IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1. Keadaan Umum Lokasi...

12
IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1. Keadaan Umum Lokasi Penelitian Fulan Fehan terletak di Desa Dirun, Kecamatan Lamaknen, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT) dan berada pada 9°LS dan 125°BT. Kabupaten Belu terdiri atas 12 kecamatan dengan kecamatan kota Atambua sebagai kecamatan induk. Kabupaten ini memiliki luas 2.445,57 km 2 . Kabupaten Belu secara geografis meliputi wilayah dengan batas batas sebagai berikut : Utara : Selat Ombai Selatan : Laut Timor dan Kabupaten Malaka Timur : RDTL (Republik Demokratik Timor Leste) Barat : Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) dan Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) (Pemprov NTT, 2016). Kecamatan Lamaknen memiliki luas wilayah 105.9 Km 2 (Pemkab Belu, 2016). Iklim rata rata di Kecamatan Lamaknen berkisar pada 27°C pada siang hari dan berkisar pada 16°C pada pagi dan malam hari. Desa Dirun memiliki luas wilayah sebesar 14.400 m 2 dan terletak pada ketinggian 1.450 mdpl. Fulan Fehan berada di Desa Dirun dengan ketinggian 1.800 mdpl. Daerah disekitar Desa Dirun sebagian besar berupa hamparan perkebunan dengan ketinggian yang beragam. Desa Dirun secara geografis memiliki batas batas yaitu : Utara : Kel. Raiulun Timur : Kel. Ekin Selatan : Kel. Debululik Barat : Kel. Maudemu

Transcript of IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1. Keadaan Umum Lokasi...

IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

1.1. Keadaan Umum Lokasi Penelitian

Fulan Fehan terletak di Desa Dirun, Kecamatan Lamaknen, Kabupaten Belu,

Nusa Tenggara Timur (NTT) dan berada pada 9°LS dan 125°BT. Kabupaten Belu

terdiri atas 12 kecamatan dengan kecamatan kota Atambua sebagai kecamatan

induk. Kabupaten ini memiliki luas 2.445,57 km2. Kabupaten Belu secara geografis

meliputi wilayah dengan batas – batas sebagai berikut :

Utara : Selat Ombai

Selatan : Laut Timor dan Kabupaten Malaka

Timur : RDTL (Republik Demokratik Timor Leste)

Barat : Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) dan Kabupaten Timor

Tengah Selatan (TTS) (Pemprov NTT, 2016).

Kecamatan Lamaknen memiliki luas wilayah 105.9 Km2 (Pemkab Belu, 2016).

Iklim rata – rata di Kecamatan Lamaknen berkisar pada 27°C pada siang hari dan

berkisar pada 16°C pada pagi dan malam hari. Desa Dirun memiliki luas wilayah

sebesar 14.400 m2 dan terletak pada ketinggian 1.450 mdpl. Fulan Fehan berada di

Desa Dirun dengan ketinggian 1.800 mdpl. Daerah disekitar Desa Dirun sebagian

besar berupa hamparan perkebunan dengan ketinggian yang beragam. Desa Dirun

secara geografis memiliki batas – batas yaitu :

Utara : Kel. Raiulun

Timur : Kel. Ekin

Selatan : Kel. Debululik

Barat : Kel. Maudemu

Kecamatan Lamaknen pada tahun 2014 terdapat ternak besar yang terdiri

dari sapi sebanyak 5.518 ekor, kerbau 36 ekor, dan kuda 456 ekor. Selain itu

terdapat ternak kecil seperti babi sebanyak 4.977 ekor, kambing sebanyak 967 ekor,

dan ayam buras sebanyak 15.175 ekor (Dinas Peternakan Kab. Belu). Ternak kuda

yang ada di Desa Dirun umumnya tidak dikandangkan melainkan dibiarkan bebas

di padang savana Fulan Fehan oleh pemiliknya. Hijauan yang terdapat di padang

savana tersebut ialah rumput lapang dan legum yang dikenal dengan istilah

miniforen namun legum ini tidak dikonsumsi oleh kuda lokal Timor.

