Jalan TerJal Menggapai inforMasi publik -...

60
PENGALAMAN FITRA SUMSEL DALAM ADVOKASI TRANSPARANSI INFORMASI PUBLIK JALAN TERJAL MENGGAPAI INFORMASI PUBLIK

Transcript of Jalan TerJal Menggapai inforMasi publik -...

Pengalaman FITRa SumSel dalam

advokaSI TRanSPaRanSI InFoRmaSI PublIk

Jalan TerJal Menggapai inforMasi

publik

Jalan TeRJal menggaPaI

InFoRmaSI PublIkPengalaman FITRa Sumsel dalam

advokasi Transparansi Informasi Publik

Jalan TeRJal menggaPaI InFoRmaSI PublIk

Pengalaman FITRa Sumsel dalam

advokasi Transparansi Informasi Publik

Jalan Terjal Menggapai Informasi Publik

Pengalaman FITRA Sumsel dalam Advokasi Transparansi Informasi Publik

Penyusun

M Ikhsan Mustaqiem

Design & Layout

Firyansyah

FITRA Sumsel 2016

DAFTAR ISI

Pengantar * Pejabat Utama PPID Kabupaten Muba vi Apriadi, S.Sos.

* Koordinator FITRA Sumsel ix Nunik Handayani

Bagian I Uji Akses Informasi Publik 1

Bagian II Sengketa Di Komisi Informasi 8

Bagian III Gugatan Di PTUN 13

Bagian IVPutusan Majelis Hakim 23

Penutup 42

vi

Pengantar

Pejabat Utama PPID Kabupaten Musi BanyuasinApriadi, S.Sos.

Dengan Hormat,

Lahirnya Undang-Undang Keterbukaan informasi publik (UU KIP) Nomor 14 Tahun 2008 memberikan jaminan kepada setiap warganegara untuk mendapat informasi yang benar mengenai rencana pembuatan kebijakan publik, program kebijakan publik, dan proses pengambilan keputusan publik, serta alasan pengambilan suatu keputusan publik.

UU KIP merupakan landasan hukum yang berkaitan dengan (1) hak setiap orang untuk memperoleh Informasi; (2) kewajiban Badan Publik menyediakan dan melayani permintaan Informasi secara cepat, tepat waktu, biaya ringan/proporsional, dan cara sederhana; (3) pengec-ualian bersifat ketat dan terbatas; (4) kewajiban Badan Publik untuk membenahi sistem dokumentasi dan pelayanan Informasi.

Setiap Badan Publik mempunyai kewajiban untuk membuka akses atas Informasi Publik yang berkaitan dengan Badan Publik tersebut untuk masyarakat luas. Lingkup Badan Publik dalam Undang-undang ini meli-puti lembaga eksekutif, yudikatif, legislatif, serta penyelenggara negara lainnya yang mendapatkan dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)/Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

Serta mencakup pula organisasi nonpemerintah, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum, seperti lembaga swadaya masyarakat, perkumpulan, serta organisasi lain-nya yang mengelola atau menggunakan dana yang sebagian atau

Jalan Terjal Menggapai Informasi PublikPengalaman FITRA Sumsel dalam Advokasi Transparansi Informasi Publik

vii

seluruhnya bersumber dari APBN/APBD, sumbangan masyarakat, dan/atau luar negeri.

Sesuai dengan amanat pasal 13 UU No.14 Tahun 2008, Pemer-intah Kabupaten Musi Banyuasin sebagai salah satu Badan Publik telah membentuk Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) melalui Peraturan Bupati Musi Banyuasin nomor 36 Tahun 2012 Ten-tang Organisasi dan Tata Kerja Pengelola Informasi dan Dokumentasi di Lingkungan Kabupaten Musi Banyuasin.

Dengan terbentuknya PPID pemohon informasi sesuai dengan haknya dapat memperoleh informasi publik yang dihasilkan oleh Pe-merintah Kabupaten Musi Banyuasin sesuai dengan ketentuan dalam UU No. 14 Tahun 2008.

Seperti kita ketahui, UU KIP menjamin hak masyarakat untuk memperoleh informasi publik, hak untuk melihat dan mengetahui in-formasi publik, hak untuk menghadiri pertemuan publik yang terbuka untuk umum, hak untuk mendapatkan salinan informasi publik melalui permohonan, hak untuk menyebarluaskan informasi publik sesuai dengan peraturan perundang-undangan, dan hak untuk mengajukan permintaan informasi (secara tertulis atau tidak tertulis), serta hak untuk mengajukan gugatan ke pengadilan apabila mendapatkan hambatan atau kegagalan dalam memperoleh informasi publik.

Sebagaimana halnya setiap hak, disertai pula dengan kewajiban. Penggunaan hak dalam memperoleh informasi publik seyogyanya diimbangi pula dengan adanya kewajiban yang harus dipenuhi oleh setiap penggunaan informasi, yaitu harus menggunakan informasi publik sesuai dengan ketentuan peraturan pertundang-undangan dan wajib mencantumkan nara sumber darimana pengguna informasi memperoleh informasi publik, baik yang digunakan untuk kepentingan sendiri maupun keperluan publikasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Jalan Terjal Menggapai Informasi Publik

Pengalaman FITRA Sumsel dalam Advokasi Transparansi Informasi Publik

Dalam menjalankan tugasnya dalam hal pemenuhan data infor-masi publik, PPID Pemerintah Kabupaten Muba menerima permoho-nan informasi dari berbagai pihak, termasuk dari Perkumpulan Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA) Sumsel. Komitmen dan kesungguhan dalam mengimplementasikan pemenuhan kebutu-han informasi publik sesuai peraturan perundang-undangan tersebut merupakan pengalaman berharga yang layak menjadi pelajaran bagi kita semua.

Akhir kata, kami ucapkan selamat atas terbitnya buku ini. Semoga hadirnya buku ini dapat menambah wawasan kita semua mengenai permohonan informasi publik dan penyediaan informasi publik yang dihasilkan oleh pemerintah daerah.

Salam hormat.

Sekayu, Mei 2016

Apriadi, S.Sos. Pejabat Utama PPID

Kabupaten Musi Banyuasin

viiiJalan Terjal Menggapai Informasi PublikPengalaman FITRA Sumsel dalam Advokasi Transparansi Informasi Publik

Pengantar

Koordinator FITRA SumselNunik Handayani

Salam,

Informasi merupakan hak bagi setiap individu dan merupakan kebutuhan pokok yang sangat penting dalam pengembangan pengeta-huan dan wawasan, serta diperlukan dalam pengembangan lingkungan sosial yang lebih baik serta bagian penting dari ketahanan nasional. Hak masyarakat untuk memperoleh informasi adalah hak asasi dan keterbukaan informasi merupakan salah satu ciri penting negara yang demokratis.

Sementara, jaminan negara dalam hak untuk memperoleh infor-masi dan keterbukaan informasi publik adalah sebuah penghormatan terhadap kedaulatan rakyat serta kesungguhan dalam upaya mewujud-kan penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good governance).

Adanya keterbukaan terhadap informasi publik adalah sarana dalam mengopimalkan peran serta pengawasan publik terhadap penye-lenggaraan negara dan Badan Publik lainnya dan segala sesuatu yang berakibat pada kepentingan publik.

Oleh karena itu, untuk mengembangkan masyarakat informasi melalui upaya pengelolaan informasi yang baik, disusunlah peraturan perundang-undangan mengenai hal ini, yakni Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik.

Tujuan dilahirkannya UU ini adalah untuk menjamin hak warga negara untuk mengetahui rencana pembuatan kebijakan publik, program kebijakan publik, dan proses pengambilan keputusan publik, serta alasan pengambilan suatu keputusan publik; mendorong partisipasi masyarakat

ixJalan Terjal Menggapai

Informasi PublikPengalaman FITRA Sumsel dalam Advokasi Transparansi Informasi Publik

dalam proses pengambilan kebijakan publik; meningkatkan peran aktif masyarakat dalam pengambilan kebijakan publik dan pengelolaan Badan Publik yang baik; mewujudkan penyelenggaraan negara yang baik, yaitu yang transparan, efektif dan efisien, akuntabel serta dapat dipertang-gungjawabkan; mengetahui alasan kebijakan publik yang mempengaruhi hajat hidup orang banyak; mengembangkan ilmu pengetahuan dan mencerdaskan kehidupan bangsa; dan/atau meningkatkan pengelolaan dan pelayanan informasi di lingkungan Badan Publik untuk menghasilkan layanan informasi yang berkualitas.

Dalam perjalanannya, pelaksanaan UU Keterbukaan Informasi Publik ini masih belum memenuhi harapan masyarakat tentang kemu-dahan dalam memperoleh informasi dari badan publik yang ada.

Sesuai dengan ketentuan, informasi publik adalah informasi yang dihasilkan, disimpan, dikelola, dikirim, dan/atau diterima oleh suatu badan publik yang berkaitan dengan penyelenggara dan penyeleng-garaan negara dan/atau penyelenggara dan penyelenggaraan badan publik lainnya yang sesuai dengan Undang-Undang ini serta informasi lain yang berkaitan dengan kepentingan publik.

Walau telah dijelaskan secara rinci oleh Undang-Undang, namun masih sering terjadi perbedaan persepsi mengenai hal ini. Hal ini terlihat dalam pengalaman FITRA Sumsel dalam uji akses transparansi informasi publik di sejumlah kabupaten dan kota di Sumsel.

