ITIL

93
ANALISIS PENGARUH STRATEGI BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN TEH CELUP SARIWANGI OLEH KONSUMEN RUMAH TANGGA DI KOTA MEDAN TESIS Oleh HENDRA SAPUTRA 067019047/IM SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008 vi Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008

description

buku tentang ITIL

Transcript of ITIL

  • ANALISIS PENGARUH STRATEGI BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN TEH CELUP SARIWANGI OLEH KONSUMEN RUMAH TANGGA

    DI KOTA MEDAN

    TESIS

    Oleh

    HENDRA SAPUTRA 067019047/IM

    SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

    MEDAN 2008

    vi Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh

    Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • ANALISIS PENGARUH STRATEGI BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN TEH CELUP SARIWANGI OLEH KONSUMEN RUMAH TANGGA

    DI KOTA MEDAN

    TESIS

    Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains Dalam Program Studi Ilmu Manajemen Pada

    Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

    Oleh

    HENDRA SAPUTRA 067019047/IM

    SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

    MEDAN 2008

    vi Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh

    Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • Judul Tesis : ANALISIS PENGARUH STRATEGI BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN TEH CELUP SARIWANGI OLEH KONSUMEN RUMAH TANGGA DI KOTA MEDAN

    Nama Mahasiswa : Hendra Saputra Nomor Pokok : 067019047 Program Studi : Ilmu Manajemen

    Menyetujui

    Komisi Pembimbing,

    (Dr. Rismayani, SE., MS) (Drs. Syahyunan, M.Si) Ketua Anggota

    Ketua Program Studi, Direktur,

    (Dr. Rismayani, SE., MS) (Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B.,M.Sc)

    Tanggal Lulus : 3 Maret 2008

    vi Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh

    Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • Telah diuji pada

    Tanggal : 3 Maret 2008

    PANITIA PENGUJI TESIS

    Ketua : Dr. Rismayani, SE., MS Anggota : 1. Drs. Syahyunan, M.Si 2. Prof. Dr. Arnita Zainoeddin, M.Si 3. Drs. HB. Tarmizi, SU 4. Dra. Nisrul Irawati, MBA

    vi Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh

    Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • LEMBAR PERNYATAAN

    Dengan ini saya menyatakan bahwa Tesis saya yang berjudul:

    ANALISIS PENGARUH STRATEGI BAURAN PEMASARAN TERHADAP

    KEPUTUSAN PEMBELIAN TEH CELUP SARIWANGI OLEH KONSUMEN

    RUMAH TANGGA DI KOTA MEDAN.

    Adalah benar hasil karya saya sendiri dan belum pernah dipublikasikan oleh

    siapapun juga sebelumnya.

    Sumber-sumber data dan informasi yang diperoleh dan digunakan telah

    dinyatakan secara jelas dan benar.

    Medan, Juni 2008

    Yang membuat pernyataan,

    Hendra Saputra

    vi Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh

    Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • ABSTRAK

    Katagori produk teh celup memiliki peluang pasar yang besar dan prospek yang cerah sehingga banyak perusahaan kompetitor yang memasuki dan ikut berkompetisi dalam bidang usaha ini sehingga membuat persaingan semakin ketat. PT. Unilever Indonesia Tbk. perlu memiliki suatu strategi pemasaran yang jitu dalam memasarkan produknya, salah satu bentuk strategi pemasaran yang mampu mendukung dalam memasarkan teh celup adalah penggunaan strategi bauran pemasaran yang meliputi produk, harga, saluran distribusi dan promosi. Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sejauhmana pengaruh strategi bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga, saluran distribusi, dan promosi terhadap keputusan pembelian teh celup SariWangi oleh konsumen rumah tangga di kota Medan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh strategi bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian teh celup SariWangi oleh konsumen rumah tangga di kota Medan dan untuk mengetahui variabel yang dominan mempengaruhi keputusan pembelian teh celup SariWangi oleh konsumen rumah tangga di kota Medan. Teori yang digunakan adalah Manajemen Pemasaran mengenai Strategi Bauran Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Pendekatan dalam penelitian ini adalah studi kasus yang didukung survei. Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif kuantitatif, sifat penelitian adalah hanya ingin memperoleh gambaran tentang suatu keadaan dan persoalan serta menginterpretasikan. Populasi dalam penelitian ini adalah 460.084 rumah tangga, ukuran sampel penelitian ini sebanyak 100 responden. Data penelitian dikumpulkan melalui wawancara, daftar pertanyaan dan studi dokumentasi. Pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi linier berganda, uji F (serempak) dan uji t (parsial) dimaksud untuk mengetahui secara serempak dan secara parsial pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen pada tingkat kepercayaan 95% ( = 0.05). Hasil penelitian menunjukan bahwa strategi bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga, saluran distribusi, dan promosi secara serempak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian teh celup SariWangi oleh konsumen rumah tangga di kota Medan. Secara persial hanya satu variabel independen saja, yaitu promosi berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Variabel yang paling dominan yaitu promosi (53,2%). Nilai koefisien determinasi (R2) menunjukan bahwa variabel independen yang diteliti mampu menjelaskan 50,5% terhadap variabel keputusan pembelian sedangkan sisanya 49,5% dijelaskan oleh variabel independen lainnya yang tidak termasuk dalam penelitian ini. Kata kunci: Strategi Bauran Pemasaran, Keputusan Pembelian

    vi Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh

    Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • ABSTRACT

    The teabag category had a big market and good prospect, so it make

    competitor companies access and competition in this field business, therefore the competition make it harder. PT. UNILEVER INDONESIA Tbk. must have a good marketing strategy to sell the product. One of the marketing strategy that can support in selling teabag is using marketing mix strategy thats include product, price, distribution channel, and promotion.

    The problem formulation in this research is how far the influence of marketing mix strategy which are consist of product, price, distribution channel, and promotion to the buying decision SariWangi teabag by household consumer in Medan. The research is aimed to know and analysis the influence of marketing mix strategy to the buying decision SariWangi teabag by household consumer in Medan and to know which variables will be the most dominant to the buying decision SariWangi teabag by household consumer in Medan The theory to be used is the marketing management focus to marketing mix strategy and consumer behavior. The approach in this research is case study in Medan, while the users survey was done on the household consumer. The research type is using quantitative description, the research kind was to find the descriptive of problem and trying to interpret, which research variables measured with rating scale. The population in this research are 460.084 household, and the sample size in this survey consists of 100 (a hundred) respondents. The data research collect from interview, questioners, and documentation study. The hypothesis test uses multiple linear regression analysis, F test (simultan) dan t test (partial) to know the simultan and the partial influence of independent variables with dependent variable at the coefficient level 95% ( = 0.05).

    The result shows that marketing mix strategy which are consist of product, price, distribution channel, and promotion simultaneously have significant influence to the buying decision SariWangi teabag by household consumer in Medan. The partial, only one independent variable that is promotion was significantly on the buying decision. The dominant variable is promotion (53,2%). The value of the determinant coefficient (R2) shows that research independent variables able to explain 50,5% to the buying decision while the remaining of 49,5% explained by the other independent variable had no used in this research.

    Key words: Marketing Mix Strategy, Buying Decision

    vi Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh

    Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • KATA PENGANTAR

    Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkah dan

    hidayahnya memberikan kesehatan dan keselamatan kepada penulis sehingga dapat

    menyelesaikan tesis ini dengan baik. Dalam penulisan tesis ini sebagai persyaratan

    untuk memperoleh gelar Magister Sains tentunya banyak pihak yang telah membantu

    penulis untuk menyelesaikannya, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan

    terimakasih yang sebesarnya kepada :

    1. Ibu Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B.,M.Sc, selaku Direktur Sekolah Pascasarjana

    USU yang memberikan perhatian kepada program studi ilmu manajemen

    khususnya fasilitas perkuliahan dan dosen yang baik yang menunjang penulis

    dapat menyelesaikan pendidikan dengan baik.

    2. Ibu Dr. Rismayani, SE, MS, selaku Ketua Program Studi Magister Ilmu

    Manajemen Sekolah Pascasarjana USU dan selaku Ketua Komisi Pembimbing

    yang telah banyak membantu, memberikan masukan serta dengan sabar

    mengarahkan penulis hingga dapat menyelesaikan tesis ini dengan baik.

    3. Bapak Drs. Syahyunan, M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Program Studi Magister

    Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana USU dan juga selaku Anggota Komisi

    Pembimbing yang telah banyak memberikan masukan dan pengarahan demi

    sempurnanya tesis ini.

    vi Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh

    Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • 4. Ibu Prof. Dr. Arnita Zainoeddin, M.Si, Bapak Drs. HB. Tarmizi, SU, dan Ibu Dra.

    Nisrul Irawati, MBA., selaku Komisi Pembanding yang banyak memberikan

    masukan yang berharga dalam penyempurnaan tesis ini.

    5. Seluruh Staf Pengajar dan Pegawai pada Program Studi Magister Ilmu

    Manajemen Sekolah Pascasarjana USU yang banyak membantu sewaktu

    perkuliahan.

    6. Pimpinan dan staf PT. Unilever Indonesia Tbk. Cabang Medan yang memberikan

    kesempatan kepada penulis untuk dapat melaksanakan penelitian dengan baik

    disana.

    7. Secara Khusus, penulis mengucapkan terima kasih kepada Ayahanda dan Ibunda

    tercinta H. Ahmad Satam dan Hj. Saodah yang telah mencurahkan segenap

    perhatian dan kasih sayangnya kepada penulis hingga menyelesaikan pendidikan

    dengan baik.

    8. Abangda Prof. Selamat Triono, M.Sc.,Ph.D., Abangda Poiman, SE., Kakanda

    Ruliani, S.Pd., Abangda Ir. Suharto, Abangda Drs. Suherman dan Kakanda Dra.

    Suhermawati, S.Pd serta seluruh keluarga yang banyak memberikan bantuan

    selama penulis kuliah hingga menyelesaikan pendidikan dengan baik.

    9. Semua teman-teman kelas reguler angkatan X: Pak Nurdin, Mas Surono, Bang

    Perys, Wiliam, Kak Fauziah, Kak Heri, Bismi dan Melissa yang begitu kompak

    dan saling perhatian serta membantu sehingga mendorong penulis dapat

    menyelesaikan perkuliahan dengan sukses.

    vi Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh

    Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • 10. Akhirnya semua pihak yang membantu penyusunan tesis ini yang tidak bisa

    disebutkan namanya satu persatu.

