Jakarta, 8 Agustus 2018 · Jakarta, 8 Agustus 2018 No. Laporan : 011/SBS-FO/FAST-A/VIII/18 Kepada...
Transcript of Jakarta, 8 Agustus 2018 · Jakarta, 8 Agustus 2018 No. Laporan : 011/SBS-FO/FAST-A/VIII/18 Kepada...
Jakarta, 8 Agustus 2018 No. Laporan : 011/SBS-FO/FAST-A/VIII/18 Kepada Yth. Direksi PT UNITED TRACTORS TBK Jl. Raya Bekasi Km. 22, Cakung Jakarta 13910 Dengan hormat, Perihal: Pendapat Kewajaran atas Rencana Transaksi PT United Tractors Tbk (“Perseroan”) bermaksud untuk mengakuisisi sebagian besar saham pada PT Agincourt Resources (“PTAR”) melalui anak usahanya yakni PT Danusa Tambang Nusantara (“DTN”), suatu perseroan terbatas yang seluruh saham-sahamnya dimiliki langsung atau tidak langsung oleh Perseroan. Sehubungan dengan hal tersebut, Perseroan telah menunjuk kami, Kantor Jasa Penilai Publik Firman, Suryantoro, Sugeng, Suzy, Hartomo, dan Rekan (“KJPP FAST”), sebagai penilai berijin berdasarkan surat ijin yang dikeluarkan oleh Departemen Keuangan No. 2.09.0074 tanggal 8 Desember 2009, dan terdaftar atas nama KJPP FAST sebagai profesi penunjang pasar modal berdasarkan surat Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (“Bapepam-LK”) (saat ini bernama “Otoritas Jasa Keuangan” atau disingkat “OJK”) No. S-865/BL/2010 tanggal 29 Januari 2010, untuk memberikan pendapat independen atas kewajaran rencana transaksi sebagaimana diungkapkan berikut ini, sesuai dengan Surat Penawaran Kerja yang telah disetujui No. 049/SBS-SP/FAST-A/V/18, tanggal 22 Mei 2018. LATAR BELAKANG Perseroan merupakan sebuah perseroan terbatas berstatus perusahaan terbuka dan sahamnya diperdagangkan di bursa saham (publicly-listed company) yang didirikan pada tahun 1972. Perseroan bergerak dalam bidang mesin konstruksi, kontraktor penambangan, pertambangan batu bara, industri konstruksi, dan energi. Perseroan berdomisili di Jl. Raya Bekasi Km. 22, Cakung, Jakarta 13910; telepon (+62-21) 2457 9999; fax (+62-21) 460 0657/0677/0655; website http://www.unitedtractors.com. Berdasarkan informasi yang kami terima, Perseroan berencana untuk (i) mengakuisisi 80.750.000 lembar saham (95,0% saham) yang telah ditempatkan dan disetor penuh, terdiri dari 4.750.000 lembar saham Seri A dan 76.000.000 lembar saham Seri B, milik Agincourt Resources (Singapore) Pte. Ltd. (“ARS”) pada PTAR, oleh anak usahanya yaitu DTN yang dimiliki secara langsung maupun tidak langsung melalui PT Pamapersada Nusantara (“PAMA”), senilai USD 917.900.561 (sembilan ratus tujuh belas juta sembilan ratus ribu lima ratus enam puluh satu dolar Amerika Serikat); dan (ii) selanjutnya, bersama dengan PAMA, memberikan pinjaman kepada PTAR senilai maksimum USD 325.000.000 (tiga ratus dua puluh lima juta dolar Amerika Serikat) (serangkaian rencana transaksi ini selanjutnya disebut “Rencana Transaksi”).
Struktur sebelum Rencana Transaksi
Struktur setelah Rencana Transaksi
TRANSAKSI MATERIAL Berdasarkan laporan keuangan konsolidasian Perseroan dan anak perusahaan yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Tanudiredja, Wibisana, Rintis & Rekan (“KAP TWR”), ekuitas Perseroan per tanggal 31 Maret 2018 adalah sebesar Rp50.846.209 juta (ekuivalen USD 3.696.293.181, dengan kurs per 31 Maret 2018 sebesar Rp13.756/US$). Dengan demikian, Rencana Transaksi sebesar USD 1.242.900.561 adalah setara dengan 33,63% (atau lebih dari 20%) dari ekuitas Perseroan per tanggal 31 Maret 2018, sehingga Rencana Transaksi termasuk transaksi material. Sehubungan dengan transaksi material yang akan dilakukan melalui Rencana Transaksi, maka Perseroan wajib mengikuti ketentuan yang diatur dalam peraturan Bapepam-LK No. IX.E.2 tentang Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha Utama (“Peraturan No. IX.E.2”) yang dimuat dalam Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK No. Kep-614/BL/2011 tanggal 28 November 2011. PARA PIHAK YANG TERLIBAT DALAM RENCANA TRANSAKSI Para pihak yang terlibat dalam Rencana Transaksi adalah sebagai berikut: Perseroan selaku pihak pengendali DTN dan PAMA, serta pihak yang akan memberikan pinjaman
kepada PTAR. DTN selaku pihak yang akan mengakuisisi saham milik ARS pada PTAR. ARS selaku pihak yang akan melepas kepemilikan sahamnya pada PTAR kepada DTN. PTAR selaku pihak yang menjadi aset acuan atau target akuisisi saham (underlying asset). TUJUAN PENUGASAN Dalam rangka pelaksanaan Rencana Transaksi serta untuk memenuhi ketentuan-ketentuan sebagaimana diatur dalam Peraturan No. IX.E.2 diatas, Perseroan telah menunjuk KJPP FAST sebagai penilai independen untuk memberikan pendapat atas kewajaran (fairness opinion) (“Pendapat Kewajaran”) dari Rencana Transaksi tersebut. OBYEK RENCANA TRANSAKSI Obyek dari Rencana Transaksi dalam Pendapat Kewajaran ini adalah rencana akuisisi saham milik ARS pada PTAR yang dilakukan oleh DTN, dan rencana pemberian pinjaman kepada PTAR oleh Perseroan dan PAMA.
Perseroan
DTN
PTAR
PT Artha
Nugraha Agung
PAMA
95,0% 5,0%
100,0%
100,0%
ARSPT Artha
Nugraha Agung
95,0%5,0%
ARS
PTAR
Perseroan
DTN
PAMA
100,0%
100,0%
TANGGAL EFEKTIF (CUT-OFF DATE) PENDAPAT KEWAJARAN Tanggal efektif (cut-off date) atas Pendapat Kewajaran dari Rencana Transaksi tersebut adalah pada tanggal 31 Maret 2018, parameter dan laporan keuangan yang digunakan dalam analisis menggunakan data per tanggal 31 Maret 2018. Masa berlaku Pendapat Kewajaran, yaitu selama 6 (enam) bulan sejak tanggal efektif penilaian (cut-off date) dalam Pendapat Kewajaran. INDEPENDENSI PENILAI Dalam mempersiapkan Pendapat Kewajaran ini, KJPP FAST bertindak secara independen tanpa adanya benturan kepentingan (conflict of interest) dan tidak terafiliasi dengan Perseroan ataupun pihak-pihak yang terafiliasi dengan Perseroan.
KJPP FAST juga tidak memiliki kepentingan ataupun keuntungan pribadi terkait dengan penugasan ini. Pendapat Kewajaran ini tidak dilakukan untuk memberikan keuntungan atau merugikan pihak manapun. Imbalan jasa yang kami terima adalah sama sekali tidak dipengaruhi oleh kewajaran yang dihasilkan. KJPP FAST hanya menerima imbalan sesuai dengan Surat Perintah Kerja yang telah disetujui 049/SBS-SP/FAST-A/V/18, tanggal 22 Mei 2018. PERNYATAAN PENILAI Dalam mempersiapkan Pendapat Kewajaran ini, perhitungan dan analisis dalam rangka pemberian Pendapat Kewajaran telah dilakukan dengan benar. Penilai bertanggung jawab atas Pendapat Kewajaran. RUANG LINGKUP Ruang lingkup Pendapat Kewajaran yang dilakukan dalam kaitan dengan Rencana Transaksi hanya merupakan penyusunan Pendapat Kewajaran dari Rencana Transaksi yang mengacu kepada Peraturan Bapepam-LK No. VIII.C.3 tentang “Pedoman Penilaian dan Penyajian Laporan Penilaian Usaha di Pasar Modal” yang dimuat dalam Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK No. Kep-196/BL/2012 tanggal 19 April 2012 (“Peraturan No. VIII.C.3”) dan Standar Penilaian Indonesia Edisi VI Tahun 2015 (“SPI Edisi VI-2015”). DATA DAN INFORMASI YANG DIGUNAKAN Dalam memberikan Pendapat Kewajaran atas Rencana Transaksi, kami telah menelaah, mempertimbangkan, mengacu, atau melaksanakan prosedur atas data dan informasi sebagai berikut:
Draft Perjanjian Jual Beli Saham antara ARS dan DTN.
Draft Perjanjian Pinjaman Pemegang Saham antara Perseroan dan PAMA kepada PTAR.
Laporan keuangan konsolidasian Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2018 yang telah direviu oleh KAP TWR sebagaimana tertuang dalam laporannya No. N20180731005/DC2/NSR/2018 tertanggal 31 Juli 2018 dengan opini wajar dalam semua hal yang material.
Laporan keuangan konsolidasian Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 yang telah diaudit oleh KAP TWR sebagaimana tertuang dalam laporannya No. A180226002/DC2/NSR/2018 tertanggal 26 Februari 2018 dengan opini wajar dalam semua hal yang material.
Laporan keuangan konsolidasian Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember
2016 yang telah diaudit oleh KAP TWR sebagaimana tertuang dalam laporannya No.
A170220032/DC2/LBD/2017 tertanggal 20 Februari 2017 dengan opini wajar dalam semua hal
yang material.
Laporan penilaian saham PTAR dengan tanggal penilaian 31 Maret 2018 yang diterbitkan oleh KJPP FAST sebagaimana tertuang dalam laporannya No. 003/SBS-SV/FAST-A/VIII/18 tertanggal 6 Agustus 2018.
Proforma laporan keuangan konsolidasian Perseroan tanggal 31 Maret 2018 atas Rencana Transaksi yang telah direviu oleh KAP TWR sebagaimana tertuang dalam laporannya No. N201800807009/DC2/NSR/2018 tertanggal 7 Agustus 2018.
Proyeksi laporan keuangan Perseroan sebelum dan setelah Rencana Transaksi selama periode 1 Januari 2018 hingga 31 Desember 2023, yang disiapkan oleh Manajemen Perseroan.
Laporan tahunan (annual report) 2017 dari Perseroan.
Hasil wawancara dengan pihak Manajemen Perseroan, mengenai alasan, latar belakang, dan hal-hal lain yang terkait dengan Rencana Transaksi.
Dokumen-dokumen lain, berasal dari internal Perseroan maupun pihak ketiga terpercaya lain, yang relevan dengan penugasan.
KONDISI PEMBATAS Dalam penyusunan Pendapat Kewajaran, kami mendasarkan analisis kami terhadap proyeksi keuangan yang disusun oleh Manajemen Perseroan. Dalam penyusunan proyeksi keuangan, berbagai asumsi dikembangkan berdasarkan kinerja Perseroan pada tahun-tahun sebelumnya dan berdasarkan rencana Manajemen Perseroan di masa yang akan datang. Di samping itu, berbagai informasi dan saran yang relevan diberikan oleh Manajemen Perseroan sehubungan dengan perubahan-perubahan pada setiap faktor dalam jangka waktu yang telah ditetapkan juga turut menjadi bahan pertimbangan.
Berikut adalah pokok-pokok syarat pembatas yang kami asumsikan dalam proyeksi keuangan yang digunakan dalam penelaahan atas Pendapat Kewajaran:
1. Tidak ada perubahan yang material mengenai kondisi politik, ekonomi, hukum atau undang-undang yang akan mempengaruhi aktivitas Perseroan, industri atau negara atau wilayah di mana Perseroan beroperasi.
2. Tidak ada perubahan yang material mengenai tarif pajak, bea cukai, nilai tukar mata uang, dan suku bunga yang dipergunakan dalam asumsi proyeksi yang dapat mempengaruhi secara material kinerja Perseroan selain yang telah diproyeksikan.
3. Tidak ada perubahan yang material pada struktur dan aktivitas utama Perseroan atau pada sumber utama penghasilan Perseroan selain yang telah diproyeksikan.
4. Tidak ada perubahan yang material pada Manajemen Perseroan, kecuali yang telah diungkapkan.
5. Tidak ada hambatan-hambatan yang berarti yang berasal dari perselisihan industri, atau pengadaan tenaga kerja atau hal-hal lain yang dapat mempengaruhi kegiatan usaha Perseroan.
6. Tidak terdapat perubahan-perubahan yang signifikan atas kondisi pasar dan harga dari produk-produk serta jasa-jasa yang saat ini dihasilkan Perseroan, kecuali yang telah diproyeksikan.
7. Tidak ada perubahan yang material terhadap struktur biaya maupun beban-beban lain atas Perseroan, kecuali yang telah diproyeksikan.
8. Tidak ada pembelian aset tetap yang material selain yang diproyeksikan.
9. Tidak ada pengecualian atas pencadangan yang harus dibuat, kecuali yang telah diproyeksikan, atas kewajiban kontijen atau arbitrase litigasi terhadap ancaman atau sebaliknya, piutang tak tertagih yang luar biasa, kontrak atau aset lain yang belum dipenuhi.
10. Tidak ada perubahan yang material terhadap perjanjian-perjanjian dan ketentuan-ketentuan yang ada.
11. Pencapaian kinerja keuangan Perseroan selama periode proyeksi akan digunakan seluruhnya
untuk pengembangan Perseroan sebagaimana telah diproyeksikan selama periode proyeksi dan
tidak digunakan untuk kepentingan-kepentingan lainnya.
12. Tidak terdapat penggunaan dana atau transaksi afiliasi yang secara signifikan dapat mempengaruhi operasi Perseroan.
13. Rencana bisnis Perseroan berjalan sesuai yang telah direncanakan dan diproyeksikan.
14. Pendapat Kewajaran ditujukan untuk kepentingan Manajemen Perseroan, dan pihak lain yang terkait secara langsung, dalam kaitannya dengan Rencana Transaksi, dimana Pendapat Kewajaran tersebut akan digunakan untuk membantu manajemen dalam proses keterbukaan informasi yang terkait dengan Rencana Transaksi, dan tidak untuk digunakan oleh pihak lain, untuk kepentingan lain atau dicetak ulang, disebarluaskan, dikutip, atau dirujuk pada setiap saat, dengan cara atau untuk tujuan apapun tanpa izin tertulis terlebih dahulu dari kami. Pendapat Kewajaran bukan merupakan rekomendasi kepada pemegang saham untuk melakukan tindakan lainnya dalam kaitan dengan Rencana Transaksi, dan tidak dapat digunakan secara demikian oleh pemegang saham.
15. Kejadian-kejadian yang terjadi setelah tanggal Pendapat Kewajaran mungkin mempunyai pengaruh signifikan terhadap penilaian kinerja Perseroan selama periode proyeksi. Kami tidak berkewajiban untuk memperbaharui laporan ini atau untuk merevisi analisis dikarenakan kejadian dan transaksi yang terjadi setelah tanggal efektif analisis yang digunakan, yaitu tanggal 31 Maret 2018.
ASUMSI-ASUMSI POKOK Dalam melaksanakan analisis, kami mengasumsikan dan bergantung pada keakuratan dan kelengkapan dari semua informasi keuangan dan informasi-informasi lain yang diberikan kepada kami oleh Perseroan atau yang tersedia secara umum, dan kami tidak melakukan dan karenanya tidak bertanggung jawab atas pemeriksaan independen terhadap informasi-informasi tersebut. Kami tidak melakukan inspeksi atas aset tetap atau fasilitas Perseroan. Selain itu, kami juga tidak memberikan pendapat atas dampak perpajakan dari Rencana Transaksi. Jasa-jasa yang kami berikan kepada Perseroan dalam kaitan dengan Rencana Transaksi hanya merupakan evaluasi keuangan dan penilaian atas kewajaran (arms-length) dari Rencana Transaksi dan bukan jasa-jasa akuntansi, audit, atau perpajakan. Pekerjaan kami yang berkaitan dengan Rencana Transaksi tidak merupakan dan tidak dapat ditafsirkan dalam bentuk apapun, sebagai suatu penelaahan atau audit atau pelaksanaan prosedur-prosedur tertentu atas informasi keuangan. Pekerjaan tersebut juga tidak dapat dimaksudkan untuk mengungkapkan kelemahan dalam pengendalian internal, kesalahan, atau penyimpangan dalam laporan keuangan atau pelanggaran hukum. Selain itu, kami tidak mempunyai kewenangan dan tidak mencoba mendapatkan bentuk transaksi-transaksi lainnya yang ada untuk Perseroan. Pendapat Kewajaran ini disusun berdasarkan kondisi pasar, kondisi perekonomian, kondisi umum bisnis dan kondisi keuangan, serta peraturan-peraturan Pemerintah pada tanggal laporan ini diterbitkan. Dalam penyusunan Pendapat Kewajaran ini, kami juga menggunakan beberapa asumsi lainnya, seperti terpenuhinya semua kondisi dan kewajiban Perseroan dan semua pihak yang terlibat dalam Rencana Transaksi. Rencana Transaksi akan dilaksanakan seperti yang telah dijelaskan sesuai dengan jangka waktu yang telah ditetapkan, serta keakuratan informasi mengenai Rencana Transaksi yang diungkapkan oleh Manajemen Perseroan.
KEJADIAN SETELAH TANGGAL PENILAIAN 1. Berdasarkan Daftar Pemegang Saham yang dikeluarkan oleh Biro Adminitrasi Efek Perseroan
yakni PT Raya Saham Registra tertanggal 31 Juli 2018, susunan pemegang saham Perseroan adalah sebagai berikut:
Pemegang saham Jumlah saham Nilai nominal (Rp
jutaan) Persentase
saham
PT Astra International Tbk 2.219.317.358 554.829 59,50% Prijono Sugiarto 555.000 139 0,01% Iwan Hadiantoro 31.500 8 0,00% Loudy Irwanto Ellias 14.015 4 0,00% Lain-lain (masing-masing dibawah 5%) 1.510.217.263 377.554 40,49%
Jumlah 3.730.135.136 932.534 100,00%
2. Berdasarkan Akta No. 2 tertanggal 2 Agustus 2018, susunan pemegang saham DTN adalah
sebagai berikut:
Pemegang saham Jumlah saham Nilai nominal (Rp) Persentase
saham
Perseroan 57.060 570.600.000.000 60,00% PAMA 38.040 380.400.000.000 40,00%
Jumlah 95.100 951.000.000.000 100,00%
Peristiwa-peristiwa tersebut ataupun peristiwa lain sampai dengan tanggal penyelesaian laporan penilaian ini tidak berdampak secara material terhadap hasil analisis penilaian terhadap Transaksi.
PENDEKATAN DAN PROSEDUR ANALISIS KEWAJARAN Dalam menyusun Pendapat Kewajaran atas Rencana Transaksi ini, kami telah melakukan analisis melalui pendekatan dan prosedur penilaian Rencana Transaksi dari hal-hal sebagai berikut:
A. Analisis atas Rencana Transaksi;
B. Analisis kualitatif dan kuantitatif atas Rencana Transaksi;
C. Analisis atas kewajaran Rencana Transaksi.
KESIMPULAN Berdasarkan tujuan penugasan, ruang lingkup, data dan informasi yang digunakan, asumsi-asumsi pokok, kondisi pembatas, pendekatan dan prosedur analisis kewajaran, analisis kewajaran Rencana Transaksi sebagaimana diuraikan dalam analisa pendapat kewajaran di atas, KJPP FAST berpendapat bahwa Rencana Transaksi adalah wajar. Pendapat Kewajaran harus dipandang sebagai satu kesatuan dan penggunaan sebagian dari analisis dan informasi tanpa mempertimbangkan isi Pendapat Kewajaran secara keseluruhan dapat menyebabkan pandangan yang menyesatkan atas proses yang mendasari Pendapat Kewajaran. Pendapat Kewajaran juga disusun berdasarkan kondisi ekonomi dan peraturan yang ada pada saat ini. Kami tidak bertanggung jawab untuk memutakhirkan atau melengkapi Pendapat Kewajaran karena peristiwa-peristiwa yang terjadi setelah tanggal Pendapat Kewajaran. Pendapat Kewajaran tidak sah apabila tidak dibubuhi tanda tangan pihak yang berwenang dari KJPP FAST. Hormat kami, KANTOR JASA PENILAI PUBLIK FIRMAN, SURYANTORO, SUGENG, SUZY, HARTOMO DAN REKAN Registered Business & Property Appraisers Pimpinan Rekan,
Ir. Suryantoro Budisusilo, M.Sc., MAPPI (Cert.) Ijin Penilai : PB-1.09.00098 Kualifikasi Penilai : Penilai Properti dan Bisnis STTD Bapepam-LK : STTD.PPB-10/PM.2/2018 RMK : 2017.00097 Anggota MAPPI : 89-S-00140
i
PERNYATAAN PENILAI
1. Pernyataan faktual yang dipresentasikan dalam laporan penilaian ini adalah benar sesuai dengan
pemahaman terbaik dari Penilai;
2. Penilai bertanggungjawab atas Laporan Pendapat Kewajaran atas Rencana Transaksi;
3. Penugasan penilaian profesional telah dilakukan terhadap Obyek Penilaian pada Tanggal
Penilaian (Cut-Off Date) 31 Maret 2018;
4. Analisis telah dilakukan untuk tujuan sebagaimana diungkapkan dalam Laporan Pendapat
Kewajaran atas Rencana Transaksi;
5. Penugasan penilaian profesional telah dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku;
6. Kesimpulan yang dihasilkan dalam penugasan penilaian profesional telah disajikan sebagai
kesimpulan Pendapat Kewajaran atas Rencana Transaksi;
7. Lingkup pekerjaan dan data yang dianalisis telah diungkapkan;
8. Kesimpulan Pendapat Kewajaran atas Rencana Transaksi telah sesuai dengan asumsi-asumsi dan
kondisi pembatas; dan
9. Data ekonomi dan industri dalam Laporan Pendapat Kewajaran atas Rencana Transaksi diperoleh
dari berbagai sumber yang diyakini Penilai dapat dipertanggungjawabkan.
Nomor Nama Tandatangan
1. Penanggung Jawab
Ir. Suryantoro Budisusilo, M.Sc., MAPPI (Cert.)
Ijin Penilai : PB-1.09.00098
RMK-2017.00097
…………………………
2. Reviewer
Ir. Suzy Israwati, MAPPI (Cert.)
Ijin Penilai : B-1.09.00097
RMK-2017.00098
…………………………
3. Penilai
Hanandewa, S.T., M.M., M.Sc., MAPPI (Cert.)
MAPPI : 03-S-01763
RMK-2017.00801
…………………………
4. Supporting
Lisa Nofi Irmasari, S.E.
MAPPI : 16-P-06361
RMK-2017.00807
…………………………
ii
RINGKASAN EKSEKUTIF
1. Berdasarkan analisis manfaat dan risiko, manfaat dari Rencana Transaksi bagi Perseroan adalah
(i) dalam rangka meningkatkan nilai Perseroan serta sejalan dengan strategi usaha untuk
mengembangkan kegiatan usaha yang dapat memberikan nilai tambah kepada Perseroan dan
pemegang saham Perseroan; (ii) perkembangan usaha entitas anak Perseroan secara tidak
langsung diharapkan akan mempengaruhi kinerja dari Perseroan, yang bersumber dari pembagian
laba dan penerimaan dividen dari entitas anak Perseroan; dan (iii) diversifikasi portofolio investasi
Perseroan. Sedangkan risiko dari Rencana Transaksi bagi Perseroan adalah bahwa risiko usaha
dari PTAR yang mungkin dapat menyebabkan imbal hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan
ekspektasi.
2. Berdasarkan analisis keuntungan dan kerugian, keuntungan dari Rencana Transaksi bagi
Perseroan adalah bahwa akuisisi saham PTAR yang didanai melalui kas yang tersedia tidak
menimbulkan beban keuangan baru karena sumber dana yang digunakan merupakan ekuitas.
Sedangkan kerugian dari Rencana Transaksi bagi Perseroan adalah bahwa imbal hasil yang
diharapkan dari investasi di PTAR baru dapat dinikmati dalam beberapa tahun yang akan datang,
dibandingkan investasi pada instrumen keuangan lainnya yang dapat segera diperoleh hasilnya.
3. Berdasarkan analisis industri, pergerakan harga emas pada tahun 2017 terutama dipengaruhi oleh
arah pergerakkan nilai dolar Amerika Serikat sepanjang tahun, yang pada gilirannya sangat
dipengaruhi oleh berbagai faktor geopolitik dunia, terutama di Timur Tengah dan Korea Utara.
Selain faktor geopolitik, harga emas juga dipengaruhi oleh permintaan fisik emas, terutama untuk
perhiasan, pemakaian teknologi dan industri, permintaan instrumen investasi beragunkan emas
serta pembelian oleh bank-bank sentral dunia. Permintaan terutama datang dari India dan
Tiongkok, yang keduanya mencakup 41% dari permintaan emas sedunia. Terdapat peningkatan
permintaan emas sebagai bahan baku perhiasan terutama di Tiongkok, India dan AS, serta
peningkatan yang terkait dengan penggunaan teknologi, terutama untuk keperluan industri telepon
pintar. Saat ini, Indonesia memproduksi sekitar 4% dari produksi emas global. Capaian produksi
emas Indonesia pada tahun 2016 adalah sebesar 91 ton, lebih besar sebanyak 16 ton atau 21%
dari target produksi yang ditetapkan oleh Kementerian ESDM yaitu sebesar 75 ton. Peningkatan
capaian produksi emas ini disebabkan kemampuan produksi perusahaan pertambangan emas
yang meningkat.
4. Berdasarkan laporan penilaian yang dilakukan oleh KJPP FAST terhadap nilai pasar wajar
80.750.000 lembar saham (95,0%) yang telah ditempatkan dan disetor penuh pada PTAR
sebagaimana termuat dalam laporan KJPP FAST No. 003/SBS-SV/FAST-A/VIII/18 tertanggal
6 Agustus 2018, nilai pasar wajar 95,0% saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh pada
PTAR adalah sebesar USD 965.770.000.
iii
Apabila nilai ini dibandingkan dengan nilai transaksi yang akan dilakukan Perseroan untuk
mengakuisisi 80.750.000 lembar saham (95,00%) milik ARS yang telah ditempatkan dan disetor
penuh pada PTAR senilai USD 917.900.561. maka terdapat simpangan sebesar 4,96%.
Berdasarkan Peraturan No. VIII.C.3, nilai transaksi tidak boleh melebihi batas atas dan batas
bawah sebesar 7,5% dari nilai pasar wajarnya. Mengingat nilai akuisisi saham ARS oleh Perseroan
tersebut terdapat simpangan sebesar 4,96% dari nilai pasar wajarnya, maka transaksi masih dapat
dikatakan wajar karena simpangannya tidak lebih dari 7,5%.
5. Berdasarkan proforma laporan keuangan, likuiditas Perseroan setelah Rencana Transaksi
mengalami penurunan sebagaimana diindikasikan dari peningkatan rasio lancar dan rasio cepat
sebelum dan setelah Rencana Transaksi. Meskipun demikian, likuiditas Perseroan setelah
Rencana Transaksi masih baik mengingat rasio lancar dan rasio cepat diatas 100%. Sementara
dari sisi solvabilitas Perseroan setelah Rencana Transaksi sedikit mengalami perbaikan
sebagaimana diindikasikan dari penurunan rasio utang terhadap aset dan rasio utang terhadap
ekuitas sebelum dan setelah Rencana Transaksi. Perbaikan solvabilitas ini menyebabkan
borrowing capacity Perseroan juga sedikit meningkat. Selanjutnya profitabilitas Perseroan setelah
Rencana Transaksi juga mengalami perubahan dibandingkan sebelum Rencana Transaksi
sebagaimana diindikasikan dari perubahan tingkat imbal hasil terhadap aset dan ekuitas sebelum
dan setelah Rencana Transaksi yang menurun namun tidak signifikan. Sedangkan profitabilitas
dari pengukuran marjin laba bersih Perseroan sebelum dan setelah Rencana Transaksi tidak
mengalami perubahan. Sehingga dapat diindikasikan bahwa posisi keuangan Perseroan setelah
Rencana Transaksi masih relatif baik.
6. Berdasarkan perbandingan rasio profitabilitas, terlihat bahwa rata-rata proyeksi rasio profitabilitas
sebelum dan setelah Rencana Transaksi lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata rasio
profitabilitas historisnya. Namun demikian tidak ada indikasi outlier antara proyeksi dengan historis
profitabilitas Perseroan. Demikian pula perbandingan rasio likuiditas, terlihat bahwa rata-rata
proyeksi rasio likuiditas sebelum dan setelah Rencana Transaksi mengalami peningkatan bila
dibandingkan dengan rata-rata rasio likuiditas historisnya. Namun demikian tidak ada indikasi
outlier antara proyeksi dengan historis likuiditas Perseroan. Sementara perbandingan solvabilitas
antara sebelum dan setelah Rencana Transaksi dengan historisnya sedikit mengalami penurunan
sebagaimana diukur dari sedikit peningkatan rata-rata rasio DAR dan DER. Namun demikian tidak
ada pula indikasi outlier antara proyeksi dengan historis solvabilitas Perseroan. Berdasarkan
analisis outlier tersebut sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa proyeksi keuangan yang ada adalah
masih dalam kewajaran.
7. Berdasarkan analisis dampak leverage, rasio-rasio keuangan di masa mendatang dari Perseroan
apabila Rencana Transaksi dilakukan dibandingkan dengan rasio-rasio keuangan dari industri
pertambangan (sumber: Reuters) dalam lima tahun terakhir per 31 Desember 2017, maka dapat
iv
diindikasikan bahwa posisi likuiditas Perseroan di masa mendatang diproyeksikan akan lebih baik
dibandingkan posisi likuiditas rata-rata industri. Demikian pula dari sisi tingkat profitabilitas
Perseroan di masa depan diestimasikan akan lebih baik dibandingkan tingkat profitabilitas rata-rata
industri.
