JAM Vol 16 No 1 April 2005.pdf

83
PENJELASAN TEORI PROSPEK TERHADAP MANAJEMEN LABA Dr. Eko Widodo Lo., SE., M.Si., Akuntan. PERAN KEPEMIMPINAN SEBAGAI VARIABEL PEMODERASIAN HUBUNGAN BUDAYA ORGANISASIONAL DENGAN KEEFEKTIFAN ORGANISASIONAL (Studi pada Perguruan Tinggi Swasta) Drs. Heru Kurnianto Tjahyono, M.Si. PENGARUH LAPORAN AUDITOR DENGAN MODIFIKASI GOING CONCERN TERHADAP ABNORMAL ACCRUAL Dra. Sri Astuti, M.Si., dan Drs. M. Hanad Hainafi REAKSI PASAR MODAL TERHADAP HASIL PEMILIHAN UMUM DAN PERGANTIAN PEMERINTAHAN TAHUN 2004 Drs. Baldric Siregar, MBA., Akuntan. dan Twenty Selvia Sari Sianturi, SE., M.Si. PENGARUH PEMEDIASIAN TRUST DALAM HUBUNGAN KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR Wisnu Prajogo, SE., MBA. PENGARUH MOTIVASI TERHADAP MINAT MAHASISWA AKUNTANSI UNTUK MENGIKUTI PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI Dra. Sri Wahyuni Widiastuti, M.Sc.,dan Dra. Sri Suryaningsum.

Transcript of JAM Vol 16 No 1 April 2005.pdf

Page 1: JAM Vol 16 No 1 April 2005.pdf

PENJELASAN TEORI PROSPEK TERHADAP MANAJEMEN LABADr. Eko Widodo Lo., SE., M.Si., Akuntan.

PERAN KEPEMIMPINAN SEBAGAI VARIABEL PEMODERASIAN HUBUNGANBUDAYA ORGANISASIONAL DENGAN KEEFEKTIFAN ORGANISASIONAL

(Studi pada Perguruan Tinggi Swasta)Drs. Heru Kurnianto Tjahyono, M.Si.

PENGARUH LAPORAN AUDITOR DENGAN MODIFIKASI GOING CONCERN

TERHADAP ABNORMAL ACCRUALDra. Sri Astuti, M.Si., dan Drs. M. Hanad Hainafi

REAKSI PASAR MODAL TERHADAP HASIL PEMILIHAN UMUM DAN PERGANTIAN PEMERINTAHAN TAHUN 2004

Drs. Baldric Siregar, MBA., Akuntan. dan Twenty Selvia Sari Sianturi, SE., M.Si.

PENGARUH PEMEDIASIAN TRUST DALAM HUBUNGAN KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR

Wisnu Prajogo, SE., MBA.

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP MINAT MAHASISWA AKUNTANSI UNTUK MENGIKUTI PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI

Dra. Sri Wahyuni Widiastuti, M.Sc.,dan Dra. Sri Suryaningsum.

Page 2: JAM Vol 16 No 1 April 2005.pdf

Editorial Staff Jurnal Akuntansi Manajemen (JAM)

Editor in ChiefDjoko Susanto

STIE YKPN Yogyakarta

Managing EditorSinta Sudarini

STIE YKPN Yogyakarta

EditorsAl. Haryono Jusup Indra Wijaya KusumaUniversitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada

Arief Suadi Jogiyanto H.MUniversitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada

Basu Swastha Dharmmesta MardiasmoUniversitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada

Djoko Susanto SoeratnoSTIE YKPN Yogyakarta Universitas Gadjah Mada

Dody Hapsoro Su’ad HusnanSTIE YKPN Yogyakarta Universitas Gadjah Mada

Eko Widodo Lo SuwardjonoSTIE YKPN Yogyakarta Universitas Gadjah Mada

Enny Pudjiastuti Tandelilin EduardusSTIE YKPN Yogyakarta Universitas Gadjah Mada

Gudono Zaki BaridwanUniversitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada

HarsonoUniversitas Gadjah Mada

Editorial SecretaryRudy Badrudin

STIE YKPN Yogyakarta

Editorial OfficePusat Penelitian STIE YKPN Yogyakarta

Jalan Seturan Yogyakarta 55281Telpon (0274) 486160, 486321 Fax. (0274) 486081

http://www.stieykpn.ac.id

Volume XVITahun 1April 2005

Page 3: JAM Vol 16 No 1 April 2005.pdf

DARI REDAKSI

Volume XVITahun 1April 2005

Pembaca yang terhormat,Selamat berjumpa kembali dengan Jurnal

Akuntansi & Manajemen (JAM) STIE YKPNYogyakarta Volume XVI Nomer 1 Edisi April 2005.Beberapa perubahan tampilan dan isi JAM telah kamilakukan. Di samping itu, kami juga telah memberikankemudahan bagi para pembaca dalam mengarsip dalambentuk file artikel-artikel yang telah dimuat pada edisiJAM sebelumnya dengan cara mengakses artikel-artikel tersebut di website STIE YKPN Yogyakarta(www://stieykpn. ac.id). Semua itu kami lakukan sebagaikonsekuensi ilmiah dengan telah Terakreditasinya JAMberdasarkan Surat Keputusan Direktur JendralPendidikan Tinggi Departemen Pendidikan NasionalRepublik Indonesia Nomor 26/DIKTI/Kep/2005 tentangHasil Akreditasi Jurnal Ilmiah, dengan Nilai B.

Dalam JAM Volume XVI Nomer 1 Edisi April2005 ini, akan disajikan 6 Artikel sebagai berikut:Penjelasan Teori Prospek Terhadap Manajemen Laba;Peran Kepemimpinan Sebagai Variabel PemoderasianHubungan Budaya Organisasional dengan KeefektifanOrganisasional (Studi pada Perguruan Tinggi Swastadi Propinsi DIY); Pengaruh Laporan Auditor Dengan

Modifikasi Going Concern Terhadap Abnormal Ac-crual; Reaksi Pasar Modal Terhadap Hasil PemilihanUmum dan Pergantian Pemerintahan Tahun 2004;Pengaruh Pemediasian Trust Dalam HubunganKepemimpinan Transformasional dan OrganizationalCitizenship Behavior; dan Pengaruh MotivasiTerhadap Minat Mahasiswa Akuntansi UntukMengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPA).

Kami mengucapkan terima kasih kepada semuapihak yang telah memberikan kontribusi padapenerbitan JAM Volume XVI Nomer 1 Edisi April 2005ini. Harapan kami, mudah-mudahan artikel-artikel padaJAM tersebut dapat memberikan nilai tambah informasidan pengetahuan dalam bidang Akuntansi,Manajemen, dan Ekonomi Pembangunan bagi parapembaca. Selamat menikmati sajian kami pada JAM kaliini dan sampai jumpa pada JAM Volume XVI Nomer 2Edisi Agustus 2005 dengan artikel-artikel yang lebihmenarik.

REDAKSI.

Page 4: JAM Vol 16 No 1 April 2005.pdf

PENJELASAN TEORI PROSPEK TERHADAP MANAJEMEN LABADr. Eko Widodo Lo., SE., M.Si., Akuntan.

1-10

PERAN KEPEMIMPINAN SEBAGAI VARIABEL PEMODERASIAN HUBUNGAN BUDAYAORGANISASIONAL DENGAN KEEFEKTIFAN ORGANISASIONAL

(Studi pada Perguruan Tinggi Swasta)Drs. Heru Kurnianto Tjahyono, M.Si.

11-24

PENGARUH LAPORAN AUDITOR DENGAN MODIFIKASI GOING CONCERNTERHADAP ABNORMAL ACCRUAL

Dra. Sri Astuti, M.Si., dan Drs. M. Hanad Hainafi25-34

REAKSI PASAR MODAL TERHADAP HASIL PEMILIHAN UMUMDAN PERGANTIAN PEMERINTAHAN TAHUN 2004

Drs. Baldric Siregar, MBA., Akuntan. dan Twenty Selvia Sari Sianturi, SE., M.Si.35-49

PENGARUH PEMEDIASIAN TRUST DALAM HUBUNGAN KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONALDAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR

Wisnu Prajogo, SE., MBA.51-65

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP MINAT MAHASISWA AKUNTANSI UNTUK MENGIKUTIPENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI

Dra. Sri Wahyuni Widiastuti, M.Sc.,dan Dra. Sri Suryaningsum.67-77

DAFTAR ISI

Volume XVITahun 1April 2005

Page 5: JAM Vol 16 No 1 April 2005.pdf

1

Jam STIE YKPN - Eko Widodo Penjelasan Teori Prospek ......

ANALISIS PENGARUH TEKANAN KETAATAN

TERHADAP JUDGMENT AUDITOR

Hansiadi Yuli Hartanto1)

Indra Wijaya Kusuma2)

PENJELASAN TEORI PROSPEK

TERHADAP MANAJEMEN LABA

Eko Widodo Lo *)

*) Dr. Eko Widodo Lo., SE., M.Si., Akuntan adalah Dosen Tetap STIE YKPN Yogyakarta.

ABSTRACT

This article provides a clearer explanation of the use ofprospect theory to explain earnings management. Pros-pect theory explains how managers use income increas-ing earnings management to avoid small loss by re-porting a small profit, because if company has a smallloss, investors will perceive marginal disutility. If man-agers can use earnings management to a report smallprofit, investors will get marginal utility. Prospect theoryalso explains how managers use income decreasingearnings management to (1) avoid big profit by report-ing a small profit because if a manager reports a smallprofit in a few periods, total utility which perceived byinvestors is higher than if a manager reports a big profitin a certain period and no profit in other periods, or (2)avoid a small loss by reporting a big loss because if amanager report a small loss in a few periods, totaldisutility which perceived by investors is higher thanif a manager reports a big loss in a certain period andthen reports no loss in other periods.

Key words: prospect theory, earnings management

PENDAHULUAN

Kebanyakan penelitian manajemen laba menggunakanteori akuntansi positif dan teori signaling untukmenjelaskan manajemen laba. Penelitian yangmenggunakan teori prospek untuk menjelaskanmanajemen laba belum banyak. Penggunaan teoriprospek untuk menjelaskan manajemen laba secarakonsepsual pernah dilakukan oleh McKernan danO’Donnell (1996) dan Koonce dan Mercer (2002).Penggunaan teori prospek untuk menjelaskan hasilpenelitian empirik pernah dilakukan oleh Burgstahlerdan Dichev (1997) dan Degeorge et al. (1999). Penulisanartikel ini bertujuan untuk lebih memperjelaspenggunaan teori prospek sebagai salah satupenjelasan terhadap manajemen laba secara konsepsualyang telah dilakukan oleh McKernan dan O’Donnell(1996) dan Koonce dan Mercer (2002).

TEORI PROSPEK

Teori prospek diajukan oleh Kahneman dan Tversky(1979). Teori prospek menyatakan bahwa individu-individu lebih berfokus pada prospek laba dan prospek

Volume XVITahun 1April 2005Hal. 1-10

Page 6: JAM Vol 16 No 1 April 2005.pdf

2

Jam STIE YKPN - Eko Widodo Penjelasan Teori Prospek ......

rugi, bukan kekayaan total, dan reference point yangdigunakan untuk menghitung laba dan rugi dapatberubah-ubah. Individu-individu lebih menyukai risikoketika berada dalam domain rugi dan tidak menyukairisiko ketika berada dalam domain laba.

Teori prospek mempostulatkan bahwa fungsinilai individu berbentuk S. Gambar 1 menggambarkanfungsi nilai tersebut. Bagian yang cembung dalamfungsi nilai berbentuk S menunjukkan hasil yangmenguntungkan atau domain positif, tetapi bagiancekungnya menunjukkan hasil yang merugikan ataudomain negatif. Bagian kurva fungsi nilai untuk rugiadalah lebih curam daripada bagian kurva jika laba.Kurva S tersebut menunjukkan bahwa individumembuat keputusan yang relatif lebih berisiko apabilaberada dalam kondisi rugi dan membuat keputusanyang lebih berhati-hati apabila berada dalam kondisilaba.

Teori prospek berbeda dengan teori utilitasharapan. Elemen kunci teori prospek apabiladibandingkan dengan teori utilitas harapan adalah ref-erence dependence. Dalam teori prospek, preferensitidak disajikan dengan suatu fungsi utilitas yang kekal,tetapi tergantung pada situasi, ekspektasi, dan normayang dimiliki seseorang. Teori prospek dikembangkandari unsur intuisi psikologi dasar manusia. Teoriprospek didasarkan pada tiga aksioma (Stracca, 2002)berikut ini.1. Organisme menyesuaikan diri terhadap keadaan

yang steady (adaptasi). Individu-individumenentukan laba atau rugi dalam kekayaannyaberdasarkan suatu reference point, bukannya nilai-nilai absolut seperti dalam teori utilitas harapan.Utilitas investor diasumsikan merupakan suatufungsi laba dan rugi relatif terhadap suatu bench-mark, bukan suatu fungsi kekayaan absolut sepertidalam teori utilitas harapan.

2. Respon marjinal terhadap perubahan adalah dimin-ishing. Jarak laba dan rugi dari reference pointmenunjukkan kesensitifan yang menurun. Bentukcembung pada daerah laba dan bentuk cekung padadaerah rugi terjadi karena semakin jauh dari refer-ence point menunjukkan bahwa orang semakinkurang sensitif terhadap laba maupun rugi. Fungsiutilitas standar adalah cembung pada sisi labamaupun rugi - orang diasumsikan selalu bersikaprisk averse - sedangkan teori prospek

mengasumsikan bahwa fungsi utilitas berbentukcembung pada sisi laba dan berbentuk cekung padasisi rugi.

3. Rasa sakit lebih urgen daripada rasa senang. Or-ang lebih sensitif terhadap rugi daripada laba—keengganan untuk rugi (loss aversion).Keengganan menderita rugi dapat mendorongperilaku bias yang lain yaitu endowment effect, sta-tus quo bias (Kahneman et al., 1991), dan sunkcost bias. Endowment effect terjadi ketika orangmemberi nilai lebih tinggi pada barang yang ia milikidaripada jika barang tersebut menjadi milik oranglain atau orang enggan menyerahkan barang yangtelah diperoleh karena penyerahan barang yangtelah dimiliki adalah lebih menyakitkan daripadakesenangan yang dirasakan ketika memperolehbarang tersebut. Status quo bias adalahkecenderungan untuk lebih menyukai status quodaripada berubah, bahkan ketika manfaat karenaperubahan lebih tinggi daripada kosnya. Sunk costbias terjadi ketika orang masih menggunakan uangyang telah dikeluarkan (sunk cost) dalam pembuatankeputusan kini atau orang tidak memahami bahwauang yang sudah dikeluarkan seharusnya tidakrelevan dalam pembuatan keputusan kini. Ketigabias tersebut dapat diakibatkan oleh keenggananmenderita rugi.

Aksioma pertama menyatakan bahwa orangtidak melihat pada kekayaan, tetapi lebih melihat padaperbandingan dengan suatu reference point, yangterhadapnya orang akan menyesuaikan. Oleh karenaitu, perubahan-perubahan, bukannya tingkatan-tingkatan kekayaan, merupakan fokus dalam utilitasmanusia. Hal ini merupakan perbedaan paling pentingantara teori prospek dengan teori utilitas harapan.Secara spesifik, laba yang dibandingkan dengan refer-ence point merupakan pembawa utilitas positif,sedangkan rugi yang dibandingkan dengan referencepoint adalah pembawa utilitas negatif.

Aksioma kedua menyatakan bahwa orangmengevaluasi penyimpangan dari reference pointdalam suatu arah dengan kesensitifan yang diminish-ing. Perubahan marjinal sebesar 1% dari referencepoint adalah lebih penting daripada perubahan 30%dari reference point atau orang merasakan bahwaperubahan dari 0% menjadi 1% adalah lebih kuatdaripada perubahan dari 30% menjadi 31%, jika refer-

Page 7: JAM Vol 16 No 1 April 2005.pdf

3

Jam STIE YKPN - Eko Widodo Penjelasan Teori Prospek ......

ence point yang digunakan adalah nilai 0, tanpamenghiraukan perubahan tersebut rugi atau laba.Sebagai contoh, Gambar 1 menunjukkan bahwa dalamdomain laba, perubahan laba dari laba 0 menjadi laba20 memberikan utilitas sebesar 20 (dari 0 ke 20), tetapiperubahan laba dari laba 40 menjadi laba 60 memberikanhanya utilitas tambahan sebesar 4 (utilitas dari 30 ke34), sedangkan dalam domain rugi, perubahan rugi darirugi nol menjadi rugi 20 memberikan disutilitas sebesar–60 dari (disutilitas dari 0 ke –60) tetapi perubahan rugidari rugi 40 menjadi rugi 60 memberikan disutilitastambahan sebesar –20 (dari –100 ke –120). Dalam teoriutilitas harapan tidak ada reference point, tetapi jikaseseorang menggunakan status quo sebagai pseduoreference point, kecembungan fungsi utilitasmengimplikasikan kecenderungan yang berlawananuntuk rugi jika dibandingkan teori prospek, yaitu suaturugi marjinal dari 30% ke 31% adalah lebih seriusdaripada suatu rugi marjinal dari 0% ke 1%, tidak sepertidalam teori prospek. Jadi, dalam teori utilitas harapan,utilitas harapan orang secara implisit adalah risk averse

dalam domain rugi (berbentuk cembung), sedangkandalam teori prospek umumnya orang bersikap risk seek-ing dalam domain rugi (berbentuk cekung). Hal inimerupakan perbedaan penting lain antara teori prospekdengan teori utilitas harapan.

Aksioma ketiga mempostulatkan bahwa rugimempunyai arti yang lebih urgen daripada laba dalamutilitas seseorang, yang biasanya disebut loss aver-sion. Banyak eksperimen menemukan bahwa suatu rugiadalah pembawa disutilitas sekitar dua kali lipat utilitassuatu laba pada ukuran yang sama. Sebagai contoh,disutilitas karena perubahan rugi dari rugi 0 ke rugi 20sebesar –60 (disutilitas 0 ke –60) adalah lebih besardaripada utilitas karena perubahan laba dari laba 0 kelaba 20 sebesar 20 (utilitas 0 ke 20). Disutilitas perubahanrugi dari rugi 40 ke rugi 60 sebesar –20 (disutilitas –100ke –120) adalah lebih besar daripada utilitas perubahanlaba dari laba 40 ke laba 60 sebesar 14 (dari utilitas 30 ke34). Dalam pendekatan standar —teori uitilitas harapan,laba dan rugi tidak dapat didefinisi karena ketiadaansuatu reference value point untuk mengukur laba ataurugi.

Page 8: JAM Vol 16 No 1 April 2005.pdf

4

Jam STIE YKPN - Eko Widodo Penjelasan Teori Prospek ......

PENELITIAN YANG MENGUJI TEORI PROSPEKDALAM BIDANG KEUANGAN

Penelitian yang menguji teori prospek telah dilakukandalam bidang keuangan. Ferris et al. (1988) melakukanperbandingan secara empiris dua model perdagangansaham yaitu efek disposisi dan hipotesis tax loss sell-ing. Lakonishok dan Seymor (1989) menguji teoriprospek dengan menggunakan pola perubahaan harga

bulan-bulan sebelumnya untuk menjelaskan volumeperdagangan dalam bulan current. Odean (1998)menguji efek disposisi dengan menganalisis 10.000akun suatu discount brokeage house yang besar.

Ferris et al. (1988) membandingkan secaraempiris dua model perdagangan saham yaitu efekdisposisi dan hipotesis tax loss selling. Merekamendefinisi efek disposisi sebagai pandangan yangmenyatakan bahwa investor enggan untuk

Gambar 1Fungsi Nilai Teori Prospek

Page 9: JAM Vol 16 No 1 April 2005.pdf

5

Jam STIE YKPN - Eko Widodo Penjelasan Teori Prospek ......

merealisasikan rugi tapi ingin segera merealisasikan laba.Hipotesis tax loss selling memprediksi bahwa padaakhir tahun volume perdagangan akan relatif tinggikarena investor akan cenderung merealisasikan rugiuntuk saham rugi agar memperoleh penghematan pajak.Efek disposisi memprediksi bahwa volume perdaganganpada akhir tahun akan relatif rendah untuk saham rugikarena investor enggan untuk menjualnya. Ferris et al.(1988) menemukan bahwa efek disposisi tidak hanyadeterminan volume pada akhir tahun, tapi juga volumeperdagangan saham rugi pada sepanjang tahun danhipotesis tax loss selling tidak didukung oleh hasilanalisis.

Lakonishok dan Seymor (1989) menggunakanpola perubahaan harga bulan-bulan sebelumnya untukmenjelaskan volume perdagangan dalam bulan current.Mereka meneliti dua motif dalam bertransaksi yaitu motifyang berhubungan dengan pajak dan motif yang tidakburhubungan dengan pajak. Apabila investor didorongoleh motif yang berhubungan dengan pajak akancenderung segera merealisasikan rugi tapimenangguhkan laba sehingga terdapat suatu hubunganpositif antara perubahan harga masa lalu dengan vol-ume perdagangan. Sebaliknya, apabila investordidorong oleh motif yang tidak berhubungan denganpajak akan cenderung segera merealisasikan laba danmenunda rugi sehingga terdapat hubungan positifantara perubahan harga masa lalu dengan volume.Motivasi yang tidak berhubungan dengan pajakmempunyai implikasi yang sama dengan aplikasi teoriprospek yaitu bahwa harga mempunyai korelasi positifdengan volume perdagangan.

Lakonishok dan Seymor (1989) menemukanbahwa perubahan harga masa lalu mempengaruhidorongan untuk bertransaksi untuk motif bukan pajakmaupun pajak. Kebanyakan temuan menunjukkanbahwa saham winner lebih besar pengaruhnya terhadapvolume perdagangan daripada saham loser.Kecenderungan saham winner untuk mempunyai vol-ume abnormal yang lebih tinggi daripada saham loserterjadi untuk setiap bulan. Motif yang berhubungandengan pajak juga mempengaruhi volume perdaganganyang ditunjukkan oleh variasi musiman dalamhubungan kuat antara perubahan harga dengan vol-ume. Volume abnormal untuk saham loser adalah lebihtinggi daripada normal dalam bulan Desember dan vol-

ume abnormal saham winner lebih tinggi daripada nor-mal dalam bulan Januari.

Odean (1998) menguji efek disposisi yangdidefinisi sebagai kecenderungan investor untuk segeramenjual investasi yang untung dan tetap memeganginvestasi yang rugi. Odean menganalisis 10.000 akunsuatu discount brokeage house yang besar danmenemukan bahwa investor menunjukkan preferensiyang kuat untuk merealisasikan laba daripada rugi.Perilaku investor tidak dimotivasi oleh keinginan untukmelakukan penyeimbangan kembali portofolio, ataumenghindari kos perdagangan yang tinggi pada saham-saham yang berharga rendah.

MANAJEMEN LABA

Schipper (1989) mendefinisi manajemen laba sebagaiintervensi dengan maksud tertentu terhadap prosespelaporan keuangan untuk memaksimalkan keuntunganpribadi. Definisi tersebut mengartikan bahwamanajemen laba merupakan perilaku oportunistikmanajer untuk memaksimumkan utilitas mereka. Manajermelakukan manajemen laba dengan memilih metoda ataukebijakan akuntansi tertentu untuk menaikkan laba ataumenurunkan laba. Manajer dapat menaikkan labadengan menggeser laba perioda-perioda yang akandatang ke perioda kini dan manajer dapat menurunkanlaba dengan menggeser laba perioda kini ke perioda-perioda berikutnya. Watts dan Zimmerman (1986)membuat tiga hipotesis berikut ini.1. Hipotesis program bonus: Ceteris paribus, manajer

perusahaan dengan program bonus lebih mungkinuntuk memilih prosedur akuntansi yang menggeserlaba yang dilaporkan dari perioda-perioda yangakan datang ke perioda kini.

2. Hipotesis utang/ekuitas: Ceteris paribus, semakinbesar rasio utang terhadap ekuitas perusahaan,semakin besar kemungkinan manajer perusahaanmemilih prosedur akuntansi yang menggeser labayang dilaporkan dari perioda-perioda yang akandatang ke perioda kini.

3. Hipotesis ukuran perusahaan: Ceteris paribus,semakin besar ukuran perusahaan, semakin besarkemungkinan manajer perusahaan memilih prosedurakuntansi yang menangguhkan laba yangdilaporkan dari perioda kini ke perioda-perioda yangakan datang.

Page 10: JAM Vol 16 No 1 April 2005.pdf

6

Jam STIE YKPN - Eko Widodo Penjelasan Teori Prospek ......

Hipotesis program bonus dan hipotesis utang/ekuitasmenunjukkan bahwa manajer perusahaan melakukanmanajemen laba yang menaikkan laba, sedangkanhipotesis ukuran perusahaan menunjukkan bahwamanajer perusahaan melakukan manajemen laba yangmenurunkan laba.

PENELITIAN MANAJEMEN LABA YANG TELAHMENGGUNAKAN TEORI PROSPEK

Burgstahler dan Dichev (1997) meneliti apakah,bagaimana, dan mengapa perusahaan menghindaripelaporan rugi dan penurunan laba. Merekaberpendapat bahwa manajemen yang menghindaripenurunan laba dapat dicerminkan dalam distribusicross-sectional perubahan laba dalam bentuk frekuensirendah yang tidak biasa dalam penurunan laba yangkecil dan frekuensi tinggi yang tidak biasa dalamkenaikan laba yang kecil. Demikian juga, manajemenyang menghindari rugi akan dicerminkan dalam bentukfrekuensi rendah yang tidak biasa dalam rugi kecil danfrekunesi tinggi yang tidak biasa dalam laba kecil.

Dalam distribusi cross-sectional perubahan labadan tingkatan laba, Burgstahler dan Dichev (1997)menemukan frekuensi rendah yang tidak biasa dalampenurunan laba yang kecil dan rugi yang kecil danfrekuensi tinggi yang tidak biasa dalam kenaikan labayang kecil dan laba yang kecil. Mereka juga menemukanbahwa dua komponen laba yaitu arus kas operasi danperubahan modal kerja digunakan untuk mencapaipeningkatan laba. Burgstahler dan Dichev (1997)menyampaikan dua teori yang dapat mendasarimotivasi manajemen untuk menghindari penurunan labaatau rugi kecil dengan melaporkan kenaikan laba ataulaba kecil, yaitu teori kos transaksi dan teori prospek.Mereka tidak menggunakan teori-teori manajemen labayang berhubungan dengan kontrak secara eksplisitkarena mereka mempunyai sedikit bukti bahwa kontrak-kontrak semacam itu secara umum memadai untukmenjelaskan manajemen laba dalam bentukpenghindaran penurunan laba kecil atau rugi kecildengan melaporkan kenaikan laba kecil atau laba kecil.

Degeorge et al. (1999) menggunakan teoriprospek sebagai salah satu penjelasan mengapamanajemen melakukan manajemen laba untukmemenuhi tiga threshold yaitu: (1) melaporkan labapositif, (2) mempertahankan kinerja kini, dan (3)

memenuhi ekspektasi analis keuangan. Jika preferensieksekutif, dewan penelaah kinerja eksekutif, dan in-vestor adalah konsisten dengan prediksi teori prospek,maka eksekutif akan mempunyai skedul reward yangberhubungan dengan threshold dan mungkinmelakukan manajemen laba yang dilaporkan sebagairespon. Threshold yang ingin dicapai oleh manajemenadalah reference points dalam fungsi nilai partisipan,yaitu points yang dirasakan menonjol.

Teori prospek dapat digunakan untukmenjelaskan tiga bentuk manajemen laba yaitu (1)menghindari rugi kecil dengan melaporkan laba kecil,(2) menghindari laba besar dengan melaporkan labakecil, dan (3) menghindari rugi kecil dengan melaporkanrugi besar. Koonce dan Mercer (2002) serta McKernandan O’Donnell (1996) berpendapat bahwa teori prospekmungkin dapat menjelaskan mengapa perusahaanmelakukan big bath jika prospek pelaporan suatu labatidak dapat dicapai dan mengapa perusahaan inginmenciptakan cadangan “cookie jar” dalam tahun-tahunlaba yang tinggi.

MANAJEMEN LABA YANG MENGHINDARI RUGIKECIL DENGAN MELAPORKAN LABA KECIL

Bugstahler dan Dichev (1997) berpendapat bahwa teoriprospek dapat digunakan untuk menjelaskan temuanmereka bahwa manajemen menghindari rugi kecildengan melaporkan laba kecil. Mereka berpendapatbahwa manajer memandang stakeholders berperilakusesuai dengan teori prospek yang menyatakan bahwafungsi nilai individu berbentuk kurva S yaitu berbentukcembung apabila dalam domain laba dan berbentukcekung apabila dalam domain rugi. Oleh karena itu,manajemen memanipulasi ukuran kekayaan (laba danperubahan laba), dengan natural reference pointadalah laba = 0, untuk mempengaruhi nilai yangdirasakan oleh pemegang saham atau stakeholdersyang lain.

Manajer menghindari rugi (penurunan laba) kecildan mampu memanipulasi laba agar dapat melaporkanlaba (kenaikan laba) kecil. Perilaku ini dapat dijelaskanoleh kurva S dalam teori prospek. Apabila berada dalamkondisi rugi (penurunan laba) kecil, maka investordiduga akan merasakan disutilitas marjinal yang tinggidalam kurva rugi (penurunan laba) dan jika manajemendapat memanipulasi laba menjadi laba (kenaikan laba)

Page 11: JAM Vol 16 No 1 April 2005.pdf

7

Jam STIE YKPN - Eko Widodo Penjelasan Teori Prospek ......

kecil, maka investor diduga akan memperoleh utilitasmarjinal yang tinggi dalam kurva laba (kenaikan laba).Gambar 2 dapat memberikan contoh bahwa jikaperusahaan mengalami rugi sebesar 1 pada suatu

Gambar 2Fungsi Nilai Teori Prospek

perioda, maka disutilitas yang dirasakan investor adalah–3 dan jika manajemen dapat memanipulasi laba denganmelaporkan laba sebesar 1, maka utilitas yang dirasakaninvestor sebesar 1.

Page 12: JAM Vol 16 No 1 April 2005.pdf

8

Jam STIE YKPN - Eko Widodo Penjelasan Teori Prospek ......

MANAJEMEN LABA YANG MENGHINDARI LABABESAR DENGAN MELAPORKAN LABA KECIL

Manajemen laba yang menghindari laba besar denganmelaporkan laba kecil biasanya dilakukan untuk tujuanpenghematan kos politis. Cahan (1992) memperolehbukti bahwa perusahaan-perusahaan yang diselidikisehubungan pelanggaran antitrust melakukan usahapenurunan laba selama penyelidikan daripada dalamperiode-periode ketika perusahaan tidak sedangdiselidiki. Jones (1991) memperoleh bukti empiris bahwaperusahaan berusaha memanfaatkan pembebasanimpor dengan mengurangi laba selama investigasipembebasan impor oleh United States InternationalTrade Commission.

