itjen.kemendag.go.iditjen.kemendag.go.id/files/pdf/2017/12/06/roadmap-dan-strategi... · Created...
Transcript of itjen.kemendag.go.iditjen.kemendag.go.id/files/pdf/2017/12/06/roadmap-dan-strategi... · Created...
- 7 -
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam rangka meningkatkan kinerja, transparansi, dan
akuntabilitas pengelolaan keuangan negara, Presiden selaku Kepala
Pemerintahan telah menetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun
2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, sebagai acuan bagi
Instansi Pemerintah untuk menyelenggarakan pengendalian intern di
unit/satuan kerjanya.
Sesuai dengan amanat Pasal 47 Peraturan Pemerintah Nomor 60
Tahun 2008, Menteri/Pimpinan Lembaga, Gubernur, dan
Bupati/Walikota selaku pengguna anggaran pemerintah bertanggung
jawab atas efektivitas penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah di lingkungan masing-masing.
Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah tersebut
bertujuan untuk memberikan keyakinan bahwa tujuan organisasi dapat
dicapai melalui penyelenggaraan kegiatan yang efektif dan efisien,
keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan
terhadap peraturan perundang-undangan.
Kementerian Perdagangan sebagai salah satu instansi pemerintah,
wajib menyelenggarakan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di
lingkungan unit kerjanya. Berdasarkan pertimbangan tersebut
Kementerian Perdagangan perlu menyusun roadmap dan strategi agar
lebih efektif dalam penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah di lingkungan Kementerian Perdagangan. Road map dan
strategi ini diharapkan dapat memberikan arah kebijakan
penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di lingkungan
Kementerian Perdagangan, termasuk skema besar pengembangannya.
Roadmap dan strategi ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi seluruh
unit kerja di Kementerian Perdagangan dalam penyelenggaraan dan
pengembangan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah sehingga
diharapkan tercipta kesamaan persepsi dan langkah bersama dalam
mengakselerasi penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
di lingkungan Kementerian Perdagangan.
- 8 -
B. Dasar Hukum
Dasar hukum penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah di lingkungan Kementerian Perdagangan sebagai berikut:
1. Undang–Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
2. Undang–Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
3. Undang–Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan
Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4614);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 127, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4890);
6. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 08/M-DAG/PER/2/2016
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perdagangan (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 202);
7. Keputusan Menteri Perdagangan Nomor 970/M-DAG/KEP/9/2011
tentang Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di
Lingkungan Kementerian Perdagangan.
C. Maksud dan Tujuan
Road map dan strategi penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah ini disusun dengan maksud untuk memberikan gambaran
mengenai kondisi, arah kebijakan, strategi, dan action plan bagi
penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di lingkungan
Kementerian Perdagangan.
Tujuan penyusunan road map dan strategi ini adalah:
1. memberikan gambaran umum kondisi sekarang dan kondisi yang
diharapkan di masa mendatang tentang penyelenggaraan Sistem
- 9 -
Pengendalian Intern Pemerintah di lingkungan Kementerian
Perdagangan;
2. memberikan arah kebijakan dan strategi penyelenggaraan Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah di lingkungan Kementerian
Perdagangan;
3. menyamakan persepsi diantara jajaran pimpinan dan staf di
Kementerian Perdagangan tentang indikator keberhasilan
penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah dan action
plan penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di
lingkungan Kementerian Perdagangan; dan
4. memberikan kesatuan gerak dan langkah diantara unit-unit kerja di
lingkungan Kementerian Perdagangan dalam menyelenggarakan
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah agar tercapai tujuan
Kementerian Perdagangan secara efektif.
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup yang dibahas dalam road map dan strategi
penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah ini mencakup:
1. gambaran umum penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah di lingkungan Kementerian Perdagangan, baik kondisi
saat ini (existing) maupun kondisi yang diharapkan di masa
mendatang, arah kebijakan, serta keterkaitannya dengan reformasi
birokrasi dan rencana strategis Kementerian Perdagangan;
2. peran dan tanggung jawab Satuan Tugas Penyelenggaraan Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah secara berjenjang, mulai tingkat
kementerian dan tingkat unit kerja Eselon I;
3. strategi dan kebijakan yang akan diambil dalam menyelenggarakan
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di lingkungan Kementerian
Perdagangan; dan
4. action plan penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
di lingkungan Kementerian Perdagangan meliputi tujuan, sasaran,
indikator, dan kerangka waktu.
E. Sistematika Penyajian
Road map dan strategi penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah di lingkungan Kementerian Perdagangan disusun dengan
sistematika penyajian dibagi dalam bab-bab penyajian sebagai berikut:
- 10 -
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini disajikan latar belakang, dasar hukum, maksud
dan tujuan, ruang lingkup, serta sistematika penyajian.
BAB II GAMBARAN UMUM SISTEM PENGENDALIAN INTERN
PEMERINTAH KEMENTERIAN PERDAGANGAN
Pada bab ini dijelaskan gambaran umum tugas pokok
Kementerian Perdagangan, Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah dan keterkaitannya dengan pencapaian tujuan
Kementerian Perdagangan, reformasi birokrasi dan good
governance.
BAB III STRATEGI PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN
INTERN PEMERINTAH KEMENTERIAN PERDAGANGAN
Pada bab ini diuraikan tentang arah kebijakan
penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah,
peran dan tanggung jawab Satuan Tugas Penyelenggaraan
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, serta action plan
yang meliputi penetapan tujuan, sasaran, dan indikator serta
jadwal pelaksanaannya.
BAB IV PENUTUP
Pada bab ini disajikan hal-hal penting yang harus menjadi
perhatian seluruh jajaran Kementerian Perdagangan serta
perlunya komitmen bersama untuk menyelenggarakan Siatem
Pengendalian Intern Pemerintah.
- 11 -
BAB II
GAMBARAN UMUM
SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH
KEMENTERIAN PERDAGANGAN
A. Gambaran Umum Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
1. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah dalam Konteks Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional
Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah merupakan wujud komitmen
pemerintah untuk membenahi manajemen pemerintahan dan
menguatkan akuntabilitas instansi pemerintah. Peraturan
Pemerintah tersebut mewajibkan setiap instansi pemerintah untuk
menyelenggarakan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah dalam
rangka mencapai tujuan instansi.
Konsep Sistem Pengendalian Intern Pemerintah menurut
Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 lebih komprehensif
dibandingkan dengan sistem pengendalian intern yang ada
sebelumnya, karena mencakup hard control, dan juga menekankan
pentingnya soft control yang sangat erat kaitannya dengan pelaku
sistem. Membangun soft control (misalnya integritas, nilai etika, dan
komitmen terhadap kompetensi) membutuhkan waktu yang panjang
dan mensyaratkan adanya perubahan mind setting pegawai.
Sebagai salah satu instansi pemerintah, Kementerian
Perdagangan wajib menyelenggarakan Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah di lingkungan Kementerian Perdagangan dengan
mengacu kepada Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 dan
pedoman-pedoman yang telah disusun oleh Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan sebagai instansi pembina Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah. Dalam rangka menciptakan
kesamaan persepsi dan langkah bersama dalam mengakselerasi
penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di
Kementerian Perdagangan, perlu disusun kebijakan-kebijakan yang
diperlukan.
