabel kecerdasan kinerja,emosional, dan spiritual, terlebih masih terdapat 32%variabel lain yang dapat berkontribusi dalammempengaruhi tingkat kinerja karyawan.

DAFTAR PUSTAKA

Astuti, Ida Dwi. 2009. Pengaruh KecerdasanEmosional Terhadap Kinerja Perawat RumahSakit Adi Husada Undaan Wetan Surabaya.Skripsi. Universitas Airlangga, Surabaya.

Attri, R. 2012. “Spiritual Intelligence: A Model for In-spirational Leadership”. The InternationalJournal’s: Research Journal of Social Scienceand Management [Electronic] Vol.1, No.9:212-219. Available: www.ssrn.com/abstract=1982928[24 Oktober 2012].

Ayranci, E. 2011. “Effects of Top Turkish Managers’Emotional and Spiritual Intelligences on TheirOrganizations’ Financial Performance”. BusinessIntelligence Journal. [Electronic], Vol 4 (1):9-36. Available: www.saycocorporativo.com/saycoUK/BIJ/Journal/Vol4No1 [20 Oktober2012].

Chin, S., Anantharaman, R., Tong D. 2011. “The Rolesof Emotional Intelligence and Spiritual Intelli-gence at the Workplace’. Journal of HumanResources Management Research [Elec-tronic]:1-9. Available:www.ibimapublishing.com [16 Oktober 2012].

Cipta, Guruh Wijaya. 2009. Pengaruh KecerdasanSpiritual Terhadap Kinerja Karyawan MelaluiKecerdasan Emosional Sebagai Variabel In-tervening Pada Karyawan PT. AsuransiTakaful Keluarga Kantor PemasaranSurabaya, Skripsi, Universitas Airlangga,Surabaya.

Hanafi, R. 2010. “Spiritual Intelligence, Emotional In-

Page 24: Jam Vol 24 No 1 April 2013

22

JAM, Vol. 24, No. 1, April 2013: 13-22

telligence and Auditor’s Performance”. Journalof Accounting & Auditing Indonesia [Elec-tronic], Vol 14, No. 1. Available :www.journal.uii.ac.id [17 Oktober 2012].

Javadi, MHM., Mehrebi, J., Balouei, J., Samangooei, B.2012. “Studying the Impact of Emotional Intelli-gence and Spiritual Intelligence on Organiza-tional Entrepreneurship’’ . Australian Journal ofBasic and Applied Sciences [Electronic], Vol.6(9):378-384, Available: www.ajbasweb. com/ajbas/2012/Sep%202012/378-384 [15 Oktober2012].

Javaheri, H., Safarnia, H., Mollahosseini, A. 2013. “Sur-vey Relationship Between Spiritual Intelligenceand Service Quality”. “Interdisciplinary Jour-nal of Contemporary Research in Business”[Electronic], Vol.4 (9):547-554. Available:www.ijcrb.webs.com [24 Februari 2013].

Lyons, J.B., Schneider, T.R. 2005. “The influence ofemotional intelligence on performance”, Per-sonality and Individual Differences [Elec-tronic], Vol. 39 (4). Available:www.psycnet.apa.org/ psycinfo/2005-10263-001[16 Oktober 2012].

Marya, CRI. 2012. “The Influence Of Intellectual Intel-ligence, Emotional Intelligence and Spiritual In-telligence on The Employee Performance. atPT.Angkasa Pura II Branch Sultan Syarif KasimII Airport Pekanbaru’. Repository University ogRiau [Electronic]. Available: http://repository.unri.ac.id/handle/123456789/2267 [16 Oktober2012].

Muttaqiyatun, A. 2010. “Pengaruh KecerdasanEmosional, Kecerdasan Intelektual DanKecerdasan Spiritual Terhadap Kinerja Dosen’.Jurnal Ekonomika-Bisnis, Vol. 2 (2):395 – 408.

Notoprasetiyo, CG. 2012. ‘Pengaruh KecerdasanEmosional Dan Kecerdasan Spiritual AuditorTerhadap Kinerja Auditor Pada Kantor AkuntanPublik Di Surabaya”. Jurnal Ilmiah MahasiswaAkuntansi. Fakultas Bisnis Unika Widya

Mandala. Vol. 1, No. 4: 76-81.

O’Boyle Jr, EH., Humphrey, RH., Pollack, JM., Hawver,TH., Story, PA. 2010. ‘The Relation BetweenEmotional Intelligence And Job Performance: AMeta Analysis’. Journal of OrganizationalBehaviour, Vol.32:788-818. Available:www.onlinelibrary.wiley.com

Tischler, L., Biberman, J., McKeage, R. 2002. ‘LinkingEmotional Intelligence, Spirituality and Work-place Performance: Definitions, Models andIdeas for Research’. Journal of ManagerialPsychology [Electronic], Vol. 17 (3): 203-218.Available:www.emeraldinsight.com/0268-3946.htm [18 Oktober 2012].

Wibowo, 2012, Manajemen Kinerja, Edisi ketiga,Cetakan Keenam, Jakarta: Rajawali Pers.

Yadav, N. 2011. “Emotional Intelligence and Its Effectson Job Performance: a Comparative Study onLife Insurance Sales Proffesionals’. Interna-tional Journal of Multidisciplinary Research:248-260. Available: www. zenithresearch.org.in

Yan-Hong, Y. 2009. “The influence of emotional intelli-gence on job performance: Moderating effectsof leadership’. Management Science and En-gineering. ICMSE 2009. International Confer-ence. Management Science and Engineer-ing:1155 – 1160.

Page 25: Jam Vol 24 No 1 April 2013

23

PENGARUH SIKAP DAN NORMA SUBYEKTIF PADA PENGUNGKAPAN..................... (Nurofik)

Vol. 24, No. 1, April 2013Hal. 23-33

ABSTRACT

This research investigates decisions to disclose theCSR at the level of individual decision maker (i.e. ChiefFinancial Officer/Finance Manager) by applying thetheory of reasoned action. In accordance with thetheory, research on public companies managers in in-dustrial sectors such as Miscellaneous Industry, Con-sumer Goods, Basic and Chemical Industry, Mining,and Agricultural Industry, found that managers’ atti-tudes towards the CSR disclosure and managers’ sub-jective norms on CSR disclosure displayed a positiveinfluence on their intention to disclose CSR. Further-more, managers’ intentions to disclose CSR also exhib-ited a positive influence on the CSR disclosure.

Keywords: corporate social responsibility disclosure,behavioral intention, attitude towards the behavior,subjective norms, behavioral beliefs, normative beliefs

JEL classification: D23, M14

PENDAHULUAN

Salah satu isu kontemporer dalam dunia bisnis adalahisu tentang tanggung jawab sosial perusahaan (TSP)

PENGARUH SIKAP DAN NORMA SUBYEKTIFPADA PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL

PERUSAHAAN

NurofikSekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN Yogyakarta

Jalan Seturan Yogyakarta 55281Telepon +62 274 486160, 486321, Fax. +62 274 486155

E-mail: [email protected]

Tahun 1990

ISSN: 0853-1259

J U R N A LAKUNTANSI & MANAJEMEN

atau corporate social responsibility (CSR). Salah satucara untuk mengetahui TSP adalah melalui pelaporanatau pengungkapan (disclosure) TSP (Weldman, 2002).Dalam keadaan pengungkapan TSP masih bersifatsukarela, keragaman praktik pengungkapan TSP telahmemunculkan debat tentang berbagai isu(pengungkapan) TSP (Vourvachis, 2006), termasuk isutentang determinan atau motivasi manajer dalammengungkapkan TSP. Pertanyaan penting yang munculadalah ‘Apakah pengungkapan TSP merupakanaktivitas reaktif atau proaktif dari perusahaan?’Pertanyaan tersebut terefleksi pada hasil-hasil penelitianempiris tentang TSP dan pengungkapannya yangbelum padu.

Berdasar sudut pandang reaktif, pengungkapanTSP diekspektasi meningkat ketika perusahaanmenghadapi ancaman legitimasinya (Deegan, 2002).Sebaliknya, dari sudut pandang proaktif,pengungkapan TSP diekspektasi terjadi ketika manajerberupaya meminimumkan laba dilaporkan untukmengurangi tindakan politik yang tidak menguntungkanperusahaan, atau untuk menyampaikan informasi yangmempunyai relevansi nilai. Faktor penyebab variasihasil penelitian tersebut adalah karena belum adakesatuan teori untuk menjelaskan hal tersebut(Vourvachis, 2006).

Hingga saat ini masih sangat sedikit penelitianyang melihat pengungkapan TSP dari aspek psikologi

Page 26: Jam Vol 24 No 1 April 2013

24

JAM, Vol. 24, No. 1, April 2013: 23-33

manajer (Weldman, 2002). Penelitian oleh Gelb danStrawser (2001) menemukan pengungkapan sosial olehperusahaan karena manajer merasa bertanggungjawabsecara sosial untuk melakukan hal tersebut. Selain itu,penelitian O’Dwyer (2002) menunjukkan perusahaanhanya membuat sedikit pengungkapan informasi negatiftentang lingkungan. Berbagai penelitian ini secaraeksplisit menunjukkan bahwa analisis terhadap variabelpsikologi manajer akan memiliki arti penting untukmenjelaskan pengungkapan TSP.

Tuntutan publik yang semakin meningkatterhadap TSP menuntut pemerintah (regulator) untukmembuat pedoman tentang pengungkapan TSP.Pemerintah RI, melalui UU Nomor 40/2007 tentangPerseroan Terbatas, telah mewajibkan kepadaperusahaan untuk melaporkan pelaksanaan TSP padalaporan tahunan (pasal 66), namun kewajiban tersebutmasih terbatas bagi perusahaan yang menjalankankegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitandengan sumber daya alam. Selain itu, belum adanyastandar akuntansi yang mengatur tentang teknispengungkapan TSP telah menyebabkan keragamandalam praktik pengungkapan TSP. Absennya produkhukum yang menunjang menyebabkan praktik TSPmasih sangat tergantung pada pimpinan puncakkorporasi (Daniri, 2008). Pengungkapan TSP yangbersifat sukarela tersebut memungkinkan manajermempunyai motivasi berbeda-beda dalammengungkapkan TSP sehingga menyebabkanperbedaan praktik pengungkapan TSP. Perbedaandalam praktik pengungkapan TSP tersebut mempersulitpublik dalam menilai kinerja sosial suatu perusahaandan membandingkan kinerja sosial antarperusahaan.

Penelitian ini menguji pengaruh faktor-faktorpsikologi manajer, yaitu sikap dan norma subyektifmanajer atas pengungkapan TSP pada pengungkapanTSP. Melalui pemahaman yang baik tentang faktor-faktor yang mempengaruhi manajer dalam membuatkeputusan pengungkapan TSP akan membantu badanpenyusun standar dalam memperbaiki pedomanpengungkapan TSP.

MATERI DAN METODE PENELITIAN

Para peneliti telah menekankan arti penting faktorindividu dan sosial dalam pengambilan keputusan. Teoritindakan beralasan merupakan satu teori psikologi

sosial yang banyak digunakan di dalam penelitiankeperilakuan (Ajzen, 2002-revised, 2006). Teori yangdikembangkan oleh Fishbein dan Ajzen digunakanuntuk mengidentifikasi keyakinan yang mendasariperilaku dan untuk menguji hubungan keyakinan danperilaku. Teori tindakan beralasan sangat cocok untukpenelitian tentang etika bisnis karena rerangkanya tidakhanya berguna untuk menginvestigasi struktur perilakuberetika, tetapi juga untuk melihat pengaruhkejadiannya.

Postulate teori tindakan beralasan adalah niatatau intensi seseorang untuk melakukan atau tidakmelakukan perilaku merupakan determinan terdekat daritindakannya. Perilaku diyakini sebagai hasil dari niatperilaku. Niat perilaku didefinisikan sebagai probabilitassubyektif individu dalam menentukan pilihan atasberbagai alternatif perilaku. Kaidah umum dari teoritindakan beralasan adalah semakin kuat niat seseoranguntuk melakukan suatu perilaku semakin besarkemungkinan terjadinya perilaku tersebut. Niat dapatberubah dari waktu ke waktu. Semakin lama intervalwaktu akan semakin besar kejadian yang tidak terdugasehingga mengakibatkan perubahan niat.

Menurut teori tindakan beralasan, niatseseorang untuk berperilaku merupakan fungsi dari duadeterminan dasar, yaitu faktor pribadi (personal) yangdisebut sikap terhadap perilaku dan pengaruh tekanansosial yang disebut norma subyektif. Keyakinan yangmendasari sikap seseorang terhadap perilaku disebutkeyakinan perilaku, sedangkan keyakinan yangmendasari norma subyektif disebut keyakinan normatif.Berdasarkan kedua faktor penentu niat, maka persamaandasar teori tindakan beralasan adalah sebagai berikut:

B ~ I = (w1A

B + w

2SN)

Pada persamaan tersebut, B adalah perilakuyang diinginkan, I adalah niat seseorang untukmelakukan perilaku B, A

B adalah sikap seseorang

terhadap pelaksanaan perilaku B, SN adalah normasubyektif seseorang mengenai pelaksanaan perilakuB, w1 dan w2 masing-masing menunjukkan bobot ABdan SN. Gasis bergelombang (~) pada persamaantersebut menunjukkan bahwa niat diekspektasi dapatmemprediksi perilaku hanya jika niat tersebut tidakberubah sebelum perilaku dilaksanakan.

Sikap seseorang terhadap perilaku tertentu

Page 27: Jam Vol 24 No 1 April 2013

25

PENGARUH SIKAP DAN NORMA SUBYEKTIF PADA PENGUNGKAPAN..................... (Nurofik)

ditentukan oleh keyakinan atau kepercayaan yangmenonjol tentang perilaku tersebut. Setiap keyakinanyang menonjol menghubungkan perilaku dengan nilaihasil atau atribut. Secara lebih spesifik, evaluasi setiaphasil yang menonjol berkontribusi terhadap sikapsecara proporsional dengan probabilitas subjektifseseorang bahwa perilaku tersebut akan menghasilkanhasil yang bersangkutan. Dengan mengalikan kekuatankeyakinan dan evaluasi atas hasil dan menjumlahkanhasilnya, maka diperoleh sikap terhadap perilakuberdasarkan keyakinan yang menonjol mengenaiperilaku tersebut. Secara matematis, sikap terhadapperilaku dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut:

AB ∝Σ b

ie

i

Pada persamaan tersebut, AB adalah sikap

terhadap perilaku B, b adalah keyakinan (probabilitassubjektif) bahwa melaksanakan perilaku B akanmenyebabkan hasil i, Σ adalah evaluasi atas hasil i, “adalah jumlah keyakinan perilaku yang menonjol.Secara lebih spesifik, sikap adalah proporsional secaralangsung (∝) terhadap jumlah dari hasil perkalian antarakekuatan keyakinan perilaku (b) dan evaluasi terhadaphasil (outcome) perilaku (e), untuk i dari 1 ke n (Ajzen,2002-revised, 2006).

Faktor penentu kedua dari niat adalah normasubyektif. Norma subyektif menunjukkan keyakinanseseorang terhadap tekanan sosial untuk melakukanatau tidak melakukan perilaku. Norma subyektifmerupakan konstruk yang menggabungkan keyakinanseseorang terhadap dorongan perilaku referentstertentu dan motivasi seseorang untuk patuh kepadareferents tersebut.1 Semakin tinggi keyakinanseseorang bahwa referentnya menghendaki suatuperilaku tertentu dan semakin tinggi kepatuhan orangtersebut terhadap referentnya, maka semakin tinggikecenderungan orang tersebut untuk melakukanperilaku. Secara matematis, norma subyektif dinyatakandengan persamaan sebagai berikut:

SN ∝Σ bjm

j

Pada persamaan tersebut, SN adalah normasubyektif, b

j adalah keyakinan normatif mengenai ref-

erent j, mj adalah motivasi seseorang untuk patuhkepada referent j, “ adalah jumlah keyakinan normatifyang menonjol. Secara lebih spesifik, norma subyektifadalah proporsional secara langsung () terhadap jumlahdari hasil perkalian antara keyakinan normatif (b) danmotivasi atau kekuatan untuk patuh kepada referentnya(m) (Ajzen, 2002-revised, 2006).

Kaidah umum teori tindakan beralasan adalahsemakin baik atau semakin positif sikap seseorangterhadap perilaku dan semakin kuat tekanan sosialuntuk melakukan perilaku, maka akan semakin kuat niatseseorang tersebut untuk melakukan perilaku. Dalamkonteks pengungkapan TSP, kaidah pertama teoriperilaku rencanaan adalah semakin baik atau semakinpositif sikap manajer terhadap pengungkapan TSP,maka semakin kuat niat manajer tersebut untukmelakukan pengungkapan TSP. Oleh karena itu, padapenelitian ini dihipotesiskan sebagai berikut.H1: Sikap manajer atas pengungkapan TSP

berpengaruh positif terhadap niatnya untukmengungkapkan TSP.

Kaidah kedua dari teori tindakan beralasanmenyatakan semakin kuat keyakinan seseorangterhadap tekanan sosial untuk melakukan perilaku,maka semakin kuat niat seseorang tersebut untukmelakukan perilaku. Penelitian Carpenter dan Reimers(2005) membuktikan bahwa norma-norma sosialberguna untuk memprediksi keputusan pelaporankeuangan oleh manajer. Oleh karena itu, pada penelitianini dihipotesiskan sebagai berikut.H2: Norma subyektif manajer atas pengungkapan

TSP berpengaruh positif terhadap niatnya untukmengungkapkan TSP.

Menurut teori tindakan beralasan, niat perilakudapat digunakan untuk memprediksi kinerja perilaku.Kaidah umum teori tindakan beralasan adalah semakinkuat niat seorang individu untuk terlibat dalam suatuperilaku, maka semakin besar kemungkinan akan terjadikinerja perilaku. Bukti empiris tentang pengaruh niat

1 Referent merupakan individu atau kelompok orang yang dipandang penting dan opininya mempengaruhi proses keputusansubyek.

Page 28: Jam Vol 24 No 1 April 2013

26

JAM, Vol. 24, No. 1, April 2013: 23-33

perilaku terhadap kinerja perilaku telah banyakdilakukan. Dalam review terhadap 87 studi yangmenggunakan teori tindakan beralasan, Sheppard etal. (1988) menemukan korelasi yang kuat (0.53) antaraniat untuk berperilaku dengan perilaku itu sendiri (dalamWeldman, 2002). Oleh karena itu, dalam penelitian inidihipotesiskan sebagai berikut.H3: Niat manajer untuk mengungkapkan TSP

berpengaruh positif terhadap pengungkapanTSP.

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan,rerangka penelitian dan hubungan anatarvariabelpenelitian disajikan pada Gambar 1.

sumber, misalnya melalui website BEI, website masing-masing perusahaan, atau Pusat Referensi Pasar Modaldi BEI.