8. Berdasarkan analisis dampak likuiditas, secara umum dampak likuiditas mengalami sedikit
penurunan antara sebelum dan setelah Rencana Transaksi. Hal ini diindikasikan dengan
perbandingan current ratio dan quick ratio antara sebelum dan setelah Rencana Transaksi yang
mengalami penurunan namun tidak signifikan. Pengukuran dampak likuiditas dapat pula dilakukan
dengan membandingkan posisi arus kas sebelum dan setelah Rencana Transaksi. Posisi arus kas
dari operasi setelah Rencana Transaksi secara umum mengalami peningkatan dibandingkan
sebelum Rencana Transaksi. Demikian pula dengan posisi arus kas dari investasi setelah Rencana
Transaksi diproyeksikan secara umum akan ada penambahan investasi terutama di periode awal
proyeksi dibandingkan apabila Rencana Transaksi tidak dilakukan. Selanjutnya, membandingkan
arus kas dari pendanaan antara sebelum dan setelah Rencana Transaksi, terlihat bahwa apabila
Rencana Transaksi dilakukan maka Perseroan rata-rata akan mengalami defisit arus kas
pendanaan pada periode pertengahan proyeksi, dibandingkan apabila Rencana Transaksi tidak
dilakukan. Hal ini disebabkan karena pada periode pertengahan proyeksi, apabila Rencana
Transaksi dilakukan maka kewajiban Perseroan yang perlu dipenuhi bertambah dibandingkan
bilamana Rencana Transaksi tidak dilakukan.
9. Berdasarkan analisis dampak keuangan, dari sisi likuiditas, perbandingan antara current ratio dan
quick ratio setelah Rencana Transaksi rata-rata proyeksi mengalami penurunan sebesar 0,19x.
Meskipun demikian dapat diindikasikan bahwa setelah Rencana Transaksi, likuiditas Perseroan
masih tetap dalam posisi yang baik. Sementara dari sisi solvabilitas, perbandingan antara DAR
(debt to total asset ratio) dan DER (debt to equity ratio) setelah Rencana Transaksi rata-rata
proyeksi mengalami perbaikan sebesar 0,34% dan 0,48%, berturut-turut. Sehingga dapat
diindikasikan bahwa setelah Rencana Transaksi, solvabilitas Perseroan akan membaik.
Sedangkan dari sisi profitabilitas, perbandingan antara ROE (return on equity), ROA (return on
assets), ROIC (return on invested capital) setelah Rencana Transaksi rata-rata proyeksi mengalami
peningkatan sebesar 1,45%, 0,91%, dan 1,35%, berturut-turut. Sehingga dapat diindikasikan
bahwa setelah Rencana Transaksi, profitabilitas Perseroan akan semakin baik.
10. Berdasarkan analisis kemampuan pelunasan terhadap Rencana Transaksi, secara rata-rata arus
kas bersih konsolidasian Perseroan masih mampu menghasilkan surplus kas bersih setelah
diperhitungkan pembayaran bunga dan pokok utang.
11. Berdasarkan analisis cash management, proyeksi perputaran piutang usaha dan persediaan
menunjukkan kecenderungan yang menurun apabila Rencana Transaksi dilakukan. Sementara
selama periode proyeksi yang sama, perputaran utang usaha juga mengindikasikan
v
kecenderungan yang menurun apabila Rencana Transaksi dilakukan. Kecenderungan-
kecenderungan tersebut menyebabkan proyeksi perputaran kas apabila Rencana Transaksi
dilakukan akan menurun. Hal ini mengindikasikan bahwa di masa mendatang Perseroan dapat
mengelola kasnya dengan lebih baik. Selanjutnya dari perhitungan perputaran kas inkremental
selama periode proyeksi terdapat indikasi menjadi lebih baik apabila Rencana Transaksi dilakukan
dibandingkan apabila Rencana Transaksi tidak dilakukan.
12. Berdasarkan analisis covenant, PTAR merupakan subyek dari covenant atas Rencana Transaksi
yang dapat membatasi ruang gerak PTAR. Namun demikian, berdasarkan proyeksi yang dilakukan,
secara konsolidasian Perseroan memiliki internal cash yang cukup besar di masa mendatang yang
dapat digunakan untuk pembiayaan investasi potensi bisnis-bisnis baru pada PTAR. Sehingga
kebutuhan pembiayaan eksternal untuk investasi ataupun modal kerja dapat dikurangi.
13. Berdasarkan analisis suku bunga, Rencana Transaksi pemberian pinjaman yang akan diberikan
sebesar maksimum USD 325.000.000 atau ekuivalennya dalam Rupiah Indonesia dengan suku
bunga LIBOR + 2% (jika pinjaman diberikan dalam mata uang USD) atau JIBOR + 2% (jika
pinjaman diberikan dalam mata uang Rupiah Indonesia) dan dapat disesuaikan dengan tingkat
suku bunga yang berlaku di pasar, adalah masih dalam kisaran suku bunga pinjaman afiliasi yang
ada di industri, sehingga dapat disimpulkan bahwa suku bunga atas Rencana Transaksi masih
wajar.
14. Berdasarkan analisis jaminan, kemampuan PTAR untuk membuat pembayaran bunga dan pokok
yang terjadwal atas Rencana Transaksi akan tergantung pada kinerja masa depan dan
kemampuannya untuk menghasilkan kas, akan tergantung pula kepada faktor-faktor seperti kondisi
ekonomi, keuangan, kompetisi, legislatif, hukum, peraturan serta faktor lainnya, dimana beberapa
faktor tersebut berada di luar kendali Perseroan dan PTAR.
15. Berdasarkan hasil perhitungan nilai kini dari arus kas bersih inkrimental Perseroan antara apabila
Rencana Transaksi dilakukan dengan apabila Rencana Transaksi tidak dilakukan menunjukkan
nilai yang positif, dengan asumsi tingkat diskonto relevan dimana imbal hasil bebas risiko 7,89%,
premi risiko ekuitas 7,42%, beta unlevered 1,1527, default spread 2,26%, dan DER industri
40,54%. Hal ini mengindikasikan bahwa Rencana Transaksi berpotensi memberikan dampak yang
positif atau nilai tambah kepada Perseroan.
vi
DAFTAR ISI
BAB 1. PENDAHULUAN .................................................................................................................. 1-1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................................................... 1-1
1.2 Transaksi Material ................................................................................................................ 1-2
1.3 Para Pihak Yang Terlibat Dalam Rencana Transaksi ......................................................... 1-2
1.4 Tujuan Penugasan ............................................................................................................... 1-2
1.5 Obyek Rencana Transaksi ................................................................................................... 1-2
1.6 Tanggal Efektif Pendapat Kewajaran ................................................................................... 1-2
1.7 Masa Berlakunya Laporan ................................................................................................... 1-2
1.8 Independensi Penilai ............................................................................................................ 1-3
1.9 Pernyataan Penilai ............................................................................................................... 1-3
1.10 Ruang Lingkup ..................................................................................................................... 1-3
1.11 Data dan Informasi Yang Digunakan ................................................................................... 1-3
1.12 Kondisi Pembatas ................................................................................................................ 1-4
1.13 Asumsi-Asumsi Pokok ......................................................................................................... 1-6
1.14 Kejadian Setelah Tanggal Penilaian .................................................................................... 1-6
1.15 Pendekatan dan Prosedur Analisis Kewajaran .................................................................... 1-7
BAB 2. ANALISIS ATAS RENCANA TRANSAKSI .......................................................................... 2-1
2.1 Alasan Dilakukannya Rencana Transaksi ........................................................................... 2-1
2.2 Analisis Hubungan Pihak-Pihak Yang Bertransaksi ............................................................ 2-2
2.2.1 Perseroan ............................................................................................................................. 2-2
2.2.2 DTN ...................................................................................................................................... 2-3
2.2.3 ARS ...................................................................................................................................... 2-5
2.2.4 PTAR .................................................................................................................................... 2-5
2.3 Analisis Manfaat dan Risiko dari Rencana Transaksi .......................................................... 2-7
2.4 Analisis Pokok-Pokok Perjanjian dari Rencana Transaksi .................................................. 2-7
2.4.1 Perjanjian Pengambilalihan Saham ..................................................................................... 2-7
2.4.2 Perjanjian Pinjaman Pemegang Saham .............................................................................. 2-9
BAB 3. ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF ATAS RENCANA TRANSAKSI .................... 3-1
3.1 Analisis Lingkungan Bisnis ................................................................................................... 3-1
3.1.1 Makro Ekonomi Indonesia .................................................................................................... 3-1
3.1.2 Industri Pertambangan Emas ............................................................................................... 3-6
3.1.3 Pasokan Emas ................................................................................................................... 3-11
3.1.4 Permintaan Emas ............................................................................................................... 3-11
3.1.5 Produksi Emas Indonesia .................................................................................................. 3-13
3.1.6 Proyeksi Harga ................................................................................................................... 3-15
3.2 Keuntungan dan Kerugian dari Rencana Transaksi .......................................................... 3-15
3.3 Analisis Kinerja Operasional .............................................................................................. 3-16
3.3.1 Mesin Konstruksi ................................................................................................................ 3-17
vii
3.3.2 Kontraktor Penambangan .................................................................................................. 3-19
3.3.3 Pertambangan .................................................................................................................... 3-21
3.3.4 Industri Konstruksi .............................................................................................................. 3-22
3.3.5 Energi ................................................................................................................................. 3-23
3.4 Analisis Prospek Perseroan ............................................................................................... 3-24
3.5 Strategi Perseroan ............................................................................................................. 3-25
3.5.1 Mesin Konstruksi ................................................................................................................ 3-25
3.5.2 Kontraktor Penambangan .................................................................................................. 3-26
3.5.3 Pertambangan .................................................................................................................... 3-26
3.5.4 Industri Konstruksi .............................................................................................................. 3-26
3.6 Analisis Kinerja Keuangan Perseroan ............................................................................... 3-26
3.6.1 Laporan Laba Rugi Komprehensif ..................................................................................... 3-27
3.6.2 Laporan Posisi Keuangan .................................................................................................. 3-28
3.6.3 Laporan Arus Kas .............................................................................................................. 3-31
3.6.4 Rasio Keuangan ................................................................................................................. 3-34
3.7 Proforma Laporan Keuangan atas Rencana Transaksi ..................................................... 3-35
3.8 Penilaian Proyeksi Keuangan ............................................................................................ 3-37
3.9 Analisis Dampak Leverage ................................................................................................ 3-38
3.10 Analisis Dampak Likuiditas ................................................................................................ 3-39
3.11 Analisis Dampak Keuangan ............................................................................................... 3-40
3.12 Kemampuan Pelunasan Atas Rencana Transaksi ............................................................ 3-41
3.13 Analisis Cash Management dan Financial Covenant ........................................................ 3-42
3.13.1 Analisis Cash Management ............................................................................................... 3-42
3.13.2 Analisis Covenant .............................................................................................................. 3-43
3.14 Analisis Suku Bunga .......................................................................................................... 3-44
3.15 Analisis Jaminan ................................................................................................................ 3-44
3.16 Analisis Inkrimental ............................................................................................................ 3-45
3.16.1 Kontribusi Nilai Tambah ..................................................................................................... 3-45
3.16.2 Biaya dan Pendapatan Relevan ........................................................................................ 3-45
3.16.3 Informasi Non Keuangan Relevan ..................................................................................... 3-46
3.16.4 Prosedur Pengambilan Keputusan .................................................................................... 3-46
3.16.5 Hal-hal Material Lain .......................................................................................................... 3-46
BAB 4. ANALISIS ATAS KEWAJARAN RENCANA TRANSAKSI ................................................... 4-1
BAB 5. KESIMPULAN ...................................................................................................................... 5-1
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1-1: Perubahan Susunan Pemegang Saham Perseroan .......................................................... 1-7 Tabel 1-1: Perubahan Susunan Pemegang Saham DTN .................................................................... 1-7 Tabel 2-1: Susunan Pemegang Saham Perseroan ............................................................................. 2-2 Tabel 2-2: Susunan Pemegang Saham DTN ...................................................................................... 2-4 Tabel 2-3: Susunan Pemegang Saham ARS ...................................................................................... 2-5 Tabel 2-4: Susunan Pemegang Saham PTAR .................................................................................... 2-6 Tabel 3-1: Perkembangan Harga Emas Dunia .................................................................................... 3-8 Tabel 3-2: Permintaan dan Penawaran Emas Global ....................................................................... 3-10 Tabel 3-3: Produksi Emas Global 2013-2017 .................................................................................... 3-13 Tabel 3-4: Realisasi Mineral Indonesia 2015-2016 (Ton) .................................................................. 3-14 Tabel 3-5: Laporan Laba Rugi Komprehensif Perseroan (Rp Juta) .................................................. 3-28 Tabel 3-6: Laporan Posisi Keuangan Perseroan (Rp Juta) ............................................................... 3-30 Tabel 3-7: Laporan Arus Kas Perseroan (Rp Juta) ........................................................................... 3-33 Tabel 3-8: Rasio Keuangan Perseroan .............................................................................................. 3-34 Tabel 3-9: Proforma Laporan Laba Rugi Komprehensif (Rp) ............................................................ 3-35 Tabel 3-10: Proforma Laporan Posisi Keuangan (Rp) ....................................................................... 3-36 Tabel 3-11: Proforma Rasio Keuangan ............................................................................................. 3-37 Tabel 3-12: Perbandingan Rasio Keuangan Proyeksi dan Historis ................................................... 3-38 Tabel 3-13: Rasio Keuangan Perseroan Setelah Rencana Transaksi .............................................. 3-39 Tabel 3-14: Dampak Arus Kas Sebelum dan Setelah Rencana Transaksi ....................................... 3-39 Tabel 3-15: Selisih Rasio Keuangan Sebelum dan Setelah Rencana Transaksi .............................. 3-40 Tabel 3-16: Rasio Keuangan Sebelum Rencana Transaksi .............................................................. 3-41 Tabel 3-17: Rasio Keuangan Setelah Rencana Transaksi ................................................................ 3-41 Tabel 3-18: Proyeksi Arus Kas Konsolidasian Perseroan Setelah Rencana Transaksi (Rp Juta) .... 3-42 Tabel 3-19: Proyeksi Perputaran Kas Sebelum dan Setelah Rencana Transaksi ............................ 3-43 Tabel 3-20: Data Pembanding Pinjaman Afiliasi................................................................................ 3-44 Tabel 3-21: Proyeksi Arus Kas Bersih Inkrimental ............................................................................ 3-45
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1-1: Struktur Rencana Transaksi ........................................................................................... 1-1 Gambar 3-1: Perkembangan dan Tingkat Pertumbuhan PDB ............................................................ 3-2 Gambar 3-2: Perkembangan IHK dan Inflasi ....................................................................................... 3-3 Gambar 3-3: Perkembangan Reverse Repo dan JIBOR ..................................................................... 3-4 Gambar 3-4: Perkembangan Cadangan Devisa dan Nilai Tukar Rupiah ............................................ 3-5 Gambar 3-5: Segmen Pasar Permintaan Emas .................................................................................. 3-9 Gambar 3-6: Penawaran Emas Global 2007-2015 ............................................................................ 3-11 Gambar 3-7: Permintaan Emas Global 2007-2015 ........................................................................... 3-12 Gambar 3-8: Sumber Daya dan Cadangan Emas Indonesia 2012-2016 .......................................... 3-14 Gambar 3-9: Prakiraan Harga Emas Global 2001-2018 .................................................................... 3-15
Laporan Pendapat Kewajaran PT United Tractors Tbk
1-1
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Perseroan didirikan pada tahun 1972 merupakan suatu perseroan terbatas berstatus
perusahaan terbuka dan sahamnya diperdagangkan di bursa saham (publicly-listed company).
Perseroan bergerak dalam bidang mesin konstruksi, kontraktor penambangan, pertambangan
batu bara, industri konstruksi, dan energi.
Berdasarkan informasi yang kami terima, Perseroan berencana untuk (i) mengakuisisi
80.750.000 lembar saham (95,0% saham) yang telah ditempatkan dan disetor penuh, terdiri
dari 4.750.000 lembar saham Seri A dan 76.000.000 lembar saham Seri B, milik ARS pada
PTAR, oleh anak usahanya yaitu DTN yang dimiliki secara langsung maupun tidak langsung
melalui PAMA, senilai USD 917.900.561 (sembilan ratus tujuh belas juta sembilan ratus ribu
lima ratus enam puluh satu dolar Amerika Serikat); dan (ii) selanjutnya, bersama dengan
PAMA, memberikan pinjaman kepada PTAR senilai maksimum USD 325.000.000 (tiga ratus
dua puluh lima juta dolar Amerika Serikat) (serangkaian rencana transaksi ini selanjutnya
disebut “Rencana Transaksi”).
Gambar 1-1: Struktur Rencana Transaksi
Struktur sebelum Rencana Transaksi Struktur setelah Rencana Transaksi
Sehubungan dengan Rencana Transaksi tersebut, KJPP FAST sebagai pihak yang
independen, telah ditunjuk oleh Perseroan untuk memberikan pendapat independen atas
kewajaran Rencana Transaksi, sesuai dengan Surat Penawaran Kerja yang telah disetujui
049/SBS-SP/FAST-A/V/18, tanggal 22 Mei 2018.
Perseroan
DTN
PTAR
PT Artha
Nugraha Agung
PAMA
95,0% 5,0%
100,0%
100,0%
ARSPT Artha
Nugraha Agung
95,0%5,0%
ARS
PTAR
Perseroan
DTN
PAMA
100,0%
100,0%
Laporan Pendapat Kewajaran PT United Tractors Tbk
1-2
1.2 TRANSAKSI MATERIAL
Berdasarkan laporan keuangan konsolidasian Perseroan dan anak perusahaan yang telah
diaudit oleh KAP TWR, ekuitas Perseroan per tanggal 31 Maret 2018 adalah sebesar
Rp50.846.209 juta (ekuivalen USD 3.696.293.181, dengan kurs per 31 Maret 2018 sebesar
Rp13.756/US$). Dengan demikian, Rencana Transaksi sebesar USD 1.242.900.561 adalah
setara dengan 33,63% (atau lebih dari 20%) dari ekuitas Perseroan per tanggal 31 Desember
2017, sehingga Rencana Transaksi termasuk transaksi material.
Sehubungan dengan transaksi material yang akan dilakukan melalui Rencana Transaksi, maka
Perseroan wajib mengikuti ketentuan yang diatur dalam Peraturan No. IX.E.2.
1.3 PARA PIHAK YANG TERLIBAT DALAM RENCANA TRANSAKSI
Para pihak yang terlibat dalam Rencana Transaksi adalah sebagai berikut:
Perseroan selaku pihak pengendali DTN dan PAMA, serta pihak yang akan memberikan
pinjaman kepada PTAR.
DTN selaku pihak yang akan mengakuisisi saham milik ARS pada PTAR.
ARS selaku pihak yang akan melepas kepemilikan sahamnya pada PTAR kepada DTN.
PTAR selaku pihak yang menjadi aset acuan atau target akuisisi saham (underlying asset).
1.4 TUJUAN PENUGASAN
Dalam rangka pelaksanaan Rencana Transaksi serta untuk memenuhi ketentuan-ketentuan
sebagaimana diatur dalam Peraturan No. IX.E.2 diatas, Perseroan telah menunjuk KJPP FAST
sebagai penilai independen untuk memberikan Pendapat Kewajaran dari Rencana Transaksi
tersebut.
1.5 OBYEK RENCANA TRANSAKSI
Obyek dari Rencana Transaksi dalam Pendapat Kewajaran ini adalah rencana akuisisi saham
milik ARS pada PTAR yang dilakukan oleh DTN, dan rencana pemberian pinjaman kepada
PTAR oleh Perseroan dan PAMA.
1.6 TANGGAL EFEKTIF PENDAPAT KEWAJARAN
Tanggal efektif (cut-off date) atas Pendapat Kewajaran dari Rencana Transaksi tersebut adalah
pada tanggal 31 Maret 2018, parameter dan laporan keuangan yang digunakan dalam analisis
menggunakan data per tanggal 31 Maret 2018.
1.7 MASA BERLAKUNYA LAPORAN
Sesuai dengan Peraturan No. VIII.C.3, masa berlaku Pendapat Kewajaran, yaitu selama
6 (enam) bulan sejak tanggal efektif penilaian (cut-off date) dalam Pendapat Kewajaran.
Laporan Pendapat Kewajaran PT United Tractors Tbk
1-3
1.8 INDEPENDENSI PENILAI
Dalam mempersiapkan Pendapat Kewajaran ini, KJPP FAST bertindak secara independen
tanpa adanya benturan kepentingan (conflict of interest) dan tidak terafiliasi dengan Perseroan
ataupun pihak-pihak yang terafiliasi dengan Perseroan.
KJPP FAST juga tidak memiliki kepentingan ataupun keuntungan pribadi terkait dengan
penugasan ini. Pendapat Kewajaran ini tidak dilakukan untuk memberikan keuntungan atau
merugikan pihak manapun. Imbalan jasa yang kami terima adalah sama sekali tidak
dipengaruhi oleh kewajaran yang dihasilkan. KJPP FAST hanya menerima imbalan sesuai
dengan Surat Perintah Kerja yang telah disetujui No. 049/SBS-SP/FAST-A/V/18, tanggal
22 Mei 2018.
1.9 PERNYATAAN PENILAI
Dalam mempersiapkan Pendapat Kewajaran ini, perhitungan dan analisis dalam rangka
pemberian Pendapat Kewajaran telah dilakukan dengan benar. Penilai bertanggung jawab atas
Pendapat Kewajaran.
1.10 RUANG LINGKUP
Ruang lingkup Pendapat Kewajaran yang dilakukan dalam kaitan dengan Rencana Transaksi
hanya merupakan penyusunan Pendapat Kewajaran dari Rencana Transaksi yang mengacu
kepada Peraturan No. VIII.C.3 dan SPI Edisi VI-2015.
1.11 DATA DAN INFORMASI YANG DIGUNAKAN
Dalam memberikan Pendapat Kewajaran atas Rencana Transaksi, kami telah menelaah,
mempertimbangkan, mengacu, atau melaksanakan prosedur atas data dan informasi sebagai
berikut:
Draft Perjanjian Jual Beli Saham antara ARS dan DTN.
Draft Perjanjian Pinjaman Pemegang Saham antara Perseroan dan PAMA kepada PTAR.
Laporan keuangan konsolidasian Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31
Maret 2018 yang telah direviu oleh KAP TWR sebagaimana tertuang dalam laporannya
No. N20180731005/DC2/NSR/2018 tertanggal 31 Juli 2018 dengan opini wajar dalam
semua hal yang material.
Laporan Pendapat Kewajaran PT United Tractors Tbk
1-4
Laporan keuangan konsolidasian Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31
Desember 2017 yang telah diaudit oleh KAP TWR sebagaimana tertuang dalam
laporannya No. A180226002/DC2/NSR/2018 tertanggal 26 Februari 2018 dengan opini
wajar dalam semua hal yang material.
Laporan keuangan konsolidasian Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31
Desember 2016 yang telah diaudit oleh KAP TWR sebagaimana tertuang dalam
laporannya No. A170220032/DC2/LBD/2017 tertanggal 20 Februari 2017 dengan opini
wajar dalam semua hal yang material.
Laporan penilaian saham PTAR dengan tanggal penilaian 31 Maret 2018 yang diterbitkan
oleh KJPP FAST sebagaimana tertuang dalam laporannya No. 003/SBS-SV/FAST-
A/VIII/18 tertanggal 6 Agustus 2018.
Proforma laporan keuangan konsolidasian Perseroan tanggal 31 Maret 2018 atas Rencana
Transaksi yang telah direviu oleh KAP TWR sebagaimana tertuang dalam laporannya No.
N201800807009/DC2/NSR/2018 tertanggal 7 Agustus 2018.
Proyeksi laporan keuangan Perseroan sebelum dan setelah Rencana Transaksi selama
periode 1 Januari 2018 hingga 31 Desember 2023, yang disiapkan oleh Manajemen
Perseroan.
Laporan tahunan (annual report) 2017 dari Perseroan.
Hasil wawancara dengan pihak Manajemen Perseroan, mengenai alasan, latar belakang,
dan hal-hal lain yang terkait dengan Rencana Transaksi.
Dokumen-dokumen lain, berasal dari internal Perseroan maupun pihak ketiga terpercaya
lain, yang relevan dengan penugasan.
1.12 KONDISI PEMBATAS
Dalam penyusunan Pendapat Kewajaran, kami mendasarkan analisis kami terhadap proyeksi
keuangan yang disusun oleh Manajemen Perseroan. Dalam penyusunan proyeksi keuangan,
berbagai asumsi dikembangkan berdasarkan kinerja Perseroan pada tahun-tahun sebelumnya
dan berdasarkan rencana Manajemen Perseroan di masa yang akan datang. Di samping itu,
berbagai informasi dan saran yang relevan diberikan oleh Manajemen Perseroan sehubungan
dengan perubahan-perubahan pada setiap faktor dalam jangka waktu yang telah ditetapkan
juga turut menjadi bahan pertimbangan.
Berikut adalah pokok-pokok syarat pembatas yang kami asumsikan dalam proyeksi keuangan
yang digunakan dalam penelaahan atas Pendapat Kewajaran:
1. Tidak ada perubahan yang material mengenai kondisi politik, ekonomi, hukum atau
undang-undang yang akan mempengaruhi aktivitas Perseroan, industri atau negara atau
wilayah di mana Perseroan beroperasi.
2. Tidak ada perubahan yang material mengenai tarif pajak, bea cukai, nilai tukar mata uang,
dan suku bunga yang dipergunakan dalam asumsi proyeksi yang dapat mempengaruhi
secara material kinerja Perseroan selain yang telah diproyeksikan.
Laporan Pendapat Kewajaran PT United Tractors Tbk
1-5
3. Tidak ada perubahan yang material pada struktur dan aktivitas utama Perseroan atau pada
sumber utama penghasilan Perseroan selain yang telah diproyeksikan.
4. Tidak ada perubahan yang material pada Manajemen Perseroan, kecuali yang telah
diungkapkan.
5. Tidak ada hambatan-hambatan yang berarti yang berasal dari perselisihan industri, atau
pengadaan tenaga kerja atau hal-hal lain yang dapat mempengaruhi kegiatan usaha
Perseroan.
6. Tidak terdapat perubahan-perubahan yang signifikan atas kondisi pasar dan harga dari
produk-produk serta jasa-jasa yang saat ini dihasilkan Perseroan, kecuali yang telah
diproyeksikan.
7. Tidak ada perubahan yang material terhadap struktur biaya maupun beban-beban lain atas
Perseroan, kecuali yang telah diproyeksikan.
8. Tidak ada pembelian aset tetap yang material selain yang diproyeksikan.
9. Tidak ada pengecualian atas pencadangan yang harus dibuat, kecuali yang telah
diproyeksikan, atas kewajiban kontijen atau arbitrase litigasi terhadap ancaman atau
sebaliknya, piutang tak tertagih yang luar biasa, kontrak atau aset lain yang belum
dipenuhi.
10. Tidak ada perubahan yang material terhadap perjanjian-perjanjian dan ketentuan-
ketentuan yang ada.
11. Pencapaian kinerja keuangan Perseroan selama periode proyeksi akan digunakan
seluruhnya untuk pengembangan Perseroan sebagaimana telah diproyeksikan selama
periode proyeksi dan tidak digunakan untuk kepentingan-kepentingan lainnya.
12. Tidak terdapat penggunaan dana atau transaksi afiliasi yang secara signifikan dapat
mempengaruhi operasi Perseroan.
13. Rencana bisnis Perseroan berjalan sesuai yang telah direncanakan dan diproyeksikan.
14. Pendapat Kewajaran ditujukan untuk kepentingan Manajemen Perseroan, dan pihak lain
yang terkait secara langsung, dalam kaitannya dengan Rencana Transaksi, dimana
Pendapat Kewajaran tersebut akan digunakan untuk membantu manajemen dalam proses
keterbukaan informasi yang terkait dengan Rencana Transaksi, dan tidak untuk digunakan
oleh pihak lain, untuk kepentingan lain atau dicetak ulang, disebarluaskan, dikutip, atau
dirujuk pada setiap saat, dengan cara atau untuk tujuan apapun tanpa izin tertulis terlebih
dahulu dari kami. Pendapat Kewajaran bukan merupakan rekomendasi kepada pemegang
saham untuk melakukan tindakan lainnya dalam kaitan dengan Rencana Transaksi, dan
tidak dapat digunakan secara demikian oleh pemegang saham.
15. Kejadian-kejadian yang terjadi setelah tanggal Pendapat Kewajaran mungkin mempunyai
pengaruh signifikan terhadap penilaian kinerja Perseroan selama periode proyeksi. Kami
tidak berkewajiban untuk memperbaharui laporan ini atau untuk merevisi analisis
dikarenakan kejadian dan transaksi yang terjadi setelah tanggal efektif analisis yang
digunakan, yaitu tanggal 31 Maret 2018.
Laporan Pendapat Kewajaran PT United Tractors Tbk
1-6
1.13 ASUMSI-ASUMSI POKOK
Dalam melaksanakan analisis, kami mengasumsikan dan bergantung pada keakuratan dan
kelengkapan dari semua informasi keuangan dan informasi-informasi lain yang diberikan
kepada kami oleh Perseroan atau yang tersedia secara umum, dan kami tidak melakukan dan
karenanya tidak bertanggung jawab atas pemeriksaan independen terhadap informasi-
informasi tersebut.
Kami tidak melakukan inspeksi atas aset tetap atau fasilitas Perseroan. Selain itu, kami juga
tidak memberikan pendapat atas dampak perpajakan dari Rencana Transaksi. Jasa-jasa yang
kami berikan kepada Perseroan dalam kaitan dengan Rencana Transaksi hanya merupakan
evaluasi keuangan dan penilaian atas kewajaran (arms-length) dari Rencana Transaksi dan
bukan jasa-jasa akuntansi, audit, atau perpajakan.
Pekerjaan kami yang berkaitan dengan Rencana Transaksi tidak merupakan dan tidak dapat
ditafsirkan dalam bentuk apapun, sebagai suatu penelaahan atau audit atau pelaksanaan
prosedur-prosedur tertentu atas informasi keuangan. Pekerjaan tersebut juga tidak dapat
dimaksudkan untuk mengungkapkan kelemahan dalam pengendalian internal, kesalahan, atau
penyimpangan dalam laporan keuangan atau pelanggaran hukum. Selain itu, kami tidak
mempunyai kewenangan dan tidak mencoba mendapatkan bentuk transaksi-transaksi lainnya
yang ada untuk Perseroan.
Pendapat Kewajaran ini disusun berdasarkan kondisi pasar, kondisi perekonomian, kondisi
umum bisnis dan kondisi keuangan, serta peraturan-peraturan Pemerintah pada tanggal
laporan ini diterbitkan.
