jabar.kemenag.go.idjabar.kemenag.go.id/file/dokumen/... · Web viewJenjang pendidikan yang...

79
KATA PENGANTAR Pendidikan di pondok pesantren yang tidak mengikuti standar kurikulum Depag RI maupun Departemen Pendidikan Nasional di kalangan pondok pesantren disebut dengan pendidikan pondok pesantren mu’adalah (pendidikan pondok pesantren yang disetarakan dengan Madrasah Aliyah/SMA). Pendidikan pondok pesantren tersebut disetarakan dengan madrasah aliyah melalui SK Dirjen Pendidikan Islam Depag RI dan oleh SK Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional untuk yang disetarakan dengan SMA. Proses penyetaraan (mu’adalah) ini telah berlangsung lama sejak tahun 1998 hingga sekarang sebagai langkah pengakuan (recognition) pemerintah terhadap eksistensi pendidikan di kalangan pondok pesantren yang pada saat itu belum terakomodir di dalam sistem pendidikan nasional. Kemudian pada tahun 2003, pendidikan diniyah dan pesantren resmi secara tersurat ada di dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 30 ayat 1-4. Tetapi kendatipun belum sepenuhnya pendidikan pondok pesantren mengacu kepada Standar Nasional Pendidikan di Indonesia, pada umumnya mereka tetap berlandaskan pada Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Pasal 93 ayat 1-3 yang berbunyi “Penyelenggaraan satuan pendidikan yang tidak mengacu kepada Standar Nasional Pendidikan dapat memperoleh pengakuan dari Pemerintah atas dasar rekomendasi dari BSNP”. . . .dst. Bagian III : Pedoman Penyelenggaraan Pondok Pesantren Muadalah | III-1

Transcript of jabar.kemenag.go.idjabar.kemenag.go.id/file/dokumen/... · Web viewJenjang pendidikan yang...

Page 1: jabar.kemenag.go.idjabar.kemenag.go.id/file/dokumen/... · Web viewJenjang pendidikan yang diselenggarakan oleh Pontren sederajat dengan Madrasah Aliyah/SMA dengan lama pendidikan

KATA PENGANTAR

Pendidikan di pondok pesantren yang tidak mengikuti standar kurikulum Depag RI

maupun Departemen Pendidikan Nasional di kalangan pondok pesantren disebut dengan

pendidikan pondok pesantren mu’adalah (pendidikan pondok pesantren yang disetarakan

dengan Madrasah Aliyah/SMA). Pendidikan pondok pesantren tersebut disetarakan dengan

madrasah aliyah melalui SK Dirjen Pendidikan Islam Depag RI dan oleh SK Dirjen

Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional untuk yang disetarakan

dengan SMA. Proses penyetaraan (mu’adalah) ini telah berlangsung lama sejak tahun 1998

hingga sekarang sebagai langkah pengakuan (recognition) pemerintah terhadap eksistensi

pendidikan di kalangan pondok pesantren yang pada saat itu belum terakomodir di dalam

sistem pendidikan nasional.

Kemudian pada tahun 2003, pendidikan diniyah dan pesantren resmi secara tersurat ada

di dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 30 ayat 1-4. Tetapi kendatipun

belum sepenuhnya pendidikan pondok pesantren mengacu kepada Standar Nasional

Pendidikan di Indonesia, pada umumnya mereka tetap berlandaskan pada Peraturan

Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Pasal 93 ayat 1-3

yang berbunyi “Penyelenggaraan satuan pendidikan yang tidak mengacu kepada Standar

Nasional Pendidikan dapat memperoleh pengakuan dari Pemerintah atas dasar rekomendasi

dari BSNP”. . . .dst.

Mayoritas Pendidikan pondok pesantren Mu’adalah yang berjenjang 6 tahun setelah

jenjang Ibtidaiyyah, seperti KMI (Kulliyatul Muallimin al-Islamiyyah), TMI (Tarbiyatul

Muallimin al-Islamiyyah) dan nama lain yang sejenisnya merupakan salah satu program

unggulan yang dikembangkan oleh Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren

Departemen Agama RI. Dan Alhamdulillah, dengan hadirnya program ini ternyata rekognisi

dari Pemerintah dan civil effectnya di masyarakat secara luas bagi pendidikan di pondok

pesantren ternyata dapat mengangkat harkat dan martabat pendidikan di pondok pesantren.

Untuk itu perlu disusun buku Pedoman Penyelenggaraan Pondok Pesantren Mu’adalah

ini, dengan harapan dapat menjelaskan sekilas gambaran dan memberikan acuan serta rambu-

rambu dalam pelaksanaannya. Kendatipun demikian, buku ini sifatnya masih tetap dinamis

dan terbuka sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Bagian III : Pedoman Penyelenggaraan Pondok Pesantren Muadalah | III-1

Page 2: jabar.kemenag.go.idjabar.kemenag.go.id/file/dokumen/... · Web viewJenjang pendidikan yang diselenggarakan oleh Pontren sederajat dengan Madrasah Aliyah/SMA dengan lama pendidikan

Harapan kami buku ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh para Pemimpin

Pendidikan Pesantren Mu’adalah dan guru- guru, serta Tenaga Kependidikan lainnya sesuai

dengan tugas pokok dan fungsinya.

Jakarta, 2009A.n. Direktur JenderalDirektur Pendidikan Diniyahdan Pondok Pesantren

Drs. H. Choirul Fuad Yusuf, SS, MA.

III-2 | Bagian III : Pedoman Penyelenggaraan Pondok Pesantren Muadalah

Page 3: jabar.kemenag.go.idjabar.kemenag.go.id/file/dokumen/... · Web viewJenjang pendidikan yang diselenggarakan oleh Pontren sederajat dengan Madrasah Aliyah/SMA dengan lama pendidikan

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pondok Pesantren (Pontren) merupakan lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia yang tumbuh bersamaan dengan masa penyiaran Agama Islam. Pontren pada umumnya didirikan oleh ulama/kyai dengan kemandirian, kesederhanaan dan keikhlasan. Pada masa pra kemerdekaan Pontren telah berperan besar dalam melahirkan pejuang-pejuang yang tangguh dalam memperjuangkan kemerdekaan. Setelah kemerdekaan Pontren terus berperan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa (Tafaqquh fi al-din) dan memberikan pelayanan sosial (dakwah bil hal) dalam menyiapkan tenaga-tenaga yang menguasai ilmu-ilmu keislaman sebagai kader ulama, muballigh atau Guru Agama yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Hingga kini lembaga tersebut tetap konsisten terhadap peranannya, kendatipun oleh sebagian masyarakat dipandang sebagai pendidikan alternatif dan merupakan lembaga pendidikan kelas dua dalam sistem pendidikan nasional.

Seiring dengan perkembangan zaman, pendidikan di Pontren pun banyak mengalami perubahan khususnya dalam penyelenggaraan pendidikan. Sebagian Pontren menggunakan sistem madrasah/klasikal dan kurikulumnya menyesuaikan dengan kurikulum Pemerintah dengan menyelenggarakan MI, MTs, MA atau menyelenggarakan SD, SMP dan SMA/SMK bahkan sampai Perguruan Tinggi, namun sebagian pesantren masih tetap mempertahankan sistem pendidikan khas pesantren secara mandiri baik kurikulumnya maupun proses pembelajaran dan pendidikannya. Bahan ajar di pesantren meliputi ilmu-ilmu Agama Islam dengan menggunakan kitab-kitab berbahasa Arab sesuai dengan tingkatannya masing-masing. Pembelajaran dengan cara sorogan, wetonan dan bandongan masih tetap dipertahankan, tetapi sudah banyak juga yang telah menggunakan klasikal dalam bentuk Madrasah seperti Madrasah Diniyah Tingkat Ula/Awaliyah, Tingkat Diniyah Wustho dan Tingkat Diniyah Ulya. Sebagian lagi menggunakan model Kuliyatul Mu’allimin Al-Islamiyah (KMI), Dirasatul Mu’allimin Al-Islamiyyah (DMI) dan Tarbiyatul Mu’allimin Al-Islamiyah (TMI).

Disadari bahwa selama ini perhatian dan pengakuan (recognition) pemerintah terhadap institusi pesantren khususnya yang tidak menyelenggarakan pendidikan Madrasah/Sekolah formal masih sangat minim, bahkan tamatan Persantren belum mendapat pengakuan mu’adalah/kesetaraan, sehingga sering menemui kesulitan untuk melanjutkan belajar ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi maupun untuk melamar pekerjaan pada sektor formal. Padahal selama ini, masyarakat telah memberikan pengakuan terhadap kualitas lulusan Pesantren, dan bahkan sebagian dari lembaga pendidikan di luar negeri pun telah memberikan pengakuan kesetaraan (mu’adalah) terhadap pendidikan di pondok pesantren. Oleh karena itu, berdasarkan pada Undang-Undang Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 pasal 30

Bagian III : Pedoman Penyelenggaraan Pondok Pesantren Muadalah | III-3

Page 4: jabar.kemenag.go.idjabar.kemenag.go.id/file/dokumen/... · Web viewJenjang pendidikan yang diselenggarakan oleh Pontren sederajat dengan Madrasah Aliyah/SMA dengan lama pendidikan

ayat 3,dan 4 serta PP tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) nomor 19 tahun 2005 pasal 93, maka pendidikan di pondok pesantren sudah mendapatkan pengakuan yang jelas, dan memperoleh fasilitas yang sama seperti institusi-institusi pendidikan lainnya manakala mengikuti regulasi-regulasi yang telah ditetapkan pemerintah.

B. DASAR HUKUM

Pendidikan Pondok Pesantren yang termasuk jenis Pendidikan Keagamaan Islam sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional memiliki landasan konstitusional yang dijamin baik oleh peraturan perundangan yang ada maupun konvensi internasional yang terkait dengan hak memperoleh pendidikan sebagai bagian dari hak asasi manusia. Berikut disampaikan lebih spesifik beberapa peraturan perundangan yang dijadikan dasar kebijakan tersebut.

1. Konvensi PBB tentang Hak-hak AnakPada Pasal 28 Ayat (1) disebutkan bahwa “Every Child shall have the right to

education and that basic education should be free and compulsary. In its protection of the right to education, states are required to endeavor “with a view to achieving (the right to education) progressively and on the basis of equal opportunity to provide free and compolsary primary education available to all.

2. Konvenan Internasional tentang Hak Ekonomi, Sosial, dan BudayaPada Pasal 13 ayat 2 huruf (a) ditegaskan bahwa “primary education shall be

compulsary and available free for all”. Pernyataan ini menunjukkan adanya dua unsur dalam memberikan hak memperoleh pendidikan, yaitu pertama “ketersediaan (availability)” yang mewajibkan negara untuk menyediakan fasilitas yang memadai agar fungsi sekolah berjalan lancar. Unsur yang kedua adalah “keterjangkauan” (accessibility) yaitu agar pendidikan secara fisik dan ekonomik dapat dijangkau oleh peserta didik tanpa diskriminasi.

Konferensi Global di bidang Pendidikan yang diselenggarakan di Johannesburg, Afrika Selatan pada tahun 2004 menegaskan pentingnya pemenuhan hak akan pendidikan dibandingkan dengan hak-hak azasi manusia lainnya. “The Global Conference on Education declared that education is the most enabling of rights which if accomplished makes great progress towards achievisng other rights. No child should therefore be excluded from school owing to their inability to pay.”

3. UUD 1945 Hasil Amandemen ke 4Pada Pasal 31 ayat (1) dinyatakan bahwa; “Negara memprioritaskan anggaran

pendidikan sekurang-kurangnya dua puluh persen dan anggaran pendapatan dan belanja negara serta dan anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional”.

Pasal 31 amandemen ke-4 menyebutkan: (1) Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan; (2) Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya; (3) Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan

III-4 | Bagian III : Pedoman Penyelenggaraan Pondok Pesantren Muadalah

Page 5: jabar.kemenag.go.idjabar.kemenag.go.id/file/dokumen/... · Web viewJenjang pendidikan yang diselenggarakan oleh Pontren sederajat dengan Madrasah Aliyah/SMA dengan lama pendidikan

satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa; (4) Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya dua puluh persen dan anggaran pendapatan dan belanja negara serta dan anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional; (5) Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk memajukan peradaban serta kesejahteraan umat manusia.

4. UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi ManusiaDalam Pasal 12 disebutkan bahwa “setiap orang berhak atas perlindungan bagi

pengembangan pribadinya, untuk memperoleh Pendidikan, mencerdaskan dirinya dan meningkatkan kwalitas hidupnya agar menjadi manusia yang beriman, bertaqwa, bertanggungjawab, berakhlak mulia, bahagia, dan sejahtera sesuai dengan hak asasi manusia”. Selanjutnya dalam Pasal 14 diamanatkan bahwa “setiap orang berhak untuk mengembangkan dan memperoleh manfaat dari ilmu dan teknologi, seni dan budaya sesuai dengan martabat manusia demi kesejahteraan pribadinya, bangsa dan umat manusia”.

5. UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan NasionalBeberapa Pasal yang menjadi dasar kebijakan pengembangan pendidikan keagamaan

Islam sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, termaktub, terutama pada pasal yang berkenaan dengan Hak dan Kewajiban Warga Negara, Orang tua, Masyarakat dan Pemerintah. Pada bagian ketiga Hak dan Kewajiban Masyarakat Pasal 8 disebutkan bahwa; “Masyarakat berhak berperan serta dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi program pendidikan”; Pasal 9 “Masyarakat berkewajiban memberikan dukungan sumber daya dalam penyelenggaraan pendidikan”. Begitu juga pada bagian keempat Hak dan Kewajiban Pemerintah dan Pemerintah Daerah; Pasal 10 “Pemerintah dan Pemerintah Daerah berhak mengarahkan, membimbing, membantu, dan mengawasi penyelenggaraan pendidikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku”; Pasal 11 ayat (1) “Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib memberikan layanan dan kemudahan, serta menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara tanpa diskriminasi”; ayat (2); “Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib menjamin tersedianya dana guna terselenggaranya pendidikan bagi setiap warga negara yang berusia tujuh sampai lima belas tahun”; Pasal 46 ayat (1) “Pendanaan pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan Masyarakat” ayat (2) Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib bertanggung jawab menyediakan anggaran pendidikan sebagaimana diatur dalam Pasal 31 ayat (4) Undang-Undang Dasar 1945; dan Pasal 15 berbunyi: jenis pendidikan mencakup pendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi, vokasi, keagamaan, dan khusus. Bagian kesembilan (pendidikan keagamaan) pasal 30 ayat (1) menyebutkan: pendidikan keagamaan diselenggarakan oleh Pemerintah dan/atau kelompok masyarakat dan pemeluk agama, sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Dalam ayat (2) berbunyi: pendidikan keagamaan berfungsi mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memahami dan mengamalkan nilai-nilai

Bagian III : Pedoman Penyelenggaraan Pondok Pesantren Muadalah | III-5

Page 6: jabar.kemenag.go.idjabar.kemenag.go.id/file/dokumen/... · Web viewJenjang pendidikan yang diselenggarakan oleh Pontren sederajat dengan Madrasah Aliyah/SMA dengan lama pendidikan

ajaran agamanya dan/atau menjadi ahli ilmu agama. Dalam ayat (3) disebutkan: pendidikan keagamaan dapat diselenggarakan pada jalur pendidikan formal, nonformal, dan informal. Dan ayat (4) berbunyi: pendidikan keagamaan berbentuk pendidikan diniyah, pesantren, pasraman, pabhaja samanera, dan bentuk lain yang sejenis.

6. UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah DaerahMeskipun inti dari UU tersebut adalah berkaitan dengan Pemerintah Daerah, namun

ternyata ada beberapa Pasal yang terkait dengan pendidikan madrasah, diantaranya; Pasal 13 “Urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah provinsi merupakan urusan dalam skala provinsi yang meliputi (f) penyelenggaraan pendidikan dan alokasi sumber daya manusia potensial”. Pasal 14 “Urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintah daerah untuk kabupaten/kota merupakan urusan yang berskala kabupaten/kota meliputi; (f) penyelenggaraan pendidikan”. Selain itu, pada Pasal 22 disebutkan bahwa “Dalam menyelenggarakan otonomi, daerah mempunyai kewajiban; (a) melindungi masyarakat, menjaga persatuan, kesatuan dan kerukunan nasional, serta keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia; (b) meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat; (c) mengembangkan sumber daya produktif di daerah.

7. UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan DosenDalam uu ini, ada sejumlah pasal dan ayat yang secara langsung maupun tidak

langsung berkaitan erat dengan pengembangan Madrasah, diantaranya;. Pasal 1 ayat (1) “Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah; ayat (5) penyelenggara pendidikan adalah Pemerintah, pemerintah daerah, atau masyarakat yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur pendidikan formal”. Pada Pasal 34 ayat (1) disebutkan “Pemerintah dan pemerintah daerah wajib membina dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi guru pada satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh Pemerintah, pemerintah daerah dan/atau masyarakat” ayat (3) Pemerintah dan pemerintah daerah wajib memberikan anggaran untuk meningkatkan profesionalitas dan pengabdian guru pada satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat.

8. UU No.20 Tahun 2002 Tentang Perlindungan AnakUndang-undang ini secara khusus berbicara tentang seluk beluk anak, termasuk hak

anak memperoleh pendidikan. Misalnya saja apa yang disebutkan pada Pasal 9 yang berbunyi; (1) Setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya. (2) Selain hak anak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), khusus bagi anak yang menyandang cacat juga berhak memperoleh pendidikan luar biasa, sedangkan bagi anak yang memiliki keunggulan juga berhak mendapatkan pendidikan khusus.Selain itu, Bagian Keempat tentang Kewajiban danTanggung Jawab Keluarga dan Orang Tua, pada Pasal 26 disebutkan; (1) Orang tua berkewajiban dan bertanggung jawab untuk: a. mengasuh, memelihara, mendidik, dan melindungi anak; b. menumbuhkembangkan

III-6 | Bagian III : Pedoman Penyelenggaraan Pondok Pesantren Muadalah

Page 7: jabar.kemenag.go.idjabar.kemenag.go.id/file/dokumen/... · Web viewJenjang pendidikan yang diselenggarakan oleh Pontren sederajat dengan Madrasah Aliyah/SMA dengan lama pendidikan

anak sesuai dengan kemampuan, bakat, dan minatnya; dan c. mencegah terjadinya perkawinan pada usia anak-anak. (2) Dalam hal orang tua tidak ada, atau tidak diketahui keberadaannya, atau karena suatu sebab, tidak dapat melaksanakan kewajiban dan tanggung jawabnya, maka kewajiban dan tanggung jawab sebagimana dimaksud dalam ayat (1) dapat beralih kepada ke1uarga, yang dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

9. PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional PendidikanPada Pasal 62 ayat (1) dijelaskan bahwa “Pembiayaan pendidikan terdiri atas biaya

investasi, biaya operasi, dan biaya personal” ayat (2) Biaya investasi satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi : biaya penyediaan sarana dan prasarana; pengembangan sumberdaya manusia, dan modal kerja tetap”; ayat (3) “Biaya personal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi biaya pendidikan yang harus dikeluarkan oleh peserta didik untuk bisa mengikuti proses pembelajaran secara teratur dan berkelanjutan”; Ayat (4) “Biaya operasi satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: Gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta segala tunjangan yang melekat pada gaji; Bahan atau peralatan habis pakai, dan biaya operasi pendidikan tak langsung berupa daya, air, jasa telekomunikasi, pemeliharaan sarana dan prasarana, uang lembur, transportasi, konsumsi, pajak, asuransi dan lain sebagainya”

10. PP 55 tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan KeagamaanKetentuan mengenai pendidikan keagamaan dalam UU Sisdiknas tersebut diatur

lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah No.55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan.

Dalam PP tersebut pasal 1 ayat (2) disebutkan: Pendidikan Keagamaan adalah pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat menjalankan peranan yang menuntut penguasaan pengetahuan tentang ajaran agama dan/atau menjadi ahli ilmu agama dan menjalankan ajaran agamanya.

Selanjutnya dalam pasal 1 ayat (3): Pendidikan diniyah adalah pendidikan keagamaan Islam yang diselenggarakan pada semua jalur dan jenjang pendidikan. Pasal 1 ayat (4):

Pesantren atau pondok pesantren adalah lembaga pendidikan keagamaan Islam berbasis masyarakat yang menyelenggarakan pendidikan diniyah atau secara terpadu dengan jenis pendidikan lainnya. Terkait dengan fungsi pendidikan keagamaan, pasal 8 ayat (1) menyatakan: pendidikan keagamaan berfungsi mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memahami dan mengamalkan nilai-nilai ajaran agamanya dan/atau menjadi ahli ilmu agama.

Tujuan pendidikan keagamaan tercantum dalam pasal 8 ayat (2): Pendidikan keagamaan bertujuan untuk terbentuknya peserta didik yang memahami dan mengamalkan nilai-nilai ajaran agamanya dan/atau menjadi ahli ilmu agama yang berwawasan luas, kritis, kreatif, inovatif, dan dinamis dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia

Sebagaimana pada Pasal 14 ayat (1) pendidikan keagamaan Islam berbentuk pendidikan diniyah dan pesantren, (2) pendidikan diniyah sebagaimana dimaksud pada

Bagian III : Pedoman Penyelenggaraan Pondok Pesantren Muadalah | III-7

Page 8: jabar.kemenag.go.idjabar.kemenag.go.id/file/dokumen/... · Web viewJenjang pendidikan yang diselenggarakan oleh Pontren sederajat dengan Madrasah Aliyah/SMA dengan lama pendidikan

ayat (1) diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informal, dan (3) pesantren dapat menyelenggarakan 1 (satu) atau berbagai satuan dan/atau program pendidikan pada jalur formal, nonformal, dan informal.

Pasal 26 ayat (2) pesantren menyelenggarakan pendidikan diniyah atau secara terpadu dengan jenis pendidikan lainnya pada jenjang pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, menengah, dan/atau pendidikan tinggi.

C. PENGERTIAN PONDOK PESANTREN MU’ADALAHSecara terminologi, pengertian mu’adalah adalah suatu proses penyetaraan antara

institusi pendidikan baik pendidikan di pondok pesantren maupun di luar pontren dengan menggunakan kriteria baku dan mutu/kualitas yang telah ditetapkan secara adil dan terbuka. Selanjutnya hasil dari mu’adalah tersebut, dapat dijadikan dasar dalam meningkatkan pelayanan dan penyelenggaraan pendidikan di pondok pesantren.

Dalam konteks ini, pondok pesantren mu’adalah yang terdapat di Indonesia terbagi menjadi 2 (dua) bagian; Pertama, pondok pesantren yang lembaga pendidikannya dimu’adalahkan dengan lembaga-lembaga pendidikan di luar negeri seperti Universitas al-Azhar Cairo Mesir, Universitas Umm al-Qurra Arab Saudi maupun dengan lembaga-lembaga non formal keagamaan lainnya yang ada di Timur Tengah, India, Yaman, Pakistan atau di Iran. Pondok pesantren-pondok pesantren yang mu’adalah dengan luar tersebut hingga saat ini belum terdata dengan baik karena pada umumnya mereka langsung berhubungan dengan lembaga-lembaga pendidikan luar negeri tanpa ada koordinasi dengan Depag RI maupun Departemen Pendidikan Nasional. Kedua, pondok pesantren mu’adalah yang disetarakan dengan Madrasah Aliyah dalam pengelolaan Depag RI dan yang disetarakan dengan SMA dalam pengelolaan Diknas. Keduanya mendapatkan SK dari Dirjen terkait.

D. TUJUAN

Tujuan Mu’adalah Pendidikan Pontren dengan Madrasah Aliyah dan SMA adalah

1. Untuk memberikan pengakuan (recognition) terhadap system pendidikan yang ada di pondok pesantren sebagaimana tuntutan perundang-undangan yang berlaku.

2. Untuk memperoleh gambaran kinerja Pontren yang akan dimu’adalahkan/disetarakan dan selanjutnya dipergunakan dalam pembinaan, pengembangan dan peningkatan mutu serta tata kelola pendidikan Pontren.

3. Untuk menentukan pemberian fasilitasi terhadap suatu Pontren dalam menyelenggarakan pelayanan pendidikan yang setara/mu’adalah dengan Madrasah Aliyah/SMA.

E. KRITERIA PENDIDIKAN PONTREN YANG DIMU’ADALAH1. Penyelenggara Pendidikan Pontren harus berbentuk yayasan atau organisasi sosial yang

berbadan hukum.

III-8 | Bagian III : Pedoman Penyelenggaraan Pondok Pesantren Muadalah

Page 9: jabar.kemenag.go.idjabar.kemenag.go.id/file/dokumen/... · Web viewJenjang pendidikan yang diselenggarakan oleh Pontren sederajat dengan Madrasah Aliyah/SMA dengan lama pendidikan

2. Pendidikan Pontren yang akan dimu’adalahkan/disetarakan ialah pendidikan pada Pontren yang telah memiliki piagam terdaftar sebagai Lembaga Pendidikan Pondok Pesantren pada Departemen Agama dan tidak menggunakan kurikulum Depag maupun Diknas.

3. Tersedianya komponen penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran pada satuan pendidikan seperti adanya tenaga kependidikan, santri, kurikulum, ruang belajar, buku pelajaran dan sarana pendukung pendidikan lainnya.

4. Jenjang pendidikan yang diselenggarakan oleh Pontren sederajat dengan Madrasah Aliyah/SMA dengan lama pendidikan 3 (tiga) tahun setelah tamat Madrasah Tsanawiyah dan 6 (enam) tahun setelah tamat Madrasah Ibtidaiyah.

F. SASARAN

Sasaran dari program pondok pesantren mu’adalah/penyetaraan ini adalah Lembaga Pendidikan yang diselenggarakan oleh Pontren, yang mengajukan permohonan untuk disetarakan lulusannya setingkat dengan Madrasah Aliyah/SMA diantaranya:

a. Madrasah Salafiyah ‘Ulya (‘Aly atau Aliyah), DMI (Dirasah Mu’allimin Islamiyyah)b. Kulliyatul Mu’Allimin A1-Islamiyah (KMI) dan Tarbiyatul Mu’allimin A1-Islamiyah

(TMI)c. Madrasah Diniyah ‘Ulya atau setingkat Takhassus yang sudah lulus jenjang Wustho dan

Awwaliyah/Ula atau nama lainnya yang sejenis.

Bagian III : Pedoman Penyelenggaraan Pondok Pesantren Muadalah | III-9

Page 10: jabar.kemenag.go.idjabar.kemenag.go.id/file/dokumen/... · Web viewJenjang pendidikan yang diselenggarakan oleh Pontren sederajat dengan Madrasah Aliyah/SMA dengan lama pendidikan

III-10 | Bagian III : Pedoman Penyelenggaraan Pondok Pesantren Muadalah

Page 11: jabar.kemenag.go.idjabar.kemenag.go.id/file/dokumen/... · Web viewJenjang pendidikan yang diselenggarakan oleh Pontren sederajat dengan Madrasah Aliyah/SMA dengan lama pendidikan

BAB II

PROSEDUR VERIFIKASI PESANTRENMU’ADALAH

A. KOMPONEN YANG AKAN DIVERIFIKASIKomponen yang akan dievaluasi dan diverifikasi meliputi 5 hal yaitu ;

kurikulum/PBM, tenaga kependidikan, peserta didik, manajemen pengelolaan dan sarana prasarana. Setiap komponen memiliki beberapa sub-komponen yang diajukan dalam bentuk pertanyaan atau pernyataan (sebagaimana terlampir).

Jumlah pertanyaan atau pernyataan sebanyak 128 item terdiri dari :

No KomponenMu’adalah

JumlahItem

Bobot Nilai Per-Item Skor Nilai Jumlah Maksimal

Per-Komponen

1 Kurikulum 30 5 5 7502 Tenaga Kependidikan 24 4 5 4803 Peserta Didik 35 3 5 5254 Manajemen Pengelolaan 18 2 5 1805 Sarana Prasarana 21 1 5 105

Total 128 2040

Keterangan:Jumlah item X bobot nilai X Maksimal Per-komponen skor (antara 1 sampai 5) = Jumlah

B. PERINGKAT MU’ADALAH SETELAH DIEVALUASI DAN VERIFIKASIBerdasarkan hasil penilaian yang diperoleh, maka status mu’adalah/kesetaraannya dapat

diberikan dengan peringkat sebagai berikut :

PERINGKAT JUMLAH TOTAL KOMPONEN

Sangat Baik (A) 1840 – 2040 / 90% - 100%

Baik (B) 1640 – 1839 / 75% - 89%

Cukup (C) 1440 – 1639 / 60% - 74%

Belum dapat disetarakan < 1439 / 60%

1. Jumlah nilai komponen harus mencapai jumlah di atas 1439. Apabila kurang dari nilai tersebut, maka Pontren yang bersangkutan belum dapat dimu’adalahkan/disetarakan, akan tetapi dapat mengajukan kembali pada tahun berikutnya setelah ada perbaikan-perbaikan pada komponen yang dianggap kurang.