Stull (1997) menyatakan bahwa pada suhu comfort zone seekor kuda dapat

tumbuh lebih baik karena kuda dapat melakukan homeotermi dalam tubuhnya

dengan mudah, dan ketika suhu lingkungan mencapai suhu 24-32 °C. Kuda Lokal

Timor dapat tumbuh lebih baik apabila mendapatkan penanganan dan pemeliharaan

secara optimal dengan lingkungan yang mendukung untuk kuda.

1.2. Deskripsi Kuda Lokal Timor

Kuda Lokal Timor merupakan kuda yang berasal dari pulau Timor. Penamaan

kuda Timor didasari oleh asal daerah kuda tersebut yaitu pulau Timor, Parakkasi

(1990) menyatakan bahwa kuda – kuda Indonesia pada umumnya diberi nama

sesuai dengan asalnya di Indonesia, yaitu Sandel (Sumba), Sumbawa, Bima, Timor,

Subu (Sawo), Flores, Lombok, Bali, Batak, Sulawesi, Jawa, dan Priangan. Kuda

Lokal Timor digunakan sebagai pengangkut barang hasil perkebunan oleh sebagian

besar masyarakat Timor. Hal ini sesuai dengan pernyataan McGregor dan Morris

(1980) yang menyatakan bahwa Kuda lokal Indonesia sebagian besar digunakan

sebagai sarana transportasi, pengangkut barang, hiburan, dan olahraga.

Kondisi medan di daerah Timor khususnya desa Dirun sebagian besar berupa

perkebunan tanaman pangan. Hasil perkebunan tersebut diangkut menggunakan

kuda lokal Timor karena memiliki tenaga yang kuat, kaki yang kokoh, dan daya

tahan yang baik. Hal ini sesuai dengan pernyataan Edwards (1990) bahwa kuda

Timor merupakan kuda yang lincah dan kuat walaupun hanya memiliki tinggi 11 –

12 h.h (hands) serta memiliki tenaga besar dengan daya tahan yang baik. Sarana

transportasi yang minim serta medan yang sulit diakses kendaraan bermotor

menjadi alasan penduduk sekitar untuk menggunakan kuda lokal Timor.

Gambar 1. Kuda lokal Timor mengangkut beban

Kuda – kuda yang diteliti merupakan kuda dewasa dengan kisaran umur 4

hingga 7 tahun. Penentuan umur kuda dilakukan dengan mengamati pergantian gigi

susu menjadi gigi permanen pada kuda tersebut. Hal ini dinyatakan oleh Bogart

dan Taylor (1983) bahwa penentuan umur dapat dilakukan dengan dua cara yaitu

berdasarkan catatan kelahiran dan berdasarkan pergantian gigi seri susu menjadi

gigi permanen.

Gambar 2. Penentuan Umur Kuda

Kuda yang berumur empat tahun ditandai dengan tanggalnya gigi bagian

pertengahan dan pada umur lima tahun, bagian luar, atau samping, gigi seru sudah

mulai tanggal dan digantikan dengan gigi permanen. Kuda yang berumur lima

tahun ini dikatakan telah bermulut “penuh” karena semua gigi telah permanen.

Perawakan kuda lokal Timor lebih kecil dibandingkan kuda – kuda lokal lainnya di

Indonesia. Kuda ini memiliki tinggi rata – rata berkisar dibawah 140 cm walaupun

sudah berumur dewasa. Data yang diperoleh dari hasil pengukuran menunjukan

bahwa kuda lokal Timor memiliki tinggi rata – rata 101.98 cm, mendekati dengan

pernyataan Edwards (1994) dan Soehardjono (1990) pada Tabel 1 bahwa kuda lokal

Timor memiliki tinggi rata – rata 1,22 m atau 120 cm.

Kuda lokal timor yang diteliti memiliki rata – rata bobot badan sebesar

151.65 kg. Data bobot badan yang diperoleh tersebut menunjukkan bahwa kuda

lokal Timor termasuk kedalam kategori kuda poni, sesuai dengan pernyataan

Maswarni (2014) bahwa kuda poni dan keledai biasanya memiliki berat kurang dari

800 lbs (400 kg) saat dewasa.