Dalam penyusunan Pendapat Kewajaran ini, kami juga menggunakan beberapa asumsi
lainnya, seperti terpenuhinya semua kondisi dan kewajiban Perseroan dan semua pihak yang
terlibat dalam Rencana Transaksi. Rencana Transaksi akan dilaksanakan seperti yang telah
dijelaskan sesuai dengan jangka waktu yang telah ditetapkan, serta keakuratan informasi
mengenai Rencana Transaksi yang diungkapkan oleh Manajemen Perseroan.
1.14 KEJADIAN SETELAH TANGGAL PENILAIAN
1. Berdasarkan Daftar Pemegang Saham yang dikeluarkan oleh Biro Adminitrasi Efek
Perseroan yakni PT Raya Saham Registra tertanggal 31 Juli 2018, susunan pemegang
saham Perseroan adalah sebagai berikut:
Laporan Pendapat Kewajaran PT United Tractors Tbk
1-7
Tabel 1-1: Perubahan Susunan Pemegang Saham Perseroan
Pemegang saham Jumlah saham Nilai nominal (Rp
jutaan) Persentase
saham
PT Astra International Tbk 2.219.317.358 554.829 59,50%
Prijono Sugiarto 555.000 139 0,01%
Iwan Hadiantoro 31.500 8 0,00%
Loudy Irwanto Ellias 14.015 4 0,00%
Lain-lain (masing-masing dibawah 5%) 1.510.217.263 377.554 40,49%
Jumlah 3.730.135.136 932.534 100,00%
2. Berdasarkan Akta No. 2 tertanggal 2 Agustus 2018, susunan pemegang saham DTN
adalah sebagai berikut:
Tabel 1-2: Perubahan Susunan Pemegang Saham DTN
Pemegang saham Jumlah saham Nilai nominal (Rp) Persentase
saham
Perseroan 57.060 570.600.000.000 60,00%
PAMA 38.040 380.400.000.000 40,00%
Jumlah 95.100 951.000.000.000 100,00%
Peristiwa tersebut ataupun peristiwa lain sampai dengan tanggal penyelesaian laporan
penilaian ini tidak berdampak secara material terhadap hasil analisis penilaian terhadap
Transaksi.
1.15 PENDEKATAN DAN PROSEDUR ANALISIS KEWAJARAN
Dalam menyusun Pendapat Kewajaran atas Rencana Transaksi ini, kami telah melakukan
analisis melalui pendekatan dan prosedur penilaian Rencana Transaksi dari hal-hal sebagai
berikut:
A. Analisis atas Rencana Transaksi;
B. Analisis kualitatif dan kuantitatif atas Rencana Transaksi;
C. Analisis atas kewajaran Rencana Transaksi.
Laporan Pendapat Kewajaran PT United Tractors Tbk
2-1
BAB 2. ANALISIS ATAS RENCANA TRANSAKSI
2.1 ALASAN DILAKUKANNYA RENCANA TRANSAKSI
Perseroan didirikan pada tahun 1972 merupakan sebuah perseroan terbatas berstatus
perusahaan terbuka dan sahamnya diperdagangkan di bursa saham (publicly-listed company).
Perseroan bergerak dalam bidang mesin konstruksi, kontraktor penambangan, pertambangan
batu bara, industri konstruksi, dan energi. Perseroan merupakan badan hukum yang didirikan
berdasarkan hukum negara Republik Indonesia, yang merupakan perusahaan terbuka dan
seluruh sahamnya tercatat di Bursa Efek Indonesia (“BEI”)
Melalui anak usaha Perseroan yaitu PAMA, Perseroan berusaha untuk mewujudkan tujuannya
menjadi perusahaan pertambangan dan energi kelas dunia yang memiliki keunggulan
operasional dan layanan yang dapat diandalkan serta untuk mendukung kesejahteraan
nasional Indonesia. PAMA memiliki kompetensi yang luas dan pemahaman yang menyeluruh
tentang pengembangan dan operasi tambang termasuk eksplorasi, perencanaan,
pembangunan infrastruktur, operasi pertambangan yang berkelanjutan, logistik transportasi
serta pemasaran.
Untuk mengantisipasi fluktuasi harga yang dapat mempengaruhi permintaan batu bara thermal
kedepan dan untuk menghasilkan pertumbuhan yang berkelanjutan dalam jangka panjang,
Perseroan melakukan diversifikasi usaha dengan melakukan ekspansi portofolio bisnis ke
bidang mineral lainnya, termasuk emas dan batu bara kokas (coking coal). Perseroan
kemudian mendirikan anak usaha yaitu DTN pada tahun 2015 yang khusus ditujukan untuk
melakukan usaha tambang emas. Pada Maret 2015, Perseroan melalui PAMA mengakuisisi
75,5% saham perusahaan tambang emas Indonesia, PT Sumbawa Jutaraya. Kepemilikan
saham tersebut kemudian ditingkatkan menjadi total 80% pada September 2015.
Perseroan menargetkan kedepan untuk memiliki portofolio bisnis yang lebih berimbang dan
mengurangi ketergantungan pada industri pertambangan batu bara thermal. Rencana
Transaksi ini diharapkan dapat memberikan peluang bagi Perseroan untuk memperoleh skala
aset tambang emas yang memiliki potensi besar dan secara langsung relevan dengan strategi
Perseroan untuk melakukan diversifikasi portofolio bisnis.
Rencana Transaksi ini bertujuan untuk mengembangkan usaha Perseroan di sektor
pertambangan emas dan menjadi jalan bagi Perseroan untuk mewujudkan tujuannya menjadi
perusahaan pertambangan kelas dunia.
Laporan Pendapat Kewajaran PT United Tractors Tbk
2-2
Manfaat yang dapat diperoleh Perseroan dari pelaksanaan Rencana Transaksi adalah sebagai
berikut:
a. Peningkatan peluang baru untuk mengembangkan unit bisnis Perseroan melalui
pertambangan emas.
b. Potensi peningkatan keuntungan dari usaha unit bisnis pertambangan yaitu tambang
emas.
2.2 ANALISIS HUBUNGAN PIHAK-PIHAK YANG BERTRANSAKSI
2.2.1 Perseroan
2.2.1.1 Pendirian
Perseroan didirikan di Indonesia pada tanggal 13 Oktober 1972 dengan nama PT Inter Astra
Motor Works, berdasarkan Akta Pendirian No. 69, dihadapan Djojo Muljadi, S.H. Akta Pendirian
tersebut disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No.
Y.A.5/34/8 tanggal 6 Februari 1973 dan diumumkan dalam Lembaran Berita Negara No. 31,
Tambahan No. 281 tanggal 17 April 1973. Anggaran Dasar Perseroan telah mengalami
perubahan dari waktu ke waktu. Perubahan Anggaran Dasar terakhir sebagaimana dituangkan
dalam Akta No. 63 tanggal 29 April 2015 yang dibuat dihadapan Jose Dima Satria, S.H., M.Kn.,
notaris di Jakarta yang telah mendapatkan penerimaan pemberitahuanperubahan anggaran
dasar dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia No. AHU-AH.01.03-0935494 tertanggal 28
Mei 2015 dan penerimaan pemberitahuan perubahan data perseroan dari Menteri Hukum dan
Hak Asasi Manusia No. AHU-AH.01.03-0935495 tertanggal 28 Mei 2015. Adapun susunan
Direksi dan Dewan Komisaris terakhir sebagaimana dituangkan dalam akta No. 52 tanggal 13
April 2017 yang dibuat dihadapan Jose Dima Satria, S.H., M.Kn., notaris di Jakarta, yang telah
mendapat penerimaan pemberitahuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia sesuai dengan suratnya tanggal 12 Mei 2017 No. AHU–AH.01.03–0135460.
2.2.1.2 Struktur Permodalan dan Kepemilikan Saham
Susunan pemegang saham Perseroan per 31 Maret 2018 adalah sebagai berikut:
Tabel 2-1: Susunan Pemegang Saham Perseroan
Pemegang saham Jumlah saham Nilai nominal (Rp
jutaan) Persentase
saham
PT Astra International Tbk 2.219.317.358 554.829 59,50%
Prijono Sugiarto 422.500 106 0,01%
Iwan Hadiantoro 31.500 8 0,00%
Loudy Irwanto Ellias 14.015 4 0,00%
Lain-lain (masing-masing dibawah 5%) 1.510.349.763 377.587 40,49%
Jumlah 3.730.135.136 932.534 100,00%
Laporan Pendapat Kewajaran PT United Tractors Tbk
2-3
2.2.1.3 Pengurus dan Pengawasan
Per 31 Maret 2018, susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan adalah sebagai
berikut:
Dewan Komisaris
Presiden Komisaris : Prijono Sugiarto
Komisaris : Chiew Sin Cheok
Komisaris : Djoko Pranoto
Komisaris : Djony Bunarto Tjondro
Komisaris Independen : Buntoro Muljono
Komisaris Independen : Nanan Soekarna
Direksi
Presiden Direktur : Gidion Hasan
Direktur : Iman Nurwahyu
Direktur : Loudy Irwanto Ellias
Direktur : Idot Supriadi
Direktur : Iwan Hadiantoro
Direktur : Franciscus Xaverius Laksana Kesuma
Direktur Independen : Edhie Sarwono
Pada saat tanggal laporan ini dibuat tidak ada perubahan susunan Direksi dan Dewan
Komisaris Perseroan.
2.2.1.4 Kegiatan Usaha
Ruang lingkup kegiatan utama Perseroan, bersama entitas-entitas anaknya, bergerak dalam
bidang perindustrian, pertambangan, perdagangan umum dan kontraktor.
Perseroan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1973. Perseroan berkedudukan di
Jakarta, Indonesia.
2.2.2 DTN
2.2.2.1 Pendirian
DTN didirikan berdasarkan Akta Pendirian No. 32 tanggal 22 Mei 2015 yang dibuat di hadapan
Marianne Vincentia Hamdani, S.H,, Notaris di Jakarta, yang mendapat pengesahan
berdasarkan Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia No. AHU-
2443737.AH.01.01.Tahun 2015 tertanggal 16 Juni 2015 dan telah diumumkan dalam Berita
Negara No. …, Tambahan Berita No. … tanggal ….
Laporan Pendapat Kewajaran PT United Tractors Tbk
2-4
Anggaran Dasar DTN telah mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Perubahan anggaran
dasar terakhir sebagaimana tertuang dalam Akta No. 34 tanggal 26 Januari 2017 yang dibuat
di hadapan Marianne Vincentia Hamdani, S.H, Notaris di Jakarta, dan telah menerima
Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar berdasarkan Surat Menkumham No. AHU-
AH.01.03-0084146 tertanggal 23 Februari 2017.
2.2.2.2 Kepemilikan Saham
Susunan pemegang saham DTN per 31 Maret 2018 adalah sebagai berikut:
Tabel 2-2: Susunan Pemegang Saham DTN
Pemegang saham Jumlah saham Nilai nominal (Rp) Persentase
saham
PAMA 22.599 225.990.000.000 99,996%
PT Energia Prima Nusantara 1 10.000.000 0,004%
Jumlah 22.600 226.000.000.000 100,000%
2.2.2.3 Pengurusan
Per 31 Maret 2018, susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi DTN adalah sebagai
berikut:
Dewan Komisaris
Presiden Komisaris : Fransciscus Xaverius Laksana Kesuma
Komisaris : Muliady Sutio
Komisaris : Chinthya Theresa
Direksi
Presiden Direktur : Dadi Sukarso Yuwono
Direktur : Matius
Direktur : Sukmandaru Prihatmoko
Pada saat tanggal laporan ini dibuat tidak ada perubahan susunan Direksi dan Dewan
Komisaris DTN.
2.2.2.4 Kegiatan Usaha
Sesuai dengan Pasal 3 anggaran dasar DTN, maksud dan tujuan DTN adalah melakukan
usaha di bidang pertambangan, perindustrian, perdagangan dan pengangkutan darat, sungai
dan laut.
Laporan Pendapat Kewajaran PT United Tractors Tbk
2-5
2.2.3 ARS
2.2.3.1 Pendirian
ARS didirikan di Singapura berdasarkan Certificate of Incorporation of Private Company No.
199405837K pada tanggal 18 Agustus 1994 berdasarkan Memorandum and Articles of
Association of Agincourt Resources (Singapore) Pte. Ltd. Anggaran Dasar ARS mengalami
perubahan beberapa kali, adapun perubahan Anggaran Dasar terakhir berdasarkan Special
Resolution of the Members tertanggal 2 Desember 2011.
2.2.3.2 Kepemilikan Saham
Susunan pemegang saham ARS per 31 Maret 2018 adalah sebagai berikut:
Tabel 2-3: Susunan Pemegang Saham ARS
Pemegang saham Jumlah saham Nilai nominal (Rp) Persentase
saham
Marlin Enterprise Limited 167.742.368 167.742.368 100%
Jumlah 167.742.368 167.742.368 100%
2.2.3.3 Pengurusan
Per 31 Maret 2018, susunan anggota Direksi ARS adalah sebagai berikut:
Direksi
Direktur : Owen Leigh Hegarty
Direktur : Ashish Gupta
Direktur : Chien Min Chang
Pada saat tanggal laporan ini dibuat tidak ada perubahan susunan Direksi ARS.
2.2.3.4 Kegiatan Usaha
Berdasarkan accounting and corporate regulatory authority tanggal 2 Mei 2018, maksud dan
tujuan ARS adalah melakukan usaha di bidang investasi di perusahaan pertambangan.
2.2.4 PTAR
2.2.4.1 Pendirian
PTAR, dahulu PT Danau Toba Mining, didirikan di bawah Undang-Undang Republik Indonesia,
dengan Akta Notaris No. 281 tanggal 14 April 1997, dari Notaris Haji Muhammad Afdal Gazali,
S.H., Jakarta. Akta tersebut disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia dalam suratnya No. C2-3010.HT.01.01.TH.1997 tanggal 24 April 1997 dan
diterbitkan dalam Tambahan No. 3232, Lembaran Negara Republik Indonesia No. 63 tanggal
Laporan Pendapat Kewajaran PT United Tractors Tbk
2-6
8 Agustus 1997. Anggaran Dasar PTAR telah mengalami beberapa kali perubahan. Perubahan
terakhir dengan Akta Notaris No. 37 tanggal 31 Januari 2017 dari Notaris Siti Safarijah, S.H.,
di Jakarta kaitannya dengan pengurangan modal dasar. Perubahan itu dilaporkan kepada
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia pada 17 Februari 2017 melalui
surat No. AHU-000428.AH.01.02.
2.2.4.2 Struktur Permodalan dan Kepemilikan Saham
Susunan pemegang saham PTAR per 31 Maret 2018 adalah sebagai berikut:
Tabel 2-4: Susunan Pemegang Saham PTAR
Pemegang saham Jumlah saham Nilai nominal (USD) Persentase
saham
ARS 80.750.000 80.750.000 95,00%
PT Artha Nugraha Agung 4.250.000 4.250.000 5,00%
Jumlah 85.000.000 85.000.000 100,00%
2.2.4.3 Pengurus dan Pengawasan
Per 31 Maret 2018, susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi PTAR adalah sebagai
berikut:
Dewan Komisaris
Presiden Komisaris : Owen Leigh Hegarty
Komisaris : Anwar Nasution
Komisaris : Noke Kiroyan
Komisaris : Chien Min Chang
Komisaris : Antony James Manini
Komisaris : Ashish Gupta
Komisaris : Benjamin Y S Encarnacion
Direksi
Presiden Direktur : Timothy John Vincent Duffy
Direktur : Linda Helena Darmalina
Direktur : Navin Sonthalia
Direktur : Washington Tambunan
Direktur : Edward John Cooney
Direktur : Peter John Chambers
Pada saat tanggal laporan ini dibuat tidak ada perubahan susunan Dewan Komisaris dan
Direksi PTAR.
Laporan Pendapat Kewajaran PT United Tractors Tbk
2-7
2.2.4.4 Kegiatan Usaha
Ruang lingkup kegiatan utama PTAR adalah pertambangan yang bergerak dalam kegiatan
eksplorasi, penambangan, dan pengolahan mineral menjadi emas dan perak batangan, yang
berbasis di Indonesia.
2.3 ANALISIS MANFAAT DAN RISIKO DARI RENCANA TRANSAKSI
Manfaat dari Rencana Transaksi bagi Perseroan adalah sebagai berikut:
Dalam rangka meningkatkan nilai Perseroan serta sejalan dengan strategi usaha untuk
mengembangkan kegiatan usaha yang dapat memberikan nilai tambah kepada Perseroan
dan pemegang saham Perseroan.
Perkembangan usaha entitas anak Perseroan secara tidak langsung diharapkan akan
mempengaruhi kinerja dari Perseroan, yang bersumber dari pembagian laba dan
penerimaan dividen dari entitas anak Perseroan.
Diversifikasi portofolio investasi Perseroan.
Risiko dari Rencana Transaksi bagi Perseroan adalah sebagai berikut:
Risiko usaha dari PTAR yang mungkin dapat menyebabkan imbal hasil yang diperoleh
tidak sesuai dengan ekspektasi.
Risiko penambahan capital expenditure yang lebih besar daripada yang direncanakan.
Risiko masalah sosial kemasyarakatan dan lingkungan hidup.
2.4 ANALISIS POKOK-POKOK PERJANJIAN DARI RENCANA TRANSAKSI
2.4.1 Perjanjian Pengambilalihan Saham
Berdasarkan Perjanjian Pengambilalihan Saham antara DTN dan ARS, berikut beberapa
pokok-pokok dalam perjanjian dimaksud:
Pihak penjual adalah ARS.
Pihak pembeli adalah DTN.
Obyek transaksi adalah pembelian 95% saham dalam PTAR.
Nilai transaksi sebesar USD 917.900.561 (sembilan ratus tujuh belas juta sembilan ratus
ribu lima ratus enam puluh satu dolar Amerika Serikat).
Penyelesaian transaksi akan dilaksanakan dengan cara pembayaran tunai.
Persyarat pendahuluan transaksi antara lain:
(a) ARS telah mengajukan penawaran pada tanggal yang sama dengan undangan rapat
umum pemegang saham (“RUPS”) sebagaimana dimaksud dalam huruf (b)(i) kepada
PT Artha Nugraha Agung (“ANA”) sesuai Pasal 7 Anggaran Dasar PTAR dan Pasal 58
Undang-Undang Perseroan Terbatas (“UUPT”), dan penawaran tersebut
mendapatkan:
(i) penolakan tertulis dari ANA; atau
Laporan Pendapat Kewajaran PT United Tractors Tbk
2-8
(ii) ANA tidak memberikan tanggapan apa pun setelah periode 45 hari sebagaimana
ditentukan berdasarkan Pasal 7 Anggaran Dasar PTAR, yang membuktikan
penolakan ANA atas penawaran tersebut.
(b) PTAR telah:
(i) paling lambat 2 hari kerja setelah tanggal tanda tangan perjanjian penjualan saham
sesegera mungkin setelah tanggal dokumen ini, mengajukan undangan melalui
pos tercatat untuk RUPS yang akan diadakan selambat-lambatnya 20 hari setelah
tanggal undangan; dan
(ii) mengadakan RUPS (“RUPS Pendahuluan”), paling lambat 20 hari setelah
undangan dikirimkan (tetapi tidak termasuk tanggal rapat), di mana hal-hal berikut
ini disetujui atau diotorisasi (sebagaimana berlaku) secara prinsip:
a. perubahan status PTAR menjadi perusahaan penanaman modal dalam
negeri;
b. pengalihan saham kepada DTN;
c. penunjukan direksi dan komisaris yang dicalonkan oleh DTN sesuai dengan
klausul 7.6 (b) (yang mulai berlaku sejak Penyelesaian Transaksi); dan
d. PTAR memasuki Perjanjian Pinjaman Pemegang Saham.
(c) PTAR telah:
(i) selambat-lambatnya 30 hari sebelum undangan untuk RUPS kedua, membuat
pengumuman di surat kabar dengan sirkulasi nasional di Republik Indonesia,
sehubungan dengan rencana pengalihan saham sesuai dengan Pasal 127 UUPT
dan jangka waktu tunggu 30 hari dari tanggal pengumuman telah bekahir karena:
a. tidak ada keberatan dari kreditur PTAR; atau
b. jika ada keberatan dari kreditur PTAR, keberatan tersebut telah diselesaikan
oleh atau atas nama PTAR;
(ii) paling lambat 30 hari sebelum undangan RUPS kedua, mengumumkan kepada
karyawan PTAR sesuai dengan Pasal 127 ayat (2) dan (8) UUPT;
(iii) selambat-lambatnya 20 hari sebelum RUPS kedua (setelah 30 hari sejak
pengumuman pada huruf (c)(i) dan (ii) dilaksanakan). mengirimkan undangan
untuk RUPS kedua melalui pos tercatat; dan
(iv) melakukan RUPS kedua 20 hari setelah udangan sebagaimana dimaksud pada
hruf (c)(iii) dikirimkan (tetapi tidak termasuk tanggal rapat), dengan agenda untuk
secara resmi menyetujui / menyatakan kembali hal-hal sebagaimana dimaksud
dalam huruf (b)(ii)(a)-(d).
(d) PTAR memperoleh persetujuan dari Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral untuk
memberlakukan:
(i) perubahan pemegang saham dan komposisi pemegang saham dari PTAR yang
mencerminkan partisipasi saham DTN dalam PTAR; dan
Laporan Pendapat Kewajaran PT United Tractors Tbk
2-9
(ii) perubahan dewan direksi dan dewan komisaris PTAR yang diajukan oleh DTN
berdasarkan klausul 7.6 (b), dimana perubahan tersebut harus efektif pada tanggal
penyelesaian Rencana Transaksi;
Tanggal penyelesaian selambat-lambatnya 4 bulan setelah tanggal penandatanganan
perjanjian jual beli saham, ditambah 2 bulan perpanjangan jika diperlukan.
Perjanjian berakhir apabila:
(a) Persyaratan pendahuluan sampai dengan jangka waktu perjanjian jual beli saham
berakhir tidak dapat terpenuhi dan tidak dikecualikan oleh DTN, dampak buruk secara
material terjadi dan tidak dapat diperbaiki atau dapat diperbaiki namun belum diperbaiki
sampai penyelesaian Rencana Transaksi;
(b) DTN tidak membayar deposit 5 hari kerja setelah tanggal penandatanganan perjanjian
jual beli saham.
Hukum yang berlaku adalah hukum Inggris.
Penyelesaian perselisihan akan diselesaikan melalui Singapore International Arbitration
Centre.
2.4.2 Perjanjian Pinjaman Pemegang Saham
Berdasarkan Perjanjian Pinjaman Pemegang Saham antara Perseroan, PAMA dan PTAR,
berikut beberapa pokok-pokok dalam perjanjian dimaksud:
Pihak penerima pinjaman adalah PTAR.
Pihak pemberi pinjaman adalah Perseroan dan PAMA.
Obyek transaksi adalah pemberian pinjaman kepada PTAR.
Nilai transaksi sebesar maksimum USD 325.000.000 atau setara dengan Rupiah
berdasarkan nilai tukar (kurs) yang akan disepakati oleh para Pihak.
Bunga:
(a) JIBOR + 2%, jika pinjaman diberikan dalam mata uang Rupiah Indonesia; atau
(b) LIBOR + 2%, jika pinjaman diberikan dalam mata uang USD.
Jatuh tempo adalah 60 bulan sejak tanggal pencairan Pinjaman.
Persyaratan pendahuluan transaksi antara lain:
(a) Transaksi Pengambilalihan telah tercapai sesuai dengan Perjanjian Pengambilalihan
dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
(b) PTAR telah memperoleh persetujuan dari rapat umum pemegang saham atau Dewan
Komisaris PTAR sesuai anggaran dasarnya;
(c) Perseroan dan PAMA masing-masing telah memperoleh persetujuan korporasi sesuai
dengan anggaran dasarnya.
Pembatasan berupa PTAR tidak boleh mengalihan baik sebagian ataupun seluruh haknya
berdasarkan perjanjian Pinjaman kapanpun.
Perjanjian berakhir apabila:
(a) Perjanjian ini berakhir apabila PTAR telah melakukan pembayaran atas segala jumlah
terutang;
Laporan Pendapat Kewajaran PT United Tractors Tbk
2-10
(b) Perjanjian ini akan otomatis berakhir lebih awal tanpa adanya persyaratan untuk
melakukan tindakan lebih lanjut dari para pihak dalam hal Transaksi Pengambilalihan
tidak tercapai sehingga Pengambilalihan diakhiri. Dalam hal terjadi pengakhiran
perjanjian Pinjaman, para pihak dengan ini sepakat untuk mengesampingkan Pasal
1266 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata sejauh bahwa pengakhiran tersebut
membutuhkan keputusan hakim untuk mengakhiri perjanjian Pinjaman.
Hukum yang berlaku adalah hukum Republik Indonesia.
Penyelesaian perselisihan akan diselesaikan melalui Pengadilan Negeri Jakarta Timur.
Laporan Pendapat Kewajaran PT United Tractors Tbk
3-1
BAB 3. ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF ATAS
RENCANA TRANSAKSI
3.1 ANALISIS LINGKUNGAN BISNIS
3.1.1 Makro Ekonomi Indonesia
Pemulihan ekonomi global pada triwulan I 2018 berlanjut, terutama didorong oleh semakin
membaiknya perekonomian negara maju. Di negara maju, membaiknya perekonomian
terutama didorong oleh ekonomi AS yang tumbuh akseleratif. Sejalan dengan hal tersebut,
pasar tenaga kerja AS terus membaik dan tekanan inflasi mengalami peningkatan. Sementara
itu, ekonomi Eropa masih tumbuh solid didukung oleh perkembangan positif pasar tenaga kerja
serta tetap terjaganya risiko geopolitik dan stabilitas sistem keuangan. Namun, inflasi eropa
masih jauh di bawah target. Di negara berkembang, perekonomian Tiongkok masih tumbuh
solid ditopang oleh kuatnya konsumsi dan investasi swasta.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan I 2018 meningkat dengan struktur yang lebih
baik. Pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) triwulan I 2018 tercatat 5,06% (yoy), ditopang
oleh permintaan domestik dengan investasi yang naik dan konsumsi swasta yang tetap kuat.
Pencapaian tersebut menunjukkan berlanjutnya path pemulihan ekonomi yang dimulai triwulan
III 2015. Investasi tumbuh tinggi sebesar 7,95% (yoy), meningkat dari pertumbuhan triwulan
sebelumnya sebesar 7,27% (yoy), sehingga merupakan capaian tertinggi dalam lima tahun
terakhir. Pertumbuhan investasi terutama didorong investasi nonbangunan yang membaik
untuk mendukung kebutuhan proses produksi yang meningkat. Sementara, investasi
bangunan juga masih tumbuh tinggi seiring dengan proyek infrastruktur pemerintah. Konsumsi
swasta yang tetap kuat terutama didorong oleh meningkatnya belanja terkait penyelenggaraan
Pilkada. Kuatnya permintaan domestik kemudian mendorong pertumbuhan impor yang cukup
tinggi, khususnya impor barang modal dan bahan baku. Sementara itu, ekspor tetap tumbuh
kuat, meskipun melambat dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan sebelumnya. Secara
spasial, perbaikan kinerja ekonomi terjadi di wilayah Jawa, Balinusra, serta Maluku dan Papua.
Defisit transaksi berjalan pada triwulan I 2018 tercatat 5,5 miliar dolar AS (2,1% PDB), lebih
rendah dari defisit pada triwulan sebelumnya yang mencapai 6,0 miliar dolar AS (2,3% PDB).
Penurunan defisit transaksi berjalan tersebut terutama dipengaruhi oleh penurunan defisit
neraca jasa dan peningkatan surplus neraca pendapatan sekunder. Menurunnya defisit neraca
jasa antara lain bersumber dari kenaikan surplus jasa perjalanan (travel) seiring naiknya jumlah
kunjungan wisatawan mancanegara dan menurunnya impor jasa pengangkutan (freight).
Sementara itu, meningkatnya surplus neraca pendapatan sekunder didorong oleh naiknya
penerimaan remitansi dari pekerja migran Indonesia. Di tengah perbaikan tersebut, surplus
neraca perdagangan nonmigas tercatat menurun terutama akibat menurunnya ekspor
Laporan Pendapat Kewajaran PT United Tractors Tbk
3-2
nonmigas yang lebih besar dari penurunan impor nonmigas. Impor nonmigas meskipun
menurun, namun impor barang modal dan bahan baku masih berada pada level yang tinggi
sejalan dengan kegiatan produksi dan investasi yang terus meningkat.
Gambar 3-1: Perkembangan dan Tingkat Pertumbuhan PDB
Sumber: Bank Indonesia
Inflasi indeks harga konsumen (IHK) mencapai 3,40% (yoy) pada triwulan I 2018, lebih rendah
dari triwulan sebelumnya yang sebesar 3,61% (yoy). Menurunnya inflasi IHK pada triwulan I
2018 disebabkan oleh perlambatan inflasi administered prices dan inflasi inti, di tengah
kenaikan inflasi volatile food. Inflasi IHK yang terkendali didukung oleh berlanjutnya penurunan
inflasi administered prices dan stabilnya inflasi inti, di tengah meningkatnya inflasi volatile food.
Secara spasial, inflasi di seluruh daerah terjaga di dalam rentang sasaran 3,5±1%. Inflasi inti
pada triwulan I 2018 tercatat 2,67% (yoy), menurun dari triwulan sebelumnya 2,95% (yoy).
Perlambatan inflasi inti seiring dengan ekspektasi inflasi yang terjaga dan dalam kisaran target
Bank Indonesia. Disamping itu, tekanan permintaan domestik yang terbatas sejalan dengan
pemulihan ekonomi Indonesia yang berlangsung gradual.
Inflasi kelompok volatile food (VF) pada triwulan I 2018 tercatat sebesar 4,06% (yoy), lebih
tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar 0,71% (yoy). Lebih tingginya inflasi
VF pada triwulan tersebut didorong oleh inflasi komoditas beras dan hortikultura, terutama
cabai merah. Komoditi beras pada triwulan I 2018 mengalami inflasi sebesar 9,03% (yoy) dan
memberikan sumbangan terbesar pada inflasi yaitu 0,34% (yoy). Kenaikan harga beras
tersebut disebabkan oleh terganggunya pasokan terutama jenis beras medium. Sementara itu,
cabai merah mengalami inflasi sebesar 27,96% (yoy) dan memberikan sumbangan sebesar
0,16% (yoy). Peningkatan harga cabai pada triwulan I 2018 didorong oleh gangguan produksi
yang dipengaruhi oleh faktor cuaca. Inflasi administered prices pada triwulan I 2018 tercatat
sebesar 5,11% (yoy), lebih rendah dari triwulan sebelumnya sebesar 8,70% (yoy). Perlambatan
inflasi kelompok administered prices terutama didukung oleh berlalunya dampak kenaikan tarif
listrik nonsubsidi daya 900 VA pada tahun 2017. Pada triwulan I 2018, tarif listrik mengalami
inflasi sebesar 11,71% (yoy) dan memberikan sumbangan tertinggi yaitu sebesar 0,43% (yoy).