Teori prospek dapat menjelaskan mengapamanajemen melakukan manajemen laba yangmenghindari laba besar dengan melaporkan laba kecil.Manajer menciptakan cadangan dengan memanipulasilaba menjadi positif kecil dari perioda ke periodawalaupun dapat menghasilkan laba positif besar dalamsuatu perioda tertentu. Manajer melaporkan laba(kenaikan laba) yang relatif kecil saja karena kecuramankurva laba (kenaikan laba) semakin ke bawah (mendekatititik origin) menunjukkan utilitas marjinal yang semakintinggi dan sebaliknya semakin jauh dari titik originsemakin kecil utilitas marjinalnya. Gambar 2 memberikancontoh bahwa jika perusahaan dapat menghasilkan laba4 pada suatu perioda t

1, maka manajemen akan

melaporkan laba sebesar 1 masing-masing untukperioda t

1, t

2, t

3, dan t

4. Hal ini dilakukan oleh manajemen

karena jika melaporkan laba sebesar 4 sekaligus padaperioda t

1 saja dan melaporkan laba nol pada perioda

t2, t

3, dan t

4, maka total utilitas yang dirasakan investor

hanya sebesar 2, tetapi jika melaporkan laba masing-masing sebesar 1 untuk perioda t

1, t

2, t

3, dan t

4, maka

total utilitas yang dirasakan investor sebesar 4.

MANAJEMEN LABA YANG MENGHINDARI RUGIKECIL DENGAN MELAPORKAN RUGI BESAR

Manajemen laba yang menghindari laba besar denganmelaporkan laba kecil biasa disebut big bath account-ing. Bentuk manajemen laba ini dapat terjadi ketikaterdapat perubahan eksekutif yang bersifat non-rutin.

Pouciau (1993) dalam Stolowy dan Breton (2000)menemukan bahwa eksekutif pengganti menggunakankebijakan akuntansi yang menurunkan laba dalam tahunpertama untuk tujuan menaikkan laba pada tahun-tahunberikutnya. Walsh et al. (1991) menemukan bahwasemakin besar penyesuaian extraordinary items makasemakin besar intensitas untuk terjadi big bath.

Teori prospek dapat digunakan digunakanuntuk menjelaskan mengapa manajer melakukanmanajemen laba yang menghindari rugi kecil denganmelaporkan rugi besar sekaligus. Manajer mengalamirugi (penurunan laba) kecil dan tidak mampumemanipulasi laba menjadi positif kecil mungkin malahmelaporkan rugi (penurunan laba) besar. Manajermelaporkan rugi (penurunan laba) besar sekalian, karenakurva rugi (penurunan laba) semakin ke bawah (semakinjauh dari titik origin), tingkat kecuramannya semakinkecil yang berarti disutilitas marjinal semakin kecil dansebaliknya apabila mendekati titik origin. Gambar 2memberikan gambaran bahwa jika perusahaanmempunyai rugi sebesar 1 untuk masing-masing periodat1, t

2, dan t

3, manajemen mungkin melaporkan rugi

sebesar 3 pada perioda t1 saja dan melaporkan rugi 0

pada perioda t2 dan t

3. Hal ini dilakukan karena jika

manajemen melaporkan rugi 1 pada masing-masingperioda maka disutilitas yang dirasakan oleh investorpada masing-masing perioda adalah –3 sehingga totaldisutilitasnya adalah –9. Akan tetapi, jika manajemenmelaporkan rugi 3 sekaligus dalam perioda t

1 saja dan

rugi 0 pada perioda t2 dan t

3, maka total disutilitas yang

dirasakan oleh investor hanya –6.

SIMPULAN

Teori prospek menjelaskan bahwa manajer melakukanmanajemen laba yang menaikkan laba untukmenghindari rugi kecil dengan melaporkan laba kecilkarena jika berada dalam kondisi rugi kecil maka inves-tor diduga akan merasakan disutilitas marjinal dan jikamanajemen mampu melakukan manajemen laba denganmelaporkan laba kecil, investor diduga akanmemperoleh utilitas marjinal. Teori prospek menjelaskanbahwa manajer melakukan manajemen laba yangmenurunkan laba untuk tujuan berikut ini.

Page 13: JAM Vol 16 No 1 April 2005.pdf

9

Jam STIE YKPN - Eko Widodo Penjelasan Teori Prospek ......

1. menghindari laba besar dengan melaporkan labakecil, karena jika manajer melaporkan laba kecilselama beberapa perioda, total utilitas marjinal yangdirasakan investor adalah lebih besar daripada jikamanajer melaporkan laba besar pada suatu periodadan laba nol pada perioda-perioda yang lain;

2. menghindari rugi kecil dengan melaporkan rugibesar, karena jika manajer melaporkan rugi kecilselama beberapa perioda, total disutilitas marjinalinvestor lebih besar daripada jika melaporkan rugibesar sekaligus pada suatu perioda dan melaporkanrugi nol pada perioda yang lain.

DAFTAR PUSTAKA

Burgstahler, E. dan I. Dichev. 1997. “EarningsManagement to Avoid Earnings De-creases and Losses.” Journal of Ac-counting and Economics, 24: 99-126.

Cahan, S.F. 1992. “The Effect of Antitrust In-vestigations on Discretionary Accruals:A Refined Test of the Political-Cost Hy-pothesis.” Accounting Review, 67 (1):77-96.

Degeorge, F., J. Patel, dan R. Zeckhauser. 1999.“Earnings Management to ExceedThresholds.” Journal of Business, 72:1-33.

Ferris, S.P., R.A. Haugen, A.K. Makhija, dan L.Harris. 1988. “Predicting ContemporaryVolume with Historic Volume at Differ-ential Price Levels: Evidence Support-ing the Disposistion Effect: Discus-sion.” Journal of Finance, 43: 677-699.

Jones, J. 1991. “Earnings Management duringImport Relief Investigation.” Journal ofAccounting Research, 29: 193-228.

Kahneman, D. dan A. Tversky. 1979. “ProspectTheory: An Analysis of Decision Un-der Risk.” Econometrica, March: 263-291.

Kahneman, J.L. Knetsch, dan R.H. Thaler. 1991.“Anomalies: The Endowment Effect,Loss Aversion, and Status Quo Bias.”

Journal of Economic Perspectives, 5 (1):193-206.

Koonce, L. dan M. Mercer. 2002. “Using Psy-chology Theories in Archival FinancialAccounting Research.” Working Paper.University of Texas dan Emory Univer-sity.

Lakonishok, J. dan S. Seymour. 1989. “Past PriceChanges and Current Trading Volume.”Journal of Portofolio Management, 15:18-24.

McKernan, J.F. dan P. O’Donnell. 1996. “Cre-ative Accounting and the Creation ofValue.” Working paper. The Universityof Glasgow.

Odean, T. 1998. “Are Investor Reluctant to Re-alize Their Losses?” Journal of Finance,53: 1775-1798.

Schipper, K. 1989. “Commentary on EarningsManagement.” Accounting Horizon, 3(4): 91-102.

Stolowy, H. dan G. Breton. 2000. “A Frameworkfor the Classification of Accounts Ma-nipulations.” Working paper. HECSchool of Management dan Universitydu Quebec a Montreal.

Stracca, L. 2002. “Behavioral Finance and Ag-gregate Market Behaviour: Where DoWe Stand?” Working Paper. EuropeanCentral Bank.

Page 14: JAM Vol 16 No 1 April 2005.pdf

10

Jam STIE YKPN - Eko Widodo Penjelasan Teori Prospek ......

Walsh, P., R. Craig, dan F. Clarke. 1991. “BigBath Accounting Using ExtraordinaryItems Adjustments: Australian Empiri-cal Evidende.” Journal of Business Fi-nance & Accounting, 18 (2): 173-189

Watts, R.L. dan J.L. Zimmerman. 1986. “Posi-tive Accounting Theory.” New Jersey:Prentice-Hall, Inc.

Page 15: JAM Vol 16 No 1 April 2005.pdf

11

Jam STIE YKPN - Heru Kurnianto Peran Kepemimpinan ......

ANALISIS PENGARUH TEKANAN KETAATAN

TERHADAP JUDGMENT AUDITOR

Hansiadi Yuli Hartanto1)

Indra Wijaya Kusuma2)

PERAN KEPEMIMPINANSEBAGAI VARIABEL PEMODERASIAN

HUBUNGAN BUDAYA ORGANISASIONALDENGAN KEEFEKTIFAN ORGANISASIONAL

(Studi pada Perguruan Tinggi Swastadi Propinsi DIY)

Heru Kurnianto Tjahyono *)

*) Drs. Heru Kurnianto Tjahyono, M.Si., adalah Dosen Tetap Fakultas Ekonomi Universitas MuhammadiyahYogyakarta sedang menempuh Program Doktor Manajemen pada Program Pascasarjana UGM.

ABSTRACT

The purpose of this study is to examine the influenceof organizational culture to organizational effective-ness and the influence of leadership as moderatingvariable in that relationship. The research was done onprivate higher educations population in YogyakartaProvince. The hypothesis 1 examinations use simpleregression analysis and the hypothesis 2 examinationsuse MRA (moderated regression analysis). Simple re-gression analysis showed that organizational culturewas significance positive predicted organizational ef-fectiveness. The results of this research supportedhypothesis 1, that organizational culture as determi-nant variable to organizational effectiveness. MRAshowed that interaction organizational culture and lead-ership in step 3 was significance positive. The resultsof this research supported hypothesis 2, that the roleof leadership variable as moderating in that model.

Key word: organization culture, organization effective-ness, leadership, MRA.

PENDAHULUAN

Sejumlah ahli di bidang perilaku organisasi melihatbahwa hubungan konstruk budaya organisasionaldengan konstruk keefektifan organisasional sangaterat. Budaya organisasional merupakan salah satufaktor kunci penentu (key variable factors) keefektifanorganisasional. Penelitian yang dilakukan O’Reilly(1989) menunjukkan dukungan penting terhadapproposisi bahwa budaya suatu organisasiberhubungan dengan keefektifan suatu organisasi.Demikian pula Kotter dan Heskett (1992) telahmelakukan penelitian pada 207 perusahaan di Amerikatentang hubungan budaya organisasional dan kinerja.Hasil penelitian mendukung bahwa budayaorganisasional berhubungan erat dengan kinerja didalam organisasi. Dalam kasus Indonesia, proposisitersebut didukung pula oleh penelitian Lako danIrmawati (1997) dan Supomo dan Indriantoro (1998).

Pada perspektif yang berbeda, beberapa penelitiorganisasional berpendapat bahwa bentuk hubungandalam model psikologi organisasi lebih kompleks

Volume XVITahun 1April 2005Hal. 11-24

Page 16: JAM Vol 16 No 1 April 2005.pdf

12

Jam STIE YKPN - Heru Kurnianto Peran Kepemimpinan ......

daripada hubungan linier sederhana yang terdapatdalam teori-teori universalistik (Schoonhoven, 1981;Van de Ven & Drazin, 1985; Venkatraman, 1989 dalamDelery & Doty, 1996). Oleh karena itu, hubungan antarakonstruk budaya organisasional dengan keefektifanorganisasional dinilai terlalu sederhana. Selanjutnya,perspektif yang dikembangkan menggunakan asumsi-asumsi dalam teori-teori kontinjensi yang menjelaskanbahwa hubungan variabel independen dengan variabeldependen akan berbeda untuk level yang berbeda padavariabel kontinjensi kritikal (Delery & Doty, 1996).Pendekatan ini pada intinya memfokuskan perhatianpada ketergantungan bermacam-macam faktor yangterlibat dalam situasi manajerial pada organisasi.Pendekatan tersebut memberikan gagasan bahwa sifathubungan yang ada dalam budaya organisasi dengankeefektifan organisasi mungkin akan berbeda padasituasi yang berbeda. Dengan kata lain bahwa sangatmungkin akan hadir variabel lain yang dapatmempengaruhi hubungan antara budaya organisasidengan keefektifan organisasi. Salah satu variabelpenting untuk dipertimbangkan dalam hubungan antarabudaya organisasional dengan keefektifanorganisasional adalah peran kepemimpinan (Yukl, 1994).

Konteks konsep tersebut digunakan penelitiuntuk menguji dan menganalisis pada fenomenaperguruan tinggi di propinsi DIY dalam bentukpenelitian yang cenderung bersifat konfirmasi. Hal yangmenarik bagi peneliti dalam penelitian ini adalah bahwaperguruan tinggi merupakan bentuk organisasi yangberorientasi pada banyak orang (publik) dan sekaligusmemegang peranan penting dalam pembangunanberbangsa dan bernegara. Di samping itu, sebagaiorganisasi yang memberikan pelayanan kepada publik,perguruan tinggi juga harus menyadari pengelolaanmanajerial yang profesional membutuhkan dukungankepemimpinan yang kuat dalam upaya mereka untuksurvive dalam persaingan.

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

Budaya Organisasional

Dalam terminologi akademis, “budaya organisasional”merupakan suatu konstruk yang merupakan abstraksidari suatu fenomena multi dimensi. Oleh karena itu,peneliti mendefinisikan terminologi budaya

organisasional dari beragam perspektif. Davis (1984)menyatakan bahwa budaya organisasional merupakanpola keyakinan dan nilai-nilai (values) organisasi yangdifahami, dijiwai dan dipraktikkan oleh organisasisehingga pola tersebut memberikan arti tersendiri danmenjadi dasar aturan berperilaku dalam organisasi.Schein (1992) mendefinisikan budaya organisasionalsebagai suatu pola dari asumsi-asumsi dasar yangditemukan, diciptakan atau dikembangkan oleh suatukelompok tertentu dengan maksud agar organisasibelajar mengatasi atau menanggulangi masalah-masalah yang timbul akibat adaptasi eksternal danintegrasi internal yang sudah berjalan dengan cukupbaik, sehingga perlu diajarkan kepada anggota-anggotabaru sebagai cara yang benar untuk memahami,memikirkan dan merasakan berkenaan dengan masalah-masalah tersebut.

Dalam pandangan Schein (1992), budayaorganisasi berada pada tiga tingkat atau lapisan, yaituartifacts, espoused values dan basic underlying as-sumptions. Schein melihat tingkatan tersebut sepertimelihat “bawang” yang terdiri atas beberapa lapisan.Pada lapisan pertama atau kulit terluar budayaorganisasional adalah artifact. Pada lapisan ini,karakteristik budaya organisasional adalah semuastruktur dan proses organisasional yang tampak. Padalapisan ini terdapat hubungan unik antar budaya padaberbagai organisasi yang dapat terlihat.

Lapisan berikutnya adalah espoused values.Pada lapisan ini para anggota organisasimempertanyakan “apa yang seharusnya dapat merekaberikan terhadap organisasi. Pada lapisan ini tuntutanstrategi, tujuan organisasional dan filosofi pemimpinorganisasi adalah untuk bertindak dan berperilaku.Menurut Schein (1992), espoused values dapatditelusuri dari para pembentuk organisasi terdahulu(founders of the culture). Para anggota organisasi barudapat mempelajari espoused values ini untuk memahamimaknanya dalam konteks organisasi.

Lapisan terakhir adalah basic underlying as-sumptions. Lapisan ini berisi sejumlah keyakinan (be-liefs), yaitu bahwa anggota organisasi mendapatjaminan (take for granted) bahwa mereka diterima baikuntuk melakukan sesuatu secara benar. Asumsi-asumsidasar tersebut mempengaruhi perasaan, pemikiran,persepsi, kepercayaan dan pikiran bawah sadar paraanggota organisasi.

Page 17: JAM Vol 16 No 1 April 2005.pdf

13

Jam STIE YKPN - Heru Kurnianto Peran Kepemimpinan ......

Kotter dan Hesket (1992), Sackmann (1992),Hofstede (1994) dan Maschi dan Roger (1995)menyatakan bahwa budaya organisasi merupakanseperangkat asumsi-asumsi, keyakinan-keyakinan,nilai-nilai dan persepsi-persepsi yang dimiliki paraanggota kelompok dalam suatu organisasi yangmembentuk dan mempengaruhi sikap dan perilakukelompok tersebut. Budaya organisasional dapatdisimpulkan pula sebagai “ruh” organisasi, karena disana bersemayam filosofi, misi dan visi organisasi yangakan menjadi kekuatan penting untuk berkompetisi.Selanjutnya budaya organisasi akan membentuk norma-norma dan menjadi pedoman perilaku yang menentukansikap perilaku anggotanya dan dapat diterima olehanggota organisasi. (Robbins, 1993).

Keefektifan Organisasional

Konsep keefektifan seperti halnya konsep budayaorganisasional, juga memiliki pemaknaan yang beragamyang berimplikasi pada kesulitan dalam pemahamankonsep dan metoda. Hal tersebut disebabkan belumadanya kesepakatan tentang dimensi-dimensi darikonsep keefektifan, kriteria yang digunakan dalampengukuran, tingkat analisis yang appropriate dankelompok kegiatan organisasional mana yangmencerminkan pusat perhatian untuk studi keefektifan(Scott, 1977). Kondisi “chaos” tentang konsep tersebuttidak membuat konsep keefektifan “hengkang” dari

topik organisasi. Mengapa demikian? MenurutCameron dan Whetten (1983), ada tiga alasan meliputiteoritis, empiris dan praktis. Pertama secara teoritiskonsep keefektifan organisasional secara teoritisterletak pada pusat semua model organisasional.Kedua, keefektifan secara empiris berfungsi sebagaivariabel penting dalam kegiatan riset dan konseppenting dalam penafsiran fenomena organisasional.Ketiga, adanya kebutuhan untuk membuat judgementstentang kinerja (performance) berbagai organisasi.Namun demikian, paling tidak ada dua pandangan yangpaling banyak digunakan dalam mengevaluasikeefektifan kepemimpinan, yaitu dalam kaitannyadengan konsekuensi-konsekuensi dari tindakan-tindakan pemimpin tersebut bagi para pengikutnya danpara stakeholder organisasi lainnya. Pandangan lainnyadengan melihat berbagai jenis hasil yang telahdigunakan, termasuk di dalamnya kinerja danpertumbuhan kelompok atau organisasi dari pemimpintersebut, kesediaannya untuk menanggapi tantangan-tantangan atau krisis-krisis, kepuasan pengikut denganpemimpinnya, komitmen pengikut terhadap sasaran-sasaran kelompok, kesejahteraan psikologis danpengembangan para pengikut dan kemajuan pemimpinke posisi kekuasaan yang lebih tinggi di dalamorganisasi.

Beberapa model keefektifan organisasionalyang berkembang dalam khasanah akademik dapatdilihat pada tabel 2.1.

Page 18: JAM Vol 16 No 1 April 2005.pdf

14

Jam STIE YKPN - Heru Kurnianto Peran Kepemimpinan ......

Salah satu hal yang menyebabkan kurangnyapengembangan konsepsual mengenai keefektifanadalah kesulitan dalam mengintegrasikan berbagaikonsepsualisasi organisasi yang berbeda. Oleh karenaitu, setiap upaya pengembangan konsep keefektifanharus dimulai dengan suatu analisis teori organisasiyang menjadi dasarnya (Goodman dan Penning, 1980).Dalam penelitian ini, pengukuran keefektifanmenggunakan pendekatan model tujuan (goal model),yaitu mengukur keefektifan berdasarkan pencapaiantujuan yang telah ditetapkan.

Kepemimpinan

Seperti halnya konstruk budaya organisasional,konstruk kepemimpinan juga menjadi subyek yangsenantiasa menarik dan diperbincangkan bagi banyakkalangan yang kemudian berakibat pula padapendefinisian yang beragam dan kadang kurang tepatsecara ilmiah. Telaah yang dilakukan para peneliti dalammendefinisikan konstruk berbasis pada perspektif-

perspektif individu dan aspek dari fenomena yangmenarik perhatian mereka. Kepentingan dan perhatianyang tidak sama antar peneliti menyebabkan terjadinyadivergensi definisi (Steers & Porter, 1991).

Berdasarkan sisi perilaku, Hemhill & Coons(1957) berpendapat bahwa kepemimpinan adalahperilaku dari seorang individu yang memimpin aktivitas-aktivitas suatu kelompok ke suatu tujuan yang ingindicapai bersama (shared goal). Tannenbaum, Weschler,dan Massarik (1961) berpendapat bahwa kepemimpinanadalah pengaruh antar pribadi yang dijalankan dalamsuatu situasi tertentu serta diarahkan melalui proseskomunikasi ke arah pencapaian satu atau beberapatujuan tertentu. Pandangan lain mengatakan bahwakepemimpinan adalah pembentukan awal sertapemeliharaan struktur dalam harapan dan interaksi(Stogdill, 1974). Rauch dan Behling (1984) menggagaspengertian kepemimpinan sebagai prosesmempengaruhi aktivitas-aktivitas sebuah kelompokyang diorganisasikan ke arah pencapaian tujuan.Sedangkan Hosking (1988) berpendapat bahwa para

Sumber: K.S. Cameron (1984) dalam Handoko (1993)

Tabel 2.1Model-model Keefektifan Organisasional

Model Definisi Model Tujuan (Goal Model)

Mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan

Tujukonsdan

Model Sumber Daya Sistem (System resource Model)

Mampu memperoleh sumber daya-sumber daya yang dibutuhkan

Adadan

Model Proses Internal Fungsi-fungsi internal berjalan lancar

Adaberborga

Multiple Constituency Model Semua pihak terkait terpuaskan Pihamemterh

Competing Values Model Memenuhi preferensi pihak-pihak terkait dalam hal empat kuadran yang berbeda

Orgkriteberu

Model Legitimasi Kelangsungan hidup terjamin sebagai hasil pelaksanaan kegiatan legitimate

Kelaorga

Model Ketidakefektifan Tidak mempunyai kelemahan-kelemahan atau sifat-sifat sumber ketidakefektifan

Kriteatauperb

Page 19: JAM Vol 16 No 1 April 2005.pdf

15

Jam STIE YKPN - Heru Kurnianto Peran Kepemimpinan ......

pemimpin adalah mereka yang secara konsisten memberikontribusi yang efektif terhadap orde sosial dan yangdiharapkan dan dipersepsikan melakukannya. Jacobdan Jacques (1990) mendefinisikan kepemimpinansebagai proses memberi arti terhadap usaha kolektifdan yang mengakibatkan kesediaan untuk melakukanusaha yang diinginkan untuk mencapai sasaran.

Melihat demikian banyaknya pemahamantentang kepemimpinan, Stogdill (1974) menyimpulkanbahwa terdapat banyak definisi tentang kepemimpinansebanyak jumlah orang yang telah mencobamendefinisikannya. Secara garis besar, kepemimpinanmenyangkut proses pengaruh sosial (pengaruh yangsengaja dijalankan oleh seseorang terhadap orang lainuntuk menstruktur aktivitas-aktivitas serta hubungan-hubungan di dalam sebuah kelompok atau organisasi(Yukl, 1989).

Pendekatan berdasarkan ciri (trait approach),pendekatan ini menekankan pada atribut-atribut pribadipara pemimpin. Asumsi pada pendekatan ini bahwabeberapa orang pemimpin alamiah dianugerahibeberapa karakteristik yang tidak dipunyai orang lain.Pada perspektif ini, peneliti berasumsi bahwa pemimpindapat dibedakan dengan pengikutnya berdasarkanatribut pribadinya, seperti kecerdasan, intuisi, kekuatanpersuasi dan lain-lain.

Pendekatan berdasarkan perilaku menjelaskanbahwa terjadi pergeseran asumsi dari atribut pribadimenjadi perilaku sebagai variabel penjelas. Pendekatanini membandingkan perilaku pemimpin yang efektif ver-sus perilaku tidak efektif. Ada dua proyek penelitianyang terkenal berkenaan dengan perilaku pemimpin.Pertama dilakukan oleh Ohio State University, dan yanglain dilakukan oleh University of Michigan. Keduanyaberpendapat bahwa perilaku kepemimpinan dapatdikelompokkan ke dalam dua kategori, yaitu kategoriyang berhubungan dengan hubungan interpersonaldan kategori yang berhubungan dengan tugas.

Pendekatan berikutnya adalah pendekatansituasional. Pendekatan ini menekankan pentingnyafaktor-faktor kontekstual yang berhubungan denganstudi kepemimpinan. Dalam penelitian ini, variabelutamanya adalah budaya organisasional sebagaivariabel independen dan keefektifan sebagai variabeldependen. Sedangkan variabel kepemimpinanmerupakan variabel pemoderasian yang menjelaskan

bahwa variabel tersebut membedakan antara populasisuatu organisasi dengan lainnya.

Hubungan Budaya Organisasional dengan KeefektifanOrganisasional

Tujuan seorang manajer dalam setiap organisasi secaralogis menghendaki peningkatan kinerja organisasional.Namun demikian, banyak problem organisasional danketidakpastian (uncertainty) baik internal maupuneksternal yang seringkali mengganggu pencapaiankinerja organisasional. Bahkan banyak penelitianmenunjukkan kegagalan organisasi lebih seringdisebabkan oleh permasalahan manajerial organisasisecara internal (Koontz, 1991). Permasalahan tersebutmendorong Peters dan Waterman (1982) menggagaspentingnya kebudayaan organisasional untukmeningkatkan keefektifan dan kinerja organisasional.Menurut Peters dan Waterman (1982), setiap organisasimempunyai kebudayaannya masing-masing. Tiapkebudayaan tersebut dapat menjadi kekuatan positifdan negatif dalam mencapai kinerja organisasional.

Beberapa penelitian empiris memberikandukungan pada proposisi tersebut. Penelitian O’Reilly(1989) menunjukkan dukungan penting bagi proposisidi atas bahwa budaya perusahaan mempunyaipengaruh terhadap keefektifan suatu perusahaanterutama pada perusahaan yang mempunyai budayayang sesuai dengan strategi dan dapat meningkatkankomitmen karyawan terhadap perusahaan. KemudianLusch dan Harvey (1994) mengatakan bahwapeningkatan kinerja organisasional juga ditentukan olehaktiva tidak berwujud, antara lain budayaorganisasional, hubungan dengan pelanggan (cus-tomer elationship), dan citra perusahaan (brand eq-uity). Pandangan tersebut sejalan dengan kajiansebelumnya yang dilakukan Kotter dan Heskett (1992)bahwa budaya organisasional diyakini sebagai salahsatu faktor kunci penentu (key variable factors)kesuksesan kinerja organisasional seperti yangdisampaikan pada hasil studi mereka. Demikian pulahasil penelitian sejumlah perusahaan di Amerika Serikatyang melakukan merger pada dekade 1980-an yangmenunjukkan bahwa merger seringkali mengalamikegagalan karena tidak kompatibel dengan budayaorganisasional (Marren, 1993). Sehingga keselarasan

Page 20: JAM Vol 16 No 1 April 2005.pdf

16

Jam STIE YKPN - Heru Kurnianto Peran Kepemimpinan ......

antara nilai-nilai individu (individual values) dengannilai-nilai organisasi (organizational values) secarasignifikan berhubungan dengan komitmenorganisasional, kepuasan kerja, keinginan berhenti, danturn over seperti yang diperoleh dari sejumlah hasilriset empiris Kreitner dan Knicky (1995). Pandangan diatas didukung pula oleh pandangan beberapa ahli ilmu-ilmu sosial dan manajemen organisasi, seperti: Hofstede(1991), Sharplin (1992), Wilhelm (1992), Martin (1992),Mody dan Noe (1996), Sobirin (1997), dan Luthans(1998).

Dalam kasus di Indonesia, studi tentangpengaruh budaya organisasional terhadap keefektifankinerja manajerial dan kinerja ekonomi organisasi telahbanyak dilakukan. Misalnya studi yang dilakukan olehSupomo dan Indriantoro (1998) menemukan dukungan

empiris adanya pengaruh positif budaya organisasionalyang berorientasi pada orang terhadap keefektifananggaran partisipatif dalam peningkatan kinerjamanajerial. Lako dan Irmawati (1997) menjelaskankeberhasilan organisasi mengimplementasikan nilai-nilai (values) budaya organisasional dapat mendorongorganisasi tumbuh dan mengelola sumber daya sebagaikekuatan internal dalam memanfaatkan peluang (op-portunity) dan mengantisipasi ancaman (threat).

Dengan demikian, teori, logika, dan beberapapenelitian empiris yang dipaparkan di atas telahmenjelaskan bahwa budaya organisasionalberhubungan dengan keefektifan di dalam organisasi.Berdasarkan pemahaman di atas maka penelitimenyusun hipotesis sebagai berikut:

Keefektifan Organisasi Budaya Organisasional

HI: Terdapat hubungan antara budayaorganisasional dengan keefektifanorganisasional.

Kepemimpinan Sebagai Variabel Pemoderasian

Pendekatan situasional, menekankan pentingnyafaktor-faktor kontekstual mempengaruhi studikepemimpinan. Beberapa ahli organisasi menjelaskanbahwa hubungan variabel yang dibangun dalam modeldi atas tidak bersifat sederhana, lebih kompleks daripadahubungan linier sederhana yang terdapat dalam teori-teori universalistik (Schoonhoven, 1981; Van de Ven &Drazin, 1985; Venkatraman, 1989 seperti dikutip Delery& Doty, 1996). Dengan kata lain, bahwa hubunganvariabel independen tertentu dengan variabel dependendi dalam model tidak bersifat universal dalam populasilintas organisasi. Perspektif tersebut menggunakanasumsi-asumsi dalam teori-teori kontinjensi yangmenjelaskan bahwa hubungan variabel independendengan dependen akan berbeda untuk level yangberbeda pada variabel kontinjensi kritikal.

Peran pemimpin dalam penelitian ini bukandalam kaitannya dengan mempengaruhi budaya,namun membedakan hubungan budaya organisasionaldengan keefektifan pada lintas populasi. Peranpemimpin dalam penelitian ini berkaitan dengan peransebagai variabel pemoderasian yang diduga akanmenjelaskan secara lebih kompleks dalam studihubungan budaya organisasional dengan keefektifandi dalam organisasi tersebut. Pendekatan ini padaintinya memfokuskan perhatian pada ketergantunganbermacam-macam faktor yang terlibat dalam situasimanajerial pada organisasi. Pendekatan tersebutmemberikan gagasan bahwa sifat hubungan yang adadalam budaya organisasi dengan keefektifan organisasimungkin akan berbeda pada situasi yang berbeda.Dengan kata lain bahwa sangat mungkin akan hadirvariabel lain yang dapat mempengaruhi hubunganantara budaya organisasi dengan keefektifanorganisasi. Salah satu variabel penting untukdipertimbangkan dalam hubungan antara budayaorganisasional dengan keefektifan organisasionaladalah peran kepemimpinan (Yukl, 1994).

Berdasarkan pemahaman di atas maka penelitimenyusun hipotesis sebagai berikut:

Page 21: JAM Vol 16 No 1 April 2005.pdf

17

Jam STIE YKPN - Heru Kurnianto Peran Kepemimpinan ......

H2: Kepemimpinan merupakan variabelpemoderasian hubungan antara budayaorganisasional dengan keefektifanorganisasional.

METODA PENELITIAN

Sampel

Populasi penelitian ini adalah perguruan tinggi dipropinsi DIY. Selanjutnya, dalam mengambil sampel didalam perguruan tinggi, data dikumpulkan dengankuesioner yang ditujukan kepada tingkat pimpinan didalam organisasi. Pengumpulan data denganmenggunakan satu sumber informasi (single source),namun peneliti mengidentifikasi secara hati-hati merekayang dipilih sebagai sampel. Peneliti memilih orang yangterkait dengan keputusan stratejik di dalam organisasitersebut dan mempunyai pemahaman mengenaiorganisasi yang dipimpinnya dengan baik. Teknikpengambilan sampel yang digunakan adalah teknikpurposive sampling dengan maksud untuk memperolehdata sesuai dengan tujuan penelitian dan akses datalebih mudah. Desain pengambilan sampel ini termasukdesain non probabilitas, artinya tidak bersifat acak danterdapat pertimbangan-pertimbangan dalampengambilan sampel untuk tujuan tertentu. Oleh karenaitu, sampel dikelompokkan pula ke dalam purposivesampling (Neuman, 2000; Sekaran, 2000).

