ABSTRAKrepository.unair.ac.id/42399/1/ABSTRAK.pdfix ABSTRAK Penyakit TB-HIV merupakan hasil...

2
ix ABSTRAK Penyakit TB-HIV merupakan hasil oportunistik penyakit TB dan HIV, yang menjadi permasalahan utama kesehatan di dunia. Indonesia sebagai negara dengan beban tertinggi kedua untuk masing-masing penyakit tersebut perkembangannya terus mengalami peningkatan. Jawa Timur merupakan provinsi tertinggi kedua yang rawan, dan beberapa daerah di dalamnya diharuskan melaksanakan kebijakan mengendalikan penyakit tersebut, salah satunya Kabupaten Blitar. Sebagai daerah yang masuk sepuluh besar beban HIV di Jawa Timur dengan perkembangan TB- HIV yang fluktuatif, langkah untuk mengendalikan penyakit merupakan hal yang mendesak dilakukan. Oleh karena itu, pemerintah melalui Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar melakukan kolaborasi aktor lintas sektoral dengan membentuk Pokja TB-HIV pada tahun 2014. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana proses kolaborasi pada pengendalian penyakit TB-HIV di Kabupaten Blitar dikaitkan dengan pendekatan teori proses Collaborative Governance. Hasil penelitian menemukan bahwa proses kolaborasi belum berjalan maksimal. Hal ini terlihat dari indikator dinamika kolaborasi masih belum efektif, yaitu pada sub indikator penggerakan prinsip bersama, motivasi bersama, dan kapasitas untuk melakukan tindakan bersama yang belum terbentuk dengan baik dan merata, yang berpengaruh besar terhadap indikator tindakan-tindakan kolaborasi. Sementara indikator dampak sementara belum signifikan pada proses kolaborasi dan adaptasi yang dilakukan dengan konsensus belum maksimal pada kontrol terhadap tindakan selanjutnya. Kata Kunci: proses kolaborasi, collaborative governance, aktor-aktor kolaborasi, pengendalian penyakit TB-HIV. ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI PROSES COLLABORATIVE GOVERNANCE ... MUHAMMAD MUQORROBIN IST

Transcript of ABSTRAKrepository.unair.ac.id/42399/1/ABSTRAK.pdfix ABSTRAK Penyakit TB-HIV merupakan hasil...

Page 1: ABSTRAKrepository.unair.ac.id/42399/1/ABSTRAK.pdfix ABSTRAK Penyakit TB-HIV merupakan hasil oportunistik penyakit TB dan HIV, yang menjadi permasalahan utama kesehatan di dunia. Indonesia

ix

ABSTRAK

Penyakit TB-HIV merupakan hasil oportunistik penyakit TB dan HIV, yang menjadi permasalahan utama kesehatan di dunia. Indonesia sebagai negara dengan beban tertinggi kedua untuk masing-masing penyakit tersebut perkembangannya terus mengalami peningkatan. Jawa Timur merupakan provinsi tertinggi kedua yang rawan, dan beberapa daerah di dalamnya diharuskan melaksanakan kebijakan mengendalikan penyakit tersebut, salah satunya Kabupaten Blitar. Sebagai daerah yang masuk sepuluh besar beban HIV di Jawa Timur dengan perkembangan TB-HIV yang fluktuatif, langkah untuk mengendalikan penyakit merupakan hal yang mendesak dilakukan. Oleh karena itu, pemerintah melalui Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar melakukan kolaborasi aktor lintas sektoral dengan membentuk Pokja TB-HIV pada tahun 2014. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana proses kolaborasi pada pengendalian penyakit TB-HIV di Kabupaten Blitar dikaitkan dengan pendekatan teori proses Collaborative Governance. Hasil penelitian menemukan bahwa proses kolaborasi belum berjalan maksimal. Hal ini terlihat dari indikator dinamika kolaborasi masih belum efektif, yaitu pada sub indikator penggerakan prinsip bersama, motivasi bersama, dan kapasitas untuk melakukan tindakan bersama yang belum terbentuk dengan baik dan merata, yang berpengaruh besar terhadap indikator tindakan-tindakan kolaborasi. Sementara indikator dampak sementara belum signifikan pada proses kolaborasi dan adaptasi yang dilakukan dengan konsensus belum maksimal pada kontrol terhadap tindakan selanjutnya. Kata Kunci: proses kolaborasi, collaborative governance, aktor-aktor kolaborasi,

pengendalian penyakit TB-HIV.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PROSES COLLABORATIVE GOVERNANCE ... MUHAMMAD MUQORROBIN IST

Page 2: ABSTRAKrepository.unair.ac.id/42399/1/ABSTRAK.pdfix ABSTRAK Penyakit TB-HIV merupakan hasil oportunistik penyakit TB dan HIV, yang menjadi permasalahan utama kesehatan di dunia. Indonesia

x

ABSTRACT

TB-HIV disease is an opportunistic result from TB and HIV, the main health problem in the world. Indonesia as the second highest burden country, constantly increasing its burden. East Java is the second highest provinces, and regencies which are required to implement a policy of controlling the disease, one of these are Blitar Regency. As the region entered top ten the burden of HIV in East Java with fluctuative trend of TB-HIV, measures act to control the disease is an urgent thing to do. Therefore, the government through the Blitar District Health Office conduct cross-sectoral collaboration with TB-HIV Working Group formed in 2014. This study used a qualitative descriptive. Researcher interested in knowing how the collaborative process of TB-HIV disease control in Blitar, associated with theory of ‘Collaborative Governance’. Results of the study are the proces of collaboration still not effective. Indicators of dynamics of collaboration is still not effective from the principled engagement, shared motivation, and capacity for collective action which not formed properly and evenly, and have great impact on the indicator actions of collaboration. Thus, the result of this TB-HIV working group haven’t make significant impacts for the process of collaboration, and also the adaptations that made by consensus have not been effective to control of the subsequent action. Keyword: collaborative process, collaborative governance, actors of

collaboration, TB-HIV disease control.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PROSES COLLABORATIVE GOVERNANCE ... MUHAMMAD MUQORROBIN IST