ITS-paper-28671-5206100064-Paper.pdf
-
Upload
tyka-asta-amalia -
Category
Documents
-
view
220 -
download
0
Transcript of ITS-paper-28671-5206100064-Paper.pdf
-
7/24/2019 ITS-paper-28671-5206100064-Paper.pdf
1/19
EVALUASI KINERJA APLIKASI INDEKS
PENGAJARAN DOSEN DENGAN
MENGGUNAKAN GAP ANALISIS
Achmad Holil Noor Ali, Ir., M.Kom; Sholiq, S.T, M.Kom, M.SA; Dimas Prayogo
Laboratorium Perencanaan dan Pengembangan Sistem Informasi (PPSI)
Institut Teknologi Sepuluh November - Fakultas Teknologi Informasi - Jurusan Sistem Informasi
Surabaya.
AbstractIndeks Pengajaran Dosen (IPD),
adalah sebuah layanan aplikasi pengukur kualitas kinerja
dosen pengampu, aplikasi ini mulai digunakan oleh P3AI
pada tahun 2006. Namun pada proses penggunaannya
dewasa ini masih memiliki beberapa permasalahan yang
sangat sering terjadi seperti, banyaknya mahasiswa yang
tidak mengisi IPD tepat waktu, banyaknya mahasiswa yang
hanya asal didalam mengisi IPD, dan beberapa mahasiswa
dapat mengisi IPD lebih dari sekali.
Untuk melihat apakah aplikasi IPD saat ini benar benar
efektif dan sesuai dengan apa yang diharapkan, maka akan
dilakukan evaluasi menggunakan metode gap analysis
dengan menggunakan tehnik penyebaran kuisioner kepada
para stakeholder aplikasi. Untuk mengetahui apa saja yang
harus diukur, maka akan digunakan DeLone & McLean
(D&M) Success Model dengan enam dimensi pengukuran
yaitu: (1) System Quality; (2) Information Quality; (3)Service Quality; (4) Use; (5) User Satisfaction; (6) Net
Benefit. (Abstract)
Kata KunciGap Analysis, Indeks Pengajaran dosen (IPD),
D&M Success Model. (key words)
I.PENGENALAN
Indeks Pengajaran Dosen (IPD), merupakan sebuah layanan
aplikasi yang berfungsi untuk membantu dosen dalam melihat
sejauh apa pengajaran dosen selama satu semester apakah
materi yang di ajarkan selama satu semester sudah tepatsasaran atau tidak. Aplikasi ini pada hakekatnya sangat
membantu sekali di dalam proses dimana dosen dapat
mengevaluasi kinerja mereka selama satu semester, dan
membantu dosen untuk berkembang menjadi lebih baik di
dalam proses belajar mengajar. Hal ini juga dapat berdampak
positif bagi para mahasiswa karena dapat menyerap materi
semaksimal mungkin, sehingga proses belajar mengajar dapat
dikatakan efektif.
Di balik fungsinya yang sangat membantu dosen untuk
mengevaluasi proses belajar mengajar, pada kenyataanya ada
beberapa permasalahan dari kinerja aplikasi ini. Permasalahan
permasalahan yang cukup mendasar tetapi sangat mengganggu
di dalam proses eksekusinya, antara lain adalah banyaknya
mahasiswa yang tidak mengisi IPD tepat waktu, banyaknya
mahasiswa yang hanya asal di dalam mengisi IPD, dan
beberapa mahasiswa dapat mengisi IPD lebih dari sekali,
pengisian IPD dapat dilakukan setelah ujian akhir dilaksanakan.
Dari latar belakang permasalahan yang ada, dapat di simpulkan
bahwa kinerja aplikasi masih jauh dari kata memuaskan.
Gap analisis di dalam bidang manajemen, memiliki fungsi untuk
proses pengambilan keputusan yang tepat dalam menentukan
langkah langkah untuk mencapai goal atau visi yang di
inginkan. Fungsi dari gap analysis ini juga dapat diterapkan di
dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi untuk proses
perencanaan dan evaluasi. Untuk permasalahan IPD yang ada,gap analisis dapat di terapkan setelah mengetahui sejauh mana
nilai gap yang ada dari tiap tiap stakeholder seperti User
(Dosen dan Mahasiswa), Manajemen (P3AI), dan
Pengembangan (Pusat komputer dan BAAK ITS). Tetapi
sebelumnya, akan di lakukan proses pengambilan data dengan
menggunakan kuisioner, di dalam kuisioner stakeholder
diminta untuk menilai beberapa ukuran yang menggambarkan
sejauh mana efektivitas kinerja dari aplikasi IPD. Ukuran ini
berasal dari DeLone & McLean (D&M) Success Model yang
memiliki enam dimensi pengukuran untuk mengukur kinerja
aplikasi (DeLone & McLean, 2003, 25) yaitu: (1) System
quality: Mengukur keberhasilan teknis; (2) Information quality:Mengukur keberhasilan dalam menyampaikan informasi; (3)
Service quality: Mengukur kualitas service aplikasi; (4) Use:
Mengukur segala hal yang berhubungan dengan aktivitas
pengguna; (5) User Satisfaction: Mengukur kepuasan
pengguna; (6) Net Benefits: Mengukur dengan menangkap
keseimbangan dampak positif dan negatif dari aplikasi.
II.GAPANALISIS
Gap analisis adalah alat yang membantu perusahaan untuk
membandingkan kinerja aktuan dengan kinerja yang
-
7/24/2019 ITS-paper-28671-5206100064-Paper.pdf
2/19
diharapkan. Pada intinya gap analisis ini dapat melihat Dimana
posisi perusahaan sekarang ini? dan Kemana visi yang ingin
dituju perusahaan setelahnya?.
Gambar 2.1. Model gap analisis melihat dari sudut
pandang customer dan perusahaan.
Gap analisis mengidentifikasi kesenjangan antara kinerja yangdiharapkan, dengan kinerja aktual. Hal ini membantu
perusahaan untuk dapat melihat mana area yang harus
ditingkatkan. Gap analisis meliputi penentuan,
mendokumentasikan, dan menyetujui varians antara kebutuhan
bisnis dan kemampuan saat ini. Terlihat pada gambar 2.1pada
gambar tersebut memperlihatkan konsep gap analisis untuk
melihat harapan kinerja dan keadaan kinerja saat ini dari
perusahaan dilihat dari sudut pandang customer terhadap
beberapa sudut pandang dari domain external communication
perusahaan seperti Service delivery, customer-driven service,
dan company perception.
A.
Gap Analisis(manajemen konsep)
Gap analysis merupakan Rencana strategi yang membantu
perusahaan untuk merencanakan segala tindakan dari potensi
apa yang perusahaan miliki saat ini, untuk menuju visi apa yang
perusahaan harapkan. Praktisnya untuk membantu memahami,
posisi dimana perusahaan saat ini, kearah mana visi yang
diharapkan oleh perusahaan, dan bagaimana proses untuk
menuju goal dari visi tersebut.
Gambar 2.2. Gambar yang menunjukan besarnya
gap.
Gap analysis dapat melihat seberapa jauhkah Gap yang di
butuhkan perusahaan dari titik awal (Saat ini), menuju Goal
yang di inginkan seperti yang diperlihatkan pada gambar 2.2.Gap analysis dapat melihat seberapa jauhkah Gap yang di
butuhkan perusahaan dari titik awal (Saat ini), menuju Goal
yang di inginkan. Berikut merupakan langkah langkah
sederhana pembuatan gap analysis:
- Pemilihan topik yang akan di analysis, contohnya:
Revenue, provit, market share, dan fitur produk.
- Pengidentifikasian posisi perusahaan sekarang, melihat
dari beberapa data data metric atau atribut lain.
- Pengidentifikasian tujuan perusahaan dalam jangka
waktu kedepan.
- Pengidentifikasian gap dari apa yang ada saat ini
dengan goal yang di tuju.- Hasil akhir, membuat suatu perencanaan pengambilan
keputusan untuk menuju goal yang diinginkan dengan
menggunakan..
Hasi akhir dari gap analisis untuk konsep manajemen
perusahaan adalah sebuah dokumen rekomendasi perencanaan
dan pengambilan keputusan yang tepat agar perusahaan dapat
mencapai target yang di inginkan. Dengan demikian terlihat
bahwa gap analysis juga bisa diterapkan di dalam bidang
teknologi informasi untuk proses evaluasi, dan perencanaan.
B.Gap Analisis(Teknologi informasi konsep)
Penerapan Gap analysis di dalam bidang Teknologi
informasi pada dasarnya tidak jauh berbeda dari penerapan gapanalysis di dalam bidang manajemen. Hal yang membedakan
dari dua konsep tersebut adalah obyek yang dianalisis. Pada
konsep Gap analisis untuk T.I gap analisis dibagi lagi menjadi
dua konsep yaitu gap analisis untuk perencanaan dan gap
analysis untuk proses evaluasi.
Untuk proses pengambilan keputusan/perencanaan. Gap
analysis di dalam bidang teknologi informasi digambarkan
memiliki dua poin (Eko Indrajit R, Teknik analisa gap
pengembangan teknologi informasi, n.d), yaitu:
-
7/24/2019 ITS-paper-28671-5206100064-Paper.pdf
3/19
- Poin TO-BE yang menggambarkan keinginan yang
ingin dituju. Contoh: sebah perusahaan ingin
berinfestasi dengan I.T dengan spesifikasi bagus.
- Poin AS-IS posisi dimana saat ini berada. Contoh:
Pada saat ini perusahaan belum pernah menggunakan
I.T didalam proses bisnisnya, tidak memiliki
governance untuk penataan T.I yang baik, dan SDM
perusahaan belum pernah meoperasikan I.T.
-
Dua poin yang ada TO-BE dan AS-IS dianalisis apakah
gap diantara dua poin tersebut cukup jauh atau dekat.
