ITS Paper 19335 Paperpdf

9
1 Proceeding Seminar Tugas Akhir Teknik Elektro FTI-ITS Processing unit kontroller PERANCANGAN PROXIMITY SENSOR BERBASIS KAPASITIF UNTUK KONTROL PINTU OTOMATIS Firman Matiinu Sigit 2207100093 Jurusan Teknik Elektro FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS, Surabaya 60111 Abstrak - Pada proceeding ini akan dijelaskan mengenai rancang bangun pembuatan proximity sensor berbasis kapasitif yang akan diaplikasikan dalam kontrol pintu otomatis. Disini akan dijelaskan langkah-langkah pembuatannya, mulai dari pembuatan sensor sampai trandusernya. Seperti diketahui, Sensor demikian banyak dipakai dalam berbagai instrumentasi, karena sensor merupakan device utama yang berperan dalam merasakan suatu input. Input tersebut dapat berupa energi listrik, energi fisika, energi kimia, energi mekanik,dan lain-lain, setiap perubahan energi dapat dideteksi oleh sensor yang dapat diolah oleh tranduser menjadi energi listrik sehingga dapat diolah lebih lanjut oleh ADC, frekuensi counter, dan seterusnya. Sensor dapat diklasifikasikan menjadi sensor berbasis kapasitif, resistif, cahaya, dan masih banyak lagi tergantung pada penggunaanya. Karena banyaknya penggunaan sensor, pada tugas akhir ini penulis mencoba membuat dan melakukan penelitian tentang proximity sensor berbasis kapasitif dengan menggunakan bahan konduktor. Sensor dari bahan konduktor berbasis kapasitif ini yang nantinya akan diteliti mulai dari bahan konduktor, bentuk konduktor, dan pemberian dielektrik. Pengarakterisasian bertujuan mendapatkan desain terbaik bahan konduktor sebagai proximity sensor berbasis kapasitif yang sesuai dengan penggunaanya, selain itu juga sebagai referensi ilmu pengetahuan tentang sensor yang berbasis kapasitif. Pada tugas akhir ini jika pengarakteristikan selesai maka perubahan dari besarnya kapasitansi yang berpengaruh pada berubahnya besaran listrik akan diolah lebih lanjut yang diaplikasikan sebagai kontrol pintu otomatis. Kata kunci : proximity sensor, plat konduktor, Astable Multivibrator IC Timer 555. 1. PENDAHULUAN Sensor banyak sekali dipakai dalam peralatan instrumentasi, hampir semua instrumentasi dilengkapi dengan sensor, hal ini dikarenakan sensor adalah device yang sangat penting dalam instrumentasi tersebut yaitu device yang dapat mendeteksi terhadap perubahan yang terjadi yang sedang diukur/ diteliti. Oleh karena itu dalam tugas akhir ini akan dibahas tentang bagaimana cara pembuatan sensor, disini dibahas mengenai bagaimana cara pembuatan proximity sensor berbasis kapasitif dengan menggunakan bahan konduktor. Pembuatan proximity sensor berbasis kapasitif menggunakan bahan konduktor dalam tugas akhir ini akan diaplikasikan pada pintu otomatis seperti terdapat pada pusat belanja atau pada bangunan-bangunan mewah lainnya. Seperti diketahui sensor yang ada pada pintu otomatis sekarang ini umumnya menggunakan sensor inframerah, sensor gerakan, sensor panas tubuh, dan sensor tekanan. Sensor inframerah bekerja berdasarkan deteksi ada dan tidaknya benda yang menghalangi jalanya sinar dari transmitter ke receiver, jika terdapat benda pada daerah itu maka sinar akan terganggu dan tidak sempurna sinar yang diterima oleh receiver. Sensor panas tubuh atau PIR (passive infra red) dapat dikategorikan dalam sensor yang mendeteksi pergerakan, sensor ini bekerja sebagai receiver (passive) dari sinar inframerah yang dipancarkan oleh setiap benda, pada umumnya benda tersebut adalah manusia. Sensor tekanan yang diaplikasikan pada pintu otomatis biasanya diletakkan dibawah keset yang berada didepan pintu. Sensor ini akan bereaksi terhadap tekanan berat objek yang berada diatasnya [1]. Bila dicermati lebih jauh sensor yang ada sekarang ini khususnya inframerah dan sensor berat hanya terbatas mampu membedakan ada dan tidaknya benda, mereka tidak mampu menjelaskan dengan spesifik karakteristik benda tersebut, misalnya: bahan penyusun dari benda tersebut, karena sensor ini berbasis kapasitif yang sensitif dengan nilai konstanta dielektrik dari bahan benda yang dideteksi tersebut. Dari semua sensor yang ada sensor PIR adalah yang paling bagus dilihat dari segi banyaknya sesuatu yang dapat dideteksi, sensor PIR sudah dapat mengenali benda bergerak atau diam, sensor PIR juga mampu memperkirakan berapa suhu benda, sehingga engineer akan mempunyai banyak pilihan dalam perancangan sistem kontroller yang paling sesuai dengan yang dibutuhkan. Bila sensor PIR berfokus pada suhu dan pergerakan maka pada proximity sensor berbasis kapasitif ini berfokus pada zat/ bahan penyusun benda. Proximity sensor ini dibuat dari bahan konduktor yang juga lebih awet dan kuat dari sensor-sensor lain yang ada. 2. LANDASAN TEORI 2.1. Sensor dan Aktuator Secara umum sistem kontrol dapat digambarkan dalam diagram blok seperti gambar dibawah Gambar 1: Diagram blok sistem otomasi secara umum Secara umum sensor mengubah besaran fisik yang satu menjadi besaran fisik yang lain, dapat diambil kasus dalam contoh berikut misalnya diinginkan mendeteksi berapa kali perputaran roda, dan misalnya dipilih sensor menggunakan multitune yang dikopel dengan roda, maka dapat dilihat setiap perputaran roda maka berimbas pada perubahan tahanan pada multitune. Perubahan besaran fisik (perubahan nilai tahanan) tersebut tidak berarti apa-apa jika belum dikonversikan ke besaran elektrik, sehingga dibutuhkan device yang dapat mengonversikan perubahan besaran fisik tersebut, menjadi besaran elektrik, besaran elektrik yang berubah dapat berupa sensor aktuator