Dalam melakukan permohonan data publik, FITRA Sumsel ber-hadapan dengan Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) yang menganggap informasi di Badan Publik tersebut adalah rahasia negara yang tak boleh dibuka kepada sembarang individu atau lembaga. Padahal mengenai hal ini sudah diclearkan di dalam Pasal 6 ayat (3) juncto Pasal 17 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008.

Berdasarkan pengalaman tersebut, disusunlah buku yang saat ini ada di hadapan pembaca. Buku yang berjudul: “Jalan Terjal Menggapai

xJalan Terjal Menggapai Informasi PublikPengalaman FITRA Sumsel dalam Advokasi Transparansi Informasi Publik

Informasi Publik - Pengalaman FITRA Sumsel dalam Advokasi Trans-paransi Informasi Publik” ini, disusun berdasarkan pengalaman FITRA Sumsel, sebagai simpul jaringan dari Sekretariat Nasional (Seknas) Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA) yang dilahirkan dengan menempatkan isu anggaran sebagai instrumen strategis mendorong terciptanya good governance.

Terima kasih dan selamat saya ucapkan kepada semua pihak yang membantu dari awal proses hingga terwujudnya buku ini. Semoga kehadiran buku ini dapat menambah pengetahuan kita mengenai kebebasan informasi publik. Akhir kata, saya ucapkan selamat membaca.

Salam Transparansi.

Palembang, Mei 2016

Nunik Handayani Koordinator FITRA Sumsel

xiJalan Terjal Menggapai

Informasi PublikPengalaman FITRA Sumsel dalam Advokasi Transparansi Informasi Publik

bagian i

uJi akses inforMasi publik

eBAgAI organisasi nirlaba yang bersifat indepen-den, Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran

(FITRA) memiliki komitmen dalam melaksanakan social control terutama dalam hal transparansi proses-proses

penganggaran Negara. FITRA berdiri pada September 1999 yang diprakarsai oleh aktivis LSM dan kalangan intelektual di

Jakarta yang konsen pada isu demokratisasi, khususnya otonomi daerah dan good governance, yang mulai marak sejak Indonesia memasuki era transisi demokrasi.

FITRA menginginkan hak-hak rakyat untuk terlibat dalam seluruh proses penganggaran, mulai dari proses penyusunan, pembahasan, pelaksanaan anggaran sampai pada evaluasinya terpenuhi sehingga tercipta anggaran negara yang memenuhi kesejahteraan dan keadilan rakyat. Dimana upaya membangun gerakan transparansi anggaran ini diupayakan dengan penuh integritas, independen dan inovatif. Ini sesuai dengan visi FITRA yakni menjadi lembaga kajian dan advokasi yang kapabel, kredibel dan berpengaruh untuk meningkatkan derajat kedaulatan rakyat atas anggaran.

Pada awalnya FITRA memiliki tingkatan organisasi yaitu Sekretariat Nasional (Seknas) yang berkedudukan di Jakarta dan Simpul Jaringan (Sijar) yang berkedudukan di tingkat kabupaten/kota di Indonesia. Berdasarkan hasil Pertemuan Nasional (Pernas) tahun 2008 kedudukan Sijar didorong untuk berada pada tingkat provinsi atau memperluas area advokasi kebijakan perencanaan penganggaran provinsi dan beberapa kabupaten/kota di wilayah tersebut. FITRA Sumsel merupakan salah satunya.

Uji Akses Informasi PublikFITRA Sumsel dalam perjalanannya mengawal transparansi

2Jalan Terjal Menggapai Informasi PublikPengalaman FITRA Sumsel dalam Advokasi Transparansi Informasi Publik

anggaran di Bumi Sriwijaya memiliki banyak catatan menarik, salah satunya adalah pengalaman dalam uji akses kebijakan informasi publik. Uji akses informasi publik dilakukan untuk melihat sejauh mana pelaksanaan keterbukaan informasi publik dari pemerintah daerah di Sumsel.

FITRA Sumsel melakukan uji akses kebijakan informasi publik di sejumlah kabupaten dan kota di Sumsel. Salah satu objek penelitiannya adalah di Kabupaten Musi Banyuasin (Muba).

Kabupaten Muba adalah daerah penghasil sumber daya alam (SDA), terutama migas dengan PAD berlimpah yang sebagian besarnya diperoleh dari hasil dana perimbangan. Visi pembangunan Kabupaten Muba 2012-2017 adalah “Penguatan Ekonomi Kerakyatan, Religius, Mandiri, Adil, Terdepan, Maju Bersama 2017” yang disingkat PERMATA MUBA 2017.

3Jalan Terjal Menggapai

Informasi PublikPengalaman FITRA Sumsel dalam Advokasi Transparansi Informasi Publik

4Jalan Terjal Menggapai Informasi PublikPengalaman FITRA Sumsel dalam Advokasi Transparansi Informasi Publik

Sumber pendapatan daerah Muba lebih dari 30%nya berasal dari perolehan Dana Bagi Hasil yang bersumber dari Sumber Daya Alam (DBH-SDA). Namun demikian, disayangkan dengan APBD yang besar, yakni sempat mencapai Rp 3,982 triliun pada 2014, kesejahteraan dan hasil-hasil pembangungan belum sepenuhnya dirasakan oleh masyarakatnya. Persentase kemiskinan masyarakat Muba sebesar 18,29% atau sebanyak 107.029 orang pada tahun 2012. Kemudian tahun 2012 menjadi 18,02% atau 107.175 jiwa, dan di tahun 2014 menjadi 102.585 jiwa atau sebesar 16,95%.

Terlihat, dalam dua tahun tersebut penurunan angka kemiskinan di Muba hanya sekitar 2 persen. Kabupaten Muba bahkan sempat menjadi daerah dengan persentase kemiskinan tertinggi di Sumsel. Hal ini menarik perhatian FITRA Sumsel untuk melakukan kajian terhadap kebijakan anggaran di Kabupaten Muba

Melalui surat bernomor 169/FITRA-SS/XI/2014 tertanggal 12 No-vember 2014 dan ditandatangani oleh Koordinator FITRA Sumsel, Nunik Handayani, dikirimkan surat permohonan data kepada Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) Kabupaten Musi Banyuasin.

Pada surat tersebut, FITRA menyatakan data/dokumen peren-canaan dan penganggaran pemerintah yang diminta diperlukan untuk menjalankan fungsinya sebagai lembaga kajian dan analisis kebijakan pemerintah. Dasar landasan pengajuan surat permohonan informasi oleh FITRA adalah pasal 4, pasal 7 dan pasal 11 UU No 14 Tahun 2008 (tentang Keterbukaan Informasi Publik). Adapun data/informasi yang diminta yakni;

No Dokumen SKPD/Badan Publik

1. Salinan lengkap APBD Perubahan T.A 2014 BPKD2. Salinan lengkap PPAS T.A 2015 BPKD3. Salinan lengkap RPJMD Terbaru dan RPJP Bappeda4. Salinan lengkap Perda Peraturan Daerah Minerba Distamben5. Salinan lengkap Perda Pengolahan Migas Distamben6. Salinan lengkap Daftar Perusahaan Pertambangan dan Status Izin Distamben7. Salinan lengkap RT/RW dan Perubahan Bappeda8. Salinan lengkap Data Produksi Batubara Kab. Muba Distamben9. Salinan lengkap Data Royalti Pertambangan & Migas di Banyu Asin Distamben10. Salinan lengkap Data Jaminan Reklamasi Pertambangan di Muba Distamben11. Salinan lengkap Perda/Regulasi yang Mengatur Pengelolaan CSR Distamben12. Dokumen Pelaksanaan Reklamasi Tambang Distamben13. Dokumen Pelaksanaan Pasca Tambang Distamben14. Dokumen Pinjam Pakai Kawasan Hutan untuk Pertambangan Distamben

5Jalan Terjal Menggapai

Informasi PublikPengalaman FITRA Sumsel dalam Advokasi Transparansi Informasi Publik

Setelah lebih dari 10 plus 7 hari kerja, surat permohonan data yang dikirimkan oleh FITRA Sumsel tak juga mendapat tanggapan dari PPID Kabupaten Muba.

Karena tak adanya tanggapan dari PPID Kabupaten Muba terhadap permohonan data tersebut, FITRA Sumsel kemudian melayangkan surat keberatan kepada PPID Kabupaten Muba pada tanggal 10 Desember 2014. Hal ini dilakukan sesuai dengan UU No 14 Tahun 2008 pasal 35 ayat 1 huruf (c), serta ketentuan pada pasal 22 ayat 7 dan 8, bahwa PPID utama dan PPID Pembantu tidak memberikan tanggapan.

Barulah pada tanggal 14 Januari 2015, PPID Kabupaten Muba mengirim surat tanggapan sebagai balasan dari surat pengajuan ke-beratan FITRA Sumsel. Selanjutnya pada tanggal 16 Januari 2015, PPID menelepon dan memberi kabar bahwa dokumen yang diminta FITRA Sumsel telah tersedia.

Pada tanggal 20 Januari 2015, staf FITRA Sumsel mendatangi PPID Muba untuk mengambil data yang diminta sebelumnya. Namun

PPID Kabupaten Muba hanya memberikan data berupa Salinan lengkap RPJMD Tahun 2012-2017, Salinan lengkap RPJP tahun 2005-2015, dan Rekapitulasi hasil Pembahasan Rancangan Perubahan APBD Kabupaten Muba Tahun Anggaran 2014 (Inipun tak sesuai dengan permintaan FITRA yakni Salinan lengkap APBD Perubahan Tahun Anggaran 2014).