Data diperoleh dengan mendistribusikankuesioner kepada pimpinan universitas dengan caramenyerahkan secara langsung kepada Rektorat, kepala-kepala bagian di kantor pusat dan pimpinan fakultas-fakultas yang dimiliki oleh perguruan tinggi.

Budaya Organisasi Keefektifan Organis

Kepemimpinan

Definisi Operasional dan Pengukuran

a. Budaya organisasional sebagai variabelindependen

Budaya organisasional adalah persamaan persepsiyang dipegang oleh anggota organisasi dalam memberiarti (shared meaning) dari suatu nilai. Budaya tersebutmembentuk tatanan norma dan menjadi pedomanperilaku mulai dari manajemen puncak sampai karyawanoperasional (Robbins, 1993). Definisi operasionaltersebut mengacu pada model karakteristik yangdiajukan Robbins (1993) yang terdiri atas 20 itempertanyaan.

b. Keefektifan organisasional sebagai variabeldependen

Keefektifan organisasional adalah terkait denganpenilaian keefektifan organisasi atas dasar tujuanorganisasional (goal model). Dalam penelitian ini,peneliti menggunakan pertanyaan terkait dengan tujuanumum perguruan tinggi, Tri Dharma Perguruan Tinggi.Dari pemahaman mengenai keefektifan tersebut, makadisusun 5 item pertanyaan yang mengacu padaperspektif tersebut.

c. Kepemimpinan sebagai variabel pemoderasian

Dalam pandangan Hemhill & Coons (1957)kepemimpinan adalah perilaku dari seorang individuyang memimpin aktivitas-aktivitas suatu kelompok kesuatu tujuan yang ingin dicapai bersama (shared goal).Pendekatan ini salah satunya menekankan pada peran,

Page 22: JAM Vol 16 No 1 April 2005.pdf

18

Jam STIE YKPN - Heru Kurnianto Peran Kepemimpinan ......

fungsi dan tanggung jawab manajer (Yukl, 1989).Mengacu pada pendekatan perilaku, item pertanyaanberkaitan dengan setting perguruan tinggi terdiri atas5 item.

Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan padaawal bulan Juni 2004 dengan menggunakan kuesioner.Pengumpulan data dilakukan oleh dua orang enumera-tor yang mendatangi 55 perguruan tinggi yang telahdipilih sebelumnya. Enumerator melakukan wawancaradan menunggu proses pengisian kuesioner. Namundemikian, pada beberapa perguruan tinggi, enumera-tor meninggalkan kuesioner pada sekretariat untuk diisipada hari kemudian. Hal tersebut disebabkan kesibukandari masing-masing pimpinan perguruan tinggi tersebut,sehingga mereka tidak dapat mengisi pada haripengajuan kuesioner atau mereka tidak di tempat padasaat pengajuan kuesioner oleh enumerator.Pengumpulan data secara keseluruhan berakhir padabulan Agustus 2004.

Pada penelitian ini, desain bersifat cross sec-tion, artinya pengukuran variabel-variabel dilakukanpada satu waktu. Dengan demikian, responden mengisivariabel independen, variabel independen dan variabelpemoderasian pada saat yang sama. Persepsiresponden (pimpinan perguruan tinggi) tidak dibatasioleh periode waktu penelitian, namun berupa amatanresponden terhadap variabel-variabel penelitian yangdiukur pada waktu yang bersamaan. Pada saat tersebut,responden mempersepsikan ketiga variabel-variabeltersebut meliputi, persepsi terhadap budayaorganisasional, persepsi terhadap kepemimpinan danpersepsi terhadap keefektifan di dalam organisasiperguruan tinggi. Artinya responden menseleksi,mengorganisasikan dan menginterpretrasikan stimuliketiga variabel tersebut sebagai dasar analisis terhadapketiga variabel yang digambarkan dalam hipotesispenelitian ini.

Cara dalam pengumpulan data yang dilakukanoleh kedua enumerator adalah dengan mengajukan ijinpenelitian ke perguruan tinggi tersebut. Kemudian paraenumerator melakukan kesepakatan untuk bertemumasing-masing pimpinan perguruan tinggi. Pada hari

yang ditentukan kedua enumerator melakukanwawancara dan mengajukan kuesioner yang akan diisiresponden. Beberapa responden minta agar kuesionerdiambil oleh enumerator pada hari lain, karenakesibukan responden. Beberapa lainnya, tidak dapatdihubungi sehingga enumerator hanya menitipkankuesioner pada bagian kesekretariatan instansiperguruan tinggi tersebut.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pengujian Kualitas Data

Hasil pengujian menunjukkan bahwa keseluruhan itempertanyaan valid mengukur variabel budayaorganisasional. Uji tersebut dilakukan denganmenggunakan uji korelasi antara skor masing-masingpertanyaan dengan skor total (Ghozali, 2002). Pengujianreliabilitas digunakan untuk mengukur konsistensi in-ternal antar item-item pertanyaan. Pengujianmenggunakan metoda konsistensi internal Cronbach’salpha. Instrumen akan dianggap reliabel jika minimumkoefisien alpha adalah 0.50 (Hair et al., 1995). Hasilmenunjukkan bahwa ketiga variabel, yaitu budayaorganisasional, keefektifan dan kepemimpinan reliabel.

No. Variabel Alpha 1. Budaya organisasional 0.8222 2. Keefektifan organisasional 0.8043 3. Kepemimpinan 0.7416

Tabel 2.2Reliabilitas Ketiga Variabel

Pengujian Hipotesis

Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah(1) hubungan antara budaya organisasional dengankeefektifan organisasional dan (2) peran pemoderasiankepemimpinan terhadap hubungan antara budayaorganisasional dengan keefektifan organisasional.

Pengujian hipotesis 1 dengan menggunakananalisis regresi linier sederhana. Persamaan regresi liniersederhana adalah sebagai berikut:

Y = a + b X1 + e

Page 23: JAM Vol 16 No 1 April 2005.pdf

19

Jam STIE YKPN - Heru Kurnianto Peran Kepemimpinan ......

Hasil pengujian menunjukkan signifikan padalevel signifikansi 0.05 sehingga hipotesis tersebutdidukung. Artinya, data mendukung bahwa budayaorganisasional mampu menjelaskan keefektifanorganisasional. R Square juga menunjukkan bahwavariasi variabel budaya organisasional dapatmenjelaskan variasi variabel keefektifan organisasionalsebesar 40.4 %

Pengujian hipotesis 2, dengan menggunakananalisis regresi hirarkikal. Persamaan regresi hirarkikaladalah sebagai berikut:

Y = a + b X1 + cX2 + dX1X2 + e

Pada step pertama memasukkan main effect yangterdiri X1 dan X2. Hasil menunjukkan signifikansi keduavariabel pada taraf signifikansi 0.05. R Square jugamenunjukkan bahwa kemampuan variabel menjelaskanmodel sebesar 48.1 %. Pada step berikutnya dimasukkaninteraksi (interaction effect) X1*X2. Hasil menunjukkanbahwa interaksi tersebut juga signifikan pada level 0.05.R Square juga menunjukkan bahwa kemampuanvariabel menjelaskan model sebesar 48.1 %.

Tabel 2.3Tabel Regresi Hirarkikal

Model ß Main Effect X1 X2

0.760** 0.346**

0.48

Interaction Effect X1*X2

0,129**

0,48

** signifikan pada level 0.05 * signifikan pada level 0.01

Terjadi peningkatan kemampuan variabel dalammenjelaskan model sebesar 4%. Hasil penelitianmenunjukkan interaksi berpengaruh signifikan. Dengandemikian, hipotesis 2 didukung oleh data empiris dalampenelitian ini, yaitu bahwa variabel kepemimpinanberperan memoderasi hubungan antara variabel budayaorganisasional dengan keefektifan organisasional.Hasil empiris menunjukkan bahwa variabelkepemimpinan signifikan dalam memoderasi hubungantersebut. Secara lebih spesifik, pengaruh pemoderasianvariabel kepemimpinan terhadap hubungan antarabudaya organisasional dengan keefektifan bersifatquasi pemoderasian (Prescott, 1986), karena variabelinteraksi signifikan, demikian pula prediktor X1 dan X2.

Pembahasan

Secara singkat, hasil penelitian mendukung bahwabudaya organisasional berpengaruh terhadapkeefektifan organisasional pada level signifikansi 0.05.Kemampuan determinasi variasi variabel X dalammenjelaskan variasi variabel Y sebesar 0.345 dan sisanyadijelaskan oleh variabel di luar model tersebut.

Meskipun demikian, seperti dipaparkan di muka,variabel budaya organisasional berperan penting dalammenjelaskan variabel keefektifan.

Berdasarkan pengujian hipotesis di atas, penelitidapat menjelaskan bahwa budaya organisasionalmerupakan variabel yang penting dipertimbangkandalam menjelaskan keefektifan organisasionalperguruan tinggi di propinsi DIY. Oleh karena itu,sebagai lembaga akademik yang juga tidak bisa lepasdari persaingan dalam “perlombaan” memberikan valueterbaik bagi masyarakat, maka budaya organisasionaldi dalam organisasi yang kondusif bagi pengembanganlembaga tersebut. Dengan demikian, budayaorganisasional harus menjadi perhatian serius bagipengelola/ manajemen perguruan tinggi. Atau dengankata lain, dalam upaya meningkatkan keefektifanorganisasinya, maka perguruan tinggi harus mengkajisecara cermat budaya organisasional yang kondusifbagi kemajuan lembaga tersebut.

Merujuk pada pandangan Schein (1992), budayaorganisasional terdiri atas tiga lapisan atau tingkatanyaitu artifacts, espoused values dan basic underlyingassumptions. Pada lapisan pertama atau kulit terluar

Page 24: JAM Vol 16 No 1 April 2005.pdf

20

Jam STIE YKPN - Heru Kurnianto Peran Kepemimpinan ......

budaya organisasional adalah artifact. Pada lapisanini, karakteristik budaya organisasional pada masing-masing perguruan tinggi terkait dengan semua strukturdan proses organisasional yang tampak. Pada lapisanini terdapat hubungan unik antar budaya pada berbagaiperguruan tinggi dapat terlihat. Sebagai contoh,budaya organisasional di UGM mungkin akan unikdibandingkan perguruan tinggi lain seperti yang terjadipada lembaga STIE YKPN Yogyakarta atau mungkindengan universitas yang baru menjalankan mergerseperti UTY. Lapisan berikutnya adalah espoused val-ues. Pada lapisan ini para anggota organisasimempertanyakan “apa yang seharusnya dapat merekaberikan terhadap organisasi. Pada lapisan ini tuntutanstrategi, tujuan organisasional dan filosofi pemimpinorganisasi adalah untuk bertindak dan berperilaku. Haltersebut penting bagi pengembangan akademik padamasing-masing perguruan tinggi dan terkait puladengan cita-cita pendiri. Para anggota organisasi barudapat mempelajari espoused values ini untuk memahamimaknanya dalam konteks organisasi. Lapisan terakhiradalah basic underlying assumptions. Lapisan initerkait dengan sejumlah keyakinan (beliefs), yaitubahwa anggota organisasi di masing-masing perguruantinggi mendapat jaminan (take for granted) bahwamereka diterima baik untuk melakukan sesuatu secarabenar. Asumsi-asumsi dasar tersebut mempengaruhiperasaan, pemikiran, persepsi, kepercayaan dan pikiranbawah sadar para anggota organisasi.

Berdasarkan pandangan tersebut, penelitiberpandangan bahwa budaya organisasionalmerupakan aspek yang menjadi jiwa di dalam organisasikarena terkait tidak hanya dengan sesuatu yang dapatterlihat, namun juga terkait dengan nilai-nilai di dalamorganisasi tersebut. Oleh karena itu, dapat difahamibahwa peranan budaya organisasional cukup pentingdalam menjelaskan keefektifan di dalam organisasiperguruan tinggi, khususnya profinsi DIY.

Hipotesis 2 yang mengkonstruksi peranankepemimpinan dalam memoderasi hubungan variabel-variabel di dalam hipotesis 1 juga didukung dataempiris. Hal tersebut menunjukkan peran kepemimpinancukup signifikan memoderasi hubungan variabelbudaya organisasional dengan keefektifannya. Namun

demikian, sifat pemoderasiannya adalah quasi. Kondisidemikian mungkin disebabkan peran kepemimpinandalam menjelaskan model hanya sedikit berbeda antarakepemimpinan yang memiliki keefektifan yang tinggidan keefektifan yang rendah. Artinya, sifatkepemimpinan yang berbeda cenderung kurangmemoderasi hubungan kedua variabel tersebut.Menurut Pfeffer (1982), peranan kepemimpinan sangatkecil, hal tersebut salah satunya disebabkan olehadanya homogenitas sifat pemimpin. Demikian pulakepemimpinan yang ada dalam lingkungan organisasiperguruan tinggi cenderung homogen, yaitu bahwasecara umum pimpinan perguruan tinggi memiliki sedikitinovasi dan kurang mampu mentransformasi perubahandi dalam organisasi perguruan tinggi tersebut. Haltersebut dapat disebabkan oleh kapasitas pimpinanorganisasi perguruan tinggi secara umum relatifhomogen dalam mengelola aktifitas manajerial ataumungkin disebabkan struktur organisasional perguruantinggi yang cenderung mekanistik dan kurang pekaterhadap perubahan sehingga membatasi perilakupemimpin atau dapat juga peranan faktor eksternal yangjauh lebih dominan. Namun demikian, hal tersebut masihmenjadi sebuah dugaan bagi penelitian di masa datangyang diharapkan dapat mengkaji secara lebih spesifikpermasalahan tersebut. Dalam penelitian yang pernahdilakukan peneliti terkait dengan studi komparasi PTSdi propinsi DIY, bahwa kepemimpinan pada beberapaPTS kurang stratejik dan budaya di dalam organisasiperguruan tinggi kurang kondusif bagi pengembanganprofesionalisme pengelolaan perguruan tinggi (Tim FEUMY, 2002). Hal tersebut ditunjukkan pada organisasiperguruan tinggi yang memberikan keleluasaan padapimpinan organisasi secara stratejik relatif berkembanglebih baik dibandingkan organisasi yang lembam.Namun demikian variasi kepemimpinan antar organisasi(between) tidak dijelaskan akan berbeda secarasignifikan satu dengan lainnya.

Secara umum, kedua hipotesis didukung dataempiris. Data telah menunjukkan argumentasi penelitibahwa budaya organisasional dan kepemimpinanpenting dipertimbangkan dalam menjelaskankeefektifan di dalam organisasi.

Page 25: JAM Vol 16 No 1 April 2005.pdf

21

Jam STIE YKPN - Heru Kurnianto Peran Kepemimpinan ......

SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

Simpulan

Penelitian ini dibangun berdasarkan hubungan tigavariabel penting, yaitu budaya organisasional,keefektifan organisasional dan kepemimpinan. Hasilpenelitian pada setting perguruan tinggi di propinsiDIY mendukung hipotesis 1 bahwa budayaorganisasional berhubungan positif dengan keefektifanorganisasional. Hasil empiris juga mendukung hipotesis2 bahwa kepemimpinan memiliki peran pemoderasianterhadap hubungan antara budaya organisasionaldengan keefektifan organisasional.

Implikasi pada teori berdasarkan pengujianhipotesis adalah bahwa budaya organisasionalmerupakan determinan penting bagi keefektifanorganisasional. Hasil ini konsisten dengan konstruksiproposisi yang dioperasionalisasi ke dalam hipotesis 1secara umum, meskipun dalam penelitian inipengembangan item pertanyaan disesuaikan dengankonteks perguruan tinggi. Demikian pula berdasarkanpengujian hipotesis 2, peneliti menyimpulkan bahwakepemimpinan memiliki peran pemoderasian hubunganantara budaya organisasional dengan keefektifanorganisasional meskipun dalam penelitian inipengembangan item pertanyaan disesuaikan dengankonteks perguruan tinggi pula.

Selain memberi kontribusi bagi teori danpengembangan literatur, penelitian ini juga membantupara praktisi atau pihak eksekutif organisasi. Dalammenentukan kebijakan organisasi, terutama yangbersifat stratejik harus memperhatikan bagaimanabudaya organisasional yang telah terbangun di dalamkehidupan organisasional. Seringkali kebijakan yangdiambil oleh pihak manajemen atau pimpinan dalammelakukan perubahan cenderung mengabaikan budayaorganisasional dan cenderung berorientasi ke luar. Disamping itu, para praktisi perlu menyadari bahwameskipun peran kepemimpinan tidak dominan, namunperanannya tidak dapat diabaikan dalampengembangan organisasi.

Keterbatasan dan Saran

Seperti pepatah “tiada gading yang tak retak”,penelitian ini tentu memiliki sejumlah keterbatasan. Oleh

karena itu, penulis merasa perlu memaparkanketerbatasan penelitian ini sebagai peluang bagipengembangan penelitian perilaku organisasional dimasa mendatang.1. Dalam penelitian ini, peneliti hanya menggunakan

satu responden, yaitu salah satu dari pimpinan padatingkat rektorat atau pihak yang dijustifikasimengambil peranan dalam keputusan stratejik,sehingga harapan peneliti dapat menggambarkanfenomena organisasi secara lebih baik. Namundemikian, pada unit analisis organisasi diperlukanlebih banyak responden (multi sources), bukansingle sources. Dengan banyak respondendiharapkan akan dapat mengurangi data yangbersifat sangat subyektif, namun seringkali re-sponse rate dan kendala waktu yang akandipertimbangkan dalam penelitian ini. Sebaliknya,penggunaan single sources akan cenderungsubyektif, namun response rate akan lebih baik.

2. Secara metodologis, penelitian ini menggunakanhanya data primer melalui survei, hasil akan lebihlengkap jika peneliti menggunakan kombinasidengan data sekunder. Sebagai contoh ukurankeefektifan organisasional diukur dari pencapaiandata keuangan organisasi dalam beberapa tahunterakhir.

3. Kombinasi metoda pengumpulan data jugadiperlukan untuk memperoleh data yang lebihberkualitas. Artinya, data tidak hanya diperolehmelalui kuesioner sehingga data yang diperolehhanya berdasarkan persepsi responden. Kombinasidengan metoda observasi yang mendalam akanmembantu menjelaskan fenomena organisasi secaralebih baik. Namun persoalannya, observasi demikianmembutuhkan waktu yang sangat panjang.

4. Penelitian ini mempunyai potensi common methodvariance, karena ketiga variabel diukur oleh saturesponden. Problem efek konsistensi dapat terjadisehingga antara variabel independen dan dependenberhubungan lebih erat bukan disebabkankemampuan menjelaskan pada variabelindependennya. Sebagai contoh ketika keefektifanorganisasional baik, pimpinan berfikir konsistenbahwa memang budaya organisasional di dalamorganisasi tersebut baik.

5. Ukuran organisasi perguruan tinggi dan usia berdiriperguruan tinggi seharusnya dapat

Page 26: JAM Vol 16 No 1 April 2005.pdf

22

Jam STIE YKPN - Heru Kurnianto Peran Kepemimpinan ......

dipertimbangkan sebagai variabel kontrol, karenakedua hal tersebut sangat mungkin mempengaruhikeefektifan organisasional. Oleh karena itu,penelitian ke depan seharusnya mempertimbangkansecara lebih cermat variabel kontrol dalam menelitihubungan ketiga variabel tersebut.

Terdapat banyak keterbatasan dalam penelitianini diharapkan akan mendorong penelitian ke depanuntuk dapat mengembangkan desain penelitian yanglebih baik, sehingga keterbatasan tersebut dapat lebihdisempurnakan.

DAFTAR PUSTAKA

Cooper, D.R. and Schindler, P.S. (2001). Busi-ness Research Methods. 7th Edition.McGraw-Hill Irwin.

Davis, S. (1984). Managing Corporate Culture.Cambridge.

Delery, J.E. and Doty, D.H. (1996). Modes oftheorizing in strategic human resourcemanagement: Tests of universalistic,contingency and configurational perfor-mance predictions. Academy of Manage-ment Journal. 39: 802-835

Dubin, R. (1976). Organizational effectiveness:some dilemmas of perspectives. Orga-nization and Administrative Science 7:7-14.

Dunnette, Campbell and Hakel. (1967). Organi-zational Behavior and Human Perfor-mance. USA

Gibson. (1997). Organisations: Behavior,Structure and Processes. Homewood.Richard D. Irwin and Mc Graw Hill.

Galpin. (1996). Connecting culture to organiza-tional change. Human Resource Maga-zine. 41 (March): 84-90.

Ghazali, Imam. (2001). Aplikasi Analisis Multi-variate Dengan Program SPSS. BadanPenerbit Universitas DiponegoroSemarang.

Gordon. Judith, R. (1991). A Diagnostic Ap-proach to Organizational Behavior. 3th

Edition. United States Of America.

Handoko TH. (1993). Berbagai isu dalampenilaian efektivitas organisasional.JEBI UGM hal. 17-27.

Hannan, M.T and J. Freeman. (1977). Obstaclesto comparative studies dalam Goodman& Pennings (eds). New Perspectives onOrganizational Effectiveness. SanFransisco: Jossey-Bass. Hal. 106-131

Hofstede, G., Neuijen, B., Ohayei, D. and Sander,G. (1990). Measuring organizational cul-tures: A qualitative and quantitativestudy across twenty cases. Administra-tive Science Quarterly, 35 (1990): 286-316.

Hofstede, G. (1991). Cultures and Organizations:Software of the Mind. McGraw-Hill BookCompany. London.

Kotter, J.P., dan J.L. Heskett. (1992). CorporateCulture and Performance, Free Press.New York.

Kreitner, R. and Kinicky, A. (1995). Organiza-tional Behavior.3rd Ed. Richard D. Irwin.Homewood. Illinois.

Kurnianto, Heru. (2003). BudayaOrganisasional dan BalancedScorecard: Dimensi Teori dan Praktik.UPFE UMY.

Page 27: JAM Vol 16 No 1 April 2005.pdf

23

Jam STIE YKPN - Heru Kurnianto Peran Kepemimpinan ......

Lako, Andreas. (2002). Budaya OrganisasiSebagai Variabel Kunci KesuksesanKinerja Manajerial dan Keuangan.Prosiding Seminar Nasional UnikaAtmajaya.

Luthans, Fred. (1998). Organizational Behav-ior. 7th Edition. McGraw-Hill. New York.

Miner B, Johns.(1980). Theories of Organiza-tional Behavior. USA: The DrydenPress.

Marren, J. (1993). Mergers and Acquisition: AValuation Handbook. Business OneIrwin. Homewood.

Mulyadi. (1998). Total Quality Management.Edisi Ke-1. Aditya Media. Jogjakarta.

Neuman, Lawrence W. (2000). Social ResearchMethods. 4th Edition. Allyn and Bacon.

Noe, R.M. dan R.W. Mondy. (1996). HumanResources Management. 6th Edition.Prentice Hall. New Jersey.

O’Reilly, C.A. (1989). Corporation, culture andcommitment: motivation and social con-trol in organizations. California Man-agement Review. Vol 31(4).

Pfeffer, J. (1977). The Ambiguity of leadership.Academy of Management Review: 402-414.

Pfeffer, J. (1982). Organizations And Organiza-tion Theory. USA: Pitman Pub. Inc.

Hamel, Gary and C.K Prahaland. (1994). Com-peting for The Future, Boston, MA:Harvard Business School Press.

Schein, E. (1992). Organizational Culture andLeadership. 2nd Edition. Jossey-BassPublishers. San Fransisco.

Scott, W.R. (1977). Effectiveness of organiza-tional effectiveness studies. dalamGoodman & Pennings (eds). New Per-spectives on Organizational Effective-ness. San Fransisco: Jossey-Bass. hal.63-95Sobirin, Achmad. (1997). Organiza-tional Culture: Konsep, Kontroversi danManfaatnya untuk PengembanganOrganisasi. Jurnal Akuntansi & Audit-ing Indonesia. Vol.1. No. 2. September.

Sekaran, Uma. (2000). Research Methods ForBusiness. 3rd Edition. John Wiley & SonsInc.

Soepomo, B. dan Indriantoro, N. (1998).Pengaruh struktur dan kulturorganisasional terhadap keefektifananggaran partisipatif dalammeningkatkan kinerja manajerial: studiempiris pada perusahaan manufaktur In-donesia. Kelola. 18(7):61-84Smircich,Linda. (1983). Concept of Culture andOrganizational Analysis. AdministrativeScience Quarterly. 28. 339-358.

Stahl and Andersen. (1996). Leadership andchange management. Hospital MaterielManagement Quarterly. 17 (Feb): 54-59.

Steers, R.M. and Porter, L.W. (1991). Motiva-tion and Work Behavior. 5th Edition.McGraw-Hill.

Stoner, J., Freeman, R. and Gilbert, D.R. (1995).Management. 6th Edition. Prentice Hall.Englewood Cliffs. New Jersey.

Thomas, A.B. (1988). Does Leader ship make adifference to organizational perfor-mance? Administrative Science Quar-terly. 33: 388-400.

Tim FE UMY. (2002). Analisis KomparasiFakultas Ekonomi Berdasarkan FaktorYang Mempengaruhi PTS di Yogyakarta.

Page 28: JAM Vol 16 No 1 April 2005.pdf

24

Jam STIE YKPN - Heru Kurnianto Peran Kepemimpinan ......

Wilhelm, W. (1992). Changing corporate cultureor corporate behavior? How to changeyour company. Academy of MangementExcecutive. (Nov):72.

Yukl, G. (1989). Leadership In Organizations.2nd Edition. Prentice Hall. New Jersey

Yukl, G. (1989). Managerial leadership: A reviewof theory and research. Journal of Man-agement. Vol 15. No. 2. 251-289.

Zammuto, R.E. (1984). A comparison of mul-tiple constituency models of organiza-tional effectiveness. Academy of Man-agement Review. 9(4): 606-616.

Page 29: JAM Vol 16 No 1 April 2005.pdf

25

Jam STIE YKPN -Sri Astuti dan M. Hanad Hainafi Pengaruh Laporan Auditor ......

ANALISIS PENGARUH TEKANAN KETAATAN

TERHADAP JUDGMENT AUDITOR

Hansiadi Yuli Hartanto1)

Indra Wijaya Kusuma2)

PENGARUH LAPORAN AUDITOR

DENGAN MODIFIKASI GOING CONCERN

TERHADAP ABNORMAL ACCRUAL

Sri Astuti *)

M. Hanad Hainafi **)

*) Dra.Sri Astuti, M.Si., adalah Dosen Tetap Fakultas Ekonomi UPN “Veteran” Yogyakarta.**) Drs. M. Hanad Hainafi adalah Dosen Tetap Fakultas Ekonomi Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta.

ABSTRACT

This research aims to test factors affecting earningsmanagement and whether companies which receivedmodified going concern opinion will manage they earn-ings after receiving that opinion.Using sample of 84 companies which receive modifiedgoing concern opinion between 1999 and 2001, andlogistic regression test, we find that companies whichreceived modified going concern opinion will do earn-ings management in the year after they received thatopinion. Variable that affect earnings management sig-nificantly is long term debt.

Key word: modified going concern, earnings manage-ment

LATAR BELAKANG MASALAH

Keinginan perusahaan untuk mendapatkan nilai positipdari pasar, yang selanjutnya menentukan jumlah danayang dapat diperoleh, dapat menjadi insentif bagimanajer untuk menyusun laporan keuangan yangmenarik bagi pemakainya. Perusahaan yang mempunyailaba besar merupakan informasi yang menarik bagi

pemakai informasi keuangan untuk pembuatankeputusan dan merupakan ukuran kinerja perusahaan(Hidayati dan Zulaikha, 2003). Salah satu cara yangdapat ditempuh oleh manajer adalah melakukanmanajemen laba (earnings management) denganrekayasa akrual. Tujuan manajemen laba itu sendiriadalah untuk mengurangi fluktuasi laba perusahaan,dan diharapkan kinerja perusahaan akan terlihat lebihbagus dan investor akan lebih mudah memprediksi labamasa depan, sehingga kesejahteraan perusahaan ataumanajemen akan meningkat. Manajemen laba dapatdilakukan dengan cara meningkatkan angka-angkaakrual untuk menjadikan laba menjadi rendah atautinggi (Dhaliwal, Frankel dan Trezevant, 1994; Guenter,1994; Cloyd, Pratt dan Stock, 1996; Maydew, 1997)dalam Hidayati dan Zulaikha, (2003).

Total accrual dapat dibedakan menjadi akrualyang wajar (nondiscretionary accrual) dan akrual yangdirekayasa manajemen (discretionary accrual).Subramanyam (1996) menemukan bahwa discretion-ary accruals berhubungan dengan harga saham, labayang akan datang dan aliran kas, serta menyimpulkanbahwa manajer memilih akrual untuk meningkatkanjumlah laba akuntansi. Hal ini dikarenakan laba akrualdipandang sebagai ukuran kinerja perusahaan yang

Volume XVITahun 1April 2005Hal. 25-34

Page 30: JAM Vol 16 No 1 April 2005.pdf

26

Jam STIE YKPN - Sri Astuti dan M. Hanad Hainafi Pengaruh Laporan Auditor ......

superior dibandingkan dengan aliran kas (Dechow,1995). Manajer mempunyai dorongan untukmenyesuaikan laba dengan tujuan kesejahteraanperusahaan dan atau manajer itu sendiri dengan caramelakukan manajemen laba. Perusahaan yangmempunyai abnormal accrual menunjukkan bahwaperusahaan tersebut melakukan manajemen laba.

Auditing merupakan proses sistematik untukmendapatkan dan mengevaluasi bukti secara obyektif,yang berkaitan dengan asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi untukmengukur tingkat kesesuaian antara asersi tersebutdengan kriteria yang telah ditetapkan kemudianmengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yangberkepentingan (Kell, 2001). Menurut Watts danZimmerman (1983) dalam Ardiati (2003) auditingmerupakan bentuk monitoring yang digunakan olehperusahaan untuk menurunkan kos keagenan (agencycost) perusahaan dengan pemegang hutang (bond-holder) dan pemegang saham (stakeholders). Audit-ing akan mengurangi asimetri informasi yang ada antaramanajemen dan stakeholders perusahaan denganmemungkinkan pihak luar perusahaan (auditorindependen) untuk memverifikasi validitas laporankeuangan. Setelah melakukan audit, auditor akanmenerbitkan laporan auditor, yaitu laporan yang berisitentang kewajaran laporan keuangan perusahaan sesuaidengan Prinsip Akuntansi Berlaku Umum (PABU).Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2001), opini ataupendapat auditor ada 5, yaitu pendapat wajar tanpapengecualian, dan atau dengan bahasa penjelasan,pendapat wajar dengan pengecualian, pendapat tidakwajar, dan pernyataan tidak memberikan pendapat.

Opini auditor merupakan informasi bagi pemakailaporan keuangan, contohnya adalah opini denganmodifikasi going concern menunjukkan kandunganinformasi bagi return saham (Choi and Jetter, 1992) dankejadian kebangkrutan (Hopwood et. Al., 1989).Bradshaw et. Al. (2001) menemukan bahwa manajemenlaba meningkat sehubungan dengan adanya modifikasiopini auditor. Healy (1985) menemukan bahwaperusahaan dengan kinerja rendah akan memperolehopini dengan modifikasi going concern dan accrualnyanegatip.

