IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum … · Gerard Philip van der Capellen secara ... menjadi...

28
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Keadaan Internal Kebun Raya Bogor Seperti yang tertulis dalam prasasti Batutulis, pada mulanya Kebun Raya Bogor merupakan bagian dari Samida (hutan buatan atau taman buatan) yang telah ada pada pemerintahan Sri Baduga Maharaja (Prabu Siliwangi, 1474-1513) dari Kerajaan Sunda. Hutan buatan itu ditujukan untuk keperluan menjaga kelestarian lingkungan sebagai tempat memelihara benih-benih kayu yang langka. Pada tahun 18 Mei 1817, Gubernur Jenderal Godert Alexander Gerard Philip van der Capellen secara resmi mendirikan Kebun Raya Bogor dengan nama s'Lands Plantentiun te Buitenzorg. Pendiriannya diawali dengan menancapkan ayunan cangkul pertama di bumi Pajajaran sebagai pertanda dibangunnya pembangunan kebun itu, yang pelaksanaannya dipimpin oleh Reinwardt sendiri, dibantu oleh James Hooper dan W. Kent. Saat menteri bidang pertanian, seni, dan ilmu pengetahuan di Jawa dan sekitarnya dipegang Prof. Caspar Georg Karl Reinwardt, Kebun Raya Bogor banyak mengalami perubahan. Dia merupakan seseorang berkebangsaan Jerman yang berpindah ke Belanda dan menjadi ilmuwan botani dan kimia. Reinwardt menjadi pengarah pertamanya dari 1817 sampai 1822. Sekitar 47 hektar tanah di sekitar Istana Bogor dan bekas Samida dijadikan lahan pertama untuk kebun botani. Ia tertarik menyelidiki berbagai tanaman yang digunakan untuk pengobatan. Kesempatan ini juga digunakannya untuk mengumpulkan tanaman dan benih dari bagian lain nusantara. Ia memutuskan untuk mengumpulkan semua tanaman ini di sebuah kebun botani di Kota Bogor, yang saat itu disebut Buitenzorg (dari bahasa Belanda yang berarti "tidak perlu khawatir"). Reinwardt juga menjadi perintis di bidang pembuatan herbarium. Ia kemudian dikenal

Transcript of IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum … · Gerard Philip van der Capellen secara ... menjadi...

Page 1: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum … · Gerard Philip van der Capellen secara ... menjadi pusat pengembangan pertanian dan hortikultura di Indonesia. Pada masa itu ... Van

37

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1 Keadaan Internal Kebun Raya Bogor

Seperti yang tertulis dalam prasasti Batutulis, pada mulanya

Kebun Raya Bogor merupakan bagian dari Samida (hutan buatan atau

taman buatan) yang telah ada pada pemerintahan Sri Baduga Maharaja

(Prabu Siliwangi, 1474-1513) dari Kerajaan Sunda. Hutan buatan itu

ditujukan untuk keperluan menjaga kelestarian lingkungan sebagai

tempat memelihara benih-benih kayu yang langka.

Pada tahun 18 Mei 1817, Gubernur Jenderal Godert Alexander

Gerard Philip van der Capellen secara resmi mendirikan Kebun Raya

Bogor dengan nama s'Lands Plantentiun te Buitenzorg. Pendiriannya

diawali dengan menancapkan ayunan cangkul pertama di bumi

Pajajaran sebagai pertanda dibangunnya pembangunan kebun itu,

yang pelaksanaannya dipimpin oleh Reinwardt sendiri, dibantu oleh

James Hooper dan W. Kent.

Saat menteri bidang pertanian, seni, dan ilmu pengetahuan di

Jawa dan sekitarnya dipegang Prof. Caspar Georg Karl Reinwardt,

Kebun Raya Bogor banyak mengalami perubahan. Dia merupakan

seseorang berkebangsaan Jerman yang berpindah ke Belanda dan

menjadi ilmuwan botani dan kimia. Reinwardt menjadi pengarah

pertamanya dari 1817 sampai 1822. Sekitar 47 hektar tanah di sekitar

Istana Bogor dan bekas Samida dijadikan lahan pertama untuk kebun

botani. Ia tertarik menyelidiki berbagai tanaman yang digunakan

untuk pengobatan. Kesempatan ini juga digunakannya untuk

mengumpulkan tanaman dan benih dari bagian lain nusantara. Ia

memutuskan untuk mengumpulkan semua tanaman ini di sebuah

kebun botani di Kota Bogor, yang saat itu disebut Buitenzorg (dari

bahasa Belanda yang berarti "tidak perlu khawatir"). Reinwardt juga

menjadi perintis di bidang pembuatan herbarium. Ia kemudian dikenal

Page 2: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum … · Gerard Philip van der Capellen secara ... menjadi pusat pengembangan pertanian dan hortikultura di Indonesia. Pada masa itu ... Van

38

sebagai seorang pendiri Herbarium Bogoriense. Dengan segera Bogor

menjadi pusat pengembangan pertanian dan hortikultura di Indonesia.

Pada masa itu diperkirakan sekitar 900 tanaman hidup ditanam di

kebun tersebut.

Pada tahun 1822 Reinwardt kembali ke Belanda dan

digantikan oleh Dr. Carl Ludwig Blume yang melakukan inventarisasi

tanaman koleksi yang tumbuh di kebun. Ia juga menyusun katalog

kebun yang pertama berhasil dicatat sebanyak 912 jenis (spesies)

tanaman. Pelaksanaan pembangunan kebun ini pernah terhenti karena

kekurangan dana tetapi kemudian dirintis lagi oleh Johannes Elias

Teysmann (1831). Dengan dibantu oleh Justus Karl Habkarl, ia

melakukan pengaturan penanaman tanaman koleksi dengan

mengelompokkan menurut suku (familia). Setelah Teysmann, direktur

kemudian digantikan oleh Dr. Rudolph Herman Christiaan Carel

Scheffer pada tahun 1867, dan dilanjutkan kemudian oleh Prof. Dr.

Melchior Treub.

Pada tanggal 30 Mei 1868 Kebun Raya Bogor secara resmi

terpisah pengurusannya dengan halaman Istana Bogor. Pada mulanya

kebun ini hanya akan digunakan sebagai kebun percobaan bagi

tanaman perkebunan yang akan diperkenalkan ke Hindia-Belanda

(kini Indonesia). Namun pada perkembangannya juga digunakan

sebagai wadah penelitian ilmuwan pada zaman itu (1880 - 1905).

Kebun Raya Bogor selalu mengalami perkembangan yang

berarti di bawah kepemimpinan Dr. Carl Ludwig Blume (1822), J. E.

Teijsmann dan Dr. Hasskarl (zaman Gubernur Jenderal Van den

Bosch), J. E. Teijsmann dan Simon Binnendijk, Dr. R.H.C.C. Scheffer

(1867), Prof. Dr. Melchior Treub (1881), Dr. Jacob Christiaan

Koningsberger (1904), Van den Hornett (1904), dan Prof. Ir.

Koestono Setijowirjo (1949), yang merupakan orang Indonesia

pertama yang menjabat suatu pimpin lembaga penelitian yang bertaraf

internasional.

Page 3: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum … · Gerard Philip van der Capellen secara ... menjadi pusat pengembangan pertanian dan hortikultura di Indonesia. Pada masa itu ... Van

39

Pada awal 1800-an Gubernur Jenderal Thomas Stamford

Raffles, yang mendiami Istana Bogor dan memiliki minat besar dalam

botani, tertarik mengembangkan halaman Istana Bogor menjadi

sebuah kebun yang cantik. Dengan bantuan para ahli botani, W. Kent,

Raffles menyulap halaman istana menjadi taman bergaya Inggris

klasik. Inilah awal mula Kebun Raya Bogor dalam bentuknya

sekarang. Selain itu sebagai pengabadian atas meninggalnya Olivia

Raffles (istri dari Gubernur Jenderal Thomas Stamford Raffles) pada

tahun 1814 karena sakit dan dimakamkan di Batavia maka dibuatlah

monumen di Kebun Raya Bogor.

