Itr Koleksi Semen UCII

20
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU DAN TEKNOLOGI REPRODUKSI VETERINER DAN SATWA AKUATIK ( KOLEKSI SEMEN DAN EVALUASI SEMEN SEGAR SAMPAI PROSES THAWING DAN EVALUASI SEMEN BEKU ) SUCI NURFITRIANI O111 12 273 KELOMPOK VI ASISTEN : MUHAMMAD FARID PROGRAM STUDI KEDOKTERAN HEWAN

description

edu

Transcript of Itr Koleksi Semen UCII

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU DAN TEKNOLOGI REPRODUKSI VETERINER DAN SATWA AKUATIK( KOLEKSI SEMEN DAN EVALUASI SEMEN SEGAR SAMPAI PROSES THAWING DAN EVALUASI SEMEN BEKU )

SUCI NURFITRIANIO111 12 273KELOMPOK VIASISTEN : MUHAMMAD FARID

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN HEWANFAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS HASANUDDINMAKASSAR20141. TujuanAdapun tujuan dari praktikum koleksi semen dan evaluasi semen segar sampai proses thawing dan evaluasi semen beku, ialah: Untuk membiasakan diri dengan metode-metode dan peralatan yang digunakan dalam koleksi semen, serta melatih metode yang sesuai dalam koleksi semen. Mempelajari kuantitas dan kualitas semen secara mikroskopik. Membiasakan diri dengan semen berkualitas baik dan mempelajari motilitas semen yang didapat dari pemeriksaan mikroskopik. Mempelajari cara thawing yang benar agar semen tetap terjaga kualitasnya. Untuk mempelajari morfologi spermatozoa dan untuk mendapatkan latihan di dalam mempersiapkan serta mewarnai kaca objek dan di dalam menentukan presentase serta tipe spermatozoa abnormal yang didapati dalam semen. Untuk dapat membiasakan pekerjaan dengan teknik enumerasi spermatozoa dalam semen dengan menggunakan: hemocytometer, colorimeter photoelectric, derajat kekeruhan, jarak antara kepala spermatozoa, elektronik. Dan mengetahui prinsip-prinsip dari metode lainnya dalam penafsian jumlah spermatozoa. Untuk lebih mengenal teknik pewarnaan dan menentukan presentasi spermatozoa dalam semen.

2. Tinjauan Pustaka2.1 Pemeriksaan makroskopis dan mikroskopis2.1.1 Pemeriksaan Makroskopika. VolumeVolume semen yang tertampung dapat langsung terbaca pada tabung penampungan yang berskala. Volume semen sapi bervariasi antara 1,0 samapi 15,0 ml. volume rendah tidak merugikan tetapi bila disertai dengan konsentrasi sperma yang rendah akan membatasi jumlah spermatozoa yang tersedia. Suatu peninggian atau penurunan volume semen yang diejakulasikan umumnya tidak berhubungan dengan fertilitas atau sterilitas pejantan kecuali kalau tidak terjadi ejakulasi.b. WarnaWarna semen dapat diamati langsung karena tabung penampung semen terbuat dari gelas atau plastik tembus pandang. Semen sapi umumnya berwarna putih sedikit krem, semen domba putih krem krem (lebih tua dari warna semen sapi), semen babi dan kuda menyerupai larutan kanji (abu-abu encer), sedangkan semen ayam berwarna putih seperti air susu. Warna kemerahan merupakan tanda bahwa semen terkontaminasi oleh darah segar, sedang apabila warnanya mendekati coklat dapat merupakan tanda bahwa darah yang mengkontaminasi semen sudah mengalami dekomposisi. Warna kehijauan merupakan tanda adanaya bakteri pembusuk (anonim, 2001).c. BauSemen yang normal, pada umumnya, memiliki bau amis khas disertai dengan bau dari hewan itu sendiri. Bau busuk bisa terjadi apabila semen mengandung nanah yang disebabkan oleh adanya infeksi organ atau saluran reproduksi hewan jantan(anonim, 2001).d. KekentalanKonsistensi atau derajat kekentalan dapat diperikasa dengan menggoyangkan tabung berisi semen secara perlahan-lahan. Semen sapi dan domba mempunyai konsistensi kental berwarna krem sedangkan semen kuda dan babi cukup encer berwarna terang sampai kelabu. Pada sapi, semen dengan konsistensi krem mempunyai konsistensi 100 juta 2000 juta atau lebih sel per ml. Suatu konsistensi seperti susu encer memiliki konsistensi 500 600 juta sel per ml, semen yang caiar berawan atau hanya sedikit kekeruhan konsentrasi sekitar 100 juta sel per ml dan yang jernih seperti air kurang dari 50 juta sel per ml. (anonim, 2001).e. pH (Derajat Keasaman)Keasaman atau PH semen perlu diukur untuk memastikan bahwa cairan semen hasil penampungan memiliki karakteristik yang normal (Rasad, 2012)

