IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

143
79 IV. HAL – HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN A. Permodalan Bahwa salah satu hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB) PT. Bank Kalteng yang dilaksanakan pada tanggal 17 Mei 2013, sebagaimana tertuang dalam Akta Notaris Ellys Nathalina, SH, MH., Nomor 06 tanggal 17 Mei 2013, telah disepakati bersama untuk meningkatkan besarnya Modal Dasar PT. Bank Kalteng dari Rp. 500.000.000.000,- (Lima ratus milyar rupiah) menjadi Rp. 1.000.000.000.000,- (Satu triliun rupiah) dan telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor : AHU-35100.AH.01.02 Tahun 2013 tanggal 28 Juni 2013. Peningkatan Modal Dasar tersebut, diikuti dengan peningkatan jumlah Modal Yang Ditempatkan yang menjadi komitmen masing-masing Pemerintah Provinsi / Kabupaten / Kota se Kalimantan Tengah selaku Pemegang Saham PT Bank Kalteng. Disepakati pula bahwa pemenuhan penyetoran Modal Yang Ditempatkan oleh masing-masing Pemegang Saham dilakukan secara bertahap, hingga secara keseluruhannya terpenuhi paling lambat bulan Juni 2018. B. Penyaluran Kredit Penyaluran kredit untuk usaha-usaha produktif dirasakan masih lambat belum bisa mengimbangi kredit konsumtif, karena usaha-usaha yang feasible untuk dibiayai dengan kredit produktif di Provinsi Kalimantan Tengah dalam persaingan perbankan yang semakin ketat. Antara lain sebelum menyalurkan kredit agar diyakini kelayakan atas pengelolaan usaha yang bersangkutan untuk mencegah naiknya NPL. Walaupun demikian pertumbuhan kredit PT. Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Tengah tiap tahun terus meningkat sebagaimana diuraikan dalam awal laporan ini. C. Lokasi Usaha Bank yang Strategis Dalam upaya pengembangan kedepan masih diperlukan dukungan dalam penyediaan lokasi lahan yang strategis untuk tempat membangun gedung kantor (khususnya untuk daerah yang belum tersedia lahan) sekaligus memerlukan bantuan fasilitasi dari Pemerintah Daerah setempat`. Dengan tersedianya lokasi yang strategis maka akan memotivasi peningkatan usaha Bank dan pelayanan kepada nasabah / masyarakat. D. Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia menempati posisi yang sangat strategis dalam pengembangan bisnis untuk mensukseskan sebuah industri Perbankan dan sebagai asset bagi Perusahaan dengan istilah human capital yang dapat dilipatgandakan sebagai investasi bukan sebaliknya sebagai liability (beban) bagi Institusi / Perusahaan sehingga untuk itu Bank Kalteng terus mengupayakan untuk meningkatkan dengan SDM yang berkualitas, kompeten, responsive, berorientasi pada target, fokus pada customer satisfaction dan menyesuaikan dengan kebutuhan Pasar / Konsumen. E. Teknologi Informasi Dalam rangka meningkatkan kualitas layanan dan kebutuhan pasar / konsumen perlu penambahan dan pengembangan Teknologi Informasi termasuk perubahan penyesuaian Aplikasi Core Banking System, SMS Banking, Internet Banking, pembaharuan, pemeliharaan, hardware dan/atau software untuk mendukung operasional pengembangan produk, layanan, informasi keuangan dan laporan harus mendapat prioritas walaupun memerlukan biaya investasi yang cukup besar.

Transcript of IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

Page 1: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

79

IV. HAL – HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN

A. Permodalan

Bahwa salah satu hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB) PT. Bank Kalteng yang dilaksanakan pada tanggal 17 Mei 2013, sebagaimana tertuang dalam Akta Notaris Ellys Nathalina, SH, MH., Nomor 06 tanggal 17 Mei 2013, telah disepakati bersama untuk meningkatkan besarnya Modal Dasar PT. Bank Kalteng dari Rp. 500.000.000.000,- (Lima ratus milyar rupiah) menjadi Rp. 1.000.000.000.000,- (Satu triliun rupiah) dan telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor : AHU-35100.AH.01.02 Tahun 2013 tanggal 28 Juni 2013.

Peningkatan Modal Dasar tersebut, diikuti dengan peningkatan jumlah Modal Yang Ditempatkan yang menjadi komitmen masing-masing Pemerintah Provinsi / Kabupaten / Kota se Kalimantan Tengah selaku Pemegang Saham PT Bank Kalteng. Disepakati pula bahwa pemenuhan penyetoran Modal Yang Ditempatkan oleh masing-masing Pemegang Saham dilakukan secara bertahap, hingga secara keseluruhannya terpenuhi paling lambat bulan Juni 2018.

B. Penyaluran Kredit

Penyaluran kredit untuk usaha-usaha produktif dirasakan masih lambat belum bisa mengimbangi kredit konsumtif, karena usaha-usaha yang feasible untuk dibiayai dengan kredit produktif di Provinsi Kalimantan Tengah dalam persaingan perbankan yang semakin ketat. Antara lain sebelum menyalurkan kredit agar diyakini kelayakan atas pengelolaan usaha yang bersangkutan untuk mencegah naiknya NPL.

Walaupun demikian pertumbuhan kredit PT. Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Tengah tiap tahun terus meningkat sebagaimana diuraikan dalam awal laporan ini.

C. Lokasi Usaha Bank yang Strategis

Dalam upaya pengembangan kedepan masih diperlukan dukungan dalam penyediaan lokasi lahan yang strategis untuk tempat membangun gedung kantor (khususnya untuk daerah yang belum tersedia lahan) sekaligus memerlukan bantuan fasilitasi dari Pemerintah Daerah setempat`. Dengan tersedianya lokasi yang strategis maka akan memotivasi peningkatan usaha Bank dan pelayanan kepada nasabah / masyarakat.

D. Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia menempati posisi yang sangat strategis dalam pengembangan bisnis untuk mensukseskan sebuah industri Perbankan dan sebagai asset bagi Perusahaan dengan istilah human capital yang dapat dilipatgandakan sebagai investasi bukan sebaliknya sebagai liability (beban) bagi Institusi / Perusahaan sehingga untuk itu Bank Kalteng terus mengupayakan untuk meningkatkan dengan SDM yang berkualitas, kompeten, responsive, berorientasi pada target, fokus pada customer satisfaction dan menyesuaikan dengan kebutuhan Pasar / Konsumen.

E. Teknologi Informasi

Dalam rangka meningkatkan kualitas layanan dan kebutuhan pasar / konsumen perlu penambahan dan pengembangan Teknologi Informasi termasuk perubahan

penyesuaian Aplikasi Core Banking System, SMS Banking, Internet Banking, pembaharuan, pemeliharaan, hardware dan/atau software untuk mendukung operasional pengembangan produk, layanan, informasi keuangan dan laporan harus

mendapat prioritas walaupun memerlukan biaya investasi yang cukup besar.

Page 2: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

80

F. Transformasi BPD

Untuk Mewujudkan Ketahanan Lembaga yang tinggi dan menjadi agen pembangunan ekonomi regional di masing-masing daerah, perlu dilakukan transformasi pola kerja dan transformasi bisnis melalui program Transformasi BPD seluruh Indonesia. Dengan meningkatkan Daya Saing (kemampuan bisnis dan pelayanan) yang meliputi Sinergi Permodalan, SinergI Pengembangan Produk, Sinergi Penjualan Korporat, Sinergi Pengelolaan Layanan, Sinergi Pengelolaan Jaringan, Pengelolaan Governance, Risk, dan Compliance, Standarisasi dan Pengelolaan SOP, Sinergi Pengelolaan SDM, Organisasi, dan TI serta Community Management.

G. Lain-Lain

Pelaksanaan fungsi pengawasan melekat dari para pejabat Bank secara berjenjang masih perlu ditingkatkan terutama penerapan Manajemen Risiko dan Good Corporate Governance (GCG).

Fasilitas dan kualitas sarana kerja masih relatif rendah, terutama untuk bangunan gedung kantor di daerah, karena kemampuan investasi yang masih terbatas.

Outstanding Kredit Bermasalah dan Kredit Hapus Buku masih cukup besar, oleh karenanya perlu upaya penagihan / penyelesaian yang optimal dan disatu sisi perlu adanya bantuan & dukungan dari para Pemegang Saham dalam penyelesaiannya.

Mengoptimalkan penempatan dana Pemda di PT. Bank Kalteng serta optimalisasi penghimpunan dana-dana masyarakat khususnya Giro Swasta, Tabungan dan Deposito.

Membenahi penataan dan pengelolaan arsip termasuk pengamanan penyimpanan dokumen-dokumen berharga / dokumen penting.

Meneliti dan menyempurnakan beberapa BPP (Buku Pedoman Perusahaan) / SOP (Standar Operasional Prosedur) secara berkala.

Menertibkan dan menatalaksanakan fisik dan administrasi Aktiva Tetap dan Inventaris Bank, baik yang ada di Kantor Pusat maupun yang ada di Cabang dan Capem.

Menyelesaikan pos-pos / rekening perantara yang masih menggantung cukup lama.

Page 3: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

81

V. TUGAS PENGAWASAN YANG TELAH DILAKSANAKAN OLEH DEWAN KOMISARIS SELAMA TAHUN 2014

A. Pendahuluan

Dalam menghadapi situasi perekonomian yang berkembang cepat, berbagai tantangan

yang dinamis serta terintegrasinya perekonomian internasional antara lain melalui lalu

lintas perdagangan antar negara dewasa ini, diperlukan perbankan yang sehat dan

tangguh agar mampu bertahan terhadap persaingan yang semakin ketat dan mampu

berkembang.

Sehubungan dengan itu, berbagai aturan seperti penerapan manajemen risiko dan tata

kelola perusahaan yang sehat (good corporate governance) telah pula menjadi keharusan

untuk dilaksanakan oleh bank. Dengan demikian pengelolaan yang hati-hati dan

pengawasan yang baik, cermat dan akurat merupakan tuntutan yang harus dilaksanakan

oleh pihak-pihak yang terkait dengan pengelolaan bank.

Dalam kaitannya dengan fungsi Dewan Komisaris sebagai pengawas dan unsur

penyeimbang (check and balance), diharapkan mampu mendorong tercapainya efisiensi

dan efektivitas pengelolaan bank yang dilakukan oleh Direksi.

Dewan Komisaris secara kolegial mempunyai tugas, fungsi, wewenang dan tanggung

jawab sebagaimana yang diatur dalam Anggaran Dasar dan Peraturan Bank Indonesia,

antara lain ;

1. Peraturan Bank Indonesia No. 1/6/PBI/1999 tanggal 20 September 1999, tentang

penugasan Direktur Kepatuhan (Compliance Director) dan Penerapan Standar

Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank Umum, menetapkan antara lain bahwa Dewan

Komisaris, harus ;

1.1 Meneliti dan menyetujui Audit Charter dan Rencana Audit intern serta

menanggapi masalah-masalah yang dijumpai serta meminta kepada Direksi

untuk melakukan pemeriksaan khusus apabila terdapat dugaan terjadinya

fraud/kecurangan terhadap ketentuan yang berlaku.

1.2 Melakukan review terhadap rencana dan pelaksanaan audit serta memantau

tindak lanjut hasil audit oleh auditee dalam rangka menilai kecukupan

pengendalian intern termasuk kecukupan proses pelaporan keuangan.

1.3 Memantau dan mengingatkan auditee bilamana tidak menindak lanjuti hasil

pemeriksaan SKAI.

1.4 Mengevaluasi hasil pemeriksaan SKAI serta meminta Direksi untuk menindak

lanjuti hasil pemeriksaan SKAI.

2. Peraturan Bank Indonesia No.3/10/PBI/2001 tanggal 18 Juni 2001 tentang Penerapan

Prinsip Mengenal Nasabah (KYC), menetapkan antara lain bahwa Dewan Komisaris

harus;

2.1. Memahami ketentuan yang mengatur mengenai Prinsip Mengenal Nasabah

(KYC).

2.2. Memonitor pelaksanaan Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah yang

dilaksanakan oleh Direksi termasuk ketaatan dalam penyampaian laporan

kepada Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK).

Page 4: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

82

3. Peraturan Bank Indonesia No.5/8/PBI/2003 tanggal 19 Mei 2003 tentang Penerapan

Manajemen Risiko bagi Bank Umum, menetapkan antara lain bahwa Dewan Komisaris

harus ;

3.1. Menyetujui dan mengevaluasi kebijakan Manajemen Risiko.

3.2. Mengevaluasi pertanggung jawaban Direksi atas pelaksanaan kebijakan

Manajemen Risiko.

3.3. Mengevaluasi dan memutuskan permohonan Direksi yang berkaitan dengan

transaksi yang memerlukan persetujuan Dewan Komisaris.

4. Surat Edaran Bank Indonesia No.5/22/DPNP tanggal 29 September 2003 perihal

Pedoman Standar Sistem Pengendalian Intern bagi Bank Umum, terkait tanggung

jawab Dewan Komisaris menyebutkan antara lain ;

4.1. Harus dapat bersikap obyektif dan independen serta memiliki pengetahuan dan

kemampuan serta keingin tahuan mengenai kegiatan usaha dan risiko Bank.

4.2. Harus berperan secara aktif untuk memastikan adanya perbaikan terhadap

permasalahan Bank yang dapat mengurangi efektivitas Sistem Pengendalian

Intern, seperti adanya hambatan dalam arus informasi dari bawahan kepada

pimpinan dan kelemahan dalam pelaksanaan fungsi keuangan, hukum dan

audit intern maupun ekstern.

4.3. Secara berkala mengadakan rapat pertemuan dengan Direksi dan pejabat

eksekutif Bank termasuk Komite-komite Dewan Komisaris untuk membahas

efektivitas Sistem Pengendalian Intern.

4.4. Melakukan kaji ulang terhadap hasil evaluasi pelaksanaan pengendalian intern

yang dibuat oleh Direksi, SKAI dan auditor ekstern.

4.5. Secara berkala melakukan upaya-upaya untuk memastikan bahwa Direksi telah

menindak lanjuti dengan tepat atas temuan dan rekomendasi yang disampaikan

oleh otoritas pengawasan Bank, baik auditor intern maupun auditor ekstern.

4.6. Secara berkala melakukan kaji ulang terhadap validitas strategi Bank yang telah

ditetapkan.

5. Peraturan Bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 dan

No. 8/14/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate

Governance bagi Bank Umum, menetapkan antara lain bahwa :

5.1. Dewan Komisaris wajib melaksanakan tugas dan tanggung jawab secara

independen dan obyektif.

5.2. Dewan Komisaris wajib memastikan terselenggaranya pelaksanaan Good

Corporate Governance (GCG) dalam setiap kegiatan usaha Bank pada seluruh

tingkatan atau jenjang organisasi.

5.3. Dewan Komisaris wajib melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas

dan tanggung jawab Direksi, serta memberikan nasihat kepada Direksi.

5.4. Dalam melakukan pengawasan, Komisaris wajib mengarahkan, memantau,

mengingatkan dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan strategis Bank.

5.5. Dalam melakukan pengawasan, Dewan Komisaris dilarang terlibat dalam

pengambilan Keputusan kegiatan operasional Bank, kecuali ;

a. Penyediaan dana kepada pihak terkait sebagaimana diatur dalam ketentuan

Bank Indonesia tentang BMPK Bank Umum, dan

b. Hal-hal lain yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar Bank atau peraturan

perundangan yang berlaku.

Page 5: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

83

Pengambilan keputusan oleh Dewan Komisaris, merupakan bagian dari tugas

pengawasan oleh Komisaris sehingga tidak meniadakan tanggung jawab Direksi

atas pelaksanaan kepengurusan Bank.

Dengan demikian pemberian izin / persetujuan secara tertulis bukan merupakan

tindakan pengaturan oleh Dewan Komisaris conform Undang-undang Republik

Indonesia No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas Pasal 17 ayat (1)

berikut penjelasannya.

5.6. Dewan Komisaris wajib memastikan bahwa Direksi / auditee telah menindak

lanjuti temuan audit dan rekomendasi dari Satuan Kerja Audit Intern Bank,

Auditor Eksternal, hasil pengawasan OJK / pemeriksaan Bank Indonesia dan atau

pengawasan otoritas lainnya.

5.7. Dewan Komisaris wajib memberitahukan kepada Otoritas Jasa Keuangan / Bank

Indonesia paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sejak ditemukannya pelanggaran

peraturan perundang-undangan dibidang Keuangan dan Perbankan, dan

ataupun keadaan atau perkiraan keadaan yang dapat membahayakan

kelangsungan usaha Bank.

5.8. Dalam rangka mendukung efektivitas pelaksanaan tugas dan tanggung

jawabnya, Dewan Komisaris wajib membentuk Komite-komite dan memastikan

bahwa Komite yang telah dibentuk menjalankan tugasnya secara efektif.

5.9. Baik Dewan Komisaris maupun Komite-Komite wajib memiliki pedoman dan tata

tertib kerja yang paling kurang terdiri dari pengaturan etika kerja, waktu kerja

dan pengaturan rapat, yang bersifat mengikat bagi setiap anggota Dewan

Komisaris, maupun bagi setiap anggota Komite.

5.10. Bahwa Dewan Komisaris maupun Komite-Komite wajib menyediakan waktu

yang cukup untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara optimal.

5.11. Setiap usulan penggantian dan / atau pengangkatan anggota Direksi oleh

Dewan Komisaris kepada Rapat Umum Pemegang Saham, Komite Remunerasi

dan Nominasi berkewajiban menjaring, menyaring dan merekomendasikan calon

anggota Dewan Komisaris dan / atau Direksi kepada Dewan Komisaris untuk

disampaikan kepada Rapat Umum Pemegang Saham.

6. Surat Edaran Bank Indonesia No. 9/12/DPNP tanggal 30 Mei 2007, perihal Pelaksanaan

Good Corporate Governance (GCG) bagi Bank Umum, menetapkan antara lain bahwa

Dewan Komisaris harus memastikan bahwa :

6.1. Bank harus berpedoman pada berbagai ketentuan dan peraturan perundang-

undangan yang berlaku yang terkait dengan pelaksanaan Good Corporate

Governance.

Bank wajib melaksanakan prinsip-prinsip Good Corporate Governance dalam

setiap kegiatan usahanya pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi.

6.2. Bank wajib menyampaikan Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

kepada Pemegang saham dan juga kepada beberapa lembaga lainnya, antara

lain Bank Indonesia/OJK. Keberadaan laporan dimaksud diperlukan untuk

mengedukasi serta meningkatkan check and balance stakeholders Bank dan

persaingan melalui mekanisme pasar.

6.3. Dalam upaya perbaikan dan peningkatan kualitas pelaksanaan Good Corporate

Governance, Bank diwajibkan secara berkala melakukan self assessment secara

komprehensif terhadap kecukupan pelaksanaan Good Corporate Governance,

sehingga apabila masih terdapat kekurangan dalam pengimplementasiannya,

Page 6: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

84

maka Bank dapat segera menetapkan rencana tindak (action plan) yang meliputi

tindakan korektif yang diperlukan.

6.4. Kesimpulan umum hasil self assessment pelaksanaan Good Corporate

Governance harus ditanda tangani oleh Komisaris Utama dan Direktur Utama

Bank.

7. Anggaran Dasar PT. Bank Pembangunan Kalteng yang telah disesuaikan dengan

Undang-Undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, sebagaimana yang

tercantum dalam Akta yang dibuat oleh Notaris Ellys Nathalina, SH, MH No. 40

tanggal 28 Juni 2008, menetapkan antara lain bahwa :

7.1. Dewan Komisaris dalam rangka pengawasan dan pemberian nasihat kepada

Direksi setiap waktu dalam jam kerja kantor perseroan, berhak memasuki

bangunan dan halaman atau tempat lain yang dipergunakan atau yang dikuasai

oleh perseroan dan berhak memeriksa semua pembukuan, surat dan alat bukti

lainnya, memeriksa dan mencocokkan keadaan uang kas dan lain-lain serta

berhak untuk mengetahui segala tindakan yang telah dijalankan oleh Direksi.

7.2. Dalam rangka mendukung efektivitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab

Dewan Komisaris sebagaimana dimaksud pada butir 6.1. diatas, Dewan

Komisaris wajib membentuk paling kurang, Komite Audit, Komite Pemantau

Risiko, Komite Remunerasi dan Nominasi yang pengangkatannya dilakukan oleh

Direksi termasuk menetapkan penghasilannya sesuai ketentuan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

7.3. Dewan Komisaris menetapkan Kebijakan Umum Perseroan berdasarkan

ketentuan, peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan melakukan

kegiatan-kegiatan :

a. Menyusun tata cara pengawasan atas pengelolaan Perseroan.

b. Melakukan pengawasan atas pengurusan Perseroan.

c. Mengevaluasi dan menyetujui rencana kerja dan anggaran tahunan

Perseroan.

d. Membantu dan mendorong usaha pembinaan dan pengembangan

Perseroan.

7.4. Direksi dan setiap anggota Direksi wajib untuk memberikan penjelasan tentang

segala hal yang ditanyakan oleh Dewan Komisaris.

7.5. Dewan Komisaris setiap waktu berhak memberhentikan untuk sementara

seorang atau lebih anggota Direksi apabila anggota Direksi tersebut bertindak

bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Peraturan Per Undang - Undangan

yang berlaku, pemberhentian sementara harus diberitahukan kepada yang

bersangkutan, disertai alasannya.

8. Peraturan Bank Indonesia No.13/2/PBI/2011 tanggal 1 September 2011, khususnya

pada BAB II Pasal 6, menyebutkan bahwa Dewan Komisaris wajib melakukan

pengawasan aktif terhadap Fungsi Kepatuhan dan memberikan saran-saran dalam

rangka meningkatkan kualitas pelaksanaan Fungsi Kepatuhan Bank.

Berkenaan hal tersebut menurut pengamatan Dewan Komisaris bahwa selama periode

tahun 2014, Bank/Satker telah berupaya melaksanakan kepatuhan dengan

menerapkan dan mengimplementasikan berbagai kebijakan, ketentuan, sistem dan

prosedur serta kegiatan usaha Bank sesuai ketentuan Bank Indonesia dan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

Page 7: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

85

B. Pelaksanaan Tugas, Fungsi, Wewenang Dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris Dalam

Tahun 2014

1. Dari uraian tentang payung hukum yang menjadi dasar dan pedoman Dewan

Komisaris dalam melakukan pengawasan sebagaimana huruf A tersebut diatas,

disimpulkan bahwa tugas, fungsi, wewenang dan tanggung jawab Dewan Komisaris

dapat dirangkum kedalam 3 (tiga) kegiatan pokok yaitu pengendalian, pembinaan dan

pengawasan, dengan penjelasan bahwa :

Pengendalian, dilakukan dalam bentuk membatasi, menunjukkan, memahamkan

dan mengarahkan pelaksanaan tugas-tugas Direksi.

Pembinaan, dilakukan dalam bentuk usaha peningkatan dan menjaga

kelangsungan tugas-tugas Direksi.

Pengawasan, dilakukan dalam bentuk mengadakan pemeriksaan secara aktif dan

pasif, baik secara langsung maupun tidak langsung untuk mencegah terjadinya

penyimpangan-penyimpangan/fraud, yang dituangkan dalam surat – surat

maupun Notulen Rapat.

Sesuai bidang tugas maka kegiatan dari fungsi, tugas dan tanggung jawab serta kewenangan Dewan Komisaris yaitu mengingatkan, mengarahkan, memantau dan mengevaluasi. Kebijakan Direksi serta memberi nasihat, telah dilaksanakan sebagaimana mestinya dengan berpedoman pada Tata Tertib Kerja yang bersifat mengikat bagi setiap anggota Dewan Komisaris, conform Keputusan Dewan Komisaris No. 005/Kep/Dekom/PT.BPKT/IX.2—9 tanggal 9 September 2009 dan SK Dewan Komisaris No. 004/Kep/Dekom/PT.BPDKT/I-2015 tanggal 26 Januari 2015.

2. Untuk mendukung efektivitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya, Dewan

Komisaris telah membentuk 3 (tiga) komite sesuai Keputusan Direksi No. DSDM.17/

SK-0065/III-15 tanggal 23 Maret 2015, yaitu Komite Audit, Komite Pemantau Risiko

serta Komite Remunerasi dan Nominasi.

3. Penjelasan dari tugas dan pokok-pokok kegiatan yang dilakukan oleh Dewan

Komisaris adalah :

3.1 Pengendalian

a. Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap perkembangan pelaksanaan

Rencana Bisnis Tahunan 2014 dan masalah-masalah lain yang dihadapi

perusahaan melalui surat-surat dan Rapat Rutin setiap bulan ataupun Rapat

Khusus dengan Direksi serta meminta komitmen Direksi untuk mengambil

langkah perbaikan dalam hal terdapat deviasi yang cukup signifikan antara

realisasi dan target rencana bisnis.

b. Menyampaikan laporan pengawasan secara berkala setiap semester kepada

Bank Indonesia sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

c. Bersama Direksi mempersiapkan pelaksanaan RUPS Tahunan Tahun Buku

2014 mapun pelaksanaan RUPS Luar Biasa (sesuai kebutuhan).

d. Bersama Direksi menanda tangani lembar-lembar saham, serta laporan

tertentu lainnya (antara lain Laporan Tahunan, Laporan Pengawasan Intern).

e. Melakukan perjalanan dinas ke Cabang/Capem tertentu untuk

melaksanakan supervisi serta penutupan audit dan ataupun keluar daerah

untuk mengikuti rapat kerja, seminar, workshop, pelatihan, study banding,

dan lain-lain.

f. Meneliti dan mempertimbangkan permohonan pinjaman pihak terkait

sesuai kewenangan Dewan Komisaris untuk disetujui atau ditolak.

Page 8: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

86

g. Meneliti, mempertimbangkan dan memberikan masukan/koreksi serta

menyetujui penyusunan pedoman serta sistem dan prosedur kerja yang

dibuat dan di usulkan oleh Direksi.

h. Direksi dam setiap anggota Direksi wajib untuk memberikan penjelasan

tentang segala hal yang dipertanyakan oleh Dewan Komisaris.

i. Seluruh satuan kerja Bank Kalteng agar selalu mempedomani Keputusan

Direksi No. DPI.05/SK-0117/V.112 tanggal 6 Juni 2012 tentang Kebijakan

Strategis Anti Fraud termasuk pula BPP lain-lainnya.

j. Memantau dan mengevaluasi serta mengingatkan Direksi terhadap

perkembangan dan realisasi RBBU tahunan.

k. Mengingatkan dan mendorong Direksi untuk melakukan efisiensi biaya

sepanjang tidak menghambat kepentingan usaha Bank.

l. Secara aktif meneliti, membahas dan menetapkan serta menyetujui Naskah

Rencana Bisnis Bank Umum (RBBU) 2014 - 2016 PT. Bank Kalteng yang

disusun oleh Direksi, untuk selanjutnya disampaikan kepada Bank Indonesia

untuk mendapat penelitian dan persetujuan.

3.2 Pembinaan

a. Melaksanakan Rapat Rutin Intern Dewan Komisaris dengan Komite-Komite,

atau Rapat Dewan Komisaris dengan Direksi beserta jajarannya secara rutin

tiap bulan dan ataupun secara insidentil jika dianggap perlu.

b. Secara aktif menyurati Direksi dengan tembusan Divisi, Cabang dan Capem

terkait untuk memberikan petunjuk dan arahan terhadap suatu masalah.

c. Secara aktif menanggapi dan merespon surat-surat masuk dari Direksi,

Divisi, Cabang dan Capem, jika dianggap perlu.

d. Mengingatkan Direksi dan jajarannya agar secara teratur melaksanakan

Rapat Rutin sesuai SK Direksi dan tindak lanjutnya agar selalu dimonitor

serta dievaluasi.

e. Mendorong Direksi agar selalu meningkatkan kualitas SDM melalui

pendidikan dan latihan.

f. Mendorong Direksi agar selalu konsisten menerapkan prinsip “reward and

punishment” terhadap karyawan sesuai peraturan yang berlaku.

g. Mendorong dan mengingatkan Direksi agar meningkatkan disiplin kerja dan

disiplin pegawai.

h. Memastikan bahwa tidak terdapat benturan kepentingan dalam proses

pengambilan keputusan, termasuk pengenaan sanksi terhadap pegawai

yang melakukan pelanggaran.

i. Mendorong dan mengingatkan Direksi agar selalu menerapkan prinsip

kehati-hatian (prudential banking) bagi segenap jajaran bank serta

meningkatkan waskat secara berkesinambungan.

j. Mendorong Direksi agar dalam bekerja dan menjalankan operasional Bank

selalu menerapkan prinsip Good Corporate Governance.

k. Membudayakan sikap cepat tanggap pada semua satker terhadap surat-

surat Direksi dan Dewan Komisaris.

Page 9: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

87

3.3 Pengawasan

a. Meneliti dan menyetujui rencana kerja dan rencana audit Divisi Pengawasan

Intern.

b. Memantau temuan-temuan audit dan memastikan bahwa hasil audit intern

maupun ekstern telah ditindak lanjuti/ diselesaikan oleh Direksi / auditee.

c. Memantau dan mengingatkan Direksi agar mengupayakan dipenuhinya

komitmen Para Pemegang Saham untuk melakukan penyetoran modal

sebagaimana tertuang dalam Rencana Bisnis dan Action Plan Pemenuhan

Modal Inti Minimum.

d. Memantau dan mengingatkan Direksi terhadap kekeliruan-kekeliruan yang

terjadi dalam penyajian laporan keuangan dan ataupun Laporan – laporan

lainnya termasuk jadwal pengirimannnya.

e. Memantau dan mengingatkan Direksi agar meningkatkan upaya

penagihan/penurunan kredit bermasalah (kolek 3 s/d 5) termasuk kredit

hapus buku melalui penagihan langsung, penagihan melalui jajaran

Kejaksaan, restrukturisasi kredit dan penjualan agunan dibawah tangan.

f. Memantau dan mengingatkan Direksi agar lebih mengoptimalkan upaya

penagihan kredit hapus buku dengan membuatkan action plan dan

menetapkan target penyelesaian kredit hapus buku.

g. Bersama dengan Direksi melakukan pengawasan aktif terhadap penerapan

manajemen risiko dan prinsip mengenal nasabah.

h. Senantiasa memantau, mengevaluasi dan meminta pertanggung jawaban

Direksi atas efektivitas penerapan Manajemen Risiko sesuai dengan

kebijakan Manajemen Risiko yang telah ditetapkan.

i. Memastikan dan mengevaluasi terlaksananya seluruh prinsip Good

Corporate Governance (GCG) pada setiap jenjang organisasi.

j. Mendorong Direksi agar melakukan peningkatan pengawasan melekat

(waskat) di segenap jenjang organisasi/unit kerja, baik di Kantor Pusat

maupun di semua Cabang dan Capem serta Kantor Kas, dengan

memanfaatkan/ mengoptimalkan Divisi Pengawasan Intern, KIC serta

Komite Audit & Komite Pemantau Risiko.

k. Memantau dan mengingatkan Direksi agar pembuatan dan pengiriman

laporan berkala diupayakan tepat data dan tepat waktu guna menghindari

risiko denda.

l. Bersama Direksi menanda tangani Laporan Bank dan Laporan Hasil

Pemeriksaan Intern secara berkala kepada Otoritas Jasa Keuangan / Bank

Indonesia.

m. Memantau respon Direksi, Cabang dan Capem dalam menanggapi dan

menindak lanjuti surat-surat Dewan Komisaris, OJK / Bank Indonesia dan

ataupun institusi lainnya.

n. Memantau dan meningkatkan kinerja DPI dan KIC agar sungguh-sungguh

berperan sebagai ujung tombak pengawasan dengan menerapkan audit

berbasis risiko (Risk Based Audit).

o. Memastikan bahwa Kasus-kasus dan fraud point per point telah tuntas

diselesaikan.

p. Memantau dan mengingatkan Direksi terkait kinerja DPI & KIC dalam

meneliti dan mengaudit KUR.

q. Mengoptimalkan pelaksanaan hal-hal lain yang menyangkut pengendalian,

pembinaan dan pengawasan.

Page 10: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

88

4. Rekomendasi Dewan Komisaris

Sepanjang tahun 2014, dalam menjalankan fungsi pengawasan, pengendalian dan

pembinaan serta supervisi, Dewan Komisaris secara aktif dan berkesinambungan

berinteraksi aktif dengan pihak Direksi dan/atau dengan jajaran Bank terkait, baik

melalui surat maupun rapat-rapat dan ataupun melakukan kunjungan langsung

kelapangan untuk membahas hal-hal penting yang dirasa perlu dan memberikan

pembinaan serta Rekomendasi untuk ditindak lanjuti, dilaksanakan serta dipedomani

sebagaimana mestinya.

Dalam menjalankan fungsi pengawasan tersebut Dewan Komisaris juga telah

memanfaatkan dan memberdayakan 3 (tiga) Komite, yaitu Komite Audit, Komite

Pemantau Risiko serta Komite Remunerasi dan Nominasi.

Rekomendasi dari Dewan Komisaris dalam rangka pengawasan, pengendalian dan

pembinaan serta supervisi dituangkan dalam surat-surat Dewan Komisaris kepada

Direksi dan Risalah Rapat yang selama tahun 2014 tercatat sebanyak 293 buah surat

antara lain, tercermin dari :

a. Pemantauan dan Evaluasi terhadap perkembangan pelaksanaan RBBU tahun 2014.

Terangkum dalam 6 (enam) buah surat.

b. Menyampaikan Laporan Pengawasan Dewan Komisaris setiap Semester kepada

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah / Kepala Kantor OJK

sesuai ketentuan yang berlaku.

Terangkum dalam 2 (dua) buah surat.

c. Mengingatkan tentang Tata Kelola perusahaan yang baik (GCG) serta penerapan

fungsi kepatuhan sesuai Peraturan Bank Indonesia terangkum dalam 2 (dua) surat.

d. Memantau dan mengingatkan Direksi terkait dengan Aktiva Tetap dan Inventaris

serta Pengembangan Teknologi Informasi.

Terangkum dalam 3 (tiga) buah surat. e. Meneliti dan mempertimbangkan permohonan kredit dan Garansi Bank pihak

terkait sesuai kewenangan Dewan Komisaris untuk disetujui atau ditolak dan ataupun hal-hal lain yang berkaitan dengan perkreditan.

Terangkum dalam 39 (tiga puluh sembilan) buah surat. f. Meneliti, mempertimbangkan dan memberikan masukan/koreksi serta menyetujui

penyusunan pedoman dan sistem kerja yang dibuat dan diusulkan oleh Direksi seperti KYC, Pengembangan Jaringan, Produk Baru, Tarif, CSR dan APU-PPT.

Terangkum dalam 10 (sepuluh) buah surat. g. Memantau dan mengingatkan Direksi agar mengupayakan dipenuhinya komitmen

Para Pemegang Saham untuk melakukan penyetoran tambahan penyertaan modal pada Bank dan ataupun hal-hal lainnya yang terkait Pemegang Saham.

Terangkum dalam 2 (dua) buah surat. h. Memantau dan mengingatkan Direksi agar meningkatkan upaya penagihan kredit

bermasalah (Kolek 3 s/d 5) dan hapus buku baik ditagih sendiri maupun melalui pihak Kejaksaan Negeri setempat.

Terangkum dalam 30 (tiga puluh) buah surat. i. Hal-hal lain yang menyangkut pengendalian, pembinaan dan pengawasan

termasuk KAP. Terangkum dalam 16 (enam belas) buah surat. j. Secara aktif menyurati dan mengingatkan Direksi dengan tembusan Divisi, Cabang

dan Capem terkait untuk memberikan petunjuk dan arahan terhadap Laporan Tahunan, Laporan Keuangan, Denda Laporan serta pembuatan dan pengiriman laporan lainnya.

Terangkum dalam 25 (dua puluh lima) buah surat.

Page 11: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

89

k. Menanggapi dan mengapresiasi Notulen Rapat Rutin Cabang dan Cabang

Pembantu.

Terangkum dalam 25 (dua puluh lima) buah surat.

l. Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap aktivitas Cabang dan Cabang

Pembantu, Pelayanan Bank, ATM, PT Sarana Kalteng Ventura, Peredaran Uang

serta kegiatan Operasional lainnya.

Terangkum dalam 10 (sepuluh) buah surat.

m. Pembinaan, pemantauan dan evaluasi terhadap hal-hal yang terkait dengan

kepegawaian, Pengurus Bank, Remunerasi, Anggaran Dasar, Komite-komite,

Pendidikan dan Latihan.

Terangkum dalam 21 (dua puluh satu) buah surat.

n. Pemantauan, klarifikasi dan evaluasi terhadap hasil audit intern (DPI & KIC) dan

ekstern (BI & BPK-RI)

Terangkum dalam 54 (lima puluh empat) buah surat.

o. Melaksanakan Rapat Rutin Intern Dewan Komisaris dengan Komite-komite, Rapat

Rutin Intern Dewan Komisaris atau Rapat Dewan Komisaris dengan Direksi beserta

jajarannya atau rapat intern masing-masing Komite secara rutin tiap bulan dan

ataupun secara insidentil jika dianggap perlu.

Terangkum dalam 48 (empat puluh delapan) buah Notulen/Risalah Rapat.

5. Hasil Pelaksanaan Tugas, Fungsi, Wewenang dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris

Dalam Tahun Buku 2014.

Hasil pelaksanaan daripada pengendalian, pembinaan dan pengawasan yang

dilakukan oleh Dewan Komisaris selama periode tahun 2014, antara lain sebagai

berikut :

1. Kegiatan pengendalian, pembinaan dan pengawasan aktif yang dilakukan oleh

Dewan Komisaris telah dilaksanakan sebagaimana mestinya, dengan mengacu

pada pedoman dan tata tertib kerja yang bersifat mengikat bagi setiap anggota

Dewan Komisaris.

Peringkat self assesment GCG dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawab

Dewan Komisaris selama tahun 2014 sesuai penilaian mendapat predikat Baik.

2. Dewan Komisaris telah membentuk Komite-Komite yang diwajibkan oleh Bank

Indonesia yaitu Komite Audit, Komite Pemantau Risiko, serta Komite Remunerasi

dan Nominasi, yang telah berfungsi sebagaimana mestinya yaitu mendukung

efektivitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris.

3. Prinsip-prinsip GCG yaitu keterbukaan, akuntabilitas, pertanggung jawaban,

independensi dan kewajaran juga telah dilaksanakan dan terus ditingkatkan dalam

waktu yang akan datang.

4. Penerapan Manajemen Risiko juga telah mulai dilaksanakan disemua jenjang

organisasi/unit kerja Bank dan perlu terus ditingkatkan.

5. Kepatuhan terhadap ketentuan dan peraturan yang berlaku bagi Bank terus

semakin ditingkatkan, dan secara periodik dievaluasi oleh Dewan Komisaris guna

disarankan kepada Direksi.

Page 12: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

90

VI. TUJUAN & SASARAN BANK KALTENG KEDEPAN A. TUJUAN

1. Menjadi Bank tumpuan harapan dan kebanggaan masyarakat Kalimantan Tengah dan Tuan Rumah di daerah sendiri sebagaimana dicanangkan dalam BPD Regional Champion.

2. Unggul pada Layanan Perbankan;

3. Berperan aktip mengembangkan UMKM / Usaha Retail, Kecil, Menengah dan Konsumer Banking;

4. Memiliki Jaringan Kantor Pelayanan disemua Kecamatan yang Potensial dan Prasarana yang mendukung di Provinsi Kalimantan Tengah;

5. Menjadi Bank yang memberikan Kontribusi kepada Pemerintah Daerah sebagai salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah;

6. Dapat mensejahterakan Stakeholders (Pemegang Saham, Pegawai dan Nasabah);

B. ARAH KEBIJAKAN BANK KALTENG TAHUN 2015

1. Meningkatkan Kuantitas , kualitas serta Kompetensi SDM.

Strategi :

- Career Path Management;

- Staffing Model;

- Rekrutmen mengutamakan Pelayanan yang mengedepankan Penampilan, Postur dengan Performance baik melalui test standard seperti IQ, Perilaku dan TPA;

- Pendidikan dan Pelatihan;

- Sertifikasi Manajemen Risiko.

2. Meningkatkan Pelayanan Unggul .

Strategi :

- Membentuk dan menetapkan Standar Pelayanan Bank Kalteng (Standard Pelayanan Teller, Customer Service, Satpam dan Standard Pelayanan Fisik / Premises ) berdasarkan standar best practices bagi pelayanan Perbankan;

- Meng-Implementasikan Standard Pelayanan Bank Kalteng dalam bentuk Pelatihan kepada para Frontliner Kantor Cabang dan Cabang Pembantu;

- Pemerataan pelaksanaan kualitas pelayanan pada seluruh Kantor Cabang Bank Kalteng;

- Mengembangkan dan menetapkan Struktur Organisasi dan Job Description pengelola, monitoring dan evaluasi layanan secara formal pada seluruh jaringan unit kerja Bank Kalteng;

- Menumbuhkan Budaya melayani di Kantor Cabang dan Capem Bank Kalteng;

- Menambah Layanan bagi Pemerintah Daerah se Kalimantan Tengah.

3. Meningkatkan Modal Inti secara bertahap.

Strategi :

- Melakukan pendekatan dengan para Stakeholders (a.l. Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kota, Pemerintah Kabupaten dan DPRD) guna percepatan Perubahan Peraturan Daerah Provinsi / Kabupaten / Kota terkait dengan Perubahan Modal Dasar Bank Kalteng dari Rp. 500 Milyar menjadi minimal Rp. 1 Triliun;

- Meningkatkan intensitas koordinasi dan sosialisasi kepada Stakeholders (a.l. Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kota, Pemerintah Kabupaten dan DPRD);

- Menjaga intensitas komunikasi dengan stakeholders, agar merealisasi komitment CF. Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB) PT. Bank Kalteng yang dilaksanakan pada tanggal 17 Mei 2013, sebagaimana tertuang dalam Akta Notaris Ellys Nathalina, SH, MH. Nomor 06 tanggal 17 Mei 2013 serta telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan

Page 13: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

91

Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor : AHU-35100.AH.01.02 Tahun 2013 tanggal 28 Juni 2013, telah disepakati untuk meningkatkan besarnya Modal Dasar PT. Bank Kalteng dari Rp. 500.000.000,- (lima ratus milyar rupiah) menjadi minimal Rp. 1.000.000.000,- (satu triliun rupiah) dengan rincian :

Pemerintah Provinsi sebesar 40%, atau Rp. 400 Miliar rupiah;

Pemerintah Kabupaten / Kota sebesar 55% atau Rp. 550 Miliar rupiah;

Pihak Ketiga sebesar 5% atau Rp. 50 Miliar rupiah.

4. Melakukan Konsolidasi dan Revitalisasi Teknologi Informasi yang dapat mendukung pengembangan produk, layanan, informasi keuangan dan laporan yang berorientasi pada Excellence Operation, Excellence Busniess Solutions dan Excellence-Information.

Strategi :

- Excellence Operation

Meningkatkan Produktifitas, Reliabilitas, dan Service Delivery IT, guna mendukung percepatan penyediaan informasi keuangan dan akuntansi, pelaporan serta penyediaan dan pengelolaan jasa & produk;

- Excellence Business Solutions

Meningkatkan penggunaan solusi-solusi TI yang adaptif terhadap kebutuhan bisnis serta dapat memberikan nilai bisnis yang tinggi;

- Excellence Information

Memperluas kemampuan manajemen informasi melalui penyedaan informasi yang akurat dan tepat waktu yang sesuai dengan kebutuhan bisnis.

5. Melakukan Inovasi Pengembangan produk, diversifikasi produk dengan dukungan TI

Strategi :

- Mengembangkan fitur produk sesuai segmen;

- Melakukan Diversisifikasi produk;

- Melakukan fokus group;

6. Meningkatkan Jaringan Kantor, ATM dan Mobil Kas

Strategi :

- Memperluas jaringan layanan Kantor dan ATM di tempat-tempat strategis yang memiliki potensi pengembangan bisnis;

- Penambahan Unit Mobil Kas Keliling atau Mobile ATM.

7. Meningkatkan share Kredit Produktif dan UMKM, dengan Prioritas pemberian kredit UMKM, Kredit Investasi, Kredit Modal Kerja dan standby loan Sektor Usaha Konstruksi

Strategi :

- Menyusun pertumbuhan dan share Kredit Produktif secara bertahap hingga mencapai 60% pada tahun 2018 dari total kredit Bank Kalteng yang berperingkat dalam BUKU 2, share kredit Produktif kembali dilakukan penyesuaian yaitu tahun 2015 sebesar 19%, tahun 2016 sebesar 31% tahun 2017 sebesar 42%, dan tahun 2018 ke atas sebesar 60%;

- Melaksanakan langkah-langkah strategis peningkatan dan pemasaran kredit melalui action step peningkatan kredit produktif sebagai langkah mendukung pencapaian menjadi sebesar 60% di tahun 2018 dan tahun-tahun berikutnya;

- Pemberian kredit Sindikasi, UMKM, Kredit Investasi, Kredit Modal Kerja dan standby loan Sektor Usaha Konstruksi akan mendapat prioritas.

Page 14: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

92

8. Meningkatkan struktur Dana Pihak Ketiga (Giro, Deposito dan Tabungan)

Strategi :

- Pada tahun 2015 direncanakan Komposisi (share) dan proporsi Dana Pemerintah dan Dana Non Pemerintah (Lainnya/Swasta) adalah :

Dana Pemerintah : Giro 69%, Tabungan 0% dan Deposito 31% dengan

total DPK 49%

Dana Non Pemerintah : Giro 31%, Tabungan 8% dan Deposito 61% dengan

total DPK 51%

- Dana Pihak Ketiga (DPK) mengalami kenaikan sebesar 13%, dengan rincian yaitu Giro tumbuh 13%, Tabungan 8%, dan Deposito 25% dan dengan Komposisi Giro 64%, Tabungan 28% dan Deposito 8%

9. Memperkuat Manajemen Risiko dan Good Corporate Governance (GCG)

Strategi :

- Kecukupan kebijakan dan prosedur manajemen Risiko;

- Dilakukan pengawasan aktif oleh Komisaris dan Direksi;

- Terdapat sistem pengendalian internal yang komprehensif;

- Setiap Kebijakan terdapat fungsi manajemen risiko yang meliputi identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko dimaksudkan agar aktivitas usaha yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian yang melebihi kemampuan atau yang dapat mengganggu kelangsungan usaha;

- Penerapan Risk Based Bank Rating (RBBR)

10. Memperkuat Fungsi Kepatuhan.

Strategi :

- Memastikan semua kebijakan, keputusan, strategi, tindakan dan aktivitas operasional yang dilakukan telah memenuhi ketentuan pedoman internal, Peraturan Bank Indonesia Nomor : 13/2/PBI/2011 tanggal 12 Januari 2011, Undang-undang Republik Indonesia dan Peraturan lainnya;

- Memonitoring program kerja audit terhadap Operasional Bank guna terlaksananya fungsi kepatuhan.

11. Memperkuat pelaksanaan Fungsi Satuan Pengawasan Intern :

Strategi :

- Memperkuat fondasi Audit Internal sesuai dengan Standard Profesi Audit Internal dengan sistim ketuk tular yaitu memanfaatkan Knowledge Sharing para pegawai Divisi Pengawasan Intern yang sudah mendapatkan Sertifikasi Auditor Internal dan bekerjasama dengan pihak ketiga untuk memperbaharui Standar Praktik dan Impelementasi Audit sesuai dan menurut Standard Profession Audit Internal (SPAI);

- Melakukan pemeriksaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan BPP/SOP dan Pelaporan Keuangan, melaporkan hasil pemeriksaan scara objektif.

Page 15: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

93

C. SASARAN BANK KALTENG MENJADI REGIONAL CHAMPION (BRC)

1. Konsolidasi dan Revitalisasi TEKNOLOGI INFORMASI sepenuhnya dapat mendukung pengembangan Produk, Layanan dan informasi Keuangan & Laporan ;

2. Mengembangkan Kualitas Sumber Daya Manusia yang Produktif dan Proaktip;

3. Meningkatkan Inovasi dan pengembangan Produk sesuai Kebutuhan, keinginan dan harapan masyarakat;

4. Memperkuat Manajemen Risiko dan Good Corporate Governance (GCG);

5. Pelaksanaan Pemeriksaan yang efektif dan efisien;

6. Meningkatkan Brand Awareness melalui Komunikasi Intensif dan Pelayanan Unggul, Kecepatan Pelayanan Kredit dan Penampilan Corporate Image

7. Meningkatkan dan memperbaiki Struktur pedanaan masyarakat (Dana Pihak Ketiga) secara bertahap;

8. Meningkatkan Komposisi portfolio kredit produktif terhadap total pinjaman secara bertahap;

9. Optimalisasi Partnership dengan Lembaga maupun mitra kerja yang terkait yang memberikan fee base income, Dana, Kredit dan Perluasan layanan yang menguntungkan.

10. Meningkatkan Modal Inti sesuai Peningkatan ATMR;

11. Pengembangan jaringan berupa “kantor Layanan” dan “Jaringan Elektronik” secara bertahap dengan penyediaan sarana dan prasarana yang mendukung operasi jaringan Bank.

