ITS-paper-28671-5206100064-Paper.pdf

download ITS-paper-28671-5206100064-Paper.pdf

of 19

Transcript of ITS-paper-28671-5206100064-Paper.pdf

  • 7/24/2019 ITS-paper-28671-5206100064-Paper.pdf

    1/19

    EVALUASI KINERJA APLIKASI INDEKS

    PENGAJARAN DOSEN DENGAN

    MENGGUNAKAN GAP ANALISIS

    Achmad Holil Noor Ali, Ir., M.Kom; Sholiq, S.T, M.Kom, M.SA; Dimas Prayogo

    Laboratorium Perencanaan dan Pengembangan Sistem Informasi (PPSI)

    Institut Teknologi Sepuluh November - Fakultas Teknologi Informasi - Jurusan Sistem Informasi

    Surabaya.

    AbstractIndeks Pengajaran Dosen (IPD),

    adalah sebuah layanan aplikasi pengukur kualitas kinerja

    dosen pengampu, aplikasi ini mulai digunakan oleh P3AI

    pada tahun 2006. Namun pada proses penggunaannya

    dewasa ini masih memiliki beberapa permasalahan yang

    sangat sering terjadi seperti, banyaknya mahasiswa yang

    tidak mengisi IPD tepat waktu, banyaknya mahasiswa yang

    hanya asal didalam mengisi IPD, dan beberapa mahasiswa

    dapat mengisi IPD lebih dari sekali.

    Untuk melihat apakah aplikasi IPD saat ini benar benar

    efektif dan sesuai dengan apa yang diharapkan, maka akan

    dilakukan evaluasi menggunakan metode gap analysis

    dengan menggunakan tehnik penyebaran kuisioner kepada

    para stakeholder aplikasi. Untuk mengetahui apa saja yang

    harus diukur, maka akan digunakan DeLone & McLean

    (D&M) Success Model dengan enam dimensi pengukuran

    yaitu: (1) System Quality; (2) Information Quality; (3)Service Quality; (4) Use; (5) User Satisfaction; (6) Net

    Benefit. (Abstract)

    Kata KunciGap Analysis, Indeks Pengajaran dosen (IPD),

    D&M Success Model. (key words)

    I.PENGENALAN

    Indeks Pengajaran Dosen (IPD), merupakan sebuah layanan

    aplikasi yang berfungsi untuk membantu dosen dalam melihat

    sejauh apa pengajaran dosen selama satu semester apakah

    materi yang di ajarkan selama satu semester sudah tepatsasaran atau tidak. Aplikasi ini pada hakekatnya sangat

    membantu sekali di dalam proses dimana dosen dapat

    mengevaluasi kinerja mereka selama satu semester, dan

    membantu dosen untuk berkembang menjadi lebih baik di

    dalam proses belajar mengajar. Hal ini juga dapat berdampak

    positif bagi para mahasiswa karena dapat menyerap materi

    semaksimal mungkin, sehingga proses belajar mengajar dapat

    dikatakan efektif.

    Di balik fungsinya yang sangat membantu dosen untuk

    mengevaluasi proses belajar mengajar, pada kenyataanya ada

    beberapa permasalahan dari kinerja aplikasi ini. Permasalahan

    permasalahan yang cukup mendasar tetapi sangat mengganggu

    di dalam proses eksekusinya, antara lain adalah banyaknya

    mahasiswa yang tidak mengisi IPD tepat waktu, banyaknya

    mahasiswa yang hanya asal di dalam mengisi IPD, dan

    beberapa mahasiswa dapat mengisi IPD lebih dari sekali,

    pengisian IPD dapat dilakukan setelah ujian akhir dilaksanakan.

    Dari latar belakang permasalahan yang ada, dapat di simpulkan

    bahwa kinerja aplikasi masih jauh dari kata memuaskan.

    Gap analisis di dalam bidang manajemen, memiliki fungsi untuk

    proses pengambilan keputusan yang tepat dalam menentukan

    langkah langkah untuk mencapai goal atau visi yang di

    inginkan. Fungsi dari gap analysis ini juga dapat diterapkan di

    dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi untuk proses

    perencanaan dan evaluasi. Untuk permasalahan IPD yang ada,gap analisis dapat di terapkan setelah mengetahui sejauh mana

    nilai gap yang ada dari tiap tiap stakeholder seperti User

    (Dosen dan Mahasiswa), Manajemen (P3AI), dan

    Pengembangan (Pusat komputer dan BAAK ITS). Tetapi

    sebelumnya, akan di lakukan proses pengambilan data dengan

    menggunakan kuisioner, di dalam kuisioner stakeholder

    diminta untuk menilai beberapa ukuran yang menggambarkan

    sejauh mana efektivitas kinerja dari aplikasi IPD. Ukuran ini

    berasal dari DeLone & McLean (D&M) Success Model yang

    memiliki enam dimensi pengukuran untuk mengukur kinerja

    aplikasi (DeLone & McLean, 2003, 25) yaitu: (1) System

    quality: Mengukur keberhasilan teknis; (2) Information quality:Mengukur keberhasilan dalam menyampaikan informasi; (3)

    Service quality: Mengukur kualitas service aplikasi; (4) Use:

    Mengukur segala hal yang berhubungan dengan aktivitas

    pengguna; (5) User Satisfaction: Mengukur kepuasan

    pengguna; (6) Net Benefits: Mengukur dengan menangkap

    keseimbangan dampak positif dan negatif dari aplikasi.

    II.GAPANALISIS

    Gap analisis adalah alat yang membantu perusahaan untuk

    membandingkan kinerja aktuan dengan kinerja yang

  • 7/24/2019 ITS-paper-28671-5206100064-Paper.pdf

    2/19

    diharapkan. Pada intinya gap analisis ini dapat melihat Dimana

    posisi perusahaan sekarang ini? dan Kemana visi yang ingin

    dituju perusahaan setelahnya?.

    Gambar 2.1. Model gap analisis melihat dari sudut

    pandang customer dan perusahaan.

    Gap analisis mengidentifikasi kesenjangan antara kinerja yangdiharapkan, dengan kinerja aktual. Hal ini membantu

    perusahaan untuk dapat melihat mana area yang harus

    ditingkatkan. Gap analisis meliputi penentuan,

    mendokumentasikan, dan menyetujui varians antara kebutuhan

    bisnis dan kemampuan saat ini. Terlihat pada gambar 2.1pada

    gambar tersebut memperlihatkan konsep gap analisis untuk

    melihat harapan kinerja dan keadaan kinerja saat ini dari

    perusahaan dilihat dari sudut pandang customer terhadap

    beberapa sudut pandang dari domain external communication

    perusahaan seperti Service delivery, customer-driven service,

    dan company perception.

    A.

    Gap Analisis(manajemen konsep)

    Gap analysis merupakan Rencana strategi yang membantu

    perusahaan untuk merencanakan segala tindakan dari potensi

    apa yang perusahaan miliki saat ini, untuk menuju visi apa yang

    perusahaan harapkan. Praktisnya untuk membantu memahami,

    posisi dimana perusahaan saat ini, kearah mana visi yang

    diharapkan oleh perusahaan, dan bagaimana proses untuk

    menuju goal dari visi tersebut.

    Gambar 2.2. Gambar yang menunjukan besarnya

    gap.

    Gap analysis dapat melihat seberapa jauhkah Gap yang di

    butuhkan perusahaan dari titik awal (Saat ini), menuju Goal

    yang di inginkan seperti yang diperlihatkan pada gambar 2.2.Gap analysis dapat melihat seberapa jauhkah Gap yang di

    butuhkan perusahaan dari titik awal (Saat ini), menuju Goal

    yang di inginkan. Berikut merupakan langkah langkah

    sederhana pembuatan gap analysis:

    - Pemilihan topik yang akan di analysis, contohnya:

    Revenue, provit, market share, dan fitur produk.

    - Pengidentifikasian posisi perusahaan sekarang, melihat

    dari beberapa data data metric atau atribut lain.

    - Pengidentifikasian tujuan perusahaan dalam jangka

    waktu kedepan.

    - Pengidentifikasian gap dari apa yang ada saat ini

    dengan goal yang di tuju.- Hasil akhir, membuat suatu perencanaan pengambilan

    keputusan untuk menuju goal yang diinginkan dengan

    menggunakan..

    Hasi akhir dari gap analisis untuk konsep manajemen

    perusahaan adalah sebuah dokumen rekomendasi perencanaan

    dan pengambilan keputusan yang tepat agar perusahaan dapat

    mencapai target yang di inginkan. Dengan demikian terlihat

    bahwa gap analysis juga bisa diterapkan di dalam bidang

    teknologi informasi untuk proses evaluasi, dan perencanaan.

    B.Gap Analisis(Teknologi informasi konsep)

    Penerapan Gap analysis di dalam bidang Teknologi

    informasi pada dasarnya tidak jauh berbeda dari penerapan gapanalysis di dalam bidang manajemen. Hal yang membedakan

    dari dua konsep tersebut adalah obyek yang dianalisis. Pada

    konsep Gap analisis untuk T.I gap analisis dibagi lagi menjadi

    dua konsep yaitu gap analisis untuk perencanaan dan gap

    analysis untuk proses evaluasi.

    Untuk proses pengambilan keputusan/perencanaan. Gap

    analysis di dalam bidang teknologi informasi digambarkan

    memiliki dua poin (Eko Indrajit R, Teknik analisa gap

    pengembangan teknologi informasi, n.d), yaitu:

  • 7/24/2019 ITS-paper-28671-5206100064-Paper.pdf

    3/19

    - Poin TO-BE yang menggambarkan keinginan yang

    ingin dituju. Contoh: sebah perusahaan ingin

    berinfestasi dengan I.T dengan spesifikasi bagus.

    - Poin AS-IS posisi dimana saat ini berada. Contoh:

    Pada saat ini perusahaan belum pernah menggunakan

    I.T didalam proses bisnisnya, tidak memiliki

    governance untuk penataan T.I yang baik, dan SDM

    perusahaan belum pernah meoperasikan I.T.

    -

    Dua poin yang ada TO-BE dan AS-IS dianalisis apakah

    gap diantara dua poin tersebut cukup jauh atau dekat.

    - Proses selanjutnya adalah pengisian gap dengan

    beberapa dokumen rekomendasi yang membantu

    perusahaan untuk mengambil keputusan yang tepat

    untuk menuju goal yang diinginkan.