Hal tersebut perlu dilaksanakan agar dapat memenuhi amanah
Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015–2019, yaitu
- 12 -
meningkatnya kualitas tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif,
dan terpercaya melalui peningkatan maturitas Penyelenggaraan
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah dengan target level 3 pada
tahun 2019. Ketentuan mengenai penilaian maturitas
Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah telah
dituangkan dalam Peraturan Kepala Badan Pengawasan Keuangan
dan Pembangunan Nomor 4 Tahun 2016 tentang Pedoman Penilaian
dan Strategi Peningkatan Maturitas Penyelenggaraan Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah.
2. SPIP dan Reformasi Birokrasi
Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
Tahun 2015–2019, pemerintah berkomitmen terhadap Reformasi
Birokrasi dalam rangka membangun tata kelola pemerintahan yang
bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya. Salah satunya melalui
optimalisasi keberadaan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah dan
Aparat Pengawasan Intern Pemerintah, sehingga dapat berperan
sebagai garda depan dalam upaya pencegahan korupsi di internal
Kementerian.
Reformasi birokrasi yang dilaksanakan oleh pemerintah saat ini
merupakan sebuah perubahan besar dalam paradigma dan tata
kelola pemerintahan. Pada Intinya, reformasi birokrasi dilaksanakan
dengan tujuan untuk menciptakan birokrasi pemerintah yang
profesional dengan karakteristik adaptif, berintegritas, berkinerja
tinggi, bersih dan bebas korupsi, kolusi, dan nepotisme, mampu
melayani publik, netral, sejahtera, berdedikasi, serta memegang
teguh nilai-nilai dasar dan kode etik aparatur negara.
Untuk mencapai tujuan tersebut, berdasarkan Peraturan
Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi
Birokrasi 2010-2025, terdapat beberapa area perubahan dan hasil
yang diharapkan dari pelaksanaan reformasi birokrasi, yaitu:
No. Area Perubahan Hasil
1. Organisasi Organisasi yang tepat fungsi dan
tepat ukuran (right sizing).
2. Tata Laksana Sistem, proses, dan prosedur kerja
yang jelas, efektif, efisien, terukur,
dan sesuai dengan prinsip-prinsip
- 13 -
No. Area Perubahan Hasil
good governance.
3. Peraturan
Perundang-undangan
Regulasi yang lebih tertib, tidak
tumpang tindih, dan kondusif.
4. Sumber Daya
Manusia Aparatur
SDM aparatur yang berintegritas,
netral, kompeten, capable,
profesional, berkinerja tinggi, dan
sejahtera.
5. Pengawasan Meningkatnya penyelenggaraan
pemerintah yang bersih dan bebas
korupsi, kolusi, dan nepotisme.
6. Akuntabilitas Meningkatnya kapabilitas dan
akuntabilitas kinerja birokrasi.
7. Pelayanan Publik Pelayanan prima sesuai dengan
kebutuhan dan harapan masyarakat
8. Pola Pikir (mindset)
dan Budaya Kerja
(culture set) Aparatur
Birokrasi dengan integritas dan
kinerja yang tinggi.
Pelaksanaan program reformasi birokrasi dan upaya pencapaian
tata kelola pemerintahan yang baik tidak bisa dipisahkan dari
penerapan sistem pengendalian intern yang handal (strong internal
control) dan merupakan fondasi yang harus dibangun oleh para
Menteri/Pimpinan Lembaga dan juga Kepala Daerah. Untuk
mewujudkan strong internal control, maka unsur dan sub unsur
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah harus masuk dalam
tindakan dan kegiatan, serta dilaksanakan secara terus menerus
dengan terintegrasi dalam setiap tindakan dan kegiatan organisasi,
sehingga menjadi budaya organisasi yang bersangkutan. Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah dapat dikatakan sebagai suatu
landasan atau fondasi untuk berhasilnya reformasi birokrasi yang
dicanangkan oleh Pemerintah.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 14 tahun 2014 tentang
Pedoman Evaluasi Reformasi Birokrasi Instansi Pemerintah,
penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah menjadi salah
satu indikator yang dinilai dari aspek Penguatan Pengawasan.
- 14 -
Pengukuran indikator penerapan Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah antara lain dengan melihat kondisi apakah:
a. telah terdapat peraturan pimpinan organisasi tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah;
b. telah dibangun lingkungan pengendalian;
c. telah dilakukan penilaian risiko atas organisasi;
d. telah dilakukan kegiatan pengendalian untuk meminimalisir
risiko yang telah diidentifikasi;
e. Sistem Pengendalian Intern telah diinformasikan dan
dikomunikasikan kepada seluruh pihak terkait;
f. telah dilakukan pemantauan pengendalian intern.
3. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah dalam Rangka Mencapai
Visi, Misi, dan Tujuan Kementerian Perdagangan
Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
merupakan salah satu alat untuk mencapai visi, misi, dan tujuan
Kementerian Perdagangan. SPIP menjadi rambu, pagar, dan early
warning systems agar pelaksanaan semua program dan kegiatan
Kementerian Perdagangan berjalan dalam koridor dan sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan, tidak ada
penyimpangan, aman, efisien, dan efektif. Penyelenggaraan Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah dilaksanakan terintegrasi dengan
pelaksanaan tugas dan fungsi pada unit kerja di lingkungan
Kementerian Perdagangan.
4. Definisi dan Karakterististik Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
Sistem pengendalian intern merupakan suatu rangkaian
tindakan dan aktivitas pada seluruh kegiatan instansi yang
dilakukan secara terus menerus serta terintegrasi dalam setiap
sistem yang digunakan manajemen dalam rangka memberikan
keyakinan yang memadai bahwa tujuan organisasi dapat dicapai
melalui penyelenggaraan kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan
pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, serta ketaatan
terhadap peraturan perundang-undangan.
Sistem pengendalian intern memiliki karakteristik sebagai
berikut:
- 15 -
a. Tujuan organisasi sebagai pengarah
Dalam membangun sistem pengendalian intern, jajaran
pimpinan perlu menetapkan tujuan organisasi yang ingin
dicapai, baik di tingkat unit kerja maupun tingkat pelaksanaan
kegiatan. Tujuan yang penting dan mendasar dari suatu
organisasi pemerintah meliputi:
1) efektivitas dan efisiensi tujuan penyelenggaraan
pemerintahan negara;
2) keandalan pelaporan keuangan;
3) pengamanan aset negara; dan
4) ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.
b. Proses
Sistem pengendalian intern merupakan suatu proses dari
serangkaian kegiatan yang terus menerus dan melibatkan
seluruh tingkatan manajemen, serta apabila seluruh
komponennya diterapkan dengan baik, akan dapat memberikan
keyakinan memadai bahwa tujuan organisasi dapat dicapai.
c. Dua tingkatan pengendalian
Sistem pengendalian intern terdiri atas dua tingkatan
pengendalian, yaitu:
1) Pengendalian tingkat unit kerja (entity level) merupakan
tingkatan penerapan pengendalian yang apabila tidak
diterapkan dengan baik akan mempengaruhi secara
keseluruhan terhadap pencapaian tujuan organisasi.
2) Pengendalian tingkat kegiatan/pelaksanaan fungsi (activity
level), merupakan tingkatan penerapan pengendalian yang
apabila tidak diterapkan dengan baik berdampak pada
kegiatan yang bersangkutan.
d. Holistik atau integral
Sistem pengendalian intern merupakan suatu proses yang
terintegrasi dengan seluruh proses kegiatan manajemen. Sistem
pengendalian intern bukan suatu sistem yang terpisah dalam
suatu instansi, melainkan sebagai bagian integral dari setiap
sistem yang digunakan manajemen untuk mengatur dan
mengarahkan kegiatannya.