-3%
-2%
-1%
0%
1%
2%
3%
4%
5%
6%
7%
0
500
1,000
1,500
2,000
2,500
3,000
3,500
4,000
Q1-1
1
Q2-1
1
Q3-1
1
Q4-1
1
Q1-1
2
Q2-1
2
Q3-1
2
Q4-1
2
Q1-1
3
Q2-1
3
Q3-1
3
Q4-1
3
Q1-1
4
Q2-1
4
Q3-1
4
Q4-1
4
Q1-1
5
Q2-1
5
Q3-1
5
Q4-1
5
Q1-1
6
Q2-1
6
Q3-1
6
Q4-1
6
Q1-1
7
Q2-1
7
Q3-1
7
Q4-1
7
Q1-1
8
Rp
tri
liu
n
PDB Tingkat pertumbuhan (qtq)
Laporan Pendapat Kewajaran PT United Tractors Tbk
3-3
Inflasi tarif listrik pada triwulan I 2018 tersebut telah berada pada tren menurun setelah
sebelumnya mencapai inflasi tertinggi sebesar 29,7% (yoy) pada Juni 2017.
Gambar 3-2: Perkembangan IHK dan Inflasi
Sumber: Bank Indonesia
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada Februari 2018 sebesar 5,13%, merupakan yang
terendah dalam 10 tahun terakhir. Penurunan tingkat pengangguran yang lebih signifikan
terjadi di wilayah perdesaan, disebabkan oleh pola musiman terjadinya panen raya serta
dukungan program stimulus fiskal pemerintah dalam bentuk program “Cash for Work”.
Perkembangan positif penurunan TPT disertai pula perbaikan Tingkat Partisipasi Angkatan
Kerja (TPAK) yang meningkat menjadi 69,2%, yang diduga terkait dengan kembalinya
sebagian penduduk produktif ke pasar tenaga kerja. Namun, perbaikan serapan tenaga kerja
lebih ditopang oleh perbaikan pada pekerja tidak penuh. Pekerja penuh pada Februari 2018
hanya tumbuh 0,1%, lebih rendah dibandingkan dengan pekerja tidak penuh yang tumbuh
hingga 6,5%. Dari pekerja tidak penuh, kenaikan pekerja paruh waktu tetap tinggi hingga 8%
yang diindikasikan terkait dengan maraknya lapangan kerja di jasa dan perdagangan online.
Penurunan suku bunga kredit secara triwulanan terjadi pada seluruh jenis kredit. Penurunan
suku bunga kredit terbesar pada triwulan I 2018 terjadi pada jenis kredit konsumsi (KK) dan
kredit investasi (KI) yang masing-masing turun sebesar 18 bps dan 17 bps (qtq). Sementara
itu, suku bunga kredit modal kerja (KMK) turun 9 bps (qtq). Secara kumulatif, sepanjang periode
pelonggaran kebijakan moneter, penurunan suku bunga kredit terbesar terjadi pada KMK yang
turun 187 bps, diikuti penurunan suku bunga KI dan KK yang masing-masing sebesar 174 bps
dan 140 bps. Dengan perkembangan tersebut, spread antara suku bunga deposito dan suku
bunga kredit turun 3 bps menjadi 523 bps pada akhir triwulan I 2018.
-2%
-1%
0%
1%
2%
3%
4%
5%
6%
7%
8%
9%
0
20
40
60
80
100
120
140
160
Nov-1
3
Mar-
14
Jul-
14
Nov-1
4
Mar-
15
Jul-
15
Nov-1
5
Mar-
16
Jul-
16
Nov-1
6
Mar-
17
Jul-
17
Nov-1
7
Mar-
18
Ind
eks
IHK Tingkat inflasi
Laporan Pendapat Kewajaran PT United Tractors Tbk
3-4
Kredit perbankan tumbuh 8,5% (yoy) pada akhir triwulan I 2018, lebih baik dibandingkan
dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh 8,2% (yoy). Perbaikan penyaluran kredit terjadi
pada KMK dan KK, sementara KI relatif stabil. Pertumbuhan KMK pada akhir triwulan I 2018
tercatat 8,8% (yoy), lebih tinggi jika dibandingkan 8,5% (yoy) pada triwulan sebelumnya.
Pertumbuhan KK meningkat 11,5% (yoy) dari 11,0% (yoy) pada triwulan sebelumnya.
Sementara itu, pertumbuhan kredit investasi (KI) relatif stabil dari 4,8% (yoy) pada triwulan
sebelumnya menjadi 4,9% (yoy). Stabilnya pertumbuhan KI sejalan dengan selesainya
sejumlah proyek infrastruktur pemerintah.
Pertumbuhan kredit berasal dari sektor perdagangan, pengangkutan, pertanian dan jasa dunia
usaha di tengah penyaluran kredit ke sektor industri pengolahan dan konstruksi yang
melambat. Sektor perdagangan memiliki pangsa kredit cukup besar sekitar 21% dari total
kredit. Pertumbuhan kredit ke sektor perdagangan 5,6% (yoy) pada triwulan I 2018, lebih tinggi
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya 5,2% (yoy). Sektor pertanian, yang memiliki pangsa
7,0% dari total kredit, mencatat pertumbuhan kredit sebesar 12,2% (yoy) pada akhir triwulan I
2018, meningkat dari 12,0% (yoy) pada triwulan sebelumnya. Sektor jasa dunia usaha, dengan
pangsa 9,2% dari total kredit, tumbuh 8,4% (yoy), meningkat dibanding triwulan sebelumnya
yang sebesar 8,0% (yoy). Sementara itu, sektor pengangkutan dengan pangsa 3,9%,
mencatatkan peningkatan pertumbuhan tertinggi dari 6,3% pada triwulan sebelumnya menjadi
12,3%. Di sisi lain, sektor industri yang memiliki pangsa kredit sebesar 16,8% mencatat
pertumbuhan kredit sebesar 4,9% (yoy) pada akhir triwulan I 2018 atau lebih rendah
dibandingkan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya yang sebesar 5,4% (yoy).
Gambar 3-3: Perkembangan Reverse Repo dan JIBOR
Sumber: Bank Indonesia
Posisi cadangan devisa pada akhir triwulan I 2018 tercatat 126,0 miliar dolar AS. Bank
Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal
serta menjaga stabilitas makro ekonomi dan sistem keuangan.
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Nov-1
3
Mar-
14
Jul-
14
Nov-1
4
Mar-
15
Jul-
15
Nov-1
5
Mar-
16
Jul-
16
Nov-1
6
Mar-
17
Jul-
17
Nov-1
7
Mar-
18
Pers
en
tase
Reverse repo 7-hari JIBOR 3-bulan
Laporan Pendapat Kewajaran PT United Tractors Tbk
3-5
Pada triwulan I 2018, secara rata-rata harian rupiah melemah 0,29% menjadi Rp13.756 per
dolar AS. Berlanjutnya pelemahan rupiah tersebut disebabkan oleh penguatan dolar AS secara
luas, tercermin dari apresiasi indeks dolar AS (DXY) yang cukup signifikan, seiring dengan
peningkatan yield AS. Selain itu, depresiasi nilai tukar rupiah juga disebabkan oleh
penyesuaian likuiditas yang dilakukan investor global yang mulai mengurangi penempatan
dana di pasar negara-negara emerging, termasuk Indonesia.
Gambar 3-4: Perkembangan Cadangan Devisa dan Nilai Tukar Rupiah
Sumber: Bank Indonesia
Pemulihan ekonomi Indonesia diprakirakan berlanjut ke 2018 dan 2019 terutama bersumber
dari menguatnya permintaan domestik. Pertumbuhan ekonomi diperkirakan berada dalam
rentang 5,1-5,5% pada 2018 dan 5,2-5,6% pada 2019. Pertumbuhan ekonomi yang tetap kuat
pada 2018 dan 2019 disertai dengan struktur yang membaik, seiring meningkatnya peran
investasi sebagai motor pertumbuhan ekonomi. Di sisi permintaan domestik, investasi tumbuh
meningkat ditopang percepatan proyek-proyek infrastruktur. Sementara itu, konsumsi swasta
juga diperkirakan menguat seiring berlanjutnya perbaikan daya beli masyarakat dan didukung
oleh pengeluaran terkait Pilkada 2018 dan Pilpres/Pileg 2019. Di sisi eksternal, sumbangan net
ekspor diperkirakan relatif terbatas sejalan dengan impor yang diperkirakan tumbuh lebih tinggi
daripada ekspor. Peningkatan impor terutama terkait pemenuhan kebutuhan investasi,
termasuk infrastruktur, serta mendukung ekspor.
Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTB) terakselerasi di kisaran 6,9-7,3% pada
2018 dan berlanjut pada 2019. Pertumbuhan investasi didorong oleh investasi bangunan dan
nonbangunan. Peningkatan investasi bangunan terutama ditopang oleh pembangunan proyek-
proyek infrastruktur Pemerintah baik pada 2018 dan 2019 sesuai dengan jadwal penyelesaian
beberapa proyek infrastruktur strategis. Peningkatan pembangunan infrastruktur juga
memengaruhi investasi nonbangunan, khususnya dalam bentuk mesin, peralatan, dan
kendaraan pendukung. Selain merespons proyek-proyek infrastruktur, peningkatan investasi
nonbangunan juga ditopang oleh prospek perekonomian khususnya sektor pertambangan,
manufaktur, serta sektor pengangkutan dan jasa.
0
2
4
6
8
10
12
14
16
0
20
40
60
80
100
120
140
Nov-1
3
Mar-
14
Jul-
14
Nov-1
4
Mar-
15
Jul-
15
Nov-1
5
Mar-
16
Jul-
16
Nov-1
6
Mar-
17
Jul-
17
Nov-1
7
Mar-
18
Rp
rib
u/U
S$
US
$ m
ilyar
Cadangan devisa Kurs
Laporan Pendapat Kewajaran PT United Tractors Tbk
3-6
Perbaikan konsumsi swasta akan didukung oleh peningkatan pendapatan rumah tangga
khususnya kelompok bawah serta terjaganya daya beli sejalan dengan inflasi yang rendah.
Peningkatan pendapatan didukung oleh mambaiknya investasi dan ekspor ke depan. Di
samping itu, dampak rambatan belanja pemerintah dalam bentuk belanja rutin maupun
penyaluran bansos diperkirakan juga akan berdampak positif terhadap pendapatan untuk
konsumsi. Peningkatan konsumsi ini juga didukung oleh optimisme konsumen yang terjaga,
terutama terhadap prospek ekonomi ke depan. Selain itu, tingginya pertumbuhan konsumsi
juga ditopang oleh kuatnya konsumsi LNPRT (lembaga non profit rumah tangga) seiring
dengan penyelenggaraan Pilkada pada 2018 dan Pilpres/Pileg pada 2019.
Ekspor diprakirakan tumbuh di kisaran 6,6-7,0% pada 2018 dan 6,8-7,2% pada 2019.
Perbaikan ekonomi dunia yang berpotensi mendorong perdagangan dunia akan berdampak
positif terhadap ekspor Indonesia. Prospek perbaikan ekspor masih terkait dengan permintaan
akan produk manufaktur seperti TPT dan alas kaki dari negara maju serta kebutuhan untuk
pembangunan infrastruktur fisik di Tiongkok yang mendorong ekspor besi dan baja. Selain itu,
kebijakan pemerintah untuk peningkatan daya saing dan diversifikasi pasar dan produk
diperkirakan mulai berdampak pada kinerja ekspor manufaktur. Ekspor pertambangan juga
diperkirakan membaik didukung oleh harga beberapa komoditas logam dasar, seperti
tembaga, nikel, timah, dan alumunium, serta batubara yang masih dalam tren meningkat.
Namun, harga beberapa komoditas pertanian, seperti CPO, karet dan kopi, cenderung turun
sehingga memengaruhi kinerja ekspor pertanian.
Pertumbuhan impor diprakirakan mencapai 9,1-9,5% pada 2018 dan tumbuh melambat 7,7-
8,1% pada 2019. Pertumbuhan impor yang masih cukup tinggi pada 2018 sejalan dengan
permintaan domestik yang meningkat dan ekspor yang masih positif. Berdasarkan jenisnya,
impor terutama dalam bentuk barang modal untuk mendukung proyek infrastruktur dan
peremajaan alat angkutan/alat berat sektor pertambangan. Impor bahan baku juga meningkat
terkait kenaikan aktivitas produksi. Meningkatnya impor bahan baku juga bersumber dari impor
suku cadang kendaraan komersial termasuk untuk alat angkut/berat. Sementara itu, impor
barang konsumsi masih terbatas. Impor yang diperkirakan tumbuh lebih tinggi dari ekspor
berpotensi menyebabkan sumbangan dari sisi eksternal, dalam bentuk net ekspor, akan
terbatas. Untuk 2019, sejalan dengan perkiraan menurunnya ekspor, impor, terutama yang
terkait dengan kegiatan ekspor juga akan menurun.
3.1.2 Industri Pertambangan Emas
Emas, logam yang paling lunak atau mudah dibentuk, dipandang sebagai logam berharga
karena tekstur, kepadatan dan titik cairnya yang tinggi. Nilai dari karekteristiknya membuat
emas menjadi alat yang menguntungkan untuk digunakan dalam kebijakan-kebijakan moneter
sampai dengan saat ini. Sekitar 60% produksi emas digunakan untuk perhiasan, 40% untuk
Laporan Pendapat Kewajaran PT United Tractors Tbk
3-7
investasi (contohnya cadangan bank sentral sebagai jaminan melawan inflasi atau resesi), dan
10% untuk industri. Kemampuan emas yang luar biasa sebagai penghantar panas dan listrik
adalah alasan mengapa emas digunakan pula dalam peralatan-peralatan industri, keramik, dan
alat-alat elektronik.
Perusahaan-perusahaan emas aktif di seluruh benua di dunia. Distribusi tempat produksi yang
luas secara geografis menyebabkan gangguan di satu wilayah karena masalah politik ataupun
sosial kecil kemungkinannya dapat menyebabkan dampak besar dalam pasokan emas global.
Selain dari produksi global melalui pertambangan, daur ulang emas (yang berkontribusi untuk
sekitar sepertiga dari total suplai saat ini) menambahkan jumlah produksi. Sebagai tambahan,
bank-bank sentral juga dapat mempengaruhi sisi pasokan ketika mereka menjual sebagian dari
cadangan emas mereka. Penting untuk dicatat bahwa setelah dua dekade menjadi para
penjual netto, kini bank-bank sentral telah secara efektif menjadi pembeli netto dari emas,
mengakibatkan penurunan signifikan di sisi pasokan dan bersamaan dengan itu secara
simultan mengakibatkan peningkatan permintaan.
Produksi emas di banyak negara, terutama di negara berkembang, telah menurun dalam
beberapa tahun terakhir karena perekonomian global telah meningkat pesat sejak krisis
keuangan global. Banyak operasi penambangan telah ditutup atau dirampingkan secara
signifikan. Namun demikian, harga emas telah meningkat sejak 2016 karena pembelian emas
sebagai pelindung nilai juga terus meningkat. Mengingat dalam sejarah emas pernah
digunakan sebagai standar nilai dalam sistem moneter, hal ini telah meninggalkan warisan
abadi dalam sistem moneter internasional saat ini. Secara historis, mereka yang memegang
emas berhasil bertahan melewati krisis. Ini adalah sesuatu yang masih berlaku sampai hari ini.
Selama masa gejolak ekonomi atau keuangan, individu dan bahkan bank-bank sentral asing
cenderung menghimpun emas untuk mengurangi risiko karena tidak seperti kebanyakan
komoditas dan kelas aset lainnya, emas cenderung mampu mempertahankan nilainya.
Masyarakat pada umumnya tidak kehilangan kepercayaan pada emas, tetapi mereka
kehilangan kepercayaan dalam ekonomi dan mata uang. Akibatnya, harga emas cenderung
memberi kita gambaran kapan krisis keuangan akan segera terjadi. Ketika ketidakpastian mulai
memburuk dan sentimen mulai berubah negatif, kepercayaan terhadap mata uang hilang dan
investasi dalam aset fisik meningkat. Harga emas, tidak seperti sebagian besar komoditas
lainnya, hampir secara eksklusif didorong sepenuhnya oleh permintaan dan karena permintaan
untuk emas meningkat, begitu pula harganya.
Karena emas tidak memberikan pendapatan apa pun bagi pemiliknya dan berupaya untuk
mengungguli aset yang menghasilkan pendapatan ketika biaya pinjaman tinggi, maka kondisi
tingkat bunga rendah cenderung mendukung harga emas. Pergeseran nilai dolar AS juga
cenderung mempengaruhi harga emas, karena harga global dalam dolar AS. Ketika nilai dolar
Laporan Pendapat Kewajaran PT United Tractors Tbk
3-8
AS jatuh, itu membuat emas lebih murah bagi investor asing dan akibatnya membantu
menaikkan harga emas.
Selama krisis keuangan global, harga emas melambung tinggi. Harga rata-rata emas per troy
ounce pada tahun 2007 adalah USD 696,77 dan pada tahun 2012 adalah USD 1.668,69. Ketika
ekonomi global mulai perlahan tapi pasti keluar dari krisis, harga emas menurun. Pada 2015,
harga rata-rata emas adalah USD 1.159,8 menandai penurunan 30 persen dalam 4 tahun.
Pada tahun 2016 terjadi peristiwa besar seperti referendum Brexit dimana Inggris memilih
untuk meninggalkan Uni Eropa, terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat,
dan kembalinya pemerintahan Partai Republik ke Gedung Putih, pasar saham dibuat terkejut
namun harga emas masih terus melemah karena pengaruh keputusan moneter yang diambil
oleh Bank Sentral AS dan kegiatan Exchange Traded Funds (ETF) yang cenderung
mendominasi perdagangan emas setiap harinya. Volatilitas di pasar saham dan ketidakpastian
atas kesehatan ekonomi dunia pada tahun 2016 membuat harga merayap sekali lagi karena
investasi safe-haven meningkat. Namun, harga belum mendekati harga yang tercapai selama
krisis keuangan.
Memanasnya suhu geopolitik di kawasan Timur Tengah dan Semenanjung Korea telah
meningkatkan harga komoditas emas kian mendekati USD 1.300 per troy ounce. Data
Bloomberg dan US Gold menunjukkan bahwa pada perdagangan 29 Desember 2017, harga
komoditas emas berada pada level USD 1.303 per troy ounce, naik sebesar 13,2%
dibandingkan harga posisi akhir tahun 2016 sebesar USD 1.151 per troy ounce. Bahkan per
tanggal 16 Februari 2018 harga emas sudah berada pada level USD 1.347 per troy ounce.
Sedangkan rata-rata harga emas per troy once tahun 2017 adalah sebesar USD 1.257,2/oz
naik sebesar 0,51% dibandingkan rata-rata harga emas tahun 2016 sebesar USD 1.250,8/oz.
Berikut ini disajikan data perkembangan harga emas tahun 2010-2017 berdasarkan data dari
World Gold Council.
Tabel 3-1: Perkembangan Harga Emas Dunia
Pergerakan harga emas pada tahun 2017 terutama dipengaruhi oleh arah pergerakkan nilai
dolar Amerika Serikat sepanjang tahun, yang pada gilirannya sangat dipengaruhi oleh berbagai
Laporan Pendapat Kewajaran PT United Tractors Tbk
3-9
faktor geopolitik dunia, terutama di Timur Tengah dan Korea Utara. Tahun 2017 diawali dengan
harga emas sebesar USD 1.158 dan mencapai rata-rata USD 1.257 sepanjang tahun. Harga
tersebut memuncak sebesar USD 1.348 pada awal September saat ketegangan antara AS dan
Korea Utara meningkat, sebelum kembali turun di kuartal keempat 2017. Harga emas di akhir
tahun 2017 sebesar USD 1.302 seiring dengan meredanya ketegangan. Selain faktor-faktor
geopolitik, harga emas juga dipengaruhi oleh permintaan fisik emas – terutama untuk
perhiasan, pemakaian teknologi dan industri, permintaan instrumen investasi beragunkan
emas serta pembelian oleh bank-bank sentral dunia.
Permintaan akan emas selama 2017 mencapai titik terendah sejak 2009. Permintaan terutama
datang dari India dan Tiongkok, yang keduanya mencakup 41% dari permintaan emas sedunia.
Permintaan emas oleh pasar AS melemah akibat menurunnya permintaan emas batangan dan
koin, yang menurun sebesar 2% mencapai titik terendah sejak 2007. Sekalipun rendahnya
permintaan akan emas secara menyeluruh, terdapat peningkatan permintaan emas sebagai
bahan baku perhiasan terutama di Tiongkok, India dan AS, serta peningkatan yang terkait
dengan penggunaan teknologi, terutama untuk keperluan industri telepon pintar.
Gambar 3-5: Segmen Pasar Permintaan Emas
Sejalan dengan permintaan, pasokan emas sedunia juga menurun, yaitu sebesar 4% bila
dibandingkan dengan pasokan emas di tahun 2016. Peningkatan produksi emas yang
ditambang tidak dapat menandingi berkurangnya pasokan emas akibat kegiatan daur ulang
serta lindung nilai. Peraturan baru yang diterapkan di Tiongkok terkait dengan keamanan
lingkungan hidup mengakibatkan menurunnya produksi emas sebesar 9% di negara tersebut.
Sedangkan ketegangan politik di kawasan Timur Tengah juga menyebabkan berkurangnya
pasokan emas, akibat banyaknya investor emas yang memilih untuk menahan emasnya
daripada menjualnya ke pasar, sementara kegiatan produksi emas dari pendauran ulang
menurun sebesar 10% dibandingkan dengan kegiatan yang sama setahun sebelumnya.
Laporan Pendapat Kewajaran PT United Tractors Tbk
3-10
Harga emas telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir, sebagian besar karena dolar AS
yang lemah. Aksi jual besar-besaran di pasar saham AS pada awal 2018, memberikan tekanan
pada harga, yang mendukung permintaan safe-haven untuk emas. Pada 5 Februari 2018,
pasar saham AS mencatat hari perdagangan terburuk dalam lebih dari enam tahun. Selain itu,
permintaan perhiasan yang kuat dari India menambah tekanan ke atas, bersama dengan latar
belakang global yang sangat tidak pasti. Selain itu, data terbaru mengungkapkan bahwa
produksi tambang turun dalam sembilan bulan pertama tahun 2017, sebagian karena
pemangkasan output di Tiongkok di tengah kekhawatiran lingkungan. Sementara itu,
pengetatan suku bunga global yang diharapkan membatasi keuntungan atas emas.
Perkembangan iklim geopolitik global diperkirakan akan terus mendukung permintaan emas;
namun, pengetatan kebijakan moneter akan membebani daya tarik aset ini.
Berdasarkan data dari World Gold Council permintaan emas selama tahun 2017 turun sebesar
4,19% dibandingkan permintaan tahun 2016 sebesar 4.590,9 ton. Adapun kontribusi terbesar
permintaan emas adalah Gold demand untuk Fabrikasi sebesar 4.058,2 ton. Sedangkan untuk
ETF hanya sebesar 202,8 Ton menurun dibandingkan permintaan ETF tahun 2016 sebesar
546.8 Ton. Sedangkan pasokan emas dari mine producer tahun 2017 sebesar 3.268,7 ton yang
meningkat dari produksi tahun 2016 sebesar 3.263 ton. Berikut ini adalah perkembangan
permintaan dan penawaran emas tahun 2010-2017.
Tabel 3-2: Permintaan dan Penawaran Emas Global
Laporan Pendapat Kewajaran PT United Tractors Tbk
3-11
3.1.3 Pasokan Emas
Produksi tambang global menunjukkan peningkatan pada tahun 2016 yaitu mencapai angka
3.222 ton. Peningkatan produksi tambang emas tercatat sebesar 14 ton atau 0.4% year on
year. Peningkatan ini terus berlangsung selama 3 tahun terakhir. Namun menurut proyeksi dari
GFMS Gold Survey, peningkatan tersebut akan cenderung menurun pada tahun-tahun
berikutnya. Amerika Serikat mengalami peningkatan produksi emas domestik sebesar 8% di
tahun 2016, sedangkan Australia mengalami peningkatan produksi emas domestik sebesar 4%
(tertinggi selama 16 tahun terakhir). Penurunan produksi terbesar dialami oleh Meksiko
(-15,2 ton), Peru (-11,4 ton), dan Mongolia (-10,8 ton).
Dari sisi biaya, biaya produksi cenderung mengalami penurunan. Total cash costs turun
sebesar 2% yaitu berada di angka USD 630/oz dan all-in sustaining costs turun sebesar 2%
yaitu berada di angka USD 818/oz. Pelemahan mata uang lokal (local currencies) adalah faktor
yang menguntungkan bagi produsen, tetapi efek pelemahan ini tidak sebesar pada tahun 2015.
Ditinjau dari scrap supply, terdapat peningkatan sebesar 8% di tahun 2016 yang diperkirakan
sebesar 1.268 ton, sejalan dengan peningkatan harga emas pada tahun yang sama.
Gambar 3-6: Penawaran Emas Global 2007-2015
3.1.4 Permintaan Emas
Total permintaan fisik emas merosot sebesar 18% pada tahun 2015, mencapai level terendah
sejak tahun 2019. Faktor utama dari penurunan permintaan emas adalah dari produksi
(fabrikasi) perhiasan yang menurun sebesar 21% yaitu sebesar 1.892 ton. Salah satu negara
yang mengalami penurunan produksi perhiasan terbesar adalah India, yang mengalami
penurunan sebesar 38% year on year yang diakibatkan karena penerapan cukai pada sektor
manufaktur perhiasaan. Sementara itu, demand perhiasan di Tiongkok juga mengalami
penurunan sebesar 17% seiring dengan peningkatan harga emas dan ketidakpastian ekonomi
yang membuat masyarakat Tiongkok menurunkan tingkat konsumsinya. Secara global, tingkat
Laporan Pendapat Kewajaran PT United Tractors Tbk
3-12
demand perhiasan pada pasar-pasar utama yang ada didunia mengalami penurunan signifikan
di tahun 2016 dimana Timur Tengah, Asia Timur dan Eropa mengalami penurunan tingkat
fabrikasi masing-masing sebesar 14%, 16% dan 11% year-on-year.
Gambar 3-7: Permintaan Emas Global 2007-2015
Fabrikasi perhiasan secara global mengalami penurunan sebesar 21%, mencapai titik terendah
sejak tahun 2009 yang paling banyak dipengaruhi oleh dua pasar perhiasan terbesar yaitu India
dan Tiongkok. India mengalami penurunan fabrikasi perhiasan cukup besar yakni sebesar
38%. Sedangkan Tiongkok mengalami penurunan fabrikasi perhiasan sebesar 17% dari
produksi tahunan, yang diakibatkan oleh peningkatan harga emas, sentiment konsumen, dan
perpindahan pembelian emas ke tingkat karat yang lebih rendah oleh masyarakat. Sedangkan
di Asia timur permintaan juga menurun sebesar 16% dibanding tahun 2015. Untuk pasar timur
tengah, penurunan tidak hanya diakibatkan karena peningkatan harga emas, namun juga
terkait beberapa isu seperti ketidakstabilan geopolitik dan ketidakpastian ekonomi, konflik
militer, dan rendahnya ekspektasi harga pasar emas. Beberapa sebab diatas menyebabkan
penurunan fabrikasi perhiasan sebesar 14% year-on-year.
Laporan Pendapat Kewajaran PT United Tractors Tbk
3-13
Tabel 3-3: Produksi Emas Global 2013-2017
Negara Jumlah produksi (ton)
Cadangan (E) 2013 2014 2015 2016 2017 (E)
Amerika Serikat 230 210 214 222 245 3.000
Australia 265 274 278 290 300 9.800
Brazil 71 80 81 85 85 2.400
Kanada 124 152 153 165 180 2.200
Tiongkok 430 450 450 453 440 2.000
Ghana 90 91 88 79 80 1.000
Indonesia 61 69 97 91 80 2.500
Kazakhstan - - - 69 70 1.000
Mexico 98 118 135 111 110 1.400
Papua Nugini 57 53 60 62 60 1.300
Peru 151 140 145 153 155 2.300
Rusia 230 247 252 253 255 5.500
Afrika Selatan 160 152 145 145 145 6.000
Uzbekhistan 98 100 102 102 100 1.800
Negara lain 684 858 897 840 845 12.000
Jumlah 2.749 2.994 3.097 3.120 3.150 54.200
Sumber: United States Geological Suvery dan Kementerian ESDM
3.1.5 Produksi Emas Indonesia
Saat ini, Indonesia memproduksi sekitar 4% dari produksi emas global, setengahnya berasal
dari pertambangan raksasa Grasberg, tambang emas terbesar di dunia, di wilayah barat Pulau
Papua. Tambang ini, yang diyakini memiliki cadangan emas terbesar di dunia (67,4 juta ons),
dimiliki secara mayoritas oleh perusahaan Freeport-McMoran Copper & Gold Inc. yang
bermarkas di Amerika Serikat dan menjadikan perusahaan ini pembayar pajak terbesar kepada
Pemerintahan Indonesia. Namun, banyak ketegangan mengelilingi aktivitas-aktivitas di
pertambangan ini. Serangkaian serangan kekerasan (termasuk pembunuhan, perampokan
dan sabotase) telah terjadi sejak era Reformasi. Dua alasan di balik situasi ini adalah
perjuangan yang berkelanjutan untuk kemerdekaan Papua oleh Gerakan Papua Merdeka, dan
rasa ketidaksukaan dari masyarakat Papua (dan orang-orang Indonesia lainnya) terhadap
sebuah perusahaan asing yang berhasil mendapatkan keuntungan yang tidak proposional dari
sumberdaya alam negara ini. Berlokasi di sebuah provinsi dengan salah satu tingkat
kemiskinan relatif tertinggi di negara ini, membuat isu ini menjadi lebih sensitif. Masalah-
masalah terkait yang telah disebutkan telah menganggu tingkat produksi secara sementara di
masa lalu dan gangguan tersebut kemungkinan akan terjadi lagi di masa mendatang karena
alasan-alasan di baliknya tidak dapat diselesaikan dalam jangka waktu pendek atau
menengah.