    Untuk proses evaluasi, langkah langkah yang dilakukan

    tidak jauh berbeda, mungkin obyek untuk proses ini telah ada,

    dan hanya tinggal mengevaluasi kinerja obyek yang ada.

    Langkah langkahnya sebagai berikut:

    -Memastikan obyek mana yang akan dievaluasi.

    Biasanya software atau layanan informasi.

    -

    Melihat fungsi utama obyek, atau tujuan obyek dibuatdan dijalankan.

    -Menggali data kinerja obyek evaluasi saat ini. Pada

    kasus ini biasanya menggunakan tehnik wawancara

    atau kuisioner untuk yang ditujukan kepada

    stakeholder.

    -Setelah data didapat, data diukur untuk mengetahui

    seberapa besar gap didalamnya, jika terdapat gap

    kemudian data akan diproses lebih lanjut.

    -Setelah data di proses, maka gap akan diisi dengan

    beberapa rekomendasi dokumen yang didalamnya

    berisi evaluasi untuk obyek agar dapat sesuai dengan

    tujuan dari obyek tersebut dibuat dan digunakan,

    Atau malah dihilangkan karena tidak berpengaruh.

    Dengan adanya Gap analysis yang diperuntukan di bidang

    T.I, perusahaan dapat menentukan investasi T.I yang efektif

    dan efisien bagi proses bisnis perusahaan.

    III.D&MSUCCESSMODEL

    DeLone and McLean model of information system

    success, merupakan sebuah pemodelan pengukuran kinerja

    yang dibuat oleh William H. DeLone dan Ephraim R.McLean

    yang didasari oleh proses pemahaman dari I.S dan

    pengaruhnya. model proses ini memiliki tiga komponen yaitu,

    kreasi dari sistem, penggunaan sistem, dan konsekuensi daripenggunaan sistem. didalam pemodelan ini terdapat beberapa

    instrumen pengukuran (DeLone & McLean, 2003, 10-15)

    diantaranya yaitu:

    - System quality: Mengukur keberhasilan teknis (teknis

    komunikasi, akurasi dan efisiensi sistem komunikasi

    yang menghasilkan informasi).

    - Information quality: mengukur keberhasilan dalam

    menyampaikan informasi "arti sebenarnya" yang

    diinginkan dari aplikasi.

    - Service Quality: Mengukur kualitas servis aplikasi.

    Pada awalnya instrumen pengukuran pada pemodelan ini

    hanya System quality dan Information quality saja, namun

    seiring dengan berbagai evaluasi, dan pembaharuan dari

    pemodelan ini maka ditambahkan satu instrumen lagi (DeLone

    & McLean, 2003, 18) yaitu Service quality karena kurang

    lengkap rasanya hanya mengukur kinerja melalui arah produk

    tanpa mengukur servis dari fungsi I.S. maka instrumen ke tiga

    pun ditambahkan untuk menghindari kesalahan pengukuran

    efektivitas I.S, maka dimasukan Service quality.

    Selain tiga instrumen tadi, juga ada tiga instrumen

    tambahan sebagai alat pengukuran efektivitas I.S yang

    merupuakan hubungan dari ke tiga instrumen sebelumnya

    (DeLone & McLean, 2003, 23-24) yaitu, Use, User

    Satisfaction, dan Net benefit. Sehinggan instrument

    pengukuran D&M success model berjumlah enam instrument

    seperti yang ditujukan pada gambar 3.1.

    - Use: Mengukur segala hal yang berhubungan dengan

    aktivitas pengguna.

    - User Satisfaction: Mengukur kepuasan pengguna.

    -

    Net Benefit: Mengukur dengan menangkapkeseimbangan dampak positif dan negatif dari aplikasi.

    Gambar 3.1. Enam Instrumen pengukuran D&M

    Success Model.

    Setelah mengetahui enam instrumen yang dimiliki oleh

    D&M success model, maka akan dijabarkan metrics yang ada

    didalam enam instrument pengukur kinerja tersebut (DeLone &

    McLean, 2003, 26):

    -System Quality: adaptability, availability, reliability,

    response time, usability.

    -Information Quality: Completeness, Ease of

    understanding, Personalization, Relevance, Security.

    -Service Quality: Assurance, Empathy, Responsiveness

    -

    Use: Nature of Use, Navigation pattern, Number of sitevisit, Number of transaction executed.

    -User Satisfaction: Repeat Purchase, Repeat visits, User

    surveys.

    -Net Benefit: Cost saving, Expanded markets,

    Incremental additional sales, Reduce search cost,

    Time saving.

    Dari metric - metric inilah pengukuran akan dilakukan, dengan

    mengukur segala metrics yang berada di dalam ke enam

    instrumen maka evaluasi pengukuran efektivitas kinerja I.S

    dapat dikatakan sempurna.

  • 7/24/2019 ITS-paper-28671-5206100064-Paper.pdf

    4/19

    IV.METODEPENELITIANEVALUASIKINERJA

    Start

    Perencanaan kerja.

    Pengambilan data:

    Penyebaran

    Kuesioner Pengguna

    Pengambilan data:

    Wawancara dan

    penyebaran

    kuesioner ke

    Pengembang

    Penilaian Seluruh

    Kuesioner

    Pembuatan diagram

    gap analysis tiap

    matriks dari

    perbandingan kedua

    kuesioner dan hasil

    wawancara.

    Pembuatan

    rekomendasi kinerja

    dari tiap matriksuntuk

    mendekatkan /

    menghilangkan gap.

    Pembuatan

    Kuesioner

    berdasarkan

    intrumen

    pengukuran

    Penilaian dari proses

    wawancara untuk

    melihat target

    environment

    Finish

    Gambar 4.1. Metode penelitian evaluasi kinerja

    Ada beberapa tahapan yang harus dilakukan untuk menjalankan

    penelitian ini seperti yang diperlihatkan pada gambar 4.1.

    Tahapan tahapan tersebut memiliki fungsi untuk menuntun

    langkah langkah pengerjaan agar penelitian dapat

    diselesaikan secara terarah, teratur, dan sistematis. Tahapan

    kan dejelaskan sebagai berikut:

    A.Perencanaan kerja

    Tahap perencanaan kerja merupakan tahapan paling awal pada

    pengerjaan tugas akhir ini. Pada tahap ini terdapat beberapa

    sub tahapan yaitu identifikasi permasalahan, kajian pustaka,

    tinjauan pustaka. Pada tahap ini akan menghasilkan data dan

    informasi yang dapat digunakan dalam tahap pengerjaan

    selanjutnya.

    Identifikasi Permasalahan

    Dalam tahap identifikasi permasalahan, dilakukan

    pengumpulan informasi dan data, yang terdapat

    dilapangan, pengumpulan informasi dilakukan dengan

    menggali data dengan cara wawancara ke stakeholder

    yang berkaitan dengan permasalahan. Diantaranya adalah

    pengembang dan pengguna. Dari wawancara oleh

    beberapa pengguna mahasiswa jurusan Sistem Informasi

    dan jurusan tehnik informatika, didapatkan beberapa

    permasalahan mendasar yang sangat berpengaruh dari

    kinerja aplikasi Indeks pengajaran dosen ini, Yaitu:

    1.Banyaknya mahasiswa yang tidak mengisi IPD tepat

    waktu.

    2.Banyaknya mahasiswa yang hanya asal di dalam

    mengisi IPD.

    3.Beberapa mahasiswa dapat mengisi IPD lebih dari

    sekali.

    4.Pengisian IPD dapat dilakukan setelah ujian akhir

    dilaksanakan.

    5.Pada salah satu jurusan tidak ada pemberitahuan awal

    untuk melakukan pengisian kuesioner IPD.

    Setelah wawancara dari pengembang dan administrator

    sendiri juga didapat beberapa permasalahan teknis didalam

    kinerjanya yaitu:

    1. Pada rerata IPD jurusan terdapat indeksnya, tetapi

    untuk data nama nama dosen dan mata kuliah tidak

    ditemukan datanya. Jadi hal ini menimbulkan

    pertanyaan darimanakan data yang tertera pada indeks

    rata-rata IPD jurusan.

    2. Adanya perbedaan antara hasil average antara data

    table perjurusan dan table data yang terangkum dalam

    seluruh jurusan.

    3. Karena programer yang mengerjakan program bukan

    orang p3ai sendiri, sangat sulit untuk dilakukan prosesevaluasi program tiap satu semester untuk menjadi

    lebih baik. Proses evaluasi dilakukan tetapi tidak

    menyeluruh, mungkin beberapa permasalahan yang

    dapat ditangani orang dalam p3ai.

    4. Mahasiswa bisa teridentifikasi mengisi penuh

    meskipun belum mengisi IPD.

    5. Prosentasi kuesioner IPD berbeda dengan prosentasie

    kuesioner IPM.

    6. Grafik IPD jurusan gasal, masih terbaca pada IPD

    genap, hal ini mempengaruhi average IPD tingkat

    institute.

    Untuk Pusat komputer ITS sendiri sebagai penyedia

    jaringan internet memiliki permasalahan yaitu sering

    terputusnya jaringan di ITS ketika jaringan sedang sibuk

    digunakan untuk menjalankan IPD.

    Dari permasalahan permasalahan yang ada di atas ini

    maka telah terlihat bahwa kinerja aplikasi IPD masih

    belum sepenuhnya bagus. Tetapi bagus yang dimaksud

    masih memiliki makna relatif, jadi untuk melihat seberapa

    bagus kinerja aplikasi IPD saat ini secara nyata, perlu

    diadakan sebuah pengukuran lebih lanjut yang dilakukan

    pada tahap berikutnya.

    Kajian Pustaka

    Kajian pustaka atau yang sering disebut dengan studi

    literatur, merupakan tahapan untuk mempelajari konsep

    dan teknologi yang dapat memberikan penyelesaian

    terhadap permasalahan, serta kajian ilmiah yang

    berhubungan. Untuk kajian pustaka yang berhubungan

    dengan gap analisis maka dilakukan studi literature

    dengan membaca jurnal milik bapak Eko Indrajit yang

    berjudul Teknik analisa gap pengembangan teknologi

    informasi. Didalamnya membahas dua konsep gap analisis

  • 7/24/2019 ITS-paper-28671-5206100064-Paper.pdf

    5/19

    yaitu gap analisis manajemen konsep dan gap analisis

    teknologi informasi konsep.