Penelitian ini menggunakan dua sumber data,yaitu data sekunder dan primer. Data sekunder berupapengungkapan TSP yang diperoleh melalui laporantahunan perusahaan. Data primer berupa respontentang keyakinan manajer terhadap pengungkapanTSP yang diperoleh melalui survei kuesioner. Kuesionerpenelitian ini dipersiapkan melalui dua tahap. Pertama,mengidentifikasi dimensi TSP dan cakupanpengungkapannya. Kedua, mengonstruksi kuesioneruntuk mengetahui NIAT MTSP, SIKAP PTSP, dan

Gambar 1Rerangka Penelitian dan Hubungan Antarvariabel

Keterangan:Sikap PTSP = Sikap manajer terhadap pengungkapan TSPNorma Suby. PTSP = Norma subyektif manajer atas pengungkapan TSPNiat MTSP = Niat manajer untuk mengungkapkan TSPPTSP = Pengungkapan TSP

Penelitian ini menggunakan sampel perusahaanyang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) yangbergerak di sektor industri 1) pertanian; 2)pertambangan; 3) industri dasar dan kimia; 4) anekaindustri; dan 5) industri barang konsumsi. Pemilihansampel menggunakan teknik purposive samplingdengan kriteria 1) perusahaan tercatat di BEI pada tahun2007 dan 2008; 2) perusahaan yang dimaksud pada poin1) mempunyai laporan tahunan untuk tahun 2007 dantahun 2008; dan 3) laporan tahunan yang dimaksudpada poin 2) dapat diakses atau diperoleh dari berbagai

NORMASuby-PTSP sesuai kaidah dari teori tindakanberalasan.

NIAT MTSP diukur menggunakan sembilanbelas indikator pengungkapan TSP, yaitu NM1 sampaidengan NM19. Indikator-indikator tersebut merupakanindikator untuk keenam dimensi pengungkapan TSP,yaitu pengungkapan tentang kontribusi perusahaanterhadap lingkungan, energi, sumber daya manusia,masyarakat setempat, produk, dan TSP lainnya. Tabel1 menyajikan pengelompokan indikator-indikator NIATMTSP untuk setiap dimensi pengungkapan TSP.

H1

H3

H2

SIKAP PTSP

NORMASuby. PTSP

NIATMTSP

PTSP

Page 29: Jam Vol 24 No 1 April 2013

27

PENGARUH SIKAP DAN NORMA SUBYEKTIF PADA PENGUNGKAPAN..................... (Nurofik)

NM = Niat Mengungkapkan1. Pengendalian polusi air, udara, dan tanah dalam

melakukan operasi bisnis.2. Pencegahan atau perbaikan kerusakan lingkungan

akibat pemrosesan atau eksploitasi sumber dayaalam.

3. Pemeliharaan (pelestarian) sumber daya alam.4. Kegiatan studi dampak lingkungan.5. Penggunaan energi secara efisien dalam melakukan

operasi bisnis atau selama prosespemanufakturan.

6. Efisiensi energi melalui daur ulang produk.7. Efisiensi energi yang terkandung di dalam produk.8. Pemberian kesempatan dan perlakuan yang sama

dalam hubungan kerja dan pekerjaan.9. Keselamatan kerja dan kesehatan fisik atau men-

tal pekerja.10. Peningkatan kompetensi karyawan dalam

menjalankan pekerjaannya (misalnya melalui pro-gram pelatihan).

11. Pemberian dukungan finansial kepada karyawanuntuk menyelesaikan studi atau menempuh studiberkelanjutan.

12. Perbaikan lingkungan kerja karyawan (misalmemperbaiki fasilitas kerja) dan hal lain untukmeningkatkan kepuasan dan motivasi karyawan.

13. Pemberian sumbangan dalam bentuk kas/produk/jasa kepada masyarakat di sekitar perusahaan dibidang ekonomi, kesehatan, pendidikan, seni, dan

Tabel 1Indikator Pengukur NIAT MTSP

Indikator NIAT MTSP PenjelasanNM1 – NM4 Merupakan indikator pengukur NIAT MTSP

untukaspek kontribusi perusahaan terhadap lingkungan.NM 5 – NM7 Merupakan indikator pengukur NIAT MTSP

untukaspek kontribusi perusahaan terhadap energi.NM8 – NM12 Merupakan indikator pengukur NIAT MTSP

untukaspek kontribusi perusahaan terhadap SDM.NM13 Merupakan indikator pengukur NIAT MTSP

untukaspek kontribusi perusahaan terhadap masyarakat setempat.NM14 – NM16 Merupakan indikator pengukur NIAT MTSP

untukaspek kontribusi perusahaan terhadap produk.NM17 – NM19 Merupakan indikator pengukur NIAT MTSP

untukaspek kontribusi perusahaan terhadap aktivitas TSP lainnya.

aktivitas kultural lainnya.14. Hasil produk yang memenuhi standar keamanan/

kesehatan, termasuk memproduksi produk inovatifyang ramah lingkungan.

15. Pengurangan polusi yang timbul dari penggunaanproduk perusahaan.

16. Keresponsifan (responsiveness) perusahaanterhadap komplain konsumen.

17. Kesesuaian operasi perusahaan dengan Undang-Undang atau regulasi lain tentang lingkungan dan/atau energi.

18. Usaha untuk memperoleh penghargaan/sertifikasiberkaitan dengan program atau kebijakanlingkungan dan atau energi.

19. Usaha untuk memperoleh penghargaan/sertifikasiberkaitan dengan program atau kebijakan kualitasproduk.

SIKAP PTSP diukur menggunakan tigaindikator, yaitu SIKAP-Pr, SIKAP-Rm, dan SIKAP-Psyang menunjukkan kekuatan keyakinan (sangat buruk– sangat baik) responden dan evaluasi manfaatpengungkapan TSP bagi perusahaan, reputasi manajer,dan pasar. NORMASuby-PTSP diukur menggunakanlima indikator, yaitu NORMASuby-PS, NORMASuby-Kr, NORMASuby-Pm, NORMASuby-LSM, danNORMASuby-KP. NORMASuby-PS, NORMASuby-Kr, NORMASuby-Pm, NORMASuby-LSM, danNORMASuby-KP secara berurutan menunjukkan

Page 30: Jam Vol 24 No 1 April 2013

28

JAM, Vol. 24, No. 1, April 2013: 23-33

kekuatan keyakinan (sangat kecil – sangat besar)responden terhadap dukungan atau keinginanpemegang saham (PS), kreditor perusahaan (Kr),pemerintah (Pm), lembaga swadaya masyarakat (LSM),dan konsultan perusahaan (KP) untuk mengungkapkanTSP dan tingkat kepatuhan (sangat kecil – sangatbesar) responden terhadap kelima pihak (referent)tersebut. PTSP diukur menggunakan indikator indekspengungkapan TSP (Indeks PTSP). Indeks PTSP adalahjumlah skor pengungkapan TSP dibagi jumlah aktivitasTSP dikalikan 100%. Jumlah skor pengungkapan TSPadalah jumlah kalimat pengungkapan TSP pada laporantahunan untuk keenam dimensi pengungkapan TSPsebagaimana telah dikemukakan. Jumlah aktivitas TSPadalah enam, yaitu jumlah dimensi aktivitas TSP yangdigunakan dalam penelitian ini.

Persamaan ekonometri untuk menguji hipotesispenelitian ini adalah sebagai berikut:

NIAT MTSP = α0 + α

1SIKAP PTSP + α

2NORMA

Suby-PTSP +

α

3KPP-PTSP+

ε ......................................... (1)PTSP = α

0 + α

1NIAT MTSP + ε ............... (2)

Teknik Partial Least Square (PLS) digunakan untukmengolah dan menganalisis data.

HASIL PENELITIAN

Terdapat 138 perusahaan yang masuk ke dalam limasektor industri sebagaimana telah dikemukakan dankuesioner diedarkan ke seluruh perusahaan tersebut.Berdasar 138 kuesioner beredar, hanya 32 kuesioneryang kembali dan dapat diolah lebih lanjut. Tabel 2sampai dengan 5 menyajikan statistik deskriptif untukdata pada masing-masing variabel penelitian.

Pada Tabel 2, nilai rata-rata SIKAP PTSP berkisarantara 15,78 sampai 17,56. Pada penelitian ini nilai netraluntuk kekuatan keyakinan perilaku dan nilai netral untukevaluasi terhadap hasil perilaku masing-masingberbobot 3. Oleh karena sikap merupakan jumlah darihasil perkalian antara bobot nilai kekuatan keyakinanperilaku dan bobot nilai evaluasi tehadap hasil perilaku,maka nilai netral untuk konstruk SIKAP PTSP adalah 9.Artinya jika nilai rata-rata SIKAP PTSP lebih besar dari9, maka responden pada penelitian ini secara umummempunyai sikap positif terhadap pengungkapan TSP.Nilai rata-rata tertinggi adalah SIKAP-Rm (17,56),disusul (secara berturut-turut) SIKAP-Pr (17,16) danSIKAP-Ps (15,78). Hal ini berarti kekuatan keyakinanresponden terhadap manfaat pengungkapan TSP bagireputasi manajer cenderung lebih tinggi dibandingkandengan kekuatan keyakinan terhadap manfaatpengungkapan TSP bagi perusahaan dan pasar.Deviasi standar SIKAP-Pr lebih kecil dari SIKAP-Rmdan SIKAP-Ps, artinya besaran masing-masing dataSIKAP-Pr cenderung lebih mendekati rata-ratanyadibandingkan dengan SIKAP-Rm dan SIKAP-Ps. Dapatjuga dikatakan, variabilitas data SIKAP-Pr relatif lebihrendah dari variabilitas data SIKAP-Rm dan SIKAP-Ps.

Pada Tabel 3, nilai rata-rata NORMASuby-PTSPberkisar antara 14,78 sampai 18,66. Pada penelitian ininilai netral untuk kekuatan keyakinan dukungan darireferent (PS, Kr, Pm, LSM, dam KP) dan nilai netraluntuk tingkat kepatuhan terhadap referent masing-masing berbobot 3. Oleh karena norma subyektifmerupakan jumlah dari hasil perkalian antara bobot nilaikekuatan keyakinan dukungan dari referent dan bobotnilai tingkat kepatuhan terhadap referent, maka nilainetral untuk konstruk NORMASuby-PTSP adalah 9.Artinya jika nilai rata-rata NORMASuby-PTSP lebih

Tabel 2Deskripsi Data Indikator Variabel SIKAP PTSP

Indikator SIKAP PTSP N Minimum Maksimum Rata-rata Dev. StandarSIKAP-Pr 32 11 22 17,16 3,575SIKAP-Rm 32 9 25 17,56 4,016SIKAP-Ps 32 9 24 15,78 4,101Valid N (listwise) 32Sumber: Data primer, diolah.

Page 31: Jam Vol 24 No 1 April 2013

29

PENGARUH SIKAP DAN NORMA SUBYEKTIF PADA PENGUNGKAPAN..................... (Nurofik)

besar dari 9, maka dapat diartikan responden padapenelitian ini secara umum mempunyai norma subyektifpositif terhadap pengungkapan TSP.

Bobot nilai rata-rata tertinggi adalahNORMASuby-Pm (18,66) dan terendah adalahNORMASuby-KP (14,78). Hal ini menunjukkanpemerintah merupakan referent yang cenderung lebihdiutamakan dan lebih dipatuhi oleh respondendibandingkan dengan referent lainnya (pemegangsaham, LSM, kreditor, dan konsultan perusahaan).Deviasi standar untuk NORMASuby-Pm (4,968) pal-ing rendah dibandingkan dengan indikator lain untukNORMASuby-PTSP. Artinya, variabilitas jawabanresponden untuk NORMASuby-Pm relatif lebih rendahdari variabilitas respon untuk indikator lainnya dalamNORMASuby-PTSP.

Pada Tabel 4, secara rata-rata, niat terbesaradalah niat untuk mengungkapkan TSP pada aspekkontribusi perusahaan terhadap TSP lainnya (rata-rata4,549) yang meliputi (1) niat untuk mengungkapkankesesuaian operasi perusahaan dengan undang-undang atau regulasi lain tentang lingkungan dan/atauenergi, (2) niat untuk mengungkapkan usahaperusahaan dalam memperoleh penghargaan/sertifikasiberkaitan dengan program kebijakan lingkungan dan/atau energi, dan (3) niat untuk mengungkapkan usahaperusahaan dalam memperoleh penghargaan/sertifikasiberkaitan dengan program kebijakan kualitas produk.Sebaliknya, secara rata-rata, niat terkecil adalah niatuntuk mengungkapkan TSP pada aspek kontribusiperusahaan terhadap energi (rata-rata 4,0827).

Tabel 3Deskripsi Data Indikator Variabel NORMASuby-PTSP

Indikator NORMASuby-PTSP N Minimum Maksimum Rata-rata Dev. StandarNORMASuby-PS 32 8 25 16,38 5,464NORMASuby-Kr 32 6 25 15,28 5,612NORMASuby-Pm 32 9 25 18,66 4,968NORMASuby-LSM 32 8 25 16,06 5,747NORMASuby-KP 32 4 25 14,78 5,890Valid N (listwise) 32Sumber: Data primer, diolah.

Tabel 4Deskripsi Data Indikator NIAT MTSP berdasarkan Kategori (Dimensi)

Pengungkapan TSP

Indikator NIAT MTSP N Minimum Maksimum Rata-rata Dev. StandarKontribusi terhadap lingkungan 4 4,12 4,59 4,4288 0,20690Kontribusi terhadap energi 3 3,75 4,53 4,0827 0,40244Kontribusi terhadap SDM 5 3,84 4,81 4,4927 0,37876Kontribusi terhadap masy. setempat 1 4,47 4,47 4,4680 .Kontribusi terhadap produk 3 4,22 4,59 4,4667 0,21362Kontribusi terhadap TSP lainnya 3 4,47 4,59 4,5493 0,07044Valid N (listwise) 1Sumber: Data primer, diolah.

Page 32: Jam Vol 24 No 1 April 2013

30

JAM, Vol. 24, No. 1, April 2013: 23-33

Berdasar Tabel 5 dapat dilihat jumlah minimumpengungkapan TSP adalah 2 (dua) kalimat, sedangkanjumlah maksimum pengungkapan adalah 88 (delapanpuluh delapan) kalimat. Indeks pengungkapan TSPminimum adalah 33% dan maksimum 1.467%.

Pengujian model pengukuran dilakukan untukmenilai validitas konstruk dan reliabilitas instrumen.Parameter validitas yang digunakan adalah 1) skor load-ings setiap indikator konstruk (rule of thumb > 0,7); 2)

skor AVE > 0,5; 3) skor communality > 0,5; dan 4) re-dundancy mendekati 1. Indikator dengan skor load-ings antara 0,5 – 0,7 dapat dipertahankan sepanjangnilai AVE > 0,5. Hasil pengujian menunjukkan terdapatdelapan dari sembilan belas indikator NIAT MTSP yangtidak memenuhi syarat sehingga harus dibuang darimodel, sedangkan seluruh indikator SIKAP PTSP, danNORMASuby-PTSP menunjukkan indikator yangvalid. Tabel 6 dan 7 menyajikan hasil pengujian model

Tabel 5Deskripsi Data Variabel PTSP

Variabel N Minimum Maksimum Rata-rata Dev. StandarPTSP 32 2 88 23,78 19,298Indeks PTSP (%) 32 33 1467 396,38 321,554Valid N (listwise) 32Sumber: Data primer, diolah.

Tabel 6Skor Loadings: Hasil Pengujian Model Pengukuran

Keterangan NIAT MTSP NORMASuby-PTSP PTSP SIKAP PTSPIndeks PTSP 1,000000NM1 0,637642NM10 0,822190NM13 0,701553NM14 0,640507NM16 0,797832NM17 0,771758NM18 0,675657NM19 0,639951NM2 0,646547NM8 0,843978NM9 0,673336NORMASuby 0,980208NORMASuby-KP 0,794318NORMASuby-Kr 0,824749NORMASuby-LSM 0,818956NORMASuby-PS 0,669526NORMASuby-Pm 0,751842SIKAP 0,951957SIKAP-Pr 0,732054SIKAP-Ps 0,833430SIKAP-Rm 0,598109Sumber: Data primer, diolah.

Page 33: Jam Vol 24 No 1 April 2013

31

PENGARUH SIKAP DAN NORMA SUBYEKTIF PADA PENGUNGKAPAN..................... (Nurofik)

pengukuran pada penelitian ini setelah membuangbeberapa indikator yang tidak valid untuk konstrukNIAT MTSP.

Pada Tabel 6, skor loadings indikator setiapkonstruk adalah 0,64 – 0,84 (untuk NIAT MTSP); 0,67– 0,98 (untuk NORMASuby-PTSP); dan 0,60 – 0,95(untuk SIKAP PTSP). Skor AVE dan communality padasetiap konstruk > 0,5 (Tabel 7). Dengan demikian,seluruh indikator dalam penelitian ini telah memenuhisyarat sebagai konstruk yang valid.

Suatu instrumen penelitian dapat memenuhikriteria sebagai instrumen yang reliable apabilamemiliki Cronbachs alpha > 0,6 dan composite reli-ability > 0,7. Berdasarkan Tabel 7, Cronbach alphadan composite reliability untuk masing-masingkonstruk memiliki skor > 0,6 dan > 0,7. Artinya. instrumenpenelitian ini telah memenuhi syarat sebagai instrumenyang reliable.

Pada SmartPLS, model struktural dievaluasiberdasarkan nilai R-square2 untuk variabel dependen

dan nilai koefisien jalur (â) untuk variabel independen,kemudian dinilai signifikansinya berdasarkan nilai t-statistik untuk setiap jalur (Hartono dan Abdillah, 2009:133). Hasil pengujian model struktural disajikan padaTabel 8.

PEMBAHASAN

Berdasarkan Tabel 7, nilai R-square untuk variabeldependen NIAT MTSP sebesar 0,32 (moderat).3 Artinyavariabilitas konstruk NIAT MTSP dapat dijelaskan olehkonstruk SIKAP PTSP dan NORMASuby-PTSPsebesar 32%, sisanya sebesar 68% dijelaskan olehvariabel lain yang tidak diteliti. R-square untuk variabeldependen PTSP sebesar 0,15. Artinya NIAT MTSPhanya mempengaruhi 15% atas perubahan PTSP.

Pada Tabel 8, nilai koefisien â untuk SIKAP PTSPke NIAT MTSP sebesar 0,359621 dan nilai t-statistiksebesar 4,110588. Hasil ini menunjukkan bahwa SIKAPPTSP berpengaruh positif dan signifikan secara statistik

Tabel 7Kriteria Kualitas: Hasil Pengujian Model Pengukuran

Keterangan AVE Composite R Square Cronbachs Communality RedundancyReliability Alpha

NIAT MTSP 0,527711 0,929849 0,325565 0,917230 0,527711 0,101038NORSUBY-PTSP 0,659515 0,919781 0,893254 0,659515PTSP 1,000000 1,000000 0,145774 1,000000 1,000000 0,145774SIKAP PTSP 0,623378 0,865547 0,793909 0,623378Sumber: Data primer, diolah.