2.1.2 Pemeriksaan Mikroskopika. Gerakan massaGerakan massa sperma merupakan petunjuk derajat keaktifan bergerak sperma (sebagai indikator tingkat atau persentase sperma hidup dan aktif) dalam semen (anonim, 2001).Penilaian semen berdasarkan pergerakan massa dapat ditentukan sebagai berikut:1. Sangat baik (+++), jika terlihat adanya gelombang-gelombang besar, banyak, tebal, gelap dan aktif bergerak cepat serta berpindah-pindah tempat.2. Baik (++), jika terlihat gelombang-gelombang kecil tipis, jarang, kurang jelas, dan bergerak lamban.3. Sedang (+), jika tidak terlihat gelombang melainkan hanya gerakan-gerakan individu aktif progresif.4. Buruk (0), bila hanya sedikit atau gerakan-gerakan individual Penilaian pergerakan individu menggunakan mikroskop dan melihat pergerakan progresif atau atau pergerakan aktif maju ke depan merupakan gerakan terbaik. Pergerakan melingkar atau mundur merupakan tanda terdapat cold shock atau media yang kurang isotonik terhadap semen. Gerakan berayun dan berputar-putar ditempat biasanya terlihat pada semen yang sudah tua dan apabila kebanyakan spermatozoa berhenti bergerak telah dianggap mati (Tolihere, 1981).b. Konsentrasi sperma totalPenilaian konsentrasi spermatozoa bertujuan untuk menghitung jumlah spermatozoa per mililiter semen. Faktor ini sangat menentukan kriteria kualitas semen dan menggambarkan sifat-sifat semen, serta sangat berguna untuk menentukan jumlah betina yang dapat diinseminasi menggunakan semen tersebut.c. Konsentrasi Sperma Hidup (Motilitas Sperma)Semen yang berkualitas baik adalah semen yang memiliki kandungan sperma hidup dan bergerak maju ke depan dalam jumlah yang banyak. Perbandingan sperma hidup dan bergerak ke depan (motil progresif) dengan konsentrasi sperma total dalam satu contoh semen dikenal dengan istilah motilitas sperma. Penentuan motilitas sperma dalam satu contoh semen dapat dilakukan melalui dua metode, yaitu melalui penghitungan menggunakan pipet haemacytometer dan kamar hitung Neubauer, atau menggunakan metode pewarnaan diferensial yaitu suatu metode pewarnaan yang memberi kemungkinan pada kita untuk membedakan sperma yang hidup dan sperma yang mati (anonim, 2001).d. Abnormalitas SpermaAbnormalitas sperma dapat terjadi pada kepala dan ekor. Abnormalitas sperma diklasifikasikan dalam abnormalitas primer dan sekunder.Abnormalitas primerterjadi karena kelainan-kelainan spermatogenesis di dalam tubuli seminiferi atau epithel kecambah, sedangkanabnormalitas sekunderterjadi sesudah sperma meninggalkan tubuli seminiferi, selama perjalanannya melalui saluran epididymis, selama ejakulasi atau dalam manipulasi ejakulat termasuk agitasi yang keras, pemanasan berlebihan, pendinginan yang cepat, kontaminasi dengan air, urine atau antiseptic dan sebagainya (Toelihere, 1981).Dalam keadaan normal atau patologis ada spermatozoa yang berbentuk abnormal. Keabnormalan bentuk itu kebanyakan pada kepala, mungkin pula pada ekor. Keabnormalan pada kepala seperti: kepala besar, kepala kecil, kepala kembar, kepala tumpul. Keabnormalan pada ekor seperti: bagian tengah besar, pada bagian tengah melekat sitoplasma sisa berupa kantung kecil atau gembungan di kedua sisi, ekor melilit, ekor ganda, ekor pendek (Yatim, 1996)Bentuk sperma ada yang normal ada pula yang tidak normal. Dibawah ini adalah bentuk sperma yang abnormal menurut Wongso (2007): Makro : 25 % > kepala normal Mikro : 25 % Taper : kurus, lebar kepala yang normal, tidak jelas batas akrosom Amorf : Bentuk kepala yang ganjil, permukaan tidak rata, tidak jelas batas akrosom Round : bentuk kepala seperti lingkaran, tidak menunjukkan akrosom Piri : tidak jelas adanya kepala yang nyata, tampak midpiece dan ekor saja Cytoplasmic droplet : menempel pada kepala atau midpiece, lebih cerah Ekor abnormal : pendek / spiral / permukaan tidak halus / ganda Setiap sperma abnormal tidak dapat membuahi ovum, tanpa memandang apakah abnormalitas tersebut terjadi di dalam tubuli seminiferi, dalam epididymis atau oleh perlakuan yang tidaklege artisterhadap ejakulat. Selama abnormalitas sperma belum mencapai 20 prosen dari contoh semen, maka semen tersebut masih dapat dipakai untuk inseminasi (Toelihere, 1981).