Kebun Raya Bogor sepanjang perjalanan sejarahnya

mempunyai berbagai nama dan julukan, seperti:

a. s'Lands Plantentiun te Buitenzorg

b. Syokubutzuer (zaman Pendudukan Jepang)

c. Botanical Garden of Buitenzorg

d. Botanical Garden of Indonesia

e. Kebun Gede

f. Kebun Jodoh

g. Kebun tete

Kebun Raya Bogor melakukan segmentasi wisatawan secara

umum. Tetapi pihak Kebun Raya Bogor tetap memprioritaskan wisata

untuk pendidikan mengenai alam selain dari konservasi dan

penelitian. Terdapat dua paket wisata yaitu paket wisata flora dan

wisata kebun. Pertama, wisata flora ditujukan kepada para pelajar

dengan memberikan pelayanan pendidikan khusus (seperti pendidikan

di ruang audio visual, di lapangan maupun di laboratorium) dan

pemotongan tarif pelayanan jasa Kebun Raya Bogor. Kedua, wisata

kebun yang ditujukan untuk wisatawan umum yang datang baik untuk

berkeliling, beraktivitas sendiri maupun untuk beristirahat saja tanpa

ada perlakuan lebih dalam pendidikan mengenai alam seperti di wisata

flora kecuali ada permintaan sendiri dari wisatawan.

Page 4: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum … · Gerard Philip van der Capellen secara ... menjadi pusat pengembangan pertanian dan hortikultura di Indonesia. Pada masa itu ... Van

40

4.1.2 Visi Misi dan Tujuan Kebun Raya Bogor

Setiap organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai, begitu

juga dengan Kebun Raya Bogor. Kebun Raya Bogor harus selalu

berpegang teguh kepada visi dan misi dalam menjalankan tugasnya

untuk tercapai tujuan yang ingin dicapai tersebut.

1. Visi

Menjadi salah satu kebun raya terbaik di dunia dalam bidang

konservasi dan penelitian tumbuhan tropika, pendidikan lingkungan

dan pariwisata.

2. Misi

a. Melestarikan tumbuhan tropika.

b. Mengembangkan penelitian bidang konservasi dan

pendayagunaan tumbuhan tropika.

c. Mengembangkan pendidikan lingkungan untuk meningkatkan

pengetahuan dan apresiasi masyarakat terhadap tumbuhan dan

lingkungan.

d. Meningkatkan kualitas pelayanan terhadap masyarakat.

3. Tujuan

a. Mengkonservasi tumbuhan Indonesia khususnya dan tumbuhan

tropika umumnya.

b. Melakukan reintroduksi atau pemulihan tumbuhan langka.

c. Memfasilitasi pembangunan kawasan konservasi ex situ

tumbuhan.

d. Meningkatkan jumlah dan mutu terhadap konservasi dan

pendayagunaan tumbuhan.

e. Menyiapkan bahan untuk perumusan kebijakan bidang konservasi

ex situ tumbuhan.

f. Meningkatkan pendidikan lingkungan.

g. Meningkatkan pelayanan jasa dan informasi perkebunrayaan.

4.1.3 Struktur Organisasi Kebun Raya Bogor

Struktur organisasi dan tata kerja di lingkungan pusat konservasi

tumbuhan Kebun Raya Bogor tertuang dalam keputusan Presiden RI

Page 5: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum … · Gerard Philip van der Capellen secara ... menjadi pusat pengembangan pertanian dan hortikultura di Indonesia. Pada masa itu ... Van

41

Nomor 103 tahun 2001 serta Keputusan Ketua LIPI Nomor

1151/M/2001 tanggal 5 Juni 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Struktur organisasi pusat

konservasi tumbuhan Kebun Raya Bogor berdasarkan surat keputusan

tersebut dapat dilihat di Lampiran 4.

1. Tugas Pokok dan Fungsi PKT Kebun Raya Bogor

a. Tugas Pokok

Penyiapan bahan perumusan kebijakan, penyusunan

pedoman, pemberian bimbingan teknis, penyusunan rencana dan

program, pelaksanaan penelitian bidang konservasi ex-situ tumbuhan

tropika serta evaluasi dan penyusunan laporan.

b. Fungsi

1. Penyiapan bahan perumusan kebijakan bidang konservasi ex-

situ tumbuhan tropika.

2. Penyusunan pedoman, pembinaan dan pemberian bimbingan

teknis penelitian bidang konservasi ex-situ tumbuhan tropika.

3. Penyusunan rencana dan program serta pelaksanaan

penelitian bidang konservasi ex-situ tumbuhan tropika.

4. Pemantauan pemanfaatan hasil penelitian bidang konservasi

ex-situ tumbuhan tropika.

5. Pelayanan jasa ilmu pengetahuan dan teknologi bidang

konservasi ex-situ tumbuhan tropika.

6. Evaluasi dan penyusunan laporan penelitian bidang

konservasi ex-situ tumbuhan tropika.

2. Tugas Pokok Tiap Bidang PKT Kebun Raya Bogor

1) Bidang Konservasi Exitu

a. Tugas Pokok

Menyusun rencana Bidang Konservasi Ex-Situ,

mendistribusikan dan mengkoordinasikan kegiatan fungsi

Pemeliharaan Koleksi, Registrasi Koleksi, Seleksi dan

Pembibitan, dan Reintroduksi Tumbuhan Langka.

Page 6: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum … · Gerard Philip van der Capellen secara ... menjadi pusat pengembangan pertanian dan hortikultura di Indonesia. Pada masa itu ... Van

42

b. Fungsi

1. Menyusun rencana/program kerja bidang konservasi Ex-

Situ sesuai dengan tugas, fungsi dan arahan pimpinan.

2. Mendistribusikan tugas kedinasan sesuai dengan proporsi

dan atau disposisi pimpinan.

3. Mengkoordinasikan kegiatan lintas sub bidang di

jajarannya.

4. Menyelia, memantau, memeriksa, menilai dan

mengevaluasi pelaksanaan tugas di sub bidang di

Jajarannya.

5. Mempersiapkan pedoman, strategi dan atau konsep-

konsep konservasi Ex-Situ.

6. Memberikan saran dan atau pertimbangan dalam bidang

konservasi Ex-Situ.

7. Melaksanakan tugas kedinasan lain atas perintah atasan.

8. Menyusun laporan.

2) Bagian Tata Usaha

a. Tugas Pokok

Menyusun rencana kerja Bagian Tata Usaha,

mendistribusikan dan mengkoordinasikan kegiatan administrasi,

layanan jasa dan informasi, pengelolaan kepegawaian,

keuangan, perlengkapan dan kerumahtanggaan Pusat Konservasi

Tumbuhan Kebun Raya Bogor LIPI.

b. Fungsi

1. Menyusun rencana kerja/program Bagian Tata Usaha

sesuai dengan tugas, fungsi dan arahan pimpinan.

2. Mendistribusikan tugas kedinasan sesuai dengan proporsi

dan atau disposisi pimpinan.

3. Mengkoordinasikan kegiatan lintas sub bagian di

jajarannya.

Page 7: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum … · Gerard Philip van der Capellen secara ... menjadi pusat pengembangan pertanian dan hortikultura di Indonesia. Pada masa itu ... Van

43

4. Menyelia, memantau, memeriksa, menilai dan

mengevaluasi pelaksanaan tugas di sub bagian di

jajarannya.

5. Memberikan saran dan pertimbangan dalam aspek

ketatausahaan.

6. Melaksanakan tugas kedinasan lain atas perintah atasan

dan membuat laporan.

4.2. Profil Wisatawan

4.2.1 Profil Responden berdasarkan Peubah Demografis

Profil demografi yang digunakan dalam penelitian di Kebun Raya

Bogor ini meliputi jenis kelamin, usia, status pernikahan, jumlah

anggota keluarga inti, pekerjaan utama, jenjang pendidikan, rata-rata

pengeluaran per bulan dan rata-rata pengeluaran per bulan untuk

hiburan.