- 16 -
e. Bergantung pada faktor manusia
Efektivitas penerapan sistem pengendalian intern sangat
dipengaruhi oleh manusia sebagai pelaksananya, yaitu
manajemen dan personel dalam instansi. Manajemen
menetapkan tujuan, merancang, dan melaksanakan mekanisme
pengendalian, memantau, serta mengevaluasi pengendalian.
Selanjutnya, seluruh pegawai dalam instansi memegang
peranan penting untuk melaksanakan sistem pengendalian
secara efektif.
f. Memberikan keyakinan yang memadai
Penerapan sistem pengendalian intern memberikan keyakinan
yang memadai bukan jaminan absolut atas tercapainya tujuan.
g. Memiliki keterbatasan
Efektivitas penerapan sistem pengendalian intern tidak akan
tercapai apabila terjadi kelalaian manusia, pengabaian oleh
pimpinan maupun staf, dan kolusi.
5. Unsur-Unsur Sistem Pengendalian Intern
Sistem pengendalian intern terdiri atas lima unsur, yaitu:
a. Lingkungan pengendalian (Control Environment);
b. Penilaian risiko (Risk Assessment);
c. Kegiatan pengendalian (Control Activities);
d. Informasi dan komunikasi (Information dan Communication); dan
e. Pemantuan pengendalian intern (Monitoring).
Keterkaitan antara unsur Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
dengan tujuan yang hendak dicapai serta aktivitas organisasi dapat
dilihat pada gambar sebagai berikut:
- 17 -
Penerapan unsur-unsur tersebut dilaksanakan menyatu dan
menjadi bagian integral dalam penyelenggaraan kegiatan dan fungsi
organisasi serta tergambar dalam pedoman, dan prosedur operasi
standar/SOP yang telah ditetapkan dalam mengatur
penyelenggaraan kegiatan dan fungsi organisasi.
6. Tingkat Kematangan (Maturitas) Penyelenggaraan Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah
Tingkat kematangan/maturitas penyelenggaraan Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah adalah tingkat kematangan/
kesempurnaan penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah dalam mencapai tujuan pengendalian intern sesuai
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah. Ketentuan mengenai penilaian
maturitas penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
telah dituangkan dalam Peraturan Kepala Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan Nomor 4 Tahun 2016 tentang Pedoman
Penilaian dan Strategi Peningkatan Maturitas Penyelenggaraan
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah.
Penilaian maturitas penyelenggaraan Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah tersebut merupakan mekanisme baru untuk
menggantikan/memperbaiki mekanisme Pemetaan/Diagnostic
Assesment yang tertuang dalam ketentuan sebelumnya. Tahapan
dan tujuan dalam Penilaian maturitas penyelenggaraan Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah masih sama/mirip dengan tahap
Diagnostic Assesment. Yang membedakan adalah keluarannya
(output), keluaran (output) Diagnostic Assesment adalah rekomendasi
berupa rekomendasi perbaikan (area of improvement), sedangkan
keluaran (output) penilaian maturitas selain area of improvement juga
hasil penilaian tingkat kematangan dengan skor tingkat maturitas
level 0 sampai dengan level 5.
Pengukuran tingkat kematangan (maturitas) penyelenggaraan
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah diharapkan dapat
memberikan keyakinan yang memadai tentang kemampuan
penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah dalam
mencapai peningkatan kinerja, transparansi, dan akuntabilitas
pengelolaan keuangan negara di lingkungan instansi pemerintah.
- 18 -
Kerangka maturitas Sistem Pengendalian Intern Pemerintah terpola
dalam enam tingkatan yaitu:
a. Belum Ada;
b. Rintisan;
c. Berkembang;
d. Terdefinisi;
e. Terkelola dan Terukur; dan
f. Optimum.
Tingkatan dimaksud setara masing-masing dengan level 0, level
1, level 2, level 3, level 4 dan level 5. Setiap tingkat maturitas
mempunyai karakteristik dasar yang menunjukkan peran atau
kapabilitas penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
dalam mendukung pencapaian tujuan instansi pemerintah.
Karakteristik Tingkat Maturitas Penyelenggaraan
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
Level Tingkat
Karakteristik
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
0 Belum Ada
Kementerian sama sekali belum memiliki
kebijakan dan prosedur yang diperlukan
untuk melaksanakan praktik-praktik
pengendalian intern
1 Rintisan
Ada praktik pengendalian intern, namun
pendekatan risiko dan pengendalian yang
diperlukan masih bersifat ad-hoc dan
tidak terorganisasi dengan baik, tanpa
komunikasi dan pemantauan sehingga
kelemahan tidak diidentifikasi.
2 Berkembang
Kementerian telah melaksanakan praktik
pengendalian intern, namun tidak
terdokumentasi dengan baik dan
pelaksanaannya sangat tergantung pada
individu dan belum melibatkan semua
unit organisasi. Efektivitas pengendalian
belum dievaluasi sehingga banyak terjadi
kelemahan yang belum ditangani secara
memadai.
- 19 -
Level Tingkat
Karakteristik
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
3 Terdefinisi
Kementerian telah melaksanakan praktik
pengendalian intern dan terdokumentasi
dengan baik. Namun evaluasi atas
pengendalian intern dilakukan tanpa
dokumentasi yang memadai.
4 Terkelola dan
Terukur
Kementerian telah menerapkan
pengendalian internal yang efektif,
masing-masing personel pelaksana
kegiatan yang selalu mengendalikan
kegiatan pada pencapaian tujuan
kegiatan itu sendiri maupun tujuan
Kementerian. Evaluasi formal dan
terdokumentasi.
5 Optimum
Kementerian telah menerapkan
pengendalian intern yang berkelanjutan,
terintegrasi dalam pelaksanaan kegiatan
yang didukung oleh pemantauan
otomatis menggunakan aplikasi
komputer
B. Kondisi Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Kementerian
Perdagangan Saat Ini
Gambaran kondisi penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah di lingkungan Kementerian Perdagangan idealnya diperoleh
dari pelaksanaan Pemetaan atau Diagnostic Assessment pada seluruh
unit kerja Kementerian Perdagangan. Hal tersebut perlu dilaksanakan
untuk mengetahui tingkat pemahaman dan penerapan Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah. Namun demikian, gambaran awal
tersebut masih belum diperoleh saat road map dan strategi disusun,
karena belum dilaksanakannya Diagnostic Assessment pada unit-unit
kerja di lingkungan Kementerian Perdagangan. Sebagai alternatif untuk
melihat kondisi penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
di Kementerian Perdagangan, digunakan hasil pemantauan dan evaluasi
yang dilaksanakan oleh Inspektorat Jenderal terhadap penyelenggaraan
- 20 -
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah pada unit-unit kerja Kementerian
Perdagangan sampai bulan Oktober 2016.
Inspektorat Jenderal Kementerian Perdagangan telah melaksanakan
pemantauan dan evaluasi atas penyelenggaraan Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah dari tahun 2012 sampai 2016 pada 9 (sembilan) unit
kerja Eselon I di lingkungan Kementerian Perdagangan. Hasil
pemantauan dan evaluasi Inspektorat antara lain sebagai berikut:
a. Sampai bulan Oktober 2016, unit Eselon I di lingkungan
Kementerian Perdagangan baru menyelenggarakan kegiatan Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah sampai tahap Persiapan yaitu level
pemahaman (knowing), melalui kegiatan sosialisasi atau pendidikan
dan pelatihan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah.
b. Sebagian besar unit kerja di lingkungan Kementerian Perdagangan
belum melaksanakan salah satu unsur dalam Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah yaitu unsur Penilaian Risiko.
c. Unsur-unsur selain Penilaian Risiko, yaitu Lingkungan Pengendalian,
Kegiatan Pengendalian, Informasi dan Komunikasi, serta Pemantauan
Pengendalian Intern mungkin telah dilaksanakan oleh unit kerja
dalam pelaksanaan kegiatan di lingkungan unit kerja Kementerian
Perdagangan, namun belum diketahui kondisi yang sebenarnya
karena belum pernah dilaksanakan Pemetaan/Diagnostic Assesment
terhadap unsur-unsur tersebut.