Page 16: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

94

VII. PENUTUP

Demikianlah informasi dan kegiatan usaha Bank Kalteng dan apa yang telah dicapai dalam tahun 2014 adalah merupakan hasil kerja sama yang baik dan sungguh-sungguh dari semua pihak baik jajaran Bank Kalteng maupun pihak lain. Kami berpendapat, bahwa tantangan dalam bisnis perbankan dimasa mendatang masih sangat berat, sehingga Perbankan dituntut untuk mengelola usahanya secara profesional.

Laporan Tahunan Tahun Buku 2014 ini, beserta laporan keuangan dan informasi lainnya yang terkait merupakan tanggung jawab Manajemen Bank Kalteng dan telah disetujui oleh Dewan Komisaris dan Direksi dengan membubuhkan tanda tangannya masing-masing dibawah ini sebagai berikut :

DEWAN KOMISARIS

Prof. DR. AHIM S. RUSAN Komisaris Utama

H. MAS SAILY MOCHTAR , SE.MT

Komisaris Independen

Drs. SALIAN DJALIN

Komisaris Independen

DIREKSI

YOSAPATASI, SE Direktur Utama

Dra. SAMSIAH NELLY, MM Direktur Umum

Ir. RUKMO SUSEDYANTO, MBA Direktur Pemasaran

H. SARIFUDIN W. DARON, SE, MM Direktur Kepatuhan

Page 17: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

STRUKTUR ORGANISASI

DESK USAHA

SYARIAH

R U P S

DEWAN KOMISARIS

DIREKTUR UTAMA

KOMISARIS

DIREKTUR UMUM

KOMISARIS DIREKTUR KEPATUHAN

KOMISARIS DIREKTUR PEMASARAN

KOMISARIS

DIVISI PERENCANAAN & PENGEMBANGAN

DIVISI TREASURY

DIVISI PERKREDITAN

DIVISI TEKNOLOGI INFORMASI & AKUNTANSI

DIVISI PENGAWASAN

INTERN

STAF DIREKSI

KOMITE REMUNERASI & NOMINASI

KOMITE PEMANTAUAN RISIKO

KOMITE AUDIT

KELOMPOK PEMASARAN

PRODUK & JASA

KELOMPOK MANAJEMEN

DANA

BAGIAN PENGELOLAAN BISNIS KARTU

KELOMPOK PEMASARAN & ANALIS KREDIT

KELOMPOK PENGENDALIAN

KREDIT

BAGIAN ADMINISTRASI

KREDIT

BAGIAN PENYELAMATAN

KREDIT

CABANG-CABANG SYARIAH

CABANG-CABANG KONVENSIONAL

KELOMPOK PENGEMBANGAN

TEKNOLOGI INFORMASI

BAGIAN AKUNTANSI &

ANALIS KEUANGAN

BAGIAN PENGELOLAAN

TEKNOLOGI INFORMASI

DIVISI SUMBER DAYA MANUSIA

& UMUM

KELOMPOK PEMBERDAYAAN

SDM

BAGIAN RUTANG, PENGAMANAN &

HUMAS

BAGIAN PENGELOLAAN AT & KESEKRETARIATAN

BAGIAN ADMINISTRASI

SDM

KELOMPOK KEPATUHAN

KELOMPOK HUKUM

KELOMPOK MANAJEMEN

RISIKO

KELOMPOK PENGAWASAN KANTOR PUSAT

KELOMPOK PENGAWASAN

KANTOR CABANG

DIVISI KEPATUHAN

DEWAN PENGAWAS SYARIAH

KELOMPOK PERENCANAAN STRA-TEGIS & ORGANISASI

KELOMPOK PENGEMBANGAN

BISNIS

Keterangan : Garis Komando

Garis Koordinasi

95

Page 18: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

Laporan KeuanganBeserta Laporan Auditor IndependenUntuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2014Dengan Angka Perbandingan 2013

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH

E & RRegistered Public Accountant

Ellya Noorlisyati & RekanKantor Akuntan PublikKantor Pusat :Jl. Cempaka Putih Tengah No. 41 BTelp. (021) 4203589, 4208408Fax. (021) 4216371JAKARTA 10510, INDONESIAE-mail : [email protected]. www.kap-ellya.com

Kantor Cabang:Jl. Perintis Kemerdekaan Blok B 7 No 1729PALEMBANG 3011, INDONESIATelp./Fax. (0711) 721625E-mail : [email protected]. www.kap-ellya.com

Page 19: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

Halaman

SURAT PERNYATAAN DIREKSILAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

Laporan Posisi Keuangan 1 - 2Laporan Laba Rugi Komprehensif 3Laporan Perubahan Ekuitas 4Laporan Arus Kas 5

6 -76

LAPORAN KEUANGAN DAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE YANGBERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

DAFTAR ISI

Page 20: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

PERNYATAAN DIREKSI

Page 21: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng
Page 22: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng
Page 23: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

Page 24: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

----

t&RKantor Akuntan Publik

'E [$a lr{oorfisyati $(, Wfrgn"Kantor pusrt :

Jl. Cempaka PutihTengah No.41 BTelp. (62) (021) 4203589, 42084oa

Fax. (62) (021) 4216371JAKARTA 10510, INDONESI\

[email protected], [email protected]. wwli\r' kaP-ellya.com

No. lzin Usaha : 98.2.0075

Kantor Cabang:Jl. Perinus KemerdelGan Blok B 7 No 1729

Palembang 3011Telp,/Fax. (07 17) 721625

No, Izin Usaha : 189/KM.U2015

Registered Public Accountanl

Laooran Auditor Indeoqnden

l-AI No. 15042

Pemegang Saham, Dewan Komisarls dan DireksiPT hnk Pembangunan Daenh Katlmantan Tengah

Kaml telah mengaudit laporan keuangan PT Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Tengah terlamplr, yang

terdiri dari laporan posisl keuangan tanggal 31 Desember 2014, serta laporan laba-rugl komprehensif, laporanperubahan ekuitas, dan laporan arus kas untuk tahun yang berakhir pada tangga! tersebut, dan suatu ikhtisarkebfialon akuntansl slgnifikan dan lnformasl penJelasan lalnnya.

Tanggung jawab manajemen atas laporan keuanganManajemen bertanggung Jawab atas penyusunan dan penyajian wajar laporan keuangan tersebut sesual denganStandar Akuntansi Keuangan di Indonesia, dan atas pengendalian internal yang dianggap perlu oleh manajemenuntuk memungklnkan penyusunan laporan keuangan yang bebas dari kesalahan penyaJlan materlal, baik yangdisebabkan kecurangan maupun kesalahan.

Tanggung jawab auditorTanggung jawab kami adalah untuk menyatakan suatu opini atas lapomn keuangan tersebut berdasakan auditkami. lGmi melaksanakan audit kami berdasarkan Standar Audit yang ditetaplon oleh Institut Akuntan PublikIndonesia. Standar tersebut mengharuskan karnl untuk mematuhi ketentuan etika serta merencanakan danmelalaanakan audit untuk memperoleh keyakinan memadai tentang apakah laporan keuangan tersebut bebasdari kesalahan penyajian material.

Suatu audit melibatkan pelaksanaan prosedur untuk memperoleh buKi audit tentang angka-angka danpengungkapan dalam laporan keuangan. Prosedur yang dipilih bergantung pada pertimbangan auditor, termasukpenilaian atas resiko kesalahan penyaJian material dalam laporan keuangan, balk yang disebablon olehkecurangan maupun kesalahan. Dalam melakukan penilaian resiko tersebut, auditor mempertimbangkanpengendalian lntemal yang relevan dengan penyusunan dan penyaJlan waJar laporan keuangan entitas untukmerancang prosedur audit yang tepat sesuai dengan kondisinya, tetapl bukan untuk tuJuan menyatakan oplnlatas keefektivitasan pengendalian intemal enUtas. Suatu audit Juga mencakup pengevaluasian atas ketepatankebflalon akuntansi yang dlgunakan dan kewaJaran estimasl akuntansl yang dlbuat oleh manaJemen, seftapengevaluasian atas penyajian laporan keuangan secara keseluruhan.

Kami yakin bahwa buKl audit yang telah loml peroleh adalah cukup dan tepat untuk menyedlakan suatu baslsbagi opini audit kaml.

Page 25: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

a&R

OdnllGnuru oplnl kad, laporal le{langEn ErEmdr menyallon seora vuaJar, dalam senrua hd yryrg mffial,podd kgrmgan PI Bank Fernbaruwran Daerah lQsmanlan TerEah tanggal3f Deerffier ml4, seta kgEiFkararpan dan ans ttas unUk tahtnr nrg beraldlf parla Enggal brcehrt, sesral dengan Sbndar AhrrtardKotaqSan d Indoneda.

Kmbrtlasttm Ftsll*

Page 26: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

LAPORAN KEUANGAN

Page 27: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAHLAPORAN POSISI KEUANGAN LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF31 Desember 2014 dan 2013 Untuk Tahun yang berakhir 31 Desember 2014 dan 2013

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2014 2013

ASET

Kas 2 e. 4. 288.710.742.286 274.987.543.250

Giro Pada Bank Indonesia 2 f. 5. 604.971.188.605 593.578.502.668

Giro Pada Bank Lain 2 g. 6. 2.618.726.104 102.868.136.335Dikurangi :Cadangan Kerugian Penurunan Nilai - -Jumlah Giro Pada Bank Lain - Bersih 2.618.726.104 102.868.136.335

Penempatan Pada Bank Lain dan Bank Indonesia 2 g. 7. 733.000.000.000 440.000.000.000Dikurangi :Cadangan Kerugian Penurunan Nilai - -Jumlah Penempatan Pada Bank Lain dan

Bank Indonesia - Bersih 733.000.000.000 440.000.000.000

Kredit Yang Diberikan 2 i. 8. 2.854.413.092.813 2.473.277.071.705Dikurangi :Cadangan Kerugian Penurunan Nilai 2 c. 8. (18.839.195.534) (14.416.459.123)Jumlah Kredit Yang Diberikan - Bersih 2.835.573.897.279 2.458.860.612.582

Penyertaan 2 j. 9. 500.000.000 500.000.000

Catatan

1

Penyertaan 2 j. 9. 500.000.000 500.000.000Dikurangi :Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (5.000.000) (5.000.000)Jumlah Penyertaan - Bersih 495.000.000 495.000.000

Aset Pajak Tangguhan 2 r. 19.e 7.261.172.894 6.855.457.877

Aset Tetap 2 l. 10.Setelah dikurangi akumulasiPenyusutan masing-masing sebesar 146.542.813.532 132.661.762.267Rp.77.850.243.957,- tahun 2014 (77.850.243.957) (67.908.747.652) dan Rp. 67.908.747.652,- tahun 2013 68.692.569.575 64.753.014.616

Aset Lain-lain 2 m. 11. 39.773.593.879 30.569.728.354

JUMLAH ASET 4.581.096.890.622 3.972.967.995.681

Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian tak terpisahkandari laporan keuangan secara keseluruhan

1

Page 28: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAHLAPORAN POSISI KEUANGAN31 Desember 2014 dan 2013

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2014 2013

LIABILITAS DAN EKUITAS

LIABILITASLihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian tak terpisahkan

Liabilitas Segera 2 n. 13. 57.927.254.456 55.870.740.585

Simpanan Nasabah 2 o.Giro 2 o. 14. 2.252.464.810.414 1.943.298.607.348Tabungan 2 o. 15. 1.053.667.458.008 1.024.502.335.298Deposito 2 o. 16. 269.910.666.942 225.670.838.140

Jumlah Simpanan Nasabah 3.576.042.935.364 3.193.471.780.786

Simpanan Dari Bank Lain 2 o. 17. 6.287.932.513 11.825.720.208

Pinjaman Yang Diterima 18. 21.654.214.173 20.560.312.581

Utang Pajak 2 r. 19.a 15.188.990.078 16.323.672.820

Liabilitas Imbalan Paska Kerja 2 w. 20. 6.699.230.019 7.111.064.107

Liabilitas Lain-lain 21. 93.616.571.463 48.218.811.332

Catatan

2

Liabilitas Lain-lain 21. 93.616.571.463 48.218.811.332

Jumlah Liabilitas 3.777.417.128.067 3.353.382.102.420

EKUITAS 22.

Modal saham,Modal dasar sebanyak 100.000 lembar saham pada 31 Desember 2014dan 2013, dengan nilai nominal Rp. 10.000.000 setiap saham, 434.863.016.832 323.521.059.064ditempatkan dan disetor penuh pada tahun 2014 sebanyak 43.486lembar saham dan tahun 2013 sebanyak 32.352 lembar saham

Cadangan 199.794.352.020 167.704.191.295

Laba (Rugi) Tahun Berjalan 169.022.393.702 128.360.642.903Jumlah Ekuitas 803.679.762.555 619.585.893.262

JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 4.581.096.890.622 3.972.967.995.681

Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian tak terpisahkandari laporan keuangan secara keseluruhan

2

Page 29: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAHLAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF LAPORAN ARUS KAS

Untuk Tahun yang berakhir 31 Desember 2014 dan 2013 Untuk Tahun yang berakhir 31 Desember 2014 dan 2013(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2014 2013

PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONALPendapatan

Bunga 2 s. 23. 529.026.221.873 460.932.654.121Provisi dan Komisi Kredit 2 t. 24. 5.873.067.939 4.508.937.590

534.899.289.812 465.441.591.711

Beban BungaBunga 2 s. 25. (117.637.956.821) (106.572.581.410)

(117.637.956.821) (106.572.581.410)

Pendapatan Bunga - Bersih 417.261.332.990 358.869.010.302

Pendapatan Operasional Lainnya 2 s. 26. 28.206.229.508 24.752.147.083

Pembentukan Cadangan KerugianPenurunan Nilai 2 c. 27. (19.392.142.775) (2.044.056.242)

Pemulihan (Pembentukan) PenyisihanKerugian 2 c. 28. 14.969.406.364 2.948.829.894

Beban Operasional Lainnya

Catatan

Jumlah Pendapatan

Jumlah Beban Bunga

3

Beban Operasional LainnyaBeban Tenaga Kerja 2 s. 29. (112.214.671.981) (106.881.133.228)Beban Administrasi dan Umum 2 s. 30. (98.671.461.438) (103.244.631.061)

(210.886.133.419) (210.125.764.288)

Pendapatan (Beban) Operasional Lainnya - Bersih (215.308.869.830) (209.220.990.636)

Laba (Rugi) Operasional - Bersih 230.158.692.668 174.400.166.749

PENDAPATAN (BEBAN) NON OPERASIONALPendapatan Non Operasional 2 s. 31. 727.066.262 3.324.239.620Beban Non Operasional 2 s. 32. (1.203.697.244) (1.112.650.224)Pendapatan (Beban) Non Operasional (476.630.982) 2.211.589.396

LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN 229.682.061.685 176.611.756.144

PAJAK PENGHASILAN 2 r. 19.Kini 2 r. 19.c (61.065.383.000) (49.059.567.250)Tangguhan 2 r. 19.e 405.715.017 808.454.009

LABA BERSIH 169.022.393.702 128.360.642.903

PENDAPATAN (BEBAN) KOMPREHENSIF LAIN,

Pendapatan Komprehensif Lain - -

LABA KOMPREHENSIF 169.022.393.702 128.360.642.903

23.016 17.44016.902 12.836

Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian tak terpisahkandari laporan keuangan secara keseluruhan

Jumlah Beban Operasional Lainnya

Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian tak terpisahkandari laporan keuangan secara keseluruhan

Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian tak terpisahkandari laporan keuangan secara keseluruhan

3

Page 30: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAHLAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

Untuk Tahun yang berakhir 31 Desember 2014 dan 2013(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Modal Belum Ditentukan Jumlah Disetor Cadangan Umum Cadangan Tujuan Penggunaannya Ekuitas

Saldo per 1 Januari 2013 273.490.059.064 - - - 273.490.059.064

Cadangan Umum 22. b. - 82.343.133.009 - - 82.343.133.009Cadangan Tujuan 22. b. - - 55.334.169.382 - 55.334.169.382

Tambahan Modal 50.031.000.000 - - - 50.031.000.000Pembagian Laba tahun 2012

Cadangan Umum 22. b. - 18.016.133.342 - - 18.016.133.342Cadangan Tujuan 22. b. - - 12.010.755.561 - 12.010.755.561

Laba bersih tahun berjalan - - 128.360.642.903 128.360.642.903

22.

Saldo LabaTelah ditentukan PenggunaannyaCatatan

4

Laba bersih tahun berjalan - - 128.360.642.903 128.360.642.903

Saldo per 31 Desember 2013 323.521.059.064 100.359.266.351 67.344.924.943 128.360.642.903 619.585.893.262

Modal disajikan Kembali 22. a. 323.521.059.064 - - - 323.521.059.064Cadangan Umum 22. b. - 100.359.266.351 - - 100.359.266.351Cadangan Tujuan 22. b. - - 67.344.924.943 - 67.344.924.943

Tambahan Modal 111.341.957.768 - - - 111.341.957.768

Pembagian Laba tahun 2013Cadangan Umum 22. b. - 19.254.096.436 - - 19.254.096.436Cadangan Tujuan 22. b. - - 12.836.064.291 - 12.836.064.291

Laba (Rugi) bersih tahun berjalan - - - 169.022.393.702 169.022.393.702

Saldo per 31 Desember 2014 434.863.016.832 119.613.362.787 80.180.989.234 169.022.393.702 803.679.762.555

Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian tak terpisahkandari laporan keuangan secara keseluruhan

4

Page 31: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAHLAPORAN ARUS KAS LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

Untuk Tahun yang berakhir 31 Desember 2014 dan 2013 Untuk Tahun yang berakhir 31 Desember 2014 dan 2013(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2014 2013

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASIPenerimaan Bunga 529.026.221.873 460.932.654.121Penerimaan Provisi dan Komisi 5.873.067.939 4.508.937.590Penerimaan Operasional Lainnya 43.175.635.871 27.700.976.977Pembayaran Beban Bunga (117.637.956.821) (106.572.581.410)Pembayaran Beban umum dan Administrasi /Operasional (230.278.276.194) (212.169.820.530)Pembayaran Pajak Penghasilan Badan (61.065.383.000) (49.059.567.250)Penerimaan (Pembayaran) Non Operasional Lainnya (476.630.982) 2.211.589.396

168.616.678.685 127.552.188.894128.360.642.903 120.107.555.613

40.256.035.782 7.444.633.281Kenaikan (Penurunan) Aset Operasi

Penempatan pada Bank Lain 440.480.684.511 (354.273.700.359)Kredit Yang Diberikan (376.713.284.697) (197.276.799.081)Pajak Tangguhan (405.715.017) (808.454.009)Aset Lain-lain (9.203.865.525) 6.356.268.750

54.157.819.271 (546.002.684.699)

Kenaikan (Penurunan) Liabilitas Operasi377.033.366.883 34.126.988.352

2.056.513.871 14.955.727.030Taksiran pajak penghasilan

Laba Operasi sebelum perubahan aktivitas operasiLaba tahun laluKenaikan (Penurunan) Laba

Kas bersih diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas operasi

SimpananLabilitas Segera

5

377.033.366.883 34.126.988.3522.056.513.871 14.955.727.030

(1.134.682.742) 10.237.301.373(411.834.088) 44.510.918

45.397.760.131 (26.166.931.072)

477.098.943.326 (512.805.088.098)

Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian tak terpisahkan517.354.979.108 (505.360.454.817)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASIPembelian Aset Tetap dan Investasi (13.881.051.265) (12.114.556.994)Penyusutan Aset Tetap 9.866.526.812 9.311.139.577

(4.014.524.453) (2.803.417.417)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAANPinjaman Yang Diterima 1.093.901.592 471.773.936Setoran Modal 111.341.957.768 50.031.000.000Pembagian Laba 32.090.160.726 30.026.888.900

144.526.020.086 80.529.662.836

Kenaikan (Penurunan) Bersih Kas Dan Setara Kas 657.866.474.742 (427.634.209.398)

Kas Dan Setara Kas Awal Tahun 971.434.182.252 1.399.068.391.650

KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN 1.629.300.656.994 971.434.182.252

PENGUNGKAPAN TAMBAHANKas dan Setara Kas terdiri atas :

Kas 288.710.742.286 274.987.543.250Giro pada Bank Indonesia 604.971.188.605 593.578.502.668Giro pada Bank lain 735.618.726.104 102.868.136.335

KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN 1.629.300.656.994 971.434.182.253

Taksiran pajak penghasilanLabilitas imbalan paska kerjaLiabilitas lain-lain

Arus Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan Untuk AktivitasInvestasi)

Kas bersih diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas operasi

Arus Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan Untuk AktivitasPendanaan)

Arus Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan Untuk AktivitasOperasi)

SimpananLabilitas Segera

Giro pada Bank lain 735.618.726.104 102.868.136.335KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN 1.629.300.656.994 971.434.182.253

Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian tak terpisahkandari laporan keuangan secara keseluruhan

5

Page 32: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Page 33: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

1.

a.

Modal dasar Bank telah dilakukan beberapa kali perubahan dan terakhir dengan Peraturan Daerahnomor 1 tahun 1997 yang disahkan oleh Keputusan Menteri Dalam Negeri nomor 584-42-1240 tanggal21 Nopember 1999, menetapkan jumlah modal dasar Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Tengahmenjadi sebesar Rp.50.000.000.000,-

Bentuk badan hukum sebagai Perusahaan Daerah dinilai tidak sesuai lagi dengan kondisi perubahan saat ini,maka dipandang perlu untuk mengadakan perubahan bentuk badan hukum Bank Pembangunan DaerahKalimantan Tengah dari Perusahaan Daerah menjadi Perseroan Terbatas. Perubahan bentuk badan hukumini ditetapkan dengan Peraturan daerah no. 10 tahun 1999, dengan jumlah modal dasar sebesarRp.60.000.000.000,- terdiri dari Pemerintah Daerah Propinsi Kalimantan Tengah sebesarRp.25.000.000.000,- atau 41,67% dan Pemerintah Kabupaten/Kota sebesar Rp.25.000.000.000,- atau41,67% serta pihak ketiga sebesar Rp.10.000.000.000,- atau 16,66%. Perubahan bentuk badan hukum initelah dikukuhkan dengan akta pendirian perseroan terbatas Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Tengaholeh notaris Ellys Nathalina, SH nomor 110 tanggal 22 Mei 2000 di Palangka Raya. dan telah disahkan olehKeputusan Menteri Hukum dan Perundang-undangan RI nomor C-17902 HT.01.01 TH 2000 tanggal 15Agustus 2000.

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

UMUM

Pendirian Bank

PT Bank Pembangunan Kalimantan Tengah semula berbentuk PD (Perusahaan Daerah) yang didirikantanggal 28 Oktober 1961 dengan akte notaris Nyoo Sio Liep nomor 24 yang berkedudukan di IbukotaPropinsi Kalimantan Tengah, Palangka Raya. Jumlah modal dasar yang ditetapkan sebesarRp. 10.000.000,- dan modal disetor sebesar Rp. 2.660.000,- yang terdiri dari saham Pemerintah DaerahPropinsi Kalimantan Tengah sebesar Rp. 2.500.000,- dan saham swasta sebesar Rp. 160.000,-

Berdasarkan Peraturan Daerah Propinsi Kalimantan Tengah nomor 5/DPRGR/04/64 jo, nomor 10 tahun 1972dan berakhir dengan Peraturan Daerah no. 2 tahun 1976, Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Tengahmenjadi Perusahaan Daerah milik Pemerintah Propinsi Kalimantan Tengah dan Pemerintah Kabupaten/Kotase-Kalimantan Tengah dan saham yang dimiliki swasta dibeli oleh Pemerintah Propinsi Kalimantan Tengah.

Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013

6

Bentuk badan hukum sebagai Perusahaan Daerah dinilai tidak sesuai lagi dengan kondisi perubahan saat ini,maka dipandang perlu untuk mengadakan perubahan bentuk badan hukum Bank Pembangunan DaerahKalimantan Tengah dari Perusahaan Daerah menjadi Perseroan Terbatas. Perubahan bentuk badan hukumini ditetapkan dengan Peraturan daerah no. 10 tahun 1999, dengan jumlah modal dasar sebesarRp.60.000.000.000,- terdiri dari Pemerintah Daerah Propinsi Kalimantan Tengah sebesarRp.25.000.000.000,- atau 41,67% dan Pemerintah Kabupaten/Kota sebesar Rp.25.000.000.000,- atau41,67% serta pihak ketiga sebesar Rp.10.000.000.000,- atau 16,66%. Perubahan bentuk badan hukum initelah dikukuhkan dengan akta pendirian perseroan terbatas Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Tengaholeh notaris Ellys Nathalina, SH nomor 110 tanggal 22 Mei 2000 di Palangka Raya. dan telah disahkan olehKeputusan Menteri Hukum dan Perundang-undangan RI nomor C-17902 HT.01.01 TH 2000 tanggal 15Agustus 2000.

Perubahan bentuk badan hukum dari Perusahaan Daerah menjadi Perseroan Terbatas tersebut telahdisetujui oleh Bank Indonesia dengan Surat Keputusan Deputi Senior Bank IndonesiaNo. 2/3Kep-DGS/2000 tanggal 22 Nopember 2000 tentang perubahan bentuk badan hukum PerusahaanDaerah Bank Pembangunan Kalimantan Tengah menjadi PT Bank Pembangunan Kalimantan Tengah.

Selanjutnya berdasarkan akta notaris Ellys Nathalina, SH.MH, notaris di Palangka Raya Nomor 30 tanggal 27April 2010 tentang penegasan pernyataan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Luar Biasa,telah mengubah sebutan/singkatan PT Bank Pembangunan Kalimantan Tengah pada pasal 1 ayat (1)anggaran dasar perseroan yang semula berbunyi PT Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Tengahdengan sebutan PT Bank Pembangunan Kalteng menjadi berbunyi PT Bank Pembangunan DaerahKalimantan Tengah disingkat PT Bank Kalteng.

Anggaran dasar perusahaan telah mengalami perubahan terakhir yaitu sesuai keputusan rapat umumpemegang saham luar biasa PT Bank Pembangunan Kalteng yang dibuat oleh Notaris dengan akta No. 06tanggal 17 Mei 2013 dari Ellys Nathalina, SH.MH, Notaris di Palangka Raya mengenai modal dasar sebesarRp.1.000.000.000.000,- ( Satu Triliun rupiah) terbagi atas 100.000 (Seratus ribu) lembar saham denganNilai Nominal Rp.10.000.000,- (Sepuluh Juta Rupiah) per saham.

6

Page 34: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANUntuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013

1.

a.

b.

-

-

---

Kegiatan Utama Bank

Pendirian Bank (Lanjutan )

Menghimpun dana masyarakat

Selain itu PT Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Tengah berfungsi sebagai alat kelengkapan otonomidaerah di bidang keuangan / perbankan yang mempunyai tugas antara lain :

Menyalurkan kredit, baik kredit jangka pendek maupun kredit jangka panjangmelakukan usaha perbankan lainnya yang tidak bertentangan dengan undang-undang dan peraturanlainnya yang berlaku.

Usaha-usaha yang ditempuh untuk mencapai maksud perusahaan tersebut antara lain :

PT Bank Kalteng merupakan Badan Usaha yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT) yang befungsi sebagaiBank Umum didirikan dengan maksud :

Perubahan anggaran tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak asasi Manusia RIdengan surat keputusan Nomor : AHU-35100.AH.01.02. Tahun 2013 tanggal 28 Juni 2013.

UMUM (Lanjutan)

Membantu dan mendorong pertumbuhan perekonomian daerah dan pembangunan daerah di segalabidang.Sebagai salah satu sumber pendapatan daerah dalam rangka peningkatan taraf hidup rakyat.

7

---

----

c.

Kantor CabangKantor Cabang PembantuKantor KasUnit Pelayanan Kas

1414

Struktur dan Manajemen

6

2013

8

PT Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Tengah mempunyai Kantor Pusat di Jln. RTA Milono No. 12Palangka Raya, Kalimantan Tengah. Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, Bank mempunyai cabang-cabang, kantor cabang pembantu dan kantor kas sebagai berikut :

14

Selain itu PT Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Tengah berfungsi sebagai alat kelengkapan otonomidaerah di bidang keuangan / perbankan yang mempunyai tugas antara lain :

Pengelolaan kas DaerahPengelolaan jasa bank

Penggerak, pendorong laju pembangunan daerahPemegang kas daerah

Salah satu sumber pendapatan daerah.

Penyaluran dana

14

8

2014

Secara keseluruhan kegiatan usaha PT Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Tengah mencakup kegiatan :

Penghimpunan dana

7

7

Page 35: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANUntuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013

1.

c.

1. Pasar Baru

3. Tangkiling

Struktur dan Manajemen (Lanjutan )

3

-

Kantor Cabang Pembantu Kantor Kas

UMUM (Lanjutan)

Jumlah

-

1. RSUD. Dr. Doris Sylvanus

Sampit

Cabang Utama Palangka Raya

Kantor Cabang

3. Pujon

4Nama Kantor Kas

4. Samsat 1

2. Walikota Palangka Raya

Nama KCP

Nama kantor cabang utama/kantor cabang, kantor cabang pembantu dan kantor kas sebagai berikut :

Jumlah

2. Pasar Kahayan

2. Pegatan 2 -1. Tumbang Samba

1. Parenggean Buntok

Kuala Kapuas

2. Karang Mulya

Patas

3 1. Pembuang Hulu

-

2

3. Kotawaringin Lama Muara Teweh

Pangkalan Bun

1. Ampah

2. Simpang Sebabi

- -

-

1

Kasongan

- 1

1. Kumai

Tamiang Layang

8

Cabang Utama Palangka Raya 12 unit Kasongan 3 unit Buntok 3 unit Puruk Cahu 1 unit Sampit 4 unit Sukamara 2 unit Pangkalan Bun 4 unit Pulang Pisau 3 unit Muara Teweh 2 unit Kuala Kurun 2 unit Kuala Kapuas 3 unit Nanga Bulik 2 unit Tamiang Layang 4 unit Kuala Pembuang 2 unit

j.

a.

Kantor Kecamatan Arut Selatan Pangkalan BunPasar Indra Kencana Pangkalan Bun

d.

2. Sei Hanyo

-

-

-

Kuala Kurun

k.

Pasar Pendopo Muara Teweh

Kuala Pembuang

Pasar Beringin Buntok

Kantor Gubernur Kalimantan Tengah

h.

c.

5.

Kantor Unit Pelayanan Kas yaitu :

3.4.

m.n.

1.

f.

ATM (Anjungan Tunai Mandiri) yaitu :

b.

e. l.

i.

7.6.

Sangkurun, Kuala Kurun8.

2.

1 2

- -

Eks. Kantor PT BPD Kalimantan Tengah LamaSelat Kuala Kapuas

-

1. Tewah

2. Pegatan

11. Tumbang Jutuh

Puruk Cahu

1. Bahaur

2

- Sukamara

-

-

-

1. Tumbang Samba Kasongan

Nanga Bulik

Pulang Pisau

g.

8

Page 36: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANUntuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013

1.

c.

Dewan KomisarisKomisaris Utama : Prof. Dr. Ahim Sian Rusan Drs. Andris Pieter NandjanKomisaris : H. Mas Saily Muchtar, SE, MT Drs. NoordimansyahKomisaris : Drs. Salian Djalin Prof. Dr. Ahim Sian Rusan

DireksiDirektur Utama : Yosapatasi, SE Drs. Arthemas E. Assan, MMDirektur Pemasaran : Ir. Rukmo Susedyanto, MBA Drs. Charli TamanDirektur Umum : Dra. Samsiah Nelly, MM Soepangat Ngaseri, SEDirektur Kepatuhan : H. Sarifudin W. Daron, SE, MM Drs. Yesaya Itam Minun

Struktur dan Manajemen (Lanjutan)

Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham yang berita acaranya telah diaktakan dengan akta notaris EllysNathalina, SH. MH No. 02 pada tanggal 5 September 2009, dan akta notaris Nomor 22 tanggal 25 Juni 2014tentang Berita acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB), susunan Dewan Komisaris danDireksi pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut :

2014

INFORMASI UMUM (Lanjutan)

2013

Komite Audit *)

9

Ketua : Drs. Salian Djalin Drs. NoordimansyahAnggota : Drs. Usil Uda, Ak Drs. Usil Uda, AkAnggota : Khristiano Khristiano

2.

a. Dasar Penyajian Laporan Keuangan

IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI

Laporan keuangan telah disajikan berdasarkan harga perolehan kecuali untuk aset keuangan yangdiklasifikasikan sebagai aset dan liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugiatau tersedia untuk dijual.

Jumlah karyawan PT Bank Kalteng pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 masing-masing adalah 600orang dan 594 orang (tidak diaudit).

*) Pembentukan Komite Audit Bank telah dilakukan sesuai dengan peraturan Bapepam dan LK No. IX.I.5tanggal 24 September 2004.

Susunan pengurus Dewan Komisaris dan Direksi telah mendapat persetujuan Otoritas Jasa Keuangan("OJK", dahulu Bank Indonesia).

Laporan keuangan telah disusun berdasarkan Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (PAPI) 2008.Berdasarkan PAPI tersebut, antara lain, laporan komitmen dan kontinjensi tidak lagi disajikan, namuntransaksi komitmen dan kontinjensi yang signifikan diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.

Laporan keuangan PT Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Tengah disusun berdasarkan prinsipakuntansi yang berlaku umum di Indonesia, yaitu Standar Akuntansi Keuangan termasuk PedomanAkuntansi Perbankan Indonesia (PAPI) 2008.

Komite Audit *)

9

Page 37: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANUntuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013

2.

a.

Laporan arus kas disusun dengan mengunakan metode langsung berdasarkan perubahan kas dan setarakas yang diklasifikasikan dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Untuk penyajian laporan aruskas, kas dan setara kas terdiri dari kas, giro pada Bank Indonesia, giro pada bank lain dan investasi jangkapendek likuid lainnya dengan jangka waktu jatuh tempo tiga bulan atau kurang yang tidak digunakansebagai jaminan atau dibatasi penggunaannya.

Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia,mengharuskan manajemen untuk membuat pertimbangan-pertimbangan, estimasi dan asumsi yangmempengaruhi penerapan kebijakan akuntansi dan jumlah aset, liabilitas, pendapatan dan beban yangdilaporkan. Walaupun estimasi ini dibuat berdasarkan pengetahuan terbaik manajemen atas kejadian dantindakan saat ini, hasil yang timbul mungkin berbeda dengan jumlah yang diestimasi semula.

Laporan keuangan juga telah disusun berdasarkan basis akrual.

IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

Laporan keuangan disajikan dalam mata uang Rupiah yang merupakan mata uang fungsional dalampelaporan Bank. Seluruh angka dalam laporan keuangan ini, kecuali dinyatakan lain.

Taksiran-taksiran dan asumsi-asumsi yang digunakan ditelaah secara berkesinambungan. Revisi atastaksiran akuntansi diakui pada periode dimana taksiran tersebut direvisi dan periode-periode yang akandatang yang dipengaruhi oleh revisi taksiran tersebut.

Dasar Penyajian Laporan Keuangan (Lanjutan)

10

b.

-

-

-

-

-

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Baru dan Yang Disesuaikan

PSAK No. 65 "Laporan Keuangan Konsolidasi", yang diadopsi dari IFRS 10, menggantikan porsi PSAK No.4 (Revisi 2009) mengenai pengaturan akuntansi untuk laporan keuangan konsolidasian, menetapkanprinsip penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian ketika entitas mengendalikan satuatau lebih entitas lain.

PSAK No. 1 (Revisi 2013)."penyajian Laporan Keuangan", yang diadopsi IAS 1, mengatur perubahanpenyajian kelompok pos-pos dalam pendapatan komprehensif lain. Pos-pos yang akan direklasifikasi kelaba rugi disajikan terpisah dari pos-pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi.

PSAK No. 68 "Pengukuran Nilai Wajar", yang diadopsi dari IFRS 13, memberikan panduan tentangbagaimana pengukuran nilai wajar ketika nilai wajar disyaratkan atau diijinkan.

PSAK No. 24 (Revisi 2013)."Imbalan Kerja", yang diadopsi IAS 19, yang menghapus mekanisme koridordan pengungkapan atas informasi liabilitas kontijensi untuk menyederhanakan klarifikasi danpengungkapan.

Berikut ini ikhtisar Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan baru dan yang disesuaikan yang baru-baru initelah disahkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan yang dipandang relevan terhadap pelaporankeuangan bank umum namun belum berlaku efektif untuk laporan keuangan tahun 2014 :

PSAK No. 4 (Revisi 2013)."Laporan Keuangan Tersendiri", yang diadopsi IAS 4, mengatur persyaratanakuntansi ketika entitas induk menyajikan laporan keuangan tersendiri sebagai informasi tambahan.Pengaturan akuntansi untuk laporan keuangan konsolidasian diatur dalam PSAK No. 65.

Taksiran-taksiran dan asumsi-asumsi yang digunakan ditelaah secara berkesinambungan. Revisi atastaksiran akuntansi diakui pada periode dimana taksiran tersebut direvisi dan periode-periode yang akandatang yang dipengaruhi oleh revisi taksiran tersebut.

Efektif berlaku pada atau setelah tanggal 1 Januari 2015 :

10

Page 38: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANUntuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013

2.

b.

-------

c.

A

ISAK 26 "Penilaian Ulang Derivatif Melekat".

PSAK 50 (Revisi 2014) "Instrumen Keuangan : Penyajian".

Penerapan dini revisi dan standar baru diatas sebelum 1 Januari 2015 tidak diijinkan

PSAK 60 (Revisi 2014) "Instrumen Keuangan : Pengungkapan".

Bank sedang mengevaluasi dan belum menentukan dampak dari standar baru dan yang disesuaikantersebut terhadap laporan keuangannya.

Aset Keuangan

Bank mengklasifikasikan aset keuangannya dalam kategori (a) aset keuangan yang diukur pada nilaiwajar melalui laporan laba rugi, (b) pinjaman yang diberikan dan piutang, (c) aset keuangan yangdimiliki hingga jatuh tempo, dan (d) aset keuangan yang tersedia untuk dijual. Klasifikasi ini tergantungdari tujuan perolehan aset keuangan tersebut. Manajemen menentukan klasifikasi aset keuangantersebut pada saat awal pengakuannya.

PSAK 55 (Revisi 2014) "Instrumen Keuangan : Pengakuan dan pengukuran".

Instrumen Keuangan

PSAK 46 (Revisi 2014) "Pajak Penghasilan".PSAK 48 (Revisi 2014) "Penurunan Nilai Aset".

PSAK 67 "Pengungkapan kepentingan dalam Entitas Lain".

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Baru dan Yang Disesuaikan (Lanjutan)

IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

11

Pinjaman yang diberikan dan piutang,

Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi,(a)

Yang dimaksudkan oleh Bank untuk dijual dalam waktu dekat, yang diklasifikasikan dalamkelompok diperdagangkan, serta yang pada saat pengakuan awal ditetapkan sebagai diukurpada nilai wajar melalui laporan laba rugi.

Yang pada saat pengakuan awal ditetapkan dalam kelompok tersedia untuk dijual, atau

Pinjaman yang diberikan dan Piutang adalah aset keuangan non derivatif dengan pembayarantetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif, kecuali :

1.

2.

Kategori ini terdiri dari dua sub-kategori: aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompokdiperdagangkan dan aset keuangan yang pada saat pengakuan awal telah ditetapkan untuk diukurpada nilai wajar melalui laporan laba rugi.

Dalam hal pemilik mungkin tidak akan memperoleh kembali investasi awal secara substansialkecuali disebabkan oleh penurunan kualitas pinjaman yang diberikan dan piutang.

Bank mengklasifikasikan aset keuangannya dalam kategori (a) aset keuangan yang diukur pada nilaiwajar melalui laporan laba rugi, (b) pinjaman yang diberikan dan piutang, (c) aset keuangan yangdimiliki hingga jatuh tempo, dan (d) aset keuangan yang tersedia untuk dijual. Klasifikasi ini tergantungdari tujuan perolehan aset keuangan tersebut. Manajemen menentukan klasifikasi aset keuangantersebut pada saat awal pengakuannya.

3.

Aset keuangan diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan jika diperoleh atau dimilikiterutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat atau jika merupakan bagiandari portofolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola bersama dan terdapat bukti mengenaipola ambil untung dalam jangka pendek (short term profit-taking ) yang terkini. Derivatif jugadikategorikan dalam kelompok diperdagangkan, kecuali derivatif yang ditetapkan dan efektifsebagai instrumen lindung nilai.

(b)

11

Page 39: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANUntuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013

2.

c.

A

Pada saat pengakuan awal, pinjaman yang diberikan dan piutang diakui pada nilai wajarnyaditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi denganmenggunakan metode suku bunga efektif. Pendapatan dari aset keuangan dalam kelompokpinjaman diberikan dan piutang dicatat di dalam laporan laba rugi dan dilaporkan sebagaiPendapatan Bunga. Dalam hal terjadi penurunan nilai, kerugian penurunan nilai dilaporkansebagai pengurangan dari nilai tercatat dari aset keuangan dalam kelompok pinjaman yangdiberikan dan piutang dan diakui di dalam laporan laba rugi sebagai Cadangan Kerugian

IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

Aset keuangan yang dimiliki hingga jatuh tempo,

Aset Keuangan (Lanjutan)

(b)

Instrumen Keuangan (Lanjutan)

Aset keuangan dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan non derivatifdengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan, sertamempunyai internsi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuhtempo, kecuali :

(c)

Pinjaman yang diberikan dan piutang (lanjutan),

12

3) aset keuangan yang memiliki definisi pinjaman yang diberikan dan piutang.

1)

aset keuangan yang ditetapkan dalam kelompok tersedia untuk dijual, dan

Pada saat pengakuan awal, pinjaman yang diberikan dan piutang diakui pada nilai wajarnyaditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi denganmenggunakan metode suku bunga efektif.

aset keuangan yang pada saat pengakuan awal ditetapkan sebagai aset keuangan yangdiukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.

2)

Aset keuangan dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan non derivatifdengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan, sertamempunyai internsi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuhtempo, kecuali :

Aset keuangan yang tersedia untuk dijual.

Aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk dijual adalah aset keuangan yang ditetapkan untukdimiliki untuk periode tertentu dimana akan dijual dalam rangka pemenuhan likuiditas atauperubahan suku bunga, valuta asing atau yang tidak diklasifikasikan sebagai pinjaman yangdiberikan atau piutang, aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok dimiliki hingga jatuhtempo atau aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.

(d)

Pendapatan dari aset keuangan dalam kelompok pinjaman diberikan dan piutang dicatat di dalamlaporan laba rugi dan dilaporkan sebagai Pendapatan Bunga. Dalam hal terjadi penurunan nilai,kerugian penurunan nilai dilaporkan sebagai pengurangan dari nilai tercatat dari aset keuangandalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang dan diakui di dalam laporan laba rugisebagai Cadangan Kerugian Penurunan Nilai.

12

Page 40: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANUntuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013

2.

c.

A

Pengakuan

Instrumen Keuangan (Lanjutan)

Aset Keuangan (Lanjutan)

Bank menggunakan akuntansi tanggal perdagangan untuk mencatat transaksi efek-efek danObligasi Pemerintah, sedangkan untuk transaksi aset keuangan lainnya yang lazim (regular)menggunakan akuntansi tanggal penyelesaian. Aset keuangan yang dialihkan kepada pihak ketigatetapi tidak memenuhi syarat penghentian pengakuan disajikan di dalam laporan posisi keuangansebagai “Aset yang dijaminkan”, jika pihak penerima memiliki hak untuk menjual atau mentransferkembali.

Pada saat pengakuan awalnya, aset keuangan tersedia untuk dijual diakui pada nilai wajarnyaditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada nilai wajarnya dimana keuntungan ataukerugian atas perubahan nilai wajar diakui pada laporan laba rugi komprehensif kecuali untukkerugian penurunan nilai dan laba rugi selisih kurs untuk instrumen utang, untuk instrumenekuitas, laba rugi selisih kurs diakui sebagai bagian dari ekuitas, hingga aset keuangan dihentikanpengakuannya. Jika aset keuangan tersedia untuk dijual mengalami penurunan nilai, akumulasikeuntungan atau kerugian yang belum direalisasi atas perubahan nilai wajar, yang sebelumnyadiakui di laporan perubahan laporan laba rugi komprehensif, diakui pada laporan laba rugi.Pendapatan bunga dihitung menggunakan metode suku bunga efektif dan keuntungan ataukerugian yang timbul akibat perubahan nilai tukar dari aset moneter yang diklasifikasikan sebagaikelompok tersedia untuk dijual diakui pada laporan laba rugi.

Aset keuangan yang tersedia untuk dijual (Lanjutan).

IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

(d)

13

B

Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar liabilitas keuangan yangdiklasifikasikan sebagai diperdagangkan dicatat dalam laporan laba rugi sebagaikeuntungan/(kerugian) yang belum direalisasi dari kenaikan/(penurunan) nilai wajar instrumenkeuangan”. Beban bunga dari liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan dicatatdi dalam “Beban bunga”.

Liabilitas Keuangan

(a) Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi

Bank menggunakan akuntansi tanggal perdagangan untuk mencatat transaksi efek-efek danObligasi Pemerintah, sedangkan untuk transaksi aset keuangan lainnya yang lazim (regular)menggunakan akuntansi tanggal penyelesaian. Aset keuangan yang dialihkan kepada pihak ketigatetapi tidak memenuhi syarat penghentian pengakuan disajikan di dalam laporan posisi keuangansebagai “Aset yang dijaminkan”, jika pihak penerima memiliki hak untuk menjual atau mentransferkembali.

Kategori ini terdiri dari dua sub-kategori: liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagaidiperdagangkan dan liabilitas keuangan yang pada saat pengakuan awal telah ditetapkan untukdiukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.

Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan jika diperoleh terutama untuk tujuandijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat atau jika merupakan bagian dari portofolio instrumenkeuangan tertentu yang dikelola bersama dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalamjangka pendek yang terkini. Derivatif diklasifikasikan sebagai liabilitas diperdagangkan kecualiditetapkan dan efektif sebagai instrumen lindung nilai.

Bank mengklasifikasikan liabilitas keuangan dalam kategori (a) liabilitas keuangan yang diukur pada nilaiwajar melalui laporan laba rugi dan (b) liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehandiamortisasi. Liabilitas keuangan dikeluarkan dari laporan posisi keuangan ketika liabilitas telahdilepaskan atau dibatalkan atau kadaluwarsa.

13

Page 41: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANUntuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013

2.

c.

B

Instrumen Keuangan (Lanjutan)

(a)

Liabilitas Keuangan (Lanjutan)

liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi

Perubahan nilai wajar terkait dengan liabilitas keuangan yang ditetapkan untuk diukur pada nilaiwajar melalui laporan laba rugi diakui di dalam “Keuntungan/(kerugian) dari perubahan nilai wajarinstrumen keuangan”.

(b)

Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi (Lanjutan )

Jika pada pengakuan awal telah menetapkan instrumen utang tertentu sebagai nilai wajar melaluilaporan laba rugi (opsi nilai wajar), maka selanjutnya, penetapan ini tidak dapat diubah.Berdasarkan PSAK 55 (Revisi 2011), instrumen utang yang diklasifikasikan sebagai opsi nilai wajar,terdiri dari kontrak utama dan derivatif melekat yang harus dipisahkan.

IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

Pada saat pengakuan awal, liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasidiukur pada nilai wajar ditambah biaya transaksi.

Setelah pengakuan awal, seluruh liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehandiamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Amortisasi suku bunga efektifdiakui sebagai “Beban bunga”.

14

C

D

Setelah pengakuan awal, seluruh liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehandiamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Amortisasi suku bunga efektifdiakui sebagai “Beban bunga”.

Penghentian pengakuan

Bank tidak boleh mengklasifikasikan aset keuangan sebagai aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo,jika dalam periode berjalan atau dalam kurun waktu dua tahun sebelumnya, telah menjual ataumereklasifikasi aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo dalam jumlah yang lebih dari jumlah yangtidak signifikan sebelum jatuh tempo (lebih dari jumlah yang tidak signifikan dibandingkan denganjumlah nilai investasi dimiliki hingga jatuh tempo), kecuali penjualan atau reklasifikasi tersebut:

Penghentian pengakuan aset keuangan dilakukan ketika hak kontraktual atas arus kas yang berasal dariaset keuangan tersebut berakhir, atau ketika aset keuangan tersebut telah ditransfer dan secarasubstansial seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset tersebut telah ditransfer (jika, secarasubstansial seluruh risiko dan manfaat tidak ditransfer, maka evaluasi untuk memastikan keterlibatanberkelanjutan atas kendali yang masih dimiliki tidak mencegah penghentian pengakuan). Liabilitaskeuangan dihentikan pengakuannya ketika liabilitas telah dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluwarsa.

Agunan yang diserahkan di dalam perjanjian dijual dengan janji untuk dibeli kembali dan transaksisecurities lending dan borrowing tidak dihentikan pengakuannya karena secara substansial masihmemiliki seluruh risiko dan manfaat atas agunan tersebut, berdasarkan ketentuan bahwa hargapembelian kembali telah ditentukan di awal, sehingga kriteria penghentian pengakuan tidak terpenuhi.