- Proses selanjutnya adalah pengisian gap dengan
beberapa dokumen rekomendasi yang membantu
perusahaan untuk mengambil keputusan yang tepat
untuk menuju goal yang diinginkan.
Untuk proses evaluasi, langkah langkah yang dilakukan
tidak jauh berbeda, mungkin obyek untuk proses ini telah ada,
dan hanya tinggal mengevaluasi kinerja obyek yang ada.
Langkah langkahnya sebagai berikut:
-Memastikan obyek mana yang akan dievaluasi.
Biasanya software atau layanan informasi.
-
Melihat fungsi utama obyek, atau tujuan obyek dibuatdan dijalankan.
-Menggali data kinerja obyek evaluasi saat ini. Pada
kasus ini biasanya menggunakan tehnik wawancara
atau kuisioner untuk yang ditujukan kepada
stakeholder.
-Setelah data didapat, data diukur untuk mengetahui
seberapa besar gap didalamnya, jika terdapat gap
kemudian data akan diproses lebih lanjut.
-Setelah data di proses, maka gap akan diisi dengan
beberapa rekomendasi dokumen yang didalamnya
berisi evaluasi untuk obyek agar dapat sesuai dengan
tujuan dari obyek tersebut dibuat dan digunakan,
Atau malah dihilangkan karena tidak berpengaruh.
Dengan adanya Gap analysis yang diperuntukan di bidang
T.I, perusahaan dapat menentukan investasi T.I yang efektif
dan efisien bagi proses bisnis perusahaan.
III.D&MSUCCESSMODEL
DeLone and McLean model of information system
success, merupakan sebuah pemodelan pengukuran kinerja
yang dibuat oleh William H. DeLone dan Ephraim R.McLean
yang didasari oleh proses pemahaman dari I.S dan
pengaruhnya. model proses ini memiliki tiga komponen yaitu,
kreasi dari sistem, penggunaan sistem, dan konsekuensi daripenggunaan sistem. didalam pemodelan ini terdapat beberapa
instrumen pengukuran (DeLone & McLean, 2003, 10-15)
diantaranya yaitu:
- System quality: Mengukur keberhasilan teknis (teknis
komunikasi, akurasi dan efisiensi sistem komunikasi
yang menghasilkan informasi).
- Information quality: mengukur keberhasilan dalam
menyampaikan informasi "arti sebenarnya" yang
diinginkan dari aplikasi.
- Service Quality: Mengukur kualitas servis aplikasi.
Pada awalnya instrumen pengukuran pada pemodelan ini
hanya System quality dan Information quality saja, namun
seiring dengan berbagai evaluasi, dan pembaharuan dari
pemodelan ini maka ditambahkan satu instrumen lagi (DeLone
& McLean, 2003, 18) yaitu Service quality karena kurang
lengkap rasanya hanya mengukur kinerja melalui arah produk
tanpa mengukur servis dari fungsi I.S. maka instrumen ke tiga
pun ditambahkan untuk menghindari kesalahan pengukuran
efektivitas I.S, maka dimasukan Service quality.
Selain tiga instrumen tadi, juga ada tiga instrumen
tambahan sebagai alat pengukuran efektivitas I.S yang
merupuakan hubungan dari ke tiga instrumen sebelumnya
(DeLone & McLean, 2003, 23-24) yaitu, Use, User
Satisfaction, dan Net benefit. Sehinggan instrument
pengukuran D&M success model berjumlah enam instrument
seperti yang ditujukan pada gambar 3.1.
- Use: Mengukur segala hal yang berhubungan dengan
aktivitas pengguna.
- User Satisfaction: Mengukur kepuasan pengguna.
-
Net Benefit: Mengukur dengan menangkapkeseimbangan dampak positif dan negatif dari aplikasi.
Gambar 3.1. Enam Instrumen pengukuran D&M
Success Model.
Setelah mengetahui enam instrumen yang dimiliki oleh
D&M success model, maka akan dijabarkan metrics yang ada
didalam enam instrument pengukur kinerja tersebut (DeLone &
McLean, 2003, 26):
-System Quality: adaptability, availability, reliability,
response time, usability.
-Information Quality: Completeness, Ease of
understanding, Personalization, Relevance, Security.
-Service Quality: Assurance, Empathy, Responsiveness
-
Use: Nature of Use, Navigation pattern, Number of sitevisit, Number of transaction executed.
-User Satisfaction: Repeat Purchase, Repeat visits, User
surveys.
-Net Benefit: Cost saving, Expanded markets,
Incremental additional sales, Reduce search cost,
Time saving.
Dari metric - metric inilah pengukuran akan dilakukan, dengan
mengukur segala metrics yang berada di dalam ke enam
instrumen maka evaluasi pengukuran efektivitas kinerja I.S
dapat dikatakan sempurna.
-
7/24/2019 ITS-paper-28671-5206100064-Paper.pdf
4/19
IV.METODEPENELITIANEVALUASIKINERJA
Start
Perencanaan kerja.
Pengambilan data:
Penyebaran
Kuesioner Pengguna
Pengambilan data:
Wawancara dan
penyebaran
kuesioner ke
Pengembang
Penilaian Seluruh
Kuesioner
Pembuatan diagram
gap analysis tiap
matriks dari
perbandingan kedua
kuesioner dan hasil
wawancara.
Pembuatan
rekomendasi kinerja
dari tiap matriksuntuk
mendekatkan /
menghilangkan gap.
Pembuatan
Kuesioner
berdasarkan
intrumen
pengukuran
Penilaian dari proses
wawancara untuk
melihat target
environment
Finish
Gambar 4.1. Metode penelitian evaluasi kinerja
Ada beberapa tahapan yang harus dilakukan untuk menjalankan
penelitian ini seperti yang diperlihatkan pada gambar 4.1.
Tahapan tahapan tersebut memiliki fungsi untuk menuntun
langkah langkah pengerjaan agar penelitian dapat
diselesaikan secara terarah, teratur, dan sistematis. Tahapan
kan dejelaskan sebagai berikut:
A.Perencanaan kerja
Tahap perencanaan kerja merupakan tahapan paling awal pada
pengerjaan tugas akhir ini. Pada tahap ini terdapat beberapa
sub tahapan yaitu identifikasi permasalahan, kajian pustaka,
tinjauan pustaka. Pada tahap ini akan menghasilkan data dan
informasi yang dapat digunakan dalam tahap pengerjaan
selanjutnya.
Identifikasi Permasalahan
Dalam tahap identifikasi permasalahan, dilakukan
pengumpulan informasi dan data, yang terdapat
dilapangan, pengumpulan informasi dilakukan dengan
menggali data dengan cara wawancara ke stakeholder
yang berkaitan dengan permasalahan. Diantaranya adalah
pengembang dan pengguna. Dari wawancara oleh
beberapa pengguna mahasiswa jurusan Sistem Informasi
dan jurusan tehnik informatika, didapatkan beberapa
permasalahan mendasar yang sangat berpengaruh dari
kinerja aplikasi Indeks pengajaran dosen ini, Yaitu:
1.Banyaknya mahasiswa yang tidak mengisi IPD tepat
waktu.
2.Banyaknya mahasiswa yang hanya asal di dalam
mengisi IPD.
3.Beberapa mahasiswa dapat mengisi IPD lebih dari
sekali.
4.Pengisian IPD dapat dilakukan setelah ujian akhir
dilaksanakan.
5.Pada salah satu jurusan tidak ada pemberitahuan awal
untuk melakukan pengisian kuesioner IPD.
Setelah wawancara dari pengembang dan administrator
sendiri juga didapat beberapa permasalahan teknis didalam
kinerjanya yaitu:
1. Pada rerata IPD jurusan terdapat indeksnya, tetapi
untuk data nama nama dosen dan mata kuliah tidak
ditemukan datanya. Jadi hal ini menimbulkan
pertanyaan darimanakan data yang tertera pada indeks
rata-rata IPD jurusan.
2. Adanya perbedaan antara hasil average antara data
table perjurusan dan table data yang terangkum dalam
seluruh jurusan.
3. Karena programer yang mengerjakan program bukan
orang p3ai sendiri, sangat sulit untuk dilakukan prosesevaluasi program tiap satu semester untuk menjadi
lebih baik. Proses evaluasi dilakukan tetapi tidak
menyeluruh, mungkin beberapa permasalahan yang
dapat ditangani orang dalam p3ai.
4. Mahasiswa bisa teridentifikasi mengisi penuh
meskipun belum mengisi IPD.
5. Prosentasi kuesioner IPD berbeda dengan prosentasie
kuesioner IPM.
6. Grafik IPD jurusan gasal, masih terbaca pada IPD
genap, hal ini mempengaruhi average IPD tingkat
institute.
Untuk Pusat komputer ITS sendiri sebagai penyedia
jaringan internet memiliki permasalahan yaitu sering
terputusnya jaringan di ITS ketika jaringan sedang sibuk
digunakan untuk menjalankan IPD.
Dari permasalahan permasalahan yang ada di atas ini
maka telah terlihat bahwa kinerja aplikasi IPD masih
belum sepenuhnya bagus. Tetapi bagus yang dimaksud
masih memiliki makna relatif, jadi untuk melihat seberapa
bagus kinerja aplikasi IPD saat ini secara nyata, perlu
diadakan sebuah pengukuran lebih lanjut yang dilakukan
pada tahap berikutnya.
Kajian Pustaka
Kajian pustaka atau yang sering disebut dengan studi
literatur, merupakan tahapan untuk mempelajari konsep
dan teknologi yang dapat memberikan penyelesaian
terhadap permasalahan, serta kajian ilmiah yang
berhubungan. Untuk kajian pustaka yang berhubungan
dengan gap analisis maka dilakukan studi literature
dengan membaca jurnal milik bapak Eko Indrajit yang
berjudul Teknik analisa gap pengembangan teknologi
informasi. Didalamnya membahas dua konsep gap analisis
-
7/24/2019 ITS-paper-28671-5206100064-Paper.pdf
5/19
yaitu gap analisis manajemen konsep dan gap analisis
teknologi informasi konsep.