4.2.1. Pemeliharaan Kuda Lokal Timor

Kuda Lokal Timor sebagian besar dipelihara secara ekstensif sebagaimana

dilepas untuk mencari pakan di perkebunan ataupun di padang rumput. Pemilik

kuda akan memeriksa kuda milik mereka setelah dilepas selama empat hingga lima

hari di padang Fulan Fehan.

Gambar 3. Kuda dilepas di Fulan Fehan

Beberapa kuda hanya diikat berdekatan dengan rumah pemiliknya karena

dianggap tidak dapat bertahan hidup sendiri dengan kondisi di Fulan Fehan.

Sepanjang hari kuda – kuda dilepas di Fulan Fehan untuk mencari makanannya

selama musim hujan, sedangkan pada musim kemarau kuda – kuda tersebut

dibawa dan diikat didekat rumah pemiliknya. Hal ini dilakukan karena

ketersediaan hijauan di Fulan Fehan selama musim kemarau tidak memadai.

Sistem pencatatan atau recording ternak belum dikenal baik oleh peternak

kuda lokal Timor. Beberapa peternak menggunakan metode identifikasi secara

permanen yaitu markings pada kuda – kuda yang mereka miliki. Identifikasi

tersebut berupa tanda kepemilikan atas kuda yang mereka miliki. Kuda – kuda

tersebut ditato menggunakan besi panas dengan dua tanda yaitu kode desa dan

tanda pemilik pada bagian belakang. Kode desa yaitu berupa angka yang berbeda

tiap dusun dan desa. Tato tanda pemilik bermacam – macam sesuai keinginan

pemiliknya asalkan mudah untuk diingat.

Gambar 4. Nomor identitas pada kuda

Kuda lokal Timor tidak diberi pakan lain selain hijauan yang tumbuh di

daerah Fulan Fehan. Hal ini dikarenakan masyarakat setempat sebagian besar

belum memahami alternatif pakan yang berasal dari limbah pertanian. Rumput

yang tumbuh di Fulan Fehan hampir seluruhnya adalah rumput lapang. Rumput

tumbuh secara alami tanpa diberi perlakuan apapun.

4.3 Deskripsi Bobot Badan dan Ukuran Tubuh Aktual Kuda Lokal Timor

Hasil penelitian mengenai bobot badan dan ukuran – ukuran tubuh Kuda

Lokal Timor tersaji pada Tabel 2.

Tabel 2. Data Penimbangan Bobot Badan, Panjang Badan, dan Lingkar

Dada Kuda Lokal Timor

Kuda

No.

Jenis

Kelamin

Bobot Badan

(Kg)

Panjang Badan

(cm)

Lingkar Dada

(cm)

1 Jantan 124,5 97,00 116,00

2 Jantan 179,0 112,00 134,00

3 Jantan 136,0 104,00 123,75

4 Jantan 140,5 115,00 119,20

5 Jantan 165,0 113,75 125,00

6 Jantan 115,5 119,25 123,50

7 Jantan 144,0 114,00 120,70

8 Jantan 148,5 125,50 107,00

9 Jantan 186,0 116,00 127,25

10 Jantan 133,5 108,00 115,00

11 Jantan 124,0 105,00 119,50

12 Jantan 146,0 117,50 118,75

13 Jantan 149,0 115,00 120,00

14 Jantan 171,0 114,50 128,00

15 Jantan 210,0 131,25 138,75

16 Jantan 176,0 131,25 123,75

Berdasarkan data hasil penelitian mengenai penimbangan bobot badan

terhadap 16 ekor Kuda Lokal Timor yang berada di Fulan Fehan, Desa Dirun,

Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur, diperoleh hasil yang ditampilkan pada

Tabel 3.

Tabel 3. Data Bobot Badan Kuda Lokal Timor

Uraian Hasil

Rata – rata (kg) 151,37

Ragam 721,68

Simpangan Baku (kg) 26,86

Koefisien Variasi (%) 17,74

Berdasarkan data pada tabel diatas, bobot badan kuda lokal Timor memiliki

rata – rata 151,37 kg dengan ragam yang diperoleh adalah sebesar 721,68.

Simpangan baku diketahui sebesar 26,86 kg dan koefisien variasi sebesar 17,74 %.