Bagian III : Pedoman Penyelenggaraan Pondok Pesantren Muadalah | III-11

Page 12: jabar.kemenag.go.idjabar.kemenag.go.id/file/dokumen/... · Web viewJenjang pendidikan yang diselenggarakan oleh Pontren sederajat dengan Madrasah Aliyah/SMA dengan lama pendidikan

2. Nilai mu’adalah/kesetaraan tersebut berlaku selama 4 (empat) tahun. Pontren yang telah memperoleh status dengan nilai Baik (B) atau Cukup (C) dapat mengajukan usulan untuk memperoleh nilai mu’adalah/kesetaraan yang lebih tinggi setelah status mu’adalah/kesetaraannya berlaku 2 (dua) tahun.

C. PROSEDUR DAN PELAKSANAAN

Kegiatan Mu’adalah ini dibagi menjadi tiga tahapan yaitu; tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap penetapan peringkat mu’adalah. Adapun langkah-langkah pada setiap tahapan dapat diuraikan sebagai berikut ;

1. Tahap Persiapana. Pontren mengajukan permohonan kepada Kandepag setempat dan membuat profil

pontren sesuai dengan komponen penilaian yang berlaku.b. Kandepag atau Kanwil Depag menyerahkan berkas permohonan Pontren kepada

Dirjen Pendidikan Islam melalui Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Depag Pusat

c. Dirjen Pendidikan Islam melalui Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Depag Pusat menetapkan Tim Mu’adalah untuk melakukan kegiatan visitasi, verifikasi, penilaian, pelaporan dan rekomendasi penetapan mu’adalah.

2. Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan Mu’adalah/penyetaraan pendidikan pontren dengan Madrasah Aliyah/SMA akan dilakukan oleh Tim Mu’adalah/Penyetaraan yang terdiri dari unsur Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Depag RI dan Direktorat Madrasah Depag RI dengan rangkaian kegiatan yaitu; Visitasi ke lokasi, pengumpulan data, pengolahan data dan pelaporan

3. Tahap Penetapan

Pada tahap ini Dirjen Pendidikan Islam melalui Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Depag Pusat akan menetapkan peringkat mu’adalah pada pendidikan pondok pesantren sesuai dari hasil laporan Tim Mu’adalah secara obyektif dan terbuka.

D. KEGIATAN VISITASI DAN VERIFIKASI

Kegiatan visitasi dilakukan dalam rangka untuk mengklarifikasi data dan sekaligus untuk mengetahui secara langsung kinerja pondok pesantren yang akan memperoleh mu’adalah. Kegiatan visitasi tersebut meliputi;

1. Melakukan wawancara, panggalian dokumen dan pengamatan aktivitas atau kondisi di lapangan.

2. Melakukan pengolahan data dan analisis data yang diperoleh.3. Menetapkan nilai akhir dengan menghimpun rata-rata skor komponen4. Menyampaikan laporan kepada Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren

melalui Kasubdit Pendidikan Diniyah tentang:

III-12 | Bagian III : Pedoman Penyelenggaraan Pondok Pesantren Muadalah

Page 13: jabar.kemenag.go.idjabar.kemenag.go.id/file/dokumen/... · Web viewJenjang pendidikan yang diselenggarakan oleh Pontren sederajat dengan Madrasah Aliyah/SMA dengan lama pendidikan

a. Identitas Lembaga Pendidikan Pontren;b. Waktu Visitasi dan Penilaian;c. Hasil Visitasi dan Penilai;d. Jumlah Keseluruhan Komponen;e. Profil Pontren dan Data-Data Kependidikan;f. Kesimpulang. Memberikan rekomendasi untuk menerbitkan atau tidak Surat Keputusan Pemberian

Status Mu’adalah/Kesetaraan kepada Pontren yang bersangkutan serta pemberian Piagam Mu’adalah/Kesetaraan yang berlaku selama 4 tahun.

E. PENETAPAN PONDOK PESANTREN MU’ADALAH1. Surat Keputusan Dirjen Pendidikan Islam melalui Direktur Pendidikan Diniyah dan

Pondok Pesantren tentang Pemberian Status Mu’adalah/Kesetaraan Pendidikan Pontren dengan Madrasah Aliyah/SMA disampaikan kepada Pontren yang bersangkutan selambat-lambatnya satu bulan setelah laporan hasil visitasi/penilaian diterima oleh Subdit Pendidikan Diniyah.

2. Dokumen penilaian disimpan ditempat kedudukan Tim Penilai pada Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Departemen Agama Jakarta.

3. Hasil penilaian mi disamping dipergunakan untuk pemberian status mu’adalah/kesetaraan juga dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pemberian pelayanan pendidikan kepada Pontren yang bersangkutan.

4. Surat Keputusan Pemberian Status Mu’adalah/Kesetaraan hanya berlaku bagi Pontren yang bersangkutan untuk jangka waktu 4 (empat) tahun. Setelah habis masa berlaku Pontren yang bersangkutan dapat mengajukan usul pembaruan status mu’adalah/kesetaraannya.

Bagian III : Pedoman Penyelenggaraan Pondok Pesantren Muadalah | III-13

Page 14: jabar.kemenag.go.idjabar.kemenag.go.id/file/dokumen/... · Web viewJenjang pendidikan yang diselenggarakan oleh Pontren sederajat dengan Madrasah Aliyah/SMA dengan lama pendidikan

III-14 | Bagian III : Pedoman Penyelenggaraan Pondok Pesantren Muadalah

Page 15: jabar.kemenag.go.idjabar.kemenag.go.id/file/dokumen/... · Web viewJenjang pendidikan yang diselenggarakan oleh Pontren sederajat dengan Madrasah Aliyah/SMA dengan lama pendidikan

BAB III

PROGRAM PENGAJIAN KITAB KUNINGDI PESANTREN MU’ADALAH

A. PENGERTIAN DAN TUJUAN PENGAJIAN KITAB

Salah satu ciri dalam pelaksanaan kegiatana belajar mengajar pada pondok pesantren adalah mempergunakan kitab-kitab berbahasa Arab (kitab kuning) sebagai buku teks pokok mata pelajaran, yang meliputi al-Qur’an, Hadits, Bahasa Arab, Ilmu Tafsir, Syariah yang terdiri dan Fiqih dan Ushul Fiqh.

Pengajian kitab kuning di pondok pesantren pada umumnya dilaksanakan dalam bentuk sorogan, wetonan dan bandongan. Untuk pengajian dalam bentuk sorogan, wetonan dan bandongan biasanya disebut sebagai kurikulum system ma’hady artinya jenis kitab, alokasi waktu pembelajaran dan kalender akademiknya sepenuhnya terserah sang Kiyai. Adapun pengajian yang dikemas dalam bentuk klasikal atau system madrasy secara umum sama dengan model-model klasikal lainnya. Kitab-kitab yang dikaji biasanya sudah ringkasan/ikhtishar dari kitab-kitab kuning yang ada. Pembelajarannya sudah terjadwal dengan rapi layaknya sekolah formal lainnya.

B. MATERI PENGAJIAN KITAB

Materi pengajian kitab di pondok pesantren meliputi kitab-kitab yang terkait dengan mata pelajaran sebagai berikut:

a. Tafsir Qur’anb. Haditsc. Ilmu Tafsird. Ilmu Haditse. Tauhidf. Akhlak/Tasawufg. Bahasa Arab/Ilmu Alat ;Nahwu Shorofh. Fiqhi. Ushul Fiqh

C. PELAKSANAAN PENGAJIAN KITAB

Pengajian kitab dilaksanakan secara klasikal/Madrasy dan Ma’hady (sorogan, wetonan dan bandongan). Klasikal/Madrasy dipergunakan dalam kegiatan belajar pagi hari dan Ma’hady umumnya dipergunakan dalam kegiatan belajar sore dan malam hari.

Bagian III : Pedoman Penyelenggaraan Pondok Pesantren Muadalah | III-15

Page 16: jabar.kemenag.go.idjabar.kemenag.go.id/file/dokumen/... · Web viewJenjang pendidikan yang diselenggarakan oleh Pontren sederajat dengan Madrasah Aliyah/SMA dengan lama pendidikan

1. Klasikal/MadrasyPengajian kitab secara klasikal/Madrasy pada pagi hari dilaksanakan sebagai berikut:a. Pengajian pelajaran dilakukan oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan.b. Arah program lebih ditekankan pencapaian tujuan secara sistematis dan terjadwal.c. Metode yang dipergunakan hendaknya memungkinkan tercapainya ketentuan belajar,

baik secara kelas maupun perorangan.2. Ma’hady

Pengajian kitab secara ma’hady dilaksanakan sebagai berikut:a. Pengajian dilakukan oleh Kiyai atau badal Kiyai secara jama’i atau dalam kelompok

besar santri tanpa hirarki.b. Arah pengajian lebih ditekankan pada pencapaian kemampuan membaca dan

memahami teks kitab yang menjadi sumber tambahan dari sistem madrasy.c. metode yang dipergunakan sepenuhnya tergantung kepada Kiyai atau badal Kiyai.

D. BUKU SUMBER PENGAJIAN KITAB

1. Buku Teks Pokok dan Buku Teks PenunjangPada dasarnya sumber bahan penunjang yang utama untuk setiap mata pelajaran

adalah buku teks pokok yang disusun oleh Kiyai atau dewan kiyai di dalam pondok pesantren. Selain itu dipergunakan juga kitab-kitab berbahasa Arab yang berisi materi ilmu yang bersangkutan sebagai teks penunjang. Kitab-kitab tersebut adalah sebagai berikut:a. Qur’an - hadits

1) The Holy Qur’an2) Tafsir al-Jamal3) Tafsir Baidhawi4) Al-Asas fit-tafsir5) Tafsir Ibnu Katsir6) Fathul Bâry (Syarah al-Bukhâri)7) Al-Kutubus Sittah8) Riyâdus Shâlihin

b. Bahasa Arab1) Al-Jurumiyah2) Matan Bina3) Al-Kailani4) An Nahwul al Wâdih lit Tarbiyah5) Mutammimah6) Qawâidul Lughatil Arabiyah7) Jauharul Maknun8) Al-Balaghatul Madinah9) An-Nahwul Wâdhih lit Tsanâwi10) Alfiyah dan Matannya

III-16 | Bagian III : Pedoman Penyelenggaraan Pondok Pesantren Muadalah

Page 17: jabar.kemenag.go.idjabar.kemenag.go.id/file/dokumen/... · Web viewJenjang pendidikan yang diselenggarakan oleh Pontren sederajat dengan Madrasah Aliyah/SMA dengan lama pendidikan

c. Ilmu Tafsir1) Al-Jalâlain2) Al-Maraghi3) An-Nasafi4) Mabâhits fi Ulum al Qur’ân5) A-Maraghi an-Nasafi6) Al-Asas fit Tafsir

d. Ilmu Hadits1) Subulus Salâm2) Riyâdush Shâlihin3) Minhatul Mughits4) Iqârah at Taqrib (Tadribur Râwi)5) Subulus Salâm6) Dalilul Fâlihin7) Nailul Authâr8) Al-Baiquniyah9) Tadribur Râwi10) Alfiyah Suyu ti

e. Syariah1) Fiqih

a) Taqribb) Fathul Qaribc) Fiqhus Sunnahd) Al-Mu’inul Mubine) Kifâyatul Akhyârf) Fiqhus Sunnahg) A1-Mu’Inul MubIn IIh) Al-Muhadzdzabi) Fiqhus Sunnahj) Bidâyatul Mujtahidk) A1-Fiqhu ‘ala Madzâhibil Arba’ah

2) Usul Fiqha) Mabâdi Awaliyahb) As-Sulamc) Al-Bayând) Ushul Fiqh Abdul Wahab Khallâfe) Al-Khudhary Bek

2. Buku Sumber dan Buku PerpustakaanSelain kitab-kitab yang telah disebutkan, dipergunakan juga kitab-kitab yang

pembahasannya lebih luas dan dalam sebagai buku referensi dan perpustakaan. Kitab-

Bagian III : Pedoman Penyelenggaraan Pondok Pesantren Muadalah | III-17

Page 18: jabar.kemenag.go.idjabar.kemenag.go.id/file/dokumen/... · Web viewJenjang pendidikan yang diselenggarakan oleh Pontren sederajat dengan Madrasah Aliyah/SMA dengan lama pendidikan

kitab tersebut berfungsi untuk memperluas dan memperdalam pemahaman, kitab-kitab tersebut antara lalin:1) Tafsir al-Manâr2) TafsIr fi Dhilalil Qur’ân3) Al-Asas fit Tafsir4) At-Tafsir wal Mufassirun5) The Holy Qur’an6) Tafsir al-Qasimy7) Manâhilul Irfan8) Al-Burhân fi Ulumil Qur’ân9) Al-Itqân fI Ulumil Qur’ân10) Tafsir Ibnu Katsir11) Mukhtasar Tafsir Ibnu Katsir12) Fathul Bari (Syarah al-Bukhâri)13) Al-Kutubus Sittah14) Miftâh Kunuzis Sunnah15) Dalilul Fâlihin16) Fiqhus Sunnah17) Majmu’ Syarh al-Muhadzdzab18) Irsyâd as-Sari al-Qasthallany19) Al-Mustashfâ20) Irsyâd al-Fuhul21) Yas’alanuka fid Din wal Hayâh22) Târikh Ibnu Hisyâm23) Al-Kâmil fit Târikh24) Muqaddimah Ibnu Khaldun25) Ar-Raid26) Al-Munjid27) Al-Maurid28) Fiqhuz Zakâh29) Lisânul Arab30) Attaisul AzIzil Hamid, Syarah Kitâbut Tauhid31) Syarah-syara al-Kitâbus sittah32) Al-Mughni, Ibnu Qudâmah33) Al-Muhalla, Ibnu Hazm34) Addinatul Mukhtâr, Ibnu Abidin35) Bidâyatul Mujtahid36) Al-Fiqhu ‘ala Madzâhibil Arba’ah

E. KEGIATAN EKSTRA KURIKULERKegiatan ekstra kurikuler merupakan kegiatan belajar dilakukan di luar jam

pelajaran tatap muka, dilaksanakan di pondok pesantren maupun di luar pondok pesantren untuk memperluas wawasan ataupun kemampuan yang telah dipelajari dan berbagai mata pelajaran.

III-18 | Bagian III : Pedoman Penyelenggaraan Pondok Pesantren Muadalah

Page 19: jabar.kemenag.go.idjabar.kemenag.go.id/file/dokumen/... · Web viewJenjang pendidikan yang diselenggarakan oleh Pontren sederajat dengan Madrasah Aliyah/SMA dengan lama pendidikan

1. TujuanTujuan kegiatan ekstra kurikuler adalah :

a. Meningkatkan dan memantapkan pengetahuan santri.b. Mengembangkan bakat, minat, kemampuan dan keterampilan dalam upaya

pembinaan pribadi.c. Mengenal hubungan antara mata pelajaran dalam kehidupan di masyarakat.