Untuk proses pembuatan kuesioner yang mengacu
penilaian dari aspek mana sajakah yang diperlukan agar
evaluasi dapat efektif maka dilakukan studi literatur dari
literatur yang berjudul Information System Success: A
ten-year update. The D&M (De Lone & Mc Lean) I.S
(Information System) yang merupakan jurnal pengukuranevaluasi kinerja didasari oleh proses pemahaman dari I.S
dan pengaruhnya, yang juga merupakan penyempurnaan
dari jurnal sebelumnya yang berjudul Information System
Success: The quest for the dependent variable.
Information System Research.
Untuk studi literatur aplikasi sendiri dilakukan dengan
cara wawancara kepada pengembang, dan meminta
dokumen laporan IPD pada tiap semsternya untuk melihat
perkembangan kinerja dari tiap semester, tetapi data
banyak didapat melalui proses wawancara.
B.
Pembuatan kuesionerTahap ini merupakan tahapan yang paling krusial
sebelum menuju pada tahapan proses pengambilan data,
Pertanyaan yang terdapat didalam Kuesioner disesuaikan
dengan ke-24 matriks berasal dari instrumen pengukuran
yang digunakan yaitu D&M Success model. Dari 24
matriks, pertanyaan akan dibuat sesuai dengan bagian
konsep dari matriks tersebut. Agar penilaian yang
ditujukan dari tiap bagian bisa tepat sasaran seperti yang
dijabarkan dibawah:
-System Quality:
Pada system quality, pengukuran kuesioner mengarah
pada Kualitas system aplikasi, apakah sudah cocokuntuk digunakan pada level perusahaan dan kinerja
aplikasi dapat efektif dan efisien.
Tabel 4.1. tabel kuesioner System Quality
1 SYSTEM DESIGN
A SYSTEM QUALITY
a1 Kemampuan beradaptasi
1 Aplikasi dapat berjalan dengan baik ketika jaringan
internet lambat.
2 Aplikasi dapat dijalankan di semua browser.
a2 Ketersediaan
1 Aplikasi IPD dapat diakses selama 7 hari 24 jam tanpaada gangguan.
2 Aplikasi IPD dapat diakses melalui handphone yang
dapat terkoneksi dengan internet tanpa ada gangguan.
3 Aplikasi memiliki system schedule proses pengisian
yang baik.
a3 Fleksibilitas
1 Aplikasi memiliki konten yang dapat menjawab
berbagai macam kebutuhan pengguna.
2 Aplikasi dapat fleksible dalam menyesuaikan
perubahan kondisi dan permintaan.
a4 Keandalan
1 Jaringan aplikasi IPD tidak mudah terputus ketika
pemakaian bandwidth over limit.
2 Aplikasi IPD memiliki system error recovery yang
dapat membantu pengguna didalam menggunakan
aplikasi jika terdapat masalah pada proses pemakaian.
3 Aplikasi IPD merupakan sistem yang akurat untuk
proses penilaian dosen.
a5 Response Time
1 System dapat merespon dengan cepat, meskipun
diakses sedikit atau banyak orang.
2 System aplikasi sangat mudah dibuka sehingga tidak
membutuhkan response time yang cukup lama untuk
membukanya.
a6 Usability
1 Penggunaan sistem aplikasi IPD sangat membantu
didalam proses penilaian staf pengajar didalam jurusan.
2 System aplikasi IPD sangat mempengaruhi prosesbelajar mengajar menjadi lebih baik.
-Information Quality:
Pada Information quality pengukuran kuesioner
berfokus pada Konten, fitur, relevansi, dan keamanan
pada aplikasi. Apakah informasi yang diberikan oleh
aplikasi sudah lengkap dan seperti yang dibutuhkan
oleh pengguna, atau tidak.
Tabel 4.2. tabel kuesioner Information Quality
B INFORMATION QUALITY
b1 Kelengkapan
1 Aplikasi IPD menyediakan informasi yang lengkap.
2 Aplikasi IPD menyediakan informasi yang dibutuhkan.
3 Konten informasi yang telah disediakan oleh sistem
telah tarsusun secara sistematis.
b2 Kemudahan Pemahaman
1 Konten yang ada mudah dipahami.
2 Konten Informasi pada sistem dapat diakses dengan
mudah.
3 Konten Informasi yang telah disediakan oleh aplikasi
sudah memiliki format yang rapi dan enak dilihat.
b3 Personalisasi
1 Aplikasi memiliki konten informasi yang berbeda untuk
setiap jurusan sesuai dengan kondisi jurusan.
2 Aplikasi memiliki konten informasi yang berbeda untuk
setiap pengguna (Dosen, Mahasiswa, Petinggi,
administrator)
3 Aplikasi memiliki konten informasi berbeda untuk
mahasiswa disetiap jurusan
b4 Relevansi
1 Untuk sebuah system proses penilaian dosen aplikasi
-
7/24/2019 ITS-paper-28671-5206100064-Paper.pdf
6/19
IPD sudah menyajikan sebuah proses penilaian yang
benar.
2 Informasi yang disajikan didalam aplikasi IPD sudah
sangat memenuhi syarat didalam proses penilaian.
b5 Keamanan
1 Aplikasi IPD dapat menjamin kemana data-data
pengguna.
2 Aplikasi IPD dapat menjamin kerahasiaan pengguna.
3 Aplikasi IPD selalu meminta pengguna untuk mengisi
username dan password.
-Service Quality:
Pada service quality, pengukuran berfokus pada service
yang diberikan oleh aplikasi yaitu berupa jaminan,
empati, responsive dan keandalan.
Tabel 4.3. tabel kuesioner Service Quality
C SERVICE QUALITY
c1 Jaminan
1 Nilai dosen sangat obyektif sesuai dengan penilaiankuesioner yang ada.
2 Aplikasi IPD dapat menampilkan nilai mata kuliah
mahasiswa dengan benar setelah mahasiswa melakukan
proses pengisian kuesioner penilaian dosen.
c2 Empati
1 Aplikasi IPD menyediakan fitur user guide kepada
pengguna aplikasi, agar pengguna dapat menjalankan
aplikasi dengan benar.
2 Aplikasi menyediakan fitur saran dan kritik untuk
pengguna, agar pengguna dapat memberikan penilaian,
dan komentar terhadap aplikasi.
c3 Responsif1 Jika terjadi gangguan pada jaringan internet, operator
aplikasi langsung merespon dengan memperbaiki
gangguan jaringan yang ada.
c4 Keandalan
1 Pengembang aplikasi dapat meminimalis error pada
aplikasi disetiap semster.
-Usage:
Pada Usage penilaian lebih berfokus pada sifat
penggunaan, navigasi pola, dan jumlah kunjungan
kesitus.
Tabel 4.4. tabel kuesioner Usage2 SYSTEM DELIVERY
D USAGE
d1 Sifat penggunaan
1 Fitur yang ada pada aplikasi sangat mudah dipahami.
2 Interface aplikasi IPD sangat mudah dipahami.
d2 Navigasi Pola
1 Navigasi pola yang ada pada aplikasi IPD sudah sesuai
dengan perintah.
2 Navigasi pola yang ada pada aplikasi IPD sangat sesuai
dengan kebutuhan informasi yang ada.
d3 Jumlah kunjungan ke situs
1 Aplikasi IPD memiliki fitur untuk merecord jumlah
kunjungan ke situs agar membantu melihat apakah
mahasiswa yang mengisis IPD sudah mencapai target.
d4 Banyaknya proses eksekusi
1 Aplikasi memiliki fitur yang dapat merecord jumlah
eksekusi yang terjadi.
-User Satisfaction:
User satisfaction atau kepuasan pelanggan penilaian
berfokus pada ukuran dari banyaknya pengguna, dan
banyaknya pengunjung. Dari kedua poin penilaian
tersebut dapat terlihat apakah pelanggan puas
menggunakan atau mengunjungi situs tersebut.
Tabel 4.5. tabel kuesioner User Satisfaction
E USER SATISFACTION
e1 Banyak Pengguna
1 Menurut anda, berapakah nilai kinerja aplikasi IPD
saat ini?
e2 Banyaknya Pengunjung
1 Pengembang selalu memantau banyaknya pengguna
yang selalu mengunjungi situs tiap semesternya.
-Net Benefit:
Net benefit lebih condong mengukur pada keuntungan
aplikasi ini adalah aplikasi web-based, yang dikatakan
memiliki banyak keuntungan, lebih baik, dan lebih
fleksibel dari aplikasi desktop.Tabel 4.6. tabel kuesioner Net Benefit
3 SYSTEM OUTCOME
F NET BENEFIT
f1 Penghematan Biaya
1 Dengan adanya aplikasi IPD, dapat menghemat biaya
pendukung untuk mengisi kuesioner IPD.
f2 Perluasan Penggunaan Aplikasi
1 Karena web-based, aplikasi IPD dapat digunakan
dimana saja.
f3 Tambahan Lain
1 Dengan adanya aplikasi IPD, pengisian kuesioner
menghemat tenaga.
2 Dengan adanya aplikasi IPD,pengisian kuesioner lebih
tepat sasaran.
3 Kuesioner lebih mudah dipahami.
4 Kuesioner lebih mudah diisi.
f4 Optimasi Waktu
1 Optimasi waktu untuk mengisi kuesioner lebih cepat
dan efektif.
-
7/24/2019 ITS-paper-28671-5206100064-Paper.pdf
7/19
Kuesioner dibuat dengan menyesuaikan identifikasi
permasalahan yang ada selama ini, dan disesuaikan juga
dengan instrumen pengukuran D&M Success Model.
Setelah dirasa cukup mewakili permasalahan yang ada, dan
sudah memasukan konsep dari ke 24 matriks yang ada,
maka akan dilanjutkan tahap berikutnya yaitu tahap
pengambilan data melalui kuesioner.