Koefisien variasi yang diperoleh menandakan bahwa data yang diperoleh tidak

seragam, sesuai dengan pernyataan Nasution (2002) bahwa nilai koefisien variasi

dibawah 15% menunjukkan data yang diperoleh merupakan data yang seragam.

Data bobot badan yang diperoleh diatas sesuai dengan pernyataan Maswarni

(2014) bahwa bobot badan ternak kuda lokal Indonesia yang termasuk kedalam

jenis kuda poni yang biasanya memiliki berat kurang dari 800 lbs (400 kg). Bobot

badan berguna untuk memudahkan pada tatalaksana pemeliharaan seperti

pemberian kandungan nutrisi pakan, dosis obat-obatan, dan jumlah pakan yang

akan diberikan pada ternak (Milner dan Hewitt, 1969). Bobot badan kuda lokal

Timor rendah dapat disebabkan oleh kurang baiknya manajemen pemeliharaan

sebagaimana kuda – kuda tersebut dilepas bebas di Fulan Fehan selama 24 jam

penuh untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya. Faktor genetik juga berpengaruh

terhadap rendahnya bobot badan kuda lokal Timor sebagaimana Edwards (1977)

menyatakan bahwa kuda lokal Timor merupakan breeds kuda terkecil di Indonesia.

4.3.1 Deskripsi Panjang Badan Kuda Lokal Timor

Berdasarkan data hasil penelitian mengenai pengukuran panjang badan

terhadap 16 ekor Kuda Lokal Timor yang berada di Fulan Fehan, Desa Dirun,

Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur, diperoleh hasil seperti pada Tabel. 4

Tabel 4. Data Panjang Badan Kuda Lokal Timor

Uraian Hasil

Rata – rata (cm) 114,17

Ragam 83,48

Simpangan Baku (cm) 9,13

Koefisien Variasi (%) 8,00

Berdasarkan data pada tabel diatas, panjang badan kuda lokal Timor

memiliki rata - rata sebesar 114,17 cm, ragam sebesar 83,48, dan simpangan baku

sebesar 9,13 cm. Besar koefisien variasi diperoleh sebesar 8 %. Nilai koefisien

variasi yang diperoleh dari pengukuran panjang badan adalah seragam, sesuai

dengan pernyataan Nasution (1992) bahwa nilai koefisien variasi dibawah 15%

menunjukkan data yang diperoleh merupakan data yang seragam. Panjang badan

yang relatif pendek membantu kuda dalam bergerak lebih cepat sesuai dengan

pernyataan Bandiati (1990) bahwa panjang badan relatif pendek akan membantu

pergerakan badan sehingga akan lebih cepat dan menjamin kesinambungan gerak.

4.3.2. Deskripsi Lingkar Dada Kuda Lokal Timor

Berdasarkan data hasil penelitian mengenai pengukuran lingkar dada

terhadap 16 ekor kuda lokal Timor yang berada di Fulan Fehan, Desa Dirun,

Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur, diperoleh hasil seperti pada tabel 5.

Tabel 5. Data Lingkar Dada Kuda Lokal Timor

Uraian Hasil

Rata – rata (cm) 123,75

Ragam 39,41

Simpangan Baku (cm) 6,27

Koefisien Variasi (%) 5,07

Berdasarkan data pada tabel diatas, lingkar dada kuda lokal Timor memiliki

rata - rata sebesar 123,75 cm, ragam sebesar 39,41, dan simpangan baku sebesar

6,27 cm. Besar koefisien variasi diperoleh sebesar 5,07 %. Berdasarkan koefisien

variasi, data yang diperoleh adalah data yang seragam sesuai dengan pernyataan

Nasution (1992) bahwa nilai koefisien variasi dibawah 15% menunjukkan data

yang di peroleh merupakan data yang seragam.

4.4. Deskripsi Data Bobot Badan Kuda Lokal Timor Menggunakan

Rumus Thomas

Hasil pengukuran bobot badan terhadap 16 ekor Kuda Lokal Timor

berdasarkan Rumus Thomas di Fulan Fehan, Desa Dirun, Kecamatan Lamaknen,

Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur ditampilkan pada Tabel 6.