Reklasifikasi aset keuangan

Bank tidak diperkenankan untuk mereklasifikasi instrumen keuangan dari atau ke kategori instrumenkeuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi selama instrumen keuangan tersebutdimiliki atau diterbitkan.

14

Page 42: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANUntuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013

2.

c.

D

E

Reklasifikasi aset keuangan (Lanjutan)

IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

Instrumen Keuangan (Lanjutan)

terjadi setelah memperoleh secara substansial seluruh jumlah pokok aset keuangan tersebutsesuai jadwal pembayaran atau telah memperoleh pelunasan dipercepat; atau

(b)

(c) terkait dengan kejadian tertentu yang berada di luar kendali, tidak berulang, dan tidak dapatdiantisipasi secara wajar.

(a) dilakukan ketika aset keuangan sudah mendekati jatuh tempo atau tanggal pembelian kembali dimana perubahan suku bunga pasar tidak akan berpengaruh secara signifikan terhadap nilai wajaraset keuangan tersebut;

Reklasifikasi aset keuangan dari kelompok dimiliki hingga jatuh tempo ke kelompok tersedia untuk dijualdicatat sebesar nilai wajarnya. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi tetap dilaporkan dalamkomponen laporan laba rugi komprehensif sampai aset keuangan tersebut dihentikan pengakuannya,dan pada saat itu, keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui dalam laporan laba rugikomprehensif harus diakui pada laporan laba rugi.

Klasifikasi atas instrumen keuangan

15

E

Obligasi Pemerintah

Klasifikasi atas instrumen keuangan

Bank mengklasifikasikan instrumen keuangan dalam klasifikasi tertentu yang mencerminkan sifat dariinformasi dan mempertimbangkan karakteristik dari instrumen keuangan tersebut. Klasifikasi instrumenkeuangan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Kategori yang didefinisikan

Golongan (ditentukan oleh Bank) Sub Golongan

Aset keuangan yang diukurpada nilai wajar melalui labarugi

Pendapatan yang masihakan diterima

Giro pada bank lain

Pinjaman yang diberikan danpiutang

oleh PSAK 55 (Revisi 2011)

Obligasi Pemerintah

AsetKeuangan

Obligasi Pemerintah

Efek-efekTagihan lainnya

Aset keuangan dalamkelompok diperdagangkan

Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain

Aset Lain-lain

Efek-efek

Giro pada Bank Indonesia

Kredit yang diberikan

Piutang transaksi nasabah

Tagihan derivatif - terkit lindungnialai atas arus kas

Aset keuangan dimiliki hinggajatuh tempo

Aset keuangan tersedia untukdijual

Efek-efek

Efek-efek

Penyertaan saham

Derivatif Lindung NilaiLindung nilai atas nilai arus kas

15

Page 43: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANUntuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013

2.

c.

E

Kategori yang didefinisikan

Liabilitas segera

Deposito berjangkaSimpanan Nasabah

Giro

Klasifikasi atas instrumen keuangan (Lanjutan)

Liabilitas keuangan yang diukurpada nilai wajar melalui labarugi

Instrumen Keuangan (Lanjutan)

IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

Golongan (ditentukan oleh Bank)

Cadangan atas Bonus daninsentif,Pegawai

Tabungan

Liabilitas atas efek-efek yang dijual dengan janji dibelikembali

Sub Golongan

Beban bunga yang masihharus dibayar

Liabilitas keuangan dalamkelompok diperdagangkan

Simpanan dari bank LainDeposito berjangka

oleh PSAK 55 (Revisi 2011)

Inter-bank call Money

Liabilitas keuangan yangdiukur dengan biaya perolehandiamortisasi

Giro dan Tabungan

Pinjaman yang diterima

LiabilitasKeuangan

Liabilitas derivatif bukanlindung nilai

Efek-efek yang diterbitkan

Liabilitas Lain-lain

Utang Transaksi nasabah

16

F

G

Saling hapus instrumen keuangan

Pinjaman subordinasi

Cadangan atas Bonus daninsentif,Pegawai

Labilitas Terkait dengan transaksiATM dan Kartu Kredit

Cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan

Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus disajikan dalam laporan posisi keuangan jikamemiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus buku atas jumlah yang telahdiakui tersebut dan berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset danmenyelesaikan liabilitasnya secara simultan.

RekeningAdministratif

Garansi yang diberikan

Fasilitas kredit yang diberikan yang belum digunakan (committed )

Liabilitas keuangan yangdiukur dengan biaya perolehandiamortisasi

Biaya yang masih harus dibayar(operasional)

LiabilitasKeuangan

Pada setiap tanggal laporan posisi keuangan, bank mengevaluasi apakah terdapat bukti yangobyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Asetkeuangan atau kelompok aset keuangan diturunkan nilainya dan kerugian penurunan nilai telahterjadi, jika dan hanya jika, terdapat bukti yang obyektif mengenai penurunan nilai tersebut sebagaiakibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut (“peristiwayang merugikan”), dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masadepan atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal.

Fasilitas kredit yang diberikan yang belum ditarik

Liabilitas Lain-lain

Aset keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi(a)

16

Page 44: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANUntuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013

2.

c.

G

Aset keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi (Lanjutan)

Instrumen Keuangan (Lanjutan)

kesulitan keuangan signifikan yang dialami penerbit atau pihak peminjam;

Kriteria yang digunakan untuk menentukan bukti obyektif dari penurunan nilai adalah sebagaiberikut:

IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

3)

Cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan (Lanjutan)

1)

(a)

pelanggaran kontrak, seperti terjadinya wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok ataubunga;

terdapat kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukanreorganisasi keuangan lainnya;

4)

hilangnya pasar aktif dari aset keuangan akibat kesulitan keuangan; atau5)

pihak pemberi pinjaman, dengan alasan ekonomi atau hukum sehubungan dengan kesulitankeuangan yang dialami pihak peminjam, memberikan keringanan (konsesi) pada pihakpeminjam yang tidak mungkin diberikan jika pihak peminjam tidak mengalami kesulitantersebut;

2)

data yang dapat diobservasi mengindikasikan adanya penurunan yang dapat diukur atasestimasi.

6)

17

Bank pertama kali menentukan apakah terdapat bukti obyektif penurunan nilai atas aset keuangan.Penilaian secara individual dilakukan atas aset keuangan yang secara individual mengalamipenurunan nilai yang signifikan, dengan menggunakan metode discounted cash flows . Asetkeuangan yang tidak signifikan namun mengalami penurunan nilai dan aset keuangan yang tidakmengalami penurunan nilai, dimasukkan dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristikrisiko yang serupa dan dilakukan penilaian secara kolektif.

Dalam melakukan evaluasi penurunan nilai kredit, Bank menetapkan portofolio kredit menjadi 3kategori, sebagai berikut:

Kredit yang secara individual memiliki nilai tidak signifikan.

Khusus untuk kredit yang diberikan, bank menggunakan kriteria tambahan untuk menentukan buktiobyektif penurunan nilai sebagai berikut:

Kredit yang direstrukturisasi.2)

data yang dapat diobservasi mengindikasikan adanya penurunan yang dapat diukur atasestimasi.

Semua kredit yang direstrukturisasi.2)

Jika bank menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuanganyang dinilai secara individual, baik yang jumlahnya signifikan maupun tidak signifikan, maka asetkeuangan tersebut akan dimasukkan ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristikrisiko kredit yang serupa dan penurunan nilai kelompok aset keuangan tersebut dilakukan secarakolektif. Aset keuangan yang penurunan nilainya dilakukan secara individual, dan untuk itu kerugianpenurunan nilai telah diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilaisecara kolektif.

1)

3)

Kredit yang secara individual memiliki nilai signifikan dan jika terjadi penurunan nilai akanberdampak cukup material bagi laporan keuangan.

1) Kredit yang diberikan dengan kolektibilitas Kurang Lancar, Diragukan dan Macet (kredit non-performing) sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 7/2/PBI/2005 tanggal 20Januari 2005 tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum sebagaimana telah diubah terakhirdengan PBI No. 11/2/PBI/2009 tanggal 29 Januari 2009.

17

Page 45: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANUntuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013

2.

c.

G

Kredit yang direstrukturisasi yang secara individual memiliki nilai tidak signifikan.

Perhitungan penurunan nilai secara individu

IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

Kredit yang secara individual memiliki nilai tidak signifikan; atau

1)

Kredit yang direstrukturisasi yang secara individual memiliki nilai signifikan.

Kredit yang secara individual memiliki nilai signifikan namun tidak memiliki bukti obyektifpenurunan nilai; atau

Bank menetapkan kredit yang harus dievaluasi penurunan nilainya secara kolektif, jika memenuhisalah satu kriteria di bawah ini:

2)

1)

Instrumen Keuangan (Lanjutan)

(a) Aset keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi (Lanjutan)

Cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan (Lanjutan)

3)2)

Kredit yang secara individual memiliki nilai signifikan dan memiliki bukti obyektif penurunannilai; atau

Bank menetapkan kredit yang harus dievaluasi penurunan nilainya secara individual, jika memenuhisalah satu kriteria di bawah ini:

18

Bank menggunakan metode fair value of collateral sebagai arus kas masa datang apabilamemenuhi salah satu kondisi berikut:

Jumlah kerugian penurunan nilai diukur berdasarkan selisih antara nilai tercatat aset keuangandengan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang (tanpa memperhitungkan kerugian penurunannilai dimasa datang yang belum terjadi) yang didiskontokan menggunakan tingkat suku bungaefektif awal dari aset keuangan tersebut. Nilai tercatat aset tersebut dikurangi melalui akuncadangan kerugian penurunan nilai dan beban kerugian diakui pada laporan laba rugi. Jikapinjaman yang diberikan atau aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo memiliki suku bungavariabel, maka tingkat diskonto yang digunakan untuk mengukur setiap kerugian penurunan nilaiadalah suku bunga efektif yang berlaku yang ditetapkan dalam kontrak.

1) Kredit bersifat collateral dependent , yaitu jika pelunasan kredit hanya bersumber dari agunan;atau

Perhitungan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang atas aset keuangan dengan agunanmencerminkan arus kas yang dapat dihasilkan dari pengambilalihan agunan dikurangi biaya-biayauntuk memperoleh dan menjual agunan, terlepas apakah pengambilalihan tersebut berpeluangterjadi atau tidak.

Pengambilalihan agunan kemungkinan besar terjadi dan didukung dengan aspek legalpengikatan agunan.

Perhitungan penurunan nilai secara individu

Perhitungan penurunan nilai secara kolektif

Untuk tujuan evaluasi penurunan nilai secara kolektif, aset keuangan dikelompokkan berdasarkankesamaan karakteristik risiko kredit seperti mempertimbangkan segmentasi kredit dan statustunggakan. Karakteristik yang dipilih adalah relevan dengan estimasi arus kas masa datang darikelompok aset tersebut yang mengindikasikan kemampuan debitur atau rekanan untuk membayarseluruh liabilitas yang jatuh tempo sesuai persyaratan kontrak dari aset yang dievaluasi.

2)

18

Page 46: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANUntuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013

2.

c.

G

Perhitungan penurunan nilai secara kolektif (Lanjutan)

Aset keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi (Lanjutan)

Instrumen Keuangan (Lanjutan)

IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

(a)

Bank menggunakan statistical model analysis method , yaitu roll rates analysis method danmigration analysis method untuk penilaian penurunan nilai aset keuangan secara kolektif denganmenggunakan data historis minimal 3 (tiga) tahun.

Pada migration analysis method , manajemen menentukan estimasi periode antara terjadinyaperistiwa dan teridentifikasinya kerugian untuk setiap portofolio yang diidentifikasi, yaitu 12 bulan,kecuali untuk segmen mikro dimana estimasi periode antara terjadinya peristiwa danteridentifikasinya kerugian adalah 9 bulan.

Arus kas masa datang dari kelompok aset keuangan yang penurunan nilainya dievaluasi secarakolektif, diestimasi berdasarkan kerugian historis yang pernah dialami atas aset-aset yang memilikikarakteristik risiko kredit yang serupa dengan karakteristik risiko kredit kelompok tersebut di dalamBank. Kerugian historis yang pernah dialami kemudian disesuaikan berdasarkan data terkini yangdapat diobservasi untuk mencerminkan kondisi saat ini yang tidak berpengaruh pada periodeterjadinya kerugian historis tersebut, dan untuk menghilangkan pengaruh kondisi yang ada padaperiode historis namun sudah tidak ada lagi saat ini.

Cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan (Lanjutan)

19

Pada setiap tanggal laporan posisi keuangan, Bank mengevaluasi apakah terdapat bukti yangobyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. LihatCatatan 2c.(G).(a) untuk kriteria bukti obyektif adanya penurunan nilai.

Penerimaan kemudian atas kredit yang diberikan yang telah dihapuskan pada periode berjalandicatat sebagai pemulihan dari cadangan kerugian penurunan nilai.

Jika, pada periode berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai berkurang dan pengurangantersebut dapat dikaitkan secara obyektif pada peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui(seperti meningkatnya peringkat kredit debitur), maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnyadiakui harus dipulihkan, dengan menyesuaikan akun cadangan. Jumlah pemulihan aset keuangandiakui pada laporan laba rugi .

Aset keuangan yang tersedia untuk dijual

Ketika kredit yang diberikan tidak tertagih, kredit tersebut dihapus buku dengan menjurnal balikcadangan kerugian penurunan nilai. Kredit tersebut dapat dihapus buku setelah semua proseduryang diperlukan telah dilakukan dan jumlah kerugian telah ditentukan. Beban penurunan nilai yangterkait dengan kredit yang diberikan dan efek-efek (di dalam kategori dimiliki hingga jatuh tempodan pinjaman yang diberikan dan piutang) diklasifikasikan ke dalam “Pembentukan cadangankerugian penurunan nilai”.

Pada migration analysis method , manajemen menentukan estimasi periode antara terjadinyaperistiwa dan teridentifikasinya kerugian untuk setiap portofolio yang diidentifikasi, yaitu 12 bulan,kecuali untuk segmen mikro dimana estimasi periode antara terjadinya peristiwa danteridentifikasinya kerugian adalah 9 bulan.

Penerimaan kemudian atas kredit yang diberikan yang telah dihapusbukukan pada periodesebelumnya dicatat sebagai pendapatan operasional lainnya.

(b)

19

Page 47: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANUntuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013

2.

c.

G

Jika, pada periode berikutnya, nilai wajar aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompoktersedia untuk dijual meningkat dan peningkatan tersebut dapat secara obyektif dihubungkandengan peristiwa yang terjadi setelah pengakuan kerugian penurunan nilai pada laporan laba rugi,maka kerugian penurunan nilai tersebut harus dipulihkan melalui laporan laba rugi.

IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

(c) Kontrak jaminan keuangan dan komitmen

Cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan (Lanjutan)

Penurunan yang signifikan atau penurunan jangka panjang atas nilai wajar dari investasi dalaminstrumen utang di bawah biaya perolehannya merupakan bukti obyektif terjadinya penurunan nilaidan menyebabkan pengakuan kerugian penurunan nilai. Ketika terdapat bukti tersebut diatas untukaset keuangan yang tersedia untuk dijual, kerugian kumulatif, yang merupakan selisih antara biayaperolehan dengan nilai wajar kini, dikurangi kerugian penurunan nilai aset keuangan yangsebelumnya telah diakui pada laporan laba rugi, dikeluarkan dari ekuitas dan diakui pada laporanlaba rugi.

(b)

Instrumen Keuangan (Lanjutan)

Aset keuangan yang tersedia untuk dijual

20

H

(c) Kontrak jaminan keuangan dan komitmen

Peningkatan jumlah liabilitas yang berkaitan dengan jaminan keuangan dilaporkan sebagai biayaoperasi lain-lain pada laporan laba rugi.

Jaminan keuangan awalnya diakui dalam laporan keuangan sebesar nilai wajar pada tanggaljaminan diberikan. Nilai wajar dari jaminan keuangan pada saat dimulainya transaksi padaumumnya sama dengan provisi yang diterima untuk jaminan diberikan dengan syarat dan kondisinormal. Setelah pengakuan awal, liabilitas Bank atas jaminan tersebut diukur pada jumlah yanglebih tinggi antara jumlah awal, dikurangi amortisasi provisi, dan estimasi terbaik dari jumlah yangdiharapkan akan terjadi untuk menyelesaikan jaminan tersebut. Estimasi ini ditentukan berdasarkanpengalaman transaksi yang sejenis dan kerugian historis masa lalu, dilengkapi dengan penilaianmanajemen. Pendapatan provisi yang diperoleh diamortisasi selama jangka waktu jaminan denganmenggunakan metode garis lurus.

Kontrak jaminan keuangan adalah kontrak yang mengharuskan penerbit untuk melakukanpembayaran yang ditetapkan untuk mengganti uang pemegang kontrak atas kerugian yang terjadikarena debitur tertentu gagal untuk melakukan pembayaran pada saat jatuh tempo, sesuai denganketentuan dari instrumen utang. Jaminan keuangan tersebut diberikan kepada bank-bank, lembagakeuangan dan badan-badan lainnya atas nama debitur untuk menjamin kredit dan fasilitas-fasilitasperbankan lainnya.

Penentuan nilai wajar

Nilai wajar untuk instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif, seperti efek-efek danObligasi Pemerintah, ditentukan berdasarkan nilai pasar yang berlaku pada tanggal laporan posisikeuangan menggunakan harga yang dipublikasikan secara rutin dan berasal dari sumber yangterpercaya, seperti Bloomberg, Reuters atau harga yang diberikan oleh broker (quoted price ). Investasidalam unit reksadana dinyatakan sebesar nilai pasar sesuai nilai aset bersih dari reksadana pada tanggallaporan posisi keuangan.

20

Page 48: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANUntuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013

2.

c.

H

Instrumen keuangan dianggap memiliki kuotasi di pasar aktif, jika harga kuotasi tersedia sewaktu-waktudan dapat diperoleh secara rutin dari bursa, pedagang efek (dealer ), perantara efek (broker ) dan hargatersebut mencerminkan transaksi pasar yang aktual dan rutin dalam suatu transaksi yang wajar. Jikakriteria di atas tidak terpenuhi, maka pasar aktif dinyatakan tidak tersedia. Indikasi-indikasi dari pasartidak aktif adalah terdapat selisih yang besar antara harga penawaran dan permintaan atau kenaikansignifikan dalam selisih harga penawaran dan permintaan dan hanya terdapat beberapa transaksi terkini.

IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

Untuk efek-efek yang tidak mempunyai harga pasar, estimasi atas nilai wajar efek-efek ditetapkandengan mengacu pada nilai wajar instrumen lain yang substansinya sama atau dihitung berdasarkanarus kas yang diharapkan terhadap aset bersih efek-efek tersebut.

Untuk Obligasi Pemerintah yang tidak memiliki nilai pasar, estimasi nilai wajar ditentukan denganmenggunakan model untuk mendapatkan estimasi nilai kini dari arus kas masa depan yang diharapkan(pendekatan next-repricing method ) dengan menggunakan faktor deflator.

Instrumen Keuangan (Lanjutan)

Penentuan nilai wajar (Lanjutan)

21

d.

IIIIIIIVVVI

e.

f.

Kas dan Setara Kas

Transaksi dengan Pihak-pihak Berelasi

karyawan kunci dan anggota keluarganya; dan

Untuk tujuan laporan arus kas, kas dan setara kas meliputi kas, giro pada Bank Indonesia, giro pada banklain dan investasi jangka pendek likuid lainnya dengan jangka waktu kurang dari 3 (tiga) bulan sejaktanggal perolehan, sepanjang tidak digunakan sebagai jaminan atas pinjaman yang diterima serta tidakdibatasi penggunaannya.

perusahaan asosiasi;

Giro pada Bank Indonesia dan Bank lain diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang. LihatCatatan 2c untuk kebijakan akuntansi atas pinjaman yang diberikan dan piutang. Giro pada Bank Indonesiadan Bank lain dinyatakan sebesar saldo giro dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan nilai.

Giro pada Bank Indonesia dan Bank Lain

Semua transaksi signifikan dengan pihak-pihak berelasi, telah diungkapkan pada Catatan 35

investor yang memiliki hak suara, yang memberikan investor tersebut suatu pengaruh yang signifikan;

perusahaan di bawah pengendalian Bank ;

entitas yang dikelola, dikendalikan bersama atau dipengaruhi secara signifikan oleh Pemerintah.

perusahaan di bawah pengendalian investor yang dijelaskan dalam Catatan III di atas;

Bank Kalteng melakukan transaksi dengan pihak - pihak berelasi seperti yang didefinisikan dalam PSAK No.7 (Revisi 2010) tentang “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi” yang didefinisikan antara lain:

21

Page 49: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANUntuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013

2.

f.

Pada tanggal 9 Februari 2011, Banki Indonesia (PBI) No. 13/10/PBI/2011 tentang Giro Wajib Minimum(GWM) Bank Umum pada Bank Indonesia dalam rupiah dan valuta asing. GWM dalam rupiah terdiri dariGWM primer dan GWM skunder dan GWM Loan to Deposit Ratio (LDR). GWM primer dalam rupiahditetapkan sebesar 8 % dari DPK dalam rupiah. GWM LDR dalam rupiah sebesar perhitungan antaraparameter disinsentif bawah atau parameter disinsetif atas dengan selisih antara Kewajiban PenyediaanModal Minimum (KPMM) Bank dengan KPMM Insentif. GWM dalam valuta asing ditetapkan sebesar 8 % dariDPK dalam valuta asing.

IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

Giro Wajib Minimum

Pada tanggal 24 Desember 2013, Bank Indonesia mengeluarkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.15/15/PBI/2013 tentang Giro wajib Minimum (GWM) Bank umum pada bank Indonesia dalam rupiah danvaluta asing. Berdasarkan peraturan tersebut. GWM dalam rupiah terdiri dari GWM primer, GWM Skunderdan GWM Loan to Deposit Ratio (LDR). GWM primer dalam rupiah ditetapkan sebesar 8 % dari Dana PihakKetiga (DPK) dalam rupiah dan GWM skunder dalam rupiah ditetapkan 4 % dari DPK dalam rupiah. GWMLDR dalam rupiah sebesar perhitungan antara parameter disinsentif bawah atau parameter desinsentif atasdengan selisih antara LDR bank dan LDR target dengan memperhatikan selisih kewajiban penyediaan modalminimum (KPMM) Bank dengan KPMM insetif. GWM dalam valuta asing ditetapkan sebesar 8 % dari DPKdalam valuta asing. PBI tersebut mulai berlaku pada tanggal 31 Desember 2013.

Giro pada Bank Indonesia dan Bank Lain (Lanjutan)

22

g.

h.

Pada tanggal 9 Februari 2011, Banki Indonesia (PBI) No. 13/10/PBI/2011 tentang Giro Wajib Minimum(GWM) Bank Umum pada Bank Indonesia dalam rupiah dan valuta asing. GWM dalam rupiah terdiri dariGWM primer dan GWM skunder dan GWM Loan to Deposit Ratio (LDR). GWM primer dalam rupiahditetapkan sebesar 8 % dari DPK dalam rupiah. GWM LDR dalam rupiah sebesar perhitungan antaraparameter disinsentif bawah atau parameter disinsetif atas dengan selisih antara Kewajiban PenyediaanModal Minimum (KPMM) Bank dengan KPMM Insentif. GWM dalam valuta asing ditetapkan sebesar 8 % dariDPK dalam valuta asing.

Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain disajikan sebesar biaya perolehan diamortisasi denganmenggunakan suku bunga efektif dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan nilai.

Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain merupakan penanaman dana dalam bentuk FasilitasSimpanan Bank Indonesia (FASBI), Fasilitas Simpanan Bank Indonesia Syariah (FASBIS), call money,penempatan “fixed-term ”, deposito berjangka dan lain-lain.

Efek-efek yang dimiliki terdiri dari efek-efek yang diperdagangkan di pasar uang seperti Sertifikat BankIndonesia (SBI), Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), Surat Perbendaharaan Negara (SPN), NegotiableCertificates of Deposits, medium-term notes,floating rate notes, promissory notes, Treasury Bills yangditerbitkan oleh pemerintah negara lain dan Pemerintah Republik Indonesia, obligasi wajib konversi, weselekspor, efek-efek yang diperdagangkan di pasar modal seperti unit reksadana, serta efek-efek yangdiperdagangkan di bursa efek seperti saham dan obligasi, termasuk obligasi Syariah perusahaan.

Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan danpiutang. Lihat Catatan 2c untuk kebijakan akuntansi atas pinjaman yang diberikan dan piutang.

Efek–efek diklasifikasikan sebagai aset keuangan dalam kelompok diukur pada nilai wajar melalui laba rugi,tersedia untuk dijual dan dimiliki hingga jatuh tempo. Lihat Catatan 2c untuk kebijakan akuntansi atas asetkeuangan dalam kelompok diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, tersedia untuk dijual dan dimilikihingga jatuh tempo.

Efek-efek

Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank Lain

22

Page 50: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANUntuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013

2.

h.

Pemindahan efek ke klasifikasi dimiliki hingga jatuh tempo dari klasifikasi tersedia untuk dijual dicatatsebesar nilai wajarnya. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi tetap dilaporkan dalam komponenekuitas dan diamortisasi dengan metode suku bunga efektif selama sisa umur efek tersebut ke laporan labarugi komprehensif.

Untuk efek-efek yang diperdagangkan di pasar keuangan yang terorganisasi, nilai wajar tersebut umumnyaditentukan dengan mengacu pada harga pasar yang terjadi di bursa efek pada tanggal yang terdekatdengan tanggal laporan posisi keuangan. Untuk efek-efek yang tidak mempunyai harga pasar, estimasi atasnilai wajar efek-efek ditetapkan dengan mengacu pada nilai wajar instrumen lain yang substansinya samaatau dihitung berdasarkan arus kas yang diharapkan terhadap aset bersih efek-efek tersebut. Penurunannilai wajar permanen atas efek-efek untuk dimiliki hingga jatuh tempo dan tersedia untuk dijual dibebankanpada laba rugi periode berjalan.

Efek-efek (Lanjutan)

Pemindahan efek ke klasifikasi dimiliki hingga jatuh tempo dari klasifikasi diperdagangkan dicatat sebesarnilai wajarnya. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi dibebankan ke laporan laba rugi padatanggal pemindahan.

IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

Investasi dalam unit reksadana dinyatakan sebesar nilai pasar sesuai nilai aset bersih dari reksadana padatanggal laporan posisi keuangan.

23

i.

a.

b.c.

Kredit yang diberikan diklasifikasikan sebagai aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan danpiutang. Lihat Catatan 2c untuk kebijakan akuntansi atas aset keuangan dalam kelompok pinjaman yangdiberikan dan piutang.

Kredit yang diberikan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat disetarakan dengan kas,berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam dengan debitur yang mewajibkan debituruntuk melunasi utang berikut bunganya setelah jangka waktu tertentu, dan tagihan yang berasal daritransaksi perdagangan yang telah jatuh tempo yang belum diselesaikan dalam waktu 15 hari.

Pemindahan efek ke klasifikasi dimiliki hingga jatuh tempo dari klasifikasi diperdagangkan dicatat sebesarnilai wajarnya. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi dibebankan ke laporan laba rugi padatanggal pemindahan.

Cerukan (overdraft ), yaitu saldo negatif pada rekening giro nasabah yang tidak dapat dibayar lunaspada akhir hari.

Kredit sindikasi, kredit dalam rangka pembiayaan langsung dan pembiayaan bersama serta penerusandinyatakan sebesar saldonya sesuai dengan porsi kredit yang risikonya ditanggung oleh PT Bank Kalteng.

Pengambilalihan atau pembelian kredit dari pihak lain.

Kredit yang diberikan

Pengambilalihan tagihan dalam rangka kegiatan anjak piutang.

Restrukturisasi kredit yang diberikan

Restrukturisasi kredit meliputi modifikasi persyaratan kredit , konversi kredit menjadi saham atau instrumenkeuangan lainnya dan atau kombinasi dari keduanya.

Kerugian yang timbul dari restrukturisasi kredit yang berkaitan dengan modifikasi persyaratan kredit diakuibila nilai sekarang dari jumlah penerimaan kas yang datang yang telah ditentukan dalam persyaratan kredityang baru, termasuk penerimaan yang diperuntukkan sebagai bunga maupun pokok, adalah lebih kecil darinilai kredit yang diberikan yang tercatat sebelum restrukturisasi.

23

Page 51: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANUntuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013

2.

i.

j.

Penyertaan saham merupakan investasi jangka panjang pada perusahaan non-publik serta penyertaansementara pada perusahaan debitur yang timbul akibat konversi kredit yang diberikan.

IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

Kredit yang diberikan (Lanjutan)

Untuk restrukturisasi kredit dengan cara konversi kredit yang diberikan menjadi saham atau instrumenkeuangan lainnya, kerugian dari restrukturisasi kredit diakui apabila nilai wajar penyertaan saham atauinterumen keuangan lain yang diterima dikurangi estimasi biaya untuk menjualnya adalah lebih kecil darinilai buku kredit yang diberikan.

Pinjaman yang diberikan yang penurunan nilainya dievaluasi secara kolektif atau individual dan syarat sertaketentuan telah direstrukturisasi tidak lagi diklasifikasikan sebagai menunggak, tetapi diperlakukan sebagaipinjaman baru. Ditahun-tahun selanjutnya, aset diklasifikasikan dan disajikan sebagai menunggak jikadirestrukturisasi kembali.

Restrukturisasi kredit yang diberikan (Lanjutan)

Penyertaan Saham

Penyertaan saham di perusahaan asosiasi dengan persentase kepemilikan 20,00% sampai dengan 50,00%dicatat dengan metode ekuitas yaitu penyertaan dicatat sebesar biaya perolehan disesuaikan dengan bagianBank atas ekuitas perusahaan asosiasi dan dikurangi dengan penerimaan dividen sejak tanggal perolehan,dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai.

24

Lebih dari 5 tahun atau belum ditarik kembali meskipunLebih dari 4 tahun sampai dengan 5 tahun

LancarLebih dari 1 tahun sampai dengan 4 tahun

Batas Waktu

Goodwill diakui apabila terdapat selisih lebih antara harga perolehan dan bagian Bank atas nilai wajar asetdan liabilitas yang dapat diidentifikasi pada tanggal akuisisi dan disajikan sebagai aset lain-lain. Dengandiberlakukannya PSAK No. 22 (Revisi 2010) “Kombinasi Bisnis”, sejak 1 Januari 2011, nilai tercatat goodwillper 31 Desember 2010 yang timbul dari akuisisi sebelum 1 Januari 2011 tidak diamortisasi lagi, namundilakukan evaluasi penurunan nilainya secara berkala. Sebelum 1 Januari 2011, Goodwill diamortisasisebagai beban selama masa manfaatnya dengan menggunakan metode garis lurus, kecuali terdapat metodelain yang dianggap lebih tepat pada keadaan tertentu. Periode amortisasi goodwill adalah lima tahun,namun periode amortisasi yang lebih panjang (maksimum 20 tahun) dapat digunakan apabila terdapatdasar yang tepat.

Penyertaan saham dengan kepemilikan kurang dari 20,00% dicatat dengan mengunakan metode biayaperolehan (cost method ), kecuali diketahui adanya indikasi penurunan nilai yang sifatnya permanen makadilakukan penyisihan penurunan nilai penyertaan.

Sebelum 1 Januari 2011, penyisihan kerugian atas penyertaan sementara dalam rangka debt to equityswaps ditentukan berdasarkan ketentuan Bank Indonesia sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No.7/2/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 tentang “Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum”. Dalam peraturantersebut klasifikasi penyertaan sementara dalam rangka debt to equity swaps ditetapkan sebagai berikut:

Penyertaan sementara dihapus buku dari laporan posisi keuangan apabila telah melampaui jangka waktu 5tahun sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No. 7/2/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 tentang“Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum”.

Kurang lancarSampai dengan 1 tahun

perusahaan debitur telah memiliki laba kumulatif

DiragukanMacet

Penyertaan saham di perusahaan asosiasi dengan persentase kepemilikan 20,00% sampai dengan 50,00%dicatat dengan metode ekuitas yaitu penyertaan dicatat sebesar biaya perolehan disesuaikan dengan bagianBank atas ekuitas perusahaan asosiasi dan dikurangi dengan penerimaan dividen sejak tanggal perolehan,dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai.

24

Page 52: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANUntuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013

2.

k.

l.

Sejak tanggal 1 Januari 2011, Bank membentuk cadangan kerugian penurunan nilai atas agunan yangdiambil-alih dan properti terbengkalai pada nilai yang lebih rendah antara nilai tercatat dan nilai wajarsetelah dikurangi biaya untuk menjual. Sedangkan untuk rekening antar kantor dan suspense account ,pada nilai yang lebih rendah antara nilai tercatat dan nilai pemulihan.

Aset non-produktif adalah aset Bank dan Anak Perusahaan, antara lain dalam bentuk agunan yang diambilalih, properti terbengkalai, rekening antar kantor dan suspense account .

Aset tetap tertentu yang telah dinilai kembali dinyatakan sebesar biaya perolehan setelah dikurangi denganakumulasi penyusutan. Semua aset tetap, kecuali tanah, disusutkan dengan menggunakan metode garislurus (straight-line method ), sebagai berikut:

Aset Berwujud TarifMasa Manfaat

Aset Tetap

IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Non-Produktif

Aset Tetap Kepemilikan Langsung

25

Bukan Bangunan: 1. Kelompok 1 2. Kelompok 2 3. Kelompok 3 4. Kelompok 4Bangunan : 1. Permanen 2. Tidak Permanen

m.

12,50% 4

16

Aset Berwujud TarifMasa Manfaat

10

6,25%

5%

5%

Pengelompokan aset tetap di atas mengacu pada Surat Keputusan Direksi PT Bank Pembangunan KaltengNomor: DSLK.500/SK-30-0047/VI.04 tentang tata cara Perhitungan Penyusutan Aset Tetap dan InventarisPT Bank Pembangunan Kalteng.

Aset lain-lain antara lain terdiri dari pendapatan bunga, provisi dan komisi yang masih akan diterima,tagihan, uang muka pajak, biaya dibayar dimuka, agunan yang diambil alih, properti terbengkalai, rekeningantar kantor dan lain-lain.

Sesuai dengan PSAK 47 tentang akuntansi tanah, biaya-biaya sehubungan dengan perolehan atauperpanjangan hak kepemilikan tanah ditangguhkan dan diamortisasi sepanjang periode hak atas tanah atauumur ekonomis tanah, mana yang lebih pendek.

825%

20

20

Biaya perbaikan dan pemeliharaan dibebankan pada laporan laba rugi pada saat terjadinya, sedangkanpengeluaran yang memperpanjang masa manfaat ekonomis atau kemungkinan besar memberi manfaatekonomi di masa yang akan datang dan jumlahnya minimal Rp. 5.000.000,- dikapitalisasi.

Pembelian inventaris kantor dengan jumlah minimal Rp. 1.000.000,- per unit dikapitalisasi, sedangkanapabila kurang dari Rp. 1.000.000,- per unit dibebankan sebagai biaya pada tahun yang bersangkutan.

10%

Aset Lain-Lain

25

Page 53: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANUntuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013

2.

m.

Aset yang tidak digunakan (properti terbengkalai) adalah aset tetap dalam bentuk properti yang dimilikiPT Bank Kalteng, dimana bagian properti tersebut secara mayoritas tidak digunakan untuk kegiatan usahaoperasional PT Bank Kalteng.

AYDA dan properti terbengkalai disajikan sebesar nilai bersih yang dapat direalisasi (net realisable value ).Nilai bersih yang dapat direalisasi adalah nilai wajar agunan yang diambil alih dikurangi dengan estimasibiaya untuk menjual AYDA tersebut. Kelebihan saldo kredit yang diberikan yang belum dilunasi oleh debiturdi atas nilai dari AYDA, dibebankan terhadap cadangan kerugian penurunan nilai kredit yang diberikan.Selisih antara nilai bersih yang dapat direalisasi dengan hasil penjualan AYDA diakui sebagai keuntunganatau kerugian pada periode berjalan pada saat dijual.

Beban-beban yang berkaitan dengan pemeliharaan AYDA dan properti terbengkalai dibebankan ke laporanlaba rugi periode berjalan pada saat terjadinya. Bila terjadi penurunan nilai yang bersifat permanen, makanilai tercatatnya dikurangi untuk mengakui penurunan tersebut dan kerugiannya dibebankan pada laporanlaba rugi periode berjalan. Lihat Catatan 2l untuk perubahan kebijakan akuntansi atas penyisihan kerugianAYDA dan properti terbengkalai.

Aset Lain-Lain (Lanjutan)

IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

Agunan yang diambil alih (AYDA) adalah aset yang diperoleh PT Bank Kalteng baik melalui pelelanganmaupun diluar pelelangan berdasarkan penyerahan secara sukarela oleh pemilik agunan atau berdasarkankuasa untuk menjual diluar lelang dari pemilik agunan dalam hal debitur tidak memenuhi liabilitasnyakepada PT Bank Kalteng. AYDA merupakan jaminan kredit yang diberikan yang telah diambil alih sebagaibagian dari penyelesaian kredit yang diberikan dan disajikan pada “Aset Lain-lain“.

26

n.

o. Simpanan Nasabah

Beban-beban yang berkaitan dengan pemeliharaan AYDA dan properti terbengkalai dibebankan ke laporanlaba rugi periode berjalan pada saat terjadinya. Bila terjadi penurunan nilai yang bersifat permanen, makanilai tercatatnya dikurangi untuk mengakui penurunan tersebut dan kerugiannya dibebankan pada laporanlaba rugi periode berjalan. Lihat Catatan 2l untuk perubahan kebijakan akuntansi atas penyisihan kerugianAYDA dan properti terbengkalai.

Tabungan merupakan simpanan nasabah yang penarikannya hanya dapat dilakukan melalui counter danATM atau dengan cara pemindahbukuan melalui persyaratan yang disepakati, tetapi penarikan tidak dapatdilaksanakan dengan menggunakan cek atau instrumen setara lainnya.

Simpanan nasabah adalah dana yang ditempatkan oleh masyarakat kepada Bank Kalteng yang bergerak dibidang perbankan berdasarkan perjanjian penyimpanan dana. Termasuk dalam pos ini adalah giro,tabungan, deposito berjangka dan bentuk simpanan lain yang dipersamakan dengan itu.

Liabilitas segera dicatat pada saat timbulnya liabilitas, baik dari masyarakat maupun dari bank lain. Liabilitassegera diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. LihatCatatan 2c untuk kebijakan akuntansi liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.

Liabilitas Segera

Giro merupakan simpanan nasabah yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran, yang penarikannyadapat dilakukan setiap saat melalui cek,atau dengan cara pemindahbukuan dengan bilyet giro atau saranaperintah pembayaran lainnya.

Deposito berjangka merupakan simpanan nasabah yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktutertentu sesuai dengan perjanjian antara nasabah dengan Bank. Deposito berjangka dinyatakan sebesarnilai perolehan diamortisasi sesuai dengan perjanjian antara pemegang deposito berjangka dengan Bank.

26

Page 54: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANUntuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013

2.

o.

p. Simpanan dari Bank Lain

Simpanan nasabah diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehandiamortisasi. Biaya tambahan yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan simpanannasabah diperhitungkan dalam jumlah simpanan yang diterima dan diamortisasi sepanjang estimasi umursimpanan tersebut. Lihat Catatan 2c untuk kebijakan akuntansi atas liabilitas keuangan yang diukur denganbiaya perolehan diamortisasi.

Simpanan dari bank lain diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehandiamortisasi. Biaya tambahan yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan simpanandiperhitungkan dalam jumlah pinjaman yang diterima dan diamortisasi sepanjang estimasi umur simpanantersebut. Lihat Catatan 2c untuk kebijakan akuntansi atas liabilitas keuangan yang diukur dengan biayaperolehan diamortisasi.

Simpanan dari bank lain terdiri dari liabilitas terhadap bank lain, baik lokal maupun luar negeri, dalambentuk giro, tabungan, inter-bank call money dengan periode jatuh tempo menurut perjanjian kurang dariatau 90 hari dan deposito berjangka. Simpanan dari Bank lain dicatat sebagai liabilitas terhadap bank lain.

IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

Simpanan Nasabah (Lanjutan)

27

q.

r.

Pinjaman yang Diterima

Perpajakan

Pada pengukuran awal pinjaman yang diterima disajikan sebesar nilai wajar ditambah dengan biayatransaksi yang dapat diatribusikan langsung dengan perolehan/penerbitan pinjaman yang diterima.Pinjaman yang diterima diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehandiamortisasi. Lihat Catatan 2c untuk kebijakan akuntansi untuk liabilitas keuangan yang diukur dengan biayaperolehan diamortisasi.

Simpanan dari bank lain diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehandiamortisasi. Biaya tambahan yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan simpanandiperhitungkan dalam jumlah pinjaman yang diterima dan diamortisasi sepanjang estimasi umur simpanantersebut. Lihat Catatan 2c untuk kebijakan akuntansi atas liabilitas keuangan yang diukur dengan biayaperolehan diamortisasi.

Pinjaman yang diterima merupakan dana yang diterima dari bank lain, Bank Indonesia atau pihak laindengan liabilitas pembayaran kembali sesuai dengan persyaratan perjanjian pinjaman.

Manajemen mengevaluasi secara periodik atas posisi yang diambil dalam surat pemberitahuan pajak apabilaterdapat situasi dimana peraturan perpajakan yang berlaku adalah subjek atas interpretasi. Perseroanmembentuk cadangan, jika dianggap perlu berdasarkan jumlah yang diestimasikan akan dibayarkan kekantor pajak.

Bank menerapkan metode liabilitas laporan posisi keuangan (balance sheet liability method ) untukmenentukan beban pajak penghasilan. Menurut metode liabilitas laporan posisi keuangan, aset dan liabilitaspajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer antara nilai aset dan liabilitas yang tercatat dilaporan posisi keuangan dengan dasar pengenaan pajak atas aset dan liabilitas tersebut pada setiap tanggalpelaporan. Metode ini juga mensyaratkan adanya pengakuan manfaat pajak di masa datang yang belumdigunakan apabila besar kemungkinan bahwa manfaat tersebut dapat direalisasikan di masa yang akandatang.

Beban pajak terdiri dari pajak kini dan pajak tangguhan. Pajak diakui dalam laporan laba rugi, kecuali jikapajak tersebut terkait dengan transaksi atau kejadian yang langsung diakui ke ekuitas.

27

Page 55: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANUntuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013

2.

r.

s.

Taksiran pajak penghasilan Bank disajikan sebagai Utang Pajak Kini di Laporan Posisi Keuangan. Aset pajaktangguhan disajikan bersih setelah dikurangi dengan liabilitas pajak tangguhan di laporan posisi keuangan.

Koreksi atas liabilitas pajak diakui pada saat surat ketetapan pajak diterima, atau apabila diajukan keberatandan/atau banding, maka koreksi diakui pada saat keputusan atas keberatan dan/atau banding tersebutditerima. Manajemen juga dapat membentuk pencadangan terhadap liabilitas pajak dimasa depan sebesarjumlah yang diestimasikan akan dibayarkan ke kantor pajak jika berdasarkan evaluasi pada tanggal laporanposisi keuangan terdapat risiko pajak yang probable. Asumsi dan estimasi signifikan yang digunakan dalamperhitungan pembentukan cadangan tersebut memiliki unsur ketidakpastian.

Perpajakan (Lanjutan)

IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

Pengakuan Pendapatan dan Beban

Pajak tangguhan dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansialdiberlakukan pada periode dimana aset tersebut direalisasi atau liabilitas tersebut diselesaikan. Perubahannilai tercatat aset dan liabilitas pajak tangguhan yang disebabkan oleh perubahan tarif pajak dibebankanpada periode berjalan, kecuali untuk transaksi-transaksi yang sebelumnya telah langsung dibebankan ataudikreditkan ke ekuitas.

28

s.

t. Pendapatan Provisi dan Komisi

Sejak diberlakukannya PSAK No. 55 (Revisi 2011) tanggal 1 Januari 2010, pendapatan provisi dan komisidan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung yang berkaitan dengan kegiatan pemberiankredit dan piutang pembiayaan konsumen diakui sebagai bagian/(pengurang) dari nilai perolehan kredit danpiutang pembiayaan konsumen dan akan diakui sebagai pendapatan bunga dengan cara diamortisasiberdasarkan metode suku bunga efektif.

Jika aset keuangan atau kelompok aset keuangan serupa telah diturunkan nilainya sebagai akibat kerugianpenurunan nilai, maka pendapatan bunga yang diperoleh setelahnya diakui atas bagian aset keuangan yangtidak mengalami penurunan nilai dari aset keuangan yang mengalami penurunan nilai, berdasarkan sukubunga yang digunakan untuk mendiskonto arus kas masa datang dalam menghitung kerugian penurunannilai.

Pendapatan dan beban bunga untuk semua instrumen keuangan dengan interest bearing dicatat dalam“pendapatan bunga” dan “beban bunga” di dalam laporan laba rugi menggunakan metode suku bungaefektif.

Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan diamortisasidari aset keuangan atau liabilitas keuangan dan metode untuk mengalokasikan pendapatan bunga ataubeban bunga selama periode yang relevan. Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepatmendiskontokan estimasi pembayaran atau penerimaan kas di masa datang selama perkiraan umur dariinstrumen keuangan, atau jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh nilaitercatat bersih dari aset keuangan atau liabilitas keuangan. Pada saat menghitung suku bunga efektif,mengestimasi arus kas dengan mempertimbangkan seluruh persyaratan kontraktual dalam instrumenkeuangan tersebut, namun tidak mempertimbangkan kerugian kredit di masa datang. Perhitungan inimencakup seluruh komisi, provisi, dan bentuk lain yang diterima oleh para pihak dalam kontrak yangmerupakan bagian tak terpisahkan dari suku bunga efektif, biaya transaksi, dan seluruh premi atau diskonlainnya.

Pengakuan Pendapatan dan Beban

28

Page 56: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANUntuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013

2.

t.

u.

Keuntungan dan kerugian selisih kurs jika terjadi perbedaan yang ditimbulkan oleh penggunaan kurs,selisihnya dibukukan sebagai pendapatan atau beban pada laporan laba rugi periode berjalan.

Pendapatan provisi dan komisi lainnya yang tidak berkaitan langsung dengan kegiatan perkreditan ataujangka waktu tertentu diakui pada saat terjadinya transaksi.

Konversi transaksi perkiraan aset dan liabilitas dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam mata uangrupiah dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal transaksi. Pada tanggal neraca, aset dankewajiban moneter dalam mata uang asing dijabarkan dengan kurs yang berlaku pada tanggal LaporanPosisi Keuangan.

Untuk kredit dan piutang pembiayaan konsumen yang diberikan yang dilunasi sebelum jatuh temponya,saldo pendapatan provisi dan/atau komisi dan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsungyang belum diamortisasi, diakui pada saat kredit dan piutang pembiayaan konsumen yang diberikandilunasi.

Penjabaran Mata Uang Asing

Pendapatan Provisi dan Komisi (Lanjutan)

IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

29

v.

w.

Dana Kesejahterahan

Imbalan Kerja

1058

%

Dividenc.

7d.

100

Liabilitas imbalan pensiun Bank Kalteng dihitung dengan membandingkan manfaat yang akan diterima olehkaryawan dari Program Pensiun pada usia pensiun normal dengan manfaat yang akan diterima berdasarkanUU Ketenagakerjaan No. 13/2003 setelah dikurangi dengan akumulasi kontribusi karyawan dan hasilinvestasinya. Apabila manfaat pensiun lebih kecil dari pada manfaat menurut UU No. 13/2003, maka Bankharus membayar kekurangan tersebut.

Jumlah

Penempatan Pembagian Laba

Sesuai dengan Perda Provinsi Daerah Tingkat I Kalimantan Tengah Nomor 1 tahun 1999 tanggal 11Februari 1999 tentang perubahan bentuk hukum Bank Pembangunan Daerah Pembangunan Kaltengmenjadi PT. BPD Pembangunan Kalteng pada bab XI pasal 13 tentang laba bersih setelah dikurangi pajakpenghasilan badan, dan telah diubah dan disahkan sesuai hasil Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)yang tertuang dalam Akta Notaris Ellys Nathalina, SH.MH, tanggal 27 Juni 2009 Nomor 25 denganpembagian yang telah ditetapkan sebagai berikut:

Cadangan UmumNo.

10

e. Tantiem Direksi dan Dewan Komisaris

Cadangan Tujuan

PT Bank Kalteng menyelenggarakan program pensiun manfaat pasti yang pesertanya adalah pegawai aktifPT Bank Kalteng sejak tanggal 1 Agustus 1992. Program ini didanai melalui pembayaran kepada pengeloladana pensiun sebagaimana ditentukan dalam perhitungan aktuaria yang dilakukan secara berkala.

15a.b.

Pembagian Laba

29

Page 57: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANUntuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013

2.

w.

Program pensiun berdasarkan UU Ketenagakerjaan adalah program imbalan pasti karena Ketenagakerjaanmenentukan rumus tertentu untuk menghitung jumlah minimum imbalan pensiun. Program pensiun iuranpasti adalah program pensiun yang menentukan jumlah imbalan pensiun yang akan diberikan, biasanyaberdasarkan pada satu faktor atau lebih seperti usia, masa kerja atau kompensasi.