2.2 Standarisasi warna strawPrinting straw dilaksanakan bersamaan dengan waktu pengenceran setelah diketahui berapa jumlah straw yang akan dicetak. Straw yang akan diprinting atau dicetak diberi keterangan tentang jenis penjantan, nama penjantan, kode penjantan, batch number dan produsen semen beku tersebut (BIB Tuah Sakato). Jumlahnya tergantung dari banyaknya spermatozoa dalam ejakulasi (Nilna, 2010).Pengecekan bangsa pejantan dengan warna straw (Nilna, 2010): Holstein:Abu-abu Limosin:Pink Simental:Putih tansparan Brahman:Biru tua Ongole:Biru muda Angus:Orange Brangus:hijau tua Bali:merah Madura:hijau muda

2.3 Metode pembuatan semen beku sesuai standarProses pembuatan semen beku meliputi : pemeriksaan semen segar, pengenceran, printing straw, filling & sealing serta freezing. Pemeriksaan semen segarSetelah semen ditampung secepatnya di bawa ke laboratorium untuk diperiksa kualitas maupun kuantitasnya. Setiap semen yang diperiksa harus dicatat pada buku pemeriksaan dan ditentukan apakah semen tersebut dapat memenuhi syarat atau tidak untuk diproses menjadi semen beku. Pemeriksaan yang dilakukan adalah secara makroskopis dan mikroskopis (Nilna, 2012). Penyiapan Bahan PengencerBahan pengencer disiapkan sehari sebelum digunakan diantaranya pengencer sitrat, air kelapa, tris, dll. Setiap bahan pengencer harus mampu melindungi sperma pada saat pendinginan dan selama glyserolisasi serta mampu mempertahankan daya hidup sperma (Nilna, 2012). Prosedur Pengencer SemenPenambahan larutan pengencer Perhitungan jumlah spermatozoa motil setelah thawinga. Hitung data menggunakan computerb. Hitung persentase spermatozoa motil setelah thawing minimal 40%c. Jumlah spermatozoa motil minimal 12.000.000 (1 straw berisi 30.000.000). Perhitungan volume totalV.total (ml) = vol.semen (ml) x konsentrasi spermatozoa (jt/ml) Konsentrasi spermatozoa pada 1 ml (cc) Perhitungan jumlah pengencerJumlah pengenceran = v. total (ml) v. total semen yang diperoleh (ml) Perhitungan volume larutan pengencer A2 yang ditambahkanV. Lar. pengencer =V.total (ml)- V.semen(ml)+V.lar A1 (ml)) A2 yang ditambahkan 2 Perhtiungan volume larutan pengencer B yang ditambahkan V.larutan pengencer B yang ditambahkan (ml) = V.total (ml) 2 Perhitungan dosis atau jumlah straw yang digunakan Dosis = V.total (ml) 0,25 (Nilna, 2012). Printing StrawPrinting straw dilaksanakan bersamaan dengan waktu pengenceran setelah diketahui berapa jumlah straw yang akan dicetak. Straw yang akan diprinting atau dicetak diberi keterangan tentang jenis penjantan, nama penjantan, kode penjantan, batch number dan produsen semen beku tersebut (BIB Tuah Sakato). Jumlahnya tergantung dari banyaknya spermatozoa dalam ejakulasi (Nilna, 2012).Melaksanakan printing straw :1) Memasukan tinta ke dalam bak tinta pada