2. Ruang LingkupKegiatan ekstra kurikuler mencakup semua kegiatan yang dapat menunjang dan

mendukung kegiatan kurikuler dengan ciri-ciri :a. Lebih memperluas wawasanb. Mengandung penerapan berbagai mata pelajaran yang pernah dipelajaric. Memerlukan pengorganisasian tersendiri mengingat tugas dan kegiatan yang

kompleksd. Dilakukan diluar pondok pesantren

3. Azas Pelaksanaana. Diarahkan pada tujuan pembelajaran yang ingin dicapaib. Sesuai minat, bakat, dan kemampuan santri.c. Dilakukan di luar jam pengajian.d. Terprogram yang meliputi pengorganisasian, pembiayaan pelaksanaan dan

pelaporan hasil.

4. Langkah Kegiatan :a. Perencanaan Kegiatan

Perencanaan ini mencakup program, tenaga, biaya, sarana, penentuan waktu, tempat, tujuan, dan pengorganisasian.

b. Pelaksanaan mencakup tugas yang dilaksanakan dan pelaksanaan dan pelaporan hasil.

c. Pemantauan dan penelitian.d. Tindak lanjut hasil kegiatan.

5. Bentuk PelaksanaanKegiatan ekstra kurikuler dapat dilakukan dalam bentuk perorangan maupun

kelompok. Kegiatan ekstra kurikuler antara lain kegiatan Hadrah/Marawis, Khitobah, Pencak Silat, Pramuka, Palang Merah Remaja, Patroli Keamanan Pesantren, Usaha Kesehatan Pesantren, Koperasi Pesantren, peringatan hari-hari besar Islam, bakti sosial, sanggar kesenian, Paskibra, mengikuti ceramah umum, berdakwah, dan lain-lain.

F. SELEKSI SANTRIPada dasarnya penerimaan santri di pondok pesantren dilaksanakan sejak bulan

Syawal. Berbagai pondok pesantren mempunyai mekanisme dan prosedur sendiri-sendiri dalam menerima santri baru. Secara umum persyaratannya meliputi:

Bagian III : Pedoman Penyelenggaraan Pondok Pesantren Muadalah | III-19

Page 20: jabar.kemenag.go.idjabar.kemenag.go.id/file/dokumen/... · Web viewJenjang pendidikan yang diselenggarakan oleh Pontren sederajat dengan Madrasah Aliyah/SMA dengan lama pendidikan

1. Ijazah terakhir2. Surat Keterangan Sehat dari dokter3. Surat Keterangan Kelakuan Baik (SKKB) dan bebas narkoba4. Surat Pernyataan Orang Tua5. Diadakan ujian seleksi yang meliputi:

a. Membaca al-Qur’anb. Mata pelajaran Bahasa Arab.c. Pengetahuan Agama Islam.

G. UJIAN AKHIR (AL-IMTIHAN AL-SANAWY)

Evaluasi belajar adalah penilaian hasil belajar yaitu pengumpulan informasi untuk mengetahui seberapa jauh pengetahuan dan kemampuan yang telah dicapai oleh santri pada tiap-tiap akhir pendidikan di pondok pesantren.

Penilaian hasil belajar pada akhir tahun direncanakan dan dilaksanakan oleh pondok pesantren yang bersangkutan. Pada umumnya kegiatan imtihan tahunan itu dilaksanakan pada 1 atau 2 bulan menjelang bulan ramadhan.

Hasil dari penilaian tahap akhir ini digunakan sebagai bahan pertimbangan kelulusan santri dan pemberian ijazah yang menyatakan bahwa santri yang bersangkutan telah selesai mengikuti (tamat) pendidikan di pondok pesantren.

III-20 | Bagian III : Pedoman Penyelenggaraan Pondok Pesantren Muadalah

Page 21: jabar.kemenag.go.idjabar.kemenag.go.id/file/dokumen/... · Web viewJenjang pendidikan yang diselenggarakan oleh Pontren sederajat dengan Madrasah Aliyah/SMA dengan lama pendidikan

BAB IV

PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN MU’ADALAH

A. KELEMBAGAAN PONDOK PESANTREN

Pondok Pesantren Mu’adalah merupakan lembaga pendidikan keagamaan Islam yang berdiri sendiri dan tidak mengacu kepada standar kurikulum Depag RI maupun Diknas. Di kalangan pondok pesantren, pendidikan tersebut dinamakan dengan pendidikan pondok pesantren mu’adalah (pendidikan pondok pesantren yang disetarakan dengan Madrasah Aliyah/SMA). Pendidikan pondok pesantren yang disetarakan dengan madrasah aliyah dilakukan melalui SK Dirjen Pendidikan Islam Depag RI dan oleh SK Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional untuk yang disetarakan dengan SMA.

Proses penyetaraan (mu ‘adalah) ini telah berlangsung lama sejak tahun 1998 hingga sekarang. Hal itu merupakan langkah pengakuan (recognition) dari pemerintah terhadap eksistensi pendidikan di kalangan pondok pesantren yang pada saat itu belum terakomodir di dalam sistem pendidikan nasional. Lima tahun kemudian, tepatnya pada tahun 2003 pendidikan diniyah dan pesantren resmi secara tersurat terdapat di dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 30 ayat 1-4. Tetapi kendatipun belum sepenuhnya pendidikan pondok pesantren mengacu kepada Standar Nasional Pendidikan di Indonesia, pada umumnya mereka masih tetap berlandaskan pada Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Pasal 93 ayat 1-3.

Sistem pendidikan pondok pesantren Mu’adalah biasanya berjenjang selama 6 tahun setelah jenjang Ibtidaiyyah, seperti KMI (Kulliyatul Muallimin al-Islamiyyah), TMI (Tarbiyatul Muallimin al-Islamiyyah) dan atau nama lain yang sejenis. Tujuan dari program mu’adalah ini adalah untuk mempersiapkan santri agar dapat melanjutkan pendidikan pada jejang pendidikan yang lebih tinggi dan atau untuk bekerja pada sektor formal, pengabdian kepada masyarakat dan lainnya.

B. STRUKTUR ORGANISASI PONDOK PESANTREN

Organisasi adalah aktifitas-aktifitas menyusun dan membentuk hubungan-hubungan antara pimpinan dan anggota, sehingga terwujud kesatuan usaha untuk mencapai tujuan-tujuan yang diharapkan. Dalam organisasi diperlukan adanya Struktur Organisasi,

Bagian III : Pedoman Penyelenggaraan Pondok Pesantren Muadalah | III-21

Page 22: jabar.kemenag.go.idjabar.kemenag.go.id/file/dokumen/... · Web viewJenjang pendidikan yang diselenggarakan oleh Pontren sederajat dengan Madrasah Aliyah/SMA dengan lama pendidikan

demikian halnya dalam organisasi keasramaan/pondokan diperlukan adanya struktur organisasi.

Struktur organisasi asrama/pondokan adalah susunan hubungan-hubungan antara orang-orang yang mempunyai hak, kewajiban dan tanggung jawab dalam penataan dan penyelenggaraan asrama/pondokan.

Sebagai akibat logis dari struktur organisasi tersebut, maka susunan personalia asrama/pondokan biasanya diatur tersendiri oleh masing-masing pondok pesantren. Pada umumnya struktur organisasi meliputi unsur-unsur sebagai berikut :1. Pengasuh Pondok Pesantren2. Pemimpin Yayasan3. Kepala Madrasah4. Lurah asrama/pondokan5. Ustadz dan ustadzah pengajar kitab kuning6. Pengurus pondok/pesantren7. Dan lainnya

Bagan Struktur Organisasi Pondok Pesantren

Bagan Struktur Organisasi Pondok Pesantren Mu’adalah

Keterangan :

III-22 | Bagian III : Pedoman Penyelenggaraan Pondok Pesantren Muadalah

Kepala Madrasah

Pengasuh/ KiyaiUmmat Yayasan

Badal Kiyai

Pengurus Madrasah

Lurah Pondok

Pengurus Pondok

Ustadz/ Ustadzah

Santri

Page 23: jabar.kemenag.go.idjabar.kemenag.go.id/file/dokumen/... · Web viewJenjang pendidikan yang diselenggarakan oleh Pontren sederajat dengan Madrasah Aliyah/SMA dengan lama pendidikan

Garis Komando

Garis Konsultasi

C. PENGELOLAAN ASRAMA DI PONDOK PESANTREN

Kegiatan-kegiatan dalam pengelolaan asrama/pondok meliputi :a) Pengaturan Asrama/pondokb) Pembiayaanc) Perlengkapand) Administrasi, dane) Supervisi

1. Pengaturan Asrama/pondokanPara penghuni perlu diatur atau ditata sehingga dapat menjamin suasana lingkungan

pendidikan sebagaimana yang dikehendaki agar dapat dilaksanakan dengan merata, adil dan tertib

a. Pengelompokan PenghuniPemisahan antara kelompok dan keselarasan para penghuni asrama/pondokan

perlu dikelompokkan sebagai berikut :1) Pemisahan antara kelompok asrama/pondok putera dan asrama puteri.2) Pemisahan antara kelompok penghuni pondok/asrama di atas berdasarkan

tingkatan usia atau kelas di pondok pesantren

b. Prioritas PenghuniJika asrama/pondokan belum dapat menampung santri, maka perlu diatur

berdasarkan prioritas. Pada dasarnya mempunyai hak yang sama untuk memiliki asrama/pondokan.

2. Ketertiban Penghuni

Ketertiban dalam kehidupan pondokan/asrama perlu ditegakkan. Untuk itu diadakan peraturan dan tata tertib yang berhubungan dengan kehidupan asrama/pondokan.

Segi-segi kehidupan perlu diatur dan mendapat perhatian meliputi :

a. Ketertiban di lingkungan asrama/pondokan.b. Ketertiban keluar masuk asrama/pondokan pada hari belajar atau pada hari libur.c. Ketertiban penerima tamu, baik mengenai hari, waktu, tempat dan orang-orang yang

boleh bertamu.d. Ketertiban waktu ibadah shalat, berjamaah, atau shalat Jum’at.e. Ketertiban pakaian di dalam atau di luar asrama/pondok yang disesuaikan dengan

kepentingannya.f. Ketertiban pada waktu makan.g. Ketertiban di ruang belajar.h. Ketertiban dalam pemeliharaan kebersihan, kesehatan, serta keamanan dan keindahan

asrama/pondokan.

Bagian III : Pedoman Penyelenggaraan Pondok Pesantren Muadalah | III-23

Page 24: jabar.kemenag.go.idjabar.kemenag.go.id/file/dokumen/... · Web viewJenjang pendidikan yang diselenggarakan oleh Pontren sederajat dengan Madrasah Aliyah/SMA dengan lama pendidikan

D. SUMBER DANA DAN ADMINISTRASI

1. Sumber DanaSumber dana untuk penyelenggaraan asrama/pondokan dapat diperoleh dari

masyarakat, organisasi orang tua santri atau mungkin dari Pemerintah.a. Anggaran biaya konsumsi yang diperoleh dari para penghuni asrama/pondokan.b. Anggaran biaya pemeliharaan dan pengembangan asrama/pondokan dari :

1) Pemerintah bila memungkinkan2) Organisasi orang tua santri dan3) Masyarakat

2. PerlengkapanKegiatan bidang perlengklapan atau fasilitas fisik yang diperlukan asrama/pondok

meliputi :a. Pengadaan barang-barang kelengkapan asrama/pondokanb. Penataan barang-barang kelengkapan asrama/pondokanc. Pemeliharaan dan perbaikan barang-barang kelengkapan asrama/pondokand. Pengorganisasian dan penginventarisasian barang-barang kelengkapan

asrama/pondokan

3. Administrasi Asrama/pondokanYang dimaksud dengan administrasi disini adalah ketatausahaan yang berupa

penyusunan dan pencatatan secara sistematis dan pencatatan yang berhubungan dengan asrama/pondokan, meliputi :a. Buku notulen rapatb. Buku harian asrama/pondokanc. Buku catatan pribadi penghuni asrama/pondokand. Buku inventaris asrama/pondokane. Buku keuangan asrama/pondokanf. Buku piket asrama/pondokang. Buku tamu asrama/pondokanh. Buku izin keluar asrama /pondokani. Buku masalah/kasus asrama/pondokanj. Buku sakit/berobat atau buku rujukan ke puskesmas/dokterk. Buku satgas kamtib asrama/pondokan

E. SUPERVISI, HUBUNGAN MASYARAKAT, PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN ASRAMA/PONDOKAN

1. Supervisi

III-24 | Bagian III : Pedoman Penyelenggaraan Pondok Pesantren Muadalah

Page 25: jabar.kemenag.go.idjabar.kemenag.go.id/file/dokumen/... · Web viewJenjang pendidikan yang diselenggarakan oleh Pontren sederajat dengan Madrasah Aliyah/SMA dengan lama pendidikan

Yang dimaksud dengan supervisi disini adalah aktivitas pembinaan untuk membantu para penghuni dalam melakukan tugas-tugas kesantrian secara aktif, dan membantu parapimpinan pondok pesantren serta pengelolaan agar dapat melakukan pekerjaan dan kepemimpinannya secara efektif dan efisien.

Bantuan itu berupa dorongan, bimbingan, dan kesempatan bagi pembentukan dan perkembangan pribadi santri serta keahlian dan kecakapannya melalui kegiatan pengawasan meliputi :

a. Pengawasan umum yang dilakukan oleh pengasuh pondok pesantren terhadap seluruh aspek penyelenggaraan dan pembinaan pondokan/asrama.

b. Pengawasan harian yang dilakukan ustadz dan ustadzah terhadap segala kegiatan santri di pondokan/asrama dalam rangka memperoleh pengalaman belajar.

c. Pengawasan terhadap keindahan, kebersihan, dan kesehatan para penghuni pondokan/asrama di lakukan oleh para pengurus pondok.

d. Pengawasan terhadap para tamu dilakuakan oleh lurah pondok/asrama.e. Pengawasan terhadap keadaan keuangan asrama/pondok

1) Keuangan yang dikelola oleh para penghuni, pengawasannya dilakukan oleh lurah pondok/asrama secara periodik.

2) Keuangan yang dikelola lurah pondok/asrama pengawasannya dilakukan oleh pimpinan pondok pesantren secara periodik setiap bulan sekali

f. Pengawasan perlengkapan pondok/asrama yang dilakukan oleh petugas/pengawas yang ditunjuk oleh pengasuh pesantren setiap bulan sekali.

g. Pengawasan perlengkapan ketertiban dan keamanan pondok/asrama yang dilakukan oleh lurah pondok/asrama.