Imbalan Kerja (Lanjutan)

Liabilitas program pensiun imbalan pasti yang diakui di laporan posisi keuangan adalah nilai kini liabilitasimbalan pasti pada tanggal laporan posisi keuangan dikurangi nilai wajar aset program, serta disesuaikandengan keuntungan atau kerugian aktuarial dan biaya jasa lalu yang belum diakui. Liabilitas imbalan pastidihitung setiap tahun oleh aktuaris independen menggunakan metode projected unit credit secara regularuntuk periode tidak lebih dari satu tahun. Nilai kini liabilitas imbalan pasti ditentukan denganmendiskontokan estimasi arus kas keluar masa depan dengan menggunakan tingkat bunga obligasiperusahaan berkualitas tinggi dalam mata uang yang sama dengan mata uang imbalan yang akandibayarkan dan waktu jatuh tempo yang kurang lebih sama dengan waktu jatuh tempo imbalan yang

IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

Keuntungan dan kerugian aktuarial dapat timbul dari penyesuaian yang dibuat berdasarkan pengalamandan perubahan asumsi-asumsi aktuarial. Apabila jumlah keuntungan atau kerugian aktuarial ini melebihi10,00% dari imbalan pasti atau 10,00% dari nilai wajar aset program maka kelebihannya dibebankan ataudikreditkan pada pendapatan atau beban selama sisa masa kerja rata-rata para karyawan yangbersangkutan.

30

x.

---

3.

Liabilitas Imbalan Pasca-Kerja Lainnya

PENGGUNAAN ESTIMASI DAN PERTIMBANGAN AKUNTANSI YANG PENTING

Berikut ini adalah interpretasi standar akuntansi yang berlaku efektif 1 Januari 2014 :

Beberapa estimasi dan asumsi dibuat dalam rangka penyusunan laporan keuangan dimana dibutuhkanpertimbangan manajemen dalam menentukan metodologi yang tepat untuk penilaian aset dan liabilitas.

Standar dan interpretasi yang berlaku efektif pada tahun 2014

Keuntungan dan kerugian aktuarial dapat timbul dari penyesuaian yang dibuat berdasarkan pengalamandan perubahan asumsi-asumsi aktuarial. Apabila jumlah keuntungan atau kerugian aktuarial ini melebihi10,00% dari imbalan pasti atau 10,00% dari nilai wajar aset program maka kelebihannya dibebankan ataudikreditkan pada pendapatan atau beban selama sisa masa kerja rata-rata para karyawan yangbersangkutan.

ISAK 28 " Pengakiran Liabilitas Keuangan dengan Instrumen Ekuitas"ISAK 29 " Biaya pengupasan lapisan tanah dalam tahap produksi pada tambang terbuka"

ISAK 27 " Pengalihan aset dari pelanggan"

Hak atas imbalan ini pada umumnya diberikan apabila karyawan bekerja hingga mencapai usia pensiun danmemenuhi masa kerja tertentu. Prakiraan biaya imbalan ini dicadangkan sepanjang masa kerja karyawan,dengan menggunakan metodologi akuntansi yang sama dengan metodologi yang digunakan dalamperhitungan program pensiun imbalan pasti, namun disederhanakan. Liabilitas ini dinilai setiap tahun olehaktuaris independen yang berkualifikasi.

Perubahan dan pencabutan standar akuntansi tersebut tidak menimbulkan dampak terhadap pengungkapandi dalam laporan keuangan.

Bank memberikan gaji masa bebas tugas yaitu imbalan kepada karyawan sebelum usia pensiun jabatankaryawan dimana karyawan dibebaskan dari tugas-tugas rutin dan tidak masuk kerja, tetapi memperolehfasilitas kepegawaian yang ditentukan.

30

Page 58: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANUntuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013

3.

a.

Walaupun estimasi dan asumsi ini dibuat berdasarkan pengetahuan terbaik manajemen atas kejadian dantindakan saat ini, hasil yang timbul mungkin berbeda dengan estimasi dan asumsi semula.

Manajemen membuat estimasi dan asumsi yang berimplikasi pada pelaporan nilai aset dan liabilitas atas tahunkeuangan satu tahun kedepan. Semua estimasi dan asumsi yang diharuskan oleh Standar Akuntansi Keuangandi Indonesia adalah estimasi terbaik yang didasarkan standar yang berlaku. Estimasi dan pertimbangandievaluasi secara terus menerus dan berdasarkan pengalaman masa lalu dan faktor-faktor lain termasukharapan atas kejadian yang akan datang.

PENGGUNAAN ESTIMASI DAN PERTIMBANGAN AKUNTANSI YANG PENTING (Lanjutan)

Cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan

Sumber utama ketidakpastian estimasi

Aset keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi dievaluasi penurunan nilainyasesuai dengan Catatan 2c.

Kondisi spesifik debitur atau counterparty yang mengalami penurunan nilai dipertimbangkan dalampembentukan cadangan kerugian atas aset keuangan dan dievaluasi secara individu berdasarkanestimasi terbaik manajemen atas nilai kini arus kas yang diharapkan akan diterima. Dalammengestimasi arus kas tersebut, manajemen membuat pertimbangan tentang situasi keuangan debituratau counterparty dan nilai realisasi bersih dari setiap agunan. Setiap aset keuangan yang mengalamipenurunan nilai dinilai sesuai dengan manfaat yang ada, dan strategi penyelesaian serta estimasi aruskas yang diperkirakan dapat diterima dan disetujui secara independen oleh Credit Risk ManagementUnit.

31

b.

c.

Program-program pensiun ditentukan berdasarkan perhitungan dari aktuaria. Perhitungan aktuariamenggunakan asumsi-asumsi seperti tingkat diskonto, tingkat pengembalian investasi, tingkatkenaikan gaji, tingkat kematian, tingkat pengunduran diri dan lain-lain (lihat Catatan 2w dan 20).Perubahan asumsi ini akan mempengaruhi nilai liabilitas pensiun.

Menentukan nilai wajar instrumen keuangan

Imbalan pensiun

Dalam menentukan nilai wajar aset dan liabilitas keuangan yang tidak mempunyai harga pasar,menggunakan teknik penilaian seperti yang dijelaskan dalam Catatan 2c untuk instrumen keuanganyang jarang diperdagangkan dan memiliki informasi harga yang terbatas, nilai wajar yang kurangobyektif dan membutuhkan berbagai tingkat penilaian tergantung pada likuiditas, konsentrasi, faktorketidakpastian pasar, asumsi harga dan risiko lainnya.

Perhitungan cadangan kerugian penurunan nilai secara kolektif meliputi kerugian kredit yang melekatdalam portofolio aset keuangan dengan karakteristik ekonomi yang sama ketika terdapat bukti objektifpenurunan nilai terganggu, tetapi penurunan nilai secara individu belum dapat diidentifikasi. Dalammenilai kebutuhan untuk cadangan kolektif, manajemen mempertimbangkan faktor-faktor sepertikualitas kredit dan jenis produk. Guna membuat estimasi cadangan yang diperlukan, manajemenmembuat asumsi untuk menentukan kerugian yang melekat, dan untuk menentukan parameter inputyang diperlukan, berdasarkan pengalaman masa lalu dan kondisi ekonomi saat ini. Keakuratanpenyisihan tergantung pada seberapa baik estimasi arus kas masa depan untuk cadangan counterpartytertentu dan asumsi model dan parameter yang digunakan dalam menentukan cadangan kolektif.

Kondisi spesifik debitur atau counterparty yang mengalami penurunan nilai dipertimbangkan dalampembentukan cadangan kerugian atas aset keuangan dan dievaluasi secara individu berdasarkanestimasi terbaik manajemen atas nilai kini arus kas yang diharapkan akan diterima. Dalammengestimasi arus kas tersebut, manajemen membuat pertimbangan tentang situasi keuangan debituratau counterparty dan nilai realisasi bersih dari setiap agunan. Setiap aset keuangan yang mengalamipenurunan nilai dinilai sesuai dengan manfaat yang ada, dan strategi penyelesaian serta estimasi aruskas yang diperkirakan dapat diterima dan disetujui secara independen oleh Credit Risk ManagementUnit.

31

Page 59: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANUntuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013

3.

c.

4. KAS

PENGGUNAAN ESTIMASI DAN PERTIMBANGAN AKUNTANSI YANG PENTING (Lanjutan)

Kas Pada ATM

2013

8.202.850.000 269.054.993.250

Asumsi kunci liabilitas pensiun lainnya sebagian ditentukan berdasarkan kondisi pasar saat ini.

Bank menentukan tingkat diskonto yang sesuai pada akhir periode pelaporan, yakni tingkat sukubunga yang harus digunakan untuk menentukan nilai kini arus kas keluar masa depan estimasian yangdiharapkan untuk menyelesaikan liabilitas pensiun. Dalam menentukan tingkat suku bunga yangsesuai, Bank mempertimbangkan tingkat suku bunga obligasi pemerintah yang didenominasikandalam mata uang imbalan akan dibayar dan memiliki jangka waktu yang serupa dengan jangka waktuliabilitas pensiun yang terkait.

Imbalan pensiun (Lanjutan)

288.710.742.286

Akun ini terdiri dari :2014

280.507.892.286Kas Besar 5.932.550.000

Jumlah 274.987.543.250

32

5. GIRO PADA BANK INDONESIA

6.

Giro Bank PemerintahGiro Bank Swasta

Dikurangi : Cadangan Kerugian Penurunan Nilai 2.618.726.104

Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 12/19/PBI/2010 tanggal 4 Oktober 2010 tentang perubahanatas Peraturan Bank Indonesia No. 10/25/PBI/2008 tanggal 23 Oktober 2008 sebagai Perubahan atas PeraturanBank Indonesia No. 10/19/PBI/2008 tanggal 14 Oktober 2008, Bank Indonesia mewajibkan bank umum untukmenjaga Giro Wajib Minimum sekurang-kurangnya 10,5% untuk rekening Rupiah dan 8 % untuk rekening matauang asing.

Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, tidak terdapat penempatan giro pada pihak yang berelasi.

Sub Jumlah

Jumlah

2.414.401.200

2.618.726.104 - 102.868.136.335

102.868.136.335 -

GIRO PADA BANK LAIN

102.666.216.468

593.578.502.668

288.710.742.286

2014 2013

Akun ini terdiri dari :

201.919.866

Jumlah

Pada tanggal 31 Desember 2014, prosentase giro wajib minimum dalam rupiah adalah sebesar 13,21 % dan13,86 % pada tanggal 31 Desember 2013.

2014 2013

604.971.188.605

274.987.543.250

204.324.904

Giro pada Bank Indonesia 604.971.188.605 593.578.502.668Jumlah

32

Page 60: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANUntuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013

6.

Pihak BerelasiPihak Ketiga

Dikurangi : Cadangan Kerugian Penurunan Nilai

201.919.866

2014

-Sub Jumlah

-

GIRO PADA BANK LAIN (Lanjutan)

Jumlah

2.618.726.104

2013

-

-

-

2.618.726.104

- 2.618.726.104Jumlah

Bank Swasta - Pihak Berelasi

204.324.904 -

Dikurangi : Cadangan Kerugian Penurunan Nilai 102.868.136.335

Giro pada bank lain berdasarkan Pihak Berelasi dan Pihak Ketiga :

102.666.216.468 2.414.401.200

Bank Pemerintah

102.868.136.335

2.618.726.104

2.618.726.104

102.868.136.335

Sub Jumlah Bank Pemerintah Pihak Ketiga

204.324.904 Sub Jumlah Bank Swasta

2.414.401.200

Pihak Ketiga

-Sub Jumlah

-

Pihak Berelasi

102.868.136.335

2014

201.919.866

102.868.136.335

2013

102.666.216.468

33

8.172.276 Bank Danamon

BPD Irian Jaya

Bank BII

101.066.950.242

2.414.401.200 102.666.216.468

Bank Negara Indonesia

Jumlah Bank Pemerintah

192.896.672

1.346.316.264

2013

2.618.726.104Jumlah

358.144.422

23.578.462

2014

102.868.136.335

Bank Rakyat Indonesia

Bank Pemerintah

Jumlah

11.210.800

146.678

102.868.136.335

23.188.462

193.600.912

874.979.890

331.092.652

10.486.554

11.470.800

941.678

335.819.545 Bank DKI

287.167.377 Bank Mandiri 410.698.751

2.618.726.104

204.324.904

Berdasarkan hasil penelaahan dan evaluasi manajemen bank, kolektibilitas atas giro pada bank lain sejumlahRp.2.618.726.104,- dan Rp.102.868.136.335,- digolongkan lancar masing-masing pada tanggal31 Desember 2014 dan 2013.

Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Giro Pada Bank Lain per 31 Desember 2014 dan 2013 sebesarRp.0,- .

201.919.866

Bank Swasta

Bank MegaJumlah Bank Swasta

Manajemen berpendapat bahwa jumlah cadangan kerugian penurunan nilai penempatan giro pada bank lainyang dibentuk telah memadai.

Bank Tabungan Negara

33

Page 61: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANUntuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013

7.

Fasilitas Simpanan Bank IndonesiaInterbank Call MoneyDeposito Call MoneyGiro InstitusiDeposito Berjangka

Dikurangi : Cadangan Kerugian Penurunan Nilai

Kurang dari 1 bulan1 - 3 bulan

Jumlah 733.000.000.000

200.000.000.000

-

Penempatan pada bank lain dan Bank Indonesia berdasarkan jenis dan mata uang terdiri dari :

104.000.000.000

2014

PENEMPATAN PADA BANK LAIN DAN BANK INDONESIA

-

- -

-

2014

233.000.000.000

-

Deposito CallMoney

Rincian penempatan pada bank lain berdasarkan jenis penempatan dan sisa umur sampai saat jatuh tempoadalah sebagai berikut :

430.000.000.000

Interbank CallMoney

-

DepositoBerjangka

-

-

733.000.000.000

-

440.000.000.000

-

-

35.000.000.000

430.000.000.000 101.000.000.000

2013

- 233.000.000.000

70.000.000.000Jumlah

-

440.000.000.000

70.000.000.000

Fasilitas SimpananBank Indonesia

34

1 - 3 bulan3 - 6 bulan6 - 12 bulanLebih dari 12 Bulan

Kurang dari 1 bulan1 - 3 bulan3 - 6 bulan6 - 12 bulanLebih dari 12 Bulan

8.

a.

35.000.000.000

KREDIT YANG DIBERIKAN

Manajemen berpendapat bahwa jumlah cadangan kerugian penurunan nilai penempatan pada bank lain danBank Indonesia yang dibentuk telah memadai.

Jumlah 101.000.000.000 -

-

--

-

-

Giro Institusi

-

2013 Interbank Call

Money

--

2.835.573.897.279 (14.416.459.123)

35.000.000.000200.000.000.000

6.895.060.376

2.473.277.071.705

2.458.860.612.582

2.459.842.135.335

2014

-

Dikurangi : Cadangan Kerugian Penurunan Nilai 2.854.413.092.813

Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, tidak terdapat penempatan pada bank lain dan Bank Indonesiayang mempunyai hubungan istimewa.

-

Tingkat bunga rata-rata per tahun untuk penempatan adalah sebesar 7,41 % pada tahun 2014 dan 6,26% padatahun 2013.

2013

-

233.000.000.000

- -

Deposito CallMoney

101.000.000.000

- -

-

-

200.000.000.000

Jumlah 430.000.000.000

104.000.000.000

-

-

-

- -

- - -

-

13.434.936.370

-

- -

-

-

2.847.518.032.437

-

104.000.000.000

(18.839.195.534)

Pihak BerelasiPihak KetigaJumlah Kredit

Jumlah

DepositoBerjangka

70.000.000.000

Berdasarkan hubungan :

34

Page 62: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANUntuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013

8.

b.

KREDIT YANG DIBERIKAN (Lanjutan)

2.452.543.060.268

2.451.908.388.746 6.952.223.836

2014

(13.781.787.601)

Jumlah

20.734.011.437

94.187.065.301

2.831.014.079.189

2013

74.238.184.66271.791.993.763

23.399.013.624 6.799.697.735

106.961.662.407

2.601.954.822.9962.595.155.125.261

1.159.716.596

(18.839.195.534)

46.077.063.072

(3.509.572.331)

Tidak MengalamiPenurunan Nilai

47.236.779.668

(15.329.623.203) 8.069.390.421

2.473.277.071.7052.312.278.931.895 2.319.078.629.630

2.835.573.897.279

Mengalami

6.799.697.735

Kredit InvestasiKredit Modal Kerja

(634.671.522) 2.458.860.612.582

12.774.597.106

14.153.124.990164.066.960.165

Penurunan Nilai

Mengalami

2.827.504.506.858

Jumlah

Berdasarkan jenis :

Penurunan Nilai 2.446.190.899

178.220.085.155

Jumlah

Cadangan Kerugian Penurunan Nilai

Penurunan Nilai

2.854.413.092.813

Tidak Mengalami

Kredit InvestasiKredit Modal KerjaKredit Konsumsi

(14.416.459.123)

Kredit Konsumsi

Cadangan Kerugian Penurunan NilaiJumlah

35

c. Berdasarkan jenis dan kolektibilitas Bank Indonesia :

Dikurangi : Cadangan

1.792.503.082

(14.416.459.123)

108.395.946.873

46.827.479.296

1.856.439.759

2.082.948.668

(303.200.407)

19.690.754.638

- -

2.433.463.148.570 2.473.277.071.70515.880.579.6642.386.149.075

113.798.583

950.031.982

Investasi

46.713.680.713

Jumlah

686.819.610 1.178.504.740

Direksi dan Karyawan

87.494.676.221

-

8.126.673.546Modal Kerja

Jumlah

Konsumsi

41.004.390.446

2.271.834.065.3492.258.250.401.190 7.508.607.946 960.333.297

4.055.473.146 257.612.353

4.164.690.934

209.286.852

Diragukan

DPK

178.401.958.799

(478.823.744)

2.458.860.612.58219.534.906.860

(63.936.677)(155.847.778) (13.414.650.517)

2.465.929.1472.432.984.324.826

Kerugian Penurunan Nilai

692.817.391

10.909.272.756

46.219.580.188

Kurang Lancar Macet Jumlah

4.726.033.652

2.451.908.388.746 6.952.223.836

1.050.958.491

8.548.897.353

Diragukan

723.910.186

1.040.620.422

3.966.811.473

4.906.059.330

Macet

(276.228.325)

Kurang Lancar

1.033.043.6612.538.195.753.529

17.898.768.1562.813.115.311.033 17.725.096.908

-

Dikurangi : Cadangan

Jumlah

Kerugian Penurunan Nilai (608.498.799)(3.017.987.312) (491.585.019)

2.870.137.606

DPK

2.810.097.323.721

2013

477.000.000 48.389.896.820-

3.280.200.82917.407.183.137 2.261.638.807

(13.781.787.601)

1.105.606.9981.099.413.227

671.322.22267.663.886.205

Modal Kerja

Termasuk dalam kategori "mengalami penurunan" adalah kredit dengan kolektibilitas Kurang Lancar,Diragukan, dan Macet (Kredit Bermasalah) sesuai ketentuan Bank Indonesia.

Lancar2014

(634.671.522) 2.458.860.612.582

74.076.888.577

Konsumsi

159.342.774.479

Lancar

Direksi dan Karyawan

Investasi

(14.416.459.123)

(18.839.195.534)

-

2.854.413.092.813

2.835.573.897.279

2.553.544.348.617

(14.444.896.079)

2.527.550.785

47.912.896.820

11.948.104.765

Cadangan Kerugian Penurunan Nilai

2.803.779.110

35

Page 63: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANUntuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013

8.

d.

-

7.192.788.9047.192.788.904 -

4.923.929.842

Tidak Mengalami

35.227.626.238

176.847.037

3.053.391.393

508.585.286

Mengalami

7.994.192.714

49.157.527.979

24.518.259

komunikasi 1.612.671.391

97.905.025.786 3.847.813.755

Industri Pengolahan

7.387.749.866

55.549.366 429.575.506

94.057.212.031

2.623.815.887

2.595.295.913.341

5.285.403.311

Rumah tangga 2.602.096.874.452

2014

Jumlah

Pertambangan & Penggalian 31.031.107

361.473.469 1.920.256.199

Penurunan Nilai

Pertanian, perburuan & kehutananPerikanan

Penurunan Nilai

33.307.370.039

6.800.961.111

KREDIT YANG DIBERIKAN (Lanjutan)

2.029.229.618

8.502.778.000

Berdasarkan Sektor Ekonomi :

- 24.936.447 680.794.213

Real Estate, usaha persewaan dan

Penyediaan akomodasi & makan minum

655.857.766Jasa Pendidikan

jasa perusahaanAdministrasi Pemerintahan dan

1.789.518.428

31.212.525

-

Transportasi, pergudangan dan

KonstruksiPerdagangan besar dan eceran

2.060.442.143

Pertanahan

41.769.778.113

Listrik, gas dan air

36

36.003.574.983

-

-Jasa Kesehatan & Kegiatan sosial

-

3.672.406.271

10.158.158.44456.504.173.103

3.294.780.908 107.968.273 4.094.114.563

24.936.447 680.794.213

12.009.664

74.166.908

107.968.273

(3.509.572.331)

320.665.833

jasa perusahaan

Konstruksi6.633.858.180

2.115.224.059

Pertanahan

Listrik, gas dan air

3.390.658.790

-

Real Estate, usaha persewaan dan

Pertanian, perburuan & kehutanan

1.690.811.592-

34.155.807.197

38.579.754

komunikasi

Industri Pengolahan

Penyediaan akomodasi & makan minumPerdagangan besar dan eceran

Transportasi, pergudangan dan

655.857.766

Jasa Perorangan yang melayani rumahtangga

Jasa Pendidikan

Pertambangan & Penggalian

23.400.277.000

-

Dikurangi :

Perikanan

Bukan lapangan usaha lainnyarumah tangga

Cadangan Kerugian Penurunan Nilai

18.821.837.585

Administrasi Pemerintahan dan

Dipindahkan -

2.437.275.447.210 18.299.543.043 2.455.574.990.253

23.848.142.883

2.189.390.967

3.402.668.454

6.433.395.945 4.102.120.161

-

429.050.513

25.255.233.530

Tidak Mengalami

-

2.831.012.815.813

2.315.555.330.274

(18.839.195.534)

-

1.847.767.786

1.729.391.346

-

23.322.280.597

6.633.858.180

60.606.293.264 10.587.208.957

525.862.286

213.416.937 -

Rumah tangga

2013

2.974.115.075

2.854.413.092.813

(15.329.623.203)

Jumlah

3.880.697.626

Pertanahan

3.672.406.271

2.835.573.897.279

hiburan & perorangan lainnya

2.827.503.243.482

Penurunan Nilai2.309.366.475.478

Penurunan Nilai 6.188.854.796

Jumlah

Mengalami

8.070.653.797

Jasa Kemasyarakatan,sosial,budaya,

36

Page 64: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANUntuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013

8.

d.

Penurunan Nilai Penurunan Nilai Jumlah

799.000.354Jasa Pendidikan

hiburan & perorangan lainnya 12.730.745.591

Jasa Kesehatan & Kegiatan sosial 1.450.547.690Jasa Kemasyarakatan,sosial,budaya,

96.950.139

20.123.168.498

rumah tangga

- -

Jasa Perorangan yang melayani rumahtangga

Cadangan Kerugian Penurunan Nilai

JumlahBukan lapangan usaha lainnya

2.452.519.231.686 6.341.380.897 2.458.860.612.582 (14.416.459.123)

898.162.363

1.696.742.159

Termasuk dalam kategori "mengalami penurunan" adalah kredit dengan kolektibilitas Kurang Lancar, Diragukan,dan Macet (Kredit Bermasalah) sesuai ketentuan Bank Indonesia.

Dikurangi :2.453.153.903.208

(634.671.522)

995.112.502

(13.781.787.601)

- 2.473.277.071.705

14.427.487.750

1.450.547.690 828.933.511

KREDIT YANG DIBERIKAN (Lanjutan)

Pindahan

Tidak Mengalami Mengalami

2.437.275.447.210

Berdasarkan Sektor Ekonomi (Lanjutan)

2.455.574.990.253 29.933.157

2013

18.299.543.043

-

37

e.

f.

g.

Lebih dari 1 - 2 tahun

2.835.573.897.279

2.458.860.612.582 (14.416.459.123)

(14.416.459.123)

Tingkat suku bunga per tahun

744.307.868

424.528.819.295

2013

1.687.619.219.598

198.872.166.938

10 - 21 %

29.292.720.552

610.811.397.930

Kurang dari 1 tahunLebih dari 1 - 2 tahunLebih dari 2 - 5 tahun

Dikurangi : Cadangan Kerugian Penurunan Nilai

2013

Suku bunga kredit

2.087.365.453.323

10 - 21 %

2014

2.473.277.071.705

39.553.077.412

2014

Kurang dari 1 tahun2014

Termasuk dalam kategori "mengalami penurunan" adalah kredit dengan kolektibilitas Kurang Lancar, Diragukan,dan Macet (Kredit Bermasalah) sesuai ketentuan Bank Indonesia.

52.788.933.628 103.447.307.932

557.492.964.617

(18.839.195.534) 2.835.573.897.279

Berdasarkan sisa jangka waktu :

Lebih dari 2 - 5 tahunLebih dari 5 tahun

Berdasarkan jangka waktu :

2.119.895.181.722Jumlah

323.579.866.456

2013

2.373.593.476.905

Jumlah

29.057.715.659 16.737.719.201

2.854.413.092.813Lebih dari 5 tahun

Dikurangi : Cadangan Kerugian Penurunan Nilai

2.458.860.612.582

2.854.413.092.813

(18.839.195.534) 2.473.277.071.705

37

Page 65: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANUntuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013

8.

h.

i.

Saldo Akhir Periode 18.839.195.534

Kredit sindikasi

PLN Merah Putih 0,32 % 0,32 %

2014

KREDIT YANG DIBERIKAN (Lanjutan)

2013

Kredit sindikasi merupakan kredit yang diberikan kepada debitur berdasarkan perjanjian pembiayaanbersama dengan bank-bank lain

Keikutsertaan Bank Kalteng dalam kredit sindikasi dengan bank-bank lain adalah sebesarRp 41.037.388.517,- dan Rp 16.662.727.726,- Masing-masing tanggal 31 Desember 2014 dan 2013.

Presentasi bagian Bank Kalteng dalam kredit sidikasi, dimana Bank Kalteng sebagai anggota sindikasi adalahsebagai berikut :

Penambahan ( Pengurangan) 16.159.828.142

4.422.736.411 (1.743.369.019)

Cadangan kerugian penurunan nilai :

14.416.459.123Saldo Awal Periode

14.416.459.123

2014 0,57 %Jalan Tol Cikampek - Palimanan 0,57 %2013

38

j.

k.

Saldo Akhir Periode 18.839.195.534

Kredit yang diberikan kepada Direksi dan karyawan bank terdiri atas kredit kendaraan bermotor, kreditpemilikan rumah dan keperluan lainnya dengan suku bunga rata-rata 10 % per tahun dangan jangka waktuberkisar antara 1 - 15 tahun, dan dibayar kembali melalui pemotongan gaji setiap bulannya.

Tidak terdapat Deposito berjangka yang digunakan sebagai jaminan atas kredit atau deposito yang diblokiroleh pihak bank. (lihat catatan 16).

Penambahan ( Pengurangan) 4.422.736.411 (1.743.369.019)

Informasi pokok lainnya sehubungan dengan kredit yang diberikan

Kredit yang diberikan kepada pihak-pihak yang berelasi, kecuali kredit yang diberikan kepada Direksi dankaryawan bank dengan tingkat suku bunga lebih rendah 1 - 2%, dilakukan dengan persyaratan dan kondisiyang sama seperti yang diberikan kepada pihak ketiga.

14.416.459.123

Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, tidak terdapat pelanggaran atau pelampauan Batas MaksimumPemberian Kredit (BMPK) kepada pihak ketiga dan pihak berelasi sesuai peraturan yang telah ditetapkanBank Indonesia.

Kredit Program pemerintah yang disalurkan dengan sistem penerusan kredit, terdiri dari Kredit KetahananPangan (KKP) dan kredit Pengusaha kecil dan Mikro (KPKM).

Kredit dihapusbukukan

Kredit yang telah dihapusbukukan oleh Bank Kalteng dicatat sebagai ekstra-komtabel didalam rekeningadministratif.

38

Page 66: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANUntuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013

9.

Dikurangi : Cadangan Kerugian Penurunan Nilai

8,13%

500.000.000

500.000.000

perusahaan Asosiasi

495.000.000

Kepemilikan

500.000.000-500.000.000

500.000.000

Biaya

(5.000.000)-

Laba (rugi) bersih

495.000.000

Modal Ventura

Akumulasi bagian atas

PT. Sarana Kalteng Ventura

2013

-500.000.000

Nilai Tercatat

Modal Ventura

Nama Perusahaan

Perolehan

Nilai Tercatat

Perolehan

Jumlah

Jenis Usaha

Metode Biaya

Akumulasi bagian atas

Prosentase

Biaya

Metode Biaya

Kepemilikan

Rincian Penyertaan Saham adalah sebagai berikut :2014

PT. Sarana Kalteng Ventura 500.000.0008,13% -

perusahaan Asosiasi

Nama Perusahaan Laba (rugi) bersihJenis Usaha Prosentase

Dikurangi : Cadangan Kerugian Penurunan NilaiJumlah 500.000.000

(5.000.000)

PENYERTAAN

39

Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai adalah sebagai berikut :

5.000.000

5.000.000-

2013

(5.000.000)Dikurangi : Cadangan Kerugian Penurunan Nilai495.000.000

Manajemen berpendapat bahwa jumlah cadangan kerugian penurunan nilai penyertaan saham telah memadai.

2014

495.000.000

500.000.000 500.000.000

495.000.000

500.000.000-

500.000.000

2014

Lancar

Klasifikasi penyertaan saham berdasarkan kolektibilitas Bank Indonesia :

Jumlah

2013Kolektibilitas

-

Saldo Awal Periode

Jumlah penyertaan termasuk penerimaan Deviden Saham (pembagian stock Deviden) per 31 Desember 2014dan 2013 sebesar Rp 822.842.000,- atau 822.842 lembar saham yang masing-masing Rp.1.000,- per lembarsaham dengan persentase kepemilikan saham 8,13%.

Macet

5.000.000

5.000.000-

Saldo Akhir Tahun

Jumlah Penyertaan tersebut adalah penyertaan saham pada PT. Sarana Kalteng Ventura sebanyak 500.000lembar saham dengan nilai nominal Rp. 1.000,00 per lembar saham. PT Sarana Kalteng Ventura merupakanLembaga Pembiayaan yang bergerak di bidang Modal Ventura yang mulai beroperasi sebagai lembagapembiayaan sejak tahun 1997 dengan surat izin dari menteri keuangan RI Nomer: 207/KMK. 017/1997 tanggal6 Mai 1997.

(5.000.000)

Sesuai ketentuan Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (PAPI), deviden saham tidak diakui sebagaipendapatan (tidak dibukukan). Atas pernyataan tersebut PT Bank Kalteng tahun 2014 dan tahun 2013membukukan pendapatan deviden tunai masing-masing sebesar Rp. 122.230.976,- dan Rp. 87.978.395,-.

Penyisihan yang dibentuk

39

Page 67: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANUntuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013

10.

67.908.747.652 9.941.496.306

9.341.138.226

53.093.555.102

77.850.243.957

4.434.620.620

44.572.477.728

-

-

Tanah 6.879.139.078

10.465.573.33010.167.193.8307.777.899.080

-

Biaya PerolehanKepemilikan Langsung

Saldo Awal

Perlengkapan kantor 64.079.296.965

11.776.958.057Kendaraan

6.129.670.478

146.542.813.532

Kepemilikan Langsung

Rumah Instansi

ASET TETAP

4.807.013.085

248.291.000

132.661.762.267

-Gedung Kantor

12.025.249.057

3.840.933.335

Akm Penyusutan

-Rumah Instansi

Jumlah Akum. Penyusutan

8.065.227.653

16.627.032.074

-Inventaris dan

5.196.923.138-

Perlengkapan kantor 39.375.554.590

-13.881.051.265

Gedung Kantor

-

2014Saldo Akhir

Jumlah Nilai Tercatat

Inventaris dan

19.502.007.383593.687.285

Kendaraan

-

1.275.910.573

Penambahan

45.315.656.022298.379.500

-

59.272.283.880

2.874.975.310

Pengurangan

749.468.600

40

Perlengkapan kantor

8.065.227.653

-

-

6.847.165.995

Jumlah Nilai Tercatat 12.114.556.994

Perlengkapan kantor58.565.417.174

Kepemilikan Langsung

61.981.788.099Jumlah Akum. Penyusutan

34.431.671.2209.343.285.477

1.218.016.658

- 16.627.032.07414.005.576.9123.840.933.335

39.375.554.590

-Rumah Instansi

-

Kendaraan -

4.943.883.370

10.117.293.830 10.167.193.830-49.900.00045.315.656.022

3.707.785.272

Inventaris dan

559.930.288

11.776.958.057-

59.272.283.88055.405.109.881132.661.762.267

Penambahan

Kepemilikan Langsung

67.908.747.652

Saldo AwalBiaya Perolehan

9.941.496.30668.692.569.575

77.850.243.95744.572.477.728

Pada tanggal 31 Desember 2014, Aset tetap yang diasuransikan adalah Gedung Kantor Pusat dan PerabotanKantor yang ada di dalam bangunan tersebut di Jln. RTA Milono No. 12 Palangka Raya dengan jumlahpertanggungan masing sebesar Rp. 30.877.751.995,- Manajemen Bank berpendapat bahwa jumlahpertanggungan cukup untuk menutupi kerugian yang mungkin timbul.

Kendaraan

-Nilai Buku 64.753.014.616

3.281.003.0472.621.455.161

8.069.172.785

Akm Penyusutan

67.908.747.652

Gedung Kantor

Rumah Instansi

Nilai BukuJumlah Akum. Penyusutan

-

4.698.164.07842.257.464.699

5.196.923.138

3.058.191.323

-

120.547.205.273

1.431.506.400Tanah

Perlengkapan kantor

Pengurangan

- 6.129.670.478

2013

64.753.014.616

39.375.554.590

Saldo Akhir

-

Gedung Kantor

3.867.173.999Inventaris dan

40

Page 68: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANUntuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013

11.

Bunga kredit yang masih akan diterima

251.434.831

-

20.378.754.110

211.744.291462.663.903

18.175.471.793Bunga dari Penempatan Bunga Deposito - 35.258.142

Uang Muka Pajak -

Pendapatan yang masih akan diterima

1.457.442.570

Rekening PerantaraBeban Yang Ditangguhkan

Lain-lain64.768.219

Jumlah

-

32.020.825

67.284.333

42.379.173Sewa 491.110.343Premi Penjamin pada Pemerintah

Premi Asuransi2014

9.662.244

2013

30.569.728.354

Beban Dibayar Dimuka terdiri dari :

418.874.481

593.807.667

39.773.593.879

2014

Persedian Barang Cetakan

2013

Beban Dibayar Dimuka

17.253.326.760 10.494.235.688

954.752.013

ASET LAIN-LAIN

Rincian aset lain-lain adalah sebagai berikut :

41

13.

Labilitas lainnya merupakan titipan setoran jaminan, kewajiban pada pihak ketiga dan kewajiban lainnya.

-

30.407.174

16.258.458.871

Lain-lain terdiri dari :

(14.120.464.810)(15.424.281.038)Amortisasi Aset tetap tak berwujudAset Tetap dalam Proses

2013

67.284.333

593.807.667

Aset tetap tak berwujud

3.392.167Premi Asuransi Lainnya

15.456.488.121

Sewa 491.110.343Premi Penjamin pada Pemerintah

2014

462.663.9031.410.250

55.870.740.58557.927.254.456

2013

418.874.481

Titipan Kelebihan Bayar Pinjaman 97.503.036

LIABILITAS SEGERA

61.048.18147.570.866.6007.953.861.217

104.450.000

2014

125.950.000

Liabilitas Lainnya218.102.559

Liabilitas Jatuh Tempo -

10.494.235.688

Kiriman Uang

17.253.326.760

Rincian liabilitas segera adalah sebagai berikut :

Liabilitas Kepada Pihak Ketiga Lainnya31.353.277.75426.455.285.426

57.643.095

8.032.437.000

Aset Lainnya1.391.452.527Uang Muka Lainnya

14.923.246.400999.825.377

41

Page 69: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANUntuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013

14.

Rincian giro berdasarkan Pihak Berelasi dan Pihak Ketiga :

15.

Pihak Berelasi201392.227.162.957

2014

Saldo giro per 31 Desember 2014 dan 2013 masing-masing sebesar Rp.2.252.464.810.414,- danRp.1.943.298.607.348,- .

75.241.798.409

SIMPANAN NASABAH - TABUNGAN

Rincian tabungan berdasarkan Pihak Berelasi dan Pihak Ketiga :

Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, tidak ada giro yang diblokir baik sebagai jaminan kreditmaupun untuk tujuan yang lain.

Jumlah Giro2.177.223.012.005Pihak Ketiga

1.943.298.607.3481.851.071.444.391

Saldo tabungan per 31 Desember 2014 dan 2013 masing-masing sebesar Rp. 1.053.667.458.008,- danRp. 1.024.502.335.298,-.

Suku bunga rata-rata tahunan untuk giro pada tahun 2014 dan 2013 adalah sebesar 1,75 % dan 2,50 %.

SIMPANAN NASABAH - GIRO

2.252.464.810.414

42

16.

1.040.870.903.973

Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, tidak ada tabungan yang diblokir baik sebagai jaminan kreditmaupun untuk tujuan yang lain.

Saldo deposito per 31 Desember 2014 dan 2013 masing-masing sebesar Rp. 269.910.666.942,- danRp.225.670.838.140,-.

542.521.611.791Tabunganku

2014

1.024.502.335.298

Suku bunga rata - rata tahunan adalah sebesar 1,50 % pada tahun 2014 dan 1,71 % pada tahun 2013.

2013Simpeda

1.017.291.872.018Jumlah Tabungan

Taheta

Rincian tabungan berdasarkan Jenis :

1.024.502.335.298

22.910.737.235

Rincian tabungan berdasarkan Pihak Berelasi dan Pihak Ketiga :

1.053.667.458.008

7.210.463.2802014

Pihak Berelasi 12.796.554.035Pihak Ketiga

2013

543.531.490.053488.235.108.982 458.049.773.673

1.053.667.458.008

SIMPANAN NASABAH - DEPOSITO

22.921.071.571

42

Page 70: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANUntuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013

16.

136

SIMPANAN NASABAH - DEPOSITO (Lanjutan)

30.381.757.551 26.003.850.000

5.874.324.65024.100.300.000

269.910.666.942 225.670.838.140

Bulan

23.429.077.5006.003.469.270

169.082.363.490

Rincian Deposito Berjangka berdasarkan jangka waktunya adalah sebagai berikut :

Jumlah Deposito Berjangka 269.910.666.942

210.006.362.6212014 2013

225.670.838.140

BulanBulan

Jumlah Deposito

Deposito on Call

Pihak Ketiga

Rincian Deposito berdasarkan Pihak Berelasi dan Pihak Ketiga :

-

2014

-

260.165.666.942

Pihak Berelasi

222.101.838.140

---

Pihak Berelasi

Jumlah Deposito on Call

9.745.000.000Deposito Berjangka

2013

-Pihak Ketiga

3.569.000.000

Bulan

43

61212

17.

6.168.941

1.476.806.696-

Bank DKIBank BRI

Bank PD BPR Marunting Sejahtera

Bank Mega 7.087.500Bank Danamon

Bank Mandiri2.114.207

32.230.1488.175.775

Bank BIIBank BNI

32.110.148

11.825.720.208

6.530.241

9.667.522.201

6.650.2419.342.345

6.287.932.513

Rincian simpanan dari bank lain :2013

5.918.129.385

Jumlah Simpanan dari Bank Lain

SIMPANAN DARI BANK LAIN

-

Jatuh tempo -

5.874.324.650

269.910.666.942

24.100.300.00023.429.077.5006.003.469.270

2014

Bulan

Bulan keatasBulan

90.000.000

Pihak Berelasi

Suku bunga rata - rata tahunan adalah sebesar 7,10 % pada tahun 2014 dan 5,75 % pada tahun 2013.

135.000.000

Rincian simpanan dari bank lain berdasarkan Pihak Berelasi dan Pihak Ketiga :

Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, tidak terdapat deposito berjangka yang diblokir untuk dijadikan atasfasilitas kredit yang diberikan oleh bank kepada nasabahnya.

2013

-

225.670.838.140

11.825.720.2086.287.932.513Pihak Ketiga

312.496.278618.964.500981.919

Bank BPD Irian Jaya

6.814.185649.157

2014

Jumlah Simpanan dari Bank Lain 6.287.932.513 11.825.720.208

475.000.000

878.855Bank Syariah Mandiri -

43

Page 71: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANUntuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013

18.

a.

20.560.312.581

Akun ini merupakan fasilitas kredit yang diperoleh dari Bank Indonesia (BI) dalam bentuk Kredit Likuiditasdalam rangka pembiayaan kepada Pengusaha kecil dan Mikro.

20.473.677.436

Bank Indonesia Kredit Likuiditas – KPKM

Pada tanggal 15 Desember 1999 kredit likuiditas – KPKM dialihkan pengelolaannya dari Bank Indonesia kePT Permodalan Nasional Madani sesuai dengan Surat Bank Indonesia Palangka Raya No.1/1/DKr/PPkr/Plktentang pelaksanaan pengalihan KLBI kepada PT PNM. Pengalihan tersebut hanya berupa pengelolaanpinjaman sedangkan setiap pencairan pinjaman tetap harus mendapat persetujuan dari BI danpelunasannya tetap ke Bank Indonesia.

Bank Indonesia - Kredit Likuiditas – KPKM

21.654.214.173Pemerintah Republik Indonesia

Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No. 31/20/UK tanggal 12 Pebruari 1999, Plafond induk pinjamansebesar Rp. 2.000.000.000,-, suku bunga yang dikenakan kepada bank sebesar 13% yang dihitung darisaldo terutang bank kepada Bank Indonesia sedangkan Bank akan mendapat bunga sebesar 16% pertahunatas kredit likuiditas – KPKM yang diberikan.

-2014 2013

21.568.579.02885.635.145 86.635.145

-

PINJAMAN YANG DITERIMA

Pihak BerelasiPihak Ketiga

44

b.

19.

a.

252.582.980

464.408.465

16.323.672.820

330.062.490

10.957.061.656

Pajak penghasilan pasal 21

Pajak Penghasilan pasal 29

Utang pajak terdiri dari:

344.385.111

PERPAJAKAN

PPh 23 Giro 19.625.558

2013

Berdasarkan Perjanjian Pinjaman No. KP - 031 /DP3/2004 tanggal 12 Agustus 2004, Bank ditunjuk sebagaiLembaga Keuangan Pelaksana dalam rangka penyaluran Kredit Usaha Mikro dan Kecil dan untukmendapatkan pinjaman pendanaan Kredit Usaha Mikro dan Kecil (KUMK) yang bersumber dari dana SuratUtang Pemerintah (SUP) nomor SU-005/MK/ 1999 tanggal 29 Desember 1999 dengan Plafon sebesarRp.20.000.000.000,- (dua puluh miliar rupiah). Pinjaman ini dikenakan bunga yang besarnya sama dengantingkat bunga SUP yang dikenakan oleh Bank Indonesia kepada Departemen Keuangan yaitu sebesar sukubunga Sertifikat Bank Indonesia berjangka 3 (tiga) bulan yang ditetapkan setiap 3 bulan sekali padatanggal 10 maret sampai dengan 9 Juni, 10 Juni sampai dengan 9 September, 10 September sampaidengan 9 Desember, dan 10 Desember sampai dengan 9 Maret atas dasar lelang Sertifikat Bank Indonesia.Jangka waktu pinjaman ini sejak ditandatangani sampai dengan tanggal 10 Desember 2019.

PPh 23 Deposito

19.596.297PPh 23 Tabungan

11.525.301.407Lainnya

15.188.990.078

162.722.5944.135.576.260

584.307.5482014

Pada tanggal 15 Desember 1999 kredit likuiditas – KPKM dialihkan pengelolaannya dari Bank Indonesia kePT Permodalan Nasional Madani sesuai dengan Surat Bank Indonesia Palangka Raya No.1/1/DKr/PPkr/Plktentang pelaksanaan pengalihan KLBI kepada PT PNM. Pengalihan tersebut hanya berupa pengelolaanpinjaman sedangkan setiap pencairan pinjaman tetap harus mendapat persetujuan dari BI danpelunasannya tetap ke Bank Indonesia.

2.717.032.532

Pemerintah Republik Indonesia

44

Page 72: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANUntuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013

19.

b.

14.579.470.875

61.065.383.0002013

49.059.567.250

229.682.061.685

49.059.567.250x 244.261.532.000

2013

2014

61.065.383.00025%

176.611.756.144

Beda Tetap

244.261.532.560

244.261.532.000

PPh pasal 29 terutang

54.807.759.630 41.995.124.676

2014

12.291.495.191 14.802.459.820Koreksi Fiskal

2.287.975.684

Laba (Rugi) Komersial

Kredit PajakUang muka Pajak PPh 25

Beda Temporer

196.238.269.907Jumlah

Laba Menurut Pajak19.626.513.763

Laba kena pajak dikalikan dengan tarif Ps 17196.238.269.000Pembulatan

4.824.053.943

PERPAJAKAN (Lanjutan)

Rekonsiliasi antara taksiran beban pajak, yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku dari labakomersial sebelum beban pajak, dengan taksiran beban pajak penghasilan pada laporan laba rugi untukperiode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut:

45

c.

d.

Pajak kini808.454.009

Sejak tahun 2009, Bank Kalteng mengakui kredit yang dihapusbuku sebagai pengurang laba bruto dalamperhitungan Pajak Penghasilan Badan dengan memenuhi tiga ketentuan yang disyaratkan sesuai denganUndang-Undang No. 36 Tahun 2008 dan Peraturan Menteri Keuangan No. 105/PMK.03/2009 tanggal 10 Juni2009 yang telah diubah oleh Peraturan Menteri Keuangan No. 57/PMK.03/2010 tanggal 9 Maret 2010.

405.715.017

54.807.759.630 41.995.124.676Kredit Pajak

(60.659.667.983)

Berdasarkan peraturan perpajakan di Indonesia, Bank Kalteng menyampaikan Surat Pemberitahuan PajakTahunan ke kantor pajak atas dasar self assessment . Kantor pajak berhak memeriksa atau mengoreksipajak dalam jangka waktu 5 (lima) tahun setelah tanggal pajak terhutang.

Pendapatan (Beban) pajak tangguhan

Uang muka Pajak PPh 25

2014 2013(61.065.383.000)

7.064.442.574

Pendapatan (Beban) Pajak :

PPh pasal 29 Kurang (lebih) bayar

Pada Agustus 2012 Bank mengajukan banding kepengadilan pajak berkaitan dengan hasil pemeriksaanpajak tahun fiskal 2007 (berkaitan dengan pajak penghasilan badan dan pajak pertambahan nilai) denganjumlah sebesar Rp. 8.239.549.980,- yang terdiri dari pajak yang kurang bayar sebesarRp. 5.267.263.300,- dan sanksi administrasi bunga pasal 13 ayat (2) KUP sebesar Rp. 2.672.286.480,-

6.257.623.370

Banding Pajak Tahun 2007

(49.059.567.250)

(48.251.113.241)Jumlah

Pada September 2013 Pengadilan pajak menolak banding pemohon mengenai keberatan atas suratketetapan pajak kurang bayar (SKPKB) pajak penghasilan badan tahun pajak 2007. Berdasarkan putusanpengadilan pajak No. Put. 47466/PP/M.XIV/15/2013 tanggal 25 September 2013 bank diwajibkan membayarpajak sebesar Rp. 8.239.549.980,- dan sanksi administrasi bunga pasal 19 (1) KUP sebesarRp. 4.135.576.260,- sesuai dengan tagihan pajak bunga tagihan nomor : 00001/109/07/711/13.

45

Page 73: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANUntuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013

19.

e.

7.261.172.894Penambahan (pengurangan)Saldo Awal Tahun 6.030.808.280

Jumlah

Manajemen berpendapat bahwa terdapat kemungkinan besar jumlah laba fiskal pada masa mendatangakan memadai untuk mengkompensasi perbedaan temporer yang menimbulkan aset pajak tangguhantersebut.

2014

Aset pajak tangguhan dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telahberlaku pada tanggal laporan posisi keuangan.

405.715.017 824.649.597

PERPAJAKAN (Lanjutan)

6.855.457.877

6.855.457.877

2013

Ikhtisar perubahan aset pajak tangguhan :

Pengadilan pajak mengabulkan sebagian banding pemohon mengenai keberatan atas surat ketetapan pajakkurang bayar (SKPKB) pajak penghasilan pasal 4 ayat (2) final masa pajak Maret dan Oktober 2007.Berdasarkan putusan pengadilan pajak No. Put. 47467/PP/M.XIV/25/2013 tanggal 25 September 2013 bankdiwajibkan membayar pajak PPh pasal 4 ayat (2) bulan Oktober 2007 sebesar Rp.20.228.601,- dan sanksiadministrasi bunga pasal 13 (2) KUP sebesar Rp. 9.709.728,- serta No. Put. 47468/PP/M.XIV/25/2013tanggal 25 September 2013 bank diwajibkan membayar pajak PPh pasal 4 ayat (2) bulan Maret 2007sebesar Rp.12.383.541,- dan sanksi administrasi bunga pasal 13 (2) KUP sebesar Rp. 5.944.099,-.