Tabel 8Koefisien Jalur: Hasil Pengujian Model Stuktural

Keterangan Original Sample Standard Standard T StatisticsSample Mean (M) Deviation Error (|O/STERR|)

(O) (STDEV) (STERR)NIAT MTSP-> PTSP 0,381803 0,370475 0,101445 0,101445 3,763642NORSUBY-PTSP-> NIAT MTSP 0,294987 0,314474 0,091181 0,091181 3,235172SIKAP PTSP-> NIAT MTSP 0,359621 0,351337 0,087487 0,087487 4,110588Sumber: Data primer, diolah.

Page 34: Jam Vol 24 No 1 April 2013

32

JAM, Vol. 24, No. 1, April 2013: 23-33

terhadap NIAT MTSP. Dengan demikian, penelitian inimendukung H1 yang menyatakan sikap manajer ataspengungkapan TSP berpengaruh positif terhadapniatnya untuk mengungkapkan TSP. Semakin positifsikap individu terhadap pengungkapan TSP semakinbesar niat individu tersebut untuk mengungkapkan TSP.Nilai koefisien â untuk NORMASuby-PTSP ke NIATMTSP sebesar 0,294987 dan nilai t-statistik sebesar3,235172. Hal ini menunjukkan bahwa NORSuby-PTSPberpengaruh positif dan signifikan secara statistikterhadap NIAT MTSP. Dengan demikian, penelitian inimendukung H2 yang menyatakan norma-normasubyektif manajer atas pengungkapan TSPberpengaruh positif terhadap niatnya untukmengungkapkan TSP. Semakin kuat norma subyektifindividu atas pengungkapan TSP, semakin besar niatindividu tersebut untuk mengungkapkan TSP.Nilai koefisien â untuk NIAT MTSP ke PTSP sebesar0,381803 dan nilai t-statistik sebesar 3,763642. Hal inimenunjukkan bahwa NIAT MTSP berpengaruh positifdan signifikan secara statistik terhadap PTSP. Dengandemikian, penelitian ini mendukung H3 yangmenyatakan niat manajer untuk mengungkapkan TSPberpengaruh positif terhadap pengungkapan TSP.Semakin besar niat untuk mengungkapkan TSP, semakintinggi (banyak) jumlah pengungkapan TSP padalaporan tahunan.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Secara menyeluruh, hasil penelitian ini mendukunghipotesis teori tindakan beralasan. Menurut teoritindakan beralasan, determinan terdekat untuk perilakuadalah niat perilaku. Niat perilaku ditentukan oleh duafaktor, yaitu sikap terhadap perilaku dan normasubyektif atas perilaku. Penelitian ini membuktikanperilaku manajer dalam mengungkapkan TSPdipengaruhi oleh sikapnya terhadap pengungkapanTSP dan norma subyektif manajer atas pengungkapanTSP.

Pada penelitian ini, nilai koefisien â untuk SIKAPPTSP dan NORMASuby-PTSP masing-masing 0,359621dan 0,294987. Artinya, dibandingkan dengan variabelsikap, variabel norma subyektif lebih lemah untukmenjelaskan niat perilaku. Hasil ini mengonfirmasi hasil

penelitian sebelumnya yang menyimpulkan normasubyektif sebagai komponen paling lemah untukmenjelsakan niat perilaku.

Saran

Penelitian ini hanya melibatkan variabel-variabelkeperilakuan yang terdapat pada teori tindakanberalasan, yaitu niat, sikap, dan norma subyektif tetapitidak melibatkan variabel lain yang didugamempengaruhi perilaku, misalnya self-efficacy dan per-ceived behavioral control. Penelitian selanjutnyadisarankan melibatkan variabel-variabel tersebut agardapat diperoleh gambaran yang lebih komprehensiftentang variabel-variabel keperilakuan penentupengungkapan TSP di Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Ajzen, Icek. 2002. “Constructing a TpB Questionnaire:Conseptual and Methodological Consider-ations.” www.people.umass.edu/ajzen/pdf

Carpenter, Tina D., dan J. L. Reimers. 2005. “Unethicaland Fraudulent Financial Reporting: Applyingthe Theory of Planned Behavior”. Journal ofBusiness Ethics, Vol. 60. No. 3:571.

Daniri, MA. 2008. “Standarisasi Tanggung Jawab SosialPerusahaan.” www.madani-ri.com/2008/01/17.

Deegan, C. 2002. “The Legitimising Effect of Social andEnvironmental Disclosures - A TheoreticalFoundation”. Accounting, Auditing & Ac-countability Journal, Vol. 15. No. 2:251.

Gelb, David S., dan J. A. Strawser. 2001. “CorporateSocial Responsibility and Financial Disclosure:An Alternatif Explanation for Increased Disclo-sure.” Journal of Business Ethics, Vol. 33. No.1:171.

Hartono, Jogiyanto dan Abdillah, W. 2009. Konsep danAplikasi PLS untuk Penelitian Empiris. BPFEUGM, Yogyakarta.

Page 35: Jam Vol 24 No 1 April 2013

33

PENGARUH SIKAP DAN NORMA SUBYEKTIF PADA PENGUNGKAPAN..................... (Nurofik)

O’Dwyer, Brendan. 2002. “Managerial Perceptions ofCorporate Social Disclosure: An Irish Story”.Accounting, Auditing & Accountability Jour-nal, Vol. 15, No. 4:419.

Vourvachis, P. 2006. “In Search of Explanations forCorporate Social and Environmental Reporting(CSR): Reflection on an Attempt to Generate aFramework and Identity Suitable Methodolo-gies to Investigate Motivation for CSR”.www.baa.group.shaf.ac.uk/events/conference

Weldman, Stepanie M. 2002. “A Behavioral Model ofDecisions to Accrue and Disclose Environmen-tal Liabilities”. Dissertation. http://proquest.umi.com/

Page 36: Jam Vol 24 No 1 April 2013

35

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYERAPAN............... (Kaharuddin dan Abdul Halim)

Vol. 24, No. 1, April 2013Hal. 35-44

ABSTRACT

Realization of regional expenditure which sourced fromthe specific allocation fund in the education sectorcould be used as benchmarks of regional governmentperformance in management of regional finance. Real-ization of Block Grant or Specific Allocation Fund (SAF)in education expenditure on Sumbawa Regency in 2010period only 27,66 persen showed symptoms of adisturbance in the local budget cycle. The researchobjective is to identify and analyze the determinantfactors realization of SAF (called DAK) expenditure inthe education sector in Sumbawa Regency in 2010 pe-riod. Data were collected through questionnaires us-ing purposive sampling techniques and by conduct-ing unstructured interviews. To identify the factorsused exploratory factor analysis, and to analyze theresults of factors used descriptive qualitative analy-sis. The results of factor analysis showed that thereare 5 factors affecting the realization of the specificallocation fund expenditure in the education sector inSumbawa Regency in 2010 period are regulatory, bud-get execution, human resource capacity, budgeting, andcontrolling factor.

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHIPENYERAPAN BELANJA DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG

PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBAWATAHUN ANGGARAN 2010

KaharuddinPemerintahan Kabupaten Sumbawa

Abdul HalimFakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Gadjah Mada

Jalan Humaniora Nomor 1, Bulaksumur, Yogyakarta 55281Telepon +62 274 548510 – 548515, Fax. +62 274 563212

E-mail: [email protected]

Tahun 1990

ISSN: 0853-1259

J U R N A LAKUNTANSI & MANAJEMEN

Keywords: local expenditure, expenditure in the edu-cation sector, budget execution, the capacity of humanresources, controlling

JEL classification: H52, H72, O15,

PENDAHULUAN

Untuk menjamin suksesnya penyelenggaraan urusanpendidikan nasional harus didukung oleh sumberpembiayaan yang cukup. Undang-Undang Dasar 1945Pasal 31 ayat (4) menyatakan bahwa Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya dua puluh persen dari anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhikebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional.Salah satu sumber pembiayaan urusan pendidikan yangcukup besar adalah Dana Alokasi Khusus (DAK)bidang pendidikan. Kontribusi DAK bidang pendidikanterhadap belanja bidang pendidikan (di luar gaji dan

Page 37: Jam Vol 24 No 1 April 2013

36

JAM, Vol. 24, No. 1, April 2013: 33-44

tunjangan) rata-rata 44,72%. Peraturan perundang-undangan UU Nomor 33 Tahun 2004, pasal 66 ayat (1)menyebutkan bahwa keuangan daerah harus dikelolasecara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan,efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggungjawab dengan memperhatikan keadilan, kepatutan, danmanfaat untuk masyarakat.

Mahmudi (2010:159) menyatakan bahwapenyerapan anggaran yang terlalu rendah, misalnya dibawah 90%, justru dinilai kurang baik, karenamengesankan adanya kelemahan dalam perencanaananggaran, misalnya terkesan ada penggelembunganbelanja dari belanja wajarnya atau mungkin banyakprogram yang tidak dijalankan. Berdasarkan jenisbelanja pemerintah daerah, penyerapan belanja daerahyang bersumber dari DAK bidang pendidikan dapatdijadikan ukuran kinerja pemerintah daerah dalampengelolaan keuangan daerah, termasuk KabupatenSumbawa sebagai salah satu kabupaten di ProvinsiNusa Tenggara Barat.

Kemampuan pemerintah Kabupaten Sumbawadalam merealisasikan penyerapan belanja DAK bidangpendidikan menggambarkan apakah perencanaan danpenganggaran yang dilakukan telah berjalan denganbaik dan efektif sebagai upaya peningkatan pelayanandalam bidang pendidikan. Penyerapan belanja daerahyang bersumber dari DAK bidang pendidikanKabupaten Sumbawa selama tahun anggaran 2008hingga 2010 menunjukkan tren kinerja yang kurangmemuaskan. Hal tersebut nampak jelas sebagaimanaterlihat pada Tabel 1.

Tabel 1 menunjukkan bahwa penyerapan belanjaDAK bidang pendidikan tahun anggaran 2008 telahmemuaskan dengan tingkat penyerapan sebesar97,50%, namun pada tahun anggaran 2009 sedikitmenurun menjadi sebesar 96,40%. Tahun anggaran 2010terjadi kinerja penyerapan belanja DAK bidangpendidikan sangat memprihatinkan yaitu hanya sebesar27,66%, dengan rincian sebagaimana terlihat pada Tabel2.

Tabel 1Penyerapan Belanja Dana Alokasi Khusus Bidang Pendidikan di Kabupaten Sumbawa

Tahun 2008 – 2010

No Tahun Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) %1 2008 19.815.000.000,00 19.319.625.000,00 97,502 2009 23.569.000.000,00 22.720.516.000,00 96,403 2010 28.058.000.000,00 7.759.832.570,00 27,66

Sumber: LKPD Kabupaten Sumbawa, Tahun 2008-2010.

Tabel 2Rincian Penyerapan Belanja Dana Alokasi KhususBidang Pendidikan di Kabupaten Sumbawa, 2010

No Program/Kegiatan Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) %1 Pengadaan sarana penunjang

peningkatan mutu SD dan SMP 9.753.914.200,00 - -2 Pembangunan gedung/ruang

perpustakaan SD 5.383.501.760,00 4.897.388933,64 90,973 Pembangunan/rehabilitasi

ruang kelas SMP 3.158.559.040,00 2.862.443.636,36 90,624 Pengadaan buku perpustakaan

SD dan SMP 9.762.025.000,00 - -Jumlah 28.058.000.000,00 7.759.832.570,00 27,66

Sumber: Laporan Realisasi DAK Tahun 2010 sesuai Tahapan

Page 38: Jam Vol 24 No 1 April 2013

37

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYERAPAN............... (Kaharuddin dan Abdul Halim)

Berdasarkan uraian tersebut, permasalahanyang timbul adalah penyerapan belanja Dana AlokasiKhusus bidang pendidikan di Kabupaten Sumbawatahun anggaran 2010 menunjukkan gejala gangguansiklus anggaran daerah. Tulisan ini merupakan hasilpenelitian uang bertujuan mengidentifikasi danmenganalisis faktor yang mempengaruhi penyerapanbelanja Dana Alokasi Khusus bidang pendidikan diKabupaten Sumbawa tahun anggaran 2010.

MATERI DAN METODE PENELITIAN

World Bank (2007:118) menyebutkan kinerja realisasipengeluaran pemerintah pusat yang cenderungmenumpuk di akhir tahun, merupakan gejala yang harusdihadapi setiap tahapan siklus manajemen keuanganpublik. Ada tiga alasan pokok yang dapat menjelaskankesulitan dalam pelaksanaan anggaran yang efisien,yaitu lemahnya penyiapan anggaran, pelaksanaananggaran yang kaku, dan hambatan implementasi.

Usman, et al. (2008:47) menyatakan bahwapenelaahan berbagai regulasi menemukan empat halyang berpotensi menghambat pengelolaan DAK, yaitu1) belum ada PP yang secara khusus mengaturDAK, seperti PP tentang DAK (sebagaimanadiamanatkan oleh UU No. 32/2004 Pasal 162 (4) danUU No. 33/2004 Pasal 42) dan PP tentang pengalihandana dekonsentrasi dan tugas pembantuan menjadiDAK (sebagaimana diamanatkan oleh UU No. 33/2004 Pasal 108); 2) jadwal pengeluaran keputusanalokasi dan penerbitan regulasi DAK oleh PemerintahPusat tidak sesuai dengan jadwal penyusunan APBD,sehingga berdampak pada penyesuaian terhadapanggarannya dan waktu pengerjaan proyek menjaditerbatas; 3) terdapat kebijakan yang seharusnyaberlaku seragam secara nasional namun masihmenyediakan ruang bagi ketidakseragaman.Sebaliknya, ada juga kebijakan yang seharusnyamemberi ruang bagi perbedaan sebagai akibat darikondisi antardaerah yang memang berbeda namunjustru memaksakan keseragaman secara nasional; dan4) berbagai UU tentang organisasi dan tugaskementerian/lembaga yang bernuansa sentralistisbelum disesuaikan dengan UU desentralisasi. Olehkarena itu, kebijakan pengelolaan DAK menjadi berbedaantarkementerian/lembaga dan antardaerah. Tidakadanya sinkronisasi antara DAK, dana dekonsentrasi,

dan tugas pembantuan berakibat pada penggunaandana yang menjadi tidak optimal.

Anggaran adalah rencana operasional yangdinyatakan dalam satuan uang dari suatu organisasi,dimana satu pihak menggambarkan perkiraan biaya(pengeluaran) dan pihak lain menggambarkan perkiraanpendapatan (penerimaan) untuk menutupi pengeluarantersebut, untuk suatu periode tertentu yang umumnyasatu tahun (Halim, 2007:14). Menurut UU Nomor 33Tahun 2004, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah(APBD) adalah rencana keuangan tahunanPemerintahan Daerah yang dibahas dan disetujuibersama oleh Pemerintah Daerah dan Dewan PerwakilanRakyat Daerah dan ditetapkan dengan PeraturanDaerah.

Menurut PP Nomor 71 Tahun 2010 tentangStandar Akuntansi Pemerintahan, belanja adalah semuapengeluaran dari rekening kas umum negara/daerahyang mengurangi ekuitas dana lancar dalam periodetahun anggaran bersangkutan yang tidak akandiperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah.Selanjutnya, PP Nomor 55 Tahun 2005 tentang DanaPerimbangan, menyebutkan bahwa Dana AlokasiKhusus, selanjutnya disebut DAK, adalah dana yangbersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikankepada daerah tertentu dengan tujuan untuk membantumendanai kegiatan khusus yang merupakan urusandaerah dan sesuai dengan prioritas nasional.

DAK bidang pendidikan tahun anggaran 2010disalurkan dengan cara pemindahbukuan dari RekeningKas Umum Negara ke Rekening Kas Umum Daerah.Mekanisme dan tata cara mengenai penyaluranDAK bidang pendidikan tahun anggaran 2010dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan. Berdasarkan pasal 18 ayat (5b)UU Nomor 2 Tahun 2010 tentang Perubahan AtasUndang-Undang Nomor 47 Tahun 2009 tentangAnggaran Pendapatan dan Belanja Negara TahunAnggaran 2010, pelaksanaan DAK bidang pendidikantahun anggaran 2010 menggunakan metode pengadaanbarang/jasa yang mengacu kepada mekanisme sesuaidengan peraturan perundang-undangan dan tidakdalam bentuk block grant/hibah ke penerima manfaatatau sekolah.

Laporan pelaksanaan DAK bidang pendidikantahun anggaran 2010 dilakukan secara berjenjang,mulai dari laporan dinas pendidikan kabupaten/kota,

Page 39: Jam Vol 24 No 1 April 2013

38

JAM, Vol. 24, No. 1, April 2013: 33-44

laporan kabupaten/kota, dan laporan pusat.Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan DAK bidangpendidikan dilakukan oleh Kementerian PendidikanNasional, Pemerintah Provinsi, dan PemerintahKabupaten/Kota serta institusi lain sesuai denganketentuan yang tercantum dalam Surat Edaran BersamaMenteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional,Menteri Keuangan, dan Menteri Dalam Negeri Nomor0239/M.PPN/11/2008, SE 1722/MK 07/2008, 900/3556/SJ tanggal 21 November 2008 perihal PetunjukPelaksanaan Pemantauan Teknis Pelaksanaan danEvaluasi Pemanfaatan Dana Alokasi Khusus (DAK).

Pengawasan fungsional/pemeriksaan tentangpelaksanaan kegiatan dan administrasi keuangan pro-gram DAK bidang pendidikan tahun anggaran 2010dilaksanakan oleh Inspektorat Jenderal KementerianPendidikan Nasional dan Inspektorat Daerah.Pemerintah kabupaten/kota yang melakukan kegiatantidak berpedoman pada petunjuk teknis ini sertaperaturan perundangan lain yang terkait, dipandangsebagai penyimpangan yang akan dikenai sanksihukum.

Penelitian menggunakan metode gabungan(mixed methods). Identifikasi faktor-faktor yangmempengaruhi penyerapan belanja DAK bidangpendidikan dilakukan dengan menganalisis kuesionermenggunakan analisis faktor. Analisis hasil identifikasifaktor dilakukan menggunakan metode deskriptifkualitatif. Data yang diolah dalam analisis ini adalahdata primer yang diperoleh melalui kuesioner denganmenggunakan skala likert. Setiap jawaban atas butirpertanyaan berbentuk pilihan dengan beberapaalternatif pilihan jawaban yang memiliki nilai skoringtertentu. Data diuji validitas dan reliabilitasnya.

