IZIN POLIGAMI DENGAN ALASAN HAK LEGALITAS ANAK...

118
i IZIN POLIGAMI DENGAN ALASAN HAK LEGALITAS ANAK BERUPA AKTE KELAHIRAN (STUDI KASUS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA JAKARTA TIMUR NOMOR: 717 Pdt. G/2012 PAJT Skripsi Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Syariah (S.Sy) Oleh: ZULLISAN SHIDQI NIM : 109044100036 K O N S E N T R A S I H U K U M K E L U A R G A I S L A M P R O G R A M S T U D I P E R A D I L A N A G A M A FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH J A K A R T A 1436 H/2015 M

Transcript of IZIN POLIGAMI DENGAN ALASAN HAK LEGALITAS ANAK...

Page 1: IZIN POLIGAMI DENGAN ALASAN HAK LEGALITAS ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28568/1/ZULLISAN... · i izin poligami dengan alasan hak legalitas anak berupa

i

IZIN POLIGAMI DENGAN ALASAN HAK LEGALITAS ANAK BERUPA AKTE

KELAHIRAN (STUDI KASUS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA

JAKARTA TIMUR NOMOR: 717 Pdt. G/2012 PAJT

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi

Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Syariah (S.Sy)

Oleh:

ZULLISAN SHIDQI

NIM : 109044100036

K O N S E N T R A S I H U K U M K E L U A R G A I S L A M

P R O G R A M S T U D I P E R A D I L A N A G A M A

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

J A K A R T A

1436 H/2015 M

Page 2: IZIN POLIGAMI DENGAN ALASAN HAK LEGALITAS ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28568/1/ZULLISAN... · i izin poligami dengan alasan hak legalitas anak berupa

IZIN POLIGAMI DENGAN ALASAN HAK LEGALITAS ANAK BERUPA AKTEKELAHIRAN (STUDI KASUS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA

JAKARTA TIMUR NOMOR: 717 Pdt. Gl20l2 PAJT

SkripsiDiajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi

Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Syariah (S.SV)

Oleh:

Zullisan ShidqiNIM: 109044100036

KONSENTRASI HUKUM KELUARGAISLAMPROGRAM STUDI PERADILANAGAMA

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUMUNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAHJAKARTA

1436 H/2015 M

Dr. H. Ahmbd Mukri Aii. M.ANIP : 195703 12198503 1003

Page 3: IZIN POLIGAMI DENGAN ALASAN HAK LEGALITAS ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28568/1/ZULLISAN... · i izin poligami dengan alasan hak legalitas anak berupa

PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI

Skripsi yang berjudul "Izin Poligami Dengan Alasan Hak Legalitas Anak Berupa AkteKelahiran (Studi Kasus Terhadap Putusan Pengadilan Agama Jakarta Timur Nomor: 717

Pdt.Gl?Dl2 PAJT)" telah diajukan dalam sidang munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum

Program Studi Hukum Keluarga Islam Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada

tanggal 07 Januari 2015. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Program Strata Satu (S-1) pada Program Studi Hukum Keluarga Islam.

J akarta, 09 Januari 20 1 5

Mengesahkan

PANITIA UJIAN MUNAQASYAH

l. Ketua

2. Sekretaris

3. Pembimbing

4. Penguji I

5. Penguli II

H. KAmAryqdlana. S.A e.. MH.NrP. i 9120224199803 1 003

Sri Hidayati. M.A&NIP. 1 97 1 A21 51997 $2A02

Dr. H. Ahmad Mukri Aji. MAI.JIP. 1 95703121 98503 1003

Dr. H. M. Nurul Irflan. M.Ag.NIP. r 97308022A033 I 2 I 00 1

Sri Hida:yati. M.AgNIP 1 97 1A21 51997 A320A2

808121 999A31Aru

Page 4: IZIN POLIGAMI DENGAN ALASAN HAK LEGALITAS ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28568/1/ZULLISAN... · i izin poligami dengan alasan hak legalitas anak berupa

LBMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh Gelar Strata Satu (S 1) di Universitas

Islam Negeri rufN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini saya cantumkan sesuai

dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarla.

lv

Page 5: IZIN POLIGAMI DENGAN ALASAN HAK LEGALITAS ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28568/1/ZULLISAN... · i izin poligami dengan alasan hak legalitas anak berupa

v

ABSTRAK

ZULLISAN SHIDQI. NIM: 109044100036. Izin Poligami Dengan Alasan Hak

Legalitas Anak Berupa Akte Kelahiran (Studi Kasus Terhadap Putusan Pengadilan

Agama Jakarta Timur Nomor: 717 Pdt. G/2012 PAJT”. Program Studi Hukum

Keluarga Islam Konsentrasi Peradilan Agama, Fakultas Syariah dan Hukum,

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 1434 H/ 2014 M. x + 107

halaman + lampiran.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dasar hukum dan pertimbangan-

pertimbangan hakim Pengadilan Agama Jakarta Timur dalam memutus suatu perkara

permohonan izin poligami. Penelitian ini termasuk jenis penelitian hukum normatif

yang bersifat deskriptif. Data peneltian ini meliputi data primer dan skunder. Teknik

pengumpulan data yang digunakan berupa studi putusan, studi kepustakaan dan

wawancara. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan cara menguraikan dan

mendeskripsikan putusan permohonan izin poligami yaitu Putusan Nomor: 717

Pdt.G/2012 PAJT dan menghubungkan dengan hasil wawancara (interview) yang

didapatkan dari hakim yang menangani perkara izin poligami tersebut.

Menurut undang-undang perkawinan ini adalah perkawinan yang bersifat monogami,

namun demikian beristri lebih dari seorang dapat dibenarkan asalkan tidak

bertentangan dengan hukum agama yang dianutnya. Perkawinan lebih satu orang

dapat dilaksanakan apabila ada izin dari Pengadilan Agama terlebih dahulu. Dalam

pasal 4 dan 5 Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan dijelaskan

bahwa seorang pria yang bermaksud kawin lebih dari satu orang harus ada alasan-

alasan yaitu: 1) istri tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai istri. 2) istri

mendapat cacat badan atau penyakit yang tidak dapat disembuhkan. 3) istri tidak

dapat melahirkan keturunan. Tidak dijelaskan secara rinci apakah ketentuan tersebut

bersifat kumulatif atau alternatif. Oleh karena itu, penggunaan alasan-alasan itu

diserahkan kepada hakim.

Apabila alasan-alasan sebagaimana tersebut sudah terpenuhi, maka Pengadilan

Agama juga harus meneliti apakan ada atau tidaknya syarat-syarat tertentu secara

kumulatif yaitu 1) persetujuan dari istri atau istri-istrinya. 2) kemampuan materil dari

orang yang bermaksud menikah lebih dari satu orang, dan 3) jaminan berlaku adil

terhadap istri-istrinya apabila ia sudah menikah, jaminan berlaku adil ini dibuat dalam

persidangan Majlis Hakim.

Kata Kunci : Monogami, poligami, syarat kumulatif.

Pembimbing : Dr. H. Ahmad Mukri Aji, MA.

Daftar Pustaka : 1992-2013.

Page 6: IZIN POLIGAMI DENGAN ALASAN HAK LEGALITAS ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28568/1/ZULLISAN... · i izin poligami dengan alasan hak legalitas anak berupa

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat, karunia

dan berbagai nikmatnya, terutama nikmat sehat serta kesempatan sehingga penulis

dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga selalu

tercurah kepada suri tauladan kita, Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa kita

dari zaman kebodohan ke zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti

sekarang ini, mudah-mudahan kita termasuk bagian dari ummat beliau yang akan

mendapat syafa’at di yaumil akhirat kelak amin.

Dalam penulisan skripsi ini terdapat sedikit hambatan dan rintangan yang

penulis hadapi, Alhamdulillah berkat rahmat dan inayahnya serta kontribusi dan

motivasi dari berbagai pihak secara langsung maupun tidak langsung, segala

kesulitan dapat diatasi dengan mudah dan lancar yang pada akhirnya skripsi ini dapat

terselesaikan.

Tidak lupa, penulis juga menyampaikan terimakasih kepada orang-orang yang

turut mempengaruhi hamba dalam mendewasakan penulis, yang terhormat:

1. Dr. JM. Muslimin, MA. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta;

2. Dr. Ahmad Tholabi Kharlie, MA., Ketua Program Doeble Degree. Bapak

Ismail Hasani, SH., MH. Sekretaris Program Doeble Degree;

3. Dr. H. Ahamad Mukri Aji, MA. Sebagai pembimbing skripsi, terimakasih

tak terhingga atas masukan dan dukungannya dalam penulisan skripsi ini.

4. Keluarga besar Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta beserta segenap Dosen, Karyawan, dan seluruh staf yang telah

banyak membantu dan memberikan fasilitas bagi penulis selama studi di

Kampus yang super sekali ini.

Page 7: IZIN POLIGAMI DENGAN ALASAN HAK LEGALITAS ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28568/1/ZULLISAN... · i izin poligami dengan alasan hak legalitas anak berupa

vii

5. Pustakawan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

Pustakawan Fakultas Syariah dan Hukum, dan Universitas Indonesia,

yang telah memberikan pelayanan kepada penulis dalam menyediakan

referensi dalam penulisan skripsi ini;

6. Kedua Orang Tuaku (Ayahanda M.Ilyas, Ibunda Asni Sinambela) dengan

segala kasih sayang, dan tanggung jawab rela berkorban jiwa raga demi

kesuksesan putranya. Yang mengajarkanku untuk hidup mandiri dan

mengingatkanku untuk selalu berbuat baik. Rabbighfirli wali walidayya

warhamhuma kama rabbayani shaghira, Amin.

7. Wak yati, yang telah mencurahkan perhatian yang begitu tulus, arahan ila

ahsani taqwim dan memberikan motivasi yang tak terhingga banyaknya

sehingga penulis berusaha untuk mewujudkan harapan-harapan baik

dengan penuh semangat. Jazakumullahu khairan katsiran.

8. Pak Romdonih dan buk Khadijah yang memberikan semangat dan canda

tawa mereka, serta khusushan Rara yang selalu menyemangati hari-hari

penulis dalam menyelesaikan karier pendidikan dalam menekuni dunia

hukum. Semoga Allah Menyayangi dan Melindungi kita semua amin.

Ihdinaa ya allahu Subulanaa.

9. Kawan-kawan seperjuangan di konsentrasi Pengadilan Agama dan

Administrasi Keperdataan Islam, kawan-kawan Double Degree dan Ilmu

Hukum angkatan 2009 dan 2013, mohon maaf atas segala kesalahan yang

pernah penulis perbuat kepada kalian.

10. Teman-teman seperjuangan Siti Ramadhani SH.i, Irpan Pasaribu SH,

Abdul Karim Munthe S.Sy, Lc, SH, MH bersama-sama penulis berjuang

dalam melanjutkan studi di perguruan tinggi di ibu kota ini.

11. Teman-teman kos “white house” Zuki, Karim, Azhar, Azmi, Mathori,

Eka, Lay Fikri, Sapta, Irpan, Syawal, Habib dan spesial kepada Ibu Kos

Page 8: IZIN POLIGAMI DENGAN ALASAN HAK LEGALITAS ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28568/1/ZULLISAN... · i izin poligami dengan alasan hak legalitas anak berupa

viii

yang terus memotivasi untuk tetap semangat dalam menyelesaikan studi

penulis. Alhamdulillah sekarang tercapai.

12. Teman-teman HMI seperjuangan di Komisariat Faksyahum Tahun 2009

dan HMI Cabang Ciputat, serta teman-teman LKBHMI yang berjuang

demi tegaknya hukum dan demokrasi di Indonesia.

Akhirnya penulis sampaikan terimakasih kepada seluruh pihak yang tidak

dapat penulis tuliskan, semoga doa dan harapan kita semua dikabulkan-Nya, Amiin.

Semoga kontribusi dan partisipasi semua pihak tersebut menjadi investasi

amal shaleh, semoga Allah SWT membalasnya dengan pahala yang berlipat ganda.

Terakhir harapan penulis semoga skripsi ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan

umumnya bagi pembaca yang budiman. Kritik dan saran yang konstruktif sangat

penulis harapkan sebagai penyempurna atas karya ilmiah ini.

Jakarta, 09 Januari 2015

Penulis

Zullisan Shidqi

Page 9: IZIN POLIGAMI DENGAN ALASAN HAK LEGALITAS ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28568/1/ZULLISAN... · i izin poligami dengan alasan hak legalitas anak berupa

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………………………………… i

PERSETUJUAN PEMBIMBING …………………………………………….. ii

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ……………………………………….. iii

LEMBAR PERNYATAAN ……………………………………………………. iv

ABSTRAK ………………………………………………………………………. v

KATA PENGANTAR ………………………………………………………….. vi

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………. ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah…………………………………….. 1

B. Pembatasan dan PerumusanMasalah……………………….. 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian…………………………….. 6

D. Tinjauan Kajian Terdahulu…………………………………. 7

E. Metode Penelitian…………………………………………… 9

F. Sistematika Penulisan……………………………………….. 12

BAB II POLIGAMI BERDASARKAN HUKUM ISLAM DAN UU

NO 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN DI INDONESIA

A. Pengertian, Dasar Hukum dan Syarat-syarat Poligami………... 14

B. Legalitas poligami…………………………………………….. 18

1. Poligami dalam prespektif fikih………………………….. 19

Page 10: IZIN POLIGAMI DENGAN ALASAN HAK LEGALITAS ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28568/1/ZULLISAN... · i izin poligami dengan alasan hak legalitas anak berupa

x

2. Regulasi pelaksanaan poligami yang berlaku dalam

perspektif hukum positif di Indonesia ……..…………… 25

C. Poligami dalam Lintas Sejarah dan Hikmah

Disyariatkan Poligami..………………………………………. 39

BAB III PENGADILAN AGAMA JAKARTA TIMUR

SEBAGAI PELAKSANA KEKUSAAN KEHAKIMAN

A. Sejarah singkat Eksistensi Pengadilan Agama Jakarta Timur…. 50

B. Organisasi Pengadilan Agama Jakarta Timur…………………. 64

C. Kasus Poligami Yang Diterima di Pengadilan Agama

Jakarta Timur….……………………………………………….. 70

D. Prosedur Perkara Permohonan Izin Poligami di Pengadilan

Agama Jakarta Timur …..…………………………………….. 74

BAB IV ANALISIS PUTUSAN MAJLIS HAKIM PENGADILAN

AGAMA JAKARTA TIMUR NOMOR: 717PDT. G/2012 PAJT

A. Deskripsi Putusan Pengadilan Agama Jakarta Timur………… 77

B. LandasanYuridis Putusan Izin Poligami Nomor 717

Pdt.G/2012 PAJT ….…………………………………………. 83

C. Putusan Pengadilan Agama Jakarta Timur dalam

Perkara Permohonan Izin Poligami…………………………… 87

Page 11: IZIN POLIGAMI DENGAN ALASAN HAK LEGALITAS ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28568/1/ZULLISAN... · i izin poligami dengan alasan hak legalitas anak berupa

xi

D. Analisis penulis dalam menganalisa kasus poligami

terhadap putusan Majlis Hakim Pengadilan Agama

Jakarta Timur ………………………………………………… 88

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan……………………………………………………. 99

B. Saran-saran……………………………………………............. 101

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………… 103

Page 12: IZIN POLIGAMI DENGAN ALASAN HAK LEGALITAS ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28568/1/ZULLISAN... · i izin poligami dengan alasan hak legalitas anak berupa

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia diciptakan dalam bentuk berpasang-pasangan antara laki-laki dan

wanita. Oleh karenanya, keduanya diberikan jalan untuk menyalurkan dorongan

biologis mereka dengan jalan pernikahan yang sah. Tujuan pernikahan yang

sejatinya adalah untuk menyatukan antara keluarga yang satu dengan yang lain

dan terbinanya hubungan yang harmonis selaras dengan tujuan pernikahan

menurut undang-undang dan hukum Islam yakni sakinah, mawaddah dan

warahmah.1

Perkawinan dapat diklasifikasikan ke dalam dua bentuk. Secara sederhana

dapat dipahami yaitu monogami dan poligami.Secara etimologi monogami ialah

perkawinan diantara seorang lelaki dan seorang perempuan, sedangkan poligami

merupakan perkawinan seorang lelaki dengan beberapa orang wanita pada satu

waktu.2

Permasalahan pernikahan poligami sering kali menuai kritik dari berbagai

elemen. Dalam banyak tempat Poligami banyak mengandung pro dan kontra dan

dinilai peyoratif bagi sebagian kalangan masyarakat muslim dan sebagian

1 Amir Syarifuddin. Hukum Perkawinan Islam Indonesia: Antara Fiqh Munakahat dan

Undang-undang Perkawinan. (Jakarta: Kencana, 2007), h.26.

2 Achmad Khuzari. Nikah Sebgai Perikatan. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1995),

h.159.

Page 13: IZIN POLIGAMI DENGAN ALASAN HAK LEGALITAS ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28568/1/ZULLISAN... · i izin poligami dengan alasan hak legalitas anak berupa

2

kalangan lagi dalam posisi netral karena menganggap perkara poligami

mempunyai legal standing yakni Al-Quran dan As-Sunnah.3

Soal suami dapat beristri lebih dari seorang, ini telah menjadi masalah pro

dan kontra dari masa ke masa. Masalahnya memang tidak sederhana karena ia

bukan hanya menyangkut kepentingan laki-laki yang ingin beristri lebih dari

seorang itu saja, tetapi juga menyangkut kepentingan wanita yang bersedia

dimadu, dijadikan istri kedua dan seterusnya. Alasan yang dipergunakan oleh

laki-laki untuk melakukan poligami bermacam-macam sepanjang perkembangan

sejarah, di antaranya telah disebutkan pula dalam undang-undang perkawinan ini.

Demikian juga halnya dengan alasan seorang wanita bersedia dijadikan istri

kedua dan seterusnya. Alasanya tidak hanya karena cinta kepada laki-laki yang

bersangkutan, tetapi juga karena banyak faktor lain yang mendorongnya bersedia

menerima keadaan itu, di antaranya adalah desakan ekonomi, pandangan

masyarakat terhadap janda, gadis tua dan sebagainya.4

Menurut Undang-undang Nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan

(selanjutnya disebut UU Perkawinan) asas perkawinan adalah monogami,

“seorang suami hanya boleh mempunyai seorang istri. Dan seorang wanita

3 Abuttawab Haikal. Poligami Dalam Islam vs Monogamy Barat. (Jakarta: CV Pedoman

Ilmu Jaya, 1993), h.67-69.

4 Muhammad Daud Ali. Hukum Islam dan Peradilan Agama. (Kumpulan Tulisan), (Jakarta:

PT Raja Grafindo Persada, 2002), h.31.

Page 14: IZIN POLIGAMI DENGAN ALASAN HAK LEGALITAS ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28568/1/ZULLISAN... · i izin poligami dengan alasan hak legalitas anak berupa

3

hanya boleh mempunyai seorang suami”.5Namun demikian beristri lebih dari satu

orang dapat dibenarkan asalkan tidak bertentangan dengan hukum agama yang

dianutnya. Beristri lebih dari satu orang dapat dibenarkan asalkan memenuhi

beberapa alasan dan syarat tertentu yang ditetapkan oleh undang-undang.

Perkawinan lebih dari satu orang dapat dilaksanakan apabila ada izin dari

pengadilan agama terlebih dahulu. Dalam pasal 4 dan 5 UU Perkawinan

dijelaskan bahwa seorang peria bermaksud kawin lebih dari satu orang harus ada

alasan-alasan yaitu (1) istri tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai istri;

(2) istri mendapat cacat badan atau penyakit yang tidak dapat disembuhkan; (3)

istri tidak dapat melahirkan keturunan. Tidak dijelaskan secara rinci apakah

ketentuan tersebut ini bersifat kumulatif atau alternatif. Oleh karena itu,

penggunaan alasan-alasan tersebut diserahkan kepada hakim.6

Tampaknya alasan-alasan ini bernuansa fisik kecuali alasan yang ketiga.

Terkesan karena seorang suami tidak memperoleh kepuasan yang maksimal dari

istrinya, maka alternatifnya adalah poligami.7 Apabila alasan-alasan sebagaimana

tersebut di atas sudah terpenuhi, maka pengadilan agama memeriksa apakah ada

atau tidak syarat-syarat tertentu secara kummulatif yaitu: (1) persetujuan dari istri

5 Lihat pasal 3 Ayat (1) Undang-Undang Perkawinan No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan.

6 Abdul Manan. Aneka Masalah Hukum Perdata Islam di Indonesia. (Jakarta: Kencana,

2008), h.10.

7 Amiur Nuruddin dan Azhari Akmal Tarigan. Hukum Perdata Islam di Indonesia. (Jakarta:

Kencana, 2004), h.163.

Page 15: IZIN POLIGAMI DENGAN ALASAN HAK LEGALITAS ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28568/1/ZULLISAN... · i izin poligami dengan alasan hak legalitas anak berupa

4

atau istri-istrinya; (2) adanya kepastian bahwa suami mampu menjamin keperluan

hidup istri-istri dan anak-anak mereka; (3) jaminan berlaku adil terhadap istri-

istrinya dan anak-anaknya apabila ia sudah menikah.8

Di samping itu, tidak semua wanita Islam dapat menerima poligami. Tidak

sedikit dari mereka yang merasa keberatan dengan ajaran itu. Maka oleh

karenanya para ulama dan fuqaha muslim serta dibantu oleh pemerintah telah

berusaha menagantisipasi problem yang akan timbul dari pernikahan poligami

yang tidak sesuai dengan aturan, maka mereka memberikan persyaratan yang

ketat untuk meminimalisir angka poligami dengan menetapkan persyaratan

berikut bila seseorang ingin menikah lebih dari seorang istri yakni: (1) dia harus

memiliki kemampuan dan kekayaan cukup untuk membiayai berbagai kebutuhan

dengan bertambahnya istri yang dinikahinya itu; (2) dia harus memperlakukan

semua istri-istrinya itu dengan adil. Setiap istri diperlakukan secara sama dalam

memenuhi hak perkawinan mereka serta hak-hak lainnya.9

Apabila perkawinan lebih dari satu orang tidak dilakasanakan

sebagaimana ketentuan tersebut, maka pelakunya dapat dikenakan sanksi

sebagaimana disebut dalam pasal 44 dan 45 Peraturan pemerintah Nomor 9

8Lihat pasal 5 Ayat (1) Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan.

9Abdur Rahman I Doi. Perkawinan Dalam Syariat Islam . (Jakarta: Rineka Cipta, 1992),

h.45.

Page 16: IZIN POLIGAMI DENGAN ALASAN HAK LEGALITAS ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28568/1/ZULLISAN... · i izin poligami dengan alasan hak legalitas anak berupa

5

Tahun 1975 ini.10

Untuk membedakan persyaratan yang ada di pasal 4 dan 5

adalah, pada pasal 4 disebutkan dengan persyaratan alternatif yang artinya salah

satu harus ada untuk dapat mengajukan permohonan poligami. Sedangkan pasal 5

adalah persayaratn kumulatif dimana seluruhnya harus dapat dipenuhi suami yang

akan melakukan poligami.11

Beranjak dari legalitas persyaratan hukum tertulis pada pasal 4 ayat 2

adalah bentuk aktualisasi hukum, dan juga sebgai asas untuk meminimalisir

terjadinya poligami yang tidak disertai dengan alasan yang sesuai dengan

peraturan perundang-undangan. Maka mudahnya mendapatkan izin poligami

dalam praktiknya di pengadilan agama menimbulkan persepsi inkonsistensi

pengadilan agama dalam memberikan izin poligami karena Realitas kongkritnya

mengizinkan permohonan berpoligami meskipun tidak sesuai dengan ketentuan

alasan dan syarat perundang-undangan.

Berangkat dari latar belakang permasalahan di atas, penulis merasa

tertarik untuk mengangkat sebuah judul ” IZIN POLIGAMI DENGAN ALASAN

HAK LEGALITAS ANAK BERUPA AKTE KELAHIRAN (STUDI KASUS

TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA JAKARTA TIMU NOMOR:

717 Pdt. G/2012 PAJT”

10

Lihat pasal 44 dan 45 PP No. 9 Tahun 1975 tentang aturan pelaksana UU No. 1 Tahun

1974.

11Amiur Nuruddin dan Azhari Akmal Tarigan. Hukum Perdata Islam di Indonesia, h.164.