Laporan Pendapat Kewajaran PT United Tractors Tbk
3-14
Tabel 3-4: Realisasi Mineral Indonesia 2015-2016 (Ton)
No. Mineral 2015 2016
1 Tembaga 200.603,0 246.155,0
2 Emas 85,5 91,0
3 Perak 269,4 322,0
4 Timah 70.310,5 62.877,0
5 Produk olahan nikel 358.057,0 860.114,0
6 Nikel matte 82.440,0 78.748,0
Sumber: Kementerian ESDM
Capaian produksi emas Indonesia pada tahun 2016 adalah sebesar 91 ton, lebih besar
sebanyak 16 ton atau 21% dari target produksi yang ditetapkan oleh Kementerian ESDM yaitu
sebesar 75 ton. Peningkatan capaian produksi emas ini disebabkan kemampuan produksi
perusahaan pertambangan emas yang meningkat. Bila dibandingkan dengan realisasi produksi
emas tahun 2015 sebesar 85,5 ton, maka realisasi produksi emas tahun 2016 meningkat
sebesar 5,5 ton atau 6% dari realisasi produksi tahun 2015.
Capaian produksi perak Indonesia pada tahun 2016 sebesar 322 ton atau lebih besar sebanyak
91 ton (40%) di atas target produksi tahun 2016 yaitu sebesar 231 ton. Jika dibandingkan
antara produksi perak tahun 2016 dengan reliasasi produksi perak tahun 2015 sebesar 269
ton, maka realisasi produksi perak tahun 2016 meningkat sebesar 53 ton atau 20% lebih besar
dari realisasi tahun 2015.
Gambar 3-8: Sumber Daya dan Cadangan Emas Indonesia 2012-2016
Sumber: Kementerian ESDM
Laporan Pendapat Kewajaran PT United Tractors Tbk
3-15
3.1.6 Proyeksi Harga
Harga emas memiliki kecenderungan untuk terus bergejolak pada tahun 2017-2018.
Berdasarkan riset dari GFMS diperkirakan harga emas berada pada angka USD 1.259/oz
dengan beberapa pertimbangan antara lain adalah ekspektasi terhadap pasar di India yang
diyakini akan membaik. Selain GFMS, LBMA memperkirakan harga emas pada tahun 2018
berada pada range USD 1.510 pada level tertinggi dan USD 1.120 pada level terendah.
Gambar 3-9: Prakiraan Harga Emas Global 2001-2018
Sumber: London Bullion Market Association (LBMA)
3.2 KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN DARI RENCANA TRANSAKSI
Keuntungan dari Rencana Transaksi bagi Perseroan adalah sebagai berikut:
Peningkatan peluang baru untuk mengembangkan unit bisnis Perseroan melalui
pertambangan emas.
Potensi peningkatan keuntungan dari usaha unit bisnis pertambangan yaitu tambang
emas.
Akuisisi saham PTAR yang didanai melalui kas yang tersedia tidak menimbulkan beban
keuangan baru karena sumber dana yang digunakan merupakan ekuitas.
Kerugian dari Rencana Transaksi bagi Perseroan adalah sebagai berikut:
Imbal hasil yang diharapkan dari investasi di PTAR baru dapat dinikmati dalam beberapa
tahun yang akan datang, dibandingkan investasi pada instrumen keuangan lainnya yang
dapat segera diperoleh hasilnya.
Laporan Pendapat Kewajaran PT United Tractors Tbk
3-16
3.3 ANALISIS KINERJA OPERASIONAL
Berdiri pada 1972, Perseroan saat ini menjadi distributor alat berat terbesar di Indonesia,
khususnya menjadi pemimpin di pasar alat berat melalui produk-produk Komatsu yang
Perseroan distribusikan.
Perseroan berkembang menjadi salah satu pemain utama di sektor dan industri dalam negeri,
melalui lima pilar bisnis, yaitu Mesin Konstruksi, Kontraktor Penambangan, Pertambangan,
Industri Konstruksi dan Energi.
Pilar Mesin Konstruksi menawarkan penjualan alat berat dan alat transportasi beserta suku
cadang, attachment, dan jasa terkait lainnya. Produk-produk yang ditawarkan adalah dari
merek terpercaya, yaitu Komatsu, UD Trucks, Scania, Tadano, dan Bomag.
Kegiatan jasa Kontraktor Penambangan dijalankan oleh salah satu anak usaha Perseroan,
yaitu PAMA, sebuah perusahaan kontraktor terkemuka di Indonesia yang selama ini telah
mendukung kegiatan usaha produsen-produsen batu bara terbesar di Indonesia.
Untuk kegiatan terkait Pertambangan, PT Tuah Turangga Agung (“TTA”) beroperasi melalui
beberapa anak usahanya. Hingga kini, Perseroan (melalui berbagai anak usaha) memiliki hak
konsesi atas berbagai areal lahan di Indonesia yang secara total memiliki cadangan batu bara
sekitar 386 juta ton (combined reserve). Selain itu, Perseroan juga mulai memperluas portofolio
pertambangan, melalui anak perusahaannya telah mengakuisisi perusahan tambang emas
pada 2015, yaitu PT Sumbawa Jutaraya (“SJR”) dan pada tahun 2017 mengakuisisi PT
Suprabari Mapanindo Mineral (“SMM”) yang memiliki operasional tambang batu bara kokas
(coking coal) di Kalimantan Tengah.
Ekspansi usaha Perseroan ke dalam industri konstruksi dijalankan melalui PT Acset Indonusa
Tbk (“ACSET”), yang diakuisisi oleh Perseroan pada 2015 dengan kepemilikan saham sebesar
50,1%. Saat ini, ACSET terlibat dalam beberapa proyek konstruksi besar maupun menengah
di Jakarta serta kota-kota lainnya di seluruh Indonesia.
Perseroan melalui anak perusahaan yaitu PT Bhumi Jati Power (“BJP”) membangun proyek
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. BJP akan
membangun dua unit baru pembangkit listrik tenaga uap Tanjung Jati B (unit 5 & 6)
menggunakan teknologi ultra-supercritical yang efisien dan ramah lingkungan (kapasitas
pembangkit 2x1.000 MW). Pembangkit listrik diharapkan dapat beroperasi pada tahun 2021
dan rencananya akan memasok listrik selama periode 25 tahun untuk PT PLN (Persero), sejak
selesainya pembangunan proyek.
Laporan Pendapat Kewajaran PT United Tractors Tbk
3-17
Perseroan merupakan anak usaha dari PT Astra International Tbk (“Astra”), salah satu grup
usaha terbesar dan terkemuka di Indonesia dengan jaringan layanan menjangkau berbagai
industri dan sektor. Hingga kini Astra memiliki 59,5% saham Perseroan, dengan sisa saham
dimiliki oleh publik. Kantor pusat Perseroan berlokasi di Jakarta, Indonesia, dengan kantor-
kantor pendukung tersebar di berbagai provinsi dan kota di Indonesia. Saat ini, Perseroan
memiliki 212 titik layanan yang termasuk di antaranya jaringan 20 kantor cabang, 23 site
support, 10 kantor perwakilan, 17 kantor tambang dan berbagai titik layanan lainnya.
Selain mendirikan kantor pendukung guna mengoptimalkan layanannya, Perseroan memiliki
fasilitas UT Call 1500072, yaitu layanan telpon 24/7 (24 jam sehari 7 hari seminggu) yang
memberikan akses mudah bagi pelanggan untuk menerima bantuan dan support dari staf
profesional Perseroan kapan saja dan di mana saja.
3.3.1 Mesin Konstruksi
Pilar usaha Mesin Konstruksi berfokus pada penjualan alat berat dan alat transportasi. Segmen
usaha ini merupakan segmen penting sejak awal pendirian Perseroan dan menawarkan
berbagai produk handal yang dapat mendukung kegiatan usaha di berbagai sektor, misalnya
pertambangan, perkebunan, konstruksi dan kehutanan, serta angkutan dan transportasi.
Menyadari bahwa pembelian alat berat merupakan suatu bentuk investasi karena digunakan
selama periode waktu tertentu, Perseroan menawarkan produk-produk berkualitas dari merek
global terpilih dengan tipe dan ukuran yang sesuai untuk pekerjaan lapangan atau industrial di
area normal maupun sulit.
Perseroan adalah distributor tunggal produk-produk Komatsu di Indonesia sejak 1973. Seiring
berkembangnya basis pelanggan (customer base) dan adanya kebutuhan akan produk-produk
yang dapat mendukung pekerjaan lapangan atau industrial lainnya, Perseroan menawarkan
produk-produk lain, termasuk crane Tadano, vibratory roller Bomag dan UD Trucks. Perseroan
juga menambahkan produk-produk Scania ke dalam portofolionya, yaitu truk dan bus, yang kini
menjadi salah satu pendukung armada transportasi publik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Selain menawarkan produk-produk handal kepada pelanggannya, Perseroan juga
menawarkan berbagai jasa yang komprehensif, termasuk:
Konsultasi lapangan,
Rekomendasi alat berat yang optimal,
Program pemeriksaan mesin,
Program pemantauan alat berat,
Remanufaktur dan rekondisi,
Pelatihan untuk mekanik dan operator,
UT Call 1500072 – layanan pelanggan 24/7, dan
Jaminan layanan purna jual.
Laporan Pendapat Kewajaran PT United Tractors Tbk
3-18
Selain itu, Perseroan menawarkan jasa rekayasa produk dan penjualan produk-produk lain,
misalnya komponen dan attachment mesin, melalui beberapa anak usaha. Secara khusus,
Perseroan mendirikan PT United Tractors Pandu Engineering pada 1983 untuk menawarkan
layanan rekayasa dan manufaktur komponen dan attachment alat berat. Sementara itu,
PT Komatsu Remanufacturing Asia dan PT Universal Tekno Reksajaya didirikan untuk
menawarkan jasa rekondisi mesin. Selanjutnya, PT Andalan Multi Kencana menjadi lini
distribusi Perseroan untuk menjual produk-produk commodity parts. Selain itu, Perseroan
mendirikan PT Bina Pertiwi untuk menjual dan menyewakan traktor pertanian Kubota,
generator Kubota dan Komatsu, mini ekskavator Komatsu dan forklift Komatsu.
Perseroan saat ini tercatat sebagai distributor alat berat terbesar di Indonesia dengan pangsa
pasar 35% melalui penjualan produk-produk Komatsu.
Dalam rangka menghadapi persaingan yang ketat, Perseroan telah menjalankan sejumlah
strategi, diantaranya meluaskan penetrasi pasar ke sektor diluar pertambangan seperti sektor
on-road, industrial, logistik dan transportasi; meluncurkan produk baru; dan meningkatkan
layanan purna jual yang memberikan manfaat lebih bagi pelanggan, termasuk menyediakan
guaranteed product support, berupa jaminan kecepatan dan ketepatan pengiriman suku
cadang, layanan mekanik dan perbaikan mesin.
Dalam rangka meningkatkan kepuasan pelanggan, saat ini Perseroan didukung oleh 212
points of service dengan jaringan yang luas yang meliputi 20 kantor cabang, 23 site supports,
17 kantor tambang, 10 kantor perwakilan, dan instalasi layanan lainnya yang selalu siap
memberikan solusi bagi pelanggan.
Pilar Mesin Konstruksi membukukan total pendapatan sebesar Rp24,7 triliun, meningkat 69%
dibandingkan tahun 2016 sebesar Rp14,6 triliun. Sampai dengan Desember 2017, penjualan
Komatsu mencapai 3.788 unit, naik 74% dibandingkan tahun 2016 sebesar 2.181 unit.
Kenaikan ini didorong oleh peningkatan permintaan alat berat di sektor pertambangan,
perkebunan, dan kehutanan. Sedangkan penjualan di sektor konstruksi, sedikit mengalami
penurunan dikarenakan cukup banyak produk-produk yang ditawarkan oleh kompetitor.
Perseroan juga berhasil meluncurkan produk baru yaitu Komatsu Ecosmart Excavator
PC195LC-8 (alternatif excavator di kelas 20 ton), Scania Heavy Tipper: Scania P360CB-6X4
(30 ton class), dan Scania P410CB-8X4 (40 ton class).
Kemajuan dalam meraih kontrak baru yang menguntungkan juga dicapai. Pada tahun 2017,
PT Universal Tekno Reksajaya (“UTR”), anak perusahaan, bersama dengan principal MB
Crusher yang merupakan perusahaan manufaktur dari Italia, menandatangani perjanjian
kerjasama yang menandai ditunjuknya UTR sebagai distributor tunggal produk-produk MB
Laporan Pendapat Kewajaran PT United Tractors Tbk
3-19
Crusher untuk area pemasaran di Indonesia. Aplikasi mesin crusher merupakan salah satu
proses yang vital sebagai penghancur material agar sesuai ukuran yang dibutuhkan, dengan
keunggulan mobilitas dan fleksibilitas yang maksimal untuk aplikasi di sektor pertambangan
dan konstruksi.
Meningkatnya permintaan alat berat di sektor pertambangan turut meningkatkan penjualan UD
Trucks yang meningkat sebesar 94% menjadi 700 unit, dan produk Scania baik truk maupun
bus, yang masing-masing meningkat 171% dan 23% menjadi 844 unit truk dan 272 unit bus.
Sementara pendapatan dari penjualan suku cadang dan pemeliharaan alat berat (setelah
eliminasi) pada tahun 2017 mencapai Rp7,1 triliun, tumbuh 22%. Peningkatan ini disebabkan
oleh kebutuhan konsumen untuk memperpanjang life cycle alat berat mereka.
3.3.2 Kontraktor Penambangan
Perseroan menjalankan usaha kontraktor penambangan melalui salah satu anak usahanya,
yaitu PAMA. PAMA merupakan kontraktor spesialis yang menyediakan jasa pertambangan
komprehensif kepada pemilik tambang sehingga dapat membantu mereka memproduksi batu
bara guna memenuhi permintaan dalam negeri dan luar negeri.
Menguasai 49% pangsa pasar, PAMA menawarkan berbagai layanan yang mencakup seluruh
aspek produksi pertambangan, mulai dari desain tambang, eksplorasi, ekstraksi, hauling,
barging dan pengangkutan komoditas.
Jasa pertambangan di seluruh tahap produksi serta ekspansi, termasuk di antaranya:
Desain pertambangan dan implementasi,
Penilaian dan studi kelayakan awal,
Pembangunan infrastruktur dan fasilitas tambang,
Pengupasan tanah dan penanganan limbah,
Produksi komersial bahan tambang,
Perluasan tambang/fasilitas,
Reklamasi dan re-vegetasi, dan
Pengapalan dan pemasaran.
Kegiatan operasional PAMA saat ini didukung oleh beberapa anak usaha, yaitu PT Kalimantan
Prima Persada dan PT Pama Indo Mining.
Berkat kinerja konsisten dalam mencapai seluruh target serta melakukan efisiensi dalam
segala jasa yang diberikan, PAMA mampu mempertahankan kerja sama dan relasi usaha
dengan beberapa produsen batu bara terbesar di Indonesia, diantaranya PT Adaro Indonesia,
PT Bukit Asam Tbk, PT Indominco Mandiri, PT Kideco Jaya Agung, PT Kaltim Prima Coal,
Laporan Pendapat Kewajaran PT United Tractors Tbk
3-20
PT Jembayan Muarabara dan PT Trubaindo Coal Mining, serta akan terus mempertahankan
kualitas layanannya bagi seluruh pelanggan.
Untuk mendukung permintaan kenaikan pelanggan dalam pemindahan volume tanah dan
produksi batu bara. PAMA mengimplementasikan good mining practice dan operational
excellence untuk meningkatkan produktivitas, utilisasi, dan ketersediaan alat berat yang
optimal; program ultimate cost down agar proses operasional tetap dapat berjalan secara
efisien; digitalisasi proses; penguatan struktur fundamental melalui implementasi sistem
manajemen berstandar internasional, pengembangan kompetensi karyawan, dan peningkatan
kegiatan inovasi.
Implementasi good mining practice dan prinsip operational excellence terus dilakukan melalui
perbaikan kondisi front, jalan, dan disposal serta peningkatan akurasi desain tambang.
Digitalisasi terhadap proses bisnis utama terus dilaksanakan di tahun 2017. Optimasi proses
penambangan melalui EWACS Pro Excellence, otomasi proses pergantian shift melalui
Aplikasi Bandara, Autodownload Vehicle Health Monitoring System, dan digitalisasi di proses-
proses non inti (support) terus dikembangkan untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi
kerja.
Penguatan struktur fundamental melalui pengembangan dan peningkatan implementasi sistem
manajemen, pengembangan kompetensi karyawan, peningkatan partisipasi dan kualitas
kegiatan inovasi juga menjadi strategi yang konsisten dilaksanakan di tahun 2017.
Pemenuhan unit dan SDM sejalan dengan permintaan kenaikan produksi dari pelanggan.
Untuk menghadapi tantangan tersebut, PAMA membangun 12 pusat remanufacturing unit yang
tersebar di masing-masing site dan berpusat di Balikpapan. Dengan adanya pusat
remanufacturing ini, kebutuhan unit yang harus tersedia dalam waktu cepat dapat dipenuhi.
Pemenuhan kebutuhan SDM secara cepat dilakukan oleh PAMA dengan memperbesar
kapasitas training center yang ada di Balikpapan, Banjarmasin dan Cileungsi. PAMA juga
membangun pusat pelatihan baru yang berada di area Kalimantan Tengah.
Sepanjang tahun 2017, PAMA membukukan pendapatan sebesar Rp29,6 triliun, tumbuh 23%
dibandingkan 2016 sebesar Rp24,0 triliun. PAMA juga berhasil mencatatkan kenaikan volume
pengupasan tanah, dari 701,5 juta bcm di tahun 2016 menjadi 800,8 juta bcm. Sementara
produksi batu bara naik 3% dari 109,2 juta ton menjadi 112,6 juta ton.
Laporan Pendapat Kewajaran PT United Tractors Tbk
3-21
Pada periode tersebut, jumlah alat berat yang digunakan PAMA mencapai sebanyak 3.460
unit, yang terdiri dari 335 buldozer, 398 excavator/ shovel, 2.320 dump truck, 146 prime
movers, 261 wheel loader dan motor grader.
3.3.3 Pertambangan
Pilar usaha Pertambangan berfokus pada kegiatan pertambangan batu bara. Secara khusus,
kembalinya Perseroan dalam sektor usaha ini terjadi melalui akuisisi Perseroan atas PT Prima
Multi Mineral pada 2007, ditambah dengan akuisisi perusahaan tambang lokal lainnya selama
beberapa tahun selanjutnya. Lebih lanjut, dengan diakuisisinya SJR pada 2015, Perseroan
juga memulai ekspansinya dalam bidang tambang emas. Pada tahun 2016, SJR baru
memasuki tahap eksplorasi.
Secara khusus, pada 2014 Perseroan melakukan proses restrukturisasi anak-anak usaha pada
pilar bisnis Pertambangan sehingga menjadi di bawah koordinasi TTA, dengan Perseroan dan
PAMA masing-masing memiliki 40% dan 60% saham TTA. Proses ini dilakukan oleh Perseroan
demi meningkatkan keunggulan operasional, yang Perseroan yakini akan dapat dicapai melalui
pengelolaan anak usaha yang lebih terfokus, dan demi meningkatkan efisiensi Perseroan guna
meningkatkan kinerja produksi dan perdagangan batu bara.
Perseroan saat ini memiliki hak konsesi atas 9 (sembilan) lahan tambang batu bara di pulau
Kalimantan dan Sumatra melalui anak-anak usahanya, yaitu PT Telen Orbit Prima, PT Agung
Bara Prima, PT Bukit Enim Energi, PT Asmin Bara Bronang, PT Asmin Bara Jaan, PT Duta
Sejahtera, PT Duta Nurcahya, PT Piranti Jaya Utama dan PT Prima Multi Mineral. Total
cadangan batu bara dari kesembilan lahan tambang diperkirakan mencapai 386 juta ton
(combined reserve) dengan kualitas batu bara menengah hingga tinggi. Pada tahun 2017, TTA
mengoptimalkan produksi batu bara dari tambang PT Asmin Bara Bronang, dan mulai
mengoperasikan kembali tambang PT Telen Orbit Prima.
Pada 23 Maret 2017, TTA mengakuisisi 80,1% kepemilikan saham di SMM, perusahaan
konsesi batu bara kokas (coking coal) di Kalimantan Tengah. SMM diperkirakan memiliki
cadangan batu bara sebanyak 69 juta ton, dimana 39 juta ton diantarannya sudah terkonfirmasi
sebagai coking coal.
Perseroan memperkirakan akan ada tambahan kegiatan produksi ke depannya seiring
peningkatan permintaan batubara yang cukup stabil, dari pasar domestik dan luar negeri.
Sejalan dengan perbaikan harga batu bara, TTA mengoptimumkan produksi batu bara, serta
melakukan diversifikasi usaha dengan mengakuisisi konsesi coking coal, yaitu PT Suprabari
Mapanindo Mineral (SMM).
Laporan Pendapat Kewajaran PT United Tractors Tbk
3-22
Untuk meningkatkan kinerjanya, berikut adalah strategi yang dijalankan TTA:
Melakukan percepatan produksi coking coal dari tambang SMM,
Optimalisasi produksi batu bara, termasuk batu bara marjinal sebagai cadangan batu bara,
Memperluas pasar baru pemasaran batu bara thermal dan coking coal,
Meningkatkan kapasitas intermediate stock pile di Teluk Timbau, dan
Optimalisasi infrastruktur tambang yang dimiliki.
Pada 2017, produksi batu bara dari konsesi tambang Perseroan meningkat dari 3,86 juta ton
pada 2016 menjadi 5,84 juta ton. Namun demikian, volume penjualan batu bara mengalami
penurunan dari 6,87 juta ton pada 2016 menjadi 6,34 juta ton pada 2017 dikarenakan
penurunan volume dari bisnis coal trading. Harga jual batu bara yang meningkat secara
signifikan, membuat pendapatan dari segmen bisnis Pertambangan Batu bara mencapai Rp7,2
triliun, tumbuh 40% dari tahun 2016 sebesar Rp5,1 triliun.
3.3.4 Industri Konstruksi
Perseroan mendirikan pilar usaha keempat, yaitu Industri Konstruksi, pada 2015 melalui
akuisisi ACSET, sebuah perusahaan lokal dengan pengalaman 20 tahun di bidang fondasi dan
konstruksi bangunan di Indonesia.
ACSET, yang didirikan pada Januari 1995, memiliki rekam jejak serta kompetensi tinggi dalam
jasa konstruksi dan fondasi untuk pekerjaan bangunan, sipil dan maritim. Proyek-proyek
penting ACSET, antara lain Pacific Place, Thamrin Nine, Gandaria City, Kota Kasablanka, West
Vista Jakarta, Alila Seminyak, dan sebagainya.
ACSET adalah perusahaan publik yang resmi terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pada 5 Januari
2015, anak usaha Perseroan, PT Karya Supra Perkasa, membeli 200.000.000 saham ACSET
atau 40% dari keseluruhan saham ACSET dari PT Cross Plus Indonesia dan PT Loka Cipta
Kreasi, para pemilik sebelumnya. Kemudian pada 11 Mei 2015, KSP membeli 50.500.000
saham tambahan dari PT Cross Plus Indonesia dan PT Loka Cipta Kreasi, sehingga
kepemilikan saham Perseroan di ACSET menjadi 50,1%.
Komitmen Perseroan di Industri Konstruksi melalui partisipasi ACSET terlihat melalui dukungan
dari segi pendanaan dan pertumbuhan cepat jumlah kontrak yang ACSET dapatkan dalam
periode setelah akuisisi tahun 2015. ACSET mampu mengoptimalkan nilai lebih yang
dimilikinya melalui joint operation dan kemitraan strategis dengan Grup Astra maupun
perusahaan multinasional lainnya di Indonesia, sehingga mampu meningkatkan jumlah modal
secara signifikan dan menghasilkan 1.244% peningkatan dari segi nilai kontrak.
Ke depan, Perseroan berharap dapat terus tumbuh serta lebih mempercepat kegiatan usaha
di bidang Industri Konstruksi melalui partisipasi lebih aktif dalam pengembangan infrastruktur
Laporan Pendapat Kewajaran PT United Tractors Tbk
3-23
dan industrial di negara ini, serta dapat terus menyediakan layanan unggul, dan mampu
mengoptimalkan nilai-nilai lebih yang ACSET miliki melalui pengembangan keahlian dan
sinergi dari anak-anak usahanya.
Tahun 2017 telah menjadi momentum yang kondusif dan tepat bagi ACSET untuk terus
tumbuh. Strategi usaha yang dilakukan oleh ACSET adalah menjadikan prinsip safety dan
quality sebagai faktor diferensiasi, melakukan diversifikasi ke bidang infrastruktur dan soil
improvement; membangun aliansi strategis baik dengan Grup Astra, perusahaan BUMN di
bidang konstruksi maupun kontraktor asing; serta memperkuat kompetensi dan value chain.
Dari sisi pengembangan usaha, ACSET berupaya untuk memilih proyek yang dapat
memberikan nilai tambah bagi peningkatan kompetensi perusahaan, sehingga memberikan
kesempatan bagi ACSET untuk berkembang lebih pesat lagi.
Pada 2017, ACSET menargetkan perolehan kontrak baru sebesar Rp4,5 triliun. Realisasinya,
nilai kontrak baru mencapai Rp8,4 triliun, naik signifikan dibandingkan tahun 2016 yang
mencapai Rp3,8 triliun.
Kenaikan kontrak baru pada tahun 2017 diperoleh dari beberapa proyek infrastuktur strategis
di antaranya adalah Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek II, Jalan Tol JORR II ruas Kunciran-
Serpong, Jalan Tol Bakauheni-Sidomulyo, pekerjaan soil improvement di Batang, mixed-use
development di Kebon Sirih, dan pekerjaan sipil Light Rail Transit (LRT) ruas Cawang-Dukuh
Atas.
Pada 2017 bisnis Industri Konstruksi membukukan pendapatan bersih sebesar Rp3,0 triliun,
naik 69% dibandingkan tahun 2016 sebesar Rp1,8 triliun. Pada periode ini, laba bersih
mencapai Rp154 miliar, tumbuh 126% dibandingkan tahun 2016.
3.3.5 Energi
Perseroan mendirikan pilar usaha kelima, yaitu Energi, pada 2017. Melalui anak perusahaan
BJP, Perseroan membangun proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Kabupaten
Jepara, Jawa Tengah, sebagai Independet Power Producer (IPP). BJP akan membangun dua
unit baru pembangkit listrik tenaga uap menggunakan teknologi ultra-supercritical dengan
kapasitas pembangkit 2.000 MW, yang akan dibangun berdekatan dengan pembangkit listrik
yang telah dioperasikan sebelumnya yaitu Tanjung Jati B (Units 1-4). Pembangkit listrik ini
rencananya akan memasok listrik selama periode 25 tahun untuk PT PLN (Persero), sejak
selesainya pembangunan proyek.
Laporan Pendapat Kewajaran PT United Tractors Tbk
3-24
Proyek pembangkit listrik ini dikelola oleh konsorsium BJP, yang terdiri dari Sumitomo
Corporation (50% saham), Perseroan (25% saham), dan The Kansai Electric Power Co. Inc.
(25% saham).
Selain sektor IPP, Perseroan melalui anak perusahaan juga telah membangun PLTU Mulut
Tambang 2x15 MW di Kalimantan Tengah dengan fokus untuk efisiensi, dimana PLTU tersebut
akan menggunakan bahan bakar batubara yang dipasok dari grup untuk memenuhi kebutuhan
listrik internal grup yang terdiri dari infrastruktur dan peralatan pendukung tambang, serta
pelabuhan batubara.
Ke depan, selain IPP dan captive market Perseroan akan mempelajari potensi bisnis energi di
offshore, baik yang bersifat greenfield maupun brownfield.
3.4 ANALISIS PROSPEK PERSEROAN
Perekonomian Indonesia diprediksi akan tumbuh positif pada tahun 2018. Sejalan dengan
kondisi makro ekonomi yang membaik, pemerintah akan terus melakukan percepatan
pembangunan infrastruktur dengan meningkatkan anggaran belanja negara. Hal tersebut
tentunya akan berdampak pada peningkatan permintaan alat berat di sektor konstruksi. Di
pasar komoditas terutama batu bara, harganya diperkirakan akan tetap stabil dengan produksi
batu bara nasional yang akan meningkat secara terbatas.
Pilar bisnis Mesin Konstruksi, memiliki peluang untuk bertumbuh dengan memanfaatkan
peluang bisnis yang tersedia. Komatsu tetap menjadi merek penjualan alat berat yang terbesar
di lini bisnis ini. Sektor pertambangan diperkirakan tetap menjadi lahan terbesar penjualan alat
berat. Sementara itu, penjualan alat berat di sektor perkebunan dan kehutanan diperkirakan
masih akan lebih didominasi oleh kebutuhan peremajaan alat.
Di segmen usaha Kontraktor Penambangan dan Pertambangan, khususnya pertambangan
batu bara masih memiliki prospek yang baik dalam jangka panjang. Dari sisi permintaan
terutama dipicu pembangunan pembangkit listrik di beberapa negara seperti India dan negara
di kawasan ASEAN yang membutuhkan energi batu bara. Meski desakan untuk penggunaan
energi terbarukan non-batu bara semakin menguat, namun implementasinya masih
memerlukan waktu yang cukup lama. Di pasar batu bara global, pergerakan harga akan
tergantung pada kebijakan pemerintah Tiongkok yang merupakan produsen dan konsumen
batu bara terbesar di dunia. Kebijakan pembatasan produksi batu bara di Tiongkok pada tahun
lalu belum bisa dipastikan keberlanjutannya pada masa mendatang.
Pada Industri Konstruksi, prospeknya masih menjanjikan karena komitmen pemerintah yang
kuat untuk mengakselerasi pembangunan infrastruktur seperti pembangunan jalan tol, light rail
transit, bandara, dan pelabuhan. Melalui anak perusahaan Perseroan di bidang konstruksi yaitu
Laporan Pendapat Kewajaran PT United Tractors Tbk
3-25
ACSET, Perseroan berpotensi untuk mendapatkan proyek-proyek konstruksi pada
pembangunan infrastruktur.