Gambar 4. Jenis kelamin responden

Seperti dalam Gambar 4, menurut jenis kelamin, sebaran jenis

kelamin bagi responden laki-laki sebanyak 51 persen dan untuk jenis

kelamin perempuan yaitu sebesar 49 persen.

51%

49%

Jenis Kelamin

laki-laki

perempuan

Page 8: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum … · Gerard Philip van der Capellen secara ... menjadi pusat pengembangan pertanian dan hortikultura di Indonesia. Pada masa itu ... Van

44

Gambar 5. Usia responden

Pada Gambar 5, dapat dilihat bahwa berdasarkan usia, paling

banyak responden adalah berusia 16-24 tahun dengan persentase

sebanyak 46 persen, kemudian yang berusia 25-34 tahun sebanyak 30

persen, usia 35-44 tahun sebanyak 10 persen, usia lebih dari 54 tahun

sebanyak 7 persen, usia 45-54 tahun sebanyak 4 persen dan yang paling

sedikit berusia kurang dari 16 tahun yaitu sebanyak 3 persen. Mayoritas

pengunjung adalah umur 16-24 tahun.

Gambar 6. Status pernikahan responden

Gambar 6 menjelaskan tentang status penikahan dari responden,

dimana 60 persen responden belum menikah, sedangkan 40 persen

responden telah menikah. Dari data tersebut dapat dilihat jika mayoritas

responden atau pengunjung belum menikah.

3%

46%

30%

10%4%

7%

Usia

kurang dari 16 tahun

16-24 tahun

25-34 tahun

35-44 tahun

45-54 tahun

lebih dari 54 tahun

40%

60%

Status Pernikahan

Menikah

Belum Menikah

Page 9: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum … · Gerard Philip van der Capellen secara ... menjadi pusat pengembangan pertanian dan hortikultura di Indonesia. Pada masa itu ... Van

45

Gambar 7. Jumlah anggota keluarga inti responden

Gambar 7 menunjukkan jumlah anggota keluarga inti

responden, dari yang berjumlah 2 hingga lebih dari 5 anggota keluarga.

Anggota keluarga yang berjumlah 4 memiliki jumlah responden

terbanyak yaitu 30 persen. Anggota keluarga berjumlah 5 hanya 29

persen, anggota keluarga berjumlah lebih dari 5 sebanyak 17 persen,

anggota keluarga berjumlah 3 sebanyak 15 persen dan anggota keluarga

yang berjumlah 2 hanya 9 persen.

Gambar 8. Pekerjaan responden

Jenis pekerjaan responden cukup bervariasi, mulai dari ibu

rumah tangga hingga pensiunan. Karyawan swasta merupakan

responden terbanyak yaitu 24 persen. Selanjutnya, jumlah responden

dari pelajar sebanyak 19 persen, mahasiswa sebanyak 21 persen,

pegawai negeri sebesar 13 persen, ibu rumah tangga sebesar 10 persen,

yang menjadi wirausahawan 10 persen,dan pensiunan sebesar 3 persen.

9%

15%

30%

29%

17%

Jumlah Anggota Keluarga Inti

2

3

4

5

lebih dari 5

19%

21%

13%

24%

10%3%

10%

Pekerjaan Respondenpelajar

mahasiswa

pegawai negeri

karyawan swasta

wirausaha

pensiunan

ibu rumah tangga

Page 10: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum … · Gerard Philip van der Capellen secara ... menjadi pusat pengembangan pertanian dan hortikultura di Indonesia. Pada masa itu ... Van

46

Gambar 9. Pendidikan terakhir responden

Banyak dari responden Kebun Raya Bogor telah memahami

pentingnya pendidikan. Seperti kita lihat dalam Gambar 9, rata-rata

responden dengan persentase terbanyak dari lulusan SMA / MA yaitu

49 persen. Adapun responden lulusan S1 sebanyak 31 persen, SMP /

MTs sebanyak 7 persen, D1 / D3 sebanyak 5 persen, S2 sebanyak 4

persen, SD / MI sebanyak 3 persen dan S3 hanya 1 persen. Dalam

pengambilan data responden tidak ditemukan responden yang belum

menamatkan pendidikan dasar atau SD.

Gambar 10. Rata-rata pengeluaran total per bulan responden

Wisatawan Kebun Raya Bogor berasal dari berbagai kalangan,

mulai dari kalangan bawah hingga kalangan menengah ke atas. Hal ini

dapat kita lihat dari Gambar 10 dimana persentase pengeluaran

terbanyak sebesar 34 persen diperoleh dari responden dengan

pengeluaran kurang dari Rp 1.000.000,00. Responden dengan

pengeluaran rata-rata diantara Rp 1.000.000,00-Rp 1.999.999,00

sebanyak 32 persen. Selanjutnya responden dengan pengeluaran rata-

rata Rp 2.000.000,00-Rp 2.999.999,00 sebesar 8 persen, responden

3% 7%

49%5%

31%

4% 1%

Pendidikan TerakhirSD / MI

SMP / MTs

SMA / MA

D1 / D3

S1

S2

S3

34%

32%

8%

7%

6%

13%

Rata-rata Pengeluaran Total per Bulan

kurang dari Rp.1.000.000

Rp. 1.000.000 - Rp. 1.999.999

Rp. 2.000.000 - Rp. 2.999.999

Rp. 3.000.000 - Rp. 3.999.000

Rp. 4.000.000 - Rp. 4.999.999

lebih dari Rp. 5.000.000

Page 11: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum … · Gerard Philip van der Capellen secara ... menjadi pusat pengembangan pertanian dan hortikultura di Indonesia. Pada masa itu ... Van

47

dengan pengeluaran rata-rata Rp 3.000.000,00-Rp 3.999.999,00 sebesar

7 persen, responden dengan pengeluaran rata-rata Rp 4.000.000,00-Rp

4.999.999,00 sebanyak 6 persen dan responden dengan pengeluaran

rata-rata diatas Rp 5.000.000,00 sebanyak 13 persen. Dalam penelitian

mengenai rata-rata pengeluaran hidup total per bulan pengunjung di

dominasi oleh responden yang memiliki pengeluaran di bawah dari Rp

1.000.000,00. Adapun yang golongan menengah ke atas dan wisatawan

mancanegara memiliki pengeluaran yang lebih besar karena biaya hidup

dan gaya hidup yang berbeda.

Gambar 11. Rata-rata pengeluaran untuk hiburan per bulan

responden

Dilihat dari rata-rata pengeluaran untuk hiburan per bulan

responden yang berwisata di Kebun Raya Bogor sangat beragam.

Responden terbanyak sebesar 37 persen mengeluarkan kurang dari Rp

250.000,00 per bulan untuk keperluan hiburan. Responden dengan

pengeluaran hiburan Rp 250.000,00-Rp 500.000,00 sebesar 27 persen.

Selanjutnya responden dengan pengeluaran hiburan Rp 500.000,00-Rp

750.000,00 sebesar 16 persen, responden dengan pengeluaran hiburan

lebih dari Rp 1.500.000,00 sebesar 11 persen, responden

berpengeluaran untuk hiburan antara Rp 750.000,00-Rp 1.000.000,00

sebesar 5 persen dan responden dengan pengeluaran antara Rp

1.000.000,00-Rp 1.500.000,00 memiliki jumlah responden paling

sedikit yaitu 4 persen. Mayoritas responden yang berkunjung ke Kebun

Raya Bogor memiliki pengeluaran untuk hiburan per bulan kurang dari

Rp 250.000,00.