Penelitian ini menggunakan analisis faktoreksploratori yaitu mencari sejumlah indikator untukmembentuk faktor umum tanpa ada landasan teorisebelumnya (Widarjono, 2010:240). Metode yangdigunakan dalam analisis faktor ini adalah PrincipalComponent Analysis (PCA). Data dalam penelitian initerdiri atas data primer dan data sekunder. Data primerberupa kuesioner dan wawancara tak berstruktur. Datasekunder berupa arsip, dokumen, peraturan-peraturan,petunjuk teknis serta literatur yang berkaitan dengankeuangan daerah. Pengumpulan data dengan carapenelitian lapangan dan penelitian kepustakaan.

Populasi dalam penelitian ini adalah aparaturpemerintah daerah yang terlibat dalam pengelolaanDana Alokasi Khusus bidang pendidikan di KabupatenSumbawa tahun anggaran 2010 yang tersebar pada 5(lima) SKPD dan komite sekolah penerima DAK bidangpendidikan tahun anggaran 2010. Sampel yang dipilihuntuk kuesioner sebanyak 99 responden dan untukwawancara sebanyak 15 informan dengan berbagaipertimbangan keterbatasan penelitian. Dalam penelitiandigunakan 17 item pertanyaan yang diperkirakan akanmembentuk faktor yang diekplorasi.

HASIL PENELITIAN

Responden yang diberi kuesioner berjumlah 99 orangdan yang mengembalikan kuesioner berjumlah 69 or-ang atau 69,70%. Informan yang direncanakan untukdiwawancarai berjumlah 15 orang dan yang berhasildiwawancarai berjumlah 14 orang atau 93,33%. Ujivaliditas terhadap kuesioner ditunjukkan oleh nilaiCorrected Item-Total Correlation. Pada tarafsignifikansi 5% dan degree of freedom (df) = n - 2, dimana n = 69 sehingga df = 67, maka nilai kritis koefisienkorelasinya = 0,237. Hasil uji validitas data menunjukkansecara keseluruhan item pernyataan mempunyai nilaiCorrected Item-Total Correlation > 0,237, sehinggadisimpulkan bahwa seluruh item pernyataan dalamkuesioner adalah valid dan dapat dilakukan analisispada tahap selanjutnya.

Hasil uji reliabilitas terhadap jawabanresponden untuk semua item pernyataan menunjukkannilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,861. Suatu konstrukatau variabel dikatakan reliabel jika memiliki nilaiCronbach’s Alpha lebih besar dari 0,70 (Cronbach’sAlpha > 0,70) (Ghozali 2011:48). Disimpulkan bahwajawaban responden pada seluruh item pernyataanadalah reliabel, sehingga analisis dapat dilanjutkan.

Setelah data diolah melalui uji korelasiantarvariabel diperoleh Nilai KMO sebesar 0,705.Selanjutnya diperoleh Nilai MSA semua variabel lebihdari 0,5 sehingga analisis faktor dapat dilanjutkandengan teknik ekstraksi. Hasil ekstraksi faktormenunjukkan ada lima faktor yang memiliki eigenvaluelebih dari atau sama dengan satu. Kelima faktor yangterbentuk tersebut ditunjukkan pada Tabel 3.

Page 40: Jam Vol 24 No 1 April 2013

39

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYERAPAN............... (Kaharuddin dan Abdul Halim)

Tabel 3Total Variance Explained

Component Initial EigenvaluesTotal % of Variance Cumulative %

1 5,376 31,624 31,6242 2,292 13,480 45,1043 1,679 9,878 54,9814 1,447 8,509 63,4905 1,095 6,443 69,933

Sumber : Data primer, diolah.

Tabel 3 menunjukkan bahwa semua faktor yangterbentuk memiliki eigenvalue lebih besar dari 1 danpersentase varian lebih besar dari 0,5. Sebesar 31,624%variasi dari seluruh variabel/item yang ada dapatdijelaskan oleh faktor 1, faktor 2 menjelaskan sebesar13,480%, faktor 3 menjelaskan variasi sebesar 9,878%,

faktor 4 menjelaskan sebesar 8,509%, dan sebesar6,443% variasi dijelaskan oleh faktor 5, sehingga cu-mulative persentage of variance kelima faktor tersebutadalah sebesar 69,933%. Dengan demikian, sebesar69,933% variasi dari 17 variabel/item dapat dijelaskanoleh lima faktor yang terbentuk. Sisa variasi sebesar30,067% dijelaskan oleh variabel lain di luar dari limafaktor yang terbentuk dan memiliki eigenvalue lebihkecil dari satu. Selanjutnya, dilakukan rotasi faktor.Rotasi faktor menggunakan prosedur rotasi varimaxorthogonal yang merupakan metode rotasi dengan caramemutar sumbu ke kanan 90°. Berdasarkan rotatedcomponent matrix, dari 17 item pernyataan berhasildireduksi menjadi 5 faktor, sebagaimana terlihat padaTabel 4.

Faktor-faktor yang telah terbentuk sebagaimanaditunjukkan pada tabel 4 selanjutnya diberi nama.Pemberian nama faktor masing-masing dapat dilihatpada Tabel 5.

Tabel 4Faktor Terbentuk

Komponen Item Factor Loadings

Faktor 1 a. Peraturan yang sering mengalami perubahan (Q1) 0.879b. Petunjuk teknis penggunaan DAK yang tidak tepat waktu (Q2) 0.864c. Petunjuk teknis penggunaan DAK Bidang Pendidikan tidak

disosialisasikan dengan baik kepada pemda (Q3) 0.899d. Ketidakjelasan mekanisme pelaksanaan DAK antara tender

dan swakelola (Q4) 0.595Faktor 2 a. Proses penyusunan DPA-SKPD yang waktunya cukup lama (Q6) 0.674

b. Revisi DPA-SKPD yang berulang-ulang (Q7) 0.640c. Kurangnya koordinasi antar SKPD (Q10) 0.826d. Rumitnya proses penyaluran dan pencairan belanja DAK (Q13) 0.687e. Lamanya proses pengadaan barang /jasa (Q14) 0.522

Faktor 3 a. Kurangnya pemahaman pelaksana kegiatan (Q9) 0.730b. Kurangnya bimbingan teknis/pelatihan (Q11) 0.627c. Kurangnya jumlah sumber daya manusia (Q12) 0.642d. Belum adanya penghargaan (reward) dan sanksi (punishment)

yang tegas (Q15) 0,735Faktor 4 a. Keterlambatan Penetapan Perda APBD (Q5) 0.952

b. Terjadinya tumpang tindih anggaran (pendanaan) (Q8) 0.890Faktor 5 a. Kurangnya partisipasi masyarakat (Q16) 0.689

b. Lemahnya pengawasan oleh aparatur pengawas internalpemerintah (Q17) 0.785

Sumber: Data primer, diolah.

Page 41: Jam Vol 24 No 1 April 2013

40

JAM, Vol. 24, No. 1, April 2013: 33-44

Uji ketepatan model dilakukan berdasarkan out-put reproduced correlation matrix, diperoleh hasilbahwa sebanyak 57 atau 41% residual di atas garisdiagonal yang berubah. Hal ini berarti ketepatan modeldapat diketahui dan dapat diterima dengan ketepatanmodel 59% pada tingkat signifikansi 0,05. Dengan katalain, model yang terbentuk dari analisis faktordinyatakan baik karena berubah 41% atau kurang dari50%.

PEMBAHASAN

Item pembentuk faktor regulasi yang pertama adalahperaturan yang sering mengalami perubahan.Pendeknya rentang waktu perubahan memberikanpengaruh bagi pemerintah daerah dalam penerapannya.Perubahan peraturan juga diikuti oleh perubahanSIMDA sehingga membutuhkan waktu untuk adaptasi

atau update dengan sistem terbaru. Hal tersebutmenyebabkan terhambatnya penyerapan belanja DanaAlokasi Khusus bidang pendidikan.

Item pembentuk faktor regulasi yang keduaadalah petunjuk teknis penggunaan DAK yang tidaktepat waktu. Permendiknas Nomor 5 Tahun 2010 tentangPetunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi KhususBidang Pendidikan Tahun Anggaran 2010 baru terbittanggal 1 Februari 2010. Bahkan dalam tahun yang samaPermendiknas tersebut diganti dengan PermendiknasNomor 18 Tahun 2010 dan Permendiknas Nomor 19Tahun 2010 pada tanggal 25 Agustus 2010. Hal tersebutmenyebabkan terhambatnya penyerapan DAK bidangpendidikan tahun anggaran 2010.

Item pembentuk faktor regulasi yang ketigaadalah Petunjuk teknis penggunaan DAK bidangpendidikan yang tidak disosialisasikan dengan baikkepada Pemda. Sosialisasi DAK bidang pendidikan

Tabel 5Penamaan Faktor yang Terbentuk

Komponen Item Factor Loadings

Faktor 1 a. Peraturan yang sering mengalami perubahan (Q1)b. Petunjuk teknis penggunaan DAK yang tidak tepat waktu (Q2)c. Petunjuk teknis penggunaan DAK Bidang Pendidikan tidak

disosialisasikan dengan baik kepada pemda (Q3) Regulasid. Ketidakjelasan mekanisme pelaksanaan DAK antara tender

dan swakelola (Q4)Faktor 2 a. Proses penyusunan DPA-SKPD yang waktunya cukup lama (Q6)

b. Revisi DPA-SKPD yang berulang-ulang (Q7) Pelaksanaanc. Kurangnya koordinasi antar SKPD (Q10) anggarand. Rumitnya proses penyaluran dan pencairan belanja DAK (Q13)e. Lamanya proses pengadaan barang /jasa (Q14)

Faktor 3 a. Kurangnya pemahaman pelaksana kegiatan (Q9)b. Kurangnya bimbingan teknis/pelatihan (Q11) Kapasitasc. Kurangnya jumlah sumber daya manusia (Q12) Sumber Dayad. Belum adanya penghargaan (reward) dan sanksi (punishment) Manusia

yang tegas (Q15)Faktor 4 a. Keterlambatan Penetapan Perda APBD (Q5) Penganggaran

b. Terjadinya tumpang tindih anggaran (pendanaan) (Q8) DaerahFaktor 5 a. Kurangnya partisipasi masyarakat (Q16) Pengawasan

b. Lemahnya pengawasan oleh aparatur pengawas internalpemerintah (Q17)

Sumber: Data primer, diolah.

Page 42: Jam Vol 24 No 1 April 2013

41

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYERAPAN............... (Kaharuddin dan Abdul Halim)

hanya dilaksanakan pada saat draft final disusun,sehingga berdampak pada proses penyerapan belanjaDAK bidang pendidikan.

Item pembentuk faktor regulasi yang keempatadalah ketidakjelasan mekanisme pelaksanaan DAKantara tender dan swakelola. Sejak lahirnyaPermendiknas Nomor 5 Tahun 2010 tanggal 1 Februari2010 dan UU Nomor 2 Tahun 2010 tanggal 25 Mei 2010hingga terbitnya Permendiknas Nomor 18 Tahun 2010dan Permendiknas Nomor 19 Tahun 2010 tanggal 25Agustus 2010 tersebut merupakan rentang waktudimana mekanisme pelaksanaan program/kegiatanDAK tidak jelas antara swakelola dan metodepengadaan barang/jasa sesuai dengan Keppres Nomor80 Tahun 2003. Hal tersebut mengakibatkanterhambatnya penyerapan belanja DAK bidangpendidikan.

Item pembentuk faktor pelaksanaan anggaranyang pertama adalah proses penyusunan DPA-SKPDyang waktunya cukup lama. Perkada tentangpenjabaran APBD ditetapkan tanggal 12 Januari 2010sedangkan DPA-SKPD disahkan tanggal 29 Januari2010, terjadi keterlambatan selama 4 hari, sehinggawaktu untuk tahapan pelaksanaan berikutnya juga ikutmenjadi terlambat.

Item pembentuk faktor pelaksanaan anggaranyang kedua adalah revisi DPA-SKPD yang berulang-ulang. DPA-SKPD kegiatan rehabilitasi sedang/beratbangunan sekolah (DAK bidang pendidikan) tahunanggaran 2010 dilakukan revisi sebanyak 2 (dua) kaliyaitu revisi pertama dilaksanakan setelah PermendiknasNomor 5 Tahun 2010 diterbitkan, revisi keduadilaksanakan setelah terbitnya Permendiknas Nomor18 Tahun 2010 dan Permendiknas Nomor 19 Tahun 2010.Hal tersebut mempengaruhi penyerapan belanja DanaAlokasi Khusus bidang pendidikan.

Item pembentuk faktor pelaksanaan anggaranyang ketiga adalah kurangnya koordinasi antar SKPD.Koordinasi antar SKPD yang terkait denganpengelolaan DAK bidang pendidikan selama inidirasakan masih kurang. Item pembentuk faktorpelaksanaan anggaran yang keempat adalah rumitnyaproses penyaluran dan pencairan belanja DAK. PMKNomor 126/PMK.07/2010 tentang Pelaksanaan danPertanggungjawaban Anggaran Transfer Ke Daerahmenyatakan bahwa penyaluran DAK dilakukan secarabertahap, tidak dapat dilaksanakan secara sekaligus

dan tidak melampaui tahun anggaran berjalan.Penyaluran secara bertahap tersebut dilaksanakansetelah penggunaan DAK tahap sebelumnya mencapai90%. Penyaluran dan pencairan secara bertahapcenderung tidak mau dilaksanakan oleh kontraktorkarena pentahapan proses tersebut dirasa sangat rumitdan membutuhkan biaya. Kontraktor lebih memilihproses pencairan setelah pekerjaan 100% dilaksanakan,sehingga persyaratan untuk penyaluran menjadi tidakterpenuhi dan menghambat proses penyerapan DanaAlokasi Khusus bidang pendidikan.

Item pembentuk faktor pelaksanaan anggaranyang kelima adalah lamanya proses pengadaanpengadaan barang/jasa. Dibutuhkan waktu ± 45 hariuntuk melakukan proses pengadaan barang/jasadengan metode pelelangan umum. Waktu yangdibutuhkan semakin panjang apabila suatu program/kegiatan ternyata memerlukan proses pelelangan ulang.Hal tersebut menghambat penyerapan belanja DanaAlokasi Khusus bidang pendidikan.

Item pembentuk faktor kapasitas sumber dayamanusia yang pertama adalah kurangnya pemahamanpelaksana kegiatan. Pemahaman pelaksana kegiatanmeliputi tahapan-tahapan perencanaan kegiatan,pelaksanaan, penatausahaan, dan pertanggungjawaban. Pada tahap perencanaan berupa penentuansekolah-sekolah penerima DAK sering tidak didukungoleh kemampuan sumber daya manusia yang memadaiuntuk menyediakan database yang dapat diandalkanserta menginterpretasikan ketentuan yang ada.

Item pembentuk faktor kapasitas sumber dayamanusia yang kedua adalah kurangnya bimbinganteknis/pelatihan. Dalam DPA-SKPD Dinas PendidikanNasional hanya ada satu kali kegiatan sosialisasi yangmelibatkan pelaksana kegiatan, sekolah penerima, danaparatur dari DPKA, Bappeda, Sekretariat Daerah, danInspektorat, sementara perubahan peraturan-peraturantersebut perlu ditindaklanjuti dengan pelaksanaansosialisasi. Dana dalam rangka mengikuti bimbinganteknis/pelatihan juga sangat terbatas.

Item pembentuk faktor kapasitas sumber dayamanusia yang ketiga adalah kurangnya jumlah sumberdaya manusia. SDM yang terlibat dalam pengelolaanDAK bidang pendidikan berjumlah 12 orang. Jika dilihatdari besarnya dana yang dikelola dibandingkan denganjumlah personil yang terlibat maka jumlah SDM tersebutjelas masih kurang.

Page 43: Jam Vol 24 No 1 April 2013

42

JAM, Vol. 24, No. 1, April 2013: 33-44

Item pembentuk faktor kapasitas sumber daya manusiayang keempat adalah belum adanya penghargaan dansanksi yang tegas. PMK Nomor 126/PMK.07/2010,pasal 26 mengisyaratkan tentang sanksi terkait denganbelanja DAK bidang pendidikan. Untuk belanja DAKbidang pendidikan tahun anggaran 2010, PemerintahKabupaten Sumbawa hanya mampu merealisasikanpenyerapannya sebesar 27,66%. Jika mengacu padaPMK tersebut, maka penyaluran DAK tahap ketigatidak dapat dilaksanakan. Kenyataannya, justru terbitPMK Nomor 200/PMK.07/2010, sehingga ketentuanPMK Nomor 126/PMK.07/2010 tidak berlaku.Sedangkan menyangkut penghargaan bagi pemdayang menyampaikan laporan pelaksanaan DAK bidangpendidikan tepat waktu, selama ini hanya berupakelancaran penyaluran dana.

Item pembentuk faktor penganggaran daerahyang pertama adalah keterlambatan penetapan PerdaAPBD. Sebagai bagian dari siklus pengelolaankeuangan daerah, penganggaran daerah merupakansalah satu faktor kunci suksesnya pelaksanaan siklus-siklus lainnya. Perda tentang APBD dan Perkadatentang Penjabaran APBD Kabupaten Sumbawa TahunAnggaran 2010 ditetapkan pada tanggal 12 Januari 2010,lebih lambat 12 hari dari batas toleransi PP Nomor 58Tahun 2005. Keterlambatan tersebut berpengaruhkepada proses penyerapan belanja daerah.

Item pembentuk faktor penganggaran daerahyang kedua adalah terjadinya tumpang tindih anggaran.Permendiknas Nomor 18 Tahun 2010 maupunPermendiknas Nomor 19 Tahun 2010 pada kriteria umumpenerima DAK bidang pendidikan mensyaratkanbahwa pada tahun anggaran 2010 tidak menerima danabantuan sejenis baik dari sumber dana pusat (APBN)maupun dari sumber dana daerah (APBD Provinsi atauAPBD Kabupaten). Karena peruntukkan dana yanghampir sama, sementara mekanisme penggunaannyaberbeda, sehingga tumpang tindih pendanaan sangatsulit dihindari yang berakibat pada tidak atau kurangterserapnya salah satu sumber pendanaan yang sudahditetapkan.

Item pembentuk faktor pengawasan yangpertama adalah kurangnya partisipasi masyarakat.Dalam Permendiknas Nomor 5 Tahun 2010 nampak jelaspartisipasi komite sekolah dimana dinyatakan bahwaDAK bidang pendidikan tahun anggaran 2010 diberikansecara langsung dalam bentuk hibah kepada satuan

pendidikan (SD/SDLB dan SMP) dan dilaksanakansecara swakelola, dengan melibatkan komite sekolahdan partisipasi masyarakat di sekitar sekolah sebagaibagian integral dari sistem manajemen berbasis sekolah(MBS). Namun terbitnya Permendiknas Nomor 18Tahun 2010 dan Permendiknas Nomor 19 Tahun 2010sebagai pengganti Permendiknas Nomor 5 Tahun 2010justru semakin kurang kuatnya peran komite sekolah.

