Jalan Jalan Nusantara Vol. I Edisi 6

8
KENALI DAN CINTAI NEGERIMU Harga : Rp. 2.000 Edisi 06 11 - 24 April 2011 SIAPA yang tak kenal dengan Candi Pram- banan? Tentu sudah tak asing lagi di telinga kita mengenai sejarah ataupun perkembangan Candi Prambanan di Kota Yogyakarta. SELAMA ini pembinaan desa adat di Gianyar dilakukan dengan pola ceramah, penyuluhan dan penyuratan awig-awig desa adat seƟap tahun. SUASANA sore di depan lobby membawa angan kita ‘melayang’. RomanƟs di tengah kedamaian alam yang mempesona. DESTINASI VARIA WISATA KULINER PESONA KULTUR Halaman 2 Halaman 3 Halaman 5 Halaman 8 HASIL dari sebuah akhir adalah proses awal yang intens. Esty Ebhi Evolisa melalui proses itu dalam berkarya, lewat tehnik yang kon- vensional dengan percikan korek api yang pelan-pelan memenuhi bidang kanvas. Halaman 6 SELURUH insan kuliner professional di Bali diharapkan tetap komit mengembangkan, menggali dan melesatarikan Gastronomi masakan Bali.

description

Jalan Jalan Nusantara Vol. I Edisi 6 Official Newspapers Yayasan Tri Hita Karana

Transcript of Jalan Jalan Nusantara Vol. I Edisi 6

Page 1: Jalan Jalan Nusantara Vol. I Edisi 6

KENALI DAN CINTAI NEGERIMUHarga : Rp. 2.000 Edisi 06 11 - 24 April 2011

SIAPA yang tak kenal dengan Candi Pram-banan? Tentu sudah tak asing lagi di telinga kita mengenai sejarah ataupun perkembangan Candi Prambanan di Kota Yogyakarta.

SELAMA ini pembinaan desa adat di Gianyar dilakukan dengan pola ceramah, penyuluhan dan penyuratan awig-awig desa adat se ap tahun.

SUASANA sore di depan lobby membawa angan kita ‘melayang’. Roman s di tengah kedamaian alam yang mempesona.

DESTINASI

VARIA WISATA

KULINER

PESONA

KULTUR

Halaman 2

Halaman 3

Halaman 5

Halaman 8

HASIL dari sebuah akhir adalah proses awal yang intens. Esty Ebhi Evolisa melalui proses itu dalam berkarya, lewat tehnik yang kon-vensional dengan percikan korek api yang pelan-pelan memenuhi bidang kanvas.

Halaman 6

SELURUH insan kuliner professional di Bali diharapkan tetap komit mengembangkan, menggali dan melesatarikan Gastronomi masakan Bali.

Page 2: Jalan Jalan Nusantara Vol. I Edisi 6

EDISI 0525 Maret - 10 April 2011 2

Pemimpin Umum : Nyoman Sutiawan, Pemimpin Redaksi : Dewa Suta Sastradhinata Anggota Redaksi : N. Sutiawan, Sanata Dewa, Sauri Paradayana (Bali), Riyanto Rabbah (NTB), Bambang Hermawan (Jakarta), Titah Pratyaksa (Yogyakarta), Fotografer : Boy Sastra Putra Marketing : Puspita Dewi, Sirkulasi : Mardiana, Penerbit : CV. Prana Bali Grafika Alamat Redaksi : Jl. Gunung Sari V / 88 Denpasar – Bali, Telp. 0361 482852, NTB : Jl. Abdul Kadir Munsi, Gg. Dahlia No. 14 Mataram, Website : http://www.www-balitravelnews.com, E-mail : [email protected]

DESTINASI

SIAPA yang tak kenal dengan Candi Prambanan? Nama obyek wisata satu ini tentu sudah tak asing lagi di telinga kita, baik mengenai sejarah ataupun perkembangan-nya. Bagi Anda yang ingin ke Candi Prambanan, Anda hanya membu-tuhkan waktu 20 menit dari Kota Yogyakarta untuk sampai ke Candi yang dibangun pada abad ke 10 ini.

Candi Prambanan sendiri mem-punyai legenda yang unik di dalam-nya, dimana dahulu kala berdiri dua buah kerajaan Hindu, yakni Kerajaan Pengging dan Keraton Boko. Alkisah Keraton Boko yang dipimpin oleh Prabu Boko ingin menyerang Kera-jaan Pengging dengan balatentara yang dia miliki, dan pada akhirnya banyak korban yang berjatuhan di antara kedua belah pihak.

Tak terima diserang oleh Kera-

ton Boko, diutuslah Raden Bandung Bondowoso dari Kerajaan Pengging untuk menyerang balik Prabu Boko, pertarungan sengitpun terjadi di antara keduanya dan Prabu Boko akhirnya bisa dibinasakan dengan mudah oleh Bandung Bondowoso yang terkenal sak mandraguna.

Di tempat lain, Putri Prabu Boko, Loro Jonggrang pun sedih akan kema-

an ayahnya. Pucuk dicinta ulampun ba, tak disangka Bandung Bondo-

woso bertemu dengan Loro Jong-grang yang can k jelita dan Bandung Bondowoso ingin mempersun ng putri Prabu Boko tersebut.

Loro Jonggrang yang menge-tahui bahwa Bandung Bondowoso adalah orang yang membunuh ayahnya akhirnya menolak dengan cara halus sun ngan putra Kerajaan Pengging tersebut. Maka untuk

menolak pinangan Bandung Bon-dowoso, Loro Jonggrang meminta Bondowoso untuk membuat candi dengan 1000 arca dalam semalam.

Permintaan itu hampir ter-penuhi sebelum Jonggrang meminta warga desa menumbuk padi dan membuat api besar agar terbentuk suasana seper pagi hari. Bondo-woso yang baru dapat membuat 999 arca kemudian mengutuk Jonggrang menjadi arca yang ke-1000 karena merasa dicurangi.

Kini, Candi Prambanan memiliki ga candi utama di halaman utama,

yaitu Candi Wisnu, Brahma, dan Siwa. Ke ga candi tersebut adalah lambang Trimur dalam kepercay-aan Hindu. Ke ga candi itu meng-hadap ke mur.

Se ap candi utama memiliki satu candi pendamping yang meng-

Taman Wisata Candi Prambanan

DATANG paling awal, pulang paling akhir. Demiki-anlah kesehariaan Priyo Santoso sebagai Wakil Kepala Unit Taman Wisata Candi Prambanan Yogyakarta. Beliau seakan tak bisa dipisahkan dengan perjalanan Candi Prambanan menjadi candi yang terkenal nyaman, aman dan bersih di mata wisatawan.

Priyo, panggilan akrab beliau, biasa datang paling awal jam setengah 8 pagi, dan pulang jam 6 sore demi menjaga kenyamanan dan keselamatan pengunjung yang tengah berkunjung ke Candi Prambanan.

Ada beberapa langkah jitu yang dilakukan dalam men-ciptakan rasa nyaman dan aman bagi pengunjung antara lain adalah menempatkan dan menugaskan 12 orang Sa b (Satuan Keter ban), 45 Satpam yang siap siaga berkeliling Candi Prambanan se ap saat, dan polisi pariwisata.

Selain itu, pihaknya juga ru n memangkas pohon-pohon yang kiranya sudah tua dan harus dipotong demi

keselamatan pengunjung. “Kenyamanan dan kesela-matan pengunjung selalu menjadi prioritas kami yang utama,” ungkap pria lulusan S2 Hukum Universitas Gadjah Mada Yogyakarta ini tegas.

