IVH
-
Upload
ocha-da-vie -
Category
Documents
-
view
19 -
download
0
description
Transcript of IVH
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENDIDIKAN KESEHATAN
TUBERCULOSIS DI RUANG SAKURA
RSD dr. SOEBANDI JEMBER
Disusun guna memenuhi tugas praktik Profesi Keperawatan Medikal Bedah
oleh:
KELOMPOK 5
1. Octavia Chandra Dewi, S. Kep (092311101004)
2. Risma Hendrastuti, S. Kep (092311101040)
3. Hendik Syachroni, S. Kep (092311101054)
4. Melinda Rahman, S. Kep (092311101069)
5. Akhmad Zainur Ridla, S. Kep (102311101017)
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2015
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENDIDIKAN KESEHATAN
Pokok Bahasan : Penyakit Tuberculosis
Sasaran : Seluruh pasien yang menjalani rawat inap di RSD dr. Soebandi
Jember
Target : Pasien dan keluarga pasien yang berada di Ruang Sakura RSD
dr. Soebandi Jember
Waktu : 11.00 WIB
Hari/Tanggal : Kamis, 19 Februari 2015
Tempat : Ruang Sakura RSD dr. Soebandi Jember
1. LATAR BELAKANG
Tuberculosis (TB) merupakan penyakit infeksi bakteri menahun yang
disebabkan oleh Mycobakterium tuberculosis, suatu basil tahan asam yang
ditularkan melalui udara. Penyakit ini ditandai dengan pembentukan
granuloma pada jaringan yang terinfeksi. Komplikasi Penyakit TB paru bila
tidak ditangani dengan benar akan menimbulkan komplikasi seperti: pleuritis,
efusi pleura, empiema, laryngitis dan TB usus (Brunner & Suddarth, 2002).
Penderita tuberkulosis di kawasan Asia terus bertambah. Sejauh ini,
Asia termasuk kawasan dengan penyebaran tuberkulosis (TB) tertinggi di
dunia. Setiap 30 detik, ada satu pasien di Asia meninggal dunia akibat
penyakit ini. Sebelas dari 22 negara dengan angka kasus TB tertinggi berada
di Asia, di antaranya Banglades, China, India, Indonesia, dan Pakistan. Empat
dari lima penderita TB di Asia termasuk kelompok usia produktif. Di
Indonesia, angka kematian akibat TB mencapai 140.000 orang per tahun atau
8 persen dari korban meninggal di seluruh dunia. Setiap tahun, terdapat lebih
dari 500.000 kasus baru TB, dan 75 persen penderita termasuk kelompok usia
produktif. Jumlah penderita TB di Indonesia merupakan ketiga terbesar di
dunia setelah India dan China (Depkes RI, 2006).
Penyakit tuberkulosis paru merupakan penyakit infeksi yang
penyebarannya sangat mudah sekali, yaitu melalui batuk, bersin dan
berbicara. Mengingat masalah tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa
penyakit TBC ini merupakan penyumbang kematian terbesar di dunia
khususnya di Indonesia. Oleh karena itu, hal ini perlu mendapat perhatian dari
berbagai pihak khususnya pemerintah kesehatan Republik Indonesia untuk
mencegah penularan lebih lanjut yang dapat mengakibatkan dampak yang
lebih buruk lagi bagi masyarak, sehingga sangat perlu dilakukan pencegahan
dini terhadap penyakit TBC tersebut. Dalam rangka menurunkan angka
penularan penyakit TBC ini, kami berinisiatif untuk melakukan sebuah
kegiatan “Promosi Kesehatan tentan Penyakit TBC” yang diharapkan dapat
mengubah paradigma masyarakat dalam mencegah terjadinya TBC, sehingga
dapat menurunkan angka penderita penyakit TBC tersebut.
2. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 1 x 45 menit, diharapkan
pasien yang menjalani rawat inap di ruang Sakura RSD dr. Soebandi Jember
dapat memahami terkait Tuberculosis.
3. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 1 x 45 menit, 100% pasien
dan keluarga pasien yang menjalani rawat inap di ruang Sakura RSD dr.
Soebandi Jember dapat:
a. Menjelaskan pengertian penyakit Tuberculosis
b. Menjelaskan penyebab penyakit Tuberculosis
c. Menjelaskan tanda dan gejala penderita Tuberculosis
d. Menjelaskan pencegahan penyakit Tuberculosis
e. Menjelaskan penanganan penderita Tuberculosis
4. METODE
Metode yang digunakan pada penyuluha ini yaitu:
1. Ceramah
2. Diskusi
5. ALAT DAN MEDIA
1. Laptop
2. Leaflet
3. LCD
6. PENGORGANISASIAN
1. Penanggung jawab : Melinda Rahman, S.Kep.
2. Penyaji : Hendik Syahroni, S.Kep.
3. Fasilitator : Akhmad Zainur Ridla, S.Kep.
4. Observer/Evaluator : Risma Hendrastuti, S.Kep.
5. Dokumentator : Octavia Candra Dewi, S.Kep.
7. PROSES KEGIATAN
ProsesTindakan
WaktuKegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta
Pendahuluan 1. Memberikan salam,
memperkenalkan diri,
dan membuka
penyuluhan
2. Menjelaskan manfaat
mengetahui penyakit
Tuberculosis secara
umum
3. Menjelaskan tentang
TIU dan TIK
Memperhatikan dan
menjawab salam
Memperhatikan
Memperhatikan
5 menit
Penyajian 1. Menjelaskan tentang
pengertian penyakit
Tuberculosis
2. Menjelaskan tentang
penyebab penyakit
Tuberculosis
Memperhatikan
Memperhatikan
25 menit
3. Menjelaskan tentang
tanda dan gejala
penyakit Tuberculosis
4. Menjelaskan tentang
pencegahan penyakit
Tuberculosis
5. Menjelaskan tentang
penanganan penderita
Tuberculosis
6. Memberi kesempatan
kepada peserta untuk
bertanya tentang
materi yang telah
disampaikan
a. Memberikan
jawaban dari
pertanyaan yang
diberikan
Memperhatikan
Memperhatikan
Memperhatikan
Memberi
pertanyaan
Memperhatikan
Penutup 1. Menutup pertemuan
dengan memberi
kesimpulan dari
materi yang
disampaikan
2. Mengajukan
pertanyaan kepada
para peserta
pendidikan kesehatan
3. Mendiskusikan
bersama jawaban dari
pertanyaan yang
Memperhatikan
Memberi komentar
dan menjawab
pertanyaan
Memperhatikan
15 menit
telahdiberikan
4. Memberikan Leaflet
5. Menutup pertemuan
dan memberikan
salam.
Menerima Leaflet
Memperhatikan dan
menjawab salam
8. EVALUASI
1. Persiapan
a. Persiapan tempat : penyuluhan dilakukan di Ruang Sakura RSD dr.
Soebandi Jember.
b. Persiapan media : media yang digunakan LCD & leaflet.
c. Persiapan peserta : jumlah target peserta penyuluhan adalah 10 orang.
2. Proses
3. Hasil
Pasien beserta keluarga pasien di Ruang Sakura RSD dr. Soebandi Jember,
mampu menjawab:
1. Apakah TB itu?
2. Sebutkan salah satu penyebab TB
3. Salah satu cara penularan TB adalah?
4. Bagaimana cara untuk mencegah TB?
9. ANALISIS EVALUASI DAN HASIL
1. Evaluasi Struktur
a. Kegiatan pendiddikan kesehatan TB pada pasien dan keluarga pasien
dilakukan pada hari kamis, tanggal 19 Februari 2015 pukul 10.30-11.10
WIB.
b. Acara pendidikan kesehatan dimulai pada pukul 10.30 WIB dengan
terlebih dahulu meminta ijin pada perawat Ruang Sakura.
c. Persiapan lain yang dilakukan adalah menyiapkan media pendukung
untuk pendidikan kesehatan yaitu kontrak waktu dengan pasien dan
keluarga pasien, seting tempat, persiapan media.
d. Keluarga pasien antusias mengikuti kegiatan pendidikan kesehatan dan
bersedia mengikuti acara pendidikan kesehatan.