description

AWE

Transcript of ITS Paper 19335 Paperpdf

  • 1 Proceeding Seminar Tugas Akhir Teknik Elektro FTI-ITS

    Processing unit kontroller

    PERANCANGAN PROXIMITY SENSOR BERBASIS KAPASITIF UNTUK

    KONTROL PINTU OTOMATIS

    Firman Matiinu Sigit 2207100093

    Jurusan Teknik Elektro FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS, Surabaya 60111

    Abstrak - Pada proceeding ini akan dijelaskan mengenai

    rancang bangun pembuatan proximity sensor berbasis

    kapasitif yang akan diaplikasikan dalam kontrol pintu

    otomatis. Disini akan dijelaskan langkah-langkah

    pembuatannya, mulai dari pembuatan sensor sampai

    trandusernya. Seperti diketahui, Sensor demikian banyak

    dipakai dalam berbagai instrumentasi, karena sensor

    merupakan device utama yang berperan dalam merasakan

    suatu input. Input tersebut dapat berupa energi listrik,

    energi fisika, energi kimia, energi mekanik,dan lain-lain,

    setiap perubahan energi dapat dideteksi oleh sensor yang

    dapat diolah oleh tranduser menjadi energi listrik sehingga

    dapat diolah lebih lanjut oleh ADC, frekuensi counter, dan

    seterusnya. Sensor dapat diklasifikasikan menjadi sensor

    berbasis kapasitif, resistif, cahaya, dan masih banyak lagi

    tergantung pada penggunaanya. Karena banyaknya

    penggunaan sensor, pada tugas akhir ini penulis mencoba

    membuat dan melakukan penelitian tentang proximity sensor

    berbasis kapasitif dengan menggunakan bahan konduktor.

    Sensor dari bahan konduktor berbasis kapasitif ini yang

    nantinya akan diteliti mulai dari bahan konduktor, bentuk

    konduktor, dan pemberian dielektrik. Pengarakterisasian

    bertujuan mendapatkan desain terbaik bahan konduktor

    sebagai proximity sensor berbasis kapasitif yang sesuai

    dengan penggunaanya, selain itu juga sebagai referensi ilmu

    pengetahuan tentang sensor yang berbasis kapasitif. Pada

    tugas akhir ini jika pengarakteristikan selesai maka

    perubahan dari besarnya kapasitansi yang berpengaruh

    pada berubahnya besaran listrik akan diolah lebih lanjut

    yang diaplikasikan sebagai kontrol pintu otomatis.

    Kata kunci : proximity sensor, plat konduktor, Astable

    Multivibrator IC Timer 555.

    1. PENDAHULUAN

    Sensor banyak sekali dipakai dalam peralatan instrumentasi,

    hampir semua instrumentasi dilengkapi dengan sensor, hal ini

    dikarenakan sensor adalah device yang sangat penting dalam

    instrumentasi tersebut yaitu device yang dapat mendeteksi

    terhadap perubahan yang terjadi yang sedang diukur/ diteliti.

    Oleh karena itu dalam tugas akhir ini akan dibahas tentang

    bagaimana cara pembuatan sensor, disini dibahas mengenai

    bagaimana cara pembuatan proximity sensor berbasis kapasitif

    dengan menggunakan bahan konduktor.

    Pembuatan proximity sensor berbasis kapasitif menggunakan

    bahan konduktor dalam tugas akhir ini akan diaplikasikan pada

    pintu otomatis seperti terdapat pada pusat belanja atau pada

    bangunan-bangunan mewah lainnya. Seperti diketahui sensor

    yang ada pada pintu otomatis sekarang ini umumnya

    menggunakan sensor inframerah, sensor gerakan, sensor panas

    tubuh, dan sensor tekanan.