46

20.

21.

26.198.532.3171.053.993.096

31.532.679.086Setoran Jaminan

Manajemen berpendapat bahwa terdapat kemungkinan besar jumlah laba fiskal pada masa mendatangakan memadai untuk mengkompensasi perbedaan temporer yang menimbulkan aset pajak tangguhantersebut.

Jumlah Liabilitas akhir periode

2013

2.458.140.912

205.270.168Pendapatan Ditangguhkan

Liabilitas lain-lain terdiri dari :

31.385.79018.248.299.180Lainnya

Jumlah

Bunga Yang Masih Harus Dibayar

2014 2013

7.111.064.107

7.111.064.107 7.066.553.189

48.218.811.332

LIABILITAS LAIN-LAIN

27.978.510.1073.123.848.528

93.616.571.463

6.699.230.019

LIABILITAS IMBALAN PASKA KERJA

Labilitas awal periode

Berdasarkan perhitungan aktuaria yang dilaksanakan oleh aktuaris PT. Gemma Mulia Inditama Jakarta sesuaiperhitungan Aktuaria No. 428/PSAK-GMI/XII/14 tanggal 31 Desember 2014, liabilitas diestimasi atas imbalankerja per 31 Desember 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut :

Imbalan yang dibayarkanBeban Periode berjalan

(2.265.570.000)

Perhitungan Manfaat Imbalan Paska Kerja berdasarkan Undang - undang Ketenagakerjaan No 13 tahun 2003dan PSAK 24 (Revisi 2010).

(2.869.975.000)

2014

2.310.080.918

616.745.518

Rekening Perantara 32.846.119.006

46

Page 74: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANUntuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013

22.

a.

Berdasarkan akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT Bank PembangunanKalteng No. 18 tanggal 14 Juni 2003 yang dibuat di hadapan notaris Ellys Nathalina, SH., para pemegangsaham telah memutuskan dan menyetujui untuk diambil oleh para pemegang saham yang baru masing-masing sebesar satu milyar rupiah (Rp.1.000.000.000,-), sehingga modal yang ditempatkan menjadi 42.000lembar saham seri A dengan demikian Anggaran Dasar Perseroan Pasal 4 ayat 1, 2 dan 3 mengalamiperubahan.

323.521.059.064167.704.191.295

803.679.762.555

434.863.016.832

619.585.893.262

EKUITAS

Ekuitas Bank Kalteng masing-masing pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut :

2014

Cadangan128.360.642.903Saldo Laba (Rugi)

199.794.352.020169.022.393.702

Berdasarkan Pasal 4 Akta Pendirian PT Bank Pembangunan Kalteng yang minuta aktanya dibuat oleh EllysNathalina, SH, notaris di Palangka Raya, dalam akta No. 110 tanggal 22 Mei 2000, Jumlah Modal sahamyang ditempatkan sebesar Rp.26.000.000.000,- (Dua Puluh Enam Milyar Rupiah) dimanaRp.8.224.190.083,07 telah disetor penuh kedalam perseroan dengan inbreng sedangkan sisanya sebesarRp.7.775.809.916,93 akan disetor penuh dengan uang tunai kepada perseroan selambatnya pada tanggalakta pendirian ini memperoleh pengesahan dari Menteri Hukum dan Perundang-undangan RepublikIndonesia atau tanggal 15 Agustus 2000, namun sampai dengan tahun 2002 jumlah tersebut belum disetorpenuh oleh pihak pendiri.

Modal dasar, ditempatkan dan disetor

Modal dasar, ditempatkan dan disetor2013

47

3,90

39.000.000.000

50.000.000.000

4,30

Pulang Pisau Katingan

47.000.000.000 43.000.000.000

Nilai (Rp)

%

Kepemilikan

Perubahan terakhir berdasarkan Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Luar Biasa yangdituangkan dalam Akta Notaris Ellys Nathalia , SH.MH, Notaris di Palangka Raya , Nomor 06 tanggal 17 Mei2013 mengenai Perubahan Anggaran Dasar PT Bank Kalteng. Pasal 4 butir (1) Anggaran Dasar tersebutmenyatakan bahwa Modal Dasar sejumlah Rp.1.000.000.000.000,- (Satu Trilyun Rupiah) terbagi atas100.000 lembar saham dengan nilai nominal per lembar saham Rp.10.000.000,- (Sepuluh Juta Rupiah),dengan pembagian :

43.000.000.000

3,90

47.000.000.000

Seruyan

Barito Utara

3,90

Kepemilikan

%

Berdasarkan akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT Bank PembangunanKalteng No. 18 tanggal 14 Juni 2003 yang dibuat di hadapan notaris Ellys Nathalina, SH., para pemegangsaham telah memutuskan dan menyetujui untuk diambil oleh para pemegang saham yang baru masing-masing sebesar satu milyar rupiah (Rp.1.000.000.000,-), sehingga modal yang ditempatkan menjadi 42.000lembar saham seri A dengan demikian Anggaran Dasar Perseroan Pasal 4 ayat 1, 2 dan 3 mengalamiperubahan.

27.000.000.000

39.000.000.000

50.000.000.000

39.000.000.000

3,90

Kapuas

3,10

39.000.000.000

5,00

2013

Pihak Swasta

39.000.000.000 39.000.000.000

3,90

Barito Timur

39.000.000.000 39.000.000.000

39.000.000.000

31.000.000.000

2014

Kotawaringin Timur

39.000.000.000

Kotawaringin Barat

40,00

31.000.000.000

3,90

43.000.000.000

4,70

43.000.000.000

Barito Selatan4,30

4,30

3,90

1.000.000.000.000

3,90

3,90

3,10

Gunung Mas

39.000.000.000

100,00100,00

40,00Pemerintah Prop. Kalimantan Tengah 400.000.000.0002,70 27.000.000.000

400.000.000.000Nilai (Rp)

43.000.000.000 4,30

1.000.000.000.000

5,00

3,90

4,30

43.000.000.000 4,30

4,70

43.000.000.000

39.000.000.000 Murung Raya

Sukamara 39.000.000.000

2,70

4,30

Pemerintah Kota PalangkarayaPemerintah Kabupaten :

Jumlah

Lamandau 39.000.000.000

43.000.000.000 4,30

3,90

3,90

3,90

3,90

47

Page 75: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANUntuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013

22.

a.

( % )

Komposisi pemegang saham pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut :

Jumlah Saham Prosentase Kepemilikan

EKUITAS (Lanjutan)

Kotawaringin Barat

2013

990

1.275

1.625

1.275

6,034,78

3,94 Katingan

1.950 Gunung Mas

3,74 Murung Raya Seruyan 2.200

38,33

4,76 1.511 2.152

( Lembar )

Modal dasar, ditempatkan dan disetor (Lanjutan)

2013

458Pemerintah Prop. Kalimantan Tengah

1,40

2014

Pemerintah Kota Palangkaraya 12.400 18.000

2014

608

Barito Utara

1.100

1.919 1.615

Barito Timur 1.660

2.080

690

Barito Selatan 2.069

1.677

Kotawaringin Timur

3,82

1.800

2.201

5,06

5,93

3,40

4,67

5,224,95

5,06

3,94 1.625

4,14

1.233 3,81

5,02

2,28

3,52

4,99 2.269

Pemerintah Kabupaten :

41,39

2,13

1,41

5,18 Kapuas 1.533

Pulang Pisau

48

15.110.000.000

-

19.188.442.232

Katingan

11.000.000.000 Pulang Pisau

Kotawaringin Barat

9.900.000.000

Pemerintah Kota Palangkaraya

Kapuas

22.688.000.000

Jumlah

12.327.000.000 Barito Utara

Kotawaringin Timur

2013

100,00

Pemerintah Prop. Kalimantan Tengah

32.352

1.625

5,40

6,034,784,48

-

1.950 Gunung Mas

Sukamara Lamandau

2.350

Seruyan 2.200

19.500.000.000

19.500.000.000

18.000.000.000

20.800.000.000

Sukamara

Seruyan

19.500.000.000

Murung Raya

Gunung Mas

Pihak Swasta 43.486

1.950

Lamandau

12.750.000.000

Barito Timur

16.768.000.008

16.600.000.000

16.250.000.000

21.520.000.000

22.014.400.008

180.000.010.134

2014

Jumlah Modal disetor adalah sebagai berikut :

22.000.000.000

-

4.575.606.690

15.327.000.000

16.250.000.000

Pihak Swasta

Pemerintah Kabupaten :

100,00

12.750.000.000

20.688.000.000

6.075.606.690

16.152.000.000

6.900.000.000

23.500.000.000

Jumlah 434.863.016.832 323.521.059.064-

-

2.080

124.000.010.134

5,06

1.6756,03 1.950

Barito Selatan

16.750.000.000

5,02

-

5,18

48

Page 76: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANUntuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013

22.

b. CADANGAN

Cadangan UmumCadangan Tujuan

23.

122.230.976Bank Lain 17.917.075.657

529.026.221.873Jumlah

57.373.272.551Bank Indonesia

100.359.266.351119.613.362.787

385.554.327.518460.932.654.121

167.704.191.295

Pendapatan Atas Bunga Kredit87.978.395

424.602.422.219

Pendapatan bunga meliputi bunga yang diperoleh dari :

PENDAPATAN BUNGA

Cadangan Bank Kalteng masing-masing pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut :

67.344.924.943

20132014

80.180.989.234

EKUITAS (Lanjutan)

2013

199.794.352.020

201445.856.140.56058.445.428.118

Dari Pihak Ketiga

49

24.

Pendapatan provisi dan komisi meliputi :

25.

26.

997.464.975432.390.509

Lain-lainJumlah

3.055.894

Jumlah

22.864.215.530

PENDAPATAN LAIN-LAIN

1.557.535

Denda Lainnya

117.584.726.286

Pendapatan lain-lain terdiri atas :

106.524.472.516

Hasil Jasa Administrasi

2014

106.572.581.410

521.877.716 317.574.689

895.129.513

28.206.229.508

117.637.956.821

2013164.931.000143.096.500

25.648.660.804

973.035.355

Pengantian Barang Cetakan

5.873.067.939

2013

4.508.937.590Jumlah

2014

Antar Bank

Komisi dan Provisi Kredit 410.437.999

45.053.000

BEBAN BUNGA

51.673.000

2014 2013

Provisi dan Komisi

PENDAPATAN PROVISI DAN KOMISI

Provisi, Komisi dan Jasa Lainnya359.582.747

4.098.499.5925.513.485.192

Beban bunga meliputi bunga atas :

Penerimaan dari Piutang Ekstra Kredit

Pihak Ketiga Bukan Bank

24.752.147.083

49

Page 77: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANUntuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013

27.

Beban CKPN terdiri atas :

Beban CKPN Antar Bank AktivaBeban CKPN Kredit Yang DiberikanBeban CKPN Transaksi Rek. AdministratifBeban CKPN Lainnya

28.

Pemulihan (Pembentukan) penyisihan kerugian terdiri atas :

29.

Koreksi Cad.Penyisihan Penempatan Antar Bank

-2.044.056.242

2013

Jumlah

-

--

2.044.056.242-

-

2014

BEBAN PEMBENTUKAN CADANGAN KERUGIAN PENURUNAN NILAI

JumlahKoreksi Cad.Penyisihan Kredit Yang Diberikan

19.392.142.775

-

14.969.406.364 2.948.829.894

2014

BEBAN TENAGA KERJA

-

14.969.406.364

PEMULIHAN (PEMBENTUKAN) PENYISIHAN KERUGIAN

19.392.142.775

Beban Tenaga Kerja terdiri atas :

2.948.829.894

2013

50

30.

Beban Administrasi dan Umum terdiri atas :

Premi AsuransiPenelitian dan PengembanganSewaPromosiPajak LainnyaPemeliharaan dan PerbaikanPenyusutan Aset TetapBarang dan JasaTamu / ProtokolerDipindahkan

505.167.150

77.690.860

91.863.971.524 87.561.407.270

3.204.111.273

2.295.784.3784.792.257.416

Perawatan Kesehatan 2.440.858.900

201411.211.342.013

6.351.953.952

10.876.902.304

5.091.581.986

4.909.807.286Honorarium Dewan KomisarisTenaga Honorer dan Kontrak 4.407.431.000

Tunjangan 49.048.251.686

2013

Pendidikan Dan Pelatihan

Gaji dan Upah47.993.749.110

Jasa Produksi

4.717.136.219106.881.133.228

2.302.115.209

17.661.145.684Uang Pengabdian Direksi/dekom

112.214.671.981

281.484.500Uang Pesangon

Jumlah

6.002.770.074

Beban Tenaga Kerja terdiri atas :

2.450.380.710

BEBAN ADMINISTRASI DAN UMUM

11.233.804.873

22.968.206.169

1.916.456.440

Uang Lembur 723.762.875

11.319.766.040

201310.831.125.962

2014

257.163.500

9.759.553.4784.353.789.977 3.557.516.481

32.262.082.577373.870.765

11.248.010.0054.429.023.123

12.649.844.168

Uang Cuti

3.513.188.000

10.100.801.0044.173.260.061

12.626.537.532

Tenaga kerja Lainnya

558.873.213

3.176.059.166Insentif4.285.884.500

-

35.580.682.385

50

Page 78: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANUntuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013

30.

Beban Administrasi dan Umum (Lanjutan) terdiri atas :

PindahanPembinaan PegawaiHumas / InstansiPelayanan HukumPungutan Otoritas Jasa KeuanganLainnya

Beban penyusutan aset tetap terdiri atas :

BangunanRumah InstansiKendaraanInventarisBeban Amortisasi

91.863.971.524

2014

--

87.561.407.270

2013

2.638.589.589

1.053.545.97853.083.542

1.936.870.4284.882.174.516

103.244.631.061

1.992.874.838

559.586.5351.230.788.936

2013

4.482.569.861

6.786.000

11.248.010.005

98.671.461.438

588.822.350

3.550.883.806

9.200.993.092

1.453.239.22811.319.766.040

2.873.072.551

5.123.710.366

2.149.976.588

BEBAN ADMINISTRASI DAN UMUM (Lanjutan)

Jumlah

2014

1.280.921.545

Jumlah

51

31.

Pendapatan non operasional terdiri dari :

32.

Beban non operasional terdiri dari :

Transfer PaymentDivisi TreasuryDivisi Kepatuhan & Man RiskDivisi Kelompok manajenenDenda-dendaNon Operasional Lainnya

4.500.000

52.000.000

PENDAPATAN NON OPERASIONAL

Jumlah

Jumlah

Selisih Kas

-2013

29.700.000

1.112.650.22471.686.121

263.587.964166.687.700

2014

168.737.000

BEBAN NON OPERASIONAL

1.076.775.996

441.951.439

727.066.262 3.324.239.620

-720.744.436

1.010.310.000

1.094.755.077

-

1.821.826

20132014

Keuntungan Penjualan Aset Tetap dan InventarisKoreksi PPAP

137.898.547Pendapatan Sewa

Pendapatan Non Operasional Lainnya

106.942.244

621.305.00135.000.000

4.500.000

1.203.697.244

358.750.000

51

Page 79: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANUntuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013

33.

Komitmen dan kontijensi terdiri dari :

KOMITMENLiabilitas

Fasilitas kredit nasabah yang belum digunakanFasilitas kredit nasabah yang belum ditarikJumlah LiabilitasJUMLAH KOMITMEN BERSIH

KONTINJENSITagihan kontijensi

Pendapatan Bunga dalam penyelesaianKredit dan bunga yang telah dihapusbukukanJumlah Tagihan

LiabilitasBank GaransiLainnyaJumlah Liabilitas

(25.809.848.331)65.535.380.375

2014

(21.330.229.049)

65.535.380.375

39.977.357.108

-

2013

33.560.771.367

-61.307.586.157

(45.414.055.757)

39.725.532.04434.456.701.349

(45.414.055.757)

5.520.655.759

(18.887.957.147)(18.887.957.147)

6.164.760.677

(45.414.055.757)

-(18.887.957.147)

-

KOMITMEN DAN KONTIJENSI

61.307.586.157

52

Jumlah LiabilitasJUMLAH KONTIJENSI BERSIH

34.

Hasil Investasi Bersih : 8,5 % per tahunKenaikan Skala Gaji : 7 % Per tahun untuk penghasilan dasar pensiun per tahun

2 % per tahun untuk kenaikan manfaat pensiun per tahun

Pendanaan Dana Pensiun PT Bank Kalteng terutama berasal dari kontribusi pemberi kerja dan karyawan.Kontribusi karyawan dari gaji pokok dan kontribusi Perusahaan adalah masing-masing sebesar 14,65% dan 6%.

(25.809.848.331)

Perhitungan aktuaria atas biaya manfaat pensiun pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 didasarkan ataslaporan aktuaria terakhir tanggal 10 September 2012 dari konsultan Aktuaria PT Sienco Aktuarindo Utamadengan metode Projected Benefit Cost Method (attained age normal).

Bank menyelenggarakan program pensiun manfaat pasti untuk seluruh karyawan tetap yang didanai melaluiiuran bulanan ke dana pensiun terpisah. Manfaat dari program pensiun ini adalah menutup Liabiltas tunjanganmasa kerja pegawai sehubungan dengan penetapan Undang-undang No.13 /2003 tentang "Ketenagakerjaan"tanggal 25 Maret 2003. Tambahan Kesejahteraan karyawan berdasarkan undang-undang ini adalah tidakdidanai. Usia pensiun normal yang digunakan adalah 55 Tahun. Dalam program ini, manfaat pensiun dibayarkanberdasarkan penghasilan dasar tertinggi dan masa kerja karyawan. Program ini dikelola oleh Dana Pensiun PTBank Kalteng yang diatur dengan keputusan direksi PT Bank Kalteng No: DSLK.500/SK-30-0043/V.02 tentangperaturan Dana Pensiun dari Dana Pensiun PT Bank Kalteng yang memperoleh persetujuan dari MenteriKeuangan No. KEP-282/KM.6/2002 tanggal 18 Nopember 2002 yang merupakan kelanjutan dari Yayasan DanaPensiun Karyawan PT Bank Kalteng yang dibentuk berdasarkan Akta Notaris Melyo Unan Sawan, SH, dan telahmendapatkan pengesahan dari Menteri Keuangan No. KEP.179/KM.17/1996 tanggal 21 Mei 1996.

65.535.380.375(21.330.229.049)

PROGRAM DANA PENSIUN

61.307.586.157

Asumsi aktuaria yang digunakan dalam menentukan biaya manfaat pensiun diambil berdasarkan laporanaktuaria sebagai berikut:

52

Page 80: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANUntuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013

34.

Usia Pensiun Normal : 55 TahunTingkat Mortalita : The 1999 Annuity Mortality Table (Modified)Tingkat Cacat : 1% dari kemungkinan orang meninggal dunia pada usia ituBiaya Cadangan Bagi Anak : 1% dari Cadangan manfaat pensiun pesertaBiaya Pengelolaan : 25% dari total hasil investasi per tahunSelisih usia suami - istri : 5 tahun

35.

PROGRAM DANA PENSIUN (Lanjutan)

Perincian transaksi dan saldo signifikan dengan pihak berelasi pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 adalahsebagai berikut:

Bank melakukan transaksi keuangan dengan pihak berelasi, dilaksanakan berdasarkan syarat dan kondisi serupaseperti yang dilakukan dengan pihak ketiga (kecuali pinjaman kepada karyawan dan pengurus yang diberikan denganjangka waktu berkisar antara 1 sampai dengan 15 tahun dengan suku bunga 10 % dan pembayaran melaluipemotongan gaji setiap bulan).

PT Bank Kalteng memberikan pinjaman / kredit konsumsi kepada karyawan dan pengurus dengan suku bunga khusussebesar 10 % dibawah bunga untuk pinjaman serupa bagi umum sebesar 16%, namun atas transaksi tersebut belumditerapkan PSAK 55 yang mengharuskan perbedaan suku bunga yang terjadi diakui pada laporan laba rugimenggunakan suku bunga efektif.

TRANSAKSI DENGAN PIHAK BERELASI

53

Kredit Yang diberikan

36.

Direksi 35.110.330.121Pejabat Bank

Perincian transaksi dan saldo signifikan dengan pihak berelasi pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 adalahsebagai berikut:

RASIO KECUKUPAN MODAL

Bank Kalteng memastikan memiliki kecukupan modal untuk dapat memenuhi risiko kredit, risiko pasar dan risikooperasional, baik dalam kondisi normal maupun kondisi stress yang sekaligus menjadi dasar bagi Bank dalammengimplementasikan VBM (Value Based Management) melalui pengukuran RORAC (Return On Risk AdjustedCapital) . Dengan VBM, Bank dapat mengidentifikasi unit bisnis, segmen, produk, wilayah yang memberikan nilaitambah bagi Bank. Dengan demikian Bank dapat fokus mengembangkan bisnis yang paling memberikan nilaitambah bagi Bank.

4.865.591.93836 5.110.330.12136

Jumlah Debitur Baki Debet

3.192.371.836

3

26

Perorangan---

Pengelolaan Risiko Melalui Modal

Kebijakan permodalan Bank Kalteng adalah secara prudent melakukan diversifikasi sumber permodalan untukmengantisipasi rencana strategis jangka panjang dan mengalokasikan modal secara efisien pada segmen bisnisyang memiliki potensi untuk memberikan profil risk-return yang optimal, termasuk penempatan padaperusahaan anak dalam rangka memenuhi ekspektasi stakeholder termasuk investor dan regulator.

20

Komisaris

Pinjaman kepada pihak berelasi pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 diklasifikasikan sebagai kolektibiltas lancar.

922.235.538750.984.564

-

2014 2013Debitur

2014 2013

53

Page 81: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANUntuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013

36. RASIO KECUKUPAN MODAL (Lanjutan)

Bank mengacu kepada regulasi Bank Indonesia dalam melakukan perhitungan kecukupan modal untuk risikokredit, risiko pasar dan risiko operasional. Untuk risiko kredit, Bank menggunakan pendekatan Standar Basel II(Standardized Approach) . Untuk risiko pasar, Bank menggunakan Model Standar, sedangkan secara internalBank telah menggunakan Value at Risk sebagai Model Internal. Untuk risiko operasional, Bank mengacu kepadaPendekatan Indikator Dasar Basel II (Basic Indicator Approach) dan sudah mensimulasikan Pendekatan Standar(Standardized Approach) .

Saat ini Bank sedang melakukan pengembangan perhitungan kebutuhan permodalan untuk risiko kredit denganpendekatan advance baik regulatory (IRBA) maupun pendekatan ekonomis. Pendekatan ekonomis (economiccapital ) dikembangkan untuk risiko kredit dan risiko operasional.

Dalam penerapan SE BI No.13/6/DPNP tanggal 18 Februari 2011 perihal perhitungan ATMR risiko kreditmenggunakan pendekatan standar, hasil perhitungan ATMR Bank menunjukkan ATMR risiko kredit untuk posisi31 Desember 2014 sebesar Rp1,825 Miliar dengan posisi ATMR risiko pasar dengan pendekatan standar danATMR risiko operasional dengan pendekatan standar menunjukan angka Rp 574 Miliar.

Rasio Kecukupan Modal (Capital Adequacy Ratio [CAR] ) adalah rasio modal terhadap aset tertimbang menurutrisiko (Risk-Weighted Assets [RWA]) . Berdasarkan peraturan Bank Indonesia, jumlah modal untuk risiko kreditterdiri dari Modal Inti (“Tier I”) dan Modal Pelengkap (“Tier II”) dikurangi penyertaan pada Anak Perusahaan.Dalam rangka perhitungan Risiko Pasar, Bank dapat memasukkan komponen Modal Pelengkap Tambahan (“TierIII”) yaitu Pinjaman Subordinasi berjangka pendek yang memenuhi kriteria tertentu sebagai komponen Modal.Rasio Kecukupan Modal (Bank Kalteng saja) pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut:

54

Komponen Modal terdiri dari :Modal Inti

Modal DisetorFaktor Penambah

Cadangan UmumCadangan TujuanLaba tahun-tahun lalu yang dapat diperhitungkan (100%)Laba tahun berjalan setelah pajak (50%)Dana Setoran Modal

Faktor PengurangSelisih kurang antara PPA dan Cadangan kerugian

penurunan nilai atas aset produktifPenyisihan Penghapusan Aset (PPA) atas aset

non produktif yang wajib diperhitungkanFaktor Pengurang modal inti

Aset tidak berwujud lainnyaJumlah Modal Inti

Modal PelengkapCadangan Umum PPAP (maksimum 1,25% dari ATMR)Jumlah Modal PelengkapJumlah Modal

Aset Tertimbang Menurut Risiko - untuk Risiko KreditAset Tertimbang Menurut Risiko - untuk Risiko OperasionalRasio Kecukupan Modal

27.646.927.789

844.233.375

33.683.511.623

364.947.284.246

22.818.137.032

542.212.743.05622.818.137.032

1.094.016.420

67.344.924.943(6.062.228.500)

184.396.059.064

27.646.927.789

-

(6.855.457.878)80.180.989.234

346.633.107.827

64.180.321.452

514.565.815.267

139.125.000.000

100.359.266.351

2014

1.825.450.330.875

69.183.016.832

676.674.570.167-

84.511.196.852

34.794.304.285

119.613.362.787

365.680.000.000

699.492.707.199

24,52%29,15%640.181.179.819574.168.251.404

1.571.573.043.311

2013

Rasio Kecukupan Modal (Capital Adequacy Ratio [CAR] ) adalah rasio modal terhadap aset tertimbang menurutrisiko (Risk-Weighted Assets [RWA]) . Berdasarkan peraturan Bank Indonesia, jumlah modal untuk risiko kreditterdiri dari Modal Inti (“Tier I”) dan Modal Pelengkap (“Tier II”) dikurangi penyertaan pada Anak Perusahaan.Dalam rangka perhitungan Risiko Pasar, Bank dapat memasukkan komponen Modal Pelengkap Tambahan (“TierIII”) yaitu Pinjaman Subordinasi berjangka pendek yang memenuhi kriteria tertentu sebagai komponen Modal.Rasio Kecukupan Modal (Bank Kalteng saja) pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut:

54

Page 82: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANUntuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013

37.

38.

Sejak tahun 1998, Pemerintah menjamin liabilitas bank umum meliputi giro, tabubungan, deposito berjangkadan deposito on call, obligasi, surat berharga, pinjaman antar bank, pinjaman yang diteima letter of credit,akseptasi, swap mata uang dan liabilitas kontijensi lainnya seperti bank garansi, standby letters of credit,perfomance bonds dan liabilitas sejenis selain yang dikecualikan dalam keputusan ini seperti obligasisubordinasi dan liabilitas kepada direktur, komisaris dan pihak berelasi dengan Bank.

Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 tidak melampauiketentuan BMPK untuk pihak terkait dan pihak tidak terkait. BMPK dihitung sesuai dengan Peraturan BankIndonesia - PBI No. 7/3/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 tentang Batas Maksimun Pemberian Kredit BankUmum sebagaimana telah diubah dengan PBI No. 8/13/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006.

Rasio jumlah cadangan kerugian penurunan nilai aset produktif dibentuk oleh Bank Kalteng pada tanggal 31Desember 2014 dan 2013 terhadap jumlah minimum cadangan kerugian penurunan nilai aset produktif sesuaidengan ketentuan Bank Indonesia pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 masing-masing sebesar 0,48 %dan 0,66 %.

Rasio kredit usaha mikro dan kecil terhadap jumlah kredit yang diberikan Bank Kalteng pada tanggal 31Desember 2014 dan 2013 masing-masing sebesar 3,85% dan 3,85%.

Rasio aset produktif bermasalah terhadap jumlah aset produktif pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013adalah masing-masing sebesar 0,64% dan 0,67%. Untuk rasio kredit bermasalah lihat Catatan 8.h.

JAMINAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN TERHADAP LIABILITAS PEMBAYARAN BANK UMUM

RASIO KEUANGAN

55

39. MANAJEMEN RISIKO

Pada tanggal 13 Oktober 2008 Presiden Rebublik Indonesia menetapkan Peraran Pemerintah No. 66 tahun 2008tentang besaran nilai simpanan yang dijamin Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Berdasarkan Peraturantersebut, nilai simpanan yang dijamin untuk setiap nasabah pada satu bank yang semula berdasarkan Undang-undang No. 24 Tahun 2004 ditetapkan maksimum Rp. 100.000.000,- diubah menjadi maksimum Rp.2.000.000.000,-.

Sejak tahun 1998, Pemerintah menjamin liabilitas bank umum meliputi giro, tabubungan, deposito berjangkadan deposito on call, obligasi, surat berharga, pinjaman antar bank, pinjaman yang diteima letter of credit,akseptasi, swap mata uang dan liabilitas kontijensi lainnya seperti bank garansi, standby letters of credit,perfomance bonds dan liabilitas sejenis selain yang dikecualikan dalam keputusan ini seperti obligasisubordinasi dan liabilitas kepada direktur, komisaris dan pihak berelasi dengan Bank.

Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia No. 7 tahun 2009, Peraturan Pemerintah Penganti Undang-undang tentang Lembaga Penjaminan Simpanan telah ditetapkan menjadi Undang-undang sejak tanggal 13Januari 2009.

Kerangka pengelolaan risiko Bank mengacu pada Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 5/8/PBI/2003 tanggal 19Mei 2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum, sebagaimana telah diubah dengan PBI No.11/25/PBI/2009 tanggal 1 Juli 2009 tentang Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 5/8/PBI/2003tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum. Kerangka ini tercantum dalam Buku PedomanPerusahaan Pedoman Standar Manajemen Risiko Bank Kalteng agar sejalan dengan rencana penerapan Basel IIAccord secara bertahap di Indonesia. Dalam kerangka pengelolaan risiko tersebut diatur dalam suatu kebijakanmanajemen risiko sehingga bisnis bank dapat tetap tumbuh dalam koridor prudential principle denganmenerapkan proses manajemen risiko yang ideal (identifikasi - pengukuran - pemantauan - pengendalian risiko)pada semua level organisasi.

55

Page 83: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANUntuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013

39.

Komite Pemantau Risiko dan Komite Audit memiliki tugas dan tanggung jawab untuk melakukan kajian danevaluasi atas kebijakan dan pelaksanaan manajemen risiko Bank, serta memberikan masukan dan rekomendasikepada Dewan Komisaris dalam rangka melaksanaan fungsi pengawasan.

Secara berkala Bank membuat profil risiko yang mencerminkan tingkat risiko yang dimiliki bank berdasarkan 8(delapan) jenis risiko yang ditetapkan Bank Indonesia yaitu risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, risikooperasional, risiko hukum, risiko kepatuhan,risiko reputasi, dan risiko stratejik.

Profil Risiko

Kelompok Manajemen Risiko bersama-sama unit kerja terkait bertanggung jawab dalammengelola/mengkoordinasikan seluruh risiko yang dihadapi Bank, yaitu risiko kredit, risiko pasar, risikooperasional, risiko likuiditas, risiko hukum, risiko reputasi, risiko stratejik dan risiko kepatuhan termasukmembahas dan mengusulkan kebijakan dan pedoman pengelolaan risiko.

Kelompok Manajemen Risiko dipimpin oleh seorang Pemimpin kelompok yang bertanggung jawab kepadaDirektur Kepatuhan selaku ketua Komite Manajemen Risiko (KMR).

Pengawasan aktif dari Direksi dan Dewan Komisaris terhadap aktivitas manajemen risiko Bankdiimplementasikan melalui pembentukan Komite Pemantau Risiko (KPR), Komite Audit, Komite RemunerasiNominasi, Komite Pengarah Teknologi Informasi, Asset & Liability Committee (ALCO), Komite Manajemen Risiko(KMR).

MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan)

56

a. Risiko Kredit

Kualitas pemberian kredit sangat baik dimana NPL gross (0,82%) dan NPL nett (0,28%) masih dibawah risktolerance NPL Bank Kalteng yaitu 1,25% dan batas maksimal ketentuan BI sebesar 5%.

Sesuai Core Business Bank masih bertumpu pada aktifitas Perkreditan dan Treasury , dimana komposisi portofolioPenyediaan Dana didominasi oleh eksposur pada Pinjaman yang diberikan (Kredit), Penempatan pada BankIndonesia dan Penempatan pada Bank lain sebesar 70,16%.

Eksposur Penyediaan Dana terkonsentrasi pada portofolio Pegawai/Pensiunan (91,17%). Meskipun Risiko Kreditterkonsentrasi pada kredit konsumtif namun risikonya rendah karena gaji PNS/Pensiunan dibayarkan melalui BankKalteng dan pinjaman dijamin oleh asuransi sehingga potensi kerugian akibat gagal bayar tersebut masih bisadieliminir. Disamping itu, kualitas penyediaan dana pada Bank Kalteng sangat baik yang dibuktikan denganrendahnya Rasio Aset Produktif dan TRA bermasalah (0,50%) serta Rasio Kredit Aset Produktif dan TRA KualitasRendah (0,81%).

Secara berkala Bank membuat profil risiko yang mencerminkan tingkat risiko yang dimiliki bank berdasarkan 8(delapan) jenis risiko yang ditetapkan Bank Indonesia yaitu risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, risikooperasional, risiko hukum, risiko kepatuhan,risiko reputasi, dan risiko stratejik.

Dengan mempertimbangkan aktivitas bisnis yang dilakukan Bank, kemungkinan kerugian yang dihadapi Bank daririsiko inhern komposit tergolong rendah selama periode waktu tertentu di masa datang.

Seluruh risiko tersebut dilaporkan Bank melalui penyusunan laporan Profil Risiko secara triwulanan untukmenggambarkan seluruh risiko yang melekat dalam kegiatan bisnis Bank.

Konsentrasi kredit kepada Debitur Inti rendah (2,21%) diikuti dengan rendahnya Rasio Kredit yang BerkualitasRendah (0,50%) serta Rasio Aset Produktif dan TRA yang Berkualitas Rendah (0,81%).

Risiko kredit adalah risiko yang menjadi akibat kegagalan pihak lawan (counterparty ) dalam memenuhiliabilitasnya. Risiko kredit dikelola baik pada tingkat transaksi maupun portofolio. Pengelola risiko kredit dirancanguntuk menjaga independensi dan integritas proses penilaian risiko serta diversifikasi risiko kredit.

56

Page 84: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANUntuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013

39.

a.

Kualitas penerapan manajemen risiko kredit secara komposit cukup memadai, meskipun terdapat kelemahanminor bersifat administratif misalnya dalam beberapa hasil temuan auditor masih terdapat administrasi kredit yangbelum sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Kualitas agunan yang diserahkan nasabah kepada Bank marketable dan cukup mengcover risiko apabila terjadikredit yang macet (gagal bayar).

Disamping itu, dalam rangka meningkatkan portofolio kredit produktif minimal 55% dari total kredit pada tahun2018 sesuai Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/26/PBI/2012 tanggal 27 Desember 2012, Bank Kalteng belumoptimal dalam menerapkan manajemen risiko kredit seperti belum tercukupinya kuantitas petugas kredit danbelum optimalnya penggunaan Teknologi Informasi dalam membantu meminimalisir potensi risiko kredit yangterjadi.

Manajemen Bank dituntut untuk mempertahankan bahkan meningkatkan kualitas penerapan manajemen risikopada aktifitas perkreditan mengingat kualitas kredit yang disalurkan selama Triwulan IV tahun 2014 ini cenderungmembaik dibandingkan posisi Triwulan II 2014 dan Triwulan III tahun 2014 (sebagaimana tabel dibawah ini):

Perumusan tingkat risiko yang akan diambil (risk appetite ) dan toleransi risiko (risk tolerance ) cukup memadaitetapi tidak selalu sejalan dengan sasaran strategis dan strategi bisnis Bank secara keseluruhan.

Risiko Kredit (Lanjutan)

MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan)

57

Desember 20140,82% 0,43%

Fungsi manajemen Risiko Kredit telah berjalan cukup baik, tetapi terdapat beberapa kelemahan cukup signifikanyang perlu segera diselesaikan oleh manajemen terutama terkait kuantitas dan kualitas Sumber Daya Manusia.Sumber Daya Manusia pada aktifitas perkreditan sudah cukup memadai dari segi kompetensi namun dari segikuantitas masih kurang memadai. Hal tersebut tercermin dengan masih adanya Analis Kredit yang merangkapjabatan sebagai pemasar produk, penilai agunan (appraisal) atau pembuat laporan sehingga berakibat dapatmelemahkan fungsi pengawasan melekat. Selain hal itu, perlunya pelatihan dan pendidikan perkreditan yangberkesinambungan bagi petugas kredit guna meningkatkan kompetensi petugas di lapangan.

0,35%2.1.

Kredit Non Lancar 1,99% 1,85% 0,85% 0,82%Aset & TRA Non Lancar 0,96%

Maret 2014 Juni 2014

0,85%5. NPL Kredit (Net) 0,25%

September 2014RasioNo.

0,41% 0,28%

3. NPL Kredit Konsumtif 0,26% 0,33%4. NPL Kredit (Gross) 0,80% 0,82%

1.Triwulan IV 2014

6,58%5,44% 5,77% 6,98%

Manajemen Bank dituntut untuk mempertahankan bahkan meningkatkan kualitas penerapan manajemen risikopada aktifitas perkreditan mengingat kualitas kredit yang disalurkan selama Triwulan IV tahun 2014 ini cenderungmembaik dibandingkan posisi Triwulan II 2014 dan Triwulan III tahun 2014 (sebagaimana tabel dibawah ini):

Tata Kelola Risiko Kredit, termasuk kecukupan pengawasan aktif oleh Dewan Komisaris dan Direksi sertapelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris dan Direksi yang secara umum telah memadai meskipunmasih terdapat kelemahan minor. Hal ini mengacu pada hasil pemeriksaan Otoritas Jasa Keuangan maupun DivisiPengawasan Intern yang masih menemukan adanya kelemahan dalam melakukan kontrol terhadap penyimpangankebijakan perkreditan. Namun demikian, beberapa kelemahan ini sudah ditindaklanjuti, diantaranya dilakukandengan cara menyempurnakan kebijakan perkreditan atau melengkapi administrasi kredit yang belum sesuaidengan ketentuan yang berlaku.

NPL KUR

0,24%6,18% 5,56%

No. Data Triwulan II 2014 Triwulan III 2014

2. NPL Kredit Produktif

57

Page 85: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANUntuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013

39.

a.

Dewan Komisaris dan Direksi memiliki awareness serta pemahaman yang baik terhadap pengendalian risiko kreditterbukti dengan telah dibuat mitigasi risiko seperti BPP Kebijakan Perkreditan serta batas-batas kewenanganpemberian kredit untuk mengeliminir risiko-risiko yang mungkin terjadi kedepan terhadap pemberian kredit.

Guna mencapai Bank Kalteng sebagai BPD Regional Champion (BRC) serta dalam rangka mendukungpembangunan ekonomi daerah, Bank Kalteng harus mempersiapkan strategi nyata dalam meningkatkan portofoliokredit produktif minimal 55% dari total kredit sesuai Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/26/PBI/2012 tanggal 27Desember 2012.

Untuk meminimalisir tingkat risiko kerugian pada aktivitas perkreditan, disamping adanya jaminan tambahan yangcukup, seluruh kredit yang ada di Bank Kalteng juga telah dijamin dengan asuransi.

Budaya sadar risiko cukup namun pada aktivitas perkreditan masih belum selalu dilaksanakan dengan konsisten,hal ini tercermin dengan masih adanya temuan auditor bahwa administrasi kredit yang belum sepenuhnyaberpedoman dengan ketentuan yang berlaku.

Limit risiko untuk kewenangan pemutusan pemberian kredit guna memitigasi risiko sudah memadai dan dipahamidengan baik oleh satuan kerja yang membidangi bagian kredit sehingga pendelegasian kewenangan bisa dipantaudan dikendalikan secara berkala oleh pimpinan.

Risiko Kredit (Lanjutan)

MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan)

58

b.

Masih terdapat kurangnya akurasi analisa dalam pemberian kredit di mana kurangnya pemantauan usaha debituryang masih belum maksimal dan juga disebabkan analis kurang memantau aktivitas rekening nasabah yangmerupakan pencerminan dari aktivitas keuangan debitur.

Guna mencapai Bank Kalteng sebagai BPD Regional Champion (BRC) serta dalam rangka mendukungpembangunan ekonomi daerah, Bank Kalteng harus mempersiapkan strategi nyata dalam meningkatkan portofoliokredit produktif minimal 55% dari total kredit sesuai Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/26/PBI/2012 tanggal 27Desember 2012.

Bank juga tidak memiliki Transaksi Derivatif dan PDN.

Bank Kalteng merupakan Bank Umum yang belum berorientasi Bank Devisa sehingga eksposur risiko pasar daritrading tidak ada.

Risiko Pasar

Dengan mempertimbangkan aktivitas bisnis yang dilakukan Bank, kemungkinan kerugian yang dihadapi Bank daririsiko inhern komposit tergolong rendah selama periode waktu tertentu dimasa datang.

Risiko pasar adalah risiko dimana nilai wajar atau arus kas dimasa mendatang dari suatu instrumen keuanganakan berflluktuasi akibat perubahan variabel pasar, seperti : suku bunga, nilai tukar, harga ekuitas, dan hargakomoditas.

Pencatatan Nomor SPK dengan Surat Kuasa lainnya yang terkait dengan dokumentasi kredit masih ditemukanketidakakuratan, apabila kredit bermasalah akan merugikan bank karena pengikatan aspek jaminan yang telahdilakukan tidak memberikan perlindungan yang memadai.

Pemberian kredit tidak didasarkan semata-mata pada data yang disampaikan nasabah melainkan harus diyakinibahwa objek kredit yang dibiayai harus benar-benar ada, karenanya perlu dilakukan peninjauan lapangan, yangtujuannya untuk meyakini keberadaan usaha nasabah serta membandingkan data yang diberikan dengan datayang diperoleh di lapangan.

58

Page 86: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANUntuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013

39.

b.

Karakteristik aktivitas bisnis Bank terkait suku bunga pada banking book masih sederhana sehingga modal Banksaat ini masih mampu mengakomodir eksposur perubahan suku bunga yang ekstrim.

Rasio Aset Keuangan dengan sisa jatuh tempo diatas 1 tahun dibandingkan Kewajiban dengan sisa jatuh tempodiatas 1 tahun menunjukkan bahwa Aset Keuangan Bank Kalteng dengan sisa jatuh tempo diatas 1 tahun untuksetahun kedepan sangat besar dibandingkan dengan jumlah kewajibannya. Hal ini dapat diartikan bahwa asetBank untuk jangka waktu diatas 1 tahun masih mampu mengcover kewajiban Bank kepada pihak ketiga. Namunhal tersebut juga mengakibatkan Bank berpotensi besar terkena eksposur Risiko Pasar karena Bank berpotensikehilangan pendapatan bunga yang lebih besar mengingat mayoritas penyaluran kredit Bank Kalteng adalah kreditkonsumtif jangka panjang dengan karakteristik tingkat suku bunga fix (tetap) sementara sumber pendanaan Bankrelatif lebih responsif terhadap perubahan suku bunga.

Kualitas penerapan manajemen risiko pasar secara komposit memadai, meskipun demikian tetap perlumendapatkan perhatian manajemen mengingat perkembangan pasar yang selalu berubah.

Risiko Pasar (Lanjutan)

Walaupun Bank Kalteng belum berorientasi pada Bank Devisa dan Bisnis Trading, namun Manajemen memilikiawareness dan pemahaman yang cukup baik mengenai manajemen risiko pasar.

MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan)

59

Risiko Suku Bunga

Kecukupan Sistem Pengendalian Risiko Pasar cukup memadai. Hal ini tercermin dari adanya pemisahan fungsiantara satuan kerja bisnis dengan satuan kerja yang melaksanakan fungsi pengendalian. Namun demikian,cakupan pelaksanaan audit terhadap aktivitas fungsional yang memiliki eksposur Risiko Pasar masih perluditingkatkan efektifitasnya.

13,00- Pinjaman Yang diterima 13,00- Deposito Berjangka

1,507,10

2014 2013

Tabel berikut ini merangkum tingkat suku bunga rata-rata efektif

ASET

LIABILITAS

3,50

Persen (%)

- Giro

Penempatan pada Bank lain

2,50

Pinjaman Yang Diberikan-

10 - 21-

1,75

5,75- Tabungan 1,71

10 - 21

Simpanan Nasabah

Walaupun Bank Kalteng belum berorientasi pada Bank Devisa dan Bisnis Trading, namun Manajemen memilikiawareness dan pemahaman yang cukup baik mengenai manajemen risiko pasar.

Efek - efek

Tabel berikut merangkum aset Bank yang memperoleh pendapatan bunga dan yang memperoleh beban bunga(tidak dengan tujuan diperdagangkan) pada nilai tercatat, dikategorikan berdasarkan tanggal kontraktualperubahan suku bunga atau tanggal jatuh tempo, mana yang lebih dulu :

Risiko pasar banking book disebabkan perubahan suku bunga dan nilai tukar atas aktivitas banking book . Risikopasar banking book dikelola dengan mengoptimalkan struktur laporan posisi keuangan Bank untuk mendapatkanimbal hasil yang maksimal sesuai tingkat risiko yang dapat diterima Bank. Pengendalian risiko pasar banking bookdilakukan dengan menetapkan limit yang mengacu pada ketentuan regulator dan internal yang dimonitor secaramingguan maupun bulanan oleh Divisi Treasuri.

Persen (%)

3,50

59

Page 87: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANUntuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013

39.

b.

Giro pada Bank Indonesia

Penempatan Pada Bank Lain dan Bank Indonesia

Kredit yang diberikan

Dana Pihak Ketiga

Giro

Tabungan

Deposito

Liabilitas Pada Bank Indonesia

Liabilitas Kepada Bank Lain

Pinjaman Yang Diterima 21.568.579.028

3.604.073.308.629

2013

21.568.579.028

85.635.145 85.635.145

303.331.007.702 751.669.122.619

-

6.287.932.513

1.346.923.994.975

2.808.659.557.952

-

45.051.060.740 2.027.297.733.292 90.102.121.480

52.683.372.900

-

6.287.932.513

-

-

204.369.167.281

-

27.563.013.354

684.883.847.706

2.811.278.284.056 4.195.005.270.898

2.495.394.620 269.910.666.942

90.102.121.480 2.252.553.036.992

9.239.978.513

Jumlah

-

1.053.667.458.009 105.366.745.801

Lebih dari 6 - 12 bulan 1 - 3 bulan

258.434.972.322 80.000.000

2.344.704.011.027

-

- 604.971.188.605

6 - 12 bulan

-

8.900.300.000

27.563.013.354 8.952.806.370 9.239.978.513

735.618.726.104 733.000.000.000 -

2.854.415.356.189

210.733.491.602

12 bulan 3 - 6 bulan 1 - 3 bulan

MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan)

Risiko Pasar (Lanjutan)

2014 Lebih dari

Jumlah

- 2.618.726.104

-

604.971.188.605 -

3 - 6 bulan

60

Bank Indonesia

Penempatan Pada Bank Lain

Kredit yang diberikan

Dana Pihak Ketiga

Giro

Tabungan

Deposito

Liabilitas Kepada Bank Lain

Bank Indonesia

Pinjaman yang diterima

c.

11.825.720.208

2.473.278.211.706

12 bulan

2013

- 20.473.677.436

-

-

208.795.717.059 2.218.118.732.461

225.670.838.140

- 86.635.145

-

Dengan mempertimbangkan aktivitas bisnis yang dilakukan Bank, kemungkinan kerugian yang dihadapi Bank daririsiko inhern komposit tergolong rendah selama periode waktu tertentu dimasa datang.

1.943.298.607.348

593.578.502.668 -

2.431.718.171.054

11.825.720.208

163.546.650.294

540.000.000.000

8.783.729.276 24.936.475.572

-

2.431.718.171.054

-

204.900.467.059

Komposisi aset Bank yang ada menunjukkan bahwa Aset Bank cukup memadai untuk menutupi kewajiban jatuhtempo, hal ini terlihat dari persentase rasio aset likuid yang cukup besar terhadap total aset yang ada (24,36%)dan rasio aset likuid terhadap pendanaan jangka pendek (39,64%).

-

-

1.141.418.338.472

614.701.401.178

-

3.225.857.813.573

3.606.856.714.374

635.396.713.759

135.000.000

86.635.145

-

1.024.502.335.296

8.783.729.276 24.936.475.572

- 593.578.502.668

211.769.288.140

20.473.677.436

7.839.835.804

-

Lebih dari 6 - 12 bulan 1 - 3 bulan

540.000.000.000 -

3.895.250.000

153.675.350.294

1.943.298.607.348

Jumlah

Risiko Likuiditas

Risiko likuiditas dapat terjadi ketika sebuah bank tidak dapat memenuhi kewajiban finansialnya kepada nasabahatau pihak lawan secara tepat waktu dengan biaya yang wajar. Manajemen risiko likuiditas merupakan hal yangsangat penting karena berdampak signifikan terhadap keberlangsungan bisnis. Bank senantiasa berupayamemastikan bahwa setiap kebutuhan likuiditas dan pendanaan saat ini dan masa mendatang dapat terpenuhi baikdalam kondisi pasar normal maupun kondisi kritis.