Item pembentuk faktor pengawasan yang keduaadalah lemahnya pengawasan oleh aparatur pengawasinternal pemerintah. Permendiknas Nomor 18 Tahun2010 menyebutkan bahwa pengawasan fungsional/pemeriksaan tentang pelaksanaan kegiatan danadministrasi keuangan program DAK bidangpendidikan tahun anggaran 2010 dilaksanakan olehIrjen Kemendiknas dan Inspektorat Daerah.Pengawasan oleh BPKP maupun InspektoratKabupaten selama ini hanya dilakukan pada akhirtahun bahkan pada awal tahun untuk pengawasanpelaksanaan kegiatan tahun sebelumnya, sehinggatidak jarang terjadi penyempurnaan dan perbaikan hasilkerja setelah jadwal pelaksanaan berakhir bahkan tidakdapat dilakukan perbaikan sama sekali.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, makadapat ditarik simpulan sebagai berikut, yaitu 1)penyerapan belanja Dana Alokasi Khusus bidangpendidikan di Kabupaten Sumbawa tahun anggaran2010 dipengaruhi oleh 5 (lima) faktor yaitu regulasi,pelaksanaan anggaran, kapasitas sumber dayamanusia, penganggaran daerah, dan pengawasan; 2)hasil analisis deskriptif kualitatif terhadap kelima faktortersebut menunjukkan bahwa a) faktor regulasi yangberupa peraturan yang sering mengalami perubahan,keterlambatan petunjuk teknis dan permasalahansosialisasi petunjuk teknis, dan lahirnya UU Nomor 2Tahun 2010 mengubah mekanisme pelaksanaan DAKtetapi tidak langsung ditindaklanjuti dengan petunjukpelaksanaan; b) faktor pelaksanaan anggaran yangberupa proses penyusunan DPA-SKPD yang cukuplama dan revisi DPA-SKPD yang berulang-ulang,kurangnya koordinasi antar SKPD terkait, prosespenyaluran DAK secara bertahap dengan syarat harus

Page 44: Jam Vol 24 No 1 April 2013

43

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYERAPAN............... (Kaharuddin dan Abdul Halim)

terserap 90% dari tahap sebelumnya dirasa sangatrumit, dan proses pengadaan barang/jasa yang cukuplama; c) faktor kapasitas sumber daya manusia yangberupa kurangnya pemahaman pelaksana kegiatanterhadap teknis pelaksanaan kegiatan, kurangnyabimbingan teknis/pelatihan, kurangnya jumlah SDMdan belum adanya penghargaan dan sanksi yang tegasjuga menghambat penyerapan belanja Dana AlokasiKhusus bidang pendidikan; d) Faktor penganggarandaerah yang berupa terlambatnya penetapan PerdaAPBD, tumpang tindih anggaran (pendanaan) sepertiBOS dan DAK; dan e) faktor pengawasan yang berupapartisipasi masyarakat yang masih kurang, pengawasanoleh aparatur pengawas internal pemerintah yang masihlemah.

Saran

Penelitian ini disadari memiliki beberapa keterbatasanyang akan sangat berguna untuk penelitian di masamendatang. Masih ada variabel lain yang mungkinsaja dapat membentuk faktor-faktor yang mempengaruhipenyerapan belanja Dana Alokasi Khusus bidangpendidikan selain faktor-faktor yang dianalisis, sepertipeningkatan alokasi anggaran pada perubahan APBD,akuntansi dan pelaporan, serta sinkronisasi antaraDAK, dana dekonsentrasi dan tugas pembantuan.Penelitian ini hanya melibatkan aparatur PemerintahDaerah dan komite sekolah di wilayah KabupatenSumbawa, Nusa Tenggara Barat sehingga padapenelitian selanjutnya disarankan 1) melibatkan unsur-unsur seperti Dewan Pendidikan, LSM, dan institusiswasta pelaksana pendidikan, dan dapat direplikasiuntuk wilayah atau pemerintah daerah lain di Indone-sia; 2) berdasarkan hasil analisis yang berbasis datasurvei, penyerapan belanja Dana Alokasi Khususbidang pendidikan dapat dioptimalkan dengan cara a)apabila terjadi perubahan regulasi oleh pemerintahpusat, harus dilakukan secara cermat, komprehensif danmempertimbangkan kondisi implementasinya.Penerbitan dan sosialisasi petunjuk teknis penggunaanDAK, keputusan alokasi, dan pedoman penyusunanAPBD secara bersamaan atau dalam waktu yang tidakjauh berbeda; b) agar penyusunan dan pengesahanDPA-SKPD sesuai dengan waktu yang ditentukan,menghindari revisi DPA-SKPD yang berulang-ulangmelalui perencanaan yang baik, meningkatkan kualitas

dan intensitas koordinasi baik antarlevel pemerintahan,maupun antar SKPD yang terkait dengan pengelolaanDAK bidang pendidikan, menyederhanakan prosespenyaluran DAK bidang pendidikan, dan pelaksanaanpengadaan barang/jasa harus dapat dimulai segerasetelah pengesahan DPA-SKPD; c) meningkatkanpemahaman pelaksana kegiatan melalui bimbinganteknis/pelatihan, kursus-kursus dan sosialisasi,meningkatkan jumlah SDM yang terlibat dalampengelolaan belanja DAK bidang pendidikan mengacukepada hasil analisis kebutuhan organisasi,menerapkan mekanisme penghargaan dan sanksi yangtegas bagi pelaksana kegiatan yang dapat atau tidakdapat menyelesaikan pekerjaannya sesuai denganwaktu dan kualitas yang ditentukan; d) penyusunandan penetapan Perda APBD harus sesuai dengan waktuyang ditentukan dalam Peraturan Pemerintah Nomor58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah,menghindari terjadinya tumpang tindih anggaranmelalui perencanaan dan koordinasi yang komprehensifbaik antar level pemerintahan, antar SKPD maupun antarprogram/kegiatan; dan e) meningkatkan sosialisasi akanpentingnya partisipasi masyarakat dalam mengawasipelaksanaan program/kegiatan, memperkuatpengawasan oleh aparatur pengawas internalpemerintah melalui dukungan dana dan fasilitas-fasilitas penunjang suksesnya pengawasan sekaligusmempercepat penyelenggaraan SPIP.

DAFTAR PUSTAKA

Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariatedengan Program SPSS IBM SPSS 19. BadanPenerbit Universitas Diponegoro. Semarang.

Halim, Abdul. 2007. Akuntansi Sektor Publik:Akuntansi Keuangan Daerah. Salemba Empat.Jakarta.

Mahmudi. 2010. Analisis Laporan KeuanganPemerintah Daerah. UPP STIM YKPN.Yogyakarta.

Usman, Syaikhu, Mawardi, M. Sulton, Poesoro, Adri,Suryahadi, Asep dan Sampford, Charles. 2008.

Page 45: Jam Vol 24 No 1 April 2013

44

JAM, Vol. 24, No. 1, April 2013: 33-44

“The Specific Allocation Fund (DAK): Mecha-nism and Uses”. SEMERU Research Institute.Research Report. Jakarta.

Widarjono, Agus. 2010. Analisis Statistika MultivariatTerapan. UPP STIM YKPN. Yogyakarta.

World Bank. 2007. “Spending for Development: Mak-ing the Most of Indonesia’s New Opportuni-ties”, Indonesia Public Expenditure Review2007, sumber: http:www.siteresources.worldbank.org.INTINDONESIA/ Resources/Publ icat ion/280016-1168483675167/PEReport.pdf. diunduh tanggal 21 Juni 2011.

Page 46: Jam Vol 24 No 1 April 2013

45

DAMPAK ASEAN – CHINA FREE TRADE AREA............... (Rokhedi Priyo Santoso dan Muhamad Ady Fahruriza)

Vol. 24, No. 1, April 2013Hal. 45-51

ABSTRACT

ASEAN China Free Trade Area (AC-FTA) was effec-tively implemented in 2010 arising pros and cons. Theargument for the implementation of AC-FTA is this freetrade will expand market opportunities of Indonesianproducts. While the argument againsts AC-FTA be-lieve that it will weaken the competitiveness andthreaten the survival of small and medium enterprisesin Indonesia. This study aims to analyze the impact ofAC-FTA on the decreasing of business survival of mi-cro and small garment industriwa in Botoran, TulungAgung of East Java. The aspects of business survivalunder study are in terms of changes in sales revenue,sales volume, working capital, number of workers bothpermanent and non-permanent, profit, the volume andvalue of production, sources of raw materials, and themarketing coverage area. The method used is a pairedsample t test analysis which compares the mean val-ues of two set of variables before and after the ACFTA.The result shows that all aspects of business continu-ity of garment industry decreased significantly after 2years implementation of AC-FTA. The result indicatesthat SME are not yet able to compete with importedproducts from China either in terms of the quality ofraw materials, design, product and price.

DAMPAK ASEAN – CHINA FREE TRADE AREATERHADAP PENURUNAN KELANGSUNGAN

USAHA MIKRO DAN KECIL

Rokhedi Priyo Santoso

Muhamad Ady FahrurizaProgram Studi Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia

Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta 55283Telepon +62 274 881546 – 885376, Fax +62 274 882589

E-mail: [email protected]

Tahun 1990

ISSN: 0853-1259

J U R N A LAKUNTANSI & MANAJEMEN

Keywords: AC-FTA, business survival, paired samplet test, garment industries, small scale industries

JEL classification: F19, F44

PENDAHULUAN

ASEAN-China Free Trade Area (AC-FTA) merupakankerjasama perdagangan bebas antara negara anggotaASEAN dengan China mengenai penurunan tarif danbea masuk. Kerjasama ini berlaku untuk semua negaraASEAN sesuai kesepakatan Framework Agreementon Comprehensive Economic Cooperation betweenthe ASEAN and People’s Republic of China pada 2002,Agreement Trade in Goods dan Agreement DisputeSettlement Mechanism pada 2004 (Salam dan Haryotejo,2011).

Saat ini, kemajuan ekonomi China telahmemposisikan negara ini sebagai penguasaperekonomian Asia. Bahkan China diprediksikanmenguasai perekonomian global dan berpotensimenyudahi dominasi perdagangan Jepang, Uni Eropa,dan Amerika Serikat. Dengan taksiran cadangan devisasebesar 2,13 triliun dollar AS, China menjadi salah satu

Page 47: Jam Vol 24 No 1 April 2013

46

JAM, Vol. 24, No. 1, April 2013: 45-51

negara terkaya di dunia. Keberhasilan China dalammeningkatkan perekonomiannya memiliki implikasikebutuhan untuk melakukan ekspansi pasar termasukkawasan ASEAN. Kawasan ASEAN dipandangmemiliki potensi pasar yang luas karena beberapanegara anggotanya memiliki penduduk yang tinggi.

Secara individu, Indonesia telah membangunhubungan dengan China sejak nenek moyang dan terusberlangsung sampai saat ini. Pada awalnya, hubunganperdagangan Indonesia dengan China dilakukan secaratidak langsung melalui perantara seperti Singapura danHongkong (Ragimun, 2010). Momentum terbukanyaperdagangan China yang pesat merupakan salah satualasan yang melandasi pembentukan kawasanperdagangan bebas dengan China.

Pendapat pro dan kontra terhadap AC-FTAmuncul dari berbagai kalangan. AC-FTA dipandangsebagai kesempatan bagi Indonesia untuk memperluasakses pasar. Di samping itu, AC-FTA dapat mendorongprodusen di Indonesia untuk lebih efisien sehinggamampu menciptakan nilai tambah yang lebih tinggidaripada pesaingnya. Dengan menggunakan data paneltriwulanan, Bowo (2012) menganalisis dampakpenerapan ACFTA terhadap nilai perdagangan Indo-nesia atas China pada beberapa komoditi terpilih yangtermasuk dalam Normal Track I dimana tarif bea masukkomoditas mulai 0% pada 2010. Beberapa produk yangekspornya berpotensi untuk meningkat antara lainkelompok produk pertanian seperti kelapa sawit, karet,dan kopi. Herawati (2010) mendapatkan fakta bahwanilai penjualan batik Pekalongan setelah 2010 lebihtinggi daripada sebelumnya. Namun penelitian inidilakukan pada awal 2010 yang bertepatan dengan awalimplementasi AC-FTA sehingga dampak AC-FTAsebenarnya belum bisa dievaluasi secara utuh.Meskipun batik merupakan produk lokal khas Indone-sia, batik dari China juga sudah mulai merambah pasaranlokal.

AC-FTA juga bisa menjadi stimulan bagi tenagakerja untuk lebih produktif, meningkatkan kompetensi,dan disiplin sehingga meningkatkan daya saing pekerjamenjadi lebih tinggi. Hal ini secara tidak langsung dapatmengikis kekhawatiran kalangan yang kontra terhadapkemungkinan efek PHK dari ketidakmampuanpengusaha dalam menjaga eksistensi usahanya dalambersaing dengan produk sejenis dari China (Hamzirwan,2010).

Sementara itu dari pihak yang kontraberpendapat jika para pelaku usaha yang komoditinyamendapat saingan dari produk impor dari China akanmenjadi korban dalam berlangsungnya kebijakantersebut. Selama ini, produk impor dari China sudahsangat kompetitif di pasar Indonesia bahkan pasardunia. Dengan demikian, persaingan domestik akanlebih tinggi dengan dibebaskannya bea masuk impor.Beberapa produk yang berpotensi terkena dampaknegatif AC-FTA antara lain garmen, elektronik, sektormakanan, industri baja/besi, dan produk hortikultura.

Terlepas dari pro kontra yang timbul terhadapperjanjian ACFTA, dalam kurun dua tahun setelahimplementasinya, Badan Pusat Statistik (BPS)melaporkan bahwa impor pada Mei 2011 senilai 14,825miliar dollar AS, sedangkan pada Mei 2012 impormencapai 17,210 miliar dollar AS. Nilai impor ini bahkanlebih tinggi dibandingkan nilai ekspor pada Mei 2012.Ekspor pada Mei 2011 senilai 18,334 milliar dollar AS.Ekspor Mei 2012 jusru turun menjadi 16,274 milliar dol-lar AS. Impor non migas terbesar selama Januari-Mei2012 masih ditempati China dengan nilai 11,89 miliardollar AS dengan pangsa 19,29%. Urutan kedua adalahJepang yaitu 9,66 miliar dollar AS atau setara 15,67%dan Thailand senilai 4,73 miliar dollar AS atau setara7,67% (Kemenperin, 2012). Data tersebut menunjukkanmeningkatnya nilai impor tidak jauh lebih besardibandingkan dengan turunnya nilai ekspor padaperiode yang sama.

Saat ini, beberapa komoditi dari China yangmendominasi pasar impor di Indonesia di antaranyaadalah mainan anak-anak, mebel, produk elektronika,tekstil dan produk tekstil (TPT), dan permesinan. Faktapenting lainnya, dari survei Kementrian Perindustrianpada Maret 2011 terbukti bahwa industri elektronikadan TPT khususnya garmen memilki korelasi kuatterhadap dampak yang ditimbulkan dari perjanjian AC-FTA ini. Kedua industri ini terbukti kuat mengalamipeningkatan impor bahan baku, penurunan produksi,penurunan penjualan, penurunan keuntungan, danpengurangan tenaga kerja (Caturini, 2011).

Berdasarkan sisi mikro pelaku usaha,penurunan daya saing tekstil dan produk tekstil jugatelah berdampak pada keberlangsungan hidup parapelaku usaha kecil dan mikro di bidang garmen sepertidi Desa Botoran Kabupaten Tulungagung Jawa Timur.Kabupaten Tulungagung merupakan salah satu pusat

Page 48: Jam Vol 24 No 1 April 2013

47

DAMPAK ASEAN – CHINA FREE TRADE AREA............... (Rokhedi Priyo Santoso dan Muhamad Ady Fahruriza)

konveksi yang cukup besar dimana sebagian besarpelaku usahanya adalah Usaha Mikro dan Kecil (UMK)sebagai usaha padat karya baik tenaga terampil maupuntidak terampil. Industri ini menyangkut hajat hidupbanyak pengusaha kecil, pekerja jahit, pekerja bordir,tenaga pemasaran, sampai pada pengepakan. Padaumumnya, karakteristik UMK adalah pelaku yangmandiri dari sisi permodalan, manajemen, danpemasaran. Masuknya berbagai baju impor dari Chinayang beredar di wilayah Jawa Timur berdampak padapenurunan permintaan akan produksi konveksi dariKabupaten Tulungagung. Produk garmen Chinamemiliki beberapa keunggulan terutama dari sisikualitasnya antara lain desain, jenis kain, teknologibordir. Dengan kualitas yang lebih baik tersebut, hargaproduk garmen China relatif sama bahkan lebih murahdaripada produksi lokal (Oktafiana, 2012).Berlangsungnya kebijakan AC-FTA dinilai merugikanbeberapa UMK yang khususnya bergerak di bidanggarmen di daerah studi kasus Kabupaten Tulungagungkarena para pemilik usaha dinilai belum mampu bersaingsecara kompetitif dengan produk dari China.

Berdasarkan permasalahan tersebut, penelitianini bertujuan untuk menganalisis dampak implementasiAC-FTA terhadap penurunan kelangsungan usahagarmen di Desa Botoran Kabupaten Tulung AgungJawa Timur. Aspek kelangsungan usaha ditinjau dariperubahan omset penjualan, volume penjualan, modalkerja, jumlah pegawai baik tetap maupun tidak tetap,laba usaha, volume dan nilai produksi, sumber bahanbaku, hingga area pemasaran.

MATERI DAN METODE PENELITIAN

Integrasi ekonomi merupakan suatu kebijakan komersialatau kebijakan perdagangan yang secara diskriminatifmenurunkan atau menghapuskan hambatan-hambatanperdagangan hanya di antara negara-negara yangsaling sepakat untuk membentuk persekutuan/perserikatan pabean. Tingkatan integrasi ekonomi itusendiri bervariasi mulai dari pengaturan perdaganganpreferensial, yang selanjutnya dapat dikembangkanmenjadi pembentukan kawasan/area perdaganganbebas.

Free Trade Area (FTA) adalah bentuk integrasiekonomi yang lebih tinggi dimana semua hambatanperdagangan tarif maupun non tarif di antara negara-

negara anggota telah dihilangkan sepenuhnya, namunmasing-masing negara anggota tersebut masih berhakuntuk menentukan sendiri apakah hendakmempertahankan atau menghilangkan hambatan-hambatan perdagangan yang diterapkannya terhadapnegara-negara luar yang bukan anggota (Salvatore,1997). FTA juga dapat diartikan ketika satu ataubeberapa negara sepakat untuk menghapus tarif dankuota serta kebutuhan akan birokrasi disederhankanuntuk menarik perusahaan-perusahaan denganmenambahkan insentif kemudahan untuk melakukanusaha (Oktaviani, 2011).

