Jakarta, 23 Mei 2019 KEBIJAKAN DAN STRATEGI · KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGURANGAN RISIKO BENCANA...
Transcript of Jakarta, 23 Mei 2019 KEBIJAKAN DAN STRATEGI · KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGURANGAN RISIKO BENCANA...
KEBIJAKAN DAN STRATEGIPENGURANGAN RISIKO BENCANA
Pratomo Cahyo NugrohoKasie Pengelolaan Risiko
Jakarta, 23 Mei 2019
KejadianBencana:- Cenderung
meningkat- Pola waktu dan
tempat sulitditebak
- Karakteristikberubah
- Dampaksemakin besar
• Bencana dikelompokkan kedalam : bencana alam, non alam, sosial (UU No. 24/2007)
• Dalam World Risk Report (2016), Indonesia dikategorikan sebagai negara dengan tingkat
risiko bencana yang tinggi.
• Hal tersebut disebabkan karena tingginya tingkat keterpaparan (exposure) dan kerentanan
(vulnerability) terhadap bencana
• Semakin penting bagi Indonesia untuk melakukan langkah-langkah mitigasi dan adaptasi
terhadap risiko bencana dan perubahan iklim
KENAIKAN MUKA AIR LAUTberpotensi menyebabkan banjir dan
hilangnya pulau-pulau kecil
PERUBAHAN CURAH HUJANberpotensi menyebabkan
banjir dan erosi
PEMANASAN SUHU AIR LAUTberpotensi pada peningkatan
kejadian gelombang laut yang
abnormal, dan penurunan
potensi ikan tangkap
KENAIKAN TEMPERATUR berpotensi menyebabkan kebakaran
hutan, kekeringan dan hilangnya
keragaman hayati
KERENTANAN INDONESIA TERHADAP RISIKO BENCANA
TUJUAN PENANGGULANGAN BENCANA
1. memberikan perlindungan kepada masyarakat dari ancamanbencana;
2. menyelaraskan peraturan perundang-undangan yang sudah ada;
3. menjamin terselenggaranya penanggulangan bencana secaraterencana, terpadu, terkoordinasi, dan menyeluruh;
4. menghargai budaya lokal;
5. membangun partisipasi dan kemitraan publik serta swasta;
6. mendorong semangat gotong royong, kesetiakawanan, dankedermawanan; dan
7. menciptakan perdamaian dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
(UU 24 Tahun 2007)
c. economic lossd. damage to critical
infrastructures
6
RELATION BETWEEN OUTCOME TARGETS AND ACTIONS TO BE TAKEN
b. affected people
a. mortality
MEMAHAMI RISIKO BENCANA;
MEMPERKUAT TATA KELOLA RISIKO BENCANA DAN MANAJEMEN RISIKO BENCANA;
INVESTASI DALAM PENGURANGAN RISIKO BENCANA UNTUK KETANGGUHAN;
MENINGKATKAN KESIAPSIAGAAN BENCANA UNTUK RESPON YANG EFEKTIF, DAN UNTUK “BUILD BACK BETTER" DALAM PEMULIHAN, REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI.
4PRIORITAS
AKSI
Sendai Framework for DRR
2015-2030
1
2
3
4
SFDRR
SASARANMenurunnya indeks risiko bencana pada pusat-pusat pertumbuhan yang berisiko tinggi.
1 Internalisasi pengurangan risiko bencana dalamkerangka pembangunan berkelanjutan di pusatdan daerah,
2 Penurunan tingkat kerentanan terhadap bencana, 3 Peningkatan kapasitas pemerintah, pemerintah
daerah dan masyarakat dalam penanggulanganbencana.
STA
TEG
I
NAWA CITA Nomor 7 : Mewujudkankemandirian ekonomi dengan menggerakkansektor- sektor strategis ekonomi domestik.