Penelitian-penelitian tentang manajemen labasering dihubungkan dengan Initial Public Oferring(IPO), hal ini dipakai oleh manajemen dengan tujuanmenarik bagi calon investor terhadap informasikeuangannya (Setiawati, 2002). Hidayati dan Zulaikha(2003) meneliti perilaku manajemen laba untuk motivasipajak, hasilnya bahwa manajemen laba tidak ditemukandalam motivasi pajak. Ardiati (2003) meneliti pengaruhmanajemen laba terhadap return saham dengan kualitasaudit sebagai pemoderasi. Hasil penelitian tersebutadalah manajemen laba yang dilakukan perusahaandiinteraksikan dengan kualitas audit the big 5mempengaruhi return perusahaan. DeAngelo (1986)meneliti tentang adanya praktik manajemen laba bagiperusahaan-perusahaan yang memperoleh opini audittidak wajar (qualified audit opinion), akan tetapipenelitian tersebut gagal.

Berdasarkan penelitian tersebut maka penelitianini akan membuktikan apakah perusahaan-perusahaanyang mempunyai opini auditor dengan modifikasi go-ing concern selalu melakukan manajemen laba padatahun-tahun berikutnya, karena perusahaan-perusahaan yang memperoleh opini audit denganmodifikasi biasanya mempunyai kinerja keuangan yangmenurun. Perusahaan yang mempunyai kinerjakeuangan menurun akan mengarah kepadapermasalahan kesulitan keuangan (financial distress).Untuk mempertahankan daya tarik perusahaan kepadapihak yang berkepentingan (misalkan investor), makamanajemen perusahaan biasanya akan melakukanmanajemen laba. Indikator dari penurunan kinerjakeuangan ini bisa dilihat dari book value, market value,current asset, current liabilities, dan long term debt(Raghunandan dan Rama, 1995). Perusahaan yangmempunyai book value dan market value yang tinggimengindikasikan bahwa perusahaan tersebut adalahperusahaan yang telah mapan, sehingga tidakmengalami permasalahan keuangan. Perusahaan yangmempunyai ketersediaan dana yang cukup untukmenjalankan operasi, tercermin dalam current assetberarti perusahaan tersebut tidak mengalamipermasalahan keuangan. Current liabilities dan longterm debt merupakan kewajiban yang harus dipenuhiperusahaan dalam jangka pendek dan panjang.

Page 31: JAM Vol 16 No 1 April 2005.pdf

27

Jam STIE YKPN -Sri Astuti dan M. Hanad Hainafi Pengaruh Laporan Auditor ......

Perusahaan yang mempunyai utang dengan jumlahrelatif besar, akan mempunyai permasalahankemungkinan tidak mampu membayar. MenurutMayangsari (2003), kualitas audit dapat ditentukan olehkriteria Kantor Akuntan Publik (KAP), yaitu denganmembedakan apakah KAP tersebut termasuk the big 5atau tidak. Kantor Akuntan Publik yang masuk kategorithe big 5 akan memberikan kualitas audit yang tinggi,sehingga opini dengan modifikasi going concern yangdiberikan adalah mencerminkan kondisi yangsesungguhnya.

RERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGANHIPOTESIS

Laporan Auditor

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2001), dalamkerangka dasar penyusunan dan penyajian laporankeuangan mendefinisikan bahwa laporan keuanganmeliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahanposisi keuangan dan catatan atas laporan keuangan,laporan lain serta materi penjelasan yang merupakanbagian integral dari laporan keuangan. Prosesmenghasilkan laporan keuangan dimulai daripenyusunan laporan keuangan sampai diterima olehpemakai, hal ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Tahap Penyusunandan Penyajian

Tahap Auditing Tahap Analisa

Tahap pertama perusahaan melakukanpenyusunan dan penyajian laporan keuangan sesuaidengan standar akuntansi keuangan yang berlaku.Kemudian hasil penyusunan dan penyajian laporankeuangan tersebut harus diperiksa apakah sudah sesuaidengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum(PABU) termasuk Standar Akuntansi Keuangan (SAK).Proses pemeriksaan ini disebut auditing, dan yangmelakukan pemeriksaan adalah auditor. Perusahaan-perusahaan yang sudah go public diwajibkan untukmelakukan audit atas laporan keuangannya oleh audi-tor independen, yaitu auditor yang bekerja pada KantorAkuntan Publik. Menurut Mayangsari (2003), kualitasaudit dapat ditentukan oleh kriteria Kantor AkuntanPublik, yaitu dengan membedakan apakah KAPtersebut termasuk the big 5 atau tidak. Kantor AkuntanPublik yang masuk dalam kategori the big 5 adalahErnst & Young, PriceWaterHouse Coopers, KPMG,Arthur Andersen, dan Deloitte. Keanggotaan the big5 saat ini berkurang sehingga menjadi the big 4. Hal inidikarenakan Kantor Akuntan Publik Arthur Andersendicabut ijin praktiknya karena terkena skandal Enron.Enron merupakan perusahaan energi terbesar di dunia,yang menjadi kebanggaan Amerika Serikat mengalamikebangkrutan akibat dari mis manajemen. Selama

bertahun-tahun perusahaan memberikan informasiperhitungan akuntansi yang salah, namun menjelangkebangkrutan keuntungan Enron masih dinyatakanoverstated, sedangkan kewajiban dinyatakan under-stated. Dampak dari manipulasi itu, auditor independenEnron, Arthur Andersen dinyatakan terlibat dalamskandal Enron dan konsekuensinya ijin praktiknyadicabut (Suharto, 2004).

Laporan auditor berisi tentang kewajaranlaporan keuangan perusahaan. Kewajaran laporankeuangan tersebut dituangkan dalam opini ataupendapat auditor. Adapun tipe pendapat auditormenurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam StandarProfesional Akuntan Publik (2001) tersebut adalah:1. Pendapat wajar tanpa pengecualian. Pendapat wajar

tanpa pengecualian menyatakan bahwa laporankeuangan menyajikan secara wajar, dalam semuahal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, danarus kas entitas tertentu sesuai dengan prinsipakuntansi yang berlaku umum di Indonesia.Pendapat ini dinyatakan dalam laporan keuanganbentuk baku.

2. Bahasa penjelasan ditambahkan dalam laporan au-ditor bentuk baku. Pertimbangan auditormemberikan bahasa penjelasan, antara lain adalah

Page 32: JAM Vol 16 No 1 April 2005.pdf

28

Jam STIE YKPN - Sri Astuti dan M. Hanad Hainafi Pengaruh Laporan Auditor ......

adanya kesangsian auditor terhadap kelangsunganusaha perusahaan, adanya perubahan materialdalam penggunaan prinsip akuntansi atau dalammetode penerapannya, kondisi ekonomi yang tidakpasti.

3. Pendapat wajar dengan pengecualian. Pendapatwajar dengan pengecualian menyatakan bahwalaporan keuangan menyajikan secara wajar, dalamsemua hal yang material, posisi keuangan, hasilusaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai denganprinsip akuntansi yang berlaku umum di Indone-sia, kecuali untuk dampak hal-hal yangberhubungan dengan yang dikecualikan.

4. Pendapat tidak wajar. Pendapat tidak wajarmenyatakan bahwa laporan keuangan tidakmenyajikan secara wajar posisi keuangan, hasilusaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai denganprinsip akuntansi yang berlaku umum di Indone-sia.

5. Pernyataan tidak memberikan pendapat. Pernyataantidak memberikan pendapat menyatakan bahwaauditor tidak menyatakan pendapat atas laporankeuangan.

Teori Keagenan (Agency Theory)

Menurut Eisenhardt dalam Djakman (2003), principaldalam agency theory adalah pemegang saham (stake-holder) dan yang disebut agen adalah manajemenperusahaan. Antara manajemen perusahaan denganpemegang saham mempunyai kepentingan yangberbeda atas laporan keuangan yang dikeluarkanperusahaan tersebut, yang sering disebut dengankonflik kepentingan. Manajemen mempunyai tujuanutama untuk memakmurkan pemegang saham, di sisilain manajemen ingin memaksimalkan kekayaannyasendiri. Konflik terjadi apabila manajemen perusahaantidak bisa memakmurkan pemegang saham, tetapi hanyamemupuk kekayaannya saja. Konflik kepentingan inilahyang mendorong munculnya agency theory. Konflikkepentingan ini akan diatasi oleh manajer perusahaandengan melakukan manajemen laba.

Manajemen Laba (Earnings Management)

Manajemen laba adalah campur tangan manajemendalam proses pelaporan keuangan ekstern dengan

tujuan untuk menguntungkan dirinya sendiri.Manajemen laba ini dapat dilakukan dengan caramenggeser pendapatan masa depan (future earnings)menjadi pendapatan sekarang (current earnings) danbiaya sekarang (current cost) menjadi biaya masadepan (future cost), sehingga laba yang bersangkutanmenjadi lebih tinggi dari nilai sebenarnya dan tidakmencerminkan nilai fundamental perusahaan yangsebenarnya (Healvy dan Wahlen, 1998). Manajemenlaba sulit untuk menghindari, karena fenomena inihanyalah dampak dari penggunaan dasar akrual (ac-crual basis) dalam penyusunan laporan keuangan.Dasar akrual disepakati sebagai dasar penyusunanlaporan keuangan karena dasar akrual memang lebihrasional dan adil dibandingkan dengan dasar kas (cahbasis).

Banyak penelitian membuktikan bahwa padasaat manajer memiliki insentif tertentu, maka seringtergoda untuk mempengaruhi besarnya labaperusahaan dengan cara melakukan rekayasa akrual.Pada dasarnya akrual itu penting untuk menghasilkanlaporan keuangan yang sahih. Sebagian dari akrualyang disajikan dalam laporan keuangan perusahaan(sebagai bagian dari angka laba) bukan akrual yangmenjadikan laporan keuangan yang sahih tetapi akrualyang digunakan oleh manajer untuk mempengaruhistakeholders. Oleh karena itu, total accrual dapatdibedakan menjadi akrual yang wajar (nondiscretionaryaccrual) dan akrual yang direkayasa manajemen (dis-cretionary accrual). Perusahaan yang mempunyaiabnormal accrual merupakan signal bahwaperusahaan tersebut melakukan earnings management.Perusahaan melakukan manajemen laba mempunyaibeberapa alasan, yaitu metode akuntasi memberikanpeluang kepada manajemen untuk mencatat suatu faktatertentu dengan yang berbeda dan melibatkansubyektivitas dalam menyusun estimasi.

Hipotesis Penelitian

Berdasarkan pada review penelitian-penelitianterdahulu dan teori-teori di atas, maka hipotesispenelitian ini adalah:1. Terdapat perbedaan variabel yang mempengaruhi

abnormal accrual secara signifikan antaraperusahaan yang melakukan manajemen laba danperusahaan yang tidak melakukan manajemen laba.

Page 33: JAM Vol 16 No 1 April 2005.pdf

29

Jam STIE YKPN -Sri Astuti dan M. Hanad Hainafi Pengaruh Laporan Auditor ......

2. Perusahaan yang memperoleh opini auditor denganmodifikasi going concern, akan melakukanmanajemen laba pada tahun-tahun berikutnya.

3. Variabel book value, market value, current asset,current liabilities, utang jangka panjang, dan tipekantor akuntan publik berpengaruh signifikanterhadap manajemen laba.

METODA PENELITIAN

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahanmanufaktur di Bursa Efek Jakarta mulai tahun 1999sampai 2001. Alasan penggunaan perusahaanmanufaktur adalah model estimasi discretionary ac-crual untuk perusahaan manufaktur berbeda denganperusahaan nonmanufaktur (Naim dan Hartono, 1996)dan tingkat accrual antarindustri berbeda tergantungpada karakteristik industri (Bartov, et. Al., 2000). Metodepemilihan sampel yang digunakan adalah purposivesampling, dengan kriteria sebagai berikut:1. Perusahaan manufaktur yang memperoleh opini

audit dengan modifikasi going concern.2. Perusahaan tersebut mempunyai abnormal ac-

crual.

Data dan Perolehan Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah:1. Laporan Keuangan perusahaan yang terdaftar di

Bursa Efek Jakarta mulai tahun 1999 sampai dengantahun 2001 yang diperoleh dari Indonesian Capi-tal Market Directory (ICMD).

2. Laporan auditor seluruh perusahaan yang terdaftardi Bursa Efek Jakarta mulai tahun 1999 sampaidengan tahun 2001 yang diperoleh dari LaporanKeuangan tahunan perusahaan individual denganmendownload dari webside dengan alamathttp:www.jsx.co.id.

Data penelitian yang digunakan mulai tahun1999 sampai tahun 2001, karena sejak tahun 1998 sampaitahun 2002 Indonesia mengalami krisis moneterberkepanjangan. Secara umum, krisis tersebutberdampak terhadap semua sektor industri sehingga

pada gilirannya berpengaruh juga terhadap kemampuanentitas bisnis dalam menjaga going concern.

Variabel Penelitian dan Pengukurannya

Variabel penelitian ini adalah (1) abnormal accrual,yaitu merupakan residual antara total accrual yangdiestimasikan dengan total accrual sesungguhnya.Adapun pengukuran abnormal accrual menurut Jones(1991) adalah sebagai berikut:

TACi,t

= a0 + a

1DSales

i,t + PPE

i,t + e

i,t

Dimana TACi,t merupakan selisih antara net income

dengan casf flow from operation perusahaan i padatahun t, DSales

i,t adalah perubahan penjualan

perusahaan i pada tahun t, dan PPEi,t adalah aktiva

tetap bersih perusahaan i pada tahun t. Perusahaanyang memperoleh opini dengan modifikasi going con-cern mengindikasikan adanya permasalahan keuangan.Perusahaan yang mempunyai permasalahan keuangandiukur dengan menggunakan abnormal accrualnegatip, sehingga perusahaan yang mempunyai ab-normal accrual negatip diindikasikan akan melakukanmanajemen laba pada tahun-tahun berikutnya.Sedangkan perusahaan dengan abnormal accrualpositip merupakan perusahaan yang kondisikeuangannya baik, sehingga diasumsikan tidakmelakukan manajemen laba pada tahun-tahunberikutnya, dan tidak memperoleh modifikasi opini au-ditor going concern. Penelitian ini didasari olehpenelitian Healy (1985) yang menyatakan bahwaperusahaan dengan kinerja rendah akan memperolehopini dengan modifikasi going concern dan accrualnyanegatip. (2) Market Value perusahaan pada tahun t,yang diukur dari nilai kapitalisasi pasar perusahaanpada akhir tahun. (3) Book Value, nilai buku perusahaandiukur dari shareholder equity. (4) Long term debt,yaitu utang jangka perusahaan pada tahun t. (5) Cur-rent asset, (6) Current liabilities, dan (7) Tipe KantorAkuntan Publik, apabila termasuk the big 4 maka diberi1, dan jika tidak 0. Tipe Kantor Akuntan Publik dalampenelitian ini menggunakan the big 4 tidak lagi the big5, karena salah satu dari anggota the big 5 (ArthurAndersen) dicabut ijin praktiknya terkait dengan kasusEnron.

Page 34: JAM Vol 16 No 1 April 2005.pdf

30

Jam STIE YKPN - Sri Astuti dan M. Hanad Hainafi Pengaruh Laporan Auditor ......

Pengujian Hipotesis

1. Hipotesis pertama diuji dengan menggunakanpengujian nonparametric independent samples.Hipotesis didukung apabila nilai signifikansi daripengujian Mann Whitney U kurang dari 5%.

2. Hipotesis kedua dan ketiga menggunakan teknikanalisis regresi logistik dengan model sebagaiberikut:

Y = b0 + b

1X

1 + b

2X

2 +

b

3X

3 +

b

4X

4 +

b

5X

5 +

b

6X

6 +

e

Dimana Y adalah abnormal accrual, X1: nilaipasar, X2: nilai buku, X3: Long term debt, X4: Currentasset, X5: Current liabilities, X6: Tipe Kantor AkuntanPublik, e: error term.

a. Hipotesis kedua didukung jika nilai persentasekekuatan mengklasifikasian ke dalam melakukanmanajemen laba lebih dari 50%, dan paling bagusapabila mendekati 100%.

b. Hipotesis ketiga didukung apabila nilai signifikansit kurang dari 5%.

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Hasil Pemilihan Sampel

Tabel 1 berikut ini menunjukkan bahwa sampelkeseluruhan yang digunakan dalam penelitian ini terdiridari 84 perusahaan dengan opini going concern, 43perusahaan yang melakukan manajemen laba dan 41perusahaan yang tidak melakukan manajemen laba.

Tabel 1Pemilihan Sampel Penelitian

Pengujian Hipotesis I

Hipotesis ini ingin melihat ada tidaknya perbedaanvariabel yang mempengaruhi abnormal accrual antara

Sumber: Data yang diolah 2004.

perusahaan yang melakukan manajemen laba danperusahaan yang tidak melakukan manajemen laba.Dengan menggunakan pengujian Mann Whitney Udiperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 2Pengujian dengan Mann Whitney U

Sumber: Data yang diolah 2004.

Hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwaterdapat perbedaan variabel yang mempengaruhi ab-normal accrual antara perusahaan yang melakukan

manajemen laba dan perusahaan yang tidak melakukanmanajemen laba. Variabel tersebut adalah market value,book value, long term debt, dan current asset. Hal ini

Page 35: JAM Vol 16 No 1 April 2005.pdf

31

Jam STIE YKPN -Sri Astuti dan M. Hanad Hainafi Pengaruh Laporan Auditor ......

menunjukkan bahwa market value, book value, longterm debt, dan current asset memberikan informasi yangbesar dibandingkan dengan current liabilities dan tipeauditor.

Hipotesis Kedua dan Ketiga

Hipotesis kedua dan ketiga ini menggunakan teknikregresi logistik. Penelitian ini akan menguji apakahperusahaan yang memperoleh opini auditor denganmodifikasi going concern akan melakukan earningsmanagement pada tahun-tahun berikutnya. Perusahaanyang memperoleh opini auditor dengan modifikasi go-ing concern mengindikasikan adanya permasalahankeuangan dalam perusahaan, seperti perusahaanmengalami kesulitan keuangan, sehingga diragukankelangsungan hidupnya. Pihak manajemen perusahaan

akan memake-up laporan keuangannya denganmelakukan earnings management untuk menarik caloninvestor. Perusahaan melakukan earnings managementapabila perusahaan tersebut mempunyai abnormalaccrual positip maupun negatip. Abnormal accrualpositip mengindikasikan perusahaan memperoleh labadalam jumlah yang cukup besar, sedangkan perusahaandengan abnormal accrual negatip berarti perusahaantersebut mempunyai penurunan kinerja.

Variabel dependen penelitian ini adalah abnor-mal accrual, sedangkan variabel independennyaadalah modifikasi opini auditor (going concern ataunongoing concern), market value, book value, longterm debt, current asset, current liabilities dan tipeauditor. Hasil pengujian regresi logistik penelitian inidapat dilihat pada tabel 3 sebagai berikut:

Hasil pengujian regresi logistik menunjukkannilai Chi Square 7,637 dan nilai signifikansinya adalah0,366. Nilai signifikansi dari model tersebut lebih besardari tingkat signifikansi 5%, yang berarti model layakdigunakan untuk analisis berikutnya karena tidak adaperbedaan yang nyata antara klasifikasi yang diprediksidengan klasifikasi yang diamati. Selain dari nilaisignifikansi Chi Square, kelayakan model ini juga bisadilihat dari angka 2 Log-likelihood block number 0adalah 85,503 sementara untuk -2 Log Likelihood

Sumber: Data yang diolah 2004.

Tabel 3Hasil Pengujian Regresi Logistik

block number 1 adalah 73.060. Angka ini menunjukkanpenurunan, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwamodel penelitian ini adalah baik. Model penelitian inimempunyai daya klasifikasi perusahaan melakukanmanajemen laba sebesar 94,3% dan perusahaan tidakmelakukan manajemen laba sebesar 45,5%. Berarti,perusahaan yang memperoleh opini auditor denganmodifikasi going concern akan melakukan manajemenlaba pada tahun-tahun berikutnya.

Page 36: JAM Vol 16 No 1 April 2005.pdf

32

Jam STIE YKPN - Sri Astuti dan M. Hanad Hainafi Pengaruh Laporan Auditor ......

Hasil pengujian hipotesis ketiga menunjukkanbahwa variabel laporan keuangan yang berpengaruhsignifikan terhadap manajemen laba adalah variabellong term debt (LNLTD). Hal ini menunjukkan bahwaperusahaan yang memperoleh opini auditor denganmodifikasi pada tahun t-1 akan melakukan manajemenlaba pada tahun-tahun berikutnya. Perusahaanmelakukan perataan laba karena mempunyai kinerjayang buruk (abnormal accrual negatip), sebagai akibatdari besarnya hutang jangka panjang perusahaan,sehingga proporsi penghasilan perusahaan yangdigunakan untuk membayar utang adalah tinggi..SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dapatdisimpulkan bahwa variabel laporan keuangan berbedaantara perusahaan yang melakukan manajemen labadengan perusahaan yang tidak melakukan manajemenlaba. Variabel tersebut adalah market value, book value,long term debt, dan current asset. Hal inimenginformasikan bahwa variabel tersebut dapatdigunakan untuk mengidentifikasikan perusahaanmelakukan manajemen laba atau tidak, sehinggahipotesis pertama penelitian ini didukung.

Model penelitian ini mempunyai daya klasifikasiperusahaan melakukan manajemen laba sebesar 94,3%dan tidak melakukan manajemen laba sebesar 45,5%.Hal ini berarti bahwa hasil analisis penelitian ini tidakbias yang berarti bahwa perusahaan yang memperolehopini auditor dengan modifikasi going concern, akanmelakukan manajemen laba pada tahun-tahunberikutnya. Berdasarkan hal tersebut, maka hipotesiskedua penelitian ini didukung.

Variabel long term debt berpengaruh signifikanterhadap manajemen laba. Hal ini menunjukkan bahwaperusahaan yang mempunyai hutang jangka panjang

besar akan mempunyai kinerja buruk. Hal ini karenaproporsi penghasilan perusahaan difokuskan untukmembayar hutang, sehingga kemungkinan perusahaanmelangsungkan usahanya (going concern) akandiragukan. Uraian tersebut mendasari bahwa hipotesisketiga penelitian ini didukung.

Secara umum, pihak yang berkepentinganterhadap perusahaan perlu memperhatikan laporankeuangan dan juga mempertimbangkan opini goingconcern auditor dalam membuat keputusanberinvestasi. Karena hal ini akan mempengaruhiharapan investor atas kembalian investasinya.

Keterbatasan Penelitian

1. Penelitian ini mengasumsikan perusahaanmelakukan manajemen laba apabila mempunyai ab-normal accrual negatip. Sedangkan perusahaandengan abnormal accrual positip dianggap tidakmelakukan manajemen laba, karena kinerjanya baiksehingga tidak memperoleh opini auditor denganmodifikasi going concern.

2. Rasio keuangan yang digunakan adalah marketvalue, book market, long term debt, current asset,current liabilities dan tipe auditor.

Saran

1. Penelitian selanjutnya diharapkan bisamengidentifikasikan perusahaan ke dalamperusahaan dengan abnormal accrual positipsebagai perusahaan yang melakukan manajemenlaba dan perusahaan dengan opini auditornongoing concern.

2. Masih banyak variabel rasio keuangan lain yangbelum dimasukkan dalam penelitian ini diharapkanpenelitian selanjutnya ada tambahan variabellaporan keuangan yang relevan.

Page 37: JAM Vol 16 No 1 April 2005.pdf

33

Jam STIE YKPN -Sri Astuti dan M. Hanad Hainafi Pengaruh Laporan Auditor ......

DAFTAR PUSTAKA

Ardiati, Aloysia Yanti, 2003, PengaruhManajemen Laba terhadap ReturnSaham dengan Kualitas Audit sebagaiVariabel Pemoderasi, Makalah,Simposium Nasional Akunatan VI..

Bartov, et. all., 2000, Discretionary-AccrualsModels and Audit Qualification, Work-ing Papper.

Bradshaw, M., Richardshon, S., and Sloan, R.,2001, Do Analysts and Auditors UseInformation in Accruals?, Journal ofAccounting Review: 39: 45-74.

Boynton, et. all, 2001, Modern Auditing, JohnWilley & Sons.

Choi, S., and Jetter, D., 1992, The Effects of Quali-fied Audit Opinions on Earnings Re-sponse Management Buyouts of PublicShareholders, The Accounting Review:61: 400-420.

DeAngelo, L., 1986, Accounting Numbers asMarket Valuation Substitutes: A Studyof Management Buyout of Public Share-holders, The Accounting Review: 61:400-420.

Dechow, et. all., 1995, A Detecting EarningsManagement, The Accounting Review:70: 193-225.

Djakman, Chaerul, D., 2003, Manajemen Labadan Pengaruh Kebijakan Multi PapanBursa Efek Jakarta, Makalah, SimposiumNasional Akuntan VI.

Healy, P., 1985, The Effects of Bonus Schemeson Accounting Decisions, Journal ofAccounting and Economics: 1: 85-107.

Healvy, P.M., and Wahlen, J.M., 1999, A Re-view of The Earnings Management Lit-erature and Its Implications for Standardsetting, Accounting Horizon: 85-107.

Hidayati, Siti Munfiah, dan Zulaikha, 2003,Analisis Perilaku Earnings Manage-ment: Motivasi Minimalisasi Income Tax,Makalah, Simposium Nasional AkuntanVI.

Hopwood, W., et. all., 1994, A Reexamination ofAuditor versus Model Acuracy WithinThe Context of The Going Concern Opin-ion Decision, Contemporary Account-ing Review: 10: 409-134.

Ikatan Akuntan Indonesia, 2001, StandarProfesional Akuntan Publik, SalembaEmpat, Jakarta.

Mayangsari, Sekar, 2003, Analisis PengaruhIndependensi, Kualitas Audit, sertaMekanisme Corporate Governanceterhadap Integritas Laporan Keuangan,Makalah, Simposium NasionalAkuntan VI.

Naim, Aiun dan Jogiyanto Hartono, 1996, TheEffect of Antitrust Investigations on theManagement of Earnings: A Future Em-pirical Test of Political-Cost Hypothesis,Kelola 13:126-141.

Raghunandan. K. and D.V. Rama. 1995. “AuditReports for Companies in Financial Dis-tress: Before and After SAS No. 59.”Auditing: A Journal of Practice &Theory, 14, 1, Spring, 50-63.

Setiawati, Lilis dan Ainun Naim, 2002,Manajemen Laba, Jurnal Ekonomi danBisnis Indonesia: 424-441.

Page 38: JAM Vol 16 No 1 April 2005.pdf

34

Jam STIE YKPN - Sri Astuti dan M. Hanad Hainafi Pengaruh Laporan Auditor ......

Subramanyam, K., 1996, The Pricing of Discre-tionary Accruals, Journal of Account-ing and Economics: 22: 249-281.

Suharto Hari, 2004, Dampak Sarbanes-Oxley ActTerhadap Profesi Akuntan, MediaAkuntansi, edisi 40:13-14.

Page 39: JAM Vol 16 No 1 April 2005.pdf

35

Jam STIE YKPN - Baldric Siregar dan Twenty Selvia Reaksi Pasar Modal ......

ANALISIS PENGARUH TEKANAN KETAATAN

TERHADAP JUDGMENT AUDITOR

Hansiadi Yuli Hartanto1)

Indra Wijaya Kusuma2)

REAKSI PASAR MODAL

TERHADAP HASIL PEMILIHAN UMUM

DAN PERGANTIAN PEMERINTAHAN TAHUN 2004

Baldric Siregar *)

Twenty Selvia Sari Sianturi **)

*) Drs. Baldric Siregar, MBA., Akuntan adalah Dosen Tetap STIE YKPN Yogyakarta sedang menempuh ProgramDoktor Akuntansi pada Program Pascasarjana UGM

**) Twenty Selvia Sari Sianturi, SE., M.Si.adalah lulusan Program MAKSI UGM.

ABSTRACT

This paper uses event study methodology to investi-gate the stock price reaction to domestic politicalevents, Indonesian presidential election and cabinetannouncements in 2004. By using 44 stock of LQ-45category, the analysis reveals that abnormal returnsare: (1) not significantly different before and after presi-dential election announcement, (2) significantly nega-tive on day –5, –4, and +5 and significantly positive onday –3, –2, –1, 0, +1, +3, and +4 around presidentialelection announcement, (3) significantly different be-fore and after cabinet announcement, and (4) signifi-cantly negative on day 0 around cabinet announce-ment. The results reported here indicate that Indone-sian capital market is sensitive to political events.

Key word: pasar modal, pemilu.

PENDAHULUAN

Bursa saham di suatu negara umumnya sensitifterhadap berbagai peristiwa di sekitarnya. Peristiwa

politik adalah salah satu faktor yang dapatmempengaruhi keberhasilan pasar modal (Husnan,1998). Peristiwa politik, misalnya pergantianpemerintahan, dapat memicu perubahan penawaran danpermintaan saham di pasar modal. Ada dua keunikanperistiwa politik yang terjadi di Indonesia pada tahun2004 berkaitan dengan pemerintahan baru. Pertama,pemilihan presiden dan wakil presiden dilakukan secaralangsung. Pemilihan presiden dan wakil presiden secaralangsung ini merupakan peristiwa yang unik karenasebelumnya tidak pernah terjadi di Indonesia. Kedua,presiden terpilih melakukan uji kepatutan dan kelayakanterhadap calon menteri yang akan menduduki kabinet.Uji kepatutan dan kelayakan ini bertujuan untukmendapatkan pembantu presiden yang profesional dibidangnya. Peristiwa ini juga relatif unik karena padapemerintahan sebelumnya, khususnya pada masaPresiden Soeharto, pemilihan menteri tidak dilakukanmelalui uji kepatutan dan kelayakan.

Menurut Susiyanto (Kompas, 21 Oktober 2004)pelaku pasar sebenarnya menanggapi positif hasilpemilihan presiden dan wakil presiden di Indonesiadengan terpilihnya pasangan Susilo Bambang

Volume XVITahun 1April 2005Hal. 35-49

Page 40: JAM Vol 16 No 1 April 2005.pdf

36

Jam STIE YKPN - Baldric Siregar dan Twenty Selvia Reaksi Pasar Modal ......

Yudoyono dan Jusuf Kalla. Namun pasar akan melihatapakah kabinet yang akan diumumkan dapat diterimaoleh pasar. Ada respon positif maupun negatif terhadapKabinet Indonesia Bersatu yang dibentuk oleh PresidenSusilo Bambang Yudoyono dan Jusuf Kalla. Responpositif disebabkan karena adanya uji kepatutan dankelayakan terhadap calon menteri. Setiap calon menteridiminta untuk memaparkan misi dan visi seandainyaditunjuk menjadi menteri. Menurut Rowter (Kompas,22 Oktober 2004), Kabinet Indonesia Bersatu merupakangabungan dari pelaku bisnis, birokrasi, dan akademisi.Apabila terjadi sinergi, maka Kabinet Indonesia Bersatuakan mampu mengatasi permasalahan negara.