37%

27%

16%

5%4%

11%

Rata-Rata Pengeluaran untuk Hiburan per Bulan

kurang dari Rp. 250.000

Rp. 250.000 - Rp. 500.000

Rp. 500.000 - Rp. 750.000

Rp. 750.000 - Rp. 1.000.000

Rp. 1.000.000 - Rp. 1.500.000

lebih dari Rp. 1.500.000

Page 12: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum … · Gerard Philip van der Capellen secara ... menjadi pusat pengembangan pertanian dan hortikultura di Indonesia. Pada masa itu ... Van

48

4.2.2 Profil Responden berdasarkan Peubah Geografis

Gambar 12. Tempat tinggal responden

Wisatawan Kebun Raya Bogor sangat beragam, dari wisatawan

domestik hingga wisatawan mancanegara. Sebagaimana ditunjukkan

Gambar 12, responden terbanyak berasal dari daerah Jakarta yaitu

sebesar 32 persen. Selanjutnya responden dari daerah Bogor yaitu

sebesar 31 persen, responden dari daerah Bekasi sebesar 14 persen,

Depok dengan tingkat persentase yang sama sebesar 6 persen,

responden dari Tangerang sebesar 5 persen dan dari luar Jabodetabek

ada 5 persen yaitu dari Tegal, Pekanbaru, Majalengka, Jogjakarta dan

Bandung. Selain itu wisatawan mancanegara yang didapat ada 7 persen

yaitu dari Belgia, Belanda, Jepang, Korea Selatan dan Prancis. Dari data

tersebut dapat diketahui jika mayoritas pengunjung datang dari daerah

Jakarta.

4.3. Perilaku Wisatawan dalam Berwisata di Kebun Raya Bogor

Mengetahui perilaku konsumen terhadap produk atau jasa yang

ditawarkan Kebun Raya Bogor sangat penting dalam menentukan segmen

pasar. Hal tersebut terjadi supaya segmen pasar yang ditetapkan sesuai

dengan tujuan dan tidak salah sasaran, sehingga segala kegiatan yang

dikerjakan perusahaan dapat berjalan efektif dan efisien.

Profil responden berdasarkan peubah perilaku terdiri dari jumlah

kunjungan, tarif pelayanan, citra Kebun Raya Bogor, tingkat rekomendasi

Kebun Raya Bogor kepada orang lain, trasportasi yang digunakan

pengunjung untuk berkunjung ke Kebun Raya Bogor, dengan siapa

31%

32%

6%

5%

14%

5%7%

Tempat Tinggal

Bogor

Jakarta

Depok

Tangerang

Bekasi

Luar Jabodetabek

Luar Negeri

Page 13: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum … · Gerard Philip van der Capellen secara ... menjadi pusat pengembangan pertanian dan hortikultura di Indonesia. Pada masa itu ... Van

49

berkunjung ke Kebun Raya Bogor, sumber informasi tentang Kebun Raya

Bogor dan menfaat utama berkunjung ke Kebun Raya Bogor.

Gambar 13. Tarif pelayanan Kebun Raya Bogor

(harga tiket masuk Kebun Raya Bogor)

Dari Gambar 13, harga tiket masuk (Rp 9.500,00) dinilai sedang

oleh kabanyakan responden, yaitu sebesar 52 persen responden berpendapat

demikian. Selanjutnya 23 persen responden berpendapat harga masuk ke

Kebun Raya Bogor mahal, 17 persen berpendapat murah, 5 persen

berpendapat sangat murah, dan sedikit sekali responden yang mengatakan

jika harga masuk ke Kebun Raya Bogor sangat mahal yaitu sebanyak 3

persen. Mayoritas responden memberikan jawaban sedang mengenai tarif

pelayanan yang diberlakukan oleh Kebun Raya Bogor.

Gambar 14. Citra atau image Kebun Raya Bogor

Gambar 14 memperlihatkan bahwa Kebun Raya Bogor memiliki

citra yang baik di mata responden atau pengunjungnya. Hal ini ditunjukkan

dengan banyaknya responden yang mengatakan baik sebanyak 71 persen.

Responden yang mengatakan kurang sebanyak 18 persen, yang mengatakan

istimewa sebanyak 9 persen dan yang tidak tahu sebanyak 2 persen. Dari

5%

17%

52%

23%

3%

Tarif Pelayanan

Sangat Murah

Murah

Sedang

Mahal

Sangat mahal

2%18%

71%

9%

Citra atau Image

Tidak tahu

Kurang

Baik

Istimewa

Page 14: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum … · Gerard Philip van der Capellen secara ... menjadi pusat pengembangan pertanian dan hortikultura di Indonesia. Pada masa itu ... Van

50

pengambilan sampel, tidak ditemukan responden yang memberi tanggapan

buruk pada citra atau image Kebun Raya Bogor.

Gambar 15. Tingkat rekomendasi Kebun Raya Bogor ke orang lain

Seperti yang diperlihatkan di Gambar 15, bahwa responden yang

bersedia untuk merekomendasikan ke orang lain untuk mengunjungi Kebun

Raya Bogor sebesar 56 persen. Sebanyak 22 persen, responden ragu yaitu

antara merekomendasikan atau tidak. Selanjutnya 16 persen responden sangat

ingin untuk merekomendasikan Kebun Raya Bogor ke orang lain. Dan

sisanya sebanyak 6 persen tidak merekomendasikan. Dalam pengambilan data

tidak ditemukan responden yang memberikan jawaban sangat tidak

merekomendasikan Kebun Raya Bogor ke orang lain.

Gambar 16. Transportasi pengunjung

Transportasi yang digunakan oleh pengunjung dapat dilihat dari

Gambar 16. Naik angkutan umum menjadi alat transportasi umum sebesar 50

persen, paling banyak digunakan oleh responden atau pengunjung Kebun

Raya Bogor. Selanjutnya naik mobil pribadi sebesar 34 persen, naik motor

sebesar 12 persen, jalan kaki sebesar 3 persen dan lainnya seperti naik bus

rombongan sebesar 1 persen. Dari data tersebut dapat dilihat jika pengunjung

56%

22%

16%

6%

Tingkat Rekomendasi

Merekomendasikan

Antara merekomendasikan dan tidak

Sangat merekomendasikan

Tidak merekomendasikan

3%12%

34%

50%

1%

Transportasi Pengunjung

Jalan Kaki

Naik Motor

Naik Mobil

Naik angkutan umum

Lainnya, …

Page 15: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum … · Gerard Philip van der Capellen secara ... menjadi pusat pengembangan pertanian dan hortikultura di Indonesia. Pada masa itu ... Van

51

Kebun Raya Bogor lebih senang menggunakan sarana angkutan umum untuk

berkunjung ke Kebun Raya Bogor.

Gambar 17. Cara berkunjung responden di Kebun Raya Bogor

Dari Gambar 17 dapat dilihat jika berkunjung dengan teman atau

rekan maupun kerabat banyak dilakukan oleh responden yaitu sebesar 71

persen. Dan sisanya datang bersama keluarga sebesar 26 persen dan datang

hanya sendirian atau tanpa ditemani siapapun sebanyak 3 persen. Dari data

tersebut dapat disimpulkan jika mayoritas pengunjung yang datang tidak

sendirian.

Gambar 18. Sumber informasi keberadaan Kebun Raya Bogor

Responden yang mengetahui informasi tentang keberadaan Kebun

Raya Bogor terbanyak berasala dari teman yaitu sebesar 36,7 persen diikuti

dengan informasi dari keluarga sebesar 27,32 persen. Informasi dari tetangga

sebesar 4,37 persen, dari agen wisata sebesar 2,37 persen, dari siaran televisi

sebesar 7,65 persen, dari internet sebesar 7,10 persen, dari koran dan majalah

dengan nilai yang sama yaitu sebesar 4,37 persen, dari radio sebesar 1,64

persen serta brosur dan lainnya seperti membaca dari buku panduan tentang

pariwisata Indonesia terutama bagi wisatawan mancanegara yaitu sebesar

3%

71%

26%

Dengan Siapa Berkunjung

Sendiri

Teman/rekan/kerabat

Keluarga

27,32

4,37

36,07

2,73

7,65

7,10

4,374,37 1,64 2,19

2,19

Sumber InformasiKeluarga

Tetangga

Teman

Agen Wisata

TV

Internet

Koran

Majalah

Radio

Brosur

Lainnya, …

Page 16: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum … · Gerard Philip van der Capellen secara ... menjadi pusat pengembangan pertanian dan hortikultura di Indonesia. Pada masa itu ... Van

52

2,19 persen. Hal ini sesuai dengan promosi yang tidak terlalu sering

dilakukan bagi pihak Kebun Raya Bogor, terutama lewat media-media

informasi seperti media cetak, elektronik, maupun media informasi lainnya.