Oleh karena PPID Kabupaten Muba tidak menanggapi permintaan informasi publik sebagaimana yang diminta, sesuai pasal 35 ayat 1 hu-ruf d, UU No 14 Tahun 2008, FITRA Sumsel mengadukan hal ini kepada Komisi Informasi Daerah Provinsi Sumsel pada tanggal 27 Januari 2015 melalui surat bernomor 176/FITRA-SS/I/2015. FITRA Sumsel meminta Komisi Informasi Daerah Provinsi Sumsel membantu menyelesaikan sengketa informasi yang mereka hadapi.

Untuk diketahui, PPID Kabupaten Muba, di tahun 2013 menerima 99 permohonan data, kemudian di tahun 2014 menerima 89 permo-honan data, dan di tahun 2015 menerima 42 permohonan data. Dari jumlah tersebut sekitar 80% terpenuhi, dan 20% tak terpenuhi dengan alasan pemohon tak bisa melengkapi syarat-syarat.

Pada tahun 2014, terjadi sebanyak 15 perkara, yakni 4 di Pen-gadilan Tata Usaha Negara (PTUN), 10 di Komisi Informasi (KI), dan 1 perkara di bawah ke ranah pidana. Sementara pada 2015, terjadi 9 perkara, dengan rincian 3 di PTUN dan 6 di KI.

***

6Jalan Terjal Menggapai Informasi PublikPengalaman FITRA Sumsel dalam Advokasi Transparansi Informasi Publik

bagian ii

sengkeTa Di koMisi inforMasi

eRSeLISIHAN (sengketa) informasi antara FITRA Sumsel dan PPID Kabupaten Muba tercatat di Komisi Informasi Provinsi Sumsel dengan nomor register 552/III/KI-SS.M.A/II/2015

dan atas sengketa tersebut setelah dilakukan mediasi dan dinyatakan gagal, kemudian dilanjutkan dengan persidangan aju-

difikasi yang akhirnya selesai dengan diterbitkannya putusan ajudifikasi Nomor: 577/II/KI-SS/PS-M-A/2015, tertanggal 4 Maret 2015.

Terhadap sengketa informasi yang diajukan FITRA Sumsel terh-adap PPID Kabupaten Muba, Komisi Informasi Daerah Provinsi Sumsel mengeluarkan putusan ajudikasi untuk persoalan ini. Putusan ajudikasi ini dikeluarkan oleh KI Provinsi Sumsel tertanggal 4 Maret 2015 dengan Nomor: 577/III/KI-SS/PS-M-A/2015.

Dalam amar putusannya, KI Provinsi Sumsel mengabulkan permo-honan pemohon (FITRA Sumsel) untuk seluruhnya, menyatakan bahwa informasi yang dimohon sebagaimana yang dimaksud adalah informasi terbuka dan dapat diakses oleh publik, dan memerintahkan kepada termohon untuk memberikan informasi kepada pemohon, berupa: 1. Salinan lengkap APBD Perubahan Tahun Anggaran 2014 2. Salinan lengkap Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Tahun Anggaran 2015 3. Salinan lengkap Perda Peraturan Daerah Minerba 4. Salinan lengkap Perda Pengolahan Migas 5. Salinan lengkap Daftar Perusahaan Pertambangan dan Status Izin 6. Salinan lengkap RT/RW dan Perubahan 7. Salinan lengkap data Produksi Batubara Kabupaten Muba 8. Salinan lengkap data Royalti Pertambangan dan Migas di Kabupaten Muba 9. Salinan lengkap data Jaminan Reklamasi Pertambangan di Kabupaten Muba

8Jalan Terjal Menggapai Informasi PublikPengalaman FITRA Sumsel dalam Advokasi Transparansi Informasi Publik

9Jalan Terjal Menggapai

Informasi PublikPengalaman FITRA Sumsel dalam Advokasi Transparansi Informasi Publik

10. Salinan lengkap Perda/Regulasi yang mengatur Pengelolaan CSR 11. Dokumen Pelaksanaan Reklamasi Tambang 12. Dokumen Pelaksanaan Pasca Tambang 13. Dokumen Pinjam Pakai Kawasan Hutan untuk Pertambangan

Komisi Informasi Daerah Provinsi Sumsel juga memerintahkan ke-pada PPID Kabupaten Muba untuk memberikan informasi yang dimaksud kepada FITRA Sumsel selambat-lambatnya 14 hari kerja sejak keputusan ini diterima PPID Kabupaten Muba. Adapun biaya penggandaan dokumen yang timbul akibat pemberian informasi ditanggung oleh FITRA Sumsel.

PPID Kabupaten Muba yang menerima surat putusan ajudikasi dari Komisi Informasi Provinsi Sumsel pada tanggal 10 Maret 2015 ke-mudian menolak putusan tersebut.

PPID Kabupaten Musi Banyuasin yang tak puas terhadap putusan Komisi Informasi Daerah Provinsi Sumsel memilih untuk melakukan gugatan ke Pengadilan Tata Usaha Negara Palembang. PTUN memiliki wewenang untuk memeriksa, memutus, dan menyelesaikan Sengketa Informasi Publik pada tingkat pertama.

Langkah yang diambil PPID Kabupaten Muba ini telah sesuai sebagaimana diatur Pasal 47 ayat (1) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 jo.Pasal 3 huruf b Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2011, yang menyebutkan bahwa:

“Pengadilan Tata Usaha Negara berwenang untuk mengadili sengketa yang diajukan oleh Badan Publik Negara dan/atau Pemohon Informasi yang meminta informasi kepada Badan Publik Negara,”

Berdasarkan Pasal 48 ayat (1) Undang-Undang Nomor 14 Ta-hun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik menetapkan bahwa: “Pengajuan gugatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 ayat (1) dan ayat (2) hanya dapat ditempuh apabila salah satu atau para pihak yang bersengketa secara tertulis menyatakan tidak menerima putusan

10Jalan Terjal Menggapai Informasi PublikPengalaman FITRA Sumsel dalam Advokasi Transparansi Informasi Publik

Sidang di KI Provinsi Sumsel

ajudikasi dari Komisi Informasi paling lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah diterimanya putusan tersebut.”

Kemudian, ditegaskan kembali pada Pasal 4 ayat (2) Peraturan Mahkamah Agung RI Nomor 2 Tahun 2011 Tentang Tata Cara Penyelesa-ian Sengketa Informasi Publik di Pengadilan, yaitu:

“Keberatan sebagaimana dimaksud ayat (1) diajukan dalam teng-gang waktu 14 (empat belas) hari sejak salinan putusan Komisi Informasi diterima oleh para pihak berdasarkan tanda bukti penerimaan.”

Kemudian, Pasal 1 ayat (1) Peraturan Mahkamah Agung RI Nomor 2 Tahun 2011 yang menjelaskan bahwa: “Gugatan adalah keberatan yang diajukan oleh salah satu atau para pihak yang secara tertulis menyatakan tidak menerima Putusan Komisi Informasi (selanjutnya disebut “Keberatan”).

***

11Jalan Terjal Menggapai

Informasi PublikPengalaman FITRA Sumsel dalam Advokasi Transparansi Informasi Publik

bagian iii

gugaTan Di pTun

PID Kabupaten Musi Banyuasin yang tak puas terhadap putusan Komisi Informasi Daerah Provinsi Sumsel memilih

untuk melakukan gugatan ke Pengadilan Tata Usaha Negara Palembang. PTUN memiliki wewenang untuk memeriksa, memutus,

dan menyelesaikan Sengketa Informasi Publik pada tingkat pertama.

Ketua PPID Kabupaten Muba, Solekhan AS, S.Ag, memberi kuasa kepada pengacara dari Yan Mamuk & Muslim Law Office, yakni Yan Marmuk Djaiz SH. MH, F. M. Muslim, SH., Zulkarnain, SH., Sudirman, SH. MHum., Anwar Sadad, SH., dan Asman Ardi Pastiniarga, SH.,. Dalam gugatan di PTUN Palembang, mereka disebut sebagai pemohon kebera-tan. Mereka menggugat Perkumpulan FITRA Sumsel yang selanjutnya disebut Termohon Keberatan.

Pemohon keberatan mengajukan Surat Permohonan Keberatan dengan surat keberatannya tertanggal 26 Maret 2015 yang diterima dan terdaftar dalam register perkara di Kepaniteraan Pengadilan Tata Usaha Negara Palembang pada tanggal 26 Maret 2015, Nomor: 15/G/2015/PTUN-PLG.

PPID Kabupaten Muba menyatakan keberatan terhadap putusan ajudikasi Komisi Informasi Daerah Provinsi Sumsel dengan alasan:

Bahwa putusan ajudikasi Komisi Informasi Provinsi Sumsel telah bertentangan dengan ketentuan pasal 59 ayat (4) Peraturan Komisi Informasi No 1 Tahun 2013 mengenai tenggang waktu pemberian salinan putusan.

PPID Kabupaten Muba menyatakan KI Sumsel telah memutus sengketa informasi pada tanggal 4 Maret 2015, sedangkan sali-nan putusan diterima oleh PPID Kabupaten Muba pada tanggal 10 Maret 2015.

1.

14Jalan Terjal Menggapai Informasi PublikPengalaman FITRA Sumsel dalam Advokasi Transparansi Informasi Publik

Sehingga, waktu antara putusan dengan salinan yang diterima adalah 6 hari kerja, sedangkan berdasarkan ketentuan pasal 59 ayat (4) Pera-turan Komisi Informasi No 1 Tahun 2013, seharusnya telah diterima oleh para pihak (in cassu pemohon keberatan), adalah paling lama 3 hari terhitung sejak keputusan dibacakan oleh komisioner.

