IV KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · - PLTA Jelok 15.000 KW ... 4 Balai...

18
52 IV KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Kondisi Fisik Danau Rawa Pening Danau Rawa Pening secara astronomis terletak pada koordinat 7°4'–7°30' Lintang Selatan dan 110°24'46"–110°49'06" Bujur Timur, serta berada pada ketinggian 455–465 meter di atas permukaan laut (BLH Jateng 2009). Kawasan danau secara administratif berada di Kabupaten Semarang yang meliputi empat kecamatan dan 16 desa atau kelurahan, yaitu: 1. Kecamatan Tuntang: Desa Tuntang, Desa Lopait, Desa Kesongo, Desa Sraten, Desa Candirejo, Desa Jombor, dan Desa Rowosari. 2. Kecamatan Banyubiru: Desa Rowoboni, Desa Kebumen, Desa Kebondowo, Desa Banyubiru, dan Desa Tegaron. 3. Kecamatan Ambarawa: Desa Bejalen, Desa Pojoksari, dan Kelurahan Tambakboyo. 4. Kecamatan Bawen: Desa Asinan. Kawasan sekitar Danau Rawa Pening memiliki kondisi topografi yang bervariasi, yaitu datar, bergelombang, berbukit, berbukit terjal, dan bergunung. Topografi datar dan bergelombang dengan kemiringan 0–8% terdapat di Kecamatan Ambarawa dan Tuntang. Topografi bergelombang dengan kemiringan 8–15% terdapat di Kecamatan Ambarawa, selanjutnya topografi berbukit dan berbukit terjal dengan kemiringan 15–25% terdapat di Kecamatan Ambarawa dan Banyubiru (Pemprov. Jateng 2006). Danau Rawa Pening terletak pada kawasan dataran tinggi. Berdasarkan klasifikasi Oldeman termasuk kategori iklim tropis C. Musim hujan terjadi pada bulan Oktober-Maret, musim kemarau pada bulan April–September. Suhu rata- rata antara 25–29°C dengan kelembaban udara antara 70–90%. Volume tampung air ±48 juta m 3 dengan kedalaman minimum 65–110 cm dan maksimum 550 cm. Elevasi maksimum ±462,30 m 3 dan elevasi minimum ±462,05 m 3 dengan volume tampung maksimum ±65 juta m 3 dan volume tampung minimum ±25 juta m 3 . Luas genangan maksimum ±2.770 hektar dan luas genangan minimum ±1.760 hektar (BLH Jateng 2009). Berdasarkan klasifikasi ukuran danau menurut Kementerian Negara Lingkungan Hidup (2009), Danau Rawa Pening termasuk

Transcript of IV KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · - PLTA Jelok 15.000 KW ... 4 Balai...

Page 1: IV KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · - PLTA Jelok 15.000 KW ... 4 Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Jragung Tuntang 8.549.975.000 54 ... Jumlah produksi perikanan

52

IV KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

4.1 Kondisi Fisik Danau Rawa Pening

Danau Rawa Pening secara astronomis terletak pada koordinat 7°4'–7°30'

Lintang Selatan dan 110°24'46"–110°49'06" Bujur Timur, serta berada pada

ketinggian 455–465 meter di atas permukaan laut (BLH Jateng 2009). Kawasan

danau secara administratif berada di Kabupaten Semarang yang meliputi empat

kecamatan dan 16 desa atau kelurahan, yaitu:

1. Kecamatan Tuntang: Desa Tuntang, Desa Lopait, Desa Kesongo, Desa Sraten,

Desa Candirejo, Desa Jombor, dan Desa Rowosari.

2. Kecamatan Banyubiru: Desa Rowoboni, Desa Kebumen, Desa Kebondowo,

Desa Banyubiru, dan Desa Tegaron.

3. Kecamatan Ambarawa: Desa Bejalen, Desa Pojoksari, dan

Kelurahan Tambakboyo.

4. Kecamatan Bawen: Desa Asinan.

Kawasan sekitar Danau Rawa Pening memiliki kondisi topografi yang

bervariasi, yaitu datar, bergelombang, berbukit, berbukit terjal, dan bergunung.

Topografi datar dan bergelombang dengan kemiringan 0–8% terdapat di

Kecamatan Ambarawa dan Tuntang. Topografi bergelombang dengan kemiringan

8–15% terdapat di Kecamatan Ambarawa, selanjutnya topografi berbukit dan

berbukit terjal dengan kemiringan 15–25% terdapat di Kecamatan Ambarawa dan

Banyubiru (Pemprov. Jateng 2006).

Danau Rawa Pening terletak pada kawasan dataran tinggi. Berdasarkan

klasifikasi Oldeman termasuk kategori iklim tropis C. Musim hujan terjadi pada

bulan Oktober-Maret, musim kemarau pada bulan April–September. Suhu rata-

rata antara 25–29°C dengan kelembaban udara antara 70–90%. Volume tampung

air ±48 juta m3 dengan kedalaman minimum 65–110 cm dan maksimum 550 cm.

Elevasi maksimum ±462,30 m3 dan elevasi minimum ±462,05 m3 dengan volume

tampung maksimum ±65 juta m3 dan volume tampung minimum ±25 juta m3.

Luas genangan maksimum ±2.770 hektar dan luas genangan minimum ±1.760

hektar (BLH Jateng 2009). Berdasarkan klasifikasi ukuran danau menurut

Kementerian Negara Lingkungan Hidup (2009), Danau Rawa Pening termasuk

Page 2: IV KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · - PLTA Jelok 15.000 KW ... 4 Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Jragung Tuntang 8.549.975.000 54 ... Jumlah produksi perikanan

53

tipe danau semi-alami, dengan klasifikasi kecil (luas 1–100 km2 dan volume air

1–100 m3), serta termasuk kategori dangkal dengan kedalaman 10–50 m.