Page 17: IZIN POLIGAMI DENGAN ALASAN HAK LEGALITAS ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28568/1/ZULLISAN... · i izin poligami dengan alasan hak legalitas anak berupa

6

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Dari uraian di atas banyak sekali permasalahan yang muncul, untuk

menghindari pembahasan yang sangat luas itu maka penulis menguraikan

dasar-dasar hukum dan pertimbangan-pertimbangan yang digunakan hakim

Pengadilan Agama Jakarta Timur mengabulkan permohonan Izin Poligami

dengan Nomor : 717 Pdt.G/2012 PAJT.

2. Perumusan Masalah

Menurut Peraturan perundang-undangan tidak terdapat alasan

poligami dengan alasan untuk mendapatkan legalitas anak (berupa keterangan

poligami guna mengurus akte kelahiran anak). Akan tetapi pada realitas

konkritnya di lapangan terdapat Putusan Pengadilan Agama, Legalitas Anak

menjadi alasan poligami. Rumusan tersebut dirinci dengan membuat

pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:

a. Bagaimana aturan pemberian izin poligami menurut prespektif Undang-

undang No. 1 Tahun 1974 dan hukum Islam di Indonesia?

b. Hal-hal apa saja yang menjadi dasar hukum dan pertimbangan hakim

dalam memberikan izin poligami pada perkara Nomor: 717 Pdt.G/2012

PAJT ?

Page 18: IZIN POLIGAMI DENGAN ALASAN HAK LEGALITAS ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28568/1/ZULLISAN... · i izin poligami dengan alasan hak legalitas anak berupa

7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Adapun Tujuan Penelitian ini adalah:

a. Memberikan wawasan yang utuh terkait pengaturan poligami dalam

perundang-undangan di Indonesia dan hukum Islam.

b. Mengetahui hal-hal yang menjadi dasar hukum dan pertimbangan yang

dipergunakan hakim dalam mengabulkan permohonan izin poligami

Nomor: 717Pdt.G/2012 PAJT.

2. Sedangakan Manfaat dari Penelitian ini adalah:

a. Secara akademik (academic interests), menambah ilmu pengetahuan di

bidang hukum perdata Islam serta mengembangkan wawasan ilmu di

bidang hukum keluarga, khususnya dalam bidang perkawinan dan

mengetahui dasar hukum dan pertimbangan hakim dan memutuskan

perkara pemberian izin poligami.

b. Secara praktis, agar masyarakat mengetahui gambaran pengaturan

poligami dalam hukum Islam dan perundang-udangan di Indonesia.

Serta memperoleh hak atas informasi keilmuan secara memadai.

D. Kajian Terdahulu

Untuk mengetahui lebih jelas tentang penelitian ini, ada baiknya

mengetahui penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian ini baik secara

teori maupun kontribusi keilmuan. Sudah cukup banyak studi yang dilakukan

seputar hukum perkawinan poligami baik ditinjau menurut prespektif hukum

Page 19: IZIN POLIGAMI DENGAN ALASAN HAK LEGALITAS ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28568/1/ZULLISAN... · i izin poligami dengan alasan hak legalitas anak berupa

8

Islam maupun perundang-undangan.Namun, sepanjang yang penulis ketahui

belum ada seorang pun menulis tentang izin poligami di Pengadilan Agama

Jakarta Timur pada perkara Nomor: 717 Pdt.G/2012 PAJT

Berdasarkan hasil penulusuran kepustakaan, ada beberapa karya ilmiah

yang secara sepesifik serumpun dengan judul yang diangkat oleh penulis. Biarpun

objek kajiannya sama, namun masih terdapat perbedaan yang mendasar.

Misalnya: Tinjauan Hukum Islam Terhadap Izin Poligami (Studi Terhadap

Putusan Pengadilan Agama Wates Tahun 2008). Yang disusun oleh Rahman

Bahari.Skripsi ini membahas apakah pengaturan izin poligami hanya sebatas

aturan normatif saja, karena data yang didapati di lapangan dalam relaitas

masyarakat, umumnya poligami dilakukan bukan karena alasan yang sesuai

dengan undang-undang melainkan karena alasan syahwat.

Sementara skripsinya Ristyaningrum lebih fokus pada penekanan aspek

teknis prosedur permohonan izin poligami dan alasan mengajukan poligami

disebabkan istri kurang dapat melayani suaminya. Dengan judul skripsi yang dia

angkat Izin Poligami (Kajian Terhadap Putusan Pengadilan Agama Jakarta

Pusat Tahun 2009.

Lain halnya dengan Ahmad Faozi skrisi ini lebih membahas pada

perbandingan poligami menurut Fiqh dan KHI serta mekanisme dan alasan

mengajukan poligami disebabkan kurang sanggup lagi melayani kebutuhan sexuil

Page 20: IZIN POLIGAMI DENGAN ALASAN HAK LEGALITAS ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28568/1/ZULLISAN... · i izin poligami dengan alasan hak legalitas anak berupa

9

suami, dia juga membandingkan putusan-putusan hakim pengadilan agama

mengaenai poligami.Izin Poligami (Kasus Putusan Pengadilan Agama Cianjur)

Tahun 2009.

Berbeda dengan Dani Tirtana yang mengangakat judul skripsinya Analisis

Yuridis Izin Poligami dalam Putusan Pengadilan Agama Jakarta Selatan Tahun

2008. Skripsi ini lebih fokus menganalisis putusan hakim dari aspek hukum

Islam dan hukum positif yang berlaku di Indonesia. Alasan suami untuk

berpoligami karena menjalankan syariat agama. Karena tidak mau terjebak pada

perbuatan zina.

Dari beberapa kajian terdahulu, seluruhnya mengambil dari kajian

mengenai poligami dan mayoritas alasan yang diajukan pemohon untuk

mengajukan permohonan poligami disebabkan aspek ketidapuasan suami dengan

berbagai alasan seperti yang dikemukakan diatas . Sepengetahuan penulis hingga

saat ini belum ada penelitian lain yang menjadikan judul penelitian ” IZIN

POLIGAMI DENGAN ALASAN HAK LEGALITAS ANAK BERUPA AKTE

KELAHIRAN (STUDI KASUS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN

AGAMA JAKARTA TIMU NOMOR: 717 Pdt. G/2012 PAJT”

E. Metode Peneltian

1. Jenis dan Pendekatan

Jenis penelitian ini termasuk penelitian hukum normatif, yaitu dalam

pnelitian ini pada umumnya menganalisis fakta-fakta atau kejadian-kejadian

Page 21: IZIN POLIGAMI DENGAN ALASAN HAK LEGALITAS ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28568/1/ZULLISAN... · i izin poligami dengan alasan hak legalitas anak berupa

10

yang relevan dengan norma-norma hukum.12

Oleh karenanya langkah awal

dalam analisis ini adalah identifikasi fakta-fakta hukum berupa perbuatan,

peristiwa atau keadaan-keadaan. Pendekatan normative dilakukan dengan

mendasarkan pada ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur

tentang masalah izin poligami menjadi kompetensi pengadilan agama.

Sedangkan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan deskriptif yaitu

suatu penelitian yang dimaksudkan untuk memberikan data yang seteliti

mungkin tentang manusia, keadaan atau gejala-gejala lainya.

Dalam hal ini maka berupa kata-kata tertulis dan lisan dari orang-

orang atau prilaku yang diamati dengan menganalisa dan menguraikan serta

mendeskripsikan isi putusan yang telah penulis dapatkan dari informan yaitu

dari hakim yang mengangani kasus izin poligami dan putusannya telah

berkekuatan hukum tetap yang didaptkan dari pengadilan Agama Jakarta

Timur dengan Nomor:717Pdt. G/2012 PAJT.

1. Sumber Data

Yang diperlukan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data

skunder. Data primer sebagai data utama dalam penelitian ini ialah putusan

pengadilan agama Jakarta timur Nomor: 717Pdt. G/2012 PAJT dan beberapa

bahan hukum yang dikodifikasikan terkait dengan permasalahan izin

poligami. Sedangkam data skunder ialah data yang diperoleh dengan dengan

12

Bambang Sunggono. Metodelogi Penelitian Hukum: Suatu Pengantar. (Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada, 2003), h.113-114.

Page 22: IZIN POLIGAMI DENGAN ALASAN HAK LEGALITAS ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28568/1/ZULLISAN... · i izin poligami dengan alasan hak legalitas anak berupa

11

jalan mengdakan wawancara terhadap para pihak yang terkait dengan

permasalahan yang penulis bahas.13

Adapun instrument yang digunakan

dengan mengadakan pedoman wawancara, yaitu dengan mempersiapkan

terlebih dahulu pertanyaan-pertanyaan sebagai pedoman dan disesuaikan

dengan siatusi wanwancara.

2. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam

menghimpun seluruh data dan fakta yang menunjang permasalahan adalah

sebagai berikut:

a) Studi putusan yurisprudensi

Studi putusan yurisprudensi yaitu teknik pengumpulan putusan

yang sistematis dari keputusan mahkamah agung dan keputusan pengadian

tinggi yang diikuti oleh hakim dalam memberikan keputusan sosial yang

sama. Dalam hal ini, studi putusan yurisprudensi yang dilakukan adalah

studi putusan pengadilan agama Jakarta timur Nomor:717 Pdt. G/2012

PAJT

b) Studi kepustakaan (library research)

Studi kepustakaan dimaksud untuk memperoleh landasan teoritis

berupa konsep dari berbgai literatur yang terkait dengan materi pokok

permasalahan yang akan penulis bahas, baik dari buku-buku karangan

13

Sutrisno Hadi. Metodelogi Research jilid 1. (Yogyakarta: ANDI SOFFET, 1994), h.67.

Page 23: IZIN POLIGAMI DENGAN ALASAN HAK LEGALITAS ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28568/1/ZULLISAN... · i izin poligami dengan alasan hak legalitas anak berupa

12

ilmiah. Undang-undang, peraturan pemerintah, kompilasi hukum Islam

serta peraturan lainnya yang erat kaitannya dengan masalah yang

dibahas.14

c) Wawancara (interview)

Wawancara dilakukan terhadap responden-responden yang telah

dipilih sebelumnya, yaitu hakim yang menangani perkara yang dimaksud.

3. Teknik Penulisan Skripsi

Adapun pedoman dan teknik yang digunakan dalam penulisan skrispi

ini adalah buku pedoman penulisan skripsi Fakultas Syariah dan Hukum

Tahun 2012.

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi ini kurang lebih penulis uraikan sebagai

berikut:

Bab Satu merupakan pendahuluan yang terdiri dari; latar Belakang

Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian,

Tinjauan Kajian Terdahulu, Metode Penulisan dan Penelitian, dan Sestematika

Penulisan.

Bab Dua Poligami berdasarkan Hukum Islam dan UU No. 1 Tahun 1974

Tentang Perkawinan diIndonesia yang terdiri dari: Pengertian, Dasar hukum dan

14

Soerjono Soekanto. Pengantar Peneltian Hukum. (Jakarta: UI-PRESS, 1998), h.111-112.

Page 24: IZIN POLIGAMI DENGAN ALASAN HAK LEGALITAS ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28568/1/ZULLISAN... · i izin poligami dengan alasan hak legalitas anak berupa

13

Syarat-syarat Poligami, Legalitas Poligami Dalam Prespektif Fiqih, Regulasi

Pelaksanaan Poligami Yang Berlaku Dalam Perspektif Hukum Positif Di

Indonesia, dan Poligami dalam Lintas Sejarah dan Hikamah Disyariatkan

Poligami.

Bab Tiga Pengadilan Agama Jakarta Timur Sebagai Pelaksana Kekusaan

Kehakiman yang terdiri dari: Sejarah Singkat Eksistensi Pengadilan Agama

Jakarta Timur, Organisasi Pengadilan Agama Jakarta Timur, Kasus Poligami

Yang Diterima di Pengadilan Agama Jakarta Timur , dan Prosedur Perkara

Permohonan Izin Poligami di Pengadilan Agama Jakarta Timur.

Bab Empat Analisis Putusan Majlis Hakim Pengadilan Agama Jakarta

Timur Nomor: 717Pdt. G/2012 PAJT yang terdiri dari: Deskripsi Putusan

Pengadilan Agama Jakarta Timur, Landasan Yuridis Putusan Izin Poligami

Nomor 717 Pdt.G/2012 PAJT, dan Penetapan Pengadilan Agama Jakarta Timur

Dalam Perkara Permohonan Izin Poligami

Bab Lima adalah merupakan bagian Penutup yang terdiri dari

Kesimpulan, Saran-saran, dan Penutup.

Page 25: IZIN POLIGAMI DENGAN ALASAN HAK LEGALITAS ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28568/1/ZULLISAN... · i izin poligami dengan alasan hak legalitas anak berupa

14

BAB II

POLIGAMI BERDASARKAN HUKUM ISLAM DAN UU NO 1 TAHUN 1974

TENTANG PERKAWINAN DI INDONESIA

A. Pengertian, Dasar Hukum dan Syarat-syarat Poligami

1. Pengertian Poligami

Kata monogami dapat dipasangkan dengan poligami sebagai antonim.

Monogami adalah perkawinan dengan istri tunggal, artinya seorang laki-laki

menikah dengan seorang perempuan. Sedangkan poligami adalah perakwinan

dengan dua orang perempuan atau lebih dalam waktu yang sama.1 Dengan

demikian makna umum poligami ini mempunyai dua kemungkinan

pengertian, seorang laki-laki menikah dengan banyak perempuan atau seorang

perempuan menikah dengan banyak laki-laki. Kemungkinan pertama disebut

poligini dan kemungkinan kedua disebut poliandri. Hanya saja yang

berkembang pengertian itu mengalami pergeseran sehingga poligami dipakai

untuk makna laki-laki beristri banyak, sedangkan poligini sendiri tidal lazim

dipakai.2Sedangkan pendapat yang lain mengatakan bahwa Poligami berasal

dari kata bahasa Yunani dari kata “Poly” atau ”polus”, yang berarti banyak

1 Lihat Kamus Besar Bahasa Indonesia bahwa Poligami diartikan sebagai sistem perkawinan

yang salah satu pihak memiliki atau mengawini beberapa lawan jenisnya dalam waktu yang

bersamaan, dan juga disebutkan pengertian dari poligini dan poliandri. Poligini adalah sistem

perkawinan yang membolehkan seorang peria memiliki beberapa wanita sebagai istrinya dalam waktu

yang bersamaan, sedangkan poliandri adalah sistem perkawinan yang membolehkan seorang wanita

mempunyai suami lebih dari satu orang dalam waktu yang bersamaan. Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1998), h. 779.

2 Kuzari Achmad, Nikah Sebagai Perikatan …, h.159.

Page 26: IZIN POLIGAMI DENGAN ALASAN HAK LEGALITAS ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28568/1/ZULLISAN... · i izin poligami dengan alasan hak legalitas anak berupa

15

dan “gamein” atau gamos” yang berarti kawin atau perkawinan. Bila

pengertian ini digabung maka akan diperoleh pengertian yang berarti

poligami ialah suatu perkawinan yang lebih dari satu orang.3

Namun dalam Islam, poligami mempunyai arti perkawinan yang lebih

dari satu, dengan batasan umumnya dibolehkan hanya sampai empat wanita.

Walau ada yang memahami ayat tentang poligami dengan batasan lebih dari

empat atau bahkan lebih dari sembilan isteri. Perbedaan ini disebabkan

perbedaan dalam memahami dan menafsirkan firman Alla SWT dalam surat

An-Nisa‟ ayat 3.4

Pada dasarnya dalam Undang-Undang Perkawinan No. 1/1974

menganut adanya asas monogami dalam perkawinan. Hal ini disebut dengan

tegas dalam pasal 3 Ayat 1 yang menyebutkan bahwa pada asasnya seorang

pria hanya boleh mempunyai seorang istri dan seorang wanita hanya boleh

mempunyai seorang suami, akan tetapi asas monogami dalam UU

Perkawinan tidak bersifat mutlak, artinya hanya bersifat pengarahan pada

pembentukan perkawinan monogami dengan jalan mempersulit dan

mempersempit penggunaan lembaga poligami dan bukan menghapus sama

sekali sistem poligami.5

3 Badriyah Fayumi, Euis Amalia, Yayan Sopyan, Sururin, Tien Rohmatin, Isu-isu Gender

Dalam Islam, (Jakarta: Pusat Studi Wanita (PSW) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2002), h.40.

4 Khoiruddin Nasution, Riba dan Poligami, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996), h.84.

5 Lihat Undang-undang No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan dan Penjelasannya.

Page 27: IZIN POLIGAMI DENGAN ALASAN HAK LEGALITAS ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28568/1/ZULLISAN... · i izin poligami dengan alasan hak legalitas anak berupa

16

2. Dasar hukum dan syarat poligami

Sedangkan dasar hukum mengenai poligami dalam pernikahan

disebutkan secara jelas dan tegas dalam al-Qur‟an. Ayat yang sering menjadi

rujukan para ulama dalam hal poligami antara lain ialah:

adalah QS. Al-Nisa (4) : 3 yang artinya:

Artinya:

Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak)

perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya), Maka kawinilah

wanita-wanita (lain) yang kamu senangi : dua, tiga atau empat. Kemudian

jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil,6 Maka (kawinilah) seorang

saja,7 atau budak-budak yang kamu miliki. yang demikian itu adalah lebih

dekat kepada tidak berbuat aniaya. (al-Nisa [4]: 3).

Sedangkan hadis-hadis Rasulullah SAW yang menjelaskan tentang

hukum poligami dengan jelas dan gamblangsebagai berikut:

a. H.R. Abu Daud dan Ibnu Majah RA dari Qais bin al-Haris:

6 Berlaku adil ialah perlakuan yang adil dalam meladeni isteri seperti pakaian, tempat,giliran

dan lain-lain yang bersifat lahiriyah.

7 Islam memperbolehkan poligami dengan syarat-syarat tertentu. sebelum turun ayat Ini

poligami sudah ada, dan pernah pula dijalankan oleh para nabi sebelum nabi Muhammad s.a.w. ayat

Ini membatasi poligami sampai empat orang saja.

8 Ibn Majah, Sunan Ibn Majah, (Beirut: Dar al-Ihya, tt), Jilid 1. h.628. Nomor hadis 1952.

Page 28: IZIN POLIGAMI DENGAN ALASAN HAK LEGALITAS ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28568/1/ZULLISAN... · i izin poligami dengan alasan hak legalitas anak berupa

17

Artinya:

Dari Qais bin al-Haris berkata bahwa saya telah masuk Islam dan

saya memeliki 8 (delapan) isteri, lalu saya datang kepada Rasulullah

SAW lalu saya sebutkan kepadanya tentang hali itu maka Rasuluallah

menyruhku untuk memilih 4 (empat) isteri saja.

b. H.R Ahmad dan Turmuzi RA:

Artinya:

Dari Ibnu Umar RA ia berkata bahwa telah masuk Islam Qhailan as-

Saqafi dan dia memeliki 10 (10) isteri pada masa Jahiliyah dan mereka semua

masuk Islam bersama dengannya, maka Rasulullah SAW menyuruhnya untuk

memilih 4 (empat) saja.

Sedangkan mengenai syarat poligami. Para ulama menyebutkan dua

syarat yang Allah Subhanahu Wata‟ala sebut dalam Al-Quran ketika seorang

lelaki hendak berpoligami, dan syarat lainnya yang disebutkan dalam hadits

Rasulullah Shallallahu „Alaihi Wasallam antara lain sebagai berikut:

1. Jumlah istri yang paling banyak dikumpulkan adalah empat, tidak boleh lebih.

2. Bisa berbuat dan berlaku adil di antara para istri.

3. Adanya kemampuan jasmani dan nafkah dalam bentuk harta.

9 Ahmad bin Hanbal, Musnad Ahmad bin Hanbal, (Beirut: Muassasah al-Risalah, 2001), Jilid

9. h.393.

Page 29: IZIN POLIGAMI DENGAN ALASAN HAK LEGALITAS ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28568/1/ZULLISAN... · i izin poligami dengan alasan hak legalitas anak berupa

18

B. Legalitas Poligami

Monogami ialah praktek perkawinan yang hanya memperbolehkan

seorang laki-laki mempunyai satu istri pada jangka waktu tertentu, berbeda

dengan perkawinan monogami, poligini adalah praktek perkawinan dengan dua

orang istri atau lebih pada saat yang sama. Dua bentuk perkawinan ini memiliki

legitimasi normatifnya dalam hukum Islam dan hukum positif yang berlaku di

Indonesia. Tetapi dalam aktulisasi atau implementasinya, perkawinan poligini

mengalami penyimpangan, cenderung mengutamakan keinginan-keinginan

individual (self interrest). Padahal perkawinan poligini dalam Islam

mengutamakan aspek kemaslahatan.

Sejarawan Perancis terkemuka, Gustave Le Bon, menyatakan bahwa

undang-undang Islam yang membenarkan poligami merupakan suatu

keistimewaan dari agama ini, dan berkaitan dengan perselingkuhan dan hubungan

gelap kaum peria dan wanita eropa.10

Keberadaan hukum di tengah masyarakat tidak hanya bertujuan

menciptakan ketertiban dan keteraturan, tetapi hukum harus mampu memainkan

peranan dalam mewujudkan keadilan bagi masyarakat. Dalam penegakan hukum,

paling tidak ada tiga asas yang harus diperhatikan, yaitu: asas keadilan

(Gerechtigkeit), asas kemanfaatan (Zweckmassigkeit), dan asas kepastian hukum

10

Haidar Abdullah, Kebebasan Seksual Dalam Islam, (Jakarta: Pustaka Zahra, 2003), h.111.

Page 30: IZIN POLIGAMI DENGAN ALASAN HAK LEGALITAS ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28568/1/ZULLISAN... · i izin poligami dengan alasan hak legalitas anak berupa

19

(Rechtssicherheit). Dalam penegakan hukum, ketiga asas tersebut harus sama-

sama diperhatikan secara proporsional dan seimbang.11

1. Poligami Dalam Perspektif Fikih

Sebagaimana yang telah dijelaskan pada bagian terdahulu bahwa Islam

bukanlah agama yang pertama kali mengenalkan institusi poligami. Fenomena

poligami sudah ada pada sejarah manusia berabad-abad yang lalu sebelum

datangnya Islam. Masyarakat Arab sebelum Islam juga sudah tidak asing lagi

dengan praktik-praktik poligami dalam kehidupan sehari-harinya.

Kedatangan Islam dengan ayat-ayat poligaminya, kendatipun tidak

menghapus praktik ini, namun Islam membatasi kebolehan poligami hanya

sampai empat orang istri dengan syarat-syarat yang ketat pula seperti

keharusan berlaku adil di antara para istri. Syarat-syarat ini ditemukan di

dalam dua ayat poligaminya yaitu surah an-Nisa ayat 3 dan an-Nisa ayat 129.

Artinya:

“Dan jika kamu takut tidak dapat berlaku adil terhadap (hak-hak)

perempuan yatim (bilamana kamu mengawininya) maka kawinilah wanita-

wanita (lain) yang kamu senangi dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu

takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja, atau

budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada

tidak berbuat aniaya”

11

Nur Rohim Yunus, Restorasi Budaya Hukum Masyarakat Indonesia, (Jakarta:

Jurisprudence Press, 2012),h. 84.

Page 31: IZIN POLIGAMI DENGAN ALASAN HAK LEGALITAS ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28568/1/ZULLISAN... · i izin poligami dengan alasan hak legalitas anak berupa

20

Selanjutnya pada surah yang sama ayat 129 Allah berfirman sebagai

berikut:

Artinya:

“Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil di antara

isterimu, walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian, karena itu

janganlah kamu terlalu cenderung kepada yang kamu cintai, sehingga kamu

biarkan yang lain terkatung-katung. Dan jika kamu mengadakan perbaikan

dan memelihara diri (dari kecurangan), maka sesunguhnya Allah Maha

Pengampun lagi Maha Penyayang”.

Ayat di atas menunjukkan bolehnya seorang laki-laki beristeri sampai

dengan empat orang wanita saja dalam waktu yang sama. Penegasan ini

dinyatakan dalam bentuk perintah. Akan tetapi, perintah pada ayat di atas

hukumnya tidak dengan sendirinya menyatakan wajib seperti halnya perintah

melakukan shalat lima waktu atau puasa di bulan ramadhan.12

Instrument

hukum poligami tersebut hukumnya mubah, artinya bebas dilakukan oleh

setiap lelaki muslim selama yang bersangkutan memenuhi persyaratan untuk

dapat melakukannya dengan adil dan memberikan kecukupan kepada isteri-

isterinya. Namun dalam hal ini yang perlu dingat adalah prinsip murni dalam

12

Muhammad Thalib, Tuntunan Poligami dan Keutamaannya, (Bandung :Irsyad Baitus

Salam, 2001), h.18.