FTA bertujuan untuk untuk menurunkanhambatan perdagangan sehingga volume perdaganganmeningkat karena spesialisasi. Sesuai dengan teorikeuntungan komparatif, melalui pasar bebas setiapsumber produksi cenderung untuk berspesialisasidalam aktivitas dimana terjadi keunggulan komparatifbukan pada keunggulan absolut. Pada akhirnyapendapatan akan mengalami peningkatan sehinggakesejahteraan juga meningkat (Ainia, 2012). Beberapacontoh perdagangan bebas yang telah berjalan selamaini antara lain The European Free Trade Area (EFTA)yang dibentuk tahun 1960 dan menghasilkan konvensiStockholm. Untuk wilayah Asia Tenggara, negara-negara ASEAN mencetuskan kawasan perdaganganbebas yang dikenal dengan nama ASEAN Free TradeArea (AFTA). AFTA dibentuk pada awal tahun 1993oleh tujuh negara anggota ASEAN, yaitu Indonesia,Filipina, Malaysia, Thailand, Singapura, Vietnam, danBrunei. Anggotanya kemudian bertambah denganmasuknya Laos, Kamboja, dan Myanmar(Ainiadarmawan, 2012).

Implementasi AC-FTA dilakukan dengan carapenurunan bertahap dan serentak terhadap bea masuk.Untuk produk yang masuk normal track, pada tahun2010 bea masuk harus nol, sementara untuk produkyang masuk dalam sensitive list, bea masuk dikurangisecara bertahap hingga tahun 2018. Dalam implementasikebijakan ACFTA terdapat tiga tahapan pengurangantarif, dengan skema Commont Effective PreferentialTarif (CEPT) yaitu Early Harvest Program (EHP),Normal Track, dan Sensitive Track

Dalam menjadwalkan penurunan/penghapusantarif dan menyusun daftar produk-produk yangtercakup dalam EHP, Normal Track dan Sensitive Track/Highly Sensitive antara masing-masing negara

Page 49: Jam Vol 24 No 1 April 2013

48

JAM, Vol. 24, No. 1, April 2013: 45-51

Anggota ASEAN dan China dilakukan denganpendekatan bilateral, artinya masing-masing negaramenjadwalkan penurunan/penghapusan tarif danmenyusun produknya, sehingga dalamimplementasinya akan terjadi perbedaan tarif maupuncakupan produknya. Sebagai contoh, cakupan bilat-eral EHP masing-masing negara ASEAN dan Chinaberbeda-beda, sehingga dalam implementasi konsesipenurunan tarif bea masuk ke China untuk EHP akanberbeda antara Indonesia dengan negara ASEANlainnya (Ditjen KPI, 2012)

Pasca berlangsungnya ACFTA pada periodetahun kedua ini, telah dirasakan dampak yang terjadi.Beberapa dampak negatif antara lain merebaknyakomoditi dari China pasca bergulirnya kebijakan ACFTAtelah sedikit banyak mempengaruhi mindset pengusahadalam negeri untuk mengubah atau berpindah usahadari produsen menjadi konsumen. Sebagai contoh,harga tekstil dan produk tekstik (TPT) China lebih murahantara 15% hingga 25%. Menurut Wakil Ketua UmumAsosiasi Pertekstilan Indonesia (API), selisih 5% sajasudah membuat industri lokal kelabakan, apalagiperbedaannya besar (Anggraini, 2012). Denganmempertimbangkan berbagai dampak negatif AC-FTA,penelitian ini menduga bahwa AC-FTA akan merugikandan mengancam keberlangsungan usaha pelaku UMKyang bergerak di bidang garmen di daerah studi kasusKabupaten Tulungagung. Oleh karena itu, formulasihipotesis penelitian yang diajukanH

1: Ada penurunan kondisi keberlangsungan usaha

yang signifikan antara sebelum berlangsungnyakebijakan ACFTA dan setelah berlangsungnyakebijakan ACFTA.

Data yang digunakan merupakan data primerdengan teknik simple random sampling sebanyak 30pelaku usaha mikro dan kecil di bidang garmen diKelurahan Botoran Kabupaten Tulungagung, JawaTimur. Metode analisis yang digunakan untukmembandingkan kondisi kelangsungan usaha sebelumdan sesudah AC-FTA adalah Paired Sample T Test.Metode ini digunakan untuk membandingkan rata-ratasuatu sampel yang berpasangan (paired) dengan pa-

rameter t statistiknya adalah . Parameter t

adalah paired sample t-test dengan derajat kebebasan

n-1, adalah rata-rata perbedaan antara dua sampel,

adalah varian dan n adalah jumlah sampel. Jika nilai

statistik t lebih besar daripada nilai kritisnya, maka H0

akan ditolak yang artinya terdapat perbedaan signifikanantara sebelum dan sesudah AC-FTA.

HASIL PENELITIAN

Para pelaku UMK garmen di Desa Botoran sudahmemulai usahanya dari 1970-an. Para pelaku padaumumnya telah mengetahui pemberlakukan AC-FTAdari media cetak. Sebagian besar menyatakan bahwaAC-FTA memberikan dampak yang besar padausahanya sehingga pelaku UKM menyiapkan strategipersaingan dalam hal penetapan harga, desain, dankualitas. Berdasarkan sisi harga, produsen memilihuntuk mengurangi harga tanpa mengesampingkankualitas. Pelaku usaha mengakui keunggulan produkChina dalam hal dalam desain di antaranya kualitasbordir maupun kain yang digunakan. Untuk menyiasatihal tersebut, para pelaku yang memilih alternatif dengancara selalu up date model, maupun desain yang terkinimelalui survei langsung ke sejumlah pasar di Jakartamaupun di Bandung. Alternatif strategi terakhir yangdipilih adalah masalah kualitas, dimana para pelaku mulaiberalih dari pengrajin bordir manual ke mesin, atau yangdisebut dengan bordir komputer karena memiliki kualitaslebih bagus dan rapi, serta menghemat jumlah jamproduksi..

Namun demikian, untuk dapat tetap bertahanpara pelaku masih bayak menghadapi kendala lainseperti kesulitan pemasaran (40%), keterbatasanpermodalan (37%) dan kelangkaan tenaga kerja (17%).Berdasarkan wawancara terhadap 30 responden, hanyadua orang yang mengakui mendapat bantuan daripemerintah, baik dalam hal pemasaran maupunpermodalan seperti mengikutkan dalam pameran danpinjaman lunak maupun pelatihan kerja.

Berdasarkan kedelapan aspek kelangsunganusaha yang dianalisis - omset penjualan, volumepenjualan, modal kerja, jumlah pegawai baik tetapmaupun tidak tetap, laba usaha, volume dan nilaiproduksi, sumber bahan baku, hingga area pemasaran–semuanya mengalami penuruan secara rata-rata sebesar44% lebih rendah pada 2012 daripada pada 2009.

Page 50: Jam Vol 24 No 1 April 2013

49

DAMPAK ASEAN – CHINA FREE TRADE AREA............... (Rokhedi Priyo Santoso dan Muhamad Ady Fahruriza)

Bahkan beberapa aspek seperti volume penjualan danvolume produksi jatuh lebih dari 50% (Tabel 1). Dengandemikian, dapat dikatakan bahwa secara umum pelaku

UMK garmen di Desa Botoran mengalami penurunanusaha jika dibandingkan sebelum berlakunya AC-FTA.

Tabel 1Rata-Rata dan Perubahan Aspek Kelangsungan Usaha,

Tahun 2009 dan 2012

Pair Paired Samples Mean (Rp) Perub. Pair Paired Samples Mean (Rp) Perub.Statistics Statistics

Pair 1 omset09 65,200,000.00 -40% Pair 5 modal09 62,425,000.00 -40%omset12 38,800,000.00 modal12 37,405,000.00

Pair 2 totaljual09 1,156.30 -54% Pair 6 keuntungan09 7,777,000.00 -42%totaljual12 535.83 keuntungan12 4,506,500.00

Pair 3 pekerja09 25.77 -34% Pair 7 produksi09 1,243.00 -61%pekerja12 17.00 produksi12 490.17

Pair 4 ptt09 5.40 -41% Pair 8 nilaiprod09 58,869,000.00 -41%ptt12 3.20 nilaiprod12 34,759,000.00

Sumber: data diolah

Hasil perhitungan paired sample t testmenunjukkan bahwa nilai t statistik pada semua aspekkelangsungan usaha lebih besar daripada nilai kritisnya.Hal ini tercermin nilai r value yang lebih kecil dari 5%,kecuali pada aspek tenaga kerja tidak tetap sebesar10% (Tabel 2). Dengan demikian, menerima hipotesispenelitian yang menyatakan bahwa terdapat penurunanyang signifikan sebelum dan sesudah AC-FTA pada

semua aspek kelangsungan usaha. Jadi implementasiAC-FTA telah menyebabkan penurunan kelangsunganusaha yang signifikaan pada UMK garmen di DesaBotoran Tulungagung. Implementasi AC-FTA telahmenurunkan omset penjualan, total penjualan, jumlahpekerja tetap, jumlah pekerja tidak tetap, modal,keuntungan, volume produksi, dan nilai produksigarmen di desa tersebut.

Tabel 2Paired Sample T Test Aspek Kelangsungan Usaha, Tahun 2009 dan 2012

Hasil Statistik omset09 – totaljual09 – pekerja09 – ptt09 –omset12 totaljual12 pekerja12 ptt12

Mean 26,423,700.00 620.50 8.77 2.20Std. Deviation 35,850,200.00 1,489.29 9.11 2.28Std. Error Mean 6,545,310.00 271.91 1.66 1.0295% Confidence Interval Lower 13,037,000.00 64.39 5.36 (0.63)of the Difference Upper 39,810,300.00 1,176.61 12.17 5.03t 4.037 2.282 5.268 2.157df 29 29 29 4Sig. (2-tailed) 0 0.03 0 0.097

Page 51: Jam Vol 24 No 1 April 2013

50

JAM, Vol. 24, No. 1, April 2013: 45-51

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil uji analisis menggunakan uji pairedsample t test membuktikan bahwa semua aspekkelangsungan usaha garment di Desa Botoranmengalami penurunan yang signifikan setelahimplementasi AC-FTA berjalan dua tahun. Hal inimenjelaskan serta meyakinkan sebagaimana dugaanawal yang menyebutkan adanya dampak negatif dariberlangsungnya kebijakan AC-FTA terhadap usaha dibidang garmen ini.

Ditinjau dari sisi total produksi hingga omsetpenjualan mengalami penurunan yang tajam,mengingat kurang kompetitifnya produk lokal dalammenghadapi datangnya baju impor dari China. Hal inisenada dengan yang disampaikan oleh Wakil KetuaUmum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) yangmenyebutkan bahwa, harga tekstil dan produk tekstik(TPT) China lebih murah antara 15% hingga 25%.Dengan selisih hanya 5% saja sudah membuat industrilokal mengalami kesulitan, apalagi perbedaannya besar.Berdasarkan sisi konsumen domestik, mereka menilaiterdapat perbedaan yang mencolok dari produk bajuyang dihasilkan dari China dengan hasil produksi lokal.Perbedaan tersebut antara lain dalam hal harga produkChina yang lebih murah, desain maupun penggunaanbahan kain yang lebih unggul dan kualitas bordir yanglebih baik. Dengan kondisi tersebut, konsumen lebihmemilih produk impor China daripada produk lokal.Beralihnya beberapa produsen dari mengolah bahantekstil menjadi konsumen dalam mencukupi kebutuhanpesanan dari pelanggan mengakibatkan multiplier ef-fect bagi sejumlah tenaga kerja. Bukan hal mustahil lagijika banyak tenaga kerja yang kehilangan pekerjaan

mengingat tingginya biaya produksi, sehingga merekadikorbankan untuk merampingkan biaya produksi ataumodal kerja yang harus dikeluarkan pelaku UMK bajubordir di Botoran Kabupaten Tulungagung.

Produsen mengalami kelangkaan tenaga kerjaterampil di bidang garmen mengingat semakin tingginyapersaingan usaha yang menciptakan berbagai modelmaupun desain baju yang makin menarik namun rumitdalam pembuatannya. Hal ini diperparah denganminimnya penguasaan teknologi produksi, yangberakibat pada minimya produktifitas menjadi rendah.Berdasarkan sisi efisiensi waktu, proses pengerjaanmembutuhkan waktu yang relatif lama sehingga tidakmampu mencukupi kebutuhan maupun pesanan daripelanggan dalam jumlah besar khususnya pada hariraya.

Kesulitan di bidang penjualan dan prosesproduksi telah mengakibatkan margin keuntungan yangdiperoleh menjadi menurun. Kecilnya keuntunganmenyebabkan keterbatasan dalam akumulasi modalsehingga kemampuan produksi dari UMK juga semakintertekan dengan semakin tingginya derajat persaingandengan produk impor China.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Penelitian menyimpulkan bahwa terjadi penurunansignifikan kelangsungan usaha garment di DesaBotoran dalam aspek omset penjualan, volumepenjualan, modal kerja, jumlah pegawai baik tetapmaupun tidak tetap, laba usaha, volume dan nilaiproduksi sesudah implementasi AC-FTA. Hasil ini

Hasil Statistik modal09 – keuntungan09 – produksi09 – nilaiprod09 –modal12 keuntungan12 produksi12 nilaiprod12

Mean 25,020,000.00 3,270,500.00 752.83 24,110,300.00Std. Deviation 32,379,100.00 2,938,530.00 1,581.06 32,619,100.00Std. Error Mean 5,911,580.00 536,500.00 288.66 5,955,400.0095% Confidence Interval Lower 12,929,500.00 2,173,230.00 162.45 11,930,200.00of the Difference Upper 37,110,500.00 4,367,770.00 1,343.21 36,290,500.00t 4.232 6.096 2.608 4.048df 29 29 29 29Sig. (2-tailed) 0 0 0.014 0

Sumber: data diolah

Page 52: Jam Vol 24 No 1 April 2013

51

DAMPAK ASEAN – CHINA FREE TRADE AREA............... (Rokhedi Priyo Santoso dan Muhamad Ady Fahruriza)

memperkuat prediksi yang menyatakan bahwa ACFTAakan menjadi tekanan bagi pengusaha yangkomoditinya bersaing dengan produk sejenis dariChina. Selama dua tahun pelaksanaan AC-FTA, dapatdiindikasikan bahwa pelaku UMK yang belum mampuberkompetisi dengan ekspansi produk impor dari Chinabaik dari sisi jenis kualitas bahan baku, desain, kualitasproduk dan harga. 47Beberapa faktor yang diduga menjadi penyebablemahnya daya saing antara lain rendahnyapenguasaan teknologi produksi sehingga efisiensinyarendah, rendahnya penguasaan teknologi informasiuntuk pemasaran produk, dan ketergantungan padajaringan pemasaran lokal.

Saran

Pemerintah perlu memberikan dukungan kebijakanuntuk tetap menjaga eksistensi usaha konveksi bordirdi Desa Botoran Kabupaten Tulungagung danbagaimana menangkap peluang positif dari perjanjianAC-FTA. Pemerintah diharapkan memberi stimulususaha mulai dari sisi bantuan permodalan denganmemberikan kredit ringan dan memberikan layanandalam hal kemudahan perijinan maupun memberikanjaringan perluasan pemasaran produk, sertapembangunan infrastruktur yang lebih memadai.

DAFTAR PUSTAKA

Ainiadarmawan, A. 2012. Integrasi Ekonomi. http://www.scribd.com/doc/ 59931913/ Integrasi-Ekonomi. Diakses 22 juni 2012.

Ainia, N. 2012. Integrasi Ekonomi. http://www.scribd.com/doc/ 82212507/ Integrasi-Ekonomi. Diakses 22 juni 2012.

Bowo, H. 2012. “Dampak Penerapan ASEAN-CHINAFree Trade Area (ACFTA) Terhadap NilaiPerdagangan Indonesia atas China: StudiBeberapa Komoditas Terpilih”. Tesis. Universi-tas Indonesia. Jakarta.

Caturini, R. 2012. Produk China Menjadi Raja, IndustryLokal Tak Berdaya. http://lipsus.kontan.co.id/

Page 53: Jam Vol 24 No 1 April 2013

53

PENGARUH PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI, PENGALAMAN, ............... (Rusmawan W. Anggoro)

Vol. 24, No. 1, April 2013Hal. 53-61

ABSTRACT

This research examines the effect of accounting pro-fession education programs, work experience, genderand religiosity on audit quality, especially in Indone-sia. Quasi experiment method is used to collect thedata. First, the competence of auditors is separatedinto education and experience. Analysis of the influ-ence of education and experience is carried out sepa-rately on audit quality. Second, researchers incorpo-rate gender and differences in the level of religiosity inthe model to determine the effect on audit quality. Fi-nally, a moderated regression analysis used to test theinteraction effects between variables (education, ex-perience and religiosity). The results suggest that un-related-work experience will reduces audit quality andreligiosity raises audit quality.

Keywords: auditors competence, gender, religiosityindex, audit quality

JEL classification: J16, M42

PENDAHULUAN

Perkembangan dan peningkatan peran pasar modaldalam mendukung pertumbuhan serta stabilitasperekonomian meningkatkan kebutuhan publik atas

PENGARUH PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI,PENGALAMAN, GENDER DAN RELIGIOSITAS

TERHADAP KUALITAS AUDIT

Rusmawan W. AnggoroSekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN Yogyakarta

Jalan Seturan Yogyakarta 55281Telepon +62 274 486160, 486321, Fax. +62 274 486155

E-mail: [email protected]

Tahun 1990

ISSN: 0853-1259

J U R N A LAKUNTANSI & MANAJEMEN

jasa penjaminan informasi yang berkualitas. Kebutuhantersebut dipicu oleh adanya asimetri informasi dalamhubungan keagenan antara pemegang saham denganmanajemen dan bisa pula antarpemegang saham(pengendali-nonpengendali). Jasa audit merupakan jasapenjaminan atas laporan keuangan dipandang berperanmengurangi risiko informasi dan masalah moral hazardmanajer untuk melakukan lebih saji prospek perusahaan(Palepu, 2001). Jaminan tersebut dinyatakan dalambentuk laporan audit yang berisi opini auditor mengenaitingkat kewajaran laporan keuangan dengan PrinsipAkuntansi Berterima Umum (PABU). Oleh karena itu,penting bagi profesi auditor menjaga kredibilitas danketerandalan jaminan tersebut agar kepercayaan publikatas jasa audit tidak pudar, karena pudar atau turunnyareputasi berdampak pada hilang atau berkurangnyapendapatan akibat berpindahnya klien ke KAP lain(Barton, 2005 dan Srinivasan, 2009).