9.871.300.000

51.225.116.765

3 - 6 bulan

60

Page 88: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANUntuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013

39.

c.

Deposan Inti dimana mayoritas dananya milik Pemerintah memiliki nominal yang cukup signifikan menunjukankonsentrasi pada sumber pendanaan berisiko rendah karena merupakan dana murah, namun jika sewaktu-waktuPemerintah menarik dananya secara bersamaan dalam jumlah yang besar maka akan berisiko tinggi (high risk ).Perlu komitmen yang tinggi bersama dengan Pemerintah Daerah serta usaha pendekatan yang nyata dariPengurus/Manajemen agar Pemerintah Daerah tetap menempatkan dananya pada Bank Kalteng.

Persentase pendanaan non inti Bank terhadap total pendanaan masih tinggi (74,62%), mengingat dana non intiBank Kalteng didominasi giro Pemda yang nilainya diatas 2 miliar. Berdasarkan data posisi 31 Desember 2014,persentase Dana Pihak Ketiga milik Pemerintah Daerah mencapai ± 75% dari total Dana Pihak Ketiga yang adapada Bank Kalteng. Hal tersebut sangat berisiko Bank, karena likuiditas Bank tergantung pada dana non inti dansewaktu-waktu dapat ditarik atau dipindahkan ke Bank lain oleh pihak pemerintah daerah seperti halnya yangterjadi pada Pemerintah Kota Palangka Raya pada tahun 2012, Dinas Pendidikan Kabupaten Pulang Pisau padatahun 2013 serta Pemerintah Kabupaten Katingan pada 2014.

Komposisi dana pihak ketiga pada Bank Kalteng masih didominasi oleh dana Pemerintah Daerah, sehingga perluperhatian khusus dari manajemen terkait strategi dan upaya penghimpunan Dana Pihak Ketiga kedepannyakhususnya dana yang berasal dari luar pemerintah daerah (swasta). Ke depan perlu dilakukan upaya keras dalammenghimpun dana pihak ketiga yang berasal dari luar pemerintah daerah (swasta) dikarenakan menurutpersyaratan BPD Regional Champion (BRC) minimal Dana Pihak Ketiga dari luar pemerintah daerah (swasta)adalah 70%, sementara berdasarkan posisi per 30 Desember 2014 bahwa Dana Pihak Ketiga dari luar pemerintahdaerah (swasta) baru mencapai ± 47,12%.

MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan)

Risiko Likuiditas (Lanjutan)

61

Aset

Kas

Giro pada Bank Indonesia

Penempatan Pada Bank Lain dan Bank Indonesia

Kredit yang diberikan

Aset Lain-lain

Jumlah

3 - 6 bulan

9.749.321.360 27.747.238.008

184.224.654

1.687.522.192.412

51.887.455.151

-

27.563.013.354

Dana Pihak Ketiga Bank Kalteng posisi 31 Desember 2014 turun dari target Rencana Bisnis Bank Triwulan IVtahun 2014 atau realisasinya sebesar Rp. 3.576,131 juta atau baru 98% dari target sebesar Rp. Rp. 3.646.416juta.

9.239.978.513

Lebih dari

Volume Transaksi Rekening Administratif (TRA) pada posisi 31 Desember 2014 masih rendah sebesar 1,82% daritotal Aset, dimana sebagian besar TRA berupa Garansi Bank dan Fasilitas Kredit yang Belum Ditarik yang memilikikualitas Lancar (97,43%).

-

-

-

Persentase pendanaan non inti Bank terhadap total pendanaan masih tinggi (74,62%), mengingat dana non intiBank Kalteng didominasi giro Pemda yang nilainya diatas 2 miliar. Berdasarkan data posisi 31 Desember 2014,persentase Dana Pihak Ketiga milik Pemerintah Daerah mencapai ± 75% dari total Dana Pihak Ketiga yang adapada Bank Kalteng. Hal tersebut sangat berisiko Bank, karena likuiditas Bank tergantung pada dana non inti dansewaktu-waktu dapat ditarik atau dipindahkan ke Bank lain oleh pihak pemerintah daerah seperti halnya yangterjadi pada Pemerintah Kota Palangka Raya pada tahun 2012, Dinas Pendidikan Kabupaten Pulang Pisau padatahun 2013 serta Pemerintah Kabupaten Katingan pada 2014.

1 - 3 bulan

Berdasarkan Laporan Proyeksi Arus Kas posisi tanggal 31 Desember 2014, posisi kas akhir Bank Kalteng semingguke depan masih dalam posisi aman (positif) dimana posisi awal kas dan arus kas masuk lebih besar dari arus kaskeluar.

-

12 bulan

20.110.495.027

-

Pelaporan jatuh tempo aset dan liabilitas keuangan adalah sebagai berikut:

604.971.188.605 604.971.188.605

2.831.388.779.083

Jumlah

509.342.847

288.710.742.286 288.710.742.286

6 - 12 bulan

733.000.000.000

72.691.517.679

4.556.407.530.863

735.618.726.104

8.952.806.370 2.854.415.356.189

2014

-

2.808.659.557.952

- 2.618.726.104

61

Page 89: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANUntuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013

39.

c.

Liabitas

Dana Pihak Ketiga

Giro

Tabungan

Deposito

Liabilitas Pada Bank Indonesia

Liabilitas Kepada Bank Lain

Pinjaman Yang Diterima

Liabilitas Lain-lain

Perbedaan Jatuh tempo

80.000.000 2.495.394.620

(226.152.525.007)

Jumlah

MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan)

12 bulan

2.252.553.036.992 2.027.297.733.292 90.102.121.480

2014

90.102.121.480

6.287.932.513

-

(715.956.395.349)

105.366.745.801

Lebih dari

-

58.774.576.734

235.901.846.367 783.374.087.566 3.727.139.439.158

31.532.679.086 123.066.130.529

2.403.478.587.761

52.683.372.900

-

-

258.434.972.322

- 6.287.932.513

85.635.145

-

1.053.667.458.009

21.568.579.028

45.051.060.740

Risiko Likuiditas (Lanjutan)

684.883.847.706

2.048.014.691.517

21.568.579.028

1 - 3 bulan

829.268.091.705

8.900.300.000

304.384.917.464

2013

3 - 6 bulan

1.053.909.762

(276.637.679.456)

12 bulan

-

6 - 12 bulan

210.733.491.602

-

31.704.964.947

85.635.145

269.910.666.942

-

1 - 3 bulan 3 - 6 bulan 6 - 12 bulan Lebih dari

Jumlah

62

Aset

Kas

Bank Indonesia

Penempatan Pada Bank Lain

Kredit yang diberikan

Aset Lain-lain

Jumlah

Liabitas

Dana Pihak Ketiga

Giro

Tabungan

Deposito

Bank Indonesia

Liabilitas Kepada Bank Lain

Pinjaman yang diterima

Liabilitas Lain-lain

Perbedaan Jatuh tempo

1.943.298.607.348

Jumlah

Kualitas penerapan manajemen risiko likuiditas secara komposit cukup memadai, meskipun demikian pemantauanterhadap likuiditas Bank harus tetap menjadi skala prioritas.

540.000.000.000 -

-

-

11.825.720.208

1.943.298.607.348

7.839.835.804

Lebih dari

225.670.838.140

86.635.145

-

135.000.000

11.825.720.208

153.675.350.294

20.473.677.436

3.895.250.000

204.900.467.059

104.050.183.793

211.769.288.140

-

- - -

86.635.145 - -

1.024.502.335.296

8.783.729.276 24.936.475.572

9.871.300.000

51.225.116.765

3.938.470.590.652

17.920.160.217

1.451.428.172.781 9.430.325.820 25.105.624.445

169.148.873 35.022.291.059 646.596.544

274.987.543.250

1 - 3 bulan

189.745.182.611

-

(184.306.838.132)

-

2.431.718.171.054

614.701.401.178

3 - 6 bulan

2.473.278.211.706

542.868.136.335

53.758.196.693

- 274.987.543.250

-

- 593.578.502.668

26.198.532.317

-

2.868.136.335

20.112.555.325

-

2.452.506.467.606

57.122.350.633

593.578.502.668

655.509.269.084

12 bulan 6 - 12 bulan

616.745.518

209.412.462.577

20.473.677.436

2.275.241.083.094 3.329.907.997.366

Tata Kelola Risiko Likuiditas sudah memadai meskipun masih terdapat kelemahan minor. Hal ini tercermin padakecukupan pengawasan aktif oleh Dewan Komisaris dan Direksi termasuk pelaksanaan tugas dan tanggung jawabDewan Komisaris dan Direksi dalam mengelola Risiko Likuiditas telah memadai dan fungsi Manajemen RisikoLikuiditas (ALCO) telah dilaksanakan dengan cukup memadai. Fungsi Manajemen Risiko Likuiditas termasuk ALCOmemiliki tugas dan tanggung jawab yang jelas dan telah berjalan cukup baik sehingga bisa menganalisaperubahan likuiditas akibat perubahan kondisi eksternal maupun internal.

(180.314.856.791) 608.562.593.286 1.796.997.198.522 (823.812.910.313)

62

Page 90: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANUntuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013

39.

c.

Strategi pengelolaan likuiditas cukup memadai namun dalam hal ini juga belum terlihat strategi nyata dariManajemen dalam upaya memenuhi persyaratan Dana Pihak Ketiga sesuai target BPD Regional Champion (BRC)minimal dana pihak ketiga dari luar pemerintah daerah (swasta) adalah 70%.

Komponen modal disetor dalam menambah modal cukup signifikan, oleh sebab itu perlu usaha yang nyata dariPengurus sehingga menjadi komitmen Pemegang saham dalam memenuhi setoran modal. Sebagian besar Pemdasudah membuat Perda terkait Setoran Modal dan diharapkan para Pemda selaku Pemegang Saham telahberkomitmen untuk meningkatkan setoran modal sebesar 1 triliun rupiah sejak tahun 2013 sampai tahun 2018sebagaimana hasil RUPS tahun 2013.

Kualitas Penerapan Manajemen Risiko Likuiditas cukup memadai namun Bank belum memiliki perencanaan dankomitmen yang jelas dalam memenuhi sumber pendanaan Bank khususnya yang bersumber selain dari DanaPemerintah Daerah. Perencanaan dan komitmen yang jelas tentunya akan menjadi alternatif solusi pendanaandan untuk meminimalisir dampak berpindahnya dana-dana Pemerintah Daerah ke Bank lain. Selama rentangwaktu bulan Agustus 2013 sd. Triwulan IV tahun 2014 terjadi pemindahan dana Kas Daerah Kabupaten Katingandari Bank Kalteng ke bank lain yang nilainya ratusan miliar rupiah. Perpindahan dana Pemda tersebut diatasmemang belum terlalu mempengaruhi pertumbuhan Dana Pihak Ketiga Bank Kalteng, namun ke depannya Bankperlu memiliki perencanaan dan komitmen yang jelas untuk memenuhi sumber pendanaan Bank khususnya yangbersumber selain dari Dana Pemerintah Daerah. Pemindahan Dana tersebut terkait dengan tingkat suku bungapada bank lainnya menawarkan bunga dan spesial rate khusus dan lebih tinggi. Selama rentang waktu bulanAgustus 2013 sd. Desember 2014 telah terjadi pemindahan dana Kas Daerah Kabupaten Katingan dari BankKalteng ke bank lain yang tercatat pada Kelompok Manajemen Risiko adalah sebesar total Rp. 575.000.000.000,-(lima ratus tujuh puluh lima miliar rupiah)

MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan)

Direksi memiliki awareness serta pemahaman yang cukup baik terhadap Risiko Likuiditas yang tergambar dalamstrategi pengelolaan likuiditas yang mencakup strategi pendanaan serta pengaturan manajemen dana yangtertuang dalam kebijakan dan prosedur serta penetapan limit risiko bidang likuiditas.

Risiko Likuiditas (Lanjutan)

63

d.

Strategi pengelolaan likuiditas cukup memadai. Sebagai bentuk pengelolaan Risiko Likuiditas dan untuk menjagastabilitas likuiditas Bank, maka Bank wajib memantau terpenuhinya kecukupan Giro Wajib Minimum (GWM) padaBank Indonesia.

Kualitas Penerapan Manajemen Risiko Likuiditas cukup memadai namun Bank belum memiliki perencanaan dankomitmen yang jelas dalam memenuhi sumber pendanaan Bank khususnya yang bersumber selain dari DanaPemerintah Daerah. Perencanaan dan komitmen yang jelas tentunya akan menjadi alternatif solusi pendanaandan untuk meminimalisir dampak berpindahnya dana-dana Pemerintah Daerah ke Bank lain. Selama rentangwaktu bulan Agustus 2013 sd. Triwulan IV tahun 2014 terjadi pemindahan dana Kas Daerah Kabupaten Katingandari Bank Kalteng ke bank lain yang nilainya ratusan miliar rupiah. Perpindahan dana Pemda tersebut diatasmemang belum terlalu mempengaruhi pertumbuhan Dana Pihak Ketiga Bank Kalteng, namun ke depannya Bankperlu memiliki perencanaan dan komitmen yang jelas untuk memenuhi sumber pendanaan Bank khususnya yangbersumber selain dari Dana Pemerintah Daerah. Pemindahan Dana tersebut terkait dengan tingkat suku bungapada bank lainnya menawarkan bunga dan spesial rate khusus dan lebih tinggi. Selama rentang waktu bulanAgustus 2013 sd. Desember 2014 telah terjadi pemindahan dana Kas Daerah Kabupaten Katingan dari BankKalteng ke bank lain yang tercatat pada Kelompok Manajemen Risiko adalah sebesar total Rp. 575.000.000.000,-(lima ratus tujuh puluh lima miliar rupiah)

Dengan mempertimbangkan aktivitas bisnis yang dilakukan Bank, kemungkinan kerugian yang dihadapi Bank daririsiko inhern komposit tergolong cukup tinggi selama periode waktu tertentu dimasa datang.

Risiko Operasional

Karakteristik produk dan jasa pada Bank Kalteng memiliki karakteristik yang sederhana sehingga risiko yangdihadapi relatif masih rendah. Produk dan jasa relatif kurang bervariasi, namun pengembangan produk dan jasabaru belum diikuti oleh pengembangan sistem TI dan peningkatan kualitas SDM yang berkesinambungan. Bisnisbank memiliki karakteristik yang sederhana dan kurang bervariasi. Mekanisme bisnisnya masih sederhana denganvolume transaksi masih relatif rendah. Struktur Organisasi yang tidak kompleks dan tidak terdapat aksi korporasiyang signifikan.

Risiko operasional adalah risiko kerugian akibat ketidakcukupan atau kegagalan proses internal, manusia dansistem atau yang disebabkan oleh faktor eksternal.

63

Page 91: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANUntuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013

39.

d.

Penggunaan jasa alih daya yang sangat minimal dan hanya untuk pekerjaan pendukung seperti cleaning servicesehingga potensi risikonya rendah.

Selama Triwulan IV tahun 2014, bahwa berdasarkan temuan Auditor masih ditemukan banyak kelemahan dalampelaksanaan monitoring terhadap proses maker, checker, approval dan watcher yang berpotensi menimbulkanfraud dan kerugian bagi bank. Oleh sebab itu, satuan kerja operasional (risk taking unit) dituntut untuk lebihmeningkatkan pengawasan melekat terkait tugas dan pekerjaan pada satuan kerjanya masing-masing.

MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan)

Risiko Operasional (Lanjutan)

Bank kedepan semakin kompetitif untuk merebut pangsa pasar, hal ini menjadi perhatian yang serius bagiPengurus Bank supaya dapat bersaing dengan baik salah satunya dengan cara memperkuat sistem TI sertameningkatkan kualitas dan kuantitas SDM.

Terdapat kerusakan server RTGS pada Divisi Treasury Bank Kalteng pada tanggal 24 Desember 2014 sejak pagihari, sehingga tidak dapat melakukan transaksi RTGS sebagaimana mestinya, menyebabkan proses pelimpahanPenerimaan Negara sebesar Rp. 12.292.412.517,- (dua belas milyar dua ratus sembilan puluh dua juta empatratus dua belas ribu lima ratus tujuh belas rupiah) tidak dapat dilakukan, namun hal tersebut telah dilaporkankepada pihak Bank Indonesia dan KPPN Palangka Raya. Pelaksanaan pelimpahan selanjutnya dilakukan kembalipada hari Senin 29 Desember 2014.

64

a.

b. Masih terjadinya gangguan jaringan VBS seperti pada Kantor Cabang Sukamara akibat sambaran petir padatower Telkom Sukamara dan Capem Kolam.

Bank kedepan semakin kompetitif untuk merebut pangsa pasar, hal ini menjadi perhatian yang serius bagiPengurus Bank supaya dapat bersaing dengan baik salah satunya dengan cara memperkuat sistem TI sertameningkatkan kualitas dan kuantitas SDM. Belum terpenuhinya komitmen Bank akan kecukupan infrastruktur TIdan kebutuhan SDM berpotensi menghambat operasional Bank dan dalam jangka waktu yang lama akanberpotensi menyebabkan seluruh rencana pengembangan jaringan kantor, ATM, produk dan aktivitas baru yangberkaitan dengan fungsi TI terhambat pelaksanaannya.

Bank perlu menetapkan tugas pokok dan fungsi Divisi SDM yang memiliki target yang terukur, melaksanakankebijakan staffing model dan Career Path Management (CPM) sebagaimana tertuang di dalam kebijakan bankuntuk mendapatkan gambaran utuh terhadap kondisi Sumber Daya Manusia dari sisi kualitas dan kuantitas.

Masih terjadinya pemadaman listrik PLN sehingga dituntut agar mesin genset milik sendiri dalam keadaan baikdan siap dipergunakan apabila listrik padam. Kerusakan mesin genset akan berdampak pada terganggunyaoperasional bank.

Bank sudah memiliki sistem pengamanan TI (anti virus) yang global dan terupdate secara berkesinambunganpada seluruh sarana komputer yang terintegrasi dengan sistem TI namun baru 60% di cabang-cabang.

Bank juga perlu meningkatkan kualitas SDM dalam pengelolaan masalah perpajakan. Hal ini perlu dilakukan danmenjadi perhatian dari Manajemen mengingat selama tahun 2013 dan Triwulan IV Tahun 2014, Bank beberapakali bermasalah dalam pengelolaan pajak antara lain : masalah pajak kurang bayar PPh Badan Tahun Pajak 2007dan masalah kesalahan pengenaan pajak atas bunga untuk jasa giro/deposito milik Pemerintah Daerah KabupatenKatingan pada Kantor Cabang Kasongan tahun 2007/2008.

Bank kedepan semakin kompetitif untuk merebut pangsa pasar, hal ini menjadi perhatian yang serius bagiPengurus Bank supaya dapat bersaing dengan baik salah satunya dengan cara memperkuat sistem TI sertameningkatkan kualitas dan kuantitas SDM.

Beberapa kejadian eksternal selama Tahun 2014 yang masih terjadi selama Triwulan IV tahun 2014 yangberpotensi menimbulkan Risiko Operasional antara lain :

64

Page 92: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANUntuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013

39.

d. Risiko Operasional (Lanjutan)

MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan)

Kualitas penerapan manajemen risiko operasional secara komposit cukup memadai, terdapat beberapa kelemahanyang membutuhkan perhatian manajemen misalnya berdasarkan hasil audit ekstern maupun Divisi PengawasanIntern bahwa pengawasan melekat pada satuan kerja operasional belum optimal dilaksanakan sehingga masihterdapat pelanggaran ketentuan yang berpotensi merugikan Bank. Disamping itu, terdapat permasalahan terkaitinfrastruktur TI dan kebutuhan SDM yang belum seluruhnya ditindaklanjuti sebagaimana komitmen dengan pihakauditor, sehingga selain menimbulkan Risiko Operasional, dalam jangka waktu lama juga akan berpotensimenimbulkan Risiko Stratejik bagi Bank dikarenakan akan menghambat pengembangan bisnis bank ke depan.

Tata Kelola Risiko Operasional sudah memadai meskipun masih terdapat beberapa kelemahan yang membutuhkanperhatian manajemen. Hal ini tercermin pada kecukupan pengawasan aktif oleh Dewan Komisaris dan Direksitermasuk pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris dan Direksi dalam mengelola RisikoOperasional secara umum telah memadai. Namun demikian, pemantauan terhadap progress programpenyempurnaan manajemen SDM dan infrastruktur Teknologi Informasi masih perlu dilakukan secara intensif.

Manajemen memiliki awareness yang cukup baik mengenai manajemen risiko, namun Manajemen Bank tetapdituntut untuk lebih meningkatkan kualitas fungsi pengendalian intern dan pengawasan aktif guna memastikanoperasional Bank dan pengembangan bisnis bank kedepan berjalan sesuai dengan Rencana Bisnis yangditetapkan.

65

Fungsi Manajemen Risiko Operasional khususnya yang terkait Teknologi Informasi cukup baik, hal tersebuttercermin dalam banyaknya permasalahan terkait Teknologi Informasi yang penyelesaiannya sudah sesuaikomitmen antara lain kebutuhan kecukupan Server DRC Kuala Kapuas, kecukupan Server ATM, kecukupan CitrixMetaFrame/GO Global serta memastikan power supply (genset) bank terkelola dengan baik.

Kecukupan Sistem Pengendalian Risiko Operasional sudah memadai. Hal ini tercermin dari adanya pemisahanfungsi antara satuan kerja bisnis dengan satuan kerja yang melaksanakan fungsi pengendalian. Disamping itu,pelaksanaan audit untuk menilai pelaksanaan proses dan sistem manajemen Risiko Operasional pada semuaaktivitas fungsional telah dilaksanakan sesuai kebutuhan Bank.

Fungsi Manajemen Risiko Operasional khususnya yang terkait Sumber Daya Manusia cukup baik, namun terdapatkelemahan yang perlu mendapat perhatian manajemen terutama kuantitas SDM. Hal tersebut tercermin denganmasih adanya pegawai yang merangkap jabatan pada satuan kerja operasional. Pejabat dan Pegawai BankKalteng yang memasuki masa pensiun pada tahun 2013 sebanyak 12 (dua belas) orang, pada tahun 2014sebanyak 11 (sebelas) orang dan pada tahun 2015 sebanyak 14 (empat belas) orang sehingga berpotensimenyebabkan Bank kekurangan Sumber Daya Manusia terutama untuk Pejabat di level middle. Disamping itusampai dengan posisi Desember 2014 terdapat posisi jabatan Pemimpin Kelompok pada Divisi Kantor Pusat masihbelum terisi seperti Pemimpin Kelompok Pengembangan Bisnis, dan Pemimpin Kelompok Pengembangan TI.Beberapa SDM masih belum memenuhi persyaratan sebagai Auditor di Divisi Pengawasan Intern. Meskipunterdapat jabatan di tingkat middle yang belum diisi pejabatnya, operasional Bank tetap dapat berjalan secaranormal dan untuk meningkatkan kualitas SDM yang ada, Bank secara rutin melakukan sosialisasi/pelatihan bagipejabat serta pegawai.

Manajemen memiliki awareness yang cukup baik mengenai manajemen risiko, namun Manajemen Bank tetapdituntut untuk lebih meningkatkan kualitas fungsi pengendalian intern dan pengawasan aktif guna memastikanoperasional Bank dan pengembangan bisnis bank kedepan berjalan sesuai dengan Rencana Bisnis yangditetapkan.

65

Page 93: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANUntuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013

39.

d.

Divisi Treasury belum diberikan target pendapatan Divisi dan target pendapatan Individu.

Bank belum optimal dalam mengimplementasikan SK Direksi Nomor DSDM.17/SK-0129/VII-13 BAB XI pada poin2.1.5 tentang proses kegiatan pelatihan, yang menyatakan bahwa pelatihan meliputi 4 (Pokok) kegiatan yaituperencanaan pelatihan, implementasi, pemantauan, evaluasi. Akibat tidak dilaksanakannya keempat tahapan diatas maka bank tidak memiliki peta kelemahan dan ketentuan intern khususnya faktor SDM, serta belum terbentuksepenuhnya pegawai dengan kualifikasi yang mendukung rencana bisnis bank.

MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan)

Risiko Operasional (Lanjutan)

Guna mencegah dan meminimalisir potensi terjadinya fraud pada Bank Kalteng yang pada akhirnya jugaberpotensi merugikan lembaga, Divisi Kepatuhan agar melakukan sosialisasi ke Kantor Cabang/CabangPembantu/Kas Bank Kalteng khususnya yang terkait BPP Penanganan Litigasi Masalah Hukum dan PemberianBantuan Hukum. Disamping itu, sebagai perpanjangan fungsi pengawasan Direksi di Kantor Cabang, KontrolIntern Cabang dihimbau meningkatkan pengawasan aktifnya terhadap kegiatan operasional pada Kantor Cabangmasing-masing.

Business Continuity Management cukup andal khususnya terkait permasalahan TI khususnya server DRC dangenset yang telah ditindaklanjuti dengan baik sehingga operasional Bank berjalan dengan baik.

Masih rendahnya budaya sadar risiko pada aktivitas operasional Bank.

Pada Divisi Pemasaran target kinerja kredit ditetapkan berdasarkan kantor cabang dan target tersebut tidakditerjemahkan ke dalam target individu per analis sehingga belum dilakukan evaluasi per analis per bulan secarasistematis berdasarkan capaiannya.

66

Pembebanan tugas tambahan pada Divisi SDM berakibat pada meningkatnya beban kerja Divisi SDM yangberdampak pada pekerjaan inti Divisi SDM menjadi kurang efektif. Hingga saat ini Divisi SDM belum memiliki datapegawai terbaru, kebutuhan valid SDM berdasarkan angka real dan perkiraan beberapa tahun mendatang yangdisesuaikan dengan RBB, data kompetensi dan kebutuhan kompetensi pegawai dan lain-lain. Dampak dari Divisiyang tidak melaksanakan tugas sebagaimana mestinya tidak hanya terbatas Divisi SDM saja, akan tetapi jugaberdampak pada kelancaran pekerjaan Divisi lainnya yang selalu mengeluhkan kekurangan kekurangan SDMsehingga mereka harus melakukan peran ganda yang seharusnya peran tersebut menjadi mekanisme check andbalances.

Pengenaan pajak 20% atas Giro milik pemerintah kabupaten yaitu penempatan giro atas nama DinasPertambangan dan Energi Kabupaten Kapuas. Seharusnya dana tersebut tidak dikenakan pajak mengingat bukanmerupakan subyek pajak. Hal ini dapat berdampak kerugian bagi bank apabila Pemkab tidak berkenan ataskesalahan pungut.

Bank belum optimal dalam mengimplementasikan SK Direksi Nomor DSDM.17/SK-0129/VII-13 BAB XI pada poin2.1.5 tentang proses kegiatan pelatihan, yang menyatakan bahwa pelatihan meliputi 4 (Pokok) kegiatan yaituperencanaan pelatihan, implementasi, pemantauan, evaluasi. Akibat tidak dilaksanakannya keempat tahapan diatas maka bank tidak memiliki peta kelemahan dan ketentuan intern khususnya faktor SDM, serta belum terbentuksepenuhnya pegawai dengan kualifikasi yang mendukung rencana bisnis bank.

Berhubungan dengan data dan dokumen berkas pegawai, manajemen dokumen oleh divisi SDM masih dilakukansecara manual dalam arsip sehingga manajemen kesulitan jika memerlukan data yang cepat, lengkap dan terkiniperihal informasi pegawai untuk kebutuhan mutasi/rotasi maupun promosi.

Belum optimalnya kebijakan dan pelaksanaan kebijakan bank di bidang SDM, membuat bank sulitmengembangkan kualitas manajemen yang baik sehingga berdampak kepada terbatasnya realisasi rencana bisnisbank secara keseluruhan dan ancaman persaingan perbankan saat ini dan ke depan.

Petugas SDM belum pernah dibekali teknik analisis kebutuhan pelatihan pegawai (training need analysis )sehingga penetapan pelaksanaan tugas pegawai kurang efektif sesuai dengan kebutuhan organisasi (SOP).

66

Page 94: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANUntuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013

39.

d.

e.

Sebagian besar kebutuhan jumlah SDM di kantor cabang masih belum dapat dipenuhi sesuai struktur organisasi ,oleh karena kompleksitas proses bisnis dalam bank yang menyebabkan mekanismen pekerjaan menjadi rumit danumumnya menggunakan kualitas SDM yang berkualitas yang apabila tidak dikelola dengan baik dapatmenyebabkan kegagalan transaksi bisnis dan gangguan operasional.

MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan)

Risiko Operasional (Lanjutan)

Dengan mempertimbangkan aktivitas bisnis yang dilakukan Bank, kemungkinan kerugian yang dihadapi Bank daririsiko inhern komposit tergolong rendah selama periode waktu tertentu dimasa datang.

Risiko Hukum

Berdasarkan pemantauan yang dilakukan selama Triwulan IV tahun 2014, tidak terdapat gugatan yang diajukanpihak intern maupun ekstern kepada Bank, walaupun masih ada permasalahan hukum yang melibatkan Bankmasih dalam proses penyelesaian oleh penegak hukum.

Risiko hukum adalah risiko akibat tuntutan hukum dan/atau kelemahan aspek yuridis. Kelemahan aspek yuridistersebut antara lain disebabkan oleh ketiadaan peraturan perundang-undangan yang mendukung atau kelemahanperikatan seperti tidak dipenuhinya syarat sahnya kontrak dan pengikatan dokumen yang tidak sempurna.

67

Berdasarkan pemantauan yang dilakukan selama Triwulan IV tahun 2014, tidak terdapat gugatan yang diajukanpihak intern maupun ekstern kepada Bank, walaupun masih ada permasalahan hukum yang melibatkan Bankmasih dalam proses penyelesaian oleh penegak hukum.

Kualitas penerapan manajemen risiko secara komposit cukup memadai, meskipun terdapat kelemahan minor,misalnya berdasarkan temuan auditor masih terdapat dokumen perjanjian yang tidak memenuhi ketentuanperundang-undangan yang berlaku sehingga berisiko hukum dikemudian hari apabila tidak segera diperbaiki.

Sumber Daya Manusia yang tidak cukup secara kuantitas dan tidak memadai secara kualitas akan mengakibatkankesalahan/kerugian yang sangat signifikan bagi bank khususnya dalam hal menganalisa hukum. Hal ini agarmenjadi perhatian manajemen.

Seluruh aktivitas dan produk Bank telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Diupayakansetiap ketentuan peraturan intern Bank yang berlaku selalu dikinikan sesuai perkembangan perbankan dan sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang terbaru.

Seluruh perjanjian/perikatan dengan pihak ketiga dibuat cukup memadai, meskipun masih ditemukan beberapakelemahan klausula perjanjian dan tidak terpenuhinya syarat sahnya perjanjian, misalnya dalam beberapa hasiltemuan auditor yang berpotensi hukum dimana terdapat administrasi kredit yang belum sesuai dengan ketentuanyang berlaku.

Tata Kelola Risiko Hukum sudah memadai meskipun masih terdapat kelemahan minor. Hal ini tercermin padakecukupan pengawasan aktif oleh Dewan Komisaris dan Direksi termasuk awareness dan pemahaman DewanKomisaris dan Direksi mengenai manajemen Risiko Hukum cukup baik. Fungsi manajemen Risiko Hukum jugadidukung oleh adanya Staf Direksi Bidang Hukum dalam Struktur Organisasi Kantor Pusat yang ditempatkanlangsung di bawah Direksi yang merupakan bagian independen yang memiliki tugas dan tanggung jawab yangjelas.

67

Page 95: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANUntuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013

39.

e.

f.

MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan)

Risiko Hukum (Lanjutan)

Fungsi manajemen Risiko Hukum cukup baik, namun pengelolaan risiko hukum belum didukung oleh SumberDaya Manusia yang cukup. Meskipun demikian pemantauan dan pengelolaan terhadap permasalahan hukum yangdihadapi oleh Bank Kalteng tetap mendapat perhatian manajemen dengan menugaskan Tenaga Ahli DireksiBidang Hukum untuk membantu Direksi terkait permasalahan hukum. Disamping itu, Bank telah memberlakukanketentuan intern mengenai litigasi hukum dan bantuan perlindungan hukum baik bagi Pejabat maupun PegawaiBank Kalteng guna memitigasi Risiko Hukum yang mungkin terjadi akibat kegiatan operasional Bank.

Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan operasional Bank Kalteng saat ini adalah belummemadainya ketentuan yang mengatur perlindungan hukum bagi pejabat dan pegawai Bank Kalteng dalammelaksanakan tugas dan tanggungjawabnya.

Strategi hukum dalam penyelesaian masalah/fraud yang terjadi di Bank Kalteng sudah berjalan dengan baik dansesuai dengan kebijakan dan prosedur yang berlalu, karena pihak manajemen memiliki awareness danpemahaman yang baik terhadap risiko hukum.

Risiko Stratejik

68

f.

3. Dana Pihak Ketiga

Maks. 0,27 % Belum MemenuhiNo. Indikator Kinerja Realisasi Target Keterangan

3.576.131

Kredit Produktif

Rasio

Belum Memenuhi299.261

0,28%

No. Realisasi1.

Indikator Kinerja(dalam jutaan rupiah)

TargetKredit UMKM

Keterangan211.050

Belum Memenuhi3.646.416

435.000Belum Memenuhi

1. NPL Netto

Produk/kegiatan usaha Bank guna menghimpun dana masih terkonsentrasi pada tabungan, giro dan depositoberjangka yang sebagian besar bersumber dari Pemerintah Daerah. Sedangkan guna menyalurkan dana tersebutmasih terkonsentrasi pada perkreditan namun risikonya rendah karena sebagian besar penyaluran kredit kepadaPNS/Pensiunan yang gajinya disalurkan melalui Bank. Namun demikian Risiko Stratejik semakin meningkateksposurnya seiring dengan semakin kompetitifnya persaingan bisnis perbankan di Provinsi Kalimantan Tengahdan Bank Kalteng dituntut untuk lebih berperan serta dalam mendukung pembangunan ekonomi daerah melaluiproduk/kegiatan usaha Bank yang sinergi dengan visi misi pembangunan daerah Provinsi Kalimantan Tengah.

Risiko stratejik adalah risiko akibat pengambilan keputusan stratejik yang tidak tepat, kegagalan dalammengantisipasi perubahan lingkungan bisnis, ketidak mampuan untuk melaksanakan suatu keputusan stratejik,atau gabungan dari hal-hal tersebut.

2. 178.401

Pencapaian rencana bisnis Bank sampai dengan Triwulan IV tahun 2014 belum optimal di mana terdapat target-target bisnis yang belum tercapai sesuai target antara lain :

Dengan mempertimbangkan aktivitas bisnis yang dilakukan Bank, kemungkinan kerugian yang dihadapi Bank daririsiko inhern komposit tergolong rendah selama periode waktu tertentu dimasa datang.

Risiko Stratejik

68

Page 96: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANUntuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013

39.

f.

4. Modal Disetor 365.680 336.020 Memenuhi

Rasio

3. Penyaluran Kredit 2.854.413 2.844.204 Memenuhi435.0002. Memenuhi

No.29,15%

KeteranganTarget

Aset (Gross) 6.081.799

Indikator Kinerja

1. MemenuhiCAR/KPMMRealisasiIndikator Kinerja

MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan)

24,57%

229.682

Namun disamping target-target bisnis yang belum terpenuhi diatas, ada beberapa pencapaian rencana bisnis yangsesuai dengan target bahkan melampaui target Triwulan IV tahun 2014 antara lain :

1. Laba Sebelum PajakKeterangan

(dalam jutaan rupiah)No.

212.933 Memenuhi

Risiko Stratejik (Lanjutan)

Target

Selain indikator kinerja diatas, hampir keseluruhan rencana pengembangan bisnis bank seperti rencana penerbitanproduk/pelaksanaan aktivitas baru dan rencana pengembangan jaringan kantor, terhambat pelaksanaannyadisebabkan belum terlaksananya kecukupan pemenuhan infrastruktur TI dan kecukupan pemenuhan SDMsebagimana komitmen dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Realisasi

69

5.

Memenuhi

Indikator Kinerja

Maks. 1,25%

Realisasi

Rasio biaya pendidikan

BOPONPL Gross

Strategi bank kedepan khususnya dalam meningkatkan penyaluran kredit tergolong berisiko tinggi, karenaekspansi kredit produktif akan ditingkatkan padahal kredit produktif bukan sektor kredit yang dikuasai oleh BankKalteng. Tidak tercapainya target penyaluran kredit produktif sampai dengan Triwulan IV tahun 2014, lebihdikarenakan kuantitas SDM yang menangani kredit belum cukup terpenuhi dan infrastruktur TI yang ada belumoptimal membantu petugas kredit dalam menganalisa kredit yang akan disalurkan. Oleh sebab itu, kedepannyaBank perlu lebih meningkatkan kecukupan pemenuhan infrastruktur TI dan kecukupan pemenuhan SDM.

Agar semua satuan kerja memahami pelayanan yang baik dan prima (Prime Service Quality ) kepada parastakeholder, sehingga tercipta suasana yang ramah dan cukup berkesan dengan nasabah.

Min. 78,00% MemenuhiLDR

Memenuhi

1.

4. 61,07% Maks. 64,69%0,82% Memenuhi

No.

3. ROA 4,09% Min. 3,66% Memenuhi

29,15%KeteranganTarget

1. MemenuhiCAR/KPMM

No.

Min 5 %

RealisasiIndikator Kinerja

Kualitas penerapan manajemen risiko secara komposit cukup memadai, meskipun demikian pemantauan terhadaprealisasi rencana bisnis Bank tetap perlu mendapatkan perhatian manajemen.

24,57%2. 79,82%

Target

Bank Kalteng agar tetap eksis berkompetitif dalam rangka pengembangan usahanya yang berkelanjutan harusselalu membuat terobosan di bidang pelayanan antara lain : mendirikan kantor baru, membuka jaringan ATM dipusat perbelanjaan dan didaerah perkantoran yang aksesnya mudah dijangkau oleh masyarakat umum.

Rasio biaya pendidikan/pelatiahanterhadap biaya tenaga kerja 5,51%

Keterangan

69

Page 97: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANUntuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013

39.

f.

MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan)

Risiko Stratejik (Lanjutan)

Penerapan Manajemen Sumber Daya Manusia cukup memadai namun masih perlu dilakukannya peningkatankuantitas dan kualitas Sumber Daya Manusia guna meminimalisir risiko yang terjadi dan mendukung rencanabisnis Bank. Kurangnya Sumber Daya Manusia akan berpengaruh terhadap rencana bisnis Bank antara lainterhambatkan pelaksanaan pembukaan jaringan kantor baru maupun peningkatan status jaringan kantor sehinggasangat diperlukan adanya penambahan Sumber Daya Manusia yang sesuai dengan kebutuhan. Berdasarkan LHPBank Indonesia bahwa kesalahan dalam melakukan staffing model dan dalam melakukan perhitungan kebutuhanSDM mengakibatkan pemenuhan SDM tidak tercapai sehingga pencapaian rencana bisnis dan visi-misi BankKalteng tidak tercapai.

Perumusan tingkat risiko yang akan diambil (risk appetite ) dan toleransi risiko (risk tolerance ) cukup memadaitetapi tidak selalu sejalan dengan sasaran strategis dan strategi bisnis Bank secara keseluruhan.

Dewan Komisaris dan Direksi memiliki awareness dan pemahaman yang cukup baik mengenai manajemen risikostratejik. Direksi selalu berkoordinasi dengan Dewan Komisaris dalam penyusunan rencana bisnis Bank.

Fungsi manajemen risiko stratejik cukup baik, namun perlu meningkatkan strategi nyata dari Manajemen dalamupaya memenuhi persyaratan BPD Regional Champion (BRC) antara lain strategi dalam peningkatan modal intiminimal Rp. 1 triliyun, pemenuhan DPK 70% dari dana non pemerintah daerah (swasta), rasio Net Interest Margin(NIM) maksimal 5,5% dan persyaratan lainnya.

70

Mengkinikan data pegawai secara sistem untuk menciptakan data based kepegawaian yang akuntable. Hal ini jugamerupakan temuan berulang yang wajib menjadi concern senior manajemen.

Melaksanakan program pendidikan dan pelatihan pegawai sesuai dengan kebijakan internal maupun eksternalyang menjadi kebutuhan organisasi.

Penerapan Manajemen Sumber Daya Manusia cukup memadai namun masih perlu dilakukannya peningkatankuantitas dan kualitas Sumber Daya Manusia guna meminimalisir risiko yang terjadi dan mendukung rencanabisnis Bank. Kurangnya Sumber Daya Manusia akan berpengaruh terhadap rencana bisnis Bank antara lainterhambatkan pelaksanaan pembukaan jaringan kantor baru maupun peningkatan status jaringan kantor sehinggasangat diperlukan adanya penambahan Sumber Daya Manusia yang sesuai dengan kebutuhan. Berdasarkan LHPBank Indonesia bahwa kesalahan dalam melakukan staffing model dan dalam melakukan perhitungan kebutuhanSDM mengakibatkan pemenuhan SDM tidak tercapai sehingga pencapaian rencana bisnis dan visi-misi BankKalteng tidak tercapai.

Menciptakan iklim kompetisi yang sehat dan terukur antar pegawai dalam merumuskan faktor-faktor penilaiankinerja pegawai.

Memperhatikan unsur conflict of interest hak akses admin kredit dan pimpinan cabang ke dalam sytem adminyang dapat melakukan perubahan kolektibilitas, kepada bank diminta untuk segera melakukan langkah-langkahmitigasi dan fungsi pengendalian risiko yang lebih memadai.

Mengkaji ulang kebijakan penilaian kinerja dengan menggunakan parameter yang dapat diukur secara objektifuntuk meminimalisirr kemungkinan adanya unsur penilaian yang saat ini masih dinilai kurang memadai(subjektifitas) dan mensosialisasikannya kepada seluruh pegawai secara rutin sebagai wujud kepedulianmanajemen dalam mencapai visi dan misi bank bersama pegawai.

Kerangka Manajemen Risiko Stratejik cukup memadai. Hal ini tercermin dari kecukupan dari Kebijakan danpenetapan limit Risiko Stratejik yang telah jelas dan memadai berdasarkan Business Plan Bank . Kecukupanstrategi terkait permodalan dan strategi dalam rencana pembukaan jaringan kantor kedepan dalam menyesuaikandengan kegiatan usaha Bank (BUKU) perlu dipersiapkan.

Perlunya mengkaji ulang kelayakan penerapan SK Direksi No. DSDM.17/SK-0130/VII-13 tanggal 22 Juli 2013 yangmasih menggunakan tarif tahun 2004 dan 2006 khususnya terhadap tarif lembur, tarif hotel, dan tarif perjalanandinas moda transportasi dan melaporkan hasilnya kepada OJK.

Meningkatkan budaya perusahaan khususnya terkait dengan manajemen risiko dan penilaian kualitas berdasarkankinerja pegawai.

70

Page 98: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANUntuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013

39.

f.

MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan)

Risiko Stratejik (Lanjutan)

Kelemahan terletak pada tata kelola Manajemen Sumberdaya Manusia menjadi permasalahan utama yangberdampak significant terhadap kinerja dan keberlangsungan usaha bank, dengan demikian Direksi dan Komisarisdiminta untuk segera melaksanakan sebijakan staffing model sebagaimana tertuang dala kebijakan bank untukmendapatkan gambaran utuh terhadap kondisi Sumber Daya Manusia dari sisi kualitas dan kuantitas.

Manajemen diminta untuk segera memperbaiki keterbatasan sistem pinjaman yang belum dapat mengenerate tipeangsuran (pokok dan bunga) yang jumlahnya tidak sesuai dengan jumlah angsuran secara otomatis danmenyampaikan kepada OJK action plan penyelesaiannya paling lambat November 2014, dengan target perbaikanloan system secara keseluruhan Juni 2015.

Manajemen diharapkan segera memenuhi formasi struktur organisasi efektif SDM Bank Kalteng.

Direksi diminta untuk memperhatikan kapabilitas infrastruktur bank dalam menetapkan rencana bisnis ke depanagar rencana kerja Bank Kalteng menjadi lebih efektif dan terukur.

Program rekrutmen berdasarkan kebutuhan struktur organisasi sesuai concern pengawasan denganmemperhatikan revisi atau peninjauan BPP MSDM.

71

g.

-

-

Belum terintegrasi SID, RTGS, GB, Penempatan Antar Bank, Kredit Hapus Buku, Aktiva Tetap Inventaris (ATI),PBYAD dengan VBS.Pemenuhan Kebutuhan SDM sesuai dengan kebutuhan efektif organisasi bank.

Masih ditemukan transaski yang tidak sesuai dengan profil, namun tidak dilaporkan. Berdasarkan BPP dan PBItentang APU dan PPT Bank Wajib melaporkan adanya transaksi mencurigakan tersebut agar tidak dikenakansanksi kewajiban membayar denda.

Dengan mempertimbangkan aktivitas bisnis yang dilakukan Bank, kemungkinan kerugian yang dihadapi Bank daririsiko inhern komposit tergolong rendah selama periode waktu tertentu dimasa datang.

Risiko Kepatuhan

Berdasarkan pemantauan terhadap hasil temuan auditor intern maupun ekstern dan pemantauan terhadaptindaklanjutnya bahwa track record kepatuhan Bank selama Triwulan IV tahun 2014 ini cukup baik, walaupunmasih dijumpai pelanggaran terhadap ketentuan yang berlaku dan ketidakpatuhan terhadap komitmen Bank.

Berdasarkan monitoring komitmen LHP BI maupun komitmen kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sampaidengan 31 Desember 2014, terdapat beberapa komitmen Bank yang belum selesai ditindaklanjuti terutama yangterkait dengan pemenuhan kecukupan Manajemen Sumber Daya Manusia dan Kecukupan Infrastruktur TI yangmasih dalam proses antara lain :

Program rekrutmen berdasarkan kebutuhan struktur organisasi sesuai concern pengawasan denganmemperhatikan revisi atau peninjauan BPP MSDM.

Risiko kepatuhan merupakan risiko akibat bank tidak mematuhi dan/atau tidak melaksanakan peraturanperundang-undangan dan ketentuan yang berlaku. Dalam kegiatan usaha industri perbankan, Bank diwajibkanuntuk selalu tunduk terhadap peraturan perbankan yang diterbitkan baik oleh pemerintah maupun BankIndonesia, selain itu bank juga diwajibkan tunduk kepada beberapa ketentuan lainnya, seperti peraturan yangmengatur Penjaminan Simpanan, Perseroan Terbatas, Perpajakan dan Otoritas Jasa Keuangan "OJK".

71

Page 99: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANUntuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013

39.

g.

Perlunya meningkatkan kemampuan SDM agar berkualitas dengan cara mengikuti kursus-kursus, seminar,pelatihan dan lain-lain sehingga pelanggaran/kesalahan yang sama tidak terjadi lagi dikemudian hari.

Berdasarkan hasil audit Divisi Pengawasan Intern maupun Bank Indonesia, masih terjadi pelanggaran/temuanyang sama dan selalu terjadi berulang-ulang yang secara langsung berpengaruh meningkatkan risiko kepatuhanBank, contohnya masih ditemukannya kelemahan administrasi kredit yang berpotensi risiko hukum dan masihditemukannya human error pada bidang pelayanan yang berpotensi merugikan Bank.

Pelanggaran PBI No: 12/7/2010 perihal Perubahan atas PBI No: II/19/PBI/2009 Tentang Sertfikasi ManajemenRisiko yaitu SK Direksi No : DSDM.17/SK-0202/XI-14 tanggal 6 September 2014.

Selama Selama Triwulan IV tahun 2014 terjadi 3 (tiga) kali pengenaan sanksi denda di mana Bank dikenakansanksi pengenaan sanksi denda di mana Bank dikenakan sanksi administrasi yaitu pembukaan Kantor Samsatsebesar Rp. 100.000.000,-, Denda keterlambatan penyampaian Laporan SID pada beberapa kantor cabang, antaralain Kantor Cabang Utama sebesar Rp. 100.000.000,- Kantor Cabang Pangkalan Bun sebesar Rp.150.000.000,Kantor Cabang Buntok sebesar Rp. 3.750.000,-, dan denda administratif bunga pajak Rp.4.135.576.260,-.

Risiko Kepatuhan (Lanjutan)

MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan)

72

Budaya manajemen risiko kepatuhan cukup baik tetapi belum selalu dilaksanakan secara konsisten oleh satuankerja Bank, mengingat masih dijumpainya beberapa pelanggaran peraturan dan komitmen yang berpotensimerugikan Bank. Untuk itu, setiap Pejabat maupun Pegawai Bank Kalteng dituntut untuk lebih meningkatkanpengawasan melekat yang berkesinambungan untuk memastikan agar semua peraturan maupun ketentuanperundang-undangan yang berlaku dipatuhi oleh semua satuan kerja.