Gambar 19. Manfaat utama berkunjung ke Kebun Raya Bogor

Dari Gambar 19 diketahui bahwa 64 persen responden berkunjung ke

Kebun Raya Bogor untuk menghilangkan kepenatan dan kesibukan atas

aktivitas sehari-hari atau untuk bersantai. Setelah itu ada 10 persen responden

yang ingin memperoleh kesenangan dan kegembiraan dengan berkunjung di

Kebun Raya Bogor. Sebesar 7 persen responden datang ke Kebun Raya

Bogor untuk mengetahui kebudayaan dan kemajuan masyarakat sekitar,

responden yang ingin mendapatkan pengetahuan baru sebesar 5 persen,

responden yang menjawab untuk memperoleh udara segar yang sehat

sebanyak 10 persen. Dan sisanya yaitu minoritas menjawab untuk mendapat

pengalaman baru yang bermanfaat sebesar 4 persen.

4.4.Segmentasi Wisatawan Kebun Raya Bogor Berdasarkan Gaya Hidup

Berwisata

Berdasarkan dari pendekatan gaya hidup, responden wisatawan Kebun

Raya Bogor terbentuk atas 3 kelompok. Hal ini dikarenakan clustering

optimal dengan 3 kelompok yang memiliki tingkat heterogenitas antar

kelompok yang menonjol. Pembagian 4 kelompok terlihat di Lampiran 7,

bahwa ada kelompok (kelompok 3) yang tidak memiliki nilai dominan dan

kelompok (kelompok 4) yang hanya memiliki satu nilai dominan (atribut 17).

Sedangkan untuk pembagian 5 kelompok dapat di Lampiran 8, bahwa

terdapat dua kelompok (kelompok 1 dan 5) yang tidak memiliki nilai

64%4%

10%

7%

5%10%

Manfaat Utama yang DicariMenghilangkan kepenatan dan kesibukan

sehari-hari/bersantai

Mendapatkan pengalaman baru yang

bermanfaat

Memperoleh kesenangan dan kegembiraan

Mengetahui kebudayaan dan kemajuan

masyarakat lain

Mendapatkan pengetahuan baru

Memperoleh udara segar menyehatkan

Page 17: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum … · Gerard Philip van der Capellen secara ... menjadi pusat pengembangan pertanian dan hortikultura di Indonesia. Pada masa itu ... Van

53

dominan. Selain itu, di pembagian 5 kelompok juga terdapat dua kelompok

(kelompok 3 di atribut 2 dan kelompok 4 di atribut 15) yang hanya memiliki

satu nilai dominan. Hal ini membuktikan bahwa pengelompokan ke dalam

tiga cluster sudah optimal. Karakteristik untuk 3 kelompok dapat dilihat di

dalam grafik yang telah disediakan untuk memudahkan dalam pengamatan

dengan nilai tertinggi merupakan karakteristik atau nilai dominan dalam

kelompok. Grafik tersebut diperoleh dari tabel Final Cluster Centers.

Analisis diawali dari tabel ANOVA (Lampiran 6) yang menunjukkan

pengujian peubah dalam analsisis cluster. Tujuan pengujian peubah ini adalah

mengetahui peubah-peubah yang dapat membedakan gaya hidup tiap segmen

dan peubah yang relatif sama pada setiap segmen. Peubah yang dapat

membedakan gaya hidup setiap segmen memiliki nilai Sig kurang dari 0,05.

Terdapat 3 variabel yang nilai signifikansinya lebih dari 0,05 yaitu untuk

variabel 13 (berminat untuk melakukan perjalanan wisata dengan

menggunakan jasa agen wisata) sebesar 0,188, variabel 24 (merupakan orang

yang mandiri dan suka kebebasan) sebesar 0,264 dan variabel 26 (berwisata

jika kondisi aman dan stabil) sebesar 0,789. Hal ini berarti jika ketiga variabel

tersebut relatif sama menurut pandangan responden (baik yang berada di

kelompok 1, kelompok 2 maupun kelompok 3), sehingga variabel tersebut

tidak digunakan untuk membedakan antarklaster yang dibentuk.

Gambar 20. Final Cluster Centers

1,5

2

2,5

3

3,5

4

4,5

5

VA

R0

00

01

VA

R0

00

02

VA

R0

00

03

VA

R0

00

04

VA

R0

00

05

VA

R0

00

06

VA

R0

00

07

VA

R0

00

08

VA

R0

00

09

VA

R0

00

10

VA

R0

00

11

VA

R0

00

12

VA

R0

00

13

VA

R0

00

14

VA

R0

00

15

VA

R0

00

16

VA

R0

00

17

VA

R0

00

18

VA

R0

00

19

VA

R0

00

20

VA

R0

00

21

VA

R0

00

22

VA

R0

00

23

VA

R0

00

24

VA

R0

00

25

VA

R0

00

26

VA

R0

00

27

kelompok 1 kelompok 2 kelompok 3

Page 18: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum … · Gerard Philip van der Capellen secara ... menjadi pusat pengembangan pertanian dan hortikultura di Indonesia. Pada masa itu ... Van

54

1. Kelompok 1 (General Visitor)

Kelompok ini merupakan kelompok yang tidak memiliki nilai

dominan (dilihat dari Gambar 20. Final Cluster Centers) dari berbagai

variabel psikografi. Jumlah dari kelompok ini ada 31 persen. Dan berikut

karakteristik dominan dari kelompok General Visitor:

a. Segmentasi Demografi dan Geografi

Kelompok ini didominasi oleh laki-laki yang berumur sekitar 16-

24 tahun dan belum menikah. Jumlah anggota keluarga inti dari

kelompok ini mayoritas ada 4 anggota. Mayoritas kelompok ini adalah

mahasiswa sebesar 32,26 persen dari jumlah anggota kelompok yang

telah tamat SMA atau MA. Karena masih mahasiswa jumlah

pengeluaran per bulan kebanyakan kurang dari Rp. 1.000.000,- tetapi

jumlah pengeluaran untuk hiburan per bulan cukup besar yaitu Rp.

250.000,- hingga Rp. 500.000,-.

Jumlah anggota kelompok ini didominasi oleh wisatawan dari

daerah Bogor yaitu sebesar 32,26 persen dari jumlah anggota kelompok

General Visitor.

b. Segmentasi Perilaku

Dilihat dari variabel-variabel perilaku yang terbentuk, mayoritas

kelompok ini berkunjung dengan teman, rekan, maupun kerabat.

Kelompok ini berpendapat jika tarif masuk yang diberlakukan Kebun

Raya Bogor adalah sedang. Walaupun begitu kelompok ini memandang

citra atau image baik terhadap tempat wisata Kebun Raya Bogor. Citra

baik membuat para wisatawan memberikan rekomendasinya kepada

orang lain untuk datang berwisata ke Kebun Raya Bogor. Kelompok ini

lebih banyak menggunakan mobil pribadi dan jasa angkutan umum

yaitu sebesar 87,1 persen dari jumlah kelompok. Sumber informasi

mengenai keberadaan Kebun Raya Bogor paling banyak diketahui dari

teman dan keluarga yaitu word of mouth sebesar 60,34 persen dari

jumlah anggota kelompok. Kelompok ini datang dengan tujuan utama

untuk bersantai dan menghilangkan kepenatan dari kesibukan sehari-

hari.