    Mudah-mudahan Allah SWT memberikan rahmad dan hidayahnya kepada

    semua yang telah membantu dan mendorong penulis baik dari segi materil, moril dan

    sprituil sehingga penulis dapat menyelesaikan perkuliahan dengan baik, Insya Allah.

    Akhirnya penulis berharap kiranya tesis yang sederhana ini dapat bermamfaat untuk

    semua pihak yang berkepentingan.

    Medan, Juni 2008

    Penulis

    Hendra Saputra

    vi Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh

    Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • RIWAYAT HIDUP

    Hendra Saputra, lahir di Perdamaian Stabat pada tanggal 13 Nopember 1975.

    Anak keenam dari enam bersaudara dari pasangan Bapak H. Ahmad Satam dan Ibu

    Hj. Saodah.

    Menyelesaikan pendidikan pada tahun 1988 di SD Negeri 054907 Perdamaian

    Stabat, menyelesaikan pendidikan pada tahun 1991 di SMP Negeri 1 Stabat,

    menyelesaikan pendidikan pada tahun 1994 di SMA Negeri 1 Stabat. Pada tahun

    1999 menyelesaikan pendidikan pada Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen di

    Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) Medan dan akhirnya menyelesaikan

    pendidikan pada Program Studi Magister Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana

    Universitas Sumatera Utara (USU) pada bulan Maret 2008.

    Saat ini penulis bekerja sebagai staf pengajar pada Fakultas Ekonomi Jurusan

    Manajemen Universitas Negeri Medan.

    Medan, Juni 2008

    Hendra Saputra

    vi Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh

    Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Teh adalah minuman yang dibuat dengan cara menyeduh daun, pucuk daun,

    atau tangkai daun yang dikeringkan dari tanaman semak Camellia sinensis dengan

    air panas. Teh yang berasal dari tanaman teh dibagi menjadi 4 kelompok: teh hitam,

    teh oolong, teh hijau, dan teh putih. Ada tiga jenis teh di pasaran dilihat dari

    bentuknya, yaitu teh celup, teh daun atau teh serbuk seduh, dan teh bubuk instan

    (www. wikipedia indonesia.co.id dikunjungi 25 September 2007).

    Indonesia mempunyai budaya minum teh yang kuat dengan 3 rasa utama, rasa

    melati sebagai pangsa terbesar (40,3%) yang terpusat di Jawa Tengah dan Jawa

    Timur, rasa Vanilla sebagai pangsa kedua dengan pusat pangsa volume sebesar

    27,5% di Sumatera dan yang terakhir rasa teh Hitam dengan pangsa volume sebesar

    27,5% yang terpusat di Jawa Barat dan Jawa Timur serta pulau-pulau di luar Jawa

    (www. pintunet.com dikunjungi 14 September 2007).

    Peluang pasar domestik sangat potensial, dilihat dari jumlah penduduk

    Indonesia yang saat ini telah mencapai kurang lebih 250 juta jiwa. Jika diasumsikan

    ada 50 persen atau 125 juta jiwa penduduk Indonesia mengkonsumsi teh dan

    diperkirakan akan naik dari 350 gram menjadi 500 gram atau 0,5 kg per kapita tahun.

    Maka potensi penjualan lokal adalah 125 juta jiwa X 0,5 kg = 62.500.000 kg =

    62.500 ton per tahun. Mempelajari data tersebut di atas, tampak bahwa pasar lokal

    Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • 2

    cukup menjanjikan. Selama 15 tahun di bawah Unilever, SariWangi telah tumbuh

    sebesar 1872% atau rata-rata 125% per tahun. Dewasa ini SariWangi banyak dijual di

    Indonesia sebagai merek unggulan lokal. SariWangi adalah merek terbesar dalam

    segmen teh celup di Indonesia dengan pangsa nilai lebih dari 70%. Namun demikian

    bukan berarti tidak ada persaingan pada bidang usaha ini terbukti banyak perusahaan

    kompetitor seperti: Sosro dan Teh Pocci yang ikut meramaikan pasar katagori produk

    teh celup (www. sinarharapan.co.id, dikunjungi tanggal 22 September 2007).

    Katagori produk teh celup memiliki peluang pasar yang besar dan prospek

    yang cerah sehingga banyak perusahaan kompetitor yang memasuki dan ikut

    berkompetisi dalam bidang usaha ini sehingga membuat persaingan semakin ketat.

    PT. Unilever Indonesia Tbk. perlu memiliki suatu strategi pemasaran yang jitu dalam

    memasarkan produknya, karena strategi pemasaran juga merupakan alat fundamental

    yang direncanakan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan mengembangkan

    keunggulan bersaing yang digunakan untuk melayani pasar sasaran.

    Badan Pusat Statistik Propinsi Sumatera Utara mencatat penduduk kota

    Medan saat ini diperkirakan telah mencapai 2.006.142 jiwa atau 460.084 rumah

    tangga. Kota Medan merupakan salah satu kota dengan jumlah penduduk yang besar,

    sehingga memiliki potensi pasar yang besar. Deretan produk SariWangi yang beredar

    di kota Medan dapat dilihat dari Tabel 1.1 sebagai berikut:

    Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • 3

    Tabel 1.1 Teh Celup SariWangi yang Beredar di Kota Medan

    No Jenis SariWangi

    1 SariWangi Teabag Asli

    2 SariWangi SariMurni 3 SariWangi Teabag Melati 4 SariWangi Teabag Green Tea

    Sumber: PT. Unilever Indonesia Tbk Cabang Medan, 2008 (Data diolah)

    PT. Unilever Indonesia Tbk. telah melakukan sejumlah kegiatan untuk

    meningkatkan penggunaan teh celup SariWangi dengan meningkatkan konsumsi

    melalui kegiatan saat-saat bersama teh, memberikan resep disetiap kemasan,

    kampanye teh dan kesehatan di media baik cetak maupun elektronik. Tetapi

    kesetabilan volume penjualan masih belum tercapai. Hal ini dapat dilihat dari laporan

    volume penjualan teh celup SariWangi di kota Medan dalam lima tahun terakhir pada

    Tabel 1.2 sebagai berikut:

    Tabel 1.2 Volume Penjualan Teh Celup SariWangi PT. Unilever Indonesia Tbk. di Kota Medan Tahun 2002-2006

    No Tahun Volume Penjualan (Unit)

    1 2002 26.988.540 2 2003 30.609.771 3 2004 29.785.076 4 2005 37.806.353 5 2006 37.711.114 Sumber: PT.Unilever Indonesia Tbk. Cabang Medan, 2008 (Data diolah)

    Ketidakstabilan volume penjualan berdampak pada pendapatan perusahaan.

    Fenomena ini menunjukan bahwa pihak perusahaan harus mempunyai strategi

    Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • 4

    pemasaran yang mampu mempengaruhi pengambilan keputusan pembelian teh celup

    SariWangi. Salah satu bentuk strategi pemasaran yang mampu mempengaruhi

    pengambilan keputusan pembelian teh celup SariWangi adalah penggunaan strategi

    bauran pemasaran yang meliputi produk, harga, saluran distribusi dan promosi.

    Strategi pemasaran teh celup SariWangi yang dilakukan oleh PT. Unilever Indonesia

    Tbk. di kota Medan, akan dipersepsikan oleh konsumen melalui variabel strategi

    bauran pemasaran yang terdiri dari produk, seperti kualitas yang ditawarkan (rasa,

    aroma, warna), merek, dan kemasan produk dengan harga yang relatif murah dan

    bersaing antar produsen teh dan strategi distribusi yang mampu menjangkau

    masyarakat diseluruh tempat serta didukung komunikasi bisnis dengan konsumen

    melalui iklan-iklan pilihan yang mampu menyambungkan komunikasi dengan

    konsumen secara efisien.

    1.2 Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang dirumuskan masalah sebagai berikut: Sejauhmana

    pengaruh strategi bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga, saluran

    distribusi, dan promosi terhadap keputusan pembelian teh celup SariWangi oleh

    konsumen rumah tangga di kota Medan.

    1.3 Tujuan Penelitian

    Penelitian ini dilakukan dengan tujuan adalah:

    Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • 5

    1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh strategi bauran pemasaran yang

    terdiri dari produk, harga, saluran distribusi dan promosi terhadap keputusan

    pembelian teh celup SariWangi oleh konsumen rumah tangga di kota Medan.

    2. Untuk mengetahui variabel yang dominan mempengaruhi keputusan pembelian

    teh celup SariWangi oleh konsumen rumah tangga di kota Medan.

    1.4 Manfaat Penelitian

    Hasil penelitian diharapkan dapat mempunyai manfaat yaitu:

    1. Sebagai bahan masukan bagi PT. Unilever Indonesia Tbk. dalam menentukan

    kebijakan dan pengembangan strategi bauran pemasaran yang sesuai kebutuhan

    pasar.

    2. Sebagai menambah khasanah penelitian bagi Program Studi Magister Ilmu

    Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

    3. Sebagai menambah dan memperluas pengetahuan bagi peneliti dalam bidang

    pemasaran khususnya mengenai strategi bauran pemasaran dan perilaku

    konsumen yang berkaitan dengan pengambilan keputusan pembelian.

    4. Sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian

    yang sama dimasa yang akan datang.

    1.5 Kerangka Berpikir

    Kebutuhan dan keinginan-keinginan konsumen akan berubah secara terus

    menerus, sehingga seorang manajer pemasaran harus mempunyai pengetahuan yang

    seksama tentang perilaku konsumen teh agar dapat memberikan definisi pasar yang

    Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • 6

    baik untuk mengikuti perubahan yang konsisten, serta merancang strategi bauran

    pemasaran yang tepat.

    Menurut Handoko dan Swastha (2000) Perilaku konsumen sebagai kegiatan-

    kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan

    mempergunakan barang-barang dan jasa, termasuk di dalamnya proses pengambilan

    keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut.

    Perilaku konsumen adalah kegiatan yang secara langsung terlibat dalam

    mendapatkan dan mengkonsumsi produk atau jasa, termasuk di dalamnya proses

    pengambilan keputusan, yaitu: pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi

    alternatif, pembelian, dan perilaku pasca pembelian. Engel, et al. (1994) menyatakan

    Perilaku konsumen menggambarkan bagaimana konsumen membuat keputusan-

    keputusan pembelian dan bagaimana mereka menggunakan dan mengatur pembelian

    barang atau jasa.