PENANGGULANGAN BENCANA DAN PRB
PRIORITAS
PROGRAM PBMemperkuat kapasitasseluruh Kab/Kota di Indonesia sesuai denganancaman bencana masing-masing
Memperkuat kapasitas di 136 Kab/Kota yang merupakan PusatPertumbuhan Ekonomi danmemiliki Indeks RisikoBencana tinggi
TANGGUH
RPJMN 2015-2019
STRATEGI : PENINGKATAN INDEKS KAPASITAS DI KABUPATEN/KOTA
1.Penguatan Kebijakan danKelembagaan – 6 %
2.Pengkajian Risiko danPerencanaan Terpadu – 6 %
3. Pengembangan SistemInformasi, Diklatdan Logistik – 7,5 %
4. Penanganan Tematik KawasanRawan Bencana – 10,5 %
5.Peningkatan EfektivitasPencegahan dan MitigasiBencana – 21 %
6.Perkuatan Kesiapsiagaandan Penanganan DaruratBencana – 35 %
7. Pengembangan SistemPemulihan Bencana– 14 %
Peta Risiko Bencana,Rencana Penanggulangan Bencana
KEBIJAKAN :Perda PB, BPBD, RPB, Forum PB,
Info PB, Tataruang berbasis PB KELEMBAGAAN :
BPBD, Forum PRB
INFORMASI :Sarana Penyampaian, Pusdalops, Sosialisasi,
Bulan PRB, DiBIDIKLAT:
Pelatihan PB per tahun, Gladi PB per ancaman LOGISTIK :
Manajemen logistik peralatan
Tataruang berbasis PB,Sekolah/Madrasah Aman Bencana,
Rumah sakit/puskesmas AmanBencana,
Desa Tangguh Bencana
PENCEGAHAN :Gerakan PRB, Penegakan Hukum, Restorasi Lahan GambutMITIGASI :Bangunan tahan gempabumi, bangunan break water tsunami dangelombang ektrem, revitalisasitanggul/embung/taman kota
KESIAPSIAGAAN :Rencana Kontijensi per ancaman, SistemPeringatan Dini per ancaman, Rencanaevakuasi per ancaman, jalur dan tempatevakuasi sementara
PENANGANAN DARURAT :Penentuan status tanggap darurat, sistemkomando operasi tanggap darurat, kajicepat bencana, penyelamatan danpertilongan korban (SAR), perbaikandarurat, bantuan masyarakat terjauh
Pelayanan dasar pemerintah, pemulihan infrastruktur penting, perbaikan rumah penduduk, pemulihan livelihood
PEMBAGIAN PERAN PEMERINTAH PUSAT :1) SEDIAKAN
KEBIJAKAN/MODUL/ SOP/JUKNIS
2) SIAPKAN FASILITATOR3) LAKUKAN AKSI4) MONITORING DAN EVALUASI
PENINGKATAN INDEKS KAPASITAS
DI KABUPATEN/KOTA
PEMERINTAH PROVINSI :1) Siapkan Program2) SIAPKAN FASILITATOR3) LAKUKAN AKSI
PEMERINTAH KAB/KOTA :1) Siapkan Program2) SIAPKAN FASILITATOR3) LAKUKAN AKSI
PERGURUAN TINGGI :1) SIAPKAN FASILITATOR2) LAKUKAN AKSI
DONOR/INGO/NGO :1) SIAPKAN FASILITATOR2) LAKUKAN AKSI
CAPAIAN PENURUNAN INDEKS RISIKO BENCANA PADA PUSAT-PUSAT PERTUMBUHAN EKONOMI 2015-2018
Nilai Indeks Risiko
Bencana (IRB)
Tahun 2015 sebesar
169,4 bedasarkan
rata-rata 136
kabupaten/kota
prioritas RPJMN
2015-2019 tentang
penanggulangan
bencana yang
merupakan hasil IRBI
2013
Nilai Indeks
Risiko Bencana
(IRB) Tahun 2016
sebesar 149,0
Nilai 149,0 dari
rata-rata
kabupaten/Kota
Prioritas RPJMN
2015-2019
tentang
penanggulangan
Bencana
Nilai Indeks Risiko
Bencana (IRB) Tahun
2017 sebesar 143,0
Nilai 143,0 dari rata-
rata kabupaten/Kota
Prioritas RPJMN 2015-
2019 tentang
penanggulangan
Bencana
Daerah yang mengisi
IKD sebesar 111
Kab/Kota
Nilai Indeks Risiko
Bencana (IRB) Tahun
2018 sebesar 136,4.
dari rata-rata
kabupaten/Kota
Prioritas RPJMN 2015-
2019 tentang
penanggulangan
Bencana
PENURUNAN
IRBI 2018
19,51%
Penurunan IRBI di hitung dari Perbedaan Indeks Rata-rata Prioritas Nasional pertahun dengan baseline IRBI tahun 2013
12.06% 15.57% 19.51%
1. Perencanaan pembangunan daerah harus berlandaskan aspek-aspekPRB
2. Pelibatan akademisi dan pakar-pakar kebencanaan secara massif untukmemprediksi ancaman, mengantisipasi, dan mengurangi dampakbencana, serta sosialisasi hasil-hasil kajian dan penelitiannya
3. Gubernur akan secara otomatis menjadi Komandan Satgas Daruratpada saat kejadian bencana, serta Pangdam dan Kapolda menjadiWakil Komandan Satgas.