C.Tahap pengambilan data
Tahap ini merupakan tahap ketiga dari tugas akhir, yaitu tahap
pengambilan data. Data yang digunakan ada 2 jenis Yaitu data
primer (keadaan saat ini, dan harapan kinerja) dan data
sekunder (data data pendukung), data primer didapatkan
dari pengamatan langsung di lapangan, hasil pengisian
kuesioner oleh responden sebagai sampel, dan hasil
wawancara dengan responden. Sedangkan data sekunder
diperoleh dari studi literatur atau studi pustaka, data yang
dimiliki oleh perusahaan, internet, dan sumber lainnya. Tahap
pengambilan data ini akan dijelaskan sebagai berikut.
Tahap penyebaran kuesioner
Kuesioner akan disebar kepada pengguna aplikasi IPD
yaitu para mahasiswa fakultas FTIF ITS. Yang dimana
didalamnya terdapat dua jurusan, yaitu jurusan Sistem
Informasi dan jurusan Tehnik Informatika. Metode
pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan cara
simple random sampling. Untuk menentukan besarnya
sampel dari jumlah populasi yang akan diteliti maka
digunakan metode Slovin dengan rumus :
Rumus 4.2 Metode slovin untuk menentukan besarnya
sample
Metode slovin langsung diterapkan pada penelitian untuk
mengukur banyaknya sample yang harus diambil, dan berikut
penjabarannya (Responden ditargetkan mahasiswa yang sudah
pernah menggunakan aplikasi IPD yaitu 3 angkatan 2009,
2010, dan 2011):
- Jurusan Sistem Informasi:
Total mahasiswa angkatan 2009: 148
Total mahasiswa angkatan 2010: 155
Total mahasiswa angkatan 2011: 191
Total mahasiswa secara keseluruhan dari 3 angkatan:
494
Tingkat kesalahan pengambilan yang ditetapkan 10%
Dilakukan pengukuran dengan menggunakan metode
slovin yaitu:
n = 494 / 1 + (494 x 0,1 x 0,1)
n = 83,164 = 84
Didapatkan jumlah responden untuk jurusan system
informasi berjumlah 84 orang.
- Jurusan Tehnik Informatika:
Total mahasiswa angkatan 2009: 215
Total mahasiswa angkatan 2010: 224
Total mahasiswa angkatan 2011: 233
Total mahasiswa secara keseluruhan dari 3 angkatan:
675
Tingkat kesalahan pengambilan yang ditetapkan 10%
Dilakukan pengukuran dengan menggunakan metode
slovin yaitu:
n = 675 / 1 + (675 x 0,1 x 0,1)
n = 100
Didapatkan jumlah responden untuk jurusan system
informasi berjumlah 100 orang.
Dari pengukuran jumlah responden dengan metode slovin
didapatkan jumlah responden jurusan Sistem Informasi
berjumlah 84 orang, dan jurusan Tehnik Informatika 100orang. Selanjutnya kuesioner akan dicetak dan disebarkan
sesuai dengan jumlah responden dari setiap jurusan.
Tahap Wawancara
Tahapan wawancara dilakuakn setelah tahap penyebaran
kuesioner selesai, tahapan ini ditujukan untuk mengambil data
kinerja yang diharapkan, Dimana kuesioner akan dibuat untuk
membantu proses wawancara, kuesioner memiliki pertanyaan
sama seperti pada table 4.2.1 hingga table 4.2.6 perbedaanya
disini adalah dari penjelasan rate antara poin 1 sampai poin 5
untuk kuesioner berbeda dari kuesioner yang disebarkan untuk
pengguna umum. Jika kuesioner yang disebarkan untukpengguna penjelasan ratingnya adalah:
1. Buruk / Tidak Setuju / Tidak Pernah.
2. Kurang Bagus / Kurang setuju / Kurang Puas / Jarang.
3. Cukup.
4. Bagus / Betul / Puas / Sering.
5. Sangat Bagus / Sangat Setuju / Sangat Puas/ Sangat
sering.
Untuk mengambil harapan kinerja dari pengembang
penjelasan ratingnya adalah:
1. Tidak perlu diterapkan karena tidak cocok dengan
aplikasi/ Tidak Setuju.
2. Kurang cocok untuk diterapkan.
3.
Cukup. Boleh diterapkan, boleh juga tidak.4. Bagus untuk diterapkan/ Betul.
5. Sangat Bagus dan perlu untuk diterapkan/ Sangat
Setuju.
Dari rating diatas, harapan kinerja dari wawancara dapat dinilai
dan diukur sesuai dengan pertanyaan dari kuesioner yang ada.
Sehingga nantinya hasil pengukuran dari nilai keadaan saat ini
dengan harapan kinerja dapat dibandingkan.
-
7/24/2019 ITS-paper-28671-5206100064-Paper.pdf
8/19
Pengambilan data sekunder
Pengambilan data sekunder dilakukan dengan cara Sedangkan
data sekunder diperoleh dari studi literatur atau studi
pustaka, data yang dimiliki oleh perusahaan, internet, dan
sumber lainnya. Untuk studi literature atau studi pustaka, dan
mencari data melalui internet sudah dilakukan sebelum
pembuatan kuesioner. Untuk meminjam data dari perusahaan
demi kepentingan penelitian juga sudah dilakukan sebelumpembuatan kuesioner, data yang didapat berupa hasil analisis
laporan hasil dari aplikasi dari tiap semester. Tetapi itu tidak
dapat membantu banyak didalam penelitian. Untuk tahap
wawancara ringan sudan dilakukan juga sebelum kuesioner
dibuat, hal ni dilakukan untuk memdukung pembuatan
kuesioner agar tepat sasaran. Setelah semua data yang
dibutuhkan telah didapat, maka tahapan selanjutnya adalah
tahap penilaian kuesioner.
D.Tahap penilaian kuesioner
Tahap pertama dari tahap penilaian kuesioner ini adalah tahap
uji validitas dan reliabilitas kuesioner. Apakah kuesioner sudah
dapat diandalkan untuk penelitian ini, atau masih belum bisa
diandalkan. Untuk mengukur uji validitas dan reliabilitas
digunakan aplikasi bantuan yaitu aplikasi statistika SPSS.
Uji validitas
Uji validitas adalah uji statistik yang digunakan guna
menentukan seberapa valid suatu item pertanyaan untuk
mengukur variabel yang diteliti. Uji validitas ini menggunakan
software SPSS. Uji validitas didalam penelitian ini memiliki
nilai korelasi 0,3. jadi seluruh item pertanyaan dikatakan valid
jika 0,3 dan dikatakan tidak valid jika < 0,3 dan berikut
merupakan proses dari uji validitas yang ditujukan terhadap
domain system quality.
- Jurusan Sistem Informasi
oPada jurusan Sistem informasi nilai n=84,
dikarenakan respondennya adalah 84
mahasiswa.
oKarena penelitian ini merupakan uji sample
bebas maka rumus yang digunakan adalah n-
2. Jadi didapat degree of freedom adalah 84-
2=82.
oUntuk level dari signifikansinya setelah data
dimasukan kedalam spss terlihat memiliki
satu level signifikansi yaitu 0,01 / 99 %.
o
Setelah ditemukan degree of freedom dan levelsignifikansinya maka didapat r-tabel, level
signifikansi 0,01 = 0,279.
- Nilai dari validitas dari domain system quality adalah:
Tabel 4.7. tabel uji validitas system quality
jurusan Sistem Informasi
Tingkat
validitas
Sistem quality
No item korelasi r kritik keterangan
a1.1 0.516 0.279 valid
a1.2 0.467 0.279 valid
a2.1 0.597 0.279 valid
a2.2 0.518 0.279 valid
a2.3 0.447 0.279 valid
a3.1 0.587 0.279 valid
a3.2 0.484 0.279 valid
a4.1 0.619 0.279 valid
a4.2 0.513 0.279 valid
a4.3 0.543 0.279 valid
a5.1 0.52 0.279 valid
a5.2 0.496 0.279 valid
a6.1 0.591 0.279 valid
a6.2 0.435 0.279 valid
-
Jurusan Tehnik InformatikaoPada jurusan Tehnik informatika nilai n=100,
dikarenakan respondennya adalah 100
mahasiswa.
oKarena penelitian ini merupakan uji sample
bebas maka rumus yang digunakan adalah n-
2. Jadi didapat degree of freedom adalah
100-2=98.
oUntuk level dari signifikansinya setelah data
dimasukan kedalam spss terlihat memiliki
satu level signifikansi yaitu 0,01 / 99 % dan
0,05 / 95%.
oSetelah ditemukan degree of freedom dan level
signifikansinya maka didapat r-tabel, level
signifikansi 0,01 = 0,256, dan level
signifikansinya 0,05 = 0,196 .
Nilai dari validitas dari domain system quality adalah:
Tabel 4.8. tabel uji validitas system quality jursan
Tehnik informatika
Tingkat validitas System quality
No item korelasi r kritik keterangan
a1.1 0.51 0.2324 valid
a1.2 0.525 0.2324 valid
a2.1 0.683 0.2324 valida2.2 0.625 0.2324 valid
a2.3 0.531 0.2324 valid
a3.1 0.542 0.2324 valid
a3.2 0.622 0.2324 valid
a4.1 0.65 0.2324 valid
a4.2 0.665 0.2324 valid
a4.3 0.671 0.2324 valid
-
7/24/2019 ITS-paper-28671-5206100064-Paper.pdf
9/19
a5.1 0.641 0.2324 valid
a5.2 0.588 0.2324 valid
a6.1 0.455 0.2324 valid
a6.2 0.404 0.2324 valid
Uji reliabilitas
Digunakan untuk mengetahui adanya konsistensi alatukur dalam penggunaannya, atau dengan kata lain alat
ukur tersebut mempunyai hasil yang konsisten apabila
digunakan berkali-kali pada waktu yang berbeda. Uji
reliabilitas ini juga menggunakan software SPSS
seperti pada uji validitas. Nilai reliabilitas pada
penelitian ini adalah 0,6. jadi seluruh item pertanyaan
dikatakan reliabel jika 0,6 dan dikatakan tidak
reliabel jika < 0,6 dan berikut merupakan proses dari
uji reliabilitas domain system quality.