C. Kondisi Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Kementerian
Perdagangan yang Diharapkan di Masa Mendatang
Sesuai dengan tujuan pengembangan pengendalian intern
Kementerian Perdagangan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 60
Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian yang disertai dengan penerapan
konsep–konsep manajemen risiko, serta amanah Peraturan Presiden
Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional Tahun 2015–2019, yaitu Peningkatan Maturitas
Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah dengan target
level 3 pada tahun 2019, maka kondisi Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah Kementerian Perdagangan di masa mendatang adalah:
- 21 -
Kondisi yang dapat memberikan keyakinan yang memadai bagi
Pimpinan bahwa tujuan organisasi telah tercapai melalui kegiatan
yang efektif dan efisien, keandalan laporan keuangan, pengamanan
aset dan ketaatan terhadap peraturan, serta mencapai tingkat
kematangan penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
level 3 pada tahun 2019.
Indikator pencapaian kondisi dimaksud dapat dibagi dalam dua
jenis, yaitu indikator proses/tahapan penyelenggaraan Sistem
Penyelenggaraan Intern Pemerintah dan indikator efektivitas Sistem
Penyelenggaraan Intern Pemerintah.
1. Indikator Proses/Tahapan Penyelenggaraan Sistem Penyelenggaraan
Intern Pemerintah
Indikator kondisi penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah Kementerian Perdagangan yang diharapkan di masa
mendatang dapat dilihat dari level capaian tingkat kematangan
penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Dalam
rangka memenuhi amanah Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun
2015–2019, yaitu peningkatan maturitas penyelenggaraan Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah, maka diharapkan skor capaian
penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah unit kerja
setiap tahunnya dapat meningkat. Pada tahun 2019, skor/level
kematangan penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah pada seluruh unit kerja minimal level 3 (Terdefinisi),
dengan target sebagai berikut:
Target skor/level maturitas
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Kementerian Perdagangan
No Kategori Skor/Level
Jumlah Unit Kerja
Eselon I
2017 2018 2019
1 Level 3 (Terdefinisi) - - 9
2 Level 2 (Berkembang) - 9 -
3 Level 1 (Rintisan) 9 - -
Jumlah 9 9 9
- 22 -
2. Indikator Efektivitas Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah yang
efektif diukur dari indikator pencapaian tujuan Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah dan disesuaikan dengan indikator kinerja
Kementerian Perdagangan.
Indikator Efektivitas Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
NO. TUJUAN PROSES INDIKATOR
ANTARA
INDIKATOR
OUTCOME
1. Efektivitas
dan
Efisiensi
Tujuan
Organisasi
Terkait
dengan
mekanisme
kegiatan per
Unit
Persentase target
kinerja utama
masing-masing unit
dalam tapkin
Persentase Efisiensi
penggunaan dana
Daftar Isian
Pelaksanaan
Anggaran
- Kinerja
utama
Kementerian
Perdagangan
dapat
dicapai
sesuai
dengan
target
- Laporan
Keuangan
Kementerian
Perdagangan
memperoleh
opini Wajar
Tanpa
Pengecualian
- Tidak
adanya
control
defisiensi
dan material
weakness
2. Kehandalan
Laporan
Keuangan
Mekanisme
pengelolaan
Keuangan di
Unit terkait
Persentase capaian
kinerja keuangan
3. Keamanan
Asset
Manajemen
Asset
Persentase capaian
kinerja pengelolaan
sarana dan
prasarana
4. Ketaatan
pada
Peraturan
Perundang-
undangan
Ketaatan pada
Perundang-
undangan
terkait
Berkurangnya
pelangggaran
terhadap aturan
berlaku
Berdasarkan indikator efektivitas Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah, kondisi Kementerian Perdagangan yang diharapkan di
masa mendatang sebagai berikut:
a. kinerja utama Kementerian Perdagangan dapat dicapai sesuai
dengan target;
b. Opini Wajar Tanpa Pengecualian atas Laporan Keuangan
Kementerian Perdagangan dapat terus dipertahankan;
- 23 -
c. temuan hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan ditindaklanjuti
secara tuntas;
d. laporan keuangan dan dukungannya diterbitkan tepat waktu;
dan
e. ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan semakin
baik.
Rencana pencapaian target indikator Outcome Efektivitas Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah pada periode tahun 2017-2019
sebagai berikut:
Indikator Outcome
No. TUJUAN INDIKATOR
Outcome 2017 2018 2019
1 Efektivitas dan
Efisiensi
Tujuan
Organisasi
Presentase standar
efisiensi hasil
pengadaan
barang/jasa
pemerintah yang
dilaksanakan secara
elektronik
≥ 5% ≥ 5% ≥ 5%
Penilaian atas
evaluasi pelaksanaan
Rencana Kerja dan
Anggaran
Kementerian
Perdagangan
85% 85% 85%
Penilaian Menteri
Pendayagunaan
Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi
atas hasil evaluasi
Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah
(AKIP) Kementerian
Perdagangan
75 75 75
2 Kehandalan
Laporan
Kualitas Laporan
Keuangan WTP WTP WTP
- 24 -
No. TUJUAN INDIKATOR
Outcome 2017 2018 2019
Keuangan Kementerian
Perdagangan (Opini)
dari Badan
Pemeriksa Keuangan
3 Pengamanan
Asset
Persentase
pemenuhan
kebutuhan
operasional
perkantoran
75% 80% 85%
Persentase
ketersediaan sarana
dan prasarana di
Lingkungan
Kementerian
Perdagangan
75% 80% 85%
Persentase utilisasi
Barang Milik Negara
di Lingkungan
Kementerian
Perdagangan
84% 86% 90%
4 Ketaatan pada
Peraturan
Perundang-
undangan
Capaian Indeks
Reformasi Birokrasi
di Kementerian
Pedagangan
70,5 71 71,5
Persentase
Penyelesaian Tindak
Lanjut Rekomendasi
Hasil Pengawasan
85% 90% 95%
Jumlah Satuan Kerja
yang menyajikan
laporan keuangan
sesuai dengan
Standar Akuntansi
Pemerintahan (SAP)
berdasarkan hasil
61 61 61
- 25 -
No. TUJUAN INDIKATOR
Outcome 2017 2018 2019
reviu
Jumlah unit yang
memperoleh skor
minimal 70
berdasarkan hasil
evaluasi Sistem
Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah
58 60 64
Persentase jumlah
unit yang
memperoleh predikat
Wilayah Tertib
Administrasi ( WTA )
54 54 54
- 26 -
BAB III
STRATEGI PENYELENGGARAAN
SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH
KEMENTERIAN PERDAGANGAN
A. Kebijakan Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
Kementerian Perdagangan
1. Alur Pikir dan Kebijakan Umum
Secara umum, kebijakan penyelenggaraan Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah di Kementerian Perdagangan didasarkan pada
suatu alur pikir prakmatis, seperti terlihat dalam gambar berikut ini:
Gambar alur pikir penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah Kementerian Perdagangan dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a. Kegiatan penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah didasarkan kepada keberhasilan pencapaian tujuan.