Sektor usaha yang sedang dijajaki seperti proyek pembangkit listrik memberi peluang usaha
baru bagi Perseroan. Hal ini didasari pada kebutuhan listrik baik untuk industri dan masyarakat
yang terus meningkat. Proyek pembangkit listrik bertenaga batu bara thermal menjadi pilihan
strategis karena harganya yang kompetitif. Langkah ini merupakan bagian dari diversifikasi
usaha Perseroan untuk menjaga pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.
Perseroan telah menyusun rencana strategis pada tahun 2018 untuk mencapai pertumbuhan
bisnis yang berkelanjutan. Perseroan akan melanjutkan strategi diversifikasi dan efisiensi biaya
pada seluruh segmen usaha.
Perseroan juga melanjutkan digitalisasi yang telah dimulai sejak tahun 2017. Mulai dari
konversi proses manual menjadi digital, integrasi data, hingga pemanfaatan big data sebagai
predictive analytics. Dengan digitalisasi, diharapkan bisa meningkatkan kepuasan pelanggan,
mengurangi risiko dan waste, meningkatkan efektivitas dan produktivitas kerja, serta
menciptakan competitive advantage dan new revenue stream.
Batu bara yang selama ini memberikan kontribusi terbesar terhadap portofolio bisnis tetap akan
memegang peranan penting dalam bisnis Perseroan. Dalam hal ini, Perseroan akan terus
meningkatkan kapasitas produksi batu bara, baik batu bara thermal maupun batu bara kokas
untuk mengoptimalkan peluang yang tersedia. Namun, untuk menjaga pertumbuhan bisnis
yang berkelanjutan, Perseroan akan terus mengembangkan portofolio bisnis yang lebih
berimbang guna mengurangi ketergantungan pada bidang usaha batu bara thermal. Perseroan
juga akan terus melanjutkan pengembangan bisnis di sektor energi sebagai bagian dari
diversifikasi dan upaya mendukung ketahanan energi nasional.
3.5 STRATEGI PERSEROAN
3.5.1 Mesin Konstruksi
Pada tahun 2018, Perseroan menetapkan beberapa target strategis sebagai berikut:
Meningkatkan penjualan Komatsu dan market share,
Pendapatan dari penjualan suku cadang dan jasa pemeliharaan alat berat ditargetkan
meningkat,
Meningkatkan sales coverage,
Memperkuat posisi di sektor non-batu bara seperti konstruksi, perkebunan dan kehutanan,
dan
Mencari terobosan untuk meningkatkan operational excellence dan efisiensi melalui
digitalisasi.
Laporan Pendapat Kewajaran PT United Tractors Tbk
3-26
3.5.2 Kontraktor Penambangan
PAMA diharapkan akan terus menjadi yang terdepan dalam bisnis kontraktor penambangan.
Pada 2018, PAMA berencana menambah investasi untuk dapat meningkatkan kapasitas
produksi dan memperbaharui peralatan pertambangannya untuk meningkatkan kinerja
operasional.
PAMA tetap meyakini, batu bara masih memiliki prospek jangka panjang yang baik sebagai
sumber energi. PAMA akan terus meningkatkan extraordinary operational excellence untuk
menekan cost per bcm melalui efficiency improvement yang berkelanjutan, serta pemanfaatan
big data analytics.
3.5.3 Pertambangan
Sejalan dengan harapan stabilnya harga batu bara di pasar global, TTA menargetkan untuk
meningkatkan optimalisasi aktivitas produksi dan pemasaran, serta melakukan ekspansi pasar
ekspor baru yang potensial. TTA juga akan melanjutkan program efisiensi biaya produksi agar
semakin kompetitif.
Selain fluktuasi harga batu bara, TTA juga menghadapi tantangan terkait kontinuitas
pengangkutan batu bara melalui sungai Barito, terutama di musim kemarau. Untuk
mengatasinya, TTA mencocokkan rencana produksi dengan tingkat air sungai Barito,
memaksimalkan kapasitas penimbunan batu bara antara (intermediate stock pile) di Teluk
Timbau, dan meningkatkan pengangkutan langsung ke pelabuhan Taboneo.
3.5.4 Industri Konstruksi
Pada 2018, sektor konstruksi diproyeksikan akan tumbuh pesat sejalan dengan inisiatif
pemerintah dalam menggalakkan pembangunan infrastruktur secara merata di seluruh
Indonesia. Pembangunan infrastruktur dan fasilitas pendukungnya seperti jalan tol (landed dan
elevated) merupakan peluang usaha bagi ACSET, selain itu strategi diversifikasi usaha pada
proyek kelautan (marine works) untuk pembangunan pelabuhan dan pekerjaan perbaikan
tanah (soil improvement) dapat dirintis untuk meningkatkan keahlian dan arus pendapatan di
masa yang akan datang.
3.6 ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERSEROAN
Berikut adalah ikhtisar data keuangan penting Perseroan berdasarkan laporan keuangan
konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2014-2017 dan
periode yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2018, yang telah diaudit.
Laporan Pendapat Kewajaran PT United Tractors Tbk
3-27
3.6.1 Laporan Laba Rugi Komprehensif
Sejalan dengan meningkatnya kinerja seluruh lini bisnis Perseroan, terutama dipicu oleh
kenaikan harga komoditas batu bara, pendapatan yang dibukukan Perseroan mengalami
peningkatan. Selama periode 3 bulan sampai dengan Maret 2018, pendapatan bersih
Perseroan dibukukan sebesar Rp19,7 triliun, meningkat Rp6,0 triliun atau setara dengan 44%
dibandingkan periode yang sama pada Maret 2017 sebesar Rp13,7 triliun. Pada 2017,
pendapatan bersih Perseroan tercatat mencapai Rp64,6 triliun, meningkat Rp19,0 triliun atau
setara dengan 42% dibandingkan tahun 2016 sebesar Rp45,5 triliun. Kenaikan didorong oleh
pendapatan yang diperoleh dari segmen usaha Mesin Konstruksi yang membukukan kenaikan
pendapatan sebesar 69% menjadi Rp24,7 triliun. Segmen usaha Industri Konstruksi juga
mengkontribusi pertumbuhan pendapatan dengan kenaikan mencapai 69%. Dua lini bisnis
lainnya yakni Pertambangan Batu bara dan Kontraktor Penambangan masing-masing
membukukan pertumbuhan pendapatan sebesar 40% dan 23%.
Beban pokok pendapatan Perseroan merupakan rekonsiliasi beban pokok pendapatan selama
tahun berjalan. Beban pokok pendapatan terdiri dari beban pokok pendapatan Mesin
Konstruksi sebesar Rp19,8 triliun, beban pokok pendapatan Kontraktor Penambangan sebesar
Rp24,5 triliun, beban pokok pendapatan dari Pertambangan Batu bara sebesar Rp3,2 triliun
dan beban pokok pendapatan dari Industri Konstruksi sebesar Rp2,6 triliun. Hingga akhir tahun
2017 jumlah beban pokok pendapatan mencapai Rp50,1 triliun, naik 40% dibandingkan tahun
2016 sebesar Rp35,9 triliun. Kenaikan ini sejalan dengan meningkatnya kinerja Perseroan
sepanjang tahun 2017. Sedangkan jumlah beban pokok pendapatan dalam 3 bulan sampai
dengan Maret 2018 adalah Rp14,9 triliun, naik 38% dibandingkan periode yang sama pada
Maret 2017 sebesar Rp10,8 triliun.
Perolehan laba sebelum pajak dalam 3 bulan sampai dengan Maret 2018 dibukukan sebesar
Rp3,9 triliun, naik sebesar Rp1,9 triliun atau mencapai 95% dibandingkan periode yang sama
pada Maret 2017 sebesar Rp2,0 triliun. Sementara perolehan laba sebelum pajak pada 2017
tercatat mencapai Rp10,5 triliun, naik sebesar Rp3,8 triliun atau mencapai 56% dibandingkan
dengan tahun 2016 sebesar Rp6,7 triliun. Kenaikan didorong oleh meningkatnya pendapatan
bersih yang dihasilkan Perseroan, utamanya dari segmen Mesin Konstruksi dan Kontraktor
Penambangan.
Selama 3 bulan sampai dengan Maret 2018, laba komprehensif tercatat sebesar Rp3,3 triliun.
Sementara pada tahun 2017, Perseroan membukukan laba komprehensif sebesar Rp7,3
triliun. Jika dibandingkan dengan 2016, terjadi peningkatan sebesar Rp2,1 triliun atau sebesar
41% dari Rp5,2 triliun.
Laporan Pendapat Kewajaran PT United Tractors Tbk
3-28
Tabel 3-5: Laporan Laba Rugi Komprehensif Perseroan (Rp Juta)
3.6.2 Laporan Posisi Keuangan
Aset
Total aset Perseroan pada 2017 mencapai Rp82,3 triliun, meningkat Rp18,3 triliun atau
sebesar 29% jika dibandingkan dengan tahun 2016 yang mencapai Rp64,0 triliun.
Meningkatnya aset didorong oleh pertumbuhan aset tidak lancar lain-lain sebesar 58%, piutang
usaha sebesar 44%, aset tetap sebesar 36% dan aset lancar lainlain sebesar 30%. Total aset
sampai dengan Maret 2018 kembali meningkat menjadi sebesar Rp84,0 triliun.
Aset lancar pada laporan ini dikategorikan sebagai aset yang diharapkan bisa diselesaikan
dalam waktu 12 (dua belas) bulan. Sampai dengan Maret 2018, total aset lancar dibukukan
sebesar Rp51,2 triliun. Sedangkan pada 2017, total aset lancar Perseroan tercatat mencapai
Rp51,2 triliun. Aset lancar mengalami kenaikan sebesar Rp9,0 triliun atau mencapai 21% jika
dibandingkan dengan tahun 2016 sebesar Rp42,2 triliun. Kenaikan aset lancar dipengaruhi
oleh kenaikan dari uang muka dan beban dibayar dimuka sebesar 196%, piutang non usaha
sebesar 52% dan piutang usaha sebesar 50%. Komposisi terbesar aset lancar dibukukan dari
kas dan setara kas sebesar 20,8 triliun dan piutang usaha sebesar Rp16,6 triliun.
Piutang usaha Perseroan merupakan jumlah terutang dari pelanggan atas pengakuan
pendapatan pada penjualan barang dan jasa. Jumlah piutang usaha Perseroan pada 2017
mencapai Rp16,6 triliun atau naik sebesar 50% dari 2016 yang sebesar Rp11,0 triliun. Piutang
usaha Perseroan terdiri dari piutang usaha pihak ketiga sebesar Rp16,3 triliun dan piutang
pihak berelasi sebesar Rp257,8 miliar.
U r a i a n 31-Dec-14 31-Dec-15 31-Dec-16 31-Dec-17 31-Mar-18
Pendapatan neto 53,141,768 49,347,479 45,539,238 64,559,204 19,655,409
Beban pokok pendapatan -41,071,359 -37,645,186 -35,878,274 -50,075,332 -14,933,646
Laba (rugi) bruto 12,070,409 11,702,293 9,660,964 14,483,872 4,721,763
Beban penjualan -649,200 -557,949 -633,763 -1,028,852 -141,161
Beban umum & administrasi -2,565,903 -2,558,012 -2,320,891 -2,698,558 -732,921
Kerugian penurunan nilai -2,743,575 -5,255,287 0 0 0
Beban lain-lain -148,494 -313,553 -742,362 -732,690 -71,751
Penghasilan lain-lain 334,156 1,015,431 508,758 186,461 66,721
Penghasilan keuangan 432,086 396,017 682,184 1,016,075 196,974
Biaya keuangan -277,755 -323,654 -490,726 -874,451 -222,316
Bagian atas laba bersih entitas asosiasi & ventura bersama 55,016 87,460 65,866 170,800 51,531
Laba (rugi) sebelum beban pajak 6,506,740 4,192,746 6,730,030 10,522,657 3,868,840
Beban pajak -1,674,691 -1,400,307 -1,625,553 -2,849,335 -932,798
Laba (rugi) tahun berjalan 4,832,049 2,792,439 5,104,477 7,673,322 2,936,042
Penghasilan (beban) komprehensif lain 83,488 519,375 90,803 -373,688 371,906
Jumlah laba (rugi) komprehensif tahun berjalan 4,915,537 3,311,814 5,195,280 7,299,634 3,307,948
Laporan Pendapat Kewajaran PT United Tractors Tbk
3-29
Pada 2017, Perseroan mencatatkan total Persediaan sebesar Rp7,9 triliun, naik 11%
dibandingkan 2016 sebesar Rp7,1 triliun. Persediaan tersebut diantaranya termasuk barang
jadi (suku cadang dan alat berat) sebesar Rp5,1 triliun dan batubara Rp1,2 triliun. Selain itu
terdapat persediaan dalam perjalanan, bahan pembantu, suku cadang, bahan baku dan barang
dalam proses.
Jumlah uang muka dan biaya dibayar dimuka yang dibukukan Perseroan pada 2017 mencapai
Rp1,3 triliun, atau meningkat signifikan sebesar 196% dibandingkan tahun 2016 sebesar
Rp450,7 miliar. Uang muka dan biaya dibayar dimuka yang dicatatkan Perseroan meliputi
sewa, asuransi, pembelian persediaan, perolehan aset tetap dan akuisisi entitas anak oleh
Perseroan.
Aset tetap yang dimiliki Perseroan pada 2017 meliputi tanah, bangunan, prasarana, alat berat,
alat berat untuk disewakan, peralatan, mesin dan perlengkapan, kendaraan bermotor, serta
peralatan dan perlengkapan kantor. Jumlah aset tetap Perseroan mencapai Rp16,4 triliun, naik
36% dibandingkan tahun 2016 yang mencapai Rp12,1 triliun. Aset tetap kembali meningkat
menjadi Rp17,9 triliun sampai dengan Maret 2018.
Nilai properti pertambangan pada 2016 mencapai Rp4,6 triliun. Nilai tersebut mengalami
peningkatan pada 2017, sehingga nilai bersih properti pertambangan pada akhir tahun 2017
mencapai Rp5,9 triliun.
Aset tambang berproduksi, termasuk diantaranya beban eksplorasi direklasifikasi, evaluasi dan
pengembangan, diamortisasi dengan menggunakan metode unit produksi berdasarkan
cadangan terbukti dan cadangan terduga. Pada 2017, aset tambang berproduksi tercatat
sebesar Rp343,5 miliar, naik dari tahun 2016 sebesar Rp257,5 miliar.
Laporan Pendapat Kewajaran PT United Tractors Tbk
3-30
Tabel 3-6: Laporan Posisi Keuangan Perseroan (Rp Juta)
U r a i a n 31-Dec-14 31-Dec-15 31-Dec-16 31-Dec-17 31-Mar-18
Aset 60,306,777 61,715,399 63,991,229 82,262,093 84,004,362
Aset lancar 33,579,799 39,259,708 42,197,323 51,202,200 51,224,912
Kas & setara kas 10,059,803 15,413,210 19,460,864 20,831,489 18,422,649
Piutang usaha 13,112,589 11,479,711 11,041,513 16,555,282 18,909,504
Pihak ketiga 13,032,934 11,391,542 10,841,276 16,297,531 18,616,616
Pihak berelasi 79,655 88,169 200,237 257,751 292,888
Piutang non usaha 474,086 689,913 1,072,998 1,632,361 1,689,746
Pihak ketiga 404,785 462,558 779,470 942,539 943,281
Pihak berelasi 69,301 227,355 293,528 689,822 746,465
Persediaan 7,770,086 8,328,331 7,108,044 7,854,913 7,608,324
Proyek dalam pelaksanaan 0 312,301 368,061 344,763 350,481
Pihak ketiga 0 300,720 343,348 344,763 350,481
Pihak berelasi 0 11,581 24,713 0 0
Pajak dibayar dimuka 1,360,949 1,866,322 1,631,135 2,091,555 2,326,814
Pajak penghasilan badan 509,860 668,286 519,391 346,138 370,105
Pajak lain-lain 851,089 1,198,036 1,111,744 1,745,417 1,956,709
Uang muka & biaya dibayar dimuka 252,286 469,920 450,693 1,335,030 1,353,396
Aset lancar lain-lain 0 0 214,806 159,082 164,851
Investasi lain-lain 550,000 700,000 849,209 397,725 399,147
Aset tidak lancar 26,726,978 22,455,691 21,793,906 31,059,893 32,779,450
Piutang usaha 0 0 480,324 69,001 69,001
Piutang non-usaha 101,533 89,250 437,474 985,790 1,046,943
Pihak ketiga 0 0 221,352 365,760 379,410
Pihak berelasi 101,533 89,250 216,122 620,030 667,533
Kas & deposito yang dibatasi penggunaannya 233,072 262,501 242,395 2,824,400 2,418,729
Uang muka 17,546 184,353 301,221 171,167 236,698
Investasi entitas asosiasi & ventura bersama 447,289 498,712 706,265 875,297 1,257,814
Investasi lain-lain 1,107,650 1,438,217 598,514 234,292 255,892
Aset tetap 13,625,012 12,659,736 12,072,399 16,374,852 17,908,659
Harga perolehan 35,116,437 37,590,366 39,320,105 46,524,750 48,920,970
Akumulasi penyusutan -21,491,425 -24,687,857 -27,006,748 -29,913,931 -30,772,342
Akumulasi kerugian penurunan nilai 0 -242,773 -240,958 -235,967 -239,969
Properti pertambangan 9,148,551 4,858,944 4,612,741 5,876,638 5,919,430
Properti investasi 50,899 52,746 121,680 151,961 151,961
Beban eksplorasi & pengembangan tangguhan 364,229 376,843 409,278 891,966 917,938
Aset tambang berproduksi 392,630 297,931 257,498 343,515 335,004
Beban tangguhan 208,750 146,063 113,633 393,080 477,567
Aset pajak tangguhan 1,029,817 1,150,628 1,000,717 1,428,167 1,344,047
Goodwill 0 439,767 439,767 439,767 439,767
Liabilitas & ekuitas 60,306,777 61,715,399 63,991,229 82,262,093 84,004,362
Liabilitas jangka pendek 16,297,816 18,280,285 18,355,948 28,376,562 26,823,136
Utang usaha 11,965,405 13,407,092 14,119,472 20,239,249 17,941,808
Pihak ketiga 11,822,385 13,234,357 14,018,234 20,113,141 17,814,125
Pihak berelasi 143,020 172,735 101,238 126,108 127,683
Utang non-usaha 659,032 479,878 485,209 870,777 349,444
Pihak ketiga 560,529 393,767 232,140 629,911 143,908
Pihak berelasi 98,503 86,111 253,069 240,866 205,536
Utang pajak 757,504 896,732 243,967 1,391,815 1,712,024
Pajak penghasilan badan 471,884 529,568 27,693 1,089,304 1,533,326
Pajak lain-lain 285,620 367,164 216,274 302,511 178,698
Akrual 1,008,030 1,368,316 1,305,414 2,431,218 3,057,408
Uang muka pelanggan 125,498 540,143 691,776 809,206 589,179
Pihak ketiga 125,498 508,273 689,089 784,648 574,140
Pihak berelasi 0 31,870 2,687 24,558 15,039
Pendapatan tangguhan 278,611 245,455 329,112 494,434 542,897
Liabilitas imbalan kerja 180,549 173,675 152,928 223,854 609,302
Pinjaman bank jangka pendek 23,209 23,750 304,397 1,192,573 1,306,810
Bagian lancar dari utang jangka panjang 1,299,978 1,145,244 723,673 723,436 714,264
Pinjaman bank 744,729 586,288 0 632,240 641,947
Liabilitas sewa pembiayaan 430,523 401,903 687,959 51,350 41,247
Pinjaman lain-lain 124,726 157,053 35,714 39,846 31,070
Liabilitas jangka panjang 5,479,316 4,184,789 3,013,338 6,347,606 6,335,017
Utang non-usaha 0 0 230,355 0 0
Liabilitas pajak tangguhan 1,945,110 1,028,533 980,288 1,442,159 1,330,761
Provisi 73,565 88,993 102,676 160,672 164,544
Liabilitas imbalan kerja 1,351,819 1,560,322 1,476,191 1,859,089 1,921,379
Utang jangka panjang dikurangi bagian lancar 1,318,612 1,147,463 85,218 2,763,118 2,794,700
Pinjaman bank 734,738 228,480 0 2,709,600 2,751,200
Liabilitas sewa pembiayaan 583,874 862,836 64,891 14,849 9,933
Pinjaman lain-lain 0 56,147 20,327 38,669 33,567
Pendapatan tangguhan 0 53,782 19,785 2,260 1,978
Liabilitas keuangan jangka panjang lain-lain 790,210 305,696 118,825 120,308 121,655
Ekuitas 38,529,645 39,250,325 42,621,943 47,537,925 50,846,209
Ekuitas atribusi ke pemilik entitas induk 36,613,189 37,919,722 40,860,055 45,362,460 48,503,667
Modal saham 932,534 932,534 932,534 932,534 932,534
Tambahan modal disetor 9,703,937 9,703,937 9,703,937 9,703,937 9,703,937
Saldo laba 24,373,448 25,247,633 28,201,882 32,973,767 35,763,562
Selisih kurs dari penjabaran laporang keuangan 1,780,239 2,282,537 2,188,394 2,245,246 2,319,692
Cadangan penyesuaian nilai wajar investasi 173,016 101,241 173,016 171,216 192,816
Cadangan lindung nilai -1,662 163 0 -324,532 -69,166
Cadangan penyesuaian nilai wajar aset tetap 0 0 8,615 8,615 8,615
Selisih transaksi akuisisi kepemilikan nonpengendali pada entitas anak -348,323 -348,323 -348,323 -348,323 -348,323
Kepentingan non-pengendali 1,916,456 1,330,603 1,761,888 2,175,465 2,342,542
Laporan Pendapat Kewajaran PT United Tractors Tbk
3-31
Liabilitas
Liabilitas Perseroan terdiri dari liabilitas jangka pendek dan liabilitas jangka panjang. Komposisi
terbesar liabilitas bersumber dari liabilitas jangka pendek yang mencapai 82% dari total
liabilitas. Komposisinya mengalami penurunan dari tahun 2016 yang mencapai 86% dari total
liabilitas. Pada 2017, total liabilitas Perseroan mencapai Rp34,7 triliun, atau naik 62%
dibandingkan tahun 2016 sebesar Rp21,4 triliun. Sementara sampai dengan Maret 2018, total
liabilitas dibukukan Rp33,2 triliun.
Liabilitas jangka pendek Perseroan sampai dengan Maret 2018 dibukukan sebesar Rp26,8
triliun. Sedangkan liabilitas jangka pendek Perseroan pada 2017 mengalami kenaikan sebesar
55% dari Rp18,4 triliun pada tahun 2016 menjadi Rp28,4 triliun. Kenaikan liabilitas jangka
pendek dipengaruhi oleh kenaikan utang usaha dari Rp14,1 triliun pada 2016 menjadi Rp20,2
triliun. Pos liabilitas jangka pendek lainnya yang turut berkontribusi terhadap kenaikan
diantaranya kenaikan utang pajak, akrual, pinjaman bank jangka pendek, dan pendapatan
tangguhan. Pada periode tersebut, pinjaman bank jangka pendek naik dari Rp304,4 miliar pada
2016 menjadi Rp1,2 triliun pada 2017.
Sampai dengan Maret 2018 jumlah liabilitas jangka panjang tercatat sebesar Rp6,3 triliun.
Sementara sampai dengan 2017 jumlah liabilitas jangka panjang mencapai Rp6,3 triliun,
meningkat 111% dibandingkan dengan 2016 yang mencapai Rp3,0 triliun. Kenaikannya pada
periode tersebut mencapai Rp3,3 triliun. Komposisi liabilitas jangka panjang bersumber dari
pinjaman bank, liabilitas imbalan kerja, dan liabilitas pajak tangguhan. Pos liabilitas imbalan
kerja mengalami kenaikan dari Rp1,5 triliun pada 2016 menjadi Rp1,9 triliun pada 2017,
sementara liabilitas pajak tangguhan naik dari Rp980,3 miliar menjadi Rp1,4 triliun.
Ekuitas
Total ekuitas Perseroan pada akhir tahun 2017 tercatat tumbuh 112% dari Rp42,6 triliun pada
2016 menjadi Rp47,5 triliun. Peningkatan dikontribusi dari meningkatnya saldo laba yang
belum dicadangkan menjadi Rp32,8 triliun, dan selisih kurs yang mencapai Rp2,2 triliun.
Sementara total ekuitas sampai dengan Maret 2018 kembali meningkat menjadi sebesar
Rp50,8 triliun.
3.6.3 Laporan Arus Kas
Arus kas dari aktivitas operasi mengalami kenaikan sebesar Rp2,0 triliun dari posisi saldo akhir
tahun 2016 sebesar Rp10,0 triliun menjadi Rp12,0 triliun pada posisi akhir tahun 2017. Arus
kas masuk diperoleh dari penerimaan pelanggan, sementara arus kas keluar adalah untuk
pembayaran kepada pemasok, karyawan, biaya keuangan dan pajak.
Laporan Pendapat Kewajaran PT United Tractors Tbk
3-32
Arus kas masuk dari aktivitas investasi bersumber dari penerimaan dividen, investasi dan
pinjaman. Sementara arus kas keluar bersumber dari pembayaran beban eksplorasi,
pemberian pinjaman dan penambahan investasi pada entitas asosiasi dan akuisisi entitas
anak. Saldo selama tahun 2016 dari aktivitas investasi adalah sebesar minus Rp 2,5 triliun dan
saldo selama tahun 2017 mencapai minus Rp11,0 triliun.
Saldo akhir tahun 2016 arus kas dari aktivitas pendanaan tercatat mencapai minus Rp3,0
triliun. Arus kas masuk dari aktivitas pendanaan diperoleh dari pinjaman bank. Sementara arus
kas keluar di antaranya adalah pembayaran pinjaman, pembayaran dividen, dan pembayaran
pokok sewa pembiayaan. Selama 2017, arus kas dari aktivitas pendanaan sebesar Rp300,2
miliar.
Laporan Pendapat Kewajaran PT United Tractors Tbk
3-33
Tabel 3-7: Laporan Arus Kas Perseroan (Rp Juta)
U r a i a n 31-Dec-14 31-Dec-15 31-Dec-16 31-Dec-17 31-Mar-18
Arus kas dari aktivitas operasi 9,364,120 12,039,161 10,005,397 11,951,265 -9,115
Penerimaan dari pelanggan 51,987,511 51,633,164 45,797,260 59,720,647 17,439,203
Pembayaran kepada pemasok & lain-lain -35,631,677 -31,467,685 -28,515,263 -39,447,867 -15,016,450
Pembayaran kepada karyaw an -4,870,637 -5,786,816 -5,558,443 -6,631,262 -1,906,671
Kas yang dihasilkan dari operasi 11,485,197 14,378,663 11,723,554 13,641,518 516,082
Pembayaran biaya keuangan -234,994 -332,553 -717,702 -1,071,080 -224,441
Penerimaan bunga 457,946 398,611 590,864 1,010,926 210,408
Pembayaran pph badan -2,594,766 -2,782,188 -2,028,487 -2,033,517 -574,358
Penerimaan kelebihan pembayaran pajak lain-lain 0 217,655 307,901 209,785 63,194
Penerimaan kelebihan pembayaran pph 250,737 158,973 129,267 193,633 0
Arus kas dari aktivitas investasi -3,644,926 -3,821,312 -2,485,056 -10,951,214 -2,605,405
Perolehan aset tetap -2,769,195 -2,358,328 -2,522,128 -6,496,263 -2,475,556
Pembayaran beban eksplorasi & pengembangan tangguhan-124,376 -43,376 -90,904 -89,580 -16,161
Pembayaran liabilitas keuangan jangka panjang lain -4,873 0 -30,723 0 0
Uang muka perolehan aset tetap -169,763 -238,756 -68,812 -87,720 -120,948
Penambahan investasi pada entitas asosiasi & ventura bersama-1,400 -3,255 -225,602 -570,705 -93,891
Penambahan atas aset keuangan tersedia untuk dijual 0 -798,334 0 -21,980 0
Akuisisi entitas anak 0 0 0 -1,125,152 0
Penerimaan dari penjualan investasi pada ventura bersama 245 0 46,935 0 0
Pembayaran sisa imbalan atas akuisisi entitas anak 0 0 0 0 -181,279
Penerimaan dari penjualan aset tetap 229,707 127,768 139,924 87,344 11,132
Pembayaran uang muka akuisisi entitas anak 0 0 -154,224 0 0
Pembelian investasi dimiliki hingga jatuh tempo -1,000,000 -1,100,000 0 0 0
Penerimaan dari investasi dimiliki hingga jatuh tempo 300,000 550,000 800,000 850,000 0
Penambahan pinjaman kepada pihak berelasi 0 0 -242,436 -827,333 -193,511
Penambahan pinjaman kepada pihak ketiga 0 0 -246,237 -487,893 -108,485
Penerimaan dari pinjaman kepada pihak berelasi 0 0 20,671 146,388 86,448
Penerimaan dari pinjaman kepada pihak ketiga 0 0 18,258 112,267 57,685
Penempatan kas & deposito yang dibatasi penggunaannya-162,581 -14,700 0 -2,678,616 0
Penempatan kas pada bank & deposito yang dibatasi penggunaannya0 0 0 153,215 426,946
Penerimaan dividen 57,310 57,669 70,222 84,814 2,215
Arus kas dari aktivitas pendanaan -3,601,793 -3,774,532 -3,027,686 300,175 82,448
Penerimaan pinjaman bank 259,307 233,892 1,038,319 4,321,246 479,224
Pembayaran pinjaman bank -1,236,947 -1,264,419 -1,538,918 -817,213 -367,873
Pembayaran pokok sew a pembiayaan -482,905 -477,569 -505,558 -683,036 -15,361
Penerimaan dari transaksi jual & sew a kembali 0 610,630 0 0 0
Penerimaan dari pinjaman lain-lain 0 191,446 0 61,936 -13,878
Pembayaran pinjaman lain-lain -105,257 -96,011 -124,060 -39,462 0
Pembayaran biaya perolehan pinjaman -40,943 0 0 0 0
Penambahan modal dari kepentingan nonpengendali 0 17,692 297,722 153 336
Akuisisi kepentingan nonpengendali pada entitas anak 0 -2,017 0 0 0
Pembayaran dividen kepada:
Pemilik entitas induk -1,995,048 -2,968,272 -2,173,991 -2,517,058 0
Kepentingan nonpengendali 0 -19,904 -21,200 -26,391 0
Arus kas bersih 2,117,401 4,443,317 4,492,655 1,300,226 -2,532,072
Kas & setara kas aw al tahun 7,935,870 10,059,803 15,413,210 19,460,864 20,831,489
Dampak perubahan selisih kurs terhadap kas & setara kas 6,532 910,090 -445,001 70,399 123,232
Kas & setara kas akhir tahun 10,059,803 15,413,210 19,460,864 20,831,489 18,422,649
Laporan Pendapat Kewajaran PT United Tractors Tbk
3-34
3.6.4 Rasio Keuangan
Rasio likuiditas
Likuiditas salah satunya dihitung berdasarkan rasio lancar (current ratio), yaitu perbandingan
antara aset lancar dengan liabilitas lancar yang mencerminkan kemampuan Perseroan dalam
memenuhi liabilitas-liabilitas jangka pendeknya. Rata-rata rasio lancar Perseroan selama
periode 31 Desember 2014-2017 adalah 2,08 kali.