2. Hubungan Pondok Pesantren dan Masyarakat

Dengan siizin dan sepengetahuan pengasuh pondok pesantren dapat mengadakan hubungan dengan masyarakat sekitarnya.

a. Memajukan program pendidikanPondok pesantren dapat menyerap aspirasi dan keinginan masyarakat lingkungan

sekitar tentang peningkatan mutu pendidikan yang dapat dikembangkan di pondok/asrama.

b. Mengembangkan kerjasamaPondok pesantren tidak dapat melepaskan diri dari masyarakat sekitarnya, oleh

sebab itu dalam melaksanakan program yang menyangkut keterlibatan masyarakat sekitarnya, sebaiknya masyarakat tersebut diajak kerja sama, baik dalam perencanaan maupun dalam pelaksanaannya. Pengembangan kerja sama dengan lingkungan masyarakat perlu terus diupayakan misalnya dalam kegiatan keagamaan seperti sembahyang Ied bersama, menegakkan shalat jamaah (Jum’at) kegiatan sosial seperti kerja bakti, gotong royong atau membangun mesjid mushalla, upaya menciptakan lingkungan bersih dsb.

Bagian III : Pedoman Penyelenggaraan Pondok Pesantren Muadalah | III-25

Page 26: jabar.kemenag.go.idjabar.kemenag.go.id/file/dokumen/... · Web viewJenjang pendidikan yang diselenggarakan oleh Pontren sederajat dengan Madrasah Aliyah/SMA dengan lama pendidikan

c. Membina dan memajukan masyarakatPondok pesantren dapat pula mengembangkan kepemimpinan para penghuninya

dengan jalan turut serta membina dan memajukan masyarakat lingkungan sekitarnya, melalui :1) partisipasi aktif dalam memberikan pemberantasan buta huruf dan aksara, wajar

dikdas 9 tahun dan lainnya.2) Partisipasi aktif dalam memberikan bimbingan dan penerangan kepada para

remaja atau orang tua.

d. Membina kepemimpinan pendidikanDisamping pembinaan kepemimpinan yang diperoleh dari pengalaman

bermasyarakat di dalam lingkungan masyarakat sekitar pondok/asrama.

e. Mendapatkan bantuan dari masyarakatDengan melibatkan masyarakat turut serta mengenal dan memahami lingkungan

pondok/asrama, kemungkinan terbuka bagi masyarakat untuk memberikan bantuan, antara lain berupa:1) bantuan material dan keuangan bagi penyelenggaraan pondok/asrama2) Bantuan moral dan sasaran-sasaran mengenai perencanaan dan pengembangan

pendidikan pondok/ asrama.

f. Pasrtisipasi MasyarakatMasyarakat sekitar pondok/asrama sedikit banyak mempunyai keinginan untuk

mengetahui dan mengenal bagaimana keadaan dan kehidupan yang berlangsung di dalam pondok/asrama.

3. Pembinaan dan Pengembangan Asrama Pondok Pesantren

Pembinaan dan pengembangan pondokan/asrama tidak dapat dipisahkan dari pembinaan dan pengembangan pondok pesantren secara keseluruhan. Bukan saja karena keduanya merupakan lingkungan pendidikan yang dipersiapkan secara terarah, melainkan juga karena tujuan akhir dari kedua lingkungan pendidikan itu adalah sama dan sejalan.

1. Cara-cara pembinaan dan pengembanganWalaupun asrama/pondokan merupakan alat penunjang tujuan pesantren

mu’adalah namun pada hakekatnya berlangsung pula pendidikan dalam arti pembentukan dan pengembangan kepribadian santri dengan tradisi kepesantrenan, keislaman dan keindonesiaan.

1) Metode yang mungkin digunakan sebagai media pendidikan, di asrama/pondok dilakukan pembinaan dan pengembangan kepribadian santri melalui dua cara :a) Metode Pasif

Disebut metode pasif karena para santri harus menerima, menaati dan melaksanakan segala ketentuan, bertingkah laku yang telah di atur dalam

III-26 | Bagian III : Pedoman Penyelenggaraan Pondok Pesantren Muadalah

Page 27: jabar.kemenag.go.idjabar.kemenag.go.id/file/dokumen/... · Web viewJenjang pendidikan yang diselenggarakan oleh Pontren sederajat dengan Madrasah Aliyah/SMA dengan lama pendidikan

peraturan-peraturan dan/atau tata tertib tertulis yang dikeluarkan oleh pengasuh pesantren.

b) Metode AktifDisebut metode aktif karena para santri diharuskan ikut serta dalam

semua bentuk kegiatan pondok/asrama yang diperuntukkan bagi mereka. Keikutsertaan itu harus dilakuakan dengan penuh kesadaran dari dalam diri karena ia merasa bahwa hal itu merupakan kesempatan atau peluang untuk membentuk kepribadian dirinya.

2) Pendekatan yang mungkin digunakanDalam melancarkan kedua metode yang dikemukakan di atas hendaknya

dilakukan pendekatan yang bersifat kekeluargaan. Artinya di dalam pondok/ asrama itu diciptakan:a) Suasana saling mengerti, saling percaya mempercayai, saling hormat

menghormati, saling membutuhkan rasa kasih sayang dan harga diri, mau memberi dan menerima keberadaan mereka dalam suatu kehidupan bersama.

b) Hubungan antara para penghuni/santri seperti hubungan kekeluargaan dalam suatu rumah tangga :(1) Di antara sesama mereka seperti saudara(2) Di antara para pembina/pemimpin dan para santri seperti orang tua dengan

anak-anaknya sendiri.c) Dalam mengambil suatu keputusan atau langkah bersama senantiasa dilakukan

musyawarah untuk mufakat.

2. Sasaran pembinaan dan pengembangan

Yang hendak dibina dan dikembangkan adalah aspek kepribadian santri pondok, hal ini mungkin dapat dilakukan dalam situasi dan kondisi hidup bersamaan di pondok/asrama. Bidang-bidang yang menjadi sasaran pembinaan pendidikan dan pengembangan itu meliputi :

1) Aspek PengetahuanAspek pengetahuan, pembinaan dan pengembangan disini bukanlah

menyajikan pengetahuan baru atau meneruskan pengetahuan yang telah mereka terima di kelas, melainkan menyediakan kondisi, motivasi yang memungkinkan mereka memiliki dan mencintai ilmu pengetahuan. Pengetahuan hendaknya dirasakan sebagai suatu kebutuhan yang harus dibina dan dikembangkan.

a) Merangsang dan membiasakan belajar secara aktif, tertib dan teratur yang mengarah kepada tujuan belajar yang diinginkan.

b) Merangsang dan membiasakan gemar membaca, menulis/mencatat/membuat karya ilmiah, meneliti dan mencoba hasil-hasil penelitian.

c) Merangsang dan membiasakan diri untuk mendiskusikan/musyarawah tentang berbagai macam ilmu pengetahuan agama maupun umum, baik yang diperoleh di kelas maupun yang dibaca dari buku-buku lain dan/atau mengenai hasil-hasil penelitian dan percobaan yang telah dilakukan.

Bagian III : Pedoman Penyelenggaraan Pondok Pesantren Muadalah | III-27

Page 28: jabar.kemenag.go.idjabar.kemenag.go.id/file/dokumen/... · Web viewJenjang pendidikan yang diselenggarakan oleh Pontren sederajat dengan Madrasah Aliyah/SMA dengan lama pendidikan

2) Aspek KeterampilanAspek keterampilan ini diperoleh melalui latihan-latihan atau pembiasaan-

pembiasaan yang dilakukan secara aktif dalam bentuk keikutsertaan berlatih diri dan melakukan sendiri.

Latihan-latihan itu dimaksudkan agar mereka terampil, antara lain:a) Menata dan mengelola pondok/asrama yang baikb) Berorganisasi, bergaul dan menyesuaikan diri dengan kehidupan

bermasyarakat.c) Berolahraga untuk kesehatan dan kesegaran jasmani, menjaga kesehatan diri

serta prestasi yang baik.d) Melaksanakan kegiatan-kegiatan Kepramukaan, baik untuk dirinya sendiri

maupun untuk melatih anggota Pramuka yang lebih muda.e) Melaksanakan kegiatan-kegiatan Palang Merah Remaja (PMR) Usaha

Kesehatan Sekolah (UKS) dan Kader Kesehatan Remaja (KKR).f) Memainkan berbagai alat kesenian yang tersedia.

III-28 | Bagian III : Pedoman Penyelenggaraan Pondok Pesantren Muadalah

Page 29: jabar.kemenag.go.idjabar.kemenag.go.id/file/dokumen/... · Web viewJenjang pendidikan yang diselenggarakan oleh Pontren sederajat dengan Madrasah Aliyah/SMA dengan lama pendidikan

BAB V

PENUTUP

Disadari bahwa saat ini dan di masa yang akan datang peranan pendidikan pondok pesantren sangat penting dan keberhasilannya menjadi tuntutan setiap orang tua dari seluruh lapisan masyarakat Islam. Kondisi masyarakat khususnya generasi muda yang dilanda krisis moral dan akhlak yang terjadi akhir-akhir ini tidak dapat dianggap ringan dan harus selalu diupayakan penanggulangannya. Hampir seluruh pemerhati masalah-masalah sosial sepakat, bahwa upaya terbaik adalah melalui peningkatan kualitas dan kuantitas pendidikan agama, khusus pendidikan di pondok pesantren. Untuk itu semua, peningkatan mutu, daya saing dan tata kelola yang baik bagi pendidikan di pondok pesantren khususnya pondok pesantren mu’adalah menjadi sangat penting dan oleh karena itu para pengasuh pondok pesantren, pengurus yayasan, para ustadz/ustadzah dan santrinya, harus selalu berbenah diri meningkatkan mutu penyelenggaraan pendidikan pondok pesantren mu’adalah.

Diharapkan buku pedoman penyelenggaraan pondok pesantren mu’adalah ini dapat membantu meningkatkan kualitas dan peran pendidikan agama Islam di Indonesia.

Jakarta, 2009A.n. Direktur JenderalDirektur Pendidikan Diniyahdan Pondok Pesantren

Drs. H. Choirul Fuad Yusuf, SS, MA.

Bagian III : Pedoman Penyelenggaraan Pondok Pesantren Muadalah | III-29

Page 30: jabar.kemenag.go.idjabar.kemenag.go.id/file/dokumen/... · Web viewJenjang pendidikan yang diselenggarakan oleh Pontren sederajat dengan Madrasah Aliyah/SMA dengan lama pendidikan

III-30 | Bagian III : Pedoman Penyelenggaraan Pondok Pesantren Muadalah

Page 31: jabar.kemenag.go.idjabar.kemenag.go.id/file/dokumen/... · Web viewJenjang pendidikan yang diselenggarakan oleh Pontren sederajat dengan Madrasah Aliyah/SMA dengan lama pendidikan

Bagian III : Pedoman Penyelenggaraan Pondok Pesantren Muadalah | III-31

Page 32: jabar.kemenag.go.idjabar.kemenag.go.id/file/dokumen/... · Web viewJenjang pendidikan yang diselenggarakan oleh Pontren sederajat dengan Madrasah Aliyah/SMA dengan lama pendidikan

III-32 | Bagian III : Pedoman Penyelenggaraan Pondok Pesantren Muadalah

Page 33: jabar.kemenag.go.idjabar.kemenag.go.id/file/dokumen/... · Web viewJenjang pendidikan yang diselenggarakan oleh Pontren sederajat dengan Madrasah Aliyah/SMA dengan lama pendidikan

Bagian III : Pedoman Penyelenggaraan Pondok Pesantren Muadalah | III-33

Page 34: jabar.kemenag.go.idjabar.kemenag.go.id/file/dokumen/... · Web viewJenjang pendidikan yang diselenggarakan oleh Pontren sederajat dengan Madrasah Aliyah/SMA dengan lama pendidikan

III-34 | Bagian III : Pedoman Penyelenggaraan Pondok Pesantren Muadalah

Page 35: jabar.kemenag.go.idjabar.kemenag.go.id/file/dokumen/... · Web viewJenjang pendidikan yang diselenggarakan oleh Pontren sederajat dengan Madrasah Aliyah/SMA dengan lama pendidikan

Bagian III : Pedoman Penyelenggaraan Pondok Pesantren Muadalah | III-35

Page 36: jabar.kemenag.go.idjabar.kemenag.go.id/file/dokumen/... · Web viewJenjang pendidikan yang diselenggarakan oleh Pontren sederajat dengan Madrasah Aliyah/SMA dengan lama pendidikan

REKAPITULASI PENILAIAN PER-KOMPONEN

NO. KOMPONEN JUMLAH PER-KOMPONEN

1. KURIKULUM / PBM

2. TENAGA KEPENDIDIKAN

3. PESERTA DIDIK

4. MANAJEMEN PENGELOLAAN

5. SARANA PRASARANA

JUMLAH TOTAL

RUMUS PERHITUNGAN :Bobot Nilai x Skor 1 – 5 = Nilai Per-ItemKomponenJumlah Nilai Per-Item Komponen = Jumlah Rata-rataJumlah Indikator

Jumlah Total Komponen (K1+K2+K3+K4+K5) = Nilai

CATATAN TIM PENILAI :

III-36 | Bagian III : Pedoman Penyelenggaraan Pondok Pesantren Muadalah

Page 37: jabar.kemenag.go.idjabar.kemenag.go.id/file/dokumen/... · Web viewJenjang pendidikan yang diselenggarakan oleh Pontren sederajat dengan Madrasah Aliyah/SMA dengan lama pendidikan

LAPORAN TIM PENILAIANPEMBERIAN STATUS MU’ADALAH / KESETARAAN

PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN DENGAN MADRASAH ALIYAH / SMA

A. Identitas Pondok Pesantren :

1. Nama Pondok Pesantren :

2. No. Statistik Pondok Pesantren :

3. Alamat

Jalan :

Kelurahan/Desa :

Kecamatan :

Kabupaten/Kota :

Propinsi :

Telepon/Fax. :

4. Pimpinan/Pengasuh Pondok Pesantren :

5. Jumlah Santri :

6. Jumlah Ustadz :

7. Jumlah Tenaga Administrasi :

8. Jumlah Tenaga Pustakawan :

9. Jumlah Tenaga Laboratorium :

B. Waktu Penilaian :

1. Tanggal :

2. Bulan dan Tahun :

C. Rekapitulasi Hasil Penilaian

NO. KOMPONEN JUMLAH PER-KOMPONEN

1. KURIKULUM / PBM

2. TENAGA KEPENDIDIKAN

3. PESERTA DIDIK

4. MANAJEMEN PENGELOLAAN

5. SARANA PRASARANA

Bagian III : Pedoman Penyelenggaraan Pondok Pesantren Muadalah | III-37

Page 38: jabar.kemenag.go.idjabar.kemenag.go.id/file/dokumen/... · Web viewJenjang pendidikan yang diselenggarakan oleh Pontren sederajat dengan Madrasah Aliyah/SMA dengan lama pendidikan

JUMLAH TOTALD. Kesimpulan

Memperhatikan hasil verifikasi diatas, maka Pondok Pesantren …………………. telah memenuhi / belum memenuhi syarat untuk mendapatkan status Mu’adalah / Setara dengan Madrasah Aliyah / SMA dengan peringkat ………………………….

Jakarta, …………………………….