Tujuan yang dimaksudkan ialah tujuan Kementerian
- 27 -
Perdagangan secara keseluruhan dan tujuan unit-unit kerja di
lingkungan Kementerian Perdagangan. Oleh karena itu, perlu
adanya kejelasan tujuan unit kerja agar memudahkan dalam
mengidentifikasi kegiatan-kegiatan utama unit kerja.
b. Setelah kegiatan utama teridentifikasi, dilakukan pemilihan
kegiatan yang menjadi prioritas untuk dibangun Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah-nya dengan mendasarkan pada
hasil pemetaan/Diagnostic Assesment, hasil audit/evaluasi oleh
Inspektorat Jenderal, hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan,
atau pertimbangan kontekstual pimpinan, disesuaikan dengan
kebutuhan pencapaian tujuan Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah yang menjadi prioritas utama. Selanjutnya, kegiatan
yang akan dikembangkan Sistem Pengendalian Intern
Pemerintahnya, dapat merupakan kegiatan utama atau kegiatan
lain yang berdasarkan kebijakan pimpinan menjadi prioritas
untuk dikembangkan.
c. Setelah ditetapkan kegiatan yang akan menjadi prioritas
pengembangan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah,
dilakukan evaluasi lingkungan pengendaliannya. Tujuan
evaluasi atas lingkungan pengendalian adalah mengidentifikasi
dan menganalisis aspek-aspek dalam lingkungan pengendalian
yang berpengaruh dalam penilaian risiko. Hasil penilaian
efektivitas lingkungan pengendalian merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari risiko yang teridentifikasi. Evaluasi
terhadap lingkungan pengendalian pada unit kerja Eselon I dan
Eselon II harus memperhatikan hasil evaluasi lingkungan
pengendalian Kementerian Perdagangan secara keseluruhan.
Demikian pula dengan evaluasi lingkungan pengendalian pada
tingkat aktivitas harus memperhatikan hasil evaluasi
lingkungan pengendalian pada unit kerja Eselon II. Apabila hasil
evaluasi menunjukkan terdapat hal-hal yang perlu diperbaiki
dalam lingkungan pengendalian, maka perbaikan unsur ini
dilakukan. Kelemahan atas lingkungan pengendalian dari hasil
evaluasi terhadap lingkungan pengendalian, perlu langsung
diperbaiki, sebagai bagian dari perbaikan atas soft control.
d. Selanjutnya, setelah dilakukan evaluasi atas lingkungan
pengendalian, dilakukan penilaian risiko atas kegiatan tersebut.
- 28 -
e. Jika dalam penilaian risiko diketahui bahwa hal-hal yang
tertuang dalam hasil pemetaan/Diagnostic Assesment, evaluasi
dan audit Inspektorat Jenderal, atau Audit Badan Pemeriksa
Keuangan ternyata tidak merupakan risiko (tidak ada
kemungkinan terulang kembali), maka sifat penanganannya
ialah dengan menindaklanjuti hasil Diagnostic Assesment atau
audit tersebut.
f. Jika dari hasil Diagnostic Assesment dan audit, ada hal-hal yang
dianggap berpotensi sebagai risiko, maka dimasukkan sebagai
risiko dalam peta risiko.
g. Dari peta risiko yang tersusun, ditentukan risiko yang prioritas
untuk ditangani. Selanjutnya, atas risiko tersebut perlu
diidentifikasi dan dievaluasi efektivitas kegiatan pengendalian
yang sudah ada, termasuk compensating control yang ada. Bila
aktivitas pengendalian yang ada maupun compensating control
dianggap tidak atau belum efektif, maka ditetapkan kegiatan
pengendalian yang diperlukan untuk meminimalkan risiko.
Setelah mereviu dan melalui pembahasan dengan pelaksana
kegiatan, pimpinan unit kerja sebagai pemilik risiko (Risk owner)
menetapkan kegiatan pengendalian yang akan dibangun.
h. Langkah selanjutnya adalah melakukan kegiatan informasi dan
komunikasi penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah, serta melakukan pemantauan penyelenggaraan
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah dan hasilnya. Dalam
tahapan ini dilakukan dua macam pemantauan. Pemantauan
terkait dengan unsur-unsur Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah dilakukan secara berkelanjutan oleh Pemilik Risiko
dan evaluasi atas efektivitas penyelenggaraan Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah dilakukan oleh Inspektorat
Jenderal Kementerian Perdagangan. Kedua evaluasi tersebut
dilakukan dengan mengidentifikasi desain dan penyebab
kelemahan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Bila hasil
evaluasi penyelenggaraan mengidentifikasikan Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah berjalan efektif, maka
selanjutnya perlu dikaji apakah tujuan unit kerja tercapai atau
minimal terdapat perkembangan positif dalam upaya
pencapaian tujuan unit kerja.
- 29 -
i. Jika tujuan unit kerja tercapai, maka pengendalian yang
dibangun sudah tepat. Jika tujuan unit kerja tidak tercapai, risk
owner segera kembali mengevaluasi penyelenggaraan Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah yang telah ditetapkan dan
melakukan penyempurnaan-penyempurnaan yang diperlukan.
Kebijakan umum penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah di lingkungan Kementerian Perdagangan adalah sebagai
berikut:
a. Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
Kementerian Perdagangan dilakukan dengan mengacu pada
Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah, Pedoman Umum, serta
Pedoman Teknis Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah yang disusun oleh Satuan Tugas Pembinaan
Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah yaitu
Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan. Selain itu,
dalam menerapkan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah,
unit kerja di lingkungan Kementerian Perdagangan juga
mengacu pada Road map dan Strategi, serta Pedoman Teknis
Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah yang
berlaku di lingkungan Kementerian Perdagangan.
b. Efektivitas penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah di lingkungan Kementerian Perdagangan menjadi
tanggung jawab Menteri Perdagangan (pada level Kementerian
Perdagangan) maupun pimpinan unit kerja Eselon I dan Eselon
II dengan dukungan seluruh pejabat dan pegawai di lingkungan
masing-masing. Oleh karena itu, perlu dibuat “Pernyataan
Komitmen Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah” oleh para pimpinan Kementerian Perdagangan.
Pernyataan tersebut berisi tekad untuk menyelenggarakan
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah dengan efektif sebagai
bagian yang tidak terpisahkan dari tugas pokok dan fungsi Unit.
c. Road map dan Strategi Penyelenggaraan Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah merupakan rencana jangka menengah
penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di
Kementerian Perdagangan.
- 30 -
d. Rencana kerja penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah disusun setiap tahun mengacu pada Roadmap dan
Strategi Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah Kementerian Perdagangan.
e. Sekretariat Jenderal dalam hal ini Biro Organisasi dan
Kepegawaian sebagai Sekretariat Satuan Tugas Penyelenggaraan
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Kementerian
Perdagangan merupakan unit kerja yang bertugas
melaksanakan koordinasi penerapan Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah di lingkungan Kementerian Perdagangan.
f. Inspektorat Jenderal dalam hal ini Sekretariat Inspektorat
Jenderal sebagai Sekretariat Pengawasan Penyelenggaraan
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah merupakan unit kerja
yang bertugas melaksanakan pengawasan terhadap
penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di
lingkungan Kementerian Perdagangan.
2. Satuan Tugas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah
a. Struktur Satuan Tugas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah
Dalam rangka percepatan penyelenggaraan Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah di lingkungan Kementerian
Perdagangan dibentuk Satuan Tugas Penyelenggaraan Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah, baik pada level Kementerian
Perdagangan maupun level unit kerja. Satuan Tugas
penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di
lingkungan Kementerian Perdagangan terdiri atas:
1) Pengarah;
2) Penanggung jawab;
3) Quality Assurance;
4) Ketua;
5) Tim Kerja; dan
6) Sekretariat.