    Produk merupakan titik pusat pengembangan penentuan posisi yang biasanya

    berada pada saat perusahaan atau unit bisnis menggunakan pendekatan organisasional

    yang menekankan manajemen produk atau merek. Menurut Kotler (2000) Produk

    adalah pemahaman subjektif dari produsen atas sesuatu yang dapat ditawarkan

    sebagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemenuhan dan keinginan

    konsumen, sesuai dengan kompetensi dan kapabilitas organisasi serta daya beli

    pasar.

    Harga merupakan satu-satunya unsur bauran pemasaran yang memberikan

    pemasukan atau pendapatan bagi perusahaan. Menurut Stanton (1996) Harga adalah

    Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • 7

    sejumlah uang yang dibutuhkan untuk memperoleh beberapa kombinasi sebuah

    produk dan pelayanan yang menyertainya. Tingkat harga yang ditetapkan

    mempengaruhi kuantitas yang terjual. Selain itu, secara tidak langsung harga juga

    mempengaruhi biaya, karena kuantitas yang terjual berpengaruh pada biaya yang

    ditimbulkan dalam kaitannya dengan efisiensi produksi

    Saluran distribusi mempunyai pengaruh terhadap konsumen dalam

    pengambilan keputusan pembelian teh. Menurut Kotler (2000) Saluran distribusi

    adalah serangkaian organisasi yang saling tergantung yang terlibat dalam proses

    untuk menjadikan produk atau jasa siap untuk digunakan atau dikonsumsi. Cravens

    (2000) menyatakan Keputusan untuk menggunakan saluran distribusi yang

    menyangkut masalah jenis organisasi saluran yang akan digunakan, peningkatan

    manajemen saluran distribusi, dan intensitas distribusi sesuai dengan produk.

    Promosi seperti iklan, promosi penjualan, penjualan personal, dan hubungan

    masyarakat (public relations), semuanya digunakan untuk membantu perusahaan

    berkomunikasi dengan konsumennya, menjalin kerjasama antar organisasi,

    masyarakat dan sasaran lainnya. Menurut Cravens (2000) Promosi memainkan

    peranan yang sangat penting dalam menempatkan posisi di mata dan benak pembeli,

    karena promosi pada hakekatnya untuk memberitahukan, mengingatkan, membujuk

    pembeli serta pihak lain yang berpengaruh dalam proses pembelian. Lamb et al.

    (2001) menyatakan Promosi adalah komunikasi dari para pemasar yang

    menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan para calon pembeli suatu produk

    dalam mempengaruhi pendapat mereka atau memperoleh suatu respon.

    Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • 8

    Hubungan strategi bauran pemasaran (marketing mix) dengan keputusan

    pembelian adalah berkaitan. Menurut Kotler (2000) Rangsangan pemasaran

    (marketing stimuli) yang terdiri atas produk, harga, tempat, dan promosi masuk ke

    dalam kesadaran pembeli dan akan mempengaruhi pengambilan keputusan

    pembelian.

    Bauran pemasaran yang terdiri atas produk, harga, tempat, promosi

    merupakan separangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai

    tujuan pasar sasaran. Cravens (2000) menyatakan Strategi bauran pemasaran

    (marketing mix) merupakan bagian integral dari strategi bisnis yang memberikan arah

    pada semua fungsi manajemen suatu organisasi.

    Berdasarkan kepada teori-teori dan pendapat para pakar yang tersebut di atas

    maka dapat disusun sebuah kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah sebagai

    berikut:

    Produk

    Harga

    Promosi

    Keputusan Pembelian

    Saluran Distribusi

    Gambar 1.1 Kerangka Berpikir

    Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • 9

    1.6 Hipotesis

    Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka pemikiran diatas maka hipotesis

    dalam penelitian ini adalah: Strategi bauran pemasaran yang terdiri dari produk,

    harga, saluran distribusi, dan promosi berpengaruh terhadap keputusan pembelian teh

    celup SariWangi oleh konsumen rumah tangga di kota Medan.

    Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • 10

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Penelitian Terdahulu

    Adam (2006) meneliti dengan judul Pengaruh Faktor Internal Konsumen dan

    Kinerja Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Komoditi Teh Oleh

    Konsumen Rumah Tangga Di Provinsi Jawa Barat. Penelitian ini menggunakan

    metode survey yang dilakukan di daerah urban dan di daerah rural yang dipilih secara

    purposive.

    Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan verifikatif

    dengan teknik pendekatan interval skor dan analisis jalur (path analysis), hasil

    penelitian menyimpulkan bahwa faktor internal konsumen dan kinerja bauran

    pemasaran berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian komoditas

    teh oleh konsumen rumah tangga. Kontribusi pengaruh paling tinggi adalah variabel

    kinerja bauran pemasaran 39,21%, dan internal konsumen 34,37%, sedangkan

    pengaruh variabel lain yang tidak diteliti 26,42%.

    Fitriana (2002) meneliti dengan judul Pengaruh Gaya Pelaksanaan Pesan Teh

    SariWangi Melalui Media TV Pada Pembelian Teh Masyarakat Di Kelurahan

    Sumbersari Kecamatan Lowok Waru Kota Malang. Penelitian ini merupakan

    penelitian lapangan (field reseach) pada penduduk di wilayah Kelurahan Sumbersari

    Kecamatan Lowok Waru kota Malang.

    Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • 11

    Dari hasil analisis dengan menggunakan analisis logistik regression, diperoleh

    hasil keputusan konsumen (masyarakat) dalam membeli teh celup SariWangi sebesar

    51,25% dan keputusan membeli teh celup merek lain sebesar 48,75% yang

    menunjukkan bahwa variabel bebas yakni potongan kehidupan, gaya hidup, fantasi,

    suasana/citra, musik, simbol kepribadian, bukti ilmiah, dan bukti kesaksian secara

    simultan mempengaruhi variabel terikat yaitu keputusan konsumen (masyarakat)

    dalam pembelian teh celup SariWangi sebesar 51,25%.

    2.2 Teori Tentang Strategi Bauran Pemasaran

    Strategi bauran pemasaran merupakan kombinasi variabel atau kegiatan

    yang merupakan inti dari sistem pemasaran, variabel yang dapat dikendalikan

    oleh perusahaan untuk mempengaruhi reaksi para pembeli atau konsumen.

    Menurut Kotler (2005) Bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang

    digunakan perusahaan untuk terus-menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar

    sasaran, sedangkan Cravens (2000) menyatakan Bauran pemasaran mengacu

    pada paduan strategi produk, distribusi, promosi dan penentuan harga yang bersifat

    unik yang dirancang untuk menghasilkan pertukaran yang saling memuaskan dengan

    pasar yang dituju.

    Perbedaan di dalam strategi bauran pemasaran tidak terjadi secara kebetulan,

    manajer pemasaran merencanakan strategi pemasaran untuk mendapatkan

    keunggulan dibandingkan dengan para pesaingnya dan memberikan pelayanan yang

    baik. Dengan mengubah elemen-elemen bauran pemasaran, manajer pemasaran dapat

    Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • 12

    menyesuaikan dengan saran yang diberikan oleh konsumen. Assauri (2004)

    menyatakan bahwa;

    Strategi bauran pemasaran ini merupakan bagian dari strategi pemasaran (marketing strategy), dan berfungsi sebagai pedoman dalam menggunakan unsur-unsur atau variabel-variabel pemasaran yang dapat dikendalikan pimpinan perusahaan, untuk mencapai tujuan perusahaan dalam bidang pemasaran.

    2.2.1 Teori Tentang Produk

    2.2.1.1 Pengertian Produk dan Lima Tingkatan Produk

    Secara konseptual, produk adalah pemahaman subjektif dari produsen atas

    sesuatu yang bisa ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi melalui

    pemenuhan dan keinginan konsumen, sesuai dengan kompetensi dan kapasitas

    organisasi serta daya beli pasar.

    Menurut Lamb et al. (2001) Produk tidak hanya meliputi fisiknya saja tetapi

    juga kemasan, garansi, pelayanan purna jual, merek, nama baik perusahaan, dan nilai

    kepuasan. Selain itu, Kotler (2000), menyatakan Merencanakan penawaran pasar

    atau produk, pemasar harus memikirkan lima tingkatan produk. Kelima tingkatan

    tersebut dapat disajikan pada Gambar 2.1.

    Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • 13

    Sumber: Kotler (2000)

    Gambar 2.1 Lima Tingkat Produk

    Gambar 2.1 menunjukkan tingkat paling dasar adalah manfaat utama (manfaat

    dasar) suatu produk yang sesungguhnya dibeli oleh konsumen. Kedua pemasar harus

    dapat merubah manfaat utama menjadi produk generik. Pada tingkat ke tiga pemasar

    mempersiapkan produk yang diharapkan yaitu satu set atribut dan persyaratan yang

    biasanya diharapkan dan disukai oleh konsumen ketika melakukan pembelian.

    Tingkatan ke empat pemasar mempersiapkan produk tambahan yaitu meliputi

    tambahan jasa dan manfaat yang akan membedakannya dari pesaing serta pada

    tingkat ke lima adalah produk potensial, yaitu semua tambahan dan perubahan yang

    mungkin diperoleh dari produk tersebut. Dengan adanya produk tambahan

    diharapkan semua kebutuhan yang diinginkan oleh konsumen dapat terpenuhi sesuai

    dengan kebutuhan yang diinginkan oleh konsumen akhir.

    Produk merupakan hasil proses produksi dari pabrikan maupun perusahaan

    jasa dalam bentuk jasa. Kemudian dengan melihat cara-cara untuk

    Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • 14

    mengklasifikasikan banyak jenis produk yang akan ditemukan dalam pasar

    konsumen dan industri, dengan harapan menemukan jalinan antara strategi

    pemasaran yang tepat dengan jenis-jenis produk. Kemudian, dengan mengenali

    bahwa setiap produk bisa diubah menjadi sebuah merek, yang melibatkan beberapa

    keputusan. Produk juga bisa dikemas dan diberi label dan disertai berbagai jasa

    tambahan yang ditawarkan kepada konsumen.