-Jurusan Sistem informasi:
oPada jurusan Sistem informasi nilai n=84,
dikarenakan respondennya adalah 84
mahasiswa.
oUntuk level dari signifikansinya yaitu 0,05.
oLevel signifikansi 0,05 = 0,212
-Berikut merupakan hasil reliabilitasnya:
Tabel 4.9. tabel uji reliabilitas system quality jurusan
Sistem Informasi.
System
quality:
No Pertanya
an
Corrected
Item total
correlation
Perband
ingan (r
tabel)
nilai
item
tidak
over-estimasi
Cronb
ach's
Alpha
1 a1.1 0.406 0.2146 valid 0.8
2 a1.2 0.343 0.2146 valid
3 a2.1 0.499 0.2146 valid
4 a2.2 0.404 0.2146 valid
5 a2.3 0.315 0.2146 valid
6 a3.1 0.491 0.2146 valid
7 a3.2 0.384 0.2146 valid
8 a4.1 0.556 0.2146 valid
9 a4.2 0.458 0.2146 valid10 a4.3 0.426 0.2146 valid
11 a5.1 0.425 0.2146 valid
12 a5.2 0.388 0.2146 valid
13 a6.1 0.49 0.2146 valid
14 a6.2 0.292 0.2146 valid
-Jurusan Tehnik informatika:
oPada jurusan Sistem informasi nilai n=100,
dikarenakan respondennya adalah 100
mahasiswa.
oUntuk level dari signifikansinya yaitu 0,05.
oLevel signifikansi 0,05 = 0,196
-Berikut merupakan hasil reliabilitasnya:
Tabel 4.10. tabel uji reliabilitas system quality jurusan
Tehnik Informatika.
System
quality:
No Pertany
aan
Corrected
Item total
corelation
Pebanding
an (r tabel)
Statu
s
Cronb
ach's
Alpha
1 a1.1 0.389 0.196 valid 0.846
2 a1.2 0.44 0.196 valid
3 a2.1 0.604 0.196 valid
4 a2.2 0.527 0.196 valid
5 a2.3 0.43 0.196 Valid
6 a3.1 0.46 0.196 valid7 a3.2 0.539 0.196 valid
8 a4.1 0.577 0.196 valid
9 a4.2 0.573 0.196 valid
10 a4.3 0.599 0.196 valid
11 a5.1 0.57 0.196 valid
12 a5.2 0.499 0.196 valid
13 a6.1 0.348 0.196 valid
14 a6.2 0.301 0.196 valid
Tahap penilaian kuesionerTahap ketiga dari penilaian kuesioner adalah, menilai
kueisoner kinerja actual yang berasal dari mahasiswa dua
jurusan yaitu Sistem Informasi dengan 84 responden dan
Tehnik Informatika 100 responden. Cara penilaian hasil
kuesioner menggunakan rumus:
Rumus 4.3 Rumus rata-rata untuk merata-rata
nilai pada kuesioner.
Kuesioner yang telah memiliki skala penilaian dari
responden dimasukan ke dalam table excel sesuai dengan
tiap-tiap domain. Contoh yang digunakan adalah penilaian
untuk domain system quality.
-
7/24/2019 ITS-paper-28671-5206100064-Paper.pdf
10/19
Gambar 4.4 Hasil kuesioner system quality
Kemudian skala penilaian setiap pertanyaan yang
telah dipilih oleh pengguna akan ditotal, setelah itu dibagi
dengan jumlah responden yang ada seperti pada gambar
4.5 tanda biru pada gambar menunjukan nilai skala darikuesioner, tanda hijau menunjukan total dari skala
penilaian kuesioner, dan tanda merah menunjukan hasil
rata-rata dari penilaia skala yang nantinya dijadikan acuan
untuk membandingkan gap.
Gambar 4.5 Penjelasa perhitungan untuk
mendapatkan nilai kinerja actual rata-rata setiap
matriks.
Untuk staf pengembang berikut penilaian yang ada warna
biru pada gambar adalah skala penilaian yang diberikan oleh
responden untuk setiap matriks, warna hijau adalah total dari
setiap skala dari setiap matriks, dan warna merah pada gambar
adalah hasil rata-rata nilai dari pembagian total matriks denganjumlah responden yang nantinya nilai rata-rata ini akan
dibandingan dengan nilai rata-rata kinerja actual untuk
didapatkan gapnya.
Gambar 4.6 Penjelasa perhitungan untuk mendapatkan
nilai kinerja aktual rata-rata setiap matriks.
Tahap pencarian gap
Setelah nilai dari kuesioner kinerja aktual dan kuesioner
harapan kinerja didapatkan, langkah selanjutnya adalah
melakukan perbandingan dari kedua kuesioner tersebut.
Rumus yang digunakan untuk mendapatkan gap adalah:
Gap = Rata-rata kinerja aktual Rata-rata kinerja
yang diharapkan dari rumus ini gap akan didapatkan
dan berikut hasil perhitungan gap dari domain aiatem
quality yang ditujukan pada jurusan SISTEMINFORMASI:
Gambar 4.7 Gambar tabel yang menunjukan hasil gap
dari domain System Quality jurusan system informasi.
Berikut merupakan hasil gap dari kuesioner domain sistem
quality jurusan Tehnik informatika:
Gambar 4.8 Gambar tabel yang menunjukan hasil gap
dari domain System Quality jurusan Tehnik
Informatika.
-
7/24/2019 ITS-paper-28671-5206100064-Paper.pdf
11/19
Tahap pembuatan diagram gapPada tahap ini hasil gap disimulasikan dengan
membuat sebuah diagram batang, fungsi diagram ini
untuk memperjelas seberapa besar jarak nilai gap
kinerja aktual dengan kinerja yang diharapkan, dengan
begitu pengembang dapat lebih memahami bahwa nilai
kinerja aktual dari aplikasi masih memiliki beberapakekurangan yang bisa menjadi masukan untuk
perbaikan kinerja aplikasi IPD kedepanya. Berikut
gambar diagram dari gap analisis jurusan SISTEM
INFORMASI, sesuai dengan domain sistem quality
yang digunakan untuk proses penilaian:
Gambar 4.9 Gambar diagram yang
memvisualisasikan hasil gap dari domain System
Quality jurusan System Informasi.
Untuk jurusan TEHNIK INFORMATIKA berikut
merupakan hasil visualisasi diagram yang disesuaikan
dengan hasil penilaian gap yang ada:
Gambar 4.10 Gambar diagram yang
memvisualisasikan hasil gap dari domain System
Quality jurusan Tehnik Informatika.
V.HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai hasil analisis gap ke 3
dari konsep 7 gap yang membahas tentang Perbedaan antara
pengembang TI dan pengguna dari tingkat aktual layanan TI.Analisis dan rekomendasi sesuai dengan 3 kondisi dari kinerja
aplikasi yaitu kondisi kinerja saat ini, kinerja yang diharapkan,
dan perbandingan gap. Semuanya diambil dari nilai terkecil
untuk diberikan rekomendasi kecuali keadaan yang diharapkan
diambil dari nilai terbesar. untuk matriks kemampuan
beradaptasi dari domain system quality sebagai contoh analisis,
dan dijadikan sebuah rekomendasi masukan kepada
pengembang aplikasi IPD.
A.Hasil analisis
Jurusan system informasi
oGap 1: perbedaan antara persepsi Pengembang TI dan
persepsi pengguna dari tingkat ideal layanan TI.
oKemampuan beradaptasi:
1.1 Aplikasi dapat berjalan dengan baik ketika
koneksi jaringan internet lambat.
- Persepsi pengembang:
Karena aplikasi IPD ini adalah aplikasi web-bassed
maka kinerja aplikasi sangat mutlak ditentukan oleh
kecepatan bandwidth setiap jurusan. idealnya ketika
jaringan internet berjalan lambat maka kinerja aplikasi
pun tidak sempurna, tetapi ketika jaringan internet
berjalan cepat maka kinerja aplikasi pun akan stabil.
- Persepsi pengguna:
Idealnya, ketika sudah waktunya untuk mahasiswa
menggunakan akses aplikasi, pengembang seharusnya
sudah siap untuk mengatasi segala permasalahan error
pada aplikasi seperti putusnya koneksi internet,
lambatnya respon aplikasi, dan fitur yang tidak
sempurna sudah teratasi. tetapi kenyataanya, saat ini
permasalahan - permasalahan yang ada, selalu
konsisten ada tiap semesternya.
1.2 Aplikasi dapat dijalankan di semua browser.
- Persepsi pengembang:
Idealnya aplikasi dapat dijalankan disemua browser
karena aplikasi sangat sederhana dan tidak menuntut
banyak add-ons yang diperlukan oleh browser untuk
menjalankan aplikasi.
- Persepsi pengguna:
Idealnya aplikasi dapat dibuka pada semua browser
dari seluruh versi dan jenis produk browser.
oGap 2: perbedaan antara persepsi pengembang TI
dan persepsi pengguna dari tingkat yang dapatditerima dari layanan TI.
oKemampuan beradaptasi:
1.1 Aplikasi dapat berjalan dengan baik ketika
koneksi jaringan internet lambat.
- Persepsi pengembang:
IPD merupakan aplikasi online maka aplikasi tersebut
sangat bergantung pada kecepatan jaringan internet
jurusan, jadi jika jaringan internet lambat, maka kinerja
-
7/24/2019 ITS-paper-28671-5206100064-Paper.pdf
12/19
aplikasi menjadi tidak maksimal. jika kecepatan
jaringan cepat / lancar maka kinerja aplikasi tidak ada
masalah.