4. Pembangunan EWS yang terpadu berbasiskan rekomendasidari pakar dikoordinasikan Kepala BNPB
5. Edukasi kebencanaan harus dimulai tahun ini, terutamadidaerah rawan bencana, kepada sekolah melalui guru dan kepada masyarakat melalui para pemuka agama
6. Lakukan simulasi latihan penanganan bencanasecara berkala dan berkesinambungan
6 Arahan Presidendisampaikan saat Rakornas PB di Surabaya, 2 Februari 2019
Mendorong Pemahaman Risiko Bencana;1
1. Menyusun Kajian Risiko Bencana setiap 5 tahun*)2. Melakukan evaluasi Kajian Kapasitas setiap tahun3. Membangun Sistem Informasi Risiko Bencana dan edukasi
Kebencanaan untuk Masyarakat 4. Melakukan Edukasi Kebencanaan bagi masyarakat tentang potensi
risiko bencana di wilayahnya *)5. Memasang Papan Informasi Kebencanaan
PERSONAL▪ Inarisk Personal merupakan
aplikasi berbasis android yang dapat menampilkan informasirisiko bencana di lokasi kitaberada.
▪ Selanjutnya Inarisk Personal akan memberikanrekomendasi mitigasi yang dapat dilaksanakan olehmasyarakat. 1. Tampilan
beranda
APLIKASI INFORMASI RISIKO
2. InformasiKelas risiko
bencana
3. RekomendasiMitigasi Bencana
Memperkuat tata kelola risiko bencana dan manajemen risiko bencana;2
PEN
YELENG
GA
RA
AN
P
ENA
NG
GU
LAN
GA
N B
ENC
AN
A
PERENCANAAN
LEGISLASI KELEMBAGAAN
PENDANAAN
TERSELEN
GG
AR
AN
YA P
ENA
NG
GU
LAN
GA
N
BEN
CA
NA
SEC
AR
A TER
ENC
AN
A, TER
PAD
U,
TERKO
OR
DIN
ASI, D
AN
MEN
YELUR
UH
PENGEMBANGAN KAPASITAS
PraBencana
SaatBencana
PascaBencana
KONSEP PENGELOLAAN RISIKO BENCANA
PEMELIHARAAN
BERISIKO
STABIL
“MEMBANGUN KEMBALI DENGAN LEBIH BAIK”
RISIKO
KESIAPAN
TANGGAPAN
BENCANA
PERENCANAAN
“INVESTASI DRR”
PENGAWASAN
“PERBAIKAN”
REHABILITASIREKONSTRUKSI
PEMULIHAN
Memperkuat tata kelola risiko bencana dan manajemen risiko bencana;2
1. Penguatan Kebijakan/Regulasi Kelembagaan BPBD, Forum PRB2. Penyusunan Perda Penanggulangan Bencana termasuk
turunanannya3. Penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana Daerah yang
diperkuat dengan Kebijakan Daerah terintegrasi dengan rencanapembangunan daerah*)
4. Penguatan mekanisme dan kebijakan informasi kebencanaan dansistem logistik kebencanaan didaerah
5. Penetapan Penataan Ruang Berbasis Risiko Bencana/PenguranganRisiko Bencana
6. Penguatan pengelolaan Risiko bencana berbasiskomunitas/desa/kelurahan (desa Tangguh bencana)
RENCANA PENANGULANGAN BENCANA (RPB)
▪ RPB adalah sebuah PERANGKAT ADVOKASI untuk menjamindilaksanakannya penyelenggaraan penanggulangan bencana pada suatudaerah
▪ RPB merupakan Rencana Induk Penanggulangan Bencana di Daerah.
▪ RPB merupakan dokumen Daerah dan bagian dari PerencanaanPembangunan Daerah yang perlu di legitimasi.
▪ RPB disusun untuk setiap jenis potensi bencana daerah dan untuk setiaptahapan Penanggulangan Bencana.