    Purnama (2001) menyatakan Produk merupakan segala sesuatu yang dapat

    ditawarkan ke suatu pasar untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan. Sedangkan

    Kotler (2001) menyatakan Produk adalah segala sesuatu yang bisa ditawarkan

    kepada sebuah pasar agar diperhatikan, diminta, dipakai, atau dikonsumsi sehingga

    mungkin memuaskan keinginan atau kebutuhan. Selanjutnya Purnama (2001)

    menyatakan Produk-produk yang dipasarkan meliputi barang fisik (misalnya buku,

    mobil), jasa (misalnya salon, dokter), orang (seperti artis, selebriti), tempat

    (misalnya tempat wisata), organisasi (misalnya Yayasan Jantung Indonesia), dan

    gagasan (misalnya cara memasak yang praktis).

    2.2.1.2 Tingkatan Hirarki Produk

    Dalam permasalahan produk bahwa konsumen tidak hanya membeli fisik

    dari produk itu saja tetapi membeli benefit dan value dari produk tersebut. Purnama

    (2001) menyatakan terdapat tujuh tingkatan hirarki produk, yaitu:

    a. Keluarga kebutuhan (need family); Kebutuhan inti yang mendasari keberadaan suatu kelompok produk.

    b. Keluarga produk (product family); Semua kelas produk yang dapat memenuhi suatu kebutuhan inti dengan efektifitas memadai.

    Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • 15

    c. Kelas produk (product class); Sekelompok produk dalam keluarga produk yang diakui rnemiliki kesamaan fungsional.

    d. Lini produk (product line); Sekelompok produk dalam suatu kelas yang berkaitan erat dengan karena mereka melaksanakan suatu fungsi yang serupa, dijual pada kelompok pelanggan yang sama, dipasarkan melalui saluran distribusi yang sama, atau berada dalam rentang harga tertentu.

    e. Jenis produk (product type); Suatu kelompok produk dalam suatu lini produk yang sama-sama memiliki salah satu dari berbagai kemungkinan bentuk produk tersebut.

    f. Merek (brand); Nama yang diasosiasikan dengan satu atau beberapa produk dalam lini produk yang digunakan untuk mengidentifikasi sumber atau karakter produk tersebut.

    g. Unit produk (item/stockkeeping unit/product variance); Merupakan satu unit tersendiri dalam suatu merek atau lini produk yang dapat dibedakan menurut ukuran, harga, penampilan, atau atribut lain.

    2.2.2 Teori Tentang Harga

    2.2.2.1 Pengertian Harga dan Strategi Penetapan Harga

    Menurut Lamb et al. (2001) Harga adalah apa yang harus diberikan oleh

    konsumen (pembeli) untuk mendapatkan suatu produk. Harga sering merupakan

    elemen yang paling fleksibel di antara keempat elemen bauran pemasaran.

    Selain itu, Walker, et al. (2000) Menerapkan kebijakan harga rendah

    dibandingkan dengan pesaing dapat diciptakan, apabila perusahaan memiliki

    keunggulan bersaing pada biaya rendah (low cost). Demikian halnya menurut

    Kotler (2005) Penetapan harga dan persaingan harga merupakan masalah nomor satu

    yang dihadapi oleh para eksekutif pemasaran. Namun, banyak perusahaan tidak

    mampu menangani penetapan harga dengan baik. Sembilan strategi harga-mutu dapat

    disajikan pada Gambar 2.2.

    Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • 16

    Tinggi Menengah Rendah M u t u Tinggi P r Menengah o d u Rendah

    1. Strategi premium

    2. Strategi nilai tinggi

    3. Strategi nilai super

    4. Strategi terlalu mahal

    5. Strategi nilai menegah

    6. Strategi nilai baik

    7. Strategi terbantai

    8. Strategi ekonomi salah

    9. Strategi ekonomi

    k Harga Produk Sumber: Kotler (2005)

    Gambar 2.2 Sembilan Strategi Harga-Mutu

    Gambar 2.2 dapat dijelaskan, ada sembilan kemungkinan strategi harga-mutu.

    Pertama, strategi diagonal 1,5, dan 9 semuanya dapat bertahan pada pasar yang sama,

    yaitu perusahaan menawarkan produk bermutu tinggi pada harga tinggi, perusahaan

    lain menawarkan produk bermutu rendah pada harga rendah dan pada mutu

    menengah perusahaan menawarkan harga menengah. Ketiga pesaing tersebut dapat

    hidup bersama selama pasar terdiri atas tiga kelompok pembeli, yaitu konsumen

    yang mengutamakan mutu, harga, dan yang mementingkan keseimbangan antar

    keduanya. Kedua, strategi penempatan 2,3, dan 6 yaitu menunjukkan cara untuk

    menyerang posisi diagonal. Stategi 2 menyatakan produk kami memiliki mutu yang

    sama dengan produk 1, tetapi harga yang ditawarkannya lebih rendah. Strategi 3

    menyatakan hal yang sama dan bahkan menawarkan penghematan yang lebih besar.

    Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • 17

    Demikian halnya strategi 6, jika konsumen mementingkan mutu yang menengah

    dengan harga rendah.

    Ketiga, strategi penempatan 4,7, dan 8 di mana, perusahaan menetapkan harga

    terlalu tinggi dibandingkan dengan mutunya. Konsumen akan merasa dirugikan dan

    akan mengeluh atau menceritakan hal-hal buruk pada konsumen yang lain. Strategi

    ini harus dihindari agar setiap perusahaan dapat bersaing.

    Payne (2001) menyatakan Keputusan-keputusan penetapan harga sangat

    signifikan dalam menentukan nilai bagi pelanggan dan memainkan peran sangat

    penting dalam pembentukan citra bagi jasa tersebut. Purnama (2001) menyatakan

    suatu perusahaan harus menetapkan harga untuk pertama kalinya, yakni ketika;

    a. Perusahaaan tersebut mengembangkan atau memperoleh suatu produk baru. b. Perusahaan tersebut baru pertama kalinya memperkenalkan produk

    regulernya ke saluran distribusi atau daerah baru. c. Perusahaan akan mengikuti lelang atas suatu kontrak kerja baru.

    Menurut Lupiyoadi (2006) Keputusan penetapan harga juga sedemikian

    penting dalam menentukan seberapa jauh pelayanan layanan jasa dinilai oleh

    konsumen, dan juga dalam proses mernbangun citra. Kegiatan penetapan harga

    memainkan peranan penting dalam proses bauran pemasaran, karena penetapan

    harga terkait langsung nantinya dengan revenue yang diterima oleh perusahaan.

    2.2.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga

    Kotler (2005) menyatakan faktor-faktor yang menentukan kebijakan

    penetapan harga terdiri dari;

    a. Memilih tujuan penetapan harga.

    Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • 18

    b. Menentukan permintaan. c. Memperkirakan biaya. d. Menganalisa biaya, harga, dan tawaran pesaing. e. Memilih metode penetapan harga. f. Memilih harga akhir.

    Swastha (1996) menyatakan Keputusan-keputusan mengenai harga

    dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu: faktor-faktor internal perusahaan dan

    faktor-faktor lingkungan eksternal perusahaan. Menurut Purnama (2001) faktor-

    faktor yang mempengaruhi kepekaan harga terhadap pembeli dapat diidentifikasi

    sebagai berikut;

    a. Pengaruh nilai unik b. Pengaruh kesadaran atas produk pengganti. c. Pengaruh perbandingan yang sulit. d. Pengaruh pengeluaran total. e. Pengaruh manfaat akhir. f. Pengaruh biaya yang dibagi. g. Pengaruh investasi yang tertanam. h. Pengaruh kualitas harga. i. Pengaruh persediaan.

    Sedangkan menurut Stanton (1996) dalam proses penetapan harga ada

    beberapa faktor yang biasanya mempengaruhi keputusan akhir, faktor-faktor kunci

    yang perlu diperhatikan manajemen adalah;

    a. Permintaan produk b. Target pangsa pasar c. Reaksi pesaing d. Penggunaan strategi penetapan harga: penetrasi atau saringan e. Bagian lain dari bauran pemasaran f. Biaya untuk memproduksi atau untuk membeli produk

    Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • 19

    2.2.3 Teori Tentang Saluran Distribusi

    2.2.3.1 Pengertian dan Perbedaan Saluran Distribusi

    Saluran distribusi menghubungkan produsen dengan pengguna akhir produk

    atau jasa. Saluran distribusi yang efektif dan efesien memberikan keunggulan strategi

    yang penting bagi para anggota organisasi atas saluran-saluran pesaingnya. Gambar

    2.3 memperlihatkan perbedaan saluran distribusi dasar produk konsumen dan produk

    industri.

    Sumber: Cravens (2000)

    Gambar 2.3 Saluran Distribusi Dasar

    Cravens (2000) menyatakan Saluran distribusi adalah jaringan organisasi

    yang melakukan fungsi-fungsi yang menghubungkan produsen dengan konsumen

    Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • 20

    akhir. Saluran distribusi terdiri dari berbagai lembaga atau badan yang saling

    tergantung dan saling berhubungan, yang berfungsi sebagai suatu sistem atau

    jaringan, yang bersama-sama berusaha menghasilkan dan mendistribusikan sebuah

    produk kepada konsumen akhir.

    Pemasaran lokal produk teh yang telah dikemas dan telah memiliki merek

    (brand), disalurkan melalui saluran distribusi tidak langsung atau melalui perantara,

    terutama target pasar konsumen akhir. Strategi distribusi berkenaan dengan

    bagaimana sebuah perusahaan menjangkau pasar sasarannya, sebagian produsen

    memasarkan produknya secara langsung kepada konsumen akhir, sedangkan sebagian

    lagi memasarkan produknya melalui satu atau lebih saluran distribusi.

    Masalah pemilihan saluran distribusi adalah suatu masalah yang sangat

    penting. Sebab kesalahan dalam pemilihan distribusi dapat memperlambat bahkan

    dapat menghentikan usaha penjualan barang dari produsen barang ke konsumen.

    Lamb et al. (2001) menyatakan Saluran distribusi adalah serangkaian dari

    organisasi yang saling bergantung yang memudahkan pemindahan kepemilikan

    sebagaimana produk-produk bergerak dari produsen ke pengguna bisnis atau

    pelanggan. Sedangkan Kotler (2005) menyatakan Saluran distribusi adalah

    beberapa organisasi yang saling bergantung dan terlibat dalam proses

    mengupayakan agar produk atau jasa tersedia untuk digunakan atau dikonsumsi.

    Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • 21

    2.2.3.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Bentuk Saluran

    Distribusi

    Lupiyoadi (2006) menyatakan Keputusan tentang lokasi penyampaian

    harus sejalan dengan strategi lembaga yang ada. Menurut Assauri (2004)

    menyatakan faktor-faktor pemilihan penyalur adalah sebagai berikut;

    a. Pola saluran distribusi b. Banyaknya atau jumlah penyalur c. Lokasi atau daerah penyalur d. Bonafiditas para penyalur yang tercemin dari likuiditasnya e. Reputasi dari penyalur f. Kemampuan menjual dan jaringan distribusi yang luas g. Mempunyai tenaga penjual yang terlatih dan sarana atau fasilitas yang

    memadai. Selanjutnya menurut Crevens (2000) faktor-faktor yang mempengaruhi

    bentuk saluran distribusi adalah;

    a. Pertimbangan penggunaan akhir b. Karakteristik produk c. Kemampuan dan sumber daya pabrik d. Fungsi-fungsi yang disyaratkan e. Ketersediaan dan keterampilan para perantara

    2.2.4 Teori Tentang Promosi

    2.2.4.1 Pengertian Promosi dan Strategi Promosi

    Strategi promosi adalah perencanaan, implementasi, dan pengendalian

    komunikasi dari suatu organisasi kepada para konsumen dan sasaran lainnya. Fungsi

    promosi dalam bauran pemasaran adalah untuk mencapai berbagai tujuan komunikasi

    Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • 22

    dengan setiap konsumen. Pengembangan strategi promosi dapat dapat dilihat pada

    Gambar 2.4.

    Sumber: Cravens (2000)

    Gambar 2.4 Pengembangan Strategi Promosi

    Cravens (2000) menyatakan Strategi promosi mencakup penentuan: (1)

    tujuan komunikasi, (2) peranan komponen-komponen pembentuk bauran promosi, (3)

    anggaran promosi, dan (4) strategi setiap komponen bauran. Komponen-komponen

    bauran promosi mencakup periklanan, penjualan perorangan, promosi penjualan, dan

    hubungan masyarakat. Tanggung jawab pemasaran yang penting adalah

    merencanakan dan mengkoordinasikan strategi promosi terpadu dan memilih strategi

    yang paling efektif. Dalam rangka merancang komunikasi pemasaran yang efektif,

    setiap pemasaran perlu memahami proses komunikasi secara umum yaitu: pelaku

    komunikasi (pengirim dan penerima pesan), alat komunikasi (pesan dan media),

    fungsi komunikasi (encoding, decoding, respons dan umpanbalik), serta gangguan.

    Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • 23

    Pengirim pesan juga harus melakukan proses encoding (menerjemahkan pesan

    ke dalam simbol-simbol tertentu, seperti tulisan, kata-kata, gambar, bahasa tubuh)

    sedemikian rupa sehingga dapat dipahami dan diinterprestasikan sama oleh penerima

    dalam proses decoding ( menerjemahkan simbol ke dalam makna atau pemahaman

    tertentu) yang biasa dilakukan. Selain itu, pengirim pesan harus mengirim pesan

    melalui media yang efisien agar dapat menjangkau audiens sasaran dan

    mengembangkan saluran umpan balik sehingga dapat memantau respons audiens.

    Berdasarkan uraian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa proses

    komunikasi bukanlah hal yang gampang dilakukan, karena adanya kemungkinan

    gangguan (noise) yang dapat menghambat kefektifan komunikasi. Gangguan tersebut

    dapat berupa intervensi pesan pesaing, gangguan fisik, masalah semantic, perbedaan

    budaya, dan ketiadaan umpan balik. Seorang konsumen disuguhkan sekian banyak

    pesan komersial setiap hari, tidak mungkin semuanya diperhatikan dengan sama

    seriusnya, terutama yang dianggap tidak relevan dengan kebutuhan atau minatnya.

    Konsumen hanya akan memperhatikan pesan-pesan yang dinilai sesuai dengan

    keyakinannya. Dengan demikian hanya pesan komersial yang efektiflah yang akan

    sampai pada konsumen akhir yang benar-benar menjadi pertimbanganbagi konsumen.

    Promosi dipandang sebagai arus informasi atau persuasif satu arah yang

    dibuat untuk mempengaruhi seseorang atau organisasi kepada tindakan yang

    menciptakan pengukuran dalam pemasaran. Stanton (1996) menyatakan Promosi

    adalah sesuatu kegiatan memberitahukan (information), membujuk (persuation) dan

    mempengaruhi (influence).

    Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • 24

    Sedangkan Winardi (2001) menyatakan Promosi merupakan aktivitas-

    aktivitas sebuah perusahaan yang dirancang untuk memberikan informasi,

    membujuk atau mengingatkan pihak-pihak lain tentang perusahaan yang

    bersangkutan dan barang-barang serta jasa jasa yang ditawarkan olehnya.

    Dapat disimpulkan bahwa promosi merupakan kegiatan perusahaan untuk

    memberikan informasi, membujuk dan mengingatkan pihak lain akan perusahaan

    dan produk yang dihasilkan dengan harapan agar pihak lain melakukan tindakan

    pembelian terhadap produk perusahaan. Agar kegiatan promosi yang dilakukan

    dapat berhasil dengan baik, maka pomosi tersebut harus direncanakan terlebih

    dahulu.

    2.2.4.2 Faktor-faktor Promosi dalam Pemasaran

    Menurut Zeithaml dan Bitner (dalam Yazid, 2001) Faktor-faktor promosi

    yang terdapat dalam pemasaran produk terdiri dari: tenaga penjualan atau

    pelayanan, jumlah, seleksi, pelatihan, insentif, target, jenis media, dan periklanan,

    serta unsur-unsur bauran promosi (advertising, sales promotion, personal selling,

    dan publisitas).

    George dan Berry (dalam Payne, 2001) Mengidentifikasi enam pedoman

    untuk pemasaran produk yang benar-benar dapat diterapkan untuk kebanyakan

    unsur bauran promosi, yaitu; memberikan petunjuk berwujud, membuat jasa

    dimengerti, kesinambungan komunikasi, menjanjikan apa yang mungkin diberikan,

    mengkapitalisasi word of mouth, dan komunikasi langsung kepada konsumen.

    Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • 25

    Selanjutnya Lupiyoadi (2006) menyatakan untuk mengembangkan promosi

    yang efektif, maka diperlukan suatu produk dengan kondisi sebagai berikut;

    a. Mengidentifikasi target audience b. Menentukan tujuan promosi c. Merancang pesan d. Menyeleksi saluran komunikasi e. Menetapkan jumlah anggaran promosi f. Menentukan bauran promosi g. Mengukur hasil-hasil promosi. h. Mengelola dan mengkoordinasi proses komunikasi/promosi.

    2.3 Teori Tentang Perilaku Konsumen

    Bagi pemasar, setiap upaya pemasaran selalu harus diarahkan pada pemuasan

    kebutuhan dan keinginan konsumen. Munculnya peluang bisnis yang menguntungkan

    berasal terutama dari adanya kebutuhan dan keinginan konsumen. Oleh karena itu

    pemasar perlu mengidentifikasi dan memahami perilaku mereka. Lamb et al. (2001)

    menyatakan Perilaku konsumen sebagai kegiatan-kegiatan individu yang secara

    langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk

    atau jasa.

    Sedangkan menurut Peter (2000) Perilaku konsumen (consumer behavior)

    sebagai interaksi dinamis antara pengaruh kognisi (pikiran), perilaku, dan kejadian di

    sekitar kita, di mana manusia melakukan aspek pertukaran dalam hidup mereka.

    Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen

    akan berubah dari waktu ke waktu sesuai dengan yang dipikirkan (cognitive),

    dirasakan (affective) dan yang dilakukan (conative) oleh konsumen. Oleh karena itu,

    dalam pengembangan strategi pemasaran, sifat perilaku konsumen yang dinamis

    Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • 26

    tersebut merupakan isyarat bahwa seorang manajer pemasaran hendaknya selalu

    mengevalusi keberhasilan kineja pemasarannya.

    2.3.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian

    Perilaku pembelian dipengaruhi oleh internal konsumen yang meliputi; (1)

    faktor budaya konsumen, (2) tingkat sosial, (3) karakteristik pribadi atau individu,

    dan (4) faktor psikologis (Kotler, 2005; Lamb et al. 2001), sedangkan menurut Engel

    et al. (1994) Internal konsumen terdiri atas; (1) budaya, (2) kelas sosial, (3) pribadi,

    (4) keluarga, dan (5) situasi.

    1. Budaya Konsumen

    Budaya merupakan karakter sosial konsumen yang membedakannya dari

    kelompok kultur yang lainnya (nilai, bahasa, mitos, adat, ritual, dan hukum) yang

    telah menyatu dalam kebiasaan mereka sehari-hari. Budaya merupakan sesuatu yang

    perlu dipelajari, konsumen tidak dilahirkan untuk secara spontan mengerti tentang

    nilai dan norma atas kehidupan sosial, melainkan mereka harus belajar tentang apa

    yang diterima dari keluarga dan lingkungannya.

    2. Kelas Sosial

    Pada dasarnya masyarakat memiliki kelas sosial. Kelas sosial adalah

    pembagian masyarakat yang relatif homogen dan permanen yang tersusun secara

    hierarkis dan anggotanya menganut nilai, minat, dan perilaku yang serupa. Kelas

    sosial tidak hanya mencerminkan penghasilan, tetapi juga indikator lain seperti

    pekerjaan, pendidikan, dan tempat tinggal.

    Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • 27

    3. Karakteristik Individu

    Keputusan pembelian konsumen juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi

    atau individu. Karakteristik tersebut meliputi usia dan siklus hidup, pekerjaan dan

    keadaan ekonomi, kepribadian, gaya hidup dan konsep diri. Usia dan tahapan siklus

    hidup konsumen mempunyai pengaruh penting terhadap perilaku konsumen.