- Persepsi pengguna:
Seharusnya Aplikasi IPD dapat diakses dengan normal
ketika tanggal pengisian kuesioner berjalan, respon
yang lambat, dan sering putusnya koneksi sering
menjadi halangan ketika pengisian aplikasi IPD, hal
tersebut sering membuat kecewa. Memang disadari
pengguna IPD sangat banyak tetapi paling tidak ketika
tanggal pengisian kuesioner berjalan pengembang
paling tidak dapat meminimalis permasalahan yang
selalu terjadi.
1.2 Aplikasi dapat dijalankan di semua browser.
- Persepsi pengembang:
Aplikasi ini dapat dibuka disemua browser tanpa ada
halangan sedikit pun. karena itu adalah salah satu
keunggulan dari aplikasi IPD online ini. untuk saat ini
ada beberapa versi browser yang memang
membutuhkan update ke versi terbaru untuk membuka
aplikasi IPD ini.
- Persepsi pengguna:
Aplikasi dapat dijalankan pada semua browser, dan
dari segala versi browser. Karena pengguna aplikasi
IPD sangat banyak dan pastinya semua pengguna tidak
menggunakan browser yang sama dan versi yang sama.
oGap 3: Perbedaan antara pengembang TI dan
pengguna dari tingkat aktual layanan TI.
oKemampuan beradaptasi:
1.1 Aplikasi dapat berjalan dengan baik ketika
koneksi jaringan internet lambat.
- Persepsi pengembang:
Aplikasi IPD merupakan aplikasi online maka aplikasi
tersebut sangat bergantung pada kecepatan jaringan
internet jurusan, jadi jika jaringan internet lambat, maka
kinerja aplikasi menjadi tidak maksimal. Untuk saat ini
tidak ada keluhan tetang sulitnya mengakses aplikasi
IPD, jadi aplikasi IPD dapat berjalan lancar dan tidak
ada masalah ketika jaringan internet lambat ataupun
jaringan internet stabil.
- Persepsi pengguna:
Untuk saat ini aplikasi IPD memiliki kinerja yang tidak
maksimal jika kecepatan jaringan internet pada jurusan
berjalan lambat, respon aplikasi menjadi lambat,
terkadang aplikasi sulit untuk diakses, dan bahkan
tidak jarang koneksi pada aplikasi terputus.
1.2 Aplikasi dapat dijalankan di semua browser.
- Persepsi pengembang:
Untuk saat ini tidak ada browser yang tidak compatible
untuk mengakses aplikasi IPD.
- Persepsi pengguna:
Untuk saat ini ada beberapa browser yang memang
membutuhkan update ke versi terbaru untuk membuka
aplikasi IPD ini. Rata-rata browser versi terbaru sudah
bisa membuka aplikasi IPD dan integra.its.ac.id dengan
baik.
oGap 4: perbedaan antara level layanan TI yang
pelanggan ingin terima, dan apa yang mereka
terima, mengingat keterbatasan karena personil,
teknologi dan lainnya organisasi factor.
oKemampuan beradaptasi:
1.1 Aplikasi dapat berjalan dengan baik ketika
koneksi jaringan internet lambat.
- layanan TI yang pengguna ingin terima:
Aplikasi IPD harus dapat diakses dengan normal ketika
tanggal pengisian kuesioner berjalan, error dan
halangan seperti respon yang lambat, dan sering
putusnya koneksi harus dihilangkan. Jadi ketika tanggal
pengisian kuesioner berjalan pengembang paling tidak
dapat meminimalis permasalahan yang selalu terjadi
tiap semesternya.
- Layanan T.I yang diterima:
Untuk saat ini aplikasi IPD memiliki kinerja yang tidak
maksimal jika kecepatan jaringan internet pada jurusan
berjalan lambat, respon aplikasi menjadi lambat,
terkadang aplikasi sulit untuk diakses, dan bahkan
tidak jarang koneksi pada aplikasi terputus. hal tersebut
sangat sulit unutk diperbaiki, apalagi jika berhubungandengan jaringan internet, karena pengembang tidak
memiliki hak untuk memanajemen jaringan internet
pada institusi. jadi jika koneksi jaringan melambat atau
terputus, pengembang tidak bisa berbuat banyak.
1.2 Aplikasi dapat dijalankan di semua browser.
- layanan TI yang pengguna ingin terima:
Aplikasi dapat dijalankan pada semua browser, dan
dari segala versi browser. Karena pengguna aplikasi
IPD sangat banyak dan pastinya semua pengguna tidak
menggunakan browser yang sama dan versi yang sama.
- Layanan T.I yang diterima:
Untuk saat ini ada beberapa browser yang memang
membutuhkan update ke versi terbaru untuk membuka
aplikasi IPD ini. Rata-rata browser versi terbaru sudah
bisa membuka aplikasi IPD dan integra.its.ac.id dengan
baik.
oGap 5: perbedaan antara tingkat layanan TI yang
dapat diterima pelanggan, dan tingkat aktual TI
pelayanan yang dirasakan oleh pelanggan.
-
7/24/2019 ITS-paper-28671-5206100064-Paper.pdf
13/19
oKemampuan beradaptasi:
1.1 Aplikasi dapat berjalan dengan baik ketika
koneksi jaringan internet lambat.
- Layanan TI yang dapat diterima pelanggan:
Aplikasi IPD dapat diakses dengan normal ketika
tanggal pengisian kuesioner berjalan, respon yang
lambat, dan sering putusnya koneksi sering menjadi
halangan ketika pengisian aplikasi IPD, hal yang
menghambat tersebut harus dihilangkan pada waktu
hari dibukanya akses aplikasi IPD. Memang disadari
pengguna IPD sangat banyak tetapi paling tidak ketika
tanggal pengisian kuesioner berjalan aplikasi dapat
digunakan walaupun bekerja tidak maksimal.
- Tingkat aktual TI yang dirasakan:
Untuk saat ini aplikasi IPD memiliki kinerja yang tidak
maksimal jika kecepatan jaringan internet pada jurusan
berjalan lambat, respon aplikasi menjadi lambat,
terkadang aplikasi sulit untuk diakses, dan bahkan
tidak jarang koneksi pada aplikasi terputus.
1.2 Aplikasi dapat dijalankan di semua browser.
- Layanan TI yang dapat diterima pelanggan:
Aplikasi dapat dijalankan pada semua browser, dan
dari segala versi browser. Karena pengguna aplikasi
IPD sangat banyak dan pastinya semua pengguna tidak
menggunakan browser yang sama dan versi yang sama.
atau pengembang dapat menambahkan sebuat
informasi browser standard untuk menjalankan aplikasi
IPD dengan baik.
- Tingkat aktual TI yang dirasakan:
Untuk saat ini ada beberapa browser yang memang
membutuhkan update ke versi terbaru untuk membuka
aplikasi IPD ini. Rata-rata browser versi terbaru sudah
bisa membuka aplikasi IPD dan integra.its.ac.id dengan
baik.
oGap 6: perbedaan antara persepsi pengembang IT
terhadap apa yang pengguna butuhkan, dan
tingkat layanan TI yang mereka dapat sediakan
mengingat kendala karena personil, teknologi dan
faktor organisasi lainnya.
oKemampuan beradaptasi:
1.1 Aplikasi dapat berjalan dengan baik ketikakoneksi jaringan internet lambat.
- Persepsi pengembang IT terhadap apa yang
pengguna butuhkan:
Jika jaringan internet melambat yang mengakibatkan
kinerja aplikasi tidak maksimal, dan respon aplikasi
melambat. maka pengguna harus mencari jaringan
internet yang lain yang masih stabil, atau tidak
menggunakan browser secara multitasking. jadi
pengguna harus memfokuskan semua bandwidth
jaringan internet untuk menjalankan aplikasi IPD.
- Tingkat layanan TI yang pengembang dapat
sediakan:
Jika terdapat permasalahan didalam kecepatan jaringan
internet pengembang tidak dapat berbuat banyak,
karena bukan kebijakan dan tanggung jawab
pengembang, untuk memperbaiki dan memanajemen
kecepatan jaringan internet pada institute dan jurusan.
1.2 Aplikasi dapat dijalankan di semua browser.
- Persepsi pengembang IT terhadap apa yang
pengguna butuhkan:
Pengguna harus menggunakan browser yang
compatible untuk mengakses aplikasi. untuk browser-
browser versi terbaru aplikasi sudah dapat dijalankan
dengan baik.
- Tingkat layanan TI yang pengembang dapat
sediakan:
Untuk saat ini tidak ada, karena pengembang
membebaskan pengguna untuk menggunakan segala
jenis broser dari berbagai versi. tetapi memang terdapat
beberapa versi browser yang tidak dapat mengakses
aplikasi IPD.
oGap 7: perbedaan antara tingkat layanan TI
pengembang yang dapat sediakan dan tingkat
aktual dari layanan TI yang disediakan.
oKemampuan beradaptasi:
1.1 Aplikasi dapat berjalan dengan baik ketika
koneksi jaringan internet lambat.
- Tingkat layanan TI pengembang yang dapat
sediakan:
Jika terdapat permasalahan didalam kecepatan jaringan
internet pengembang tidak dapat berbuat banyak,
karena bukan kebijakan dan tanggung jawab
pengembang, untuk memperbaiki dan memanajemen
kecepatan jaringan internet pada institute dan jurusan.
- Tingkat aktual dari layanan TI:
Untuk saat ini aplikasi IPD memiliki kinerja yang tidak
maksimal jika kecepatan jaringan internet pada jurusan
berjalan lambat, respon aplikasi menjadi lambat,terkadang aplikasi sulit untuk diakses, dan bahkan
tidak jarang koneksi pada aplikasi terputus.