    Sensor inframerah bekerja berdasarkan deteksi ada dan

    tidaknya benda yang menghalangi jalanya sinar dari transmitter

    ke receiver, jika terdapat benda pada daerah itu maka sinar akan

    terganggu dan tidak sempurna sinar yang diterima oleh receiver.

    Sensor panas tubuh atau PIR (passive infra red) dapat

    dikategorikan dalam sensor yang mendeteksi pergerakan, sensor

    ini bekerja sebagai receiver (passive) dari sinar inframerah yang

    dipancarkan oleh setiap benda, pada umumnya benda tersebut

    adalah manusia.

    Sensor tekanan yang diaplikasikan pada pintu otomatis biasanya

    diletakkan dibawah keset yang berada didepan pintu. Sensor ini

    akan bereaksi terhadap tekanan berat objek yang berada

    diatasnya [1].

    Bila dicermati lebih jauh sensor yang ada sekarang ini

    khususnya inframerah dan sensor berat hanya terbatas mampu

    membedakan ada dan tidaknya benda, mereka tidak mampu

    menjelaskan dengan spesifik karakteristik benda tersebut,

    misalnya: bahan penyusun dari benda tersebut, karena sensor ini

    berbasis kapasitif yang sensitif dengan nilai konstanta dielektrik

    dari bahan benda yang dideteksi tersebut. Dari semua sensor

    yang ada sensor PIR adalah yang paling bagus dilihat dari segi

    banyaknya sesuatu yang dapat dideteksi, sensor PIR sudah dapat

    mengenali benda bergerak atau diam, sensor PIR juga mampu

    memperkirakan berapa suhu benda, sehingga engineer akan

    mempunyai banyak pilihan dalam perancangan sistem kontroller

    yang paling sesuai dengan yang dibutuhkan.

    Bila sensor PIR berfokus pada suhu dan pergerakan maka

    pada proximity sensor berbasis kapasitif ini berfokus pada zat/

    bahan penyusun benda. Proximity sensor ini dibuat dari bahan

    konduktor yang juga lebih awet dan kuat dari sensor-sensor lain

    yang ada.

    2. LANDASAN TEORI 2.1. Sensor dan Aktuator

    Secara umum sistem kontrol dapat digambarkan dalam

    diagram blok seperti gambar dibawah

    Gambar 1: Diagram blok sistem otomasi secara umum

    Secara umum sensor mengubah besaran fisik yang satu

    menjadi besaran fisik yang lain, dapat diambil kasus dalam

    contoh berikut misalnya diinginkan mendeteksi berapa kali

    perputaran roda, dan misalnya dipilih sensor menggunakan

    multitune yang dikopel dengan roda, maka dapat dilihat setiap

    perputaran roda maka berimbas pada perubahan tahanan pada

    multitune. Perubahan besaran fisik (perubahan nilai tahanan)

    tersebut tidak berarti apa-apa jika belum dikonversikan ke

    besaran elektrik, sehingga dibutuhkan device yang dapat

    mengonversikan perubahan besaran fisik tersebut, menjadi

    besaran elektrik, besaran elektrik yang berubah dapat berupa

    sensor aktuator

    rr

  • 2 Proceeding Seminar Tugas Akhir Teknik Elektro FTI-ITS

    arus, tegangan, amplitudo, atau frekuensi. Device yang

    bertanggung jawab terhadap ini biasa disebut sebagai tranduser.

    Gambar 2: Contoh rangkaian sederhana tranduser dengan

    multitune sebagai sensor berbasis resistif

    2.2. Sekilas tentang Gelombang Elektromagnetik Beberapa kaidah tentang kemagnetan dan kelistrikan yang

    mendukung perkembangan konsep gelombang elektromagnetik

    antara lain:

    1. Hukum Coulumb mengemukakan: muatan listrik statik dapat menghasilkan medan listrik. 2. Hukum Biot & Savart mengemukakan : Aliran muatan listrik (arus listrik) dapat menghasilkan medan magnet. 3. Hukum Faraday mengemukakan : Perubahan medan magnet dapat menghasilkan medan listrik.

    Ternyata perubahan medan listrik menimbulkan medan

    magnet yang tidak tetap besarannya atau berubahubah. Sehingga perubahan medan magnet tersebut akan menghasilkan

    lagi medan listrik yang berubahubah. Proses terjadinya medan listrik dan medan magnet berlangsung secara bersamasama dan menjalar kesegala arah. Arah getar vektor medan listrik dan

    medan magnet saling tegak lurus. Jadi gelombang

    elektromagnetik adalah gelombang yang dihasilkan dari

    perubahan medan magnet dan medan listrik secara berurutan,

    dimana arah getar vektor medan listrik dan medan magnet saling

    tegak lurus.

    Gambar 3: Penjalaran gelombang elektromagnetik sebagai

    gelombang transversal

    2.3. Listrik Statis Listrik statis (electrostatic) membahas muatan listrik yang

    berada dalam keadaan diam (statis).

    Dua buah benda yang memiliki muatan sejenis akan saling

    tolak menolak ketika didekatkan satu sama lain. Adapun dua

    buah benda dengan muatan yang berbeda (tidak sejenis) akan

    saling tarik menarik saat didekatkan satu sama lain. Tarik

    menarik atau tolak menolak antara dua buah benda bermuatan

    listrik adalah bentuk dari gaya listrik yang dikenal juga sebagai

    gaya coulomb.