Page 32: IZIN POLIGAMI DENGAN ALASAN HAK LEGALITAS ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28568/1/ZULLISAN... · i izin poligami dengan alasan hak legalitas anak berupa

21

Islam adalah monogami, yakni perkawinan antara satu laki-laki dengan satu

perempuan, tanpa perceraian.13

Sebagaimana yang penulis kutip dari penjelasan yang disampaikan

oleh Amiur Nuruddin dan Azhari Akmal Tarigan dalam bukunya yang

mengambil pendapat dalam penafsiran Asghar, sebenarnya dua ayat di atas

menjelaskan betapa al-Quran begitu berat untuk menerima institusi poligami,

tetapi hal itu tidak bisa diterima dalam situasi yang ada maka Al-Quran

membolehkan laki-laki kawin hingga empat orang istri, dengan syarat harus

adil. Dengan mengutip al-Thabari, menurut Asghar, inti ayat di atas

sebenarnya bukan pada kebolehan poligami, tetapi bagaimana berlaku adil

terhadap anak yatim terlebih lagi ketika mengawini mereka.14

Berbeda dalam pandangan fikih, poligami yang di dalam kitab-kitab

fikih disebut dengan Ta’addud al-Zaujat, sebenarnya tidak lagi menjadi

persoalan. Tidak terlalu berlebihan jika dikatakan, bahwa ulama sepakat

tentang kebolehan poligami, kendatipun dengan persyaratan yang

bergmacam-macam. As-Sarakhsi menyatakan kebolehan poligami dan

mensyaratkan pelakunya harus berlaku adil. Al-Kasani lelaki yang

berpoligami wajib berlaku adil terhadap istri-istrinya. As-Syafi‟i juga

13

Mahmoud Mohamed Taha, The Second Message of Islam, Terj., Nur Rachman, Syari‟ah

Demokratik, (Surabaya: Lembaga Studi Agama dan Demokrasi, 1996), h.204.

14

Amiur Nuruddin dan Azhari Akmal Tarigan. Hukum Perdata Islam di Indonesia. (Jakarta:

Kencana, 2004), h.158.

Page 33: IZIN POLIGAMI DENGAN ALASAN HAK LEGALITAS ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28568/1/ZULLISAN... · i izin poligami dengan alasan hak legalitas anak berupa

22

mensyaratkan keadilan di antara para istri, dan menurutnya keadilan ini hanya

menyakut urusan materi atau unsur fisik saja semisal mengunjungi istri di

malam atau di siang hari.15

Jika disederhanakan, pandangan normatif Al-Quran yang selanjutnya

diadopsi oleh ulama-ulama fikih setidaknya menjelaskan dua persyaratan

yang harus dimiliki oleh suami. Pertama, seorang laki-laki yang berpoligami

harus memiliki kemampuan dana yang cukup untuk membiayai berbagai

keperluan dengan bertambahnya istri yang dinikahi. Kedua, seorang laki-laki

harus memperlakukan semua istrinya dengan adil. Tiap istri harus

diperlakukan sama dalam memenuhi hak perkawinan serta hak-hak lain.16

Salah satu yang menjadi problematika sejak dahulu sampai sekarang

yang tetap menjadi perdebatan hangat di kalangan ahli hukum Islam adalah

status poligami. Mayoritas ilmuan klasik dan pertengahan berpendapat bahwa

poligami adalah boleh secara mutlak. Sementara mayoritas pemikir

kontemporer dan perundang-undangan muslim modern membolehkan

poligami dengan syarat-syarat dan dalam kondisi tertentu yang sangat

terbatas. Lebih dari itu ada pemikir dan UU perkawinan Muslim yang

mengharamkan poligami secara mutlak.17

15

Amiur Nuruddin dan Azhari Akmal Tarigan. Hukum Perdata Islam di Indonesia…, h. 158.

16

Amiur Nuruddin dan Azhari Akmal Tarigan. Hukum Perdata Islam di Indonesia…, h. 159.

17

Akhmad Haries, Poligami dalam perspektif Asghar Ali Engineer dan relevansinya dengan

konteks Indonesia, Jurnal Mazahib, vol. IV, No. 2, Desember 2007, h.1.

Page 34: IZIN POLIGAMI DENGAN ALASAN HAK LEGALITAS ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28568/1/ZULLISAN... · i izin poligami dengan alasan hak legalitas anak berupa

23

Dengan ungkapan lain, ada tiga (3) pandangan tentang poligami ini,

yakni: Pertama, mereka yang membolehkan poligami secara mutlak, di

antaranya mayoritas ulama klasik dan pertengahan, dengan syarat; mampu

mencukupi nafkah keluarga, dan mampu berbuat adil terhadap isteri-isterinya,

di antaranya dari mazhab Hanafi seperti al- Sarakhsi, al-Kasani, Imam Malik

dan Imam al-Syafi‟i. Kedua, mereka yang membolehkan poligami dengan

syarat-syarat dan dalam kondisi-kondisi tertentu; Di antara tokoh yang masuk

kelompok ini adalah Quraisy Shihab, Asghar Ali Engineer, Amina Wadud dan

lain-lain. Dan ketiga, mereka yang melarang poligami secara mutlak, di

antaranya al-Haddad dan Druze Lebanon.18

Sementara alasan-alasan darurat yang membolehkan poligami,

menurut Abdurrahman setelah merangkum pendapat fuqaha, setidaknya ada

delapan keadaan. Pertama, istri mengidap suatu penyakit yang berbahaya dan

sulit disembuhkan. Kedua, istri terbukti mandul dan dipastikan secara medis

tidak dapat melahirkan. Ketiga, istri sakit ingatan. Keempat, istri lanjut usia

sehingga tidak dapat memenuhi kewajibannya sebagai istri. Kelima, istri

memiliki sifat buruk. Keenam, istri minggat dari rumah. Ketujuh, ketika

terjadi ledakan perempuan dengan sebab perang misalnya. Kedelapan,

18

Khoiruddin Nasution, ”Perdebatan sekitar Status Poligami”, Jurnal Musawa, No. 1. Vol. 1.

Maret 2002, h.59-78.

Page 35: IZIN POLIGAMI DENGAN ALASAN HAK LEGALITAS ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28568/1/ZULLISAN... · i izin poligami dengan alasan hak legalitas anak berupa

24

kebutuhan suami beristri lebih dari satu, dan jika tidak menimbulkan

kemudharatan di dalam kehidupan dan pekerjaannya.19

Al-Athar dalam bukunya Ta’ddud al-Zaujat sebagaimana yang telah

dikutip oleh Amiur Nuruddin dan Azhari Akmal Tarigan dalam bukunya

Hukum Perdata Islam di Indoneisia menyebutkan ada empat dampak negatif

poligami yaitu: Pertama, poligami dapat menimbulkan kecemburuan diantara

para istri. Kedua, menibulkan rasa kekhawatiaran istri kalau-kalau suami tidak

bisa bersikap bijaksana dan adil. Ketiga, anak-anak yang dilahirkan dari ibu-

ibu yang berlainan sangat rawan untuk terjadinya perkelahian, permusuhan

dan saling cemburu. Keempat, kekacauan dalam bidang ekonomi.20

Poligami atau perkawinan lebih dari satu orang merupakan suatu hal

yang sangat ditakuti oleh setiap kaum wanita. Pelaksanaan poligami atau

kawin lebih dari satu orang tanpa dibatasi oleh peraturan yang membatasinya

secara ketat, maka akan menimbulkan hal-hal yang bersifat negatif dalam

menegakkan rumah tangganya. Biasanya hubungan dengan istri muda

(madunya istri tua) menjadi tegang, sementara anak-anak yang berlainan ibu

menjurus kepada pertentangan yang membahayakan kelangsungan hidupnya,

hal ini biasanya terjadi ketika ayahnya telah meniggal dunia, agar hal-hal yang

bersifat negatif itu tidak terjadi dalam rumah tangga orang-orang yang beristri

19

Abdur Rahman, Perkawinan Dalam Syariat Islam, (Jakarta: PT rineka cipta, 1992), h.46-

47.

20

Amiur Nuruddin dan Azhari Akmal Tarigan. Hukum Perdata Islam di Indonesia…, h.161.

Page 36: IZIN POLIGAMI DENGAN ALASAN HAK LEGALITAS ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28568/1/ZULLISAN... · i izin poligami dengan alasan hak legalitas anak berupa

25

lebih dari satu orang, maka undang-undang perkawinan ini membatasi secara

ketat pelaksanaan perkawinan yang demikian itu,21

dengan mengantisipasi

lebih awal membatasi kawin lebih dari satu orang dengan alasan-alasan dan

syarat-syarat tertentu. Undang-undang perkawinan memberikan suatu harapan

bahwa perkawinan yang dilaksanakan itu betul-betul membawa manfaat

kepada mereka yang melaksanakannya.22

Islam memiliki sistem-sistem perkawinan yang sempurna yang

mempertimbangkan semua variable manusiawi dan memberikan jalan keluar

yang jelas bagi kaum pria maupun wanita. Pengingkaran terhadap validitas

dan legalitas poligami sama saja dengan meningkari ketuntasan sistem

perkawinan Islam dan kebijakan ketetapan tuhan.23

2. Regulasi pelaksanaan poligami yang berlaku dalam perspektif hukum positif

di Indonesia adalah:

Asas perkawinan di Indonesia seperti yang tercantum dalam Undang-

undang No. 1 Tahun 1974 adalah monogami. Poligami merupakan

21

Sebagaimana yang penulis kutip dari bukunya amir syarifuddin, hukum perkawinan Islam

Indonesia antara fikih munakahat dan undang-undang perkawinan menyebutkan, asas dan prinsip

perkawinan itu dalam bahasa sederhananya adalah sebagai berikut: satu, asas sukarela. Dua, partisipasi

keluarga. Tiga, perceraian dipersulit. Empat, poligami dibatasi secara ketat. Lima, kematangan calon

mempelai. Enam, memperbaiki derajat kaum wanita.

22

Abdul Manan, Aneka Masalah Hukum Perdata Islam Di Indonesia, …, h. 10 -11.

23

Abu Aminan Bilal Philips, Monogami Dan Poligini Dalam Islam, (Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada, 2001), h.8.

Page 37: IZIN POLIGAMI DENGAN ALASAN HAK LEGALITAS ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28568/1/ZULLISAN... · i izin poligami dengan alasan hak legalitas anak berupa

26

pengecualian dengan persyaratan-persyaratan tertentu yang ditentukan dalam

perundang-undangan.

Perkawinan di Indonesia termasuk di dalamnya aturan poligami diatur

sedemikian rupa yang terhimpun dalam beberapa peraturan perundang-

undangan di antaranya adalah: Undang-undang No. 1 Tahun 1974 dan

Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 1975 sebagai aturan pelaksana Udang-

undang No. 1 Tahun 1974, PP No. 10 Tahun 1983, PP No. 45 Tahun 1990

dan Kompilasi Hukum Islam.

1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan

Dalam UU No. 1 Tahun 1974, masalah poligami diatur pada pasal 3, 4,

dan 5.

Pasal 3 berbunyi :24

(1) Pada asasnya dalam suatu perkawinan seorang pria hanya boleh

mempunyai seorang isteri. Seorang wanita hanya boleh mempunyai

seorang suami.

(2) Pengadilan dapat memberi izin kepada seorang suami untuk beristeri

lebih dari seorang apabila dikehendaki oleh pihak-pihakyang

bersangkutan.

Dari penjelasan pasal 3 ayat (1) Undang-undang No. 1 Tahun 1974

dikatakan bahwa pada dasarnya dalam suatu perkawinan seorang pria

24

Lihat Undang-undang No 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan dalam Pasal 3 ayat (1) dan

(2).

Page 38: IZIN POLIGAMI DENGAN ALASAN HAK LEGALITAS ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28568/1/ZULLISAN... · i izin poligami dengan alasan hak legalitas anak berupa

27

hanya boleh mempunyai seorang istri dan seorang wanita hanya boleh

mempunyai seorang suami.

Namun dalam pasal 3 ayat (2) dijelaskan tentang pengecualian dari

pasal 3 ayat (1) yakni: pengadilan dapat memberi izin kepada seorang

suami untuk beristri lebih dari seorang apabila dikehendaki oleh pihak-

pihak yang berasangkutan.

Dari paparan di atas, ternyata poligami di Indonesia tidak boleh

dilakukan secara liar atau illegal. Institusi peradilanlah satu-satunya

lembaga yang memiliki otoritas memberikan dispensasi untuk poligami.

Adapun persyaratan yang harus dilengkapi oleh orang yang mengajukan

dispensasi poligami adalah cukup alasan. Alasan tersebut seperti yang

tercantum dalam pasal 4 ayat (1) dan (2) yaitu:25

(1) Dalam hal seorang suami akan beristeri lebih dari seorang,

sebagaimana tersebut dalam pasal 3 ayat (2) undang-undang ini,

maka ia wajib mengajukan permohonan kepada pengadilan di daerah

tempat tinggalnya.

(2) Pengadilan dimaksud dalam ayat (1) pasal ini hanya memberikan izin

kepada seorang suami yang akan beristeri lebih dari seorang apabila :

a. isteri tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai isteri.

25

Lihat Undang-undang No 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan dalam Pasal 4 ayat (1) dan

(2).

Page 39: IZIN POLIGAMI DENGAN ALASAN HAK LEGALITAS ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28568/1/ZULLISAN... · i izin poligami dengan alasan hak legalitas anak berupa

28

b. isteri mendapat cacat badan atau penyakit yang tidak dapat

disembuhkan.

c. isteri tidak dapat melahirkan keturunan.

Dengan demikian, seseorang yang ingin melaksanakan hajatnya

untuk berpoligami harus mengajukan alasan-alasan yang sudah ditentukan

dalam peraturan yang tertera dalam pasal 4 ayat (2) dalam pasal 5 ayat (1)

dan (2) diperjelas lagi:26

(1) Untuk dapat mengajukan permohonan kepada Pengadilan,

sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat (1) undang-undang ini,

harus dipenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

a. adanya persetujuan dari isteri/ister-isteri

b. adanya kepastian bahwa suami mampu menjamin keperluan-

keperluan hidup isteri-isteri dan anak-anak mereka

c. adanya jaminan bahwa suami mampu menjamin keperluan-

keperluan hidup isteri-isteri dan anak-anak mereka.

(2) Persetujuan yang dimaksud pada ayat (1) huruf a pasal ini tidak

diperlukan bagi seorang suami apabila isteri/isteri-isterinya tidak

mungkin dimintai persetujuannya dan tidak dapat menjadi pihak

dalam perjanjian, atau apabila tidak ada kabar dari isterinya selama

26

Lihat Undang-undang No 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan dalam Pasal 5 ayat (1) dan

(2).

Page 40: IZIN POLIGAMI DENGAN ALASAN HAK LEGALITAS ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28568/1/ZULLISAN... · i izin poligami dengan alasan hak legalitas anak berupa

29

sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun, atau karena sebab-sebab lainnya

yang perlu mendapat penilaian dari Hakim Pengadilan.

2. Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 1975 Tentang Aturan Pelaksana

Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974.

Untuk kelancaran pelaksanaan UU No. 1 Tahun 1974 telah

dikeluarkan Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 1975 yang mengatur

ketentuan pelaksanaan dari Undang-undang tersebut. Dan dalam hal suami

yang bermaksud untuk beristri lebih dari seorang, maka ia wajib

mengajukan permohonan tertulis kepada Pengadilan Agama, kemudian di

Pengadilan Agama akan memberikan keputusan apakah permohonan

tersebut diluluskan atau ditolak.

Dalam PP No. 9 Tahun 1975 mengatur lebih terperinci tentang

Pelaksanaan poligami Atas Undang-Undang Perkawinan No. 1 Tahun

1974 tentang Pelaksanaan beristri lebih dari seorang. Yaitu :

Pasal 40

Apabila seorang suami bermaksud untuk beristeri lebih dari seorang

maka ia wajib mengajukan permohonan secara tertulis kepada Pengadilan.

Pasal 41

Pengadilan kemudian memeriksa mengenai :

a. Ada atau tidaknya alasan yang memungkinkan seorang suami kawin

lagi, ialah :

Page 41: IZIN POLIGAMI DENGAN ALASAN HAK LEGALITAS ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28568/1/ZULLISAN... · i izin poligami dengan alasan hak legalitas anak berupa

30

1) bahwa isteri tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai isteri;

2) bahwa isteri mendapat cacat badan atau penyakit yang tidak dapat

disembuhkan;

3) bahwa isteri tidak dapat melahirkan keturunan.

b. ada atau tidaknya persetujuan dari isteri, baik persetujuan lisan

maupun tertulis, apabila persetujuan itu merupakan persetujuan lisan,

persetujuan itu harus diucapkan di depan sidang pengadilan.

c. ada atau tidak adanya kemampuan suami untuk menjamin keperluan

hidup isteri-isteri dan anak-anak, dengan memperlihatkan:

1) surat keterangan mengenai penghasilan suami yang ditanda-

tangani oleh bendahara tempat bekerja; atau

2) surat keterangan pajak penghasilan; atau

3) surat keterangan lain yang dapat diterima oleh Pengadilan;

d. ada atau tidak adanya jaminan bahwa suami akan berlaku adil

terhadap isteri-isteri dan anak-anak mereka dengan pernyataan atau

janji dari suami yang dibuat dalam bentuk yang ditetapkan untuk itu.

Pasal 42

(1) Dalam melakukan pemeriksaan mengenai hal-hal pada Pasal 40 dan

41, Pengadilan harus memanggil dan mendengar isteri yang

bersangkutan.

Page 42: IZIN POLIGAMI DENGAN ALASAN HAK LEGALITAS ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28568/1/ZULLISAN... · i izin poligami dengan alasan hak legalitas anak berupa

31

(2) Pemeriksaan Pengadilan untuk itu dilakukan oleh Hakim selambat-

lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah diterimanya, surat permohonan

beserta lampiran-lampirannya.

Pasal 43

Apabila Pengadilan berpendapat bahwa cukup alasan bagi pemohon untuk

beristeri lebih dari seorang, maka Pengadilan memberikan putusannya

yang berupa izin untuk beristeri lebih dari seorang.

Pasal 44

Pegawai Pencatat dilarang untuk melakukan pencatatan perkawinan

seorang suami yang akan beristeri lebih dari seorang sebelum adanya izin

Pengadilan seperti yang dimaksud

dalam Pasal 43.

3. PP No. 10 Tahun 1983 tentang izin perkawinan dan perceraian bagi

pegawai negeri sipil.

Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan pada

dasarnya menganut asas monogami, dimana seorang pria hanya

mempunyai seorang istri dan seorang wanita hanya mempunyai seorang

suami. Namun dalam keadaan tertentu dan dengan putusan pengadilan

maka seorang PNS pria bisa memiliki istri lebih dari seorang (poligami).

Tujuan dibuatnya PP No. 10 Tahun 1983 ini adalah dinyatakan dalam

konsideran pertimbangan poin (b) yakni bahwa pegawai negeri sipil wajib

Page 43: IZIN POLIGAMI DENGAN ALASAN HAK LEGALITAS ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28568/1/ZULLISAN... · i izin poligami dengan alasan hak legalitas anak berupa

32

memberikan contoh yang baik kepada bawahannya dan menjadi teladan

sebagai warga negara yang baik dalam masyarakat, termasuk dalam

menyelenggarakan kehidupan berkeluarga.27

Perizinan poligami dalam PP No. 10 Tahun 1983 sesuatu hal yang

sangt sulit dilakukan. Peraturan disebutkan dalam pasal 4 yaitu:

Pasal 4

(1) Pegawai Negeri Sipil pria yang akan beristeri lebih dari seorang, wajib

memperoleh izin lebih dahulu dari Pejabat.

(2) Pegawai Negeri Sipil wanita tidak diizinkan untuk menjadi isteri

kedua/ ketiga/keempat dari Pegawai Negeri Sipil.

(3) Pegawai Negeri Sipil wanita yang akan menjadi isteri

kedua/ketiga/keempat dari bukan Pegawai Negeri Sipil, wajib

memperoleh izin lebih dahulu dari Pejabat.

(4) Permintaan izin sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (3)

diajukan secara tertulis.

(5) Dalam surat permintaan izin sebagaimana dimaksud dalam ayat (4),

harus dicantumkan alasan yang lengkap yang mendasari permintaan

izin untuk beristeri lebih dari seorang atau untuk menjadi isteri kedua/

ketiga/keempat.

27

Lihat consideran pertimbangan poin (b) Peraturan pemerintah No 10 Tahun 1983 Tentang

Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi Pegawai Negeri Sipil.

Page 44: IZIN POLIGAMI DENGAN ALASAN HAK LEGALITAS ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28568/1/ZULLISAN... · i izin poligami dengan alasan hak legalitas anak berupa

33

PNS pria yang ingin berpoligami wajib mengajukan izin secara

tertulis terlebih dahulu dari pejabat dengan disertai alasan-alasan yang

mendasari keinginannya tersebut. Izin tersebut hanya dapat diberikan jika

memenuhi sekurang-kurangnya satu syarat alternatif dan semua syarat

kumulatif.28

Adapun syarat alternatif sebagaimana dimaksud adalah :29

a. isteri tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai isteri

b. isteri mendapat cacat badan atau penyakit yang tidak dapat

disembuhkan, atau

c. isteri tidak dapat melahirkan keturunan

Adapun syarat kumulatif yang harus dipenuhi adalah :30

a. ada persetujuan tertulis dari isteri

b. PNS yang bersangkutan mempunyai menghasilan yang cukup untuk

membiayai lebih dari seorang isteri dan anak-anaknya yang dibuktikan

dengan surat keterangan pajak penghasilan

c. ada jaminan tertulis dari PNS yang bersangkutan bahwa ia akan berlaku

adil terhadap isteri-isteri dan anak-anaknya.

28

Lihat Pasal 10 PP 10 Tahun 1983

29

Lihat Pasal 10 Ayat 2 PP 10 Tahun 1983

30

Pasal 10 Ayat 3 PP 10 Tahun 1983

Page 45: IZIN POLIGAMI DENGAN ALASAN HAK LEGALITAS ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28568/1/ZULLISAN... · i izin poligami dengan alasan hak legalitas anak berupa

34

Pejabat yang menerima permintaan izin untuk berpoligami wajib

memperhatikan dengan seksama alasan-alasan yang dikemukakan dalam

surat permintaan izin dan dari atasan PNS yang bersangkutan. Apabila ada

alasan yang dirasa kurang meyakinkan maka pejabat tersebut dapat

meminta keterangan tambahan dari isteri atau pihak lain yang dianggap

perlu. Sebelum mengambil keputusan, maka pejabat memanggil PNS yang

bersangkutan, baik sendiri atau bersama-sama dengan isterinya untuk

diberikan nasehat.

Seorang pejabat juga dapat menolak permintaan izin untuk

berpoligami jika :31

a. Bertentangan dengan ajaran/peraturan agama yang dianut oleh PNS

yang mengajukan izin

b. Tidak memenuhi salah satu syarat alternatif dan semua syarat kumulatif

c. Bertentangan dengan perundang-undangan yang berlaku

d. Alasan yang dikemukakan untuk beristri lebih dari seorang

bertentangan dengan akal sehat dan/atau

e. Ada kemungkinan mengganggu pelaksanaan tugas kedinasan yang

dinyatakan dalam surat keterangan atasan langsung dari PNS yang

bersangkutan.

31

Pasal 10 Ayat 4 PP 10 Tahun 1983.

Page 46: IZIN POLIGAMI DENGAN ALASAN HAK LEGALITAS ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28568/1/ZULLISAN... · i izin poligami dengan alasan hak legalitas anak berupa

35

4. PP No. 45 Tahun 1990 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintahan

Nomor 10 Tahun 1983 Tentang Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi

Pegawai Negeri Sipil.

Pegawai Negeri Sipil merupakan unsur aparatur negara, abdi negara,

dan abdi masyarakat yang harus menjadi teladan yang baik bagi

masyarakat dalam tingkah laku, tindakan dan ketaatan kepada peraturan

perundang-undangan yang berlaku, termasuk menyelenggarakan

kehidupan keluarga. PP No. 10 Tahun 1983 jo PP No. 45 Tahun 1990

mengatur tentang izin perkawinan dan perceraian bagi PNS. Dalam pasal

4 ayat 2 PP No. 10 Tahun 1983 menyatakan bahwa Pegawai Negeri Sipil

wanita di izinkan untuk menjadi istri kedua, ketiga ataupun keempat dari

bukan Pegawai Negeri Sipil, kemudian PP tersebut direvisi oleh PP No.