▪ Sebagai dokumen yang disusun oleh publik dalam kerangka advokasi(anggaran dan sumberdaya lainnya), metode yang kerapkali digunakanadalah metode partisipatif
DIREKTORAT PENGURANGAN RISIKO BENCANADEPUTI BIDANG PENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
PERSPEKTIF PERENCANAAN PB
RISIKO BENCANA
JIWA TERDAMPAK
RUPIAH YANG HILANG
HA LINGKUNGAN RUSAK
Aksi Terarah/Spesifik Untuk Tiap Jenis
BahayaPERENCANA-
AN PBAksi Terarah
Menyeluruh Bersifat Umum/Generik
KAJIAN RISIKO BENCANA PILIHAN TINDAK/KEGIATAN
INTEGRASI PERENCANAAN PB DALAM RPD
21
RPJMDAERAH
RENCANA PB DAERAH
RENSTRA OPD RKP DAERAH
RENJA OPD
SKPD terkait
diacu/
dipedomani
diacu/
dipedomani
Diperhatikan/masukan
masukan
diacu/
dipedomaniDiperhatikan/masukan
diperhatikandiacu/ dipedomani
Riset & Kajian
diperhatikan
diacu/
dipedomani
Meningkatkan investasi dalam pengurangan risikobencana untuk ketangguhan;3
1. Evaluasi dan Penguatan bangunan dan infrastruktur publik (termasukkantor, Rumah Sakit, Sekolah, Pasar, dll)
2. Pendidikan Kebencanaan melalui satuan pendidikan aman bencana danSertifikasi penyelenggara PB didaerah
3. Rumah Sakit Aman Bencana dan Gerakan Pengurangan Risiko Bencana4. Mitigasi Struktur, misalnya:
• Penguatan lereng rawan longsor• Revitalisasi tanggul, embung, waduk dan reboisasi untuk ancaman
banjir• Retrofitting bangunan/infrastruktur daerah rawan gempa• Green belt untuk mengurangi dampak tsunami
MITIGASI STRUKTURAL BENCANA
TANAH LONGSOR DI INDONESIA
PENAHAN LONGSOR DARI WEBING JUTE DAN
RUMPUT VETIVER DI KAB CILACAP DAN BADUNG
24
UPAYA MITIGASI STRUKTURMitigasi Struktural melalui Pembangunan Fisik
Pantai Pandawa (sumber: Putera, 2016)
25
UPAYA MITIGASI STRUKTUR▪ Menanam Vegetasi Pantai sebagai benteng pelindung dari Tsunami, Abrasi
Cemara Udang Mangrouve
KEGIATAN GERAKAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA DI DAERAH
Kab. Dompu
Kab. Wonogiri
Kab Bima
Kab. Bantul
Kota Bima
Meningkatkan kesiapsiagaan bencana untukrespon yang efektif, dan untuk “build back better" dalam pemulihan.
4
1. Menyusun Perencanaan Kontingensi untuk bencana Prioritas*) 2. Melakukan Penguatan Sistem Peringatan Dini per bencana*)3. Melakukan Simulasi dan Geladi secara Berkala*)4. Menyiapkan Logistik dan Peralatan Kesiapsiagaan Bencana
berdasarkan Kaji Kebutuhan termasuk lokasi dan mekanismepengelolaannya*)
5. Penyiapan Pusdalops yang memadai*)6. Menyusun Rencana, Sistem, dan Mekanisme Penanganan
Darurat Bencana*)7. Pembentukan Tim Kaji dan Reaksi Cepat*)8. Penyusunan dan penyiapan jalur serta rencana evakuasi*)9. Penyusunan Rencana Pemulihan Bencana
EWS TSUNAMI
Equipment:
•Self-contained transmitter
•2 autonomous receivers
•CTD for sound-speed profiling
•Acoustic releases for recovery
Fiber optic EWS untuk Mentawai
PENUTUP
▪ Penanggulangan bencana merupakan Urusan Bersama, termasukPemerintah dan Pemerintah Daerah
▪ Penguatan kapasitas pelaku dan pemerintah di daerah merupakan kunciuntuk mewujudkan Ketangguhan Bangsa dalam menghadapi Bencana
▪ Kesiapsiagaan diperlukan, namun masih belum mencukupi. Upayapencegahan dan mitigasi harus ditingkatkan.
▪ Pemerintah Daerah dapat mengintegrasikan PRB kedalam RencanaPembangunan di daerah sehingga bisa melaksanakan strategi PRB melaluiprogram dan aksinya
▪ Mendorong Pemerintah Daerah menetapkan IKU Kebencanaan di daerahnya