    Berdasarkan konsep muatan listrik, ada dua macam

    muatan listrik, yaitu muatan positif dan muatan negatif. Muatan

    listrik timbul karena adanya elektron yang dapat berpindah dari

    satu benda ke benda yang lain. Benda yang kekurangan elektron

    dikatakan bermuatan positif, sedangkan benda yang kelebihan

    elektron dikatakan bermuatan negatif. Elektron merupakan

    muatan dasar yang menentukan sifat listrik suatu benda.

    2.3.1. Gaya Coulumb Gambar gaya coulumb antar dua benda yang bermuatan

    listrik seperti berikut

    Gambar 4: Gaya coulumb antar dua benda yang

    bermuatan listrik

    Besarnya gaya coulumb (F) yang terjadi antar muatan yang

    berjarak (r) dapat dirumuskan dalam persamaan berikut

    = 12

    2 (1)

    k adalah konstanta kesebandingan yang besarnya 9 x 109 N

    m2 C2 muatan q dihitung dalam satuan coulomb (C).

    konstanta k juga dapat ditulis dalam bentuk

    (2)

    dengan 0 adalah permitivitas ruang hampa yang besarnya 8,85 x 1012 C2 N1 m2 .

    2.3.2. Medan Listrik Medan listrik merupakan daerah atau ruang disekitar benda

    yang bermuatan listrik dimana jika sebuah benda bermuatan

    lainnya diletakkan pada daerah itu masih mengalami gaya

    elektrostatis.

    Gambar 5: Titik B berada pada daerah medan listrik

    yang disebabkan oleh benda bermuatan A

    Adapun medan listrik atau biasa disebut kuat medan listrik

    dituliskan dalam persamaan E=F q atau =

    2 , dengan E

    dalam satuan (N/C)

    2.3.2.1. Medan listrik pada Muatan Kontinyu Salah satu teknik untuk menghitung medan magnet dari

    muatan kontinu adalah menggunakan hukum Gauss.

    Gambar 5: Medan listrik sejauh r dari sumber muatan listrik Q

    dengan volume V

  • 3 Proceeding Seminar Tugas Akhir Teknik Elektro FTI-ITS

    Gauss menyatakan bahwa : Jumlah Garis Gaya yang keluar dari suatu permukaan tertutup (atau fluks ) sebanding dengan jumlah muatan listrik yang dilingkupi oleh permukaan

    tertutup itu atau Sumber dari sebuah medan magnet adalah muatan listrik, jika diungkapkan dalam sebuah persamaan matematis:

    (3)

    Qdlm adalah besarnya muatan yang dilingkupi oleh permukaan

    Gauss.

    2.3.2.2. Hukum Gauss Pada Bidang Datar

    Misalnya terdapat plat bermuatan positif persatuan luas , Untuk menghitung medan listrik dengan hukum Gauss, harus

    dipilih sebuah volume yang melingkupi plat bermuatan. Pada

    dasarnya bebas dipilih bentuk volume ruang ini, pada umumnya

    yang sering dipakai adalah yang berbentuk silinder, bola atau

    kubus. Pemilihan ini sangat bergantung pada kemudahan

    perhitunganya nanti. Misalnya diambil permukaan sebuah

    silinder berjari jari r.

    Gambar 5: Fluks listrik yang menembus permukaan bidang

    datar dapat didekati dengan permukaan Gauss berbentuk silinder

    [2]

    Pada gambar diatas silinder dapat dibagi menjadi tiga

    permukaan, yaitu: A1, A2, A3, fluks yang menembus ketiga

    permukaan ini adalah:

    Pada A1 = EA1cos 00 = E A1; Pada A2 = EA2cos 900 = 0;

    Pada A3 = EA3cos 00 = E A3;

    Dengan demikian:

    (4) Karena A1 dan A3 merupakan luas plat katakanlah A, sehingga

    medan pada plat bermuatan :

    (5)

    Karena Q/A = , maka untuk plat bermuatan didapatkan medan listrik:

    (6)

    2.4. Kapasitor Keping Sejajar

    Kapasitor keping sejajar adalah kapasitor yang terdiri dari

    dua keping konduktor yang dipisahkan oleh bahan dielektrik.

    jika keping kapasitor dihubungkan dengan baterai. Baterai akan

    memberikan muatan +q pada keping pertama dan q pada

    keping kedua. Dalam celah antara kedua keping akan timbul

    medan listrik.

    Gambar 5: Kapasitor keping sejajar jika diberi muatan

    listrik

    Persamaan beda potensial disekitar muatan listrik

    memberikan

    (7)

    Dari persamaan kapasitansi memberikan

    =

    (8)

    Jika persamaan 7 disubstitusikan ke persamaan 8 maka

    akan memberikan

    Dengan C= kapasitas kapasitor (F)

    = Permitivitas vakum (8,85 10-12 C2N-1 m2) A = luas penampang masing-masing keping (m2)

    d = jarak antar keping (m) [3]

    2.5. Dielektrik

    Dielektrik adalah bahan isolator yang disisipkan dalam

    ruang antar keping-keping sebuah kapasitor. Contoh bahan

    dielektrik adalah kertas, karet, kaca, dan udara. Bahan dielektrik

    pada suatu kapasitor menghambat aliran medan listrik antar plat

    nya.