Tim Penilaian :

1. …………………………. ( )

2. …………………………. ( )

III-38 | Bagian III : Pedoman Penyelenggaraan Pondok Pesantren Muadalah

Page 39: jabar.kemenag.go.idjabar.kemenag.go.id/file/dokumen/... · Web viewJenjang pendidikan yang diselenggarakan oleh Pontren sederajat dengan Madrasah Aliyah/SMA dengan lama pendidikan

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAMNOMOR : Dj. I/885/2010

TENTANG

PERPANJANGAN PENETAPAN STATUS KESETARAAN (MU’ADALAH)LEMBAGA PENDIDIKAN PADA PONDOK PESANTREN

DENGAN MADRASAH ALIYAH/SMA

Menimbang : a. bahwa dalam rangka perluasan dan pemerataan akses di bidang pendidikan, maka perlu ditetapkan perpanjangan pengakuan setara (mu’adalah) bagi lembaga pendidikan pada pondok pesantren dengan Madrasah Aliyah/SMA;

b. bahwa penyelenggaraan pendidikan pada Pondok Pesantren sebagaimana tersebut dalam lampiran Keputusan ini telah menyelenggarakan pendidikan 3 (tiga) tahun sesudah madrasah Tsanawiyah/Sekolah Menengah Pertama;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf (a) dan huruf (b) di atas perlu ditetapkan Surat Keputusan Dirjen Pendidikan Islam tentang Pengakuan lembaga pendidikan pada pondok Pesantren setara (mu’adalah) dengan madrasah Aliyah/SMA

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;

2. Peraturan Pemerintah Nomor 29 tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah;

3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan;

4. Peraturan Pemerintah Nomor 55 tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan;

5. Peraturan Presiden R.I. Nomor 9 tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara RI;

6. Peraturan Presiden nomor 63 Tahun 2005 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 10 tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara RI;

7. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0489/U/1992 tentang Sekolah Menengah Umum;

8. Keputusan Menteri Agama R.I. Nomor 370 tahun 1993 tentang Madrasah Aliyah;

Bagian III : Pedoman Penyelenggaraan Pondok Pesantren Muadalah | III-39

Page 40: jabar.kemenag.go.idjabar.kemenag.go.id/file/dokumen/... · Web viewJenjang pendidikan yang diselenggarakan oleh Pontren sederajat dengan Madrasah Aliyah/SMA dengan lama pendidikan

9. Keputusan Menteri Agama R.I. Nomor 373 tahun 1993 tentang Kurikulum Madrasah Aliyah;

10.Keputusan Menteri Agama R.I. Nomor 742 tahun 1997 tentang Status Madrasah Swasta Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah di lingkungan Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam;

11.Keputusan Direktur Jenderal Kelembagaan Agama Islam Nomor E/251.A/1997 tentang Pedoman Akreditasi Madrasah Swasta Jenjang Pendidikan Dasar Menengah

Memperhatikan : 1. Surat Edaran Dirjen Kelembagaan Agama Islam Nomor : DJ.II/PP.01.1/AZ/9/02 Tanggal 26 Nopember 2002 dan surat edaran Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah No. 410/C/MN/2005 tentang Pedoman Pelaksanaan Pemberian Status Kesetaraan (Mu’adalah) Pendidikan Pondok Pesantren dengan Madrasah Aliyah/SMA;

2. Hasil verifikasi petugas dari Tim Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren terhadap pondok pesantren yang telah mengajukan status perpanjangan mu’adalah pada tanggal 9-11 Oktober 2010

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PERPANJANGAN STATUS MU’ADALAH (SETARA) BAGI LEMBAGA PENDIDIKAN PADA PONDOK PESANTREN DENGAN MADRASAH ALIYAH/SMA

Pertama : Lembaga Pendidikan pada Pondok Pesantren sebagaimana terlampir adalah setara (mu’adalah) dengan Madrasah Aliyah/SMA.

Kedua : Ijazah tamatan Pendidikan Pondok Pesantren sebagaimana terlampir mendapat pengakuan setara (mu’adalah) dengan ijazah Madrasah Aliyah/SMA.

Ketiga : Pengakuan sebagaimana tersebut pada dictum pertama, akan dievaluasi setelah 2 (dua) tahun dari ditetapkannya keputusan ini oleh tim evaluasi Direktorat Jenderal Pendidikan Islam melalui Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren.

Kelima : Apabila dari hasil evaluasi tersebut menunjukkan bahwa pemberian status kesetaraan pada dictum pertama di atas, tidak sesuai lagi dengan ketentuan, maka akan ditinjau kembali sebelum jangka waktu yang ditetapkan.

Keenam : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : JakartaPada tanggal : 9 Desember 2010

Direktur Jenderal

III-40 | Bagian III : Pedoman Penyelenggaraan Pondok Pesantren Muadalah

Page 41: jabar.kemenag.go.idjabar.kemenag.go.id/file/dokumen/... · Web viewJenjang pendidikan yang diselenggarakan oleh Pontren sederajat dengan Madrasah Aliyah/SMA dengan lama pendidikan

Prof. Dr. H. Mohammad Ali, MANIP. 195306031979031002

Bagian III : Pedoman Penyelenggaraan Pondok Pesantren Muadalah | III-41

Page 42: jabar.kemenag.go.idjabar.kemenag.go.id/file/dokumen/... · Web viewJenjang pendidikan yang diselenggarakan oleh Pontren sederajat dengan Madrasah Aliyah/SMA dengan lama pendidikan

Lampiran : KEPUTUSAN DIRJEN PENDIDIKAN ISLAMNomor : DJ.II/ /10 Tanggal : Desember 2010.

DAFTAR LEMBAGA PENDIDIKAN PADA PONDOK PESANTRENYANG MEMENUHI SYARAT PERPANJANGAN PENYETARAAN (MU’ADALAH)

DENGAN TAMATAN MADRASAH ALIYAH.

NO NAMA PESANTREN ALAMAT DAN TELP.

1. Pesantren Lirboyo, Madrasah Aliyah Hidayatul Mubtadi’en

PO BOX 162 Kota Kediri 64101 Jawa Timur, Tlp. 0354-773608 Fax. 772171

2. Pesantren Sidogiri, Madrasah Aliyah Miftahul Ulum

Sidogiri Kabupaten Pasuruan Jawa Timur Tlp. 0343-420444 Fax. 0343-428751

3. Pesantren Mathali’ul Falah Kajen Margoyoso Pati

Desa Kajen – Margoyoso Pati Jawa Tengah

4. Pesantren Modern Gontor Ponorogo Kabupaten Ponorogo Jawa Timur Tlp. 0352-311711

5. Pesantren Al-Amien Prenduan Sumenep

Kode Pos 69465 Kabupaten Sumenep Jawa Timur Fax. 0328-821777

6. Pesantren Darul Rahman Jakarta Jl. Senopati Dalam II No. 35 Kebayoran Baru DKI Jakarta Selatan Tlp. 021-5226928

7. Madrasah Aliyah Salafiyah Pondok Pesantren Termas

Jl. Patrem No. 5 Desa tremas Arjosari kabupaten Pacitan Jawa Timur Tlp. 0357-631001

8. Madrasah Aliyah Salafiyah PP Salafiyah Pasuruan

Jl. KH. Abdul Hamid VIII/14 Kota Pasuruan Jawa Timur Tlp. 0343-421474 Fax. 0343-411772

9. Madrasah Ulya PP Miftahul Mubtadiin

Jl. KH. Wahid Hasyim 126 Krempyang Tanhung Anom kabupaten Nganjuk Jawa Timur Tlp. 0358-773456

10. Dirasatul Mualimin al-Islamiyyah (DMI) PP al-Hamidy

Banyuanyar Palengaan Kabupaten Pamekasan Jawa Timur Tlp. 0324-332117

11. Pesantren Darunnajah Jakarta Selatan Jl. Ulujami Raya 86 Pasangrahan Jakarta Selatan DKI Tlp. 6221-7350187 Fax. 6221-73886529

12. Tarbiyatu Muta’alimin al-Islamiyyah (TMI) Pesantren Darul Muttaqien

Parung Kabupaten Bogor Jawa Barat

13. Kulliyatul Mu’allimin al-Islamiyyah (KMI) Pesantren Raudhatul Hasanah Medan

Jl. Jamin Ginting Payabundung Simpang Selayang Kota Medan Sumatera Utara Tlp. 061-8360135 Fax. 061-8362535

14. Pesantren Modern al-Mizan Lebak Banten

Jl. Jenderal Sudirman KM 3 Narimbang Rangkasbitung Lebak Banten 42315

15. Pesantren al-Basyariah Kabupaten Bandung Jawa Barat16. Pesantren Modern Al-Ikhlas

KuninganCiawi lor Kabupaten Kuningan Jawa Barat

17. TMI Pesantren Darunnajah Cipiring Bogor

Cipiring Jl. Argapura Cigudeg Jasinga PO BOX 1 Bogor Jabar 16690 (0251) 470044

18. KMI Pesantren Daar al-Qolam Gintung Kec. Jayanti Tanggerang Banten 021-

III-42 | Bagian III : Pedoman Penyelenggaraan Pondok Pesantren Muadalah

Page 43: jabar.kemenag.go.idjabar.kemenag.go.id/file/dokumen/... · Web viewJenjang pendidikan yang diselenggarakan oleh Pontren sederajat dengan Madrasah Aliyah/SMA dengan lama pendidikan

Gintung Jayanti Tanggerang 595223619. KMI Pesantren Pabelan Muntilan

MagelangPabelan, Mungkide Muntilan Magelang PO BOX 800 Muntilan Tlp. & Fax. 0293-782110-782040 Jateng

20. KMI Pesantren Baitul Arqom, Balung Jember

Komplek Pondok Putri Baitul Arqom Jl. Karang Duren No 32 Balung Jember Jatim 0336-621315

21. Pesantren madrasah Aliyah Pondok Pesantren/Dayah Darul Munawarah Pidie Aceh

Desa Kuta Krueng Bandar Due Ulee Gle Kab. Pidie NAD Tlp. 0644-510078 Fax. 0644-510085 Kode Pos 24188

22 Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Hikamus Salafiyah (MHS) Cirebon

Jl. Gondang Manis Babakan Ciwaringin Cirebon 0231-3382447

23. Madrasah Aliyah Pondok Pesantren al-Anwar Sarang Rembang

Karangmangu Sarang Rembang Tlp. 0356-411321 Fax. 0356-411386 Jawa Tengah

24. Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Darussalam Kediri

Sumbersari Kencong Kepung Kediri Jawa Timur

25. Madrasah Aliyah Pondok Pesantren al-Falah Ploso

Ploso Mojo PO BOX 121 Kediri Jawa Timur Kode Pos 62354

26. Madrasah Aliyah Pondok Pesantren as-Salafy al-Fitrah

Jl. Kedinding Lor 99 Surabaya Jawa Timur Tlp. 031-3722771 Fax. 031-376803

27. Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Nurul Qodim

Jl. KH. Wahid Hasyim PO BOX 03 Kalijajar Kulon Paiton Probolinggo Jawa Timur

Jakarta, 9 Desember 2010

DIREKTUR JENDERAL

Prof. Dr. H. Mohammad Ali, MANIP. 195306031979031002

Bagian III : Pedoman Penyelenggaraan Pondok Pesantren Muadalah | III-43

Page 44: jabar.kemenag.go.idjabar.kemenag.go.id/file/dokumen/... · Web viewJenjang pendidikan yang diselenggarakan oleh Pontren sederajat dengan Madrasah Aliyah/SMA dengan lama pendidikan

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM

NOMOR : Dj. I/457/2008

TENTANG

PERPANJANGAN PENETAPAN STATUS KESETARAAN (MU’ADALAH)LEMBAGA PENDIDIKAN PADA PONDOK PESANTREN

DENGAN MADRASAH ALIYAH/SMA

Menimbang : a. bahwa dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan pondok pesantren yang menyelenggarakan pendidikan setingkat Madrasah Aliyah dan/atau yang sederajat, maka perlu ditetapkan pengakuan status mu’adalah (setara) dengan Madrasah Aliyah;

b. bahwa di Pondok Pesantren yang menyelenggarakan pendidikan setingkat Madrasah Aliyah dan/atau yang sederajat sebagaimana tersebut dalam lampiran Keputusan ini telah menyelenggarakan pendidikan 3 (tiga) tahun sesudah Madrasah Tsanawiyah/Sekolah Menengah Pertama;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf (a) dan huruf (b) di atas perlu ditetapkan Surat Keputusan Dirjen Pendidikan Islam tentang Penetapan Pengakuan status Mu’adalah (setara) terhadap Pendidikan Pondok Pesantren setingkat Madrasah Aliyah dan/atau yang sederajat dengan madrasah Aliyah.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;

2. Peraturan Pemerintah Nomor 29 tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah;

3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan;

4. Peraturan Presiden R.I. Nomor 9 tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara RI;

5. Peraturan Presiden nomor 63 Tahun 2005 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 10 tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara RI;

III-44 | Bagian III : Pedoman Penyelenggaraan Pondok Pesantren Muadalah

Page 45: jabar.kemenag.go.idjabar.kemenag.go.id/file/dokumen/... · Web viewJenjang pendidikan yang diselenggarakan oleh Pontren sederajat dengan Madrasah Aliyah/SMA dengan lama pendidikan

6. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0489/U/1992 tentang Sekolah Menengah Umum;

7. Keputusan Menteri Agama R.I. Nomor 370 tahun 1993 tentang Madrasah Aliyah;

8. Keputusan Menteri Agama R.I. Nomor 373 tahun 1993 tentang Kurikulum Madrasah Aliyah;

9. Keputusan Menteri Agama R.I. Nomor 742 tahun 1997 tentang Status Madrasah Swasta Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah di lingkungan Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam;

10.Keputusan Direktur Jenderal Kelembagaan Agama Islam Nomor E/251.A/1997 tentang Pedoman Akreditasi Madrasah Swasta Jenjang Pendidikan Dasar Menengah

Memperhatikan : 1. Surat Edaran Dirjen Kelembagaan Agama Islam Nomor : DJ.II/PP.01.1/AZ/9/02 Tanggal 26 Nopember 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Pemberian Status Kesetaraan Pendidikan Pondok Pesantren dengan Madrasah Aliyah;

2. Hasil verifikasi petugas dari Tim Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren terhadap pondok pesantren yang telah mengajukan status mu’adalah pada tanggal 27-29 Agustus 2007

3. Hasil Sidang Tim Penilaian Penetapan Pondok Pesantren Mu’adalah pada tanggal 10 September 2007 di ruang Direktur Pendidikan Diniyah dan pondok Pesantren

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PENGAKUAN STATUS MU’ADALAH (KESETARAAN) TERHADAP PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN SETINGKAT MADRASAH ALIYAH DENGAN MADRASAH ALIYAH

Pertama : Pendidikan Pondok Pesantren yang menyelenggarakan pendidikan setingkat Madrasah Aliyah dan/atau yang sederajat pada lampiran Keputusan ini, setara dengan Madrasah Aliyah.