Priyo mengatakan bahwa pihaknya juga ru n membenahi taman yang terdapat di seputar areal Candi Prambanan, baik itu dari segi pemeliharaan rumput, bunga, binatang sehingga bisa tercipta suasana yang sejuk dan nyaman bagi pengunjung.

Jika pengunjung ingin membeli makanan dan minu-man, pengunjung bisa membelinya di kios-kios peda-gang yang telah disedikan khusus oleh pengelola Candi Prambanan sehingga areal dalam Candi Prambanan be-bas dari pedagang asongan. “Ini juga merupakan strategi kami di dalam menjaga kebersihan Candi Prambanan agar selalu bersih dan sehat,” katanya tersenyum. JJN-Titah Pratyaksa

Berikan Fasilitas dan Pelayanan Terbaik

hadap ke barat, yaitu Nandini untuk Siwa, Angsa untuk Brahma, dan Garuda untuk Wisnu. Selain itu, masih terdapat 2 candi apit, 4 candi kelir, dan 4 candi sudut. Sementara, halaman kedua memiliki 224 candi. Menurut Wakil Kepala Unit Taman Wisata Candi Prambanan, Priyo San-toso mengatakan bahwa wisatawan yang berwisata ke Candi Prambanan berasal dari berbagai penjuru dunia, dimana pada hari Sabtu dan Minggu jumlah pengunjung bisa mencapai 6000 orang, sedangkan pada hari biasa, jumlah pengunjung bisa mencapai 1500 orang. Sedangkan untuk tarif masuk, umum hanya Rp 20.000, pelajar hanya RP 11.000 dan pada hari sabtu & minggu tarifnya adalah Rp 23.000.

“Kami akan memberikan pelay-anan dan fasilitas yang lengkap serta nyaman bagi para pengunjung,” ungkap Priyo tersenyum.

Pihaknya mengatakan para wisatawan sangat puas setelah berkunjung ke Candi Pramban-an, mereka bisa melihat berbagai fasilitas ataupun pelayanan yang memuaskan.

Menurut salah seorang pen-gunjung, Rudi, mengatakan bahwa dirinya sangat merasa nyaman ke-

ka mengajak keluarga berwisata

ke Candi Prambanan. “Kawasan ini bebas dari pedagang asongan, se-hingga kami sekeluarga bisa dengan bebas menikma indahnya warisan sejarah nenek moyang Indonesia yang adiluhung ini,” ungkapnya puas.

Lebih lanjut Priyo mengatakan bahwa selain dijadikan sebagai tem-pat wisata, Candi Prambanan juga bisa dan sering dipakai untuk men-gadakan berbagai kegiatan menarik, seper halnya Family Gathering, Dinner & Awarding, Promo Prod-uct, perkemahan pelajar, ataupun digunakan sebagai upacara Tawur Agung Kesanga oleh umat Hindu. Ditambah pula dengan beberapa fasilitas yang akan memuaskan ke-ingintahuan masyarakat mengenai Candi Prambanan, diantaranya ada Prambanan Museum yang menyim-pan berbagai peninggalan sejarah terkait dengan Candi Prambanan, Prambanan Audio Visual menye-diakan video bersejarah mengenai Candi Prambanan, dan Panggung Tri Mur yang mementaskan Sen-dratari Ramayana.

Priyo berharap nan nya Candi Prambanan bisa menjadi tempat wisata pilihan wisatawan, baik lokal ataupun mancanegara yang ingin menghabiskan liburannya di Kota Gudeg. JJN-Titah Pratyaksa

Priyo Santoso

Utamakan Kenyamanan dan Keselamatan Pengunjung

Bali Safari & Marine ParkSeakan Berada di Hutan Belantaraapalagi dikolaborasi dengan bu-daya China, tentu sangat luar biasa. Agung Bali sendiri berisikan sejarah Bali, yakni perjalanan kembali ke abad ke-12 pada masa pemerin-tahan Raja Sri Jaya Pangus dan Kang Ching Wie. Hal ini dibumbui dengan mitos Danau Batur yang sangat roman s. Dimana tempat ini konon tempat bersemayamnya Dewi Air atau Dewi Danu di Danau Batur.

Sejak berdiri ga tahun lalu, Bali Safari and Marine Park (BSMP) telah menjadi tujuan wisata me-narik yang dimiliki warga Bali. Belum lagi nilai edukasi yang bisa dieksplorasi di dalamnya. Begitu memasuki areal Bali Safari, kita seper nya diajak ke sebuah tempat

yang cukup asing bagi kebanyakan orang. Ratusan hingga ribuan orang tumpah ruah di dalam taman mar-gasatwa seluas 40 hektar ini se ap harinya.

Memasuki area BSMP, pengun-jung akan disambut oleh deretan kolam ikan, seper hiu hitam, lele berukuran besar, hingga piranha yang tengah asyik menyantap dag-ing ayam segar. Masuk lebih dalam, pengunjung bersiap menikma pertunjukkan beberapa binatang koleksi BSMP dalam animal show.

Pembawa acara akan menjelas-kan asal usul dan karakteris k masing-masing binatang yang tentu sangat mengedukasi, khususnya anak-anak. Lihatlah ngkah orang

utan yang cerdas mencari perha-an, ular piton besar, kawanan

hamster, dan sebagainya selama sekitar sejam.

Bergerak lebih ke dalam, pen-gunjung dipersilahkan datang ke Kampung Gajah guna melihat atraksi Gajah Sumatera. Atraksi menceritakan kehidupan manusia yang awalnya mengganggu habitat hutan tempat para gajah nggal hingga akhirnya harmonis dan menciptakan keuntungan bagi ked-uanya. Kisah ini diangkat sebagai bentuk kampanye kepedulian ling-kungan hidup. Disini, Anda juga bisa menaiki gajah melintasi area yang tentunya siap memberikan pengala-man mengesankan. JJN-STA

JIKA Anda berkunjung ke Bali Safari & Marine Park, jangan lupa untuk melihat Bali Agung Seni. Dimana tempat tersebut sering digunakan untuk pertunjukan yang bersifat kolosal. Sayang jika anda tak melihat sejumlah atraksi

menarik di Bali Agung Seni itu.Tempat pertunjukan yang

mewah dan spektakuler yang be-rada di areal Bali Safari & Marine Park ini ternyata mampu menarik se ap penonton. Mereka sangat mengagumi keunikan budaya Bali

Candi Prambanan salah satu objek wisata primadona Yogyakarta.

Page 3: Jalan Jalan Nusantara Vol. I Edisi 6

EDISI 0525 Maret - 10 April 2011 3Varia wisata

SEBANYAK tujuh desa di Kabupaten Badung, Bali akan dikembangkan sebagai Desa Wisata. Pemerintah Kabupaten Badung menetapkan tujuh desa wisata sebagai upaya untuk mengembangkan pariwisata pedesaan.

“Penetapan itu dimaksudkan untuk mendorong keseimbangan pembangunan antara wilayah Badung Selatan dan Badung Utara,” kata Bupa Badung AA Gde Agung saat menerima m redaksi JJN dan BTNp, Jumat lalu,

Ketujuh desa tersebut, adalah Desa Kiadan, Kecamatan Petang, Desa Sangeh, Desa Bongkasa yang berada di Kecamatan Abiansemal, Desa Baha, Desa Mengwi, Desa Kapal dan Desa Munggu yang masing-masing berada di Kecamatan Mengwi. “Wilayah-wilayah pedesaan di Kabupaten Badung memiliki potensi yang memadai untuk dikembangkan. Misalnya, alamannya yang masih asri dan alami,” katanya.

Di samping bertujuan untuk mendorong keseimbangan pembangunan, pengemban-gan desa wisata juga diharapkan mampu menciptakan lapangan kerja baru di wilayah pedesaan sehingga dapat menanggulangi kemiskinan, katanya.