- 31 -
Sedangkan Satuan Tugas Penyelenggaraan Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah pada level unit Eselon I di
lingkungan Kementerian Perdagangan terdiri atas:
1) Penanggung jawab;
2) Ketua;
3) Tim Kerja; dan
4) Sekretariat.
Struktur Satuan Tugas Penyelenggaraan
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
Wewenang dan tanggung jawab Satuan Tugas
Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di level
Kementerian Perdagangan ditetapkan dalam Keputusan Menteri
Perdagangan, pada level unit kerja Eselon I ditetapkan dalam
Keputusan Pejabat Eselon I. Pada prinsipnya, Satuan Tugas
Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
bersifat sementara, sehingga jika penyelenggaraan Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah sudah berjalan baik, maka
Satuan Tugas dapat dibubarkan dan penyelenggaraan Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah menjadi bagian yang melekat
pada pelaksanaan tugas pokok dan fungsi.
Penanggung Jawab
Ketua
Quality Assurance
Tim Kerja Sekretariat
- 32 -
b. Wewenang dan Tanggung Jawab Terkait Penyelenggaraan
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
Wewenang dan tanggung jawab terkait penyelenggaraan
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di lingkungan
Kementerian Perdagangan adalah sebagai berikut:
1) Level Kementerian Perdagangan
a) Wewenang dan tanggung jawab Menteri Perdagangan
adalah:
(1) menyelenggarakan Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah di lingkungan Kementerian
Perdagangan;
(2) menetapkan kebijakan penyelenggaraan Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah di lingkungan
Kementerian Perdagangan secara tertulis; dan
(3) menetapkan kriteria penilaian risiko dengan
mempertimbangkan risk philosophy, risk appetite,
dan risk tolerance level Kementerian Perdagangan.
b) Wewenang dan tanggung jawab Satuan Tugas
Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah Kementerian Perdagangan adalah:
(1) merumuskan kebijakan penyelenggaraan Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah di lingkungan
Kementerian Perdagangan yang akan diusulkan
kepada Menteri Perdagangan untuk disahkan;
(2) menyusun atau memutakhirkan materi,
metodologi/tools penyelenggaraan Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah di lingkungan
Kementerian Perdagangan;
(3) melaksanakan sosialisasi, konsultasi, bimbingan
teknis, dan asistensi atas pelaksanaan kegiatan
sebagaimana dimaksud dalam angka (1) dan
angka (2) tersebut di atas, antara lain:
(a) melaksanakan kegiatan sosialisasi
(awareness) kebijakan penyelenggaraan
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah;
termasuk kebijakan pengendalian risiko;
- 33 -
(b) bertindak sebagai fasilitator dalam kegiatan
risk assessment baik di level unit kerja
maupun di level aktivitas;
(c) memfasilitasi penjabaran risk tolerance di
level unit kerja; dan
(d) mengembangkan budaya sadar risiko pada
seluruh jenjang organisasi Kementerian
Perdagangan,
(4) bertindak sebagai fasilitator penyelenggaraan
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah pada level
unit kerja Kementerian Perdagangan;
(5) melakukan quality assurance atas
penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah pada seluruh unit kerja di lingkungan
kementerian Perdagangan;
(6) mengoordinasikan penyelenggaraan Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah di lingkungan
Kementerian Perdagangan;
(7) mendokumentasikan dan memantau
penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah di lingkungan Kementerian
Perdagangan;
(8) melaporkan perkembangan pelaksanaan Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah di lingkungan
Kementerian Perdagangan kepada Pimpinan
Kementerian Perdagangan;
(9) mengusulkan kriteria penilaian risiko dengan
mempertimbangkan risk philosophy, risk appetite,
dan risk tolerance level unit kerja kepada Menteri
Perdagangan;
(10) mengintegrasikan semua upaya pengendalian
risiko di lingkungan Kementerian Perdagangan;
dan
(11) memastikan bahwa sumber daya manusia yang
fungsinya terkait dengan pengendalian risiko
telah memiliki kompetensi memadai mengenai
pengendalian risiko.
- 34 -
2) Level Unit Kerja Eselon I di lingkungan Kementerian
Perdagangan
a) Wewenang dan tanggung jawab Pejabat Eselon I
adalah:
(1) bertanggung jawab atas penyelenggaraan Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah di lingkungan
unit kerja Eselon I masing-masing;
(2) menetapkan kebijakan penyelenggaraan Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah di lingkungan
unit kerja Eselon I secara tertulis; dan
(3) Menetapkan kriteria penilaian risiko dengan
mempertimbangkan: risk philosophy, risk appetite,
dan risk tolerance level Unit kerja Eselon I.
b) Wewenang dan tanggung jawab Satuan Tugas
Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah Unit Eselon I adalah:
(1) merumuskan kebijakan penyelenggaraan Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah di lingkungan
unit kerja yang akan diusulkan kepada Pejabat
Eselon I masing-masing untuk ditetapkan;
(2) menyusun atau memutakhirkan materi,
metodologi/tools penyelenggaraan Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah di lingkungan
Unit kerja Eselon I;
(3) melaksanakan kegiatan sosialisasi (awareness)
kebijakan penyelenggaran Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah, termasuk kebijakan
pengendalian risiko, kepada seluruh pegawai di
lingkungan Unit kerja Eselon I masing-masing;
(4) bertindak sebagai fasilitator kegiatan risk
assessment di level Unit kerja Eselon I masing-
masing;
(5) memfasilitasi penjabaran risk tolerance di level
unit kerja masing-masing;
- 35 -
(6) mengembangkan budaya sadar risiko pada
seluruh jenjang organisasi Unit kerja Eselon I
masing-masing;
(7) bertindak sebagai fasilitator penyelenggaraan
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah pada level
Unit kerja Eselon I masing-masing;
(8) mengoordinasikan penyelenggaraan Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah di lingkungan
Unit kerja Eselon I masing-masing;
(9) mendokumentasikan dan memantau
penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah di lingkungan Unit kerja Eselon I
masing-masing;
(10) melaporkan perkembangan pelaksanaan Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah di lingkungan
Unit kerja Eselon I kepada Satuan Tugas
Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah Kementerian Perdagangan;
(11) mengusulkan kriteria penilaian risiko dengan
mempertimbangkan risk philosophy, risk appetite,
dan risk tolerance level Unit kerja Eselon I
masing-masing;
(12) mengintegrasikan semua upaya pengendalian
risiko di level Unit kerja Eselon I masing-masing;
dan
(13) memastikan bahwa sumber daya manusia di level
unit kerja Eselon I yang fungsinya terkait dengan
pengendalian risiko memiliki kompetensi
memadai mengenai pengendalian risiko.
=============
3. Kebijakan Terkait Pengelolaan Risiko di Kementerian Perdagangan
Agar risiko-risiko yang mungkin terjadi dapat dikendalikan,
perlu dibuat kebijakan pengelolaan risiko guna mendukung
pencapaian tugas dan fungsi Kementerian Perdagangan secara efektif
dan efisien.