    Seberapa usia konsumen biasanya menunjukkan produk apa yang menarik baginya

    untuk dibeli. Selera konsumen pada makanan, pakaian, mobil, mebel, dan rekreasi

    sering dihubungkan dengan usia. Dihubungkan dengan usia seorang konsumen akan

    menempatkan diri pada siklus hidup keluarga (family life cycle). Siklus hidup keluaga

    (family life cycle) adalah suatu urutan yang teratur dari tahapan di mana sikap dan

    perilaku konsumen cenderung berkembang melalui kedewasaan, pengalaman, dan

    perubahan pendapatan serta status. Manajer pemasaran sering mendefinisikan target

    pasar yang menghubungkan dengan siklus hidup keluarga, misalnya belum menikah,

    sudah menikah, punya anak, dan tidak punya anak. Setiap konsumen memiliki

    kepribadian yang unik. Kepribadian (personality) adalah menggabungkan antara

    tatanan psikologis dan pengaruh lingkungan. Termasuk watak dasar seseorang

    terutama karakteristik dominan mereka.

    Ciri-ciri kepribadian konsumen misalnya: kemampuan untuk beradaptasi,

    kebutuhan akan afiliasi (hubungan), sikap agresif, kekuasaan, otonomi, dominasi,

    rasa hormat, pertahanan diri, emosionalisme, keteraturan, stabilitas, dan kepercayaan

    pada diri sendiri. Konsep diri atau persepsi diri adalah bagaimana konsumen

    mempersepsikan diri mereka sendiri. Konsep diri meliputi sikap, persepsi, keyakinan,

    Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • 28

    dan evaluasi diri. Meskipun konsep diri bisa berubah, perubahan tersebut biasanya

    bertahap. Lamb et al. (2001) menyatakan Perilaku konsumen sebagian besar

    tergantung pada konsep diri, karena konsumen ingin menjaga identitas mereka

    sebagai individu. Hal ini tergambar pada produk dan merek yang mereka beli,

    tempat pembelian, dan kartu kredit yang digunakan akan memberikan gambaran

    image diri konsumen.

    Pengaruh persepsi konsumen terhadap suatu produk, pemasar dapat

    mempengaruhi motivasi konsumen untuk belajar tentang bagaimana berbelanja, dan

    membeli suatu merek yang tepat. Kepribadian dan konsep diri ini mencerminkan

    gaya hidup (life style). Gaya hidup (life style) adalah cara hidup, yang

    diidentifikasikan melalui aktivitas seseorang, minat, dan pendapat.

    4. Faktor Psikologis

    Kotler (2005) menyatakan Pilihan pembelian konsumen dipengaruhi oleh

    empat faktor psikologi utama yaitu; motivasi, persepsi, pembelajaran, serta keyakinan

    dan pendirian. Motivasi, konsumen memiliki banyak kebutuhan pada waktu tertentu,

    beberapa kebutuhan bersifat biogenis. Kebutuhan tersebut muncul dari tekanan

    biologis seperti lapar, haus, dan tidak nyaman. Kebutuhan lain dapat bersifat

    psikogenis. Kebutuhan ini muncul dari tekanan psikologis seperti kebutuhan akan

    pengakuan dan penghargaan. Suatu kebutuhan akan menjadi motif jika ia didorong

    hingga mencapai tingkat intensitas yang memadai. Jadi motif adalah kebutuhan yang

    mendorong seseorang untuk bertindak. Handoko dan Swastha (2000) Motivasi

    Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • 29

    adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk

    melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan.

    Teori yang berhubungan dengan motivasi dapat dijelaskan dengan teori

    hierarki kebutuhan manusia (Maslows Hierarchy of Needs) dari Maslow, yang

    menjelaskan lima kebutuhan manusia berdasarkan tingkat kepentingannya dari yang

    paling rendah, yaitu kebutuhan biologis (physiological or biogenic needs) sampai

    paling tinggi yaitu kebutuhan psikogenik (psyhogenic needs). Menurut teori ini,

    manusia berusaha memenuhi kebutuhan tingkat rendahnya terlebih dahulu sebelum

    memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi.

    2.3.2 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian

    Secara umum konsumen mengikuti suatu proses atau tahapan dalam

    pengambilan keputusan. Menurut Kotler (2005) Ada lima tahapan dalam

    pengambilan keputusan pembelian yaitu; (1) pengenalan masalah, (2) pencarian

    informasi, (3) evaluasi alternatif, (4) keputusan pembelian, dan (5) perilaku

    pascapembelian.

    1. Pengenalan Masalah

    Pengenalan kebutuhan terjadi ketika konsumen menghadapi ketidak

    seimbangan antara keadaan sebenarnya dan keinginan. Pengenalan kebutuhan terpicu

    ketika konsumen diekspos pada stimulasi internal (rasa haus) atau stimulasi eksternal

    (produk, harga, saluran distribusi/tempat, dan promosi).

    Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • 30

    Manajer pemasaran dapat menciptakan keinginan konsumen, keinginan ada

    ketika seseorang mempunyai kebutuhan yang tidak terpenuhi dan memutuskan bahwa

    hanya produk/jasa yang mempunyai keistimewaan tertentu yang akan

    memuaskannya. Hal ini dipertegas oleh Lamb et al. (2001) Keinginan dapat

    diciptakan melalui iklan dan promosi lainnya. Selain itu, untuk meningkatkan

    konsumsi teh dalam negeri, hendaknya perusahaan melakukan strategi promosi yang

    tepat dan mengalokasikan biaya promosi secara proporsional yang selama ini

    dianggap tidak penting.

    2. Pencarian Informasi

    Pencarian informasi dapat terjadi secara internal dan eksternal maupun

    keduanya. Pencarian informasi internal adalah proses mengingat kembali informasi

    yang tersimpan di dalam ingatan. Informasi yang tersimpan ini sebagian besar berasal

    dari pengalaman sebelumnya atas suatu produk. Misalnya konsumen sedang

    berbelanja menemukan salah satu merek teh yang pernah dibelinya yang mungkin

    menurutnya kualitas air seduhan dan aromanya lebih baik, sehingga konsumen

    memutuskan untuk membelinya kembali.

    Sebaliknya pencarian informasi eksternal adalah mencari informasi di

    lingkungan luar. Ada dua tipe sumber informasi eksternal yaitu pertama; non

    marketing controlled (dikendalikan oleh non pemasaran) berkaitan dengan

    pengalaman pribadi, sumber-sumber pribadi (teman, keluarga, kenalan, rekan kerja),

    dan sumber publik. Kedua; marketing controlled (dikendalikan oleh pemasaran)

    Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • 31

    seperti variabel bauran pemasaran (marketing mix= 4P yaitu: product, price, place,

    dan promotion).

    3. Evaluasi Alternatif

    Setelah mendapatkan informasi dan merancang sejumlah pertimbangan dari

    produk alternatif yang tersedia, konsumen siap untuk membuat suatu keputusan.

    Konsumen akan menggunakan informasi yang tersimpan dalam ingatan, ditambah

    dengan informasi yang diperoleh dari luar untuk membangun suatu kriteria tertentu.

    Tujuan manajer pemasaran adalah memperkirakan atribut-atribut yang

    mempengaruhi pilihan konsumen. Banyak faktor yang mungkin bersamaan

    mempengaruhi evaluasi konsumen atas produk, seperti harga, kemudahan dan lain

    sebagainya. Seperti konsumen rumah tangga yang lebih memilih merek produk

    SariWangi, karena merek tersebut dapat ditemukan di berbagai tempat penjualan.

    4. Keputusan Pembelian

    Sejalan dengan evaluasi atas sejumlah alternatif tersebut, maka konsumen

    dapat memutuskan apakah produk akan dibeli atau diputuskan untuk tidak membeli.

    Jika konsumen memutuskan untuk melakukan pembelian, maka langkah berikutnya

    dalam proses adalah melakukan evaluasi terhadap produk tersebut setelah pembelian.

    5. Perilaku Pascapembelian

    Ketika membeli suatu produk, konsumen mengharapkan dampak tertentu dari

    pembelian tersebut, mungkin konsumen puas (satisfaction) atau tidak puas

    Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • 32

    (dissatisfaction). Kepuasan konsumen merupakan fungsi dari seberapa dekat antara

    harapan konsumen atas produk dengan daya guna yang dirasakan akibat

    mengkonsumsi produk tersebut. Jika daya guna produk tersebut berada di bawah

    harapan konsumen, maka konsumen merasa dikecewakan, sedangkan jika harapan

    melebihi kenyataan maka konsumen merasa puas. Kepuasan atau ketidakpuasan

    konsumen terhadap suatu produk akan mempengaruhi perilaku selanjutnya .

    Sumber: Kotler (2005)

    Gambar 2.5 Proses Pembelian Model Lima Tahap

    Gambar 2.5 menunjukkan, konsumen akan melewati lima tahapan dalam

    proses pembelian produk. Namun, urutan tersebut tidak berlaku terutama atas

    pembelian dengan keterlibatan rendah, konsumen dapat melewatkan beberapa

    tahapan. Misalnya seorang ibu rumah tangga membeli salah satu merek teh yang

    biasanya dikonsumsi, maka dari tahap kebutuhan akan produk teh (pengenalan

    masalah) menuju ke tahap keputusan pembelian.

    Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • 33

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

    Penelitian ini dilakukan di kota Medan. Waktu penelitian dilaksanakan

    selama 5 (lima) bulan, dimulai dari bulan Oktober 2007 sampai dengan bulan

    Februari 2008.

    3.2 Metode Penelitian

    Pendekatan dalam penelitian ini adalah studi kasus dilakukan di dua puluh satu

    kecamatan yang ada di kota Medan., sedangkan survei dilakukan pada konsumen

    rumah tangga. Menurut Umar (2003) Studi kasus merupakan penelitian yang rinci

    mengenai suatu objek tertentu selama kurun waktu tertentu dengan cukup mendalam

    dan menyeluruh termasuk lingkungann dan kondisi masa lalunya.

    Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif kuantitatif yaitu untuk mengetahui

    dan menganalisis pengaruh strategi bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian

    teh celup SariWangi oleh konsumen rumah tangga di kota Medan. Menurut Sugiyono

    (2002) Penelitian deskriptif dilakukan untuk mengetahui nilai variabel independen,

    baik satu variabel atau lebih tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan

    dengan variabel yang lain.

    Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • 34

    Sifat penelitian adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh strategi

    bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga, saluran distribusi, dan promosi

    terhadap keputusan pembelian teh celup SariWangi oleh konsumen rumah tangga di

    kota Medan.