Dikatakan, pengembangan pariwisata pedesaan dak bertujuan untuk mengubah wajah desa, melainkan mengemas kondisi `eksis ng` di pedesaan agar memiliki daya tarik wisata yang khas Kabupaten Badung.

“Pariwisata pedesaan merupakan salah satu upaya menghasilkan produk-produk pariwisata yang baru, dengan dak ber-tujuan mengubah penataan ruang desa,” tambahnya.

Menurutnya, pariwisata desa dak akan mengarah pada penambahan jumlah sarana

akomodasi berbintang di Kabupaten Badung, me-lainkan sebagai alterna f dari sarana yang sudah ada.

Dengan demikian, apabila nan nya mun-cul kebutuhan terhadap keberadaan sarana ako-modasi pada desa-desa wisata, pihaknya akan mengarahkan untuk me-manfaatkan perumahan penduduk sebagai sarana akomodasi.

Sementara untuk pengembangan desa se-bagai “pilot project” pro-gram Desa Wisata di Kabu-paten Badung dalam pena-taan nan nya diperkirakan akan menemui sejumlah kendala dan hambatan.

“Hambatan tersebut, antara lain dapat me-nyangkut masalah mana-jemen, hambatan prilaku dan budaya wisata ma-syarakat yang belum me-madai,” ucapnya.

Namun, Gde Agung op mis s tan-tangan tersebut dapat teratasi melalui serangkaian pela han-pela han kepari-wisataan yang akan dilaksanakan secara berkelanjutan.

Sementara di Kabupaten di Gianyar ada sembilan desa diusulkan menjadi desa wisata. Usulan tersebut sudah disampaikan Dinas Pariwisata Kabupaten Gianyar, Bali. Usulan tersebut ditujukan ke Kantor Kemen-terian Budaya dan Pariwisata.

Sembilan desa itu, khusus untuk Keca-matan Blahbatuh sebanyak dua desa, yakni Bedulu dan Bona. Di Kecamatan Sukawa , terdiri dari Desa Kemenuh dan Celuk. Sedan-gkan untuk Kecamatan Gianyar diusulkan Desa Sumita serta Desa Siangan. Untuk ke-camatan lain, yakni Tampaksiring diusulkan Desa Pejeng Kelod, Kecamatan Payangan diusulkan Desa Klusa, serta Kecamatan Tegallalang diambil Desa Kedisan.

Alasan kenapa masing-masing desa tersebut diusulkan sebagai desa wisata ,

karena desa itu memiliki kekhasan serta memiliki daya tarik tersendiri.

Akan tetapi untuk Kabupaten Gianyar baru satu desa yang sudah ditetapkan menjadi desa wisata, yakni Desa Kendran, Kecamatan Tegallalang. Desa itu ditetapkan langsung dari pusat pada 2010 menjadi desa wisata. Berdasarkan data sampai Oktober 2010, jumlah wisatawan asing yang berkun-jung ke Kabupaten Gianyar 655.547 orang, sedangkan wisatawan domes k 284.168 orang. JJN-STA

SELAMA ini pembinaan desa adat di Gianyar dilakukan dengan

pola ceramah, penyuluhan dan penyuratan awig-awig desa

adat se ap tahun. Tujuan kegiatan ini untuk men-capai Tri Sukerta yaitu sukerta tata agama,

sukerta tata pawon-gan, dan sukerta tata palemahan.

D e m i k i a n d i -k a t a k a n B u p a Gianyar Dr. Ir. Tjok orda Oka A A Su-kawa , MSi, saat menerima m re-

daksi Jalan-Jalan Nusantara (JJN) dan Bali Travel Newspapers,

J u m a t

lalu. Dalam kesempatan itu bupa didampingi Kepala Dinas Pariwisata Gianyar AA Ari Brahmanta dan Ka-bag Humas. Sementara dari m Re-daksi JJN dan Bali Travel Newspapers asalah Pemimpin Umum/Penang-gung Jawab Jalan Jalan Nusantara Nyoman Su awan dan dari BTNp yakni Chief Editor Wisnu Wardana.

Menurut bupa yang murah senyum dan dikenal merakyat ini, semua kegiatan adat yang bertumpu pada agama Hindu dan budya terse-but bertujuan untuk melestarikan Tri Hita Karana yaitu parahyangan, palemahan dan pawongan. Sedan-gkan adat is adat dilandasi oleh Catur Dresta yaitu purwadresta, desadresta, dan sastradresta.

Dikatakan, pada hakikatnya konsep Tri Hita Karana itu adalah mewujudkan hubungan manusia dengan Ida Hyang Widi Wasa, hubungan manusia dengan alam

Badung dan Gianyar Usulkan Sejumlah Desa Wisata

SELAMA ini pembinaaadat di Gianyar dilakukan d

pola ceramah, penyuluhpenyuratan awig-awig

adat se ap tahun. kegiatan ini untukcapai Tri Sukertasukerta tata a

sukerta tata pgan, dan sukerpalemahan.

D e m i k i ak a t a k a n BGianyar Dr. orda Oka Akawa , MSmenerima

daksi JalanNusantardan BaliNewspa

J u

Bupati Gianyar Bagi ’Kue’ Parwisita Secara Adil

lingkungan, dan hubungan manusia dengan manusia sesama makhluk ciptaan Tuhan.

Dalam konteks pembangunan di Gianyar, menurut bupa yang akrab disapa Cok Ace ini hubungan manusia dengan manusia, hubun-gan manusia dengan alam lingkun-gan serta manusia dengan Tuhan tetap terjaga. Hal ini bisa ditunjuk-kan dengan berbagai ak fitas adat dan budaya. Bukan hanya itu, dalam konteks pembangunan fisik rujukan Tri Hita Karana tetap dikedepankan.

Pada kesempatan itu, Bupa Cok Ace yang juga Ketua PHRI Bali ini sangat mengapresiasi Yayasan THK. Bahkan, dia berjjanji akan tetap mendukung kegiatan yang dilakukan Yayasan THK. ‘’Dalam penerapannya, THK jangan sampai membunuh ibu kandungnya sendiri yaitu nilai-nilai tradisi budaya Bali,’’ Pesan Cok.

Menurutnya, Gianyar masih melestarikan nilai-nilai adat dan budaya warga setempat dan Bali umumnya. Budaya dalam ar luas

dak hanya dilihat dari unsur seni semata, tetapi juga menyangkut ak-fitas kehidupan masyarakat secara

luas. Oleh karena itu, budaya Bali yang diagung-agungkan selama ini hendaknya mampu memberi ar bagi kehidupan manusia secara luas.

Dia mencontohkan, pikiran seorang budayawan akan berbeda dengan seorang prak si. Kalau budayawan, sebelum memutuskan sesuatu berdasarkan berbagai per-

mbangan. Misalnya, kenapa orang tersebut kecelakaan di jalan raya. Mungkin karena tergesa-gesa atau ada latar belakang yang lain. Tetapi bagi seorang prak si, begitu orang ter mpa kecelakaan di jalan tanpa basa–basi lagi langsung diangkut

dan dimasukkan ke mobil ambulan dan dibawa ke rumah sakit.

D a l a m p e m b a n g u n a n d i Gianyar, Tjok Ace mengatakan, Gianyar masih bertumpu pada dunia pariwisata. Oleh karena itu, dalam pengembangan pariwisata perlu ada keseimbangan dan keadilan antara wilayah. Ini maksudnya supaya ma-syarakat Gianyar mendapat pemba-gian kue pariwisata yang merata di semua kecamatan di Gianyar.