Menurut BLH Jateng (2009), sungai-sungai yang mengalir masuk ke

Danau Rawa Pening dapat dikelompokkan ke dalam sembilan Sub Daerah Aliran

Sungai (Sub-DAS), yaitu:

1. Sub-DAS Galeh: Sungai Galeh dan Sungai Klegung.

2. Sub-DAS Torong: Sungai Torong.

3. Sub-DAS Panjang: Sungai Panjang dan Sungai Kupang.

4. Sub-DAS Legi: Sungai Legi.

5. Sub-DAS Parat: Sungai Parat.

6. Sub-DAS Sraten: Sungai Sraten.

7. Sub-DAS Rengas: Sungai Rengas dan Sungai Tukmodin.

8. Sub-DAS Kedung Ringin: Sungai Kedung Ringin.

9. Sub-DAS Ringis: Sungai Ringis.

Aliran air dari Danau Rawa Pening bermuara ke Sungai Tuntang yang terletak di

bagian Timur Laut danau, selanjutnya mengalir ke Kabupaten Demak dan

Kabupaten Grobogan sampai ke Laut Jawa.

Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 25 Tahun 2001 tentang

Pengelolaan Sumberdaya Ikan di Rawa Pening membagi perairan Danau Rawa

Pening ke dalam tiga zona, yaitu zona suaka, zona penangkapan ikan, dan zona

budidaya ikan, seperti disajikan pada Lampiran 3.

a. Zona suaka, yaitu zona yang tertutup untuk umum dan merupakan tempat

berkembang biak ikan.

b. Zona penangkapan ikan, yaitu zona untuk kegiatan penangkapan ikan. Zona

penangkapan ikan dibagi menjadi tiga sub zona, yaitu (1) sub zona

penangkapan ikan dengan alat branjang, (2) sub zona penangkapan ikan

dengan alat sodo tarik, dan (3) sub zona penangkapan ikan dengan alat selain

branjang dan sodo tarik.

c. Zona budidaya ikan, yaitu zona untuk kegiatan budidaya ikan dengan keramba

apung dan keramba tancap. Zona budidaya ikan terdiri atas 10 sub zona, yaitu

sub zona Muncul, Talang Alit, Puteran, Cobening, Segalok, Semenep,

Nglonder, Serondo, Sumurup, dan Tuntang.

Page 3: IV KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · - PLTA Jelok 15.000 KW ... 4 Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Jragung Tuntang 8.549.975.000 54 ... Jumlah produksi perikanan

54

Danau Rawa Pening dimanfaatkan untuk irigasi, penyedia air bersih,

perikanan, tenaga listrik, pengendali banjir, dan pariwisata. Pola dan kapasitas

pemanfaatan perairan Danau Rawa Pening disajikan pada Tabel 6.

Tabel 6 Pola pemanfaatan perairan Danau Rawa Pening, Tahun 2009

No Pemanfaatan Kapasitas 1 Irigasi:

- Daerah Irigasi Glapan Barat 10.113 hektar - Daerah Irigasi Glapan Timur 8.671 hektar - Daerah Irigasi Tuntang Jelok 374 hektar - Daerah Irigasi Pelayaran Buyaran 909 hektar

2 PT. Sarana Tirta Ungaran 250 liter/detik 3 Tenaga Listrik:

- PLTA Jelok 15.000 KW - PLTA Timo 10.000 KW

4 Pengendali banjir 640 m3/detik 5 Lahan pertanian pasang surut:

- (+462.30 - +463.30) 820 hektar - (+462.05 - +462.30) 200 hektar

6 Perikanan 1.421 KK 7 Pemanfaatan gambut 54.000 m3/tahun 8 Pemanfaatan Eceng Gondok 1.000 kg/ hari 9 Pariwisata 50–100 orang/hari

Sumber: BPSDA Jratun (2009)

Tabel 6 menunjukkan bahwa pola pemanfaatan perairan Danau Rawa

Pening terkait dengan pola pertanian di Kabupaten Semarang, Demak, dan

Grobogan. Guna memenuhi kepentingan petani di bagian hilir, petani lahan

pasang surut, kelompok nelayan dan petani ikan, serta PLTA Jelok Timo telah

dilakukan koordinasi terhadap pihak-pihak terkait dengan koordinator Balai

Pengelolaan Sumberdaya Air Jragung Tuntang.

Pemanfaatan lahan di sekitar danau untuk pola pertanian lahan persawahan

pasang surut mengikuti pola operasi Danau Rawa Pening. Menurut BPSDA Jratun

(2009), status lahan persawahan pasang surut berdasarkan radius jangkauan

genangan air dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:

1. Elevasi > +462,30 atau di atas patok hitam (±812 hektar) merupakan lahan

pertanian subur dengan dua kali tanam padi setahun.

2. Elevasi +462,05 hingga +462,30 atau di antara patok merah dan patok hitam

(±218,51 hektar) merupakan daerah sabuk hijau. Hak milik tanah berada pada

pihak petani. Petani memiliki hak tanam padi sekali tanam pada musim hujan,

sementara hak tanam padi pada musim kemarau telah dibeli pemerintah.

Page 4: IV KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · - PLTA Jelok 15.000 KW ... 4 Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Jragung Tuntang 8.549.975.000 54 ... Jumlah produksi perikanan

55

3. Elevasi di bawah +462,05 atau di bawah patok merah merupakan lahan dalam

keadaan tergenang.

Pengaturan elevasi air danau sering menimbulkan konflik kepentingan

antara masyarakat pemanfaat sumberdaya dan pemerintah. Dalam hal ini Dinas

Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Jawa Tengah sebagai pemegang otoritas

dalam pola pengaturan air di Rawa Pening. Konflik terjadi karena posisi

ketinggian air danau harus terjaga agar tetap dapat memasok kebutuhan air PLTA

Jelok Timo, serta untuk pengendali banjir di daerah hilir. Pada musim penghujan,

hal ini dapat mengakibatkan tergenangnya lahan pertanian pasang surut di sekitar

kawasan Danau Rawa Pening.

Pembiayaan dalam pengelolaan Danau Rawa Pening saat ini masih

bergantung pada sumber dana yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara (APBN), serta Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

Provinsi Jawa Tengah dan Kabupaten Semarang. Pengelolaan dilaksanakan oleh

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten

Semarang melalui dinas atau instansi terkait. Alokasi dana untuk pemulihan

kondisi Danau Rawa Pening dari Tahun 2004 sampai dengan Tahun 2008

mencapai Rp.15.815.898.000 seperti disajikan pada Tabel 7.