Komisi Informasi Provinsi Sumsel dalam memutus sengketa infor-masi tidak cermat dalam mempertimbangkan hukum mengenai le-gal standing (kedudukan hukum) para pihak yang bersengketa.

Menurut PPID Kabupaten Muba, Perkumpulan FITRA Sumsel adalah bukan pihak perorangan tetapi merupakan pihak LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat), dimana berdasar Peraturan Komisi Informasi No 1 Tahun 2013 tentang prosedur penyelesaian sengketa yang mulai berlaku/ditetapkan pada tanggal 28 Maret 2013 pada pasal 11 angka (1) huruf a (2) bahwa setiap pemohon wajib menyertakan dokumen kelengkapan permohonan yaitu, identitas yang sah dan anggaran dasar yang sah.

PPID Kabupaten Muba berargumen, dalam persidangan, KI Provinsi Sumsel tak pernah mempertanyakan kepada pemohon informasi (sebagai LSM) mengenai status/legal standing serta AD/ART pemohon informasi apakah sah dan sudah terdaftar di lembaga yang berwenang. Demikian pula dalam putusan, tidak menjelaskan siapa pihak yang mewakili Perkumpulan FITRA terse-but, karena hal ini penting untuk melihat apakah yang mewakili LSM FITRA punya kedudukan hukum (legal standing).

Putusan ajudikasi Komisi Informasi Provinsi Sumsel bertentangan dengan asas kecermatan dalam mengabulkan permohonan pemo-hon informasi dan juga bertentangan dengan ketentuan pasal 4 ayat (3) huruf (a) Peraturan Komisi Informasi Nomor 1 Tahun 2013 Tentang Prosedur Penyelesaian Sengketa Informasi.

2.

3.

15Jalan Terjal Menggapai

Informasi PublikPengalaman FITRA Sumsel dalam Advokasi Transparansi Informasi Publik

PPID Kabupaten Muba berpendapat putusan ajudikasi KI Provinsi Sumsel yang memerintahkan untuk memberikan data/ doku-men tersebut tidak cermat karena permohonan informasi yang dilakukan oleh FITRA Sumsel dilakukan secara berlebihan atau dengan jumlah yang terlampau banyak dan ditujukan ke beberapa PPID Pembantu (Bapeda, Distamben, dan BPKD), serta tidak jelas peruntukan dan tujuan dari permohonan informasi tersebut, sehingga sangat mempersulit PPID.

PPID Muba menilai permintaan FITRA Sumsel terhadap rancangan anggaran tahun 2015, yang merupakan informasi publik, saat permohonan diajukan belum bersifat final dan masih perlu pembahasan dan evaluasi serta pengesahan oleh DPRD. Bahwa dengan belum disahkannya anggaran tahun 2015 tersebut, maka dokumen informasi yang diminta belum diarsipkan dan didokumentasikan.

Sesuai ketentuan pasal 8 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Informasi Publik dan pasal 2,3,4 Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 Tentang Kearsipan, demi untuk menjaga keaslian dan keutuhan informasi publik tersebut, dokumen informasi harus diarsipkan terlebih dahulu.

Sehingga berdasar hal tersebut, PPID Kabupaten Muba meminta Pengadilan Tata Usaha Negara Palembang membatalkan putusan-putusan ajudikasi Komisi Informasi Sumsel Nomor: 577/III/KI-SS/PS-M-A/2015, tertanggal 4 Maret 2015.

PPID Kabupaten Muba selaku pemohon keberatan/ dahulu ter-mohon informasi mohon kepada Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara Palembang cq. Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara aquo, untuk memutus perkara ini dengan amar sebagai berikut:

Menerima permohon keberatan dari pemohon keberatan/ dahulu termohon informasi;

1.

16Jalan Terjal Menggapai Informasi PublikPengalaman FITRA Sumsel dalam Advokasi Transparansi Informasi Publik

4.

Menerima alasan-alasan keberatan yang diajukan.Menyatakan batal putusan ajudikasi Komisi Informasi Sumsel Nomor: 577/III/KI-SS/PS-M-A/2015, tertanggal 4 Maret 2015.Menyatakan termohon keberatan (FITRA Sumsel) untuk mem-bayar biaya perkara.

Tanggapan FITRA Sumsel

Di PTUN Palembang, pada tanggal 7 Mei 2015, FITRA Sumsel menyam-paikan tanggapan keberatan PPID Kabupaten Muba, dengan mengemu-kakan pokok-pokok alasan-alasannya.

Mengenai keberatan ke 1, mengenai tenggang waktu pemberian putusan ajudikasi KI Provinsi Sumsel yang diajukan oleh pihak pemo-hon (PPID Muba) menjadi kewenangan KI Provinsi Sumsel untuk menanggapinya.

Sebagai informasi, bahwa agenda pembacaan putusan ajudikasi oleh KI Provinsi Sumsel dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 4 Maret 2015, dan pada hari Jumat, 6 Maret 2015. FITRA Sumsel telah mendapat informasi dari staf KI Provinsi Sumsel, yakni Saudara Rico, bahwa salinan putusan ajudikasi sudah bisa diambil, tetapi baru pada hari Senin, 9 Maret 2015 FITRA Sumsel mengambil salinan putusan ajudikasi.

Menanggapi keberatan ke 2, tentang legalitas pihak termohon dalam hal ini FITRA Sumsel, bahwa badan hukum FITRA Sumsel berbentuk Perkumpulan yang selanjutnya bernama Perkumpulan FITRA Sumsel, tercatat di notaris Halida Shary, SH pada tanggal 21 Mei 2013 bernomor 39, karena Perkumpulan FITRA Sumsel adalah sebagai organisasi nasional dan merupakan bagian dari FITRA Nasional.

FITRA adalah badan hukum yang tercatat di Kemenkumham dan Perkum-pulan FITRA Sumsel juga telah terdaftar (SKT) di Kesbangpol Palembang dengan No. 00-393-0507/076/2014.

2.3.

4.

17Jalan Terjal Menggapai

Informasi PublikPengalaman FITRA Sumsel dalam Advokasi Transparansi Informasi Publik

Menanggapi keberatan ke-3, melakukan permohonan dalam jumlah besar sekaligus atau berulang-ulang namun tidak memiliki tujuan yang jelas atau tidak memiliki relevansi dengan tujuan permohonan, dapat dijelaskan sebagai berikut:

Mengingat dalam melakukan penelitian kami memiliki keter-batasan waktu (dua bulan);

Dokumen yang kami minta memang dikuasai oleh badan publik/SKPD yang bersangkutan;

Bahwa untuk melakukan kajian analisa kebijakan maka sangat diperlukan data/dokumen penunjang berupa dokumen perenca-naan dan dokumen penganggaran. Dokumen perencanaan untuk melihat sejauh mana perencanaan pembangunan pemerintah daerah serta rencana penggunaan alokasi penganggarannya. Semua dokumen yang kami minta sangat memiliki tujuan yang jelas dan memiki relevansi dengan tujuan permohonan.

Sebelum mengajukan permohonan data informasi publik yang dimaksud kami telah berkonsultasi dengan Komisi Informasi Provinsi Sumsel.

Menanggapi keberatan ke-4, terhadap rancangan anggaran tahun 2015:

Bahwa dokumen yang kami minta (PPAS) termasuk dalam doku-men publik sebagaimana yang telah diatur pada UU No. 14 tahun 2008 tentang KIP Pasal 11 ayat (1), yang berbunyi: “Badan Publik wajib menyediakan informasi publik setiap saat yang meliputi,,, huruf (d) yang berbunyi “Rancangan kerja proyek termasuk dida-lamnya perkiraan pengeluaran tahunan badan publik.”

Landasan kami meminta dokumen PPAS 2015 adalah berdasar-kan kalender perencanaan penganggaran tahunan yang diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor. 13 Tahun 2006

18Jalan Terjal Menggapai Informasi PublikPengalaman FITRA Sumsel dalam Advokasi Transparansi Informasi Publik

a)

a)

b)

b)

c)

d)

bahwa penyusunan PPAS seharusnya disusun pada bulan Juni dan disepakati paling akhir pada bulan Juli, maka kalau mengacu pada Permendagri No. 13 Tahun 2006 (lihat pada bagan siklus kalender perencanaan penganggaran, sudah seharusnya doku-men PPAS tersebut sudah selesai dalam pembahasan, mengin-gat surat permohonan yang kami ajukan per tanggal 12 bulan November 2014.

Bagan Alir Siklus Pengelolaan Keuangan Daerah (Permendagri No 13 Tahun 2006)

Menimbang, bahwa untuk menguatkan dalil-dalil kebera-tannya, Pemohon Keberatan telah mengajukan bukti-bukti berupa fotocopy surat-surat yang diberi tanda Bukti P-1 sampai dengan P-4 yang telah bermaterai cukup dan telah pula dicocokkan dengan aslinya atau fotokopi nya.

Menimbang, bahwa untuk menguatkan dalil-dalil keberatan-nya, Termohon Keberatan telah mengajukan bukti-bukti berupa fotokopi surat-surat yang diberi tanda Bukti T-1 sampai dengan T-8,

19Jalan Terjal Menggapai

Informasi PublikPengalaman FITRA Sumsel dalam Advokasi Transparansi Informasi Publik

yang telah bermaterai cukup dan telah pula dicocokkan dengan aslinya atau fotokopi nya.