Bupu yang juga dikenal seb-agai seniman tari ini menilai, pe-runtukan se ap kawasan di Gianyar telah disesuaikan dengan strategi pembangunan yang berkelanjutan dan mengacu pada filosofi THK, yak-ni untuk kesejahteraan masyarakat. Dijelaskan, pengembangan Gianyar dibagi dalam beberapa klaster.

Gianyar Utara yang melipu Kecamatan Payangan, Tegallalang dan Tampaksiring diporsikan sebagai daerah konservasi air, pengemban-gan agrowisata, culture heritage . Gianyar Barat (Ubud) sebagai pusat pengembangan seni dan budaya, pusat kegiatan wisata alam dan budaya, pusat industri kerajinan rumah tangga.

Gianyar Selatan yang melipu Kecamatan Sukawa dan Blahbatuh sebagai pusat perdagangan seni, kegiatan wisata belanja, pertanian lahan basah, dan industri kerajinan rumah tangga.

Gianyar Tengah/Pusat (Desa Bedulu dan Pejeng) sebagai daerah konservasi budaya culture heri-tage , Gianyar Timur (Kecamatan Gianyar) pusat pemerintahan & fasum, pusat pendidikan, perdagan-gan dan jasa, culture heritage dan wisata remaja, pertanian lahan basah, peternakan industri pengo-lahan. JJN-su awanDr. Ir. Tjok Oka AA Sukawati, M.SiDr. Ir. Tjok Oka AA Sukawati, M.Si

Page 4: Jalan Jalan Nusantara Vol. I Edisi 6

EDISI 0525 Maret - 10 April 2011 4AKOMODASI

KERINDUAN suasana pede-saan bagi wisatawan adalah sebuah harapan yang sangat manusiawi. Sebab, pedesaan menyimpan ke-sederhanaan dan kebersahajaan. Dalam suasana seper itu manusia telah mendeka diri dengan dirinya sendiri, lingkungan dan Tuhan.

Bali sebagai pulau yang memeli-hara potensi pedesaan sejak ratusan tahun yang lalu sangat tepat saat ini terus memelihara potensi tersebut. Desa-desa di Bali sebagai ‘’living culture’’ budaya hidup memang

dak ada tandingannya di dunia. Jika sekarang ada keinginan untuk

mengembangkan dan membangun wisata desa tentu ide yang sangat menarik dan patut didukung.

Pengembangan desa wisata jangan hanya sekadar wacana saja. Pengembangan desa wisata di Bali harus didukung penyediaan ako-modasi yang memadai, sehingga wisatawan yang berlibur di Pulau Dewata tertarik untuk menginap di desa tersebut.

Ketua Pembina Asosiasi Bali Desa Wisata Ekologis (DWE) I Gede Ardika di Denpasar, dalam acara semiloka, Rabu di Niki Hotel men-gatakan, sebenarnya kita sudah memiliki desa-desa wisata, namun masih kurang dalam penyediaan akomodasi penunjang lainnya.

Pada acara semiloka itu, ia men-gatakan, DWE mempunyai kepent-

ingan atas terbentuknya tatanan ruang kehidupan masyarakat pede-saan yang berkeadilan dan warganya mampu menyikapi perkembangan kepariwisataan agar memberikan peningkatan kesejahteraan dan kelestarian budaya serta lingkungan.

Wisata ekologis yang dimaksud adalah pariwisata yang ditujukan untuk peningkatan pendapatan ma-syarakat Bali dengan tetap mener-apkan nilai-nilai budaya lokal dalam menjaga lingkungan dan kehidupan sosial berdasarkan kesepakatan bersama masyarakatnya.

“DWE menekankan jenis wisata

tersebut dilakukan di desa, bukan kota, sebagai wilayah yang dikuasai, dikelola dan digunakan sekelompok masyarakat dengan aturan yang jelas,” kata mantan Menteri Kebu-dayaan dan Pariwisata itu.

Ardika mengatakan, perwuju-dan cita-cita Bali DWE diupayakan dengan sedikitnya ga cara, yaitu pertama, dengan menggulirkan wacana dan strategi ke arah gerakan sosial.

Kedua, melakukan penguatan organisasi masyarakat sipil dan ger-akan rakyat yang berorientasi pada penguatan kapasitas komunitas basis dan merupakan bagian dari strategi desentralisasi sumber daya. Dan ke ga, dengan cara membawa arus perspek f gender dari ping-giran ke arus utama.

Ardika mengatakan, desa wisa-ta menurut Pariwisata In Rakyat (PIR) dimaksudkan sebagai kawasan pedesaan yang menawarkan keselu-ruhan suasana yang mencerminkan keaslian pedesaan, baik kehidupan sosial ekonomi, sosial budaya, adat is adat, keseharian, memiliki arsitektur bangunan dan struktur tata ruang desa yang khas atau kegiatan perekonomian yang unik dan menarik.

Selain itu, kata dia, juga mem-punyai potensi untuk dikembang-kannya berbagai komponen kepari-wisataan, misalnya atraksi, ako-modasi, makanan minuman dan kebutuhan wisata lainnya.

Sedangkan, dari pemahaman desa wisata ekologis dalam Bali DWE, bahwa desa wisata ekologis lebih menekankan pada kesatuan wilayah desa yang dimiliki masyara-kat dan mempunyai aturan dalam pengelolaan dan pemanfaatan atas ruang di dalamnya. Hal ini, kata dia,

dak terlepas dari unsur-unsur yang ditetapkan dalam desa wisata.

Namun, antara desa wisata ekologis dan pariwisata berbasis masyarakat mempunyai tujuan yang sama, yaitu untuk mewujudkan pariwisata berkelanjutan.

Secara internasional, kata dia, kode e k kepariwisataan dunia telah diputuskan pada sidang umum World Tourism Organiza on ke-13 yang memuat prinsip-prinsip dalam pengembangan kepariwisataan.

Kode e k tersebut merupakan acuan bagi para pemangku kepent-ingan pariwisata. Hal itu bertujuan menekan dampak nega f pariwisata terhadap lingkungan dan peningga-lan budaya, memaksimalkan pening-katan dalam pengembangan yang berkelanjutan dengan pemberan-tasan kemiskinan dan menciptakan kerukunan di antara masyarakat.

Sementara Kepala Dinas Pari-wista Bali Ida Bagus Subhiksu men-gatakan, pihaknya sudah memiliki desa-desa wisata yang siap di-kunjungi wisatawan. “Di Bali ada puluhan desa wisata yang siap menerima kunjungan wisatawan. Namun saya dak menampik ada

pula sarana desa wisata terse-but belum terpenuhi seluruh per-syaratan yang ditentukan,” katanya.Dicontohkan, di Desa Pengelipuran, Kabupaten Bangli sudah cukup lama menerima kunjungan wisatawan domes k maupun wisatawan. Den-gan kondisi seper ini sedikit da-knya akan berdampak terhadap kesejahteraan masyarakat tersebut.

Bali Contoh Desa WisataBali dinilai bisa menjadi per-

contohan pengembangan ekowisata desa di Indonesia untuk mening-katkan kualitas pariwisata sekaligus pelestarian lingkungan.

Kepala Pusat Peneli an dan Pengembangan Kepariwisataan Kemenbudpar Hengky Herman-toro mengatakan pengaturan tata ruang desa sangat pen ng sebagai model pengembangan pariwisata berkualitas.

“Kalau sudah ada empat desa yang memiliki tata ruang desa, kita jadikan model di ngkat nasional, dan saya akan koordinasi dengan Kementerian PU,” kata Hengky salah satu pembicara dalam Semiloka Mewujudkan Desa Berdaulat dalam Pengembangan Wisata Ekologis yang dilaksanakan Yayasan Wisnu, TIFA, dan Bali Desa Wisata Ekologis (DWE).