    3.3 Populasi dan Sampel

    3.3.1 Populasi

    Populasi penelitian adalah konsumen rumah tangga di kota Medan. Jumlah

    populasi penelitian ini sebanyak 460.084 rumah tangga yang menyebar di dua puluh

    satu kecamatan yang ada di kota Medan (BPS Kota Medan dalam Angka, Tahun

    2006).

    3.3.2 Sampel

    Penentuan sampel menggunakan teknik area sampling. Teknik ini digunakan

    untuk menentukan sampel bila obyek yang diteliti atau sumber data sangat luas, misal

    penduduk dari suatu negara, propinsi atau kotamadya/kabupaten (Sugiyono, 2002).

    Untuk menentukan siapa yang akan dijadikan sampel dilakukan secara acak atau

    random dari masing-masing area.

    Selanjutnya, penentuan jumlah sampel yang dianggap representatif, yaitu

    menggunakan rumus Slovin sebagai berikut (Umar, 2003):

    21NnN e

    = +

    Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • 35

    dimana:

    n = Jumlah sampel

    N = Jumlah populasi

    e = Tingkat kesalahan

    Berdasarkan rumus tersebut, dan menggunakan tingkat presisi 90%, (tingkat

    kesalahan = 10%), maka diperoleh jumlah sampel penelitian sebagai berikut:

    2

    460.0841 460.084(0,10)

    n = +

    460.0841 460.084(0,01)

    n = +

    99,98 n = = 100 sampel

    Ukuran sampel yang diperoleh akan dialokasikan dengan menggunakan

    rumus sebagai berikut (Nazir,2003):

    i in f n= dimana:

    ni = Sampel strata i

    fi = Jumlah sampel tiap area dibagi jumlah seluruh populasi

    n = Jumlah sampel dari populasi

    Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • 36

    Tabel 3.1 Jumlah Sampel pada Setiap Kecamatan di Kota Medan

    No Kecamatan Jumlah Sampel 1 Medan Tuntungan 16.289 : 460.084 X 100 = 3 2 Medan Johor 24.745 : 460.084 X 100 = 6 3 Medan Amplas 22.529 : 460.084 X 100 = 5 4 Medan Denai 29.878 : 460.084 X 100 = 7 5 Medan Area 24.567 : 460.084 X 100 = 5 6 Medan Kota 19.086 : 460.084 X 100 = 4 7 Medan Maimun 11.287 : 460.084 X 100 = 2 8 Medan Polonia 10.961 : 460.084 X 100 = 2 9 Medan Baru 11.574 : 460.084 X 100 = 2

    10 Medan Selayang 19.107 : 460.084 X 100 = 4 11 Medan Sunggal 24.787 : 460.084 X 100 = 6 12 Medan Helvetia 30.978 : 460.084 X 100 = 7 13 Medan Petisah 14.945 : 460.084 X 100 = 3 14 Medan Barat 20.664 : 460.084 X 100 = 4 15 Medan Timur 25.259 : 460.084 X 100 = 6 16 Medan Perjuangan 23.302 : 460.084 X 100 = 5 17 Medan Tembung 30.308 : 460.084 X 100 = 7 18 Medan Deli 32.266 : 460.084 X 100 = 7 19 Medan Labuhan 22.049 : 460.084 X 100 = 5 20 Medan Marelan 24.073 : 460.084 X 100 = 5 21 Medan Belawan 21.430 : 460.084 X 100 = 5 Jumlah 100

    3.4 Teknik Pengumpulan Data

    Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan sebagai berikut:

    1) Wawancara (interview) dilakukan langsung kepada konsumen rumah tangga di

    kota Medan yang menjadi responden dalam penelitian ini.

    2) Daftar pertanyaan (questionaire) diberikan kepada konsumen rumah tangga di

    kota Medan yang menjadi responden dalam penelitian ini.

    Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • 37

    3) Studi dokumentasi dengan mengumpulkan dan mempelajari data atau dokumen

    yang mendukung penelitian ini yaitu: jumlah penduduk di kota Medan tahun 2006

    dan volume penjualan teh celup SariWangi di kota Medan dari tahun 2002 sampai

    2006.

    3.5 Jenis dan Sumber Data

    Jenis dan sumber data dalam penelitian ini adalah:

    1) Data primer diperoleh dari wawancara dan daftar pertanyaan (questionaire).

    2) Data sekunder diperoleh dari studi dokumentasi yaitu: jumlah penduduk di kota

    Medan dan volume penjualan teh celup SariWangi di kota Medan dari tahun 2002

    sampai 2006.

    3.6 Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel

    3.6.1 Identifikasi Variabel

    Adapun variabel penelitian ini terdiri dari variabel bebas (X) dan variabel

    terikat (Y) adalah sebagai berikut:

    1) Variabel independent (bebas) Strategi bauran pemasaran (X) yang terdiri dari;

    produk (X1), harga (X2), saluran distribusi (X3), dan promosi (X4).

    2) Variabel dependent (terikat) yaitu; keputusan pembelian teh celup SariWangi oleh

    konsumen rumah tangga di kota Medan (Y).

    Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • 38

    3.6.2 Definisi Operasional Variabel

    Secara rinci, definisi operasionalisasi variabel tersebut dapat dilihat pada

    Tabel 3.2 sebagai berikut:

    Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel

    Variabel Definisi Variabel Indikator Pengukuran

    Produk (X1) Penilaian konsumen tentang produk yang ditawarkan oleh perusahaan, seperti merek, kemasan, warna, aroma, dan rasa.

    1. Merek 2. Kemasan 3. Warna 4. Aroma 5. Rasa

    Skala Likert

    Harga (X2) Sejumlah uang yang dibutuhkan atau dikeluarkan untuk memperoleh beberapa kombinasi sebuah produk dan pelayanan yang menyertainya, seperti harga dan potongan harga.

    1. Harga 2. Potongan

    pembelian

    Skala Likert

    Saluran Distribusi (X3)

    Kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar dan mempermudah penyampaian barang dan jasa dari produsen ke konsumen, sehingga penggunaannya sesuai dengan yang diperlukan, seperti lokasi penjualan, ketepatan tempat, dan ketepatan waktu.

    1. Jarak lokasi pembelian

    2. Tempat penjualan 3. Cakupan distribusi

    Skala Likert

    Promosi (X4) Strategi komunikasi yang digunakan oleh perusahaan kepada konsumen dengan tujuan membujuk konsumen seperti, isi pesan yang disampaikan, kesederhanaan isi pesan, dan media yang digunakan.

    1. Media promosi 2. Isi pesan 3. Informasi

    Skala Likert

    Keputusan Pembelian (Y)

    Jumlah dan nilai kepuasan atau ketidakpuasan yang dirasakan setelah melakukan evaluasi atas kinerja suatu produk seperti, jumlah yang dibeli, kepuasan serta loyalitas konsumen terhadap suatu produk.

    1. Jumlah pembelian 2. Jenis yang disukai 3. Kepuasan 4. Loyalitas

    Skala Likert

    Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • 39

    3.7 Model Analisis Data

    Untuk mengetahui pengaruh produk, harga, saluran distribusi dan promosi,

    terhadap keputusan pembelian teh celup SariWangi oleh konsumen rumah tangga di

    kota Medan, maka penulis menggunakan Analisis Regresi Berganda dengan

    persamaan sebagai berikut:

    Y = B0 +B1 X1 + B2 X2 + B3 X3 + B4 X4+ e

    dimana:

    Y = Keputusan pembelian teh celup SariWangi

    X1 = Produk

    X2 = Harga

    X3 = Saluran distribusi

    X4 = Promosi

    B0 = Konstanta

    B1B4 = Koefisien regresi X1; X2 ; X3 ; X4

    e = Variabel yang tidak diteliti

    3.8 Pengujian Hipotesis

    Pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen diuji dengan

    tingkat kepercayaan (confidence interval) 95% atau = 0,05. Kriteria pengujian hipotesis untuk uji serempak adalah :

    Ho : B1, B2, B3, B4 = 0 (strategi bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga,

    saluran distribusi dan promosi secara serempak tidak berpengaruh terhadap

    keputusan pembelian teh celup SariWangi oleh konsumen rumah tangga di

    kota Medan).

    Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • 40

    Ha : B1, B2, B3, B4 0 (strategi bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga,

    saluran distribusi dan promosi secara serempak berpengaruh terhadap

    keputusan pembelian teh celup SariWangi oleh konsumen rumah tangga di

    kota Medan).

    1. Uji serempak (Uji F)

    Untuk menguji hipotesis secara serempak digunakan statistik F (uji F). Rumus

    yang digunakan untuk statistik F (uji F) (Sugiyono, 2002), adalah:

    Fh = ( ) )1kn/(R1 k/R22

    dimana:

    R = Koefisien korelasi ganda

    k = Jumlah variabel independen

    n = Jumlah anggota sampel

    Jika F hitung < F tabel , maka Ho diterima (Ha ditolak) dan, dan jika F hitung > F

    tabel , maka Ho ditolak (Ha diterima) tolak pada = 0,05. 2. Uji Pengaruh Parsial (Uji t)

    Sedangkan secara parsial, kriteria hipotesis adalah :

    Ho : Bi = 0 (strategi bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga, saluran

    distribusi dan promosi secara parsial tidak berpengaruh terhadap keputusan

    pembelian teh celup SariWangi oleh konsumen rumah tangga di kota Medan).

    Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • 41

    Ha : Bi 0 (strategi bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga, saluran

    distribusi dan promosi secara parsial berpengaruh terhadap keputusan

    pembelian teh celup SariWangi oleh konsumen rumah tangga di kota Medan).

    dimana i = 1, 2, 3, 4

    Untuk menguji hipotesis secara parsial digunakan statistik t (uji t). Rumus

    yang digunakan untuk statistik t (uji t) (Sugiyono, 2002), adalah:

    t = 2p

    p

    r1

    2n.r

    dimana:

    rp = korelasi parsial yang ditemukan

    n = jumlah sampel

    t = t hitung yang selanjutnya dikonsultasikan dengan t tabel.