Dalam persidangan di PTUN Palembang hadir pula pihak Komisi Informasi Provinsi Sumsel, diwakili oleh Yuliadi Ampratman, dengan memberikan keterangan pada pokoknya adalah:

Bahwa benar putusan Nomor: 577/III/KI-SS/PS-M-A/2015, ter-tanggal 4 Maret 2015 yang menjadi objek sengketa diterbitkan oleh Komisi Informasi Provinsi Sumsel.

Bahwa berkaitan dengan tenggang waktu pengiriman putusan Komisi Informasi Provinsi Sumsel tertanggal 4 Maret 2015 kepada pihak termohon pada tanggal 5 Maret 2015 sebagaimana bukti pengiriman pos.

Bahwa mengenai legal standing yang diajukan oleh pemohon sudah dilampirkan dan dipertimbangkan oleh Komisi Informasi Provinsi Sumsel.

Bahwa mengenai ketentuan tidak bolehnya meminta informasi dalam jumlah terlalu banyak, yaitu apabila pemohon meminta informasi dalam satu instansi dalam jumlah banyak, namun untuk FITRA Sumsel (pemohon) meminta 13 informasi kepada PPID untuk beberapa instansi publik.

Selain memberikan keterangan tersebut, Komisi Informasi Provinsi Sumsel juga memberikan surat berupa fotokopi tanda bukti pengiriman salinan objek sengketa kepada PPID Kabupaten Muba tertanggal 5 Maret 2016.

*

*

*

*

20Jalan Terjal Menggapai Informasi PublikPengalaman FITRA Sumsel dalam Advokasi Transparansi Informasi Publik

***

Sidang di PTUN Palembang

21Jalan Terjal Menggapai

Informasi PublikPengalaman FITRA Sumsel dalam Advokasi Transparansi Informasi Publik

bagian iv

puTusan MaJelis HakiM

AJeLIS Hakim PTUN Palembang dalam pertimban-gannya, menyatakan bahwa keberatan pemohon

(PPID Kabupaten Muba), yakni poin 1 dan 2 berkaitan dengan formil keberatan/gugatan, sedangkan poin 3

dan 4 berkaitan dengan pokok keberatan.Selanjutnya, Majelis hakim mempertimbangkan satu persatu

apakah permohonan yang diajukan oleh pemohon keberatan memiliki landasan hukum atau sebaliknya.

Salinan putusan objek sengketa diterima Pemohon Keberatan telah lewat batas waktu.

Menimbang, bahwa pemohon keberatan mendalilkan tenggang waktu pemberian salinan putusan komisi informasi (objek seng-keta) dibacakan pada tanggal 4 Maret 2015 sedangkan pemohon keberatan menerima salinan putusan pada tanggal 10 Maret 2015, sehingga lebih dari 3 hari;

Menimbang, bahwa berkaitan dengan jangka waktu salinan pu-tusan komisi informasi diberikan kepada para pihak diatur dalam Pasal 59 ayat (4) Peraturan Komisi Informasi Nomor I Tahun 2013 yang berbunyi:

“Salinan putusan diberikan kepada para pihak dalam jangka waktu paling lambat 3 (tiga) hari kerja sejak putusan dibacakan,”

Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan Yuliadi Ampratman dari pihak KI Provinsi Sumsel yang menyatakan KI Provinsi Sumsel telah mengirimkan objek sengketa kepada Termohon Keberatan/Pemohon Informasi pada tanggal 5 Maret 2015.

Keterangan tersebut juga dikuatkan dengan surat tanda pengiriman

1.

24Jalan Terjal Menggapai Informasi PublikPengalaman FITRA Sumsel dalam Advokasi Transparansi Informasi Publik

25Jalan Terjal Menggapai

Informasi PublikPengalaman FITRA Sumsel dalam Advokasi Transparansi Informasi Publik

pos tertanggal 5 Maret 2015, sehingga dengan demikian objek sengketa diberikan kepada Pemohon Keberatan masih dalam tenggang waktu sesuai dengan ketentuan.

Menimbang, bahwa dari pertimbangan hukum tersebut maka dalil keberatan Pemohon Keberatan mengenai tenggang waktu pemberian salinan objek sengketa telah lewat batas waktu tidaklah beralasan hukum dan haruslah ditolak.

Komisi Informasi telah salah dalam mempertimbangkan tentang kedudukan hukum (legal standing) Pemohon Informasi.

Menimbang, bahwa dalam keberatannya Pemohon Keberatan mendalilkan Komisi Informasi Provinsi Sumsel selama persidangan ajudikasi tidak pernah mempertanyakan mengenai legal standing serta AD/ART Pemohon Informasi apakah sah dan sudah terdaftar di lembaga yang berwenang.

Menimbang, bahwa Termohon Keberatan telah membantah dalam jawabannya yang pada pokoknya Termohon Keberatan/Pemohon Informasi telah memenuhi syarat legal standing karena Perkum-pulan FITRA Sumsel adalah bagian organisasi FITRA Nasional yang telah berbentuk badan hukum dan tercatat di Kemenkumham.

Menimbang, bahwa kedudukan hukum (legal standing) Pemohon di Komisi Informasi adalah hak untuk mengajukan permohonan penye-lesaian sengketa di Komisi Informasi yang juga harus memenuhi syarat sebagai Pemohon Penyelesaian Sengketa Informasi Publik.

Menimbang, bahwa dalam Pasal 1 angka 7 Peraturan Komisi Infor-masi Nomor 1 Tahun 2013 Tentang Prosedur Penyelesaian Seng-keta Informasi Publik menyebutkan: Pemohon adalah Pemohon atau Pengguna Informasi Publik yang mengajukan Permohonan kepada Komisi Informasi.

2.

Dengan demikian, kedudukan hukum (legal standing) merupakan unsur yang sangat penting karena sebagai penentu apakah seseorang atau badan hukum yang telah memenuhi syarat menurut Undang-Undang mempunyai hak untuk dapat mengajukan permohonan penyelesaian sengketa informasi publik sebagaimana yang diatur dalam undang-undang tersebut.

Menimbang, berdasarkan ketentuan Pasal 1 angka 12 Undang-Undang No 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik yang menyatakan:

“Pemohon Informasi Publik adalah warga negara/dan atau badan hukum Indonesia yang mengajukan permintaan informasi publik sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.”

Menimbang, bahwa ketentuan Pasal 1 angka 12 Undang-Undang Nomor 14 tahun 2008 tersebut “mensyaratkan” bahwa yang dapat bertindak sebagai Pemohon Informasi Publik adalah:

− Warganegara/ dan atau− Badan hukum Indonesia− Yang mengajukan permintaan informasi

Menimbang, bahwa selanjutnya syarat Pemohon dalam menga-jukan permohonan penyelesaian sengketa informasi publik yang menjadi tolok ukur kedudukan hukum (legal standing) Pemohon ditentukan dalam ketentuan Pasal 11 ayat (1) Peraturan Komisi Informasi Nomor 1 Tahun 2013 yang menyatakan:

“Pemohon wajib menyertakan dokumen kelengkapan permohonan sebagai berikut:

a. Identitas Pemohon yang sah, yaitu:

Fotokopi Kartu Tanda Penduduk, Paspor atau identitas lain 1)

26Jalan Terjal Menggapai Informasi PublikPengalaman FITRA Sumsel dalam Advokasi Transparansi Informasi Publik

27Jalan Terjal Menggapai

Informasi PublikPengalaman FITRA Sumsel dalam Advokasi Transparansi Informasi Publik

yang sah yang dapat membuktikan Pemohon adalah Warga Negara Indonesia, atau

Anggaran dasar yang telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dan telah tercatat di Berita Negara Republik Indonesia dalam hal Pemohon adalah Badan Hukum; Dst;

Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan-ketentuan tersebut di atas, maka syarat atau legal standing Pemohon Informasi Publik berbentuk badan hukum adalah adanya Anggaran Dasar yang telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dan telah tercatat di Berita Negara Republik Indonesia.

Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan-ketentuan tersebut di atas, maka syarat atau legal standing Pemohon Informasi Publik berbentuk badan hukum adalah adanya Anggaran Dasar yang telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dan telah tercatat di Berita Negara Republik Indonesia.

Menimbang, bahwa terhadap permasalahan kedudukan hukum (legal standing) Termohon Keberatan/dahulu Pemohon Infor-masi sebagaimana yang tercantum dalam objek sengketa aquo, Majelis Hakim akan menguji apakah Perkumpulan FITRA Sumsel telah memenuhi syarat sebagai pemohon atau tidak sebagaimana ketentuan tersebut di atas.

Menimbang, bahwa putusan ajudikasi Komisi Informasi Provinsi Sumsel aquo, mengenai kedudukan hukum (legal standing) Termohon Ke-beratan yang pada pokoknya Majelis Komisioner berpendapat dalam pertimbangan objek sengketa poin B. Kedudukan hukum (legal standing) Pemohon menyebutkan bahwa Termohon Keberatan/Pemohon Infor-masi memenuhi syarat kedudukan hukum (legal standing).

Menimbang, bahwa berdasarkan bukti T-6 berupa Salinan Akta Notaris Halida Shary Nomor 39 tanggal 21 Mei 2013

2)

pada pokoknya didapat keterangan Perkumpulan FITRA Sumsel adalah organisasi berbentuk perkumpulan yang berkedudukan di Ibukota Provinsi Sumsel yang merupakan simpul jaringan Perkumpulan FITRA Nasional.