Jumlah penduduk miskin, ka-tanya, sekitar 64% berada dipede-saan. Sayangnya dalam sistem perencanaan hanya jadi pelengkap kebijakan. Penataan ruang idealnya harus dinamis, buat zonasi. Selain itu tata ruang juga harus dinamis.

Empat desa yang sudah mem-punyai kajian hukum dan ilmiah tata ruang desa di Bali adalah Tenganan Pegringsingan-Karangasem, Ban-jar Adat Kiadan-Badung, Dukuh-Sibetan-Karangasem, dan Nusa Ceningan-Klungkung. Keempat desa dengan karakteris k lingkungan yang kuat itu masuk Jaringan Ekow-isata Desa (JED).

Ketua Pembina Bali DWE dan Perwakilan Indonesia untuk UNWTO I Gde Ardika mengingatkan pejabat dan masyarakat untuk dak terpero-sok ke lubang yang sama. “Bali itu agama rta. Kalau dak ada air, hi-lang kebudayaan,” kata Ardika yang juga mantan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata itu.

Ardika menyebut Bali dak bisa menerima kedatangan wisatawan dengan jumlah tak terbatas. Secara fisik dan sosial budaya, dak mung-kin Bali menerima wisatawan dalam jumlah tak terbatas karena daya dukungnya.

Secara teore s, Bali tak bisa terus mengembangkan pariwisata yang bertumpu pada kuan tas dan harus bergeser ke kualitas. “Jangan dilihat semata ekonomi, berapa besar pengeluaran wisatawan. Tapi jauh lebih pen ng adalah aspek so-sial budaya, interaksi wisatawan dan masyarakat sekitar,” tambah Ardika.

Dia mencontohkan prinsip Tri Hita Karana melalui United Na on World Tourism Organiza on. “Pari-wisata massal di Bali ini mulai ada yang seper benalu, industri yang hanya menempel di kebudayaan,” cetusnya. JJN-STA

Page 5: Jalan Jalan Nusantara Vol. I Edisi 6

EDISI 0525 Maret - 10 April 2011 5

WISATA KULINER

SELURUH insan kuliner pro-fessional di Bali diharapkan tetap komitmen mengembangkan, meng-gali dan melesatarikan Gastronomi masakan Bali sehingga masakan Bali bisa jadi tuan rumah dan dapat diterima masyarakat nasional mau-pun internasional.

Demikian dikatakan Ketua Umum BPD Indonesian Chef As-socia on (ICA) Bali Ida Bagus Made Parwata pada acara Ulang Tahun yang ke-4 ICA BPD Bali di Bali Safari

& Marine Park, Sabtu (26/3) lalu. HUT ke-4 ICA BPD Bali kali ini men-gusung tema ‘’BPD ICA Bali sebagai wadah pemersatu insan kuliner akan menjadikan Bali sebagai tujuan wisata kuliner dengan memaksimal-kan potensi dan tradisi lokal’’.

Dikatakan, untuk mempertah-ankan masakan Bali bisa diterima oleh masyarakat nasional dan man-canegara, makanya para insan ku-liner profesional di Bali harus terus mempersiapkan diri lebih dinamis

dan krea f untuk menyongsong perkembangan pariwisata. Selain itu, insan kuliner Bali harus ber-pegang teguh pada kultur budaya adat daerah dengan tetap menjaga tampilan kuliner yang proporsional, hygienis, sehingga mampu bersa-ing dan menjadi buah tangan atau kenangan yang luar biasa bagi para tamu yang datang ke Pulau Dewata.

Ia mengatakan, melalaui wa-dah Indonesian Chef Assosia on, insan kuliner profesional akan tetap

HUT ke-4 ICA Bali

Komitmen Populerkan Budaya Kuliner Bali

mengedepankan profesionalisme dalam kinerja ke depan, sehingga mampu bersaing dengan kuliner masakan luar daerah Bali. ‘’Untuk mewujudkan itu, kami berharap dukungan masyarakat umum, stake-holder dan instansi pemerintah,’’ kata Parwata.

Selebihnya, Parwata men-gatakan, sebagai insan kuliner, pihaknya dak ingin kehilangan ja diri tentang khasanah budaya kuliner, khususnya generasi muda yang mulai terdesak oleh budaya kuliner dari luar daerah, nasional bahkan internasional.

‘’Marilah kita bersama-sama menjaga dan melestarikan khasanah budaya kuliner yang telah diwar-iskan oleh leluhur kita terdahulu, yang di dalamnya terdapat nilai-nilai tradisi dan nilai luhur yang sangat mendalam,’’ katanya.

Diharapkan pariwisata di Bali ke depan tetap ajeg dan ‘bersinar’. Dan salah satu sinarnya datang dari budaya kuliner melalui Indo-nesian Chef Assosia on. Pihaknya

juga mendukung pemerintah dan instansi yang terkait tentang pent-ingnya melestarikan alam dengan ikut menerapkan prinsip Go Green, Green Globe, ramah lingkungan, Earth Check. ‘’Dan, melalui dunia kuliner kita ciptakan bahan baku yang ramah lingkungan namun menghasilkan cita rasa yang sem-purna sesuai dengan tradisi daerah,’’ tandasnya. JJN-STA

WineryDesa Tajun Jalan Raya Singaraja-Kintamaniwww.baliwine.com

OfficeJalan. Tangkuban Perahu 1A Kuta Utara

Ph +62 361 734661/ 734931Fax +62 361 734260

TIDAK hanya sate ayam yang telah terkenal atau sate kambing

khas Madura. Tetapi ada beragam sate lain yang semuanya dak cuma mengenyangkan tetapi

menimbulkan rasa senang setelah disantap. Satu dari sekian banyak

sate itu adalah sate lilit yang dak hanya enak tetapi juga menjadi ciri

khas masakan Bali.

Resep Sate Lilit Khas BaliBahan Sate Lilit :- 250 gram daging ayam cincang- 1 sdt merica tumbuk kasar- garam secukupnya- gula secukupnya- 1 bu r telur ayam- seperempat bu r kelapa parut muda- 5 buah cabai rawit merah iris halus- 3 lembar daun jeruk parut iris halus- 15 batang serai, bersihkan, iris sedikit ujungnya- 1 sdm tepung tapioka- 1 sdm minyak kelapa untuk mengoles

Bumbu yang dihaluskan :- 6 siung bawang merah- 2 siung bawang pu h- 1 cm kencur- 1 cm jahe- 1 cm lengkuas- setengah sdt terasi bakar- setengah sdt merica bulat- setengah sdt ketumbar- setengah sdt jintan

Cara memasak Sate Lilit :1. Jadikan satu daging ayam bersama bumbu halus, merica, garam, gula dan telur.2. Remas-remas adonan sampai menjadi kalis.3. Masukkan kelapa parut, cabai dan daun jeruk purut. Aduk-aduk kembali.4. Siapkan batang serai. Lumuri sebagian bonggolnya dengan tepung tapioka.5. Beri 1 sdm adonan ayam dan ratakan sambil dibentuk menjadi bulatan lonjong

seper pentul.6. Kerjakan hal yang sama hingga adonan habis. Siapkan bara api.7. Bakar sate lilit sambil sesekali dibalik bila salah satu sisinya sudah matang dan

berwarna kecokelatan.8. Oles dengan sedikit minyak.9. Rapikan sate dengan memotong batang serai bagian atasnya.10. Sajikan panas dengan sambal matah, lawar sayur dan nasi pulen panas.