Tabel 7 Alokasi dana pengelolaan Danau Rawa Pening pada Tahun 2004–2008 No. Instansi Pelaksana Jumlah

(Rp) Persentase

(%) 1 Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Tengah 341.120.000 2,16 2 Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa

Tengah 150.000.000 0,95

3 Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Jawa Tengah

4.148.000.000 26,23

4 Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Jragung Tuntang 8.549.975.000 54,06 5 Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Tengah 366.183.000 2,32 6 Badan Pemberdayaan Masyarakat Provinsi Jawa

Tengah 35.000.000 0,22

7 Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Tengah

105.000.000 0,66

8 Dinas Pariwisata Provinsi Jawa Tengah 415.000.000 2,62 9 Dinas Pertanian Provinsi Jawa Tengah 125.000.000 0,79

10 Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Tengah 392.000.000 2,48 11 Dinas Peternakan Provinsi Jawa Tengah 747.620.000 4,73 12 Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Tengah 141.000.000 0,89 13 Dinas Pemukiman dan Tata Ruang Provinsi Jawa

Tengah 300.000.000 1,90

Jumlah 15.815.898.000 100,00 Sumber: Bappeda Jateng (2009)

Page 5: IV KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · - PLTA Jelok 15.000 KW ... 4 Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Jragung Tuntang 8.549.975.000 54 ... Jumlah produksi perikanan

56

Tabel 7 menunjukkan, bahwa proporsi terbesar pemanfaatan dana untuk

pengelolaan Danau Rawa Pening adalah pada Balai Pengelolaan Sumberdaya Air

Jragung Tuntang, yaitu sebesar Rp.8.549.975.000 atau 54,06% dari seluruh dana

yang dialokasikan untuk pemulihan kondisi kawasan Danau Rawa Pening.

Selanjutnya adalah dana pada Dinas Pengelolaan Sumberdaya Air Provinsi Jawa

Tengah sebesar Rp.4.148.000.000 atau 26,23%. Proporsi terkecil dalam

pemanfaatan dana pengelolaan adalah Badan Pemberdayaan Masyarakat (BPM)

Provinsi Jawa Tengah, yaitu sebesar Rp.35.000.000 atau 0,22%. Kecilnya

proporsi dana pada Badan Pemberdayaan Masyarakat Provinsi Jawa Tengah

mengindikasikan bahwa kegiatan pemberdayaan masyarakat di sekitar kawasan

Danau Rawa Pening masih kurang.

Berdasarkan data BLH Jateng (2009), kegiatan-kegiatan yang sudah

dilaksanakan guna pemulihan kondisi Danau Rawa Pening dalam kurun waktu

Tahun 2004-2008 adalah:

1. Pembentukan Forum Rembug Rawa Pening (Tahun 2004), kemudian menjadi

Forum Koordinasi Pengelolaan Rawa Pening (Tahun 2007).

2. Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Tengah melakukan kegiatan:

- Pengangkatan Eceng Gondok seluas 5 hektar (Tahun 2005).

- Demplot tanaman air penyerap unsur limbah domestik (Tahun 2006),

demplot 4 unit sumur resapan di daerah tangkapan air dan bantuan 18.200

bibit tanaman konservasi (Tahun 2007), bantuan 4.875 bibit tanaman

konservasi dan pemantauan kualitas air (Tahun 2008).

3. Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Jawa Tengah melakukan

kegiatan: pengangkatan Eceng Gondok seluas 35 hektar (Tahun 2004),

35 hektar (Tahun 2005), 50 hektar (Tahun 2006), 65 hektar (Tahun 2007), dan

150 hektar (Tahun 2008).

4. Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Tengah melakukan kegiatan

penebaran bibit ikan.

5. Balai Besar Wilayah Sungai Pemali Juana mengalokasikan dana APBN

sebesar Rp.6.000.000.000 untuk penanganan Eceng Gondok dengan hasil

pemasangan klante untuk melokalisir Eceng Gondok sepanjang ±6,121 km

dan pembersihan Eceng Gondok seluas ±475,3 hektar.

Page 6: IV KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · - PLTA Jelok 15.000 KW ... 4 Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Jragung Tuntang 8.549.975.000 54 ... Jumlah produksi perikanan

57

6. Mendukung peningkatan pendapatan masyarakat lokal melalui usaha

penangkapan ikan dengan jala, budidaya ikan karamba, pemanfaatan Eceng

Gondok untuk bahan baku kerajinan, dan pengembangan teknologi

pemanfaatan gambut untuk pupuk organik.

4.2 Kondisi Perikanan Danau Rawa Pening

Sektor perikanan merupakan salah satu bidang usaha masyarakat di sekitar

Rawa Pening, selain di sektor pertanian tanaman pangan, perkebunan, dan

peternakan. Masyarakat nelayan Rawa Pening dapat dibedakan menjadi petani

ikan dan nelayan perikanan tangkap. Petani ikan adalah orang yang memiliki mata

pencaharian membudidayakan ikan dengan kegiatan memelihara, membesarkan

dan/atau membiakkan ikan serta memanen hasilnya. Nelayan adalah orang yang

mata pencahariannya melakukan penangkapan ikan di Danau Rawa Pening.

Kegiatan budidaya ikan dapat dilakukan oleh perorangan atau badan hukum

dengan menggunakan keramba jaring apung, keramba tancap, tambak widik, dan

kolam pemancingan terapung. Jumlah keramba ikan di Danau Rawa Pening

adalah 200 keramba jaring apung dan 500 keramba tancap.