1.2 Aplikasi dapat dijalankan di semua browser.
- Tingkat layanan TI pengembang yang dapat
sediakan:
Untuk saat ini tidak ada, karena pengembang
membebaskan pengguna untuk menggunakan segala
jenis broser dari berbagai versi. tetapi memang terdapat
-
7/24/2019 ITS-paper-28671-5206100064-Paper.pdf
14/19
beberapa versi browser yang tidak dapat mengakses
aplikasi IPD.
- Tingkat aktual dari layanan TI:
Untuk saat ini ada beberapa browser yang memang
membutuhkan update ke versi terbaru untuk membuka
aplikasi IPD ini. Rata-rata browser versi terbaru sudah
bisa membuka aplikasi IPD dan integra.its.ac.id dengan
baik.
Jurusan tehnik informatika.
oGap 1: perbedaan antara persepsi Pengembang TI
dan persepsi pengguna dari tingkat ideal layanan
TI.
oKemampuan beradaptasi:
1.1 Aplikasi dapat berjalan dengan baik ketika
koneksi jaringan internet lambat.
- Persepsi pengembang:
Aplikasi IPD merupakan aplikasi online maka aplikasi
tersebut sangat bergantung pada kecepatan jaringaninternet jurusan, jadi jika jaringan internet lambat, maka
kinerja aplikasi menjadi tidak maksimal. Untuk saat ini
tidak ada keluhan tetang sulitnya mengakses aplikasi
IPD, jadi aplikasi IPD dapar berjalan lancar dan tidak
ada masalah ketika jaringan internet lambat ataupun
jaringan internet stabil.
- Persepsi pengguna:
Untuk saat ini sangat sulit bagi mahasiswa untuk tidak
lepas dari pemakaian koneksi internet di jurusan. ketika
koneksi internet berjalan lambat karena banyak yang
menggunakan jaringan internet tersebut, maka aplikasi
sangat sulit untuk diakses, Respon aplikasi sangatlambat dikarenakan oleh pembagian bandwidth untuk
setiap pengguna internet didalam lab sehingga aplikasi
didownload secara perlahan-lahan oleh browser
pengguna. pada intinya kecepatan kinerja aplikasi
sangat ditentukan oleh kecepatan bandwidth pengguna
aplikasi.
1.2 Aplikasi dapat dijalankan di semua browser.
- Persepsi pengembang:
Untuk saat ini tidak ada browser yang tidak compatible
untuk mengakses aplikasi IPD.
- Persepsi pengguna:
Ada beberapa jenis browser versi lama yang tidak
compatible untuk membuka aplikasi, tetapi untuk
browser versi terbaru saat ini, secara umum sudah
dapat menjalankan aplikasi dengan baik karena sudah
disuport add-ins yang dapat mendukung browser untuk
membuka segala konten aplikasi berbasis-web.
oGap 2: perbedaan antara persepsi pengembang TI
dan persepsi pengguna dari tingkat yang dapat
diterima dari layanan TI.
oKemampuan beradaptasi:
1.1 Aplikasi dapat berjalan dengan baik ketika
koneksi jaringan internet lambat.
- Persepsi pengembang:
IPD merupakan aplikasi online maka aplikasi tersebut
sangat bergantung pada kecepatan jaringan internet
jurusan, jadi jika jaringan internet lambat, maka kinerja
aplikasi menjadi tidak maksimal. jika kecepatan
jaringan cepat / lancar maka kinerja aplikasi tidak ada
masalah.
- Persepsi pengguna:
Seharusnya aplikasi IPD dapat diakses dengan normal
ketika tanggal pengisian kuesioner berjalan, respon
yang lambat, dan sering putusnya koneksi sering
menjadi halangan ketika pengisian aplikasi
IPD,Pengembang seharusnya telah mempersiapkanaplikasi dan perangkat pendukung berjalanya aplikasi
dengan sangat baik.
1.2 Aplikasi dapat dijalankan di semua browser.
- Persepsi pengembang:
Aplikasi ini dapat dibuka disemua browser tanpa ada
gangguan sedikit pun. karena itu adalah salah satu
keunggulan dari aplikasi IPD online ini. untuk saat ini
memang ada beberapa versi browser yang memang
membutuhkan update ke versi terbaru untuk membuka
aplikasi IPD ini.
- Persepsi pengguna:
Paling tidak pengembang menambahkan notifikasi pada
aplikasi, yang menjelaskan spesifikasi browser yang
baik untuk menjalankan aplikasi IPD.
oGap 3: Perbedaan antara pengembang TI dan
pengguna dari tingkat aktual layanan TI.
oKemampuan beradaptasi:
1.1 Aplikasi dapat berjalan dengan baik ketika
koneksi jaringan internet lambat.
- Persepsi pengembang:
Aplikasi IPD merupakan aplikasi online maka aplikasitersebut sangat bergantung pada kecepatan jaringan
internet jurusan, jadi jika jaringan internet lambat, maka
kinerja aplikasi menjadi tidak maksimal. Untuk saat ini
tidak ada keluhan tetang sulitnya mengakses aplikasi
IPD, jadi aplikasi IPD dapar berjalan lancar dan tidak
ada masalah ketika jaringan internet lambat ataupun
jaringan internet stabil.
- Persepsi pengguna:
-
7/24/2019 ITS-paper-28671-5206100064-Paper.pdf
15/19
Untuk saat ini sangat sulit bagi mahasiswa untuk tidak
lepas dari pemakaian koneksi internet di jurusan. ketika
koneksi internet berjalan lambat karena banyak yang
menggunakan jaringan internet tersebut, maka aplikasi
sangat sulit untuk diakses, Respon aplikasi sangat
lambat dikarenakan oleh pembagian bandwidth untuk
setiap pengguna internet didalam lab sehingga aplikasi
didownload secara perlahan-lahan oleh browser
pengguna. pada intinya kecepatan kinerja aplikasi
sangat ditentukan oleh kecepatan bandwidth pengguna
aplikasi.
1.2 Aplikasi dapat dijalankan di semua browser.
- Persepsi pengembang:
Untuk saat ini tidak ada browser yang tidak compatible
untuk mengakses aplikasi IPD.
- Persepsi pengguna:
Ada beberapa jenis browser versi lama yang tidak
compatible untuk membuka aplikasi, tetapi untuk
browser versi terbaru saat ini, secara umum sudah
dapat menjalankan aplikasi dengan baik karena sudah
disuport add-ins yang dapat mendukung browser untuk
membuka segala konten aplikasi berbasis-web.
oGap 4: perbedaan antara level layanan TI yang
pelanggan ingin terima, dan apa yang mereka
terima, mengingat keterbatasan karena personil,
teknologi dan lainnya organisasi factor.
oKemampuan beradaptasi:
1.1 Aplikasi dapat berjalan dengan baik ketika
koneksi jaringan internet lambat.
- level layanan TI yang pelanggan ingin terima:
Idealnya respon aplikasi tidak terlalu bermasalah ketika
jaringan internet lambat atau berjalan dengan normal.
karena aplikasi memiliki fitur dan konten informasi
yang masih sangat sederhana. jadi efek dari kelambatan
respon aplikasi dikarenakan jaringan internet lambat
bukan merupakan suatu alasan, kecuali memang pada
waktu itu jaringan internet terputus.
- apa yang pengguna terima:
Untuk saat ini sangat sulit bagi mahasiswa untuk tidak
lepas dari pemakaian koneksi internet di jurusan. ketika
koneksi internet berjalan lambat karena banyak yangmenggunakan jaringan internet tersebut, maka aplikasi
sangat sulit untuk diakses, Respon aplikasi sangat
lambat dikarenakan oleh pembagian bandwidth untuk
setiap pengguna internet didalam lab sehingga aplikasi
didownload secara perlahan-lahan oleh browser
pengguna. pada intinya kecepatan kinerja aplikasi
sangat ditentukan oleh kecepatan bandwidth pengguna
aplikasi.
1.2 Aplikasi dapat dijalankan di semua browser.
- level layanan TI yang pelanggan ingin terima:
Aplikasi adalah aplikasi web-bassed yang terhubung,
dan dapat dijalankan hanya dengan adanya koneksi
internet, peran browser sangat penting disini. Browser
adalah aplikasi perantara untuk mengakses dan
menjalankan aplikasi, browser memiliki fitur dan
beberapa add-ins didalamnya yang berbeda-beda. Ada
jenis browser dari versi lama, itu yang tidak dapatmembaca bahasa pemrograman tertentu. Paling tidak
untuk jenis browser versi baru sudah cukup compatible
untuk membaca segala bahasa pemrograman yang
digunakan oleh aplikasi-aplikasi online. Jadi idealnya
aplikasi harus dapat dibuka pada semua browser versi
terbaru.
- apa yang pengguna terima:
Ada beberapa jenis browser versi lama yang tidak
compatible untuk membuka aplikasi, tetapi untuk
browser versi terbaru saat ini, secara umum sudah
dapat menjalankan aplikasi dengan baik karena sudah
disuport add-ins yang dapat mendukung browser untuk
membuka segala konten aplikasi berbasis-web.
oGap 5: perbedaan antara tingkat layanan TI yang
dapat diterima pelanggan, dan tingkat aktual TI
pelayanan yang dirasakan oleh pelanggan.
oKemampuan beradaptasi:
1.1 Aplikasi dapat berjalan dengan baik ketika
koneksi jaringan internet lambat.
- level layanan TI yang pelanggan ingin terima:
Seharusnya aplikasi IPD dapat diakses dengan normal
ketika tanggal pengisian kuesioner berjalan, respon
yang lambat, dan sering putusnya koneksi sering
menjadi halangan ketika pengisian aplikasi
IPD,Pengembang seharusnya telah mempersiapkan
aplikasi dan perangkat pendukung berjalanya aplikasi
dengan sangat baik.