Page 6: Jalan Jalan Nusantara Vol. I Edisi 6

EDISI 0525 Maret - 10 April 2011 6PESONA

SUASANA sore di depan lob-by membawa angan kita ‘melayang’. Roman s di tengah kedamaian alam yang mempesona. Saat menginjak-kan kaki di Maya Ubud Resort & Spa ha begitu cepat terpaut dan seke ka rasanya sudah berada di suatu tempat yang begitu member nuansa yang unik dan penuh dengan kenangan. Kesan mendalam terukir dari mulai memasuki main entrance.

Baru saja m Redaksi Jalan-Jalan Nusantara (JJN) dan Bali Tra-

vel Newspaper (BTNp) duduk di lobby, datang sosok wanita can k. Ia adalah Julita Candra Manajer Pemasaran Maya Ubud Resort & Spa. Hamparan bun-ga warna-warni yang tertata apik di wing lobby tampil kontras dengan dinding lobby yang kokoh dibalut tembaga besar menopang bangunan dengan ligh ng kuning menghidupkan suasana. Belum lagi villa-villa yang rapi membing-kai bukit berpadu dengan bunga, rumput yang diselingi pepohonan.

Hadir mengiku kontur tanah serta lingkungan yang kaya pesona semakin mengangkat nilai bangunan Maya Ubud. Selain beragam fasili-tas kian mengasyikkan, kunjungan

m redaksi JJN dan BTNp memang memiliki makna tersendiri. Anda juga akan mendapatkan kekuatan baru untuk melihat hal terindah yang ada di sini saat musim libur

ba. Wah… suasana yang amat menyenangkan dan memberi ke-damaian.

Maya Ubud Resort & Spa be-rada di ke nggian perbukitan dan

diapit dua sungai, yakni sungai Petanu dan sungai Batuan. Didesign oleh arsitek Budiman Hendropurn-omo yang memenangkan berbagai penghargaan arsitek nasional mau-pun internasional.

Arsitek sangat memikirkan se ng dari transekap resort ini dengan mengambil keuntungan dari lokasinya yang spesial. Lokasi Maya Ubud diapit dua sungai terletak di perbukitan di atas lembah sungai Petanu yang kemudian secara dra-

ma s menurun di arah Selatan menyentuh pinggir sungai serta berbatasan dengan dinding terjal yang di bagian atasnya ter-hampar tanaman po-hon kelapa dan pohon lainnya.

Seri garis pararel terinspirasi dari tradisi

Bali yang mengorientasikan desa dengan poros Kaja-Kelod (Utara-Selatan) di mana Gunung Agung sebagai pusatnya. Maya Ubud hadir pada hamparan perbukitan tanah Ubud yang berkontur. Berada di punggung bukit yang memanjang dengan villa-villa dibelah jalan den-gan pemandangan sawah dan dind-ing bukit. Letak villa yang mengiku bentuk kontur perbukitan terlihat lebih rendah yang tampak hanya barisan atap alang-alang bila dilihat dari jalan.

Perpaduan antara modern dan tradisional dikombinasikan secara harmoni, berbagai unsur modern diselipkan di antara unsur tradisional seper di area lobby, ac-commoda on wing, swimming pool utama, dan restoran utama.

Lansekapnya didesain mini-

malis untuk menghargai keindahan alam sekitar resort. Arsitek memain-kan konsep baru dan memadukan unsur-unsur tradisional pada de-sainnya. Tembaga berbentuk drum berukuran raksasa berdiri tegak di lobby untuk menopang atap. Drum ini adalah interprestasi dari pening-galan bersejarah yang sekarang tersimpan di Pura Penataran Sasih di Pejeng.

Dua desain akomodasi sangat kontras yaitu baru dan daur ulang (recycle). Wing akomodasi memiliki ekspresi modern dengan furniture dari kayu, tembok berwarna pu h serta lantai berwarna hijau. Ke-60 villa beratapkan alang-alang dike-lompokkan menjadi ga bagian terinspirasi oleh desa-desa tradis-ional di Bali seper desa Tanganan di Bali Timur.

Hal-hal yang kontras juga dite-mukan di berbagai area resort sep-

er kebun yang dibuat alami di area villa dan kebun yang tertata rapi di area utama, permainan dari war-na-warni alami dan kontras seper kun-ing, begitu juga per-mainan tekstur halus dan kasar.

Atap alang-alang yang diikat oleh bam-bu, dan paras yang

melapisi se ap villa arsitektur Bali ini menjadi komponen utama dari villa. Kemudian ditambahkan den-gan kayu yang didaur ulang sebagai material dasar untuk design furni-ture modern.

Meja dan rak barang terbuat dari kayu ja y a n g d i d a u r ulang diambil d a r i t a t a k a n kayu kereta api dari Jawa. Pigu-ra kaca diambil dari roda dokar, sofa-sofa meng-gunakan kayu tua yang tadinya digunakan untuk membajak sawah. Bathtub dan wastafel terbuat dari bahan stainless steel yang dibentuk sedemikian rupa

secara manual.Pilihan kamar mulai dari Su-

perior Room, Deluxe Room, Supe-rior Garden Villa, Deluxe Pool Villa, Pejeng Duplex Villa, dan Petanu Presiden al Villa. Se ap Deluxe Pool Villa dilengkapi dengan private plunge pool. Sedangkan Pejeng, Peliatan dan Petanu Villa masing-masing memiliki private swimming pools.

Untuk bersantap, selain makan-an yang lezat juga hadir suasana

yang dapat m e n c i p -takan kesan yang men-dalam. Sep-

er River Café yang berada di atas kolam renang serta sungai Petanu. Nuansa natural berpadu dengan

alam yang asri berlatar belakang sungai dengan peophonan tropis. Atau di Bar Bedulu yang dekat den-gan lobby, Maya Sari Asia que, atau di Maya Sari Mas Restoran.

Jangan kaget, di Maya Ubud dak terdapat lukisan, topeng, atau

patung dari Bali, konsep yang meng-gunakan pemikiran sangat men-dalam ini adalah untuk menghargai bagian lansekap dan arsitektur dari resort ini.

Maya Ubud Resort and Spa terletak di lahan seluas 10 hektar di kawasan perbukitan se nggi 30 meter di atas lembah sungai. Resort ini hanya 30 menit dari pusat Ubud dan terletak di area yang dipenuhi keindahan alam natural. Villa – villa bergaya Bali didesain untuk mem-beri kesan mendalam. Villa – villa di resort ini luas dan area ini memiliki kolam renang yang dilengkapi den-gan beragam fasilitas.

Para tamu dapat menikma kemewahan di tangan – tangan ahli staf spa atau duduk – duduk di teras, menikma pemandangan indah lembah dan menyantap makanan in-ternasional lezat. Dari lokasi ini, para tamu dapat mendalami kehidupan pedesaan Bali, ikut serta dalam per-tunjukan tari tradisional atau belajar

melukis dari penduduk desa lokal. Tersedia beragam fasilitas dan ak vi-tas untuk menyibukkan para tamu di antaranya dua kolam renang, kelas pilates dan yoga, kelas memasak, perjalanan ke desa, berbelanja di Ubud dan permainan – permainan papan favorit. JJN-STA

Maya Ubud Resort & SpaNikmati Suasana Unik dan Ketenangan

h B tht b d Ri C fé b

Julita Candra

Page 7: Jalan Jalan Nusantara Vol. I Edisi 6

EDISI 0525 Maret - 10 April 2011 7BELANJA

SEMAKIN berkembangnya dunia inter-net dan gadget, berbelanja secara online makin dilirik banyak orang. Selain faktor keprak san dan keterbatasan waktu, ada penawaran khusus yang biasanya hanya bisa didapatkan secara online.