2. Evaluasi Proses
a. Proses pendidikan kesehatan berjalan dengan lancar, peserta pendidikan
kesehatan antusias mengikuti pendidikan kesehatan.
b. peserta mengikuti proses kegiatan sejak awal hingga selesai
3. Evaluasi Hasil
a. Peserta pendidikan kesehatan yang hadir dalam kegiatan pendidikan
kesehatan adalah 10 orang dan terdapat beberapa pasien yang tidak
mengikuti karena tidak memungkinkan turun dari tempat tidur.
b. Peserta Pendidikan kesehatan mampu menjawab 5 pertanyaan yang
diajukan pemateri.
c. 4 orang peserta pendidikan kesehatan mengajukan pertanyaan.
10. FAKTOR PENDORONG
1. Dukungan dari Kepala Ruang dan Perawat Ruang Sakura terhadap
kegiatan pendidikan kesehatan TB.
2. Perawat memfasilitasi kegiatan pendidikan kesehatan TB.
3. Peserta pendidikan kesehatan antusias mengikuti kegiatan pendidikan
kesehatan.
11. FAKTOR PENGHAMBAT
1. Peserta pendidikan kesehatan yang tua memiliki rentang perhatian yang
singkat sehingga dalam proses pendidikan kesehatan fasilitator harus
memfokuskan kembali perhatian peserta.
2. Keterbatasan media yaitu tidak tersedia LCD dan layar untuk media
visual pendidikan kesehatan sehingga media visual yang digunakan
laptop dengan ukuran layar lebih kecil.
12. KESIMPULAN
Berdasarkan dari hasil evaluasi kegiatan pendidikan kesehatan, didapatkan
peserta antusias untuk mengikuti kegiatan. Sebagian besar peserta telah
memahami pengertian penyakit Tuberculosis, penyebab penyakit Tuberculosis,
tanda dan gejala penderita Tuberculosis, pencegahan penyakit Tuberculosis,
penanganan penderita Tuberculosis.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar keperawtan medikal bedah, edisi 8 vol 3.
Jakarta: EGC
Corwin, EJ. 2009. Buku Saku Patofisiologi, 3 Edisi Revisi. Jakarta: EGC
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2006. Pedoman Nasional
Penanggulangan Tuberkulosis. Depkes RI : Jakarta.
Johnson, M., et all. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second
Edition. New Jersey:Upper Saddle River
Mc Closkey, C.J., et all. 1996. Nursing Interventions Classification (NIC) Second
Edition. New Jersey: Upper Saddle River
Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia. 2001. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam edisi ketiga. Balai Penerbit FKUI : Jakarta.
Santosa, Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006.
Jakarta: Prima Medika
Tambayong, J. 2003. Patofisiologi untuk Keperawatan. EGC : Jakarta.
MATERI
1. PENGERTIAN TBC
Tuberculosis merupakan penyakit infeksi bakteri menahun pada paru yang
disebabkan oleh Mycobakterium tuberculosis, yaitu bakteri tahan asam yang
ditularkan melalui udara yang ditandai dengan pembentukan granuloma pada
jaringan yang terinfeksi. Mycobacterium tuberculosis merupakan kuman
aerob yang dapat hidup terutama di paru / berbagai organ tubuh lainnya yang
bertekanan parsial tinggi. Penyakit tuberculosis ini biasanya menyerang paru
tetapi dapat menyebar ke hampir seluruh bagian tubuh termasuk meninges,
ginjal, tulang, nodus limfe. Infeksi awal biasanya terjadi 2-10 minggu setelah
pemajanan. Individu kemudian dapat mengalami penyakit aktif karena
gangguan atau ketidakefektifan respon imun (Brunner & Suddarth, 2002).