    Untuk proses pembuatan kuesioner yang mengacu

    penilaian dari aspek mana sajakah yang diperlukan agar

    evaluasi dapat efektif maka dilakukan studi literatur dari

    literatur yang berjudul Information System Success: A

    ten-year update. The D&M (De Lone & Mc Lean) I.S

    (Information System) yang merupakan jurnal pengukuranevaluasi kinerja didasari oleh proses pemahaman dari I.S

    dan pengaruhnya, yang juga merupakan penyempurnaan

    dari jurnal sebelumnya yang berjudul Information System

    Success: The quest for the dependent variable.

    Information System Research.

    Untuk studi literatur aplikasi sendiri dilakukan dengan

    cara wawancara kepada pengembang, dan meminta

    dokumen laporan IPD pada tiap semsternya untuk melihat

    perkembangan kinerja dari tiap semester, tetapi data

    banyak didapat melalui proses wawancara.

    B.

    Pembuatan kuesionerTahap ini merupakan tahapan yang paling krusial

    sebelum menuju pada tahapan proses pengambilan data,

    Pertanyaan yang terdapat didalam Kuesioner disesuaikan

    dengan ke-24 matriks berasal dari instrumen pengukuran

    yang digunakan yaitu D&M Success model. Dari 24

    matriks, pertanyaan akan dibuat sesuai dengan bagian

    konsep dari matriks tersebut. Agar penilaian yang

    ditujukan dari tiap bagian bisa tepat sasaran seperti yang

    dijabarkan dibawah:

    -System Quality:

    Pada system quality, pengukuran kuesioner mengarah

    pada Kualitas system aplikasi, apakah sudah cocokuntuk digunakan pada level perusahaan dan kinerja

    aplikasi dapat efektif dan efisien.

    Tabel 4.1. tabel kuesioner System Quality

    1 SYSTEM DESIGN

    A SYSTEM QUALITY

    a1 Kemampuan beradaptasi

    1 Aplikasi dapat berjalan dengan baik ketika jaringan

    internet lambat.

    2 Aplikasi dapat dijalankan di semua browser.

    a2 Ketersediaan

    1 Aplikasi IPD dapat diakses selama 7 hari 24 jam tanpaada gangguan.

    2 Aplikasi IPD dapat diakses melalui handphone yang

    dapat terkoneksi dengan internet tanpa ada gangguan.

    3 Aplikasi memiliki system schedule proses pengisian

    yang baik.

    a3 Fleksibilitas

    1 Aplikasi memiliki konten yang dapat menjawab

    berbagai macam kebutuhan pengguna.

    2 Aplikasi dapat fleksible dalam menyesuaikan

    perubahan kondisi dan permintaan.

    a4 Keandalan

    1 Jaringan aplikasi IPD tidak mudah terputus ketika

    pemakaian bandwidth over limit.

    2 Aplikasi IPD memiliki system error recovery yang

    dapat membantu pengguna didalam menggunakan

    aplikasi jika terdapat masalah pada proses pemakaian.

    3 Aplikasi IPD merupakan sistem yang akurat untuk

    proses penilaian dosen.

    a5 Response Time

    1 System dapat merespon dengan cepat, meskipun

    diakses sedikit atau banyak orang.

    2 System aplikasi sangat mudah dibuka sehingga tidak

    membutuhkan response time yang cukup lama untuk

    membukanya.

    a6 Usability

    1 Penggunaan sistem aplikasi IPD sangat membantu

    didalam proses penilaian staf pengajar didalam jurusan.

    2 System aplikasi IPD sangat mempengaruhi prosesbelajar mengajar menjadi lebih baik.

    -Information Quality:

    Pada Information quality pengukuran kuesioner

    berfokus pada Konten, fitur, relevansi, dan keamanan

    pada aplikasi. Apakah informasi yang diberikan oleh

    aplikasi sudah lengkap dan seperti yang dibutuhkan

    oleh pengguna, atau tidak.

    Tabel 4.2. tabel kuesioner Information Quality

    B INFORMATION QUALITY

    b1 Kelengkapan

    1 Aplikasi IPD menyediakan informasi yang lengkap.

    2 Aplikasi IPD menyediakan informasi yang dibutuhkan.

    3 Konten informasi yang telah disediakan oleh sistem

    telah tarsusun secara sistematis.

    b2 Kemudahan Pemahaman

    1 Konten yang ada mudah dipahami.

    2 Konten Informasi pada sistem dapat diakses dengan

    mudah.

    3 Konten Informasi yang telah disediakan oleh aplikasi

    sudah memiliki format yang rapi dan enak dilihat.

    b3 Personalisasi

    1 Aplikasi memiliki konten informasi yang berbeda untuk

    setiap jurusan sesuai dengan kondisi jurusan.

    2 Aplikasi memiliki konten informasi yang berbeda untuk

    setiap pengguna (Dosen, Mahasiswa, Petinggi,

    administrator)

    3 Aplikasi memiliki konten informasi berbeda untuk

    mahasiswa disetiap jurusan

    b4 Relevansi

    1 Untuk sebuah system proses penilaian dosen aplikasi

  • 7/24/2019 ITS-paper-28671-5206100064-Paper.pdf

    6/19

    IPD sudah menyajikan sebuah proses penilaian yang

    benar.

    2 Informasi yang disajikan didalam aplikasi IPD sudah

    sangat memenuhi syarat didalam proses penilaian.

    b5 Keamanan

    1 Aplikasi IPD dapat menjamin kemana data-data

    pengguna.

    2 Aplikasi IPD dapat menjamin kerahasiaan pengguna.

    3 Aplikasi IPD selalu meminta pengguna untuk mengisi

    username dan password.

    -Service Quality:

    Pada service quality, pengukuran berfokus pada service

    yang diberikan oleh aplikasi yaitu berupa jaminan,

    empati, responsive dan keandalan.

    Tabel 4.3. tabel kuesioner Service Quality

    C SERVICE QUALITY

    c1 Jaminan

    1 Nilai dosen sangat obyektif sesuai dengan penilaiankuesioner yang ada.

    2 Aplikasi IPD dapat menampilkan nilai mata kuliah

    mahasiswa dengan benar setelah mahasiswa melakukan

    proses pengisian kuesioner penilaian dosen.

    c2 Empati

    1 Aplikasi IPD menyediakan fitur user guide kepada

    pengguna aplikasi, agar pengguna dapat menjalankan

    aplikasi dengan benar.

    2 Aplikasi menyediakan fitur saran dan kritik untuk

    pengguna, agar pengguna dapat memberikan penilaian,

    dan komentar terhadap aplikasi.

    c3 Responsif1 Jika terjadi gangguan pada jaringan internet, operator

    aplikasi langsung merespon dengan memperbaiki

    gangguan jaringan yang ada.

    c4 Keandalan

    1 Pengembang aplikasi dapat meminimalis error pada

    aplikasi disetiap semster.

    -Usage:

    Pada Usage penilaian lebih berfokus pada sifat

    penggunaan, navigasi pola, dan jumlah kunjungan

    kesitus.

    Tabel 4.4. tabel kuesioner Usage2 SYSTEM DELIVERY

    D USAGE

    d1 Sifat penggunaan

    1 Fitur yang ada pada aplikasi sangat mudah dipahami.

    2 Interface aplikasi IPD sangat mudah dipahami.

    d2 Navigasi Pola

    1 Navigasi pola yang ada pada aplikasi IPD sudah sesuai

    dengan perintah.

    2 Navigasi pola yang ada pada aplikasi IPD sangat sesuai

    dengan kebutuhan informasi yang ada.

    d3 Jumlah kunjungan ke situs

    1 Aplikasi IPD memiliki fitur untuk merecord jumlah

    kunjungan ke situs agar membantu melihat apakah

    mahasiswa yang mengisis IPD sudah mencapai target.

    d4 Banyaknya proses eksekusi

    1 Aplikasi memiliki fitur yang dapat merecord jumlah

    eksekusi yang terjadi.

    -User Satisfaction:

    User satisfaction atau kepuasan pelanggan penilaian

    berfokus pada ukuran dari banyaknya pengguna, dan

    banyaknya pengunjung. Dari kedua poin penilaian

    tersebut dapat terlihat apakah pelanggan puas

    menggunakan atau mengunjungi situs tersebut.

    Tabel 4.5. tabel kuesioner User Satisfaction

    E USER SATISFACTION

    e1 Banyak Pengguna

    1 Menurut anda, berapakah nilai kinerja aplikasi IPD

    saat ini?

    e2 Banyaknya Pengunjung

    1 Pengembang selalu memantau banyaknya pengguna

    yang selalu mengunjungi situs tiap semesternya.

    -Net Benefit:

    Net benefit lebih condong mengukur pada keuntungan

    aplikasi ini adalah aplikasi web-based, yang dikatakan

    memiliki banyak keuntungan, lebih baik, dan lebih

    fleksibel dari aplikasi desktop.Tabel 4.6. tabel kuesioner Net Benefit

    3 SYSTEM OUTCOME

    F NET BENEFIT

    f1 Penghematan Biaya

    1 Dengan adanya aplikasi IPD, dapat menghemat biaya

    pendukung untuk mengisi kuesioner IPD.

    f2 Perluasan Penggunaan Aplikasi

    1 Karena web-based, aplikasi IPD dapat digunakan

    dimana saja.

    f3 Tambahan Lain

    1 Dengan adanya aplikasi IPD, pengisian kuesioner

    menghemat tenaga.

    2 Dengan adanya aplikasi IPD,pengisian kuesioner lebih

    tepat sasaran.

    3 Kuesioner lebih mudah dipahami.

    4 Kuesioner lebih mudah diisi.

    f4 Optimasi Waktu

    1 Optimasi waktu untuk mengisi kuesioner lebih cepat

    dan efektif.

  • 7/24/2019 ITS-paper-28671-5206100064-Paper.pdf

    7/19

    Kuesioner dibuat dengan menyesuaikan identifikasi

    permasalahan yang ada selama ini, dan disesuaikan juga

    dengan instrumen pengukuran D&M Success Model.

    Setelah dirasa cukup mewakili permasalahan yang ada, dan

    sudah memasukan konsep dari ke 24 matriks yang ada,

    maka akan dilanjutkan tahap berikutnya yaitu tahap

    pengambilan data melalui kuesioner.