    Gambar 5: Susunan kapasitor dengan dielektrik

    Arah E searah dengan arah E0, ini hanya dimungkinkan

    bila Eind sebanding dengan E0, karenanya

    =0

    (9)

    K adalah konstanta dielektrik, merupakan karakteristik

    bahan dielektrik K >1 (karena E

  • 4 Proceeding Seminar Tugas Akhir Teknik Elektro FTI-ITS

    C = Q0

    =

    0

    0 = KC0, artinya C > C0. [12]

    Konstanta dielektrik dapat dikaitkan dengan permitivitas

    bahan = K 0. Menghasilkan persamamaan untuk kapasitor plat sejajar

    (11)

    Dengan = r , setelah penyisipan dielektrik besarnya permitivitas bahan adalah hasil perkalian antara permitivitas

    dielektrik dengan permitivitas vakum. Permitivitas relatif

    dielektrik tergantung dari jenis bahan. Berikut merupakan tabel

    permitivitas dari beberapa bahan

    Table 1: Permitivitas dari beberapa bahan[4]

    Bahan Permitivitas

    Udara 1,00059

    Kertas 3,7

    Air 80

    Nilon 3,4

    Teflon 2,1

    Bakelit 4,9

    Kaca pyrex 5,6

    Polystyrene 2,56

    Kuarsa lebur 3,78

    Karet neoprene 6,7

    2.6. Konduktor Konduktor adalah bahan yang dapat dengan mudah

    menghantarkan arus listrik sehingga konduktor sering disebut

    juga penghantar listrik yang baik. Pada konduktor yang baik,

    jumlah elektron-elektron bebas, yaitu elektron-elektron yang

    mempunyai energi cukup besar (terletak pada lintasan yang

    paling luar) adalah banyak dan bebas bergerak, misalkan pada

    bahan tembaga, setiap atom tembaga menyumbangkan 1

    elektron bebas.

    Penghantar dalam teknik elektronika adalah zat yang dapat

    menghantarkan arus listrik, baik berupa zat padat, cair atau gas.

    Karena sifatnya yang konduktif maka disebut konduktor.

    Konduktor yang baik adalah yang memiliki tahanan jenis yang

    kecil. Konduktor adalah bahan yang sangat baik kemampuannya

    dalam menghantarkan listrik, hampir seluruh logam logam

    adalah konduktor. Contoh konduktor diantaranya adalah perak,

    tembaga, alumunium, seng, besi berturut-turut memiliki tahanan

    jenis semakin membesar. Jadi sebagai penghantar emas adalah

    sangat baik, tetapi karena sangat mahal harganya, maka secara

    ekonomis tembaga dan alumunium paling banyak digunakan[5].

    2.7. Konduktivitas Konduktivitas listrik adalah ukuran dari kemampuan suatu

    bahan untuk menghantarkan arus listrik. Jika suatu beda

    potensial listrik ditempatkan pada suatu ujung-ujung konduktor,

    muatan-muata bergeraknya akan berpindah, menghasilkan arus

    listrik. Konduktivitas listrik didefinisikan sebagai rasio dari

    rapat arus terhadap kuat medan listrik E, sehingga dapat ditulis = E. Lawan dari konduktivitas listrik adalah

    resistivitas listrik atau bias disebut resistivitas saja, yaitu = 1

    [6].

    Berikut ini tabel konduktivitas listrik dari beberapa bahan

    Table 2: Nilai konduktivitas beberapa bahan[7].

    Berikut merupakan tabel resistivitas listrik/ tahanan jenis

    dari beberapa bahan

    Table 3: Nilai hambatan jenis beberapa bahan[7]

    3. PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

    Berikut merupakan skema dari pembahasan perancangan

    sistem

    Gambar 6: Skema pembahasan sistem

    3.1. Perancangan Sensor dan Tranduser

    3.1.1. Perancangan Proximity Sensor

    Langkah-langkahnya:

    1. Memilih bahan konduktor dengan nilai konduktivitas

    listrik paling tinggi.

    2. Memilih bentuk bahan konduktor, agar jika dialiri

    listrik menghasilkan medan listrik (dari kutub positif

    ke negatif) yang dapat mengenai bahan dielektrik

    secara maksimal.

    3. Menyusun berbagai kemungkinan posisi konduktor

    agar mendapatkan perubahan nilai kapasitansi sebesar

    mungkin.