Walaupun ada yang optimis, tidak sedikitanggota masyarakat yang meragukan profesionalitaskabinet dalam mengatasi permasalahan ekonomi.Keraguan masyarakat dipicu oleh adanya perubahanmendasar pada anggota kabinet untuk posisi yangdianggap penting karena kompromi politik denganWakil Presiden Jusuf Kalla. Kompromi politik ini terlihatdari tarik ulur posisi menteri dalam kabinet pemerintahanbaru dengan beberapa nama yang muncul dinilai kurangditerima pasar dan diundurnya pengumuman kabinetdari seharusnya jam 20.00 menjadi jam 23.47 padatanggal 20 Oktober 2004. Pelaku pasar cenderungbersikap skeptis (pesimis) terhadap Kabinet IndonesiaBersatu, khususnya menteri-menteri ekonomi. Analispasar modal berpendapat secara keseluruhan pasarmeragukan kemampuan kabinet baru menyelesaikantugas berat yang dipercayakan rakyat kepada PresidenSusilo Bambang Yudoyono.

Respon positif dan negatif yang diuraikan diatas terbatas pada pendapat yang dituangkan di mediamassa, bukan dari kajian empiris dengan menguji reaksipasar modal. Penelitian ini bertujuan untuk menguji adatidaknya reaksi pasar terhadap peristiwa hasil pemilihanumum dan pergantian pemerintahan di Indonesia tahun2004 dengan menggunakan studi peristiwa (eventstudy). Reaksi pasar ditunjukkan oleh adanyaperubahan harga saham yang diukur dengan mengujisignifikansi return tidak normal. Apabila suatu peristiwamengandung informasi, maka peristiwa tersebut akanmemberikan return tidak normal kepada investor.Sebaliknya, peristiwa yang tidak mengandunginformasi tidak akan memberikan return tidak normalkepada investor (Hartono, 2003).

KAJIAN LITERATUR DAN PENGEMBANGANHIPOTESIS

Dibandingkan dengan peristiwa ekonomi, studiperistiwa untuk menguji reaksi pasar terhadap kejadianpolitik relatif masih baru (Asri dan Setiawan, 2002). Adabeberapa penelitian empiris yang dilakukan sebelumnyatentang studi peristiwa politik yang menjadi acuanpenelitian ini, yaitu Asri (1996), Prasetyo (2000),Gunawan (2001), Asri and Setiawan (2002), Meiwa(2002), Lamasigi (2002), serta Manullang (2004). Secaraumum hasil penelitian-penelitian tersebut menunjukkanbahwa terdapat return tidak normal yang diperoleh in-vestor pada periode sekitar peristiwa.

Asri (1996) meneliti pergerakan harga-hargasaham emiten di New York Stock Exchange (NYSE) yangmemiliki subsidiary dalam berbagai bentuk di Jepangatas pengumuman mundurnya Perdana Menteri (PM)Jepang Noburu Takeshita. Penelitian ini menggunakandua metode studi peristiwa untuk menganalisis reaksipasar terhadap informasi mundurnya PM NoburuTakeshita. Pertama, peneliti menguji apakah return tidaknormal yang diterima investor signifikan pada haripengamatan. Bukti empiris menunjukkan bahwa returntidak normal yang diterima investor signifikan pada haripengamatan. Kedua, peneliti menggunakan pendekatanuji beda rata-rata sebelum dan sesudah peristiwa untukmelihat adanya perbedaan signifikan return tidak nor-mal yang disebabkan oleh peristiwa tersebut. Penelitimenemukan bahwa terdapat perbedaan rata-rata returntidak normal sebelum dan sesudah pengumumanmundurnya PM Noburu Takeshita.

Prasetyo (2000) melakukan penelitian tentangreaksi pasar terhadap pengunduran diri PresidenSoeharto pada tanggal 20 Mei 1998. Peneliti mendugabahwa pengunduran diri Presiden Soeharto merupakanperistiwa politik yang dipandang para pelaku pasarmemiliki dampak ekonomis, yaitu berdampak padameningkatnya risiko politik Indonesia. Penelitimenggunakan periode estimasi sepanjang 100 hariperdagangan dan periode peristiwa sepanjang 21 hariperdagangan. Bukti empiris menunjukkan bahwaterdapat return tidak normal negatif dan signifikansekitar pengumuman pengunduran diri PresidenSoeharto. Namun satu hari setelah pengumumanpengunduran diri tersebut, return tidak normal yang

Page 41: JAM Vol 16 No 1 April 2005.pdf

37

Jam STIE YKPN - Baldric Siregar dan Twenty Selvia Reaksi Pasar Modal ......

diperoleh investor berubah jadi positif dan signifikan.Hal ini menunjukkan bahwa pasar memandangpengumuman tersebut sebagai terkabulnya tuntutanmasyarakat yang sudah meluas agar Presiden Soehartomengundurkan diri.

Gunawan (2001) melakukan penelitian terhadapperistiwa peledakan bom di halaman parkir gedung BEJpada tanggal 13 September 2000. Sampel dalampenelitian ini adalah 46 saham yang memiliki kapitalisasiterbesar di BEJ selama bulan September 2000. Periodewaktu yang digunakan dalam penelitian ini adalahselama 111 hari bursa, yaitu 100 hari periode estimasidan 11 hari periode peristiwa. Bukti empirismenunjukkan bahwan return tidak normal signifikanpada dua hari pertama setelah tanggal peristiwa. Re-turn tidak normal pada hari pertama adalah negatif dansignifikan. Hal ini menunjukkan bahwa pasar bereaksinegatif terharap peristiwa bom tersebut. Namun returntidak normal pada hari kedua adalah positif dansignifikan. Hal ini menunjukkan bahwa pasar melakukanpenyesuaian harga saham secara cepat. Berdasarkanuji beda, peneliti menemukan bahwa terhadapperbedaan yang signifikan antara rata-rata return tidaknormal sebelum dan sesudah tanggal peristiwa.

Asri dan Setiawan (2002) mengadakan penelitianyang bertujuan untuk menganalisis reaksi pasar modalIndonesia terhadap peristiwa politik dalam negeri, yaitukerusuhan 27 Juli 1996. Penelitian ini dilakukan denganmenggunakan sampel sebanyak 37 saham yangterdaftar di BEJ. Peneliti berhasil menyimpulkan tigahal berdasarkan bukti empiris yang diperoleh. Pertama,return tidak normal adalah negatif dan signifikan padatanggal peristiwa. Return tidak normal negatif dansignifikan ini menunjukkan adanya reaksi pasar yangnegatif terhadap peristiwa 27 Juli 1996. Namun padahari ketiga setelah tanggal peristiwa, terjadi perubahanarah dengan terdapatnya return tidak normal yangpositif dan signifikan. Perubahan arah ini disebabkanoleh adanya pernyataan pemerintah bahwa kerusuhan27 Juli 1996 telah terkendali. Kedua, tidak terdapatperbedaan rata-rata return tidak normal sebelum dansesudah peristiwa kerusuhan 27 Juli 1996. Penelitimenyatakan bahwa hal ini terjadi karena harga sahamdengan cepat berubah menyesuaikan denganperkembangan politik yang membaik. Ketiga, rata-ratavolume perdagangan sebelum dan sesudah tanggalperistiwa berbeda secara signifikan. Perbedaan aktivitas

perdagangan ini disebabkan oleh adanya kekawatiraninvestor sehingga investor melakukan banyak transaksiuntuk mengamankan investasi setelah tanggalperistiwa.

Meiwa (2002) menggunakan studi peristiwauntuk menguji reaksi pasar terhadap pengumumanKabinet Gotong Royong pada tanggal 9 Oktober 2001oleh Presiden Megawati Soekarnoputri. Penelitibermaksud menguji apakah terdapat perbedaan rata-rata return tidak normal sebelum dan sesudah tanggalperistiwa. Sampel yang digunakan adalah sahamperusahaan yang terdaftar dalam LQ 45 selama periodepenelitian 28 Februari 2001 sampai dengan 24 Agustus2001. Periode estimasi adalah 100 hari perdagangan danperiode peristiwa adalah 20 hari perdagangan. Hasilanalis uji beda rata-rata menunjukkan bahwa secarastatistis tidak terdapat perbedaan rata-rata return tidaknormal sepuluh hari sebelum dan sepuluh hari sesudahtanggal peristiwa. Hal ini menunjukkan bahwapengumuman Kabinet Gotong Royong tidakmengandung informasi bagi investor sehingga tidakada reaksi pasar yang muncul.

Lamasigi (2002) melakukan studi peristiwaterhadap pergantian Presiden Abdurrahman Wahidpada tanggal 23 Juli 2001. Penelitian ini bertujuan untukmenguji apakah terdapat return tidak normal yangsignifikan pada tanggal peristiwa dan apakah rata-ratareturn tidak normal sebelum dan sesudah tanggalperistiwa signifikan berbeda. Peneliti menggunakanperiode estimasi sepanjang 80 hari perdagangan danperiode peristiwa sepanjang 21 hari perdagangan.Sampel dalam penelitian ini adalah 37 saham yangterdaftar di Bursa Efek Jakarta dan konsisten masukdalam LQ 45 sepanjang periode penelitian. Bukti empirismenunjukkan bahwa pada tiga hari perdaganganterdapat return tidak normal positif dan signifikan, yaitut-7, t-2, dan t+2. Return tidak normal yang signifikanpada dua hari perdagangan sebelum tanggal peristiwamenunjukkan bahwa pasar sudah mengantisipasikesiapan legislatif untuk mengadakan Sidang IstimewaMPR untuk mengganti presiden. Sedangkan returntidak normal signifikan positif pada t+2 menunjukkantanggapan positif pasar atas Sidang Istimewa MPRyang sedang berjalan. Namun berdasarkan uji beda rata-rata, peneliti tidak menemukan bahwa terdapatperbedaan rata-rata return tidak normal sebelum dansesudah tanggal peristiwa.

Page 42: JAM Vol 16 No 1 April 2005.pdf

38

Jam STIE YKPN - Baldric Siregar dan Twenty Selvia Reaksi Pasar Modal ......

Penelitian-penelitian yang telah diuraikan di atasmenggunakan peristiwa tunggal untuk menguji reaksipasar modal terhadap kejadian politik. Namun adapeneliti yang mencoba menguji peristiwa jamak, yaituManullang (2004). Manullang melakukan penelitiandengan menggunakan 22 peristiwa politik dan 21peristiwa ekonomi penting yang terjadi di Indonesiaselama periode 1996 sampai dengan 2003. Sebagianbesar peristiwa politik di Indonesia mendapat reaksi

negatif pada tanggal peristiwa. Sebagian peristiwamendapat reaksi negatif secara berkelanjutan setelahtanggal peristiwa, namun terjadi rebound untuksebagian peristiwa dengan adanya reaksi positif setelahtanggal peristiwa. Sebagian peristiwa politik di Indo-nesia justru tidak mengandung informasi dengan tidakadanya reaksi pasar modal atas peristiwa tersebut. Tabel1 menunjukkan ringkasan reaksi pasar terhadap 22peristiwa politik di Indonesia.

Tabel 1Reaksi Pasar terhadap Peristiwa Politik di Indonesia (Manullang, 2004)

Berdasarkan kajian literatur di atas dapatdinyatakan bahwa sebagian besar peristiwa politik diIndonesia mendapat reaksi pasar. Karena itu, penelitibermaksud menguji secara empiris apakah peristiwapengumuman hasil pemilu dan pergantianpemerintahan di Indonesia tahun 2004 mengandunginformasi bagi investor. Peneliti merumuskan hipotesisyang akan diuji sebagai berikut:H1a: Terdapat reaksi pasar yang signifikan atas

pengumuman hasil pemilihan umum denganterpilihnya pasangan Susilo Bambang

Yudoyono dan Jusul Kalla sebagai presiden danwakil presiden pada tanggal 5 Oktober 2004.

H1b Terdapat reaksi pasar yang signifikan ataspelantikan Presiden Susilo Bambang Yudoyonodan Wakil Presiden Jusul Kalla sertapembentukan Kabinet Indonesia Bersatu padatanggal 20 Oktober 2004.

H2a Terdapat perbedaan rata-rata return tidak nor-mal sebelum dan sesudah pengumuman hasilpemilihan umum dengan terpilihnya pasanganSusilo Bambang Yudoyono dan Jusul Kalla

Page 43: JAM Vol 16 No 1 April 2005.pdf

39

Jam STIE YKPN - Baldric Siregar dan Twenty Selvia Reaksi Pasar Modal ......

sebagai presiden dan wakil presiden padatanggal 5 Oktober 2004.

H2b Terdapat perbedaan rata-rata return tidak nor-mal sebelum dan sesudah pelantikan PresidenSusilo Bambang Yudoyono dan Wakil PresidenJusul Kalla serta pembentukan Kabinet Indo-nesia Bersatu pada tanggal 20 Oktober 2004.

METODE PENELITIAN

Sampel dan Data

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalahsaham perusahaan yang termasuk dalam daftar Liquid45 (LQ 45). LQ 45 merupakan 45 saham terseleksi yangmemiliki likuiditas dan kapitalisasi pasar yang tinggi.Selain masuk kategori LQ 45, syarat lain dalampenentuan sampel adalah konsisten tergabung dalamLQ 45 selama periode penelitian, yaitu Mei 2004 sampaidengan Oktober 2004 (jangka waktu yangmenggambarkan periode estimasi dan periodeperistiwa). Karena terdapat 44 saham yang konsistenmasuk dalam LQ 45, maka ke-44 saham tersebutdigunakan sebagai sampel. Data yang digunakan dalampenelitian ini merupakan data sekunder, yaitu data hargasaham sampel dan indeks LQ 45. Data tersebutdiperoleh dari PPA UGM.

Studi Peristiwa

Studi peristiwa merupakan studi untuk mengukurhubungan antara peristiwa dengan return suratberharga (Kritzman, 1994). Sedangkan menurut Hartono(2003), studi peristiwa merupakan studi yangmempelajari reaksi pasar terhadap peristiwa yanginformasinya dipublikasikan sebagai suatupengumuman. Studi peristiwa dapat digunakan untukmenguji kandungan informasi suatu peristiwa. Atasdasar pengertian di atas, penelitian ini menggunakan

studi peristiwa untuk menguji reaksi pasar terhadappengumuman hasil pemilihan umum presiden dan wakilpresiden serta pembentukan kabinet.

Reaksi pasar terhadap suatu peristiwa dilihatdari signifikansi return tidak normal yang diperolehinvestor. Return tidak normal merupakan selisih antarareturn aktual dengan return ekspektasian. Ada tigamodel ekspektasi yang lazim digunakan untukmenghitung return ekspektasian, yaitu mean adjustedreturns, market adjusted returns, dan market model.Berdasarkan mean adjusted returns, returnekspektasian adalah rata-rata return pasar selamaperiode estimasi. Berdasarkan market adjusted returns,return ekspektasian adalah return pasar pada saatperistiwa terjadi. Sedangkan berdasarkan marketmodel, return ekspektasian merupakan hasil estimasireturn pasar selama periode estimasi. Denganmenggunakan data return bulanan, Brown dan Warner(1980) menyatakan bahwa model ekspektasi yangmanapun dari ketiga model tersebut relatif powerful.Dengan menggunakan data return harian, Brown danWarner (1985) juga menyimpulkan hal yang sama.Karena itu, peneliti memilih satu model untukmengestimasi return ekspektasian, yaitu market model.

Periode Estimasi dan Periode Peristiwa

Periode yang digunakan dalam studi peristiwa ini adalah101 hari perdagangan yang terbagi menjadi dua, yaituperiode estimasi (estimation period) adalah periodeperistiwa (event period). Periode estimasi adalah 90hari perdagangan, yaitu sejak t-6 sampai dengan t-95.Sedangkan periode peristiwa adalah 11 hari, yaitu sejakt-5 sampai dengan t+5. Tanggal peristiwa adalah 5Oktober 2004 untuk pengumuman hasil pemilihanpresiden dan wakil presiden serta tanggal 20 Oktober2004 untuk pelantikan presiden dan wakil presiden sertapengumuman kabinet. Tabel 2 berikut ini adalahgambaran periode estimasi dan periode peristiwa.

Page 44: JAM Vol 16 No 1 April 2005.pdf

40

Jam STIE YKPN - Baldric Siregar dan Twenty Selvia Reaksi Pasar Modal ......

Tabel 2Periode Estimasi dan Periode Peristiwa

METODE ANALISIS

Pengujian Hipotesis 1a dan 1b

Hipotesis 1a menyatakan bahwa terdapat reaksi pasaryang signifikan atas pengumuman hasil pemilihan umumdengan terpilihnya pasangan Susilo BambangYudoyono dan Jusul Kalla sebagai presiden dan wakilpresiden pada tanggal 5 Oktober 2004. Sedangkanhipotesis 1b menyatakan bahwa terdapat reaksi pasaryang signifikan atas pelantikan Presiden SusiloBambang Yudoyono dan Wakil Presiden Jusul Kallaserta pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu padatanggal 20 Oktober 2004. Kedua hipotesis ini diujidengan melihat apakah return tidak normal signifikanpada periode peristiwa, yaitu sejak t-5 sampai dengant+5. Setelah data tentang harga saham sampel dan indeksLQ 45 diperoleh, dilakukan beberapa tahap pengujianuntuk menguji hipotesis 1a dan hipotesis 1b.

Pertama, menghitung return aktual sahamsampel. Return aktual dihitung dengan formula sebagaiberikut:

Rit

= return aktual saham i pada hari ke t.P

t= harga saham pada hari ke t.

Pt-1

= harga saham sehari sebelum hari ke t.

Kedua, menghitung return pasar denganmenggunakan indeks LQ 45. Return pasar dihitungdengan rumus sebagai berikut:

1tP1tPtP

itR−

−−=

1t45LQ1tLQ45tLQ45

mtR−−

−−=

Rmt

= return pasar pada hari ke t.LQ 45

t= indeks LQ 45 pada hari ke t.

LQ 45t-1

= indeks LQ 45 sehari sebelum hari ke t.

Ketiga, menentukan return ekspektasian denganmengestimasi market model. Persamaan yangdiestimasi untuk menentukan return ekspektasianadalah:

E(Rit) = return ekspektasian saham i pada hari ke t.

Rmt

= return pasar pada hari ke t.

Keempat, menentukan besarnya return tidaknormal (AR). Return tidak normal dihitung dengan for-mula sebagai berikut:

ARit

= return tidak normal saham i ada hari ke t.R

it= return aktual saham i pada hari ke t.

E(Rit)

= return ekspektasian saham i pada hari ke t.

Kelima, menentukan rata-rata return tidak nor-mal (AAR). Rata-rata return tidak normal dihitungdengan formula sebagai berikut:

AAR = return tidak normal secara keseluruhan.ΣAR

it= total return tidak normal saham i pada

waktu t.n = total saham yang dijadikan sampel.

( ) mt.RiβiαitRE +=

( )itREitRitAR −=

nitAR

AAR∑

=

Page 45: JAM Vol 16 No 1 April 2005.pdf

41

Jam STIE YKPN - Baldric Siregar dan Twenty Selvia Reaksi Pasar Modal ......

Keenam, menghitung standar deviasi returntidak normal masing-masing saham. Standar deviasireturn tidak normal dihitung dengan formula sebagaiberikut:

σie

= standar deviasi sekuritas i.AR

it= return tidak normal saham i periode waktu t.

AARit = rata - rata return tidak normal sahami pe-riode t.

Ketujuh, menghitung standarized abnormalreturn untuk masing-masing saham dengan formulasebagai berikut:

SAR = standarized abnormal return saham i padawaktu t.

ARit

= return tidak normal saham i pada waktu t.s

ie= standar deviasi sekuritas i.

Kedelapan, melakukan analisis uji signifikanterhadap nilai return tidak normal dengan uji t sebagaiberikut:

ΣSARnt

= total standarized abnormal return sahampada waktu t.

n = total saham yang dijadikan sampel.

Kesembilan, menghitung nilai rata-rata returntidak normal kumulatif (CAAR) dengan rumus sebagaiberikut:

CAAR = rata-rata return tidak normal kumulatif.ΣAR

it= total rata-rata return tidak normal saham i

pada waktu t.

Pengujian Hipotesis 2a dan 2b

Hipotesis 2a menyatakan bahwa terdapat perbedaanrata-rata return tidak normal sebelum dan sesudahpengumuman hasil pemilihan umum dengan terpilihnyapasangan Susilo Bambang Yudoyono dan Jusul Kallasebagai presiden dan wakil presiden pada tanggal 5Oktober 2004. Sedangkan hipotesis 2b menyatakanbahwa terdapat perbedaan rata-rata return tidak nor-mal sebelum dan sesudah pelantikan Presiden SusiloBambang Yudoyono dan Wakil Presiden Jusul Kallaserta pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu padatanggal 20 Oktober 2004. Kedua hipotesis ini diujidengan membandingkan rata-rata return tidak normal5 hari sebelum dan 5 hari sesudah tanggal peristiwa.Ada tiga tahap yang dilakukan untuk menguji keduahipotesis ini.

Pertama, menghitung rata-rata return tidak nor-mal 5 hari sebelum dan 5 hari sesudah tanggal peristiwadengan formula sebagai berikut:

dan

AARbefore

= rata-rata return tidak normal 5 harisebelum peristiwa.

AARafter

= rata-rata return tidak normal 5 harisesudah peristiwa.

ARbefore

= return tidak normal 5 hari sebelumperistiwa.

ARafter

= return tidak normal 5 hari sesudahperistiwa.

t = periode waktu.

Kedua, menghitung standar deviasi rata-ratareturn tidak normal sebelum dan sesudah peristiwadengan formula sebagai berikut:

( )1t

2itAARitAR

ieσ

∑ −=

itσ

itAR

ntSAR =

n

ntSARt

∑=

∑= itAARCAAR

t

11

10t beforeAR

beforeAAR∑−=

−==

t

101

1t afterAR

afterAAR∑+=

+==

Page 46: JAM Vol 16 No 1 April 2005.pdf

42

Jam STIE YKPN - Baldric Siregar dan Twenty Selvia Reaksi Pasar Modal ......

óbefore

= standar deviasi return tidak normal sebelumperistiwa.

óafter

= standar deviasi return tidak normal sesudahperistiwa.

t = periode waktu.

Ketiga, menguji signifikansi perbedaan rata-ratareturn tidak normal sebelum dan sesudah tanggalperistiwa dengan formula sebagai berikut:

AARbefore

= rata-rata return tidak normal 5 harisebelum peristiwa.

AARafter

= rata-rata return tidak normal 5 harisesudah peristiwa.

óbefore

= standar deviasi return tidak normalsebelum peristiwa.

óafter

= standar deviasi return tidak normalsesudah peristiwa.

n = total saham yang dijadikan sampel.

HASIL DAN ANALISIS

Hasil dan Analisis Hipotesis 1a dan 1b

Hipotesis 1a berbunyi “terdapat reaksi pasar yangsignifikan atas pengumuman hasil pemilihan umumdengan terpilihnya pasangan Susilo BambangYudoyono dan Jusul Kalla sebagai presiden dan wakilpresiden pada tanggal 5 Oktober 2004.” Tabel 3menunjukkan signifikansi return tidak normal setiaphari untuk lima hari perdagangan sebelum dan sesudahperistiwa pengumuman hasil pemilu tanggal 5 Oktober2004. Tabel 4 menunjukkan grafik pergerakan rata-ratareturn tidak normal dan akumulasi rata-rata return tidaknormal. Pada Tabel 3 terlihat bahwa ada sepuluh haribursa yang menghasilkan return tidak normal yangsignifikan bagi para pemegang saham. Return tidaknormal yang tidak signifikan hanya terjadi pada satuhari setelah tanggal peristiwa, yaitu t+2. Return tidaknormal negatif dan signifikan pada hari t-5menunjukkan bahwa pasar bereaksi secara negatif atasadanya ketidakpastian pasangan Susilo BambangYudoyono dan Jusuf Kalla memenangkan hasil pemilu.Hal ini didukung oleh hasil penghitungan suara yangtidak berbeda jauh pada saat itu antara pasangan SusiloBambang Yudoyono dan Jusuf Kalla serta MegawatiSukarnopurtri dengan Hasyim Muzadi. Pada saat itu,pasar menghadapi ketidakpastian tentang siapakahyang akan memenangkan pemilu tahun tersebut.

( )( )1t

1t

10t

2beforeAARbeforeAR

beforeσ

∑−=

−=−

=

( )( )1t

10t

1t

2afterAARafterAR

afterσ

∑+=

+=−

=

dan

n

2beforeσ

n

2afterσ

beforeAARafterAARt

+

−=

Page 47: JAM Vol 16 No 1 April 2005.pdf

43

Jam STIE YKPN - Baldric Siregar dan Twenty Selvia Reaksi Pasar Modal ......

Return tidak normal positif dan signifikan sejakempat hari sebelum pengumuman hasil pemilu sampaidengan satu hari setelah pengumuman hasil pemilu.Hal ini menunjukkan pasar bereaksi positif atas semakintingginya kepastian pasangan Susilo BambangYudoyono dan Jusuf Kalla akan memenangkan pemilu.Setelah tidak mendapat reaksi pasar hari t+2, pasar terusmemberikan reaksi yang positif atas terpilihnyapasangan Susilo Bambang Yudoyono dan Jusuf Kallamenjadi presiden dan wakil presiden. Tampaknya pasarmengharapkan banyak dari pasangan ini untukmembawa perubahan mendasar dalam rangka

perkembangan ekonomi Indonesia. Selain itu, rakyatmenginginkan terjadinya perubahan yang sangatberarti dalam berbagai aspek kehidupan di Indonesia.Namun terjadi reaksi negatif pada t+5. Reaksi negatifini merupakan koreksi teknikal atas kenaikan signifikanharga saham pada beberapa hari sebelumnya. Karenareaksi positif beberapa hari sebelumnya cukup tinggi,maka koreksi balik juga cukup tinggi, terlihat dengannilai t pada t+5 yang besar dan negatif. Dengandemikian dapat dinyatakan bahwa hipotesis 1a dapatdidukung secara empiris.

Tabel 3AAR dan CAAR untuk Peristiwa 5 Oktober 2004

*Signifikansi secara statistis pada a = 5%

Page 48: JAM Vol 16 No 1 April 2005.pdf

44

Jam STIE YKPN - Baldric Siregar dan Twenty Selvia Reaksi Pasar Modal ......

Hipotesis 1b berbunyi “terdapat reaksi pasar yangsignifikan atas pelantikan Presiden Susilo BambangYudoyono dan Wakil Presiden Jusul Kalla sertapembentukan Kabinet Indonesia Bersatu pada tanggal20 Oktober 2004.” Hasil pengujian terhadap signifikansireturn tidak normal selama periode peristiwa tampakseperti pada Tabel 5 dan Tabel 6. Berbeda dari reaksipasar terhadap pengumuman hasil pemilu, reaksi pasarterhadap pelantikan Presiden Susilo BambangYudoyono dan Wakil Presiden Jusuf Kalla sertapengumuman Kabinet Indonesia Bersatu justru tidakmendapat reaksi pasar, kecuali pada tanggal peristiwa,yaitu t0. Tampaknya pasar bereaksi negatif atas tidakmunculnya Megawati Sukarnoputri dan Hamzah Haz

dalam pelantikan presiden dan wakil presiden. Selainitu, pasar juga kuatir atas ketidakpastian susunankabinet sampai dengan terjadinya pelantikan presidendan wakil presiden. Bahkan janji Susilo BambangYudoyono untuk mengumumkan susunan kabinet jam20.00 tanggal 20 Oktober 2004 tidak dipenuhi.Kekawatiran itu muncul seiring tarik ulur posisi menteridalam kabinet pemerintahan baru di mana beberapanama yang muncul tidak diperhitungkan sebelumnya.Dengan demikian, hipotesis 2a dapat didukung secaraempiris hanya untuk tanggal peristiwa. Peneliti tidakmenemukan adanya reaksi pasar pada hari-hari sebelumdan sesudah tanggal peristiwa.

Gambar 1Grafik AAR dan CAAR Peristiwa 5 Oktober 2004

Page 49: JAM Vol 16 No 1 April 2005.pdf

45

Jam STIE YKPN - Baldric Siregar dan Twenty Selvia Reaksi Pasar Modal ......

Hasil dan Analisis Hipotesis 2a dan 2b

Hipotesis 2a berbunyi “terdapat perbedaan rata-ratareturn tidak normal sebelum dan sesudah pengumumanhasil pemilihan umum dengan terpilihnya pasanganSusilo Bambang Yudoyono dan Jusul Kalla sebagai

Tabel 4AAR dan CAAR untuk Tanggal Peristiwa 20 Oktober 2004

* Signifikansi secara statistis pada a = 5%

Gambar 2Grafik AAR dan CAAR Peristiwa 5 Oktober 2004

presiden dan wakil presiden pada tanggal 5 Oktober2004.” Didukung tidaknya dihopotesis ini dilihat darisignifikan tidaknya perbedaan rata-rata return tidaknormal sebelum dan sesudah tanggal 5 Oktober 2004.Tabel 5 menunjukkan hasil uji beda rata-rata return tidaknormal sebelum dan sesudah tanggal peristiwa.

Page 50: JAM Vol 16 No 1 April 2005.pdf

46

Jam STIE YKPN - Baldric Siregar dan Twenty Selvia Reaksi Pasar Modal ......

Pada Tabel 5 nampak bahwa nilai t hitung tidaksignifikan pada alpha 5%. Hal ini menunjukkan bahwareturn tidak normal yang diterima oleh investor tidakberbeda antara sebelum pengumuman pemilu dansesudah pengumuman pemilu. Pada tabel tersebutterlihat bahwa fluktuasi return tidak normal relatif jauhlebih besar atau lebih kecil dari rata-ratanya. Namunsecara keseluruhan tidak terdapat perbedaan returntidak normal sebelum dan sesudah peristiwa. Adakemungkinan tidak adanya perbedaan return tidaknormal sebelum dan sesudah pengumuman hasil pemiludisebabkan oleh sikap pelaku pasar modal yang masihbersifat wait and see terhadap janji-janji SusiloBambang Yudoyono yang diungkapkan pada saatkampanye. Janji perubahan yang disampaikan olehSusilo Bambang Yudoyono selalu dirumuskan secaraumum karena itu sebagian pihak di masyarakatmenganggapnya sebagai retorika politik untuk meraihsimpatik rakyat. Ada beberapa janji perubahan yang

Tabel 5Uji Beda AAR Sebelum dan Sesudah Peristiwa 5 Oktober 2004

disampaikan oleh Susilo Bambang Yudoyono yangoleh pasar ditunggu realisasinya, yaitu menciptakaniklim investasi yang dapat menarik investormenanamkan modalnya di Indonesia, pengelolaanpemerintahan yang baik dan bersih dari kolusi, korupsi,dan nepotisme (KKN), meningkatkan rasa amanmasyarakat, dan penegakan hukum tanpa pandangbulu. Berdasarkan temuan empiris dapat dinyatakanbahwa hipotesis 2a tidak dapat didukung.

Hipotesis 2b berbunyi “terdapat perbedaanrata-rata return tidak normal sebelum dan sesudahpelantikan Presiden Susilo Bambang Yudoyono danWakil Presiden Jusul Kalla serta pembentukan KabinetIndonesia Bersatu pada tanggal 20 Oktober 2004.” PadaTabel 6 nampak bahwa nilai t hitung signifikan padaalpha 5% yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaanreturn tidak normal sebelum dan sesudah tanggalpelantikan presiden dan wakil presiden sertapengumuman kabinet baru.

Page 51: JAM Vol 16 No 1 April 2005.pdf

47

Jam STIE YKPN - Baldric Siregar dan Twenty Selvia Reaksi Pasar Modal ......