mesin printing dan mengatur tebal tipisnya warna tinta yang disesuaikan dengan warna straw sehingga kontras (hitam atau putih);2) Memasang kabel fiting ke stop kontak;3) Menempelkan bull stamp (jenis, nama, kode pejantan, batch number dan BIB Tauh Sakato) pada roll besar dan mengatur jarak;4) Memasukkan straw yang akan diprinting pada tempat straw;5) Menjalankan mesin, mencoba dua atau tiga kali/straw untuk diprinting kemudian setelah straw tercetak bagus, mesin dimatikan dengan menekan saklar ke off;6) Mengatur counter straw sesuai dengan jumlah straw yang dibutuhkan;7) Menjalankan mesin dengan menghidupkan saklar ke on, mesin akan mati sendiri jika jumlah straw telah memenuhi sesuai dengan angka dalam counter;8) Straw yang telah diprintingdi masukkan ke dalam kotak plastic dan disimpan di dalam coll top supaya dingin dan disiapkan untuk proses pengisian/filling (Nilna, 2012). Filling & SealingFilling & Sealing adalah proses pengisian semen yang telah diencerkan ke dalam straw dengan menggunakan alat yang bekerja secara otomatis (mesin filling & sealing). Mesin tersebut secara otomatis memasukkan semen cair sebanyak 0,25 cc ke dalam straw dan menutup ujung straw dengan sumbat lab. Proses ini dilakukan di dalam cool top.Melaksanakan Filling & sealing1) Memasang jarum penghisap, jarum pengisi dan corong tempat semen 2) Memasang straw yang telah diprinting sesuai dengan kode pejantan yang akan diproses;3) Menjalankan mesin dan mengatur straw yang akan diisi;4) Mengatur jarum supaya masuk ke dalam straw;5) Memasukkan semen ke dalam corong semen yang tersedia;6) Merubah handle posisi engage sehingga jarum penghisap dan pengisi tepat pada posisi 3 buah straw (jangan merubah handle sewaktu mesin masih berjalan);7) Jalankan vacuum penghisap dengan menekan saklar dari off ke on, sehingga terdengar mesin berbunyi tit;8) Mesin filling & sealing dijalankan;9) Mengawasi straw yang sedang diisi, bila jepitnya kurang baik atau terisi, matikan mesin dengan menekan saklar dari on ke off;10) Setiap mesin berhenti harus selalu pada posisi sedang menutup/menjepit straw (Nilna, 2012). Freezing / Pembekuan SemenSetelah dilaksanakan filling sealing, straw yang berisi semen cair disusun di atas rak dan dihitung jumlahnya, kemudian dibekukan. Proses pembekuan dilakukan di atas permukaan N2 cair di dalam storage container dengan suhu -110 sampai dengan -196 0C selama 9 menit. Suhu tersebut diperoleh bila straw yang disusun di atas rak ditempatkan kurang lebih 4 cm di atas permukaan N2 cair. Jumlah maksimum straw yang dapat dibekukan dalam satu kali pembekuan (9 menit) adalah 550 straw. Setelah dibekukan semen beku disimpan di dalam storage container yang berisi N2 cair. Jumlah yang didapat dan tempat penyimpanan dicatat di dalam buku pejantan (Nilna, 2012).