Pernyataan Standar Audit (PSA) dalam StandarProfesional Akuntan Publik (SPAP) atau StandarPengauditan Berterima Umum (SPBU/GAAS) mengaturbahwa audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebihyang memiliki keahlian dan pelatihan teknis cukupsebagai auditor (IAI, 2001). Pernyataan tersebutmengandung makna bahwa audit hanya bolehdilakukan oleh orang yang memiliki kualifikasi sebagaiauditor, salah satunya ditandai dengan sebutan gelarAkuntan. Penggunaan sebutan kualifikasi ini di Indo-nesia diatur dalam Undang-undang No. 34 tahun 1954kemudian pada tahun 2001 dikuatkan dengan KepMen

Page 54: Jam Vol 24 No 1 April 2013

54

JAM, Vol. 243, No. 1, April 2013: 53-61

No. 179/U/2001 tentang penyelenggaraan pendidikanprofesi akuntansi. KepMen ini bertujuan meningkatkankualitas penyelenggaraan pendidikan profesi akuntansiyang mulai dilaksanakan penuh 1 September 2004,sehingga diharapkan dengan perubahan ini mutululusan menjadi semakin baik dan berdampak pula padapeningkatan kualitas audit.

Perubahan juga terjadi pada sisi demografi.Berdasarkan studi yang dilakukan AICPA (2006) dan(2008) lebih dari 50% lulusan jurusan akuntansi diAmerika adalah wanita. Sedangkan di Indonesia hampir2/3 dari lulusan program pendidikan profesi akuntansiadalah wanita1. Perubahan lingkungan dan kemunculanskandal akuntansi (Enron, Parmalat, Tyco, Worldcom,Lehmann Brothers, etc.) dan hasil penelitian yangmenunjukkan adanya indikasi reduced audit quality(RAQ) acts, yaitu tindakan penurunan kualitas audit(Coram, Ng, & Woodliff, 2004 dan Coram et al. 2008)yang dilakukan oleh auditor memotivasi dilakukannyapenelitian ini. Perubahan-perubahan tersebut menjadifenomena menarik untuk diteliti terkait dengan kualitasaudit karena masih sedikitnya penelitian terkait danbelum padunya hasil empiris.

Penelitian ini bertujuan menguji pengaruhpendidikan profesi akuntansi, gender dan religiositasauditor terhadap kualitas audit terutama di Indonesia.Penelitian ini berbeda dengan penelitian-penelitiansebelumnya. Pertama, peneliti memisahkan kompetensiauditor menjadi pendidikan dan pengalaman. Analisispengaruh pendidikan dan pengalaman dilakukan secaraterpisah terhadap kualitas audit. Kedua, penelitimemasukkan aspek gender dan perbedaan tingkatreligiositas dalam model untuk mengetahuipengaruhnya terhadap kualitas audit. Dua pertanyaanpenelitian utama yang akan dijawab adalah 1) apakahpendidikan dan pengalaman secara individualberpengaruh positif signifikan pada kualitas audit? dan2) apakah perbedaan gender berdampak pada kualitasaudit melalui perbedaan tingkat religiositas?

MATERI DAN METODE PENELITIAN

Kualitas audit merupakan topik yang menarik dansampai saat ini masih belum ada satu kesepakatan

mengenai definisi dan pengukurannya. Definisitersebut sangat tergantung pada sudut pandang danlingkungan hukum serta bisnis yang melingkupinya.Menurut Audit Quality Forum (AQF) kualitas auditsecara ultimat terkait erat dengan tujuan audit. Suatuaudit dikatakan berkualitas jika auditor telah melakukansemua hal yang harus dilakukan (AQF, 2009). Dengankata lain, audit telah dilaksanakan sesuai denganStandar Pengauditan Berterima Umum (SPBU) dan au-ditor mematuhi etika profesi.

Kualitas audit ditentukan oleh kompetensi(pendidikan dan pengalaman) dan kepatuhan auditorterhadap SPBU serta independensi auditor dalammenjalankan pekerjaan profesionalnya. Oleh karena itu,seharusnya kualitas laporan audit yang dihasilkan samakarena dasar pendidikan auditor sama. Ketidaksamaanhasil kemungkinan dipengaruhi oleh faktor-faktor lain(tenor, pengalaman, gender, religiositas, dankesempatan karir) terkait dengan diri auditor.Berdasarkan uraian literatur dan temuan tersebut, dalampenelitian ini dikembangkan hipotesis terkait pendidikandan pengalaman sebagai berikut:H1: Pendidikan profesi akuntansi memiliki pengaruh

siknifikan terhadap kualitas audit.H2: Pengalaman memiliki positif pengaruh siknifikan

terhadap kualitas audit.Hubungan gender dengan kualitas keputusan

diteliti oleh Gold et al. (2009) dan menemukan bahwaauditor pria lebih akurat dibanding auditor wanita, au-ditor wanita lebih mudah dipersuasi oleh representatifpria untuk melakukan perubahan atas usulan jurnalpenyesuaiannya. Namun demikian, faktor gender masihmenarik untuk dipertimbangkan karena belum banyakpenelitian bidang ini. Dalam literatur psikologi, wanitamemiliki hippocampus atau pusat memori pada otaklebih besar dibanding pria sehingga kemampuanmengingat secara detil lebih baik. Selain itu otak wanitamemiliki kemampuan multitasking, kedua kemampuantersebut sangat relevan dengan pekerjaan audit. Keduakelebihan tersebut secara teoritis mestinya akanmenghasilkan keputusan dengan akurasi lebih tinggi.Literatur psikologi menyatakan bahwa faktorreligiositas berhubungan dengan gender dan menurutpenelitian bidang ketaatan pajak ditemukan bahwa

1 Berdasarkan pengalaman dan observasi peneliti di PPAk. STIE YKPN dan UGM

Page 55: Jam Vol 24 No 1 April 2013

55

PENGARUH PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI, PENGALAMAN, ............... (Rusmawan W. Anggoro)

wanita lebih taat pajak, hal ini karena ketidaksetujuanmoral mereka terhadap tindakan penggelapan pajak(Orviskaa & Hudson, 2002). Dengan kata lain,religiositas mempengaruhi moralitas seseorang.Menurut Garza & Neuman (2003), Kendler et al. (2003),serta Valenzuela et al. (2007), tingkat religiositas wanitalebih tinggi dibanding pria. Literatur dan bukti empirisbidang psikologi tersebut mendukung dugaan bahwaauditor wanita akan lebih mentaati SPBU dan etikaprofesi, cenderung menghindari RAQ sehingga akanmenghasilkan audit yang lebih berkualitas.

Perubahan demografi seperti yang telah dibahasdi bagian pendahuluan berdampak pada sisi penawarantenaga auditor dan komposisi tim audit yangkemungkinan berpengaruh terhadap kualitas audit.Penelitian-penelitian sebelumnya lebih melihatketerkaitan gender dengan masalah diskriminasi, konflikkeluarga-kerja, stres dan turnover. Kemunculanbeberapa peristiwa yang mengindikasikan adanyapenurunan moralitas auditor yang berdampak padapenurunan kualitas audit, sehingga dikembangkanhipotesis penelitian sebagai berikut:H3: Terdapat perbedaan tingkat religiositas antara

auditor perempuan dan laki-laki.H4: Religiositas berpengaruh positif terhadap kualitas

audit.Desain kuasi eksperimental digunakan dalam

penelitian ini dengan memanfaatkan peserta pendidikandan pelatihan auditor ahli BPK RI tahun 2010 sebagaipartisipan. Kompetensi auditor dipisahkan menjadi duavariabel yaitu pengalaman kerja sebelumnya dan latarbelakang pendidikan. Pendidikan dikelompokkanberdasarkan program pendidikan yang telah ditempuhsubjek, S1 akuntansi saja dan S1 dengan pendidikanprofesi akuntansi (PPAk). Hal ini bertujuan agarpertanyaan yang terdapat dalam kuesioner penelitiandiisi oleh responden yang tepat.

Data demografi subjek dikumpulkan denganmenggunakan kuesioner. Jumlah kuesioner yangdibagikan sebanyak 75 eksemplar. Setelah diisikuesioner langsung dikembalikan kepada peneliti. To-tal kuesioner yang dikembalikan adalah 75 kuesionerdengan tingkat respon 100%. Berdasar 75 kuesioneryang dikembalikan, 12 di antaranya tidak dapatdigunakan karena tidak lengkap maupun tidak loloscek manipulasi, sehingga jumlah yang dapat digunakansebanyak 63 yang terdiri dari 36 responden laki-laki

dan 27 perempuan.Kombinasi tingkat akurasi dan keberanian

mengusulkan penyesuaian digunakan sebagai proksikualitas audit. Tingkat akurasi diukur dari banyaknyajawaban benar responden dibagi total jawaban benar.Semakin banyak jawaban/respon yang benar diberikanauditor, maka pekerjaan auditor tersebut dianggapsemakin akurat. Tingkat keberanian adalah rasio usulanpenyesuaian oleh responden dibagi jumlah temuannya.Pendidikan menggunakan variabel dummy (0: untukpendidikan S1 akuntansi saja dan 1: bergelar akuntan)dan pengalaman kerja (0: berpengalaman < 2 tahun; 1:pengalaman 2 s.d. 4 tahun; dan 2: pengalaman > 4 tahun).Penelitian ini menggunakan instrumen religiositas. King(2008) memodifikasi kasus audit yang telah banyakdigunakan oleh peneliti sebelumnya. Oleh karena itu,validitas dan reliabilitas instrumen dapatdipertanggungjawabkan. Beberapa peneliti yang telahmenggunakan instrumen ini adalah Scheiman (2008),Garza & Neuman (2003), dan Kendler (2003). Tingkatreligiositas subyek diukur menggunakan 20 pertanyaanyang berhubungan dengan keyakinan, empati, dankejujuran. Untuk menghindari masalah yang berkaitandengan SARA, pertanyaan-pertanyaan yang diajukantidak berkaitan langsung dengan suatu agama tertentu.Pengukuran menggunakan 5 skala likert 1: Sangat tidaksetuju; 2: Tidak setuju; 3: Ragu-ragu; 4: Setuju; dan 5:Sangat setuju. Secara teoritis, tingkat religiositas akanberada pada kisaran 3-5, dengan 3 (kurang religius)dan 5 (sangat religius).

HASIL PENELITIAN

Statistika deskriptif digunakan untuk mengetahui nilaiminimum, maksimum, mean, dan standar deviasi darivariabel penelitian. Berdasarkan analisis statistikadiskriptif diperoleh gambaran subjek yang disajikanpada Tabel 1. Pada Tabel 2 disajikan data demografisubyek berdasarkan jenis kelamin (gender), sedangkanTabel 3 menggambarkan distribusi subjek berdasarkanpengalaman kerjanya.

Page 56: Jam Vol 24 No 1 April 2013

56

JAM, Vol. 243, No. 1, April 2013: 53-61

Hasil pengujian menggunakan SPSS untuk pengaruhprogram pendidikan profesi akuntansi terhadap kualitasaudit disajikan pada Tabel 4. Model yang digunakanuntuk hipotesis ini adalah:Y

1 = β

0 + β

1X

1 + ε

Berdasarkan hasil regresi tersebut, dapatdiketahui bahwa terdapat pengaruh positif pendidikan

profesi terhadap kualitas audit meskipun tidaksignifikan (β= 0,206, t= 1,645, dan p>0.05). Dengandemikian, penelitian secara marjinal gagal menolakhipotesis bahwa program pendidikan profesi akuntansimemiliki pengaruh terhadap kualitas.

Tabel 1Nilai Minimum, Maksimum, Mean dan Standar Deviasi Variabel Gender, Pendidikan, Pengalaman, Indeks

Religiositas dan Kualitas Audit

Tabel 2Persentase Jenis Kelamin Partisipan

Keterangan Frekuensi Persentase Persentase_Valid Persentase KumulatifValid Laki-laki 36 57,1 57,1 57,1Perempuan 27 42,9 42,9 100,0Total 63 100,0 100,0

Keterangan Gender Pendd Penglmn_Kerja Ind_Rel Kual_Aud N Valid Missing Mean Median Mode Std. Dev Minimum Maximum Sum

63 0

1,4286 1,0000

1,00 0,49885

1,00 2,00

90,00

63 0

0,2698 0,0000

0,00 0,4474

4 0,00 1,00

17,00

63 0

1,8254 2,0000

1,00 0,87140

1,00 3,00

115,00

63 0

4,0611 4,0500

4,05 0,32756

3,45 4,95

255,85

63 0

52,4367 55,0000

65,63 18,03826

18,75 88,00

3303,52

Sumber: Hasil penelitian. Data diolah.

Tabel 3Persentase Pengalaman Kerja Partisipan

Keterangan Frekuensi Persentase Persentase_Valid Persentase Kumulatif<2 Thn 30 47,6 47,6 47,62 s.d. 4 Thn 14 22,2 22,2 69,8>4 Thn 19 30,2 30,2 100,0Total 63 100,0 100,0

Sumber: Hasil penelitian. Data diolah.

Sumber: Hasil penelitian. Data diolah.

Page 57: Jam Vol 24 No 1 April 2013

57

PENGARUH PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI, PENGALAMAN, ............... (Rusmawan W. Anggoro)

Hasil analisis regresi terhadap hipotesis 2 bahwapengalaman memiliki pengaruh terhadap kualitas auditdapat dilihat pada Tabel 5 berikut ini. Model persamaanyang diajukan dalam penelitian ini adalah:Y

2 = β

0 + β

2X

2 + e

Hasil pengujian pada Tabel 5 menunjukkanterdapat hubungan negatif meskipun tidak signifikanantara pengalaman dengan kualitas audit. Hasilpenelitian ini gagal mendukung hipotesis ke 2 (dua)

yang diajukan. Selain itu, hasil ini tidak konsistendengan temuan Frederick yang menunjukkan bahwapengalaman berpengaruh positif terhadap kualitas au-dit. Uji beda (Anova) dipergunakan untuk mengujidugaan bahwa terdapat perbedaan tingkat religiositasantara auditor perempuan dan auditor laki-laki. Hasiluji beda tersebut disajikan dalam Tabel 6, sebagaiberikut:

Model Unstandardize Coefficients

Standardize Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta 1 (Constant) Pendd

50,195 8,309

2,624 5,051

0,206

19,131 1,645

0,000 0,105

a Dependent Variable: Kual_Aud Sumber: Hasil penelitian. Data diolah.

Tabel 6Hasil Uji Beda Gender terhadap Religiositas dan Kualitas Audit

ANOVA

Tabel 4Hasil Analisis Regresi Pendidikan Profesi terhadap Kualitas Audit

Coefficientsa

Model Unstandardize Coefficients

Standardize Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta 1 (Constant) Penglmn_Kerja

0,857 -0,035

0,045 0,022

-0,200

19,237 -1,597

0,000 0,115

a Dependent Variable: Kual_Aud Sumber: Hasil penelitian. Data diolah.

 

Tabel 5Hasil Analisis Regresi Pengalaman terhadap Kualitas Audit

Coefficientsa

Keterangan Sum of Squares

df Mean square

F Sig.

Ind_Rel Between Groups Within Groups Total

0,643 6,009 6,652

1 61 62

0,643 0,099

6,529 0,013

Kual_Aud Between Groups Within Groups Total

995,996 19177,486 20173,481

1 61 62

995,996 314,385

3,168 0,080

Sumber: Hasil penelitian. Data diolah.

Page 58: Jam Vol 24 No 1 April 2013

58

JAM, Vol. 243, No. 1, April 2013: 53-61

Hasil uji Anova tersebut dikonfirmasi denganhasil regresi pada Tabel 7 berikut ini:

Source Dependent Variable

Type III Sum of Squares

df Mean Square F Sig.

Corrected Model

Ind_Rel Kual_Aud

0,643a 995,996b

1 1

0,643 995,996

6,529 3,168

0,013 0,080

Intercept Ind_Rel Kual_Aud

1025,154 173425,093

1 1

1025,154 173425,093

10406,616 551,633

0,000 0,000

Gender Ind_Rel Kual_Aud

0,643 995,996

1 1

0,643 995,996

6,529 3,168

0,013 0,080

Error Ind_Rel Kual_Aud

6,009 19177,486

61 61

0,099 314,385

Total Ind_Rel Kual_Aud

1045,688 193399,058

63 63

Corrected Total Ind_Rel Kual_Aud

6,652 20173,481

62 62

a. R Squared = 0,097 (Adjusted R Squared = 0,082) b. R Squared = 0,049 (Adjusted R Squared = 0,034) Sumber: Hasil penelitian. Data diolah.

 

Tabel 7Hasil Regresi Gender terhadap Religiositas dan Kualitas Audit

Tests of Between-Subjects Effects

Pengujian tambahan bertujuan untuk melihatapakah ada efek moderasi variabel religiositas terhadapkualitas audit. Hal ini dilakukan dengan mendasarkanpada penelitian dibidang perpajakan yang menemukanbukti bahwa religiositas pemeriksa akan memilikipengaruh positif terhadap terperiksa. Model persamaanuntuk menguji efek moderasi sebagai berikut:Y

= β

0 + β

1X

1 + β

2X

2 + β

3X

3 + β

4X

1 X

2 X

3+ e

Keterangan:X

1: Pendidikan; X

2: Pengalaman; dan X

3: Indeks

ReligiositasUntuk menguji interaksi antara variabel

pendidikan, pengalaman dan religiositas digunakanModerated Regression Analysis (MRA). BerdasarTabel 9 terlihat bahwa efek moderasi negatif dan tidaksignifikan. Salah satu penjelasan yang dapat diberikanadalah besaran pengaruh negatif pengalaman kerjasebelumnya berdampak terhadap keberanian subyekmengusulkan penyesuaian melebihi besaran pengaruhpositif pendidikan dan religiositas subjek.

Hasil Anova dan regresi menunjukkan terdapatperbedaan indeks religiositas antara laki-laki danperempuan dengan nilai F= 6,529 dan p value<5%.Sedangkan pengaruh gender terhadap kualitas auditsecara marjinal terdukung pada p value < 10%. Hal inimenunjukkan bahwa hipotesis 3 secara parsialterdukung. Gender berpengaruh tidak signifikanterhadap kualitas audit, sehingga tren wanita yangmenggeluti profesi akuntansi dan menjadi auditorberpengaruh tidak signifikan terhadap kualitas audit.Hipotesis 4 memprediksi bahwa religiositas akanberpengaruh positif terhadap kualitas audit terutamaterkait dengan keberanian dan kejujuran untukmengungkapkan adanya salah saji. Tabel 8menunjukkan bahwa religiositas memiliki pengaruhpositif siknifikan terhadap kualitas audit (β= 0,620,t=6,178, dan p<0.05). Dengan demikian, penelitianberhasil mendukung hipotesis 4. Hasil pengujiantersebut disajikan di Tabel 8 berikut ini:

Page 59: Jam Vol 24 No 1 April 2013

59

PENGARUH PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI, PENGALAMAN, ............... (Rusmawan W. Anggoro)

Model Sum of Squares

df Mean square

F Sig.