Kedua : Ijazah tamatan Pendidikan Pondok Pesantren yang menyelenggarakan pendidikan setingkat Madrasah Aliyah dan/atau yang sederajat sebagaimana tersebut dalam lampiran Keputusan ini, mendapat pengakuan setara dengan Madrasah Aliyah.

Ketiga : Keputusan ini berlaku untuk jangka waktu 4 (empat) tahun terhitung sejak tanggal ditetapkan.

Keempat : Pengakuan sebagaimana tersebut pada dictum pertama, akan dievaluasi setelah 2 (dua) tahun dari ditetapkannya keputusan ini oleh tim evaluasi Direktorat Jenderal Pendidikan Islam melalui Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren.

Bagian III : Pedoman Penyelenggaraan Pondok Pesantren Muadalah | III-45

Page 46: jabar.kemenag.go.idjabar.kemenag.go.id/file/dokumen/... · Web viewJenjang pendidikan yang diselenggarakan oleh Pontren sederajat dengan Madrasah Aliyah/SMA dengan lama pendidikan

Kelima : Apabila dari hasil evaluasi tersebut menunjukkan bahwa pemberian status kesetaraan pada diktum pertama di atas, tidak sesuai lagi dengan ketentuan, maka akan ditinjau kembali sebelum jangka waktu yang ditetapkan.

Keenam : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : JakartaPada tanggal : 23 Desember 2008

Direktur Jenderal

Prof. Dr. H. Mohammad Ali, MANIP. 130809424

III-46 | Bagian III : Pedoman Penyelenggaraan Pondok Pesantren Muadalah

Page 47: jabar.kemenag.go.idjabar.kemenag.go.id/file/dokumen/... · Web viewJenjang pendidikan yang diselenggarakan oleh Pontren sederajat dengan Madrasah Aliyah/SMA dengan lama pendidikan

DAFTAR PONDOK PESANTREN MU’ADALAHTahun 2008

NO NAMA PESANTREN ALAMAT DAN TELP.

1. Pesantren Lirboyo, Madrasah Aliyah Hidayatul Mubtadi’en

PO BOX 162 Kota Kediri 64101 Jawa Timur, Tlp. 0354-773608 Fax. 772171

2. Pesantren Sidogiri, Madrasah Aliyah Miftahul Ulum

Sidogiri Kabupaten Pasuruan Jawa Timur Tlp. 0343-420444 Fax. 0343-428751

3. Pesantren Mathali’ul Falah Kajen Margoyoso Pati

Desa Kajen – Margoyoso Pati Jawa Tengah

4. Pesantren Modern Gontor Ponorogo Kabupaten Ponorogo Jawa Timur Tlp. 0352-311711

5. Pesantren Al-Amien Prenduan Sumenep

Kode Pos 69465 Kabupaten Sumenep Jawa Timur Fax. 0328-821777

6. Pesantren Darul Rahman Jakarta Jl. Senopati Dalam II No. 35 Kebayoran Baru DKI Jakarta Selatan Tlp. 021-5226928

7. Madrasah Aliyah Salafiyah Pondok Pesantren Termas

Jl. Patrem No. 5 Desa tremas Arjosari kabupaten Pacitan Jawa Timur Tlp. 0357-631001

8. Madrasah Aliyah Salafiyah PP Salafiyah Pasuruan

Jl. KH. Abdul Hamid VIII/14 Kota Pasuruan Jawa Timur Tlp. 0343-421474 Fax. 0343-411772

9. Madrasah Ulya PP Miftahul Mubtadiin

Jl. KH. Wahid Hasyim 126 Krempyang Tanhung Anom kabupaten Nganjuk Jawa Timur Tlp. 0358-773456

10. Dirasatul Mualimin al-Islamiyyah (DMI) PP al-Hamidy

Banyuanyar Palengaan Kabupaten Pamekasan Jawa Timur Tlp. 0324-332117

11. Pesantren Darunnajah Jakarta Selatan Jl. Ulujami Raya 86 Pasangrahan Jakarta Selatan DKI Tlp. 6221-7350187 Fax. 6221-73886529

12. Tarbiyatu Muta’alimin al-Islamiyyah (TMI) Pesantren Darul Muttaqien

Parung Kabupaten Bogor Jawa Barat

13. Kulliyatul Mu’allimin al-Islamiyyah Jl. Jamin Ginting Payabundung Simpang

Bagian III : Pedoman Penyelenggaraan Pondok Pesantren Muadalah | III-47

Page 48: jabar.kemenag.go.idjabar.kemenag.go.id/file/dokumen/... · Web viewJenjang pendidikan yang diselenggarakan oleh Pontren sederajat dengan Madrasah Aliyah/SMA dengan lama pendidikan

(KMI) Pesantren Raudhatul Hasanah Medan

Selayang Kota Medan Sumatera Utara Tlp. 061-8360135 Fax. 061-8362535

14. Pesantren modern al-Barokah patianrowo Nganjuk Jatim

Ngepong Patianrowo Nganjuk jawa Timur

15. Pesantren mathlabul Ulum Sumenep Jawa Timur

Jl. Raya Lenteng Desa Jambu Kec. Lenteng Kabupaten Sumenep Jatim 0328-673939 Kode Pos 69461

16. Pesantren Ta’mirul Islam Surakarta Jawa Tengah

Jl. KH. Samanhudi 03 Tegalsari Surakarta Jateng

17. Pesantren Modern al-Mizan Lebak Banten

Jl. Jenderal Sudirman KM 3 Narimbang Rangkasbitung Lebak Banten 42315

18. Pesantren al-Basyariah Kabupaten Bandung Jawa Barat

19. Pesantren Modern Al-Ikhlas Kuningan

Ciawi lor Kabupaten Kuningan Jawa Barat

20. TMI Pesantren Darunnajah Cipiring Bogor

Cipiring Jl. Argapura Cigudeg Jasinga PO BOX 1 Bogor Jabar 16690 (0251) 470044

21. TMI Pesantren Darussalam Cibatu Garut

Jl. Raya Kurnia Kp. Sindangsari 01/09 Ds. Kersamanah Kec. Kersamanah Cibatu Garut Jabar Tromol Pos No. 2/CBT Garut 44185 (0262) 421588

22 KMI Pesantren Daar al-Qolam Gintung Jayanti Tanggerang

Gintung Kec. Jayanti Tanggerang Banten 021-5952236

23. KMI Pesantren Pabelan Muntilan Magelang

Pabelan, Mungkide Muntilan Magelang PO BOX 800 Muntilan Tlp. & Fax. 0293-782110-782040 Jateng

24. KMI Pesantren Baitul Arqom, Balung Jember

Komplek Pondok Putri Baitul Arqom Jl. Karang Duren No 32 Balung Jember Jatim 0336-621315

25. KMI Pesantren Nurul Ikhlas Tanah Datar

Pincuran Tinggi Padang Panjang Tanah Datar Sumbar (0752) 83425

26. Pesantren madrasah Aliyah Pondok Pesantren/Dayah Darul Munawarah Pidie Aceh

Desa Kuta Krueng Bandar Due Ulee Gle Kab. Pidie NAD Tlp. 0644-510078 Fax. 0644-510085 Kode Pos 24188

27. Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Hikamus Salafiyah (MHS) Cirebon

Jl. Gondang Manis Babakan Ciwaringin Cirebon 0231-3382447

III-48 | Bagian III : Pedoman Penyelenggaraan Pondok Pesantren Muadalah

Page 49: jabar.kemenag.go.idjabar.kemenag.go.id/file/dokumen/... · Web viewJenjang pendidikan yang diselenggarakan oleh Pontren sederajat dengan Madrasah Aliyah/SMA dengan lama pendidikan

28. Madrasah Aliyah Pondok Pesantren al-Anwar Sarang Rembang

Karangmangu Sarang Rembang Tlp. 0356-411321 Fax. 0356-411386 Jawa Tengah

29. Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Darussalam Kediri

Sumbersari Kencong Kepung Kediri Jawa Timur

30. Madrasah Aliyah Pondok Pesantren al-Falah Ploso

Ploso Mojo PO BOX 121 Kediri Jawa Timur Kode Pos 62354

31. Madrasah Aliyah Pondok Pesantren as-Salafy al-Fitrah

Jl. Kedinding Lor 99 Surabaya Jawa Timur Tlp. 031-3722771 Fax. 031-376803

32. Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Nurul Qodim

Jl. KH. Wahid Hasyim PO BOX 03 Kalijajar Kulon Paiton Probolinggo Jawa Timur

Bagian III : Pedoman Penyelenggaraan Pondok Pesantren Muadalah | III-49

Page 50: jabar.kemenag.go.idjabar.kemenag.go.id/file/dokumen/... · Web viewJenjang pendidikan yang diselenggarakan oleh Pontren sederajat dengan Madrasah Aliyah/SMA dengan lama pendidikan

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL KELEMBAGAAN AGAMA ISLAM

NOMOR: DJ.II / 255 / 2003

TENTANGPENETAPAN PEMBERIAN STATUS KESETARAAN

PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN DENGAN MADRASAH ALIYAH PADAPONDOK PESANTREN MATHALI’UL FALAH, KAJEN,

MARGOYOSO, PATI, JAWA TENGAH

DIREKTUR JENDERAL KELEMBAGAAN AGAMA ISLAM

Menimbang : a. bahwa dalam rangka peningkatan mutu penyelenggaraan pendidikan pada pondok pesantren Mathali’ul Falah, Kajen; Margoyoso, Pati, Jawa Tengah perlu diadakan kegiatan penyetaraan pendidikan pondok pesantren dengan Madrasah Aliyah;

b. bahwa pondok pesantren tersebut telah menyelenggarakan pendidikan yang setingkat dengan Madrasah Aliyah;

c. bahwa pendidikan pada pondok pesantren sebagaimana dimaksud pada poin b di atas mendapat pengakuan dan tamatannya dapat diterima di perguruan tinggi di timur tengah.

Mengingat : 1. Undang-Undang RI Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional;

2. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah;

3. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1990 tentang Pendidikan Tinggi;

4. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 102 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Departemen yang telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 45 Tahun 2002;

5. Keputusan Menteri Agama Nomor 370 Tahun 1993 tentang Madrasah Aliyah;

6. Keputusan Menteri Agama Nomor 373 Tahun 1993 tentang Kurikulum Pendidikan Madrasah Aliyah;

III-50 | Bagian III : Pedoman Penyelenggaraan Pondok Pesantren Muadalah

Page 51: jabar.kemenag.go.idjabar.kemenag.go.id/file/dokumen/... · Web viewJenjang pendidikan yang diselenggarakan oleh Pontren sederajat dengan Madrasah Aliyah/SMA dengan lama pendidikan

7. Keputusan Menteri Agama Nomor 742 Tahun 1997 tentang Status Madrasah Swasta Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah di lingkungan Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam;

8. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0489/U/1992 tentang Sekolah Menengah Umum;

9. Keputusan Menteri Agama Nomor I Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Departemen Agama;

10. Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Nomor E/250.A/1997 tentang Syarat-syarat dan Tata Cara Pendirian Madrasah Swasta Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah;

11. Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Nomor E/251.A/1997 tentang Pedoman Akreditasi Madrasah Swasta Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah;

Memperhatikan : Surat Edaran Dirjen Kelembagaan Agama Islam Nomor DJ.II/PP01.l/AZ/9/02 tanggal 26 Nopember 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Pemberian Status Kesetaraan Pendidikan Pondok Pesantren dengan Madrasah Aliyah.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL KELEMBAGAAN AGAMA ISLAM TENTANG PENETAPAN PEMBERIAN STATUS KESETARAAN PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN DENGAN MADRASAH ALIYAH PADA PONDOK PESANTREN MATHALI’UL FALAH, KAJEN, MARGOYOSO, PATI, JAWATENGAH

Pertama : Memberikan status kesetaraan pendidikan pondok pesantren dengan Madrasah Aliyah pada pondok pesantren Mathali’ul Falah, Kajen, Margoyoso, Pati, Jawa Tengah.

Kedua : Memberikan kesempatan dan kemudahan tamatan pondok pesantren tersebut untuk melanjutkan pendidikan ke Jenjang yang lebih tinggi.

Ketiga : Keputusan ini berlaku untuk jangka waktu 5 (lima) tahun terhitung sejak tanggal ditetapkan.

Keempat : Kesetaraan sebagaimana pada diktum pertama, akan dievaluasi setelah 3 (tiga) tahun dan ditetapkannya keputusan ini oleh Tim evaluasi dan Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam.

Bagian III : Pedoman Penyelenggaraan Pondok Pesantren Muadalah | III-51

Page 52: jabar.kemenag.go.idjabar.kemenag.go.id/file/dokumen/... · Web viewJenjang pendidikan yang diselenggarakan oleh Pontren sederajat dengan Madrasah Aliyah/SMA dengan lama pendidikan

Kelima : Apabila dari hasil evaluasi tersebut menunjukkan bahwa pemberian status kesetaraan pada diktum pertama diatas tidak sesuai lagi dengan ketentuan, maka akan ditinjau kembali sebelum jangka waktu yang telah ditetapkan.

Keenam : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : JakartaPada Tanggal : 23 Juli 2003

DIREKTUR JENDERAL

Dr. H.A. Qodry A. Azizy, MANIP. 150 202 471

Tembusan Yth :1. Menteri Agama Republik Indonesia di Jakarta;2. Sekretaris Jenderal Departemen Agama di Jakarta;3. Inspektur Jenderal Departemen Agama di Jakarta;4. Direktur Jenderal Pendidikan Dasar Menengah Departemen Pendidikan Nasional di

Jakarta;5. Direktur Pendidikan Menengah Umum Departemen Pendidikan Nasional di Jakarta;6. Direktur Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional di Jakarta;7. Direktur Perguruan Tinggi Agama Islam Departemen Agama di Jakarta;8. Direktur Madrasah dan Pendidikan Agama Islam pada Sekolah Umum Departemen

Agama di Jakarta;9. Direktur Pendidikan Keagamaan dan Pondok Pesantren Departemen Agama di Jakarta;10. Kepala Biro Pendidikan dan Agama Bappenas di Jakarta;11. Kepala Biro Hukum dan Humas Departemen Agama di Jakarta;12. Kepala Biro Perencanaan Departemen Agama di Jakarta.