45 Tahun 1990 dengan tidak memperbolehkan sama sekali PNS wanita

untuk menjadi istri kedua, ketiga ataupun keempat baik oleh Pria PNS

maupun bukan PNS.32

5. Kompilasi Hukum Islam

Yang melatarbelakangi Kompilasi Hukum Islam adalah keinginan

untuk mengadakan kodifikasi dan unfikasi hukum Islam di Indonesia,

minimal hukum Islam yang menjadi kompetensi absolut Pengadilan

Agama, karena tanpa adanya hal itu, dikhawatirkan akan muncul

32

Lihat pasal 4 Ayat 2 PP No. 45 Tahun 1990 Tentang Izin Poligami Bagi Pegawai Negeri

Sipil.

Page 47: IZIN POLIGAMI DENGAN ALASAN HAK LEGALITAS ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28568/1/ZULLISAN... · i izin poligami dengan alasan hak legalitas anak berupa

36

ketidakpastian hukum di lingkungan Peradilan Agama yakni

permasalahan yang sama, diajukan oleh orang yang berbeda menghasilkan

hukum yang berbeda pula. Kompilasi ini dikukuhkan dengan Instruksi

Presiden RI No 1 Tahun 1991. Di dalamnya menyangkut tiga pokok

permasalahan yang terbagi menjadi tiga buku. Buku I Berisi Hukum

Perkawinan, Buku II Berisi Hukum Kewarisan, Buku III Berisi Hukum

Wakaf.33

Dalam menjabarkan masalah poligami, KHI lebih cenderung sebagai

tafsir dan bayan bagi Undang-undang No 1 Tahun 1974, yakni poligami

sebagai dispensasi dari monogami dengan beberapa persyaratan.

Permasalahan poligami tercantum dalam Bab IX dari pasal 55 sampai

dengan pasal 59.34

Dalam Inpres No. 1/1991, masalah poligami diatur pada pasal 55, 56,

57, 58, dan 59.

Pasal 55 berbunyi :

(1) Beristeri lebih dari satu orang pada waktu yang bersamaan, terbatas hanya

sampai empat orang isteri.

(2) Syarat utama beristeri lebih dari seorang, suami harus mampu berlaku adil

terhadap isteri-isteri dan anak-anaknya.

33

Badriyah Fayumi, Euis Amalia, Yayan Sopyan, Sururin, Tien Rohmatin, Isu-isu Gender

Dalam Islam, (Jakarta: Pusat Studi Wanita (PSW) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2002), h. 58-59.

34

Badriyah Fayumi, Euis Amalia, yayan sopyan, …, h.59.

Page 48: IZIN POLIGAMI DENGAN ALASAN HAK LEGALITAS ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28568/1/ZULLISAN... · i izin poligami dengan alasan hak legalitas anak berupa

37

(3) Apabila syarat utama yang disebut pada ayat (2) tidak mungkin dipenuhi,

suami dilarang beristeri lebih dari seorang.

Pasal 56 berbunyi :

(1) Suami yang hendak beristeri lebih dari satu orang harus mendapat izin dari

Pengadilan Agama.

(2) Pengajuan permohonan izin dimaksud pada ayat (1) dilakukan menurut

tata cara sebagaimana diatur dalam Bab VIII Peraturan Pemerintah No.

Tahun 1975.

(3) Perkawinan yang dilakukan dengan isteri kedua, ketiga atau keempat tanpa

izin dari Pengadilan Agama, tidak mempunyai kekuatan hukum.

Pasal 57 berbunyi :

Pengadilan Agama hanya memberikan izin kepada seorang suami yang

yang akan beristeri lebih dari seorang apabila :

a. isteri tidak dapat menjalankan kewajiban sebagai isteri

b. isteri mendapat cacat badan atau penyakit yang tidak dapat

disembuhkan

c. isteri tidak dapat melahirkan keturunan.

Pasal 58 berbunyi :

(1) Selain syarat utama yang disebut pada pasal 55 ayat (2) maka untuk

memperoleh izin Pengadilan Agama, harus pula dipenuhi syarat-syarat

yang ditentukan pada pasal 5 Undangundang No. 1 Tahun 1974 yaitu :

Page 49: IZIN POLIGAMI DENGAN ALASAN HAK LEGALITAS ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28568/1/ZULLISAN... · i izin poligami dengan alasan hak legalitas anak berupa

38

a. adanya persetujuan isteri

b. adanya kepastian bahwa suami mampu menjamin keperluan hidup

isteri-isteri dan anak-anak mereka.

(2) Dengan tidak mengurangi ketentuan pasal 41 huruf b Peraturan

Pemerintah No. 9 Tahun 1975, persetujuan isteri atau isteri-isteri dapat

diberikan secara tertulis atau dengan lisan, tetapi sekali pun telah ada

persetujuan tertulis, persetujuan ini dipertegas dengan persetujuan lisan

isteri pada sidang Pengadilan Agama.

(3) Persetujuan dimaksud pada ayat (1) huruf a tidak diperlukan bagi seorang

suami apabila isteri atau isteri-isterinya tidak mungkin dimintai

persetujuannya dan tidak dapat menjadi pihak dalam perjanjian atau

apabila tidak ada kabar dari isteri atau isteri-isterinya sekurang-kurangnya

2 (dua) tahun atau karena sebab lain yang perlu mendapat penilaian

Hakim.

Pasal 59 berbunyi :

Dalam hal isteri tidak mau memberikan persetujuan, dan permohonan izin

untuk beristeri lebih dari satu orang berdasarkan atas salah satu alasan

yang diatur dalam pasal 55 ayat (2) dan 57, Pengadilan Agama dapat

menetapkan tentang pemberian izin setelah memeriksa dan mendengar

isteri yang bersangkutan.

Page 50: IZIN POLIGAMI DENGAN ALASAN HAK LEGALITAS ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28568/1/ZULLISAN... · i izin poligami dengan alasan hak legalitas anak berupa

39

C. Poligami Dalam Lintas Sejarah dan Hikmah Disyariatkan Poligami

1. Poligami Dalam Lintas Sejarah

Sebenarnya sistem poligami sudah meluas ke banyak bangsa

sebelum Islam datang, Diantaranya bangsa-bangsa yang

melaksanakan praktik poligami ialah: Bangsa Ibrani, Arab Jahiliyah,

Saqalibah atau disebut juga orang-orang terdahulu (Cisilia) yang sekarang

itu mereka dinisbatkan kepada bangsa-bangsa penghuni negara-

negara Rusia, Lituania, Polandia, Cokoslowakia dan Yugoslowakia dan

menurut sebagian Orang-orang Jerman dan Saxson, mereka memasukkan

juga bangsa-bangsa sekarang dinamakan: Jerman, Swiss, Belgia, Belanda,

Denmark, Swedia, Norwegia, dan Inggris. Tidak benar apa yang

mereka katakan bahwa Islamlah yang membawa sistem poligami.

Sebenarnya sistim poligami itu tersebar hingga hari ini ke beberapa

bangsa tidak beragama Islam, seperti orang-orang bangsa Afrikia,

India, Cina dan Jepang, tetapi juga tidak benar kalau dikatakan sistem

poligami ini tersebar ke negara-negara umat beragama Islam saja.35

Bangsa Arab sebelum Islam melakukan poligami tanpa batas, bahkan

taurat yang ada di tangan kita saat ini membolehkan poligami tanpa batas.

35http://master.islamic.uii.ac.id/index.php/Artikel/POLIGAMI-DAN-APLIKASI-HUKUM-

ISLAM-DI-INDONESIA.html, diakses, pada tanggal 13 juli 2014 jam13:20 WIB.

Page 51: IZIN POLIGAMI DENGAN ALASAN HAK LEGALITAS ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28568/1/ZULLISAN... · i izin poligami dengan alasan hak legalitas anak berupa

40

Taurat juga menyebutkan bahwa sebagian para nabi melakukan poligami

tanpa batas, dan Islam datang membatasinya dengan jumlah empat orang

wanita dan meletakkan syarat adil dan mampu memberi nafkah, dan ia adalah

syarat setiap perkawinan sekalipun hanya dengan satu orang. Ia adalah syarat

agama yang menyebabkan seseorang berdosa bila tidak menunaikannya.36

Poligami telah dikenal oleh bangsa-bangsa di permukaan bumi sebagai

masalah kemasyarakatan. Poligami juga banyak diperhatikan oleh para

sarjana dan ahli-ahli seksiologi seperti Sigmund Freud, Adler, H. Levie, Jung,

Charlotte Buhler, Margaret Mead dan lain-lain. Di dunia Barat, kebanyakan

orang benci dan menentang poligami. Sebagian besar bangsa-bangsa disana

menganggap bahwa poligami adalah hasil dari perbuatan cabul dan oleh

karenanya dianggap sebagai tindakan yang tidak bermoral. Akan tetapi,

kenyataannya menunjukkan lain, dan inilah yang mengherankan. Di Barat,

kian merajalela terjadinya praktik-praktik poligami secara liar atau non-legal

di luar perkawinan yang sah, hal yang demikian sejak dulu sudah bukan

rahasia lagi. Hendrik II, Hendrik IV, Lodeewijk XV, Rechlieu, dan Napoleon

I, adalah sekadar contoh orang-orang besar Eropa yang berpoligami secara

illegal, bahkan Pendeta-pendeta Nasrani yang telah bersumpah tidak akan

kawin selam hidupnya, tidak malu-malunya membiasakan juga kebiasaan

36

Karam Hilmi Farhat, Poligami Dalam Panndangan Islam, Nasrani & Yahudi, (Jakarta: Tim

Pustaka Darul Haq, 2007), h.73.

Page 52: IZIN POLIGAMI DENGAN ALASAN HAK LEGALITAS ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28568/1/ZULLISAN... · i izin poligami dengan alasan hak legalitas anak berupa

41

memelihara istri-istri gelap dengan izin sederhana dari uskup atau kepala-

kepala gereja mereka.37

Melihat realita ini, banyak juga diantara para sarjana barat, penganjur

poligami atau paling tidak orang-orang barat yang mulai terbuka dan bersikap

lunak dengan poligami. Dr. Gustav Le Bon pernah berkata: “pada masa-masa

yang akan datang nanti, Undang-undang Bangsa Eropa akan melegalisasi

poligami”. M. Letourbeau juga pernah berkata: “hingga sampai saat ini,

belum juga dapat diyakini bahwa sistem monogami itu yang lebih baik”.38

Di zaman yang serba modern ini, soal poligami tampaknya masih

hangat dibicarakan. Malah sebagian orang tidak puas dengan sekedar

membahas tentang baik buruknya sistem poligami bagi manusia, tetapi lebih

jauh lagi orang ingin mengetahui sifat biologis manusia pria dan wanita.

Yaitu, apakah memang manusia jenis kelamin pria itu bersifat poligami atau

tidak dan apakah manusia wanita itu bersifat monogami atau tidak.39

Dalam realitasnya, hanya golongan Kristen Katholik saja yang tidak

membolehkan pembubaran akad nikah kecuali dengan kematian saja,

sedangkan aliran-aliran Ortodoks dan Protestan atau Gereja Masehi Injil

37

Tihami, Sohari Sahrani, Fikih Munakahat: Kajian Fikih Nikah Lengkap, (Jakarta: Rajawali

Press, 2009).h. 353.

38 Tihami, Sohari Sahrani, Fikih Munakahat: Kajian Fikih Nikah Lengkap,…,h. 353.

39

Tihami, Sohari Sahrani, Fikih Munakahat: Kajian Fikih Nikah Lengkap,…,h. 355.

Page 53: IZIN POLIGAMI DENGAN ALASAN HAK LEGALITAS ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28568/1/ZULLISAN... · i izin poligami dengan alasan hak legalitas anak berupa

42

membolehkan seorang Kristen untuk menceraikan istrinya dengan syarat-

syarat yang tertentu pula.40

Islam membolehkan poligami dengan jumlah wanita yang terbatas dan

tidak mengahruskan umatnya melaksanakan monogami mutlak. Dengan

pengertian seorang laki-laki hanya boleh beristri seorang wanita dalam

keadaan dan situasi apa pun dan tidak pandang bulu apakah laki-laki itu kaya

atau miskin, hiposek atau hipersek, adil atau tidak adil secara lahiriyah. Islam

pada dasarnya menganut sistem monogami dengan memberikan kelonggaran

dibolehkannya poligami terbatas. Pada perinsipnya seorang laki-laki hanya

boleh memiliki seorang istri dan sebaliknya seorang istri hanya memiliki

seorang suami. Tetapi, Islam tidak menutup diri adanya kecendrungan laki-

laki beristri banyak sebagaimana yang sudah berjalan dahulu kala. Islam tidak

menutup rapat kemungkinan adanya laki-laki tertentu berpoligami, tetapi

tidak semua laki-laki harus berbuat demikian karena tidak semuanya

mempunyai kemampuan untuk berpoligami.

Islam membolehkan laki-laki tertentu melaksanakan poligami sebagai

alternatif atau pun jalan keluar untuk mengatasi penyaluran kebutuhan seks

laki-laki atau sebab-sebab lain yang menggangu ketenangan batinnya agar

tidak sampai jatuh ke lembah perzinaan maupun pelajaran yang jelas-jelas

diharamkan agama. Oleh sebab itu tujuan poligami adalah menghindari agar

40

Tihami, Sohari Sahrani, Fikih Munakahat: Kajian Fikih Nikah Lengkap…, h. 356.

Page 54: IZIN POLIGAMI DENGAN ALASAN HAK LEGALITAS ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28568/1/ZULLISAN... · i izin poligami dengan alasan hak legalitas anak berupa

43

suami tidak terjerumus ke jurang maksiat yang dilarang Islam dengan mencari

jalan yang halal, yaitu boleh beristri lagi dengan syarat bisa berlaku adil.

Poligami dalam lintas sejarah manusia ternyata mengukuti pola fikir

masyarakat terhadap pandangan mereka kepada kaum perempuan. Ketika

suatu masyarakat itu memandang kedudukan dan derajat perempuan itu

sebagai makhluk yang hina, maka poligami menjadi subur (banyak

dilakukan), sebaliknya pada masyarakat yang memandang kedudukan dan

derajat perempuan itu terhormat, poligami pun berkurang. Jadi konklusi dari

tingkat perkembangan poligami dilihat dari realita sejarahnya juga mengalami

diagram fluktuatif.

Islam datang dengan membawa pesan moral kemanusiaan yang tidak

ada bandingannya dalam agama manapun. Ketika Nabi Muhammad SAW.

membawa pesan Islam datang, kebebasan berpoligami itu tidak serta merta

dihapuskan, namun setelah ayat menyinggung poligami diwahyukan, Nabi

SAW lalu melakuka perubahan sesuai petunjuk kandungan ayat. Pertama,

membatasi jumlah bilangan isteri hanya empat. Kedua, Islam menetapkan

bagi seorang pria yang melakukan poligami untuk berlaku adil terhadap

semua isterinya.

Dengan adanya sistem poligami dan ketentuannya dalam ajaran islam,

merupakan suatu karunia begi kelestariannya, yang menghindari dari

Page 55: IZIN POLIGAMI DENGAN ALASAN HAK LEGALITAS ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28568/1/ZULLISAN... · i izin poligami dengan alasan hak legalitas anak berupa

44

perbuatan-perbuatan sosial yang kotor dan akhlak yang rendah dalam

masyarakat yang mengakui poligami. Adapun dalam masyarakat yang

melarang poligami dapat dilihat hal-hal sebagai berikut:41

a. Kejahatan dan pelacuran tersebar dimana-mana sehingga jumlah pelacur

lebih banyak dari pada perempuan yang bersuami.

b. Banyaknya anak-anak yang lahir tanpa ayah yang jelas, sebagai hasil dari

perbuatan diluar nikah. Di amerika, misalnya setiap tahun lahir anak di

luar nikah lebih dari dua ratus ribu.

c. Munculnya bermacam-macam penyakit badan, kegoncangan mental, dan

gangguan-gangguan syarat.

d. Mengakibatkan keruntuhan mental.

e. Merusak hubungan yang sehat antara suami dan istrinya, menggangu

kehidupan rumah tangga dan memutuskan tali ikatan kekeluargaan,

sehingga tidak lagi menganggap segala sesuatu yang berharga dalam

kehidupan bersuami istri.

f. Meragukan sahnya keturunan sehingga suami tidak yakin bahwa anak-

anak yang diasuh dan dididik adalah darah dagingnya sendiri.

Bahwasanya Ini membuktikan poligami yang diajarkan oleh Islam

merupakan cara yang paling sehat dalam memecahkan masalah ini dan

41

Tihami, Sohari Sahrani, Fikih Munakahat: Kajian Fikih Nikah Lengkap…, h.360.

Page 56: IZIN POLIGAMI DENGAN ALASAN HAK LEGALITAS ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28568/1/ZULLISAN... · i izin poligami dengan alasan hak legalitas anak berupa

45

merupakan cara yang paling cocok untuk dipergunakan oleh umat manusia

dalam hidupnya di dunia.

Secara historis masalah poligami sebelumnya telah marak

diperbincangkan, jauh sebelum UU No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan

menjadi Undang-undang. Pada akhirnya monogami ditetapkan menjadi salah

satu azas tetapi dengan suatu pengecualian yang ditujukan kepada orang yang

menurut hukum dan agamanya diizinkan bagi seorang suami beristeri lebih

dari seorang. Masuk dalam pengecualian tersebut adalah orang yang

beragama Islam, karena secara normatif tekstual Al-Qur‟an dianggap

membolehkan poligami.

2. Hikmah Disyariatkannya poligami

Sesungguhnya segala sesuatu yang ditetapkan dalam ajaran agama

Islam ini tidak akan ditetapkan kecuali untuk satu hikmah atau beberapa

banyak hikmah yang terkandung di dalamnya, dan manusia kadang

menemukan hikmah-hikmah tersebut atau hanya sebagiannya saja sejak awal,

dan kadang hikmah-hikmah tersebut bisa ditangkap manusia setelah memeras

pikiran dan melewati beberapa proses peneltian yang panjang, dan kadang

manusia tidak bisa mengetahui secara mutlak.42

Hikmah poligami beragam

dan banyak sekali, di antaranya:

42

Karam Hilmi Farhat, Poligami Dalam Panndangan Islam, Nasrani & Yahudi…, h.64.

Page 57: IZIN POLIGAMI DENGAN ALASAN HAK LEGALITAS ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28568/1/ZULLISAN... · i izin poligami dengan alasan hak legalitas anak berupa

46

Pertama: terdapat realita yang tampak mencolok di berbagai

masyarakat dunia akan lebih banyak jumlah kaum wanita yang telah melewati

umur untuk menikah dibanding kaum laki-laki, sebagaimana yang terjadi di

Negara-negara Eropa Utara, dimana kaum wanita disana melebihi kaum laki-

laki secara mencolok diluar waktu perang sekalipun. Maka solusinya adalah,

laki-laki yang telah mencapai umur untuk menikah sebagian atau semuanya

menikahi lebih dari seorang, dan bahwasanya wanita kedua, ketiga atau

keempat tersebut adalah istri terhormat dan mulia bagi suaminya.43

Kedua: umat manusia seringkali mengalami krisis yang menyebabkan

surplusnya kaum wanita, seperti yang biasa terjadi pasca revolusi, wabah atau

bencana alam. Banyak kaum wanita yang akan hidup tanpa suami, dan itu

akan menghasilkan resiko semakin berkurangnya angka kelahiran dan itu

tidak mustahil. Jika dalam kondisi seperti ini poligami tidak diperbolehkan

sebagaimana yang dilakukan islam, maka kemesuman, pergaulan bebas,

penyelewengan dan pelacuran akan tersebar di masyarakat dan semakin

meningkat jumlah anak-anak haram.44

Ketiga: jika istri mandul sang suami ingin punya anak, maka tak ada

jalan baginya, karena mencintai anak-anak adalah insting yang tertanam

dalam diri manusia, maka solusinya adalah, istri yang mandul itu tetap

43

Karam Hilmi Farhat, Poligami Dalam Panndangan Islam, Nasrani & Yahudi, …,h.65-66.

44

Karam Hilmi Farhat, Poligami Dalam Panndangan Islam, Nasrani & Yahudi, …,h.67.

Page 58: IZIN POLIGAMI DENGAN ALASAN HAK LEGALITAS ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28568/1/ZULLISAN... · i izin poligami dengan alasan hak legalitas anak berupa

47

bersama sang suami menikmati hak-hak perkawinan secara sempurna, dan

suami dibolehkan untuk menikah dengan wanita lain (poligami) untuk

mewujudkan fitrah manusia berupa kecintaanya terhadap anak-anak, tanpa

meniggalkan mudharat atau merampas hak-hak istrinya yang pertama dan ini

adalah solusi islami.45

Keempat: bahwa istri ditimpa penyakit yang berkepanjangan atau

penyakit yang menular atau penyakit yang menakutkan yang menyebabkan

sang suami tidak dapat menggaulinya sebagaimana layaknya hubungan suami

istri yang normal.46

Kelima: bahwa seorang laki-laki memiliki kekuatan biologis yang

hebat dimana dia tidak cukup dengan seorang istri atau tidak bisa menahan

diri pada hari-hari dimana sang istri tidak boleh digauli, seperti masa-masa

haid, hamil, semasa melahirkan, ketika sedang sakit, atau karena usia yang

telah lanjut.47

Keenam: Anak yang dilahirkan menpunyai legal formal dan ayah yang

jelas. Banyaknya anak-anak yang lahir tanpa ayah yang jelas, sebagai hasil

dari perbuatan di luar nikah. Berbeda dengan anak yang lahir dari perbuatan

zina yang akan selalu mendapat cemoohan dan cacian dari masyarakat,

45

Karam Hilmi Farhat, Poligami Dalam Panndangan Islam, Nasrani & Yahudi…, h.68.

46

Karam Hilmi Farhat, Poligami Dalam Panndangan Islam, Nasrani & Yahudi …, h.69.

47

Karam Hilmi Farhat, Poligami Dalam Panndangan Islam, Nasrani & Yahudi…, h. 71

Page 59: IZIN POLIGAMI DENGAN ALASAN HAK LEGALITAS ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28568/1/ZULLISAN... · i izin poligami dengan alasan hak legalitas anak berupa

48

sedangkan anak yang lahir dari pernikahan poligami yang resmi akan

mendapat legal formal baik dari Negara maupun dari masyarakat.

Ketujuh: Status yang jelas bagi perempuan. Sama halnya dengan anak

yang lahir dari perbuatan zina yang tidak memiliki status yang jelas di

masyarakat dan hukum, maka perempuan yang berbuat zina juga tidak

memiliki ststus sosial yang jelas.

Kedelapan: Hanya Allah lah yang maha mengetahui hikmah dari

segala ucapan dan perbuatan, karena dibolehkannya poligami bukan berarti

menghina kaum wanita atau merendahkan derajat dan kemulian mereka, akan

tetapi semata demi kemaslahatan bagi wanita, laki-laki dan masyarakat

banyak.

Sayyid Sabiq menerangkan hikmah berpoligami cukup panjang

sebagaimana disadur oleh Achmad Kuzari dalam bukunya nikah sebagai

perikatan antara lain:48

1. Sebagai karunia dan rahmat Allah, dan menjadi diperlukan untuk

kemakmuran dan kemaslahatan.

2. Memperbesar jumlah ummat karena keagungan itu hanyalah bagi yang

berjumlah banyak.

3. Mengurangi jumlah janda sambil menyantuni mereka.

4. Mengantisipasi kenyataan bahwa jumlah wanita berlebih dibanding pria.

48

Kuzari Achmad, Nikah Sebagai Perikatan,…,h. 166.

Page 60: IZIN POLIGAMI DENGAN ALASAN HAK LEGALITAS ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28568/1/ZULLISAN... · i izin poligami dengan alasan hak legalitas anak berupa

49

5. Mengisi tenggang waktu yang lowong berhubungan secara kodrati pria

itu lebih panjang masa membutuhkan berhubungan seks baik karena

dalam usia lanjut yang wanita sudah tidak membutuhkan sementara pria

tetap saja, atau pun karena tenggang waktu sebab haid dan nifas.

6. Dapat mengatasi kalau istri mandul, dan

7. Sebaliknya di tempat yang menganut pemaksaan monogami terlahir

banyak kefasikan, banyak WTS (wanita tuna susila), dan banyak pula

anak di luar nikah.