Page 19: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum … · Gerard Philip van der Capellen secara ... menjadi pusat pengembangan pertanian dan hortikultura di Indonesia. Pada masa itu ... Van

55

c. Segmentasi psikografi

Kelompok ini cukup tertarik untuk mengetahui dan mempelajari

koleksi tumbuh-tumbuhan yang ada di Kebun Raya Bogor. Kelompok

ini tidak tertarik untuk mengikuti aktivitas-aktivitas yang cukup

menguras tenaga seperti olahraga, jogging, outbond maupun aktivitas

menantang lainnya. Mereka lebih tertarik untuk menambah wawasan

mereka dengan mengamati dan mempelajari koleksi tumbuh-tumbuhan

yang berada di Kebun Raya Bogor. Mereka biasanya lebih tertarik

untuk mempelajari tumbuhan yang ada disekitar mereka dengan melihat

papan informasi yang telah disediakan pihak Kebun Raya Bogor.

Kelompok ini lebih memperhatikan image atau citra tempat wisata dari

pada kelompok 3 yang tidak begitu memperhatikan image dalam

berwisata.

Kelompok ini tidak suka menghabiskan waktu liburnya bersama

keluarga tetapi lebih menyukai untuk mangadakan perjalanan atau

berwisata bersama orang lain maupun teman-temannya. Selain itu,

kelompok ini tidak mempersoalkan masalah biaya dalam berwisata.

Mereka lebih menyukai untuk berjalan dan menghabiskan waktu dan

uangnya dengan teman, rekan, kerabat atau bahkan hubungan teman

yang lebih dekat lagi. Mereka kurang menyukai untuk berwisata keluar

rumah bersama keluarga.

Ciri-ciri lain dari kelompok ini yaitu mereka termasuk golongan

orang yang sulit sekali menerima perubahan. Selain itu, kelompok ini

memiliki kepribadian yang kurang bertanggung jawab, kurang berani

membela keadilan, dan kurang teratur dibandingkan dengan dua

kelompok sebelumnya. Kelompok ini perlu mendapat pengawasan yang

lebih agar dapat segera dapat diatasi jika terjadi sesuatu yang tidak

diharapkan dan mengganggu kenyamanan dari pengunjung lainnya

yang sedang berwisata di Kebun Raya Bogor.

2. Kelompok 2 (Back to Nature)

Kelompok 2 (Back to Nature) dengan jumlah responden yang

tergabung ke dalam kelompok ini sebesar 44 persen. Jumlah anggota

Page 20: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum … · Gerard Philip van der Capellen secara ... menjadi pusat pengembangan pertanian dan hortikultura di Indonesia. Pada masa itu ... Van

56

kelompok ini terbesar diantara kelompok-kelompok berikutnya. Untuk

lebih jelasnya, berikut ini adalah karakteristik kelompok yang dominan

dari berbagai variabel-variabel segmentasi:

a. Segmentasi Demografi dan Geografi

Sama seperti kelompok sebelumnya bahwa kelompok ini juga

didominasi oleh laki-laki yang berumur sekitar 16-24 tahun dan belum

menikah. Jumlah anggota keluarga inti dari kelompok ini mayoritas ada

4 anggota. Kelompok ini didominasi oleh karyawan swasta sebesar

29,55 persen dari jumlah anggota kelompok yang telah tamat SMA dan

S1. Walaupun sudah memiliki pekerjaan dan bisa mencari nafkah

sendiri, mayoritas jumlah pengeluaran per bulan dari mereka antara Rp.

1.000.000,- hingga Rp. 1.999.999,- serta memiliki jumlah pengeluaran

untuk hiburan per bulan yang lebih sedikit dari kelompok 1 yaitu

kurang dari Rp. 250.000,-.

Jumlah anggota kelompok ini didominasi oleh wisatawan dari luar

daerah Bogor yaitu wisatawan dari Jakarta yang berlibur di hari libur

sebesar 36,36 persen dari jumlah anggota kelompok.

b. Segmentasi Perilaku

Dari variabel-variabel perilaku yang diberikan, kelompok ini

mayoritas berkunjung dengan teman, rekan, maupun kerabat. Bagi

mereka, tarif masuk yang diberlakukan Kebun Raya Bogor,merupakan

harga wajar atau sedang. Walaupun dengan tarif Rp. 9.500,-, citra atau

image tempat wisata Kebun Raya Bogor dinilai baik. Citra yang baik

membuat para wisatawan bersedia untuk memberikan rekomendasinya

kepada orang lain agar datang ke Kebun Raya Bogor atau membantu

mempromosikan tempat wisata Kebun Raya Bogor. Kelompok ini lebih

banyak menggunakan jasa angkutan umum untuk berkunjung ke Kebun

Raya Bogor, seperti mobil angkot, kereta api maupun jasa angkutan

umum lainnya. Hal ini dikarenakan asal mereka yang cukup jauh dari

Bogor yaitu sekitar 60 Km. Kereta api sering dipakai oleh warga Jakarta

karena selain cepat dan murah, letak Kebun Raya Bogor juga dekat

dengan stasiun KA Bogor.

Page 21: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum … · Gerard Philip van der Capellen secara ... menjadi pusat pengembangan pertanian dan hortikultura di Indonesia. Pada masa itu ... Van

57

Sumber informasi mengenai keberadaan Kebun Raya Bogor

paling banyak diketahui dari teman dan keluarga sebesar 58,33 persen

dari jumlah anggota kelompok. Kelompok ini mayoritas datang dengan

tujuan untuk bersantai dan menghilangkan kepenatan dari kesibukan

sehari-hari.

c. Segmentasi psikografi

Dilihat dari variabel psikografi tentang gaya hidup dari

responden, kelompok ini biasa menghabiskan waktu bersama keluarga

sehingga sering berwisata bersama-sama keluarga dibanding sendirian.

Kelompok ini merupakan kelompok yang selalu membuat rencana

dahulu baik untuk mengisi liburan panjang maupun sebelum melakukan

pembelian. Dalam membuat rencana mengisi liburan panjangnya

kelompok ini sering membaca artikel wisata. Dengan membaca artikel

wisata, mereka akan mendapat pengetahuan lebih mendalam tentang

lokasi wisata yang akan dituju dan dapat mengetahui fasilitas-fasilitas

wisata yang ditawarkan dari tempat wisata yang akan dituju. Dengan

ini, mereka juga akan memiliki wawasan luas tentang isi dari Kebun

Raya Bogor.

Kelompok ini sangat tertarik dengan produk wisata yang

ditawarkan oleh Kebun Raya Bogor, diantaranya sangat tertarik

terhadap wisata alam berupa tumbuh-tumbuhan khas Kebun Raya

Bogor, kesejukan dan keasrian tempat. Kelompok ini sangat tertarik

untuk beraktivitas di Kebun Raya Bogor baik untuk outbond, jogging,

senam, berolahraga maupun aktivitas yang menantang dan

menyehatkan lainnya. Tidak hanya itu kelompok ini sangat tertarik

untuk mempelajari berbagai macam jenis tumbuhan koleksi Kebun

Raya Bogor dengan berkeliling maupun mengunjungi museum.

Kelompok ini juga tertarik arsitektural yang ada di Kebun Raya Bogor

dengan ditemukannya bangunan-bangunan lama yang menarik, seperti

monumen-monumen, makam belanda, istana bogor dan bangunan lama

lainnya.

Page 22: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum … · Gerard Philip van der Capellen secara ... menjadi pusat pengembangan pertanian dan hortikultura di Indonesia. Pada masa itu ... Van

58

Kelompok ini memiliki banyak pendapat yang begitu dominan

dibanding kelompok lainnya. Mereka berpendapat bahwa dalam

berwisata perlu memperhatikan citra atau image seperti untuk menginap

di hotel berbintang empat atau lebih. Karena bagi mereka kualitas suatu

produk lebih utama dibandingkan dengan harga. Biaya tidak begitu

menjadi pertimbangan bagi kelompok ini untuk berwisata. Kualitas

transportasi, ketersediaan akses dalam perjalanan dan kebersihan

menjadi perhatian utama dalam menentukan tempat wisata.