Menimbang, bahwa berdasarkan bukti T-7 berupa Keputusan Menteri Hukum dan HAM RI Nomor AHU-15.AH.01.07 Tahun 2014 Tentang Pengesahan Badan Hukum Perkumpulan didapat keterangan Perkumpulan Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA) telah diberikan Pengesahan Akta Pendirian oleh Menteri Hukum dan HAM RI.

Menimbang, bahwa dari bukti T-6 dan T-7 tersebut, maka menurut Majelis Hakim karena Perkumpulan FITRA merupakan organisasi berbentuk perkumpulan yang telah berbadan hukum dan terdaftar di Menteri Hukum dan HAM RI, maka sebagai organisasi perkumpu-lan cabang, Perkumpulan FITRA Sumsel secara otomatis juga telah berbadan hukum dan terdaftar di Menteri Hukum dan HAM RI.

Menimbang, bahwa dalam persidangan pihak Komisi Informasi Provinsi Sumsel juga telah memberikan keterangan bahwa putusan objek sengketa juga telah mempertimbangkan mengenai syarat pemohon informasi yang berbentuk Badan Hukum yang disahkan ke Menteri Hukum dan HAM RI.

Menimbang, bahwa berdasarkan fakta-fakta tersebut, maka Maje-lis Hakim berkeyakinan Termohon Keberatan/Pemohon Informasi telah memenuhi syarat atau memiliki kedudukan hukum (legal standing) untuk mengajukan Permohonan Sengketa Informasi sebagaimana ditentukan dalam Pasal 11 ayat (1) huruf a angka 2 Peraturan Komisi Informasi Publik Nomor 1 Tahun 2013 Tentang Prosedur Penyelesaian Sengketa Informasi Publik

Menimbang, bahwa dari pertimbangan hukum tersebut maka dalil keberatan Pemohon Keberatan mengenai kedudukan hukum

28Jalan Terjal Menggapai Informasi PublikPengalaman FITRA Sumsel dalam Advokasi Transparansi Informasi Publik

29Jalan Terjal Menggapai

Informasi PublikPengalaman FITRA Sumsel dalam Advokasi Transparansi Informasi Publik

atau legal standing Termohon/Pemohon Informasi tidak beralasan hukum dan haruslah ditolak.

Putusan objek sengketa bertentangan dengan asas kecermatan dan juga bertentangan dengan ketentuan ketentuan pasal 4 ayat (3) huruf (a) Peraturan Komisi Informasi Nomor 1 Tahun 2013 Tentang Prosedur Penyelesaian Sengketa Informasi.

Menimbang, bahwa pada pokoknya Pemohon Informasi mendal-ilkan keberatan terhadap objek sengketa karena Pemohon Infor-masi/Termohon Keberatan mengajukan permohonan informasi secara berlebihan atau dalam jumlah banyak.

Menimbang, bahwa ketentuan Pasal 4 ayat (3) huruf a Peraturan Komisi Informasi Nomor 1 Tahun 2013, berbunyi:“(3) Yang dimaksud dengan permohonan yang tidak dilaksanakan dengan sungguh-sungguh dan iktikad baik sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah:

Melakukan permohonan dalam jumlah yang besar sekaligus atau berulang-ulang namun tidak memiliki tujuan yang jelas atau tidak memiliki relevansi dengan tujuan permohonan.”

Menimbang, bahwa adapun yang dimohonkan oleh Termohon Keberatan/Pemohon Informasi dan permohonan yang telah dikabulkan oleh Komisi Informasi dalam objek sengketa adalah informasi berupa: 1. Salinan lengkap APBD Perubahan T.A. 2014 (BPKD), 2. Salinan lengkap PPAS T.A. 2015 (BPKD), 3. Salinan lengkap Perda Peraturan Daerah Minerba (Distamben), 4. Sali-nan lengkap Perda Pengolahan Migas (Distamben), 5. Salinan lengkap Daftar Perusahaan Pertambangan dan Status Izin (Dis-tamben), 6. Salinan lengkap RT/RW dan Perubahan (Bappeda), 7. Salinan lengkap data Produksi Batubara Kabupaten Muba (Distamben), 8. Salinan lengkap data Royalti Pertambangan dan Migas di Kabupaten Muba (Distamben), 9. Salinan lengkap

3.

a)

data Jaminan Reklamasi Pertambangan di Kabupaten Muba (Distamben), 10. Salinan lengkap Perda/Regulasi yang mengatur Pengelolaan CSR (Distamben), 11. Dokumen Pelaksanaan Rekla-masi Tambang (Distamben), 12. Dokumen Pelaksanaan Pasca Tambang (Distamben), 13. Dokumen Pinjam Pakai Kawasan Hutan untuk Pertambangan (Distamben).

Menimbang, bahwa setelah Majelis Hakim meneliti dan mencer-mati bukti P-1, T-1, T-5, dan T-6 didapat fakta yaitu Termohon Ke-beratan/Pemohon Informasi sebagai perkumpulan yang salah satu misinya adalah mendorong transparansi dan akuntabilitas dalam perencanaan, pelaksanaan, dan kontrol anggaran daerah/negara mengajukan permohonan informasi yang digunakan untuk kajian dan analisis kebijakan pemerintah, dengan demikian permohonan informasi tersebut telah mempunyai tujuan yang jelas.

Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim juga mencermati permohonan informasi yang dimohonkan dan telah dikabulkan oleh Komisi Informasi Provinsi Sumsel sebagaimana dalam bukti T-6, ternyata ketiga belas informasi tersebut ditujukan ke PPID Kabupaten Muba untuk tiga Badan Publik, yaitu BPKD, Distamben, serta Bappeda Kabupaten Muba.

Menimbang, bahwa berdasarkan fakta hukum tersebut dan dikait-kan dengan ketentuan Pasal 4 ayat (3) huruf a Peraturan Komisi Informasi Nomor 1 Tahun 2013, maka menurut Majelis Hakim permohonan informasi yang diminta oleh Pemohon Informasi telah mempunyai alasan yang jelas dan tidaklah termasuk berlebihan atau jumlah terlalu banyak.

Menimbang, bahwa dari pertimbangan hukum tersebut maka dalil keberatan Permohonan Keberatan mengenai objek sengketa ber-tentangan dengan asas kecermatan dan juga bertentangan dengan ketentuan Pasal 4 ayat (3) huruf a Peraturan Komisi Informasi No-mor 1 Tahun 2013 tidak beralasan hukum dan haruslah ditolak.

30Jalan Terjal Menggapai Informasi PublikPengalaman FITRA Sumsel dalam Advokasi Transparansi Informasi Publik

31Jalan Terjal Menggapai

Informasi PublikPengalaman FITRA Sumsel dalam Advokasi Transparansi Informasi Publik

Bahwa amar putusan poin (6.3) angka 2 yaitu salinan lengkap PPAS tahun anggaran 2015 merupakan rancangan anggaran tahun 2015 yang belum bersifat final dan masih perlu pembahasan, evaluasi, serta pengesahan oleh DPRD maka data informasi terse-but belumlah diarsipkan dan didokumentasikan oleh Pemohon Keberatan.

Menimbang, bahwa Pemohon Keberatan mendalilkan pada pokoknya alasan Pemohon Keberatan/Termohon Informasi belum dapat memberikan informasi berupa salinan lengkap PPAS Tahun Anggaran 2015 pada saat permohonan informasi diajukan sampai dengan putusan ajudikasi sengketa informasi masih dalam evalu-asi oleh DPRD dan belum disahkan oleh DPRD sehingga belum diarsipkan atau didokumentasikan oleh Termohon Keberatan/Termohon Informasi.

Menimbang, bahwa Pasal 6 ayat (3) huruf e Undang-Undang No-mor 14 Tahun 2008 berbunyi:

“Informasi Publik yang tidak dapat diberikan oleh Badan Publik, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah:

e) Informasi Publik yang diminta belum dikuasai atau dido-kumentasikan”

Menimbang, bahwa berdasarkan dalil Termohon dan dikaitkan den-gan ketentuan Pasal 6 ayat (3) huruf e Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 karena informasi yang diminta berupa salinan lengkap PPAS Tahun Anggaran 2015 belum disahkan oleh yang berwenang sehingga belum diarsipkan dan didokumentasikan oleh Termohon Informasi, karena selama persidangan tidak ditemukan bukti berkaitan dengan pengesahan PPAS Tahun Anggaran 2015 oleh pejabat yang berwenang, maka menurut Majelis Hakim selama data informasi berupa salinan lengkap PPAS Tahun Anggaran 2015 belum disahkan dan didokumentasikan oleh Pemohon Keberatan/

4.

Termohon Informasi maka informasi tersebut tidak dapat diberikan oleh Badan Publik.