Masyarakat nelayan telah membentuk kelompok nelayan yang anggotanya

berasal dari nelayan atau orang yang secara langsung turut memanfaatkan

sumberdaya Rawa Pening. Pembentukan kelompok nelayan bertujuan

memudahkan pembinaan masyarakat nelayan dengan sasaran meningkatkan

kualitas sumberdaya manusia. Jumlah anggota kelompok nelayan bervariasi antara

10-100 orang untuk setiap kelompok. Kelompok nelayan di Danau Rawa Pening

berjumlah 32 kelompok, yaitu di Kecamatan Tuntang (12 kelompok), Kecamatan

Banyubiru (9 kelompok), Kecamatan Ambarawa (6 kelompok), dan Kecamatan

Bawen (5 kelompok). Kelompok-kelompok nelayan tersebut tergabung dalam

Paguyuban Nelayan Sedyo Rukun yang memiliki jumlah anggota 1.265 nelayan

dari sekitar 1.589 nelayan yang ada di Danau Rawa Pening.

Menurut Disnakan Kabupaten Semarang (2007), produksi perikanan

tangkap di perairan umum Kabupaten Semarang pada Tahun 2006 mencapai

1.042,80 ton. Dari jumlah tersebut, sejumlah 957,80 ton (92%) berasal dari

perikanan tangkap perairan Rawa Pening dengan nilai produksi Rp.5.797.650.000.

Page 7: IV KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · - PLTA Jelok 15.000 KW ... 4 Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Jragung Tuntang 8.549.975.000 54 ... Jumlah produksi perikanan

58

Produksi perikanan tangkap rata-rata dari 32 kelompok nelayan di Danau Rawa

Pening adalah 746.079 kg/tahun.

Dari seluruh desa/kelurahan yang ada, Desa Asinan dengan 5 kelompok

nelayan memiliki jumlah produksi perikanan tangkap tertinggi, yaitu 171.192

kg/tahun. Dari empat desa sampel penelitian, Desa Bejalen dengan 5 kelompok

nelayan memiliki jumlah produksi perikanan tangkap tertinggi, yaitu 103.372

kg/tahun. Jumlah produksi perikanan tangkap yang dihasilkan oleh kelompok

nelayan dari masing-masing desa/kelurahan yang tergabung dalam Kelompok

Nelayan Sedyo Rukun secara rinci disajikan pada Gambar 9.

171,192

103,372

95,523

90,054

70,350

70,145

59,520

34,879

26,358

16,710

7,976

- 40,000 80,000 120,000 160,000 200,000

Asinan

Bejalen

Rowoboni

Tuntang

Candirejo

Kesongo

Rowosari

Kebondowo

Kebumen

Tambakboyo

Tegaron

Des

a/K

elur

ahan

Produksi/Tahun (kg)

Sumber: Disnakan Kabupaten Semarang (2007)

Gambar 9 Jumlah produksi ikan di Danau Rawa Pening, Tahun 2007

Jenis ikan di perairan Danau Rawa Pening didominasi oleh jenis Nila

Hitam, Mujair, dan udang tawar. Ikan Nila Hitam merupakan jenis ikan yang

memiliki jumlah produksi tertinggi, yaitu 346,1 ton/tahun. Dengan asumsi harga

Rp.6.000/kg maka nilai produksi ikan Nila Hitam sebesar Rp.2.131.100.000. Ikan

Betutu dengan jumlah produksi 9,7 ton merupakan jenis ikan yang memiliki nilai

jual termahal, yaitu Rp.20.000/kg. Jumlah produksi perikanan tangkap

berdasarkan jenis ikan di perairan Danau Rawa Pening secara rinci disajikan pada

Gambar 10.

Page 8: IV KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · - PLTA Jelok 15.000 KW ... 4 Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Jragung Tuntang 8.549.975.000 54 ... Jumlah produksi perikanan

59

346.1

191.4

84.9

72

63.3

56.6

40.2

34.2

27

24.3

9.7

6.9

0.5

0.4

0.3

0 50 100 150 200 250 300 350 400

Nila Hitam

Mujair

Udang Tawar

Ikan Teri

Wader Ijo

Udang lainnya

Gabus

Siput

Binatang lunak

Sepat Siam

Betutu

Lele

Nila Merah

Karper/ Mas

Tawes

Jeni

s Ika

n

Produksi (ton) Sumber: Disnakan Kabupaten Semarang (2007)

Gambar 10 Jumlah produksi ikan menurut jenis ikan di Danau Rawa Pening, Tahun 2007

Pemerintah Kabupaten Semarang menyediakan sarana Tempat Pelelangan

Ikan di Desa Rowoboni untuk memudahkan pemasaran hasil tangkapan. Fakta di

lapangan menunjukkan, bahwa nelayan lebih suka menjual ikan hasil tangkapan

ke pedagang/tengkulak. Selanjutnya, pedagang memasarkan ke Kota Salatiga,

Ungaran, dan Semarang. Dalam hal ini, nelayan memiliki posisi tawar yang

lemah, karena penentuan harga ikan ada pada pedagang. Guna meningkatkan nilai

ekonomi ikan hasil tangkapan, penduduk Desa Kebondowo dan Rowoboni telah

mengembangkan usaha industri rumahtangga dengan mengolah ikan hasil

tangkapan menjadi produk makanan olahan.

Jenis alat tangkap ikan yang diijinkan di Rawa Pening telah diatur dalam

Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 25 Tahun 2001 tentang

Pengelolaan Sumberdaya Ikan di Rawa Pening. Dalam pasal 5 ditentukan bahwa

kegiatan penangkapan ikan di perairan Rawa Pening hanya diperbolehkan dengan

menggunakan alat penangkap ikan berupa branjang arang, branjang kerep, jala,

jaring unyil, sodo dorong, sodo tarik, pancing rawe, bubu, icir, embakan, dan

pancing tunggal. Fakta di lapangan menunjukkan, bahwa masih ada nelayan di

Rawa Pening yang tidak mematuhi ketentuan tentang penggunaan alat tangkap,

misalnya menggunakan jala dengan ukuran mata jaring kurang dari 2 inchi.

Page 9: IV KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · - PLTA Jelok 15.000 KW ... 4 Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Jragung Tuntang 8.549.975.000 54 ... Jumlah produksi perikanan

60

4.3 Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat

Penduduk yang termasuk dalam desa inti di sekitar kawasan Danau Rawa

Pening tersebar di 16 desa/kelurahan yang secara administratif termasuk dalam

Kecamatan Tuntang, Banyubiru, Ambarawa, dan Bawen. Kondisi demografi desa-

desa inti di sekitar kawasan Danau Rawa Pening disajikan pada Tabel 8.