Mereka yang termasuk ke dalam kelompok ini bukan

merupakan orang-orang konservatif tetapi merupakan orang yang suka

mencoba sesuatu yang baru. Mereka merupakan orang-orang yang

bertanggung jawab, suka berjuang melawan ketidakadilan, dan teratur.

Kelompok ini berusaha menjaga agar keadaan wisata alam di Kebun

Raya Bogor tetap terjaga baik dan indah. Mereka tidak ingin merusak

tumbuh-tumbuhan maupun segala fasilitas yang disediakan Kebun Raya

Bogor. Karena mereka memiliki rasa bertanggung jawab yang tinggi,

mereka akan ikut serta menjaga kebersihan Kebun Raya Bogor dengan

membuang sampah pada tempatnya. Selain itu, mereka juga akan selalu

taat untuk mengikuti peraturan-peraturan yang telah diterapkan pihak

Kebun Raya Bogor.

3. Kelompok 3 (Quiet lovely)

Jumlah responden yang masuk ke dalam kelompok ini ada 25

persen. Kelompok ini menjadi kelompok minoritas dibandingkan dengan

dua kelompok sebelumnya. Namun kelompok ini memiliki nilai-nilai

dominan di variabel psikografinya. Berikut pembahasannya tentang

karakteristik dari kelompok Quiet Lovely:

a. Segmentasi Demografi dan Geografi

Kelompok ini didominasi oleh perempuan yang berumur sekitar

16-34 tahun tahun yang sudah berkeluarga dan menikah. Jumlah

anggota keluarga inti dari kelompok ini mayoritas ada 4 dan lebih dari 5

anggota. Kelompok ini mayoritas berprofesi sebagai mahasiswa dan

wirausahawan yaitu sebesar 24 persen dari jumlah anggota kelompok.

Page 23: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum … · Gerard Philip van der Capellen secara ... menjadi pusat pengembangan pertanian dan hortikultura di Indonesia. Pada masa itu ... Van

59

Mereka telah menamatkan SMA atau MA. Jumlah pengeluaran per

bulan dari mereka kebanyakan kurang dari Rp. 1.000.000,- tetapi

memiliki jumlah pengeluaran untuk hiburan per bulan kurang dari Rp.

250.000,-. Jumlah anggota kelompok ini didominasi oleh wisatawan

dari daerah Jakarta yaitu sebesar 28 persen dari jumlah anggota

kelompok.

b. Segmentasi Perilaku

Mayoritas kelompok ini melakukan kunjungan dengan teman,

rekan, maupun kerabat. Kelompok ini berpendapat jika tarif masuk

yang diberlakukan Kebun Raya Bogor sebesar Rp . 9.500,- per orang

adalah sedang. Walaupun begitu kelompok ini memandang citra atau

image baik dan bersedia untuk merekomendasikan kepada orang lain

untuk datang berwisata di Kebun Raya Bogor. Kelompok ini lebih

banyak menggunakan jasa angkutan umum untuk datang berkunjung ke

Kebun Raya Bogor. Sumber informasi mengenai keberadaan Kebun

Raya Bogor paling banyak diketahui dari teman. Kelompok ini datang

untuk tujuan utama bersantai dan menghilangkan kepenatan dari

kesibukan sehari-hari mengingat Jakarta yang padat.

c. Segmentasi psikografi

Dibandingkan dengan kelompok lainnya, kelompok ini sangat

mengutamakan ketenangan untuk beristirahat. Hal ini dapat ditunjukkan

jika waktu libur yang digunakan untuk istirahat, memiliki nilai dominan

diantara kelompok lainnya yaitu sebesar 4,24. Biaya dalam berwisata

menjadi perhatian utama dalam menentukan tempat wisata. Tarif yang

dikenakan oleh tempat wisata berpengaruh bagi mereka untuk dapat

berwisata di tempat itu. Begitu juga dengan tarif yang dikenakan

pengunjung untuk dapat memasuki Kebun Raya Bogor sangat

berpengaruh bagi kelompok ini. Jika harganya terlalu mahal bagi

mereka, mereka akan mempertimbangkan lagi untuk dapat berkunjung

di Kebun Raya Bogor untuk menikmati wisata alamnya. Kelompok ini

tidak suka untuk membuat rencana dalam mengisi liburan panjangnya.

Karena itu, kelompok ini tidak terlalu sering membaca artikel wisata

Page 24: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum … · Gerard Philip van der Capellen secara ... menjadi pusat pengembangan pertanian dan hortikultura di Indonesia. Pada masa itu ... Van

60

sebagai referensi untuk membuat rencana dalam menentukan tempat

wisata. Kelompok ini datang ke Kebun Raya Bogor sangat menyukai

untuk istirahat dan tidak begitu berminat untuk mempelajari jenis-jenis

tumbuhan koleksi Kebun Raya Bogor.

Karena kelompok ini sangat memperhatikan biaya, kelompok ini

berpendapat jika dalam berwisata tidak harus yang memiliki image baik

dan tidak harus menginap di hotel berbintang. Bagi mereka tempat

wisata alam seperti Kebun Raya Bogor dapat dijadikan untuk istirahat,

melepas penat dan bersantai yang hanya membutuhkan ketenangan dan

menghirup udara segar.

Kelompok ini cukup memiliki kepribadian yang baik karena

termasuk orang-orang yang memiliki pendapat baik mengenai keadilan,

berani bertanggung jawab dan teratur. Jadi kelompok ini sangat kecil

kemungkinan untuk melakukan tindakan yang melanggar aturan seperti

membuat keributan, membuang sampah sembarangan atau bahkan

merusak keindahan dari Kebun Raya Bogor.

4.6. Implikasi Manajerial di Pasar Sasaran

Setelah diketahui kelompok yang terbentuk dengan karakteristik-

karakteristiknya dan dievaluasi segmen-segmen yang berbeda. Maka yang

harus dilakukan dari pihak Kebun Raya Bogor adalah melakukan pemasaran

terdiferensiasi dimana segmen pasar merancang program yang berbeda bagi

masing-masing segmen. Perusahaan mengidentifikasi dua segmen dalam

pasar dan mengembangkan program-program bauran pemasaran yang

terpisah yang ditujukan untuk masing-masing segmen.

Perusahaan dapat mengidentifikasi beberapa segmen lebih dari satu

dalam pasar dan mengembangkan program-program bauran pemasaran yang

terpisah yang ditujukan untuk masing-masing segmen. Berdasarkan

pendekatan gaya hidup A.I.O, Kebun Raya Bogor dapat memilih 2 segmen

yang paling potensial diantara 3 segmen yang terbentuk yaitu kelompok 2

(Back to Nature) dengan jumlah anggota kelompok sebesar 44 persen dan

kelompok 1 (General Visitor) yang memiliki jumlah anggota kelompok

sebesar 31 persen. Dalam hal ini, kelompok 3 (Quiet Lovely) tidak begitu

Page 25: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum … · Gerard Philip van der Capellen secara ... menjadi pusat pengembangan pertanian dan hortikultura di Indonesia. Pada masa itu ... Van

61

menjadi perhatian utama disebabkan oleh anggota kelompok dari hasil

penelitian yang lebih sedikit diantara kelompok lainya.

Untuk kelompok 2 (Back to Nature) yang sangat senang

menghabiskan waktu bersama keluarga, pihak Kebun Raya Bogor dapat

memberikan informasi lengkap mengenai atraksi wisata yang ditawarkan

Kebun Raya Bogor. Seperti yang diketahui sebelumnya jika kelompok ini

senang untuk membaca artikel wisata untuk mengisi liburan panjangnya.