Kualitas penerapan manajemen Risiko Kepatuhan secara komposit cukup memadai, namun terdapat beberapakelemahan yang membutuhkan perhatian manajemen misalnya masih terjadi pelanggaran/temuan yang samaberdasarkan hasil temuan auditor.

Dalam penerapan manajemen risiko kepatuhan, Divisi Kepatuhan selalu menyampaikan Peraturan dan SuratEdaran Bank Indonesia terkini kepada satuan kerja terkait sebagai pedoman bagi satuan kerja tersebut.

Kerangka Manajemen Risiko Kepatuhan memadai. Hal ini tercermin dari kecukupan dari Cakupan Kebijakan danProsedur Risiko Kepatuhan yang telah memadai sebagaimana tercantum dalam Buku Pedoman Perusahaan (BPP)Penerapan Fungsi Kepatuhan PT. Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Tengah.

Tata Kelola Risiko Kepatuhan sudah memadai meskipun masih terdapat kelemahan yang membutuhkan perhatianmanajemen. Hal ini tercermin pada kecukupan pengawasan aktif oleh Dewan Komisaris dan Direksi termasukawareness dan pemahaman Dewan Komisaris dan Direksi yang baik mengenai manajemen Risiko Kepatuhan.

Perlunya meningkatkan kemampuan SDM agar berkualitas dengan cara mengikuti kursus-kursus, seminar,pelatihan dan lain-lain sehingga pelanggaran/kesalahan yang sama tidak terjadi lagi dikemudian hari.

Fungsi kepatuhan dalam pelaksanaannya secara independen yang dituangkan dalam job deskripsi dan dipahamioleh manajemen.

Kebijakan dan prosedur dalam pendelegasi wewenang telah diatur dan dalam pelaksanaannya terus dipantau olehmanajemen untuk menimbulkan budaya risiko.

72

Page 100: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANUntuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013

39.

g.

h.

Risiko Kepatuhan (Lanjutan)

Kecukupan Sistem Pengendalian Risiko Kepatuhan sudah memadai. Hal ini tercermin dari adanya pemisahanfungsi antara satuan kerja bisnis dengan satuan kerja yang melaksanakan fungsi pengendalian. Disamping itu,pelaksanaan audit untuk menilai pelaksanaan dan pengendalian Risiko Kepatuhan pada semua aktivitas fungsionaltelah dilaksanakan secara efektif.

Fungsi Manajemen Risiko Kepatuhan cukup baik, namun terdapat kelemahan yang perlu mendapat perhatianmanajemen. Hal tersebut tercermin dalam masih terdapat komitmen kepada Bank Indonesia yang belumditindaklanjuti sesuai dengan batas waktu yang telah disepakati.

Risiko reputasi adalah risiko akibat menurunnya tingkat kepercayaan stakeholder yang bersumber dari persepsinegatif terhadap bank. Risiko ini melekat dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh Bank. Kegagalan Bank dalammenjaga reputasi dimata masyarakat dapat menimbulkan pandangan maupun persepsi negatif masyarakatterhadap bank, maka dalam waktu singkat dapat terjadi penurunan atau hilangnya kepercayaan nasabah terhadapBank yang akhirnya akan memberikan dampak negatif terhadap pendapatan dan volume aktivitas Bank.

Risiko Reputasi

MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan)

73

Proses manajemen risiko reputasi sudah cukup memadai namun potensi risiko reputasi Bank ke depandiperkirakan meningkat seiring dengan seringnya publikasi dan pemberitaan negatif terkait Bank Kalteng. Olehsebab itu, ke depan Bank Kalteng perlu membentuk suatu unit kerja atau penunjukan Pejabat yang melakukanfungsi pelayanan dan penyelesaian pengaduan nasabah termasuk dalam menangani seluruh pengaduan publikasimaupun pemberitaan negatif yang dihadapi oleh Bank, sehingga Bank secara cepat dan tepat dalammengantisipasi potensi risiko reputasi yang mungkin dihadapi Bank.

Dengan mempertimbangkan aktivitas bisnis yang dilakukan Bank, kemungkinan kerugian yang dihadapi Bank daririsiko inhern komposit tergolong rendah selama periode waktu tertentu dimasa datang.

Risiko reputasi adalah risiko akibat menurunnya tingkat kepercayaan stakeholder yang bersumber dari persepsinegatif terhadap bank. Risiko ini melekat dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh Bank. Kegagalan Bank dalammenjaga reputasi dimata masyarakat dapat menimbulkan pandangan maupun persepsi negatif masyarakatterhadap bank, maka dalam waktu singkat dapat terjadi penurunan atau hilangnya kepercayaan nasabah terhadapBank yang akhirnya akan memberikan dampak negatif terhadap pendapatan dan volume aktivitas Bank.

Pemberitaan negatif dari Pemegang Saham masih skala kecil dan pengaruhnya tidak signifikan.

Bank tidak pernah melakukan pelanggaran etika bisnis.

Kualitas penerapan manajemen risiko reputasi secara komposit cukup memadai, meskipun terdapat kelemahanmisalnya : belum adanya satuan kerja khusus yang menangani pemberitaan/publikasi negatif media terhadapBank dan belum adanya unit khusus yang menangani pengaduan nasabah 24 jam.

Produk bank sederhana sehingga relatif tidak memerlukan pemahaman khusus dari nasabah.

Berdasarkan Nomor Surat DTS.07/LB-1699/X2014 perihal Laporan Penanganan Dan Penyampaian PengaduanNasabah, maka pemantauan yang dilakukan selama Triwulan IV 2014, frekuensi penyampaian keluhan/pengaduannasabah yang diterima pada periode Triwulan IV pelaporan adalah terdapat 110 pengaduan dengan rinciankeluhan/pengaduan yang didominasi oleh pengaduan terkait gangguan/kerusakan ATM (34 pengaduan), kelalaiannasabah (57 pengaduan) dan sisanya gangguan/kerusakan perangkat dan informasi produk yang kurang memadai(13 pengaduan), gangguan sistem Tehnologi Informasi dan Tehnologi (6 pengaduan). Namun demikian tidakditemukan keluhan/pengaduan Nasabah yang sifatnya material dan keluhan/pengaduan yang disampaikan dapatsegera diselesaikan dan sisanya sedang dalam proses penyelesaian.

73

Page 101: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANUntuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013

39.

h.

MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan)

Risiko Reputasi (Lanjutan)

Budaya manajemen risiko reputasi cukup baik dimana seluruh pegawai dibina melalui surat-surat pembinaan dariDireksi untuk selalu menjaga nama baik dan reputasi lembaga. Disamping itu, dihimbau kepada seluruh Pejabatdan Pegawai Bank untuk wajib turut mencegah terjadinya hal-hal yang dapat menimbulkan persepsi negatifterhadap Bank sebagai bentuk mitigasi risiko reputasi dikemudian hari.

PERJANJIAN, KOMITMEN DAN KONTINJENSI PENTING

Kedepan perkembangan dan pemeliharaan sistem TI menjadi fokus perhatian, mengingat sistem TI berhubunganlangsung dengan proses layanan dengan para nasabah.

Reputasi Bank yang bersifat pemberitaan negatif selama ini hanya berdampak sesaat saja, mengingat dalam bulanberikutnya tidak terlihat dampaknya yang signifikan terhadap kepercayaan nasabah. Bank Kalteng tetapmelakukan langkah-langkah guna mengantisipasi terjadinya penurunan tingkat kepercayaan nasabah danpemegang saham lalu antara lain : dengan meningkatkan pelayanan prima (Prime Service Quality ), pembinaanmelalui surat-surat Direksi terkait pelayanan kepada nasabah dan pemberitaan negatif pada media cetak sertatelah dilakukan konsolidasi kepada beberapa pemegang saham oleh Pengurus Bank Kalteng.

74

40.

a.

b.

a.

b.

c.d.e.

Perjanjian Sewa Beli Server Sparc T 5- 2 untuk Disaster Recovery Center (DRC)

Stand by Teknisi PT Asia Sinergi Solusindo pada setiap hari kerja.

Bank menandatangani perjanjian Nomor DSDM.20/PKS-0158/VII.14 Nomor : LC001/BKLTG-ASINDO/VII/14pada tanggal 25 Juli 2014 antara PT Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Tengah mengadakanperjanjian dengan PT Asia Sinergi Solusindo dengan nilai kontrak Rp. 5.712.000.000,- tentang Penyewabelian Server Sparc T5-2 untuk DRC sebanyak 1 (satu) unit dengan masa sewa beli 4 (empat) tahun yangkemudian digunakan oleh PT Bank Kalteng sebagai alat operasional dalam menunjang kegiatan bisnis PTBank Kalteng, termasuk dalam perjanjian ini adalah fasilitas sebagai Berikut :

Pengadaan software dan hardware SERVER SPARC T5-2 untuk DRC dari PT Asia Sinergi Solusindosudah termasuk masa sewa beli belum berakhir.Pengiriman, pemasangan, aktivasi SERVER SPARC T5-2 untuk DRC dengan hak pakai selama oleh PTBank Kalteng.Jaminan asuransi atas resiko unit SERVER SPARC T5-2 untuk DRC selama masa sewa beli.Maintenance dan penggantian spare part yang rusak selama masa sewa beli.

PERJANJIAN, KOMITMEN DAN KONTINJENSI PENTING

Perjanjian Virtual Banking System dengan Vendor

Pada tanggal 16 Agustus 2012, PT Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Tengah mengadakan perjanjiandengan PT Mantra Global Konsultan tentang Pemeliharaan Aplikasi Virtual Banking System (VBS), yangmeliputi pemeliharaan aplikasi core banking system , aplikasi laporan kantor pusat bank umum (LKPBU),aplikasi LBU Basel II dan aplikasi VBS PSAK 50 & 55. Jangka waktu perjanjian dimulai 16 Agustus 2012sampai dengan 16 Agustus 2014 dan dapat diperpanjang dengan suatu addendum. addendum PerjanjianKerjasama No.DSDM.20/PKS-0195/XI.14 dan No. 240/PKS-MGK/XI.14 tgl 05 Nopember 2014 jangka waktumulai 17 Agustus 2014 s.d 16 Agustus 2016.

74

Page 102: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANUntuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013

40.

c.

a.b.

c.d.

d. Penjaminan Kredit

Bank menandatangani perjanjian kerjasama Nomor 014/Jamkrindo/III/2014 / DPT.11/PKS-0251/III-14tanggal 07 Maret 2014 dengan Perusahaan Umum (Perum) Jaminan Kredit Indonesia. Berdasarkanperjanjian tersebut maka Bank menunjuk Perum Jaminan Kredit Indonesia sebagai penjamin atas kreditumum (komersial) yang diberikan oleh Bank. Perjanjian kerjasama ini dengan jangka waktu 2 (Dua) tahundan dapat diperpanjang kembali sesuai kesepakatan.

Bank menandatangani perjanjian Nomor DSDM.20/SB-0000/VI.14 Nomor : LC001/BKLTG-ASINDO/VI/14pada tanggal 17 Juni 2014 antara PT Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Tengah mengadakanperjanjian dengan PT Asia Sinergi Solusindo dengan nilai kontrak Rp. 496.000.000,- tentang Penyewa belianServer HP Proliant DL380p Gen 8 untuk dijadikan server ATM serta aplikasi yang ada didalamnya sebanyak2 (dua) unit yang kemudian digunakan oleh PT Bank Kalteng sebagai alat operasional dalam menunjangkegiatan bisnis PT Bank Kalteng, termasuk dalam perjanjian ini adalah fasilitas sebagai Berikut :

Pengadaan 2 (dua) unit SERVER HP Proliant D380p Gen 8, Software SQL Anywhere Standard EditionPengiriman, pemasangan, aktivasi SERVER HP Proliant D380p Gen 8 dilokasi yang telah ditentukan olehPT Bank Kalteng.

Stand by Teknisi PT Asia Sinergi Solusindo pada setiap hari kerja.

PERJANJIAN, KOMITMEN DAN KONTINJENSI PENTING (Lanjutan)

Perjanjian Sewa Beli Server HP ProliantDL380p Gen 8 untuk server ATM

Garansi selama 2 (Dua) tahun, termasuk tenaga kerja dan spare part.

75

e.

Bank menandatangani perjanjian kerjasama Nomor PRJ-49/PB/2013; DTI.14/PKS-0026/VI-13 tanggal 28Juni 2013 dengan Direktorat Jendral Perbendaharaan.

Bank menandatangani perjanjian kerjasama Nomor 014/Jamkrindo/III/2014 / DPT.11/PKS-0251/III-14tanggal 07 Maret 2014 dengan Perusahaan Umum (Perum) Jaminan Kredit Indonesia. Berdasarkanperjanjian tersebut maka Bank menunjuk Perum Jaminan Kredit Indonesia sebagai penjamin atas kreditumum (komersial) yang diberikan oleh Bank. Perjanjian kerjasama ini dengan jangka waktu 2 (Dua) tahundan dapat diperpanjang kembali sesuai kesepakatan.

Bank menandatangani perjanjian kerjasama Nomor 41/PKS/ASK/DIR/IV/2013 / DPT.11/PKS-0017/IV-2014tanggal 26 April 2013 dengan PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo). Berdasarkan perjanjian tersebutmaka Bank menunjuk PT Asuransi Kredit Indonesia sebagai penjamin atas kredit pemilikan rumah (KPR)sejahtera yang diberikan oleh Bank. Perjanjian kerjasama ini dengan jangka waktu 2 (Dua) tahun dan dapatdiperpanjang kembali sesuai kesepakatan.

Perjanjian Jasa Pelayanan Perbankan sebagai Persepsi/Devisa Persepsi Dalam RangkaPelaksanaan Treasury Single Account (TSA) Penerimaan

Bank menandatangani perjanjian kerjasama Nomor 003/Jamkrida/VIII/2014 / DPT.11/PKS-064/VIII-14tanggal 25 Agustus 2014 dengan PT Jamkrida Kalteng. Berdasarkan perjanjian tersebut maka Bankmenunjuk PT Jamkrida Kalteng sebagai penjamin kredit mikro dan kecil bagi debitur Bank Kalteng.Perjanjian kerjasama ini dengan jangka waktu 2 (Dua) tahun dan dapat diperpanjang kembali sesuaikesepakatan.

Bank menandatangani perjanjian kerjasama Nomor DPT.11/PKS-0008/III-2013 / 007/PERJ/ABA/2013tanggal 11 Maret 2013 dengan PT Asuransi Bangun Askrida. Berdasarkan perjanjian tersebut maka Bankmenunjuk PT Asuransi Bangun Askrida sebagai program penjaminan kredit dalam hal klaim risikoPenggantian Antar Waktu (PAW) bagi anggota DPR/DPRD dan Asuransi Kebakaran, Kendaraan dan JenisAuransi Lainnya bagi debitur Bank Kalteng. Perjanjian kerjasama ini dengan jangka waktu 2 (Dua) tahundan dapat diperpanjang kembali sesuai kesepakatan.

Bank menandatangani perjanjian kerjasama Nomor DPT.11/PKS-0140/V-2014 / 126/BP-BK/PKS/V/2014tanggal 12 Mei 2014 dengan PT Asuransi Jiwa Bersama Bumiputrera 1912. Berdasarkan perjanjian tersebutmaka Bank menunjuk PT Asuransi Jiwa Bersama Bumiputrera 1912 sebagai penjamin kredit programasuransi jiwa kredit kumpulan plus akibat pemutusan hubungan kerja (PHK) bagi debitur Bank Kalteng.Perjanjian kerjasama ini dengan jangka waktu 2 (Dua) tahun dan dapat diperpanjang kembali sesuaikesepakatan.

75

Page 103: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TENGAH

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANUntuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013

40.

e.

f.

g.

Pengelolaan BPD Net Online

Berdasarkan Perjanjian kerjasama tersebut Bank menyelenggarakan Penyediaan layanan PenerimaanNegara secara terpusat melalui surat setoran elektronik (billing system ) dan pemeliharaan sistem teknologiinformasi yang terhubung dengan MPN dalam rangka kelancaran Penerimaan Negara.

Bank menandatangani perjanjian kerjasama Nomor 006/PKS.BPDKTE/AJ/000/2009 dan No.DTS.07/PKS-003/IV.09 tanggal 24 April 2009 dengan PT Artajasa Pembayaran Elektroniks. Berdasarkan perjanjiankerjasama tersebut Bank mendapatkan fasilitas dari PT Artajasa Pembayaran Elektroniks untukmenggunakan layanan BPD Net Online. Perjanjian kerjasama ini berakhir dimulai 3 (tiga ) terhitung sejaktanggal ditanda tanganinya PKS tersebut diatas

Pemanfaatan ATM Bersama untuk Principle Member

Bank menandatangani perjanjian kerjasama Nomor DTS.09/SB-1933/XI-14 tanggal, 03 Nopember 2014dengan PT Artajasa Pembayaran Elektroniks. Berdasarkan perjanjian kerjasama tersebut Bank mendapatkanfasilitas dari PT Artajasa Pembayaran Elektronis untuk menggunakan layanan Pemanfaatan ATM Bersamauntuk Principle Member.

PERJANJIAN, KOMITMEN DAN KONTINJENSI PENTING (Lanjutan)

Perjanjian Jasa Pelayanan Perbankan sebagai Persepsi/Devisa Persepsi Dalam RangkaPelaksanaan Treasury Single Account (TSA) Penerimaan (Lanjutan)

76

41

Bank menandatangani perjanjian kerjasama Nomor DTS.09/SB-1933/XI-14 tanggal, 03 Nopember 2014dengan PT Artajasa Pembayaran Elektroniks. Berdasarkan perjanjian kerjasama tersebut Bank mendapatkanfasilitas dari PT Artajasa Pembayaran Elektronis untuk menggunakan layanan Pemanfaatan ATM Bersamauntuk Principle Member.

Manajemen Bank bertanggung jawab terhadap penyajian laporan keuangan sebagaimana diuraikan dimukayang diselesaikan pada tanggal 8 April 2015.

PENYELESAIAN LAPORAN KEUANGAN

76

Page 104: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

1

LAMPIRAN 3 PENGUNGKAPAN PERMODALAN DAN PENGUNGKAPAN EKSPOSUR RISIKO SERTA PENERAPAN

MANAJEMEN RISIKO BANK (SESUAI SE BI NOMOR : 14/35/DPNP TANGGAL 10 DESEMBER 2012)

A. PENGUNGKAPAN PERMODALAN

1. Struktur Permodalan

Berdasarkan Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Luar Biasa yang dituangkan dalam Akta Notaris Ellys Nathalia, SH.MH, Notaris di Palangka Raya, Nomor 06 Tanggal 17 Mei 2013 mengenai Perubahan Anggaran Dasar PT. Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Tengah. Pasal 4 butir (1) Anggaran Dasar tersebut menyatakan bahwa Modal Dasar Bank Kalteng sejumlah Rp 1.000.000.000.000,- (Satu Triliun Rupiah) terbagi atas 100.000 lembar saham dengan nilai nominal per lembar saham Rp.10.000.000,- (Sepuluh Juta Rupiah).

Setoran modal sampai 31 Desember 2014 berjumlah Rp. 365.680.000.000,- (tiga ratus enam puluh lima miliar enam ratus delapan puluh juta rupiah) yang dibagi dalam 36.568 lembar saham.

2. Penilaian Kecukupan Modal

Perhitungan penilaian kecukupan modal Bank Kalteng mengacu pada ketentuan Peraturan Bank Indonesia mengenai Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM). Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) yang dipergunakan dalam perhitungan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) hanya melingkupi ATMR Risiko Kredit dan ATMR Risiko Operasional.

Dalam melakukan perhitungan Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) Bank Kalteng menggunakan metode sebagai berikut:

a. Risiko Kredit dengan Metode Standar (Standardised Approach) berdasar SE BI No.

13/6/DPNP tanggal 18 Februari 2011 perihal Pedoman Perhitungan Aset

Tertimbang Menurut Risiko untuk Risiko Kredit dengan Menggunakan Pendekatan

Standar.

b. Risiko Operasional dengan Pendekatan Indikator Dasar (Basic Indicator Approach)

berdasarkan SE BI No. 11/3/DPNP tanggal 27 Januari 2009 perihal Perhitungan

ATMR untuk Risiko Operasional dengan Menggunakan Pendekatan Indikator

Dasar (PID).

Tahun 2014, Bank Kalteng belum memperhitungkan Risiko Pasar dalam menghitung rasio KPMM sesuai dengan PBI No. 9/13/PBI/2007 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum dengan Memperhitungkan Risiko Pasar, dikarenakan Bank Kalteng dikategorikan sebagai Bank bukan Bank Devisa memiliki posisi penempatan dana dalam bentuk surat berharga untuk Trading Book masih dibawah ketentuan sebesar Rp.25 miliar, dengan total aktiva dibawah Rp.10 triliun.

Menunjuk Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 14/37/DPNP tanggal 27 Desember 2012 perihal Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Sesuai Profil Risiko dan Pemenuhan Capital Equivalency Maintained Assets (CEMA), mulai tahun 2014 Bank Kalteng melakukan penilaian kecukupan modal yang berdasarkan penilaian profil risiko.

Perhitungan Rasio KPMM sesuai Profil Risiko (ICAAP) posisi 31 Desember 2014 sebesar 10,74% dari ATMR sejalan dengan perhitungan Penilaian Profil Risiko Bank Kalteng posisi 31 Desember 2014 yaitu Peringkat 3. Sesuai Peraturan Bank Indonesia No. 14/18/PBI/2012 khususnya Pasal 2, untuk Bank dengan profil risiko Peringkat 3, maka penyediaan modal minimumnya antara 10% sampai dengan kurang dari 11% dari ATMR. Sementara perhitungan Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM)

Page 105: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

2

posisi 31 Desember 2014 sebesar 10,74% dari ATMR, lebih tinggi daripada penyediaan modal minimum yang dipersyaratkan dalam ICAAP yaitu antara 10% sampai dengan kurang dari 11% dari ATMR.

Struktur Permodalan Bank Kalteng per 31 Desember 2014 sebagaimana tercantum dalam Lampiran Tabel 1.a.

B. PENGUNGKAPAN EKSPOSUR RISIKO DAN PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO

Manajemen risiko adalah suatu aktivitas untuk mengendalikan risiko dengan melalui suatu proses identifikasi, pengukuran, evaluasi dan monitoring terhadap seluruh aktivitas kegiatan Bank untuk memperkirakan kerugian potensial yang mungkin terjadi. Sehingga dengan manajemen risiko, kerugian yang mungkin terjadi diharapkan dapat dimitigasi dengan baik dan dapat diminimalisir.

Berdasarkan PBI Nomor 5/8/PBI/2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum sebagaimana telah diubah dengan PBI Nomor 11/25/PBI/2009 dan SE BI Nomor 5/21/DPNP tanggal 29 September 2003 perihal Penerapan Manajemen Risiko Bank Umum sebagaimana telah diubah dengan SE BI Nomor 13/23/DPNP tanggal 25 Oktober 2011, Bank Kalteng telah memiliki Buku Pedoman Perusahaan (BPP) Pedoman Standar Manajemen Risiko yang ditetapkan dengan Keputusan Direksi PT. Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Tengah Nomor DKR.22/SK-063/III-12 tanggal 22 Maret 2012.

Penerapan manajemen risiko di Bank Kalteng mencakup 4 (empat) pilar sesuai dengan SE BI dimaksud, yaitu :

1. Pengawasan Aktif Dewan Komisaris dan Direksi.

Penerapan manajemen risiko yang efektif hendaknya didukung oleh kecukupan kualitas dan kuantitas yang memadai. Pengawasan yang aktif secara berkesinambungan akan mendukung terciptanya budaya risiko yang kuat. Seluruh jajaran unit kerja mempunyai tanggung jawab terhadap penerapan manajemen risiko yang terkait dengan setiap produk/aktivitas Bank, serta memastikan risiko yang dihadapi Bank telah termitigasi dengan baik.

Dalam rangka penerapan manajemen risiko, Bank Kalteng telah menetapkan struktur organisasi manajemen risiko dengan membentuk Komite Manajemen Risiko (KMR) yang beranggotakan mayoritas Direksi terkecuali Direktur Utama dan seluruh pejabat eksekutif setingkat Pemimpin Divisi, serta Bank telah membentuk Satuan Kerja/Kelompok Manajemen Risiko yang bertanggung jawab langsung kepada Direktur Kepatuhan. Selain itu, sebagai alat pengawasan penerapan manajemen risiko bagi Dewan Komisaris, Bank juga telah membentuk Komite Pemantau Risiko (KPR) yang bertanggung jawab langsung kepada Dewan Komisaris.

Dewan Komisaris dan Direksi bertanggungjawab atas efektivitas penerapan Manajemen Risiko di Bank. Untuk itu Dewan Komisaris dan Direksi memahami Risiko-Risiko yang dihadapi Bank dan memberikan arahan yang jelas, melakukan pengawasan dan mitigasi secara aktif serta mengembangkan budaya Manajemen Risiko di Bank. Selain itu Dewan Komisaris dan Direksi juga memastikan struktur organisasi yang memadai, menetapkan tugas dan tanggung jawab yang jelas pada masing-masing unit, memastikan kecukupan Teknologi Informasi (TI) serta memastikan kecukupan kuantitas dan kualitas SDM untuk mendukung penerapan Manajemen Risiko secara efektif.

Page 106: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

3

2. Kecukupan Kebijakan, Prosedur dan Penetapan Limit.

Penerapan Manajemen Risiko yang efektif didukung dengan kerangka yang mencakup kebijakan dan prosedur Manajemen Risiko serta limit Risiko yang ditetapkan secara jelas sejalan dengan visi, misi dan strategi bisnis Bank. Penyusunan kebijakan dan prosedur Manajemen Risiko tersebut dilakukan dengan memperhatikan antara lain jenis kompleksitas kegiatan usaha, profil Risiko dan tingkat Risiko yang akan diambil serta peraturan yang ditetapkan otoritas dan/atau praktek perbankan yang sehat. Selain itu, penerapan kebijakan dan prosedur Manajemen Risiko yang dimiliki didukung oleh kecukupan permodalan, kecukupan Teknologi Informasi (TI) dan kecukupan SDM.

Sebagai bentuk penerapan manajemen risiko yang baik, maka Bank senantiasa melakukan penyempurnaan terhadap kebijakan, prosedur, limit, dan sistem informasi manajemen risiko sehingga dapat sejalan dengan visi, misi, dan strategi bisnis Bank.

Penetapan limit toleransi risiko Bank Kalteng didasarkan pada rencana bisnis bank (risk appetite), dengan mempertimbangkan segala aspek termasuk pencapaian realisasi rencana bisnis tahun sebelumnya dan pertumbuhan kondisi sektor ekonomi regional.

3. Kecukupan Proses Identifikasi, Pengukuran, Pemantauan, dan Pengendalian Risiko serta Sistem Informasi Manajemen Risiko.

Identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian Risiko merupakan bagian utama dari proses penerapan Manajemen Risiko. Identifikasi Risiko bersifat proaktif, mencakup seluruh aktivitas bisnis Bank dan dilakukan dalam rangka menganalisa sumber dan kemungkinan timbulnya Risiko serta dampaknya. Selanjutnya, Bank melakukan pengukuran Risiko sesuai dengan karakteristik dan kompleksitas kegiatan usaha. Selain itu, efektivitas penerapan Manajemen Risiko perlu didukung oleh pengendalian Risiko dengan mempertimbangkan hasil pengukuran dan pemantauan Risiko. Dalam rangka mendukung proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian Risiko, Bank mengembangkan sistem informasi manajemen yang disesuaikan dengan karakteristik, kegiatan dan kompleksitas kegiatan usaha Bank.

Sepanjang tahun 2014, Bank telah melakukan kajian terhadap produk dan aktivitas Bank dalam rangka memastikan bahwa Bank telah melakukan mitigasi risiko sebelum produk atau aktivitas Bank dimaksud diperkenalkan atau di implementasikan.

4. Sistem pengendalian intern yang menyeluruh.

Proses penerapan Manajemen Risiko yang efektif dilengkapi dengan sistem pengendalian intern yang baik. Penerapan sistem pengendalian intern secara efektif dapat membantu pengurus Bank menjaga aset Bank, menjamin tersedianya pelaporan keuangan dan manajerial yang dapat dipercaya, meningkatkan kepatuhan Bank terhadap ketentuan dan peraturan perundang -undangan yang berlaku, serta mengurangi Risiko terjadinya kerugian, penyimpangan dan pelanggaran aspek kehati-hatian. Terselenggaranya sistem pengendalian intern Bank yang baik dan efektif menjadi tanggung jawab dari seluruh satuan kerja operasional, satuan kerja pendukung serta satuan kerja independen seperti Divisi Pengawasan Intern, Divisi Kepatuhan dan Kelompok Manajemen Risiko

Page 107: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

4

Organisasi Manajemen Risiko

Organisasi dalam pengelolaan manajemen risiko di Bank Kalteng dipimpin oleh seorang Direktur yang bertanggung jawab dalam pengelolaan risiko, yaitu Direktur Kepatuhan. Untuk membantu Direktur Kepatuhan tersebut, Bank Kalteng telah membentuk Satuan Kerja Manajemen Risiko (SKMR), yaitu Kelompok Manajemen Risiko yang ditetapkan sesuai dengan Keputusan Direksi PT. Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Tengah Nomor : DPP.03/SK-0140/VIII-11 tanggal 26 Agustus 2011 tentang Perubahan Kedua atas Keputusan Direksi PT. Bank Pembangunan Kalteng Nomor : DPAI.400/SK-3-0073/VII-04 tanggal 22 Juli 2004 tentang Susunan Organisasi Kantor Pusat, Kantor Cabang Utama, Kantor Cabang Kelas 1, Kantor Cabang Kelas 2, Kantor Cabang Kelas 3, Kantor Cabang Syariah, Kantor Cabang Pembantu dan Kantor Kas.

Kelompok Manajemen Risiko bertanggung jawab kepada Direktur Kepatuhan, untuk melakukan fungsi evaluasi penerapan manajemen risiko secara independen.

Dalam mendukung pelaksanaan tugasnya terutama yang terkait dengan pengelolaan risiko, Direksi Bank Kalteng juga membentuk Komite Manajemen Risiko (KMR) yang dipimpin oleh Direktur Kepatuhan, beranggotakan Direksi (kecuali Direktur Utama), seluruh Pemimpin Divisi dan Pemimpin Kantor Cabang Utama. Komite Manajemen Risiko (KMR) dalam tugasnya membahas hal terkait kebijakan, strategi dan upaya untuk mengendalikan risiko yang terjadi pada Bank Kalteng.

Bank Kalteng memiliki struktur organisasi yang menggambarkan secara jelas batas wewenang dan tanggung jawab Satuan Kerja yang menangani manajemen risiko. Di dalam organisasi yang dimiliki, terdapat pemisahan fungsi yang jelas antara Satuan Kerja Operasional (bussines unit) sebagai Risk Taking Unit dengan Satuan Kerja Non Operasional yang melaksanakan pengendalian dan Satuan Kerja Manajemen Risiko.

STRUKTUR KEPEGAWAIAN

PEMIMPIN KELOMPOK MANAJEMEN RISIKO

PEMIMPIN DIVISI KEPATUHAN

DIREKTUR KEPATUHAN

Analis Manajemen Risiko Kredit;

Analis Manajemen Risiko Non Kredit;

Asisten Manajemen Risiko.

Page 108: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

5

Budaya Risiko

Dengan semakin kompleksnya kegiatan usaha perbankan saat ini, secara otomatis potensi risiko yang dihadapi Bank semakin besar, sehingga Manajemen Bank Kalteng berupaya menanamkan budaya sadar risiko pada seluruh pegawai di setiap tingkatan. Sebagaimana diamanatkan dalam SE BI Nomor 5/21/DPNP, tanggal 29 September 2003 perihal Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum yang telah diubah dengan SE BI Nomor 13/23/DPNP tanggal 25 Oktober 2011, maka dalam upaya menanamkan budaya risiko tersebut, Manajemen melalui surat-surat pembinaan, telah melakukan sosialisasi budaya risiko kepada seluruh jajaran risk taking unit untuk memastikan bahwa pegawai memiliki pemahaman yang memadai mengenai praktik manajemen risiko.

Selain melakukan sosialisasi, Bank Kalteng juga menyertakan para pegawai yang menduduki suatu jabatan dalam Program Sertifikasi Manajemen Risiko hingga Tingkat 3 dan khusus untuk Direksi Tingkat 4. Dengan mengikuti program sertifikasi tersebut, pegawai memperoleh peningkatan kemampuan terkait dengan pemahaman risiko, pengendalian risiko serta berbagai kompetensi pengelolaan risiko lainnya.

Pengungkapan Eksposur Risiko

Guna menumbuhkan budaya risiko di setiap jenjang, Dewan Komisaris dan Direksi Bank Kalteng melalui organisasi dan komite yang dibentuk (SKMR, Komite Manajemen Risiko (KMR), Komite Pemantau Risiko (KPR)) diharapkan mampu menangkap kondisi minor yang berpotensi merugikan Bank sedini mungkin di satuan kerja terkecil pada risk taking unit dan sedini mungkin dapat dilakukan langkah-langkah korektif dan mitigasi.

Dalam memenuhi ketentuan Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/25/PBI/2009 dan Surat Edaran Nomor 13/23/DPNP tanggal 25 Oktober 2011, Kelompok Manajemen Risiko menyusun Laporan Penilaian Profil Risiko secara periodik yaitu triwulanan, serta menyampaikan laporan tersebut ke berbagai jenjang Manajemen termasuk kepada Dewan Komisaris dan kepada pihak eksternal terkait seperti Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Laporan Penilaian Profil Risiko merupakan bagian dari penilaian Tingkat Kesehatan Bank sesuai Surat Edaran Nomor 13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011. Profil Risiko Bank Kalteng mengukur 8 jenis risiko, yaitu Risiko Kredit, Risiko Pasar, Risiko Likuiditas, Risiko Operasional, Risiko Hukum, Risiko Stratejik, Risiko Kepatuhan dan Risiko Reputasi. Penilaian profil risiko dilakukan terhadap risiko inheren dari masing-masing risiko dan kualitas penerapan manajemen risiko selama periode penilaian.

Hasil penilaian Profil Risiko Bank Kalteng periode 31 Desember 2014, secara komposit adalah Peringkat 3 (Moderate) yang berarti dengan mempertimbangkan aktivitas bisnis yang dilakukan bank, kemungkinan kerugian bank yang dihadapi Bank dari risiko inhern komposit tergolong cukup tinggi selama periode waktu tertentu di masa datang dan kualitas penerapan manajemen risiko secara komposit cukup memadai dimana meskipun persyaratan minimum terpenuhi, terdapat beberapa kelemahan yang membutuhkan perhatian manajemen dan perbaikan.

1. Risiko Kredit

a. Pengungkapan Umum.

1) Pengungkapan Kualitatif

a) Penerapan manajemen risiko kredit

Dalam penerapan manajemen risiko kredit, unit kerja atau fungsi yang terkait meliputi:

(i) Dewan Komisaris

(ii) Direksi

(iii) Komite Manajemen Risiko dan Komite Pemantau Risiko

Page 109: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

6

(iv) Divisi Kepatuhan dan Kelompok Manajemen Risiko

(v) Divisi Pengawasan Intern

(vi) Divisi Perkreditan

(vii) Divisi Treasury

b) Strategi manajemen risiko kredit untuk aktivitas yang memiliki eksposur kredit yang signifikan

Bank memiliki eksposur risiko kredit yang signifikan yaitu kredit kepada

pegawai. Untuk mengatasi eskposur kredit yang signifikan tersebut Bank

Kalteng menggunakan strategi dengan memberikan kredit kepada

pegawai yang pembayaran gaji melalui Bank Kalteng dengan back up

asuransi. Namun untuk ke depan, potensi eksposur risiko kredit cenderung

meningkat khususnya di sektor kredit produktif, mengingat Bank wajib

meningkatkan portofolio kredit produktif minimal 55% dari total kredit

sesuai Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/26/PBI/2012 tanggal 27

Desember 2012.

c) Kebijakan pengelolaan risiko konsentrasi kredit

Dalam mengelola risiko konsentrasi kredit, Bank melakukan beberapa hal, yaitu:

(i) Menetapkan eksposur kredit (penyediaan dana) dengan

mempertimbangkan sifat bisnis, kompleksitas produk dan komposisi

eksposur kredit.

(ii) Menetapkan penyediaan dana besar, limit per debitur, sekelompok

debitur pihak terkait maupun tidak terkait.

(iii) Limit penyediaan dana untuk kelompok yang memiliki karakteristik

risiko yang serupa, seperti limit untuk sektor ekonomi, industri, dan

daerah geografi.

(iv) Transaksi yang dilakukan dengan pihak terkait dilakukan secara wajar

(at arms length).

d) Definisi tagihan yang mengalami penurunan nilai/impairment dan tagihan yang telah jatuh tempo

Definisi tagihan yang telah jatuh tempo adalah tagihan pokok dan bunga yang jatuh tempo sesuai jangka waktu dalam perjanjian kredit. Sedangkan tagihan yang mengalami penurunan nilai/impairment jika terdapat bukti objektif mengenai penurunan nilai sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal kredit (peristiwa yang merugikan). Bukti objektif tersebut merupakan bukti yang menunjukkan ketidakmampuan debitur untuk memenuhi kewajibannya.

e) Mekanisme pengukuran dan pengendalian risiko kredit

Pengukuran risiko kredit dengan memperhatikan kondisi keuangan, jangka waktu kredit, aspek jaminan perorangan/ perusahaan/pemerintah, aspek agunan kebendaan, dan/atau garansi.

Sedangkan dalam mengukur kemampuan Bank menutup risiko kerugian, Bank telah menerapkan ketentuan PSAK No. 50 (Revisi2006) dan PSAK 55 (Revisi 2006) yaitu dengan membentuk Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN).

Page 110: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

7

Pengendalian risiko kredit dilakukan dengan memantau eksposur kredit dengan limit eksposur kredit, baik per sektor ekonomi maupun total portofolio. Review terhadap Batas Maksimum Pemberian Kredit secara periodik, dan memantau perubahan Non Performing Loan menurut segmen atau kolektibilitas konsumen serta peringatan dini terhadap penurunan kualitas kredit.

Review terhadap pengelolaan risiko kredit dilakukan oleh unit independen yang didukung dengan sistem informasi manajemen, dan hasil review dilaporkan kepada Dewan Komisaris dan Direksi.

f) Pendekatan yang digunakan dalam pembentukan CKPN

(i) Pembentukan CKPN secara Individu.

Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) Individu dibentuk dari kredit-kredit yang dikelompokkan ke dalam kredit yang dievaluasi secara Individual untuk kredit individu dengan plafond tertentu. Untuk kredit individu yang mengalami penurunan nilai akan dibuat arus kas masa datang. Besarnya CKPN adalah sebesar selisih antara nilai tercatat kredit dengan nilai kini dari arus kas masa datang yangdidiskonto menggunakan suku bunga efektif. Sedangkan untuk kredit individu yang mengalami penurunan nilai dan tidak dibuat arus kas masa datang, maka besarnya CKPN adalah sebesar 100%. Selain kredit dengan plafond tertentu, yang termasuk dalam kredit individual adalah kredit yang direstrukturisasi. Ketentuan kredit yang direstrukturisasi sama dengan ketentuan dalam kredit dengan plafon tertentu dimana besarnya CKPN adalah selisih antara nilai tercatat kredit dan nilai kini dari arus kas masa datang yang didiskonto menggunakan suku bunga efektif.

(ii) Pembentukan CKPN secara Kolektif

Kriteria evaluasi penurunan nilai secara kolektif mencakup seluruh kredit yang tidak dievaluasi secara individu, namun tidak terdapat bukti objektif terjadinya penurunan nilai dan sesuai dengan Ketentuan Bank Indonesia mengenai Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum dengan surat Edaran Bank Indonesia No.11/33/DPNP tanggal 8 Desember 2009 perihal perubahan atas Surat Edaran No.11/4/DPNP tanggal 27 Januari 2009 tentang Pelaksanaan Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia dan dalam menetukan besarnya penurunan nilai atas kredit secara kolektif, maka pembentukan CKPN menggunakan perhitungan berdasarkan metode Roll Rate melalui perhitungan Probability of default (PD), carrying amount (CA), dan loss given default (LGD) atau CKPN= PD x LGD x Outstanding (carrying amount).

Probability of Default (PD) dihitung dengan metode roll rate berdasarkan asumsi tunggakan kredit periode bulan tertentu berasal dari periode bulan sebelumnya dan perhitungan collective impairment menggunakan data 3 tahun terakhir.

Loss Given Default (LGD) diperoleh dengan menggunakan recovery rate berdasarkan data historis Bank Kalteng selama 5 tahun terakhir dan selanjutnya recovery rate tersebut digunakan sebagai pengurang untuk memperoleh nilai LGD. Nilai recovery rate adalah nilai bersih setelah dikurangi dengan biaya-biaya yang timbul dalam merealisasikan agunan dan/atau biaya yang timbul atas usaha yang dilakukan oleh Bank Kalteng untuk mendapatkan kembali aset yang tidak dibayar dengan perhitungan time of money atau menggunakan

Page 111: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

8

metode diskonto terhadap pengembalian pinjaman dengan mengunakan suku bunga pada saat terjadinya default.

Carrying Amount (CA) merupakan outstanding terakhir dari debitur pada saat penilaian dilakukan, tidak termasuk undisbursed loan yang dikonversi menjadi kredit dengan menggunakan credit conversion factor. Untuk transaksi off-balance seperti L/C dab B/G tidak termasuk, namun apabila L/C atau B/G tersebut berubah menjadi on balance dikarenakan debitur tidak membayar pada saat jatuh tempo dan/atau terdapat klaim dari pihak ketiga, maka CA transaksi L/C atau B/G adalah outstanding yang tertunggak.

2) Pengungkapan Kuantitatif

Proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian Risiko Kredit pada Bank Kalteng diatur dalam Buku Pedoman Perusahaan (BPP) Pedoman Standar Manajemen Risiko yang ditetapkan dengan Keputusan Direksi PT. Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Tengah Nomor DKR.22/SK-063/III-12 tanggal 22 Maret 2012.

Pengukuran risiko kredit maupun risiko lainnya pada Bank Kalteng menggunakan tools/aplikasi perhitungan yang sesuai dengan SE BI Nomor 13/23/DPNP tanggal 25 Oktober 2011. Hasil pengukuran risiko kredit tercantum dalam laporan penilaian profil risiko bank setiap triwulanan.

Upaya mitigasi risiko kredit pada Bank Kalteng dilakukan dengan membangun sistem pengendalian risiko kredit yang kuat, salah satunya mencakup pengawasan manajemen terhadap eksposur risiko kredit, penetapan limit toleransi risiko kredit, pembentukan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) dan memastikan kecukupan kebijakan internal dalam aktivitas perkreditan. Guna pengendalian risiko kredit, Bank Kalteng telah menetapkan limit toleransi risiko kredit dan Bank secara berkala melakukan pemantauan terhadap limit toleransi risiko kredit tersebut.

Pengukuran ATMR untuk Risiko Kredit Bank Kalteng dengan menggunakan metode Pendekatan Standar sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/6/DPNP tanggap 18 Februari 2014. Dalam perhitungan ATMR Risiko Kredit pada Bank Kalteng masih belum menggunakan peringkat (tanpa peringkat) untuk menentukan bobot risiko masing-masing kategori portofolio. Sementara eksposur Risiko Kredit yang diakibatkan kegagalan pihak lawan (counterparty credit risk) Bank Kalteng selama tahun 2014 adalah NIHIL.

Salah satu mitigasi risiko kredit adalah dengan agunan/jaminan. Sesuai SE Bank Indonesia Nomor 33/6/UKU tanggal 28 Februari 1991, jaminan pokok dari suatu pemberian kredit adalah keyakinan bank atas kesanggupan debitur untuk melunasi pinjamannya sesuai dengan yang diperjanjikan.

Kebijakan Bank Kalteng untuk jenis agunan utama yang diterima serta kebijakan, prosedur dan proses untuk menilai dan mengelola agunan Bank Kalteng diatur dalam Buku 1 Pedoman Umum Kebijaksanaan Perkreditan Bank Kalteng sebagaimana Surat Keputusan Direksi Nomor : DPT.12/SK-0060/VI-07 tanggal 1 Juni 2007. Agunan yang diterima telah ditaksasi sebagaimana kebijakan internal Bank Kalteng dengan tetap menerapkan prinsip kehati-hatian dan setiap pemberian kredit pada Bank kalteng juga dijamin oleh asuransi. Pihak-pihak pemberi jaminan pada Bank Kalteng adalah perusahaan asuransi berstatus BUMN dan swasta terkemuka seperti Jamkrindo, Askrindo, Himalaya Pelindung, AJB Bumi Putra, Jasa Raharja, Jasa Raharja Putra, Jiwasraya dan PT. Asuransi Bangun Askrida. Aturan kerjasama dengan pihak-pihak tersebut dituangkan dalam perjanjian kerjasama (PKS) dan dievaluasi secara periodik.

Page 112: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

9

3) Pengungkapan Tagihan Bersih dan Cadangan berdasarkan wilayah

Pedoman Umum Kebijakan Perkreditan Bank Kalteng diatur dengan Keputusan Direksi Nomor : DPT.12/SK-0060/VI-07 tanggal 1 Juni 2007 dan Pedoman Penyediaan Dana sebagaimana Keputusan Direksi Nomor : DTS.08/SK-0073/IV-12 tanggal 17 April 2012 bahwa dalam pengelolaan Tagihan Bersih dan Cadangan berdasarkan Wilayah belum diatur dan sebagaimana pengungkapannya pada tabel 2.1.a dan 2.4.a seluruhnya termasuk Wilayah 1.

b. Pengungkapan Risiko Kredit dengan Pendekatan Standar

1) Pengungkapan Kualitatif

Bank telah mengatur penggunaan peringkat dalam perhitungan ATMR untuk risiko kredit dalam Buku Pedoman Perusahaan Manajemen Risiko Kredit dan Pembiayaan. Dalam mengukur risiko kredit dengan menggunakan pendekatan standar model sesuai ketentuan PBI No. 14/18/PBI/2012 tanggal 28 November 2012 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum dan SE BI No. 13/6/DPNP tanggal 18 Februari 2011 tentang Pedoman Perhitungan Aset Tertimbang Menurut Risiko untuk Risiko Kredit dengan Menggunakan Pendekatan Standar, untuk instrumen kredit atau pinjaman Bank memberikan bobot risiko berdasarkan kelompok-kelompok counterparty untuk setiap jenis instrumen kredit.

2) Pengungkapan Kuantitaif

Jenis-jenis agunan sesuai kebijakan internal Bank berupa agunan kebendaan dan agunan atau jaminan perorangan, perusahaan, dan pemerintah. Agunan kebendaan terdiri dari barang bergerak, seperti mesin, peralatan, kendaraan, barang persediaan atau barang dagangan, deposito, tabungan, tagihan/piutang/termyn proyek dan sebagainya yang sifatnya mudah dialihkan atau diperjualbelikan. Agunan kebendaan lain yang dapat digunakan agunan berupa barang tidak bergerak, seperti tanah sawah, tanah tegal, tanah pekarangan kosong, tanah dan bangunan, pesawat udara, helikopter atau kapal dengan ukuran tertentu.

Kebijakan, prosedur, dan proses untuk menilai dan mengelola agunan didasarkan pada nilai pasar dan nilai likuidasi dengan tambahan safety margin sebagai upaya untuk mengurangi risiko kerugian.

Page 113: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

10

Tabel Pengungkapan Kuantitatif Risiko Kredit :

No. Kode

Lampiran Nama Tabel

1. Tabel 2.1.a Tabel Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah (Bank Kalteng hanya menggunakan 1 wilayah karena seluruh kantor Bank Kalteng berada di wilayah Kalimantan Tengah dan belum memiliki kantor pada wilayah di luar Kalimantan Tengah).

2. Tabel 2.2.a Tabel Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Sisa Jangka Waktu Kontrak.

3. Tabel 2.3.a Tabel Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Sektor Ekonomi.

4. Tabel 2.4.a Tabel Pengungkapan Tagihan dan Pencadangan Berdasarkan Wilayah.

5. Tabel 2.5.a Tabel Pengungkapan Tagihan dan Pencadangan berdasarkan Sektor Ekonomi.

Lanjutan Tabel Pengungkapan Kuantitatif Risiko Kredit :

No. Kode

Lampiran Nama Tabel

6. Tabel 2.6.a Tabel Pengungkapan Rincian Mutasi CKPN. 7. Tabel 3.1.a Tabel Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Kategori

Portofolio dan Skala Peringkat. 8. Tabel 4.1.a Tabel Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Bobot

Risiko Setelah Memperhitungkan MRK. 9. Tabel 4.2.a Tabel Pengungkapan Tagihan Bersih dan Teknik Mitigasi

Risiko Kredit. 10. Tabel 6.1.1 Tabel Pengungkapan Eksposur Aset di Neraca. 11. Tabel 6.1.2 Tabel Pengungkapan Eksposur Kewajiban

Komitmen/Kontijensi pada Transaksi Rekening Administrasi. 12. Tabel 6.1.7 Tabel Pengungkapan Total Pengukuran Risiko Kredit.

2. Risiko Pasar

Proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko pasar pada Bank Kalteng diatur dalam Buku Pedoman Perusahaan (BPP) Pedoman Standar Manajemen Risiko yang ditetapkan dengan Keputusan Direksi PT. Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Tengah Nomor DKR.22/SK-063/III-12 tanggal 22 Maret 2012.