    Jika t hitung < t tabel Ho diterima (Ha ditolak), dan jika t hitung > t tabel Ho ditolak

    (Ha diterima) pada = 0,05. 3.8 Pengujian Asumsi Klasik

    3.8.1 Uji Normalitas

    Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam model regresi,

    variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Dalam uji t dan uji F

    diasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Oleh sebab itu

    Santoso (2001) menyatakan Untuk mengetahui apakah data terdistribusi normal

    atau mendekati normal dan atau bias dianggap normal, jika bias maka akan

    Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • 42

    dilakukan uji Normality Plot, yaitu suatu pengujian dengan menggunakatr Grafik

    PP-Plot.

    Uji normalitas data dengan menggunakan Uji Normality Plot dengan dasar

    pengambilan keputusan melihat grafik PP-Plot yaitu jika terlihat sebaran data

    bergerombol disekitar garis uji yang mengarah kekanan atas dan tidak ada data yang

    terletak jauh dari sebaran data. Dengan demikian data tersebut bisa dikatakan

    normal.

    3.8.2 Uji Multikolinearitas

    Dalam permasalahan Regresi Linear Berganda selain dilakukan uji diatas

    juga perlu diadakan pengujian yang berkaitan multikolinieritas, dikarenakan hal

    tersebut dapat mempengaruhi bias atau tidaknya kesimpulan suatu analisis regresi

    berganda. Multikolinieritas adalah kejadian yang menginformasikan terjadinya

    hubungan diantara variabel-variabel bebas dan hubungan yang terjadi adalah cukup

    besar. Hal ini akan menyebabkan perkiraan keberartian koefsien regresi yang

    diperoleh.

    3.8.3 Uji Heterokedastisitas

    Masalah yang sering muncul dalam Analisis Regresi Berganda adalah

    heterokedastisitas. lni timbul pada saat asumsi bahwa varian dari faktor alat adalah

    konstan untuk semua variabel bebas yang tidak terpenuhi. Jika varian tidak sama,

    dikatakan terjadi heterokedastisitas. Untuk mendeteksi ada tidaknya

    heterokedastisitas dalam model regresi digunakan Analisis Residual yang berupa

    Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • 43

    grafik dengan dasar pengambilan keputusan jika pola tertentu seperti titik-titik yang

    ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur, maka terjadilah heterokedastisitas.

    Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar dibawah angka 0 pada

    sumbu Y tidak terjadi heterokedastisitas.

    Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • 44

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    4.1 Hasil Penelitian

    4.1.1 Gambaran Umum Kota Medan

    Keberadaan kota Medan dimulai dari dibangunnya Kampung Medan Puteri

    tahun 1590 oleh Guru Patimpus, berkembang menjadi Kesultanan Deli pada tahun

    1669 yang diproklamirkan oleh Tuanku Perungit yang memisahkan diri dari

    Kesultanan Aceh. Perkembangan kota Medan selanjutanya ditandai dengan

    perpindahan ibukota Residen Sumatera Timur dari Bengkalis Ke Medan, tahun 1887,

    sebelum akhirnya statusnya diubah menjadi Gubernemen yang dipimpin oleh seorang

    Gubernur pada tahun 1915. Sejak itu perekonomian terus berkembang sehingga

    Medan menjadi Kota pusat pemerintahan dan perekonomian di Sumatera Utara.

    Kota Medan memiliki luas 26.510 Hektar (265,10 Km 2) atau 3,6% dari

    keseluruhan wilayah Sumatera Utara. Dengan demikian, dibandingkan dengan

    kota/kabupaten lainya, kota Medan memiliki luas wilayah yang relatif kecil, tetapi

    dengan jumlah penduduk yang relatif besar. Secara geografis kota Medan terletak

    pada 3 30' 3 43' Lintang Utara dan 98 35' - 98 44' Bujur Timur. Untuk itu

    topografi kota Medan cenderung miring keutara dan berada pada ketinggian 2,5 -

    37,5 meter diatas permukaan laut.

    Secara administratif, wilayah kota medan hampir secara keseluruhan

    berbatasan dengan Daerah Kabupaten Deli Serdang, yaitu sebelah Barat, Selatan dan

    Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • 45

    Timur. Sepanjang wilayah Utara nya berbatasan langsung dengan Selat Malaka, yang

    diketahui merupakan salah satu jalur lalu lintas terpadat di dunia.

    4.1.2 Jumlah Penduduk Kota Medan

    Kota Medan memiliki penduduk sebanyak 2.006.142 jiwa atau 460.084 rumah

    tangga yang menyebar di dua puluh satu kecamatan, terlihat pada Tabel 4.1 berikut:

    Tabel 4.1 Distribusi Jumlah Penduduk dan Rumah Tangga Menurut Kecamatan

    No

    Kecamatan

    Jumlah Penduduk

    (Jiwa)

    Jumlah Rumah Tangga

    1 Medan Tuntungan 68.438 16.289 2 Medan Johor 108.911 24.745 3 Medan Amplas 104.455 22.529 4 Medan Denai 133.742 29.878 5 Medan Area 108.317 24.567 6 Medan Kota 82.901 19.086 7 Medan Maimun 47.137 11.287 8 Medan Polonia 49.048 10.961 9 Medan Baru 42.221 11.574

    10 Medan Selayang 81.035 19.107 11 Medan Sunggal 106.759 24.787 12 Medan Helvetia 136.216 30.978 13 Medan Petisah 66.070 14.945 14 Medan Barat 77.839 20.664 15 Medan Timur 110.492 25.259 16 Medan Perjuangan 99.580 23.302 17 Medan Tembung 135.188 30.308 18 Medan Deli 141.787 32.266 19 Medan Labuhan 100.184 22.049 20 Medan Marelan 112.463 24.073 21 Medan Belawan 93.356 21.430 Jumlah 2.006.142 460.084

    Sumber: BPS Kota Medan dalam Angka, Tahun 2006

    Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • 46

    4.1.3 Karakteristik Responden

    Responden yang penulis jadikan sampel dalam penelitian memiliki

    karakteristik berdasarkan usia yang terlihat pada Tabel 4.2 sebagai berikut:

    Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

    Usia

    (Tahun)

    Jumlah (Orang)

    Persentasi (%)

    21-35

    34 34%

    36-50

    54 54%

    >51

    12 12%

    Jumlah

    100 100%

    Sumber: Hasil Penelitian, 2008 (Data diolah)

    Dari Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa mayoritas responden berusia antara 36

    sampai dengan 50 tahun yaitu sebanyak 54 orang atau 54%, berarti bahwa yang

    mengambil keputusan pembelian teh celup SariWangi dalam keluarga yang tertinggi

    adalah responden yang berusia antara 36 sampai dengan 50 tahun, di ikuti diposisi

    selanjutnya yaitu responden berusia antara 21 sampai dengan 35 tahun sebanyak 34

    orang atau 34% dan yang terendah adalah responden yang berusia lebih dari 51 tahun

    yaitu sebanyak 12 orang atau 12% dari total responden.

    Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • 47

    Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

    Jenis Kelamin

    Jumlah (Orang)

    Persentasi (%)

    Pria

    Wanita

    30

    70

    30 %

    70 %

    Jumlah

    100 100 %

    Sumber: Hasil Penelitian, 2008 (Data diolah)

    Dari Tabel 4.3 diatas dapat dilihat bahwa mayoritas responden berjenis

    kelamin wanita yaitu sebanyak 70 orang atau 70%, berarti bahwa pengambil

    keputusan dalam melakukan pembelian teh celup SariWangi dalam keluarga yang

    paling dominan adalah responden berjenis kelamin wanita dan selebihnya adalah

    responden berjenis kelamin pria yaitu sebanyak 30 orang atau 30% dari total

    responden.

    4.1.4 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

    4.1.4.1 Uji Validitas Instrumen

    Kuisioner yang baik, harus diuji terlebih dahulu validitas dan reliabilitasnya

    sehingga hasil penelitian yang diperoleh nantinya akan menjadi baik. Sugiyono

    (2002) menyatakan bahwa:

    Instrumen yang dinyatakan valid dan reliabel adalah: Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Sedangkan instrumen yang reliabel berarti bila digunakan untuk mengukur berkali-kali akan menghasilkan data yang sama.

    Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • 48

    Pengujian validitas dan reliabilitas instrumen selanjutnya akan dihitung

    dengan menggunakan program SPSS (Statistical Packed for Social Science). Menurut

    Sugiyono (2002) Apabila validitas setiap jawaban yang diperoleh ketika

    memberikan daftar pertanyaan lebih besar dari 0,30 maka butir pertanyaan dianggap

    sudah valid.

    Uji validitas sebagai instrumen penelitian untuk variabel-variabel yang

    mempengaruhi keputusan pembelian teh celup SariWangi oleh konsumen rumah

    tangga di kota Medan maka hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS, yang

    dilihat pada kolom Corrected ItemTotal Correlation dari variabel keputusan

    pembelian,produk,harga,saluran distribusi dan promosi rata-rata lebih besar dari 0,30.

    Dengan demikian hal ini menunjukkan bahwa Instrument yang dipergunakan adalah

    valid. Responden yang digunakan dalam uji validitas dan reliabilitas ini adalah

    sejumlah 30 orang konsumen rumah tangga di kota Medan yang tidak menjadi

    sampel penelitian.

    Untuk mengetahui validitas variabel dependent dan variabel independent dari

    penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut ini :

    Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • 49

    Tabel 4.4 Uji Validitas Instrumen

    Pertanyaan Corrected Item-Total Correlation

    Keterangan

    Variabel Produk (X1) 1. Teh celup SariWangi mempunyai merek yang membanggakan dan selalu

    melekat pada pikiran konsumen. 2. Kemasan teh celup SariWangi sangat menarik dan menimbulkan daya tarik

    untuk membeli. 3. Warna dari teh celup SariWangi memenuhi standart kualitas yang

    diinginkan konsumen. 4. Aroma dari teh celup SariWangi sangat harum sehingga menimbulkan

    aroma kesegaran dan kesejukan. 5. Rasa teh celup SariWangi memenuhi rasa teh alami Indonesia.

    ,7091

    ,8117

    ,6778

    ,4214

    ,3664

    Valid

    Valid

    Valid

    Valid

    Valid

    Variabel Harga (X2) 1. Anda membeli teh celup SariWangi sesuai dengan kemampuan yang Anda

    miliki. 2. Teh celup SariWangi yang Anda gunakan lebih murah dibandingkan dengan

    teh celup sejenis dari merek yang berbe