2. PENYEBAB TBC
Dikarenakan bakteri yang berbentuk seperti batang. Selain karena bakteri
sebagai penyebab utama, faktor lingkungan yang lembab, kurangnya sinar
matahari pada suatu ruang dan kurangnya sirkulasi udara juga sangat
berperan dalam penyebaran bakteri mikobakterium tuberklosa ini,sehingga
sangat mudah menjangkit orang yang hidup dalam kondisi lingkungan yang
tidak sehat (Corwin, EJ, 2009). Cara penularan TB adalah:
a) Sumber penularan adalah pasien TB BTA positif.
b) Pada waktu batuk atau bersin, pasien menyebarkan kuman ke udara
dalam bentuk percikan dahak (droplet nuclei). Sekali batuk dapat
menghasilkan sekitar 3000 percikan dahak.
c) Umumnya penularan terjadi dalam ruangan dimana percikan dahak
berada dalam waktu yang lama. Ventilasi dapat mengurangi jumlah
percikan, sementara sinar matahari langsung dapat membunuh kuman.
Percikan dapat bertahan selama beberapa jam dalam keadaan yang gelap
dan lembab.
d) Daya penularan seorang pasien ditentukan oleh banyaknya kuman yang
dikeluarkan dari parunya. Makin tinggi derajat kepositifan hasil
pemeriksaan dahak, makin menular pasien tersebut.
e) Faktor yang memungkinkan seseorang terpajan kuman TB ditentukan
oleh konsentrasi percikan dalam udara dan lamanya menghirup udara
tersebut.
3. TANDA DAN GEJALA TBC
Tanda dan gejala yang muncul pada orang yang mengalami TB antara lain:
a) Mudah mengalami demam dengan demam yang tidak terlalu tinggi dan
berlangsung lama
b) Sering berkeringat pada malam hari
c) Gampang terkena flu / pilek dan bersifat hilang timbul
d) Menurunnya nafsu makan dan berat badan
e) Batuk-batuk selama lebih dari 4 minggu (dapat disertai dengan darah atau
dahak)
f) Perasaan lemah,lesu & tidak enak
4. PENCEGAHAN TBC
a) Tidak meludah di sembarang tempat upayakan meludah pada tempat yang
tarkena sinar matahari atau ditempat khusus seperti tempat sampah
b) Menutup mulut pada waktu ada orang batuk ataupun bersin
c) Jemur tempat tidur bekas penderita secara teratur karna kuman TBC akan
mati bila terkena sinar matahari
d) Jaga kesehatan badan supaya sistem imun senantiasa terjaga dan kuat
e) Meningkatkan daya tahan tubuh dengan makan makanan yang sehat
dan bergizi
f) Hindari melakukan hal-hal yang dapat melemahkan sistem kekebalan
tubuh, seperti begadang dan kurang istirahat
g) Jaga jarak aman ketika berhadapan dengan penderita TBC
h) Olahraga teratur untuk membantu menyehatkan tubuh
i) Lakukan imunisasi pada bayi termasuk imunisasi untuk mencegah
penyakit TBC (BCG).
PENCEGAHAN TB di RUMAH SAKIT
Usahakanlah penderita TBC tidak membuang ludah, batuk dan bersin di
sembarang tempat. Ada baiknya dilakukan di tempat yang terkena sinar
matahari langsung. Jadi, seperti yang dikatakan di atas, kamar penderita TBC
harus mendapatkan sinar matahari langsung. Sinar matahari akan membunuh
bakteri-bakteri TBC yang tersebar.
Ada baiknya bagi seorang yang sehat menghindari kontak bicara pada
jarak yang dekat dengan penderita TBC. Atau Anda bisa menggunakan masker,
namun hal ini masih tetap rentan. Bila penderita TBC batuk atau bersin,
sebaiknya orang yang sehat menutup mulut. Satu hal yang perlu diperhatikan,
yaitu arah angin. Jangan sampai angin berhembus mengarah ke orang yang
sehat setelah sebelumnya melalui orang yang menderita TBC. Bukan
mencegah arah anginnya, namun kita yang harus menghindari angin tersebut
yang bisa merupakan angin karena alam atau angin karena kipas angin dll.