Tabel 6. Data Bobot Badan Kuda Lokal Timor menggunakan Rumus

Thomas

Uraian Hasil

Rata – rata (kg) 145,71

Ragam 698,12

Simpangan Baku (kg) 25,14

Koefisien Variasi (%) 17,00

Berdasarkan data pada tabel diatas, bobot badan kuda lokal Timor

menggunakan rumus Thomas memiliki rata - rata sebesar 162.33 kg, ragam sebesar

698.12, dan simpangan baku sebesar 26.42 kg. Besar koefisien variasi diperoleh

sebesar 16.27 %. Diketahui bahwa rataan dari bobot badan dugaan berdasarkan

perhitungan menggunakan rumus Thomas pada kuda lokal Timor mendekati

dengan rataan bobot badan aktual.

4.5 Penyimpangan Bobot Badan Dugaan Menggunakan Rumus Thomas

Terhadap Bobot Badan Aktual Kuda Lokal Timor

Hasil penelitian Penyimpangan Bobot Badan Dugaan Menggunakan Rumus

Thomas terhadap Bobot Badan Aktual Kuda Lokal Timor tersaji pada Tabel. 7.

Tabel 7. Data Penyimpangan Bobot Badan Dugaan Menggunakan Rumus

Thomas terhadap Bobot Badan Aktual

Kuda

No.

Bobot Badan

Aktual (Kg)

Bobot Badan

Dugaan (Kg) Penyimpangan (%)

1 124,5 109,87 12

2 179,0 169,28 5

3 136,0 134,06 1

4 140,5 137,54 2

5 165,0 149,61 9

6 115,5 153,10 33

7 144,0 139,80 3

8 148,5 120,95 19

9 186,0 158,11 15

10 133,5 120,23 10

11 124,0 120,23 2

12 146,0 139,47 4

13 149,0 139,39 6

14 171,0 157,91 8

15 210,0 212,69 1

16 176,0 169,19 4

Berdasarkan data penelitian, diperoleh hasil yang ditampilkan dalam Tabel 8.

Tabel 8. Penyimpangan Bobot Badan Dugaan Menggunakan Rumus

Thomas terhadap Bobot Badan Aktual.

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa besar penyimpangan bobot badan

dugaan berdasarkan rumus Thomas adalah 7,32 kg dengan persentase

penyimpangan 8%. Simpangan bobot badan dugaan dengan bobot badan aktual

adalah nilai selisih dari keduanya yang dibagi dengan bobot badan aktual dan dikali

seratus persen. Rumus Thomas memiliki nilai simpangan yang wajar sehingga

dapat digunakan untuk menduga bobot badan Kuda Lokal Timor. Hal ini sesuai

dengan pernyataan Williamson dan Payne (1978) bahwa penyimpangan pendugaan

Uraian Hasil

Rata - rata Penyimpangan (kg) 7,32

Persentasi Penyimpangan (%) 8,00

bobot badan umumnya berkisar antara 5 % sampai 10 % dari bobot badan

sebenarnya.

Menurut Thomas (2000) dikatakan bahwa kuda – kuda yang dimiliki

olehnya yaitu Kuda Kuarter Amerika, Kuda Arab, Kuda Thoroughbred, Kuda

Appaloosa, dan Kuda Morgan yang termasuk kedalam ukuran kuda besar dengan

kisaran bobot badan sebesar 700 kg, sedangkan Kuda Lokal Timor termasuk ke

dalam jenis kuda poni karena memiliki bobot badan dibawah 400 kg (Maswarni,

2014). Untuk penggunaan rumus Thomas pada Kuda Lokal Timor dengan memiliki

simpangan yang kecil dapat dikatakan bahwa rumus Timor cocok untuk digunakan

pada Kuda Lokal Timor, jenis kuda yang digunakan dapat mempengaruhi

simpangan dari perhitungan bobot badan karena kuda – kuda di Indonesia memiliki

ukuran tubuh yang tidak terlalu besar yaitu bertinggi badan 113 cm hingga 133 cm,

hal ini disebabkan karena Indonesia berada di daerah beriklim tropis (Soehardjono,

1990). Penggunaan rumus untuk menduga bobot badan ternak Kuda Lokal Timor

sangat baik untuk digunakan karena memiliki fungsi sebagai alternatif penggunaan

alat timbang.