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan hukum tersebut, maka keberatan dari Pemohon Keberatan mengenai amar putusan poin (6.3) angka 2 berupa salinan lengkap PPAS Tahun Anggaran 2015 cukup beralasan untuk dikabulkan sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 6 ayat (3) juncto Pasal 17 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008:

Pasal 6 ayat (3):

“Informasi Publik yang tidak dapat diberikan oleh Badan Publik, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah:a. Informasi dapat membahayakan Negarab. Informasi berkaitan dengan kepentingan perlindungan usaha dari persaingan usaha tidak sehatc. Informasi yang berkaitan dengan hak-hak pribadid. Informasi yang berkaitan dengan rahasia jabatan, dan/ataue. Informasi Publik yang diminta belum dikuasai atau didokumentasikan”

Pasal 17:

“Setiap Badan Publik wajib membuka akses bagi setiap Pemohon Informasi Publik untuk mendapatkan Informasi Publik, kecuali:

Informasi Publik yang apabila dibuka dan diberikan kepada Pemohon Informasi Publik dapat menghambat proses pen-egakan hukum, yaitu informasi yang dapat:

Menghambat proses penyelidikan dan penyidikan suatu tindak pidanaMengungkapkan identitas informan, pelapor, saksi, dan/atau korban yang mengetahui adanya tindak pidana

a.

1.

2.

32Jalan Terjal Menggapai Informasi PublikPengalaman FITRA Sumsel dalam Advokasi Transparansi Informasi Publik

33Jalan Terjal Menggapai

Informasi PublikPengalaman FITRA Sumsel dalam Advokasi Transparansi Informasi Publik

Menungkapkan data intelijen criminal dan rencana-rencana yang berhubungan dengan pencegahan dan penanganan segala bentuk kejahatan transnasionalMembahayakan keselamatan dan kehidupan penegak hukum dan/atau keluarganya, dan/atauMembahayakan keamanan peralatan, sarana, dan/atau prasarana penegak hukum

Informasi Publik yang apabila dibuka dan diberikan kepada Pemohon Informasi Publik dapat menganggu kepentingan perlindungan hak atas kekayaan intelektual dan perlindungan dari persaingan usaha tidak sehat

Informasi Publik yang apabila dibuka dan diberikan kepada Pemohon Informasi Publik dapat membahayakan pertahanan dan keamanan Negara, yaitu:

Informasi tentang strategi, intelijen, operasi, taktik, dan teknik yang berkaitan dengan penyelenggaraan sistem pertahanan dan keamanan Negara, meliputi tahap peren-canaan, pelaksanaan dan pengakhiran atau evaluasi dalam kaitan dengan ancaman dari dalam dan luar negeriDokumen yang memuat tentang strategi, intelijen, op-erasi, teknik, dan taktik yang berkaitan dengan penyeleng-garaan sistem pertahanan dan keamanan Negara yang meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan dan pengakhiran atau evaluasiJumlah, komposisi, disposisi, atau dislokasi kekuatan dan kemampuan dalam penyelenggaraan sistem pertahanan dan keamanan Negara serta rencana pengembangannyaGambar dan data tentang situasi dan keadaan pangkalan dan /atau instalasi militerData perkiraan kemampuan militer dan pertahanan Negara lain terbatas pada segala tindakan dan/atau

3.

1.

2.

3.

4.

5.

4.

5.

b.

c.

data terkait kerjasama militer dengan Negara lain yang disepakati dalam perjanjian tersebut sebagai rahasia atau sangat rahasiaSistem persandian Negara, dan/atauSistem intelijen Negara

Informasi Publik yang apabila dibuka dan diberikan kepada Pemohon Informasi Publik dapat mengungkapkan kekayaan alam Indonesia

Informasi Publik yang apabila dibuka dan diberikan kepada Pemohon Informasi Publik dapat merugikan ketahanan ekonomi nasional:

Rencana awal pembelian dan penjualan mata uang na-sional atau asing, saham dan aset vital milik NegaraRencana awal perubahan nilai tukar, suku bunga, dan model operasi institusi keuanganRencana awal perubahan suku bunga bank, pinjaman pemerintah, perubahan pajak, tarif, atau pendapatan negara/daerah lainnyaRencana awal penjualan atau pembelian tanah atau propertiRencana awal investasi asingProses dan hasil pengawasan perbankan, asuransi, atau lembaga keuangan lainnya, dan/atauHal-hal yang berkaitan dengan proses pencetakan uang

Informasi Publik yang apabila dibuka dan diberikan kepada Pemohon Informasi Publik, dapat merugikan kepentingan hubungan luar negeri:

Posisi, daya tawar dan strategi yang akan dan telah di-ambil oleh negara dalam hubungannya dengan negosiasi internasional

34Jalan Terjal Menggapai Informasi PublikPengalaman FITRA Sumsel dalam Advokasi Transparansi Informasi Publik

6.7.

1.

1.

2.

3.

4.

5.6.

7.

d.

e.

f.

35Jalan Terjal Menggapai

Informasi PublikPengalaman FITRA Sumsel dalam Advokasi Transparansi Informasi Publik

Korespondensi diplomatik antarnegaraSistem komunikasi dan persandian yang dipergunakan dalam menjalankan hubungan internasional, dan/atau Perlindungan dan pengamanan infrastruktur strategis Indonesia di luar negeri.

Informasi Publik yang apabila dibuka dapat mengungkapkan isi akta otentik yang bersifat pribadi dan kemauan terakhir ataupun wasiat seseorang

Informasi Publik yang apabila dibuka dan diberikan ke-pada Pemohon Informasi Publik dapat mengungkap rahasia pribadi, yaitu:

Riwayat dan kondisi anggota keluargaRiwayat, kondisi dan perawatan, pengobatan kesehatan fisik, dan psikis seseorangKondisi keuangan, aset, pendapatan, dan rekening bank seseoranHasil-hasil evaluasi sehubungan dengan kapabilitas, in-telektualitas, dan rekomendasi kemampuan seseorang, dan/atau Catatan yang menyangkut pribadi seseorang yang berkaitan dengan kegiatan satuan pendidikan formal dan satuan pendidikan nonformal

Memorandum atau surat-surat antar Badan Publik atau intra Badan Publik, yang menurut sifatnya dirahasiakan kecuali atas putusan Komisi Informasi atau pengadilan

Informasi yang tidak boleh diungkapkan berdasarkan Undang-Undang”

2.3.

4.

1.

3.

4.

5.

2.

g.

i.

h.

j.

Menimbang, bahwa informasi yang dimohonkan oleh Pemo-hon Informasi sebagaimana bukti P-1 = T-1, dan T-5 dan akan diuji Majelis Hakim adalah:

Salinan lengkap APBD Perubahan T.A. 2014 (BPKD), Salinan lengkap Perda Peraturan Daerah Minerba (Dis-tamben), Salinan lengkap Perda Pengolahan Migas (Distamben), Salinan lengkap Daftar Perusahaan Pertambangan dan Status Izin (Distamben), Salinan lengkap RT/RW dan Perubahan (Bappeda), Salinan lengkap data Produksi Batubara Kabupaten Muba (Distamben), Salinan lengkap data Royalti Pertambangan dan Migas di Kabupaten Muba (Distamben), Salinan lengkap data Jaminan Reklamasi Pertambangan di Kabupaten Muba (Distamben), Salinan lengkap Perda/Regulasi yang mengatur Pengelo-laan CSR (Distamben), Dokumen Pelaksanaan Reklamasi Tambang (Distamben), Dokumen Pelaksanaan Pasca Tambang (Distamben), Dokumen Pinjam Pakai Kawasan Hutan untuk Pertam-bangan (Distamben).

Menimbang, bahwa setelah Majelis Hakim mengamati dan meneliti secara seksama kedua belas informasi yang diminta Pemohon In-formasi tersebut dikaitkan dengan ketentuan Pasal 6 ayat (3) juncto Pasal 17 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008, menurut Majelis Hakim kedua belas informasi tersebut adalah berupa peraturan dan informasi yang dapat diberikan oleh Badan Publik dan bukan termasuk Informasi Publik yang dikecualikan untuk diakses publik

36Jalan Terjal Menggapai Informasi PublikPengalaman FITRA Sumsel dalam Advokasi Transparansi Informasi Publik

1.2.

3.4.

5.6.

7.

8.

9.

10.11.12.

37Jalan Terjal Menggapai

Informasi PublikPengalaman FITRA Sumsel dalam Advokasi Transparansi Informasi Publik

sebagaimana ketentuan Pasal 6 ayat (3) juncto Pasal 17 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008.

Menimbang, bahwa dengan demikian Majelis Hakim berkeyaki-nan tindakan Pemohon Keberatan yang tidak memberikan akses informasi berupa: 1. Salinan lengkap APBD Perubahan T.A. 2014 (BPKD), 2. Salinan lengkap Perda Peraturan Daerah Minerba (Dis-tamben), 3. Salinan lengkap Perda Pengolahan Migas (Distamben), 4. Salinan lengkap Daftar Perusahaan Pertambangan dan Status Izin (Distamben), 5. Salinan lengkap RT/RW dan Perubahan (Bappeda), 6. Salinan lengkap data Produksi Batubara Kabupaten Muba (Dis-tamben), 7. Salinan lengkap data Royalti Pertambangan dan Migas di Kabupaten Muba (Distamben), 8. Salinan lengkap data Jaminan Reklamasi Pertambangan di Kabupaten Muba (Distamben), 9. Salinan lengkap Perda/Regulasi yang mengatur Pengelolaan CSR (Distamben), 10. Dokumen Pelaksanaan Reklamasi Tambang (Dis-tamben), 11. Dokumen Pelaksanaan Pasca Tambang (Distamben), 12. Dokumen Pinjam Pakai Kawasan Hutan untuk Pertambangan (Distamben), tidaklah tepat karena bertentangan dengan keten-tuan Pasal 6 ayat (3) juncto Pasal 17 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 dan beralasan hukum agar keberatan Pemohon Keberatan haruslah ditolak.