    C.Tahap pengambilan data

    Tahap ini merupakan tahap ketiga dari tugas akhir, yaitu tahap

    pengambilan data. Data yang digunakan ada 2 jenis Yaitu data

    primer (keadaan saat ini, dan harapan kinerja) dan data

    sekunder (data data pendukung), data primer didapatkan

    dari pengamatan langsung di lapangan, hasil pengisian

    kuesioner oleh responden sebagai sampel, dan hasil

    wawancara dengan responden. Sedangkan data sekunder

    diperoleh dari studi literatur atau studi pustaka, data yang

    dimiliki oleh perusahaan, internet, dan sumber lainnya. Tahap

    pengambilan data ini akan dijelaskan sebagai berikut.

    Tahap penyebaran kuesioner

    Kuesioner akan disebar kepada pengguna aplikasi IPD

    yaitu para mahasiswa fakultas FTIF ITS. Yang dimana

    didalamnya terdapat dua jurusan, yaitu jurusan Sistem

    Informasi dan jurusan Tehnik Informatika. Metode

    pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan cara

    simple random sampling. Untuk menentukan besarnya

    sampel dari jumlah populasi yang akan diteliti maka

    digunakan metode Slovin dengan rumus :

    Rumus 4.2 Metode slovin untuk menentukan besarnya

    sample

    Metode slovin langsung diterapkan pada penelitian untuk

    mengukur banyaknya sample yang harus diambil, dan berikut

    penjabarannya (Responden ditargetkan mahasiswa yang sudah

    pernah menggunakan aplikasi IPD yaitu 3 angkatan 2009,

    2010, dan 2011):

    - Jurusan Sistem Informasi:

    Total mahasiswa angkatan 2009: 148

    Total mahasiswa angkatan 2010: 155

    Total mahasiswa angkatan 2011: 191

    Total mahasiswa secara keseluruhan dari 3 angkatan:

    494

    Tingkat kesalahan pengambilan yang ditetapkan 10%

    Dilakukan pengukuran dengan menggunakan metode

    slovin yaitu:

    n = 494 / 1 + (494 x 0,1 x 0,1)

    n = 83,164 = 84

    Didapatkan jumlah responden untuk jurusan system

    informasi berjumlah 84 orang.

    - Jurusan Tehnik Informatika:

    Total mahasiswa angkatan 2009: 215

    Total mahasiswa angkatan 2010: 224

    Total mahasiswa angkatan 2011: 233

    Total mahasiswa secara keseluruhan dari 3 angkatan:

    675

    Tingkat kesalahan pengambilan yang ditetapkan 10%

    Dilakukan pengukuran dengan menggunakan metode

    slovin yaitu:

    n = 675 / 1 + (675 x 0,1 x 0,1)

    n = 100

    Didapatkan jumlah responden untuk jurusan system

    informasi berjumlah 100 orang.

    Dari pengukuran jumlah responden dengan metode slovin

    didapatkan jumlah responden jurusan Sistem Informasi

    berjumlah 84 orang, dan jurusan Tehnik Informatika 100orang. Selanjutnya kuesioner akan dicetak dan disebarkan

    sesuai dengan jumlah responden dari setiap jurusan.

    Tahap Wawancara

    Tahapan wawancara dilakuakn setelah tahap penyebaran

    kuesioner selesai, tahapan ini ditujukan untuk mengambil data

    kinerja yang diharapkan, Dimana kuesioner akan dibuat untuk

    membantu proses wawancara, kuesioner memiliki pertanyaan

    sama seperti pada table 4.2.1 hingga table 4.2.6 perbedaanya

    disini adalah dari penjelasan rate antara poin 1 sampai poin 5

    untuk kuesioner berbeda dari kuesioner yang disebarkan untuk

    pengguna umum. Jika kuesioner yang disebarkan untukpengguna penjelasan ratingnya adalah:

    1. Buruk / Tidak Setuju / Tidak Pernah.

    2. Kurang Bagus / Kurang setuju / Kurang Puas / Jarang.

    3. Cukup.

    4. Bagus / Betul / Puas / Sering.

    5. Sangat Bagus / Sangat Setuju / Sangat Puas/ Sangat

    sering.

    Untuk mengambil harapan kinerja dari pengembang

    penjelasan ratingnya adalah:

    1. Tidak perlu diterapkan karena tidak cocok dengan

    aplikasi/ Tidak Setuju.

    2. Kurang cocok untuk diterapkan.

    3.

    Cukup. Boleh diterapkan, boleh juga tidak.4. Bagus untuk diterapkan/ Betul.

    5. Sangat Bagus dan perlu untuk diterapkan/ Sangat

    Setuju.

    Dari rating diatas, harapan kinerja dari wawancara dapat dinilai

    dan diukur sesuai dengan pertanyaan dari kuesioner yang ada.

    Sehingga nantinya hasil pengukuran dari nilai keadaan saat ini

    dengan harapan kinerja dapat dibandingkan.

  • 7/24/2019 ITS-paper-28671-5206100064-Paper.pdf

    8/19

    Pengambilan data sekunder

    Pengambilan data sekunder dilakukan dengan cara Sedangkan

    data sekunder diperoleh dari studi literatur atau studi

    pustaka, data yang dimiliki oleh perusahaan, internet, dan

    sumber lainnya. Untuk studi literature atau studi pustaka, dan

    mencari data melalui internet sudah dilakukan sebelum

    pembuatan kuesioner. Untuk meminjam data dari perusahaan

    demi kepentingan penelitian juga sudah dilakukan sebelumpembuatan kuesioner, data yang didapat berupa hasil analisis

    laporan hasil dari aplikasi dari tiap semester. Tetapi itu tidak

    dapat membantu banyak didalam penelitian. Untuk tahap

    wawancara ringan sudan dilakukan juga sebelum kuesioner

    dibuat, hal ni dilakukan untuk memdukung pembuatan

    kuesioner agar tepat sasaran. Setelah semua data yang

    dibutuhkan telah didapat, maka tahapan selanjutnya adalah

    tahap penilaian kuesioner.

    D.Tahap penilaian kuesioner

    Tahap pertama dari tahap penilaian kuesioner ini adalah tahap

    uji validitas dan reliabilitas kuesioner. Apakah kuesioner sudah

    dapat diandalkan untuk penelitian ini, atau masih belum bisa

    diandalkan. Untuk mengukur uji validitas dan reliabilitas

    digunakan aplikasi bantuan yaitu aplikasi statistika SPSS.

    Uji validitas

    Uji validitas adalah uji statistik yang digunakan guna

    menentukan seberapa valid suatu item pertanyaan untuk

    mengukur variabel yang diteliti. Uji validitas ini menggunakan

    software SPSS. Uji validitas didalam penelitian ini memiliki

    nilai korelasi 0,3. jadi seluruh item pertanyaan dikatakan valid

    jika 0,3 dan dikatakan tidak valid jika < 0,3 dan berikut

    merupakan proses dari uji validitas yang ditujukan terhadap

    domain system quality.

    - Jurusan Sistem Informasi

    oPada jurusan Sistem informasi nilai n=84,

    dikarenakan respondennya adalah 84

    mahasiswa.

    oKarena penelitian ini merupakan uji sample

    bebas maka rumus yang digunakan adalah n-

    2. Jadi didapat degree of freedom adalah 84-

    2=82.

    oUntuk level dari signifikansinya setelah data

    dimasukan kedalam spss terlihat memiliki

    satu level signifikansi yaitu 0,01 / 99 %.

    o

    Setelah ditemukan degree of freedom dan levelsignifikansinya maka didapat r-tabel, level

    signifikansi 0,01 = 0,279.

    - Nilai dari validitas dari domain system quality adalah:

    Tabel 4.7. tabel uji validitas system quality

    jurusan Sistem Informasi

    Tingkat

    validitas

    Sistem quality

    No item korelasi r kritik keterangan

    a1.1 0.516 0.279 valid

    a1.2 0.467 0.279 valid

    a2.1 0.597 0.279 valid

    a2.2 0.518 0.279 valid

    a2.3 0.447 0.279 valid

    a3.1 0.587 0.279 valid

    a3.2 0.484 0.279 valid

    a4.1 0.619 0.279 valid

    a4.2 0.513 0.279 valid

    a4.3 0.543 0.279 valid

    a5.1 0.52 0.279 valid

    a5.2 0.496 0.279 valid

    a6.1 0.591 0.279 valid

    a6.2 0.435 0.279 valid

    -

    Jurusan Tehnik InformatikaoPada jurusan Tehnik informatika nilai n=100,

    dikarenakan respondennya adalah 100

    mahasiswa.

    oKarena penelitian ini merupakan uji sample

    bebas maka rumus yang digunakan adalah n-

    2. Jadi didapat degree of freedom adalah

    100-2=98.

    oUntuk level dari signifikansinya setelah data

    dimasukan kedalam spss terlihat memiliki

    satu level signifikansi yaitu 0,01 / 99 % dan

    0,05 / 95%.

    oSetelah ditemukan degree of freedom dan level

    signifikansinya maka didapat r-tabel, level

    signifikansi 0,01 = 0,256, dan level

    signifikansinya 0,05 = 0,196 .

    Nilai dari validitas dari domain system quality adalah:

    Tabel 4.8. tabel uji validitas system quality jursan

    Tehnik informatika

    Tingkat validitas System quality

    No item korelasi r kritik keterangan

    a1.1 0.51 0.2324 valid

    a1.2 0.525 0.2324 valid

    a2.1 0.683 0.2324 valida2.2 0.625 0.2324 valid

    a2.3 0.531 0.2324 valid

    a3.1 0.542 0.2324 valid

    a3.2 0.622 0.2324 valid

    a4.1 0.65 0.2324 valid

    a4.2 0.665 0.2324 valid

    a4.3 0.671 0.2324 valid

  • 7/24/2019 ITS-paper-28671-5206100064-Paper.pdf

    9/19

    a5.1 0.641 0.2324 valid

    a5.2 0.588 0.2324 valid

    a6.1 0.455 0.2324 valid

    a6.2 0.404 0.2324 valid

    Uji reliabilitas

    Digunakan untuk mengetahui adanya konsistensi alatukur dalam penggunaannya, atau dengan kata lain alat

    ukur tersebut mempunyai hasil yang konsisten apabila

    digunakan berkali-kali pada waktu yang berbeda. Uji

    reliabilitas ini juga menggunakan software SPSS

    seperti pada uji validitas. Nilai reliabilitas pada

    penelitian ini adalah 0,6. jadi seluruh item pertanyaan

    dikatakan reliabel jika 0,6 dan dikatakan tidak

    reliabel jika < 0,6 dan berikut merupakan proses dari

    uji reliabilitas domain system quality.