Tabel 8 Kondisi demografi desa inti di sekitar Danau Rawa Pening, Tahun 2010

Kecamatan/ Luas Jumlah Kepadatan Pertumbuhan No. Desa/Kelurahan (km2) (orang) (orang/km2) (%)

1 Kecamatan Tuntang 56,24 59.466 1.057 0,54 - Desa Tuntang 2,72 5.592 2.056 0,74 - Desa Lopait 3,65 4.419 1.211 1,14 - Desa Kesongo 4,28 6.608 1.544 0,50 - Desa Sraten 1,65 3.842 2.328 0,44 - Desa Candirejo 4,86 5.615 1.155 0,32 - Desa Jombor 1,19 3.125 2.626 1,10 - Desa Rowosari 4,93 1.901 386 1,22

2 Kecamatan Banyubiru 54,41 40.482 744 0,52 - Desa Rowoboni 5,23 2.317 443 1,71 - Desa Kebumen 3,96 5.032 1.271 0,78 - Desa Kebondowo 6,93 6.673 963 1,03 - Desa Banyubiru 6,74 6.633 984 1,08 - Desa Tegaron 5,93 4.852 818 1,42

3 Kecamatan Ambarawa 28,22 56.501 2.002 0,10 - Desa Bejalen 4,71 1.478 314 - 0,14 - Desa Pojoksari 3,21 2.631 819 - 0,42 - Kelurahan Tambakboyo 1,89 4.912 2.599 0,43

4 Kecamatan Bawen 46,57 50.989 1.095 1.14 - Desa Asinan 7,99 3.822 479 1,06

Sumber: BPS Kabupaten Semarang (2010)

Tabel 8 menunjukkan, bahwa desa-desa di sekitar Danau Rawa Pening

yang memiliki jumlah penduduk rendah adalah Desa Rowosari (Kecamatan

Tuntang) dan Desa Bejalen (Kecamatan Ambarawa). Jumlah penduduk tinggi

terutama di desa-desa yang berdekatan dengan pusat pemerintahan dan memiliki

kemudahan akses, seperti Desa Tuntang, Desa Kesongo, Desa Candirejo

(Kecamatan Tuntang), Desa Kebondowo, Desa Banyubiru (Kecamatan

Banyubiru), dan Kelurahan Tambakboyo (Kecamatan Ambarawa).

Dilihat dari angka pertumbuhan penduduk di tingkat kecamatan, maka

Kecamatan Bawen memiliki pertumbuhan tertinggi, selanjutnya angka

pertumbuhan penduduk terendah terjadi di Kecamatan Ambarawa. Hal ini

mengindikasikan bahwa angka kelahiran dan migrasi penduduk di Kecamatan

Page 10: IV KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · - PLTA Jelok 15.000 KW ... 4 Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Jragung Tuntang 8.549.975.000 54 ... Jumlah produksi perikanan

61

Bawen masih relatif tinggi. Makna lainnya adalah bahwa Kecamatan Ambarawa

lebih berhasil dalam program mengendalikan pertumbuhan penduduk.

Bila dihubungkan antara luas wilayah dengan jumlah penduduk, maka

diperoleh angka kepadatan penduduk. Kecamatan Ambarawa memiliki angka

kepadatan penduduk tertinggi, apabila dibandingkan dengan angka kepadatan

penduduk di tiga kecamatan lainnya. Hal ini disebabkan Kecamatan Ambarawa

memiliki luas wilayah yang relatif kecil dengan jumlah penduduk yang besar,

sehingga berpengaruh terhadap tingginya angka kepadatan penduduk di

Kecamatan Ambarawa.

Penduduk desa sampel memiliki jenis mata pencaharian yang beragam,

seperti petani, buruh tani, nelayan, buruh industri, dan sektor swasta seperti

disajikan pada Gambar 11. Sebagian besar penduduk usia angkatan kerja di Desa

Kebondowo bekerja pada sektor pertanian, baik sebagai petani yang mengerjakan

lahan pertanian milik sendiri maupun sebagai buruh tani. Lapangan kerja di sektor

swasta dan perikanan juga menyerap tenaga kerja yang relatif banyak, selain

lapangan kerja di sektor pertanian.

0

200

400

600

800

1000

Petani

Buruh Tani

Buruh In

dustri

Buruh Bangu

nan

Nelayan

Pengu

saha

Swasta

Perikan

an/ Tern

ak

Pedagang

Angku

tan

PNS/ TNI/ P

OLRI

Pensiu

nan

Lain-la

in

Jenis Mata Pencaharian

Jum

lah

(ora

ng)

Desa Tuntang

Desa Rowoboni

Desa Kebondowo

Desa Bejalen

Sumber: BPS Kabupaten Semarang (2010)

Gambar 11 Sebaran penduduk desa sampel berdasarkan jenis mata pencaharian, Tahun 2010

Dari sebaran mata pencaharian penduduk, terdapat jenis mata pencaharian

lain-lain dengan persentase yang cukup besar, yaitu di Desa Kebondowo, Desa

Rowoboni, dan Desa Bejalen. Hal ini menunjukkan bahwa penduduk pada ketiga

desa tersebut memiliki mata pencaharian alternatif yang tidak hanya bergantung

Page 11: IV KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · - PLTA Jelok 15.000 KW ... 4 Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Jragung Tuntang 8.549.975.000 54 ... Jumlah produksi perikanan

62

pada sektor pertanian dan perikanan. Beberapa jenis mata pencaharian alternatif

telah berkembang di desa tersebut, seperti pencari, pengumpul atau pengrajin

Eceng Gondok, serta jasa pariwisata (sewa perahu dan alat pancing).