Lama sebelum dilantik menjadi presiden, SusiloBambang Yudoyono sudah menyatakan bahwa akanmembentuk kabinet yang diharapkan mampu melakukanperubahan sesuai dengan janji pada saat kampanye.Kriteria kabinet yang dijanjikan oleh Susilo BambangYudoyono adalah profesional, berdedikasi tinggi,sanggup bekerja keras, dan jujur. Ia menyatakan bahwasebagian besar anggota kabinet bukan orang-orangyang berasal dari partai politik, melainkan paraprofesional yang memahami bentul bidangnya. Posisi-posisi kunci akan dipegang oleh orang-orang yangmengerti permasalahan dan punya pengalaman yangmemadai pada bidangnya. Dengan demikian, dapatdinyatakan bahwa hipotesis 2b dapat didukung secaraempiris.

PENUTUP

Ada beberapa kesimpulan yang dapat ditarikberdasarkan bukti empiris yang diperoleh. Pertama,pasar modal Indonesia bereaksi positif terhadapperistiwa pengumuman hasil pemilu yang menyatakanbahwa Susilo Bambang Yudoyono dan Jusuf Kallasebagai presiden dan wakil presiden terpilih. Selainkarena peristiwa ini merupakan peristiwa langka yangmenunjukkan perkembangan demokrasi di Indonesiakarena pertama kalinya pemilihan presiden dan wakil

presiden secara langsung, reaksi positif ini juga tidakterlepas dari figur Susilo Bambang Yudoyono.Masyarakat menaruh kepercayaan besar bahwapresiden terpilih dapat melakukan perubahan mendasardi Indonesia sesuai dengan semboyan kampanyenya.

Kedua, pada beberapa hari sebelum dansesudah pelantikan presiden dan wakil presiden terpilihserta pengumuman kabinet, tidak ada reaksi pasar yangsignifikan. Hasil ini disebabkan karena pasar sudahbereaksi terhadap pengumuman hasil pemilu padatanggal 5 Oktober 2004. Namun reaksi pasar adalahnegatif pada tanggal 20 Oktober 2004, yaitu saatpelantikan presiden dan wakil presiden terpilih sertapengumuman kabinet. Ada kemungkinan pasar kecewaterhadap kompromi politik dalam penyusunan kabinetyang memuncak pada tanggal pelantikan presiden danwakil presiden. Pasar menganggap kompromi politikdalam penyusunan kabinet menyebabkan tidakterpenuhinya kriteria pemilihan anggota kabinet yangdiungkapkan oleh Susilo Bambang Yudoyono, yaituprofesionalitas, dedikasi, kerja keras, dan kejujuran.Walaupun pasar kecewa, kekecewaan tersebut tidakberkepanjangan karena pasar tidak lagi bereaksi seharisetelah pelantikan presiden dan wakil presiden sertapengumuman kabinet.

Ketiga, tidak ada perbedaan reaksi pasar antarasebelum dan sesudah tanggal pengumuman hasil

Tabel 6Uji Beda AAR Sebelum dan Sesudah Peristiwa 20 Oktober 2004

*Signifikan secara statistis pada a=5%

Page 52: JAM Vol 16 No 1 April 2005.pdf

48

Jam STIE YKPN - Baldric Siregar dan Twenty Selvia Reaksi Pasar Modal ......

pemilu presiden dan wakil presiden. Karena mediamassa melaporkan secara terus-menerus perkembanganperhitungan suara, masyarakat sudah mengetahuikepastian Susilo Bambang Yudoyono terpilih sebelumpengumuman dilakukan. Selain itu Susilo BambangYudoyono sudah mengungkapkan komitmennyabahwa akan menyusun kabinet yang beranggotakanpara profesional sebelum pengumuman hasil pemilu.Keempat, terdapat perbedaan reaksi pasar antarasebelum dan sesudah tanggal pelantikan presiden dan

wakil presiden serta pengumuman kabinet baru.Perbedaan reaksi ini disebabkan oleh adanyaperkembangan baru dalam politik, terutama munculnyatarik ulur posisi menteri pada kabinet. Tarik ulur posisimenteri ini dianggap dapat menyebabkan tidakterpenuhinya kriteria yang diungkapkan, yaituprofesionalitas, dedikasi, kerja keras, dan kejujuran.Secara umum dapat dinyatakan bahwa temuan empirispenelitian ini menunjukkan bahwa BEJ sensitif terhadapperistiwa politik penting yang terjadi di Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Asri, Marwan (1996). “US Multinational StockPrice Reaction to Host Country’s Gov-ernmental Change: The Case of PrimeMinister Takeshita’s Resignation.”Kelola Gadjah Mada University Busi-ness Review. Vol. 11, No. 5: 126-137.

Asri, Marwan dan Setiawan, Faizal Arief (2002).“Reaksi Pasar Modal Indonesiaterhadap Peristiwa Politik Dalam Negeri:Event Study pada Peristiwa 27 Juli 1996).“ Artikel dalam Bunga Rampai KajianTeori Keuangan, In Memoriam Prof. Dr.Bambang Riyanto.

Brown, Stephen J. Dan Warner, Jerold B. (1980).“Measuring Security Price Perfor-mance.” Journal of Financial Econom-ics. No. 8: 205-258.

—————————— (1985). “Using DailyStock Returns: The Case of Event Stud-ies.” Journal of Financial Economics.No. 14: 3-31.

Gunawan, Barbara (2001). “Reaksi Pasar ModalIndonesia terhadap Peristiwa PolitikDalam Negeri: Studi Perisitiwa PeledakanBom di Gedung BEJ.” Tesis, UniversitasGadjah Mada.

Hartono, Jogiyanto (2003). Teori Portofolio danAnalisis Investasi. Edisi 3. Yogyakarta:BPFE Fakultan Ekonomi UGM.

Husnan, Suad (1998). Dasar-dasar TeoriPortofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi3. Yogyakarrta: UPP AMP YKPN.

Kritzman, Mark P. (1994). “What PracticionersNeed to Know About Event Studies.”Financial Analyst Journal. November-December: 17-20.

Lamasigi, Treisye Ariance (2002). “Reaksi PasarModal terhadap Peristiwa PergantianPresiden Republik Indonesia 23 Juli 2001:Kajian terhadap Return Saham LQ 45 diPT Bursa Efek Jakarta.” SimposiumNasional Akuntansi (SNA) V,Semarang.

Manullang, Timbul L.A. (2004). “Analisis ReaksiHarga Saham di Bursa Efek Jakartaterhadap Peristiwa Politik dan Ekonomi.”Disertasi, Universitas Persada Indone-sia YAI.

Meiwa (2002). “Reaksi Pasar Modal Indonesiaterhadap Peristiwa Politik dalam Negeri:Studi Peristiwa Pengumuman SusunanKabinet Gotong Royong Tanggal 9Agustus 2001.” Tesis, UniversitasGadjah Mada.

Page 53: JAM Vol 16 No 1 April 2005.pdf

49

Jam STIE YKPN - Baldric Siregar dan Twenty Selvia Reaksi Pasar Modal ......

Prasetyo, Heru (2000). “Reaksi Pasar Modal In-donesia terhadap Peristiwa Politik dalamNegeri: Studi Peristiwa PengunduranDiri Presiden Soeharto Tanggal 20 Mei1998.” Tesis, Universitas Gadjah Mada.

Rowter, Kahlil (22 Oktober 2004). Harian KompasTanggal 22 Oktober 2004.

Susiyanto, Fendi (21 Oktober 2004). HarianKompas Tanggal 21 Oktober 2004.

Page 54: JAM Vol 16 No 1 April 2005.pdf

51

Jam STIE YKPN - Wisnu Prajogo Pengaruh Pemediasian ......

ANALISIS PENGARUH TEKANAN KETAATANTERHADAP JUDGMENT AUDITOR

Hansiadi Yuli Hartanto1)

Indra Wijaya Kusuma2)

PENGARUH PEMEDIASIAN TRUST DALAM HUBUNGANKEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DANORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR

Wisnu Prajogo *)

*) Wisnu Prajogo, SE., MBA. adalah Dosen Tetap STIE YKPN Yogyakarta sedang menempuh Program DoktorManajemen pada Program Pascasarjana UGM.

ABSTRACT

Most leadership research focused on the direct effectof leadership to performance. In addition, those re-searches even focused on the use of MLQ’s measureof performance. Currently, new researches found sup-ports for the moderating and mediating variable in therelationship between leadership and performance, andalso they began using new performance measures inleadership research . This research focuses on themediating effect of trust to the relationship betweentransformational leadership and organizational citizen-ship behavior. This article offers Baron and Kenny’s(1986) approach to test the mediating variable, and findspartial support for the proposed hypotheses that trustwill mediate the relationship between transformationalleadership and organizational citizenship behavior. Itmeans that trust is a partial mediator in the relation-ship between transformational leadership and organi-zational citizenship behavior.

Keyword: transformational leadership, trust, mediatingvariable, organizational citizenship behavior

PENDAHULUAN

Penelitian tentang pengaruh kepemimpinan pada kinerjatelah banyak dilakukan. Penelitian dalam bidang iniawalnya menguji pengaruh langsung kepemimpinanpada kinerja dan hampir semua penelitian memberidukungan pada adanya pengaruh kepemimpinan padakinerja. Penelitian kemudian berkembang denganpengujian terhadap variabel pemoderasi dan variabelpemediasi dalam pengaruh kepemimpinan pada kinerjadan memberi dukungan pada beberapa variabelpemoderasi dan pemediasi dalam pengaruhkepemimpinan pada kinerja.

Penelitian dalam bidang kepemimpinan masihmenarik karena sampai saat ini hubungan antarakepemimpinan dan kinerja dikatakan masih ada dalamsuatu “kotak hitam” atau “black box” (Jung & Avolio,2000). Istilah kotak hitam tersebut memberi maknaimplisit bahwa belum ada gambaran yang jelas tentangproses pengaruh kepemimpinan pada kinerja yaituapakah yang terjadi adalah pengaruh langsungkepemimpinan pada kinerja, pengaruh yangtermoderasi, atau pengaruh yang termediasi. Selain itu,

Volume XVITahun 1April 2005Hal. 51-65

Page 55: JAM Vol 16 No 1 April 2005.pdf

52

Jam STIE YKPN - Wisnu Prajogo Pengaruh Pemediasian ......

variabel-variabel yang berpotensi menjadi variabelpemoderasi maupun variabel pemediasi dalam pengaruhkepemimpinan pada kinerja juga belum diungkap secaramenyeluruh. Oleh karena itu, upaya untuk membuka“kotak hitam” tersebut masih perlu dilakukan denganmengungkap variabel pemoderasi dan variabelpemediasi baru untuk memperjelas konsep pengaruhkepemimpinan pada kinerja.

Penelitian ini menekankan pada pengaruh tidaklangsung kepemimpinan pada kinerja/delayed effect ofleadership (Kirkpatrick & Locke, 1996; Pounder, 2001;Tirmizi, 2002). Beberapa riset terdahulu menemukanbahwa pengaruh kepemimpinan pada kinerja dimediasioleh variabel lain, seperti: kesesuaian nilai/value con-gruence (Jung & Avolio, 2000), ambiguitas peran/roleambiguity (MacKenzie et al., 2001), rasa salingpercaya/trust (Jung & Avolio, 2000; MacKenzie et al.,2001), dan keterikatan antar anggota kelompok (Basset al., 2003).

Penelitian ini menekankan pada adanya variabelpemediasi trust dalam pengaruh kepemimpinantransformasional pada organizational citizenship be-havior. Podsakoff (1982) dan MacKenzie (1999; 2001)menekankan bahwa organizational citizenship behav-ior dapat diartikan sebagai kinerja yang disebut sebagaiextra-role performance, suatu hal yang tidak wajibdilakukan tapi dipercaya dapat meningkatkankeefisienan organisasi. Argumen yang dibangunadalah kepemimpinan transformasional tidak akansecara langsung mempengaruhi organizational citi-zenship behavior, tapi akan terlebih dahulumempengaruhi trust antarkaryawan, baru kemudiantrust antarkaryawan akan mempengaruhi organiza-tional citizenship behavior.

TIPOLOGI KEPEMIMPINAN TRANSFORMA -SIONAL DAN TRANSAKSIONAL

Tipologi yang banyak digunakan dalam risetkepemimpinan adalah tipologi kepemimpinantransformasional dan transaksional. Konsep ini pertamakali diungkapkan oleh Burn (1978), yang kemudiandikembangkan oleh Bass (1985). Burn (1978)mengemukakan konsep awal kepemimpinantransformasional sebagai transforming leadershipyaitu proses saat pemimpin dan bawahan salingmendukung untuk mencapai tingkat moralitas dan

motivasi yang lebih baik. Burn menekankan bahwakepemimpinan merupakan suatu proses. Burn (1978)membedakan transforming leadership dengankepemimpinan transaksional. Ia mengemukakan bahwapemimpin yang transaksional (transactional leader)akan memotivasi bawahan dengan menangani minat(self interest) bawahannya. Jika seorang pemimpindapat memenuhi kebutuhan bawahannya, bawahanakan mematuhi pemimpinnya, sehingga yang terjadidalam kepemimpinan transaksional adalah hubungantimbal balik pemimpin dan bawahan.

Bass (1985) mengembangkan konsepkepemimpinan transformasional berdasarkan konsepyang dikemukakan oleh Burn, tetapi Bass tidakmenggunakan istilah transforming leadershipmelainkan transformational leadership. Dengandemikian, orientasi kepemimpinan yang dikemukakanBass bukan pada proses kepemimpinan seperti yangdiungkapkan Burn, tetapi pada kondisi kepemimpinanseseorang pada saat tertentu (Couto, 1997). Selainkepemimpinan transformasional, Bass juga menekankanadanya konsep kepemimpinan transaksional denganmakna sama seperti yang dikemukakan Burn.

Salah satu isu dalam kepemimpinantransformasional dan transaksional adalah perbedaanfundamental antara pendapat Burn dan Bass mengenaidikotomi kepemimpinan transformasional dantransaksional (Bass & Avolio, 1989; Bass & Steidlmeier,1998; Coad & Berry, 1998; Lowe et al., 1996; Seltzer &Bass, 1990; Tracey & Hinkin, 1998; Waldman et al.,1990). Burn memandang kepemimpinantransformasional dan transaksional sebagai dua kutubberlawanan dalam suatu kontinum, sehingga keduajenis kepemimpinan tersebut bersifat independen. Halini berarti seorang pemimpin bisa berperilakutransformasional atau transaksional, tapi dia tidak bisaberperilaku transformasional dan transaksional.Sebaliknya, Bass mengemukakan bahwa kepemimpinantransformasional dan transaksional bukan merupakandua kutub terpisah dalam satu kontinum, tetapi terletakdalam dua kontinum, sehingga merupakan dua halterpisah yang saling melengkapi/komplementer (Tejedaet al., 2001; Seltzer & Bass, 1990; Conger, 1999; Bass1985). Dalam rerangka argumen bahwa kepemimpinantransformasional dan transaksional adalah dua halterpisah, tulisan ini berfokus pada pengaruhkepemimpinan transformasional pada organizational

Page 56: JAM Vol 16 No 1 April 2005.pdf

53

Jam STIE YKPN - Wisnu Prajogo Pengaruh Pemediasian ......

citizenship behavior dengan trust sebagai variabelpemediasi.

TRUST SEBAGAI PEMEDIASI DALAM HUBUNGANKEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DANORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR

Penelitian ini menempatkan rasa saling percaya (trust)sebagai variabel pemediasi dalam pengaruhkepemimpinan transformasional pada organizationalcitizenship behavior didasarkan pada pendapatColeman (1990) yang mengemukakan bahwa salah satutugas seorang pemimpin adalah mengembangkan trustantaranggota organisasi. Hal ini didukung oleh risetJung dan Avolio (2000) yang menemukan dukunganpada pengaruh pemediasian trust pada hubungankepemimpinan dan kinerja.

Bass (1988) menyebutkan bahwa kepemimpinantransformasional mencakup empat unsur: karisma (ide-alized influence), motivasi inspirasional (inspirationalmotivation), stimulasi intelektual (intellectual stimu-lation), dan perhatian individual (individualized con-sideration). Dalam tulisannya kemudian, Bass (2003)menyebutkan bahwa karisma dan motivasi inspirasionalpada dasarnya merupakan hal yang serupa dan hampirtidak dapat dipisahkan. Unsur pertama dan kedua,karisma dan motivasi inspirasional, merupakan perilakupemimpin yang memunculkan emosi dan identifikasikaryawan yang kuat dengan pemimpinnya (Bass, 1985).Seorang pemimpin dengan karisma yang tinggi atauyang menerapkan motivasi inspirasional yang kuatdalam diri karyawan akan membawa karyawannya dalamsituasi emosi tertentu, sehingga karyawan akanmematuhi dan bahkan meniru apa yang dilakukanpemimpinnya. Jika seorang pemimpin memberi contohdengan mempercayai karyawannya, maka karyawanjuga akan meniru dengan mempercayai rekan kerjanya.Dengan demikian, karisma dan motivasi inspirasionaltampak memiliki pengaruh pada pembentukan trustantarkaryawan.

Unsur ketiga, stimulasi intelektual, merupakanperilaku pemimpin yang memunculkan kesadarankaryawan atas masalah yang terjadi dan mempengaruhikaryawan untuk memandang masalah denganperspektif yang baru. Dalam hal ini, seorang pemimpinakan memberikan banyak gagasan, mempertanyakanasumsi-asumsi yang ada, menciptakan cara baru untuk

pemecahan masalah, dan membuat karyawan tertantanguntuk menyelesaikan sendiri masalah yang merekahadapi (Bass, 1985). Dalam prosesnya, pemimpin yangmenstimulasi intelektual karyawannya akan menghargaidan mempercayai karyawannya untuk berinovasi, sertamembuka perspektif baru dalam pemikiran karyawantentang banyak hal. Karyawan yang dipercaya danmemiliki perspektif pemikiran yang terbuka cenderungakan lebih mudah mempercayai rekan kerjanya. Dengandemikian, tampak pengaruh stimulasi intelektual padatrust antarkaryawan.

Unsur keempat, perhatian individual, merupakanperilaku pemimpin yang mencakup pemberiandukungan, penguatan, dan pembimbingan untukseluruh karyawan (Bass, 1985). Perilaku ini sangatpenting karena hubungan dekat pemimpin dankaryawan akan menyebabkan meningkatnya rasapercaya diri karyawan karena pemimpin dirasakan selalumendampingi karyawan. Pemberian dukungan,penguatan, dan pembimbingan yang dilakukanpemimpin menunjukkan kepercayaan pemimpin padakaryawan. Proses pendampingan dari pemimpin akanmembuat karyawan tidak canggung dalam bekerja dandalam mempercayai rekan sekerjanya karena dia akanberanggapan bahwa rekan kerjanya juga akandidampingi oleh atasan. Dengan demikian, tampakbahwa perhatian individual akan mempengaruhi trust.Berdasarkan penjelasan di atas, nampak bahwakeempat unsur kepemimpinan transformasionalmempengaruhi trust antarkaryawan. Semakin tinggiintensitas kepemimpinan transformasional, tingkat trustantarkaryawan akan semakin kuat.

Dengan mempertimbangkan bahwa organiza-tional citizenship behavior dapat diartikan sebagaiperilaku seseorang yang: secara sukarela maumembantu rekan kerjanya (helping behavior);bertanggung jawab, peduli, dan berpartisipasi padakegiatan-kegiatan yang ada dalam organisasi (civicvirtue); dan kesediaan mentoleransi serta tidakmengeluh atas kondisi-kondisi yang tidak ideal dalamorganisasi (sportmanship), maka trust antarkaryawanakan sangat penting dalam mempengaruhi hal-haltersebut.

Jika dalam organisasi ada trust antarkaryawanyang tinggi, setiap karyawan akan mampu bekerja samadengan lebih baik. Trust yang kuat akan membuat or-ang bekerja dengan lebih nyaman, tanpa saling curiga,

Page 57: JAM Vol 16 No 1 April 2005.pdf

54

Jam STIE YKPN - Wisnu Prajogo Pengaruh Pemediasian ......

bahkan akan meningkatkan kerjasama antarkaryawandalam bentuk kesediaan karyawan membantu rekankerjanya. Kondisi trust yang tinggi juga akan membuatkaryawan lebih mau terlibat dalam kegiatan organisasi,bahkan dapat mentolerasi kondisi tidak ideal yang diaalami dalam bekerja. Dengan demikian, tampak bahwatrust akan mempengaruhi organizational citizenshipbehavior. Semakin tinggi tingkat trust antarkaryawan,semakin tinggi juga tingkat organizational citizenshipbehavior karyawan.

Keberadaan kepemimpinan transformasionalyang berpengaruh positif pada trust dan keberadaantrust yang berpengaruh positif pada organizationalcitizenship behavior memunculkan hipotesis utamapenelitian ini yaitu:H1: Trust akan memediasi pengaruh kepemimpinan

transformasional pada organizational citizenshipbehavior.

METODA PENELITIAN

Subyek Penelitian dan Metode Pencarian Data

Penelitian ini adalah bagian dari penelitian yang lebihbesar tentang kepemimpinan, modal sosial, dan kinerja.Pada bagian ini, tulisan ini hanya berfokus padapengaruh pemediasian trust dalam hubungankepemimpinan transformasional dan organizational

citizenship behavior. Subyek penelitian ini adalahkaryawan pada suatu perusahaan otomotif yangmerupakan perusahaan induk dari berbagai unit usahayang bernaung di bawahnya. Pengumpulan datadilakukan dengan cara survei (pengedaran kuesioner)pada karyawan perusahaan tersebut.

Prosedur pengambilan sampel dilakukandengan cara snowball sampling (Neuman, 2000). Snow-ball sampling merupakan bagian dari non-probabi-listic sampling yang dilakukan saat perisetmengedarkan kuesioner pada beberapa orang kunciyang kemudian orang-orang kunci ini akanmendistribusikan kuesioner tersebut ke lebih banyakresponden lagi. Prosedur ini dilakukan karenakebijakan perusahaan tidak mengizinkan perisetmendatangi karyawan unit-unit yang ada, tetapikuesioner harus diserahkan ke bagian HRD (HumanResource Development). Bagian HRD kemudianmengedarkan kuesioner ke manajer unit-unit yang ada.

Sejumlah 150 kuesioner diedarkan denganpemberitahuan adanya bingkisan untuk tiap kuesioneryang kembali untuk meningkatkan response rate.Setelah minggu kedua, 107 kuesioner kembali, sehinggadicapai tingkat respon / response rate sebesar 71,3%.Berdasarkan 107 yang terisi, 3 kuesioner tidakdimasukkan dalam analisis karena terlalu banyak datayang tidak terisi. Data demografis responden untukkuesioner yang diolah dapat dilihat pada tabel 1.

Page 58: JAM Vol 16 No 1 April 2005.pdf

55

Jam STIE YKPN - Wisnu Prajogo Pengaruh Pemediasian ......

Variabel dan Pengukurannya

Ada tiga variabel yang digunakan dalam penelitian iniyaitu kepemimpinan transformasional, trust (trust), danorganizational citizenship behavior. Variabelkepemimpinan transformasional diukur denganinstrumen MLQ 5X yang dikembangkan oleh Bass(1985). Trust diukur dengan item-item interpersonaltrust yang dikembangkan oleh Chua (2002). Organi-zational citizenship behavior yang mencakup perilakuhelping behavior, civic virtue, dan sportmanshipdiukur dengan item-item yang dikembangkan olehMacKenzie et al. (1999). Skala yang digunakan untukseluruh instrumen diseragamkan menjadi kisaran 1-5.Pilihan nomer 1 dengan penjelasan bahwa respondensangat tidak setuju dengan item pernyataan tertentu, 3netral, dan 5 dengan penjelasan bahwa respondensangat setuju dengan item pernyataan tertentu.

Uji validitas untuk seluruh instrumen dilakukandengan analisis faktor dengan menetapkan dua faktorsebagai faktor ekstraksinya. Hal ini dilakukan untukmelihat apakah item-item yang ada benar-benar loadke satu faktor, sehingga item-item ini benar-benar validuntuk mengukur konstraknya. Item-item untuk tiapinstrumen yang load ke faktor 1 dengan factor load-ing minimal 0,45 (sesuai syarat signifikansi pada jumlah

sampel 100 menurut Hair et al., 1998) akan diuji denganreliability analysis. Uji reliabilitas yang dilakukanmenghasilkan nilai reliabilitas (Cronbach’s Alpha) untukmasing-masing instrumen kepemimpinantransformasional, trust, dan organizational citizenshipbehavior yang masing-masing 0,89, 0,79, dan 0,73.Ukuran-ukuran tersebut melebihi syarat minimalreliabilitas yang disyaratkan yaitu 0,7 (Hair et al., 1998).Dengan demikian, seluruh instrumen yang digunakandinyatakan reliabel.

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Metode Analisis yang Digunakan

Suatu model mediasi biasa dinyatakan dalam notasiX’! M’! Y. Dalam notasi tersebut, X adalah anteseden,M adalah variabel pemediasi, dan Y adalah konsekuen.Suatu mediasi sempurna akan tampak jika X hanya akanmempengaruhi Y melalui variabel pemediasi M. Dengandemikian, X tidak akan langsung mempengaruhi Y, tetapiakan melalui M.Barron dan Kenny (1986) menganjurkan empat langkahregresi untuk menguji variabel pemediasi. Pada langkahpertama, peneliti perlu meregresi Y sebagai variabeldependen dengan X sebagai variabel independen. Hasil

Tabel 1 Data Demografis Responden

KATEGORI KLASIFIKASI JUMLAH Jenis Kelamin Laki-laki 40 Perempuan 64 Usia Kurang dari 25 tahun 25 25 - 30 tahun 47 31-35 tahun 22 36 - 40 tahun 7 Lebih dari 40 tahun 3 Status Perkawinan Kawin 53 Tidak kawin 51 Pendidikan Terakhir SMU 25 D1 5 D3 29 S1 39 S2 6 Masa Kerja Kurang dari 5 tahun 71 5 - 10 tahun 24 Lebih dari 10 tahun 9

Page 59: JAM Vol 16 No 1 April 2005.pdf

56

Jam STIE YKPN - Wisnu Prajogo Pengaruh Pemediasian ......

yang diharapkan adalah adanya pengaruh signifikanX pada Y. Pada langkah kedua, peneliti perlu meregresiM sebagai variabel dependen dengan X sebagaivariabel independen. Hasil yang diharapkan adalahadanya pengaruh signifikan X pada M. Pada langkahketiga, peneliti perlu meregresi Y sebagai variabeldependen dengan M sebagai variabel independen.Hasil yang diharapkan adalah adanya pengaruhsignifikan M pada Y. Pada langkah keempat, penelitiperlu meregresi Y sebagai variabel dependen denganX dan M sebagai variabel independen. Hasil yangdiharapkan adalah pengaruh X akan hilang ataumelemah dibandingkan pada langkah pertama,sementara ada pengaruh signifikan M pada Y. Jika

pengaruh X pada Y hilang dan ada pengaruh signifikanM pada Y, berarti M merupakan pemediasi sempurna.Jika pengaruh X pada Y melemah dan ada pengaruhsignifikan M pada Y, berarti M merupakan pemediasiparsial (partial mediator).

Hasil Analisis Data

Pada langkah pertama, dilakukan analisis regresi denganorganizational citizenship behavior sebagai variabeldependen dengan kepemimpinan transformasionalsebagai variabel independen. Hasil regresi pertama inidapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2Regresi dengan Kepemimpinan Transformasional sebagai Variabel Independen

dan Organizational Citizenship Behavior sebagai Variabel Dependen

Coefficients(a)

Model Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients T Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 3.237 .244 13.251 .000 L .197 .068 .277 2.906 .004

Hasil regresi pada tabel 2 menunjukkan hasilyang diharapkan yaitu ada pengaruh signifikan yangsangat kuat (pada tingkat signifikansi 0,01)kepemimpinan transformasional pada organizationalcitizenship behavior. Dengan demikian diperolehdukungan bahwa kepemimpinan transformasional akan

mempengaruhi organizational citizenship behavior.Pada langkah kedua, dilakukan analisis regresi dengantrust sebagai variabel dependen dengan kepemimpinantransformasional sebagai variabel independen. Hasilregresi kedua ini dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3Regresi dengan Kepemimpinan Transformasional sebagai Variabel Independen

dan Trust sebagai Variabel Dependen

Coefficients(a)

Model Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 3.465 .256 13.536 .000 L .122 .071 .168 1.721 .088

Page 60: JAM Vol 16 No 1 April 2005.pdf

57

Jam STIE YKPN - Wisnu Prajogo Pengaruh Pemediasian ......

Hasil regresi pada tabel 3 menunjukkan hasilyang diharapkan yaitu ada pengaruh signifikan(walaupun pada tingkat signifikansi yang sangatlonggar 0,1) kepemimpinan transformasional pada trust.Dengan demikian diperoleh dukungan bahwakepemimpinan transformasional akan mempengaruhitrust.

Pada langkah ketiga, dilakukan analisis regresidengan organizational citizenship behavior sebagaivariabel dependen dengan trust sebagai variabelindependen. Hasil regresi ketiga ini dapat dilihat padatabel 4.

Tabel 4Regresi dengan Trust sebagai Variabel Independen dan Organizational Citizenship Behavior

sebagai Variabel Dependen

Coefficients(a)

Model Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 2.108 .334 6.313 .000 T .469 .085 .479 5.515 .000

Hasil regresi pada tabel 4 menunjukkan hasil yangdiharapkan yaitu ada pengaruh signifikan trust padaorganizational citizenship behavior. Dengan demikiandiperoleh dukungan bahwa trust akan mempengaruhiorganizational citizenship behavior.

Pada langkah keempat, dilakukan analisis regresidengan organizational citizenship behavior sebagaivariabel dependen dengan kepemimpinantransformasional dan trust sebagai variabelindependen. Hasil regresi keempat ini dapat dilihat padatabel 5.

Tabel 5Regresi dengan Kepemimpinan Transformasional dan Trust sebagai Variabel Independen

dan Organizational Citizenship Behavior sebagai Variabel Dependen

Coefficients(a)

Model Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 1.726 .365 4.727 .000 L .144 .062 .202 2.338 .021 T .436 .084 .445 5.161 .000

Hasil regresi pada tabel 5 menunjukkan hasilyang diharapkan yaitu setelah kepemimpinantransformasional dan trust dimasukkan secara bersama-sama sebagai variabel independen pada persamaanregresi, pengaruh kepemimpinan transformasional pada

organizational citizenship behavior yang semulasignifikan pada tingkat signifikansi 0,01 menjadimelemah pada tingkat signifikansi 0,05, sementara adadukungan dengan tingkat signifikansi yang sangatkuat (0,01) untuk pengaruh trust pada organizational

Page 61: JAM Vol 16 No 1 April 2005.pdf

58

Jam STIE YKPN - Wisnu Prajogo Pengaruh Pemediasian ......

citizenship behavior. Hal ini menunjukkan bahwa trustmerupakan pemediasi parsial (partial mediator) dalamhubungan kepemimpinan transformasional pada orga-nizational citizenship behavior. Sifat partial media-tor ini menunjukkan bahwa selain ada pengaruh tidaklangsung kepemimpinan transformasional pada orga-nizational citizenship behavior, pengaruh langsungkepemimpinan transformasional pada organizationalcitizenship behavior juga masih ada.