    -Jurusan Sistem informasi:

    oPada jurusan Sistem informasi nilai n=84,

    dikarenakan respondennya adalah 84

    mahasiswa.

    oUntuk level dari signifikansinya yaitu 0,05.

    oLevel signifikansi 0,05 = 0,212

    -Berikut merupakan hasil reliabilitasnya:

    Tabel 4.9. tabel uji reliabilitas system quality jurusan

    Sistem Informasi.

    System

    quality:

    No Pertanya

    an

    Corrected

    Item total

    correlation

    Perband

    ingan (r

    tabel)

    nilai

    item

    tidak

    over-estimasi

    Cronb

    ach's

    Alpha

    1 a1.1 0.406 0.2146 valid 0.8

    2 a1.2 0.343 0.2146 valid

    3 a2.1 0.499 0.2146 valid

    4 a2.2 0.404 0.2146 valid

    5 a2.3 0.315 0.2146 valid

    6 a3.1 0.491 0.2146 valid

    7 a3.2 0.384 0.2146 valid

    8 a4.1 0.556 0.2146 valid

    9 a4.2 0.458 0.2146 valid10 a4.3 0.426 0.2146 valid

    11 a5.1 0.425 0.2146 valid

    12 a5.2 0.388 0.2146 valid

    13 a6.1 0.49 0.2146 valid

    14 a6.2 0.292 0.2146 valid

    -Jurusan Tehnik informatika:

    oPada jurusan Sistem informasi nilai n=100,

    dikarenakan respondennya adalah 100

    mahasiswa.

    oUntuk level dari signifikansinya yaitu 0,05.

    oLevel signifikansi 0,05 = 0,196

    -Berikut merupakan hasil reliabilitasnya:

    Tabel 4.10. tabel uji reliabilitas system quality jurusan

    Tehnik Informatika.

    System

    quality:

    No Pertany

    aan

    Corrected

    Item total

    corelation

    Pebanding

    an (r tabel)

    Statu

    s

    Cronb

    ach's

    Alpha

    1 a1.1 0.389 0.196 valid 0.846

    2 a1.2 0.44 0.196 valid

    3 a2.1 0.604 0.196 valid

    4 a2.2 0.527 0.196 valid

    5 a2.3 0.43 0.196 Valid

    6 a3.1 0.46 0.196 valid7 a3.2 0.539 0.196 valid

    8 a4.1 0.577 0.196 valid

    9 a4.2 0.573 0.196 valid

    10 a4.3 0.599 0.196 valid

    11 a5.1 0.57 0.196 valid

    12 a5.2 0.499 0.196 valid

    13 a6.1 0.348 0.196 valid

    14 a6.2 0.301 0.196 valid

    Tahap penilaian kuesionerTahap ketiga dari penilaian kuesioner adalah, menilai

    kueisoner kinerja actual yang berasal dari mahasiswa dua

    jurusan yaitu Sistem Informasi dengan 84 responden dan

    Tehnik Informatika 100 responden. Cara penilaian hasil

    kuesioner menggunakan rumus:

    Rumus 4.3 Rumus rata-rata untuk merata-rata

    nilai pada kuesioner.

    Kuesioner yang telah memiliki skala penilaian dari

    responden dimasukan ke dalam table excel sesuai dengan

    tiap-tiap domain. Contoh yang digunakan adalah penilaian

    untuk domain system quality.

  • 7/24/2019 ITS-paper-28671-5206100064-Paper.pdf

    10/19

    Gambar 4.4 Hasil kuesioner system quality

    Kemudian skala penilaian setiap pertanyaan yang

    telah dipilih oleh pengguna akan ditotal, setelah itu dibagi

    dengan jumlah responden yang ada seperti pada gambar

    4.5 tanda biru pada gambar menunjukan nilai skala darikuesioner, tanda hijau menunjukan total dari skala

    penilaian kuesioner, dan tanda merah menunjukan hasil

    rata-rata dari penilaia skala yang nantinya dijadikan acuan

    untuk membandingkan gap.

    Gambar 4.5 Penjelasa perhitungan untuk

    mendapatkan nilai kinerja actual rata-rata setiap

    matriks.

    Untuk staf pengembang berikut penilaian yang ada warna

    biru pada gambar adalah skala penilaian yang diberikan oleh

    responden untuk setiap matriks, warna hijau adalah total dari

    setiap skala dari setiap matriks, dan warna merah pada gambar

    adalah hasil rata-rata nilai dari pembagian total matriks denganjumlah responden yang nantinya nilai rata-rata ini akan

    dibandingan dengan nilai rata-rata kinerja actual untuk

    didapatkan gapnya.

    Gambar 4.6 Penjelasa perhitungan untuk mendapatkan

    nilai kinerja aktual rata-rata setiap matriks.

    Tahap pencarian gap

    Setelah nilai dari kuesioner kinerja aktual dan kuesioner

    harapan kinerja didapatkan, langkah selanjutnya adalah

    melakukan perbandingan dari kedua kuesioner tersebut.

    Rumus yang digunakan untuk mendapatkan gap adalah:

    Gap = Rata-rata kinerja aktual Rata-rata kinerja

    yang diharapkan dari rumus ini gap akan didapatkan

    dan berikut hasil perhitungan gap dari domain aiatem

    quality yang ditujukan pada jurusan SISTEMINFORMASI:

    Gambar 4.7 Gambar tabel yang menunjukan hasil gap

    dari domain System Quality jurusan system informasi.

    Berikut merupakan hasil gap dari kuesioner domain sistem

    quality jurusan Tehnik informatika:

    Gambar 4.8 Gambar tabel yang menunjukan hasil gap

    dari domain System Quality jurusan Tehnik

    Informatika.

  • 7/24/2019 ITS-paper-28671-5206100064-Paper.pdf

    11/19

    Tahap pembuatan diagram gapPada tahap ini hasil gap disimulasikan dengan

    membuat sebuah diagram batang, fungsi diagram ini

    untuk memperjelas seberapa besar jarak nilai gap

    kinerja aktual dengan kinerja yang diharapkan, dengan

    begitu pengembang dapat lebih memahami bahwa nilai

    kinerja aktual dari aplikasi masih memiliki beberapakekurangan yang bisa menjadi masukan untuk

    perbaikan kinerja aplikasi IPD kedepanya. Berikut

    gambar diagram dari gap analisis jurusan SISTEM

    INFORMASI, sesuai dengan domain sistem quality

    yang digunakan untuk proses penilaian:

    Gambar 4.9 Gambar diagram yang

    memvisualisasikan hasil gap dari domain System

    Quality jurusan System Informasi.

    Untuk jurusan TEHNIK INFORMATIKA berikut

    merupakan hasil visualisasi diagram yang disesuaikan

    dengan hasil penilaian gap yang ada:

    Gambar 4.10 Gambar diagram yang

    memvisualisasikan hasil gap dari domain System

    Quality jurusan Tehnik Informatika.

    V.HASIL DAN PEMBAHASAN

    Pada bab ini akan dijelaskan mengenai hasil analisis gap ke 3

    dari konsep 7 gap yang membahas tentang Perbedaan antara

    pengembang TI dan pengguna dari tingkat aktual layanan TI.Analisis dan rekomendasi sesuai dengan 3 kondisi dari kinerja

    aplikasi yaitu kondisi kinerja saat ini, kinerja yang diharapkan,

    dan perbandingan gap. Semuanya diambil dari nilai terkecil

    untuk diberikan rekomendasi kecuali keadaan yang diharapkan

    diambil dari nilai terbesar. untuk matriks kemampuan

    beradaptasi dari domain system quality sebagai contoh analisis,

    dan dijadikan sebuah rekomendasi masukan kepada

    pengembang aplikasi IPD.

    A.Hasil analisis

    Jurusan system informasi

    oGap 1: perbedaan antara persepsi Pengembang TI dan

    persepsi pengguna dari tingkat ideal layanan TI.

    oKemampuan beradaptasi:

    1.1 Aplikasi dapat berjalan dengan baik ketika

    koneksi jaringan internet lambat.

    - Persepsi pengembang:

    Karena aplikasi IPD ini adalah aplikasi web-bassed

    maka kinerja aplikasi sangat mutlak ditentukan oleh

    kecepatan bandwidth setiap jurusan. idealnya ketika

    jaringan internet berjalan lambat maka kinerja aplikasi

    pun tidak sempurna, tetapi ketika jaringan internet

    berjalan cepat maka kinerja aplikasi pun akan stabil.

    - Persepsi pengguna:

    Idealnya, ketika sudah waktunya untuk mahasiswa

    menggunakan akses aplikasi, pengembang seharusnya

    sudah siap untuk mengatasi segala permasalahan error

    pada aplikasi seperti putusnya koneksi internet,

    lambatnya respon aplikasi, dan fitur yang tidak

    sempurna sudah teratasi. tetapi kenyataanya, saat ini

    permasalahan - permasalahan yang ada, selalu

    konsisten ada tiap semesternya.

    1.2 Aplikasi dapat dijalankan di semua browser.

    - Persepsi pengembang:

    Idealnya aplikasi dapat dijalankan disemua browser

    karena aplikasi sangat sederhana dan tidak menuntut

    banyak add-ons yang diperlukan oleh browser untuk

    menjalankan aplikasi.

    - Persepsi pengguna:

    Idealnya aplikasi dapat dibuka pada semua browser

    dari seluruh versi dan jenis produk browser.

    oGap 2: perbedaan antara persepsi pengembang TI

    dan persepsi pengguna dari tingkat yang dapatditerima dari layanan TI.

    oKemampuan beradaptasi:

    1.1 Aplikasi dapat berjalan dengan baik ketika

    koneksi jaringan internet lambat.

    - Persepsi pengembang:

    IPD merupakan aplikasi online maka aplikasi tersebut

    sangat bergantung pada kecepatan jaringan internet

    jurusan, jadi jika jaringan internet lambat, maka kinerja

  • 7/24/2019 ITS-paper-28671-5206100064-Paper.pdf

    12/19

    aplikasi menjadi tidak maksimal. jika kecepatan

    jaringan cepat / lancar maka kinerja aplikasi tidak ada

    masalah.