III-52 | Bagian III : Pedoman Penyelenggaraan Pondok Pesantren Muadalah

Page 53: jabar.kemenag.go.idjabar.kemenag.go.id/file/dokumen/... · Web viewJenjang pendidikan yang diselenggarakan oleh Pontren sederajat dengan Madrasah Aliyah/SMA dengan lama pendidikan

Bagian III : Pedoman Penyelenggaraan Pondok Pesantren Muadalah | III-53

Page 54: jabar.kemenag.go.idjabar.kemenag.go.id/file/dokumen/... · Web viewJenjang pendidikan yang diselenggarakan oleh Pontren sederajat dengan Madrasah Aliyah/SMA dengan lama pendidikan

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PEMBINAAN KELEMBAGAANAGAMA ISLAM

NOMOR : E.IV/PP.O32/KEP/80/98

TENTANGPEMBERIAN STATUS DISAMAKAN KULLIYATUL MU ALLIMIN

AL - ISLAMIYAH (KMI) PONDOK PESANTREN MODERNGONTOR PONOROGO PROPINSI JAWA TIMUR

DIREKTUR JENDERAL PEMBINAAN KELEMBAGAAN AGAMA ISLAM

Menimbang : a. Bahwa dalam rangka pembinaan dan peningkatan mutu penyelenggaraan pendidikan pada madrasah dipandang perlu untuk menetapkan Status Kulliyatul Mu’alliminAl-Islamiyah (KMI) Pondok Modern Gontor Ponorogo Propinsi Jawa Timur

b. Bahwa Kulliyatul Mu’allimin A1-Islamiyah (KMI) Pondok Modern Gontor Ponorogo Propinsi Jawa Timur telah menyelenggarakan sistem Pendidikan 6 (enam) tahun SD/MI yang berarti setingkat dengan Madrasah Tsanawiyah dan MadrasahAliyah

c. Bahwa tamatan Kulliyatul Mu’allimin A1-Islamiyah (KMI) Pondok Modern Gontor Ponorogo Propinsi Jawa Timur telah mendapat pengakuan dan dapat diterima di perguruan tinggi di Timur Tengah.

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional;

2. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1990 tentang Pendidikan Dasar;

3. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah

4. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 1992 tentang Peran Serta Masyarakat dalam PendidikanNasional;

5. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Organisasi Departemen;

III-54 | Bagian III : Pedoman Penyelenggaraan Pondok Pesantren Muadalah

Page 55: jabar.kemenag.go.idjabar.kemenag.go.id/file/dokumen/... · Web viewJenjang pendidikan yang diselenggarakan oleh Pontren sederajat dengan Madrasah Aliyah/SMA dengan lama pendidikan

6. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 1984 tentang Susunan Organisasi Departemen yang telah diubah dan disempurnakan terakhir dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 76 Tahun 1996;

7. Keputusan Menteri Agama Nomor 18 Tahun 1975 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja DepartemenAgama yang telah diubah dan disempurnakan, terakhir dengan keputusan Menteri Agama Nomor 75 Tahun 1984;

8. Keputusan Menteri Agama Nomor 368 Tahun 1993 tentang Madrasah lbtidaiyah;

9. Keputusan Menteri Agama Nomor 369 Tahun 1993 tentang Madrasah Tsanawiyah;

10. Keputusan Menteri Agama Nomor 370 Tahun 1993 tentang MadrasahAliyah;

11. Keputusan Menteri Agama Nomor 372 Tahun 1993 tentang Kurikulum Pendikan Dasar berciri Khas Agama Islam;

12. Keputusan Menteri Agama Nomor 373 Tahun 1993 tentang Kurikulum Pendidikan Madrasah Aliyah;

13. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0487/U/1992 tentang Sekolah Dasar;

14. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0489/U/1992 Tentang Sekolah Umum;

15. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 054/U/1993 tentang Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama

16. Keputusan Menteri Agama Nomor 742 Tahun 1997 tentang Status Madrasah Swasta Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah di lingkungan Direktorat Jenderal Pembinaan Agama Islam;

17. Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam No. E/250.A/1997 tentang Syarat-syarat dan Tata Cara Pendirian Madrasah Swasta Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah;

18. Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan KelembagaanAgama IslamNo. E/251.A/l997 tentang Pedoman Akreditasi Madrasah Swasta Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah;

19. Surat Edaran Nomor E.IV/PP.032/ED/463-A/97 tentang Pendirian Madrasah Swasta Di Seluruh Indonesia;

20. Surat Edaran Nomor E.IV/PP.032/ED/463-A/97 tentang Petunjuk Pelaksanaan Akreditasi Madrasah Swata Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah;

Membaca : Permohonan Pengakuan Ijazah KMI Pondok Modern Darussalam Gontor No. 35/PM/A/III/1419 II tanggal 24 Juni 1998.

Bagian III : Pedoman Penyelenggaraan Pondok Pesantren Muadalah | III-55

Page 56: jabar.kemenag.go.idjabar.kemenag.go.id/file/dokumen/... · Web viewJenjang pendidikan yang diselenggarakan oleh Pontren sederajat dengan Madrasah Aliyah/SMA dengan lama pendidikan

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PEMBINAAN KELEMBAGAAN AGAMA ISLAM TENTANG PENGAKUAN STATUS DISAMAKAN KULLIYATUL MU’ALLIMIN AL ISLAMIYAH (KMI) PONDOK MODERN GONTOR PONOROGO PROPINSI JAWA TIMUR.

Pertama : Memberikan Status DISAMAKAN pada KULLIYATUL MU’ALLIMIN AL ISLAMIYAH (KMI) PONDOK MODERN GONTOR PONOROGO setingkat Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah dengan nomor seperti tercantum pada Surat Keputusan ini.

Kedua : Apabila pada suatu saat terjadi penurunan mutu penyelenggaran pendidikan pada KULLIYATUL MU ALLIMIN AL-I SLAMIYAH (KMI) PONDOK MODERN GONTOR PONOROGO tersebut, maka statusnya akan diubah dan disesuaikan sebagaimana mestinya.

Ketiga : Segala sesuatu akan diubah dan ditinjau kembali sebagaimana mestinya jika ternyata di kemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapan ini

Keempat : Surat Keputusan ini diberikan kepada Kulliyatul MualliminAl-Islamiyah (KMI) Pondok Modern Gontor Ponorogo Propinsi Jawa Timur untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : JakartaPada Tanggal : 28 Juli 1998

a.n. Direktur JenderalDirektur Pembinaan Perguruan Agama Islam

Dr. H. Husni RahimNIP. 150 060 369

Tembusan Yth :1. Direktur Jenderal Pembinaan KelembagaanAgama Islam;2. Sekretaris Jenderal DepartemenAgama;3. Inspektur Jenderal DepartemenAgama;

III-56 | Bagian III : Pedoman Penyelenggaraan Pondok Pesantren Muadalah

Page 57: jabar.kemenag.go.idjabar.kemenag.go.id/file/dokumen/... · Web viewJenjang pendidikan yang diselenggarakan oleh Pontren sederajat dengan Madrasah Aliyah/SMA dengan lama pendidikan

4. Kepala Kantor Wilayah DepartemenAgama Propinsi;

Daftar Penyetaraan (Mu'adalah) Ijazah Pesantren dan Madrasah

Daftar Ijazah (MA/SMA dan MTs/SMP) serta Pondok Pesantren se-Indonesia yang setara (mu’adalah) dengan SMA dan SMP Al-Azhar Mesir sebagai berikut :

Jawa Timur:1. Madrasah “Miftahul Ulum” ( العلوم ,(مفتاح Palisingkar, Pamekasan, Madura (Ijazah

MA disamakan dengan SMA-Al Azhar);2. Madrasah Muallimin dan Muallimat, Pondok Pesantren “Bahrul Ulum” ( العلوم ,(بحر

Tambak Beras Jombang Jatim (Ijazah MA disamakan dengan SMA Al-Azhar);3. Pendidikan Agama “Sunan Ampel” ( أمفيل ,(سونان Jombang Jatim (Ijazah MA

disamakan dengan SMA Al-Azhar);4. Kulliyatul Muallimin Al Islamiyah, Pondok Modern Darussalam, Gontor Ponorogo

Jatim (Ijazah MA disamakan dengan SMA Al-Azhar);5. Madrasah Islam Darul Ulum ( اإلسالمية العلوم دار ,Banyuanyar, Pamekasan ,(مدرسة

Madura (Ijazah MA disamakan dengan SMA Al-Azhar);6. Tarbiyatul Muallimin Al Islamiyah, Pondok Pesantren Al Amin, Prenduan Sumenep

Madura (Ijazah MA disamakan dengan SMA Al-Azhar);7. Madrasah “Amanatul Ummah” ( األمة أمانة ,(مدرسة Sulan Karto, Surabaya Jatim

(Ijazah MTS disamakan dengan SMP Al-Azhar);8. Kulliyatul Mu`allimin Al Islamiyah ( الكريم القرآن ,(معهد (Ijazah MA dan MTS

disamakan dengan SMA dan SMP Al-Azhar);9. Madrasah Tsanawiyah Islamiyah, Denanyar Jombang Jatim (Ijazah MA disamakan

dengan SMA Al-Azhar);10. Madrasah “Miftahul Ulum” ( العلوم مفتاح ,(مدرسة Lumajang Jatim (Ijazah MA

disamakan dengan SMA Al-Azhar);11. Madrasah Manba`ul Ulum Bata-bata ( اإلسالمية باتا باتا العلوم منبع Pamekasan ,(مدرسة

Madura (Ijazah MA disamakan dengan SMA Al-Azhar);12. Kulliyatul Muallimin al Islamiyah, Pondok Modern Al Iman Jawa Timur (Ijazah MTs

& MA disamakan dengan SMP & SMA Al-Azhar);13. Madrasah Tsanawiyah Diniyah, Pondok Pesantren “Ass Saidiyah " (السعيدية), Tambak

Beras Jombang Jawa Timur. (Ijazah MA disamakan dengan SMA Al-Azhar);14. Pondok Pesantren Sidogiri. (Ijazah MA disamakan dengan SMA Al-Azhar).

Jawa Tengah:1. Yayasan “Raudhatul Ulum al Islamiyah ( اإلسالمية العلوم روضة Guyangan ,(مؤسسة

Trangkil Pati Jawa Tengah (Ijazah MA disamakan dengan SMA Al-Azhar)2. Madrasah Islamiyah “Mathaliul Falah” ( الفالح ,(مطالع Kajen Margoyoso Pati Jawa

Tengah (Ijazah MA disamakan dengan SMA Al-Azhar);3. Pondok Pesantren Al Anwar Ad Diny ( الديني األنوار ,Karangmanggu, Sarang ,(معهد

Rembang Jateng (Ijazah MA disamakan dengan SMA Al-Azhar)

Bagian III : Pedoman Penyelenggaraan Pondok Pesantren Muadalah | III-57

Page 58: jabar.kemenag.go.idjabar.kemenag.go.id/file/dokumen/... · Web viewJenjang pendidikan yang diselenggarakan oleh Pontren sederajat dengan Madrasah Aliyah/SMA dengan lama pendidikan

4. Pondok Pesantren “Al Muayyad” ( اإلسالمي المؤيد ,(معهد Mangkuyudan, Surakarta, Jateng (Ijazah MTs & MA disamakan dengan SMA Al-Azhar)

5. Pondok Pesantren “Takmirull Islam "( اإلسالم .Tegal Sari, Laweyan, Surakarta ,(تعمير(Ijazah MTs & MA disamakan dengan SMP & SMA Al-Azhar).

6. Pondok Modern Islam " ( اإلسالمي العصري Surakarta Indonesia (Ijazah MA ,(المعهدdisamakan dengan SMA Al-Azhar);

7. Pondok Pesantren “Nurul Fikri" ( الفكر Jakarta. (Ijazah MA disamakan dengan ,( نورSMA Al-Azhar).

Jawa Barat:1. Pondok “Persatuan Islam/Persis” ( اإلسالمي االتحاد Bandung Jawa Barat (Ijazah ,(معهد

MA disamakan dengan SMA Al-Azhar);2. Pondok Attaqwa ( التقوى Bekasi Jawa Barat (Ijazah MA disamakan dengan SMA ,(معهد

Al-Azhar);3. Madrasatul Muallimin Al Islamiyah “Darul Qalam” ( بمعهد اإلسالمية المعلمين مدرسة

القلم دار اإلسالمي -Gintung Banten (Ijazah MA disamakan dengan SMA Al ,( التربيةAzhar);

4. Tarbiyatul Muallimin wal Muallimat, Pondok Pesantren Darunnajah, Jakarta (Ijazah MA disamakan dengan SMA Al-Azhar);

5. SMA PB Sudirman, Cijantung Jakarta Timur (Ijazah SMA disamakan dengan SMA Al-Azhar);

Luar Jawa:1. Pondok Pesantren “Raudhah Hasanah” ( الحسنة Medan (Ijazah MA disamakan ,(الروضة

dengan SMA Al-Azhar);2. Pondok Pesantren Islam ‘Al Falah” ( اإلسالمي الفالح Lindasan Uling Banjar Baru ,(معهد

Kalimantan Selatan (Ijazah MA disamakan dengan SMA Al-Azhar);3. Madrasah Raudhatul Ulum al Islamiyah ( اإلسالمية العلوم روضة ,(مدرسة Sakatiga,

Palembang, Indonesia (Ijazah MTS disamakan dengan SMP Al-Azhar);4. Madrasah “Nahdhatul Ulum al Islami ( اإلسالمي العلوم نهضة Sakatiga Indralaya (مدرسة

Palembang (Ijazah MTs & MA disamakan dengan SMA Al-Azhar);5. Pondok Modern “Al Ikhlas الحديثة اإلسالمية للتربية اإلخالص Ciawilor Kuningan ” معهد

Jabar (Ijazah MA disamakan dengan SMA Al-Azhar).6. KMI Pondok Modern Al Kautsar Al Gontory, Aik Nyambuk, Aik Mil, Lombok Timur

NTB. (Ijazah MA disamakan dengan SMA Al-Azhar);7. Pondok Pesantren “Al-Ulum Diniyah Islamiyah " ( اإلسالمية العلوم Mesjid Raya ,(معهد

Samalanga Kab. Bireuen Aceh. (Ijazah MA disamakan dengan SMA Al-Azhar).8. Ma'had “Nurul Ulum” Yayasan Nurul Hilal, Peureulak Aceh Timur (Ijazah MA

disamakan dengan SMA Al-Azhar);9. Yayasan “Al-Khairat”, Palu Sulawesi Tengah (Ijazah MA disamakan dengan SMA Al-

Azhar).

III-58 | Bagian III : Pedoman Penyelenggaraan Pondok Pesantren Muadalah

Page 59: jabar.kemenag.go.idjabar.kemenag.go.id/file/dokumen/... · Web viewJenjang pendidikan yang diselenggarakan oleh Pontren sederajat dengan Madrasah Aliyah/SMA dengan lama pendidikan

*) Sumber: Kantor Urusan Mahasiswa Asing, Islamic Research Academy, Al Azhar el Syarif, Nasr City Cairo Mesir

Bagian III : Pedoman Penyelenggaraan Pondok Pesantren Muadalah | III-59