Melihat fenomena tersebut, PT Mus ka Ratu Tbk—perusahaan jamu dan kosme k ternama—meluncurkan Kosme kcan k.com sebagai toko online resmi khusus produk Mus ka Ratu. Situs diluncurkan untuk memu-dahkan konsumen membeli produk-produk Mus ka Ratu.

“Sebanyak 51 persen pengguna internet naik di Indonesia. Asia Tenggara pertumbuhan pengguna internetnya paling nggi. Di Asia, Indonesia ter nggi karena populasinya juga banyak. Tinggi karena adanya kebutuhan ber-interaksi, mencari informasi, dan mempermu-dah hidup mereka. Seper barang yang susah dicari, di sini bisa dengan mudah didapat,” kata Puteri Kuswisnuwardhani, Presiden Direktur PT Mus ka Ratu Tbk.

Sebagai toko online resmi, PT Mus ka Ratu Tbk. menjamin produk yang ditawarkan melalui Kosme kcan k.com memiliki kualitas produk yang baik, sama dengan produk yang

dijual di outlet penjualan Mus ka Ratu.Kosme kcan k.com dioperasikan secara

profesional oleh PT Izumiya Interna onal, yang bergerak di bidang pengembangan dan pe-nyediaan e-commerce (e-commerce enabler).

“Sebenarnya, kita sudah melakukan pen-jualan melalui website sejak tahun 1990-an. Tapi, dak mau menyatu dengan website, karena pengelolaannya lebih kompleks. Den-gan kerja sama ini (menggandeng PT Izumiya-red), pengelola yang akan melakukan pengiri-man sehingga Kosme kcan k.com seper toko terpisah, di mana kita harapkan lebih banyak konsumen yang belanja dan mengunjungi,”

papar Puteri.Dengan digandengnya pengelola pro-

fesional di bidangnya, pelanggan dak usah ragu membeli produk secara online melalui Kosme kcan k.com karena akan terhindar dari penipuan yang masih kerap terjadi dalam pembelian barang secara online melalui situs

dak resmi.Kosme kcan k.com menjangkau peme-

sanan dari seluruh wilayah Indonesia karena untuk pengiriman barang kerjasama dengan JNE, sebuah perusahaan layanan kurir terper-caya yang melayani pengiriman ke seluruh 33 provinsi di 518 kota/kabupaten di selu-

ruh Indonesia. Melalui Kosme kcan k.com, pelanggan mendapatkan kemudahan mencari informasi yang berkaitan dengan produk yang dibutuhkan, gambar, serta harga barang.

Untuk pembayaran pemesanan barang, Kosme kcan k.com menyediakan berbagai pilihan transfer melalui ATM, M-BCA, atau T-Cash. Sementara untuk pembayaran melalui credit card , PT Mus ka Ratu bekerja sama dengan Finnet, sebuah perusahaan payment gateaway yang menerapkan sistem security

nggi dalam pembayaran secara online. JJN/SAS/NET

DESA Celuk berada dalam jarin-gan desa-desa pengerajin yaitu desa Batubulan, desa Batuan, desa Mas.Hasil kerajinan emas dan perak yanag dihasilkan di desa Celuk me-miliki kualitas yang bermutu nggi serta mampu memproduksi dalam kuan tas yang besar. Hampir semua keluarga dan penduduk desa Celuk terampil dan seni dalam mengem-bangkan kreasi desain dan variasi terkait dengan kerajinan emas dan perak dimana hasil produksinya

telah memasuki pasar lokal, nasi-onal dan interna onal.

Beragam jenis kreasi dan variasi perhiasan, baik sebagai cendramata maupun komodi ekspor diproduksi di desa ini seper cincin, gelang, kalung, an ng-an ng, giwang, bross dan berbagai jenis perhiasan lainnya.Sebagai desa obyek wisata, Celuk dapat dikunjungi se ap hari untuk melihat dari dekat para seniman yang sedang berkreasi membuat perhiasan emas dan perak yang bermutu nggi. Di sini kita juga bisa membeli langsung perhiasan-perhiasan di etalase yang dipajang langsung di workshop para seniman.

Memasuki wilayah desa Celuk, di kanan kiri jalan banyak berjejer

art shop. Hampir seluruhnya mema-jang dan menjual kerajinan perak.

Kerajinan perak itu dipajang di rak-rak kaca tembus pandang. Di be-berapa art shop, rak kaca itu sengaja dipamerkan sehingga, meskipun hanya lewat, turis dapat melihat barang-barang kerajinan dari perak tersebut. Maka, dak sedikit turis yang kemudian singgah. Hanya melihat-lihat atau bahkan membeli banyak kerajinan perak itu.

Perhiasan itu antara lain an ng,

cincin, gelang, kalung, lion n, dan bros. Peralatan makan beberapa diantaranya adalah sendok, garpu, piring, bokor (yang kadang-kadang dipakai untuk tempat banten ke ka sembahyang), cangkir, gelas, dan semacamnya.

Kalau Anda tertarik, dak usah canggung untuk masuk dan me-lihat-lihat barang. Sebab dengan senang ha , penjaga art shop akan mempersilahkan kita masuk dan melihat-lihat kerajinan yang mer-eka pajang. Penjaga art shop itu biasanya berpakaian adat ringan, namun ada juga yang berpakaian baju masing-masing art shop. Rak-rak itu dipajang membentuk huruf U mengiku bentuk ruangan. Pajan-

gannya berlapis-lapis. Maksudnya, dari yang paling luar kemudian ada rak lagi di bagian lebih dalam. Antara lapis satu dengan lapis lain ada jarak sekitar 0,5 meter yang memungkinkan pengunjung untuk bergerak leluasa.

Selain itu juga ada rak yang letaknya persis dekat dinding. Umumnya rak yang menempel ini untuk kerajinan yang berfungsi sebagai pajan-gan misalnya kipas dan keris itu tadi. Di antara rak-rak yang dekat dind-ing ruangan ini juga ada beberapa lemari untuk tempat kerajinan seper cincin dan lion n. Se ap rak menggunakan kaca bening sebagai dinding. Sehingga pengunjung yang datang bisa meli-hat kerajinan itu dari sisi depan, belakang, maupun kanan kiri.

Jika kita ingin melihat lebih detail, karyawan yang menemani akan mengambilnya untuk kita. Kita bisa bertanya kalau ada hal yang kurang jelas. Di se ap kerajinan itu selalu terdapat harga yang ditulis di kertas yang menempel pada benda tersebut. Biasanya harga dalam do-lar. Tapi untuk turis lokal, harganya tentu saja dalam rupiah.

Barang-barang kerajinan disu-sun berdasarkan kategori apakah itu perhiasan, perlengkapan makan, atau pajangan. Di dalam rak per-hiasan, cincin akan dipajang ber-sama atau berdampingan dengan an ng, bros, gelang, lion n, cemi , rantai, dan semacamnya. Gelas akan dipajang dekat dengan teko,

Sejuta Pesona Kerajinan Emas-Perak Desa Celuk

piring, tatanan meja, sendok, dan garpu. Sedangkan kipas, miniatur sepda motor, rumah gadang, kunci raksasa, becak, dan pajangan lain akan bersebelahan.

Kalau selesai melihat-lihat rasanya kurang afdol kalau kita -dak beli kerajinan tersebut sekalian. Harga kerajinan itu bergantung jen-isnya. Jenis kerajinan paling murah adalah lion n seharga sekitar Rp 35.000. Sedangkan paling mahal bisa sekitar Rp 12 juta yaitu miniatur kapal layar. Kerajinan paling laris adalah perhiasan yang rata-rata harganya dak sampai Rp 1 juta seper lion n dan cincin. Harga

ap jenis perhiasan juga tergantung modelnya. Se ap perhiasan paling

dak punya 40 model. Jadi, meski-pun sama-sama an ng, bentuknya

ada yang kecil ada juga yang memanjang atau melingkar. Harga se ap jenis berbeda.