Dari penjelasan mengenai beberapa banyak hikmah yang sudah

penulis kemukakan di atas menunjukkan bahwa syariat Islam membawa

ajaran yang komprehensif mengenai solusi dari persoalan pelik kehidupan

masyarakat dan membawa maslahat bagi umat manusia, sedangkan bagi

mereka yang mengingkari adanya sistem poligami dalam hukum

perkawinannya maka bisa dilihat banyak timbul masalah-masalah sosial

dalam lingkungan masyarakat, keluarga, dan Negara.

Page 61: IZIN POLIGAMI DENGAN ALASAN HAK LEGALITAS ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28568/1/ZULLISAN... · i izin poligami dengan alasan hak legalitas anak berupa

50

BAB III

PENGADILAN AGAMA JAKARTA TIMUR SEBAGAI PELAKSANA

KEKUSAAN KEHAKIMAN

A. Sejarah Singkat Eksistensi Pengadilan Agama Jakarta Timur

Kekuasaan kehakiman adalah kekuasaan Negara yang merdeka untuk

menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan

berdasarkan Pancasila, demi terselenggaranya Negara hukum republik

Indonesia.1

Kata peradilan berasal dari kata adil dengan awalan “per” dan imbuhan

“an”. Kata peradilan sebagai terjemahan dari Qadha yang berarti memutuskan,

melaksanakan,menyelesaikan. Dan ada pula yang menyatakan bahwa umumnya

kamus tidak membedakan antara peradilan dengan pengadilan.2

Dalam literatur fikih islam, peradilan disebut Qadha artinya

menyelesaikan seperti firman Allah:

Artinya:

11

Lihat pasal 1 undang-undang nomor 4 tahun 2004 tentang pokok-pokok kekuasaan

kehakiman. Dan lihat bukunya fauzan, pokok-pokok hukum acara perdata peradilan agama dan

mahkamah syariah di Indonesia, Jakarta: kencana, 2007, h.1.

2 Erfaniah Zuhriah, Peradilan Agama Di Indonesia Dalam Rentang Sejarah dan Pasang

Surut, (Malang: UIN-Malang Press, 2008), h.1.

Page 62: IZIN POLIGAMI DENGAN ALASAN HAK LEGALITAS ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28568/1/ZULLISAN... · i izin poligami dengan alasan hak legalitas anak berupa

51

“Manakala zaid telah menyelasaikan keperluannya dari zainab” (QS. Al-

Ahzab: 37)

Ada juga yang berarti menunaikan seperti firman Allah:

Artinya:

“Apabila shalat telah ditunaikan maka bertebaranlah kepelosok

bumi” (QS. Al-Jumu’ah: 10)

Di samping itu menyelesaikan dan menunaikan seperti di atas. Arti

qadha yang dimaksud ada pula yang berarti memutuskan hukum atau

menetapkan suatu ketetapan. Dalam dunia peradilan menurut para pakar,

makna yang terakhir inilah yang dianggap signifikan. Dimana makna hukum

disini pada asalnya berarti menghalangi atau mencegah, karenanya qadhi

dinamakan hakim karena seorang hakim berfungsi untuk menghalangi orang

yang zalim dan penganiayaan. Oleh karena itu apabila seseorang menagatakan

hakim telah menghukum begini artinya hakim telah meletakkan sesuatu hak

yang mengembalikan sesuatu kepada pemiliknya yang berhak.

Kata peradilan menurut istilah ahli fikih adalah berarti:

1. Lembaga hukum (tempat dimana seorang mengajukan mohon keadilan)

2. Perkataan yang harus dituruti yang diucapkan oleh seorang yang

mempunyai wilayah umum atau menerangkan hukum agama atas dasar

harus mengikutinya.

Page 63: IZIN POLIGAMI DENGAN ALASAN HAK LEGALITAS ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28568/1/ZULLISAN... · i izin poligami dengan alasan hak legalitas anak berupa

52

Dalam kajian hukum acara perdata peradilan agama ada beberapa

istilah yang perlu dipahami, yaitu:3

1. Peradilan, bersal dari bahasa arab adil yang sudah diserap menjadi bahasa

Indonesia yang berarti proses mengadili atau suatu upaya untuk mencari

keadilan atau penyelasaian sengketa hukum di hadapan badan peradilan

menurut peraturan yang berlaku. Peradilan merupakan suatu pengertian

yang umum. Dalam bahasa arab disebut al-qadha, artinya proses mengadili

dan proses mencari keadilan. Dalam bahasa belanda disebut recshtpraak

(kini tertuang dalam pasal 1 butir 2 UU Nomor 3 Tahun 2006.

2. Pengadilan, merupakan pengertian yang khusus adalah suatu lembaga

(institusi) tempat mengadili atau menyelesaian sengketa hukum di dalam

rangka kekuasaan kehakiman, yang mempunyai kewenangan absolut dan

relatif sesuai dengan peraturan perundag-undagan yang menentukannya/

membentuknya. Dalam bahasa disebut al-mahkamah, dalam bahasa belanda

disebut radd.

3. Pengadilan Agama, adalah suatu badan peradilan agama pada tingkat

pertama. PTA, adalah peradilan agama tingkat banding.

4. Hakim, hakim adalah orang yang diangkat oleh penguasa untuk

meyelesaikan dakwaan-dakwaan dan persengketaan, karena penguasa tidak

mampu melaksanakan sendiri semua tugas, sebagaimana Rasulullah SAW.

3 Erfaniah Zuhriah, Peradilan Agama di Indonesia…, h. 6-7.

Page 64: IZIN POLIGAMI DENGAN ALASAN HAK LEGALITAS ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28568/1/ZULLISAN... · i izin poligami dengan alasan hak legalitas anak berupa

53

Pada masanya telah mengangkat qadhi untuk meyelesaikan sengketa di

antara manusia di tempat-tempat yang jauh (kini diatur dalam pasal 1 butir 3

UU No. 7 Tahun 1998).

5. Yang dimaksud dengan hukum acara perdata disini adalah hukum acara

perdata yang berlaku di lingkungan peradilan agama.

Sebagaimana telah dikemukakan, bahwa peradilan dapat diidentifikasi

sebgai bagian dari pranata hukum, sedangkan hukum dapat diidentifikasikan

sebagai bagian dari pranata sosial. Mengutip pandangan sumner, bahwa

pranata adalah konsep dan struktur, hukum adalah pranata (institution). Hal

itu didasarkan kepada gagasan keadilan dan kepatutan. Gagasan itu

dikonstruksikan dan mencakup pengadilan (courts), perangkat hukum

(statutory provisions). Oleh karena itu, peradilan dapat didentifikasi sebagai

pranata sosial . dalam kenyataannya, peradilan berhubungan secara timbal

balik, bahkan saling tergantung (interdependency) dengan pranata hukum

lainnya, seperti perangkat hukum (tertulis dan tidak tertulis), sistem hukuman,

politik hukum, dan nilai-nilai hukum, bahkan berhubungan dengan

penyuluhan hukum dan pendidikan hukum.4

Dalam penataan hubungan diantara anggota masyarakat manusia itu

diperlukan patokan tingkah laku yang disepakati bersama, yang bersumber

kepada nilai-nilai budaya yang dipatuhi dan mengikat kepada semua pihak.

4 Erfaniah Zuhriah, Peradilan Agama di Indonesia…, h. 17-18.

Page 65: IZIN POLIGAMI DENGAN ALASAN HAK LEGALITAS ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28568/1/ZULLISAN... · i izin poligami dengan alasan hak legalitas anak berupa

54

Dalam wujudnya yang lebih konkrit patokan tingkah laku itu dikenal sebagai

hukum, yang berfungsi sebagai pengendali masyarakat untuk mewujudkan

ketertiban dan ketentaraman.5

Peradilan Agama adalah sebutan (literatur) resmi bagi salah satu

diantara empat lingkungan peradilan Negara atau kekuasaan kehakiman yang

sah di Indonesia. Tiga lingkungan peradilan Negara lainnya adalah Peradilan

Umum, Peradilan Militer, dan Peradilan Tata Usaha Negara, sedangkan dalam

undang-undang yang baru yakni Undang-undang Nomor 4 Tahun 2004

Tentang Kekuasaan Kehakiman ditambah dengan Mahkamah Konstitusi.

Peradilan Agama adalah salah satu di antara peradilan khusus di

Indonesia. Dua peradilan khusus lainnya adalah Peradilan Militer dan

Peradilan Tata Usaha Negara. Dikatakan Peradilan Khusus karena Peradilan

Agama mengadili perkara-perkara tertentu atau menangani golongan rakyat

tertentu. Dalam hal Peradilan Agama hanya berwenang dibidang perdata

tertentu saja, tidak termasuk bidang pidana dan pula hanya untuk orang-orang

Islam di Indonesia, dalam perkara-perkara perdata islam tertentu tidak

mencakup seluruh perdata islam.

Peradilan Agama adalah peradilan islam di Indonesia, sebab dari jenis-

jenis perkara yang boleh diadilinya, seluruhnya adalah jenis perkara menurut

5 Erfaniah Zuhriah, Peradilan Agama di Indonesia …, h. 20.

Page 66: IZIN POLIGAMI DENGAN ALASAN HAK LEGALITAS ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28568/1/ZULLISAN... · i izin poligami dengan alasan hak legalitas anak berupa

55

agama islam. Dirangkaikannya kata-kata peradilan islam dengan di Indonesia

adalah karena jenis perkara yang boleh diadilinya, tidaklah mencakup segala

macam perkara menurut Peradilan Islam secara universal. Tegasnya peradilan

agama adalah Peradilan Islam limitatif, yang telah disesuaikan (di mutatis

mutandis-kan) dengan keadaan di Indonesia.6

Dari yang disebutkan di atas, dapat disimpulkan bahwa peradilan

agama adalah satu dari peradilan Negara di Indonesia yang sah, yang bersifat

peradilan khusus, yang berwenang dalam jenis perkara perdata Islam tertentu,

bagi orang-orang Islam di Indonesia.7

Pasal 24 ayat (2) undang-undang dasar 1945 (hasil amandemen

ketiga), menegaskan bahwa: (kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah

oleh sebuah mahkamah agung dan badan peradilan yang berada dibawahnya

dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan

peradilan militer, lingkungan peradilan tata usaha Negara, dan oleh sebuah

mahkamah konstitusi.8

Amandemen ketiga Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia

mengakibatkan posisi pengadilan dalam lingkungan Peradilan Agama menjadi

6 Basiq Djalil, Peradilan Agama di Indonesia: Gemuruhnya Politik Hukum (Hukum Islam,

Hukum Barat, Hukum Adat) Dalam Rentang Sejarah Bersama Pasang Surut Lembaga Peradilan

Agama Hingga Lahirnya Peradilan Syariat Islam Aceh,( Jakarta: Kencana, 2010), h. 9-10.

7 Basiq Djalil, peradilan Agama di Indonesia…, h. 10.

8 Lihat pasal 24 ayat (2) uud nri 1945 hasil amandemen ke-3.

Page 67: IZIN POLIGAMI DENGAN ALASAN HAK LEGALITAS ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28568/1/ZULLISAN... · i izin poligami dengan alasan hak legalitas anak berupa

56

sangat kokoh, selain juga kewenangan absolutnya menjadi bertambah luas

sejak diamandemennya Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 Tentang

Peradilan Agama dengan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006 dan Undang-

undang Nomor 50 Tahun 2009 tentang perubahan pertama dan kedua atas

Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama.9

Pasal 24 ayat (1) UUD NRI 1945 berbunyi: “Kekuasaan kehakiman

merupakan kekuasaan yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna

menegakkan hukum dan keadilan”. Menurut pasal ini kekuasaan kehakiman

pertama, merupakan kekuasaan yang merdeka (an independent judiciary).

Pada masa yang lalu disebut “een onafhankelijke macth” yakni kekuasaan

kehakiman yang bebas, tidak tergantung pada kekuasaan lain. Kedua,

kekuasaan menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan

keadilan , agar ketertiban masyarakat dapat tercipta (to achieve social order)

dan ketertiban masyarakat terpelihara (to maintain social order). Penegasan

mengenai pengertian tersebut diulang kembali pada pasal 1 uu no. 4 tahun

2004 tentang kekuasaan kehakiman yang berbunyi “ kekuasaan kehakiman

adalah kekuasaan Negara yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan

9 Taufiq Hamami, Peradilan Agama Dalam Reformasi Kekuasaan Kehakiman di Indonesia

Pasca Amandemen ke Tiga UUD 1945, (Jakarta: Tatanusa, 2013), h.2.

Page 68: IZIN POLIGAMI DENGAN ALASAN HAK LEGALITAS ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28568/1/ZULLISAN... · i izin poligami dengan alasan hak legalitas anak berupa

57

guna menegakkan hukum dan keadilan berdasarkan pancasila demi

terselenggaranya Negara hukum republik Indonesia.10

Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

menyatakan bahwa peradilan agama merupakan salah satu lembaga peradilan

Negara disamping peradilan militer, peradilan tata usaha Negara, dan perdilan

umum. Keempat lembaga peradilan tersebut merupakan lembaga kekuasaan

kehakiman di Indonesia, yang bertugas menerima, mengadili, memeriksa, dan

menyelesaikan perkara yang diajukan kepadanya.

Sebagai milik bangsa Indonesia, khususnya yang beragama islam,

Peradilan Agama lahir tumbuh dan berkembang bersama tumbuh dan

berkembangnya bangsa Indonesia. Kehadirannya mutlak sangat diperlukan

untuk meneggakan hukum dan keadilan bersama dengan lembaga peradilan

lainnya. Peradilan Agama telah memberikan andil yang cukup besar kepada

bangsa Indonesia pada umumnya, khususnya bagi umat Islam sejak Islam

berada di bumi persada ini.

Dalam pemerintahan kerajaan Islam sebagai ciri tata pemerintahan

nusantara pada priode berikutnya. Peradilan Agama memperoleh tempat yang

lebih nyata sebagai penasihat raja dalam bidang agama, dengan keluarnya

Stbl. 1882 Nomor 152 oleh pemerintah kolonial Belanda, yang kemudian

ditambah dan diubah dengan Stbl. 1937 Nomor 116 dan 160 dan Stbl 1937

10

Yahya Harahap, Kekuasaan Mahkamah Agung Pemeriksa Kasasi dan Peninjauan Kembali

Perkara Perdata, (Jakarta: Sinar Grafika, 2008), h. 1.

Page 69: IZIN POLIGAMI DENGAN ALASAN HAK LEGALITAS ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28568/1/ZULLISAN... · i izin poligami dengan alasan hak legalitas anak berupa

58

Nomor 638 dan 639 Peradilan Agama diakui sebagai peradilan Negara,

meskipun dibiarkan pertumbuhannya tanpa adanya pembinaan sama sekali.11

Kemudian pada zaman kemerdekaan, tercatat beberapa peraturan yang

mengakui eksistensi peradilan agama, antara lain adalah undang-undang

darurat Nmor 1 Tahun 1951 Jo. Undang-undang Nomor 1 tahun 1961,

peraturan pemerintah Nomor 45 Tahun 1957, undang-undang Nomor 14

Tahun 1970, undang-undang Nomor 1 Tahun 1974, peraturan pemerintah

Nomor 9 Tahun 1975, peeraturan pemerintah Nomor 28 Tahun 1977, dan

terakhir undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 yang telah diubah dan

ditambah dengan undang-undang Nomor 3 Tahun 2006 Tentang Peradilan

Agama.

Meskipun Peradilan Agama telah tumbuh dan berkembang seperti

sekarang ini, tetapi jarang sekali kita temui tulisan-tulisan tentang peradilan

agama di Indonesia secara utuh dan lengkap. Meskipun peradilan agama telah

mempunyai sejarah yang panjang, tetapi dilewatkan saja oleh para

cendekiawan dalam percaturan ilmu pengetahuan. Kondisi seperti ini

mungkin disebabkan para ulama dan cendekiawan muslim selalu menganggap

rendah terhdap Peradilan Agama ini. Mereka menganggap bahwa berbicata

tentang peradilan agama berarti sama saja berbicara tentang kemunduran ,

11

Abdul Manan, Etika Hakim Dalam Penyelenggaraan Peradilan: Suatu Kajian Dalam

Sistem Peradilan Islam, (Jakarta: Kencana, 2007), h. 205.

Page 70: IZIN POLIGAMI DENGAN ALASAN HAK LEGALITAS ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28568/1/ZULLISAN... · i izin poligami dengan alasan hak legalitas anak berupa

59

juga berbicara tentang hal yang sia-sia dan tidak tertolong lagi dari masa

kejayaan islam.12

Dengan lahirnya Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 Tentang

Peradilan Agama yang telah diubah dengan Undang-undang Nomor 3 Tahun

2006 dan Kompilasi Hukum Islam dengan Impress Nomor 1 Tahun 1991.

Diharapkan mulai babak baru dalam sejarah perkembangan peradilan agama

di Indonesia.

Peradilan Agama merupakan salah satu badan peradilan pelaku

kekuasaan kehakiman untuk menyelenggarakan hukum dan keadilan bagi

rakyat pencari keadilan dalam perkara tertentu antara otang-orang yang

beragama islam dibidang perkawinan, waris, wasiat, hibah, wakaf, zakat,

infaq, sedekah, dan ekonomi syariah. Dengan penegasan kewenangan

peradilan agama tersebut dimaksudkan untuk memberikan dasar hukum

kepada pengadilan agama dalam menyelesaikan perkara tertentu tersebut,

termasuk pelanggaran atas undang-undang perkawinan dan peraturan

pelaksananya dan memperkuat landasan hukum mahkamah syariah dalam

melaksanakan kewenangannya di bidang jinayah berdasarkan qanun.13

Dalam Undang-undang ini, kewenangan pengadilan di lingkungan

Peradilan Agama diperluas, hal ini sesuai dengan perkembangan hukum dan

12

Abdul Manan, Etika Hakim Dalam Penyelenggaraan Peradilan…, h. 206.

13 Jaenal Arifin, Peradilan Agama Dalam Bingkai Reformasi Hukum di Indonesia, (Jakarta:

Kencana, 2008), h.230.

Page 71: IZIN POLIGAMI DENGAN ALASAN HAK LEGALITAS ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28568/1/ZULLISAN... · i izin poligami dengan alasan hak legalitas anak berupa

60

kebutuhan hukum masyarakat, khususnya masyarakat muslim. Perluasan

tersebut antara lain meliputi ekonomi syariah. Dalam kaitannya dengan

perubahan undang-undang ini pula, kalimat yang terdapat dalam penjelasan

umum undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama

menyatakan “ para pihak sebelum berperkara dapat mempertimbangkan untuk

memilih hukum apa yang digunakan dalam pembagian warisan”, dinyatakan

dihapus.14

Sebagai kelanjutan dari sikap pemerintah Hindia Belanda terhadap

peradilan agama, pada tahun 1828 dengan ketetapan Komisaris Jenderal

tanggal 12 Maret 1828 nomor 17 khusus untuk Jakarta (Betawi) di tiap-tiap

distrik dibentuk satu majelis distrik yang terdiri dari :

a. Komandan Distrik sebagai Ketua

b. Para penghulu masjid dan Kepala Wilayah sebagai anggota

Majelis ada perbedaan semangat dan arti terhadap Pasal 13 Staatsblad

1820 Nomor 22, maka melalui resolusi tanggal 1 Desember 1835 pemerintah

di masa itu mengeluarkan penjelasan Pasal 13 Staatsblad Nomor 22 tahun

1820 sebagai berikut:

“Apabila terjadi sengketa antara orang-orang Jawa satu sama lain

mengenai soal-soal perkawinan, pembagian harta dan sengketa-sengketa

sejenis yang harus diputus menurut hukum Islam, maka para “pendeta”

14

Jaenal Arifin, Peradilan Agama Dalam Bingkai Reformasi Hukum di Indonesia…, h. 230.

Page 72: IZIN POLIGAMI DENGAN ALASAN HAK LEGALITAS ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28568/1/ZULLISAN... · i izin poligami dengan alasan hak legalitas anak berupa

61

memberi keputusan, tetapi gugatan untuk mendapat pembiayaan yang timbul

dari keputusan dari para “pendeta” itu harus diajukan kepada pengadilan-

pengadilan biasa”.15

Penjelasan ini dilatarbelakangi pula oleh adanya kehendak dari

pemerintah Hindia Belanda untuk memberlakukan politik konkordansi dalam

bidang hukum, karena beranggapan bahwa hukum Eropa jauh lebih baik dari

hukum yang telah ada di Indonesia. Seperti diketahui bahwa pada tahun 1838

di Belanda diberlakukan Burgerlijk Wetboek (BW).

Akan tetapi dalam rangka pelaksanaan politik konkordansi itu, Mr.

Scholten van Oud Haarlem yang menjadi Ketua Komisi penyesuaian undang-

undang Belanda dengan keadaan istimewa di Hindia Belanda membuat

sebuah nota kepada pemerintahnya, dalam nota itu dikatakan bahwa :

“Untuk mencegah timbulnya keadaan yang tidak menyenangkan

mungkin juga perlawanan jika diadakan pelanggaran terhadap agama orang

Bumi Putera, maka harus diikhtiarkan sedapat-dapatnya agar mereka itu dapat

tinggal tetap dalam lingkungan (hukum) agama serta adat istiadat mereka ”.16

Di daerah khusus Ibukota Jakarta, berdasarkan Keputusan Menteri

Agama Nomor 4 Tahun 1967 lahir Peradilan Agama Jakarta dan diadakan

15 http://www.pa-jakartatimur.go.id/index.php

16 http://www.pa-jakartatimur.go.id/index.php

Page 73: IZIN POLIGAMI DENGAN ALASAN HAK LEGALITAS ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28568/1/ZULLISAN... · i izin poligami dengan alasan hak legalitas anak berupa

62

perubahan kantor-kantor cabang Pengadilan Agama dari 2 kantor cabang

menjadi 4 kantor cabang, antara lain :

a. Kantor Cabang Pengadilan Agama Jakarta Timur

b. Kantor Cabang Pengadilan Agama Jakarta Selatan

c. Kantor Cabang Pengadilan Agama Jakarta Barat

d. Kantor Cabang Pengadilan Agama Jakarta Pusat.

Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

menentukan dalam pasal 24 ayat (2) bahwa Peradilan Agama merupakan

salah satu lingkungan peradilan yang berada di bawah Mahkamah Agung

bersama badan peradilan lainnya di lingkungan Peradilan Umum, Peradilan

Tata Usaha Negara, dan peradilan Militer, merupakan salah satu badan

peradilan pelaku kekuasaan kehakiman untuk menyelenggarakan hukum dan

keadilan bagi rakyat pencari keadilan perkara tertentu antara orang-orang

yang beragama Islam.

Pengadilan Agama Jakarta Timur yang merupakan Pengadilan Tingkat

Pertama bertugas dan berwenang memeriksa, memutus, dan menyelesaikan

perkara-perkara ditingkat pertama antara orang-orang yang beragama Islam

dibidang: Perkawinan, waris, wasiat, hibah, wakaf, zakat, infaq, shadaqah dan

ekonomi syariah sebagaimana diatur dalam pasal 49 Undang-undang Nomor 3

Tahun 2006 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989

tentang Peradilan Agama.

Page 74: IZIN POLIGAMI DENGAN ALASAN HAK LEGALITAS ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28568/1/ZULLISAN... · i izin poligami dengan alasan hak legalitas anak berupa

63

Di samping tugas pokok dimaksud di atas, Pengadilan Agama Jakarta

Timur mempunyai fungsi, antara lain sebagai berikut :17

1. Fungsi mengadili (judicial power), yakni menerima, memeriksa,

mengadili dan menyelesaikan perkara-perkara yang menjadi kewenangan

Pengadilan Agama dalam tingkat pertama ( vide : Pasal 49 Undang-

undang Nomor 3 Tahun 2006).

2. Fungsi pembinaan, yakni memberikan pengarahan, bimbingan, dan

petunjuk kepada pejabat struktural dan fungsional di bawah jajarannya,

baik menyangkut teknis yudicial, administrasi peradilan, maupun

administrasi umum/perlengkapan, keuangan, kepegawaian, dan

pembangunan. ( vide : Pasal 53 ayat (3) Undang-undang Nomor No. 3

Tahun 2006 jo. KMA Nomor KMA/080/VIII/2006).

3. Fungsi pengawasan, yakni mengadakan pengawasan melekat atas

pelaksanaan tugas dan tingkah laku Hakim, Panitera, Sekretaris, Panitera

Pengganti, dan Jurusita/ Jurusita Pengganti di bawah jajarannya agar

peradilan diselenggarakan dengan seksama dan sewajarnya ( vide : Pasal

53 ayat (1) dan (2) Undang-undang Nomor No. 3 Tahun 2006) dan

terhadap pelaksanaan administrasi umum kesekretariatan serta

pembangunan. ( vide: KMA Nomor KMA/080/VIII/2006).