Rasio solvabilitas (leverage ratio)
Solvabilitas menunjukkan kemampuan Perseroan untuk memenuhi seluruh liabilitasnya, yang
diukur dengan menggunakan dua pendekatan, yaitu melalui perbandingan antara jumlah
liabilitas dengan jumlah aset dan melalui perbandingan antara jumlah liabilitas dengan jumlah
modal sendiri (ekuitas). Selama periode 31 Desember 2014-2017 rata-rata rasio jumlah
liabilitas terhadap total aset adalah 3,89%. Sementara dalam periode yang sama rata-rata rasio
jumlah liabilitas terhadap jumlah ekuitas adalah 6,30%.
Rasio profitabilitas
Tingkat imbal hasil aset menunjukkan kemampuan Perseroan dalam menghasilkan laba bersih
dari aset yang dimilikinya. Selama periode 31 Desember 2014-2017, rata-rata tingkat imbal
hasil aset Perseroan adalah 7,63%.
Tingkat imbal hasil ekuitas menunjukkan kemampuan Perseroan dalam menghasilkan laba
bersih dari ekuitas yang dimilikinya. Selama periode 31 Desember 2014-2017, rata-rata tingkat
imbal hasil ekuitas Perseroan adalah 12,19%.
Margin laba bersih menunjukkan berapa persentase laba (rugi) bersih yang diperoleh dari
setiap penjualan. Selama periode 31 Desember 2014-2017, rata-rata marjin laba bersih
Perseroan adalah 9,67%.
Tabel 3-8: Rasio Keuangan Perseroan
U r a i a n 31-Dec-14 31-Dec-15 31-Dec-16 31-Dec-17 31-Mar-18
Profitabilitas
Marjin laba kotor 22.71% 23.71% 21.21% 22.44% 23.42%
Marjin laba operasi 12.24% 8.50% 14.78% 16.30% 18.61%
Marjin laba sebelum pajak 12.24% 8.50% 14.78% 16.30% 18.61%
Marjin laba bersih 9.25% 6.71% 11.41% 11.31% 17.01%
ROE (return on equity) 12.76% 8.44% 12.19% 15.36% 6.37%
ROA (return on assets) 8.15% 5.37% 8.12% 8.87% 3.83%
ROIC (return on invested capital) 11.94% 7.97% 11.88% 13.98% 5.82%
Likuiditas
Rasio kas 0.62 0.84 1.06 0.73 0.67
Rasio cepat 1.90 1.93 2.05 1.59 1.63
Rasio lancar 2.06 2.15 2.30 1.80 1.88
Solvabilitas
DAR (debt to total assets ratio) 4.38% 3.75% 1.74% 5.69% 5.70%
DER (debt to equity ratio) 6.86% 5.90% 2.61% 9.84% 9.49%
Laporan Pendapat Kewajaran PT United Tractors Tbk
3-35
3.7 PROFORMA LAPORAN KEUANGAN ATAS RENCANA TRANSAKSI
Asumsi-asumsi yang digunakan dalam membentuk proforma laporan keuangan konsolidasian
Perseroan adalah sebagai berikut:
Pelaksanaan Rencana Transaksi diasumsikan telah terjadi pada tanggal 31 Maret 2018.
DTN melakukan akuisisi 95% saham PTAR senilai USD 917.900.561.
Perseroan dan PAMA memberikan pinjaman kepada PTAR senilai maksimum USD
325.000.000.
Perseroan mengkonsolidasi laporan keuangan PTAR.
Berikut ini adalah laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dan laporan posisi keuangan
konsolidasian Perseroan sebelum dan setelah Rencana Transaksi.
Tabel 3-9: Proforma Laporan Laba Rugi Komprehensif (Rp)
31 Maret 2018
Sebelum Setelah Selisih Selisih
Transaksi Transaksi nilai %
Pendapatan neto 19,655,409 19,655,409 0 0.00%
Beban pokok pendapatan -14,933,646 -14,933,646 0 0.00%
Laba (rugi) bruto 4,721,763 4,721,763 0 0.00%
Beban penjualan -141,161 -141,161 0 0.00%
Beban umum & administrasi -732,921 -732,921 0 0.00%
Kerugian penurunan nilai 0 0 0 0.00%
Beban lain-lain -71,751 -71,751 0 0.00%
Penghasilan lain-lain 66,721 66,721 0 0.00%
Penghasilan keuangan 196,974 196,974 0 0.00%
Biaya keuangan -222,316 -222,316 0 0.00%
Bagian atas laba bersih entitas asosiasi & ventura bersama 51,531 51,531 0 0.00%
Laba (rugi) sebelum beban pajak 3,868,840 3,868,840 0 0.00%
Beban pajak -932,798 -932,798 0 0.00%
Laba (rugi) tahun berjalan 2,936,042 2,936,042 0 0.00%
Penghasilan (beban) komprehensif lain 371,906 371,906 0 0.00%
Jumlah laba (rugi) komprehensif tahun berjalan 3,307,948 3,307,948 0 0.00%
U r a i a n
Laporan Pendapat Kewajaran PT United Tractors Tbk
3-36
Tabel 3-10: Proforma Laporan Posisi Keuangan (Rp)
31 Maret 2018
Sebelum Setelah Selisih Selisih
Transaksi Transaksi nilai %
Aset 84,004,362 88,660,816 4,656,454 5.54%
Aset lancar 51,224,912 36,374,349 -14,850,563 -28.99%
Kas & setara kas 18,422,649 2,263,756 -16,158,893 -87.71%
Piutang usaha 18,909,504 19,061,171 151,667 0.80%
Piutang non usaha 1,689,746 1,702,984 13,238 0.78%
Persediaan 7,608,324 8,203,245 594,921 7.82%
Proyek dalam pelaksanaan 350,481 350,481 0 0.00%
Pajak dibayar dimuka 2,326,814 2,485,641 158,827 6.83%
Uang muka & biaya dibayar dimuka 1,353,396 1,426,434 73,038 5.40%
Aset lancar lain-lain 164,851 196,372 31,521 19.12%
Investasi lain-lain 399,147 399,147 0 0.00%
Kas & deposito yang dibatasi penggunaannya 0 285,118 285,118 0.00%
Aset tidak lancar 32,779,450 52,286,467 19,507,017 59.51%
Piutang usaha 69,001 69,001 0 0.00%
Piutang non-usaha 1,046,943 1,059,859 12,916 1.23%
Kas & deposito yang dibatasi penggunaannya 2,418,729 2,743,658 324,929 13.43%
Uang muka 236,698 236,698 0 0.00%
Investasi entitas asosiasi & ventura bersama 1,257,814 1,257,814 0 0.00%
Investasi lain-lain 255,892 255,892 0 0.00%
Aset tetap 17,908,659 20,059,643 2,150,984 12.01%
Properti pertambangan 5,919,430 15,092,682 9,173,252 154.97%
Properti investasi 151,961 151,961 0 0.00%
Beban eksplorasi & pengembangan tangguhan 917,938 1,762,990 845,052 92.06%
Aset tambang berproduksi 335,004 5,414,687 5,079,683 1516.31%
Beban tangguhan 477,567 477,567 0 0.00%
Aset pajak tangguhan 1,344,047 1,344,047 0 0.00%
Persediaan 0 67,402 67,402 0.00%
Pajak dibayar dimuka 0 242,510 242,510 0.00%
Aset tidak lancar lain-lain 0 10,125 10,125 0.00%
Goodw ill 439,767 2,039,931 1,600,164 363.87%
Liabilitas & ekuitas 84,004,362 88,660,816 4,656,454 5.54%
Liabilitas jangka pendek 26,823,136 27,483,664 660,528 2.46%
Utang usaha 17,941,808 18,002,450 60,642 0.34%
Utang non-usaha 349,444 361,486 12,042 3.45%
Utang pajak 1,712,024 1,918,089 206,065 12.04%
Akrual 3,057,408 3,377,790 320,382 10.48%
Uang muka pelanggan 589,179 589,179 0 0.00%
Pendapatan tangguhan 542,897 542,897 0 0.00%
Liabilitas imbalan kerja 609,302 635,178 25,876 4.25%
Instrumen keuangan derivatif 0 35,521 35,521 0.00%
Pinjaman bank jangka pendek 1,306,810 1,306,810 0 0.00%
Bagian lancar dari utang jangka panjang 714,264 714,264 0 0.00%
Liabilitas jangka panjang 6,335,017 9,666,383 3,331,366 52.59%
Utang non-usaha 0 0 0 0.00%
Liabilitas pajak tangguhan 1,330,761 4,220,026 2,889,265 217.11%
Provisi 164,544 497,546 333,002 202.38%
Liabilitas imbalan kerja 1,921,379 2,030,478 109,099 5.68%
Utang jangka panjang dikurangi bagian lancar 2,794,700 2,794,700 0 0.00%
Pendapatan tangguhan 1,978 1,978 0 0.00%
Liabilitas keuangan jangka panjang lain-lain 121,655 121,655 0 0.00%
Ekuitas 50,846,209 51,510,769 664,560 1.31%
Ekuitas atribusi ke pemilik entitas induk 48,503,667 48,503,667 0 0.00%
Kepentingan non-pengendali 2,342,542 3,007,102 664,560 28.37%
U r a i a n
Laporan Pendapat Kewajaran PT United Tractors Tbk
3-37
Berdasarkan proforma laporan keuangan diatas, likuiditas Perseroan setelah Rencana
Transaksi mengalami penurunan sebagaimana diindikasikan dari peningkatan rasio lancar dan
rasio cepat sebelum dan setelah Rencana Transaksi. Meskipun demikian, likuiditas Perseroan
setelah Rencana Transaksi masih baik mengingat rasio lancar dan rasio cepat diatas 100%.
Sementara dari sisi solvabilitas Perseroan setelah Rencana Transaksi sedikit mengalami
perbaikan sebagaimana diindikasikan dari penurunan rasio utang terhadap aset dan rasio
utang terhadap ekuitas sebelum dan setelah Rencana Transaksi. Perbaikan solvabilitas ini
menyebabkan borrowing capacity Perseroan juga sedikit meningkat. Selanjutnya profitabilitas
Perseroan setelah Rencana Transaksi juga mengalami perubahan dibandingkan sebelum
Rencana Transaksi sebagaimana diindikasikan dari perubahan tingkat imbal hasil terhadap
aset dan ekuitas sebelum dan setelah Rencana Transaksi yang menurun namun tidak
signifikan. Sedangkan profitabilitas dari pengukuran marjin laba bersih Perseroan sebelum dan
setelah Rencana Transaksi tidak mengalami perubahan. Sehingga dapat diindikasikan bahwa
posisi keuangan Perseroan setelah Rencana Transaksi masih relatif baik.
Tabel 3-11: Proforma Rasio Keuangan
3.8 PENILAIAN PROYEKSI KEUANGAN
Proyeksi keuangan Perseroan sebelum dan setelah Rencana Transaksi yang disiapkan oleh
Manajemen Perseroan, dimana tidak ada perbedaan dalam asumsi proyeksi kecuali bahwa
proyeksi setelah Rencana Transaksi mengkonsolidasi PTAR kedalam proyeksi dan
memberikan pinjaman kepada PTAR.
Untuk menilai kewajaran proyeksi dapat dilakukan analisis outlier terhadap rata-rata rasio
keuangan historis, proyeksi sebelum Rencana Transaksi, dan proyeksi setelah Rencana
Transaksi, sebagai berikut:
31 Maret 2018
Sebelum Setelah Selisih Selisih
Transaksi Transaksi nilai %
Rasio likuiditas
Rasio lancar (current ratio) 190.97% 132.35% -58.62% -30.70%
Rasio cepat (quick ratio) 167.54% 107.44% -60.10% -35.87%
Rasio solvabilitas
DER (total debt to equity ratio) 9.47% 9.35% -0.12% -1.29%
DAR (total debt to total asset ratio) 5.73% 5.43% -0.30% -5.25%
Rasio profitabilitas
ROA (return on asset) 3.94% 3.73% -0.21% -5.25%
ROE (return on equity) 6.51% 6.42% -0.08% -1.29%
Marjin laba kotor 24.02% 24.02% 0.00% 0.00%
Marjin laba operasi 19.68% 19.68% 0.00% 0.00%
Marjin laba bersih 16.83% 16.83% 0.00% 0.00%
U r a i a n
Laporan Pendapat Kewajaran PT United Tractors Tbk
3-38
Tabel 3-12: Perbandingan Rasio Keuangan Proyeksi dan Historis
Berdasarkan perbandingan rasio profitabilitas, terlihat bahwa rata-rata proyeksi rasio
profitabilitas sebelum dan setelah Rencana Transaksi lebih tinggi dibandingkan dengan rata-
rata rasio profitabilitas historisnya. Namun demikian tidak ada indikasi outlier antara proyeksi
dengan historis profitabilitas Perseroan. Demikian pula perbandingan rasio likuiditas, terlihat
bahwa rata-rata proyeksi rasio likuiditas sebelum dan setelah Rencana Transaksi mengalami
peningkatan bila dibandingkan dengan rata-rata rasio likuiditas historisnya. Namun demikian
tidak ada indikasi outlier antara proyeksi dengan historis likuiditas Perseroan. Sementara
perbandingan solvabilitas antara sebelum dan setelah Rencana Transaksi dengan historisnya
sedikit mengalami penurunan sebagaimana diukur dari sedikit peningkatan rata-rata rasio DAR
dan DER. Namun demikian tidak ada pula indikasi outlier antara proyeksi dengan historis
solvabilitas Perseroan. Berdasarkan analisis outlier tersebut sebelumnya, dapat disimpulkan
bahwa proyeksi keuangan yang ada adalah masih dalam kewajaran.
3.9 ANALISIS DAMPAK LEVERAGE
Analisis terhadap dampak leverage (akibat penambahan utang) di masa yang akan datang
apabila Rencana Transaksi dilakukan adalah dengan memperhatikan perkembangan rasio-
rasio keuangan Perseroan. Selama periode proyeksi apabila Rencana Transaksi dilakukan,
rata-rata current ratio (CR), quick ratio (QR), debt to equity ratio (DER), debt to total asset ratio
(DAR), return on equity (ROE), dan net income margin (NIM) adalah 2,84x, 2,49x, 0,10x, 0,06x,
15,71%, dan 13,00%, berturut-turut.
Rata-rata Outlier
Historis Proyeksi sblm RT Proyeksi stlh RT Batas bawah IQR Batas atas
Profitabilitas
Marjin laba kotor 22.52% 21.88% 22.70% 21.58% 0.41% 23.22%
Marjin laba operasi 12.95% 16.07% 17.47% 11.12% 2.26% 20.16%
Marjin laba sebelum pajak 12.95% 16.07% 17.47% 11.12% 2.26% 20.16%
Marjin laba bersih 9.67% 11.76% 13.00% 8.22% 1.66% 14.88%
ROE (return on equity) 12.19% 14.27% 15.71% 10.58% 1.76% 17.64%
ROA (return on assets) 7.63% 9.33% 10.24% 6.52% 1.31% 11.74%
ROIC (return on invested capital) 11.44% 12.88% 14.22% 10.07% 1.39% 15.64%
Likuiditas
Rasio kas 0.81 1.07 0.86 0.64 0.13 1.16
Rasio cepat 1.87 2.68 2.49 1.57 0.41 3.20
Rasio lancar 2.08 3.03 2.84 1.74 0.48 3.66
Solvabilitas
DAR (debt to total assets ratio) 3.89% 6.53% 6.19% 3.06% 1.32% 8.34%
DER (debt to equity ratio) 6.30% 10.61% 10.13% 4.99% 2.15% 13.60%
U r a i a n
Laporan Pendapat Kewajaran PT United Tractors Tbk
3-39
Tabel 3-13: Rasio Keuangan Perseroan Setelah Rencana Transaksi
Apabila rasio-rasio keuangan di masa mendatang dari Perseroan apabila Rencana Transaksi
dilakukan dibandingkan dengan rasio-rasio keuangan dari industri pertambangan (sumber:
Reuters) dalam lima tahun terakhir per 31 Desember 2017, maka dapat diindikasikan bahwa
posisi likuiditas Perseroan di masa mendatang diproyeksikan akan lebih baik dibandingkan
posisi likuiditas rata-rata industri. Demikian pula dari sisi tingkat profitabilitas Perseroan di masa
depan diestimasikan akan lebih baik dibandingkan tingkat profitabilitas rata-rata industri.
3.10 ANALISIS DAMPAK LIKUIDITAS
Secara umum dampak likuiditas mengalami sedikit penurunan antara sebelum dan setelah
Rencana Transaksi. Hal ini diindikasikan dengan perbandingan current ratio dan quick ratio
antara sebelum dan setelah Rencana Transaksi yang mengalami penurunan namun tidak
signifikan.
Secara khusus, pengukuran dampak likuiditas dapat pula dilakukan dengan membandingkan
posisi arus kas sebelum dan setelah Rencana Transaksi. Posisi arus kas dari operasi setelah
Rencana Transaksi secara umum mengalami peningkatan dibandingkan sebelum Rencana
Transaksi. Demikian pula dengan posisi arus kas dari investasi setelah Rencana Transaksi
diproyeksikan secara umum akan ada penambahan investasi terutama di periode awal
proyeksi dibandingkan apabila Rencana Transaksi tidak dilakukan.
Selanjutnya, membandingkan arus kas dari pendanaan antara sebelum dan setelah Rencana
Transaksi, terlihat bahwa apabila Rencana Transaksi dilakukan maka Perseroan rata-rata akan
mengalami defisit arus kas pendanaan pada periode pertengahan proyeksi, dibandingkan
apabila Rencana Transaksi tidak dilakukan. Hal ini disebabkan karena pada periode
pertengahan proyeksi, apabila Rencana Transaksi dilakukan maka kewajiban Perseroan yang
perlu dipenuhi bertambah dibandingkan bilamana Rencana Transaksi tidak dilakukan.
Tabel 3-14: Dampak Arus Kas Sebelum dan Setelah Rencana Transaksi
U r a i a n 31-Dec-18 31-Dec-19 31-Dec-20 31-Dec-21 31-Dec-22 31-Dec-23 Proyeksi Industri
Profitabilitas
Marjin laba kotor 22.65% 23.50% 22.59% 22.87% 22.58% 22.00% 22.70% 25.38%
Marjin laba operasi 14.38% 18.06% 17.82% 18.44% 18.34% 17.79% 17.47% 9.31%
Marjin laba sebelum pajak 14.38% 18.06% 17.82% 18.44% 18.34% 17.79% 17.47% 6.03%
Marjin laba bersih 9.87% 13.59% 13.45% 13.86% 13.82% 13.40% 13.00% 1.44%
ROE (return on equity) 12.02% 21.00% 17.89% 16.36% 14.44% 12.57% 15.71% 14.44%
ROA (return on assets) 6.69% 12.14% 11.34% 11.09% 10.59% 9.57% 10.24% 6.98%
ROIC (return on invested capital) 10.37% 17.79% 15.72% 15.01% 14.05% 12.40% 14.22% 5.41%
Likuiditas
Rasio kas 0.19 0.02 0.39 1.02 1.49 2.06 0.86 0.00
Rasio cepat 1.57 1.59 2.05 2.67 3.23 3.83 2.49 1.69
Rasio lancar 1.95 1.91 2.41 3.02 3.58 4.18 2.84 1.93
Solvabilitas
DAR (debt to total assets ratio) 8.81% 10.45% 8.73% 6.09% 2.03% 1.04% 6.19% 0.00%
DER (debt to equity ratio) 15.83% 18.08% 13.78% 8.99% 2.76% 1.36% 10.13% 9.73%
Laporan Pendapat Kewajaran PT United Tractors Tbk
3-40
3.11 ANALISIS DAMPAK KEUANGAN
Dampak keuangan antara sebelum dan setelah Rencana Transaksi dapat dianalisis melalui
perubahan proyeksi rasio keuangan antara sebelum dan setelah Rencana Transaksi. Dari sisi
likuiditas, perbandingan antara current ratio dan quick ratio setelah Rencana Transaksi rata-
rata proyeksi mengalami penurunan sebesar 0,19x. Meskipun demikian dapat diindikasikan
bahwa setelah Rencana Transaksi, likuiditas Perseroan masih tetap dalam posisi yang baik.
Sementara dari sisi solvabilitas, perbandingan antara DAR (debt to total asset ratio) dan DER
(debt to equity ratio) setelah Rencana Transaksi rata-rata proyeksi mengalami perbaikan
sebesar 0,34% dan 0,48%, berturut-turut. Sehingga dapat diindikasikan bahwa setelah
Rencana Transaksi, solvabilitas Perseroan akan membaik. Sedangkan dari sisi profitabilitas,
perbandingan antara ROE (return on equity), ROA (return on assets), ROIC (return on invested
capital) setelah Rencana Transaksi rata-rata proyeksi mengalami peningkatan sebesar 1,45%,
0,91%, dan 1,35%, berturut-turut. Sehingga dapat diindikasikan bahwa setelah Rencana
Transaksi, profitabilitas Perseroan akan semakin baik.
Tabel 3-15: Selisih Rasio Keuangan Sebelum dan Setelah Rencana Transaksi
Catatan: kolom proyeksi adalah rata-rata proyeksi.
U r a i a n 31-Mar-18 31-Dec-18 31-Dec-19 31-Dec-20 31-Dec-21 31-Dec-22 31-Dec-23
Arus kas inkremental dari aktivitas operasi 0 -448,350 2,096,568 2,622,004 2,825,969 2,162,187
Sebelum Rencana Transaksi -36,812,586 7,668,666 7,915,277 10,411,261 8,847,021 11,093,105
Setelah Rencana Transaksi -36,812,586 7,220,315 10,011,845 13,033,265 11,672,990 13,255,292
Arus kas inkremental dari aktivitas investasi 0 -12,643,817 1,102,146 1,055,596 1,068,949 991,445
Sebelum Rencana Transaksi 30,350,895 -2,964,745 -2,155,746 3,972,224 4,654,497 3,154,620
Setelah Rencana Transaksi 30,350,895 -15,608,562 -1,053,600 5,027,820 5,723,446 4,146,065
Arus kas inkremental dari aktivitas pendanaan 0 486,190 -329,704 -130,612 -5,924 41,335
Sebelum Rencana Transaksi -7,354,208 3,879,307 -125,551 -1,514,243 -4,298,744 -572,703
Setelah Rencana Transaksi -7,354,208 4,365,497 -455,256 -1,644,855 -4,304,668 -531,368
U r a i a n 31-Dec-18 31-Dec-19 31-Dec-20 31-Dec-21 31-Dec-22 31-Dec-23 Proyeksi
Profitabilitas
Marjin laba kotor 0.00% 1.82% 0.94% 1.08% 0.83% 0.26% 0.82%
Marjin laba operasi 0.00% 2.13% 1.68% 1.90% 1.64% 1.06% 1.40%
Marjin laba sebelum pajak 0.00% 2.13% 1.68% 1.90% 1.64% 1.06% 1.40%
Marjin laba bersih 0.00% 1.76% 1.49% 1.68% 1.47% 1.01% 1.24%
ROE (return on equity) 0.00% 3.36% 2.06% 1.76% 1.11% 0.38% 1.45%
ROA (return on assets) 0.00% 1.79% 1.25% 1.22% 0.86% 0.35% 0.91%
ROIC (return on invested capital) 0.00% 2.95% 1.92% 1.71% 1.11% 0.39% 1.35%
Likuiditas
Rasio kas 0.00 -0.53 -0.42 -0.25 -0.09 0.03 -0.21
Rasio cepat 0.00 -0.50 -0.40 -0.23 -0.07 0.05 -0.19
Rasio lancar 0.00 -0.50 -0.40 -0.23 -0.07 0.04 -0.19
Solvabilitas
DAR (debt to total assets ratio) 0.00% -0.64% -0.61% -0.50% -0.19% -0.10% -0.34%
DER (debt to equity ratio) 0.00% -0.82% -0.89% -0.76% -0.27% -0.14% -0.48%
Laporan Pendapat Kewajaran PT United Tractors Tbk
3-41
Tabel 3-16: Rasio Keuangan Sebelum Rencana Transaksi
Catatan: kolom proyeksi adalah rata-rata proyeksi.
Tabel 3-17: Rasio Keuangan Setelah Rencana Transaksi
Catatan: kolom proyeksi adalah rata-rata proyeksi.
3.12 KEMAMPUAN PELUNASAN ATAS RENCANA TRANSAKSI
Kemampuan pengembalian atas utang yang timbul dari Rencana Transaksi dapat diindikasikan
melalui proyeksi arus kas bersih konsolidasian Perseroan. Berdasarkan proyeksi dari
manajemen Perseroan yang telah kami reviu, terlihat bahwa secara rata-rata arus kas bersih
konsolidasian Perseroan masih mampu menghasilkan surplus kas bersih setelah
diperhitungkan pembayaran bunga dan pokok utang.
U r a i a n 31-Dec-18 31-Dec-19 31-Dec-20 31-Dec-21 31-Dec-22 31-Dec-23 Proyeksi
Profitabilitas
Marjin laba kotor 22.65% 21.68% 21.65% 21.79% 21.75% 21.74% 21.88%
Marjin laba operasi 14.38% 15.93% 16.15% 16.54% 16.71% 16.73% 16.07%
Marjin laba sebelum pajak 14.38% 15.93% 16.15% 16.54% 16.71% 16.73% 16.07%
Marjin laba bersih 9.87% 11.83% 11.95% 12.18% 12.36% 12.39% 11.76%
ROE (return on equity) 12.02% 17.64% 15.83% 14.60% 13.33% 12.19% 14.27%
ROA (return on assets) 6.69% 10.35% 10.09% 9.88% 9.73% 9.23% 9.33%
ROIC (return on invested capital) 10.37% 14.84% 13.81% 13.30% 12.94% 12.01% 12.88%
Likuiditas
Rasio kas 0.19 0.56 0.81 1.27 1.58 2.03 1.07
Rasio cepat 1.57 2.09 2.45 2.89 3.30 3.79 2.68
Rasio lancar 1.95 2.42 2.81 3.25 3.65 4.13 3.03
Solvabilitas
DAR (debt to total assets ratio) 8.81% 11.09% 9.35% 6.59% 2.21% 1.14% 6.53%
DER (debt to equity ratio) 15.83% 18.89% 14.67% 9.74% 3.03% 1.50% 10.61%
U r a i a n 31-Dec-18 31-Dec-19 31-Dec-20 31-Dec-21 31-Dec-22 31-Dec-23 Proyeksi
Profitabilitas
Marjin laba kotor 22.65% 23.50% 22.59% 22.87% 22.58% 22.00% 22.70%
Marjin laba operasi 14.38% 18.06% 17.82% 18.44% 18.34% 17.79% 17.47%
Marjin laba sebelum pajak 14.38% 18.06% 17.82% 18.44% 18.34% 17.79% 17.47%
Marjin laba bersih 9.87% 13.59% 13.45% 13.86% 13.82% 13.40% 13.00%
ROE (return on equity) 12.02% 21.00% 17.89% 16.36% 14.44% 12.57% 15.71%
ROA (return on assets) 6.69% 12.14% 11.34% 11.09% 10.59% 9.57% 10.24%
ROIC (return on invested capital) 10.37% 17.79% 15.72% 15.01% 14.05% 12.40% 14.22%
Likuiditas
Rasio kas 0.19 0.02 0.39 1.02 1.49 2.06 0.86
Rasio cepat 1.57 1.59 2.05 2.67 3.23 3.83 2.49
Rasio lancar 1.95 1.91 2.41 3.02 3.58 4.18 2.84
Solvabilitas
DAR (debt to total assets ratio) 8.81% 10.45% 8.73% 6.09% 2.03% 1.04% 6.19%
DER (debt to equity ratio) 15.83% 18.08% 13.78% 8.99% 2.76% 1.36% 10.13%
Laporan Pendapat Kewajaran PT United Tractors Tbk
3-42
Tabel 3-18: Proyeksi Arus Kas Konsolidasian Perseroan Setelah Rencana Transaksi (Rp Juta)
3.13 ANALISIS CASH MANAGEMENT DAN FINANCIAL COVENANT
3.13.1 Analisis Cash Management
Berdasarkan proyeksi dari manajemen Perseroan yang telah kami reviu, proyeksi perputaran
piutang usaha dan persediaan menunjukkan kecenderungan yang menurun apabila Rencana
Transaksi dilakukan. Sementara selama periode proyeksi yang sama, perputaran utang usaha
juga mengindikasikan kecenderungan yang menurun apabila Rencana Transaksi dilakukan.
Kecenderungan-kecenderungan tersebut menyebabkan proyeksi perputaran kas apabila
Rencana Transaksi dilakukan akan menurun. Hal ini mengindikasikan bahwa di masa
mendatang Perseroan dapat mengelola kasnya dengan lebih baik. Selanjutnya dari
perhitungan perputaran kas inkremental selama periode proyeksi terdapat indikasi menjadi
lebih baik apabila Rencana Transaksi dilakukan dibandingkan apabila Rencana Transaksi tidak
dilakukan.