Pengukuran risiko pasar maupun risiko lainnya pada Bank Kalteng menggunakan tools/aplikasi yang sesuai dengan SE BI Nomor 13/23/DPNP tanggal 25 Oktober 2011. Hasil pengukuran risiko pasar tercantum dalam laporan penilaian profil risiko bank setiap triwulanan.

Bank Kalteng merupakan Bank Umum yang belum berorientasi Bank Devisa sehingga eksposur risiko pasar dari trading tidak signifikan.Walaupun masih belum terlalu dipengaruhi oleh perubahan kondisi pasar baik regional maupun nasional, namun Bank Kalteng tetap mewaspadai perubahan kondisi pasar terutama perubahan suku bunga. Bank belum memperhitungkan beban modal dan ATMR risiko pasar karena Bank Kalteng belum memenuhi kriteria untuk memperhitungkan beban modal dan ATMR risiko pasar sesuai Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/18/PBI/2012 tanggal 28 November 2012 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum.

Page 114: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

11

3. Risiko Likuiditas

Pengukuran risiko likuiditas maupun risiko lainnya pada Bank Kalteng dihitung dengan tools/aplikasi dengan hasil pengukuran dilihat dalam laporan penilaian profil risiko bank setiap triwulanan.

Bank Kalteng selama tahun 2014 tidak mempunyai permasalahan likuiditas. Indikator peringatan dini permasalahan likuiditas dilakukan antara lain dengan pemantauan Giro Wajib Minimum, pemantauan saldo Giro Bank Indonesia serta melakukan stress test likuiditas pada saat terjadi kejadian eksternal yang mungkin berpengaruh terhadap likuiditas bank.

Guna pengendalian risiko likuiditas, Bank Kalteng telah menetapkan limit toleransi risiko likuiditas dan Bank secara berkala melakukan pemantauan terhadap limit toleransi risiko likuiditas tersebut.

Profil Maturitas Bank Kalteng posisi 31 Desember 2014 sebagaimana tercantum dalam Lampiran Tabel 9.1.a.

4. Risiko Operasional

Mekanisme yang digunakan Bank dalam mengidentifikasi risiko operasional adalah dengan melakukan pemantauan terhadap laporan hasil pengawasan audit intern maupun ekstern termasuk pemantauan terhadap tindaklanjut komitmen auditee khususnya terkait masalah TI dan SDM. Identifikasi risiko operasional juga dilakukan dengan cara pemantauan terhadap kejadian-kejadian internal maupun eksternal yang berpotensi menimbulkan risiko operasional dan merugikan bank.

Pengukuran risiko operasional maupun risiko lainnya pada Bank Kalteng dibantu dengan tools/aplikasidan dengan hasil pengukuran risiko operasional tercantum dalam laporan penilaian profil risiko bank setiap triwulanan. Sedangkan pengukuran ATMR Risiko Operasional dengan metode Pendekatan Indikator Dasar.

Upaya mitigasi risiko operasional antara lain dengan melakukan pembinaan terhadap risk taking unit agar melaksanakan tugas pekerjaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, meningkatkan kualitas dan proses kontrol internal, meningkatkan kualitas SDM melalui berbagai pelatihan, sertifikasi dan seminar serta peningkatan layanan perbankan melalui perbaikan infrastruktur yang dibutuhkan termasuk Sistem Informasi Teknologi. Di samping itu, dalam rangka upaya mitigasi bencana dan untuk memastikan berjalannya bisnis usaha bank, ujicoba Bussiness Continuity Plan (BCP) dilaksanakan sekali dalam setahun.

Perhitungan Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) Operasional sebagaimana dimaksud dalam Lampiran Tabel 8.1.a.

5. Risiko Hukum

Risiko Hukum selain bersumber dari tuntutan hukum dapat juga bersumber antara lain dari kelemahan aspek yuridis yang disebabkan oleh lemahnya perikatan yang dilakukan oleh Bank, ketiadaan dan/atau perubahan peraturan perundang-undangan yang menyebabkan suatu transaksi yang telah dilakukan Bank menjadi tidak sesuai dengan ketentuan yang akan ada, dan proses litigasi baik yang timbul dari gugatan pihak ketiga terhadap Bank maupun Bank terhadap pihak ketiga.

Upaya mitigasi risiko hukum antara lain dengan memberikan sosialisasi kepada seluruh Pejabat dan Pegawai terkait masalah Anti Fraud dan penerapan Anti Pencucian Uang – Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU-PPT), melakukan kajian hukum dan risiko terhadap produk/aktivitas baru, draf Keputusan/Edaran Direksi dan draf Perjanjian Kerjasama dengan pihak ekstern, serta melakukan pembinaan kepada satuan kerja terkait hasil temuan auditor yang berpotensi menimbulkan risiko hukum.

Page 115: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

12

6. Risiko Stratejik

Manajemen Risiko untuk Risiko Stratejik adalah untuk memastikan bahwa proses Manajemen Risiko dapat meminimalkan kemungkinan dampak negatif dari ketidaktepatan pengambilan keputusan stratejik dan kegagalan dalam mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis. Rencana stratejik bank dalam bentuk Rencana Bisnis Bank akan memperhatikan perubahan lingkungan bisnis baik eksternal maupun internal.

Mekanisme pengukuran kemajuan yang dicapai dari Rencana Bisnis Bank adalah dengan membandingkan hasil realisasi Rencana Bisnis dengan target yang telah disepakati dalam Rencana Bisnis Bank.

7. Risiko Kepatuhan

Risiko Kepatuhan adalah risiko akibat Bank tidak mematuhi dan/atau tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku.

Kelompok Manajemen Risiko melakukan pemantauan dan pengendalian risiko kepatuhan antara lain dengan cara :

memastikan setiap draf kebijakan, prosedur maupun perjanjian kerjasama harus dikaji terlebih dahulu oleh Divisi Kepatuhan dalam hal ini oleh Kelompok Hukum atau Staf Ahli Direksi Bidang Hukum agar sesuai dengan standar yang berlaku secara umum, ketentuan dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.

melakukan pemantauan terhadap tindaklanjut komitmen-komitmen bank terhadap temuan auditor.

melakukan pembinaan terhadap satuan kerja yang melakukan pelanggaran ketentuan yang mengakibatkan bank dikenakan sanksi oleh pihak ekstern.

meningkatkan kemampuan SDM dengan cara mengikutkan pejabat dan pegawai dalam kursus-kursus, seminar, pelatihan maupun pendidikan sehingga potensi human eror dapat diminimalisir dan pelanggaran/kesalahan yang sama tidak terjadi lagi di kemudian hari.

8. Risiko Reputasi

Penyelesaian pengaduan nasabah pada Bank Kalteng masih dikelola oleh Divisi Treasury dan bekerjasama dengan satuan kerja terkait seperti unit pelayanan nasabah pada Kantor Cabang/Cabang Pembantu/Kas. Mekanisme pengendalian risiko reputasi bank antara lain melalui surat-surat pembinaan meminta/mewajibkan risk taking unit untuk selalu menjaga kredibilitas Bank dan tanggap dalam merespon segala keluhan dan pemberitaan negatif tentang Bank Kalteng.

Disamping itu, guna memastikan kualitas pelayanan kepada nasabah tetap terjaga, Bank Kalteng telah memiliki Buku Pedoman Perusahaan (BPP) Standar Layanan. Pada tahun 2014, Bank Kalteng bekerjasama dengan Marketing Research Indonesia dan Asbanda untuk melakukan survey terhadap kepuasan nasabah dan standar pelayanan bank, sehingga Bank dapat mengetahui harapan nasabah terhadap pelayanan Bank.

Pelaksanaan manajemen risiko reputasi pada Bank Kalteng antara lain dengan segera menindaklanjuti dan mengatasi adanya keluhan nasabah dan gugatan hukum yang dapat meningkatkan eksposur Risiko Reputasi. Keluhan nasabah dan gugatan hukum tersebut ditangani dan ditindaklanjuti oleh bagian Humas atau satuan kerja terkait lain.

Mekanisme pengelolaan risiko reputasi baik pada saat krisis maupun saat normal diatur dalam Buku Pedoman Perusahaan (BPP) Pedoman Standar Manajemen Risiko, dilakukan dengan 2 (dua) mekanisme yaitu :

Page 116: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

13

Pencegahan terjadinya kejadian yang menimbulkan Risiko Reputasi, antara lain dengan bentuk kegiatan tanggung jawab sosial (Corporate Social Responsibility) yang diharapkan dapat membangun reputasi positif dari pemangku kepentingan terhadap Bank atau dengan komunikasi/edukasi secara rutin kepada pemangku kepentingan dalam rangka membentuk reputasi positif dari pemangku kepentingan.

Pemulihan reputasi Bank setelah terjadi kejadian yang menimbulkan Risiko Reputasi, yaitu segala respons Bank untuk memulihkan reputasi dan mencegah terjadinya pemburukan reputasi Bank.

Berikut ini disampaikan rekapitulasi tabel sebagaimana SE BI Nomor 14/35/DPNP tanggal 10 Desember 2012 yang tidak sesuai dengan kondisi dan kompleksitas Bank Kalteng :

No. Kode Tabel Keterangan Ketidaksesuaian 1. Tabel 1.b Khusus Bank Asing. 2. Tabel 2.1.b Khusus Bank dengan Perusahaan Anak. 3. Tabel 2.2.b Khusus Bank dengan Perusahaan Anak. 4. Tabel 2.3.b Khusus Bank dengan Perusahaan Anak. 5. Tabel 2.4.b Khusus Bank dengan Perusahaan Anak. 6. Tabel 2.5.b Khusus Bank dengan Perusahaan Anak. 7. Tabel 2.6.b Khusus Bank dengan Perusahaan Anak. 8. Tabel 3.1.b Khusus Bank dengan Perusahaan Anak.

9. Tabel 3.2 Khusus Risiko Kredit Pihak Lawan (Counterparty Credit Risk).

10. Tabel 4.1.b Khusus Bank dengan Perusahaan Anak. 11. Tabel 4.2.b Khusus Bank dengan Perusahaan Anak. 12. Tabel 5.1, Tabel 5.2 Khusus Transaksi Sekuritisasi.

13. Tabel 6.1.3 Khusus Eksposur Risiko Kredit akibat kegagalan Pihak Lawan (Counterparty Credit Risk).

14. Tabel 6.1.4 Khusus Eksposur Risiko Kredit akibat kegagalan Setelmen. 15. Tabel 6.1.5 Khusus Eksposur Transaksi Sekuritisasi. 16. Tabel 6.1.6 Khusus Eksposur di Unit Usaha Syariah.

17. Tabel 6.2 Khusus Perhitungan ATMR Kredit bagi Bank dengan Perusahaan Anak.

18. Tabel 7.1, Tabel 7.2 Khusus Perhitungan Risiko Pasar 19. Tabel 8.1.b Khusus Bank dengan Perusahaan Anak. 20. Tabel 9.1.b Khusus Bank dengan Perusahaan Anak. 21. Tabel 9.2 Khusus perhitungan valas.

Page 117: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

14

Tabel 1.a. Pengungkapan Kuantitatif Struktur Permodalan Bank Umum

Bank Konsolidasi Bank Konsolidasi

(1) (3) (4) (3) (4)

I KOMPONEN MODAL

A 682.921 514.566

1 Modal disetor 365.680 184.396

2 Cadangan Tambahan Modal 317.241 330.170

3 Modal Inovatif - -

4 Faktor Pengurang Modal Inti - -

5 Kepentingan Non Pengendali - -

B 22.818 27.647

1 Level Atas (Upper Tier 2) 22.818 27.647

2 Level Bawah (Lower Tier 2) maksimum 50% Modal Inti - -

3 Faktor Pengurang Modal Pelengkap - -

C - -

Eksposur Sekuritisasi - -

D - -

E- -

II 705.739 542.213

III

705.739 542.213

IV 1.825.451 1.571.573

V 574.168 640.181

VI - -

A - -

B - -

VIII29,41% 24,52%

Modal Inti

Posisi 31 Desember 2013KOMPONEN MODAL

Posisi 31 Desember 2014

ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR) UNTUK RISIKO OPERASIONAL

Modal Pelengkap Tambahan Yang Memenuhi Persyaratan (Tier 3)

MODAL PELENGKAP TAMBAHAN YANG DIALOKASIKAN UNTUK MENGANTISIPASI

RISIKO PASAR

Modal Pelengkap

Faktor Pengurang Modal Inti dan Modal Pelengkap

(2)

Metode Standar

Metode internal

ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR) UNTUK RISIKO PASAR

RASIO KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM UNTUK RISIKO KREDIT, RISIKO

OPERASIONAL DAN RISIKO PASAR [III : (IV + V + VI)]

TOTAL MODAL INTI DAN MODAL PELENGKAP (A + B - C)

TOTAL MODAL INTI, MODAL PELENGKAP,DAN MODAL PELENGKAP TAMBAHAN

YANG DIALOKASIKAN UNTUK MENGANTISIPASI RISIKO PASAR (A + B - C + E)

ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR) UNTUK RISIKO KREDIT

Page 118: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

15

Tabel 2.1.a. Pengungkapan Tagihan Bersih berdasarkan Wilayah – Bank Secara Individual

( dalam rupiah )

Wilayah 1 Wilayah 2 Tota l

1 Tagihan yang Telah Jatuh Tempo 20.123.168.498 20.123.168.498

2 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 123.208.075.667 123.208.075.667

3 Tagihan Kepada Korporasi 10.283.869.546 10.283.869.546

4 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik 6.633.858.180 6.633.858.180

5 Kredit Pegawai atau Pensiun 2.271.507.487.192 2.271.507.487.192

6 Kredit Beragun Rumah Tinggal 41.396.963.377 41.396.963.377

7 Kredit Beragun Properti Komersial 123.649.245 123.649.245

TOTAL 2.473.277.071.705 2.473.277.071.705

Kategori PortofolioNo. Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah

31/12/2014

( dalam rupiah )

Wilayah 1 Wilayah 2 Tota l

1 Tagihan kepada Pemerintah 593.578.502.668 593.578.502.668

2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik 6.594.718.417 6.594.718.417

3 Tagihan kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional - -

4 Tagihan kepada Bank 542.866.236.336 542.866.236.336

5 Kredit Beragun Rumah Tinggal 41.396.237.113 41.396.237.113

6 Kredit Beragun Properti Komersial 123.981.348 123.981.348

7 Kredit Pegawai atau Pensiun 2.287.400.097.377 2.287.400.097.377

8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel Total 123.053.633.073 123.053.633.073

9 Tagihan Kepada Korporasi 10.222.970.716 10.222.970.716

10 Tagihan yang Telah Jatuh Tempo 8.244.446.333 8.244.446.333

11 Aset Lainnya 370.745.518.002 370.745.518.002

TOTAL 3.984.226.341.383 3.984.226.341.383

No. Kategori Portofolio

31/12/2013

Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah

Page 119: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

16

Tabel 2.2.a. Pengungkapan Tagihan Bersih berdasarkan Sisa Jangka Waktu Kontrak – Bank Secara Individual

(dalam rupiah)

≤1 tahun 1 thn sd 3 thn > 3 thn sd 5 thn > 5 thn Non-Kontraktual Total

Tagihan yang Telah Jatuh Tempo 7.124.924.532 4.699.078.464 3.065.414.306 8.510.859.698 23.400.277.000

Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 183.275.226.120 8.680.602.603 123.735.779 - 192.079.564.502

Tagihan Kepada Korporasi 34.182.349.613 - - - 34.182.349.613

Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik - - 6.855.038.904 - 6.855.038.904

Kredit Pegawai atau Pensiun 1.631.488.797.047 591.361.178.820 264.806.688.671 57.742.048.959 2.545.398.713.497

Kredit Beragun Rumah Tinggal 35.461.856.853 16.891.472.493 59.353.716 - 52.412.683.062

Kredit Beragun Properti Komersial - 85.729.611 - - 85.729.611

-

TOTAL 1.891.533.154.165 621.718.061.991 274.910.231.376 66.252.908.657 - 2.854.414.356.189

Tagihan bersih berdasarkan jangka waktu kontrak Kategori Portofolio

31/12/2014

(dalam rupiah)

≤1 tahun ³ 1 thn sd 3 thn > 3 thn sd 5 thn > 5 thn Non-Kontraktua l Tota l

Tagihan kepada Pemerintah - - - - - -

Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik - - 6.633.858.180 - - 6.633.858.180

Tagihan kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga

International - - - - - -

Tagihan kepada Bank - - - - - -

Kredit Beragun Rumah Tinggal 50.370.426.739 48.316.558.599 6.807.641.231 17.713.449.098 - 123.208.075.667

Kredit Beragun Properti Komersial 14.720.844.348 1.781.004.370 1.172.226.219 2.449.093.561 - 20.123.168.498

Kredit Pegawai atau Pensiun 255.000.000 - - 10.028.869.546 - 10.283.869.546

Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 331.633.116 1.923.795.959 3.044.143.311 36.097.390.991 - 41.396.963.377

Tagihan Kepada Korporasi 90.390.519.566 263.691.641.973 397.835.751.476 1.519.589.574.177 - 2.271.507.487.192

Tagihan yang Telah Jatuh Tempo 52.230.801 - - 71.418.444 - 123.649.245

Aset Lainnya - - - - - -

TOTAL 156.120.654.570 315.713.000.901 415.493.620.417 1.585.949.795.817 - 2.473.277.071.705

Kategori Portofolio

31/12/2013

Tagihan bersih berdasarkan jangka waktu kontrak

Page 120: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

17

Tabel 2.3.a. Pengungkapan Tagihan Bersih berdasarkan Sektor Ekonomi – Bank Secara Individual

( dalam rupiah )

Sektor Ekonomi

Tagihan Kepada

Entitas Sektor

Publik

Tagihan Kepada

Korporasi

Tagihan Kepada

Usaha Mikro, Usaha

Kecil dan Portofolio

Ritel

Kredit Beragun

Rumah Tinggal

Kredit Pegawai

atau Pensiun

Kredit Beragun

Properti Komersial

Tagihan yang

Telah Jatuh Tempo

31/12/2014

Industri Pengolahan - - 2.623.815.887 - - - 429.575.506

Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya, Hiburan & Perorangan Lain - - 31.453.002.557 - 2.702.804.640 - 1.847.767.786

Jasa Kesehatan & Kegiatan Sosial - - 3.672.406.271 - - - -

Jasa Pendidikan - - 655.857.766 - - - 24.936.447

Jasa Perorangan yang Melayani Rumah Tangga - - 1.692.074.968 - - - 38.579.754

Konstruksi - - 161.365.639 - - - -

Listrik Gas & Air - 34.182.349.613 7.587.428.500 - - - 7.387.749.866

Penyediaan Akomodasi & Penyediaan Makan Minum 6.855.038.904 - 337.750.000 - - - -

Perdagangan Besar & Eceran - - 7.977.557.047 - - 16.635.667 508.585.286

Perikanan - - 94.014.073.870 - 43.138.161 - 3.847.813.755

Pertambangan & Penggalian - - 4.923.929.842 - - - 361.473.469

Pertanian, Perburuan & Kehutanan - - 31.031.107 - - - 24.518.259

Real Estate, Usaha Persewaan & Jasa Perusahaan - - 33.307.370.039 - - - 1.920.256.199

Rumah Tangga - - 2.029.229.618 - - - 31.212.525

Transportasi, Pergudangan & Komunikasi - - - 52.412.683.062 2.542.652.770.696 69.093.944 6.800.961.111

- - 1.612.671.391 - - - 176.847.037

Sektor EkonomiTagihan Kepada

Pemerintah

Tagihan Kepada

Entitas Sektor Publik

Tagihan Kepada Bank

Pembangunan

Mutilateral

Tagihan Kepada BankKredit Beragun Rumah

Tinggal

Kredit Beragun

Properti Komersial

Kredit Pegawai atau

Pensiun

Tagihan Kepada

Usaha Mikro, Usaha

Kecil dan Portofolio

Ritel

Tagihan Kepada

Korporasi

Posisi 31/12/2013 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

Industri Pengolahan - - - - - - - 3.881.837.626 -

Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya, Hiburan & Perorangan Lain - - - - - - - 12.730.745.591 -

Jasa Kesehatan & Kegiatan Sosial - - - - - - - 1.450.547.690 -

Jasa Pendidikan - - - - - - - 799.000.354 -

Jasa Perorangan yang Melayani Rumah Tangga - - - - - - - 898.162.363 -

Konstruksi - - - - - - - 8.537.968.039 10.283.869.546

Listrik Gas & Air - 6.633.858.180 - - - - - - -

Penyediaan Akomodasi & Penyediaan Makan Minum - - - - - 49.737.757 - 6.794.680.191 -

Perdagangan Besar & Eceran - - - - - 2.493.044 82.645.245 59.732.775.310 -

Perikanan - - - - - - - 2.974.115.075 -

Pertambangan & Penggalian - - - - - - - 107.968.273 -

Pertanian, Perburuan & Kehutanan - - - - 421.673.920 - - 19.794.392.306 -

Real Estate, Usaha Persewaan & Jasa Perusahaan - - - - - - - 3.390.658.790 -

Rumah Tangga - - - - 40.975.289.457 71.418.444 2.271.424.841.947 - -

Transportasi, Pergudangan & Komunikasi - - - - - - - 2.115.224.059 -

Tota l - 6.633.858.180 - - 41.396.963.377 123.649.245 2.271.507.487.192 123.208.075.667 10.283.869.546

Page 121: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

18

Tabel 2.4.a. Pengungkapan Tagihan dan Pencadangan berdasarkan Wilayah – Bank Secara Individual

Wilayah 1 Wilayah 2 Total

1 Tagihan - -

2 Tagihan yang mengalami penurunan nilai (impaired) - -

a. Belum jatuh tempo - -

b. Telah jatuh tempo - -

3 Cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) - Individual - -

4 Cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) - Kolektif 18.839.195.533 18.839.195.533

5 Tagihan yang dihapus buku - -

CATATAN :

- Angka CKPN Kolektif disajikan secara global mengikuti Laporan Keuangan 2014 audited

No. Kategori Portofolio Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah

31/12/2014

Page 122: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

19

Tabel 2.5.a. Pengungkapan Tagihan dan Pencadangan Berdasarkan Sektor Ekonomi - Bank secara Individual

Posisi 31/12/2014

(dalam rupiah)

Belum Jatuh Tempo Telah Jatuh Tempo

1 Industri Pengolahan Total 3.053.391.393 223.445.976

2

Jasa Kemasyarakatan, Sosial

Budaya, Hiburan & Perorangan Lain

Total

36.003.574.983 1.423.757.656

3Jasa Kesehatan & Kegiatan Sosial

Total 3.672.406.271 11.933.286

4 Jasa Pendidikan Total 680.794.213 34.280.154

5Jasa Perorangan yang Melayani

Rumah Tangga Total 1.730.654.722 29.517.889

6Kegiatan yang Belum Jelas

Batasannya Total 161.365.639 790.692

7 Konstruksi Total 49.157.527.979 6.048.839.983

8 Listrik Gas & Air Total 7.192.788.904 18.107.068

9Penyediaan Akomodasi &

Penyediaan Makan Minum Total 8.502.778.000 258.206.684

10 Perdagangan Besar & Eceran Total 97.905.025.786 2.725.903.113

11 Perikanan Total 5.285.403.311 286.881.828

12 Pertambangan & Penggalian Total 55.549.366 11.847.262

13Pertanian, Perburuan & Kehutanan

Total 35.227.626.238 1.213.339.873

14Real Estate, Usaha Persewaan &

Jasa Perusahaan Total 2.060.442.143 21.614.490

15 Rumah Tangga Total 2.601.935.508.813 6.431.178.458

16Transportasi, Pergudangan &

Komunikasi Total 1.789.518.428 99.551.121

TOTAL 2.854.414.356.189 18.839.195.533

CATATAN :

- Angka CKPN Kolektif disajikan secara global mengikuti Laporan Keuangan 2014 audited

Tagihan Hapus BukuSektor EkonomiNo. Tagihan Tagihan yang Mengalami Penurunan Nilai

CKPN Individual CKPN Kolektif

Page 123: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

20

Posisi 31/12/2013

(dalam rupiah)

Be lum Jatuh Tempo Te lah Jatuh Tempo

1 Industri Pengolahan 4.095.254.563

2Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya,

Hiburan & Perorangan Lain 14.427.487.750

3 Jasa Kesehatan & Kegiatan Sosial 1.450.547.690

4 Jasa Pendidikan 828.933.511

5Jasa Perorangan yang Melayani

Rumah Tangga 995.112.502

6 Konstruksi 25.255.233.530

7 Listrik Gas & Air 6.633.858.180

8Penyediaan Akomodasi & Penyediaan

Makan Minum 7.273.468.461

9 Perdagangan Besar & Eceran 63.920.033.760

10 Perikanan 3.294.780.908

11 Pertambangan & Penggalian 107.968.273

12 Pertanian, Perburuan & Kehutanan 20.741.928.512

13Real Estate, Usaha Persewaan & Jasa

Perusahaan 3.402.668.454

14 Rumah Tangga 2.318.660.404.644

15Transportasi, Pergudangan &

Komunikasi 2.189.390.967

TOTAL 2.473.277.071.705 14.416.459.123

CKPN Kolektif Tagihan Hapus BukuNo. Sektor Ekonomi Tagihan Tagihan yang Menga lami Penurunan Nila i

CKPN Individua l

Page 124: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

21

Tabel 2.6.a. Pengungkapan Rincian Mutasi Cadangan Kerugian Penurunan Nilai - Bank secara Individual

No

CKPN Individual CKPN Kolektif

(1) (3) (4)

1 - 16.160

2 - (1.744)

2.a Pembentukan CKPN pada periode berjalan - -

2.b Pemulihan CKPN pada periode berjalan - -

3 - -

4 - -

- 14.416

(dlm jutaan rupiah)

No

CKPN Individual CKPN Kolektif

(1) (3) (4)

1 - 14.416

2 - (2.684)

2.a Pembentukan CKPN pada periode berjalan - -

2.b Pemulihan CKPN pada periode berjalan - 2.684

3 - -

4 - -

- 11.732

(2)

Keterangan Posisi 31/12/2013

(2)

Saldo Awal CKPN

Pembentukan (pemulihan) CKPN pada periode

CKPN yang digunakan untuk melakukan hapus

Pembentukan (pemulihan) lainnya pada periode

Saldo akhir CKPN

Keterangan Posisi 31/12/2014

Saldo Awal CKPN

Pembentukan (pemulihan) CKPN pada periode

CKPN yang digunakan untuk melakukan hapus

Pembentukan (pemulihan) lainnya pada periode

Saldo akhir CKPN

Page 125: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

22

Tabel 3.1.a. Pengungkapan Tagihan Bersih berdasarkan Kategori Portofolio dan Skala Peringkat – Bank Secara Individual

(dalam jutaan)

Dengan Tanpa TOTAL

Peringkat Peringkat

(1) (2) (3) (4) (5)

A Eksposur Neraca

1 Tagihan Kepada Pemerintah - 839.971 839.971

2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik - 6.837 6.837

3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional - - -

4 Tagihan Kepada Bank - 502.676 502.676

5 Kredit Beragun Rumah Tinggal - 52.586 52.586

6 Kredit Beragun Properti Komersial - 86 86

7 Kredit Pegawai/Pensiunan - 2.562.213 2.562.213

8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel - 192.040 192.040

9 Tagihan Kepada Korporasi - 34.100 34.100

10 Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo - 8.071 8.071

11 Aset Lainnya - 448.280 448.280

Total Eksposur Neraca - 4.646.860 4.646.860

B Eksposur Rekening Administratif

1 Tagihan Kepada Pemerintah - 2.277 2.277

2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik - - -

3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional - - -

4 Tagihan Kepada Bank - - -

5 Kredit Beragun Rumah Tinggal - - -

6 Kredit Beragun Properti Komersial - - -

7 Kredit Pegawai/Pensiunan - - -

8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel - 44.854 44.854

9 Tagihan Kepada Korporasi - 20.682 20.682

10 Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo - - -

Total Eksposur Rekening Administratif - 67.813 67.813

Total (A+B) - 4.714.673 4.714.673

(dalam jutaan)

Dengan Tanpa TOTAL

Peringkat Peringkat

(1) (2) (3) (4) (5)

A Eksposur Neraca

1 Tagihan Kepada Pemerintah - 1.062.692 1.062.692

2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik - 17.717 17.717

3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional - - -

4 Tagihan Kepada Bank - 188.323 188.323

5 Kredit Beragun Rumah Tinggal - 23.851 23.851

6 Kredit Beragun Properti Komersial - 332 332

7 Kredit Pegawai/Pensiunan - 2.144.251 2.144.251

8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel - 87.415 87.415

9 Tagihan Kepada Korporasi - 2.424 2.424

10 Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo - 5.124 5.124

11 Aset Lainnya - 385.044 385.044

Total Eksposur Neraca - 3.917.173 3.917.173

B Eksposur Rekening Administratif

1 Tagihan Kepada Pemerintah - 6.757 6.757

2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik - - -

3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional - - -

4 Tagihan Kepada Bank - - -

5 Kredit Beragun Rumah Tinggal - - -

6 Kredit Beragun Properti Komersial - - -

7 Kredit Pegawai/Pensiunan - - -

8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel - 52.805 52.805

9 Tagihan Kepada Korporasi - 21.395 21.395

10 Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo - - -

Total Eksposur Rekening Administratif - 80.957 80.957

Total (A+B) - 3.998.130 3.998.130

No. Kategori Portofolio

No. Kategori Portofolio

Posisi 31/12/2013

Posisi 31/12/2014

Page 126: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

23

Tabel 3.2 Pengungkapan Risiko Kredit Pihak Lawan: Transaksi Derivatif, Transaksi Repo dan

Transaksi Reverse Repo

Bank Kalteng tidak memiliki Pengungkapan Risiko Kredit Pihak Lawan (Counterparty Credit Risk), yaitu Transaksi Derivatif, Transaksi Repo dan Transaksi Reverse Repo

Page 127: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

24

Tabel 4.1.a. Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Bobot Risiko Setelah Memperhitungkan DampakMitigasi Risiko Kredit - Bank secara Individual

(dalam jutaan)

ATMR

0% 20% 35% 40% 45% 50% 75% 100% 150% Lainnya

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)

A Eksposur Neraca

1 Tagihan Kepada Pemerintah - - - - - - - - - - -

2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik - - - - - 6.837 - - - - 6.837

3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional - - - - - - - - - - -

4 Tagihan Kepada Bank - 502.676 - - - - - - - - 502.676

5 Kredit Beragun Rumah Tinggal - - 19.957 28.089 4.539 - - - - - 52.585

6 Kredit Beragun Properti Komersial - - - - - - - 86 - - 86

7 Kredit Pegawai/Pensiunan - - - - - 2.562 - - - - 2.562

8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel - - - - - - 192.041 - - - 192.041

9 Tagihan Kepada Korporasi - - - - - - - 34.100 - - 34.100

10 Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo - - - - - - - 1.007 7.063 - 8.070

11 Aset Lainnya - - - - - - - - - 159.816 159.816

Total Eksposur Neraca - 502.676 19.957 28.089 4.539 9.399 192.041 35.193 7.063 159.816 958.773

B Eksposur Transaksi Rekening Administratif (TRA)

1 Tagihan Kepada Pemerintah - - - - - - - 2.277 - - 2.277

2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik - - - - - - - - - - -

3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional - - - - - - - - - - -

4 Tagihan Kepada Bank - - - - - - - - - - -

5 Kredit Beragun Rumah Tinggal - - - - - - - - - - -

6 Kredit Beragun Properti Komersial - - - - - - - - - - -

7 Kredit Pegawai/Pensiunan - - - - - - - - - - -

8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel - - - - - - 44.958 - - - 44.958

9 Tagihan Kepada Korporasi - - - - - - - 36.772 - - 36.772

10 Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo - - - - - - - - - - -

Total Eksposur TRA - - - - - - 44.958 39.049 - - 84.007

Total (A+B) - 502.676 19.957 28.089 4.539 9.399 236.999 74.242 7.063 159.816 1.042.780

Tagihan Bersih Setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko KreditNo. Kategori Portofolio

Posisi 31/12/2014

Page 128: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

25

(dalam jutaan)

ATMR

0% 20% 35% 40% 45% 50% 75% 100% 150% Lainnya

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)

A Eksposur Neraca

1 Tagihan Kepada Pemerintah - - - - - - - - - - -

2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik - - - - - 3.297 - - - - 3.297

3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional - - - - - - - - - - -

4 Tagihan Kepada Bank - 108.573 - - - - - - - - 108.573

5 Kredit Beragun Rumah Tinggal - - 3.993 11.629 412 - - - - - 16.034

6 Kredit Beragun Properti Komersial - - - - - - - 124 - - 124

7 Kredit Pegawai/Pensiunan - - - - - 1.143.700 - - - - 1.143.700

8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel - - - - - - 92.290 - - - 92.290

9 Tagihan Kepada Korporasi - - - - - - - 10.223 - - 10.223

10 Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo - - - - - - - 722 11.284 - 12.006

11 Aset Lainnya - - - - - - - - - 96.008 96.008

Total Eksposur Neraca - 108.573 3.993 11.629 412 1.146.997 92.290 11.069 11.284 96.008 1.482.255

B Eksposur Transaksi Rekening Administratif (TRA)

1 Tagihan Kepada Pemerintah - - - - - - - - - - -

2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik - - - - - - - - - - -

3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional - - - - - - - - - - -

4 Tagihan Kepada Bank - - - - - - - - - - -

5 Kredit Beragun Rumah Tinggal - - - - - - - - - - -

6 Kredit Beragun Properti Komersial - - - - - - - - - - -

7 Kredit Pegawai/Pensiunan - - - - - - - - - - -

8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel - - - - - - 36.578 - - - 36.578

9 Tagihan Kepada Korporasi - - - - - - - 52.740 - - 52.740

10 Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo - - - - - - - - - - -

Total Eksposur TRA - - - - - - 36.578 52.740 - - 89.318

Total (A+B) - 108.573 3.993 11.629 412 1.146.997 128.868 63.809 11.284 96.008 1.571.573

No. Kategori Portofolio

Posisi 31/12/2013

Tagihan Bersih Setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko Kredit

Page 129: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

26

Tabel 4.2.a. Pengungkapan Tagihan Bersih dan Teknik Mitigasi Risiko Kredit - Bank secara Individual

(dalam jutaan)

Tagihan Bersih Bagian Yg

Agunan Garansi Asuransi Kredit Lainnya Tidak Dijamin

(1) (2) (3) (4) (5) (7) (8) (9)

A Eksposur Neraca

1 Tagihan Kepada Pemerintah 839.971 - - - - 839.971

2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik 6.837 - - - - 6.837

3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional - - - - - -

4 Tagihan Kepada Bank 502.676 - - - - 502.676

5 Kredit Beragun Rumah Tinggal 52.586 - - - - 52.586

6 Kredit Beragun Properti Komersial 86 - - - - 86

7 Kredit Pegawai/Pensiunan 2.562.213 - - - - 2.562.213

8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 192.040 - - - - 192.040

9 Tagihan Kepada Korporasi 34.100 - - - - 34.100

10 Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo 8.071 - - - - 8.071

11 Aset Lainnya 448.280 - - - - 448.280

Total Eksposur Neraca 4.646.860 - - - - 4.646.860

B Eksposur Rekening Administratif

1 Tagihan Kepada Pemerintah 2.277 - - - - 2.277

2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik - - - - - -

3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional - - - - - -

4 Tagihan Kepada Bank - - - - - -

5 Kredit Beragun Rumah Tinggal - - - - - -

6 Kredit Beragun Properti Komersial - - - - - -

7 Kredit Pegawai/Pensiunan - - - - - -

8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 44.854 - - - - 44.854

9 Tagihan Kepada Korporasi 20.682 - - - - 20.682

10 Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo - - - - - -

Total Eksposur Rekening Administratif 67.813 - - - - 67.813

Total (A+B) 4.714.673 - - - - 4.714.673

No. Kategori Portofolio Bagian Yang Dijamin Dengan

Posisi 31/12/2014

Page 130: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

27

(dalam jutaan)

Tagihan Bersih Bagian Yg

Agunan Garansi Asuransi Kredit Lainnya Tidak Dijamin

(1) (2) (3) (4) (5) (7) (8) (9)

A Eksposur Neraca

1 Tagihan Kepada Pemerintah 1.062.692 - - - - 1.062.692

2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik 17.717 - - - - 17.717

3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional - - - - - -

4 Tagihan Kepada Bank 188.323 - - - - 188.323

5 Kredit Beragun Rumah Tinggal 23.851 - - - - 23.851

6 Kredit Beragun Properti Komersial 332 - - - - 332

7 Kredit Pegawai/Pensiunan 2.144.251 - - - - 2.144.251

8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 87.415 - - - - 87.415

9 Tagihan Kepada Korporasi 2.424 - - - - 2.424

10 Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo 5.124 - - - - 5.124

11 Aset Lainnya 385.044 - - - - 385.044

Total Eksposur Neraca 3.917.173 - - - - 3.917.173

B Eksposur Rekening Administratif

1 Tagihan Kepada Pemerintah 6.757 - - - - 6.757

2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik - - - - - -

3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional - - - - - -

4 Tagihan Kepada Bank - - - - - -

5 Kredit Beragun Rumah Tinggal - - - - - -

6 Kredit Beragun Properti Komersial - - - - - -

7 Kredit Pegawai/Pensiunan - - - - - -

8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 52.805 - - - - 52.805

9 Tagihan Kepada Korporasi 21.395 - - - - 21.395

10 Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo - - - - - -

Total Eksposur Rekening Administratif 80.957 - - - - 80.957

Total (A+B) 3.998.130 - - - - 3.998.130

No. Kategori Portofolio

Posisi 31/12/2013

Bagian Yang Dijamin Dengan

Page 131: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

28

Tabel 5. Pengungkapan Transaksi Sekuritisasi dan Ringkasan Aktivitas Transaksi Sekuritisasi

Bank Bertindak Sebagai Kreditur Asal

Bank Kalteng tidak memiliki Pengungkapan Transaksi Sekuritisasi dan Ringkasan Aktivitas Transaksi Sekuritisasi Bank Bertindak Sebagai Kreditur Asal

Page 132: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

29

Tabel 6.1.1. Pengungkapan Eksposur Aset di Neraca

(dalam jutaan)

Tagihan Bersih ATMR Sebelum ATMR Setelah

MRK MRK

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Tagihan Kepada Pemerintah 839.971 - -

2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik 6.837 3.418 3.418

3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional - - -

4 Tagihan Kepada Bank 502.676 100.535 100.535

5 Kredit Beragun Rumah Tinggal 52.586 20.263 20.263

6 Kredit Beragun Properti Komersial 86 86 86

7 Kredit Pegawai/Pensiunan 2.562.213 1.281.107 1.281.107

8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 192.040 144.031 144.031

9 Tagihan Kepada Korporasi 34.100 34.100 34.100

10 Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo 8.071 10.594 10.594

11 Aset Lainnya 448.280 - -

Total 4.646.860 1.594.134 1.594.134

Tabel 6.1.1 Pengungkapan Eksposur Aset di Neraca

No. Kategori Portofolio

Posisi 31/12/2014

(dalam jutaan)

Tagihan Bersih ATMR Sebelum ATMR Setelah

MRK MRK

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Tagihan Kepada Pemerintah 593.579 - -

2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik 6.595 3.297 3.297

3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional - - -

4 Tagihan Kepada Bank 542.866 108.573 108.573

5 Kredit Beragun Rumah Tinggal 41.396 16.034 16.034

6 Kredit Beragun Properti Komersial 124 124 124

7 Kredit Pegawai/Pensiunan 2.287.400 1.143.700 1.143.700

8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 123.054 92.290 92.290

9 Tagihan Kepada Korporasi 10.223 10.223 10.223

10 Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo 8.244 12.006 12.006

11 Aset Lainnya 370.745 - 96.008

Total 3.984.226 1.386.247 1.482.255

No. Kategori Portofolio

Posisi 31/12/2013

Page 133: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

30

Tabel 6.1.2. Pengungkapan Eksposur Kewajiban Komitmen/Kontinjensi pada Transaksi RekeningAdministratif

(dalam jutaan)

Tagihan Bersih ATMR Sebelum ATMR Setelah

MRK MRK

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Tagihan Kepada Pemerintah 2.277 - -

2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik - - -

3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional - - -

4 Tagihan Kepada Bank - - -

5 Kredit Beragun Rumah Tinggal - - -

6 Kredit Beragun Properti Komersial - - -

7 Kredit Pegawai/Pensiunan - - -

8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 44.854 33.718 33.718

9 Tagihan Kepada Korporasi 20.682 36.772 36.772

10 Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo - - -

Total 67.813 70.490 70.490

No. Kategori Portofolio

Posisi 31/12/2014

(dalam jutaan)

Tagihan Bersih ATMR Sebelum ATMR Setelah

MRK MRK

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Tagihan Kepada Pemerintah 4.643 - -

2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik - - -

3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional - - -

4 Tagihan Kepada Bank - - -

5 Kredit Beragun Rumah Tinggal - - -

6 Kredit Beragun Properti Komersial - - -

7 Kredit Pegawai/Pensiunan - - -

8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 48.771 36.578 36.578

9 Tagihan Kepada Korporasi 52.740 52.740 52.740

10 Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo - - -

Total 106.154 89.318 89.318

No. Kategori Portofolio

Posisi 31/12/2013

Page 134: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

31

Tabel 6.1.3. Pengungkapan Eksposur yang Menimbulkan Risiko Kredit akibat Kegagalan

Pihak Lawan (Counterparty Credit Risk)

Bank Kalteng tidak memiliki Pengungkapan Eksposur yang Menimbulkan Risiko Kredit akibat Kegagalan Pihak Lawan (Counterparty Credit Risk)

Page 135: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

32

Tabel 6.1.4. Pengungkapan Eksposur yang Menimbulkan Risiko Kredit akibat Kegagalan

Setelmen (settlement risk)

Bank Kalteng tidak memiliki Pengungkapan Eksposur yang Menimbulkan Risiko Kredit akibat Kegagalan Setelmen (settlement risk)

Page 136: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

33

Tabel 6.1.5. Pengungkapan Eksposur Sekuritisasi

Bank Kalteng tidak memiliki PengungkapanEksposur Sekuritisasi

Page 137: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

34

Tabel 6.1.7. Pengungkapan Total Pengukuran Risiko Kredit

Posisi 31/12/2013 Posisi 31/12/2012

Total ATMR Risiko Kredit 1.664.624 1.571.573

Total Faktor Pengurang Modal - -

Page 138: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

35

Tabel 6.2. Perhitungan ATMR Risiko Kredit Pendekatan Standar - Bank secara

Konsolidasi dengan Perusahaan Anak

Bank Kalteng tidak memiliki Perhitungan ATMR Risiko Kredit Pendekatan Standar - Bank secara Konsolidasi dengan Perusahaan Anak.

Page 139: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

36

Tabel 7. Pengungkapan Risiko Pasar Dengan Menggunakan Metode Standar dan

Model Internal (Value at Risk/VaR)

Bank Kalteng tidak memiliki Pengungkapan Risiko Pasar Dengan Menggunakan Metode Standar dan Model Internal (Value at Risk/VaR)

Page 140: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

37

Tabel 8.1.a. Pengungkapan Kuantitatif Risiko Operasional - Bank secara Individual

( dalam jutaan rupiah )

Pendapatan Bruto (Rata-

Rata 3 Tahun Terakhir)Beban Modal ATMR

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Pendekatan Indikator Dasar 306.223 45.933 574.168

( dalam jutaan rupiah )

Pendapatan Bruto (Rata-

Rata 3 Tahun Terakhir)Beban Modal ATMR

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Pendekatan Indikator Dasar 341.430 51.214 640.181

No. Pendekatan Yang Digunakan

Posisi 31/12/2013

No. Pendekatan Yang Digunakan

Posisi 31/12/2014

Page 141: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

38

Tabel 9.1.a. Pengungkapan Profil Maturitas Rupiah - Bank secara Individual

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

I NERACA

A ASET

1. Kas 288.713 288.713 - - - -

2. Penempatan pada Bank Indonesia 839.971 839.971 - - -

3. Penempatan pada bank lain 502.540 500.000 - - - 2.540

4. Surat Berharga - - - - -

5. Kredit yang diberikan 2.854.414 4.660 4.292 9.240 27.563 2.808.659

6. Tagihan lainnya - - - - - -

7. Lain-lain 72.692 144 51.744 510 184 20.110

TOTAL ASET 4.558.330 1.633.488 56.036 9.750 27.747 2.831.309

B KEWAJIBAN

1. Dana Pihak Ketiga 3.576.131 2.142.764 195.653 204.369 303.330 730.015

2. Kewajiban pada Bank Indonesia 86 - - - - 86

3. Kewajiban kepada Bank lain 6.288 6.288 - - - -

4. Surat Berharga yg diterbitkan - - - - - -

5. Pinjaman yang diterima 21.569 - - - - 21.569

6. Kewajiban lainnya - - - - - -

7. Lain-lain 123.067 58.775 - 31.533 1.054 31.705

TOTAL KEWAJIBAN 3.727.141 2.207.827 195.653 235.902 304.384 783.375

Selisih Aset dgn Kewajiban dlm Neraca ( A - B ) 831.189 (574.339) (139.617) (226.152) (276.637) 2.047.934

II REKENING ADMINISTRATIF

A. Tagihan Rekening Administratif

1. Komitmen - - - - - -

2. Kontijensi 6.165 - - - 6.165 -

Total Tagihan Rekening Administratif 6.165 - - - 6.165 -

B. Kewajiban Rekening Administratif

1. Komitmen 18.888 320 200 1 - 18.367

2. Kontijensi 65.535 12.732 15.372 20.177 3.055 14.199

Total Kewajiban Rekening Adm. 84.423 13.052 15.572 20.178 3.055 32.566

Selisih Tagihan & Kewajiban dlm Rek.Adm. (78.258) (13.052) (15.572) (20.178) 3.110 (32.566)

SELISIH [(IA-IB) + (IIA-IIB)] 752.931 (587.391) (155.189) (246.330) (273.527) 2.015.368

SELISIH KUMULATIF (587.391) (742.580) (988.910) (1.262.437) 752.931

Posisi 31/12/2014

>3 s.d 6 bln >6 s.d 12 bln >12 bulan

(Dalam Jutaan Rupiah)

Saldo

JATUH TEMPO

≤ 1 bulan >1 s.d 3 bln

No. Pos-Pos

Page 142: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

39

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

I NERACA

A ASET

1. Kas 274.988 274.988 - - - -

2. Penempatan pada Bank Indonesia 593.578 593.578 - - -

3. Penempatan pada bank lain 542.868 540.000 - - - 2.868

4. Surat Berharga - - - - - -

5. Kredit yang diberikan 2.473.278 4.094 3.746 8.784 24.936 2.431.718

6. Tagihan lainnya - - - - - -

7. Lain-lain 54.358 2 35.620 647 169 17.920

TOTAL ASET 3.939.070 1.412.662 39.366 9.431 25.105 2.452.506

B KEWAJIBAN

1. Dana Pihak Ketiga 3.193.472 2.035.067 171.226 163.547 208.796 614.836

2. Kewajiban pada Bank Indonesia 87 - - - - 87

3. Kewajiban kepada Bank lain 11.826 11.826 - - - -

4. Surat Berharga yg diterbitkan 20.474 - - - - 20.474

5. Pinjaman yang diterima - - - - - -

6. Kewajiban lainnya - - - - - -

7. Lain-lain 104.049 57.122 - 26.198 617 20.112

TOTAL KEWAJIBAN 3.329.908 2.104.015 171.226 189.745 209.413 655.509

Selisih Aset dgn Kewajiban dlm Neraca ( A - B ) 609.162 (691.353) (131.860) (180.314) (184.308) 1.796.997

II REKENING ADMINISTRATIF

A. Tagihan Rekening Administratif

1. Komitmen - - - - - -

2. Kontijensi 5.521 - - - 5.521 -

Total Tagihan Rekening Administratif 5.521 - - - 5.521 -

B. Kewajiban Rekening Administratif

1. Komitmen 45.414 600 110 - - 44.704

2. Kontijensi 61.308 12.703 18.081 21.613 3.480 5.431

Total Kewajiban Rekening Adm. 106.722 13.303 18.191 21.613 3.480 50.135

Selisih Tagihan & Kewajiban dlm Rek.Adm. (101.201) (13.303) (18.191) (21.613) 2.041 (50.135)

SELISIH [(IA-IB) + (IIA-IIB)] 507.961 (704.656) (150.051) (201.927) (182.267) 1.746.862

SELISIH KUMULATIF (704.656) (854.707) (1.056.634) (1.238.901) 507.961

(Dalam Jutaan Rupiah)

Posisi 31/12/2013

Saldo

JATUH TEMPO

≤ 1 bulan >1 s.d 3 bln >3 s.d 6 bln >6 s.d 12 bln >12 bulan

No. Pos-Pos

Page 143: IV . HAL k HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN - Bank Kalteng

40

Tabel 9.2. Pengungkapan Profil Maturitas Valas

Bank Kalteng tidak memiliki Pengungkapan Profil Maturitas Valas.