    - Persepsi pengguna:

    Seharusnya Aplikasi IPD dapat diakses dengan normal

    ketika tanggal pengisian kuesioner berjalan, respon

    yang lambat, dan sering putusnya koneksi sering

    menjadi halangan ketika pengisian aplikasi IPD, hal

    tersebut sering membuat kecewa. Memang disadari

    pengguna IPD sangat banyak tetapi paling tidak ketika

    tanggal pengisian kuesioner berjalan pengembang

    paling tidak dapat meminimalis permasalahan yang

    selalu terjadi.

    1.2 Aplikasi dapat dijalankan di semua browser.

    - Persepsi pengembang:

    Aplikasi ini dapat dibuka disemua browser tanpa ada

    halangan sedikit pun. karena itu adalah salah satu

    keunggulan dari aplikasi IPD online ini. untuk saat ini

    ada beberapa versi browser yang memang

    membutuhkan update ke versi terbaru untuk membuka

    aplikasi IPD ini.

    - Persepsi pengguna:

    Aplikasi dapat dijalankan pada semua browser, dan

    dari segala versi browser. Karena pengguna aplikasi

    IPD sangat banyak dan pastinya semua pengguna tidak

    menggunakan browser yang sama dan versi yang sama.

    oGap 3: Perbedaan antara pengembang TI dan

    pengguna dari tingkat aktual layanan TI.

    oKemampuan beradaptasi:

    1.1 Aplikasi dapat berjalan dengan baik ketika

    koneksi jaringan internet lambat.

    - Persepsi pengembang:

    Aplikasi IPD merupakan aplikasi online maka aplikasi

    tersebut sangat bergantung pada kecepatan jaringan

    internet jurusan, jadi jika jaringan internet lambat, maka

    kinerja aplikasi menjadi tidak maksimal. Untuk saat ini

    tidak ada keluhan tetang sulitnya mengakses aplikasi

    IPD, jadi aplikasi IPD dapat berjalan lancar dan tidak

    ada masalah ketika jaringan internet lambat ataupun

    jaringan internet stabil.

    - Persepsi pengguna:

    Untuk saat ini aplikasi IPD memiliki kinerja yang tidak

    maksimal jika kecepatan jaringan internet pada jurusan

    berjalan lambat, respon aplikasi menjadi lambat,

    terkadang aplikasi sulit untuk diakses, dan bahkan

    tidak jarang koneksi pada aplikasi terputus.

    1.2 Aplikasi dapat dijalankan di semua browser.

    - Persepsi pengembang:

    Untuk saat ini tidak ada browser yang tidak compatible

    untuk mengakses aplikasi IPD.

    - Persepsi pengguna:

    Untuk saat ini ada beberapa browser yang memang

    membutuhkan update ke versi terbaru untuk membuka

    aplikasi IPD ini. Rata-rata browser versi terbaru sudah

    bisa membuka aplikasi IPD dan integra.its.ac.id dengan

    baik.

    oGap 4: perbedaan antara level layanan TI yang

    pelanggan ingin terima, dan apa yang mereka

    terima, mengingat keterbatasan karena personil,

    teknologi dan lainnya organisasi factor.

    oKemampuan beradaptasi:

    1.1 Aplikasi dapat berjalan dengan baik ketika

    koneksi jaringan internet lambat.

    - layanan TI yang pengguna ingin terima:

    Aplikasi IPD harus dapat diakses dengan normal ketika

    tanggal pengisian kuesioner berjalan, error dan

    halangan seperti respon yang lambat, dan sering

    putusnya koneksi harus dihilangkan. Jadi ketika tanggal

    pengisian kuesioner berjalan pengembang paling tidak

    dapat meminimalis permasalahan yang selalu terjadi

    tiap semesternya.

    - Layanan T.I yang diterima:

    Untuk saat ini aplikasi IPD memiliki kinerja yang tidak

    maksimal jika kecepatan jaringan internet pada jurusan

    berjalan lambat, respon aplikasi menjadi lambat,

    terkadang aplikasi sulit untuk diakses, dan bahkan

    tidak jarang koneksi pada aplikasi terputus. hal tersebut

    sangat sulit unutk diperbaiki, apalagi jika berhubungandengan jaringan internet, karena pengembang tidak

    memiliki hak untuk memanajemen jaringan internet

    pada institusi. jadi jika koneksi jaringan melambat atau

    terputus, pengembang tidak bisa berbuat banyak.

    1.2 Aplikasi dapat dijalankan di semua browser.

    - layanan TI yang pengguna ingin terima:

    Aplikasi dapat dijalankan pada semua browser, dan

    dari segala versi browser. Karena pengguna aplikasi

    IPD sangat banyak dan pastinya semua pengguna tidak

    menggunakan browser yang sama dan versi yang sama.

    - Layanan T.I yang diterima:

    Untuk saat ini ada beberapa browser yang memang

    membutuhkan update ke versi terbaru untuk membuka

    aplikasi IPD ini. Rata-rata browser versi terbaru sudah

    bisa membuka aplikasi IPD dan integra.its.ac.id dengan

    baik.

    oGap 5: perbedaan antara tingkat layanan TI yang

    dapat diterima pelanggan, dan tingkat aktual TI

    pelayanan yang dirasakan oleh pelanggan.

  • 7/24/2019 ITS-paper-28671-5206100064-Paper.pdf

    13/19

    oKemampuan beradaptasi:

    1.1 Aplikasi dapat berjalan dengan baik ketika

    koneksi jaringan internet lambat.

    - Layanan TI yang dapat diterima pelanggan:

    Aplikasi IPD dapat diakses dengan normal ketika

    tanggal pengisian kuesioner berjalan, respon yang

    lambat, dan sering putusnya koneksi sering menjadi

    halangan ketika pengisian aplikasi IPD, hal yang

    menghambat tersebut harus dihilangkan pada waktu

    hari dibukanya akses aplikasi IPD. Memang disadari

    pengguna IPD sangat banyak tetapi paling tidak ketika

    tanggal pengisian kuesioner berjalan aplikasi dapat

    digunakan walaupun bekerja tidak maksimal.

    - Tingkat aktual TI yang dirasakan:

    Untuk saat ini aplikasi IPD memiliki kinerja yang tidak

    maksimal jika kecepatan jaringan internet pada jurusan

    berjalan lambat, respon aplikasi menjadi lambat,

    terkadang aplikasi sulit untuk diakses, dan bahkan

    tidak jarang koneksi pada aplikasi terputus.

    1.2 Aplikasi dapat dijalankan di semua browser.

    - Layanan TI yang dapat diterima pelanggan:

    Aplikasi dapat dijalankan pada semua browser, dan

    dari segala versi browser. Karena pengguna aplikasi

    IPD sangat banyak dan pastinya semua pengguna tidak

    menggunakan browser yang sama dan versi yang sama.

    atau pengembang dapat menambahkan sebuat

    informasi browser standard untuk menjalankan aplikasi

    IPD dengan baik.

    - Tingkat aktual TI yang dirasakan:

    Untuk saat ini ada beberapa browser yang memang

    membutuhkan update ke versi terbaru untuk membuka

    aplikasi IPD ini. Rata-rata browser versi terbaru sudah

    bisa membuka aplikasi IPD dan integra.its.ac.id dengan

    baik.

    oGap 6: perbedaan antara persepsi pengembang IT

    terhadap apa yang pengguna butuhkan, dan

    tingkat layanan TI yang mereka dapat sediakan

    mengingat kendala karena personil, teknologi dan

    faktor organisasi lainnya.

    oKemampuan beradaptasi:

    1.1 Aplikasi dapat berjalan dengan baik ketikakoneksi jaringan internet lambat.

    - Persepsi pengembang IT terhadap apa yang

    pengguna butuhkan:

    Jika jaringan internet melambat yang mengakibatkan

    kinerja aplikasi tidak maksimal, dan respon aplikasi

    melambat. maka pengguna harus mencari jaringan

    internet yang lain yang masih stabil, atau tidak

    menggunakan browser secara multitasking. jadi

    pengguna harus memfokuskan semua bandwidth

    jaringan internet untuk menjalankan aplikasi IPD.

    - Tingkat layanan TI yang pengembang dapat

    sediakan:

    Jika terdapat permasalahan didalam kecepatan jaringan

    internet pengembang tidak dapat berbuat banyak,

    karena bukan kebijakan dan tanggung jawab

    pengembang, untuk memperbaiki dan memanajemen

    kecepatan jaringan internet pada institute dan jurusan.

    1.2 Aplikasi dapat dijalankan di semua browser.

    - Persepsi pengembang IT terhadap apa yang

    pengguna butuhkan:

    Pengguna harus menggunakan browser yang

    compatible untuk mengakses aplikasi. untuk browser-

    browser versi terbaru aplikasi sudah dapat dijalankan

    dengan baik.

    - Tingkat layanan TI yang pengembang dapat

    sediakan:

    Untuk saat ini tidak ada, karena pengembang

    membebaskan pengguna untuk menggunakan segala

    jenis broser dari berbagai versi. tetapi memang terdapat

    beberapa versi browser yang tidak dapat mengakses

    aplikasi IPD.

    oGap 7: perbedaan antara tingkat layanan TI

    pengembang yang dapat sediakan dan tingkat

    aktual dari layanan TI yang disediakan.

    oKemampuan beradaptasi:

    1.1 Aplikasi dapat berjalan dengan baik ketika

    koneksi jaringan internet lambat.

    - Tingkat layanan TI pengembang yang dapat

    sediakan:

    Jika terdapat permasalahan didalam kecepatan jaringan

    internet pengembang tidak dapat berbuat banyak,

    karena bukan kebijakan dan tanggung jawab

    pengembang, untuk memperbaiki dan memanajemen

    kecepatan jaringan internet pada institute dan jurusan.

    - Tingkat aktual dari layanan TI:

    Untuk saat ini aplikasi IPD memiliki kinerja yang tidak

    maksimal jika kecepatan jaringan internet pada jurusan

    berjalan lambat, respon aplikasi menjadi lambat,terkadang aplikasi sulit untuk diakses, dan bahkan

    tidak jarang koneksi pada aplikasi terputus.