Pengelolaan risiko terdiri atas pengelolaan risiko tingkat
kebijakan, dan pengelolaan risiko tingkat operasional. Pengelolaan
- 36 -
risiko tingkat kebijakan pada level Kementerian Perdagangan
dilakukan oleh Menteri Perdagangan dengan dibantu oleh Satuan
Tugas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
Kementerian Perdagangan. Pengelolaan tingkat kebijakan pada level
unit Eselon I dilakukan oleh para pejabat Eselon I dibantu oleh
Satuan Tugas Penyelenggaran Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah tingkat unit Eselon I masing-masing.
Pengelolaan risiko pada level operasional/kegiatan dilakukan
oleh pimpinan unit kerja masing-masing, yang bertanggung jawab
atas kegiatan tertentu dibantu oleh Satuan Tugas Penyelenggaraan
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah unit kerja tersebut.
Kebijakan terkait pengelolaan risiko di Kementerian
Perdagangan, meliputi:
a. Penetapan Kriteria Penilaian Risiko
Kriteria penilaian risiko tingkat unit kerja Kementerian
Perdagangan ditetapkan oleh Menteri Perdagangan berdasarkan
usulan dari Satuan Tugas Penyelenggaraan Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah, setelah dikonsultasikan
kepada Sekretariat Jenderal dan Inspektorat Jenderal.
Penetapan kriteria penilaian risiko pada unit-unit kerja
dilakukan oleh pimpinan unit kerja masing-masing berdasarkan
usulan dari Satuan Tugas Penyelenggaraan Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah masing-masing.
b. Tata Kelola Pengendalian Risiko
Tata kelola pengendalian risiko di Kementerian
Perdagangan mencakup seluruh jajaran organisasi Eselon I dan
unit Eselon II yang dikoordinasikan oleh Satuan Tugas
Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
Kementerian Perdagangan. Pengendalian risiko Kementerian
Perdagangan menjadi tanggung jawab Menteri Perdagangan,
yang dalam pelaksanaannya memperhatikan hal-hal berikut:
1) Satuan Tugas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah Kementerian Perdagangan diberikan tanggung
jawab dan kewenangan untuk mengembangkan, serta
mengoordinasikan pengendalian risiko di Kementerian
Perdagangan atas nama Menteri Perdagangan.
- 37 -
2) Tanggung jawab pengendalian risiko berada pada pimpinan
unit kerja Eselon I masing-masing sebagai pemilik risiko.
Satuan Tugas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah membantu dan memfasilitasi pemilik risiko
dalam menjamin bahwa risiko yang ada telah dikendalikan
dengan baik.
3) Satuan Tugas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah unit-unit kerja perlu menjalin koordinasi dan
kerja sama yang baik dengan para pemilik risiko dalam
upaya mengendalikan risiko.
4) Seluruh jajaran struktural dan pegawai harus memahami
elemen-elemen pengendalian risiko dan harus mengikuti
seluruh program yang telah ditetapkan.
c. Pemilik Risiko (Risk Owners)
Pemilik risiko adalah seluruh pejabat struktural sesuai
dengan tingkatan organisasinya dan seluruh pegawai sesuai
dengan tugas dan fungsi masing-masing.
Pemilik risiko mempunyai tanggung jawab sebagai berikut:
1) Melaksanakan kegiatan risk assessment atas risiko level
proses dan pengendalian yang ada di unit kerja masing-
masing.
2) Memelihara catatan historis atas tingkat capaian kinerja
dan peristiwa risiko yang terjadi di masa lalu dalam unit
kerja masing-masing, sebagai indikator peringatan dini
(early warning indicator) dan sebagai database untuk
memprediksi keterjadian risiko di masa yang akan datang.
3) Menyusun hasil risk assessment untuk dilaporkan kepada
Satuan Tugas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah.
4) Memberikan masukan kepada Satuan Tugas
Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
dalam rapat pelaksanaan pengendalian risiko.
5) Melakukan monitoring dan pengendalian terhadap
pelaksanaan aktivitas di level proses yang memiliki tingkat
risiko tinggi.
6) Melaporkan peristiwa risiko yang terjadi dalam
pelaksanaan kegiatan normal, baik yang telah
- 38 -
teridentifikasi sebelumnya pada saat risk assessment,
maupun yang belum teridentifikasi, kepada Satuan Tugas
Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah.
B. Rencana Tindak (action plan)
Penyusunan rencana tindak meliputi penetapan substansi kegiatan,
langkah-langkah rinci, sasaran, indikator kinerja, dan kerangka waktu
pencapaian, namun tidak termasuk penetapan target output. Penetapan
target output tahunan ditetapkan kemudian oleh masing-masing
penanggung jawab Satuan Tugas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah di unit kerja disesuaikan dengan ketersediaan sumber
daya organisasi.
Rencana tindak ini merupakan penjabaran dari strategi yang
tertuang dalam Peraturan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan Nomor 4 Tahun 2016 tentang Pedoman Penilaian dan
Strategi Peningkatan Maturitas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah. Dalam peraturan tersebut, terdapat 5 (lima) strategi
peningkatan maturitas penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah yaitu:
a) Penyusunan kebijakan dan prosedur tertulis;
b) Pengkomunikasian kebijakan dan prosedur;
c) Peningkatan komitmen implementasi dan dokumentasi;
d) Evaluasi formal, berkala, dan terdokumentasi; dan
e) Pemantauan/pengembangan berkelanjutan.
Strategi dimaksud diusulkan berdasarkan karakteristik setiap level
penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, sebagaimana
disajikan dalam Gambar sebagai berikut:
- 39 -
Berdasarkan strategi peningkatan maturitas penyelenggaraan Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah tersebut, disusun rencana tindak yang
akan dilakukan dalam periode tahun 2017 sampai dengan 2019.
Rencana tindak yang akan ditetapkan merupakan bagian dari Rencana
Kerja Tahunan Kementerian Perdagangan/masing-masing unit kerja.
1. Rencana Tindak Satuan Tugas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah Kementerian Perdagangan
Tanggung jawab Satuan Tugas Penyelenggaraan Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah Kementerian Perdagangan
sebagaimana diuraikan pada Strategi Penyelenggaraan Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah dapat dikelompokkan dalam tiga
kegiatan, yaitu:
a. Penyusunan kebijakan/pedoman/dokumen sejenis lainnya
dalam rangka memberikan panduan kepada Satuan Tugas
Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah tingkat
unit kerja.
b. Pelaksanaan kebijakan/pedoman penyelenggaraan Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah, yang dilaksanakam melalui:
1) Sosialisasi/forum/workshop/pendidikan dan pelatihan
atas kebijakan/pedoman;
- 40 -
2) Pemetaan/penilaian maturitas, penilaian risiko, aktivitas
pengendalian, dan pengembangan sistem informasi
komunikasi tingkat Kementerian Perdagangan; dan
3) Memberikan konsultasi/bimbingan kepada Satuan Tugas
Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
tingkat unit kerja.
c. Monitoring dan evaluasi penyelenggaraan Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah di Kementerian Perdagangan.
Rencana tindak Satuan Tugas Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah Kementerian Perdagangan atas kegiatan tersebut dapat
diuraikan sebagai berikut:
a. Penyusunan Kebijakan/Pedoman/Dokumen Sejenis Lainnya
Kebijakan/pedoman yang perlu disusun dan
dikembangkan oleh Satuan Tugas Penyelenggaraan Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah Kementerian Perdagangan
antara lain:
1) Peraturan Menteri Perdagangan tentang Penyelenggaraan
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah;
2) Roadmap dan Strategi Penyelenggaraan Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah di lingkungan Kementerian
Perdagangan;
3) Pedoman Teknis Penyelenggaraan Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah di Lingkungan Kementerian
Perdagangan;
4) Kebijakan lainnya yang terkait dengan Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah.