  • 5 Proceeding Seminar Tugas Akhir Teknik Elektro FTI-ITS

    3.1.1.1. Uji nilai dan perubahan kapasitansi dari berbagai

    kemungkinan posisi

    Kemungkinan posisi 1 seperti gambar dibawah

    Gambar 7: Kemungkinan posisi 1 plat konduktor

    Kemungkinan posisi 2 seperti gambar dibawah

    Gambar 8: Kemungkinan posisi 2 plat konduktor

    Kemungkinan posisi 3 seperti gambar dibawah

    Gambar 9: Kemungkinan posisi 3 plat konduktor

    Nilai kapasitansi ketika ada dielektrik (seseorang) dengan

    tidak ada orang dapat dirangkum dalam tabel dibawah, untuk

    posisi 3 dielektrik berupa seseorang diletakkan pada posisi 2A.

    Table 4: Nilai kapasitansi dan perubahannya

    Kemungkinan

    posisi

    Tidak ada

    dielektrik

    (pF)

    Ada

    dielektrik

    (pF)

    Perubahan

    kapasitansi (pF)

    1 48 50 2 pF

    2 54.8 pF 57.6 pF 2.8 pF

    3 119 pF 168 pF 49 pF

    3.1.2. Perancangan Traduser

    Dalam proses perancangan tranduser posisi terbaik yang

    dipilih adalah yang memberikan perubahan nilai kapasitansi

    terbesar yaitu pada posisi 3, sehingga dalam pencarian tranduser

    yang paling bagus, posisi 3 sebagai acuannya.

    Tranduser yang dipilih adalah yang mampu mengubah

    besaran fisik (nilai kapasitansi) menjadi besaran elektrik

    (frekuensi) yaitu mengunakan IC timer 555 yang bekerja sebagai

    astable multivibrator. Dimana diketahui bahwa IC Timer 555

    yang bekerja sebagai astable multivibrator mampu

    membangkitkan gelombang kotak dengan frekuensi yang

    dirumuskan sebagai berikut

    (12)

    Dengan duty cycle

    (13)

    Dari persamaan 12 diketahui jika nilai C1 berubah maka

    frekuensi juga berubah.

    Skematik rangkaiannya seperti gambar dibawah

    Gambar 10: Skematik rangkaian astable multivibrator berbasis

    IC Timer 555

    Bagian yang ditandai dengan huruf X dan Y adalah yang

    menyambung pada plat konduktor, pin X adalah pin ground.

    3.2. Perancangan Hardware

    3.2.1. Perancangan minimum sistem

    Berikut merupakan skematik rangkaian minimum sistem

    berbasis ATMEGA 16

  • 6 Proceeding Seminar Tugas Akhir Teknik Elektro FTI-ITS

    Gambar 11: Skematik rangkaian minimum sistem

    3.2.2. Driver Motor DC

    Gambar 12: Rangkaian driver motor DC

    3.2.3. Pintu Otomatis

    Konsep prototipe pintu otomatis seperti dalam gambar

    dibawah

    Gambar 13: Bagan prototipe pintu otomatis

    3.3. Perancangan software

    Perancangan software berupa program frekuensi counter

    yang didownload ke ATMEGA 16.

    Berikut merupakan flowchart dari program frekuensi

    counter

    Start

    Input

    gelombang

    kotak Vmin=0

    Volt,Vmax=5

    Volt

    Baca fekuensi selama 1

    detik

    Besarnya frekuensi

  • 7 Proceeding Seminar Tugas Akhir Teknik Elektro FTI-ITS

    Gambar 16: Pembagian daerah pendekatan

    Hasil pengujian dalam tahap ini seperti dalam tabel

    dibawah

    Table 4: Nilai kapasitansi dan frekuensi proximity sensor

    didekati berdasarkan bobot tubuh dari berbagai daerah

    pendekatan

    Nama Bobot

    tubuh

    (kg)

    Posisi Kapasita

    nsi (pF)

    Frekuensi

    (kHz)

    Firman MS

    48

    3C 203 28,760

    2C 204 28,700

    1C 203 28,720

    Rata-

    rata

    203.3 28,726

    3B 209 27,760

    2B 210 27,700

    1B 209 27,610

    Rata-

    rata

    209,33 27,69

    3A 248 25,660

    2A 250 25,530

    1A 247 25,541

    Rata-

    rata

    248,33 25,577

    Asrul Yanuar

    58

    3C 204 28,810

    2C 204 28,800

    1C 204 28,510

    Rata-

    rata

    204 28,706

    3B 209 27,450

    2B 210 27,321

    1B 207 27,330

    Rata-

    rata

    208,66 27,367

    3A 250 25,540

    2A 251 25,420

    1A 251 25,100

    Rata-

    rata

    250,660 25,35

    3C 204 28,710

    2C 204 28,810

    1C 204 28,720

    Rata-

    rata

    204 28,746

    3B 209 27,350

    Supardi

    72

    2B 209 27,421

    1B 210 27,430

    Rata-

    rata

    209,33 27,400

    3A 250 25,530

    2A 251 25,410

    1A 251 25,200

    Rata-

    rata

    250,660 25,380

    Dapat diketahui bahwa yang mempengaruhi perubahan

    frekuensi adalah jarak antara objek dengan sensor, pengaruh

    bobot tubuh dan pendekatan dari berbagai daerah dapat

    diabaikan.