    1.2 Aplikasi dapat dijalankan di semua browser.

    - Tingkat layanan TI pengembang yang dapat

    sediakan:

    Untuk saat ini tidak ada, karena pengembang

    membebaskan pengguna untuk menggunakan segala

    jenis broser dari berbagai versi. tetapi memang terdapat

  • 7/24/2019 ITS-paper-28671-5206100064-Paper.pdf

    14/19

    beberapa versi browser yang tidak dapat mengakses

    aplikasi IPD.

    - Tingkat aktual dari layanan TI:

    Untuk saat ini ada beberapa browser yang memang

    membutuhkan update ke versi terbaru untuk membuka

    aplikasi IPD ini. Rata-rata browser versi terbaru sudah

    bisa membuka aplikasi IPD dan integra.its.ac.id dengan

    baik.

    Jurusan tehnik informatika.

    oGap 1: perbedaan antara persepsi Pengembang TI

    dan persepsi pengguna dari tingkat ideal layanan

    TI.

    oKemampuan beradaptasi:

    1.1 Aplikasi dapat berjalan dengan baik ketika

    koneksi jaringan internet lambat.

    - Persepsi pengembang:

    Aplikasi IPD merupakan aplikasi online maka aplikasi

    tersebut sangat bergantung pada kecepatan jaringaninternet jurusan, jadi jika jaringan internet lambat, maka

    kinerja aplikasi menjadi tidak maksimal. Untuk saat ini

    tidak ada keluhan tetang sulitnya mengakses aplikasi

    IPD, jadi aplikasi IPD dapar berjalan lancar dan tidak

    ada masalah ketika jaringan internet lambat ataupun

    jaringan internet stabil.

    - Persepsi pengguna:

    Untuk saat ini sangat sulit bagi mahasiswa untuk tidak

    lepas dari pemakaian koneksi internet di jurusan. ketika

    koneksi internet berjalan lambat karena banyak yang

    menggunakan jaringan internet tersebut, maka aplikasi

    sangat sulit untuk diakses, Respon aplikasi sangatlambat dikarenakan oleh pembagian bandwidth untuk

    setiap pengguna internet didalam lab sehingga aplikasi

    didownload secara perlahan-lahan oleh browser

    pengguna. pada intinya kecepatan kinerja aplikasi

    sangat ditentukan oleh kecepatan bandwidth pengguna

    aplikasi.

    1.2 Aplikasi dapat dijalankan di semua browser.

    - Persepsi pengembang:

    Untuk saat ini tidak ada browser yang tidak compatible

    untuk mengakses aplikasi IPD.

    - Persepsi pengguna:

    Ada beberapa jenis browser versi lama yang tidak

    compatible untuk membuka aplikasi, tetapi untuk

    browser versi terbaru saat ini, secara umum sudah

    dapat menjalankan aplikasi dengan baik karena sudah

    disuport add-ins yang dapat mendukung browser untuk

    membuka segala konten aplikasi berbasis-web.

    oGap 2: perbedaan antara persepsi pengembang TI

    dan persepsi pengguna dari tingkat yang dapat

    diterima dari layanan TI.

    oKemampuan beradaptasi:

    1.1 Aplikasi dapat berjalan dengan baik ketika

    koneksi jaringan internet lambat.

    - Persepsi pengembang:

    IPD merupakan aplikasi online maka aplikasi tersebut

    sangat bergantung pada kecepatan jaringan internet

    jurusan, jadi jika jaringan internet lambat, maka kinerja

    aplikasi menjadi tidak maksimal. jika kecepatan

    jaringan cepat / lancar maka kinerja aplikasi tidak ada

    masalah.

    - Persepsi pengguna:

    Seharusnya aplikasi IPD dapat diakses dengan normal

    ketika tanggal pengisian kuesioner berjalan, respon

    yang lambat, dan sering putusnya koneksi sering

    menjadi halangan ketika pengisian aplikasi

    IPD,Pengembang seharusnya telah mempersiapkanaplikasi dan perangkat pendukung berjalanya aplikasi

    dengan sangat baik.

    1.2 Aplikasi dapat dijalankan di semua browser.

    - Persepsi pengembang:

    Aplikasi ini dapat dibuka disemua browser tanpa ada

    gangguan sedikit pun. karena itu adalah salah satu

    keunggulan dari aplikasi IPD online ini. untuk saat ini

    memang ada beberapa versi browser yang memang

    membutuhkan update ke versi terbaru untuk membuka

    aplikasi IPD ini.

    - Persepsi pengguna:

    Paling tidak pengembang menambahkan notifikasi pada

    aplikasi, yang menjelaskan spesifikasi browser yang

    baik untuk menjalankan aplikasi IPD.

    oGap 3: Perbedaan antara pengembang TI dan

    pengguna dari tingkat aktual layanan TI.

    oKemampuan beradaptasi:

    1.1 Aplikasi dapat berjalan dengan baik ketika

    koneksi jaringan internet lambat.

    - Persepsi pengembang:

    Aplikasi IPD merupakan aplikasi online maka aplikasitersebut sangat bergantung pada kecepatan jaringan

    internet jurusan, jadi jika jaringan internet lambat, maka

    kinerja aplikasi menjadi tidak maksimal. Untuk saat ini

    tidak ada keluhan tetang sulitnya mengakses aplikasi

    IPD, jadi aplikasi IPD dapar berjalan lancar dan tidak

    ada masalah ketika jaringan internet lambat ataupun

    jaringan internet stabil.

    - Persepsi pengguna:

  • 7/24/2019 ITS-paper-28671-5206100064-Paper.pdf

    15/19

    Untuk saat ini sangat sulit bagi mahasiswa untuk tidak

    lepas dari pemakaian koneksi internet di jurusan. ketika

    koneksi internet berjalan lambat karena banyak yang

    menggunakan jaringan internet tersebut, maka aplikasi

    sangat sulit untuk diakses, Respon aplikasi sangat

    lambat dikarenakan oleh pembagian bandwidth untuk

    setiap pengguna internet didalam lab sehingga aplikasi

    didownload secara perlahan-lahan oleh browser

    pengguna. pada intinya kecepatan kinerja aplikasi

    sangat ditentukan oleh kecepatan bandwidth pengguna

    aplikasi.

    1.2 Aplikasi dapat dijalankan di semua browser.

    - Persepsi pengembang:

    Untuk saat ini tidak ada browser yang tidak compatible

    untuk mengakses aplikasi IPD.

    - Persepsi pengguna:

    Ada beberapa jenis browser versi lama yang tidak

    compatible untuk membuka aplikasi, tetapi untuk

    browser versi terbaru saat ini, secara umum sudah

    dapat menjalankan aplikasi dengan baik karena sudah

    disuport add-ins yang dapat mendukung browser untuk

    membuka segala konten aplikasi berbasis-web.

    oGap 4: perbedaan antara level layanan TI yang

    pelanggan ingin terima, dan apa yang mereka

    terima, mengingat keterbatasan karena personil,

    teknologi dan lainnya organisasi factor.

    oKemampuan beradaptasi:

    1.1 Aplikasi dapat berjalan dengan baik ketika

    koneksi jaringan internet lambat.

    - level layanan TI yang pelanggan ingin terima:

    Idealnya respon aplikasi tidak terlalu bermasalah ketika

    jaringan internet lambat atau berjalan dengan normal.

    karena aplikasi memiliki fitur dan konten informasi

    yang masih sangat sederhana. jadi efek dari kelambatan

    respon aplikasi dikarenakan jaringan internet lambat

    bukan merupakan suatu alasan, kecuali memang pada

    waktu itu jaringan internet terputus.

    - apa yang pengguna terima:

    Untuk saat ini sangat sulit bagi mahasiswa untuk tidak

    lepas dari pemakaian koneksi internet di jurusan. ketika

    koneksi internet berjalan lambat karena banyak yangmenggunakan jaringan internet tersebut, maka aplikasi

    sangat sulit untuk diakses, Respon aplikasi sangat

    lambat dikarenakan oleh pembagian bandwidth untuk

    setiap pengguna internet didalam lab sehingga aplikasi

    didownload secara perlahan-lahan oleh browser

    pengguna. pada intinya kecepatan kinerja aplikasi

    sangat ditentukan oleh kecepatan bandwidth pengguna

    aplikasi.

    1.2 Aplikasi dapat dijalankan di semua browser.

    - level layanan TI yang pelanggan ingin terima:

    Aplikasi adalah aplikasi web-bassed yang terhubung,

    dan dapat dijalankan hanya dengan adanya koneksi

    internet, peran browser sangat penting disini. Browser

    adalah aplikasi perantara untuk mengakses dan

    menjalankan aplikasi, browser memiliki fitur dan

    beberapa add-ins didalamnya yang berbeda-beda. Ada

    jenis browser dari versi lama, itu yang tidak dapatmembaca bahasa pemrograman tertentu. Paling tidak

    untuk jenis browser versi baru sudah cukup compatible

    untuk membaca segala bahasa pemrograman yang

    digunakan oleh aplikasi-aplikasi online. Jadi idealnya

    aplikasi harus dapat dibuka pada semua browser versi

    terbaru.

    - apa yang pengguna terima:

    Ada beberapa jenis browser versi lama yang tidak

    compatible untuk membuka aplikasi, tetapi untuk

    browser versi terbaru saat ini, secara umum sudah

    dapat menjalankan aplikasi dengan baik karena sudah

    disuport add-ins yang dapat mendukung browser untuk

    membuka segala konten aplikasi berbasis-web.

    oGap 5: perbedaan antara tingkat layanan TI yang

    dapat diterima pelanggan, dan tingkat aktual TI

    pelayanan yang dirasakan oleh pelanggan.

    oKemampuan beradaptasi:

    1.1 Aplikasi dapat berjalan dengan baik ketika

    koneksi jaringan internet lambat.

    - level layanan TI yang pelanggan ingin terima:

    Seharusnya aplikasi IPD dapat diakses dengan normal

    ketika tanggal pengisian kuesioner berjalan, respon

    yang lambat, dan sering putusnya koneksi sering

    menjadi halangan ketika pengisian aplikasi

    IPD,Pengembang seharusnya telah mempersiapkan

    aplikasi dan perangkat pendukung berjalanya aplikasi

    dengan sangat baik.