PEMBAHASAN

Temuan penelitian ini memberi kontribusi pada teorikepemimpinan dengan membuka sebagian dari “kotakhitam” dalam riset tentang pengaruh kepemimpinanpada kinerja. Dalam hal ini, penelitian ini menemukantrust sebagai variabel pemediasi dalam hubungan antarakepemimpinan transformasional dan kinerja yang padapenelitian ini diukur dengan extra-role performance.Dengan demikian, penelitian ini memberi dukunganpada konsep delayed effect of leadership yangmengemukakan bahwa kepemimpinan dapat memilikipengaruh tidak langsung pada kinerja.

Kepemimpinan transformasional merupakanusaha dalam membuat karyawan bekerja melebihipengharapan pemimpin (Bass, 1985). Hal ini berartisemakin tinggi seorang pemimpin bersifattransformasional, karyawan tidak hanya akan bekerjasesuai deskripsi kerjanya, tapi akan membuat karyawanmau melakukan lebih jauh lagi. Semakin tinggi tingkatkepemimpinan transformasional, karyawan akansemakin mau untuk saling mendukung sehingga kinerjayang diukur dengan organizational citizenship be-havior juga akan semakin baik.

Selain berpengaruh langsung pada organiza-tional citizenship behavior, kepemimpinan juga dapatmemiliki pengaruh tidak langsung pada organizationalcitizenship behavior dengan terlebih dahulumempengaruhi trust antarkaryawan. Hal ini berartikepemimpinan transformasional akan mempengaruhitrust terlebih dahulu, baru kemudian trust akanmempengaruhi organizational citizenship behavior.Dengan demikian, pemimpin perlu memahami bahwasifat transformasional yang diterapkannya dapatmembentuk trust antar karyawan, yang nantinya trust

akan membuat karyawan dapat saling membantudengan lebih baik, sehingga kinerja yang diukur denganorganizational citizenship behavior juga akan semakintinggi.

SIMPULAN, KELEMAHAN RISET, DAN SARANRISET MENDATANG

Simpulan

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pendapat yangmenyatakan bahwa trust akan memediasi pengaruhkepemimpinan transformasional pada organizationalcitizenship behavior. Hasil uji dengan pendekatanBaron dan Kenny (1986) memberi dukungan atas polahubungan kepemimpinan transformasional ® trust ®organizational citizenship behavior. Pola itumenunjukkan bahwa kepemimpinan transformasionaltidak secara langsung mempengaruhi organizationalcitizenship behavior, tetapi akan mempengaruhi trustterlebih dahulu, yang nantinya trust akanmempengaruhi organizational citizenship behavior.Bagaimanapun sifat partial mediation dari trust jugamenunjukkan masih adanya pengaruh langsungkepemimpinan transformasional pada organizationalcitizenship behavior, sehingga kepemimpinantransformasional memiliki dua macam pengaruh padaorganizational citizenship behavior yaitu pengaruhlangsung dan pengaruh tidak langsung.

Kelemahan dan Saran Riset Mendatang

Kelemahan klasik pada riset yang menggunakankuesioner adalah munculnya common method vari-ance yang sulit dihindari jika data diperoleh dari satusumber. Common method variance terjadi jikaresponden diminta memberi informasi tentang variabeldependen dan independen secara bersamaan. Hal inimenyebabkan responden cenderung akan mengisikuesener secara konsisten, sehingga hasil penelitianyang tidak menggambarkan kondisi yang riil, karenadata untuk variabel dependen dan independendiusahakan untuk konsisten oleh responden. Saranuntuk riset mendatang adalah perlunya penggunaandata kinerja non persepsi yaitu data kinerja berdasarkan

Page 62: JAM Vol 16 No 1 April 2005.pdf

59

Jam STIE YKPN - Wisnu Prajogo Pengaruh Pemediasian ......

evaluasi kinerja tahunan oleh perusahaan. Saran lainyang dapat diberikan adalah penggunaan multi-respon-dent (lebih dari satu responden) yang dapat dilakukandengan meminta karyawan mengukur persepsinya ataskepemimpinan dan meminta pemimpin mengukur kinerja

karyawannya. Kedua cara tersebut memang lebih sulituntuk dilakukan, tapi akan sangat bermanfaat dalammenghilangkan common method variance untukmembuat hasil riset menjadi lebih kuat.

DAFTAR BACAAN

Avolio, B.J., Waldman, D.A., & Einstein, W.O.1988. Transformational Leadership in aManagement Game Simulation. Group& Organization Studies, 13(1): 59-80.

Avolio, B.J., Howell, J.M., & Sosik, J.J. 1999. AFunny Thing Happended on The Wayto The Bottom Line: Humor as Modera-tor of Leadership Style Effects. Acad-emy of Management Journal, 42(2): 219-227.

Barling, J., Weber, T., & Kelloway, E.K. 1996.Effects of Transformational LeadershipTraining on Attitudinal and FinancialOutcomes: A Field Experiment. Journalof Applied Psychology, 81(6): 827-832.

Baron, R.M. & Kenny, D.A. 1986. The Modera-tor-Mediator Variable Distinction in So-cial Psychological Research: Concep-tual, Strategic, and Statistical Consider-ation. Journal of Personality and So-cial Psychology, 51: 1173-1182.

Bass, B.M. 1985. Leadership and PerformanceBeyond Expectation. New York: TheFree Press.

Bass, B.M. 1998. Transformational Leadership:Industrial, Military, and EducationalImpact. New Jersey: Lawrence ErlbaumAssociates Publishers.

Bass, B.M., & Avolio, B.J. 1994. Improving Or-ganization Effectiveness Through Trans-formational Leadership. London: SagePublishers.

Bass, B.M., Avolio, B.J., Jung, D.I., & Berson,Y. 2003. Predicting Unit Performance byAssessing Transformational and Trans-actional Leadership. Journal of AppliedPsychology, 2: 207-218.

Chua, A. 2002. The Influence of Social Interac-tion on Knowledge Creation. Journal ofIntellectual Capital, 3(4): 375-392.

Deluga, R.J. 1988. Relationship of Transforma-tional and Transactional Leadership withEmployee Influencing Strategy. Group& Organization Studies, 13(4): 456-467.

Dvir, T., Eden, D., Avolio, B.J. & Shamir, B. 2002.Impact of Transformational Leadershipon Follower Development and Perfor-mance: A Field Experiment. Academy ofManagement Journal, 45(4): 734-744.

Hater, J., & Bass, B.M. 1988. Superiors’ Evalua-tions and Subordinates’ Perception ofTransformational and TransactionalLeadership. Journal of Applied Psychol-ogy, 73(4): 695-702.

Howell, J.M., & Avolio, B.J. 1993. Transforma-tional Leadership, Transactional Lead-ership, Locus of Control, And Supportfor Innovation: Key Predictors of Con

Page 63: JAM Vol 16 No 1 April 2005.pdf

60

Jam STIE YKPN - Wisnu Prajogo Pengaruh Pemediasian ......

solidated-Business-Unit Performance.Journal of Applied Psychology, 78(6):891-902.

Jung, D.I. & Avolio, B.J. 2000. Opening theBlack Box: An Experimental Investiga-tion of the Mediating Effect of Trust andValue Congruence on Transformationaland Transactional Leadership. Journalof Organization Behavior, 21: 949-964.

Keller, R.T. 1992. Transformational Leadershipand The Performance of Research andDevelopment Project Groups. Journalof Management, 18(3): 489-501.

MacKenzie, S.B., Podsakoff, P.M., & Rich, G.A.2001. Transformational and Transac-tional Leadership and Sales Performance.Journal of the Academy of MarketingScience, 29(2): 115-134.

MacKenzie, S.B., Podsakoff, P.M., & Paine, J.B..1999. Do Citizenship Behaviors MatterMore for Managers Than for Sales-people. Journal of the Academy of Mar-keting Science, 27(4): 390-410.

Podsakoff, P.M., Todor, W.D., & Skov, R. 1982.Effecfts of Leader Contingent andNoncontingent Reward and PunishmentBehaviors on Subordinate Performanceand Satisfaction. Academy of Manage-ment Journal, 25: 810-821.

Politis, J.D. 2002. Transformational and Trans-actional leadership Enabling (Disabling)Knowledge Acquisition of Self-managedTeams: The Consequences for Perfor-mance. Leadership and OrganizationDevelopment Journal, 23(4): 186-197.

Waldman, D.A., Bass, B.M., & Yammarino, F.J.1990. Adding to Contingent RewardBehavior: The Augmenting Effect ofCharismatic Leadership. Group and Or-

ganization Studies, 15(4): 381-394.

Waldman, D.A., Ramirez, G.G., House, R.J., &Puranam, P. 2001. Does Leadership Mat-ter? CEO Leadership Attributes and Prof-itability Under Conditionas of PerceivedEnvironmental Uncertainty. Academy ofManagement Journal, 44(1): 134-143.

Wofford, J.C., Whittington , J.L., & Goodwin,V.L. 2001. Follower Motive Patterns asSituational Moderators for Transforma-tional Leadership Effectiveness. Jour-nal of Managerial Issue, 13(2): 196-211.

Yukl, G. 1989. Managerial Leadership: A Reviewof Theory and Research. Journal ofManagement, 15(2): 251-289.

Yukl, G. 1998. Leadership in Organizations.Fourth Edition. New Jersey: PrenticeHall.

Page 64: JAM Vol 16 No 1 April 2005.pdf

61

Jam STIE YKPN - Wisnu Prajogo Pengaruh Pemediasian ......

LAM

PIRA

N

Rise

t-rise

t ten

tang

Pen

garu

h K

epem

impi

nan

pada

Kin

erja

Page 65: JAM Vol 16 No 1 April 2005.pdf

62

Jam STIE YKPN - Wisnu Prajogo Pengaruh Pemediasian ......

Page 66: JAM Vol 16 No 1 April 2005.pdf

63

Jam STIE YKPN - Wisnu Prajogo Pengaruh Pemediasian ......

Page 67: JAM Vol 16 No 1 April 2005.pdf

64

Jam STIE YKPN - Wisnu Prajogo Pengaruh Pemediasian ......

Page 68: JAM Vol 16 No 1 April 2005.pdf

65

Jam STIE YKPN - Wisnu Prajogo Pengaruh Pemediasian ......

Page 69: JAM Vol 16 No 1 April 2005.pdf

67

Jam STIE YKPN - Sri Wahyuni dan Sri Suryaningsum Pengaruh Motivasi ......

ANALISIS PENGARUH TEKANAN KETAATANTERHADAP JUDGMENT AUDITOR

Hansiadi Yuli Hartanto1)

Indra Wijaya Kusuma2)

PENGARUH MOTIVASI TERHADAPMINAT MAHASISWA AKUNTANSI UNTUK MENGIKUTI

PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI (PPA)***

Sri Wahyuni Widiastuti *)

Sri Suryaningsum **)

*) Dra. Sri Wahyuni Widiastuti, M.Sc. dan **) Dra. Sri Suryaningrum adalah Dosen Tetap Fakultas Ekonomi UPN“Veteran” Yogyakarta.

***) Artikel ini telah dipresentasikan pada Simposium Nasional Akuntan (SNA) di Universitas Udayana, Bali tanggal2-3 Desember 2004

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan mengetahui apakah motivasimempengaruhi mahasiswa akuntansi untuk mengikutiPPA dan untuk mengetahui apakah ada perbedaanminat antara mahasiswa tingkat awal dan mahasiswatingkat akhir untuk mengikuti PPA. Ada lima hipotesisyang diajukan, hipotesis pertama sampai empat diujidengan regresi sedangkan hipotesis kelima diuji dengant-test dari dua kelompok sampel saling bebas (inde-pendent t-test) dengan tingkat kepercayaan 95% (a =0.05).

Hasil penelitian ini mempunyai beberapaimplikasi untuk berbagai pihak yang terkait dengan PPA.Berdasarkan temuan yang diperoleh pada penelitianini, variabel motivasi karir merupakan faktor yang pal-ing signifikan mempengaruhi minat mahasiswa untukmengikuti PPA, sedangkan untuk motivasi kualitas danmotivasi ekonomi tidak signifikan mempengaruhi minatuntuk mengikuti PPA, padahal PPA diselenggarakan

dengan tujuan untuk dapat meningkatkan kualitasseorang akuntan yang menguasai dan mempunyaikeahlian dalam bidang akuntansi dan juga dapatmeningkatkan pendapatan seseorang pada saat bekerjakarena dianggap bahwa setelah lulus PPA seseorangdapat bekerja di kantor akuntan publik yang diharapkandapat menghasilkan pendapatan yang banyak. Adaperbedaan minat antara mahasisiwa tingkat awal danmahasiswa tingkat akhir. Hal ini disebabkan karenamahasiswa tingkat awal masih belum mengenal ataumemahami arti penting PPA dan apa yang akandidapatkan dari mengikuti PPA, sedangkan mahasiswatingkat akhir telah mengerti tentang PPA sehinggamempengaruhi minat untuk mengikuti PPA, walaupunsebetulnya hal ini tidak perlu terjadi jika seandainyawaktu menempuh matakuliah Akuntansi Pengantarsudah dikenalkan dengan profesi akuntan.

Kata kunci: motivasi, Pendidikan Profesi Akuntan,minat.

Volume XVITahun 1April 2005Hal. 67-77

Page 70: JAM Vol 16 No 1 April 2005.pdf

68

Jam STIE YKPN - Sri Wahyuni dan Sri Suryaningsum Pengaruh Motivasi ......

PENDAHULUAN

Sundem (1993) dalam Machfoed (1998: 110)mengkhawatirkan tentang ketidakjelasan industriakuntansi yang dihasilkan oleh pendidikan tinggiakuntansi. Menurut Sundem, pendidikan akuntansiharus menghasilkan akuntan yang profesional sejalandengan perkembangan kebutuhan akan jasa akuntansipada abad mendatang. Pendidikan tinggi akuntansiyang tidak menghasilkan seorang profesionalismasebagai akuntan tidak akan laku di pasaran tenaga kerja.Keraguan terhadap keandalan pendidikan tinggiakuntansi dalam menghasilkan tenaga akuntan yangprofesional yang dikemukakan oleh Foo (1928) dalamMachfoed (1998: 111) yang mendeteksi pendidikantinggi di Indonesia dan Singapura tentang prosespembentukan akuntan di dua negara tersebut. Di Indo-nesia, menurut Foo (1928) dalam Machfoed (1998),proses pendidikan akuntansi menghasilkan akuntanyang diskriminatif dan tidak profesional. Gelar akuntandiberikan secara diskriminatif oleh perguruan tinggitertentu. Hal ini didasarkan Undang-Undang No. 34tahun 1954 yang menyatakan bahwa gelar akuntandiberikan kepada lulusan perguruan tinggi negeri yangditunjuk pemerintah dan atau perguruan tinggi negeridan swasta yang memenuhi syarat untuk menghasilkanakuntan atas proses pendidikannya. Adanya undang-undang ini, pada awalnya maka bagi perguruan tinggiseperti Universitas Gadjah Mada, Universitas Indone-sia, Universitas Sumatera Utara, Universitas Airlangga,Universitas Padjajaran, Universitas Brawijaya, danSTAN akan menghasilkan akuntan secara otomatis.Perguruan tinggi lainnya harus menempuh dua jalur,yaitu:1. Untuk menghasilkan akuntan beregister, maka

mereka (mahasiswa/alumni) harus menempuh ujiannegara yang disebut Ujian Negara Akuntansi(UNA).

2. Perguruaan tinggi tersebut harus memenuhi syaratuntuk memperoleh persamaan dari pemerintah(Depdekbud pada waktu itu, sekarang Depdiknas)untuk memperoleh hak memberi gelar akuntan.

Menurut Machfoed (1998: 111), prosesperolehan gelar akuntan yang bersifat diskriminatiftersebut mempunyai dua kelemahan, yaitu timbulnyadiskriminasi pemberian gelar akuntan dan tidakmeratanya tingkat profesionalisma para akuntan di

pasaran tenaga kerja. Alasan inilah yang menyebabkanprofesi (Ikatan Akuntan Indonesia/IAI) danDepartemen Pendidikan dan Kebudayaan melalui DirjenDikti merasa perlu meninjau kembali peraturan yangberlaku untuk menghasilkan akuntan yang profesional.Melalui Surat Keputusan Menteri Pendidikan NasionalNomor. 179/U/2001 tentang penyelenggaraanPendidikan Profesi Akuntan (PPA), dan SuratKeputusan Mendiknas No. 180/P/2001 tentangpengangkatan panitia ahli persamaan ijazah akuntan,serta dengan ditandatanganinya Nota Kesepahaman(MoU) pada tanggal 28 Maret 2002, antara IkatanAkuntan Indonesia (IAI) dengan Dirjen Dikti Depdiknasatas pelaksanaan Pendidikan Profesi Akuntan, akhirnyapendidikan profesi akuntan di Indonesia dapatterealisasi setelah sekian lama ditunggu oleh berbagaikalangan khususnya para penyelenggara pendidikanakuntansi yang lulusannya tidak secara otomatismendapatkan sebutan akuntan.

Dengan dikeluarkannya kedua surat keputusantersebut, pendidikan akuntansi di Indonesia secararesmi memiliki pendidikan berbasis profesi. Selama inipendidikan akuntansi hanya menitikberatkan padaaspek akademis sehingga aspek pendidikan profesiyang juga sangat penting terkesan tidak mendapatperhatian dalam Samiaji (2004). PPA sudah mulaidijalankan sejak September 2002. Dengan dimulainyapelaksanaan Pendidikan Profesi Akuntan (PPA) makagelar akuntan bukan lagi monopoli Perguruan TinggiNegeri (PTN) tertentu yang diberi hak istimewa olehDepdiknas. Dengan demikian, para akuntan diharapkanpada masa mendatang khususnya dalam era globalisasiekonomi abad 21 akan menjadi akuntan yangprofesional dan siap menghadapi persaingan globaldengan akuntan belahan dunia lain. Penelitian inidimotivasi oleh penelitian Machfoed (1998) dan Samiaji(2004), namun demikian penelitian ini berbeda denganpenelitian terdahulu dalam beberapa hal, antara lainpada penelitian Machfoed (1998), meneliti survei minatmahasiswa untuk mengikuti USAP. Samiaji (2004),meneliti faktor yang mempengaruhi untuk mengikutiPPA, sedangkan pada peneliti ini yang diteliti adalahpengaruh motivasi terhadap minat untuk mengikutiPPA.

Pada penelitian Samiaji (2004), meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi mahasiswa untuk mengikutiPPA yaitu motivasi karir, motivasi ekonomi, motivasi

Page 71: JAM Vol 16 No 1 April 2005.pdf

69

Jam STIE YKPN - Sri Wahyuni dan Sri Suryaningsum Pengaruh Motivasi ......

kualitas, dan materi pendidikan, sedangkan padapenelitian ini yang diteliti adalah pengaruh motivasisecara umum dan motivasi secara khusus yaitu motivasikarir, motivasi ekonomi, dan motivasi kualitas yangmempengaruhi terhadap minat mahasiswa untukmengikuti PPA. Samiaji (2004) meneliti mahasiswaakuntansi di empat universitas yaitu UGM, STIE YKPNYogyakarta, UAJY, dan UPN “Veteran” Yogyakarta,sedangkan pada penelitian ini meneliti mahasiswaakuntansi di enam universitas yaitu UGM, UII, UAJY,STIE YKPN Yogyakarta, UPN “Veteran” Yogyakarta,dan USD sehingga sampel yang diteliti lebih luas.Penelitian Samiaji (2004) juga meneliti ada tidaknyaperbedaan minat antara mahasiwa PTN dan PTS,sedang penelitian ini meneliti ada tidaknya perbedaanminat antara mahasiswa tingkat awal dan mahasiswatingkat akhir, sehingga diharapkan mahasiswaakuntansi tingkat awal maupun tingkat akhir memilikiminat untuk mengikuti PPA. Sehubungan dengan halini maka masalah yang dirumuskan dalam penelitian iniadalah apakah motivasi mempengaruhi minatmahasiswa akuntansi untuk mengikuti PPA.

RERANGKA TEORETIS DAN PENGEMBANGANHIPOTESIS

Analisis mengenai motivasi mahasiswa untuk mengikutiPPA menunjukkan bahwa motivasi kemungkinan besarberperan dalam menentukan minat seorang mahasiswauntuk mengikuti PPA. Pendidikan Profesi Akuntansipenting bagi mahasiswa jurusan akuntansi sebab PPAdapat memberikan kontribusi untuk menjadi seorangakuntan yang profesional. Mengingat pentingnya PPAbagi mahasiswa akuntansi maka diperlukan motivasidari dalam diri mahasiswa terhadap minat untukmengikuti PPA. Motivasi atau dorongan merupakangerak jiwa dan jasmani untuk berbuat sehingga motivasitersebut merupakan suatu tenaga yang menggerakkanmahasiswa untuk berminat mengikuti PPA, yangdiharapkan dapat mencapai tujuan yang diinginkanahasiswa tersebut.

Dalam hal ini penulis akan melihat pengaruhmotivasi terhadap minat mahasiswa untuk mengikutiPPA dengan menyusun hipotesis sebagai berikut:

Ho1: Motivasi berpengaruh terhadap minatmahasiswa untuk mengikuti PPA.

Banyak penelitian yang telah dilakukan untukmengetahui kualitas lulusan jurusan akuntansi. Salahsatunya adalah Yusuf dalam Effendi (2000) yangdiadaptasi oleh Samiaji (2004) yang menyatakan bahwamutu lulusan dari penerapan kurikulum program S-1jurusan akuntansi yang berlaku selama ini seringdipertanyakan, lebih-lebih jika bekerja atau membukakantor akuntan publik. Kemampuan lulusan padaumumnya dipandang kurang memadai. Farichah (1996)dalam Samiaji (2004) melakukan penelitian untukmengetahui persepsi akuntan dan pemakai jasaakuntansi terhadap Ujian Sertifikasi Akuntan Publik(USAP). Akuntan yang berpartisipasi dalampenelitiannya adalah akuntan publik, akuntan pendidik,akuntan manajemen, dan akuntan pemerintah.Sedangkan pemakai jasa akuntansi yang berpartisipasiadalah pialang saham dan analisis kredit. Hasilpenelitian tersebut menunjukkan bahwa kecakapanteknis yang dimiliki oleh calon akuntan publik belummerata.

Dalam penelitiannya, Effendi (2000) dalamSamiaji (2004) mencoba untuk mengetahui persepsimahasiswa, akuntan, dan pemakai jasa akuntansiterhadap program PPA yang meliputi kualitas lulusanS-1 akuntansi, materi, dan manfaat pendidikan. Ketigaresponden mempunyai persepsi bahwa kualitas lulusanS-1 akuntansi sudah berkualitas, dalam hal ini pemakaijasa akuntansi mempunyai persepsi yang paling baiktentang kualitas lulusan akuntansi. Elemen kualitas ataukompetensi merupakan hal yang sangat diperhatikandalam profesi akuntansi, khususnya profesi akuntanpublik. Bahkan elemen ini dimasukkan dalam StandarAudit. Standar umum audit pertama menyatakan bahwa:“Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebihyang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yangcukup sebagai seorang auditor”.

Hal ini berarti bahwa dalam melaksanakan audituntuk sampai pada pernyataan pendapat, auditor harussenantiasa bertindak sebagai seorang ahli dalam bidangakuntansi dan bidang auditing. Pencapaian keahliantersebut dimulai dengan pendidikan formalnya (tingkatuniversitas) yang diperluas melalui pengalaman-pengalaman selanjutnya dalam praktik audit. Untukmemenuhi persyaratan sebagai seorang profesional,auditor harus menjalani pelatihan teknis yang cukup.Pelatihan ini harus mencakup aspek teknis maupunpendidikan secara umum (Yusuf, 2001) dalam Samiaji

Page 72: JAM Vol 16 No 1 April 2005.pdf

70

Jam STIE YKPN - Sri Wahyuni dan Sri Suryaningsum Pengaruh Motivasi ......

(2004). Munawir (1999) dalam Samiaji (2004)menyatakan bahwa kompetensi auditor oleh tiga faktorberikut: (1) pendidikan formal tingkat universitas, (2)pelatihan teknis dan pengalaman dalam bidang audit-ing, dan (3) pendidikan profesional yang berkelanjutan(continuing professional education) selama menjalanikarir sebagai auditor. Seorang auditor juga harusmenguasai ilmu pengetahuan yang lain seperti ekonomiperusahaan, ekonomi moneter, manajemen perusahaan,pemasaran, hukum dagang, hukum pajak, akuntansibiaya, sistem akuntansi, statistik, pembelanjaan dananalisis keuangan, bahasa inggris, pengendalian, dansebagainya. Hubungan yang erat antara tingkatpendidikan dan kinerja akuntan publik pernah ditelitioleh Thomas, Davis, dan Seaman (1998) dalam Samiaji(2004) yang melakukan penelitian untuk mengetahuihubungan antara hasil review kualitas (quality review,QR), tingkat pendidikan profesional yang berkelanjutan(continuing professional education, CPE),pengamalan, dan kualitas kinerja praktik akuntan publik.Penelitian tersebut menunjukkan bahwa adanyahubungan yang kuat antara hasil QR yang buruk,tingkat CPE yang rendah, tingkat pengalamanprofesional yang rendah, dengan pelanggaran etikaterhadap praktik di bawah standar oleh akuntan publik.

Berdasarkan penjelasan di atas dapatdisimpulkan bahwa motivasi kualitas sebagai doronganyang timbul dalam diri seseorang untuk memiliki danmeningkatkan kualitas diri dan kemampuannya dalambidang yang ditekuninya sehingga dapat melaksanakantugas dengan baik dan benar. Berdasarkan uraian diatas mengenai kualitas calon akuntan maka dapatdiajukan hipotesis sebagai berikut:

Ha2: Motivasi kualitas mempengaruhi minatmahasiswa akuntansi untuk mengikuti PPA.

Menurut Hall (1986) dalam Samiaji (2004) karirdapat diartikan sebagai rangkaian sikap dan perilakuyang berhubungan dengan perjalanan kerja seseorangsepanjang kehidupan kerjanya. Karir juga dipandangsebagai rangkaian “promosi” atau tranfer lateral untukmemperoleh pekerjaan yang mempunyai bebantanggung jawab lebih tinggi/penempatan posisi yanglebih baik dalam hirarki pekerjaan seseorang sepanjangkehidupan kerjanya (Cascio dan Awad, 1981). Karir jugadapat didefenisikan sebagai semua pekerjaan yang

dimiliki seseorang sepanjang kehidupan kerjanya(Werther dan Davis, 1996) dalam Samiaji (2004). Gittmandan McDaniel (1995) dalam Latief (2001) yangdiadaptasi oleh Samiaji (2004) mengemukakan bahwakeefektifan suatu karir tidak hanya ditentukan olehindividu saja tetapi juga oleh organisasi itu sendiri yangterlihat dalam empat tahapan karir yaitu:a. Entry merupakan tahap awal pada saat seseorang

memasuki suatu lapangan pekerjaan/organisasi.b. Tahap pengembangan keahlian dan teknis.c. Midcareer years yaitu suatu tahap dimana

seseorang mengalami kesuksesan dan peningkatankinerja.

d. Late career merupakan suatu tahap dimana kinerjaseseorang sudah stabil.

Instituisi pendidikan mempunyai pengaruhbesar terhadap perkembangan karir seorang akuntan.Siegel, Blank, dan Rigsby (1991) dalam Samiaji (2004)melakukan penelitian untuk mengetahui hubunganantara struktur organisasi institusi pendidikanakuntansi dengan perkembangan profesionalselanjutnya bagi para auditor. Penelitian tersebutmenunjukkan bahwa struktur organisasi mempunyaipengaruh signifikan terhadap perkembangan profesiselanjutnya para auditor. Auditor yang mempunyai latarbelakang pendidikan profesional akuntansimembutuhkan lebih sedikit waktu untuk dipromosikanmenjadi auditor senior dan atau manajer. Berdasarkansurvei yang dilakukan oleh Accounting Principals, anakperusahaan dari Professional Services,Inc.,Jancksonville, Florida terhadap 230 perusahaan diAmerika Serikat, 70% profesional dalam bidangakuntansi dan keuangan menyatakan bahwa alasanutama dalam pemilihan karir mereka adalah karenaadanya kesempatan promosi.

Penelitian tentang faktor-faktor yangmempengaruhi pilihan karir para akuntan, pengacara,insinyur, dan ahli fisika pernah dilakukan Paolillo danEstes pada tahun 1982. Penelitian tersebutmenunjukkan bahwa 25 persen akuntan memilih karirprofesi mereka sebelum memasuki perguruan tinggi dan40,3 persen memutuskan memilih profesi tersebutsetelah mereka masuk pada tahun pertama dan kedua,sedangkan 74,4 persen insinyur teknik dan 64,2 persenahli fisika memilih karir mereka sebelum memasukiperguruan tinggi (Paolillo dan Estes, 1982) dalamSamiaji (2004). Wambsganss dan Kennet (1995) dalam

Page 73: JAM Vol 16 No 1 April 2005.pdf

71

Jam STIE YKPN - Sri Wahyuni dan Sri Suryaningsum Pengaruh Motivasi ......

Samiaji (2004) menyatakan bahwa sebagian besarmahasiswa jurusan akuntansi adalah pragmatis danmemilih jurusan akuntansi karena adanya kesempatankarir yang luas di bidang akuntansi. Berdasarkanpenjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasikarir adalah dorongan yang timbul dalam diri seseoranguntuk meningkatkan kemampuan pribadinya dalamrangka mencapai kedudukan, jabatan, atau karir yanglebih baik dari sebelumnya. Berdasarkan uraianmengenai karir tersebut, maka dapat diajukan hipotesissebagai berikut:

Ha3: Motivasi karir mempengaruhi minat mahasiswauntuk mengikuti PPA.

Penghargaan finansial merupakan salah satubentuk sistem pengendalian manajemen. Untukmemastikan bahwa segenap elemen karyawan dapatmengarahkan tindakannya terhadap pencapaian tujuanperusahaan, maka manajemen memberikan balas jasaatau reward dalam berbagai bentuk, termasuk didalamnya financial reward atau penghargaan finansial(Samiaji, 2004).

Masing-masing perusahaan dapat menetapkanberbagai kebijakan yang berbeda berkaitan denganpenghargaan finansial yang akan diberikan kepadakaryawan. Secara umum penghargaan finansial terdiriatas penghargaan langsung dan tidak langsung.Penghargaan langsung dapat berupa pembayaran upahdasar atau gaji pokok, overtime atau gaji lembur,pembayaran untuk hari libur, pembagian laba (profitsharing), opsi saham, dan berbagai bentuk bonusberdasarkan kinerja lainnya. Sedangkan penghargaantidak langsung meliputi asuransi, pembayaran liburan,tunjangan biaya sakit, program pensiun, dan berbagaimanfaat lainnya (Siegel dan Marconi, 1989) dalamSamiaji (2004). Carpenter dan Strawser (1970) dalamSamiaji (2004) melakukan penelitian untuk mengetahuikriteria mahasiswa jurusan akuntansi pada tingkat akhirdi Pennsylvania State University dalam memilih karir.Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa sifatpekerjaan, kesempatan promosi, dan gaji awalmerupakan tiga karakter terpenting dalam pemilihankarir diantara 11 faktor pekerjaan. Sedangkan Albrechtdan Sack (2000) dalam Samiaji (2004), menyatakanbahwa salah satu penyebab menurunnya jumlahmahasiswa akuntansi selama kurun waktu 1995 hingga

1999 yang mencapai 23% adalah akibat lebih rendahnyagaji awal pada profesi jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.