Harga yang tertera di kertas pada se ap produk kerajinan itu bisa berbeda kalau kita pintar menawar. Melalui tawar menawar, biasanya pem-beli bisa mendapatkan barang dengan harga separuh dari harga yang tertera di kertas.

Menariknya, kalau Anda belanja kerajinan perak di tempat ini, Anda

juga bisa melihat-lihat proses pembua-tan kerajinan tersebut. Secara umum ada dua proses pembuatan yaitu secara tradisional dan secara modern. Tapi ada juga yang menggabungkan keduanya. Semua proses itu dilakukan sebagian maupun seluruhnya di toko yang menjual kerajinan.

Celuk mulai dikenal sebagai daerah produksi kerajinan perak sekitar tahun 1976. Pada saat itu, booming pariwisata mulai terasa di Bali. Turis mancanegara pun ber-datangan ke Bali. Salah satu tempat yang menjadi objek wisata tersebut, selain pantai Kuta adalah gunung Batur dan Kintamani.

Jadi, Anda nggal datang ke Celuk dan boronglah sebanyak-banyaknya. JJN/SAS

Beli Produk Mustika Ratu Secara Online

Bagi wisatawan mancanegara maupun nusantara yang pernah berkunjung ke Bali, nama Desa Celuk, Sukawa , Gianyar, sudah dak asing lagi. Maklum, desa wisata yang terletak sekitar 10 Km arah Timur

Denpasar ini terkenal dengan kerajinan emas maupun peraknya.

d k il d j

g

Page 8: Jalan Jalan Nusantara Vol. I Edisi 6

EDISI 0525 Maret - 10 April 2011 8KULTUR

H A S I L dari sebuah akhir adalah proses awal yang intens. Esty Ebhi Evolisa melalui proses itu dalam berkarya, lewat tehnik yang konvensional dengan per-cikan korek api yang pelan-pelan memenuhi bidang kanvas. Tanpa disadari, hidup ini adalah pesona kesabaran dalam memahami ses-uatu lewat hal yang kecil dan di nggalkan.

Sebatang korek api dinyalakan.Nyala pada batang itu kemudian di-goreskan di atas kanvas, satu, dua,

ga, dan terus-menerus mengi-ku alur perasaan. Bidang kanvas pelan-pelan terbentuk sebuah sketsa dari arang korek api, atau bahkan dari nyala yang membakar.

Sedangkan sisa batang korek api terbuang setelah nyalanya diredam menjadi sesuatu yang membentuk gagasan.

Memang, bahan yang diper-gunakan bukan hanya korek api. Pelukis Esty Ebhi Evolisa juga mem-butuhkan pensil dan acrilic. Ked-uanya saling mengisi, hampir ada yang saling meniadakan. Mungkin itu yang disebut Esty sebagai ‘’spirit

of fire’’. Terlepas apakah api telah memberinya kekuatan, keseriusan itu telah menciptakan karya lewat proses yang baru – yang barangkali satu-satunya di Indonesia.

Se daknya impresi “pengor-banan” dari ribuan, bahkan jutaan batang korek api telah mewakili

kegelisahan Esty untuk menuang-kan gagasan yang selama ini mung-kin belum sepenuhnya terwakili.Ada diantara karya itu dianggapnya belum selesai, namun bagi mata yang paling awas hal itu daklah nampak. Keseriusan Esty hampir menjadikan karyanya lebih berwar-na dari pada periode sebelumnya.

Esty memang mengambil tema sebagaimana tema para seniman menyangkut kegelisahan di dalam maupun di luar dirinya, baik tentang mimpi, tentang so-sok maupun tentang sesuatu yang aneh. Ia melayari pikiran dan per-asaan Esty, menjamah bagian yang

dak terwakili oleh ucapan namun sepenuhnya tertampung dalam cat dan batang-batang korek api.

Beberapa judul karyanya sep-er Gandrung, Praja Singa, Kuda Lumping, Gadrik, Congklak dan Tar-ian Bulan, merupakan rekam jejak terhadap peris wa yang menyem-bul sebagai kenangan. Tidak sedikit karyanya itu sangat jenaka. Ter-dapat pula yang memendam pere-nungan seper Mata Rembulan, Yang Tumbuh, Jagad, Menangga Matahari, dan Menggali per-Mata -- sebagai karya yang membangun harmoni kehidupan. Lantas apa hubunganya dengan korek api?

PIODALAN di Grand Istana Rama Hotel Kuta-Bali, tepat pada Purnama Kedasa, Sabtu 19 Maret lalu. Acara diawali dengan Dharma Wacana dari Drs. Gede Rudia Adiputra, M.Ag. dan selanjut-nya dipuput oleh Ida Peranda. Ketua pa-ni a kegiatan Ketut Darmayasa men-gatakan, tema acara ini adalah “Melalui Dharma Kita Tingkat-kan Çrada dan Bak ”. Acara ini diiku seluruh karyawan Grand Istana Rama Hotel, beserta wisatawan yang menginap di h otel tersebut.

--

b h khi S d k i b t k k i k li h E t t k

Tidak seluruh bidang terisi efek impresi api. Sebagian besar bidang bahkan adalah warna, ke-cuali pada bagian-bagian tertentu yang dilebur secara spontanitas, yang memerlukan nyala panas membakar atau diredam. “Kadang pula kanvas terbakar, dan saya harus menyiasa nya,” cetusnya tentang beberapa kanvas yang hangus akibat terbakar, kemudian disiasa agar tetap mengandung makna. Dalam soal kanvas yang memenuhi standar, belakangan Esty mengaku kesulitan karena harus mencarinya ke luar daerah.

Korek api memang sesuatu yang semakin langka dipergu-nakan, bahkan oleh ibu rumah tangga. Namun bagi Esty ia men-jadi bahan yang sangat berguna dalam mendukung se ap gagasan-nya tentang ekspresi garis di atas bidang-bidang kosong. Korek api telah memberinya kekuatan dan spirit dalam berkarya, termasuk kekuatan untuk mengungkapkan sesuatu yang mungkin tak ter-wakili lewat media lain.

Ko n s i s te n s i E s t y te l a h meneguhkannya sebagai salah satu perempuan pelukis yang memiliki inovasi dan krea vitas untuk mencari makna pada proses pencarian baru, walau gagasan korek api itu sendiri dikembang-kan dari lukisan Ipe Ma’ruf yang pernah dilihatnya. Toh Ipe hanya memiliki beberapa karya dengan bahan korek api, itupun di atas kertas. Esty memiliki koleksi yang lebih besar di atas kanvas, walau itu kombinasi dengan pewarna cat.

Se daknya ke ka nyala api itu diredam di atas kanvas, ada yang ter nggal berupa efek pada lukisan yng mungkin dak dtemukan pada karya biasa. Memang ada yang terbuang berupa batang-batang korek yang membisu. Sesuatu yang pernah ada menjadi ada, dan sesuatu yang ada berproses menjadi ada. Siapakah korek api, siapakah cahayanya? Pertanyaan itu mungkin dak pernah ada jika saja Esty dak memulainya lewat sebuah pesona. JJN-riyanto rabbah

Mutiara

Menangga MatahariMenangga MatahariPraje Singa

BALI DISTRIBUTOR: PT. DELTA SATRIA DEWATAJl. Imam Bonjol 226 A - DenpasarEmail : [email protected]