    4.1.2. Uji Proximity Sensor, didekati dengan luasan yang

    berbeda tetapi mempunyai dielektrik dan jarak ke

    proximity sensor yang sama

    Gambar cara pengujiannya adalah sebagai berikut

    Gambar 17: Gambar cara pengujian pada bagian ini

    Uji pendekatan pertama dilakukan oleh satu telapak tangan

    yang mendekati proximity sensor dengan jarak sekitar 2

    cm dari proximity sensor dan besarnya frekuensi yang

    dihasilkan adalah sekitar 27,210 kHz.

    Pada pendekatan yang kedua dilakukan dengan dua

    telapak tangan pada jarak yang sama, didapatkan frekuensi

    sekitar 26,540 kHz.

    Pada pengujian bagian ini dapat disimpulkan bahwa output

    frekuensi tranduser dipengaruhi oleh luas bidang objek yang

    berada dalam medan listrik dari proximity sensor.

    4.1.3. Uji proximity sensor, didekati dengan objek yang

    memiliki dielektrik yang berbeda tetapi dengan jarak

    ke proximity sensor dan luas penampang yang sama.

    Pengujian pada tahap ini sama seperti pengujian pada 3.1.2.

    yang berbeda hanya pada sample ujinya. Dimana sample ujinya

    mempunyai dielektrik yang berbeda disini diambil kedua telapak

    tangan sample (penulis sendiri) dan kayu triplek. Luas

    permukaan sample yang mendekati proximity sensor dibuat

    sama yaitu luas permukaan kedua telapak tangan dengan luas

    permukaan triplek. Berikut gambar triplek yang dipakai

  • 8 Proceeding Seminar Tugas Akhir Teknik Elektro FTI-ITS

    Gambar 18: kayu triplek yang dijadikan sample uji

    Didapat data sebagai berikut

    Table 5: Nilai output frekuensi proximity sensor didekati

    dengan beberapa benda dengan nilai dielektrik yang berbeda

    Nama

    benda

    Jarak ke

    proximity

    sensor (cm)

    Nilai

    konstanta

    dielektrik

    Output

    frekuensi

    sensor (kHz)

    Udara - 1,00059 28,520

    Dua telapak

    tangan

    penulis

    2 cm 80 26,540

    Kayu

    triplek

    2 cm 3,7 26,722

    Dari table diatas dapat diketahui bahwa semakin besar

    nilai konstanta dielektrik suatu bahan maka nilai kapasitansi

    juga semakin besar yang berakibat pada menurunnya besarnya

    frekuensi output dari tranduser.

    Sehingga dapat disimpulkan frekuensi output proximity sensor

    dipengaruhi oleh konstanta dielektrik bahan.

    4.1.4. Uji proximity sensor, dengan plat konduktor

    disambungkan dengan bahan konduktor yang lain.

    Pada proses pengujian ini dilakukan dengan cara plat

    konduktor disambung dengan kabel (gambar 19), sebelum

    disambung kabel nilai output frekuensi sama seperti frekuensi

    yang terdahulu, yaitu sekitar 28,500 kHz. Setelah plat konduktor

    disambung dengan kabel nilai frekuensi menjadi turun yaitu

    sekitar 27,500 kHz.

    Gambar 19: Uji penyambungan proximity sensor dengan

    bahan konduktor lain

    Pada pengujian ini dapat diambil kesimpulan bahwa

    frekuensi output sistem sensor akan berkurang jika ditambahi

    dengan bahan konduktor yang lain

    4.2. Penentuan tata letak bahan konduktor (plat konduktor)

    yang paling bagus sebagai proximity sensor untuk kontrol

    pintu otomatis.

    Jika sistem pintu otomatis pada perancangan ini

    menggunakan perubahan nilai kapasitansi hanya sebagai trigger,

    maka dapat dijelaskan, ketika proximity sensor didekati oleh

    objek (seseorang) yang berimbas pada naiknya nilai kapasitansi,

    yang diikuti menurunnya frekuensi output sensor, maka ketika

    frekuensi output sensor dibawah threshold (ditentukan pada

    program), kontrol pintu otomatis aktif dan menggerakkan motor

    DC untuk membuka pintu. Pintu tersebut akan tetap membuka

    sampai frekuensi output tranduser berada diatas threshold. Dari

    penjelasan ini dapat ditarik kesimpulan ketika objek mendekati

    pintu maka diharapkan perubahan nilai kapasitansi harus

    semakin besar, boleh menurun asalkan objek sudah melewati

    pintu (masuk keruangan yang ingin dituju).

    Pada uji proximity sensor, dimana gambar posisi plat

    konduktor seperti terlihat dalam gambar 4.4. maka setiap ada

    objek yang mendekati sensor, nilai kapasitansi akan terus

    bertambah, semakin dekat objek dengan proximity sensor nilai

    kapasitansi semakin besar. Jadi posisi proximity sensor (seperti

    gambar 15) yaitu proximity sensor dimana plat konduktor

    menghadap kepada sample uji adalah sudah benar.

    Agar ketika ada seseorang yang ingin masuk pintu dari

    berbagai arah (tengah, samping kiri, samping kanan) dapat selalu

    terdeteksi. Maka timbul ide untuk menggabungkan dua plat

    konduktor dengan kabel.