U r a i a n 31-Dec-18 31-Dec-19 31-Dec-20 31-Dec-21 31-Dec-22 31-Dec-23
Arus kas dari aktivitas operasi -36,812,586 7,220,315 10,011,845 13,033,265 11,672,990 13,255,292
Jumlah penghasilan komprehensif tahun berjalan 5,451,360 12,231,643 12,740,290 14,014,203 14,558,686 14,585,619
Depresiasi, amortisasi & penurunan nilai -31,012,311 0 0 0 0 0
Perubahan modal kerja
Piutang usaha -4,793,736 -3,542,540 -738,288 -1,782,227 -2,939,155 -1,761,689
Piutang non-usaha -3,301,020 1,334,522 -135,629 -135,629 -135,629 -135,629
Persediaan -1,816,652 -519,123 -626,604 -741,146 -1,218,951 -540,184
Pajak dibayar dimuka 924,127 -9,364 -403,109 -29,987 -31,487 -33,061
Uang muka & biaya dibayar dimuka -930,866 94,851 -131,357 -194,205 -42,215 -46,118
Aset lancar lain-lain -203,466 -35,709 -40,378 -44,416 -48,858 -53,744
Beban tangguhan -251,776 -4,924,687 72,289 387,620 699,315 485,795
Aset pajak tangguhan -249,567 -56,778 -59,617 -62,597 -65,727 -69,014
Utang usaha 264,042 -488,027 -770,846 1,450,095 923,943 806,000
Utang non-usaha 488,318 0 0 0 0 0
Utang pajak -12,863 -79,751 108,720 161,056 34,359 37,570
Akrual 234,728 311,143 123,274 128,746 49,251 61,127
Uang muka pelanggan -589,179 0 0 0 0 0
Pendapatan tangguhan -544,875 0 0 0 0 0
Liabilitas imbalan kerja -595,572 156,718 42,969 44,258 45,586 46,953
Liabilitas pajak tangguhan 291,266 2,747,417 -169,870 -162,505 -156,127 -128,336
Provisi -164,544 0 0 0 0 0
Arus kas dari aktivitas investasi 30,350,895 -15,608,562 -1,053,600 5,027,820 5,723,446 4,146,065
Proyek dalam pelaksanaan 350,481 0 0 0 0 0
Investasi lain-lain 399,147 0 0 0 0 0
Piutang non-usaha 1,046,943 0 0 0 0 0
Kas & deposito yang dibatasi penggunaannya 2,418,729 0 0 0 0 0
Uang muka 236,698 0 0 0 0 0
Investasi entitas asosiasi & ventura bersama -426,360 -773,657 -479,275 -132,847 7,868 8,655
Investasi lain-lain 255,892 0 0 0 0 0
Aset tetap 25,513,679 -4,506,392 -1,826,752 3,947,882 4,537,508 3,078,766
Properti pertambangan 324,489 -8,006,513 1,141,629 1,104,775 1,072,708 955,799
Properti investasi 151,961 0 0 0 0 0
Beban eksplorasi & pengembangan tangguhan -255,769 -721,838 110,798 108,010 105,362 102,846
Aset tambang berproduksi 335,004 0 0 0 0 0
Goodwill 0 -1,600,164 0 0 0 0
Arus kas dari aktivitas pendanaan -7,354,208 4,365,497 -455,256 -1,644,855 -4,304,668 -531,368
Utang non-usaha 0 0 0 0 0 0
Pinjaman bank jangka pendek -1,306,810 0 0 0 0 0
Pinjaman bank 3,787,247 3,346,000 -714,000 -2,114,000 -4,914,000 -1,204,000
Liabilitas sewa pembiayaan -51,180 0 0 0 0 0
Pinjaman lain-lain -64,637 0 0 0 0 0
Liabilitas keuangan jangka panjang lain-lain 1,210,687 386,607 18,392 18,494 19,117 19,761
Modal saham -932,534 0 0 0 0 0
Tambahan modal disetor -9,703,937 0 0 0 0 0
Selisih kurs dari penjabaran laporang keuangan -2,319,692 0 0 0 0 0
Cadangan penyesuaian nilai wajar investasi -192,816 0 0 0 0 0
Cadangan lindung nilai 69,166 0 0 0 0 0
Cadangan penyesuaian nilai wajar aset tetap -8,615 0 0 0 0 0
Selisih transaksi akuisisi kepemilikan nonpengendali pada entitas anak 348,323 0 0 0 0 0
Kepentingan non-pengendali 1,810,590 632,890 240,352 450,650 590,215 652,870
Dividen 0 0 0 0 0 0
Koreksi 0 0 0 0 0 0
Arus kas bersih -13,815,900 -4,022,750 8,502,989 16,416,230 13,091,769 16,869,989
Kas & setara kas awal tahun 18,422,649 4,606,749 583,999 9,086,988 25,503,218 38,594,987
Kas & setara kas akhir tahun 4,606,749 583,999 9,086,988 25,503,218 38,594,987 55,464,976
Laporan Pendapat Kewajaran PT United Tractors Tbk
3-43
Tabel 3-19: Proyeksi Perputaran Kas Sebelum dan Setelah Rencana Transaksi
3.13.2 Analisis Covenant
PTAR merupakan subyek dari covenant atas Rencana Transaksi yang dapat membatasi ruang
gerak PTAR. Covenant ini membatasi PTAR dalam melakukan tindakan-tindakan sebagai
berikut:
Menjual atau dengan cara lain mengalihkan hak tau menyewakan/menyerahkan
pemakaian atau menjaminkan/mengagunkan dengan cara bagaimanapun seluruh atau
sebagian kekayaan/aset PTAR, kecuali dalam rangka pelunasan kewajiban PTAR kepada
Perseroan dan PAMA.
Mengadakan perjanjian yang dapat menimbulkan kewajiban PTAR untuk membayar
kepada pihak ketiga dan berakibat material bagi Perseroan dan PAMA.
Menerima pinjaman dari pihak lain, termasuk lembaga keuangan, kecuali untuk hal-hal
tertentu yang telah disetujui oleh Perseroan dan PAMA.
Memberikan jaminan secara langsung maupun tidak langsung kepada pihak ketiga lainnya,
kecuali melakukan endorsemen atau surat-surat yang dapat diperdagangkan untuk
keperluan pembayaran atau penagihan transaksi-transaksi lain yang lazim dilakukan
dalam menjalankan usaha.
Memberikan pinjaman kepada atau meneria pinjaman dari pihak lain, termasuk lembaga
keuangan, kecuali untuk hal-hal tertentu yang telah disetujui oleh Perseroan dan PAMA.
Mengadakan perubahan anggaran dasar, nilai saham, pemegang saham dan susunan
pengurus dari PTAR.
Melakukan pembubaran, merger, akuisisi, konsolidasi, atau re-organisasi perusahaan.
Mengumumkan dan membagikan dividen saham PTAR, atau melakukan pembayaran lain
sehubungan dengan saham PTAR, kecuali untuk hal-hal tertentu yang telah disetujui oleh
Perseroan dan PAMA.
Mengajukan moratorium, penundaan pembayaran kewajiban, penundaan kewajiban
pembayaran utang (PKPU), atau pun kepailitan.
PTAR tidak dapat mengalihkan perjanjian berikut hak dan kewajiban didalamnya kepada
pihak lain.
U r a i a n 31-Dec-18 31-Dec-19 31-Dec-20 31-Dec-21 31-Dec-22 31-Dec-23 Proyeksi
Perputaran modal kerja sebelum RT
Piutang usaha 155 117 113 112 118 119 122
Persediaan 61 41 41 41 44 44 45
Utang usaha 153 98 87 89 89 89 101
Kas 63 60 67 64 73 74 67
Perputaran modal kerja setelah RT
Piutang usaha 155 109 107 106 112 114 117
Persediaan 61 40 40 40 43 43 45
Utang usaha 153 93 83 85 85 85 97
Kas 63 56 64 62 70 72 64
Perputaran kas inkremental 0 -4 -3 -3 -3 -2 -2
Laporan Pendapat Kewajaran PT United Tractors Tbk
3-44
Covenant tersebut dapat membatasi kemampuan PTAR untuk membiayai operasi dan
kebutuhan modal mereka di masa depan serta kemampuan mereka untuk mengejar peluang
bisnis maupun kegiatan yang sesuai dengan kepentingan PTAR. Namun demikian,
berdasarkan proyeksi yang dilakukan, PTAR memiliki internal cash yang cukup besar di masa
mendatang yang dapat digunakan untuk pembiayaan investasi potensi bisnis-bisnis baru pada
PTAR. Sehingga kebutuhan pembiayaan eksternal untuk investasi ataupun modal kerja dapat
dikurangi.
3.14 ANALISIS SUKU BUNGA
Analisis imbal hasil dilakukan dengan mengumpulkan data pembanding kreditor yang
memberikan pinjaman afiliasi. Profil pinjaman afiliasi pembanding adalah sebagai berikut:
Tabel 3-20: Data Pembanding Pinjaman Afiliasi
No Perusahaan Jumlah Suku bunga Jatuh tempo
1 PT Merdeka Copper Gold Tbk USD 30.000.000 LIBOR + 5,80% 29 Maret 2019
2 PT Indika Energy Tbk USD 41.700.000 7,00% 10 April 2022
3 PT Bumi Teknokultura Unggul Tbk USD 25.000.000 7,04% 21 Juni 2020
4 PT J Resources Asia Pasifik Tbk USD 300.000.000 10,00% 27 Februari 2022
5 PT Intermedia Capital Tbk USD 350.000.000 LIBOR + 10-13% 12 April 2032
6 PT Toba Pulp Lestari Tbk USD 150.000.000 LIBOR + 3,50% 2029
7 PT Pamapersada Nusantara USD 67.950.000 LIBOR + 2% 8 Desember 2023
Berdasarkan kisaran profil suku bunga pinjaman afiliasi, maka Rencana Transaksi yang akan
diberikan sebesar USD 325.000.000 atau ekuivalennya dalam Rupiah Indonesia dengan suku
bunga LIBOR + 2% (jika pinjaman diberikan dalam mata uang USD) atau JIBOR + 2% (jika
pinjaman diberikan dalam mata uang Rupiah Indonesia) dan dapat disesuaikan dengan tingkat
suku bunga yang berlaku di pasar, adalah masih dalam kisaran suku bunga pinjaman afiliasi
yang ada di industri, sehingga dapat disimpulkan bahwa suku bunga atas Rencana Transaksi
masih wajar.
3.15 ANALISIS JAMINAN
Kemampuan PTAR untuk membuat pembayaran bunga dan pokok yang terjadwal atas
Rencana Transaksi akan tergantung pada kinerja masa depan dan kemampuannya untuk
menghasilkan kas, akan tergantung pula kepada faktor-faktor seperti kondisi ekonomi,
keuangan, kompetisi, legislatif, hukum, peraturan serta faktor lainnya, dimana beberapa faktor
tersebut berada di luar kendali PTAR.
Jika arus kas PTAR di masa mendatang dari operasi dan dari sumber daya lainnya tidak
mencukupi untuk membayar kewajiban utangnya, termasuk pinjaman antar perusahaan,
kewajiban kontrak, atau untuk membiayai kebutuhan likuiditas lainnya, PTAR dapat menjual
aset atau mencoba untuk merestrukturisasi atau membiayai utang yang ada. Kemampuan
Laporan Pendapat Kewajaran PT United Tractors Tbk
3-45
PTAR untuk merestrukturisasi atau refinancing utang akan tergantung pada kondisi pasar
modal dan kondisi keuangan pada saat itu.
3.16 ANALISIS INKRIMENTAL
3.16.1 Kontribusi Nilai Tambah
Berdasarkan proyeksi laporan keuangan Perseroan (sebelum dan setelah Rencana Transaksi)
selama periode 1 April 2018-31 Desember 2023, dilakukan analisis nilai tambah (inkrimental)
untuk melihat dampak terhadap arus kas bersih Perseroan apabila Rencana Transaksi
dilakukan dibandingkan dengan apabila Rencana Transaksi tidak dilakukan. Asumsi biaya
modal ekuitas yang digunakan sebagai tingkat diskonto relevan, dimana imbal hasil bebas
risiko 7,42% (imbal hasil SUN per 31 Maret 2018 dengan jatuh tempo 30 tahun, sumber:
Indonesian Bond Pricing Agency), premi risiko ekuitas 7,66% (sumber: studi Aswath
Damodaran, http://www.damodaran.com, selanjutnya disebut “Damodaran”), beta unlevered
1,1527 (sumber: Damodaran), default spread 2,26% (sumber: Damodaran), dan DER industri
40,54% (sumber: Damodaran).
Hasil perhitungan nilai kini dari arus kas bersih inkrimental Perseroan antara apabila Rencana
Transaksi dilakukan dengan apabila Rencana Transaksi tidak dilakukan, menunjukkan nilai
yang positif. Hal ini mengindikasikan bahwa Rencana Transaksi berpotensi memberikan
dampak yang positif atau nilai tambah kepada Perseroan.
Tabel 3-21: Proyeksi Arus Kas Bersih Inkrimental
3.16.2 Biaya dan Pendapatan Relevan
Biaya dan pendapatan relevan Perseroan sebelum dan setelah Rencana Transaksi tidak
mengalami perubahan, yaitu berasal dari segmen urban development, large scale integrated
development, retail malls, healthcare, hospitality and infrastructure, serta property and portfolio
management.
U r a i a n 31-Mar-18 31-Dec-18 31-Dec-19 31-Dec-20 31-Dec-21 31-Dec-22 31-Dec-23
Arus kas bersih (sebelum Rencana Transaksi) -13,815,900 8,583,228 5,633,980 12,869,242 9,202,775 13,675,022
Arus kas dari aktivitas operasi -36,812,586 7,668,666 7,915,277 10,411,261 8,847,021 11,093,105
Arus kas dari aktivitas investasi 30,350,895 -2,964,745 -2,155,746 3,972,224 4,654,497 3,154,620
Arus kas dari aktivitas pendanaan -7,354,208 3,879,307 -125,551 -1,514,243 -4,298,744 -572,703
Nilai terminal 88,921,340
Arus kas bersih (setelah Rencana Transaksi) -13,815,900 -4,022,750 8,502,989 16,416,230 13,091,769 16,869,989
Arus kas dari aktivitas operasi -36,812,586 7,220,315 10,011,845 13,033,265 11,672,990 13,255,292
Arus kas dari aktivitas investasi 30,350,895 -15,608,562 -1,053,600 5,027,820 5,723,446 4,146,065
Arus kas dari aktivitas pendanaan -7,354,208 4,365,497 -455,256 -1,644,855 -4,304,668 -531,368
Nilai terminal 109,696,502
Arus kas bersih inkremental 0 -12,605,978 2,869,009 3,546,988 3,888,994 23,970,129
Faktor PV
Periode 0.75 1.75 2.75 3.75 4.75 5.75
Tingkat diskonto 15.38% 15.38% 15.38% 15.38% 15.38% 15.38%
Faktor diskonto 0.8983 0.7785 0.6748 0.5848 0.5069 0.4393
PV arus kas bersih inkremental 0 -9,814,227 1,935,912 2,074,375 1,971,237 10,530,430
NPV arus kas bersih inkremental 6,697,727
Laporan Pendapat Kewajaran PT United Tractors Tbk
3-46
3.16.3 Informasi Non Keuangan Relevan
Berdasarkan keterangan yang diperoleh dari pihak Manajemen Perseroan tidak terdapat
informasi non keuangan relevan lain yang mempengaruhi Rencana Transaksi.
3.16.4 Prosedur Pengambilan Keputusan
Dalam pengambilan keputusan mengenai Rencana Transaksi, Manajemen Perseroan
sebelumnya telah melakukan serangkaian pembahasan sebagai berikut:
DTN melakukan uji tuntas terhadap aspek geologi, pertambangan, pajak dan keuangan,
metalurgi, hukum, geoteknik, ketenagakerjaan, keamanan, kesehatan dan llingkungan
terhadap PTAR.
DTN membuat studi kelayakan dan valuasi model yang kemudian dijadikan dasar untuk
mengajukan penawaran pembelian atas penawaran saham ARS di PTAR.
ARS dan DTN melakukan beberapa negosiasi sehingga mencapai harga dan metode
pembayaran yang disepakati.
3.16.5 Hal-hal Material Lain
Berdasarkan keterangan yang diperoleh dari pihak Manajemen Perseroan tidak terdapat hal-
hal material lain yang mempengaruhi Rencana Transaksi.
Laporan Pendapat Kewajaran PT United Tractors Tbk
4-1
BAB 4. ANALISIS ATAS KEWAJARAN RENCANA
TRANSAKSI
1) Berdasarkan analisis manfaat dan risiko, manfaat dari Rencana Transaksi bagi Perseroan
adalah (i) dalam rangka meningkatkan nilai Perseroan serta sejalan dengan strategi usaha
untuk mengembangkan kegiatan usaha yang dapat memberikan nilai tambah kepada
Perseroan dan pemegang saham Perseroan; (ii) perkembangan usaha entitas anak Perseroan
secara tidak langsung diharapkan akan mempengaruhi kinerja dari Perseroan, yang bersumber
dari pembagian laba dan penerimaan dividen dari entitas anak Perseroan; dan (iii) diversifikasi
portofolio investasi Perseroan. Sedangkan risiko dari Rencana Transaksi bagi Perseroan
adalah bahwa risiko usaha dari PTAR yang mungkin dapat menyebabkan imbal hasil yang
diperoleh tidak sesuai dengan ekspektasi.
2) Berdasarkan analisis keuntungan dan kerugian, keuntungan dari Rencana Transaksi bagi
Perseroan adalah bahwa akuisisi saham PTAR yang didanai melalui kas yang tersedia tidak
menimbulkan beban keuangan baru karena sumber dana yang digunakan merupakan ekuitas.
Sedangkan kerugian dari Rencana Transaksi bagi Perseroan adalah bahwa imbal hasil yang
diharapkan dari investasi di PTAR baru dapat dinikmati dalam beberapa tahun yang akan
datang, dibandingkan investasi pada instrumen keuangan lainnya yang dapat segera diperoleh
hasilnya.
3) Berdasarkan analisis industri, pergerakan harga emas pada tahun 2017 terutama dipengaruhi
oleh arah pergerakkan nilai dolar Amerika Serikat sepanjang tahun, yang pada gilirannya
sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor geopolitik dunia, terutama di Timur Tengah dan Korea
Utara. Selain faktor geopolitik, harga emas juga dipengaruhi oleh permintaan fisik emas,
terutama untuk perhiasan, pemakaian teknologi dan industri, permintaan instrumen investasi
beragunkan emas serta pembelian oleh bank-bank sentral dunia. Permintaan terutama datang
dari India dan Tiongkok, yang keduanya mencakup 41% dari permintaan emas sedunia.
Terdapat peningkatan permintaan emas sebagai bahan baku perhiasan terutama di Tiongkok,
India dan AS, serta peningkatan yang terkait dengan penggunaan teknologi, terutama untuk
keperluan industri telepon pintar. Saat ini, Indonesia memproduksi sekitar 4% dari produksi
emas global. Capaian produksi emas Indonesia pada tahun 2016 adalah sebesar 91 ton, lebih
besar sebanyak 16 ton atau 21% dari target produksi yang ditetapkan oleh Kementerian ESDM
yaitu sebesar 75 ton. Peningkatan capaian produksi emas ini disebabkan kemampuan produksi
perusahaan pertambangan emas yang meningkat.
4) Berdasarkan laporan penilaian yang dilakukan oleh KJPP FAST terhadap nilai pasar wajar
80.750.000 lembar saham (95,0%) yang telah ditempatkan dan disetor penuh pada PTAR
sebagaimana termuat dalam laporan KJPP FAST No. 003/SBS-SV/FAST-A/VIII/18 tertanggal
Laporan Pendapat Kewajaran PT United Tractors Tbk
4-2
6 Agustus 2018, nilai pasar wajar 95,0% saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh
pada PTAR adalah sebesar USD 965.770.000. Apabila nilai ini dibandingkan dengan nilai
transaksi yang akan dilakukan Perseroan untuk mengakuisisi 80.750.000 lembar saham
(95,00%) milik ARS yang telah ditempatkan dan disetor penuh pada PTAR senilai USD
917.900.561. maka terdapat simpangan sebesar 4,96%. Berdasarkan Peraturan No. VIII.C.3,
nilai transaksi tidak boleh melebihi batas atas dan batas bawah sebesar 7,5% dari nilai pasar
wajarnya. Mengingat nilai akuisisi saham ARS oleh Perseroan tersebut terdapat simpangan
sebesar 4,96% dari nilai pasar wajarnya, maka transaksi masih dapat dikatakan wajar karena
simpangannya tidak lebih dari 7,5%.
5) Berdasarkan proforma laporan keuangan, likuiditas Perseroan setelah Rencana Transaksi
mengalami penurunan sebagaimana diindikasikan dari peningkatan rasio lancar dan rasio
cepat sebelum dan setelah Rencana Transaksi. Meskipun demikian, likuiditas Perseroan
setelah Rencana Transaksi masih baik mengingat rasio lancar dan rasio cepat diatas 100%.
Sementara dari sisi solvabilitas Perseroan setelah Rencana Transaksi sedikit mengalami
perbaikan sebagaimana diindikasikan dari penurunan rasio utang terhadap aset dan rasio
utang terhadap ekuitas sebelum dan setelah Rencana Transaksi. Perbaikan solvabilitas ini
menyebabkan borrowing capacity Perseroan juga sedikit meningkat. Selanjutnya profitabilitas
Perseroan setelah Rencana Transaksi juga mengalami perubahan dibandingkan sebelum
Rencana Transaksi sebagaimana diindikasikan dari perubahan tingkat imbal hasil terhadap
aset dan ekuitas sebelum dan setelah Rencana Transaksi yang menurun namun tidak
signifikan. Sedangkan profitabilitas dari pengukuran marjin laba bersih Perseroan sebelum dan
setelah Rencana Transaksi tidak mengalami perubahan. Sehingga dapat diindikasikan bahwa
posisi keuangan Perseroan setelah Rencana Transaksi masih relatif baik.
6) Berdasarkan perbandingan rasio profitabilitas, terlihat bahwa rata-rata proyeksi rasio
profitabilitas sebelum dan setelah Rencana Transaksi lebih tinggi dibandingkan dengan rata-
rata rasio profitabilitas historisnya. Namun demikian tidak ada indikasi outlier antara proyeksi
dengan historis profitabilitas Perseroan. Demikian pula perbandingan rasio likuiditas, terlihat
bahwa rata-rata proyeksi rasio likuiditas sebelum dan setelah Rencana Transaksi mengalami
peningkatan bila dibandingkan dengan rata-rata rasio likuiditas historisnya. Namun demikian
tidak ada indikasi outlier antara proyeksi dengan historis likuiditas Perseroan. Sementara
perbandingan solvabilitas antara sebelum dan setelah Rencana Transaksi dengan historisnya
sedikit mengalami penurunan sebagaimana diukur dari sedikit peningkatan rata-rata rasio DAR
dan DER. Namun demikian tidak ada pula indikasi outlier antara proyeksi dengan historis
solvabilitas Perseroan. Berdasarkan analisis outlier tersebut sebelumnya, dapat disimpulkan
bahwa proyeksi keuangan yang ada adalah masih dalam kewajaran.
Laporan Pendapat Kewajaran PT United Tractors Tbk
4-3
7) Berdasarkan analisis dampak leverage, rasio-rasio keuangan di masa mendatang dari
Perseroan apabila Rencana Transaksi dilakukan dibandingkan dengan rasio-rasio keuangan
dari industri pertambangan (sumber: Reuters) dalam lima tahun terakhir per 31 Desember
2017, maka dapat diindikasikan bahwa posisi likuiditas Perseroan di masa mendatang
diproyeksikan akan lebih baik dibandingkan posisi likuiditas rata-rata industri. Demikian pula
dari sisi tingkat profitabilitas Perseroan di masa depan diestimasikan akan lebih baik
dibandingkan tingkat profitabilitas rata-rata industri.
8) Berdasarkan analisis dampak likuiditas, secara umum dampak likuiditas mengalami sedikit
penurunan antara sebelum dan setelah Rencana Transaksi. Hal ini diindikasikan dengan
perbandingan current ratio dan quick ratio antara sebelum dan setelah Rencana Transaksi
yang mengalami penurunan namun tidak signifikan. Pengukuran dampak likuiditas dapat pula
dilakukan dengan membandingkan posisi arus kas sebelum dan setelah Rencana Transaksi.
Posisi arus kas dari operasi setelah Rencana Transaksi secara umum mengalami peningkatan
dibandingkan sebelum Rencana Transaksi. Demikian pula dengan posisi arus kas dari
investasi setelah Rencana Transaksi diproyeksikan secara umum akan ada penambahan
investasi terutama di periode awal proyeksi dibandingkan apabila Rencana Transaksi tidak
dilakukan. Selanjutnya, membandingkan arus kas dari pendanaan antara sebelum dan setelah
Rencana Transaksi, terlihat bahwa apabila Rencana Transaksi dilakukan maka Perseroan
rata-rata akan mengalami defisit arus kas pendanaan pada periode pertengahan proyeksi,
dibandingkan apabila Rencana Transaksi tidak dilakukan. Hal ini disebabkan karena pada
periode pertengahan proyeksi, apabila Rencana Transaksi dilakukan maka kewajiban
Perseroan yang perlu dipenuhi bertambah dibandingkan bilamana Rencana Transaksi tidak
dilakukan.
9) Berdasarkan analisis dampak keuangan, dari sisi likuiditas, perbandingan antara current ratio
dan quick ratio setelah Rencana Transaksi rata-rata proyeksi mengalami penurunan sebesar
0,19x. Meskipun demikian dapat diindikasikan bahwa setelah Rencana Transaksi, likuiditas
Perseroan masih tetap dalam posisi yang baik. Sementara dari sisi solvabilitas, perbandingan
antara DAR (debt to total asset ratio) dan DER (debt to equity ratio) setelah Rencana Transaksi
rata-rata proyeksi mengalami perbaikan sebesar 0,34% dan 0,48%, berturut-turut. Sehingga
dapat diindikasikan bahwa setelah Rencana Transaksi, solvabilitas Perseroan akan membaik.
Sedangkan dari sisi profitabilitas, perbandingan antara ROE (return on equity), ROA (return on
assets), ROIC (return on invested capital) setelah Rencana Transaksi rata-rata proyeksi
mengalami peningkatan sebesar 1,45%, 0,91%, dan 1,35%, berturut-turut. Sehingga dapat
diindikasikan bahwa setelah Rencana Transaksi, profitabilitas Perseroan akan semakin baik.
10) Berdasarkan analisis kemampuan pelunasan terhadap Rencana Transaksi, secara rata-rata
arus kas bersih konsolidasian Perseroan masih mampu menghasilkan surplus kas bersih
setelah diperhitungkan pembayaran bunga dan pokok utang.
Laporan Pendapat Kewajaran PT United Tractors Tbk
4-4
11) Berdasarkan analisis cash management, proyeksi perputaran piutang usaha dan persediaan
menunjukkan kecenderungan yang menurun apabila Rencana Transaksi dilakukan.
Sementara selama periode proyeksi yang sama, perputaran utang usaha juga
mengindikasikan kecenderungan yang menurun apabila Rencana Transaksi dilakukan.
Kecenderungan-kecenderungan tersebut menyebabkan proyeksi perputaran kas apabila
Rencana Transaksi dilakukan akan menurun. Hal ini mengindikasikan bahwa di masa
mendatang Perseroan dapat mengelola kasnya dengan lebih baik. Selanjutnya dari
perhitungan perputaran kas inkremental selama periode proyeksi terdapat indikasi menjadi
lebih baik apabila Rencana Transaksi dilakukan dibandingkan apabila Rencana Transaksi tidak
dilakukan.
12) Berdasarkan analisis covenant, PTAR merupakan subyek dari covenant atas Rencana
Transaksi yang dapat membatasi ruang gerak PTAR. Namun demikian, berdasarkan proyeksi
yang dilakukan, secara konsolidasian Perseroan memiliki internal cash yang cukup besar di
masa mendatang yang dapat digunakan untuk pembiayaan investasi potensi bisnis-bisnis baru
pada PTAR. Sehingga kebutuhan pembiayaan eksternal untuk investasi ataupun modal kerja
dapat dikurangi.
13) Berdasarkan analisis suku bunga, Rencana Transaksi pemberian pinjaman yang akan
diberikan sebesar maksimum USD 325.000.000 atau ekuivalennya dalam Rupiah Indonesia
dengan suku bunga LIBOR + 2% (jika pinjaman diberikan dalam mata uang USD) atau JIBOR
+ 2% (jika pinjaman diberikan dalam mata uang Rupiah Indonesia) dan dapat disesuaikan
dengan tingkat suku bunga yang berlaku di pasar, adalah masih dalam kisaran suku bunga
pinjaman afiliasi yang ada di industri, sehingga dapat disimpulkan bahwa suku bunga atas
Rencana Transaksi masih wajar.
14) Berdasarkan analisis jaminan, kemampuan PTAR untuk membuat pembayaran bunga dan
pokok yang terjadwal atas Rencana Transaksi akan tergantung pada kinerja masa depan dan
kemampuannya untuk menghasilkan kas, akan tergantung pula kepada faktor-faktor seperti
kondisi ekonomi, keuangan, kompetisi, legislatif, hukum, peraturan serta faktor lainnya, dimana
beberapa faktor tersebut berada di luar kendali Perseroan dan PTAR.
15) Berdasarkan hasil perhitungan nilai kini dari arus kas bersih inkrimental Perseroan antara
apabila Rencana Transaksi dilakukan dengan apabila Rencana Transaksi tidak dilakukan
menunjukkan nilai yang positif, dengan asumsi tingkat diskonto relevan dimana imbal hasil
bebas risiko 7,42%, premi risiko ekuitas 7,66%, beta unlevered 1,1527, default spread 2,26%,
dan DER industri 40,54%. Hal ini mengindikasikan bahwa Rencana Transaksi berpotensi
memberikan dampak yang positif atau nilai tambah kepada Perseroan.
Laporan Pendapat Kewajaran PT United Tractors Tbk
5-1
BAB 5. KESIMPULAN
Berdasarkan tujuan penugasan, ruang lingkup, data dan informasi yang digunakan, asumsi-asumsi
pokok, kondisi pembatas, pendekatan dan prosedur analisis kewajaran, analisis kewajaran Rencana
Transaksi sebagaimana diuraikan dalam analisa pendapat kewajaran di atas, KJPP FAST berpendapat
bahwa Rencana Transaksi adalah wajar.
Pendapat Kewajaran harus dipandang sebagai satu kesatuan dan penggunaan sebagian dari analisis
dan informasi tanpa mempertimbangkan isi Pendapat Kewajaran secara keseluruhan dapat
menyebabkan pandangan yang menyesatkan atas proses yang mendasari Pendapat Kewajaran.
Pendapat Kewajaran juga disusun berdasarkan kondisi ekonomi dan peraturan yang ada pada saat ini.
Kami tidak bertanggung jawab untuk memutakhirkan atau melengkapi Pendapat Kewajaran karena
peristiwa-peristiwa yang terjadi setelah tanggal Pendapat Kewajaran. Pendapat Kewajaran tidak sah
apabila tidak dibubuhi tanda tangan pihak yang berwenang dari KJPP FAST.