Menimbang, bahwa berdasarkan serangkaian pertimbangan hukum tersebut, maka Majelis Hakim mengabulkan sebagian ke-beratan Pemohon Keberatan, yaitu keberatan dikabulkan berkaitan dengan informasi angka 2 berupa informasi salinan lengkap PPAS tahun Anggaran 2015.

Menimbang, bahwa karena keberatan dikabulkan sebagian maka Majelis Hakim membatalkan objek sengketa dan selanjutnya Majelis

Hakim memerintahkan kepada Pemohon Keberatan/Pemohon Informasi untuk memberikan informasi berupa: 1. Salinan leng-kap APBD Perubahan T.A. 2014 (BPKD), 2. Salinan lengkap Perda Peraturan Daerah Minerba (Distamben), 3. Salinan lengkap Perda Pengolahan Migas (Distamben), 4. Salinan lengkap Daftar Perusa-haan Pertambangan dan Status Izin (Distamben), 5. Salinan lengkap RT/RW dan Perubahan (Bappeda), 6. Salinan lengkap data Produksi Batubara Kabupaten Muba (Distamben), 7. Salinan lengkap data Royalti Pertambangan dan Migas di Kabupaten Muba (Distamben), 8. Salinan lengkap data Jaminan Reklamasi Pertambangan di Kabu-paten Muba (Distamben), 9. Salinan lengkap Perda/Regulasi yang mengatur Pengelolaan CSR (Distamben), 10. Dokumen Pelaksanaan Reklamasi Tambang (Distamben), 11. Dokumen Pelaksanaan Pasca Tambang (Distamben), 12. Dokumen Pinjam Pakai Kawasan Hutan untuk Pertambangan (Distamben).

Menimbang, bahwa oleh karena Permohonan Keberatan dari Pemohon Keberatan/dahulu Termohon Informasi dikabulkan sebagian berdasarkan ketentuan Pasal 110 dan Pasal 112 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara maka pihak yang kalah harus dihukum dan membayar biaya perkara yang jumlahnya akan tercantum dalam amar putusan ini

Menimbang, bahwa dalam mempertimbangkan bukti-bukti yang diajukan oleh pihak yang bersengketa, sampai menjatuhkan putu-san ini, Majelis Hakim mempedomani ketentuan Pasal 100 jo.Pasal 107A Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 jo Undang-Undang No.9 Tahun 2004 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 tentang Peradilan Tata Usaha Negara, dengan demikian Majelis Hakim mempertimbangkan semua bukti-bukti yang diajukan para pihak, tetapi hanya bukti-

38Jalan Terjal Menggapai Informasi PublikPengalaman FITRA Sumsel dalam Advokasi Transparansi Informasi Publik

39Jalan Terjal Menggapai

Informasi PublikPengalaman FITRA Sumsel dalam Advokasi Transparansi Informasi Publik

bukti yang relevan saja yang dijadikan dasar pertimbangan dalam putusan, sedangkan terhadap bukti-bukti yang kurang relevan tidak dipertimbangkan, tetapi tetap merupakan bagian tidak terpisahkan dari putusan ini.

Mengingat, Pasal-Pasal dalam Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 tentang Perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara, Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik, Peraturan Mahkamah Agung RI Nomor 2 Tahun 2011 tentang Tata Cara Penyelesaian Sengketa Informasi Publik, Peraturan Komisi Informasi Nomor 1 Tahun 2010 tentang Standar Layanan Informasi Publik dan Peraturan Komisi Informasi Nomor 1 Tahun 2013 tentang Prosedur Penyelesaian Sengketa Informasi Publik serta Peraturan Perundang-Undangan lainnya yang berkaitan dengan perkara ini.

Majelis Hakim yang diketuai oleh Fatimah Nur Nasution, S.H., ber-sama Andriyani Masyitoh, S.H., M.H., dan Euis Riyanti, S.H., M.H., masing-masing selaku Hakim Anggota, memutus perkara ini dalam rapat permusyawaratan Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara Palembang yang dilaksanakan pada Senin, 1 Juni 2015.

Sementara putusan dibacakan pada Kamis, 11 Juni 2016 dalam persidangan yang terbuka untuk umum oleh Fatimah Nur Nasution, S.H., sebagai Hakim Ketua Majelis, Andriyani Masyitoh, S.H., M.H., dan Kemas Hendi Zatmiko, S.H., M.H., masing-masing selaku Hakim Anggota dengan dibantu Deo Yuvanti, S.H., sebagai Panitera Peng-ganti Pengadilan Tata Usaha Negara Palembang dengan dihadiri oleh Kuasa Hukum Pemohon Keberatan/Termohon Informasi dan dihadiri oleh Termohon Keberatan/Pemohon Informasi.

40Jalan Terjal Menggapai Informasi PublikPengalaman FITRA Sumsel dalam Advokasi Transparansi Informasi Publik

Sidang di PTUN Palembang

Majelis Hakim PTUN Palembang

41Jalan Terjal Menggapai

Informasi PublikPengalaman FITRA Sumsel dalam Advokasi Transparansi Informasi Publik

***

Adapun keputusan Majelis Hakim, yakni:

Mengabulkan permohonan Pemohon Keberatan/Termohon Informasi untuk sebagianMembatalkan putusan Komisi Informasi Provinsi Sumatera Selatan Nomor: 577/III/KI-SS/PS-M-A/2015, tanggal 4 Maret 2015 yang dimohonkan keberatan tersebut.Memerintahkan kepada Pemohon Keberatan/Termohon Informasi untuk memberikan informasi kepada Termohon Keberatan/Pemohon Informasi berupa:

Salinan lengkap APBD Perubahan T.A. 2014 (BPKD), Salinan lengkap Perda Peraturan Daerah Minerba (Dis-tamben), Salinan lengkap Perda Pengolahan Migas (Distamben), Salinan lengkap Daftar Perusahaan Pertambangan dan Status Izin (Distamben), Salinan lengkap RT/RW dan Perubahan (Bappeda), Salinan lengkap data Produksi Batubara Kabupaten Muba (Distamben), Salinan lengkap data Royalti Pertambangan dan Migas di Kabupaten Muba (Distamben), Salinan lengkap data Jaminan Reklamasi Pertambangan di Kabupaten Muba (Distamben), Salinan lengkap Perda/Regulasi yang mengatur Pengelo-laan CSR (Distamben), Dokumen Pelaksanaan Reklamasi Tambang (Distamben), Dokumen Pelaksanaan Pasca Tambang (Distamben), Dokumen Pinjam Pakai Kawasan Hutan untuk Pertam-bangan (Distamben).

Menghukum Termohon Keberatan/Pemohon Informasi untuk membayar biaya perkara sebesar Rp.214.000,- (Dua Ratus Empat Belas Ribu Rupiah).

1.

2.

3.

4.

1.2.

3.4.

5.6.

7

8.

9.

10.11.12.

Penutup

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik merupakan payung hukum yang memberi perlindungan terhadap hak untuk memperoleh informasi publik.

Ternyata, mengakses informasi di Badan Publik dalam hal ini di tingkat pemerintahan daerah pada era transparansi saat ini tak selalu mudah. Melalui rangkaian proses yang panjang dan berbelit akibat belum adanya keseragaman persepsi mengenai informasi publik dari PPID, perjuangan gigih untuk memperoleh informasi publik dilakukan oleh FITRA Sumsel.

Sebelum akhirnya memperoleh informasi publik yang diinginkan, FITRA Sumsel harus terlebih dahulu melayangkan sejumlah surat, mengikuti persidangan mediasi dan ajudikasi di Komisi Informasi Daerah Sumsel. Kemudian, menjalani sidang gugatan di Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Palembang. Hingga akhirnya, majelis hakim PTUN Palembang mengabulkan 12 dokumen dari 13 dokumen yang diminta FITRA kepada PPID Kabupaten Muba.

Setelah peristiwa tersebut, PPID Kabupaten Muba menjadi lebih koop-eratif dalam menerima FITRA. Namun yang kemudian masih menjadi tanda tanya adalah bagaimana jika kemudian permohonan informasi publik tersebut diajukan oleh lembaga atau individu lainnya. Lantas, bagaimana pula sikap PPID di kabupaten/kota lainnya dalam menyikapi permintaan data dari lembaga atau individu di luar FITRA.

Inilah jalan terjal dalam menggapai keterbukaan informasi publik. Semoga di masa mendatang, keterbukaan informasi publik dapat benar dijalankan demi transparansi dan akuntabilitas lembaga publik sebagai upaya mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance).

Mengakses informasi di Badan Publik dalam hal ini di tingkat pemerintahan daerah pada era transparansi saat ini tak selalu mudah. Terkadang harus melalui rangkaian proses yang panjang dan berbelit.

Masalah lainnya yakni jika terjadi perbedaan persepsi dari PPID dan pemohon informasi mengenai status dokumen yang diminta, apakah informasi publik atau dokumen rahasia. Padahal, Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi telah dengan jelas mengatur hal ini.

Perjuangan gigih juga pernah dialami FITRA Sumsel sebelum akhirnya memperoleh informasi publik yang dikehendaki. FITRA Sumsel harus terlebih dahulu melayangkan sejumlah surat, mengi-kuti persidangan mediasi dan ajudikasi di Komisi Informasi Daerah Sumsel. Kemudian, menjalani sidang gugatan di Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Palembang.

Hingga akhirnya, majelis hakim PTUN Palembang mengabulkan 12 dokumen dari 13 dokumen publik yang diminta FITRA. Inilah jalan terjal dalam menggapai keterbukaan informasi publik.