Berkembangnya jasa pariwisata alam di Danau Rawa Pening telah

membuka peluang berusaha, terutama penduduk Desa Tuntang, Kebondowo,

Rowoboni, dan Asinan untuk usaha rumah makan, persewaan perahu motor dan

sampan, serta usaha persewaan dan penjualan alat tangkap ikan. Kegiatan jasa

persewaan perahu dan alat tamgkap ikan juga telah berkembang di sekitar obyek

wisata Bukit Cinta.

Kondisi perikanan yang semakin kritis menyebabkan sebagian nelayan

beralih menjadi pencari Eceng Gondok. Pemanfaatan Eceng Gondok dilakukan

oleh penduduk Desa Kebondowo dan Rowoboni, Kecamatan Banyubiru. Dalam

sehari setiap orang rata-rata dapat mengumpulkan 300 kg batang Eceng Gondok

basah dengan harga Rp.150/kg. Sehingga pendapatan pencari Eceng Gondok

sekitar Rp.45.000/hari. Jumlah tersebut lebih banyak apabila dibandingkan dengan

pendapatan nelayan yang rata-rata sebesar Rp.36.000/hari. Jumlah Eceng Gondok

yang dapat ditampung oleh empat pedagang pengumpul rata-rata 8 ton/hari.

Mencari gambut telah menjadi jenis matapencaharian alternatif penduduk

di sekitar Danau Rawa Pening, terutama di Dusun Sumurup, Desa Asinan,

Kecamatan Bawen. Dalam hal ini, gambut dimanfaatkan untuk media jamur atau

sebagai bahan dasar pembuatan pupuk kompos. Saat ini terdapat sekitar 100

perahu yang beroperasi di sekitar Dusun Sumurup. Setiap perahu dengan dua

orang pengumpul mampu mengangkat sekitar 4 kubik gambut. Dengan asumsi

harga gambut sebesar Rp.35.000/kubik, maka pendapatan rata-rata pengumpul

gambut sekitar Rp.70.000/hari. Hasil survai, sejumlah 45,83% responden

memiliki pendapatan antara Rp.500.000–Rp.1.000.000/bulan seperti disajikan

pada Tabel 9.

Tabel 9 Distribusi pendapatan responden di sekitar Danau Rawa Pening, Tahun 2010

No. Pendapatan Responden Jumlah (orang) Persentase (%) 1 Rp.500.000-Rp.1.000.000 22 45,83 2 Rp.1.000.000-Rp.1.500.000 18 37,50 3 Rp.1.500.000-Rp.2.000.000 6 12,50 4 >Rp.2.000.000 2 4,17 Jumlah 48 100,00

Page 12: IV KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · - PLTA Jelok 15.000 KW ... 4 Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Jragung Tuntang 8.549.975.000 54 ... Jumlah produksi perikanan

63

Nelayan mendapatkan ikan hasil tangkapan rata-rata 2,5 kg/hari sampai

dengan 3 kg/hari. Dengan asumsi harga jual ikan Rp.10.000/kg, maka rata-rata

pendapatan nelayan dalam satu bulan adalah Rp.900.000. Pendapatan

>Rp.2.000.000/bulan dimiliki oleh pengelola jasa wisata, pedagang pengumpul

Eceng Gondok, pedagang pengumpul gambut atau pegawai pemerintahan yang

memiliki mata pencaharian sampingan sebagai petani atau nelayan.

Salah satu indikator untuk menilai kondisi perekonomian suatu daerah

dalam waktu tertentu adalah dengan menggunakan data Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB). Produk Domestik Regional Bruto adalah jumlah nilai

tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu wilayah. Distribusi

PDRB Kabupaten Semarang pada Tahun 2005–2009 berdasarkan harga konstan

(Tahun 2000) disajikan pada Tabel 10.

Tabel 10 Distribusi PDRB Kabupaten Semarang Tahun 2005-2009 berdasarkan harga konstan (Tahun 2000)

Kontribusi terhadap PDRB (jutaan rupiah) No Sektor/Sub sektor 2005 2006 2007 2008 2009

1 Pertanian 596.026 616.563 640.078 659.841 693.711 -Tanaman Pangan 345.234 350.125 354.230 380.325 401.283 -Perkebunan 48.903 50.721 52.166 55.145 56.465 -Peternakan 161.914 184.811 206.000 196.409 209.221 -Kehutanan 34.003 24.802 21.346 21.543 19.921 -Perikanan 5.971 6.103 6.336 6.420 6.820

2 Penggalian 5.182 5.492 5.912 6.187 6.454 3 Industri 2.108.699 2.177.770 2.282.474 2.375.117 2.467.388 4 Listrik, gas, dan air 36.364 38.847 40.834 43.410 46.168 5 Kontruksi 169.911 175.538 183.885 186.359 191.825 6 Perdagangan 975.945 1.017.185 1.061.262 1.099.625 1.143.056 7 Angkutan, komunikasi 93.211 98.132 106.943 111.501 115.643 8 Lembaga keuangan 141.176 149.703 159.958 173.828 186.583 9 Jasa-jasa 354.843 372.811 390.099 423.136 449.891 Jumlah 4.481.358 4.652.042 4.871.444 5.079.004 5.300.723

Sumber: BPS Kabupaten Semarang (2010)

Perhitungan nilai PDRB berdasarkan harga konstan, yang menunjukkan

nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada tahun 2000

sebagai harga dasar. Seluruh sektor mempunyai pertumbuhan positif dengan

kontribusi terbesar dari sektor industri. Pada sektor pertanian, kontribusi sub

sektor perikanan terhadap PDRB Kabupaten Semarang memiliki jumlah yang

lebih kecil apabila dibandingkan dengan kontribusi dari sub sektor tanaman

pangan, sub sektor perkebunan, sub sektor peternakan, dan sub sektor kehutanan.

Page 13: IV KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · - PLTA Jelok 15.000 KW ... 4 Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Jragung Tuntang 8.549.975.000 54 ... Jumlah produksi perikanan

64

4.4 Pengelolaan Danau Rawa Pening

Pengelolaan Danau Rawa Pening saat ini didasarkan pada beberapa

peraturan perundang-undangan, baik menyangkut sektor perikanan maupun sektor

terkait. Peraturan perundangan yang dijadikan landasan hukum dalam pengelolaan

danau adalah Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi

Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya, Undang-Undang Nomor 7 Tahun

2004 tentang Sumberdaya Air, Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang

Perikanan, dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah. Beberapa peraturan perundangan yang terkait dengan kebijakan

pengelolaan Danau Rawa Pening disajikan pada Lampiran 2. Analisis terhadap

kandungan peraturan perundangan seperti disajikan pada Tabel 11 diharapkan

dapat mengetahui fokus pengelolaan sumberdaya danau.