- apa yang pengguna terima:
Untuk saat ini sangat sulit bagi mahasiswa untuk tidak
lepas dari pemakaian koneksi internet di jurusan. ketika
koneksi internet berjalan lambat karena banyak yang
menggunakan jaringan internet tersebut, maka aplikasi
sangat sulit untuk diakses, Respon aplikasi sangat
lambat dikarenakan oleh pembagian bandwidth untuksetiap pengguna internet didalam lab sehingga aplikasi
didownload secara perlahan-lahan oleh browser
pengguna. pada intinya kecepatan kinerja aplikasi
sangat ditentukan oleh kecepatan bandwidth pengguna
aplikasi.
1.2 Aplikasi dapat dijalankan di semua browser.
- level layanan TI yang pelanggan ingin terima:
-
7/24/2019 ITS-paper-28671-5206100064-Paper.pdf
16/19
Aplikasi dapat berjalan pada semua browser tanpa
terkecuali. seandainya terdapat browser recomendasi,
Paling tidak pengembang menambahkan notifikasi pada
aplikasi, yang menjelaskan spesifikasi browser yang
baik untuk menjalankan aplikasi IPD.
- apa yang pengguna terima:
Ada beberapa jenis browser versi lama yang tidak
compatible untuk membuka aplikasi, tetapi untuk
browser versi terbaru saat ini, secara umum sudah
dapat menjalankan aplikasi dengan baik karena sudah
disuport add-ins yang dapat mendukung browser untuk
membuka segala konten aplikasi berbasis-web.
oGap 6: perbedaan antara persepsi pengembang IT
terhadap apa yang pengguna butuhkan, dan
tingkat layanan TI yang mereka dapat sediakan
mengingat kendala karena personil, teknologi dan
faktor organisasi lainnya.
oKemampuan beradaptasi:
1.1 Aplikasi dapat berjalan dengan baik ketika
koneksi jaringan internet lambat.
- persepsi pengembang IT terhadap apa yang
pengguna butuhkan:
Jika jaringan internet melambat yang mengakibatkan
kinerja aplikasi tidak maksimal, dan respon aplikasi
melambat. maka pengguna harus mencari jaringan
internet yang lain yang masih stabil, atau tidak
menggunakan browser secara multitasking. jadi
pengguna harus memfokuskan semua bandwidth
jaringan internet untuk menjalankan aplikasi IPD.
- tingkat layanan TI yang mereka dapat sediakan:
Jika terdapat permasalahan didalam kecepatan jaringan
internet pengembang tidak dapat berbuat banyak,
karena bukan kebijakan dan tanggung jawab
pengembang, untuk memperbaiki dan memanajemen
kecepatan jaringan internet pada institute dan jurusan.
1.2 Aplikasi dapat dijalankan di semua browser.
- persepsi pengembang IT terhadap apa yang
pengguna butuhkan:
Pengguna harus menggunakan browser yang
compatible untuk mengakses aplikasi. untuk browser-
browser versi terbaru aplikasi sudah dapat dijalankandengan baik.
- tingkat layanan TI yang mereka dapat sediakan:
Untuk saat ini tidak ada pembatasan penggunaan
browser, karena pengembang membebaskan pengguna
untuk menggunakan segala jenis broser dari berbagai
versi. tetapi memang terdapat beberapa versi browser
yang tidak dapat mengakses aplikasi IPD beberapa
browser versi lama, dan hal tersebut dapat dicegah
dengan selalu mengupdate browser dengan versi
terbaru.
oGap 7: perbedaan antara tingkat layanan TI
pengembang yang dapat sediakan dan tingkat
aktual dari layanan TI yang disediakan.
oKemampuan beradaptasi:
1.1 Aplikasi dapat berjalan dengan baik ketika
koneksi jaringan internet lambat.
- tingkat layanan TI pengembang yang dapat
sediakan:
Jika terdapat permasalahan didalam kecepatan jaringan
internet pengembang tidak dapat berbuat banyak,
karena bukan kebijakan dan tanggung jawab
pengembang, untuk memperbaiki dan memanajemen
kecepatan jaringan internet pada institute dan jurusan.
- tingkat aktual dari layanan TI:
Untuk saat ini sangat sulit bagi mahasiswa untuk tidak
lepas dari pemakaian koneksi internet di jurusan. ketika
koneksi internet berjalan lambat karena banyak yang
menggunakan jaringan internet tersebut, maka aplikasi
sangat sulit untuk diakses, Respon aplikasi sangat
lambat dikarenakan oleh pembagian bandwidth untuk
setiap pengguna internet didalam lab sehingga aplikasi
didownload secara perlahan-lahan oleh browser
pengguna. pada intinya kecepatan kinerja aplikasi
sangat ditentukan oleh kecepatan bandwidth pengguna
aplikasi.
1.2 Aplikasi dapat dijalankan di semua browser.
- tingkat layanan TI pengembang yang dapat
sediakan:
Untuk saat ini tidak ada pembatasan penggunaan
browser, karena pengembang membebaskan pengguna
untuk menggunakan segala jenis broser dari berbagai
versi. tetapi memang terdapat beberapa versi browser
yang tidak dapat mengakses aplikasi IPD beberapa
browser versi lama, dan hal tersebut dapat dicegah
dengan selalu mengupdate browser dengan versi
terbaru.
- tingkat aktual dari layanan TI:
Ada beberapa jenis browser versi lama yang tidak
compatible untuk membuka aplikasi, tetapi untukbrowser versi terbaru saat ini, secara umum sudah
dapat menjalankan aplikasi dengan baik karena sudah
disuport add-ins yang dapat mendukung browser untuk
membuka segala konten aplikasi berbasis-web.
B.
Hasil Rekomendasi
Hasil analisis gap dari aplikasi disesuaikan dengan model
konseptual tujuh gap, yang diintegrasikan dengan hasil
-
7/24/2019 ITS-paper-28671-5206100064-Paper.pdf
17/19
gap yang telah didapatkan pada perhitungan gap. Hasil
analisis dijelaskan sebagai berikut:
Jurusan system informasi
oKemampuan beradaptasi:
1.1 Aplikasi dapat berjalan dengan baik ketika
koneksi jaringan internet lambat.
- Rekomendasi:
- Pengembang sudah menyediakan sebuah proxy
khusus untuk mengakses aplikasi IPD, yang memiliki
kapasitas bandwidth yang besar hal tersebut dilakukan
agar tidak ada lagi masalah koneksi internet lambat.
- Melakukan pengeblokan sementara situs-situs yang
berdampak dapat menghabiskan bandwidth banyak
ketika tanggal pengisian kuesioner IPD sampai
ditutupnya tanggal kuesioner IPD.
- Menambah kapasitas bandwidth mahasiswa untuk
sementara ketika tanggal pengisian kuesioner IPD
sampai ditutupnya tanggal kuesioner IPD.1.2 Aplikasi dapat dijalankan di semua browser.
- Rekomendasi:
Pengembang seharusnya menambahkan sebuah
notifikasi didalam aplikasi mengenai spesifikasi
browser yang dapat membuka aplikasi ID dengan baik,
karena dengan adanya notifikasi tersebut dapat
membantu pengguna untuk mengetahui cara yang tepat
untuk menjalankan aplikasi IPD tanpa ada halangan.
Tehnik InformatikaoKemampuan beradaptasi:
1.1 Aplikasi dapat berjalan dengan baik ketika
koneksi jaringan internet lambat.
- Rekomendasi:
Pengembang harus memantau secara berkala untuk
melihat apakah terdapat permasalahan didalam jaringan
yang dapat menghambat kinerja aplikasi seperti koneksi
internet yang lambat, putusnya jaringan internet, serta
banyaknya pengguna yang mengakses aplikasi pada
waktu itu. hal tersebut dilakukan guna mendukung
pengembang untuk membuat suatu kebijakan didalam
mengatsi permasalahan lambatnya jaringan internetuntuk mengakses aplikasi IPD.
1.2 Aplikasi dapat dijalankan di semua browser.
- Rekomendasi:
paling tidak pengembang memberikan notifikasi
didalam situs dengan menjabarkan petunjuk cara
penggunaan aplikasi IPD dengan baik. seperti
penggunaan browser yang tepat dan ideal untuk
aplikasi IPD.
REFERENCES
[1] Chan, Y.E. IT value: The great divide between qualitative
and quantitative and individual and organizational
measure.Journal of management information system, 16,
4 (Spring 2000), 225-261.
[2] DAmbra, J., and Rice R.E. Emerging factors in user
evaluation of the World Wide Web. Information &
Management, 38, 6 (2001), 373-384..
[3] DeLone, W.H., and McLean, E.R. Information System
Success: The quest for the dependent variable.
Information System Research, 3, 1 (1992), 60-95..
[4] DeLone, W.H., and McLean, E.R. Information System
Success: A ten-year update. The D&M IS (2003), 10-12,
18-19, & 23-26.
[5] Earl, Michael J. Management Strategies for Information
Technology, United Kingdom: Prentice HallInternational (1989).
[6] Galletta DF, Lederer AL. Some cautions on the
measurement of user information satisfaction. Decis Sc
1989;20(3):41938.
[7] Kang, H., and Bradley, G. Measuring the performance of
IT services: an assessment of SERVQUAL(2002):154-
164.
[8] Indrajit, R.E. Kerangka mengukur profil dan kinerja
teknologi, informasi dan komunikasi (n.d).
[9] Indrajit, R.E. Teknik analisa gap pengembangan teknologi
informasi (n.d).
[10]
Setiawan, N. Penentuan ukuran sample memakai rumusslovin, dan table krejcie-morgan: telaah konsep dan
aplikasinya (2007):1-8.
[11]Parasuraman A, Zeithaml VA, Berry LL. A conceptual
model of service quality and its implications for future
research. J Mark 1985;49:4150 (Fall).
-
7/24/2019 ITS-paper-28671-5206100064-Paper.pdf
18/19
-
7/24/2019 ITS-paper-28671-5206100064-Paper.pdf
19/19
JURNAL TEKNIK POMITS 19