Ingat, bakteri TBC bisa terbawa oleh angin.
Jemur tempat tidur penderita TBC di panas matahari langsung, ini untuk
menghindari hidupnya bakteri di tempat tidur tersebut. Pada bayi, jangan
pernah melewatkan imunisasi BCG, ini penting untuk mencegah dari
terserangnya penyakit TBC di kemudian hari.
5. PENGOBATAN
Prinsip pengobatan
Pengobatan tuberkulosis dilakukan dengan prinsip - prinsip sebagai
berikut:
a) OAT harus diberikan dalam bentuk kombinasi beberapa jenis obat,
dalam jumlah cukup dan dosis tepat sesuai dengan kategori pengobatan.
Jangan gunakan OAT tunggal (monoterapi) . Pemakaian OAT-
Kombinasi Dosis Tetap (OAT – KDT) lebih menguntungkan dan sangat
dianjurkan.
b) Untuk menjamin kepatuhan pasien menelan obat, dilakukan
pengawasan langsung (DOT = Directly Observed Treatment) oleh
seorang Pengawas Menelan Obat (PMO).
c) Pengobatan TB diberikan dalam 2 tahap, yaitu tahap intensif dan
lanjutan.
1) Tahap awal (intensif)
Pada tahap intensif (awal) pasien mendapat obat setiap hari dan
perlu diawasi secara langsung untuk mencegah terjadinya
resistensi obat.
Bila pengobatan tahap intensif tersebut diberikan secara tepat,
biasanya pasien menular menjadi tidak menular dalam kurun
waktu 2 minggu.
Sebagian besar pasien TB BTA positif menjadi BTA negatif
(konversi) dalam 2 bulan.
2) Tahap Lanjutan
Pada tahap lanjutan pasien mendapat jenis obat lebih sedikit,
namun dalam jangka waktu yang lebih lama
Tahap lanjutan penting untuk membunuh
kuman persister sehingga mencegah terjadinya kekambuhan
Pertanyaan Peserta Pendidikan Kesehatan
1. Bagaimana cara membuat tempat membuang ludah yaang bener?
a. Siapkan tempat pembuangan dahak : cangkir bertutup berisi cairan
desinfektan yang dicampur dengan air (airnsabun / detergen, air bayclin,
air lisol) atau pasir
b. Isi cairan sebanyak 1/3 cangkir bertutup
c. Buang dahak ke tempat tersebut
d. Bersihkan cangkir bertutup tiap 2 atau 3 hari sekali
e. Buang isi cangkir bertutup bila berisi pasir : kubur dibawah tanah.
f. Bila berisi air desinfektan : buang di
g. lubang WC, siram
h. Bersihkan cangkir bertutup dengan sabun
2. Kalau pengobatannya putus gimana itu?
Jika pengobatan TB putus harus diulang dari awal kembali, hal yang perlu
diperhatikan jika pengobatan TB putus adalah kuman TB yang ada didalam
paru-paru pasien akan menjadi tahan obat sehingga obat TB ditingkatkan
dosisnya atau diganti.
3. Tips supaya tidak tertular ketika menjaga keluarga ketika di RS?
a. Menggunakan masker bagi pasien dan penunggu
b. Pasien menutup mulut jika batuk menggunakan tissue atau sarung tangan
c. Batasi pengunjung
d. Anak kecil dilarang masuk ke dalam ruangan
e. Jika penunggu lelah beristirahat diluar hindari kontak dengan pasien
f. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien
4. Apakah barang yang digunakan sama pasien tidak boleh digunakan keluarga
yang lain?
Barang yang sudah digunakan oleh pasien boleh digunakan oleh orang lain
dengan catatan harus dicuci atau dibersihkan terlebih dahulu menggunakan
sabun, untuk memastikan kuman TB yang ada di barang-barang yang
digunakan pasien sebaiknya barang tersebut dicuci terlebih dahulu