17 http://www.pa-jakartatimur.go.id/index.php

Page 75: IZIN POLIGAMI DENGAN ALASAN HAK LEGALITAS ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28568/1/ZULLISAN... · i izin poligami dengan alasan hak legalitas anak berupa

64

4. Fungsi nasehat, yakni memberikan pertimbangan dan nasehat tentang

hukum Islam kepada instansi pemerintah di daerah hukumnya, apabila

diminta. ( vide : Pasal 52 ayat (1) Undang-undang Nomor No. 3 Tahun

2006).

5. Fungsi administratif, yakni menyelenggarakan administrasi peradilan

(teknis dan persidangan), dan administrasi umum (kepegawaian,

keuangan, dan umum/perlengakapan) ( vide : KMA Nomor KMA/080/

VIII/2006).

6. Fungsi Lainnya :

a. Melakukan koordinasi dalam pelaksanaan tugas hisab dan rukyat

dengan instansi lain yang terkait, seperti DEPAG, MUI, Ormas Islam

dan lain-lain ( vide: Pasal 52 A Undang-Undang Nomor 3 Tahun

2006).

Pelayanan penyuluhan hukum, pelayanan riset/penelitian dan

sebagainya serta memberi akses yang seluas-luasnya bagi masyarakat

dalam era keterbukaan dan transparansi informasi peradilan, sepanjang

diatur dalam Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI Nomor

KMA/144/SK/VIII/2007 tentang Keterbukaan Informasi di Pengadilan.

B. Organisasi Pengadilan Agama Jakarta Timur

Pengadilan Agama sebagai pengadilan tingkat pertama ialah pengadilan

yang bertindak menerima, memeriksa dan memutus setiap permohonan atau

Page 76: IZIN POLIGAMI DENGAN ALASAN HAK LEGALITAS ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28568/1/ZULLISAN... · i izin poligami dengan alasan hak legalitas anak berupa

65

gugatan pada tahap paling awal. Pengadilan Agama bertindak sebagai

pengadilan yang menampung pada tahap awalnya segala perkara yang diajukan

oleh masyarakat pencari. Tidak boleh mengajukan suatu permohonan atau

gugatan langsung ke pengadilan tinggi agama. Semua jenis perkara terlebih

dahulu mesti melalui Pengadilan Agama dalam hierarki sebagai pengadilan

tingkat pertama. Terhadap semua permohonan atau guagatan perkara yang

diajukan kepadanya dalam kedudukan instansi pengadilan tingkat pertama,

harus menerima, memeriksa, dan memutus perkara yang diajukan kepadanya.

Dan tidak boleh menolak untuk meneriama, memeriksa dan memutus perkara

yang diajukan kepadanya dengan dalih apapun. Hal ini ditegaskan dalam Pasal

56 yang bunyinya: “pengadilan tidak boleh menolak untuk memeriksa dan

memutus suatu perkara yang diajukan dengan dalih bahwa hukum tidak ada

atau kurang jelas, malinkan wajub memeriksa dan wajib memutusnya”.

Pengadilan Agama merupakan salah satu penyelenggara kekuasaan

kehakiman yang memberikan layanan hukum bagi rakyat pencari keadilan yang

beragama islam mengenai perkara perdata tertentu yang diatur dalam Undang-

undang Nomor 7 tahun 1989 tentang Peradilan Agama yang telah diubah

dengan Undang-undang Nomor 3 tahun 2006 dan Undang-undang Nomor 50

Tahun 2009. Kekuasaan kehakiman dilingkungan Peradilan Agama

dilaksanakan oleh Pengadilan Agama dan Pengadilan Tinggi Agama yang

berpuncak pada Mahkamah Agung Republik Indonesia sebagai Pengadilan

Page 77: IZIN POLIGAMI DENGAN ALASAN HAK LEGALITAS ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28568/1/ZULLISAN... · i izin poligami dengan alasan hak legalitas anak berupa

66

Negara tertinggi. Seluruh pembinaan baik pembinaan teknis peradilan maupun

pembinaan organisasi, administrasi dan keuangan dilakukan oleh Mahkamah

Agung Republik Indonesia. Pengadilan Agama merupakan Pengadilan Tingkat

Pertama yang bertugas dan berwenang memeriksa, mengadili dan memutus

perkara-perkara di tingkat pertama di bidang perkawinan, kewarisan, wasiat dan

hibah yang dilakukan berdasarkan hukum islam serta waqaf, zakat, infaq dan

shadaqah serta ekonomi Syari’ah sebagaimana di atur dalam Pasal 49 UU

Nomor 50 Tahun 2009.

Sedangkan Dalam Undang undang Nomor 3 tahun 2006 Pengadilan

Agama yang merupakan Pengadilan tingkat Pertama mempunyai susunan

Organisasi Pengadilan Agama yang terdiri dari Ketua, Wakil Ketua, Hakim,

Panitera/Sekretaris, Wakil Panitera, Wakil Sekretaris,Panitera Muda Gugatan,

Panitera Muda Permohonan, Panitera Muda Hukum, Kasubbag Umum,

Kasubbag Kepegawaian, Kasubbag Keuangan, Panitera Pengganti dan Jurusita

/Jurusita Pengganti.

Struktur Organisasi Pengadilan Agama Jakarta Timur 2014

1. Hakim

No Nama jabatan

1 Dra. H. Zulkarnain, SH, MH Ketua pengadilan

2 Drs. H. Chazim Maksalina, MH Wakil ketua pengadilan

Page 78: IZIN POLIGAMI DENGAN ALASAN HAK LEGALITAS ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28568/1/ZULLISAN... · i izin poligami dengan alasan hak legalitas anak berupa

67

3 Dra. Hj. Ai Zainab, SH Hakim

4 HM. Kailani, SH, MH Hakim

5 Dra. Nuraini Saladdin, SH. MH Hakim

6 Dra. Ismet Ilyas, SH. Hakim

7 Dars. Ahmad Zawawi Hakim

8 Drs. Dalih Efendy, SH, M.Esy Hakim

9 Drs. Wawan Iskandar Hakim

10 Drs. Jajat Sudrajat, SH. MH Hakim

11 Hj. Nuroniah, SH. MH Hakim

12 Drs. Sultoni, Mh Hakim

13 Hj. Yustimar B, SH Hakim

14 Dra. Orba Susilawati, MHi Hakim

15 Drs. Amril Mawardi, SH. Hakim

16 Hj. Shafwah, SH. MH Hakim

17 Drs. M. Danil, MA Hakim

18 Drs. H. Chalid L, MH. Hakim

2. Kepaniteraan/ Sekertaris

No Nama Jabatan

1 Dra. Hj. Aminah Panitera/Sekertris

2 H. Hafani Baihaqi lc, SH Wakil Panitera

3 Andi Subhi, S.Sos Wakil Skertaris

Page 79: IZIN POLIGAMI DENGAN ALASAN HAK LEGALITAS ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28568/1/ZULLISAN... · i izin poligami dengan alasan hak legalitas anak berupa

68

4 Drs. Moh Taufik, MH Panmud Hukum

5 Dani Nurwahyudi Anggota Panmud Hukum

6 Andi Sundari Anggota Panmud Hukum

7 Asis Hidayanti, SH Panmud Gugatan

8 Kemas M Irfan, SH Anggota Panmud Gugatan

9 Dra. Ida Fiiriani Panmud Permohonan

10 Siti Mahbubah, SA.g Anggota Panmud

Permohonan

11 Sri Komalasari Anggota Panmud

Permohonan

12 Monika Septi Indriyani, A.Md

Anggota Panmud

Permohonan

13 Muhammad Zuhri kasub Bag Umum

14 R Yadi SW Anggota Kasub Bag Umum

15 Handika Imom, S.kom Anggota Kasub Bag Umum

16 Murtakiyah SH Anggota Kasub Bag Umum

17 Dewi Utari Kasub Bag Keuangan

18 Sukarta, Spd Kasub Bag Kepegawaian

19 Winahya V, AMd. Anggota Kasub Bag

kepegawaian

Page 80: IZIN POLIGAMI DENGAN ALASAN HAK LEGALITAS ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28568/1/ZULLISAN... · i izin poligami dengan alasan hak legalitas anak berupa

69

3. Jurusita Pengganti

No Nama Jabatan

1 Veny Rahmawaty Jurusita pengganti

2 Sirajuddin Haris Jurusita pengganti

3 Dirwansyah R Jurusita pengganti

4 Yuspa Jurusita pengganti

5 Iman Suwardi Jurusita pengganti

6 Marhamah Jurusita pengganti

7 Hisni Mubarak, SH,i Jurusita pengganti

8 Sanjaya Langgeng S Jurusita pengganti

9 Muh Arsy Jurusita pengganti

10 Desy Puspasari, A.MD Jurusita pengganti

4. Juru Sita

No Nama Jabatan

1 Moh sidik Juru sita

2 Ade husniati Juru sita

3 Prio rinato Juru sita

4 Agus alwi Juru sita

Page 81: IZIN POLIGAMI DENGAN ALASAN HAK LEGALITAS ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28568/1/ZULLISAN... · i izin poligami dengan alasan hak legalitas anak berupa

70

5. Panitera Pengganti

No Nama jabatan

1 Ulhelmi BA Panitera pengganti

2 Dra. Siti Nurhayati Panitera pengganti

3 Drs. H. Ujang s Panitera pengganti

4 Hj. Spa Khitiyatun , MH Panitera pengganti

5 Matsanah, SH Panitera pengganti

6 Yuslima SH Panitera pengganti

7 Andra a, SH. MH Panitera pengganti

8 Fathony, SH Panitera pengganti

9 Eva Zulhaefah, SH Panitera pengganti

10 Rita Syuriyah, SH Panitera pengganti

11 Windarti, sh Panitera pengganti

12 Sri Muyati, SA.g Panitera pengganti

13 Rahma S, SH. MH Panitera pengganti

14 Syarif Maulana, SH Panitera pengganti

15 Dwiarti Yuliani, SH Panitera pengganti

16 Rohimah, SH Panitera pengganti

17 Hj. Alfiah Yuliastuti, SH. Panitera pengganti

C. Kasus Poligami Yang Diterima di Pengadilan Agama Jakarta Timur

Perkara poligami yang terjadi di Pengadilan Agama Jakarta Timur

sudah ada sejak dulu. Diperkirakan sejak didirikannya Pengadian Agama

Page 82: IZIN POLIGAMI DENGAN ALASAN HAK LEGALITAS ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28568/1/ZULLISAN... · i izin poligami dengan alasan hak legalitas anak berupa

71

Jakarta Timur maka perkara poligami itu ada meskipun tidak ada penjelasan

atau data yang akurat yang bisa memaparkan itu semua.

Kewenangan memberi izin bagi suami untuk melakukan poligami

berada di pengadilan agama. Para pegawai KUA hanya bertugas mencatatkan

pernikahan poligami yang permohonan izinnya telah disetujui oleh pengadilan

agama. Para pegawai KUA yang diteliti memahami aturan ini dengan baik.

Mereka sering didatangi oleh seorang laki-laki yang berstatus suami untuk

memohon dinikahkan dengan seorang wanita (melakukan poligami). Namun,

pegawai KUA tidak pernah melayani, membantu, dan memberikan izin bagi

suami untuk melakukan pernikahan dan mencatatnya. KUA mengarahkan suami

untuk datang ke pengadilan agama dan memperoleh penetapan izin poligami.18

Seorang suami yang ingin melakukan poligami harus melalui

Pengadilan Agama. Pengadilan berhak menentukan boleh tidaknya poligami

setelah melihat dan memeriksa syarat-syarat pengajuan izin poligami.

Pengadilan Agama yang berada Jakarta Timur berwenang memeriksa dan

mengadili perkara-perkara yang diajukan kepadanya, termasuk poligami. Pada

tahun 2012 ini Pengadilan Agama Jakarta Timur menerima perkara 11 perkara

poligami. Dari 11 perkara tersebut 10 perkara telah diputus.19

Perkara Poligami

memang tidak banyak terjadi di Pengadilan Agama Jakarta Timur yang tak

18

Alimin, Euis Nurlelawati, Potret Administrasi Keperdataan Islam Di Indonesia, (Ciputat, Orbit

Publishing, 2013), h.80.

19

Sementara Kasus Poligami hanya 11 Perkara yang diterima, dan yang telah diputus berjumlah

10 Perkara.

Page 83: IZIN POLIGAMI DENGAN ALASAN HAK LEGALITAS ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28568/1/ZULLISAN... · i izin poligami dengan alasan hak legalitas anak berupa

72

sebanding dengan perkara cerai talak,20

dan cerai gugat21

yang masing-masing

mencapai ratusan, bahkan ribuan kasus yang diterima dan yang telah diputus

pada tahun 2012. Permohonan mengajukan izin poligami dengan alasan yang

bervariasi.22

Untuk kelancaran pelaksanaan Undang-Undang Undang-Undang No.

1 Tahun 1974, telah dikeluarkan Peraturan pemerintah No. 9 Tahun 1975 yang

mengatur ketentuan pelaksanaan dari Undang-Undang tersebut. Dan dalam hal

suami yang bermaksud untuk beristri lebih dari seorang, maka ia wajib

mengajukan permohonan tertulis kepada Pengadilan Agama, kemudian di

Pengadilan Agama akan memberikan keputusan apakah permohonan tersebut

dikabulkankan atau ditolak.

Pengadilan Agama Jakarta Timur dalam tugasnya memberikan

putusan tentang permohonan poligami, berpedoman pada aturan yang berlaku.

Yaitu Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan, Peraturan

Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 serta Kompilasi Hukum Islam pasal 55-59.

Berdasarkan kekuasaan mengadili atau menangani perkara (Absolute

Coupetensial) Pengadilan Agama Jakarta Timur berhak untuk menyelesaikan

perkara perkawinan poligami, dan mempunyai pertimbangan serta penafsiran

20

Kasus Cerai Talak yang diterima di Pengadilan Agama Jakarta Timur untuk Tahun 2012 adalah

811 Perkara, sedangkan yang telah diputus berjumlah 721 Perkara.

21

Sementara Kasus Cerai Gugat yang diterima Pengadilan Agama Jakarta Timur berjumlah 1926

Perkara untuk tahun 2012, sedangkan yang telah diputus adalah 1569 Perkara. 22

Hasil Laporan Tahunan Pengadilan Agama Jakarta Timur Tentang Perkara-perkara Yang

Diterima dan Perkara-perkara Yang Telah Diputus.

Page 84: IZIN POLIGAMI DENGAN ALASAN HAK LEGALITAS ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28568/1/ZULLISAN... · i izin poligami dengan alasan hak legalitas anak berupa

73

tentang poligami. Dalam mengajukan perkaranya, bagi para pihak yang

mengajukan permohonan poligami harus memenuhi beberapa persyaratan yang

ketat dan menunjukkan bukti-bukti serta alasan-alasan yang kuat yang bisa

diterima oleh hakim Pengadilan Agama Jakarta Timur. Dalam hal ini hakim

Pengadilan Agama berpedoman kepada Undang-Undang serta Kompilasi

Hukum Islam dalam mempertimbangkan perkara tersebut.

Adapun alasan-alasan berpoligami yang dapat diterima oleh

Pengadilan Agama Jakarta Timut diantaranya adalah seperti yang tercantum

dalam Undang-Undang Perkawinan Nomor 1 Tahun 1974 yaitu:

1. Istri tidak dapat menjalankan kewajiban sebagai seorang istri.

2. Istri mendapat cacat badan atau penyakit yang tidak bisa disembuhkan.

3. Istri tidak bisa melahirkan atau mandul.

Dari kasus-kasus permohonan poligami yang diterima dan dikabulkan

oleh Pengadilan Agama Jakarta Timur ada beberapa alasan yang

melatarbelakangi para pihak mengajukan permohonan izin poligami. Ada

kalanya mereka mengajukan permohonan poligaminya tersebut karena istri

mengalami cacat badan, dan ada pula yang beralasan istri tidak bisa melahirkan

keturunan yang mana dari alasan-alasan tersebut memang sesuai dengan apa

yang ada dalam Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 dan Kompilasi Hukum

Islam pasal 57 tentang poligami. Dan ada juga poligami dilakukan secara siri

atau (diam-diam), dan ada juga karena alasan anak dari pernikahan poligami,

Page 85: IZIN POLIGAMI DENGAN ALASAN HAK LEGALITAS ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28568/1/ZULLISAN... · i izin poligami dengan alasan hak legalitas anak berupa

74

dengan cara siri tersebut, butuh akte klahiran anak (legalitas anak), disinilah

hakim harus lebih berperan dan berfikir bagaimana mempertimbangkan

berbagai pertimbangan dan mengambil keputusan yang dapat meyentuh rasa

keadilan, manfaat, dan maslahat dari para pemohon.

Dalam hal ini hakim sebagai pihak yang berwenang memutuskan

perkara izin poligami tentunya mempunyai pertimbangan-pertimbangan serta

kriteria-kriteria tertentu dalam mengabulkan perkara poligami dengan berbagai

alasan yang diajukan kepadanya, karena memang hakim berwenang untuk

menggali, mengikuti dan memahami nilai-nilai hukum yang hidup di

masyarakat dengan tanpa mengenyampingkan peraturan perundang-undangan

yang ada. Di samping itu alasan-alasan yang menjadi syarat diperbolehkannya

poligami yang termaktub dalam Undang-Undang masih bersifat global. Masih

perlu adanya penafsiran-penafsiran hukum oleh hakim untuk memahaminya.

D. Prosedur Perkara Permohonan Izin Poligami di Pengadilan Agama

Jakarta Timur

Seorang suami yang beragama Islam yang menghendaki beristri lebih

dari satu orang wajib mengajukan permohonan ijin poligami kepada

Pengadilan Agama yang mewilayahi tempat tinggal suami (pemohon) Syarat-

syarat untuk mengajukan poligami sebagaiamana diatur dalam pasal 4 dan 5

Undang-undang No. 1 tahun 1974 maupun dalam PP nomor 9 tahun 1975 dan

pasal-pasal sebagaimana disebut dalam kompilasi Hukum Islam.

Page 86: IZIN POLIGAMI DENGAN ALASAN HAK LEGALITAS ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28568/1/ZULLISAN... · i izin poligami dengan alasan hak legalitas anak berupa

75

Permohonan izin untuk beristeri lebih dari seorang yang diajukan oleh

suami. Prosedurnya sebagai berikut :

1. Suami yang telah beristeri seorang atau tiga orang yang menghendaki

kawin lagi (Pemohon), mengajukan permohonan tertulis ke pengadilan;

2. Permohonan diajukan ke pengadilan agama di tempat tinggal Pemohon;

3. Permohonan harus memuat: identitas para pihak (Pemohon dan Termohon

= isteri); posita (yaitu: alasan-alasan/dalil yang mendasari diajukannya,

rincian harta kekayaan dan/atau jumlah penghasilan, identitas calon isteri),

petitum (yaitu hal yang dimohon putusannya dari pengadilan);

4. Alasan izin poligami harus mencakup salah satu dari alasan-alasan yang

tercantum pada pasal 4 ayat (2) UU no. 1 tahun 1974, jo. Pasal 57

Kompilasi Hukum Islam, yaitu:

a. isteri tidak dapat menjalankan kewajiban sebagai isteri;

b. isteri mendapat cacat badan atau penyakit yang tidak dapat

disembuhkan;

c. isteri tidak dapat melahirkan keturunan;

5. Harus memenuhi syarat sebagaimana tercantum pada pasal 5 ayat (1) UU

No. 1 tahun 1974, yaitu :

a. Adanya persetujuan isteri;

b. Adanya kepastian bahwa suami mampu menjamin keperluan-

keperluan hidup isteri-isteri dan anak-anak mereka;

Page 87: IZIN POLIGAMI DENGAN ALASAN HAK LEGALITAS ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28568/1/ZULLISAN... · i izin poligami dengan alasan hak legalitas anak berupa

76

3. Adanya jaminan bahwa sumi akan berlaku adil terhadap isteri-isteri dan

anak-anak;

Page 88: IZIN POLIGAMI DENGAN ALASAN HAK LEGALITAS ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28568/1/ZULLISAN... · i izin poligami dengan alasan hak legalitas anak berupa

77

BAB IV

ANALISIS PUTUSAN MAJLIS HAKIM PENGADILAN AGAMA JAKARTA

TIMUR NOMOR: 717 Pdt. G/2012 PAJT.

A. Deskripsi Putusan Pengadilan Agama Jakarta Timur

Seluruh Pengadilan di indonesia tidak terkecuali Pengadilan Agama

yang menjalankan fungsi yudisial (fungsi peradilan) dan selaku pelaksana

kekuasaan kehakiman. Maka perkara yang masuk ke pengadilan harus

menguraikan kasusnya terlebih dahulu. Apa pun bentuk perkara atau kasus yang

diajukan. Karena dengan melihat perkara yang telah diajukan dan diterima oleh

pengadilan, maka akan mudah diketahui lebih lanjut duduk perkara yang sampai

berujung pada litigasi (institusi peradilan) yang dalam hal ini dibahas adalah

perkara atau kasus poligami, sebagaimana akan dijelaskan lebih lanjut sebagai

berikut:

1. Ringkasan Kasus

Adalah Udjang Rosid bin R. Huzney Djoyonegoro, umur 58 tahun,

agama Islam, perkerkaan wiraswasta tempat kediaman di: jalan kayu manis 8

RT. 12 RW. 07 No. 13 kelurahan kayu manis kecamatan matraman kota

Jakarta timur, bersetatus menikah dengan Jamilah binti Djain Arbian, umur 58

tahun, agama Islam, pekerjaan pensiunan PNS tempat kediaman di jalan kayu

manis 8 RT. 12 RW. 07 No. 13 kelurahan kayu manis kecamatan matraman

kota Jakarta timur. Selama pernikahan tersebut Pemohon dengan Termohon

Page 89: IZIN POLIGAMI DENGAN ALASAN HAK LEGALITAS ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28568/1/ZULLISAN... · i izin poligami dengan alasan hak legalitas anak berupa

78

telah hidup rukun sebagaimana layaknya suami istri dan dikaruniai 5 orang

anak bernama: Dedi Rosyadi, laki-laki yang lahir di Jakarta pada tanggal 14

Januari 1975, Dina Rosdiana, perempuan yang lahir di Jakarta tanggal 11 Mei

1978, Dodi Resmawan, laki-laki yang lahir di Jakarta tanggal 29 September

1980, Dani Resmana, laki-laki yang lahir di Jakarta tanggal 08 April 1982,

Dudi Dharmawan, laki-laki yang lahir di Jakarta tanggal 09 Mei 1987. Bahwa

setelah menikah pemohon dan termohon tidak memiliki harta bersama.

Pemohon hendak menikah lagi (poligami) dengan seorang

perempuan nama Yayah Awaliyah binti Suma, Umur 27 tahun, agama Islam,

pendidikan SD, Pekerjaan Tani, Tempat kediaman di kampung Nunuk RT. 01

RW. 03 Desa Nunuk Kecamatan Maja Kabupaten Majalengka, Jawa Barat,

sebagai “calon istri kedua pemohon”, yang akan dilangsungkan dan dicatatkan

dihadapan Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama KUA Kecamatan

Maja Kabupaten Majalengka, jawa barat, hal ini dikarenakan istri tidak

keberatan untuk dipoligami.

Sebab-sebab pemohon berkehendak untuk berpoligami adalah:

1. Bahwa, pemohon dengan calon istri kedua pemohon telah menikah siri

dengan persetujuan istri pertama pemohon, dan telah dikaruniai seorang

anak laki-laki.

2. Bahwa, pemohon beri’tikad baik untuk membantu kehidupan calon istri

dalam kehidupannya sehari-hari.

Page 90: IZIN POLIGAMI DENGAN ALASAN HAK LEGALITAS ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28568/1/ZULLISAN... · i izin poligami dengan alasan hak legalitas anak berupa

79

3. Bahwa, anak laki-laki hasil dari pernikahan siri memerlukan keterangan

poligami guna mengurus akta kelahiran.

Termohon menyatakan rela dan tidak keberatan apabila pemohon

menikah lagi dengan calon istri kedua pemohon tersebut. Bahwa calon istri

kedua pemohon menyatakan tidak akan menganggu gugat harta benda yang

sudah ada selama ini, melainkan tetap utuh sebagai harta bersama antara

pemohon dengan termohon.