    Ada dua kemungkinan posisi yaitu:

    Sejajar dengan pintu

    Gambar 20: kemungkinan posisi 1 untuk kontrol pintu

    otomatis

    Membentuk sudut dengan pintu

    Gambar 21: kemungkinan posisi 2 untuk kontrol pintu

    otomatis

    4.2.1. Uji posisi 1

    Memberikan data seperti dibawah

  • 9 Proceeding Seminar Tugas Akhir Teknik Elektro FTI-ITS

    Table 6: Uji output frekuensi untuk posisi 1

    Sample Uji Jarak ke proximity

    sensor (cm)

    Nilai frekuensi

    (kHz)

    Penulis

    50 28,625

    20 28,400

    7 27,420

    Paling dekat (max) 26,500

    4.2.2. Uji posisi 2

    Memberikan data seperti gambar dibawah

    Table 7: Uji output frekuensi untuk posisi 2

    Sample uji Jarak ke proximity

    sensor (cm)

    Nilai frekuensi

    (kHz)

    Penulis

    70 28,625

    40 27,600

    30 27,400

    Paling dekat (max) 25,4 kHz

    Yang paling bagus adalah posisi 2 karena frekuensi sudah

    berubah secara signifikan (dari 28,625 kHz ke 27,600 kHz)

    ketika jarak sample ke proximity sensor 40 cm sedangkan untuk

    posisi 1 perubahan signifikan terjadi ketika jarak sample dengan

    plat 7 cm.

    5. PENUTUP 5.1 Kesimpulan

    Kesimpulan yang didapatkan penulis dari hasil

    perencanaan, pembuatan serta pengujian alat pada Tugas Akhir

    ini adalah sebagai berikut :

    Dari perancangan, realisasi, dan pengujian, sistem. Dapat

    diambil kesimpulan sebagai berikut:

    1. Perancangan proximity sensor dimana frekuensi sebagai

    output dari sensor, dapat menggunakan IC timer 555

    yang bekerja sebagai astable multivibrator untuk

    trandusernya.

    2. Pada proses pengujian pada bab 3dapat disimpulkan

    bahwa output frekuensi sensor proximity pada

    perancangan ini bergantung pada:

    A. Jarak antara objek dengan proximity sensor (plat

    konduktor)

    B. Luasan objek sample yang terkena medan listrik

    dari proximity sensor.

    C. Dielektrik bahan sample.

    D. Proximity sensor yang didekati bahan konduktor

    atau disambung dengan bahan konduktor yang

    lain.

    3. Pemodelan plat konduktor sebagai proximity sensor untuk kontrol pintu otomatis paling bagus adalah seperti

    pada gambar 21.

    5.2. Saran

    Saran saran yang dapat diberikan untuk pengembangan alat ini sebagai berikut:

    1. Dapat dicoba merancang proximity sensor menggunakan bahan konduktor yang lain yang mempunyai nilai

    konduktivitas yang lebih tinggi dari tembaga misalnya

    menggunakan perak.

    2. Dapat dicoba merancang proximity sensor dengan menggunakan plat seperti dalam perancangan ini yaitu

    tembaga, tetapi yang lebih tebal, karena ketebalan plat

    tembaga pada perancangan ini sangat tipis.

    3. Membuat frekuensi counter yang mampu menghitung frekuensi lebih dari 31 kHz, karena semakin tinggi

    frekuensi keluaran dari sensor akan menambah

    sensitivitas dari sensor.

    DAFTAR PUSTAKA

    [1]. ..., Analisis Sistem Sensor Infra Merah Pada Oil Mist Detector (OMD) di PLTD Lueng Bata Banda Aceh, , 27 Oktober 2009.

    [2]. Yasmanrianto Listrik statis fisika dasar 2. .

    [3]. Kapasitor-dielektrik.. 08/2008.

    [4]. .Konstantadielektrik. 19/06/2009.

    [5]. ..,Ilmu bahan LIstrik dasar,, 2009.

    [6]. ,konduktivitaslistrik,, 2007.

    [7]. ElectricalResistivity.

    BIODATA PENULIS

    Penulis dilahirkan di Jombang pada

    tanggal 18 September 1989. Sebagai

    anak pertama dari dua bersaudara,

    penulis mengawali kegiatan pendidikan

    formal di SDN Kuwik 2 Kunjang

    Kediri, yang kemudian dilanjutkan di

    SLTPN 2 Kunjang, SMAN 2 Pare

    Kediri dan pada tahun 2007 penulis

    diterima sebagai mahasiswa di jurusan

    Teknik Elektro ITS dan mengambil

    konsentrasi bidang keahlian elektronika. Saat kuliah, penulis

    aktif sebagai asisten praktikum di bidang studi elektronika pada

    Laboratorium Elektronika Dasar dan Laboratorium Elektronika

    Industri. Hari hari penulis sekarang kebanyakan dihabiskan untuk mengerjakan Tugas Akhir di Laboratorium Elektronika

    Industri.

    e-mail : [email protected]