Dengan adanya informasi yang jelas dan menarik dari Kebun Raya Bogor

maka diharapkan akan membantu menarik segmen ini untuk datang dan

menikmati wisata di Kebun Raya Bogor. Informasi dapat dilakukan dengan

media internet yaitu tetap memberikan hal-hal baru yang menarik di situs

Kebun Raya Bogor. Selain itu, informasi juga dapat dilakukan saat wisatawan

datang berkunjung melalui pembagian brosur atau leaflet gratis mengenai

denah lokasi-lokasi menarik di Kebun Raya Bogor bagi pengunjung.

Pembagian leaflet hingga saat ini hanya terbatas untuk kalangan tertentu

karena jumlahnya yang sedikit. Hal ini dapat diperbanyak lagi agar setiap

pengunjung yang termasuk wisata umum atau rombongan mendapat

informasi jelas di dalam berwisata di Kebun Raya Bogor.

Kelompok Back to Nature sangat tertarik dengan produk wisata yang

ditawarkan oleh Kebun Raya Bogor, serta tertarik untuk mempelajari

berbagai macam jenis tumbuhan koleksi Kebun Raya Bogor dengan

berkeliling maupun datang ke museum. Hal ini bisa menjadi masukan bagi

Kebun Raya Bogor untuk menyediakan jalan terutama jalan setapak yang

baik dan tidak terhalangi oleh tumbuhan-tumbuhan, seperti taman yang

berada di depan museum Zoologi. Tempat itu terasa sepi dan jarang dilewati

pengunjung. Untuk museum Zoologi dapat dilakukan perbaikan terhadap

gedung dan memberikan fasilitas air conditioner yang menjaga agar sirkulasi

udara di museum tidak pengap.

Kelompok ini juga tertarik untuk beraktivitas yang menantang dan

menyehatkan lainnya. Hal ini bisa menjadi masukan bagi Kebun Raya Bogor

untuk menyediakan fasilitas untuk beraktivitas yang menarik seperti outbond

dan olahraga yang menyehatkan. Mengingat juga jika anggota dari kelompok

Page 26: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum … · Gerard Philip van der Capellen secara ... menjadi pusat pengembangan pertanian dan hortikultura di Indonesia. Pada masa itu ... Van

62

ini kebanyakan berumur 16-24 tahun yang masih energik dan menyukai untuk

mencoba hal-hal yang baru. Sebelumnya, pihak Kebun Raya Bogor hanya

menyediakan lahan untuk beraktivitas seperti outbond. Untuk menghindari

kegiatan outbond yang berlebihan, pihak Kebun Raya Bogor bisa

menyediakan fasilitas outbond sendiri yang telah dipertimbangkan

sebelumnya dan tidak merusak tumbuhan koleksi Kebun Raya Bogor.

Sarana lainnya juga bisa diberikan untuk melayani wisatawan yang

menyukai berwisata bersama keluarga seperti fasilitas taman bermain baru

yang berkaitan dengan alam dan menarik anak-anak. Dengan adanya aktivitas

tersebut, dapat memberikan pengalaman dan pelajaran yang menarik bagi

anak keluarga.

Kelompok ini sangat memperhatikan kebersihan dan keteraturan serta

sangat mementingkan kualitas daripada harga. Pihak Kebun Raya harus selalu

menjaga kebersihan terutama menyediakan tempat sampah yang baik agar

sampah tidak berkececeran dan tidak terlihat oleh wisatawan. Selain itu,

pihak Kebun Raya Bogor harus melakukan pembersihan dengan segera

setelah ada acara-acara dari rombongan yang sering membuang sampah

sembarangan.

Mereka tertarik dengan bangunan-bangunan tua yang masih ada di

Kebun Raya Bogor. Maka perlu adanya perawatan terhadap bangunan

tersebut agar tetap kelihatan menarik. Perawatan itu bisa dilakukan dengan

melakukan pengecatan ulang dan melakukan pembenahan tanpa mengubah

bentuk asli bangunan.

Pihak Kebun Raya Bogor harus memberikan kualitas pelayanan yang

terbaik dan tetap menjaga kebersihan tempat wisata untuk kelompok ini.

Salah satu diantaranya menyediakan sarana dan prasarana dari wisata yang

meliputi meningkatkan pelayanan tempat makan di Cafe De Daunan.

Selanjutnya meningkatkan pelayanan di toko souvenir khas Kebun Raya

Bogor yang baru berdiri, memberikan semacam pelajaran lewat diadakannya

seminar, event, maupun workshop yang rutin tiap bulan atau dua minggu

sekali mengenai tumbuh-tumbuhan termasuk koleksi Kebun Raya Bogor

dalam bentuk yang lebih menarik dan memberikan pelayanan yang baik

Page 27: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum … · Gerard Philip van der Capellen secara ... menjadi pusat pengembangan pertanian dan hortikultura di Indonesia. Pada masa itu ... Van

63

terhadap sarana transportasi untuk berkeliling di Kebun Raya Bogor

mengingat kelompok ini mayoritas pendatang yang datang dengan

menggunakan jasa angkutan umum.

Kelompok 2 merupakan orang-orang yang bertanggung jawab,

berjuang melawan ketidak adilan dan teratur. Oleh sebab itu Kebun Raya

Bogor harus memberikan pelayanan dalam bidang keamanan yang baik agar

mereka tetap menyukai dan nyaman untuk berwisata di Kebun Raya Bogor.

Untuk membidik segmen yang kedua yaitu kelompok 1 (General

Visitor), dengan jumlah anggota sebesar 31 persen. Seperti dalam kelompok

Back to Nature, yang harus dilakukan pihak Kebun Raya Bogor adalah

meningkatkan pelayanan dalam informasi bagi pengunjung khususnya

mengenai informasi pelajaran mengenai koleksi tumbuh-tumbuhan khas

Kebun Raya Bogor. Setiap tumbuhan koleksi Kebun Raya Bogor dapat

diberikan papan informasi yang bagus dan lebih menarik agar wisatawan

mudah untuk mempelajarinya. Perawatan dari tumbuhan koleksi juga perlu

dilakukan secara rutin agar tumbuhan tetap terjaga dan tumbuh dengan baik.

Kelompok ini tidak begitu menyukai aktivitas yang menguras tenaga seperti

jogging, outbond maupun aktivitas menantang lainnya. Pihak Kebun Raya

Bogor dapat meningkatkan koleksi tumbuh-tumbuhannya yang baru untuk

menarik kelompok ini. Untuk segmen ini juga bisa dilakukan dengan

memberikan seminar mengenai koleksi Kebun Raya Bogor lewat audio

visual, saat ini layanan ini hanya diberikan pada para pengunjung yang

termasuk sedang mengadakan wisata flora.

Kelompok General Visitor ini sulit sekali untuk menerima perubahan

dan hal ini bisa menjadi masukan bagi Kebun Raya Bogor untuk tidak

melakukan perubahan drastis mengenai fasilitas-fasilitas maupun pelayanan

dari Kebun Raya Bogor. Pihak Kebun Raya dapat melakukan perubahan

perlahan-lahan agar dapat diterima dengan baik oleh kelompok ini.

Selanjutnya, keamanan harus tetap selalu ditingkatkan mengingat kelompok

ini kurang teratur dan kurang bertanggung jawab.

Kedua kelompok ini memiliki kesamaan dalam variabel harga yaitu

kurang begitu mementingkan harga dan lebih memperhatikan kualitas suatu

Page 28: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum … · Gerard Philip van der Capellen secara ... menjadi pusat pengembangan pertanian dan hortikultura di Indonesia. Pada masa itu ... Van

64

produk. Terkait hal itu, Kebun Raya Bogor dapat meningkatkan pelayanan,

baik itu sarana dan prasarana wisata serta memberikan informasi yang baik

yang sangat dibutuhkan oleh wisatawan. Hal ini akan tetap mempertahankan

citra atau image yang baik dari Kebun Raya Bogor di mata wisatawan atau

bahkan memberikan citra yang lebih baik dari sebelumnya. Dengan itu juga,

maka proses promosi dapat dilakukan secara optimal dari rekomendasi

pengunjung Kebun Raya Bogor yang datang sebelumnya kepada teman

maupun keluarga.