2. Duduk Perkara

Bahwa pemohon Udjang Rosid bin R. Huzney Djoyonegoro hendak

menikah lagi (poligami) dengan seorang perempuan nama Yayah Awaliyah

binti Suma, Umur 27 tahun, agama Islam, pendidikan SD, Pekerjaan Tani,

Tempat kediaman di kampung Nunuk RT. 01 RW. 03 Desa Nunuk

Kecamatan Maja Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, sebagai “calon istri

kedua pemohon”, yang akan dilangsungkan dan dicatatkan di hadapan

Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama KUA Kecamatan Maja

Kabupaten Majalengka, jawa barat, hal ini disebabkan istri tidak keberatan

untuk dipoligami.

Bahwa, sebab-sebab pemohon berkehendak untuk berpoligami adalah:

a. Bahwa, pemohon dengan calon istri kedua pemohon telah menikah siri

dengan persetujuan istri pertama pemohon, dan telah dikaruniai seorang

anak laki-laki.

Page 91: IZIN POLIGAMI DENGAN ALASAN HAK LEGALITAS ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28568/1/ZULLISAN... · i izin poligami dengan alasan hak legalitas anak berupa

80

b. Bahwa, pemohon beri’tikad baik untuk membantu kehidupan calon istri

dalam kehidupannya sehari-hari.

c. Bahwa, anak laki-laki hasil dari pernikahan siri memerlukan keterangan

poligami guna mengurus akta kelahiran.

Termohon menyatakan rela dan tidak keberatan apabila pemohon

menikah lagi dengan calon istri kedua pemohon tersebut. Bahwa calon istri

kedua pemohon menyatakan tidak akan menganggu gugat harta benda yang

sudah ada selama ini, melainkan tetap utuh sebagai harta bersama antara

pemohon dengan termohon.

3. Pertimbangan Hakim Peradilan Agama

Ada beberapa pertimbangan yang dilakukan oleh para hakim dalam

persidangan, dan itu menjadi petunjuk untuk langkah lebih lanjut yakni dalam

mengambil keputusan. Pertimbangan hakim pengadilan agama Jakarta timur

dalam perkara poligami adalah mengabulkan permohonan pemohon dan

menetapkan memberi izin kepada pemohon untuk menikah lagi (poligami)

dengan seseorang perepmpuan bernama Yayah Awaliyah binti Suma,

didasari atas pertimbangan permohonan yang sanggup berlaku adil terhdap

istri-istrinya dan mendapatkan persetujuan dari istri pertamanya. Dan

pemohon telah menyatakan kesediaan atas tanggungawab dalam membina

rumah tangganya di masa yang akan datang.

Page 92: IZIN POLIGAMI DENGAN ALASAN HAK LEGALITAS ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28568/1/ZULLISAN... · i izin poligami dengan alasan hak legalitas anak berupa

81

Menimbang bahwa pada hari persidangan yang telah ditetapkan

pemohon dan termohon telah datang sendiri menghadap di muka persidangan

lalu majlis hakim berusaha menasehati pemohon untuk tidak berpoligami,

termasuk melalui lembaga mediasi dengan mediator Risman Kamal, SH,

namun nasehat tidak berhasil.

Menimbang bahwa kemudian dibacakan surat permohonan yang

isinya tetap dipertahankan oleh pemohon dan atas permohonan tersebut di atas

termohon telah mengajukan jawaban yang pada pokoknya membenarkan dalil

pemohon dan selanjutnya termohon menyatakan tidak keberatan pemohon

menikah lagi dengan Yayah Awaliyah binti suma.

Menimbang, bahwa untuk memperkuat dalil-dalinya pemohon telah

mengajukan bukti-bukti tertulis sebagai berikut:

a. Foto copy kutipan akta nikah dari kantor urusan agama kecamatan

mataraman kota Jakarta timur dengan Nomor: 792/23/1974 tanggal 09

November 1974 (P1)

b. Surat keterangan penghasilan pemohon tanggal 01 Mei 2012 (P2)

c. Surat pernyataan berlaku adil dari pemohon tanggal 16 Maret 2012 (P3)

d. Surat pernyataan siap dimadu (P5)

e. Surat pernyataan akan berbuat dan bertindak adil serta bertanggung jawab

terhadap istri sesuai syariat Islam (P6)

Page 93: IZIN POLIGAMI DENGAN ALASAN HAK LEGALITAS ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28568/1/ZULLISAN... · i izin poligami dengan alasan hak legalitas anak berupa

82

Menimbang bahwa di depan persidangan mejlis hakim telah

mendengar calon istri pemohon sebagai berikut:

1. Yayah Awaliyah binti Suma, yang bersangkutan telah memberi

keterangan sebagai berikut:

a. Bahwa saya dengan pemohon mau menikah secara resmi,

sebelumnya kami sudah menikah siri 6 tahun yang lalu dan kami

sudah dikaruniai anak satu orang dan butuh buku/surat nikah untuk

mengurus akta kelahiran anak kami tersebut.

b. Bahwa istri pertama pemohon mengetahuinya dan tidak keberatan.

c. Bahwa saya mengetahui kalau pemohon dengan istri pertamanya

punya anak lima orang.

d. Bahwa selama ini pemohon datang ke Majalengka satu bulan sekali.

e. Bahwa pemohon memberikan nafkah sebesar 1.500.000,-(satu juta

lima ratus ribu rupiah).

f. Bahwa saya tidak keberatan dan saya ridho didatangi pemohon sekali

sebulan.

Menimbang bahwa selanjutnya dalam kesimpulannya baik pemohon

maupun termohon membenarkannya.

Menimbang bahwa selanjutnya dalam kesimpulannya baik pemohon

maupun termohon tetap pada dalil-dalinya dan selanjutnya pemohon maupun

termohon mohon putusan.

Page 94: IZIN POLIGAMI DENGAN ALASAN HAK LEGALITAS ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28568/1/ZULLISAN... · i izin poligami dengan alasan hak legalitas anak berupa

83

Menimbang bahwa untuk mempersingkat putusan ini maka segala

sesuatu yang tercatata dalam berita acara persidangan perkara ini merupakan

bagian yang tak terpisahkan dari putusan ini.

B. LandasanYuridis Putusan Izin Poligami Nomor: 717 Pdt.G/2012 PAJT.

Dalam hal prosedur dan tata cara permohonan poligami secara yuridis

formal sudah diatur dalam aturan perundang-undangan yang berlaku dan yang

diterapkan di Indonesia sebagai hukum positif, sebagaimana dalam undang-

undang perkawinan Nomor 1 Tahun 1974 dan Kompilasi Hukum Islam dan

Peraturan Perundang-undangan yang mengatur tentang perkawinan di Indonesia.

Oleh sebab itu landasan hukum yang digunakan oleh hakim penting untuk dilihat

karena hakim juga dikatakan sebagai corong undang-undang, sekaligus juga

menjalankan fungsi yudisial yang merdeka. Maka mengenai landasan

pertimbangan dan landasan yuridis putusan ini akan dijelaskan sebagaimana

berikut:

Menimbang bahwa maksud dan tujuan permohonan pemohon adalah

sebagaimana di atas:

Menimbang, bahwa alasan pemohon mengajukan permohonan izin

poligami adalah disebabkan selama pernikahan, pemohon dengan termohon telah

dikaruniai lima orang anak, berhubung karena pemohon telah menikah siri

dengan calon istri kedua dan telah dikarunia satu orang anak dari pernikahan siri

tersebut telah disetujui oleh termohon dan permohonan ini pemohon lakukan

Page 95: IZIN POLIGAMI DENGAN ALASAN HAK LEGALITAS ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28568/1/ZULLISAN... · i izin poligami dengan alasan hak legalitas anak berupa

84

untuk dicatatkan di kantor urusan agama, supaya anak yang dilahirkan dari

perkawinan siri tersebut dapat diurus, pemohon mampu memenuhi kebutuhan

hidup istri-istri pemohon karena pemohon bekerja sebagai wiraswasta (Depelofer

Koran) dan mempunyai penghasilan setiap bulannya relatif mencukupi untuk

kebutuhan hidup bersama kedua istri dan anak, dan pemohon sanggup berlaku

adil terhadap istri-istri pemohon sebagaimana bukti P2 dan P6.

Menimbang bahwa atas dalil pemohon tersebut diatas, termohon telah

mengajukan jawaban yang pada pokoknya membenarkan dalil pemohon dan

selanjutnya termohon tidak menyatakan keberatan pemohon menikah lagi dengan

Yayah Awaliyah binti Suma.

Menimbang bahwa berdasarkan pengakuan termohon diperkuat dengan

bukti P1 telah membuktikan bahwa benar pemohon dan termohon adalah suami

istri sampai sekarang dan belum pernah bercerai.

Menimbang bahwa perempuan yang akan dikawini oleh pemohon adalah

bernama yayah awaliyah binti suma seorang perempuan dari kampung Nunuk RT

01/ RW 03 Desa Nunuk Kecamatan Maja Kabupaten Majalengka Jawa Barat

sesuai pengakuan pemohon dan termohon di persidangan.

Menimbang bahwa berdasarkan keterangan calon istri kedua pemohon

diperkuat dengan bukti-bukti tertulis telah membuktikan bahwa perempuan yang

telah bernama yayah awaliyah binti suma adalah berstatus gadis, baik pemohon

maupun termohon dengan Yayah Awaliyah binti Suma tidak ada hubungan nasab

Page 96: IZIN POLIGAMI DENGAN ALASAN HAK LEGALITAS ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28568/1/ZULLISAN... · i izin poligami dengan alasan hak legalitas anak berupa

85

atau sepersusuan sehingga secara yuridis tidak ada halangan untuk

melangsungkan perkawinan dengan pemohon.

Menimbang bahwa berdasarkan keterangan calon istri Yayah Awaliyah

binti Suma dan termohon bahwa termohon tidak keberatan pemohon kawin lagi

dengan calon istrinya tersebut sesuai dengan bukti P5.

Menimbang bahwa berdasarkan bukti keterangan dari termohon, pemohon

dalam pergaulan ditengah-tengah masyarakat tidak ada cacat dalam berumah

tangga termasuk orang yang tidak pernah melakukan perbuatan yang tercela

sehingga menurut majlis sudah sesuai dengan bukti P6 yaitu surat pernyataan

berbuat adil dari pemohon dan disamping itu pemohon dapat membuktikan bahwa

pemohon akan mampu berlaku adil terhadap istri-istri dan anak-anaknya kelak.

Menimbang, bahawa disamping itu berdasarkan bukti P2 yang diajukan di

persidangan yang diketahui oleh pejabat setempat bahwa pemohon mempunyai

penghasilan Rp. 5.000.000,-(lima juta rupiah) sebulan, hal ini menurut majlis

telah membuktikan adanya kepastian bahwa pemohon mampu menjamin

keperluan hidup istri-istri dan anak-anaknya.

Menimbang bahwa syarat utama beristri lebih dari seoarng adalah harus

mampu berlaku adil sesuai dengan maksud ketentuan pasal 55 ayat (1) KHI

Majlis berpendapat pemohon telah memenuhi syarat utama sebagaimana yang

dimaksud dalam ketentuan pasal 55 ayat (1) KHI tersebut di atas.

Page 97: IZIN POLIGAMI DENGAN ALASAN HAK LEGALITAS ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28568/1/ZULLISAN... · i izin poligami dengan alasan hak legalitas anak berupa

86

Menimbang, bahwa termohon juga menyatakan kerelaannya apabila

pemohon menikah lagi dengan Yayah Awaliyah binti Suma sebagaimana dalam

surat pernyataan tidak keberatan untuk dimadu yang dibuatnya tanggal 13 Maret

2012 (P4). Dengan demikian pemohon telah memenuhi syarat utama sebagaimana

yang dimaksud dalam pasal 58 ayat (1) KHI.

Menimbang, bahwa apabila dalil-dalil permohonan pemohon dihubungkan

dengan pengakuan termohon, keterangan calon istri dan bukti-bukti yang ada

maka Majlis Hakim menemukan fakta-fakta sebagai berikut:

1. Bahwa pemohon dan termohon adalah suami istri yang sah selama berumah

tangga telah dikarunia lima orang anak.

2. Bahwa pemohon akan menikah lagi dengan Yayah Awaliyah binti Suma.

3. Bahwa pemohon dan termohon tidak ada hubungan keluarga/ darah dengan

calon istri pemohon.

4. Bahwa pemohon telah rela untuk dimadu.

5. Bahwa pemohon telah memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan

untuk berpoligami.

Menimbang, bahwa berdasarkan fakta-fakta tersebut di atas, maka

menurut majlis permohonan pemohon untuk beristri lagi telah mempunyai alasan

dan telah sesuai dengan maksud ketentuan pasal 4 ayat …Undang-undang No. 1

Tahun 1974 Jo pasal 57 KHI dan firman Allah dalam surat An-Nisa ayat 3

artinya:

Page 98: IZIN POLIGAMI DENGAN ALASAN HAK LEGALITAS ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28568/1/ZULLISAN... · i izin poligami dengan alasan hak legalitas anak berupa

87

“dan kamu boleh kawin dengan wanita yang hala bagi kamu, dua, tiga

atau empat”.

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut

maka permohonan pemohon untuk menikah lagi dengan perempuan bernama

Yayah Awaliyah binti Suma dapat dikabulkan.

Menimbang bahwa perkara a quo masih dalam bidang perkawinan maka

sesuai dengan ketentuan pasal 89 ayat (1) Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989

yang diamandemen dengan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006 diubah kedua

dengan Undang-undang No. 50 Tahun 2009 biaya perkara dibebankan kepada

pemohon.

Mengingat segala ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku

dan dalil-dali tersebut diatas.

C. Putusan Pengadilan Agama Jakarta Timur dalam Perkara Permohonan Izin

Poligami

Penetapan pengadilan dalam perkara perdata khususnya pada perkara

permohonan izin poligami umumnya mengandung amar penetapan tunggal, yaitu

pnetapan berupa pengabulan atau penolakan permohonan pemohon untuk

melakukan perbuatan hukum.

Selanjutnya terhadap putusan poligami di atas dengan Nomor: 717 Pdt.

G/2012 PAJT. Mutlak dikabulkan melalui pertimbangan-pertimbagan yang

Page 99: IZIN POLIGAMI DENGAN ALASAN HAK LEGALITAS ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28568/1/ZULLISAN... · i izin poligami dengan alasan hak legalitas anak berupa

88

panjang, karena semua prosedur yang harus dijalankan pemohon sudah terpenuhi.

Hal ini dapat dilihat dari hasil penetapan majlis hakim dalam putusan yang

berbunyi:

1. Mengabulkan permohonan pemohon;

2. Memberi izin kepada pemohon (Udjang Rosyid bin R Huzney Djoyonegoro)

untuk menikah lagi (Poligami) dengan seorang perempuan bernama Yayah

Awaliyah binti Suma;

3. Membebankan kepada pemohon untuk membayar biaya perkara ini sebesar

Rp. 516.000,- (Lima ratus enam belas ribu rupiah).

Demikianlah putusan ni dijatuhkan dalam musyawarah Majlis Hakim

Pengadilan Agama Jakarta Timur pada hari selasa tanggal 8 Mei 2012

Masehi, bertepatan dengan tanggal 16 Jumadil Akhir 1433 Hijriyah, oleh Hj.

Yustimar B, SH, selaku Hakim Ketua dan H. Abdillah, SH., MH, serta Hj

Shafwah, SH., MH. Selaku Hakim Anggota dan pada hari itu juga diucapkan

dalam sidang yang dinyatakan terbuka untuk umum dengan diabantu oleh

Zulhemi, BA selaku panitera pengganti dengan dihadiri oleh pemohon dan

termohon.

D. Analisis Penulis Dalam Menganalisa Kasus Poligami Terhadap Putusan

Majlis Hakim Pengadilan Agama Jakarta Timur

Ahkam al-usrat atau family law adalah istilah lain yang sering juga

digunakan adalah al-ahwal al-syakhshiyyah dan personal law, yang mana ini

Page 100: IZIN POLIGAMI DENGAN ALASAN HAK LEGALITAS ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28568/1/ZULLISAN... · i izin poligami dengan alasan hak legalitas anak berupa

89

semua bisa kita sebut sebagai hukum keluarga yang mengatur hak dan kewajiban

anggota keluarga, atas dasar keturunan (nasab) dan perkawinan. tapi hukum

keluarga (ahkam al-usrat) yang dimaksud dalam penulisan ini adalah masalah

poligami sebagaimana diatur dalam aturan perundang-undang yang berlaku di

Indonesia.

Peradilan sebagai tenda keadilan bagi para pencari kebenaran dan

keadilan, bahkan harus mampu memerankan diri untuk memfungsikan putusan

hakim sebagai sarana transformasi keadilan social ( a tool of social justice

transformation).1

Sebagai kaidah hukum, ia mengatur apa yang boleh dan tidak boleh

dilakukan, ataupun prosedur apa yang harus dilalui, dimana sanksi-sanksi yang

dijatuhkan masyarakat bagi individu yang tidak bisa menyesuaikan diri adalah

tegas. Penciptaan hukum tersebut sejalan dengan keinginan alami manusia untuk

mendapatkan atau memperoleh keadilan dalam kehidupan bersama sebagai

anggota masyarakat, sehingga tercipta keteraturan dan ketertiban dalam suatu

tatanan sosial (social order).

Kelembagaan peradilan ini merupakan kekuasaan yang merdeka untuk

menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan, sehingga

pengadilan wajib memeriksa dan memutus perkara, pengadilan tidak boleh

1 kata sambutan M Busyro Muqaddas, SH, M.Hum dalam bukunya Wajah Hakim Dalam

Putusan: Studi Atas Putusan Hakim Berdimensi Hak Asasi Manusia yang ditulis oleh Amzulian Rifa’i,

Suparman Marzuki, dan Andry Sujtamoko. Yang diterbitkan oleh pusat studi hak asasi manusia

universitas Islam Indonesia.

Page 101: IZIN POLIGAMI DENGAN ALASAN HAK LEGALITAS ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28568/1/ZULLISAN... · i izin poligami dengan alasan hak legalitas anak berupa

90

menolak suatu perkara dengan alasan ketiadaan hukum atau hukumnya tidak jelas

mengaturnya, apabila hakim dihadapkan pada situasi ketiadaan hukum atau

hukum yang tidak jelas, sedangkan perkara harus diselesaikan, hakim wajib

mencari kaidah-kaidah hukum yang hidup dalam masyarakat atau hakim dapat

berpedoman pada putusan hakim yang terdahulu (yurisprudensi Mahmakah

Agung), memperhatikan kewajiban hakim yang demikian itu, menunjukan bahwa

hakim bukanlah corong undang-undang melainkan berperan menemukan hukum

(rechtsvinding) atau membentuk hukum (rechtsvorming).

Poligami dibenarkan agama dengan syarat-syarat tertentu. Ia bagaikan

pintu darurat di pesawat. Tidak boleh dibuka kecuali atas izin pilot dalam situasi

yang sangat gawat. Yang duduk di kursi pintu darurat haruslah memenuhi syarat

pula, yakni yang mampu dan mengetahui cara-cara membukanya.2

Untuk menelaah lebih lanjut kasus poligami yang telah diputuskan oleh

hakim di Pengadilan Agama Jakarta Timur, maka penulis akan menjelaskan

beberapa konstruksi hukum yang digunakan di dalam persidangan dari mulai

syarat-syarat diperbolehkannya poligami, alat-alat bukti yang dipergunakan di

persidangan, dan alasan-alasan yang diajukan di depan hakim untuk mendapatkan

pertimbangan yang berujung pada pengambilan keputusan dari dewan hakim

persidangan. Di antaranya sebagai berikut:

2 M. Quraish Shihab, Menjawab 101 Soal Perempuan Yang Patut Untuk Anda Ketahui,

(Jakarta: Lentera Hati, 2010), h.76.

Page 102: IZIN POLIGAMI DENGAN ALASAN HAK LEGALITAS ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28568/1/ZULLISAN... · i izin poligami dengan alasan hak legalitas anak berupa

91

1. Mengenai syarat yang harus dipenuhi pemohon untuk mengajukan poligami

adalah dengan dibacakan surat permoohonan yang isinya tetap dipertahankan

oleh pemohon dan atas permohonan tersebut di atas termohon telah

mengajukan jawaban yang pada pokoknya membenarkan dalil pemohon dan

selanjutnya termohon menyatakan tidak keberatan pemohon menikah lagi

dengan Yayah Awaliyah binti Suma. Dan telah membuat surat pernyataan

berlaku adil serta membuat pernyataan akan berbuat dan bertindak adil serta

bertanggung jawab terhadap istri sesuai syariat islam. Jikalau kita melihat

Undang-undang No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan Pasal 5 Ayat (1) dan

Kompilasi Hukum Islam Pasal 58 Ayat (1) maka permohonan yang

dilakukan pemohon sudah memenuhi syarat diperbolehkannya melakukan

poligami.

2. Mengenai alat-alat bukti yang diajukan pemohon, tidak hanya dilakukan

secara oral (lisan) tetapi juga secara tertulis dan disampaikan di persidangan

dengan mengajukan beberapa bukti tertulis dari mulai pertama, bukti P1

bahwa pemohon dan termohon adalah suami istri sampai sekarang dan belum

pernah bercerai. Kedua, baik permohon dan termohon dengan Yayah

Awaliyah binti Suma tidak ada hubungan nasab atau sepersusuan sehingga

secara yuridis tidak ada halangan untuk melangsungkan perkawinan dengan

pemohon. Ketiga, termohon tidak keberatan pemohon kawin lagi dengan

calon istrinya tersebut sesuai dengan bukti P5. Keempat, surat pernyataan

Page 103: IZIN POLIGAMI DENGAN ALASAN HAK LEGALITAS ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28568/1/ZULLISAN... · i izin poligami dengan alasan hak legalitas anak berupa

92

berbuat adil dari pemohon dan di samping itu pemohon dapat membuktikan

bahwa pemohon akan mampu berlaku adil terhadap istri-istrinya dan anak-

anaknya kelak sesuai dengan bukti P6. Sedangkan saksi-saksi yang datang ke

pengadilan dan memberikan kesaksian dalam persidangan adalah pertama,

termohon sendiri yang menyatakan rela dan tidak keberatan apabila pemohon

menikah lagi dengan calon istri kedua pemohon tersebut. Kedua, orang tua

dan para keluarga termohon dan calon istri kedua pemohon menyatakan rela

atau tidak keberatan apabila pemohon menikah dengan calon istri kedua

pemohon. Jikalau kita melihat beberapa bukti yang sudah diajukan di

pengadilan maka sudah memenuhi syarat-syarat pembuktian. Karena,

Mengenai alat bukti yang diakui dalam acara perdata diatur dalam undang-

undang Perdata Pasal 1866 KUH Perdata, Pasal 164 HIR, dan pasal 284

R.Bg. sebagai berikut: alat bukti surat (tulisan), alat bukti saksi, persangkaan

(dugaan), pengakuan, dan sumpah.3 Menurut M. Yahya Harahap, S.H.,

dalam bukunya Hukum Acara Perdata menyatakan bahwa alat bukti

(bewijsmiddel) adalah suatu hal berupa bentuk dan jenis yang dapat

membantu dalam hal memberi keterangan dan penjelasan tentang sebuah

masalah perkara untuk membantu penilaian hakim di dalam pengadilan.4

3 Abdul Manan, Penerapan Hukum Acara Perdata di Lingkungan Peradilan Agama, (Jakarta:

Kencana, 2008), h. 239.

4 Yahya Harahap, Hukum Acara Perdata: Gugatan, Persidangan, Penyitaan, Pembuktian,

dan putusan Pengadilan, (Jakarta: Sinar Grafika, 2010), h. 539.

Page 104: IZIN POLIGAMI DENGAN ALASAN HAK LEGALITAS ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28568/1/ZULLISAN... · i izin poligami dengan alasan hak legalitas anak berupa

93

Sedangkan membuktikan dalam arti yuridis tidak lain berarti memberi dasar-

dasar yang cukup kepada hakim yang memeriksa perkara yang bersangkutan

guna memberi kepastian tentang kebenaran peristiwa yang diajukan.5

3. Mengenai alasan-alasan pemohon mengajukan permohonan izin poligami

adalah disebabkan selama pernikahan, pemohon telah menikah siri dengan

calon istri kedua dan telah dikarunia satu orang anak dari pernikahan siri

tersebut dan telah disetujui termohon dan permohonan ini pemohon

lakukan untuk dicatat di Kantor Urusan Agama, supaya anak yang

dilahirkan dari perkawinan siri tersebut dapat diurus (bahwa anak laki-laki

hasil pernikahan siri memerlukan keterangan poligami guna mengurus

akta kelahiran). Jikalau merujuk pada undang-undang perkawinan No. 1

Tahun 1974 pasal 4 Ayat (2) dan kompilasi hukum Islam pasal 57,

memang tidak ada alasan dilegalkannya poligami dengan alasan guna

mengurus akta kelahiran anak atau ingin mendapatkan legalitas anak.