    - apa yang pengguna terima:

    Untuk saat ini sangat sulit bagi mahasiswa untuk tidak

    lepas dari pemakaian koneksi internet di jurusan. ketika

    koneksi internet berjalan lambat karena banyak yang

    menggunakan jaringan internet tersebut, maka aplikasi

    sangat sulit untuk diakses, Respon aplikasi sangat

    lambat dikarenakan oleh pembagian bandwidth untuksetiap pengguna internet didalam lab sehingga aplikasi

    didownload secara perlahan-lahan oleh browser

    pengguna. pada intinya kecepatan kinerja aplikasi

    sangat ditentukan oleh kecepatan bandwidth pengguna

    aplikasi.

    1.2 Aplikasi dapat dijalankan di semua browser.

    - level layanan TI yang pelanggan ingin terima:

  • 7/24/2019 ITS-paper-28671-5206100064-Paper.pdf

    16/19

    Aplikasi dapat berjalan pada semua browser tanpa

    terkecuali. seandainya terdapat browser recomendasi,

    Paling tidak pengembang menambahkan notifikasi pada

    aplikasi, yang menjelaskan spesifikasi browser yang

    baik untuk menjalankan aplikasi IPD.

    - apa yang pengguna terima:

    Ada beberapa jenis browser versi lama yang tidak

    compatible untuk membuka aplikasi, tetapi untuk

    browser versi terbaru saat ini, secara umum sudah

    dapat menjalankan aplikasi dengan baik karena sudah

    disuport add-ins yang dapat mendukung browser untuk

    membuka segala konten aplikasi berbasis-web.

    oGap 6: perbedaan antara persepsi pengembang IT

    terhadap apa yang pengguna butuhkan, dan

    tingkat layanan TI yang mereka dapat sediakan

    mengingat kendala karena personil, teknologi dan

    faktor organisasi lainnya.

    oKemampuan beradaptasi:

    1.1 Aplikasi dapat berjalan dengan baik ketika

    koneksi jaringan internet lambat.

    - persepsi pengembang IT terhadap apa yang

    pengguna butuhkan:

    Jika jaringan internet melambat yang mengakibatkan

    kinerja aplikasi tidak maksimal, dan respon aplikasi

    melambat. maka pengguna harus mencari jaringan

    internet yang lain yang masih stabil, atau tidak

    menggunakan browser secara multitasking. jadi

    pengguna harus memfokuskan semua bandwidth

    jaringan internet untuk menjalankan aplikasi IPD.

    - tingkat layanan TI yang mereka dapat sediakan:

    Jika terdapat permasalahan didalam kecepatan jaringan

    internet pengembang tidak dapat berbuat banyak,

    karena bukan kebijakan dan tanggung jawab

    pengembang, untuk memperbaiki dan memanajemen

    kecepatan jaringan internet pada institute dan jurusan.

    1.2 Aplikasi dapat dijalankan di semua browser.

    - persepsi pengembang IT terhadap apa yang

    pengguna butuhkan:

    Pengguna harus menggunakan browser yang

    compatible untuk mengakses aplikasi. untuk browser-

    browser versi terbaru aplikasi sudah dapat dijalankandengan baik.

    - tingkat layanan TI yang mereka dapat sediakan:

    Untuk saat ini tidak ada pembatasan penggunaan

    browser, karena pengembang membebaskan pengguna

    untuk menggunakan segala jenis broser dari berbagai

    versi. tetapi memang terdapat beberapa versi browser

    yang tidak dapat mengakses aplikasi IPD beberapa

    browser versi lama, dan hal tersebut dapat dicegah

    dengan selalu mengupdate browser dengan versi

    terbaru.

    oGap 7: perbedaan antara tingkat layanan TI

    pengembang yang dapat sediakan dan tingkat

    aktual dari layanan TI yang disediakan.

    oKemampuan beradaptasi:

    1.1 Aplikasi dapat berjalan dengan baik ketika

    koneksi jaringan internet lambat.

    - tingkat layanan TI pengembang yang dapat

    sediakan:

    Jika terdapat permasalahan didalam kecepatan jaringan

    internet pengembang tidak dapat berbuat banyak,

    karena bukan kebijakan dan tanggung jawab

    pengembang, untuk memperbaiki dan memanajemen

    kecepatan jaringan internet pada institute dan jurusan.

    - tingkat aktual dari layanan TI:

    Untuk saat ini sangat sulit bagi mahasiswa untuk tidak

    lepas dari pemakaian koneksi internet di jurusan. ketika

    koneksi internet berjalan lambat karena banyak yang

    menggunakan jaringan internet tersebut, maka aplikasi

    sangat sulit untuk diakses, Respon aplikasi sangat

    lambat dikarenakan oleh pembagian bandwidth untuk

    setiap pengguna internet didalam lab sehingga aplikasi

    didownload secara perlahan-lahan oleh browser

    pengguna. pada intinya kecepatan kinerja aplikasi

    sangat ditentukan oleh kecepatan bandwidth pengguna

    aplikasi.

    1.2 Aplikasi dapat dijalankan di semua browser.

    - tingkat layanan TI pengembang yang dapat

    sediakan:

    Untuk saat ini tidak ada pembatasan penggunaan

    browser, karena pengembang membebaskan pengguna

    untuk menggunakan segala jenis broser dari berbagai

    versi. tetapi memang terdapat beberapa versi browser

    yang tidak dapat mengakses aplikasi IPD beberapa

    browser versi lama, dan hal tersebut dapat dicegah

    dengan selalu mengupdate browser dengan versi

    terbaru.

    - tingkat aktual dari layanan TI:

    Ada beberapa jenis browser versi lama yang tidak

    compatible untuk membuka aplikasi, tetapi untukbrowser versi terbaru saat ini, secara umum sudah

    dapat menjalankan aplikasi dengan baik karena sudah

    disuport add-ins yang dapat mendukung browser untuk

    membuka segala konten aplikasi berbasis-web.

    B.

    Hasil Rekomendasi

    Hasil analisis gap dari aplikasi disesuaikan dengan model

    konseptual tujuh gap, yang diintegrasikan dengan hasil

  • 7/24/2019 ITS-paper-28671-5206100064-Paper.pdf

    17/19

    gap yang telah didapatkan pada perhitungan gap. Hasil

    analisis dijelaskan sebagai berikut:

    Jurusan system informasi

    oKemampuan beradaptasi:

    1.1 Aplikasi dapat berjalan dengan baik ketika

    koneksi jaringan internet lambat.

    - Rekomendasi:

    - Pengembang sudah menyediakan sebuah proxy

    khusus untuk mengakses aplikasi IPD, yang memiliki

    kapasitas bandwidth yang besar hal tersebut dilakukan

    agar tidak ada lagi masalah koneksi internet lambat.

    - Melakukan pengeblokan sementara situs-situs yang

    berdampak dapat menghabiskan bandwidth banyak

    ketika tanggal pengisian kuesioner IPD sampai

    ditutupnya tanggal kuesioner IPD.

    - Menambah kapasitas bandwidth mahasiswa untuk

    sementara ketika tanggal pengisian kuesioner IPD

    sampai ditutupnya tanggal kuesioner IPD.1.2 Aplikasi dapat dijalankan di semua browser.

    - Rekomendasi:

    Pengembang seharusnya menambahkan sebuah

    notifikasi didalam aplikasi mengenai spesifikasi

    browser yang dapat membuka aplikasi ID dengan baik,

    karena dengan adanya notifikasi tersebut dapat

    membantu pengguna untuk mengetahui cara yang tepat

    untuk menjalankan aplikasi IPD tanpa ada halangan.

    Tehnik InformatikaoKemampuan beradaptasi:

    1.1 Aplikasi dapat berjalan dengan baik ketika

    koneksi jaringan internet lambat.

    - Rekomendasi:

    Pengembang harus memantau secara berkala untuk

    melihat apakah terdapat permasalahan didalam jaringan

    yang dapat menghambat kinerja aplikasi seperti koneksi

    internet yang lambat, putusnya jaringan internet, serta

    banyaknya pengguna yang mengakses aplikasi pada

    waktu itu. hal tersebut dilakukan guna mendukung

    pengembang untuk membuat suatu kebijakan didalam

    mengatsi permasalahan lambatnya jaringan internetuntuk mengakses aplikasi IPD.

    1.2 Aplikasi dapat dijalankan di semua browser.

    - Rekomendasi:

    paling tidak pengembang memberikan notifikasi

    didalam situs dengan menjabarkan petunjuk cara

    penggunaan aplikasi IPD dengan baik. seperti

    penggunaan browser yang tepat dan ideal untuk

    aplikasi IPD.

    REFERENCES

    [1] Chan, Y.E. IT value: The great divide between qualitative

    and quantitative and individual and organizational

    measure.Journal of management information system, 16,

    4 (Spring 2000), 225-261.

    [2] DAmbra, J., and Rice R.E. Emerging factors in user

    evaluation of the World Wide Web. Information &

    Management, 38, 6 (2001), 373-384..

    [3] DeLone, W.H., and McLean, E.R. Information System

    Success: The quest for the dependent variable.

    Information System Research, 3, 1 (1992), 60-95..

    [4] DeLone, W.H., and McLean, E.R. Information System

    Success: A ten-year update. The D&M IS (2003), 10-12,

    18-19, & 23-26.

    [5] Earl, Michael J. Management Strategies for Information

    Technology, United Kingdom: Prentice HallInternational (1989).

    [6] Galletta DF, Lederer AL. Some cautions on the

    measurement of user information satisfaction. Decis Sc

    1989;20(3):41938.

    [7] Kang, H., and Bradley, G. Measuring the performance of

    IT services: an assessment of SERVQUAL(2002):154-

    164.

    [8] Indrajit, R.E. Kerangka mengukur profil dan kinerja

    teknologi, informasi dan komunikasi (n.d).

    [9] Indrajit, R.E. Teknik analisa gap pengembangan teknologi

    informasi (n.d).

    [10]

    Setiawan, N. Penentuan ukuran sample memakai rumusslovin, dan table krejcie-morgan: telaah konsep dan

    aplikasinya (2007):1-8.

    [11]Parasuraman A, Zeithaml VA, Berry LL. A conceptual

    model of service quality and its implications for future

    research. J Mark 1985;49:4150 (Fall).

  • 7/24/2019 ITS-paper-28671-5206100064-Paper.pdf

    18/19

  • 7/24/2019 ITS-paper-28671-5206100064-Paper.pdf

    19/19

    JURNAL TEKNIK POMITS 19