1 Regression Residual Total

7763,787 12409,694 20173,481

1 61 62

7763,787 203,438

38,163 0,000a

a. Predictors: (Constant), Ind_Rel b. Dependent Variable: Kual_Aud Sumber: Hasil penelitian. Data diolah.

Model Unstandardize Coefficients

Standardize Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta 1 (Constant) Ind_Rel

-86,302 34,163

22,530 5,530

0,620

-3,831 6,178

0,000 0,000

a Dependent Variable: Kual_Aud Sumber: Hasil penelitian. Data diolah.

 

Tabel 8Hasil Regresi Indeks Religiositas terhadap Kualitas Audit

ANOVAb

Coefficientsa

Model Sum of Squares

df Mean square

F Sig.

1 Regression Residual Total

7825,621 12347,861 20173,481

4 58 62

1956,405 212,894

9,190 0,000a

a. Predictors: (Constant), Moderat, Ind_Rel, Penglmn_Kerja, Pendd b. Dependent Variable: Kual_Aud Sumber: Hasil penelitian. Data diolah.

Model Unstandardize Coefficients

Standardize Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta 1 (Constant) Pendd Penglmn_Kerja Ind_Rel Moderat

-83,210 2,627

-0,822 33,695 -0,177

24,226 10,527 2,477 5,933 1,171

0,065

-0,040 0,612

-0,041

-3,435 0,250

-0,332 5,680

-0,151

0,001 0,804 0,741 0,000 0,881

a Dependent Variable: Kual_Aud Sumber: Hasil penelitian. Data diolah.

 

Tabel 9Efek Moderasi Religiositas terhadap Kualitas Audit

ANOVAb

Coefficientsa

Page 60: Jam Vol 24 No 1 April 2013

60

JAM, Vol. 243, No. 1, April 2013: 53-61

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan uraian pada analisis data dan pembahasandapat simpulkan bahwa pengaruh pendidikan profesiakuntansi terhadap kualitas audit meskipun positiftetapi tidak signifikan. Sedangkan pengujian hipotesiskedua menunjukkan bahwa pengaruh pengalaman kerjatidak signifikan terhadap kualitas audit. Hasil penelitianini sepintas tidak konsisten dengan penelitian-penelitian hubungan pengalaman dengan kualitas au-dit sebelumnya (Lehmann & Norman, 2006). Salah satupenjelasan atas fenomena ini karena pengalamanmayoritas subyek bukan dalam bidang pengauditan.Hasil pengujian hipotesis ketiga menunjukan bahwaterdapat perbedaan tingkat religiositas antara pria danwanita. Hasil ini konsisten dengan penelitian Valenzuelaet al. (2007). Pengujian keempat menunjukan bahwareligiositas memiliki pengaruh siknifikan terhadapkualitas audit dan temuan ini konsisten denganpenelitian Garza & Neuman (2003), serta Kendler et al.(2003).

Penelitian ini memiliki keterbatasan yangdisebabkan antara lain karena penggunaan sampel kecil,tidak random, dan setting manipulasi yang masih belumsempurna. Pengalaman kerja partisipan yang tidaksepenuhnya berkaitan dengan pengauditan dapatmengakibatkan pengaruh cancelled out. Oleh karenaitu, perlu tingkat kehati-hatian untuk menggeneralisasitemuan penelitian ini.

Saran

Penelitian ini merupakan langkah awal untuk penelitianmengenai kualitas audit. Namun demikian, penelitianini memiliki implikasi bagi beberapa pihak. Pertama, bagipenyelenggara pendidikan profesi akuntansi temuanpenelitian ini dapat digunakan sebagai masukkan dalammemperbaiki kualitas belajar mengajarnya. Kedua, bagibadan regulasi terkait temuan dalam penelitian inimerupakan indikasi perlunya langkah-langkahperbaikan terkait dengan upaya peningkatan kualitasaudit.Hasil penelitian menunjukkan bahwa beberapa aspekyang dapat meningkatkan kualitas audit adalahreligiositas. Hal ini memiliki indikasi bahwa pengetahuan

dan pengalaman saja tidak cukup untuk menghasilkanaudit dengan kualitas tinggi. Oleh karena itu, diperlukanprogram peningkatan moralitas dan religiositas yanglebih intens bagi calon auditor. Penelitian ini diharapkanjuga mampu mengispirasi penelitan-penelitianberikutnya dalam bidang kualitas audit dihubungkandengan isu gender dan variabel lain yang relevan.

DAFTAR PUSTAKA

AICPA. 2006. Work/Life and Women’s Initiatives 2004Research. A Decade of Changes in the Ac-counting Profession: Workfoce Trends andHuman Capital Practices. New York: AICPA.

______. 2008. 2008 Trends in the Supply of Account-ing Graduates and the Demand for Public Ac-counting Recruits. New York, NY: AICPA.

Audit Quality Forum. 2009. Effects of Principles-BasedStandards on Audit Quality. Retrieved April 4,2010

Barton, J. 2005. “Who Cares About Auditors Reputa-tion?”. Contemporary Accounting Research.22 (3):549-586.

Coram, P., Glavovic, A., Ng, J., & Woodliff, D. 2008. TheMoral Intesity of Reduced Audit Quality Acts.

Coram, P., Ng, J., & Woodliff, D. R. 2004. “The Effect ofRisk of Misstatement On the Prospensity toCommit Reduced Audit Quality Acts under TimeBudget Pressure”. Auditing: A Journal of Prac-tice & Theory, 23 (2): 159-167.

Garza, P. B., & Neuman, S. 2003. “Analyzing Religiositywithin an Economic Framework: The Case ofSpanish Catholics”. Discussion Paper SeriesIZADP, 868, 1-28.

IAI. (2001). Standar Profesional Akuntan Publik.Jakarta: Salemba Empat.

Kendler, K. 2003. “Dimensions of Religiosity and Their

Page 61: Jam Vol 24 No 1 April 2013

61

PENGARUH PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI, PENGALAMAN, ............... (Rusmawan W. Anggoro)

Relationship to Lifetime Psychiatric and Sub-stance Use Disorder”. Am J Psychiatry, 160:496-503.

King, D. B. 2008. “Rethinking Claims of Spiritual Intel-ligence: A Definition, Model, and Measure”.Thesis at Trent University, Peterborough,Ontario, Canada, 1-207.

Lehmann, C. M., & Norman, C. S. 2006. “The Effects ofExperience on Complex Problem Representationand Judgment In Auditing: An Experimental In-vestigation”. Behavioral Research In Account-ing, 18:65-83.

Orviskaa, M., & Hudson, J. 2002. “Tax Evasion, CivicDuty, and the Law Abiding Citizen”. The Euro-pean Journal of Political Economy, 19: 83-132.

Palepu, P. M. 2001. “Information Asymmetry, Corpo-rate Disclosure, and The Capital Markets: AReview of The Empirical Disclosure Literature”.Journal of Accounting and Economics, 31 (1-3): 405–440.

Scheiman, S. 2008. “The Religious Role and The Senseof Personal Control”. Sociology of Religion:273-296.

Srinivasan, D. J. 2009. “Audit Quality and Auditor Repu-tation: Evidence from Japan”. Harvard Busi-ness School Accounting & Management UnitWorking Paper No. 10-088. Chicago.

Valenzuela, J. S., Scully, T. R., & Somma, N. M. 2007.“The Enduring Presence of Religion in ChileanIdeological Positionings and Voter Options”.Comparative Politics, 40 (1): 1-20.

Page 62: Jam Vol 24 No 1 April 2013

Vol. 24, No. 1, April 2013

INDEKS SUBYEKJURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN

Tahun 1990

ISSN: 0853-1259

J U R N A LAKUNTANSI & MANAJEMEN

AAC-FTA 45, 46, 47, 48, 49, 50, 51attitude towards the behavior 23audit quality 53, 54, 60, 61

Bbehavioral beliefs 23behavioral intention 23budget execution 35business survival 45

Ccontrolling 35corporate social responsibility 23, 32

Ddisclosure 23, 32, 33, 61

Eeconomic growth 1, 10Emotional Intelligence 13, 21, 22expenditure in the education sector 35export 1, 2, 3, 10

Fforeign debts 1

Ggarment industries 45gender 53, 54, 55,, 56, 57, 58, 60

Llocal expenditure 35

Nnormative beliefs 23

Ppaired sample t test 45, 48, 49, 50performance 13, 21, 22, 35performance intelligence 13

Rreligiosity index 53

Ssmall scale industries 45Spiritual intelligence 13, 21, 22, 61subjective norms 23

Tthe capacity of human resources 35

VVECM 1, 3, 4, 5, 7, 9

Page 63: Jam Vol 24 No 1 April 2013

Vol. 24, No. 1, April 2013

INDEKS PENGARANGJURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN

Tahun 1990

ISSN: 0853-1259

J U R N A LAKUNTANSI & MANAJEMEN

AAbdul Halim 35

KKaharuddin 35

MMahmudah Eny Widyaningrum 13Muhamad Ady Fahruriza 45

NNurofik 23

RRini Setyastuti 1Rokhedi Priyo Santoso 45Rusmawan W. Anggoro 53

YY. Sri Susilo 1

Page 64: Jam Vol 24 No 1 April 2013

Vol. 24, No. 1, April 2013

PEDOMAN PENULISANJURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN

Ketentuan Umum1. Naskah ditulis dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris sesuai dengan format yang ditentukan.2. Penulis mengirim tiga eksemplar naskah dan satu compact disk (CD) yang berisikan naskah tersebut

kepada redaksi. Satu eksemplar dilengkapi dengan nama dan alamat sedang dua lainnya tanpanama dan alamat yang akan dikirim kepada mitra bestari. Naskah dapat dikirim juga melalui e-mail.

3. Naskah yang dikirim belum pernah diterbitkan di media lain yang dibuktikan dengan pernyataantertulis yang ditandatangani oleh semua penulis bahwa naskah tersebut belum pernah dipublikasikan.Pernyataan tersebut dilampirkan pada naskah.

4. Naskah dan CD dikirim kepada Editorial SecretaryJurnal Akuntansi & Manajemen (JAM)Jalan Seturan Yogyakarta 55281Telpon (0274) 486160, 486321 ext. 1332 Fax. (0274) 486155e-mail: [email protected]

Standar Penulisan1. Naskah diketik menggunakan program Microsoft Word pada ukuran kertas A4 berat 80 gram, jarak 2

spasi, jenis huruf Times New Roman berukuran 12 point, margin kiri 4 cm, serta margin atas, kanan,dan bawah masing-masing 3 cm.

2. Setiap halaman diberi nomor secara berurutan. Gambar dan tabel dikelompokkan bersama padalembar terpisah di bagian akhir naskah.

3. Angka dan huruf pada gambar, tabel, atau histogram menggunakan jenis huruf Times New Romanberukuran 10 point.

4. Naskah ditulis maksimum sebanyak 15 halaman termasuk gambar dan tabel.

Urutan Penulisan Naskah1. Naskah hasil penelitian terdiri atas Judul, Nama Penulis, Alamat Penulis, Abstrak, Pendahuluan,

Materi dan Metode, Hasil, Pembahasan, Ucapan Terima Kasih, dan Daftar Pustaka.2. Naskah kajian pustaka terdiri atas Judul, Nama Penulis, Alamat Penulis, Abstrak, Pendahuluan,

Masalah dan Pembahasan, Ucapan Terima Kasih, dan Daftar Pustaka.3. Judul ditulis singkat, spesifik, dan informatif yang menggambarkan isi naskah maksimal 15 kata.

Untuk kajian pustaka, di belakang judul harap ditulis Suatu Kajian Pustaka. Judul ditulis denganhuruf kapital dengan jenis huruf Times New Roman berukuran 14 point, jarak satu spasi, dan terletakdi tengah-tengah tanpa titik.

4. Nama Penulis ditulis lengkap tanpa gelar akademis disertai alamat institusi penulis yang dilengkapidengan nomor kode pos, nomor telepon, fax, dan e-mail.

Tahun 1990

ISSN: 0853-1259

J U R N A LAKUNTANSI & MANAJEMEN

Page 65: Jam Vol 24 No 1 April 2013

Vol. 24, No. 1, April 2013

5. Abstrak ditulis dalam satu paragraf tidak lebih dari 200 kata menggunakan bahasa Inggris. Abstrakmengandung uraian secara singkat tentang tujuan, materi, metode, hasil utama, dan simpulan yangditulis dalam satu spasi.

6. Kata Kunci (Keywords) ditulis miring, maksimal 5 (lima) kata, satu spasi setelah abstrak.7. Pendahuluan berisi latar belakang, tujuan, dan pustaka yang mendukung. Dalam mengutip pendapat

orang lain dipakai sistem nama penulis dan tahun. Contoh: Badrudin (2006); Subagyo dkk. (2004).8. Materi dan Metode ditulis lengkap.9. Hasil menyajikan uraian hasil penelitian sendiri. Deskripsi hasil penelitian disajikan secara jelas.10. Pembahasan memuat diskusi hasil penelitian sendiri yang dikaitkan dengan tujuan penelitian (pengujian

hipotesis). Diskusi diakhiri dengan simpulan dan pemberian saran jika dipandang perlu.11. Pembahasan (review/kajian pustaka) memuat bahasan ringkas mencakup masalah yang dikaji.12. Ucapan Terima Kasih disampaikan kepada berbagai pihak yang membantu sehingga penelitian dapat

dilangsungkan, misalnya pemberi gagasan dan penyandang dana.13. Ilustrasi:

a. Judul tabel, grafik, histogram, sketsa, dan gambar (foto) diberi nomor urut. Judul singkat tetapijelas beserta satuan-satuan yang dipakai. Judul ilustrasi ditulis dengan jenis huruf Times NewRoman berukuran 10 point, masuk satu tab (5 ketukan) dari pinggir kiri, awal katamenggunakan huruf kapital, dengan jarak 1 spasi

b. Keterangan tabel ditulis di sebelah kiri bawah menggunakan huruf Times New Romanberukuran 10 point jarak satu spasi.

c. Penulisan angka desimal dalam tabel untuk bahasa Indonesia dipisahkan dengan koma (,) danuntuk bahasa Inggris digunakan titik (.).

d. Gambar/Grafik dibuat dalam program Excel.e. Nama Latin, Yunani, atau Daerah dicetak miring sedang istilah asing diberi tanda petik.f. Satuan pengukuran menggunakan Sistem Internasional (SI).

14. Daftar Pustakaa. Hanya memuat referensi yang diacu dalam naskah dan ditulis secara alfabetik berdasarkan

huruf awal dari nama penulis pertama. Jika dalam bentuk buku, dicantumkan nama semuapenulis, tahun, judul buku, edisi, penerbit, dan tempat. Jika dalam bentuk jurnal, dicantumkannama penulis, tahun, judul tulisan, nama jurnal, volume, nomor publikasi, dan halaman. Jikamengambil artikel dalam buku, cantumkan nama penulis, tahun, judul tulisan, editor, judul buku,penerbit, dan tempat.

b. Diharapkan dirujuk referensi 10 tahun terakhir dengan proporsi pustaka primer (jurnal) minimal80%.

c. Hendaknya diacu cara penulisan kepustakaan seperti yang dipakai pada JAM/JEB berikut ini:

JurnalYetton, Philip W., Kim D. Johnston, and Jane F. Craig. Summer 1994. “Computer-Aided Architects: ACase Study of IT and Strategic Change.”Sloan Management Review: 57-67.

BukuPaliwoda, Stan. 2004. The Essence of International Marketing. UK: Prentice-Hall, Ince.

Tahun 1990

ISSN: 0853-1259

J U R N A LAKUNTANSI & MANAJEMEN

Page 66: Jam Vol 24 No 1 April 2013

Vol. 24, No. 1, April 2013

ProsidingPujaningsih, R.I., Sutrisno, C.L., dan Sumarsih, S. 2006. Kajian kualitas produk kakao yang diamoniasidengan aras urea yang berbeda. Di dalam: Pengembangan Teknologi Inovatif untuk MendukungPembangunan Peternakan Berkelanjutan. Prosiding Seminar Nasional dalam Rangka HUT ke-40 (LustrumVIII) Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman; Purwokerto, 11 Pebruari 2006. FakutasPeternakan UNSOED, Purwokerto. Halaman 54-60.

Artikel dalam BukuLeitzmann, C., Ploeger, A.M., and Huth, K. 1979. The Influence of Lignin on Lipid Metabolism of The Rat.In: G.E. Inglett & S.I.Falkehag. Eds. Dietary Fibers Chemistry and Nutrition. Academic Press. INC., NewYork.

Skripsi/Tesis/DisertasiAssih, P. 2004. Pengaruh Kesempatan Investasi terhadap Hubungan antara Faktor Faktor Motivasionaldan Tingkat Manajemen Laba. Disertasi. Sekolah Pascasarjana S-3 UGM. Yogyakarta.

InternetHargreaves, J. 2005. Manure Gases Can Be Dangerous. Department of Primary Industries and Fisheries,Queensland Govermment. http://www.dpi.gld.gov.au/pigs/ 9760.html. Diakses 15 September 2005.

Dokumen[BPS] Badan Pusat Statistik Kabupaten Sleman. 2006. Sleman Dalam Angka Tahun 2005.

Mekanisme Seleksi Naskah1. Naskah harus mengikuti format/gaya penulisan yang telah ditetapkan.2. Naskah yang tidak sesuai dengan format akan dikembalikan ke penulis untuk diperbaiki.3. Naskah yang sesuai dengan format diteruskan ke Editorial Board Members untuk ditelaah diterima

atau ditolak.4. Naskah yang diterima atau naskah yang formatnya sudah diperbaiki selanjutnya dicarikan penelaah

(MITRA BESTARI) tentang kelayakan terbit.5. Naskah yang sudah diperiksa (ditelaah oleh MITRA BESTARI) dikembalikan ke Editorial Board Mem-

bers dengan empat kemungkinan (dapat diterima tanpa revisi, dapat diterima dengan revisi kecil(minor revision), dapat diterima dengan revisi mayor (perlu direview lagi setelah revisi), dan tidakditerima/ditolak).

6. Apabila ditolak, Editorial Board Members membuat keputusan diterima atau tidak seandainya terjadiketidaksesuaian di antara MITRA BESTARI.

7. Keputusan penolakan Editorial Board Members dikirimkan kepada penulis.8. Naskah yang mengalami perbaikan dikirim kembali ke penulis untuk perbaikan.9. Naskah yang sudah diperbaiki oleh penulis diserahkan oleh Editorial Board Members ke Managing

Editors.10. Contoh cetak naskah sebelum terbit dikirimkan ke penulis untuk mendapatkan persetujuan.11. Naskah siap dicetak dan cetak lepas (off print) dikirim ke penulis.

Tahun 1990

ISSN: 0853-1259

J U R N A LAKUNTANSI & MANAJEMEN