Karena pasal tersebut sudah menjelaskan secara detail beberapa alasan

yuridis yang dapat dibenarkan untuk melakukan poligami yaitu: istri tidak

dapat menjalankan kewajiban sebagai istri, istri mendapat cacat badan

atau penyakit yang tidak dapat disembuhkan, dan yang terakhir istri tidak

dapat melahirkan keturunan. Akan tetapi hakim mengatakan bahwa, kita

tidak boleh terburu-buru dan menjustifikasi bahwa putusan ini diluar

5 Sudikno Mertokusumo, Hukum Acara Perdata Indonesia, (Yogyakarta: Liberty Yogyakarta,

2006), h. 135.

Page 105: IZIN POLIGAMI DENGAN ALASAN HAK LEGALITAS ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28568/1/ZULLISAN... · i izin poligami dengan alasan hak legalitas anak berupa

94

aturan hukum, karena kalau kita lihat kasus ini terdapat banyak faktor

yang menjadi bahan pertimbangan hakim. Misalnya saja, si anak ingin

memiliki legalitas berupa akte kelahiran anak. Untuk itu istri yang

berstatus nikah sirri memerlukan buku nikah atau surat nikah.6 Tujuannya

tidak lain dan tidak bukan agar status hukum mereka sah di mata Negara.

Dan hakim ketika menjalankan tugasnya menggunakan tiga asas hukum,

yaitu asas kepastian hukum, asas kemanfaatan hukum, dan asas keadilan

hukum. Yang dimaksud dengan asas kepatian hukum adalah yaitu hakim

harus menjalankan fungsinya sesuai dengan undang-undang atau aturan

hukum yang sudah ditentukan, sedangkan asas kemanfaatan hukum adalah

berbicara tentang manfaat dan mafsadat. Apabila hakim memutuskan

suatu perkara, apakah setelah diputus akan membawa manfaat bagi kedua

belah pihak baik pemohon atau termohon atau penggugat dan tergugat,

atau justru akan membawa dampak mafsadat. Dan yang terkahir adalah

asas kadilan hukum, dimana fungsi pengadilan adalah judiciary, memberi

keadilan bagi mereka yang mencari keadilan. Sehingga putusan hakim

sesuai dengan rasa keadilan dan dirasakan oleh kedua belah pihak yang

berperkara.7 Kelahiran merupakan sebuah peristiwa hukum yang

6 Wawancara penulis pada Hari rabu Tanggal 01 Oktober 2014, Jam 10.00 Wib di Pengadilan

Agama Jakarta Timur dengan salah seorang Hakim Majlis Hj. Shafwah, SH. MH. Yang menangani

Perkara Poligami Nomor 717 Pdt. G/2012 PAJT. 7 Wawancara penulis pada Hari rabu Tanggal 01 Oktober 2014, Jam 10.00 Wib di Pengadilan

Agama Jakarta Timur dengan salah seorang Hakim Majlis Hj. Shafwah, SH. MH. Yang menangani

Perkara Poligami Nomor 717 Pdt. G/2012 PAJT.

Page 106: IZIN POLIGAMI DENGAN ALASAN HAK LEGALITAS ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28568/1/ZULLISAN... · i izin poligami dengan alasan hak legalitas anak berupa

95

menimbulkan banyak akibat hukum. Kenapa demikian? Karena dari

peristiwa kelahiran akan menimbulkan hubungan waris, hubungan

keluarga, hubungan perwalian, dan hubungan-hubungan lainnyanya yang

berkaitan dengan lahirnya subjek hukum baru ke dunia dengan segala

status dan kedudukannya dimata hukum. Dalam hukum waris, kelahiran

anak merupakan peristiwa hadirnya ahli waris yang akan menduduki

peringkat tertinggi dalam pewarisan, sedangkan menurut hukum keluarga

kelahiran anak akan menjadi awal timbulnya hak dan kewajiban

alimentasi orang tua kepada anaknya, sedangkan hukum perwalian akan

timbul pada saat orang tua si anak tidak sanggup memikul tanggung jawab

terhadap anaknya.8 Undang-undang telah menjamin hak seorang anak

sejak ia masih berada dalam kandungan. Jika si anak ternyata lahir dalam

keadaan meninggal, maka hak-hak itu dianggap tidak pernah ada, hak

tersebut menunjukkan bahwa hukum telah memandang bayi dalam

kandungan sebagai subjek hukum yang memiliki hak-hak keperdataan.

Seorang anak yang lahir sebagai akibat dari hubungan biologis yang

dilakukan oleh seorang laki-laki dan perempuan akan menyandang status

dan kedudukan di mata hukum berdasarkan perkawinan orang tuanya.

Suatu perkawinan yang sah akan melahirkan seorang anak yang memiliki

status dan kedudukan yang sah dimata hukum, sedangkan seorang anak

8 Witanto, Hukum Keluarga Hak dan Kedudukan Anak Luar Kawin Pasca Keluarnya

Putusan MK Tentang Uji Materil UU Perkawinan, (Jakarta: Prestasi Pustaka Jakarta, 2012), h.3-4.

Page 107: IZIN POLIGAMI DENGAN ALASAN HAK LEGALITAS ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28568/1/ZULLISAN... · i izin poligami dengan alasan hak legalitas anak berupa

96

yang lahir dari suatu hubungan yang tidak sah tanpa adanya perkawinan

yang sah, maka anak tersebut akan menyandang status sebagai anak luar

kawin ketika kelak ia terlahir ke dunia.9 Dalam hukum islam, para ulama

sepakat mengatakan bahwa nasab seseorang kepada ibunya terjadi dengan

sebab kehamilan sebagai akibat hubungan seksual yang dilakukannya

dengan seorang lelaki, baik hubungan itu dilakukan berdasarkan akad

nikah yang sah maupun melalui hubungan gelap, samen leven,

perselingkuhan, dan perzinaan. Sedangkan nasab anak terhadap ayah

kandungnya hanya bisa terjadi dan memungkinkan dibentuk melalui tiga

cara, yaitu, pertama melalui perkawinan yang sah, kedua melalui

perkawinan yang fasid atau batil, termasuk dalam nikah di bawah tangan

dan ketiga, melalui hubungan badan secara syubhat. Di luar tiga cara ini

nasab anak kepada ayah kandungnya tidak bisa dibentuk, walaupun

menurut sebagian ulama terdapat konsep istilhaq atau pengakuan

seseorang atas seorang anak, qiyafah atau metode menetapkan keturunan

melalui perkiraan dan bahkan ada cara qur’ah atau undian dalam

menelusuri nasab seorang anak, namun ketiga cara ini masih sangat

debatable dan tidak disepakati oleh para ulama.10

Ulama fikih sepakat

menyatakan bahwa pernikahan yang sah atau fasid merupakan salah satu

cara atau dasar yang sangat kuat dan dianggap sah untuk menetapkan

9 Witanto, Hukum Keluarga Hak dan Kedudukan Anak…, h. 4.

10 M. Nurul Irfan, Nasab Dan Status Anak Dalam Hukum Islam, (Jakarta: Amzah, 2012), h.

78-79.

Page 108: IZIN POLIGAMI DENGAN ALASAN HAK LEGALITAS ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28568/1/ZULLISAN... · i izin poligami dengan alasan hak legalitas anak berupa

97

nasab seorang anak kepada kedua orangtuanya, sekalipun pernikahan dan

kelahiran anak itu tidak didaftarkan secara resmi pada instansi terkait.11

4. Sedangkan mengenai landasan hukum yang digunakan oleh hakim di

pengadilan agama Jakarta timur adalah Undang-undang Perkawinan No. 1

Tahun 1974 pasal 4 dan pasal 5 Ayat (1) dan Peraturan pemerintah No. 9

Tahun 1975, Kompilasi Hukum Islam Pasal 55, pasal 57 dan pasal 58 Ayat

(1), dan firman Allah Swt dalam Surat An-Nisa Ayat 3.

5. Ditinjau dari sifatnya, kekuatan putusan hakim dapat bercorak macam-

macam, ini tergantung dari isi putusan itu. Jikalau melihat sifat hukum dari

penetapan tersebut, dapat dikategorikan penetapan tersebut berupa penetapan

konstitutif yang berarti menciptakan keadaan hukum baru bagi pemohon,

yaitu diberikannya izin kepada pemohon untuk menikah lagi dengan cara

poligami dengan wanita yang tercantum dalam surat permohonan. Meskipun

pemohon masih terikat dalam perkawinan yang sah dengan istri

terdahulunya.

Putusan hakim menurut penulis mengacu pada asas kemanfaatan dan

kemaslahatan hukum, sebagaimana telah disebutkan dalam asas-asas hukum

perdata dan asas hukum islam, karena dalam sitem hukumnya sama-sama

megenal asas tersebut. Dapat dilihat dari alasan-alasan yang disampaikan di

persidangan pengadilan, meskipun tidak sesuai dengan istrumen hukum yang

11

M. Nurul Irfan, Nasab Dan Status Anak Dalam Hukum Islam…, h. 123.

Page 109: IZIN POLIGAMI DENGAN ALASAN HAK LEGALITAS ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28568/1/ZULLISAN... · i izin poligami dengan alasan hak legalitas anak berupa

98

sudah secara explisit diatur dalam undang-undang perkawinan mengenai alasan-

alasan dilegalkannya poligami, akan tetapi itu semua tidaklah cukup bagi hakim,

karena hakim juga melihat syarat-syarat yang telah dipenuhi pemohon serta

melakukan pertimbangan-pertimbangan hukum lainnya seperti saksi-saksi yang

hadir dipersidangan yang memberikan kesaksiannya. Maka dengan ini Majlis

Hakim membuat kesimpulan dan memutuskan untuk mengabulkan permohonan

pemohon.

Demikianlah beberapa analisis penulis paparkan mengenai Syarat-syarat

yang diajukan oleh pemohon di Pengadilan Agama Jakarta Timur, alat-alat bukti

berupa surat-surat pernyataan yang dibuat oleh pemohon dan saksi-saksi yang

dihadirkan di Persidangan, alasan-alasan yang disampaikan di Persidangan, dan

landasan hukum yang digunakan hakim untuk memutuskan perkara yang

dihadapkan kepada mereka dalam perkara poligami, dengan menggunakan kaca

mata hukum perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.

Page 110: IZIN POLIGAMI DENGAN ALASAN HAK LEGALITAS ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28568/1/ZULLISAN... · i izin poligami dengan alasan hak legalitas anak berupa

99

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam mengakhiri penyusunan skripsi ini perlu sedikit dan merupakan suatu

keharusan bagi penulis untuk memberikan uraian yang merupakan kesimpulan

dari apa-apa yang sudah penulis kemukakan di muka dan beberapa saran yang

mungkin dapat terealisasikan. Berikut kesimpulan dan sarannya:

1. Hukum perkawinan di Indonesia menganut asas seorang pria hanya

mempunyai satu orang isteri atau asas monogami. Sebagaimana disebutkan

dalam UU No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan dan Kompilasi Hukum

Islam. Akan tetapi hukum perkawinan di Indonesia menganut perinsip

monogami tidak mutlak (terbuka), hal ini dapat dilihat dari pasal 3 ayat (2)

Undang-undang No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan dengan adanya izin

dari Pengadilan dan pihak-pihak yang bersangkutan setelah terpenuhinya

persyaratan alternatif yang terdapat dalam pasal 4 ayat (2) dan persyaratan

kumulatif dalam pasal 5 ayat (1) Undang-undang No. 1 Tahun 1974 Tentang

Perkawinan. Begitu juga dengan Inpres No. 1 Tahun 1991 Tentang Kompilasi

Hukum Islam.

2. Hasil keputusan Hakim Pengadilan Agama Jakarta Timur mengenai Izin

Poligami Telah Sesuai Dengan Ketentuan Hukum Islam dan Perundang-

Page 111: IZIN POLIGAMI DENGAN ALASAN HAK LEGALITAS ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28568/1/ZULLISAN... · i izin poligami dengan alasan hak legalitas anak berupa

100

undangan. Hal ini dapat dilihat dari pertimbangan-pertimbagan hakim dalam

memutus perkara poligami putusan Nomor 717 Pdt.G/2012 PAJT, antara lain;

a. Pertimbangan Majlis Hakim adalah dengan menggunakan Undang-undang

Perkawinan No. 1 Tahun 1974, dalam undang-undang ini poligami diatur

dalam pasal 3 ayat (2), pasal 4 ayat (1) dan (2) dan pasal 5 ayat (1) dan

(2).

b. Pertimbangan Majlis Hakim adalah dengan menggunakan Peraturan

pemerintah No. 7 Tahun 1975, Peraturan pemerintah ini adalah penjelasan

atau disebut sebgai aturan pelaksana dari undang-undang perkawinan No.

1 Tahun 1974. Mengenai Syarat poligami, prosedur poligami, dan sanksi

poligami apabila tidak dijalankan sebagaimana ketentuan peraturan

perundang-undangan.

c. Pertimbangan Majlis Hakim merujuk pada Instruksi Presiden (Inpres) No.

1 Tahun 1991 Tentang Kompilasi Hukum Islam. Dalam kompilasi hukum

islam ini poligmi diatur dalam pasal 57, dan pasal 58 ayat (1). Kompilasi

berlaku di setiap lingkungan Peradilan Agama di Indonesia. Sebagai

bentuk aktualisasi hukum Islam yang berlaku bagi orang-orang muslim di

pengadilan dan bentuk unifikasi dan kodifikasi hukum Islam di

pengandilan agama.

d. Al-Quran Surat Annisa (4) Ayat 3 menjadi sandaran dan dasar hukum

dijadikannya dalil oleh sebagian ummat Islam dalam melakukan praktik

Page 112: IZIN POLIGAMI DENGAN ALASAN HAK LEGALITAS ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28568/1/ZULLISAN... · i izin poligami dengan alasan hak legalitas anak berupa

101

poligami di masyarakat. Hal ini juga telah diakui oleh Pengadilan Agama

Jakarta Timur sehingga Majlis Hakim Pengadilan Agama dalam setiap

pemberian izin poligami mengambil sandaran hukum pada ketentuan ayat

diatas. Menurut hukum Islam poligami hukumnya boleh, jika dilakukan

dalam keadaan dharurat dan telah memenuhi syarat-syarat, yaitu mampu

berlaku adil di antara sesama isteri, anak-anaknya, keadilan suami

merupakan konsekuensi logis dari poligami tersebut. Selain itu harus

mempunyai kemampuan biaya.

3. Setiap putusan hakim harus mengacu pada tiga aspek, yaitu: pertama, yuridis

dalam hal ini undang-undang yang mengatur, kedua, manfaat, yakni

cenderung melihat pada manfaat dan maslahat. ketiga, keadilan (justice),

yang harus ada pada putusan yang akan dijatuhkan sebagaimana fungsi

yudisial oleh hakim yakni menegakkan hukum dan keadilan.

B. Saran

Sebagai catatan akhir maka penulis akan memberikan saran:

1. Kepada Pemerintah pemerintah harus lebih protektif kepada seluruh warga

Negara Indonesia baik dari aspek formil dan meteril dalam melegislasi

undang-undang terutama dalam masalah perkawinan dan yang berhubungan

dengannya pada masa kini dan akan datang.

2. Kepada Para Hakim agar lebih berihtiyath atau ekstra hati-hati dalam

memeriksa, mengadili perkara apalagi dalam memutuskan suatu perkara yang

Page 113: IZIN POLIGAMI DENGAN ALASAN HAK LEGALITAS ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28568/1/ZULLISAN... · i izin poligami dengan alasan hak legalitas anak berupa

102

berimplikasi pada kehidupan para pencari keadilan yang seharusnya

membawa manfaat dan maslahat.

3. Kepada Akademisi khusunya bagi para intelektual akademisi yakni

mahasiswa. Mahasiswa harus lebih proaktif dan responsif untuk

mensosialisasikan aturan dalam hukum perkawinan secara komprehensif, agar

informasi mengenai aturan tersebut tidak hanya sampai di kalangan

masyarakat elit saja melainkan pada masyarakat lapisan paling bawah

terutama dalam bidang hukum keluarga terkait aturan perkawinan utamanya

sosialisasi poligami yang memiliki legalitas dan yang illegal atau tidak sah

secara yuridis formal.

4. Kepada Masyarakat agar menghindari intensitas potensi konflik dalam rumah

tangga yang disebabkan poligami. Dan para pelaku poligami harus memenuhi

syarat utama berpoligami yaitu berlaku adil dan berkemampuan secara materi.

Page 114: IZIN POLIGAMI DENGAN ALASAN HAK LEGALITAS ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28568/1/ZULLISAN... · i izin poligami dengan alasan hak legalitas anak berupa

103

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Abdullah, Haidar, Kebebasan Seksual Dalam Islam, Jakarta: Pustaka Zahra, 2003.

Ali, Muhammad Daud, Hukum Islam dan Peradilan Agama (Kumpulan Tulisan),

Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002.

Alimin, Nurlelawati, Euis, Potret Administrasi Keperdataan Islam Di Indonesia,

Ciputat, Orbit Publishing, 2013.

Amzulian Rifa’i, Suparman Marzuki, dan Andry Sujtamoko, Wajah Hakim Dalam

Putusan: Studi Atas Putusan Hakim Berdimensi Hak Asasi Manusia, Pusat

Studi Hak Asasi Manusia universitas Islam Indonesia.

Arifin, Jaenal Peradilan Agama Dalam Bingkai Reformasi Hukum di Indonesia,

Jakarta: Kencana, 2008.

Badriyah Fayumi, Euis Amalia, Yayan Sopyan, Sururin, Tien Rohmatin, Isu-isu

Gender Dalam Islam, Jakarta: Pusat Studi Wanita (PSW) UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2002.

Bilal Philips, Abu Aminan, Monogami Dan Poligini Dalam Islam, Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada, 2001.

Cotterel, Roger, Sosiologi Hukum, diterjemahkan dari karya Roger Cotterel, The

Sociology Of Law: An Introduction (London: Butterworths, 2004) Bandung:

Nusa Media, 2012.

Djalil, Basiq, Peradilan Agama di Indonesia: Gemuruhnya Politik Hukum (Hukum

Islam, Hukum Barat, Hukum Adat) Dalam Rentang Sejarah Bersama Pasang

Page 115: IZIN POLIGAMI DENGAN ALASAN HAK LEGALITAS ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28568/1/ZULLISAN... · i izin poligami dengan alasan hak legalitas anak berupa

104

Surut Lembaga Peradilan Agama Hingga Lahirnya Peradilan Syariat Islam

Aceh, Jakarta: Kencana, 2010.

Fauzan, Pokok-pokok Hukum Acara Perdata Peradilan Agama dan Mahkamah

Syariah di Indonesia, Jakarta: Kencana, 2007.

Hadi, Sutrisno, Metodelogi Research jilid 1, Yogyakarta: Andi Soffet, 1994.

Haikal, Abuttawab, Poligami Dalam Islam vs Monogamy Barat, Jakarta: CV

Pedoman Ilmu Jaya, 1993.

Hanbal, Ahmad bin, Musnad Ahmad bin Hanbal, Beirut: Muassasah al-Risalah, 2001.

Hamami, Taufiq, Peradilan Agama Dalam Reformasi Kekuasaan Kehakiman di

Indonesia Pasca Amandemen ke Tiga UUD 1945, Jakarta: Tatanusa, 2013.

Harahap, Yahya Hukum Acara Perdata: Gugatan, Persidangan, Penyitaan,

Pembuktian, dan Putusan Pengadilan, Jakarta: Sinar Grafika, 2010.

Harahap, Yahya Kekuasaan Mahkamah Agung Pemeriksa Kasasi dan Peninjauan

Kembali Perkara Perdata, Jakarta: Sinar Grafika, 2008.

Hilmi Farhat, Karam Poligami Dalam Panndangan Islam, Nasrani & Yahudi,

Jakarta: tim Pustaka Darul Haq, 2007.

I Doi , Abdur Rahman, Perkawinan Dalam Syariat Islam, Jakarta: Rineka Cipta,

1992.

Khuzari, Achmad, Nikah Sebgai Perikatan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1995.

Majah, Ibn, Sunan Ibn Majah, (Beirut: Dar al-Ihya, tt), Jilid 1. h.628. Nomor hadis

1952.

Page 116: IZIN POLIGAMI DENGAN ALASAN HAK LEGALITAS ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28568/1/ZULLISAN... · i izin poligami dengan alasan hak legalitas anak berupa

105

Manan, Abdul Penerapan Hukum Acara Perdata di Lingkungan Peradilan Agama,

Jakarta: Kencana, 2008.

Manan, Abdul, Aneka Masalah Hukum Perdata Islam di Indonesia, Jakarta: Kencana,

2008.

Manan, Abdul, Etika Hakim Dalam Penyelenggaraan Peradilan: Suatu Kajian

Dalam Sistem Peradilan Islam, Jakarta: Kencana, 2007.

Mertokusumo, Sudikno, Hukum Acara Perdata Indonesia, Yogyakarta: Liberty

Yogyakarta, 2006.

Mertokusumo, Sudikno, Mengenal Hukum Suatu Pengantar, Yogyakarta: Liberty,

2007.

Nasution, Khoiruddin, ”Perdebatan sekitar Status Poligami”, Jurnal Musawa, No. 1.

Vol. 1. Maret 2002.

Nasution, Khoiruddin, Riba dan Poligami, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996.

Nurul Irfan, H.M, Nasab dan Status Anak dalam Hukum Islam, Jakarta: Amzah,

2012.

Nuruddin, Amiur dan Tarigan, Azhari Akmal, Hukum Perdata Islam di Indonesia,

Jakarta: Kencana, 2004.

Rahman, Abdur, Perkawinan Dalam Syariat Islam, Jakarta: PT rineka cipta, 1992.

Riadi, Edi, Dinamika Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Dalam Bidang

Perdata Islam, Jakarta: Gramata Publishing, 2011.

Page 117: IZIN POLIGAMI DENGAN ALASAN HAK LEGALITAS ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28568/1/ZULLISAN... · i izin poligami dengan alasan hak legalitas anak berupa

106

Shihab, M. Quraish Menjawab 101 Soal Perempuan Yang Patut Untuk Anda Ketahui,

Jakarta: Lentera Hati, 2010.

Soekanto, Soerjono, Pengantar Peneltian Hukum, Jakarta: UI-PRESS, 1998.

Sunggono, Bambang. Metodelogi Penelitian Hukum: Suatu Pengantar, Jakarta: PT

Raja Grafindo Persada, 2003.

Syarifuddin, Amir, Hukum Perkawinan Islam Indonesia: Antara Fiqh Munakahat

dan Undang-undang Perkawinan, Jakarta: Kencana, 2007.

Thalib, Muhammad, Tuntunan Poligami dan Keutamaannya, Bandung :Irsyad Baitus

Salam, 2001.

Tihami, Sahrani, Sohari, Fikih Munakahat: Kajian Fikih Nikah Lengkap, Jakarta:

Rajawali Press, 2009.

Witanto, Hukum Keluarga Hak dan Kedudukan Anak Luar Kawin Pasca Keluarnya

Putusan MK Tentang Uji Materil UU Perkawinan, Jakarta: Prestasi Pustaka

Jakarta, 2012.

Yunus, Nur Rohim, Restorasi Budaya Hukum Masyarakat Indonesia, Jakarta:

Jurisprudence Press, 2012.

Zuhriah, Erfaniah, Peradilan Agama Di Indonesia Dalam Rentang Sejarah dan

Pasang Surut, Malang: UIN-Malang Press, 2008.

Peraturan Perundang-undangan

UU No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan.

PP No. 9 Tahun 1975 Tentang Aturan Pelaksana dari UU Perkawinan.

Page 118: IZIN POLIGAMI DENGAN ALASAN HAK LEGALITAS ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28568/1/ZULLISAN... · i izin poligami dengan alasan hak legalitas anak berupa

107

Internet

http://master.islamic.uii.ac.id/index.php/Artikel/POLIGAMI-DAN-APLIKASI-

HUKUM-ISLAM-DI-INDONESIA.html, diakses, pada tanggal 13 juli 2014

jam13:20 WIB.

http://www.pa-jakartatimur.go.id/index.php