Tabel 11 Proporsi aspek kunci dalam peraturan perundangan yang terkait dengan pengelolaan Danau Rawa Pening, Tahun 2010

No. Aspek Kunci Undang-Undang No.5 Th. 1990

Undang-Undang No.7 Th. 2004

Undang-Undang No.31 Th. 2004

Undang-Undang No.32 Th. 2004

1 Pengelolaan 6,45 79,63 79,28 35,82 2 Perlindungan 15,05 5,56 2,70 1,49 3 Pemanfaatan 23,66 1,85 7,21 20,90 4 Ekosistem 51,61 0,62 3,60 0,00 5 Peranserta 3,23 1,23 0,90 1,49 6 Pemberdayaan 0,00 0,62 3,60 5,97 7 Koordinasi 0,00 10,49 2,70 34,33

Hasil content analysis dari beberapa peraturan perundangan yang terkait

dengan pengelolaan danau menunjukkan, bahwa telah terjadi pergeseran

penekanan dalam aspek pengelolaan danau. Kebijakan dalam Undang-Undang

Nomor 5 Tahun 1990 lebih menekankan pada aspek ekosistem, pemanfaatan, dan

perlindungan, sebaliknya aspek pemberdayaan masyarakat dan koordinasi belum

mendapat penekanan.

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumberdaya Air lebih

menekankan pada aspek pengelolaan dan koordinasi. Penekanan pada aspek

pengelolaan diharapkan dapat menjamin terselenggaranya pengelolaan

sumberdaya air yang dapat memberikan manfaat bagi kepentingan masyarakat

dalam segala bidang kehidupan. Pengelolaan sumberdaya air mencakup

kepentingan lintas sektoral dan lintas wilayah, sehingga perlu keterpaduan dengan

Page 14: IV KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · - PLTA Jelok 15.000 KW ... 4 Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Jragung Tuntang 8.549.975.000 54 ... Jumlah produksi perikanan

65

mengintegrasikan kepentingan dari berbagai stakeholders. Selanjutnya, dalam

pemanfaatan dan pendayagunaan air danau harus memperhatikan upaya

pelestarian dan perlindungan. Hal ini sejalan dengan ketentuan pasal 2 Undang-

Undang Nomor 7 Tahun 2004 yang menyatakan bahwa:

Sumberdaya air dikelola berdasarkan asas kelestarian, keseimbangan, kemanfaatan umum, keterpaduan dan keserasian, keadilan, kemandirian, serta transparansi dan akuntabilitas.

Ketentuan Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan

lebih menekankan pada aspek pengelolaan dan pemanfaatan. Hal ini berarti bahwa

pengelolaan sumberdaya perikananan perlu dilakukan dengan sebaik-baiknya

dengan memperhatikan aspek pemerataan dalam pemanfaatannya. Aspek

pemberdayaan masyarakat, peranserta masyarakat, dan koordinasi telah

mendapatkan penekanan walaupun dengan porsi kecil. Ringkasnya, Undang-

Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan menjadi dasar mulai terjadinya

perubahan rejim pengelolaan sumberdaya perikanan dari pengelolaan bersifat

sentralistik menjadi pengelolaan desentralistik.

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

telah membawa perubahan dalam pengelolaan sumberdaya alam, karena lebih

menekankan aspek pengelolaan, pemanfaatan, dan koordinasi. Aspek

pemberdayaan masyarakat telah mendapat proporsi yang lebih besar bila

dibandingkan dengan peraturan perundangan lainnya. Hal ini terkait dengan pola

desentralisasi dalam pengelolaan sumberdaya alam, sebagaimana diatur dalam

pasal 17 ayat (1)

Hubungan dalam bidang pemanfaatan sumberdaya alam dan sumberdaya lainnya antara pemerintah dan pemerintahan daerah meliputi: a. Kewenangan, tanggung jawab, pemanfaatan, pemeliharaan,

pengendalian dampak, budidaya, dan pelestarian. b. Bagi hasil atas pemanfaatan sumberdaya alam dan sumberdaya

lainnya. c. Penyerasian lingkungan dari tata ruang serta rehabilitasi lahan.

Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor 610/6/2004 Tahun 2004 tentang

Pembentukan Forum Rembug Rawa Pening merupakan upaya untuk

meningkatkan pengelolaan potensi sumberdaya alam dan sumberdaya manusia

terkait dengan pengelolaan kawasan Rawa Pening. Selanjutnya pada Tahun 2007

Page 15: IV KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · - PLTA Jelok 15.000 KW ... 4 Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Jragung Tuntang 8.549.975.000 54 ... Jumlah produksi perikanan

66

diubah dengan Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor 510/21/2007 tentang

Pembentukan Forum Koordinasi Pengelolaan Rawa Pening dengan susunan

keanggotaan sebagai berikut.

a. Penasehat: Wakil Gubernur Jawa Tengah.

b. Penanggung Jawab: Asisten Ekonomi dan Pembangunan Sekretaris Daerah

Provinsi Jawa Tengah.

c. Ketua: Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa

Tengah.

d. Wakil Ketua: Kepala Dinas Pengelolaan Sumberdaya Air Provinsi Jawa

Tengah

e. Sekretaris: Kepala Bidang Ekonomi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Provinsi Jawa Tengah.

f. Anggota:

1) Ka. Badan Lingk. Hidup Jateng 18) Karo Pemerintahan Setda Jateng 2) Ka. Bapermas Jateng 19) Ka. BPTP Jateng 3) Ka. Balitbang Jateng 20) Ka. BPSDA Jragung Tuntang 4) Ka. Bakorwil I 21) Ka. BBWS Pemali Juana 5) Ka. Diskankelautan Jateng 22) Ka. Perum Perhutani Unit I 6) Ka. Disparta Jateng 23) Ka. KADIN Jateng 7) Ka. Disperin Jateng 24) Bupati Semarang 8) Ka. Disperdag Jateng 25) Bupati Grobogan 9) Ka. Disnak Jateng 26) Bupati Demak

10) Ka. Distan Pangan Jateng 27) Walikota Salatiga 11) Ka. Disbun Jateng 28) Ka. Bappeda Kab. Semarang 12) Ka. Dishut Jateng 29) Ka. Bappeda Kab. Salatiga 13) Ka. Diskimtaru Jateng 30) Ka. Lembaga Penelitian UNDIP 14) Karo Kerjasama Setda Jateng 31) Ka. Lembaga Penelitian UKSW 15) Karo Perekonomian Setda Jateng 32) Dan Zeni Tempur Banyubiru 16) Karo Pembangunan Setda Jateng 33) Ketua Paguyuban Tani Nelayan 17) Karo Hukum Setda Jateng Sedyo Rukum

Selanjutnya, tugas Forum Koordinasi Pengelolaan Rawa Pening adalah:

1. Melakukan penanganan, konservasi, pengelolaan dan pengembangan potensi

Danau Rawa Pening.

2. Melakukan pengaturan tata ruang kawasan Danau Rawa Pening.

Page 16: IV KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · - PLTA Jelok 15.000 KW ... 4 Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Jragung Tuntang 8.549.975.000 54 ... Jumlah produksi perikanan

67

3. Melakukan pendampingan masyarakat guna pelestarian Danau Rawa Pening.

4. Memfasilitasi penyelesaian permasalahan pengelolaan dan pengembangan

potensi di Danau Rawa Pening.

5. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Gubernur Jawa Tengah.

Berdasarkan Surat Keputusan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan

Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 500/12584 Tahun 2008 tentang

Pembentukan Kelompok Kerja Pengelolaan Kawasan Rawa Pening, Forum

Koordinasi Pengelolaan Rawa Pening memiliki empat kelompok kerja, yaitu:

1. Kelompok kerja manajemen, dengan tugas:

a. Menyusun konsep manajemen penyelamatan Danau Rawa Pening.

b. Mengembangkan kerjasama dengan lembaga yang dapat menopang

program.

c. Membahas bersama pihak legislatif tentang manajemen penyelamatan

Danau Rawa Pening.

d. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada ketua forum.

2. Kelompok kerja konservasi, dengan tugas:

a. Menyusun konsep konservasi Danau Rawa Pening.

b. Melakukan upaya-upaya konservasi Danau Rawa Pening.

c. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada ketua forum.

3. Kelompok kerja budidaya dan pendampingan masyarakat, dengan tugas:

a. Menyusun konsep pengelolaan potensi dan pengembangan, serta

pendampingan masyarakat.

b. Melakukan pendampingan masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat.

c. Melakukan pengelolaan potensi dan pengembangan di sekitar Danau Rawa

Pening.

d. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada ketua forum.

4. Kelompok kerja monitoring dan evaluasi, dengan tugas:

a. Menyusun indikator keberhasilan penyelamatan Danau Rawa Pening.

b. Melakukan pemantauan dan evaluasi program Danau Rawa Pening guna

menyusun arah kebijakan pembangunan di masa mendatang.

c. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada ketua forum.

Page 17: IV KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · - PLTA Jelok 15.000 KW ... 4 Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Jragung Tuntang 8.549.975.000 54 ... Jumlah produksi perikanan

68

Program pengelolaan Danau Rawa Pening merupakan bagian dari Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2008-2013. Selanjutnya

visi, misi, dan tujuan dalam pengelolaan Danau Rawa Pening adalah sebagai

berikut.

Visi: Terwujudnya kawasan Danau Rawa Pening yang lestari.

Misi: 1. Mengembangkan kerjasama sinergis lintas daerah dan lintas pemangku

kepentingan untuk mempertahankan keberadaan kawasan Danau Rawa

Pening.

2. Mengembangkan dan memanfaatkan sumberdaya air secara optimal

berbasis pembangunan berkelanjutan.

3. Mewujudkan pembangunan fisik dan infra struktur guna mendukung

pelestarian Danau Rawa Pening.

4. Mewujudkan iklim yang kondusif bagi pembangunan ekonomi

kawasan Danau Rawa Pening berbasis pertanian, Usaha Mikro Kecil

dan Menengah, serta industri padat karya.

Tujuan: 1. Meningkatkan upaya konservasi melalui pengembangan sistem

penyangga lingkungan sekitar Danau Rawa Pening secara terpadu bagi

keberlanjutan danau di masa mendatang.

2. Meningkatkan peran dan fungsi kelembagaan pengelolaan kawasan

Rawa Pening melalui Forum Koordinasi Pengelolaan Rawa Pening.

3. Menetapkan berbagai peraturan tentang kawasan yang dimanfaatkan

untuk kepentingan pelestarian, usaha budidaya termasuk pariwisata.

4. Meningkatkan partisipasi dan kesadaran masyarakat terhadap

lingkungan kawasan Danau Rawa Pening.

5. Memanfaatkan potensi ekonomi lokal melalui kerjasama antar wilayah

dan antar pemangku kepentingan untuk mendukung pengembangan

ekonomi kawasan serta meningkatkan daya tarik investasi.

6. Membangun dan mengembangkan jaringan bisnis ekonomi lokal

melalui Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dengan memanfaatkan

potensi ekonomi kawasan Danau Rawa Pening untuk diarahkan pada

pengelolaan usaha secara mandiri.

Page 18: IV KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · - PLTA Jelok 15.000 KW ... 4 Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Jragung Tuntang 8.549.975.000 54 ... Jumlah produksi perikanan

69

7. Memantapkan indikator-indikator dalam pengembangan kawasan

Danau Rawa Pening berbasis pada prinsip pembangunan

berkelanjutan.

8. Memantapkan sistem pendataan dan informasi agar mudah diakses

oleh pemangku kepentingan.