2.4 Manfaat pembuatan semenPerkawinan seekor ternak atau hewan secara alami biasanya hanya mampu mengawini beberapa puluh ekor betina, sementara teknologi IB memungkinkan seekor jantan mengawini ratusan ribu ekor ternak yang berada pada lokasi dan waktu yang berbeda dan berjauhan. Menurut Toelihere (1993), bahwa Teknologi IB ini merupakan teknologi tepat guna yang dapat mempercepat proses peningkatan mutu ternak melalui pemakaian semen pejantan unggul. Selain itu, teknologi IB ini juga telah lama digunakan pada ternak besar dan telah terbukti peranannya dalam meningkatkan populasi ternak, dimana pada perkawinan alam tiap pejantan hanya dapat melayani 50 sampai 70 ekor betina tiap tahun tetapi dengan IB dapat melayani 5000 sampai 7000 ekor betina per tahun. Semen yang digunakan dalam IB menggunakan semen beku yang banyak memberikan manfaat bagi peternak, karena tersedia semen yang dikehendaki setiap waktu dan peternak dapat memilih semen dari pejantan yang diinginkan. Kelebihan inilah yang menjadikan IB sebagai teknologi yang cepat dikenal oleh masyarakat luas (Hafez, 1993).3. HasilDari hasil praktikum koleksi semen, diketahui bahwa manfaat dari pengenceran yaitu sebagai berikut:1. Menyediakan zat makanan sebagai sumber energi bagi permatozoa;2. Melindungi sperma terhadap cold shock;3. Menyediakan suatu penyanggah untuk mencegah perubahan pH;4. Mempertahankan tekanan osmotik dan keseimbangan elektrolit yang sesuai;5. Mencegah pertumbuhan kuman;6. Memperbanyak volume semen.

4. PembahasanBerdasarkan hasil praktikum yang dapat diketahui bahwa pengenceran semen merupakan suatu upaya untuk memperbesar volume semen serta menurunkan kandungan sperma dalam volume tertentu. Sehingga untuk membuat suatu straw yang mengandung 25 juta spermatozoa dengan 80% yang motil harus dilakukan pengenceran yang tepat.

4.1 Perhitungan Penambahan PengenceranDiketahui : 1ml = 1 cc = 5 miliar1 straw = 25 juta % hidup = 80%warna semen = krem volume semen = 3 mlkonsistensi = kental

ScoreWarna dan Kekentalan SemenKonsentrasi Sperma (x 109 sel) per ml

Rata-rataKisaran

5Krem kental5,004,50 6,00

4Krem4,003,50 4,50

3Krem encer3,002,50 3,50

2Putih susu2,001,0 2,50

1Keruh0,700,3 1,0

0Bening encerTidak nyata

Penyelesaian :- Perhitungan volume totalPenampungan ke-Volume Semen (ml)Konsentrasi Spermatozoa (ml)Total Konsentrasi Spermatozoa

11,32.500.000.0003.250.000.000

24,84.500.000.00021.600.000.000

Total6,124.850.000.000

Volume total = = 1,24 ml- Volume penambahan pengenceran = = 0,62 ml

Perhitungan Jumlah Straw yang Dapat DihasilkanJumlah straw = = 4,96 straw

5. KesimpulanKesimpulan dari praktikum ini yaitu :1. Evaluasi semen terdiri dari 2 cara yaitu pemeriksaan makroskopis dengan melihat warna, volume, konsistensi dan pH serta pemeriksaan mikroskopis dengan melihat motilitas dan gerakan massa dari spermatozoa.2. Untuk volume semen sapi bervariasi antara 1 - 15 ml, warna semen yang normal yaitu berwarna putih susu dengan 10% yang berwarna putih bening dan krem. PH semen normal yaitu kisaran 6,54-6,58.3. Urutan metode pembuatan semen beku sesuai standar yaitu pemeriksaan semen segar, penyiapan bahan pengencer, penambahan larutan pengencer, filling & sealing, dan freezing / pembekuan semen.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2001. Teknik Inseminasi Buatan pada Ternak. Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan. JakartaEvans, G. and W.M.C.Maxwell., 1987. Salamons Artificial Insemination of Sheep and Goat Animal. Butter Warthay. Sidney Australia.Hafez, E.S.E. 1993. Reproduction in Farm Animal. 5 Edition.Lea and Febiger. PhiladelphiaNilna. 2010.Standar Operasional Pekerjaan Prosesing Semen. Sumatra Barat: Pengawas Mutu Bibit Ternak pada Dinas peternakanToelihere, M, R. 1985. Fisiologi Reproduksi pada Ternak. Fakultas Kedokteran Hewan. IPB. Penerbit Angksa. BandungWongso, Anton. Darsono,2007. Membaca Analisis Sperma.UPress