Berdasarkan penjelasan tersebut, motivasiekonomi adalah suatu dorongan yang timbul dalam diriseseorang untuk meningkatkan kemampuan pribadinyadalam rangka untuk mencapai penghargaan finansialyang diinginkan. Secara umum penghargaan finansialterdiri atas penghargaan langsung dan penghargaantidak langsung. Berdasarkan uraian di atas mengenaipenghargaan finansial dari pekerjaan maka dapatdiajukan hipotesis sebagai berikut:

Ha4: Motivasi ekonomi mempengaruhi minatmahasiswa akuntansi untuk mengikuti PPA.

Dalam penelitian yang dilakukan Bambang(2004) tentang faktor yang mempengaruhi minatmahasiswa untuk mengikuti PPA, diketahui bahwa karirdan materi PPA merupakan faktor yang paling pentingdalam mengikuti PPA. Hasil penelitian tersebutmenunjukkan bahwa minat mahasisiwa PTN lebihrendah dibandingkan minat mahasiswa PTS. Untukmembedakan penelitian ini dengan penelitian Bambangmaka peneliti mencoba untuk meneliti ada tidaknyaperbedaan minat antara mahasiswa tingkat awal danmahasiswa tingkat akhir untuk mengikuti PPA, yangdiasumsikan bahwa mahasiswa tingkat awal belummengerti arti PPA dan apa yang akan didapatkan darimengikuti PPA sedangkan mahasiswa tingkat akhirtelah mengerti dan memahami PPA, maka dapat diajukanhipotesis sebagai berikut:

Ha5: Ada perbedaan signifikan antara mahasiswatingkat awal dan mahasiswa tingkat akhirterhadap minat untuk mengikuti PPA.

METODA PENELITIAN

Sampel Penelitian

Kuesioner disebarkan sebanyak 520 eksemplar di enamperguruan tinggi yaitu UPN, STIE YKPN Yogyakarta,UII, UAJY, USD, dan UGM. Total kuesioner yang kembaliadalah 403 eksemplar atau sebesar 77.5%. Berdasarkanseluruh kuesioner yang kembali, sebanyak 106eksemplar atau sebesar 20.4% kuesioner tidak dapat

Page 74: JAM Vol 16 No 1 April 2005.pdf

72

Jam STIE YKPN - Sri Wahyuni dan Sri Suryaningsum Pengaruh Motivasi ......

diolah karena jawaban responden yang tidak lengkap.Total kuesioner yang dapat diuji lebih lanjut sebanyak297 eksemplar atau sebesar 57.1%.

Demografi Responden

Berdasarkan 297 responden yang berpartisipasi dalampenelitian ini, sebanyak 161 responden (54,2%) adalahpria dan 136 responden (45,8%) adalah wanita.Perbandingan jumlah responden pria dan wanita dalampenelitian ini tidak begitu jauh berbeda. Sebagian besarresponden memiliki IPK di antara 2.51-3.00 (sebanyak163 orang atau 54,9%). Umur responden dikelompokkanatas 18-20 tahun (43,4%) dan 21-24 tahun (56,6%).Semua responden diambil dari jurusan akuntansisebanyak 297 mahasiswa yang berasal dari enamperguruan tinggi di Yogyakarta yaitu UPN (24,6%), UII(16,5%), UAJ (17,5%), STIE YKPN Yogyakarta (15,5%),Sanata Dharma (12,1%) dan UGM (13,8%). Berdasarkan297 responden, sebanyak 63 orang atau 21,2% adalahangkatan 2003, sedangkan 66 orang atau 22,2% adalahangkatan 2002, sisanya sebanyak 168 orang atau 56,6%dari angkatan 2001-1999. Pekerjaan orang tua respondensebagian besar adalah pegawai negeri/TNI/Polri yaitusebanyak 194 orang atau 65.3%, sedangkan sisanyaadalah pegawai negeri/BUMN, petani, wiraswasta, danlain-lain. Pendapatan orang tua responden sebagianbesar berkisar Rp 1.000.000,00-Rp.2.000.000,00.

Uji Validitas

Pengujian validitas dilakukan terhadap kuesioner yangdigunakan untuk mengukur variabel motivasi dan minatdengan melihat nilai korelasi item dengan skor totalseluruh item, karena data penelitian menggunakanskala likert maka digunakan metoda pearson correla-tion dengan bantuan alat ukur SPSS 11.00 For Win-dows. Nilai probabilitas yang digunakan untukmenerima atau menolak signifikansi korelasi itemvariabel dengan skor total adalah 0,05. Jika nilaisignifikansi item lebih besar daripada probabilitasnya,maka item tersebut tidak valid. Setelah dilakukanpengujian validitas terhadap motivasi dan minatternyata tidak ada pertanyaan yang harus dikeluarkandalam analisis, karena kuesioner yang diuji telahmemenuhi tingkat signifikansi sebesar 0.05.

Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas untuk motivasi menghasilkan totalCronbach Alpha (a) sebesar 0.7312 dan untuk minatmenghasilkan total Cronbach Alpha (a) sebesar 0.7507.Hal ini menunjukkan bahwa kuesioner cukup andalkarena nilai Cronbach Alpha (a) > 0.6 (Nunnally, 1969dalam Ghozali, 2001), apabila digunakan untukmengukur kembali objek yang sama, hasil yangditunjukkan relatif tidak berbeda.

Definisi Operasional

Motivasi sering kali diartikan sebagai dorongan.Dorongan atau tenaga tersebut merupakan gerak jiwadan jasmani untuk berbuat sehingga motivasi tersebutmerupakan suatu tenaga yang menggerakkan manusiauntuk bertingkah laku didalam perbuatannya itumempunyai tujuan tertentu. Pada penelitian ini motivasiyang menjadi variabel independen yaitu:1. Motivasi karir. Dorongan yang timbul dari dalam

diri seseorang untuk meningkatkan kemampuanpribadinya dalam rangka mencapai karir yang lebihbaik dari sebelumnya.

2. Motivasi kualitas. Dorongan yang timbul dari dalamdiri seseorang untuk memiliki dan meningkatkankualitas atau kemampuannya dalam melaksanakantugasnya dengan baik dan benar.

3. Motivasi ekonomi. Suatu dorongan yang timbuldalam diri seseorang untuk meningkatkankemampuan pribadinya dalam rangka untukmencapai penghargaan finansial yang diinginkan.Secara umum penghargaan finansial terdiri ataspenghargaan langsung dan penghargaan tidaklangsung.

Dalam penelitian ini yang menjadi variabeldependen adalah minat mahasiswa akuntansi untukmengikuti PPA. Minat adalah keinginan yang didorongoleh suatu keinginan, setelah melihat, mengamati,membandingkan, dan mempertimbangkan dengankebutuhan yang diinginkannya. Minat itu sendiridiharapkan dapat merefleksikan mahasiswa di masayang akan datang. Beberapa hal yang perlu di perhatikanpada variabel minat ini adalah:a. Minat dianggap sebagai perantara faktor-faktor

motivasional yang mempunyai dampak pada suatuperilaku.

Page 75: JAM Vol 16 No 1 April 2005.pdf

73

Jam STIE YKPN - Sri Wahyuni dan Sri Suryaningsum Pengaruh Motivasi ......

b. Minat menunjukkan seberapa keras seseorangberani mencoba.

c. Minat menunjukkan seberapa banyak upaya yangdirencanakan seseorang untuk dilakukan.

Uji Asumsi Klasik

Berikut disajikan ringkasan hasil uji asumsi klasik dalampenelitian ini, yaitu autokorelasi, normalitas,heteroskedastisitas, dan multikolinieritas.

Autokorelasi.Hasil pengujian melalui Durbin-Watson menunjukkanbahwa untuk variabel motivasi kualitas, motivasi karir,dan motivasi ekonomi dapat dipastikan tidak terjadiautokorelasi. Hal ini dapat dibuktikan dengan koefisienDW sebesar 1.682 yang terletak antara 1,66 (dl) sampaidengan 2,34 (du).

Normalitas.Hasil tes normalitas dengan normal probability plotdari residual value menunjukkan bahwa nilai sebarandata terletak di sekitar garis diagonal, sertapenyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Inimenunjukkan bahwa model regresi layak dipakai karenamemenuhi asumsi normalitas.

Heteroskedastisitas.Hasil plot pengujian ini menunjukkan bahwa di sekitarangka nol pada sumbu y dan tidak membentuk suatupola atau trend tertentu. Hal ini dapat disimpulkanbahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada modelregresi, sehingga model regresi layak dipakai.

Multikolinearitas.Multikolinieritas terindikasi apabila terdapathubungan linier antara variabel–variabel independendalam model regresi. Berdasarkan hasil olah datamenunjukkan bahwa nilai VIF semua variabelindependen di bawah 10 dan nilai tolerance di atas 0,1.Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi hubunganlinier antara variabel independen dalam model regresi.

Alat Analisis DataSetelah dilakukan pengujian data yang meliputipengujian validitas dan reliabilitas maka langkahselanjutnya adalah melakukan pengujian hipotesispertama hingga keempat dengan menggunakan analisisregresi linier berganda dengan persamaan sebagaiberikut:

eY +++−= 321 004867.0402.0002936.0042.2 χχχ

Dengan Y adalah minat mahasiswa; adalahmotivasi kualitas; adalah motivasi karir; adalahmotivasi ekonomi; adalah konstanta; adalahkoefisien regresi; dan e adalah faktor pengganggu diluar model.

Independent Test

Setelah hipotesis pertama hingga keempat diuji makahipotesis yang kelima adalah dengan uji beda antaradua nilai tengah dari dua kelompok sampel saling bebas(independent t-test) dengan tingkat kepercayaan 95%(a = 0.05).

ANALISIS HASIL PENELITIAN

Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif untuk variabel motivasi kualitas (),variabel motivasi karir (), variabel motivasi ekonomi ()diperoleh nilai mean yang tidak berbeda jauh, demikianjuga dengan nilai minimum dan nilai maksimum. Nilaimean terbesar terdapat pada variabel motivasi ekonomi() sebesar 3,8017 yang menunjukkan bahwa hal dominanyang mempengaruhi minat mahasiswa akuntansi untukmengikuti PPA adalah variabel motivasi ekonomi,sedangkan skor maksimum diperoleh 5.00 dan skor mini-mum 1.00. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rataresponden mampu mengerjakan hampir semua soalyang ada tetapi ada juga responden yang tidak bisamenjawab setengah dari soal yang ada.

χ1

χ

3

χ

2

β 0 βι

Page 76: JAM Vol 16 No 1 April 2005.pdf

74

Jam STIE YKPN - Sri Wahyuni dan Sri Suryaningsum Pengaruh Motivasi ......

Hasil Pengujian Hipotesis

Berdasarkan hasil olah data tabel 1 berikut ini diperolehpersamaan regresi sebagai berikut:Dalam hal ini:Y = Minat mahasiswa mengikuti PPA 1 = Motivasi karir 2 = Motivasi kualitas 3 = Motivasi ekonomi

Untuk mengetahui pengaruh secara serentakatau keseluruhan (over all test ratio) variabel bebas ()terhadap variabel terikat () digunakan analisis nilai yangdiperoleh dalam penelitian ini pada level of significant() = 0,05 adalah 12.451 sementara adalah 2.6354. Jadi <yang berarti bahwa Ho1 dapat ditolak atau variabelindependen mempengaruhi variabel dependen. Dengandemikian, dapat dikatakan besarnya minat mahasiswaakuntansi untuk mengikuti PPA dipengaruhi olehmotivasi.

Tabel 1Analisis Pengaruh Motivasi Terhadap

Minat Mahasiswa Akuntansi Untuk Mengikuti PPA

Tabel 2Hasil Uji T-Test

χχχ

Page 77: JAM Vol 16 No 1 April 2005.pdf

75

Jam STIE YKPN - Sri Wahyuni dan Sri Suryaningsum Pengaruh Motivasi ......

Berdasarkan persamaan di atas dapat dijelaskanbahwa, koefisien dan variabel motivasi kualitas adalah= -0.002936 yang berarti setiap kenaikan variabelmotivasi kualitas sebesar 1 maka minat mahasiswaakuntansi untuk mengikuti PPA akan turun sebesar0.2936% dengan asumsi variabel yang lain tetap.Motivasi kualitas secara parsial mempunyai nilai sig.t= -0.330. Ini berarti secara parsial variabel motivasikualitas () tidak berpengaruh secara signifikan terhadapminat mahasiswa akuntansi () pada = 0,05 sehinggaHo2 tidak dapat ditolak. Hal ini dapat disebabkankarena tidak adanya dorongan yang ada dalam dirimahasiswa untuk memiliki kualitas yang lebih baik, inidapat terjadi apabila faktor lingkungan dan keluargayang tidak mendukung agar mahasiswa tersebut untukdapat memiliki kualitas yang lebih baik lagi.

Variabel motivasi karir () menghasilkan koefisien= 0.402 yang berarti setiap kenaikan variabel motivasikarir sebesar 1 maka minat mahasiswa akuntansi akannaik sebesar 40.2% dengan asumsi variabel yang laintetap. Variabel motivasi karir secara parsial mempunyaisig.t = 4.224. Hal ini berarti bahwa secara parsial variabelmotivasi karir () berpengaruh secara signifikan terhadapminat mahasiswa akuntansi () pada level of significant0,05 atau Ho3 dapat ditolak. Hal ini mungkin sajadisebabkan karena mahasiswa beranggapan bahwa kariryang semakin tinggi lebih penting daripada kualitasdan ekonomi atau penghargaan finansial sehinggamampu mendorong mahasiswa untuk mengikuti PPAagar dapat mencapai kedudukan yang lebih tinggi didalam pekerjaannya.

Variabel motivasi ekonomi () memiliki koefisien= 0.004867 yang berarti setiap kenaikan variabel motivasiekonomi sebesar 1 maka minat mahasiswa akuntansiuntuk mengikuti PPA akan naik sebesar 0.4867% denganasumsi variabel yang lain tetap. Variabel motivasiekonomi secara parsial mempunyai sig.t = 0.648. Hal iniini berarti bahwa secara parsial variabel motivasiekonomi () tidak berpengaruh secara signifikan terhadapminat mahasiswa akuntansi untuk mengikuti PPA ()pada = 0.05 atau Ho4 tidak dapat ditolak. Hal ini bisasaja disebabkan karena faktor dalam diri mahasiswatersebut yang tidak terdorong untuk mencaripenghargaan finansial atau ekonomi tetapi lebihterdorong untuk mengerjakan sesuatu yang merekasukai dari pada bila bekerja hanya karena imbalan.

Hal ini berarti secara parsial variabel motivasiekonomi () tidak berpengaruh secara signifikanterhadap minat mahasiswa akuntansi untuk mengikutiPPA () Koefisien determinasi () diperoleh sebesar 0.113,yang berarti hanya 11.3% perubahan minat mahasiswaakuntansi untuk mengikuti PPA dipengaruhi olehvariabel motivasi kualitas, variabel motivasi karir, danvariabel motivasi ekonomi. Sedangkan selebihnya88.7% lainya dipengaruhi oleh variabel-variabel di luarvariabel-veriabel yang telah disebutkan di atas yangtidak teramati dalam penelitian ini.

Hasil Pengujian Ho5

Hipotesis kelima diuji dengan uji t untuk dua sampelindependen (independent sampel t-test) yangdimaksudkan untuk membandingkan rata-rata dari duagrup yang tidak berhubungan dan jumlah sampel yangdiuji berbeda yaitu 177 dan 120, sehingga untukmemperoleh hasil yang maksimal maka penelitimenggunakan metoda ini. Hasil uji t menunjukkanbahwa nampak t hitung untuk minat dengan EqualVariance Assumed adalah 2.958 dengan probabilitas0.003. Nilai probabilitas yang <0.05 maka Ho5 dapatditolak atau ada perbedaan minat antara mahasisiwatingkat awal dan mahasiswa tingkat akhir. Hal inidisebabkan karena mahasiswa tingkat awal masih belummengenal atau memahami arti penting PPA dan apayang akan didapatkan dari mengikuti PPA sedangkanmahasiswa tingkat akhir telah mengerti tentang PPAsehingga mempengaruhi minat untuk mengikuti PPA.

SIMPULAN

Berdasarkan pembahasan yang sudah dilakukan makadisimpulkan bahwa pengaruh motivasi yang terdiri darimotivasi kualitas, motivasi karir, dan motivasi ekonomiterdapat hubungan yang secara statistik signifikanterhadap minat mahasiswa untuk mengikuti PPA.Berdasarkan hasil analisis, ada beberapa hal yang dapatdisimpulkan, yaitu:1. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pertama

disimpulkan bahwa ada pengaruh motivasi terhadapminat mahasiswa untuk mengikuti PPA.

2. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis keduadisimpulkan bahwa tidak ada pengaruh motivasi

Page 78: JAM Vol 16 No 1 April 2005.pdf

76

Jam STIE YKPN - Sri Wahyuni dan Sri Suryaningsum Pengaruh Motivasi ......

kualitas terhadap minat mahasiswa untuk mengikutiPPA.

3. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis ketigadisimpulkan bahwa ada pengaruh motivasi karirterhadap minat mahasiswa untuk mengikuti PPA.

4. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis keempatdisimpulkan bahwa tidak ada pengaruh motivasiekonomi terhadap minat mahasiswa untukmengikuti PPA.

5. Berdasarkan hipotesis kelima disimpulkan bahwaada perbedaan minat antara mahasiswa tingkat awaldan mahasiswa tingkat akhir dalam mengikuti PPA.

IMPLIKASI PENELITIAN

Hasil penelitian ini mempunyai beberapa implikasiuntuk berbagai pihak yang terkait dengan PPA.Berdasarkan temuan yang diperoleh pada penelitianini, variabel motivasi karir merupakan faktor yang pal-ing signifikan mempengaruhi minat mahasiswa untukmengikuti PPA. Sedangkan untuk motivasi kualitas danmotivasi ekonomi tidak signifikan mempengaruhi minatuntuk mengikuti PPA, padahal PPA diselenggarakandengan tujuan untuk meningkatkan kualitas seorangakuntan yang menguasai dan mempunyai keahliandalam bidang akuntansi, dan juga dapat meningkatkanpendapatan seseorang pada saat bekerja karenadianggap bahwa setelah lulus PPA seseorang dapatbekerja di kantor akuntan publik yang diharapkan dapatmenghasilkan pendapatan yang lebih banyak.

Temuan penelitian ini berguna bagi para calonlulusan mahasiswa akuntansi tentang pentingnyaPendidikan Profesi Akuntansi (PPA) dan bagipenyelenggara PPA agar dapat meningkatkan promosidan sosialisasi kepada mahasiswa akuntansi tentangPPA supaya lebih baik lagi.

KELEMAHAN PENELITIAN DAN SARAN

Sampel yang diperoleh dari penelitian ini tidaksepenuhnya dapat diandalkan untuk lingkup yang lebihluas sehingga untuk penelitian mendatang disarankanmenggunakan sampel dari berbagai perguruan tinggiyang ada di Indonesia. Minat untuk mengikuti PPApada penelitian ini hanya ditinjau dari motivasi kualitas,motivasi karir, dan motivasi ekonomi. Padahal masihada hal lain yang terkait seperti motivasi berprestasidan motivasi sosial mahasiswa apabila ditinjau darikeinginan mahasiswa untuk dapat memiliki prestasiyang tinggi dalam pekerjaannya dan keinginanmahasiswa untuk mendapatkan pengakuan danpenghargaan dari lingkungannya. Walaupunsebetulnya, hal ini tidak perlu terjadi jika seandainyawaktu menempuh matakuliah Akuntansi Pengantarsudah dikenalkan dengan profesi akuntan. Dalampenelitian ini sampel yang diambil adalahmembandingkan mahasiswa tingkat awal dan tingkatakhir jurusan akuntansi sehingga pengetahuan tentangPPA masih sangat terbatas. Oleh karena itu, disarankanpada penelitian selanjutnya dapat membandingkanmahasiswa peserta PPA dengan mahasiswa tingkatakhir jurusan akuntansi terhadap minat untuk mengikutiPPA.

Page 79: JAM Vol 16 No 1 April 2005.pdf

77

Jam STIE YKPN - Sri Wahyuni dan Sri Suryaningsum Pengaruh Motivasi ......

DAFTAR PUSTAKA

Bandi dan Yasmin (1994), “Analisis InformasiTentang Akuntansi bagi Calon Akuntandalam Mempengaruhi Calon AkuntanMemilih Profesinya”, LaporanPenelitian Kelompok, SKA, FakultasEkonomi Universitas NegeriSurakarta.

Djarwanto (1993), “Statistik Sosial Ekonomi”,Edisi ke-2 BPFE, Yogyakarta.

Foo, See Liang (1998), “Accounting EducationalSystems in South East Asia: The Indo-nesian and Singaporean Experiences”,The International Journal of Account-ing, hal 125-136

IAI (1994), “Standar Profesional AkuntanPublik”, Bagian penerbitan STIE YKPN.

Keputusan Menteri Keuangan RI No 43/KMK.017 tertanggal 27 Januari 1997.Tentang USAP

Keputusan Menteri Keuangan RI No470?KMK/017/1997 tertanggal 4Oktober 1999 tentang PerubahanKeputusan Menteri Keuangan No 43/KMK/017/1997 tentang Jasa AkuntanPublik.

Macdfoedz, Mas’ud (1998), “Survey MinatMahasiswa Untuk Mengikuti UjianSertifikasi Akuntan Publik (USAP),Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia,Volume 13 No 4

Machfoedz, Mas’ud (1997 a), “StrategiPendidikan Akuntansi MenyiapkanLulusan Menghadapi PerubahanLingkungan Menyonsong Abad 21”,VISI-Kajian dan Jurnal FakultasEkonomi UNIKA Soegiyapranata, hal23-31.

Media Akuntansi, Edisi 04/Oktober-November1999, Tahun VI/1999 PemerintahRepublik Indonesia (1954), “Undang-Undang No 34 tahun 1954 TentangPemberian Gelar Akuntan”, LembaranNegara.

SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No036 tahun 1993 Tentang PemberianSebutan Akuntan.

Sugiyono (1999), “Statistik Untuk Penelitian, Al-pha-Beta”, Bandung

WWW.IAI-Online.or.id, tentang USAP danMedia Akuntansi.

Page 80: JAM Vol 16 No 1 April 2005.pdf

78

Jam STIE YKPN - Sri Wahyuni dan Sri Suryaningsum Pengaruh Motivasi ......

Page 81: JAM Vol 16 No 1 April 2005.pdf

Tahun 1990

ISSN: 0853-1269

J U R N A LAKUNTANSI & MANAJEMEN

PEDOMAN PENULISANJURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN

Ketentuan Umum1. Naskah ditulis dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris sesuai dengan format yang ditentukan.2. Penulis mengirim tiga eksemplar naskah dan satu compact disk (CD) yang berisikan naskah tersebut

kepada redaksi. Satu eksemplar dilengkapi dengan nama dan alamat sedang dua lainnya tanpa namadan alamat yang akan dikirim kepada mitra bestari. Naskah dapat dikirim juga melalui e-mail.

3. Naskah yang dikirim belum pernah diterbitkan di media lain yang dibuktikan dengan pernyataan tertulisyang ditandatangani oleh semua penulis bahwa naskah tersebut belum pernah dipublikasikan.Pernyataan tersebut dilampirkan pada naskah.

4. Naskah dan CD dikirim kepada Editorial SecretaryJurnal Akuntansi & Manajemen (JAM)Jalan Seturan Yogyakarta 55281Telpon (0274) 486160, 486321 ext. 1332 Fax. (0274) 486155e-mail: [email protected]

Standar Penulisan1. Naskah diketik menggunakan program Microsoft Word pada ukuran kertas A4 berat 80 gram, jarak 2

spasi, jenis huruf Times New Roman berukuran 12 point, margin kiri 4 cm, serta margin atas, kanan,dan bawah masing-masing 3 cm.

2. Setiap halaman diberi nomor secara berurutan. Gambar dan tabel dikelompokkan bersama padalembar terpisah di bagian akhir naskah.

3. Angka dan huruf pada gambar, tabel, atau histogram menggunakan jenis huruf Times New Romanberukuran 10 point.

4. Naskah ditulis maksimum sebanyak 15 halaman termasuk gambar dan tabel.

Urutan Penulisan Naskah1. Naskah hasil penelitian terdiri atas Judul, Nama Penulis, Alamat Penulis, Abstrak, Pendahuluan,

Materi dan Metode, Hasil, Pembahasan, Ucapan Terima Kasih, dan Daftar Pustaka.2. Naskah kajian pustaka terdiri atas Judul, Nama Penulis, Alamat Penulis, Abstrak, Pendahuluan,

Masalah dan Pembahasan, Ucapan Terima Kasih, dan Daftar Pustaka.3. Judul ditulis singkat, spesifik, dan informatif yang menggambarkan isi naskah maksimal 15 kata.

Untuk kajian pustaka, di belakang judul harap ditulis Suatu Kajian Pustaka. Judul ditulis dengan hurufkapital dengan jenis huruf Times New Roman berukuran 14 point, jarak satu spasi, dan terletak ditengah-tengah tanpa titik.

4. Nama Penulis ditulis lengkap tanpa gelar akademis disertai alamat institusi penulis yang dilengkapidengan nomor kode pos, nomor telepon, fax, dan e-mail.

Volume XVITahun 1April 2005

Page 82: JAM Vol 16 No 1 April 2005.pdf

5. Abstrak ditulis dalam satu paragraf tidak lebih dari 200 kata menggunakan bahasa Inggris. Abstrakmengandung uraian secara singkat tentang tujuan, materi, metode, hasil utama, dan simpulan yangditulis dalam satu spasi.

6. Kata Kunci (Keywords) ditulis miring, maksimal 5 (lima) kata, satu spasi setelah abstrak.7. Pendahuluan berisi latar belakang, tujuan, dan pustaka yang mendukung. Dalam mengutip pendapat

orang lain dipakai sistem nama penulis dan tahun. Contoh: Badrudin (2006); Subagyo dkk. (2004).8. Materi dan Metode ditulis lengkap.9. Hasil menyajikan uraian hasil penelitian sendiri. Deskripsi hasil penelitian disajikan secara jelas.10. Pembahasan memuat diskusi hasil penelitian sendiri yang dikaitkan dengan tujuan penelitian (pengujian

hipotesis). Diskusi diakhiri dengan simpulan dan pemberian saran jika dipandang perlu.11. Pembahasan (review/kajian pustaka) memuat bahasan ringkas mencakup masalah yang dikaji.12. Ucapan Terima Kasih disampaikan kepada berbagai pihak yang membantu sehingga penelitian dapat

dilangsungkan, misalnya pemberi gagasan dan penyandang dana.13. Ilustrasi:

a. Judul tabel, grafik, histogram, sketsa, dan gambar (foto) diberi nomor urut. Judul singkat tetapijelas beserta satuan-satuan yang dipakai. Judul ilustrasi ditulis dengan jenis huruf Times NewRoman berukuran 10 point, masuk satu tab (5 ketukan) dari pinggir kiri, awal katamenggunakan huruf kapital, dengan jarak 1 spasi

b. Keterangan tabel ditulis di sebelah kiri bawah menggunakan huruf Times New Romanberukuran 10 point jarak satu spasi.

c. Penulisan angka desimal dalam tabel untuk bahasa Indonesia dipisahkan dengan koma (,) danuntuk bahasa Inggris digunakan titik (.).

d. Gambar/Grafik dibuat dalam program Excel.e. Nama Latin, Yunani, atau Daerah dicetak miring sedang istilah asing diberi tanda petik.f. Satuan pengukuran menggunakan Sistem Internasional (SI).

14. Daftar Pustakaa. Hanya memuat referensi yang diacu dalam naskah dan ditulis secara alfabetik berdasarkan huruf

awal dari nama penulis pertama. Jika dalam bentuk buku, dicantumkan nama semua penulis,tahun, judul buku, edisi, penerbit, dan tempat. Jika dalam bentuk jurnal, dicantumkan namapenulis, tahun, judul tulisan, nama jurnal, volume, nomor publikasi, dan halaman. Jika mengambilartikel dalam buku, cantumkan nama penulis, tahun, judul tulisan, editor, judul buku, penerbit,dan tempat.

b. Diharapkan dirujuk referensi 10 tahun terakhir dengan proporsi pustaka primer (jurnal) minimal80%.

c. Hendaknya diacu cara penulisan kepustakaan seperti yang dipakai pada JAM/JEB berikut ini:

JurnalYetton, Philip W., Kim D. Johnston, and Jane F. Craig. Summer 1994. “Computer-Aided Architects: A CaseStudy of IT and Strategic Change.”Sloan Management Review: 57-67.

Tahun 1990

ISSN: 0853-1269

J U R N A LAKUNTANSI & MANAJEMEN

Volume XVITahun 1April 2005

Page 83: JAM Vol 16 No 1 April 2005.pdf

BukuPaliwoda, Stan. 2004. The Essence of International Marketing. UK: Prentice-Hall, Ince.

ProsidingPujaningsih, R.I., Sutrisno, C.L., dan Sumarsih, S. 2006. Kajian kualitas produk kakao yang diamoniasidengan aras urea yang berbeda. Di dalam: Pengembangan Teknologi Inovatif untuk MendukungPembangunan Peternakan Berkelanjutan. Prosiding Seminar Nasional dalam Rangka HUT ke-40 (LustrumVIII) Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman; Purwokerto, 11 Pebruari 2006. FakutasPeternakan UNSOED, Purwokerto. Halaman 54-60.

Artikel dalam BukuLeitzmann, C., Ploeger, A.M., and Huth, K. 1979. The Influence of Lignin on Lipid Metabolism of The Rat. In:G.E. Inglett & S.I.Falkehag. Eds. Dietary Fibers Chemistry and Nutrition. Academic Press. INC., New York.

Skripsi/Tesis/DisertasiAssih, P. 2004. Pengaruh Kesempatan Investasi terhadap Hubungan antara Faktor Faktor Motivasional danTingkat Manajemen Laba. Disertasi. Sekolah Pascasarjana S-3 UGM. Yogyakarta.

InternetHargreaves, J. 2005. Manure Gases Can Be Dangerous. Department of Primary Industries and Fisheries,Queensland Govermment. http://www.dpi.gld.gov.au/pigs/ 9760.html. Diakses 15 September 2005.

Dokumen[BPS] Badan Pusat Statistik Kabupaten Sleman. 2006. Sleman Dalam Angka Tahun 2005.

Mekanisme Seleksi Naskah1. Naskah harus mengikuti format/gaya penulisan yang telah ditetapkan.2. Naskah yang tidak sesuai dengan format akan dikembalikan ke penulis untuk diperbaiki.3. Naskah yang sesuai dengan format diteruskan ke Editorial Board Members untuk ditelaah diterima

atau ditolak.4. Naskah yang diterima atau naskah yang formatnya sudah diperbaiki selanjutnya dicarikan penelaah

(MITRA BESTARI) tentang kelayakan terbit.5. Naskah yang sudah diperiksa (ditelaah oleh MITRA BESTARI) dikembalikan ke Editorial Board Mem-

bers dengan empat kemungkinan (dapat diterima tanpa revisi, dapat diterima dengan revisi kecil(minor revision), dapat diterima dengan revisi mayor (perlu direview lagi setelah revisi), dan tidakditerima/ditolak).

6. Apabila ditolak, Editorial Board Members membuat keputusan diterima atau tidak seandainya terjadi

Tahun 1990

ISSN: 0853-1269

J U R N A LAKUNTANSI & MANAJEMEN

Volume XVITahun 1April 2005