- 41 -
Rencana tindak penyusunan
kebijakan/pedoman/dokumen sejenis lainnya
Uraian Kegiatan 2017 2018 2019
Revisi Peraturan Menteri Perdagangan
tentang Penyelenggaraan Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah
Roadmap dan Strategi Penyelenggaraan
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
di lingkungan Kementerian Perdagangan
Pedoman Teknis Penyelenggaraan
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
di Lingkungan Kementerian
Perdagangan
Kebijakan lainnya yang terkait dengan
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah.
b. Pelaksanaan Kebijakan/Pedoman Penyelenggaraan Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah
Sebelum kebijakan/pedoman diimplementasikan, akan
dilaksanakan kegiatan sosialisasi/forum/workshop/pendidikan
dan pelatihan untuk memberikan pemahaman kepada seluruh
Satuan Tugas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah di lingkungan unit kerja Kementerian Perdagangan
tentang kebijakan/peraturan/pedoman pelaksanaan yang telah
disusun. Selain itu, Satuan Tugas Penyelenggaraan Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah Kementerian Perdagangan
melakukan kegiatan pemetaan/penilaian maturitas, aktivitas
pengendalian, dan pengembangan sistem informasi Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah untuk level Kementerian
Perdagangan. Satuan Tugas Penyelenggaraan Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah Kementerian Perdagangan juga
berperan memberikan konsultasi/bimbingan kepada Satuan
Tugas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
tingkat unit kerja.
- 42 -
Rencana tindak pelaksanaan kebijakan/pedoman
penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
Uraian Kegiatan 2017 2018 2019
Sosialisasi/forum/workshop/pendidikan
dan pelatihan
Pemetaan/Penilaian Maturitas Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah
Kementerian Perdagangan (sampling)
Penilaian risiko Kementerian
Perdagangan
Aktivitas pengendalian
Pengembangan Sistem Informasi Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah
Konsultasi dan Bimbingan Teknis
kepada Satuan Tugas Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah Unit
Kerja
c. Monitoring dan Evaluasi Penyelenggaraan Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah
Kegiatan yang dilaksanakan mencakup:
1) Pemantauan penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah seluruh unit Kementerian Perdagangan;
2) Pelaporan penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah seluruh unit Kementerian Perdagangan
(kompilasi laporan Satuan Tugas Penyelenggaraan Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah tingkat unit kerja).
Rencana tindak monitoring dan evaluasi penyelenggaraan
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
Uraian Kegiatan 2017 2018 2019
Pemantauan penyelenggaraan Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah seluruh
unit Kementerian Perdagangan
Pelaporan penyelenggaraan Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah seluruh
unit Kementerian Perdagangan
- 43 -
2. Rencana Tindak Satuan Tugas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah Tingkat Unit Kerja
Penyusunaan rencana tindak Satuan Tugas Penyelenggaraan
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah tingkat unit kerja
merupakan kewenangan dan tanggung jawab pimpinan unit kerja
Eselon I. Perumusan kegiatan dan kerangka waktu disesuaikan
dengan kebutuhan setempat dan ketersediaan sumber daya
organisasi. Namun demikian, perlu diperhatikan ketaatan dan
kesesuaiannya dengan:
a. Road map dan Strategi Penyelenggaraan Sistem Pengendakian
Intern Pemerintah Kementerian Perdagangan;
b. Pedoman Teknis Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah di lingkungan Kementerian Perdagangan.
C. Indikator Output dan Penetapan Target Kinerja Satuan Tugas
Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
Dalam rangka pengukuran capaian kinerja dan realisasi rencana
tindak Satuan Tugas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah, diperlukan rumusan mengenai indikator output dan target
kinerja. Indikator output juga berperan mengarahkan Satuan Tugas
Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah untuk bergerak
menuju sasaran yang sama.
1. Indikator Output Satuan Tugas Penyelenggaraan Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah
Indikator output Satuan Tugas Penyelenggaraan Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah Kementerian Perdagangan dan
Satuan Tugas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah tingkat Unit Kerja sebagai berikut:
- 44 -
Indikator Output Satuan Tugas
Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
No Kelompok
Kegiatan
Indikator
Output Satuan
Berlaku untuk
Satgas SPIP
Kementerian
Satgas
SPIP Unit
Kerja
1. Penyusunan
kebijakan/
Pedoman/
Dokumen Sejenis
Lainnya
Jumlah
kebijakan
/pedoman
Dokumen Ya opsional
2 Implementasi Kebijakan
a. Sosialisasi /
forum/
workshop/
diklat atas
kebijakan/
pedoman
Jumlah
laporan
kegiatan
laporan Ya Ya
b. Pemetaan /
Penilaian
Maturitas
Jumlah
laporan
pemetaan
laporan Tidak Ya
c. Penilaian risiko Daftar
Risiko Dokumen Tidak Ya
Peta risiko Dokumen Tidak Ya
d. Aktivitas
pengendalian
Jumlah
Kebijakan
/sop
Jumlah
kebijakan/
sop
Tidak Ya
e. Pengembangan
sistem
informasi
komunikasi
Sistem
informasi Sistem Ya opsional
f. Memberikan
konsultasi /
bimbingan
Jumlah
kegiatan Kegiatan Ya Ya
3 Monitoring dan evaluasi penyelenggaraan SPIP
a. Pemantauan
penyelenggara
Jumlah
kegiatan kegiatan Ya Ya
- 45 -
No Kelompok
Kegiatan
Indikator
Output Satuan
Berlaku untuk
Satgas SPIP
Kementerian
Satgas
SPIP Unit
Kerja
an SPIP unit
kerja
pemantauan
b. Pelaporan
penyelenggara
an SPIP
Kementerian
Perdagangan
Jumlah
laporan laporan Ya Ya
2. Penetapan Target Kinerja Satuan Tugas Penyelenggaraan Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah
Penetapan target kinerja kuantitatif merupakan kewenangan
masing–masing Penanggung Jawab Satuan Tugas Penyelenggaraan
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah unit kerja. Penetapan target
kinerja ini merupakan bagian dari rencana kerja penyelenggaraan
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah yang harus disusun setiap
tahun oleh unit kerja. Tata cara penyusunan dan contoh
penyusunan rencana kerja tahunan Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah akan dijelaskan lebih rinci pada pedoman teknis
penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di
lingkungan Kementerian Perdagangan.
- 46 -
BAB IV
PENUTUP
Roadmap dan Strategi Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah ini memberikan gambaran arah kebijakan dan skema besar
penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di lingkungan
Kementerian Perdagangan. Road map dan strategi disusun berdasarkan
kondisi saat ini dan pemikiran-pemikiran ke depan tentang kondisi yang ingin
dicapai dari hasil penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
Kementerian Perdagangan. Terkait penyelenggaraan Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah yang masih dalam tahap awal dan adanya kemungkinan
perkembangan di masa mendatang yang belum dapat diantisipasi saat ini,
maka desain ini masih dimungkinkan dilakukan penyesuaian dan
penyempurnaan di kemudian hari.
Road map dan strategi ini diharapkan dapat memberikan kesamaan
persepsi dan menjadi acuan bagi seluruh unit kerja di lingkungan
Kementerian Perdagangan dalam menyelenggarakan Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah. Secara operasional, akan disusun Pedoman Teknis
Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah yang mengatur lebih
detail tentang bagaimana tahapan penyelenggaraan Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah pada unit-unit kerja.
Semoga seluruh unit kerja dapat menyelenggarakan Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah secara efektif dalam rangka mewujudkan reformasi
birokrasi dan good governance.